5 d. Spasi dan Time headway Spasi didefinisikan sebagai jarak antarkendaraan pada arus lalu-lintas, diukur dalam satuan kaki atau meter. Sedangkan Time headway adalah waktu antarkendaraan ketika melewati suatu titik pada ruas jalan.. Time headway dapat lebih mudah diukur dengan menggunakan stopwatch. [Mathew, 2003] III MODEL ARUS LALU-LINTAS PADA JALAN SATU ARAH Pembahasan mengenai model matematika arus lalu-lintas tidak akan lengkap tanpa mendiskusikan beberapa hal mengenai model arus lalu-lintas. Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam membangun model fenomena arus lalulintas, yaitu jalan dan kendaraan. Dalam hal ini jalan yang dilalui kendaraan dikatakan sebagai link (jalan lalu-lintas), yang dibedakan dalam dua kelompok yaitu: a. Single Link ( jalan searah), yaitu sebuah bidang jalan di mana hanya memiliki satu arah jalur dengan sebuah pintu untuk kendaraan yang mengalir masuk dan sebuah pintu keluar untuk kendaraan yang mengalir keluar. b. Double link (jalan dua arah), yaitu sebuah bidang jalan dengan dua arah jalur yang berlawanan, misalnya di antara titik A dan B, satu berasal dari A ke B dan satu sisi lain berasal dari B ke A. Ada dua kelompok model yang menjelaskan arus lalu-lintas, yaitu model makroskopik dan model mikroskopik. 3.1 Model Makroskopik Teori makroskopik lebih cenderung pada struktur model arus lalu-lintas yang mencakup pada sejumlah besar kendaraan. Pada Model ini dapat dilihat sifat-sifat seperti kepadatan lalu-lintas (kendaraan/satuan jarak), arus (kendaraan/satuan waktu), dan kecepatan (satuan jarak/satuan waktu) yang akan dijelaskan pada sub-bagian ini. 3.1.1 Konservasi Kendaraan Prinsip ini digunakan untuk mengkuantifikasi perubahan banyaknya kendaraan pada suatu ruas jalan yang diukur dari hasil pengurangan arus kendaraan yang masuk terhadap arus kendaraan yang keluar pada interval jalan tertentu. Misalkan perhatikan suatu bagian ruas jalan yang terletak di antara titik dan titik ∆ seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. ∆ Gambar 1. Konservasi kendaraan Misalkan perubahan banyaknya kendaraan pada interval jalan tertentu dinotasikan dengan ∆ , , dengan sebagai titik koordinat (posisi) kendaraan pada suatu ruas jalan dan sebagai suatu peubah waktu. Perubahan banyaknya kendaraan ∆ , selama interval waktu ∆ sama dengan arus yang mengalir sepanjang interval jalan tersebut: ∆ , , (3.1) , lim ∆ dengan perubahan banyaknya kendaraan ∆ , adalah selisih antara banyaknya kendaraan yang masuk dan banyaknya kendaraan yang keluar. Misalkan, , adalah banyaknya kendaraan yang masuk ke titik pada waktu dan ∆ , adalah banyaknya kendaraan yang keluar dari titik ∆ pada waktu Maka banyaknya kendaraan yang masih berjalan di antara dua titik koordinat pada jalan tersebut adalah ∆ , , ∆ , . (3.2) Jika ∆ dinotasikan sebagai panjang interval jalan yang dilalui oleh kendaraankendaraan selama waktu ∆ , konservasi kendaraan juga dapat dinyatakan oleh ∆ ∆ , , (3.3) , lim ∆ ∆ dengan kecepatan adalah ∆ , . (3.4) ∆ Dengan mensubstitusikan persamaan (3.2) dan (3.4) ke persamaan (3.3) maka diperoleh , lim∆ , ∆ , ∆ , (3.5) 6 Didefinisikan perubahan banyaknya kendaraan per satuan panjang jalan adalah kepadatan arus lalu-lintas. Dengan demikian , ∆ , ∆ , , . . (3.6) v (3.7) Persamaan di atas memberikan argumen yang cukup sederhana yang diperoleh dengan dua cara dalam mengkuantifikasi banyaknya kendaraan sepanjang jarak jalan tertentu selama interval waktu yang sangat kecil. Yang pertama, banyaknya kendaraan ∆ selama interval waktu ∆ adalah perkalian arus dan interval waktu ∆ , yaitu ∆ ∆ . Yang kedua, dengan menggunakan asumsi bahwa selama interval waktu yang sama kecilnya, kendaraan bergerak dengan kecepatan , akan menempuh jarak ∆ , sehingga ∆ ∆ . Banyaknya kendaraan yang berjalan sepanjang interval jarak itu diperoleh dari hasil perkalian kepadatan dan jarak tempuh, yaitu ∆ ∆ . Dengan demikian dua interpretasi di atas memberikan ∆ ∆ . (3.8) Jika kecepatan dapat dihubungkan secara langsung pada kepadatan yaitu | , maka diperoleh hubungan langsung antara arus dan kepadatan, yaitu | . (3.9) | Hubungan ini akan dibahas pada bagian 3.1.3 3.1.2 Hubungan Kecepatan dan Kepadatan Kecepatan dan kepadatan lalu-lintas bertalian satu sama lain. Pengemudi akan menaikan kecepatan saat kepadatan lalu-lintas agak menurun dan sebaliknya mengurangi kecepatan saat kepadatan mulai meningkat. Kecepatan dan kepadatan dapat dihubungkan dengan persamaan | yang menyatakan bahwa kecepatan adalah fungsi dari kepadatan. Adapun persyaratan matematika untuk fungsi | adalah | , 0, 0. | Pengemudi akan mengendarai dengan ketika kepadatan kecepatan maksimum, hampir mendekati nilai terkecil, 0. Pengemudi akan menurunkan kecepatan ketika kepadatan meningkat. Jika 0, hal ini menyatakan kepadatan mencapai nilai maksimum atau dikatakan kepadatan yang . menyebabkan kemacetan yaitu Kecepatan , lim∆ umax | xx Kepadatan Gambar 2. Kurva hubungan kecepatan dan kepadatan lalu-lintas. 3.1.3 Hubungan Arus dan Kepadatan Hubungan arus dan kepadatan merupakan bentuk perluasan dari hubungan kecepatan dan kepadatan. Perhatikan kembali persamaan (3.9) pada bagian 3.1.1. Persamaan ini menyatakan bahwa arus hanya bergantung pada kepadatan. Pada kondisi arus normal, kendaraan bergerak dengan kecepatan , ketika kepadatan bernilai tertinggi sangat kecil ( 0 . Hal ini berarti arus 0. Sedangkan bernilai nol yaitu | kecepatan kendaraan pada lalu-lintas menurun saat kepadatan lalu-lintas maksimum, 0. Sehingga arus lalu-lintas yang | mengalir adalah nol. | 0, | dengan 0 . Hubungan ini membentuk sebuah kurva parabola seperti pada Gambar 3 yang disebut sebagai “diagram arus lalu-lintas”. q Arus , Hubungan ini digambarkan oleh sebuah kurva pada Gambar 2. Kepadatan Gambar 3. Diagram arus lalu-lintas. Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa kurva berslope positif sampai arus maksimum dicapai. Selanjutnya atau kapasitasnya, 7 slope adalah negatif ketika peningkatan yang terus-menerus pada kepadatan sehingga menyebabkan arus bernilai nol, dengan kata lain terjadi kemacetan lalu-lintas. 3.2 Model Mikroskopik Model mikroskopik menggambarkan interaksi kendaraan pada suatu jalan lalulintas, yang menjelaskan perilaku pengemudi kendaraan dalam menanggapi berbagai rangsangan (stimuli) dari perilaku pengemudi kendaraan lain yang tepat ada di depannya. Dengan memodelkan percepatan kendaraan pengikut sebagai fungsi dari berbagai stimuli yang diterimanya, seperti jarak antarkendaraan, kecepatan relatif kedua kendaraan maupun waktu reaksi pengemudi kendaraan pengikut. Model mikroskopik digambarkan oleh sebuah model yang disebut sebagai model mobil pengikut (car-following model). 3.2.1 Model Mobil Pengikut Perhatikan Gambar 4. Misalkan pada suatu ruas jalan lalu-lintas terdapat sejumlah kendaraan, setiap kendaraan diidentifikasi dengan posisi pada suatu peubah waktu , sehingga posisi kendaraan ke- pada waktu . diberikan oleh Bemper belakang Bemper depan t) Teori mobil pengikut mengasumsikan bahwa setiap kendaraan yang bergerak mengikuti kendaraan di depannya adalah berdasarkan pada hubungan “rangsangantanggapan”, yaitu tanggapan pengemudi kendaraan ke pada waktu sama dengan koefisien sensitifitas dikalikan dengan rangsangan (stimuli) dari kendaraan ke1 pada waktu . Tanggapan ini dimodelkan dengan percepatan kendaraan ke, yang bergerak (kendaraan pengikut) di belakang kendaraan ke1 (kendaraan pemimpin). Sedangkan stimuli dimodelkan yang sebagai posisi kendaraan pengikut bergantung pada posisi kendaraan di (kendaraan pemimpin). depannya, Formula matematika model ini diberikan oleh , dengan adalah parameter sensitif yang memiliki dimensi per satuan waktu. Pengemudi kendaraan pengikut memerlukan waktu reaksi dalam memberikan tanggapan tehadap berbagai stimuli sehingga . Dengan menggunakan asumsi bahwa adalah konstan, maka persamaan di atas adalah sebuah persamaan diferensial biasa linear dengan koefisien konstan yang dapat diintegralkan sekali sehingga diperoleh , dengan Gambar 4. Ilustrasi model mobil pengikut Dengan, total panjang jalan. panjang kendaraan ke1 . panjang kendaraan ke- . jarak antara bemper depan kendaraan kedan bemper belakang kendaraan ke1 pada waktu . kecepatan kendaraan ke1 pada waktu . percepatan kendaraan ke- pada waktu . adalah konstanta. Amati kembali Gambar 4. Misalkan semua kendaraan memiliki panjang yang sama yaitu sehingga , yang dapat maka banyaknya kendaraan dapat diperoleh memenuhi sepanjang jalan dengan . Dengan demikian kepadatan kendaraan di sepanjang jalan juga dapat diketahui, yaitu .