PEMANFAATAI\ LIMBAH KAYU KAMPER SEBAGAI KARBON AKTIF Oleh: Asrin Nuwiaht) ABSTRACT of Active carbon is produced by kamper wood waste has high rendement that fulfrll the requirementoC, blac carbon. This research was held in variety of temperature and timr i.e. the temperature four step of 250 oC; oC, oC within time five step of l;1,5;2;2,5 and 3 hors. Active carbon produced black and 400 350 300 oC with time I hour has 26,3 rendement, 612 Newton hardness, 0,26 grlml carbon in the temperature of 400 bulk density and 0,8t mVgr. Prodeced active carbon was activated in the chemistry by NaF, NaCL and NaBr with concentration of 0,5 N; 1,0 N and 1,5 N within 8; 12; 16;20 and 24 hour of soaking tome. Best activation result by using NaCl with 0,5 absorbing of Iodine value 23,9 7o.\ N concentration in 20 hours time produced active carbon tih Key words: woods waste, kamper wood, black karbon, active cerbon PAI{DAHTILUAI\I Kayu kamper merupakan salahsatu jenis kayu keras yang biasa digunakan sebagai bahan bangunan. Tinggi pohon Pada umumnya 35 - 40 meter. Panjang batang bebas cabang 30 meter atau lebih dengan diameter 80 - 100 cm2 Ciri umum kayu kamper adalah kaYu keras berwarna merah coklat atau merah kelabu. Kayu gubal berwarna hampir putih sampai coklat kuning muda, tebal 2-8 cm dan dapat dibedakan dengan jelas. Kayu mempunyai tekstur agak keras dan merata dengan arah serat yang lurus atau terpadu. Permukaan kayu mengkilat dan memiliki kesan raba yang licin. Kayu kamPer mengandung silica. Oleh karena itu sulit dikerjakan dengan mesin dan gergaji dalam keadaan kering. Komposisi kimia penyusun kayu kamper tampak pada Tabel l. Tabel l. Komposisi kimia penyusun kayu Kamper. Senvawa Selulosa Lisnin Pentosan Abu Silika Anonim (2001) ) Kandungan 60,0 26,9 15.7 0,8 0.6 Selama ini banyak pohon yang ditebang untuk dimanfaatkan kayunya untuk berbagai keperluan dan selalu menyisakan limbah (ranting, serbuk gergajian, biomassa) yang dianggap tidak member nilai manfaat. Limbah penebangan terjadi akibat adanya eksploitasi hutan secara besar - besaran terutama diluar Jawa. Sampai saat ini belum mendapat perhatian yang memadai. Limbah penebangan yang dimaksud bagian pohon yang seharusnya masih dapat dimanfaatkan akan tetapi karena berbagai sebab terpaksa ditinggal dihutan atau tempat tebangnya (BPS, 2006) . Nurhayati. (2006) arang adalah residu yang sebagian besar komponennya adalah karbon karena proses penguraian kayu akibat perlakuan panas. Peristiwa ini terjadi pada pemanasan kayu akibat perlakuan panas baik secara lansung maupun tidak lansung dalam timbunan, retort, klin, dan tanur dengan udara terbatas. Karbon aktif merupakan karbon yang berbentuk amorf yang sebagiab besar terdiri dari karbon bebas serta memiliki permukaan dalam (internal surface) sehingga mempunyai kemampuan daya serab yang baik, keaktifan untuk menyerap tergantung pada senyawa karbonnya yang berkisar antara 85 - 95o/o karbon bebas (Hessier, 2001). Cheremislnoff (2008) Selama proses karbonisasi dengan adanya dekomposisi pirolitik bahan baku, sebagaian elemen elemen bukan karbon yaitu hydrogen dan hydrogen dalam bentuk atom StafPengajar PadaJurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian {Iniversitas Haluoleo, Kendari - atom - atom 145 146 dan gas yang terbebaskan dari karbon elementer membentuk Kristal yang tidak teratur yang disebut dengan kistal grafit METODE PEI\TELITIAN elementer. Alat. - Dalam perusahaan penggergajian hanya sekitar 60% bahan mentah yang menjadi hasil dengan limbah yang dihasilkan berupa sabetan atau sebuk gergajian menacapai kurang lebih 40%. Hal ini akan sangat menguntungkan bila lengan menerapkan teknologi tepat guna limbah yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal sehingga keberadaannya disamping dapat mengurangi jumlah limbah yang terbuang sia- sia juga dapat member nilai eknomi (BPS,2006). Dalam hubungannya dengan pemanfaatan limbah pengolahan kayu salah satu alternatif untuk pemanfaatannya yaitu diproduksi menjadi karbon Aktif. Hal ini sejalan dengan semakin meningkatnya banyaknya industri di lndonesia yang menggunakan karbon aktif. Penelitian bertujuan untuk melakukan identifikasi sifat fisilq mekanik arang kayu kamper dan aktivasi arang kayu kamper untuk meningkatkan daya aktifrrya secara kimia. - Ayakan - Vibrator - Gelas Ukur - Parang - Gelas Beker - Kurs porselin Oven - Muffle - Waterbath Gergaji - Grinder - Timbangan Analiti - Kantong plastik - Alat Penguji Kekerasan Lyod Intrumen - Alat Pirolisis Bahen - Kayu Kamper -Iz - Aquadest - Na2S2O3 0,5 N - KIO: - HrSOi - NaF -NaCl -NaBr - Amilum - KI - Alkohol Cera Kerja Persiapan bahan Pemotongan kayu kamper 2x2cm AGRIPLUS, Volume 79 lVomor 02 Mei 2009, ISSN 0g14-012g ukuran 2 x L47 Tahap Pirolisis Kayu Kamper ll '+/ Ditimbang ] g Pirolids Suhu: 250;300;350;rt@;450 oC WaKu: Destilat asap cair L;L,5i2i2,5i3 iam Uji Rendemen Uji Kekerasan Gbr.l. Diagram Alir Proses Pirolisis Kayu Kamper AGRIPLUS, Volume 19 Nomor 02 Mei 2009, ISSN 0854-0128 148 Tahap Aktivasi Direndam larutan l{at t{aGt, N.8. O5 t{;1,0 r{ ; 1,5 t{ .1:r: t SOoC PengilFt n: 1=@ JamS;t2;16;1O20;14 : Diold deqan Aquadcn s.mp.l bettlh (s ke[] Gbr.2. Diagram Alir Aktivasi Karbon Kayu Kamper AGRIPLAS, Volume 19 Nomor 02 Mei 2002 ISSN 0854-012{J 149 Rendemen HASIL DA}{ PEMBAIIASAI\ Rendemen arang adalah perbandingan antara output yang berupa arang dan input yang berupa bahan baku. T abel 2. Hasil penelitian pengujian rendemen Rendemen(94) Waktu 300"c 250'C fiam) 450"C 100"c 3500C 263sitk 23.0. 57.5' 47.3' 35-g*r 26,5u^ 29.VU 33-l"rs" 26.0u* 27,7"u' 38,3 34,0"J8 29.VU 26,2'rk 26,0u* 2,5 42,7" 3l,gt 34,6"rs' 25,u* 23,E* 3,0 40,'7'" 1,0 1.5 2,0 23,E* g diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata 26,3u* 29.BE"u 33,4"r8" tampak semakin meningkat suhu dan waktu pirolisis akan tinggi suhu dan waktu proses rendemen arang yang dihasilkan semakin kecil. Pada suhu 250 t dan waktu 1 jam rendemen arang yang dihasilkan cukup tinggi yaitu 40,7 - 57,5 yo, oC dekomposisi yang hal ini pada suhu 250 terjadfi pada komponen kayu belum terjadi menyebabkan semakin banyaknya komponen komponen kayu yang terdekomposisi. Tinggi rendahnya rendemen arang dipengaruhi secara sempurna. digunakan. Dari Tabel 2. Tersebut oleh jumlah udara pada saat pirolisis berlansung, kadar air bahan baku, suhu pirolisis, ukuran dan jenis bahan baku yang Peniongkatan suhu Proses akan Kekerasan semakin menurunkan rendemen arang yang diperoleh. Pada suhu 350 "C selulosa mulai terdekomposisi secara intensifkarena mulai terbentuk tar, gas CO dan COz. Semakin Hasil penelitian pengujian kekerasan arang dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Pengujian kekerasan arang Kekerasun (Newton) Waktu fianl 3000c 2500C 4000c 730* 350"C 894* 607*' 559""'c 150'C 1.0 1744" g07n r.5 2.0 1079" 646* 757* 60g*t 577du1 49t"',s' 2,5 60lo' 437 "',v' 422"s l9l' 493"w 493"s 337s' 3,0 392's" 34gct 329^ 297^ 267"' 612*', Keterangan'Baris dan kolom yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nYata Dari Tabel 3. diatas menunjukkan kekerasan arang dipengaruhi oleh suhu dan waktu proses, semakin meningkat suhu dan waktu proses kekerasan arang yang dihasilkan semakin menurun karena dapat memberikan efek degradasi yang lebih intensif pada komponen kayu sehingga arang dihasilkan semakin rapuh. Pada suhu 250 "C samPai 300 waktu I jam terjadi Yang oC dan penurunan kekerasan AGRIPLUS, Volume 19 Nomot arang yang dihasilkan hamper 50%. Kekerasan terrendah dicapai pada suhu suhu 400 "C dan waktu 2,5 jam dengan kekerasan arang sebesar l9l Newton, peningkatan suhu dan waktu pirolisis semakin mengintensifkan dekomposisi bahan - bahan penyusun kayu yaitu terbentuknya gas, asam dan tar serta hilangnya komponen komponen selain karbon. 02 Mei 2009, ISSN 0854'0128 150 dan waktu pirolisis. Faktor utama yang mempengaruhi kerapatan curah dari arang Kekerasan arang disamping dipengaruhi oleh faklor - faktor internal kayu seperti umur tanaman, kadar air bahan, dan komposisi adalah ukuran dan banyaknya jumlah pori. Semakin banyak jumlah pori akan semakin kimia kayu. rendah kerapatan curahnya. Karbon atau arang yang baik adalah arang yang mempunyai kerapatan curah yang rendah Bulk Density Arang Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerapatan arang kayu kamper disajikan pada Tabel 4. Dari Tabel tersebut menunjukkan bahwa adanya kecenderungan karena arang yang bersangkutan memiliki volume dan jumlah pori yang besar sehingga kemampuan untuk mengadsorbsi juga sangat penurunan besar. kerapatan curah dengan meningkatnya suhu Tabel4. Kerapatan Curah Arang Hasil Pirolisis. jl/aktu fiam) 250"C 300uc 1.0 0.42'D 0Jgb" 1.5 0.39* 0.36* 2,0 2,5 0.31F' 0,35*'e 0,3 I so' 3,0 0.37* 0,36*' 0,36*' BuIk Densitv k/ml) 3500C 4000c 0-3 I E"' 0.32's 0.45" 034o'e 0.3 lc"' 0,28'r 0,35o's 0,34*te 0,36-" 150"C 0,2e o,33"teo 032'.e" o,34o"te 0,30' o,33"co Keterangan' Baris dan kolom yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata dan Porositas Porositas dinyatakan sebagai kemampuan arang untuk mengadsorbsi pelarut. Porositas sangat ditentukan oleh jumlah dan ukuran pori yang terdapat dalam arang. Pori yang banyak distribusinya sangat merata akan memberikan efek porositas yang lebih besar, hal ini yang sangat berperan dalam karbon aktif. Hasil penelitian pengujian porositas disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Porositas Arang Hasil Pirolisis Waktu fiam) 250'C 1.0 0.70' 1.5 2,4 2,5 0.75* o^76* 0,75* 3,0 0,76^ 3000c 0,7c Porositas (mUs) 3500C 0.73"' 100'c 450"C 0,82^ 0,g l "o 0,750 0,79oJ 0,90- 0.77* 0.El- 0-92' o,go"b 0,78* 0,85" 0,80- 0.82" 0,82^ 0,gOuo 0,83" 0,83" 0,81"o Keterangan' Baris dan kolom yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidtk berbeda nyata Pada Tabel 5. tersebut diatas tampak bahwa poritas arang hasil pirolisis yang terbaik dapat diperoleh pada suhu 350 oC dan waktu 1,5 jam , karena pada suhu dan waktu tersebut proses dekomposisi kayu sudah sempurna dengan terbentuknya gas, tar dan CO2 sehingga jumlah pori yang dihasilkan sudah optimum. AGRIPLUS, Volume 19 Nomor Kecenderungan terlihat semakin meningkatnya suhu dan waktu proses akan semakin meningkatkan porositas. Struktur pori karbon mulai terbentuk bersamaan dengan menguapnya bahan bahan volatil serta hilangnya senyawa non karbon. Hilangnya senya non karbon tersebut terjadi pada interval temperature 300 - 500'C. 02 Mei 200, ISSN 0554-0125 151 Dari Tabel 5. diperoleh porositas arang kayu kamper berkisar 70 83 % yang menunjukkan bahwa pirolisis kayu kamper dapat berlansung secara sempurna sehingga terbentuk materi yang bersifat porous. Daya Serab Iodin Untuk meningkatkan daya serab karbon dari daya serab rendah menjadi daya serab karbon yang daya serab yang tinggi dilakukan aktivasi. Proses alrtivasi dapat dilakukan baik secara fisik maupun secara kimia. Aktivasi karbon secara kimia dalam penelitian ini menggunakan garam - garam NaF, NaCl dan NaBr untuk mengaktifkan karbon pada kondisi yang berbeda - Aktivasi dengan menggunakan garam NaCl pada berbagai waktu dan konsentrasi activator memberikan hasil yang tertinggi pada konsentrasi 0,5 N dengan lama perendaman 20 jam yaitu 23,9yo. Hasil penelitian daya serab karbon yang diaktivasi dengan NaCl disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Daya Serab Arang yang diaktivasi dengan NaBr Dava Serab Iod (o/o\ 0.5 N 1.0 N 1.5 N lg,dt 9,7 15.5t Waktu (iam) beda. 8 Tabel 6. Daya Serab Arang yang diaktivas dengan NaF Dava Serab Iod (%) Waktu (iam) l.0N 1.5 16.5" 17.4 l2 0.5 N 15.5" l7 -7" l9-4* t9-7^ 16 19.5* I E.E* 23,0"n 20 24 25.0' 24.1 27-1' 26-3" 26.3" 27.2^ 8 N Keterangan' Baris dan kolom yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata Pada Tabel 6. menunjukkan garam NaF memberikan hasil optimum pada konsentrasi 0,5 N dengan waktu perendaman selama 20 jam yaitu sebesar 25%o. Peningkatan waktu dan konsentrasi selajutnya tidak memberikan hasil yang berbeda nyata. t2 t6 20 9.q 17.38 t9.v 26,00"" l8-8"" 26.4*" 24,5" 24.1"o 24 24.9"o 26-30 26,00'" 22,5" Keterangan' Baris dan kolom yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata Seperti halnya garam NaF perlakuan peremdaman dan konsentrasi NaBr yang sama memberikan pengaruh peningkatan daya serab terhadap lod. Kondisi optimal dapat dicapai pada konsenffasi l,ON dengan lama waktu perendaman selama 24 jam, yang disajikan pada Tabel 8. Pemanasan ulang setelah perendaman dalam larutan activator memberikan efek peningkatan daya serab adsorbsi terhadap [od. Dalam penelitian ini pemanasan dilakukan pada suhu 450 oC selama I jam. Hasil pengujian daya adsorbs menunjukkan terjadi peningkatan keaktifan karbon. Peningkatan Tabel 7. Daya Serab Arang yang diaktivas dengan NaCl pada NaF terjadi pada 35,0 % menjadi 38,0 Yo; NaCL dari 36,0 % menjadi 45,6 yo dan NaBr dari 39,0 % menjadi 45,6 yo. Peningkatan ini menunjukkan perlakuan Waktu lod(%\ 1,0 N 1.5 N suhu akan 8 15.4^ 15-7' 15-4u 12 74-2u 19-2" r 8.7' menyebabkan semakin banyaknya senyawa senyawa hidrokarbon pada permukaan arang yang keluar. Selain itu ikatan antara C dan H terlepas dengan sempurna yang menyebabkan t6 19,4u lg.g" 19,7u terjadinya pergeseran plat karbon kristalit 20 23,9^ 23.2^ 22,8u 24.2^ 21,2^ 0am) 24 Dava Serab 0,5 N 22-g^ membentuk pori yang baru mengembangkan pori yang sudah ada. Keterangan' Baris dan kolom yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbedanyata AGRIPLUS,VoIune 79 Nomor 02Mei 2009, ISSN0854-0128 atau 152 KESIMPULAI\ Dari hasil penelitian dapat dikemukakan (l) Kondisi proses menghasilkan arang yang beberapa kesimpulan yaitu: pirolisis dapat oC Lermutu baik dicapai pada suhu 400 dengan waktu proses selama 1 ja*. Faktor kualitas yang dicapai pada konsis tersebut o adalah rendemen sebesar 26,3 , kekerasan 612 Newton, kerapatan curah 0,26 grlml dan porositas sebesar 0,81 mVgr; (2) NaF, NaCl dan NaBr memiliki kemampuan yang berbeda (3) - beda dalam mengaktifkan karbon; dan Garam yang paling efektif dan efisien sebagai activator arang kayu kamper adalah NaCl pada konsentrasi 0,5 N dengan waktu perendaman selama 20 jam yang menghasilkan daya serab serhadap lod sebesar 23,9 Yo. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2001. Atlas Kayu Indonesia Jilid I. Departemen Kehutanan. Jakarta BPS, 2006. Statistik lndonesia 2006. BPS. Jakarta Cheremisinoff, P.N., 2008. Carbon Adsorbtion Handbook. Ann Arba Science Publisher, Inc.Ann. Arban Michinigan. USA Hartoyo, Nurhayati., 2006. Rendemen dan Sifat Arang Beberapa Jenis Kayu Indonesia. Laporan Lembaga Penelitian Hasil Hutan. Dpt. Tan. Bogor Hesier, J.W., 2007. Activated Carbon- Chemical Publishing. Co.Inc. Broklyr, NY.23 - 30 Hormats, M., 2008. German Process for Manufacturing of Activated CharcoalChem.Met.Eng. 53-l 12 H., Swiatkowski, Chomq J., 2001. Active Carbon. Five Edition, Elis Howard, Jankowska, London Pari, G., Buchari, Aminudin,2006- Pembuatan dan Kualitas Arang Aktif dari Kayu Sengon sebagai Batran Adsorben. Buletin Penelitian Hasil Hutan, Vol. 1., No.7 Supardal, 2003. Optimasi Waktu Karbonasi dalam Pembuatan Karbon Aktif dari Tempurung Kelapa. SkriPsi Sl FMIPA, UGM. Yogyakarta. Taher, 1., 2002. Pengambilan Asap Cair Secara Destilasi Kering Pada Proses Pembuatan Karbon Atif dari Tempurung Kelapa. Skripsi. Yogyakarta. AGRIPLIIS, Volume 19 Nomot 02 Mei 2009, ISSN 0854'0128