Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 14, No. 1, Juni 2012 KREATIVITAS DAN IMAJINASI SUTRADARA MEMBANGUN PERISTIWA TEATER MENUJU RUANG PUBLIK Yusril Sumatera Barat, ISI Padangpanjang, Jl. Bundo Kanduang No. 35 Hp. 085274144085 Abstrak: Peristiwa teater di ruang publik dibangun oleh daya kreativitas dan imajinasi sutradara yang tinggi. Teater harus akrab dengan masyarakatnya sehingga tidak ada jarak antara tontonandengan apa yang ditonton. Teater Orang-Orang Bawah Tanah sebagai pengisi ruang kreatif menawarkan definisi baru terhadap konsep teater modern Indonesia. Memanfaatkan ruang publik yang lebih luas menjadikan bentuk teater ini disebut juga sebagai teater “akrab”. Teater ini akrab dengan ruang, pemain, dan penonton sehingga pertunjukan menjadi milik publik yang berada dalam ruang yang sama. Pertunjukan teater di ruang publik memiliki idiom-idiom tertentu yang sekaligus menjadi kekhasan yang tidak dimiliki pertunjukan yang dipentaskan di gedung prosenium maupun arena. Ruang publik juga memiliki tantangan dalam penggarapan sebuah teater. Ruang tanpa batas memungkinkan untuk dieksplorasi agar tontonan menjadi akrab dengan masyarakatnya. Teater akrab ini tidak hanya mengakrabkan dirinya dengan masyarakat penonton namun juga mengakrabkan seluruh hal seperti naskah dengan sutradara, sutradara dengan aktor, pemusik dan pendukung lainnya. Keakraban ini memunculkan sesuatu yang memiliki nilai yang sangat demokratis dalam penggarapan sebuah pertunjukan. Kata Kunci: Teater, ruang publik, kreativitas, imajinasi. Abstract: Theater in public is built by the high imajination and creativity of the director theater should be closed to its audience, so that there is no space between the watcher and what being watched. The theater of Orang-Orang Bawah Tanah as the filler of crativity offered the new deffenition of the modern indonesian theaterical concept.The usefulness of the large public is to make the theater become closer. Teater is closed with room,actors and actress,and audience, so that show become property of public staying in the same room. Theater in public has certain idioms which at the same time become specification which is not had by show which is shown in prosenium building and also in arena. Public also have challenge in till a infinite teater. Unlimited room enable to explore the show become closer to the society. Teater is not only enclose it self with audience but also with enclose the script with the director, the director and the actors, musician and the others supporter the intimate peep out something that have very democratic value in till a show. 1 Http://journal.isi‐padangpanjang.ac.id Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 14, No. 1, Juni 2012 I. penulisan drama atau lakon dengan jenis sastra PENDAHULUAN jadi yang lain, yaitu prosa (novel atau cerpen) dan puisi. merupakan “ujung” dari suatu pergumulan Sementara itu, teater tradisi seperti randai kreativitas yang panjang dari seorang sutradara di Minangkabau merupakan proses menuju dapat juga disebut proses penyutradaraan sehingga sebuah pertunjukan berlangsung di sasaran atau ia membentuk peristiwa teater. Proses mencipta tempat perguruan silat yang selalu mengadakan peristiwa teater seorang sutradara mempertaruhkan latihan. Persiapan dalam pertunjukan randai, waktu daya kreativitas dan imajinasinya menjadi sesuatu dan tempat ditentukan bersama. Berbagai yang bermakna. Bermakna bagi dirinya dan juga perlengkapan seperti kostum dan make up untuk bagi masyarakat secara umum. beberapa lelaki yang disulap perannya menjadi Sebuah pementasan boleh Bagi teater barat, proses teater mengacu wanita, diusahakan bersama. Semuanya terbuka pada konsepsi dramaturgi. Istilah dramaturgi itu dan setiap orang dengan bebas memberikan kritik berasal dari bahasa Belanda dramaturgie yang terhadap apa apa yang akan disuguhkan (Hadi, berarti ajaran tentang seni drama (leer van de 1988:2). dramatische kunst), atau dari bahasa Inggris Randai hadir di tengah penontonnya dramaturgy, dengan definisi teknik penulisan tanpa mengenal "jarak". Reaksi timbal balik antara drama dan penyajiannya dalam bentuk teater atau penonton dan pemain merupakan manifestasi dari bisa disebut ‘seni teater’ (the art of the theatre) situasi yang demokratis. Mulai dari proses latihan; (Harymawan, 1988:iii). baik tuo randai mau pun pemain, bebas Safian Hussain dkk. dalam Glosari Istilah memberikan penafsiran terhadap cerita, tokoh, Kesusasteraan (1988:69) menyebutkan bahwa bentuk dan penyampaiannya. Begitu juga dramaturgi adalah komposisi dramatik atau seni masyarakat sekitarnya, dapat terlibat atau tidak, dramatik, yaitu unsur-unsur teknikal yang baik secara tehknik maupun pada pesan pesan digunakan dalam penulisan drama. Unsur bunyi yang akan disampaikan. Sedangkan masyarakat dan unsur lakuan atau gerak merupakan dua unsur dan pemain sama-sama berada dalam sebuah penting diantara unsur-unsur penting lainnya dalam proses kreatif dan imajinasi. drama. Inilah yang membedakan antara teknik Di wilayah Indonesia, kita kenal berbagai 2 Http://journal.isi‐padangpanjang.ac.id Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 14, No. 1, Juni 2012 jenis seni teater yang lazim disebut ‘teater dengan konsep teater teror-nya. tradisional’ (telah mentradisi), ‘teater rakyat’ (karena merakyat); atau ‘teater daerah’ (berciri khas II. PEMBAHASAN Soedarso (2001:3-5), mengatakan bahwa daerah). Secara konvensional, yang dimaksud teater daerah terbatas pada seni pertunjukan yang kreativitas mencakup sifat-sifat keaslian memiliki ciri khas daerah tertentu. Jenis teater yang (originality), kelancaran (fluency), kelenturan atau tidak berciri kedaerahan adalah teater Barat. fleksibilitas (flexibility), dan elaborasi (elaboration), Perbedaan utama antara teater Barat dan teater yaitu kemampuan untuk melengkapi detil atau daerah Indonesia adalah selalu adanya naskah bagian-bagian pada suatu konsep atau pengertian. lakon tertulis dalam produksi teater Barat (Bandem Seniman harus kreatif agar memiliki kelenturan & Murgiyanto, 1996:10). atau fleksibilitas dalam menanggapi banyak Sedangkan teater kontemporer dalam perubahan yang terjadi pada realitas kehidupan. proses menuju peristiwa teater lebih banyak Kreativitas juga memiliki fungsi sebagai mengadakan Banyaknya merumuskan kembali (redefinition) dan sensitivitas perbandingan, pengalaman dan pengetahuan (sensitivity), karena kedua istilah ini merupakan dua dalam menggumuli teater, baik teater tradisi, teater kualitas yang sangat berharga dalam pendidikan Barat ataupun teater Asia. Para sutradara yang seni. kreatif mencoba mencari dan menggali “jiwa” atau kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu “esensi” teater itu sendiri. Teater kontemporer lebih yang baru dalam bentuk gagasan atau karya, atau banyak melakukan eksperimen dan melakukan bahkan tanggapan, secara lancar, luwes dan pendobrakan lengkap serta rinci. eksperimen. terhadap yang konvensional. Pada hakekatnya kreativitas adalah Pengungkapannya juga baru sama sekali, sehingga Teater Orang-orang Bawah Tanah pencapaian kreatifnya semakin tinggi. Kadang- sebagai pengisi ruang kreatif menawarkan definisi kadang ia menjadi “asing” dan sulit dimengerti baru terhadap konsep teater Indonesia. Konsep oleh masyarakat banyak. Teater yang seperti ini realisme teater tradisional Minangkabau dicoba sering mengungkapkan konsep-konsep baru, dipadukan dengan konsep realisme teater Barat seperti yang pernah dilakukan oleh Putu Wijaya serta teater kontemporer dalam interaksi yang 3 Http://journal.isi‐padangpanjang.ac.id Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 14, No. 1, Juni 2012 seimbang. Interaksi ini tidak membunuh konsep dihadirkan atau didatangi dalam sebuah pertemuan yang sudah ada, malahan memperbanyak atau yang disebut peristiwa teater di ruang publik. menambah konsep penyutradaraan. Apapun namanya yang jelas konsep ini Memanfaatkan ruang publik yang lebih luas mencoba menawarkan definisi baru terhadap menjadikan bentuk teater ini disebut juga sebagai perkembangan teater Indonesia. Warna lokal teater “akrab”. Teater ini akrab dengan ruang, dalam bentuk teater yang modern memberikan pemain, dan penonton sehingga pertunjukan peluang kepada masyarakat untuk dapat menjadi milik publik yang berada dalam ruang menikmatinya dengan utuh. Masyarakat tradisi yang sama. dapat diikutkan dalam perkembangan masyarakat Sebelum ini sudah banyak konsep- modern dan kontemporer. konsep penyutradaraan yang dilahirkan oleh Sutradara dalam menawarkan bentuk sutradara seperti teater demokratisnya Wisran baru dapat bekerja sendiri. Dia harus melibatkan Hadi, teater terornya Putu Wijaya dan sebagainya. banyak orang di beberapa posisi. Aktor, pemain Namun teater akrab ini menawarkan hal yang atau pelakon adalah manusia yang harus diajak berbeda dengan konsep sebelumnya. Pertunjukan bekerja sama dalam mewujudkan sesuatu yang teater Orang-orang Bawah karya Wisran Hadi, kreatif. Begitu juga dengan pemusik, penata rias, secara kreatif mencoba menerapkan konsep teater penata busana, penata panggung, dan penata akrab dalam rangka menemukan pola dan bentuk cahaya yang akan melengkapi keindahan sebuah pementasan. Sutradara dalam hal ini menyodorkan pementasan teater. konsep teater akrab ini kepada pemain yang secara kreatif mencoba menvisualisasikan Membentuk konsep teater yang akrab dan memang tidak mudah, karena bentuk kerja yang merekonstruksi peristiwa-peristiwa yang ada kolektif. Sutradara harus mampu memadukan dalam naskah. Sedangkan pendukung lainnya, unsur-unsur yang terlibat dalam satu kesatuan yang seperti penata artistik, penata busana, penata seting/ utuh. Unsur-unsur yang terlibat ini juga manusia dekorasi, penata gerak dan lainnya secara kreatif yang memiliki kreativitas dan pemaknaan pula menerjemahkan keinginan sutradara dan tersendiri. Maksudnya, dalam sebuah cerita, naskah yang dipilih. Diakhir proses itulah penonton seorang aktor akan memiliki interpretasi sendiri, 4 Http://journal.isi‐padangpanjang.ac.id Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 14, No. 1, Juni 2012 sehingga ketika berdialog dan berakting, wujud Sutradara ketika melihat nilai yang ditawarkan yang hadir adalah wujud dari interpretasi aktor penulis naskah mencari kemungkinan bahasa tersebut. Kalau ini terjadi maka akan terjadi ungkap lewat visualisasi yang memberi penekanan perbedaan maksud. Jadi, seorang sutradara harus pada faktor mendekatkan teater pada masyarakat dapat menyatukan seluruh kemampuan unsur luas agar i pesan pertunjukan lebih terasa pada yang disepakati bersama. tontonan. Masyarakat menjadi paham bahwa Berhubungan dengan pengisi ruang selama ini mereka hanya dininabobokan oleh kreativitas, sutradara merupakan tonggak utama slogan pariwisata yang sebetulnya merugikan yang harus sensitif, kreatif dan imajinatif. kebudayaan asli mereka. Kemampuan sensitivitasnya mampu menangkap Terbentuknya bentuk baru dalam dunia tema untuk dikembangkan menjadi sesuatu yang kreativitas teater tentu saja menambah khasanah baru (redefinition). Kreativitas mereproduksi kebudayaan Indonesia. Kalau dalam UUD 45 kembali tangkapan dengan baik, kaya, kena dan kebudayaan nasional Indonesia terdiri atas puncak- penuh elaborasi secara detil dan tepat. Unsur lain, puncak kebudayaan daerah. Maka untuk kasus seperti pelakon, pemusik dan unsur lainnya teater dengan bentuk baru akan menambah definisi merupakan unsur yang menjalankan gagasan sang kebudayaan nasional menjadi puncak-puncak sutradara. Namun tidak tertutup kemungkinan kebudayaan daerah. Jadi, interaksi kebudayaan- munculnya unsur lain dalam berkreativitas sejauh kebudayaan Indonesia dengan kebudayaan asing tidak bertentangan dengan kreativitas sutradara. yang melahirkan bentuk baru yang berbeda Pertunjukan Orang-orang Bawah Tanah, sutradara menjadikan persoalan pariwisata sebagai dengan kebudayaan asing dan berbeda pula dengan kebudayaan tradisi di Indonesia. ruang kreatif untuk menciptakan dan melakukan Pekerjaan seorang sutradara memikirkan pencarian nilai nilai. Fungsi kreatif pertama alternatif mengungkapkan fakta baru dalam dunia mementaskan suatu realitas ke dunia imajinasi. pariwisata. Pariwisata didefinikasikan oleh Wisran Pertunjukan teater itu sendiri, peranan-peranan Hadi dalam naskahnya sebagai alat yang yang terdapat di dalamnya, adalah hasil penemuan menghancurkan kebudayaan suatu daerah. imajinasi sutradara, dan merupakan serentetan sebagai ancang-ancang untuk 5 Http://journal.isi‐padangpanjang.ac.id Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 14, No. 1, Juni 2012 kemungkinan yang ia ciptakan dan berbeda pementasan, sementara fantasi mengangankan dengan kemungkinan yang telah ada. Stanislavski sesuatu yang tidak pernah ada, walaupun nanti itu (1980:65) berpendapat bahwa seni adalah hasil akan ada. Imajinasi berangkat dari realitas dan imajinasi. fantasi mendahului realitas. Wisran Hadi (1991:6) menjelaskan Teater berfungsi sebagai tempat untuk bahwa sutradara merupakan "jembatan" antara memberikan ruang imajinasi bagi sutradaranya. pemain dan naskah yang akan dipentaskan. Pertunjukan teater Orang-orang Bawah Tanah Sutradara mengikat pemain dalam sebuah pola dan mencoba mengambil objek pariwisata untuk bentuk pementasan yang diinginkan. Kemasan memfungsikan imajinasi. Dengan menempatkan dari sebuah visualisasi berupa konsepsi estetika tokoh Malin sebagai yang berbeda dengan Malin yang menjadi landasan utama sutradara dalam yang diyakini masyarakat, menjadikan tokoh menyusua pola dan bentuk pementasan, adalah tersebut sebagai sesuatu yang imajinatif. Begitu persoalan utama yang harus dihadapi. Seorang juga dengan tokoh-tokoh lainnya seperti Ustad, sutradara yang punya grup dan pemain yang baik Pakih, Katik, Puti, Gadih dan Siti yang memiliki akan lebih beruntung karena dia tidak perlu lagi perbedaan yang sangat jauh dari realitas terlibat dengan masalah-masalah elementer atau masyarakat dengan realitas teater. Pariwisata adalah tehnik bermain, karena sudah menjadi "milik" para fakta meteri seperti peralatan dalam realitas lainnya pemainnya. Dia akan lebih mudah memusatkan yang digunakan sebagai pendorong imajinasi. perhatian dalam dua hal; peneterapan konsepsi Sebagai hasil imajinasi, teater atau karya estetika dalam pementasan itu dan usaha-usaha seni lainnya tidak bisa dianggap sebagai sesuatu membangun momentum artistik. yang berdusta dan juga tidak bisa dianggap sebagai Imajinasi berbeda dengan fantasi. sesuatu yang benar, bila dikaitkan dengan Imajinasi menciptakan hal-hal yang mungkin ada persoalan realitas konkret. Kebenaran realitas atau mungkin terjadi, sedangkan fantasi membuat adalah kebenaran yang betul-betul terjadi, hal-hal yang tidak ada, yang tidak pernah ada sementara kebenaran seni adalah kebenaran (Stanislavski, 1980:66). Imajinasi berangkat dari imajinasi. Kebenaran imajinasi hanyalah cerminan realitas yang ada dan dicerminkan lewat 6 Http://journal.isi‐padangpanjang.ac.id Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 14, No. 1, Juni 2012 dari kebenaran realitas dan bukan kebenaran realitas itu sendiri. Dunia pariwisata memiliki kepentingan tertentu terhadap kemajuan negara Indonesia ini. Konsep teater akrab yang menuju ruang Ada realitas sebenarnya yang tertinggal atau publik ini merupakan hasil imajinasi terhadap sengaja untuk ditinggalkan karena bertentangan konsep yang sudah ada. Fungsi imajinasi teater dengan kepentingan tertentu tersebut, seperti akibat tradisional yang berjarak dengan generasi sekarang dari penjualan kebudayaan yang tanpa kontrol. digunakan secara kreatif dan disesuaikan dengan Kebenaran realitas yang menyebabkan munculnya kekinian. Begitu juga dengan imajinasi teater pahlawan realisme modern dari Barat dan kontemporer yang pariwisata menjadikan hancurnya kebudayaan juga dihadapi generasi sekarang dengan canggung tersebut. Hal ini merupakan sudut pandang yang dimanfaatkan tidak atau sengaja untuk tidak dilihat oleh pemiliki dengan maksimal untuk kepentingan teater Indonesia. Pengaruh konsep kebudayaan untuk kepentingan kepentingan pariwisata. sebelumnya dalam melahirkan konsep baru yang Sebagai contoh, sebuah benda diletakan berbeda dari sebelumnya itu merupakan hal yang di depan sekelompok orang yang mengelilingi sangat wajar. benda tersebut. Dibiarkan beberapa saat dan semua Teater Orang-orang Bawah Tanah orang melihat dengan seksama keberadaan benda dalam memanfaatkan konsep seni besar tersebut, tersebut. Lalu benda itu dibuang atau dipindahkan juga berangkat wacana pariwisata untuk sehingga benda tersebut tidak ada lagi di tempatnya melengkapi proses pemunculan konsep teater semula. Pertanyaan akan muncul, bagaimana akrab menuju ruang publik. Keindahan tradisi, menjelaskan benda itu pernah ada dan dikelilingi kecanggihan modern dan dunia pariwisata banyak orang? Orang-orang yang mengelilingi berfungsi melatih ruang imajinasi. Dunia benda tersebut menerangkan keberadaan benda pariwisata sebagai wacana mendapatkan perhatian dari sudut pandang mereka masing-masing. yang lebih besar, karena di wilayah ini penulis Perbedaan cara dan gaya penyampaian akan naskah dan sutradara menemukan sesuatu yang menimbulkan perbedaan makna. Maka imajinasi berbeda. telah berperan dalam penulisan keberadaan benda tersebut. Junus (1985:3) mengatakan, bahwa orang 7 Http://journal.isi‐padangpanjang.ac.id Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 14, No. 1, Juni 2012 tak mungkin melihat suatu realitas tanpa kreatif. Demikian juga halnya dengan pertunjukan interpretasi pribadi yang mungkin berhubungan Orang-orang Bawah Tanah tidak hanya dengan imajinasi. Orang-orang tak mungkin mengungkapkan sesuatu yang telah diyakini berimajinasi tanpa pengetahuan suatu realitas. masyarakat, tetapi menciptakan kemungkinan- Imajinasi selalu terikat kepada realitas sedangkan kemungkinan lain. realitas tak mungkin lepas dari imajinasi. Wisran Hadi (1991:6) menambahkan Inilah yang ada dalam pertunjukan teater dalam suatu penyutradaraan, bagi seorang Orang-orang Bawah Tanah, dimana kuburan sutradara, naskah mempunyai banyak arti. Bundo Kanduang tiba-tiba saja muncul dan Kedudukan naskah ditentukan oleh “sikap” dari diyakini merupakan kuburan nenek moyang, sutradara terhadap pementasannya. Ada sutradara merupakan hal yang menjadikan penipuan dari yang menjadikan naskah sebagai sebuah -skrip-, realitas yang sebenarnya. Hal ini banyak terjadi di dan ada pula yang menjadikannya sebagai - wilayah kebudayaan yang lain seperti keberadaan property-. Bagi sutradara yang menjadikan naskah batu Malin Kundang, kuburan Siti Nurbaya dan sebagai -skrip-, naskah adalah "segalanya". Artinya sebagainya yang merupakan bukti dari penipuan dia tidak mau merobah apa pun juga yang ada di kebudayaan untuk kepentingan pariwisata. dalam naskah. Mulai dari petunjuk pentas, dialog Hasil pemikiran dunia pariwisata dan petunjuk untuk pemain. Sutradara ini memiliki peluang dipengaruhi oleh imajinasi umumnya menghasilkan pementasan realistis, pencipta pariwisata tersebut sehingga tidak ada konvensional, dan menggarap detail dengan kemutlakan. Apalagi teater atau seni secara umum sempurna. Sedangkan sutradara yang menjadikan yang diyakini memiliki nilai-nilai imajinasi. Ketika naskah sebagai "property" beranggapan sebuah sutradara dan penulis naskah Orang-orang Bawah naskah sama nilainya dengan peralatan pentas Tanah mencoba mengangkat pariwisata sebagai lainnya; kursi, meja dan lain-lain. Jika sebuah ruang imajinasinya, maka sudut pandang terjadi peralatan pentas seperti -kursi- dapat dijungkir perbedaan dengan pengelola pariwisata. Imajinasi balikkan, maka naskah pun dapat pula Wisran Hadi sebagai penulis naskah drama diperlakukan demikian. Orang-orang Bawah Tanah adalah imajinasi 8 Http://journal.isi‐padangpanjang.ac.id Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 14, No. 1, Juni 2012 Teater Orang-orang Bawah Tanah Mengungkapkan imajinasi yang penuh dengan imajinasi-imajinasi. Malin, Ustad, berangkat dari peristiwa pariwisata memang sulit Pakih, Katik, Puti, Siti, dan Gadih hanyalah simbol jika seniman yang ingin mengembangkan kebudayaan yang dilecehkan oleh dunia imajinasi terikat oleh hasil ekonomi yang didapat pariwisata. Fungsi teater Orang-orang Bawah oleh Tanah adalah mengimajinasikan persoalan menawarkan pariwisata untuk mengungkap fakta pariwisata. kekayaan yang sangat menggiurkan. Ketika Imajinasi yang seperti ini disebut sebagai imajinasi berhadapan dengan kondisi seperti ini maka yang kreatif. segalanya dapat dikorbankan termasuk harga diri Peristiwa di teater Orang-orang Bawah dunia pariwisata. kemewahan Dunia pariwisata dan berlimpah dan martabat sebuah kebudayaan. Tanah adalah peristiwa yang terikat pada suatu Cara padang seniman dalam melakukan keadaan, yaitu keadaan hancurnya kebudayaan eksplorasi pariwisata jelas berbeda dengan cara akibat pariwisata budaya di Sumatera Barat yang yang dilakukan pemerintah. Fakta-fakta yang ada berakibat fungsi-fungsi tentang bentuk pisik kebudayaan bukan perhatian kebudayaan di tengah masyarakat. Mereka yang utama para seniman. Tujuan eksplorasi pariwisata seharusnya menjadi pelindung kebudayaan akan budaya bagi seniman adalah untuk membuka menjual kebudayaan. Bahkan harga diripun pintu-pintu imajinasi, melihat kemungkinan- tergadaikan demi sekeping logam yang bernama kemungkinan hakiki tentang akibat dari pariwisata. uang. Nilai-nilai terdalam dari suatu kebudayaan akan pada hilangnya Kekuatan imajinasi yang ada dalam teater hancur. Orang-orang Bawah Tanah terdapat pada usaha Teater berfungsi sebagai imajinasi yang membebaskan karya dari kenyataan yang diyakini memiliki peran sangat besar di tengah masyarakat. masyarakat. Masyarakat tersentak ketika melihat Kehadiran imajinasi akan merobah pola pikir pementasan teater Orang-orang Bawah Tanah masyarakat terhadap persoalan yang dipentaskan. yang tidak mewakili dirinya dalam berimajinasi. Sekurang-kurangnya, masyarakat telah mendapat Karya ini menjadi kuat karena didukung oleh pilihan lain dari pilihan yang pernah ada terhadap imajinasi yang baik. makna realitas. Realitas pariwisata yang penuh 9 Http://journal.isi‐padangpanjang.ac.id Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 14, No. 1, Juni 2012 kemewahan ternyata dapat berakibat buruk pada yang juga dikenal dengan nama Bacchus (Sitorus, keberadaan kebudayaan. 2002:197). Dewa purbakala tersebut menjadi Selain itu, teater berfungsi sebagai ruang impuls-impuls terdalam yang memotivasi teater untuk mengekspresikan kreativitas dan imajinasi dan aktor. Dewa ini pandai menyamar, melakukan dramawan. Sama dengan sastrawan yang tipu muslihat dan mampu mentransformasikan mengekspresikan pikiran-pikirannya lewat puisi, dirinya dengan ekspresi-ekspresi yang berbeda. naskah drama dan prosa, pelukis dengan Sama halnya dengan teater tradisional di lukisannya, dan pematung dengan patung yang Indonesia yang di beberapa daerah juga berkaitan dibuatnya. Sedangkan dalam teater, jenjang dengan pemujaan terhadap dewa. Kemampuan ekspresi itu bertingkat-tingkat yang tidak sama manusia tradisi dalam mentransformasikan dirinya dengan pelukis, pematung dan sastrawan. akan melewati batasan-batasan yang diberikan oleh Sastrawan, pematung dan pelukis langsung eksistensinya dan masuk ke dalam kepribadian menghasilkan karya yang ekspresif. yang baru, kepanjangan dari dirinya sendiri, Sutradara yang pementasan teater berangkat dari naskah, menangkap ekspresi yang bahkan menuju realita yang berbeda. Ekspresi teater tradisi adalah ekspresi yang total. ada di dalam naskah, kemudian melahirkan Teater tradisi Randai di Minangkabau, ekspresi baru dan ditransformasikan ke pendukung tidak memiliki ketotalan seperti teater tradisi yang pementasan. Pendukung pementasan tidak ada di daerah lain. Ekspresi Randai adalah ekspresi menerima dengan mutlak ekspresi sutradara, bermain yang bertujuan menghibur. Akibatnya ia karena dia adalah milik dirinya sendiri, maka menjadi berbeda dengan teater Barat dan teater ekspresi dirinya sebagai aktor juga mempengaruhi. tradisi lain. Fungsi aktor dalam mengungkapkan ekspresi Konsep teater akrab yang menuju ruang kreatif dan imajinatif menjadi besar pengaruhnya publik dalam bentuk teater Orang-orang Bawah dalam pementasan teater. Tanah dan menghasilkan ekspresi baru. Ketotalan Pemunculan ekspresi dalam teater Barat pada mulanya terjadi di Yunani seorang aktor dalam memerankan tokoh yang yang diciptakan sangat diharapkan. Sedangkan konsep dipersembahkan untuk dewa Dionysus, dewa hiburannya juga harus terjaga. Konsep teater akrab 10 Http://journal.isi‐padangpanjang.ac.id Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 14, No. 1, Juni 2012 menuju ruang publik ini melahirkan ekspresi baru Sentuhan sentuhan yang dapat memberi peluang yang berinteraksi dengan baik dan menjadi satu inovatif dan berbagai alternatif pada imaji kesatuan ekspresi. penonton, mengantarkan mereka kepada hal-hal Kemampuan aktor dalam membentuk transendental, kepada sesuatu yang mungkin ekspresi sangat menentukan berhasil atau tidaknya berada jauh dalam sanubarinya atau mungkin jauh sebuah pementasan. Ekpresi teater yang berhasil di luar wujud realita, untuk seterusnya sanubari atau ditentukan oleh respon penonton yang juga berupa jiwa penonton itu merambah jalan menuju ekspresi. mengungkapkan keindahan abadi, kebenaran yang hakiki dan ekspresinya berupa sanggahan dan dukungan. Hal akhirnya sampai pada kekagumannya atas ini terjadi dalam teater Orang-orang Bawah kebesaran Yang Maha Pencipta, Allah swt. Penonton akan Tanah, dimana sebagian masyarakat penonton Jika sebuah pementasan dapat tertawa, sedih, dan sebagainya sehingga muncul dipahamkan sebagai visualisasi dari rekonstruksi pemahaman baru dalam dunia pariwisata. segala aspek kehidupan manusia yang ada dalam Pertunjukan teater di ruang publik sebuah naskah, dikemas secara estetik dan memiliki idiom-idiom tertentu yang sekaligus memenuhi kaidah kaidah artistik sehingga menjadi menjadi kekhasan yang tidak dimiliki pertunjukan sebuah bentuk pementasan yang memberikan yang dipentaskan di gedung prosenium maupun peluang inovatif dan berbagai alternatif, yang dapat arena. Ruang publik juga memiliki tantangan menjembatani penontonnya kepada hal hal yang dalam penggarapan sebuah teater. Ruang tanpa transendental, batas memungkinkan untuk dieksplorasi agar merupakan suatu kesatuan yang utuh antara; tontonan menjadi akrab dengan masyarakatnya. naskah, sutradara dengan grup teaternya, pengelola Wisran Hadi (1991:4) menambahkan maka sebuah pementasan pertunjukan dan penontonnya. bahwa citarasa yang ditawarkan sutradara melalui pementasan dicoba oleh penonton untuk III. PENUTUP memahami, memaknai dan menangkapnya pada Teater memberi peluang untuk dibawa ke berbagai momentum artistik. Semua itu akan dapat ruang publik sehingga tidak berjarak dengan menciptakan terjadinya sentuhan-sentuhan batin. penontonnya. Teater dengan pendekatan ini 11 Http://journal.isi‐padangpanjang.ac.id Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 14, No. 1, Juni 2012 disebut juga dengan teater akrab yang mengindikasikan tidak ada jarak antara penonton dengan apa yang ditonton. Selama ini teater seakan berjarak dengan masyarakatnya karena mereka dihukum oleh peraturan panggung yang sangat mengikat. Teater akrab mengakrabkan dirinya ini tidak dengan hanya masyarakat Bahasa dan Pustaka Kemerdekaan Pendidikan Malaysia. Junus, Umar, 1985. Dari Peristiwa ke Imajinasi Wajah Sastra dan Budaya Indonesia. Jakarta: Gramedia Soedarso. 1998-2001. “Kreativitas Seni Pertunjukan Indonesia”. Seminar Internasional Seni Pertunjukan Indonesia 24-25 Juli 2001. Surakarta: STSI. Stanislavsky. 1980. Persiapan Seorang Aktor. Jakarta: Pustaka Jaya. Diterjemahkan oleh Asrul Sani penonton namun juga mengakrabkan seluruh hal seperti naskah dengan sutradara, sutradara dengan aktor, pemusik dan pendukung lainnya. Keakraban ini memunculkan sesuatu yang memiliki nilai yang sangat demokratis dalam penggarapan sebuah pertunjukan. BIBLIOGRAFI Bandem, I Made dan Sal Murgiyanto. Teater Daerah Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Budaya dan Kanisius. Hadi, Wisran. 1988. “Randai As Symbolic Interpretation Of Minangkabau Social Realities”. Tulisan ini disiapkan sebagai outline dari draft disertasi yang telah dikirimkan ke Tisch Scool, New York University USA dengan promotor Prof.Phillips Zarilly. -----------------. 1991. “Dari Naskah ke Pementasan”. Ceramah Teater. Padang: Taman Budaya Sumatra Barat. Harymawan, RMA. 1988. Dramaturgi. Bandung: CV Rosda. Hussain, Safian dkk., 1996. Glosari Istilah Kesusastraan. Kuala Lumpur: Dewan 12 Http://journal.isi‐padangpanjang.ac.id