pengaruh kemampuan komunikasi terhadap

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang sangat
kompleks karena sumber daya manusia yang bekerja terdiri dari multi disiplin dan
berbagai jenis keahlian. Sumber daya manusia yang merupakan terpenting dan
terbesar di rumah sakit adalah perawat dari seluruh jumlah tenaga kesehatan yang
ada di RS, karena perawat memberikan pelayanan dan mempunyai kontak dengan
pasien selama 24 jam. Gillies (1994), menyatakan bahwa 60-70% sumber daya
manusia di rumah sakit adalah perawat. Rumah sakit merupakan salah satu
organisasi yang memiliki visi dan misi dalam pengembangan rumah sakit.
Pencapaian tujuan suatu institusi sangat ditentukan oleh seorang pemimpin yang
dapat memimpin suatu kelompok. Para manajer dapat memperjuangkan
pencapaian tujuan organisasi dengan keterampilan manajerial yaitu kepemimpinan
yang efektif (Monica, 1998).
Pemimpin efektif adalah pemimpin yang mengetahui bahwa pemimpin
memiliki pengikut, pemimpin harus ada dan terlihat serta memberi contoh,
popularitas bukan semata-mata hasil kepemimpinan. Pemimpin juga harus mampu
membangkitkan semangat anggotanya melalui refleksi sifat-sifatnya seperti
percaya kepada anggota, membangun suasana saling membantu dan berprestasi,
mau menerima kritik dan mampu membimbing anggotanya serta menjadi
penasihat yang baik (Gymnastiar, 2002). Begitu pentingnya fungsi kepemimpinan
sehingga diasumsikan bahwa kegagalan atau keberhasilan suatu organisasi sangat
ditentukan oleh kemampuan pimpinannya untuk menggerakkan anggota sehingga
Universitas Sumatera Utara
dapat berjalan dengan efektif dan efisien (Folley, 2003 dikutip dari Huff, 2004).
Kepemimpinan efektif dapat diperoleh melalui implementasi moto Ki Hajar
Dewantoro yaitu “ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso, tut wuri
handayani” (Depkes, 1990). Maksudnya seorang pemimpin sudah selayaknya
harus mampu memberikan contoh yang baik kepada anggota kelompoknya
melalui refleksi sifat-sifatnya antara lain cakap, kuat, dinamis, lincah, jujur, terus
terang dan berwatak lembut.
Menurut Henry Clay Lindgren dalam bukunya “Effective Leadership in
Human
Communication”
bahwa
“effective
leadership
means
effective
communication”. Jika seorang manajer ingin menjadi seorang pemimpin yang
benar-benar pemimpin, ia harus dapat melaksanakan kepemimpinannya secara
efektif. Untuk itu ia harus mampu melaksanakan komunikasi secara efektif.
Dalam konteks kepemimpinan, seorang manajer berkomunikasi efektif bila ia
mampu membuat para karyawan melakukan kegiatan tertentu dengan kesadaran,
kegairahan dan kegembiraan (Effendy, 2004). Kondisi ini tentu saja berlaku pada
semua bentuk dan jenis organisasi, termasuk organisasi keperawatan.
Kompetensi yang harus dimiliki manajer keperawatan berdasarkan hasil
penelitian di Australia pada 313 tenaga kesehatan dan hasilnya diperoleh 7
kompetensi yang dikategorikan sebagai berikut : kepemimpinan, pengambilan
keputusan dan perencanaan, hubungan masyarakat/komunikasi, anggaran,
pengembangan, personality/perilaku, dan negoisasi (Harris dan Belakley, 1995).
Selain itu komunikasi merupakan unsur yang penting dalam aktivitas
manajer keperawatan dan sebagai bagian yang selalu ada dalam proses
Universitas Sumatera Utara
manajemen keperawatan bergantung pada posisi manajer dalam struktur
organisasi. Komunikasi sangat penting dilakukan demi tercapainya kesepahaman
antara pemimpin dengan orang yang dipimpinnya (Arwani, 2003). Melalui praktik
keperawatan yang berorientasi pada kelompok/hubungan interpersonal dalam
mencapai suatu tujuan organisasi, maka untuk menciptakan komitmen dan rasa
kebersamaan perlu ditunjang keterampilan manajer dalam berkomunikasi.
Menurut Siagian (1990) salah satu syarat menjadi pemimpin yang baik adalah
keterampilan berkomunikasi. Hasil penelitian Swansburg (1990) menunjukkan
bahwa lebih dari 80% waktu digunakan manajer untuk berkomunikasi, 16% untuk
membaca, dan 9% untuk menulis (Nursalam, 2007). Mengingat banyaknya waktu
yang digunakan oleh manajer untuk berkomunikasi (mendengar dan berbicara),
sehingga jelas bahwa manajer harus mempunyai keterampilan komunikasi
interpersonal yang baik.
Keterampilan komunikasi seringkali dianggap sebagai sesuatu yang wajar
dan diterima begitu saja. Bagaimana seorang manajer berkomunikasi dengan staf
dan apa yang dikomunikasikannya terhadap staf adalah faktor-faktor yang sangat
menentukan efektivitas kerja manajer. Monica (1998) menjelaskan bahwa
efektifitas kepemimpinan sangat berkaitan dengan keharmonisan hubungan kerja
pemimpin dan staf. Gillies (1994) mengemukakan bahwa ciri kepemimipinan
secara langsung maupun tidak langsung mempunyai pengaruh positif terhadap
peningkatan produktifitas kerja staf, yang merupakan salah satu indikator
kepemimpinan efektif.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik dan perlu untuk
melakukan suatu penelitian yang dapat mengidentifikasi seberapa besar pengaruh
kemampuan komunikasi terhadap kepemimpinan efektif kepala ruangan.
2. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :
2.1. Untuk mengetahui kemampuan komunikasi kepala ruangan di Rumah
Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
2.2. Untuk mengetahui kepemimpinan efektif kepala ruangan di Rumah Sakit
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
2.3. Untuk
mengetahui
pengaruh
kemampuan
komunikasi
terhadap
kepemimpinan efektif kepala ruangan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji
Adam Malik Medan.
3. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian
sebagai berikut “bagaimana pengaruh kemampuan komunikasi terhadap
kepemimpinan efektif kepala ruangan?”
4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan dapat memberi banyak manfaat kepada semua
pihak, yaitu :
4.1. Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat digunakan sebagai masukan
untuk
pengembangan
ilmu
keperawatan
tentang
kemampuan
komunikasi terhadap kepemimpinan efektif kepala ruangan dalam
peningkatan produktivitas kerja perawat .
Universitas Sumatera Utara
4.2. Praktek Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data tambahan untuk
mengevaluasi dan pengembangan manajemen keperawatan guna
meningkatkan produktivitas kerja perawat.
4.3. Penelitian Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data tambahan untuk
penelitian berikutnya terutama yang berhubungan dengan penerapan
model komunikasi terhadap kepemimpinan efektif kepala ruangan
dalam meningkatkan produktivitas kerja perawat.
Universitas Sumatera Utara
Download