PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN BAURAN PEMASARAN TERHADAP LOYALITAS ANGGOTA DENGAN KEPUASAN ANGGOTA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Di Koperasi Kerabat SMP Negeri 1 Kebakkramat) Oleh: P. Haryoso STIE AUB SURAKARTA Suhartono STIE AUB SURAKARTA Abstract The purpose of this research is is to know: 1). Effect of service quality to Satisfaction of junior members of the Koperasi Kerabat SMP Negeri 1 Kerabat Kebakkramat. 2). Influence of the marketing mix to satisfaction of the members of Koperasi Kerabat of SMP Negeri 1 Kebakkramat. 3). Effect of Service Quality to Loyalty members Koperasi Kerabat SMP Negeri 1 Kerabat Kebakkramat ramat. 4). Influence of the marketing mix to the loyalty of members of the Koperasi Kerabat SMP Negeri 1 Kerabat Kebakkramat 1, 5). Satisfaction influence members of the cooperative members Koperasi Kerabat SMP Negeri 1 Kerabat Kebakkramat The populations in this study are all members of the Relatives of SMP Negeri 1 Kebakkramat. Sampling based retrieval Convenience sampling technique that is trying to obtain samples at the appropriate elements, especially close to the interviewer as many as 50 members. This research indicates that the partial effect of the variable quality of service and the marketing mix with customer satisfaction as an intervening variable is shown by contributions from the positive effect of the variable quality of service (x1) and marketing mix (x2) of customer satisfaction variables (Y1) are significant. While simultaneously with the same or two independent variables also has positive influence on member satisfaction (Y2) are significant. In the partial effect of the variable quality of service (X₁) and the marketing mix (x2) to the loyalty of members (Y2) with customer satisfaction as an intervening variable is shown by contributions from the positive influence the variable quality of service (x1) and marketing mix (x2) to variable loyalty members (Y2) are known to be significant. While simultaneously variable quality of service (x1) and marketing mix (x2) with satisfaction (Y1) as intervening variables also showed that there was a positive influence on customer loyalty (Y2) are significant. Quality of service (X₁) and the Marketing Mix (x2) is very important for financial services companies such as Coop relatives, so that the members of the more satisfied and more loyal then the suggestions in this research include: a). Each board equipped with exellent service, this can be a house trining, and should be followed up so that it can be a style of management. b). Held cooperative training to administrators, in order to further broaden the knowledge of the cooperative, whether it is marketing, operations and general Keywords: Quality of Service, marketing mix, member satisfaction and loyalty. RINGKASAN Tujuan Penelitian ini adalah adalah untuk mengetahui: 1). Pengaruh kualitas Pelayanan terhadap kepuasan anggota Koperasi Kerabat SMP Negeri 1 Kebakkramat. 2). Pengaruh Bauran pemasaran terhadap kepuasan anggota Koperasi Kerabat Koperasi Kerabat SMP Negeri 1 Kebakkramat. 3). Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Loyalitas anggota Koperasi Kerabat SMP Negeri 1 Kebakkramat. 4). Pengaruh Bauran pemasaran terhadap loyalitas anggota Koperasi Kerabat Kerabat SMP Negeri 1 Kebakkramat, 5). Pengaruh Kepuasan anggota terhadap loyalitas anggota Koperasi Kerabat SMP Negeri 1 Kebakkramat Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota Kerabat SMP Negeri 1 Kebakkramat. Pengambilan Sampling berdasar tehnik Convenience Sampling yaitu berusaha memperoleh sample pada elemen elemen yang tepat terutama dekat dengan pewawancara sebanyak 50 anggota. Hal penelitian mengindikasikan secara parsial pengaruh variabel kualitas pelayanan dan bauran pemasaran dengan kepuasan nasabah sebagai variabel intervening ditunjukan dari kontribusi pengaruh positif variabel kualitas pelayanan (X₁) dan bauran pemasaran (X2) terhadap variabel kepuasan nasabah (Y₁) yang signifikan. Sedangkan secara simultan atau bersama sama kedua variabel independen juga berpengaruh positif ter- hadap kepuasan anggota (Y2) yang signifikan. Secara parsial pengaruh variabel kualitas pelayanan (X1) dan bauran pemasaran (X2) terhadap loyalitas anggota (Y2) dengan kepuasan nasabah sebagai variabel intervening ditunjukan dari kontribusi pengaruh positif variabel kualitas pelayanan (X₁) dan bauran pemasaran (X2) terhadap variabel loyalitas anggota (Y2) yang diketahui secara signifikan. Sedangkan secara simultan variabel kualitas pelayanan (X₁) dan bauran pemasaran (X2) dengan kepuasan (Y₁) sebagai variabel intervening juga menunjukan adanya pengaruh positif terhadap loyalitas nasabah (Y2) yang signifikan. Kualitas pelayanan (X1) dan bauran Pemasaran (X2) sangat penting bagi perusahaan jasa keuangan seperti Koperasi Kerabat, supaya para anggota semakin puas dan semakin loyal maka saran dalam penelitian ini antara lain : a). Setiap pengurus dibekali dengan service exellent, hal ini bisa dengan house trining, dan harus ditindak lanjuti sehingga bisa menjadi gaya para pengurus. b). Diadakan pelatihan perkoperasian kepada pengurus, agar semakin memperkaya pengetahuan tentang perkoperasian, baik itu pemasaran, operasional maupun umum Kata Kunci : Kualitas Pelayanan, bauran pemasaran, Kepuasan dan loyalitas anggota. PENDAHULUAN Melalui masukan para pelanggan, pengembangan fungsi kualitas merupakan sebuah metodologi sistematik untuk meningkatkan kualitas dan pengembangan produk (Shen, et al. 2000). Kualitas produk atau jasa secara pokok dinilai dalam kerangka kepuasan pelanggan. Hal ini searah dengan upaya badan usaha seperti koperasi dalam memenangkan persaingan, bahwa kunci persaingan dalam pasar global adalah kualitas total. Hal ini mencakup penekanan penekanan pada kualitas produk, kualitas biaya/ harga, kualitas pelayanan, kualitas penyerahan tepat waktu, kualitas moral dan mungkin bentuk bentuk kualitas yang lainnya yang terus berkembang, guna memberikan kepuasan terus menerus kepada pelanggan, sehingga mampu menciptakan loyalitas pelanggan (Vincent, 1977). Menyadari kenyataan yang akan dihadapi dalam era globalisasi ini, Koperasi seyogyanya membangun sistem kualitas yang modern agar mampu mempertahankan pelanggan yang telah ada (costumer loyalty) dan menarik konsumen (pelanggan potensial) menjadi pelanggan dari kegiatan tersebut. Memfokuskan dan mendengarkan suara pelanggan/anggota berarti menjamin bahwa kualitas dibangun dalam produk-produk atau versi produk baru yang sudah ada dalam tahap desain awal. Secara spesifik pentingnya peningkatan kualitas pelayanan adalah menciptakan kepuasan pelanggan sebagai fokus utamanya. Dengan demikian persoalan kualitas jasa dan kepuasan konsumen kini menjadi hal yang sangat penting bagi perusahaan yang bergerak di bidang jasa. Oleh Karena itu setiap kegiatan usaha perlu membangun sistem manajemen kuali- tas jasa, mengidentifikasi kesenjangan yang mungkin terjadi serta pengaruhnya bagi kepuasan konsumen dan perilaku konsumen purna layanannya. Melalui pemahaman ini diharapkan badan usaha yang bergerak di bidang jasa akan mampu mewujudkan tuntutan konsumen dan mengoptimalkan kepuasan pelanggannya (Lupiyoadi & Hamdani, 2006). Lebih lanjut dalam rangka memuaskan pelanggan, upaya peningkatan kualitas pelayanan pada umumnya difokuskan dalam pengukuran faktor keandalan (reliability), jaminan dan kepastian (Assurance), wujud (Tangibel), empati (Empathy), dan ketanggapan (Responsiveness) sehingga pada bagian ini kelima dimensi tersebut secara khusus akan diukur dengan loyalitas dan kepuasan dari konsumen. Selain faktor layanan hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah memperhatikan bauran pemasaran di pelayanan. Bauran pemasaran merupakan alat bagi pemasar yang terdiri atas beberapa unsur program pemasaran. Yang perlu dipertimbangkan adalah agar implementasi strategi pemasaran dan positioning yang ditetapkan dapat berjalan dengan baik. Bauran pemasaran pada produk barang yang kita kenal selama ini verbeda dengan bauran pemasaran untuk produk jasa. Hal ini terkait dengan perbedaan karakteristik jasa dan barang. Para pakar pemasaran menerapkan empat unsur bauran pemasaran jasa yang harus diperhatikan, yaitu: produk, harga, promosi, tempat. Verdasar semua unsur bauran pemasaran tersebut yang harus lebih diperhatikan dalam pengembangannya antara lain: 1). Konsistensi, yakni berhubungan dengan keserasian secara logis dan penggunaannya antara unsur satu dengan unsur lainnya dalam bauran pemasaran. 2). Integrasi, dimana terdapat hubungan yang harmonis diantara unsur unsur dalam bauran pemasaran. 3). Leverage, adalah hal yang berhubungan dengan pengoptimalan kinerja tiap unsur bauran pemasaran secara lebih profesional sehingga lebih mendukung bauran pemasaran untuk mendapatkan daya saing. Secara logis pelanggan/anggota yang menunjukan sikap loyal terhadap salah satu dari produk, harga, promosi, tempat, orang, proses dan layanan konsumen belum tentu merasa puas. Kebanyakan pelanggan yang sudah merasa loyal pada akhirnya dalam suatu peristiwa tertentu pernah merasakan ketidak puasan. Dengan kata lain, loyalitas bisa membangun perasaan puas atau tidaknya pelanggan terhadap bauran pemasaran yang diterapkan suatu badan usaha. Bila seorang anggota yang pernah menunjukan sikap loyal yang pada akhirnya tidak merasakan kepuasan tersebut, maka pelanggan akan memberikan respon negatif atas bauran pemasarannya. Dengan demikian “sikap puas dan tidak puas dapat menimbulkan loyalitas”, lebih lanjut bila kepuasan yang dirasakan oleh pelanggan dapat ditemukan pada semua unsur bauran pemasaran, maka hal ini akan memberikan umpan balik yang positif untuk tetap loyal. Dengan meningkatkan kualitas pelayanan dan bauran pemasaran jasa diharapkan dapat menumbuh kembangkan loyalitas pelanggan. Sebagaimana yang terjadi pada industri perbankan, layanan yang memuaskan bisa menjadi stimulan bagi para konsumen untuk bersikap loyal. Terkait dengan hal itu, mengingat begitu pentingnya faktor kepuasan pelanggan, para ahli banyak yang tertarik dan melakukan survei terhadap beberapa badan usaha dan industri perbankan guna mengetahui opini mengenai loyalitas konsumen, karena kepuasan berkaitan dengan loyalitas dari para konsumen. Benjamin (2006.1), telah menguji harapan nasabah, kualitas dan kepuasan atas layanan yang diterima serta prediksi loyalitas nasabah kepada Bank di Nigeria. Hasil penelitian tersebut mengindikasikan bahwa persepsi terhadap kepuasan dan kualitas layanan merupakan prediktor dari loyalitas nasabah dengan andil kontribusi dari kepuasan nasabah. Nelson, et.al (2007) menguji dampak hubungan pemasaran khususnya komitmen, kompetensi dan penanganan konflik serta loyalitas pelanggan dengan mediasi dan kualitas. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa terdapat hubungan strategi pemasaran khususnya komitmen, kompetensi dan penanganan konflik secara langsung maupun tidak langsung (melalui kepercayaan dan kualitas) yang digolongkan dengan loyalitas pelanggan. Sementara Bontis. et.al (2007) juga menguji pengaruh mediasi dari reputasi organisasi dalam rekomendasi layanan dan loyalitas nasabah pada indistri perbankan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan memperkuat reputasi dalam lingkungan jasa/ layanan. Juga ditemukan bahwa reputasi memediasi hubungan antara kepuasan dan loyalitas, serta reputasi memediasi hubungan antara kepuasan dan rekomendasi. Bagi koperasi untuk mendapatkan loyalitas anggota tentu pihak pengurus koperasi perlu mengetahui kepuasan semua anggota. Salah satu yang bisa diimplementasikan saat para anggota mengetahui dan menggunakan fasilitas sehingga dapat memuaskan mereka, ini menunjukan bahwa kepuasan pelanggan tergantung pada kinerja produk (kotler. et.al. 2003). Peningkatan loyalitas anggota adalah stimulan yang paling penting bagi kinerja koperasi dalam jangka panjang serta kualitas layanan maupun kepuasan anggota yang bisa ditunjukankan sebagai kunci keberhasilan dalam menjaga loyalitas anggota LANDASAN TEORI A. Loyalitas anggota Menurut Oliver (1999), loyalitas pelanggan merupakan suatu komitmen yang dipegang secara kuat untuk membeli kembali atau menggunakan produk atau layanan yang disukai di masa mendatang meskipun ada pengaruh situasional dan upaya upaya pemasaran yang memiliki potensi dapat mengubah perilaku anggota agar anggota bersikap loyal dan koperasi harus menjalin hubungan dengan cara membangun hubungan yang harmonis dengan anggota. Menurut Fournier and Yao (1997), loyalitas pelanggan/anggota merupakan suatu yaitu sikap yang menggambarkan perilaku aktual dari anggota/pelanggan yang tidak ditampakan atau disadari, tetapi analisis dan gambaran yang benar secara jelas diperlukan untuk mendasari struktur sikap dari anggota/pelanggan. Adapun Jacoby and Kyner (1973:p2) loyalitas pelanggan diekspresikan oleh enam kondisi yang diperlukan secara kolektif dengan mengintegrasikan pendekatan, yaitu : (1). Bias, (2). Respon perilaku, (3). Waktu senggang, (4). Beberapa unit keputusan, (5). Respek terhadap merk, (6). Fungsi psikologis (pengambilan keputusan, evaluatif). B. Kualitas Pelayanan Kualitas menurut ISO 9000 (Lupiyadi & Hamdani, 2006) adalah “Degree to which a set oh inherent characteristics fulfils requirements” (derajat yang dipakai oleh karakteristik yang bersatu padu dalam memenuhi persyaratan). Persyaratan yang dimaksud adalah “need or expectation that is strarted, generally implied or obligatory” (yaitu kebutuhan atau harapan yang dinyatakan biasanya tersirat atau wajib). Dengan demikian kualitas sebagaimana yang dimaksud dalam ISO 9000 merupakan perpaduan antara sifat dan karakteristik yang menentukan sejauh mana keluaran dapat memenuhi persyaratan kebutuhan pelanggan. Pelanggan/anggota yang menentukan dan menilai seberapa jauh sifat dan karakteristik itu memenuhi kebutuhannya. C. Bauran Pemasaran Bauran pemasaran produk barang meliputi 4 P : Product, Price, place, dan promotion. Sedangkan untuk jasa keempat hal tersebut masih dirasa kurang mencukupi. Sebagai suatu bauran, unsur unsur tersebut saling mempengaruhi satu sama lain sehingga bila salah satu tidak tepat pengorganisasiannya akan mempengaruhi strategi pemasaran secara keseluruhan. Dengan demikian, unsur bauran pemasaran jasa terdiri atas empat hal, yaitu: 1. 2. 3. 4. Produk (product) Harga (price) Promosi (promotion) Tempat (place) D. Kepuasan Anggota Menurut Day (Tse dan wilton, 1988:204-212), kepuasan pelanggan atau ketidakpuasan adalah yang dirasakan antara harapan sebelumnya (atau norma kinerja lainnya) dan kinerja aktual produk yang dirasakan oleh pemakainya. Adapun menurut Engel. Et. El (Tjiptono, 1988:146), kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purna jual dimana alternatif yang dipilih sekuran kurangnya memberikan hasil (outcome) sama atau melampaui harapan pelanggan. Sementara menurut Kotler (1995), secara umum kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja/hasil suatu produk dan harapan harapannya. Ada juga yang mengatakan bahwa kepuasan pelanggan adalah persepsi pelanggan yang harapannya telah terpenuhi dan terlampaui. Semua upaya yang dilakukan untuk mencapai mutu dan memberikan pelayanan yang unggul tidak ada artinya sama sekali jika tidak berusaha memuaskan pelanggan. E. Konsep Pemasaran Ada beberapa pendapat mengenai pemasaran yang dikemukakan oleh beberapa ahli, yang kelihatannya berbeda beda namun sebenarnya sama. Perbedaan ini disebabkan karena mereka meninjau pemasaran dari segi yang ver- beda beda. Ada yang menitikberatkan pada segi fungsi, barang, manajemen, kelembagaan dan ada yang menitik beratkan dari semua segi tersebut menjadi suatu sistem. Berbagai definisi dari para ahli diantaranya dimuat dalam The American marketing association (Swastha, 1984: 7) “Marketing adalah suatu kegiatan usaha yang mengarahkan aliran barang dan jasa dari produsen kepada konsumen atau pemakai akhir” Menurut Stanton (Swactha, 1984:10) “Marketing adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga. Mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial”. Definisi tersebut mengandung unsur unsur (a) suatu sistem kegiatan usaha, (b) dibuat untuk merencanakan, promosi, menentukan harga, dan mendistribusikan, (c) sesuatu yang bernilai sehingga mampu memuaskan kebutuhan, (d) untuk kepentingan pasar yang berupa konsumen potensial. F. Jasa Menurut Kotler (2000) ada empat karakteristik jasa yang harus diperhatikan dalam merancang program pemasaran jasa, yaitu : (1) Tak berwujud, artinya jasa tidak dapat dipegang dan diraba, melainkan hanya dapat dirasakan, verbeda dengan barang yang merupakan obyek, alat atau benda sedang jasa merupakan suatu perbuatan, kinerja atau usaha. Bila barang dapat dimiliki, maka jasa Jasa tahan lama. Antara produksi dan konsumsi jasa merupakan hal yang tak dapat dipisahkan, demikian pula dengan tempat, waktu pengguna jasa, misalnya: kursi pesawat yang kosong, kamar hotel yang tidak dihuni, atau pesawat telepon yang tidak digunakan akan berlalu karena tidak dapat disimpan. hanya dapat digunakan tetapi tidak dapat dimiliki. Meskipun sebagian besar jasa berkaitan dengan daya dukung produk, (2) Tak terpisahkan diantara penyedia jasa dengan pemakai jasa, (3) Keanekaragaman jasa sehingga mutu jasa tergantung pada siapa penyedia jasa, waktu, tempat dan bagaimana penyedia jasa menyediakan, (4) KERANGKA PEMIKIRAN Kualitas Pelayanan (X1) Bauran Pemasaran (X2) Kepuasan Anggota (Y1) Loyalitas Anggota (Y2) Gambar 1 Kerangka Pemikiran Sumber: Sarwono (2007), Juanin (2004) Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2000:15), sedangkan pendapat lain mendefinisikan hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris (Arikunto, 2003: 67). Berdasar atas landasan teori dan jurnal yang telah ditemukan, maka dugaan sementara dalam penulisan tesis ini adalah: H1 Terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas pelayanan terhadap kepuasan anggota koperasi H2 Terdapat pengaruh yang signifikan antara bauran pemasaran H3 H4 H5 terhadap kepuasan anggota koperasi Terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas pelayanan terhadap loyalitas anggota koperasi Terdapat pengaruh yang signifikan antara bauran pemasaran terhadap loyalitas anggota koperasi Terdapat pengaruh yang signifikan antara kepuasan anggota terhadap loyalitas anggota koperasi Metode Penelitian Penelitian dilakukan di Koperasi Kerabat yang berlokasi di SMP Negeri 1 Kebakkramat, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar. Sebagai obyek penelitian adalah anggota Koperasi Kerabat SMP Negeri 1 Kebakkramat Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah seluruh nasabah/ anggota Koperasi Kerabat SMP Negeri 1 Kebakkramat – Karanganyar. Lebih lanjut, pada bagian ini akan dipilih sampel berdasar teknik Convenience Sampling. Menurut Indriantoro dan Bambang Supomo (2002), sesuai namanya, metode ini memilih sampel dari elemen populasi (orang atau kejadian) yang datanya mudah diperoleh peneliti. Elemen populasi yang dipilih sebagai subyek sampel adalah tidak terbatas sehingga peneliti memiliki kebebasan untuk memilih sampel yang paling cepat. Menurut Malhotra (1996), Convenience Sampling berusaha memperoleh sampel pada elemen-elemen yang tepat. Pemilihan unit-unit sampling berada terutama dekat dengan pewawancara. Sering kali, para responden dipilih karena mereka berada di tempat yang tepat dan pada waktu yang tepat. Adapun cara pengambilan sampel dilakukan survey kepada setiap anggota Koperasi Kerabat SMP Negeri 1 Kebakkramat. Selanjutnya para anggota yang ditemui diminta untuk memberikan jawaban atas kuesioner yang diberikan peneliti. Jumlah nasabah sebagai sampel adalah seluruh jumlah anggota koperasi sebanyak 50 orang TEKNIK ANALISIS DATA A. Uji Instrumen Penelitian 1. Validitas Pengujian validitas teknik korelasi produk momen, dan untuk mengetahui signifikan koefisien korelasi yang dihasilkan digunakan uji t. Dalam pengujian validitas ditentukan tingkat signifikansi α = 0,05. Suatu item dinyatakan valid jika probabilitas koefisien ≤ 0,05 atau hitung > r tabel. Teknik yang digunakan adalah teknik korelasi Pearson / ‘Product Moment’ yang rumusnya sebagai berikut : (Singarimbun, 1987) r = N(XY) - (XY) 2 [NX - (X) 2 ][ NY 2 - (Y) 2 ] Keterangan : r = koefisien korelasi Products momen reliabilitas N = sampel Y = Skor total tiap responden X = Skor tiap butir pertanyaan 2. Reliabilitas Uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukuran dapat dipercaya untuk dapat diandalkan dalam pengukuran gejala sosial. Rumus untuk menghitung reliabilitas : (Singarimbun, 1987) XO = Xtt + X e Keterangan : XO = angka yang diperoleh Xtt = angka yang sebenarnya Xe = kesalahan pengukuran B. Teknik Analisis 1. Uji Asunsi Klasik a. Normalitas Uji normalitas dilakukan dengan melihat gambar grafik normal P-P Plot, dimana terjadinya gejala tersebut dideteksi dengan melihat titik titik yang mengikuti arah garis linier dari kiri ke bawah ke kanan atas. Bila titik titik mengikuti arah garis linier berarti terjadi adanya gejala normalitas b. Autokorelasi Pengujian autokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (time series) atau secara ruang (cross sectional), hal ini mempunyai arti bahwa hasil suatu tahun tertentu dipengaruhi tahun sebelumnya atau tahun berikutnya. Terdapat korelasi atas data cross section apabila data disuatu tempat dipengaruhi atau mempengaruhi di tempat lain. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan uji statistic Durbin – Watson. c. Uji Heteroskedastisitas Gejala heteroskedastisitas terjadi sebagai akibat dari variasi residual yang tidak sama untuk semua pengamatan. Pada bagian ini cara mendeteksi ada tidaknya gejala heteroske- dastisitas dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (Zpred) dengan residualnya (Sresid). Deteksi ada tidaknya gejala tersebut dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterpot. d. Uji Multikolinieritas Suatu model dikatakan bebas adanya multikolinieritas jika antar variabel independen tidak saling berkorelasi. Hal ini dapat dilihat dari VIF (varian inflation factor) yang mayoritas variabel disekitar angka satu dan mempunyai niali tolerance mendekati satu 2. Analisis Jalur Analisis jalur merupakan suatu teknik analisis statistik yang dikembangkan dari analisis regresi berganda. Teknik ini dikenal juga sebagai analisis lintas atau analisis lintasan. Secara matematis, analisis ini tidak lain adalah analisis regresi berganda terhadap data yang dibakukan. Dengan demikian, perangkat lunak statistik yang mampu melakukan analisis regresi berganda dapat pula dipakai untuk analisis jalur. Subyek utama analisis jalur adalah variabel-variabel yang saling berkolerasi. 3. Uji Hipotesis a) Pengujian Parsial (Uji t) Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah k pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat signifikan atau tidak. t = n b SE b c) Koefiensi Determinasi (R)2 Koefisien ini digunakan untuk mengukur besarnya kontribusi variasi Xn terhadap variabel Y, dan juga untuk mengetahui ketepatan pendekatan atas alat analisis (Gujaratri, 1997). Adapun tingkat ketepatan regresi di tunjukan oleh R2 yang besarnya berkisar antara 0 ≤ R2 ≤ 1. makin besar nilai R2 berarti makin tepat suatu garis regresi linear yang digunakan sebagai pendekatan. Apabila nilai R2 sama dengan 1 maka pendekatan itu benar-benar sempurna. Keterangan t = koefisien regresi SE b = Standar error b) Uji Simultan (Uji F) Uji F digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh secara simultan variabel independen terhadap variabel dependen. F = = jumlah variabel independen = jumlah responden R 2 /k (1 - R 2 ) /(n - k - 1) Keterangan : R2 = koefisien regresi yang telah ditemukan HASIL ANALISIS DATA A. Uji Instrument Penelitian 1. Uji Validitas a. Validitas item pertanyaan untuk variabel kualitas pelayanan (X) Tabel 1 Korelasi pertanyaan terhadap variabel Kualitas Pelayanan Item Pertanyaan X1_1 X1_2 X1_3 X1_4 X1_5 X1_6 X1_7 X1_8 X1_9 X1_10 X1_11 X1_12 X1_13 X1_14 ritem 0,521 0,455 0,630 0,561 0,456 0,676 0,671 0,598 0,670 0,754 0,707 0,741 0,566 0,706 rtabel 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid X1_15 X1_16 X1_17 X1_18 X1_19 X1_20 0,781 0,791 0,646 0,747 0,745 0,747 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber : Data primer yang diolah 2010 Tabel 1 di atas menunjukan bahwa ke 20 item pertanyaan semuanya valid b. Validitas item pertanyaan untuk variabel bauran pemsaran (X₂) Tabel 2 Korelasi pertanyaan terhadap variabel bauran pemasaran Item Pertanyaan X2_1 X2_2 X2_3 X2_4 X2_5 X2_6 X2_7 X2_8 X2_9 X2_10 X2_11 X2_12 X2_13 ritem 0,642 0,693 0,757 0,738 0,802 0,520 0,653 0,523 0,597 0,775 0,659 0,788 0,731 rtabel 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber : Data primer yang diolah 2010 Tabel 2 diatas menunjukan bahwa ke 13 item pertanyaan semuanya valid. c. Validitas item pertanyaan untuk item Kepuasan Anggota (Y₁) Tabel 3 Korelasi pertanyaan terhadap variabel Kepuasan Anggota Item Pertanyaan X3_1 X3_2 X3_3 X3_4 ritem 0,462 0,502 0,578 0,474 rtabel 0,273 0,273 0,273 0,273 Keterangan Valid Valid Valid Valid Sumber : Data primer yang diolah 2010 Tabel 3 di atas menunjukan bahwa ke 4 item pertanyaan semuanya valid. d. Validitas item pertanyaan untuk item Loyalitas Anggota (Y₂) Tabel 4 Korelasi pertanyaan terhadap variabel Loyalitas Anggota Item Pertanyaan Y_1 Y_2 Y_3 Y_4 Y_5 ritem 0,670 0,562 0,460 0,687 0,392 rtabel 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Sumber : Data primer yang diolah 2010 Tabel 4 di atas menunjukan bahwa ke 5 item pertanyaan semuanya valid. 2. Uji Reliabilitas Variabel Kualitas Pelayanan Bauran Pemasaran Kepuasan Loyalitas Tabel 5 Hasil Uji Reliabilitas Alpha Cronbach 0,944 0,927 0,714 0,770 Kriteria Alpha Cronbach> 0,60 maka reliabel Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Sumber : Data primer yang diolah 2010 Hasil pengujian reliabilitas menunjukan bahwa koofisien (r) alpha hitung seluruh variabel lebih besar dibandingkan dengan kriteria yang dipersyaratkan atau nilai kritis (rule of tumb) sebesar 0,60, yaitu masing masing sebesar 0,944, 0, 927, 0,714, dan 0,770 > 0,60 sehingga dapat dikatakan bahwa butir butir pertanyaan seluruh variabel dalam keadaan reliabel dan layak di uji model regresi struktur jalur. B. Uji Hipotesa a. Uji Asumsi Klasik 1) Uji Normalitas Data Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: Loyalitas Expected Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Observed Cum Prob Gambar 2 Hasil uji normalitas garis diagonal dan hal ini menunjukan bahwa residual terdistribusi secara normal Dari gambar 2 normal probability plots di atas terlihat titik titik menyebar berhimpit di atas sekitar 2) Uji Auto korelasi Tabel 6 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary Model 1 R ,942a R Square ,888 Adjusted R Square ,880 b Std. Error of the Estimate ,732 DurbinWatson 1,978 a. Predictors: (Constant), Kepuasan, Bauran Pemasaran, Kualitas Pelayanan b. Dependent Variable: Loyalitas Dari table di atas dapat dilihat nilai Durbin – Watson sebesar 1,978 terletak diantara -2 < 1,978 < 2 maka diterima. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi pada model regresi. 3) Uji Heteroskedastisitas Scatterplot Dependent Variable: Loyalitas Regression Studentized Residual 3 2 1 0 -1 -2 -3 -2 -1 0 1 2 Regression Standardized Predicted Value Gambar 3 Hasil Uji Heteroskedastisitas da sumbu Y, hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada keteroskedastisitas pada model regresi. Dari gambar 3 seatterplots di atas terlihat titik titik menyebar secara acak (random) baik di atas maupun di bawah angka 0 pa4) Uji Multikoliniritas Tabel 7 Hasil Uji Multikoliniritas Coefficientsa Model 1 (Constant) Kualitas Pelayanan Bauran Pemasaran Kepuasan Unstandardized Coefficients B Std. Error -4,910 1,503 ,188 ,028 ,043 ,020 ,423 ,132 Standardized Coefficients Beta ,620 ,117 ,311 t -3,267 6,644 2,170 3,198 Sig. ,002 ,000 ,035 ,003 Collinearity Statistics Tolerance VIF ,280 ,846 ,258 3,574 1,182 3,877 a. Dependent Variable: Loyalitas Hasil uji multikoliniritas diketahui besarnya VIF masing-masing variabel lebih kecil dari 10 se- hingga dapat disimpulkan tidak terdapat multikoliniritas b. Analisa Regresi Jalur Tabel 8 Hasil Regresi Bertingkat (path analysis) Persamaan 1 2 Variabel Kualitas Pelayanan → Kepuasan Nasabah Bauran Pemasaran → Kepuasan Nasabah F hitung : 67,618 R² : 0,742 Kualitas Pelayanan → Loyalitas anggota Bauran Pemasaran → Loyalitas anggota Kepuasan Anggota → Loyalitas anggota F hitung : 121,268 R² : 0,888 0,803 0,165 t hitung 10,449 2,154 0,620 0, 117 0,311 6,664 2,170 3,198 Kooefisien Sig Ket 0,000 0,003 0,000 Signifikan Signifikan Signifikan 0,000 0,035 0,003 0,000 Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Sumber : Data primer yang diolah 2010 Analisa regresi jalur digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat dengan menggunakan dua persamaan sebagai berikut: 1) Pengaruh Variabel Kualitas Pelayanan dan Bauran Pemasaran dengan Kepuasan anggota sebagai variabel intervening. Y1 = β0 + β1 X1 + β2 X2 + ε ...........1) Y1 = -0,467 + 0,803 X1 + 0,165 X2 + є (0,779) (0,000)** (0,036)** Keterangan : Y1 = Kepuasan X1 = Kualitas Pelayanan X2 = Bauran Pemasaran Penjelasan dari persamaan 1 analisis regresi jalur adalah : β1 = Koefisien regresi variabel kulitas β2 pelayanan sebesar 0,803 menunjukan bahwa variabel kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kepuasan anggota. Ini berarti jika variabel kulitas pelayanan ditingkatkan maka kepuasan anggota akan meningkat dengan asumsi bauran pemasaran konstan. = Koefisien variabel bauran pemasaran sebesar 0,165 menunjukan bahwa variabel bauran pemasaran berpengaruh positif terhadap kepuasan anggota. Ini berarti jika bauran pemasaran ditingkatkan maka kepuasan nasabah juga meningkat dengan asumsi variabel kualitas pelayanan konstan 2) β2 Pengaruh Variabel Kualitas Pelayanan dan Bauran Pemasaran terhadap Loyalitas anggota dengan Kepuasan anggota sebagai variabel intervening. Y2 = β0 + β 1 X1 + β 2 X2 + β3 X3 + ε ............(2) Y2= -4,910+0,620 X1+0,117 X2+0,311 X3+ є (0,002)**(0,000)** (0,035)** (0,003)** Keterangan : Y2 X1 X2 X3 = Loyalitas = Kualitas Pelayanan = Bauran Pemasaran = Kepuasan Penjelasan dari persamaan 2 analisis regresi jalur adalah : β1 = Koefisien regresi variabel kulitas pelayanan sebesar 0,620 menunjukan bahwa variabel kulitas pelayanan berpengaruh positif terhadap loyalitas anggota. Ini berarti jika variabel kulitas pelayanan ditingkatkan maka loyalitas anggota akan meningkat β₃ dengan asumsi variabel bauran pemasaran dan kepuasan anggota konstan. = Koefisien variabel bauran pemasaran sebesar 0,117 menunjukan bahwa variabel bauran pemasaran berpengaruh positif terhadap loyalitas anggota. Ini berarti jika bauran pemasaran ditingkatkan maka loyalitas anggota juga meningkat dengan asumsi variabel kualitas pelayanan dan kepuasan anggota konstan = Koefisien variabel bauran pemasaran sebesar 0,311 menunjukan bahwa variabel kepuasan anggota berpengaruh positif terhadap loyalitas anggota. Ini berarti jika bauran pemasaran dan kepuasan anggotan ditingkatkan maka kepuasan anggota juga meningkat dengan asumsi variabel kualitas pelayanan dan bauran pemasaran konstan b. Uji t Tabel 9 Hasil Uji t Coefficientsa Model 1 Unstandardized Coefficients B Std. Error -4,910 1,503 ,188 ,028 ,043 ,020 ,423 ,132 (Constant) Kualitas Pelayanan Bauran Pemasaran Kepuasan Standardized Coefficients Beta t -3,267 6,644 2,170 3,198 ,620 ,117 ,311 Sig. ,002 ,000 ,035 ,003 a. Dependent Variable: Loyalitas terhadap Loyalitas. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat nilai signifikansi dari masing-masing variabel < 0,05. Dari Uji t diatas dapat disimpulkan bahwa variabel Kualitas Pelayanan, Bauran Pemasaran dan Kepuasan berpengaruh positif dan signifikan c. Uji F Tabel 10 Hasil Uji F ANOVAb Model 1 Sum of Squares 194,879 24,641 219,520 Regression Residual Total df 3 46 49 Mean Square 64,960 ,536 F 121,268 Sig. ,000a a. Predictors: (Constant), Kepuasan, Bauran Pemasaran, Kualitas Pelayanan b. Dependent Variable: Loyalitas Hasil uji secara serempak (Uji F) diketahui besarnya nilai signifikansi 0,000<0,05. Sehingga dapat disimpulkan secara bersama-sama variabel kualitas pelayanan, bauran pemasaran dan kepuasan secara signifykansi terhadap loyalitas anggota d. Koefisien Determinasi (R²) Tabel 11 Hasil determinasi persamaan 1 Model Summary Model 1 R ,861a R Square ,742 a. Predictors: (Constant), Bauran Pemasaran, Kualitas Pelayanan b. Dependent Variable: Kepuasan b Adjusted R Square ,731 Std. Error of the Estimate ,807 variabel kepuasan sebesar 74,2% sedangkan sisanya (25,8%) dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan dalam model regresi. Uji R2 didapatkan hasil sebesar 0.742 atau 74,2 %. yang berarti variabilitas variabel bauran pemasaran, kualitas pelayanan mampu menjelaskan Tabel 12 Hasil determinasi persamaan 2 Model Summary Model 1 R ,942a R Square ,888 b Adjusted R Square ,880 Std. Error of the Estimate ,732 a. Predictors: (Constant), Kepuasan, Bauran Pemasaran, Kualitas Pelayanan b. Dependent Variable: Loyalitas Uji R2 didapatkan hasil sebesar 0.888 atau 88.8 %. yang berarti variabel kualitas pelayanan, bauran pemasaran dan kepuasan mampu menjelaskan variabel loyalitas sebesar 88.8% sedangkan sisanya (11.2%) dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan dalam model regresi. KESIMPULAN 1. Hasil dalam penelitian ini menunjukan bahwa : a. Hipotesis 1 (H) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas pelayanan terhadap kepuasan anggota terbukti b. Hipotesis 2 (H₂) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara bauran pemasaran terhadap kepuasan anggota terbukti c. Hipotesis 3 (H₃) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas pelayanan terhadap loyalitas anggota terbukti d. Hipotesis 4 (H₄) yang menyatakan bahwa terdapat penga- 2. 3. 4. 5. ruh yang signifikan antara bauran pemasaran terhadap loyalitas anggota terbukti e. Hipotesis 5 (H₅) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kepuasan anggota terhadap loyalitas anggota terbukti Hasil uji regresi linier bergerak menunjukan bahwa kualitas pelayanan, dan bauran pemasaran berpengaruh positif terhadap kepuasan anggota. Hasil uji regresi linier bergerak menunjukan bahwa kualitas pelayanan dan bauran pemasaran berpengaruh positif terhadap loyalitas anggota Hasil uji F menunjukan bahwa kualitas pelayanan, bauran pemasaran dan kepuasan anggota secara bersama sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas anggota pada Koperasi Kerabat di SMP Negeri 1 Kebakkramat. Hasil uji koefisien determinasi menunjukan bahwa bahwa nilai R square total sebesar 0,883 artinya variabel loyalitas anggota dijelaskan oleh kualitas pelayanan dan bauran pemasaran dengan kepu- asan anggota sebagai variabel intervening sebesar 88,3 % dan sisanya sebesar 11,7 % dijelaskan dalam faktor lain di luar model penelitian. 6. Dari hasil analisis jalur menunjukan bahwa: a) Kepuasan (Y₁) merupakan variabel intervening kualitas pelayanan(X₁) terhadap loyalitas anggota (Y₂) b) Kepuasan (Y₁) merupakan variabel intervening bauran pemasaran (X₂) terhadap loyalitas anggota. (Y₂) REFERENSI Anderson, E.W and fornell, C 1994 “A Costumer satisfaction research prospectus”, in Rust, R.T. and Oliver, R.L. (Eds), Service quality: New Direction in Theory and Practice, sage, Thousands Oak, CA Arikunto, Suharsini 2003, Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan praktek, Rineka Cipta, Jakarta Bontis, R.N. Nick and Lorne D. Booker, Serenko, Alexan-der. 2007, The mediating effect of organizational reputation on costumer loyalty and service reco-mmendation in the Banking industry, Managemen decision, Vol 45 No 9 pp 14261445 Federal Express (1992), “Federal Express costumer satisfaction and service quality measurements”, company presentation, Federal Ex-press, Conventry. Fournier, S and Yao, J.L (1997), Reviving brand loyalty: a concepttualization within the framework of consumer brand relationship”, International journal of research in marketing. Vol 14 No 5 pp 451-472 Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Bologlu, S (2002). “Dimensions of customer loyalty”, Cornell Hotel & Restaurant Administration Quartely, Vol 43 No 1 pp 47-59 Harrison, T (2003), “Why tust is important in costumer relationship and how to achieve it”, Journal of financial services Marketing, Vol 7 No 3 Benjamin, O. Ehigie 2006, Correlates of customer loyalty to their Bank : a case stydy in Nigeria International Jurnal of Bank Marketing Vol 24 nNo 7 pp 494-504 Jakoby, J. and Kyner, D.B. 1973, “Brand royalty vs repeat purchasing behavior”. Journal of Marketing research, Vol 10 February, pp 1-9 Bolton, R.N. and Drew, J.H 1991, “A multistage models of customers assessment of service quality and Value”, journal of consumer reseach, Vol 17 No 4 pp 365-384 Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, 2002. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, BPFE-UGM, Yogyakarta Jones, M.A, Beaty, S.E, and Motherbough, D.V. (2002), “Why Costumers stay: measuring the underlying dimensions of service switching cost and managing their differential strategic outcomes”, Journal Of Bisnis Research, Vol 55 pp 441-50 Juanim, 2004, Analisis Jalur dalam Riset Pemasaran, Bandung: Universitas Pasundan Keiningham, T.L. and Vavra, T. (2001), The Costumer Deligth Principle, McGraw Hill, New York, NY. Kotler, P, Bowen, J and Makens, J. 2003 Marketing for Hospitolity and Tourism, Prentice-Hall International, Englewood Cliffs, NJ Kotler, Philip, 1995, Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian, Alih Bahasa, Ancella Anitawati Hermawan, Salemba Empat, Jakarta. Lau, G and Lee, S. 1999, “Consumers trust in a brand and link to brand loyalty”, Journal of Market Focused Ma-nagemant, Vol 4 pp 341-70 Malhotra, Naresh, K. Marketing Research an Aplied Orientation, Prentice-Hall, Inc, 1996 Nelson, O,Ndubisi, Chan, K. Wah, Gibson, C. Ndusi, 2007, Suplier-costumer relationship management and costumer loyalty the Banking industry prespective, Journal of Interprice Management, Vol 20 No 2 pp 222-36 Nguyen, N, and Leblanc, G. 2004 “Corporate image and reputation in costumers’ retention decicions in service, Journal of Retailing and Consumer Service, Vol 8 pp 227-36 Nunnally, Jum C. 1978. Psychometric Theory. 2nd edition. New Delhi: McGraw-hill Publishing Company Limited. Oliver, R.L 1999, Whenche consumer loyalty, Journal of Marketing, Vol 63 pp 33-34 Rust, R and Zahorik, A.J. (1993), “Costumer Satisfaction, costumer retention, and market share”, Journal Of Retailing, Vol 69. pp 193-215 Shen, XX, Tan, K.C, Xie. M. 2000, Benchmarking in DQFD for Quality Improvement, Journal Vol 7 No 1 pp 209-291, MCR Univercity Press National Univercity Of Singapure, Singapore Sheth, J, .N and Mittal, B (2004), Consumer Behavior: A Behavioral Perpective 2nd ed, South Western, Mason, OH Singarimbun, M, dan Efendi, S, Metode Penelitian Survei, LP3ES, Jakarta, 1997. Supomo, Bambang dan Indriantoro, Nur. 1992, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, BPFE, Yogjakarta