9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Teori Umum
2.1.1
Pengertian Hubungan Masyarakat
Menurut (Jefkins, 2004:10) yang penulis kutip hubungan
masyarakat adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik yang
sifatnya internal (ke dalam) maupun yang sifatnya eksternal (ke luar),
antara suatu organisasi dengan semua khalayak dalam rangka mencapai
tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.
Sedangkan menurut (Morrisan,2006:5) Humas juga merupakan
suatu bentuk komunikasi yang berlaku terhadap semua jenis organisasi,
baik yang bersifat komersial atau bertujuan mencari keuntungan (profit)
maupun perusahaan non komersial yang tidak mencari keuntungan.
Tidak perduli apakah organisasi tersebut berada di sektor pemerintahan
maupun sektor swasta.
Dari dua teori diatas penulis mengambil penjabaran bahwa
Humas adalah fungsi manajemen dalam memelihara hubungan internal
dan eksternal dalam rangka untuk mencegah hal-hal yang bersifat krusial
dan berefek pada perusahaan selain itu membangun kerja sama dengan
masyarakat. Seperti yang dikatakan oleh Jefkins bahwasanya Humas
harus mampu menjaga komunikasi dengan khalayak dengan dalam
rangka mencapai tujuan spesifik untuk mencapai tujuan tertentu
9
10
2.1.2
Peranan Hubungan Masyarakat
Menurut (Ruslan, 2010:26) yang penulis kutip dari bukunya
”Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi”, menyebutkan
bahwa peranan dari Public Relations adalah :
a. Communicator
Artinya kemampuan sebagai komunikator baik secara langsung
maupun tidak langsung, melalui media cetak/elektronik dan lisan
(spoken person) atau tatap muka dan sebagainya. Disamping itu juga
bertindak sebagai mediator.
b. Relationship
Kemampuan peran PR/Humas membangun hubungan yang positif
antara lembaga yang diwakilinya dengan publik internal dan eksternal.
Juga,
berupaya
menciptakan
saling
pengertian,
kepercayaan,
dukungan, kerjasama dan toleransi antara kedua belah pihak tersebut.
b. Back Up Management
Melaksanakan dukungan manajemen atau menunjang kegiatan
lain, seperti manajemen promosi, pemasaran, operasional, personalia
dan sebagainya untuk mencapai tujuan bersama dalam suatu kerangka
tujuan pokok perusahaan/organisasi.
d. Good Image Maker
Menciptakan citra atau publikasi yang positif merupakan prestasi,
reputasi dan sekaligus menjadi tujuan utama bagi aktivitas public
relations dalam melaksanakan manajemen kehumasan membangun
citra atau nama baik lembaga/organisasi dan produk yang diwakilinya.
11
Sementara Humas mempunyai peran yang berbeda dalam setiap
organisasi atau perusahaan. Menurut Cutlip , Center & Broom dalam
buku Effective Public Relation, (Kusumastuti, 2004:25), membagi ke
dalam 4 peran besar Humas :
1. Expert Prescriber Communication
Humas adalah seorang ahli yang dapat memberikan saran, nasehat
kepada pimpinan organisasi, hubungannya dapat diibaratkan antara
dokter dengan pasien.
2. Problem Solving Process Facilitator
Dapat memfasilitasi pemecahan masalah. Humas terlibat dalam
setiap penanganan masalah, menjadi anggota tim atau menjadi
pimpinan tim penanganan masalah.
3. Communication Facilitator
Peranan Humas adalah jembatan komunikasi antara publik
dengan perusahaan. Sebagai mediator atau penengah jika terjadi
miscommunication.
4. Technician Communication
Humas adalah pelaksana teknis komunikasi. Menyediakan
layanan dibidang teknis dimana kebijakan dan keputusan teknik
komunikasi mana yang akan digunakan bukanlah keputusan petugas
Humas melainkan keputusan manajemen dan petugas Humas yang
melaksanakannya
Dari teori di atas penulis mengambil kesimpulan bahwasanya peran Humas
sangat luas dan sangat berpengaruh satu sama lain. PT Surveyor Indonesia
(persero) juga menerapkan hal yang sama, dengan begitu citra perusahaan
12
akan bagus dan masyarakat serta perusahaan lain mengetahui bagaimana PT
Surveyor Indonesia (Persero)
2.1.3
Tujuan Hubungan Masyarakat
Tujuan dari Humas adalah untuk menciptakan citra baik perusahaan
sehingga dapat menghasilkan kesetiaan publik terhadap produk yang
ditawarkan oleh perusahaan (Mulyana, 2007:33). Rincian tujuan Humas
itu ternyata sangat luas namun pada intinya tetap menjalin hubungan
baik dengan para pihak atau publik-publik organisasi. Dengan begitu,
organisasi menikmati keuntungan dan manfaat dari hubungan baik
tersebut dan begitupun keuntungan dan manfaat dari hubungan dan relasi
baik tersebut. Jadi, tidak ada yang ditinggalkan atau diperalat dalam
hubungan yang terjalin dengan baik tersebut. Selain itu Public Relation
bertujuan untuk menciptakan,membina dan memelihara sikap budi yang
menyenangkan bagilembaga atau organisasi di satu pihak dan dengan
publik di lainpihak dengan komunikasi yang harmonis dan timbal balik
(Maria,2003:29).
Adapun tujuan Humas secara umum adalah menciptakan dan
memelihara saling pengertian, maksudnya adalah untuk memastikan
bahwa organisasi tersebut senantiasa dimengerti oleh pihak lain yang
berkepentingan. Dengan adanya kata ‘saling’ maka organisasi pun harus
dapat memahami publiknya. Rincian tujuan Humas itu ternyata luas,
namun pada intinya tetap menjalin hubungan baik dengan para pihak atau
publik-publik
organisasi.
Dengan
begitu,
organisasi
menikmati
keuntungan dan manfaat dari hubungan baik tersebut dan begitupun
13
publik organisasi. Jadi, tak ada yang ditinggalkan atau diperalat dalam
hubungan yang terjalin dengan baik tersebut.
2.1.4
Fungsi Hubungan Masyarakat
Effendy memaparkan dalam bukunya Hubungan Masyarakat
Suatu Komunikologis (Effendy U. O., 2006:100) fungsi Humas sebagai
berikut :
1.
Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi
2.
Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik
internal dan eksternal
3.
Menciptakan komunikasi dua arah dengan menyebutkan informasi
dari organisasi
4.
Melayani masyarakat menasehati pimpinan organisasi untuk
kepentingan umum
5.
Operasional dan organisasi Humas adalah bagaimana membina
hubungan harmonis antara organisasi dengan publik untuk
mencegah terjadi rintangan psikologis baik eksternal dengan pihak
publiknya
Dari teori Effendy penulis berpendapat bahwa Humas memiliki fungsi
yang beragam dan sangat menunjang untuk kemajuan suatu perusahaan.
Jika salah satu fungsi tersebut tidak jalan maka terdapat ada yang kurang
dan tidak seimbang sehingga fungsi humas ini tidak berjalan bagaimana
mestinya. Oleh karena itu, Seorang Humas harus memahami bagaimana
Humas itu bekerja dan melakukan hal-hal untuk kemajuan perusahaan
14
2.1.5
Strategi Hubungan Masyarakat
Menurut Firsan Novan (Nova, 2009:41) strategi Public Relations
atau yang lebih dikenal dengan bauran Public Relations adalah sebagai
berikut :
1. Publications (publikasi) adalah cara PR dalam menyebarkan
informasi, gagasan, atau ide kepada khayalaknya.
2. Event (acara) adalah setiap bentuk kegiatan yang dilakukan PR
dalam proses penyebaran informasi kepada khayalak.
3. News (pesan/berita) adalah informasi yang dikomunikasikan
kepada khayalak yang dapat disampaikan secara langsung maupun
tidak langsung.
4. Corporate identity (citra perusahaan) adalah cara pandang khayalak
kepada
suatu
perusahaan
terhadap
segala
aktifitas
yang
dilakukannya.
5. Community Involvement (hubungan dengan khalayak) adalah
sebuah relasi yang dibangun dengan khalayak (stakeholder, share
holder, media, masyarakat di sekitar perusahaan, dll).
6. Lobbying and Negotiation (teknik lobi dan negosiasi) adalah sebuah
rencana baik jangka panjang maupun jangka pendek yang dibuat
PR dalam rangka penyusunan budget yang dibutuhkan.
15
7. Social Responsibility/ Corporate Social Responsibility (CSR)
adalah wacana yang sedang mengemuka di dunia bisnis atau
perusahaan.
Strategi
humas
yang
diungkapkan
oleh
Firsa
Nova
sangat
mempengaruhi kemajuan dari perusahaan itu sendiri, Karena humas
memiliki peran dan strategi yang bisa dibilang sangat penting bagi
perusahaan. PT Surveyor Indonesia seperti penulis sudah amati
perusahaan tersebut melakukan strategi-strategi yang diungkapkan
oleh Firsa Nova ini dengan begitu perusahaan bisa lebih maju dan
sukses kedepannya.
2.1.6
Pengertian Citra
Menurut Katz (1994) dalam buku Dasar-dasar Public Relations,
menyebutkan citra adalah cara bagaimana pihak lain memandang sebuah
perusahaan, seseorang, suatu komite, atau suatu aktivitas. Setiap
perusahaan mempunyai citra. Setiap perusahaan mempunyai citra
sebanyak jumlah orang yang memandangnya. Berbagai citra perusahaan
datang dari pelanggan perusahaan, pelanggan potensial, bankir, staf
perusahaan, pesaing, distributor, pemasok, asosiasi dagang, dan gerakan
pelanggan disektor perdagangan yang mempunyai pandangan terhadap
perusahaan (Soemirat &Ardianto, 2010:113).
Menurut (Soemirat & Ardianto, 2010:113) menjelaskan bahwa
citra itu kesan, perasaan, gambaran dari publik terhadap perusahaan;
kesan yang sengaja diciptakan dari suatu obyek, orang, atau organisasi.
16
Selain itu Frank Jeffkins menjelaskan yang dikutip dari
(Soemirat & Ardianto, 2010:114) mengukapkan bahwa Citra adalah
kesan yang diperoleh berdasarkan pengetahuan dan pengertian seseorang
tentang fakta-fakta atau kenyataan.
Penulis berpendapat dari teori diatas ialah bahwa citra suatu pandangan
khalayak kepada perusahaan seperti kesan, perasaan, gambaran dari
piublik tentang perusahaan tersebut. Selain itu citra adalah kesan atau
gambaran seseorang berdasarkan pengetahuan dan pengertian atau
pemahaman seseorang tentang perusahaan yang ia tahu dan mengerti
2.1.7
Jenis-jenis Citra
Jenis-jenis citra menurut Jefkins yang dikutip oleh (Ardianto,
2011:138) yaitu :
1.
Citra Bayangan (mirror image)
Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota-anggota
organisasi biasanya adalah pemimpinnya – mengenai anggapan
pihak luar tentang organisasinya. Dalam kalimat lain, citra
bayangan adalah citra yang dianut oleh orang dalam mengenai
pandangan luar terhadap organisasinya.
2.
Citra yang Berlaku (current image)
Kebalikan dari citra bayangan, citra yang berlaku ini adalah suatu
citra atau pandangan yang melekat pada pihak-pihak luar mengenai
suatu organisasi. Namun sama halnya dengan citra bayangan, citra
yang berlaku tidak selamanya, bahkan jarang, sesuai dengan karena
17
semata-mata terbentuk dari pengalaman atau pengetahuan orangorang luar yang bersangkutan yang biasanya tidak memadai.
3.
Citra Harapan (wish image)
Citra harapan adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak
manajemen. Citra ini juga tidak sama dengan citra yang
sebenarnya. Biasanya citra harapan lebih baik atau lebih
menyenangkan daripada citra yang ada, walaupun dalam kondisi
tertentu, citra yang terlalu baik juga bisa merepotkan. Namun
secara umum, yang disebut sebagai citra harapan itu memang
sesuatu yang berkonotasi lebih baik.
4.
Citra Perusahaan (corporate image)
Citra perusahaan (ada pula yang menyebutnya sebagai citra
lembaga) adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi
bukan citra atas produk dan pelayanannya saja. Citra perusahaan
ini terbentuk oleh banyak hal. Hal- hal positif yang dapat
meningkatkan citra suatu perusahaan antara lain adalah sejarah atau
riwayat
hidup
perusahaan
yang
gemilang,
keberhasilan-
keberhasilan di bidang keuangan yang pernah diraihnya, sukses
ekspor, hubungan industri yang baik, reputasi sebagai pencipta
lapangan kerja dalam jumlah yang besar, kesediaan turut memikul
tanggung
jawab sosial, komitmen mengadakan riset,
dan
sebagainya.
5.
Citra Majemuk (multiple image)
Setiap perusahaan atau organisasi pasti memiliki banyak unit dan
pegawai (anggota). Masing-masing unit dan individu tersebut
18
memiliki peranan dan perilaku tersendiri, sehingga secara sengaja
atau tidak mereka pasti memunculkan suatu citra yang belum tentu
sama dengan citra organisasi atau perusahaan secara keseluruhan.
Jumlah citra yang dimiliki suatu perusahaan boleh dikatakan sama
banyaknya dengan jumlah pegawai yang dimilikinya.
2.1.8
Definisi Komunikasi
Secara sederhana dalam suatu proses komunikasi haruslah
terdapat unsur-unsur kesamaan makna penyampaian pesan dan orang
yang menerima pesan agar terjadi suatu perukaran pikiran pengertian
antara komunikator (Penyebar pesan) dan komunikan (Penerima pesan).
Menurut (Suprapto, 2009:5) komunikasi dapat diartikan sebagai
“transfer informasi” atau pesan (message) dari pengirim pesan sebagai
komunikator dan kepada penerima sebagai komunikan. Dalam proses
komunikasi tersebut bertujuan untuk saling mencapai saling pengertian
(mutual understanding) antara kedua pihak yang terlibat dalam proses
komunikasi. Dalam proses komunikasi, komunikator mengirimkan
pesan/informasi kepada komunikan sebagai sasaran komunkasi.
Dengan teori diatas penulis menarik kesimpulan bahwa suatu proses
dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan
masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung
dengan lingkungan dan orang lain. Setiap harinya pasti semua orang
komunikasi satu sama lain antar sesame karena komunikasi ini tidak bisa
dipisahkan karena semuanya pasti berkomunikasi.
19
2.1.9
Fungsi Komunikasi
Menurut (Effendy O. U., 2003:55) terdapat empat fungsi
komunikasi, yaitu :
1. Menginformasikan (to inform)
Melalui komunikasi, komunikator dapat menyampaikan informasi
kepada komunikan, serta dapat terjadi informasi pertukaran informasi
antara komunikator dengan komunikan.
2. Mendidik (to educate)
Komunikasi sebagai sarana untuk mendidik, dapat berarti bagaimana
melalui komunikasi dapat memberikan atau bertukar pengetahuan.
3. Menghibur (to entertain)
Komunikasi menciptakan interaksi. Melalui interaksi tersebut,
komunikasi dapat menimbulkan reaksi atau efek menghibur yang
dirasakan baik oleh komunikator maupun komunikan.
4. Mempengaruhi (to influence)
Komunikasi dapat merupakan upaya mempengaruhi komunikan
melalui isi pesan yang dikirim oleh komunikator. Pengaruh tersebut
dapat berupa pengaruh yang negatif maupun positif.
Dari teori diatas penulis berpendapat bahwa komunikasi memiliki kaitan
satu sama lain karena dengan komunikasi semua orang dapat
menyampaikan apa saja yang ini dibicarakan dan disampaikan. Kita
semua hidup pasti butuh komunikasi antar sesama dan membutuhkan
orang-orang untuk berkomunikasi. Teori diatas sudah menjelaskan
20
begitu banyak fungsi komunikasi dan fungsi tersebut sangat berguna
bagi perusahaan agar dapat berkomunikasi dengan pegawai-pegawainya.
2.1.10
Unsur-unsur Komunikasi
Menurut (Cangara, 2008:24) yang penulis kutip dibawah ini
merupakan unsur-unsur komunikasi yang dikembangkan oleh Joseph de
Vito, K. Sereno dan Erika Vora yang menilai faktor lingkungan
merupakan unsur yang tidak kalah pentingnya dalam mendukung
terjadinya proses komunikasi.
Gambar 2.1 Skema Unsur Komunikasi
a. Sumber
Sumber sering disebut pengirim, komunikator, atau dalam bahasa
inggrisnya disebut source, sender, atau encoder sebagai pembuat atau
pengirim informasi.
b. Pesan
Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang
disampaikan pengirim kepada penerima. Isinya dapat berupa
pengetahuan, informasi, hiburan, dan lain-lain.
21
c. Media
Adalah sesuatu yang digunakan untuk memindahkan pesan dari
sumber kepada penerima. Dalam komunikasi massa, media adalah
alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang
sifatnya terbuka, dimana setiap orang dapat melihat, membaca, dan
mendengarnya. Media dalam komunikasi massa dapat dibedakan
menjadi media cetak dan media elektronik. Selain media komunikasi
di atas, kegiatan dan tempat-tempat tertentu yang banyak ditemui
dalam masyarakat bisa juga dipandang sebagai media komunikasi
misalnya, rumah-rumah ibadat, panggung kesenian, dan sebagainya.
d. Penerima
Penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi, karena
merupakan sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima
oleh penerima, akan menimbulkan berbagai macam masalah yang
sering kali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan, atau
saluran.
e. Efek atau Pengaruh
Adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan
dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan.
Pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau penguatan keyakinan
pada pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat
penerimaan pesan.
f. Tanggapan Balik
Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah
satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan
22
tetapi sebenarnya umpan balik juga bisa berasal dari unsur lain seperti
pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima. Misalnya
sebuah konsep surat yang memerlukan perubahan sebelum dikirim
atau alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan mengalami
gangguan.
g. Lingkungan
Lingkungan atau situasi ialah faktor-faktor yang tertentu yang dapat
mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan
atas empat macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya,
dimensi psikologis, dan dimensi waktu.
1.
Lingkungan fisik
Menunjukan bahwa suatu proses komunikasi hanya bisa terjadi
kalau tidak terdapat rintangan fisik, misalnya geografis.
Komunikasi sulit dilakukan karena faktor jarak yang begitu jauh,
dimana tidak tersedia fasilitas komunikasi seperti telepon, kantor,
pos, atau jalan raya.
2.
Lingkungan sosial
Menunjukan faktor sosial budaya, ekonomi, dan politik yang bisa
menjadi kendala terjadinya komunikasi, misalnya : bahasa,
kepercayaan, dan status sosial.
3.
Dimensi psikologis
Adalah
pertimbangan
kejiwaan
yang
digunakan
dalam
berkomunikasi. Misalnya menghindari kritik yang menyinggung
perasaan orang lain, menyajikan materi yang sesuai dengan usia
khalayak.
23
4.
Dimensi waktu
Menunjukan situasi yang tepat untuk melakukan kegiatan
komunikasi.
Banyak
proses
komunikasi
tertunda
karena
pertimbangan waktu, misalnya musim. Namun, perlu diketahui
karena dimensi waktu makan informasi memiliki nilai.
Jadi, setiap unsur memiliki peranan yang sangat penting dalam
membangun proses komunikasi. Bahkan ketujuh unsur ini saling
bergantung satu sama lain. Artinya, tanpa keikutsertaan satu unsur
akan memberikan pengaruh pada jalannya komunikasi.
2.1.11
Elemen-Elemen Model Komunikasi
Setiap peristiwa komunikasi dalam tingkat apa pun, apakah
komunikasi antar pribadi ataupun komunikasi massa, akan melibatkan
elemen-elemen komunikasi. Dengan kata lain, pengirim pesan berusaha
meyakinkan orang untuk mau melakukan sesuatu atau tidak melakukan
sesuatu. Namun, perkembangan mutakhir belakangan ini menunjukan
penelitian komunikasi semakin luas dalam hal cakupan efek yang
dipelajari. Komunikasi tidak hanya sebatas pada upaya membujuk tetapi
juga upaya memaksa. Menurut (Morrisan, 2010:43) ada delapan elemenelemen komunikasi meliputi :
a. Sumber
Proses komunikasi dimulai atau berawal dari sumber (source)
atau pengirim pesan, yaitu dimana gagasan, ide atau pikiran
berasal yang kemudian akan disampaikan kepada pihak lainnya
yaitu penerima pesan. Sumber bisa jadi adalah individu, kelompok
24
atau bahkan organisasi. Sumber mengetahui atau tidak mengetahui
pihak yang akan menerima pesannya
b. Encoding
Encoding dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan
sumber untuk menerjemahkan pikiran dan ide-idenya kedalam
suatu bentuk yang dapat diterima oleh indra. Jika anda akan
mengatakan sesuatu maka otak dan lidah akan bekerja bersama
untuk menyusun kata-kata dan membentuk kalimat. Encoding
dalam proses komunikasi dapat berjalan berkali-kali.
c. Pesan
Ketika kita berbicara maka kata-kata yang kita ucapkan adalah
pesan (message). Pesan memiliki wujud (physical) yang dapat
diterima atau dirasakan oleh indra. Pesan dapat ditujukan kepada
individu saja atau jutaan individu.
d. Saluran
Saluran atau channel adalah jalan yang dilalui pesan untuk
sampai kepada penerima. Gelombang radio membawa kata-kata
yang diucapkan penyiar di studio atau memuat pesan visual yang
ditampilkan di layar televisi. Aliran udara dapat juga berfungsi
sebagai
saluran.
Komunikasi
tatap
muka
(face
to
face
communication) atau disebut juga komunikasi interpersonal
sebagai bentuk komunikasi yang memiliki efek atau pengaruh
yang paling kuat jika dibandingkan dengan komunikasi massa
karena komunikasi interpersonal sebagi bentuk komunikasi yang
memiliki efek atau pengaruh yang paling kuat jika dibandingkan
25
dengan komunikasi massa, Karena komunikasi interpersonal
terjadi secara langsung sedangkan komunikasi massa tidak dapat
dilakukan secara langsung atau bersifat satu arah (linear),
melibatkan sejumlah besar orang serta umpan balik yang bersifat
segera.
e. Decoding
Decoding
adalah
kegiatan
untuk
menerjemahkan
atau
menginterprestasikan pesan-pesan fisik ke dalam suatu bentuk
yang memiliki arti bagi penerima. Jika anda juga mendengarkan
radio sambil membaca buku ini, maka anda secara serentak
melakukan dua decoding yaitu satu audio dan satu audio visual.
Baik manusia ataupun teknologi merupakan decoder yaitu elemen
komunikasi yang melakukan decoding.
f. Penerima
Penerima pesan adalah sasaran dari target pesan. Penerima
dapat berupa satu individu, atau satu kelompok, lembaga atau
bahkan suatu kumpulan besar manusia yang telah saling
mengenal. Penelitian mutakhir menunjukan bahwa pandangan
yang menempatkan penerima pesan sebagai pihak yang lemah
ternyata tidak selalu benar. Penerima pesan tidak selalu memiliki
respon yang sama terhadap sebuah pesan. Tidak semua anak-anak,
misalnya mudah terpengaruh dengan tayangan kekerasan di
televisi atau cerita di buku komik. Dengan kata lain, pengaruh
atau efek pesan yang disampaikan media massa tergantung pada
jenis atau tipe dari penerima pesan yang dituju.
26
g. Umpan Balik
Umpan balik atau feedback tanggapan atau respon dari
penerima pesan yang membentuk dan mengubah pesan berikut
yang akan disampaikan sumber. Umpan balik menjadi tempat
perputaran arah dari arus komunikasi. Artinya sumber pertama
kemudian menjadi penerima, sementara penerima pertama
menjadi sumber baru. Umpan balik terdiri dari dua jenis yaitu
umpan balik positif dan umpan balik negatif. Umpan balik positif
dari penerima akan mendorong lebih jauh proses komunikasi atau
bahkan mengakhiri komunikasi sendiri. Umpan balik negatif
terjadi penerima mengakhiri komunikasi.
h. Gangguan
Elemen terakhir dalam komunikasi adalah gangguan atau
noise. Gangguan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang
mengintervensi proses pengiriman pesan. Gangguan yang sangat
kecil mungkin dapat diabaikan, namun terlalu banyak gangguan
dapat menghambat pesan untuk mencapai tujuan. Ada tiga jenis
gangguan yaitu gangguan semantik, gangguan mekanik, gangguan
lingkungan.
1. Gangguan Semantik adalah terjadi bilamana orang
memiliki arti yang berbeda atas kata-kata atau ungkapan
yang sama.
2. Gangguan Mekanik adalah terjadi bilamana jika muncul
masalah
dengan
komunikasi.
alat
yang
digunakan
terjadinya
27
3. Gangguan
Lingkungan
adalah
terjadi
jika
sumber
gangguan berasal dari luar elemen-elemen komunikasi
sudah disebutkan di atas. Gangguan ini terjadi diluar
kontrol dari sumber atau penerima misalnya dua orang
bercakap-cakap di klub malam sambil memutar nusik
dengan kencang.
Dengan teori elemen-elemen komunikasi diatas penulis berpendapat
bahwa suatu komunikasi memiliki kaitan dari masing-masing elemenelemen tersebut dengan perkembangan mutahir pada zaman sekarang ini
yang membuat elemen-elemen komunikasi menjadi lebih luas, Sehingga
jika salah satunya hilang maka komunikasi tersebut tidak bisa dikatakan
sebagai elemen-elemen komunikasi yang sudah menjadi satu cakupan
antara elemen-elemen tersebut.
2.2
Teori Khusus
2.2.1
Pengertian Corporate Social Responsibility
Corporate Social Responsibility sudah menjadi bagian dari
investasi sebuah
perusahaan
dalam
menjalin
hubungan
dengan
masyarakat sekitar. CSR dapat menjadi penghubung yang kuat sebagai
antara perusahaan dengan masyarakat sekitar. Dalam implementasi CSR
ini Humas mempunyai peran penting, baik secara internal maupun
eksternal. Dalam konteks pembentukan citra perusahaan, Humas terlibat
didalamnya, sejak fact finding, planning, communicating, hingga
evaluation. Jadi ketika kita membicarakan CSR berarti kita juga
membicarakan Humas sebuah perusahaan, dimana CSR merupakan
bagian dari community relation. Karena CSR pada dasarnya adalah
28
kegiatan Humas, maka langkah - langkah dalam proses Humas pun
mewarnai langkah-langkah CSR. Dengan menggunakan tahapan-tahapan
dalam proses Humas yang bersifat siklis, maka program dan kegiatan
CSR juga dilakukan melalui pengumpulan fakta, perumusan masalah,
perencanaan dan pemrograman, aksi dan komunikasi, serta evaluasi
untuk mengetahui sikap publik terhadap organisasi.
Menurut (Mursitama, Tirta, Fadil, M, & Iman, 2011:23) CSR
merupakan serangkaian tindakan perusahaan yang muncul untuk
meningkatkan produk sosialnya, memperluas jangkauannya melebihi
kepentingan ekonomi eksplisit perusahaan, dengan pertimbangan
tindakan semacam ini tidak disyaratkan oleh peraturan hukum.
Menurut (Chamsyah, 2007, p. 3) terdapat beberapa pengertian
mengenai Corporate Social Responsibility diantaranya disampaikan ahli
manajemen Philip Kotler dan Nancy Lee, mereka mengartikan bahwa
Corporate Social Responsibility atau CSR merupakan komitmen
perusahaan untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat secara sukarela
melalui praktek bisnis dengan menggunakan bantuan sumber daya yang
dimilikinya.
Dari dua teori diatas penulis mengambil gambaran yang berbeda
dimana teori menurut Mursitama, Tirta, Fadil, M, & Iman Corporate
Social Resposibility meningkatkan produk sosialnya dan memperluas
jangkauan melebihi jangkauan ekonomi. Menurut teori kedua Chamsyah
Corporate Social Resposibility untuk memperbaiki kesejahteraan
masyarakat secara suka rela melalui praktek bisnis dengan bantuan
sumber daya manusia
29
Dengan begitu penulis membuat kesimpulan bahwasanya CSR
(Corporate Social Resposibility) harus memiliki efek ke masyarakat dan
komitmen perusahaan untuk masyarakat dengan begitu perusahaan akan
diketahui oleh masyarakat serta perusahaan mengetahui apa yang sedang
di alami oleh masyarakat.
2.2.2
Manfaat Pelaksanaan Corporate Social Responsibility
Menurut (Moore, 2004:65) meskipun tujuan pokok aksi
kemanusiaan perusahaan adalah meningkatkan kesan masyarakat
terhadap perusahaan, bantuan juga menciptakan hubungan yang baik
dengan para karyawan, komunitas sekitarnya, dealer, distributor,
pemegang saham, dan pelanggan.
Menurut (Wibisono, 2007:8) ada beberapa keuntungan penerapan
CSR, yaitu :
1. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan brand image
korporasi
2. Layak mendapatkan social license to operate
3. Mereduksi bisnis korporasi
4. Melebarkan akses menuju market
5. Mereduksi biaya
6. Memperbaiki biaya
7. Memperbaiki hubungan dengan stakeholders
8. Memperbaiki hubungan dengan regulator
9. Meningkatkan produktifitas dan semangat karyawan
10. Peluang mendapatkan penghargaan
30
Berdasarkan pernyataan Kotler dan Lee yang diikuti oleh
(Solihin, 2009:32) menyebutkan beberapa manfaat yang dapat diperoleh
korporasi melalui pelaksanaan CSR yang menggunakan konsep
sustainability development adalah :
2.2.3
a.
Peningkatan penjualan dan market share
b.
Memperkuat brand positioning, meningkatkan citra korporasi
c.
Menurunkan biaya operasi
d.
Meningkatkan daya tarik korporasi di mata para investor
Aktivitas Utama Corporate Social Reponsibility
Berdasarkan teori dari (Kotler, P & Lee, N, 2005:22)
menggunakan istilah corporate social initiatives untuk mendeskripsikan
usaha yang paling utama bawah payung CSR. Corporate social
initiatives adalah aktivitas utama yang dijalankan
oleh
perusahaan
untuk mendukung masalah-masalah sosial dan memenuhi komitmen
untuk tanggung jawab sosial perusahaan. Keenam inisiatif sosial tersebut,
antara lain :
1. Cause Promotion.
Sebuah perusahaan menyediakan dana kontribusi yang
setimpal, atau sumber daya perusahaan lainnya untuk meningkatkan
kesadaran dan perhatian tentang masalah sosial atau untuk
mendukung
pengumpulan
uang,
sukarelawan untuk suatu tujuan.
partisipasi
atau
perekrutan
31
2. Cause-Related Marketing
Sebuah
perusahaan
berkomitmen
untuk
berkontribusi
mengkoordinasikan sejumlah presentasi dari pendapatannya untuk
sebuah masalah spesifik berdasarkan penjualan produk.
3. Corporate Sosial Marketing.
Sebuah perusahaan mendukung pengembangan dan/atau
penerapan kampanye perubahan perilaku yang diharapkan dapat
meningkatkan kesehatan masyarakat, keselamatan, lingkungan, atau
kesejahteraan komunitas.
4. Corporate Philanthropy.
Perusahaan membuat kontribusi langsung untuk sumbangan,
seringkali dalam bentuk hibah tunai, donasi, dan/atau pelayanan yang
sepadan.
5. Community Volunteering.
Perusahaan mendukung dan menguatkan karyawan, partner
retail, dan/atau anggota franchise untuk menyumbangkan waktu
mereka mendukung organisasi komunitas lokal.
6. Socially Responsible Business Practices.
Perusahaan mengadopsi dan menggunakan aktivitas bisnis
dan investasi sukarela yang mendukung permasalahan sosial untuk
meningkatkat kesejahteraan masyarakat dan melestarikan lingkungan.
32
Tanggung Jawab
Filantropis
Tanggung Jawab Etis
Tanggung Jawab Legal
Tanggung Jawab Ekonomi
Gambar 2.2 Konsep Piramida CSR
Piramida Corporate Social Responsibility
(Carroll,
2003:36) mengemukakan konsep piramida
CSR yang
menjelaskan mengenai tingkatan tanggung jawab perusahaan dalam
aktivitasnya. Piramida CSR tersebut antara lain :
1. Tanggung jawab ekonomis
Perusahaan perlu menghasilkan laba sebagai fondasi untuk
dapat berkembang dan mempertahankan eksistensinya. Ringkasnya,
be profitable.
2. Tanggung jawab legal
Hukum adalah aturan mengenai benar dan salah dalam
masyarakat. Dalam tujuannya mencari laba, sebuah perusahaan juga
harus bertanggung jawab secara hukum dengan menaati hukum yang
berlaku. Ringkasnya, obey the law.
33
3. Tanggung jawab etis
Secara etis perusahaan juga harus bertanggung jawab untuk
mempraktekkan hal-hal yang baik dan sesuai dengan nilai - nilai,
etika, dan norma – norma kemasyarakatan. Perusahaan harus
menjauhi
berbagai
tindakan
yang
merugikan
masyarakat.
Ringkasnya, be ethical.
4. Tanggung jawab filantropis
Perusahaan dituntut untuk memberi kontribusi sumber daya
kepada masyarakat. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas
hidup masyarakat sejalan dengan operasi bisnisnya. Ringkasnya, be a
good corporate citizen.
Salah satu tingkatan piramida yang dijalankan oleh PT.
Surveyor Indonesia (Persero) adalah tanggung jawab filantropis,
dimana perusahaan berusaha be a good corporate citizen serta
program. CSR Penanaman 5000 Pohon ini dikategorikan kedalam
CSR Corporate Sosial Marketing dan Corporate Philanthropy karena
mendukung perubahan perilaku terhadap lingkungan yang lebih baik
serta donasi.
34
2.3
Penelitian Terdahulu
Peneliti mendapatkan beberapa referensi jurnal international dan
nasional yang digunakan untuk mendukung penelitian ini sebagai berikut :
1.
Jurnal Corporate Social Responsibility, Vol. 7, No. 4, 2011
Judul
: CSR Development Problems in Lithuania: Evaluation of
Promoting and Hindering Factors
Penulis
: Rita Vilke
Kesimpulan :
Faktor
penentu
utama
pembangunan
CSR
dapat
dikategorikan sebagai internal dan eksternal, tetapi relevansi mereka
mungkin bervariasi sesuai dengan ukuran, umur dan aktivitas
perusahaan, dan konteks politik atau budaya geografis. Untuk beberapa
unit bisnis yang sama keadaan yang belum tentu sama pentingnya seperti
untuk bisnis lain. CSR Signifikan membuatnya akan bervariasi dari
bisnis ke bisnis, tergantung pada faktor-faktor seperti alasan untuk
penciptaan awal organisasi, budaya internal, strategi dan mereka juga
akan terwujud sendiri berbeda, tergantung pada konteks di mana bisnis
beroperasi. Sebagai pemahaman tentang dampak usaha terhadap
lingkungan dan masyarakat telah berkembang, internal dan eksternal
konteks
CSR
telah
saling
terkait,
menggabungkan
pendekatan
stakeholder dengan sejumlah cara yang berbeda sektor publik, bisnis dan
LSM langsung dan tidak langsung.
CSR pada PT. Surveyor Indonesia lebih mengutamakan
masyarakat dan lingkungan tempat dimana melakukan sekitar berharap
dengan dilakukannya kegiatan ini akan mempunyai efek kepada semua
35
masyarakat sekitar tanpa memandang apakah orang tersebut dari
lingkungan yang diadakanna CSR ataupun tidak. Seperti yang dikatakan
di jurnal CSR development problems in Lithuania: evaluation of
promoting and Hindering Factors bahwa faktor penentu utama
pembangunan CSR dapat dikategorikan sebagai internal dan eksternal,
tetapi relevansi mereka mungkin bervariasi sesuai dengan ukuran, umur
dan aktivitas perusahaan, dan konteks politik atau budaya geografis dan
PT. Surveyor Indonesia juga melakukan tindakan yang sama dengan
melakukan ragam kegiatan tergantung kegiatan apa saja yang
menyangkut masyarakat ataupun hanya melestarikan alam yang semakin
lama semakin menipis seperti halnya maraknya penebangan liar yang
terjadi di Indonesia.
2.
Jurnal Corporate Social Responsibility, 2010
Judul
: Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate social
Responsibility) dan Iklim Penanaman Modal
Penulis
: Dr. Sukarmi, S.H.,M.H
Kesimpulan :
Pelaksanaan CSR yang baik dan benar sesuai dengan aturan
hukum yang berlaku akan berimplikasi pada iklim penanaman modal
yang kondusif. Untuk bisa mewujudkan CSR setiap pelaku usaha
(investor) baik dalam maupun asing yang melakukan kegiatan di
wilayah RI wajib melaksanakan aturan dan tunduk kepada hukum yang
berlaku di Indonesia, sebaliknya pemerintah sebagai regulator wajib dan
secara konsisten menerapkan aturan dan sanksi apabila ada pelanggaran
36
yang dilakukan oleh perusahaan yang tidak melaksanakan CSR sesuai
dengan ketentuan undang - undang yang berlaku.
Pada PT. Surveyor Indonesia telah melakukan semua
ketentuan yang berlaku di Indonesia termasuk semua undang-undang
yang menerangkan tentang tanggung jawab sosial perusahaan yang
melakukannya di wilayah Indonesia. Dengan begitu jika semua sudah
terpenuhi program CSR baru dapat dijalani, dan berharap akan berjalan
sesuai rencana yang dibuat oleh masing-masing perusahaan yang
melakukan kegiatan CSR.
3. Jurnal Corporate Social Responsibility, 2011
Judul
: CSR Matters in The Development of Mauritius
Penulis
: Roshni Deepa Gokulsing
Kesimpulan :
Bukti dari penelitian ini menunjukkan bahwa CSR harus
semakin tertanam dalam budaya perusahaan dari Mauritius. Visi CSR di
Mauritius feed ke dalam pengertian pembangunan berkelanjutan dan
kerinduan yang adil, stabil, masyarakat yang adil dan inklusif. Meskipun
telah ada sedikit adil liputan media dari konsep CSR di Mauritius, masih
ada beberapa kebingungan seputar konsep. Oleh karena itu, harus ada
kampanye informasi lebih lanjut tentang konsep itu sendiri bagi
perusahaan, LSM dan masyarakat pada umumnya. CSR harus peka
dalam perspektif yang tepat dalam rangka memfasilitasi dan menciptakan
lingkungan yang kondusif bagi kemitraan yang adil antara organisasi
bisnis dan masyarakat sipil.
37
PT. Surveyor Indonesia menerapkan hal yang sama, karena CSR sendiri
harus punya efek ke masyarakat dan masyarakat merasakan dampak dari
kegiatan CSR perusahaan-perusahaan lain. Serta menciptakan suasana
yang kondusif, aman dan tentram. Dari temuan dan analisis penelitian,
dapat dilihat bahwa sektor bisnis di Mauritius memainkan peran penting
dalam penciptaan masyarakat yang lebih baik. PT. Surveyor Indonesia
juga demikian menciptakan masyarakat yang lebih baik dan lebih
mempunyai nilainya.
4. Jurnal Corporate Social Responsibility, 2009
Judul
: CSR activities in award-winning Thai companies
Penulis
: Busaya Virakul; Kalayanee KoonmeeMcLean; Gary N
Kesimpulan :
Penelitian ini telah dieksplorasi praktik terbaik dalam CSR di
perusahaan bisnis Thailand. Empat perusahaan yang menerima
penghargaan CSR terkemuka di negara itu diperiksa di seluruh papan.
Perusahaan-perusahaan gabungan pengetahuan yang diperoleh dari
sumber-sumber
internasional dengan pengetahuan lokal dan tuntutan
yang dihadapi di dalam negeri mereka sendiri untuk menentukan
kegiatan CSR yang akan cocok organisasi
mereka.
Untuk
menjadi
sukses dalam pelaksanaan CSR dan praktek memerlukan komitmen dan
kepemimpinan dari CEO dan manajemen puncak, serta kebijakan yang
jelas pada tingkat strategis. Selain itu, memerlukan sumber daya yang
memadai CSR, misalnya orang, fasilitas, dan dana, untuk memenuhi
pekerjaan CSR. Penelitian ini menyajikan tingkat, seleksi, jenis kegiatan,
dan isu-isu penting dalam pelaksanaan CSR, serta model kegiatan CSR
38
dalam organisasi bisnis. Temuan penelitian, meskipun mereka berasal
dari empat perusahaan, tampaknya menunjukkan bahwa CSR merupakan
bagian penting dari kegiatan bisnis mereka. Karena kemajuan globalisasi,
teknologi, persepsi dan pengetahuan stakeholder, dan tekanan yang
dihasilkan oleh sumber daya alam yang terbatas, perusahaan yang
merupakan pemimpin dalam bidang mereka dan dicapai dalam operasi
bisnis mereka dapat menetapkan contoh dalam perilaku bisnis mereka,
termasuk dalam pengelolaan CSR. Melanjutkan pengetahuan dalam
praktik CSR membantu usaha membantu diri mereka sendiri untuk
menemukan pendekatan CSR yang sesuai.
Pada penerapan di PT. Surveyor Indonesia sendiri sama
dengan
penerapan di thai companies menerapkan CSR sebagai
bagian penting perusahaan karena CSR sendiri dijadikan sebagai
kegiatan bisnis mereka. Oleh karena itu CSR bisa dikatakan sebagai
kegiatan positif untuk dilakukan melihat
dari
dilakukan menjadi peran penting untuk sebuah
kegiatan
sosial
perusahaan.
yang
Dengan
begitu CSR pada zaman modern sekrang ini sangat penting dilakukan
5.
Jurnal Corporate Social Responsibility, 2013 Volume 8, Issue 1 (Jan. Feb. 2013), PP 28-37 (Tontowi, Hadiwidjojo, Surachman, & Aisjah,
2013)
Judul
: The Power Of CSR Strategy To Enhance Marketing
Performance (An Empirical Study on Print-Off Events by
Jawa Pos Daily Newspaper)
Penulis
:
Arif Jauhar Tontowi, Djumilah Hadiwidjojo, Surachman,
and Siti Aisjah
39
Kesimpulan :
Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Salah satu kunci sukses untuk Jawa Pos adalah pelaksanaan program
CSR.
2. Program CSR berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran jika
mereka diimplementasikan sebagai salah satu bisnis strategi.
3. Strategi CSR tidak secara langsung mempengaruhi kinerja pemasaran,
tetapi secara tidak langsung mempengaruhi kinerja pemasaran melalui
faktor-faktor penciptaan nilai dan pahala relasional mediasi. Oleh
karena itu, untuk strategi CSR menjadi efektif, harus didukung oleh
beberapa upaya untuk mempertahankan penciptaan nilai dan
relasional pahala-karena dua faktor ini memainkan seperti peran
penting dalam pelaksanaan strategi CSR dalam rangka meningkatkan
kinerja pemasaran.
4. Pelaksanaan CSR sebagai misi sosial ternyata membawa manfaat
komersial. Dengan demikian, sinergis efek antara misi sosial dan
komersial dapat dicapai apabila CSR diimplementasikan dengan cara
yang tepat sebagai salah satu strategi bisnis. CSR dapat dianggap
sebagai kegiatan sosial yang mendukung utama bisnis perusahaan.
PT. Surveyor Indonesia menerapkan program CSR sebagai
kegiatan bisnis mereka. Kegiatan CSR ini dapat membuat perusahaan
menjadi lebih meningkatkan kinerja peusahaan, Dengan begitu CSR
menjadi bagian penting bagi semua perusahaan Sesuai dengan Pasal
40
74 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas sebagai berikut :
(1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang
dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.
(2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan
dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya
dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
(3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan
Undang-undang
diatas
maka
perusahaan
diwajibkan melakukan CSR. Selain itu perusahaan harus mempunyai
strategi-strategi yang efektif untuk menjalankan CSR, Karena strategi
ini mempunyai efek pada kinerja perusahaan itu sendiri. Dengan
demikian, sinergis efek antara misi sosial dan komersial dapat dicapai
apabila CSR diimplementasikan dengan cara yang tepat sebagai salah
satu strategi bisnis.
41
2.4
Kerangka Pikir
Kepedulian PT. Surveyor Indonesia (Persero) terhadap
lingkungan
Strategi Humas
1. Publikasi
2. Event
4. Corporate 5.Community
identity
Involvement
3. News
6. Lobbying
and
Negotiation
7. Social
Responsibility
Program CSR (Corporate Social Responsibility)
Program penanaman 5000 pohon
Efektif
Tidak Efektif
Gambar 2.3 Skema Kerangka Pikir CSR PT. Surveyor Indonesia
Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka dapat dilihat bahwa PT. Surveyor
Indonesia (Persero) adalah perusahaan yang sadar akan alam dan pelestarian
lingkungan. Hubungan masyarakat strategi dengan cara :
1.
Dengan
publikasi
Setiap
fungsi
dan
tugas
Humas
adalah
menyelenggarakan publikasi atau menyebarluaskan informasi melalui
berbagai media tentang aktivitas atau kegiatan perusahaan atau organisasi
yang pantas untuk di publikasi. Contohnya mempublikasikan program
penanaman pohon pada kawasan sentul.
42
2. Membuat program event yang akan dibuat dan merencanakan program
tersebut dengan jelas. Seperti halnya program penanaman pohon di
kawasan sentul
3. News atau pesan berita membuat berita mengenai hal-hal mengenai apa
saja yang terjadi di PT. Surveyor Indonesia dengan menjalin hubungan
dengan media
4. Corporate Identity atau identitas perusahaan PT. Surveyor Indonesia
terhadap cara pandang khalayak yang disampaikan secara langsung
maupun tidak langsung
5. Community Involvement atau hubungan dengan khalayak Mengadakan
kontak sosial dengan kelompok masyarakat atau lembaga-lembaga
pemerintah guna menjalin atau bekerja sama untuk menjalankan program
penanaman pohon pada PT. Surveyor Indonesia
6. Lobbying and Negotiations atau Teknik lobi dan negosiasi ini sangat
penting untuk menjalankan sebuah program CSR. Karena untuk
mencapai kesepakatan dan kerja sama dalam rangka menjalankan
program CSR pada PT. Surveyor Indonesia
7. Social Responsibility atau Tanggung jawab sosial terhadap masyarakat
yang dibuat oleh PT. Surveyor Indonesia untuk mensejahterakan
masyarakat atau lingkungan alam
43
2.5
Kerangka Teori
KOMUNIKASI
yaitu transfer informasi
atau pesan (message) dari
pengirim pesan sebagai
komunikator dan kepada
penerima sebagai
komunikan
HUBUNGAN
MASYARAKAT
adalah semua bentuk
komunikasi yang
terencana baik internal
maupu eksternal
CSR
memiliki efek ke
masyarakat dan
komitmen perusahaan
untuk masyarakat
CITRA
cara bagaimana pihak lain
memandang sebuah
perusahaan, seseorang,
suatu komite, atau suatu
aktivitas
Gambar 2.4 Skema Kerangka Teori
Download