Oleh D. Crosnoy Sinaga Disampaikan di Sekolah Alkitab Minyambou Selasa, 11 Februari 2014 MENGURAI PEMAHAMAN MENGENAI ISTILAH NAMA ALLAH Gerakan nama kudus/ Suci (The Sacred Nama Movement) ini adalah suatu gerakan agamawi yang mulai pada akhir 1920an dan awal 1930an. Gerakan ini keluar dari pecahan di dalam Gereja Allah, Hari Ketujuh. Perhatian utama, dan karena itu senama dengan gerakan ini, adalah baik penulisan maupun pengucapan dari nama Yahweh, atau salah satu dari banyak bentuk bahasa Inggris yang lain dari nama Allah dalam bahasa Ibrani. Dari penekanan ini diturunkan nama `Gerakan Nama Kudus / Keramat'). Jika mengurai sejarah ini lebih jauh maka benihnya juga dapat ditemukan dalam komunitas Mesianik Yudaisme. Messianic Judaism adalah suatu kebangkitan spiritual yang terjadi dikalangan unsur-unsur Yudaisme dan Bangsa Yahudi yang mulai merespon ajaran Yesus [Aram, ‘Yeshu’, Greek, ‘Iesous’, Ind, ‘Yesus’] Sang Mesias yang dijanjikan namun tidak menyebut diri mereka sebagai Kristen dan Gereja dan mereka tetap memelihara gaya hidup dan tata ibadat Yudaisme, namun dalam terang ajaran Yesus Kristus MENGURAI PEMAHAMAN MENGENAI ISTILAH NAMA ALLAH Namun jika mengacu lebih jauh lagi ternyata hal ini sudah sering ditemukan oleh orang percaya mula-mula yang akrab disebut dengan bidat Yudaisme, yang jelas ditentang oleh Paulus. Tetapi dalam perkembangan modern ini terjadi kombinasi (langsung atau tidak/ sengaja/ tidak) dengan berbagai paham yang memiliki kemiripan dalam keyakinan tertentu, seperti dengan Saksi Yehuwa, Advent, dll. Tetapi di Indonesia gerakan ini menambah ajarannya dengan juga melarang penggunaan kata 'Allah'. Point ini tentu tidak populer di luar negeri, yang tidak menggunakan kata 'Allah'. Mereka bahkan juga menganggap bahwa kita tidak boleh menggunakan nama `Yesus', tetapi harus mengubahnya menjadi nama Ibraninya, yaitu `Yahshua' atau `Yeshua'. Dan gilanya, mereka melanjutkan dengan mengajarkan bahwa keselamatan kita tergantung dan pengucapan nama--nama ini secara tepat / benar. Permasalahan Utama Nama Pribadi (YAHWEH) tidak boleh diterjemahkan dengan alasan apapun, demikian juga dengan nama Yesus Kristus, dan nama-nama pribadi lain, termasuk penulis kitab/ nama kitab. Kembali kepada tradisi Yahudi (Sabatikal, perayaan hari Raya Yahudi lain) Perbedaaan penulisan naskah Asli kitab suci PB (dalam bahasa Yunani) dengan fakta manuskrip yang ada (lebih dari 5000 manuskrip) yang telah diakui oleh sebagian besar pakar teks kuno dan teologi. Keselamatan ditentukan oleh penggunaan nama ini. Menyangkal ajaran tritunggal dan menyakini ajaran Unitarian-Sabelisme. Permasalahan Utama Menolak untuk menyambut Natal dan Jumat Agung atau perayaan2 gerejawi dengan mevoniskannya sebagai ibadah2 kafir sebaliknya menyambut perayaan2 Yahudi. Memaksa orang percaya kembali ke akar Yahudi/ Ibrani dan menolak akar2 Helenistik yang bagi mereka ialah budaya Goyim (bangsa kafir) yang harus disingkirkan dari Gereja. Menuduh orang percaya/ Gereja yang memakai kata 'Allah' sebagai menyembah ilahnya orang Islam yang adalah dewa air/ bulan dan dengan demikian melakukan satu kemurtadan besar yakni penyembahan berhala. Mempopulerkan kesalahan Alkitab terjemahan LAI (yang biasa kita pakai) Analisis Awal Pengertian Penggunaan Istilah Nama: Nama Pribadi adalah nama yang khusus dipakai oleh seseorang (satu pribadi) dan tidak dapat dipertukarkan di antara pribadipribadi lainnya (kecuali pribadi-pribadi tersebut mempunyai nama pribadi yang sama). Contoh: Megawati Julukan adalah panggilan lain bagi seseorang (satu pribadi) di samping nama pribadinya. Julukan sebenarnya bukanlah nama otentik dari pribadi tersebut, namun julukan juga bisa menjadi otentik dan khas bagi sebutan pribadi tersebut. Julukan biasanya diberikan kepada (didapat oleh) seseorang karena alasan-alasan tertentu. Contoh: Si Pendiam. Nama Generik (Predikat/Jabatan) adalah sebenarnya bukan nama melainkan panggilan terhadap Predikat/Jabatan tertentu yang disandang oleh pribadi tersebut. Contoh: Presiden RI. PENGGUNAAN TERJEMAHAN NAMA ALLAH DALAM ALKITAB INDONESIA (TERBITAN LEMBAGA ALKITAB INDONESIA - LAI) "TUHAN" adalah terjemahan dari "YAHWE", yaitu nama Pribadi sesembahan orang Kristen (dan Ibrani), yang diklaim sebagai Tuhan yang universal. "Tuhan" adalah terjemahan dari "Lord/Kurios/Adonai", yaitu nama generik sesembahan manusia secara universal. "Allah" adalah terjemahan dari "God/Theos/El/Elohim/Eloah/Elah", yaitu nama generik sesembahan manusia secara universal. "Tuhan ALLAH" adalah terjemahan dari "the Lord God / Adonai YAHWE" (lihat: banyak tertulis dalam Kitab Yehezkiel). Kata "Allah" yang tertulis dalam Terjemahan Baru LAI, yang berasal dari kata "El/Elohim/Eloah dan Elah" (PL) dan Theos (PB) Kata "Tuhan" yang tertulis dalam Terjemahan Baru LAI, yang berasal dari kata "Adonai" (PL) dan "Kurios" (PB) Kata "TUHAN" yang tertulis dalam Terjemahan Baru LAI khusus dalam Perjanjian Lama, yang berasal dari kata "YAHWE" Kata majemuk "TUHAN ALLAH" yang tertulis dalam Terjemahan Baru LAI khususnya dalam Perjanjian Lama, yang berasal dari kata majemuk "YAH YAHWE" Kata majemuk "Tuhan ALLAH" yang tertulis dalam Terjemahan Baru LAI khususnya dalam Perjanjian Lama, berasal dari kata majemuk "Adonai YAHWE" Kata majemuk "Tuhan Allah" yang tertulis dalam Terjemahan Baru LAI, yang berasal dari kata majemuk "Adonai-Elohim" (PL) atau "Kurios-Theos" (PB) NAMA-NAMA SESEMBAHAN DARI BERBAGAI BAHASA EL, ELOHIM & ELOAH (IBRANI) => nama generik sesembahan orang Ibrani dan orang Kristen dalam bahasa Ibrani. ELAH (ARAM) => nama generik sesembahan orang Ibrani dan orang Kristen dalam bahasa Aram. YAHWE (IBRANI) => nama pribadi sesembahan orang Ibrani dan orang Kristen dalam bahasa Ibrani. ADONAI (IBRANI) => julukan untuk mengganti nama pribadi yang sangat kudus yang tidak boleh disebut sembarangan, yaitu sebagai ganti nama YAHWE. THEO/THEOS (YUNANI) => nama generik bagi sesembahan menurut budaya dan bahasa Yunani. KURIOS (YUNANI) => nama generik bagi yang dihormati menurut budaya dan bahasa Yunani. DEO/DEUS (LATIN) => nama generik untuk sesembahan menurut bahasa Latin (budaya Romawi). DOMINE (LATIN) => nama generik untuk yang dihormati menurut bahasa Latin (Budaya Romawi). GOD (INGGRIS) => nama generik untuk sesembahan menurut bahasa Inggris. LORD (INGGRIS) => nama generik untuk yang dihormati menurut bahasa Inggris. NAMA-NAMA SESEMBAHAN DARI BERBAGAI BAHASA ILAH (ARAB-ISLAM) => nama generik untuk sesembahan menurut bahasa Arab (kata ini diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi: "Tuhan"). ALLAH (ARAB-ISLAM) => nama pribadi sesembahan orang Islam. Menurut Islam Pribadi ini adalah Yang Maha Besar, pencipta langit dan bumi. ALLAH (ARAB-KRISTEN) => nama generik sesembahan menurut konsep orang Arab-Kristen. ALLAH (ARAB JAMAN JAHILIAH) => nama pribadi dari Dewa Air atau Dewa Bulan menurut konsep orang Arab Jaman Jahiliah. TUHAN (INDONESIA) => nama generik untuk yang dihormati sebagai Yang Maha Tinggi. DEWA (INDONESIA) => nama generik untuk sesembahan budaya Hinduisme. BERHALA (INDONESIA) => nama generik untuk sesembahan kepercayaan Pantheisme. RADEN (JAWA) => nama generik untuk yang dihormati dalam budaya Jawa. GUSTI (JAWA) => nama generik untuk yang dihormati dalam budaya Jawa/Hindu. JAWABAN ATAS SANGGAHAN DARI PENGAGUNG NAMA YAHWEH Konsep Keselamatan (Soteriologi): Kitab suci dengan jelas mengajarkan bahwa tiada jalan lain beroleh keselamatan selain oleh karena iman kepada Yesus Kristus saja (PERLU DITEGASKAN – SAJA-) – [Yoh. 3:16; Rm. 3:24; 6:23; Ef. 2:8-9, dll]. Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia (Gal.1:6-8) Kamu tahu, bahwa tidak seorang pun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kami pun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "tidak ada seorang pun yang dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat (2:16) Bukan karena kesalehan, kebaikan, amal, ibadah, persembahan Bukan karena ketaatan pada hokum, tradisi yahudi, kedekatan hubungan dengan Yahudi Bukan karena pengucapan nama, kepandaian bahasa Ibrani, Aram, dll. HANYA IMAN SAJA. Pembuktian Bibliologi Konsep/ Keyakinan Terhadap Alkitab (Bibliologi): Alkitab adalah Firman Allah tanpa Salah sebagaimana dalam naskah asli Terdiri atas PL : Berbahasa Ibrani (sebagian besar) dan Aram (sebagian Kecil) – terdiri atas 39 kitab Terdiri atas PB : Berbahasa Yunani, terdiri atas 27 kitab. Kitab PB bhs Yunani bukanlah terjemahan dari Bahasa Ibrani, Aram, dll – sekalipun mungkin percakapan Yesus dilakukan dalam bahasa Ibrani/ Aram. Pembuktian Bibliologi NASKAH YUNANI KITA TIDAK MENUNJUKKAN ADANYA TANDA-TANDA SUATU KARYA TERJEMAHAN, DAN TIDAK ADANYA BEKAS SUATU KATA ASLI DARI BAHASA ARAM MEMBUAT HIPOTESIS INI SANGAT MERAGUKAN. Goodspeed memperlihatkan secara panjang lebar bahwa menyebutkan suatu karya terjemahan berbahasa Yunani dengan menggunakan nama pengarang aslinya yang dari bahasa Aram bertentangan dengan kebiasaan di Yunani, sebab yang penting bagi orang Yunani hanya orang yang mengalihkan karya tersebut ke dalam bahasa Yunani. Sebagai contoh Perjanjian Lama berbahasa Yunani yang dinamakan Septuaginta (tujuh puluh) menggunakan nama penerjemahnya, bukan memakai nama pengarang aslinya yang berbahasa Ibrani (E.J. Goodspeed, Mathew, Apostle and Evangelist, hlm 105, 106). Jadi Papias dipahami sebagai mengatakan bahwa Matius mencatat (dengan memakai cara menulis cepat?) khotbah-khotbah Yesus memakai bahasa Aram, dan kemudian mengambil dari catatan2 ini ketika ia menulis Injilnya yang berbahasa Yunani.” (The Wycllife Bible Commentary, hal 20). Pembuktian Bibliologi a. Galilea, adalah daerah dimana Yesus menghabiskan sebagian besar hidupnya. Tempat itu punya BUDAYA YUNANI dan ORANG-ORANG DISANA BICARA DALAM BAHASA YUNANI. Adalah mustahil Yesus yang hidup dan melayani di Galilea (bersama para murid-Nya) yang punya budaya Yunani dan bahasa Yunani, tak tahu bahasa Yunani! b. Bahasa Yunani dan Aram adalah bahasa yang di gunakan pada jaman Yesus dan para rasul. Mengapa? Karena saat Romawi menjajah (146 SM - 476 M), mereka tidak membuang bahasa kekaisaran Babel (yang telah membuang mereka [Aram]) dan bahasa Yunani oleh kekaisaran Yunani. Jawaban Penggunaan Nama Allah: 1. Memang pada umumnya nama pribadi tidak diterjemahkan, tetapi tidak mutlak (harus demikian), contohnya Kis. 9:36a; Why. 9:11; Yoh. 1:42; Mat.27:33 , Yoh. 19:17, Luk. 23:33, 2. Kalau penggunakan nama YAHWEH memang diharuskan, mengapa gerangan Allah membiarkan sehingga dalam sejarah pengucapan namaNya menjadi hilang? Pada jaman sekarang tidak ada orang yang tahu bagaimana mengucapkan nama itu. Bagaimana pengucapan nama itu bisa hilang? : Bahasa Ibrani ditulis hanya dengan menggunakan huruf mati, tanpa satupun huruf hidup. Pada waktu membaca tentu ada bunyi huruf hidup, tetapi pada waktu menuliskan, tidak ada huruf hidup. Jadi, nama Allah itu dalam bahasa Ibrani hanya dituliskan YHWH. Setelah kembali dari pembuangan, mungkin karena takut melanggar hukum ke 3, yang melarang untuk menyebut nama TUHAN (YAHWEH / YHWH) dengan sembarangan, maka orangorang Yahudi menjadi takut untuk menyebut nama YAHWEH / YHWH. Setiap kali bertemu dengan nama YAHWEH / YHWH, mereka membacanya ADONAY (= Tuhan). Jawaban Penggunaan Nama Allah: 3. Setelah lama nama tersebut tidak pernah dibaca, maka akhirnya pengucapan nama itu hilang, dan sekarang tak ada yang tahu dengan pasti bagaimana membaca nama tersebut. Sekalipun pandangan eksklusif ini diambil oleh kebanyakan pengajar-pengajar `nama keramat / kudus', mereka sendiri tidak tahu pengucapan Ibrani yang orisinil dari nama Allah. Mereka boleh dikatakan mengakuinya dengan adanya variasi dari nama-nama yang digunakan dalam gerakan ini dan oleh pribadi-pribadi yang berulang-ulang mengganti nama yang mereka anggap keramat / kudus itu. Oleh sebagian dari orang-orang nama keramat / kudus, Pencipta kita disebut / dipanggil Yah Veh, Yahh, Yahweh, Iahueh, Yahwah, dan Yaohu. Oleh yang lain Ia dibicarakan sebagai Yahuwah, Yahuah, dan lebih dari 20 nama-nama yang kurang memungkinkan). Jawaban Penggunaan Nama Allah: 4. Walter Martin: Bisa ditunjukkan dari ribuan naskah dari Perjanjian Baru berbahasa Yunani bahwa TIDAK SEKALIPUN tetragrammaton (= 4 huruf / YHWH) muncul, bahkan tidak dalam Matius, yang naskah aslinya mungkin ditulis dalam bahasa Ibrani atau Aram, dan karena itu lebih condong daripada semua sisanya untuk mempunyai jejak dari nama ilahi di dalamnya, tetapi ternyata tidak ada! Di luar ini, gulungan papirus (LXX) yang mempunyai bagian terakhir dari kitab Ulangan dan nama ilahi itu hanya membuktikan bahwa satu copy / naskah memang mempunyai nama ilahi (YHWH), sedangkan semua naskah lain yang ada menggunakan KURIOS dan THEOS, yang oleh SaksiSaksi Yehuwa diclaim sebagai `pengganti-pengganti. ... Septuaginta dengan perkecualian yang sangat sedikit selalu menggunakan KURIOS dan THEOS di tempat dari tetragrammaton, dan Perjanjian Baru tidak pernah menggunakannya sama sekali] - 'The Kingdom of the Cults', hal 74. Jawaban Penggunaan Nama Allah: 5. perubahan itu tidak dilakukan secara sembarangan, karena perubahan itu didukung oleh LXX / Septuaginta dan Perjanjian Baru! Dalam LXX / Septuaginta, kata 'YAHWEH' diubah menjadi KURIOS, yang artinya adalah 'Lord‘ `Tuhan'. Perlu diketahui bahwa LXX / Septuaginta sudah ada pada jaman Yesus dan rasulrasul, dan digunakan oleh mereka, dan Yesus maupun rasul-rasul tidak pernah mengkritik pengubahan `YHWH'menjadi ' KURIOS’ Jika kelompok Yahweh-isme ini mau menyalahkan para penterjemah LXX / Septuaginta ini, maka perlu diketahui bahwa Perjanjian Baru, pada waktu mengutip ayat-ayat Perjanjian Lama yang mengandung nama 'YAHWEH', juga mengubahnya menjadi KURIOS! Jadi, perubahan ini punya otoritas ilahi, karena Perjanjian Baru ditulis oleh orang-orang yang diilhami oleh Roh Kudus, sehingga menyalahkan Perjanjian Baru sama saja dengan menyalahkan Roh Kudus atau Allah sendiri! Jawaban Terhadap Kelompok Pengagung Nama YAHWEH (Gerakan Nama Suci): Tuhan Yesus sendiri tidak memakai, mengharuskan dan mengkhususkan penggunaan nama Yahweh untuk mengacu kepada SANG PENCIPTA YANG AGUNG. Tidak ada satupun sebutan Yesus kepada Bapa dengan nama YAHWEH, bahkan sekalipun ketika Ia mengutip dari PL yang memakai nama YHWH (Lih. Dalam Luk. 4:18-19, yang dikutip dari Yes. 61:1-2; Mat. 4:4; Luk. 4:4- pernyataan Yesus yang dikutip dari Ul. 8:3,dll). 2. Kitab Suci yang kudus dan mulia sendiri – melakukan penerjemahan YHWH (dalam bahasa Ibrani) menjadi Kurios dalam Bahasa Yunani (PL & PB). Para penulis yang diinspirasikan oleh Allah melakukan penerjemahan dan pengubahan nama, apakah kita tidak boleh? Jika kita telah berani mengatakan penulis Perjanjian Baru salah, maka Alkitab kita salah, sehingga ALLAH JUGA SALAH, sebelum melangkah pada poin ini, baiklah kita mengaku di hadapan Allah, bahwa kitalah yang salah!! 1. 3. Kalau Allah memang menghendaki bahwa nama 'YAHWEH / YHWH' itu tetap dipakai, mengapa Ia membiarkan hilangnya pengucapan yang sebenarnya dari nama tersebut, sehingga pada jaman sekarang tidak seorangpun bisa yakin bagaimana seharusnya mengucapkan nama YHWH itu? Kelompok pengagung nama YAHWEH sendiri menyebut nama tersebut dengan sangat beragam - YAH VEH, YAHH, YAHWEH, IAHUEH, YAHWAH, YAOHU, YAHUWAH, YAHUAH, IHVH, JHVH, JHWH, YHVH, YHWH, JEHOVAH, JAHAVEH, JAHVAH, JAHVE, JAHVEH, YAHVE, YAHVEH, YAHWE, dll. 4. Pengagung nama YHWH mengatakan bahwa semua nama tidak boleh diterjemahkan atau diubah jadi nama YHWH tidak boleh diterjemahkan. Ini jelas SALAH. Dalam Alkitab ada beberapa nama yang diterjemahkan/ berubah (Abram, Petrus, Yakub, dll) Kis. 9:36a: Di Yope ada seorang murid perempuan bernama Tabita--dalam bahasa Yunani Dorkas. (Baca juga Matius 27:33 , Luk. 23:33; Yohanes 1:42; 19:17, Why 9:11). 5. Pengagung nama YHWH mengatakan bahwa kitab suci PB ditulis dalam bahasa Ibrani. Ini adalah SALAH. Faktanya, tidak ada satupun salinan PB yang lengkap dalam bahasa Ibrani. Kitab suci Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani, dari sekitar 5000 manuskrip (salinan) yang ada, hampir semuanya ditemukan dalam bahasa Yunani, dan tentunya di dalamnya tidak ada satupun tulisan nama YHWH. 6. Dalam kitab Ester tidak ada ditulis nama Allah atau Yahweh. Jangankan namaNya, pribadiNya pun ditulis dengan kabur/ tidak jelas. Demikian juga dalam kitab Pengkhotbah tidak sekalipun memakai nama Yahweh. Jika Allah memang terlalu mengutamakan namaNya saja dari segalanya (seperti konsep pengagung nama YAHWEH), bagaimana mungkin Allah menghendaki kitab-kitab ini menjadi firmanNya? Tuhan saja tidak marah/ tidak pusing namaNya tidak disebut, mengapa pengagung nama YAHWEH kurang pekerjaan menuntut berlebihan penggunaan nama YAHWEH… ini jelas golongan pencari masalah. 7. Betulkah sedemikian rendah pemahaman Allah tentang namaNya, Pribadinya dan penyebutan umatNya? Bagaimana dengan pelayan Paulus dalam Kis. 17:23? Paulus tidak berbicara soal nama tetapi pribadi… bahkan Paulus menghubungkannya dengan apa yang mereka sembah sebelumnya? Ini merupakan prinsip Penginjilan. Allah lebih menghendaki manusia mengenal pribadiNya dengan benar daripada hanya sekedar menyebut namaNya? Ia yang menciptakan banyak bahasa tentu mengijinkan bahasa tersebut untuk menyebut namaNya, jika tidak tentu Allah hanya akan menciptakan satu bahasa saja atau bahasa Ibrani saja agar semua tahu dan hanya menyebut nama YAHWEH. 8. Pengagung nama YHWH melarang menyebut nama Allah, karena merupakan nama dewa/ sesembahan umat Islam, tetapi mereka tidak sadar selalu menggunakan sebutan elohim yang juga merupakan sebutan nama dewa-dewa/ ilah palsu. Sebanyak 260 dari 2.570 penggunaannya dalam PL mengacu kepada dewa/ ilah-ilah (lih. Kej. 35:2, 4; Kel. 12:12; 18:11; 23:24, dll). Ini menunjukkan perlakuan yang tidak adil terhadap penyebutan nama Allah. Kita juga berhak melarang mereka menyebut Elohim. 9. Pengagung nama YAHWEH mengharamkan penyebutan nama Yesus dan mengganti dengan nama Yashua, dll. Mereka mengatakan bahwa nama Yesus berasal dari sebutan dewa Zeus. Ini adalah SALAH. Nama Yesus berasal dari bahasa Yunani yaitu Iesous, dan dalam bahasa Ibrani disebut Jeshua atau Joshua. Hal ini terbukti sebab nama Yosua dalam kitab suci PL (Ibrani) diterjemahkan Iesous dalam PL bahasa Yunani (Septuaginta) Tidak mungkin sarjana Yahudi menerjemahkan pahlawan besar mereka Yosua menjadi dewa Zeus. 10. Pengagung nama YAHWEH mengatakan keselamatan tergantung pada ketepatan pengucapan nama YAHWEH atau YASHUA. Inilah adalah SESAT. Alkitab dengan tegas mengatakan bahwa kita diselamatkan oleh karena kasih karunia Allah yang kita terima melalui iman (Yoh. 3:16; Rm. 3:24, 6:23; Ef.2:8-9;dll). Diluar daripada kebenaran ini adalah ajaran SESAT/ BIDAT. KESIMPULAN Pada intinya dapat disimpulkan bahwa penyebutan nama Allah atau yang lainnya (dalam bahasa daerah kita) yang dilakukan oleh orang percaya sepanjang zaman ini tidaklah keliru. Semuanya terbukti benar baik berdasarkan teologis maupun historis. Sebaliknya, pengagung nama YHWH (lebih tepatnya pemaksa nama YHWH) keliru dalam teologi dan kabur dalam historis. Orang percaya tidaklah perlu dibingungkan atau merasa resah dengan ajaran ini, sebab fondasi iman kita lebih kuat yaitu berakar di dalam Kristus sebagaimana yang dibentangkan dalam Firman Allah yang hidup, yang telah dihidupi oleh Bapak-bapak beriman. INGAT: Janganlah beri waktu atau telinga kita untuk mendengarkan kebohongan dan kesesatan mereka. Sekalipun disertai dengan janji materi, berkat, isu politik, dll. Ingatkan saudara & keluarga kita.