Pembelajaran Berbasis Multikultural

advertisement
1 PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIKULTURAL DALAM
MEWUJUDKAN PENDIDIKAN YANG BERKARAKTER
Muh.Anwar
Widyaiswara LPMP SulSel
Abstrak
Setiap etnik atau ras cenderung memunyai semangat dan ideologi yang
etnosentris, yang menyatakan bahwa kelompoknya lebih superior daripada
kelompok etnik atau ras lain Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku,
budaya, dan bahasa daerah, ralitas tersebut secara positif menggambarkan
kekayaan masyarakat yang bertipe pluralis, namun potensi keberagaman sering
menjadi pemicu lahirnya suatu masalah.. Salah satu hal yang dapat dilakukan
dalam membentuk pendidikan yang berkarakter di tengah masyarakat yang
beragam adalah mengkaji secara bersama-sama, yang ada pada kelompokkelompok masyarakat sebagai kekayaan nasional. Adanya pengetahuan yang
minim tentang budaya-budaya yang ada, mendorong meningkatnya prasangka
terhadap orang lain, bahkan berujung sikap antipati yang didasarkan pada
kesalahan generalisas. Kondisi tersebut disebabkan oleh masyarakat yang tidak
merasa nyaman, karena tidak saling mengenal identitas budaya orang lain. Salah
satu penyebabnya adalah ketidakpahaman dengan nilai-nilai budaya yang
dikomunikasikan melalui bahasa daerah setiap etnik. Model pendidikan seperti ini
akan mendorong siswa mengakui keberadaan budaya yang beragam, membantu
siswa dalam mengembangkan kebanggaan terhadap warisan budaya mereka,
menyadarkan siswa bahwa konflik nilai sering menjadi penyebab konflik antar
kelompok masyarakat, dan melahirkan generasi yang memiliki cara pandang
nasionalis. Selain hal tersebut, melalui pengetahuan awal bahasa daerah yang
beragam, menjadi modal utama siswa dalam mempelajari budaya lainnya.
Berdasarkan pembahasan makalah ini dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran
berbasis multikultural, dapat meningkatkan kesadaran diri siswa terhadap nilainilai keberbedaan dan keberagaman yang melekat pada kehidupan lokal, sebagai
faktor yang sangat potensial dalam membangun cara pandang generasi muda.
Kata Kunci: Pembelajaran, Multikultural, Berkarakter.
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=302:basis‐multikultural&catid=42:ebuletin&Itemid=215 Artikel E‐Buletin LPMP SulSel September 2014 ISSN. 2335‐3189 2 A. Pendahuluan
Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, budaya, dan bahasa
daerah, realitas tersebut secara positif menggambarkan kekayaan masyarakat yang
bertipe pluralis. Adanya suku bangsa yang berbeda-beda latar belakang
kehidupannya turut memberikan corak kebudayaan tersendiri bagi hidup dan
kehidupan masyarakatnya.
Adanya pengetahuan yang minim tentang budaya-budaya yang ada,
mendorong meningkatnya prasangka terhadap orang lain, bahkan berujung sikap
antipati yang didasarkan pada kesalahan generalisasi. Adanya potensi daerah, budaya
dan bahasa yang beragam sering menjadi pemicu lahirnya suatu masalah pada suatu
daerah. Setiap etnik atau ras cenderung memunyai semangat dan ideologi yang
etnosentris, yang menyatakan bahwa kelompoknya lebih superior daripada etnik atau
ras lain.
Selain masalah di atas, masalah lain yang sangat mengancam adalah
memudarnya rasa memiliki generasi muda terhadap peninggalan budaya dalam
bentuk bahasa sastra daerah sebagai akibat Perkembangan teknologi komunikasi dan
informasi pada era globalisasi ini yang telah mampu meniadakan batasan-batasan negara dan
waktu
Kondisi tersebut disebabkan oleh masyarakat yang tidak merasa nyaman,
karena tidak saling mengenal identitas budaya orang lain. Salah satu penyebabnya
adalah ketidakpahaman dengan nilai-nilai budaya yang dikomunikasikan melalui
bahasa daerah setiap etnik.. Adanya pandangan generasi mudah sekarang, bahwa
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=302:basis‐multikultural&catid=42:ebuletin&Itemid=215 Artikel E‐Buletin LPMP SulSel September 2014 ISSN. 2335‐3189 3 mempelajari merupakan hal yang kolot tidak modern, harus secepatnya ditindak
lanjuti. Karena, dapat berpengaruh pada punahnya potensi lokal yang memiliki nilainilai yang sangat tinggi yang sekaligus merupakan karakter bangsa sendiri.
Salah satu solusi yang ditawarkan untuk mengantisipasi terjadinya masalah
tersebut adalah melakukan pembelajaran berbasis multikultural yang mengedepankan
potensi lokal di sekolah dalam membentuk generasi muda yang berkarakter dan tetap
maju. Selain hal tersebut, kesadaran diri siswa terhadap nilai-nilai keberbedaan dan
keberagaman yang melekat dapat dijadikan sebagai potensial dalam membangun cara
pandang generasi muda yang berwawasan nasionalis di era globalisasi ini.
A. Pembelajaran Berbasis Multikultural
Dalam pengertian yang lebih mendalam, istilah multikulturalisme bukan
hanya sekadar pengakuan terhadap budaya yang beragam, melainkan pengakuan yang
memiliki implikasi-implikasi politis, ekonomi, sosial, dan lainnya.
Perkembangannya gagasan mulikulturalisme ini menjadi sebuah gagasan yang
dipandang perlu untuk dipromosikan sehingga menjadi bagian yang melekat pada diri
masyarakat global, dimana setiap masyarakat pasti memiliki perbedaan dengan yang
lainnya.
Secara etimologi multikulturalisme berasal dari kata “multi” yang berarti
plural, dan “kultural” yang berarti budaya, sedangkan “isme” berarti paham atau
aliran. Jadi multikulturalisme secara sederhana adalah paham atau aliran tentang
budaya yang plural..
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=302:basis‐multikultural&catid=42:ebuletin&Itemid=215 Artikel E‐Buletin LPMP SulSel September 2014 ISSN. 2335‐3189 4 Gagasan multikultural ini muncul pada tahun 1960-an pertama kali di
Amerika dan negara-negara Eropa Barat oleh gerakan yang menuntut diperhatikannya
hak-hak sipil (civil right movement). Tujuan utama dari gerakan ini adalah
mengurangi praktik-praktik diskriminasi di tempat publik, rumah, tempat kerja, dan
lembaga pendidikan yang dilakukan oleh kelompok mayoritas terhadap kelompok
minoritas. Selanjutnya gagasan multikulturalisme pun berkembang ke arah dunia
pendidikan dan dikenal dengan pembelajaran multikulturalisme.
Pembelajaran multikultural ini diterapkan di lingkungan sekolah untuk
memberikan pemahaman kepada siswa tentang keberagama. Melalui pembelajaran
berbasis multikultural, sikap dan mindset (pemikiran) siswa akan lebih terbuka untuk
memahami dan menghargai keberagaman.
Pembelajaran multikulturalisme adalah kebijakan dalam praktik pendidikan
dalam mengakui, menerima, dan menegaskan perbedaan dan persamaan manusia
yang dikaitkan dengan budaya, gender, ras, dan kelas sosial. Pendidikan multikultural
sangat penting diterapkan guna meminimalisasi dan mencegah terjadinya pengotakgotakan pada diri siswa.
Melalui pendidikan berbasis multikultural, sikap dan mindset (pemikiran)
siswa akan lebih terbuka untuk memahami dan menghargai keberagaman dalam hal
ini adalah keberagaman budaya yang tertuang dalam kesusatraan setiap etnik.
"Dengan pengembangan model pendidikan berbasis multikultural diharapkan mampu
menjadi salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat mempersatukan bangsa yang
memiliki budaya, bahasa, dan adat istiadat yang berbeda-beda. Selain itu, pendidikan
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=302:basis‐multikultural&catid=42:ebuletin&Itemid=215 Artikel E‐Buletin LPMP SulSel September 2014 ISSN. 2335‐3189 5 multikultural dapat menanamkan sekaligus mengubah pemikiran peserta didik untuk
benar-benar tulus menghargai keberagaman, etnis, dan agama" (Samion dalam
Yohanes Supriadi, 2009:1).
Hal ini bisa mencegah terjadinya pengkotak-kotakan dan pendiskriminasian
suatu etnik tertentu". Berdasarkan penerapan pembelajaran seperti inilah naantinya
yang diharpakan untuk menumbuhkan rasa memiliki siswa terhadap budaya yang
lain, sehingga kebersamaan dengan sendirinya akan tercipta.
Pengenalan model pendidikan multikultural dapat dilakukan dengan
menggunakan wadah sastra daerah yang sekaligus merupakn asset budaya lokal.
Pembelajaran ini dikemas dengan menghadirkan sastra tiap-tiap daerah ke dalam
kelas tanpa ada yang dikecualikan. Dengan begini, siswa juga memahami kearifan
lokal yang merupakan bagian dari budaya bangsa ini. Hal tersebut sejalan dengan
pendapat Atok (dalam Yohanes Supriadi, 2009:1) yang menjelaskan bahwa, melalui
model pembelajaran berbasis multikultural, siswa diperkenalkan dan diajak
megembangkan nilai-nilai dan sikap toleransi, solidaritas, empati, musyawarah, dan
egaliter. "
B. Pendidikan yang Berkarakter di Era Globalisasi
Doni Koesoema (2007:80) memahami bahwa karakter sama dengan
kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ”ciri, atau karakteristik, atau gaya, atau
sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima
dari lingkungan, misalnya lingkungan keluarga pada masa kecil dan juga bawaan
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=302:basis‐multikultural&catid=42:ebuletin&Itemid=215 Artikel E‐Buletin LPMP SulSel September 2014 ISSN. 2335‐3189 6 seseorang sejak lahir.”. Pendidikan karakter di Indonesia telah lama berakar dalam
tradisi pendidikan, namu saat sekarang ini perlu lebih digalalkan, dalam rangka
menjaga pudarnya jati diri bangsa di era globalisasi ini. Ki Hadjar Dewantara,
Soekarno, Hatta dll, telah mencoba menerapkan semangat pendidikan karakter
sebagai pembentuk kepribadian dan identitas bangsa sesuai dengan konteks dan
situasinya. Dodi Koesoema (2007) mengatakan bahwa, karakter merupakan struktur
antropologis manusia. Pendidikan karakter akan memberikan bantuan sosial agar
individu dapat tumbuh dalam menghayati kebebasannya dalam hidup bersama dengan
orang lain di disekitarnya maupun di dunia
Adapun perekat pendidikan yang dipakai ialah pembangunan karakter dan
semangat kebangsaan atau nation and character building (NCB).
Hal ini karakter kebangsaan merupakan pengembangan jati diri bangsa
Indonesia yang pernah dikenal sebagai bangsa yang memiliki nilai-nilai luhur
berbudaya yang tertuang dalam masing-masing etnik. Maka pendidikan di Indonesia
diarahkan untuk mampu membentuk insan yang berkarakter dalam rangka
meningkatkan daya saing bangsa di era globalisasi. Sedangakan semangat
kebangsaan adalah keinginan yang amat mendasar dari setiap komponen masyarakat
untuk berbangsa. karakter dan semangat seperti itu akan berkembang, baik secara
natural maupun kultural, manuju tercapainya persatuan dan kesatuan bangsa dalam
bingka NKRI.
C. Manfaat Pembelajaran Berbasis Multikultural yang Berkarakter
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=302:basis‐multikultural&catid=42:ebuletin&Itemid=215 Artikel E‐Buletin LPMP SulSel September 2014 ISSN. 2335‐3189 7 Berdasarkan pemahaman yang telah ditanamkan tersebut, peserta didik
diharapkan mampu beradaptasi dengan keadaan di sekitar.Manfaat yang dapat
diperoleh dari penerapan pendekatan pembelajaran bahasa dan sastra daerah, di
antaranya memberikan pemahaman kepada pengajar maupun peserta didik akan
perlunya pengertian dan wawasan akan kebudayaan tempat berada..
Melalui pembelajaran berbasis multikultural, secara otomatis akan diberikan
suatu pelajaran tentang budaya pada tempat yang bersangkutan. Prasangka budaya
tersebut disebabkan kurangnya pengetahuan dan pengertian akan keberadaan budaya
lain. Prasangka tersebut juga disebabkan karena adanya sikap antipati terhadap
budaya suku tertentu.
Keadaan yang saat ini terlihat adalah adanya sekat-sekat antar siswa. Sekatsekat tersebut cenderung disebabkan adanya perbedaan asal daerah atau suku tiap
siswa. Dengan adanya pembelajaran multikultural diharapkan dapat menghilangkan
prasangka siswa dengan siswa lain yang berasal dari budaya yang berbeda.
Pembelajaran multikultural diharapkan mampu menciptakan lingkungan pendidikan
yang berwawasan nasional tanpa meninggalkan karakter lokal. Pembelajaran
multikultural ini merupakan salah satu media untuk menumbuhkan wawasan sosial
yang tentunya sangat diperlukan bagi integritas bangsa kedepannya.
Dalam hal ini, aspek yang masih belum dimiliki oleh sebagian siswa.
Kekurangan selama ini terjadi akibat kurang percaya dirinya siswa karena tidak
memahami orang lain, sehingga merasa tidak mampu bersaing dengan orang yang
berasal dari latar belakang yang berbeda dengannya.
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=302:basis‐multikultural&catid=42:ebuletin&Itemid=215 Artikel E‐Buletin LPMP SulSel September 2014 ISSN. 2335‐3189 8 Adanya pemahaman siswa tentang persamaan yang tertanam melalui
pembelajaran multikultural, juga dapat menumbuhkan semangat berkompetisi.
Semangat berkompetisi ini meliputi suatu keadaan dimana setiap siswa memiliki
keinginan, semangat, serta kepercayaan diri akan kemampuan yang dimiliki. Melihat
kondisi tersebut, yang di kaitkan dengan Kota Makassar yang didiami oleh
masyarakat dari berbagai suku dan etnis sangat cocok menerapkan pembelajaran
berbasis multikultural. Selain bermanfaat untuk melestarikan budaya setempat, juga
turut menyukseskan program pendidikan nasional dalam menciptakan generasi yang
berkarakter.
D.Pendidikan Berbasis Multikultural dalam Membangun Generasi yang
Berkarakter
Pendidikan berbasis multikultural dapat dipahami sebagai suatu motede
pendidikan yang memandang siswa memiliki keberagaman budaya dan salah satu
diantaranya adalah bahasa dan sastra daerah..
Melalui bahasa dan sastra tersebut siswa diajak untuk menyatukan cara
pandangnya dan memberikan pemahaman lintas etnik dalam berbagai kebudayaan
yang berbeda-beda pada suatau masyarakat di sekitarnya.
Salah satu cara, yang dapat dilakukan dalam membentuk pendidikan yang
berkarakter di tengah masyarakat yang beragam adalah mengkaji secara bersamasama, yang ada pada kelompok-kelompok masyarakat sebagai kekayaan nasional..
Selain hal tersebu, melalui pengetahuan awal bahasa daerah yang beragam, menjadi
modal utama siswa dalam mempelajari budaya lainnya. Pendekatan pendidikan
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=302:basis‐multikultural&catid=42:ebuletin&Itemid=215 Artikel E‐Buletin LPMP SulSel September 2014 ISSN. 2335‐3189 9 seperti ini akan mendorong siswa mengakui keberadaan budaya yang beragam,
membantu siswa dalam mengembangkan kebanggaan terhadap warisan budaya
mereka, menyadarkan siswa bahwa konflik nilai sering menjadi penyebab konflik
antar kelompok masyarakat, dan melahirkan generasi yang memiliki cara pandang
nasionalis
Hal ini akan mengilhami siswa untuk membentuk karakternya sesuai dengan
kompetensi yang diinginkan. Karakter yang terbentuk akan tercermin pada karya dan
ide kreatif dan inovatif siswa
Selain hal tersebut, dalam konteks pendidikan multikultural yang berkarakter,
pengajar harus mampu memberikan contoh-contoh pengaplikasian nilai dalam
tingkah laku kesehariannya. Sehingga, siswa akan mampu untuk mengembangkan
dirinya dalam berkompetisi di tingkat nasional dan internasional tanpa kehilangan jati
dirinya.
Penutup
Pembelajaran berbasis multikultural sangat bersinergi dengan pembangunan
bangsa yang berkarakter. Melihat potensi yang dimiliki daerah secara khusus dan
Indonesa pada umumnya, sangat berpotensi dilaksanakan pembelajaran berbasis
multikultural. Karena daerah yang didiami oleh masyarakat dari berbagai suku dan
etnis. Kemajemukan masyarakat dengan kekayaan dengan bahasa daerahnya
merupakan suatu karakter tersendiri, yang harus dijaga dan dilestarikan.
Berdasarkan
pembahasan
makalah
ini
dapat
disimpulkan
bahwa,
pembelajaran berbasis multikultural, dapat meningkatkan kesadaran diri siswa
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=302:basis‐multikultural&catid=42:ebuletin&Itemid=215 Artikel E‐Buletin LPMP SulSel September 2014 ISSN. 2335‐3189 10 terhadap nilai-nilai keberbedaan dan keberagaman yang melekat pada kehidupan
lokal, sebagai faktor yang sangat potensial dalam membangun cara pandang generasi
muda yang berwawasan nasionalis di era globalisasi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2007.
Pembelajaran
Berbasis
Multikultural
dalam
http://lubisgrafura.wordpress.com/pembelajaran-berbasis-multikultural
diunduh hari Kamis, 10 Juni 2014
Ainul, Yaqin. 2005. Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: Pilar Media.
Koesoema, A. D., 2007. Pendidikan Karakter : Strategi Mendidik Anak di Zaman
Global. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Mahfud Choerul. 2006. Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Putero, Susetyo Hario. Dkk., 2008. Pendidikan Karakter bagi Sumber Daya Manusia
dalam Bidang Teknologi Nuklir. Makalah Disajikan dalam Seminar Nasional.
Yogyakarta: 25-26 Agustus 2014
Yohanes Supriyadi. 2009. Pentingnya Pendidikan Berbasis Multikultural Rabu, 29
Juli 2014 Diunduh, 7 Juni 2014
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=302:basis‐multikultural&catid=42:ebuletin&Itemid=215 Artikel E‐Buletin LPMP SulSel September 2014 ISSN. 2335‐3189 
Download