BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia dalam masyarakat manapun, sangat dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonominya. Hal ini juga mempengaruhi setiap interaksi yang dilakukannya. Dapat dilihat dari pekerjaan yang digelutinya, pendapatan yang diperoleh, latar belakang keluarga dan latar belakang pendidikannya. Semua kondisi tersebut mempengaruhi aktivitasnya sehari-hari. Untuk melihat kedudukan seseorang di tengah-tengah masyarakat, banyak faktor yang harus diperhartikan, baik dari sudut pandang sosial maupun ekonomi. Sebab di dalam suatu masyarakat pasti terdapat sesuatu yang dihargai dan dipandang. Sesuatu yang dihargai masyarakat mungkin berupa uang, benda-benda yang bernilai ekonomis seperti tanah, kekuasaan, ilmu pengetahuan, kesolehan dalam agama atau juga keturunan dari keluarga terhormat. ( Soesmardjan,1984 : 157 ). Faktor-faktor yang diuraikan di atas perlu diperhatikan, karena merupakan sesuatu yang dihargai, sehingga menentukan tinggi rendahnya status seseorang dalam masyarakat. Jika kepemilikan faktor-faktor tersebut dalam jumlah banyak, maka seseorang tersebut dianggap sebagai seseorang yang menduduki tingkatan atau lapisan sosial yang tinggi. Sebaliknya jika kepemilikan faktor-faktor tersebut dalam jumlah yang minim, maka seseorang tersebut memiliki kedudukan yang rendah. Universitas Sumatera Utara Kondisi sosial ekonomi masyarakat adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu dalam struktur sosial masyarakat. Pemberian posisi ini disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh si pembawa status. (Soekanto, 1990 : 181). Hal ini merupakan konsekuensi logis, dimana sosial ekonomi merupakan salah satu nilai yang dijunjung tinggi dalam masyarakat. Sebagai suatu nilai, maka semakin tinggi kondisi sosial ekonomi, maka kedudukan dan statusnya dalam masyarakat akan semakin tinggi pula. Dapat kita dilihat dalam kehidupan masyarakat, dimana seseorang yang mempunyai status ekonomi yang tinggi biasanya mempunyai kedudukan dalam masyarakat tersebut. Untuk melihat kedudukan sosial ekonomi seseorang dapat kita ketahui dengan melihat tiga factor, yakni : pekerjaan, tingkat pendidikan dan penghasilan. Dalam hal ini dapat digunakan kategori mengenai kedudukan sosial ekonomi adalah tinggi, sedang , dan rendah. Banyak hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kondisi sosial ekonomi sangat berpengaruh terhadap kemampuan dan keberadaan seseorang untuk beradaptasi dan berinteraksi dengan lingkungan tempat dimana seseorang itu tinggal. Selain itu kondisi sosial ekonomi juga sangat berpengaruh terhadap kedudukan seseorang dalam masyarakat. Misalnya, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin mampu pula ia beradaptasi dan berinteraksi, dan juga semakin tinggi kedudukannya dalam masyarakat dan begitu pula sebaliknya. Universitas Sumatera Utara Salah satu penelitian yang dimaksud di atas adalah penelitian yang dilakukan di Kelurahan Anggot Bawah, Kotamadya Bengkulu yang menunjukkan bahwa anggota masyarakat yang memiliki penghasilan yang rendah mengakibatkan tidak mencukupi kebutuhan pokok sehari-hari berpengaruh terhadap kondisi sosialnya, yang ditandai dengan sikap rendah diri, menjauhkan diri dari lingkungan, dan bahkan bersikap apatis (Cahyani, 1994 : 64). Hal ini disebabkan oleh tidak mampunya seseorang tersebut dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga seseorang itu, mau tidak mau harus meminta bantuan pada orang lain. Proses inilah yang menyebabkan status sosialnya rendah dikarenakan masyarakat menganggapnya tidak mampu. Sementara itu dinyatakan bahwa kondisi sosial ekonomi masyarakat juga menentukan tingkat pendapatan dan keberhasilan seseorang dalam masyarakat, tingkat pendidikan masyarakat. masyarakat akan berpengaruh terhadap Semakin tinggi tingkat pendidikan keberhasilan masyarakat, maka semakin terampil dan berhasil dalam pekerjaan, sehingga berpengaruh terhadap tingkat pendapatan (Malo, 1980 : 55). Apabila ditinjau dari segi tenaga kerja di Indonesia, tenaga kerja Indonesia mempunyai produktivitas kerja yang rendah. Hal ini diakibatkan tingkat pendidikan tenaga kerja atau angkatan kerja di Indonesia yang masih rendah. Beberapa ahli membuat klasifikasi angkatan kerja kita menurut tingkat pendidikannya ke dalam kelompok sebagai berikut: Buta huruf 27,1%, tamatan SD 60%, tamatan SMP 6%, tamatan SMA 6% dan tamatan perguruan tinggi hanya 0,8%. Kondisi dunia kerja seperti ini tentu tidak ideal. Melihat komposisi tenaga kerja dan tingkat pendidikannya dapat diprediksikan dan dijelaskan bahwa Universitas Sumatera Utara angkatan kerja kita saat ini memiliki produktivitas kerja rendah. Rendahnya produktivitas ini kemudian berakibat pada rendahnya tingkat pendapatan sebagian besar tenaga kerja kita yang saat ini berada di dunia kerja. Hal ini jelas akan mempengaruhi tingkat sosial ekonomi para tenaga kerja tersebut. (Budihardjo, 2005 : 13). Melihat komposisi tingkat pendidikan dan pekerjaan di daerah Sumatera Utara khususnya di Kabupaten Langkat, masih tergolong rendah. Rendahnya tingkat pendidikan dan pekerjaan ini mungkin akan mempengaruhi tingkat sosial ekonominya.sejalan dengan hal tersebut, Desa Perhiasan yang termasuk ke dalam Kabupaten Langkat juga memiliki kondisi sosial ekonomi yang tersendiri dan yang berbeda dari kondisi sosial ekonomi masyarakat di tempat lain. Apalagi masyarakat di Desa Perhiasan sudah tergolong masyarakat yang heterogen, dimana masyarakatnya terdiri dari pendidikan, agama, suku dan pekerjaan yang berbeda-beda. Kesemuanya menjadikan masyarakat di Desa Perhaiasan memiliki karakteristik tersendiri. Keheterogenan masyarakat Desa Perhiasan ini, terutama dapat dilihat dari status sosial ekonominya, dimana tingkat sosial ekonomi masyarakatnya beraneka ragam. Sebagian masyarakatnya sudah tergolong pada tingkat sosial ekonomi yang mapan, dan sebagian lagi masih pas-pasan. Jadi terlihat adanya ketidakmerataan tingkat sosial ekonominya. Hal inilah sebenarnya, yang merupakan fenomena yang menjadi bahan perhatian penulis, apa sebenarnya yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat sosial ekonomi masyarakat Desa Perhiasan sehingga terjadi ketidakmerataan pada tingkat sosial ekonomi mereka. kemudian ditambah lagi keinginan penulis untuk mengkonfirmasikan, Universitas Sumatera Utara sekaligus memberikan masukan mengenai upaya-upaya yang mungkin dapat dilaksanakan dalam pemecahan masalah ketidakmerataan tersebut. Walaupun penelitian tentang sosial ekonomi sudah banyak dilakukan oleh para peneliti, namun hal ini mungkin akan memberikan perbedaan dengan hasil peneliti-peneliti yang lain, disebabkan lokasinya yang terletak di pedalaman dengan perbedaan sosial ekonomi masyarakatnya yang sangat tinggi. Berdasarkan kondisi Desa Perhiasan yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian di daerah tersebut dengan mengangkat judul :“FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Tingkat Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Perhiasan Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat”. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah :“Faktorfaktor apa sajakah yang mempengaruhi tingkat sosial ekonomi masyarakat Desa Perhiasan Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat?” C. Tujuan dan Manfaat Penelitian C.1. Tujuan Penelitian Sejalan dengan perumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat Desa Perhiasan. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi tingkat sosial ekonomi masyarakat Desa Perhiasan. Universitas Sumatera Utara C.2. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat dan berguna dalam hal : 1. Untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan penulis melalui karya ilmiah yang dilakukan. 2. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat Desa Perhiasan mengenai kondisi tingkat sosial ekonomi masyarakatnya. 3. Sebagai bahan pertimbangan dan sumbangan pemikiran bagi pihakpihak yang ingin membahas dan memperdalam tentang tingkat sosial ekonomi masyarakat. 4. Untuk memenuhi salah satu syarat akademik guna memperoleh gelar sarjana pada Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU. D. Sistematika Penulisan Penulisan penelitian ini disajikan dalam enam bab dengan sistematika sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Berisikan uraian dan konsep yang berkaitan dengan masalah dan objek yang diteliti, kerangka pemikiran, defenisi konsep dan defenisi operasional. BAB III : METODE PENELITIAN Universitas Sumatera Utara Berisi tipe penelitian, lokasi penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpulan data serta teknik analisa data. BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Berisikan gambaran umum mengenai lokasi, dimana peneliti melakukan penelitian. BAB V : ANALISA DATA Berisi tentang uraian data yang diperoleh dalam penelitian beserta analisisnya. BAB VI : PENUTUP Berisikan kesimpulan dari hasil penelitian. Universitas Sumatera Utara