BAB II TRANSFORMATOR 2.1 Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis, yang dipergunakan untuk memindahkan daya dari suatu rangkaian ke rangkaian lain, dengan mengubah tegangan, tanpa mengubah frekuensi. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat dari besi berlapis, dan dua buah kumparan yaitu kumparan perimer dan kumparan sekunder. Kedua kumparan ini tidak terhubung secara langsung. Satu-satunya hubungan antara kedua kumparan adalah fluks magnetik bersama yang terdapat dalam inti. Kumparan primer transformator dihubungkan ke sumber daya listrik bolak-balik dan kumparan sekunderdihubungkan ke beban dan jika terdapat kumparan ketiga, kumparan tersebut dinamakan kumparan tersier. Rasio perubahan tegangan tergantung pada rasio jumlah lilitan pada kedua kumparan transformator. Penggunaan transformator dalam bidang tenaga listrik sangat luas. Penggunaan transformator dalam sistem tenaga yang sangat sederhana dan andal merupakan salah satu alasan penting dalam pemakaiannya dalam penyaluran tenaga listrik arus bolak-balik, karena arus bolak–balik sangat banyak dipergunakan untuk pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik. Pada penyaluran tenaga listrik terjadi kerugian sebesar I2R watt, kerugian ini akan banyak berkurang apabila tegangan dinaikkan. Dengan demikian saluran-saluran tenaga listrik senantiasa mempergunakan tegangan yang tinggi. 2.2 Konstruksi Transformator Pada dasarnya transformator terdiri atas kumparan primer dan kumparan sekunder yang dibelitkan pada inti ferromagnetik.Transformator terdiri dari beberapa bagian utama yaitu : 5 Universitas Sumatera Utara 2.2.1 Inti Besi Inti besi dibentuk dari lempengan – lempengan besi tipis berisolasi yangdi susun sedemikian rupa untuk mengurangi panas yang ditimbulkan oleh rugi arus eddy.Inti besi digunakan sebagai media jalannya flux yang timbul akibat induksi arus bolakbalik pada kumparan yang mengelilingi inti besi sehingga dapat menginduksi kembali kekumparan yang lain. 2.2.2 Winding/ Kumparan Pada suatu transformator terdapat lilitan kawat berisolasi yang membentuk suatukumparan. Kumparan transformator terdiri darikumparan primer dan kumparan sekunder yangdiisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap antar kumparan dengan isolasi padat.Kumparan transformator digunakan sebagai alat transformasi tegangan dan arus. Kumparanterdiri dari batang tembaga berisolasi yang mengelilingi inti besi, dimana saat arus bolak balikmengalir pada belitan tembaga tersebut, inti besi akan terinduksi dan menimbulkan fluxmagnetik. Kerja transformator yang berdasarkan induksi elektromagnet, menghendaki adanyagandengan magnet antara rangkaian primer dan sekunder. Gandengan magnet ini berupa intibesi tempat melakukan fluks bersama. Berdasarkan cara melilitkan kumparan pada inti, dikenaldua macam transformator, yaitu tipe inti (core) dan tipe cangkang (shell). 2.2.3 Bushing Hubungan antara kumparan transformator ke jaringan luar melalui sebuah busing yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai penyekat antara konduktor tersebut dengan tangki transformator.Terdapat empat bagian utama penyususn bushing yaitu isolasi, konduktor,klem koneksi, dan asesoris. Isolasi pada bushing terdiri dari dua jenis yaitu oil impregnatedpaper dan resin mpregnated paper. 6 Universitas Sumatera Utara 2.2.4 Tangki Konservator Saat terjadi kenaikan suhu operasi pada transformator, minyak isolasi akan memuaisehingga volumenya bertambah. Sebaliknya saat terjadi penurunan suhu operasi, maka minyakakan menyusut dan volume minyak turun. Konservator digunakan untuk menampung minyakpada saat transformator mengalamui kenaikan suhu.Seiring dengan naik turunnya volume minyak di konservator akibat pemuaian dan penyusutanminyak, volume udara didalam konservator pun akan bertambah dan berkurang. Penambahanatau pembuangan udara didalam konservator akan berhubungan dengan udara luar. Agarminyak isolasi transformator tidak terkontaminasi oleh kelembaban dan oksigen dari luar,maka udara yang akan masuk kedalam konservator akan difilter melalui silicagel. 2.2.5 Minyak & Kertas Isolasi Minyak isolasi pada transformator digunakan sebagai media isolasi, pendingin danpelindung belitan dari peristiwa oksidasi. Minyak isolasi transformator merupakan minyak mineral. Ada tiga jenis minyak trafo, yaitu parafinik, napthanik dan aromatik. Ketiga jenisminyak dasar tersebut tidak boleh dilakukan pencampuran karena memiliki sifat fisik dan sifatkimia yang berbeda. Tabel 2.1 adalah standart IEC 60422 tentang batasan-batasan minimum untuk minyak isolasi yang baru dimasukan kedalam peralatansebelum di-energize. Tabel 2.1 Batasan minyak isolasi yang baru dimasukkan kedalamperalatan sebelum di-energize Highest voltage equipment Property Appearance kV <72.5 72.5 to 170 >170 Max. 2.0 Max. 2.0 Max. 2.0 Breakdown Voltage (kV) >55 >60 >60 Water content (mg/kg)0 20π Colour (on scale given in ISO 2049) Acidity (mg KOH/g) Max. 0.03 <10 Max. 0.03 Max. 0.03 7 Universitas Sumatera Utara Highest voltage equipment Property Dielectric dissipation factor kV Max. 0.015 Max. 0.015 Max. at 900 and 40 Hz to 60 Hz Resistivity at t 900 C (GΩm) 0.010 Min. 60 Oxidation stability Interfacial tension (mN/m) Min. 60 As specified IEC 60296 Min. 35 Total PCB content (mg/kg) Particles Min. 60 Min. 35 Min. 35 Not detectable (<2 total) - - See Table 8 1π 2.2.6 Pendingin Sebagai instalasi tenaga listrik yang dialiri arus maka pada transformator akan terjadipanas yang sebanding dengan arus yang mengalir serta temperatur udara disekelilingtransformator tersebut. Jika temperatur luar cukup tinggi dan beban transformator juga tinggimaka transformator akan beroperasi dengan temperatur yang tinggi pula. Untuk mengatasi haltersebut transformator perlu dilengkapi dengan sistim pendingin yang bisa memanfaatkan sifatalamiah dari cairan pendingin dan dengan cara mensirkulasikan secara teknis, baik yangmenggunakan sistem radiator, siripsirip yang tipis berisi minyak dan dibantu denganhembusan angin dari kipas-kipas sebagai pendingin yang dapat beroperasi secara otomatisberdasarkan pada setting rele temperatur dan sirkulasi air yang bersinggungan dengan pipaminyak isolasi panas. Minyak isolasi transformator selain merupakan media isolasi juga berfungsi sebagaipendingin. Pada saat minyak bersirkulasi, panas yang berasal dari belitan akan dibawa olehminyak sesuai jalur sirkulasinya dan akan didinginkan pada sirip – sirip radiator. Adapunproses pendinginan ini dapat dibantu oleh adanya kipas dan pompa sirkulasi gunameningkatkan efisiensi pendinginan. Pada Tabel 2.2 terdapat macam-macam pendingin yang digunakan pada transformator. 8 Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2 Macam-Macam Pendingin pada Transformator Media No Macam Sistem Dalam pendingin Transformator Diluar Transformator Sirkulasi Sirkulasi Sirkulasi Sirkulasi Alamiah Paksa Alamiah Paksa 1 AN - - Udara - 2 AF - - - Udara 3 ONAN Minyak - Udara - 4 ONAF Minyak - - Udara 5 OFAN - Minyak Udara - 6 OFAF - Minyak - Udara 7 OFWF - minyak - Air 8 ONAN/ONAF Kombinasi 3 dan 4 9 ONAN/OFAN Kombinasi 3 dan 5 10 ONAN/OFAF Kombinasi 3 dan 6 11 ONAN/OFWF Kombinasi 3 dan 7 2.2.7 Tap Changer Tap changer merupakan peralatan bantu pada transformator yang digunakan untukmengatur tegangan keluaran yang sesuai dengan kebutuhan. Tap changer transformator terdiridari dua jenis yaitu: a. Off Load Tap Changer Tipe tap changer yang dapat beroperasi hanya pada saat keadaan tidak berbeban.Tipe off load tap changer hanyabisadioperasikansecara manual. b. On Load Tap Changer Tipe tap changer yang dapat beroperasi pada saat keadaan berbeban. Tipe onload tap changer dapat dioperasikan secara manual dan otomatis. 9 Universitas Sumatera Utara Pada Tabel 2.3 dibawah adalah data tap changer yang digunakan pada transformator daya. Tabel 2.3 Data Tap Changer Transformator Daya High Voltage Voltage Current Selector Tapping V A R S T Position + 5.0 315000 476.5 A2-A3 B2-B3 C2-C3 I + 2.0 307500 500.4 A3-A4 B3-B4 C3-C4 II Rate 300000 488.2 A4-A5 B4-B5 C4-C5 III -2.5 292500 523.2 A5-A6 B5-B6 C5-C6 IV -5.0 285000 526.7 A6-A7 B6-B7 C6-C7 V Tapping % Low voltage Voltage (V) Current (A) 15750 9530.8 Tap changer terdiri dari : a) Selector Switch Merupakan rangkaian mekanis yang terdiri dari terminal terminal untuk menentukan posisi tapatau ratio belitan primer b) Diverter Switch Merupakan rangkaian mekanis yang dirancang untukmelakukan kontak atau melepaskan kontak dengan kecepatan yang tinggi. c) Tahanan transisi Merupakan tahanan sementara yang akan dilewati arus primer pada saat perubahan tap. 2.2.8 Indikator Pada transformator terdapat indiator yang digunakan untuk mengawasi transformatorselama beroperasi. Beberapa indikator yang terdapat pada transformator yaitu: 10 Universitas Sumatera Utara 1. Temperatur minyak.Temperatur minyak digunakan untuk mengetahui besar suhu panas yang dialami minyak transformator. Temperatur minyak juga berfungsi sebagai indikator untukmenghentikan sistem pendingin ONAF. 2. Temperatur belitan. Temperatur minyak digunakan untuk mengetahui besar suhupanas yang di alami belitan transformator. Temperatur belitan juga berfungsi sebagai indicatoruntuk mengaktifkan sistem pendingin ONAF. 2.2.9 NGR (Neutral Grounding Resistant) Salah satu metoda pentanahan adalah dengan menggunakan NGR. NGR adalah sebuahtahanan yang dipasang serial dengan neutral sekunder pada transformator sebelum terhubungke ground/tanah. Tujuan dipasangnya NGR adalah untuk mengontrol besarnya arus gangguanyang mengalir dari sisi neutral ke tanah. Ada dua jenis NGR, Liquid dan Solid A. Liquid Dimana resistornya menggunakan larutan air murni yang ditampung didalambejana dan ditambahkan garam (NaCl) untuk mendapatkan nilai resistansi yangdiinginkan. B. Solid Sedangkan NGR jenis padat terbuat dari Stainless Steel, FeCrAl, Cast Iron,Copper Nickel atau Nichrome yang diatur sesuai nilai tahanannya. 2.3 Tipe Konstruksi Transformator Konstruksi transformator daya terdiri atas 2 tipe, yaitu tipe inti I (Core Type) dan tipe cangkang (Shell Type). Kedua tipe ini menggunakan inti berlaminasi yang terisolasi satu dengan yang lainnya. Hal ini berguna untukmengurangi rugirugi akibat arus Eddy (arus pusar). 11 Universitas Sumatera Utara 2.3.1 Transformator Tipe Inti (Core form) Transformator tipe inti dibentuk dari lapisan besi berisolasi berbentuk persegi dengan kumparan transformasinya dibelitkan pada dua sisi persegi. Pada konstruksi tipe ini, kumparan dililitkan mengelilingi inti besi seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1. dan konstruksi intinya pada umumnya berbentuk huruf L, huruf U Gambar 2.1 Konstruksi TransformatorTtipe Inti ( core form ) 2.3.2 Transformator Tipe Cangkang ( Shell form ) Jenis konstruksi transformator yang kedua yaitu tipe cangkang yang dibentukdarilapisan inti berisolasi, dan kumparan dibelitkan di pusat inti.Pada transformator ini, kumparan atau belitan transformator dikelilingi oleh inti, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.2. Umumnya konstruksi intinya berbentuk huruf E, huruf I, huruf F Gambar 2.2 Transformator Tipe Cangkang ( shell form ) 12 Universitas Sumatera Utara 2.4 Prinsip KerjaTransformator Skematik Diagram Transformator 1 Fasa dapat dilihat pada Gambar 2.3 berikut : Gambar 2.3Skematik Diagram Transformator 1 Fasa Keterangan gambar 2.3 yaitu: N1 = Jumlah lilitan sisi primer V2 = Tegangan output (volt) N2 = Jumlah lilitan sisi sekunder V1 = Tagangan input (volt) E1 = GGL efektif sisi primer (volt) Φ = Fluksi magnet E2 = GGL efektif sisi sekunder (volt) Berikut uraian prinsip kerja transformator menggunakan prinsip induksielektromagnetik : 1. Tegangan bolak – balik V1 diberikan pada belitan N1, maka pada belitan N1 akan mengalir I1. 2. Arus bolak balik I1 yang mengalir pada belitan N1 akan menghasilkan gaya gerak magnet pada belitan, yang akan menghasilkan fluks bolak balik dalam inti besi. 3. Akibat timbulnya fluks bolak balik di dalam inti besi, maka akan menghasilkan gaya gerak listrik sebesar (E1). 4. Akibat adanya fluks di N1 maka N1 terinduksi (self induction) dan terjadi pula induksi di kumparan sekunder N2 karena pengaruh induksi dari kumparan primer N1 (mutual induction) yang menyebabkan timbulnya fluks magnet dikumparan sekunder. 13 Universitas Sumatera Utara 5. Jika belitan N2 dihubungkan ke beban, maka pada N2 timbul I2 akibat E2. Hal ini mengakibatkan timbulnya gaya gerak magnet pada N2 dan akibatnya pada beban timbul V2. Sehingga energi listrik dapat ditransfer keseluruhan (secara magnetisasi ). e = -N π∅ ππ‘ ...............................................................................................(2.1) Dimana : e = gaya gerak listrik ( ggl ) [ volt ] N = jumlah lilitan d∅ dt = perubahan fluks magnet Ο 2.5 Rangkaian Ekivalen Transformator Fluks yang dihasilkan oleh arus pemagnetan Im tidak seluruhnya merupakanfluks bersama (Π€M), sebagian mencakup kumparan pimer (Π€1) atau mencakupkumparan sekunder saja (Π€2) dalam model rangkaian ekivalen yang dipakai untukmenganalisis kerja suatu transformator, adanya fluks bocor Π€1 dengan mengalamiproses transformasi dapat ditunjukan sebagai reaktansi X1 dan fluks bocor Π€2 denganmengalami proses transformasi dapat ditunjukan sebagai reaktansi X2 sedang rugitahanan ditunjukan dengan R1 dan R2, dengan demikian model rangkaian dapatdituliskan seperti Gambar 2.4. Gambar 2.4Gambar Rangkaian Transformator Ideal Dari rangkaian transformator ideal diatas dapat dibuat diagram vektornya seperti Gambar 2.5 berikut, 14 Universitas Sumatera Utara Gambar 2.5 Diagram Vektor Model Rangkaian Transformator Ideal Dari diagram vektor diatas dapat pula diketahui hubungan penjumlahan vektor yaitu : V1 = I1R1 + I1X1 + E1 E2 = I2R2 + I2X2 + V2 E1/E2 = N1/N2 = a atau E1 = a E2, hingga E1 = a (I2R2 + I2X2 + V2) Maka : V1 = I1R1 + I1X1 + a (I2R2 + I2X2 + V2) V1 = I1R1 + I1X1 + a I2R2 + a I2X2 + a V2 Karena I'2/I2 = N2/N1 = 1/a atau I2= aI'2 Maka: V1 = I1R1 + I1X1+ a (a I'2R2) + a (a I'2X2) + a V2 V1 = I1R1 + I1X1+ a2 I'2R2 + a2 I'2X2 + a V2 V1 = I1R1 + I1X1+ I'2 (a2 R2 + a2 X2) + a V2 (Volt)....................(2.2) Dari rangkaian transformator ideal diatas, apabila semua nilai parameter sekunderdinyatakan pada sisi rangkaian primer, harganya perlu dikalikan dengan faktor a2,dimana X'2 = X2 a2 , R'2 = R2 a2 , dan I'2 = I2, maka dapat rangkainnya menjadi seperti ditunjukkan Gambar 2.6 dibawah. 15 Universitas Sumatera Utara Gambar 2.6 Gambar Rangkaian Ekivalen Transformator Untuk memudahkan perhitungan, model rangkaian ekivalen transformatortersebut dapat diubah menjadi seperti gambar 2.7 dibawah ini : Gambar 2.7 Penyederhanaan Rangkaian Ekivalen Transformator Dari hasil penyederhanaan rangkaian ekivalen transformator seperti terlihat pada Gambar 2.7, maka dapat dibuat diagram vektornya seperti Gambar 2.8 dibawah. Gambar 2.8 Diagram Vektor Parameter Sekunder pada Rangkaian Primer Gambar 2.8 di atas dapat di sederhanakan dengan menggunakan Rek dan Xekyang dapat dihitung dengan persamaan di bawah ini : Rek = R1 + a2R2 (Ohm) Xek = X1 + a2X2 (Ohm) ..............................................................................(2.3) 16 Universitas Sumatera Utara Dengan menggunakan persamaan 2.3, maka rangkaian ekivalen transformator menjadi seperti ditunjukkan pada Gambar 2.9. Gambar 2.9 Hasil Akhir Penyederhanaan Rangkaian Ekivalen Transformator Parameter transformator yang terdapat pada model rangkaian (rangkaianekivalen) Rc, Xm, Rek dan Xekdapat ditentukan besarnya dengan dua macampengukuran yaitu pengukuran beban nol dan pengukuran hubungan singkat. 2.6 Transformator Tanpa Beban. Bila kumparan primer suatu transformator dihubungkan dengan sumber tegangan V1yang sinusoid, akan mengalirkan arus primer I0 yang juga sinusoid dan dengan menganggapbelitan N1 reaktif murni, I0 akan tertinggal 900 dari V1. Adapun brangkaian transformator ideal dengan vektornya ditunjukkan Gambar 2.10. Gambar 2.10Transformator Tanpa Beban Arus primer I0 menimbulkan fluks (Π€) yang sefasa dan juga berbentuk sinusoid. 17 Universitas Sumatera Utara Π€ = Π€maxsin ωt Fluks yang sinusoid ini akan menghasilkan tegangan induksi e1 πØ E2 =−π ππ‘ = -N π(Π€ max.sin ππ‘) ππ‘ = -N1.π. Ø max. cosπt (tertinggal 900 dari Π€) Harga efektifnya E2 = π1.2 πβπ.πØππππ = 4.44 N1 f Ømax √2 Pada rangkaian sekunder, fluks (Π€) bersama tadi menimbulkan πØ E2 = - N2 ππ‘ E2= -N2.π. Ø max. cosπt E2=4.44 N2f Ø max Sehingga : πΈ1 π1 = πΈ2 π2 Dengan Mengabaikan rugi tahanan dan adanya fluks bocor πΈ1 V1 π1 = = Ι; .........................................................................................(2.4) = πΈ2 V2 π2 dimana a = perbandingan transformasi Dalam hal ini tegangan induksi E1 mempunyai besaran yang sama tetapi berlawanan arahdengan tegangan sumber V1. 2.7 Transformator Dengan Beban Konstruksi dari transformator berbeban dapat dilihat pada Gambar 2.11. Apabila kumparan sekunder dihubungkan dengan beban ZL,I2 mengalir pada kumparansekunder, dimana I2 = V2 / ZL , dengan θ2 = faktor kerja beban.Arus beban I2 ini menimbulkan Gaya Gerak Magnet (ggm) N2I2 yang cenderungmenentang fluks bersama yang telah ada akibat arus pemagnetan IM. 18 Universitas Sumatera Utara Gambar 2.11Transformator Berbeban Agar fluks bersama itutidak berubah nilainya, pada kumparan primer harus mengalir arus I2, yang menentang arusyang dibangkitkan oleh beban I2, sehingga keseluruhan arus yang mengalir pada kumparanprimer menjadi : I1= I0 +I2 Bila rugi besi diabaikan, maka I0= Im I1= Im +I2 Untuk menjaga agar fluks tetap tidak berubah sebesar ggm yang dihasilkan oleh aruspemagnetan IM saja, berlaku hubungan: N1IM= N1I1- N2I2 N1IM= N1(IM+I2)- N2I2 Sehingga : N1IM= N2I2 Karena nilai IM dianggap kecil, maka I2 =I1, jadi N1IM= N2I2 πΌ1 πΌ2 = π2 π1 = 1 Ι .................................................................................(2.5) 2.8 Transformator Tiga Fasa Pada sistem tenaga listrik, umumnya menggunakan sistem tiga fasa. Pada sistem tiga fasa, peneikan dan penurunan tegangan daat dilakukan dengan dua cara yaitu : (a) Menggunakan tiga unit transformator satu fasa. (b) Menggunakan satu unit transformator tiga fasa. 19 Universitas Sumatera Utara Transformator tiga fasa mempunyai inti dengan tiga kaki dan setiap kaki mendukung belitan primer dan sekunder. Untuk penyaluran daya yang sama, penggunaan satu unit transformator tiga fasa akan lebih ringan, lebih murah dan lebih efisien dibandingkan dengan tiga unit transformator satu fasa. Aka tetapi penggunaan tiga unit transformator satu fasa juga mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan satu unit transformator tiga fasa. Misalnya biaya awal yang lebih rendah, jika untuk sementara beban dapat dilayani jika untuk sementara beban dapat dilayani dengan dua unit saja dan unit ketiga ditambahkan jika penambahan beban telah terjadi. Terjadinya kerusakan pada salah satu unit tidak mengharuskan pemutusan seluruh penyaluran daya. Pemilihan cara mana yang lebih baik, tergantung dari berbagai pertimbangan keadaan khusus . pada dasarnya kedua cara adalah sama. 2.8.1 Konstruksi Transformator Tiga Fasa 2.8.1.1 Konstruksi Dengan Menggunakan 3 Buah Transformator 1 fasa Konstruksi ini mempunyai bentuk yang relatif kecil, ringan dan murah. Apabila terjadi gangguan pada salah satu fasa cukup mengganti 1 transformator 1 fasa dan transformator yang lain tidak akan terganggu. Konstruksi ini dapat dilihat pada Gambar 2.12: Gambar 2.12Transformator Tiga Fasa Dengan Menggunakan Tiga Buah Transformator Satu Fasa 20 Universitas Sumatera Utara 2.8.1.2 Konstruksi Dengan Menggunakan 3 Buah Belitan Primer, 3 Buah Belitan Sekunder dan 1 Inti Besi Konstruksi ini lebih umum digunakan, dikarenakan konstruksi ini lebih mudah dalam hal instalasinya dibanding dengan konstruksi 3 buah transformator 1 fasa. Seperti halnya dengan transformator 1 fasa, konstruksi transformator 3 fasa ini mempunyai 2 tipe juga yaitu tipe inti dan tipe cangkang. Konstruksi ini dapat dilihat pada Gambar 2.13 dan Gambar 2.14 berikut : Gambar 2.13Transformator Dengan Tiga Buah Belitan Primer Tipe Cangkang (Shell Type) Gambar 2.14Tiga Buah Belitan Sekunder Dan Satu Inti Besi Tipe Inti (Core Type) 2.9 Hubungan Belitan Tranformator Pada prinsipnya metode atau cara merangkai belitan kumparan di sisi primer dan sekunder Transformator, umumnya dikenal 3 cara untuk merangkainya, yaitu hubungan bintang, hubungan delta, dan hubungan zig zag. Kombinasi dari ketiga 21 Universitas Sumatera Utara cara menghubungankan transformator ini dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu: 1. Transformator tiga fasa tanpa belitan tersier : primer-sekunder 2. Transformator tiga fasa dengan khusus 3. Transformator tiga fasa dengan belitan tersier: primer-sekunder-tersier 2.9.1. Transformator Tiga Fasa Tanpa Belitan Tersier (Primer-Sekunder) Terdapat bermacam-macam kombinasi sambungan di dalam transformator 3 fasa. Kombinasi sambungan transformator tersebut dapat digunakan untuk memindahkan daya dari daya 3 fasa ke daya 3 fasa, dari tiga fasa ke enam fasa, dan sebagainya.Terdapat kombinasi sambungan transformator 3 fasa seperti Gambar 2.15 yaitu: (a) (b) (c) Gambar 2.15skema belitan transformtor tiga fasa tanpa belitan tersier[5] 22 Universitas Sumatera Utara Untuk menghubungkan belitan-belitan suatu transformator dapat dilakukan dengan berbagai kombinasi seperti ditunjukkan pada Tabel 2.4 berikut. Tabel 2.4 Kombinasi Sambungan Transformator Primer Sekunder Penulisan Bintang Bintang Yy Bintang Segitiga Yd Bintang Zig-zag Yz Segitiga Bimtang Dy segitiga Segitiga Dd Segitiga Zig-zag Dz Dari bermacam-macam variasi kombinasi sambungan seperti tersebut diatas, yang lazim digunakan sesuai dengan normalisasi adalah: : sambungan bintang (Y) dan segitiga (β) Primer Sekunder : sambungan bintang (Y) dan segitiga (β) danzig-zag (Z) A. Trafo 3 fasa Hubung Bintang Bintang (Y-Y) Hubungan ini diperlihatkan gambar 2.16. tegangan line primer samadengan √3 kali tegangan fasa primer dengan beda sudut fasa 300. Sedangkan tegangan line sekunder sama dengan √3 kali tegangan fasa sekunder dengan beda sudut fasa 300. Pada jenis ini ujung ujung pada masing masing terminal dihubungkan secara bintang. Titik netral dijadikan menjadi satu. Fasor tegangan fasa-fasa primer dan sekunder tidak terdapat perbedaan fasa. Transformator hubungan bintang-bintang dapat dilihat pada Gambar 2.16. Perbandingan tegangan fasa-fasa primer dengan sekundernya adalah : ππΏπ ππΏπ π √3 πΌ πΌ 1 = ππΉπ√3 = π ; πΌπΏπ = πΌπΉπ = π …………………………………...(2.6) πΉπ πΏπ πΉπ 23 Universitas Sumatera Utara Gambar 2.16 Trafo Hubungan Bintang Bintang Jika beban pada rangkaian trafo tidak seimbang maka tegangan pada masingmasing fasa trafo menjadi tidak seimbang. Jika tegangan tiga fasa dihubungkan ke trafo wye-wye, tegangan pada masing-masing fasa berbeda 120.Pada hubungan ini terdapat tegangan harmonik ketiga akibat ketidaklinieran inti. Dimana besar tegangan komponen harmonik ketiga lebih besar tegangan fundamental. Masalah ini diatasi dengan netral trafo di groundkan, terutama titik netral sisi primer trafo. Cara ini memungkinkan komponen harmonik ketiga mengalir pada netral. Grounding netral juga memberi lintasan balik untuk arus tidak seimbang. Dapat juga diatasi dengan menambah kumparan tersier yang dihubungkan delta. Belitan deta akan menekan tegangan komponen harmonik ketiga. B. Trafo Hubung Segitiga-Segitiga (Δ - Δ) Pada jenis ini ujung fasa dihubungkan dengan ujung netral kumparan lain yang secara keseluruhan akan terbentuk hubungan delta/segitiga. Hubungan ini umumnya digunakan pada sistem yang menyalurkan arus besar pada tegangan rendah dan yang paling utama saat keberlangsungan dari pelayanan harus dipelihara meskipun salah satu fasa mengalami kegagalan. Perbandingan tegangan fasa-fasa primer dengan sekundernya adalah : ππΏπ ππΏπ π πΌ = ππΉπ = a ; πΌπΏπ = πΉπ πΏπ πΌπΉπ √3 πΌπΉπ √3 1 = π …………………………………......(2.7) 24 Universitas Sumatera Utara Bentuk belitan dari transformator hubungan delta-delta dapat dilihat pada Gambar 2.17. Gambar 2.17 Trafo Hubungan Delta Delta Kelebihan dari hubungan delta-delta ialah, tidak menimbulkan masalah yang serius pada saat melayani beban tidak seimbang, tidak ada masalah gangguan harmonisa ketiga pada tegangan, tidak ada perbedaan phasa antra sisi primer dan sekunder. Hubungan antar belitan ini memiliki kelemahan yaitu, insulation tegangan yang digunakan pada sisi primer dan sekunder harus lebih dari tegangan line serta tidak tersedianya titik netral pada kedua sisi transformator. C. Trafo Hubung Bintang Segi tiga ( Y - Δ) Pada hubung ini, kumparan pafa sisi primer dirangkai secara bintang (wye) dan sisi sekundernya dirangkai delta. Umumnya digunakan pada trafo untuk jaringan transmisi dimana tegangan nantinya akan diturunkan (Step- Down).Tegangan fasa-fasa pimer samadengan √3 kali tegangan fasa primer dengan perbedaan sudut fasa 30o, sedangkan teganganfasa-fasa sekunder sama dengan tegangan fasa sekunder. Perbandingan tegangan fasa-fasa primer dengan sekundernya adalah : ππΏπ ππΏπ = ππΉπ √3 ππΉπ πΌ = a√3 ; πΌπΏπ = πΌ πΏπ πΌπΉπ πΉπ 1 = π√3…………………………….....(2.8) √3 Bentuk belitan dari transformator hubungan segitiga-delta dapat dilihat pada Gambar 2.18. 25 Universitas Sumatera Utara Gambar 2.18 Trafo Hubungan Bintang Delta Kelebihan dari hubunganini ialah, tidak ada masalah yang serius pada saat melayani beban yang tidak seimbang karena hubungan delta pada sisi sekunder akan mendistribusikan beban tidak seimbang tersebut pada masing-masing phasa.Masalah harmonisa ketiga pada tegangan disisi sekunder dapat dihapus karena telah disirkulasikan melalui hubungan delta disisi sekunder. Sedangkan kekurangan dari hubungan belitan ini adalah tegangan pada sisi sekunder mengalami pergeseran phasa terhadap sisi primer, sehingga apabila ingin memparalel trafo dengan hubungan Wye-Delta (Y-Δ) ini maka harus diperhatikan kesamaan vektor diagram transformator yang akan diparalel tersebut. D. Trafo Hubungan Segitiga Bintang (Δ - Y) Pada hubung ini, sisi primer trafo dirangkai secara delta sedangkan pada sisi sekundernya merupakan rangkaian bintang sehingga pada sisi sekundernya terdapat titik netral. Biasanya digunakan untuk menaikkan tegangan (Step -up) pada awal sistem transmisi tegangan tinggi. Tegangan fasa-fasa pimer samadengan tegangan fasa primer, sedangkan tegangan fasa-fasa sekunder sama dengan √3 kali tegangan fasa sekunder dengan perbedaan sudut fasa 30o. Perbandingan tegangan fasa-fasa primer dengan sekundernya adalah : ππΏπ ππΏπ ππΉπ =π πΉπ √3 π πΌ = √3; πΌπΏπ = πΏπ πΌπΉπ √3 πΌπΉπ = √3 π …………………………………......(2.9) Fasor tegangan fasa-fasa sekunder mendahului primer 30o.Bentuk belitan dari transformator hubungan segitiga-bintang dapat dilihat pada Gambar 2.19. 26 Universitas Sumatera Utara Gambar 2.19 Trafo Hubungan Segitiga Bintang E. Hubungan Zig Zag Kebanyakan transformator distribusi selalu dihubungkan bintang, salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh transformator tersebut adalah ketiga fasanya harus diusahakan seimbang. Apabila beban tidak seimbang akan menyebabkan timbulnya tegangan titik bintang yang tidak diinginkan, karena tegangan pada peralatan yang digunakan pemakai akan berbeda-beda.Untuk menghindari terjadinya tegangan titik bintang, diantaranya adalah dengan menghubungkan sisi sekunder dalam hubungan Zigzag.Dalam hubungan Zig-zag sisi sekunder terdiri atas enam kumparan yang dihubungkan secara khusus (lihat Gambar 2.20) (a) (b) Gambar 2.20a.Trafo Hubungan Wye -Zig Zag b.Trafo Hubungan Delta -Zig Zag 27 Universitas Sumatera Utara 2.9.2. Transformator Tiga Fasa Dengan Hubungan Khusus A. Hubungan Open Delta Ini dimungkinkan untuk mentransformasi sistem tegangan 3 fasa hanya menggunakan 2 buah transformator yang terhubung secara open delta. Hubungan open delta identik dengan hubungan delta delta tetapi salah satu trafo tidak dipasang. Hubungan ini jarang digunakan karena kapasitas bebannya hanya 86.6 % dari kapasitas terpasangnya. Rangkaian transformator hubungan open delta dapat dilihat pada Gambar 2.22. Gambar 2.21 Trafo Hubungan open Delta / V – V Kekurangan Hubungan ini adalah : ο· Faktor daya rata-rata, pada V - V beroperasi lebih kecil dari P.f beban, kira kira 86,6% dari faktor daya beban seimbang. ο· Tegangan terminal sekunder cenderung tidak seimbang, apalagi saat beban bertambah B. Hubungan Open Wye- Open Delta Hubungan Open Y - Open Δ diperlihatkan pada Gambar 2.22, ada perbedaan dari hubungan V - V karena penghantar titik tengah pada sisi primer dihubungkan ke netral (ground). Hubungan ini bisa digunakan pada transformator distribusi. 28 Universitas Sumatera Utara Gambar 2.22 Trafo hubungan Open Y open Delta C. Hubungan Scott atau T – T Transformator ini mempunyaicentre taps pada sisi primer dan sekundernya danmain transformer. Transformator yang lainnya mempunyai0,866 tap dan disebut teaser transformer . Salah satu ujung dari sisi primer dan sekunder teaser transformer disatukan transformer.TeaserTransformer ke Centre Tapsdari main beroperasi hanya 0,866 dari kemampuan tegangannya dan kumparan “ main transformer “ beroperasi pada Cos 30 ° = 0,866 p.f, yang ekuivalen dengan “ main transformer “ bekerja pada 86,6 % dari kemampuan daya semunya. Bentuk dari hubungan scott atau T-T dapat dilihat pada Gambar 2.23. Gambar 2.23 Hubungan Scott atau T-T 2.9.3. Transformator Multibelitan Transformers memiliki lebih dari dua kumparan digabungkan ke inti yang sama yang sering digunakan dalam sistem tenaga dan sistem distribusi untuk menghubungkan tiga atau lebih sirkuit dengan tegangan yang berbeda atau mengisolasi dua atau lebih sirkuit sekunder secara elektrik. Untuk tujuan ini, 29 Universitas Sumatera Utara transformator multibelitan lebih murah dan lebih efisien daripada jumlah setara dengan transformator dua belitan. Susunan gulungan dapat bervariasi untuk mengubah reaktansi bocor antar belitan. Dengan cara ini, regulasi tegangan dan persyaratan arus hubung singkat dioptimalkan. Berikut aplikasi penggunaan transformator multi belitan: • Interkoneksi beberapa sistem tenaga beroperasi pada tegangan yang berbeda. • Penggunaan hubungan delta menstabilkan belitan, yang juga dapat digunakan untuk memasok beban eksternal. • Pengendalian regulasi tegangan dan daya reaktif. • Isolasi listrik dari sirkuit sekunder. • Duplikasi pasokan ke beban kritis • Connection untuk peralatan harmonik-filtering • Sebuah sumber daya tambahan di gardu Beberapa masalah dengan penggunaan transformator multibelitan berhubungan dengan efek kebocoran impedansi pada peraturan tegangan, arus hubung singkat, dan pembagian beban antar sirkuit yang berbeda. Semua gulungan secara magnetis terhubung ke fluks bocor dan dipengaruhi oleh pembeban pada gulungan lainnya. Oleh karena itu penting untuk memahami perilaku kebocoran impedansi transformator jenis ini, sehingga memudahkanperhitungan pengaturan tegangan dan beban masing-masing kumparan. Untuk transformator tiga belitan, kebocoran reaktansi antara setiap pasangan lilitan harusdikonversi menjadi rangkaian bintang-setara. Transformator empat belitan yang digabungkan ke inti yang sama tidak umum digunakan karena ketergantungandari regulasi tegangan antar masing-masing belitan pada saat pembebanan. Rangkaian ekivalen transformator empat belitan jauh lebih rumit, melibatkan rangkaian kompleks enamimpedansi yang berbeda. Setelah pembebanan setiap belitan ditentukan, regulasi tegangan dan berbagi beban dapatdihitung untuk setiap cabang impedansi dan antara terminal lilitan yang berbeda[1]. 30 Universitas Sumatera Utara A. Transformator Tiga Fasa Dengan BelitanTersier (Primer-Sekunder Tersier) Sebuah trafo terdiri atas kumparan primer dan kumparan sekunder. Selain dari kumparan primer dan sekunder, dikenal sebagai kumparan tersier. Biasanya transformator tiga fasa dengan tiga belitan terhubung bintang(wye) – bintang(wye)- delta. Perbandingan tegangan antara wye dan delta adalah sepertiga.Skema belitan pada transformator ditunjukkan Gambar 2.24. Gambar 2.24skema belitan transformtor tiga fasa dengan belitan tersier Ketika transformator dihubungkan secara bintang-bintang, yang perlu diperhatikan adalah mencegah penyimpangan dari tegangan line ke netral (fase ke netral). Cara untuk mencegah menyimpangan adalah menghubungkan netral untuk primer ke netral sumber yang biasanya dengan cara ditanahkan (ground). Cara lain adalah dengan menyediakan setiap transformator dengan lilitan ke tiga, yang disebut lilitan ” tersier”. Lilitan tersier untuk transformator tiga fasa dihubungkan secara delta seperti ditunjukkan pada Gambar 2.25, yang sering menyediakan cabang yang melalui tegangan dimana transformator dipasang. Tidak ada beda fasa antara tegangan line transmisi masukan dan keluaran (primer & sekunder) untuk transformator yang dihubungkan bintang-bintang. 31 Universitas Sumatera Utara Gambar 2.25Diagram Trafo Dengan Belitan Tersier Kumparan tersier digunakan dalam transformator daya listrik untuk : 1. Kumparan tersier terhubung dalam bentuk delta pada transformator 3 belitan berfungsi membantu dalam pembatasan arus gangguan dalam hal hubungan pendek dari line ke netral. 2. Pada hubungan wye-wye, jika beban pada rangkaian trafo tidak seimbang maka tegangan pada masing-masing fasa trafo menjadi tidak seimbang. Dengan penambahan belitan delta, maka ketidakseimbangan dalam primer karena ketidakseimbangan beban tiga fasa akan berkurang. 3. Hubungan delta pada belitan tersier dapat juga mengurangi arus gangguan. Hal ini terjadi karena belitan delta mendistribusikannya kebeban secara merata. 4. Belitan tersier juga membantu untuk menghubungkan sistem daya yang berbeda yang beroperasi pada tegangan yang berbeda (transformator tiga belitan membantu memberikan pasokan listrik di dua tegangan sekunder yang berbeda, 170kV / 24kV / 12 kV transformator dapat mampu memberikan tenaga pada dua level tegangan yang berbeda (24kV dan 12kV) 5. Dalam hubungan wye/wye, beban tidak seimbang bintang dapat mengakibatkan perpindahan netral dan harmonik arus ketiga dapat bersirkulasi antara line dan bumi. Kesulitan-kesulitan ini dapat diatasi dengan menyediakan stabilitas hubungan delta (kumparan tersier) dengan rating yang cukup untuk mengatasi arus gangguan hubung singkat. 32 Universitas Sumatera Utara 6. Kumparan tersier sering dipergunakan juga untuk penyambungan peralatan bantu seperti kondensator synchrone, kapasitor shunt dan reactor shunt untuk koreksi faktor daya dan pengaturan tegangan.Mengatur tegangan dan daya reaktif dari sistem dengan menyediakan kapasitor sinkron terhubung ke salah satu terminal transformator 7. Belitan di trafo tiga fasa sebagai hubungan delta belitan tiga fase akan menawarkan impedansi rendah untuk arus tiga fase 2.10 Rugi-Rugi & Efisiensi Transformator Rugi-rugi yang terdapat pada transformator dimulai dari daya masukan pada sisi masukan transformator hingga pada sisi keluaran transformator ditunjukkan pada Gambar 2.26. Gambar 2.26Diagram Rugi-Rugi dan Efisiensi Transformator Rugi-rugi daya transformator berupa rugi inti ( rugi besi) dan rugi tembaga yangterdapat pada kumparan primer, kumparan sekunder maupun tersier.Untuk memperkecil rugi-rugitembaga harus diambil kawat tembaga yangpenampangnya cukup besar untuk mengalirkanarus listrik yang diperlukan. Pada keadaan tanpa beban, besarnya daya adalah : P = V x I x cos Ø (MW)..............…...………………………………...……(2.10) 33 Universitas Sumatera Utara Dimana cos Ø = faktor kerja Dari Persamaan (2.10) diatas juga didapat S=V x I(MVA) Maka cos Ø = π(π) ……………………..……………………………...........(2.11) π(ππ΄) A. Rugi Tembaga ( Pcu ) Karena kumparan transformator terbuat dari tembaga, maka rugi tembaga pada transformator terjadi pada setiap kumparan. Kumparan primer, sekunder maupun tersier dibuat dari gulungan kawat tembaga yang dilapisi oleh isolator tipis yang disebut dengan enamel. Umumnya kumparan dibuat dari gulungan kawat yang panjang. Gulungan kawat panjang ini akan meningkatkan hambatan dalam kumparan. Pada saat transformator dialiri arus listrik maka hambatan kumparan ini akan mengubah arus lisrik menjadi panas sebesar i2R. Semakin besar harga R maka semakin besar pula energi panas yang ditimbulkannya dalam kumparan. Rugi tembaga adalah rugi tidak tetap ( variable losses ),dipengaruhi oleh besarnya beban. Besarnya rugi tembaga yang dihasilkan adalah sebesar: Pcu= I2x R………………………...……………...…………......(2.12) Karena arus beban berubah-ubah, maka rugi tembaga juga tidak konstan, bergantungpada beban. Besarnya rugi-rugi tembaga pada setiap perubahan beban adalah kuadrat arus beban atau kuadrat daya semunya. π 2 Pt2 = (π1 ) × Pt1…………………………………...….....................(2.13) 2 Keterangan: Pt2 = Rugi-rugi tembaga pada saat pembebanan tertentu (kW) Pt1= Rugi-rugi tembaga beban penuh (kW) 34 Universitas Sumatera Utara S2 = Beban yang dioperasikan (MVA) S1 = Dayaterpasang (MVA) Kualitas kawat gulungan transformator mempengaruhi nilai rugi ini. B. Rugi Besi ( Pi) Sedangkan untuk rugi-rugi inti (rugi besi) dalam keadaan normal selalu konstan tidaktergantung terhadap besarnya perubahan beban dan rugi ini dapat dikelompokkan dalam duabagian yaitu : 1) Rugi Histeresis (Ph) Rugi ini dapat terjadi disebabkan oleh gesekan molekul yang melawan arah aliran gaya magnet didalam inti besi transformator. Gesekan molekul ini menimbulkan panas. Panas yang berlebih dapat merusak transformator. Oleh karena itu didalam transformator diberi pendingin.Pendingin ini dapat berupa minyak transformator. Gambar 2.27 kurva histerisis Pada Gambar 2.27 diatas disumsikan titik a sebagai fluks di inti (dimulai dari nol). Ketika besar arus dinaikan maka kerapatan fluks naik akibat naikknya kuat medan magnet dan mencapai titik jenuh maka fluks menjadi ab. Ketika besar arus diturunkan kembali maka fluks akan berubah mengikuti arus dengan arah yang berbeda dari arah ab yaitu bcd (mencapai titik jenuh negatif). Ketika besar arus dinaikkan kembali fluks menjadi deb. Terbentuknya kurva ini disebabkan oleh magnet sisa (remanensi) yang terdapat pada inti akibat pemagnetisasi 35 Universitas Sumatera Utara sebelumnya.Rugi ini akibat dari inti besi menerima fluksi bolak-balik, yang dinyatakan denganpersamaan : Ph = Kh .f .B1.6maks Watt......……………..…..……….................(2.14) Keterangan: Ph = Rugiaruspusar [w/kg] Kh = Konstanta material inti F = frekuensi [Hz] Bmax = Nilai puncak medan magnet [T] 2) Rugi Eddy Current(Pe) Rugi Eddy Current terjadinya disebabkan arus pusar pada inti besi. Kerugian karena eddy Current disebabkan oleh aliran sirkulasi arus yang menginduksi logam. Hal ini disebabkan oleh aliran flux magnetik disekitar inti besi. Karena umumnya inti besi transformator terbuat dari besi lunak maka Eddy Current yang menginduksi inti besi akan semakin besar. Eddy Current dapat menyebekan kerugian daya pada transformator karena pada saat terjadi induksi energi listrik pada inti besi, maka sejumlah energi listrik akan diubah menjadi energi panas. Untuk mengurangi rugi eddy currrent (Pe), maka inti besi transformator dibuat berlapis-lapis. Tujuan dibuatnnya inti besi berlapislapis adalah untuk memecah induksi eddy currrent (Pe) didalam inti besi. Rugi Eddy currrent (Pe) dapatdinyatakan dengan persamaan berikut ini: Pe = Ke . f .B2maks ………………………………..….................(2.15) Keterangan: Pe = Rugiaruspusar [w/kg] Ke = Konstanta material inti f = frekuensi [Hz] Bmax = Nilaipuncakmedan magnet [T] 36 Universitas Sumatera Utara C. Efisiensi Transformator Tiga Fasa Pada kenyataannya, transformator tidak pernah ideal. Jika transformatopr dioperasikan , maka didalam transformator akan timbul energi kalor. Denga demikian, energi listrik yang masuk kedalam kumparan primer akan selalu lebih besar dari energi listrik yang keluar dari kumparan sekunder maupun kumparan tersier. Akibatnya daya yang keluar lebih besar pada kumparan primer. Berkurangnya daya dan energi listrik pada sebuah transformator ditentukan oleh besarnya efisiensi transformator tersebut. Efisiensi adalah perbandingan daya keluaran dan daya masukan. Atau dapat dikatakan hasil bagi antara energi sekunder dengan energi primeryang dinyatakan dalam persen. Untuk mencari efisiensi transformator, nilai primer dibawa ke sekunder[3].Efisiensi transformator dinyatakan dalam η. Besar efisiensi dapat di rumuskan sebagai berikut : Efisiensi (η) = πππ’π‘ πππ x100% dimana Pout = V2 I2 cosθ2 Karena besar daya keluaran transformator dipengaruhi oleh rugi-rugi, maka total daya masuk pada transformator adalah jumlah dari daya keluaran transformator dengan rugi-rugi transformator. Pin = Pout + Rugi-Rugi Pin = V2 I2 cosθ2+ Pcu + Pi Pin = V2 I2 cosθ2+ I22 Rc2 + Pi Maka besar nilai efisiensi transformator dapar dihitung melalui persamaan berikut: η= V2 I2 cosθ2 V2 I2 cosθ2 +I22 Rc2+Pi ×100%.............................................(2.16) Dimana : η = Efisiensi V2 = Tegangan Keluaran Transformator (Volt) 37 Universitas Sumatera Utara I2 = Arus Keluaran Transformator (Ampere) Cosθ2 = Faktor Daya Beban RC2 = Tahanan Total Tembaga (Ohm) Pcu = Rugi-Rugi Tembaga (Watt) Pi = Rugi-Rugi Inti (Watt) Jika dimisalkan daya keluaran V2 I2 cosθ2 dan rugi-rugi adalah rugi besi (Pi) sedangkan rugi tembaga (Pcu) dinyatakan dengan I2R2ek, maka efisiensi dapat dinyatakan: η= V2 I2 cosθ2 V2 I2 cosθ2 +v22 R2ek +Pi ×100% dengan dibagi I2 maka didapat : η= V2 I2 cosθ2 ×100% V2 I2 cosθ2 +v22 R2ek +Pi I 2 agar efisiensi maksimum π ππ2 =( I2 R2ek + Jadi R2ek = ππ πΌ2 )= 0 ππ πΌ2 Pi = πΌ22 R2ek = pcu..........................................................................................(2.17) Dengan kata lain efisiensi pada transformator akan maksimum apabila nilai dari rugi-rugi tembaga sama dengan rugi-rugi inti. 38 Universitas Sumatera Utara