remaja - TJC IA - True Jesus Church

advertisement
Tahun 3 Buku 4
REMAJA
Buku Aktivitas Murid
Surat-Surat Paulus
Nama Murid: ______________________
Renungan Bagi Para Murid –
Berjaga-jaga dan Berdoa
“Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari
pada yang jahat.” (Matius 6:13)
“Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh
memang penurut, tetapi daging lemah.” (Matius 26:41)
Berjaga-jaga dan berdoa!
Sungguh sebuah gagasan yang luar biasa!
Kita perlu memulai setiap hari dengan memohon Allah
menolong kita untuk melihat taktik tipu muslihat Iblis,
sekaligus dapat melihat jelas akibat-akibat dari dosa.
Kita perlu memohon Allah untuk membuat kita peka
terhadap dosa dan membencinya,
sehingga akan menemukan jalan untuk menjauhinya.
Mohonlah pertolongan dari Allah pada saat-saat pencobaan!
“Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik,
aku telah mencapai garis akhir dan
aku telah memelihara iman.”
(2 Timotius 4:7)
Daftar Isi
Tahun 3 Buku 4
llllllllllllllllll
Bacaan Kitab untuk Minggu ini
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8. 9.
10.
11. 12.
Roma 1-16
1 Korintus 1-16
2 Korintus 1-13
Galatia 1-6
Efesus 1-6
Filipi 1-4
Kolose 1-4
1 Tesalonika 1-5
2 Tesalonika 1-3
1 Timotius 1-6
2 Timotius 1-4
Titus dan Filemon
1. Surat Roma
2. Surat 1 Korintus
3. Surat 2 Korintus
4. Surat Galatia
5. Surat Efesus
6. Surat Filipi
7 Surat Kolose
8. Surat 1 Tesalonika 9. Surat 2 Tesalonika
10.Surat 1 Timotius
11.Surat 2 Timotius
12 Surat Titus dan Filemon
13. Ulasan
1
5
11
15
18
23
26
28
32
36
39
42
45
Surat-Surat Paulus
A
Topik Bagian
Surat-Surat Paulus
Surat-surat Paulus memainkan peranan yang sangat penting dalam menguatkan iman dari banyak
gereja dan jemaat mula-mula. Ketiga belas surat ini dapat dibagi menjadi tiga kategori:
A. Enam surat perjalanan penginjilan
Surat Galatia (perjalanan penginjilan yang pertama, tahun 40-49 M);
surat 1 dan 2 Tesalonika (perjalanan penginjilan yang kedua, tahun 50-59 M); surat 1 dan 2 Korintus,
surat Roma (perjalanan penginjilan yang ketiga, tahun 50-59 M)
B. Empat surat penjara (ditulis di Roma, tahun 60-62 M)
Surat Efesus
Surat Filipi
Surat Kolose
Surat Filemon
C. Tiga surat penggembalaan
Surat 1 Timotius (ditulis di Makedonia, tahun 63-66 M)
Surat 2 Timotius (ditulis di Roma, tahun 67 M)
Surat Titus (ditulis di Makedonia, tahun 63-66 M)
Di Alkitab, surat-surat itu tidaklah disusun menurut aturan kronologis, tetapi menurut panjang
suratnya. Surat yang lebih panjang ditujukan kepada gereja-gereja dan yang lebih pendek ditujukan
kepada perorangan. Surat-surat awal Paulus ditulis kira-kira 25 tahun setelah kematian Tuhan Yesus,
sementara surat-surat terakhir Paulus mungkin ditulis sebelum penulisan keempat kitab Injil.
Profil pribadi:
Paulus adalah seorang rasul bagi bangsa-bangsa non-Yahudi.
Dikenal pula dengan Saulus, nama Yahudinya. Keluarga Paulus dan dirinya berasal dari
suku Benyamin, tetapi setelah bertobat, dia dikenal dengan nama Paulus.
Tempat tinggal:
Paulus tinggal di Antiokhia, Siria (Kis. 13:1), tetapi menempuh perjalanan ke seluruh Kerajaan Romawi
dan menetap paling lama di Korintus dan Efesus.
Pekerjaan:
Pekerjaan Paulus adalah tukang kemah
(Kis. 18:1-3)
Pengalaman perubahan hidup:
Melihat sebuah penglihatan di jalan menuju Damsyik, yang membawanya kepada pertobatan dan
dipanggil menjadi seorang rasul (Kis. 9:1-32; Gal. 1:1-24).
Pada mulanya, Paulus memandang dirinya sebagai seorang pemimpin Kristen yang penting,
tetapi kemudian, memandang dirinya sebagai seorang “yang paling hina dari semua rasul”
(1 Kor. 15:9). Lalu, Paulus menyadari bahwa “di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang
baik” (Rm. 7:18) dan dirinya adalah seorang “yang paling hina di antara segala orang kudus” (Ef. 3:8).
Akhirnya, Paulus menempatkan dirinya sebagai seorang “yang paling berdosa” (1 Tim. 1:15).
B
Ayat Hafalan
1. “Hal itu akan nampak pada hari, bilamana
Allah, sesuai dengan Injil yang kuberitakan,
akan menghakimi segala sesuatu yang
tersembunyi dalam hati manusia, oleh Kristus
Yesus. Tetapi, jika kamu menyebut dirimu
orang Yahudi dan bersandar kepada hukum
Taurat, bermegah dalam Allah.”
(Rm. 2:16-17)
2. “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu
adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam
kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari
Allah dan bahwa kamu bukan milik kamu
sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan
harganya telah lunas dibayar: Karena itu
muliakanlah Allah dengan tubuhmu!”
(1 Kor. 6:19-20)
3. “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia
adalah ciptaan baru: Yang lama sudah
berlalu, sesungguhnya yang baru sudah
datang.” (2 Kor. 5:17)
(April/Mei/Juni)
7. “Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan
kita. Karena itu, hendaklah hidupmu tetap
di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar
di dalam Dia dan dibangun di atas Dia,
hendaklah kamu bertambah teguh dalam
iman yang telah diajarkan kepadamu dan
hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.”
(Kol. 2:6-7)
8. “Semoga Allah damai sejahtera
menguduskan kamu seluruhnya dan semoga
roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna
dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus
Kristus, Tuhan kita.” (1 Tes. 5:23)
9. “Karena itu kami senantiasa berdoa juga
untuk kamu, supaya Allah kita menganggap
kamu layak bagi panggilan-Nya dan
dengan kekuatan-Nya menyempurnakan
kehendakmu untuk berbuat baik dan
menyempurnakan segala pekerjaan
imanmu.” (2 Tes. 1:11)
10. “Jangan seorangpun menganggap engkau
rendah karena engkau muda. Jadilah
teladan bagi orang-orang percaya, dalam
perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam
kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam
kesucianmu.” (1 Tim. 4:12)
4. “…bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan
oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi
hanya oleh karena iman dalam Kristus
Yesus…” (Gal. 2:16)
11. “Sebab itu jauhilah nafsu orang muda,
kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai
bersama-sama dengan mereka yang berseru
kepada Tuhan dengan hati yang murni.”
(2 Tim. 2:22)
5. “Satu tubuh dan satu Roh, sebagaimana
kamu telah dipanggil kepada satu
pengharapan yang terkandung dalam
panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu
baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua,
Allah yang di atas semua dan oleh semua
dan di dalam semua.” (Ef. 4:4-6)
12. “Perkataan ini benar dan aku mau supaya
engkau dengan yakin menguatkannya, agar
mereka yang sudah percaya kepada Allah
sungguh-sungguh berusaha melakukan
pekerjaan yang baik. Itulah yang baik dan
berguna bagi manusia.” (Tit. 3:8)
6. “Malahan segala sesuatu kuanggap rugi,
karena pengenalan akan Kristus Yesus,
Tuhanku, lebih mulia daripada semuanya.
Oleh karena Dialah, aku telah melepaskan
semuanya itu dan menganggapnya sampah,
supaya aku memperoleh Kristus” (Flp. 3:8)
C
pelajaran
1
Latar Belakang
Surat Roma
Alkitab
lllllllllllllllllllllllllllll
LATAR BELAKANG
Surat-surat Paulus memainkan peranan yang begitu
penting dalam menguatkan beberapa gereja mulamula maupun iman jemaat mula-mula. Ketiga belas
surat ini dapat dibagi menjadi tiga kategori:
A. Surat-surat Perjalanan
Surat Galatia (perjalanan penginjilan pertama,
tahun 40-49 M)
Surat 1 dan 2 Tesalonika (perjalanan penginjilan
kedua, tahun 50-59 M)
Surat 1 dan 2 Korintus, surat Roma (perjalanan
penginjilan ketiga, tahun 50-59 M)
B. Empat Surat Penjara (ditulis di Roma, tahun
60-62 M)
Surat Efesus
Surat Filipi
Surat Kolose
Surat Filemon
C. Tiga Surat Penggembalaan
Surat 1 Timotius (ditulis di Makedonia, tahun 63-66
M)
Surat 2 Timotius (ditulis di Roma, tahun 67 M)
Surat Titus (ditulis di Makedonia, tahun 63-66 M)
Di Alkitab, surat-surat itu tidaklah disusun menurut
aturan kronologis, tetapi menurut panjang suratnya.
Surat yang lebih panjang ditujukan kepada gerejagereja dan yang lebih pendek ditujukan kepada
perorangan. Surat-surat awal Paulus ditulis kira-kira
25 tahun setelah kematian Tuhan Yesus, sementara
surat-surat terakhir Paulus mungkin ditulis sebelum
penulisan keempat kitab Injil.
Latar Belakang Surat Roma
A. Setelah Kerajaan Selatan, Yehuda, dihancurkan
(tahun 586 Sebelum Masehi), orang-orang Yahudi
menjadi pengembara. Dari cerita mengenai
kehidupan Akwila dan Priskila, kita mengetahui
bahwa orang-orang Kristen Yahudi tinggal di
Roma pada awal tahun 49 M ketika Klaudius
mengeluarkan maklumat untuk mengusir orangorang Yahudi dari kota itu (Kis. 18:2).
B. Surat kepada jemaat Roma ditulis di Korintus
saat-saat akhir dari perjalanan penginjilan Paulus
yang ketiga pada tahun 57-58 M (Kis. 19:21; 20:2;
18:1,11). Paulus tidak menulis surat ini seorang
diri, tetapi dia mendiktekannya kepada Tertius
(Rm. 16:22).
C. Paulus tidak mendirikan gereja di Roma.
Sesungguhnya, dia belum pernah melihat
bangunan gereja di Roma saat surat itu ditulis.
D. Saat surat itu ditulis, jemaat Roma berada dalam
konflik seorang dengan yang lainnya mengenai
persoalan sunat dan apakah itu penting untuk
keselamatan atau tidak sama sekali.
Kata-kata Kunci
A. Injil berarti kabar baik, berkaitan dengan hidup,
mati dan kebangkitan Yesus Kristus.
B. Pembenaran berarti membebaskan atau
menunjukkan keadilan. Dalam bahasa Yunani,
istilah ini resmi dipakai untuk keputusan yang
menguntungkan di ruang pengadilan dan Allahlah
sebagai Hakim yang memimpin penghakiman itu.
C. Pengudusan berarti menjadi kudus, suci dan
dipakai khusus untuk perkara-perkara kudus.
IKHTISAR UMUM
Surat Roma secara sistematis menjelaskan mengenai
Injil Keselamatan dengan konsep ‘pembenaran oleh
iman.’ Konsep ini dapat ditemukan dalam 1:16-17,
“Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang
bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti
ada tertulis: Orang benar akan hidup oleh iman.” Untuk
mempertahankan konsep ini, Paulus membuktikan
bahwa semua orang adalah berdosa, baik orang
Yahudi maupun orang non-Yahudi. Orang-orang
non-Yahudi berbuat dosa kepada Allah setiap harinya
dalam hidup mereka; orang-orang Yahudi berbuat dosa
kepada Tuhan, karena mereka tidak memegang hukum
Taurat. Oleh karena itu, semua orang dihukum. Satusatunya pilihan untuk menanggung penghukuman itu
adalah Yesus Kristus, yang telah mati bagi dosa-dosa
kita, melalui penumpahan darah-Nya. Ketika menerima
Kristus melalui iman, kita dibenarkan atau dijadikan
benar di hadapan Allah. Dalam baptisan air, kita mati
dan bangkit bersama dengan Yesus Kristus dan
dikuduskan oleh darah-Nya. Kemudian, barulah kita
dapat hidup berkemenangan oleh kuasa Roh Kudus
dan berjalan bersama dengan-Nya. Struktur surat
Roma dapat diuraikan sebagai berikut:
A. Pendahuluan (1:1-17)
B.
Pengajaran (1:18-15:13)
1. Dosa/Penghukuman (1:18-3:20)
2. Pembenaran (3:21-5:21)
3. Pengudusan (6:1-8:39)
4. Keselamatan umat pilihan Allah (9-11)
5. Penerapan kehidupan dari Iman Kristen (12:115:13)
C. Penutup (15:14-16:29)
1
pelajaran
1
Surat Roma
Alkitab
lllllllllllllllllllllllllllll
A. Pendahuluan (1:1-17)
Setelah memberi salam kepada orang-orang percaya,
Paulus mengemukakan alasannya menulis surat
Roma, yaitu:
a. Memenuhi kerinduannya secara rohani untuk
bergabung dengan orang-orang percaya itu
(1:8-10)
b. Membagikan karunia rohaninya (1:11-12)
c. Menghasilkan buah di antara orang-orang percaya
(1:13)
d. Membayar hutangnya terhadap Injil (1:14-15)
Lalu, dia memperkenalkan tema dari surat Roma, yang
disampaikan dengan kata-katanya sendiri sebagai Injil
adalah Kebenaran Allah. Kebenaran ini dimulai dengan
iman dan diakhiri pula dengan iman, “seperti ada
tertulis: Orang benar akan hidup oleh iman” (1:17).
B. Pengajaran (1:18-15:13)
1. Dosa/Penghukuman
Pada mulanya, Injil keselamatan menolong banyak
orang dalam mengendalikan dosa mereka.
a. Dosa orang-orang non-Yahudi (1:18-32)
b. Dosa orang-orang Yahudi (2:1-29)
c. Dosa semua umat manusia (3:1-20)
2. Pembenaran (3:21-5:21)
Pembenaran (Rm. 4:2,5; 5:1) berarti membebaskan
atau menunjukkan keadilan. Dalam bahasa Yunani,
istilah ini resmi dipakai untuk keputusan yang
menguntungkan di ruang pengadilan dan Allahlah
sebagai Hakim yang memimpin penghakiman itu.
Sekalipun kita semua adalah orang-orang yang
berdosa, Allah telah memberikan kita kesempatan
untuk dibenarkan, sehingga dapat luput dari
penghukuman yang seharusnya kita terima.
Keselamatan kita diberikan melalui anugerah Allah
dan penebusan dari kematian Kristus.
a. Pembenaran hanya melalui iman (3:21-31)
i. Manusia tidak dapat dibenarkan melalui
perbuatan baik (3:27), melakukan hukum Taurat
(3:28) atau tradisi sunat (4:11). Pembenaran ini
adalah melalui anugerah Allah, darah Kristus
dan iman dari seseorang, yang membuat dirinya
dibenarkan di hadapan Allah (3:24-25; 4:25; 5:9).
ii. Pembenaran oleh Allah bukanlah sebuah izin
untuk bebas berbuat dosa lagi. Ketika percaya
Kristus, kita dibenarkan dari dosa-dosa yang
telah diperbuat dahulu (3:25). Ketika menerima
anugerah ini, kita seharusnya secara sadar
berusaha untuk berjalan di jalan Tuhan.
b. Contoh dari pembenaran oleh iman, yaitu
2
Latar Belakang
Abraham (4:1-25)
Ciri khas dari iman Abraham:
– Dia percaya kepada janji Allah
(4:13-16).
– Dia percaya bahwa kuasa Allah dapat
membangkitkan orang mati
(Ibr. 11:17-19)
– Dia percaya bahwa Allah dapat mengubah
yang tidak ada menjadi ada (Rm. 4:17).
c. Keuntungan orang yang dibenarkan oleh sebab
iman (5:1-21):
i. Hidup dalam damai sejahtera dengan Allah
melalui Tuhan kita, Yesus Kristus (5:1).
ii. Beroleh jalan masuk kepada kasih karunia
Allah (5:2).
iii. Bermegah dalam kesengsaraan (5:3).
iv. Dipenuhi dengan kasih Kristus (5:5).
v. Beroleh hidup (5:18). Pada mulanya, kita
terbelenggu oleh dosa yang masuk ke dalam
dunia melalui Adam dan dikutuk untuk mati (5:12).
Karena dibenarkan melalui rencana keselamatan
Kristus, kita dapat menerima hidup.
3. Jalan Menuju Pengudusan (6:1-8:39)
a. Melalui baptisan air, kita memakukan diri yang
lama di kayu salib (6:1-9).
b. Pergumulan kita terhadap dosa belumlah berakhir
dengan baptisan air
c. Kita harus mengandalkan Roh Kudus untuk ‘mati
terhadap dosa’ dan menemukan kebebasan di
dalam Kristus (6:4)
4. Keselamatan umat pilihan Allah (9:1-11:36)
a. Memahami hak pilih dari Allah yang berdaulat
b. Status pilihan dari keturunan Yahudi
5. Pembaruan – Penerapan Hidup dari Iman
Kristen (12:1-15:13)
Bagian akhir dari menerima Injil Keselamatan adalah
menjalankannya. Kita membalas kasih Allah dengan
memelihara diri tetap kudus dan menyatakan Kristus
kepada orang-orang di sekitar kita.
a. Terhadap Allah, kita... (12:1-2):
– ...mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, kudus dan yang berkenan kepada Allah (12:1).
– ...janganlah menjadi serupa dengan dunia, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budi kita (12:2)
b. Di gereja, kita bertujuan untuk... (12:3-8):
– ...menjadi rendah hati dan berpikirlah dengan tenang (12:3).
– ...tetap bersatu dan bekerja sama untuk membangun tubuh Kristus (4-8; Ef. 4:11-16;
1 Kor. 12).
(berlanjut ke halaman berikut)
pelajaran
1
Surat Roma
Penerapan
Kehidupan
lllllllllllllllllllllllllllll
c. Di masyarakat, kita... (13:1-14):
– ...tunduk terhadap otoritas pemerintah
(13:1-14).
– ...melakukan kewajiban kita sebagai warga negara (13:6-7).
d. Terhadap sesama, kita... (14:1-22):
– ...menerima kelemahan sesama dengan iman dan tidak menghakiminya (14:1-13).
– ...melakukan segala sesuatu berdasarkan kasih (14:5-12).
– ...berhati-hati, agar tidak menyebabkan saudara-saudara seiman jatuh tersandung, bahkan jika itu berarti mengabaikan
kebebasan kita (14:13-18).
– ...mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk
saling membangun (14:19).
MENGUJI PEMAHAMAN
1. Apakah pesan penting dari surat Roma?
2. Apakah lima hal utama yang Paulus gunakan
untuk menjelaskan Injil Keselamatan?
3. Menurut surat Roma, mengapa orang-orang nonYahudi dihukum? Mengapa orang-orang Yahudi
dihukum? Mengapa semua manusia dihukum?
4. Apakah makna dari pembenaran? Mengapa kita
harus dibenarkan?
PENERAPAN KEHIDUPAN
“Apakah yang Kalian Akan Perbuat?”
Kadang, sangatlah sulit untuk menjalani sebuah
kehidupan yang berkorban. Bacalah skenario dan
saran berikut berdasarkan pengajaran dari surat
Roma.
Skenario 1
Johnny adalah seorang siswa tingkat 10 (setara
dengan SMU kelas 1 di Indonesia), sekaligus
merupakan jemaat Gereja Yesus Sejati dari angkatan
kedua, yang dibaptis ketika dia masih bayi. Sekalipun
menjadi dewasa di gereja, tetapi tidak pernah ada
anak yang sebaya dengannya. Sebagai akibatnya,
kebanyakan dari teman-temannya adalah bukanlah
jemaat. Suatu hari, Johnny dan James sedang berdiri
dekat lockers (lemari penyimpan barang untuk murid)
di sekolah. Segerombolan gadis sedang lewat dan
salah seorang dari antara mereka tersenyum kepada
Johnny. Setelah mereka lewat, Jamespun memberi
sikutan kepada Johnny.
James: “Hei, menurutku dia menyukaimu.
Apakah kamu akan mengajaknya pergi?”
Johnny: “Tidak, aku rasa aku belum siap untuk
berpacaran.”
James: “Apakah kamu bercanda? Kamu
sungguh pemalu. Kamu adalah satu-satunya pria di
kelas kita yang tidak pernah memiliki kekasih. Apakah
ada masalah denganmu?”
Johnny (dengan muka merah padam): “Tidak,
hentikanlah!”
Pertanyaan – pergumulan apakah menurut kalian yang
sedang dihadapi Johnny? Saran apakah yang kalian
akan berikan kepada Johnny berdasarkan
Roma 12:1-2?
5. Mengapa penting bagi kita untuk dibaptis? Apakah
setelah dibaptis, kita bebas dari dosa?
6. Apakah yang diajarkan surat Roma kepada kita
mengenai hak pilih dari Allah yang berdaulat
mengenai keselamatan?
7. Bagaimana kita membalas kemurahan Allah?
(berlanjut ke halaman berikut)
Skenario 2
Keluarga Sasha percaya kepada Tuhan ketika dia
bersekolah pada tingkat 4 (setara dengan SD kelas 4
di Indonesia). Dia menjadi dewasa di gereja dengan
sukacita dan tidak pernah melewatkan hari Sabat sejak
saat itu. Saat remaja, Koordinator Guru Pendidikan
Agama merekomendasikan dirinya untuk mengikuti
Persekutuan Guru Pendidikan Agama dan menjadi
guru bantu di kelas Madya. Dengan sukacita, Sasha
menerima tanggung jawab itu.
Bagaimanapun, ketika mulai membantu di kelas
Madya, dia menyadari bahwa guru-guru Pendidikan
Agama di kelas itu tidaklah mempersiapkan diri seperti
yang seharusnya diperkirakannya. Beberapa di antara
mereka adalah ibu-ibu yang tidak dapat berbicara
3
pelajaran
1
Surat Roma
Kehidupan
lllllllllllllllllllllllllllll
PENERAPAN KEHIDUPAN (lanjutan)
dalam bahasa Inggris dengan fasih. Yang lainnya,
mengajar dengan kaku dari buku tanpa alat bantu
visual apapun. Sesungguhnya, dia pun menduga
bahwa mereka hanyalah membaca pelajaran sesaat
sebelum pelajaran dimulai.
“Sungguh mengecewakan,” pikir Sasha. “Aku
yakin bahwa diriku dapat berbuat lebih baik, sekiranya
mereka mengizinkanku mengajarkan pelajaran itu
daripada hanya menjadikanku seorang guru bantu.”
Pertanyaan – Apakah ada yang salah dengan sikap
Sasha? Saran apakah yang kalian akan berikan
kepadanya dari Roma 12:3?
Skenario 3
Jennifer adalah putri seorang diaken. Seumur
hidupnya, dia merasa bahwa dirinya seolah-olah
berada di dalam akuarium; orang-orang selalu
memperhatikan dan mengevaluasi tindakannya.
Pada suatu hari Sabat, saat makan siang,
Jane menemukan Jennifer sedang menangis di kamar
mandi. “Apakah yang terjadi?” tanya Jane. “Aku tidak
tahan lagi! Sungguh tidak adil! Mengapa orang-orang
selalu mengatakan hal yang menakutkan mengenai
diriku?” isak Jennifer. “Aku tidak dapat melakukan apaapa!”
Dia memberitahu Jane bahwa ibunya telah
memarahinya, karena mengenakan pakaian berwarna
merah muda yang agak transparan ke gereja.
Beberapa ibu merasa bahwa pakaian itu terlalu ketat
dan terbuka, terutama untuk putri seorang diaken. “Aku
benci itu! Aku ingin mereka mati!” tangis Jennifer.
Pertanyaan – Apakah ada yang salah dengan sikap
atau perbuatan Jennifer? Bila kalian adalah Jane,
apakah yang kalian akan katakan kepada Jennifer
berdasarkan Roma 12:17-18; 14:13 dan 14:21?
4
Penerapan
pelajaran
2
Surat 1 Korintus
Pemahaman
Alkitab
lllllllllllllllllllllllllllll
PERSOALAN UTAMA
Surat 1 Korintus memuat serangkaian persoalan utama
seputar jemaat Korintus. Persoalan-persoalan utama
itu meliputi:
A. Perpecahan gereja (pasal 1-4)
B. Persoalan-persoalan moral (pasal 5-6)
C. Perkawinan (pasal 7)
D. Makanan yang dipersembahkan kepada berhala
(pasal 8-10)
E. Ketidaktertiban dalam gereja (pasal 11)
F. Karunia-karunia rohani (pasal 12-14)
G. Kebangkitan (pasal 15)
A. Perpecahan Gereja (pasal 1-4)
Sekalipun gereja Korintus diberkati dengan
karunia-karunia dengan limpahnya (1:7), banyak
perpecahan dan perselisihan yang terjadi di kalangan
jemaat:
a. Salah mengira hikmat rohani sebagai hikmat
duniawi (pasal 1-2)
Kebudayaan Yunani yang dominan pada saat itu
menyebabkan pengejaran akan pengetahuan dan
sering dimasukkan ke dalam diskusi-diskusi filsafat
(Kis. 17:21). Beberapa jemaat menganggap
Injil sebagai hikmat duniawi yang harus dikejar,
dibanggakan dan diperdebatkan. Di sini, Paulus
mengingatkan mereka bahwa “supaya iman kamu
jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi
pada kekuatan Allah” (1 Kor. 2:5). Hanya orangorang yang mengejar hikmat rohanilah yang dapat
memahami rahasia dan anugerah Allah.
b. Mengikuti pemimpin palsu (pasal 3)
Jemaat Korintus menyalahpahami peran dari
para pembawa pesan Injil seperti Paulus, Apolos
dan Petrus. Mereka menyetarakan diri dengan
para hamba Allah itu dan memperdebatkan di
antara mereka sendiri mengenai siapa ‘pemimpin
rohani’ yang terbaik. Sebagai rekan sekerja Allah,
seharusnya tidak ada yang harus diperdebatkan
atau dimegahkan. Siapapun yang menanam atau
menyiram, Allahlah yang memberi pertumbuhan.
Yesus Kristus, Tuhan kita adalah satu-satunya
Pemimpin kita. Kita hanya bekerja sama dengan
Dia untuk mencapai tujuan yang sama (3:7).
c. Yang berhikmat menurut pandangan mereka
(pasal 4)
Beberapa jemaat menganggap diri mereka
berhikmat dan memegahkan talenta dan
karunia rohani yang mereka miliki (4:7-8).
Bahkan kekayaan rohani dari jemaat Korintus
menyebabkan mereka menjadi sombong
dan memandang rendah orang lain. Untuk
mengingatkan keparahan kekeliruan mereka ini,
Paulus menggunakan banyak perbandingan untuk
menunjukkan bagaimana hamba-hamba Allah
(berlanjut ke halaman berikut)
yang benar tidak akan mengejar kehormatan atau
kemuliaan duniawi. Mereka bekerja, berjerih lelah,
memberkati dan bertahan demi Kristus, tetapi
dipandang sebagai orang bodoh dan menjadi
tontonan (4:9-10). Oleh karena itu, kita seharusnya
meneladani para hamba Allah dan memperlakukan
mereka dengan rasa hormat.
B. Persoalan-Persoalan Moral (pasal 5-6)
a. Percabulan – inses/berhubungan seks antar
saudara (pasal 5-6)
1. Membuang kecemaran demi kemurnian
Gereja adalah sebuah lembaga kudus yang
tidak dapat mentolerir percabulan, ketamakan,
penyembahan berhala, fitnah, kemabukan dan
penipuan (5:9-11). Ketika dikatakan bahwa ada
seorang jemaat sedang berzinah dengan ibu
tirinya, Paulus menggunakan perumpamaan
ragi. Untuk mencegah gereja menjadi cemar
dan sombong, para jemaat disarankan untuk
‘membuang ragi yang lama’ (5:7) dan ‘orang itu
harus diserahkan kepada Iblis, agar tubuhnya
binasa’ (5:5).
2. Memuliakan Allah dengan tubuh kita (6:12-20)
Beberapa jemaat Korintus memandang tubuh
mereka sebatas tubuh jasmani saja bahwa seks
diciptakan untuk tubuh dan tubuh diciptakan untuk
seks. Kaum Hedonis (sekelompok orang yang
hanya mencari kesenangan dunia) pada masa
itu, bahkan meyakini bahwa untuk melenyapkan
keinginan daging, seseorang haruslah berusaha
dengan berbagai cara untuk memuaskannya.
Untuk mengoreksi pandangan keliru ini, Paulus
mengatakan bahwa perbuatan-perbuatan jasmani
pun dapat mempengaruhi kehidupan rohani
seseorang. Setelah rohani seseorang bersatu
dengan Allah, tubuh kita menjadi Bait Roh Kudus.
Tubuh jasmani bukan lagi milik kita, karena diri kita
telah dibeli dengan suatu harga. Oleh karena itu,
kita haruslah memuliakan Allah, baik dengan tubuh
maupun roh kita (6:19-20).
Catatan untuk Guru Pendidikan Agama: “Sesuatu yang
benar di tempat yang salah dan waktu yang salah
merupakan sesuatu yang salah.“ Seks adalah hal baik
yang diciptakan Allah untuk kenikmatan suami isteri
di dalam ikatan pernikahan. Namun, ketika sesuatu
yang baik digunakan di luar tujuan sebenarnya dan
dipergunakan secara tidak sah, seks menjadi tidak
bermoral dan keliru. Istilah ‘percabulan’ (5:1) berasal
dari kata Yunani ‘porneia’ yang berarti perilaku seksual
yang tidak sah, yaitu dari seks pranikah sampai
perzinahan. Kata ini merupakan akar kata Yunani yang
kita serap dari kata bahasa Inggris – pornografi. Cara
terbaik untuk menghindari ketidakbenaran seperti ini
adalah menjauhkan diri dari percabulan (6:18).
5
pelajaran
2
Surat 1 Korintus
Alkitab
lllllllllllllllllllllllllllll
PERSOALAN UTAMA (lanjutan)
b. Perkara hukum dalam gereja (6:1-8)
1. Menyelesaikan perselisihan di dalam gereja
Para jemaat Korintus tidak dapat saling
mengampuni, bahkan menyeret saudara-saudara
seiman mereka ke pengadilan untuk dihakimi
di hadapan orang-orang yang tidak percaya.
Perbuatan seperti ini bukan hanya melukai
jemaat, tetapi mempermalukan pula nama Allah.
Paulus menyarankan di 1 Korintus 6:1-6 bahwa
orang-orang Kristen seharusnya jangan menuntut
saudara-saudara mereka, tetapi kembali ke gereja
untuk menyelesaikan perkara-perkara kecil yang
ada.
2. Pengampunan adalah kuncinya
Sebagai jemaat Kristus, kita harus memperlakukan
seorang dengan yang lainnya dengan kasih dan
pengampunan. Perpecahan dan perselisihan
dapat dihindari, bila setiap orang mau saling
mengampuni ketika melakukan kesalahan (6:7).
Bila Allah dapat membersihkan dan mengampuni
orang-orang berdosa – orang cabul, penyembah
berhala, pezinah, banci, pemburit, pencuri,
orang kikir, pembauk, pemfitnah dan penipu
(6:9-10) – dan menguduskan mereka melalui
baptisan air, bukankah betapa kita harus lebih lagi
mengampuni pelanggaran seorang saudara?
C. Perkawinan (pasal 7)
a. Suami dan istri (7:1-5)
Sementara percabulan mendominasi latar
belakang suatu kebudayaan, ada beberapa
jemaat yang beranggapan bahwa hubungan
intim itu menjijikkan, bahkan di dalam perkawinan
sekalipun. Paulus menanggapi hal ini dengan
pengajaran bahwa perkawinan merupakan
lembaga suci yang didirikan oleh Allah.
Hubungan intim dalam perkawinan merupakan
hal yang berkenan kepada Allah, sekaligus
merupakan berkat bagi pria dan wanita yang
dipersatukan di dalam Tuhan. Setiap pasangan
di dalam perkawinan haruslah memperlakukan
pasangannya dengan rasa hormat. Setelah
menikah, seseorang haruslah memberikan dirinya
bagi pasangannya, kecuali untuk berdoa dan
untuk waktu yang singkat.
b. Hidup Melajang (7:6-9)
Para pria dan wanita lajang dapat berkonsentrasi
dalam melayani Tuhan, sementara itu, orangorang yang menikah sibuk dengan tanggung
jawab keluarga. Bagaimanapun, Paulus tidak
menuntut orang lain mengikuti teladannya untuk
hidup melajang dan justru menekankan bahwa
karunia hidup melajang itu pastilah diberikan oleh
Allah (bandingkan dengan Mat. 19:10-11).
6
Pemahaman
c. Perceraian (7:10-24)
Bila seseorang memiliki pasangan yang
bukan orang percaya, jemaat itu tidak boleh
meninggalkannya. Sebaliknya, dia justru harus
dengan kasih membawa pasangannya kepada
Tuhan. Jemaat hanya dapat menceraikan
pasangannya, bila dia berbuat zinah. Tetapi,
adalah lebih baik untuk hidup bersama demi anakanak. Bila terjadi perceraian, wanita tidak dapat
menikah lagi sampai mantan suaminya meninggal.
d. Menikah Lagi (7:25-40)
Menurut Paulus, adalah sah bagi para janda untuk
menikah lagi selama mereka menikah di dalam
Tuhan. Tetapi, lebih berbahagia, apabila tetap
menjadi seorang janda.
D. Makanan yang Dipersembahkan kepada
Berhala (pasal 8-10)
a. Tidak mengambil bagian dengan roh-roh jahat
Penyembahan berhala merajalela di kota Korintus
dan banyak binatang dipersembahkan sebagai
korban di dalam kuil-kuil berhala. Bagian yang
tidak terpakai dari daging binatang itu dijual ke
pasar atau dihidangkan pada perayaan umum
atau di restoran yang letaknya dekat dengan kuil.
Beberapa jemaat Korintus yang memegahkan
diri karena memiliki pengetahuan (8:1), mengira
bahwa itu tidaklah berdosa untuk memakan
daging yang telah dipersembahkan kepada
berhala, karena: 1) mereka tidak percaya kepada
berhala dan 2) Paulus pun menyetujui bahwa
berhala bukanlah Allah yang sesungguhnya
(8:4). Bagaimanapun, menyantap makanan yang
telah dipersembahkan kepada berhala dapat
menyebabkan kita bersekutu dengan roh-roh jahat
(10:20), kita haruslah menghindarinya, apapun
resikonya.
b. Mempertimbangkan jemaat yang lebih lemah
imannya
Gereja mula-mula telah memerintahkan orangorang percaya untuk menahan diri terhadap halhal yang telah dipersembahkan kepada berhala
(Kis. 15:29). Bila jemaat yang lebih lemah imannya
melihat orang percaya yang lebih kuat imannya
makan di kuil-kuil berhala, jemaat yang imannya
lebih lemah dapat menodai hati nurani mereka.
Oleh karena itu, Paulus meminta jemaat Korintus
untuk tetap belajar mengasihi dalam pengejaran
mereka akan hak dan kebebasan.
E. Ketidaktertiban di dalam gereja (pasal 11)
a. Penutup kepala (11:1-16)
Etika seorang wanita pada masa surat 1 Korintus
ditulis adalah kebiasaan orang Yunani, yaitu seorang
pelajaran
2
Alkitab
lllllllllllllllllllllllllllll
PERSOALAN UTAMA (lanjutan)
E. Ketidaktertiban di dalam gereja (pasal 11)
a. Penutup kepala (11:1-16)
Etika seorang wanita pada masa surat 1 Korintus
ditulis adalah kebiasaan orang Yunani, yaitu
seorang wanita terhormat haruslah menutup
kepala mereka (perempuan sundal ditandai
dengan penggundulan rambutnya). Oleh karena
itu, Paulus menyarankan kepada para wanita
untuk memelihara rambut panjang sebagai
kemuliaan mereka. Sekalipun saat sekarang ini
tidak perlu memelihara rambut panjang secara
literal, tetapi saudari-saudari seiman masih harus
memegang semangat kesetiaan, kerendahan hati
dan ketaatan yang sama, baik di gereja maupun di
rumah.
b. Perjamuan Tuhan – pembagian dan
penghormatan (pasal 11:17-34)
i. Berbicara pada waktu makan
Pada masa gereja mula-mula, orang-orang Kristen berkumpul untuk bersekutu dalam
perjamuan malam yang akan diakhiri dengan
Perjamuan Kudus. Persoalan yang terjadi di
Korintus adalah tidak meratanya pembagian
makanan selama perjamuan malam.
Beberapa orang makan dengan rakusnya,
sementara yang lain kelaparan (21). Tidak
ada orang yang mau menantikan jemaat
lainnya (22). Paulus tidak suka dengan
perbuatan seperti itu dan mengingatkan
mereka bahwa tujuan dari perjamuan
malam adalah untuk menunjukkan kasih
persaudaraan.
ii.
Pemahaman
Surat 1 Korintus
Ketidakkhidmatan selama Perjamuan Kudus
Perjamuan Kudus pun dilaksanakan dengan
tidak khidmat dan kacau. Oleh karena itu,
Paulus memperingatkan orang-orang percaya
untuk memperhatikan keberadaan tiap-tiap
jemaat selama perjamuan malam dan dengan
hormat, mengambil bagian dari tubuh dan
darah Kristus. Bila tidak demikian, mereka
sesungguhnya, makan dan minum dosa
sendiri.
hormat yang berasal dari dalam hati paling penting,
tetapi kita pun haruslah menjaga penampilan luar kita.
Kita tidak ingin rambut/pakaian/aksesoris menarik
perhatian dan menyebabkan orang melirik kita untuk
kedua kalinya. Sebaliknya, kita haruslah menjaga, agar
pakaian tetap rapi, bersih dan pantas, sehingga dapat
memuliakan Allah dari dalam hati maupun penampilan
luar.
F. Karunia-karunia Rohani (pasal 12-14)
a. Banyak karunia untuk satu tubuh (pasal 12)
b. Karunia yang terbesar adalah kasih (pasal 13)
c. Membangun dengan karunia-karunia rohani
(pasal 14)
G. Kebangkitan (pasal 15)
Dalam gereja Korintus, ada banyak ajaran bidat
dan kultur kepercayaan yang bertentangan dengan
kebenaran kebangkitan Kristus.
Pembelaan Paulus:
a. Kebangkitan Yesus Kristus merupakan suatu
kejadian yang dapat dibuktikan dan disaksikan.
b. Kematian dan kebangkitan Kristus merupakan
dasar dari iman kita, pengajaran utama dari Injil
dan dasar dari keselamatan kita.
c. Bila menyangkal realita mengenai kebangkitan
Kristus, kita akan menjadi sia-sia.
Setelah menyampaikan tujuh kategori utamanya,
Paulus memberikan nasihat dan perintahnya yang
akhir. Dia mendesak orang-orang percaya di Korintus
untuk terikat dalam persekutuan, saling mengasihi
dan peduli terhadap para hamba Allah. Akhirnya, dia
menasihati, agar mereka senantiasa “berjaga-jagalah!
Berdirilah dengan teguh dalam iman! Bersikaplah
sebagai laki-laki! Dan tetap kuat!” (16:13) dan
melakukan segala sesuatu dalam kasih.
Catatan untuk Guru Pendidikan Agama: Lebih dari
sekedar yang dikenakan orang-orang pada zaman
para rasul, para wanita akan memelihara rambut
panjang mereka dan menutupinya sebagai tanda
kehormatan. Bahkan bila seorang wanita melakukan
perbuatan yang membangun seperti berdoa dan
bernubuat (berkhotbah) dengan kepala yang tidak
ditutup akan membuat dia merasa malu (11:6). Ini
mengajarkan kepada kita pentingnya berdandan yang
benar ketika beribadah di Rumah Allah. Sekalipun rasa
7
pelajaran
2
Surat 1 Korintus
Kehidupan
lllllllllllllllllllllllllllll
MENGUJI PEMAHAMAN
1. Dua hal apakah yang memotivasi Paulus untuk
menulis suratnya yang pertama kepada gereja
Korintus?
2. Tujuh hal apakah yang Paulus tuliskan di dalam
suratnya itu?
3. Mengapa gereja Korintus terpecah-pecah?
4. Dua persoalan moral besar apakah yang terjadi di
gereja Korintus? Apakah yang Paulus sarankan
untuk dilakukan berkenaan dengan persoalan itu?
5. Menurut 1 Korintus 5-7, kapankah hubungan intim
itu merupakan hal yang baik? Kapankah hal itu
merupakan hal yang buruk?
6. Bila berhala adalah Allah yang palsu, mengapa
kita tidak boleh menyantap makanan yang telah
dipersembahkan kepada berhala?
7. Ketidaktertiban apakah yang terjadi selama
kebaktian di Korintus? Apakah sumber penyebab
dari ketidaktertiban ini?
8. Menurut 1 Korintus 12, mengapa jemaat di suatu
gereja menerima karunia rohani yang berbedabeda?
9. Mengapa penting bahwa kita percaya terhadap
kebangkitan Kristus?
PENERAPAN KEHIDUPAN
A. Persoalan Gereja Korintus pada Masa Kini
Masing-masing skenario berikut ini menggambarkan
persoalan utama yang dihadapi oleh gereja Korintus.
a. Bacalah skenario yang ada dan kaitkan dengan
persoalan gereja Korintus.
b. Rangkumlah secara singkat apa yang telah terjadi
dalam gereja Korintus dan nasihat Paulus.
c. Berikan solusi pada masa kalian sekarang ini
untuk persoalan yang serupa berdasarkan
pengajaran surat 1 Korintus.
Skenario 1
“Saya suka spaghetti!” kata Jerry. Mark dan dia
mengetahui bahwa hari itu adalah minggu keempat
di gereja mereka dan selalu akan ada spaghetti.
Mereka memastikan bahwa diri mereka berada di
barisan depan pada saat makan siang. Ketika tiba
giliran mereka, masing-masing mengambil piring
yang penuh dengan spaghetti dan piring tambahan
8
Penerapan
yang berisi bakso daging. Dengan gembira, mereka
pergi ke ruang kelas untuk makan. Dua puluh menit
kemudian, Larissa masuk dengan membawa sepiring
kecil spaghetti dan saus. “Apakah kamu sedang diet?”
ejek Jerry. “Tidak,” jawab Larissa. “Tidak banyak lagi
spaghetti yang tersisa ketika aku mengambilnya.”
Skenario 2
Danny telah menjadi seorang jemaat di Gereja Yesus
Sejati dan di dalam hatinya, dia mengetahui bahwa
Allah telah menciptakan dunia ini. Bagaimanapun,
ketika belajar fisiologi manusia di kelas biologi,
dia mulai bertanya-tanya apakah orang yang telah
meninggal selama ribuan tahun, tulangnya dapat
berubah menjadi tubuh rohani atau tidak.
Skenario 3
Shannon dan Karen adalah sepasang sahabat, baik
di gereja maupun di sekolah. Mereka pun bersahabat
dengan Trisha. Trisha bukan seorang percaya,
tetapi dia telah berkali-kali diajak ke gereja. Suatu
hari, Shannon dan Karen berdebat. Karena ingin
membenarkan diri, Shannon menelepon Trisha dan
mulai membicarakan kepribadian Karen yang keras
kepala. Segera, mereka menyebutkan kesalahan
Karena dan membicarakan sifat-sifatnya.
Skenario 4
Itu adalah minggu pertama bulan November dan
Debby pergi ke rumah temannya, Grace, untuk
menyelesaikan pekerjaan kelompok mereka. Ketika
mereka sedang bekerja, tiba-tiba Grace mengeluarkan
sekantong besar permen. “Apakah kamu mau?” tawar
Grace. “Aku telah membohongi adikku yang masih
kecil setahun ini.”
Skenario 5
Pendeta Terrance adalah salah seorang pendeta
kesukaan David. Khotbah-khotbahnya menyentuh
dan penuh dengan pengetahuan alkitabiah. Setelah
menghabiskan sepanjang minggu bersama dengan
pendeta itu pada saat Retreat Pemuda, David
bertekad untuk mulai mengumpulkan khotbah-khotbah
pendeta Terrance secara pribadi. Dengan gembira,
dia menceritakan idenya ini kepada sahabatnya,
Sean. Bagaimanapun, Sean tidak merasa antusias.
“Apakah kamu bercanda?” balasnya. “Menurutku, dia
itu membosankan. Seharusnya kamu lebih banyak
mendengarkan khotbah dari Pendeta Leonard.
Menurut pendapatku, dia jauh lebih baik.”
Skenario 6
Berbagai hal mulai berubah pada kehidupan Megan,
ketika tiba-tiba semua temannya mulai berpacaran.
Mereka tidak memiliki banyak waktu lagi untuk dirinya
dan berkomunikasi kepadanya di telepon. Ketika
mereka menceritakan betapa dahsyatnya perasaan
jatuh cinta itu, Megan mulai kehilangan ketetapan
hatinya untuk melayani Tuhan. Sebaliknya, dia justru
makin lama semakin ingin memiliki pula seseorang
yang istimewa di dalam hidupnya.
pelajaran
2
Penerapan
Surat 1 Korintus
Kehidupan
lllllllllllllllllllllllllllll
PENERAPAN KEHIDUPAN
Skenario 7
Itu adalah minggu yang ketiga, saat Kevin mendapat
giliran untuk bermain piano pada hari Jumat dan hari
Sabtu. “Mengapa tidak ada seorangpun yang dapat
naik panggung mimbar dan melakukan sesuatu di
sini?” pikirnya. “Mengapa selalu harus diriku? Orangorang seusiaku hanya duduk saja di sana.”
Pertanyaan untuk direnungkan:
1. Saran apakah yang kalian akan berikan kepada
Jerry dan Mark?
B. Apakah Kasih yang Sejati?
Sepanjang sejarah manusia, orang-orang telah
berusaha untuk menjelaskan pengertian dari kasih.
Banyak puitisi, penulis, musisi dan ahli filsafat telah
berusaha untuk mengungkapkan pikiran mereka
mengenai cinta dalam segala macam media. Kasih
telah dibandingkan dengan gunung, lautan, desau
angin, pengorbanan diri dan lain sebagainya. Apakah
sebenarnya penjelasan Allah mengenai kasih? Paulus
memberitahukan jawabannya dalam 1 Korintus 13.
Dalam aktivitas berikut, marilah kita memikirkan
penjelasan Allah mengenai kasih dan renungkan
bagaimana kita pun dapat membagikan kasih ini
kepada orang-orang yang berada dalam kehidupan
kita.
2. Saran apakah yang kalian akan berikan kepada
Danny?
3. Saran apakah yang kalian akan berikan kepada
Shannon?
4. Saran apakah yang kalian akan berikan kepada
Debby?
5. Saran apakah yang kalian akan berikan kepada
David dan Sean?
6. Saran apakah yang kalian akan berikan kepada
Megan?
7. Saran apakah yang kalian akan berikan kepada
Kevin?
9
pelajaran
2
Kehidupan
lllllllllllllllllllllllllllll
Menurut
1 Korintus
13:4-8
Kasih itu sabar;
kasih itu murah
hati.
Ia tidak
cemburu.
Ia tidak
memegahkan
diri dan tidak
sombong.
Ia tidak
melakukan
yang tidak
sopan dan
tidak mencari
keuntungan
diri sendiri. Ia
tidak pemarah
dan tidak
menyimpan
kesalahan
orang lain.
Ia tidak
bersukacita
karena
ketidakadilan,
tetapi karena
kebenaran.
Ia menutupi
segala
sesuatu,
percaya segala
sesuatu,
mengharapkan segala
sesuatu, sabar
menanggung
segala
sesuatu.
Kasih tidak
berkesudahan.
10
Penerapan
Surat 1 Korintus
...bagaimana
Allah
telah
kasihiku?
...bagaimana
dapat
kasihi
keluargaku?
...bagaimana
dapat
kasihi
temanku?
...bagaimana
dapat
kasihi
gerejaku?
...bagaimana
dapat
kasihi
musuhku?
...bagaimana
dapat
kasihi
pasangan
hidupku?
pelajaran
3
Pemahaman
Surat 2 Korintus
Alkitab
lllllllllllllllllllllllllllll
IKHTISAR UMUM
Surat 2 Korintus merupakan pendahuluan dan
pembelaan Paulus atas kerasulannya. Ada tiga tujuan
utama dari surat itu, yaitu: 1) menjawab tuduhan
dari rasul-rasul palsu tentang karakter Paulus, 2)
memotivasi jemaat berjuang bagi pertumbuhan
rohani mereka dan berpartisipasi dalam pekerjaan
Allah, 3) membela otoritas Paulus sebagai seorang
rasul, sehingga pelayanannya tidak dipermalukan.
Melalui surat 2 Korintus, kita dapat melihat sukacita
dan keputusasaan Paulus sebagai seorang rasul
pemberita Injil, yang dengan giat menyelesaikan tugas
kerasulannya, dan hatinya yang sungguh-sungguh
untuk melayani dan membantu jemaat Korintus.
Struktur isi dari surat 2 Korintus:
1. Hati Seorang Rasul (pasal 1-5)
A. Karakter Paulus (pasal 1-2)
B. Pelayanan Paulus (pasal 3-4)
C. Motivasi Paulus (pasal 5)
2. Harapan Seorang Rasul (pasal 6-9)
A. Berharap agar orang-orang percaya
memisahkan diri dari segala kecemaran dosa dan hidup kudus (pasal 6).
B. Berharap agar orang-orang percaya bertumbuh dalam roh (pasal 7).
C. Berharap agar orang-orang percaya dapat memberi dengan sukacita (pasal 8-9).
3. Otoritas Seorang Pemberita Injil (pasal 10-13)
A. Tujuan dari Otoritas Paulus (pasal 10)
B. Pembelaan terhadap Otoritas Paulus
(pasal 11)
C. Rencana Kunjungan Paulus yang ketiga
(pasal 12:14-13:14)
Hati Seorang Rasul (pasal 1-5)
A. Karakter Paulus (pasal 1-2)
a. Penuh ucapan syukur (1:1-11)
b. Hati yang suci (1:12-24)
c. Mengampuni (2:1-11)
d. Perbuatan (2:12-17)
Catatan untuk Guru Pendidikan Agama: Keharuman
dari kehidupan dan kematian (2:16)
Di sini, Paulus menggunakan gambaran dari arakarakan kemenangan pasukan Romawi untuk
menggambarkan keharuman Kristus. Pada arakarakan seperti ini, para imam akan berjalan di
belakang para tawanan, mengikuti pedupaan yang diisi
penuh dengan kemenyan. Bagi para pemenang, bau
harum yang berasal dari pendupaan akan menjadi bau
harum sukacita, kemenangan dan kehidupan. Bagi
para tawanan yang berjalan agak jauh di depan, itu
merupakan bau harum kematian, yang ditandai dengan
datangnya hukuman. Di sini, Paulus membandingkan
diri dan rekan-rekan sekerjanya bagaikan berjalan di
dalam arak-arakan itu, memberitakan Injil kemenangan
Yesus Kristus (Jenderal Pemenang). Bagi orang-orang
yang menerima Injil, bau harum itu merupakan aroma
kehidupan, sama seperti para pemenang dalam arakarakan itu, tetapi bagi orang-orang yang menolaknya,
itu merupakan aroma kematian, sama seperti bagi para
tawanan.
B. Pelayanan Paulus (pasal 3-4)
a.
b.
c.
d.
C.
Diberikan oleh Allah (3:1-11)
Kejujuran (4:1-6)
Pengorbanan diri (4:7-12)
Seumur hidup (4:13-18)
Motivasi Paulus (pasal 5)
a. Menaruh keyakinan pada pengharapan kekal (5:110)
b. Digerakkan oleh kasih Kristus (5:11-21)
Pengharapan Seorang Rasul (pasal 6-9)
A. Berharap agar orang-orang percaya
memisahkan diri dari segala kecemaran dosa
dan hidup kudus (pasal 6).
a. Orang-orang percaya adalah hamba-hamba Allah
(6:1-10)
b. Orang-orang percaya adalah anak-anak Allah
(6:11-18)
B. Berharap agar orang-orang percaya bertumbuh
di dalam roh (pasal 7)
a. Menyatakan kebenaran dengan kasih (7:1-4)
b. Penghiburan seorang pelayan (7:5-16)
C. Berharap agar orang-orang percaya dapat
memberi dengan sukacita (pasal 8-9)
a. Teladan dari jemaat Makedonia (8:1-15)
b. Bersikap ramah terhadap para hamba Allah (8:1624)
c. Buah-buah dari persembahan (9:1-15)
Kadang, belumlah cukup hanya berpikir
mempersembahakan harta, waktu atau talenta
kita. Di sini, Paulus memuji kerelaan hati jemaat
dalam memberi, sekaligus memotivasi mereka
untuk mempersiapkannya jangan sampai tidak
berbuat sesuai dengan janji mereka. Dia pun
mengingatkan bahwa orang-orang yang memberi
dengan murah hati akan menerima kemurahan
dari Tuhan. Mereka akan membuat orang lain
merasakan kehangatan saudara-saudari seiman,
termotivasi oleh iman dan memuliakan Allah.
11
pelajaran
3
Surat 2 Korintus
Kehidupan
lllllllllllllllllllllllllllll
IKHTISAR UMUM (lanjutan)
Otoritas Seorang Pemberita Injil (pasal 10-13)
A. Tujuan dari Otoritas Paulus (pasal 10)
a. Membangun kerohanian orang-orang percaya
(10:1-11)
b. Menerima pujian dari Allah (10:12-18)
B. Pembelaan atas Otoritas (Kemegahan) Paulus
(pasal 11)
Kemegahan itu meliputi:
a. Pengetahuan akan Allah (11:1-6)
b. Kemandirian dalam keuangan (11:7-15)
c. Pengalaman-pengalaman dari seorang rasul
(11:16-12:13)
Sekilas, tampaknya Paulus berusaha untuk
membuktikan kesetaraan dirinya dengan
kemegahan dari ‘rasul-rasul yang luar biasa’
itu. Bagaimanapun, dia hanya bermegah di
dalam kelemahannya, agar kuasa Kristus dapat
dinyatakan. Kemegahan Paulus meliputi:
i. Menderita bagi Kristus (11:16-12:13)
ii. Pengalaman-pengalaman rohani mengenai surga (12:1-4)
iii. Kelemahan jasmani (12:5-10)
iv. Tanda, mujizat dan perbuatan ajaib (12:11-13)
C. Rencana Kunjungan Paulus yang Ketiga
(12:14-13:14)
a. Pengharapan dan keyakinan (12:19-21)
i. Demi orang-orang percaya, Paulus berjanji
tidak akan menjadi beban dalam hal keuangan (12:14-15). Sama seperti orangtua, dia rela mengorbankan tenaga dan uangnya untuk memelihara jiwa-jiwa orang percaya.
ii. Selama kunjungan, Paulus berharap
menemukan orang-orang percaya yang
menjalani hidup mereka dengan damai
dan merdeka dari dosa-dosa yang lama
– ketidakkudusan, perzinahan dan percabulan
(12:19-21). Sama seperti orangtua, dia pun mengancam akan bereaksi sebaliknya, bila mereka terus melanggarnya.
iii. Paulus berharap, agar orang-orang percaya
menguji iman mereka sendiri (13:1-10).
b. Perkataan penutup (13:11-14)
Terakhir, Paulus memotivasi orang-orang percaya
untuk menjadi sempurna, penghibur yang baik,
yang memiliki satu pikiran, hidup dalam damai dan
diam dalam hadirat Allah.
12
4
Penerapan
MENGUJI PEMAHAMAN
1. Apakah tiga alasan utama mengapa Paulus
menulis surat 2 Korintus?
2. Apakah empat ciri khas (masing-masing) dari
karakter dan pelayanan Paulus?
3. Menurut pasal 5, apa dua motivasi Paulus di balik
pelayanannya? Bagaimana dia menggunakan
perumpamaan mengenai kemah?
4. Apakah tiga pengharapan Paulus terhadap orangorang percaya Korintus?
5. Mengapa kita harus memisahkan diri dari segala
kecemaran dosa dan hidup kudus?
6. Mengapa Paulus ‘bermegah’? Apakah yang dia
‘megahkan’?
PENERAPAN KEHIDUPAN
Bagian A – Mengadopsi Hamba Tuhan
Kadang, memang tidak mudah untuk menjadi
seorang pemberita Injil. Seperti Paulus, seorang
hamba Tuhan penuh waktu yang harus pergi jauh,
memimpin seminar-seminar pelatihan dengan baik dan
menyediakan makanan rohani untuk banyak gereja
dan jemaat. Karena sifat dari pekerjaan mereka, para
hamba Tuhan lebih banyak mengalami pencobaan dan
keputusanasaan dibandingkan dengan banyak jemaat
lainnya. Oleh karena itu, adalah penting bagi kita untuk
mendoakan para hamba Tuhan dalam pelayanan
mereka secara rutin.
Dalam aktivitas ini, marilah kita
mengembangkan kebiasaan untuk memasukkan
para hamba Tuhan dalam doa-doa kita. Marilah kita
mengadopsi satu atau dua hamba Tuhan dari gereja
kita – memberi perhatian lebih seperti halnya orangtua
yang mengadopsi anak – dan mendoakannya bagi
mereka mulai dari sekarang sampai pada akhir kwartal.
Kita perlu beberapa menit lamanya dalam satu hari
untuk berpartisipasi dalam pekerjaan kudus ini!
Pilihan Catatan Doa: Para Guru Pendidikan
Agama boleh hamba Tuhan manakah yang akan
dimasukkan ke dalam ‘catatan doa bagi hamba Tuhan’
dan ditempelkan di dalam ruang kelas. Di akhir setiap
minggunya, murid-murid dapat menuliskan doa-doa
mereka atau ayat-ayat Alkitab yang memotivasi di
lembar catatan itu. Lembar catatan itu boleh pula
dikirim sebagai hadiah bagi hamba Tuhan ‘yang
teradopsi’ pada akhir kwartal.
pelajaran
3
Surat 2 Korintus
Penerapan
Kehidupan
lllllllllllllllllllllllllllll
Nama hamba Tuhan yang aku akan ‘adopsi’:
Saat terakhir aku mendoakan untuknya:
Tanggung jawab hamba Tuhan di gereja:
Hal-hal yang dapat mencobai/mencemaskan/
membuat hamba Tuhan merasa putus asa:
Tiga hal yang aku dapat bantu doakan untuk
hamba Tuhan:
Bagaimana caraku berpartisipasi dalam
pekerjaan kudus dengan mendoakan hal-hal
ini:
Seberapa seringkah aku membuat rencana
untuk mendoakan hamba Tuhan:
Berapa lamakah aku mendoakan hamba Tuhan
setiap kalinya:
Tanggal mulai mendoakan hamba Tuhan:
Tanggal akhir mendoakan hamba Tuhan:
Minggu dari...
Permohonan doa bagi hamba
Tuhanku
Tanggal rampung doanya
Pelajaran 3
Pelajaran 4
Pelajaran 5
Pelajaran 6
Pelajaran 7
Pelajaran 8
Pelajaran 9
Pelajaran 10
Pelajaran 11
Pelajaran 12
Pelajaran 13
13
pelajaran
3
Kehidupan
lllllllllllllllllllllllllllll
PENERAPAN KEHIDUPAN (lanjutan)
Bagian B –
Memberi dengan Sukacita: Itu adalah Sebuah
Rencana!
Paulus memberitahu kita dalam 2 Korintus 9:6-7,
“Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan
menuai sedikit juga dan orang yang menabur banyak,
akan menuai banyak juga. Hendaklah masing-masing
memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan
sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi
orang yang memberi dengan sukacita.” Dalam aktivitas
ini, marilah kita membuat rencana mengenai apa yang
kita akan berikan untuk Tuhan dan bagaimana kita
dapat mewujudkannya.
Bagian 1:
Kenalilah lingkup bantuan pekerjaan kudus
a. Pendidikan Agama
b. Pelayanan Literatur
c. Pelayanan Internet
d. Seminar Pelatihan
e. Penginjilan
f. Administrasi Gereja
g. Pelayanan Musik
h. Kelompok Doa
i. Persekutuan Pemuda
j. Lain-lain
1. Lingkup pekerjaan kudus manakah yang masih
kosong dan diperlukan di gerejaku?
2. Dari lingkup-lingkup ini, manakah yang aku paling
sukai untuk berpartisipasi di dalamnya?
3. Apakah tugas khusus dalam lingkup ini yang aku
akan suka lakukan?
4. Apakah aku dapat melakukan tugas ini dengan
benar?
Bagian 2:
Evaluasi aset kita dalam usaha membantu
pekerjaan kudus
a. Waktu
b. Tenaga
c. Talenta
d. Doa
e. Kekayaan
f. Keahlian
g. Pengetahuan
h. Lain-lain
1. Apakah aset yang kuperlukan untuk lakukan
pekerjaan kudus pada bagian 1?
2. Apakah aset yang telah kumiliki?
3. Apakah aset yang harus kuperoleh untuk melayani
Tuhan di lingkup ini?
4. Bagaimana aku membuat rencana untuk
memperoleh asset-aset ini? Tujuan harian apakah
yang aku dapat buat?
14
Penerapan
Surat 2 Korintus
Tujuan mingguan apakah yang aku dapat buat?
Tujuan tahunan apakah yang aku dapat buat?
Bagian 3: Tujuan jangka panjang
1. Bagaimana aku melihat diriku berpartisipasi dalam
melakukan pekerjaan kudus di universitas?
2. Bagaimana aku melihat diriku berpartisipasi dalam
melakukan pekerjaan kudus selama 10 tahun ke
depan?
pelajaran
4
Surat Galatia
Pemahaman
Alkitab
lllllllllllllllllllllllllllll
IKHTISAR UMUM
Di Galatia, Paulus mengawali suratnya dengan
menyampaikan pesan mengenai ketidakyakinan
orang-orang percaya di Galatia ketika para pendukung
Yudaisme mencemarkan pikiran mereka. Lalu, Paulus
mengajarkan jemaat Galatia suatu doktrin mengenai
pembenaran oleh iman dan bagaimana mereka dapat
hidup dengan iman. Surat itu dibagi sebagai berikut:
A. Pendahuluan (1:1-5)
B. Mempertahankan satu Injil yang tidak akan pernah
berubah (1:6-10)
C. Bukti kerasulan Paulus (1:11-2:21)
i. Asal mula dari kerasulan Paulus (1:11-17)
ii. Hubungan Paulus dengan rasul lainnya
(1:18-2:21)
D. Pembenaran oleh iman (3:1-4:31)
i. Tidak seorangpun dapat dibenarkan
karena melakukan hukum Taurat (3:1-10)
ii. Hanya hidup oleh iman (3:11-29)
iii. Hukum Taurat dan Anugerah (4:1-31)
E. Hidup oleh iman (5:1-6:18)
i. Kemerdekaan di dalam Kristus (5:1-15)
ii. Kemenangan atas keinginan daging melalui
Roh Kudus (5:16-26)
iii. Saling berbagi beban (6:1-10)
iv. Bermegah atas salib (6:11-18)
Surat Galatia
A. Mempertahankan Satu Injil yang Tidak Akan
Pernah Berubah (1:6-10)
Jemaat Galatia tidak memegang teguh terhadap Injil
Kristus. Setelah menerimanya, mereka diusik oleh
pendukung-pendukung Yudaisme, mereka segera
mengikuti Injil lainnya. Oleh karena itu, Paulus dengan
keras memberitahukan bahwa “sekalipun kami atau
seorang malaikat dari surga yang memberitakan
kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil
yang telah kami beritakan kepadamu; terkutuklah dia.”
B. Bukti Kerasulan Paulus (1:11-2:21)
a. Asal mula Kerasulan Paulus (1:11-17)
Paulus menekankan sebuah fakta bahwa
kerasulannya bukanlah berasal dari manusia,
tetapi melalui kehendak Yesus Kristus dan Bapa
Surgawi; dia telah dikhususkan ketika masih
berada di dalam kandungan ibunya. Sekalipun
dahulu dia taat kepada Yudaisme dan telah
menganiaya orang Kristen secara luar biasa,
Allah tetap memanggilnya dan menyatakan
keselamatan dari Kristus dalam hatinya.
Oleh karena itulah, Paulus dipanggil untuk
memberitakan Injil kepada orang-orang nonYahudi (Kis. 9:1-16; 22:3-21; 2 Tes. 2:13; Ibr. 5:4;
Yoh. 15:16; Bil. 16:3; Mrk. 10:40).
b. Hubungan Paulus dengan rasul lainnya (1:182:21)
i. Saat Paulus dipanggil Allah, dia sebelumnya
pergi ke Arab, lalu kembali ke Damsyik selama sekitar tiga tahun. Setelah itu,
dia mengunjungi Petrus di Yerusalem (tempat tinggalnya selama 15 hari) dan bertemu
dengan Yakobus. Dari urutan kejadian
kejadian ini, kita dapat ketahui bahwa bukan
hanya kerasulan Paulus tidak diberikan oleh
manusia, tetapi dia pun ternyata bukan belajar
dari perkataan manusia mengenai apa yang
dia katakan.
ii. Empat belas tahun kemudian, Paulus
pergi lagi ke Yerusalem, karena wahyu.
Kali ini, dia pergi untuk membahas persoalan
orang-orang non-Yahudi yang percaya
kepada Tuhan. Paulus bersaksi kepada
tua-tua dan rasul lainnya mengenai
bagaimana dia memberitakan Injil kepada
orang-orang non-Yahudi. Setelah mendengar
hal ini, para rasul memberikan suatu tanda
persekutuan kepada Paulus dan
menerimanya sebagai salah seorang dari
antara mereka. Para rasul mengakui bahwa
sama seperti mereka merupakan para rasul
untuk orang-orang Yahudi, demikian pula
Paulus merupakan rasul untuk orang-orang
non-Yahudi (2:9; Kis. 15).
iii. Lalu, saat Petrus pergi ke Antiokhia, dia
makan bersama dengan orang-orang percaya
non-Yahudi. Tetapi, saat orang-orang yang
memegang hukum sunat datang, Petrus
segera mundur dan menarik diri dari orang
orang non-Yahudi itu. Melihat hal ini,
orang-orang Yahudi yang datang bersama
dengan Petrus ke Antiokhia pun mengikuti
kemunafikannya. Pada saat itu, Paulus
melihat bahwa apa yang mereka sedang
perbuat itu tidaklah sesuai dengan kebenaran
Injil. Oleh karena itu, Paulus menegur Petrus
saat itu pula, sekaligus menunjukkan
kesalahan mereka. Kita melihat dari
antusiasme Paulus dalam memegang
kebenaran bahwa kerasulannya tidak kurang
sedikitpun daripada rasul lainnya (2:11-14).
C. Pembenaran oleh Iman (3:1-4:31)
a. Tidak seorangpun dapat dibenarkan karena
b. Hanya hidup oleh iman (3:11-29)
c. Hukum Taurat dan Hukum Anugerah (4:1-31)
15
9
pelajaran
4
Penerapan
Surat Galatia
Kehidupan
lllllllllllllllllllllllllllll
Surat Galatia (lanjutan)
PENERAPAN KEHIDUPAN
D. Hidup oleh iman (5:1-6:18)
Bagian A – Memetik Buah
a. Kemerdekaan dalam Kristus (5:1-15)
b. Menang atas keinginan daging melalui Roh Kudus
(5:16-26)
c. Saling berbagi beban (6:1-10)
d. Bermegah pada salib (6:11-18)
E. Penutup
Galatia 5:22-23 mencatatkan buah Roh. Sebagai orang
Kristen, kita senantiasa berusaha untuk menghasilkan
buah Roh. Seringkali, kita melihat buah Roh yang
ada pada kehidupan saudara-saudari seiman dan
kita merasa rindu pula untuk memilikinya. Selama
Youth Theological Training Course (setara dengan
Kursus Alkitab Lanjutan di Indonesia) di suatu musim
panas, sembilan orang pemuda bertekad untuk saling
memetik buah roh dari kehidupan mereka. Buah ini
adalah sesuatu yang dimiliki oleh mereka masingmasing atau buah yang seharusnya mereka kejar
untuk hasilkan. Setiap pemuda memiliki satu buah
dan bertekad bahwa pada tahun depan, mereka akan
berkumpul kembali untuk melihat apa yang telah
diperbuat dengan buah mereka itu dan akan memilih
buah lainnya untuk dikejar.
Kalian pun dapat melakukan hal yang sama!
Dalam daftar berikut, tuliskan nama seseorang yang
ada di kelas, yang paling menunjukkan pengejaran dari
buah (Roh) tertentu dalam kehidupannya, selain yang
telah ada. Sebagai contoh, mungkin kalian meletakkan
nama Joe dengan ‘buah damai sejahtera’ di samping
namanya, karena dia jarang menyebabkan terjadinya
perpecahan dalam kelompok atau di ‘buah sukacita’ di
samping namanya, karena dia tampak selalu ceria.
Ketika kalian telah selesai menuliskan
nama-nama dalam daftar itu, bagikan kepada yang
lainnya, daftar yang kalian tuliskan berikut buah Roh di
samping tiap-tiap nama yang ada. Ketika setiap orang
telah terlibat dalam aktivitas ini, tanyakan kepada
setiap orang, buah manakah yang menurut dia tidak
ada dalam hidupnya dan apa sebabnya. Kelilingi
kelompok itu sampai setiap orang memiliki kesempatan
untuk mengatakannya.
Dalam Galatia 6:15, Paulus mengakhiri
suratnya dengan menulis, “Sebab bersunat atau
tidak bersunat tidak ada artinya, tetapi menjadi
ciptaan baru, itulah yang ada artinya.” Dalam seluruh
suratnya, Paulus menekankan bahwa menjalankan
hukum Taurat dan peraturan-peraturannya tidaklah
penting. Yang penting adalah apakah kita memperbarui
kehidupan kita, seperti yang dicatatkan dalam Titus
3:5, “Pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita,
bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan,
tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran
kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh
Roh Kudus.”
MENGUJI PEMAHAMAN
1. Mengapa Paulus menulis surat ini kepada gerejagereja di propinsi Galatia?
2. Apakah tujuan dari pada hukum Taurat? (Bila
keselamatan hanya datang melalui Kristus, lalu
mengapa Allah memberikan hukum Taurat kepada
umat Israel?
Kasih _____________________
Sukacita
_____________________
3. Mengapa kita harus ‘hidup oleh Roh’ dan tidak
menuruti keinginan daging kita?
Damai sejahtera
_____________________
Kesabaran
_____________________
4. Tuliskan ‘perbuatan-perbuatan daging dan ‘buah
Roh Kudus.’
Keramahan
_____________________
Kebaikan
_____________________
5. Tuliskan ayat-ayat dari surat Galatia, yang kalian
sukai atau yang penting menurut kalian dan
jelaskan alasannya.
Kesetiaan
_____________________
Kelemahlembutan _____________________
Pengendalian diri
_____________________
16
4
pelajaran
4
Surat Galatia
Penerapan
Kehidupan
lllllllllllllllllllllllllllll
PENERAPAN KEHIDUPAN (lanjutan)
Bagian B – Ucapkanlah Syukur!
Kita telah belajar melalui pelajaran ini untuk bersikap
menghargai dan bersyukur atas anugerah Allah. Ini
adalah lirik lagu ‘Give Thanks.’
Give thanks with a grateful heart
Give thanks unto the Holy One
Give thanks because He’s given
Jesus Christ, His Son.
And now let the weak say, “I am strong”
Let the poor say, “I am rich
Because of what the Lord
Has done for us.”
1. Kapankah kita merasa sangat bersyukur kepada
Tuhan? Mengapa?
2. Bagaimana kita belajar untuk bersyukur kepada
Tuhan setiap waktu?
Memang tidak mudah untuk bersyukur atau
bersukcaita itu, terutama ketika kita mengalami
pencobaan, tetapi seperti yang disarankan oleh pujian
tadi, kita perlu untuk mengucap syukur kepada Tuhan
dengan sepenuh hati, karena Dia telah memberikan
Yesus Kristus kepada kita. Nyanyikan pujian ini
bersama-sama dan mintalah semua siswa untuk
memberikan pendapat mereka mengenai pujian ini.
17
9
pelajaran
5
Alkitab
lllllllllllllllllllllllllllll
IKHTISAR UMUM
Efesus pernah menjadi pusat Kerajaan Romawi dalam
bidang kebudayaan, politik dan perdagangan. Karena
terletak di pantai barat Asia Kecil (sekarang Turki),
Efesus memberikan kemudahan akses ke Sungai
Cayster dan Laut Tengah. Iklimnya yang sejuk dan
lembah-lembah yang subur menyebabkan daerah
itu memiliki reputasi kemewahan dan kesenangan.
Bagaimanapun, kota Efesus dikenal terutama sebagai
pusat keagamaan.
Sekalipun terletak di Asia dan sangat
dipengaruhi oleh bangsa Yunani dan Romawi, tetapi
Efesus merupakan kota perlindungan dari salah satu
tujuh Keajaiban Dunia zaman kuno – Kuil Artemis,
kuil untuk dewa bangsa Yunani, Artemis (bangsa
Romawi menyebutnya Diana), yang dibangun dengan
menggunakan 127 tiang raksasa. Dengan tinggi
hampir 25 meter dan pada masing-masing tiang
dibuatkan patung raja-raja yang berdiri di atasnya.
Sekalipun bangunan raksasa ini telah dihancurkan
sebelum kunjungan Paulus, tetapi kelompok orang
yang setia kepada Artemis masih ada. Paulus
melakukan kunjungan singkat di sini saat dia
kembali dari Antiokhia dari perjalanan penginjilannya
yang kedua (Kis. 18:19-22). Selama perjalanan
penginjilannya yang ketiga, Paulus tinggal selama tiga
tahun di Efesus (Kis. 20:31).
Selama kunjungan Paulus yang pertama,
kerusuhan besar terjadi saat seorang pandai perak
yang bernama Demetrius menyebabkan keributan
yang menimbulkan kerugian dalam usaha (Kis.
19:23-41), karena orang-orang yang telah kembali
kepada Kristus tidak lagi menyembah dewi Artemis
orang Efesus. Di kota inilah sejumlah besar tukang
sihir bertobat (Kis. 19:17-20) dan banyak mujizat yang
terjadi (Kis. 19:11-12). Di sinilah, dua belas pengikut
Yohanes Pembaptis dibaptis. Setelah itu, Paulus
menumpangkan tangan ke atas mereka dan mereka
menerima Roh Kudus.
Tidak seperti surat Roma dan 1 dan 2 Korintus,
surat kepada jemaat Efesuspun tidak mengangkat
persoalan serius di dalam gereja. Tetapi, Paulus
memperingatkan para pemimpin gereja untuk
mewaspadai penyusupan ajaran-ajaran palsu. Pada
akhir perjalanan penginjilannya yang ketiga (Kis.
20:13-35), Paulus bertemu dengan para tua-tua
Efesus di kota pesisir, Miletus. Paulus memberitahu
mereka untuk mewaspadai ‘serigala-serigala dari
luar’ dan kejatuhan jemaat dari dalam; semua faktor
ini akan berusaha untuk menghalau jemaat dengan
mengajarkan hal-hal yang jahat. Beberapa perkiraan
bahwa ini pasti merupakan salah satu alasan utama
yang memotivasi Paulus untuk menulis surat ini.
Dalam surat Wahyu, jemaat Efesus dipuji
karena tekadnya dalam mencegah guru-guru dan
ajaran-ajaran palsu merayap masuk ke dalam
gereja (Why. 2:2). Bagaimanapun, satu hal yang
menentang mereka adalah bahwa mereka gagal
dalam mempertahankan kasih yang mula-mula kepada
18
9
Pemahaman
Surat Efesus
Yesus Kristus (Why. 2:4). Dalam 1 Timotius 1:5,
Paulus memotivasi Timotius (yang kemudian berada
di Efesus) bahwa “tujuan nasihat itu adalah kasih yang
timbul dari hati yang suci, dari hati nurani yang murni
dan dari iman yang tulus ikhlas.” Tema dan pesan
kasih haruslah ditekankan berkali-kali pada orangorang percaya di Efesus. Salah satu catatan tambahan
yang menarik adalah bahwa dari 107 kali Paulus
menggunakan kata ‘kasih’ dalam seluruh suratnya,
19 di antaranya terdapat dalam surat kepada jemaat
Efesus ini. Surat ini diawali dengan kasih (1:5-6) dan
diakhiri dengan kasih (6:23-24).
Isi dari surat Efesus sama dengan isi dari
surat Kolose, yang menyebutkan bahwa surat-surat
itu ditulis selama masa penjara yang sama di Roma.
Keduanya menekankan pada pembenaran oleh iman
(2:8). Setengah pertama dari surat Efesus (pasal 1-3)
ditujukan pada doktrin-doktrin utama dari iman Kristen
dan bagaimana membawa kebenaran-kebenaran ini
dan menerapkannya dalam kehidupan Kristen. Tidak
peduli betapa berbedanya latar belakang kita, kita
semua perlulah bergabung bersama-sama di dalam
Kristus. Setengah kedua dari surat itu diikuti dengan
pembahasan mengenai peperangan rohani yang dapat
dialami oleh tiap-tiap orang ketika menjalani hidup
serupa dengan Kristus.
PEMAHAMAN ALKITAB
A. Salam dan Pemberian Hormat (1:1-3)
B. Anugerah dalam Kristus
a.
b.
c.
d.
Berkat-berkat Kekal
Hikmat rohani (1:15-23)
Anugerah Keselamatan
Berbagi rahasia dan kasih Kristus
C. Perbuatan yang Saleh
a.
b.
c.
Hidup Bersama (4:1-16)
Kehidupan Pribadi
Kehidupan Keluarga
i. Antara suami dan Istri (5:22-33)
ii. Anak-anak dan orangtua (6:1-4)
iii. Tuan-tuan dan hamba-hamba (6:5-9)
D. Bagian Akhir
a. Peperangan Rohani
i. Musuh (6:10-12)
ii. Perlengkapan Rohani (6:13-18)
Paulus memotivasi jemaat di Efesus untuk
memperlengkapi diri mereka dengan perlengkapan
rohani Allah, sehingga mereka dapat bertahan
terhadap serangan Iblis. Pada saat yang sama,
Paulus pun meminta jemaat untuk mendoakan dirinya,
pelajaran
5
Penerapan
Surat Efesus
Kehidupan
lllllllllllllllllllllllllllll
PEMAHAMAN ALKITAB (lanjutan)
PENERAPAN KEHIDUPAN
“supaya kepadaku, jika aku membuka mulutku,
dikaruniakan perkataan yang benar, agar dengan
keberanian aku memberitakan rahasia Injil” (6:19).
Demikian pula, sebagai orang-orang percaya, kita
seharusnya tidak mengabaikan untuk mendukung para
pemberita Injil yang selalu berada dalam peperangan
rohani di garis depan dengan mendoakan mereka.
Perlengkapan Senjata Allah
b. Penghiburan dan ucapan syukur (6:21-24)
c. Penutup
Pusat dari tema surat Efesus adalah gereja
sebagai tubuh Kristus dan bagaimana
menerapkan ajaran-ajaran gereja di dalam
kehidupan kita. Hanya ada satu tubuh. Gereja
Tuhan seharusnya tidak terbagi-bagi, sama
seperti anggota tubuh kita tidak terbagi-bagi pula.
Pertumbuhan rohani yang seimbang dari tiap-tiap
anggota jemaat akan mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan dari sebuah gereja. Kita
haruslah dengan giat mengambil inti dari prinsipprinsip yang berkaitan dengan kehidupan gereja,
kehidupan keluarga dan kehidupan pribadi. Gereja
melambangkan mempelai perempuan dari Yesus
Kristus. Oleh karena itu, seharusnya gereja dapat
berdandan dengan baik setiap saat dan siap
untuk menyambut kedatangan mempelai pria.
Kiranya kita secara teratur mengintrospesi diri,
sehingga menjadi dewasa untuk membantu gereja
dengan talenta-talenta tertentu yang kita miliki dan
dipersiapkan untuk menyaksikan kemuliaan Yesus
Kristus.
Berikatpinggangkan kebenaran (Ef. 6:14)
Seorang saudari yang baru percaya diajarkan tentang
Sepuluh Perintah Allah. Sebagai hasilnya, dia mulai
lebih berjaga-jaga diri dalam memegang hukum ke-8,
“Jangan mencuri.” Di tempat kerja, saudari ini tidak
akan mau menggunakan telepon perusahaan atau
mesin fotokopi untuk keperluan pribadi. Di rumah,
dia tidak akan mau menggunakan software yang
tidak ilegal. Bahkan ketika makanpun, dia tidak akan
mengambil tisu yang berlebih dari Mac Donald untuk
dibawa pulang ke rumahnya.
Pada suatu musim panas, saudari ini membawa
anaknya ke pusat perbelanjaan. Anaknya melihat uang
kertas satu dollar di lantai pusat perbelanjaan itu dan
bertanya kepada dirinya sendiri, “Uang siapakah ini?”
Dia memberitahu anaknya bahwa uang itu bukanlah
milik siapapun dan anak itu dapat menyimpannya.
Segera setelah anaknya mengambil uang itu, dia
merasakan kepalanya panas. Dia mulai merasa sangat
tidak nyaman dan bertanya-tanya apakah Roh Kudus
sedang menegur dirinya, sehingga dia menyuruh
anaknya untuk meletakkan uang itu kembali di lantai.
Minggu berikutnya, dia pergi ke pusat
perbelanjaan lainnya dan melihat uang kertas dollar
yang lainnya. Anak dari saudari ini melihat uang itu dan
kembali bertanya, “Milik siapakah uang itu?” Saudari
itu memberikan jawaban yang sama dan seketika itu
juga kepalanya terasa panas lagi. Dia mulai bertanyatanya apakah ini adalah pengajaran dari Roh Kudus.
Sebulan kemudian, saudari ini belajar melalui
pelajaran dari kelas Pendidikan Agama anaknya
bahwa Perintah ke-8 di dalam Alkitab anak-anak
berkata, “Kamu tidak boleh mengambil apa yang bukan
milikmu.” Inilah penjelasan yang paling sederhana dari
perintah Allah “Jangan mencuri” – Jangan mengambil
apa yang bukan milikmu. Setelah menyadari hal ini,
saudari itu mengetahui bahwa inilah yang Tuhan
wajibkan dari kita, yaitu memegang kebenaran dalam
segala keadaan.
MENGUJI PEMAHAMAN
1. Bagaimana Paulus menggunakan persamaan
suami dan istri untuk menjelaskan hubungan
antara Kristus dan jemaat?
2. Apakah seluruh perlengkapan senjata Allah?
3. Menurut kalian, apakah maksud dari
‘menanggalkan manusia lama’ dalam Efesus
4:22?
4. Jelaskan perbedaan antara hikmat dan
kecerdasan. Berikan contoh sebagai sebuah hal
yang berbeda dan perbandingannya.
Sebagai orang Kristen, kita perlu untuk memakai
seluruh perlengkapan senjata Allah, agar dapat
menghadapi pertempuran dengan baik. Berikut adalah
kesaksian-kesaksian yang berkenaan dengan masingmasing perlengkapan senjata Allah.
Berbajuzirahkan keadilan (Ef. 6:14)
Sejak kanak-kanak, Thomas telah mengetahui
bahwa hari Sabtu adalah hari Sabat – hari perhentian
yang didirikan oleh Allah. Orangtua dan guru-guru
Pendidikan Agamanya telah menjelaskan kepadanya
bahwa dia haruslah selalu berusaha semaksimal
mungkin untuk mengkhususkan hari kudus itu untuk
mengingat anugerah Allah dan lebih dekat kepadaNya. Dia pun mengetahui bahwa memegang hari
Sabat adalah salah satu dari Sepuluh Perintah. Karena
sepanjang yang dapat diingatnya,
19
4
pelajaran
5
Surat Efesus
Kehidupan
lllllllllllllllllllllllllllll
PENERAPAN KEHIDUPAN (lanjutan)
dia selalu menghindari aktivitas pada hari Sabat;
semua teman yang tidak berasal dari gereja
mengetahui bahwa Thomas tidak dapat pergi bersama
dengan mereka pada hari Sabtu.
Pada waktu liburan musim dinginpun, salah
seorang teman baik Thomas memenangkan paket
main ski gratis untuk empat orang di sebuah tempat
peristirahatan yang indah. Teman-temannya sangat
gembira dan menginginkan Thomas ikut bersama
dengan mereka. “Ayolah, ini hanya sekali. Kita
tidak akan pernah memiliki kesempatan seperti ini
lagi. Aku yakin Allah tidaklah keberatan, bila kamu
meninggalkan kebaktian Sabat satu kali saja,” kata
salah seorang temannya. Yang lainnya bertanya
kepada Thomas, “Mengapa kamu bersikeras untuk
pergi ke gereja pada hari Sabtu? Bukankah itu pokok
persoalannya? Pergi ke gereja hanyalah sebuah ritual.
Lihatlah, begitu banyak orang Kristen yang menipu
orang banyak dan sekelompok orang yang munafik;
jadi pergi ke gereja tidak akan membuatmu menjadi
orang yang lebih baik.” Bahkan teman-teman Thomas
yang beragama Kristen pun menyetujui pendapat itu.
“Aku mengetahui bahwa memegang hari Sabat adalah
persoalan besar bagimu, tetapi kita tidak hidup pada
zaman Perjanjian Lama lagi. Paulus mengatakan
dalam Roma 14 bahwa tidak peduli pada hari apa
kamu beribadah kepada Tuhan, karena yang penting
adalah kamu melakukannya setiap hari. Jadi, mengapa
kamu tidak pergi bersama dengan kami pada hari
Sabtu ini? Kamu dapat merenungkan dan memuji
Allah selagi menuruni lereng. Kamu mengenal kami,
kami tidak pernah melakukan hal yang buruk seperti
mengkonsumsi minuman yang berakohol, memakai
obat-batan atau berpesta pora. Akhir pejan ini, kami
akan pergi dengan papan salju. Kita memliki paket
luar biasa ini secara gratis, yang hanya dapar dipakai
pada akhir pekan ini saja. Semuanya telah lunas dan
orangtua kita menyetujuinya, kita hanya kehilangan
satu hal yaitu kamu. Ayolah, ikutlah bersama kami.
Kamu telah menyembah Allah setiap hari, tetapi
satu kali ini saja kamu pergi dengan teman-teman
terbaikmu.”
Setelah mendengarnya, Thomas tidak
mengetahui harus bagaimana menjawab mereka
sekalian. Tetapi, dua ayat yang diingatnya melintas
dalam pikirannya. Salah satunya adalah Yohanes
14:21, yaitu Tuhan Yesus telah berkata bahwa orangorang yang mengasihi-Nya akan berpegang pada
perintah-perintah-Nya. Ayat lainnya adalah dari Yesaya
58:13-14 mencatatkan bahwa bila kamu menahan
diri dari menginjak-injak hari Sabat dengan mengejar
keinginan atau urusanmu sendiri, tetapi sebaliknya,
menyukai dan menghormati hari kudus Tuhan,
Allah akan memberkatimu. Memegang hari Sabat
merupakan perintah Allah. Bila Thomas pergi dan
menikmati akhir pekannya, dia telah membenarkan
tindakannya, sehingga hati nuraninya tidak akan
mengganggu pikirannya. Tetapi bila dia melakukannya,
siapakah yang mengetahui apa yang mungkin akan
20
Penerapan
dilakukannya kelak?
Dia telah melihat banyak teman gerejanya
yang tidak lagi datang ke gereja. Itu selalu dimulai
dari hal yang sederhana dan tidak berbahaya, seperti
pertunjukan, darmawisata, acara olahraga dan lain
sebagainya. Mereka semua lambat laun telah menjadi
terlalu sibuk untuk datang kebaktian. Akhirnya, bahkan
bila tidak lagi sibuk sekalipun, mereka merasa lebih
baik untuk beristirahat di rumah saja. Thomas tidak
mau hal itu terjadi terhadap dirinya.
Thomas menyadari bahwa dia haruslah berdiri
teguh di dalam Firman Allah dan tidak membiarkan
pikiran semacam itu mengacaukan hatinya. Setelah
merenungkannya, Thomas memberitahu temantemannya bahwa dia benar-benar harus memegang
hari Sabat. Bila dia tidak memegangnya, Allah tidak
akan berkenan kepadanya dan itu merupakan suatu
kekalahan dari tujuan untuk menjadi seorang Kristen.
Sebagai akibatnya, teman-teman Thomas
tidak pernah memintanya lagi untuk melakukan
apa-apa. Sekalipun Thomas merasa sedih, karena
harus kehilangan kesempatan besar untuk bergabung
dengan teman-temannya, tetapi dia merasa
bersukacita, karena dapat melakukan apa yang benar.
Dia telah memelihara hatinya dengan berpegang teguh
pada pengajaran-pengajaran dari Alkitab.
Kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan
Injil Damai Sejahtera (Ef. 6:15)
Pada tahun 1981, setelah usaha misi penginjilan yang
kurang berhasil di Nigeria, beberapa pendeta Gereja
Yesus Sejati pulang ke rumah mereka masing-masing
dengan transit terlebih dahulu melalui Liberia. Sambil
menanti kepulangan dari Liberia, mereka memutuskan
untuk membagikan semua selebaran yang masih ada
di tangan mereka di bandara itu. Seseorang yang
telah mengambil dan membaca selebaran itu, menulis
surat ke gereja untuk mengungkapkan rasa tertariknya
terhadap Injil. Hal ini tentu membuka jalan untuk misi
penginjilan tambahan, mengawali pendirian gerejagereja di negara itu. Sampai sekarang, ada lebih dari
300 jemaat di Liberia.
Seorang saudari dari Afrika memperoleh
penglihatan mengenai Tuhan Yesus saat disalibkan.
Ketika melihat betapa besar penderitaan Tuhan
dan seluruh darah yang telah dicurahkan-Nya, dia
menangis dengan begitu sedihnya dan bertanya,
“Tuhan, apa yang aku dapat lakukan untuk-Mu?”
Tuhan Yesus berkata, “Kamu harus memberitakan Injil
untuk-Ku.”
Pergunakanlah Perisai Iman (Ef. 6:16)
Ada seorang saudari yang diajarkan pelajaran
mengenai iman melalui sebuah mimpi. Di dalam
mimpinya, dia dipojokkan oleh dua penjahat yang
kejam. Ketika mereka mulai mendekatinya perlahanlahan, dia merasa putus asa dan bingung, sehingga
mulai berdoa kepada Tuhan. Tiba-tiba, seorang pria
berpakaian putih muncul. Dia memegang tangan
dari saudari ini dan membawanya ke dalam awanawan sampai tiba di suatu padang gurun. Di sana,
Dia mendudukkan saudari itu di atas sebuah batu.
pelajaran
5
Surat Efesus
Penerapan
Kehidupan
lllllllllllllllllllllllllllll
PENERAPAN KEHIDUPAN (lanjutan)
Sebuah suara berkata, “Percayalah kepada Tuhan dan
kamu akan dibebaskan.” Lintasan cahaya memancar
di angkasa. Dia melihat kedua tangannya yang baru
saja dipegang oleh pria ini dan mendapati bahwa
kedua tangannya itu ditetesi oleh darah. Mimpi itu
dijelaskan kepada saudari ini: Yesus telah menderita
dan mati untuk kita; Dia telah mencurahkan darah-Nya
untuk menebus dosa-dosa kita. Allah akan merasa
bersukacita, bila kita menghargai pengorbanan-Nya
dan beriman kepada-Nya.
Terimalah ketopong keselamatan (Ef. 6:17)
Sekitar tahun 320 M, Kaisar Licinius menguasai
setengah dari Kekaisaran Romawi sebelah timur.
Karena musuhnya, Kaisar Konstantin, yang secara
terang-terangan mentolerir kekristenan, tetapi
sebaliknya, Licinius justru memberantas orangorang Kristen, karena kuatir akan mengancam
kedudukannya. Dia mengeluarkan larangan atas
semua praktek ibadah orang Kristen dan memaksa
semua rakyatnya untuk memberikan persembahan
kepada dewa-dewa Romawi.
Selama musim dingin, di sebuah kota kecil
yang terpencil, Sebaste, empat puluh prajurit yang
berasal dari bangsa Armenia menjadi Kristen. Ketika
diperintahkan untuk memberi persembahan kepada
dewa-dewa Romawi, mereka justru menolak untuk
mentaatinya. Sebagai akibatnya, mereka ditelanjangi
dan dibawa ke tengah danau beku sampai mereka
mati beku. Hanya bila meninggalkan kepercayaan
mereka, mereka akan segera dibebaskan. Bak air
panas telah diletakkan di pantai untuk mencobai
mereka.
Ketika malam tiba, ada seorang prajurit yang
menyerah, karena kedinginan dan menyangkal
imannya, meninggalkan 39 prajurit lainnya yang mati
membeku. Lalu, salah seorang dari penjaga yang
berada di pantai itu beroleh sebuah penglihatan. Dia
melihat sekelompok malaikat muncul. Para malaikat
itu meletakkan mahkota kehidupan ke atas kepala
orang-orang yang binasa, karena iman mereka
seperti sebuah pujian menyanyikan, “Forty martyrs
and forty crowns.” Tiba-tiba, dia melihat sebuah
mahkota melayang di udara. Tampaknya mahkota
terakhri ini adalah milik dari seorang prajurit yang telah
menyangkal imannya itu. Lalu penjaga itu berkata
kepada prajurit itu, “Bila kamu telah melihat apa yang
aku telah lihat, kamu tidak akan pernah meninggalkan
mahkotamu. Marilah, aku akan menggantikan
tempatmu dan mahkotamu akan menjadi milikku.”
Tanpa berpikir lagi, penjaga itu segera melepaskan
pakaiannya dan bergabung dengan 39 orang yang
berada di danau beku itu. Ironisnya, menurut tradisi
yang terkenal, prajurit yang menyerahkan mahkotanya
justru mati saat dia masuk ke dalam bak air panas
yang menantinya – perbedaan suhu antara danau
beku dan bak air panas sangatlah tinggi, sehingga dia
mati karena terkejut.
Empat puluh prajurit rela menyerahkan nyawa
mereka demi kebenaran, karena mengetahui bahwa
mahkota kehidupan telah menanti mereka. Demikian
pula, pada masa-masa sukar, kita haruslah senantiasa
memandang pada keselamatan yang sedang menanti
kita dan mengambil kekuatan yang berasal dari
ketopong keselamatan.
Terimalah Pedang Roh – Firman Allah (Ef. 6:17)
Sejauh yang dapat diingat seseorang, Tatiana selalu
menjadi aktivis sosial. Sebagai mahasiswi tingkat dua,
dia dikenal begitu ramah dan bersahabat. Tatiana
pun telah menjadikan kepercayaan kepada Allah itu
sebagai hal penting dari kepribadiannya sebagaimana
dengan keahliannya bermasyarakat. Sebagai hasilnya,
Tatiana memiliki reputasi sebagai seorang Kristen
yang setia, sekalipun akhir-akhir ini, untuk berdiri teguh
dalam imannya telah menimbulkan banyak persoalan
hidup. Kebanyakan teman baik dari Tatiana di tim hoki
lapangan mulai mengkonsumsi minuman beralkohol
dan berpesta pora pada akhir pekan.
Suatu hari, setelah latihan, Ellen, kapten tim
senior, sekaligus salah seorang gadis yang paling
terkenal di sekolah, memberikan Tatiana sebuah
undangan pribadi untuk pergi ke pesta yang akan
diadakan di rumahnya pada hari Sabtu malam. Tanpa
berpikir lagi, Tatiana menerima undangan Ellen.
Selama kebaktian hari Sabat pada minggu itu, seluruh
pikirannya terfokus pada pesta.
Dia mengetahui bahwa mengkonsumsi
minuman beralkohol di bawah usia bukan hanya
berbahaya, tetapi bertentangan pula dengan kehendak
Allah. Dia masih mengingat sebuah ayat dari 1
Petrus 4:3 yang telah diajarkan oleh Guru Pendidikan
Agamanya dengan tujuan tertentu sebelum memulai
tahun pertamanya di kampus. “Sebab telah cukup
banyak waktu kamu pergunakan untuk melakukan
kehendak orang-orang yang tidak mengenal Allah.
Kamu telah hidup dalam rupa-rupa hawa nafsu,
keinginan, kemabukan, pesta pora, perjamuan minum
dan penyembahan berhala yang terlarang.” Tatiana
masih belum mampu menolaknya, bahkan berpikir
bahwa bila mengabaikan undangan Ellen, dia akan
dikeluarkan dari timnya. Dan bila dikeluarkan dari
tim, dia akan tampak seperti seorang yang bersikap
bodoh hanya karena tidak mau mengkonsumsi
minuman beralkohol. Sesungguhnya, apakah Tatiana
dapat menahan diri untuk mengkonsumsi minuman
beralkohol saat di sana? Sebelum kebaktian berakhir,
Tatiana menemui Lisa, teman baiknya di dalam
Kristus, dan memberitahukan hal ini kepadanya. Lisa
menyarankan, agar Tatiana datang ke rumahnya.
Dengan lemah lembut, Lisa mengingatkan Tatiana
perihal perjanjian (dalam 2 Timotius 2:22) yang
mereka telah buat dalam hidup mereka, “Sebab
itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan,
kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan
mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang
murni.”
21
4
pelajaran
5
Surat Efesus
Penerapan
Kehidupan
lllllllllllllllllllllllllllll
PENERAPAN KEHIDUPAN (lanjutan)
Pertanyaan untuk direnungkan:
1. Bagaimana kita dapat mengikat pinggang dengan
kebenaran, sehingga akan selalu melakukan apa
yang benar dan berkenan di hadirat Allah?
2. “Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup
keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup
keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang
Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk
ke dalam Kerajaan Sorga” (Mat. 5:20). Apakah
maksud dari “tidak lebih benar daripada hidup
keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang
Farisi?” Bagaimana berbajuzirahkan kebenaran
dapat memelihara hati kita terhadap kemerosotan
rohani?
4. Perisai digunakan untuk melindungi kita dari
bahaya. Bagaimana iman dapat bertindak sebagai
perisai? Bagaimana kematian Tuhan Yesus
menolong kita dalam iman?
5. Empat puluh prajurit rela menyerahkan nyawa
mereka demi kebenaran, karena mengetahui
bahwa mahkota kehidupan menanti mereka.
Apakah kalian akan rela menyerahkan hidup
kalian demi kebenaran?
6. Firman Allah adalah senjata yang efektif, yang
kita miliki dalam menghindari pencobaan.
Bagaimanapun, seperti sebilah pedang, kalian
haruslah ahli dalam menggunakannya, agar
menjadi efektif. Bagaimana kalian melatih diri
dengan Firman Allah, sehingga dapat menjadi
seorang ahli pedang rohani?
3. Pernahkah kalian mengedarkan selebaran untuk
orang lain sebelumnya? Bagaimana perasaan
kalian? Pernahkah kalian berbicara kepada
teman-teman atau yang bukan anggota keluarga
dan kerabat mengenai Yesus Kristus? Bila belum
pernah, mengapa?
22
4
pelajaran
6
Pemahaman
Surat Filipi
Alkitab
lllllllllllllllllllllllllllll
PENGAJARAN DARI
SURAT FILIPI
Surat untuk jemaat Filipi disebut surat sukacita, karena
surat itu menjelaskan sukacita Paulus di dalam Tuhan,
sekalipun dia mengalami penderitaan. Surat Filipi
tidaklah memuat pengajaran filsafat yang mendalam,
tetapi Paulus justru memotivasi jemaat Filipi untuk
meneguhkan iman mereka dengan menunjukkan
kehidupannya pribadinya bahwa sukacita sejati hanya
berasal dari Yesus Kristus. Tidak ada bentuk-bentuk
pencobaan yang dapat mengurangi semangat dan
kasihnya untuk Allah. Kesulitan bukanlah alasan
untuk menyimpang dari standar dan harapan Yesus.
Sebaliknya, justru mengajarkan Paulus untuk
mencukupkan diri dalam segala keadaan.
Filipi merupakan lebih dari sekadar sebuah
surat, karena isinya yang menyelami kehidupan
seorang Kristen yang berkecukupan dan memotivasi
orang-orang percaya untuk tidak menghiraukan situasi
yang terjadi, karena kita masih dapat berpegang
pada Yesus sebagai harta kita yang terbesar dan
memperoleh sukacita di dalam dan melalui Allah.
A. Bersukacita di tengah Penderitaan
Sekalipun Paulus berbicara perihal sukacita di
tengah penderitaan sejak permulaan suratnya, tetapi
hal yang paling penting dibuat pada akhir suratnya.
Bersukacita selama titik terendah di dalam kehidupan
tampaknya merupakan sesuatu yang bersifat
paradoks (saling bertentangan). Tetapi kehidupan
Paulus merupakan kesaksian nyata bahwa hal ini
dapat dicapai olehnya. Bagaimana caranya? Melalui
Allah yang memberi kekuatan kepadanya (4:13). Dan
untuk apakah Allah memberi kekuatan kepadanya?
Agar Paulus dapat mencukupkan diri dalam segala
hal. Apapun situasinya, entahkah mudah ataupun
sulit, Allah dapat membimbing kita untuk melaluinya.
Ketika kehidupan ini lancar, kita memerlukan Dia
untuk menjaga kita tetap rendah hati dan merasa
cukup dalam menikmati berkat-berkat yang ada.
Ketika kehidupan ini terasa sulit, kita memerlukan Dia
pula untuk menjaga kita tetap setia dan yakin akan
kehendak-Nya yang baik bagi kita. Pada saat baik
ataupun buruk, Dia dapat memberikan kita kekuatan
untuk mengendalikan diri, memiliki pikiran dan hati
yang tenang dan teduh.
B. Meneladani Kristus
Meneladani Yesus Kristus adalah salah satu aspek
untuk menjadi satu di dalam-Nya. Kita semua
adalah anggota dari tubuh-Nya dan oleh sebab itu,
seharusnya bekerja untuk keutuhan gereja. Dengan
mengikuti teladan-Nya yang mengagumkan dari apa
yang seharusnya seorang saleh perbuat, kita dapatlah
bersinar sebagai keturunan-keturunan Abraham yang
rohani (Kej. 22:17-18; Ibr. 11:11-12).
a.
b.
c.
C.
Kerendahan hati (2:3-11)
Bersinar (2:12-15; 3:12; 4:8-9)
Dua tokoh teladan (2:19-30)
Mengutamakan Yesus Kristus
Tidak ada keraguan bahwa Paulus menempatkan
Yesus Kristus sebagai yang terutama di dalam
hidupnya. Setelah Yesus Kristus memanggilnya,
tujuan hidupnya adalah menyebarkan Injil. Tidak
ada pikiran mengenai karir atau menghasilkan uang.
Paulus memiliki martabat melalui garis keturunan
Yahudinya dan kedudukannya sebagai seorang Farisi,
tetapi dia membuang semua pujian manusia itu dan
menukarnya untuk Yesus (3:3-9). Dia menegaskan dan
memprioritaskan kembali hidupnya, karena memahami
dan sungguh menghargai keselamatan dari Yesus
Kristus (3:10-11).
Dan dalam mengutamakan Yesus dalam
hidup, kita memiliki tujuan yang indah yang kita
harus tekankan. Kehidupan kekal bersama dengan
Juruselamat yang penuh kebaikan sedang menanti,
tetapi kita perlu hidup dengan mencapai apa yang
telah diberikan-Nya kepada kita – keselamatan. Kita
perlu lebih memperhatikan perkara-perkara ilahi
daripada perkara-perkara duniawi (3:2-4:1).
MENGUJI PEMAHAMAN
1. Apakah tema utama dalam surat kepada jemaat
Filipi?
2. Bagaimana kita bersukacita di tengah
penderitaan?
3. Bagaimana kita dapat meneladani Yesus Kristus?
4. Mengapa kita perlu meneladani Yesus Kristus?
5. Apakah yang Paulus peroleh dari mengutamakan
Yesus Kristus dalam hidupnya?
23
9
pelajaran
6
Penerapan
Surat Filipi
Kehidupan
lllllllllllllllllllllllllllll
Bagian A – Pengaruh Survei
Siapakah yang memegang kuasa terbesar atas apa yang kalian pikirkan, lakukan dan ucapkan?
Langkah 1:
Rata-ratakan masing-masing bagian berikut menurut tingkat pengaruh mereka terhadap pikiran dan
perilaku kalian. Berilah tanda silang pada kategori yang tersedia.
Langkah 2:
Kembalilah dan beri tanda + atau - di sebelah kiri dari setiap pengaruh yang terdaftar untuk
menunjukkan apakah pengaruh itu begitu positif (+) atau negatif (-). Bila menurut kalian pengaruh itu
tidak positif ataupn negatif, berilah tanda 0.
+/-/0
Ibu
Ayah
Teman sekolah
Saudara kandung
Pemberita Injil
Tuhan Yesus
Saudara/i seiman
Kerabat
Internet
Televisi
Film
Majalah
Musik
Buku
11
24
4
Pengaruh
Tidak ada
Sedikit
Banyak
Terlalu
Banyak
pelajaran
6
Surat Filipi
Penerapan
Kehidupan
lllllllllllllllllllllllllllll
PENERAPAN KEHIDUPAN (lanjutan)
Bagian B – Permainan Mencocokkan
Apakah sudut pandang murid terhadap kehidupan
Paulus dan surat-suratnya? Bagaimana mereka
melihat kaitan di antaranya?
Langkah 1:
Pilihlah seorang murid untuk menjadi orang yang
mencocokkan.
Langkah 2:
Berikan semua murid pertanyaan pertama dan
mintalah mereka menuliskan jawabannya. Sebagai
contoh: “Bila Anda adalah Paulus, hal apakah yang
paling diharapkan dari jemaat Filipi akan dikirimkan
untuk Anda?”
Langkah 3:
Setelah semua murid menuliskan jawaban mereka,
biarlah seorang pencocok menunjukkan jawaban
pertama dari seorang murid kepada yang lainnya,
sambil menjelaskan mengapa dia memilih jawaban itu.
Langkah 4:
Lalu, mintalah murid lainnya untuk memperlihatkan
jawaban mereka dan lihatlah seberapa banyakkah
dari jawaban itu yang cocok dengan milik orang
yang mencocokkan. Berikan angka untuk jawaban
yang banyak kecocokkannya. Mintalah orang yang
jawabannya tidak cocok untuk menjelaskan pilihan
mereka. Inilah cara yang baik bagi murid untuk melihat
bagaimana pendapat setiap orang.
Pertanyaan lain yang mungkin:
1. Bila Anda adalah seorang jemaat Filipi, barang
apakah yang Anda akan kirimkan untuk Paulus?
2. Bila Anda memiliki pilihan antara hidup untuk
Kristus atau mati adalah suatu keuntungan,
manakah yang Anda akan pilih?
3. Bila Anda adalah Paulus, apakah yang akan
menjadi kesulitan terbesar Anda sebagai seorang
tahanan?
4. Bila Anda menempuh perjalanan penginjilan, satu
barang apakah yang pasti Anda akan bawa?
5. Bila Anda menempuh sebuah perjalanan
penginjilan yang jauh, satu paket barang
perawatan apakah yang Anda harapkan dari
saudara-saudari seiman untuk dikirimkan kepada
Anda?
6. Apakah yang tampaknya sulit bagi Anda untuk
korbankan – uang atau martabat?
7. Aspek apakah dari kasih Yesus Kristus yang
secara pribadi mempengaruhi tindakan Anda?
8. Yang manakah dari saksi-saksi iman yang tercatat
dalam Ibrani 11, yang paling Anda kagumi?
9. Bila Anda adalah seorang jemaat Filipi, apakah
yang Amda akan lakukan untuk mendukung para
pekerja kudus?
10. Apakah yang Anda akan lakukan untuk
mendukung para pekerja kudus yang sekarang?
11. Cerita Alkitab mengenai doa manakah yang paling
mempengaruhi Anda secara pribadi?
Langkah 5:
Ulangilah langkah 1-4 dengan ‘orang yang
mencocokkan’ selanjutnya dengan menggunakan
pertanyaan berikut.
25
9
pelajaran
7
Surat Kolose
Pemahaman
Alkitab
lllllllllllllllllllllllllllll
IKHTISAR UMUM
c. Membangun Iman yang teguh di dalam Kristus
(2:6-7)
C. Hidup di dalam Kristus (pasal 3)
Kolose mungkin dianggap sebagai surat yang paling
berpusat kepada Kristus dalam seluruh Alkitab. Surat
Kolose menekankan bahwa kita dapat memperoleh
anugerah Allah dan hikmat rohani-Nya hanya melalui
Tuhan Yesus Kristus. Kristus adalah satu-satunya yang
kita sembah sebagai Kepala dari seluruh prinsip dan
kuasa. Pasal 1-3 menjelaskan doktrin teologi Kristen,
sementara bagian akhir dari pasal 3 dan 4 memuat
nasihat bagi kehidupan orang Kristen.
A.
Di dalam Kerajaan Kristus (pasal 1)
i. Kita dapat menerima pengharapan sejati
ii. Kita dapat mengalami kepenuhan Allah
iii. Kita memiliki bagian dalam pekerjaan Tuhan
B. Dibangun di dalam Kristus (pasal 2)
i. Menghindari keduniawian atau
kejatuhan iman
ii. Mencegah iman yang timbul karena kebiasaan atau hukum
iii. Membangun iman yang teguh di dalam Kristus
C.
Hidup di dalam Kristus (pasal 3)
i. Ciri khas dari kehidupan di dalam Kristus
ii. Pembaruan hidup di dalam Kristus
iii. Perwujudan hidup di dalam Kristus
D.
Mengejar Kehidupan di dalam Kristus (pasal 4)
i. Di dalam doa
ii. Di dalam hubungan kita dengan sesama
iii. Di dalam hubungan kita dengan rekan sekerja dalam Kristus
PENGAJARAN
A. Di dalam Kerajaan Kristus (pasal 1)
a. Kita dapat menerima pengharapan sejati (1:38,12-14)
b. Kita dapat mengalami kepenuhan Allah (1:9-12)
c. Kita mengambil bagian dalam pekerjaan Allah
B. Dibangun di dalam Kristus (pasal 2)
a. Menghindari keduniawian dan kejatuhan iman
(2:8-18)
b. Mencegah iman timbul karena kebiasaan atau
hukum (2:20-23)
26
9
a. Ciri khas dari kehidupan di dalam Kristus (3:1-4)
b. Pembaruan hidup di dalam Kristus (3:5-17)
c. Perwujudan hidup di dalam Kristus (3:18-4:1)
D. Mengejar Kehidupan di dalam Kristus –
Penerapan Iman (pasal 4)
a. Di dalam doa (4:2-4)
i. Berdoalah untuk diri kita sendiri.
ii. Berdoalah untuk pekerjaan Allah.
b. Di dalam hubungan kita dengan sesama (4:5-6)
i. Pergunakan hikmat dalam berhubungan dengan orang-orang di luar sana.
ii. Perlakukan sesama dengan lemah lembut.
c. Di dalam hubungan kita dengan rekan sekerja
dalam Kristus (4:7-18)
i. Menunjukkan keramahan terhadap rekan-
rekan sekerja.
ii. Bekerja bersama-sama dengan satu hati.
MENGUJI PEMAHAMAN
1. Menurut Kolose 1, apakah tiga manfaat yang kita
dapat peroleh dari menjadi bagian dalam Kerajaan
Allah?
2. Dalam aspek apakah kita akan dapat mengalami
kepenuhan Allah?
3. Menurut Kolose 2, persoalan apa sajakah yang
ada dalam gereja Kolose? Bagaimana kita dapat
menghindari persoalan yang serupa? (Lihatlah
2:6-7)
4. Empat hal apakah yang kita dapat lakukan untuk
membangun iman yang teguh di dalam Kristus?
5. Apakah tiga ciri khas dari hidup di dalam Kristus?
6. Bagaimana kita dapat mengalami pembaruan
hidup dan menyatakan Kristus di dalam hidup?
7. Dalam aspek apakah kita harus menjadi serupa
dengan Kristus, menurut Kolose 4?
pelajaran
7
Penerapan
Surat Kolose
Kehidupan
lllllllllllllllllllllllllllll
Menanggalkan Manusia Lama,
Mengenakan Manusia Baru
Gambar 1
manusia lama
manusia baru
Mengejar kehidupan di dalam Kristus
merupakan proses seumur hidup yang
memerlukan kedisiplina dan ketetapan
hati untuk menanggalkan kekang dan
bagian-bagian dari manusia lama kita
dan menggantinya dengan sifat-sifat
dari manusia baru kita. Dalam latihan
ini, marilah menggali sifat-sifat dari
manusia lama dan manusia baru kita
dan renungkan bagaimana kita dapat
membuang atau memperoleh setiap sifat
itu.
a. Menanggalkan Manusia Lama
1. Kembalilah ke Kolose 3:5-9.
Sebutkan semua sifat manusia lama.
2. Tuliskan contoh dari tiap-tiap sifat
negatif di tempat yang telah tersedia
(jumlahnya 11 sifat dan contoh).
a. ____________________________
b. ____________________________
c. ____________________________
d. ____________________________
e. ____________________________
f. ____________________________
g. ____________________________
h. ____________________________
i. ____________________________
j. ____________________________
k. ____________________________
3. Lingkari dan sebutkan lima sifat buruk
teratas yang kalian perjuangkan di
dalam doa untuk tidak melakukannya
lagi.
4. Tuliskan lima ketetapan hati (masingmasing satu) untuk membantu kalian
membuang sifat manusia lama di
bulan depan (lihatlah Gambar 1):
b. Mengenakan Manusia Baru
1. Kembali ke Kolose 3:12-15. Sebutkan semua sifat manusia
baru.
2. Lingkarilah lima sifat manusia baru yang dapat menggantikan
pergumulan manusia lama kalian.
3. Dalam Gambar 2, sebutkan masing-masing sifat manusia baru
dan satu sasaran yang kalian dapat capai di bulan berikutnya
untuk menjadi manusia baru.
Gambar 2
manusia baru
Sasaran 1
Sasaran 2
Sasaran 3
Sasaran 4
Sasaran 5
27
9
pelajaran
8
Surat 1 Tesalonika
Sekalipun diberkati dengan akal budi dan materi yang
berlimpah, Tesalonika bukanlah sebuah kota yang
menyambut hangat kehadiran Injil. Karena Paulus
tidak dapat menghabiskan banyak waktu di sana untuk
meletakkan dasar yang lebih teguh, sehingga begitu
memperhatikan kehidupan jemaat yang baru percaya
di dalam lingkungan yang kurang bersahabat (secara
rohani) seperti ini. Di dalam surat ini, kita dapat melihat
bagaimana Paulus membangun kerohanian dari
jemaat yang baru percaya. Pertama, dia memotivasi
jemaat untuk terus melanjutkan kesetiaan mereka
kepada Tuhan. Kedua, dia mengajarkan jemaat
bagaimana menerapkan pengajaran Kristus di dalam
kehidupan sehari-hari. Ketiga, dia mengingatkan
jemaat mengenai Injil Kristus dan pengharapan akan
kedatangan-Nya yang kedua kali. Dengan berbuat
demikian, Paulus membantu jemaat Tesalonika untuk
menanamkan dalam pikiran mereka, bahwa mereka
dapat hidup layak dan berkenan, karena pengorbanan
Tuhan.
PENGAJARAN
B. Iman Jemaat Tesalonika yang Patut Dipuji
Gereja di Tesalonika didirikan di tengah masa
penganiayaan besar. Bagaimanapun, bukannya jatuh
dalam iman ketika di bawah penganiayaan, sebaliknya,
mereka justru sejahtera di dalam iman dan jemaat
semakin bertambah jumlahnya. Di sini, ada beberapa
hal yang kita dapat pelajari melalui iman mereka:
Ketahanan rohani (1:3-6)
Semangat memberi (1:7-8)
Suatu kesaksian bagi orang lain (1:9-10)
Paulus, Teladan Hidup Kristen
Dalam pasal 2, Paulus mengkaitkan kejadian-kejadian
yang memicu kunjungannya dan pendirian gereja di
Tesalonika. Dalam prosesnya, dia memberi teladan
kehidupan Kristen bagi jemaat yang baru percaya.
a. Tidak gentar oleh persoalan yang timbul (2:1-2)
b. Termotivasi oleh kasih (2:3-8)
c. Bersaksi melalui perbuatan (2:9)
28
9
Alkitab
lllllllllllllllllllllllllllll
IKHTISAR UMUM
a.
b.
c.
C.
Pemahaman
D. Membangun Iman melalui Motivasi
Dalam pasal 3, Paulus terus menunjukkan
perhatiannya terhadap jemaat Tesalonika.
a.
b.
c.
E.
Menunjukkan perhatian setiap saat (3:1-5)
Motivasi melalui pujian (3:6-9)
Doa yang tidak putus-putus (3:10-13)
Memotivasi Pertumbuhan Rohani
Pasal 4 dan 5 memuat perintah praktis dalam hal
apa yang masih kurang dalam pengetahuan jemaat
Tesalonika mengenai kedatangan Tuhan Yesus yang
kedua kalinya. Pasal-pasal ini memotivasi orangorang percaya, agar menerapkan kebenaran dalam
kehidupan Kristen mereka.
a. Bertujuan untuk memperoleh dasar kerohanian
yang lebih tinggi
Paulus memotivasi orang-orang percaya, agar
berjuang untuk memperoleh dasar kerohanian
yang lebih tinggi dengan cara:
i. Mengejar kekudusan hidup terhadap percabulan (4:1-8; 5:23)
ii. Hidup dengan tertib (4:9-11)
iii. Bersyukur dan bersukacita (5:16-18)
b. Mempersiapkan diri untuk kedatangan Tuhan yang
kedua kali
Paulus menasihati, agar jemaat mempersiapkan
diri untuk kedatangan Kristus yang kedua kali
dengan melakukan:
i. Kewaspadaan rohani (5:1-10)
ii. Saling memberi dukungan (5:11-14)
iii. Tetaplah Berdoa (5:17)
iv. Menguji segala sesuatu (5:19-21)
F. Kebangkitan
a. Apakah yang akan terjadi pada saat kebangkitan
(4:16)
i. Kita akan mengetahui dengan pasti ketika
Tuhan datang, karena Dia akan turun dari surga dengan sebuah seruan, dengan suara
penghulu malaikat dan suara sangkakala Allah (4:16).
ii. Orang-orang Kristen yang telah mati di dalam
Tuhanlah yang akan bangkit pertama kalinya
(4:13; 1 Kor. 15:23).
iii. Orang-orang kepunyaan Kristus yang masih
hidup akan diubah (4:17).
iv. Orang-orang Kristen yang telah diubah akan
berkumpul di awan-awan bersama dengan
orang kudus yang telah ‘tidur’ (mati) sebelumnya untuk bertemu dengan Tuhan di
angkasa. Orang-orang kepunyaan Kristus
akan tinggal bersama dengan Tuhan
selamanya (4:17).
pelajaran
8
Penerapan
Surat 1 Tesalonika
Kehidupan
lllllllllllllllllllllllllllll
PENGAJARAN
MENGUJI PEMAHAMAN
b. Pengajaran dari kebangkitan – apakah yang harus
kita lakukan bersama-sama sekarang?
i. Kita tidak perlu merasa takut akan kematian. Ketika orang-orang yang terkasih di dalam
Kristus meninggal, kita seharusnya tidak
berdukacita sampai begitu rupa seperti orang
orang yang tidak percaya, yang tidak memiliki
pengharapan akan hidup yang kekal (4:13).
Kita wajib menghibur keluarga yang sedang
berduka (4:18), memenuhi kebutuhan dan
menguatkan iman mereka.
ii. Dengan berharap pada kekekalan yang luar
biasa seperti ini, kita seharusnya terus
berusaha memberitakan Injil, agar lebih
banyak orang yang dapat diselamatkan pada
hari kedatangan Tuhan yang kedua kalinya.
1. Mengapa Paulus katakan bahwa jemaat
Tesalonika adalah sebuah gereja teladan? Apakah
yang kita dapat pelajari dari mereka?
2. Bagaimana Paulus memuji jemaat Tesalonika?
Kelebihan apa sajakah yang dia tunjukkan?
3. Bagaimana sikap Paulus ketka memotivasi jemaat
Tesalonika?
4. Apakah tiga tujuan rohani yang Paulus berikan
kepada jemaat Tesalonika?
5. Bagaimana Paulus memotivasi jemaat
mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan
Tuhan yang kedua kalinya?
6. Menurut surat 1 Tesalonika, apakah yang akan
terjadi pada orang-orang Kristen yang mati
sebelum kedatangan Kristus yang kedua kalinya?
PENERAPAN KEHIDUPAN
Bagian A – Tiga Langkah Rencana untuk Hidup Kudus terhadap Percabulan
Sebagai orang-orang percaya yang hidup di bawah pengaruh perubahan-perubahan hormonal pada masa remaja,
bagaimana kita dapat menjadi kudus dan tetap hidup dalam kekudusan? Lihatlah tabel berikut dan bacalah ayatayat mengenai tetap hidup dalam kekudusan. Lalu, renungkan bagaimana ayat-ayat itu menjadi teladan bagi
kehidupan kalian.
Langkah-Langkah
Apakah yang Alkitab
telah sampaikan?
Bagaimana terapkan ayat dalam
hidupku?
1. Bacalah Ayub 31:1
Ayub membuat sebuah tekad yang
sungguh untuk tidak mengikuti
keinginan daging. Tekad itu
ditanamkan dalam hatinya untuk
menuntun dirinya pada saat
sebelum dan selagi pencobaan itu
datang.
Aku seharusnya bertekad untuk
tetap murni dan kudus. Pada
tahap ini, aku akan berencana
bertindak ketika mengalami
pencobaan-pencobaan yang tidak
diharapkan.
2. Bacalah
Kejadian 39:12 dan 2
Timotius 2:22
Yusuf menjauh dari godaan secara
fisik dengan melarikan diri.
Aku akan menghindari atau
menyingkirkan diriku dari situasisituasi yang merusak kekudusan
dan imanku terhadap Allah.
3. Bacalah
Mazmur 119:9 dan
Galatia 5:16-25
Seorang muda dapat
mempertahankan kelakukannya
bersih dengan menjaganya sesuai
dengan firman Allah. Kita dapat
menghindari hawa nafsu daging
dengan berjalan di dalam Roh Allah.
Aku dapat bersandar pada
firman Allah dan Roh-Nya yang
kudus untuk membimbing dan
mentahirkanku dalam kehidupan
sehari-hari. Aku seharusnya
menyempatkan diri untuk berdoa
dan membaca Alkitab, agar
mendekat kepada Allah.
(berlanjut ke halaman berikut)
29
4
pelajaran
8
Surat 1 Tesalonika
Penerapan
Kehidupan
lllllllllllllllllllllllllllll
Bagaimana contoh-contoh pada halaman sebelumnya
dapat berhubungan dengan hidupku?
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
Bagian B – Menelaah Biaya dan Manfaat
Hidup kudus mungkin menyebabkan kita mnejadi tampak aneh di tengah arus dunia, karena untuk
menjadi ‘terpisah dan kudus,’ mungkin perlu menjauhkan diri dari norma-norma budaya seperti
berdansa, memainkan video games, berpesta pora dan kondisi sosial lainnya yang menyatu dengan
dosa dan godaan. Sekalipun harga tekad untuk tidak lagi ‘bersenang-senang’ mungkin tampaknya
begitu besar, tetapi manfaat yang dipreoleh sesungguhnya jauh lebih besar. Dalam aktivitas berikut,
marilah kita membantu murid-murid menggambarkan biaya dan manfaat dari kenikmatan jasmani dan
kekudusan rohani.
Langkah 1:
Mintalah semua murid untuk memikirkan ide mengenai pencobaan-pencobaan yang mungkin dapat
merusak kekudusan mereka (contoh: Berpacaran, berdansa, menonton acara televisi, film-film orang
dewasa, video games, papan iklan, novel roman, majalah…)
Langkah 2:
Adakanlah pemilihan suara dan pilihlah tiga pencobaan yang paling sulit untuk dihadapi.
Langkah 3:
Isilah analisis berikut untuk masing-masing dari tiga pencobaan. Sebuah contoh telah dibuat untuk
diperhatikan oleh semua murid. Mereka dapat mengisinya dalam tabel kosong berikut.
30
4
pelajaran
8
Penerapan
Surat 1 Tesalonika
Kehidupan
lllllllllllllllllllllllllllll
Pencobaan
(contoh: Mengunjungi situs yang
sebenarnya aku tidak boleh
kunjungi)
...menyerah pada pencobaan
sekarang
Biaya
Manfaat
...menolak pencobaan sekarang
Biaya
Manfaat
Apakah yang menjadi hasilnya,
bila aku...
sedikit merasa
bersalah
gembira,
heran akan halhal yang baru
sangkal diri
dari apa yang
teman-teman
dapat atau
boleh lihat
hati nurani
tidak merasa
bersalah
Apakah yang akan kurasakan 20
tahun yang lalu, bila aku...
aku mungkin
kecanduan
situs-situs
porno, karena
kebiasaan yang
terbentuk di
kelas Remaja
tahu akan
informasi dunia
tidak terlalu
banyak
dapat menjadi
teladan bagi
anak-anakku
Apakah yang akan kurasakan
ketika meninggal dan menghadap
Allah,
bila aku...
aku akan
dihakimi
karena semua
perbuatan-ku
tidak ada
tidak ada
sukacita dapat
berdiri di
hadapan Allah
tanpa sesal
hati terhadap
kunjungan ke
situs porno
Pencobaan
(contoh: Mengunjungi situs
yang sebenarnya aku tidak
boleh kunjungi)
...menyerah pada pencobaan
sekarang
Biaya
Manfaat
...menolak pencobaan
sekarang
Biaya
Manfaat
Apakah yang menjadi
hasilnya, bila aku...
Apakah yang akan kurasakan
20 tahun yang lalu, bila aku...
Apakah yang akan kurasakan
ketika meninggal dan
menghadap Allah,
bila aku...
31
4
pelajaran
9
Surat 2 Tesalonika
Alkitab
lllllllllllllllllllllllllllll
IKHTISAR UMUM
A. Motivasi
i. Memuji pertumbuhan rohani
ii. Mengingatkan kembali tentang tujuan akhir
1. Menderita untuk Kerajaan Allah
2. Menghukum orang-orang yang
menentang kebenaran
iii. Berdoa untuk pekerjaan Tuhan
B.
Eskatologi
i. Bertahan dalam pencobaan
ii. Mengenali dosa atau pelanggaran manusia
iii. Berdiri teguh dalam pengharapan
C.
Menjalani hidup yang saleh dan produktif
i. Di dalam doa
ii. Di dalam perbuatan
iii. Di dalam kasih
PENGAJARAN
A. Motivasi (pasal 1)
a. Memuji pertumbuhan rohani (1:3-4)
Paulus mengawali suratnya dengan memotivasi
jemaat Tesalonika yang mengalami penganiayaan
hebat. Dia memberikan pujian, karena ketekunan
dan pertumbuhan rohani mereka dalam hal:
i. Iman
ii. Kasih
iii. Kemampuan untuk menghibur orang lain
b. Mengingatkan kembali tentang tujuan akhir (1:510)
Kadang, cara terbaik untuk tetap fokus adalah
menyimpan tujuan akhir di dalam ingatan mereka.
Filipi 3:14 berbicara mengenai penekanan pada
“tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan
surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.” Demikian
pula, Paulus membantu jemaat Tesalonika
terfokus kembali pada tujuan untuk:
i. Memasuki Kerajaan Allah (1:5)
ii. Berdiri di hadapan Tuhan pada hari terakhir
(1:8-10)
c. Berdoa untuk pekerjaan Tuhan (1:11-12)
Seorang atlet dimotivasi untuk melakukan yang
terbaik selama sebuah pertandingan olahraga
berlangsung, terlebih lagi ketika ada fans dan
pendukung yang memberikan semangat di
sampingnya. Konsep yang sama diterapkan pula
pada peperangan rohani. Adalah jauh lebih mudah
berperang dalam perjuangan yang baik ketika kita
memiliki seseorang yang mendukung kita melalui
doa.
32
4
Pemahaman
Di sini, Paulus mengatakan:
i. Bahwa Allah akan memperhitungkan jemaat
Tesalonika layak atas panggilan-Nya.
ii. Bahwa Allah akan menolong orang-orang percaya
untuk menyelesaikan pekerjaan-Nya yang baik.
iii. Bahwa Allah akan memberikan kekuatan kepada
orang-orang percaya dalam pekerjaan kudus
mereka.
Tujuan di balik semua ini adalah untuk memuliakan
Yesus Kristus, Tuhan kita.
B. Eskatologi – Pengajaran mengenai Akhir
Zaman (pasal 2)
Dalam bagian kedua dari suratnya, Paulus
menjelaskan perihal akhir zaman. Dia bukan hanya
mengoreksi ajaran-ajaran palsu mengenai kedatangan
Kristus yang kedua kali, tetapi mengajarkan pula
bagaimana jemaat mempersiapkan diri dan bereaksi
terhadap kedatangan Kristus yang kedua kalinya itu.
a.
b.
Bertahan dalam pencobaan (2:1-3)
Untuk bertahan dalam pencobaan, kita haruslah:
i. Memahami tanda-tanda akhir zaman (2:2)
ii. Dengan sabar menantikan Tuhan (2:3)
Mengenali durhaka/pelanggaran manusia (2:3-12)
Hari Tuhan tidak akan datang sebelum durhaka
(pelanggaran manusia dalam New International
Version – NIV) dinyatakan. Oleh karena itu,
penting bagi kita untuk dapat mengenali beberapa
durhaka manusia.
i. Ciri khas (2:4)
ii. Pembatasan (2:9)
iii. Akhir (2:8)
c. Berdiri teguh dalam pengharapan (2:13-17)
i. Memelihara iman (2:15)
Kebenaran akan menolong kita membedakan
yang benar dan yang salah, mengalahkan
keinginan yang mementingkan diri sendiri
dan menghindari ajaran bidat dan kecenderungan dunia.
ii. Mengejar kekudusan (2:13)
Salah satu cara untuk berdiri teguh dalam
pengharapan adalah dengan terus-menerus
dan secara aktif mengejar kekudusan dan
kemajuan rohani melalui Roh Kudus.
C. Menjalani Hidup yang saleh dan produktif
(pasal 3)
Pasal 3 merupakan bagian Penerapan Kehidupan
dari surat 2 Tesalonika. Di sini, Paulus menasihati
jemaat untuk membuang kemalasan untuk mencapai
peningkatan-peningkatan dalam bidang berikut:
pelajaran
9
Penerapan
Surat 2 Tesalonika
Kehidupan
lllllllllllllllllllllllllllll
PENGAJARAN (lanjutan)
a. Di dalam doa (3:1-5)
i. Berdoa untuk para hamba Tuhan (3:1-3)
ii. Berdoa untuk diri kita sendiri (3:5)
b. Di dalam perbuatan (3:6-12)
i. Tindakan yang tertib (3:6-11)
ii. Bekerja dengan tenang (3:12)
c. Di dalam kasih (3:13-15)
i. Jangan jemu-jemu berbuat kebaikan (3:13)
ii. Saling menasihati (3:14-15)
Dengan kasih, jemaat menghibur hati yang
hancur, memotivasi yang lemah,
memperingatkan yang tidak taat dan saling
mengindahkan peringatan-peringatan.
Dengan cara ini, tubuh Kristus dapat
bertumbuh dalam kasih menuju
kesempurnaan.
MENGUJI PEMAHAMAN
1. Apakah tiga alasan utama, sehingga Paulus
menulis surat kedua untuk jemaat Tesalonika?
2. Bagaimana Paulus memotivasi jemaat Tesalonika
yang sedang menderita oleh sebab kepercayaan
mereka?
3. Menurut pasal 2, sikap apakah yang seharusnya
dimiliki oleh orang Kristen mengenai kedatangan
Tuhan yang kedua kalinya? Apakah yang
mereka dapat lakukan untuk mempersiapkan diri
menyambut akhir zaman?
4. Siapakah yang akan muncul sebelum kedatangan
Kristus yang kedua kali? Bagaimana dengan ciri
khas, pembatasan dan akhirnya?
5. Mengapa penting untuk menjauhkan diri dari
kemalasan? Sebaliknya, apakah yang kita harus
lakukan?
PENERAPAN KEHIDUPAN
Ke manakah Perginya Waktuku?
Dalam surat 2 Tesalonika, Paulus menasihati jemaat untuk menjauhkan diri dari kemalasan dan jalanilah hidup
yang saleh dan produktif. Sekalipun mungkin sedikit dari antara kita yang hanya duduk-duduk saja menantikan
kedatangan Tuhan, tetapi sangatlah mungkin bahwa kita tidak menggunakan waktu kita dengan bijak sebagaimana
seharusnya. Latihan pertama ini akan membantu kita melihat di mana sebagian besar dari waktu yang ada kita
habiskan.
Bahan-bahan yang diperlukan:
5-6 spidol/pensil warna untuk setiap murid
Petunjuk:
1. Setiap kotak adalah SATU JAM. Gunakan pensil/pen untuk mewarnai semua waktu luang yang kita miliki
pada tabel berikut. Ini adalah waktu yang tidak dapat kalian kendalikan. Waktu yang tidak bebas untuk dipilih,
termasuk:
– fungsi-fungsi waktu yang digunakan untuk kelangsungan hidup (waktu makan, waktu tidur, waktu buang air
kecil/besar)
– memerlukan waktu untuk menjalankan kewajiban yang sehat (waktu perawatan)
– pekerjaan (saat bersekolah, saat bekerja, termasuk saat berkendara)
– Lain-lain __________ (pekerjaan paruh waktu, bila membutuhkan uang tambahan)
2. Tempat berwarna putih yang tersisa seharusnya menjadi waktu untuk kalian pilih.Hitunglah kotak-kotak putih
yang ada.
– Waktu luang kalian PER MINGGU adalah __________ JAM
– Bagilah waktu luang kalian dengan tujuh hari dalam seminggu.
– Waktu luang kalian PER HARI adalah __________ JAM
3. Gunakan pensil warna untuk menandai setiap kategori berikut. Kalian dapat memasukkan kategori-kategori
yang termasuk jumlah waktu penting per harinya.
– Ibadah kelompok (waktu ke gereja, ke persekutuan)
– Ibadah pribadi (doa pribadi dan pembacaan Alkitab)
– Menjalin sebuah hubungan (waktu yang dihabiskan bersama keluarga dan teman-teman, telepon, email)
– Perbaikan diri (belajar, berlatih dengan menggunakan peralatan)
– Kegiatan santai (olahraga, hobi, bepergian, membaca, menonton, musik dan bermain internet)
– Lain-lain __________
(berlanjut ke halaman berikut)
33
9
pelajaran
9
7:00 AM
8:00 AM
9:00 AM
10:00 AM
11:00 AM
12:00 PM
1:00 PM
2:00 PM
3:00 PM
4:00 PM
5:00 PM
6:00 PM
7:00 PM
8:00 PM
9:00 PM
10:00 PM
11:00 PM
12:00 AM
1:00 AM
2:00 AM
3:00 AM
4:00 AM
5:00 AM
34
9
Kehidupan
lllllllllllllllllllllllllllll
CIRI KHAS DALAM SATU MINGGU DARI KEHIDUPAN _______________
Minggu
6:00 AM
Penerapan
Surat 2 Tesalonika
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu
pelajaran
9
Penerapan
Surat 2 Tesalonika
Kehidupan
lllllllllllllllllllllllllllll
PENERAPAN KEHIDUPAN (lanjutan)
4. Hitunglah jumlah kotak dari tiap-tiap warna.
–
Waktu rata-rata yang kalian habiskan dalam ibadah kelompok per minggu adalah __________ jam
–
Waktu yang kalian habiskan untuk ibadah pribadi per minggu adalah __________ jam
–
Waktu yang kalian habiskan untuk menjalin sebuah hubungan adalah __________ jam
–
Waktu yang kalian habiskan untuk perbaikan diri adalah __________ jam
–
Waktu yang kalian habiskan untuk kegiatan santai adalah __________ jam
–
Waktu yang kalian habiskan adalah __________ setiap minggunya adalah __________ jam
5. Hitunglah persentase dari waktu luang yang kalian habiskan pada tiap-tiap kategori dengan membagi jumlah
jam dengan total waktu luang yang ada. Hitunglah persentase menurut aturan. (Pilihan: Buatlah diagram
dengan angka dari persentase itu.)
6. Renungkan: Apakah ada hal yang mengejutkan mengenai bagaimana kalian menggunakan waktu luang yang
ada? Menurut tabel waktu kalian, apakah ada peningkatan jumlah kemalasan dalam hidup kalian? Apakah
kehidupan kalian sekarang lebih saleh, lebih produktif atau justru lebih malas? Lingkarilah deretan angka
berikut untuk mengetahui di manakah diri kalian berada:
Bersikap malas
atau
menyia-nyiakan
hidup
– 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6 – 7 – 8 – 9 – 10 –
Bersikap saleh, produktif
dalam penggunaan waktu
yang bijak
7. Tuliskan tiga hal yang ingin kalian ubah mengenai penggunaan waktu pribadi dan bagaimana kalian dapat
memperbaiki kehidupan pribadi.
35
4
pelajaran
10
Surat 1 Timotius
Alkitab
llllllllllllllllllllllllll
PENGAJARAN
Paulus menulis surat ini adalah untuk menasihati
Timotius mengenai bagaimana memelihara kebenaran
Allah, bagaimana gereja seharusnya berperan dan
bagaimana mengembangkan kepemimpinan yang
baik.
A. Ajaran-Ajaran Palsu dan Mitos (Takhyul dan
dongeng)
Tujuan Timotius tinggal di Efesus adalah untuk
mengoreksi ajaran-ajaran palsu manusia dan yang
mengabdikan diri pada dongeng dan silsilah (1:3-4).
Tujuan dari perintah-perintah itu bagi Timotius sendiri
dan jemaat Efesus adalah untuk belajar mengasihi
melalui hati yang suci, hati nurani yang murni dan iman
yang tulus ikhlas (1:5).
a. Ajaran-ajaran palsu (1:3-11; 6:3-10)
• Kesombongan (sedikitnya pengenalan akan Allah)
dan perselisihan masih ada dalam perdebatanperdebatan gereja sekarang ini. Bagaimana cara
kalian membaurkan situasi seperti ini?
b. Mitos (4:1-8)
Rupanya penduduk Efesus mengambil batasanbatasan yang tidak perlu berdasarkan alasanalasan budaya. Mitos-mitos ini mungkin telah ada
sejak dahulu ketika mereka berkembang dewasa
atau satu-satunya mitos yang mereka seringkali
dengar, seperti sebuah mode. Hal ini dapat
mengkondisikan persoalan-persoalan etnosentris
yang kita miliki sekarang (percampuran antara
kebudayaan Asia, kebudayaan Amerika,
pengajaran Alkitab, pengharapan gereja).
• ‘Penjaga lama’ gereja sekarang cenderung
menjadi lebih Asia secara kebudayaan. Ini menjadi
persoalan bagi pemuda yang lebih berpikiran
budaya barat. Ada jurang antara dua kelompok
budaya ketika keduanya turut memainkan bagian
dari pengertian-pengertian yang ‘baik’ dalam
kerohanian gereja. Inikah hal yang dapat
disampaikan? Bila demikian, apakah yang
akan menjadi hal yang saleh? Bila tidak,
apakah sebabnya?
B. Pengharapan Bagi Orang Percaya (pasal 2-3;
5-6:1-2)
Untuk menunjukkan kasih kepada Allah dan segenap
anggota keluarga-Nya, saudara-saudari seiman
bertanggung jawab untuk berperilaku dengan cara
tertentu. Gereja merupakan tiang penopang dan dasar
kebenaran dan jemaat haruslah menunjukkan dasar
realitas dari Yesus Kristus ini. Dan orang-orang yang
menginginkan kehormatan dengan melayani Tuhan
dalam kapasitas yang lebih besar sebagai seorang
penatua atau diaken, ada pengharapan-pengharapan
yang lebih besar di dalam peran itu dan orang-orang
36
9
Pemahaman
yang ada dalam otoritas, kedudukan yang tinggi.
Berikut adalah hal-hal penting bagi siswa kelas
Remaja.
a. Berdoa (2:1-7)
• Apakah yang kalian dapat masukkan ke dalam
permohonan doa kalian sekarang? Bagaimana
kalian membuatnya menjadi sepenuh hati?
b. Saudara-saudara (2:8; 3:1-13; 5:1,17-20; 6:1-2)
• Apakah yang menurut kalian merupakan
teladan khusus dari perilaku persaudaraan
yang baik? Satu hal apa yang kalian dapat
perbuat untuk menjadi teladan yang lebih baik
bagi orang-orang yang lebih muda?
c. Saudari-saudari Seiman (2:9-15; 5:2-16)
Para perempuan seharusnya berpakaian
sederhana, sopan dan pantas, seperti
berpakaian untuk Allah dan bukan untuk
manusia. Untuk memperoleh perhatian dari Allah,
mereka mendandani diri dengan perbuatanperbuatan saleh. Belajar dengan tenang dan
taat sepenuhnya berarti menjadi ‘tenang,
tidak mengganggu dan taat.’ Tampaknya, ini
bertentangan dengan gagasan kemerdekaan dari
kaum perempuan di dalam masyarakat modern.
Tetapi saran Paulus justru berkaitan dengan
pembelajaran dan ditujukan untuk menciptakan
lingkungan tertib bagi yang berbuat demikian.
Pula, untuk kaum laki-laki, memperlakukan
perempuan yang lebih tua sebagai ibu dan
perempuan yang lebih muda sebagai saudari,
dengan kekudusan yang mutlak.
• Apakah tantangan untuk berperilaku saleh
seperti ini bagi saudari-saudari?
• Bahkan para saudara dapat memberikan
penguatan yang negatif (misalkan:
menguatkan hati suadari itu untuk berpakaian
dengan gaya yang lebih duniawi). Apakah yang
kalian dapat lakukan secara pribadi untuk
membantu saudari-saudari (yang lebih muda/
lebih tua dari usia kalian) untuk menjadi lebih
saleh?
C. Seorang Pemimpin Baik yang tidak
menghiraukan keadaan
Beberapa jemaat di Efesus mungkin tidak memiliki
pikiran seperti Timotius karena usianya, tetapi seorang
pemimpin gereja yang baik bukanlah diukur menurut
berapa banyak suara yang dia peroleh dari persetujuan
jemaat. Seorang pemimpin gereja yang baik diukur
dengan perkenanan dari Allah.
a. Belajar dan terus belajar (1:18-19; 4:6-16)
b. Syarat-syarat seorang pemimpin yang baik di
gereja (4:6-16; 6:11-21)
i. Sama seperti Yesus, seorang pemimpin di gereja
melayani. Gunakan otot-otot rohani itu! Timotius
diperintahkan untuk mengatur, mengajar dan
memberitakan Injil.
pelajaran
10
Kehidupan
llllllllllllllllllllllllll
PENGAJARAN (lanjutan)
ii.
Penerapan
Surat 1 Timotius
Sama seperti Yesus, seorang pemimpin gereja
yang efektif dekat dengan Allah dan secara rohani
bertumbuh. Paulus menyuruh Timotius untuk
senantiasa mempelajari Kitab Suci dan mengejar
sifat-sifat yang baik – keadilan, kesalehan, iman,
kasih, kesabaran dan kelemahlembutan.
iii. Sama seperti Yesus, fokus! Timotius
diperingatkan, agar menjauhkan diri dari hal-hal
yang dapat mengubah imannya – kesombongan,
cinta akan uang, perkara-perkara duniawi,
perkataan yang tidak baik dan pemikiran yang
berlawanan. Dia seharusnya berpegang pada
pengharapan dan kegigihan untuk berperang
dalam perjuangan iman yang baik.
iv. Sama seperti Yesus, kasih. Di dalam surat
penggembalaan ini, Paulus memberikan petunjuk
dalam skala besar kepada Timotius mengenai
bagaimana melayani berbagai jemaat di gereja;
mengampuni dan mentolerir terhadap anggota
keluarganya sendiri.
MENGUJI PEMAHAMAN
1. Apakah tujuan Timotius tinggal di Efesus dan
apakah hasilnya dari tujuan itu?
2. Paulus memperingatkan Timotius terhadap ajaranajaran palsu apakah?
3. Apakah yang kita dapat pelajari untuk berperang
melawan ajaran-ajaran palsu dan guru-guru
palsu?
4. Perilaku apakah yang diharapkan dari antara kita
sebagai para pemuda di gereja?
5. Apakah persyaratan dari seorang pemimpin yang
baik?
PENERAPAN KEHIDUPAN
Bagian A – Mempelajari Kembali Lima Dasar Kepercayaan
Lima Dasar Kepercayaan Gereja Yesus Sejati berbeda dengan aliran kekristenan yang lainnya. Temanteman Kristen mungkin bertanya-tanya mengapa iman kepercayaan kita dan ketika mereka menanggapi tidak
mempercayainya, kita mungkin bertanya-tanya apakah yang kita percayai selama ini benar adanya. Marilah kita
mengulang kembali apa yang kita percayai dan mengapa kita percaya itu.
Langkah 1:
Bagilah murid-murid ke dalam dua kelompok. Guru dapat memilih atau memberikan tugas secara acak,
kepercayaan yang dimiliki setiap orang. Sekelompok rekan yang tidak memiliki kepercayaan yang sama.
Langkah 2:
Pada babak pertama, rekan yang pertama akan menjelaskan kepada rekannya mengenai kepercayaan itu dan
mengapa itu menjadi Dasar Kepercayaan Gereja Yesus Sejati. Boleh melihat ke dalam Alkitab. Rekan lainnya
seharusnya mengajukan pertanyaan dengan maksud ingin tahu.
Langkah 3:
Pada babak kedua, rekan yang kedua akan melakukan hal yang sama dengan kepercayaan yang ditugaskan
kepadanya.
Langkah 4:
Bila ada cukup banyak kelompok, pilihlah pasangan untuk menjelaskan sebuah Dasar Kepercayaan di hadapan
semua orang. Demikian pula, setiap siswa akan menjelaskan dan menjawab pertanyaan dari kelas dengan
tangkas.
Diskusikan sebagai satu kelas, hal apa sajakah yang utama dan sulit dipisahkan dari yang telah disebutkan di atas.
Lihatlah pada Buku Inti Kebenaran Alkitab dan buku Pertanyaan dan Jawaban Dasar-Dasar Kepercayan Gereja
Yesus Sejati untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam mengenai tiap-tiap Kepercayaannya.
37
4
pelajaran
10
Surat 1 Timotius
Kehidupan
llllllllllllllllllllllllll
PENERAPAN KEHIDUPAN (lanjutan)
Dasar-dasar Kepercayaan – Apa dan Mengapa
Hari Sabat Kudus
Hari Tuhan ditetapkan sebagai hari yang kudus
(Kej. 2:3); hari perhentian yang ditujukan untuk
Dia (Kel. 16:23). Hari Sabat merupakan hari
terakhir dalam satu minggu – hari Sabtu, sesuai
dengan kalender Romawi. Kita mengetahui
bahwa orang-orang Yahudi Orthodoks mengikuti
tradisi dan memegang Sabat mulai hari Jumat
malam. Allah memerintahkan orang-orang Israel
memegang hari Sabat di dalam Sepuluh Perintah
Allah (Kel. 20:8-11). Gereja mula-mula selalu
memegang hari Sabat (Kis. 13:14) bukan karena
tradisi legal, tetapi karena hakikat rohani dari
pada hari Sabat.
Baptisan Air
Berdasarkan baptisan Yohanes Pembaptis
– diselam ke dalam air yang hidup. Yesus
memberikan teladan ketika Dia dibaptis
oleh Yohanes Pembaptis. Baptisan Yohanes
merupakan baptisan pertobatan, setelah
kematian Yesus, baptisan itu adalah untuk
penebusan dosa (Kis. 2:38; 22:16). Para muridNya membaptis orang lain pula ketika Dia masih
hidup (Yoh. 4:2). Setelah Yesus bangkit dan
kembali ke surga, mereka terus membaptis
orang-orang percaya yang baru (Kis. 8:38).
Basuh Kaki
Membasuh kaki orang-orang percaya. Terjadi
setelah sakramen baptisan air. Yesus membasuh
kaki murid-murid-Nya pada perjamuan terakhir.
Pada mulanya, Petrus menolak, sehingga Yesus
berkata, “Sebab Aku telah memberikan suatu
teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat
sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu”
(Yoh. 13:15).
Perjamuan Kudus
Memperingati pengorbanan dan kematian Yesus
(1 Kor. 11:24-26) dan mengambil bagian di dalam
tubuh dan darah-Nya (1 Kor 10:16). Melakuan
perjamuan terakhir selama Hari Raya Paskah.
Roti adalah tubuh dan cawan adalah darah,
yang secara rohani berubah setelah pengucapan
syukur (Mat. 26:26-28). Satu roti dipecah-pecah
menjadi bagian-bagian kecil, karena hanya ada
satu tubuh Allah (1 Kor. 10:16-17). Karena ragi
melambangkan hal negatif di dalam Alkitab, maka
roti adalah tidak beragi dan “hasil pokok anggur”
adalah sari buah anggur, sebab anggur (arak)
difermentasikan melalui ragi.
38
9
Penerapan
Roh Kudus
Roh Kudus adalah Yesus (Yoh. 14:16-17), yang
adalah Allah sendiri (Kis. 5:3-4). Sekalipun
ada gerakan-gerakan dari Roh Kudus dalam
Perjanjian Lama, itu tidak terjadi sampai Yesus
bangkit dan kembali ke surga serta Roh Kudus
tinggal di dalam manusia (Kis. 1:1-5). Roh
Kudus pertama-tama dicurahkan saat hari raya
Pentakosta (Kis 2:1-4). Roh Kudus dicurahkan
ke atas orang-orang non-Yahudi sebagai tanda
bahwa keselamatan Allah tidaklah terbatas pada
orang-orang Yahudi saja (Kis 10:44-48). Buktinya
dengan berbahasa roh (Kis 2:4; 10:46; 19:6). Roh
Kudus perlu mutlak bagi keselamatan seseorang
(Yoh. 3:5; Rm. 8:9; 2 Kor. 1:22).
Catatan: Bila waktu masih tersedian, silahkan
lanjut ke bagian B dari Penerapan Kehidupan
pada Buku Pegangan Guru.
pelajaran
11
Surat 2 Timotius
Pemahaman
Alkitab
llllllllllllllllllllllllll
PENGAJARAN
Sekalipun Paulus dipenjara dan hanya Lukaslah
yang menemaninya, tetapi dia menulis surat akrab
ini yang memuat motivasi dan pengharapannya
kepada Timotius. Setelah mengalami kehidupan yang
sukar dan dianiaya selama bertahun-tahun sebagai
rasul Yesus Kristus, Paulus tidak merasa menyesal
dan berdiri teguh dalam imannya. Dia menasihati
Timotius, yang tidak mau menderita sebanyak itu,
untuk melakukan hal yang sama. Surat-surat Paulus
memberikan teladan bagi hamba Kristus, dan itu
memberikan pengajaran mengapa mencapai standar
itu merupakan tujuan yang berharga.
A. Teladan dari Hamba Kristus
Paulus menulis hampir setengah dari kitab-kitab dalam
Perjanjian Baru. Antara pengajarannya dan pandangan
sekilas dari kehidupannya sebagai seorang rasul
(di luar kitab Kisah Para Rasul), dia mungkin adalah
seorang Kristen paling terkenal di dalam Alkitab.
Sekalipun kita belajar mengenai Petrus dan Yohanes
terlebih dahulu melalui Injil, kita hanya mendengar
dari mereka dalam beberapa surat pendek setelah
kemunculan mereka di dalam kitab Kisah Para Rasul.
Yesus Kristus adalah standar yang diinginkan setiap
orang Kristen dan Paulus merupakan teladan terbaik
dari orang yang telah berhasil mendekati tujuan itu.
a. Gunakan karunia dan terapkan pengetahuan
rohani (1:6; 3:16-17)
Paulus memotivasi Timotius untuk “mengobarkan
karunia Allah yang ada padamu oleh
penumpangan tanganku ke atasmu” (1:6).
Sekalipun kita tidak mengetahui karunia khusus
apa yang Timotius terima, kita dapat melihat
bahwa dia merasa takut untuk menggunakannya.
Tetapi seperti yang kita ketahui dari
perumpamaan tentang talenta (Mat. 25:14-30),
bila Allah memberikan kita suatu keahlian, Dia
mengharapkan kita dapat menggunakannya.
b. Pemberita Injil (1:7-14; 4:1-5)
Yesus Kristus memberikan para murid sebuah
amanat yang agung: “Karena itu pergilah,
jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan
baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak
dan Roh Kudus dan ajarlah mereka melakukan
segala sesuatu yang telah Kuperintahkan
kepadamu” (Mat. 28:19-20a). Pelayanan Paulus
mencerminkan hal ini saat memberitakan Injil
melalui tiga perjalanan penginjilannya dan nasihat
melalui surat-suratnya. Dia memotivasi Timotius
demikian: “Beritakanlah firman, siap sedialah baik
atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang
salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala
kesabaran dan pengajaran” (2 Tim. 4:2).
c. Kuat di dalam Kristus (2:1-7)
Paulus memberikan tiga perumpamaan
bagaimana Timotius dapat menjadi kuat di
dalam Kristus. Perumpamaan mengenai prajurit
menekankan pada tiga sifat: Kesabaran, fokus dan
kesetiaan. Paulus katakan bahwa untuk mengatasi
masa-masa sulit atau pencobaan, ikutilah Yesus
Kristus.
Perumpamaan mengenai petani menekankan
pada kerja keras dan usaha. Kerja keras
petani menghasilkan buah, sehingga sudahlah
sepantasnya bila dia diberi hadiah. Tidak peduli
jumlah talentanya, bekerja keras untuk Allah
sangatlah dianjurkan. Seperti Yakobus berkata,
“Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati,
demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan
adalah mati” (Yak. 2:26).
d. Berhati-hati dalam perkataan (2:14-19,23-26)
Tubuh Kristus memiliki banyak anggota dan
memang ada dari beberapa di antaranya secara
alami tidak rukun. Sehingga hal itu mencobai
kita untuk menghardik, menjadi pasif – agresif
dan menjadi marah, tetapi Paulus mengingatkan
Timotius, agar tidak bertengkar dan mengubah
keadaan, penuh kesabaran dan kerendahan hati
untuk mengurangi perdebatan, terutama ketika
kalian adalah bagian itu dari tubuh-Nya, tetapi
kuasa kelemahlembutan tidak dapat diragukan
lagi. “Dengan kesabaran seorang penguasa dapat
diyakinkan dan lidah lembut mematahkan tulang”
(Ams. 25:15).
e. Dipersiapkan untuk tujuan yang mulia (2:20-22)
Semua perabot itu memiliki potensi yang
bermanfaat, tetapi itu hanya bila perabot itu
menguduskan diri mereka terhadap tujuan-tujuan
yang kurang mulia (kurang mulia di sini berarti
dikarakteristikkan dengan kehinaan, kerendahan
dan ketidakberartian,” menurut Merriam –
Webster). Jadi sebuah perabot emas yang asyik
dalam kehinaan, akan menjadi kurang nilainya
daripada cawan tanah liat yang bersih di hadirat
Tuannya.
f. Kesetiaan dan kesabaran (3:1-15)
Di tengah ketidaksalehan dan penganiayaan,
Paulus memotivasi Timotius untuk berdiri teguh
berpegang pada ajaran-ajaran Kitab Suci dan
dengan melihat teladan dari kesabaran dari pada
dirinya.
39
9
pelajaran
11
Surat 2 Timotius
Pemahaman
Alkitab
llllllllllllllllllllllllll
PENGAJARAN (lanjutan)
B. Motivasi untuk menjadi Seorang Hamba yang
Teladan
MENGUJI PEMAHAMAN
1. Apakah tiga perumpamaan yang Paulus
pergunakan untuk menggambarkan menjadi
kuat di dalam Kristus dan sifat apa sajakah yang
seharusnya diteladani?
Paulus memberikan beberapa peringatan rohani untuk
memotivasi Timotius.
a. Membalas anugerah Yesus (1:9-12)
Paulus katakan bahwa dia dan Timotius
diselamatkan dan dipanggil kepada suatu
hidup yang kudus bukanlah tanpa tujuan.
Dalam anugerah Yesus Kristus, ada tujuan di
dalamnya. Paulus merendahkan hati dan dengan
mengagumkan menerima kemurahan ini tanpa
ragu, dia mengambil amanat yang Yesus Kristus
rancang untuknya (Kis. 9:1-29; 1 Tim. 1:12-17).
b. Keselamatan (2:8-12; 4:6-8)
Sekalipun Paulus harus mengalami kesukaran
sebagai seorang hamba yang teladan dari
Yesus Kristus, dia mengetahui ada hadiah yang
kekal atas ketegarannya ini. Paulus merasa
aman, karena mengetahui dirinya bahwa mati
bersama Yesus, bertahan terhadap kesukaran
dan memelihata iman akan membawanya
kepada mahkota kebenaran dan kehidupan serta
pemerintahan bersama dengan-Nya. Kasih dan
pengertian Paulus yang mendalam mengenai
kehidupan kekal memotivasinya untuk “sabar
menanggung semuanya itu bagi orang-orang
pilihan Allah, supaya mereka juga mendapat
keselamatan dalam Kristus Yesus dengan
kemuliaan yang kekal.“ Paulus tetap menjadi
seorang hamba yang teladan, bukan hanya
untuk keselamatan dirinya sendiri, tetapi untuk
keselamatan orang lain pula.
2. Perabot seperti apakah yang dapat bermanfaat
bagi Tuannya dan dipersiapkan untuk setiap
pekerjaan yang baik?
3. Apakah yang seharusnya dihindari oleh seorang
hamba yang teladan?
4. Bagaimana seorang hamba yang teladan itu dapat
tetap teguh?
5. Bagaimana kehidupan Paulus menjadi teladan
bagi Timotius?
6. Apakah yang Paulus tuntut dari Timotius?
40
4
pelajaran
11
Surat 2 Timotius
Penerapan
Kehidupan
llllllllllllllllllllllllll
PENERAPAN KEHIDUPAN
Bagian A – Mendukung Iman Orang Lain
Pikirkan tujuan dan tema dari surat terakhir
Paulus ini. Lakukan dan motivasilah saudara-saudari
dengan menuliskan salah satu dari dua surat berikut:
Pilihan 1:
Tuliskan surat 2 Timotius versi masa kininya. Pikirkan
tentang gereja, jemaat dan masyarakat yang sekarang
ini. Nasihat apakah yang kalian akan berikan kepada
Timotius mengenai hal-hal yang sebaiknya dihindari
dan hal-hal yang diharapkan? Motivasi apakah yang
kalian akan berikan? Persoalan apakah yang kalian
akan sebutkan dan solusi apakah yang kalian akan
sarankan? Apakah lagi yang kalian dapat masukkan ke
dalamnya?
Pilihan 2:
Tuliskan surat jawaban kepada Paulus. Bayangkan
diri kalian sebagai Timotius. Hal apa sajakah yang
kalian akan katakan untuk menghibur Paulus? Nasihat
manakah yang membantu? Tantangan apa sajakah
yang masih kalian hadapi? Pertanyaan apa sajakah
yang masih kalian miliki? Apakah lagi yang kalian
dapat masukkan ke dalamnya?
Langkah 3:
Ketika telah selesai, berikan kantong itu kepada
seorang siswa dan mintalah dia mengeluarkan semua
lipatan kertas itu dan membacakannya dengan
keras-keras. Mintalah siswa yang lainnya membahas
bagaimana hal ini menjadi sebuah persoalan. Apakah
hal itu lazim? Mintalah mereka membahas bagaimana
mereka dapat memecahkan persoalan itu dan langkah
apa sajakah yang mereka akan ambil. Tanyakan
mereka cara memotivasi teman-teman sekelas untuk
bertindak dan memecahkan persoalan itu; seringkali
persoalan itu sederhana, tetapi siswa tidak ingin
mengalami akibatnya – kehilangan teman-teman
sekolah dan lain sebagainya.
Langkah 4:
Berikan kantong itu kepada siswa berikutnya dan
ulangi lagi langkah 3. Ketika kantong itu telah beredar
ke sekeliling, bila ada yang mengulangi topik yang
dapat dibahas lebih lanjut dan bila siswa telah
membicarakannya, para Guru Pendidikan Agama
haruslah menyimpan topik-topik yang diulang ini di
dalam otaknya, sehingga kelak dapat menasihati siswa
lagi di masa yang akan datang.
Bagian B – Ketidaksalehan
Apakah yang siswa kelas Remaja hadapi sekarang?
Paulus tidak pernah menyebutkan secara khusus
– keinginan jahat dari masa muda –, sementara
beberapa hal ada pada diri kalian, hal baru dan khusus
apakah yang ada untuk siswa kelas Remaja di gereja
Anda? Ketidaksalehan apakah dari akhir zaman ini
yang sedang mereka hadapi (tidak selalu merupakan
pencobaan bagi mereka)?
Langkah 1:
Potonglah lembaran kertas dan siapkan sebelum
pelajaran dimulai.
Langkah 2:
Berikan selembar kertas kepada siswa (sediakan lebih
banyak) dan mintalah mereka menuliskan pencobaanpencobaan yang mereka alami dan perilaku nonKristen yang mereka alami. Mereka haruslah menulis
SATU percobaan atau perilaku non-Kristen di
setiap lembar. Mintalah mereka untuk melipat dan
meletakkannya ke dalam sebuah kantong.
41
9
pelajaran
12
Surat Titus dan
Filemon
Alkitab
llllllllllllllllllllllllll
PENGAJARAN
Sekalipun Titus adalah sebuah surat pendek, tetapi itu
mencakup tema yang sama seperti surat 1 Timotius.
Sebuah gereja memerlukan struktur organisasi yang
baik, doktrin yang dapat dipercaya dan ajaran yang
benar untuk menyelesaikan amanat yang telah
diberikan oleh Allah. Lihatlah Pelajaran 10 untuk
rinciannya.
Paulus memberitahu Titus bahwa melalui
anugerah Allah, yang memperkenalkan pekerjaanpekerjaan baik di antara umat-Nya, jemaat dapat
melatih pengendalian diri dan membangun gereja.
Dengan mempraktekkan sifat-sifat Kristen seperti
‘garam dunia’ dan ‘terang dunia’ (Mat. 5:13-14),
mereka meneladani Yesus Kristus dan memuliakan
Dia.
Surat pendek Paulus kepada Filemon mengenai
Onesimus menekankan pada pengampunan dan
pemeriksaan kembali hubungan majikan-budak
Kristen dalam Yesus Kristus. Sama seperti Onesimus
menghadapi tugas sebagai orang Kristen, untuk
memperbaiki kesalahannya di masa yang lalu dan
kembali kepada majikannya, Paulus memohon dengan
sangat kepada Filemon untuk menanggapi dengan
kebaikan Kristen yang sama, menerima Onesimus
yang sekarang menjadi saudara di dalam Kristus dan
menunjukkan kasih dan kemurahan kepadanya.
Bagian # 1 – Pengajaran dari Surat Titus
A. Kepemimpinan Gereja
Sejak zaman para rasul mula-mula di Yerusalem, ktia
mengetahui penting dan dampak kepemimpinan yang
efektif di gereja.
a. Para penatua atau penilik jemaat (1:5-9)
Karena kunjungan Paulus ke Kreta sebelum
pemenjaraannya yang pertama adalah singkat
(Kis. 27:7-9,12-13,21), Titus ditugaskan untuk
meneruskan pekerjaan untuk memperbaiki
struktur organisasi gereja itu, terutama dengan
mengangkat orang-orang yang berkualitas untuk
menjadi penatua. Itu adalah persyaratan yang
sama, yang kemudian Paulus katakan kepada
Timotius di dalam 1 Timotius 3:2-7.
b. Guru-guru palsu (1:10-16)
Memang pada mulanya, para pemimpin
penggembalaan dibentuk untuk membagikan
makanan kepada jemaat orang Yunani dan
jemaat orang Yahudi Ibrani (Kis. 6:1-7), tetapi saat
Paulus menulis surat kepada Titus bahwa mereka
ternyata melayani lebih untuk tujuan-tujuan rohani,
selain tugas-tugas adminitratif mereka. Kestabilan
gereja dan kepemimpinan yang efektif adalah
penting, karena mereka melindungi jemaat dari
kemurtadan dalam iman.
42
9
Pemahaman
Paulus menekankan pentingnya peran ini kepada
para penatua Efesus, mengumpamakan mereka
sebagai seorang gembala, jemaat sebagai
kawanan domba dan guru-guru palsu sebagai
serigala (Kis. 20:28-31).
Paulus ingin Titus belajar bagaimana
mengenali guru-guru palsu dan bagaimana cara
menghadapi mereka. Mereka kebanyakan adalah
para pembicara dan penipu yang memberontak,
sama seperti guru-guru palsu di Efesus, tetapi
di Kreta, Titus pun harus menghadapi ‘kelompok
bersunat’ – orang-orang Kristen Yahudi. Mereka
membebani hukum Taurat Yahudi kepada
orang-orang Kristen non-Yahudi untuk tujuan
memperoleh keuntungan dengan tidak jujur.
B. Kehidupan yang Saleh
Dalam 2:11-14, Paulus katakan bahwa kasih karunia
Allah dapat mendidik kita untuk meninggalkan
kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan agar
dapat mengendalikan diri dan hidup benar. Kehidupan
Yesus Kristus menunjukkan adanya kasih karunia ini
bahwa kehidupan yang saleh dapat dicapai melalui Dia
yang memberikan kekuatan kepada kita. Dan kasih
karunia ini memotivasi orang-orang Kristen berjuang
untuk hidup saleh, karena hutang kita atas kasih.
Yesus Kristus mengorbankan diri-Nya untuk menebus
kita dari kejahatan dan menguduskan diri-Nya bagi
mereka. Penebusan saja tidak menjadikan kita sebagai
salah satu milik kepunyaan-Nya; kekudusan juga perlu.
a. Pengendalian diri (2:1-10)
Dalam terjemahan New International Version (NIV)
untuk pasal ini, kata ‘pengendalian diri’ berulang
kali muncul dan dapat dipergunakan sebagai
aspek utama dari perilaku di tengah berbagai
kelompok gereja.
Melatih pengendalian diri dapat menjadi hal
yang sulit pada tiap-tiap tingkatan usia. Kita ingin
menikmati hidup dan kadang dengan melatih
pengendalian diri, kita merasa seolah-olah
kehilangan sesuatu. Tetapi, mengendalikan diri
berarti menyeimbangkan sifat kita yang berdosa
dan yang menyenangkan hati Allah (Rm. 8:5-8).
Paulus memotivasi Titus untuk mendidik laki-laki
dan perempuan yang lebih lanjut usianya di gereja
Kreta, untuk melatih pengendalian diri mereka
sebagai teladan bagi laki-laki dan perempuan
yang lebih muda usianya. Laki-laki dan
perempuan yang lebih muda usianya dan para
budak seharusnya melatih pengendalian diri untuk
memuliakan Allah dan memberitakan keselamatan
Yesus Kristus, menunjukkan bahwa mereka
adalah para pengikut-Nya di dalam perbuatan dan
bukan hanya dalam nama saja.
pelajaran
12
Pemahaman
Surat Titus dan
Filemon
Alkitab
llllllllllllllllllllllllll
PENGAJARAN (lanjutan)
kerendahan hati untuk menerimanya dan membiarkan
dendam berlalu.
B. Hamba-hamba Kristus
b. Berbuat Baik (3:1-11)
Gagasan untuk menjadi taat dan lemah lembut
sulit untuk diterima oleh para pemuda modern.
Sebagian, mungkin itu karena perkataan seperti
kehendak yang lemah, menginjak-injak atau
tidak ada kekuatan di dalam pikiran ketika
kita memikirkan perihal ketaatan. Tetapi, kita
mengetahui bahwa itu bukanlah hal yang buruk.
Sebaliknya, Allah tidak akan menuntut hal ini dari
pada kita. Ketaatan membutuhkan kepercayaan
(Ef. 5:24), balasan (Ef. 5:33) dan yang terpenting
adalah ketaatan kepada Allah. Pula sulit untuk
tidak memfitnah orang lain, penuh damai dan
perhatian dan menunjukkan kerendahan hati
yang sejati. Tetapi, tidak peduli kecenderungankecenderungan dalam masyarakat, kebanyakan
orang dipengaruhi oleh orang-orang yang berbuat
baik.
Paulus pun mengingatkan Titus untuk
memotivasi jemaat Kreta untuk melakukan
perbuatan baik sebagai tanda bahwa mereka
adalah ciptaan baru di dalam Kristus (2 Kor.
5:17). Bila rupa mereka ‘sebelumnya’ termasuk
kebodohan, ketidaktaatan, dendam, iri hati,
kebencian dan hawa nafsu, maka rupa mereka
‘setelahnya’ seharusnya hanya berbuat kebaikan.
Paulus pun menyebutkan, seperti di dalam suratsuratnya yang lain, bahwa perbuatan baik kita
adalah setitik debu yang sungguh tidak sebanding
dengan apa yang Yesus Kristus telah perbuat
bagi kita. Dia menyelamatkan kita, sekalipun
kita tidak layak atau tidak dapat membalas-Nya.
Dan sekalipun kita berada jauh di bawah sana,
Dia akan mengangkat kita menjadi ahli waris
kehidupan kekal bersama dengan-Nya.
Hubungan antara Onesimus dan Filemon
menggaungkan hubungan orang Kristen dengan Yesus
Kristus. Kita adalah para budak dan Yesus Kristus
adalah Majikan kita. Dalam menjalani kehidupan
sehari-hari, adalah mudah untuk melupakan apa yang
bukan milik kita. Tetapi, kita telah dibeli dan ditebus
dengan sebuah harga (1 Kor. 6:19-20), dengan darah
Anak Domba Allah. Kita adalah milik Allah dan satusatu cara yang Dia inginkan adalah kita mengakuinya
dengan memelihara tubuh kita, bait-Nya yang kudus.
Sebagai orang-orang Kristen, kita bukan lagi hamba
dosa, tetapi hamba-hamba kebenaran (Rm. 6:15-23).
MENGUJI PEMAHAMAN
1. Mengapa Titus pergi ke Kreta dan apa tujuan dari
pelayanannya di sana?
2. Apakah tujuan dari pengendalian diri?
3. Mengapa kita seharusnya berbuat baik?
Bagian # 2 – Pengajaran dari Surat Filemon
A. Pengampunan
Yang menarik, Paulus menggunakan nada pasifagresif dalam surat pribadinya untuk menyentuh
Filemon dengan arah yang benar (8-9,13-14,1819,21). Itu dapat menjelaskan dari tidak hadirnya
kata ‘mengampuni.’ Padahal memang itulah yang
Paulus ingin Filemon lakukan. Melalui percakapan
70 kali tujuh kali antara Yesus Kristus dengan
Petrus dan perumpamaan mengenai hamba yang
jahat (Mat. 18:21-35), kita mengetahui pentingnya
pengampunan. Tetapi dengan meninggikan status
Onesimus sebagai saudara di dalam Kristus, kita dapat
melihat bahwa pengampunan seperti Kristus termasuk
kerendahan hati. Paulus tidak memotivasi Filemon
untuk mengampuni Onesimus dari kemuliaan seorang
majikan baik yang tinggi, tetapi lebih pada persamaan
kedudukan sebagai saudara seiman. Perlu kerendahan
hati untuk memberikan pengampunan; juga diperlukan
4. Apakah persamaan dan perbedaan antara surat
Titus dan surat 1 Timotius?
5. Mengapa Filemon harus mengampuni Onesimus?
43
4
pelajaran
12
Surat Titus dan
Filemon
Kehidupan
llllllllllllllllllllllllll
PENERAPAN KEHIDUPAN
Bagian A – Melatih Pengendalian Diri
Ketika menghadapi sebuah situasi yang para siswa
seharusnya melatih pengendalian diri, apakah yang
mereka dapat katakan atau lakukan?
Langkah 1:
Mintalah siswa memberikan contoh ketika mereka
menghadapi pencobaan dan perlu melatih
pengendalian diri.
Langkah 2:
Bagilah siswa menjadi kelompok yang terdiri dari 2-4
orang per kelompok. Inilah waktu untuk memerankan
sebuah lakon yang pendek!
Bagian B – Mengampuni atau Tidak Mengampuni
Memang tidak mudah untuk memohon pengampunan
dan tidak mudah pula untuk sungguh-sungguh
mengampuni, tetapi itulah yang Allah minta untuk
kita perbuat. Itu tidak berarti bahwa Dia ingin kita
melupakan dan menjadi naif di masa yang akan
datang, tetapi Dia ingin kita belajar untuk mengampuni
seperti Dia mengampuni.
Bagilah siswa menjadi dua kelompok. Inilah
waktu untuk berdebat! Lemparkan koin dan biarkan
tim yang menang memutuskan hal yang ingin mereka
perdebatkan.
Pilihan 1:
Sebuah kelompok akan berdebat agar Filemon
mengampuni Onesimus dan kelompok lainnya akan
berdebat pula untuk tidak mau mengampuninya.
Pilihan 2:
Buatlah skenario untuk diperdebatkan oleh siswa atau
terhadap pengampunan.
Catatan: Ingatkan siswa bahwa perdebatan
jangan sampai menjadi perselisihan. Tidak ada
nama panggilan. Perdebatan itu haruslah cerdas,
terdengar seperti argumen dan dapat dipercaya
dan temukan kekurangan yang ada pada pihakpihak yang berlawanan dalam perdebatan Anda.
Dalam perdebatan itu, pihak yang satu akan
memperdebatkan mengenai apa yang Allah inginkan,
tetapi siswa tidak harus selalu memenangkan
perdebatan tanpa berdebat dengan baik. Guru akan
menjadi hakimnya.
44
9
Penerapan
pelajaran
13
Ulasan
Pertanyaan
llllllllllllllllllllllllll
Bagian 1 – Kuis Ayat Hafalan
Tujuan dari kuis ini adalah
untuk membantu para siswa dan Guru Pendidikan Agama untuk
mengulang kembali dan mengingat ayat-ayat Alkitab.
Bagian # 1 – Kuis Ayat Hafalan
Tujuan dari kuis ini adalah untuk membantu para siswa dan guru mengulang kembali dan mengingat ayatayat Alkitab. Kami sangat merekomendasikan para siswa dan guru untuk menggunakan kuis ini.
Isilah tempat yang kosong (jumlah nilai 40)
1. (nilai 4) “Sebab aku mempunyai _______________ yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah
yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga _______________.
Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari _______________ dan memimpin kepada
_______________, seperti ada tertulis: “Orang benar akan hidup oleh iman.” (Rm. 1:16-17)
2. (nilai 4) “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah _______________ Roh Kudus yang diam di dalam
kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah dan bahwa kamu bukan ____________________?
Sebab kamu telah _______________ dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan
_______________mu!” (1 Kor. 6:19-20)
3. (nilai 2) “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah _______________ baru; yang _______________
sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” (2 Kor. 5:17)
4. (nilai 4) “...tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan _______________, tetapi hanya oleh
karena _______________ dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus,
supaya kami dibenarkan oleh karena _______________ dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan
_______________. Sebab: Tidak ada seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat.”
(Gal. 2:16)
5. (nilai 4) “Satu tubuh dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang
terkandung dalam panggilanmu, satu _______________, satu _______________, satu _______________,
satu _______________ dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam
semua.” (Ef. 4:4-6)
6. (nilai 2) “Malahan segala sesuatu kuanggap _______________, karena pengenalan akan Kristus Yesus,
Tuhanku, lebih mulia daripada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan
menganggapnya _______________, supaya aku memperoleh Kristus” (Flp. 3:8)
7. (nilai 3) “Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu
____________________ Dia. Hendaklah kamu _______________ di dalam Dia dan _______________
di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu dan hendaklah
hatimu melimpah dengan syukur.” (Kol. 2:6-7)
45
9
pelajaran
13
Pertanyaan
Ulasan
llllllllllllllllllllllllll
Bagian 1 – Kuis Ayat Hafalan (lanjutan)
8. (nilai 3) “Semoga Allah damai sejahtera ____________________ kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan
tubuhmu terpelihara sempurna dengan _______________ pada _______________ Yesus Kristus, Tuhan kita.”
(1 Tes. 5:23)
9. (nilai 3) “Karena itu kami senantiasa _______________ juga untuk kamu, supaya Allah kita menganggap
kamu _______________ bagi panggilan-Nya dan dengan kekuatan-Nya menyempurnakan _______________
mu untuk berbuat baik dan menyempurnakan segala pekerjaan imanmu.” (2 Tes. 1:11)
10. (nilai 4) “Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau _______________. Jadilah
teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam _______________mu, dalam kasihmu, dalam
_______________mu dan dalam _______________mu.” (1 Tim. 4:12)
11. (nilai 4) “Sebab itu _______________ nafsu orang muda, kejarlah _______________, kesetiaan, kasih
dan damai bersama-sama dengan mereka yang _______________ kepada Tuhan dengan hati yang
_______________.” (2 Tim. 2:22)
12. (nilai 3) “Perkataan ini benar dan aku mau supaya engkau dengan yakin menguatkannya, agar mereka yang sudah
percaya kepada Allah sungguh-sungguh berusaha melakukan _______________ yang _______________.
Itulah yang baik dan ________________ bagi manusia.” (Tit. 3:8)
Bagian 2 – Surat-Surat dan Pesan-Pesan
Tujuan dari bagian ini adalah untuk membantu siswa mengingat surat-surat Paulus dan pesan-pesan utamanya.
Bila siswa tidak terbiasa dengan surat-surat itu, disarankan, agar mereka diberikan review singkat oleh guru
sebelum menjalani bagian tes ini.
A. Sebutkan tiga belas surat Paulus agar nama semua surat itu muncul di dalam Alkitab:
1. ____________________
3. ____________________
2. ____________________
5. ____________________
4.
____________________
7. ____________________
6.
____________________
9. ____________________
11. ____________________
8.
____________________
10.
____________________
13. ____________________
12.
____________________
46
9
pelajaran
13
Ulasan
Pertanyaan
llllllllllllllllllllllllll
Bagian 2 – Surat-Surat dan Pesan-Pesan (lanjutan)
B. Cocokkan nama dari surat-surat Paulus dengan gagasan utama yang disebutkan:
1. Paulus menulis surat ini untuk gereja non-Yahudi yang baru, yang tidak menonjol. Jemaat di gereja ini
telah menerima iman dengan setia, tetapi mereka diombang-ambingkan oleh guru-guru orang Yahudi,
yang mengajarkan pentingnya hukum Taurat dan sunat. Paulus menggunakan surat ini untuk menyangkal
perbudakan dari hukum Taurat dan menasihati jemaat untuk hidup sebagai manusia mereka di bawah Kristus
– orang merdeka yang bergumul dengan sifat mereka yang berdosa dan menghasilkan buah Roh di dalam
kehidupan mereka sehari-hari. ____________________
2. Ini adalah surat pertama untuk gereja yang memiliki banyak pertanyaan seputar kebangkitan. Surat ini
menjelaskan proses kebangkitan dan apa yang akan terjadi terhadap umat Kristen yang meninggal sebelum
kedatangan Tuhan. ____________________
3. Beberapa orang percaya bahwa karena Tuhan Yesus akan segera datang, mereka tidak perlu lagi bekerja.
Mereka duduk-duduk saja sepanjang hari, menantikan Tuhan dan tidak melakukan apa-apa. Paulus
menyampaikan hal ini di dalam suratnya dan mengulangi pernyataan kebenaran mengenai kebangkitan.
____________________
4. Paulus menulis surat ini untuk gereja yang memiliki banyak karunia dan persoalan. Para jemaat diberkati
dengan karunia bernubuat dalam bahasa roh, tetapi kebaktian mereka tidak tertib. Orang-orang tidak
mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus dengan sikap hormat dan kepala dari jemaat perempuan
tidaklah ditutupi. Gereja tidak berfungsi sebagai satu tubuh, bahkan mentolerir perbuatan zinah.
____________________
5. Dalam surat ini, Paulus membela kerasulannya, sehingga pelayanannya tidak dipermalukan. Dia menghadapi
tuduhan dari rasul-rasul palsu dan menjelaskan mengapa dia bekerja untuk menghidupi dirinya sendiri. Dia
‘bermegah’ atas kelemahannya sambil menyatakan kelebihannya sebagai seorang rasul. Dia pun memotivasi
jemaat untuk memenuhi janji mereka membantu saudara-saudara yang kurang beruntung di Yerusalem.
_____________________
6. Surat ini berisi penjelasan yang paling lengkap dari Paulus mengenai Injil Keselamatan. Surat ini berbicara
mengenai bagaimana kita dibenarkan karena iman dan dikuduskan oleh darah Kristus di dalam baptisan.
____________________
7. Sekalipun ditulis di dalam penjara, surat ini disebut sebagai injil kasih, karena kasih sering disebutkan di
dalamnya. Paulus menggambarkan hubungan kasih antara suami-istri, orangtua-anak, majikan-hamba dan
memotivasi jemaat untuk mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah. ____________________
8. Ini adalah surat penjara Paulus dari Roma yang berbicara perihal sukacita di dalam penderitaan. Dia berterima
kasih kepada gereja ini, karena kasih dan partisipasi mereka di dalam pelayanan dan memotivasi mereka
untuk meneladani Kristus dan mengutamakan Dia di dalam kehidupan mereka. ____________________
47
9
pelajaran
13
Ulasan
Pertanyaan
llllllllllllllllllllllllll
Bagian 2 – Surat-Surat dan Pesan-Pesan (lanjutan)
9. Gereja ini dibingungkan oleh campuran antara filsafat dunia dan ajaran-ajaran bidat. Jemaat mengejar
pengetahuan rohani dengan cara yang sama dengan mengejar pengetahuan duniawi dan memiliki
persoalan dengan pertapaan duniawi dan penyembahan kepada malaikat. Paulus menulis surat ini dari
dalam penjara untuk membantu jemaat berfokus kembali kepada Kristus dan ‘mengenakan manusia baru.’
____________________
10. Surat ini ditulis untuk majikan yang budaknya melarikan diri dan menjadi orang yang percaya Kristus. Pesan
utamanya adalah pengampunan dan perkenanan. ____________________
11. Surat ini ditulis sebagai motivasi untuk seorang pemberita Injil muda. Surat ini dipenuhi dengan nasihat
praktis mengenai bagaimana memelihara kebenaran Allah, bagaimana gereja harus berfungsi dan bagaimana
mengembangkan kepemimpinan yang saleh. ____________________
12. Surat ini ditulis untuk seorang pemberita Injil muda yang memimpin gereja-gereja di Kreta. Dalam surat ini,
Paulus memberitahu pemberita Injil itu mengenai bagaimana cara memilih penatua (penilik jemaat) untuk
membantu urusan gereja dan bagaimana memotivasi tiap-tiap pelaksanaan administrasi di dalam gereja dapat
berjalan sesuai dengan Firman Allah. ____________________
13. Ini merupakan surat Paulus yang terakhir sebelum dia dieksekusi. Di dalamnya, Paulus memotivasi seorang
pemberita Injil muda untuk menjadi setia terhadap kebenaran dan memberitakan kabar baik. Dua tema di dalam
surat ini adalah kasih Paulus untuk ‘anak-anak’nya dan untuk Kristus. ___________________
48
9
Tujuan Allah bagi Surat-Surat Paulus
Entahkah dituliskan untuk gereja
atau perorangan,
surat-surat ini adalah istimewa
bagi umat Kristen (Rm. 8:9).
Hanya Allahlah yang dapat
menolong kita memahami
maksud firman-Nya (1 Kor.24-26).
Hanya Dialah yang dapat berikan Anda kuasa
untuk mentaati firman Allah dan
menyenangkan hati-Nya.
Tiap-tiap surat Paulus memiliki
sebuah pesan istimewa.
Tiap-tiap suratnya memiliki
sebuah pesan bagi kita pada hari ini.
Apakah yang Anda pelajari dari
tiap-tiap surat itu?
Bagaimana menerapkannya
ke dalam kehidupanmu?
Kelaparan rohani merupakan
kebutuhan dari pertumbuhan
imanmu!!!
Kurangnya kelaparan rohani
merupakan alasan bagi kegagalan
kerohanianmu!!!
Biarlah rohmu menyala-nyala.
Pendidikan Agama
REMAJA
Tahun 3 Buku 4
“Segala tulisan yang diilhamkan Allah
memang bermanfaat untuk mengajar,
untuk menyatakan kesalahan,
untuk memperbaiki kelakuan dan
untuk mendidik orang dalam kebenaran.”
(2 Timotius 3:16)
True Jesus Church
General Assembly, USA
(Buku ini hanya dipergunakan
di dalam Gereja Yesus Sejati)
Edisi Revisi 1, 2012
Download