MAT DIAGNOSIS LEPTOSPIROSIS Esti Rahardianingtyas. MAT FOR LEPTOSPIROSIS DIAGNOSIS ABSTRACT Leptospirosis is a disease caused by bacterial infection leptospira interrogans. Leptospira bacteria is a spiral bacterium with solid strands with two flagella periplasmik. Septicaemic phase patient samples taken from the blood and cerebrospinal fluid, whereas samples taken at phase immune extracted from urine. The diagnosis of leptospirosis occur directly or indirectly. Diagnosis is done by directly isolate and identify the causative agents of the agent. Diagnosis is done indirectly by detecting specific antibodies from the patient's body. Gold Standard of the diagnosis of leptospirosis is MAT. Mat made by reacting antibodies to leptospira antigen. Positive results seen with clump formed. Key words: Leptospirosis, Leptospirosis Diagnostic, MAT (Microscopic Agglutination Test ABSTRAK Leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan karena infeksi bakteri leptospira interrogans. Bakteri leptospira merupakan bakteri spiral dengan untaian yang padat dengan dua flagella periplasmik. Sampel pasien pada fase septicaemic diambil dari darah dan cairan serebrospinal, sedangkan sampel yang diambil pada fase immune diambil dari urine. Diagnosis leptospirosis dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Diagnosis secara langsung dilakukan dengan cara mengisolasi agen penyebab dan mengidentifikasi agen tersebut. Diagnosis secara tidak langsung dilakukan dengan cara mendeteksi antibodi spesiflk dari dalam tubuh pasien. Gold Standart dari diagnosis leptospirosis adalah MAT. Mat dilakukan dengan cara mereaksikan antibodi dengan antigen leptospira. Hasil positif dilihat dengan terbentuk gumpalan agglutinasi Kata kunci: Leptospirosis, Leptospira, Leptospirosis Diagnosis. JURNAL VEKTORA Vol. IVNo. 2 117 Esti. R MATDiagnosis Leptospirosis interrogans, terdiri PENDAHULUAN dari 200 serotipe Serotipe yang paling besar prevalensinya Leptospirosis merapakan penyakit yang tersebar luas di seluruh dunia; muncul di daerah perkotaan dan pedesaan baik di negara maju maupun negara berkembang kecuali daerah kutub. Kejadian luar biasa (KLB) yang cukup besar terjadi di Nikaragua pada tahun 1995 dan menimbulkan banyak kematian. Febraari 1997-1998 KLB juga terjadi di India, Singapura, Thailand dan Kazaktan. (Kandun, I.N.2000). Di Indonesia Leptospirosis ditemukan antara lain di propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Lampung, Sumatera Selatan, Bengkulu, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Bali, NTB, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara,Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat.( Sub Dit Zoonosis, 2007) Kasus leptospirosis pertama pada manusia digambarkan pada tahun 1886 sebagai penyakit berat dengan ikteras penyakit Weil. dan yang disertai disebut sebagai Organisme penyebab penyakit adalah bakteri leptospira, bakteri ini pertama kali dilihat Stimson pada tahun 1907, jaringan pada ginjal sediaan dari potongan penderita yang meninggal pada wabah yellow fever, dan berhasil dibiakkan pada tahun 1915 oleh Inada. (Muliawan S. Y. 2008) World Health Organization Scientific Group On Leptospirosis deskripsi (1962-1965) Stimson mengakui sebagai gambaran leptospira pertama kali. (WHO, 2007) Bakteri menularkan leptospira penyakit termasuk kedalam 118 spesies yang leptospirosis Leptospira adalah canicola, grippotyphosa, hardjo, icterohaemorrhagiae, dan (Muliawan 2008) S. Y. pomona. Infeksi leptospirosis pada manusia terjadi melalui makanan dan minuman yang tercemar leptospira atau melalui luka pada kulit dan selaput lendir. Media sumber penular utamanya adalah air kencing penderita baik manusia maupun hewan yang sakit. Penularan terjadi pada minggu kedua dan ketiga dari perjalanan penyakit. Petani, pekerja rumah pemotongan hewan, dokter hewan dan perawat hewan serta pekerja kebersihan kota merapakan kelompok yang beresiko tinggi tertular leptospirosis. (Soedarto,2009) Kesulitan penyakit mendiagnosa menyulitkan penyembuhan sehingga menjadi dan berat upaya cenderang menyebabkan kematian. (Kandun, I.N.2000) Struktur Morfologi Leptospira Leptospira adalah bakteri spiral dengan untaian yang padat, dengan 18 atau lebih untaian tiap selnya, dengan ukuran lebar 0,1pm dan panjang 6-12 pm. (Southwick. dibungkus F.2012) oleh Leptospira membran luar yang dibungkus oleh membrane luar yang terdiri dari 3-5 lapis atau disebut juga envelop. Dibawah membrane luar ini terdapat lapisan peptidoglikan yang fleksibel dan helical, serta membrane sitoplasma. Leptospira memiliki dua flagella periplasmik, masing-masing berpangkal pada setiap ujung sel. (Muliawan S. Y. 2008) JURNAL VEKTORA Vol. IVNo. 2 Esti. R MATDiagnosis Leptospirosis Pengambilan Sampel Spesimen Pengambilan 2. sampel Pewarnaan Pewarnaan leptospira dapat dilakukan pasien dengan fase modifikasi steiner dan steiner teknik. perjalanan perjalanan leptospirosis. leptospirosis Fase tehnik dan leptospirosis dilakukan bergantung dari Seperti dibedakan Fontana halnya pengamatan menjadi 2 fase yaitu fase septicaemic dan menggunakan mikroskop metode ini fase immune. Fase septiceamic terjadi 4 tidak sampai 7 hari setelah masa inkubasi. pemeriksaan langsung leptospirosis. Pengambilan (WHO, 2007) sampel pada fase ini dilakukan dengan cara mengambil sampel direkomendasikan sebagai 3. Isolasi Leptospira darah dan cairan serospinal pasien. Fase Metode ini dilakukan dengan cara immune terjadi pada hari 0-30 hari setelah mengisolasi interfase. Bakteri leptospira diisolasi dari leptospira yang urin. (Slack. A.2010) Pengambilan sampel cairan serebrospinal, jaringan dan urin dilakukan pada saat pertengahan urine pasien. Penggunaan metode ini berkencing dan haras diisolasi dalam memerlukan waktu hingga beberapa waktu 2 jam.tWHO, 2007) minggu Pemeriksaan Laboratorium Leptospirosis Pemberian oleh metode laboratorium langsung dan tidak langsung. Metode mengidentifikasi ada pada darah, sampai beberapa bulan. antibiotik pada pasien membuat proses isolasi gagal.(WHO, Leptospirosis manusia dan hewan didiagnosa dan 2007) 4. Inokulasi pada hewan langsung adalah metode dengan cara Inokulasi mengisolasi menyuntikkan sampel klinik pada agen penyebab dan identifikasi antigen Leptospira spp dalam hewan jaringan Inokulasi dan laboratorium cairan tubuh. langsung Metode (WHO,2007) dan masih pada cara susceptible. hewan tidak pemeliharaan hewan di laboratorium memerlukan biaya yang 1. Pengamatan Mikroskop secara yang dengan direkomendasikan karena alasan etika adalah: Pengamatan dilakukan mikroskopik dilakukan dengan cara pengamatan mahal.(WHO, 2007) 5. Hybridisasi DNA balteri secara langsung menggunakan Metode Dot blot hybridisasi dengan mikroskop maupun 32P- dan label biotin pada untaian mikroskop fasekontras. Metode ini DNA dapat digunakan sebagai awal memiliki spesifitas dan sensitifitas deteksi leptospira, tetapi metode ini yang sangat ramit dan membutuhkan biaya medan rendah jumlahnya gelap karena sangat leptospira sedikit spesimen(WHO, 2007) mahal. (WHO, 2007) di 6. PCR Metode PCR dilakukan dengan cara mendeteksi potongan JURNAL VEKTORA Vol. IV No. 2 DNA genus 119 Esti. R MATDiagnosis Leptospirosis spesifik lewat proses amplifikasi in RFLP pertama kali dikenal pada vitro. tahun 1990, sebagai metode yang Potongan DNA tersebut dinamakan primer. Pasangan primer digunakan yang perbedaan direkomendasikan pada mendeteksi kromosom dari diagnosis leptospirosis adalah Gl dan organism G2. PCR leptospira memberikan hasil hubungannya dengan penentuan yang cepat pada fase awal penyakit. genom secara Seperti DNA, Analisis berdasar Metode ini sangat ramit dan mahal fragmen yang serta DNA yang dibelah oleh enzim halnya hibridisasi memerlukan alat-alat mahal. Pada masa sekarang, PCR hanya digunakan dalam skala laboratorium. 7. untuk yang sangat erat konvensional. atas ukuran dihasilkan dari retriksi. Metode tidak langsung dalam (WHO, 2007) diagnosis Pemetaan Molekuler yang mendeteksi adanya antibodi spesifik Metode karakterisasi molekuler dilakukan berdasar atas karakterisasi DNA. Metode yang biasa digunakan a. Arbitrarily Primed PCR(AP-PCR) dilakukan berdasarkan amplifikasi DNA dalam PCR dengan primer oligonukleotida pendek secara acak. digunakan untuk Hal ini melihat perbedaan secara spesifik intra inter diantara leptospira dalam tubuh pasien(WHO, 2007). metode dapat dilakukan dengan cara : 1. Macroscopic Slide Agglutination Prinsip dasar dari metode ini adalah mereaksikan antigen dengan serum pasien. Antigen yang digunakan bisa dari satu serovar ataupun multiple serovar. Serovar yang digunakan umumnya adalah Patoc 1. Reaksi dinyatakan positif (++) jika timbul gumpalan yang besar, reaksi dikatakan positif (+) jika timbul patogen b. Randomly Polymorphic DNA gumpalan kecil tapi laratan tidak tampak jelas. Reaksi negatif timbul (RAPD) Tehnik metode Test adalah: dan leptospirosis adalah ini berdasar dari DNA dari potongan nukleotida yang mempunyai perbedaan genetik dan akan memunculkan pita yang berbeda pada gel electrophoresis setelah diperlakukan dengan muncul gumpalan). (WHO, 2007) 2. Indirect Haemaglutination Test Indirect merapakan Haemaglutination metode Test diagnosis leptospirosis dengan menggunakan eritrosit tipe O pada manusia yang enzim c. Restriction jika laratan tidak berabah (tidak Fragment Polymorphism (RFLP) Length telah dilapisi dengan genus spesifik antigen leptospira yang berasal dari galur biflexa leptospira (Patoc 1). 120 JURNAL VEKTORA Vol. IV No. 2 Esti. R MATDiagnosis Leptospirosis Ketika serum darah pasien diinkubasi strain non patoc 1. Ikatan dideteksi dengan sel-sel yang telah dilapisi dengan tersebut, reaksi akan menyebabkan conjugate yang aglutinasi sel. (Sulzer CR. 1975) perangkat tes. Immune Electrophoresis dilakukan dengan mereaksikan serum 4. human IgM ada gold di Sampel dalam dikatakan negatif jika hanya kontrol 3. Counter Immune Electrophoresis Counter anti yang terwarnai. (WHO, 2007) 7. Lepto Dridot darah pasien Aterkena leptospira dan Lepto Dridot terdiri dari partikel serum control dengan ekstrak antigen latex dari beberapa serogroup yang sudah bereaksi dilarutkan. CIE mudah digunakan leptospira antigen yang dikeringkan dan bisa dilakukan di laboratorium dengan slide agglutinasi. Penilaian dengan untuk berdasarkan pada ikatan dari antibodi melakukan MAT (Terstra WS, 1979) spesifik dengan leptospira antigen. ELISA (WHO, 2007) fasilitas terbatas Elisa leptospirosis dilakukan dengan 8. aktif yang diwamai secara luas yang dengan MAT menempatkan antibodi serum dalam MAT adalah metode rajukan (gold mikroplate dan standart) antigen. direaksikan dengan Setelah diinkubasi dan untuk leptospirosis mendiagnosa jika dicuci untuk menghilangkan antibodi dengan yang berlebihan kemudian conjugate lainnya. Hal ini dibuktikan dengan enzim ditambahkan. Aktivitas enzim hasil evaluasi yang membandingkan ditentukan sensifitas, spesifisitas dan ketepatan dengan chomogenic reaksi wama menambahkan substrat. Intensitas sebanding dengan metode dibandingkan diagnosis yang MAT dengan metode diagnosis yang lain. (Collins R A 2006) MAT jumlah antibodi yang ada dalam merapakan metode diagnosis yang serum darah. (WHO, 2003) spesifik untuk serovar/serogroup 5. Lepto Dipstik mendeteksi yang mungkin Lepto Dipstik berdasarkan pada ikatan leptospira dengan antibodi IgM yang spesifik. Ikatan IgM kerja antibody anti antigen dan antibodi yang terdapat human dye conjugate. Hasil positif pada darah pasien. Reaksi positif jika piring merah karena terwarnai dalam oleh ikatan Ag. (WHO, 2007) timbulnya dideteksi dengan Lateral Flow MAT MAT adalah mereaksikan ditunjukkan gumpalan. dengan (Slack. A. 2010) Gumpalan ini terbentuk karena 6. Lepto Lateral Flow Lepto menginfeksi pada hewan maupun manusia. (Barriel A R 2010) Prinsip berdasarkan antibodi anti leptospira yang ada ikatan spesifik IgM antibodi dengan dalam serum darah antigen yang telah diekstrak dengan ikatan dengan bakteri JURNAL VEKTORA Vol. IVNo. 2 membentuk leptospira. 121 Esti. R MATDiagnosis Leptospirosis Proses terbentuknya gumpalan ini Council disebut agglutinasi. Aglutinasi dapat Port Blair. 2007 diamati dengan mikroskop menggunakan medan gelap. Sylvia (WHO, of Medical Research. Y. Muliawan. Bakteri Spiral Patogen. Erlangga. Jakarta 2008 2003) Soedarto. Penyakit Menular di Indonesia. Sagung Seto. Jakarta. 2009 KESIMPULAN Leptospirosis disebabkan oleh leptospira. Frederick Southwick. Infectious Disease: A leptospira merapakan bakteri berbentuk spiral dengan Leptospirosis pilinnan dapat yang padat. dilakukan secara Clinical Short Course. McGraw-Hill. USA. 2012 Andrew langsung maupun tidak langsung. Metode Slack. Leptospirosis Australian Family Physician. Vol 39, No 7, Juli 2010.495-498 langsung dapat dilakukan dengan cara : pengamatan menggunakan pewarnaan, isolasi leptospira langsung, inokulasi ke hybridization, Reaction. mikroskop, Pengamatan tidak Evaluation secara of An Indirect HemaagglutinationTest for The Diagnosis of Human Leptospirosis. Journal Clinical Microbiology. 1975. 2:218-221 DNA animal, Polymerase Sulzer CR, Losser Jar, Rogers F, et al. Chain langsung dilakukan dengan cara : MSAT, IHA, CIE, ELISA, Lepto Dipstik, Lepto Lateral Flow, Lepto Dridot dan MAT. MAT merapakan Gold Standart Diagnosis Terstra WS, Schoore GJ, Ligthart GS. Counterimmunelectrophoresis In of Human The Diagnosis Leptospirosis. Bacteriol Org A. 1979. Jul: 285-290. Leptospirosis. World DAFTAR PUSTAKA I Nyoman Kandun. Manual Pemberantasan Penyakit Menular Leptospira. Pemberantasan Penyakit Menular, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. 2000 Sub Dit Zoonosis DitJen PPM & Healh Organization. Human Leptospirosis: Guidance for and Diagnosis, Surveillance Control. WHO Library Cataloguing - in - Publication Data. 2003 Richard A Collins. Leptospirosis. The Biomedical PL. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Majalah Kesehatan , Minggu 1 April 2007 World Healh Organization. Leptospirosis: Laboratory Manual. Regional Medical Research Centre. Indian Scientist. Febraari 2006. Angeliki R Barriel PVM. Leptospirosis : An Important Zoonotic Diseasesis. Current Research Technology and Education Topics in Applied Microbiology and Microbial Biotechnology. A Medez - Vilas (Ed). 2010. 687693 122 JURNAL VEKTORA Vol. IVNo. 2