ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA DENGAN PRESTASI KERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN REGRESI LINEAR BERGANDA Kreshna Ajie Prabowo, Irwan Soejanto, Sutrisno Jurusan Teknik Industri, UPN “Veteran” Yogyakarta Jl. Babarsari No. 2, Tambakbayan, Yogyakarta E-mail: [email protected] Abstrak Seorang karyawan yang bekerja pada suatu organisasi perusahaan atau bidang usaha tertentu, tentunya dilandasi keinginan untuk sukses. Dan salah satu caranya adalah dengan berusaha meningkatkan kemampuan dalam dirinya, berharap dapat mencapai keberhasilan, yaitu mendapatkan suatu prestasi kerja yang baik sesuai dengan yang diharapkan. Tetapi dalam kenyataannya, prestasi kerja tersebut tidak muncul dengan sendirinya, tetapi prestasi seseorang ditentukan oleh banyak faktor antara lain ialah kepemimpinan, tingkat upah, pengalaman masa lalu, motivasi, dan lain sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahu pengaruh dari faktor motivasi kerja yang meliputi faktor fisik (eksistensi), faktor sosial (keterkaitan), faktor aktualisasi diri (pertumbuhan) terhadap prestasi kerja karyawan. Metode pengumpulan data adalah dengan penyebaran kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai faktor motivasi kerja yang meliputi faktor fisik (eksistensi), faktor sosial (keterkaitan), faktor aktualisasi diri (pertumbuhan) dan prestasi kerja kepada karyawan Rumah Sakit Umum Daerah Puri Husada. Setelah kuesioner disebar dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas untuk mengetahui kelayakan kuesioner. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software SPSS dengan teknik regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menyimpulkan : 1) Berdasarkan analisis regresi yang dilakukan dengan berbagai model, model enter memiliki efektifitas garis regresi terbaik yaitu sebesar 20.22 %. Adapun persamaan regresinya model enter ini adalah Y = 12.513 + 0.155 Faktor Fisik + 0.219 Faktor Sosial + 0.487 Faktor Aktualisasi Diri. Faktor motivasi kerja yang paling berpengaruh terhadap prestasi kerja yang terjadi di rumah sakit adalah faktor aktualisasi diri (X3), sebesar 0.487 dengan konstanta sebesar 12.513. Sedangkan faktor fisik (X1) sebesar 0,155 dan faktor sosial (X2) sebesar 0,219. Ini menunjukkan bahwa faktor aktualisasi diri (X3) yang paling besar pengaruhnya terhadap prestasi kerja karyawan; dan 2) Berdasarkan hasil analisis pada diagram fishbone, bahwa memiliki inisiataif untuk meningkatkan hasil kinerja dan memberikan pelayanan yang baik kepada pasien adalah langkah perbaikan yang harus dilakukan pihak rumah sakit untuk peningkatan faktor aktualisasi diri. Kata Kunci : Motivasi, Prestasi, Regresi Linear Berganda. 1. Pendahuluan Setiap usaha yang bergerak disektor industri jasa seperti Rumah Sakit tidak terlepas dari tiga unsur yaitu sumber alam, modal, dan tenaga kerja (sumber daya manusia). Tenaga kerja atau sumber daya manusia itu sendiri merupakan suatu hal yang esensial bagi kelangsungan suatu usaha untuk mencapai tujuannya. Rumah sakit akan selalu berusaha menetapkan tujuan secara efektif dan efisien, meskipun dalam pelaksanaannya pencapaian tujuan tersebut bukan hal yang mudah untuk dicapai begitu saja oleh rumah sakit. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada Rumah Sakit Umum Daerah Puri Husada terhadap karyawan dan kondisi kerja karyawan, ada beberapa indikasi yang mencerminkan prestasi kerja karyawan masih rendah. Dengan melihat permasalahan tersebut dengan menggunakan pendekatan regresi linier berganda penelitian ini dimaksudkan agar pihak rumah sakit mengetahui apa sebenarnya yang diinginkan karyawan maupun karyawati untuk dapat memotivasi dalam bekerja sehingga prestasi kerja karyawan dapat meningkat. Data yang ingin dikaji adalah data dari hasil kuesioner yang berisi tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi kerja dengan prestasi kerja karyawan. Dengan menggunakan metode regresi linier berganda diharapkan dapat membantu pihak rumah sakit dalam memberikan informasi mengenai faktor-faktor apa saja yang menjadi motivasi kerja karyawan dalam upaya peningkatan prestasi kerja. 2. 2.1 Pendekatan Pemecahan Masalah Metode Regresi Linear Berganda Menurut Sarwono (2006) pengertian regresi liner berganda adalah mengestimasi besarnya koefisien-koefisien yang dihasilkan dari persamaan yang bersifat linier yang melibatkan dua variable bebas untuk digunakan sebagai prediksi besarnya nilai variable terkait. Pada penelitian ini, regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara faktor motivasi kerja dengan prestasi kerja karyawan dan juga untuk menentukan faktor-faktor motivasi kerja yang mempengaruhi prestasi kerja karyawan. Dimana faktor-faktor motivasi kerja sebagai variable bebas dilambangkan oleh X dan prestasi kerja karyawan sebagai variable terikat dilambangkan oleh Y. Penggunaan kuisioner merupakan hal yang pokok untuk pengumpulan data primer. Hasil kuisioner tersebut akan menjelma dalam angka-angka, tabel-tabel, analisa statistik dan uraian serta kesimpulan hasil penelitian yang nantinya akan di olah dengan program SPSS. rumus dari regresi linear berganda adalah sebagai berikut: Y’i = b1 b2 X 2i b3 X 3i ......... bk X ki ………………. Dimana : Y’ X2, X3 b1 ,b2 = nilai regresi = variabel independen = konstanta Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam metode ini sebagai berikut: Adapun metode-metode regresi linier tersebut adalah : Pengujian Regresi Linear Metode Enter Metode ini mengharuskan untuk memasukkan seluruh variabel independen sebagai prediktor terhadap variabel dependen. Misal bila k variabel independen Kelebihan variabel ini adalah, seluruh variabel dapat masuk ke dalam model sehingga tidak ada satupun variabel yang dibuang. Sedangkan kelemahan dari metode enter ini adalah signifikansi model regresinya cenderung lemah, karena seringkali ada beberapa veriabel dalam model yang memiliki signifikansi korelasi yang lemah terhadap variabel dependen. Pengujian Regresi Linear Metode Seleksi Maju (Forward) Menurut metode ini, variabel independen dimasukkan satu demi satu menurut urutan besar pengaruhnya terhadap model dan berhenti ketika semua yang memenuhi syarat telah masuk. Dimulai dengan memeriksa matriks korelasi dan kemudian mengambil variabel independen yang menghasilkan. rx2, y maksimum, i = 1,2,3….,k. Misalkan x1 yang memberikan korelasi yang tertingi dengan y. Masukkan x1 ke dalam model, dengan kata lain, hitung yˆ b0 b1 x1 dan uji apakah 1 0 dengan menggunakan patokan yang telah ditetapkan sebelumnya. Bila hipotesis 1 0 tidak ditolak maka selesai sudahlah pekerjaan, semua yang tersedia sama sekali tidak berguna untuk menerangkan variasi dalam y. Misalkan hipotesis 1 0 ditolak, jadi x1 mempunyai pengaruh terhadap y. Tahap berikutnya ialah memilih dari peubah bebas yang tertinggal yang paling besar pengaruhnya terhadap y sesudah pengaruh x1 diperhitungkan atau dikontrol. Ini dapat dikerjakan dengan memeriksa r 2yxi . x1 , untuk i 1, yaitu kuadrat korelasi parsial y dengan x1 dikontrol terhadap x1 dan kemudian ambil x1 yang memberikan korelasi parsial yang maksimum. Misalkan peubah tersebut x2 , lalu masukkan x2 ke dalam model sehingga diperoleh yˆ b0 b1 x1 +b2x2. pengaruh x2 kemudian di uji apakah berarti atau tidak. Perlu diperhatikan bahwa sifat hubungan korelasi positif atau negatif disini tidak dipermasalahkan. Dengan kata lain, koefisien tersebut adalah harga mutlaknya. Pengujian Regresi Linear Metode Penyisihan (Backward) Tidak seperti metode maju, metode penyisihan ini dimulai dengan memasukkan seluruh variabel independen ke dalam model, kemudian di sisihkan satu demi satu sample semua yang tidak memenuhi patokan keluar dari model. Tahapan perhitungan dari model backward ini adalah sebagai berikut : a. Seluruh variabel independen dimasukkan ke dalam model Uji keseluruhan koefisien korelasi. Apabila seluruh variabel independen tidak berpengaruh terhadap respon maka tahapan selesai. Namun, apabila berpengaruh, maka harus dilakukan uji-F atau F-test terlebih dahulu. b. Setiap variabel independen dipandang seolah-olah sebagai yang paling akhir masuk ke dalam model, ambil yang paling kecil pengaruhnya. Uji pengaruh variabel tersebut, kalau signifikan maka tahapan selesai dan ini berarti semua variabel independen masuk dalam model. Namun kalau pengaruh itu tidak signifikan, maka variable independent tersebut haruslah dikeluarkan dari model. c. Tahapan terakhir adalah mengulangi tahapan kedua tersebut sampai seluruh variabel selesai diperiksa. Kelebihan dari model backward ini dibandingkan dengan metode forward adalah bahwa peneliti dapat berkesempatan melihat seluruh variabel independen dalam model secara lengkap. Pengujian Regresi Linear Metode Bertahap (Stepwise) Metode bertahap ini merupakan gabungan dari metode penyisihan dan metode seleksi maju yang diterapkan secara bergantian. Tahapan dari metode ini adalah sebagai berikut : a. Pada tahap pertama, gunakan seleksi maju. Misalkan X1 dimasukkan ke dalam model, kemudian disusul oleh X2. Dan kemudian dengan mengguknakan metode penyisihan, dipertanyakan apakah kalau tadinya X2 masuk terlebih dahulu, pengaruh X1 masih signifikan. Jadi, dalam tahap ini, selalu dipertanyakan apakah suatu variabel yang telah masuk ke dalam model masih perlu dipertahankan atau sebaliknya dikeluarkan. Apabila pengaruh X1 sekiranya setelah X2 masuk, tidak signifikan, maka X1 dikeluarkan dari model. Namun bila pengaruhnya tetap berarti (signifkan), maka X1 tetap dipertahankan dalam model sampai pada pengujian tahap berikutnya. b. Pada tahap kedua, menyeleksi variabel berikutnya yang akan dimasukkan kedalam model. Misalkan X2 dan misalkan pengaruhnya signifikan. Kembali gunakan model penyisihan untuk menguji apakah X1 dan X2 masih tetap berada dalam model atau harus dikeluarkan dari model. Begitu selanjutnya secara bergantian, kedua metode ini digunakan sampai selesai. Langkah pengujian hipotesis untuk menentukan faktor motivasi kerja yang paling mempengaruhi terhadap prestasi kerja karyawan adalah dengan melihat besarnya koefisien determinasinya (R2). Koefisien determinasi adalah salah satu nilai statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan pengaruh antara dua variabel. Nilai koefisien determinasi menunjukkan persentase variasi nilai variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang dihasilkan (Algifari, 2000). Menurut Algifari (2000) rumusnya adalah sebagai berikut : 2 ^ Y Y R2 1 2 Y Y Dari koefisien determinasi (R2) dapat diketahui ketepatan dari analisis regresi linier berganda. R2 merupakan besarnya variabel sumbangan seluruh variabel bebas dan variabel terikat. Interprestasi terhadap hasil koefisien determinasi (R2). Berarti: a. Jika nilai koefisien determinasi (R2) semakin mendekati satu, berarti variabel Kompensasidapat dijelaskan secara linier oleh variabel Komitmen organisasional. Jadi semakin besar R2 semakin tepat regresi yang dipakai sebagai alat peramalan karena total variasi dapat menjelaskan variabel kinerja karyawan. b. Jika nilai koefisien determinasi (R2) semakin mendekati nol maka sumbangan variabel bebas terhadap variabel terikat semakin kecil. Secara umum dapat dikatakan bahwa besarnya koefisien determinasi ganda (R2) berada antara 0 dan 1 atau 0<R2>1. 3. Pengumpulan Data Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data atau informasi yang digunakan dalam penelitian ini dengan melakukan observasi, wawancara, dan kuisioner meliputi : 1. Penyusunan Kuesioner Penyusunan kuisioner diperoleh dengan cara melakukan brainstorming atau wawancara dengan pihak staf rumah sakit yang mengetahui benar situasi serta kondisi rumah sakit yang dibantu pula dengan dokumentasi yang dimiliki oleh pihak rumah sakit. 2. Penyebaran Kuesioner Penyebaran kuisioner dilakukan setelah pengajuan kuisioner disetujui oleh Direktur utama. Kuisioner disebarkan kepada seluruh karyawan/karyawati rumah sakit yang berjumlah 40 orang yang meliputi bagian personalia, perawat, satpam, dan cleaning service. Dalam pengisian kuisioner kebutuhan semua responden dianggap sama. Setiap karyawan diminta untuk mengisi kuisioner sesuai dengan petunjuk yang tertera pada kuisioner. Adapun butir-butir kuisioner tersebut mencakup dua puluh pertanyaan yang dikelompokkan menjadi empat faktor. Yaitu faktor fisik (eksistensi), faktor sosial (keterkaitan), faktor aktualisasi diri (pertumbuhan), faktor prestasi kerja. Alur pengolahan data penelitian ini dimulai dari pengumpulan hasil kuesioner yang telah disebar ke 40 karyawan Rumah Sakit Umum Daerah Puri Husada. Kemudian dilakukan pembuatan tabel data kriteria berdasarkan hasil kuisioner penilaian pembobotan kriteria yang telah diperoleh sebelumnya. Selanjutnya dilakukan uji validitas dan reliabilitas, setelah semua butir pertanyaan dinyatakan valid dan reliabel selanjutnya dilakukan perhitungan tingkat motivasi pekerja, Pengujian regresi linear berganda dengan berbagai model, uji multikolinearitas, perhitungan koefisien determinasi, selanjutnya untuk Untuk mengetahui hubungan atau korelasi dari motivasi kerja terhadap prestasi kerja karyawan ini dapat menggunakan simple linear regression atau regresi linear sederhana. Sedangkan untuk perhitungannya dilakukan dengan bantuan program SPSS dan yang terakhir untuk mengidentifikasi dan mengorganisasi penyebabpenyebab yang mungkin timbul dari salah satu faktor yang memiliki rata-rata nilai terkecil dari hasil kuesioner dan untuk dapat melihat semua kemungkinan “penyebab” dan mencari “akar” permasalahan sebenarnya dilakukan penyusunan diagram fishbone. 4. 4.1 Analisis Analisis Metode Regresi Linear Berganda Berdasarkan Hasil perhitungan koefisien determinasi (coefficient of determination) atau yang sering disebut sebagai efektifitas garis regresi didapat hasil sebagai berikut : Untuk regresi linear model enter, KD = 20.22 % Untuk regresi linear model forward, KD = 11.63 % Untuk regresi linear model backward, KD = 11.63 % Untuk regresi linear model stepwise, KD = 11.63 % Berdasarkan hasil diatas, maka model garis regresi yang baik adalah model enter yaitu sebesar 20.22%. Karena koefisien determinasi model enter tersebut lebih besar daripada ketiga metode yang lain. 4.2 Analisis Signifikansi Hubungan Faktor Motivasi Kerja Dari hasil perhitungan korelasi pearson, diperoleh hasil bahwa ada dua faktor motivasi yang tidak signifikan dengan prestasi kerja. Faktor motivasi tersebut adalah faktor sosial (X2) dan faktor fisik (X1), karena memiliki nilai korelasi pearson dibawah angka r tabel yaitu 0.320. Sedangkan faktor aktualisasi diri memiliki nilai korelasi pearson diatas angka kritik r tabel 0,320. Berdasarkan perhitungan nilai korelasi pearson, faktor aktualisasi diri mempunyai nilai korelasi sebesar 0.341. Dengan demikian dapat diketahui bahwa faktor aktualisasi diri (X3) inilah yang paling mempengaruhi prestasi kerja karyawan di Rumah Sakit Umum Daerah Puri Husada saat ini. 5. Kesimpulan Berdasarkan pengolahan data dan analisis hasil yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Faktor motivasi kerja yang paling berpengaruh terhadap prestasi kerja yang terjadi di rumah sakit adalah faktor aktualisasi diri dengan memiliki efektifitas garis regresi terbaik yaitu sebesar 20,22 % dan Untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada faktor motivasi kerja yang paling berpengaruh terhadap prestasi kerja yaitu karyawan harus memiliki inisiatif untuk meningkatkan hasil kinerja dan memberikan pelayanan yang baik kepada pasien. 6. Daftar Pustaka 1. Charles, Wijaya. 2008. Kepemimpinan Mutu. Jakarta: Pustaka Pressindo 2. Duwi, Priyatno. 2008. Mandiri Belajar SPSS (cetakan kedua). Yogyakarta: Mediakom 3. Edwin B. Flippo. 1993. Manajemen Personalia. Jakarta: Erlangga 4. Faustino, Gomes. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi Offset. 5. Ghozali, Imam, 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 6. Handoko, T. Hani, 1992. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : BPFE UGM. 7. Herbert, G. Hicks, G. Ray Gullet. 1987. (Terjemahan Gunawan Adisaputro, SE, MSi), Organisasi dan Tingkah Laku, Jakarta: Bima Aksara 8. James, L. Gibson. 1996. (Terjemahan Moh. Suyadi SE, Msc), Organisasi: Perilaku Struktur, Proses. Jakarta: Erlangga 9. Kuswadi. 2004. Cara Mengukur Kepuasaan Karyawan. Jakarta: Gramedia 10. Mangkunegara, A.P. 2001. Evaluasi Kinerja, Manajemen Sumber Daya Manusia (cetakan ketiga). Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset 11. Syamsudin, Purba. 2008. Fishbone Diagram: Perangkat Alternatif Analisis Akar Masalah. Medan. Pustaka Bangsa Press. 12. Reksohadiprodjo, Handoko. 1997. Teori dan Perilaku Organisasi Perusahaan. Jakarta: Bumi Aksara 13. Robert, Kreitner dan Angelo Kinicky. 2005. Perilaku Organisasi (Edisi 5, Buku 1). Jakarta : Salemba Empat 14. Sarwono, Jonathan. 2007. Analisis Jalur untuk Riset Bisnis dengan SPSS, Yogyakarta: Andi Offset 15. Siswanto, Sastrohadiwiryo. 2003. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia : Pendekatan Administrasi dan Operasional. Jakarta : Bumi Aksara 16. Sondang, P. Siagian. 2002. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta : Rineka Cipta 17. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito 18. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta 19. Sutrisno, Hadi. 2002. Metodologi Research. Yogyakarta : Andi Offset 20. Suyadi, Prawirosentono. 1999. Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta: BPFE 21. Veitzal, Rivai., 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, Gunung Agung, Jakarta.