BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penetapan harga pokok produk sangatlah penting bagi manajemen untuk menentukan harga jual produk, memantau realisasi biaya produksi, menghitung laba rugi periodik, menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca (Mulyadi, 1999:71). Agar harga pokok tersebut dapat ditetapkan, diperlukan suatu informasi yang akurat mengenai biaya yang terjadi pada proses produksi. Informasi mengenai biaya-biaya yang terjadi inilah yang diperlukan pihak manajemen dalam memonitor aktivitas, menilai profitabilitas perusahaan, dan penentuan harga jual produk. Harga pokok produk mengandung tiga jenis biaya, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung dapat langsung dibebankan ke dalam masing-masing produk karena kedua biaya tersebut berhubungan langsung dengan produk tersebut. Hal ini berbeda dengan biaya overhead yang tidak memiliki hubungan langsung dengan produk, sehingga tidak dapat dibebankan secara langsung tetapi harus dialokasikan. Dari sudut pandang organisasi, biaya dapat dijadikan petunjuk kinerja keuangan. Secara sederhana orang bisa melihat bila biaya yang dikeluarkannya sedikit dibanding hasil yang didapat, maka organisasi tersebut memiliki kinerja keuangan yang baik. Pada saat adanya peningkatan persaingan, kenaikan harga- 1 harga barang, dan menurunnya anggaran, organisasi harus mengetahui berapakah biaya dari suatu aktivitas atau program dan memahami bagaimana biaya dapat dikurangi tanpa menurunkan kualitas produk yang dihasilkan. Salah satu caranya adalah dengan mengalokasikan biaya dengan sebaik-baiknya. Sistem akuntansi biaya yang digunakan perusahaan saat ini umumnya masih bersifat konvensional sehingga kurang mampu memberikan informasi yang akurat. Hal ini terlihat dengan masih banyaknya perusahaan yang mengalokasikan biaya overhead berdasarkan perubahan volume jam kerja langsung. Dalam hal ini perusahaan masih terlalu menekankan pada upah langsung dengan mengesampingkan biaya overhead. Sistem perhitungan harga pokok konvensional dalam perusahaan yang menghasilkan lebih dari satu jenis produk akan menimbulkan kesulitan dalam menyajikan biaya produksi yang akurat. Hal ini terjadi karena pembebanan biaya overhead dilakukan berdasarkan unit produksi dari tiap-tiap jenis produk, sedangkan proporsi sumber daya yang diserap oleh tiap jenis produk berbeda. Kelemahan dari sistem perhitungan harga pokok konvensional ini mengakibatkan biaya produk terdistorsi, dimana mungkin saja produk yang bervolume rendah membutuhkan pengelolaan dan sumber daya yang lebih banyak dibandingkan dengan produk yang bervolume tinggi, karena memerlukan penanganan yang khusus dan lebih rumit. Sebagai respon akuntansi manajemen terhadap kebutuhan manajemen akan informasi akuntansi di dalam perusahaan-perusahaan yang menggunakan teknologi informasi maju, akuntansi manajemen telah melakukan beberapa 2 perubahan yang sifatnya mendasar, dan diantaranya adalah akuntansi manajemen berusaha mencerminkan konsumsi sumber daya dalam setiap aktivitas untuk menghasilkan produk dengan menerapkan metode activity based costing (ABC). Metode ABC dikembangkan untuk menjawab keterbatasan metode perhitungan harga pokok secara konvensional. Dalam hal ini, metode ABC adalah suatu sistem akuntansi biaya yang berfokus pada aktivitas yang dilakukan untuk menghasilkan suatu produk. Aktivitas menjadi dasar penghitungan biaya produk yang fundamental. Dengan demikian, produk merupakan objek yang menyerap aktivitas, aktivitas-aktivitas mengkonsumsi sumber daya, dan sumber daya yang digunakan dapat diperhitungkan menjadi biaya. Metode ABC dapat menelusuri setiap jenis biaya kepada aktivitas-aktivitas dan dapat ditentukan pemicu biayanya serta dapat ditentukan sesuai dengan proporsi pemakaian sumber daya pada masing-masing jenis produk. Oleh karena itu, metode ABC memungkinkan perusahaan membebankan biaya-biaya kepada tiap-tiap jenis produk secara adil. CV. Padilla Denpasar merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang industri pakaian jadi yang khusus memproduksi sport dan active wear seperti bikini, pakaian renang, hot pant, stocking, dan lain-lain. Dalam menghitung harga pokok produk, CV. Padilla menggunakan metode konvensional dengan membebankan biaya overhead pabrik ke produk hanya berdasarkan jam mesin. Metode perhitungan harga pokok konvensional seperti ini akan menimbulkan kesulitan dalam menyajikan biaya produksi yang akurat karena pembebanan biaya overhead dilakukan hanya berdasarkan jam mesin dari tiap- 3 tiap jenis produk, sedangkan proporsi sumber daya yang diserap oleh tiap jenis produk berbeda. Penggunaan satu pemicu biaya seperti jam mesin dapat menyebabkan terjadinya distorsi biaya produk dalam penentuan harga pokok produk. Dengan demikian, untuk menghasilkan perhitungan harga pokok yang akurat maka diperlukan suatu metode perhitungan yang tepat yaitu dengan menggunakan metode activity based costing (ABC). Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Berapakah harga pokok produk berdasarkan perhitungan CV. Padilla Denpasar? 2. Berapakah harga pokok produk berdasarkan metode activity based costing (ABC) pada CV. Padilla Denpasar? 1.2 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.2.1 Tujuan penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui berapa harga pokok produk berdasarkan perhitungan CV. Padilla Denpasar dengan metode konvensional dan berapa harga pokok produk berdasarkan metode activity based costing (ABC). 1.2.2 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. 4 1. Kegunaan Teoritis Hasil ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan yang lebih luas tentang harga pokok produk dan berguna sebagai bahan bacaan untuk menambah pengetahuan dan sebagai panduan bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian pada masalah yang sama. 2. Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan bagi manajemen perusahaan tentang penerapan activity based cost system dalam menetapkan harga pokok produksi. 1.3 Sistematika Penulisan Penyusunan skripsi ini dibagi ke dalam lima bab terdiri dari: BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan ringkasan isi yang memuat latar belakang masalah, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan. BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan dasar-dasar teoritis yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini antara lain pengertian biaya, penggolongan biaya, pengetian dan tujuan harga pokok, elemen harga pokok produksi, sistem akuntasi biaya konvensional, activity based cost system. 5 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini mencakup lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data dan teknik analisis data. BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Bab ini mencakup gambaran umum perusahaan dan merupakan inti dari skripsi yang akan membahas permasalahan yang terjadi dalam perusahaan yang berisi proses pengolahan data-data perusahaan dan pembahasan hasil pengolahan tersebut. Permasalahan yang akan dibahas adalah menentukan harga pokok produk yang lebih akurat dengan menggunakan metode ABC. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran implementasi yang berhubungan dengan pembahasan dan perbaikan yang telah dilakukan yang dapat digunakan sebagat dasar pertimbangan dalam mengatasi masalah yang dihadapi perusahaan. 6