Disampaikan di Sekolah Alkitab Minyambou - STT Erikson

advertisement
Oleh D. Crosnoy Sinaga
Disampaikan di Sekolah Alkitab
Minyambou
Selasa, 11 Februari 2014
MENGURAI PEMAHAMAN
MENGENAI ISTILAH NAMA ALLAH
Gerakan nama kudus/ Suci (The Sacred Nama Movement) ini
adalah suatu gerakan agamawi yang mulai pada akhir 1920an dan
awal 1930an. Gerakan ini keluar dari pecahan di dalam Gereja
Allah, Hari Ketujuh. Perhatian utama, dan karena itu senama
dengan gerakan ini, adalah baik penulisan maupun pengucapan
dari nama Yahweh, atau salah satu dari banyak bentuk bahasa
Inggris yang lain dari nama Allah dalam bahasa Ibrani. Dari
penekanan ini diturunkan nama `Gerakan Nama Kudus /
Keramat').
Jika mengurai sejarah ini lebih jauh maka benihnya juga dapat
ditemukan dalam komunitas Mesianik Yudaisme. Messianic Judaism
adalah suatu kebangkitan spiritual yang terjadi dikalangan unsur-unsur
Yudaisme dan Bangsa Yahudi yang mulai merespon ajaran Yesus [Aram,
‘Yeshu’, Greek, ‘Iesous’, Ind, ‘Yesus’] Sang Mesias yang dijanjikan namun
tidak menyebut diri mereka sebagai Kristen dan Gereja dan mereka
tetap memelihara gaya hidup dan tata ibadat Yudaisme, namun dalam
terang ajaran Yesus Kristus
MENGURAI PEMAHAMAN
MENGENAI ISTILAH NAMA ALLAH
Namun jika mengacu lebih jauh lagi ternyata hal ini sudah sering
ditemukan oleh orang percaya mula-mula yang akrab disebut
dengan bidat Yudaisme, yang jelas ditentang oleh Paulus. Tetapi
dalam perkembangan modern ini terjadi kombinasi (langsung
atau tidak/ sengaja/ tidak) dengan berbagai paham yang memiliki
kemiripan dalam keyakinan tertentu, seperti dengan Saksi
Yehuwa, Advent, dll.
Tetapi di Indonesia gerakan ini menambah ajarannya dengan juga
melarang penggunaan kata 'Allah'. Point ini tentu tidak populer di
luar negeri, yang tidak menggunakan kata 'Allah'. Mereka bahkan
juga menganggap bahwa kita tidak boleh menggunakan nama
`Yesus', tetapi harus mengubahnya menjadi nama Ibraninya, yaitu
`Yahshua' atau `Yeshua'. Dan gilanya, mereka melanjutkan
dengan mengajarkan bahwa keselamatan kita tergantung dan
pengucapan nama--nama ini secara tepat / benar.
Permasalahan Utama
Nama Pribadi (YAHWEH) tidak boleh diterjemahkan
dengan alasan apapun, demikian juga dengan nama Yesus
Kristus, dan nama-nama pribadi lain, termasuk penulis
kitab/ nama kitab.
Kembali kepada tradisi Yahudi (Sabatikal, perayaan hari
Raya Yahudi lain)
Perbedaaan penulisan naskah Asli kitab suci PB (dalam
bahasa Yunani) dengan fakta manuskrip yang ada (lebih
dari 5000 manuskrip) yang telah diakui oleh sebagian
besar pakar teks kuno dan teologi.
Keselamatan ditentukan oleh penggunaan nama ini.
Menyangkal ajaran tritunggal dan menyakini ajaran
Unitarian-Sabelisme.
Permasalahan Utama
Menolak untuk menyambut Natal dan Jumat Agung atau
perayaan2 gerejawi dengan mevoniskannya sebagai
ibadah2 kafir sebaliknya menyambut perayaan2 Yahudi.
Memaksa orang percaya kembali ke akar Yahudi/ Ibrani
dan menolak akar2 Helenistik yang bagi mereka ialah
budaya Goyim (bangsa kafir) yang harus disingkirkan dari
Gereja.
Menuduh orang percaya/ Gereja yang memakai kata 'Allah'
sebagai menyembah ilahnya orang Islam yang adalah dewa
air/ bulan dan dengan demikian melakukan satu
kemurtadan besar yakni penyembahan berhala.
Mempopulerkan kesalahan Alkitab terjemahan LAI (yang
biasa kita pakai)
Analisis Awal
Pengertian Penggunaan Istilah Nama:
Nama Pribadi adalah nama yang khusus dipakai oleh seseorang
(satu pribadi) dan tidak dapat dipertukarkan di antara pribadipribadi lainnya (kecuali pribadi-pribadi tersebut mempunyai
nama pribadi yang sama). Contoh: Megawati
Julukan adalah panggilan lain bagi seseorang (satu pribadi) di
samping nama pribadinya. Julukan sebenarnya bukanlah nama
otentik dari pribadi tersebut, namun julukan juga bisa menjadi
otentik dan khas bagi sebutan pribadi tersebut. Julukan biasanya
diberikan kepada (didapat oleh) seseorang karena alasan-alasan
tertentu. Contoh: Si Pendiam.
Nama Generik (Predikat/Jabatan) adalah sebenarnya bukan
nama melainkan panggilan terhadap Predikat/Jabatan tertentu
yang disandang oleh pribadi tersebut. Contoh: Presiden RI.
PENGGUNAAN TERJEMAHAN NAMA ALLAH DALAM
ALKITAB INDONESIA (TERBITAN LEMBAGA ALKITAB
INDONESIA - LAI)
"TUHAN" adalah terjemahan dari "YAHWE", yaitu nama Pribadi sesembahan orang
Kristen (dan Ibrani), yang diklaim sebagai Tuhan yang universal.
"Tuhan" adalah terjemahan dari "Lord/Kurios/Adonai", yaitu nama generik sesembahan
manusia secara universal.
"Allah" adalah terjemahan dari "God/Theos/El/Elohim/Eloah/Elah", yaitu nama generik
sesembahan manusia secara universal.
"Tuhan ALLAH" adalah terjemahan dari "the Lord God / Adonai YAHWE" (lihat: banyak
tertulis dalam Kitab Yehezkiel).
Kata "Allah" yang tertulis dalam Terjemahan Baru LAI, yang berasal dari kata
"El/Elohim/Eloah dan Elah" (PL) dan Theos (PB)
Kata "Tuhan" yang tertulis dalam Terjemahan Baru LAI, yang berasal dari kata "Adonai"
(PL) dan "Kurios" (PB)
Kata "TUHAN" yang tertulis dalam Terjemahan Baru LAI khusus dalam Perjanjian
Lama, yang berasal dari kata "YAHWE"
Kata majemuk "TUHAN ALLAH" yang tertulis dalam Terjemahan Baru LAI khususnya
dalam Perjanjian Lama, yang berasal dari kata majemuk "YAH YAHWE"
Kata majemuk "Tuhan ALLAH" yang tertulis dalam Terjemahan Baru LAI khususnya
dalam Perjanjian Lama, berasal dari kata majemuk "Adonai YAHWE"
Kata majemuk "Tuhan Allah" yang tertulis dalam Terjemahan Baru LAI, yang berasal
dari kata majemuk "Adonai-Elohim" (PL) atau "Kurios-Theos" (PB)
NAMA-NAMA SESEMBAHAN DARI BERBAGAI BAHASA
EL, ELOHIM & ELOAH (IBRANI) => nama generik sesembahan orang
Ibrani dan orang Kristen dalam bahasa Ibrani.
ELAH (ARAM) => nama generik sesembahan orang Ibrani dan orang
Kristen dalam bahasa Aram.
YAHWE (IBRANI) => nama pribadi sesembahan orang Ibrani dan
orang Kristen dalam bahasa Ibrani.
ADONAI (IBRANI) => julukan untuk mengganti nama pribadi yang
sangat kudus yang tidak boleh disebut sembarangan, yaitu sebagai
ganti nama YAHWE.
THEO/THEOS (YUNANI) => nama generik bagi sesembahan menurut
budaya dan bahasa Yunani.
KURIOS (YUNANI) => nama generik bagi yang dihormati menurut
budaya dan bahasa Yunani.
DEO/DEUS (LATIN) => nama generik untuk sesembahan menurut
bahasa Latin (budaya Romawi).
DOMINE (LATIN) => nama generik untuk yang dihormati menurut
bahasa Latin (Budaya Romawi).
GOD (INGGRIS) => nama generik untuk sesembahan menurut bahasa
Inggris.
LORD (INGGRIS) => nama generik untuk yang dihormati menurut
bahasa Inggris.
NAMA-NAMA SESEMBAHAN DARI BERBAGAI BAHASA
ILAH (ARAB-ISLAM) => nama generik untuk sesembahan
menurut bahasa Arab (kata ini diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia menjadi: "Tuhan").
ALLAH (ARAB-ISLAM) => nama pribadi sesembahan orang
Islam. Menurut Islam Pribadi ini adalah Yang Maha Besar,
pencipta langit dan bumi.
ALLAH (ARAB-KRISTEN) => nama generik sesembahan
menurut konsep orang Arab-Kristen.
ALLAH (ARAB JAMAN JAHILIAH) => nama pribadi dari Dewa
Air atau Dewa Bulan menurut konsep orang Arab Jaman Jahiliah.
TUHAN (INDONESIA) => nama generik untuk yang dihormati
sebagai Yang Maha Tinggi.
DEWA (INDONESIA) => nama generik untuk sesembahan
budaya Hinduisme.
BERHALA (INDONESIA) => nama generik untuk sesembahan
kepercayaan Pantheisme.
RADEN (JAWA) => nama generik untuk yang dihormati dalam
budaya Jawa.
GUSTI (JAWA) => nama generik untuk yang dihormati dalam
budaya Jawa/Hindu.
JAWABAN ATAS SANGGAHAN DARI PENGAGUNG
NAMA YAHWEH
Konsep Keselamatan (Soteriologi):
Kitab suci dengan jelas mengajarkan bahwa tiada jalan lain beroleh
keselamatan selain oleh karena iman kepada Yesus Kristus saja (PERLU
DITEGASKAN – SAJA-) – [Yoh. 3:16; Rm. 3:24; 6:23; Ef. 2:8-9, dll].
Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih
karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, yang
sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang
bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. Tetapi sekalipun kami atau
seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang
berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia
(Gal.1:6-8)
Kamu tahu, bahwa tidak seorang pun yang dibenarkan oleh karena melakukan
hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kami
pun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman
dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "tidak ada
seorang pun yang dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat (2:16)
Bukan karena kesalehan, kebaikan, amal, ibadah, persembahan
Bukan karena ketaatan pada hokum, tradisi yahudi, kedekatan hubungan
dengan Yahudi
Bukan karena pengucapan nama, kepandaian bahasa Ibrani, Aram, dll. HANYA
IMAN SAJA.
Pembuktian Bibliologi
Konsep/ Keyakinan Terhadap Alkitab (Bibliologi):
Alkitab adalah Firman Allah tanpa Salah sebagaimana
dalam naskah asli
Terdiri atas PL : Berbahasa Ibrani (sebagian besar) dan
Aram (sebagian Kecil) – terdiri atas 39 kitab
Terdiri atas PB : Berbahasa Yunani, terdiri atas 27 kitab.
Kitab PB bhs Yunani bukanlah terjemahan dari Bahasa
Ibrani, Aram, dll – sekalipun mungkin percakapan Yesus
dilakukan dalam bahasa Ibrani/ Aram.
Pembuktian Bibliologi
NASKAH YUNANI KITA TIDAK MENUNJUKKAN ADANYA
TANDA-TANDA SUATU KARYA TERJEMAHAN, DAN TIDAK
ADANYA BEKAS SUATU KATA ASLI DARI BAHASA ARAM
MEMBUAT HIPOTESIS INI SANGAT MERAGUKAN.
Goodspeed memperlihatkan secara panjang lebar bahwa
menyebutkan suatu karya terjemahan berbahasa Yunani
dengan menggunakan nama pengarang aslinya yang dari
bahasa Aram bertentangan dengan kebiasaan di Yunani, sebab
yang penting bagi orang Yunani hanya orang yang
mengalihkan karya tersebut ke dalam bahasa Yunani. Sebagai
contoh Perjanjian Lama berbahasa Yunani yang dinamakan
Septuaginta (tujuh puluh) menggunakan nama
penerjemahnya, bukan memakai nama pengarang aslinya yang
berbahasa Ibrani (E.J. Goodspeed, Mathew, Apostle and
Evangelist, hlm 105, 106). Jadi Papias dipahami sebagai
mengatakan bahwa Matius mencatat (dengan memakai cara
menulis cepat?) khotbah-khotbah Yesus memakai bahasa
Aram, dan kemudian mengambil dari catatan2 ini ketika ia
menulis Injilnya yang berbahasa Yunani.” (The Wycllife Bible
Commentary, hal 20).
Pembuktian Bibliologi
a. Galilea, adalah daerah dimana Yesus menghabiskan
sebagian besar hidupnya. Tempat itu punya BUDAYA
YUNANI dan ORANG-ORANG DISANA BICARA
DALAM BAHASA YUNANI. Adalah mustahil Yesus
yang hidup dan melayani di Galilea (bersama para
murid-Nya) yang punya budaya Yunani dan bahasa
Yunani, tak tahu bahasa Yunani!
b. Bahasa Yunani dan Aram adalah bahasa yang di
gunakan pada jaman Yesus dan para rasul. Mengapa?
Karena saat Romawi menjajah (146 SM - 476 M),
mereka tidak membuang bahasa kekaisaran Babel (yang
telah membuang mereka [Aram]) dan bahasa Yunani
oleh kekaisaran Yunani.
Jawaban Penggunaan Nama Allah:
1. Memang pada umumnya nama pribadi tidak diterjemahkan,
tetapi tidak mutlak (harus demikian), contohnya Kis. 9:36a;
Why. 9:11; Yoh. 1:42; Mat.27:33 , Yoh. 19:17, Luk. 23:33,
2. Kalau penggunakan nama YAHWEH memang diharuskan,
mengapa gerangan Allah membiarkan sehingga dalam
sejarah pengucapan namaNya menjadi hilang? Pada jaman
sekarang tidak ada orang yang tahu bagaimana
mengucapkan nama itu. Bagaimana pengucapan nama itu bisa
hilang? :
Bahasa Ibrani ditulis hanya dengan menggunakan huruf mati,
tanpa satupun huruf hidup. Pada waktu membaca tentu ada bunyi
huruf hidup, tetapi pada waktu menuliskan, tidak ada huruf
hidup. Jadi, nama Allah itu dalam bahasa Ibrani hanya dituliskan
YHWH. Setelah kembali dari pembuangan, mungkin karena takut
melanggar hukum ke 3, yang melarang untuk menyebut nama
TUHAN (YAHWEH / YHWH) dengan sembarangan, maka orangorang Yahudi menjadi takut untuk menyebut nama YAHWEH /
YHWH. Setiap kali bertemu dengan nama YAHWEH / YHWH,
mereka membacanya ADONAY (= Tuhan).
Jawaban Penggunaan Nama Allah:
3. Setelah lama nama tersebut tidak pernah dibaca, maka
akhirnya pengucapan nama itu hilang, dan sekarang tak ada
yang tahu dengan pasti bagaimana membaca nama tersebut.
Sekalipun pandangan eksklusif ini diambil oleh kebanyakan
pengajar-pengajar `nama keramat / kudus', mereka sendiri
tidak tahu pengucapan Ibrani yang orisinil dari nama Allah.
Mereka boleh dikatakan mengakuinya dengan adanya variasi
dari nama-nama yang digunakan dalam gerakan ini dan oleh
pribadi-pribadi yang berulang-ulang mengganti nama yang
mereka anggap keramat / kudus itu. Oleh sebagian dari
orang-orang nama keramat / kudus, Pencipta kita disebut /
dipanggil Yah Veh, Yahh, Yahweh, Iahueh, Yahwah, dan Yaohu.
Oleh yang lain Ia dibicarakan sebagai Yahuwah, Yahuah, dan
lebih dari 20 nama-nama yang kurang memungkinkan).
Jawaban Penggunaan Nama Allah:
4. Walter Martin: Bisa ditunjukkan dari ribuan naskah dari
Perjanjian Baru berbahasa Yunani bahwa TIDAK SEKALIPUN
tetragrammaton (= 4 huruf / YHWH) muncul, bahkan tidak
dalam Matius, yang naskah aslinya mungkin ditulis dalam bahasa
Ibrani atau Aram, dan karena itu lebih condong daripada semua
sisanya untuk mempunyai jejak dari nama ilahi di dalamnya,
tetapi ternyata tidak ada! Di luar ini, gulungan papirus (LXX) yang
mempunyai bagian terakhir dari kitab Ulangan dan nama ilahi itu
hanya membuktikan bahwa satu copy / naskah memang
mempunyai nama ilahi (YHWH), sedangkan semua naskah lain
yang ada menggunakan KURIOS dan THEOS, yang oleh SaksiSaksi Yehuwa diclaim sebagai `pengganti-pengganti. ...
Septuaginta dengan perkecualian yang sangat sedikit selalu
menggunakan KURIOS dan THEOS di tempat dari
tetragrammaton, dan Perjanjian Baru tidak pernah
menggunakannya sama sekali] - 'The Kingdom of the Cults', hal 74.
Jawaban Penggunaan Nama Allah:
5. perubahan itu tidak dilakukan secara sembarangan, karena
perubahan itu didukung oleh LXX / Septuaginta dan Perjanjian
Baru! Dalam LXX / Septuaginta, kata 'YAHWEH' diubah menjadi
KURIOS, yang artinya adalah 'Lord‘ `Tuhan'. Perlu diketahui
bahwa LXX / Septuaginta sudah ada pada jaman Yesus dan rasulrasul, dan digunakan oleh mereka, dan Yesus maupun rasul-rasul
tidak pernah mengkritik pengubahan `YHWH'menjadi ' KURIOS’
Jika kelompok Yahweh-isme ini mau menyalahkan para
penterjemah LXX / Septuaginta ini, maka perlu diketahui bahwa
Perjanjian Baru, pada waktu mengutip ayat-ayat Perjanjian Lama
yang mengandung nama 'YAHWEH', juga mengubahnya menjadi
KURIOS! Jadi, perubahan ini punya otoritas ilahi, karena
Perjanjian Baru ditulis oleh orang-orang yang diilhami oleh Roh
Kudus, sehingga menyalahkan Perjanjian Baru sama saja dengan
menyalahkan Roh Kudus atau Allah sendiri!
Jawaban Terhadap Kelompok Pengagung Nama
YAHWEH (Gerakan Nama Suci):
Tuhan Yesus sendiri tidak memakai, mengharuskan dan
mengkhususkan penggunaan nama Yahweh untuk
mengacu kepada SANG PENCIPTA YANG AGUNG. Tidak
ada satupun sebutan Yesus kepada Bapa dengan nama
YAHWEH, bahkan sekalipun ketika Ia mengutip dari PL
yang memakai nama YHWH (Lih. Dalam Luk. 4:18-19,
yang dikutip dari Yes. 61:1-2; Mat. 4:4; Luk. 4:4- pernyataan
Yesus yang dikutip dari Ul. 8:3,dll).
2. Kitab Suci yang kudus dan mulia sendiri – melakukan
penerjemahan YHWH (dalam bahasa Ibrani) menjadi
Kurios dalam Bahasa Yunani (PL & PB). Para penulis yang
diinspirasikan oleh Allah melakukan penerjemahan dan
pengubahan nama, apakah kita tidak boleh? Jika kita telah
berani mengatakan penulis Perjanjian Baru salah, maka
Alkitab kita salah, sehingga ALLAH JUGA SALAH,
sebelum melangkah pada poin ini, baiklah kita mengaku
di hadapan Allah, bahwa kitalah yang salah!!
1.
3. Kalau Allah memang menghendaki bahwa nama 'YAHWEH /
YHWH' itu tetap dipakai, mengapa Ia membiarkan hilangnya
pengucapan yang sebenarnya dari nama tersebut, sehingga
pada jaman sekarang tidak seorangpun bisa yakin bagaimana
seharusnya mengucapkan nama YHWH itu? Kelompok
pengagung nama YAHWEH sendiri menyebut nama tersebut
dengan sangat beragam - YAH VEH, YAHH, YAHWEH, IAHUEH,
YAHWAH, YAOHU, YAHUWAH, YAHUAH, IHVH, JHVH, JHWH,
YHVH, YHWH, JEHOVAH, JAHAVEH, JAHVAH, JAHVE, JAHVEH,
YAHVE, YAHVEH, YAHWE, dll.
4. Pengagung nama YHWH mengatakan bahwa semua nama
tidak boleh diterjemahkan atau diubah jadi nama YHWH
tidak boleh diterjemahkan. Ini jelas SALAH. Dalam Alkitab
ada beberapa nama yang diterjemahkan/ berubah (Abram,
Petrus, Yakub, dll)
Kis. 9:36a: Di Yope ada seorang murid perempuan bernama
Tabita--dalam bahasa Yunani Dorkas.
(Baca juga Matius 27:33 , Luk. 23:33; Yohanes 1:42; 19:17,
Why 9:11).
5. Pengagung nama YHWH mengatakan bahwa kitab suci PB
ditulis dalam bahasa Ibrani. Ini adalah SALAH. Faktanya, tidak
ada satupun salinan PB yang lengkap dalam bahasa Ibrani.
Kitab suci Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani, dari
sekitar 5000 manuskrip (salinan) yang ada, hampir semuanya
ditemukan dalam bahasa Yunani, dan tentunya di dalamnya
tidak ada satupun tulisan nama YHWH.
6. Dalam kitab Ester tidak ada ditulis nama Allah atau Yahweh.
Jangankan namaNya, pribadiNya pun ditulis dengan kabur/
tidak jelas. Demikian juga dalam kitab Pengkhotbah tidak
sekalipun memakai nama Yahweh. Jika Allah memang terlalu
mengutamakan namaNya saja dari segalanya (seperti konsep
pengagung nama YAHWEH), bagaimana mungkin Allah
menghendaki kitab-kitab ini menjadi firmanNya? Tuhan saja
tidak marah/ tidak pusing namaNya tidak disebut, mengapa
pengagung nama YAHWEH kurang pekerjaan menuntut
berlebihan penggunaan nama YAHWEH… ini jelas golongan
pencari masalah.
7. Betulkah sedemikian rendah pemahaman Allah tentang namaNya,
Pribadinya dan penyebutan umatNya? Bagaimana dengan pelayan
Paulus dalam Kis. 17:23? Paulus tidak berbicara soal nama tetapi
pribadi… bahkan Paulus menghubungkannya dengan apa yang mereka
sembah sebelumnya? Ini merupakan prinsip Penginjilan. Allah lebih
menghendaki manusia mengenal pribadiNya dengan benar daripada
hanya sekedar menyebut namaNya? Ia yang menciptakan banyak
bahasa tentu mengijinkan bahasa tersebut untuk menyebut namaNya,
jika tidak tentu Allah hanya akan menciptakan satu bahasa saja atau
bahasa Ibrani saja agar semua tahu dan hanya menyebut nama
YAHWEH.
8. Pengagung nama YHWH melarang menyebut nama Allah, karena
merupakan nama dewa/ sesembahan umat Islam, tetapi mereka tidak
sadar selalu menggunakan sebutan elohim yang juga merupakan
sebutan nama dewa-dewa/ ilah palsu. Sebanyak 260 dari 2.570
penggunaannya dalam PL mengacu kepada dewa/ ilah-ilah (lih. Kej.
35:2, 4; Kel. 12:12; 18:11; 23:24, dll). Ini menunjukkan perlakuan yang
tidak adil terhadap penyebutan nama Allah. Kita juga berhak melarang
mereka menyebut Elohim.
9. Pengagung nama YAHWEH mengharamkan penyebutan nama
Yesus dan mengganti dengan nama Yashua, dll. Mereka
mengatakan bahwa nama Yesus berasal dari sebutan dewa
Zeus. Ini adalah SALAH. Nama Yesus berasal dari bahasa Yunani
yaitu Iesous, dan dalam bahasa Ibrani disebut Jeshua atau
Joshua. Hal ini terbukti sebab nama Yosua dalam kitab suci PL
(Ibrani) diterjemahkan Iesous dalam PL bahasa Yunani
(Septuaginta) Tidak mungkin sarjana Yahudi menerjemahkan
pahlawan besar mereka Yosua menjadi dewa Zeus.
10. Pengagung nama YAHWEH mengatakan keselamatan
tergantung pada ketepatan pengucapan nama YAHWEH atau
YASHUA. Inilah adalah SESAT. Alkitab dengan tegas
mengatakan bahwa kita diselamatkan oleh karena kasih
karunia Allah yang kita terima melalui iman (Yoh. 3:16; Rm.
3:24, 6:23; Ef.2:8-9;dll). Diluar daripada kebenaran ini adalah
ajaran SESAT/ BIDAT.
KESIMPULAN
Pada intinya dapat disimpulkan bahwa
penyebutan nama Allah atau yang lainnya (dalam
bahasa daerah kita) yang dilakukan oleh orang
percaya sepanjang zaman ini tidaklah keliru.
Semuanya terbukti benar baik berdasarkan
teologis maupun historis. Sebaliknya, pengagung
nama YHWH (lebih tepatnya pemaksa nama
YHWH) keliru dalam teologi dan kabur dalam
historis.
Orang
percaya
tidaklah
perlu
dibingungkan atau merasa resah dengan ajaran
ini, sebab fondasi iman kita lebih kuat yaitu
berakar di dalam Kristus sebagaimana yang
dibentangkan dalam Firman Allah yang hidup,
yang telah dihidupi oleh Bapak-bapak beriman.
INGAT:
Janganlah beri waktu atau telinga
kita untuk mendengarkan
kebohongan dan kesesatan mereka.
Sekalipun disertai dengan janji
materi, berkat, isu politik, dll.
Ingatkan saudara & keluarga kita.
Download