STRATEGI KOMUNIKASI GURU DENGAN ANAK DIDIK (STUDY KASUS SEKOLAH PERCONTOHAN SDI AL-FALAH) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam ( S.Kom. I) Oleh: CHANDRA TRIGUNADI SANTOSO NIM: 1110051000061 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H / 2014 M LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata I di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 11 November 2014 Chandra Trigunadi Santoso Abstrak Chandra Trigunadi Santoso Strategi Komunikasi guru Dengan Anak Didik(Study Kasus Sd Percontohan Nasional Sdi Al-Falah) Komunikasi adalah sesuatu yang tidak bisa dilepaskan dalam kehidupan manusia. Strategi komunikasi menjadikan komunikasi antara komunikan dan komunikator itu berlangsung tatap muka ataupun komunikasi non verbal (symbol). Sekolah dasar islam Al-Falah ini adalah salah satu sekolah yang diminati oleh setiap orang tua yang uingin anaknya mempunyai akhlak yang baik. Sekolah ini berinovasi dalam pendidikan kecerdasan dan akhlak. Selain itu ada aspek yang tidak dapat di hindari dari strategi komunikasi guru dengan Anak Didik(study kasus sd percontohan Nasional sdi Al-Falah) Untuk mengetahui strategi komunikasi yang digunakan guru dalam komunikasi pedagogig dan k mengetahui apa saja factor pendukung dan penghambat strategi komunikasi pedagogik Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, yaitu penelitian dengan memadukan penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan yang mencari fakta dengan interpretasi yang tepat dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifatsifat serta hubungan antara fenomena yang diteliti dan menggunakan jenis penelitian riset lapangan. Teori yang digunakan dalam strategi komunikasi dalam pembentukan akhlak di sdi Al-Falah adalah teori komunikasi pedagogik, dan teori komunikasi kelompok kecil. Hasil penelitian ini menujukan bahwa strategi komunikasi yang digunakan oleh guru yaitu strategi komunikasi pedagogik, startegi komunikasi pedagogik ini memeliki 10 tahapan. Akan tetapi guru kelas III di sdi Al-Falah ini hanya memilih beberapa yaitu Menguasai karakteristik peserta didik, baik dari segi fisik, moral, sosial, kultural, emosional dan intelektual. Karena setiap guru harus bisa mengetauhi karakteristik supaya materi yang diberikan bisa diterima dengan baik. Dan dalam sekolah tersebut tebentuk kelompok kecil kelompok kecil (small group communication) akan tetapi kelompok kecil ini adalah orang-orang yang terpilh dari kelas 1-6 untuk menjadi polisi kebersihan. Polisi kebersihan ini berguna atau bisa menengur teman-temannya yang buang sampah sembarangan dan juga setiap harinya dari kelas 3-6 melakukan tadarus di dalam kelas guna untuk member tau huruf-huruf arab dan cara membaca bahasa arab dengan benar dan baik. Kata kunci: Strategi Komunikasi, Guru, Murid, Akhlak i KATA PENGANTAR Rangkaian ucapan syukur yang tak terkira selalu penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan kasih sayang dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada pemimpin umat, Baginda Nabi Muhammad saw, beserta keluarga serta para sahabat yang telah menjadi suri tauladan bagi kita dalam melangkah. Terima kasih penulis ucapkan khusus untuk Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang sudah memberikan segala fasilitas kepada penulis dalam menimba ilmu dan menambah wawasan. Sebagai manusia biasa, tentunya penulis memiliki keterbatasan kemampuan dan pengetahuan. Untuk itu, kiranya pembaca dapat memaklumi atas keterbatasan dan kekurangan yang ada pada skripsi ini. Dibalik keberhasilan selalu ada kebersamaan yang memberikan semangat, bimbingan, motivasi dan doa. Oleh karena itu, tak lupa pada kesempatan ini dengan segenap kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Ayah dan Bunda tercinta Agod Dwikonusanto dan Sriana, orang tua terkasih yang selalu memberikan doa, semangat, motivasi, materi dan kasih sayangnya selama ini kepada penulis. Semoga Allah senantiasa memberikan umur yang panjang, diberikan kesehatan, serta keberkahan kepada mereka. Amin. 2. Dr. Arief Subhan, MA. selaku Dekan, Dr. Suparto, M.Ed. Ph.D, selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Drs. Jumroni, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, dan Dr. H. Sunandar, MA selaku Wakil Dekan Bidang ii Kemahasiswaan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Ketua jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Bapak Rachmat Baihaki, MA., dan Sekretaris Jurusan KPI Ibu Fita Fathurakhman M.si yang telah membantu memberikan motivasi dan menuntun penulis dalam menempuh pembuatan skripsi. 4. Hj. Nunung Khairiyah, MA selaku Dosen Pembimbing yang telah sabar membimbing penulis dan memberikan arahan, saran serta masukan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga apa yang telah Bapak ajarkan mendapat balasan kebaikan dari Allah SWT. 5. Segenap Dosen Pengajar dan Civitas Akademika Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan ilmunya dengan ikhlas kepada penulis. 6. Kepada pengurus perpustakaan utama yang telah meminjam buku-buku yang diperlukan sebagai referensi oleh penulis. 7. Kepada perpustakaan fakultas yang telah meminjamkan buku-buku yang diperlukan sebagai referensi oleh penulis. 8. Kepala sekolah Sekolah Dasar Islam Al-Falah H. Moh. Rifai, M. Pd. dan semua pihak SDI Al-Falah yang telah memberikan izin bagi penulis untuk melakukan penelitian. Savitri Kurniasari, S.Th.I, Nurmalasari, S. S., Naila Ahmade Putri, dan M. Farras Ahnaf Anaqi yang tidak pernah jenuh menjawab berbagai pertanyaan wawancara yang diajukan penulis. iii 9. Kakaku Ayu Anggraeni dan Lusiana Kardina serta kaka iparku hairullah dan saifulah hasan yang telah memberiku motovasi, semnagat dan juga mendoakan supaya saya menyelesaikan skripis ini I love you guys 10. Ardiana Asmadi terima kasih telah memotivasi saya dan juga terima kasih atas kasih sayangnya love you 11. Terrima kasih keluarga baru ku yang selalu memberikan semangat, M.A Hardiansyah, Achamad Fauzi, Adam Noor, Tri Saputra, Tazki Pradika, Adik Dikri, Ade Irwan S, Bastian Rahman, Pahruroji, Ulva Latifah, dan Nurul Ain Kabakoran, semoga kita tetap kompak dan terima kasih untuk keceriaan yang sangat menghibur pada saat pengerjaan skrispsi ini. You are the best friend. Teman-teman seperjuangan KPI, dan KPI B 2010 terima kasih atas pertemanan selama 4 tahun berjuang bersama-sama untuk mendapatkan gelar kesarjanaan ini. Jakarta, 11 November 2014 Chandra Trigunadi Santoso iv ABSTRAK......................................................................................................................... i KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii DAFTAR ISI..................................................................................................................... vi BAB I BAB II PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.................................................................... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah................................................. 4 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian........................................................... 5 D. Metodologi Penelitian......................................................................... 6 E. Tinjauan Pustaka................................................................................. 10 F. Sistematika Penulisan.......................................................................... 12 TINJAUAN TEORITIS A. Hakekat Komunikasi………………………………............................ 14 1. Pengertian Komunikasi……............................................................ 14 2. Fungsi Komunikasi……............................................................... 17 3. Tujuan Komunikasi....................................................................... 17 4. Unsur-unsur Komunikasi............................................................. 18 5. Kontens-kontens Komunikasi...................................................... 21 B. Pengertian Strategi Komunikasi........................................................... 22 C. Komunikasi Guru Dengan Murid........................................................ 24 1. Strategi Komunikasi Pembelajaran……………………………… 26 2. Pesan Komunikasi……………………………………………….. 30 vi D. Pengertian Akhlak………………………........................................... 37 1. Pembagian Akhlak...................................................................... 38 2. Macam-macam Akhlak……………………………………….. 40 E. Teori …………………………………………………………………. 42 1. Teori Komunikasi Pedagogi……………………………………… 42 2. Teori Komunikasi Kelompok Kecil……………………………… 47 BAB III GAMBARAN UMUM PESANTREN AL-MATIIN A. Lokasi SDI Al-Falah………................................................................ 49 B. Sejarah Berdiri SDI Al-Falah............................................................... 49 C. Visi dan Misi SDI Al-Falah.................................................................. 51 D. Fasilitas SDI Al-Falah.......................................................................... 52 E. Daftar Susunan Guru dan Staf DI Sekolah Dasar Islam Al-Falah…… 53 F. Kegiatan Belajar Mengajar SDI Al-Falah............................................. 56 G. Prestasi.................................................................................................. 57 H. Program Tambahan SDI Al-Falah.......................................................... 58 I. BAB IV Profil SDI Al-Falah............................................................................... 60 TEMUAN DAN ANALISIS DATA A. Strategi Komunikasi Guru Dalam Pembentukan Akhlak Anak Didik Di Sdi Al-Falah ............................................................................................. 61 1. Strategi Komunikasi Guru Dengan Anak Didik…………………. 61 2. Staretgi Komunikasi Kelompok………………………………..... 65 B. Penerapan Pembentukan Akhlak Di Sdi Al-Falah................................ 68 C. Faktor Penghambat Dan Pendukung Strategi Komunikasi………….. vii 72 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan.......................................................................................... 76 B. Saran-Saran........................................................................................... 78 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 79 LAMPIRAN v BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah salah satu dari aktivitas manusia yang di kenali oleh semua orang namun sangat sedikit yang dapat mendefinisikan secara memuaskan, komunikasi memiliki definisi yang tidak terhingga seperti : saling bicara, televise, dan penyebaran informasi.1Tanpa komunikasi manusia jadi terpisah dari lingkungan. Namun tanpa lingkungan komunikasi menjadi kegiatan yang tidak relevan. Dengan kata lain manusia berkomunikasi karena perlu mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Komunikasi bukan hanya menyampaikan informasi saja akan tetapi dari komunikasi bisa merubah sikap, akhlak dan tingkah laku seseorang. Komunikasi juga memepunyai peran dalam bersosialisasi, serta memberikan suatu pengetahuan dalam hal pendidikan ataupun dalam agama. Pendidikan adalah bagian dari komunikasi yaitu bagaimana proses pengajarannya mengunakan atau melibatkan dua aspek komunikasi yang terdiri dari guru sebagai komunikator dan murit sebagai komunikan. Hal ini sesuai dengan yang di ungkap kan oleh Wilbur schramm bahwa komunikasi didasarkan atas hubungan dua orang atau seseorang dengan orang lain. Komunikasi ini yang terfokus pada satu titik atau satu informasi yang sam, ini digunakan komunikasi bertatap muka (face to 1 Jhon Fiske, pengantarilmukomunikasi, rajawalipers, 2012 hal 1 1 2 face communication). Hakekatnya komunikasi bisa diartikan dengan merubah sikap atau tingkah laku seseorang menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dalam lingkungan sekolah, kampus ataupun kantor mempunyai penerapan strategi komunikasi yang berbeda-beda. Begitu pula halnya yang dilakukan sekolah dasar islam iini mempunyai cara sendiri untuk penerapan strategi komunikasi ini. Karena segala sesuatu yang dilakukan oleh sekolah dasar islam ini harus dilandasi dari komunikasi yang kuat. Maka dari itu, sekolah dasar islam adalah suatu tempat dimana anak-anak belajar dalam pembentukan akhlak dan kecerdasan pendidikan. Sekolah dasar adalah lembaga pendidikan yang modern. Sekolah dasar islam merupakan tempat dimana tidak hanya belajar dalam pembelajaran kecerdasan saja, tetapi mempelajari segala sesuatu tentang ajaran-ajaran yang diberikan oleh Rasullulah SAW untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini peran dari seorang guru sangat dibutuhkan dalam membangun tingkat akhlak dan kecerdasan muridnya. Tidak hanya itu, guru merupakan elemen penting yang tidak bisa dipisahkan oleh sekolah. Seorang guru harus dibekali ilmu komunikasi afgar apa yang disampaikanya dapat menjadi efektif dan murid dapat memahami pelajaran dengan mudah. Telah disepakati, bahwa fungsi komunikasi adalah menyampaikan informasi, mendidik, menghibur dan mempengaruhi. Dalam komunikasi pendidikan istilah pendidikan dan pengajar adalah dua komponen yang saling melibatkan antara pengejar sebagai komunikatir dan pelajar sebagai komunikan. 3 Pada kegiatan proses belajar mengajar guru mengintruksikan pesannya melauli tindakan-tindakan komunikasi. Tindakan komunikasi dapat dilakukan dalam berbagai macam cara baik secara “verbal” (dalam bentuk kata-kata baik lisan maupun tulisan) ataupun “non verbal”(tidak dalam kata-kata, misalnya gerak tubuh, sikap, tingkah laku dan bentuk lainnya yang mengandung arti). Komunikasi juga dapat dilakukan secara langsung maupun komunikasi yang tidak langsung, komunikasi langsung itu komunikasi yang bertatap muka, berbicara di dalam kelas. Sedangkan komunikasi yang tidak langsung itu komunikasi yang menggunakan media misalnya surat kabar, tv dan radio. Untuk menanamkan pandangan agama untuk anak-anak itu bukanlah hal yang mudah, perlu disertai peran orang tua dan guru terlebih dahulu agar bias membentuk akhlak dilingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan didalam rumah. Salah satu cara untuk membentuk akhlak untuk anak-anak itu salah satunya yaitu dengan aspek pendidikan. Pendidikan islam itu salah satu solusi agar anak-anak bisa membentuk akhlak yang baik. Dan dalam Era globalisai seperti sekarang ini sangat dibutuhkan sumber daya manusia yang menguasai bidang di segala aspek kehidupan, salah satunya yaitu pendidikan. Pendidikan islam merupakan solusi untuk melahirkan cikal bakal pempin masa depan yang professional baik dalam emosional maupun intelektual. 4 Sekolah dasar islam Al-Falah memrupakan sekolah yang lebih banyak diminati, dikarenakan sekolah dasar islam ini beerinovasi dalam bidang pendidikan kecerdasan dan akhlak maka tak heran jika sekolah ini mendapatkan penghargaan pada tahun 2006 sekolah tersebut mendapatkan penghargaan sebagai sekolah percontohan nasional. Akan tetapi untuk masuk sekolah dasar islam ini tidak lah mudah siswa-siswi harus mengikuti beberapa test agar bisa lulus dan menjadi siswa-siswi sekolah dasar islam Al-Falah. Para orang tua menyekolahkan anaknya di sekolah dasar islam ini agar sang anak mendapatkan pendidikan agama yang lebih. Selain itu anak dapat menerapkan apa saja yang telah didapat di lingkungan rumahnya dan keluarganya. Bersdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik mengangkat permasalahan ini kedapam Proposal dan karya ilmiah denga mengambil judul : “STRATEGI KOMUNIKASI GURU TERHAPAD ANAK DIDIK( STUDY KASUS DI SD PERCONTOHAN SDI AL-FALAH) B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Agar lebih terarah dan sinkronisasi masalah yang dikemukakan dengan pembahasan, maka perlu diperlu diberikan pembatasan masalah yang akan diteliti. Yang akan di fokuskan hanya pada guru kelas III. 5 2. Perumusan Masalah Berdasarkan batasan di atas penulis merumuskan permasalahan pada peneletian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana strategi komunikasi guru terhadap anak didiknya dalam komunikasi pedagogik ? 2. Apa saja faktor penghambat dan pendukung strategi komunikasi guru terhadap anak didiknya ? C. Tujuan dan Manfaat Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui strategi komunikasi yang digunakan guru dalam komunikasi pedagogik. Untuk mengetahui apa saja factor pendukung dan penghambat strategi komunikasi guru Manfaat penelitian ini adalah : Manfaat akademis Dari sisi intelektual dan pengetahuan akademis, maka penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu komunikasi pada khusunya strategi komunikasi guru terhadap anak didiknya pada fakultas dakwah dan komunikasi khususnya pada 6 jurusan komunikasi dan penyiaran islam, serta memberikan pengetahuan dan wawasan dalam bidang komunikasi Manfaat praktis Dengan penelitian ini dapat memperbanyak jenis penelitian komunikasi yang menggunakan strategi komunikasi, yang ada di Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Dan peneliti berharap dalam penelitian ini dapat memperkarya khazanah ilmu di Komunikasi Penyiaran Islam. D. Metodelogi Penelitian 1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Riset Lapangan (field research), yaitu mencari dan mengumpulkan informasi tentang masalah yang dibahas dari lapangan (tempat melakukan penelitian tersebut). 2. Metodologi Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian Deskriptif Analisis dengan pendekatan kualitatif. Di mana pendekatan kualitatif ini bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai faktor-faktor, sifat serta hubungan antara fenomena yang diteliti. 7 Secara deskriptif maksudnya, data yang dikumpulkan berupa katakata, gambar, dan bukan angka-angka.2 Serta dokumen dan wawancara dengan narasumber, dalam penelitian ini dokumen yang dimaksud adalah video maupun foto-foto. Menurut Jalaludin Rahmat “Metode penelitian deskriptif analisis bertujuan mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, membuat perbandingan atau evaluasi, menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.”3 3. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di sekolah dasar islam Al-Falah, sekolah tersebut berada di komplek Villa Mutiara, Jl. Intan No. 18. Penelitian ini dimulai pada bulan September sampai bulan Oktober 2014 4. Subjek dan Objek penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah guru dengan murid dan sebagai obyek penelitiannya terdapat pada strategi komunikasi. 2 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:PT. Rosdakarya, 2007),Cet. Ke-24, h. 9-10. 3 Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), h.25 8 5. Teknik Pengumpulan Data Alat pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut : A. Observasi Penulis melakukan pengamatan langsung untuk memperoleh data yang diperlukan.4 Dalam hal ini, penulis mengamati secara langsung mengenai metode pembentukan akhlak di SDI ALFALAH B. Wawancara Merupakan tatap muka langsung antara peneliti dengan responden/narasumber.5 Serta mengumpulkan data yang berkaitan dengan penulisan penelitian ini dengan cara tanya jawab langsung antara peneliti dengan narasumber. Nara sumber yang dimaksud adalah Savitri Kurnia Sari,S. Th. I, dan Nurmalasari S.S beliau sebagai guru kelas III di sekolah dasar islam Al-Falah C. Dokumentasi Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan yang tidak langsung ditujukan kepada subjek yang bersangkutan. Dalam hal ini dokumentasi yang mendukung penelitian ini adalah open house dari pihak sekolah. 4 Winayno Suyakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Tarsiti, 1986), Cet. Ke-7, h. 162. BurhanBungin, MetodePenelitianKualitatif, Pt Raja GrafindoPersada, Jakarta 2011, cetakanke 8, hal 84. 5 9 6. Tekhnik Olah Data Teknik olah data yang dilakukan oleh penulis adalah dengan cara mengumpulkan data-data yang diperoleh melalui wawancara, serta dokumen yang berhubungan dengan objek penelitian kemudian peneliti menjabarkan, menerangkan, menginterpretasikan data-data secara apa adanya. Kemudian memberi kesimpulan. Sedangkan teknik dan metode penulisan laporan penelitian ini, penulis mengacu kepada “Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)” yang ditertibkan oleh CeQDA UIN Jakarta. 7. Teknik Analisis Data Untuk mendapatkan data dan informasi yang sesuai dengan pembahasan, peneliti menggunakan metode Deskriptif Anlisis Kualitatif, yaitu peneliti menganalisis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan dari lapangan dan buku-buku dengan cara menggambarkan dan menjelaskan ke dalam bentuk kalimat yang disertai kutipan-kutipan data.6 Alasan penulis menggunakan teknik analisis data secara kualitatif untuk memudahkan proses dalam penelitian. Data-data yang diperoleh dalam penelitian berupa tulisan dan data variabel bukan data nominal atau angka. 6 Lexy. J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung:PT Rosdakarya,2004), Cet. Ke-18. h.6. 10 E. Tinjauan Pustaka Peneliti (1) (2) (3) Nama Ahmad mursyidi Siti Mahmudah Chandra trigunadi santoso Judul STRATEGI STRATEGI STRATEGI KOMUNIKASI KH. KOMUNIKASI AHMAD M. SYARIFUDIN GHOFUR ABDUL AGUS KH. KOMUNIKASI ABDUL TERHAPAD NILAI PEMBINAAN PADA AKHLAK DI SD PERCONTOHAN AKHLAK SDI AL-FALAH) PADA MASYARAKAT MASYARAKAT LINGKUNGAN LINGKUNGAN PONDOK PONDOK PESANTREN PESANTREN ANAK DALAM DIDIK( STUDY KASUS GHANI MENINGKATKAN DALAM GURU AL- MADINATUNNAJAH HIDAYAT JOMBANG CIPUTAT JAKARTA BARAT TANGERANG SELATAN Tahun 2013 Persamaan Sama mengetahui 2013 2014 ingin Sama ingin mengetahui Sama ingin mengetahui cara cara strategi cara strategi komunikasi strategi komunikasi komunikasi apa yang apa yang digunkan untuk apa yang digunkan digunkan untuk pembinaan akhlak ataupun 11 untuk pembinaan pembinaan akhlak ataupun ataupun akhlak pembentukan akhlak di pembentukan suatu tempat pembentukan akhlak akhlak di suatu tempat di suatu tempat Perbedaan Pada skripi yang di Pada teliti Ahmad oleh skripsi sodara diteliti ini oleh ingin Mahmudah yang Pada skripsi saya, saya Siti ingin mengetahui inin bagaimana cara seorang mengatauhi strategi mengatahui bagai mana guru melakukan strategi komunikasi yang cara digunakan oleh KH. komunikasi Ahmad Abdul pondok untuk akhlak strategi komunikasi yang didiknya pada pada anak sekolah syarifudin digunakan oleh KH. M percontohan nasional, dan Ghani di Agus Abdul Ghofur di ingin mengatahui pesantren pondok pesantren untuk mana pembinaan meningkatkan cara sekitar guru atau nilai strategi komunikasi guru pada akhlak pada masyarakat dalam masyarakat sekitar bagai komunikasi pedagogi unutk pembentukan didalam kelas diluar kelas akhlak ataupun 12 F. Sistematika Penulisan Agar penulisan skripsi ini lebih terarah dan sistematis, maka penulis akan membagi pokok-pokok permasalahan ke dalam lima bab, yaitu sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang Latar Belakang Masalah, Batasan dan Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Di bab ini membahas tentang pengertian komunikasi, unsur-unsur komunikasi, tujuan komunikasi, bentuk metode, komunikasi, strategi hambatan-hambatan komunikasi. Guru terdiri dari pengertian guru, syarat-syarat menjadi guru dan kompetensi guru. BAB III GAMBARAN UMUM SDI RUHAMA Membahas tentang sejarah SDI AL-FALAH, lokasi, visi dan misi SDI AL-FALAH, dan program kegiatan pembelajaran agama, sarana dan prasana BAB IV HASIL OBSERVASI Membahas tentang hasil strategi komunikasi guru dalam pembentukan akhlak, keberhasilan komunikasi, pendukung 13 dan penghambat komunikasi, upaya mengatasi hambatan komunikasi BAB V PENUTUP Ini adalah bab terakhir dari penulisan skripsi yang berisi tentang kesimpulan dari semua isi skripsi saya, dan saya akan membahas saran-saran yang bisa bermanfaat. BAB II KAJIAN TEORI A. Hakekat Komunikasi 1. Pengertian komunikasi Komunikasi adalah salah satu dari aktivitas manusia yang di kenali oleh semua orang namun sangat sedikit yang dapat mendefinisikan secara memuaskan, komunikasi memiliki definisi yang tidak terhingga seperti : saling bicara, televise, dan penyebaran informasi.1 Tanpa komunikasi manusia jadi terpisah dari lingkungan. Namun tanpa lingkungan komunikasi menjadi kegiatan yang tidak relevan. Dengan kata lain manusia berkomunikasi karena perlu mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Komunikasi bukan hanya menyampaikan informasi saja akan tetapi dari komunikasi bisa merubah sikap, akhlak dan tingkah laku seseorang. Disamping itu, pengertian komunikasi secara terminologi menurut para pendapat ahli komunikasi, adalah: a. Menurut Wilbur Schram :”Definisi komunikasi yang berasal dari bahasa latin communis yang berarti bila kita mencoba untuk berbagi informasi, ide atau sikap sehingga menjadikan si pengirim guna menyampaikan isi pesan.”2 1 Jhon Fiske, pengantar ilmu komunikasi, (rajawali pers, 2012) hal 1 T.A. Lathief Rosyidi, Dasar-Dasar Rethorika Komunikasi dan Informasi, (Medan:1985), h. 48 2 14 15 b. Menurut Stephen W. Littlejohn: “communication is still a young discipline, but it is no longer in its infancy, maksudnya adalah cabang ilmu yang baru berkembang untuk menemukan disiplinnya yang kuat’’.3 c. Everett M. Rogers : ”komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka”.4 d. Hovland, Janis dan Kelly: “communication is the process by which an individual transmits stimuly (usually verbal) to modify the behaviour of the individuals. “komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain’’.5 Dari semua definisi yang dijelaskan diatas, bahwa komunikasi merupakan sebuah pesan. Namun disatu sisi pesan yang disampaikan dalam komunikasi berbeda antara komunikator ke komunikan dan harus didasari proses komunikasi yang baik. Penulis menyimpulkan arti dari pola komunikasi yaitu, bentuk penyampaian suatu pesan yang dilakukan oleh komunikator kepada komunikan dan menghasilkan feedback. Disamping itu juga akan menghasilkan ide atau gagasan dalam berkomunikasi. Dengan berkomunikasi manusia saling berinteraksi dengan sesama, saling mengenal dan berhubungan baik karena manusia makhluk 3 Noraini Soyomukti,Pengantar Ilmu Komunikasi, (Yogyakarta: PT Ar-Ruzz Media, 2010), Cet ke-1, h.22 4 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h.20 5 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), Cet. Ke-8, h.2 16 sosial. Sehingga terdapat tiga macam bentuk komunikasi yakni komunikasi antar personal, komunikasi kelompok dan komunikasi massa. Dalam kaitannya dengan pesan dalam berkomunikasi, Schramm merumuskan adanya kondisi yang harus diketahui jika kita menginginkan pesan yang disampaikan mendapat respon sesuai dengan yang dikehendaki. Kondisi ini disebut The Condition Of Sucess in Communication, yang terdiri dari: a. Pesan harus menggunakan lambang-lambang yang tertuju kepada pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama mengerti. b. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut. c. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat menrarik perhatian komunikasi. d. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan yang layak bagi situasi kelompok dimana komunikan berada pada saat ia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki. 17 2. Fungsi Komunikasi Ada enam fungsi komunikasi secara umum6 : 1. Fungsi informasi adalah media massa sebagai penyebar informasi bagi pembaca, pendengan atau pemirsa. 2. Fungsi pendidikan, dengan cara melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang berlaku kepada atau pembaca. 3. Fungsi mempengaruhi dari media massa secara implicit terdapat pada tajuk atau editorial, features,iklan, artikel dan dengan cara khalayak dapat terpengaruh oleh iklan-iklan yang di tanyangkan televise ataupun surat kabar. 4. Menghibur, dengan cara di TV ada suatu acara yang menggunakan cara berkomunikasi yang menarik senhingga khalayak terhibur dengan acar TV tersebut. 3. Tujuan Komunikasi Ada pun tujuan komunikasi adalah untuk terciptanya7 : 1. Perubahan sikap (attitude change) 2. Perubahan pendapat (opinion change) 3. Perubahan prilaku (behavior change) 4. Perubahan social (social change) 6 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi, Teori dan filsafat komunikasi, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003), h.55 7 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi, Teori dan filsafat komunikasi, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003), h.55 18 Tujuan yang terpenting dari komunikasi adalah bagaimana cara agar suatu pesan yang disampaikan komunikator itu menimbulkan dampak dan efek tertentu pada komunikan. 4. Unsur-unsur Komunikasi Adapun unsur-unsur komunikasi dalam ruang lingkup komunikasi adalah sebagai berikut: 1. Komunikator (Sender atau pengirim pesan/berita) Dalam hal ini komunikator adalah seseorang atau sekelompok orang yang merupakan tempat asal pesan, sumber berita, informasi, atau pengertian yang disampaikan atau bisa kita sebut sebagai orang atau pihak yang mengirim/menyampaikan berita. Dalam perannya sebagai komunikator tentunya seorang komunikator tersebut memiliki beberapa syarat yang diperlukan, berikut adalah syarat yang diperlukan: a. Memiliki kedibilitas yang tinggi bagi komunikasinya. b. Memiliki ketrampilan dalam berkomunikasi. c. Berpengetahuan luas. d. Dapat bersikap baik kepada komunikan. e. Memiliki daya tarik, dalam arti komunikator memiliki kemampuan untuk melakukan peubahan sikap atau penambahan pengetahuan bagi atau pada diri komunikan.8 8 H.A.W. Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, (Jakarta: PT. Ineka Cipta, 2000), cet. Ke-2, h. 93-94 19 2. Pesan atau Berita (Message) Message adalah pesan atau pesan-pesan, informasi atau pengertian dari komunikator yang penyampaiannya disampaikan kepada komunikan (audiens/khalayak) melalui penggunaan bahasa atau lambang-lambang. Lambang atau simbol tersebut dapat berupa tulisan, gambar, gerakan tubuh, lambaian tangan, kedipan mata, sinar, warna, kode morse, bunyi sirene, bunyi peluit, bunyi bedug, bendera, dan tentunya suara atau bahasa yang diucapkan manusia. 3. Saluran atau media komunikasi Saluran atau media komunikasi adalah sarana tempat berlalunya simbol-simbol/lambang-lambang yang mengandung makna berupa pesan/pengertian. Saluran atau medium komunikasi tersebut berupa alat/sarana yang menyalurkan suara (audio) untuk pendengaran, tulisan dan gambar (visual) untuk penglihatan, bau untuk penciuman, wujud fisik untuk perabaan, dan sebagainya. 4. Komunikan (Receiver atau penerima pesan/berita) Komunikan adalah seseorang atau sekelompok orang sebagai subjek yang dituju oleh komunikator (pengirim/penyampai pesan), yang menerima pesan-pesan (berita, informasi, pengertian) berupa lambang-lambang yang mengandung arti dan makna. 5. Efek (effect) atau umpan balik (Feedback) Efek adalah hasil penerimaan pesan/informasi oleh komunikan, pengaruh atau kesan yang timbul setelah komunikan 20 menerima pesan. Efek dapat berlanjut dengan memberikan respons, tanggapan atau jawaban yang disebut umpan balik. Umpan balik atau feedback adalah arus balik dalam rangka proses komunikasi. Umpan balik ini biasanya sangat diharapkan, dalam arti adanya feedback yang menyenangkan, kalau seseorang atau kelompok orang yang melakukan kegiatan komunikasi ini melakukannya dengan tujuan untuk mencapai saling pengertian atau memperoleh kesepakatan bersama.9 Hal yang terpenting dalam komunikasi adalah bagaimana caranya agar suatu pesan yang disampaikan komunikator itu menimbulkan efek atau dampak tertentu pada komunikan. dampak yang ditimbulkan dapat diklasifikasikan menurut kadarnya, yaitu: Dampak kognitif, adalah dampak yang timbul pada komunikan yang menyebabkan dia menjadi tahu atau meningkatkan intelektulitasnya. Dampak efektif, lebih tinggi kadarnya dari pada dampak kognitif. Tujuan komunikator bukan hanya sekedar supaya komunikan tahu, tetapi bergerak hatinya, menimbulkan pesan tertentu, misalnya perasaan iba, terharuh, sedih gembira, marah, dan sebagainya. 9 Teuku May Rudy, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat Internasional, h. 3-5 21 Dampak behavioral, yang paling tinggi kadarnya, yakni dampak yang timbul pada komunikan dalam bentuk perilaku tindakan atau kegiatan.10 5. Kontens-kontens Komunikasi Jenis-jenis komunikasi dapat dikelompokan menjadi enam macam yaitu11 : 1. Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) adalah komunikasi dengan diri sendiri, baik kita sadari atau tidak 2. Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik verbal ataupun nonverbal 3. Komunikasi kelompok adalah sekumpulan orang-orang yang mempunyai tujuan sama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lain dan memandang mereka sebagai ng pembagian dari kelompok tersebut. 4. Komunikasi public (public communication) adalah komunikasi antar seorang pembicara dengan sejumlah besar orang(khalayak), yang tidak bisa dikenali satu persatu. 10 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), cet. Ke-4, h.7 11 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi suatu pengantar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), cet-3, h.72 22 5. Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai petunjuk dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tersebut. 6. Komunikasi massa (massa communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak ataupun eletronik, yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditunjukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat. B. Strategi Komunikasi 1. Pengertian Strategi Komunikasi Dalam bahasa Yunani Kuno, strategi berarti “seni berperang”. Suatu strategi mempunyai dasar-dasaratau skema untuk mencapai sasaran yang dituju. Pada dasarnyastrategi merupakan alatuntuk mencapai tujuan. Kata strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu stratogos, yang berarti militer yang berarti memimpin. Dalam konteks awalnya, strategi diartikan sebagai generalshipatau sesuatu yang dilakukan oleh para jenderal dalam membuat rencana untuk menaklukan musuh dan memenangkan perang.12Dalam kamus besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa strategi adalah Ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsabangsa untuk melaksanakan kebijakan tertentu di perang dan damai, atau rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.13 12 Setiawan Hari Purnomo & Zulkieflimansyah, Manajemen Strategi Sebuah Konsep Pengantar. (Jakarta: Lembaga penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1999), h. 8 13 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia(Jakarta: Balai Pustaka,2005), h.1092 23 Menurut pakar ilmu komunikasi Onong Uchjana Effendy, MA. Mengatakan bahwa strategi pada hakikatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai tujuan, namun untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang memberikan arah saja melainkan harus mampu menunjukan bagaimana taktik operasionalnya.14 Definisi lain juga diutarakan oleh Din Syamsudin, menurut beliau strategi mengandung arti diantaranya: a. Seni dalam menyiasati pelaksanaanrencana atau program untuk mencapai tujuan b. Sebuah penyesuaian terhadap lingkungan untuk menampilkan fungsi dan peran penting dalam keberhasilan15. Dalam rangka menyusun suatu strategi, diperlukan suatu pemikiran yang lugas dan rasional dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi strategi tersebut. Ada 5 faktor yang diperlukan dalam penyusunan strategi, Yaitu: Tujuan, baik tujuan jangka panjang (tujuan akhir atau tujuan jangka pendek(tujuan sementara)) 14 Ilmu medan (situasi dan kondisi) Kekuatan-kekuatan kebijaksanaan pemimpin . Pemimpin16 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992), h.32 15 Din Syamsudin, Etika Agama Dalam Membangun Masyarakat Madani, (Jakarta: Logos, 2000), h. 127 24 Dari beberapa pengertian tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa strategi adalah suatu perumusan dan perencanaan terhadap suatu hal untuk mencapai tujuan yang diharapkan dengan memanfaatkan dan mengoptimalkan segala sumber daya yang ada. Strategi umumnya dilakukan oleh individu-individu dalam mencapai maksud yang diinginkannya. C. Komunikasi guru dengan murid Komunikasi dilakukan manusia bukan hanya untuk menyampaikan atau saling bertukar pesan/informasi, melaikan ada tujuan untuk membangun dan memelihara relasi. Dalam praktek belajar pun, komunikasi yang dilakukan guru dan siswa bukan hanya proses pertukaran dan penyampaian materi pembelajaran, melaikan ada dimensi relasi guru dan murid. Baik relasi guru dan siswa menjadi persyaratan utama terciptanya proses pembelajaran yang efektif. Di sekolah, guru dan siswa merupakan pelaku utama dalam proses pembelajran. Kedua pelaku ini menjalankan peran penting dalam mencapai pembelajaran yang dilangsungkan di sekolah. Seperti dikutip oleh Boyton & Boyton (2005), bukti lain soal relasi guru dan siswa berdampak terhadap prestasi siswa, disampaikan peneliti yang menemukan bahwa relasi positif guru- siswa merupakan senjata ampuh untuk menciptakan iklim pembelajaran (Thompson, 19998) yang membuat siswa lebih menghormati orang dewasa di sekitarnya dan menghormati sesamanya serta menjadi lebih memliki perhatian karena merasa diperhatikan (Canter & Canter, 1997). 16 Syarif Usman, Strategi Pembangunan Indonesia dan Pembangunan dalam Islam, (Jakarta: Firma Djakarta,),h.6 25 Interaksi guru dengan siswa di kelas adalah komunikasi pembelajaran (instructional communication). Membelajarkan berarti membangun komunikasi yang efektif dengan siswa. Oleh sebeb itu, penting untuk diinsyafi oleh para guru, bahwa guru yang baik adalah guru yang memahami bahwa komunikasi dan pembelajaran adalah dua hal yang saling bergantung, yang lebih mementingkan apa yang siswa sudah pelajari dari pada apa yang sudah diajarkan, dan yang terus menerus memilih dan menentukan apa yang harus di komunikasikan dan bagaimana mengomunikasikannya ( Richmond et.al, 2009). Intinya, guru yang baik adalah komunikator yang baik atau guru yang efektif adalah komunikator efektif. ` Kata berasal dari strategi bahasa yunani klasik yaitu “stratus” yang artinya tentara dan kata ”agein” yang berarti memimpin. Dengan, demikian, strategi yang dimaksudkan adalah memimpin tentara. Lalu, muncul kata strategos yang artinya pimpinan tentara pada tingkat atas. Jadi, strategi adalah konsep militer yang bisa diartikan seni perang jendral (the art of genetal), atau suatu rancangan yang terbaik untuk memenangkan peperangan. Dalam stratregi ada prinsip harus dicamkan, yakni “tidak ada sesuatu yang berarti dari segalanya kecuali mengetahui apa mengerjakannya”. yang akan dikerjakan oleh musuh, sebelum mereka 26 Karl Von Clausewits (1780-1831) seorang pengsiunan jendral prusia dalam bukunya on war merumuskan strategi adalah suatu seni menggunakan sarana pertempuran untuk mencapai tujuan perang.17 Strategi pada dasarnya kebijakan untuk mencapai tujuan yang kemudian dijabarkan ke sejumlah taktik untuk pencapaian tujuan yang sudah ditetapkan. Ketika memiliki sebuah tujuan yang ingin diraih maka hal terpenting yang harus dipikirkan adalah menyusun strategi agar apa yang dilakukan tepat sasaran sehingga membantu pencapaian tujuan tersebut. Akan tetapi strategi tidak digunakan kepada peperangan akan tetapi dikomunikasi juga memiliki strategi komunikasi. Demikianlah pula strategi komunikasi merupakan panduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai suatu tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan agaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan. Dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu begantung situasi dan kondisi. 1. Strategi komunikasi pembelajaran a) Guru sabagai penceramah Ceramah merupakan strategi yang paling sering digunakan dalam komunikasi pembelajaran. Richmond et.al (2009) menyatakan, ceramah 17 Hafied Cangara, perencanaan dan strategi komunikasi, ( PT. Raja Grafindo persada, Jakarta: 2013) hal.61. 27 ini dari sisi pemanfaatan waktu pembelajaran merupakan strategi paling efesien karena bisa menyampaikan banyak informasi pada khalayak dengan penggunaan alat bantu sangat minimal. Namun, ceramah di pandang sebagi metode pembelajaran yang kurang efesien karena siswa diposisikan pasif, hanya menyimak dan kurang mendorong kegiatan tahap pembelajaran tingkat tinggi seperti aplikasi, analisi, sintesis atau evaluasi. Richmond et.al (2009) mengutip Weaver, menunjukan, ada baiknya guru mempunyai public speaking untuk mengasah kemampuan komunikasi pembelajaran melalui ceramah. Hal ini penting karena khalayak, yaitu siswa berharap guru cukup memeliki pengetahuan dan mengomunikasikannya dengan cara yang mudah dipahami. Ada saran menarik yang diberikan Richmond et.al (2009) bagi para guru untuk meningkatkan efektifitas komunikasi, sebagai berikut : o Mengalokasikan sebagaian dari waktu yang tersedia untuk menyampaikan materi utama o Membantu siswa memahami dan mencatat materi pembelajaran dengan menyajikan uraian materi dengan mudah dipahami o Menyampaikan ceramah dalam suasana yang akrab. b) Guru sebagai moderator Salah satu ciri kelas yang efesien adalah adanya interaksi positif antara guru dengan siswa serta di antara sesama murid. Peran guru dikelas yang interaktif adalah sebagi moderator. Agar menjadi moderator yang efektif, 28 penting bagi guru untuk memeliki keterampilan seperti yang dikemukakan hasil kajian di Stanford university sebagai berikut Richmond et.al (2009) : o Dapat mengajukan pertanyaan kepada siswa o Mendorong siswa untuk berpatisipasi aktif pembelajaran o Mampu mengajukan pertanyaan yang mendorong siswa mendalami sendiri materi pembelajaran o Menggunakan pertanyaan yang mendorong penalaran tingkat tinggi o Mampu memfasilitasi berbagai pertanyaan dan komentar siswa o Mampu menggunakan media komunikasi nonverbal secara efektif o Terampil dalam berbagai teknik interaksi guna mencegah kebosanan c) Guru sebagai pembimbing Dalam pembelajaran yang menekan aspek psikomotor, guru berperan menjadi pembimbing. Ketika membelajarkan kemampuan psikomotor, guru memfasilitasi siswa harus berlatih sampai para siswa benar-benar menguasai keterampilan tersebut. Bagi siswa yang memliki motivasi tinggi, tidak sulit mengulangi latihan. Tapi bagi siswa yang kurang motivasinya, guru harus pandai-pandai membuat variasi latihan sehingga, murid tidak merasa bosan 29 d) Guru sebagai manager Utuk membangun suasana belajar dan mengefektifkan proses pembelajaran, biasanya guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok. Siswa yang belajar dalam kelompok biasanya terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, melatih dan meningkatkan kemampuan siswa dalam komunikasi interpersonal, dan meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajarn melalui pembelajarn melalui siswa. Dalam pembelajaran melalui kelompok kecil ini, guru berperan sebagi manager, yakni manager sumber belajar dan manager personal. Sebagai manager sumber pembelajaran, guru memutuskan komposisi tugas kelompok dan cara siswa di kelompokan. Guru mengatur komposisi siswa yang dalam suatu kelompok sehingga siswa yang berada dalam kelompok sehingga siswa yang berada dalam kelompok cukup beragam yakni siswa yang berada dalam suatu kelompok cukup beragam yakni siswa yang berkemampuan di atas rata-rata, rata-rata, dan dibawah rata-rata. Tujuannya, untuk menjaga keseimbangan interaksi antar kelompok. e) Guru sebagai kordinator dan inovator Untuk mengomunikasian pembelajaran secara efektif kepada siswa, guru dapat berperan sebagai kodinator dan inovator. Komunikasi pembelajaran tidak hanya membutukan kemampuan verbal dalam berkomunikasi, tapi juga kemampuan desain sumber belajar dan media pembelajaran. Guru 30 sering kkurang menyadari begitu banyak media yang bisa di jadikan alat bantu pembelajaran, misalnya fil, video-video, majalah dan internet.18 2. Pesan komunikasi A) Mengomunikasikan ekspektasi positif Ada beberapa teknik yang digunakan oleh guru agar bisa berkomunikasi dengan ekspetasi positif kepada siswanya. Boynton & Boynton (2005) menyarankan teknik seperti berikut : o Bersikap adil, seperti saat member kesempatan pada siswa untuk bertanya, menjawab pertanyaan siswa, atau saat siswa mempersentasikan tugas di dalam kelas o Memberikan alokasi waktu yang sama bagi siswa dalam menjawab pertanyaan, saat berdiskusi dengan siswa dan mengajukan pertanyaan pertanyaan, guru sering memberikan waktu lebih lama pada siswa dengan ekspetasi tinggi atas kemmapuan siswa tersebut dari guru. o Memberikan petunjuk atau isyarat yang membantu siswa menjawab pertanyaan. Terkadang, pada siswa yang guru memliki ekspetasi tinggi pada kemampuannya, diberikan lebih banyak petunjuk dan isyarat ketika menjawab pertanyaan, seperti dengan mengisyaratkan kalimat tertentu untuk membantu siswa menjawab. 18 Dr. Yosal Iriantara & Usep Syaripudin, komunikasi pendidikan( Bandung : Simbiosa Rkatama Media) cet-1, h.75-77 31 o Mengatakan pada siswa, mereka memliki kemampuaan untuk berkinerja baik. Cara lain untuk mengomunikasikan eksepatasi positif adalah mengatakan langsung, pada siswa bahwa mereka bisa. o Menyampaikan koreksi secara konstruktif. Selain menyampaikan ekpetasi tinggi terhadap siswa, mengoreksi secara konstruktifpun membantu dalam membangun komunikasi positif pada siswa.19 B) Mengomunikasikan tujuan dan hasil belajar Banyak cara yang bisa dilakukan guru dalam mengomunikasikan tujuan dan hasil belajar. Marzano (2011) mengidentifaksi pendekatan yang efektif dan tak efektif dalam mengomunikasikan tujuan belajar pada siswa seperti berikut20 : 1. Pengomunikasi tujuan belajar yang tak efektif : o Menulis tujuan belajar di papan tulis dan mengharapkan dilihat siswa. Biasanya, inilah cara mengomunikasikan tujuan yang sering dilakukan oleh guru. Memang, menuliskan tujuan belajar di tempat yang mudah dilihat semua siswa itu baik, namun jika tujuan tersebut tak pernah dibahas atau di 19 r. Yosal Iriantara & Usep Syaripudin, komunikasi pendidikan( Bandung : Simbiosa Rkatama Media) cet-1, h.78-82 20 r. Yosal Iriantara & Usep Syaripudin, komunikasi pendidikan( Bandung : Simbiosa Rkatama Media) cet-1, h.78-82 32 sampaikan lagi selama pembelajaran berlangsung, maka itu siasia o Tidak ada perbedaan anatara pernyataan tujuann dengan penyataan kegiatan belajar. Guru sering menuliskan tujuan belajar yang sama sepeti pertanyaan kegiatan belajar yang akan dilaksanakan. o Menulis tujuan yang terlalu umum dan luas. Tujuan belajar harus dinyatakaan secara spesifik sehingga siswa memahami apa yang harus mereka kuasai. 2. Pengomunikasian tujuan belajar yang efektif o Mendorong siswa menulis ulang dengan kalimat mereka sendiri tujuan belajar yang disampaikan oleh guru. Cara seperti ini mengkalrifikasi pemahan siswa atas apa yang akan dipahami dan dikuasai setelah pembelajaran selesai o Menuliskan tujuan belajar secara berjenjang. Misalnya guru sejarah menulis tujuan pembelajaranya “siswa mampu menyusun sejarah kerajaan majapahit dari masa pendirian, kejaayaan, hingga kejatuhannya. Inin merupakan tujuan guru tersebut bisa dibagi menjadi dua tujuan”. Misalnya “siswa mengetahui informasi akurat waktu pendirian, pendiri, waktu kejayaan dan penyebab keruntuhan kerajaan majapahit”; dan 33 “siswa mampu mebandingkan kekuatan kerajaan majapahit dengan kerajaan besar lainya”. C) Mengomunikasikan umpan balik dan evaluasi Winggins (2012 : 10-12) mengindentifikasi, umpan-balik yang efektif itu merujuk pada tujuan, kongkret dan jelas, bisa dilaksanakan, berorientasi pada siswa, tepat waktu, berkeseimbangan, dan konsisten. Secara lebih perinci diuraikan sebagai berikut : o Umpan-balik yang merujuk pada tujuan. Menurut Winggins (2012), informasi bisa menjadi umpan-balik bila diberikan pada orang berusaha mencapai tujuan. o Umpan-balik harus kongkret dan jelas Umpan-balik yang bermanfaat bukan hanya umpan-balik yang merujuk pada tujuan, melaikan juga umpan-balik yang konkret dan jelas. Umpan-balik yang baik jelas dan bisa dipahami siswa sehingga siswa bisa belajar dari umpan-balik tersebut. 34 o Bisa dijalankan Umpan-balik yang efektif harus kongkret, spesifik, dan berguna karena memberikan informasi yang dapat dijalankan oleh penerima umpan-balik. o Berorientasi pada siswa Umpan-balik yang baik disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami siswa. Disarankan, umpan-balik ditulis dengan bahasa, cara penulisan, dan menggunakan istilah yang mudah dipahami siswa. o Tepat waktu Umpan-balik yang baik disampaikan, jangan di tunda-tunda. Sering, guru memberikan umpan-balik setelah beberapa hari, minggu, atau bahkan bulan setelah kinerja dievaluasi. o Berkesinambungan Selama proses pembelajaran berlangsung, siswa butuh umpanbalik untuk menyesuaikan kinerja mereka adar selaras dengan tujuan yang baik akan dicapai. o Konsisten Guru konsisten dalam member umpan-balik tentang mutu kinarja yang diharapkan dari siswa.21 21 r. Yosal Iriantara & Usep Syaripudin, komunikasi pendidikan( Bandung : Simbiosa Rkatama Media) cet-1, h.5-77 35 D) Komunikasi verbal dan non verbal Komunikasi yang biasa digunakan oleh guru dan siswa adalah komunikasi verbal seperti ketika dalam pembelajaran didalam kelas, percakapan di dalam dan di luar kelas. Komunikasi verbal ini biasanya berupa percakapan tatap muka antara guru dan siswa, berbicara dalam pembelajaran di kelas atau percakapan melalui media telefon. Dalam percakapan kita sehari-hari, komunikasi sering diidentikan dengan menyampaikan secara verbal atau bisa dinamakan percakapan. Akan tetapi guru juga harus memperhatikan ketika dia berkomunikasi seecara verbal, mereka juga harus memperhatikan kial-kial dalam komunikasi nonverbal seperti22 : a) Sentuhan Dalam kontens pendidikan, sentuhan sangat efektif digunakan pada siswa usia dini. Sentuhan pada bahu atau menyeka keringat siswa sambil berbica dengan memberikan rasa nyaman pada siswa. b) Postur dan gerak tubuh. Guru menggunakan postur untuk memperjelas topic yang dibahas dengan menunjuk butir-butir penting, memfokuskan perhatian siswa. 22 r. Yosal Iriantara & Usep Syaripudin, komunikasi pendidikan( Bandung : Simbiosa Rkatama Media) cet-1, h.84-86 36 c) Ekspresi wajah Diperlihatkan saat berbicara dan menyimak pembicaraan akan menginformasikan siapa dan bagaimana kita berbicara kepada lawan bicara kita. d) Kontak mata Kontak mata penting dalam komunikasi guru dan siswa. Mislnya, ketika guru bertanya kepada siswa yang tahu jawabannya biassanya akan memandang guru dan sebaliknya. Intonasi dan gaya bicara Dalam hal ini, penting membedakan antara suara dan ucapan. Suara adalah bunyi kata yang di ucapkan. Siswa menebak pikiran dan suasana hati gurunya melalui nada bicara. Cara berpakaian Apa yang melekat pada tubuh kita menginformasikan siapa dan bagaimana kita pada orang lain. Siswa akan memperlihatkan secara detail cara berpakaian guru dari ujung kaki samapi ujung kepala. 37 D. Pengertian akhlak Dilihat dari sudut bahasa (etimologi), perkataan akhlak (bahasa arab) adalah bentuk jamak dari kata khulk, khulk di dalam kamus Al-munjid yang berarti budi pekerti, perangkai tingkah laku atau tabiat.23 Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa akhlak ialah sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu dapat lahir dari perbuatan baik, di sebut akhlak mulia atau perbuatan buruk, di sebut akhlak yang tercela sesuai dengan pembinaanya. Dr. M Abudullah Dirroz, mengemukakan define akhlak sebagi berikut : “akhlak adalah suatu kekuatan dalam kehendakan yang mantab, kekuatan dan kehendakan mana berkombinasi membawa kecenderungan kepada pemilihan pihak yang benar (dalam hal akhlak yang baik) ataupun pihak yang jahat (dalam hal akhlak yang jahat)”. Selanjutnya dikenal sebagai pakar bidang akhlak terkemuka dan terdahulu, dengan agak lebih luas dari Ibn Miskawaih mengatakan akhlak ialah : “sifat yang teranam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampng dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. KH. Abdullah Salim mengemukakan bahwa akhlak adalah merupakan sifat yang tumbuh dan menyatu di dalam diri seseorang. Dari sifat yang ada itulah 23 Asmaran As, pengantar studi akhlak, (Jakarta: Raja Grafindo Persada 2000), cet ke-3, h.1 38 terpancar sikap dan perbuatan tingkah laku perbuatan seseorang seperti: sabar, kasih sayang ataupun sebaliknya pemarah, benci karena dendam, iri dan dengki, sehingga memutuskan silahtuhrahmi. Dari keterangan-keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa akhlak ialah gambaran sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa yang timbul pada manusia ketika menjalankan perbuatan-perbuatan tanpa perlu memikirkan pertimbangan. 1. Pembagian akhlak Menurut Heny Narendrany Hidayati, bahwa akhlak islam adalah sama dengan ruang lingkup ajaran agama islam itu sendiri yang yang mencakup berbagai aspek yaitu:24 a. Akhlak Kepada Allah Akhlak kepada Allah pada prinsipnya dapat diartikan sebagai penghambaan diri kepada-Nya atau sebagai sikap dan perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk_Nya. Bentuk-bentuk perbuatan yang termasuk dalam berakhlak kepada Allah diantaranya : Tauhid, Ibadah/shalat, puasa, taubat, bersyukur, tawakal, ridha Allah, rendah hati, amal salaeh, cinta ilmu, dan muru’ah. b. Akhlak Kepada Manusia 24 Heny Narendrany Hidayati, pengukuran Akhlak Karimah Mahasiswa, (Jakarta:UIN Press dan center for quality developmet and Assurance-Lembaga peningkatan dan jaminan mutu, 2009) Cet-ke-1, h.12-14 39 Akhlak kepada sesame manusia sebenarnya semata-mata didasari oleh akhlak yang kita persembahkan kepada Allah. Akhlak terhadap sesame manusia, bukan hanya dalam bentuk larangan melakukan hal-hal negative. Adapun bentuk-bentuk akhlak terhadap sesame manusia diantaranya : jujur, amanah, sabar, pemaaf, penolong, rajin, displin, bermanfaat, cerdas, cinta damai, tanggung jawab, sabar, tasamuh, persaudaraan, peduli social, berbagi, dan teroganisir. c. Akhlak Kepada Alam/lingkungan Alam yang dimaksud disini adalah segala sesuatu yang berbeda disekitaer manusia, baik bintang, tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda tidak bernyawa. Akhlak terhadap lingkungan pada prinsipnya menempatkan sesuatu itun sesuai dalam posisinya masing-masing. Adapun bentuk-bentuk perbuatan yang termasuk akhlak terhadap alam/lingkungan, yaitu dengan peduli lingkunagan diantaranya adalah memelihara tumbuh-tumbuhan, menyayangi hewan, menjaga kebersihan, dan menjaga ketentraman. 40 2. Macam-macam akhlak A) Akhlak terpuji atau ( al-akhlakul mahmudah) yaitu akhlak yang perbuatan baik kepada tuhan, sesama manusia dan makhluk lainnya. B) Akhlak tercela (al-akhlakul madzmudah) yaitu akhlak yang perbuatan tercela kepada allah, sesame manusia dan makhluk lainnya.25 Dalam pembahasan ini, penulis membatasi hanya akhlak baik dan akhlak buruk terhadap sesame manusia, maka dapat di uraikan sebagai berikut : 1. Akhlak baik (al-akhlakul mahmudah) a) Belas kasih atau kasih sayang (As-syafaqah) yaitu sikap jiwa yang selalu ingin berbuat baik dan menyantuni orang lain b) Rasa persaudaraan (Al-ikhaa’) yaitu sikap jiwa yang selalu ingin berhubungan baik dan bersatu dengan orang lain, karena ada keterkaitan bantin dngan orang lain. c) Memberi nasihat (An-nashihah) yaitu suatu upaya untuk memberikan pentunjuk yang baik dengan orang lain dengan menggunakan perkataan baik ketika orang yang dinasehati sudah atau belum melakukan hal buruk. d) Memberi pertolongan (An-Nashru) yaitu suatu upaya membatu orang laik yang mengalami kesulitan. 25 Mahyudin, kuliah akhlak tasawuf, (Jakarta : Kalam Mulia, 2001) cet ke-4 h.3 41 e) Menahan amarah (Kazmul Ghaizi) yaitu upaya menahan orang emosi agar tidak di kuasi oleh perasaan marah terhadap orang lain. f) Sopan santun (al-hilmu) yaitu sikap jiwa yang lemah lembut terhadap orang lain sehingga dalam perkataan dan perbuataannya selalu mengandung adab dan kesopanan yang murni. g) Suka memaafkan (Al-afwu) yaitu sikap dan prilaku seseorang yang suka memaafkan kesalahaan orang lain yang pernah diperbuat terhadapnya.26 2. Akhlak buruk (al-akhlakul madzmudah) a) Mudah Marah (Al-Ghada) yaitu kondisi emosi seseorang yang tidap dapat dikendalikan oleh kesadarannya. b) Iri Hati (Al-H asanah) yaitu sikap kejiwaan seseorang yang selalu menginginkan agar kenikmatan dan kebahagian orang lain bias hilang sama sekali. c) Mengadu-ngadu (An-Naimah) yaitu suatu prilaku orang yang suka memindahkan perkataan orang kepada orang lain dengan maksud agar hubungan social keduannya rusak. 26 Mahyudin, kuliah akhlak tasawuf, , (Jakarta : Kalam Mulia, 2001) cet ke-4 h.198-199 42 d) Mengumpat (Al-ghiba) yaitu suatu prilaku yang suka membicarakan seseorang kepada orang lain. e) Bersikap congkak (Al-Ash’aru) yaitu sikap dan prilaku yang menampilkan kesombongan, baik dilihat dari tingkah lakunya maupun perkataannya. f) Sikap kikir (Al-Bikhlu) yaitu suatu sikap tidak mau memberikan nilai materi atau jasa kepada orang lain. g) Berbuat aniya (Azh-Zhulmu) yaitu suatu perbuataan yang merugikan orang lain baik kerugian material maupun non material.27 E. Teori Strategi Guru 1) Teori komunikasi Pedagogik ada 10 macam yaitu28: I. Menguasai karakteristik peserta didik, baik dari segi fisik, moral, sosial, kultural, emosional dan intelektual. a. Memahami karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik, moral, spiritual, emosional, intelektual, dan latar belakang social budaya. b. Mengidentifikasi potensi peserta didik untuk 5 (lima) mata pelajaran nasional. c. Mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik untuk 5 (lima) mata pelajaran nasional. 27 Mahyudin, kuliah akhlak tasawuf, , (Jakarta : Kalam Mulia, 2001) cet ke-4 h.26-31 Stephen W. Littlejhon and Karen A Foss, Communication Theory,(London : Sage Publication, 2009) 28 43 d. Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik untuk 5 (lima) mata pelajaran nasional II. Menguasai teori-teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. Menguasai teori-teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik untuk 5 (lima) mata pelajaran (nasional). Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif untuk 5 (lima) mata pelajaran (nasional). III. Menerapkan pembelajaran tematik untuk kelas-kelas awal Pengembangan kurikulum sesuai dengan bidang pelajaran atau pengembangan yang dia mampu. Memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum. Menentukan tujuan kelima mata pelajaran. Menentukan pengalaman belajar (kegiatan pembelajaran) untuk mencapai tujuan kelima mata pelajaran. Memilih materi pelajaran yang relevan dengan pengalaman belajar dan tujuan kelima mata pelajaran. 44 Menata materi pelajaran yang sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan karakteristik peserta didik. IV. Mengembangkan indicator dan instrument penilaian. Praktik penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik. Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik. Mengembangkan komponen-komponen perancangan pembelajaran. Menyusun perancangan pembelajaran baik untuk kegiatan pembelajaran di kelas, laboratorium maupun lapangan. Menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan tujuan pembelajaran untuk kelima mata pelajaran. Mengambil keputusan transaksional sesuai dengan situasi yang berkembang untuk kelima mata pelajaran. V. Pemanfaatan tekologi informasi dan komunikasi untuk menunjang proses pembelajaran. 45 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran. VI. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki. Menyediakan berbagai media pembelajaran untuk mendorong peserta didik mencapai hasil pembelajaran secara optimal. Menyediakan berbagai media pembelajaran untuk mengaktualisasikan berbagai potensi dan kreatifitas peserta didik. VII. Berkomunikasi dengan peserta didik secara efektif, empatik dan santun. Menguasai berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik, dan santun, baik secara lisan maupun tulisan. Dalam pembelajaran, berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik dengan bahasa yang khas secara siklikal. Penyiapan kondisi psikis peserta didik. Memberikan pertanyaan atau tugas sebagai undangan kepada peserta didik untuk merespon. Santun dan empatik menyikapi respon peserta didik. Reaksi guru terhadap respon peserta didik, dan seterusnya. 46 VIII. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai karakteristik lima mata pelajaran. Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai dan evaluasi sesuai dengan karakteristik lima matapelajaran. Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses hasil belajar. Mengadministrasikan proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan menggunakan berbagai instrumen. Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan. IX. Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran. Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar. Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan. Mengkomunikasikan hasil pemangku kepentingan. penilaian dan evaluasi kepada 47 Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi hasil pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. X. Melakukan tindakan reflektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan lima mata pelajaran. Melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran lima mata pelajaran. 2) Komunikasi Kelompok Kecil Komunikasi keompok kecil (small/micro group communication) adalah komunikasi yang : Ditunjukan kepada kognisi komunikan Prosesnya berlangsung dialogis Dalam komunikasi kelompok kecil komunikator menujukan pesannya kepada benak atau pikiran komunikan , misalnya kuliah, ceramah, diskusi, seminar, rapat, dan lain-lain. Dalam situasi komunikasi seperti itu logika 48 berperan penting. Komunikan akan dapat menilai logis tidaknya uraian komunikator. Cirri yang kedua dari komunikasi kelompok kecil ialah bahwa prosesnya berlangsung secara dialogis, tidak linear, melainkan sirkular. Umpan balik terjadi secara verbal. Komunikan dapat menanggapi uraian komunikato, bisa bertanya jika tidak mengerti, dapat menyanggah bila tidak setuju dan lain sebagainya. Dalam kehidupan sehari-hari begitu banyak jenis kelompok kecil, antara lain : rapat( rapat kerja), kuliah, ceramah, pembelajaran didalam kelas,brifing, ekstrakulikuler,diskusi, forum, seminar, dan lain-lain.29 29 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi, Teori dan filsafat komunikasi, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003), h.77 BAB III GAMBARAN UMUM SEKOLAH DASAR ISLAM AL-FALAH A. Lokasi Sekolah Dasar Islam Al-Falah SD Islam AL-Falaah berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan AL-Falaah yang didirikan oleh Bpk. H. Ady Mansyur, S. Pd. I. di atas tanah seluas + 3.250 m2. Lokasinya cukup strategis karena berada di komplek Villa Mutiara, Jl. Intan No. 18 yang hanya berjarak + 200 meter dari jalan raya Ciputat – Jombang. SD Islam AL-Falaah merupakan sekolah yang memadukan kurikulum Diknas 60% dan Depag 40%. Yayasan Pendidikan AL-Falaah dipenuhi pepohonan yang rindang sehingga menambah suasana asri, sejuk, dan sehat karena jauh dari kebisingan dan polusi. Dan ditunjang dengan area parkir yang memadai. B. Sejarah Berdiri Sekolah Dasar Islam Al-Falah SD Al-Falah didirikan oleh Bapak H.Ady Mansyur , S.Pd.I. Operasionalkan kegiatan belajar mengajar di mulai dari tanggal 21 juli 1997 dengan izin kepala kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat dengan no. 55/102.1/KEP/ OT/97.TK Program utama di jenjang SD adalah memberikan bekal dalam pembentukan sikap dasar yang Islami dalam bentuk penanaman aqidahakhlaq yang meliputi pengetahuan dasar tentang Iman, Islam dan Ihsan; 49 50 pengetahuan dasar tentang akhlaq yang terpuji dan tercela; kecintaan pada Allah dan Rasul-Nya; kebanggaan terhadap Islam dan semangat memperjuangkannya. Selain pembentukan sikap dasar yang berkait dengan penanaman aqidah-akhlaq, pendidikan di jenjang SD juga menitikberatkan pada pembiasaan berbudaya Islam seperti gemar beribadah, gemar belajar, displin, kreatif, mandiri, hidup bersih dan sehat, serta adab-adab Islam. Secara akademis pendidikan di jenjang SD mengarahkan kepada para peserta didik untuk memiliki kemampuan akademis (penguasaan ilmu), mampu berbahasa asing (Inggris dan Arab) tingkat dasar, dan dapat melanjutkan ke SMP yang diinginkan. Adapun bidang keterampilan ditekankan pada kemampuan dapat membaca, menulis dan berhitung dengan cepat dan tepat, memiliki keterampilan belajar, pengarsipan dan kerajinan tangan, serta memiliki keterampilan hidup. Yayasan Pendidikan Al Falaah sungguh menyadari bahwa penghargaan kepada guru yang berdedikasi dan bermotivasi terhadap kemajuan, merupakan hal yang tak dapat ditawar lagi. Karena itulah, juga dibangun Pemukiman Al Falaah yang tak jauh dari lokasi sekolah, terutama diperuntukkan bagi rumah tinggal para guru. Tak berhenti di sini, upaya peningkatan performa guru (pelatihan, seminar, workshop, raker) juga menjadi agenda penting tanpa mengganggu waktu dan 51 proses belajar- mengajar. Semua upaya ini dimakksudkan sebagai wujud konkret guna mempersembahkan pendidikan yang berkualitas di Indonesia. Disamping sarana dan prasarana modern sesuai tuntutan zaman, seperti: laboratorium bahasa, lapangan bola, futsal, ruang komputer dan internet, masjid, dll, Sekolah Al Falaah menekankan peran pengajar yang berkompeten dan mampu menciptakan semangat dan kegembiraan belajar kepada siswanya, sehingga bukan semata-mata karena lengkapnya fasilitas. Dengan demikian, lebih mendorong siswa untuk mengembangkan segala potensi yang dimilikinya, baik yang bersifat akademik maupun ekstrakurikuler. Alhasil, Al Falaah dikenal sebagai wadah siswa berkualitas yang telah membuahkan prestasi di berbagai kompetisi daerah maupun tingkat nasional. Jadi tak mengherankan, jika pada tahun 2006 Al Falaah menerima penghargaan sebagai sekolah percontohan nasional. C. Visi dan Misi Sekolah Dasar Islam Al-Falah Visi Meluluskan generasi berakhlak mulia dan berprestasi optimal berdasarkan Al Quran dan Al Hadis Misi 1. Berdakwah melalui pendidikan. 52 2. Mengembangkan sistem pendidikan yang bermutu dengan mengacu pada Al Quran dan Al Hadis D. Fasilitas Sekolah Dasar Islam Al-Falah Didalam ruang lingkup Sekolah Dasar Al-Falah, Sekolah Dasar AlFalah mempunyai beberapa fasilitas. Fasilitas di Pesantren Al-Matiin tergolong mewah. Fasilitas Sekolah Dasar Al-Falah terdiri dari:1 NO 1 FASILITAS JUMLAH 1. Gedung 2 lantai 2. Ruang Kelas 24 3. Kantor 1 4. Ruang Aula 1 5. Mushollah 1 6. Kamar Mandi 28 7. Ruang Guru 1 8. Laboratorium MIPA 1 9. Laboratorium Bahasa 1 10. Laboratorium Komputer 1 11. Perpustakaan 1 12. UKS 1 13. Kantin 1 Wawancara Pribadi dengan KH Ucup Ridwan, Sebagai pimpinan Pesantren Al-Matiin, Senin 30 juni 2014, pukul 16.00 WIB 53 14. Dapur 1 15. Lapangan 1 E. Daftar Susunan Guru dan Staf DI Sekolah Dasar Islam Al-Falah Daftar Susunan Guru dan Staf DI Sekolah Dasar Al-Falah:2 Kepala Sekolah : H. Moh. Rifai, M. Pd. Wk. Kepala Sekolah : Yahya, S.Pd. ( Wali kelas VI D ) Wali Kelas Kelas I A : Neneng Nurhayati, S. Pd.I. Kelas I B : Yoyoh Meisaroh, S. Pd. Kelas I C : Hj. Ela Mustika, S. Pd. Kelas I D : Tsamrotul. Fuadah, S. Pd. Kelas II A : Siti Sholihah, S. Ag. Kelas II B : Azizah Naeni, S. Si. Kelas II C : Hj. Yuti Royani, S. Pd. Kelas II D : Hj. Saroyanih, S. Ag. Kelas III A : Savitri Kurniasari, S.Th.I 2 Dokumen (Mading Pondok Pesantren Al-Matiin, Ciputat-Tangerang Selatan) 54 Kelas III B : Pratiwi Bintari O, S. Pd. Kelas III C : Siti Nurkomariah, S. Pd. Kelas III D : Nurmalasari, S. S. Kelas IV A : Ria Oktavianita, S. Pd. Kelas IV B : Taufik Hidayat, S. Pd.I. Kelas IV C : Nani Sugiarti, S. Pd. Kelas IV D : Lilis Lisnawati, S. Pd. Kelas V A : Edi Junaedi, A. Md. Kelas V B : Hj. Sri Suwanti, MM. Kelas V C : Indri Yulas Oktaviyani, SS. Kelas V D : Mahi, S.Sos.I Kelas VI A : Yoyo Sudaryo, S. Pd. I. Kelas VI B : M. Syahroni, S. Pd. Kelas VI C : Walhikwan, S. Pd. Kelas VI D : Yahya, S.Pd. Guru Bidang Study 55 Mustofa, S. Pd. I. Nur Fasikha, S. Pd.I. Malissa Nur Auliya Hanifa Arya Sentana K, S. Psi, CH CHT NLPP. Adi Suhandi Nur Syahril Muhtarom, Si. Kom. Tata Usaha Yati Nurhayati, S. Pd. I. : Kepala TU Istiana : Staff Intan Novianti, A. Md. : Staff Yanti Sumiati : Staff M. Nasir : Bagian umum Karyawan Suriya Ananda Pramubakti Iwan Sukmawan Dede Suryana 56 Setiawati F. Kegiatan Belajar Mengajar Sekolah Dasar Islam Al-Falah Kegiatan Belajar Mengajar Sekolah Dasar Al-Falah ialah: Siswa masuk jam 06.45 Kegiatan Belajar Mengajar di awali dengan ikrar, do’a dan tadarus didampingi guru wali kelas masing-masing. Upacara bendera di laksanakan setiap hari SENIN. Senam pagi di laksanakan setiap hari RABU. Jadwal istirahat : Kelas I – II jam 09.00 – 09.20 Kelas III – VI jam 09.30 – 09.50 ( ke-1 ) jam 11.45 – 13.00 ( ke-2 ) Jadwal pulang : Kelas I – II jam 12.30 ( Senin – Kamis ) jam 11.00 ( Jumat ) Kelas III – VI jam 14.30 ( Senin – Jumat) ) Ekskul Pramuka dilaksanakan setiap hari KAMIS siang. 57 Jadwal Ekskul pilihan kelas I - V : 1. Futsal 2. Basket 3. Bulutangkis 4. Paduan suara 5. Melukis 6. Karate 7. Mewarnai 8. Menari 9. Teater 10. Marawis 11. Drumband G. PRESTASI AKADEMIS - Juara I Pidato Bahasa Indonesia Tingkat UPT Kec.Ciputat - Juara II Guru Berprestasi Tingkat UPT Kec. Ciputat - Juara I Tingkat SD Sejabotabek bidang MIPA - Juara II Tingkat SD Sejabotabek bidang MIPA - Juara I OSN (SAINS) Tingkat Kecamatan - Juara II OSN (SAINS) Tingkat Kecamatan - Juara III OSN (SAINS) Tingkat Kecamatan NON AKADEMIS 58 - Juara I Dokcil beregu - Juara I Gigi Sehat - Juara I Dokcil Perorangan - Juara I Dokcil Perorangan - Juara I Gigi Sehat - Juara III Paskibra - Juara III Solo Vocal Tingkat UPT Kec.Ciputat 2014 - Juara Umum Lomba Tari Sejabodetabek di TMII - Juara III Lomba Tari Sejabodetabek di TMII - Juara III Lomba Drumband Tingkat TK-SD di TMII - Juara III Lomba Tari Sejabodetabek TK-SD di TMII Kelas I & II - Juara II Lomba Tari Sejabodetabek TK-SD di TMII Kelas III & IV H. KEGIATAN TAMBAHAN PHBI ( Peringatan Hari Besar Islam ) 1) Peringatan Maulid nabi Muhammad saw. 2) Peringatan Isra’ Mi’raj. 3) Peringatan Tahun Baru Islam (Muharram) PHBN ( Peringatan Hari Besar Nasional ) 1) Hari Kemerdekaan 17 Agustus 2) Hari Sumpah Pemuda (Bulan Bahasa) 3) Hari Pahlawan ( 10 Nopember ) 59 4) Hari Kartini 5) Hari Pendidikan Nasional KEAGAMAAN 1) Tadarus 2) Sholat Dhuha berjamaah 3) Sholat Dzuhur berjamaah 4) Amaliyah Ramadhan 5) Pesantren Ramadhan 6) Manasik Haji + Qurban 7) Sholat I’d 8) Tabligh Akbar 9) Pengajian rutin bulanan orang tua siswa 10) Nisfu Sya’ban UMUM 1) Outbond 2) Persari / Perjumsa 3) Karyawisata 4) Field Trip 60 5) Bakti Sosial 6) Jalan Santai Keluarga 7) Turnamen Futsal 8) Olimpiade MIPA I. Profil Sekolah Dasar Islam Al-Falah Nama Pesantren : Pesantren Al-Matiin Alamat : JL. INTAN NO. 18 VILLA MUTIARA SAWAH BARU – CIPUTAT TANGERANG SELATAN - BANTEN 15413 Nama Pimpinan : H. Ady Mansyur, S. Pd. I. Nomor Telepon : (021) 74705179 Fax : (021) 74705178 Kepemilikan Tanah : Yayasan Web : www.sekolahal-falaah.sch.id BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA A. Strategi Komunikasi Guru Dengan Anak Didiknya(Study Kasus Sd Percontohan Sdi Al-Falah) Dalam bab ini peneliti akan mempaparkan data atau temuan serta menganalis, dengan data yang di dapat dari hasil penelitian tentang strategi komunikasi guru terhadap anak didiknya(study kasus sd percontohan nasional sdi Al-Falah). Ini bertujuan agar peneliti tau strategi apa yang dilakukan guru kelas III kepada anak muridnya agar memeliki akhlak yang baik atau kepribadian yang baik, selain itu ingin mengetahui factor-faktor apa saja yang menghambat ataupun factor pendukung dalam strategi guru kepada anak didiknya dalam pembentukan akhlak. Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti mewawancarai beberapa informan untuk memebrikan informasi tentang pembentukan akhlak di Sdi Al-Falah ini, serta mengenai data peneliti. Diantaranya adalah guru Sdi AlFalah kelas III A yaitu Savitri Kurnia Sari,S. Th. I, dan Nurmalasari S.S selaku guru kelas III D. Peneliti ini melakukan wawancara kepada guru bertujuan bagaimana seorang guru memberikan materi-materi pembentukan akhlak didalam kelas maupun di dalam kelas. Dan juga ingin 1. Strategi Komunikasi Guru Dengan Anak Didik Dalam hal ini, strategi komunikasi itu sangat penting bagi komunikasi guru dengan murid. Menurut analisis penulis guru yang menyampaikan materi itu harus memeliki strategi komunikasi 61 62 agar setiap pelajaran atau ucapan yang di sampaikan oleh guru bisa diterima dengan baik oleh murid dan bisa diterapkan dikehidupan sehari-hari. Strategi komunikasi adalah salah satu bentuk komunikasi yang efektif untuk masa pembelajaran karena strategi komunikasi itu adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai tujuan, namun untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang memberikan arah saja melainkan harus mampu menunjukan bagaimana taktik operasionalnya.1 Jadi setiap guru harus melakukan strategi komunikasi agar setiap materi yang mereka sampaikan bisa di terima dan dipraktekan pada kehidupan sehari-hari. Strategi komunikasi pedagogik memiliki 10 tahapan yaitu : 1. Menguasai karakteristik peserta didik, baik dari segi fisik, moral, sosial, kultural, emosional dan intelektual. 2. Menguasai teori-teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. 3. Pengembangan kurikulum sesuai dengan bidang pelajaran atau pengembangan yang dia mampu. 4. Praktik penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik 5. Pemanfaatan tekologi informasi dan komunikasi untuk menunjang proses pembelajaran. 6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki. 7. Berkomunikasi dengan peserta didik secara efektif, empatik dan santun. 8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. 1 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992), h.32 63 9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran. 10. Melakukan tindakan reflektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Akan tetapi setiap guru mempunyai strategi pedagogik berbeda-beda untuk menyampaikan materi pembentukan akhlak. Dalam halnya di SDI Al-Falah tersebut. Seperti yang dilakukan bu Ibu Savitri Kurnia Sari,S. Th. I guru kelas III A, strategi komunikasi pedagogik yang beliau gunakan banyak cara strategi komunikasi pedagogik, anatar lainya adalah Menguasai karakteristik peserta didik, baik dari segi fisik, moral, sosial, kultural, emosional dan intelektual, menurut beliau seorang guru harus mengetahui bagaimana perasaan, kebugaran fisik, dan keadaan emosi sang anak. Jika seorang guru tidak mengetahui bagaimana keadaan siswa fisik maupun non fisik itu bisa jadi salah satu faktor penghambat strategi komunikasi pedagogik.2 Beliau juga menggunakan berkomunikasi dengan peserta didik secara efektif, empatik dan santun, itu di karenakan di dalam kelas seorang guru harus mencontohkan prilaku baik agar siswasiswinya bisa melihat langsung tidak hanya mendengarkan teori saja, menurut beliau itu salah satu strategi guru untuk membentuk akhlak dengan mempratekkan secara langsung berprilaku baik dan sopan. 2 Wawancara Pribadi dengan Savitri Kurnia Sari,S. Th. I, guru Sdi Al-Falah, 12 October 2014 64 Akan tetapi ini berbeda sekali dengan ibu Nurmalasari S.S selaku guru kelas III D, beliau menggunakan strategi pedagogik praktik penyelengaraan pembelajaran yang mendidik, seperti contoh : pada hari kamis setiap anak didiknya harus memberikan atau menyetor hasil hafalan yang sudah di tentukan pada seminggu sebelumnya. Ini berguna untuk setiap siswa-siswi belajar tanggung jawab atas apa yang telah diberikan tugas oleh gurunya, selain itu ini juga berguna untuk mengenal huruf dan bacaan al-quran yang baik dan benar.3 Strategi tersebut juga berpengaruh dengan stratgei pedagogik. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran, jadi beliau memanfaatkan apa yang sudah dipelajari didalam kelas itu bisa diterima oleh anak didiknya apa tidak, dan juga apa yang telah beliau sampaikan itu dijalankan atau tidak. Beliau itu lebih membetuk akhlak anak didiknya dengan cara bertanggung jawab dari apa yang sudah ditugaskan oleh gurunya. 3 Wawancara Pribadi dengan Savitri Kurnia Sari,S. Th. I, guru Sdi Al-Falah, 12 October 2014. 65 2. Strategi Komunikasi Kelompok Komunikasi yang dilakukan oleh guru kepada murid berupa bentuk komunikasi kelompok kecil (Small Group Communication) yaitu hanya para murid yang memang mengikuti metode pembelajaran pembentukan akhlak yang dilakukan pada waktu setelah shalat Dzuhur, dan shalat Dhuha yang dilakukan pada hari selasa dan kami akan tetapi setiap hari murid diharuskan tadarus sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar(KBM) Kelompok tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan komunikasi. Komunikasi adalah salah satu dasar manusia berbagi informasi dan juga komunikasi tidak bisa dilepaskan oleh kelompok. Karen didalam kelompok mereka harus berbagi informasi yang dia punya.itu juga biosa terjadi dalam suatu kelomnpok kecil yang berada dalam kelas untuk berbagi informasi. Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa memerlukan orang lain untuk bekerja sama dalam mencapai tujuannya, sehingga dijumpai orang-orang yang disebut kelompok. Kelompok kecil mempunyai batasan ditinjau dari jumlah anggotanya yang tergolong kecil, namun tidak ada batasan berapa jumlah orang 66 didalamnya. Asalkan dalam kelompok kecil tersebut harus ada hubungan/komunikasi antar anggota organisasi.4 Dalam komunikasi kelompok kecil ini, komunikator ini merupakan seseorang bisa merubah segala keadaan dan menyapaikan pesan kepada komunikan yang bisa merubah pandangan seseorang. Di komunikasi kelompok kecil ini bisa berjalan efektif fikarenakan komunikan bertanya kepada komunikator jika mereka tidak jelas atau kurang paham dengan apa yang di sampaikan oleh komunikator akan tetapi bisa juga komunikator yang bertanya kepada komunikan agar keadaan kelas lebih aktif. Ada beberapa karakteristik dari komunikasi kelompok kecil yang membuatnya komunikasi lainnya. unik dari bermacam-macam Karakteristik yang pertama, konteks adalah mempermudah pertemuan ramah tamah. Bukti menunjukkan bahwa bila orang datang bersama-sama mereka cenderung untuk berlomba. Karakteristik yang kedua, adalah personaliti kelompok. Bila sekelompok orang datang bersama mereka membentuk identitas mereka sendiri yang menjadikan personaliti kelompok. Tiap personaliti anggota dapat dan dipengaruhi oleh personaliti anggota lain dan sebaliknya menentukan personaliti kelompok. 4 Wildan Zulkarnain, Dinamika Kelompok Latihan Kepemimpinan Pendidikan, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2013), cek. Ke-1, h. 11 67 Karakteristik ketiga, adalah kekompakan yaitu daya tarikan anggota kelompok satu sama lain dan keinginan mereka untuk bersatu. Karakteristik keempat, adalah komitmen terhadap tugas. Karakteristik yang kelima, adalah besarnya kelompok. Kelihatannya cukup sederhana tetapi besarnya kelompok itu mempunyai beberapa pencabangan penting dalam kelompok.5 Dalam kegiatan pembentukan akhlak ini telihat sekali adanya suatu kelompok kecil, ini di buktikan dengan pembagian kelompok dalam pembelajaran aqidah akhlak. Itu dilakukan oleh guru agar keadaan kelas juga lebih kondisif lagi, di sini guru harus pintar-pintar memilih atau membentuk suatu kelompok agar tidak ada kecemburuan social. Di salah satu kelas III itu ada satu kelas yang membiasakan dirinya pada setiap hari kamis harus menghafal satu surat pendek ini disebabkan karena seorang gurunya ingin anak didiknya setlah lulus dari Sdi Al-Falah ini bisa menjadi orang yang soleh atau bisa menjadi orang yang berprilaku baik.6 Di Sdi Al-Falah ini membuat kelompok kecil, mereka menyebut kelompok mereka adalah Polisi Kebersihan. Polisi Kebersihan ini terdiri dari kelas 1 sampai 6 setiap kelas mengutus 5 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2011), cetakan 12, hal 185-186 6 Wawancara Pribadi dengan Nurmalasari S.S, guru Sdi Al-Falah, 12 October 2014 68 perwakilannya dua orang. Kelompok ini berfungsi memberi tau atau mengingatkan kepada temannya yang menbuang sampah sembarangan ini salah satu contoh dari Sdi Al-Falah membiasakan anak didiknya beriskap displin dan selalu menjaga kebersihan. Akan tetapi di anak murid yang di utus atau dipilih ini harus memberi contoh terlebih dahulu kepada teman-temanya bagai mana cara hidup displin dan selalu menjaga kebersihan. B. Penerapan Pembentukan Akhlak Di Sdi Al-Falah Penerapan pembentukan di Sdi Al-Falah, guru selalu memberi motivasi atau berkomunikasi secara efektif ini dilakukan agar anak muridnya mudah mengerti apa yang disampaikan oleh gurunya. Pada tahun 2006 2006 mendapatkan penghargaan sekolah percontohan nasional. Di sekolah Al-Falah ini berorientasi pada inovasi pendidikan kecerdasan dan ahlak karena itulah sekolah dasar Al-falah diminati oleh orang tua agar anak-anaknya mempunyai akhlak yang baik. Setiap guru berupaya agar setiap murid-muridnya bisa membentuk akhlak sejak dini, karena di era yang sekarang akhlak sangat penting agar setiap muridnya memliki kepribadian yang baik dan penuh dengan sopan santun. Apalagi untuk kelas III guru harus ekstra sabar untuk membentuk akhlak pada umur yang diini tersebut. Dan guru harus memeliki strategi komunikasi agar 69 penyampaian tentang akhlak dengan cara yang menarik itu dilakukan supaya setiap siswa yang mendapatkan materi atau informasi tersebut bisa di terima atau di terapkan pada kehidupan sehari-hari Adapun upaya-upaya guru untuk melakukan pembentukan akhlak pada kelas III yaitu : 1) Melakukan sholat-sholat berjamah Di Sdi Al-Falah ini melakukan sholat berjamaah Dzuhur akan tetapi disekolah ini tidak hanya melakukan sholat wajib saja, mereka juga melakukan sholat Dhuha berjamaah pada hari selasa dan kamis. Ini adalah salah satu upaya agar setiap siswa dari kelas 3 sampai kelas 6 mengenal ajaran Agama Islam dan juga berupaya membentuk kepribadian yang baik.7 2) Tadarus Tadarus ini yang dilakukan setiap hari pada saat sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung(KBM). Siswa/I diajarkan membaca, menulis dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan RASULULLAH SWT. Tentunya sebagai umat islam wajib hukumnya membaca dan memahami isi AlQuran sebagai kitab suci yang selanjutnya di amalkan dalam kehidupan sehari-hari agar selamat dunia akhirat.8 7 8 Wawancara Pribadi dengan Nurmalasari S.S, guru Sdi Al-Falah, 12 October 2014 Wawancara Pribadi dengan Savitri Kurnia Sari,S. Th. I, guru Sdi Al-Falah, 12 October 2014. 70 3) Membuat kelompok kecil Pada Sdi Al-Falah ini membuat kempok kecil dari kelas 1 samapi kelas 6 yang mengutus dua muridnya menjadi polisi kebersihan. Polisi kebersihan tersebut adalah rancangan baru yang di buat oleh sekolah tersebut agar setiap muridnya bisa menjadaga kebersihan. Polisi kebersihan ini melakukan suatu teguran kepada seorang temannya yang membuang sampah sembarangan, ini merupakan suatu akhlak baik (al-akhlakul mahmudah) salah satu contohnya adalah Memberi nasihat (Annashihah) yaitu suatu upaya untuk memberikan pentunjuk yang baik dengan orang lain dengan menggunakan perkataan baik ketika orang yang dinasehati sudah atau belum melakukan hal buruk.9 4) Pembiasaan berprilaku baik Guru melakukan pembiasaan ini agar siswa itu bisa melihatnya secara langsung tidak hanya mendengarkan materimateri yag diberikan salah satu contoh yang di lakukan oleh gurunya yaitu10 : 9 Melakukan mengetuk pintu sebelum masuk kelas Memberi salam sebelum masuk kelas Membuang sampah pada tempatnya Wawancara Pribadi dengan Nurmalasari S.S, guru Sdi Al-Falah, 12 October 2014 Wawancara Pribadi dengan Savitri Kurnia Sari,S. Th. I, guru Sdi Al-Falah, 12 October 2014. 10 71 Berbicara menggunakan bahasa yang bai dan soan santun Memberi tau kepada siswi putri memakai pakaian yang rapih dengan menutup auratnya 5) Waktu pembelajaran Waktu pembelajaran adalah satu cara agar siswa-siswinya bisa tau lebih banyak jika waktu yang di berikan lebih banyak, akan tetapi di Sdi Al-Falah pada kelas III ini hanya mendapatkan materi aqidah akhlak seminggu sekali dalam waktu 1 jam saja. Maka dari hal tersebut guru harus mempunyai kemampuan atau merencanakan bagaimana anak didiknya bisa mempunyai kepribadian yang baik. Jadi sebelumm belajar seorang guru member pengentahuan-pengetauan tentang berakhlak yang baik separti apa Tetapi ada juga seorang guru yang melakukan hafalan suatsurat pendek seminggu satu kali, di sini guru mengajarkan seorang murid atau anak didiknya bertanggung jawanb dari apa yang telah di berikan kepada seorang gurunya.11 6) Mengadakan ekstrakulikuler Ada beberapa guru yang memberikan pelajaran atau belajar mengaji setelah jam pelajaran selesai ataupun pada saat sebelum 11 Wawancara Pribadi dengan Nurmalasari S.S, guru Sdi Al-Falah, 12 October 2014 72 kegiatan belajar mengajar. Ada beberapa les yang diadakan oleh seorang guru salah satunya yaitu12 : Belajar mengaji Marawis Iqra/ tadarus Al-Quran Dari ketiga contoh di atas adalah salah satu contoh ekstrakulir yang ada di Sdi Al-Falah yang bertujuan agar murid-muridnya ). Siswa/I diajarkan membaca, menulis dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan RASULULLAH SWT. Tentunya sebagai umat islam wajib hukumnya membaca dan memahami isi Al-Quran sebagai kitab suci yang selanjutnya di amalkan dalam kehidupan sehari-hari agar selamat dunia akhirat. C. Factor Penghambat dan Pendukung Dalam Pembentukan Akhlak Di Sdi Al-Falah Di dalam kegiatan pasti ada factor penghambat dan factor pendukung, tidak terkecuali di Sdi Al-Falah ini mempunya beberapa factor penghambat dan pendukung untuk membentuk akhlak kepada siswa/I , dianataranya adalah : 12 Wawancara Pribadi dengan Nurmalasari S.S, guru Sdi Al-Falah, 12 October 2014 73 1. Factor pendukung dalam pembentukan akhlak di Sdi AlFalah, yaitu : Sekolah dasar islam Al-Falah in memeliki moto “inovasi pendidikan kecerdasan dan ahlak” Adanya peraturan yang diterapkan oleh sekolah tersebut itu guna membuat anak didiknya menjadi lebih rajin dan ulet,serta kemampuan yang tinggi untuk mengetaui sesuatu yang baru dan membentuk akhlak pada usia dini. Selain adanya peraturan ada juga sesuatu yang wajib dilakukan oleh anak didiknya seperti : tadarus yang dilakukan setiap pagi agar anak didiknya tersebut mengenal huruf arab dan membaca dengan baik dan apabila seorang murid tidak mengikuti tadarus maka akan diberi hukuman sesuai peraturan Keteladanan sikap dan sifat sabar yang diperlihatkan oleh guru ini membuat anak didiknya menjadi lebih bersemangat untuk menempuh harihari di sekolah tersebut. Adanya fasilitas yang memadahi untuk melakukan tadarus dan memberi tau atau mencontohkan keapda anak didiknyanya bagaimana berprilaku yang baik. 74 Guru sebagai komunikator, mempunyai latar belakang pendidikan yang cukup dan adanya sumper kepercayaan dari anak didiknya yang ditentukan keahliannya dan kemmampuannya serta pengalamannya yang luas dalam penyampaian materi akhlak atapun pembentuak akhlak melalui peranan guru kepada muridnya. Muridnya sebagai komunikan, dan cara penyampainya guru bisa diterima oleh muridnya. Ini bisa dilihat pada tahun 2006 sekloah tersebut mendapatkan penghargaan sebagai sekolah percontohan. 2. Factor penhambat dalam pembentukan akhlak di Sdi AlFalah, yaitu : Waktu pembelajaran aqidah akhlak, waktu yang diberikan kepada muridnya untuk mengetahui tentang materi aqidah akhlak hanya seminggu sekali dan juga hanya 1 jam. Itu membuat guru merasa kesulitan membentuk ataupun member pengarahan yang lebih jauh dari materi yang sudah diberikan, 75 akan tetapi guru juga dituntun membentuk akhlak anak tersebut. Latar belakang anak murid Sdi Al-Falah ini berbeda-beda, itu juga menjadi salah satu alasan guru membentuk akhlak anak didiknya tersebut. Kurangnya kesadaran anak didinya ini untuk mempunyai akhlak yang baik seperti contoh membuang sampah sembarangan, ini juga menjadi salah satu faktor penghambat pembentukan akhlak, maka dari itu sekolah membuat kelompok kecil yaitu polisi kebersihan Orang tau juga bisa menjadi salah satu alasan menjadi faktor penghambat karena tidak setiap orang tua yang bersifat peduli, tetapi ada juga orang tua yang hanya berfikir bahwa dia hanya menyekolahkan anakanya di sekolah dasar islam dan tidak memeikirkan apa yang akan di lakukan di luar sana, semuanya di serahkan kepada sekolah. Kondisi siswa juga bisa menjadi salah satu alasan yang bisa menghambat pembentukan akhlak di sekolah ini. Ada yang kondisi siswa sedang ingin bermain ataupun ada kondisi anak didiknya tidak ingin belajar. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian strategi komunikasi guru dengan murid dalam pembentukan akhlak di sdi al-falah, maka penulis memberi kesimpulan dari apa yang sudah dilihat dan di amati : 1. Langkah pertama yang dilakukan oleh guru yaitu mereka harus tau keadaan fisik ataupun non fisik yang ada didalam anak didiknya, itu bertujuan agar setiap materi bisa diterima dengan baik apabila sang anak dalam kondisi yang fit ataupun sehat. Yang kedua ialah guru harus mempraktekan hal-hal yang baik seperti buang sampah pada tempatnya, mengetuk pintu pada saat masuk kelas , itu bertujuna agar anak didiknya tidak hanya mendegar akan tetapi mereka bisa melihat secara langsung halhal berprilaku baik. Ini adalah suatu staretgi guru untuk membentuk akhlak anak di sekolah tersebut. Guru juga sering memberikan pekerjaan rumah ataupun sebuah hafalan suratsurat pendek, guna membetuk anak didiknya bertanggung jawab atas apa yang telah diberikan atau ditugaskan oleh seorang guru kepada anak didiknya. 2. Penerapan pembentukan akhlak ini Penerapan pembentukan di Sdi Al-Falah, guru 76 selalu memberi motivasi atau 77 berkomunikasi secara efektif ini dilakukan agar anak muridnya mudah mengerti apa yang disampaikan oleh gurunya. Pada tahun 2006 mendapatkan penghargaan sekolah percontohan nasional. Di sekolah Al-Falah ini berorientasi pada inovasi pendidikan kecerdasan dan ahlak karena itulah sekolah dasar Al-falah diminati oleh orang tua agar anak-anaknya mempunyai akhlak yang baik. Setiap guru berupaya agar setiap murid-muridnya bisa membentuk akhlak sejak dini, karena di era yang sekarang akhlak sangat penting agar setiap muridnya memliki kepribadian yang baik dan penuh dengan sopan santun. Apalagi untuk kelas III guru harus ekstra sabar untuk membentuk akhlak pada umur yang diini tersebut. Dan guru harus memeliki strategi komunikasi agar penyampaian tentang akhlak dengan cara yang menarik itu dilakukan supaya setiap siswa yang mendapatkan materi atau informasi tersebut bisa di terima atau di terapkan pada kehidupan sehari-hari. 3. Faktor pendukung yang ada di dalam strategi komunikasi guru dalam pembentukan akhlak kepada murid di SDI Al-Falah ini adalah sekolah tersebut berinovasi dalam pendidikan kecerdasaan dan akhlak, selain itu guru di SD itu memeliki latar belakang pendidikan yang cukup. Ada faktor pendudukung ada juga yang faktor penghambat yaitu setiap guru di SDI Al-Falah ini memeliki latar belakang keluarga 78 yang berbeda-beda, dan juga waktu yang kurang dalam pembelajaran aqidah akhlak ini hanya 1 jam seminggu sekali ini yang membuat guru harus berfikir bagaimana caranya anak muridnya memeliki akhlak yang baik dengan waktu 1 jam tersebut. B. SARAN 1. Kepada pengurus disarankan untuk menambah jam mata pelajaran aqidah akhlak 2. Kepada pengurus disarakan untuk member tenaga kerja yang khususnya dibidang aqidah akhlak atau akhlak tasawuf 3. Di sarankan kepada pengurus sekolah juga menyediakan alatalat sholat untuk para tamu dan orang tua murid 4. Disarankan kepada pengurus sekolah untuk berprilaku bijak kepada orang tua murid yang menjemput anaknya pada saat jam sholat Dzhur untuk ikut sholat sehingga memberikan contoh yang baik 5. Pemeritah harus memberikan ketentuan-ketentuan kepada sekolah dasar lainnya untuk membentuk akhlak anak didiknya supaya nanti jika mereka dewasa memilik akhlak yang baik. DAFTAR PUSTAKA Buku Adianto, Elvinaro, Dkk, komunikasi massa suatu pengantar Bandung : Simbosa 2005 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2007 Asmaran As, pengantar studi akhlak, Jakarta: Raja Grafindo Persada 2000 BurhanBungin, MetodePenelitianKualitatif, Pt Raja GrafindoPersada, Jakarta 2011 Din Syamsudin, Etika Agama Dalam Membangun Masyarakat Madani, Jakarta: Logos, 2000 Dr. Yosal Iriantara & Usep Syaripudin, komunikasi pendidikan, Bandung : Simbiosa Rkatama Media H.A.W. Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, Jakarta: PT. Ineka Cipta, 2000 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007 Hafied Cangara, perencanaan dan strategi komunikasi, PT. Raja Grafindo persada, Jakarta: 2013 Heny Narendrany Hidayati, pengukuran Akhlak Karimah Mahasiswa, Jakarta:UIN Press dan center for quality developmet and AssuranceLembaga peningkatan dan jaminan mutu, 2009 Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002 79 80 Jhon Fiske, pengantar ilmu komunikasi, rajawali pers, 2012 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:PT. Rosdakarya, 2007 Muhammad Arni, KomunikasiOrganisasi, Bumi Aksara, Jakarta:2011, Mahyudin, kuliah akhlak tasawuf, Jakarta : Kalam Mulia, 2001 Noraini Soyomukti,Pengantar Ilmu Komunikasi, Yogyakarta: PT Ar-Ruzz Media, 2010 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,2005 Prof.Onong uchjana effendi,. M.A, Ilmu, teori, dan filsafat komunikassi Bandung : PT Citra Aditya Bakti Setiawan Hari Purnomo & Zulkieflimansyah, Manajemen Strategi Sebuah Konsep Pengantar, Jakarta: Lembaga penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1999 Stephen W. Littlejhon and Karen A Foss, Communication Theory,(London : Sage Publication, 2009) Syarif Usman, Strategi Pembangunan Indonesia dan Pembangunan dalam Islam, Jakarta: Firma Djakarta 81 T.A. Lathief Rosyidi, Dasar-Dasar Rethorika Komunikasi dan Informasi, Medan:1985 Teuku May Rudy, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat Internasional Wildan Zulkarnain, Dinamika Kelompok Latihan Kepemimpinan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2011 cek. Ke-1, h. 11 Winayno Suyakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, Bandung: Tarsiti, 1986 LAMPIRAN HASIL WAWANCARA Nama : Nurmalasari S.S Jabatan : wali keals III D Tanggal Wawancara : 12 October 2014 Tempat Wawancara : Sekolah Dasar Islam Al-Falah 1. Sudah berapa lama Bapak/I mengajar di Sekolah ini? Jawab : saya mengajar di sekolah ini dari tahun 2006 jadi kalau di hitung saya sudah menjadi guru di sini saya sudah 8 tahun 2. Strategi komunikasi pedagogik apa yang ibu terapkan ketika mengajar dikelas? Jawab : strategi yang saya gurnakan untuk menggunakan Praktik penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik 3. bagaimana cara menerapkan pembentukan akhlak ketika mengajar di kelas? Jawab : setiap hari, sebelum pelajaran berlangsung yaitu dengan cara memberi tau hal-hal baik seperti untuk tidak membuang sampah sembarangan, sholat tepat waktu dan selalu menghargai temannya 4. Apakah saat Bapak/I menjelaskan pelajaran khususnya dalam pembentukan akhlak semua murid memperhatikan? Jawab : tidak semua, karena setiap anak mempunyai latar belakang yang berbeda-beda. 5. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam pembentukan akhlak kepada murid ? Jawab : karena setiap murid mempunyai sifat yang berbeda seperti iseng, usil dan jail 6. Faktor-faktor apa saja yang menjadi pendukung dalam pembentukan akhlak kepada murid ? Jawab : di sekolah ini mempunyai fasilitas-fasilitas untuk membentuk akhlak kepada anak didiknya 7. Apakah ada pembagian kelompok dalam pembentukan akhlak ini? Jawab : belom ada, karena kelas III ini masih dalam pembentukan akhlak, jadi kita belom memberi pembelajaran kelaompok. Pembelajaran kelompok ini dilakukan saat kelas IV sampai IIV 8. Apakah metode pembentukan akhlak ini sudah menjadi hal yang wajib dari Sdi Al-Falah ? Jawab : pada haris selasa itu di harusa melakukan sholat dhuha berjamaah, dan saya member hafalan surat-surat pendek pada hari kamis 9. Berapa jam dalam satu kelas bapak/I memberikan materi untuk membentuk akhlak ? Jawab : hanya 1 jam dalam seminggu 10. Adakah bentuk ada pembentukan akhlak di luar kelas ? Jawab : polisi kebersihan adalah suatun kelompok yang di bentuk oleh sekolah untuk menjadi seorang yang mengawasi teman-temannya untuk tidak membuang sampah sembarangan HASIL WAWANCARA Nama : Savitri Kurnia Sari,S. Th. I Jabatan : wali kelas III A Tanggal Wawancara : 12 October 2014 Tempat Wawancara : Sekolah Dasar Islam Al-Falah 1. Sudah berapa lama Bapak/I mengajar di Sekolah ini? Jawab : saya mengajar di sekolah ini dari tahun 2006 jadi kalau di hitung saya sudah menjadi guru di sini saya sudah 8 tahun 2. Strategi komunikasi apa yang ibu terapkan ketika mengajar dikelas? Jawab : Menguasai karakteristik peserta didik, baik dari segi fisik, moral, sosial, kultural, emosional Berkomunikasi dengan peserta didik secara efektif, empatik dan santun dan intelektual, dan saya juga menggunakan 3. Bagaimana cara menerapkan pembentukan akhlak ketika mengajar di kelas? Jawab : pembiasaan untuk memcerminkan untuk perbuatan baik jadi semua siswa tidak hanya medengarkan teori saja akan tetapi mereka (murid) bisa melihat secara langsung perbuatan-perbuatan baik 4. Apakah saat Bapak/I menjelaskan pelajaran khususnya dalam pembentukan akhlak semua murid memperhatikan? Jawab : tidak semua 5. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam pembentukan akhlak kepada murid ? Jawab : usil, dan gaunguan dari luar misalnya di luar mereka mempunyai masalah dengan keluarganya 6. Faktor-faktor apa saja yang menjadi pendukung dalam pembentukan akhlak kepada murid ? Jawab : game, saya memberikan game sebagai salah satu faktor pnedukung untuk membentuk akhlak 7. Apakah ada pembagian kelompok dalam pembentukan akhlak ini? Jawab : belom ada, karena kelas III ini masih dalam pembentukan akhlak, jadi kita belom memberi pembelajaran kelaompok. Pembelajaran kelompok ini dilakukan saat kelas IV sampai IIV 8. Apakah metode pembentukan akhlak ini sudah menjadi hal yang wajib dari Sdi Al-Falah ? Jawab : sholat dzhur, sholat dhuha, dan tadurus setiap hari di dalam kelas 9. Berapa jam dalam satu kelas bapak/I memberikan materi untuk membentuk akhlak ? Jawab : hanya 1 jam dalam seminggu 10. Adakah bentuk ada pembentukan akhlak di luar kelas ? Jawab : polisi kebersihan adalah suatun kelompok yang di bentuk oleh sekolah untuk menjadi seorang yang mengawasi teman-temannya untuk tidak membuang sampah sembarangan LAMPIRAN FOTO-FOTO SEKOLAH DASAR ISLAM AL-FALAH SEKOLAH DASAR ISLAM AL-FALAH FOTO PENULIS DENGAN ANAK KELAS III DI SEKOLAH DASAR AL-FALAH FOTO PENULIS DENGAN GURU KELAS III DI SEKOLAH DASAR AL-FALAH FOTO PEMBENTUKAN AKHLAK KEPADA ALLAH