Aplikasi Mobile Device Untuk Mengakses File Multimedia Pada

advertisement
Aplikasi Mobile Device Untuk Mengakses
File Multimedia Pada Jaringan Wireless
Iwan Handoyo Putro, Resmana Lim, dan Daniel H. Sutanto
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra
Siwalankerto 121-131, Surabaya 60236
Email : [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak – Paper ini menjelaskan tentang implementasi platform Microsoft Visual Basic.NET 2005 untuk
membangun aplikasi pada Personal Digital Assistant (PDA) berbasis Windows Mobile 2003. Aplikasi client tersebut
dipakai untuk mengakses file multimedia dari server melalui jaringan wireless. Pengujian dilakukan pada 2 area
hotspot yang berbeda dan masing-masing dilayani oleh access point dengan kecepatan 11 Mbps. Hasil pengujian
memperlihatkan kecepatan rata-rata download mencapai 51 kbps untuk file multimedia berukuran rata-rata 3.6 MB.
Kata Kunci — Koneksi Client-Server, Akses Wireless, Mobile Application, Personal Digital Assistant
1. PENGANTAR
Dewasa ini perkembangan dunia teknologi
informasi berkembang dengan pesat. Dengan
adanya teknologi nirkabel atau yang sering
disebut wireless, akses data dapat dilakukan
dengan lebih fleksibel. Teknologi tersebut telah
diimplementasikan pada berbagai mobile device
diantaranya pada PDA dan Smartphone baik
yang berbasis sistem operasi Windows Mobile
maupun Symbian [1].
Hal tersebut membuka kesempatan bagi
pengembangan aplikasi pada mobile device yang
dapat digunakan untuk mengakses file
multimedia baik audio maupun video dari server
melalui jaringan wireless [2].
2.
Pembuatan aplikasi pada mobile device
dilakukan dengan menggunakan Microsoft
Visual Basic 2005.NET. Keputusan tersebut
diambil dengan pertimbangan kompatibilitas
dengan sistem operasi dari HP iPAQ 1940 yaitu
Windows Mobile 2003. Lebih lanjut, Microsoft
Visual Basic 2005.NET memiliki library yang
compatible dengan sistem operasi pada device
tersebut.
File multimedia yang disediakan oleh server
akan diakses oleh aplikasi melalui jaringan
wireless dengan menggunakan protokol HTTP.
Sedang-kan file multimedia yang telah didownload dari server akan dimainkan dengan
menggunakan aplikasi Windows Media Player
Mobile.
BATASAN DAN METODOLOGI PENELITIAN
Aplikasi yang dibangun akan diimplementasikan
pada HP iPAQ 1940. Dengan mempertimbangkan beberapa hal terkait dengan keterbatasan
hardware dari perangkat tersebut maka :
Adapun struktur server penyedia file multimedia,
seperti diperlihatkan pada Gambar 1, tidak akan
dibahas pada makalah ini.
APPLICATION
CMS DOTNETNUKE
1.
2.
Desain interface aplikasi dibuat
sederhana dengan pertimbangan lebar
layar yang terbatas dan kemudahan
navigasi.
Aplikasi yang dibangun memiliki
ukuran installer cukup kecil, tidak
membutuhkan ruang instalasi yang
besar dan hemat dalam pemakaian
memori pada saat dijalankan.
.NET
FRAMEWORK 2.0
SQLLINK
CESERVER
IIS
SQL
SERVER
WINDOWS SERVER
2003 OS
SERVER
MICROSOFT
VISUAL BASIC .NET
2005
MEDIA
PLAYER
.NET COMPACT
FRAMEWORK 2.0
SQLLINK
CE.DLL
WINDOWS MOBILE
2003/2005 OS
CLIENT
Gambar 1. Arsitektur Software
3. .NET FRAMEWORK
.NET Framework adalah sebuah komponen yang
dapat ditambahkan ke dalam sistem operasi
Microsoft Windows dan menyediakan sejumlah
solusi untuk memenuhi kebutuhan proses
deploying, menjalankan web service dan maupun
aplikasi lain [3].
Secara konsep, Java Virtual Machine (JVM)
berkebalikan dengan .NET Framework. Java
menawarkan teknologi pengambangan aplikasi
dengan satu bahasa yang mampu berjalan pada
banyak platform (write once run anywhere)[4].
Di sisi lain, teknologi .NET Framework
menerapkan “satu platform banyak bahasa”[5].
Dengan demikian suatu aplikasi dapat
dikembangkan dengan menggunakan bahasa
“Visual Basic”, “C++”, “C#”, “J#’ dan bahasa
pemrograman lainnya yang kompatibel dengan
“.NET Framework”.
.NET Framework” disusun oleh dua komponen
utama, seperti diperlihatkan pada Gambar 2,
yaitu CLR (Common Language Runtime/Runtime
bahasa umum) dan “.NET Framework” Class
Library (pustaka kelas “.NET Framework”).
Common Language Runtime (CLR) merupakan
dasar dari “.NET Framework” sedangkan
Runtime adalah engine yang men-jalankan
aplikasi “.NET Framework” [3].
Open Database Connectivity (ODBC) adalah
suatu perangkat yang digunakan untuk
menghubungkan aplikasi dengan suatu basis data
[7]. Basis data yang akan dihubungkan dengan
aplikasi dapat berupa local database maupun
remote database yang ada dalam jaringan. Basis
data dapat diakses melalui ODBC dengan
menggunakan statemen-statemen SQL yang
sesuai dengan standar ODBC.
ODBC menyediakan tipe koneksi Data Source
Name (DSN) For Trusted Connection Security
yang mengijinkan client terhubung dengan
server tanpa memasukkan username maupun
password.
SQLLinkCE menggunakan arsitektur TCP/IP
yang memanfaatkan lapisan antar host protokol
TCP dengan aturan sebagai berikut :
1. Server menunggu di listening port yaitu
9888 yang telah ditetapkan oleh
“SQLLinkCE”, sedangkan IP server
dapat dikonfigurasikan secara manual.
2. SQLLinkCE mengalokasikan port
secara acak kepada client untuk
membangun koneksi dengan IP yang
telah dikonfigurasikan sebelumnya.
“SQLLinkCE”
diterapkan
berupa
layanan server pada PC dan file
“SqlLinkCe.dll” yang digunakan oleh
aplikasi pada mobile device.
Gambar 3 memperlihatkan ilustrasi penggunaan
”SQLLinkCE”.
Gambar 2. Komponen Utama .NET Framework [3]
Sumber : “.NET Framework Conceptual Overview”,
http://msdn.microsoft.com/en-us/library/zw4w595w.aspx,
1 Des. 2008.
4.
SQLLINKCE
SQLLinkCE merupakan komponen tambahan
untuk koneksi yang memungkinkan user mengakses ODBC database dari perangkat mobile
device seperti PDA melalui protokol HTTP [6].
Gambar 3. Ilustrasi Pengunaan SQLLinkCE [6]
Sumber : “SqlLinkCE”. 2005. GUIINNOVATIONS, http://
www.guiinnovations.com/html/sqllinkce.html, 15 Mei 2007.
5.
ARSITEKTUR SISTEM
Sistem didesain bagi 2 level pengguna yang
berbeda yaitu user dan administrator. Menu bagi
user meliputi halaman registrasi, halaman login
dan menu untuk membuka file yang telah didownload.
Selanjutnya, transport layer menggunakan
protokol TCP dalam membangun koneksi.
Network layer bertugas untuk menentukan
alamat IP dan network yang telah ditetapkan [8].
Sedangkan untuk physical layer menggunakan
koneksi wireless LAN. Arsitektur
koneksi
diperlihatkan pada Gambar 6.
Gambar 4. Diagram Sistem
192.168.0.xxx
192.168.0.50
Pada sisi administrator, menu yang dirancang
meliputi view data, manage voucher, manage
content dan manage user. Gambar 4
memperlihatkan diagram sistem yang dibangun.
WIRELESS LA SQLLinkCE.dll
N
192.168.0.xxx
SQLLinkCE.dll
192.168.0.xxx
SQLLinkCE.dll
DotNetNuke
SQLLinkCEServer
192.168.0.5
192.168.0.xxx
SQLLinkCE.dll
Gambar 6. Arsitektur Koneksi
Pada saat sistem pertama kali dijalankan, proses
yang dilakukan adalah membangun koneksi
dengan database server. Setelah koneksi
terbangun, user dapat menggunakan fitur user
access. Fitur ini meliputi registration, open file
dan login. User dapat menggunakan fitur user
member
bila
berhasil
melalui
proses
authentikasi. Fitur member access meliputi
search content, add voucher, preview dan buy
content.
Protokol yang dipakai di dalam sistem
menggunakan arsitektur TCP/IP. Protokol sistem
diperlihatkan dengan Gambar 5.
Koneksi server dan client menggunakan
penghubung berupa komponen tambahan yaitu
SQLLinkCE v1.0. Dalam koneksi, komponen
tersebut berada diantara aplikasi dengan
database.
6. PENGUJIAN
Pengujian dilakukan dengan mengakses file
yang disediakan server pada 2 lokasi yang
berbeda. Gambar 7 dan 8 berturut-turut
memperlihatkan skenario pengujian yang
dilakukan.
TA
192.168.0.50
WIRELESS LAN
192.168.0.100
ARSITEKTUR TCP/IP
DATABASE
SERVER (HTTP)
APPLICATION LAYER
APPLICATION
CLIENT (HTTP)
DotNetNuke
192.168.0.5
PROTOCOL TCP
TRANSPORT LAYER
PROTOCOL TCP
IP ADDRESS
NETWORK LAYER
IP ADDRESS
Gambar 7. Skenario Pengujian 1
PHYSICAL LAYER
WIRELESS LAN
bg-pcu07
PORTAL
PETRANET
WIRELESS LAN
192.168.252.1
192.168.255.141
Gambar 5. Protokol Sistem
DotNetNuke
202.43.254.88
Dalam arsitektur TCP/IP terdapat 4 layer
diantaranya adalah application layer, transport
layer, network layer, dan physical layer [8].
Database dan application bergerak di
application layer yang menggunakan protokol
HTTP untuk mengirimkan data dari client ke
server.
Gambar 8. Skenario Pengujian 2
Pengujian 1 dilakukan tanpa melalui portal
PetraNet. Access point dikonfigurasi menggunakan DHCP sehingga PDA mendapat alokasi IP
dari server. Skenario ini bertujuan untuk melihat
kemampuan akses pada jaringan lokal.
Pada skenario pengujian 2, access point
difungsikan sebagai router ke server. PDA akan
terhubung dengan portal PetraNet. Setelah
berhasil login, maka user dapat mengakses
jaringan terhubung ke server. Dalam hal ini,
server menggunakan IP real karena server
diakses dari network yang berbeda. Gambar 9
memperlihatkan tampilan aplikasi saat terhubung
dengan portal PetraNet Wireless Network.
Gambar 11. Sinyal Wireless yang terukur pada pengujian 2.
Gambar 9. Tampilan authentifikasi portal PetraNet
Wireless Network.
Setelah koneksi terbangun dan proses
authentifikasi dilalui, selanjutnya dilakukan
pengujian download file. Pada pengujian ini,
kecepatan download dapat dipengaruhi oleh
bermacam-macam faktor diantaranya : kondisi
hotspot, device yang dipakai, bandwidth, fisik
jaringan yang dipakai, file size, throughput dan
faktor lain. Sinyal wireless yang ditangkap oleh
PDA dari kedua titik pengujian diperlihatkan
pada Gambar 10 dan 11.
Pengujian proses download dilakukan dengan
mengakses file dengan ukuran yang berbedabeda untuk mendapatkan informasi unjuk kerja
aplikasiyang
lengkap.
Hasil
pengujian
selengkap-nya diperlihatkan pada Tabel 1.
No
1
2
3
4
Tabel 1. Hasil Pengujian Download
Ukuran
Skenario
Waktu
Kecepatan
File (MB)
Pengujian
(s)
Akses (Kb/s)
2.9
1
56
54
4.5
1
85
53.8
3.4
2
70
50.7
4.1
2
86
48.6
KESIMPULAN
Dari pengujian yang dilakukan dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1.
2.
3.
Gambar 10. Sinyal Wireless yang terukur pada pengujian 1.
Besarnya ukuran file mempengaruhi
kecepatan download. Semakin besar
ukuran file semakin lama waktu
download yang dibutuhkan.
Kondisi hotspot mempengaruhi sinyal
wireless yang ditangkap oleh PDA dan
seterusnya akan mempengaruhi waktu
download. Pengujian 1 memperlihatkan
kondisi penerimaan sinyal yang paling
bagus dibanding pengujian 2.
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan
sebagai dasar bagi implementasi
teknologi wireless pada perangkat
mobile untuk keperluan monitoring
ruangan, akses informasi data akademik
mahasiswa serta mobile e-commerce.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Balazinska, M., Castro, P., “Characterizing
Mobility and Network Usage in a Corporate
Wireless Local-Area Network,” Available :
http://nms.lcs.mit.edu/~mbalazin/wireless/
wireless-mobisys03. pdf. [Accessed: Dec. 2,
2008].
[2] Lohse, M., Slusallek, P., “Middleware Support
for Seamless Multimedia Home Entertainment for
Mobile Users and Heterogeneous Environments,”
Available:
http://www.networkmultimedia.org/
Publications/2003/middleware-imsa2003.pdf.
[Accessed: Dec. 1, 2008].
[3] “.NET Framework Conceptual Overview”, 2008,
[Online], Available:
http://msdn.microsoft.com/enus/library/zw4w595w.aspx.
[Accessed: Dec. 1, 2008].
[4] Purdy. J.W., “Write once, run anywhere?”,
Available:
http://www.developer.com/java/other/article.php/6
01861. [Accessed: Dec. 1, 2008].
[5] O’Brien, L. “The .NET Framework”, July 2002,
Available:
http://www.ddj.com/architect/184414869?pgno=5
. [Accessed: Dec. 2, 2008].
[6] “SqlLinkCE”. 2005. GUIINNOVATIONS, http://
www.guiinnovations.com/html/sqllinkce.html,.
[Accessed: Dec 1, 2008].
[7] ODBC--Open Database Connectivity Overview,
March 2007, [Online], Available:
http://support.microsoft.com/kb/110093.
[Accessed: Dec. 2, 2008].
[8] “Understanding TCP/IP”, Sept. 2002, [Online],
Available:
http://www.cisco.com/univercd/cc/td/doc/product/
iaabu/centri4/user/scf4ap1.htm [Accessed: Dec. 1,
2008].
Download