STRATEGI PEMASARAN PRODUK GADAI SYARI

advertisement
STRATEGI PEMASARAN PRODUK GADAI SYARI’AH
DALAM MENARIK MINAT NASABAH
(Penelitian Pada Unit Pegadaian Syari’ah Cabang Pondok Aren)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh
SITI KHADIJAH
NIM. 206046103881
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
J A K A R T A
1432 H/2010 M
KATA PENGANTAR
‫ﺑﺴﻢ اﷲ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﯿﻢ‬
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT., karena rahmatNyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sebagai kelengkapan tugas dan
memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi Syariah
pada Fakultas Syariah Dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan,
terutama disebabkan karena keterbatasan penulis sebagai manusia biasa. Tanpa
adanya dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak tidaklah mungkin skripsi ini
dapat terselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH, MA, MM, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Euis Amalia, M, Ag. Ketua Program Studi Muamalat dan Ah. Azharudin
Lathif, M. Ag. Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Djawahir Hejazziey, SH. MA Koordinasi Teknis, dan Drs. Ahmad Yani, M.
Ag. Sekretaris Teknis Program Non Reguler Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
iv
4. Dr. H. Anwar Abbas, M.Ag. MM dan Sri Hidayati, M.Ag. selaku dosen
pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu dan perhatiannya dalam
membimbing, serta memberikan motivasi serta arahan yang tak pernah hentihentinya.
5. Dr. Hendra Kholid, MA dan Dr. H. M. Nurul Irfan, MA selaku dosen penguji.
6. Drs. Noryamin Aini, MA selaku dosen Penasehat Akademik.
7. Seluruh Dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan ilmu dan
pengetahuannya kepada penulis, semoga ilmu yang diberikan bermanfaat.
8. Manajer Pegadaian Syariah Pondok Aren dan Reza Habibie selaku penaksir, yang
telah banyak membantu dalam memperoleh data dan informasi yang penulis
butuhkan dalam penyelesaian skripsi ini.
9. Kepada Pemimpin dan para staff perpustakaan, baik Perpustakaan Syariah
maupun Perpustakaan Utama yang telah memberikan banyak referensi dan
inspirasi kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
10. Orang tua tercinta Ayahanda Ishak dan Ibunda Aminah yang telah merawat dan
membesarkan penulis dengan cinta, kasih sayang dan kesabaran, yang selalu
memotivasi dengan penuh keikhlasan membantu penulis baik moril maupun
materiil, semoga Allah selalu memberikan rahmat dan perlindungan kepada
keduanya.
v
11. Kakak-kakakku tercinta Sri Rahayu, Sarifuddin, Hutri Agus Angraini, terima
kasih untuk kasih sayang dan kesabaran kalian terhadap adik kalian yang masih
seperti anak kecil ini.
12. Untuk orang yang selalu mendampingi penulis baik suka maupun duka serta
memberikan semangat kepada penulis Yaomil Agus Muharam, terimakasih untuk
waktu, tenaga dan sayangnya kepada penulis.
13. Para Penghuni Kos CantiQ, yang telah menjadi rumah dan keluarga kedua penulis
yang sudah 4tahun lebih dilewati bersama dalam suka maupun duka, khususnya
teman seperjuangan Tika-Dino, Mee-Ucup, Lela-Umam, Uwi-Abi, Resna-RezaFajar, Leni-Awal, Anis-Sultan, Dilas-Doyi, Ima-Firman. Teh Mideh. Adik-adikku
Fani-Mul, Maya-Tresna, Putri-Rizky, Dewi-Ola, Lilis-Reza, Iche yang selalu
membantu, memberikan motivasi dan juga yang pada rese’ penulis sayang kalian
semua.
14. Teman-teman Perbankan Syariah Non Reg angkatan 2006 khususnya kelas C,
Nihlah, Yuni, Rosma, Wati, Mugi, Ima, Rida, Iis dan yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu, terimakasih untuk kebahagiaan selama kuliah bersama.
15. Untuk Kak Fida dan Kak Syafii yang tidak pernah lelah melayani keluhan kami
dan yang selalu memberikan informasi kepada mahasiswa Non Reguler.
16. Pasukan Budak Berantakan penulis senang bisa berteman dengan kalian.
17. HMI Ciputat, khususnya HMI KOMFAKSY dan teman-teman KKN Yogyakarta.
vi
18. Rasa hormat dan terimakasih yang teramat penulis ucapkan kepada semua pihak
yang telah banyak membantu penulis yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu
dan yang mungkin terlewatkan oleh penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhirnya penulis hanya bisa berdoa dan berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan para pembaca dan semoga amal baik mereka diterima
oleh Allah SWT. Amin.
Jakarta, 09 Desember 2010
03 Muharram 1432H
Penulis
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ........................................................ i
LEMBAR PERNYATAAN
..................................................................... ii
ABSTRAK ………………………………………………………………………….. iii
KATA PENGANTAR................................................................................................. iv
DAFTAR ISI .............................................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... x
BAB I
: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian. ............................................. 7
D. Kerangka Teori ...................................................................... 8
E. Study Review …...................................................................... 11
F. Objek Penelitian …………………………………………… 13
G. Metode Penelitian …………………………………………… 13
H. Sistematika Penulisan ………………………………………. 17
BAB II
: KONSEP UMUM STRATEGI PEMASARAN GADAI
SYARIAH
A. Gadai Syariah …………………………................................ 19
1. Pengertian Gadai Syariah …………………………...…... 19
2. Landasan Hukum Gadai Syariah .…………………….…. 20
3. Rukun Gadai Syariah ……………………………………. 22
4. Syarat Gadai Syariah …………………………………….. 23
5. Persamaan dan Perbedaan Gadai Syariah dan Gadai
Konvensional …….………………………………….……. 24
viii
B. Strategi Pemasaran ……........................................................... 25
1. Pengertian Strategi Pemasaran ……………………………. 25
2. Fungsi dan Tujuan Strategi Pemasaran ………………..….. 31
3. Segmenting, Targeting, Positioning ……………….……… 32
4. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) …………..………….
40
5. Strategi Pemasaran dalam Menarik Minat Nasabah …..….
48
BAB III : GAMBARAN UMUM TENTANG PEGADAIAN SYARIAH
A. Sejarah Singkat dan Perkembangan ……................................. 52
B. Visi dan Misi ………...……………………............................ 54
C. Struktur Organisasi ……………….......................................... 54
D. Produk-produk Yang Dihasilkan …….................................... 57
BAB IV : STRATEGI PEMASARAN PRODUK GADAI SYARIAH
CABANG PONDOK AREN
A. Strategi dan Implementasi Pemasaran Produk Gadai Syariah
di Unit Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren …………… 61
B. Analisis Terhadap Strategi Di Lingkungan Pemasaran
Produk Gadai Syariah Dalam Upaya Menarik Minat
Nasabah ……………………………………………………... 75
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................ 79
B. Saran …………………........................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 83
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... 87
ix
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Permohonan Bimbingan Skripsi
Lampiran 2. Surat Permohonan Observasi ke Pegadaian
Lampiran 3. Data Tarif Ijaroh Pegadaian Amanah
Lampiran 4. Data Kriteria Kendaraan Yang Dapat Dibiayai Pegadaian Amanah
Lampiran 5. Contoh Surat Bukti Rahn (Gadai Syariah)
x
STRATEGI PEMASARAN PRODUK GADAI SYARI’AH DALAM MENARIK
MINAT NASABAH
(Penelitian Pada Unit Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren)
Oleh : Siti Khadijah
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Strategi Pemasaran
produk gadai Syariah dalam menarik minat nasabah. Penelitian ini dilakukan pada
unit Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren. Objek penelitian ini adalah karyawan
selaku penaksir pada Pegadaian Syariah Cabang Pondok aren. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data
melalui penelitian kepustakaan atau library research dan penelitian lapangan (field
research). Studi penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif analisis.
Hasil penelitian mengindikasi bahwa strategi pemasaran yang dilakukan pada
Pegadaian Syariah Pondok Aren telah mampu menarik minat nasabah, ini terbukti
dengan peningkatan jumlah uang pinjaman/omzet setiap tahunnya. Peningkatan omzet
sebesar 28,5% pada periode Januari-Desember 2008 ke periode Januari-Desember 2009
yakni dari Rp. 26.288.268.000 menjadi Rp. 33.768.983.000.
Kata Kunci : Strategi Pemasaran, Produk Gadai Syariah, Minat Nasabah
iii
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan di dalam bab-bab
sebelumnya mengenai Strategi Pemasaran yang dilakukan oleh pegadaian Syariah
Cabang Pondok Aren terhadap produk Gadai Syariah, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara teoritis strategi pemasaran dalam menarik minat nasabah dapat
dilakukan melalui 4P, yaitu Produk, Price, Promotion dan Place.
Melalui produk misalnya dapat dilakukan hal sebagai berikut: penentuan logo
dan moto, menciptakan merk, menciptakan keemasan. Perusahaan harus dapat
melihat produk apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Melalui price misalnya
dapat dilakukan hal sebagai berikut: perusahaan sebisa mungkin menawarkan
harga yang terendah sehingga lebih banyak menarik minat nasabah. Melalui
Promotion misalnya dapat dilakukan hal sebagai berikut: melalui advertising,
publicity, dan penjualan pribadi. Melalui Place misalnya dapat dilakukan hal
sebagai berikut: mendirikan kantor pusat, kantor cabang dan lain-lain yang
memudahkan nasabah untuk memperoleh manfaat dan jasa perusahaan
tersebut.
79
80
2. Strategi pemasaran produk gadai syariah yang dilakukan oleh unit pegadaian
syariah cabang Pondok Aren dengan menggunakan 4P, yaitu: Pertama,
strategi dalam bidang produk dengan mengembangkan dan menyediakan 5
produk, sehingga nasabah bisa memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan
mereka. Kedua, strategi dalam bidang distribusi, yaitu dengan cara membuka
UPC (Unit Pelayanan Cabang) kecil agar mudah untuk dijangkau oleh
nasabah atau masyarakat. Ketiga, strategi dalam bidang promosi yaitu
dilakukan dengan cara periklanan, berupa spanduk. Publishitas, dengan
menjadi sponsor dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan di masyarakat. Dan
melalui penjualan pribadi dengan cara menjelaskan langsung kepada nasabah
tentang keunggulan produk-produk yang ada di Pegadaian Syariah Cabang
Pondok Aren. Dan Keempat strategi dalam bidang harga, dengan memberikan
diskon dengan ketentuan yang ada.
3. Dari hasil penelitian penulis, implementasi dari strategi pemasaran produk
gadai syariah mampu menarik minat nasabah. Ini dapat dilihat dari terus
menigkatnya jumlah nasabah, uang pinjaman/omzet
dan jumlah barang
jaminan yang di peroleh oleh Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren dari
sejak beridirinya hingga saat ini sampai memiliki 5 buah UPC. Keadaan
mungkin
akan
lebih
baik
lagi
bila
dalam
pemasaran,
pegadaian
memperbanyak strategi melalui promosi yang belum dilakukan, seperti
melalui iklan radio, tv dan Koran-koran nasional.
81
B. Saran
Dari kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, penulis mencoba
untuk memberikan saran bahwa hendaknya Pegadaian syariah semakin aktif lagi
dalam meningkatkan inovasi dalam kegiatan pemasaran,baik promosi dan
sosialisasi kepada masyarakat, telah terbukti bahwa kegiatan pemasaran ini
mampu meningkatkan jumlah nasabah. Namun para karyawan harus lebih giat
lagi dalam memperkenalkan dan menjelaskan produk-produk gadai yang ada di
pegadaian syariah kepada masyarakat.
Dapat dilihat dari tahun ketahun dirasakan sudah cukup berhasil. Oleh
karena itu perlu juga diadakan evaluasi terhadap pelaksanaan aktivitas promosi
dan sosialisasi secara terus menerus untuk mengetahui seberapa efektif
keberhasilan strategi pemasaran yang dilakukan, mengatasi berbagai kendala
yang akan dihadapi dalam melakukan kegiatan promosi dan sosialisasi dimasa
yang akan datang.
Untuk kemampuan Sumber daya Manusia sudah cukup baik, karena
saat ini untuk menjadi karyawan Pegadaian Syariah sudah dilakukan penyeleksian
dan juga sudah diberikan pelatihan yang bertujuan untuk lebih meningkatkan
profesionalitas kerja Pegadaian Syariah di semua bidang.
Pegadaian syariah juga hendaknya mendengarkan masukan-masukan
yang deberikan oleh nasabah sebagai upaya peningkatan pelayanan dan
membangun kekerabatan. Hal ini akan semakin mendekatkan nasabah dengan
82
pegadaian syariah, dan ini juga akan menciptakan imej positif sekaligus bagian
dari sosialisasi pemahaman, pengetahuan, dan pengenalan produk-produk yang
ada di pegadaian syariah.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia sebagai makhluk hidup, tidak akan pernah bisa terlepas dari
kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada aspek pemenuhan kebutuhan hidup
sehari-hari (ekonomi).
Ilmu ekonomi lahir bertujuan untuk membantu manusia dalam
pemenuhan kebutuhannya. Dalam ilmu ekonomi dipelajari pemanfaatan suatu
benda secara efektif dan efisien, dipelajari pula bagaimana mengelola keuangan
dengan baik.
Islam merupakan suatu sistem dan jalan hidup yang utuh dan terpadu,
Islam memberikan panduan yang dinamis terhadap semua aspek kehidupan
termasuk sektor bisnis dan transaksi keuangan. Hal ini terlihat dengan
menggunakan prinsip syariah, karena diharapkan dengan menggunakan prinsip
syariah Islam dapat memberikan mashlahat bagi umat manusia dan salah satu
kelebihan dari lembaga keuangan syariah adalah tidak boleh meminta kelebihan
dari pokok pinjaman, karena hal yang demikian itu termasuk riba. Sebagaiamana
kita ketahui bahwa riba di dalam Islam itu sangatlah diharamkan.
Perkembangan lembaga-lembaga keuangan Islam di Indonesia dapat
dikategorikan cepat dan yang menjadi salah satu faktor tersebut adalah adanya
1
2
keyakinan pada masyarakat muslim bahwa perbankan konvensional itu
mengandung unsur riba yang dilarang oleh agama Islam.1
Namun hendaknya kita tidak mengabaikan salah satu lembaga lainnya
di tengah perkembangan lembaga keuangan ini. Lembaga keuangan itu adalah
pegadaian. Perum Pegadaian merupakan salah satu badan usaha di Indonesia yang
secara resmi mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan
berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar
hukum gadai.2
Pegadaian merupakan tempat bagi konsumen untuk meminjam uang
dengan barang-barang pribadi konsumen sebagai jaminannya. Mengusung slogan
“Mengatasi Masalah Tanpa Masalah”.
Pegadaian merupakan salah satu alternatif pendanaan yang sangat
efektif
karena tidak memerlukan persyaratan yang rumit atau yang dapat
menyulitkan nasabah untuk memperoleh dana pinjaman. Cukup dengan
membawa barang jaminan yang bernilai ekonomis masyarakat sudah bisa
mendapatkan dana untuk kebutuhannya, baik secara produktif maupun konsumtif.
Di samping itu proses pencairan dana juga terbilang cepat dan sangat mudah.
Sekarang ini selain terdapat pegadaian konvensional telah beroperasi
pula pegadaian syariah yang memang didirikan pula oleh Perum Pegadaian.
h.153
1
Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Alvabet, 2002), h.8
2
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. (Yogyakarta: Ekonisia, 2003),
3
Perkembangan konsep syariah ini merupakan upaya pegadaian untuk menghindari
rente atau riba.
Keberadaan
pegadaian
syariah
pada
awalnya
didorong
oleh
perkembangan dan keberhasilan lembaga-lembaga keuangan syariah. Di samping
itu juga dilandasi oleh kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap hadirnya sebuah
pegadaian yang menerapkan prinsip-prinsip syariah.
Implementasi operasional pegadaian syariah hampir mirip dengan
pegadaian konvensional. Seperti halnya pegadaian konvensional, pegadaian
syariah juga menyalurkan uang pinjaman dengan jaminan barang bergerak.
Nasabah dapat memperoleh dana yang diperlukan dalam waktu yang relatif cepat.
Minat masyarakat yang memanfaatkan jasa pegadaian syariah cukup
besar. Pegadaian syariah tidak menekankan pada pemberian bunga dari barang
yang digadaikan. Meski tanpa bunga, pegadaian syariah tetap memperoleh
keuntungan seperti yang sudah diatur oleh Dewan Syariah Nasional, yang
memberlakukan biaya pemeliharaan dari barang yang digadaikan. Biaya itu
dihitung dari nilai barang, bukan dari jumlah pinjaman.
Pada umumnya masyarakat tidak memahami pemasaran, mereka
melihat pemasaran sebagai sebuah penjualan. Padahal pemasaran ini mempunyai
arti lebih luas karena pemasaran adalah suatu proses yang teratur dan jelas untuk
memikirkan dan merencanakan pasar. Proses pemasaran dapat diterapkan tidak
sekedar pada barang dan jasa, tetapi juga pada segala sesuatu yang dapat
dipasarkan seperti ide, kejadian, organisasi tempat dan kepribadian. Namun
4
penting untuk ditekankan bentuk pemasaran tidak dimulai dengan suatu produk
atau penawaran, tetapi dengan pencarian peluang pasar.3
Menurut M. Syakir Sula ada 4 karakteristik syariah marketing yang
dapat menjadi panduan bagi pemasaran, yakni testis (rabbaniyyah), etis
(akhlaqiyah), realistis (al-waqi’iyyah), dan humanistis (insaniyyah). Inilah yang
membedakan sistem ekonomi Islam dengan sistem ekonomi konvensional. Yang
menarik pemasaran syariah meyakini bahwa perbuatan yang dilakukan seseorang
akan dimintai pertanggung jawabannya kelak. Selain itu, pemasaran syariah
mengutamakan nilai-nilai akhlak dan etika moral di dalam pelaksanaannya.
Karena itu pemasaran syariah menjadi penting bagi para tenaga pemasaran untuk
melakukan penetrasi pasar.4
Strategi pemasaran antara konvensional dengan yang sesuai syariah
tentulah berbeda dalam prosesnya, akan tetapi mempunyai tujuan yang sama yaitu
bagaimana meningkatkan jumlah nasabah. Maju atau mundurnya perusahaan
dapat dilihat dari strategi pemasaran mereka yang berdampak pada meningkatnya
minat nasabah sehingga dapat meningkatkan jumlah nasabah dalam menggunakan
produk jasa yang dikeluarkan oleh perusahaan, atau dengan kata lain, dapat
meningkatkan volume penjualan, sehingga pemasaran yang baik akan berdampak
signifikan terhadap pendapatan perusahaan.
3
Hendra, dkk, Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol,
(Jakarta: PT Prenhallindo, 1997). Jilid I, h.18
4
Hermawan Kartajaya dan M.Syakir Sula, Syariah Marketing. (Bandung: Mizan, 2006), h.28
5
Sehubungan
dengan
berkembangnya
dunia
pemasaran
yang
menimbulkan makin tingginya tingkat persaingan antara perusahaan-perusahaan
di Indonesia, maka perusahaan-perusahaan tersebut semakin berusaha untuk
memperkuat strategi pemasarannya. Untuk dapat bertahan dalam dunia bisnis
yang kondisi persaingannya terus meningkat maka suatu perusahaan harus
dituntut dapat menguasai pasar dengan menggunakan produk yang telah
dihasilkan.
Seperti kita ketahui pengetahuan masyarakat tentang keberadaan
pegadaian syariah sudah cukup baik. Karena pegadaian syariah saat ini tidak bisa
terbilang baru dan kantor cabang syariahnya pun sudah lumayan banyak,
berdasarkan
pengamatan
di
lapangan
pertumbuhan
pegadaian
syariah
menunjukkan peningkatan yang pesat semenjak pertama kali didirikannya
Pegadaian Syariah yang di operasikan pada 04 Januari 2003 di Unit Layanan
Gadai Syariah Cabang Dewi Sartika, Jakarta Timur, hingga saat ini 2010 sudah
banyak Pegadian Syariah yang didirikan hanya dalam waktu 7 tahun. Sehingga
penulis ingin mengetahui strategi pemasaran apa yang digunakan oleh pegadaian
syariah atas produk gadai syariah sehingga tumbuh menjadi pesat dan dapat
menarik minat nasabah dalam menggunakan jasa tersebut. Dalam menarik minat
nasabah memang tidak hanya dipengaruhi oleh strategi pemasaran yang
digunakan
oleh
pegadaian
syariah.
Ada
beberapa
faktor
lain
yang
mempengaruhinya seperti kebutuhan nasabah yang mendesak yang memerlukan
6
proses pencairan dana yang cepat, nasabah yang menginginkan transaksi gadai
tanpa adanya unsur ribawi (bunga) di dalamnya, dan lain sebagainya.
Berdasarkan uraian di atas, maka pembahasan ini layak untuk diangkat
dan
dikaji
melalui
menuangkannya
penelitian
dengan
topik
ke dalam bentuk skripsi
strategi
pemasaran,
dan
dengan judul “STRATEGI
PEMASARAN PRODUK GADAI SYARIAH DALAM MENARIK MINAT
NASABAH (Penelitian pada unit pegadaian syariah cabang Pondok Aren) “
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Untuk lebih fokus dalam pembahasan skripsi ini, maka pembatasan
hanya dibatasi pada strategi pemasaran yang diterapkan Pegadaian Syariah
Cabang Pondok Aren terhadap produk gadai syariah yang dimilikinya serta
pengaruhnya terhadap meningkatnya minat nasabah dalam menggunakan jasa
pegadaian syariah.
2. Rumusan Masalah
Yang menjadi pokok permasalahan di sini adalah karena pengetahuan
masyarakat tentang Pegadaian Syariah sudah lebih baik dan kantor cabangnya pun saat ini sudah lumayan banyak, walaupun hanya dalam jangka waktu
3 tahun pertumbuhan pegadain syariah menunjukan perkembangan yang
cukup pesat. Namun sekripsi terdahulu menemukan penurunan jumlah
nasabah bulan januari 2006 sebesar 5,06% dan juni 2008 sebesar 9,3%,
7
penurunan jumlah barang jaminan terjadi pada bulan januari 2006 sebesar
8,4%. Maka penulis ingin mengetahui strategi pemasaran apa yang digunakan
oleh Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren lalu apakah bertolak belakang
dengan hasil skripsi terdahulu dan bagaimana implementasinya sehingga
dapat menarik minat nasabah dengan mengajukan beberapa pertanyaan
penelitian (Research Question) yaitu:
a.
Bagaimana secara teoritis strategi pemasaran yang ampuh dalam
menarik minat nasabah?
b.
Bagaimanakah strategi pemasaran produk gadai syariah pada unit
pegadaian syariah cabang Pondok Aren?
c.
Sejauh mana strategi pemasaran produk Gadai Syariah mampu menarik
minat nasabah di unit Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian:
a. Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana (S1) di Fakultas
Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
b. Untuk mengetahui strategi apa yang digunakan oleh Pegadaian Syariah
cabang Pondok Aren dalam melakukan pemasaran produk gadai syariah
yang dimilikinya.
8
c. Untuk mengetahui dan menjelaskan penerapan dari strategi pemasaran
produk
gadai
syariah
yang
diterapkan
mampu
mempengaruhi
perkembangan jumlah nasabah pada Pegadaian Syariah.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:
a. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian diharapkan dapat memperkaya
khazanah keilmuan di bidang ekonomi dan dapat memberikan kontribusi
pemikiran bagi dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang ekonomi,
umumnya pada pegadaian syariah dan khususnya Fakultas Syari’ah dan
Hukum.
b. Manfaat Praktis
Dengan tersusunnya skripsi ini, diharapkan dapat memberikan
informasi dan manfaat bagi masyarakat, akademisi, Pegadaian Syariah,
dan penulis sendiri khususnya.
D. Kerangka Teori
Gadai dalam fiqh disebut rahn, yang menurut bahasa adalah nama
barang yang dijadikan sebagai jaminan kepercayaan. Sedangkan menurut syara’
artinya menyandera sejumlah harta yang diserahkan sebagai jaminan secara hak,
tetapi dapat diambil kembali sebagai tebusan.
9
Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata pasal 1150, gadai
adalah suatu hak yang diperoleh seorang yang mempunyai piutang atas suatu
barang bergerak. Barang bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang
berpiutang oleh seorang yang mempunyai utang atau oleh orang lain atas nama
orang yang mempunyai utang. Seseorang yang berutang tersebut memberikan
kekuasaan kepada orang yang memberi utang untuk menggunakan barang
bergerak yang telah diserahkan untuk melunasi utang apabila pihak yang berutang
tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo.5
Sistem gadai syariah adalah sistem penyaluran pinjaman secara gadai
yang didasarkan pada prinsip syariah Islam dalam transaksi ekonomi, yaitu:
menghindari transaksi pinjam meminjam uang yang mengandung unsur riba.6
Strategi dalam kamus Bahasa Indonesia adalah Ilmu siasat perang:
siasat atau akal untuk mencapai sesuatu maksud dan tujuan yang telah
direncanakan.7 Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk
memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.8
Sedangkan yang dimaksud dengan strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan
5
Heri sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah,, h.156.
6
Perum pegadaian, Keputusan Direksi Perum Pegadaian tentang Pemberlakuan Manual
Operasi Unit Layanan Gadai Syariah, Kep. Dir Perum Pegadaian Nomor 06.A/UL.3.00.22.3/2003,
pasal 1ayat (1). Dikutip dari skripsi
7
Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, (Jakarta: Pustaka
Amani,1996), h.462.
8
Sofyan Assauri, Manjemen Pemasaran: Dasar, Konsep, dan Strategi, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2004), h.2.
10
dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha
pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu.
Dalam strategi pemasaran terdapat strategi Acuan/Bauran pemasaran
(marketing
mix)
yang
menetapkan
komposisi
terbaik
dari
keempat
komponen/variabel pemasaran. Untuk dapat mencapai sasaran pasar yang dituju
maka keempat unsur / variabel tersebut adalah:9
a. Strategi Produk, adalah menetapkan cara dan penyediaan produk yang tepat
bagi pasar yang dituju, sehingga dapat memuaskan para konsumennya dan
sekaligus dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dalam waktu panjang,
melalui peningkatan penjualan dan peningkatan share pasar.10
b. Strategi Harga. Peranan harga sangat penting terutama untuk menjaga dan
meningkatkan posisi perusahaan di pasar, yang tercermin dalam share pasar
perusahaan, disamping untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan
perusaahaan. Dengan kata lain, penetapan harga mempengaruhi kemampuan
bersaing perusahaan dan kemampuan perusahaan mempengaruhi konsumen.
c. Strategi Distribusi. Dalam usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran
perusahaan di bidang pemasaran, setiap perusahaan melakukan kegiatan
9
10
Sofyan Assauri, Manjemen Pemasaran: Dasar, Konsep, dan Strategi, h.197-198.
Sofyan Assauri, Manjemen Pemasaran: Dasar, Konsep, dan Strategi, h.199
11
penyaluran. Penyaluran merupakan kegiatan menyampaikan produk sampai
ke tangan si pemakai atau konsumen pada waktu yang tepat.11
d. Strategi Promosi. Suatu produk betapapun bermanfaat akan tetapi jika tidak
dikenal oleh konsumen, maka produk tersebut tidak akan diketahui
manfaatnya dan mungkin tidak dibeli oleh konsumen. Oleh karena itu,
perusahaan harus berusaha mempengaruhi para konsumen, untuk menciptakan
permintaan atas produk itu, kemudian dipelihara dan dikembangkan. Usaha
tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan promosi.12
Dari strategi-strategi diatas maka keberhasilan strategi ini dapat
dilihat dari minat nasabah.
E. Study Review
Berdasarkan yang telah dilakukan terhadap beberapa sumber
kepustakaan, penulis perlu melengkapi ataupun menyempurnakan penelitian ini
dengan melakukan study review karena disana ada sumber yang dapat dijadikan
tambahan untuk penyelesaian penelitian penulis ini.
Penelitian tersebut antara lain :
1. Judul : Strategi Pemasaran Pembiayaan Musyarakah Dalam Upaya Menarik
Minat Nasabah (Studi Pada BMT Al-Fath Pamulang)
Ditulis Oleh: Ibnu Hamim – Perbankan Syariah 2006
Pembahasan :
11
12
Sofyan Assauri, Manjemen Pemasaran: Dasar, Konsep, dan Strategi, h.233
Sofyan Assauri, Manjemen Pemasaran: Dasar, Konsep, dan Strategi , h.264
12
Dalam mencapai pasar sasaran , BMT Al-Fath menerapkan strategi
pemasaran pembiayaan musyarakah yang diliputi empat komponen yaitu :
strategi produk, strategi harga, strategi promosi dan strategi distribusi. Namun
perkembangan
pembiayaan
musyarakah
BMT
Al-Fath
tidak
begitu
menyenangkan, hal ini dapat dilihat dari laporan keuangan tahun 2004-2005
dimana pembiayaan musyarakah mengalami penurunan. Dan ini menunjukkan
kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap produk pembiayaan musyarakah.
2. Judul : Strategi Pemasaran Produk Tabungan Mudharabah Dalam Menarik
Minat Masyarakat
Ditulis oleh : Nurhasanah – Perbankan Syariah 2006
Pembahasan :
Dalam melakukan kegiatan pemasaran, PT. BPRS Wakalumi berusaha
untuk menerapkan perencanaan secara matang dan terarah menggunakan
konsep, segmenting, targeting, dan positioning serta dengan menerapkan
empat unsur atau komponen yang terdapat pada bauran pemasaran atau
marketing mix, yakni : strategi produk, strategi harga, strategi distribusi, dan
strategi promosi. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh PT. BPRS wakalumi,
antara lain: kegiatan periklanan (advertising), kegiatan publisitas (publicity),
dan kegiatan penjualan pribadi (personal selling).
Dengan metode strategi pemasaran tersebut BPRS mengalami
peningkatan jumlah nasabah dari tahun ke tahun.
13
3. Judul : Strategi Pemasaran Produk Gadai Syariah Dalam Upaya Menarik
Minat Nasabah Pada Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika.
Ditulis oleh : Faridatun sa’adah – Perbankan Syariah 2008
Pembahasan :
Dalam memasarkan produk pembiayaan, strategi yang digunakan
Pegadaian Syariah Dewi Sartika tergabung dalam bauran pemasaran, yaitu:
product, price, place, dan promotion.
Dengan strategi pemasaran produk pembiayaan yang digunakan di
Pegadaian Dewi Sartika mengalami peningkatan pada omzet yang
menyababkan pertumbuhan jumlah nasabah semakin meningkat.
Yang membedakan skripsi penulis dengan skripsi terdahulu adalah
saat ini pegadaian telah memiliki 5 produk sedangkan Dewi Sartika pada saat itu
hanya memiliki 1 produk saja dan penelitian yang terdahulu perhitungan terhadap
jumlah nasabah, omzet dan barang jaminan dilakukan per catur wulan sedangkan
penulis melakukan perhitungannya pertahun.
F. Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada CPS. PONDOK AREN, JL. Ceger Raya
No. 11 A Jurangmangu Tangerang. Telp. 021 7371035
G. Metode Penelitian
Untuk mencapai sasaran yang tepat bagi penelitian, maka penulis
memakai metode penelitian sebagai berikut :
14
1. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dari penelitian
lapangan yang dilakukan. Hal ini karena data yang diambil berasal dari
laporan-laporan yang ada dipegadaian Syariah Pondok Aren.
a. Jenis Penelitian
1) Penelitian Kepustakaan
Untuk mendapatkan landasan dan konsep yang kuat agar dapat
memecahkan permasalahan maka penulis mengadakan penelitian
kepustakaan dengan mencari data tekstual yang bersifat teoritis dengan
menggunakan buku-buku ilmiah dan sumber bacaan lainnya sebagai
rujukan untuk mencari teori yang mendukung penelitian.
2) Penelitian Lapangan
Sesuai dengan ruang lingkup penelitian, maka untuk memperoleh data
jumlah nasabah dan omzet dari 2005-2010, penulis mengadakan
penelitian ke pusat referensi data di Pegadaian Syariah Pondok Aren.
b. Jenis dan sumber data
1) Jenis data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kualitatif.
2) Sumber data
Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data
primer dan data sekunder.
15
a) Data Primer, merupakan informasi yang telah dikumpulkan
peneliti langsung dari sumbernya, yaitu dari Pegadaian Syariah
Cabang Pondok Aren, yaitu berupa data tentang jumlah
omzet/uang pinjaman, jumlah nasabah dan data jumlah barang
jaminan.
b) Data Sekunder, adalah data yang diperoleh dari literatur-literatur
kepustakaan, buku-buku, antara lain Dasar-dasar pemasaran,
prinsip-prinsip pemasaran, Marketing Syariah, Mengatasi Masalah
dengan Pegadaian Syariah, Dasar dan Strategi Pemasaran Syariah,
Metode Penelitian Kualitatif, dan sumber lainnya yang relevan
dengan skripsi ini. Atau dengan kata lain data sekunder adalah
informasi yang telah dikumpulkan pihak lain, jadi peneliti
bertindak sebagai pemakai data.13
2. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua
macam teknis pengumpulan data yaitu melalui penelitian kepustakaan
(Library Research) dan penelitian lapangan (Field Research).14
a) Penelitian Kepustakaan (Library Research)
13
Hermawan Wasito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 1993), h. 69.
14
hal.61
Burhan Ashshofa, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta : PT Asdi Mahasatya, 2004),
16
Penelitian Kepustakaan, yaitu dimana peneliti melakukan penelusuran
literatur atau buku rujukan yang relevan dengan pembahasan skripsi ini.
b) Penelitian Lapangan (Field Research)
Interview atau wawancara adalah percakapan dengan tujuan atau
pembicaraan yang memiliki tujuan.15 Interview yang sering disebut
wawancara lisan adalah sebuah dialog atau pewawancaraan.16
3. Metode Analisis Data
Analisis data adalah sebuah proses percakapan dan pengaturan secara
sistematik transkip wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan yang lain
dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap bahan-bahan
tersebut. Agar dapat dipresentasikan temuannya kepada orang lain.17 Studi
yang merupakan penelitian kepustakaan ini lebih bersifat deskriptif análisis.18
Bersifat deskriptif maksudnya adalah untuk mengangkat fakta,
keadaan, variabel dan fenomena-fenomena yang terjadi saat sekarang (pada
saat penelitian berlangsung) dan menyajikan apa adanya.19
15
Imron Arifin, Penelitian Kualitatif dalam Bidang Ilmu-ilmu Sosial dan Keagamaan,
(Malang : Kalimasahada, Press, 1994) cet I, h. 36.
16
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta : PT.Rineka Cipta, 1996), cet X, h.144.
17
Imron Arifin, Penelitian Kualitatif dalam Bidang Ilmu-ilmu social dan Keagamaan, h.77
18
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum dalam Praktik, (Sinar Grafika Jakarta, 2008), h.9
19
M.Subana dan Sudrajat , Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung : 2005, h.26. dikutip dari
skrpsi Meilina Rahmadini, 2009. H.11
17
Kemudian dari fakta yang ada tersebut, penulis melakukan analisis
sebagai dasar untuk dan dalam membuat kesimpulan.
4. Tekhnik Penulisan
Adapun pedoman yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
“Buku Pedoman Penulisan Skripsi” yang disusun oleh Tim Penulis Fakultas
Syariah dan Hukum, diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Cetakan Pertama,
2007.
H. Sistematika Penulisan
Sistematika ini disusun dalam lima bab, dimana setiap bab terdiri dari
beberapa sub bab. Sistematika penulisan merupakan uraian secara garis besar
mengenai hal-hal pokok yang dibahas, guna mempermudah dalam memahami dan
melihat hubungan suatu bab dengan yang lainnya. Adapun uraian pada setiap bab
adalah sebagai berikut :
Bab Pertama :
Berisikan pendahuluan dengan uraian mengungkapkan latar
belakang masalah kajian skripsi ini, merumuskan identifikasi pembatasan dan
perumusan masalah, menunjukkan tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teori,
Studi Review, objek penelitian, metode penelitian, yang dipergunakan sebagai
kerangka menuju uraian yang sistematis, dan yang terakhir sistematika penulisan.
18
Bab Kedua
:
Berisikan tinjauan umum tentang Pegadaian Syariah, yang
didalamnya menguraikan pengertian gadai syariah,
landasan hukum gadai
syariah, rukun gadai syariah, syarat gadai syariah, persamaan dan perbedaan
antara gadai syariah dan gadai konvensional. Dan juga strategi pemasaran yang
membahas tentang pengertian strategi pemasaran, fungsi dan tujuan strategi
pemasaran, segmenting, targeting, positioning, bauran pemasaran (Marketing
Mix), dan yang terakhir strategi pemasaran yang ampuh dalam menarik minat
nasabah.
Bab Ketiga
:
Berisikan gambaran Umum mengenai perusahaan pegadaian
syariah cabang Pondok Aren, yang berisikan tentang sejarah singkat dan
perkembangan, visi dan misi, struktur organisasi, dan produk-produk yang
dihasilkan.
Bab Keempat :
Berisikan tentang tinjauan umum tentang bagaimana secara
teoritis strategi pemasaran yang ampuh dalam menarik minat nasabah,bagaimana
strategi pemasaran produk gadai syariah di unit pegadaian syariah cabang pondok
aren dan sejauh mana strategi pemasaran produk Gadai syariah mampu menarik
minat nasabah di unit Pegadaian Syariah cabang Pondok Aren.
Bab Kelima :
Penutup, merupakan bab dimana penulis akan mengemukakan
kesimpulan-kesimpulan dan saran yang dapat mendukung kesempunaan skripsi,
serta akan dilengkapi dengan daftar pustaka dan lampiran-lampiran dari
pegadaian syariah.
19
BAB II
KONSEP UMUM GADAI SYARIAH DAN STRATEGI PEMASARAN
A. GADAI SYARIAH
1. Pengertian Gadai Syariah (Rahn)
Gadai dalam bahasa Arab disebut Rahn. Rahn menurut bahasa adalah:
jaminan hutang, gadaian1, seperti juga dinamai Al-Habsu, artinya:
penahanan.2
Ar-rahn adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai
jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut
memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian, pihak yang menahan memperoleh
jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya.
Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa rahn adalah semacam jaminan utang
atau gadai.3
Pegadaian menurut kitab undang-undang Hukum Perdata Pasal 1150
yang berbunyi:
“Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang yang berpiutang atas
suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang berutang atau
oleh seorang lain atas namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada
1
A . W. Munawwir, Kamus Al-Munawwir, (Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), Ed.II. h.
2
A . W. Munawwir, Kamus Al-Munawwir., h.231.
3
Sayid Sabiq, Fiqh Sunnah, (Beirut. Darul-Kitab al-aribi, 1987). Cetakan ke-8, vol III h.169.
542.
19
20
orang yang berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut
secara didahulukan dari pada orang yang berpiutang lainnya, dengan
pengecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah
dikeluarkan untuk menyelamatkannyasetelah barang itu digadaikan, biayabiaya mana harus didahulukan.4
Sedang menurut Hasbi Ash
Shiddieqy rahn adalah akad yang
objeknya menahan harga terhadap sesuatu hak yang mungkin diperoleh
bayaran dengan sempurna darinya.5
Jadi, kesimpulannya bahwa rahn adalah menahan barang jaminan
pemilik , baik yang bersifat materi atau manfaat tertentu, sebagai jaminan atas
pinjaman yang diterimanya. Barang yang diterima memperoleh jaminan untuk
mengambil kembali seluruh atau sebagian hutangnya dari barang gadai
tersebut apabila pihak yang menggadaikan tidak dapat membayar hutang tepat
pada waktunya.
Pegadaian syariah menjawab kebutuhan transaksi gadai sesuai syariah,
untuk solusi pendanaan yang cepat, praktis, dan menentramkan.
2. Landasan Hukum Gadai Syariah (Rahn)
a. Firman Allah SWT :
4
Kitab Undang-undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek). Penerjemah R.Subekti dan
R.Tjitrosudibio, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1976), Cet VIII, Ps.1150.
5
Hasbi Ash-Shiddieqy, Pengantar Fiqh Muamalah, (Jakarta: Bulan Bintang, 1984), h. 86-87.
21
             
            
          
(٢٨٣ :٢/‫)اَﻟْﺒَﻘَﺮَاة‬
Artinya:
Jika kamu dalam perjalanan (dan kamu melaksanakan muamalah
tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka
hendaklah ada barang tanggungan yang dapat dijadikan sebagai pegangan
(oleh yang mengutangkan), tetapi jika sebagian kamu mempercayai
sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercaya itu menunaikan
amanat (utangnya) dan hendaknya ia bertakwa kepada Allah SWT,
Tuhannya. Dan janganlah kamu menyembunyikan kesaksian, karena
barang siapa menyembunyikannya, sungguh, hatinya kotor (berdosa). Allah
Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Baqarah/2: 283)
Ayat tersebut secara eksplisit menyebutkan “barang tanggungan yang
dapat dijadikan sebagai pegangan (oleh yang mengutangkan)”. Dalam dunia
financial, barang tanggungan bisa dikenal sebagai jaminan (collateral) atau
objek pegadaian.
b. Al-Hadits
ْ‫ﻋَﻦْ ﻋَﺎ ﺋﺸَﺔَ رَﺿِﻲَ اﷲُ ﻋَﻨْﮭَﺎ أَنﱠ اﻟﻠﻨَّﺒِﻲﱠ ﺻَﻠﱠﻰ اﷲُ ﻋَﻠَﯿْﮫِ وَﺳَﻠﱠﻢَ إِﺷْﺘَﺮَى ﻣِﻦ‬
(‫ﯾَﮭُﻮْدِيﱟ ﻃَﻌَﺎﻣًﺎ إِﻟَﻰ أَﺟَﻞٍ وَرَھَﻨَﮫُ دِرْﻋَﮫُ )رَوَاهُ اﻟْﺒُﺨَﺎرِى‬
Artinya: “Aisyah r.a berkata bahwa Rasulullah SAW membeli makanan dari
seorang Yahudi dan menjaminkan kepadanya baju besi”. (HR. Bukhari)6
6
Al-Bukhari, Shahih Bukhari, (Beirut: maktabah Ashriyah, 1997), Jilid I, h.753.
22
Dari hadist di atas dapat dipahami, bahwa bermuamalah dibenarkan
juga bila dilakukan dengan orang yang non muslim dan juga harus
memiliki barang jaminan, agar tidak ada kekhawatiran bagi yang
memberikan pinjaman atau hutang.
c. Ijtihad ulama
Para ulama semuanya sependapat, bahwa perjanjian gadai hukumnya
mubah (boleh). Namun ada yang berpegang kepada zahir ayat, yaitu gadai
hanya diperbolehkan dalam keadaan bepergian saja, seperti paham yang
dianut oleh Mazhab Zahiri, Mujahid dan al-Dhahak. Sedangkan jumhur
(kebanyakan ulama) membolehkan gadai, baik dalam keadaan berpergian
maupun tidak, seperti yang pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW di
Madinah, seperti telah disebutkan dalam hadist di atas.7
3. Rukun Gadai Syariah / Rahn
Rukun rahn antara lain adalah:8
a. Aqid, adalah pihak-pihak yang melakukan perjanjian (shigat). Aqid terdiri
dari dua pihak yaitu: pertama, rahin (yang menggadaikan), yaitu orang
yang telah dewasa, berakal, bisa dipercaya, dan memiliki barang yang
7
M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalat) (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2004), Edisi 1 cetke-2 h.255.
8
Al-Alamah Abi Bakri Al-Mashur Bissayiri Al-Bakri. Kitab la’Natut Tholibin, (Beirut:
Daarul Fikr, 2004), Juz 3 hal.66
23
akan digadaikan. Kedua, Murtahin (yang menerima gadai) yaitu orang,
bank, atau lembaga yang yang dipercaya oleh Rahin untuk mendapatkan
modal dengan jaminan barang (gadai).
b. Marhun (barang yang digadaikan), yaitu barang yang digunakan rahin
untuk dijadikan jaminan mendapatkan uang.
c. Marhun bih (utang), yaitu sejumlah dana yang diberikan murtahin kepada
rahin atas dasar besarnya tafsiran marhun.
d. Sighat (Ijab dan Qabul), yaitu kesepakatan antara rahin dan marhun dalam
melakukan transaksi gadai.
4. Syarat Gadai Syariah
Dalam menjalankan transaksi rahn harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:9
Syarat Aqid, baik rahin dan murtahin adalah harus ahli tabarru’ yaitu
orang yang berakal, tidak boleh anak kecil, gila, bodoh, dan orang yang
terpaksa. Serta tidak boleh seorang wali.
Marhun Bih (utang) syaratnya adalah jumlah atas marhun bih tersebut
harus berdaarkan kesepakatan aqid.
Marhun (Barang) syaratnya adalah harus mendatangkan manfaat bagi
murtahin dan bukan barang pinjaman.
9
Al-Alamah Abi Bakri Al-Mashur Bissayiri Al-Bakri. Kitab la’Natut Tholibin, h.67.
24
Shighat (Ijab dan Qabul) syaratnya adalah shigat tidak boleh diselingi
dengan ucapan yang lain ijab dan qabul dan diam terlalu lama pada waktu
transaksi. Serta tidak boleh terikat oleh waktu.
5. Persamaan
dan
Perbedaan
antara
Gadai
Syariah
dan
Gadai
Konvensional
Persamaan antara gadai syariah dan gadai konvensional adalah jangka
waktu jatuh tempo yaitu sama-sama 120 hari. Jika setelah 120 hari si
peminjam tidak dapat membayar hutangnya, maka barang jaminan akan dijual
atau dilelang. Tetapi nasabah diberi waktu tambahan selama 2 hari karena
sebelum dilelang dibuat dahulu panitia lelang. Pada saat hari pelelangan,
nasabah masih diberi kesempatan dan tambahan waktu selama 2 jam jika
ingin menebus barang jaminannya. Jika tidak ditebus maka barang jaminan
tersebut dilelang. Uang pelelangan tersebut digunakan untuk membayar
hutang rahin. Jika hasil lelang tersebut mengalami kelebihan akan
dikembalikan oleh nasabah, tetapi apabila uang kelebihan tersebut tidak
diambil dalam waktu satu tahun, maka uang kelebihan tersebut akan
dimasukkan ke dalam dana ZIS (Zakat, Infak, dan Sadaqah) pegadaian
syariah, sedangkan pada pegadaian konvensional uang kelebihan yang tidak
diambil akan menjadi milik pegadaian. Dan apabila dari hasil lelang tersebut
ternyata kurang untuk membayar hutang, maka nasabah diharuskan membayar
sisa hutangnya. Sedangkan perbedaan mendasar antara gadai syariah dengan
25
gadai konvensional adalah dalam pengenaan biayanya. Gadai konvensional
memungut biaya dalam bentuk bunga yang bersifat akumulatif dan berlipat
ganda. Sedangkan pada gadai syariah tidak berbentuk bunga, tetapi berupa
biaya penitipan, pemeliharaan, penjagaan, dan penaksiran. Singkatnya, biaya
gadai syariah lebih kecil dan hanya sekali dikenakan.10 Jadi sudahlah jelas
bahwa rahn boleh dilakukan, karena kegiatan tersebut sudah pernah dilakukan
oleh Rasulullah SAW.
B. STRATEGI PEMASARAN
1. Pengertian Strategi Pemasaran
Strategi dalam kamus Bahasa Indonesia adalah ilmu siasat perang :
siasat atau akal untuk mencapai sesuatu maksud dan tujuan yang telah
direncanakan.11
Istilah strategi berasal dari kata Yunani, strategeta (stratus = militer,,
dan ag = memimpin), artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jenderal.12
Konsep ini relevan dengan situasi pada zaman dahulu yang sering diwarnai
perang, di mana jenderal dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan perang
agar dapat selalu memenangkan perang. Strategi juga bisa diartikan sebagai
10
Wawancara dengan staff Perum pegadaian, Jakarta, 29 Oktober 2010
11
Muhammad Ali, kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, (Jakarta: Pustaka
Amani,1996), h.462.
12
www.strategi pemasaran.com
26
rencana untuk pembagi dan pengguna kekuatan militer dan material pada
daerah-daerah tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.13
Sondang Siagian menyebutkan bahwa, “strategi adalah cara yang
terbaik untuk mempergunakan dana, daya dan tenaga yang tersedia sesuai
tuntutan perubahan lingkungan”.14
Strategi Menurut Steiner dan Miner, “Strategi adalah penetapan misi
perusahaan, penetapan sasaran organisasi dengan meningkatkan kekuatan
eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan implementasinya secara
cepat, sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi akan tercapai.15
Strategi
adalah
komprehensif
atau
orientasi tindakan jangka
pengalokasian sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan. Strategi ini
menunjukkan arah tujuan jangka panjang organisasi dan cara pencapaiannya
serta cara pengalokasian sumber daya. Atau lebih singkatnya strategi adalah
rencana jangka panjang suatu perusahaan untuk mencapai tujuan.
Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan
kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui
penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain.16
13
Fandy Tjiptono., Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: Andi Press, 2001), cet Ke 5, h.3
14
Sondang Siagian, Analisa Serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi ,
(Jakarta: PT.Gunung Agung, 1986), cet. Kedua, h. 17.
15
16
George Stainer dan John Minner, Manajemen Stratejik, (Jakarta : Erlangga, tt), h.70
Kotler dan Amstrong, Dasar-dasar Pemasaran, (Jakarta: PT. INDEKS,2003), Edisi
Kesembilan Jilid I,h.6.
27
Pemasaran adalah suatu sistem kegiatan-kegiatan yang saling
berhubungan,
ditunjukan
untuk
merencanakan,
menentukan
harga,
mempromosikan dan mendistribusikan brang dan jasa kepada pembeli.17
William J. Stanton mendefinisikan pemasaran dalam dua pengertian dasar
yaitu:18
1. Dalam arti kemasyarakatan, pemasaran adalah setiap kegiatan tukar
menukar yang bertujuan untuk memuaskan keinginan manusia.
2. Dalam arti bisnis, pemasaran adalah sebuah system dari kegiatan bisnis
yang dirancang untuk merencanakan, memberi harga, mempromosikan,
dan mendistribusikan jasa serta barang-barang pemuas keinginan pasar.
Konsep pemasaran berdasarkan definisi dari Philip Kotler adalah suatu
proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan mempertukarkan produk-produk yang bernilai dengan pihak
lain. Di dalamnya terdapat konsep yang ditawarkan seperti kebutuhan,
keinginan dan permintaan, produk-produk (barang-barang, layanan, dan ide),
value atau nilai, biaya dan kepusan, pertukaran dan transaksi, hubungan dan
jaringan pasar dan para pemasar, serta prospek.19
17
Basu Swasta dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, (Yogyakarta : Liberty, 1990) cet.
Pertama, h.5.
18
William J. Stanton, Prinsip-prinsip Pemasaran, (Jakarta: Erlangga,1994),h.34.
19
Kotler dan Armstrong, dasar-dasarpemasaran, h.7.
28
Menurut kotler, dasar pemikiran pemasaran bermula dari kebutuhan
dan keinginan manusia. Kebutuhan manusia adalah ketidakadaan beberapa
kepuasan dasar. Keinginan adalah hasrat akan pemuas kebutuhan yang
spesifik. Permintaan adalah keinginan akan produk spesifik yang didukung
oleh kemampuan dan kesediaan untuk membelinya.20
Orang memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka dengan produk
yaitu segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memuaskan suatu
kebutuhan dan keinginan. Produk atau penawaran dapat dibedakan menjadi
tiga jenis yaitu barang fisik, jasa, dan gagasan.
Konsep pemasaran merupakan kunci untuk mencapai tujuan organisasi
terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta kepuasan
yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan pesaing.21
Definisi ini bersandar pada konsep inti yang meliputi kebutuhan
(needs), keinginan (wants), dan permintaan (demands).
M. Syakir Sula mendefinisikan pemasaran syariah sebagai sebuah
disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan
perubahan value dari satu inisiator kepada stakeholders-nya, yang dalam
20
Kotler dan Armstrong, dasar-dasarpemasaran,. h.7-8
21
Philip Kotler, Marketing, (Jakarta: Erlangga, 1994) Jilid I h.2
29
keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah
(bisnis) dalam Islam.22
Syakir mengungkapkan definisi itu dengan merujuk pada definisi yang
disepakati pakar marketing dunia. Kemudian mendasarkan pada kaidah fiqh
dalam islam, yaitu : 23
‫اَﻟْﻤُﺴْﻠِﻤُﻮْنَ ﻋَﻠَﻰ ﺷُﺮُوْﻃِﮭِﻢْ إِﻻﱠ ﺷَﺮْﻃًﺎ ﺣَﺮﱠمَ ﺣَﻠَﺎﻟًﺎ أَوْ اَﺣَﻞﱠ ﺣَﺮَاﻣًﺎ‬
Artinya: “ Kaum muslimin terikat dengan kesepakatan-kesepakatan bisnis
(syarat-syarat) yang mereka buat, kecuali kesepakatan (syarat) yang
mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram”.
‫اَﻟْﺄًﺻْﻞُ ﻓِﻰ اﻟْﻤُﻌَﺎﻣَﻠَﺎتِ اﻹِﺑَﺎﺣَﺔ إِﻻﱠ اَنْ ﯾَﺪُلﱠ دَﻟِﯿْﻞٌ ﻋَﻠَﻰ ﺗَﺤْﺮِﯾْﻤِﮭَﺎ‬
Artinya : “ Pada dasarnya semua bentuk muamalah (bisnis) boleh dilakukan
kecuali ada dalil yang mengharamkannya”.
Sehingga menurut Syakir, kata kunci dalam definisi pemasaran syariah
adalah bahwa dalam seluruh proses, baik proses penciptaan, proses penawaran
maupun proses perubahan nilai (value), tidak boleh ada hal-hal yang
bertentangan dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah dalam Islam.
Sepanjang hal tersebut dapat dijamin, dan penyimpangan prinsip-prinsip
muamalah tidak akan terjadi, maka bentuk transaksi apapun dalam bisnis
22
Hermawan Karta jaya dan M. Syakir Sula, , Syariah Marketing. (Bandung: Mizan, 2006),
h.26-27.
23
A. Dzajuli dan Nurol Aen, Ushul Fiqh Metodologi Hukum Islam, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2000), h.53.
30
dibolehkan dalam syariat Islam. Karena itu Allah mengingatkan agar
senantiasa menghindari perbuatan yang zalim dalam bisnis termasuk dalam
bisnis termasuk dalam proses penciptaan, penawaran, dan proses perubahan
nilai dalam pemasaran.24
Jika kita menengok literatur asing makna yang terkandung pada
konsep strategi dalam bahasa Inggris. Kebanyakan para penulis memaknai
konsep tersebut dengan pernyataan yang agak meluas. Chang and Cam po
(1980) melihat marketing strategy sebagai suatu isu sentral dan kruisial dalam
fungsi pemasaran.25
Strategi pemasaran dapat dipahami sebagai logika pmasaran yang
dengannya unit usaha berharap dapat mencapai tujuan pemasarannya.
Dari beberapa pengertian strategi pemasaran yang dikemukakan oleh
para penulis di atas, didapat gambaran bahwa strategi pemasaran pada
hakikatnya merupakan serangkaian upaya yang ditempuh dalam rangka
mencapai tujuan tertentu. Untuk kepentingan kita dalam merancang strategi
pemasaran, kita akan berpijak pada pengertian strategi pemasaran yang
disampaikan oleh William Zakmund dan Michael D’Amico.26
24
Hermawan Karta jaya dan M. Syakir Sula, , Syariah Marketing, h.27
25
www.strategi pemasaran.com
26
www.strategi pemasaran.com
31
Jadi strategi pemasaran adalah logika pemasaran yang dilaksanakan
dengan harapan bahwa unit bisnis akan mencapai sasaran pemasaran. Strategi
pemasaran terdiri dari strategi spesisfik untuk pasar sasaran, penentuan posisi
produk, bauran pemasaran, dan tingkat pengeluaran pemasaran.27 Atau dengan
kata lain strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan
dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari
waktu ke waktu untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia melalui
proses penciptaan, penawaran, perubahan nilai, dan pertukaran produk antara
suatu pihak dengan pihak yang lainnya.
2. Fungsi dan Tujuan Strategi Pemasaran
Fungsi dari strategi pemasaran yang dijalankan oleh sebuah
perusahaan yaitu:28
1) Menetapkan basis konsumen secara strategis, rasional dan lengkap
dengan informasinya.
2) Mengidentifikasikan kebutuhan yang sekarang dan yang akan datang
dari konsumen dan calon konsumen.
3) Menciptakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
konsumen
dengan
tepat
dan
menguntungkan,
serta
mampu
membedakan perusahaan dari pesaing.
27
28
Kotler dan Armstrong, Dasar-dasar Pemasaran, h.54
Puji winah jurini, Kristianti, Bagian Proyek Pengembangan Kurikulum Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, (Departemen
Pendidikan Nasional, 2003)
32
4) Mengkomunikasikan dan mengantarkan produk tersebut kepada pasar
sasaran.
5) Memimpin seluruh personel bidang pemasaran untuk menjadi
sekumpulan tenaga kerja yang disiplin, potensial, berpengalaman,
berdedikasi pada perusahan dalam mencapai tujuan.
Adapun tujuan dari strategi pemasaran yang dijalankan oleh sebuah
perusahaan adalah sebagai berikut:
1) Menetapkan arah dan tujuan dari kegiatan yang dijalankan oleh sebuah
perusahaan.
2) Sebagaimana untuk mengantisipasi berbagai permasalahan dan
keadaan yang berubah di masa mendatang.
3) Membantu perusahaan dalam hal peningkatan kegiatan usaha
memberikan kemudahan dalam mengontrol dan mengawasi kegiatan
dan pemasaran dari sebuah perusahaan.29
3. Segmenting, Targeting, dan Positioning
a. Segmentasi Pasar (Segmenting)
Segmentasi pasar adalah membagi pasar menjadi kelompok pembeli
yang terbedakan dengan kebutuhan, karakteristik, atau tingkah laku berbeda
yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran terpisah.30
29
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta, Andi Press, 2001), Cet. Ke-5, h. 6
30
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran,. h.235.
33
Dalam praktiknya segmentasi pasar terdiri dari segmenting pasar
konsumen dan segmentasi pasar industrial. Setiap segmen memiliki variable
tertentu, namun pada dasarnya variabel yang digunakan tidak jauh berbeda.
Variabel utama yang mungkin dipergunakan dalam segmentasi pasar
konsumen adalah:31 Segmenting Geografik, yaitu membagi pasar menjadi
beberapa unit secara geografik atau membagi pasar berdasarkan wilayah
tertentu, seperti Negara, regional, kota, kabupaten, kecamatan, atau lainnya.
Segmentasi Demografik, yaitu membagi pasar berdasarkan kependudukan
secara umum seperti, umur, jenis kelamin, ukuran keluarga, pendapatan,
pekerjaan, agama, ras, dan kebangsaan. Segmentasi Psikografik, yaitu
membagi pasar menjadi kelompok berbeda berdasarkan pada karakteristik
kelas sosial, gaya hidup, atau kepribadian. Segmentasi Tingkah Laku, yaitu
mengelompokkan pembeli berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan,
atau reaksi mereka terhadap suatu produk. Segmentasi Manfaat, yaitu
membagi pasar menjadi kelompok menurut beraneka manfaat berbeda yang
dicari konsumen dari produk.
Sedangkan variabel untuk melakukan segmentasi pasar industrial
adalah:32 Segmentasi berdasarkan demografik yaitu: jenis industry, ukuran
perusahaan, lokasi perusahaan, dan lainnya. Karakteristik pengoperasian,
31
Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 115-156
32
Kasmir, Pemasaran Bank,. h. 116-117.
34
yaitu: teknologi yang difokuskan, gaya hidup, status pengguna, kepribadian,
atau lainnya. Pendekatan Pembeli, yaitu: sifat hubungan yang ada, kriteria
pembeli, atau lainnya. Karakteristik Personil Industri, Yaitu: Kesamaan
pembeli, kesetiaan, sikap terhadap resiko, atau lainnnya. Faktor situsional,
seperti: urgensi, besarnya pesanan, atau lainnya.
Segmentasi pasar perlu dilakukan oleh suatu perusahaan karena di
dalam suatu pasar terdapat banyak pembeli yang berbeda kebutuhan dan
keinginannya. Jadi, segmentasi pasar pada perusahaan dibuat bertujuan untuk
dapat mengungkap peluang segmen pasar sebuah perusahaan. Sehingga
perusahaan dapat mengetahui segmen pasar mana yang paling efektif.
b. Menentukan Sasaran Pasar (Targeting)
Setelah perusahaan selesai melakukan segmentasi pasar, maka langkah
selanjutnya adalah menentukan sasaran pasar. Menentukan sasaran pasar,
artinya mengevaluasi keaktifan setiap segmen, kemudian memilih salah satu
dari segmen pasar atau lebih untuk dilayani. Menetapkan pasar sasaran
dengan cara mengembangkan ukuran-ukuran dan daya tarik segmen kemudian
memilih segmen sasaran yang diinginkan.33
Kegiatan menetapkan pasar sasaran adalah:34 Pertama, Evaluasi
Segmen Pasar, meliputi: ukuran dan pertumbuhan segmen seperti data tentang
33
Kasmir, Pemasaran Bank,. h. 118-119.
34
Kasmir, Pemasaran Bank,. h.119
35
usia nasabah, pendapatan, jenis kelamin, atau gaya hidup dari setiap segmen.
Structural segmen yang menarik dilihat dari segi profitabilitas. Kurang
menarik jika terdapat pesaing yang kuat dan agresif. Perhatikan juga ancaman
dari produk pengganti (substitusi) misalnya dari lembaga keuangan lainnya,
untuk pinjaman seperti bank, kantor pos dan giro, leasing atau money
changer. Sasaran dan sumber daya perusahaan dengan memperhatikan energi
yang dimiliki perusahaan yaitu ketersediaan sumber daya manusia termasuk
keterampilan yang dimilikinya.
Kedua, Memilih Segmen. Memilih segmen adalah menentukan satu
atau lebih segmen yang memiliki nilai tinggi bagi perusahaan. Kemudian
menentukan segmen mana dan berapa banyak yang dapat dilayani. Pemilihan
segmen dapat dilakukan dengan cara membagi pemasaran menjadi:35
Pemasaran tanpa pembedaan, melayani semua pasar dan tawaran pasar dalam
arti tidak ada perbedaan. Mencari apa yang sama dalam kebutuhan konsumen.
Biasanya untuk produk missal seperti tabungan untuk semua orang, baik usia,
pendapatan, maupun wilayah. Keuntungan pemasaran tanpa pembedaan
adalah hemat biaya.
Pemasaran dengan pembedaan, strategi peliputan pasar dimana
sebuah perusahaan memutuskan untuk memilih beberapa segmen pasar dan
merancang barang yang berbeda untuk masing-masing segmen. Contohnya
35
Kasmir, Pemaasaran Bank., h. 119
36
Procter dan Gamble memperoleh pangsa pasar total yang lebih tinggi dengan
sebelas merk deterjen pencuci pakaian dibandingkan dengan hanya satu merk
deterjen saja. Strategi ini jelas memerlukan biaya yang lebih tinggi.36
Pemasaran Terkonsentrasi, strategi peliputan pasar dimana sebuah
perusahaan memutuskan untuk mencari pangsa pasar besar dalam satu atau
beberapa sub pasar. Pemasaran terkonsentrasi, khusus untuk sumber daya
manusia yang terbatas.
Menentukan sasaran pasar dilakukan dengan cara mengevaluasi
segmen pasar, setelah dievaluasi kemudian langkah selanjutnya yaitu memilih
segmen pasar berdasarkan apakah pemasaran perusahaan tersebut cocok
dengan pemasaran tanpa pembeda, pemasaran dengan pembeda, atau
pemasaran terkonsentrasi.
c. Menentukan Posisi Pasar (Positioning)
Menentukan posisi pasar yaitu menentukan posisi yang kompetitif
untuk produk atau suatu pasar. Produk atau jasa diposisikan pada posisi yang
diinginkan oleh nasabah, sehingga dapat menarik minat nasabah untuk
membeli produk atau jasa yang ditawarkan. Kegiatan ini dilakukan setelah
menentukan segmen mana yang akan dimasuki dengan cara menentukan
dimana posisi mana yang ingin ditempati dalam segmen tersebut.37
36
Kotler dan Armstrong, Dasar-dasar Pemasaran, h. 252
37
Kasmir, Pemasaran Bank, h.121
37
Memilih dan melaksanakan strategi penentuan posisi pasar perlu
dilakukan dengan berbagai tahap agar hasil yang diharapkan optimal. Tahapan
dalam memilih dan melaksanakan strategi penentuan posisi sebagai berikut:
Pertama, Identifikasi Keunggulan Kompetitif. Di dalam suatu produk
terdapat berbagai keunggulan jika dibandingkan dengan produk pesaing.
Tujuan manajemen mengidentifikasikan keunggulan tersebut sebanyak dan
selengkap mungkin. Identifikasi keunggulan kompetitif yang mungkin
memberikan cara mengadakan perbedaan, yaitu:
a) Diferensiasi Produk
Sebuah perusahaan dapat mendiferensiasikan produk secara fisik.
Contohnya, beberapa perusahaan menawarkan produk dengan standar tinggi
yang hanya memungkinkan sedikit variasi.38
b) Diferensiasi Jasa
Beberapa perusahaan memperoleh keunggulan bersaing lewat
penyerahan yang cepat, nyaman, dan cermat. Contohnya, Bank One telah
membuka cabang di toserba dengan pelayanan lengkap untuk menyediakan
lokasi yang mudah dijangkau di hari Sabtu, Minggu, dan di sore hari pada hari
kerja.39
c) Diferensiasi Personil
38
Kotler dan Armstrong, Dasar-dasar Pemasaran., h. 256.
39
Kotler dan Armstrong, Dasar-dasar Pemasaran.,
38
Perusahaan dapat meraih keunggulan yang sangat bersaing lewat
mempekerjakan dan melatih orang yang lebih baik ketimbang yang bekerja di
perusahaan pesaing. Contohnya, Singapore Airlines menikmati reputasi luar
biasa karena keramahan pramugari dan pramugara.40
d) Diferensiasi Citra
Ketika pesaing menawarkan bentuk yang serupa, pembeli mungkin
menganggap berbeda berdasarkan pada citra perusahaan atau merek.
Contohnya, lengkung emas Mc. Donals.41
Kedua, Memilih Keunggulan Kompetitif yang Tepat. Setelah
diidentifikasikan keunggulan-keunggulan yang kompetitif, lalu langkah
selanjutnya adalah dipilih yang paling memberikan keunggulan yang paling
bayak. Pertimbangan pemilihan keunggulan kompetitif adalah berapa banyak
perbedaan yang dipromosikan. Banyak pemasar berpendapat bahwa
perusahaan harus secara agresif mempromosikan hanya satu manfaat kepada
pasar sasaran. Tokoh periklanan Rosser Reeves, misalnya, mengatakan sebuah
perusahaan harus mengembangkan Unique Selling Proposition (USP,
proposisi penjualan yang unik) untuk setiap merek dan tetap berpegang pada
40
Kotler dan Armstrong, Dasar-dasar Pemasaran., h.257.
41
Kotler dan Armstrong, Dasar-dasar Pemasaran., h. 257-258
39
proposisi itu. Setiap merek harus mengambil satu atribut dan menyatakan
dirinnya sebagai “nomor satu” pada atribut tersebut.42
Kemudian Perbedaan mana yang dipromosikan. Tidak semua
pembedaan merk itu berarti atau cukup bernilai. Tidak setiap perbedaan dapat
menjadi pembeda yang baik. Setiap perbedaan mempunyai potensi untuk
menimbulkan biaya bagi perusahaan dan manfaat bagi pelanggan. Suatu
perbedaan itu bernilai jika memenuhi kriteria berikut ini:
1) Penting : Perbedaan memberikan suatu manfaat yang sangat bernilai bagi
pembeli sasaran.
2) Khas : Perusahaan dapat menawarkan dengan cara yang khas.
3) Terjangkau harganya : Pembeli dapat membayar perbedaan itu.
4) Dapat dikomunikasikan : Perbedaan itu dapat dikomunikasikan dan dapat
dilihat oleh pembeli.43
Ketiga, Mewujudkan dan Mengkomunikasikan posisi yang di pilih.
Posisi pasar yang telah di pilih sebaiknya diwujudkan, kemudian
dikomunikasikan ke berbagai pihak yang membutuhkan termasuk pihak intern
perusahaan.44
42
Kotler dan Armstrong, Dasar-dasar Pemasaran., h. 258
43
Kotler dan Armstrong, Dasar-dasar Pemasaran., h.259.
44
Kasmir, Pemasaran Bank., h.123.
40
Dalam menentukan posisi pasar, produk atau jasa suatu perusahaan
ditempatkan pada posisi yang banyak diinginkan oleh nasabah. Dalam
menentukan posisi pasar mengidentifikasi keunggulan produk yang dimiliki
merupakan
langkah
awal
dalam
menentukan
posisi
pasar
dengan
menggunakan diferensiasi produk, jasa, personil, atau citra. Langkah
selanjutnya adalah memilih keunggulan kompetitif yang tepat dengan
pertimbangan berapa banyak perbedaan yang dipromosikan atau perbedaan
mana yang dipromosikan. Dan langkah terakhir dalam penentuan posisi pasar
adalah mewujudkan dan menkomunikasikan posisi yang dipilih.
4. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Dalam dunia pemasaran selalu terkait dengan yang dinamakan
marketing mix (bauran pemasaran). Marketing mix adalah deskripsi dari suatu
kumpulan
alat-alat
yang
dapat
digunakan
oleh
manajemen
untuk
mempengaruhi penjualan.45
Kotler dan Armstrong mendefinisikan bauran pemasaran sebagai
perangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan, yang dipadukan oleh
perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkan dalam pasar sasaran.
Bauran pemasaran terdiri dari segala sesuatu yang dapat dilakukan perusahaan
untuk mempengaruhi permintaan produknya. Kemungkinan yang banyak itu
dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya.
45
Firdaus NH dkk, Dasar & Strategi Pemasaran Syariah, (Jakarta: Renaisan, 2005)., h. 22
41
Kemungkinan yang banyak itu dapat digolongkan menjadi empat kelompok
variabel yang dikenal dengan “empat P” : Product, Price, Place, dan
Promotion (Produk, harga, distribusi, promosi).46 Empat P dalam marketing
mix yaitu:
1) Product (Produk)
Menurut Philip Kotler “Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan
ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, untuk digunakan, atau
untuk dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan.”47
Dalam definisi secara luas produk meliputi objek secara fisik, jasa,
orang, tempat, organisasi, ide, atau bauran dari semua bentuk-bentuk tadi.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa produk adalah
sesuatu yang ingin dimiliki oleh konsumen. Produk biasanya digunakan untuk
dikonsumsi baik untuk kebutuhan rohani maupun jasmani. Untuk memenuhi
keinginan dan kebutuhan akan produk, maka konsumen harus mengorbankan
sesuatu sebagai balas jasanya.
Dalam perspektif syariah produksi merupakan sesuatu yang penting.
Al-Qur’an menggunakan konsep produksi barang dalam arti yang sangat luas.
Tekanan Al-Qur’an diarahkan pada manfaat dari barang yang diproduksi.
Memproduksi suatu barang harus mempunyai hubungan dengan kebutuhan
46
Kotler dan Armstrong, Dasar-dasar Pemasaran., h. 48
47
Kotler dan Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, (Jakarta, Erlangga, 2001) Jilid I ed. Ke-
8., h.346.
42
hidup manusia. Berarti barang itu harus diproduksi untuk kebutuhan manusia,
bukan untuk memproduksi barang-barang mewah secara berlebihan yang
tidak sesuai dengan kebutuhan manusia.
Islam juga mengajarkan untuk memperhatikan kualitas dan keberadaan
produk tersebut. Islam melarang jual beli suatu produk yang belum jelas
(gharar) bagi pembeli. Pasalnya di sini berpotensi terjadinya penipuan dan
ketidakadilan terhadap salah satu pihak.
Selain keberadaan suatu produk, Islam juga memerintahkan untuk
memperhatikan kualitas produk. Barang yang dijual harus terang dan jelas
kualitasnya, sehingga pembeli dapat dengan mudah memberi penilaian.48
Setiap produk yang diluncurkan ke pasar tidak selalu mendapat respon
yang positif. Bahkan cenderung mengalami kegagalan jauh lebih besar
dibandingkan keberhasilannya. Untuk mengantisipasi agar produk
yang
diluncurkan berhasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka peluncuran
produk diperlukan strategi-strategi tertentu. Khusus dengan yang berkaitan
dengan produk, strategi ini kita kenal dengan nama strategi produk.49
Dalam strategi produk yang harus dilakukan untuk mengembangkan
suatu produk adalah:
48
Firdaus NH dkk, Dasar & Strategi Pemasaran Syariah., h.23
49
Kasmir, Pemasaran Bank., h. 141.
43
a) Penentuan logo dan moto. Logo merupakan ciri khas suatu perusahaan
sedangkan moto merupakan serangkain kata-kata yang berisi visi dan
misi.
b) Menciptakan merk. Karena jasa memiliki beraneka ragam, maka setiap
jasa harus memiliki nama. Tujuannya agar mudah dikenal dan diingat.
c) Menciptakan kemasan. Kemasan merupakan pembungkus suatu produk.
Dalam hal ini kemasan lebih diartikan sebagai pemberian pelayanan atau
jasa kepada para nasabah.50
Dalam strategi produk, perusahaan harus dapat melihat produk apa
yang lebih dibutuhkan dan diinginkan oleh pembeli sehingga perusahaan
dapat memperoleh banyak nasabah. Selain itu kualitas dan keberadaan produk
juga harus diperhatikan sehingga tidak berpotensi terjadi penipuan.
2) Price (Harga)
Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk
memperoleh suatu produk.51 Dalam konsep Islam, penentuan harga ditentukan
oleh mekanisme pasar, yakni bergantung pada kekuatan-kekuatan permintaan
dan penawaran. Pertemuan antara permintaan dan penawaran itu harus
berlangsung secara sukarela. Ini bermakna tidak ada yang menzalimi dan
dizalimi.
50
Kasmir, Pemasaran Bank, h. 141-143.
51
Kotler dan Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran., h. 48.
44
Dalam praktik fiqh muamalah, harga mengambil posisi tengah, tidak
berlebih-lebihan, tidak pula merendah-rendahkan. Ini berarti bahwa dalam
praktik fiqh muamalah harga mestinya harus proporsional.52
Tujuan penentuan harga secara umum adalah:
Pertama, Untuk Bertahan Hidup. Artinya, dalam kondisi tertentu,
terutama dalam kondisi persaingan yang tinggi. Dalam hal ini perusahaan
menentukan harga semurah mungkin dengan maksud produk atau jasa yang
dipasarkan laku di pasaran.
Kedua, Untuk Memaksimalkan Laba. Tujuan harga ini dengan
mengharapkan penjualan yang meningkat sehingga laba dapat ditingkatkan.
Penentuan harga biasanya dapat dilakukan dengan harga murah atau tinggi.
Ketiga, Untuk Memperbesar Market Share. Penentuan harga ini
dengan harga yang murah, sehingga diharapkan jumlah nasabah meningkat
dan diharapkan pula nasabah pesaing beralih ke produk yang ditawarkan.
Keempat, Mutu Produk. Tujuan dalam hal mutu produk adalah untuk
memberikan kesan bahwa produk atau jasa yang ditawarkan memiliki kualitas
yang tinggi dan biasanya harga ditentukan setinggi mungkin.
Kelima, Karena Pesaing. Dalam hal ini, penentuan harga dengan
melihat harga pesaing. Tujuannya adalah agar harga yang ditawarkan jangan
melebihi harga pesaing.53
52
Firdaus NH dkk, Dasar & Startegi Pemasarn Syariah., h. 24-25.
45
Strategi harga yang dilakukan perusahaan adalah strategi kedua pada
bauran pemasaran. Di mana perusahaan sebisa mungkin menawarkan harga
yang terendah sehingga lebih banyak menarik minat nasabah. Tetapi dalam
Islam harga haruslah proporsional tidak boleh terlalu tinggi tidak boleh terlalu
rendah.
3) Place (Distribusi)
Dalam sektor jasa, distribusi didefinisikan sebagai setiap sarana yang
meningkatkan keberadaan atau kenikmatan suatu jasa yang menambah
penggunaannya,
baik
dengan
mempertahankan
pemakai
yang
ada,
meningkatkan nilai kegunaannya di antara pemakai yang ada ataupun menarik
pemakai baru.54 Sarana-sarana tersebut dapat berupa kantor pusat, kantor
cabang, dan lain-lain yang dapat memudahkan nasabah untuk memperoleh
manfaat dari jasa perusahaan tersebut.
Distribusi termasuk aktivitas perusahaan untuk membuat produk
tersedia bagi konsumen sasaran. Setiap perusahaan haruslah memiliki
pandangan saluran distribusi keseluruhan terhadap masalah distribusi dari
produknya ke pemakai akhir. Dalam usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran
perusahaan di bidang pemasaran, setiap perusahaan melakukan kegiatan
53
Kasmir, Pemasaran Bank., h. 153-154.
54
Murti Sumarni, Marketing Perbankan, (Yogyakarta: Liberty, 1997),. h. 269.
46
penyaluran. Penyaluran merupakan kegiatan penyampaian produk sampai ke
tangan si pemakai atau konsumen pada waktu yang tepat.
Dalam kegiatan distribusinya perusahaan dapat memperhatikan,
pertama, kantor pusat pemasaran, yaitu departemen ekspornya atau divisi
yang membuat keputusan mengenai saluran distribusi dan elemen-elemen
bauran pemasaran lainnya. Kedua, mengenai jenis-jenis perantaranya, yaitu
agen, perusahaan perdagangan dalam hal ini adalah kantor cabang yang
mudah dijangkau oleh masyarakat dapat mempermudah pendistribusian
produk yang ditawarkan kepada nasabah.55
Dalam strategi distribusi tempat yang mudah dijangkau oleh nasabah
merupakan hal yang penting. Karena dapat menghemat waktu dan biaya
dalam menjangkau kantor atau perusahaan yang menawarkan suatu produk
yang dibutuhkan oleh nasabah.
4) Promotion (Promosi)
Promosi merupakan kegiatan bauran pemasaran yang terakhir.
Promosi berarti aktivitas yang menkomunikasikan keunggulan produk dan
membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya.56 Kegiatan ini setiap
perusahaan berusaha untuk mempromosikan seluruh produk dan jasa yang
dimilikinya baik langsung maupun tidak langsung.
55
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran (Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan
Pengendalian), (Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 1993), Vol. II ed. Ke-7., h.181.
56
Kotler, Dasar-dasar Pemasaran, h.49.
47
Dalam Islam mempromosikan suatu barang diperbolehkan. Hanya saja
dalam berpromosi tersebut harus mengedepankan faktor kejujuran dan
menjauhi penipuan. Di samping itu, metode yang dipakai dalam promosi tidak
bertentangan dengan syariah Islam.57
Secara garis besar ada tiga macam sarana promosi yang dapat
digunakan oleh perusahaan, yaitu:58
Pertama,
Periklanan
(Advertising).
Merupakan
promosi
yang
dilakukan dalam bentuk tayangan atau gambar atau kata-kata yang tertuang
dalam spanduk, brosur, Koran, majalah, televisi, atau radio.
Kedua, Publisitas (Publicity). Merupakan promosi yang dilakukan
untuk meningkatkan citra perusahaan di depan para calon nasabah atau
nasabahnya melalui kegiatan sponsorhip terhadap suatu kegiatan amal atau
sosial.
Ketiga,
Penjualan Pribadi. Merupakan promosi yang dilakukan
melalui pribadi-pribadi karyawan setempat dalam melayani serta ikut
mempengaruhi nasabah.
Strategi promosi adalah sesuatu yang dapat memperkenalkan atau
mensosialisasikan produk yang ditawarkan suatu perusahaan melalui berbagai
macam media dan cara. Tetapi dalam mempromosikan suatu produk harus
mengedepankan kejujuran dan menjauhi unsur penipuan.
57
Firdaus, Dasar & Strategi Pemasaran Syariah, h. 27
58
Kasmir, Pemasaran Bank, h. 176-177
48
5. Strategi Pemasaran Dalam Menarik Minat Nasabah
Pemasaran yang ampuh itu adalah pemasaran yang mampu
meningkatkan:59
a. Jumlah nasabah
b. Loyalitas Nasabah
c. Menaikkan nilai penjualan
d. Perusahaan akan semakin besar dan memiliki banyak cabang
Pendapat di atas didasari dengan bermacam-macam cara.
Cara yang dilakukan adalah dengan menggunakan media melalui jasa
pelaporan nasional-majalah, Koran, iklan luar, radio, televisi, Yellow pages,
dan Internet. Dan juga melalui media yang tidak di monitor, seperti surat
langsung, pameran perdagangan, iklan kerja sama, brosur, kupon, catalog, dan
acara-acara khusus.60
Jenis-jenis media periklanan yang digunakan pemasang iklan dalam
komunikasi masa. Berikut adalah enam media periklanan besar/media
periklanan utama:61
a. Majalah, karena majalah lebih sering ditargetkan pada pelanggan
khusus dan dengan demikian meraih lebih banyak pelanggan
potensial. Satu keunggulan dari iklan majalah adalah selektivitas
59
www.strategi pemasaran.com
60
Charles W. Lamb,Jr, dkk. Pemasaran, (Jakarta: Salemba Empat, 2001),. h. 214.
61
Charles W. Lamb,Jr, dkk. Pemasaran,. h. 216-220.
49
pasarnya. Majalah dipublikasikan untuk setiap segmen pasar
sebenarnya, misalnya Working Mother mentargetkan satu dari segmen
konsumen
yang
pertumbuhannya
tercepat;
Marketing
News
merupakan majalah perdagangan untuk pemasar professional, dll.
b. Radio, mempunyai beberapa kekuatan sebagai media periklanan. Para
pendengar radio cenderung mendengar karena kebiasaan dan
waktunya dapat diperkirakan, dengan waktu mendengar radio yang
paling popular adalah selama “waktu berkendaraan”, ketika orang
yang setiap hari berangkat pulang pergi bekerja membentuk suatu
pendengar tetap yang sangat banyak.
c. Televisi, karena televisi adalah media audiovisual, ini memberikan
para pemasang iklan dengan banyak kesempatan kreatif. Penyiaran
televisi termasuk jaringan televisi, stasiun independen, televisi kabel,
dan pendatang yang relative baru, televisi satelit siaran langsung.
d. Media Luar Ruang atau iklan di luar rumah merupakan iklan yang
fleksibel, media yang murah dengan bentuk yang beragam. Misalnya
meliputi papan reklame, tulisan asap, balon udara raksasa, papan
reklame kecil di mall dan di halte bus, tanda di arena olah raga, lampu
bergerak di terminal bis atau bandara dan iklan lukisan di pinggir
mobil, truk, bis atau bahkan menara air. Oleh karena itu, biasanya
terbatas dalam mempromosikan produk sehari-hari dan produk
shopping selektif seperti rokok, jasa bisnis, dan otomatif.
50
e. Internet dan World Wide Web dan Internet tidak disangkal lagi
mengguncang dunia iklan. Bentuk baru dari periklanan Web adalah
mulai untuk melebihi logo suatu perusahaan statis dan pesan dalam
suatu iklan banner. Menggunakan teknologi baru seperti Shockwave
dan Java, pemasang iklan mengembangkan iklan Web yang
menggabungkan keinteraktifan, perdagangan elektronik, suara, dan
animasi.
Dari teori di atas dan skripsi yang ada, terlihat bahwa strategi yang
ampuh dalam menarik minat nasabah adalah melalui:62
a. Media iklan televisi
b. Media iklan surat kabar
c. Media iklan majalah
d. Media iklan radio
e. Media iklan papan reklame
f. Media iklan spanduk
Ini terlihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh M. Nasir Ibrahim
terhadap PT.Aqua Golden Mississippi, hasil yang dilakukan terhadap 126 responden
di kota Palembang. Media ini sangat berpengaruh signifikan terhadap keputusan
konsumen dalam membeli air minum dalam kemasan merek Aqua yang
62
M. Nasir Ibrahim. Analisis Pengaruh Media Iklan Terhadap Pengambilan Keputusan
Membeli Air Minum Dalam Kemasan Merek Aqua Pada Masyarakat Kota Palembang. (www.strategi
ampuh).
51
dinyatakan oleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,525 atau 52,5%.
Sedangkan sisanya sebesar 47,5% dipengaruhi oleh faktor lain.63
Terlihat bahwa media yang paling berpengaruh, yaitu media iklan
televisi, iklan majalah dan iklan spanduk. Namun yang paling dominan
berpengaruh dan signifikan adalah media iklan televisi. Karena orang atau
konsumen bisa melihat gambar dan suara iklan dari televisi.64
63
M. Nasir Ibrahim. Analisis Pengaruh Media Iklan Terhadap Pengambilan Keputusan
Membeli Air Minum Dalam Kemasan Merek Aqua Pada Masyarakat Kota Palembang. (www.strategi
ampuh).
64
M. Nasir Ibrahim. Analisis Pengaruh Media Iklan Terhadap Pengambilan Keputusan
Membeli Air Minum Dalam Kemasan Merek Aqua Pada Masyarakat Kota Palembang. (www.strategi
ampuh).
52
BAB III
GAMBARAN UMUM PEGADAIAN SYARIAH
A. Sejarah Singkat Pegadaian Dan Perkembangannya
Pegadaian sebagai lembaga (perusahaan) yang memberikan pinjaman
uang dengan jaminan barang-barang bergerak telah dikenal di Indonesia, yaitu
sejak masa VOC tahun 1746.1
Seiring dengan dikeluarkannya fatwa DSN-MUI tentang haramnya
riba maka Perum Pegadaian meresponnya dengan mendirikan Unit Layanan
Gadai Syariah (ULGS) sebagai diversikasi produk gadai. Hal tersebut bukan
semata-mata respon terhadap fatwa DSN-MUI, melainkan dalam rangka
membentengi pegadaian sendiri terhadap persaingan dari perbankan syariah.
Perbankan syariah pun telah gencar meluncurkan produk serupa berkat
pertolongan dari Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan Syariah,
yang isinya menyatakan perbankan syariah boleh mendirikan usaha Rahn
(Gadai).2
Bank Muamalat Indonesia dalam mengembangkan usahanya mencoba
untuk membuat produk gadai syariah, namun karena tidak mempunyai sumber
daya manusia dan peralatan yang cukup memadai, kemudian Bank Muamalat
1
Pirgong Matua, Sejarah Singkat Perusahaan Umum (PERRUM) Pegadaian, (Jakarta, 2003).,
h. 1.
2
Perum Pegadaian, Manual Operasional Gadai Syariah, (Jakarta: Perum Pegadaian, 2003) Di
kutip dari skripsi
52
53
Indonesia mengajak Perum Pegadaian untuk bekerja sama mendirikan Pegadaian
Syariah. Tawaran tersebut mendapat tanggapan yang positif dari Perum
Pegadaian yang juga sedang mempelajari pembentukan pegadaian syariah.
Pada tahun 2002 nota kesepakatan kerja sama dibuat antara Perum
Pegadaian dengan Bank Muamalat Indonesia. Pada tanggal 20 Desember 2002
penandatanganan kerja sama dilakukan dengan Nomor 446/Sp 300.233/2002 dan
015/BMI/PKS/XII/2002. Bank Muamalat Indonesia menandatangani kerja sama
dengan Perum Pegadaian untuk tambahan modal, dengan bentuk pembiayaan
musyarakah sejumlah Rp.40.000.000.000,-. Kemudian pada tanggal 14 Januari
2003 secara resmi dibentuk pegadaian syariah dengan nama Unit Layanan Gadai
Syariah (ULGS) dan operasionalnya Dewan Direksi Perum Pegadaian Nomor :
06.A/UL.3.00.22.3/2003 tentang pemberlakuan Manual Operasional Unit
Layanan Gadai Syariah.3
Pegadain Syariah Cabang Pondok Aren sendiri berdiri pada tanggal 29
Agustus 2005 dan menjadi cabang Pegadaian Syariah yang ke empat.4
3
4
Pegadian Syariah, Manual Operasional ULGS, Jakarta. Di kutip dari skripsi
Wawancara dengan Reza Habibie selaku Penaksir pada PERUM Pondok Aren. Jakarta 03
November 2010.
54
B. Visi dan Misi
1. Visi pegadaian :
“Pada tahun 2013 pegadaian menjadi “champion” dalam pembiayaan mikro dan
kecil berbasis gadai dan fiducia bagi masyarakat menengah ke bawah”.5
2. Misi Pegadaian
a. Membantu
program
pemerintah
meningkatkan
kesejahteraan
rakyat
khususnya golongan menengah ke bawah dengan memberikan solusi yang
terbaik melalui penyaluran pinjaman skala mikro, kecil dan menengah atas
dasar hukum gadai dan fidusia.
b. Memberikan manfaat kepada pemangku kepentingan dan melaksanakan tata
kelola perusahaan yang baik secara konsisten.
c. Melaksanakan usaha lain dalam rangka optimalisasi sumber daya.6
C. Struktur dan Bagan Organisasi
Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren yang terletak di Jalan Ceger
Raya No. 11 A Jurangmangu Tangerang merupakan tingkatan kantor cabang
kelas III yang masih dibina oleh Kantor Wilayah Perum Pegadaian sesuai dengan
tempat kedudukan kantor cabang tersebut. Struktur organisasi kantor cabang
5
Buku Saku Suplemen Pemasaran PERUM Pegadaian. (Jakarta 2009)., h. 6
6
Buku Saku Suplemen Pemasaran PERUM Pegadaian.,. h. 6
55
Pegadaian Syariah adalah sesuai dengan Surat Keputusan Direksi perum
Pegadaian No.1095/SDM.200322/2004, antara lain:7
Manajer cabang, bertugas mengelola operasional cabang yaitu
menyalurkan uang pinjaman (Qardh) secara hukum gadai yang didasarkan pada
penerapan prinsip syariat Islam. Di samping itu, Pimpinan Cabang juga
melaksanakan usaha-usaha lain yang telah ditentukan oleh manajemen serta
mewakili kepentingan perusahaan dalam hubungan dengan pihak lain.
Penaksir, bertugas menaksir marhun (barang jaminan) untuk
menentukan mutu dan nilai barang sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam
rangka mewujudkan petetapan taksiran dan uang pinjaman yang wajar serta citra
baik perusahaan.
Kasir,
bertugas
melakukan
penerimaan,
penyimpanan,
dan
pembayaran serta pembukuan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk
kelancaran pelaksanaan operasional Kantor Cabang.
Pemegang Gudang, bertugas melakukan pemeriksaan, penyimpanan,
pemeliharaan dan pengeluaran serta pembukuan marhun selain barang kantong
sesuai dengan pengaturan yang berlaku dalam rangka ketertiban dan keamanan
serta keutuhan marhun.
Penyimpan Marhun, bertugas mengelola gudang marhun emas dengan
menerima, menyimpan, merawat, mengeluarkan, dan mengadministrasikannya
7
Perum Pegadaian, Pedoman Operasional Gadai Syariah,h. I.E.1
56
sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam rangka mengamankan serta menjaga
keutuhan barang milik rahin (Penggadai).
Keamanan, bertugas mengamankan harta perusahaan dan rahin dalam
lingkungan kantor dan sekitarnya.
Staf, bertugas memelihara kebersihan, keindahan, kenyamanan gedung
ruang kerja, mengirim dan mengambil surat/dokumen untuk menunjang
kelancaran tugas administrasi dan tugas operasional Kantor Cabang.
Bagan Organisasi 8
Manajer Cabang
Kelas III
Pengelola UPC
8
Pegawai Administrasi
Petugas Fungsional
Wawancara dengan Reza Habibie selaku Penaksir pada PERUM Pondok Aren. Jakarta 03
November 2010.
57
D. Produk-produk yang Dihasilkan
1. Ar-Rahn (Gadai Syariah)
Usaha pokok dari kegiatan Pegadaian Syariah adalah menyalurkan
Marhun bih dalam jumlah skala kecil dengan jaminan harta bergerak maupun
tidak bergerak atas dasar hukum gadai Islam. Hal ini sesuai dengan fatwa
Dewan Syariah Nasional No.25/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn, tanggal 26
Juni 2002,9 dan No.26/DSN-MUI/III/2002 tentang rahn Emas, tanggal 28
Maret.10 Dimana Rahin menyerahkan harta bergerak/tidak bergerak sebagai
jaminan sekaligus memberi kuasa kepada pegadaian syariah untuk
menjual/melelang (secara syariah) jika setelah jatuh tempo rahin tidak
mampu/bersedia melunasinya. Hasil lelang digunakan untuk melunasi
pinjaman pokok ditambah jasa simpan dan biaya lelang. Kelebihannya
diserahkan kepada rahin, sedangkan kalau kurang menjadi resiko pegadaian.
Gadai syariah merupakan produk dengan menggunakan sistem
penyaluran pinjaman secara gadai yang didasarkan pada penerapan sistem
syariah Islam. Nasabah tidak dikenai bunga pinjaman ataupun sewa modal
atas pinjaman yang diberikan. Nasabah dikenakan biaya administrasi dan jasa
simpan yang dipungut dengan alasan agunan yang diserahkan nasabah wajib
9
Ahmad Kamil dan M. Fauzan, Kitab Undang-Undang Hukum Perbankan dan Ekonomi
Syariah, (Jakarta: Kencana,2007), h. 545.
10
Ahmad Kamil dan M. Fauzan, Kitab Undang-Undang Hukum Perbankan dan Ekonomi
Syariah, h.559.
58
disimpan, dirawat, dan diasuransikan. Pegadaian Syariah Cabang Pondok
Aren saat ini sudah menerima barang jaminan selain emas/perhiasan. Hutang
dapat diangsur sesuai kemampuan dan masa simpan dapat diperpanjang
dengan membayar jasa simpan dan bea administrasi.
2. ARRUM (Ar-Rahn Untuk Usaha Mikro Kecil)
Pegadaian syariah merupakan suatu institusi yang mengelola usaha
gadai, tetapi lebih luas dari itu menjadi institusi yang mengelola usaha
pembiayaan mikro kecil berbasis sistem syariah. Sebagai langkah awal untuk
mengimplikasikan gagasan ini, maka skim pembiayaan dengan sistem ArRahn, kini sudah dikembangkan dengan konsep pelunasan pinjaman secara
angsuran baik dengan cara (menahan agunan) maupun fidusia (hanya
dokumen kepemilikan barang yang ditahan).
Ar-rahn untuk usaha mikro kecil, selanjutnya disebut skim ARRUM
adalah skim pemberian pembiayaan berprinsip syariah bagi para pengusaha
mikro dan kecil untuk keperluan usaha yang didasarkan atas kelayakan usaha.
Surat edaran (SE) No. 14/US.200/2008 tentang penyaluran pembiayaan
ARRUM. Tujuan diluncurkannya pembiayaan ARRUM disamping sebagai
sebuah upaya difersifikasi produk dipegadaian syariah juga dengan maksud
meningkatkan pemberdayaan para pengusaha mikro dan kecil yang
membutuhkan pembiayaan modal kerja atau investasi secara syariah.
Pembiayaan diberikan dalam jangka waktu tetrtentu dengan pengembalian
pinjaman dilakukan secara angsuran dengan menggunakan konstruksi
59
penjaminan secara gadai maupun fidusia. Pengertian fidusia adalah
pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan
ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tetap dalam
penguasaan pemilik benda.11 Skim ARRUM ini merupakan pinajaman kepada
individual pengusaha mikro kecil.12
3. MULIA
Pegadaian syariah dalam mengembangkan usahanya bekerja sama
dengan Antam. Logam mulia atau emas mempunyai berbagai aspek yang
menyentuh kebutuhan manusia di samping memiliki nilai estetis yang tinggi
juga merupakan jenis investasi yang nilainya stabil, likuid dan aman secara
rill.
MULIA (Murabahah Logam Mulia untuk Investasi Abadi) adalah
penjualan logam Mulia oleh Pegadaian kepada masyarakat secara tunai, dan
agunan dengan jangka waktu fleksibel.
Akad murabahah Logam MULIA untuk Investasi Abadi adalah
persetujuan atau kesepakatan yang dibuat bersama antara pegadaian dan
nasabah atas sejumlah pembelian Logam Mulia disertai keuntungan dan
biaya-biaya yang disepakati.13
11
www.pengertian Fidusia.com
12
www.Pegadaian.co.id
13
www.Pegadaian.co.id
60
4. KUCICA
KUCICA (Kiriman Uang Cara Instan, Cepat Dan Aman) adalah suatu
pengiriman uang dalam dan luar negeri yang bekerjasama dengan Western
Union.14
5. Jasa Taksiran
Jasa Taksiran adalah suatu layanan kepada masyarakat yang peduli
akan harga atau nilai harta benda miliknya.
Dengan biaya yang relative ringan, masyarakat dapat mengetahui
dengan pasti tentang nilai atau kualitas suatu barang miliknya setelah lebih
dulu diperiksa dab ditaksir oleh juru taksir berpengalaman.
Kepastian atau nilai suatu barang. Misalnya kualitas emas atau batu
permata, dapat memberikan rasa aman dan rasa lebih pasti bahwa barang
tersebut benar-benar mempunyai nilai investasi yang tinggi. 15
14
15
www.Pegadaian.co.id
www.Pegadaian.co.id
BAB IV
STRATEGI PEMASARAN PRODUK GADAI SYARIAH
CABANG PONDOK AREN
A. Strategi dan Implementasi Pemasaran Produk Gadai Syariah di Unit
Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren
Perum Pegadaian Syariah merupakan salah satu alternatif pendanaan
yang sangat efektif, karena tidak memerlukan persyaratan yang sulit seperti di
Bank. Di pegadaian syariah nasabah hanya perlu membawa barang jaminan yang
bernilai ekonomis serta fotocopy KTP dan mengisi permohonan kredit maka
nasabah sudah bisa mendapatkan dana yang diinginkan untuk memenuhi
kebutuhannya baik produktif maupun konsumtif.
Sampai saat ini Ar-Rahn merupakan produk yang paling diminati oleh
masyarakat di Pegadaian Syariah. Menurut beberapa mazhab Rahn berarti hutang
yang nantinya dapat dijadikan jaminan hutang yang nantinya dapat dijadikan
sebagai pembayar hak piutang tersebut. Sedangkan pada pegadaian Rahn adalah
pembelian skim pinjaman dengan sistem gadai berdasarkan prinsip-prinsip
syariah yang mengacu pada sistem administrasi modern, rahn dilakukan secara
sukarela atas dasar tolong menolong, dan tidak semata-mata mencari keuntungan.
Dengan agunan berupa emas, berlian, barang elektronik, dan kendaraan bermotor.
Dalam produk Rahn tidak dikenal bunga uang, sehingga rahn tidak dikenakan
61
62
tambahan pembayaran tetapi dimungkinkan penerima gadai memperoleh imbalan
berupa sewa tempat penyimpanan marhun (barang jaminan). Adapun setiap usaha
yang dilakukan oleh pegadaian syariah adalah merupakan bagian dari pemasaran.
Bagaimana cara untuk menarik minat nasabah serta agar nasabah yang sudah ada
tetap setia dan loyal kepada pegadaian syariah.
Sasaran produk gadai syariah adalah kepada nasabah yang potensial,
diantaranya adalah nasabah yang memerlukan dana cepat yang bisa langsung
dicairkan untuk keperluan pendidikan, perdagangan, pertanian, kesehatan,
perumahan dan konsumsi.
Untuk mencapai sasaran yang sudah ditentukan strategi pemasaran
yang dilakukan oleh Pegadaian Syariah Pondok Aren meliputi 4 variabel dalam
bauran pemasaran, yaitu:
a. Strategi Dalam Bidang Produk
Dalam hal ini pegadaian syariah pondok aren telah mengembangkan
atau memasarkan 5 produk:1
1) RAHN
Rahn merupakan produk yang paling diminati oleh nasabah. Rahn
adalah produk jasa gadai yang berlandaskan pada prinsip-prinsip syariah,
di mana nasabah hanya akan dipungut biaya administrasi dan ijarah (biaya
jasa simpan dan pemeliharaan barang jaminan).
1
Wawancara dengan Reza Habibie selaku Penaksir pada PERUM Pondok Aren. Jakarta 03
November 2010.
63
Pegadaian syariah menjawab kebutuhan transaksi gadai syariah, untuk
solusi pendanaan yang cepat, praktis dan menentramkan. Hanya dengan
15 menit kebutuhan dana nasabah akan segera terpenuhi. Tidak perlu
prosedur yang memberatkan. Apabila sudah jatuh tempo, tetapi nasabah
belum bisa melunasinya, maka bisa diperpanjang dan hanya dengan
membayar sewa simpan dan pemeliharaan serta biaya administrasi.
2) ARRUM
ARRUM merupakan hasil pengembangan produk (Ar-Rahn untuk
Usaha Mikro Kecil). ARRUM adalah skim pembiayaan berprinsip syariah
Islam
bagi
para
pengusaha
mikro
dan
kecil
untuk
keperluan
pengembangan usaha dengan sistem pengembalian secara angsur tiap
bulan dengan jumlah tetap, namun pelunasan sekaligus juga dapat
dilakukan sewaktu-waktu dengan pemberian diskon ijaroh dan jaminan
atau agunan berupa BPKB kendaraan bermotor (mobil atau motor).
Tujuan ARRUM selain diversifikasi dari Pegadaian Syariah juga dengan
maksud untuk pengembangan usaha mikro dan kecil yang membutuhkan
pembiayaan modal kerja atau investasi secara syariah.
3) MULIA
Saat ini Pegadaian Syariah Pondok Aren juga memiliki produk
MULIA. Logam Mulia atau Emas mempunyai berbagai aspek yang
menyentuh kebutuhan manusia di samping memiliki nilai estetis yang
64
tinggi juga merupakan jenis investasi yang nilainya stabil, likuid dan aman
secara riil. MULIA adalah penjualan Logam Mulia oleh Pegadaian kepada
masyarakat secara tunai, dan agunan dengan jangka Fleksibel. Akad
murabahah Logam Mulia untuk Investasi Abadi adalah persetujuan atau
kesepakatan yang dibuat bersama antara pegadaian dengan nasabah atas
sejumlah pembelian Logam Mulia disertai keuntungan dan biaya-biaya
yang disepakati. Berinvestasi melalui Logam Mulia merupakan jembatan
nasabah untuk dapat menunaikan Ibadah Haji, mempersiapkan biaya
pendidikan anak di masa yang akan datang, dan untuk dapat memiliki
tempat tinggal dan kendaraan.
4) KUCICA
Pegadaian syariah saat ini juga bekerja sama dengan Western Union.
KUCICA (Kiriman Uang Cara Instan, Cepat dan Aman) adalah produk
pengiriman uang dalam dan luar negeri.
5) Jasa Taksiran
Selain produk-produk di atas, pegadaian syariah Pondok Aren masih
memiliki satu produk lagi. Jasa Taksiran adalah suatu layanan kepada
masyarakat yang peduli akan harga atau nilai harta benda miliknya.
Dengan biaya yang relatif ringan, masyarakat dapat mengetahui dengan
pasti tentang nilai atau kualitas suatu barang miliknya setelah lebih dulu
diperiksa dan ditaksir oleh juru taksir berpengalaman. Kepastian nilai atau
65
kualitas suatu barang. Misalnya kualitas emas atau batu permata, dapat
memberikan rasa aman dan rasa lebih pasti bahwa barang tersebut benarbenar mempunyai nilai investasi yang tinggi. Kebimbangan masyarakat
atau nasabah tidak akan berlarut-larut dan kepentingannya juga akan
terlindungi.
Dengan strategi produk yang dilakukan oleh Pegadaian Syariah
Pondok Aren diharapkan mampu menarik minat nasabah. Karena nasabah
dapat memilih salah satu produk yang dibutuhkan oleh nasabah dari 5 macam
produk yang ada di Pegadaian Syariah Pondok Aren.
Sampai saat ini produk yang paling diminati di pegadaian syariah
adalah Rahn. Karena untuk sementara ini Pegadaian Syariah Cabang Pondok
Aren hanya menerima jenis agunan berupa emas, baik dalam bentuk perhiasan
maupun logam mulia, berlian, dan untuk barang elektroniknya berupa
handphone serta laptop. Untuk handphone yang dapat dijadikan agunan hanya
merk Nokia dan Sony Ericsson model-model yang terbaru saja, hal ini
didasarkan atas analisa bahwa apabila nasabah tidak menebus barangnya,
Pegadaian Syariah Pondok Aren akan lebih mudah melelang barang tersebut,
disebabkan peminat-peminat merek tersebut cukup banyak, serta harganya
relatif stabil.2
2
Wawancara dengan Reza Habibie selaku Penaksir pada PERUM Pondok Aren. Jakarta 03
November 2010.
66
Dengan adanya produk-produk yang ada di Pegadaian Syariah Cabang
Pondok Aren berhasil, ini telah terbukti dengan meningkatnya omzet tiap
tahun.
b. Strategi Dalam Bidang Distribusi
Mengenai saluran distribusi Pegadaian Syariah telah membuka UPC
(Unit Pelayanan Cabang) kecil agar mudah dijangkau oleh nasabah yang
membutuhkan dana cepat untuk kebutuhan produktif maupun konsumtif.
Strategi distribusi yang dilakukan oleh Pegadaian Syariah Cabang
Pondok Aren adalah dengan membuka UPC-UPC kecil yang mudah
dijangkau oleh nasabah yang membutuhkan dana cepat. Sampai saat ini
Pegadaian Syariah Pondok Aren sudah memiliki 5 buah UPC, dan pada saat
ini juga sedang dibangun 1 UPC baru yang insyaallah akan selesai kira-kira
1Bulan lagi (Desember) sudah dapat beroperasi. UPC-UPC tersebut dibangun
di tempat-tempat seperti komplek,dekat dengan pasar, pemukiman dan jalanjalan besar yang mudah dijangkau oleh nasabah.
Dalam strategi distribusi ini tidak ada kerja sama yang dilakukan oleh
Pegadaian Syariah dengan Bank Mandiri. Kerja sama yang dilakukan dengan
Bank Syariah Mandiri hanya sebagai penambah modal awal. Saat ini
Pegadaian Syariah menggunakan modal sendiri. Strategi ini juga termasuk
ampuh dalam menarik minat nasabah.3
3
Wawancara dengan Reza Habibie selaku Penaksir pada PERUM Pondok Aren. Jakarta 03
November 2010.
67
c. Strategi Dalam Bidang Promosi
Promosi yang dilakukan oleh pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren
dalam memasarkan produk gadai syariah adalah dengan cara:4
Pertama, melalui Periklanan (Advertising), yaitu promosi yang
dilakukan dalam bentuk gambar atau kata-kata yang tertuang dalam buku atau
majalah pegadaian, spanduk, brosur, dan lain-lain.
Kedua, melalui Penjualan Pribadi (Personal selling), yaitu promosi
yang dilakukan oleh karyawan Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren
dalam melayani, mensosialisasikan atau menjelaskan kelebihan produkproduk gadai syariah kepada nasabah yang datang langsung ke pegadaian
syariah.
Ketiga, melalui Publisitas (publicity), yaitu promosi dengan cara
menjadi seponsor untuk kegiatan-kegiatan yang membutuhkan dana, dan
membuka stand di kegiatan tersebut. Dengan menerima mahasiswa magang
dan observasi juga merupakan salah satu cara mempromosikan Pegadaian
Syariah Pondok Aren.
Strategi promosi yang dilakukan oleh Pegadaian Syariah Cabang
Pondok Aren melalui periklanan baik majalah, brosur, spanduk dan media
4
Wawancara dengan Reza Habibie selaku Penaksir pada PERUM Pondok Aren. Jakarta 03
November 2010.
68
lainnya cukup menarik minat nasabah untuk menggunakan produk gadai
syariah yang ditawarkan oleh Pegadaian syariah Pondok Aren dengan
memberitahukan manfaat ataupun keuntungan yang dapat diperoleh dari
produk-produk yang dikeluarkan oleh Pegadaian Syariah Pondok Aren.
Promosi yang dilakukan dengan publisitas melalui kegiatan amal yang
dilakukan, diharapkan agar masyarakat dapat melihat bahwa Pegadaian
Syariah peduli akan masyarakat yang kurang mampu, dan peduli akan
kegiatan positif yang dilakukan oleh masyarakat.
d. Strategi Dalam Bidang Harga
Penetapan strategi harga produk gadai syariah pada pegadaian Syariah
Cabang Pondok Aren dengan cara memotong tarif ijarah, apabila pinjaman
pegadaian yang diperoleh nasabah tidak mencapai batas maksimum
prosentase pinjaman (yakni 80%) dari harga kendaraan/taksiran barang
jaminan, maka kepada nasabah tersebut akan diberikan diskon ijarah yang
besarnya akan ditetapkan sesuai dengan uang pinjaman.
Menurut SE. No. 19/US.100/2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan
SK 07/US.1.00/2008 perihal penggolongan Marhun Bih dan Tarif Biaya
Administrasi pada kantor cabang Pegadaian Syariah.
69
Tabel 15
Penggolongan Marhun-bih (Uang Pinjaman) dan Biaya Administrasi
Gol
Plafon Marhun-bih (Rp)
Biaya Adm
A
20.000 – 150.000
1.000
B
151.000 – 500.000
3.000
C1
501.000 – 1.000.000
8.000
C2
1.005.000 – 5.000.000
15.000
C3
5.010.000 – 10.000.000
25.000
C4
10.050.000 – 20.000.000
40.000
D1
20.100.000 – 50.000.000
60.000
D2
50.100.000 – 200.000.000
100.000
Menurut SE No. 04/UI.100211/2010 tanggal 11 Oktober 2010 tentang
standar taksiran emas. Berikut ini disajikan tabel STL Emas Perhiasan.
5
Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren
70
Tabel 26
Tabel STL Emas Perhiasan
HPP Rp. 375.000
Jumlah Karat
6
Harga Emas
24
Rp. 375.000
23
Rp. 359.375
22
Rp. 343.750
21
Rp. 328.125
20
Rp. 312.500
19
Rp. 296.875
18
Rp. 281.250
17
Rp. 265.625
16
Rp. 250.000
15
Rp. 234.375
14
Rp. 218.750
12
Rp. 187.500
10
Rp. 156.250
8
Rp. 125.000
6
Rp. 93.750
Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren
71
Tabel di atas merupakan taksiran harga emas yang ditetapkan oleh
Perum Pegadaian dari rapat Direksi dari harga rata - rata tiga bulan yang
disesuaikan dari Harga Pasar Pusat. Dari emas 6 karat sampai 24 karat. Harga
ini juga berlaku pada Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren.
Jadi, kesimpulannya adalah, strategi yang digunakan oleh Pegadaian
Syariah Cabang Pondok Aren ada empat, yaitu strategi produk, distribusi,
promosi, dan harga. Keempat strategi pemasaran yang dilakukan oleh
Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren sudah diatur dalam pedoman
Operasional Gadai Syariah yang berlaku umum tetapi tergantung kondisi
cabang yang berbeda-beda. Yang terkait dalam strategi pemasaran ini adalah
dewan direksi perum pegadaian yang membuat strategi secara umum dan
seluruh pegawai pegadaian syariah bertanggung jawab dalam melakukan
pemasaran atas produk gadai syariah tersebut. Untuk mengevaluasi strategi
pemasaran yang diterapkan di Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren maka
diadakan evaluasi setiap bulannya. Dan dilihat jika salah satu strategi ada
yang tidak mengenai sasaran dan target maka strategi tersebut dirubah dan
dicari strategi baru.
Berikut ini akan disajikan tabel-tabel perkembangan pada Pegadaian
Syariah.
Berikut disajikan tabel perkembangan uang pinjaman/omzet Pegadaian
Syariah Cabang Pondok Aren dari Tahun 2005-2010.
72
Tabel 37
Perkembangan Uang Pinjaman/omzet Usaha Syariah
TAHUN 2005 SAMPAI 2010
Bulan/Tahun
Uang Pinjaman/Omzet
Agustus – Desember 2005
1.061.372.000
Januari – Desember 2006
10.131.608.000
Januari – Desember 2007
16.475.439.000
Januari – Desember 2008
26.288.268.000
Januari – Desember 2009
33.768.983.000
Januari – 02 November 2010
30.099.767.000
Berikut disajikan tabel pertumbuhan jumlah barang jaminan Pegadaian
Syariah Cabang Pondok Aren dari Tahun 2005-2010.
7
Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren
73
Tabel 48
Pertumbuhan Jumlah Barang Jaminan
Pegadaian Syariah Cababng Pondok Aren
TAHUN 2005 – 2010
Bulan/Tahun
Jumlah Unit
Pertumbuhan
Agustus – Desember 2005
855
(+/-)
-
(%)
-
Januari – Desember 2006
7.917
7.062
83,9 %
Januari – Desember 2007
11.904
3.987
50,3 %
Januari – Desember 2008
14.790
2.886
24,2 %
Januari – Desember 2009
15.277
487
3,2 %
Januari – 02 Nov 2010
12.421
(2.856)
(18,6 %)
Untuk mengetahui bagaimana pertumbuhan jumlah nasabah produk
gadai syariah pada Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren dapat dilihat dari
tabel berikut ini.
8
Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren
74
Tabel 59
Pertumbuhan Jumlah Nasabah
Pegadaian Syariah Cababng Pondok Aren
TAHUN 2005 – 2010
Bulan/Tahun
9
Jumlah
Pertumbuhan
Nasabah
(+/-)
(%)
Agustus – Desember 2005
517
-
-
Januari – Desember 2006
1.125
608
18,6 %
Januari – Desember 2007
1.333
208
18,4 %
Januari – Desember 2008
1.405
72
5,4 %
Januari – Desember 2009
1.527
122
8,6 %
Januari – 02 Nov 2010
1.176
(351)
(22,9 %)
Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren
75
B. Analisis Terhadap Strategi di Lingkungan Pemasaran Produk Gadai
Syariah Dalam Upaya Menarik Minat Nasabah
Strategi pemasaran yang dilakukan oleh Pegadaian syariah Cabang
Pondok Aren dengan 4P yaitu Strategi Produk, Strategi Distribusi, Strategi
Promosi dan Strategi Harga.
Dalam bidang product
pegadaian telah melakukan pengembangan
produk, yang awalnya hanya memiliki 1 produk saja sekarang sudah memiliki
5 produk. Dalam bidang price pegadaian telah melakukan pemotongan tarif
atau memberikan diskon kepada nasabah. Dalam bidang promotion pegadaian
telah melakukan periklanan, penjualan pribadi, dan publisitas. Dalam bidang
place pegadaian telah melakukan pengembangan atau membuka UPC kecil
agar mudah dijangkau oleh nasabah untuk memperoleh manfaat dari jasa
pegadaian.
Dari strategi-strategi tersebut, sebenarnya bagi pegadaian masih
terbuka peluang untuk melakukan strategi lain dalam meningkatkan jumlah
nasabah, omzet, dan jumlah barang jaminan. Dalam bidang promosi,
seharusnya pegadaian pondok aren melakukan promosi melalui tv, radio dan
Koran. Strategi yang sudah pegadaian lakukan telah mampu menarik minat
nasabah, ini terbukti dengan peningkatan jumlah uang pinjaman/omzet, tabel
3, sebesar 85,5% pada periode Agustus-Desember 2005 ke periode JanuariDesember 2006 yakni dari Rp. 1.061.372.000 menjadi Rp. 10.131.608.000 dan
peningkatan sebesar 62,6% pada periode Januari-Desember 2006 ke periode Januari-
76
Desember 2007 yakni dari Rp. 10.131.608.000 menjadi Rp. 16.475.439.000
kemudian
peningkatan sebesar 59,5% pada periode Januari-Desember 2007 ke
periode Januari-Desember 2008 yakni dari Rp. 16.475.439.000 menjadi Rp.
26.288.268.000 serta peningkatan omzet sebesar 28,5% pada periode JanuariDesember 2008 ke periode Januari-Desember 2009 yakni dari Rp. 26.288.268.000
menjadi Rp. 33.768.983.000.
Peningkatan omzet yang terjadi di Pegadaian Syariah Cabang Pondok
Aren, selain karena faktor strategi pemasaran yang dilakukan dapat juga
terjadi karena musim pendaftaran ulang siswa sekolah sebagai salah satu
pemicu meningkatnya omzet Rahn, karena para orang tua banyak yang
membutuhkan uang secara cepat untuk mendaftar ulang anak-anaknya dan
mereka memilih untuk menggadaikan barang berharga miliknya. Pada saat
musim menjelang lebaran juga peningkatan omzet terjadi, karena pada saat
menjelang lebaran, masyarakat banyak yang pulang kampung, jadi ini
menjadi salah satu pilihan masyarakat untuk menitipkan barang-barang
berharga mereka sebagai langkah aman.10
Lalu berdasarkan dari tabel pertumbuhan jumlah barang jaminan di
atas maka dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan jumlah barang jaminan
yang dimiliki pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren pada tahun 2005
10
Wawancara dengan Reza Habibi,selaku Staff Penaksir di Perum Pegadaian Pondok Aren.
Jakarta 03 November 2010.
77
sampai dengan tahun 2010 terus meningkat. Peningkatan terjadi mulai dari
3,2% sampai dengan yang terbesar peningkatannya mencapai 83,9%.
Berdasarkan tabel yang sudah dilampirkan diatas, maka dapat dilihat
pertumbuhan jumlah nasabah produk gadai syariah terus mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Peningkatan yang terjadi dari tahun 2005 ke
tahun 2006 sangat pesat, dan terus mengalami peningkatan sampai saat ini dan
belum pernah mangalami penurunan.
Peningkatan jumlah nasabah ini selain disebabkan karena iklan atau
pemasaran juga disebabkan karena kesadaran masyarakat atas pegadaian yang
berbasis syariah semakin meningkat karena dirasakan lebih adil, jujur,
transparan, dan biaya lebih ringan dari pada konvensional.
Pegadaian syariah Pondok Aren seharusnya bisa mengiklankan atau
memasarkan produk yang ada pada media iklan radio, karena ini bisa
membantu meningkatkan jumlah nasabah.
Sebagai lembaga keuangan non bank pegadaian syariah harus terus
berupaya untuk menyediakan produk dan jasa yang lengkap dengan
mengembangkan produk-produk yang ada. Untuk mencapai sasaran tersebut
Pegadaian Syariah bertekad untuk menyediakan layanan dengan sebaikbaiknya dan sesuai dengan peraturan pemerintah serta tuntunan syariah.
Hal ini dilaksanakan dengan mengidentifikasi kebutuhan nasabah dan
menawarkan produk serta layanan yang beragam dengan lebih menekankan
78
pada pembiayaan bagi para pengusaha mikro kecil. Selanjutnya dalam
memasarkan produk Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren lebih
mengutamakan pada pemeliharaan hubungan baik dengan para nasabah agar
tetap setia dan loyal untuk menggunakan jasa Pegadaian Syariah.
82
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Al-Karim, Departemen Agama RI 1995
Ali, Muhammad. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern. Jakarta: Pustaka
Amani, 1996.
Al-Bukhari. Shahih Bukhari. Beirut: Maktabah Ashriyah, 1997.
Al-Mashur Bissayiri Al-Bakri, Al-Alamah Abi Bakri. Kitab la’Natut Tholibin. Beirut:
Daarul Fikr, 2004. Juz 3
Amstrong, dan Kotler. Dasar-dasar Pemasaran. Jakarta: PT. INDEKS, Edisi
Kesembilan Jilid I. 2003.
Arifin, Imron. Penelitian Kualitatif dalam Bidang Ilmu-ilmu Sosial dan Keagamaan.
Malang : Kalimasahada, Press, cet I, 1994.
Arifin, Zainul. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Alvabet, 2002.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT.Rineka Cipta. 1996
Ashshofa, Burhan. Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta : PT Asdi Mahasatya.
2004.
Ash-Shiddieqy, Hasbi. Pengantar Fiqh Muamalah. Jakarta: Bulan Bintang, 1984.
Assauri, Sofyan. Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep, dan Strategi. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2004.
Basyir, Ahmad Azhar. Riba, Utang-Piutang, dan Gadai. Bandung: Al-Ma’arif, 1983.
Buku Saku Suplemen Pemasaran Perum Pegadaian, Oktober 2009.
83
Dzajuli, A dan Aen, Nurol, Ushul Fiqh metodologi Hukum Islam. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2000.
Firdaus NH, Mengatasi Masalah dengan pegadaian Syariah. Jakarta: Renaisan, 2005.
Hasan, M.Ali. Berbagai Macam Transaksi dalam Islam, (Fiqh Muamalat). Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada,2004.
Hendra, Teguh dan Ronny, A Rusli. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan,
Implementasi dan Kontrol. Jakarta: PT. Prenhallindo, 1997.
Ibrahim, M. Nasir. Analisis Pengaruh Media Iklan Terhadap Pengambilan
Keputusan Membeli Air Minum Dalam Kemasan Merek Aqua Pada
Masyarakat Kota Palembang. (www.strategi ampuh).
Kamil, Ahmad dan M. Fauzan. Kitab Undang-Undang Hukum Perbankan dan
Ekonomi Syariah. Jakarta: Kencana,2007.
Kartajaya, Hermawan dan M.Syakir Sula, Syariah Marketing. Bandung: Mizan,
2006.
Kasmir. Pemasaran Bank. Jakarta: Kencana, 2004.
Kotler dan Amstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta, Erlangga, 2001. Jilid I Ed.
Ke-8.
Kotler, Philip. Marketing. Jakarta: Erlangga, 1994. Jilid I.
. Manajemen Pemasaran (Analisis, Perencanaan, Implementasi,
dan Pengendalian). Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 1993. Vol. II ed. Ke-7.
Kitab Undang-undang Hukum perdata (Burgerlijk Wetboek). Penerjemah R. Subekti
dan R.Tjitrosudibio. Jakarta: Pradnya Paramita, Cet. VIII, pasal 1150, 1976.
84
Lamb,Jr, Charles W, dkk. Pemasaran, Penerjemah David Octarevia. Jakarta: Salemba
Empat, 2001.
Munawwir, A. W. Kamus Al-Munawwir. Surabaya: Pustaka Progressif, 1997.
Perum pegadaian, Keputusan Direksi Perum Pegadaian tentang Pemberlakuan
Manual Operasi Unit Layanan Gadai Syariah, Kep. Dir Perum Pegadaian
Nomor 06.A/UL.3.00.22.3/2003, pasal 1ayat (1).
Perum Pegadaian. Manual Operasional Gadai Syariah. Jakarta: Perum Pegadaian,
2003.
Pegadaian Syariah. Manual Operasional ULGS. Jakarta.
Perum Pegadaian. Pedoman Operasional Gadai Syariah. h. I.E.1
Puji winah jurini, Kristianti, Bagian Proyek Pengembangan Kurikulum Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan
Menengah. Departemen Pendidikan Nasional, 2003. www.Strategi.com
Sabiq, Sayid. Fiqh Sunnah. Bandung: PT. Al-Ma’arif,1996.
Stanton, William J. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga, 1994.
Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta: Ekonisia,
2003.
Sumarni, Murti. Marketing Perbankan. Yogyakarta: Liberty, 1997.
Tjiptono, Fandy. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi Press, 2001. cet Ke 5.
Waluyo, Bambang. Penelitian Hukum dalam Praktik. Sinar Grafika Jakarta, 2008.
Wasito, Hermawan. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 1993.
85
Wawancara dengan Reza Habibie. Jakarta.
www.Pegadaian.co.id
www.Pengertian Fidusia.com
www.Strategi Pemasaran.com
Download