Oseanografi Fisis 4 Massa Air dan Proses Percampuran Pemanasan Pendinginan Karakteristik Massa Air Pembentukan Es Permukaan Laut Penguapan Pengenceran • Massa Air Paling Berat dan Paling Dalam Terbentuk oleh proses pendinginan dan pembentukan es di daerah kutub. • Massa air dekat permukaan, lebih hangat dan kurang asin. Terbentuk di daerah dimana presipitasi melebihi evaporasi (P>E). • Massa air di kedalaman intermediate, densitasnya pertengahan • Massa air yang dingin yang berada di bawah termoklin, variasi suhu dan salinitasnya lebih kecil dibandingkan massa air permukaan. Massa Air Pembagian Massa menurut posisinya di laut : • Surface water (massa air permukaan), sampai kedalaman 200 m. • Central water (massa air pusat), sampai ke dasar (batas bawah) thermocline; bervariasi terhadap lintang. • Intermediate water (massa air pertengahan), sampai ke kedalaman sekitar 1500 m. • Deep water (massa air lapisan dalam), di bawah Intermediate water tetapi tidak sampai ke dasar, sampai ke kedalaman 4000 m. • Bottom water (massa air dasar), air yang berada di dasar laut PROSES PERCAMPURAN MASSA AIR Diagram Percampuran dua Massa Air Diagram Percampuran tiga Massa Air Contoh percampuran dua massa air Massa Air I Suhu Tinggi Salinitas Rendah 0 – 100 m Suhu Rendah Massa Air II Salinitas Tinggi 100 – 300 m Terdapat bidang antara yang tajam antara 2 massa air Kondisi sebelum percampuran Bidang antara menjadi ‘smooth’ Kurva TS menjadi lurus Massa Air I 200 – 600 m Massa Air II 600 – 1000 m Massa Air III 1000 – 1400 m Temperatur sama Salinitas Beda Tahap 1 Terdapat bidang antara yang tajam antara 3 massa air Tahap 2 CORE WATER 1. Bidang antara yang tajam di antara massa air menjadi daerah transisi, batas-batas yang tajam menjadi smooth. 2. Air dengan karakteristik antara 400 – 800 m dan antara 800 – 1200 m tampak di dalam diagram T – S. 3. Lapisan air pertengahan dengan salinitasnya yang rendah tampak jelas kelihatan 4. Titik yang tajam di diagram TS adalag ‘CORE WATER’ Tahap 3 Sudut tajam mulai berkurang Ciri-ciri core water dari lapisan pertengahan masih terlihat walaupun sudah tererosi karena proses percampuran. Dari diagram T S kita bisa melihat besarnya pencampuran yang terjadi dan menentukan porsi atau prosentase dari massa air yang bercampur. T(0C) Massa Air I (T1,S1) Massa Air II (T1,S1) Massa Air Baru (TR,SR) I T1 R = massa air dengan T=TR dan S=SR yang terbentuk akibat percampuran type air I dan type air II a TR R massa air I b massa air II a b II T2 Prosentase Massa Air I S2 SR S1 S(0/00) b % Massa Air I = a+b 100% Dari gambar terlihat massa air II memiliki kontribusi lebih besar dalam pembentukan massa air R dari massa air I Besar kontribusi dari massa air yang terlibat dalam pencampuran tergantung pada jarak titik R terhadap titik yang mewakili massa air I atau massa air II. Kasus Percampuran Tiga Massa Air Panjang segmen a, b, c, d dan e ditentukan menggunakan mistar. Kasus Percampuran Tiga Massa Air • Dalam kasus percampuran tiga massa/type air, massa air hasil percampuran (R) di dalam diagram T – S terletak di dalam segitiga yang dibentuk oleh penyatuan titik-titik yang mewakili massa air I, II dan III. • Jika suhu dan salinitas massa air R (TR, SR) diketahui dari pengukuran, secara grafis kita dapat menentukan berapa persen kontribusi massa air I, II dan III dalam membentuk R Perbandingan Porsi Massa Air I,II,III b d f I : II : III : : ab cd e f Contoh : mengetahui kontribusi massa air North Atlantic Deep Water (NADW), massa air Antartic Intermediate Water (AAIW) dan massa air di kedalaman 400 dalam membentuk massa air di kedalaman 800 m b a Hasil : AAIW yang mempunyai ciri salinitas yang rendah mempunyai kontribusi terbesar dalam pembentukan massa air dikedalaman 800 m Salt Fingering 2 proses difusi yaitu difusi panas dan difusi garam karenanya disebut difusi ganda (double diffusion) Salt Fingering Densitas awal Densitas densitas setelah beberapa menit Hangat, asin 1 Hangat, asin 1 dingin, asin > 2 dingin, kurang asin 2 dingin, kurang asin 2 Efek dari salt fingering yang mempunyai skala sangat kecil mempengaruhi karakteristik massa air skala besar. Percampuran di Daerah Konvergensi Daerah Konvergensi daerah pertemuan dua atau lebih arus. Percampuran di Daerah Konvergensi • σt berubah secara teratur Lateral • Pencampuran terjadi di sepanjang permukaan σt • membutuhkan energi yang kecil Type Percampuran • σt berubah secara acak vertikal • Pencampuran bukan terjadi di sepanjang permukaan σt • membutuhkan energi yang besar Gambar percampuran lateral Gambar percampuran vertikal Caballing Dua massa air dengan densitas yang sama tetapi suhu dan salinitasnya berbeda yang becampur di daerah konvegensi membentuk massa air baru dengan densitas yang lebih berat dan kemudian tenggelam (sink) Laut Antartika Distribusi suhu di daerah kutub selatan ke arah ekuator, dapat diamati bahwa di daerah sekitar lintang 500 atau 600 S dan 350 - 400 S terjadi kenaikan suhu permukaan yang nyata daerah konvergensi di mana terjadi sinking water Laut Antartika Sirkulasi arus bawah permukaan di laut Antartika terbanyak oleh ‘Sinking Water’ dari daerah : 1. Weddell Sea dekat benua Antartika. 2. Konvergensi Sub Antartika. 3. Konvergensi Antartika. Laut Antartika Diagram T-S di Antartika Laut Antartika Pergerakan arus di Antartika Laut – laut Selatan Atlantik Selatan Laut – laut Selatan Atlantik Selatan Diagram T-S di Atlantik bagian Selatan Sirkulasi di Samudera Atlantik Laut – laut Selatan Pasifik Selatan Diagram T-S di Pasifik bagian Selatan Sirkulasi di Samudera Pasifik Laut – laut Selatan Hindia Diagram T-S di laut Hindia sirkulasi di laut Hindia Laut – laut Utara Deep dan Bottom Water Atlantik Utara terbentuk di dua daerah yaitu : 1.Barat daya Basin Labrador 2.Lepas Pantai Greenland bagian Tenggara. daerah “Konvergensi” Laut – laut Utara Atlantik Utara Diagram T-S di Atlantik bagian Utara Sirkulasi di Samudera Atlantik Laut – laut Utara Pasifik Utara Diagram T-S di Pasifik bagian Utara Sirkulasi di Samudera Pasifik Laut – laut Utara Massa air utama Di Pasifik utara NPCW Terbentuk di subtropical convergence 300-400N;1500-1600W NPIW Terbentuk di daerah konvergen, pertemuan arus oyashio dan kuroshio 400N; 1600E PSAW Terbentuk di Laut Okhostk, utara Jepang 550N Deep Sea Circulation Deep dan bottom water terbentuk melalui sinking dan penyebaran dari air dengan densitas tinggi yang berasal dari lapisan permukaan perairan Sub–Arctic dan perairan Antartika dari lautan Pasifik dan Atlantik. Massa air ini dimodifikasi oleh massa air dengan salinitas tinggi yang mengalir dari Laut Tengah ke Lautan Atlantik Utara dan dari laut Merah memasuki Lautan Hindia Deep Sea Circulation Sirkulasi arus bawah permukaan Laut Atlantik pola umum dari sirkulasi arus lapisan dalam dari lautan Atlantik yang menunjukkan aliran keselatan dari North Atlantic deep dan bottom water, disertai aliran keutara dari Antartic intermediate dan bottom water. Sirkulasi Thermohaline sirkulasi yang timbul akibat perbedaan densitas air laut (dalam arah vertikal). • Secara umum sirkulasi thermohaline terbentuk akibat proses penambahan dan pengurangan densitas air laut. • Sejumlah besar air yang berat (densitas besar) akibat proses pendinginan yang turun/tenggelam ke lapisan dalam harus diimbangi oleh air yang naik dengan jumlah yang sama di tempat yang lain. Sirkulasi Thermohaline Di laut pertambahan densitas dapat terjadi akibat: • Pendinginan • Penguapan • Konduksi panas ke atmosfer • Pertambahan salinitas akibat penguapan atau pembentukan es Pengurangan densitas dapat disebabkan oleh: • Pemanasan • Pengurangan densitas akibat penambahan air tawar melalui presipitasi, run off atau pencairan es. Terbatas di permukaan Sirkulasi Thermohaline Global “Global Conveyor Belt” Secara global sirkulasi thermohaline dapat dinyatakan sebagai “conveyor belt” yang menggambarkan gerakan arus dingin dan asin di lapisan dalam dan air yang hangat di permukaan