Percobaan VLAN Digunakan 2 switch pada jaringan VLAN. Untuk jaringan 192.168.10.0/24 menggunakan VLAN10 dan 192.168.30.0/24 menggunakan VLAN30. Konfigurasi VLAN Buat VLAN baru, VLAN 10 dan VLAN 30. Lakukan pengaturan pada tiap switch, pada setiap FastEthernet yang terhubung dengan PC, atur Access VLAN, VLAN 10 atau 30. Virtual LAN atau disingkat VLAN merupakan sekelompok perangkat pada satu LAN atau lebih yang dikonfigurasikan (menggunakan perangkat lunak pengelolaan) sehingga dapat berkomunikasi seperti halnya bila perangkat tersebut terhubung ke jalur yang sama, padahal sebenarnya perangkat tersebut berada pada sejumlah segmen LAN yang berbeda. Vlan dibuat dengan menggunakan jaringan pihak ke tiga. VLAN merupakan sebuah bagian kecil jaringan IP yang terpisah secara logik. VLAN memungkinkan beberapa jaringan IP dan jaringan-jaringan kecil (subnet) berada dalam jaringan switched switched yang sama. Agar computer bisa berkomunikasi pada VLAN yang sama, setiap computer harus memiliki sebuah alamat IP dan Subnet Mask yang sesuai dengan VLAN tersebut. Switch harus dikonfigurasi dengan VLAN dan setiap port dalam VLAN harus didaftarkan ke VLAN. Sebuah port switch yang telah dikonfigurasi dengan sebuah VLAN tunggal disebut sebagai access port. Dengan adanya VLAN, paket ICMP hanya akan dibroadcast ke sesame VLAN. Seperti contohnya pada gambar berikut : Dapat disimpulkan bahwa VLAN digunakan untuk mengoptimalkan broadcast pada switch sehingga paket hanya akan dikirimkan ke VLAN yang sama. Apa guna netmask ? Subnet adalah upaya / proses untuk memecah sebuah network dengan jumlah host yang cukup banyak, menjadi beberapa network dengan jumlah host yang lebih sedikit. Subnetting berguna untuk : - untuk menentukan batas network ID dalam suatu subnet. - Memperbanyak jumlah network (LAN) - Mengurangi jumlah host dalam satu network - Tujuan lain dari subnetting yang tidak kalah pentingnya adalah untuk mengurangi tingkat kongesti (gangguan/ tabrakan) lalulintas data dalam suatu network. Selain itu, subnetting diperlukan, karena: - Efisiensi penggunaan IP Address - Pendelegasian kekuasaan untuk pengaturan IP Address. - Mempermudah manajemen jaringan - Mengatasi masalah perbedaan hardware dan topologi fisik jaringan Pada dasarnnya, subnetting adalah mengambil bit-bit dari bagian host sebuah alamat IP dan me-reserve atau menyimpannya untuk mendefinisikan alamat subnet. Jadi semakin banyak jumlah subnet, semakin sedikit jumlah bit yang tersedia untuk mendefinisikan host bit. Percobaan Static Routing Dibuat sebuah pengaturan seperti dibawah ini. Untuk menyambungkan smeuanya dibutuhkan konfirgurasi pada masing-masing device. Konfigurasi IP PC 1 Konfigurasi PC 2 Konfigurasi Router Untuk mengkonfigurasi router, kita terlebih dahulu harus tahu tentang port x yang terhubung dengan port di device y atau z. Untuk melihatnya, dengan cara melakukan hover pada kabel di tempat yang dimaksud. Konfigurasi Router A Router A ini terhubung dengan sebuat PC dan sebuah router, dimana port yang terhubung dengan PC adalah Fa0/0, dan yang terhubung dengan router lain adalah Fa0/1, sehingga : Pada Fa0/0 Pada Fa0/1 Router B Router B ini terhubung dengan sebuat PC dan sebuah router, dimana port yang terhubung dengan router A adalah Fa0/0, dan yang terhubung dengan PC 2 adalah Fa0/1, sehingga : Pada Fa0/0 Pada Fa0/1 Setelah semua device dikonfigurasi, maka warna di tiap titik adalah hijau yang menandakan device saling konek. Langkah selanjutnya adalah menghubungkan router / melakukan routing jaringan. Isi pada kolom network adalah IP network fastEthernet di router yang dituju. Isi Mask dengan netmask dari ip network. Isi next hop dengan ip router yang dituju. Klik add, kemudian ip route akan muncul di kolom dibawahnya Pada Router A ip route Router B ip route Analisa: Routing digunakan untuk proses pengambilan sebuah paket dari sebuah alat dan mengirimkan melalui network ke alat lain disebuah network yang berbeda. Router menyimpan routing table yang menggambarkan bagaimana menemukan network-network remote. Untuk melihat cara kerjanya dilakukan ping dari PC 1 ke PC 2. ARP, Pada layer 2 berisi ARP berperan untuk melengkapkan frame pada layer 2 ini, sehingga ARP melakukan pengiriman ke router A sebagai gateway. Router A menyimpan informasi dalam tabel routing. ARP menerima balasan dari request dengan menerima MAC address dari port Fa0/0 kemudian pesan dikembalikan ke PC 1. Setelah mendapat MAC dari gateway, ICMP dikirim ke gateway, kemudian ternyata ICMP belum bertemu dengan MAC tujuan, sehingga ARP dari Router A melakukan broadcast ke Router B. Di router B, ARP mendapatkan MAC address dari Router B. Kemudian ICMP dikirim dari PC 1 ke Router B. Sesampainya di Router B, ICMP terhenti karena ternyata ICMP belum bertemu dengan MAC tujuan, sehingga ARP dari RouterB melakukan broadcast ke semua jaringan di bawahnya. PC 2 menerima broadcast dan membalas dengan memberikan MAC addressnya. PC 2 mengirim ARP ke router B, kemudian informasi diupdate dan disimpan dalam tabel routing. Selanjutnya ketika PC 1 mengirim ICMP, maka ICMP akan melalui router A, router B dank e PC 2, kemudian PC 2 membalas melalui router B, router A dan kembali ke PC 1. Router A dan Router B langsung mengirim ICMP sesuai informasi di tabel routing, sehingga untuk selanjutnya tidak ada lagi broadcast ke jaringan lain, jika informasi telah tersimpan.