Pemanfaatan Ekstrak Teh Hijau

advertisement
PENDAHULUAN
Formatted: Left: 4 cm, Right:
3 cm, Width: 21 cm, Height:
29,7 cm, Different first page
Latar Belakang
Beras merupakan makanan pokok lebih dari 50% penduduk dunia dan
sekitar 60-70% kebutuhan energi lebih dari dua milyar penduduk Asia. Bagi
bangsa Indonesia, beras adalah kehidupan. Beras bukan hanya sebagai sumber
Deleted: Karena beras
makanan pokok bagi sebagian besar penduduk (> 90%), tetapi beras juga
berkaitan erat dengan segala aspek kehidupan (BALITPA 2004a). Namun beras
sering dihindari oleh penderita diabetes melitus (DM) karena anggapan bahwa
mengonsumsi nasi dapat meningkatkan kadar glukosa darah dengan cepat.
Prevalensi penyakit degeneratif akhir-akhir ini cenderung meningkat secara
nyata. Salah satu penyakit degeneratif yang prevalensinya terus meningkat adalah
Deleted: Akhir-akhir ini p
Deleted: i
diabetes melitus (DM). Menurut survei dari WHO yang dikutip oleh Dep. Kes
(2005) menunjukkan bahwa Indonesia menempati urutan ke-4 dengan jumlah
penderita diabetes terbesar di dunia setelah India, Cina dan Amerika Serikat.
Prevalensi diabetes di Indonesia sebesar 8.6% dari total penduduk, sehingga pada
tahun 2025 diperkirakan penderita DM mencapai 12.4 juta jiwa. Jumlah tersebut
setara dengan tiga kali kejadian pada tahun 1995, yaitu 4.5 juta penderita (Dep.
Kes. 2005). Namun, pada hari diabetes tanggal 14 Nopember 2006, PERSADIA
Deleted: Namun p
(Persatuan Diabetes Indonesia) melaporkan bahwa saat ini penderita DM di
Indonesia telah mencapai 14 juta jiwa. Hal ini menunjukkan betapa cepatnya laju
peningkatan jumlah diabetesi (sebutan bagi penderita DM). Melihat permasalahan
tersebut, Menteri Kesehatan menegaskan, jika tidak diintervensi secara serius,
permasalahan DM akan bertambah besar sehingga sulit ditanggulangi. Upaya
pencegahan dan penanggulangan tidak dapat dilakukan oleh pemerintah saja,
melainkan tanggung jawab seluruh komponen bangsa.
Pencegahan DM dapat dilakukan secara primer maupun sekunder.
Pencegahan primer adalah pencegahan terjadinya DM pada individu yang
beresiko melalui modifikasi gaya hidup (pola makan sesuai, cukup aktivitas fisik,
penurunan berat badan) dengan dukungan program edukasi berkesinambungan.
Pencegahan sekunder dilakukan melalui pemeriksaan dan pengobatan (Dep. Kes.
2005).
Deleted: ¶
2
Penderita DM umumnya harus melakukan pengendalian makan secara ketat
bila ingin tetap hidup nyaman. Diabetesi sering mengurangi, bahkan pantang
makan nasi, dan mengganti dengan umbi-umbian. Ada anggapan bahwa nasi
Deleted: Hal ini karena a
Deleted:
Deleted:
Deleted: bebas
merupakan pangan yang memiliki respon glikemik tinggi, sehingga dapat
Deleted:
menaikkan kadar glukosa darah secara cepat dan tinggi. Padahal tidak semua jenis
Deleted: a
beras bersifat hiperglikemik (Miller et al.1992). Sebaliknya, tidak semua umbi-
Deleted: harganya
Deleted: seratus
umbian bersifat hipoglikemik, tergantung jenis dan varietasnya (Marsono 2002).
Deleted: antara
Peluang tersebut dimanfaatkan oleh importir beras, sehingga di pasar saat ini
Deleted: Selama dekade yang
lalu, banyak hasil-hasil penelitian
yang menunjukkan hubungan
antara menu makan dengan
kejadian DM. Studi pada hewan
model dan manusia menunjukkan
bahwa asupan karbohidrat dengan
indeks glikemik (IG) tinggi
menghasilkan insulin resisten yang
lebih tinggi dibandingkan dengan
asupan karbohidrat dengan IG
rendah. Studi epidemiologi dalam
prospektif yang luas menunjukkan
IG dan beban glikemik (glycemic
load = IG dikalikan kadar
karbohidrat) dari keseluruhan diet
menunjukkan resiko yang besar
bagi timbulnya DM tipe 2, baik
pada laki-laki maupun wanita
(Willett et al. 2002) ¶
beredar secara luas beras impor yang mengklaim sebagai beras untuk penderita
diabetes. Produk tersebut dipasarkan dengan harga sangat tinggi, yaitu 4-5 kali
harga beras Indonesia yang bermutu bagus. Hal ini merupakan kendala bagi
diabetesi, meskipun pangan tersedia tetapi harga tidak terjangkau. Departemen
Pertanian melalui Badan Litbang Pertanian telah merakit, melepas dan/atau
memutihkan lebih dari 170 varietas (Fagi et al. 2003). Namun karakterisasi mutu
yang berkaitan dengan kesesuaian beras bagi diabetesi, antara lain indeks
glikemik dan sifat karbohidrat terkait, belum banyak diteliti.
Seiring dengan kesadaran masyarakat akan kesehatan yang semakin
meningkat dan mahalnya harga obat-obatan, maka tindakan pencegahan terhadap
penyakit menjadi sangat penting. Salah satu upaya pencegahan penyakit diabetes
ialah pengelolaan diet yang benar dan pemilihan makanan yang tepat.
Satu seri penelitian mengenai potensi kacang-kacangan sebagai makanan
fungsional bagi penderita diabetes tipe 2, telah dilakukan oleh Noor (2003), dan
kedelai mempunyai prospek yang paling baik. Fraksi protein kedelai dan tripsin
inhibitor kedelai mempunyai aktivitas hipoglikemik (Noor et al. 2002). Sekresi
insulin dipengaruhi oleh asam-asam amino. Hasil penelitian Krisetiana et al.
(2001) menunjukkan bahwa metionin kedelai mempunyai kecenderungan
meningkatkan sekresi insulin, meskipun terjadi kerusakan pada sel-β pankreas.
Indeks glikemik (IG) pangan merupakan tingkatan pangan menurut efeknya
terhadap kadar glukosa darah. Pangan yang menaikkan kadar glukosa darah
dengan cepat memiliki IG tinggi, sebaliknya pangan dengan IG rendah akan
menaikkan kadar glukosa darah dengan lambat. Hasil penelitian Heather et al.
(2001) menunjukkan bahwa pangan dengan IG rendah dapat memperbaiki
Deleted: Selain terapi diet, obatobatan juga tetap diperlukan.
Seiring dengan meningkatnya
jumlah penderita DM, maka
kebutuhan obat-obatan
hipoglikemik oral juga semakin
meningkat, karena hampir 88%
penderita DM dilaporkan
menggunakan obat oral
hipoglikemik dalam terapinya.
Namun saat ini ketersediaan bahan
baku obat dalam negeri tidak
seimbang dengan kebutuhan obat
di masyarakat, sehingga masih
perlu mengimpor. Salah satu upaya
yang dapat ditempuh untuk
mengatasi hal ini antara lain
dengan menggali potensi kekayaan
alam Indonesia, untuk
dimanfaatkan secara rasional
sebagai food supplement guna
mencegah meningkatnya
prevalensi diabetes melitus.¶
Pemanfaatan obat hipoglikemik
oral sampai saat ini masih menjadi
pilihan utama bagi pengobatan
diabetes melitus dan pengendalian
hiperglikemik, namun obat-obatan
tersebut ternyata masih
mempunyai efek samping yang
meningkatkan kejadian komplikasi
DM. Sementara itu pemanfaatan
bahan pangan lokal Indonesia
yang potensial sebagai antidiabetes
hingga saat ini belum maksimal.
... [1]
Deleted: gangguan pada
3
pengendalian metabolik pada penderita DM tipe 2 dewasa. Sedangkan Miller et
al. (1991) melaporkan bahwa studi pemberian pangan IG rendah jangka
menengah pada penderita DM dapat meningkatkan pengendalian kadar glukosa
darah. Berdasarkan IG-nya, pangan dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pangan
Deleted:
dengan IG rendah (<55), sedang (55-70) dan tinggi (>70). Kadar karbohidrat
dalam bahan pangan sangat bervariasi. Oleh karena itu dalam aplikasinya konsep
IG perlu dipadukan dengan beban glikemik (BG), yaitu IG dikalikan dengan kadar
karbohidrat pangan (Willett et al. 2002).
Membatasi, apalagi menghindari konsumsi nasi bagi orang Indonesia yang
Deleted: meng
menderita DM merupakan penderitaan tersendiri. Hal ini mengingat budaya
makan nasi di Indonesia sangat kuat. Anggapan bahwa beras merupakan salah
Deleted: da a
satu bahan pangan yang cepat menaikkan kadar glukosa darah tidak selamanya
benar. Beras memiliki kisaran IG yang luas, sehingga beras dapat dikategorikan
Deleted: .
sebagai pangan IG tinggi maupun rendah, dipengaruhi oleh jenis varietas, cara
pengolahan dan komposisi kimia beras (Miller et al. 1992; Foster-Powell et al.
2002). Miller et al. (1992) lebih lanjut menyatakan bahwa beras giling
mempunyai kisaran IG dari 54 sampai dengan 121. Foster-Powell et al. (2002)
menyarankan untuk melakukan pengujian IG beras secara lokal karena adanya
variasi genetik yang cukup luas antar negara. Beras giling dan ketan pada
umumnya tergolong sebagai pangan ber IG tinggi, beras pecah kulit (brown rice)
yaitu beras tanpa disosoh, beras pratanak (parboiled rice) dan beras varietas
tertentu, seperti Basmati mempunyai IG sedang. Bahkan beberapa varietas beras
mempunyai IG rendah (Foster-Powell et al. 2002). Di Indonesia informasi tentang
respon glikemik pangan, terutama beras, dan karakteristik beras yang
berhubungan dengan IG masih sangat terbatas.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa diet IG rendah pada penderita DM
dapat meningkatkan pengendalian kadar glukosa darah (Miller et al. 1992) maka
perlu dilakukan upaya penurunan IG beras agar diabetesi tetap dapat
mengonsumsi nasi dengan aman. Salah satu faktor yang dapat menurunkan IG
adalah zat antigizi, misalnya asam fitat dan tanin (Thompson et al. 1984;
Rimbawan & Siagan 2004). Senyawa polifenolik sering disebut juga disebut
dengan tanin. Zat antigizi tersebut dapat menurunkan daya cerna protein maupun
Deleted: Padahal IG beras sangat
bervariasi, tergantung varietas dan
cara prosesnya.
4
pati sehingga respon glikemik juga akan menurun (Griffiths & Moseley 1980;
Thompson et al. 1984). Senyawa tanin atau polifenol banyak terdapat pada
berbagai tanaman, antara lain pada daun jambu, cacao dan teh. Dalam penelitian
ini dipilih daun teh yang telah diproses menjadi teh hijau, dengan pertimbangan
ketersediaan cukup melimpah, mudah diperoleh dan harganya relatif murah.
Selain itu, teh hijau telah dikenal mempunyai berbagai khasiat membantu
mencegah berbagai penyakit antara lain kanker, diabetes, kardiovaskuler,
(Wickremasinghe 1976; Balentine & Paetau-Robinson 2000). Lebih lanjut
Matsumoto et al. (1993) menyebutkan bahwa pemberian senyawa tanin termasuk
polifenol teh secara oral dapat menurunkan aktivitas enzim amilase dan juga
menurunkan kadar glukosa darah unggas. Oleh karena itu, penelitian beras yang
diberi perlakuan ekstrak teh hijau (mengandung polifenol), diharapkan dapat
menurunkan daya cerna pati, sehingga IG-nya juga menurun dan berpotensi
sebagai beras fungsional bagi penderita diabetes melitus.
Tujuan Penelitian
Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan beras lokal dengan daya cerna
pati rendah, sehingga indeks glikemiknya rendah, dan mempunyai sifat yang
sesuai (nilai gizi, sifat organoleptik, fungsi fisiologis) sebagai pangan fungsional
untuk penderita diabetes melitus.
Deleted: Di Indonesia, daftar
indeks glikemik masih sangat
langka (Marsono 2002). Sampai
saat ini, penelitian mengenai IG
berbagai varietas beras di
Indonesia belum pernah dilakukan.
Beras lokal (padi bulu) maupun
padi unggul modern yang
dihasilkan oleh Lembaga-lembaga
penelitian di Indonesia sangat
banyak ragamnya. Diharapkan
dengan penelitian aktivitas
hipoglikemik dari berbagai
verietas beras, akan diperoleh
beras hasil produksi dalam negeri
yang mempunyai IG rendah.
Selain faktor genetik, IG bahan
pangan juga dipengaruhi oleh cara
proses dan sifat fisikokimia,
termasuk antigizi (Rimbawan dan
Siagian 2004). Polifenol
merupakan salah satu antigizi yang
dapat menurunkan IG. Oleh sebab
itu p
Deleted: engan
Deleted: polifenol
Deleted:
Tujuan khusus
1. Mengevaluasi aktivitas hipoglikemik dan komposisi beberapa varietas beras
Indonesia.
2. Menentukan kondisi proses pembuatan beras pratanak dan beras instan
fungsional
3. Menguji daya hipoglikemik beras fungsional yang diberi perlakuan dengan
Deleted: pat
Deleted: menghasilkan
Deleted: ¶
Deleted: ¶
¶
¶
Deleted: ¶
Deleted: indeks
Deleted: ¶
ekstrak teh hijau dan perubahan histologi pankreas tikus DM yang diberi
Formatted: German
(Germany)
ransum beras fungsional untuk penderita diabetes melitus.
Deleted: sifat fisiko
Formatted: German
(Germany)
5
4. Menentukan indeks glikemik: a. beras Memberamo; b. beras Memberamo
fungsional; c. beras Memberamo instan fungsional; dan d. beras Memberamo
pratanak fungsional
Hipotesis
1. Konsentrasi ekstrak teh hijau yang digunakan berpengaruh terhadap daya
Deleted: aktivitas hipoglikemik
cerna pati in vitro beras.
2. Daya cerna pati in vitro beras berpengaruh terhadap aktivitas hipoglikemik
Deleted: Kandungan amilosa,
serat pangan, pati resisten, dan d
beras.
3. Beras fungsional dengan ekstrak teh hijau dapat menghambat laju kerusakan
sel-β pankreas pada tikus penderita DM.
4. Perlakuan beras dengan ekstrak teh hijau berpengaruh terhadap nilai indeks
Deleted: <#>Ekstrak teh hijau
dapat menurunkan daya cerna pati,
sehingga berpengaruh terhadap
penurunan indeks glikemik beras.¶
Formatted: Bullets and
Numbering
Deleted: Cara p
glikemik beras.
Deleted: ngo
Deleted: h
Kegunaan Penelitian
1. Bagi pemulia padi: Komposisi kimia beras yang berpengaruh terhadap indeks
glikemik dapat menjadi acuan dalam merakit varietas yang lebih bermanfaat
bagi kesehatan, khususnya DM.
2. Bagi industri pangan: Informasi indeks glikemik beras dapat sebagai acuan
dalam memilih bahan baku sesuai untuk produk akhir yang diinginkan.
3. Bagi konsumen diabetesi: Tersedia beras lokal dengan indeks glikemik
rendah. Ketersediaan dan keterjangkauan pangan pokok ini akan membantu
diabetesi untuk hidup nyaman dan aman dalam mengonsumsi beras. Artinya,
diabetesi tidak perlu menghindar dari konsumsi beras dan beralih pada sumber
karbohidrat lain, asalkan dipilih beras dengan indeks glikemik rendah.
Deleted:
Page 2: [1] Deleted
SriWidowati
1/30/2007 2:49:00 PM
Selain terapi diet, obat-obatan juga tetap diperlukan. Seiring dengan meningkatnya
jumlah penderita DM, maka kebutuhan obat-obatan hipoglikemik oral juga semakin
meningkat, karena hampir 88% penderita DM
dilaporkan menggunakan obat oral
hipoglikemik dalam terapinya. Namun saat ini ketersediaan bahan baku obat dalam
negeri tidak seimbang dengan kebutuhan obat di masyarakat, sehingga masih perlu
mengimpor. Salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk mengatasi hal ini antara lain
dengan menggali potensi kekayaan alam Indonesia, untuk dimanfaatkan secara rasional
sebagai food supplement guna mencegah meningkatnya prevalensi diabetes melitus.
Pemanfaatan obat hipoglikemik oral sampai saat ini masih menjadi pilihan utama
bagi pengobatan diabetes melitus dan pengendalian hiperglikemik, namun obat-obatan
tersebut ternyata masih mempunyai efek samping yang meningkatkan kejadian
komplikasi DM. Sementara itu pemanfaatan bahan pangan lokal
Indonesia yang
potensial sebagai antidiabetes hingga saat ini belum maksimal. Padahal kekayaan alam
Indonesia sangat mendukung untuk eksplorasi tersebut.
Download