kurang berolahraga ternyata dua kali lebih berbahaya ketimbang

advertisement
26-10-2017
1/1
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Artikel ini diambil dari : www.kemkes.go.id
KURANG BEROLAHRAGA TERNYATA DUA KALI LEBIH BERBAHAYA KETIMBANG OBESITAS
Tanggal Publikasi : THU, 14 JUL 2016 00:00:00, Dibaca : 4.739 Kali
Tahukah Anda, olahraga jalan cepat 20 menit per hari saja bisa membawa perubahan besar bagi tubuh kita? Aktivitas yang lamanya tak sampai 5 persen dari
seluruh waktu yang kita miliki dalam sehari ini mampu mengurangi risiko kematian dini, terutama jika kita memang tergolong kurang aktif secara fisik.
Kesimpulan ini didapat para peneliti di Universitas Cambridge, Inggris, setelah menganalisa data lebih dari 330 ribu laki-laki dan perempuan yang menjadi
partisipan dalam riset tentang hubungan antara kanker dan diet. Saat menganalisa, tim peneliti menemukan jumlah kematian akibat obesitas ternyata dua kali
lebih banyak daripada mereka aktif secara fisik, meski hanya sedikit.
Untuk menilai hubungan antara kurangnya olahraga dan kematian dini, serta bagaimana hal ini berhubungan obesitas, tim peneliti menganalisis berbagai data,
mulai dari tinggi badan partisipan, berat badan, ukuran pinggang, dan tingkat aktivitas fisik yang dilaporkan sendiri oleh partisipan. Mereka dianalisis selama 12
tahun, antara 1992 hingga 2000. Selama kurun waktu tersebut, lebih dari 21 ribu partisipan meninggal dunia.
Mereka menemukan, melakukan latihan fisik yang membakar kalori 90-110 per hari saja atau setara dengan berjalan cepat harian 20 menit sudah bisa
memindahkan partisipan dari kelompok tidak aktif ke kelompok aktif moderat, serta mengurangi risiko kematian dini 16 -30%.
Hasil riset yang dipublikasikan dalam American Journal of Clinical Nutrition ini benar-benar membuka mata, betapa berbahayanya hidup tanpa berolahraga sama
sekali. Di Indonesia sendiri, survey yang dilakukan Perhimpunan Osteoporosis Indonesia baru-baru ini memaparkan fakta 4 dari 5 orang Indonesia tidak
berolahraga secara rutin. Alasan terbesarnya adalah tidak adanya waktu. Masyarakat Indonesia pun masih menghabiskan waktunya rata-rata 10 jam dalam
sehari, dengan aktivitas seperti duduk, bekerja di belakang meja, dan menghabiskan waktu berkendaraan.(*)
1
Download