BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Hubungan Masyarakat Menurut (Jefkins, 2004:10) yang penulis kutip hubungan masyarakat adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik yang sifatnya internal (ke dalam) maupun yang sifatnya eksternal (ke luar), antara suatu organisasi dengan semua khalayak dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian. Sedangkan menurut (Morrisan,2006:5) Humas juga merupakan suatu bentuk komunikasi yang berlaku terhadap semua jenis organisasi, baik yang bersifat komersial atau bertujuan mencari keuntungan (profit) maupun perusahaan non komersial yang tidak mencari keuntungan. Tidak perduli apakah organisasi tersebut berada di sektor pemerintahan maupun sektor swasta. Dari dua teori diatas penulis mengambil penjabaran bahwa Humas adalah fungsi manajemen dalam memelihara hubungan internal dan eksternal dalam rangka untuk mencegah hal-hal yang bersifat krusial dan berefek pada perusahaan selain itu membangun kerja sama dengan masyarakat. Seperti yang dikatakan oleh Jefkins bahwasanya Humas harus mampu menjaga komunikasi dengan khalayak dengan dalam rangka mencapai tujuan spesifik untuk mencapai tujuan tertentu 9 10 2.1.2 Peranan Hubungan Masyarakat Menurut (Ruslan, 2010:26) yang penulis kutip dari bukunya ”Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi”, menyebutkan bahwa peranan dari Public Relations adalah : a. Communicator Artinya kemampuan sebagai komunikator baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui media cetak/elektronik dan lisan (spoken person) atau tatap muka dan sebagainya. Disamping itu juga bertindak sebagai mediator. b. Relationship Kemampuan peran PR/Humas membangun hubungan yang positif antara lembaga yang diwakilinya dengan publik internal dan eksternal. Juga, berupaya menciptakan saling pengertian, kepercayaan, dukungan, kerjasama dan toleransi antara kedua belah pihak tersebut. b. Back Up Management Melaksanakan dukungan manajemen atau menunjang kegiatan lain, seperti manajemen promosi, pemasaran, operasional, personalia dan sebagainya untuk mencapai tujuan bersama dalam suatu kerangka tujuan pokok perusahaan/organisasi. d. Good Image Maker Menciptakan citra atau publikasi yang positif merupakan prestasi, reputasi dan sekaligus menjadi tujuan utama bagi aktivitas public relations dalam melaksanakan manajemen kehumasan membangun citra atau nama baik lembaga/organisasi dan produk yang diwakilinya. 11 Sementara Humas mempunyai peran yang berbeda dalam setiap organisasi atau perusahaan. Menurut Cutlip , Center & Broom dalam buku Effective Public Relation, (Kusumastuti, 2004:25), membagi ke dalam 4 peran besar Humas : 1. Expert Prescriber Communication Humas adalah seorang ahli yang dapat memberikan saran, nasehat kepada pimpinan organisasi, hubungannya dapat diibaratkan antara dokter dengan pasien. 2. Problem Solving Process Facilitator Dapat memfasilitasi pemecahan masalah. Humas terlibat dalam setiap penanganan masalah, menjadi anggota tim atau menjadi pimpinan tim penanganan masalah. 3. Communication Facilitator Peranan Humas adalah jembatan komunikasi antara publik dengan perusahaan. Sebagai mediator atau penengah jika terjadi miscommunication. 4. Technician Communication Humas adalah pelaksana teknis komunikasi. Menyediakan layanan dibidang teknis dimana kebijakan dan keputusan teknik komunikasi mana yang akan digunakan bukanlah keputusan petugas Humas melainkan keputusan manajemen dan petugas Humas yang melaksanakannya Dari teori di atas penulis mengambil kesimpulan bahwasanya peran Humas sangat luas dan sangat berpengaruh satu sama lain. PT Surveyor Indonesia (persero) juga menerapkan hal yang sama, dengan begitu citra perusahaan 12 akan bagus dan masyarakat serta perusahaan lain mengetahui bagaimana PT Surveyor Indonesia (Persero) 2.1.3 Tujuan Hubungan Masyarakat Tujuan dari Humas adalah untuk menciptakan citra baik perusahaan sehingga dapat menghasilkan kesetiaan publik terhadap produk yang ditawarkan oleh perusahaan (Mulyana, 2007:33). Rincian tujuan Humas itu ternyata sangat luas namun pada intinya tetap menjalin hubungan baik dengan para pihak atau publik-publik organisasi. Dengan begitu, organisasi menikmati keuntungan dan manfaat dari hubungan baik tersebut dan begitupun keuntungan dan manfaat dari hubungan dan relasi baik tersebut. Jadi, tidak ada yang ditinggalkan atau diperalat dalam hubungan yang terjalin dengan baik tersebut. Selain itu Public Relation bertujuan untuk menciptakan,membina dan memelihara sikap budi yang menyenangkan bagilembaga atau organisasi di satu pihak dan dengan publik di lainpihak dengan komunikasi yang harmonis dan timbal balik (Maria,2003:29). Adapun tujuan Humas secara umum adalah menciptakan dan memelihara saling pengertian, maksudnya adalah untuk memastikan bahwa organisasi tersebut senantiasa dimengerti oleh pihak lain yang berkepentingan. Dengan adanya kata ‘saling’ maka organisasi pun harus dapat memahami publiknya. Rincian tujuan Humas itu ternyata luas, namun pada intinya tetap menjalin hubungan baik dengan para pihak atau publik-publik organisasi. Dengan begitu, organisasi menikmati keuntungan dan manfaat dari hubungan baik tersebut dan begitupun 13 publik organisasi. Jadi, tak ada yang ditinggalkan atau diperalat dalam hubungan yang terjalin dengan baik tersebut. 2.1.4 Fungsi Hubungan Masyarakat Effendy memaparkan dalam bukunya Hubungan Masyarakat Suatu Komunikologis (Effendy U. O., 2006:100) fungsi Humas sebagai berikut : 1. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi 2. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik internal dan eksternal 3. Menciptakan komunikasi dua arah dengan menyebutkan informasi dari organisasi 4. Melayani masyarakat menasehati pimpinan organisasi untuk kepentingan umum 5. Operasional dan organisasi Humas adalah bagaimana membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik untuk mencegah terjadi rintangan psikologis baik eksternal dengan pihak publiknya Dari teori Effendy penulis berpendapat bahwa Humas memiliki fungsi yang beragam dan sangat menunjang untuk kemajuan suatu perusahaan. Jika salah satu fungsi tersebut tidak jalan maka terdapat ada yang kurang dan tidak seimbang sehingga fungsi humas ini tidak berjalan bagaimana mestinya. Oleh karena itu, Seorang Humas harus memahami bagaimana Humas itu bekerja dan melakukan hal-hal untuk kemajuan perusahaan 14 2.1.5 Strategi Hubungan Masyarakat Menurut Firsan Novan (Nova, 2009:41) strategi Public Relations atau yang lebih dikenal dengan bauran Public Relations adalah sebagai berikut : 1. Publications (publikasi) adalah cara PR dalam menyebarkan informasi, gagasan, atau ide kepada khayalaknya. 2. Event (acara) adalah setiap bentuk kegiatan yang dilakukan PR dalam proses penyebaran informasi kepada khayalak. 3. News (pesan/berita) adalah informasi yang dikomunikasikan kepada khayalak yang dapat disampaikan secara langsung maupun tidak langsung. 4. Corporate identity (citra perusahaan) adalah cara pandang khayalak kepada suatu perusahaan terhadap segala aktifitas yang dilakukannya. 5. Community Involvement (hubungan dengan khalayak) adalah sebuah relasi yang dibangun dengan khalayak (stakeholder, share holder, media, masyarakat di sekitar perusahaan, dll). 6. Lobbying and Negotiation (teknik lobi dan negosiasi) adalah sebuah rencana baik jangka panjang maupun jangka pendek yang dibuat PR dalam rangka penyusunan budget yang dibutuhkan. 15 7. Social Responsibility/ Corporate Social Responsibility (CSR) adalah wacana yang sedang mengemuka di dunia bisnis atau perusahaan. Strategi humas yang diungkapkan oleh Firsa Nova sangat mempengaruhi kemajuan dari perusahaan itu sendiri, Karena humas memiliki peran dan strategi yang bisa dibilang sangat penting bagi perusahaan. PT Surveyor Indonesia seperti penulis sudah amati perusahaan tersebut melakukan strategi-strategi yang diungkapkan oleh Firsa Nova ini dengan begitu perusahaan bisa lebih maju dan sukses kedepannya. 2.1.6 Pengertian Citra Menurut Katz (1994) dalam buku Dasar-dasar Public Relations, menyebutkan citra adalah cara bagaimana pihak lain memandang sebuah perusahaan, seseorang, suatu komite, atau suatu aktivitas. Setiap perusahaan mempunyai citra. Setiap perusahaan mempunyai citra sebanyak jumlah orang yang memandangnya. Berbagai citra perusahaan datang dari pelanggan perusahaan, pelanggan potensial, bankir, staf perusahaan, pesaing, distributor, pemasok, asosiasi dagang, dan gerakan pelanggan disektor perdagangan yang mempunyai pandangan terhadap perusahaan (Soemirat &Ardianto, 2010:113). Menurut (Soemirat & Ardianto, 2010:113) menjelaskan bahwa citra itu kesan, perasaan, gambaran dari publik terhadap perusahaan; kesan yang sengaja diciptakan dari suatu obyek, orang, atau organisasi. 16 Selain itu Frank Jeffkins menjelaskan yang dikutip dari (Soemirat & Ardianto, 2010:114) mengukapkan bahwa Citra adalah kesan yang diperoleh berdasarkan pengetahuan dan pengertian seseorang tentang fakta-fakta atau kenyataan. Penulis berpendapat dari teori diatas ialah bahwa citra suatu pandangan khalayak kepada perusahaan seperti kesan, perasaan, gambaran dari piublik tentang perusahaan tersebut. Selain itu citra adalah kesan atau gambaran seseorang berdasarkan pengetahuan dan pengertian atau pemahaman seseorang tentang perusahaan yang ia tahu dan mengerti 2.1.7 Jenis-jenis Citra Jenis-jenis citra menurut Jefkins yang dikutip oleh (Ardianto, 2011:138) yaitu : 1. Citra Bayangan (mirror image) Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota-anggota organisasi biasanya adalah pemimpinnya – mengenai anggapan pihak luar tentang organisasinya. Dalam kalimat lain, citra bayangan adalah citra yang dianut oleh orang dalam mengenai pandangan luar terhadap organisasinya. 2. Citra yang Berlaku (current image) Kebalikan dari citra bayangan, citra yang berlaku ini adalah suatu citra atau pandangan yang melekat pada pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Namun sama halnya dengan citra bayangan, citra yang berlaku tidak selamanya, bahkan jarang, sesuai dengan karena 17 semata-mata terbentuk dari pengalaman atau pengetahuan orangorang luar yang bersangkutan yang biasanya tidak memadai. 3. Citra Harapan (wish image) Citra harapan adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen. Citra ini juga tidak sama dengan citra yang sebenarnya. Biasanya citra harapan lebih baik atau lebih menyenangkan daripada citra yang ada, walaupun dalam kondisi tertentu, citra yang terlalu baik juga bisa merepotkan. Namun secara umum, yang disebut sebagai citra harapan itu memang sesuatu yang berkonotasi lebih baik. 4. Citra Perusahaan (corporate image) Citra perusahaan (ada pula yang menyebutnya sebagai citra lembaga) adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan citra atas produk dan pelayanannya saja. Citra perusahaan ini terbentuk oleh banyak hal. Hal- hal positif yang dapat meningkatkan citra suatu perusahaan antara lain adalah sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang, keberhasilan- keberhasilan di bidang keuangan yang pernah diraihnya, sukses ekspor, hubungan industri yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja dalam jumlah yang besar, kesediaan turut memikul tanggung jawab sosial, komitmen mengadakan riset, dan sebagainya. 5. Citra Majemuk (multiple image) Setiap perusahaan atau organisasi pasti memiliki banyak unit dan pegawai (anggota). Masing-masing unit dan individu tersebut 18 memiliki peranan dan perilaku tersendiri, sehingga secara sengaja atau tidak mereka pasti memunculkan suatu citra yang belum tentu sama dengan citra organisasi atau perusahaan secara keseluruhan. Jumlah citra yang dimiliki suatu perusahaan boleh dikatakan sama banyaknya dengan jumlah pegawai yang dimilikinya. 2.1.8 Definisi Komunikasi Secara sederhana dalam suatu proses komunikasi haruslah terdapat unsur-unsur kesamaan makna penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan agar terjadi suatu perukaran pikiran pengertian antara komunikator (Penyebar pesan) dan komunikan (Penerima pesan). Menurut (Suprapto, 2009:5) komunikasi dapat diartikan sebagai “transfer informasi” atau pesan (message) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima sebagai komunikan. Dalam proses komunikasi tersebut bertujuan untuk saling mencapai saling pengertian (mutual understanding) antara kedua pihak yang terlibat dalam proses komunikasi. Dalam proses komunikasi, komunikator mengirimkan pesan/informasi kepada komunikan sebagai sasaran komunkasi. Dengan teori diatas penulis menarik kesimpulan bahwa suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Setiap harinya pasti semua orang komunikasi satu sama lain antar sesame karena komunikasi ini tidak bisa dipisahkan karena semuanya pasti berkomunikasi. 19 2.1.9 Fungsi Komunikasi Menurut (Effendy O. U., 2003:55) terdapat empat fungsi komunikasi, yaitu : 1. Menginformasikan (to inform) Melalui komunikasi, komunikator dapat menyampaikan informasi kepada komunikan, serta dapat terjadi informasi pertukaran informasi antara komunikator dengan komunikan. 2. Mendidik (to educate) Komunikasi sebagai sarana untuk mendidik, dapat berarti bagaimana melalui komunikasi dapat memberikan atau bertukar pengetahuan. 3. Menghibur (to entertain) Komunikasi menciptakan interaksi. Melalui interaksi tersebut, komunikasi dapat menimbulkan reaksi atau efek menghibur yang dirasakan baik oleh komunikator maupun komunikan. 4. Mempengaruhi (to influence) Komunikasi dapat merupakan upaya mempengaruhi komunikan melalui isi pesan yang dikirim oleh komunikator. Pengaruh tersebut dapat berupa pengaruh yang negatif maupun positif. Dari teori diatas penulis berpendapat bahwa komunikasi memiliki kaitan satu sama lain karena dengan komunikasi semua orang dapat menyampaikan apa saja yang ini dibicarakan dan disampaikan. Kita semua hidup pasti butuh komunikasi antar sesama dan membutuhkan orang-orang untuk berkomunikasi. Teori diatas sudah menjelaskan 20 begitu banyak fungsi komunikasi dan fungsi tersebut sangat berguna bagi perusahaan agar dapat berkomunikasi dengan pegawai-pegawainya. 2.1.10 Unsur-unsur Komunikasi Menurut (Cangara, 2008:24) yang penulis kutip dibawah ini merupakan unsur-unsur komunikasi yang dikembangkan oleh Joseph de Vito, K. Sereno dan Erika Vora yang menilai faktor lingkungan merupakan unsur yang tidak kalah pentingnya dalam mendukung terjadinya proses komunikasi. Gambar 2.1 Skema Unsur Komunikasi a. Sumber Sumber sering disebut pengirim, komunikator, atau dalam bahasa inggrisnya disebut source, sender, atau encoder sebagai pembuat atau pengirim informasi. b. Pesan Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Isinya dapat berupa pengetahuan, informasi, hiburan, dan lain-lain. 21 c. Media Adalah sesuatu yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, dimana setiap orang dapat melihat, membaca, dan mendengarnya. Media dalam komunikasi massa dapat dibedakan menjadi media cetak dan media elektronik. Selain media komunikasi di atas, kegiatan dan tempat-tempat tertentu yang banyak ditemui dalam masyarakat bisa juga dipandang sebagai media komunikasi misalnya, rumah-rumah ibadat, panggung kesenian, dan sebagainya. d. Penerima Penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi, karena merupakan sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, akan menimbulkan berbagai macam masalah yang sering kali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan, atau saluran. e. Efek atau Pengaruh Adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan. f. Tanggapan Balik Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan 22 tetapi sebenarnya umpan balik juga bisa berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima. Misalnya sebuah konsep surat yang memerlukan perubahan sebelum dikirim atau alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan mengalami gangguan. g. Lingkungan Lingkungan atau situasi ialah faktor-faktor yang tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, dimensi psikologis, dan dimensi waktu. 1. Lingkungan fisik Menunjukan bahwa suatu proses komunikasi hanya bisa terjadi kalau tidak terdapat rintangan fisik, misalnya geografis. Komunikasi sulit dilakukan karena faktor jarak yang begitu jauh, dimana tidak tersedia fasilitas komunikasi seperti telepon, kantor, pos, atau jalan raya. 2. Lingkungan sosial Menunjukan faktor sosial budaya, ekonomi, dan politik yang bisa menjadi kendala terjadinya komunikasi, misalnya : bahasa, kepercayaan, dan status sosial. 3. Dimensi psikologis Adalah pertimbangan kejiwaan yang digunakan dalam berkomunikasi. Misalnya menghindari kritik yang menyinggung perasaan orang lain, menyajikan materi yang sesuai dengan usia khalayak. 23 4. Dimensi waktu Menunjukan situasi yang tepat untuk melakukan kegiatan komunikasi. Banyak proses komunikasi tertunda karena pertimbangan waktu, misalnya musim. Namun, perlu diketahui karena dimensi waktu makan informasi memiliki nilai. Jadi, setiap unsur memiliki peranan yang sangat penting dalam membangun proses komunikasi. Bahkan ketujuh unsur ini saling bergantung satu sama lain. Artinya, tanpa keikutsertaan satu unsur akan memberikan pengaruh pada jalannya komunikasi. 2.1.11 Elemen-Elemen Model Komunikasi Setiap peristiwa komunikasi dalam tingkat apa pun, apakah komunikasi antar pribadi ataupun komunikasi massa, akan melibatkan elemen-elemen komunikasi. Dengan kata lain, pengirim pesan berusaha meyakinkan orang untuk mau melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu. Namun, perkembangan mutakhir belakangan ini menunjukan penelitian komunikasi semakin luas dalam hal cakupan efek yang dipelajari. Komunikasi tidak hanya sebatas pada upaya membujuk tetapi juga upaya memaksa. Menurut (Morrisan, 2010:43) ada delapan elemenelemen komunikasi meliputi : a. Sumber Proses komunikasi dimulai atau berawal dari sumber (source) atau pengirim pesan, yaitu dimana gagasan, ide atau pikiran berasal yang kemudian akan disampaikan kepada pihak lainnya yaitu penerima pesan. Sumber bisa jadi adalah individu, kelompok 24 atau bahkan organisasi. Sumber mengetahui atau tidak mengetahui pihak yang akan menerima pesannya b. Encoding Encoding dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan sumber untuk menerjemahkan pikiran dan ide-idenya kedalam suatu bentuk yang dapat diterima oleh indra. Jika anda akan mengatakan sesuatu maka otak dan lidah akan bekerja bersama untuk menyusun kata-kata dan membentuk kalimat. Encoding dalam proses komunikasi dapat berjalan berkali-kali. c. Pesan Ketika kita berbicara maka kata-kata yang kita ucapkan adalah pesan (message). Pesan memiliki wujud (physical) yang dapat diterima atau dirasakan oleh indra. Pesan dapat ditujukan kepada individu saja atau jutaan individu. d. Saluran Saluran atau channel adalah jalan yang dilalui pesan untuk sampai kepada penerima. Gelombang radio membawa kata-kata yang diucapkan penyiar di studio atau memuat pesan visual yang ditampilkan di layar televisi. Aliran udara dapat juga berfungsi sebagai saluran. Komunikasi tatap muka (face to face communication) atau disebut juga komunikasi interpersonal sebagai bentuk komunikasi yang memiliki efek atau pengaruh yang paling kuat jika dibandingkan dengan komunikasi massa karena komunikasi interpersonal sebagi bentuk komunikasi yang memiliki efek atau pengaruh yang paling kuat jika dibandingkan 25 dengan komunikasi massa, Karena komunikasi interpersonal terjadi secara langsung sedangkan komunikasi massa tidak dapat dilakukan secara langsung atau bersifat satu arah (linear), melibatkan sejumlah besar orang serta umpan balik yang bersifat segera. e. Decoding Decoding adalah kegiatan untuk menerjemahkan atau menginterprestasikan pesan-pesan fisik ke dalam suatu bentuk yang memiliki arti bagi penerima. Jika anda juga mendengarkan radio sambil membaca buku ini, maka anda secara serentak melakukan dua decoding yaitu satu audio dan satu audio visual. Baik manusia ataupun teknologi merupakan decoder yaitu elemen komunikasi yang melakukan decoding. f. Penerima Penerima pesan adalah sasaran dari target pesan. Penerima dapat berupa satu individu, atau satu kelompok, lembaga atau bahkan suatu kumpulan besar manusia yang telah saling mengenal. Penelitian mutakhir menunjukan bahwa pandangan yang menempatkan penerima pesan sebagai pihak yang lemah ternyata tidak selalu benar. Penerima pesan tidak selalu memiliki respon yang sama terhadap sebuah pesan. Tidak semua anak-anak, misalnya mudah terpengaruh dengan tayangan kekerasan di televisi atau cerita di buku komik. Dengan kata lain, pengaruh atau efek pesan yang disampaikan media massa tergantung pada jenis atau tipe dari penerima pesan yang dituju. 26 g. Umpan Balik Umpan balik atau feedback tanggapan atau respon dari penerima pesan yang membentuk dan mengubah pesan berikut yang akan disampaikan sumber. Umpan balik menjadi tempat perputaran arah dari arus komunikasi. Artinya sumber pertama kemudian menjadi penerima, sementara penerima pertama menjadi sumber baru. Umpan balik terdiri dari dua jenis yaitu umpan balik positif dan umpan balik negatif. Umpan balik positif dari penerima akan mendorong lebih jauh proses komunikasi atau bahkan mengakhiri komunikasi sendiri. Umpan balik negatif terjadi penerima mengakhiri komunikasi. h. Gangguan Elemen terakhir dalam komunikasi adalah gangguan atau noise. Gangguan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang mengintervensi proses pengiriman pesan. Gangguan yang sangat kecil mungkin dapat diabaikan, namun terlalu banyak gangguan dapat menghambat pesan untuk mencapai tujuan. Ada tiga jenis gangguan yaitu gangguan semantik, gangguan mekanik, gangguan lingkungan. 1. Gangguan Semantik adalah terjadi bilamana orang memiliki arti yang berbeda atas kata-kata atau ungkapan yang sama. 2. Gangguan Mekanik adalah terjadi bilamana jika muncul masalah dengan komunikasi. alat yang digunakan terjadinya 27 3. Gangguan Lingkungan adalah terjadi jika sumber gangguan berasal dari luar elemen-elemen komunikasi sudah disebutkan di atas. Gangguan ini terjadi diluar kontrol dari sumber atau penerima misalnya dua orang bercakap-cakap di klub malam sambil memutar nusik dengan kencang. Dengan teori elemen-elemen komunikasi diatas penulis berpendapat bahwa suatu komunikasi memiliki kaitan dari masing-masing elemenelemen tersebut dengan perkembangan mutahir pada zaman sekarang ini yang membuat elemen-elemen komunikasi menjadi lebih luas, Sehingga jika salah satunya hilang maka komunikasi tersebut tidak bisa dikatakan sebagai elemen-elemen komunikasi yang sudah menjadi satu cakupan antara elemen-elemen tersebut. 2.2 Teori Khusus 2.2.1 Pengertian Corporate Social Responsibility Corporate Social Responsibility sudah menjadi bagian dari investasi sebuah perusahaan dalam menjalin hubungan dengan masyarakat sekitar. CSR dapat menjadi penghubung yang kuat sebagai antara perusahaan dengan masyarakat sekitar. Dalam implementasi CSR ini Humas mempunyai peran penting, baik secara internal maupun eksternal. Dalam konteks pembentukan citra perusahaan, Humas terlibat didalamnya, sejak fact finding, planning, communicating, hingga evaluation. Jadi ketika kita membicarakan CSR berarti kita juga membicarakan Humas sebuah perusahaan, dimana CSR merupakan bagian dari community relation. Karena CSR pada dasarnya adalah 28 kegiatan Humas, maka langkah - langkah dalam proses Humas pun mewarnai langkah-langkah CSR. Dengan menggunakan tahapan-tahapan dalam proses Humas yang bersifat siklis, maka program dan kegiatan CSR juga dilakukan melalui pengumpulan fakta, perumusan masalah, perencanaan dan pemrograman, aksi dan komunikasi, serta evaluasi untuk mengetahui sikap publik terhadap organisasi. Menurut (Mursitama, Tirta, Fadil, M, & Iman, 2011:23) CSR merupakan serangkaian tindakan perusahaan yang muncul untuk meningkatkan produk sosialnya, memperluas jangkauannya melebihi kepentingan ekonomi eksplisit perusahaan, dengan pertimbangan tindakan semacam ini tidak disyaratkan oleh peraturan hukum. Menurut (Chamsyah, 2007, p. 3) terdapat beberapa pengertian mengenai Corporate Social Responsibility diantaranya disampaikan ahli manajemen Philip Kotler dan Nancy Lee, mereka mengartikan bahwa Corporate Social Responsibility atau CSR merupakan komitmen perusahaan untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat secara sukarela melalui praktek bisnis dengan menggunakan bantuan sumber daya yang dimilikinya. Dari dua teori diatas penulis mengambil gambaran yang berbeda dimana teori menurut Mursitama, Tirta, Fadil, M, & Iman Corporate Social Resposibility meningkatkan produk sosialnya dan memperluas jangkauan melebihi jangkauan ekonomi. Menurut teori kedua Chamsyah Corporate Social Resposibility untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat secara suka rela melalui praktek bisnis dengan bantuan sumber daya manusia 29 Dengan begitu penulis membuat kesimpulan bahwasanya CSR (Corporate Social Resposibility) harus memiliki efek ke masyarakat dan komitmen perusahaan untuk masyarakat dengan begitu perusahaan akan diketahui oleh masyarakat serta perusahaan mengetahui apa yang sedang di alami oleh masyarakat. 2.2.2 Manfaat Pelaksanaan Corporate Social Responsibility Menurut (Moore, 2004:65) meskipun tujuan pokok aksi kemanusiaan perusahaan adalah meningkatkan kesan masyarakat terhadap perusahaan, bantuan juga menciptakan hubungan yang baik dengan para karyawan, komunitas sekitarnya, dealer, distributor, pemegang saham, dan pelanggan. Menurut (Wibisono, 2007:8) ada beberapa keuntungan penerapan CSR, yaitu : 1. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan brand image korporasi 2. Layak mendapatkan social license to operate 3. Mereduksi bisnis korporasi 4. Melebarkan akses menuju market 5. Mereduksi biaya 6. Memperbaiki biaya 7. Memperbaiki hubungan dengan stakeholders 8. Memperbaiki hubungan dengan regulator 9. Meningkatkan produktifitas dan semangat karyawan 10. Peluang mendapatkan penghargaan 30 Berdasarkan pernyataan Kotler dan Lee yang diikuti oleh (Solihin, 2009:32) menyebutkan beberapa manfaat yang dapat diperoleh korporasi melalui pelaksanaan CSR yang menggunakan konsep sustainability development adalah : 2.2.3 a. Peningkatan penjualan dan market share b. Memperkuat brand positioning, meningkatkan citra korporasi c. Menurunkan biaya operasi d. Meningkatkan daya tarik korporasi di mata para investor Aktivitas Utama Corporate Social Reponsibility Berdasarkan teori dari (Kotler, P & Lee, N, 2005:22) menggunakan istilah corporate social initiatives untuk mendeskripsikan usaha yang paling utama bawah payung CSR. Corporate social initiatives adalah aktivitas utama yang dijalankan oleh perusahaan untuk mendukung masalah-masalah sosial dan memenuhi komitmen untuk tanggung jawab sosial perusahaan. Keenam inisiatif sosial tersebut, antara lain : 1. Cause Promotion. Sebuah perusahaan menyediakan dana kontribusi yang setimpal, atau sumber daya perusahaan lainnya untuk meningkatkan kesadaran dan perhatian tentang masalah sosial atau untuk mendukung pengumpulan uang, sukarelawan untuk suatu tujuan. partisipasi atau perekrutan 31 2. Cause-Related Marketing Sebuah perusahaan berkomitmen untuk berkontribusi mengkoordinasikan sejumlah presentasi dari pendapatannya untuk sebuah masalah spesifik berdasarkan penjualan produk. 3. Corporate Sosial Marketing. Sebuah perusahaan mendukung pengembangan dan/atau penerapan kampanye perubahan perilaku yang diharapkan dapat meningkatkan kesehatan masyarakat, keselamatan, lingkungan, atau kesejahteraan komunitas. 4. Corporate Philanthropy. Perusahaan membuat kontribusi langsung untuk sumbangan, seringkali dalam bentuk hibah tunai, donasi, dan/atau pelayanan yang sepadan. 5. Community Volunteering. Perusahaan mendukung dan menguatkan karyawan, partner retail, dan/atau anggota franchise untuk menyumbangkan waktu mereka mendukung organisasi komunitas lokal. 6. Socially Responsible Business Practices. Perusahaan mengadopsi dan menggunakan aktivitas bisnis dan investasi sukarela yang mendukung permasalahan sosial untuk meningkatkat kesejahteraan masyarakat dan melestarikan lingkungan. 32 Tanggung Jawab Filantropis Tanggung Jawab Etis Tanggung Jawab Legal Tanggung Jawab Ekonomi Gambar 2.2 Konsep Piramida CSR Piramida Corporate Social Responsibility (Carroll, 2003:36) mengemukakan konsep piramida CSR yang menjelaskan mengenai tingkatan tanggung jawab perusahaan dalam aktivitasnya. Piramida CSR tersebut antara lain : 1. Tanggung jawab ekonomis Perusahaan perlu menghasilkan laba sebagai fondasi untuk dapat berkembang dan mempertahankan eksistensinya. Ringkasnya, be profitable. 2. Tanggung jawab legal Hukum adalah aturan mengenai benar dan salah dalam masyarakat. Dalam tujuannya mencari laba, sebuah perusahaan juga harus bertanggung jawab secara hukum dengan menaati hukum yang berlaku. Ringkasnya, obey the law. 33 3. Tanggung jawab etis Secara etis perusahaan juga harus bertanggung jawab untuk mempraktekkan hal-hal yang baik dan sesuai dengan nilai - nilai, etika, dan norma – norma kemasyarakatan. Perusahaan harus menjauhi berbagai tindakan yang merugikan masyarakat. Ringkasnya, be ethical. 4. Tanggung jawab filantropis Perusahaan dituntut untuk memberi kontribusi sumber daya kepada masyarakat. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat sejalan dengan operasi bisnisnya. Ringkasnya, be a good corporate citizen. Salah satu tingkatan piramida yang dijalankan oleh PT. Surveyor Indonesia (Persero) adalah tanggung jawab filantropis, dimana perusahaan berusaha be a good corporate citizen serta program. CSR Penanaman 5000 Pohon ini dikategorikan kedalam CSR Corporate Sosial Marketing dan Corporate Philanthropy karena mendukung perubahan perilaku terhadap lingkungan yang lebih baik serta donasi. 34 2.3 Penelitian Terdahulu Peneliti mendapatkan beberapa referensi jurnal international dan nasional yang digunakan untuk mendukung penelitian ini sebagai berikut : 1. Jurnal Corporate Social Responsibility, Vol. 7, No. 4, 2011 Judul : CSR Development Problems in Lithuania: Evaluation of Promoting and Hindering Factors Penulis : Rita Vilke Kesimpulan : Faktor penentu utama pembangunan CSR dapat dikategorikan sebagai internal dan eksternal, tetapi relevansi mereka mungkin bervariasi sesuai dengan ukuran, umur dan aktivitas perusahaan, dan konteks politik atau budaya geografis. Untuk beberapa unit bisnis yang sama keadaan yang belum tentu sama pentingnya seperti untuk bisnis lain. CSR Signifikan membuatnya akan bervariasi dari bisnis ke bisnis, tergantung pada faktor-faktor seperti alasan untuk penciptaan awal organisasi, budaya internal, strategi dan mereka juga akan terwujud sendiri berbeda, tergantung pada konteks di mana bisnis beroperasi. Sebagai pemahaman tentang dampak usaha terhadap lingkungan dan masyarakat telah berkembang, internal dan eksternal konteks CSR telah saling terkait, menggabungkan pendekatan stakeholder dengan sejumlah cara yang berbeda sektor publik, bisnis dan LSM langsung dan tidak langsung. CSR pada PT. Surveyor Indonesia lebih mengutamakan masyarakat dan lingkungan tempat dimana melakukan sekitar berharap dengan dilakukannya kegiatan ini akan mempunyai efek kepada semua 35 masyarakat sekitar tanpa memandang apakah orang tersebut dari lingkungan yang diadakanna CSR ataupun tidak. Seperti yang dikatakan di jurnal CSR development problems in Lithuania: evaluation of promoting and Hindering Factors bahwa faktor penentu utama pembangunan CSR dapat dikategorikan sebagai internal dan eksternal, tetapi relevansi mereka mungkin bervariasi sesuai dengan ukuran, umur dan aktivitas perusahaan, dan konteks politik atau budaya geografis dan PT. Surveyor Indonesia juga melakukan tindakan yang sama dengan melakukan ragam kegiatan tergantung kegiatan apa saja yang menyangkut masyarakat ataupun hanya melestarikan alam yang semakin lama semakin menipis seperti halnya maraknya penebangan liar yang terjadi di Indonesia. 2. Jurnal Corporate Social Responsibility, 2010 Judul : Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate social Responsibility) dan Iklim Penanaman Modal Penulis : Dr. Sukarmi, S.H.,M.H Kesimpulan : Pelaksanaan CSR yang baik dan benar sesuai dengan aturan hukum yang berlaku akan berimplikasi pada iklim penanaman modal yang kondusif. Untuk bisa mewujudkan CSR setiap pelaku usaha (investor) baik dalam maupun asing yang melakukan kegiatan di wilayah RI wajib melaksanakan aturan dan tunduk kepada hukum yang berlaku di Indonesia, sebaliknya pemerintah sebagai regulator wajib dan secara konsisten menerapkan aturan dan sanksi apabila ada pelanggaran 36 yang dilakukan oleh perusahaan yang tidak melaksanakan CSR sesuai dengan ketentuan undang - undang yang berlaku. Pada PT. Surveyor Indonesia telah melakukan semua ketentuan yang berlaku di Indonesia termasuk semua undang-undang yang menerangkan tentang tanggung jawab sosial perusahaan yang melakukannya di wilayah Indonesia. Dengan begitu jika semua sudah terpenuhi program CSR baru dapat dijalani, dan berharap akan berjalan sesuai rencana yang dibuat oleh masing-masing perusahaan yang melakukan kegiatan CSR. 3. Jurnal Corporate Social Responsibility, 2011 Judul : CSR Matters in The Development of Mauritius Penulis : Roshni Deepa Gokulsing Kesimpulan : Bukti dari penelitian ini menunjukkan bahwa CSR harus semakin tertanam dalam budaya perusahaan dari Mauritius. Visi CSR di Mauritius feed ke dalam pengertian pembangunan berkelanjutan dan kerinduan yang adil, stabil, masyarakat yang adil dan inklusif. Meskipun telah ada sedikit adil liputan media dari konsep CSR di Mauritius, masih ada beberapa kebingungan seputar konsep. Oleh karena itu, harus ada kampanye informasi lebih lanjut tentang konsep itu sendiri bagi perusahaan, LSM dan masyarakat pada umumnya. CSR harus peka dalam perspektif yang tepat dalam rangka memfasilitasi dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi kemitraan yang adil antara organisasi bisnis dan masyarakat sipil. 37 PT. Surveyor Indonesia menerapkan hal yang sama, karena CSR sendiri harus punya efek ke masyarakat dan masyarakat merasakan dampak dari kegiatan CSR perusahaan-perusahaan lain. Serta menciptakan suasana yang kondusif, aman dan tentram. Dari temuan dan analisis penelitian, dapat dilihat bahwa sektor bisnis di Mauritius memainkan peran penting dalam penciptaan masyarakat yang lebih baik. PT. Surveyor Indonesia juga demikian menciptakan masyarakat yang lebih baik dan lebih mempunyai nilainya. 4. Jurnal Corporate Social Responsibility, 2009 Judul : CSR activities in award-winning Thai companies Penulis : Busaya Virakul; Kalayanee KoonmeeMcLean; Gary N Kesimpulan : Penelitian ini telah dieksplorasi praktik terbaik dalam CSR di perusahaan bisnis Thailand. Empat perusahaan yang menerima penghargaan CSR terkemuka di negara itu diperiksa di seluruh papan. Perusahaan-perusahaan gabungan pengetahuan yang diperoleh dari sumber-sumber internasional dengan pengetahuan lokal dan tuntutan yang dihadapi di dalam negeri mereka sendiri untuk menentukan kegiatan CSR yang akan cocok organisasi mereka. Untuk menjadi sukses dalam pelaksanaan CSR dan praktek memerlukan komitmen dan kepemimpinan dari CEO dan manajemen puncak, serta kebijakan yang jelas pada tingkat strategis. Selain itu, memerlukan sumber daya yang memadai CSR, misalnya orang, fasilitas, dan dana, untuk memenuhi pekerjaan CSR. Penelitian ini menyajikan tingkat, seleksi, jenis kegiatan, dan isu-isu penting dalam pelaksanaan CSR, serta model kegiatan CSR 38 dalam organisasi bisnis. Temuan penelitian, meskipun mereka berasal dari empat perusahaan, tampaknya menunjukkan bahwa CSR merupakan bagian penting dari kegiatan bisnis mereka. Karena kemajuan globalisasi, teknologi, persepsi dan pengetahuan stakeholder, dan tekanan yang dihasilkan oleh sumber daya alam yang terbatas, perusahaan yang merupakan pemimpin dalam bidang mereka dan dicapai dalam operasi bisnis mereka dapat menetapkan contoh dalam perilaku bisnis mereka, termasuk dalam pengelolaan CSR. Melanjutkan pengetahuan dalam praktik CSR membantu usaha membantu diri mereka sendiri untuk menemukan pendekatan CSR yang sesuai. Pada penerapan di PT. Surveyor Indonesia sendiri sama dengan penerapan di thai companies menerapkan CSR sebagai bagian penting perusahaan karena CSR sendiri dijadikan sebagai kegiatan bisnis mereka. Oleh karena itu CSR bisa dikatakan sebagai kegiatan positif untuk dilakukan melihat dari dilakukan menjadi peran penting untuk sebuah kegiatan sosial perusahaan. yang Dengan begitu CSR pada zaman modern sekrang ini sangat penting dilakukan 5. Jurnal Corporate Social Responsibility, 2013 Volume 8, Issue 1 (Jan. Feb. 2013), PP 28-37 (Tontowi, Hadiwidjojo, Surachman, & Aisjah, 2013) Judul : The Power Of CSR Strategy To Enhance Marketing Performance (An Empirical Study on Print-Off Events by Jawa Pos Daily Newspaper) Penulis : Arif Jauhar Tontowi, Djumilah Hadiwidjojo, Surachman, and Siti Aisjah 39 Kesimpulan : Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Salah satu kunci sukses untuk Jawa Pos adalah pelaksanaan program CSR. 2. Program CSR berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran jika mereka diimplementasikan sebagai salah satu bisnis strategi. 3. Strategi CSR tidak secara langsung mempengaruhi kinerja pemasaran, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi kinerja pemasaran melalui faktor-faktor penciptaan nilai dan pahala relasional mediasi. Oleh karena itu, untuk strategi CSR menjadi efektif, harus didukung oleh beberapa upaya untuk mempertahankan penciptaan nilai dan relasional pahala-karena dua faktor ini memainkan seperti peran penting dalam pelaksanaan strategi CSR dalam rangka meningkatkan kinerja pemasaran. 4. Pelaksanaan CSR sebagai misi sosial ternyata membawa manfaat komersial. Dengan demikian, sinergis efek antara misi sosial dan komersial dapat dicapai apabila CSR diimplementasikan dengan cara yang tepat sebagai salah satu strategi bisnis. CSR dapat dianggap sebagai kegiatan sosial yang mendukung utama bisnis perusahaan. PT. Surveyor Indonesia menerapkan program CSR sebagai kegiatan bisnis mereka. Kegiatan CSR ini dapat membuat perusahaan menjadi lebih meningkatkan kinerja peusahaan, Dengan begitu CSR menjadi bagian penting bagi semua perusahaan Sesuai dengan Pasal 40 74 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas sebagai berikut : (1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. (2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. (3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Berdasarkan Undang-undang diatas maka perusahaan diwajibkan melakukan CSR. Selain itu perusahaan harus mempunyai strategi-strategi yang efektif untuk menjalankan CSR, Karena strategi ini mempunyai efek pada kinerja perusahaan itu sendiri. Dengan demikian, sinergis efek antara misi sosial dan komersial dapat dicapai apabila CSR diimplementasikan dengan cara yang tepat sebagai salah satu strategi bisnis. 41 2.4 Kerangka Pikir Kepedulian PT. Surveyor Indonesia (Persero) terhadap lingkungan Strategi Humas 1. Publikasi 2. Event 4. Corporate 5.Community identity Involvement 3. News 6. Lobbying and Negotiation 7. Social Responsibility Program CSR (Corporate Social Responsibility) Program penanaman 5000 pohon Efektif Tidak Efektif Gambar 2.3 Skema Kerangka Pikir CSR PT. Surveyor Indonesia Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka dapat dilihat bahwa PT. Surveyor Indonesia (Persero) adalah perusahaan yang sadar akan alam dan pelestarian lingkungan. Hubungan masyarakat strategi dengan cara : 1. Dengan publikasi Setiap fungsi dan tugas Humas adalah menyelenggarakan publikasi atau menyebarluaskan informasi melalui berbagai media tentang aktivitas atau kegiatan perusahaan atau organisasi yang pantas untuk di publikasi. Contohnya mempublikasikan program penanaman pohon pada kawasan sentul. 42 2. Membuat program event yang akan dibuat dan merencanakan program tersebut dengan jelas. Seperti halnya program penanaman pohon di kawasan sentul 3. News atau pesan berita membuat berita mengenai hal-hal mengenai apa saja yang terjadi di PT. Surveyor Indonesia dengan menjalin hubungan dengan media 4. Corporate Identity atau identitas perusahaan PT. Surveyor Indonesia terhadap cara pandang khalayak yang disampaikan secara langsung maupun tidak langsung 5. Community Involvement atau hubungan dengan khalayak Mengadakan kontak sosial dengan kelompok masyarakat atau lembaga-lembaga pemerintah guna menjalin atau bekerja sama untuk menjalankan program penanaman pohon pada PT. Surveyor Indonesia 6. Lobbying and Negotiations atau Teknik lobi dan negosiasi ini sangat penting untuk menjalankan sebuah program CSR. Karena untuk mencapai kesepakatan dan kerja sama dalam rangka menjalankan program CSR pada PT. Surveyor Indonesia 7. Social Responsibility atau Tanggung jawab sosial terhadap masyarakat yang dibuat oleh PT. Surveyor Indonesia untuk mensejahterakan masyarakat atau lingkungan alam 43 2.5 Kerangka Teori KOMUNIKASI yaitu transfer informasi atau pesan (message) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima sebagai komunikan HUBUNGAN MASYARAKAT adalah semua bentuk komunikasi yang terencana baik internal maupu eksternal CSR memiliki efek ke masyarakat dan komitmen perusahaan untuk masyarakat CITRA cara bagaimana pihak lain memandang sebuah perusahaan, seseorang, suatu komite, atau suatu aktivitas Gambar 2.4 Skema Kerangka Teori