PENGARUH KESADARAN MEREK, ASOSIASI MEREK, PERSEPSI KUALITAS dan LOYALITAS MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ROKOK MEREK SAMPOERNA MILD (Studi Pada Mahasiswa Universitas Brawijaya Malang) Oleh: Muhammd Hifni Bek Dosen Pembimbing: Dr. Achmad Helmy Djawahir, SE. RINGKASAN Penelitian ini dilatarbelakangi oleh munculnya fenomena persaingan yang saat ini meramaikan persaingan pasar khususnya untuk kategori produk rokok Mild. Penelitian ini mengulas upaya merek sampoerna mild untuk mempertahankan posisinya sebagai market leader dengan cara membentuk ekuitas merek yang dimiliki sekuat mungkin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, dan loyalitas merek terhadap keputusan pembelian rokok merek sampoerna mild pada mahasiswa Universitas Brawijaya Malang. Jenis penelitian yang digunakan adalah Explanatory Research. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode kuesioner dengan menggunakan teknik purposive sampling terhadap 100 orang responden yang merupakan konsumen Sampoerna mild. Metode analisis data dilakukan dengan regresi linear berganda menggunakan software SPSS 17. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan dan secara parsial variabel Kesadaran Merek, Asosiasi Merek, Persepsi Kualitas, dan Loyalitas Merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian rokok merek Sampoerna mild dan variabel paling dominan adalah Loyalitas Merek. Analisis koefisien determinasi didapat nilai Adjusted R Square sebesar 0,594, yang berarti variabel Kesadaran Merek, Persepsi Kualitas, Asosiasi Merek, dan Loyalitas Merek mempunyai pengaruh sebesar 59,4% terhadap keputusan pembelian rokok merek sampoerna mild. Kata Kunci: Kesadaran Merek, Asosiasi Merek, Persepsi Kualitas, Loyalitas Merek, Keputusan Pembelian THE INFLUENCE OF BRAND AWARENESS, BRAND ASSOCIATION, PERCEIVED QUALITY and BRAND LOYALITY TO PURCHASE DECISION OF CIGARETTES WITH BRAND SAMPOERNA MILD (Studies At Brawijaya University Students Malang) By: Muhammd Hifni Bek Supervisor Lecturer: Dr. Achmad Helmy Djawahir, SE. SUMMARY This study is motivated by growing phenomenon about competition that joint in market competition especially for mild cigarettes products. Particularly, this study examines the efforts by sampoerna mild to maintain its position as market leader by forming strong brand equity. This study aims to determine the effect of brand awareness, brand association, perceived quality, and brand loyalty to the purchasing decision of sampoerna mild cigarette brands at Brawijaya University student. This type of research is Explanatory Research. Data collection techniques in this This study using questionnaires using purposive sampling of 100 respondents who are consumers Sampoerna mild. Methods of data analysis performed by multiple linear regression using SPSS 17 software. The results showed that simultaneously and partialyl variable Brand Awareness, Brand Association, Perceived Quality and Brand Loyalty have positive and significant impact on purchasing decisions of sampoerna mild cigarette brands and the most dominant variable is the Brand Loyalty. Analysis of the coefficient of determination obtained Adjusted R Square of 0.594, which means that the variable Brand Awareness, Perceived Quality, Brand Association and Brand Loyalty of 59.4% has an influence on purchasing decisions sampoerna mild cigarette brands. Keywords : Brand Awareness, Brand Association, Perceived Quality, Brand Loyalty, Purchase Decision suatu produk. Suatu merek bukan hanya BAB I sekadar nama atau pembeda antara suatu PENDAHULUAN Persaingan perusahaan produk dengan produk lain. Merek lebih untuk memberikan asosiasi tertentu dalam benak memperebutkan konsumen pada saat ini konsumennya. Banyak perusahaan yang tidak lagi terbatas pada atribut fungsional menjual produknya di pasar, sehingga produk seperti kegunaan suatu produk. produsen dari produk Keputusan konsumen untuk membeli suatu memiliki tanda, simbol atau desain yang produk lebih ditekankan pada citra merek berfungsi sebagai alat identifikasi dan yang mampu memberikan citra terhadap deferensiasi produk lain. Hal ini dilakukan tersebut harus agar produsen dapat bersaing dalam yang lama. Oleh karena itu, pengetahuan merebut pasar. Maka dari itu, perusahaan tentang elemen-elemen ekuitas merek dan harus jeli dalam memberi merek pada pengukurannya sangat diperlukan untuk produknya. menyusun Kesuksesan suatu bisnis atau produk langkah meningkatkan strategis eksistensi dalam merek yang tergantung pada kemampuan target pasar akhirnya dapat meningkatkan keuntungan dalam membedakan satu produk dengan perusahaan. produk lainnya. Merek adalah alat utama Ekuitas berbasis konsumen dapat yang digunakan oleh pemasar untuk didefinisikan sebagai efek pembeda dari membedakan produk mereka dari produk pengetahuan merek yang dimiliki oleh pesaingnya. respon Merek pada hakikatnya konsumen tentang komunikasi merupakan janji penjual untuk secara pemasaran yang dilakukan oleh merek. konsisten memberi seperangkat atribut, Suatu merek dapat dikatakan memiliki manfaat dan pelayanan. Merek juga sangat ekuitas positif apabila konsumen merasa bernilai karena mampu mempengaruhi lebih baik menggunakan suatu produk dan pilihan atau preferensi konsumen. Merek tertarik yang dibangun dengan penciptaan struktur dipasarkan. Suatu merek dengan ekuitas mental berbasis yang berhubungan dengan pada cara pelanggan produk dapat tersebut menerima perusahaan akan membantu konsumen perpanjangan lini suatu produk tetapi dalam melakukan keputusan pembelian. kurang sensistif terhadap perubahan harga Lebih jauh, merek suatu produk dapat dan pengurangan frekuensi pemabayaran dianggap sebagai suatu aset terbesar bagi iklan. Pelanggan justru akan semakin gigih perusahaan karena merek yang sudah untuk mencari produk/merek tersebut ke sukses di pasar mempunyai potensi yang saluran distribusi. Suatu merek dikatakan besar memiliki untuk mampu menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. memiliki ekuitas merek (brand equity) kuat dapat apabila aktivitas merek tersebut. (Surachman S.A., 2008) yang kuat. Suatu merek dengan ekuitas yang negatif, konsumen bereaksi kurang baik terhadapa Merek yang prestisius dapat disebut merek ekuitas membentuk Suatu perusahaan dengan produk yang kuat, dapat disebut memiliki ekuitas landasan merek yang kuat (brand merek (brand equity) yang kuat sehingga platform) yang kuat dan mampu saat ini merek bukan lagi sekadar nama mengembangkan keberadaan suatu merek atau pembeda dengan produk-produk dalam persaingan dengan jangka waktu pesaing, tetapi sudah menjadi salah satu faktor penting dalam keunggulan bersaing (Kotler, 2000). konsumen Merek sebuah 1) Brand memberikan sumber pilihan, Awareness Merek) 2) Brand menyederhanakan keputusan, menawarkan Merek) jaminan mutu dan mengurangi risiko, 3) Perceived membantu mengekspresikan diri, serta menawarkan persahabatan dan kesenangan Rangkuti (Asosiasi Quality (Persepsi 4) Brand Loyalty (Loyaliatas Merek) Salah satu alasan utama dalam usaha ekuitas adalah Association Kualitas) (Simamora, 2000). Analisa (Kesadaran merek “Kegiatan menurut untuk meningkatkan ekuitas merek adalah meningkatnya loyalitas konsumen terhadap memperoleh informasi untuk menyusun merek. strategi agar merek tersebut menjadi merek menghasilkan yang kuat” (Rangkuti, 2004). Berdasarkan kepercayaan terhadap merek. Ini artinya, sudut pandang konsumen, ekuitas merek sebuah ekuitas merek juga ditentukan oleh melibatkan suatu sikap merek positif yang tingkat loyalitas konsumen. Berkaitan kuat terhadap suatu merek yang dipasarkan dengan kajian ilmu komunikasi pemasaran, kepada kepercayaan dan arti baik, serta nilai ekuitas merek dapat dikaitkan sebagai dapat diakses dari dalam ingatan dan sebuah respons terhadap seluruh kegiatan mudah diaktifkan (Paul & Olson, 2000). komunikasi Menurut perspektif sebuah perusahaan. Semua usaha komunikasi merek memiliki sebesar pemasaran pada akhirnya ditujukan untuk pengenalan konsumen atau merek tersebut menciptakan dan meningkatkan ekuitas dan menyimpannya dalam memori mereka (kekuatan) beserta asosiasi merek yang mendukung membangun loyalitas yang kuat (Shimp, kuat dan unik (Keller dan Shimp, 2003). 2003). konsumen ekuitas Ekuitas merek dalam perspektif Loyalitas merek peningkatan yang merek Semakin akan nilai-nilai dilakukan yang positif berkembangnya oleh serta zaman, konsumen ini terdiri atas dua bentuk rokok telah menjadi salah satu kebutuhan pengetahuan pelengkap tentang merek yaitu bagi beberapa kalangan. kesadaran merek (brand awareness) dan Definisi Kebutuhan itu sendiri adalah suatu citra merek (brand image). Aaker dalam keinginan terhadap benda atau jasa yang Rangkuti (2004), mengindikasikan empat pemuasannya dapat dilakukan baik bersifat faktor utama dalam ekuitas merek, yaitu jasmani maupun rohani. Rokok biasanya sebagai berikut: dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam Berdasarkan uraian di atas, maka kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, perlu diadakan kegiatan kajian lebih lanjut bungkusan-bungkusan tentang merek rokok Sampoerna Mild, tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang melalui memperingatkan perokok akan bahaya “Pengaruh Kesadaran Merek, Asosiasi kesehatan yang dapat ditimbulkan dari Merek, Persepsi Kualitas Dan Loyalitas merokok, misalnya kanker paru-paru atau Merek Terhadap Keputusan Pembelian serangan Rokok Merek Sampoerna Mild Pada jantung (walaupun pada kenyataannya itu hanya tinggal hiasan, penelitian yang berjudul Mahasiswa Universitas Brawijaya”. yang jarang sekali dipatuhi). Dengan dilakukannya penelitian ini, Mengetahui peminat rokok yang dapat diketahui pengaruh dari konsep cukup besar, di Indonesia banyak berdiri ekuitas merek terhadap produsen rokok yang cukup terkenal, salah pembelian rokok merek sampoerna mild. satunya adalah PT Hanjaya Mandala Selain itu, melalui penelitian ini dapat Sampoerna Tbk (H.M. Sampoerna). H.M. diketahui pula seberapa besar pengaruh Sampoerna memproduksi sejumlah merek dari rokok kretek yang dikenal luas, seperti keputusan pembelian dan variabel yang Sampoerna Kretek, A Mild, serta “Raja paling Kretek” yang legendaris Dji Sam Soe. pembelian rokok merek sampoerna mild H.M. Sampoerna adalah afiliasi dari PT pada mahasiswa universitas brawijaya. masing-masing dominan keputusan variable dalam terhadap keputusan Philip Morris Indonesia dan bagian dari Philip Morris International, produsen rokok terkemuka di dunia. Penelitian ini akan dilakukan pada para mahasiswa yang diperoleh di Universitas Brawijaya Malang. Universitas Brawijaya Malang merupakan salah satu universitas dengan jumlah mahasiswa terbesar di kota Malang. Oleh karena itu mahasiswa Universitas Brawijaya dianggap dapat mewakili beberapa segmen pasar rokok khususnya rokok dengan merek Sampoerna Mild di Kota Malang. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian sebelumnya maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: 1. Apakah kesadaran terdapat pengaruh merek terhadap keputusan pembelian rokok merek sampoerna mild? 2. Apakah terdapat pengaruh asosiasi merek terhadap keputusan pembelian rokok merek sampoerna mild? 3. Apakah terdapat pengaruh persepsi kualitas terhadap Kotler dan Amstrong juga Keller keputusan pada Erna Ferriandewi (2008) berpendapat pembelian rokok merek sampoerna bahwa merek adalah nama, istilah, tanda, mild? symbol, 4. Apakah terdapat pengaruh loyalitas merek terhadap desain atau kombinasi keseluruhannya, yang ditujukan untuk keputusan mengidentifikasi barang atau jasa yang pembelian rokok merek sampoerna ditawarkan perusahaan sekaligus sebagai mild? fungsi diferensiasi produk. BAB II Ekuitas Merek Aaker (1997) menyatakan bahwa TINJAUAN PUSTAKA “ekuitas merek adalah seperangkat aset Pengertian Pemasaran dan liabilitas merek yang berrkaitan Pemasaran sebenarnya lebih dari dengan suatu merek, nama atau simbolnya sekedar mendistribusikan barang kepada yang dapat menambah atau mengurangi konsumen. Pemasaran yang sesungguhnya nilai yang diberikan oleh sebuah barang meliputi semua tahapan, yaitu mulai dari atau jasa kepada perusahaan atau para penciptaan produk hingga kepelayanan pelanggan perusahaan”. purna jual setelah transaksi penjualan terjadi. Tahapan-tahapan itu sendiri saling berhubungan satu sama lain, dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidup, berkembang mendapatkan laba. Kotler (2009) individu mengemukakan, dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan menawarkan, dengan dan menciptakan, secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Merek (2008) memberikan definisi dari sudut pandang psikologi kognitif, menurunnya consumer brand-equity sebagai efek dari diferensiasl pemasaran adalah suatu proses social yang didalamnya Sedangakn Keller dalam Ferriandewi pengetahuan konsumen tentang merek pada respon konsumen terhadap pemasaran sebuah merek. Menurut Aaker dalam Rangkuti (2004), empat kategori utama ekuitas merek adalah Kesadaran Merek (Brand Awareness), Asosiasi Merek (Brand Association), Persepsi Kualitas (Perceived Quality), Loyalitas Merek (Brand Loyalty). 1. Pengertian kesadaran merek adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat tinggi identik dengan harapan-harapan kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu yang rendah (Aaker, 1997) 4. Pengertian loyalitas merek adalah (Aaker, 1997). Peran brand awareness ukuran kesetiaan konsumen terhadap dalam suatu keseluruhan ekuitas merek merek. Loyalitas merek tergantung dari sejauh mana tingkatan merupakan inti dari ekuitas merek yang kesadaran yang dicapai oleh merek. menjadi 2. Pengertian asosiasi menurut Aaker (1997) adalah segala hal gagasan sentral dalam pemasaran, karena hal ini merupakan yang satu ukuran keterkaitan seorang berkaitan dengan ingatan mengenai pelanggan terhadap merek. Apabila merek. Asosiasi itu tidak hanya eksis, loyalitas namun juga memiliki suatu tingkatan kerentanan kelompok pelanggan dari kekuatan. suatu serangan competitor dapat dikurangi. merek akan lebih kuat apabila dilandasi Hal ini merupakan suatu indikator dari pada atau ekuitas merek yang berkaitan dengan untuk perolehan laba di masa yang akan Berbagai datang karena loyalitas merek secara Keterkaitan banyak pada pengalaman penampakan mengkomunikasikannya. merek meningkat, asosiasi yang diingat konsumen dapat langsung dirangkai sehingga membentuk citra penjualan di masa depan (Rangkuti, tentang merek atau brand image di 2004). dalam benak konsumen (Rangkuti, 2004:43). 3. Pengertian persepsi kualitas menurut Aaker (1997) pelanggan adalah terhadap persepsi keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan yang berkualitas dengan maksud Persepsi kualitas yang diharapkan. berbeda dengan kepuasan. Seorang pelanggan bisa dipuaskan karena ia mempunyai harapan yang rendah terhadap tingkat kinerjanya. Persepsi kualitas yang dapat diartikan maka sebagai Keputusan Pembelian Pengertian keputusan pembelian menurut HelgaDrumond (2003:68), adalah mengidentifikasikan semua pilihan yang mungkin untuk memecahkan persoalan itu dan menilai pilihan-pilihan secara sistematis dan obyektif serta sasaransasarannya yang menentukan keuntungan serta kerugiannya masingmasing. Definisi keputusan pembelian menurut Nugroho (2003:38) pengintegrasian yang adalah proses mengkombinasi sikap pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih cenderung memilih merek dengan persepsi salah satu diantaranya. yang baik atau yang mereka sukai. Faktor eksternal berupa sikap orang lain. Orang Tahap-tahap proses pembelian Tahap-tahap proses pembelian menurut Kotler&Kelller (2009) meliputi : Proses pengambilan keputusan pembelian dimulai dari pengenalan masalah atau kebutuhan. Kebutuhan dapat muncul dari internal dan dianggap resiko yang diterima besar bila membeli produk tersebut. 1. Pengenalan Masalah rangsangan juga dapat menunda pembeliannya jika eksternal. Rangsangan internal meliputi rasa lapar, haus, dan lain-lain. Rangsangan eksternal meliputi saran dari kelompok acuan, 5. Perilaku Pasca Pembelian Konsumen akan mengevaluasi produk yang telah dibelinya apakah memuaskan atau tidak. Apabila memuaskan konsumen maka produk ada tersebut tersebut kemungkinan akan melakukan pembelian ulang. melihat iklan. Hubungan Kesadaran Merek Dengan 2. Pencarian Informasi Keputusan Pembelian Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak guna memenuhi kebutuhannya. tahap ini konsumen juga mempertimbangkan alternatif lain yang dapat digunakan dalam memenuhi kebutuhannya. Konsumen akan memilih pada atribut yang memberi manfaat yang dicari. tahap dimana konsumen menentukan bentuk niat pembelian. Dalam menentukan dipengaruhi keputusan oleh (Brand kesanggupan seorang mengenali kembali dan bahwa merupakan produk calon bagian tertentu. pembeli mengingat suatu merek dari kategori Kesadaran akan merek bukan hanya satu daya ingat saja namun juga suatu proses pembelajaran bagi konsumen terhadap suatu merek yang pada akhirnya daya 4. Keputusan Pembelian Merupakan Merek Awareness) (Aaker, 1997) merupakan untuk 3. Evaluasi Alternatif Pada Kesadaran tersebut faktor internal dan eksternal. Faktor internal berupa persepsi konsumen terhadap merek. Konsumen ingat tersebut pertimbangan dapat bagi menjadi konsumen suatu dalam membeli suatu merek (Aaker, 1997). Ada empat tingkatan kesadaran merek, yaitu unaware brand (tidak menyadari merek), brand (pengenalan merek), recognition brand recall (pengingatan (puncak kembali), pikiran). perusahaan top merek menjadikan mind kualitas yang tercipta dari sebuah merek utama dapat memberikan penilaian yang positif meningkatkan terhadap suatu merek (Rahmawati, 2002). Tujuan untuk kesadaran of yaitu mereknya top of untuk Ketika mind terbentuk pada kategori produk tertentu. Hubungan Asosiasi merek Merek Dengan merek mengingat (Brand Association) pada saat konsumen sebuah merek. Keterkaitan tersebut berupa asosiasi terhadap beberapa hal dikarenakan persepsi dikenal, kualitas akan konsumen dipersepsikan baik oleh konsumen akan memudahkan suatu produk untuk diterima merupakan kumpulan keterkaitan dari sebuah sudah terhadap produk tersebut. Kualitas yang Keputusan Pembelian Asosiasi merek informasi yang oleh pasar serta memudahkan konsumen dalam melakukan pemilihan merek sebelum membeli. Hubungan Loyalitas Merek Dengan Keputusan Pembelian Loyalitas merek (Brand loyalty) disampaikan kepada konsumen melalui merupakan bentuk perilaku pelanggan atribut produk, organisasi, personalitas, yang loyal terhadap merek dan tidak simbol, berganti ataupun komunikasi (Aaker, merek. Sedangkan menurut 1997). Asosiasi tidak hanya eksis tetapi Assael (1995) loyalitas merek didasarkan memiliki suatu tingkat kekuatan. Asosiasi atas perilaku konsisten pelanggan untuk merek yang kuat akan membentuk citra membeli sebuah merek sebagai bentuk merek yang kuat pula serta memberikan proses beberapa alasan bagi calon membeli untuk kemampuan memilih kebutuhannaya. Selain sebagai bentuk dan membeli produk yang pembelajaran pelanggan merek memenuhi informasinya sudah jelas diterima oleh perilaku calon pembeli. loyalitas merek juga merupakan bentuk Hubungan Persepsi Kualitas Dengan Keputusan Pembelian Persepsi kualitas pembelian atas yang konsisten, sikap positif pelanggan terhadap sebuah merek di atas merek lainnya (Dharmmesta, 1999). Loyaliats merek secara lansung (Perceived empengaruhi pikiran seorang calon Quality) (Simamora, 2002) adalah persepsi pembeli untuk membeli produk dengan pelanggan terhadap suatu produk atau merek yang sama dari waktu ke waktu, layanan ditinjau dari fungsinya secara dengan adanya loyalitas merek pembeli relatif dengan produk-produk lain. Persepsi sudah tidak perlu lagi melalui tahapan- Secara skematis, model kerangka tahapan dalam keputusan pembelian. konseptual dalam penelitihan ini terlihat Hubungan Ekuitas Merek terhadap pada gambar sebagai berikut : keputusan pembelian Menurut David A. Aker dalam andi M. X1 Shadat (2009 : 53) memberikan pengertian bahwa ekuitas merek adalah serangkaian aset dan kewajiban yang terkait dengan X2 Y X3 sebuah merek, nama, dan simbol yang menambah atau nilai yang di berikan sebuah produk perusahaan atau atau jasa X4 kepada pelanggan. Hasil penelitian Imroatul, (2013), deby dan dyah Hipotesis I (2013), Wirastomo (2012) menunjukkan pengaruh yang signifikan antara variabel Terdapat pengaruh Kesadaran Merek (X1) bebas yang meliputi: kesadaran merek, terhadap Keputusan Pembelian (Y) persepsi kualitas, asosiasi merek dan Hipotesis II loyalitas merek terhadap keputusan Terdapat pengaruh Asosiasi Merek (X2) pembelian. terhadap Keputusan Pembelian (Y) Kerangka Konseptual Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis Pengaruh kesadaran merek, persepsi kualitas, asosiasi merek, dan loyalitas merek terhadap keputusan pembelian Adapun teori teori yang akan di jadikan landasan dalam membuat Hipotesis III Terdapat pengaruh Persepsi Kualitas (X3) terhadap Keputusan Pembelian (Y) Hipotesis IV kerangka konseptual adalah : elemen-elemen dari ekuitas merek yaitu kesadaran merek (Aaker, 1997), asosiasi merek (Aaker, Terdapat pengaruh Loyalitas Merek (X4) terhadap Keputusan Pembelian (Y) BAB III 1997), persepsi kualitas (Aaker, 1997), dan loyalitas merek (Aaker, 1997), keputusan pembelian (Kotler, 2008) serta METODE PENELITIAN Berdasarkan tujuan penelitian yang telah ditetapkan, maka jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research atau penelitian penjelasan. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) penelitian penjelasan (explanatory research) adalah penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. (k-1) Keterangan : r = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan UJI VALIDITAS Valid tidaknya suatu item instrumen dapat ∂1b = jumlah varians butir ∂2 = varians total 1 diketahui dengan membandingkan indeks korelasi product moment pearson dengan Instrumen dapat dikatakan reliabel taraf signifikasi sebesar 5% sebagai nilai jika perhitungan validitas lebih besar dari kritisnya. Jika 100 data yang digunakan nilai kritisnya pada taraf signifikan 0,05 (α dalam penelitian ini 100% valid, maka data = 5%) dan dengan menggunakan uji siap untuk diproses lebih lanjut. Selain itu AlphaCronbach, suatu variabel dikatakan juga dapat digunakan perbandingan antara reliabel jika nilai Cronbach Alpha lebih rhitung dengan rtabel dengan kriteria sebagai besar dari 0,60. berikut: Analisis Regresi Linier Berganda Gujarati rhitung > rtabel : valid rhitung < rtabel : tidak valid dalam Imam Ghozali (2006) menjelaskan bahwa analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2002). Reliabilitas dihitung dengan menggunakan rumus koefisien Alpha Cronbach, sebagai dengan satu atau lebih variabel independen (variabel penjelas/ bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui. Perumusan model analisis linier berganda yang dapat digunakan adalah berikut: sebagai berikut (Sugiyono, 2005: 211) : r= k Σ∂1 b 11 ∂ 2 Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3+b4X4 Pengujian Hipotesis Sugiyono (2004:184) uji t dapat dicari Uji F dengan rumus sebagai berikut : Uji F digunakan untuk menguji variabel-variabel bebas secara bersama- T= r n2 sama terhadap variabel terikat. Seperti yang dikemukakan 1 r2 Dimana : Sugiyono (2004:190) dengan rumus : t F= R2 / k 1 R 2 / n k 1 dibandingkan dengan ttabel r n = Fhitung yang selanjutnya dibandingkan dengan Ftabel R2 = korelasi parsial yang ditemukan Dimana : F = thitung yang selanjutnya = jumlah sampel Pengujian ini dilakukan dengan = koefisien determinasi cara membandingkan thitung dan ttabel dengan tingkat signifikansi t < 0.05 (5%) dan pada N = jumlah sampel k = jumlah variabel bebas tingkat derajat bebas df = n-k-1. Jika thitung > ttabel maka secara parsial variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel Uji ini memiliki kriteria sebagai terikat, begitu juga sebaliknya. berikut : Uji Dominan Fhitung > Ftabel dengan signifikasi F Sritua Arief dalam Damanik (2001:62) di bawah 0.05 (5%). Jika Fhitung > Ftabel menyatakan untuk menentukan variabel maka secara simultan variabel bebas bebas yang paling menentukan (dominan) berpengaruh terhadap variabel terikat, dan dalam sebaliknya jika Fhitung < Ftabel maka variabel variabel dalam suatu model regresi linear, bebas tidak berpengaruh terhadap variabel maka gunakanlah koefisien Beta (Beta terikat. Coefficient) dengan angka yang terbesar mempengaruhi nilai dependen diantara yang lain. Uji t Uji t berfungsi untuk mengetahui Analisis Data pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Menurut Hasil Uji Regresi Linear Berganda Analisis regresi linier berganda berfungsi berpengaruh terhadap keputusan untuk dan pembelian pengaruh antara satu variabel terikat Kesadaran terhadap dua/ lebih variabel bebas. Untuk mempunyai Sig.α sebesar 0,040 mengetahui artinya variabel ini berpengaruh menganalisis hubungan tingkat ekuitas merek (Y). Pada merek variabel (X1) terhadappembelian produk rokok dengan signifikan merek Sampoerna Mild pada kalangan pembelian (Y) karena Sig.α < 0,05. mahasiswa Universitas Brawijaya Malang, terhadap ini keputusan 2. b2= 0,209 maka dilakukan analisis regresi linier Koefisien regresi variabel Asosiasi berganda antara variabel-variabel berikut Merek (X2) sebesar 0,209 memiliki ini : Kesadarn Merek (X1), Asosiasi tanda positif yang menunjukkan Merek (X2), Persepsi Kualitas (X3), dan bahwa variabel ini berpengaruh Loyalitas Merek (X4) terhadap keputusan terhadap keputusan pembelian (Y). pembelian produk (Y). Pada variabel Asosiasi merek (X2) Dalam standardized regression, ukuran variabel atau ukuran jawabannya telah disamakan. Adapun persamaan regresi yang didapatkan sebagai berikut : Y = b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 Y = 0,188X1 + 0,209X2 + 0,217X3 + 0,298X4 Y = Yaitu variabel terikat yang nilainya akan diprediksi oleh variabel bebas. Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah keputusan pembelian yang nilainya akan diprediksi oleh variabel Kesadarn Merek (X1), Asosiasi Merek (X2), Persepsi Kualitas (X3), dan Loyalitas Merek (X4). 1. b1 = 0,188 Koefisien regresi variabel Kesadaran Merek (X1) sebesar 0,188 memiliki tanda positif yang menunjukkan bahwa variabel ini ini mempunyai Sig.α sebesar 0,045 artinya variabel ini berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (Y) karena Sig.α < 0,05. 3. b3= 0,217 Koefisien regresi variabel Perspsi Kualitas (X3) memiliki tanda sebesar 0,217 positif yang menunjukkan bahwa variabel ini berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Y). Pada Persepsi kualitas variabel (X3) ini mempunyai Sig.α sebesar 0,044 artinya variabel ini berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (Y) karena Sig.α < 0,05. 4. b4= 0,298 Koefisien regresi variabel Loyalitas merek(X4) sebesar 0,298 memiliki tanda positif yang menunjukkan bahwa variabel ini berpengaruh disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha terhadap keputusan pembelian (Y). diterima, artinya terdapat pengaruh secara Pada variabel Loyalitas merek (X4) simultan antara variabel Kesadaran Merek ini mempunyai Sig.α sebesar 0,002 (X1), artinya variabel ini berpengaruh Kualitas(X3), signifikan terhadap variabel keputusan pembelian terhadap keputusan pembelian (Y) karena Sig.α < 0,05. Asosiasi Merek (X2), Loyalitas Persepsi merek(X4) produk rokok dengan merek Sampoerna Mild (Y). Koefisien Determinasi (R2) Model regresi tersebut memiliki koefisien determinasi (R2) sebesar 0,594. Dapat Uji T (Parsial) a. Variabel Kesadaran Merek(X1) disimpulkan bahwa kontribusi variabel Variabel X1 memiliki nilai koefisien independen yang terdiri dari variabel regresi yang telah di standardized sebesar Kesadaran Merek (X1), Asosiasi Merek 0,188. Didapatkan nilai thitung sebesar 2,083 (X2), Persepsi Kualitas(X3), Loyalitas dan didapatkan nilai signifikan sebesar merek(X4) dapat mempengaruhi variabel 0,040. Nilai statistik uji thitung tersebut lebih dependen (Y) kecil daripada ttabel (2,083> 1,985) dan nilai sebesar 59,4% dan sisanya sebesar 40,6% signifikan lebih kecil daripada α = 0,05. dijelaskan oleh faktor lain yang tidak Pengujian ini menunjukkan bahwa H0 dibahas dalam penelitian ini. Factor lain ditolak dan Ha diterima, dapat disimpulkan tersebut antara lain harga produk, promosi bahwa variabel kesadaran merek (X1) dan bauran pemasaran serta ditribusi dan berpengaruh signifikan terhadap variabel masih banyak yang lainnya. keputusan pembelian (Y). keputusan pembelian Uji F (Simultan) Sari uji SPSSdidapati bahwa nilai df1= 4 b. Variabel Asosiasi Merek (X2) dan df2= 95diperoleh nilai F tabel sebesar Variabel X2 memiliki nilai koefisien 2,467. Berdasarkan Tabel 4.14, pengujian regresi yang telah di standardized sebesar hipotesis model regresi secara simultan 0,209. Didapatkan nilai thitung sebesar atau secara serentak menggunakan uji F 2,028dan dapat dilihat Fhitung lebih besar daripada sebesar 0,045. Nilai statistik uji thitung Ftabel (34,808> 2,467) dan signifikansi tersebut lebih besar daripada ttabel (2,028> sebesar 0,000 yang berarti lebih kecil dari 1,985) dan nilai signifikan lebih kecil alpha daripada (α) = 0,05. Sehingga dapat didapatkan α = 0,05. nilai signifikan Pengujian ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, dapat disimpulkan (Y). bahwa variabel Asosiasi Merek (X2) berpengaruh Pembahasan Dalam signifikan terhadap variabel keputusan pembelian (Y). bagaimana c. Variabel Persepsi Kualitas (X3) Variabel X3 memiliki nilai koefisien regresi yang telah di standardized sebesar ekuitas penelitian pengaruh merek ini dijelaskan variabel-variabel pada rokok merek sampoerna mild dapat menumbuhkan suatu penilaian oleh konsumen sehingga 0,217. Didapatkan nilai thitung sebesar 2,045dan didapatkan nilai signifikan memutuskan untuk membeli. Berdasarkan sebesar 0,044. Nilai statistik uji thitung pengujian hipotesis dinyatkan bahwa tersebut lebih kecil daripada ttabel (2,045 > variabel ekuitas merek yang terdiri dari 1,985) dan nilai signifikan lebih besar daripada α = 0,05. Pengujian ini variabel Kesadaran Merek (X1), Asosiasi menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha Merek diterima, Loyalitas merek (X4)memiliki pengaruh dapat disimpulkan bahwa (X2), Persepsi Kualitas (X3), variabelPerspsi Kualitas (X3) berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan yang signifikan (pengaruh seccara simultan maupun secara parsial) terhadap keputusan pembelian (Y). d. Variabel Loyalitas merek (X4) pembelian rokok merek sampoerna mild Variabel X4 memiliki nilai koefisien pada mahasiswa Universitas Brawijaya regresi yang telah di standardized sebesar Malang. 0,298. Didapatkan nilai thitung sebesar 3,251 dan didapatkan nilai signifikan sebesar Pengaruh Kesadaran Merek Terhadap 0,002. Nilai statistik uji thitung tersebut lebih besar daripada ttabel (3,251> 1,985) dan nilai signifikan lebih kecil daripada α = Keputusan Pembelian Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa 0,05. Pengujian ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, dapat disimpulkan bahwa variabel Loyalitas merek (X4) berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan pembelian Kesadaran Merek mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian produk rokok merek sampoerna mild. Hal tersebut dapat diketahui dari (1996), yang menyatakan bahwa kesadaran nilai thitung sebesar 2,083 dan didapatkan merek nilai Nilai seseorang calon pembeli untuk mengenali statistik uji thitung tersebut lebih kecil atau mengingat kembali bahwa suatu daripada ttabel (2,083 > 1,985) dan nilai merek merupakan bagian dari kategori signifikan lebih kecil daripada α = 0,05. produk tertentu. Peran kesadaran merek Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dalam keseluruhan brand equity tergantung kesadaran dari sejauh mana tingkat kesadaran yang signifikan merek sebesar yang 0,040. menunjukkan kemampuan konsumen dalam mengenal dan mengingat kembali rokok merek sampoerna mild menjadi perhatian khusus artinya adalah kesanggupan dicapai oleh suatu merek. Pengaruh Asosiasi Merek Terhadap Keputusan Pembelian konsumen sebelum melakukan pembelian. Hasil tersebut dapat dikatakan bahwa selama ini para konsumen benar-benar mengenal mengetahui keberadaan rokok merek sampoerna mild. Fokus utama konsumen sebelum melakukan pembelian bias dikatakan cukup mengingat rokok merek sampoerna mild. Kenyataan tersebut dapat menunjukkan bahwa selama ini konsumen memiliki kesadaran merek akan rokok merek sampoerna mild sehingga merek tersebut sangat dikenal oleh konsumen bahkan juga sangat diingat dalam benak konsumen. Menurut Aaker Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa Asosiasi pengaruh keputusan yang Merek mempunyai signifikan pembelian rokok terhadap merek sampoerna mild. Hasil tersebut dapat diketahui dari nilai thitung sebesar 2,028 dan didapatkan nilai signifikan sebesar 0,045. Nilai statistik uji thitung tersebut lebih besar daripada ttabel (2,028> 1,985) dan nilai signifikan lebih kecil daripada α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa asosiasi merek mencerminkan citra suatu produk yang ditawarkan oleh rokok merek sampoerna mild terhadap suatu kesan tertentu oleh konsumen. Asosiasi merek signifikan lebih besar daripada α = 0,05. rokok merek sampoerna mild tersebut Selain itu, juga dikatakan bahwa selama ini memiliki cita rasa yang khas, serta konsumen memiliki kualitas yang sangat bagus, pencapian kualitas produk terbaik yang begitupun mereknya sudah familiar atau didapatkan setelah mengkonsumsi rokok terkenal dan disukai oleh banyak orang. merek Rokok mild penelitian ini diketahui bahwa hasilnya diasosiasikan sebagai produk yang banyak signifikan, artinya bahwa konsumen sangat disukai. Hasil penelitian ini didukung oleh peduli pada kualitas yang dapat diberikan teori yang dikemukaakan oleh Aaker oleh merek itu sendiri. merek sampoerna (1996:), yang menyatakan bahwa segala hal yang berkaitan dengan ingatan menginginkan sampoerna mild. tingkat Dari hasil Pengaruh Loyalitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian mengenai merek, asosiasi itu tidak hanya eksis namun juga memiliki suatu tingkat Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa kekuatan. Loyalitas pengaruh Pengaruh Persepsi Kualitas Terhadap Keputusan Pembelian yang merek mempunyai signifikan terhadap keputusan pembelian produk rokok merek sampoerna mild. Hasil tersebut dapat Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui diketahui dari nilai thitung sebesar 3,251dan bahwa mempunyai didapatkan nilai signifikan sebesar 0,002. pengaruh yang tidak signifikan terhadap Nilai statistik uji thitung tersebut lebih besar keputusan pembelian. Hasil tersebut dapat daripada ttabel (3,251> 1,985) dan nilai diketahui dari nilai thitung sebesar 2,045 dan signifikan lebih kecil daripada α = 0,05. didapatkan nilai signifikan sebesar 0,044. Dari Nilai statistik uji thitung tersebut lebih kecil menunjukkan daripada ttabel (2,045 < 1,985) dan nilai ukuran dari kesetiaan konsumen terhadap Persepsi Kualitas hasil analisis tersebut dapat bahwa loyalitas adalah suatu merek. Loyalitas merek merupakan Kesimpulan inti dari ekuitas merek yang menjadi gagasan sentral dalam pemasaran. Karena hal ini merupakan satu ukuran keterkaitan seseorang pelanggan pada sebuah merek. Setelah dilakukannya penelitian ini maka peneliti mendapatkan beberapa kesimpulan, diantaranya sebagai berikut: 1. Variabel kesadaran merek berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap Apabila loyalitas merek meningkat maka kelompok pelanggan kompetitor dapat dari dikurangi. serangan Hal ini variabel keputusan pembelian produk rokok merek sampoerna mild pada mahasiswa Malang merupakan sutau indikator brand ekuitas yang berkaitan dengan perolehan laba di masa yang akan datang karena loyalitas Universitas dan Brawijaya konsumen memiliki tingkat kesadara merek yang belum optimal. 2. Variabel asosiasi merek berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap merek secara lanngsung dapat diartikan sebagai penjulaan dimasa depan (Rangkuti, 2004). Loyalitas merek tersbut dapat variabel keputusan pembelian produk rokok merek sampoerna mild pada mahasiswa Universitas Brawijaya Malang serta kemampuan asosiasi ditunjukkan dengan adanya konsumen tidak sering berpindah-pindah dalam memilih sebuah merek rokok selain rokok merek dari perusahaan belum maksimal. 3. Variabel persepsi kualitas berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap merek sampoerna mild, mengkonsumsi rokok sampoerna mild karena terbiasa menyukai rokok merek sampoerna mild variabel keputusan pembelian produk rokok merek sampoerna mild pada mahasiswa Malang dan tidak akan membeli rokok selain rokok dengan merek sampoerna mild. Universitas serta produsen dalam belum Brawijaya hal kualitas memaksimalkan peningkatan kualitas. 4. Variabel loyalitas merek berpengaruh BAB V KESIMPULAN DAN SARAN secara simultan dan parsial terhadap variabel keputusan pembelian produk rokok merek sampoerna mild pada mahasiswa Universitas Brawijaya Malang dan konsumen memiliki tidak hanya dilakukan melalui iklan tingkat kesetiaan yang terbilang belum tetapi juga melalui event-event maksimal. langsung yang dapat menghubungkan antara perusahaan dengan konsumen . 3. Perusahaan Saran harus mencoba meningkatkan kualitas produk, tingkat Saran dimunculkan berdasarkan teori-teori persepsi kualitas yang rendah biasanya yang telah dibangun dan didasarkan pada cenderung hasil penelitian yang diperoleh. Hasil kualitas statistik deskriptif dalam penelitian ini perusahaan dapat rendah digunakan sebagai tambahan menunjukkan produk yang memiliki pula. bahwa dihasilkan tingkat yang sebab itu, Oleh referensi dan informasi bagi peneliti peningkatan kualitas sangat penting selanjutnya dan rencana strategi pemasaran tidak hanya dengan merek yang sudah pada perusahaan rokok. Berkaitan dengan ada tetapi juga dengan melakukan penelitian yang telah dilakukan, penulis inovasi-inovasi rasa yang saat ini dapat memberikan saran sebagai berikut: sedang menjadi minat para konsumen. 1. Perusahaan harus pendekatan-pendekatan mencoba yang lebih interaktif kepada calon konsumen baru maupun konsumen lama untuk mengenalkan sekaligus menguatkan merek mereka melalui kontak langsung dengan konsumen untuk mencari alternative dalam pembentukan brand image pada konsumen dengan cara tersebut kesadaran merek akan mudah terbentuk dan menguat dalam benak 2. Perusahaan harus gencar melakukan bukan mengenalkan menguatkan Untuk meningkatkan kesetiaan konsumen akan merek, perusahaan harus memaksimalkan ketiga faktorfaktor yang sebelumnya. telah Kesetiaan disarankan merupakan hasil akhir akan sebuah pemasaran jika perusahaan memperhatikan konsumen dengan cara meningkatkan ekuitas merek yang dimiliki maka secara tidak langsung konsumen akan terpuaskan dan timbale baliknya yaitu dengan meningkatnya daya beli serta kesetiaan konsumen. promosi 4. produk merek hanya untuk tetapi untuk mereka dalam benak konsumen. Promosi sebaiknya konsumen akan merek. DAFTAR PUSTAKA Aeker, David A. 1997. Manajemen Ekuitas Merek: Memanfaatkan nilai Dari Suatu Merek. Jakarta: Spektrum Al Arikunto, Suharsimi. Penelitian 2002. Suatu Yasini Prosedur Pasuruan: Pendekatan Yudharta Mart Wonorejo. Skripsi Universitas Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Ferrinadewi, Erna. 2008. Merek dan Cooper, Donald R. dan Pamela Schindler. Psikologi Konsumen. Yogyakarta: 2008. Business Research Methods. Graha Ilmu McGraw-Hill Companies, Inc. New York Ghozali, Iman. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS, Cetakan Cozby, Paul. 2009. Methods In Behavioral Keempat. Research. Edisi 9. Edisi Bahasa Indonesia. Pustaka Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Pelajar. Yogyakarta Husein, Umar. 2000. Penelitian, Dajan, Anton. 1986. Pengantar Metode Metodologi Aplikasi dalam Pemasaran. Jakarta: PT. Gramedia Statistik, Jilid 1 & 2. Jakarta: Pustaka Utama LP3ES Husein, Dermawan, Ranggi. Ekuitas 2013. Pengaruh Merek 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: Salemba Empat Terhadap Keputusan Pembelian Laptop pada Mahasiswa Umar. Husein, STIE Umar. 2009. Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Malangkucecwara. Malang: Skripsi Bisnis STIE Malangkucecwara Malang. Rajawali Press Engel, James F. 1994. Perilaku Konsumen Metodologi Edisi Kedua. Jakarta: Kertajaya, Hermawan. 2003. Markplus on Jilid 1. Jakarta: Binarupa Aksara Strategy. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Fatimah, Siti. 2014. Pengaruh Kesadaran Merek, Persepsi Kualitas, Asosiasi Merek dan Loyalitas Merek Terhadap Kepurusan Pembelian Pelembab Wardah Pada Konsumen Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Prenhallindo Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Prenhallindo Customer Purchase Decisions: An Empirical Invetigation with Special Reference Kotler, Philip. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga Edition: of New Marketing. Jersey: in Hatchback Central Car Haryana. Rohtak: Vaish College Of England Kotler, Philip, dan Gary Armstrong. 2008. Principles Owners to 12 Pearson Rangkuti, Freddy. 2002. The Power of Brand. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Prentice Hall, New Jersey Rangkuti, Freddy. 2004. The Power of Kotler, Philip & Kevin Lane Keller. 2008. Brands Teknik Mengelola Brand Manajemen Pemasaran Edisi 12 Equity dan Strategi Pengembangan Jilid 1. Jakarta: PT Indeks Merek. Jakarta: Gramedia Medaniel, Carl Jr dan Roger Gate. 2001. Riset Pemasaran edisi Bahasa Kontemporer, Indonesia. Buku Kedua. Jakarta: Salemba Empat Santoso, Singgih. 2000. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Gramedia (PT. Salemba Empat Patria) Schiffman, Leon G and Leslie Lazar Mowen, John C., Michael Minor. 2002. Perilaku Konsumen. Edisi 5. Buku Kanuk. 2008. Consumer Behavior. USA: Prentice Hall Inc 1. Erlangga. Jakarta Sekaran, Uma. 2007. Research Methods Mowen, John C., Michael Minor. 2002. For Business: Untuk Metodologi Perilaku Konsumen. Edisi 5. Buku Penelitian Bisnis. 2. Erlangga. Jakarta Terjemahan oleh Kwan. Men Yon, 2011, Edisi 4. Buku 1. Salemba Nazir, Muhammad. 1999. Metode Empat. Jakarta Penelitian. Jakarta: Ghalia Indah Sekaran, Uma. 2007. Research Methods Nigam, Ashutosh and Rajiv Kaushik. 2011. Impact of Brand Equity on For Business: Penelitian Untuk Metodologi Bisnis. Terjemahan oleh Kwan. Men Yon, Analisa Perilaku Konsumen. 2011 Edisi 4. Buku 2. Salemba Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta Empat. Jakarta Swastha, Basu DH dan Irawan. 2001. Simamora, Bilson. 2004. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES Singarimbun, M dan Sofian, E. 2002. Metode Penelitian Survei. Jakarta: PT Pustaka LP3ES Indonesia Sugiarta dan Harijono. 2000. Peramalan Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta Baymedia Publishing Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta Surachman. 2008. Manajemen Fakultas Dasar-Dasar Merek. Ekonomi Malang: Universitas Brawijaya Malang Swastha, Basu DH dan T. Hani Handoko. 2000. Manajemen Pemasaran, Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Penerbit Liberty