PENGARUH KESADARAN MEREK, ASOSIASI

advertisement
PENGARUH KESADARAN MEREK, ASOSIASI MEREK, PERSEPSI KUALITAS
dan LOYALITAS MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ROKOK
MEREK SAMPOERNA MILD
(Studi Pada Mahasiswa Universitas Brawijaya Malang)
Oleh:
Muhammd Hifni Bek
Dosen Pembimbing:
Dr. Achmad Helmy Djawahir, SE.
RINGKASAN
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh munculnya fenomena persaingan yang saat ini
meramaikan persaingan pasar khususnya untuk kategori produk rokok Mild. Penelitian ini
mengulas upaya merek sampoerna mild untuk mempertahankan posisinya sebagai market
leader dengan cara membentuk ekuitas merek yang dimiliki sekuat mungkin. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, dan
loyalitas merek terhadap keputusan pembelian rokok merek sampoerna mild pada mahasiswa
Universitas Brawijaya Malang.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Explanatory Research. Teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini menggunakan metode kuesioner dengan menggunakan teknik
purposive sampling terhadap 100 orang responden yang merupakan konsumen Sampoerna
mild. Metode analisis data dilakukan dengan regresi linear berganda menggunakan software
SPSS 17.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan dan secara parsial variabel
Kesadaran Merek, Asosiasi Merek, Persepsi Kualitas, dan Loyalitas Merek berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian rokok merek Sampoerna mild dan
variabel paling dominan adalah Loyalitas Merek. Analisis koefisien determinasi didapat nilai
Adjusted R Square sebesar 0,594, yang berarti variabel Kesadaran Merek, Persepsi Kualitas,
Asosiasi Merek, dan Loyalitas Merek mempunyai pengaruh sebesar 59,4% terhadap
keputusan pembelian rokok merek sampoerna mild.
Kata Kunci: Kesadaran Merek, Asosiasi Merek, Persepsi Kualitas, Loyalitas Merek,
Keputusan Pembelian
THE INFLUENCE OF BRAND AWARENESS, BRAND ASSOCIATION, PERCEIVED
QUALITY and BRAND LOYALITY TO PURCHASE DECISION OF CIGARETTES
WITH BRAND SAMPOERNA MILD
(Studies At Brawijaya University Students Malang)
By:
Muhammd Hifni Bek
Supervisor Lecturer:
Dr. Achmad Helmy Djawahir, SE.
SUMMARY
This study is motivated by growing phenomenon about competition that joint in market
competition especially for mild cigarettes products. Particularly, this study examines the
efforts by sampoerna mild to maintain its position as market leader by forming strong brand
equity. This study aims to determine the effect of brand awareness, brand association,
perceived quality, and brand loyalty to the purchasing decision of sampoerna mild cigarette
brands at Brawijaya University student.
This type of research is Explanatory Research. Data collection techniques in this This
study using questionnaires using purposive sampling of 100 respondents who are consumers
Sampoerna mild. Methods of data analysis performed by multiple linear regression using
SPSS 17 software.
The results showed that simultaneously and partialyl variable Brand Awareness,
Brand Association, Perceived Quality and Brand Loyalty have positive and significant impact
on purchasing decisions of sampoerna mild cigarette brands and the most dominant variable
is the Brand Loyalty. Analysis of the coefficient of determination obtained Adjusted R Square
of 0.594, which means that the variable Brand Awareness, Perceived Quality, Brand
Association and Brand Loyalty of 59.4% has an influence on purchasing decisions sampoerna
mild cigarette brands.
Keywords : Brand Awareness, Brand Association, Perceived Quality, Brand Loyalty,
Purchase Decision
suatu produk. Suatu merek bukan hanya
BAB I
sekadar nama atau pembeda antara suatu
PENDAHULUAN
Persaingan
perusahaan
produk dengan produk lain. Merek lebih
untuk
memberikan asosiasi tertentu dalam benak
memperebutkan konsumen pada saat ini
konsumennya. Banyak perusahaan yang
tidak lagi terbatas pada atribut fungsional
menjual produknya di pasar, sehingga
produk seperti kegunaan suatu produk.
produsen dari produk
Keputusan konsumen untuk membeli suatu
memiliki tanda, simbol atau desain yang
produk lebih ditekankan pada citra merek
berfungsi sebagai alat identifikasi dan
yang mampu memberikan citra terhadap
deferensiasi produk lain. Hal ini dilakukan
tersebut
harus
agar produsen
dapat
bersaing dalam
yang lama. Oleh karena itu, pengetahuan
merebut pasar. Maka dari itu, perusahaan
tentang elemen-elemen ekuitas merek dan
harus jeli dalam memberi merek pada
pengukurannya sangat diperlukan untuk
produknya.
menyusun
Kesuksesan suatu bisnis atau produk
langkah
meningkatkan
strategis
eksistensi
dalam
merek
yang
tergantung pada kemampuan target pasar
akhirnya dapat meningkatkan keuntungan
dalam membedakan satu produk dengan
perusahaan.
produk lainnya. Merek adalah alat utama
Ekuitas berbasis konsumen dapat
yang digunakan oleh pemasar untuk
didefinisikan sebagai efek pembeda dari
membedakan produk mereka dari produk
pengetahuan merek yang dimiliki oleh
pesaingnya.
respon
Merek
pada
hakikatnya
konsumen tentang komunikasi
merupakan janji penjual untuk secara
pemasaran yang dilakukan oleh merek.
konsisten memberi seperangkat atribut,
Suatu merek dapat dikatakan memiliki
manfaat dan pelayanan. Merek juga sangat
ekuitas positif apabila konsumen merasa
bernilai karena mampu mempengaruhi
lebih baik menggunakan suatu produk dan
pilihan atau preferensi konsumen. Merek
tertarik
yang dibangun dengan penciptaan struktur
dipasarkan. Suatu merek dengan ekuitas
mental
berbasis
yang
berhubungan
dengan
pada
cara
pelanggan
produk
dapat
tersebut
menerima
perusahaan akan membantu konsumen
perpanjangan lini suatu produk tetapi
dalam melakukan keputusan pembelian.
kurang sensistif terhadap perubahan harga
Lebih jauh, merek suatu produk dapat
dan pengurangan frekuensi pemabayaran
dianggap sebagai suatu aset terbesar bagi
iklan. Pelanggan justru akan semakin gigih
perusahaan karena merek yang sudah
untuk mencari produk/merek tersebut ke
sukses di pasar mempunyai potensi yang
saluran distribusi. Suatu merek dikatakan
besar
memiliki
untuk
mampu
menghasilkan
keuntungan bagi perusahaan.
memiliki ekuitas merek (brand equity)
kuat
dapat
apabila
aktivitas merek tersebut. (Surachman S.A.,
2008)
yang kuat. Suatu merek dengan ekuitas
yang
negatif,
konsumen bereaksi kurang baik terhadapa
Merek yang prestisius dapat disebut
merek
ekuitas
membentuk
Suatu perusahaan dengan produk
yang kuat, dapat disebut memiliki ekuitas
landasan
merek
yang
kuat
(brand
merek (brand equity) yang kuat sehingga
platform)
yang
kuat
dan
mampu
saat ini merek bukan lagi sekadar nama
mengembangkan keberadaan suatu merek
atau
pembeda
dengan
produk-produk
dalam persaingan dengan jangka waktu
pesaing, tetapi sudah menjadi salah satu
faktor penting dalam keunggulan bersaing
(Kotler,
2000).
konsumen
Merek
sebuah
1) Brand
memberikan
sumber
pilihan,
Awareness
Merek)
2) Brand
menyederhanakan keputusan, menawarkan
Merek)
jaminan mutu dan mengurangi risiko,
3) Perceived
membantu mengekspresikan diri, serta
menawarkan persahabatan dan kesenangan
Rangkuti
(Asosiasi
Quality
(Persepsi
4) Brand Loyalty (Loyaliatas Merek)
Salah satu alasan utama dalam usaha
ekuitas
adalah
Association
Kualitas)
(Simamora, 2000).
Analisa
(Kesadaran
merek
“Kegiatan
menurut
untuk
meningkatkan
ekuitas
merek
adalah
meningkatnya loyalitas konsumen terhadap
memperoleh informasi untuk menyusun
merek.
strategi agar merek tersebut menjadi merek
menghasilkan
yang kuat” (Rangkuti, 2004). Berdasarkan
kepercayaan terhadap merek. Ini artinya,
sudut pandang konsumen, ekuitas merek
sebuah ekuitas merek juga ditentukan oleh
melibatkan suatu sikap merek positif yang
tingkat loyalitas konsumen. Berkaitan
kuat terhadap suatu merek yang dipasarkan
dengan kajian ilmu komunikasi pemasaran,
kepada kepercayaan dan arti baik, serta
nilai ekuitas merek dapat dikaitkan sebagai
dapat diakses dari dalam ingatan dan
sebuah respons terhadap seluruh kegiatan
mudah diaktifkan (Paul & Olson, 2000).
komunikasi
Menurut
perspektif
sebuah
perusahaan. Semua usaha komunikasi
merek
memiliki
sebesar
pemasaran pada akhirnya ditujukan untuk
pengenalan konsumen atau merek tersebut
menciptakan dan meningkatkan ekuitas
dan menyimpannya dalam memori mereka
(kekuatan)
beserta asosiasi merek yang mendukung
membangun loyalitas yang kuat (Shimp,
kuat dan unik (Keller dan Shimp, 2003).
2003).
konsumen
ekuitas
Ekuitas merek dalam perspektif
Loyalitas
merek
peningkatan
yang
merek
Semakin
akan
nilai-nilai
dilakukan
yang
positif
berkembangnya
oleh
serta
zaman,
konsumen ini terdiri atas dua bentuk
rokok telah menjadi salah satu kebutuhan
pengetahuan
pelengkap
tentang
merek
yaitu
bagi
beberapa
kalangan.
kesadaran merek (brand awareness) dan
Definisi Kebutuhan itu sendiri adalah suatu
citra merek (brand image). Aaker dalam
keinginan terhadap benda atau jasa yang
Rangkuti (2004), mengindikasikan empat
pemuasannya dapat dilakukan baik bersifat
faktor utama dalam ekuitas merek, yaitu
jasmani maupun rohani. Rokok biasanya
sebagai berikut:
dijual dalam bungkusan berbentuk kotak
atau
kemasan
kertas
yang
dapat
dimasukkan dengan mudah ke dalam
Berdasarkan uraian di atas, maka
kantong. Sejak beberapa tahun terakhir,
perlu diadakan kegiatan kajian lebih lanjut
bungkusan-bungkusan
tentang merek rokok Sampoerna Mild,
tersebut
juga
umumnya disertai pesan kesehatan yang
melalui
memperingatkan perokok akan bahaya
“Pengaruh Kesadaran Merek, Asosiasi
kesehatan yang dapat ditimbulkan dari
Merek, Persepsi Kualitas Dan Loyalitas
merokok, misalnya kanker paru-paru atau
Merek Terhadap Keputusan Pembelian
serangan
Rokok Merek Sampoerna Mild Pada
jantung
(walaupun
pada
kenyataannya itu hanya tinggal hiasan,
penelitian
yang
berjudul
Mahasiswa Universitas Brawijaya”.
yang jarang sekali dipatuhi).
Dengan dilakukannya penelitian ini,
Mengetahui peminat rokok yang
dapat diketahui pengaruh dari konsep
cukup besar, di Indonesia banyak berdiri
ekuitas
merek
terhadap
produsen rokok yang cukup terkenal, salah
pembelian rokok merek sampoerna mild.
satunya adalah PT Hanjaya Mandala
Selain itu, melalui penelitian ini dapat
Sampoerna Tbk (H.M. Sampoerna). H.M.
diketahui pula seberapa besar pengaruh
Sampoerna memproduksi sejumlah merek
dari
rokok kretek yang dikenal luas, seperti
keputusan pembelian dan variabel yang
Sampoerna Kretek, A Mild, serta “Raja
paling
Kretek” yang legendaris Dji Sam Soe.
pembelian rokok merek sampoerna mild
H.M. Sampoerna adalah afiliasi dari PT
pada mahasiswa universitas brawijaya.
masing-masing
dominan
keputusan
variable
dalam
terhadap
keputusan
Philip Morris Indonesia dan bagian dari
Philip
Morris
International,
produsen
rokok terkemuka di dunia.
Penelitian ini akan dilakukan pada
para
mahasiswa
yang
diperoleh
di
Universitas Brawijaya Malang. Universitas
Brawijaya Malang merupakan salah satu
universitas
dengan
jumlah mahasiswa
terbesar di kota Malang. Oleh karena itu
mahasiswa
Universitas
Brawijaya
dianggap dapat mewakili beberapa segmen
pasar rokok khususnya rokok dengan
merek Sampoerna Mild di Kota Malang.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian
sebelumnya
maka dapat dirumuskan permasalahan
penelitian sebagai berikut:
1. Apakah
kesadaran
terdapat
pengaruh
merek
terhadap
keputusan pembelian rokok merek
sampoerna mild?
2. Apakah terdapat pengaruh asosiasi
merek
terhadap
keputusan
pembelian rokok merek sampoerna
mild?
3. Apakah terdapat pengaruh persepsi
kualitas
terhadap
Kotler dan Amstrong juga Keller
keputusan
pada Erna Ferriandewi (2008) berpendapat
pembelian rokok merek sampoerna
bahwa merek adalah nama, istilah, tanda,
mild?
symbol,
4. Apakah terdapat pengaruh loyalitas
merek
terhadap
desain
atau
kombinasi
keseluruhannya, yang ditujukan untuk
keputusan
mengidentifikasi barang atau jasa yang
pembelian rokok merek sampoerna
ditawarkan perusahaan sekaligus sebagai
mild?
fungsi diferensiasi produk.
BAB II
Ekuitas Merek
Aaker (1997) menyatakan bahwa
TINJAUAN PUSTAKA
“ekuitas merek adalah seperangkat aset
Pengertian Pemasaran
dan liabilitas
merek
yang berrkaitan
Pemasaran sebenarnya lebih dari
dengan suatu merek, nama atau simbolnya
sekedar mendistribusikan barang kepada
yang dapat menambah atau mengurangi
konsumen. Pemasaran yang sesungguhnya
nilai yang diberikan oleh sebuah barang
meliputi semua tahapan, yaitu mulai dari
atau jasa kepada perusahaan atau para
penciptaan produk hingga kepelayanan
pelanggan perusahaan”.
purna jual setelah transaksi penjualan
terjadi. Tahapan-tahapan itu sendiri saling
berhubungan satu sama lain, dalam rangka
mempertahankan
kelangsungan
hidup,
berkembang mendapatkan laba.
Kotler
(2009)
individu
mengemukakan,
dan
kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan
dan
inginkan
menawarkan,
dengan
dan
menciptakan,
secara
bebas
mempertukarkan produk yang bernilai
dengan pihak lain.
Merek
(2008) memberikan definisi dari sudut
pandang psikologi kognitif, menurunnya
consumer brand-equity sebagai efek dari
diferensiasl
pemasaran adalah suatu proses social yang
didalamnya
Sedangakn Keller dalam Ferriandewi
pengetahuan
konsumen
tentang merek pada respon konsumen
terhadap pemasaran sebuah merek.
Menurut
Aaker
dalam
Rangkuti
(2004), empat kategori utama ekuitas
merek adalah Kesadaran Merek (Brand
Awareness),
Asosiasi
Merek
(Brand
Association), Persepsi Kualitas (Perceived
Quality), Loyalitas Merek (Brand Loyalty).
1. Pengertian kesadaran merek adalah
kesanggupan seorang calon pembeli
untuk
mengenali
atau
mengingat
tinggi identik dengan harapan-harapan
kembali bahwa suatu merek merupakan
bagian dari kategori produk tertentu
yang rendah (Aaker, 1997)
4. Pengertian
loyalitas
merek
adalah
(Aaker, 1997). Peran brand awareness
ukuran kesetiaan konsumen terhadap
dalam
suatu
keseluruhan
ekuitas
merek
merek.
Loyalitas
merek
tergantung dari sejauh mana tingkatan
merupakan inti dari ekuitas merek yang
kesadaran yang dicapai oleh merek.
menjadi
2. Pengertian asosiasi menurut Aaker
(1997)
adalah
segala
hal
gagasan
sentral
dalam
pemasaran, karena hal ini merupakan
yang
satu
ukuran
keterkaitan
seorang
berkaitan dengan ingatan mengenai
pelanggan terhadap merek. Apabila
merek. Asosiasi itu tidak hanya eksis,
loyalitas
namun juga memiliki suatu tingkatan
kerentanan kelompok pelanggan dari
kekuatan.
suatu
serangan competitor dapat dikurangi.
merek akan lebih kuat apabila dilandasi
Hal ini merupakan suatu indikator dari
pada
atau
ekuitas merek yang berkaitan dengan
untuk
perolehan laba di masa yang akan
Berbagai
datang karena loyalitas merek secara
Keterkaitan
banyak
pada
pengalaman
penampakan
mengkomunikasikannya.
merek
meningkat,
asosiasi yang diingat konsumen dapat
langsung
dirangkai sehingga membentuk citra
penjualan di masa depan (Rangkuti,
tentang merek atau brand image di
2004).
dalam benak konsumen (Rangkuti,
2004:43).
3. Pengertian persepsi kualitas menurut
Aaker
(1997)
pelanggan
adalah
terhadap
persepsi
keseluruhan
kualitas atau keunggulan suatu produk
atau jasa layanan yang berkualitas
dengan
maksud
Persepsi
kualitas
yang
diharapkan.
berbeda
dengan
kepuasan. Seorang pelanggan bisa
dipuaskan
karena
ia
mempunyai
harapan yang rendah terhadap tingkat
kinerjanya.
Persepsi
kualitas
yang
dapat
diartikan
maka
sebagai
Keputusan Pembelian
Pengertian
keputusan
pembelian
menurut HelgaDrumond (2003:68), adalah
mengidentifikasikan semua pilihan yang
mungkin untuk memecahkan persoalan itu
dan
menilai
pilihan-pilihan
secara
sistematis dan obyektif serta sasaransasarannya yang menentukan keuntungan
serta kerugiannya masingmasing.
Definisi keputusan pembelian menurut
Nugroho
(2003:38)
pengintegrasian
yang
adalah
proses
mengkombinasi
sikap pengetahuan untuk mengevaluasi dua
atau lebih perilaku alternatif, dan memilih
cenderung memilih merek dengan persepsi
salah satu diantaranya.
yang baik atau yang mereka sukai. Faktor
eksternal berupa sikap orang lain. Orang
Tahap-tahap proses pembelian
Tahap-tahap proses pembelian menurut
Kotler&Kelller (2009) meliputi :
Proses pengambilan keputusan pembelian
dimulai dari pengenalan masalah atau
kebutuhan. Kebutuhan dapat muncul dari
internal
dan
dianggap resiko yang diterima besar bila
membeli produk tersebut.
1. Pengenalan Masalah
rangsangan
juga dapat menunda pembeliannya jika
eksternal.
Rangsangan internal meliputi rasa lapar,
haus, dan lain-lain. Rangsangan eksternal
meliputi saran dari kelompok acuan,
5. Perilaku Pasca Pembelian
Konsumen akan mengevaluasi produk
yang telah dibelinya apakah memuaskan
atau
tidak.
Apabila
memuaskan
konsumen
maka
produk
ada
tersebut
tersebut
kemungkinan
akan
melakukan
pembelian ulang.
melihat iklan.
Hubungan Kesadaran Merek Dengan
2. Pencarian Informasi
Keputusan Pembelian
Konsumen yang terangsang kebutuhannya
akan terdorong untuk mencari informasi
yang
lebih
banyak
guna
memenuhi
kebutuhannya.
tahap
ini
konsumen
juga
mempertimbangkan alternatif lain yang
dapat
digunakan
dalam
memenuhi
kebutuhannya. Konsumen akan memilih
pada atribut yang memberi manfaat yang
dicari.
tahap
dimana
konsumen
menentukan bentuk niat pembelian. Dalam
menentukan
dipengaruhi
keputusan
oleh
(Brand
kesanggupan
seorang
mengenali
kembali
dan
bahwa
merupakan
produk
calon
bagian
tertentu.
pembeli
mengingat
suatu
merek
dari
kategori
Kesadaran
akan
merek bukan hanya satu daya ingat
saja
namun
juga
suatu
proses
pembelajaran bagi konsumen terhadap
suatu merek yang pada akhirnya daya
4. Keputusan Pembelian
Merupakan
Merek
Awareness) (Aaker, 1997) merupakan
untuk
3. Evaluasi Alternatif
Pada
Kesadaran
tersebut
faktor internal
dan
eksternal. Faktor internal berupa persepsi
konsumen terhadap merek. Konsumen
ingat
tersebut
pertimbangan
dapat
bagi
menjadi
konsumen
suatu
dalam
membeli suatu merek (Aaker, 1997).
Ada empat tingkatan kesadaran merek,
yaitu unaware brand (tidak menyadari
merek),
brand
(pengenalan
merek),
recognition
brand
recall
(pengingatan
(puncak
kembali),
pikiran).
perusahaan
top
merek
menjadikan
mind
kualitas yang tercipta dari sebuah merek
utama
dapat memberikan penilaian yang positif
meningkatkan
terhadap suatu merek (Rahmawati, 2002).
Tujuan
untuk
kesadaran
of
yaitu
mereknya
top
of
untuk
Ketika
mind
terbentuk
pada kategori produk tertentu.
Hubungan
Asosiasi
merek
Merek
Dengan
merek
mengingat
(Brand
Association)
pada
saat
konsumen
sebuah merek. Keterkaitan
tersebut berupa asosiasi terhadap beberapa
hal
dikarenakan
persepsi
dikenal,
kualitas
akan
konsumen
dipersepsikan baik oleh konsumen akan
memudahkan suatu produk untuk diterima
merupakan kumpulan keterkaitan dari
sebuah
sudah
terhadap produk tersebut. Kualitas yang
Keputusan Pembelian
Asosiasi
merek
informasi
yang
oleh pasar serta memudahkan konsumen
dalam
melakukan
pemilihan
merek
sebelum membeli.
Hubungan Loyalitas Merek Dengan
Keputusan Pembelian
Loyalitas
merek
(Brand
loyalty)
disampaikan kepada konsumen melalui
merupakan bentuk perilaku pelanggan
atribut produk, organisasi, personalitas,
yang loyal terhadap merek dan tidak
simbol,
berganti
ataupun
komunikasi
(Aaker,
merek.
Sedangkan
menurut
1997). Asosiasi tidak hanya eksis tetapi
Assael (1995) loyalitas merek didasarkan
memiliki suatu tingkat kekuatan. Asosiasi
atas perilaku konsisten pelanggan untuk
merek yang kuat akan membentuk citra
membeli sebuah merek sebagai bentuk
merek yang kuat pula serta memberikan
proses
beberapa alasan bagi calon membeli untuk
kemampuan
memilih
kebutuhannaya. Selain sebagai bentuk
dan
membeli
produk
yang
pembelajaran
pelanggan
merek
memenuhi
informasinya sudah jelas diterima oleh
perilaku
calon pembeli.
loyalitas merek juga merupakan bentuk
Hubungan Persepsi Kualitas Dengan
Keputusan Pembelian
Persepsi
kualitas
pembelian
atas
yang
konsisten,
sikap positif pelanggan terhadap sebuah
merek di atas merek lainnya (Dharmmesta,
1999). Loyaliats merek secara lansung
(Perceived
empengaruhi
pikiran
seorang
calon
Quality) (Simamora, 2002) adalah persepsi
pembeli untuk membeli produk dengan
pelanggan terhadap suatu produk atau
merek yang sama dari waktu ke waktu,
layanan ditinjau dari fungsinya secara
dengan adanya loyalitas merek pembeli
relatif dengan produk-produk lain. Persepsi
sudah tidak perlu lagi melalui tahapan-
Secara
skematis,
model
kerangka
tahapan dalam keputusan pembelian.
konseptual dalam penelitihan ini terlihat
Hubungan Ekuitas Merek terhadap
pada gambar sebagai berikut :
keputusan pembelian
Menurut David A. Aker dalam andi M.
X1
Shadat (2009 : 53) memberikan pengertian
bahwa ekuitas merek adalah serangkaian
aset dan kewajiban yang terkait dengan
X2
Y
X3
sebuah merek, nama, dan simbol yang
menambah atau nilai yang di berikan
sebuah
produk
perusahaan
atau
atau
jasa
X4
kepada
pelanggan.
Hasil
penelitian Imroatul, (2013), deby dan dyah
Hipotesis I
(2013), Wirastomo (2012) menunjukkan
pengaruh yang signifikan antara variabel
Terdapat pengaruh Kesadaran Merek (X1)
bebas yang meliputi: kesadaran merek,
terhadap Keputusan Pembelian (Y)
persepsi kualitas, asosiasi merek dan
Hipotesis II
loyalitas
merek
terhadap
keputusan
Terdapat pengaruh Asosiasi Merek (X2)
pembelian.
terhadap Keputusan Pembelian (Y)
Kerangka Konseptual
Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis
Pengaruh
kesadaran
merek,
persepsi
kualitas, asosiasi merek, dan loyalitas
merek
terhadap
keputusan
pembelian
Adapun teori teori yang akan di jadikan
landasan
dalam
membuat
Hipotesis III
Terdapat pengaruh Persepsi Kualitas (X3)
terhadap Keputusan Pembelian (Y)
Hipotesis IV
kerangka
konseptual adalah : elemen-elemen dari
ekuitas merek yaitu kesadaran merek
(Aaker, 1997), asosiasi merek (Aaker,
Terdapat pengaruh Loyalitas Merek (X4)
terhadap Keputusan Pembelian (Y)
BAB III
1997), persepsi kualitas (Aaker, 1997), dan
loyalitas merek
(Aaker, 1997),
keputusan pembelian (Kotler, 2008)
serta
METODE PENELITIAN
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah
ditetapkan, maka jenis penelitian yang
digunakan adalah explanatory research
atau
penelitian
penjelasan.
Menurut
Singarimbun dan Effendi (2006) penelitian
penjelasan (explanatory research) adalah
penelitian yang menjelaskan hubungan
kausal antara variabel-variabel melalui
pengujian hipotesis.
(k-1)
Keterangan :
r
= reliabilitas instrumen
k
=
banyaknya
butir
pertanyaan
UJI VALIDITAS
Valid tidaknya suatu item instrumen dapat
∂1b
= jumlah varians butir
∂2
= varians total
1
diketahui dengan membandingkan indeks
korelasi product moment pearson dengan
Instrumen dapat dikatakan reliabel
taraf signifikasi sebesar 5% sebagai nilai
jika perhitungan validitas lebih besar dari
kritisnya. Jika 100 data yang digunakan
nilai kritisnya pada taraf signifikan 0,05 (α
dalam penelitian ini 100% valid, maka data
= 5%) dan dengan menggunakan uji
siap untuk diproses lebih lanjut. Selain itu
AlphaCronbach, suatu variabel dikatakan
juga dapat digunakan perbandingan antara
reliabel jika nilai Cronbach Alpha lebih
rhitung dengan rtabel dengan kriteria sebagai
besar dari 0,60.
berikut:
Analisis Regresi Linier Berganda
Gujarati
rhitung > rtabel
:
valid
rhitung < rtabel
: tidak valid
dalam
Imam
Ghozali
(2006) menjelaskan bahwa analisis regresi
pada dasarnya adalah studi mengenai
ketergantungan variabel dependen (terikat)
Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada satu
pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai
alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik (Arikunto, 2002).
Reliabilitas dihitung dengan menggunakan
rumus koefisien Alpha Cronbach, sebagai
dengan satu atau lebih variabel independen
(variabel penjelas/ bebas), dengan tujuan
untuk mengestimasi atau memprediksi
rata-rata populasi atau nilai rata-rata
variabel
dependen
berdasarkan
nilai
variabel independen yang diketahui.
Perumusan model analisis linier
berganda yang dapat digunakan adalah
berikut:
sebagai berikut (Sugiyono, 2005: 211) :
r=
k
Σ∂1
b
11
∂
2
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3+b4X4
Pengujian Hipotesis
Sugiyono (2004:184) uji t dapat dicari
Uji F
dengan rumus sebagai berikut :
Uji F digunakan untuk menguji
variabel-variabel bebas secara bersama-
T=
r n2
sama terhadap variabel terikat.
Seperti
yang
dikemukakan
1 r2
Dimana :
Sugiyono (2004:190) dengan rumus :
t
F=
R2 / k
1  R 2 / n  k  1

dibandingkan dengan ttabel

r
n
= Fhitung yang selanjutnya
dibandingkan dengan Ftabel
R2
=
korelasi
parsial
yang
ditemukan
Dimana :
F
= thitung yang selanjutnya
= jumlah sampel
Pengujian ini dilakukan dengan
= koefisien determinasi
cara membandingkan thitung dan ttabel dengan
tingkat signifikansi t < 0.05 (5%) dan pada
N
= jumlah sampel
k
= jumlah variabel bebas
tingkat derajat bebas df = n-k-1. Jika thitung
> ttabel maka secara parsial variabel bebas
berpengaruh signifikan terhadap variabel
Uji ini memiliki kriteria sebagai
terikat, begitu juga sebaliknya.
berikut :
Uji Dominan
Fhitung > Ftabel dengan signifikasi F
Sritua Arief dalam Damanik (2001:62)
di bawah 0.05 (5%). Jika Fhitung > Ftabel
menyatakan untuk menentukan variabel
maka secara simultan variabel bebas
bebas yang paling menentukan (dominan)
berpengaruh terhadap variabel terikat, dan
dalam
sebaliknya jika Fhitung < Ftabel maka variabel
variabel dalam suatu model regresi linear,
bebas tidak berpengaruh terhadap variabel
maka gunakanlah koefisien Beta (Beta
terikat.
Coefficient) dengan angka yang terbesar
mempengaruhi
nilai
dependen
diantara yang lain.
Uji t
Uji t berfungsi untuk mengetahui
Analisis Data
pengaruh variabel bebas secara parsial
terhadap
variabel
terikat.
Menurut
Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linier berganda berfungsi
berpengaruh terhadap keputusan
untuk
dan
pembelian
pengaruh antara satu variabel terikat
Kesadaran
terhadap dua/ lebih variabel bebas. Untuk
mempunyai Sig.α sebesar 0,040
mengetahui
artinya variabel ini berpengaruh
menganalisis
hubungan
tingkat
ekuitas
merek
(Y).
Pada
merek
variabel
(X1)
terhadappembelian produk rokok dengan
signifikan
merek Sampoerna Mild pada kalangan
pembelian (Y) karena Sig.α < 0,05.
mahasiswa Universitas Brawijaya Malang,
terhadap
ini
keputusan
2. b2= 0,209
maka dilakukan analisis regresi linier
Koefisien regresi variabel Asosiasi
berganda antara variabel-variabel berikut
Merek (X2) sebesar 0,209 memiliki
ini : Kesadarn Merek
(X1), Asosiasi
tanda positif yang menunjukkan
Merek (X2), Persepsi Kualitas (X3), dan
bahwa variabel ini berpengaruh
Loyalitas Merek (X4) terhadap keputusan
terhadap keputusan pembelian (Y).
pembelian produk (Y).
Pada variabel Asosiasi merek (X2)
Dalam
standardized
regression,
ukuran variabel atau ukuran jawabannya
telah
disamakan.
Adapun
persamaan
regresi yang didapatkan sebagai berikut :
Y = b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4
Y = 0,188X1 + 0,209X2 + 0,217X3 +
0,298X4
Y = Yaitu variabel terikat yang nilainya
akan diprediksi oleh variabel bebas. Pada
penelitian ini yang menjadi variabel terikat
adalah keputusan pembelian yang nilainya
akan diprediksi oleh variabel Kesadarn
Merek (X1), Asosiasi Merek (X2), Persepsi
Kualitas (X3), dan Loyalitas Merek (X4).
1. b1 = 0,188
Koefisien
regresi
variabel
Kesadaran Merek (X1) sebesar
0,188 memiliki tanda positif yang
menunjukkan bahwa variabel ini
ini mempunyai Sig.α sebesar 0,045
artinya variabel ini berpengaruh
signifikan
terhadap
keputusan
pembelian (Y) karena Sig.α < 0,05.
3. b3= 0,217
Koefisien regresi variabel Perspsi
Kualitas
(X3)
memiliki
tanda
sebesar
0,217
positif
yang
menunjukkan bahwa variabel ini
berpengaruh terhadap keputusan
pembelian
(Y).
Pada
Persepsi
kualitas
variabel
(X3)
ini
mempunyai Sig.α sebesar 0,044
artinya variabel ini berpengaruh
signifikan
terhadap
keputusan
pembelian (Y) karena Sig.α < 0,05.
4. b4= 0,298
Koefisien regresi variabel Loyalitas
merek(X4) sebesar 0,298 memiliki
tanda positif yang menunjukkan
bahwa variabel ini berpengaruh
disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha
terhadap keputusan pembelian (Y).
diterima, artinya terdapat pengaruh secara
Pada variabel Loyalitas merek (X4)
simultan antara variabel Kesadaran Merek
ini mempunyai Sig.α sebesar 0,002
(X1),
artinya variabel ini berpengaruh
Kualitas(X3),
signifikan
terhadap variabel keputusan pembelian
terhadap
keputusan
pembelian (Y) karena Sig.α < 0,05.
Asosiasi
Merek
(X2),
Loyalitas
Persepsi
merek(X4)
produk rokok dengan merek Sampoerna
Mild (Y).
Koefisien Determinasi (R2)
Model regresi tersebut memiliki koefisien
determinasi (R2) sebesar 0,594. Dapat
Uji T (Parsial)
a. Variabel Kesadaran Merek(X1)
disimpulkan bahwa kontribusi variabel
Variabel X1 memiliki nilai koefisien
independen yang terdiri dari variabel
regresi yang telah di standardized sebesar
Kesadaran Merek (X1), Asosiasi Merek
0,188. Didapatkan nilai thitung sebesar 2,083
(X2), Persepsi Kualitas(X3), Loyalitas
dan didapatkan nilai signifikan sebesar
merek(X4) dapat mempengaruhi variabel
0,040. Nilai statistik uji thitung tersebut lebih
dependen
(Y)
kecil daripada ttabel (2,083> 1,985) dan nilai
sebesar 59,4% dan sisanya sebesar 40,6%
signifikan lebih kecil daripada α = 0,05.
dijelaskan oleh faktor lain yang tidak
Pengujian ini menunjukkan bahwa H0
dibahas dalam penelitian ini. Factor lain
ditolak dan Ha diterima, dapat disimpulkan
tersebut antara lain harga produk, promosi
bahwa variabel kesadaran merek (X1)
dan bauran pemasaran serta ditribusi dan
berpengaruh signifikan terhadap variabel
masih banyak yang lainnya.
keputusan pembelian (Y).
keputusan
pembelian
Uji F (Simultan)
Sari uji SPSSdidapati bahwa nilai df1= 4
b. Variabel Asosiasi Merek (X2)
dan df2= 95diperoleh nilai F tabel sebesar
Variabel X2 memiliki nilai koefisien
2,467. Berdasarkan Tabel 4.14, pengujian
regresi yang telah di standardized sebesar
hipotesis model regresi secara simultan
0,209. Didapatkan nilai thitung sebesar
atau secara serentak menggunakan uji F
2,028dan
dapat dilihat Fhitung lebih besar daripada
sebesar 0,045. Nilai statistik uji thitung
Ftabel (34,808> 2,467) dan signifikansi
tersebut lebih besar daripada ttabel (2,028>
sebesar 0,000 yang berarti lebih kecil dari
1,985) dan nilai signifikan lebih kecil
alpha
daripada
(α)
=
0,05.
Sehingga
dapat
didapatkan
α
=
0,05.
nilai
signifikan
Pengujian
ini
menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha
diterima,
dapat
disimpulkan
(Y).
bahwa
variabel Asosiasi Merek (X2) berpengaruh
Pembahasan
Dalam
signifikan terhadap variabel keputusan
pembelian (Y).
bagaimana
c. Variabel Persepsi Kualitas (X3)
Variabel X3 memiliki nilai koefisien
regresi yang telah di standardized sebesar
ekuitas
penelitian
pengaruh
merek
ini
dijelaskan
variabel-variabel
pada
rokok
merek
sampoerna mild dapat menumbuhkan suatu
penilaian
oleh
konsumen
sehingga
0,217. Didapatkan nilai thitung sebesar
2,045dan
didapatkan
nilai
signifikan
memutuskan untuk membeli. Berdasarkan
sebesar 0,044. Nilai statistik uji thitung
pengujian
hipotesis
dinyatkan
bahwa
tersebut lebih kecil daripada ttabel (2,045 >
variabel ekuitas merek yang terdiri dari
1,985) dan nilai signifikan lebih besar
daripada
α
=
0,05.
Pengujian
ini
variabel Kesadaran Merek (X1), Asosiasi
menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha
Merek
diterima,
Loyalitas merek (X4)memiliki pengaruh
dapat
disimpulkan
bahwa
(X2),
Persepsi
Kualitas
(X3),
variabelPerspsi Kualitas (X3) berpengaruh
signifikan terhadap variabel keputusan
yang signifikan (pengaruh seccara simultan
maupun secara parsial) terhadap keputusan
pembelian (Y).
d. Variabel Loyalitas merek (X4)
pembelian rokok merek sampoerna mild
Variabel X4 memiliki nilai koefisien
pada mahasiswa Universitas Brawijaya
regresi yang telah di standardized sebesar
Malang.
0,298. Didapatkan nilai thitung sebesar 3,251
dan didapatkan nilai signifikan sebesar
Pengaruh Kesadaran Merek Terhadap
0,002. Nilai statistik uji thitung tersebut lebih
besar daripada ttabel (3,251> 1,985) dan
nilai signifikan lebih kecil daripada α =
Keputusan Pembelian
Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa
0,05. Pengujian ini menunjukkan bahwa
H0
ditolak
dan
Ha diterima,
dapat
disimpulkan bahwa variabel Loyalitas
merek
(X4)
berpengaruh
signifikan
terhadap variabel keputusan pembelian
Kesadaran Merek mempunyai pengaruh
yang
signifikan
terhadap
keputusan
pembelian produk rokok merek sampoerna
mild. Hal tersebut dapat diketahui dari
(1996), yang menyatakan bahwa kesadaran
nilai thitung sebesar 2,083 dan didapatkan
merek
nilai
Nilai
seseorang calon pembeli untuk mengenali
statistik uji thitung tersebut lebih kecil
atau mengingat kembali bahwa suatu
daripada ttabel (2,083 > 1,985) dan nilai
merek merupakan bagian dari kategori
signifikan lebih kecil daripada α = 0,05.
produk tertentu. Peran kesadaran merek
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
dalam keseluruhan brand equity tergantung
kesadaran
dari sejauh mana tingkat kesadaran yang
signifikan
merek
sebesar
yang
0,040.
menunjukkan
kemampuan konsumen dalam mengenal
dan mengingat kembali rokok merek
sampoerna mild menjadi perhatian khusus
artinya
adalah
kesanggupan
dicapai oleh suatu merek.
Pengaruh Asosiasi Merek Terhadap
Keputusan Pembelian
konsumen sebelum melakukan pembelian.
Hasil tersebut dapat dikatakan bahwa
selama ini para konsumen benar-benar
mengenal mengetahui keberadaan rokok
merek sampoerna mild. Fokus utama
konsumen sebelum melakukan pembelian
bias dikatakan cukup mengingat rokok
merek sampoerna mild. Kenyataan tersebut
dapat menunjukkan bahwa selama ini
konsumen memiliki kesadaran merek akan
rokok merek sampoerna mild sehingga
merek
tersebut
sangat
dikenal
oleh
konsumen bahkan juga sangat diingat
dalam benak konsumen. Menurut Aaker
Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui
bahwa
Asosiasi
pengaruh
keputusan
yang
Merek
mempunyai
signifikan
pembelian
rokok
terhadap
merek
sampoerna mild. Hasil tersebut dapat
diketahui dari nilai thitung sebesar 2,028 dan
didapatkan nilai signifikan sebesar 0,045.
Nilai statistik uji thitung tersebut lebih besar
daripada ttabel (2,028> 1,985) dan nilai
signifikan lebih kecil daripada α = 0,05.
Hal ini menunjukkan bahwa asosiasi
merek mencerminkan citra suatu produk
yang
ditawarkan
oleh
rokok
merek
sampoerna mild terhadap suatu kesan
tertentu oleh konsumen. Asosiasi merek
signifikan lebih besar daripada α = 0,05.
rokok merek sampoerna mild tersebut
Selain itu, juga dikatakan bahwa selama ini
memiliki cita rasa yang khas, serta
konsumen
memiliki kualitas yang sangat bagus,
pencapian kualitas produk terbaik yang
begitupun mereknya sudah familiar atau
didapatkan setelah mengkonsumsi rokok
terkenal dan disukai oleh banyak orang.
merek
Rokok
mild
penelitian ini diketahui bahwa hasilnya
diasosiasikan sebagai produk yang banyak
signifikan, artinya bahwa konsumen sangat
disukai. Hasil penelitian ini didukung oleh
peduli pada kualitas yang dapat diberikan
teori yang dikemukaakan oleh Aaker
oleh merek itu sendiri.
merek
sampoerna
(1996:), yang menyatakan bahwa segala
hal
yang
berkaitan
dengan
ingatan
menginginkan
sampoerna
mild.
tingkat
Dari
hasil
Pengaruh Loyalitas Merek Terhadap
Keputusan Pembelian
mengenai merek, asosiasi itu tidak hanya
eksis namun juga memiliki suatu tingkat
Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui
bahwa
kekuatan.
Loyalitas
pengaruh
Pengaruh Persepsi Kualitas Terhadap
Keputusan Pembelian
yang
merek
mempunyai
signifikan
terhadap
keputusan pembelian produk rokok merek
sampoerna mild. Hasil tersebut dapat
Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui
diketahui dari nilai thitung sebesar 3,251dan
bahwa
mempunyai
didapatkan nilai signifikan sebesar 0,002.
pengaruh yang tidak signifikan terhadap
Nilai statistik uji thitung tersebut lebih besar
keputusan pembelian. Hasil tersebut dapat
daripada ttabel (3,251> 1,985) dan nilai
diketahui dari nilai thitung sebesar 2,045 dan
signifikan lebih kecil daripada α = 0,05.
didapatkan nilai signifikan sebesar 0,044.
Dari
Nilai statistik uji thitung tersebut lebih kecil
menunjukkan
daripada ttabel (2,045 < 1,985) dan nilai
ukuran dari kesetiaan konsumen terhadap
Persepsi
Kualitas
hasil
analisis
tersebut
dapat
bahwa
loyalitas
adalah
suatu merek. Loyalitas merek merupakan
Kesimpulan
inti dari ekuitas merek yang menjadi
gagasan sentral dalam pemasaran. Karena
hal ini merupakan satu ukuran keterkaitan
seseorang pelanggan pada sebuah merek.
Setelah dilakukannya penelitian ini
maka
peneliti
mendapatkan
beberapa
kesimpulan, diantaranya sebagai berikut:
1. Variabel kesadaran merek berpengaruh
secara simultan dan parsial terhadap
Apabila loyalitas merek meningkat maka
kelompok
pelanggan
kompetitor
dapat
dari
dikurangi.
serangan
Hal
ini
variabel keputusan pembelian produk
rokok merek sampoerna mild pada
mahasiswa
Malang
merupakan sutau indikator brand ekuitas
yang berkaitan dengan perolehan laba di
masa yang akan datang karena loyalitas
Universitas
dan
Brawijaya
konsumen
memiliki
tingkat kesadara merek yang belum
optimal.
2. Variabel asosiasi merek berpengaruh
secara simultan dan parsial terhadap
merek secara lanngsung dapat diartikan
sebagai penjulaan dimasa depan (Rangkuti,
2004). Loyalitas merek tersbut dapat
variabel keputusan pembelian produk
rokok merek sampoerna mild pada
mahasiswa
Universitas
Brawijaya
Malang serta kemampuan asosiasi
ditunjukkan dengan adanya konsumen
tidak
sering
berpindah-pindah
dalam
memilih sebuah merek rokok selain rokok
merek
dari
perusahaan
belum
maksimal.
3. Variabel persepsi kualitas berpengaruh
secara simultan dan parsial terhadap
merek sampoerna mild, mengkonsumsi
rokok sampoerna mild karena terbiasa
menyukai rokok merek sampoerna mild
variabel keputusan pembelian produk
rokok merek sampoerna mild pada
mahasiswa
Malang
dan tidak akan membeli rokok selain rokok
dengan merek sampoerna mild.
Universitas
serta
produsen
dalam
belum
Brawijaya
hal
kualitas
memaksimalkan
peningkatan kualitas.
4. Variabel loyalitas merek berpengaruh
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
secara simultan dan parsial terhadap
variabel keputusan pembelian produk
rokok merek sampoerna mild pada
mahasiswa
Universitas
Brawijaya
Malang
dan
konsumen
memiliki
tidak hanya dilakukan melalui iklan
tingkat kesetiaan yang terbilang belum
tetapi
juga
melalui
event-event
maksimal.
langsung yang dapat menghubungkan
antara perusahaan dengan konsumen .
3. Perusahaan
Saran
harus
mencoba
meningkatkan kualitas produk, tingkat
Saran dimunculkan berdasarkan teori-teori
persepsi kualitas yang rendah biasanya
yang telah dibangun dan didasarkan pada
cenderung
hasil penelitian yang diperoleh. Hasil
kualitas
statistik deskriptif dalam penelitian ini
perusahaan
dapat
rendah
digunakan
sebagai
tambahan
menunjukkan
produk
yang
memiliki
pula.
bahwa
dihasilkan
tingkat
yang
sebab
itu,
Oleh
referensi dan informasi bagi peneliti
peningkatan kualitas sangat penting
selanjutnya dan rencana strategi pemasaran
tidak hanya dengan merek yang sudah
pada perusahaan rokok. Berkaitan dengan
ada tetapi juga dengan melakukan
penelitian yang telah dilakukan, penulis
inovasi-inovasi rasa yang saat ini
dapat memberikan saran sebagai berikut:
sedang menjadi minat para konsumen.
1. Perusahaan
harus
pendekatan-pendekatan
mencoba
yang
lebih
interaktif kepada calon konsumen baru
maupun
konsumen
lama
untuk
mengenalkan sekaligus menguatkan
merek mereka melalui kontak langsung
dengan
konsumen
untuk
mencari
alternative dalam pembentukan brand
image pada konsumen dengan cara
tersebut kesadaran merek akan mudah
terbentuk dan menguat dalam benak
2. Perusahaan harus gencar melakukan
bukan
mengenalkan
menguatkan
Untuk
meningkatkan
kesetiaan
konsumen akan merek, perusahaan
harus memaksimalkan ketiga faktorfaktor
yang
sebelumnya.
telah
Kesetiaan
disarankan
merupakan
hasil akhir akan sebuah pemasaran jika
perusahaan memperhatikan konsumen
dengan cara meningkatkan ekuitas
merek yang dimiliki maka secara tidak
langsung konsumen akan terpuaskan
dan timbale baliknya yaitu dengan
meningkatnya daya beli serta kesetiaan
konsumen.
promosi
4.
produk
merek
hanya
untuk
tetapi
untuk
mereka
dalam
benak konsumen. Promosi sebaiknya
konsumen akan merek.
DAFTAR PUSTAKA
Aeker, David A. 1997. Manajemen Ekuitas
Merek: Memanfaatkan nilai Dari
Suatu Merek. Jakarta: Spektrum
Al
Arikunto,
Suharsimi.
Penelitian
2002.
Suatu
Yasini
Prosedur
Pasuruan:
Pendekatan
Yudharta
Mart
Wonorejo.
Skripsi
Universitas
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Ferrinadewi, Erna. 2008. Merek dan
Cooper, Donald R. dan Pamela Schindler.
Psikologi Konsumen. Yogyakarta:
2008. Business Research Methods.
Graha Ilmu
McGraw-Hill Companies, Inc. New
York
Ghozali, Iman. 2006. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan SPSS, Cetakan
Cozby, Paul. 2009. Methods In Behavioral
Keempat.
Research. Edisi 9. Edisi Bahasa
Indonesia.
Pustaka
Semarang:
Badan
Penerbit Universitas Diponegoro
Pelajar.
Yogyakarta
Husein,
Umar.
2000.
Penelitian,
Dajan, Anton. 1986. Pengantar Metode
Metodologi
Aplikasi
dalam
Pemasaran. Jakarta: PT. Gramedia
Statistik, Jilid 1 & 2. Jakarta:
Pustaka Utama
LP3ES
Husein,
Dermawan,
Ranggi.
Ekuitas
2013.
Pengaruh
Merek
2005.
Metodologi
Penelitian. Jakarta: Salemba Empat
Terhadap
Keputusan Pembelian Laptop pada
Mahasiswa
Umar.
Husein,
STIE
Umar.
2009.
Penelitian untuk Skripsi dan Tesis
Malangkucecwara. Malang: Skripsi
Bisnis
STIE Malangkucecwara Malang.
Rajawali Press
Engel, James F. 1994. Perilaku Konsumen
Metodologi
Edisi
Kedua.
Jakarta:
Kertajaya, Hermawan. 2003. Markplus on
Jilid 1. Jakarta: Binarupa Aksara
Strategy. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama
Fatimah, Siti. 2014. Pengaruh Kesadaran
Merek, Persepsi Kualitas, Asosiasi
Merek
dan
Loyalitas
Merek
Terhadap Kepurusan Pembelian
Pelembab Wardah Pada Konsumen
Kotler,
Philip.
2000.
Manajemen
Pemasaran. Jakarta: Prenhallindo
Kotler,
Philip.
2002.
Manajemen
Pemasaran. Jakarta: Prenhallindo
Customer Purchase Decisions: An
Empirical Invetigation with Special
Reference
Kotler,
Philip.
2009.
Manajemen
Pemasaran. Jakarta: Erlangga
Edition:
of
New
Marketing.
Jersey:
in
Hatchback
Central
Car
Haryana.
Rohtak: Vaish College Of England
Kotler, Philip, dan Gary Armstrong. 2008.
Principles
Owners
to
12
Pearson
Rangkuti, Freddy. 2002. The Power of
Brand.
Jakarta:
PT
Gramedia
Pustaka Utama
Prentice Hall, New Jersey
Rangkuti, Freddy. 2004. The Power of
Kotler, Philip & Kevin Lane Keller. 2008.
Brands Teknik Mengelola Brand
Manajemen Pemasaran Edisi 12
Equity dan Strategi Pengembangan
Jilid 1. Jakarta: PT Indeks
Merek. Jakarta: Gramedia
Medaniel, Carl Jr dan Roger Gate. 2001.
Riset
Pemasaran
edisi
Bahasa
Kontemporer,
Indonesia.
Buku
Kedua. Jakarta: Salemba Empat
Santoso, Singgih. 2000. Buku Latihan
SPSS Statistik Parametrik. Jakarta:
PT.
Elex
Media
Komputindo
Gramedia
(PT. Salemba Empat Patria)
Schiffman, Leon G and Leslie Lazar
Mowen, John C., Michael Minor. 2002.
Perilaku Konsumen. Edisi 5. Buku
Kanuk. 2008. Consumer Behavior.
USA: Prentice Hall Inc
1. Erlangga. Jakarta
Sekaran, Uma. 2007. Research Methods
Mowen, John C., Michael Minor. 2002.
For
Business:
Untuk
Metodologi
Perilaku Konsumen. Edisi 5. Buku
Penelitian
Bisnis.
2. Erlangga. Jakarta
Terjemahan oleh Kwan. Men Yon,
2011, Edisi 4. Buku 1. Salemba
Nazir,
Muhammad.
1999.
Metode
Empat. Jakarta
Penelitian. Jakarta: Ghalia Indah
Sekaran, Uma. 2007. Research Methods
Nigam, Ashutosh and Rajiv Kaushik.
2011. Impact of Brand Equity on
For
Business:
Penelitian
Untuk
Metodologi
Bisnis.
Terjemahan oleh Kwan. Men Yon,
Analisa
Perilaku
Konsumen.
2011 Edisi 4. Buku 2. Salemba
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta
Empat. Jakarta
Swastha, Basu DH dan Irawan. 2001.
Simamora, Bilson. 2004. Panduan Riset
Perilaku Konsumen. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama
Singarimbun,
Masri.
1995.
Metode
Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES
Singarimbun, M dan Sofian, E. 2002.
Metode Penelitian Survei. Jakarta:
PT Pustaka LP3ES Indonesia
Sugiarta dan Harijono. 2000. Peramalan
Bisnis.
Jakarta:
PT.
Gramedia
Pustaka Utama
Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Bisnis.
Bandung:
Alfabeta
Baymedia
Publishing
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis.
Bandung: CV. Alfabeta
Surachman.
2008.
Manajemen
Fakultas
Dasar-Dasar
Merek.
Ekonomi
Malang:
Universitas
Brawijaya Malang
Swastha, Basu DH dan T. Hani Handoko.
2000.
Manajemen
Pemasaran,
Manajemen Pemasaran Modern.
Yogyakarta: Penerbit Liberty
Download