jurusan komunikasi dan penyiaran islam fakultas dakwah dan ilmu

advertisement
STRATEGI KOMUNIKASI GURU DENGAN ANAK DIDIK (STUDY
KASUS SEKOLAH PERCONTOHAN SDI AL-FALAH)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Komunikasi Islam ( S.Kom. I)
Oleh:
CHANDRA TRIGUNADI SANTOSO
NIM: 1110051000061
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H / 2014 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata I di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 11 November 2014
Chandra Trigunadi Santoso
Abstrak
Chandra Trigunadi Santoso
Strategi Komunikasi guru Dengan Anak Didik(Study Kasus Sd
Percontohan Nasional Sdi Al-Falah)
Komunikasi adalah sesuatu yang tidak bisa dilepaskan dalam
kehidupan manusia. Strategi komunikasi menjadikan komunikasi antara
komunikan dan komunikator itu berlangsung tatap muka ataupun
komunikasi non verbal (symbol). Sekolah dasar islam Al-Falah ini adalah
salah satu sekolah yang diminati oleh setiap orang tua yang uingin
anaknya mempunyai akhlak yang baik. Sekolah ini berinovasi dalam
pendidikan kecerdasan dan akhlak. Selain itu ada aspek yang tidak dapat
di hindari dari strategi komunikasi guru dengan Anak Didik(study kasus sd
percontohan Nasional sdi Al-Falah)
Untuk mengetahui strategi komunikasi yang digunakan guru dalam
komunikasi pedagogig dan k mengetahui apa saja factor pendukung dan
penghambat strategi komunikasi pedagogik
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif
dengan pendekatan deskriptif, yaitu penelitian dengan memadukan
penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan yang mencari fakta dengan
interpretasi yang tepat dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran atau
lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifatsifat serta hubungan antara fenomena yang diteliti dan menggunakan jenis
penelitian riset lapangan.
Teori yang digunakan dalam strategi komunikasi dalam
pembentukan akhlak di sdi Al-Falah adalah teori komunikasi pedagogik,
dan teori komunikasi kelompok kecil.
Hasil penelitian ini menujukan bahwa strategi komunikasi yang
digunakan oleh guru yaitu strategi komunikasi pedagogik, startegi
komunikasi pedagogik ini memeliki 10 tahapan. Akan tetapi guru kelas III
di sdi Al-Falah ini hanya memilih beberapa yaitu Menguasai karakteristik
peserta didik, baik dari segi fisik, moral, sosial, kultural, emosional dan
intelektual. Karena setiap guru harus bisa mengetauhi karakteristik supaya
materi yang diberikan bisa diterima dengan baik. Dan dalam sekolah
tersebut tebentuk kelompok kecil kelompok kecil (small group
communication) akan tetapi kelompok kecil ini adalah orang-orang yang
terpilh dari kelas 1-6 untuk menjadi polisi kebersihan. Polisi kebersihan ini
berguna atau bisa menengur teman-temannya yang buang sampah
sembarangan dan juga setiap harinya dari kelas 3-6 melakukan tadarus di
dalam kelas guna untuk member tau huruf-huruf arab dan cara membaca
bahasa arab dengan benar dan baik.
Kata kunci: Strategi Komunikasi, Guru, Murid, Akhlak
i
KATA PENGANTAR
Rangkaian ucapan syukur yang tak terkira selalu penulis panjatkan kepada
Allah SWT yang telah melimpahkan kasih sayang dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat serta
salam semoga senantiasa tercurah kepada pemimpin umat, Baginda Nabi
Muhammad saw, beserta keluarga serta para sahabat yang telah menjadi suri
tauladan bagi kita dalam melangkah. Terima kasih penulis ucapkan khusus untuk
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang sudah memberikan segala fasilitas
kepada penulis dalam menimba ilmu dan menambah wawasan.
Sebagai
manusia
biasa,
tentunya
penulis
memiliki
keterbatasan
kemampuan dan pengetahuan. Untuk itu, kiranya pembaca dapat memaklumi atas
keterbatasan dan kekurangan yang ada pada skripsi ini. Dibalik keberhasilan
selalu ada kebersamaan yang memberikan semangat, bimbingan, motivasi dan
doa. Oleh karena itu, tak lupa pada kesempatan ini dengan segenap kerendahan
hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Ayah dan Bunda tercinta Agod Dwikonusanto dan Sriana, orang tua terkasih
yang selalu memberikan doa, semangat, motivasi, materi dan kasih sayangnya
selama ini kepada penulis. Semoga Allah senantiasa memberikan umur yang
panjang, diberikan kesehatan, serta keberkahan kepada mereka. Amin.
2. Dr. Arief Subhan, MA. selaku Dekan, Dr. Suparto, M.Ed. Ph.D, selaku Wakil
Dekan Bidang Akademik, Drs. Jumroni, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang
Administrasi Umum, dan Dr. H. Sunandar, MA selaku Wakil Dekan Bidang
ii
Kemahasiswaan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3.
Ketua jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, Bapak Rachmat Baihaki, MA., dan Sekretaris Jurusan KPI
Ibu Fita Fathurakhman M.si yang telah membantu memberikan motivasi dan
menuntun penulis dalam menempuh pembuatan skripsi.
4.
Hj. Nunung Khairiyah, MA selaku Dosen Pembimbing yang telah sabar
membimbing penulis dan memberikan arahan, saran serta masukan sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga apa yang telah Bapak ajarkan
mendapat balasan kebaikan dari Allah SWT.
5.
Segenap Dosen Pengajar dan Civitas Akademika Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan
ilmunya dengan ikhlas kepada penulis.
6.
Kepada pengurus perpustakaan utama yang telah meminjam buku-buku yang
diperlukan sebagai referensi oleh penulis.
7.
Kepada perpustakaan fakultas yang telah meminjamkan buku-buku yang
diperlukan sebagai referensi oleh penulis.
8.
Kepala sekolah Sekolah Dasar Islam Al-Falah H. Moh. Rifai, M. Pd. dan
semua pihak SDI Al-Falah yang telah memberikan izin bagi penulis untuk
melakukan penelitian. Savitri Kurniasari, S.Th.I, Nurmalasari, S. S., Naila
Ahmade Putri, dan M. Farras Ahnaf Anaqi yang tidak pernah jenuh
menjawab berbagai pertanyaan wawancara yang diajukan penulis.
iii
9.
Kakaku Ayu Anggraeni dan Lusiana Kardina serta kaka iparku hairullah dan
saifulah hasan yang telah memberiku motovasi, semnagat dan juga
mendoakan supaya saya menyelesaikan skripis ini I love you guys
10. Ardiana Asmadi terima kasih telah memotivasi saya dan juga terima kasih
atas kasih sayangnya love you
11. Terrima kasih keluarga baru ku yang selalu memberikan semangat, M.A
Hardiansyah, Achamad Fauzi, Adam Noor, Tri Saputra, Tazki Pradika, Adik
Dikri, Ade Irwan S, Bastian Rahman, Pahruroji, Ulva Latifah, dan Nurul Ain
Kabakoran, semoga kita tetap kompak dan terima kasih untuk keceriaan yang
sangat menghibur pada saat pengerjaan skrispsi ini. You are the best friend.
Teman-teman seperjuangan KPI, dan KPI B 2010 terima kasih atas
pertemanan selama 4 tahun berjuang bersama-sama untuk mendapatkan gelar
kesarjanaan ini.
Jakarta, 11 November 2014
Chandra Trigunadi Santoso
iv
ABSTRAK......................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... vi
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................................................
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.................................................
4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...........................................................
5
D. Metodologi Penelitian.........................................................................
6
E. Tinjauan Pustaka.................................................................................
10
F. Sistematika Penulisan..........................................................................
12
TINJAUAN TEORITIS
A. Hakekat Komunikasi………………………………............................ 14
1. Pengertian Komunikasi……............................................................ 14
2. Fungsi Komunikasi……............................................................... 17
3. Tujuan Komunikasi.......................................................................
17
4. Unsur-unsur Komunikasi.............................................................
18
5. Kontens-kontens Komunikasi......................................................
21
B. Pengertian Strategi Komunikasi........................................................... 22
C. Komunikasi Guru Dengan Murid........................................................
24
1. Strategi Komunikasi Pembelajaran……………………………… 26
2. Pesan Komunikasi……………………………………………….. 30
vi
D. Pengertian Akhlak………………………...........................................
37
1.
Pembagian Akhlak......................................................................
38
2.
Macam-macam Akhlak………………………………………..
40
E. Teori …………………………………………………………………. 42
1. Teori Komunikasi Pedagogi……………………………………… 42
2. Teori Komunikasi Kelompok Kecil……………………………… 47
BAB III
GAMBARAN UMUM PESANTREN AL-MATIIN
A. Lokasi SDI Al-Falah………................................................................ 49
B. Sejarah Berdiri SDI Al-Falah............................................................... 49
C. Visi dan Misi SDI Al-Falah.................................................................. 51
D. Fasilitas SDI Al-Falah.......................................................................... 52
E. Daftar Susunan Guru dan Staf DI Sekolah Dasar Islam Al-Falah…… 53
F. Kegiatan Belajar Mengajar SDI Al-Falah............................................. 56
G. Prestasi.................................................................................................. 57
H. Program Tambahan SDI Al-Falah.......................................................... 58
I.
BAB IV
Profil SDI Al-Falah............................................................................... 60
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Strategi Komunikasi Guru Dalam Pembentukan Akhlak Anak Didik Di Sdi
Al-Falah .............................................................................................
61
1. Strategi Komunikasi Guru Dengan Anak Didik…………………. 61
2. Staretgi Komunikasi Kelompok……………………………….....
65
B. Penerapan Pembentukan Akhlak Di Sdi Al-Falah................................ 68
C. Faktor Penghambat Dan Pendukung Strategi Komunikasi…………..
vii
72
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................... 76
B. Saran-Saran........................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 79
LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Komunikasi adalah salah satu dari aktivitas manusia yang di kenali oleh
semua orang namun sangat sedikit yang dapat mendefinisikan secara memuaskan,
komunikasi memiliki definisi yang tidak terhingga seperti : saling bicara, televise,
dan penyebaran informasi.1Tanpa komunikasi manusia jadi terpisah dari
lingkungan. Namun tanpa lingkungan komunikasi menjadi kegiatan yang tidak
relevan. Dengan kata lain manusia berkomunikasi karena perlu mengadakan
hubungan dengan lingkungannya. Komunikasi bukan hanya menyampaikan
informasi saja akan tetapi dari komunikasi bisa merubah sikap, akhlak dan tingkah
laku seseorang.
Komunikasi juga memepunyai
peran dalam bersosialisasi, serta
memberikan suatu pengetahuan dalam hal pendidikan ataupun dalam agama.
Pendidikan adalah bagian dari komunikasi yaitu bagaimana proses pengajarannya
mengunakan atau melibatkan dua aspek komunikasi yang terdiri dari guru sebagai
komunikator dan murit sebagai komunikan. Hal ini sesuai dengan yang di ungkap
kan oleh Wilbur schramm bahwa komunikasi didasarkan atas hubungan dua orang
atau seseorang dengan orang lain. Komunikasi ini yang terfokus pada satu titik
atau satu informasi yang sam, ini digunakan komunikasi bertatap muka (face to
1
Jhon Fiske, pengantarilmukomunikasi, rajawalipers, 2012 hal 1
1
2
face communication). Hakekatnya komunikasi bisa diartikan dengan merubah
sikap atau tingkah laku seseorang menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Dalam lingkungan sekolah, kampus ataupun kantor mempunyai penerapan
strategi komunikasi yang berbeda-beda. Begitu pula halnya yang dilakukan
sekolah dasar islam iini mempunyai cara sendiri untuk penerapan strategi
komunikasi ini. Karena segala sesuatu yang dilakukan oleh sekolah dasar islam ini
harus dilandasi dari komunikasi yang kuat. Maka dari itu, sekolah dasar islam
adalah suatu tempat dimana anak-anak belajar dalam pembentukan akhlak dan
kecerdasan pendidikan.
Sekolah dasar adalah lembaga pendidikan yang modern. Sekolah dasar
islam merupakan tempat dimana tidak hanya belajar dalam pembelajaran
kecerdasan saja, tetapi mempelajari segala sesuatu tentang ajaran-ajaran yang
diberikan oleh Rasullulah SAW untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam hal ini peran dari seorang guru sangat dibutuhkan dalam membangun
tingkat akhlak dan kecerdasan muridnya.
Tidak hanya itu, guru merupakan elemen penting yang tidak bisa
dipisahkan oleh sekolah. Seorang guru harus dibekali ilmu komunikasi afgar apa
yang disampaikanya dapat menjadi efektif dan murid dapat memahami pelajaran
dengan mudah. Telah disepakati, bahwa fungsi komunikasi adalah menyampaikan
informasi, mendidik, menghibur dan mempengaruhi. Dalam komunikasi
pendidikan istilah pendidikan dan pengajar adalah dua komponen yang saling
melibatkan antara pengejar sebagai komunikatir dan pelajar sebagai komunikan.
3
Pada kegiatan proses belajar mengajar guru mengintruksikan pesannya melauli
tindakan-tindakan komunikasi.
Tindakan komunikasi dapat dilakukan dalam berbagai macam cara baik
secara “verbal” (dalam bentuk kata-kata baik lisan maupun tulisan) ataupun “non
verbal”(tidak dalam kata-kata, misalnya gerak tubuh, sikap, tingkah laku dan
bentuk lainnya yang mengandung arti). Komunikasi juga dapat dilakukan secara
langsung maupun komunikasi yang tidak langsung, komunikasi langsung itu
komunikasi yang bertatap muka, berbicara di dalam kelas. Sedangkan komunikasi
yang tidak langsung itu komunikasi yang menggunakan media misalnya surat
kabar, tv dan radio.
Untuk menanamkan pandangan agama untuk anak-anak itu bukanlah hal
yang mudah, perlu disertai peran orang tua dan guru terlebih dahulu agar bias
membentuk akhlak dilingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan didalam
rumah. Salah satu cara untuk membentuk akhlak untuk anak-anak itu salah
satunya yaitu dengan aspek pendidikan. Pendidikan islam itu salah satu solusi
agar anak-anak bisa membentuk akhlak yang baik.
Dan dalam Era globalisai seperti sekarang ini sangat dibutuhkan sumber
daya manusia yang menguasai bidang di segala aspek kehidupan, salah satunya
yaitu pendidikan. Pendidikan islam merupakan solusi untuk melahirkan cikal
bakal pempin masa depan yang professional baik dalam emosional maupun
intelektual.
4
Sekolah dasar islam Al-Falah memrupakan sekolah yang lebih banyak
diminati, dikarenakan sekolah dasar islam ini beerinovasi dalam bidang
pendidikan kecerdasan dan akhlak maka tak heran jika sekolah ini mendapatkan
penghargaan pada tahun 2006 sekolah tersebut mendapatkan penghargaan sebagai
sekolah percontohan nasional. Akan tetapi untuk masuk sekolah dasar islam ini
tidak lah mudah siswa-siswi harus mengikuti beberapa test agar bisa lulus dan
menjadi siswa-siswi sekolah dasar islam Al-Falah.
Para orang tua menyekolahkan anaknya di sekolah dasar islam ini agar
sang anak mendapatkan pendidikan agama yang lebih. Selain itu anak dapat
menerapkan apa saja yang telah didapat di lingkungan rumahnya dan keluarganya.
Bersdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik mengangkat
permasalahan ini kedapam Proposal dan karya ilmiah denga mengambil judul :
“STRATEGI KOMUNIKASI GURU TERHAPAD ANAK DIDIK(
STUDY KASUS DI SD PERCONTOHAN SDI AL-FALAH)
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar lebih terarah dan sinkronisasi masalah yang dikemukakan
dengan pembahasan, maka perlu diperlu diberikan pembatasan
masalah yang akan diteliti. Yang akan di fokuskan hanya pada guru
kelas III.
5
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan batasan di atas penulis merumuskan permasalahan
pada peneletian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana strategi komunikasi guru terhadap anak didiknya dalam
komunikasi pedagogik ?
2. Apa saja faktor penghambat dan pendukung strategi komunikasi
guru terhadap anak didiknya ?
C. Tujuan dan Manfaat
Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah

Untuk mengetahui strategi komunikasi yang digunakan guru dalam
komunikasi pedagogik.

Untuk mengetahui apa saja factor pendukung dan penghambat strategi
komunikasi guru
Manfaat penelitian ini adalah :

Manfaat akademis
Dari sisi intelektual dan pengetahuan akademis, maka
penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu
komunikasi pada khusunya strategi komunikasi guru terhadap anak
didiknya pada fakultas dakwah dan komunikasi khususnya pada
6
jurusan
komunikasi
dan
penyiaran
islam,
serta
memberikan
pengetahuan dan wawasan dalam bidang komunikasi

Manfaat praktis
Dengan
penelitian
ini
dapat
memperbanyak
jenis
penelitian
komunikasi yang menggunakan strategi komunikasi, yang ada di
Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Dan peneliti berharap dalam
penelitian ini dapat memperkarya khazanah ilmu di Komunikasi
Penyiaran Islam.
D. Metodelogi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Riset Lapangan (field
research), yaitu mencari dan mengumpulkan informasi tentang
masalah yang dibahas dari lapangan (tempat melakukan penelitian
tersebut).
2. Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian Deskriptif
Analisis dengan pendekatan kualitatif. Di mana pendekatan kualitatif
ini bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai faktor-faktor, sifat serta
hubungan antara fenomena yang diteliti.
7
Secara deskriptif maksudnya, data yang dikumpulkan berupa katakata, gambar, dan bukan angka-angka.2 Serta dokumen dan wawancara
dengan narasumber, dalam penelitian ini dokumen yang dimaksud
adalah video maupun foto-foto.
Menurut Jalaludin Rahmat
“Metode
penelitian
deskriptif
analisis
bertujuan
mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan
gejala yang ada, mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi
dan praktek-praktek yang berlaku, membuat perbandingan atau
evaluasi, menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam
menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman
mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang
akan datang.”3
3. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan di sekolah dasar islam Al-Falah, sekolah
tersebut berada di komplek Villa Mutiara, Jl. Intan No. 18. Penelitian
ini dimulai pada bulan September sampai bulan Oktober 2014
4. Subjek dan Objek penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah guru
dengan murid dan sebagai obyek penelitiannya terdapat pada strategi
komunikasi.
2
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:PT. Rosdakarya, 2007),Cet. Ke-24,
h. 9-10.
3
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), h.25
8
5. Teknik Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah sebagai
berikut :
A. Observasi
Penulis melakukan pengamatan langsung untuk memperoleh
data yang diperlukan.4 Dalam hal ini, penulis mengamati secara
langsung mengenai metode pembentukan akhlak di SDI ALFALAH
B. Wawancara
Merupakan tatap muka langsung antara peneliti dengan
responden/narasumber.5 Serta mengumpulkan data yang berkaitan
dengan penulisan penelitian ini dengan cara tanya jawab langsung
antara peneliti dengan narasumber. Nara sumber yang dimaksud
adalah Savitri Kurnia Sari,S. Th. I, dan Nurmalasari S.S beliau
sebagai guru kelas III di sekolah dasar islam Al-Falah
C. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan yang tidak
langsung ditujukan kepada subjek yang bersangkutan. Dalam hal
ini dokumentasi yang mendukung penelitian ini adalah open house
dari pihak sekolah.
4
Winayno Suyakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Tarsiti, 1986), Cet. Ke-7, h. 162.
BurhanBungin, MetodePenelitianKualitatif, Pt Raja GrafindoPersada, Jakarta 2011, cetakanke 8,
hal 84.
5
9
6. Tekhnik Olah Data
Teknik olah data yang dilakukan oleh penulis adalah dengan cara
mengumpulkan data-data yang diperoleh melalui wawancara, serta
dokumen yang berhubungan dengan objek penelitian kemudian
peneliti menjabarkan, menerangkan, menginterpretasikan data-data
secara apa adanya. Kemudian memberi kesimpulan. Sedangkan teknik
dan metode penulisan laporan penelitian ini, penulis mengacu kepada
“Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan
Disertasi)” yang ditertibkan oleh CeQDA UIN Jakarta.
7. Teknik Analisis Data
Untuk mendapatkan data dan informasi yang sesuai dengan
pembahasan, peneliti menggunakan metode Deskriptif Anlisis
Kualitatif, yaitu peneliti menganalisis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan dari lapangan dan buku-buku dengan cara
menggambarkan dan menjelaskan ke dalam bentuk kalimat yang
disertai kutipan-kutipan data.6
Alasan penulis menggunakan teknik analisis data secara kualitatif
untuk memudahkan proses dalam penelitian. Data-data yang diperoleh
dalam penelitian berupa tulisan dan data variabel bukan data nominal
atau angka.
6
Lexy. J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung:PT Rosdakarya,2004), Cet.
Ke-18. h.6.
10
E. Tinjauan Pustaka
Peneliti
(1)
(2)
(3)
Nama
Ahmad mursyidi
Siti Mahmudah
Chandra trigunadi santoso
Judul
STRATEGI
STRATEGI
STRATEGI
KOMUNIKASI KH. KOMUNIKASI
AHMAD
M.
SYARIFUDIN
GHOFUR
ABDUL
AGUS
KH. KOMUNIKASI
ABDUL TERHAPAD
NILAI
PEMBINAAN
PADA
AKHLAK
DI SD PERCONTOHAN
AKHLAK SDI AL-FALAH)
PADA MASYARAKAT
MASYARAKAT
LINGKUNGAN
LINGKUNGAN
PONDOK
PONDOK
PESANTREN
PESANTREN
ANAK
DALAM DIDIK( STUDY KASUS
GHANI MENINGKATKAN
DALAM
GURU
AL- MADINATUNNAJAH
HIDAYAT
JOMBANG CIPUTAT
JAKARTA BARAT
TANGERANG
SELATAN
Tahun
2013
Persamaan
Sama
mengetahui
2013
2014
ingin Sama ingin mengetahui Sama ingin mengetahui
cara cara
strategi cara strategi komunikasi
strategi komunikasi komunikasi apa yang apa yang digunkan untuk
apa yang digunkan digunkan
untuk pembinaan akhlak ataupun
11
untuk
pembinaan pembinaan
akhlak
ataupun ataupun
akhlak pembentukan
akhlak
di
pembentukan suatu tempat
pembentukan akhlak akhlak di suatu tempat
di suatu tempat
Perbedaan
Pada skripi yang di Pada
teliti
Ahmad
oleh
skripsi
sodara diteliti
ini
oleh
ingin Mahmudah
yang Pada skripsi saya, saya
Siti ingin
mengetahui
inin bagaimana cara seorang
mengatauhi strategi mengatahui bagai mana guru melakukan strategi
komunikasi
yang cara
digunakan oleh KH. komunikasi
Ahmad
Abdul
pondok
untuk
akhlak
strategi komunikasi
yang didiknya
pada
pada
anak
sekolah
syarifudin digunakan oleh KH. M percontohan nasional, dan
Ghani
di Agus Abdul Ghofur di ingin mengatahui
pesantren pondok pesantren untuk mana
pembinaan meningkatkan
cara
sekitar
guru
atau
nilai strategi komunikasi guru
pada akhlak pada masyarakat dalam
masyarakat sekitar
bagai
komunikasi
pedagogi
unutk
pembentukan
didalam
kelas
diluar kelas
akhlak
ataupun
12
F. Sistematika Penulisan
Agar penulisan skripsi ini lebih terarah dan sistematis, maka penulis akan
membagi pokok-pokok permasalahan ke dalam lima bab, yaitu sebagai
berikut :
BAB I
PENDAHULUAN
Berisi tentang Latar Belakang Masalah, Batasan dan
Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,
Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka dan Sistematika
Penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Di bab ini membahas tentang pengertian komunikasi,
unsur-unsur komunikasi, tujuan
komunikasi,
bentuk
metode,
komunikasi, strategi
hambatan-hambatan
komunikasi. Guru terdiri dari pengertian guru, syarat-syarat
menjadi guru dan kompetensi guru.
BAB III
GAMBARAN UMUM SDI RUHAMA
Membahas tentang sejarah SDI AL-FALAH, lokasi, visi
dan misi SDI AL-FALAH, dan
program kegiatan
pembelajaran agama, sarana dan prasana
BAB IV
HASIL OBSERVASI
Membahas tentang hasil strategi komunikasi guru dalam
pembentukan akhlak, keberhasilan komunikasi, pendukung
13
dan penghambat komunikasi, upaya mengatasi hambatan
komunikasi
BAB V
PENUTUP
Ini adalah bab terakhir dari penulisan skripsi yang berisi
tentang kesimpulan dari semua isi skripsi saya, dan saya
akan membahas saran-saran yang bisa bermanfaat.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Hakekat Komunikasi
1. Pengertian komunikasi
Komunikasi adalah salah satu dari aktivitas manusia yang di kenali oleh
semua orang namun sangat sedikit yang dapat mendefinisikan secara memuaskan,
komunikasi memiliki definisi yang tidak terhingga seperti : saling bicara, televise,
dan penyebaran informasi.1 Tanpa komunikasi manusia jadi terpisah dari
lingkungan. Namun tanpa lingkungan komunikasi menjadi kegiatan yang tidak
relevan. Dengan kata lain manusia berkomunikasi karena perlu mengadakan
hubungan dengan lingkungannya. Komunikasi bukan hanya menyampaikan
informasi saja akan tetapi dari komunikasi bisa merubah sikap, akhlak dan tingkah
laku seseorang.
Disamping itu, pengertian komunikasi secara terminologi menurut para
pendapat ahli komunikasi, adalah:
a. Menurut Wilbur Schram :”Definisi komunikasi yang berasal dari bahasa
latin communis yang berarti bila kita mencoba untuk berbagi informasi, ide
atau sikap sehingga menjadikan si pengirim guna menyampaikan isi pesan.”2
1
Jhon Fiske, pengantar ilmu komunikasi, (rajawali pers, 2012) hal 1
T.A. Lathief Rosyidi, Dasar-Dasar Rethorika Komunikasi dan Informasi, (Medan:1985),
h. 48
2
14
15
b. Menurut Stephen W. Littlejohn: “communication is still a young
discipline, but it is no longer in its infancy, maksudnya adalah cabang ilmu
yang baru berkembang untuk menemukan disiplinnya yang kuat’’.3
c. Everett M. Rogers : ”komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan
dari sumber kepada satu penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah
tingkah laku mereka”.4
d. Hovland, Janis dan Kelly: “communication is the process by which an
individual transmits stimuly (usually verbal) to modify the behaviour of the
individuals. “komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus yang
biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain’’.5
Dari semua definisi yang dijelaskan diatas, bahwa komunikasi
merupakan sebuah pesan. Namun disatu sisi pesan yang disampaikan dalam
komunikasi berbeda antara komunikator ke komunikan dan harus didasari
proses komunikasi yang baik. Penulis menyimpulkan arti dari pola
komunikasi yaitu, bentuk penyampaian suatu pesan yang dilakukan oleh
komunikator kepada komunikan dan menghasilkan feedback.
Disamping itu juga akan menghasilkan ide atau gagasan dalam
berkomunikasi. Dengan berkomunikasi manusia saling berinteraksi dengan
sesama, saling mengenal dan berhubungan baik karena manusia makhluk
3
Noraini Soyomukti,Pengantar Ilmu Komunikasi, (Yogyakarta: PT Ar-Ruzz Media, 2010), Cet ke-1,
h.22
4
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h.20
5
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), Cet. Ke-8, h.2
16
sosial. Sehingga terdapat tiga macam bentuk komunikasi yakni komunikasi
antar personal, komunikasi kelompok dan komunikasi massa.
Dalam kaitannya dengan pesan dalam berkomunikasi, Schramm
merumuskan adanya kondisi yang harus diketahui jika kita menginginkan
pesan yang disampaikan mendapat respon sesuai dengan yang dikehendaki.
Kondisi ini disebut The Condition Of Sucess in Communication, yang terdiri
dari:
a. Pesan harus menggunakan lambang-lambang yang tertuju kepada
pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan, sehingga
sama-sama mengerti.
b. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan
menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.
c. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga
dapat menrarik perhatian komunikasi.
d. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan
yang layak bagi situasi kelompok dimana komunikan berada pada saat
ia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.
17
2. Fungsi Komunikasi
Ada enam fungsi komunikasi secara umum6 :
1. Fungsi informasi adalah media massa sebagai penyebar informasi
bagi pembaca, pendengan atau pemirsa.
2. Fungsi pendidikan, dengan cara melalui pengajaran nilai, etika,
serta aturan-aturan yang berlaku kepada atau pembaca.
3. Fungsi mempengaruhi dari media massa secara implicit terdapat
pada tajuk atau editorial, features,iklan, artikel dan dengan cara
khalayak dapat terpengaruh oleh iklan-iklan yang di tanyangkan
televise ataupun surat kabar.
4. Menghibur, dengan cara di TV ada suatu acara yang menggunakan
cara berkomunikasi yang menarik senhingga khalayak terhibur
dengan acar TV tersebut.
3. Tujuan Komunikasi
Ada pun tujuan komunikasi adalah untuk terciptanya7 :
1. Perubahan sikap (attitude change)
2. Perubahan pendapat (opinion change)
3. Perubahan prilaku (behavior change)
4. Perubahan social (social change)
6
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi, Teori dan filsafat komunikasi, (Bandung: PT Citra
Aditya Bakti, 2003), h.55
7
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi, Teori dan filsafat komunikasi, (Bandung: PT Citra
Aditya Bakti, 2003), h.55
18
Tujuan yang terpenting dari komunikasi adalah bagaimana cara agar suatu
pesan yang disampaikan komunikator itu menimbulkan dampak dan efek tertentu
pada komunikan.
4. Unsur-unsur Komunikasi
Adapun unsur-unsur komunikasi dalam ruang lingkup komunikasi
adalah sebagai berikut:
1. Komunikator (Sender atau pengirim pesan/berita)
Dalam hal ini komunikator adalah seseorang atau sekelompok
orang yang merupakan tempat asal pesan, sumber berita, informasi,
atau pengertian yang disampaikan atau bisa kita sebut sebagai orang
atau pihak yang mengirim/menyampaikan berita. Dalam perannya
sebagai komunikator tentunya seorang komunikator tersebut memiliki
beberapa syarat yang diperlukan, berikut adalah syarat yang
diperlukan:
a. Memiliki kedibilitas yang tinggi bagi komunikasinya.
b. Memiliki ketrampilan dalam berkomunikasi.
c. Berpengetahuan luas.
d. Dapat bersikap baik kepada komunikan.
e. Memiliki daya tarik, dalam arti komunikator memiliki
kemampuan untuk melakukan peubahan sikap atau penambahan
pengetahuan bagi atau pada diri komunikan.8
8
H.A.W. Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, (Jakarta: PT. Ineka Cipta, 2000), cet. Ke-2, h.
93-94
19
2. Pesan atau Berita (Message)
Message adalah pesan atau pesan-pesan, informasi atau
pengertian dari komunikator yang penyampaiannya disampaikan
kepada komunikan (audiens/khalayak) melalui penggunaan bahasa
atau lambang-lambang. Lambang atau simbol tersebut dapat berupa
tulisan, gambar, gerakan tubuh, lambaian tangan, kedipan mata, sinar,
warna, kode morse, bunyi sirene, bunyi peluit, bunyi bedug, bendera,
dan tentunya suara atau bahasa yang diucapkan manusia.
3. Saluran atau media komunikasi
Saluran atau media komunikasi adalah sarana tempat
berlalunya simbol-simbol/lambang-lambang yang mengandung makna
berupa pesan/pengertian. Saluran atau medium komunikasi tersebut
berupa
alat/sarana
yang
menyalurkan
suara
(audio)
untuk
pendengaran, tulisan dan gambar (visual) untuk penglihatan, bau
untuk penciuman, wujud fisik untuk perabaan, dan sebagainya.
4. Komunikan (Receiver atau penerima pesan/berita)
Komunikan adalah seseorang atau sekelompok orang sebagai
subjek yang dituju oleh komunikator (pengirim/penyampai pesan),
yang menerima pesan-pesan (berita, informasi, pengertian) berupa
lambang-lambang yang mengandung arti dan makna.
5. Efek (effect) atau umpan balik (Feedback)
Efek
adalah
hasil
penerimaan
pesan/informasi
oleh
komunikan, pengaruh atau kesan yang timbul setelah komunikan
20
menerima pesan. Efek dapat berlanjut dengan memberikan respons,
tanggapan atau jawaban yang disebut umpan balik. Umpan balik atau
feedback adalah arus balik dalam rangka proses komunikasi. Umpan
balik ini biasanya sangat diharapkan, dalam arti adanya feedback yang
menyenangkan,
kalau
seseorang atau
kelompok
orang
yang
melakukan kegiatan komunikasi ini melakukannya dengan tujuan
untuk mencapai saling pengertian atau memperoleh kesepakatan
bersama.9 Hal yang terpenting dalam komunikasi adalah bagaimana
caranya agar suatu pesan yang disampaikan komunikator itu
menimbulkan efek atau dampak tertentu pada komunikan. dampak
yang ditimbulkan dapat diklasifikasikan menurut kadarnya, yaitu:

Dampak kognitif, adalah dampak yang timbul pada
komunikan yang menyebabkan dia menjadi tahu atau
meningkatkan intelektulitasnya.

Dampak efektif, lebih tinggi kadarnya dari pada
dampak kognitif. Tujuan komunikator bukan hanya
sekedar supaya komunikan tahu, tetapi bergerak
hatinya,
menimbulkan
pesan
tertentu,
misalnya
perasaan iba, terharuh, sedih gembira, marah, dan
sebagainya.
9
Teuku May Rudy, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat Internasional, h. 3-5
21

Dampak behavioral, yang paling tinggi kadarnya, yakni
dampak yang timbul pada komunikan dalam bentuk
perilaku tindakan atau kegiatan.10
5. Kontens-kontens Komunikasi
Jenis-jenis komunikasi dapat dikelompokan menjadi enam macam yaitu11 :
1. Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) adalah
komunikasi dengan diri sendiri, baik kita sadari atau tidak
2. Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah
komunikasi
antara
orang-orang
secara
tatap
muka,
yang
memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain
secara langsung, baik verbal ataupun nonverbal
3. Komunikasi kelompok adalah sekumpulan orang-orang yang
mempunyai tujuan sama, yang berinteraksi satu sama lain untuk
mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lain dan
memandang mereka sebagai ng pembagian dari kelompok tersebut.
4. Komunikasi public (public communication) adalah komunikasi
antar seorang pembicara dengan sejumlah besar orang(khalayak),
yang tidak bisa dikenali satu persatu.
10
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), cet. Ke-4,
h.7
11
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi suatu pengantar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001),
cet-3, h.72
22
5. Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai petunjuk dan
penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan
bagian dari suatu organisasi tersebut.
6. Komunikasi massa (massa communication) adalah komunikasi
yang menggunakan media massa, baik cetak ataupun eletronik,
yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan,
yang ditunjukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di
banyak tempat.
B. Strategi Komunikasi
1. Pengertian Strategi Komunikasi
Dalam bahasa Yunani Kuno, strategi berarti “seni berperang”. Suatu
strategi mempunyai dasar-dasaratau skema untuk mencapai sasaran yang dituju.
Pada dasarnyastrategi merupakan alatuntuk mencapai tujuan. Kata strategi berasal
dari bahasa Yunani, yaitu stratogos, yang berarti militer yang berarti memimpin.
Dalam konteks awalnya, strategi diartikan sebagai generalshipatau sesuatu yang
dilakukan oleh para jenderal dalam membuat rencana untuk menaklukan musuh
dan memenangkan perang.12Dalam kamus besar Bahasa Indonesia disebutkan
bahwa strategi adalah Ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsabangsa untuk melaksanakan kebijakan tertentu di perang dan damai, atau rencana
yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.13
12
Setiawan Hari Purnomo & Zulkieflimansyah, Manajemen Strategi Sebuah Konsep Pengantar.
(Jakarta: Lembaga penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1999), h. 8
13
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia(Jakarta:
Balai Pustaka,2005), h.1092
23
Menurut pakar ilmu komunikasi Onong Uchjana Effendy, MA.
Mengatakan bahwa strategi pada hakikatnya adalah perencanaan dan manajemen
untuk mencapai tujuan, namun untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak
berfungsi sebagai peta jalan yang memberikan arah saja melainkan harus mampu
menunjukan bagaimana taktik operasionalnya.14
Definisi lain juga diutarakan oleh Din Syamsudin, menurut beliau strategi
mengandung arti diantaranya:
a. Seni dalam menyiasati pelaksanaanrencana atau program untuk
mencapai tujuan
b. Sebuah penyesuaian terhadap lingkungan untuk menampilkan
fungsi dan peran penting dalam keberhasilan15.
Dalam rangka menyusun suatu strategi, diperlukan suatu pemikiran yang
lugas dan rasional dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi
strategi tersebut. Ada 5 faktor yang diperlukan dalam penyusunan strategi, Yaitu:

Tujuan, baik tujuan jangka panjang (tujuan akhir atau tujuan jangka
pendek(tujuan sementara))
14

Ilmu medan (situasi dan kondisi)

Kekuatan-kekuatan

kebijaksanaan pemimpin .

Pemimpin16
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1992), h.32
15
Din Syamsudin, Etika Agama Dalam Membangun Masyarakat Madani, (Jakarta: Logos, 2000),
h. 127
24
Dari beberapa pengertian tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa
strategi adalah suatu perumusan dan perencanaan terhadap suatu hal untuk
mencapai tujuan yang diharapkan dengan memanfaatkan dan mengoptimalkan
segala sumber daya yang ada. Strategi umumnya dilakukan oleh individu-individu
dalam mencapai maksud yang diinginkannya.
C. Komunikasi guru dengan murid
Komunikasi dilakukan manusia bukan hanya untuk menyampaikan atau
saling bertukar pesan/informasi, melaikan ada tujuan untuk membangun dan
memelihara relasi. Dalam praktek belajar pun, komunikasi yang dilakukan guru
dan siswa bukan hanya proses pertukaran dan penyampaian materi pembelajaran,
melaikan ada dimensi relasi guru dan murid.
Baik relasi guru dan siswa menjadi persyaratan utama terciptanya proses
pembelajaran yang efektif. Di sekolah, guru dan siswa merupakan pelaku utama
dalam proses pembelajran. Kedua pelaku ini menjalankan peran penting dalam
mencapai pembelajaran yang dilangsungkan di sekolah. Seperti dikutip oleh
Boyton & Boyton (2005), bukti lain soal relasi guru dan siswa berdampak
terhadap prestasi siswa, disampaikan peneliti yang menemukan bahwa relasi
positif guru- siswa merupakan senjata ampuh untuk menciptakan iklim
pembelajaran (Thompson, 19998) yang membuat siswa lebih menghormati orang
dewasa di sekitarnya dan menghormati sesamanya serta menjadi lebih memliki
perhatian karena merasa diperhatikan (Canter & Canter, 1997).
16
Syarif Usman, Strategi Pembangunan Indonesia dan Pembangunan dalam Islam, (Jakarta: Firma
Djakarta,),h.6
25
Interaksi guru dengan siswa di kelas adalah komunikasi pembelajaran
(instructional communication). Membelajarkan berarti membangun komunikasi
yang efektif dengan siswa. Oleh sebeb itu, penting untuk diinsyafi oleh para guru,
bahwa guru yang baik adalah guru yang memahami bahwa komunikasi dan
pembelajaran adalah dua hal yang saling bergantung, yang lebih mementingkan
apa yang siswa sudah pelajari dari pada apa yang sudah diajarkan, dan yang terus
menerus memilih dan menentukan apa yang harus di komunikasikan dan
bagaimana mengomunikasikannya ( Richmond et.al, 2009). Intinya, guru yang
baik adalah komunikator yang baik atau guru yang efektif adalah komunikator
efektif.
`
Kata berasal dari strategi bahasa yunani klasik yaitu “stratus” yang artinya
tentara dan kata ”agein” yang berarti memimpin. Dengan, demikian, strategi yang
dimaksudkan adalah memimpin tentara. Lalu, muncul kata strategos yang artinya
pimpinan tentara pada tingkat atas. Jadi, strategi adalah konsep militer yang bisa
diartikan seni perang jendral (the art of genetal), atau suatu rancangan yang
terbaik untuk memenangkan peperangan. Dalam stratregi ada prinsip harus
dicamkan, yakni “tidak ada sesuatu yang berarti dari segalanya kecuali
mengetahui
apa
mengerjakannya”.
yang
akan
dikerjakan
oleh
musuh,
sebelum
mereka
26
Karl Von Clausewits (1780-1831) seorang pengsiunan jendral prusia
dalam bukunya on war merumuskan strategi adalah suatu seni menggunakan
sarana pertempuran untuk mencapai tujuan perang.17
Strategi pada dasarnya kebijakan untuk mencapai tujuan yang kemudian
dijabarkan ke sejumlah taktik untuk pencapaian tujuan yang sudah ditetapkan.
Ketika memiliki sebuah tujuan yang ingin diraih maka hal terpenting yang harus
dipikirkan adalah menyusun strategi agar apa yang dilakukan tepat sasaran
sehingga membantu pencapaian tujuan tersebut.
Akan tetapi strategi tidak digunakan kepada peperangan akan tetapi
dikomunikasi juga memiliki strategi komunikasi. Demikianlah pula strategi
komunikasi merupakan panduan dari perencanaan komunikasi (communication
planning) dan manajemen komunikasi (communication management) untuk
mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai suatu tujuan tersebut strategi komunikasi
harus dapat menunjukkan agaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan.
Dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu
begantung situasi dan kondisi.
1. Strategi komunikasi pembelajaran
a) Guru sabagai penceramah
Ceramah merupakan strategi yang paling sering digunakan dalam
komunikasi pembelajaran. Richmond et.al (2009) menyatakan, ceramah
17
Hafied Cangara, perencanaan dan strategi komunikasi, ( PT. Raja Grafindo persada, Jakarta:
2013) hal.61.
27
ini dari sisi pemanfaatan waktu pembelajaran merupakan strategi paling
efesien karena bisa menyampaikan banyak informasi pada khalayak
dengan penggunaan alat bantu sangat minimal. Namun, ceramah di
pandang sebagi metode pembelajaran yang kurang efesien karena siswa
diposisikan pasif, hanya menyimak dan kurang mendorong kegiatan tahap
pembelajaran tingkat tinggi seperti aplikasi, analisi, sintesis atau evaluasi.
Richmond et.al (2009) mengutip Weaver, menunjukan, ada baiknya guru
mempunyai public speaking untuk mengasah kemampuan komunikasi
pembelajaran melalui ceramah. Hal ini penting karena khalayak, yaitu
siswa
berharap
guru
cukup
memeliki
pengetahuan
dan
mengomunikasikannya dengan cara yang mudah dipahami.
Ada saran menarik yang diberikan Richmond et.al (2009) bagi para guru
untuk meningkatkan efektifitas komunikasi, sebagai berikut :
o Mengalokasikan sebagaian dari waktu yang tersedia untuk
menyampaikan materi utama
o Membantu siswa memahami dan mencatat materi pembelajaran
dengan menyajikan uraian materi dengan mudah dipahami
o Menyampaikan ceramah dalam suasana yang akrab.
b) Guru sebagai moderator
Salah satu ciri kelas yang efesien adalah adanya interaksi positif antara
guru dengan siswa serta di antara sesama murid. Peran guru dikelas yang
interaktif adalah sebagi moderator. Agar menjadi moderator yang efektif,
28
penting bagi guru untuk memeliki keterampilan seperti yang dikemukakan
hasil kajian di Stanford university sebagai berikut Richmond et.al (2009) :
o Dapat mengajukan pertanyaan kepada siswa
o Mendorong siswa untuk berpatisipasi aktif pembelajaran
o Mampu mengajukan pertanyaan yang mendorong siswa
mendalami sendiri materi pembelajaran
o Menggunakan pertanyaan yang mendorong penalaran tingkat
tinggi
o Mampu memfasilitasi berbagai pertanyaan dan komentar siswa
o Mampu menggunakan media komunikasi nonverbal secara
efektif
o Terampil dalam berbagai teknik interaksi guna mencegah
kebosanan
c) Guru sebagai pembimbing
Dalam pembelajaran yang menekan aspek psikomotor, guru berperan
menjadi pembimbing. Ketika membelajarkan kemampuan psikomotor,
guru memfasilitasi siswa harus berlatih sampai para siswa benar-benar
menguasai keterampilan tersebut. Bagi siswa yang memliki motivasi
tinggi, tidak sulit mengulangi latihan. Tapi bagi siswa yang kurang
motivasinya, guru harus pandai-pandai membuat variasi latihan sehingga,
murid tidak merasa bosan
29
d) Guru sebagai manager
Utuk
membangun
suasana
belajar
dan
mengefektifkan
proses
pembelajaran, biasanya guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok.
Siswa yang belajar dalam kelompok biasanya terlibat secara aktif dalam
proses pembelajaran, melatih dan meningkatkan kemampuan siswa dalam
komunikasi interpersonal, dan meningkatkan pemahaman siswa terhadap
materi
pembelajarn
melalui
pembelajarn
melalui
siswa.
Dalam
pembelajaran melalui kelompok kecil ini, guru berperan sebagi manager,
yakni manager sumber belajar dan manager personal.
Sebagai manager sumber pembelajaran, guru memutuskan
komposisi tugas kelompok dan cara siswa di kelompokan. Guru mengatur
komposisi siswa yang dalam suatu kelompok sehingga siswa yang berada
dalam kelompok sehingga siswa yang berada dalam kelompok cukup
beragam yakni siswa yang berada dalam suatu kelompok cukup beragam
yakni siswa yang berkemampuan di atas rata-rata, rata-rata, dan dibawah
rata-rata. Tujuannya, untuk menjaga keseimbangan interaksi antar
kelompok.
e) Guru sebagai kordinator dan inovator
Untuk mengomunikasian pembelajaran secara efektif kepada siswa, guru
dapat berperan sebagai kodinator dan inovator. Komunikasi pembelajaran
tidak hanya membutukan kemampuan verbal dalam berkomunikasi, tapi
juga kemampuan desain sumber belajar dan media pembelajaran. Guru
30
sering kkurang menyadari begitu banyak media yang bisa di jadikan alat
bantu pembelajaran, misalnya fil, video-video, majalah dan internet.18
2. Pesan komunikasi
A) Mengomunikasikan ekspektasi positif
Ada beberapa teknik yang digunakan oleh guru agar bisa berkomunikasi
dengan ekspetasi positif kepada siswanya. Boynton & Boynton (2005)
menyarankan teknik seperti berikut :
o Bersikap adil, seperti saat member kesempatan pada siswa
untuk bertanya, menjawab pertanyaan siswa, atau saat siswa
mempersentasikan tugas di dalam kelas
o Memberikan alokasi waktu yang sama bagi siswa dalam
menjawab pertanyaan, saat berdiskusi dengan siswa dan
mengajukan pertanyaan pertanyaan, guru sering memberikan
waktu lebih lama pada siswa dengan ekspetasi tinggi atas
kemmapuan siswa tersebut dari guru.
o Memberikan petunjuk atau isyarat yang membantu siswa
menjawab pertanyaan. Terkadang, pada siswa yang guru
memliki ekspetasi tinggi pada kemampuannya, diberikan lebih
banyak petunjuk dan isyarat ketika menjawab pertanyaan,
seperti
dengan
mengisyaratkan
kalimat
tertentu
untuk
membantu siswa menjawab.
18
Dr. Yosal Iriantara & Usep Syaripudin, komunikasi pendidikan( Bandung : Simbiosa Rkatama
Media) cet-1, h.75-77
31
o Mengatakan pada siswa, mereka memliki kemampuaan untuk
berkinerja baik. Cara lain untuk mengomunikasikan eksepatasi
positif adalah mengatakan langsung, pada siswa bahwa mereka
bisa.
o Menyampaikan
koreksi
secara
konstruktif.
Selain
menyampaikan ekpetasi tinggi terhadap siswa, mengoreksi
secara
konstruktifpun
membantu
dalam
membangun
komunikasi positif pada siswa.19
B) Mengomunikasikan tujuan dan hasil belajar
Banyak cara yang bisa dilakukan guru dalam mengomunikasikan tujuan dan
hasil belajar. Marzano (2011) mengidentifaksi pendekatan yang efektif dan tak
efektif dalam mengomunikasikan tujuan belajar pada siswa seperti berikut20 :
1. Pengomunikasi tujuan belajar yang tak efektif :
o Menulis tujuan belajar di papan tulis dan mengharapkan dilihat
siswa. Biasanya, inilah cara mengomunikasikan tujuan yang
sering dilakukan oleh guru. Memang, menuliskan tujuan
belajar di tempat yang mudah dilihat semua siswa itu baik,
namun jika tujuan tersebut tak pernah dibahas atau di
19
r. Yosal Iriantara & Usep Syaripudin, komunikasi pendidikan( Bandung : Simbiosa Rkatama
Media) cet-1, h.78-82
20
r. Yosal Iriantara & Usep Syaripudin, komunikasi pendidikan( Bandung : Simbiosa Rkatama
Media) cet-1, h.78-82
32
sampaikan lagi selama pembelajaran berlangsung, maka itu siasia
o Tidak ada perbedaan anatara pernyataan tujuann dengan
penyataan kegiatan belajar. Guru sering menuliskan tujuan
belajar yang sama sepeti pertanyaan kegiatan belajar yang akan
dilaksanakan.
o Menulis tujuan yang terlalu umum dan luas. Tujuan belajar
harus dinyatakaan secara spesifik sehingga siswa memahami
apa yang harus mereka kuasai.
2. Pengomunikasian tujuan belajar yang efektif
o Mendorong siswa menulis ulang dengan kalimat mereka
sendiri tujuan belajar yang disampaikan oleh guru. Cara seperti
ini mengkalrifikasi pemahan siswa atas apa yang akan
dipahami dan dikuasai setelah pembelajaran selesai
o Menuliskan tujuan belajar secara berjenjang. Misalnya guru
sejarah
menulis
tujuan
pembelajaranya
“siswa
mampu
menyusun sejarah kerajaan majapahit dari masa pendirian,
kejaayaan, hingga kejatuhannya. Inin merupakan tujuan guru
tersebut bisa dibagi menjadi dua tujuan”. Misalnya “siswa
mengetahui informasi akurat waktu pendirian, pendiri, waktu
kejayaan dan penyebab keruntuhan kerajaan majapahit”; dan
33
“siswa mampu mebandingkan kekuatan kerajaan majapahit
dengan kerajaan besar lainya”.
C) Mengomunikasikan umpan balik dan evaluasi
Winggins (2012 : 10-12) mengindentifikasi, umpan-balik yang efektif itu
merujuk pada tujuan, kongkret dan jelas, bisa dilaksanakan, berorientasi pada
siswa, tepat waktu, berkeseimbangan, dan konsisten. Secara lebih perinci
diuraikan sebagai berikut :
o Umpan-balik yang merujuk pada tujuan.
Menurut Winggins (2012), informasi bisa menjadi umpan-balik
bila diberikan pada orang berusaha mencapai tujuan.
o Umpan-balik harus kongkret dan jelas
Umpan-balik yang bermanfaat bukan hanya umpan-balik yang
merujuk pada tujuan, melaikan juga umpan-balik yang konkret
dan jelas. Umpan-balik yang baik jelas dan bisa dipahami siswa
sehingga siswa bisa belajar dari umpan-balik tersebut.
34
o Bisa dijalankan
Umpan-balik yang efektif harus kongkret, spesifik, dan
berguna karena memberikan informasi yang dapat dijalankan
oleh penerima umpan-balik.
o Berorientasi pada siswa
Umpan-balik yang baik disampaikan dengan bahasa yang
mudah dipahami siswa. Disarankan, umpan-balik ditulis
dengan bahasa, cara penulisan, dan menggunakan istilah yang
mudah dipahami siswa.
o Tepat waktu
Umpan-balik yang baik disampaikan, jangan di tunda-tunda.
Sering, guru memberikan umpan-balik setelah beberapa hari,
minggu, atau bahkan bulan setelah kinerja dievaluasi.
o Berkesinambungan
Selama proses pembelajaran berlangsung, siswa butuh umpanbalik untuk menyesuaikan kinerja mereka adar selaras dengan
tujuan yang baik akan dicapai.
o Konsisten
Guru konsisten dalam member umpan-balik tentang mutu
kinarja yang diharapkan dari siswa.21
21
r. Yosal Iriantara & Usep Syaripudin, komunikasi pendidikan( Bandung : Simbiosa Rkatama
Media) cet-1, h.5-77
35
D) Komunikasi verbal dan non verbal
Komunikasi yang biasa digunakan oleh guru dan siswa adalah komunikasi
verbal seperti ketika dalam pembelajaran didalam kelas, percakapan di dalam dan
di luar kelas. Komunikasi verbal ini biasanya berupa percakapan tatap muka
antara guru dan siswa, berbicara dalam pembelajaran di kelas atau percakapan
melalui media telefon. Dalam percakapan kita sehari-hari, komunikasi sering
diidentikan dengan menyampaikan secara verbal atau bisa dinamakan percakapan.
Akan tetapi guru juga harus memperhatikan ketika dia berkomunikasi
seecara verbal, mereka juga harus memperhatikan kial-kial dalam komunikasi
nonverbal seperti22 :
a) Sentuhan
Dalam kontens pendidikan, sentuhan sangat efektif digunakan pada siswa
usia dini. Sentuhan pada bahu atau menyeka keringat siswa sambil berbica
dengan memberikan rasa nyaman pada siswa.
b) Postur dan gerak tubuh.
Guru menggunakan postur untuk memperjelas topic yang dibahas
dengan menunjuk butir-butir penting, memfokuskan perhatian siswa.
22
r. Yosal Iriantara & Usep Syaripudin, komunikasi pendidikan( Bandung : Simbiosa Rkatama
Media) cet-1, h.84-86
36
c) Ekspresi wajah
Diperlihatkan saat berbicara dan menyimak pembicaraan akan
menginformasikan siapa dan bagaimana kita berbicara kepada lawan
bicara kita.
d) Kontak mata
Kontak mata penting dalam komunikasi guru dan siswa. Mislnya, ketika
guru bertanya kepada siswa yang tahu jawabannya biassanya akan
memandang guru dan sebaliknya.

Intonasi dan gaya bicara
Dalam hal ini, penting membedakan antara suara dan ucapan.
Suara adalah bunyi kata yang di ucapkan. Siswa menebak
pikiran dan suasana hati gurunya melalui nada bicara.

Cara berpakaian
Apa yang melekat pada tubuh kita menginformasikan siapa dan
bagaimana kita pada orang lain. Siswa akan memperlihatkan
secara detail cara berpakaian guru dari ujung kaki samapi ujung
kepala.
37
D. Pengertian akhlak
Dilihat dari sudut bahasa (etimologi), perkataan akhlak (bahasa arab)
adalah bentuk jamak dari kata khulk, khulk di dalam kamus Al-munjid yang
berarti budi pekerti, perangkai tingkah laku atau tabiat.23
Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa akhlak ialah sifat-sifat yang
dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya.
Sifat itu dapat lahir dari perbuatan baik, di sebut akhlak mulia atau perbuatan
buruk, di sebut akhlak yang tercela sesuai dengan pembinaanya.
Dr. M Abudullah Dirroz, mengemukakan define akhlak sebagi berikut :
“akhlak adalah suatu kekuatan dalam kehendakan yang mantab, kekuatan dan
kehendakan mana berkombinasi membawa kecenderungan kepada pemilihan
pihak yang benar (dalam hal akhlak yang baik) ataupun pihak yang jahat (dalam
hal akhlak yang jahat)”.
Selanjutnya dikenal sebagai pakar bidang akhlak terkemuka dan terdahulu,
dengan agak lebih luas dari Ibn Miskawaih mengatakan akhlak ialah : “sifat yang
teranam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampng
dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
KH. Abdullah Salim mengemukakan bahwa akhlak adalah merupakan
sifat yang tumbuh dan menyatu di dalam diri seseorang. Dari sifat yang ada itulah
23
Asmaran As, pengantar studi akhlak, (Jakarta: Raja Grafindo Persada 2000), cet ke-3, h.1
38
terpancar sikap dan perbuatan tingkah laku perbuatan seseorang seperti: sabar,
kasih sayang ataupun sebaliknya pemarah, benci karena dendam, iri dan dengki,
sehingga memutuskan silahtuhrahmi.
Dari keterangan-keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa akhlak ialah
gambaran sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa yang timbul pada manusia ketika
menjalankan perbuatan-perbuatan tanpa perlu memikirkan pertimbangan.
1. Pembagian akhlak
Menurut Heny Narendrany Hidayati, bahwa akhlak islam adalah sama
dengan ruang lingkup ajaran agama islam itu sendiri yang yang mencakup
berbagai aspek yaitu:24
a. Akhlak Kepada Allah
Akhlak kepada Allah pada prinsipnya dapat diartikan sebagai
penghambaan diri kepada-Nya atau sebagai sikap dan perbuatan yang
seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk_Nya.
Bentuk-bentuk perbuatan yang termasuk dalam berakhlak kepada
Allah diantaranya : Tauhid, Ibadah/shalat, puasa, taubat, bersyukur,
tawakal, ridha Allah, rendah hati, amal salaeh, cinta ilmu, dan muru’ah.
b. Akhlak Kepada Manusia
24
Heny Narendrany Hidayati, pengukuran Akhlak Karimah Mahasiswa, (Jakarta:UIN Press dan
center for quality developmet and Assurance-Lembaga peningkatan dan jaminan mutu, 2009)
Cet-ke-1, h.12-14
39
Akhlak kepada sesame manusia sebenarnya semata-mata didasari
oleh akhlak yang kita persembahkan kepada Allah. Akhlak terhadap
sesame manusia, bukan hanya dalam bentuk larangan melakukan hal-hal
negative.
Adapun
bentuk-bentuk
akhlak
terhadap
sesame
manusia
diantaranya : jujur, amanah, sabar, pemaaf, penolong, rajin, displin,
bermanfaat, cerdas, cinta damai, tanggung jawab, sabar, tasamuh,
persaudaraan, peduli social, berbagi, dan teroganisir.
c. Akhlak Kepada Alam/lingkungan
Alam yang dimaksud disini adalah segala sesuatu yang berbeda
disekitaer manusia, baik bintang, tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda
tidak
bernyawa.
Akhlak
terhadap
lingkungan
pada
prinsipnya
menempatkan sesuatu itun sesuai dalam posisinya masing-masing.
Adapun bentuk-bentuk perbuatan yang termasuk akhlak terhadap
alam/lingkungan, yaitu dengan peduli lingkunagan diantaranya adalah
memelihara tumbuh-tumbuhan, menyayangi hewan, menjaga kebersihan,
dan menjaga ketentraman.
40
2. Macam-macam akhlak
A) Akhlak terpuji atau ( al-akhlakul mahmudah) yaitu akhlak yang
perbuatan baik kepada tuhan, sesama manusia dan makhluk
lainnya.
B) Akhlak tercela (al-akhlakul madzmudah) yaitu akhlak yang
perbuatan tercela kepada allah, sesame manusia dan makhluk
lainnya.25
Dalam pembahasan ini, penulis membatasi hanya akhlak baik dan
akhlak buruk terhadap sesame manusia, maka dapat di uraikan sebagai
berikut :
1. Akhlak baik (al-akhlakul mahmudah)
a) Belas kasih atau kasih sayang (As-syafaqah) yaitu sikap jiwa
yang selalu ingin berbuat baik dan menyantuni orang lain
b) Rasa persaudaraan (Al-ikhaa’) yaitu sikap jiwa yang selalu
ingin berhubungan baik dan bersatu dengan orang lain, karena
ada keterkaitan bantin dngan orang lain.
c) Memberi nasihat (An-nashihah) yaitu suatu upaya untuk
memberikan pentunjuk yang baik dengan orang lain dengan
menggunakan perkataan baik ketika orang yang dinasehati
sudah atau belum melakukan hal buruk.
d) Memberi pertolongan (An-Nashru) yaitu suatu upaya membatu
orang laik yang mengalami kesulitan.
25
Mahyudin, kuliah akhlak tasawuf, (Jakarta : Kalam Mulia, 2001) cet ke-4 h.3
41
e) Menahan amarah (Kazmul Ghaizi) yaitu upaya menahan orang
emosi agar tidak di kuasi oleh perasaan marah terhadap orang
lain.
f) Sopan santun (al-hilmu) yaitu sikap jiwa yang lemah lembut
terhadap
orang
lain
sehingga
dalam
perkataan
dan
perbuataannya selalu mengandung adab dan kesopanan yang
murni.
g) Suka memaafkan (Al-afwu) yaitu sikap dan prilaku seseorang
yang suka memaafkan kesalahaan orang lain yang pernah
diperbuat terhadapnya.26
2. Akhlak buruk (al-akhlakul madzmudah)
a) Mudah Marah (Al-Ghada) yaitu kondisi emosi seseorang yang
tidap dapat dikendalikan oleh kesadarannya.
b) Iri Hati (Al-H asanah) yaitu sikap kejiwaan seseorang yang
selalu menginginkan agar kenikmatan dan kebahagian orang
lain bias hilang sama sekali.
c) Mengadu-ngadu (An-Naimah) yaitu suatu prilaku orang yang
suka memindahkan perkataan orang kepada orang lain dengan
maksud agar hubungan social keduannya rusak.
26
Mahyudin, kuliah akhlak tasawuf, , (Jakarta : Kalam Mulia, 2001) cet ke-4 h.198-199
42
d) Mengumpat (Al-ghiba) yaitu suatu prilaku yang suka
membicarakan seseorang kepada orang lain.
e) Bersikap congkak (Al-Ash’aru) yaitu sikap dan prilaku yang
menampilkan kesombongan, baik dilihat dari tingkah lakunya
maupun perkataannya.
f) Sikap kikir (Al-Bikhlu)
yaitu suatu sikap tidak mau
memberikan nilai materi atau jasa kepada orang lain.
g) Berbuat aniya (Azh-Zhulmu) yaitu suatu perbuataan yang
merugikan orang lain baik kerugian material maupun non
material.27
E. Teori Strategi Guru
1) Teori komunikasi Pedagogik ada 10 macam yaitu28:
I.
Menguasai karakteristik peserta didik, baik dari segi fisik, moral, sosial,
kultural, emosional dan intelektual.
a. Memahami karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan
aspek fisik, moral, spiritual, emosional, intelektual, dan latar
belakang social budaya.
b. Mengidentifikasi potensi peserta didik untuk 5 (lima) mata
pelajaran nasional.
c. Mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik untuk 5 (lima)
mata pelajaran nasional.
27
Mahyudin, kuliah akhlak tasawuf, , (Jakarta : Kalam Mulia, 2001) cet ke-4 h.26-31
Stephen W. Littlejhon and Karen A Foss, Communication Theory,(London : Sage Publication,
2009)
28
43
d. Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik untuk 5 (lima)
mata pelajaran nasional
II.
Menguasai teori-teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik.

Menguasai teori-teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran
yang mendidik untuk 5 (lima) mata pelajaran (nasional).

Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik
pembelajaran yang mendidik secara kreatif untuk 5 (lima) mata
pelajaran (nasional).

III.
Menerapkan pembelajaran tematik untuk kelas-kelas awal
Pengembangan
kurikulum
sesuai
dengan
bidang
pelajaran
atau
pengembangan yang dia mampu.

Memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.

Menentukan tujuan kelima mata pelajaran.

Menentukan pengalaman belajar (kegiatan pembelajaran) untuk
mencapai tujuan kelima mata pelajaran.

Memilih materi pelajaran yang relevan dengan pengalaman
belajar dan tujuan kelima mata pelajaran.
44

Menata materi pelajaran yang sesuai dengan pendekatan yang
dipilih dan karakteristik peserta didik.

IV.
Mengembangkan indicator dan instrument penilaian.
Praktik penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik.

Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran
yang
mendidik.

Mengembangkan
komponen-komponen
perancangan
pembelajaran.

Menyusun perancangan pembelajaran baik untuk kegiatan
pembelajaran di kelas, laboratorium maupun lapangan.

Menggunakan
media
pembelajaran
yang
sesuai
dengan
karakteristik peserta didik dan tujuan pembelajaran untuk kelima
mata pelajaran.

Mengambil keputusan transaksional sesuai dengan situasi yang
berkembang untuk kelima mata pelajaran.
V.
Pemanfaatan tekologi informasi dan komunikasi untuk menunjang proses
pembelajaran.
45

Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam
pembelajaran.
VI.
Memfasilitasi
pengembangan
potensi
peserta
didik
untuk
mengaktualisasikan potensi yang dimiliki.

Menyediakan berbagai media pembelajaran untuk mendorong
peserta didik mencapai hasil pembelajaran secara optimal.

Menyediakan
berbagai
media
pembelajaran
untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi dan kreatifitas peserta didik.
VII.
Berkomunikasi dengan peserta didik secara efektif, empatik dan santun.

Menguasai berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik,
dan santun, baik secara lisan maupun tulisan.

Dalam pembelajaran, berkomunikasi secara efektif, empatik dan
santun dengan peserta didik dengan bahasa yang khas secara
siklikal.

Penyiapan kondisi psikis peserta didik.

Memberikan pertanyaan atau tugas sebagai undangan kepada
peserta didik untuk merespon.

Santun dan empatik menyikapi respon peserta didik.

Reaksi guru terhadap respon peserta didik, dan seterusnya.
46
VIII.
Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil
belajar sesuai karakteristik lima mata pelajaran.

Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting
untuk dinilai dan evaluasi sesuai dengan karakteristik lima
matapelajaran.

Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses hasil belajar.

Mengadministrasikan
proses
dan
hasil
belajar
secara
berkesinambungan dengan menggunakan berbagai instrumen.

Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk
berbagai tujuan.

IX.
Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar.
Memanfaatkan
hasil
penilaian
dan
evaluasi
untuk
kepentingan
pembelajaran.

Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk
menentukan ketuntasan belajar.

Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk
merancang program remedial dan pengayaan.

Mengkomunikasikan
hasil
pemangku kepentingan.
penilaian
dan
evaluasi
kepada
47
Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi hasil

pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
X.
Melakukan tindakan reflektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.

Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan
lima mata pelajaran.

Melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran lima mata pelajaran.
2) Komunikasi Kelompok Kecil
Komunikasi keompok kecil (small/micro group communication) adalah
komunikasi yang :

Ditunjukan kepada kognisi komunikan

Prosesnya berlangsung dialogis
Dalam komunikasi kelompok kecil komunikator menujukan pesannya
kepada benak atau pikiran komunikan , misalnya kuliah, ceramah, diskusi,
seminar, rapat, dan lain-lain. Dalam situasi komunikasi seperti itu logika
48
berperan penting. Komunikan akan dapat menilai logis tidaknya uraian
komunikator.
Cirri yang kedua dari komunikasi kelompok kecil ialah bahwa
prosesnya berlangsung secara dialogis, tidak linear, melainkan sirkular.
Umpan balik terjadi secara verbal. Komunikan dapat menanggapi uraian
komunikato, bisa bertanya jika tidak mengerti, dapat menyanggah bila
tidak setuju dan lain sebagainya.
Dalam kehidupan sehari-hari begitu banyak jenis kelompok kecil,
antara lain : rapat( rapat kerja), kuliah, ceramah, pembelajaran didalam
kelas,brifing, ekstrakulikuler,diskusi, forum, seminar, dan lain-lain.29
29
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi, Teori dan filsafat komunikasi, (Bandung: PT Citra
Aditya Bakti, 2003), h.77
BAB III
GAMBARAN UMUM SEKOLAH DASAR ISLAM AL-FALAH
A. Lokasi Sekolah Dasar Islam Al-Falah
SD Islam AL-Falaah berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan
AL-Falaah yang didirikan oleh Bpk. H. Ady Mansyur, S. Pd. I. di atas tanah
seluas + 3.250 m2. Lokasinya cukup strategis karena berada di komplek Villa
Mutiara, Jl. Intan No. 18 yang hanya berjarak
+ 200 meter dari jalan raya
Ciputat – Jombang.
SD Islam AL-Falaah merupakan sekolah yang memadukan kurikulum
Diknas 60% dan Depag 40%. Yayasan Pendidikan AL-Falaah dipenuhi
pepohonan yang rindang sehingga menambah suasana asri, sejuk, dan sehat
karena jauh dari kebisingan dan polusi. Dan ditunjang dengan area parkir yang
memadai.
B. Sejarah Berdiri Sekolah Dasar Islam Al-Falah
SD Al-Falah didirikan oleh Bapak H.Ady Mansyur , S.Pd.I.
Operasionalkan kegiatan belajar mengajar di mulai dari tanggal 21 juli 1997
dengan izin kepala kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi
Jawa Barat dengan no. 55/102.1/KEP/ OT/97.TK
Program utama di jenjang SD adalah memberikan bekal dalam
pembentukan sikap dasar yang Islami dalam bentuk penanaman aqidahakhlaq yang meliputi pengetahuan dasar tentang Iman, Islam dan Ihsan;
49
50
pengetahuan dasar tentang akhlaq yang terpuji dan tercela; kecintaan pada
Allah
dan
Rasul-Nya;
kebanggaan
terhadap
Islam
dan
semangat
memperjuangkannya.
Selain pembentukan sikap dasar yang berkait dengan penanaman
aqidah-akhlaq, pendidikan di jenjang SD juga menitikberatkan pada
pembiasaan berbudaya Islam seperti gemar beribadah, gemar belajar, displin,
kreatif, mandiri, hidup bersih dan sehat, serta adab-adab Islam. Secara
akademis pendidikan di jenjang SD mengarahkan kepada para peserta didik
untuk memiliki kemampuan akademis (penguasaan ilmu), mampu berbahasa
asing (Inggris dan Arab) tingkat dasar, dan dapat melanjutkan ke SMP yang
diinginkan.
Adapun bidang keterampilan ditekankan pada kemampuan dapat
membaca, menulis dan berhitung dengan cepat dan tepat, memiliki
keterampilan belajar, pengarsipan dan kerajinan tangan, serta memiliki
keterampilan hidup.
Yayasan
Pendidikan
Al
Falaah
sungguh
menyadari
bahwa
penghargaan kepada guru yang berdedikasi dan bermotivasi terhadap
kemajuan, merupakan hal yang tak dapat ditawar lagi. Karena itulah, juga
dibangun Pemukiman Al Falaah yang tak jauh dari lokasi sekolah, terutama
diperuntukkan
bagi
rumah
tinggal
para
guru.
Tak berhenti di sini, upaya peningkatan performa guru (pelatihan, seminar,
workshop, raker) juga menjadi agenda penting tanpa mengganggu waktu dan
51
proses belajar- mengajar. Semua upaya ini dimakksudkan sebagai wujud
konkret guna mempersembahkan pendidikan yang berkualitas di Indonesia.
Disamping sarana dan prasarana modern sesuai tuntutan zaman,
seperti: laboratorium bahasa, lapangan bola, futsal, ruang komputer dan
internet, masjid, dll, Sekolah Al Falaah menekankan peran pengajar yang
berkompeten dan mampu menciptakan semangat dan kegembiraan belajar
kepada siswanya, sehingga bukan semata-mata karena lengkapnya fasilitas.
Dengan demikian, lebih mendorong siswa untuk mengembangkan segala
potensi
yang
dimilikinya,
baik
yang
bersifat
akademik
maupun
ekstrakurikuler. Alhasil, Al Falaah dikenal sebagai wadah siswa berkualitas
yang telah membuahkan prestasi di berbagai kompetisi daerah maupun
tingkat nasional.
Jadi tak mengherankan, jika pada tahun 2006 Al Falaah menerima
penghargaan sebagai sekolah percontohan nasional.
C. Visi dan Misi Sekolah Dasar Islam Al-Falah
Visi
Meluluskan generasi berakhlak mulia dan berprestasi optimal berdasarkan
Al Quran dan Al Hadis
Misi
1. Berdakwah melalui pendidikan.
52
2. Mengembangkan sistem pendidikan yang bermutu dengan mengacu pada
Al Quran dan Al Hadis
D. Fasilitas Sekolah Dasar Islam Al-Falah
Didalam ruang lingkup Sekolah Dasar Al-Falah, Sekolah Dasar AlFalah mempunyai beberapa fasilitas. Fasilitas di
Pesantren Al-Matiin
tergolong mewah. Fasilitas Sekolah Dasar Al-Falah terdiri dari:1
NO
1
FASILITAS
JUMLAH
1.
Gedung
2 lantai
2.
Ruang Kelas
24
3.
Kantor
1
4.
Ruang Aula
1
5.
Mushollah
1
6.
Kamar Mandi
28
7.
Ruang Guru
1
8.
Laboratorium MIPA
1
9.
Laboratorium Bahasa
1
10.
Laboratorium Komputer
1
11.
Perpustakaan
1
12.
UKS
1
13.
Kantin
1
Wawancara Pribadi dengan KH Ucup Ridwan, Sebagai pimpinan Pesantren Al-Matiin, Senin 30
juni 2014, pukul 16.00 WIB
53
14.
Dapur
1
15.
Lapangan
1
E. Daftar Susunan Guru dan Staf DI Sekolah Dasar Islam Al-Falah
Daftar Susunan Guru dan Staf DI Sekolah Dasar Al-Falah:2

Kepala Sekolah
: H. Moh. Rifai, M. Pd.

Wk. Kepala Sekolah : Yahya, S.Pd. ( Wali kelas VI D )
Wali Kelas
 Kelas I A
: Neneng Nurhayati, S. Pd.I.
 Kelas I B
: Yoyoh Meisaroh, S. Pd.
 Kelas I C
: Hj. Ela Mustika, S. Pd.
 Kelas I D
: Tsamrotul. Fuadah, S. Pd.
 Kelas II A
: Siti Sholihah, S. Ag.
 Kelas II B
: Azizah Naeni, S. Si.
 Kelas II C
: Hj. Yuti Royani, S. Pd.
 Kelas II D
: Hj. Saroyanih, S. Ag.
 Kelas III A
: Savitri Kurniasari, S.Th.I
2
Dokumen (Mading Pondok Pesantren Al-Matiin, Ciputat-Tangerang Selatan)
54
 Kelas III B
: Pratiwi Bintari O, S. Pd.
 Kelas III C
: Siti Nurkomariah, S. Pd.
 Kelas III D
: Nurmalasari, S. S.
 Kelas IV A
: Ria Oktavianita, S. Pd.
 Kelas IV B
: Taufik Hidayat, S. Pd.I.
 Kelas IV C
: Nani Sugiarti, S. Pd.
 Kelas IV D
: Lilis Lisnawati, S. Pd.
 Kelas V A
: Edi Junaedi, A. Md.
 Kelas V B
: Hj. Sri Suwanti, MM.
 Kelas V C
: Indri Yulas Oktaviyani, SS.
 Kelas V D
: Mahi, S.Sos.I
 Kelas VI A
: Yoyo Sudaryo, S. Pd. I.
 Kelas VI B
: M. Syahroni, S. Pd.
 Kelas VI C
: Walhikwan, S. Pd.
 Kelas VI D
: Yahya, S.Pd.

Guru Bidang Study
55
 Mustofa, S. Pd. I.
 Nur Fasikha, S. Pd.I.
 Malissa Nur Auliya Hanifa
 Arya Sentana K, S. Psi, CH CHT NLPP.
 Adi Suhandi
 Nur Syahril Muhtarom, Si. Kom.

Tata Usaha
 Yati Nurhayati, S. Pd. I.
: Kepala TU
 Istiana
: Staff
 Intan Novianti, A. Md.
: Staff
 Yanti Sumiati
: Staff
 M. Nasir
: Bagian umum

Karyawan
 Suriya Ananda

Pramubakti
 Iwan Sukmawan
 Dede Suryana
56
 Setiawati
F. Kegiatan Belajar Mengajar Sekolah Dasar Islam Al-Falah
Kegiatan Belajar Mengajar Sekolah Dasar Al-Falah ialah:
 Siswa masuk jam 06.45
 Kegiatan Belajar Mengajar di awali dengan ikrar, do’a dan tadarus
didampingi guru wali kelas masing-masing.
 Upacara bendera di laksanakan setiap hari SENIN.
 Senam pagi di laksanakan setiap hari RABU.
 Jadwal istirahat
:

Kelas I – II  jam 09.00 – 09.20

Kelas III – VI  jam 09.30 – 09.50 ( ke-1 )
jam 11.45 – 13.00 ( ke-2 )
 Jadwal pulang :

Kelas I – II  jam 12.30 ( Senin – Kamis )
jam 11.00 ( Jumat )

Kelas III – VI  jam 14.30 ( Senin – Jumat) )
 Ekskul Pramuka dilaksanakan setiap hari KAMIS siang.
57
 Jadwal Ekskul pilihan kelas I - V :
1. Futsal
2. Basket
3. Bulutangkis
4. Paduan suara
5. Melukis
6. Karate
7. Mewarnai
8. Menari
9. Teater
10. Marawis
11. Drumband
G. PRESTASI
 AKADEMIS
- Juara I Pidato Bahasa Indonesia Tingkat UPT Kec.Ciputat
- Juara II Guru Berprestasi Tingkat UPT Kec. Ciputat
- Juara I Tingkat SD Sejabotabek bidang MIPA
- Juara II Tingkat SD Sejabotabek bidang MIPA
- Juara I OSN (SAINS) Tingkat Kecamatan
- Juara II OSN (SAINS) Tingkat Kecamatan
- Juara III OSN (SAINS) Tingkat Kecamatan
 NON AKADEMIS
58
- Juara I Dokcil beregu
- Juara I Gigi Sehat
- Juara I Dokcil Perorangan
- Juara I Dokcil Perorangan
- Juara I Gigi Sehat
- Juara III Paskibra
- Juara III Solo Vocal Tingkat UPT Kec.Ciputat 2014
- Juara Umum Lomba Tari Sejabodetabek di TMII
- Juara III Lomba Tari Sejabodetabek di TMII
- Juara III Lomba Drumband Tingkat TK-SD di TMII
- Juara III Lomba Tari Sejabodetabek TK-SD di TMII Kelas I & II
- Juara II Lomba Tari Sejabodetabek TK-SD di TMII Kelas III & IV
H. KEGIATAN TAMBAHAN
 PHBI ( Peringatan Hari Besar Islam )
1) Peringatan Maulid nabi Muhammad saw.
2) Peringatan Isra’ Mi’raj.
3) Peringatan Tahun Baru Islam (Muharram)

PHBN ( Peringatan Hari Besar Nasional )
1) Hari Kemerdekaan 17 Agustus
2) Hari Sumpah Pemuda (Bulan Bahasa)
3) Hari Pahlawan ( 10 Nopember )
59
4) Hari Kartini
5) Hari Pendidikan Nasional

KEAGAMAAN
1) Tadarus
2) Sholat Dhuha berjamaah
3) Sholat Dzuhur berjamaah
4) Amaliyah Ramadhan
5) Pesantren Ramadhan
6) Manasik Haji + Qurban
7) Sholat I’d
8) Tabligh Akbar
9) Pengajian rutin bulanan orang tua siswa
10) Nisfu Sya’ban

UMUM
1) Outbond
2) Persari / Perjumsa
3) Karyawisata
4) Field Trip
60
5) Bakti Sosial
6) Jalan Santai Keluarga
7) Turnamen Futsal
8) Olimpiade MIPA
I.
Profil Sekolah Dasar Islam Al-Falah
Nama Pesantren
: Pesantren Al-Matiin
Alamat
: JL. INTAN NO. 18 VILLA MUTIARA
SAWAH BARU – CIPUTAT
TANGERANG SELATAN - BANTEN
15413
Nama Pimpinan
: H. Ady Mansyur, S. Pd. I.
Nomor Telepon
: (021) 74705179
Fax
: (021) 74705178
Kepemilikan Tanah
: Yayasan
Web
: www.sekolahal-falaah.sch.id
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Strategi Komunikasi Guru Dengan Anak Didiknya(Study Kasus Sd
Percontohan Sdi Al-Falah)
Dalam bab ini peneliti akan mempaparkan data atau temuan serta
menganalis, dengan data yang di dapat dari hasil penelitian tentang strategi
komunikasi guru terhadap anak didiknya(study kasus sd percontohan nasional
sdi Al-Falah). Ini bertujuan agar peneliti tau strategi apa yang dilakukan guru
kelas III kepada anak muridnya agar memeliki akhlak yang baik atau
kepribadian yang baik, selain itu ingin mengetahui factor-faktor apa saja yang
menghambat ataupun factor pendukung dalam strategi guru kepada anak
didiknya dalam pembentukan akhlak.
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti mewawancarai beberapa
informan untuk memebrikan informasi tentang pembentukan akhlak di Sdi
Al-Falah ini, serta mengenai data peneliti. Diantaranya adalah guru Sdi AlFalah kelas III A yaitu Savitri Kurnia Sari,S. Th. I, dan Nurmalasari S.S
selaku guru kelas III D. Peneliti ini melakukan wawancara kepada guru
bertujuan bagaimana seorang guru memberikan materi-materi pembentukan
akhlak didalam kelas maupun di dalam kelas. Dan juga ingin
1. Strategi Komunikasi Guru Dengan Anak Didik
Dalam hal ini, strategi komunikasi itu sangat penting bagi
komunikasi guru dengan murid. Menurut analisis penulis guru
yang menyampaikan materi itu harus memeliki strategi komunikasi
61
62
agar setiap pelajaran atau ucapan yang di sampaikan oleh guru bisa
diterima dengan baik oleh murid dan bisa diterapkan dikehidupan
sehari-hari.
Strategi komunikasi adalah salah satu bentuk komunikasi
yang efektif untuk masa pembelajaran karena strategi komunikasi
itu adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai tujuan,
namun untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi
sebagai peta jalan yang memberikan arah saja melainkan harus
mampu menunjukan bagaimana taktik operasionalnya.1 Jadi setiap
guru harus melakukan strategi komunikasi agar setiap materi yang
mereka sampaikan bisa di terima dan dipraktekan pada kehidupan
sehari-hari.
Strategi komunikasi pedagogik memiliki 10 tahapan yaitu :
1. Menguasai karakteristik peserta didik, baik dari segi
fisik, moral, sosial, kultural, emosional dan
intelektual.
2. Menguasai teori-teori belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik.
3. Pengembangan kurikulum sesuai dengan bidang
pelajaran atau pengembangan yang dia mampu.
4. Praktik penyelenggaraan pembelajaran yang
mendidik
5. Pemanfaatan tekologi informasi dan komunikasi
untuk menunjang proses pembelajaran.
6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik
untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki.
7. Berkomunikasi dengan peserta didik secara efektif,
empatik dan santun.
8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses
dan hasil belajar.
1
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1992), h.32
63
9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk
kepentingan pembelajaran.
10. Melakukan tindakan reflektif untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran.
Akan tetapi setiap guru mempunyai strategi pedagogik
berbeda-beda untuk menyampaikan materi pembentukan akhlak.
Dalam halnya di SDI Al-Falah tersebut. Seperti yang dilakukan bu
Ibu Savitri Kurnia Sari,S. Th. I guru kelas III A, strategi
komunikasi pedagogik yang beliau gunakan banyak cara strategi
komunikasi
pedagogik,
anatar
lainya
adalah
Menguasai
karakteristik peserta didik, baik dari segi fisik, moral, sosial,
kultural, emosional dan intelektual, menurut beliau seorang guru
harus mengetahui bagaimana perasaan, kebugaran fisik, dan
keadaan emosi sang anak. Jika seorang guru tidak mengetahui
bagaimana keadaan siswa fisik maupun non fisik itu bisa jadi salah
satu faktor penghambat strategi komunikasi pedagogik.2
Beliau juga menggunakan berkomunikasi dengan peserta
didik secara efektif, empatik dan santun, itu di karenakan di dalam
kelas seorang guru harus mencontohkan prilaku baik agar siswasiswinya bisa melihat langsung tidak hanya mendengarkan teori
saja, menurut beliau itu salah satu strategi guru untuk membentuk
akhlak dengan mempratekkan secara langsung berprilaku baik dan
sopan.
2
Wawancara Pribadi dengan Savitri Kurnia Sari,S. Th. I, guru Sdi Al-Falah, 12 October 2014
64
Akan tetapi ini berbeda sekali dengan ibu Nurmalasari S.S
selaku guru kelas III D, beliau menggunakan strategi pedagogik
praktik penyelengaraan pembelajaran yang mendidik, seperti
contoh : pada hari kamis setiap anak didiknya harus memberikan
atau menyetor hasil hafalan yang sudah di tentukan pada seminggu
sebelumnya. Ini berguna untuk setiap siswa-siswi belajar tanggung
jawab atas apa yang telah diberikan tugas oleh gurunya, selain itu
ini juga berguna untuk mengenal huruf dan bacaan al-quran yang
baik dan benar.3
Strategi
tersebut
juga
berpengaruh
dengan
stratgei
pedagogik. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk
kepentingan pembelajaran, jadi beliau memanfaatkan apa yang
sudah dipelajari didalam kelas itu bisa diterima oleh anak didiknya
apa tidak, dan juga apa yang telah beliau sampaikan itu dijalankan
atau tidak. Beliau itu lebih membetuk akhlak anak didiknya dengan
cara bertanggung jawab dari apa yang sudah ditugaskan oleh
gurunya.
3
Wawancara Pribadi dengan Savitri Kurnia Sari,S. Th. I, guru Sdi Al-Falah, 12 October 2014.
65
2. Strategi Komunikasi Kelompok
Komunikasi yang dilakukan oleh guru kepada murid berupa
bentuk komunikasi kelompok kecil (Small Group Communication)
yaitu hanya para murid yang memang mengikuti metode
pembelajaran pembentukan akhlak yang dilakukan pada waktu
setelah shalat Dzuhur, dan shalat Dhuha yang dilakukan pada hari
selasa dan kami akan tetapi setiap hari murid diharuskan tadarus
sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar(KBM)
Kelompok
tidak
dapat
dipisahkan
dengan
kegiatan
komunikasi. Komunikasi adalah salah satu dasar manusia berbagi
informasi dan juga komunikasi tidak bisa dilepaskan oleh
kelompok. Karen didalam kelompok mereka harus berbagi
informasi yang dia punya.itu juga biosa terjadi dalam suatu
kelomnpok kecil yang berada dalam kelas untuk berbagi informasi.
Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa memerlukan
orang lain untuk bekerja sama dalam mencapai tujuannya,
sehingga dijumpai orang-orang yang disebut kelompok. Kelompok
kecil mempunyai batasan ditinjau dari jumlah anggotanya yang
tergolong kecil, namun tidak ada batasan berapa jumlah orang
66
didalamnya. Asalkan dalam kelompok kecil tersebut harus ada
hubungan/komunikasi antar anggota organisasi.4
Dalam komunikasi kelompok kecil ini, komunikator ini
merupakan
seseorang
bisa
merubah
segala
keadaan
dan
menyapaikan pesan kepada komunikan yang bisa merubah
pandangan seseorang. Di komunikasi kelompok kecil ini bisa
berjalan
efektif
fikarenakan
komunikan
bertanya
kepada
komunikator jika mereka tidak jelas atau kurang paham dengan apa
yang di sampaikan oleh komunikator akan tetapi bisa juga
komunikator yang bertanya kepada komunikan agar keadaan kelas
lebih aktif.
Ada beberapa karakteristik dari komunikasi kelompok kecil
yang
membuatnya
komunikasi
lainnya.
unik
dari
bermacam-macam
Karakteristik
yang
pertama,
konteks
adalah
mempermudah pertemuan ramah tamah. Bukti menunjukkan
bahwa bila orang datang bersama-sama mereka cenderung untuk
berlomba. Karakteristik yang kedua, adalah personaliti kelompok.
Bila sekelompok orang datang bersama mereka membentuk
identitas mereka sendiri yang menjadikan personaliti kelompok.
Tiap personaliti anggota dapat dan dipengaruhi oleh personaliti
anggota lain dan sebaliknya menentukan personaliti kelompok.
4
Wildan Zulkarnain, Dinamika Kelompok Latihan Kepemimpinan Pendidikan, ( Jakarta: Bumi
Aksara, 2013), cek. Ke-1, h. 11
67
Karakteristik ketiga, adalah kekompakan yaitu daya tarikan
anggota kelompok satu sama lain dan keinginan mereka untuk
bersatu. Karakteristik keempat, adalah komitmen terhadap tugas.
Karakteristik
yang
kelima,
adalah
besarnya
kelompok.
Kelihatannya cukup sederhana tetapi besarnya kelompok itu
mempunyai beberapa pencabangan penting dalam kelompok.5
Dalam kegiatan pembentukan akhlak ini telihat sekali
adanya suatu kelompok kecil, ini di buktikan dengan pembagian
kelompok dalam pembelajaran aqidah akhlak. Itu dilakukan oleh
guru agar keadaan kelas juga lebih kondisif lagi, di sini guru harus
pintar-pintar memilih atau membentuk suatu kelompok agar tidak
ada kecemburuan social.
Di salah satu kelas III itu ada satu kelas yang membiasakan
dirinya pada setiap hari kamis harus menghafal satu surat pendek
ini disebabkan karena seorang gurunya ingin anak didiknya setlah
lulus dari Sdi Al-Falah ini bisa menjadi orang yang soleh atau bisa
menjadi orang yang berprilaku baik.6
Di Sdi Al-Falah ini membuat kelompok kecil, mereka
menyebut kelompok mereka adalah Polisi Kebersihan. Polisi
Kebersihan ini terdiri dari kelas 1 sampai 6 setiap kelas mengutus
5
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2011), cetakan 12, hal
185-186
6
Wawancara Pribadi dengan Nurmalasari S.S, guru Sdi Al-Falah, 12 October 2014
68
perwakilannya dua orang. Kelompok ini berfungsi memberi tau
atau mengingatkan kepada temannya yang menbuang sampah
sembarangan ini salah satu contoh dari Sdi Al-Falah membiasakan
anak didiknya beriskap displin dan selalu menjaga kebersihan.
Akan tetapi di anak murid yang di utus atau dipilih ini harus
memberi contoh terlebih dahulu kepada teman-temanya bagai
mana cara hidup displin dan selalu menjaga kebersihan.
B. Penerapan Pembentukan Akhlak Di Sdi Al-Falah
Penerapan pembentukan di Sdi Al-Falah, guru selalu
memberi motivasi atau berkomunikasi secara efektif ini dilakukan
agar anak muridnya mudah mengerti apa yang disampaikan oleh
gurunya. Pada tahun 2006 2006 mendapatkan penghargaan sekolah
percontohan nasional. Di sekolah Al-Falah ini berorientasi pada
inovasi pendidikan kecerdasan dan ahlak karena itulah sekolah
dasar Al-falah diminati oleh orang tua agar anak-anaknya
mempunyai akhlak yang baik.
Setiap guru berupaya agar setiap murid-muridnya bisa
membentuk akhlak sejak dini, karena di era yang sekarang akhlak
sangat penting agar setiap muridnya memliki kepribadian yang
baik dan penuh dengan sopan santun. Apalagi untuk kelas III guru
harus ekstra sabar untuk membentuk akhlak pada umur yang diini
tersebut. Dan guru harus memeliki strategi komunikasi agar
69
penyampaian tentang akhlak dengan cara yang menarik itu
dilakukan supaya setiap siswa yang mendapatkan materi atau
informasi tersebut bisa di terima atau di terapkan pada kehidupan
sehari-hari
Adapun upaya-upaya guru untuk melakukan pembentukan
akhlak pada kelas III yaitu :
1) Melakukan sholat-sholat berjamah
Di Sdi Al-Falah ini melakukan sholat berjamaah Dzuhur
akan tetapi disekolah ini tidak hanya melakukan sholat wajib
saja, mereka juga melakukan sholat Dhuha berjamaah pada hari
selasa dan kamis. Ini adalah salah satu upaya agar setiap siswa
dari kelas 3 sampai kelas 6 mengenal ajaran Agama Islam dan
juga berupaya membentuk kepribadian yang baik.7
2) Tadarus
Tadarus ini yang dilakukan setiap hari pada saat sebelum
kegiatan
belajar
mengajar
berlangsung(KBM).
Siswa/I
diajarkan membaca, menulis dengan baik dan benar sesuai
dengan tuntunan RASULULLAH SWT. Tentunya sebagai
umat islam wajib hukumnya membaca dan memahami isi AlQuran sebagai kitab suci yang selanjutnya di amalkan dalam
kehidupan sehari-hari agar selamat dunia akhirat.8
7
8
Wawancara Pribadi dengan Nurmalasari S.S, guru Sdi Al-Falah, 12 October 2014
Wawancara Pribadi dengan Savitri Kurnia Sari,S. Th. I, guru Sdi Al-Falah, 12 October 2014.
70
3) Membuat kelompok kecil
Pada Sdi Al-Falah ini membuat kempok kecil dari kelas 1
samapi kelas 6 yang mengutus dua muridnya menjadi polisi
kebersihan. Polisi kebersihan tersebut adalah rancangan baru
yang di buat oleh sekolah tersebut agar setiap muridnya bisa
menjadaga kebersihan. Polisi kebersihan ini melakukan suatu
teguran kepada seorang temannya yang membuang sampah
sembarangan, ini merupakan suatu akhlak baik (al-akhlakul
mahmudah) salah satu contohnya adalah Memberi nasihat (Annashihah) yaitu suatu upaya untuk memberikan pentunjuk yang
baik dengan orang lain dengan menggunakan perkataan baik
ketika orang yang dinasehati sudah atau belum melakukan hal
buruk.9
4) Pembiasaan berprilaku baik
Guru melakukan pembiasaan ini agar siswa itu bisa
melihatnya secara langsung tidak hanya mendengarkan materimateri yag diberikan salah satu contoh yang di lakukan oleh
gurunya yaitu10 :
9

Melakukan mengetuk pintu sebelum masuk kelas

Memberi salam sebelum masuk kelas

Membuang sampah pada tempatnya
Wawancara Pribadi dengan Nurmalasari S.S, guru Sdi Al-Falah, 12 October 2014
Wawancara Pribadi dengan Savitri Kurnia Sari,S. Th. I, guru Sdi Al-Falah, 12 October 2014.
10
71

Berbicara menggunakan bahasa yang bai dan soan
santun

Memberi tau kepada siswi putri memakai pakaian
yang rapih dengan menutup auratnya
5) Waktu pembelajaran
Waktu pembelajaran adalah satu cara agar siswa-siswinya
bisa tau lebih banyak jika waktu yang di berikan lebih banyak,
akan tetapi di Sdi Al-Falah pada kelas III ini hanya mendapatkan
materi aqidah akhlak seminggu sekali dalam waktu 1 jam saja.
Maka dari hal tersebut guru harus mempunyai kemampuan atau
merencanakan
bagaimana
anak
didiknya
bisa
mempunyai
kepribadian yang baik. Jadi sebelumm belajar seorang guru
member pengentahuan-pengetauan tentang berakhlak yang baik
separti apa
Tetapi ada juga seorang guru yang melakukan hafalan suatsurat pendek seminggu satu kali, di sini guru mengajarkan seorang
murid atau anak didiknya bertanggung jawanb dari apa yang telah
di berikan kepada seorang gurunya.11
6) Mengadakan ekstrakulikuler
Ada beberapa guru yang memberikan pelajaran atau belajar
mengaji setelah jam pelajaran selesai ataupun pada saat sebelum
11
Wawancara Pribadi dengan Nurmalasari S.S, guru Sdi Al-Falah, 12 October 2014
72
kegiatan belajar mengajar. Ada beberapa les yang diadakan oleh
seorang guru salah satunya yaitu12 :

Belajar mengaji

Marawis

Iqra/ tadarus Al-Quran
Dari ketiga contoh di atas adalah salah satu contoh
ekstrakulir yang ada di Sdi Al-Falah yang bertujuan agar
murid-muridnya ). Siswa/I diajarkan membaca, menulis
dengan
baik
dan
benar
sesuai
dengan
tuntunan
RASULULLAH SWT. Tentunya sebagai umat islam wajib
hukumnya membaca dan memahami isi Al-Quran sebagai
kitab suci yang selanjutnya di amalkan dalam kehidupan
sehari-hari agar selamat dunia akhirat.
C. Factor Penghambat dan Pendukung Dalam Pembentukan Akhlak Di
Sdi Al-Falah
Di dalam kegiatan pasti ada factor penghambat dan factor
pendukung, tidak terkecuali di Sdi Al-Falah ini mempunya beberapa factor
penghambat dan pendukung untuk membentuk akhlak kepada siswa/I ,
dianataranya adalah :
12
Wawancara Pribadi dengan Nurmalasari S.S, guru Sdi Al-Falah, 12 October 2014
73
1. Factor pendukung dalam pembentukan akhlak di Sdi AlFalah, yaitu :

Sekolah dasar islam Al-Falah in memeliki moto
“inovasi pendidikan kecerdasan dan ahlak”

Adanya peraturan yang diterapkan oleh sekolah
tersebut itu guna membuat anak didiknya menjadi
lebih rajin dan ulet,serta kemampuan yang tinggi
untuk mengetaui sesuatu yang baru dan membentuk
akhlak pada usia dini. Selain adanya peraturan ada
juga sesuatu yang wajib dilakukan oleh anak
didiknya seperti : tadarus yang dilakukan setiap pagi
agar anak didiknya tersebut mengenal huruf arab
dan membaca dengan baik dan apabila seorang
murid tidak mengikuti tadarus maka akan diberi
hukuman sesuai peraturan

Keteladanan
sikap
dan
sifat
sabar
yang
diperlihatkan oleh guru ini membuat anak didiknya
menjadi lebih bersemangat untuk menempuh harihari di sekolah tersebut.

Adanya fasilitas yang memadahi untuk melakukan
tadarus dan memberi tau atau mencontohkan keapda
anak didiknyanya bagaimana berprilaku yang baik.
74

Guru
sebagai
komunikator,
mempunyai
latar
belakang pendidikan yang cukup dan adanya
sumper kepercayaan dari anak didiknya yang
ditentukan keahliannya dan kemmampuannya serta
pengalamannya yang luas dalam penyampaian
materi akhlak atapun pembentuak akhlak melalui
peranan guru kepada muridnya.

Muridnya
sebagai
komunikan,
dan
cara
penyampainya guru bisa diterima oleh muridnya. Ini
bisa dilihat pada tahun 2006 sekloah tersebut
mendapatkan
penghargaan
sebagai
sekolah
percontohan.
2. Factor penhambat dalam pembentukan akhlak di Sdi AlFalah, yaitu :

Waktu pembelajaran aqidah akhlak, waktu yang
diberikan kepada muridnya untuk mengetahui
tentang materi aqidah akhlak hanya seminggu sekali
dan juga hanya 1 jam. Itu membuat guru merasa
kesulitan membentuk ataupun member pengarahan
yang lebih jauh dari materi yang sudah diberikan,
75
akan tetapi guru juga dituntun membentuk akhlak
anak tersebut.

Latar belakang anak murid Sdi Al-Falah ini
berbeda-beda, itu juga menjadi salah satu alasan
guru membentuk akhlak anak didiknya tersebut.

Kurangnya kesadaran anak didinya ini untuk
mempunyai akhlak yang baik seperti contoh
membuang sampah sembarangan, ini juga menjadi
salah satu faktor penghambat pembentukan akhlak,
maka dari itu sekolah membuat kelompok kecil
yaitu polisi kebersihan

Orang tau juga bisa menjadi salah satu alasan
menjadi faktor penghambat karena tidak setiap
orang tua yang bersifat peduli, tetapi ada juga orang
tua
yang
hanya
berfikir
bahwa
dia
hanya
menyekolahkan anakanya di sekolah dasar islam
dan tidak memeikirkan apa yang akan di lakukan di
luar sana, semuanya di serahkan kepada sekolah.

Kondisi siswa juga bisa menjadi salah satu alasan
yang bisa menghambat pembentukan akhlak di
sekolah ini. Ada yang kondisi siswa sedang ingin
bermain ataupun ada kondisi anak didiknya tidak
ingin belajar.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian strategi komunikasi guru dengan murid dalam
pembentukan akhlak di sdi al-falah, maka penulis memberi kesimpulan
dari apa yang sudah dilihat dan di amati :
1. Langkah pertama yang dilakukan oleh guru yaitu mereka harus
tau keadaan fisik ataupun non fisik yang ada didalam anak
didiknya, itu bertujuan agar setiap materi bisa diterima dengan
baik apabila sang anak dalam kondisi yang fit ataupun sehat.
Yang kedua ialah guru harus mempraktekan hal-hal yang baik
seperti buang sampah pada tempatnya, mengetuk pintu pada
saat masuk kelas , itu bertujuna agar anak didiknya tidak hanya
mendegar akan tetapi mereka bisa melihat secara langsung halhal berprilaku baik. Ini adalah suatu staretgi guru untuk
membentuk akhlak anak di sekolah tersebut. Guru juga sering
memberikan pekerjaan rumah ataupun sebuah hafalan suratsurat pendek, guna membetuk anak didiknya bertanggung
jawab atas apa yang telah diberikan atau ditugaskan oleh
seorang guru kepada anak didiknya.
2. Penerapan pembentukan akhlak ini Penerapan pembentukan di
Sdi
Al-Falah,
guru
76
selalu
memberi
motivasi
atau
77
berkomunikasi secara efektif ini dilakukan agar anak muridnya
mudah mengerti apa yang disampaikan oleh gurunya. Pada
tahun 2006 mendapatkan penghargaan sekolah percontohan
nasional. Di sekolah Al-Falah ini berorientasi pada inovasi
pendidikan kecerdasan dan ahlak karena itulah sekolah dasar
Al-falah
diminati
oleh
orang
tua
agar
anak-anaknya
mempunyai akhlak yang baik. Setiap guru berupaya agar setiap
murid-muridnya bisa membentuk akhlak sejak dini, karena di
era yang sekarang akhlak sangat penting agar setiap muridnya
memliki kepribadian yang baik dan penuh dengan sopan
santun. Apalagi untuk kelas III guru harus ekstra sabar untuk
membentuk akhlak pada umur yang diini tersebut. Dan guru
harus memeliki strategi komunikasi agar penyampaian tentang
akhlak dengan cara yang menarik itu dilakukan supaya setiap
siswa yang mendapatkan materi atau informasi tersebut bisa di
terima atau di terapkan pada kehidupan sehari-hari.
3. Faktor pendukung yang ada di dalam strategi komunikasi guru
dalam pembentukan akhlak kepada murid di SDI Al-Falah ini
adalah
sekolah
tersebut
berinovasi
dalam
pendidikan
kecerdasaan dan akhlak, selain itu guru di SD itu memeliki
latar
belakang
pendidikan
yang
cukup.
Ada
faktor
pendudukung ada juga yang faktor penghambat yaitu setiap
guru di SDI Al-Falah ini memeliki latar belakang keluarga
78
yang berbeda-beda, dan juga waktu yang kurang dalam
pembelajaran aqidah akhlak ini hanya 1 jam seminggu sekali
ini yang membuat guru harus berfikir bagaimana caranya anak
muridnya memeliki akhlak yang baik dengan waktu 1 jam
tersebut.
B. SARAN
1. Kepada pengurus disarankan untuk menambah jam mata
pelajaran aqidah akhlak
2. Kepada pengurus disarakan untuk member tenaga kerja yang
khususnya dibidang aqidah akhlak atau akhlak tasawuf
3. Di sarankan kepada pengurus sekolah juga menyediakan alatalat sholat untuk para tamu dan orang tua murid
4. Disarankan kepada pengurus sekolah untuk berprilaku bijak
kepada orang tua murid yang menjemput anaknya pada saat
jam sholat Dzhur untuk ikut sholat sehingga memberikan
contoh yang baik
5. Pemeritah harus memberikan ketentuan-ketentuan kepada
sekolah dasar lainnya untuk membentuk akhlak anak didiknya
supaya nanti jika mereka dewasa memilik akhlak yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Adianto, Elvinaro, Dkk, komunikasi massa suatu pengantar Bandung :
Simbosa 2005
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2007
Asmaran As, pengantar studi akhlak, Jakarta: Raja Grafindo Persada 2000
BurhanBungin, MetodePenelitianKualitatif, Pt Raja GrafindoPersada, Jakarta
2011
Din Syamsudin, Etika Agama Dalam Membangun Masyarakat Madani,
Jakarta: Logos, 2000
Dr. Yosal Iriantara & Usep Syaripudin, komunikasi pendidikan, Bandung :
Simbiosa Rkatama Media
H.A.W. Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, Jakarta: PT. Ineka Cipta,
2000
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2007
Hafied Cangara, perencanaan dan strategi komunikasi, PT. Raja Grafindo
persada, Jakarta: 2013
Heny Narendrany Hidayati, pengukuran Akhlak Karimah Mahasiswa,
Jakarta:UIN Press dan center for quality developmet and AssuranceLembaga peningkatan dan jaminan mutu, 2009
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2002
79
80
Jhon Fiske, pengantar ilmu komunikasi, rajawali pers, 2012
Lexy
J.
Moleong,
Metodologi
Penelitian
Kualitatif,
Bandung:PT.
Rosdakarya, 2007
Muhammad Arni, KomunikasiOrganisasi, Bumi Aksara, Jakarta:2011,
Mahyudin, kuliah akhlak tasawuf, Jakarta : Kalam Mulia, 2001
Noraini Soyomukti,Pengantar Ilmu Komunikasi, Yogyakarta: PT Ar-Ruzz
Media, 2010
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2000
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 1992
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,2005
Prof.Onong uchjana effendi,. M.A, Ilmu, teori, dan filsafat komunikassi
Bandung : PT Citra Aditya Bakti
Setiawan Hari Purnomo & Zulkieflimansyah, Manajemen Strategi Sebuah
Konsep Pengantar, Jakarta: Lembaga penerbitan Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, 1999
Stephen W. Littlejhon and Karen A Foss, Communication Theory,(London :
Sage Publication, 2009)
Syarif Usman, Strategi Pembangunan Indonesia dan Pembangunan dalam
Islam, Jakarta: Firma Djakarta
81
T.A. Lathief Rosyidi, Dasar-Dasar Rethorika Komunikasi dan Informasi,
Medan:1985
Teuku May Rudy, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat Internasional
Wildan Zulkarnain, Dinamika Kelompok Latihan Kepemimpinan Pendidikan,
Jakarta: Bumi Aksara, 2011 cek. Ke-1, h. 11
Winayno Suyakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, Bandung: Tarsiti, 1986
LAMPIRAN
HASIL WAWANCARA
Nama
: Nurmalasari S.S
Jabatan
: wali keals III D
Tanggal Wawancara : 12 October 2014
Tempat Wawancara : Sekolah Dasar Islam Al-Falah
1.
Sudah berapa lama Bapak/I mengajar di Sekolah ini?
Jawab : saya mengajar di sekolah ini dari tahun 2006 jadi kalau di hitung
saya sudah menjadi guru di sini saya sudah 8 tahun
2.
Strategi komunikasi pedagogik apa yang ibu terapkan ketika mengajar
dikelas?
Jawab : strategi
yang saya gurnakan untuk menggunakan
Praktik
penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik
3.
bagaimana cara menerapkan pembentukan akhlak ketika mengajar di kelas?
Jawab : setiap hari, sebelum pelajaran berlangsung yaitu dengan cara
memberi tau hal-hal baik seperti untuk tidak membuang sampah
sembarangan, sholat tepat waktu dan selalu menghargai temannya
4.
Apakah saat Bapak/I menjelaskan pelajaran khususnya dalam pembentukan
akhlak semua murid memperhatikan?
Jawab : tidak semua, karena setiap anak mempunyai latar belakang yang
berbeda-beda.
5.
Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam pembentukan
akhlak kepada murid ?
Jawab : karena setiap murid mempunyai sifat yang berbeda seperti iseng,
usil dan jail
6.
Faktor-faktor apa saja yang menjadi pendukung dalam pembentukan akhlak
kepada murid ?
Jawab : di sekolah ini mempunyai fasilitas-fasilitas untuk membentuk
akhlak kepada anak didiknya
7.
Apakah ada pembagian kelompok dalam pembentukan akhlak ini?
Jawab : belom ada, karena kelas III ini masih dalam pembentukan akhlak,
jadi kita belom memberi pembelajaran kelaompok. Pembelajaran
kelompok ini dilakukan saat kelas IV sampai IIV
8.
Apakah metode pembentukan akhlak ini sudah menjadi hal yang wajib dari
Sdi Al-Falah ?
Jawab : pada haris selasa itu di harusa melakukan sholat dhuha berjamaah,
dan saya member hafalan surat-surat pendek pada hari kamis
9.
Berapa jam dalam satu kelas bapak/I memberikan materi untuk membentuk
akhlak ?
Jawab : hanya 1 jam dalam seminggu
10.
Adakah bentuk ada pembentukan akhlak di luar kelas ?
Jawab : polisi kebersihan adalah suatun kelompok yang di bentuk oleh
sekolah untuk menjadi seorang yang mengawasi teman-temannya
untuk tidak membuang sampah sembarangan
HASIL WAWANCARA
Nama
: Savitri Kurnia Sari,S. Th. I
Jabatan
: wali kelas III A
Tanggal Wawancara : 12 October 2014
Tempat Wawancara : Sekolah Dasar Islam Al-Falah
1.
Sudah berapa lama Bapak/I mengajar di Sekolah ini?
Jawab : saya mengajar di sekolah ini dari tahun 2006 jadi kalau di hitung
saya sudah menjadi guru di sini saya sudah 8 tahun
2.
Strategi komunikasi apa yang ibu terapkan ketika mengajar dikelas?
Jawab : Menguasai karakteristik peserta didik, baik dari segi fisik, moral,
sosial, kultural, emosional Berkomunikasi dengan peserta didik
secara efektif, empatik dan santun dan intelektual, dan saya juga
menggunakan
3.
Bagaimana cara menerapkan pembentukan akhlak ketika mengajar di kelas?
Jawab : pembiasaan untuk memcerminkan untuk perbuatan baik jadi semua
siswa tidak hanya medengarkan teori saja akan tetapi mereka
(murid) bisa melihat secara langsung perbuatan-perbuatan baik
4.
Apakah saat Bapak/I menjelaskan pelajaran khususnya dalam pembentukan
akhlak semua murid memperhatikan?
Jawab : tidak semua
5.
Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam pembentukan
akhlak kepada murid ?
Jawab : usil, dan gaunguan dari luar misalnya di luar mereka mempunyai
masalah dengan keluarganya
6.
Faktor-faktor apa saja yang menjadi pendukung dalam pembentukan akhlak
kepada murid ?
Jawab : game, saya memberikan game sebagai salah satu faktor pnedukung
untuk membentuk akhlak
7.
Apakah ada pembagian kelompok dalam pembentukan akhlak ini?
Jawab : belom ada, karena kelas III ini masih dalam pembentukan akhlak,
jadi kita belom memberi pembelajaran kelaompok. Pembelajaran
kelompok ini dilakukan saat kelas IV sampai IIV
8.
Apakah metode pembentukan akhlak ini sudah menjadi hal yang wajib dari
Sdi Al-Falah ?
Jawab : sholat dzhur, sholat dhuha, dan tadurus setiap hari di dalam kelas
9.
Berapa jam dalam satu kelas bapak/I memberikan materi untuk membentuk
akhlak ?
Jawab : hanya 1 jam dalam seminggu
10.
Adakah bentuk ada pembentukan akhlak di luar kelas ?
Jawab : polisi kebersihan adalah suatun kelompok yang di bentuk oleh
sekolah untuk menjadi seorang yang mengawasi teman-temannya
untuk tidak membuang sampah sembarangan
LAMPIRAN FOTO-FOTO
SEKOLAH DASAR ISLAM AL-FALAH
SEKOLAH DASAR ISLAM AL-FALAH
FOTO PENULIS DENGAN ANAK KELAS III DI SEKOLAH DASAR AL-FALAH
FOTO PENULIS DENGAN GURU KELAS III DI SEKOLAH DASAR AL-FALAH
FOTO PEMBENTUKAN AKHLAK KEPADA ALLAH
Download