6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi

advertisement
6
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem Informasi
2.1.1 Sistem informasi
Sistem informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang
mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang
bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu. Dalam
sistem informasi diperlukannya klasifikasi alur informasi, hal ini disebabkan
keanekaragaman kebutuhan akan suatu informasi oleh pengguna informasi.
Kriteria dari sistem informasi antara lain, fleksibel, efektif dan efisien.
2.1.2 Teknologi informasi
Teknologi informasi adalah hasil rekayasa manusia terhadap proses
penyampaian informasi dari bagian pengirim ke penerima sehingga pengiriman
informasi tersebut akan:
-
lebih cepat
-
lebih luas sebarannya
-
lebih lama penyimpanannya
2.1.3 Perbedaan Sistem informasi Teknologi Informasi
Menurut Ward and Peppard(2002, p3) buku Strategic Planning for
Information System Sistem informasi dan teknologi informasi sering dianggap
sebagai hal yang sama, hal ini sebagai hal yang harus dihindari apabila ingin
membangun sebuah strategi IT/IS. Teknologi informasi berhubungan dengan
teknologi yang dipakai pada sebuah perusahaan, seperti halnya hardware,
software dan network. Teknologi informasi memfasilitasikan pencarian data,
pemrosesan data, penyimpanan data dan pembagian informasi dalam bentuk
6
7
digital. Menurut UK Academy of Informastion System (Ward and Peppard,2002,
p3) mendeskripsikan Sistem Informasi sebagai cara bagi orang dan organisasi
untuk memaksimalkan penggunaan teknologi untuk mengumpulkan, memproses
dan menggunakan informasi tersebut.
2.1.4 Evolusi Sistem Informasi dalam organisasi
Sistem informasi telah berevolusi beberapa kali dan dapat dikategorikan
menjadi 3 era, yaitu:
•
Era data processing
•
Era management information system
•
Era strategis information system
Setiap era memiliki obyektif dan kegunaan sistem informasi yang berbeda, pada
era data processing sistem informasi lebih diutamakan untuk melakukan kegiatan
operasional dengan mengotomatisasi kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
sistem informasi yang dipakai. Pada masa management information system, sistem
informasi
digunakan
untuk
meningkatkan
kegiatan
manajemen
dengan
menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh pihak manajemen yang nantinya
akan digunakan untuk pengambilan keputusan. Sekarang ini adalah era strategy
information system, dimana sistem informasi digunakan untuk meningkatkan
persaingan dengan melakukan pengembangan strategi yang dipakai pada suatu
sistem informasi perusahaan yang nantinya akan dipakai oleh perusahaan tersebut.
2.1.5 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem Informasi
Perencanaan strategi adalah sebuah perencanaan yang mengidentifikasi
tujuan-tujuan
yang
akan
menempatkan
perusahaan
pada
posisi
yang
menguntungkan. Perencanaan Strategi Sistem informasi adalah bagaimana
8
merencanakan sebuah sistem informasi dan
teknologi informasi untuk
mendukung kegiatan operasional perusahaan.
2.1.6 Perlunya Strategy dan Teknologi Informasi
Ward dan Peppard (2002, p47) menyatakan beberapa alasan yang
menyebabkan perlunya bagi suatu perusaan untuk memiliki suatu strategi sistem
informasi atau teknologi informasi :
•
Invesati pada SI/TI tidak mendukung sasaran bisnis
•
Tidak terkontrolnya SI/TI yang ada
•
Sistem yang tidak terintegrasi sehingga memungkinkan terjadinya data
yang hilang
•
Perusahaan tidak memiliki panduan untuk menentukan prioritas proyek
SI/TI dan selalu terjadi perubahan pada SI/TI sehingga menurunkan
produktivitas
•
Manajemen informasi yang kurang akurat
•
Strategi SI/TI yang tidak sejalan dengan strategi bisnis perusahaan
•
Proyek SI/TI hanya dievaluasi pada basis keuangan semata sehingga
dianggap sebagai investasi yang berlebihan
Strategi SI/TI hendaknya dapat mengarahkan kinerja sistem secara
terintegrasi untuk menghasilkan informasi yang dapat dijadikan masukan untuk
pengambilan keputusan manajemen
2.1.7 Faktor Sukses Dalam Strategi Sistem Informasi
Ward dan Peppard (2002,p35) mengemukakan bahwa dalam suatu
perencanaan suatu strategi untuk sistem informasi diperlukan beberapa faktor
yang diperhitungkan, yaitu:
9
1. Melihat kondisi eksternal, bukan internal, fokus: melihat dalam sudut
pandang pelanggan, saingan, suplier, serta industri lain yang meimiliki
kesamaan dengan keadaan dunia bisnis. Secara tradisional, TI/SI
difokuskan kepada proses dan permasalahan internal.
2. Menambahkan nilai, bukan mengurangi biaya: Meskipun mengurangi
biaya dan meningkatkan produksi sehubungan dengan ekspansi bisnis
dengan mengurangi biaya marginal, melakukan suatu hal lebih baik, bukan
lebih murah sepertinya sangat konsisten dengan kebutuhan perusahaan
untuk mendeferensiasikan perusahaan dengan perusahaan lain. Tetapi
dalam penambahan nilai perusahaan tidak kalah penting dengan
mengurangi biaya.
3. Membagikan keuntungan : dalam sebuah organisasi, dengan suplier,
pelanggan, pemakai serta saingan dalam beberapa kemungkinan. Pada
masa lalu, keuntungan sebuah sistem tidak dibagikan kepada organisasi,
tetapi hanya digunakan. Hal ini akan memperkecil daerah perusahaan
untuk memperoleh keuntungan karena hanya terpacu pada lingkungan
internal dari perusahaan.
4. Memahami pelanggan dan apa yang mereka lakukan dengan produk atau
servis: Bagaimana mereka memperoleh keuntungan dari produk atau jasa,
serta masalah yang dihadapi dalam memperoleh keuntungan tersebut.
Perusahaan harus mengerti apa yang ada pada pandangan pelanggan dan
sekali-kali menempatkan diri di sudut pandang pelanggan.
5. Pengendalian bisnis, bukan teknologi : Tekanan yang diberikan oleh
keadaan pasar seringkali menghalangi kegiatan pengembangan. Hal ini
menyebabkan rasa kurang yakin terhadap keuntungan yang diperoleh
10
melalui TI. Perusahaan harus dapat memikirkan bahwa sistem itu
digunakan untuk mendukung kegiatan bisnis, bukan hanya digerakkan
oleh teknologi yang baru.
2.2 Model Framework perencanaan strategis SI/TI
LINGKUNGAN INTERNAL
BISNIS
LINGKUNGAN INTERNAL
SI / TI
LINGKUNGAN
EKSTERNAL BISNIS
LINGKUNGAN
EKSTERNAL SI / TI
Input
PORTFOLIO
APLIKASI SAAT INI
PROSES
STRATEGI SI / TI
Proses
Output
STRATEGI SISTEM
INFORMASI
STRATEGI TEKNOLOGI
INFORMASI
STRATEGI MANAJEMEN
SI / TI
PORTFOLIO APLIKASI
MASA DEPAN
Gambar 2.1 Model Framework Perencanaan Strategis SI/TI(Ward and
Peppard, 2002, p154)
11
Model kerangka kerja dan perencanaan strategis sistem dan teknologi
informasi dapat dilihat pada gambar 2.1 diatas, dan lebih jelasnya adalah sebagai
berikut :
•
Inputs, sebagai masukan dalam perencanaan strategis sistem dan teknologi
informasi terdiri atas :
1) The internal Business environment :
Merupakan strategi bisnis yang digunakan pada masa sekarang,
tujuan, sumber daya, proses, dan budaya organisasi serta nilai dari bisnis
itu sendiri
2) The External Business environment:
Sisi politik, ekonomi, social, teknologi, industri dan iklum
kompetisi dimana perusahaan tersebut beroperasi
3) The internal IS/IT environment
Pandangan SI/TI terhadap bisnis pada masa sekarang ini,
pengalaman perusahaan dalam bisnis, cakupan bisnis dan kontribusinya
terhadap pasar, kemampuan perusahaan, sumber daya dalam perusahaan
dan infrastruktur teknologi yang digunakan. Aplikasi portfolio saat ini dari
sistem yang berjalan dan sistem yang sedang dalam pengembangan atau
belum dikembangkan tapi sudah di rencanakan pada perusahaan.
4) The external IS/IT environment :
Perkembangan teknologi dan peluang yang ada, serta SI/TI yang
digunakan oleh pihak lain terutama konsumen, pesaing dan pemasok.
•
Proses perencanaan strategi SI/TI, proses dimana informasi yang
diperoleh, serta hasil Analisis yang diperoleh dari inputs, akan diolah
untuk menghasilkan outputs.
12
•
Outputs, merupakan hasil dari proses yang mencakup :
1) IS strategy :
Bagaimana setiap unit dapat memanfaatkan SI/TI dalam mencapai
sasaran bisnisnya. Mencakup portfolio aplikasi yang akan dikembangkan
untuk setiap unit dan model bisnis. Menjelaskan arsitektur informasi setiap
unit.
2) IT strategy :
Strategi
dan
kebijakan
yang
diterapkan
untuk
mengatur
penggunaan teknologi dalam perusahaan dan mengatur sumber daya
teknisi ahli.
3) IS/IT Management Strategy:
Elemen umum dari strategi yang akan diaplikasikan pada
organisasi
secara
menyeluruh,
memastikan
konsistensi
kebijakan
berdasarkan kebutuhan.
-
Future Application Portfolio, rincian yang menjelaskan usulan
aplikasi yang akan digunakan perusahaan dalam waktu kedepan,
untuk
mengintegrasikan
setiap
unit
dari
perusahaan
dan
menyesuaikan perkembangan teknologi dengan perkembangan
perusahaan.
-
Current Application Portfolio, rincian mengenai aplikasi sistem
informasi yang diterapkan perusahaan saat ini, dengan melihat
keuntungan dan kekuatan yang diperoleh dengan menggunakan
aplikasi tersebut serta melihat dukungan aplikasi yang ada terhadap
kegiatan operasional dan perencanaan strategi sistem dan teknologi
13
informasi bagi perusahaan untuk menghadapi persaingan dan pasar
pada saat sekarang ini.
2.3 Hubungan Antara Strategi Bisnis, Strategi SI dan Strategi TI
Dalam pembuatan sebuah aplikasi, strategi tidak diharuskan berfokus terhadap
teknologi saja dan seberapa besar biaya yang akan dikeluarkan. Namun banyak
pertimbangan yang harus diperhatikan dalam strategi SI/TI, seperti contohnya
apakah strategi tersebut dapat mendukung kegiatan perusahaan dan apakah
strategi tersebut dapat meningkatkan kepuasan bagi pelanggan. Karena pada
umumnya strategi SI/TI haruslah dapat mengidentifikasikan sebuah kebutuhan
organisasi yang berkaitan dengan aplikasi bisnis yang ada dalam perusahaan.
Ward and Peppard (2002,p40) mengemukakan bahwa hal paling efektif yang
dapat dilakukan oleh perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari SI/TI
adalah dengan memfokuskan kepada pemikiran tentang bisnis yang di hubungkan
SI/TI. Masalah bisnis yang selama ini menjadi halangan dalam melakukan analisis
dan melakukan perubahan-perubahan di lingkungan perusahaan sesuai dengan
lingkungan bisnisnya.
Hal ini didasari dengan adanya strategi SI/TI yang lebih dalam
membahas
mengenai teknologi dan kebutuhan teknikal yang ada. Penggunaan strategis
dengan SI/TI saat ini jarang menghubungkan dengan kebutuhan perusahaan akan
aplikasi yang dapat membantu proses bisnis dari perusahaan. Disarankan juga
agar strategi SI perusahaan lebih fokus dalam kebutuhannya terhadap sistem
informasi, sedangkan strategi TI berfokus kepada kebutuhan aplikasi, teknologi
informasi dan infrastruktur yang dibutuhkan.Dalam gambar 2.2 dijelas mengenai
hubungan tersebut :
14
Gambar 2.2 Hubungan antara Strategi Bisnis, Strategi SI dan Strategi
TI(Ward and Peppard,2002,p41)
Gambar 2.1 menggambarkan hubungan antara strategi bisnis, strategi SI dan
strategi TI dalam suatu pendekatan untuk menyusun strategi sistem informasi dan
teknologi informasi yang diintergrasikan dengan strategi bisnis perusahaan. Hal
yang perlu diketahui adalah dalam merencanakan sebuah strategi sistem informasi
harus memperhatikan kondisi lingkungan, arah dan tujuan dari kegiatan bisnis
perusahaan. Setelah mengetahui hal-hal tersebut maka sistem yang dibuat di
evaluasikan sesuai dengan kebutuhan dari perusahaan dan mendukung strategi
bisnis perusahaan.
15
2.4 Teknik Analisis perancangan Teknologi Informasi
Sub bab ini akan menjabarkan teknik-teknik analisis yang digunakan
dalam perencanaan strategis SI/TI berdasarkan framework yang dikemukakan
oleh Ward and Peppard
2.4.1 Analisis lingkungan internal Bisnis
Analisis lingkungan internal bisnis dari sebuah perusahaan digunakan untuk
mengetahui strategi bisnis perusahaan pada saat ini, misi dan visi perusahaan,
aktivitas dan proses bisnis perusahaan, sumber daya yang dimiliki dan informasi
yang dibutuhkan perusahaan. Teknik-teknik analisis yang digunakan dalam
memahami kondisi situasi pada lingkungan internal bisnis diantaranya adalah :
2.4.1.1 Analisis Rantai Nilai (Value Chain)
Porter (Ward and Peppard,2002,p244)) Value chain analysis adalah
kegiatan menganalisis kumpulan aktivitas yang dilakukan untuk
merancang, memproduksi, memasarkan, mengantarkan dan mendukung
produk atau jasa.
Pendekatan value chain dibedakan menjadi dua aktivitas bisnis:
1. Aktivitas Utama
Aktivitas – aktivitas utama dalam perusahaan yang pada akhirnya
memberikan kepuasan pada pelanggan. Aktivitas – aktivitas tersebut tidak
hanya dilakukan dengan baik tetapi juga harus saling berhubungan dengan
efektif jika keseluruhan performa bisnis hendak dioptimalkan. Aktivitas
utama terdiri dari inbound logistic, operations, outbound logistic, sales
and marketing dan service.
16
2. Aktifitas Pendukung
Aktivitas – aktivitas yang melengkapi aktivitas utama dengan berbagai
fungsi, yaitu kelengkapan infrastruktur, manajemen SDM, pengadaan
barang dan pengembangan teknologi.
Dengan konsep rantai inilai ini Porter menjelaskan bahwa setiap mata
rantai baik yang utama maupun mendukung dapat menambah nilai dari
produk yang dihasilkan. Nilai tambah yang dihasilkan oleh aktivitas –
aktivitas tersebut merupakan harga yang akan dibayar konsumen. Jika
harga yang dibayar tersebut lebih beasr dari total biaya yang dikeluarkan
oleh seluruh aktivitas, maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan.
2.4.1.2 Analisis Critical Success Factor
Rockant (Ward and Peppard, 2002, p209) mendefinisikan CSF
sebagai area tertentu dalam perusahaan, dimana jika hasil dari area
tersebut memuaskan, maka akan menjamin keberhasilan perusahaan dalam
bersaing. Area tersebut adalah area kunci dimana sesuatu harus berjalan
dengan baik dan benar, sehingga keberhasilan bisnis dapat dicapai dan
terus berkembang.
Manfaat dari analisis CSF menurut Ward and Peppard (2002,
p209) adalah sebagai berikut :
1. Analisis CSF merupakan teknik yang paling efektif dalam melibatkan
manajemen senior dalam mengembangkan strategi sistem informasi.
Karena CSF secara keseluruhan talah berakar pada bisnis dan memberikan
komitmen bagi manajemen puncak dalam menggunakan sistem informasi,
17
yang diselaraskan dengan pencapaian tujuan perusahaan melalui area
bisnis yang kritis.
a. Analisis CSF menghubungkan proyek SI yang akan diimplementasikan
dengan tujuannya, dengan demikian sistem informasi nantinya akan dapat
direalisasikan agar sejalan dengan strategi bisnis perusahaan.
b. Dalam wawancara dengan manajemen senior, analisis CSF dapat
menjadi perantara yang baik dalam mengetahui informasi apa yang
diperlukan oleh setiap individu.
c. Dengan menyediakan suatu hubungan antara tujuan dengan kebutuhan
informasi,
analisis
CSF
memegang
peranan
penting
dalam
memprioritaskan investasi modal yang potensial.
d. Analisis CSF sangat berguna dalam perencanaan sistem informasi pada
saat strategi bisnis tidak berjalan sesuai dengan tujuan perusahaan, dengan
memfokuskan pada masalah-masalah tertentu yang paling kritis.
e. Analisis CSF sangat berguna apabila digunakan sejalan dengan analisis
value chain dalam mengidentifikasi proses yang paling kritis, serta
memberikan fokus pada pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan yang
paling tepat untuk dilaksanakan.
2.4.1.3 Analisis SWOT
Menurut Rangkuti (2002,p18) analisis swot adalah identifikasi
berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan stratregi perushaan.
Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
(Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses
pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan
18
misi, tujian, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian
perencana strategis harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan
(kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat
ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi. Berikut ini adalah keterangan
dari analisis SWOT :
• Strength (Kekuatan)
Suatu keunggulan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan yang
dianggap memiliki kelebihan dari pesaingnya.
• Weakness (Kelemahan)
Keterbatasan atau kekurangan sumberdaya, keterampilan dan kemampuan
yang secara serius menghalangi kinerja efektif perusahaan. Dapat dilihat
dalam keterbatasan dalam fasilitas, sumber daya keuangan, kemampuan
manajemen, keterampilan pemasaran merupakan sumber dari kelemahan.
• Opportunity (Peluang)
Adalah suatu daerah kebutuhan pembeli dimana perusahaan dapat
beroperasi secara menguntungkan dan untuk merebut lebih banyak
konsumen disbanding dengan daya pesaing
• Threat(Ancaman)
Tantangan atau ancaman yang dihadapi oleh suatu perusahaan dari para
pesaing ataupun dari pihak luar.
2.4.1.3.1 Diagram analisis SWOT
Menurut Rangkuti(2002,P19) penelitian menunjukan bahwa
kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan
eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis
SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan Internal Strengths dan
19
Weaknesses serta lingkungan eksternal Opportunities dan Threats yang
dihadapi dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara faktor
eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan
kelemahan.
BERBAGAI PELUANG
3. Mendukung strategi turnaround
1. Mendukung strategi agresif
KELEMAHAN INTERNAL
KEKUATAN INTERNAL
4. Mendukung strategi
defensif
2. Mendukung strategi
diversifikasi
BERBAGAI ANCAMAN
Gambar 2.2 Diagram SWOT(Rangkuti,2002,p19)
Kuadran 1 : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan.
Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat
memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapakan dalam
kondisi ini adalah mendukung kebujakan pertumbuhan yang agresif.
Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusaan ini masih
memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah
menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang
dengan cara strategi diversifikasi
Kuadran 3 : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar,
tetapi dilain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal.
Kondisi bisnis pada kuadran 3 ini mirip dengan Question Mark pada BCG
20
matrik. Fokus strategi perusahaan ini adalah minimalkan masalah-masalah
internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.
Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang saat tidak menguntungkan,
perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan
internal.
2.4.1.3.2 Matriks Faktor Strategi Eksternal
Sebelum membuat matrik faktor strategi eksternal, diperlukan
untuk mengetahui terlebih dahulu faktor strategi eksternal (EFAS). Berikut
ini adalah cara-cara menentukan Faktor Strategi Eksternal (EFAS) :
A. Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai 10 peluang dan ancaman)
B. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari
1,0(sangat penting) sampai dengan 0,0(tidak penting). Faktorfaktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak
terhadap faktor strategis.
C. Hitung rating(dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor
dengan memberikan skala mulai dari 4(outstanding) sampai
dengan 1(poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap
kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating
untunk faktor perluang bersifat positif(peluang yang semakin
besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil diberi rating
+1). Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya.
Misalnya, jika nilai ancamannya sangat besar ratingnya adalah
1. Sebaliknya, jika ancamannya sedikit ratingnya 4.
D. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk
memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya
21
berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang
nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan
1,0 (poor).
E. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan
mengapa faktor –faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor
pembobotannya dihitung.
F. Jumlahkan
skor
pembobotan
(pada
kolom
4),
untuk
memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang
bersangkutan.
Nilai
total
ini
menunjukkan
bagaimana
perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis
eksternalnya.
Total
skor
ini
dapat
digunakan
untuk
membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya
dalam kelompok industri yang sama.
FAKTOR-FAKTOR STRAEGI
BOBOT
RATING
BOBOT X RATING
KOMENTAR
ekonomi
0,20
4
0,80
Akuisisi
struktur
0,15
4
0,60
Kualitas
0,15
4
0,60
Maytag
EKSTERNAL
Peluang :
•
Integrasi
eropa
•
Perubahan
demografi
•
Perkembangan
ekonomi di Asia
•
Terbukanya
0,20
3
0,60
Keberadaan
Superstores
0,10
3
0,30
Lemah
Meningkatnya
0,02
2
0,04
Perlu hati-hati
Timur
•
3
Eropa
Kecenderungan
Ancaman :
•
peraturan pemerintah
22
•
Meningkatnya
Persaingan
•
Whirpool
Electrolux
0,05
2
0,10
Perlu hati-hati
0,05
2
0,05
Tantangan baru
0,05
1
0,05
?
0,03
1
0,03
Diperhatikan
dan
menjadi
global
•
Munculnya
Teknologi baru
•
Perusahaan Jepang
TOTAL
1,00
3,17
Tabel 2.1 Contoh EFAS(Rangkuti,2002,p24)
2.3.1.3.3 Maktik Faktor Strategi Internal
Setelah
faktor-faktor
strategis
internal
suatu
perusahaan
diidentifikasi, suatu tabel IFAS (Internal Strategic Fakctors Analysis
Summary) disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategis internal
tersebut dalam kerangka Strength and Weakness perusahaan. Tahapnya
adalah :
A. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta
kelemahan perusahaan dalam kolom 1.
B. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala
mulai dari 1,0(paling penting) sampai 0,0(tidak penting),
berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi
strategis perusahaan.(Semua bobot tersebut jumlahnya tidak
boleh melebihi skor total 1,00)
C. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masung
faktor dengan memberikan skala mulai dari 4(outstanding)
23
sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor
tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan.
Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk
kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan
+4(sangat baik) dengan membandingkannya dengan ratarata industri atau dengan pesaing utama. Sedangkan
variabel yang bersifat negatif, kebalikannya. Contohnya,
jika kelemahan perusahaan besar sekali dibandingkan
dengan rata-rata industri, nilainya adalah 1, sedangkan jika
kelemahan perusahaan di bawah rata-rata industri, nilainya
adalah 4.
D. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3,
untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4.
Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing
faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0(outstanding)
sampai dengan 1,0 (poor).
E. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan
mengapa faktor-faktor tertentu dipilih, dan bagaimana skor
pembobotannya dihiting.
F. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk
memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang
bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana
perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis
internalnya.
Skor
total
ini
dapat
digunakan
untuk
membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya
24
G. dalam kelompok industri yang sama.
FAKTOR-FAKTOR
STRATEGI INTERNAL
Kekuatan :
•
Budaya kualitas
maytag
•
Pengalaman Top
Manajer
•
Integrasi Vertikal
•
Hubungan yang
baik dengan
SDM
•
Memiliki orientas
Internasional
Kelemahan :
•
Proses
produksi(R&D)
•
Saluran distribusi
•
Dukungan
kondisi keuangan
kurang begitu
baik
•
Posisi Global
yang sangat
kurang
•
Fasilitas
manufaktur
TOTAL
BOBOT
RATING
BOBOT X RATING
KOMENTAR
0,15
4
0,60
Kualitas kunci sukses
0,15
4
0,60
Mengetahui produk
0,10
4
0,40
Hubungan baik
0,05
3
0,15
Baik tapi cenderung
turun
0,15
3
0,45
Memikiki
reputasi
baik di pembersih
0,05
2
0,10
Lambat untuk produk
baru
0,05
2
0,10
Ancaman Superstore
0,15
1
0,40
Tingginya hutang
0,10
1
0,10
Lemah di luar UK dan
Aust
0,05
1
0,05
Perlu investasi
sekarang
1,00
2,85
Tabel 2.2 Contoh IFAS(Rangkuti,2002,p25)
2.4.1.3.4 Matriks Swot
Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis
perushaan adalah matriks SWOT. Matrik ini dapat menggambarkan secara
jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan
dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.
Matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis.
25
IFAS
EFAS
OPPORTUNITIES(O)
•
Tentukan 5 – 10
faktor peluang
eksternal
THREATS(T)
•
Tentukan 5 – 10
faktor ancaman
eksternal
STRENGTHS(S)
•
Tentukan 5 – 10 faktorfaktor kekuatan
internal
STRATEGI SO
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan
peluang
WEAKNESS(W)
•
Tentukan 5 – 10 faktorfaktor kekuatan
eksternal
STRATEGI WO
Ciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan untuk
memanfaatkan peluang
STRATEGI ST
STRATEGI WT
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan untuk
mengatasi ancaman
Ciptakan
strategi
yang
meminimalkan kelemahan dan
menghindari ancaman
Tabel 2.3 Matriks SWOT(Rangkuti,2002,p31)
A. Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan
peluang sebesar-besarnya.
B. Strategi ST
Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan
untuk mengatasi ancaman.
C. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan
cara meminimalkan kelemahan yang ada.
D. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
2.5 Analisis Lingkungan Eksternal Bisnis
Analisis lingkungan eksternal bisnis dari sebuah perusahaan terdiri dari
faktor-faktor yang pada dasarnya di luar dan terlepas dari perusahaan. Faktorfaktor utama yang biasa diperhatikan adalah faktor Politik, Ekonomi, Sosial dan
teknologi (PEST). Lingkungan eksternal bisnis ini dapat memberikan kesempatan
26
besar bagi perusahaan untuk maju, sekaligus dapat menjadi hambatan dan
ancaman untuk maju. Adapun teknik-teknik analisis yang digunakan untuk
memahami kondisi situasi pada lingkungan eksternal bisnis diantaranya adalah :
2.5.1 Analisis Lingkungan Politik, Ekonomi, Sosial dan Teknologi
(PEST)
Menurut Ward and Peppard (2002,p70-72) analisis PEST adalah analisis
terhadap faktor lingkungan eksternal bisnis yang meliputi bidang politik,
ekonomi, social dan teknologi.
A. Faktor politik
Faktor politik meliputi kebijakan-kebijakan pemerintah, masalah hukum
serta mencakup aturan-aturan formal dan informal dari lingkungan dimana
perusahaan melakukan kegiatannya.
Contoh :
-
Kebijakan pajak
-
Peraturan ketenaga kerjaan
B. Faktor ekonomi
Faktor ekonomi meliputi semua faktor yang mempengaruhi daya beli dari
pelanggan dan mempengaruhi iklim berbisnis suatu perusahaan.
Contoh :
-
Pertumbuhan Ekonomi
-
Standar nilai tukar uang
-
Tingkat suku bunga
-
Harga-harga produk dan jasa
27
C. Faktor sosial
Faktor sosial meliputi semua faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan
dari pelanggan dan mempengaruhi ukuran dari besarnya pangsa pasar yang
ada.
Contoh :
-
Kondisi lingkungan sosial
-
Kondisi lingkungan kerja
-
Keselamatan dan kesejahteraan social
-
Tingkat pertumbuhan penduduk
D. Faktor teknologi
Faktor teknologi meliputi semua hal yang dapat membantu dalam
menghadapi tantangan bisnis dan mendukung efesiensi proses bisnis.
Contoh :
-
Automatisasi
-
Kecepatan transfer teknologi
-
Tingkat kadarluarsa teknologi
PEST digunakan untuk menilai pasar dari suatu unit bisnis atau unit
organisasi. Arah analisis PEST adalah kerangka untuk menilai sebuah
situasi, dan menilai strategi atau posisi, arah perusahaan, rencana
pemasaran, atau ide. Dimana analisis ini cukup mempengaruhi perusahaan,
karena melalui analisis ini dapat diambil suatu peluang atau ancaman baru
bagi perusahaan.
28
2.5.2 Lima faktor Persaingan Porter
Aspek lingkungan industri akan lebih mengarah pada aspek persaingan di
mana
bisnis
perusahaan
mempengaruhi
kondisi
berada.
persaingan
Akibatnya
seperti
faktor-faktor
ancaman-ancaman
yang
dan
kekuatan-kekuatan yang dimiliki perusahaan termasuuk kondisi persaingan
itu
sendiri
menjadi
mengemukakan
perlu
konsep
untuk
Competitive
dianalisis.
Strategy
Michael
yang
E.
Porter
menganalisis
persaingan bisnis
Gambar 2.3 Lima faktor persaingan Porter
1) Ancaman Masuknya Pendatang Baru
Masuknya pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi
perusahaan yang sudah ada, misalnya kapasitas menjadi bertambah,
terjadinya perebutan pangsa pasar, serta perebutan sumber daya produksi
yang terbatas. Kondisi seperti ini menimbulkan ancaman bagi perusahaan
29
yang telah ada.Faktor penghambat pendatang baru untuk masuk kedalam
suatu industri, yaitu:
- Skala ekonomi
- Diferensiasi produk
- Kecukupan modal
2) Persaingan Diantara Perusahaan Sejenis
Persaingan dalam industri akan mempengaruhi kebijakan dan kinerja
perusahaan, menurut Porter tingkat persaingan dipengaruhi beberapa
faktor, yaitu:
- Jumlah competitor
- Tingkat pertumbuhan industri
- Biaya tetap yang besar
- Kapasitas
- Hambatan keluar
3) Ancaman Dari Produk / Jasa Pengganti
Perusahaan – perusahaan yang berada dalam suatu industri tertendu akan
bersaing pula dengan produk/ jasa pengganti.Walaupun karakteristiknya
berbeda, barang subtitusi dapat memberikan fungsi atau jasa yang sama.
Ancaman produk subtitusi menjadi kuat bilamana konsumen dihadapkan
pada biaya peralihan yang sedikin dan jika produk subtitusi itu mempunyai
harga yang lebih murah atau kualitasnya sama, bahkan lebih tinggi dari
produk-produk suatu industri.
4) Kekuatan Tawar- menawar Pembeli
Para
pembeli,
mempengaruhi
dengan
kekuatan
perusahaan
untuk
yang
mereka
menurunkan
miliki,
mampu
harga
produk,
30
meningkatkan mutu dan pelayanan, serta mengadu perusahaan dengan
kompetitornya. Kekuatan tawar pembeli akan kuat apabila perusahaan
dihadapkan pada kondisi sebagai berikut:
-
Sifat produk tidak terdiferensiasi dan banyak pemasok
-
Produk perusahaan tidak terlalu penting bagi pembeli, sehingga
pembeli dengan mudah mencari subtitusinya.
5) Kekuatan Tawar-menawar Pemasok
Pemasok dapat mempengaruhi industri lewat kemampuan mereka
menaikan harga atau mengurangi kualitas produk atau servis. Pemasok
menjadi kuat apabila beberapa kondisi berikut terpenuhi:
-
Produk atau jasa yang ada adalah unik dan mampu menciptakan
switching cost yang besar
-
Tidak tersedia produk subtitusi
-
Pemasok mampu melakukan integrasi kedepan dan mengolah produk
yang dihasilkan menjadi produk yang sama dengan yang dihasilkan
perusahaan.
2.6 Application Portfolio
Ward and Peppard (2002,p42) mengemukakan sebuah model yang
mengkategorikan sistem informasi kedalam empat golongan yaitu :
1. Strategic: Merupakan sistem informasi yang kritis untuk bisnis dan
kesuksesan mendatang.
2. Key Operational: Sistem informasi yang penting untuk mendukung
kelangsungan bisnis saat ini dan harus selalu dijaga keefektifannya.
3. Support: Membantu meningkatkan efisiensi proses bisnis dan
efektifitas manajemen, namun tidak kritis bagi bisnis.
31
4. High Potential: Sistem informasi yang terwujud dari inovasi-inovasi
baru dan sangat potensial mencapai keunggulan kompetitif.
STRATEGIC
HIGH POTENTIAL
• Merupakan aplikasi yang kritis
• Aplikasi yang mungkin penting
untuk bisnis dan kesuksesan bisnis
dalam mendapatkan kesuksesan di
dimasa mendatang
masa depan
• Aplikasi yang sedang digunakan
• Aplikasi yang berharga namun
oleh organisasi yang sedang
tidak kritis untuk mencapai
diandalkan untuk memperoleh
kesuksesan
kesuksesan
KEY OPERATIONAL
SUPPORT
Tabel 2.3 Application Portfolio(Ward and
Peppard,2002,p42)
2.7 Customer Relationship Management
Konsep dari Customer Relationship Management (CRM) berkembang
pada tahun 1990-an, konsep ini sangat populer seiring dengan perkembangan
teknologi informasi yang semakin menambah berbagai aplikasi bisnis. Aktifitas
CRM pada dasarnya bertujuan agar perusahaan dapat mengenali pelanggan secara
lebih detail dan melayani mereka sesuai dengan kebutuhannya. Secara umum,
beberapa konsep dari CRM adalah sebagai berikut.
1. Membangun database pelanggan yang kuat : Database pelanggan yang kuat
merupakan kunci utama peaksanaan CRM. Ada banyak alasan mengapa perusahaan
perlu membangun database pelanggan yang kuat. Pertama, database pelanggan
adalah salah satu aset utama perusahaan, yang juga dapat dihitung performanya
sebagaimana performa finansial yang lain. Kedua, database pelanggan dapat
dijadikan ukuran tentang nilai perusahaan sekarang dan kemungkinan performanya
di masa mendatang.
32
2. Membuat profil dari setiap pelanggan : langkah kedua adalah membuat profil
dari masing-masing pelanggan. Ini sebenarnya adalah penngembangan lebih lanjut
dari proses segmentasi konsumen yang sudah dilakukan perusahaan.
3. Analisis profitabilitas dar tiap-tiap pelanggan : ada 2 hal yang dapat dinilai dari
masing-masing pelanggan. Pertama adalah penerimaan(revenue) yang dihasilkan
dari masing-masing pelanggan, dan kedua adalah biaya(cost) yang harus
dikeluarkan untuk melayani masing-masing pelanggan.
4. Interaksi dengan pelanggan yang lebih targeted dan customized : Dengan profil
yang lebih jelas, perusahaan akan lebih mudah untuk melihat kebutuhan yang
berbeda-beda dari setiap pelanggan. Informasi ini tentu akan memudahkan
perusahaan untuk memberikan penawaran tentang peroduk dan layanan yang
disesuaikan kebutuhan mereka.
2.8 Knowledge Management
Knowledge Management (KM)
merupakan bagaimana mengelola
pengetahuan dalam perusahaan. Pengetahuan merupakan aset yang sangat penting
bagi perusahaan. Semakin banyak organisasi yang mengambil langkah dalam
pendekatan melalui KM, mendorong pandangan bahwa pandangan sebuah
pengetahuan dapat dimasukkan dalam kodingan dan disimpan. Pandangan yang
kedua adalah bahwa pengetahuan itu bersifat unik dan tidak dapat dimasukkan
kedalam data. Meskipun begitu menurut Walsham, (Ward and Peppard,2002,p512)
bahwa sistem berbasis TI digunakan untuk mendukung KM. Alasan banyaknya
kegagalan TI pada suatu KM adalah dikarenakan pembuat sistem tersebut kurang
mengetahui situasi dan keadaan perkerjaan. Apabila kedua hal tersebut
digabungkan, maka akan menjadikan KM yang baik dan sesuai.
33
2.9 Analisis Lingkungan Eksternal SI/TI
Analisis ini digunakan untuk mendapat gambaran dan pemahaman
mengenai keadaan perkembangan SI/TI diluar lingkungan perusahaan, yang
memberikan dampak kepada perusahaan, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Tujuan utama dari analisis ini adalah untuk mendapat pengetahuan
mengenai peluang-peluang baru yang dapat digunakan dalam penggunaan SI/TI.
Bagian dari analisis ini juga meliputi pengetahuan mengenai SI/TI yang
digunakan oleh pihak eksternal atau perusahaan lain yang menggunakan teknologi
SI/TI yang baru. Salah satu aspek dari analisis ini adalah untuk menyediakan
informasi secara menyeluruh mengenai lingkungan eksternal SI/TI untuk digunakan
membantu perencanaan strategi SI/TI (Ward and peppard, 2002, p203-204).
2.10 Hasil Perencanaan Strategis Sistem dan Teknologi Informasi
Hasil perencanaan strategi SI/TI merupakan gabungan dari hasil yang
diperoleh setelah menganalisis keadaan lingkungan eksternal maupun internal pada
perusahaan.
2.10.1 IS Strategy
Ward and Peppard(2002,p166) mengemukakan bahwa IS strategy
adalah strategi yang menggambarkan bagaimana sebuah bisnis memanfaatkan
sistem dan teknologi informasi dalam pencapaian tujuannya. Strategi SI
ditujukan untuk menggabungkan Strategi Bisnis dan strategi dalam pencapaian
tujuan, serta tanggung jawab untuk menggabungkan Strategi TI dan strategi
bisnis.
2.10.2 IT Strategy
Ward and Peppard(2002,p167) mengemukakan bahwa IT strategy
tidak hanya meliputi pusat dari fungsi SI, tetapi juga tanggung jawab dari
34
pengguna TI tersebut. Tujuan utamanya adalah untuk bagaimana cara agar
sumber daya dan tekologi didapatkan, di kelola dan dikembangkan untuk
meningkatkan kondisi bisnis dari perusahaan. Strategi TI lebih difokuskan pada
area yang perlu diganti apabila dibutuhkan, atau posisi baru yang tersedia dalam
perusahaan. Faktor dalam perencanaan strategis TI adalah sebagai berikut :
• Manajemen portfolio aplikasi
• Organisasi SI/TI, manajemen dari sumber daya dan kegiatan administratif
• Mengelola sumber informasi
• Mengelola pengembangan aplikasi
• Mengelola teknologi
2.10.3 IS/IT Management Strategy
IS/IT management strategy mencakup elemen yang umum dipakai dari
sebuah strategi yang digunakan oleh perusahaan. Mencakup kegiatan dari pihak
manajemen dalam mendukung aplikasi SI/TI yang digunakan oleh sebuah
perusahaan. Merupakan strategi yang diambil oleh pihak manajemen yang
berkaitan dengan sistem informasi yang digunakan oleh perusahaan.
Download