Menciptakan Anak Yang Cerdas Dengan Menerapkan Belajar Membaca Al-Quran Sejak Usia Dini Aulia Agustina, Bagus Mirza Ali M, Duwi Jayanti, Evvy Khoyriyah, Firman Ramadhan Universitas Muara Bungo ABSTRAK Al-Quran merupakan mukjizat terbesar dalam sejarah peradaban manusia. Sebagai mukjizat al-Quran mempunyai tanggung jawab moral untuk senantiasa mampu memecahkan persoalan sosial. Oleh karena itu, sebagai sebuah teks Al-Quran perlu di tafsirkan agar maknanya tidak usang. Sebagaimana pernyataan imam Ali bin Abi Thalib: “Al-Quran hanyalah tulisan yang tertera di dalam mushaf, tidak bisa berbicara dengan lisan, melainkan ada yang memahaminya.” Al-Quran dibicarakan oleh manusia: “pembacaan terhadap narasi besar teks Al-Quran membutuhkan piranti.” Kata kunci : Al-Quran, Kemanusiaan, Kemauan Pendahuluan Islam merupakan tiang agama bagi seluruh umat nabi Muhammad SAW sehingga umat muslim di dunia mendirikan Musholla, Surau, maupun masjid. Begitupun di Desa Rantau kembang yang baru saja mendirikan musholla bagi masyarakatnya. Karena musholla di rantau kembang baru saja didirikan kegiatan di musholla masih sangat minim sekali. Seperti kegiatan sholat berjamaah dan taman pendidikan Al-Quran hanya beberapa orang yang mengikuti, itupun hanya beberapakali saja. Oleh karena itu mengaktifkan mushola dan memberikan pelajaran membaca Al-Quran dijadikan salah satu program kerja KUKERTA. Dalam rangka menciptakan anak yang cerdas dengan menerapkan belajar membaca AlQuran sejak usia dini. Maka salah satu upaya penulis dengan di bantu oleh imam musholla memberikan ajaran pembacaan Al-Quran dengan tajwid yang benar. Perlu ditekankan pula bahwa yang harus dilakukan untuk mencegah remaja dari ketergelinciran dan kesalahan adalah membaca dan mempelajari kitab Allah SWT. Ia adalah pegangan hidup dan undangundang untuk mengetahui apa yang harus dilakukan manusia, bagaimana ia harus melaksanakannya secara konsisten. Sholat, yang menjadi masalah pertama yang akan dipertanggungjawabkan di akhirat, tidak sah kecuali dengan membaca Al-Quran Al-Karim. Materi Dan Metode Pelaksanaan Kegiatan pembelajaran Al-Quran ini tepatnya di dusun Mekar Sari Desa Rantau kembang, pada waktu setelah maghrib sampai sebelum isya, sehingga dapat melaksanakan sholat berjamaah. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan di taman pendidikan Al-Quran dusun Mekar Sari sebagai berikut : 1. Mengajari anak-anak di Desa Rantau Kembang belajar membaca Al-Quran setelah sholat magrib hingga sebelum sholat isya. 2. Belajar mengaji mulai dari Iqrok, Juz’amma dan Al-Quran dengan tajwid yang benar. 3. Menghapalkan surat-surat pendek. 4. Melakukan estafet ayat surat-surat pendek Pembahasan Dalam membaca Al-Quran agar dapat mempelajari, membaca dan memahami isi dan makna dari tiap ayat Al-Quran yang kita baca, tentunya kita perlu mengenal, mempelajari ilmu tajwid yakni tanda-tanda baca dalam tiap huruf ayat Al-Quran. Guna tajwid ialah sebagai alat untuk mempermudah, mengetahui panjang pendek, melafazkan dan hukum dalam membaca Al-Quran. Tajwid secara harfiah mengandung arti melakukan sesuatu dengan elok dan indah atau bagus dan membaguskan, tajwid berasal dari kata ” Jawwada ” dalam bahasa Arab. Dalam ilmu Qiraah, tajwid berarti mengeluarkan huruf dari tempatnya dengan memberikan sifat-sifat yang dimilikinya. Jadi ilmu tajwid adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara melafazkan atau mengucapkan huruf-huruf yang terdapat dalam kitab suci Al-Quran maupun Hadist dan lainnya. Dalam ilmu tajwid dikenal beberapa istilah yang harus diperhatikan dan diketahui dalam pembacaan Al-Quran, diantaranya : a. Makharijul huruf, yakni tempat keluar masuknya huruf b. Shifatul huruf, yakni cara melafalkan atau mengucapkan huruf c. Ahkamul huruf, yakni hubungan antara huruf d. Ahkamul maddi wal qasr, yakni panjang dan pendeknya dalam melafazkan ucapan dalam tiap ayat Al-Quran e. Ahkamul waqaf wal ibtida’, yakni mengetahui huruf yang harus mulai dibaca dan berhenti pada bacaan bila ada tanda huruf tajwid f. dan Al-Khat dan Al-Utsmani Arti lainnya dari ilmu tajwid adalah melafazkan, membunyikan dan menyampaikan dengan sebaik-baiknya dan sempurna dari tiap-tiap bacaan dalam ayat Al-Quran. Menurut para Ulama besar menyatakan bahwa hukum bagi seseorang yang mempelajari tajwid adalah Fardhu Kifayah, yakni dengan mengamalkan ilmu tajwid ketika memabaca Al-Quran dan Fardhu ‘Ain atau wajib hukumnya baik laki-laki atau perempuan yang mu’allaf atau seseorang yang baru masuk dan mempelajari Islam dan KitabNya. Mengenal, mempelajari dan mengamalkan ilmu tajwid berserta pemahaman akan ilmu tajwid itu sendiri merupakan hukum wajib suatu ilmu yang harus dipelajari, untuk menghindari kesalahan dalam membaca ayat suci Al-Quran dan melafazkannya dengan baik dan benar sehingga tiap ayat-ayat yang dilantunkan terdengar indah dan sempurna. Tujuan diadakannya kegiatan pembelajaran pembacaan Al-Quran Al-Quran merupakan pedoman hidup bagi setiap umat muslim, sehingga perlu pelajaran guna mengetahui arti kemudian mengamalkan isi Al-Quran tersebut. Tujuan pembelajaran ini merupakan agar anak-anak dapat membaca ayat-ayat AlQuran dengan tajwid yang benar sejak usia dini, karena kemampuan daya serap usia dini masih tinggi, maka kami memfokuskan pembelajaran terhadap anak-anak usia dini. Manfaat kegiatan pembelajaran pembacaan Al-Quran Kegiatan ini dilaksanakan oleh mahasiswa KUKERTA kelompok VII, dengan melihat minimnya pembelajaran Al-Quran di desa Rantau Kembang maka kami membentuk program kerja mengaktifkan musholla dan mendirikan taman pendidikan Al-Quran di dusun Mekar Sari Desa Rantau Kembang. Manfaat kegitan ini antara lain adalah : 1. menciptakan generasi yang memahami Al-Quran dengan tajwid yang benar 2. menciptakan generasi yang mencintai Al-Quran sebagai pedoman hidup 3. mendidik anak yang berakhlakul karimah A. Hukum-hukum dalam tajwid beserta komponen ilmu tajwid yang harus dikenal dipelajari, dipahami serta diamalkan dalam membaca Al-Quran, antara lain : Hukum Ta’awuz dan Basmalah Isti’azah atau taawuz adalah melafazkan atau membunyikannya : “A’uzubillahi minasy syaitaanir rajiim” (ا123 45678 9: ا6;<=ا ن6?@<A) cara melafazkan basmalah adalah bunyinya: “Bismillahir rahmaanir rahiim” (4CA ا678 ا6?DE: ا6?D<A). Terdapat 4 cara membaca iati’azah, basmalah dan surat : a. memutuskan isti’azah (berhenti) kemudian baru membaca basmalah, b. menyambungkan basmalah dengan surah tanpa berhenti, c. membaca isti’azah dan basmalah terus-menerus tanpa henti, d. membaca isti’azah, basmalah dan awal surat terus-menerus tanpa berhenti. B. Hukum tajwid dalam pembacaan Al-Quran Adapun hukum-hukum tajwid dalam pembacaan Al-Quran sebagai berikut: 1. Idhgam Bighunnah Idgham bighunnah adalah apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan (Ya, Wau, Mim, Nun) dibaca dengung, dan itu dinamakan dengan idgham bighunnah 2. Idhgam Bilaghunnah Idham bilaghunnah adalah idgham yang tidak berdengung, huruf idgham bilaghunnah ada dua (Lam dan Ra) 3. Ikhfa’ haqiqi Jika nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf-huruf seperti ta’()ت, tha’ ()ث, jim ()ج, dal ()د, dzal ()ذ, zai ()ز, sin ()س, syin ()ش, sod ()ص, dhod ()ض, tho ()ط, zho ()ظ, fa’ ()ف, qof ()ق, dan kaf ()ك, maka ia harus dibaca samar-samar (antara Izhar dan Idgham) ْ ﺳ Contoh: َ:= َ 2َ َY 5[ً \ْ َ] 4. Izhar Izhar artinya menyatakan, huruf izhar ada enam yaitu Kha, Kho, ‘ain, Ghain, Ha, Hamzah 5. Iqlab Hukum ini terjadi apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf ba’ ()ب. Dalam bacaan ini, bacaan nun mati atau tanwin berbah menjadi bunyi mim ()م. Contoh: نﱠ3َ َacۢ ُ<َ6 harus dibaca Layumbażanna C. Hukum mim mati Selain hukum nun mati dan tanwin ada pula hukum lainnya dalam mempelajari dan membaca Al-Quran yakni Hukum mim mati, yang disebut hukum mim mati jika bertemu dengan huruf mim mati ( ) ْمyang bertemu dengan huruf-huruf arab tertentu. Contoh bacaan diatas diambil dari (QS: Al-Mu’minun :55-59) yang diberi tanda warna (biru : ikhfa syafawi), ( merah : idgham mimi), (hijau : izhar syafawi). Hukum mim mati memiliki 3 jenis, yang diantaranya adalah : 1. Ikhfa Syafawi (إij5ﺷ ﺀj2)ي Apabila mim mati ( ) ْمbertemu dengan ba ()ب, maka cara membacanya harus dibunyikan samar-samar di bibir dan dibaca didengungkan. Contoh: (Aُnَc<ْ َ4 Aoُ p5 ْ َY) ( َر ٍة5tَ Dِ 4ِ Anِ <9ِ ?َْ v) (ٌxﺳ5 ِ َ4 Aُnُa7ْ yَ ) َو 2. Idgham Mimi ( {E <9 م5| )إد Apabila mim mati ( ) ْمbertemu dengan mim ()م, maka cara membacanya adalah seperti menyuarakan mim rangkap atau ditasyidkan dan wajib dibaca dengung. Idgham mimi disebut juga idgham mislain atau mutamasilain. Contoh : ( ْ:9َ •َ ٍ~( )أَمYِ :9ِ Aْ yَ ) 3. Izhar Syafawi (إ€n5ﺷ رj2)ي Apabila mim mati ( ) ْمbertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah selain huruf mim ( ) ْمdan ba ()ب, maka cara membacanya dengan jelas di bibir dan mulut tertutup. Contoh: ( َن2ُ\َ•ﱠv Aْ oُ ﱠ7[َ َ6) ( َن2ُCEْ َv) C. Hukum mim dan nun tasydid Hukum mim dan nun tasydid juga disebut sebagai wajib al-ghunnah (ا ‚@او6ƒc8) yang bermakna bahwa pembaca wajib untuk mendengungkan bacaan. Maka jelaslah yang bacaan bagi kedua-duanya adalah didengungkan. Hukum ini berlaku bagi setiap huruf mim dan nun yang memiliki tanda syadda atau bertasydid ( nad ّ)نّ م. Contoh: َ:9ِ ِس5ﱠc6ﱠ~ وَاct ِ 6ْ ا E. Hukum idgham Idgham (|دإ5 )مadalah berpadu atau bercampur antara dua huruf atau memasukkan satu huruf ke dalam huruf yang lain. Maka dari itu, bacaan idgham harus dilafazkan dengan cara meleburkan suatu huruf kepada huruf setelahnya. Terdapat tiga jenis idgham: – Idgham mutamathilain (|دإ5 م9•E5†7<: – yang serupa) ialah pertemuan antara dua huruf yang sama sifat dan makhrajnya (tempat keluarnya) dal bertemu dal dan sebagainya. Hukum adalah wajib diidghamkan. Contoh: 2ُ7‡ َ ََˆ د‰ ْا. – Idgham mutaqaribain (|دإ5 م9•\5ر4<: – yang hampir) ialah pertemuan dua huruf yang sifat dan makhrajnya hampir sama, seperti ba’ bertemu mim, qaf bertemu kaf dan tha’ bertemu dzal. Contoh: \ُ7‡ ْ ]َ ڪ ُ ْA – Idgham mutajanisain (|دإ5 م9•t5]C<: – yang sejenis) ialah pertemuan antara dua huruf yang sama makhrajnya tetapi tidak sama sifatnya seperti ta’ dan tha, lam dan ra’ serta dzal dan zha. Contoh: ُ‹ رَب‰ﱢ H. Qalqalah Qalqalah (‰7\78) adalah bacaan pada huruf-huruf qalqalah dengan bunyi seakan-akan berdetik atau memantul. Huruf qalqalah ada lima yaitu qaf ()ق, tha ()ط, ba’ ()ب, jim ()ج, dan dal ()د. Qalqalah terbagi menjadi dua jenis: – Qalqalah kecil yaitu apabila salah satu daripada huruf qalqalah itu berbaris mati dan baris matinya adalah asli karena harakat sukun dan bukan karena waqaf. Contoh: َن2ُ[Eَ = ْ <َ , َن2ُ1ْˆ<َ – Qalqalah besar yaitu apabila salah satu daripada huruf qalqalah itu dimatikan karena waqaf atau berhenti. Dalam keadaan ini, qalqalah dilakukan apabila bacaan diwaqafkan tetapi tidak diqalqalahkan apabila bacaan diteruskan. Contoh: ِٱŽَ6jَ 6ْ , Žَ61 َ KESIMPULAN Al-Quran adalah pedoman hidup bagi manusia, Membaca dan memahami Al-Quran hukumnya adalah wajib bagi setiap mukmin baik laki-laki ataupun perempuan. Menurut para Ulama besar menyatakan bahwa hukum bagi seseorang yang mempelajari tajwid adalah Fardhu Kifayah, yakni dengan mengamalkan ilmu tajwid ketika memabaca Al-Quran. dan Fardhu ‘Ain atau wajib hukumnya baik laki-laki atau perempuan yang mu’allaf atau seseorang yang baru masuk dan mempelajari Islam dan KitabNya. DAFTAR PUSTAKA http://e-prints.ums.id http://journal.uny.ac.id/../3 LAMPIRAN KEGIATAN ESTAFET SURAT PENDEK DI MUSHOLLA KEGIATAN TADARUSAN DI MUSHOLLA KEGIATAN BELAJAR MENGAJI DI MUSHOLLA KEGIATAN BELAJAR MENGAJI IQRO DI MUSHOLLA KEGIATAN BELAJAR MEMBACA AL-QURAN DENGAN TAJWID YANG BENAR KEGIATAN SHOLAWATAN DI MUSHOLLA