BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Perangkat Lunak 2.1.1 Definisi Rekayasa Perangkat Lunak Rekayasa Perangkat Lunak adalah cara - cara pengembangan perangkat lunak termasuk pembuatan, pemeliharaan, manajemen organisasi pengembanganan perangkat lunak dan manajemen kualitas. Berikut ini merupakan definisi Rekayasa Perangkat Lunak menurut para ahli terkemuka. Ian Sommerville “Software Products are Software Systems delivered to a customer with the documentation which describes how to install and use the system.” "Produk Perangkat Lunak merupakan Sistem Perangkat Lunak yang dikirimkan kepelanggan dengan dokumentasi dengan menjelaskan cara menginstal dan menggunakan sistem." Fritz Bauer "Penerapan dan pemanfaatan prinsip-prinsip rekayasa untuk menghasilkan perngkat lunak yang ekonomis yang handal dan bekerja secara efisisen pada mesin-mesin yang nyata" Menurut Pressman, Rekayasa Perangkat Lunak didefinisikan menjadi tiga bagian pokok, antara lain : - instruksi-instruksi yang jika dieksekusi akan memberikan layanan-layanan atau fungsi seperti yang diinginkan - struktur data yang diperlukan oleh suatu program untuk memanipulasi informasi - dokumen-dokumen yang mendeskripsikan penggunaan suatu program. 2.1.2 Siklus Rekayasa Perangkat Lunak Siklus Rekayasa Perngkat Lunk yang digunakan adalah Siklus Klasik (Waterfall Model). Menurut (Royce:1970) Digambarkan dengan bentuk seperti air terjun dengan gambaran dan penjelasan sebagai berikut : 7 8 Gambar 2.1 Waterfall Model (Royce:1970) 1. System Enginerring (Rekayasa Perangkat Lunak) merupakan tahapan pertama yang menjadi dasar proses pembuatan Model dan Simulasi Cuaca. Pada bagian ini penulis melakukan pengumpulan data dan penetapan kebutuhan semua elemen sistem. 2. Analyst Requirements merupakan tahap berikut yang menjadi suatu syarat atau kebutuhan dari keseluruhan sistem yang akan diapliasikan kedalam bentuk aplikasi agar dapat berjalan sesuai keinginan. 3. Design merupakan tahapan berikutnya setelah Analyst Requirements telah diselesaikan. Dalam tahap ini penulis membuat tabel aturan atau basis pengetahuan serta membuat interface. 4. Implementation Dalam tahap ini dilakukan pemrograman. Pembuatan software dipecah menjadi modul-modul kecil yang nantinya akan digabungkan dalam tahap berikutnya. Selain itu dalam tahap ini juga dilakukan pemeriksaaan terhadap modul yang dibuat, apakah sudah memenuhi fungsi yang diinginkan atau belum. 5. Vertification & Testing Di tahap ini dilakukan penggabungan modulmodul yang sudah dibuat dan dilakukan pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah software yang dibuat telah sesuai dengan desainnya dan masih terdapat kesalahan atau tidak. 9 6. Maintenance merupakan tahap terakhir dalam model waterfall. Software yang sudah jadi dijalankan serta dilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan termasuk dalam memperbaiki langkah sebelumnya. kesalahan yang tidak ditemukan pada Perbaikan implementasi unit sistem dan peningkatan jasa sistem sebagai kebutuhan baru. 2.2 Konsep Dasar Data Informasi Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Karakter datapun dapat dibentuk dari alfabet, angka, maupun simbol – simbol khusus. Data merupakan sesuatu yang masih mentah, yang harus diolah terlebih dahulu sehingga menghasilkan suatu bentuk yang disebut dengan informasi. Data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang memudahkan, berarti dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini disebut juga informasi. Pada dasarnya informasi berbeda dengan data. Dengan kata lain informasi adalah data yang telah diolah dan dapat digunakan sebagai dasar keputusan. Dalam Proses pengambilan keputusan, kebutuhan yang cukup mendasar adalah informasi-informasi yang menunjang keputusan tersebut. Menurut Dwi Budiarti (1999), mendefinisikan informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang. Menurut Aji Supriyanto (2005) informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang. 2.2.1 Siklus Pengolahan Data siklus pengolahan data baik yang manual maupun yang menggunakan computer mengalami siklus pengolahan data yang terdiri dari tiga tahap yaitu sebagai berikut : 10 Input Proses Output Gambar 2.2 Siklus Pengolahan Data Keterangan : 1. Input merupakan data yang dimasukkan ke komputer dalam bentuk yang dimengerti oleh komputer 2. Proses merupakan data diolah atau dibentuk sesuai dengan instruksi yang diterima komputer. 3. Output merupakan hasil dari data yang telah diolah, data tersebut dapat berupa data yang dapat dimengerti dan berguna untuk manusia. 2.3 Definisi Sistem Sistem merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi. Berikut ini adalah beberapa pengertian sistem menurut para ahli. Menurut Azhar Susanto (2007 : 18) “Sistem merupakan kumpulan / grup dari sub sistem atau bagian atau komponen papun baik fisik maupun non fisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerjasama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan tertentu.” Menurut Jerry Fitz Gerald “Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.” Menurut Jogiyanto “Sistem adalah kumpulan elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu.” 2.3.1 Elemen - Elemen Sistem Suatu sistem pasti memiliki karakteristik atau sifat – sifat tertentu. Yaitu mempunyai komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk mencapai suatu tujuan yang logis dalam suatu lingkungan yang kompleks. Dalam sistem ini disertakan beberapa elemen – elemen yang membentuk suatu sistem : 11 1. Setiap sistem pasti memiliki tujuan. Karena bila tidak adanya tujuan suatu sistem menjadi tidak terarah dan tidak terkendali. 2. Batas merupakan suatu pemisah antara sistem dan daerah di luar sistem (lingkungan). Biasanya batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup atau kemampuan suatu sistem. 3. Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada diluar sistem yang mempengaruhi kinerja sistem 4. Masukan adalah segala data atau informasi yang dimasukan ke dalam sistem dan menjadi bahan yang akan diproses. 5. Proses Merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lebih bernilai. 6. Keluaran merupakan hasil data atau informasi yang dimasukan dan telah diproses menjadi sesuatu yang lebih berguna. 7. Mekanisme Pengendalian diwujudkan dengan menggunakan umpan balik yang mencangkup keluaran. Feedback ini digunakan untuk mengendalikan atau mengatur agar sistem dapat berjalan sesuai dengan tujuan. 2.4 Indikator dan Konversi Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam mengukur perubahan – perubahan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung (WHO, 1981). Indikator adalah suatu ukuran tidak langsung dari suatu kejadian atau kondisi. Misalnya berat badan bayi berdasarkan umur adalah indikator bagi status gizi bayi tersebut (Wilson & Sapanuchart, 1993). Indikator ialah statistik dari hal normatif yang menjadi perhatian kita yang dapat membantu kita dalam membuat penilaian ringkas, komprehensif, dan berbimbang terhadap kondisi – kondisi atau aspek – aspek penting dari suatu masyarakat (Departemen Kesehatan, Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika Serikat, 1969). 12 Indikator ialah variabel – variabel yang mengidikasikan atau memberi petunjuk kepada kita tentang suatu keadaan tertentu, sehingga dapat digunakan untuk mengukur perubahan (Green, 1992). Menurut buku petunjuk teknis standar pelayanan bidang kesehatan (Kepmenkes RI; 2004), indikator merupakan “Variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan dilakukanny pengukuran terhadap perubahan – perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu” (Buku Petunjuk Teknis Standar pelayanan Minimal bidang Kesehatan di Kabupaten / Kota – Kepmenkes RI; 2004). Indikator cuaca sering digunakan oleh para kilmatologi di dunia, karena indikator – indikator yang telah di ciptakan telah menjadi dasar pada prakiraan cuaca yang lebih akurat. untuk mendapatkan prakiraan cuaca yang lebih akurat tentu saja diperlukannya suatu indikator yang akurat, karena apabila data yang dimasukan benar namun hasil yang dihasilkan melenceng jauh dari prakiraan, akan mengakibatkan kesalahan dari prakiraan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, konversi dapat diartikan sebagai suatu proses atau cara untuk merubahan suatu sistem ke sistem lain, bentuk ke bentuk lain, dari data satu ke data lainnya, maupun dari suatu format ke format lainnya. Penggunaan konversi cuaca sering digunakan dalam penginputan suatu data. Penginputan tersebut dapat berupa indikator maupun prakiraan – prakiraan cuaca lainnya yang membutuhkan konversi data yang tepat dalam melakukan prakiraan cuaca. Dalam suatu konversi diutamakan ketepatan hasil konversi. Contohnya dalam pengkonversian data dari temperatur udara Celsius menjadi Fahrenheit atau Kelvin sampai kecepatan angin, knots, kmh, mph dan lain – lain. 2.4.1 Kelebihan Indikator dan Konversi Berikut ini merupakan beberapa poin penting tentang kelebihan atau keuntungan menggunakan Indikator dan Konversi : 13 1. Dengan menggunakan indikator cuaca memungkinkan dalam memprakirakan akan terjadinya suatu badai. 2. Prakiraan yng di gunakan tidak mengganggu sistem yang berjalan di dunia nyata. 3. Besarnya konstanta dapat diubah – ubah untuk melihat pengaruhnya. 4. Dapat diulang kembali secara terus – menerus. 2.4.2 Kekurangan Indikator dan Konversi Berikut ini merupakan beberapa poin penting tentang kekurangan atau kerugian menggunakan Indikator dan Konversi, antara lain : 1. Hasil dari suatu Indikator dan Konversi merupakan angka – angka perhitungan yang memberikan seberapa besar kemungkinan terjadiny suatu badai. 2. Hasil dari indikator dan konversi tidak menghasilkan gambaran atau sebuah simulasi. 2.5 Definisi Cuaca Cuaca (Sarjani:2009) terdiri dari seluruh fenomena yang terjadi di atmosfer Bumi atau sebuah planet lainnya dalam waktu beberapa hari. Cuaca ratarata dengan jangka waktu yang lebih lama dikenal sebagai iklim. Aspek cuaca ini diteliti lebih lanjut oleh para ahli klimatologi, untuk tanda-tanda perubahan iklim. Ada beberapa unsur yang mempengaruhi keadaan cuaca dan iklim suatu daerah atau wilayah, yaitu: suhu atau temperatur udara, tekanan udara, angin, kelembaban udara dan curah hujan. 2.5.1 Suhu atau Temperatur Suhu atau temperatur udara (Sarjani:2009) adalah derajat panas dari aktivitas molekul dalam atmosfer. Alat untuk mengukur suhu atau temperatur udara atau derajat panas disebut Thermometer. Biasanya pengukuran suhu atau temperatur udara dinyatakan dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Udara timbul karena adanya radiasi panas matahari yang diterima bumi. Tingkat penerimaan panas oleh bumi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: 14 Sudut datang sinar matahari, yaitu sudut yang dibentuk oleh permukaan bumi dengan arah datangnya sinar matahari. Makin kecil sudut datang sinar matahari, semakin sedikit panas yang diterima oleh bumi dibandingkan sudut yang datangnya tegak lurus. Lama waktu penyinaran matahari, makin lama matahari bersinar, semakin banyak panas yang diterima bumi. Keadaan muka bumi (daratan dan lautan), daratan cepat menerima panas dan cepat pula melepaskannya, sedangkan sifat lautan kebalikan dari sifat daratan. Banyak sedikitnya awan, ketebalan awan mempengaruhi panas yang diterima bumi. Makin banyak atau makin tebal awan, semakin sedikit panas yang diterima bumi. 2.5.2 Tekanan Udara Selain suhu atau temperatur udara, unsur cuaca dan iklim yang lain adalah tekanan udara. Tekanan udara (Sarjani:2009) adalah suatu gaya yang timbul akibat adanya berat dari lapisan udara. Besarnya tekanan udara di setiap tempat pada suatu saat berubah-ubah. Makin tinggi suatu tempat dari permukaan laut, makin rendah tekanan udaranya Hal ini disebabkan karena makin berkurangnya udara yang menekan. Besarnya tekanan udara diukur dengan barometer dan dinyatakan dengan milibar (mb). Bar berasal dari bahasa Yunani, βάρος (baros), yang berarti massa. Bar dan milibar diperkenalkan oleh Napier Shaw tahun 1909 dan Raipeza tahun 1910 dan digunakan secara internasional tahun 1929. Tekanan udara dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu: Tekanan udara tinggi, lebih dari 1013 mb. Tekanan udara rendah, kurang dari 1013 mb. Tekanan di permukaan laut, sama dengan 1013 mb. Bar (simbol bar), desibar (simbol dbar) dan millibar (simbol mbar, juga mb) adalah sebuah satuan tekanan. Bar bukanlah satuan SI (Satuan Ukur), tetapi satuan tersebut digunakan (walaupun dikecilkan kesempatannya) untuk digunakan dengan SI. Bar masih digunakan untuk mendeskripsikan tekanan. 15 Bar, desibar dan millibar diketahui sebagai: 1 bar = 100.000 pascal (Pa) = 1.000.000 dyne per sentimeter persegi (barye) 1 dbar = 0.1 bar = 10.000 Pa = 100.000 dyn/cm² 1 mbar = 0.001 bar = 100 Pa = 1.000 dyn/cm² Ahli meteorologi di seluruh dunia telah lama mengukur tekanan atmosfer di bar, yang semula setara dengan rata – rata di Bbumi. Bar dibagi menjadi seribu milibar untuk memberikan presesi kebutuhan meteorologi. Maka dari itu bar didefinisikan kembali sebagai 100.000 pascal, yang hanya sedikit lebih rendah dari tekanan udara standar di Bumi. Saat ini banyak ahli meteorologi lebih memilih hectopascals (hPa) untuk tekanan udara, yang setara dengan milibar, sementara tekanan serupa diberikan dalam kilopascal. 2.5.3 Angin Angin adalah udara yang bergerak dari daerah bertekanan udara tinggi ke daerah bertekanan udara rendah. Ada beberapa hal penting yang perlu diketahui tentang angin, antara lain : kecepatan angin, kekuatan angin, arah – arah angin, macam – macam angin, curah hujan, kelembaban udara 2.5.3.1 Kecepatan Angin Setiap angin yang berhembus atau bergerak pasti memiliki kecepatan angin. kecepatan angin dapat ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain : a. Besar kecilnya gradien barometric Gradient barometik merupakan angka yang menunjukkan perbedaan tekanan udara melalui dua garis isobar pada garis lurus. b. Relief Permukaan Bumi Merupakan bentuk permukaan bumi, angin bertiup kencang pada daerah yang reliefnya rata dan tidak ada rintangan. c. Ada tidaknya tumbuh – tumbuhan Banyaknya pohon – pohon akan menghambat kecepatan angin. d. Tinggi dari permukaan Tanah Angin yang bertiup dekat dengan permukaan bumi akan mendapat hambatan karena bergesekan dengan permukaan bumi. 16 2.5.3.2 Kekuatan Angin Kekuatan angin ditentukan oleh kecepatannya, makin cepat angin bertiup maka makin tinggi/besar kekuatannya. Pada tahun 1804 Beaufort seorang Laksamana Inggris telah membuat daftar kekuatan dan kecepatan angin yang digunakannya untuk pelayaran. Daftar tersebut kini masih tetap digunakan secara internasional. Berikut ini adalah daftar skala kekuatan angin : Tabel 2.1 Skala Angin (Beufort : 1804) Kekuatan Angin Skala Beaufort Kecepatan Angin Nama Keterangan m/dt Km/jam 0 0,0 – 0,5 0–1 Angin Reda Tiang asap tegak 1 0,6 – 1,7 2–6 Angin Sepoi – Sepoi Tiang asap miring 2 1,8 – 3,3 7 – 12 Angin Lemah Daun – daun bergerak 3 3,4 – 5,2 13 – 18 Angin Sedang Ranting – ranting bergerak 4 5,3 – 7,4 19 – 26 Angin Tegang Dahan – dahan bergerak 5 7,5 – 9,8 27 – 35 Angin Keras Batang pohon bergerak 6 9,9 – 12,4 36 – 44 Angin Keras Sekali Batang pohon besar bergerak 7 12,5 – 5,2 45 – 54 Angin Ribut Dahan – dahan patah 8 15,3 - 18,2 55 – 65 Angin Ribut Hebat Pohon – pohon kecil patah 9 18,3 – 21,5 66 – 77 Angin Badai Pohon – pohon besar patah 10 21,6 – 25,1 78 – 90 Angin Badai Hebat Rumah – rumah roboh 11 25,2 – 29,0 91 – 104 Angin Taifun Benda berat berterbangan 12 29 ke atas 105 ke atas Angin Taifun hebat Benda berat berterbangan hingga beberapa KM 2.5.3.3 Arah Angin Dalam mempelajari cuaca, diantaranya perlu mengetahui arah angin. Mata angin merupakan panduan untuk menentukan arah mata angin. Menurut seorang ahli meteorologi dari Belanda yang bernama Buys Ballot, mengemukakan hukumnya yang berbunyi: “Udara mengalir dari daerah maksimum ke daerah minimum. Pada belahan utara bumi, udara atau angin berkelok ke kanan dan di 17 belahan selatan berkelok ke kiri”. Hal ini terjadi karena adanya rotasi bumi dari barat ke timur dan karena bumi bulat. Berikut ini adalah gambar arah angin pada kompas. Gambar 2.3 Arah Angin (Wikipedia) Tabel 2.2 Titik Kompas (Wikipedia) No. Compass point 1 North Abbr. Lowest N Middle Highest 0.00° 5.62° 2 North by east NbE 5.63° 11.25° 16.87° 3 North-northeast NNE 16.88° 22.50° 28.12° 4 Northeast by north NEbN 28.13° 33.75° 39.37° NE 39.38° 45.00° 50.62° 5 Northeast 18 Tabel 2.2 Kompas Poin (Lanjutan) 6 Northeast by east NEbE 50.63° 56.25° 61.87° 7 East-northeast ENE 61.88° 67.50° 73.12° 8 East by north EbN 73.13° 78.75° 84.37° E 84.38° 90.00° 95.62° 10 East by south EbS 95.63° 101.25° 106.87° 11 East-southeast ESE 106.88° 112.50° 118.12° 12 Southeast by east SEbE 118.13° 123.75° 129.37° SE 129.38° 135.00° 140.62° 14 Southeast by south SEbS 140.63° 146.25° 151.87° 15 South-southeast SSE 151.88° 157.50° 163.12° 16 South by east SbE 163.13° 168.75° 174.37° S 174.38° 180.00° 185.62° 18 South by west SbW 185.63° 191.25° 196.87° 19 South-southwest SSW 196.88° 202.50° 208.12° 20 Southwest by south SWbS 208.13° 213.75° 219.37° 9 East 13 Southeast 17 South 19 Tabel 2.2 Kompas Poin (Lanjutan) 21 Southwest SW 219.38° 225.00° 230.62° 22 Southwest by west SWbW 230.63° 236.25° 241.87° 23 West-southwest WSW 241.88° 247.50° 253.12° NWbW 298.13° 303.75° 309.37° NW 309.38° 315.00° 320.62° 30 Northwest by north NWbN 320.63° 326.25° 331.87° 31 North-northwest NNW 331.88° 337.50° 343.12° 32 North by west NbW 343.13° 348.75° 354.37° N 354.38° 360.00° 28 Northwest by west 29 Northwest 1 North 2.5.3.4 Macam – Macam Angin. Angin digolongkan menjadi 3 bagian, antara lain : a) Angin tetap, yaitu angin yang arah tiupnya tetap sepanjang tahun, seperti: - Angin Passat, yaitu angin yang bertiup terus menerus dari daerah maksimum subtropis utara dan selatan (30° - 40°) menuju ke minimum khatulistiwa. - Angin Barat, yaitu angin antipassat (angin yang berhembus di atas angin passat pada ketinggian (30 km dan arahnya berlawanan dengan angin passat). - Angin Timur, yaitu angin yang bertiup dari kedua daerah maksimum kutub menuju daerah minimum subpolar (lintang 66 1/2°C LU dan LS°. 20 b) Angin Periodik - Angin Periodik harian meliputi angin darat dan angin laut; angin gunung dan angin lembah. - Angin Periodik setengah tahunan, disebut juga dengan angin muson (musim) c) Angin Lokal, yaitu angin yang bertiup pada daerah tertentu dan waktu tertentu. Misalnya : Angin kumbang, angin fohn, Angin Brubu, Angin Bahorok, Angin Gending dan lain – lain. 2.5.4 Kelembaban Udara Kelembaban udara (Sarjani:2009) adalah banyaknya uap air yang terkandung dalam massa udara pada saat dan tempat tertentu. Alat untuk mengukur kelembaban udara disebut psychrometer atau hygrometer. Kelembaban udara dapat dibedakan menjadi 2 jenis, antara lain : - Kelembaban udara Mutlak (Absolut), yaitu kelembaban yang menunjukan beberapa gram berat uap air yang terkandung dalam satu meter kubik (1m³) udara. - Kelembaban udara Nisbi (Relatif), yaitu bilangan yang menunjukan berapa persen perbandingan antara jumlah uap air yang terkandung dalam udara dan jumlah uap air maksimum yang dapat ditampung oleh udara tersebut. Kelembaban Mutlak Kelembaban Nisbi = x Nilai Jenuh Udara 100% 2.5.5 Curah hujan Curah hujan adalah jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu tertentu. Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Rain Gauge. Curah hujan diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan. Hujan adalah butiranbutiran air yang dicurahkan dari atmosfer turun ke permukaan bumi. Sedangkan garis yang menghubungkan tempat-tempat di peta yang mendapat curah hujan yang sama disebut isohyet. Curah hujan yang jatuh di wilayah Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : - Bentuk medan atau topografi 21 - Arah lereng medan - Arah angin yang sejajar dengan garis pantai - Jarak perjalanan angin di atas medan datar. 2.6 Atmosfer Atmosfer (Wikipedia) adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. Di bumi, atmosfer terdapat pada ketinggian 0 – 560km dari permukan bumi. Atmosfer tersusun dari beberapa lapisan, dengan struktur sebagai berikut : Gambar 2.4 Lapisan Atmosfer (Sarjani:2009) 2.6.1 Lapisan Toposfer Gejala cuaca (awan, petir, badai, topan, dan hujan) terjadi dilapisan troposfer (Sarjani:2009). Troposper merupakan lapisan terbawah dari atmosfer, yaitu pada ketinggian -. 18 km di atas permukaan bumi. Tebal lapisan troposfer rata – rata ±10km. di daerah khatulistiwa, ketinggian troposfer sekitar 16 km 22 dengan temperatur rata – rata 80ºC di daerah sedang ketinggian lapisan troposfer sekitar 11 km dengan temperatur rata – rata 54ºC, sedangkan di daerah kutub ketinggiannya sekitar 8 km dengan temperatur rata – rata 46ºC. pada lapisan inilah terjadinya cuaca (awan, hujan, badai, petir, dan tornado). 2.6.2 Lapisan Stratosfer Lapisan kedua dari atmosfer adalah statosfer. Statosfer terletak pada ketinggian antara 18 - 49 km dari permukaan bumi (Sarjani:2009). Lapisan ini ditandai dengan adnya proses inverse suhu, artinya suhu udara bertambah tinggi seiring dengan kenaikan ketinggian. Kenaikan suhu udara berdasarkan ktinggian mulai terhenti, yaitu pada puncak lapisan stratosfer yang disebut stratopause dengan suhu udara sekitar 0ºC. Stratopause adalah lapisan batas antara stratosfer dengan mesosfer. Lapisan ini terletak pada ketinggian 50 – 60 km dari permukaan bumi. 2.6.3 Lapisan Mesosfer Lapisan ketiga dari atmosfer adalah meossfer (Sarjani:2009). Mesosfer terletak pada ketinggian antara 49 – 82 km dari permukaan bumi. Lapisan ini merupakan lapisan pelindung bumi dari jatuhan meteor atau benda – benda angkasa luar lainnya. Lapisan mesosfer ini ditandai dengan penurunan suhu (temperature) udara, rata – rata 0.4ºC per seratus meter. Penurunan suhu udara ini disebabkan karena mesosfer memiliki kesetimbangan radioaktif yang neegatif. Temperature terendah di mesosfer memiliki kesetimbangan radioaktif yang negative. Temperature terendah di mesosfer kurang dari -81ºC. bahkan di puncak mesosfer yang disebut mesopause, yaitu lapisan batas antara mesosfer dengan lapisan termosfer temperaturnya diperkirakan mencapai sekitar -100ºC . 2.6.4 Lapisan Thermosfer Termosfer terletak pada ketinggian antara 82 - 800 km dari permukaan bumi. Lapisan termosfer ini disebut juga lapisan ionosfer (Sarjani:2009). Karena lapisan ini merupakan tempat terjadinya ionisasi partikel-partikel yang dapat memberikan efek pada perambatan/ refleksi gelombang radio, baik gelombang panjang 23 maupun pendek. Pada termosfer, kenaikan temperatur dapat berlangsung mulai dari - 100°C hingga ratusan bahkan ribuan derajat celcius. Lapisan yang paling tinggi dalam termosfer adalah termopause. Temperatur termopause konstan terhadap ketinggian, tetapi berubah dengan waktu karena pengaruh osilasi. Temperatur pada malam hari berosilasi antara 300°C dan 1200°C, sedangkan pada siang hari berosilasi antara 700°C dan 1700°C. 2.7 NOAA NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) merupakan lembaga ilmiah Departemen Perdagangan di Amerika Serikat pada kondisi lautan dan atmosfer. Didalam landasan teori ini, digunakanlah website resmi NOAA (http://www.srh.noaa.gov) sebagai dasar dalam pembuatan Aplikasi Bantu Untuk Konversi Unsur-Unsur Cuaca dan Indikator. Pada situs ini, NOAA memberikan layanan kalkulator cuaca yang dapat digunakan untuk berbagai macam kepentingan dan memberikan berbagai macam informasi cuaca yang dapat berguna bagi para penggunanya. 2.8 Skytef Skytef merupakan website yang memberikan beberapa data tentang cuaca. Website (http://www.skystef.be) berdiri pada tanggal 2 Oktober 2004 memiliki kemiripan dengan NOAA. Website ini memberikan berbagai macam informasi tentang cuaca, namun memiliki perbedaan pada kalkulasi cuaca. Website resmi ini memiliki berbagai macam indikator yang dapat digunakan oleh para penggunanya. 2.9 Kalkulator Cuaca Berikut ini merupakan beberapa kalkulator berbasis cuaca yang digunakan pada aplikasi ini, antara lain : 2.9.1 Konversi Temperatur Konversi temperatur merupakan suatu cara untuk mengubah temperatur dari dan menjadi Celsius, Fahrenheit, Kelvin, Rankine, dan Reamur yang akan 24 digunakan nantinya untuk suatu tujuan. Berikut ini adalah tabel Konversi temperatur : Tabel 2.3 Formula Konversi Temperatur (csgnetwork, 2011) Dari Menjadi Formula Fahrenheit Celsius C = ( F - 32) / 1.8 Fahrenheit kelvin K = ( F + 459.67) / 1.8 Fahrenheit Rankine Ra = F + 459.67 Fahrenheit Réaumur Re = ( F - 32) / 2.25 Celsius Fahrenheit Celsius kelvin Celsius Rankine Ra = C × 1.8 + 32 + 459.67 Celsius Réaumur Re = C × 0.8 kelvin Celsius kelvin Fahrenheit kelvin Rankine Ra = K × 1.8 kelvin Réaumur R = (K - 273.15) × 0.8 Rankine Celsius Rankine Fahrenheit Rankine kelvin Rankine Réaumur Réaumur Celsius Réaumur Fahrenheit Réaumur kelvin Réaumur Rankine F = C × 1.8 + 32 K = C + 273.15 C = K - 273.15 F = K × 1.8 - 459.67 C = ( Ra - 32 - 459.67) / 1.8 F = Ra - 459.67 K = Ra / 1.8 Re = ( Ra - 32 - 459.67) / 2.25 C = Re × 1.25 F = Re × 2.25 + 32 K = Re × 1.25 + 273.15 Ra = Re × 2.25 + 32 + 459.67 25 2.9.2 Konversi Tekanan (NOAA) Konversi tekanan merupakan suatu cara untuk mengubah tekanan dari dan menjadi Inchi of mercury, mm of mercury, pound / inch², hectopascal, kilopascal, milibar, dan atmosfer yang akan digunakan nantinya untuk suatu tujuan. Berikut ini adalah formula konversi tekanan : inHg = 0.03937008 x mmHg inHg = 0.02953 x mb inHg = 0.2953 x kPa inHg = 2.03602 x psi inHg = 29.9213 x atm mmHg = 0.75002 x mb mmHg = 24.5 x inHg mmHg = 7.5002 x kPa mmHg = 51.7149 x psi mb = 33.8639 x inHg mb = 1.333224 x mmHg mb = 10 x kPa mb = 68.9476 x psi mb = 1013.25 x atm psi = 0.491154 x inHg psi = 0.0193368 x mmHg psi = 0.0145038 x mb psi = 0.145038 x kPa psi = 14.6960 x at kPa = 0.1333224 x mmHg/10 kPa = 6.89476 x psi kPa = 101.325 x atm kPa = mb/10 kPa = 33.8639 x inHg / 10 atm = 0.0009869233 x mb 26 atm = 0.009869233 x kPa atm = 0.033421 x inHg atm = 0.0680457 x psi Keterangan : Inchi of mercury = inHg Mm of mercury = mmHg Milibars = mb Hectopascal = hPa Kilopascal = kPa pound / inch² = psi atmosfer = atm 2.9.3 Kecepatan Suara (NOAA) Kecepatan suara adalah istilah yang digunakan untuk menyebut kecepatan gelombang suara yang melalui medium elastis. Kecepatan ini dapat berbeda tergantung medium yang dilewati (misalnya suara lebih cepat melalui udara daripada air), sifat-sifat medium tersebut, dansuhu. Namun, istilah ini lebih banyak dipakai untuk kecepatan suara di udara. Perhitungan yang digunakan oleh penulis adalah : Rumus Kecepatan suara (NOAA) Keterangan : Sound = Kecepatan Suara T = Temperatur dalam Kelvin 2.9.4 Tekanan Uap 27 Tekanan terkondensasi uap adalah dalam suatu keseimbangan sistem termodinamika tertutup. Semua dengan cairan fase memiliki kencenderungan untuk menguap, beberapa padatan dapat menghaluskan menjadi bentuk gas. Sebaliknya semua gas memiliki kecenderungan untuk mengembun atau kembali kebentuk cair mereka. Perhitungan yang digunakan dalam aplikasi ini adalah (NOAA) : Rumus Vapor Pressure (NOAA) Keterangan : E = Tekanan uap actual Es = Tekanan uap jenuh Rh = Kelembaban relatif Td = Temperatur titik embun dalam celsius T = Temperatur dalam celsius 2.9.5 Tekanan Stasiun (NOAA) Tekanan stasiun adalah tekanan absolut udara yang diberikan pelapor (stasiun). Tekanan udara tersebut secara langsung berpoposional dengan berat gabungan semua udara pada atmosfer yang terletak pada bagian pelapor. Akibatnya, tekanan stasiun dapat bervariasi dari satu lokasi ke lokasi lainnya terutama di daerah pegunungan. Perhitungan yang penulis gunakan dalam aplikasi ini adalah : 28 Rumus Tekanan stasiun (NOAA) Keterangan : Stn = Tekanan Stasiun Hm = ketinggian stasiun dalam meter 2.9.6 Pengaturan Altimeter (NOAA) Pengaturan altimeter merupakan nilai pada tekanan pesawat menggunakan altimeter yang menunjukan ketinggian diatas permukaan laut. Perhitungan yang penulis gunakan dalam aplikasi ini adalah : Rumus Pengaturan altimeter Keterangan : Alt = Pengaturan Altimeter Pmb = Tekanan dalam milibar Hm = ketinggian stasiun dalam meter 2.9.7 Tekanan Ketinggian Ketinggian dapat ditentukan berdasarkan tekanan pada atmosfer. Semakin besar ketingian, semakin rendah tekanan. Biasanya sering ditemukan pada pesawat, penerjun payung dan para pendaki gunung. Perhitungan yang digunakan adalah : 29 Rumus Tekanan ketinggian (NOAA) Keterangan : Alt = Tekanan ketinggian Sta = Tekanan stasiun 2.9.8 Temperatur Virtual Temperatur virtual merupakan suhu fiktif yang dimasukan kedalam perhitungan kelembaban udara (csgnetwork). Definisi meteorologi Temperatur virtual adalah suhu udara kering yang akan muncul tekanan dan volume yang spesifik yang diberikan dari kelembaban udara. Hasil koreksi dari temperatur virtual memberikan para meteorologi untuk menggunakan persamaan suhu dari udara kering. Temperatur virtual adalah nilai hitung (lawan ukur) berdasarkan suhu udara dan kadar air pada udara. Rumus Virtual temperature (NOAA) Keterangan : Tv = Temperatur virtual T = Temperatur dalam Celsius Psta = Tekanan stasiun dalam mb atau hectopascal 2.9.9 Rasio Pencampuran Rasio pencampuran merupakan banyaknya suatu komponen dari campuran relatif terhadap semua komponen lainnya. Dalam memperhitungkan rasio pencampuran digunakanlah perhitungan sebagai berikut : 30 Rumus Rasio Pencampuran (NOAA) Keterangan : W = rasio campuran actual Ws = raso campuran jenuh Rh = relative humidity 2.9.10 Titik Embun Titik embun adalah temperatur yang harus dicapai agar terjadinya kondensasi udara dimana uap air menjadi cairan (csgnetwork). Air kondensasi ini disebut embun ketika terbentuk pada permukaan padat. Titik embun adalah suhu saturasi. Titik embun dikaitkan dengan kelembaban relatif, sebuah kelembaban relatif yang tinggi menunjukan bahwa titik embun mendekati suhu udara tertentu. Kelembaban relatif sebesar 100% menunjukan titik embun sama dengan suhu udara saat ini dan tingkat jenuh udara adalah maksimal. Rumus Titik embun (NOAA) Rh = Kelembaban relatif Td = Temperatur titik embun 31 2.9.11 Kelembaban relative Kelembaban relatif adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan jumlah uap air dalam campuran udara dan uap air. Hal ini di definisikan sebagai rasio dari tekanan uap jenuh air pada kondisi tersebut. Kelembaban relatif udara tidak hanya bergantung pada temperatur, tetapi bepengaruh pada tekanan. Perhitungan yang digunakan untuk mengetahui kelembaban relatif adalah : Rumus Kelembaban relatif (NOAA) 2.9.12 Wet-bulb Wet-bulb merupakan jenis alat ukur temperatur yang mencerminkan sifat – sifat fisik dari sistem dengan campuran gas dan uap, biasanya udara dan uap air. Suhu Wet-bulb merupakan suhu terendah yang dapat dicapai oleh penguapan air. Ini merupakan suhu yang terasa pada kulit seseorang yang basah dan terkena udara yang bergerak. Perhitungan yang digunakan untuk mengetahui Wet-bulb adalah : Rumus Wet-bulb (NOAA) 2.9.13 Heat Index Heat Index merupakan indeks yang menggabungkan suhu udara dan kelembaban relatif dalam upaya untuk menentukan temperatur yang dirasakan pada manusia setara dengan panas yang dirasakan. Perhitungan yang digunakan untuk mengetahui Heat index adalah : 32 Rumus Heat Index (NOAA) 2.9.14 Wind Chill Wind Chill mirip dengan Heat Index, merupakan perhitungan untuk menentukan temperatur yang dirasakan pada manusia. Perbedaanny terletak pada perhitungannya, dalam Wind Chill perhitungan yang digunakan adalah : Rumus Wind Chill (NOAA) Rumus Wind Chill dalam Watt permeter persegi (NOAA) Keterangan : T = Temperatur dalam Fahrenheit Wind = Kecepatan angin dalam Mil perjam 2.9.15 Densitas Ketinggian Densitas ketinggian merupakan ketinggian dalam Standar Atmosfer Internasional dimana desitas udara sama dengan densitas udara aktual pada tempat pengamatan. Dengan kata lain, ketinggian yang diukur dari segi densitas udara sampai ketanah. Perhitungan yang digunakan adalah : 33 Rumus Densitas Ketinggian (NOAA) Keterangan : Tv = Rankine PinHh = Tekanan dalam Inchi of mercury 2.10 Prakiraan Cuaca Berikut ini merupakan beberapa prakiraan cuaca yang digunakan penulis dalam pembuatan aplikasi ini, antara lain : 2.10.1 CAPE CAPE (Convective Available Potential Energy) merupakan integrasi dari area positif pada Skew-T (diagram termodinamika). Area positif yang dimaksud adalah bahwa wilayah dimana temperatur Parcel secara teoritis lebih hangat dari suhu yang sebenarnya pada setiap tingkat lapisan pada troposfer. 2.10.2 Showalter Stability Index Showalter Stability Index (Huschke, RE, Ed; 1959) merupakan cara untuk menghitung suatu stabilitas statis pada atmosfer. Nilai – nilai positif menujukan suatu wilayah yang diambil menjadi lebih dingin dari nilai atau suatu keadaan yang baru. Suatu badai yang dapat mengembang pada di suatu daerah dimana index stabilitas berada pada tingkat kritis. Dengan perhitungan sebagai berikut : SI = T500 - Tp500 Keterangan : - SI = Showalter Index - T500 = Temperature pada 500mb (Celsius) - Tp500 = Parcel temperature (di dapat dari tingkat 850mb adiabatically ke tingkat 500mb (Celsius) 34 Tingkatan tersebut dapat kita lihat pada tabel berikut ini : Tabel 2.3 Showalter Index (Huschke, RE, Ed; 1959) SI Index Tingkat Kestabilan SI > 2 Kestabilan Sangat Kuat 1-2 Kestabilan Rendah 0 – (-3) Kurang Stabil (-4) – (-6) Tidak Stabil SI < (-6) Sangat Tidak Stabil 2.10.3 Bradbury Index Bradbury Index atau sering dikenal dengan sebutan Wet-Bulb Index yang diikembangkan sebagai prediktor badai dan tornado di bagian timur (David dan Smith, 1971) dan badai musim panas di kepulauan eropa (Bradbury, 1977; Pickup, 1982). Pada indeks ini memperkirakan potensi ketidakstabilan pada lapisan 850-500mb. David dan Smith (1971) menemukan bahwa nilai ≤ 0 dikaitkan dengan badai parah selama 1966 – 1969, sementara Pickup (1982) mengamati bahwa badai merupakan peningktan intensitas sebagai nilai indeks di menjadi nol atau kurang dari nol selama April – September 1980 dan untuk nilai indeks 3 merupakan bagian atas untuk badai formasi. Bradbury (1977), melakukan sounding badai pada 544 hari di Kepulauan Inggris dan Eropa selam 1973 – 1976, ditemukannya bahwa nilai tersebut pada musim panas badai jarang terjadi (kemungkinan 5% / kurang terjadi badai) diamati bervariasi sebagai fungsi dari 850mb, mulai dari +6 sampai -1 dengan wet-bulb meningkat dari 0° - 20°C. dimana hanya curah hujan yang dihitung, nilai – nilai ini berkisar antara +10 sampai 0 selama rentang yang sama pada 850mb. Bagian atas dari -2 sampai +3 disarankan untuk pembentukan badai musim panas dan musim dingin. Perhitungan yang digunakan adalah sebagai berikut : BI = Tw500 – Tw850 35 Keterangan : - BI = Bradbury Index - Tw850 = Gabungan antara Ternal dan Kelembaban udara pada 850mb (Celsius) - Tw500 = Gabungan antara Ternal dan Kelembaban udara pada 500mb (Celsius) Penjelasan : BI < -2, memungkinkan terjadinya badai pada musim panas, BI < 3, memungkinkan terjadiny badai pada musim salju, semangkin kecil nilai yang dihasilkan semakin tidak stabil cuaca yang ada. 2.10.4 Rackliff Index Rackliff Index (Rackliff, 1962) diperkenalkan sebagai sarana untuk peramalan badai dengan massa udara pada musim panas di daerah benua Eropa Barat. Perhitungan ini menggabungkan antara 900 mb termal dan kelembaban udara dengan membandingkan suhu pada 500 mb. 900 mb merupakan tingkat dimana untuk mengevaluasi wet-bulb karena Rackliff berpikir bahwa udara pada tingkat rendah “Would not affected to any degree at night by outgoing terrestrial radiation” dimana pada 500 mb dipilih, tidak hanya sebagai “Indicative of the thermal structure in the middle troposphere” tapi juga untuk membuat indeks menjadi konsisten secara fisik dengan indeks lainnya. Misalnya Showalter Indeks yang menilai kestabilan sampai tingkat 500 mb. Rackliff menemukan bahwa jika nilai yang dihasilkan sebesar 25, maka akan terjadi kemungkinan hujan, sementara nilai 25-29 dinyatakan memiliki hujan disertai badai, sedangkan untuk nilai diatas 30 memungkinkan terjadinya badai. Perhitungan yang digunakan adalah sebagai berikut : RI = Tw850 – T500 Keterangan : 36 - RI = Rackliff Index - Tw850 = Gabungan antara Ternal dan Kelembaban udara pada 900mb (Celsius) - Tw500 = Suhu / Temperatur pada 500mb (Celsius) Penjelasan : RI < 25, memungkinkan terjadiny hujan, RI = 25 – 29, memungkinan terjadi hujan disertai badai, RI > 30, memungkinkan terjadinya badai 2.10.5 Modified Jefferson Index Jefferson secara empiris mengubah Rackliff untuk memperoleh nilai “Which is independent of temperature and which will still give the same threshold value for thunderstorm over a wide range of temperature”. Varian pertama (Jefferson, 1963a) menemukan bahwa Rackliff Indeks memberikan batas nilai yang lebih tinggi untuk badai pada udara dingin dengan udara hangat. Namun, ketika varian tersebut diuji pada daerah Eropa dan Mediterania, ditemukannya prakiraan yang lebih pada Mediterania, yaitu ketika lapisan 900 – 500mb kering. Maka dari itu varian kedua (Jefferson, 1963b) berevolusi termasuk ukuran dari tekanan (Dewpoint 700mb – sama dengan K-Indeks). Varian ketiga (Jefferson, 1966) muncul dengan mengganti 850mb menjadi 900mb untuk memberikan perhitungan yang cepat. Indeks ini sangat mirip dengan K-Indeks namun kurang dikenal. Nilai ≥ +28 dari versi terakhir pada indeks telah ditemukan untuk mengidentifikasi daerah – daerah terjadi badai. Perhitungan yang digunakan ialah: MJI = 1.6 x Tw850 – T500 – 0.5 x D700 – 8 Keterangan : - MJI = Modified Jefferson Index - Tw850 = Gabungan antara Ternal dan Kelembaban udara pada 850mb (Celsius) - T500 = Temperatur pada tekanan 500mb (Celsius) 37 - D700 = Dewpoint dengan Temperatur pada 700mb (Temperatur Dewpoint) (Celsius) Penjelasan : MJI > 27 : Kemungkinan terjadinya badai MJI > 30 : Kemungkinan terjadi hujan badai yang signifikan 2.10.6 Boyden Index Boyden Index digunakan untuk memprakirakan kemungkinan terjadinya suatu badai. Boyden Indeks diperkenalkan pada tahun 1963 untuk memperkirakan kemungkinan badai yang berasal dari Kepulauan Inggris. Semakin besar nilai indeks Boyden, semakin besar pula probabilitas. Untuk menghitung perbedaan ketinggian (Z) diperlukan antara tinggi dari tekanan udara 700mb dan 1000mb dan suhu atau temperature (T) pada 700mb. Perhitungan yang digunakan ialah : BI = 0.1(Z700 - Z1000) – T700 – 200 Keterangan : - BI = Boyden Indeks - Z700 = Geopotential pada 700mb (dam / Dekameter) - Z1000 = Geopotential pada 1000mb (dam / Dekameter) - T700 = Temperatur pada 700mb (Celsius) Penjelasan : Boyden Indeks > 94; kemungkinan terjadi badai. Digunakan pada musim salju, dan tidak dapat digunakan pada daerah tropis dan daerah pegunungan yang memiliki tekanan lebih dari 700mb 2.10.8 K-Index K-Index (George, 1960) merupakan perbedaan suhu antara 850-500mb, 850mb dewpoint dan 700mb dewpoint depression untuk membantu memperkirakan potensi badai massa udara. Badai massa udara didefinisikan oleh 38 George “Those developing in areas of weak winds without apparent frontal or cyclonic influence”. Indeks ini dekembangkan dari data Rawinsonde yang mewakili dua pertiga bagian Timur dari Amerika Serikat dan Kanada bagian Selatan. K-Indeks ini biasa digunakan untuk memprakirakan hujan yang lebat dan kemungkinan badai. K-Indeks ini bukanlah prediktor yang baik untuk severe weather dengan non-severe weather. Namun, K-Indeks bekerja lebih baik saat digunakan pada musim panas untuk badai massa udara. Perhitungan yang digunakan ialah : KI = (T850 – T500) + Td850 – (T700 – Td700) Keterangan : KI = K Indeks T850 = Temperatur pada 850mb (Celsius) T700 = Temperatur pada 700mb (Celsius) T500 = Temperatur pada 500mb (Celsius) Td850 = Dewpoint pada 850mb (Celsius) Td700 = Dewpoint pada 700mb (Celsius) Penjelasan : KI < 20 = Tidak terjadi badai KI 20 – 25 = Badai terisolasi KI 26 – 30 = Badai Tersebar KI 31 – 35 = Badai Sedikit KI 36 – 40 = Sedikit banyak terjadi badai KI > 40 = Hampir 100% terjadi resiko badai 2.10.9 L-Index L-Index atau sering dikenal dengan sebutan Lifted Index, merupakan modifikasi asli dari Showalter Index. L-Index ini dikembangkan sebagai prediktor kestabilan laten untuk membantu dalam peramalan badai lokal yang parah di Amerika Serikat. Ini telah menjadi salah satu indeks yang sering digunakan dalam 39 analisis dan prediksi cuaca buruk. Dengn pernyataan “the Lifted Index is similar to the Showalter stability index except for the determination of the level from which the parcel is lifted and the fact that the Lifted Index is an observed static index”. Galway (1956), ditugaskan untuk menganalisa rata – rata Mixing Ratio dari 3.000 kaki dan suhu potensial temperature sesuai dengan dry-adiabat dengan melakukan perhitungan pada maximum temperatur di siang hari. Indeks ini didefinisikan dengan mengacu pada lifted the parcel pada lapisan permukaan 500mb, dimana suhu tersebut berada pada titik 500mb, dianggap sebagai updraft (udara yang bergerak keatas) temperatur yang mengembangkan awan, dengan perbandingan pada lingkungannya. Meskipun tidak ada batasan khusus nilai -2 digunakan sebagai batas dimana terjadinya badai parah (miller, 1975), dan nilai ≤ 0 diprediksikan terjadinya tornado (David dan Smith; 1971), dan ditemukannya nilai ≤ +2 dikatakan terjadinya wabah badai. Perhitungan yang digunakan ialah : LI = T500 – Tp500 Keterangan : LI = Lifted Index T500 = Temperatur pada 500mb (Celsius) Tp500 = Temperatur Dewpoint pada 500mb (Celsius) Penjelasan : LI < -2 : diprediksikan terjadi parah LI < 0 : Diprediksikan terjadi tornado LI < 2 : dikakan terjadi wabah badai 2.10.10 Thompson Index Thompson index merupakan salah satu cara dalam memprakirakan badai, untuk memprakirakan keparahan suatu badai. Thompson index ini merupakan gabungan dari L-Index dan K-Index, dengan perhitungan sebagai berikut : TI = KI – LI 40 Keterangan : TI = Thompson Index LI = Lifted Index KI = K-Index Penjelasan : TI < 25 = Tidak terjadi badai, TI 25 – 34 = Berpotensi terjadi badai, TI 35 – 39 = Berpotensi terjadi badai yang mendekati parah, TI > 39 = Berpotensi terjadi badai parah, 2.10.11 Bulk Richardson Number Bulk Richardson Number merupakan rasio termal yang diproduksi dari turbulensi yang dihasilkan dari geseran vertikal. Bisa dikatakan bahwa nilai yang menentukan adanya konveksi yang bebas atau tertekan. Nilai – nilai yang rendah menunjukan kestabilan yang rendah atau geseran vertikal yang kuat. Dengan perhitungan sebagai berikut : BRN = ML50 CAPE / (0.5 x U²) Keterangan : BRN = Bulk Richardson Number, ML50 CAPE = Prakiraan Konversi CAPE, mengangkat sebuah parcel rata – rata di bawah 50mb, (J/kg) U = Vektor perbedaan antara kecepatan rata – rata angin 0 – 6 Km dan rata – rata kecepatan 0 – 0.5 Km, bisa dikatakan bahwa : U = √((UAS – UWS)²+ (VAS – VWS)²) UAS = S6 x cos(NAVD) UWS = S5 x cos(NSWD) VAS = S6 x sin(NAVD) VWS = S5 x sin(NSWD) 41 NAVD = (270 – A6) x 3.14/180 NSWD = (270 – A5) x 3.14/180 A5 = 0 – 0.5 km wind direction S5 = 0 – 0.5 km wind speed (Knots) A6 = 0 – 6 km wind direction S6 = 0 – 6 km wind speed (Knots) Penjelasan : BRN < 10 = kecil kemungkinan terjadinya badai parah, BRN 10 – 45 = resiko untuk Supercells, BRN > 40 = kemungkinan untuk Supercells kecil, namun memiliki kemungkinan untuk Singlecells atau Multicells. BRN merupakan tipe indikator badai yang lebih baik untuk menditeksi keparahan suatu badai atau rotasi badai. Dengan ketentuan sebagai berikut : - CAPE antara 1500 – 3500 J/Kg - CAPE < 1000 J/Kg memungkinkn terjadiny Supercells, namun kurangnya daya apung menghambatnya terjadi cuaca buruk. - CAPE > 3500 J/Kg memungkinkan terjadiny Multicells, tetapi energi daya apung akan cukup menghasilkan tornado dan hujan es yang cukup besar. 2.10.12 Totals Total Vertical Totals merupakan perhitungan dari perbedaan suhu antara 850 – 500 mb, Cross Totals merupakan perhitungan dari Dewpoint 850mb dengan temperatur 500mb, dan Totals Total merupakan perhitungan kombinasi anatara Vertical Totals dengan Cross Totals. Indeks ini dirancang untuk mendefinisikan daerah pertama yang berpotensi terjadinya cuaca buruk di Amerika Serikat. Meskipun nilai yang ditemukan sedikit bervariasi oleh geografis. Pada Amerika Serikat, ditemukannya daerah pertama yang berpotensi terjadi badai dengan nilai – nilai Vertical Totals = 26, Cross Totals = 18, dan Totals Total = 44 untuk badai ringan. Pada nilai – nilai ekstrim, diindikasikan 42 terjadinya badai sedang dan tersebar pada Vertical Cross ≥ 30, Cross Totals ≥ 30, dan Totals Total ≥ 60 (Miler, 1975). Namun oleh Ellrod dan Field (1984) dinyatakan rendah kemungkinan terjadi badai apabila nilai pada indikator Totals Total ≤ 50, dinyatakan terjadinya badai dengan skala sedang bila Totals Total = 50 – 55, dan dinyatakan terjadinya badai dengan skala besar bila Totals Total ≥ 55. Dengan perhitungan sebagai berikut : VT = T850 – T500; CT = Td850 – T500; TT = VT + CT; Keterangan Perhitungan : VT = Vertical Totals, CT = Cross Totals, TT = Totals Total, T850 = Temperatur pada 850mb, (Celsius) T500 = Temperatur pada 500mb, (Celsius) Td850 = Temperatur Dewpoint pada 500mb, (Celsius) Penjelasan : TT < 44 = Tidak terjadi badai, TT 44 – 45 = Badai Terisolasi (Sekitar 10 % dari wilayah yang tepengaruh) TT 46 – 47 = Badai tersebar (10 – 20 %). TT 48 – 49 = Badai tersebar dan badai parah terisolasi (20 – 50 %). TT 50 – 51 = Terjadi beberapa badai, badai parah tersebar dan Tornado terisolasi (50 – 70 %). TT 52 – 55 = Beberapa badai banyak, badai parah tersebar dan tornado tersebar (70 % lebih). CT < 18 = Kemungkinan untuk terjadi badai adalah kecil, CT < 20 = Kemungkinan untuk terjadi badai adalah sedang, CT < 22 = Kemungkinan untuk terjadi badai adalah besar, CT < 24 = kemungkinan untuk terjadi badai parah adalah kecil 43 CT < 26 = kemungkinan untuk terjadi badai parah adalah sedang, CT > 25 = Besar kemungkinan untuk terjadi badai parah, VT > 28 = Besar kemungkinan terjadi badai, 2.10.13 SWEAT Index SWEAT (Severe Weather Threat Index), digunakan untuk menentukan cuaca parah dan Tornado menggunakan beberapa variable. Dalam versi pertama SWEAT Index (Bidner, 1970) tidak adanya istilah pergeseran yang dimasukan kedalam indeks ini. Dalam versi kedua SWEAT Index, dievaluasi menggunakan termodinamika dan angin pada lapisan 850 – 500mb untuk satu tujuan, yaitu mengevaluasi badai parah. Sedangkan dalam versi ketiga (Miler dan Steve, 1975), nilai 900mb pada kecepatan angin dan temperatur Dewpoint di ubah menjadi 850mb, dan istilah pergeseran digantikan dengan fungsi Veering (arah angin) pada lapisan 900 – 500mb. David dan Smith (1971) secara indenpenden menemukan sebuah batas yang lebih rendah dari 250 terjadiny suatu badai parah dan untuk tornado di twothirds timur Amerika Serikat. Miller et al (1972) menyatakan bahwa “The SWEAT Index should not be used in the prediction of ordinary thunderstorm” karena di dalam SWEAT Index telah dimasukan istilah Wind Shear dan nilai minimum untuk stabilitas dan kecepatan angin, dimaksudkan untuk membedakan antara parah dan tidak parah. Mereka juga mencatat bahwa indeks ini dimaksudkan hanya sebagai pengembangan indikator potensi badai. Perhitungan yang digunakan ialah : SWEAT = 12(Td850) + 20 x (TT-49) + 2 x 1.94 x V850 + 1.94 x V500 + 125(S + 0.2) Keterangan : SWEAT = SWEAT Index, TT = Totals Total, Td850 = Temperatur Dewpoint, (Celsius) V850 = Kecepatan angin pada 850mb (Knots), V500 = Kecepatan angin pada 500mb (Knots), 44 S = Nilai dari Sin(dd500 – dd850), dd850 = Arah angin pada 500mb, dd500 = Arah angin pada 850mb, Syarat : - Jika TT lebih kecil dari 49, makan hasil dari TT – 49 harus diubah menjadi 0, - Jika ada nilai yang menghasilkan nilai minus (negative) harus diubah menjadi 0, - Begitu juga dengan Arah angin, bila menghasilkan nilai minus, maka harus diubah menjadi 0. Penjelasan : SWEAT 150 – 300 = Kemungkinan terjadi badai ringan SWEAT 300 – 400 = Kemungkinan terjadi badai parah SWEAT > 400 = Kemungkinan terjadi Tornado 2.10.14 S-Index S Index biasa digunakan untuk meramalkan cakupan badai dan tingkat kekuatan badai. Index ini dikembangkan dari indeks Totals Total, dengan menambahkan kelembaban 700mb dan parameter variabel berdasarkan Vertical Index. Namun dalam penambahan kelembaban 700mb, untuk bagian Eropa menjadi kurang intens pada tingkat pemanasan yang rendah kemudian di Amerika juga demikian. Indeks ini dapat digunakan pada bulan April sampain September. Perhitungan yang digunakan ialah : SI = TT – (T700 – Td700) – A Keterangan : SI = S Index TT = Totals Total T700 = Temperatur pada 700mb (Celsius) 45 Td700 = Temperatur Dewpoint pada 700mb (Celsius) A = 0, jika T850 – T500 > 25 A = 2, jika T850 – T500 22 – 25 A = 6, jika T850 – T500 < 22 Penjelasan : SI < 39 : Kemungkinan tidak terjadi badai sebesar 89% SI 41 – 45 : Kemungkinan terjadi badai sebesar 42% SI > 46 : Kemungkinan terjadi badai sebesar 75% 2.10.15 Severe Thunderstorm Index Severe Thunderstorm index merupakan cara untuk memprediksi kekuatan badai di area New York (Maglaras, G.J dan K.D. Lapenta, 1977). Dengan perhitungan sebagai berikut : STI = 4.943709 – 0.000777 x (100ML CAPE) – 0.004005 x WMAX + 0.181217 x EHI – 0.026867 x SSPD – 0.006479 x SREH Keterangan : STI = Severe Thunderstorm Index 100ML CAPE = Prakiraan konservatif CAPE pada rata–rata Parcel pada 100mb (J/kg) WMAX = Kecepatan maximum angin (Knots) EHI = merupakan nilai dari : (CAPE x SREH) / 160000 SREH = Pergeseran angin (m²/s²) SSPD = Kecepatan badai (Knots) Penjelasan : STI > 3.5 : Tidak terjadi badai STI 2.5 – 3.5 : Terjadinya badai kecil STI 1.5 – 2.5 : Terjadinya badai besar STI < 1.5 : Terjadinya tornado 46 2.11 Perkenalan Matlab MATLAB adalah komputasi tingkat tinggi bahasa teknis dan lingkungan interaktif untuk pengembangan algoritma, visualisasi data, analisis data, dan komputasi numerik. Menggunakan MATLAB, Anda dapat menyelesaikan masalah komputasi teknis lebih cepat dibandingkan dengan bahasa pemrograman tradisional, seperti C, C + +, dan Fortran. MATLAB dapat digunakan dalam berbagai aplikasi pengolahan citra, komunikasi, desain kontrol, uji dan pengukuran, pemodelan dan analisis keuangan, dan biologi komputasi. Add-on toolboxes (koleksi tujuan khusus fungsi MATLAB) memperpanjang lingkungan MATLAB untuk memecahkan masalah kelas tertentu dalam area aplikasi. MATLAB menyediakan sejumlah fitur untuk mendokumentasikan dan berbagi pekerjaan Anda. Anda dapat mengintegrasikan kode MATLAB Anda dengan bahasa lain dan aplikasi, dan mendistribusikan Anda algoritma MATLAB dan aplikasi. 2.11.1 5 Bagiam Utama Matlab Matlab terdiri dari 5 bagian utama yaitu : 2.11.1.1 Development Environment Merupakan sekumpulan perangkat dan fasilitas yang membantuanda untuk menggunakan fungsi-fungsi dan file-file MATLAB. Beberapa perangkat ini merupakan sebuah graphical user interfaces (GUI). Termasuk didalamnya adalah MATLAB desktop dan Command Window, command history, sebuah editor dan debugger, dan browsers untuk melihat help, workspace, files, dan search path. 2.11.1.2 Mathematical Function Library Merupakan sekumpulan algoritma komputasi mulai dari fungsi-fungsi dasar sepertri: sum, sin, cos, dan complex arithmetic, sampai dengan fungsi-fungsi yang lebih kompek seperti matrix inverse, matrix eigenvalues, Bessel functions, dan fast Fourier transforms. 47 2.11.1.3 MATLAB Language Merupakan suatu high-level matrix/array language dengan control flow statements, functions, data structures, input/output, dan fitur-fitur object-oriented programming. Ini memungkinkan bagi kita untuk melakukan kedua hal baik "pemrograman dalam lingkup sederhana " untuk mendapatkan hasil yang cepat, dan "pemrograman dalam lingkup yang lebih besar" untuk memperoleh hasil-hasil dan aplikasi yang komplek. 2.11.1.4 Graphics MATLAB memiliki fasilitas untuk menampilkan vector dan matrices sebagai suatu grafik. Didalamnya melibatkan high-level functions (fungsi-fungsi level tinggi) untuk visualisasi data dua dikensi dan data tiga dimensi, image processing, animation, dan presentation graphics. Ini juga melibatkan fungsi level rendah yang memungkinkan bagi anda untuk membiasakan diri untuk memunculkan grafik mulai dari benutk yang sederhana sampai dengan tingkatan graphical user interfaces pada aplikasi MATLAB anda. 2.11.1.5 MATLAB Application Program Interface (API) Merupakan suatu library yang memungkinkan program yang telah anda tulis dalam bahasa C dan Fortran mampu berinterakasi dengan MATLAB. Ini melibatkan fasilitas untuk pemanggilan routines dari MATLAB (dynamic linking), pemanggilan MATLAB sebagai sebuah computational engine, dan untuk membaca dan menuliskan MAT-files. 2.11.2 Guide matlab Guide atau GUI builder merupakan sebuah Graphical User Interface (GUI) yang dibangun dengan obyek grafik seperti tombol (button), kotak teks, slider, menu dan lain – lain. Aplikasi yang menggunakan GUI umumnya lebih mudah diplajari dan digunakan karena orang yang menjalankannya tidak perlu mengetahui perintah yang ada dan bagaimana kerjanya. Dalam guide terdapat komponen-untuk mempermudah penggunaan bagi pengguna,. Berikut adalah penjelasan komponen pada GUIDE : 48 1. Pushbutton merupakan jenis kontol berupa tombol tekan yang menghasilkan tindakan jika diklik, misalnya tombol ok, cancel, proses, delete, dsb 2. Toggle button memiliki fungsi yang sama dengan pushbutton.perbedaanya digunakan untuk memilih atau menandai satu pilihan dari beberapa pilihan yang ada. Misalnya sewaktu kita membuat aplikasi operasi matematika (penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian) 3. Edit text digunakan untuk memasukkan atau memodifikasi suatu text yang diinputkan dari keyboard 4. Static text hanya berguna untuk menampilkan text/tulisan, sehingga kita tidak bisa memodifikasi/mengedit text tersebut kecuali melalui pengelompokan control konrol yang berhubungan 5. Checkboxes berguna jika kita menyediakan beberapa pilihan mandiri atau tidak bergantung dengan pilihan pilihan lainnya 6. Slider berguna jika kita menginginkan inputan nilai tidak menggunakan keyboard, tetapi hanya dengan cara menggeser slider secra vertical maupun horizontal ke nilai yang kita inginkan 7. Frames merupakan kotak tertutup yang dapat digunakan untuk mengelompokkan control yang berhubungan 8. Axes berguna untuk menampilkan sebuah grafik / gambar 2.12 Badai (Wikipedia:Indonesia) Badai adalah cuaca yang ekstrem, mulai dari hujan, badai salju, badai pasir, dan debu. Badai disebut juga siklon tropis oleh meteorolog yang berasal dari samudera yang hangat. Badai bergerak di atas laut mengikuti arah angin dengan kecepatan sekitar 20 km/am. Badai bungan angin rebut biasa, kekuatan nginya dapat mencabut pohon besar dari akarnya, meruntukan jembatan, dan menerbangkan atap bangunan dengan mudah. Tiga hal yang paling berbahaya dari badai adlaah sambaran petir, banjir bandang, dan angin kencang. Terdapat berbagai macam badai, seperti badai hujan, badai 49 Guntur, badai salju. Badai yang paling merusak adalah badai topan, yang dikenal sebagai angin siklon di Samudera Hindia atau topan di Samudera Pasifik. 2.12.1 Pengertian Badai Tropis (Wien R) Dalam meteorologi dikenal istilah Badai Tropis yang merupakan pusaran angin tertutup pada suatu wilayah bertekanan udara rendah. Kekuatan angin yang terjadi pada Badai Tropis dapat mencapai kecepatan lebih dari 128 km/jam dengan jangkauan lebih dari 200 Km dan berlangsung selama beberapa hari hingga lebih dari satu minggu. 2.12.2 Klasifikasi (Wien R) Siklon tropis merupakan istilah yang bersifat umum. Menurut tingkat kematangan formasi bentuk dan kekuatannya siklon tropis diklarifikasikan atas : 1. Depresi Tropis (Tropical Depression) Pada depresi tropis sudah terjadi sistem tekanan rendah yang menyebabkan lingkaran awan dan badai petir pada suatu daerah tertutup namun belum terlihat bentuk spiral dan mata. Kecepatan angin berkisar dari 17 hingga 33 knot. Pada depressi tropis tidak diberikan nama yang khas 2. Badai Tropis (Tropicl Strom) Pada badai tropis mulai terlihat bentuk spiral, namun tidak terlihat adanya mata. Kecepatan angin maksimum berkisar dari 17 hingga 33 meter per detik ( 34 s/d 63 knot, 39 s/d 73 mph atau 62 s/d 117 km/jam). Untuk Badai Tropis diberikan nama-nama yang khas untuk membedakan antara setiap kejadian badai tropis. 2.12.3 Skala kekuatan (Wien R) Untuk memberi gambaran kekuatan dan dampak yang bisa dihasilkan oleh Badai Tropis / Hurricane maka dibuat pedoman skala kekuatan Hurricane. Skala yang umum digunakan adalah Skala Saffir-Simpson, yang dibagi atas lima kelas kategori, yakni : 50 Tabel 2.4 Skala Kekuatan Badai Tropis (Saffir Simpson) Kecepatan angin No. Kategori maksimum (m/s,kt) Tekanan udara permukaan Storm surge (m,ft) minimum (mb) 1 (Minimal) 33-42 m/s [64-83 kt] >= 980mb 1.0-1.7 m [3-] 2 (Moderat) 43-49 [84-96] 979-965 1.8-2.6 [6-8] 3 (Ekstensif) 50-58 [97-113] 964-945 2.7-3.8 [9-12] 4 (Ekstrim) 59-69 [114-135] 944-920 3.9-5.6 [13-18] 5 (Katastropik) > 69 [> 135] < 920 > 5.6 [> 18] 2.12.4 Faktor Berikut ini adalah beberapa faktor terjadinya badai : 2.12.4.1 Lokasi Faktor utama untuk dapat tumbuh dan berkembangnya siklon tropis adalah kelembaban udara yang tinggi karena banyaknya kandungan uap air. Syarat tersebut dapat dipenuhi oleh daerah perairan ( lautan) di zona tropis dan subtropis yang temperaturnya dapat mencapai > 260 C. Di permukaan bumi terdapat tujuh wilayah perairan utama yang sangat potensial untuk tumbuh dan berkembangnya siklon tropis, yakni : Barat laut Samudera Pasifik Timur laut Samudera Pasifik Barat Daya Samudera Pasifik Utara Samudera Hindia Tenggara Samudera Hindia Timur Laut Samudera Hindia Utara Samudera Atlantik 2.12.4.2 Musim Puncak aktifitas siklon tropis di seluruh dunia, terjadi pada akhir musim panas yakni ketika laut mencapai temperatur paling hangat. Namun di setiap wilayah terdapat pola musiman yang berbeda. 51 Secara umum, Aktifitas siklon tropis di belahan bumi Selatan berlangsung dari akhir Oktober hingga Mei, dengan puncak aktifitas terjadi pada pertengahan Februari hingga awal Maret. 2.12.5 Struktur Siklon tropis mempunyai ciri-ciri khas yang membedakannya dari fenomena meteorologi lainnya. Berbeda dari siklon sub tropis yang sumber energinya berasal dari pra kondisi beda suhu di atmosfer, pada siklon tropis harus yang tersedia kelembaban dan uap air yang diperlukannya untuk dapat tumbuh dan berkembang untuk itu badai tropis memerlukan daerah perairan hangat Secara umum wilayah terjadinya siklon tropis dikelompokkan atas dua wilayah utama yakni belahan bumi utara dan belahan bumi selatan. Siklon tropis yang terbentuk di belahan bumi utara memiliki arah putaran siklon tropisnya searah jarum jam, sedangkan di belahan bumi selatan, arah putaran siklon tropisnya berlawanan dengan arah jarum jam. Pada kantor dinas Meteorologi datangnya Badai Tropis dapat diamati dengan memperhatikan ciri-ciri kedatangannya yaitu pola angin tertutup yang memutar di suatu wilayah dan juga terlihat dari sekelompok awan yang mengumpul. Berikut ini adalah struktur dari siklon tropis. Gambar 2.5 Stuktur Siklon Tropis 52 Sebuah siklon tropis kuat mempunyai struktur sebagai berikut : Tekanan Udara Permukaan Rendah. siklon Siklon tropis berputar di sekitar daerah bertekanan udara permukaan rendah. Dari seluruh tekanan udara pada ketinggian permukaaan air laut yang terukur maka tekanan udara di daerah siklon tropis merupakan yang terendah. Inti Hangat Uap air yang naik ke atmosfir yang dingin akan mengembun dan melepaskan panas. Panas buangan tersebut didistribusikan secara vertikal pada bagian inti siklon tropis yang menyebabkannya terasa hangat. CDO (Central Dense Overcast) CDO merupakan daerah menyerupai pita melingkar di sekitar inti yang padat akan awan, hujan dan badai petir. Mata Siklon tropis kuat seperti Hurricane memiliki mata yang berbentuk lubang melingkar di pusat sirkulasinya. Cuaca pada mata umumnya tenang dan tidak berawan. Diameter wilayah mata berkisar dari 8 hingga 200 Km. Pada siklon tropis lemah, CDO menutupi pusat sirkulasi sehingga mata tidak terlihat. Dinding Mata Dinding mata menyerupai pita melingkar di sekitar mata yang memiliki intensitas angin dan konveksi panas paling tinggi. Pada siklon tropis, kondisi pada dinding matalah yang paling berbahaya. Aliran Keluar (Outflow) Pada bagian atas siklon tropis, angin bergerak keluar dari pusat badai tropis dengan arah putaran berlawanan dengan siklon, sedangkan pada bagian bawah angin berputar kuat, melemah seiring dengan pergerakan naik dan akhirnya berbalik arah. 2.12.6 Proses Pembentukan Sumber utama energi raksasa penggerak badai tropis berasal dari proses kondensasi yakni yakni mengembunnya kandungan uap air pada udara lembab yang bergerak naik ke ketinggian atmosfer yang dingin. Pada proses kondensasi, 53 uap air akan melepas energi panas kandungannya. Energi panas yang dilepaskan oleh uap air akan terkumpul menjadi energi penggerak dari badai tropis. Selain udara lembab juga diperlukan unsur-unsur lain seperti lautan hangat, adanya gangguan cuaca, dan angin yang bergerak naik membawa udara lembab. Bila unsur-unsur tersebut berlangsung cukup lama, maka terjadilah angin kencang, gelombang laut tinggi , hujan deras dan banjir yang mengikuti fenomena badai tropis. (BMKG) Siklon tropis dapat terjadi dengan syarat sebagai berikut : 1. Suhu permukan laut sekurang – kurangnya 26.5 C hingga ke dalaman 60 meter. 2. Kondisi atmosfer yang tidak stabil yang memungkinkan awan Cumulonimbus. Awan – awan, ini merupakan awan – awan Guntur, dan merupakan penanda wilayah konvektif kuat, adalah penting dalam perkembangan siklon tropis 3. Atmosfer yang relative lembab di ketinggian sekitar 5 Km. ketinggian ini merupakan atmosfer paras menengah, yang apabila dalam keadaan kering tidak dapat mendukung bagi perkembangan aktivitas badai Guntur di dalam siklon 4. Berada pada jarak setidakny sekitar 500 Km dari katulistiwa. Meskipun memungkinkan, siklon jarang terbentuk di dekat ekuator. 5. Gangguan atmosfer di dekat permukaan bumi berupa angin yang berpusar yang disertai dengan pumpunan angin 6. Perubahan kondisi angin terhadapa kteinggian tidak terlalu besar. Perubahan kondisi angin yang besar akan mengacaukan proses perkembangan badai Guntur 2.13 Unified Modeling Language Unified Modeling Language adalah himpunana strukutur dan teknik untuk pemodelan desain program berorientasi objek (OOP) yang digunakan untuk menentukan, memviualisasikan, membangun, dan mendokumentasikan suatu sistem informasi. UML merupakan standar terbuka yang menjadikannya sebagai bahasa pemodelan pengembangan sistem. yang umum dalam indurstri perangkat lunak dan 54 UML menggabungkan teknik dari pemodelan data (diagram hubungan entitas), pemodelan bisnis (alur kerja), pemodelanobjek, dan pemodelan komponen. Hal ini dapat digunakan dengan semua proses, sepanjang siklus hidup pengembangan perangkat lunak, dan di teknologi implementasi yang berbeda UML telah disintesis notasi dari metode Booch, Object-teknikpemodelan (OMT) dan berorientasi objek rekayasa perangkat lunak (OOSE) dengan menggabungkan mereka ke dalam sebuah bahasa pemodelan tunggal umum dan banyak digunakan. UML bertujuan untuk menjadi standar bahasa modeling yang mampu untuk memodelkan sistem yang konkuren dan terdistribusi. UML adalah standar industri de facto, dan berkembang di bawah naungan Object Management Group (OMG). Model UML dapat secara otomatis diubah menjadi representasilain (misalnya Jawa) dengan cara QVT-seperti bahasa transformasi. UML adalah extensible, dengan dua mekanismeuntuk kustomisasi: profil dan stereotip. Dalam pembuatan model simulasi ini digunakan : 2.13.1 Use Case Diagram Use case diagram digunakan untuk memodelkan bisnis proses berdasarkan perspektif pengguna sistem. Use case diagram terdiri atas diagram untuk use case dan actor. Actor merepresentasikan orang yang akan mengoperasikan atau orang yang berinteraksi dengan sistem aplikasi. Use case merepresentasikan operasi operasi yang dilakukan oleh actor. Use case digambarkan berbentuk elips dengan nama operasidituliskan di dalamnya. Actor yang melakukan operasi dihubungkan dengan garis lurus ke use case. Tabel 2.4 Notasi use case diagram (Fowler: 2005) Notasi Keterangan Aktor, Digunakan untuk menggambarkan pelaku. Pelaku ini Dapat meliputi Manusia atau sistem Komputer. Relasi atau Relationship, merupakan hubungan antar elemen dalam Use Case Diagram 55 Tabel 2.4 Notasi use case diagram\ (Lanjutan) Use Case, Merupakan proses – proses yang terjadi dalam suatu sistem, menggambarkan bagaimana seseorang menggunakan / memanfatkan sistem Use Case Association Use Case Generalisasi adalah hubungan antara penggolong yang lebih umum dan lebih spesifik. Setiap penggolong tertentu juga merupakan contoh langsung dari penggolong umum. Dengan demikian, penggolong khusus mewarisi fitur dari penggolong yang lebih umum. Generalisasi <<Include>> Use Case Use Case <<Extend>> Use Case Use Case <<Has>> Use Case Relasi Asosiasi (Association), merupakan relasi yang menghubungkan link antar elemen Use Case Kondisi Hubungan langsung antara dua use case yang menyatakan kelakuan secara tak langsung Kondisi pendeskripsian antara use case dengan use case yang diperpanjang Realisasi adalah hubungan abstraksi khusus antara dua set elemen model, satu mewakili spesifikasi (pemasok) dan yang lain merupakan pelaksanaan terakhir (klien). Realisasi dapat digunakan untuk model penyempurnaan bertahap, optimasi, transformasi, template, sintesis model, komposisi kerangka kerja, dll 56 Gambar 2.6 Contoh Use Case Diagram (Fowler : 2005) 2.13.2 Activity Diagram Activity diagram adalah representasi grafis dari alur kerja tahapan aktifitas. Diagram ini mendukung pilihan tindakan, iterasi dan concurrency. Pada pemodelan UML, activity diagram dapat digunakan untuk menjelaskan bisnis dan alur kerja operasional secara step-by-step dari komponen suatu sistem. Activity diagram menunjukkan keseluruhan dari aliran control. Berikut ini saya tampilkan tutorial tentang bagaimana cara menggunakan Diagram Activity terhadap Use Case Mode. Tabel 2.5 Activity Diagram (Fowler, 2005) Notasi Keterangan setiap diagram aktivitas memiliki satu mulai (atas) di mana urutan tindakan dimulai. setiap diagram aktivitas memiliki satu selesai di mana urutan tindakan berakhir 57 Tabel 2.5 Avtivity Diagram (Lanjutan) kegiatan yang dihubungkan oleh transisi. Transisi Activity adalah anak panah diarahkan mengalir dari aktivitas sebelumnya ke aktivitas berikutnya. Untuk menunjukkan perilaku bersyarat menggunakan cabang dan gabungan. Fork, Untuk menunjukkan perilaku parallel Rake, menunjukan adanya suatu komposisi Tanda Waktu Berikut ini merupakan contoh dari di activity diagram menurut Fowler (2009) 58 Gambar 2.7 Contoh Activity Diagram (Fowler : 2009) 2.14 Storyboard Storyboard adalah serangkaian sketsa yang dibuat untuk menggambarkan suatu urutan (alur cerita). Storyboard menggabungkan alat bantu narasi dan visual pada selembar kertas sehingga naskah dan visual menjadi terkoordinasi. Dalam kata lain storyboard dapat diartikan sebagai alat perencanaan yang menggambarkan urutan kejadian berupa gambaran dalam sketsa sederhana. Berikut ini adalah gambaran dari dari proses Konversi dan Indikator Cuaca : Menu Pengguna Memilih Menu Input Menu Output Menu Input Menu Dalam menginput data, harus mengikuti syarat atau kebutuhan dari menu yang di pilih Memilih Menu Memilih menu yang di inginkan Konversi Koversi 1, 2, 3 dan 4 Indikator Indikator 1, 2 dan 3 Gambar 2.8 Storyboard Output Menu Dalam output menu, merupakan hasil proses dari input menu, dalam output menu ini memiliki hasil berupa angka dan penjelasan.