ANALISIS PENGARUH SELF-EFFICACY TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOUR DENGAN JOB SATISFACTION SEBAGAI VARIABEL MEDIATOR PADA PT.PLN (PERSERO) UDIKLAT JAKARTA Stefanie Refina Putri Universitas Bina Nusantara, Jl. K. H. Syahdan No. 9 Kemanggisan, No. Telp 021-5345830 [email protected] Synthia Atas Sari Universitas Bina Nusantara, Jl. K. H. Syahdan No. 9 Kemanggisan, No. Telp 021-5345830 [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari self-efficacy, organizational citizenship behaviour, dan job satisfaction di PT. PLN (Persero) Udiklat Jakarta. Metode penelitian yang telah dilakukan adalah kuantitatif. Objek dalam penelitian ini adalah karyawan PT. PLN (Persero) Udiklat Jakarta. Data dikumpulkan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden. Metode analisis data menggunakan analisis jalur. Responden penelitian ini berjumlah 53 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa self-efficacy, organizational citizenship behavior dengan job satisfaction mempunyai hubungan secara individual maupun simultan. Disimpulkan bahwa self-efficacy memiliki pengaruh yang signifikan terhadap organizational citizenship behaviour melalui job satisfaction pada PT. PLN (Persero) Udiklat Jakarta. (SRP) Kata Kunci : Self-Efficacy, Organizational Citizenship Behaviour, Job Satisfaction Abstract The purpose of this study is to understand the effect of self-efficacy, organizational citizenship behavior, and job satisfaction on human resource development in PT. PLN (Persero) Udiklat Jakarta. The research methods used in this study is quantitative method and the object in this study is the employees of PT. PLN (Persero) Udiklat Jakarta. Data was collected by distributing questionnaires to the respondents. Methods of data analysis using path analysis. This survey has 53 respondents. The results show that self-efficacy, organizational citizenship behavior with job satisfaction have a relationship individually and simultaneously. It can be concluded that selfefficacy has a significant effect on organizational citizenship behavior through job satisfaction at. PLN (Persero) Udiklat Jakarta. (SRP) Keywords: Self-Efficacy, Organizational Citizenship Behavior, Job Satisfaction PENDAHULUAN Seiring era globalisasi sekarang ini dimana perkembangan perusahaan di dunia telah sangat pesat, sehingga menimbulkan terjadinya persaingan antar perusahaan sejenis yang sangat ketat. Dengan begitu perusahaan dihadapkan dengan adanya masalah yang ada mengenai adanya suatu produktifitas yang tinggi. Hal ini terbentuk dengan adanya sumber daya manusia yang ada, maka sekarang tenaga kerja sangat berperan dalam menentukan tercapainya tujuan perusahaan. Dalam kaitan ini dilakukan untuk mencapai tujuan apa yang akan dicapai, maka dibutuhkan adanya tenaga kerja profesional serta semangat kerja yang tinggi, untuk mencapai target produksi yang ditentukan. Seorang karyawan mungkin menjalankan pekerjaan yang dibebankan kepadanya dengan baik mungkin pula tidak. Kalau bawahan telah menjalankan tugas yang diberikan kepadanya dengan baik, ini adalah yang kita inginkan. Tetapi kalau tugas yang dibebankan tidak terlaksanakan dengan baik, maka kita perlu mengetahui sebab-sebabnya. Mungkin ia memang tidak mampu menyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan, tetapi mungkin jika ia tidak mempunyai dorongan (motivasi) untuk bekerja dengan baik sesuai yang akan diharapkan lalu pelatihan yang sesuai dengan keadaan yang ada dilapangan serta keadaan di dalam lingkungan kerja yang dapat menjadi penentu keberhasilan dalam meningkatkan suatu kinerja dan kepuasan kerja yang ada untuk dapat bersaing dengan perusahaan yang lain. Self efficacy merupakan keyakinan seseorang untuk melakukan suatu perilaku dalam situasi tertentu, sekuat apa individu mampu bertahan saat menghadapi kesulitan atau kegagalan dan bagaimana kesuksesan atau kegagalan dalam tugas tertentu yang akan mempengaruhi pekerjaan dimasa mendatang.Self efficacy individu di hasilkan dari sebuah pengalaman yang pernah dilakukan sebelumnya, mengamati perilaku orang lain (kesuksesan/kegagalan yang dialaminya), hasil perbincangan dengan individu lain baik berupa semangat ataupun menjatuhkan performa dan yang terakhir adalah peranan emosi selama proses pengalaman berlangsung mempengaruhi terhadap kepuasan kerja karyawan. Tuntutan suatu organisasi untuk memperoleh, mengembangkan, dan mempertahankan sumber daya yang berkualitas semakin mendesak sesuai dengan dinamika lingkungan yang selalu berubah. Maka untuk itu, perlunya suatu organisasi membutuhkan perilaku Organizational Citizenship Behaviour (OCB) yang tertanam dalam diri para karyawannya. Organizational Citizenship Behaviour (OCB) merupakan suatu perilaku karyawan yang mau melakukan hal- hal diluar tugas formal mereka bagi organisasi tanpa mendapatkan imbalan lebih untuk mendukung perusahaan bertahan dalam kompetensi dan mencapai keberhasilan. Karyawan yang memiliki OCB akan memiliki loyalitas yang tinggi terhadap organisasi tempatnya bekerja, dan dengan sendirinya akan merasa nyaman dan aman terhadap pekerjaannya. OCB berorientasi pada perilaku dan diharapkan perilaku tersebut mencerminkan nilai yang dihayati. Sifat dari OCB adalah pragmatis sehingga dapat diaplikasikan pada manajemen organisasi, khususnya yang berkaitan dengan sumber daya manusia. Jika karyawan memiliki tingkat OCB yang tinggi maka akan menurunkan keinginan keluar, sebaliknya jika OCB rendah maka akan meningkatkan keinginan keluar. Telah menunjukkan peranan penting OCB yang dimiliki karyawan terhadap efektifitas organisasi. Sebuah a. b. c. organisasi dikatakan efektif bila keinginan keluar karyawan rendah dan kepuasan kerjanya tinggi (Agus Triyanto, 2009:2). Kepuasan kerja (job satisfaction) adalah keadaan emosional yang positif yang merupakan hasil dari evaluasi pengalaman kerja seseorang. Ketidakpuasan kerja muncul ketika harapan seseorang tidak terpenuhi (Mathis dan Jackson, 2006:121). Tingkat kepuasan yang rendah berakibat terganggunya aktivitas seorang individu dalam pencapaian tujuannya, karena kepuasan individu merupakan salah satu indikator keefektifan kinerja seseorang. PT. PLN (Persero) Unit Pendidikan dan Pelatihan (UDIKLAT) Jakarta yang merupakan unit pendidikan dan pelatihan kedua yang berada di lingkungan PT. PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Pelatihan (PUSDIKLAT), dengan alamat di Jl. S. Parman No. 27 Slipi, Jakarta Barat, yang berdiri sejak tahun 1997. PT. PLN (Persero) UDIKLAT Jakarta bergerak dalam bidang memberikan pendidikan dan pelatihan bagi sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh PT. PLN (Persero). Dalam suatu perusahaan, SDM merupakan aset penting dan memegang peranan yang penting, karena keberlangsungan segala proses bisnis pada perusahaan memerlukan SDM. Dan untuk selalu meningkatkan ilmu serta performa dari SDM yang dimilikinya, perusahaan melaksanakan pendidikan dan pelatihan yang diikuti oleh SDM-nya. Proses bisnis berjalan di PT. PLN (Persero) UDIKLAT Jakarta dalam mengadakan suatu pendidikan dan pelatihan didukung oleh tiga bagian utama perusahaan yaitu: Bagian Pelaksanaan Pembelajaran Bagian Pelayanan, Administrasi, dan Keuangan Bagian Pengembangan dan Evaluasi Mutu Pembelajaran Masalah yang dihadapi dalam perusahaaan menurut bapak Ahmad Paruhuman selaku Assistant Analyst Pembelajaran SDM pada PT. PLN (Persero) UDIKLAT Jakarta menjelaskan bahwa pihak manajemen merasakan adanya penurunan tingkat kepuasan pegawai di bagian manajemen terlihat dari sikap pegawai di bagian manajemen yang cenderung mengeluh dan memberikan komplain terhadap pekerjaan dan tugas yang diberikan. Hasil observasi dan wawancara dengan bapak Ahmad Paruhuman juga menjelaskan bahwa belakangan ini pegawai memang kurang ada semangat dan keyakinan dalam bekerja.Pegawai terlihat lelah dan tidak ada semangat untuk bekerja,dan ada beban yang membuat perubahan pada kepribadian mereka dalam bekerja, beberapa karyawan merasa tidak yakin bisa mengerjakan tugas yang menantang dan tidak bisa menyelesaikan semua tugas yang diberikan, karyawan merasa tidak yakin bisa melakukan pekerjaan dengan baik walaupun rekan kerja nya sukses dan juga mempunyai hubungan yang kurang baik dengan atasan. Permasalahan yang dihadapi oleh karyawan ini bisa dimasukkan sebagai kategori personality traits dibagian locus of control. Dimana personality traits itu sendiri menurut batasan American Psychiatric Association (1987 dalam Nelson-Jones, 1995:6) merupakan pola-pola yang secara tetap dipergunakan oleh individu dalam berhubungan dan berpikir tentang lingkungan dan dirinya sendiri, yang ditunjukkan dalam berbagai macam konteks sosial dan pribadi yang penting. Personality traits itu sendiri terbagi menjadi dua bagian yaitu locus of control dan self efficacy dimana menurut penelitian yang dijalankan oleh Adrian Furnhama, K.V. Petrides, Chris J. Jackson, Tim Cotter (2002), disimpulkan bahwa personality traits dengan sub variabel self efficacy dan locus of control dapat mempengaruhi kepuasan kerja pegawai pada sebuah organsiasi. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di PT. PLN (Persero) UDIKLAT Jakarta melalui internship selama 6 bulan, faktor lain yang membuat karyawan tertekan adalah karena adanya tuntutan antar pribadi. Mereka kurang mendapatkan dukungan dari kolega mereka. Salah satu karyawan yang memiliki kedudukan penting menyebutkan bahwa sering terjadi pelemparan tanggung jawab pekerjaan antar para karyawan padahal masing-masing dari mereka sudah ada tanggung jawab dengan batasanbatasan sesuai dengan deskripsi pekerjaan mereka.Karyawan juga cederung enggan untuk membantu pekerjaan rekan kerja yang overload , tidak mau bekerja extra diluar tanggung jawab yang dibutuhkan dan kurang adanya toleransi pada situasi yang kurang ideal di tempat kerja.Hal ini menyebabkan karyawan tersebut enggan membantu sesama rekan kerja mereka,disebabkan karena mereka belum bisa menyelesaikan pekerjaan mereka sendiri yang dikejar deadline, sehingga mereka belum mampu secara sukarela membantu pekerjaan rekan kerja lain.Masalah yang dihadapi karyawan tersebut membuat perilaku extra role yang dilakukan oleh karyawan juga semakin berkurang. Perilaku extra role atau yang biasa disebut Organization Citizenship Behaviour selama berada di perusahaan menjadi kurang dilakukan seiring dengan kondisi yang tidak kondusif yang terus terjadi di dalam internal perusahaan. Karyawan yang mulai berubah sikap setelah beban kerja yang berkelanjutan dan tidak puas pada pekerjaan mereka bukan hanya membuat performa perusahaan menurun tetapi bisa saja mengakibatkan tingkat retensi karyawan makin rendah setiap tahunnya. Menurut hasil wawancara dari beberapa karyawan, sebagian dari mereka mengatakan bahwa mereka tidak puas dengan hasil kerja mereka.Penyebab kepuasan kerja yang menurun tersebut dikarenakan kurang puas dengan bantuan dari atasan dan rekan kerja yang kurang maksimal, karyawan juga merasa gaji yang diberikan tidak sesuai dengan pekerjaan yang overload,selain itu proses kenaikan jabatan tidak terbuka untuk semua karyawan.Ketidakpuasan karyawan juga terdapat pada kondisi kerja dimana merasa kurang nyaman dengan ruang kerja dan kurang memadai nya fasilitas yang diberikan oleh perusahaan. Selanjutnya terdapat indikasi permasalahan kepuasan kerja di perusahaan yang dapat dilihat pada tabel berikut: Gambar 1.1 Data Kepuasan Kerja Karyawan PT. PLN (Persero) UDIKLAT Jakarta Tahun % Kepuasan Kerja 2012 73.6% 2013 81.3% 2014 67.9% 2015 45.2 % Sumber:, PT. PLN (Persero) UDIKLAT Jakarta Data diatas menunjukkan data kepuasan kerja karyawan di PT.PLN (Persero) UDIKLAT Jakarta, dimana pada tahun 2012 tingkat presentase kepuasan kerja karyawan sebesar 73.6%, di tahun 2013 naik menjadi 81.3%, kemudian di tahun 2014 sebanyak 67.9%, lalu di tahun 2015 menurun menjadi 45.2%. Dari data diatas bisa dilihat karyawan mengalami ketidakpuasan dengan kerja mereka. Jika masalah ketidakpuasan ini tidak diatasi, dampak lainnya bisa menyebabkan karyawan resign,karyawan yang sudah resign ini tidak hanya melanda karyawan biasa namun juga middle management yang memiliki tugas dan tanggung jawab yang lebih besar. Jika bawahan tidak bekerja secara maksimal maka atasan pun juga sulit untuk menemukan hasil yang maksimal. Oleh sebab itu, dalam menghadapi masalahnya, perusahaan harus menetapkan langkah pasti agar karyawan-karyawan di dalam perusahaan merasa puas dengan hasil kerja mereka serta bisa terus bertahan di dalam perusahaan, dan mengurangi jumlah karyawan keluar. Uraian di atas mendasari penelitian ini bahwa ternyata kepuasan kerja pegawai dapat mempengaruhi self-efficacy dan organizational citizenship behavior. Sehingga, dari uraian, teori serta penelitian ilmiah diatas, maka penelitian ini akan dilanjutkan guna mengukur pengaruh mempengaruhi self-efficacy dan organizational citizenship behavior serta satu variabel mediator yaitu kepuasan kerja. Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk menganalisis dan membuat penelitian dalam bentuk skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Self-Efficacy terhadap Organizational Citizenship Behaviour dengan Job Satisfaction sebagai Variabel Mediator pada PT PLN (PERSERO) UDIKLAT JAKARTA” Identifikasi Masalah Berdasarkan pembahasan dari uraian pada latar belakang di atas maka dirumuskan beberapa pokok permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini yang dimana diuraikan sebagai berikut ini: 1. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara Self-Efficacy terhadap Organizational Citizenship Behaviour PT. PLN (Persero) Udiklat Jakarta? 2. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara Self-Efficacy terhadap Job Satisfaction PT. PLN (Persero) Udiklat Jakarta? 3. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara Job Satisfaction terhadap Organizational Citizenship Behaviour PT. PLN (Persero) Udiklat Jakarta? 4. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara Self-Efficacy terhadap Organizational Citizenship Behaviour dengan Job Satisfaction sebagai mediator pada PT. PLN (Persero) Udiklat Jakarta? Tujuan Penelititan Tujuan dari adanya penelitian yang dilakukan pada kali ini akan menjadikam tujuan dari permasalahan yang ada dalam penelitian yang dimana adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara antara Self-Efficacy terhadap Organizational Citizenship Behaviour PT. PLN (Persero) Udiklat Jakarta. 2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara Self-Efficacy terhadap Job Satisfaction PT. PLN (Persero) Udiklat Jakarta. 3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara Job Satisfaction terhadap Organizational Citizenship Behaviour PT. PLN (Persero) Udiklat Jakarta. 4. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara Self-Efficacy terhadap Organizational Citizenship Behaviour dengan Job Satisfaction sebagai mediator pada PT. PLN (Persero) Udiklat Jakarta Landasan Teori Menurut Bandura dalam Wk Lau (2012) mengungkapkan bahwa efikasi diri merupakan hasil proses kognitif sosial yang berwujud keyakinan dan pengharapan serta keputusan pada kemampuannya dalam bertindak guna memperoleh hasil yang maksimal. Individu dengan efikasi diri tinggi akan mempunyai mempunyai semangat dan ketekunan yang lebih kuat dalam mengatasi masalah, serta mampu memobilisasi energi yang lebih besar dalam menghadapi tantangan dimana hal ini sangat diperlukan di dalam organisasi dan menentukan kepuasan kerja. Organizational Citizenship Behaviour (OCB) didefinisikan sebagai perilaku seseorang yang merupakan pilihan dan inisiatif individual, tidak berkaitan dengan sistem reward formal organisasi dan hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan fungsi efektif dari organisasi (Organ et al., 1997:22). Menurut Robbin (2006) kepuasan kerja adalah suatu sikap umum seorang individu terhadap pekerjaanya. Hal itu bisa dilihat dari interaksi dengan rekan kerja, atasan, peraturan, dan kebijakan organisasi, standar kinerja, kondisi kerja, dan sebagainya Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ulfiani Rahman, Rohany Nasir dan Fatimah Omar (2014) menunjukan bahwa self-efficacy dan organizational citizenship behaviour dapat meningkatkan kepuasan kerja serta adanya hubungan positif dan signifikan self-efficacy sebagai penyebab organizational citizenship behaviour yang dimediasi oleh kepuasan kerja. Kerangka Pemikiran Organizational Citizenship Self-Efficacy Behaviour 1. Past Performance a 2. Vicarious Experience 3. Verbal Persuasion 4. Emotional Cues 1. Altruism 2. Conscientiousness 3. Sportmanship 4. Courtessy b c Job Satisfaction 1. 2. 3. 4. 5. 6. Supervisor The work it self Pay Promotion Opportunity Co-Worker Working Condition Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode penelitian kuantitatif. Sugiyono (2011) mendefenisikan metode kuantitatif adalah penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan yang fungsinya menganalisis secara deskriptif sehingga penggunaan ini dapat menjelaskan sebab akibat dan hubungan dari setiap variabel.. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Menurut Sugiyono (2003) adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain. Penelitian deskriptif ini dilakukan untuk menganalisis Self-Efficacy (X), Organizational Citizenship Behaviour (Y), dan Job Satisfaction (Z). Unit analisis adalah satuan yang diteliti yang bisa berupa individu, kelompok, benda atau suatu latar peristiwa sosial seperti misalnya aktivitas individu atau kelompok sebagai subjek penelitian Hamidi (2005). Time Horizon yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional, Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi sederhana dan regresi berganda, dengan berbagai tahap yaitu dengan : 1. Uji validitas, untuk mengukur valid (sah) atau tidaknya suatu kuesioner. 2.Uji Reliabilitas, menurut Sugiyono (2010,p354) adalah suatu pengukuran yang menunjukkan sejauh mana pengukuran tersebut dilakukan tanpa bias (tanpa kesalahan) dan karena itu menjamin pengukuran yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalam instrumen. 3. Uji normalitas, untuk mengetahui sebaran data berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal. 4. Heterokedastisitas, Menurut Wijaya dalam Sarjono dan Julianita (2011,p66) heterokedasitas menunjukan bahwa varians variabel tidak sama untuk semua pengamatan atau observasi. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut heterokedasitas. 5. Multikolinearitas, Menurut Sarjono dan Julianita (2011,p70) Multikorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah hubungan di antara variabel bebas memiliki masalah multikorelasi (gejala Multikolinearitas ) atau tidak. Multikorelasi adalah kolerasi yang sangat tinggi atau sangat rendah yang terjadi pada hubungan di antara variabel bebas. 6. Korelasi, menurut Riduwan dan Kuncoro (2008,p61) termasuk teknik statistik parametrik yang menggunakan data interval dan rasio dengan persyaratan tertentu untuk mengetahui hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat. 7. Analisis jalur (path analysis), yang dikembangkan pertama kali pada tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright merupakan sebuah teknik yang digunakan untuk menganalisis pola hubungan antara variabel. Hasil Dan Bahasan Karakteristik Responden Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah para karyawan PT. PLN (Persero) Udiklat Jakarta. Dimana terdiri dari 53 orang responden, Dari 53 orang karyawan yang menjadi responden, semuanya dapat mengisi dan mengembalikan kuesioner yang diberikan. Hipotesis Pengujian hipotesis ini menggunakan derajat tingkat kepercayaan sebesar 95%, dimana tingkat presisi α = 5% (0,05). Hipotesis 1 Ada pengaruh yang signifikan antara self-efficacy (X) terhadap organizational citizenship behavior (Y). Hipotesis 2 Ada pengaruh yang signifikan antara self-efficacy (X) terhadap job satisfaction (Z). Hipotesis 3 Ada pengaruh yang signifikan antara organizational citizenship behaviour (Z) terhadap job satisfaction (Y). Hipotesis 4 Ada pengaruh yang signifikan antara antara self-efficacy (X) terhadap organizational citizenship behavior (Y) melalui job satisfaction (Z). Pembahasan Didapatkan bahwa data seluruh variabel, yaitu self-efficacy (X), organizational citizenship behavior (Y) dan job satisfaction (Z) dinyatakan valid, reliabel, berdistribusi normal, tidak terjadi heterokedastisitas dan tidak terjadi gejala multikolinearitas diantara variabel bebas. Dari hasil pengolahan data, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : Bentuk Pengaruh Pengaruh Antar Koefisien Variabel Jalur Langsung Tidak Langsung Total X terhadap Y 0,484 0,484 - 0,484 X terhadap Z 0,301 0,301 0,484 x 0,468= 0,773 1,704 Z terhadap Y 0,468 0,468 - 0,468 0,875 0,875 - 0,875 0,667 0,667 - 0,667 Sumber: Hasil Pengolahan Data (2015) ε1 = 0,875 Self-Efficacy (X) ρYX = 0,484 Organizational Citizenship Behaviour (Y) ε2 = 0,667 ρZX = 0,301 ρYX = 0,468 Job Satisfaction (Z) Gambar 4.3 Hasil Analisis Jalur Sumber : Hasil Pengolahan Data (2015) Berdasarkan hasil keseluruhan jalur analisis diatas, perhitungan analisis jalur sub-struktural 1 dan sub-struktural 2, adalah sebagai berikut: 1. Hipotesis pertama, terdapat pengaruh signifikan antara self-efficacy terhadap OCB, yang memberikan kontribusi sebesar 0,484, yang artinya apabila self-efficacy naik sebesar 1 satuan maka OCB pun akan naik sebesar 0,484 satuan, begitupun sebaliknya. Seperti yang telah dijelaskan di atas, hal ini sejalan dengan penelitian Ulfiani Rahman (2014) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara variabel self-efficacy terhadap OCB. 2. Hipotesis kedua, terdapat pengaruh secara signifikan self-efficacy terhadap job satisfaction, yang memberikan kontribusi sebesar 0,301, yang berarti bahwa apabila variabel self-efficacy naik sebesar 1 satuan, maka nilai job satisfaction akan naik sebesar 0,301 satuan, begitupun sebaliknya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ulfiani Rahman (2014) yang menyatakan bahwa self-efficacy memiliki pengaruh yang signifikan terhadap job satisfaction. 3. Hipotesis ketiga, terdapat pengaruh secara signifikan job satisfaction terhadap OCB, yang memberikan kontribusi sebesar 0,468. Artinya, apabila OCB naik sebesar 1 satuan, maka nilai job satisfaction akan naik sebesar 0,468 satuan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Zameer, et.al (2014) bahwa job satisfaction memiliki pengaruh yang signifikan terhadap OCB. 4. Hipotesis keempat, terdapat pengaruh langsung dan tidak langsung self-efficacy terhadap job satisfaction. Pengaruh langsung sebesar 0,301 dan pengaruh tidak langsung sebesar 0,667 sehingga, dapat disimpulkan bahwa self-efficacy tidak perlu melalui job satisfaction untuk dapat berpengaruh pada OCB karyawan. Hal ini pun sejalan dengan penelitian Ulfiani Rahman (2014) yang menyatakan bahwa self-efficacy memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap job satisfaction dibandingkan pengaruh job satisfaction terhadap OCB. Implikasi Penelitian Hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa self-efficacy memberikan pengaruh yang signifikan terhadap 3 variabel yang digunakan dalam penelitian, masing-masing variabel mendukung satu sama lain. Penelitian ini memberikan beberapa implikasi bagi teoritis dan juga praktis, implikasi tersebut antara lain: • Implikasi teoritis Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa self-efficacy, organizational citizenship behaviour, dan kepuasan kerja mempunyai pengaruh secara simultan,. Penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh Rahman (2014) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara self-efficacy, organizational citizenship behaviour, dimana karyawan yang mempunyai self-efficacy yang tinggi dapat membuat kinerja mereka baik, sehingga perusahaan memiliki tingkat produktivitas yang baik, mereka juga akan medapatkan kepuasan kerja yang tinggi karena mampu memenuhi kompetensi yang dibutuhkan dalam pekerjaan secara baik. Hal lain yang membuat karyawan puas terhadap organisasi adalah dilihat dari organizational citizenship behavior yang mereka terima. Dengan mempunyai hubungan yang baik dalam organisasi dan sesuai dengan apa yang mereka butuhkan maka karyawan akan dengan senang dengan pekerjaan dan juga terhadap organisasi. Selain itu penelitian ini juga mendukung teori yang diungkapkan oleh Chiu and Chen’s (2012) tentang pengaruh self-efficacy, organizational citizenship behaviour, dan kepuasan • kerja yang saling berhubungan satu sama lain. Sehingga apabila tidak ada self-efficacy yang tinggi maka tujuan perusahaan pun tidak akan tercapai secara efektif dan efisien. Selfefficacy yang tinggi akan berpengaruh kepada organizational citizenship behavior, serta berpengaruh secara simultan dengan kepuasan kerja. Jika hasil dari ketiga variabel ini bagus, maka akan berdampak kepada kepuasan kerja yang tinggi dari karyawan. Implikasi Praktis Penelitian ini memiliki implikasi praktis untuk dijalankan oleh perusahaan, salah satunya adalah self-efficacy jika tidak mempunyai efikasi diri yang tinggi maka akan menghambat pekerjaan. Hal ini disebabkan karena karyawan belum cukup yakin sudah mempunyai self-efficacy yang tinggi. Karyawan terlihat lelah dan tidak ada semangat untuk bekerja, dan ada beban yang membuat perubahan pada kepribadian mereka dalam bekerja, beberapa karyawan merasa tidak yakin bisa mengerjakan tugas yang menantang dan tidak bisa menyelesaikan semua tugas yang diberikan. Karyawan menginginkan adanya kegiatan untuk meningkatkan keyakinan diri dan semangat mereka dalam bekerja. Meskipun perusahaan telah melakukan training terhadap karyawan, namun hal itu masih belum cukup optimal yang dengan apa yang dilakukan perusahaan. Hal yang bisa dilakukan perusahaan dengan cara memberikan inisiatif lain dalam meningkatkan self-efficacy para karyawan. Mengenai organizational citizenship behaviour berdasarkan hasil dari analisis yang telah dilakukan adalah bahwa karyawan merasa masih kurang puas dengan perilaku tolong menolong di dalam organisasi, hubungan antar rekan kerja perlu diperhatikan dan diperbaiki tidak hanya oleh karyawan, tetapi juga atasan. Hal ini harus dapat diperbaiki oleh perusahaan, karena hasil analisis dari penelitian ini menunjukan bahwa self-efficacy memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan OCB kerja dan peningkatan kepuasan kerja karyawan. Jika hal ini terjadi, implikasi terhadap perusahaan akan terjadi masalah pada pencapaian tujuan organisasi dan juga dapat menurunkan produktivitas karyawan dalam bekerja begitu pula terhadap perusahaan. Jadi Semakin baik tingkat self-efficacy dalam individu maka akan mendorong rasa untuk melakukan organizational citizenship behavior, hasil yang baik dari self-efficacy dan organizational citizenship behavior akan menghasilkam semakin besar juga kepuasan yang mereka miliki untuk perusahaan. Simpulan Dan Saran Simpulan Berdasarkan hasil penelitian variabel Self-Efficacy terhadap Organizational Citizeship Behavior dan Job Satisfaction pada PT. PLN (Persero) Udiklat Jakarta maka dapat di simpulkan sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. Self-Efficacy memiliki memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Organizational Citizeship Behavior pada PT. PLN (Persero) Udiklat Jakarta. Self-Efficacy memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Job Satisfaction pada PT. PLN (Persero) Udiklat Jakarta. Job Satisfaction memiliki memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Organizational Citizeship Behavior pada PT. PLN (Persero) Udiklat Jakarta. Self-Efficacy memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Organizational Citizeship Behavior melalui Job Satisfaction pada PT. PLN (Persero) Udiklat Jakarta. Saran Dari hasil analisis dan pembahasan diatas, maka saran-saran yang dapat diberikan kepada PT.PLN (Persero) Udiklat Jakarta adalah sebagai berikut: • • PT. PLN (Persero) Udiklat Jakarta sebaiknya memberikan dukungan berupa training yang tepat untuk meningkatkan self-efficacy atau keyakinan diri dari karyawan dalam mengerjakan tugas yang menantang, agar karyawan mempunyai pengetahuan yang tinggi sehingga karyawan mampu meningkatkan work performance mereka dalam pekerjaannya. PT. PLN (Persero) Udiklat Jakarta sebaiknya mengadakan suatu kegiatan dimana para karyawan mendapatkan materi yang menanamkan suatu perasaan sebagai sebuah bagian dari kesatuan perusahaan. Sehingga pekerja memiliki dorongan internal untuk memiliki kompetensi diri secara maksimal, lalu bisa mencapai kesuksesan yang sama dengan rekan kerjanya. . • PT. PLN (Persero) Udiklat Jakarta hendaknya memberikan perhatian pada organizational citizeship behavior yang dimiliki para karyawan yaitu dengan membangun lingkungan kerja yang harmonis dan melakukan usaha-usaha untuk dapat meningkatkan solidaritas antar karyawan, salah satunya dengan mengadakan kegiatan baik itu kegiatan dalam perusahaan maupun kegiatan sosial yang bisa membuat karyawan dapat bekerja sama lebih baik dan kompak. Hal tersebut akan membuat karyawan mengenal rekan kerjanya dan meningkatkan solidaritas sehingga hubungan antar mereka menjadi lebih akrab dan mau saling tolong menolong. • Pihak PT. PLN (Persero) Udiklat Jakarta perlu terus memperbaharui sistem kerja menurut karyawan maupun perusahaan terutama perhatian dalam membuat pekerjaan menjadi lebih menarik untuk menghilangkan rasa jenuh yang ada pada karyawan • Pihak PT. PLN (Persero) Udiklat Jakarta bisa melakukan job rotation, dengan adanya job rotation karyawan ini akan tertarik melakukan tugas barunya dibandingkan melakukan tugas yang sama setiap harinya, selain itu hal ini akan memberikan suasana dan rekan kerja baru dan bisa meningkatkan keterampilan dari karyawan. Referensi BUKU Dali, A. M. (2013). Mediating Effect of Self-Efficacy on Self-Leadership and Teachers’ Organizational Citizenship Behaviour. International Journal of Economics Business and Management Studies, Vol. 2, No.1. Dessler, G. (2005). Human Resource Management (10th ed.). New Jersey: Prentice Hall. Farshad Tojjari, M. R. (2013). The Effect of Self-Efficacy on Job Satisfaction of Sport Referees. European Journal of Experimental Biology, Vol 3(2): 219-225. Fred, C. (2011). Human Resource Management. United States: Harper Collins. Hartatik, I. P. (2014). Buku praktis Mengembangkan MSDM. Jogjakarta: Laksana. Hasibuan, M. S. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. King, J. (2012). Relationship Between Self-Efficacy and Organizational Citizenship Behavior. African Journal of Business Management, Vol. 6(8). Mangkunegara, A. A. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Rosda. Mondy, Wayne R. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta.: Erlangga. Nawawi, Hadari. (2006). Evaluasi dan Manajemen Kinerja di Lingkungan Perusahaan dan Industri. Jakarta: Gadjah Mada University Press. Pavalache-Ilie, M. (2014). Organizational Citizenship Behaviour, Work Satisfaction and Employees’ Personality. Procedia - Social and Behavioral Sciences, Vol 489 – 493. Riduwan & Kuncoro, E. (2008). Cara menggunakan dan memakai analisis jalur (path analysis). Bandung: Alfabeta. Rivai, H., Veithzal , & Sagala, J. E. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sarjono, H., & Julianita, W. (2013). SPSS vs LISREL. Jakarta: Salemba Empat. Sedarmayati. (2009). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju. Sekaran, U. (2006). Research methods for business : Metodologi penelitian untuk bisnis (4th ed.). Jakarta: Salemba Empat. Sharma, J. P. ( (2011)). Organizational Citizenship Behavior in Public and Private Sector and Its Impact on Job Satisfaction: A Comparative Study in Indian Perspective. International Journal of Business and Social Science, Vol. 6, No.1. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sunyoto. (2013). Mengelola Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Sutrisno, H. E. (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana. Titisari, P. (2014). Peranan Organizational Citizenship Behaviour (OCB) Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan. Jakarta: Mitra Wacana Media. Triyono, Ayon. (2012). Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: ORYZA. Ulfiani Rahman, R. N. (2014). Job Satisfaction as Mediator between Self-Efficacy and Organizational Citizenship Behaviour among Indonesian Teachers. International Journal of Business and Social Science, Vol. 5, No.9. Unaradja, Dominikus Dolet. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Universitas Atma Jaya. Yani, M. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Mitra Wacana Media. JURNAL Dali, A. M. (2013). Mediating Effect of Self-Efficacy on Self-Leadership and Teachers’ Organizational Citizenship Behaviour. International Journal of Economics Business and Management Studies, Vol. 2, No.1. Farshad Tojjari, M. R. (2013). The Effect of Self-Efficacy on Job Satisfaction of Sport Referees. European Journal of Experimental Biology, Vol 3(2): 219-225. King, J. (2012). Relationship Between Self-Efficacy and Organizational Citizenship Behavior. African Journal of Business Management, Vol. 6(8). Pavalache-Ilie, M. (2014). Organizational Citizenship Behaviour, Work Satisfaction and Employees’ Personality. Procedia - Social and Behavioral Sciences, Vol 489 – 493. Sharma, J. P. ( (2011)). Organizational Citizenship Behavior in Public and Private Sector and Its Impact on Job Satisfaction: A Comparative Study in Indian Perspective. International Journal of Business and Social Science, Vol. 6, No.1. Ulfiani Rahman, R. N. (2014). Job Satisfaction as Mediator between Self-Efficacy and Organizational Citizenship Behaviour among Indonesian Teachers. International Journal of Business and Social Science, Vol. 5, No.9. Triyanto, Agus., Santosa (2009). “Organizational Citizenship Behaviour (OCB) dan Pengaruhnya Terhadap Keinginan Keluar dan Kepuasan Kerja Karyawan. International Journal of Business and Social Science, Vol. 9, No.4. Riwayat Penulis Stefanie Refina Putri lahir di kota Bukittinggi pada 26 Oktober 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam fakultas School of business Management dengan peminatan Bisnis dan Organisasi pada tahun 2015.