MEMBANGUN KOMPETENSI SOSIAL BERAWAL DARI MENGENAL SIMBOL - SIMBOL DIRI Oleh Dr. Muhammad Fardus PENGANTAR Hurlock dalam bukunya Personality Development membahas ”Simbol-Simbol Diri” dengan mengkaji khusus pada masalah-masalah: pertama pakaian, kedua nama dan nama panggilan, ketiga logat bicara, keempat umur, kelima kesuksesan, dan terakhir reputasi. Simbol diri menurut Huclock adalah suatu tanda yang dapat mempengaruhi penilaian orang lain dan merupakan simbol identitas diri seseorang. Simbol diri seseorang dapat mempengaruhi pendapat orang lain dan dapat mempengaruhi seseorang akan dirinya sendiri. Simbol diri terkait dengan masalah berpakaian, nama, gaya berbicara, usia, sukses dan reputasi. Cara berpakaian merupakan satu bentuk simbol diri karena dapat mempengaruhi pandangan orang lain. Seseorang yang memakai pakaian yang bagus mempunyai keinginan untuk dinilai dengan baik oleh orang lain dan ia juga menilai akan dirinya sendiri. Begitu juga dengan nama atau nama panggilan merupakan simbol diri yang amat penting. Simbol ini memungkinkan seseorang mengenal orang lain. Simbol nama dapat mempengaruhi seseorang melakukan sesuatu terkait dengan namanya. Pemilik nama sadar akan dirinya dan menunjukkan perilaku sosial yang sesuai dengan namanya. Nama panggilan mempunyai peranan yang lebih besar dalam simbol diri dibanding dengan nama depan atau nama belakang (nama keluarga). Symbol diri dapat juga terlihat dari gaya berbicara. Cara berbicara seseorang menunjukkan kepribadian si pembicara, baik dari bentuk pembicaraannya, maupun dari kualitas dan kontennya. Namun pembicara yang menggunakan dua bahasa (dwibahasa) cenderung menimbulkan tafsiran yang negatif secara sosial dan penilaian diri seseorang. Faktor usia juga dapat berfungsi sebagai simbol diri seseorang karena setiap masyarakat memiliki budaya yang berbeda. Misalnya pada budaya primitif usia pemuda adalah usia seseorang dengan kekuatan sebagai petarung, pemburu, atau nelayan sehingga ia memiliki peranan dan posisi istimewa dalam kelompoknya. Dampak dari usia terhadap simbol diri muncul bila seseorang memiliki kesadaran akan penghargaan yang diberikan oleh orang lain atau kelompok sosial tertentu terhadap usianya. Simbol usia dapat muncul dari budaya, otonomi dalam kelompok, dan dalam aktifitas. Kesuksesan seseorang menunjukkan simbol diri. Simbol-simbol kesuksesan muncul dari popularitas, kepemimpinan, prestasi dalam bidang olahraga, pendidikan, pekerjaan, dan kekayaan.Demikian halnya dengan reputasi seseorang.Reputasi diperoleh dari penilaian sosial melalui pengamatan terhadap tingkah laku dan budaya.Reputasi seseorang dapat menyebar dengan cepat dalam masyarakat sehingga berpengaruh terhadap dirinya dalam berbagai aspek kehidupannya.Sebaliknya jika seseorang memiliki reputasi yang buruk, maka sangat sulit mengubahnya, kecuali dengan berpindah atau meninggalkan kelompok sosialnya dan membangun reputasi baru di dalam kelompok sosialnya yang baru. PEMBAHASAN Simbol diri merupakan petunjuk yang dapat mempengaruhi penilaian seseorang terhadap diri orang tersebut.Oleh karena itu simbol diri tersebut bisa dianggap sebagai simbol dari identitas pribadi. Simbol ini memiliki dua peran yang sangat penting; Pertama, simbol diri mempengaruhi pendapat seseorang terhadap orang lain, dan kedua, simbol diri juga mempengaruhi konsep seseorang akan diri orang itu. Ada dua syarat yang harus dipenuhi agar simbol diri dapat memainkan peranan secara sukses dalam kehidupan sosial masyarakat: Pertama, simbol diri harus dapat terlihat, dan yang kedua, orang yang menggunakan simbol diri tersebut harus mengetahui signifikansi dari simbol tersebut. Jika salah satu dari syarat tersebut hilang atau tidak terpenuhi, maka simbol diri tersebut dapat salah diinterpretasikan oleh orang lain atau bahkan diabaikan. Salah satu simbol diri adalah cara berpakaian. Islam mengajarkan cara berpakaian yang baik dan tidak menyombongkan diri. Rasulullah saw mencontohkan sebagaimana cara beliau berpakaian. Beliau sangat gemar memakai baju gamis.Lengan baju beliau panjangnya hingga kepergelangan tangan dan kerah bajunya sampai pada batas dadanya.Pakaiannya terdiri dari syal, kain sarung, gamis, dan sorban.Beliau menyukai syal bergaris-garis dan memakai kopiah yang dililit dengan sorban.Sorbannya adakalanya mempunyai ekor dan kadang tidak berekor.Dalam beberapa kisah disebutkan bahwa kehidupan beliau tidak berubah, bahkan ketika beliau menjadi penguasa seluruh Arabia dan Siria. Pakaian merupakan simbol diri yang sangat penting karena hal tersebut dapat memberikan pengaruh terhadap kesan pertama pada seseorang serta terhadap kesan atau penilaian selanjutnya. Secara kualitas, seseorang berusaha untuk melambangkan dirinya melalui cara berpakaian untuk menunjukkan otonomi, keinginan untuk diperhatikan, identitas dalam kelompok tertentu, individualitas, kesuksesan, kesesuaian dengan gender, serta kematangan. Demikian pula dengan simbol nama ataupun nama panggilan merupakan simbol diri yang penting. Dalam Islam, Nabi Muhammad S.A.W.. mensunnahkan agar memberikan nama yang baik kepada putraputri. Nama yang baik seperti Abdullah atau Ibrahim. Dengan simbol identitas nama sehingga seseorang mudah dikenali oleh orang lain. Pentingnya peranan nama dalam penilaian diri maupun dalam penilaian sosial dibuktikan dengan perilaku seseorang sesuai dengan nama yang dimilikinya, nama panggilannya, dan kombinasi namanya. Selain simbol nama, cara berbicara juga dapat menunjukkan simbol diri seseorang. Cara berbicara memberikan petunjuk akan kepribadian yang dimiliki oleh pembicara yang dapat dilihat melalui isi dan bentuk pembicaraan, kuantitas serta kualitas pembicaraan yang ditunjukkan melalui pelafalan, tata bahasa, diksi, serta nada bicara. Kedwibahasaan memberikan dampak yang cenderung negatif terhadap kuantitas dan kualitas dari pembicaraan dan sering kali memiliki dampak yang membahayakan penilaian sosial dan penilaian diri seseorang. Usia juga dapat merupakan simbol diri seseorang yang utama. Seseorang akan berupaya untuk menggunakan simbol-simbol untuk menunjukkan usia, tingkat otonomi, serta aktivitas yang berhubungan dengan kedua hal tersebut agar dapat diakui sebagai bagian dari kelompok usia yang memiliki prestise. Efek dari usia terhadap konsep diri akan muncul hanya bila seseorang memiliki kesadaran akan penghargaan yang diberikan oleh anggota kelompok sosial tertentu terhadap usianya serta tuntutan anggota kelompok akan peranan yang harus ia mainkan sesuai dengan usianya tersebut. Pada setiap jenjang usia, keberhasilan merupakan sesuatu yang sangat dihargai. Tingkat penghargaan terhadap keberhasilan dipengaruhi oleh usia, gender, status sosial ekonomi, serta latar belakang budaya seseorang. Faktor-faktor tersebut juga mempengaruhi cara penilaian anggota kelompok terhadap keberhasilan yang telah dicapai seseorang. Beberapa simbol keberhasilan yang berlaku dalam kebudayaan di antaranya adalah popularitas, kepemimpinan, prestasi atletik, prestasi pendidikan, pekerjaan, uang, harta benda, keanggotaan sebuah klub, dan pemanfaatan waktu senggang. Semakin banyak simbol keberhasilan yang dipergunakan oleh seseorang dan semakin banyak manfaat yang dapat diberikan oleh simbol-simbol tersebut, maka akan semakin positif pula penilaian sosial (masyarakat) terhadap dirinya. Jika penilaian sosial semakin positif, maka semakin positif pula penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri. Seperti halnya nama yang dimiliki oleh seseorang, maka reputasi yang diraih oleh seseorang juga merupakan simbol diri yang penting karena hal tersebut akan menjadi tanda yang akan mempengaruhi penilaian orang lain terhadap dirinya serta penilaiannya terhadap dirinya sendiri. Baik buruknya reputasi yang dimiliki oleh seseorang tergantung kepada kesesuaian antara tingkah lakunya dengan nilai-nilai sosial yang akan mempengaruhi penilaian orang lain terhadap dirinya, serta mempengaruhi cara pandang orang- orang yang memberikan penilaian. Akan tetapi, seseorang bisa jadi memiliki reputasi yang dianggap baik oleh anggota sebuah kelompok, namun sebaliknya reputasi ini bisa dianggap tidak baik oleh anggota sebuah kelompok lain meskipun ia menunjukkan perilaku yang sama dalam kedua kelompok tersebut. Reputasi diperoleh dari penilaian sosial yang didasarkan atas kesan pertama, pengamatan terhadap tingkah laku, serta stereotip budaya.Reputasi seseorang dapat dengan cepat menyebar di antara anggota kelompok sosial dan mempengaruhi penilaian terhadap dirinya dalam berbagai aspek kehidupan. Jika seseorang telah dianggap memiliki reputasi yang buruk, maka akan sulit baginya untuk mengubah anggapan tersebut, kecuali dengan mobilitas geografis (berpindah kelompok) yang memungkinkan seseorang untuk menghapus reputasi lama yang dimilikinya dan memunculkan reputasi baru di antara anggota kelompok sosial yang baru. Terkait dengan kepribadian, konsekuensi yang membahayakan dari reputasi buruk pada kenyataannya bahwa reputasi tersebut mewarnai penilaian yang dibuat oleh orang lain terhadap seseorang, dan pada akhirnya mewarnai pula penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri. Seseorang yang telah terbiasa memberikan penilaian terhadap dirinya sendiri dengan cara yang kurang baik akan tetap melakukan hal tersebut meskipun reputasi buruk yang dimilikinya telah dihilangkan dan digantikan oleh reputasi baru yang lebih baik. KESIMPULAN Kompetensi sosial sesorang dapat terbangun ketika ia mampu membangun hubungan sosialnya dengan orang lain. Relasi sosial yang sudah terbangun baik tidak terlepas dari sifat seseorang yang ada pada dirinya. Untuk itu, seseorang mestinya memahami simbol-simbol yang ada pada dirinya. Ada enam hal pokok terkait dengan simbol diri yang ada pada manusia: cara berpakaian, nama, cara berbicara, tingkat usia, kesuksesan, dan reputasi. Simbol-simbol diri tersebut dapat mempengaruhi penilaian orang lain yang merupakan simbol identitas pada diri seseorang. Cara berpakaian merupakan satu bentuk simbol diri karena dapat mempengaruhi pandangan orang lain. Dengan gaya berpakaian orang lain dapat mengetahui siapa dia. Nama juga merupakan simbol diri yang amat penting karena melalui nama orang lebih muda saling kenal mengenal. Gaya bicara juga termasuk simbol diri. Kesuksesan seseorang menunjukkan simbol diri. Demikian halnya dengan reputasi seseorang dapat menunjukkan simbol diri. Reputasi diperoleh dari penilaian sosial melalui pengamatan terhadap tingkah laku dan budaya seseorang. Referensi Hurlock, E.B. (1974). Personality Development, New York: McGraw-Hill Book Company. Najati, M. U. 2004. Psikologi Dalam Perspektif Hadis. Jakarta: Pustaka Al Husna Baru.