INFOMATEK Volume 12 Nomor 4 Desember 2010 PENGEMBANGAN INVESTASI DI BIDANG INDUSTRI PENGOLAHAN SAMPAH YANG BERBASIS LINGKUNGAN Erwin M Pribadi*) Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik-Universitas Pasundan Bandung Abstrak: Pengelolaan sampah saat ini sudah mulai dikaitkan dengan aspek ekonomi, terutama dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan umur material, dan mengurangi laju penggunakan sumberdaya. Maksud kajian ini adalah menawarkan/ memberikan peluang bagi public/calon investor baik PMA ataupun PMDN untuk berinvestasi di bidang ini. Metode kajian adalah menghimpun pendapat dari pemerintah, warga masyarakat, serta akademisi dalam bentuk FGD (Focus Group Discussion). Hasil FGD menyarankan pengelolaan sampah harus dimulai sejak dari sumbernya, dan tidak hanya mencari metode untuk mengelola sampah setelah terkumpul. Pengelolaan sampah kedepan harus diupayakan keterkaitannya dengan isue CDM (Clean Development Mechanism) dan CER’s (Certified emission Reduction). Investasi pengolahan sampah harus dilengkapi dengan investasi sarana jalan, taman, kendaraan, alat berat, termasuk studi amdal dan sosialisasi teknologi pengolahan yang akan digunakan. Kata kunci : pengolahan sampah, investasi industri, berbasis lingkungan I. PENDAHULUAN1 Sampai dengan saat Era orientasi lingkungan adalah upaya-upaya ini, pengelolaan persampahan yang dilakukan oleh pemerintah masih menggunakan pendekatan end of pipe solution. Pendekatan ini menitikberatkan pada pengelolaan sampah ketika sampah tersebut telah dihasilkan, yaitu berupa kegiatan pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan yang dilakukan oleh perusahaan, institusi, organisasi dan perorangan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan dikembangkannya produk - produk berbasis lingkungan pandangan sejalan dengan masyarakat perubahan tentang cara pemenuhan kebutuhan yang lebih baik. sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah. Produsen dan konsumen sampah merupakan bagian dari rantai produktifitas yang tidak dapat dipisahkan, karena berhubungan dengan nilai *) E-mail: [email protected] ekonomis, efesiensi, efektifitas dan profitabilitas. Infomatek Volume 12 Nomor 4 Desember 2010 : 233 - 242 Ini yang merupakan inti masalah mengapa industri pengolahan sampah harus mau belajar atas kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan terhadap lingkungan. II. METODOLOGI Kajian Nasional yang telah menjadi Strategi Sampah, pola pengembangan sistem yang diharapkan dapat adalah pola minimasi sampah tertimbun dengan memaksimalkan daur ulang, maka perlu untuk mendapatkan (Focus Group Discussion) dan Depth Interview. Pengelolaan diterapkan difokuskan masukan dari pakar melalui metode FGD FGD Sebagaimana ini dilakukan identifikasi industri untuk pengolahan lingkungan. merumuskan Beberapa sampah berbasis hal menjadi yang pembahasan penting dalam FGD ini antara lain: 1) Sistem pengelolaan yang mendukung industri pengolahan sampah 2) dalam mengantisipasi kebutuhan pasar yang akan memberikan peluang terciptanya sistem bertujuan pokok‐pokok penyusunan pedoman investasi sampah potensi daur ulang. Hal ini sangat diperlukan ini Teknologi tepat yang digunakan dalam industri pengolahan sampah di Indonesia 3) dinamis dan ekonomis. Modal yang mengaplikasikan dibutuhkan untuk pengolahan sampah berbasis lingkungan Maksud dari pembuatan kajian Pengembangan Investasi Bidang Industri Pengolahan Sampah yang Berbasis Lingkungan menawarkan/memberikan adalah; peluang 4) Kelayakan investasi pengolahan sampah berbasis lingkungan dikaitkan dengan pemasaran hasil olahan bagi public/calon investor baik PMA ataupun PMDN untuk berinvestasi di bidang ini, sehingga dengan banyaknya lingkungan maka lingkungan akan industri yang diharapkan terjaga ramah kelestarian sedini mungkin. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan Focus Group Discussion “Pengembangan Investasi di Bidang Industri Pengolahan Sampah Sedangkan tujuannya adalah tersedianya data Lingkungan”, diselenggarakan dan informasi tentang peluang usaha bagi sebagai peneliti yang bekerjasama dengan unit investor Direktorat Perencanaan Industri Agribisnis dan dan pengolahan calon sampah investor pada berbasis industri lingkungan, Sumber Daya Alam yang Lainnya Berbasis oleh dan kami pihak seperti industri pengolahan sampah menjadi konsultan berbagai Oktober 2009 di kota Bandung, memperoleh macam biogas/biomass, pupuk bangunan dan lainnya. 234 produk organik, misalnya; bahan PT. Medapro pada tanggal beberapa hasil yang dapat dipertimbangkan. 30 Pengembangan Investasi di Bidang Industri Pengolahan Sampah Berbasis Lingkungan Para peserta berasal dari beberapa instansi ; banyaknya sisa-sisa sampah yang BKPM Pusat terbuang kesungai-sungai atau ketempat- BKPMD Jawa barat tempat lain yang bukan semestinya. Kementerian Lingkungan Hidup P3JB (Pusat Pengelolaan Persampahan diupayakan keterkaitannya dengan isue Jawa Barat) CDM (Clean Development Mechanism) dan Jurusan Teknik Lingkungan Universitas CER’s (Certified emission Reduction) Pasundan Pengelolaan Indonesia sampah akan kedepan harus menargetkan untuk Universitas Islam Bandung menurunkan angka emisi hingga 41% pada Yayasan Bali Focus - Denpasar tahun BPLHD – Kota Bandung presiden SBY pada KTT UNFCCC di LSM Lingkungan Hidup kota Bandung Denmark pada bulan Desember 2009. Adanya perubahan paradigma dari sampah sebagai sumber daya. berbasis 3R sebagaimana Pengelolaan harus dari Hulu-hilir, dari mulai berkaitan dengan pengelolaan sampah dan tangga) ke TPS (tempat pembuangan tempat sementara) konflik antar pembuangan/pengelolaan akhir Harus TPA (tempat pengelolaan akhir) dan terintegrasi. ada pengaturan/pengelolaan Jangan hanya menangani pengelolaan sampah skala regional yang melibatkan sampah hanya di tempat pembuangan daerah-daerah akhir (TPA) saja, pendekatan ini hanya yang berbatasan berlaku untuk kondisi sebelum tahun 2000. no 18 tahun 2008. Seharusnya saat terjadinya timbulan (individu/Rumah potensi (Bordering) dengan berdasar kepada UU oleh daerah Adanya (TPA) disampaikan amanat dari UU No 8 tahun 2008 sebagai barang buangan menjadi sampah yang 3.2 Pembahasan tentang pengelolaan persampahan kota 3.1 Pembahasan isue Strategis tentang persampahan 2010, Harus melibatkan semua stakeholder Anggaran Biaya pengelolaan sampah yang terkait; Pemda/pemkot/Pemkab, terbatas harus melibatkan pihak swasta swasta (investor), (investor) dan masyarakat. persampahan, Masyarakat sekitar TPA, 3R (re-used, reduce, recycle) belum terlihat nyata, hal ini terlihat dari bidang LSM, Media informasi, dll. Kedisiplinan warga masyarakat terhadap konsep Konsultan pihak Berbasis kepada karakteristik sampah di Indonesia pada umumnya, Indonesia 235 Infomatek Volume 12 Nomor 4 Desember 2010 : 233 - 242 negara agraris mayoritas sampahnya berkelanjutan sampah organik. Disarankan harus Dept Perdagangan, Dept Perindustrian, dengan kewilayahan BPLH, Kementerian Lingkungan Hidup, hasil composting-nya, libatkan departemen DEPDAGRI) perkebunan, dsb untuk lingkungan. Berbasis lingkungan TIDAK belum sebanding dengan usaha dan biaya SAMA dengan berbasis teknologi dikeluarkan. Harus ada campur Teknologi ramah lingkungan berarti; o Ramah masyarakat berkelanjutan. o Bebas racun Menutup TPA yang menjalankan sistem o Bebas bau Open Dumping o Bebas debu/partikulat Merehabilitasi TPA sistem Open dumping o Ramah lingkungan dengan TPA yang menjalankan sistem o Tidak mencemari air, tanah, udara yang lebih berwawasan lingkungan (control o Mengoptimalkan penggunaan sumber tangan Teknologi canggih belum tentu ramah Pada saat sekarang harga produk kompos yang pemerintah yang tegas dan daya landfill atau sanitary landfill). Membangun TPA baru dengan sistem yang o Daur ulang berwawasan lingkungan. o Redesign o Design for sustainability 3.3 Pembahasan tentang teknologi pengolahan sampah kota PVC dapat Teknologi yang dipakai sebaiknya teknologi Calorific value rendah yang ramah lingkungan dan sebanyak- teknis tidak layak bakar. banyaknya Dioksin masih memberdayakan (dihasilkan menyebabkan sehingga secara dari pembakaran sampah), dapat menyebabkan: Sebaiknya menggunakan teknologi yang o Kanker mendukung berkelanjutan o Menghambat perkembangan mental (kompos dan organik lainnya) dan harus o Mengurangi kesuburan diupayakan 236 Sumber sampah yang mengandung plastik terutama masyarakat sekitar TPA. teknologi ke negara maju Indonesia. dihasilkan. Benchmarking belum tentu cocok bila diterapkan di menangkap hasil produk kompos yang teknis tetapi composting, yang lain, harus difikirkan untuk marketing pertanian, departemen terkait lainnya. (Dept. Pertanian, Dept PU, bebasis terintegrasi dari pertanian adanya treatment yang Pengembangan Investasi di Bidang Industri Pengolahan Sampah Berbasis Lingkungan Selain itu, partikulat hasil pembakaran juga akan APBD nya kecil untuk sektor persampahan, menimbulkan gangguan pada hati mengubah maka ritme hati dan inflamasi systemic, Kaiser [1]. dimulai pada level intervensi terawal, yaitu keterlibatan pihak swasta, bisa di (hilir); rumah tangga/lingkungan/instiusi/ 3.4 Pembahasan tentang peranan swasta (investor) di dalam pengolahan sampah kota Diperlukan pilot project untuk meyakinkan kepada semua mengolah/mengelola pihak bahwa sampah adalah kawasan komersial, seperti yang dilakukan di pemkot Batam. termasuk konsep partisipasi/ beberapa ‘Investor daerah yang bekerjasama dengan pihak ketiga (PT. pendampingan NOEI), dikenal dengan projek SARBAGITA. Konsep dasar kerjasama pengolahan sampah ini adalah dengan memanfaatkan ‘level intervensi’nya dapat dilihat pada hasil olahan sampah yang akan dijadikan diagram di Gambar 1. bahan LEVEL INTERVENSI SYSTEM OPTIONS MANAGEMENT OPTION Rumah tangga/lingkugan/ institusi/kawasan komersial Pengumpulan TPS+++/MRF Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Koprasi Developer Kecamatan TPS+++/MRF Wilayah Dimas Bandar lapak Swasta Pengangkutan TPA Dinas Swasta Gambar 1 Keterlibatan sektor swasta. dasar pembangkit ini menaruh sasaran jangka panjangnya untuk mendapatkan nilai manfaat dari CDM issue. Kriteria pemilihan kerjasama (Beauty Contest) dari program SARBAGITA ini adalah; o ASPEK TEKNOLOGI : Dapat mengolah sampah baru dan sampah lama pabrik Untuk daerah yang menyediakan APBD disesuaikan yang besar, keterlibatan swasta sebaiknya volume sampah pada level (hilir); Kota atau TPA yang energi listrik.(Waste to Energy) selain itu program Kapasitas berdekatan (Denpasar-Badung-Gianyar-Tabanan) Keteribatan sektor swasta berdasarkan Kota melakukan Denpasar dengan pola kerjasama regional kepada masyarakat. telah pengelolaan sampah di TPA, seperti di manajemen sampah’. Maksudnya termasuk menangani daerah kerjasama dengan pihak swasta di dalam sesuatu yang reaistik. Di dalamnya harus sudah Beberapa dgn mudah perkembangan Hemat lahan terpadu (ITPST). Tapi untuk daerah yang 237 Infomatek Volume 12 Nomor 4 Desember 2010 : 233 - 242 o ASPEK EKONOMI : diperlukan fasilitas kemudahan fiskal dari Produk hasil olahan diterima/ LAKU di pasar Pemda pemerintah. tidak terlibat langsung CDM rumit, peraturan dan sehingga pada awal kegiatan ASPEK LINGKUNGAN : pengolahan Proses produksi ramah lingkungan diarahkan untuk mendapat kan CER’s ini, Diterima masyarakat sekitar harus Padat karya perangkat o ASPEK KERJASAMA : menjadi tanggung jawab investor disiapkan CDM pemerintah siapapun, Sebagai gambaran dari potensi pihak ketiga, kerjasama SARBAGITA di pola seperti masyarakat variabel-varaibel kegiatan di ini merupakan dari Badan incentive dunia maupun bagi masyarakat yang bisa memberdayakan yang SARBAGITA pun sampai dengan saat ini masih banyak yang behind schedule. akan bisa merubah tidak berguna menjadi sesuatu yang atas bisa dilaksanakan mempengaruhinya secara seksama, oleh karena baik paradigma tentang sampah, yang tadinya di juga di daerah-daerah lainnya, tetapi harus diperhatikan rupa pemahaman yang mendalam semesinya antara pemerintah daerah dengan pihak ketiga dengan sedemikian yang bernilai tinggi. (carbon trade), dengan pemda Bali dalam proyek SARBAGITA. (investor) TPA sumber polutan menjadi sesuatu yang PT. NOEI di dalam rangka kerjasama dengan pola di pendukungnya, isue program Win-Win solution Gambaran sampah administrasi maupun teknis. Biaya investasi dan operasional ini persyaratannya sangat kompleks dan dalam pemasaran produk o Program sangat menjanjikan. Pola pengelolaan persampahan dimasa yang akan datang, sudah semestinya diarahkan selain untuk kebersihan kota, juga diharapkan ada kegiatan manajemen industrinya yang selalu memberdayakan masyarakat disekitarnya. Di dalam sasaran yang lebih jauh harapannya 3.5 Ide dasar para peserta FGD terhadap pengelolaan sampah dikaitkan dengan CDM isue dan CER’s Karena membutuhkan investasi yang sangat besar di awal kegiatan, maka 238 adalah bisa mengikutsertakan program pengelolaan sampah ini sekaligus juga berorientasi CDM. PotensiCDMBidangPersampahan Nilai pengurangan emisi total selama 7 tahun PengelolaanSampahPadatdi TPA diperkirakan sebesar 720,000 ton CO2-eq. Composting Methane Avoidance Pengembangan Investasi di Bidang Industri Pengolahan Sampah Berbasis Lingkungan Aktivitas proyek meliputi instalasi sistem pengumpulan gas landfill serta fasilitas LFG Flaring Co-processing Dilakukan di TPA Batu Layang Pontianak, yang Pengelolaan Sampah di TPA LFG to flare Methane Recovery and Utilization LFG to electricity rata-rata input sampah sebanyak 250-300 ton/hari Nilai pengurangan emisi diperkirakan sebesar 91,800 ton CO2-eq/tahun. Biogas Incineration memiliki dapat dihasilkan dari pengolahan sampah. Biogas ini terjadi dengan mengolah sampah organik dari rumah tangga. Produksi Gambar 2 biogas dapat menghasilkan panas dan daya Potensi CDM Bidang Persampahan, Balifocus [2] untuk bahan bakar kendaraan berupa biogas yang kaya metan (CH4), Murphy, et.al [3]. Proyek CDM Bidang Persampahan di Indonesia 1. Integrated Solid Waste Management (GALFAD) Project in Bali, Indonesia - 3.6 Prasyarat Kelayakan Investasi di Bidang Industri Pengolahan Sampah PT. NOEI (Navigat Organic Energy Kegiatan pengolahan harus ditunjang oleh Indonesia) beberapa 2. Mengunakan LandFill gas mengelola kabupaten GIanyar, pendukung. Dari hasil teknologi GAsifikasi, pengumpulan flaring, Anaerobic prasyarat yang menunjang kegiatan tersebut. Digestion 3. Dilakukan prasyarat data, diperoleh beberapa Prasyarat ini meliputi beberapa hal, antara lain di TPA sampah Suwung, dari DenpaSAR, Tabanan untuk kegiatan di sumber sampah, pengumpulan kota/ sampah, pemrosesan awal, penempatan lokasi BAdung, pengolahan, teknologi pengolahan, dan kualitas 4 sebanyak 500 hasil produksi olahan. ton/hari 239 Infomatek Volume 12 Nomor 4 Desember 2010 : 233 - 242 PILIHAN PENGELOLAAN SAMPAH DI TPA DENGAN SKEMA CDM JENIS PENGELOL AAN KESESUAIAN DENGAN KARAKTERISTIK SAMPAH INDONESIA INVESTASI BIAYA OPERASIONAL PERKIRAAN POTENSI REDUKSI EMISI KETERANGAN Pengompos an Sesuai untuk sampah basah Rendah (US$ 1-2/ ton) US$ 0.2 / ton per tahun 1.2 ton CO2eq/ton sampah Skala besar, butuh strategi pemasaran dan integrasi dengan sektor pertanian atau industri Sanitary Landfill dengan LFG Flaring Sesuai untuk sampah basah Sedang (US$ 1.5-3/ ton) US$ 0.5 / ton per tahun 0.8 ton CO2eq/ton sampah Diperlukan insentif/stimulan dan sanksi utk konversi dari open dumping ke SL, sangat direkomendasikan untuk di Indonesia Anaerobic digestion Sesuai untuk sampah basah Tinggi 0.8 ton CO2eq/ton sampah Peluang kerjasama dengan swasta untuk investasi dan pemasaran produk akhir, pemanfaatan energi Thermal treatment (Incineration ,gasifikasi, pyrolisis, plasma arc) Kurang sesuai karena calorific value sampah Indonesia rendah Tinggi (US$ 50-150/ ton) 0.8 ton CO2eq/ton sampah Teknologi-teknologi baru, perlu kajian, baku mutu emisi, limbah cair dan limbah abu/slag perlu ditetapkan, peluang kerjasama dengan investor, pemanfaatan energi (listrik). US$ 70 / ton per tahun Gambar 3 Contoh pengelolaan sampah dengan beberapa metode. Investasi yang diperlukan dalam penerapan Industri pengolahan sampah dapat dibangun di industri sampah berbasis lingkungan antara lain (dekat) TPA sampah yang ada atau sesuai lahan, pengangkutan, tempat pengumpulan, dengan program pemerintah daerah setempat. serta tempat pengolahan. Selain itu perlu disediakan juga depot/tempat-tempat pemasaran produk. Investasi pengumpulan pengangkutan dan sampah disediakan tempat oleh pemerintah daerah. Sebagai gambaran untuk Investasi lahan untuk mengolah sampah 500 ton per hari dibutuhkan areal seluas 6 hektar. 240 kapasitas sampah 500 ton per hari diprakirakan jumlah armada pengangkut sampah adalah Pengembangan Investasi di Bidang Industri Pengolahan Sampah Berbasis Lingkungan 500unit dan tempat pengumpulan dibutuhkan setiap hari dalam 3 (tiga) rit, yaitu pada pukul sebanyak 05.30 – 09.30 – 11.30 atau 14.00 waktu 100 lokasi. Kegiatan angkutan sampah dari tempat pengumpulan dilakukan setempat. Gambar 4 Skema GALFAD, Sudarma, 2009 [4]. Investasi pengolahan sampah harus dilengkapi Dalam rangka kesinambungan investasi industri dengan pengolahan investasi sarana jalan, taman, sampah sarana berbasis lingkungan pendukung mencakup kendaraan, alat berat, termasuk studi amdal dan tersebut, sosialisasi teknologi pengolahan yang akan agen/depot digunakan. sampah dengan kapasitas 500 ton per hari pemasaran. Untuk mengolah 241 Infomatek Volume 12 Nomor 4 Desember 2010 : 233 - 242 diperlukan lahan seluas 6 hektar dan menyerap menunjang kegiatan tersebut. Prasyarat ini tenaga 154-165 meliputi beberapa hal, antara lain kegiatan karyawan/karyawati (padat karya). Karyawan- di sumber sampah, pengumpulan sampah, karyawati pemrosesan awal, kerja berkisar tersebut dibagi antara dalam berbagai klasifikasi. penempatan lokasi pengolahan, teknologi pengolahan, dan kualitas hasil produksi olahan. IV. KESIMPULAN Hasil FGD sampah harus dimulai pengelolaan sejak V. DAFTAR RUJUKAN dari mencari [1] Kaiser, Jocelyn. "Mounting Evidence Indicts metode untuk mengelola sampah setelah Fine-Particle Pollution." Science Vol. 307 terkumpul. (March 25, 2005), pgs. 1858-1861 . sumbernya, menyarankan dan Pengelolaan tidak sampah hanya kedepan harus [2] diupayakan keterkaitannya dengan isue Balifokus, (2009). Laporan Pengelolaan Sampah. CDM (Clean Development Mechanism) dan [3] CER’s (Certified emission Reduction). Investasi pengolahan sampah analysis ditunjang pengolahan oleh sampah beberapa diperoleh 242 beberapa yang (2004). of energy production from 1043–1057. prasyarat prasyarat E. Volume 29, Issue 7, June 2004, Pages harus pendukung. Dari hasil pengumpulan data, McKeogh, municipal solid waste. Renewable Energy, prasana. Kegiatan J.D., Technical, economic and environmental harus dilengkapi dengan investasi sarana dan Murphy, [4] Sudarma, I.M., (2009). Desain Kemitraan Pengelolaan TPA Regional Sarbagita.