Tahun 3 Buku 4 REMAJA Buku Aktivitas Murid Surat-Surat Paulus Nama Murid: ______________________ Renungan Bagi Para Murid – Berjaga-jaga dan Berdoa “Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat.” (Matius 6:13) “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut, tetapi daging lemah.” (Matius 26:41) Berjaga-jaga dan berdoa! Sungguh sebuah gagasan yang luar biasa! Kita perlu memulai setiap hari dengan memohon Allah menolong kita untuk melihat taktik tipu muslihat Iblis, sekaligus dapat melihat jelas akibat-akibat dari dosa. Kita perlu memohon Allah untuk membuat kita peka terhadap dosa dan membencinya, sehingga akan menemukan jalan untuk menjauhinya. Mohonlah pertolongan dari Allah pada saat-saat pencobaan! “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.” (2 Timotius 4:7) Daftar Isi Tahun 3 Buku 4 llllllllllllllllll Bacaan Kitab untuk Minggu ini 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Roma 1-16 1 Korintus 1-16 2 Korintus 1-13 Galatia 1-6 Efesus 1-6 Filipi 1-4 Kolose 1-4 1 Tesalonika 1-5 2 Tesalonika 1-3 1 Timotius 1-6 2 Timotius 1-4 Titus dan Filemon 1. Surat Roma 2. Surat 1 Korintus 3. Surat 2 Korintus 4. Surat Galatia 5. Surat Efesus 6. Surat Filipi 7 Surat Kolose 8. Surat 1 Tesalonika 9. Surat 2 Tesalonika 10.Surat 1 Timotius 11.Surat 2 Timotius 12 Surat Titus dan Filemon 13. Ulasan 1 5 11 15 18 23 26 28 32 36 39 42 45 Surat-Surat Paulus A Topik Bagian Surat-Surat Paulus Surat-surat Paulus memainkan peranan yang sangat penting dalam menguatkan iman dari banyak gereja dan jemaat mula-mula. Ketiga belas surat ini dapat dibagi menjadi tiga kategori: A. Enam surat perjalanan penginjilan Surat Galatia (perjalanan penginjilan yang pertama, tahun 40-49 M); surat 1 dan 2 Tesalonika (perjalanan penginjilan yang kedua, tahun 50-59 M); surat 1 dan 2 Korintus, surat Roma (perjalanan penginjilan yang ketiga, tahun 50-59 M) B. Empat surat penjara (ditulis di Roma, tahun 60-62 M) Surat Efesus Surat Filipi Surat Kolose Surat Filemon C. Tiga surat penggembalaan Surat 1 Timotius (ditulis di Makedonia, tahun 63-66 M) Surat 2 Timotius (ditulis di Roma, tahun 67 M) Surat Titus (ditulis di Makedonia, tahun 63-66 M) Di Alkitab, surat-surat itu tidaklah disusun menurut aturan kronologis, tetapi menurut panjang suratnya. Surat yang lebih panjang ditujukan kepada gereja-gereja dan yang lebih pendek ditujukan kepada perorangan. Surat-surat awal Paulus ditulis kira-kira 25 tahun setelah kematian Tuhan Yesus, sementara surat-surat terakhir Paulus mungkin ditulis sebelum penulisan keempat kitab Injil. Profil pribadi: Paulus adalah seorang rasul bagi bangsa-bangsa non-Yahudi. Dikenal pula dengan Saulus, nama Yahudinya. Keluarga Paulus dan dirinya berasal dari suku Benyamin, tetapi setelah bertobat, dia dikenal dengan nama Paulus. Tempat tinggal: Paulus tinggal di Antiokhia, Siria (Kis. 13:1), tetapi menempuh perjalanan ke seluruh Kerajaan Romawi dan menetap paling lama di Korintus dan Efesus. Pekerjaan: Pekerjaan Paulus adalah tukang kemah (Kis. 18:1-3) Pengalaman perubahan hidup: Melihat sebuah penglihatan di jalan menuju Damsyik, yang membawanya kepada pertobatan dan dipanggil menjadi seorang rasul (Kis. 9:1-32; Gal. 1:1-24). Pada mulanya, Paulus memandang dirinya sebagai seorang pemimpin Kristen yang penting, tetapi kemudian, memandang dirinya sebagai seorang “yang paling hina dari semua rasul” (1 Kor. 15:9). Lalu, Paulus menyadari bahwa “di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik” (Rm. 7:18) dan dirinya adalah seorang “yang paling hina di antara segala orang kudus” (Ef. 3:8). Akhirnya, Paulus menempatkan dirinya sebagai seorang “yang paling berdosa” (1 Tim. 1:15). B Ayat Hafalan 1. “Hal itu akan nampak pada hari, bilamana Allah, sesuai dengan Injil yang kuberitakan, akan menghakimi segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati manusia, oleh Kristus Yesus. Tetapi, jika kamu menyebut dirimu orang Yahudi dan bersandar kepada hukum Taurat, bermegah dalam Allah.” (Rm. 2:16-17) 2. “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!” (1 Kor. 6:19-20) 3. “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: Yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” (2 Kor. 5:17) (April/Mei/Juni) 7. “Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu, hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.” (Kol. 2:6-7) 8. “Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.” (1 Tes. 5:23) 9. “Karena itu kami senantiasa berdoa juga untuk kamu, supaya Allah kita menganggap kamu layak bagi panggilan-Nya dan dengan kekuatan-Nya menyempurnakan kehendakmu untuk berbuat baik dan menyempurnakan segala pekerjaan imanmu.” (2 Tes. 1:11) 10. “Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.” (1 Tim. 4:12) 4. “…bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus…” (Gal. 2:16) 11. “Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.” (2 Tim. 2:22) 5. “Satu tubuh dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.” (Ef. 4:4-6) 12. “Perkataan ini benar dan aku mau supaya engkau dengan yakin menguatkannya, agar mereka yang sudah percaya kepada Allah sungguh-sungguh berusaha melakukan pekerjaan yang baik. Itulah yang baik dan berguna bagi manusia.” (Tit. 3:8) 6. “Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia daripada semuanya. Oleh karena Dialah, aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus” (Flp. 3:8) C pelajaran 1 Latar Belakang Surat Roma Alkitab lllllllllllllllllllllllllllll LATAR BELAKANG Surat-surat Paulus memainkan peranan yang begitu penting dalam menguatkan beberapa gereja mulamula maupun iman jemaat mula-mula. Ketiga belas surat ini dapat dibagi menjadi tiga kategori: A. Surat-surat Perjalanan Surat Galatia (perjalanan penginjilan pertama, tahun 40-49 M) Surat 1 dan 2 Tesalonika (perjalanan penginjilan kedua, tahun 50-59 M) Surat 1 dan 2 Korintus, surat Roma (perjalanan penginjilan ketiga, tahun 50-59 M) B. Empat Surat Penjara (ditulis di Roma, tahun 60-62 M) Surat Efesus Surat Filipi Surat Kolose Surat Filemon C. Tiga Surat Penggembalaan Surat 1 Timotius (ditulis di Makedonia, tahun 63-66 M) Surat 2 Timotius (ditulis di Roma, tahun 67 M) Surat Titus (ditulis di Makedonia, tahun 63-66 M) Di Alkitab, surat-surat itu tidaklah disusun menurut aturan kronologis, tetapi menurut panjang suratnya. Surat yang lebih panjang ditujukan kepada gerejagereja dan yang lebih pendek ditujukan kepada perorangan. Surat-surat awal Paulus ditulis kira-kira 25 tahun setelah kematian Tuhan Yesus, sementara surat-surat terakhir Paulus mungkin ditulis sebelum penulisan keempat kitab Injil. Latar Belakang Surat Roma A. Setelah Kerajaan Selatan, Yehuda, dihancurkan (tahun 586 Sebelum Masehi), orang-orang Yahudi menjadi pengembara. Dari cerita mengenai kehidupan Akwila dan Priskila, kita mengetahui bahwa orang-orang Kristen Yahudi tinggal di Roma pada awal tahun 49 M ketika Klaudius mengeluarkan maklumat untuk mengusir orangorang Yahudi dari kota itu (Kis. 18:2). B. Surat kepada jemaat Roma ditulis di Korintus saat-saat akhir dari perjalanan penginjilan Paulus yang ketiga pada tahun 57-58 M (Kis. 19:21; 20:2; 18:1,11). Paulus tidak menulis surat ini seorang diri, tetapi dia mendiktekannya kepada Tertius (Rm. 16:22). C. Paulus tidak mendirikan gereja di Roma. Sesungguhnya, dia belum pernah melihat bangunan gereja di Roma saat surat itu ditulis. D. Saat surat itu ditulis, jemaat Roma berada dalam konflik seorang dengan yang lainnya mengenai persoalan sunat dan apakah itu penting untuk keselamatan atau tidak sama sekali. Kata-kata Kunci A. Injil berarti kabar baik, berkaitan dengan hidup, mati dan kebangkitan Yesus Kristus. B. Pembenaran berarti membebaskan atau menunjukkan keadilan. Dalam bahasa Yunani, istilah ini resmi dipakai untuk keputusan yang menguntungkan di ruang pengadilan dan Allahlah sebagai Hakim yang memimpin penghakiman itu. C. Pengudusan berarti menjadi kudus, suci dan dipakai khusus untuk perkara-perkara kudus. IKHTISAR UMUM Surat Roma secara sistematis menjelaskan mengenai Injil Keselamatan dengan konsep ‘pembenaran oleh iman.’ Konsep ini dapat ditemukan dalam 1:16-17, “Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: Orang benar akan hidup oleh iman.” Untuk mempertahankan konsep ini, Paulus membuktikan bahwa semua orang adalah berdosa, baik orang Yahudi maupun orang non-Yahudi. Orang-orang non-Yahudi berbuat dosa kepada Allah setiap harinya dalam hidup mereka; orang-orang Yahudi berbuat dosa kepada Tuhan, karena mereka tidak memegang hukum Taurat. Oleh karena itu, semua orang dihukum. Satusatunya pilihan untuk menanggung penghukuman itu adalah Yesus Kristus, yang telah mati bagi dosa-dosa kita, melalui penumpahan darah-Nya. Ketika menerima Kristus melalui iman, kita dibenarkan atau dijadikan benar di hadapan Allah. Dalam baptisan air, kita mati dan bangkit bersama dengan Yesus Kristus dan dikuduskan oleh darah-Nya. Kemudian, barulah kita dapat hidup berkemenangan oleh kuasa Roh Kudus dan berjalan bersama dengan-Nya. Struktur surat Roma dapat diuraikan sebagai berikut: A. Pendahuluan (1:1-17) B. Pengajaran (1:18-15:13) 1. Dosa/Penghukuman (1:18-3:20) 2. Pembenaran (3:21-5:21) 3. Pengudusan (6:1-8:39) 4. Keselamatan umat pilihan Allah (9-11) 5. Penerapan kehidupan dari Iman Kristen (12:115:13) C. Penutup (15:14-16:29) 1 pelajaran 1 Surat Roma Alkitab lllllllllllllllllllllllllllll A. Pendahuluan (1:1-17) Setelah memberi salam kepada orang-orang percaya, Paulus mengemukakan alasannya menulis surat Roma, yaitu: a. Memenuhi kerinduannya secara rohani untuk bergabung dengan orang-orang percaya itu (1:8-10) b. Membagikan karunia rohaninya (1:11-12) c. Menghasilkan buah di antara orang-orang percaya (1:13) d. Membayar hutangnya terhadap Injil (1:14-15) Lalu, dia memperkenalkan tema dari surat Roma, yang disampaikan dengan kata-katanya sendiri sebagai Injil adalah Kebenaran Allah. Kebenaran ini dimulai dengan iman dan diakhiri pula dengan iman, “seperti ada tertulis: Orang benar akan hidup oleh iman” (1:17). B. Pengajaran (1:18-15:13) 1. Dosa/Penghukuman Pada mulanya, Injil keselamatan menolong banyak orang dalam mengendalikan dosa mereka. a. Dosa orang-orang non-Yahudi (1:18-32) b. Dosa orang-orang Yahudi (2:1-29) c. Dosa semua umat manusia (3:1-20) 2. Pembenaran (3:21-5:21) Pembenaran (Rm. 4:2,5; 5:1) berarti membebaskan atau menunjukkan keadilan. Dalam bahasa Yunani, istilah ini resmi dipakai untuk keputusan yang menguntungkan di ruang pengadilan dan Allahlah sebagai Hakim yang memimpin penghakiman itu. Sekalipun kita semua adalah orang-orang yang berdosa, Allah telah memberikan kita kesempatan untuk dibenarkan, sehingga dapat luput dari penghukuman yang seharusnya kita terima. Keselamatan kita diberikan melalui anugerah Allah dan penebusan dari kematian Kristus. a. Pembenaran hanya melalui iman (3:21-31) i. Manusia tidak dapat dibenarkan melalui perbuatan baik (3:27), melakukan hukum Taurat (3:28) atau tradisi sunat (4:11). Pembenaran ini adalah melalui anugerah Allah, darah Kristus dan iman dari seseorang, yang membuat dirinya dibenarkan di hadapan Allah (3:24-25; 4:25; 5:9). ii. Pembenaran oleh Allah bukanlah sebuah izin untuk bebas berbuat dosa lagi. Ketika percaya Kristus, kita dibenarkan dari dosa-dosa yang telah diperbuat dahulu (3:25). Ketika menerima anugerah ini, kita seharusnya secara sadar berusaha untuk berjalan di jalan Tuhan. b. Contoh dari pembenaran oleh iman, yaitu 2 Latar Belakang Abraham (4:1-25) Ciri khas dari iman Abraham: – Dia percaya kepada janji Allah (4:13-16). – Dia percaya bahwa kuasa Allah dapat membangkitkan orang mati (Ibr. 11:17-19) – Dia percaya bahwa Allah dapat mengubah yang tidak ada menjadi ada (Rm. 4:17). c. Keuntungan orang yang dibenarkan oleh sebab iman (5:1-21): i. Hidup dalam damai sejahtera dengan Allah melalui Tuhan kita, Yesus Kristus (5:1). ii. Beroleh jalan masuk kepada kasih karunia Allah (5:2). iii. Bermegah dalam kesengsaraan (5:3). iv. Dipenuhi dengan kasih Kristus (5:5). v. Beroleh hidup (5:18). Pada mulanya, kita terbelenggu oleh dosa yang masuk ke dalam dunia melalui Adam dan dikutuk untuk mati (5:12). Karena dibenarkan melalui rencana keselamatan Kristus, kita dapat menerima hidup. 3. Jalan Menuju Pengudusan (6:1-8:39) a. Melalui baptisan air, kita memakukan diri yang lama di kayu salib (6:1-9). b. Pergumulan kita terhadap dosa belumlah berakhir dengan baptisan air c. Kita harus mengandalkan Roh Kudus untuk ‘mati terhadap dosa’ dan menemukan kebebasan di dalam Kristus (6:4) 4. Keselamatan umat pilihan Allah (9:1-11:36) a. Memahami hak pilih dari Allah yang berdaulat b. Status pilihan dari keturunan Yahudi 5. Pembaruan – Penerapan Hidup dari Iman Kristen (12:1-15:13) Bagian akhir dari menerima Injil Keselamatan adalah menjalankannya. Kita membalas kasih Allah dengan memelihara diri tetap kudus dan menyatakan Kristus kepada orang-orang di sekitar kita. a. Terhadap Allah, kita... (12:1-2): – ...mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, kudus dan yang berkenan kepada Allah (12:1). – ...janganlah menjadi serupa dengan dunia, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budi kita (12:2) b. Di gereja, kita bertujuan untuk... (12:3-8): – ...menjadi rendah hati dan berpikirlah dengan tenang (12:3). – ...tetap bersatu dan bekerja sama untuk membangun tubuh Kristus (4-8; Ef. 4:11-16; 1 Kor. 12). (berlanjut ke halaman berikut) pelajaran 1 Surat Roma Penerapan Kehidupan lllllllllllllllllllllllllllll c. Di masyarakat, kita... (13:1-14): – ...tunduk terhadap otoritas pemerintah (13:1-14). – ...melakukan kewajiban kita sebagai warga negara (13:6-7). d. Terhadap sesama, kita... (14:1-22): – ...menerima kelemahan sesama dengan iman dan tidak menghakiminya (14:1-13). – ...melakukan segala sesuatu berdasarkan kasih (14:5-12). – ...berhati-hati, agar tidak menyebabkan saudara-saudara seiman jatuh tersandung, bahkan jika itu berarti mengabaikan kebebasan kita (14:13-18). – ...mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun (14:19). MENGUJI PEMAHAMAN 1. Apakah pesan penting dari surat Roma? 2. Apakah lima hal utama yang Paulus gunakan untuk menjelaskan Injil Keselamatan? 3. Menurut surat Roma, mengapa orang-orang nonYahudi dihukum? Mengapa orang-orang Yahudi dihukum? Mengapa semua manusia dihukum? 4. Apakah makna dari pembenaran? Mengapa kita harus dibenarkan? PENERAPAN KEHIDUPAN “Apakah yang Kalian Akan Perbuat?” Kadang, sangatlah sulit untuk menjalani sebuah kehidupan yang berkorban. Bacalah skenario dan saran berikut berdasarkan pengajaran dari surat Roma. Skenario 1 Johnny adalah seorang siswa tingkat 10 (setara dengan SMU kelas 1 di Indonesia), sekaligus merupakan jemaat Gereja Yesus Sejati dari angkatan kedua, yang dibaptis ketika dia masih bayi. Sekalipun menjadi dewasa di gereja, tetapi tidak pernah ada anak yang sebaya dengannya. Sebagai akibatnya, kebanyakan dari teman-temannya adalah bukanlah jemaat. Suatu hari, Johnny dan James sedang berdiri dekat lockers (lemari penyimpan barang untuk murid) di sekolah. Segerombolan gadis sedang lewat dan salah seorang dari antara mereka tersenyum kepada Johnny. Setelah mereka lewat, Jamespun memberi sikutan kepada Johnny. James: “Hei, menurutku dia menyukaimu. Apakah kamu akan mengajaknya pergi?” Johnny: “Tidak, aku rasa aku belum siap untuk berpacaran.” James: “Apakah kamu bercanda? Kamu sungguh pemalu. Kamu adalah satu-satunya pria di kelas kita yang tidak pernah memiliki kekasih. Apakah ada masalah denganmu?” Johnny (dengan muka merah padam): “Tidak, hentikanlah!” Pertanyaan – pergumulan apakah menurut kalian yang sedang dihadapi Johnny? Saran apakah yang kalian akan berikan kepada Johnny berdasarkan Roma 12:1-2? 5. Mengapa penting bagi kita untuk dibaptis? Apakah setelah dibaptis, kita bebas dari dosa? 6. Apakah yang diajarkan surat Roma kepada kita mengenai hak pilih dari Allah yang berdaulat mengenai keselamatan? 7. Bagaimana kita membalas kemurahan Allah? (berlanjut ke halaman berikut) Skenario 2 Keluarga Sasha percaya kepada Tuhan ketika dia bersekolah pada tingkat 4 (setara dengan SD kelas 4 di Indonesia). Dia menjadi dewasa di gereja dengan sukacita dan tidak pernah melewatkan hari Sabat sejak saat itu. Saat remaja, Koordinator Guru Pendidikan Agama merekomendasikan dirinya untuk mengikuti Persekutuan Guru Pendidikan Agama dan menjadi guru bantu di kelas Madya. Dengan sukacita, Sasha menerima tanggung jawab itu. Bagaimanapun, ketika mulai membantu di kelas Madya, dia menyadari bahwa guru-guru Pendidikan Agama di kelas itu tidaklah mempersiapkan diri seperti yang seharusnya diperkirakannya. Beberapa di antara mereka adalah ibu-ibu yang tidak dapat berbicara 3 pelajaran 1 Surat Roma Kehidupan lllllllllllllllllllllllllllll PENERAPAN KEHIDUPAN (lanjutan) dalam bahasa Inggris dengan fasih. Yang lainnya, mengajar dengan kaku dari buku tanpa alat bantu visual apapun. Sesungguhnya, dia pun menduga bahwa mereka hanyalah membaca pelajaran sesaat sebelum pelajaran dimulai. “Sungguh mengecewakan,” pikir Sasha. “Aku yakin bahwa diriku dapat berbuat lebih baik, sekiranya mereka mengizinkanku mengajarkan pelajaran itu daripada hanya menjadikanku seorang guru bantu.” Pertanyaan – Apakah ada yang salah dengan sikap Sasha? Saran apakah yang kalian akan berikan kepadanya dari Roma 12:3? Skenario 3 Jennifer adalah putri seorang diaken. Seumur hidupnya, dia merasa bahwa dirinya seolah-olah berada di dalam akuarium; orang-orang selalu memperhatikan dan mengevaluasi tindakannya. Pada suatu hari Sabat, saat makan siang, Jane menemukan Jennifer sedang menangis di kamar mandi. “Apakah yang terjadi?” tanya Jane. “Aku tidak tahan lagi! Sungguh tidak adil! Mengapa orang-orang selalu mengatakan hal yang menakutkan mengenai diriku?” isak Jennifer. “Aku tidak dapat melakukan apaapa!” Dia memberitahu Jane bahwa ibunya telah memarahinya, karena mengenakan pakaian berwarna merah muda yang agak transparan ke gereja. Beberapa ibu merasa bahwa pakaian itu terlalu ketat dan terbuka, terutama untuk putri seorang diaken. “Aku benci itu! Aku ingin mereka mati!” tangis Jennifer. Pertanyaan – Apakah ada yang salah dengan sikap atau perbuatan Jennifer? Bila kalian adalah Jane, apakah yang kalian akan katakan kepada Jennifer berdasarkan Roma 12:17-18; 14:13 dan 14:21? 4 Penerapan pelajaran 2 Surat 1 Korintus Pemahaman Alkitab lllllllllllllllllllllllllllll PERSOALAN UTAMA Surat 1 Korintus memuat serangkaian persoalan utama seputar jemaat Korintus. Persoalan-persoalan utama itu meliputi: A. Perpecahan gereja (pasal 1-4) B. Persoalan-persoalan moral (pasal 5-6) C. Perkawinan (pasal 7) D. Makanan yang dipersembahkan kepada berhala (pasal 8-10) E. Ketidaktertiban dalam gereja (pasal 11) F. Karunia-karunia rohani (pasal 12-14) G. Kebangkitan (pasal 15) A. Perpecahan Gereja (pasal 1-4) Sekalipun gereja Korintus diberkati dengan karunia-karunia dengan limpahnya (1:7), banyak perpecahan dan perselisihan yang terjadi di kalangan jemaat: a. Salah mengira hikmat rohani sebagai hikmat duniawi (pasal 1-2) Kebudayaan Yunani yang dominan pada saat itu menyebabkan pengejaran akan pengetahuan dan sering dimasukkan ke dalam diskusi-diskusi filsafat (Kis. 17:21). Beberapa jemaat menganggap Injil sebagai hikmat duniawi yang harus dikejar, dibanggakan dan diperdebatkan. Di sini, Paulus mengingatkan mereka bahwa “supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah” (1 Kor. 2:5). Hanya orangorang yang mengejar hikmat rohanilah yang dapat memahami rahasia dan anugerah Allah. b. Mengikuti pemimpin palsu (pasal 3) Jemaat Korintus menyalahpahami peran dari para pembawa pesan Injil seperti Paulus, Apolos dan Petrus. Mereka menyetarakan diri dengan para hamba Allah itu dan memperdebatkan di antara mereka sendiri mengenai siapa ‘pemimpin rohani’ yang terbaik. Sebagai rekan sekerja Allah, seharusnya tidak ada yang harus diperdebatkan atau dimegahkan. Siapapun yang menanam atau menyiram, Allahlah yang memberi pertumbuhan. Yesus Kristus, Tuhan kita adalah satu-satunya Pemimpin kita. Kita hanya bekerja sama dengan Dia untuk mencapai tujuan yang sama (3:7). c. Yang berhikmat menurut pandangan mereka (pasal 4) Beberapa jemaat menganggap diri mereka berhikmat dan memegahkan talenta dan karunia rohani yang mereka miliki (4:7-8). Bahkan kekayaan rohani dari jemaat Korintus menyebabkan mereka menjadi sombong dan memandang rendah orang lain. Untuk mengingatkan keparahan kekeliruan mereka ini, Paulus menggunakan banyak perbandingan untuk menunjukkan bagaimana hamba-hamba Allah (berlanjut ke halaman berikut) yang benar tidak akan mengejar kehormatan atau kemuliaan duniawi. Mereka bekerja, berjerih lelah, memberkati dan bertahan demi Kristus, tetapi dipandang sebagai orang bodoh dan menjadi tontonan (4:9-10). Oleh karena itu, kita seharusnya meneladani para hamba Allah dan memperlakukan mereka dengan rasa hormat. B. Persoalan-Persoalan Moral (pasal 5-6) a. Percabulan – inses/berhubungan seks antar saudara (pasal 5-6) 1. Membuang kecemaran demi kemurnian Gereja adalah sebuah lembaga kudus yang tidak dapat mentolerir percabulan, ketamakan, penyembahan berhala, fitnah, kemabukan dan penipuan (5:9-11). Ketika dikatakan bahwa ada seorang jemaat sedang berzinah dengan ibu tirinya, Paulus menggunakan perumpamaan ragi. Untuk mencegah gereja menjadi cemar dan sombong, para jemaat disarankan untuk ‘membuang ragi yang lama’ (5:7) dan ‘orang itu harus diserahkan kepada Iblis, agar tubuhnya binasa’ (5:5). 2. Memuliakan Allah dengan tubuh kita (6:12-20) Beberapa jemaat Korintus memandang tubuh mereka sebatas tubuh jasmani saja bahwa seks diciptakan untuk tubuh dan tubuh diciptakan untuk seks. Kaum Hedonis (sekelompok orang yang hanya mencari kesenangan dunia) pada masa itu, bahkan meyakini bahwa untuk melenyapkan keinginan daging, seseorang haruslah berusaha dengan berbagai cara untuk memuaskannya. Untuk mengoreksi pandangan keliru ini, Paulus mengatakan bahwa perbuatan-perbuatan jasmani pun dapat mempengaruhi kehidupan rohani seseorang. Setelah rohani seseorang bersatu dengan Allah, tubuh kita menjadi Bait Roh Kudus. Tubuh jasmani bukan lagi milik kita, karena diri kita telah dibeli dengan suatu harga. Oleh karena itu, kita haruslah memuliakan Allah, baik dengan tubuh maupun roh kita (6:19-20). Catatan untuk Guru Pendidikan Agama: “Sesuatu yang benar di tempat yang salah dan waktu yang salah merupakan sesuatu yang salah.“ Seks adalah hal baik yang diciptakan Allah untuk kenikmatan suami isteri di dalam ikatan pernikahan. Namun, ketika sesuatu yang baik digunakan di luar tujuan sebenarnya dan dipergunakan secara tidak sah, seks menjadi tidak bermoral dan keliru. Istilah ‘percabulan’ (5:1) berasal dari kata Yunani ‘porneia’ yang berarti perilaku seksual yang tidak sah, yaitu dari seks pranikah sampai perzinahan. Kata ini merupakan akar kata Yunani yang kita serap dari kata bahasa Inggris – pornografi. Cara terbaik untuk menghindari ketidakbenaran seperti ini adalah menjauhkan diri dari percabulan (6:18). 5 pelajaran 2 Surat 1 Korintus Alkitab lllllllllllllllllllllllllllll PERSOALAN UTAMA (lanjutan) b. Perkara hukum dalam gereja (6:1-8) 1. Menyelesaikan perselisihan di dalam gereja Para jemaat Korintus tidak dapat saling mengampuni, bahkan menyeret saudara-saudara seiman mereka ke pengadilan untuk dihakimi di hadapan orang-orang yang tidak percaya. Perbuatan seperti ini bukan hanya melukai jemaat, tetapi mempermalukan pula nama Allah. Paulus menyarankan di 1 Korintus 6:1-6 bahwa orang-orang Kristen seharusnya jangan menuntut saudara-saudara mereka, tetapi kembali ke gereja untuk menyelesaikan perkara-perkara kecil yang ada. 2. Pengampunan adalah kuncinya Sebagai jemaat Kristus, kita harus memperlakukan seorang dengan yang lainnya dengan kasih dan pengampunan. Perpecahan dan perselisihan dapat dihindari, bila setiap orang mau saling mengampuni ketika melakukan kesalahan (6:7). Bila Allah dapat membersihkan dan mengampuni orang-orang berdosa – orang cabul, penyembah berhala, pezinah, banci, pemburit, pencuri, orang kikir, pembauk, pemfitnah dan penipu (6:9-10) – dan menguduskan mereka melalui baptisan air, bukankah betapa kita harus lebih lagi mengampuni pelanggaran seorang saudara? C. Perkawinan (pasal 7) a. Suami dan istri (7:1-5) Sementara percabulan mendominasi latar belakang suatu kebudayaan, ada beberapa jemaat yang beranggapan bahwa hubungan intim itu menjijikkan, bahkan di dalam perkawinan sekalipun. Paulus menanggapi hal ini dengan pengajaran bahwa perkawinan merupakan lembaga suci yang didirikan oleh Allah. Hubungan intim dalam perkawinan merupakan hal yang berkenan kepada Allah, sekaligus merupakan berkat bagi pria dan wanita yang dipersatukan di dalam Tuhan. Setiap pasangan di dalam perkawinan haruslah memperlakukan pasangannya dengan rasa hormat. Setelah menikah, seseorang haruslah memberikan dirinya bagi pasangannya, kecuali untuk berdoa dan untuk waktu yang singkat. b. Hidup Melajang (7:6-9) Para pria dan wanita lajang dapat berkonsentrasi dalam melayani Tuhan, sementara itu, orangorang yang menikah sibuk dengan tanggung jawab keluarga. Bagaimanapun, Paulus tidak menuntut orang lain mengikuti teladannya untuk hidup melajang dan justru menekankan bahwa karunia hidup melajang itu pastilah diberikan oleh Allah (bandingkan dengan Mat. 19:10-11). 6 Pemahaman c. Perceraian (7:10-24) Bila seseorang memiliki pasangan yang bukan orang percaya, jemaat itu tidak boleh meninggalkannya. Sebaliknya, dia justru harus dengan kasih membawa pasangannya kepada Tuhan. Jemaat hanya dapat menceraikan pasangannya, bila dia berbuat zinah. Tetapi, adalah lebih baik untuk hidup bersama demi anakanak. Bila terjadi perceraian, wanita tidak dapat menikah lagi sampai mantan suaminya meninggal. d. Menikah Lagi (7:25-40) Menurut Paulus, adalah sah bagi para janda untuk menikah lagi selama mereka menikah di dalam Tuhan. Tetapi, lebih berbahagia, apabila tetap menjadi seorang janda. D. Makanan yang Dipersembahkan kepada Berhala (pasal 8-10) a. Tidak mengambil bagian dengan roh-roh jahat Penyembahan berhala merajalela di kota Korintus dan banyak binatang dipersembahkan sebagai korban di dalam kuil-kuil berhala. Bagian yang tidak terpakai dari daging binatang itu dijual ke pasar atau dihidangkan pada perayaan umum atau di restoran yang letaknya dekat dengan kuil. Beberapa jemaat Korintus yang memegahkan diri karena memiliki pengetahuan (8:1), mengira bahwa itu tidaklah berdosa untuk memakan daging yang telah dipersembahkan kepada berhala, karena: 1) mereka tidak percaya kepada berhala dan 2) Paulus pun menyetujui bahwa berhala bukanlah Allah yang sesungguhnya (8:4). Bagaimanapun, menyantap makanan yang telah dipersembahkan kepada berhala dapat menyebabkan kita bersekutu dengan roh-roh jahat (10:20), kita haruslah menghindarinya, apapun resikonya. b. Mempertimbangkan jemaat yang lebih lemah imannya Gereja mula-mula telah memerintahkan orangorang percaya untuk menahan diri terhadap halhal yang telah dipersembahkan kepada berhala (Kis. 15:29). Bila jemaat yang lebih lemah imannya melihat orang percaya yang lebih kuat imannya makan di kuil-kuil berhala, jemaat yang imannya lebih lemah dapat menodai hati nurani mereka. Oleh karena itu, Paulus meminta jemaat Korintus untuk tetap belajar mengasihi dalam pengejaran mereka akan hak dan kebebasan. E. Ketidaktertiban di dalam gereja (pasal 11) a. Penutup kepala (11:1-16) Etika seorang wanita pada masa surat 1 Korintus ditulis adalah kebiasaan orang Yunani, yaitu seorang pelajaran 2 Alkitab lllllllllllllllllllllllllllll PERSOALAN UTAMA (lanjutan) E. Ketidaktertiban di dalam gereja (pasal 11) a. Penutup kepala (11:1-16) Etika seorang wanita pada masa surat 1 Korintus ditulis adalah kebiasaan orang Yunani, yaitu seorang wanita terhormat haruslah menutup kepala mereka (perempuan sundal ditandai dengan penggundulan rambutnya). Oleh karena itu, Paulus menyarankan kepada para wanita untuk memelihara rambut panjang sebagai kemuliaan mereka. Sekalipun saat sekarang ini tidak perlu memelihara rambut panjang secara literal, tetapi saudari-saudari seiman masih harus memegang semangat kesetiaan, kerendahan hati dan ketaatan yang sama, baik di gereja maupun di rumah. b. Perjamuan Tuhan – pembagian dan penghormatan (pasal 11:17-34) i. Berbicara pada waktu makan Pada masa gereja mula-mula, orang-orang Kristen berkumpul untuk bersekutu dalam perjamuan malam yang akan diakhiri dengan Perjamuan Kudus. Persoalan yang terjadi di Korintus adalah tidak meratanya pembagian makanan selama perjamuan malam. Beberapa orang makan dengan rakusnya, sementara yang lain kelaparan (21). Tidak ada orang yang mau menantikan jemaat lainnya (22). Paulus tidak suka dengan perbuatan seperti itu dan mengingatkan mereka bahwa tujuan dari perjamuan malam adalah untuk menunjukkan kasih persaudaraan. ii. Pemahaman Surat 1 Korintus Ketidakkhidmatan selama Perjamuan Kudus Perjamuan Kudus pun dilaksanakan dengan tidak khidmat dan kacau. Oleh karena itu, Paulus memperingatkan orang-orang percaya untuk memperhatikan keberadaan tiap-tiap jemaat selama perjamuan malam dan dengan hormat, mengambil bagian dari tubuh dan darah Kristus. Bila tidak demikian, mereka sesungguhnya, makan dan minum dosa sendiri. hormat yang berasal dari dalam hati paling penting, tetapi kita pun haruslah menjaga penampilan luar kita. Kita tidak ingin rambut/pakaian/aksesoris menarik perhatian dan menyebabkan orang melirik kita untuk kedua kalinya. Sebaliknya, kita haruslah menjaga, agar pakaian tetap rapi, bersih dan pantas, sehingga dapat memuliakan Allah dari dalam hati maupun penampilan luar. F. Karunia-karunia Rohani (pasal 12-14) a. Banyak karunia untuk satu tubuh (pasal 12) b. Karunia yang terbesar adalah kasih (pasal 13) c. Membangun dengan karunia-karunia rohani (pasal 14) G. Kebangkitan (pasal 15) Dalam gereja Korintus, ada banyak ajaran bidat dan kultur kepercayaan yang bertentangan dengan kebenaran kebangkitan Kristus. Pembelaan Paulus: a. Kebangkitan Yesus Kristus merupakan suatu kejadian yang dapat dibuktikan dan disaksikan. b. Kematian dan kebangkitan Kristus merupakan dasar dari iman kita, pengajaran utama dari Injil dan dasar dari keselamatan kita. c. Bila menyangkal realita mengenai kebangkitan Kristus, kita akan menjadi sia-sia. Setelah menyampaikan tujuh kategori utamanya, Paulus memberikan nasihat dan perintahnya yang akhir. Dia mendesak orang-orang percaya di Korintus untuk terikat dalam persekutuan, saling mengasihi dan peduli terhadap para hamba Allah. Akhirnya, dia menasihati, agar mereka senantiasa “berjaga-jagalah! Berdirilah dengan teguh dalam iman! Bersikaplah sebagai laki-laki! Dan tetap kuat!” (16:13) dan melakukan segala sesuatu dalam kasih. Catatan untuk Guru Pendidikan Agama: Lebih dari sekedar yang dikenakan orang-orang pada zaman para rasul, para wanita akan memelihara rambut panjang mereka dan menutupinya sebagai tanda kehormatan. Bahkan bila seorang wanita melakukan perbuatan yang membangun seperti berdoa dan bernubuat (berkhotbah) dengan kepala yang tidak ditutup akan membuat dia merasa malu (11:6). Ini mengajarkan kepada kita pentingnya berdandan yang benar ketika beribadah di Rumah Allah. Sekalipun rasa 7 pelajaran 2 Surat 1 Korintus Kehidupan lllllllllllllllllllllllllllll MENGUJI PEMAHAMAN 1. Dua hal apakah yang memotivasi Paulus untuk menulis suratnya yang pertama kepada gereja Korintus? 2. Tujuh hal apakah yang Paulus tuliskan di dalam suratnya itu? 3. Mengapa gereja Korintus terpecah-pecah? 4. Dua persoalan moral besar apakah yang terjadi di gereja Korintus? Apakah yang Paulus sarankan untuk dilakukan berkenaan dengan persoalan itu? 5. Menurut 1 Korintus 5-7, kapankah hubungan intim itu merupakan hal yang baik? Kapankah hal itu merupakan hal yang buruk? 6. Bila berhala adalah Allah yang palsu, mengapa kita tidak boleh menyantap makanan yang telah dipersembahkan kepada berhala? 7. Ketidaktertiban apakah yang terjadi selama kebaktian di Korintus? Apakah sumber penyebab dari ketidaktertiban ini? 8. Menurut 1 Korintus 12, mengapa jemaat di suatu gereja menerima karunia rohani yang berbedabeda? 9. Mengapa penting bahwa kita percaya terhadap kebangkitan Kristus? PENERAPAN KEHIDUPAN A. Persoalan Gereja Korintus pada Masa Kini Masing-masing skenario berikut ini menggambarkan persoalan utama yang dihadapi oleh gereja Korintus. a. Bacalah skenario yang ada dan kaitkan dengan persoalan gereja Korintus. b. Rangkumlah secara singkat apa yang telah terjadi dalam gereja Korintus dan nasihat Paulus. c. Berikan solusi pada masa kalian sekarang ini untuk persoalan yang serupa berdasarkan pengajaran surat 1 Korintus. Skenario 1 “Saya suka spaghetti!” kata Jerry. Mark dan dia mengetahui bahwa hari itu adalah minggu keempat di gereja mereka dan selalu akan ada spaghetti. Mereka memastikan bahwa diri mereka berada di barisan depan pada saat makan siang. Ketika tiba giliran mereka, masing-masing mengambil piring yang penuh dengan spaghetti dan piring tambahan 8 Penerapan yang berisi bakso daging. Dengan gembira, mereka pergi ke ruang kelas untuk makan. Dua puluh menit kemudian, Larissa masuk dengan membawa sepiring kecil spaghetti dan saus. “Apakah kamu sedang diet?” ejek Jerry. “Tidak,” jawab Larissa. “Tidak banyak lagi spaghetti yang tersisa ketika aku mengambilnya.” Skenario 2 Danny telah menjadi seorang jemaat di Gereja Yesus Sejati dan di dalam hatinya, dia mengetahui bahwa Allah telah menciptakan dunia ini. Bagaimanapun, ketika belajar fisiologi manusia di kelas biologi, dia mulai bertanya-tanya apakah orang yang telah meninggal selama ribuan tahun, tulangnya dapat berubah menjadi tubuh rohani atau tidak. Skenario 3 Shannon dan Karen adalah sepasang sahabat, baik di gereja maupun di sekolah. Mereka pun bersahabat dengan Trisha. Trisha bukan seorang percaya, tetapi dia telah berkali-kali diajak ke gereja. Suatu hari, Shannon dan Karen berdebat. Karena ingin membenarkan diri, Shannon menelepon Trisha dan mulai membicarakan kepribadian Karen yang keras kepala. Segera, mereka menyebutkan kesalahan Karena dan membicarakan sifat-sifatnya. Skenario 4 Itu adalah minggu pertama bulan November dan Debby pergi ke rumah temannya, Grace, untuk menyelesaikan pekerjaan kelompok mereka. Ketika mereka sedang bekerja, tiba-tiba Grace mengeluarkan sekantong besar permen. “Apakah kamu mau?” tawar Grace. “Aku telah membohongi adikku yang masih kecil setahun ini.” Skenario 5 Pendeta Terrance adalah salah seorang pendeta kesukaan David. Khotbah-khotbahnya menyentuh dan penuh dengan pengetahuan alkitabiah. Setelah menghabiskan sepanjang minggu bersama dengan pendeta itu pada saat Retreat Pemuda, David bertekad untuk mulai mengumpulkan khotbah-khotbah pendeta Terrance secara pribadi. Dengan gembira, dia menceritakan idenya ini kepada sahabatnya, Sean. Bagaimanapun, Sean tidak merasa antusias. “Apakah kamu bercanda?” balasnya. “Menurutku, dia itu membosankan. Seharusnya kamu lebih banyak mendengarkan khotbah dari Pendeta Leonard. Menurut pendapatku, dia jauh lebih baik.” Skenario 6 Berbagai hal mulai berubah pada kehidupan Megan, ketika tiba-tiba semua temannya mulai berpacaran. Mereka tidak memiliki banyak waktu lagi untuk dirinya dan berkomunikasi kepadanya di telepon. Ketika mereka menceritakan betapa dahsyatnya perasaan jatuh cinta itu, Megan mulai kehilangan ketetapan hatinya untuk melayani Tuhan. Sebaliknya, dia justru makin lama semakin ingin memiliki pula seseorang yang istimewa di dalam hidupnya. pelajaran 2 Penerapan Surat 1 Korintus Kehidupan lllllllllllllllllllllllllllll PENERAPAN KEHIDUPAN Skenario 7 Itu adalah minggu yang ketiga, saat Kevin mendapat giliran untuk bermain piano pada hari Jumat dan hari Sabtu. “Mengapa tidak ada seorangpun yang dapat naik panggung mimbar dan melakukan sesuatu di sini?” pikirnya. “Mengapa selalu harus diriku? Orangorang seusiaku hanya duduk saja di sana.” Pertanyaan untuk direnungkan: 1. Saran apakah yang kalian akan berikan kepada Jerry dan Mark? B. Apakah Kasih yang Sejati? Sepanjang sejarah manusia, orang-orang telah berusaha untuk menjelaskan pengertian dari kasih. Banyak puitisi, penulis, musisi dan ahli filsafat telah berusaha untuk mengungkapkan pikiran mereka mengenai cinta dalam segala macam media. Kasih telah dibandingkan dengan gunung, lautan, desau angin, pengorbanan diri dan lain sebagainya. Apakah sebenarnya penjelasan Allah mengenai kasih? Paulus memberitahukan jawabannya dalam 1 Korintus 13. Dalam aktivitas berikut, marilah kita memikirkan penjelasan Allah mengenai kasih dan renungkan bagaimana kita pun dapat membagikan kasih ini kepada orang-orang yang berada dalam kehidupan kita. 2. Saran apakah yang kalian akan berikan kepada Danny? 3. Saran apakah yang kalian akan berikan kepada Shannon? 4. Saran apakah yang kalian akan berikan kepada Debby? 5. Saran apakah yang kalian akan berikan kepada David dan Sean? 6. Saran apakah yang kalian akan berikan kepada Megan? 7. Saran apakah yang kalian akan berikan kepada Kevin? 9 pelajaran 2 Kehidupan lllllllllllllllllllllllllllll Menurut 1 Korintus 13:4-8 Kasih itu sabar; kasih itu murah hati. Ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan. 10 Penerapan Surat 1 Korintus ...bagaimana Allah telah kasihiku? ...bagaimana dapat kasihi keluargaku? ...bagaimana dapat kasihi temanku? ...bagaimana dapat kasihi gerejaku? ...bagaimana dapat kasihi musuhku? ...bagaimana dapat kasihi pasangan hidupku? pelajaran 3 Pemahaman Surat 2 Korintus Alkitab lllllllllllllllllllllllllllll IKHTISAR UMUM Surat 2 Korintus merupakan pendahuluan dan pembelaan Paulus atas kerasulannya. Ada tiga tujuan utama dari surat itu, yaitu: 1) menjawab tuduhan dari rasul-rasul palsu tentang karakter Paulus, 2) memotivasi jemaat berjuang bagi pertumbuhan rohani mereka dan berpartisipasi dalam pekerjaan Allah, 3) membela otoritas Paulus sebagai seorang rasul, sehingga pelayanannya tidak dipermalukan. Melalui surat 2 Korintus, kita dapat melihat sukacita dan keputusasaan Paulus sebagai seorang rasul pemberita Injil, yang dengan giat menyelesaikan tugas kerasulannya, dan hatinya yang sungguh-sungguh untuk melayani dan membantu jemaat Korintus. Struktur isi dari surat 2 Korintus: 1. Hati Seorang Rasul (pasal 1-5) A. Karakter Paulus (pasal 1-2) B. Pelayanan Paulus (pasal 3-4) C. Motivasi Paulus (pasal 5) 2. Harapan Seorang Rasul (pasal 6-9) A. Berharap agar orang-orang percaya memisahkan diri dari segala kecemaran dosa dan hidup kudus (pasal 6). B. Berharap agar orang-orang percaya bertumbuh dalam roh (pasal 7). C. Berharap agar orang-orang percaya dapat memberi dengan sukacita (pasal 8-9). 3. Otoritas Seorang Pemberita Injil (pasal 10-13) A. Tujuan dari Otoritas Paulus (pasal 10) B. Pembelaan terhadap Otoritas Paulus (pasal 11) C. Rencana Kunjungan Paulus yang ketiga (pasal 12:14-13:14) Hati Seorang Rasul (pasal 1-5) A. Karakter Paulus (pasal 1-2) a. Penuh ucapan syukur (1:1-11) b. Hati yang suci (1:12-24) c. Mengampuni (2:1-11) d. Perbuatan (2:12-17) Catatan untuk Guru Pendidikan Agama: Keharuman dari kehidupan dan kematian (2:16) Di sini, Paulus menggunakan gambaran dari arakarakan kemenangan pasukan Romawi untuk menggambarkan keharuman Kristus. Pada arakarakan seperti ini, para imam akan berjalan di belakang para tawanan, mengikuti pedupaan yang diisi penuh dengan kemenyan. Bagi para pemenang, bau harum yang berasal dari pendupaan akan menjadi bau harum sukacita, kemenangan dan kehidupan. Bagi para tawanan yang berjalan agak jauh di depan, itu merupakan bau harum kematian, yang ditandai dengan datangnya hukuman. Di sini, Paulus membandingkan diri dan rekan-rekan sekerjanya bagaikan berjalan di dalam arak-arakan itu, memberitakan Injil kemenangan Yesus Kristus (Jenderal Pemenang). Bagi orang-orang yang menerima Injil, bau harum itu merupakan aroma kehidupan, sama seperti para pemenang dalam arakarakan itu, tetapi bagi orang-orang yang menolaknya, itu merupakan aroma kematian, sama seperti bagi para tawanan. B. Pelayanan Paulus (pasal 3-4) a. b. c. d. C. Diberikan oleh Allah (3:1-11) Kejujuran (4:1-6) Pengorbanan diri (4:7-12) Seumur hidup (4:13-18) Motivasi Paulus (pasal 5) a. Menaruh keyakinan pada pengharapan kekal (5:110) b. Digerakkan oleh kasih Kristus (5:11-21) Pengharapan Seorang Rasul (pasal 6-9) A. Berharap agar orang-orang percaya memisahkan diri dari segala kecemaran dosa dan hidup kudus (pasal 6). a. Orang-orang percaya adalah hamba-hamba Allah (6:1-10) b. Orang-orang percaya adalah anak-anak Allah (6:11-18) B. Berharap agar orang-orang percaya bertumbuh di dalam roh (pasal 7) a. Menyatakan kebenaran dengan kasih (7:1-4) b. Penghiburan seorang pelayan (7:5-16) C. Berharap agar orang-orang percaya dapat memberi dengan sukacita (pasal 8-9) a. Teladan dari jemaat Makedonia (8:1-15) b. Bersikap ramah terhadap para hamba Allah (8:1624) c. Buah-buah dari persembahan (9:1-15) Kadang, belumlah cukup hanya berpikir mempersembahakan harta, waktu atau talenta kita. Di sini, Paulus memuji kerelaan hati jemaat dalam memberi, sekaligus memotivasi mereka untuk mempersiapkannya jangan sampai tidak berbuat sesuai dengan janji mereka. Dia pun mengingatkan bahwa orang-orang yang memberi dengan murah hati akan menerima kemurahan dari Tuhan. Mereka akan membuat orang lain merasakan kehangatan saudara-saudari seiman, termotivasi oleh iman dan memuliakan Allah. 11 pelajaran 3 Surat 2 Korintus Kehidupan lllllllllllllllllllllllllllll IKHTISAR UMUM (lanjutan) Otoritas Seorang Pemberita Injil (pasal 10-13) A. Tujuan dari Otoritas Paulus (pasal 10) a. Membangun kerohanian orang-orang percaya (10:1-11) b. Menerima pujian dari Allah (10:12-18) B. Pembelaan atas Otoritas (Kemegahan) Paulus (pasal 11) Kemegahan itu meliputi: a. Pengetahuan akan Allah (11:1-6) b. Kemandirian dalam keuangan (11:7-15) c. Pengalaman-pengalaman dari seorang rasul (11:16-12:13) Sekilas, tampaknya Paulus berusaha untuk membuktikan kesetaraan dirinya dengan kemegahan dari ‘rasul-rasul yang luar biasa’ itu. Bagaimanapun, dia hanya bermegah di dalam kelemahannya, agar kuasa Kristus dapat dinyatakan. Kemegahan Paulus meliputi: i. Menderita bagi Kristus (11:16-12:13) ii. Pengalaman-pengalaman rohani mengenai surga (12:1-4) iii. Kelemahan jasmani (12:5-10) iv. Tanda, mujizat dan perbuatan ajaib (12:11-13) C. Rencana Kunjungan Paulus yang Ketiga (12:14-13:14) a. Pengharapan dan keyakinan (12:19-21) i. Demi orang-orang percaya, Paulus berjanji tidak akan menjadi beban dalam hal keuangan (12:14-15). Sama seperti orangtua, dia rela mengorbankan tenaga dan uangnya untuk memelihara jiwa-jiwa orang percaya. ii. Selama kunjungan, Paulus berharap menemukan orang-orang percaya yang menjalani hidup mereka dengan damai dan merdeka dari dosa-dosa yang lama – ketidakkudusan, perzinahan dan percabulan (12:19-21). Sama seperti orangtua, dia pun mengancam akan bereaksi sebaliknya, bila mereka terus melanggarnya. iii. Paulus berharap, agar orang-orang percaya menguji iman mereka sendiri (13:1-10). b. Perkataan penutup (13:11-14) Terakhir, Paulus memotivasi orang-orang percaya untuk menjadi sempurna, penghibur yang baik, yang memiliki satu pikiran, hidup dalam damai dan diam dalam hadirat Allah. 12 4 Penerapan MENGUJI PEMAHAMAN 1. Apakah tiga alasan utama mengapa Paulus menulis surat 2 Korintus? 2. Apakah empat ciri khas (masing-masing) dari karakter dan pelayanan Paulus? 3. Menurut pasal 5, apa dua motivasi Paulus di balik pelayanannya? Bagaimana dia menggunakan perumpamaan mengenai kemah? 4. Apakah tiga pengharapan Paulus terhadap orangorang percaya Korintus? 5. Mengapa kita harus memisahkan diri dari segala kecemaran dosa dan hidup kudus? 6. Mengapa Paulus ‘bermegah’? Apakah yang dia ‘megahkan’? PENERAPAN KEHIDUPAN Bagian A – Mengadopsi Hamba Tuhan Kadang, memang tidak mudah untuk menjadi seorang pemberita Injil. Seperti Paulus, seorang hamba Tuhan penuh waktu yang harus pergi jauh, memimpin seminar-seminar pelatihan dengan baik dan menyediakan makanan rohani untuk banyak gereja dan jemaat. Karena sifat dari pekerjaan mereka, para hamba Tuhan lebih banyak mengalami pencobaan dan keputusanasaan dibandingkan dengan banyak jemaat lainnya. Oleh karena itu, adalah penting bagi kita untuk mendoakan para hamba Tuhan dalam pelayanan mereka secara rutin. Dalam aktivitas ini, marilah kita mengembangkan kebiasaan untuk memasukkan para hamba Tuhan dalam doa-doa kita. Marilah kita mengadopsi satu atau dua hamba Tuhan dari gereja kita – memberi perhatian lebih seperti halnya orangtua yang mengadopsi anak – dan mendoakannya bagi mereka mulai dari sekarang sampai pada akhir kwartal. Kita perlu beberapa menit lamanya dalam satu hari untuk berpartisipasi dalam pekerjaan kudus ini! Pilihan Catatan Doa: Para Guru Pendidikan Agama boleh hamba Tuhan manakah yang akan dimasukkan ke dalam ‘catatan doa bagi hamba Tuhan’ dan ditempelkan di dalam ruang kelas. Di akhir setiap minggunya, murid-murid dapat menuliskan doa-doa mereka atau ayat-ayat Alkitab yang memotivasi di lembar catatan itu. Lembar catatan itu boleh pula dikirim sebagai hadiah bagi hamba Tuhan ‘yang teradopsi’ pada akhir kwartal. pelajaran 3 Surat 2 Korintus Penerapan Kehidupan lllllllllllllllllllllllllllll Nama hamba Tuhan yang aku akan ‘adopsi’: Saat terakhir aku mendoakan untuknya: Tanggung jawab hamba Tuhan di gereja: Hal-hal yang dapat mencobai/mencemaskan/ membuat hamba Tuhan merasa putus asa: Tiga hal yang aku dapat bantu doakan untuk hamba Tuhan: Bagaimana caraku berpartisipasi dalam pekerjaan kudus dengan mendoakan hal-hal ini: Seberapa seringkah aku membuat rencana untuk mendoakan hamba Tuhan: Berapa lamakah aku mendoakan hamba Tuhan setiap kalinya: Tanggal mulai mendoakan hamba Tuhan: Tanggal akhir mendoakan hamba Tuhan: Minggu dari... Permohonan doa bagi hamba Tuhanku Tanggal rampung doanya Pelajaran 3 Pelajaran 4 Pelajaran 5 Pelajaran 6 Pelajaran 7 Pelajaran 8 Pelajaran 9 Pelajaran 10 Pelajaran 11 Pelajaran 12 Pelajaran 13 13 pelajaran 3 Kehidupan lllllllllllllllllllllllllllll PENERAPAN KEHIDUPAN (lanjutan) Bagian B – Memberi dengan Sukacita: Itu adalah Sebuah Rencana! Paulus memberitahu kita dalam 2 Korintus 9:6-7, “Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.” Dalam aktivitas ini, marilah kita membuat rencana mengenai apa yang kita akan berikan untuk Tuhan dan bagaimana kita dapat mewujudkannya. Bagian 1: Kenalilah lingkup bantuan pekerjaan kudus a. Pendidikan Agama b. Pelayanan Literatur c. Pelayanan Internet d. Seminar Pelatihan e. Penginjilan f. Administrasi Gereja g. Pelayanan Musik h. Kelompok Doa i. Persekutuan Pemuda j. Lain-lain 1. Lingkup pekerjaan kudus manakah yang masih kosong dan diperlukan di gerejaku? 2. Dari lingkup-lingkup ini, manakah yang aku paling sukai untuk berpartisipasi di dalamnya? 3. Apakah tugas khusus dalam lingkup ini yang aku akan suka lakukan? 4. Apakah aku dapat melakukan tugas ini dengan benar? Bagian 2: Evaluasi aset kita dalam usaha membantu pekerjaan kudus a. Waktu b. Tenaga c. Talenta d. Doa e. Kekayaan f. Keahlian g. Pengetahuan h. Lain-lain 1. Apakah aset yang kuperlukan untuk lakukan pekerjaan kudus pada bagian 1? 2. Apakah aset yang telah kumiliki? 3. Apakah aset yang harus kuperoleh untuk melayani Tuhan di lingkup ini? 4. Bagaimana aku membuat rencana untuk memperoleh asset-aset ini? Tujuan harian apakah yang aku dapat buat? 14 Penerapan Surat 2 Korintus Tujuan mingguan apakah yang aku dapat buat? Tujuan tahunan apakah yang aku dapat buat? Bagian 3: Tujuan jangka panjang 1. Bagaimana aku melihat diriku berpartisipasi dalam melakukan pekerjaan kudus di universitas? 2. Bagaimana aku melihat diriku berpartisipasi dalam melakukan pekerjaan kudus selama 10 tahun ke depan? pelajaran 4 Surat Galatia Pemahaman Alkitab lllllllllllllllllllllllllllll IKHTISAR UMUM Di Galatia, Paulus mengawali suratnya dengan menyampaikan pesan mengenai ketidakyakinan orang-orang percaya di Galatia ketika para pendukung Yudaisme mencemarkan pikiran mereka. Lalu, Paulus mengajarkan jemaat Galatia suatu doktrin mengenai pembenaran oleh iman dan bagaimana mereka dapat hidup dengan iman. Surat itu dibagi sebagai berikut: A. Pendahuluan (1:1-5) B. Mempertahankan satu Injil yang tidak akan pernah berubah (1:6-10) C. Bukti kerasulan Paulus (1:11-2:21) i. Asal mula dari kerasulan Paulus (1:11-17) ii. Hubungan Paulus dengan rasul lainnya (1:18-2:21) D. Pembenaran oleh iman (3:1-4:31) i. Tidak seorangpun dapat dibenarkan karena melakukan hukum Taurat (3:1-10) ii. Hanya hidup oleh iman (3:11-29) iii. Hukum Taurat dan Anugerah (4:1-31) E. Hidup oleh iman (5:1-6:18) i. Kemerdekaan di dalam Kristus (5:1-15) ii. Kemenangan atas keinginan daging melalui Roh Kudus (5:16-26) iii. Saling berbagi beban (6:1-10) iv. Bermegah atas salib (6:11-18) Surat Galatia A. Mempertahankan Satu Injil yang Tidak Akan Pernah Berubah (1:6-10) Jemaat Galatia tidak memegang teguh terhadap Injil Kristus. Setelah menerimanya, mereka diusik oleh pendukung-pendukung Yudaisme, mereka segera mengikuti Injil lainnya. Oleh karena itu, Paulus dengan keras memberitahukan bahwa “sekalipun kami atau seorang malaikat dari surga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu; terkutuklah dia.” B. Bukti Kerasulan Paulus (1:11-2:21) a. Asal mula Kerasulan Paulus (1:11-17) Paulus menekankan sebuah fakta bahwa kerasulannya bukanlah berasal dari manusia, tetapi melalui kehendak Yesus Kristus dan Bapa Surgawi; dia telah dikhususkan ketika masih berada di dalam kandungan ibunya. Sekalipun dahulu dia taat kepada Yudaisme dan telah menganiaya orang Kristen secara luar biasa, Allah tetap memanggilnya dan menyatakan keselamatan dari Kristus dalam hatinya. Oleh karena itulah, Paulus dipanggil untuk memberitakan Injil kepada orang-orang nonYahudi (Kis. 9:1-16; 22:3-21; 2 Tes. 2:13; Ibr. 5:4; Yoh. 15:16; Bil. 16:3; Mrk. 10:40). b. Hubungan Paulus dengan rasul lainnya (1:182:21) i. Saat Paulus dipanggil Allah, dia sebelumnya pergi ke Arab, lalu kembali ke Damsyik selama sekitar tiga tahun. Setelah itu, dia mengunjungi Petrus di Yerusalem (tempat tinggalnya selama 15 hari) dan bertemu dengan Yakobus. Dari urutan kejadian kejadian ini, kita dapat ketahui bahwa bukan hanya kerasulan Paulus tidak diberikan oleh manusia, tetapi dia pun ternyata bukan belajar dari perkataan manusia mengenai apa yang dia katakan. ii. Empat belas tahun kemudian, Paulus pergi lagi ke Yerusalem, karena wahyu. Kali ini, dia pergi untuk membahas persoalan orang-orang non-Yahudi yang percaya kepada Tuhan. Paulus bersaksi kepada tua-tua dan rasul lainnya mengenai bagaimana dia memberitakan Injil kepada orang-orang non-Yahudi. Setelah mendengar hal ini, para rasul memberikan suatu tanda persekutuan kepada Paulus dan menerimanya sebagai salah seorang dari antara mereka. Para rasul mengakui bahwa sama seperti mereka merupakan para rasul untuk orang-orang Yahudi, demikian pula Paulus merupakan rasul untuk orang-orang non-Yahudi (2:9; Kis. 15). iii. Lalu, saat Petrus pergi ke Antiokhia, dia makan bersama dengan orang-orang percaya non-Yahudi. Tetapi, saat orang-orang yang memegang hukum sunat datang, Petrus segera mundur dan menarik diri dari orang orang non-Yahudi itu. Melihat hal ini, orang-orang Yahudi yang datang bersama dengan Petrus ke Antiokhia pun mengikuti kemunafikannya. Pada saat itu, Paulus melihat bahwa apa yang mereka sedang perbuat itu tidaklah sesuai dengan kebenaran Injil. Oleh karena itu, Paulus menegur Petrus saat itu pula, sekaligus menunjukkan kesalahan mereka. Kita melihat dari antusiasme Paulus dalam memegang kebenaran bahwa kerasulannya tidak kurang sedikitpun daripada rasul lainnya (2:11-14). C. Pembenaran oleh Iman (3:1-4:31) a. Tidak seorangpun dapat dibenarkan karena b. Hanya hidup oleh iman (3:11-29) c. Hukum Taurat dan Hukum Anugerah (4:1-31) 15 9 pelajaran 4 Penerapan Surat Galatia Kehidupan lllllllllllllllllllllllllllll Surat Galatia (lanjutan) PENERAPAN KEHIDUPAN D. Hidup oleh iman (5:1-6:18) Bagian A – Memetik Buah a. Kemerdekaan dalam Kristus (5:1-15) b. Menang atas keinginan daging melalui Roh Kudus (5:16-26) c. Saling berbagi beban (6:1-10) d. Bermegah pada salib (6:11-18) E. Penutup Galatia 5:22-23 mencatatkan buah Roh. Sebagai orang Kristen, kita senantiasa berusaha untuk menghasilkan buah Roh. Seringkali, kita melihat buah Roh yang ada pada kehidupan saudara-saudari seiman dan kita merasa rindu pula untuk memilikinya. Selama Youth Theological Training Course (setara dengan Kursus Alkitab Lanjutan di Indonesia) di suatu musim panas, sembilan orang pemuda bertekad untuk saling memetik buah roh dari kehidupan mereka. Buah ini adalah sesuatu yang dimiliki oleh mereka masingmasing atau buah yang seharusnya mereka kejar untuk hasilkan. Setiap pemuda memiliki satu buah dan bertekad bahwa pada tahun depan, mereka akan berkumpul kembali untuk melihat apa yang telah diperbuat dengan buah mereka itu dan akan memilih buah lainnya untuk dikejar. Kalian pun dapat melakukan hal yang sama! Dalam daftar berikut, tuliskan nama seseorang yang ada di kelas, yang paling menunjukkan pengejaran dari buah (Roh) tertentu dalam kehidupannya, selain yang telah ada. Sebagai contoh, mungkin kalian meletakkan nama Joe dengan ‘buah damai sejahtera’ di samping namanya, karena dia jarang menyebabkan terjadinya perpecahan dalam kelompok atau di ‘buah sukacita’ di samping namanya, karena dia tampak selalu ceria. Ketika kalian telah selesai menuliskan nama-nama dalam daftar itu, bagikan kepada yang lainnya, daftar yang kalian tuliskan berikut buah Roh di samping tiap-tiap nama yang ada. Ketika setiap orang telah terlibat dalam aktivitas ini, tanyakan kepada setiap orang, buah manakah yang menurut dia tidak ada dalam hidupnya dan apa sebabnya. Kelilingi kelompok itu sampai setiap orang memiliki kesempatan untuk mengatakannya. Dalam Galatia 6:15, Paulus mengakhiri suratnya dengan menulis, “Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya, tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang ada artinya.” Dalam seluruh suratnya, Paulus menekankan bahwa menjalankan hukum Taurat dan peraturan-peraturannya tidaklah penting. Yang penting adalah apakah kita memperbarui kehidupan kita, seperti yang dicatatkan dalam Titus 3:5, “Pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus.” MENGUJI PEMAHAMAN 1. Mengapa Paulus menulis surat ini kepada gerejagereja di propinsi Galatia? 2. Apakah tujuan dari pada hukum Taurat? (Bila keselamatan hanya datang melalui Kristus, lalu mengapa Allah memberikan hukum Taurat kepada umat Israel? Kasih _____________________ Sukacita _____________________ 3. Mengapa kita harus ‘hidup oleh Roh’ dan tidak menuruti keinginan daging kita? Damai sejahtera _____________________ Kesabaran _____________________ 4. Tuliskan ‘perbuatan-perbuatan daging dan ‘buah Roh Kudus.’ Keramahan _____________________ Kebaikan _____________________ 5. Tuliskan ayat-ayat dari surat Galatia, yang kalian sukai atau yang penting menurut kalian dan jelaskan alasannya. Kesetiaan _____________________ Kelemahlembutan _____________________ Pengendalian diri _____________________ 16 4 pelajaran 4 Surat Galatia Penerapan Kehidupan lllllllllllllllllllllllllllll PENERAPAN KEHIDUPAN (lanjutan) Bagian B – Ucapkanlah Syukur! Kita telah belajar melalui pelajaran ini untuk bersikap menghargai dan bersyukur atas anugerah Allah. Ini adalah lirik lagu ‘Give Thanks.’ Give thanks with a grateful heart Give thanks unto the Holy One Give thanks because He’s given Jesus Christ, His Son. And now let the weak say, “I am strong” Let the poor say, “I am rich Because of what the Lord Has done for us.” 1. Kapankah kita merasa sangat bersyukur kepada Tuhan? Mengapa? 2. Bagaimana kita belajar untuk bersyukur kepada Tuhan setiap waktu? Memang tidak mudah untuk bersyukur atau bersukcaita itu, terutama ketika kita mengalami pencobaan, tetapi seperti yang disarankan oleh pujian tadi, kita perlu untuk mengucap syukur kepada Tuhan dengan sepenuh hati, karena Dia telah memberikan Yesus Kristus kepada kita. Nyanyikan pujian ini bersama-sama dan mintalah semua siswa untuk memberikan pendapat mereka mengenai pujian ini. 17 9 pelajaran 5 Alkitab lllllllllllllllllllllllllllll IKHTISAR UMUM Efesus pernah menjadi pusat Kerajaan Romawi dalam bidang kebudayaan, politik dan perdagangan. Karena terletak di pantai barat Asia Kecil (sekarang Turki), Efesus memberikan kemudahan akses ke Sungai Cayster dan Laut Tengah. Iklimnya yang sejuk dan lembah-lembah yang subur menyebabkan daerah itu memiliki reputasi kemewahan dan kesenangan. Bagaimanapun, kota Efesus dikenal terutama sebagai pusat keagamaan. Sekalipun terletak di Asia dan sangat dipengaruhi oleh bangsa Yunani dan Romawi, tetapi Efesus merupakan kota perlindungan dari salah satu tujuh Keajaiban Dunia zaman kuno – Kuil Artemis, kuil untuk dewa bangsa Yunani, Artemis (bangsa Romawi menyebutnya Diana), yang dibangun dengan menggunakan 127 tiang raksasa. Dengan tinggi hampir 25 meter dan pada masing-masing tiang dibuatkan patung raja-raja yang berdiri di atasnya. Sekalipun bangunan raksasa ini telah dihancurkan sebelum kunjungan Paulus, tetapi kelompok orang yang setia kepada Artemis masih ada. Paulus melakukan kunjungan singkat di sini saat dia kembali dari Antiokhia dari perjalanan penginjilannya yang kedua (Kis. 18:19-22). Selama perjalanan penginjilannya yang ketiga, Paulus tinggal selama tiga tahun di Efesus (Kis. 20:31). Selama kunjungan Paulus yang pertama, kerusuhan besar terjadi saat seorang pandai perak yang bernama Demetrius menyebabkan keributan yang menimbulkan kerugian dalam usaha (Kis. 19:23-41), karena orang-orang yang telah kembali kepada Kristus tidak lagi menyembah dewi Artemis orang Efesus. Di kota inilah sejumlah besar tukang sihir bertobat (Kis. 19:17-20) dan banyak mujizat yang terjadi (Kis. 19:11-12). Di sinilah, dua belas pengikut Yohanes Pembaptis dibaptis. Setelah itu, Paulus menumpangkan tangan ke atas mereka dan mereka menerima Roh Kudus. Tidak seperti surat Roma dan 1 dan 2 Korintus, surat kepada jemaat Efesuspun tidak mengangkat persoalan serius di dalam gereja. Tetapi, Paulus memperingatkan para pemimpin gereja untuk mewaspadai penyusupan ajaran-ajaran palsu. Pada akhir perjalanan penginjilannya yang ketiga (Kis. 20:13-35), Paulus bertemu dengan para tua-tua Efesus di kota pesisir, Miletus. Paulus memberitahu mereka untuk mewaspadai ‘serigala-serigala dari luar’ dan kejatuhan jemaat dari dalam; semua faktor ini akan berusaha untuk menghalau jemaat dengan mengajarkan hal-hal yang jahat. Beberapa perkiraan bahwa ini pasti merupakan salah satu alasan utama yang memotivasi Paulus untuk menulis surat ini. Dalam surat Wahyu, jemaat Efesus dipuji karena tekadnya dalam mencegah guru-guru dan ajaran-ajaran palsu merayap masuk ke dalam gereja (Why. 2:2). Bagaimanapun, satu hal yang menentang mereka adalah bahwa mereka gagal dalam mempertahankan kasih yang mula-mula kepada 18 9 Pemahaman Surat Efesus Yesus Kristus (Why. 2:4). Dalam 1 Timotius 1:5, Paulus memotivasi Timotius (yang kemudian berada di Efesus) bahwa “tujuan nasihat itu adalah kasih yang timbul dari hati yang suci, dari hati nurani yang murni dan dari iman yang tulus ikhlas.” Tema dan pesan kasih haruslah ditekankan berkali-kali pada orangorang percaya di Efesus. Salah satu catatan tambahan yang menarik adalah bahwa dari 107 kali Paulus menggunakan kata ‘kasih’ dalam seluruh suratnya, 19 di antaranya terdapat dalam surat kepada jemaat Efesus ini. Surat ini diawali dengan kasih (1:5-6) dan diakhiri dengan kasih (6:23-24). Isi dari surat Efesus sama dengan isi dari surat Kolose, yang menyebutkan bahwa surat-surat itu ditulis selama masa penjara yang sama di Roma. Keduanya menekankan pada pembenaran oleh iman (2:8). Setengah pertama dari surat Efesus (pasal 1-3) ditujukan pada doktrin-doktrin utama dari iman Kristen dan bagaimana membawa kebenaran-kebenaran ini dan menerapkannya dalam kehidupan Kristen. Tidak peduli betapa berbedanya latar belakang kita, kita semua perlulah bergabung bersama-sama di dalam Kristus. Setengah kedua dari surat itu diikuti dengan pembahasan mengenai peperangan rohani yang dapat dialami oleh tiap-tiap orang ketika menjalani hidup serupa dengan Kristus. PEMAHAMAN ALKITAB A. Salam dan Pemberian Hormat (1:1-3) B. Anugerah dalam Kristus a. b. c. d. Berkat-berkat Kekal Hikmat rohani (1:15-23) Anugerah Keselamatan Berbagi rahasia dan kasih Kristus C. Perbuatan yang Saleh a. b. c. Hidup Bersama (4:1-16) Kehidupan Pribadi Kehidupan Keluarga i. Antara suami dan Istri (5:22-33) ii. Anak-anak dan orangtua (6:1-4) iii. Tuan-tuan dan hamba-hamba (6:5-9) D. Bagian Akhir a. Peperangan Rohani i. Musuh (6:10-12) ii. Perlengkapan Rohani (6:13-18) Paulus memotivasi jemaat di Efesus untuk memperlengkapi diri mereka dengan perlengkapan rohani Allah, sehingga mereka dapat bertahan terhadap serangan Iblis. Pada saat yang sama, Paulus pun meminta jemaat untuk mendoakan dirinya, pelajaran 5 Penerapan Surat Efesus Kehidupan lllllllllllllllllllllllllllll PEMAHAMAN ALKITAB (lanjutan) PENERAPAN KEHIDUPAN “supaya kepadaku, jika aku membuka mulutku, dikaruniakan perkataan yang benar, agar dengan keberanian aku memberitakan rahasia Injil” (6:19). Demikian pula, sebagai orang-orang percaya, kita seharusnya tidak mengabaikan untuk mendukung para pemberita Injil yang selalu berada dalam peperangan rohani di garis depan dengan mendoakan mereka. Perlengkapan Senjata Allah b. Penghiburan dan ucapan syukur (6:21-24) c. Penutup Pusat dari tema surat Efesus adalah gereja sebagai tubuh Kristus dan bagaimana menerapkan ajaran-ajaran gereja di dalam kehidupan kita. Hanya ada satu tubuh. Gereja Tuhan seharusnya tidak terbagi-bagi, sama seperti anggota tubuh kita tidak terbagi-bagi pula. Pertumbuhan rohani yang seimbang dari tiap-tiap anggota jemaat akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dari sebuah gereja. Kita haruslah dengan giat mengambil inti dari prinsipprinsip yang berkaitan dengan kehidupan gereja, kehidupan keluarga dan kehidupan pribadi. Gereja melambangkan mempelai perempuan dari Yesus Kristus. Oleh karena itu, seharusnya gereja dapat berdandan dengan baik setiap saat dan siap untuk menyambut kedatangan mempelai pria. Kiranya kita secara teratur mengintrospesi diri, sehingga menjadi dewasa untuk membantu gereja dengan talenta-talenta tertentu yang kita miliki dan dipersiapkan untuk menyaksikan kemuliaan Yesus Kristus. Berikatpinggangkan kebenaran (Ef. 6:14) Seorang saudari yang baru percaya diajarkan tentang Sepuluh Perintah Allah. Sebagai hasilnya, dia mulai lebih berjaga-jaga diri dalam memegang hukum ke-8, “Jangan mencuri.” Di tempat kerja, saudari ini tidak akan mau menggunakan telepon perusahaan atau mesin fotokopi untuk keperluan pribadi. Di rumah, dia tidak akan mau menggunakan software yang tidak ilegal. Bahkan ketika makanpun, dia tidak akan mengambil tisu yang berlebih dari Mac Donald untuk dibawa pulang ke rumahnya. Pada suatu musim panas, saudari ini membawa anaknya ke pusat perbelanjaan. Anaknya melihat uang kertas satu dollar di lantai pusat perbelanjaan itu dan bertanya kepada dirinya sendiri, “Uang siapakah ini?” Dia memberitahu anaknya bahwa uang itu bukanlah milik siapapun dan anak itu dapat menyimpannya. Segera setelah anaknya mengambil uang itu, dia merasakan kepalanya panas. Dia mulai merasa sangat tidak nyaman dan bertanya-tanya apakah Roh Kudus sedang menegur dirinya, sehingga dia menyuruh anaknya untuk meletakkan uang itu kembali di lantai. Minggu berikutnya, dia pergi ke pusat perbelanjaan lainnya dan melihat uang kertas dollar yang lainnya. Anak dari saudari ini melihat uang itu dan kembali bertanya, “Milik siapakah uang itu?” Saudari itu memberikan jawaban yang sama dan seketika itu juga kepalanya terasa panas lagi. Dia mulai bertanyatanya apakah ini adalah pengajaran dari Roh Kudus. Sebulan kemudian, saudari ini belajar melalui pelajaran dari kelas Pendidikan Agama anaknya bahwa Perintah ke-8 di dalam Alkitab anak-anak berkata, “Kamu tidak boleh mengambil apa yang bukan milikmu.” Inilah penjelasan yang paling sederhana dari perintah Allah “Jangan mencuri” – Jangan mengambil apa yang bukan milikmu. Setelah menyadari hal ini, saudari itu mengetahui bahwa inilah yang Tuhan wajibkan dari kita, yaitu memegang kebenaran dalam segala keadaan. MENGUJI PEMAHAMAN 1. Bagaimana Paulus menggunakan persamaan suami dan istri untuk menjelaskan hubungan antara Kristus dan jemaat? 2. Apakah seluruh perlengkapan senjata Allah? 3. Menurut kalian, apakah maksud dari ‘menanggalkan manusia lama’ dalam Efesus 4:22? 4. Jelaskan perbedaan antara hikmat dan kecerdasan. Berikan contoh sebagai sebuah hal yang berbeda dan perbandingannya. Sebagai orang Kristen, kita perlu untuk memakai seluruh perlengkapan senjata Allah, agar dapat menghadapi pertempuran dengan baik. Berikut adalah kesaksian-kesaksian yang berkenaan dengan masingmasing perlengkapan senjata Allah. Berbajuzirahkan keadilan (Ef. 6:14) Sejak kanak-kanak, Thomas telah mengetahui bahwa hari Sabtu adalah hari Sabat – hari perhentian yang didirikan oleh Allah. Orangtua dan guru-guru Pendidikan Agamanya telah menjelaskan kepadanya bahwa dia haruslah selalu berusaha semaksimal mungkin untuk mengkhususkan hari kudus itu untuk mengingat anugerah Allah dan lebih dekat kepadaNya. Dia pun mengetahui bahwa memegang hari Sabat adalah salah satu dari Sepuluh Perintah. Karena sepanjang yang dapat diingatnya, 19 4 pelajaran 5 Surat Efesus Kehidupan lllllllllllllllllllllllllllll PENERAPAN KEHIDUPAN (lanjutan) dia selalu menghindari aktivitas pada hari Sabat; semua teman yang tidak berasal dari gereja mengetahui bahwa Thomas tidak dapat pergi bersama dengan mereka pada hari Sabtu. Pada waktu liburan musim dinginpun, salah seorang teman baik Thomas memenangkan paket main ski gratis untuk empat orang di sebuah tempat peristirahatan yang indah. Teman-temannya sangat gembira dan menginginkan Thomas ikut bersama dengan mereka. “Ayolah, ini hanya sekali. Kita tidak akan pernah memiliki kesempatan seperti ini lagi. Aku yakin Allah tidaklah keberatan, bila kamu meninggalkan kebaktian Sabat satu kali saja,” kata salah seorang temannya. Yang lainnya bertanya kepada Thomas, “Mengapa kamu bersikeras untuk pergi ke gereja pada hari Sabtu? Bukankah itu pokok persoalannya? Pergi ke gereja hanyalah sebuah ritual. Lihatlah, begitu banyak orang Kristen yang menipu orang banyak dan sekelompok orang yang munafik; jadi pergi ke gereja tidak akan membuatmu menjadi orang yang lebih baik.” Bahkan teman-teman Thomas yang beragama Kristen pun menyetujui pendapat itu. “Aku mengetahui bahwa memegang hari Sabat adalah persoalan besar bagimu, tetapi kita tidak hidup pada zaman Perjanjian Lama lagi. Paulus mengatakan dalam Roma 14 bahwa tidak peduli pada hari apa kamu beribadah kepada Tuhan, karena yang penting adalah kamu melakukannya setiap hari. Jadi, mengapa kamu tidak pergi bersama dengan kami pada hari Sabtu ini? Kamu dapat merenungkan dan memuji Allah selagi menuruni lereng. Kamu mengenal kami, kami tidak pernah melakukan hal yang buruk seperti mengkonsumsi minuman yang berakohol, memakai obat-batan atau berpesta pora. Akhir pejan ini, kami akan pergi dengan papan salju. Kita memliki paket luar biasa ini secara gratis, yang hanya dapar dipakai pada akhir pekan ini saja. Semuanya telah lunas dan orangtua kita menyetujuinya, kita hanya kehilangan satu hal yaitu kamu. Ayolah, ikutlah bersama kami. Kamu telah menyembah Allah setiap hari, tetapi satu kali ini saja kamu pergi dengan teman-teman terbaikmu.” Setelah mendengarnya, Thomas tidak mengetahui harus bagaimana menjawab mereka sekalian. Tetapi, dua ayat yang diingatnya melintas dalam pikirannya. Salah satunya adalah Yohanes 14:21, yaitu Tuhan Yesus telah berkata bahwa orangorang yang mengasihi-Nya akan berpegang pada perintah-perintah-Nya. Ayat lainnya adalah dari Yesaya 58:13-14 mencatatkan bahwa bila kamu menahan diri dari menginjak-injak hari Sabat dengan mengejar keinginan atau urusanmu sendiri, tetapi sebaliknya, menyukai dan menghormati hari kudus Tuhan, Allah akan memberkatimu. Memegang hari Sabat merupakan perintah Allah. Bila Thomas pergi dan menikmati akhir pekannya, dia telah membenarkan tindakannya, sehingga hati nuraninya tidak akan mengganggu pikirannya. Tetapi bila dia melakukannya, siapakah yang mengetahui apa yang mungkin akan 20 Penerapan dilakukannya kelak? Dia telah melihat banyak teman gerejanya yang tidak lagi datang ke gereja. Itu selalu dimulai dari hal yang sederhana dan tidak berbahaya, seperti pertunjukan, darmawisata, acara olahraga dan lain sebagainya. Mereka semua lambat laun telah menjadi terlalu sibuk untuk datang kebaktian. Akhirnya, bahkan bila tidak lagi sibuk sekalipun, mereka merasa lebih baik untuk beristirahat di rumah saja. Thomas tidak mau hal itu terjadi terhadap dirinya. Thomas menyadari bahwa dia haruslah berdiri teguh di dalam Firman Allah dan tidak membiarkan pikiran semacam itu mengacaukan hatinya. Setelah merenungkannya, Thomas memberitahu temantemannya bahwa dia benar-benar harus memegang hari Sabat. Bila dia tidak memegangnya, Allah tidak akan berkenan kepadanya dan itu merupakan suatu kekalahan dari tujuan untuk menjadi seorang Kristen. Sebagai akibatnya, teman-teman Thomas tidak pernah memintanya lagi untuk melakukan apa-apa. Sekalipun Thomas merasa sedih, karena harus kehilangan kesempatan besar untuk bergabung dengan teman-temannya, tetapi dia merasa bersukacita, karena dapat melakukan apa yang benar. Dia telah memelihara hatinya dengan berpegang teguh pada pengajaran-pengajaran dari Alkitab. Kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil Damai Sejahtera (Ef. 6:15) Pada tahun 1981, setelah usaha misi penginjilan yang kurang berhasil di Nigeria, beberapa pendeta Gereja Yesus Sejati pulang ke rumah mereka masing-masing dengan transit terlebih dahulu melalui Liberia. Sambil menanti kepulangan dari Liberia, mereka memutuskan untuk membagikan semua selebaran yang masih ada di tangan mereka di bandara itu. Seseorang yang telah mengambil dan membaca selebaran itu, menulis surat ke gereja untuk mengungkapkan rasa tertariknya terhadap Injil. Hal ini tentu membuka jalan untuk misi penginjilan tambahan, mengawali pendirian gerejagereja di negara itu. Sampai sekarang, ada lebih dari 300 jemaat di Liberia. Seorang saudari dari Afrika memperoleh penglihatan mengenai Tuhan Yesus saat disalibkan. Ketika melihat betapa besar penderitaan Tuhan dan seluruh darah yang telah dicurahkan-Nya, dia menangis dengan begitu sedihnya dan bertanya, “Tuhan, apa yang aku dapat lakukan untuk-Mu?” Tuhan Yesus berkata, “Kamu harus memberitakan Injil untuk-Ku.” Pergunakanlah Perisai Iman (Ef. 6:16) Ada seorang saudari yang diajarkan pelajaran mengenai iman melalui sebuah mimpi. Di dalam mimpinya, dia dipojokkan oleh dua penjahat yang kejam. Ketika mereka mulai mendekatinya perlahanlahan, dia merasa putus asa dan bingung, sehingga mulai berdoa kepada Tuhan. Tiba-tiba, seorang pria berpakaian putih muncul. Dia memegang tangan dari saudari ini dan membawanya ke dalam awanawan sampai tiba di suatu padang gurun. Di sana, Dia mendudukkan saudari itu di atas sebuah batu. pelajaran 5 Surat Efesus Penerapan Kehidupan lllllllllllllllllllllllllllll PENERAPAN KEHIDUPAN (lanjutan) Sebuah suara berkata, “Percayalah kepada Tuhan dan kamu akan dibebaskan.” Lintasan cahaya memancar di angkasa. Dia melihat kedua tangannya yang baru saja dipegang oleh pria ini dan mendapati bahwa kedua tangannya itu ditetesi oleh darah. Mimpi itu dijelaskan kepada saudari ini: Yesus telah menderita dan mati untuk kita; Dia telah mencurahkan darah-Nya untuk menebus dosa-dosa kita. Allah akan merasa bersukacita, bila kita menghargai pengorbanan-Nya dan beriman kepada-Nya. Terimalah ketopong keselamatan (Ef. 6:17) Sekitar tahun 320 M, Kaisar Licinius menguasai setengah dari Kekaisaran Romawi sebelah timur. Karena musuhnya, Kaisar Konstantin, yang secara terang-terangan mentolerir kekristenan, tetapi sebaliknya, Licinius justru memberantas orangorang Kristen, karena kuatir akan mengancam kedudukannya. Dia mengeluarkan larangan atas semua praktek ibadah orang Kristen dan memaksa semua rakyatnya untuk memberikan persembahan kepada dewa-dewa Romawi. Selama musim dingin, di sebuah kota kecil yang terpencil, Sebaste, empat puluh prajurit yang berasal dari bangsa Armenia menjadi Kristen. Ketika diperintahkan untuk memberi persembahan kepada dewa-dewa Romawi, mereka justru menolak untuk mentaatinya. Sebagai akibatnya, mereka ditelanjangi dan dibawa ke tengah danau beku sampai mereka mati beku. Hanya bila meninggalkan kepercayaan mereka, mereka akan segera dibebaskan. Bak air panas telah diletakkan di pantai untuk mencobai mereka. Ketika malam tiba, ada seorang prajurit yang menyerah, karena kedinginan dan menyangkal imannya, meninggalkan 39 prajurit lainnya yang mati membeku. Lalu, salah seorang dari penjaga yang berada di pantai itu beroleh sebuah penglihatan. Dia melihat sekelompok malaikat muncul. Para malaikat itu meletakkan mahkota kehidupan ke atas kepala orang-orang yang binasa, karena iman mereka seperti sebuah pujian menyanyikan, “Forty martyrs and forty crowns.” Tiba-tiba, dia melihat sebuah mahkota melayang di udara. Tampaknya mahkota terakhri ini adalah milik dari seorang prajurit yang telah menyangkal imannya itu. Lalu penjaga itu berkata kepada prajurit itu, “Bila kamu telah melihat apa yang aku telah lihat, kamu tidak akan pernah meninggalkan mahkotamu. Marilah, aku akan menggantikan tempatmu dan mahkotamu akan menjadi milikku.” Tanpa berpikir lagi, penjaga itu segera melepaskan pakaiannya dan bergabung dengan 39 orang yang berada di danau beku itu. Ironisnya, menurut tradisi yang terkenal, prajurit yang menyerahkan mahkotanya justru mati saat dia masuk ke dalam bak air panas yang menantinya – perbedaan suhu antara danau beku dan bak air panas sangatlah tinggi, sehingga dia mati karena terkejut. Empat puluh prajurit rela menyerahkan nyawa mereka demi kebenaran, karena mengetahui bahwa mahkota kehidupan telah menanti mereka. Demikian pula, pada masa-masa sukar, kita haruslah senantiasa memandang pada keselamatan yang sedang menanti kita dan mengambil kekuatan yang berasal dari ketopong keselamatan. Terimalah Pedang Roh – Firman Allah (Ef. 6:17) Sejauh yang dapat diingat seseorang, Tatiana selalu menjadi aktivis sosial. Sebagai mahasiswi tingkat dua, dia dikenal begitu ramah dan bersahabat. Tatiana pun telah menjadikan kepercayaan kepada Allah itu sebagai hal penting dari kepribadiannya sebagaimana dengan keahliannya bermasyarakat. Sebagai hasilnya, Tatiana memiliki reputasi sebagai seorang Kristen yang setia, sekalipun akhir-akhir ini, untuk berdiri teguh dalam imannya telah menimbulkan banyak persoalan hidup. Kebanyakan teman baik dari Tatiana di tim hoki lapangan mulai mengkonsumsi minuman beralkohol dan berpesta pora pada akhir pekan. Suatu hari, setelah latihan, Ellen, kapten tim senior, sekaligus salah seorang gadis yang paling terkenal di sekolah, memberikan Tatiana sebuah undangan pribadi untuk pergi ke pesta yang akan diadakan di rumahnya pada hari Sabtu malam. Tanpa berpikir lagi, Tatiana menerima undangan Ellen. Selama kebaktian hari Sabat pada minggu itu, seluruh pikirannya terfokus pada pesta. Dia mengetahui bahwa mengkonsumsi minuman beralkohol di bawah usia bukan hanya berbahaya, tetapi bertentangan pula dengan kehendak Allah. Dia masih mengingat sebuah ayat dari 1 Petrus 4:3 yang telah diajarkan oleh Guru Pendidikan Agamanya dengan tujuan tertentu sebelum memulai tahun pertamanya di kampus. “Sebab telah cukup banyak waktu kamu pergunakan untuk melakukan kehendak orang-orang yang tidak mengenal Allah. Kamu telah hidup dalam rupa-rupa hawa nafsu, keinginan, kemabukan, pesta pora, perjamuan minum dan penyembahan berhala yang terlarang.” Tatiana masih belum mampu menolaknya, bahkan berpikir bahwa bila mengabaikan undangan Ellen, dia akan dikeluarkan dari timnya. Dan bila dikeluarkan dari tim, dia akan tampak seperti seorang yang bersikap bodoh hanya karena tidak mau mengkonsumsi minuman beralkohol. Sesungguhnya, apakah Tatiana dapat menahan diri untuk mengkonsumsi minuman beralkohol saat di sana? Sebelum kebaktian berakhir, Tatiana menemui Lisa, teman baiknya di dalam Kristus, dan memberitahukan hal ini kepadanya. Lisa menyarankan, agar Tatiana datang ke rumahnya. Dengan lemah lembut, Lisa mengingatkan Tatiana perihal perjanjian (dalam 2 Timotius 2:22) yang mereka telah buat dalam hidup mereka, “Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.” 21 4 pelajaran 5 Surat Efesus Penerapan Kehidupan lllllllllllllllllllllllllllll PENERAPAN KEHIDUPAN (lanjutan) Pertanyaan untuk direnungkan: 1. Bagaimana kita dapat mengikat pinggang dengan kebenaran, sehingga akan selalu melakukan apa yang benar dan berkenan di hadirat Allah? 2. “Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga” (Mat. 5:20). Apakah maksud dari “tidak lebih benar daripada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi?” Bagaimana berbajuzirahkan kebenaran dapat memelihara hati kita terhadap kemerosotan rohani? 4. Perisai digunakan untuk melindungi kita dari bahaya. Bagaimana iman dapat bertindak sebagai perisai? Bagaimana kematian Tuhan Yesus menolong kita dalam iman? 5. Empat puluh prajurit rela menyerahkan nyawa mereka demi kebenaran, karena mengetahui bahwa mahkota kehidupan menanti mereka. Apakah kalian akan rela menyerahkan hidup kalian demi kebenaran? 6. Firman Allah adalah senjata yang efektif, yang kita miliki dalam menghindari pencobaan. Bagaimanapun, seperti sebilah pedang, kalian haruslah ahli dalam menggunakannya, agar menjadi efektif. Bagaimana kalian melatih diri dengan Firman Allah, sehingga dapat menjadi seorang ahli pedang rohani? 3. Pernahkah kalian mengedarkan selebaran untuk orang lain sebelumnya? Bagaimana perasaan kalian? Pernahkah kalian berbicara kepada teman-teman atau yang bukan anggota keluarga dan kerabat mengenai Yesus Kristus? Bila belum pernah, mengapa? 22 4 pelajaran 6 Pemahaman Surat Filipi Alkitab lllllllllllllllllllllllllllll PENGAJARAN DARI SURAT FILIPI Surat untuk jemaat Filipi disebut surat sukacita, karena surat itu menjelaskan sukacita Paulus di dalam Tuhan, sekalipun dia mengalami penderitaan. Surat Filipi tidaklah memuat pengajaran filsafat yang mendalam, tetapi Paulus justru memotivasi jemaat Filipi untuk meneguhkan iman mereka dengan menunjukkan kehidupannya pribadinya bahwa sukacita sejati hanya berasal dari Yesus Kristus. Tidak ada bentuk-bentuk pencobaan yang dapat mengurangi semangat dan kasihnya untuk Allah. Kesulitan bukanlah alasan untuk menyimpang dari standar dan harapan Yesus. Sebaliknya, justru mengajarkan Paulus untuk mencukupkan diri dalam segala keadaan. Filipi merupakan lebih dari sekadar sebuah surat, karena isinya yang menyelami kehidupan seorang Kristen yang berkecukupan dan memotivasi orang-orang percaya untuk tidak menghiraukan situasi yang terjadi, karena kita masih dapat berpegang pada Yesus sebagai harta kita yang terbesar dan memperoleh sukacita di dalam dan melalui Allah. A. Bersukacita di tengah Penderitaan Sekalipun Paulus berbicara perihal sukacita di tengah penderitaan sejak permulaan suratnya, tetapi hal yang paling penting dibuat pada akhir suratnya. Bersukacita selama titik terendah di dalam kehidupan tampaknya merupakan sesuatu yang bersifat paradoks (saling bertentangan). Tetapi kehidupan Paulus merupakan kesaksian nyata bahwa hal ini dapat dicapai olehnya. Bagaimana caranya? Melalui Allah yang memberi kekuatan kepadanya (4:13). Dan untuk apakah Allah memberi kekuatan kepadanya? Agar Paulus dapat mencukupkan diri dalam segala hal. Apapun situasinya, entahkah mudah ataupun sulit, Allah dapat membimbing kita untuk melaluinya. Ketika kehidupan ini lancar, kita memerlukan Dia untuk menjaga kita tetap rendah hati dan merasa cukup dalam menikmati berkat-berkat yang ada. Ketika kehidupan ini terasa sulit, kita memerlukan Dia pula untuk menjaga kita tetap setia dan yakin akan kehendak-Nya yang baik bagi kita. Pada saat baik ataupun buruk, Dia dapat memberikan kita kekuatan untuk mengendalikan diri, memiliki pikiran dan hati yang tenang dan teduh. B. Meneladani Kristus Meneladani Yesus Kristus adalah salah satu aspek untuk menjadi satu di dalam-Nya. Kita semua adalah anggota dari tubuh-Nya dan oleh sebab itu, seharusnya bekerja untuk keutuhan gereja. Dengan mengikuti teladan-Nya yang mengagumkan dari apa yang seharusnya seorang saleh perbuat, kita dapatlah bersinar sebagai keturunan-keturunan Abraham yang rohani (Kej. 22:17-18; Ibr. 11:11-12). a. b. c. C. Kerendahan hati (2:3-11) Bersinar (2:12-15; 3:12; 4:8-9) Dua tokoh teladan (2:19-30) Mengutamakan Yesus Kristus Tidak ada keraguan bahwa Paulus menempatkan Yesus Kristus sebagai yang terutama di dalam hidupnya. Setelah Yesus Kristus memanggilnya, tujuan hidupnya adalah menyebarkan Injil. Tidak ada pikiran mengenai karir atau menghasilkan uang. Paulus memiliki martabat melalui garis keturunan Yahudinya dan kedudukannya sebagai seorang Farisi, tetapi dia membuang semua pujian manusia itu dan menukarnya untuk Yesus (3:3-9). Dia menegaskan dan memprioritaskan kembali hidupnya, karena memahami dan sungguh menghargai keselamatan dari Yesus Kristus (3:10-11). Dan dalam mengutamakan Yesus dalam hidup, kita memiliki tujuan yang indah yang kita harus tekankan. Kehidupan kekal bersama dengan Juruselamat yang penuh kebaikan sedang menanti, tetapi kita perlu hidup dengan mencapai apa yang telah diberikan-Nya kepada kita – keselamatan. Kita perlu lebih memperhatikan perkara-perkara ilahi daripada perkara-perkara duniawi (3:2-4:1). MENGUJI PEMAHAMAN 1. Apakah tema utama dalam surat kepada jemaat Filipi? 2. Bagaimana kita bersukacita di tengah penderitaan? 3. Bagaimana kita dapat meneladani Yesus Kristus? 4. Mengapa kita perlu meneladani Yesus Kristus? 5. Apakah yang Paulus peroleh dari mengutamakan Yesus Kristus dalam hidupnya? 23 9 pelajaran 6 Penerapan Surat Filipi Kehidupan lllllllllllllllllllllllllllll Bagian A – Pengaruh Survei Siapakah yang memegang kuasa terbesar atas apa yang kalian pikirkan, lakukan dan ucapkan? Langkah 1: Rata-ratakan masing-masing bagian berikut menurut tingkat pengaruh mereka terhadap pikiran dan perilaku kalian. Berilah tanda silang pada kategori yang tersedia. Langkah 2: Kembalilah dan beri tanda + atau - di sebelah kiri dari setiap pengaruh yang terdaftar untuk menunjukkan apakah pengaruh itu begitu positif (+) atau negatif (-). Bila menurut kalian pengaruh itu tidak positif ataupn negatif, berilah tanda 0. +/-/0 Ibu Ayah Teman sekolah Saudara kandung Pemberita Injil Tuhan Yesus Saudara/i seiman Kerabat Internet Televisi Film Majalah Musik Buku 11 24 4 Pengaruh Tidak ada Sedikit Banyak Terlalu Banyak pelajaran 6 Surat Filipi Penerapan Kehidupan lllllllllllllllllllllllllllll PENERAPAN KEHIDUPAN (lanjutan) Bagian B – Permainan Mencocokkan Apakah sudut pandang murid terhadap kehidupan Paulus dan surat-suratnya? Bagaimana mereka melihat kaitan di antaranya? Langkah 1: Pilihlah seorang murid untuk menjadi orang yang mencocokkan. Langkah 2: Berikan semua murid pertanyaan pertama dan mintalah mereka menuliskan jawabannya. Sebagai contoh: “Bila Anda adalah Paulus, hal apakah yang paling diharapkan dari jemaat Filipi akan dikirimkan untuk Anda?” Langkah 3: Setelah semua murid menuliskan jawaban mereka, biarlah seorang pencocok menunjukkan jawaban pertama dari seorang murid kepada yang lainnya, sambil menjelaskan mengapa dia memilih jawaban itu. Langkah 4: Lalu, mintalah murid lainnya untuk memperlihatkan jawaban mereka dan lihatlah seberapa banyakkah dari jawaban itu yang cocok dengan milik orang yang mencocokkan. Berikan angka untuk jawaban yang banyak kecocokkannya. Mintalah orang yang jawabannya tidak cocok untuk menjelaskan pilihan mereka. Inilah cara yang baik bagi murid untuk melihat bagaimana pendapat setiap orang. Pertanyaan lain yang mungkin: 1. Bila Anda adalah seorang jemaat Filipi, barang apakah yang Anda akan kirimkan untuk Paulus? 2. Bila Anda memiliki pilihan antara hidup untuk Kristus atau mati adalah suatu keuntungan, manakah yang Anda akan pilih? 3. Bila Anda adalah Paulus, apakah yang akan menjadi kesulitan terbesar Anda sebagai seorang tahanan? 4. Bila Anda menempuh perjalanan penginjilan, satu barang apakah yang pasti Anda akan bawa? 5. Bila Anda menempuh sebuah perjalanan penginjilan yang jauh, satu paket barang perawatan apakah yang Anda harapkan dari saudara-saudari seiman untuk dikirimkan kepada Anda? 6. Apakah yang tampaknya sulit bagi Anda untuk korbankan – uang atau martabat? 7. Aspek apakah dari kasih Yesus Kristus yang secara pribadi mempengaruhi tindakan Anda? 8. Yang manakah dari saksi-saksi iman yang tercatat dalam Ibrani 11, yang paling Anda kagumi? 9. Bila Anda adalah seorang jemaat Filipi, apakah yang Amda akan lakukan untuk mendukung para pekerja kudus? 10. Apakah yang Anda akan lakukan untuk mendukung para pekerja kudus yang sekarang? 11. Cerita Alkitab mengenai doa manakah yang paling mempengaruhi Anda secara pribadi? Langkah 5: Ulangilah langkah 1-4 dengan ‘orang yang mencocokkan’ selanjutnya dengan menggunakan pertanyaan berikut. 25 9 pelajaran 7 Surat Kolose Pemahaman Alkitab lllllllllllllllllllllllllllll IKHTISAR UMUM c. Membangun Iman yang teguh di dalam Kristus (2:6-7) C. Hidup di dalam Kristus (pasal 3) Kolose mungkin dianggap sebagai surat yang paling berpusat kepada Kristus dalam seluruh Alkitab. Surat Kolose menekankan bahwa kita dapat memperoleh anugerah Allah dan hikmat rohani-Nya hanya melalui Tuhan Yesus Kristus. Kristus adalah satu-satunya yang kita sembah sebagai Kepala dari seluruh prinsip dan kuasa. Pasal 1-3 menjelaskan doktrin teologi Kristen, sementara bagian akhir dari pasal 3 dan 4 memuat nasihat bagi kehidupan orang Kristen. A. Di dalam Kerajaan Kristus (pasal 1) i. Kita dapat menerima pengharapan sejati ii. Kita dapat mengalami kepenuhan Allah iii. Kita memiliki bagian dalam pekerjaan Tuhan B. Dibangun di dalam Kristus (pasal 2) i. Menghindari keduniawian atau kejatuhan iman ii. Mencegah iman yang timbul karena kebiasaan atau hukum iii. Membangun iman yang teguh di dalam Kristus C. Hidup di dalam Kristus (pasal 3) i. Ciri khas dari kehidupan di dalam Kristus ii. Pembaruan hidup di dalam Kristus iii. Perwujudan hidup di dalam Kristus D. Mengejar Kehidupan di dalam Kristus (pasal 4) i. Di dalam doa ii. Di dalam hubungan kita dengan sesama iii. Di dalam hubungan kita dengan rekan sekerja dalam Kristus PENGAJARAN A. Di dalam Kerajaan Kristus (pasal 1) a. Kita dapat menerima pengharapan sejati (1:38,12-14) b. Kita dapat mengalami kepenuhan Allah (1:9-12) c. Kita mengambil bagian dalam pekerjaan Allah B. Dibangun di dalam Kristus (pasal 2) a. Menghindari keduniawian dan kejatuhan iman (2:8-18) b. Mencegah iman timbul karena kebiasaan atau hukum (2:20-23) 26 9 a. Ciri khas dari kehidupan di dalam Kristus (3:1-4) b. Pembaruan hidup di dalam Kristus (3:5-17) c. Perwujudan hidup di dalam Kristus (3:18-4:1) D. Mengejar Kehidupan di dalam Kristus – Penerapan Iman (pasal 4) a. Di dalam doa (4:2-4) i. Berdoalah untuk diri kita sendiri. ii. Berdoalah untuk pekerjaan Allah. b. Di dalam hubungan kita dengan sesama (4:5-6) i. Pergunakan hikmat dalam berhubungan dengan orang-orang di luar sana. ii. Perlakukan sesama dengan lemah lembut. c. Di dalam hubungan kita dengan rekan sekerja dalam Kristus (4:7-18) i. Menunjukkan keramahan terhadap rekan- rekan sekerja. ii. Bekerja bersama-sama dengan satu hati. MENGUJI PEMAHAMAN 1. Menurut Kolose 1, apakah tiga manfaat yang kita dapat peroleh dari menjadi bagian dalam Kerajaan Allah? 2. Dalam aspek apakah kita akan dapat mengalami kepenuhan Allah? 3. Menurut Kolose 2, persoalan apa sajakah yang ada dalam gereja Kolose? Bagaimana kita dapat menghindari persoalan yang serupa? (Lihatlah 2:6-7) 4. Empat hal apakah yang kita dapat lakukan untuk membangun iman yang teguh di dalam Kristus? 5. Apakah tiga ciri khas dari hidup di dalam Kristus? 6. Bagaimana kita dapat mengalami pembaruan hidup dan menyatakan Kristus di dalam hidup? 7. Dalam aspek apakah kita harus menjadi serupa dengan Kristus, menurut Kolose 4? pelajaran 7 Penerapan Surat Kolose Kehidupan lllllllllllllllllllllllllllll Menanggalkan Manusia Lama, Mengenakan Manusia Baru Gambar 1 manusia lama manusia baru Mengejar kehidupan di dalam Kristus merupakan proses seumur hidup yang memerlukan kedisiplina dan ketetapan hati untuk menanggalkan kekang dan bagian-bagian dari manusia lama kita dan menggantinya dengan sifat-sifat dari manusia baru kita. Dalam latihan ini, marilah menggali sifat-sifat dari manusia lama dan manusia baru kita dan renungkan bagaimana kita dapat membuang atau memperoleh setiap sifat itu. a. Menanggalkan Manusia Lama 1. Kembalilah ke Kolose 3:5-9. Sebutkan semua sifat manusia lama. 2. Tuliskan contoh dari tiap-tiap sifat negatif di tempat yang telah tersedia (jumlahnya 11 sifat dan contoh). a. ____________________________ b. ____________________________ c. ____________________________ d. ____________________________ e. ____________________________ f. ____________________________ g. ____________________________ h. ____________________________ i. ____________________________ j. ____________________________ k. ____________________________ 3. Lingkari dan sebutkan lima sifat buruk teratas yang kalian perjuangkan di dalam doa untuk tidak melakukannya lagi. 4. Tuliskan lima ketetapan hati (masingmasing satu) untuk membantu kalian membuang sifat manusia lama di bulan depan (lihatlah Gambar 1): b. Mengenakan Manusia Baru 1. Kembali ke Kolose 3:12-15. Sebutkan semua sifat manusia baru. 2. Lingkarilah lima sifat manusia baru yang dapat menggantikan pergumulan manusia lama kalian. 3. Dalam Gambar 2, sebutkan masing-masing sifat manusia baru dan satu sasaran yang kalian dapat capai di bulan berikutnya untuk menjadi manusia baru. Gambar 2 manusia baru Sasaran 1 Sasaran 2 Sasaran 3 Sasaran 4 Sasaran 5 27 9 pelajaran 8 Surat 1 Tesalonika Sekalipun diberkati dengan akal budi dan materi yang berlimpah, Tesalonika bukanlah sebuah kota yang menyambut hangat kehadiran Injil. Karena Paulus tidak dapat menghabiskan banyak waktu di sana untuk meletakkan dasar yang lebih teguh, sehingga begitu memperhatikan kehidupan jemaat yang baru percaya di dalam lingkungan yang kurang bersahabat (secara rohani) seperti ini. Di dalam surat ini, kita dapat melihat bagaimana Paulus membangun kerohanian dari jemaat yang baru percaya. Pertama, dia memotivasi jemaat untuk terus melanjutkan kesetiaan mereka kepada Tuhan. Kedua, dia mengajarkan jemaat bagaimana menerapkan pengajaran Kristus di dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga, dia mengingatkan jemaat mengenai Injil Kristus dan pengharapan akan kedatangan-Nya yang kedua kali. Dengan berbuat demikian, Paulus membantu jemaat Tesalonika untuk menanamkan dalam pikiran mereka, bahwa mereka dapat hidup layak dan berkenan, karena pengorbanan Tuhan. PENGAJARAN B. Iman Jemaat Tesalonika yang Patut Dipuji Gereja di Tesalonika didirikan di tengah masa penganiayaan besar. Bagaimanapun, bukannya jatuh dalam iman ketika di bawah penganiayaan, sebaliknya, mereka justru sejahtera di dalam iman dan jemaat semakin bertambah jumlahnya. Di sini, ada beberapa hal yang kita dapat pelajari melalui iman mereka: Ketahanan rohani (1:3-6) Semangat memberi (1:7-8) Suatu kesaksian bagi orang lain (1:9-10) Paulus, Teladan Hidup Kristen Dalam pasal 2, Paulus mengkaitkan kejadian-kejadian yang memicu kunjungannya dan pendirian gereja di Tesalonika. Dalam prosesnya, dia memberi teladan kehidupan Kristen bagi jemaat yang baru percaya. a. Tidak gentar oleh persoalan yang timbul (2:1-2) b. Termotivasi oleh kasih (2:3-8) c. Bersaksi melalui perbuatan (2:9) 28 9 Alkitab lllllllllllllllllllllllllllll IKHTISAR UMUM a. b. c. C. Pemahaman D. Membangun Iman melalui Motivasi Dalam pasal 3, Paulus terus menunjukkan perhatiannya terhadap jemaat Tesalonika. a. b. c. E. Menunjukkan perhatian setiap saat (3:1-5) Motivasi melalui pujian (3:6-9) Doa yang tidak putus-putus (3:10-13) Memotivasi Pertumbuhan Rohani Pasal 4 dan 5 memuat perintah praktis dalam hal apa yang masih kurang dalam pengetahuan jemaat Tesalonika mengenai kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya. Pasal-pasal ini memotivasi orangorang percaya, agar menerapkan kebenaran dalam kehidupan Kristen mereka. a. Bertujuan untuk memperoleh dasar kerohanian yang lebih tinggi Paulus memotivasi orang-orang percaya, agar berjuang untuk memperoleh dasar kerohanian yang lebih tinggi dengan cara: i. Mengejar kekudusan hidup terhadap percabulan (4:1-8; 5:23) ii. Hidup dengan tertib (4:9-11) iii. Bersyukur dan bersukacita (5:16-18) b. Mempersiapkan diri untuk kedatangan Tuhan yang kedua kali Paulus menasihati, agar jemaat mempersiapkan diri untuk kedatangan Kristus yang kedua kali dengan melakukan: i. Kewaspadaan rohani (5:1-10) ii. Saling memberi dukungan (5:11-14) iii. Tetaplah Berdoa (5:17) iv. Menguji segala sesuatu (5:19-21) F. Kebangkitan a. Apakah yang akan terjadi pada saat kebangkitan (4:16) i. Kita akan mengetahui dengan pasti ketika Tuhan datang, karena Dia akan turun dari surga dengan sebuah seruan, dengan suara penghulu malaikat dan suara sangkakala Allah (4:16). ii. Orang-orang Kristen yang telah mati di dalam Tuhanlah yang akan bangkit pertama kalinya (4:13; 1 Kor. 15:23). iii. Orang-orang kepunyaan Kristus yang masih hidup akan diubah (4:17). iv. Orang-orang Kristen yang telah diubah akan berkumpul di awan-awan bersama dengan orang kudus yang telah ‘tidur’ (mati) sebelumnya untuk bertemu dengan Tuhan di angkasa. Orang-orang kepunyaan Kristus akan tinggal bersama dengan Tuhan selamanya (4:17). pelajaran 8 Penerapan Surat 1 Tesalonika Kehidupan lllllllllllllllllllllllllllll PENGAJARAN MENGUJI PEMAHAMAN b. Pengajaran dari kebangkitan – apakah yang harus kita lakukan bersama-sama sekarang? i. Kita tidak perlu merasa takut akan kematian. Ketika orang-orang yang terkasih di dalam Kristus meninggal, kita seharusnya tidak berdukacita sampai begitu rupa seperti orang orang yang tidak percaya, yang tidak memiliki pengharapan akan hidup yang kekal (4:13). Kita wajib menghibur keluarga yang sedang berduka (4:18), memenuhi kebutuhan dan menguatkan iman mereka. ii. Dengan berharap pada kekekalan yang luar biasa seperti ini, kita seharusnya terus berusaha memberitakan Injil, agar lebih banyak orang yang dapat diselamatkan pada hari kedatangan Tuhan yang kedua kalinya. 1. Mengapa Paulus katakan bahwa jemaat Tesalonika adalah sebuah gereja teladan? Apakah yang kita dapat pelajari dari mereka? 2. Bagaimana Paulus memuji jemaat Tesalonika? Kelebihan apa sajakah yang dia tunjukkan? 3. Bagaimana sikap Paulus ketka memotivasi jemaat Tesalonika? 4. Apakah tiga tujuan rohani yang Paulus berikan kepada jemaat Tesalonika? 5. Bagaimana Paulus memotivasi jemaat mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan Tuhan yang kedua kalinya? 6. Menurut surat 1 Tesalonika, apakah yang akan terjadi pada orang-orang Kristen yang mati sebelum kedatangan Kristus yang kedua kalinya? PENERAPAN KEHIDUPAN Bagian A – Tiga Langkah Rencana untuk Hidup Kudus terhadap Percabulan Sebagai orang-orang percaya yang hidup di bawah pengaruh perubahan-perubahan hormonal pada masa remaja, bagaimana kita dapat menjadi kudus dan tetap hidup dalam kekudusan? Lihatlah tabel berikut dan bacalah ayatayat mengenai tetap hidup dalam kekudusan. Lalu, renungkan bagaimana ayat-ayat itu menjadi teladan bagi kehidupan kalian. Langkah-Langkah Apakah yang Alkitab telah sampaikan? Bagaimana terapkan ayat dalam hidupku? 1. Bacalah Ayub 31:1 Ayub membuat sebuah tekad yang sungguh untuk tidak mengikuti keinginan daging. Tekad itu ditanamkan dalam hatinya untuk menuntun dirinya pada saat sebelum dan selagi pencobaan itu datang. Aku seharusnya bertekad untuk tetap murni dan kudus. Pada tahap ini, aku akan berencana bertindak ketika mengalami pencobaan-pencobaan yang tidak diharapkan. 2. Bacalah Kejadian 39:12 dan 2 Timotius 2:22 Yusuf menjauh dari godaan secara fisik dengan melarikan diri. Aku akan menghindari atau menyingkirkan diriku dari situasisituasi yang merusak kekudusan dan imanku terhadap Allah. 3. Bacalah Mazmur 119:9 dan Galatia 5:16-25 Seorang muda dapat mempertahankan kelakukannya bersih dengan menjaganya sesuai dengan firman Allah. Kita dapat menghindari hawa nafsu daging dengan berjalan di dalam Roh Allah. Aku dapat bersandar pada firman Allah dan Roh-Nya yang kudus untuk membimbing dan mentahirkanku dalam kehidupan sehari-hari. Aku seharusnya menyempatkan diri untuk berdoa dan membaca Alkitab, agar mendekat kepada Allah. (berlanjut ke halaman berikut) 29 4 pelajaran 8 Surat 1 Tesalonika Penerapan Kehidupan lllllllllllllllllllllllllllll Bagaimana contoh-contoh pada halaman sebelumnya dapat berhubungan dengan hidupku? ____________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________ Bagian B – Menelaah Biaya dan Manfaat Hidup kudus mungkin menyebabkan kita mnejadi tampak aneh di tengah arus dunia, karena untuk menjadi ‘terpisah dan kudus,’ mungkin perlu menjauhkan diri dari norma-norma budaya seperti berdansa, memainkan video games, berpesta pora dan kondisi sosial lainnya yang menyatu dengan dosa dan godaan. Sekalipun harga tekad untuk tidak lagi ‘bersenang-senang’ mungkin tampaknya begitu besar, tetapi manfaat yang dipreoleh sesungguhnya jauh lebih besar. Dalam aktivitas berikut, marilah kita membantu murid-murid menggambarkan biaya dan manfaat dari kenikmatan jasmani dan kekudusan rohani. Langkah 1: Mintalah semua murid untuk memikirkan ide mengenai pencobaan-pencobaan yang mungkin dapat merusak kekudusan mereka (contoh: Berpacaran, berdansa, menonton acara televisi, film-film orang dewasa, video games, papan iklan, novel roman, majalah…) Langkah 2: Adakanlah pemilihan suara dan pilihlah tiga pencobaan yang paling sulit untuk dihadapi. Langkah 3: Isilah analisis berikut untuk masing-masing dari tiga pencobaan. Sebuah contoh telah dibuat untuk diperhatikan oleh semua murid. Mereka dapat mengisinya dalam tabel kosong berikut. 30 4 pelajaran 8 Penerapan Surat 1 Tesalonika Kehidupan lllllllllllllllllllllllllllll Pencobaan (contoh: Mengunjungi situs yang sebenarnya aku tidak boleh kunjungi) ...menyerah pada pencobaan sekarang Biaya Manfaat ...menolak pencobaan sekarang Biaya Manfaat Apakah yang menjadi hasilnya, bila aku... sedikit merasa bersalah gembira, heran akan halhal yang baru sangkal diri dari apa yang teman-teman dapat atau boleh lihat hati nurani tidak merasa bersalah Apakah yang akan kurasakan 20 tahun yang lalu, bila aku... aku mungkin kecanduan situs-situs porno, karena kebiasaan yang terbentuk di kelas Remaja tahu akan informasi dunia tidak terlalu banyak dapat menjadi teladan bagi anak-anakku Apakah yang akan kurasakan ketika meninggal dan menghadap Allah, bila aku... aku akan dihakimi karena semua perbuatan-ku tidak ada tidak ada sukacita dapat berdiri di hadapan Allah tanpa sesal hati terhadap kunjungan ke situs porno Pencobaan (contoh: Mengunjungi situs yang sebenarnya aku tidak boleh kunjungi) ...menyerah pada pencobaan sekarang Biaya Manfaat ...menolak pencobaan sekarang Biaya Manfaat Apakah yang menjadi hasilnya, bila aku... Apakah yang akan kurasakan 20 tahun yang lalu, bila aku... Apakah yang akan kurasakan ketika meninggal dan menghadap Allah, bila aku... 31 4 pelajaran 9 Surat 2 Tesalonika Alkitab lllllllllllllllllllllllllllll IKHTISAR UMUM A. Motivasi i. Memuji pertumbuhan rohani ii. Mengingatkan kembali tentang tujuan akhir 1. Menderita untuk Kerajaan Allah 2. Menghukum orang-orang yang menentang kebenaran iii. Berdoa untuk pekerjaan Tuhan B. Eskatologi i. Bertahan dalam pencobaan ii. Mengenali dosa atau pelanggaran manusia iii. Berdiri teguh dalam pengharapan C. Menjalani hidup yang saleh dan produktif i. Di dalam doa ii. Di dalam perbuatan iii. Di dalam kasih PENGAJARAN A. Motivasi (pasal 1) a. Memuji pertumbuhan rohani (1:3-4) Paulus mengawali suratnya dengan memotivasi jemaat Tesalonika yang mengalami penganiayaan hebat. Dia memberikan pujian, karena ketekunan dan pertumbuhan rohani mereka dalam hal: i. Iman ii. Kasih iii. Kemampuan untuk menghibur orang lain b. Mengingatkan kembali tentang tujuan akhir (1:510) Kadang, cara terbaik untuk tetap fokus adalah menyimpan tujuan akhir di dalam ingatan mereka. Filipi 3:14 berbicara mengenai penekanan pada “tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.” Demikian pula, Paulus membantu jemaat Tesalonika terfokus kembali pada tujuan untuk: i. Memasuki Kerajaan Allah (1:5) ii. Berdiri di hadapan Tuhan pada hari terakhir (1:8-10) c. Berdoa untuk pekerjaan Tuhan (1:11-12) Seorang atlet dimotivasi untuk melakukan yang terbaik selama sebuah pertandingan olahraga berlangsung, terlebih lagi ketika ada fans dan pendukung yang memberikan semangat di sampingnya. Konsep yang sama diterapkan pula pada peperangan rohani. Adalah jauh lebih mudah berperang dalam perjuangan yang baik ketika kita memiliki seseorang yang mendukung kita melalui doa. 32 4 Pemahaman Di sini, Paulus mengatakan: i. Bahwa Allah akan memperhitungkan jemaat Tesalonika layak atas panggilan-Nya. ii. Bahwa Allah akan menolong orang-orang percaya untuk menyelesaikan pekerjaan-Nya yang baik. iii. Bahwa Allah akan memberikan kekuatan kepada orang-orang percaya dalam pekerjaan kudus mereka. Tujuan di balik semua ini adalah untuk memuliakan Yesus Kristus, Tuhan kita. B. Eskatologi – Pengajaran mengenai Akhir Zaman (pasal 2) Dalam bagian kedua dari suratnya, Paulus menjelaskan perihal akhir zaman. Dia bukan hanya mengoreksi ajaran-ajaran palsu mengenai kedatangan Kristus yang kedua kali, tetapi mengajarkan pula bagaimana jemaat mempersiapkan diri dan bereaksi terhadap kedatangan Kristus yang kedua kalinya itu. a. b. Bertahan dalam pencobaan (2:1-3) Untuk bertahan dalam pencobaan, kita haruslah: i. Memahami tanda-tanda akhir zaman (2:2) ii. Dengan sabar menantikan Tuhan (2:3) Mengenali durhaka/pelanggaran manusia (2:3-12) Hari Tuhan tidak akan datang sebelum durhaka (pelanggaran manusia dalam New International Version – NIV) dinyatakan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk dapat mengenali beberapa durhaka manusia. i. Ciri khas (2:4) ii. Pembatasan (2:9) iii. Akhir (2:8) c. Berdiri teguh dalam pengharapan (2:13-17) i. Memelihara iman (2:15) Kebenaran akan menolong kita membedakan yang benar dan yang salah, mengalahkan keinginan yang mementingkan diri sendiri dan menghindari ajaran bidat dan kecenderungan dunia. ii. Mengejar kekudusan (2:13) Salah satu cara untuk berdiri teguh dalam pengharapan adalah dengan terus-menerus dan secara aktif mengejar kekudusan dan kemajuan rohani melalui Roh Kudus. C. Menjalani Hidup yang saleh dan produktif (pasal 3) Pasal 3 merupakan bagian Penerapan Kehidupan dari surat 2 Tesalonika. Di sini, Paulus menasihati jemaat untuk membuang kemalasan untuk mencapai peningkatan-peningkatan dalam bidang berikut: pelajaran 9 Penerapan Surat 2 Tesalonika Kehidupan lllllllllllllllllllllllllllll PENGAJARAN (lanjutan) a. Di dalam doa (3:1-5) i. Berdoa untuk para hamba Tuhan (3:1-3) ii. Berdoa untuk diri kita sendiri (3:5) b. Di dalam perbuatan (3:6-12) i. Tindakan yang tertib (3:6-11) ii. Bekerja dengan tenang (3:12) c. Di dalam kasih (3:13-15) i. Jangan jemu-jemu berbuat kebaikan (3:13) ii. Saling menasihati (3:14-15) Dengan kasih, jemaat menghibur hati yang hancur, memotivasi yang lemah, memperingatkan yang tidak taat dan saling mengindahkan peringatan-peringatan. Dengan cara ini, tubuh Kristus dapat bertumbuh dalam kasih menuju kesempurnaan. MENGUJI PEMAHAMAN 1. Apakah tiga alasan utama, sehingga Paulus menulis surat kedua untuk jemaat Tesalonika? 2. Bagaimana Paulus memotivasi jemaat Tesalonika yang sedang menderita oleh sebab kepercayaan mereka? 3. Menurut pasal 2, sikap apakah yang seharusnya dimiliki oleh orang Kristen mengenai kedatangan Tuhan yang kedua kalinya? Apakah yang mereka dapat lakukan untuk mempersiapkan diri menyambut akhir zaman? 4. Siapakah yang akan muncul sebelum kedatangan Kristus yang kedua kali? Bagaimana dengan ciri khas, pembatasan dan akhirnya? 5. Mengapa penting untuk menjauhkan diri dari kemalasan? Sebaliknya, apakah yang kita harus lakukan? PENERAPAN KEHIDUPAN Ke manakah Perginya Waktuku? Dalam surat 2 Tesalonika, Paulus menasihati jemaat untuk menjauhkan diri dari kemalasan dan jalanilah hidup yang saleh dan produktif. Sekalipun mungkin sedikit dari antara kita yang hanya duduk-duduk saja menantikan kedatangan Tuhan, tetapi sangatlah mungkin bahwa kita tidak menggunakan waktu kita dengan bijak sebagaimana seharusnya. Latihan pertama ini akan membantu kita melihat di mana sebagian besar dari waktu yang ada kita habiskan. Bahan-bahan yang diperlukan: 5-6 spidol/pensil warna untuk setiap murid Petunjuk: 1. Setiap kotak adalah SATU JAM. Gunakan pensil/pen untuk mewarnai semua waktu luang yang kita miliki pada tabel berikut. Ini adalah waktu yang tidak dapat kalian kendalikan. Waktu yang tidak bebas untuk dipilih, termasuk: – fungsi-fungsi waktu yang digunakan untuk kelangsungan hidup (waktu makan, waktu tidur, waktu buang air kecil/besar) – memerlukan waktu untuk menjalankan kewajiban yang sehat (waktu perawatan) – pekerjaan (saat bersekolah, saat bekerja, termasuk saat berkendara) – Lain-lain __________ (pekerjaan paruh waktu, bila membutuhkan uang tambahan) 2. Tempat berwarna putih yang tersisa seharusnya menjadi waktu untuk kalian pilih.Hitunglah kotak-kotak putih yang ada. – Waktu luang kalian PER MINGGU adalah __________ JAM – Bagilah waktu luang kalian dengan tujuh hari dalam seminggu. – Waktu luang kalian PER HARI adalah __________ JAM 3. Gunakan pensil warna untuk menandai setiap kategori berikut. Kalian dapat memasukkan kategori-kategori yang termasuk jumlah waktu penting per harinya. – Ibadah kelompok (waktu ke gereja, ke persekutuan) – Ibadah pribadi (doa pribadi dan pembacaan Alkitab) – Menjalin sebuah hubungan (waktu yang dihabiskan bersama keluarga dan teman-teman, telepon, email) – Perbaikan diri (belajar, berlatih dengan menggunakan peralatan) – Kegiatan santai (olahraga, hobi, bepergian, membaca, menonton, musik dan bermain internet) – Lain-lain __________ (berlanjut ke halaman berikut) 33 9 pelajaran 9 7:00 AM 8:00 AM 9:00 AM 10:00 AM 11:00 AM 12:00 PM 1:00 PM 2:00 PM 3:00 PM 4:00 PM 5:00 PM 6:00 PM 7:00 PM 8:00 PM 9:00 PM 10:00 PM 11:00 PM 12:00 AM 1:00 AM 2:00 AM 3:00 AM 4:00 AM 5:00 AM 34 9 Kehidupan lllllllllllllllllllllllllllll CIRI KHAS DALAM SATU MINGGU DARI KEHIDUPAN _______________ Minggu 6:00 AM Penerapan Surat 2 Tesalonika Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu pelajaran 9 Penerapan Surat 2 Tesalonika Kehidupan lllllllllllllllllllllllllllll PENERAPAN KEHIDUPAN (lanjutan) 4. Hitunglah jumlah kotak dari tiap-tiap warna. – Waktu rata-rata yang kalian habiskan dalam ibadah kelompok per minggu adalah __________ jam – Waktu yang kalian habiskan untuk ibadah pribadi per minggu adalah __________ jam – Waktu yang kalian habiskan untuk menjalin sebuah hubungan adalah __________ jam – Waktu yang kalian habiskan untuk perbaikan diri adalah __________ jam – Waktu yang kalian habiskan untuk kegiatan santai adalah __________ jam – Waktu yang kalian habiskan adalah __________ setiap minggunya adalah __________ jam 5. Hitunglah persentase dari waktu luang yang kalian habiskan pada tiap-tiap kategori dengan membagi jumlah jam dengan total waktu luang yang ada. Hitunglah persentase menurut aturan. (Pilihan: Buatlah diagram dengan angka dari persentase itu.) 6. Renungkan: Apakah ada hal yang mengejutkan mengenai bagaimana kalian menggunakan waktu luang yang ada? Menurut tabel waktu kalian, apakah ada peningkatan jumlah kemalasan dalam hidup kalian? Apakah kehidupan kalian sekarang lebih saleh, lebih produktif atau justru lebih malas? Lingkarilah deretan angka berikut untuk mengetahui di manakah diri kalian berada: Bersikap malas atau menyia-nyiakan hidup – 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6 – 7 – 8 – 9 – 10 – Bersikap saleh, produktif dalam penggunaan waktu yang bijak 7. Tuliskan tiga hal yang ingin kalian ubah mengenai penggunaan waktu pribadi dan bagaimana kalian dapat memperbaiki kehidupan pribadi. 35 4 pelajaran 10 Surat 1 Timotius Alkitab llllllllllllllllllllllllll PENGAJARAN Paulus menulis surat ini adalah untuk menasihati Timotius mengenai bagaimana memelihara kebenaran Allah, bagaimana gereja seharusnya berperan dan bagaimana mengembangkan kepemimpinan yang baik. A. Ajaran-Ajaran Palsu dan Mitos (Takhyul dan dongeng) Tujuan Timotius tinggal di Efesus adalah untuk mengoreksi ajaran-ajaran palsu manusia dan yang mengabdikan diri pada dongeng dan silsilah (1:3-4). Tujuan dari perintah-perintah itu bagi Timotius sendiri dan jemaat Efesus adalah untuk belajar mengasihi melalui hati yang suci, hati nurani yang murni dan iman yang tulus ikhlas (1:5). a. Ajaran-ajaran palsu (1:3-11; 6:3-10) • Kesombongan (sedikitnya pengenalan akan Allah) dan perselisihan masih ada dalam perdebatanperdebatan gereja sekarang ini. Bagaimana cara kalian membaurkan situasi seperti ini? b. Mitos (4:1-8) Rupanya penduduk Efesus mengambil batasanbatasan yang tidak perlu berdasarkan alasanalasan budaya. Mitos-mitos ini mungkin telah ada sejak dahulu ketika mereka berkembang dewasa atau satu-satunya mitos yang mereka seringkali dengar, seperti sebuah mode. Hal ini dapat mengkondisikan persoalan-persoalan etnosentris yang kita miliki sekarang (percampuran antara kebudayaan Asia, kebudayaan Amerika, pengajaran Alkitab, pengharapan gereja). • ‘Penjaga lama’ gereja sekarang cenderung menjadi lebih Asia secara kebudayaan. Ini menjadi persoalan bagi pemuda yang lebih berpikiran budaya barat. Ada jurang antara dua kelompok budaya ketika keduanya turut memainkan bagian dari pengertian-pengertian yang ‘baik’ dalam kerohanian gereja. Inikah hal yang dapat disampaikan? Bila demikian, apakah yang akan menjadi hal yang saleh? Bila tidak, apakah sebabnya? B. Pengharapan Bagi Orang Percaya (pasal 2-3; 5-6:1-2) Untuk menunjukkan kasih kepada Allah dan segenap anggota keluarga-Nya, saudara-saudari seiman bertanggung jawab untuk berperilaku dengan cara tertentu. Gereja merupakan tiang penopang dan dasar kebenaran dan jemaat haruslah menunjukkan dasar realitas dari Yesus Kristus ini. Dan orang-orang yang menginginkan kehormatan dengan melayani Tuhan dalam kapasitas yang lebih besar sebagai seorang penatua atau diaken, ada pengharapan-pengharapan yang lebih besar di dalam peran itu dan orang-orang 36 9 Pemahaman yang ada dalam otoritas, kedudukan yang tinggi. Berikut adalah hal-hal penting bagi siswa kelas Remaja. a. Berdoa (2:1-7) • Apakah yang kalian dapat masukkan ke dalam permohonan doa kalian sekarang? Bagaimana kalian membuatnya menjadi sepenuh hati? b. Saudara-saudara (2:8; 3:1-13; 5:1,17-20; 6:1-2) • Apakah yang menurut kalian merupakan teladan khusus dari perilaku persaudaraan yang baik? Satu hal apa yang kalian dapat perbuat untuk menjadi teladan yang lebih baik bagi orang-orang yang lebih muda? c. Saudari-saudari Seiman (2:9-15; 5:2-16) Para perempuan seharusnya berpakaian sederhana, sopan dan pantas, seperti berpakaian untuk Allah dan bukan untuk manusia. Untuk memperoleh perhatian dari Allah, mereka mendandani diri dengan perbuatanperbuatan saleh. Belajar dengan tenang dan taat sepenuhnya berarti menjadi ‘tenang, tidak mengganggu dan taat.’ Tampaknya, ini bertentangan dengan gagasan kemerdekaan dari kaum perempuan di dalam masyarakat modern. Tetapi saran Paulus justru berkaitan dengan pembelajaran dan ditujukan untuk menciptakan lingkungan tertib bagi yang berbuat demikian. Pula, untuk kaum laki-laki, memperlakukan perempuan yang lebih tua sebagai ibu dan perempuan yang lebih muda sebagai saudari, dengan kekudusan yang mutlak. • Apakah tantangan untuk berperilaku saleh seperti ini bagi saudari-saudari? • Bahkan para saudara dapat memberikan penguatan yang negatif (misalkan: menguatkan hati suadari itu untuk berpakaian dengan gaya yang lebih duniawi). Apakah yang kalian dapat lakukan secara pribadi untuk membantu saudari-saudari (yang lebih muda/ lebih tua dari usia kalian) untuk menjadi lebih saleh? C. Seorang Pemimpin Baik yang tidak menghiraukan keadaan Beberapa jemaat di Efesus mungkin tidak memiliki pikiran seperti Timotius karena usianya, tetapi seorang pemimpin gereja yang baik bukanlah diukur menurut berapa banyak suara yang dia peroleh dari persetujuan jemaat. Seorang pemimpin gereja yang baik diukur dengan perkenanan dari Allah. a. Belajar dan terus belajar (1:18-19; 4:6-16) b. Syarat-syarat seorang pemimpin yang baik di gereja (4:6-16; 6:11-21) i. Sama seperti Yesus, seorang pemimpin di gereja melayani. Gunakan otot-otot rohani itu! Timotius diperintahkan untuk mengatur, mengajar dan memberitakan Injil. pelajaran 10 Kehidupan llllllllllllllllllllllllll PENGAJARAN (lanjutan) ii. Penerapan Surat 1 Timotius Sama seperti Yesus, seorang pemimpin gereja yang efektif dekat dengan Allah dan secara rohani bertumbuh. Paulus menyuruh Timotius untuk senantiasa mempelajari Kitab Suci dan mengejar sifat-sifat yang baik – keadilan, kesalehan, iman, kasih, kesabaran dan kelemahlembutan. iii. Sama seperti Yesus, fokus! Timotius diperingatkan, agar menjauhkan diri dari hal-hal yang dapat mengubah imannya – kesombongan, cinta akan uang, perkara-perkara duniawi, perkataan yang tidak baik dan pemikiran yang berlawanan. Dia seharusnya berpegang pada pengharapan dan kegigihan untuk berperang dalam perjuangan iman yang baik. iv. Sama seperti Yesus, kasih. Di dalam surat penggembalaan ini, Paulus memberikan petunjuk dalam skala besar kepada Timotius mengenai bagaimana melayani berbagai jemaat di gereja; mengampuni dan mentolerir terhadap anggota keluarganya sendiri. MENGUJI PEMAHAMAN 1. Apakah tujuan Timotius tinggal di Efesus dan apakah hasilnya dari tujuan itu? 2. Paulus memperingatkan Timotius terhadap ajaranajaran palsu apakah? 3. Apakah yang kita dapat pelajari untuk berperang melawan ajaran-ajaran palsu dan guru-guru palsu? 4. Perilaku apakah yang diharapkan dari antara kita sebagai para pemuda di gereja? 5. Apakah persyaratan dari seorang pemimpin yang baik? PENERAPAN KEHIDUPAN Bagian A – Mempelajari Kembali Lima Dasar Kepercayaan Lima Dasar Kepercayaan Gereja Yesus Sejati berbeda dengan aliran kekristenan yang lainnya. Temanteman Kristen mungkin bertanya-tanya mengapa iman kepercayaan kita dan ketika mereka menanggapi tidak mempercayainya, kita mungkin bertanya-tanya apakah yang kita percayai selama ini benar adanya. Marilah kita mengulang kembali apa yang kita percayai dan mengapa kita percaya itu. Langkah 1: Bagilah murid-murid ke dalam dua kelompok. Guru dapat memilih atau memberikan tugas secara acak, kepercayaan yang dimiliki setiap orang. Sekelompok rekan yang tidak memiliki kepercayaan yang sama. Langkah 2: Pada babak pertama, rekan yang pertama akan menjelaskan kepada rekannya mengenai kepercayaan itu dan mengapa itu menjadi Dasar Kepercayaan Gereja Yesus Sejati. Boleh melihat ke dalam Alkitab. Rekan lainnya seharusnya mengajukan pertanyaan dengan maksud ingin tahu. Langkah 3: Pada babak kedua, rekan yang kedua akan melakukan hal yang sama dengan kepercayaan yang ditugaskan kepadanya. Langkah 4: Bila ada cukup banyak kelompok, pilihlah pasangan untuk menjelaskan sebuah Dasar Kepercayaan di hadapan semua orang. Demikian pula, setiap siswa akan menjelaskan dan menjawab pertanyaan dari kelas dengan tangkas. Diskusikan sebagai satu kelas, hal apa sajakah yang utama dan sulit dipisahkan dari yang telah disebutkan di atas. Lihatlah pada Buku Inti Kebenaran Alkitab dan buku Pertanyaan dan Jawaban Dasar-Dasar Kepercayan Gereja Yesus Sejati untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam mengenai tiap-tiap Kepercayaannya. 37 4 pelajaran 10 Surat 1 Timotius Kehidupan llllllllllllllllllllllllll PENERAPAN KEHIDUPAN (lanjutan) Dasar-dasar Kepercayaan – Apa dan Mengapa Hari Sabat Kudus Hari Tuhan ditetapkan sebagai hari yang kudus (Kej. 2:3); hari perhentian yang ditujukan untuk Dia (Kel. 16:23). Hari Sabat merupakan hari terakhir dalam satu minggu – hari Sabtu, sesuai dengan kalender Romawi. Kita mengetahui bahwa orang-orang Yahudi Orthodoks mengikuti tradisi dan memegang Sabat mulai hari Jumat malam. Allah memerintahkan orang-orang Israel memegang hari Sabat di dalam Sepuluh Perintah Allah (Kel. 20:8-11). Gereja mula-mula selalu memegang hari Sabat (Kis. 13:14) bukan karena tradisi legal, tetapi karena hakikat rohani dari pada hari Sabat. Baptisan Air Berdasarkan baptisan Yohanes Pembaptis – diselam ke dalam air yang hidup. Yesus memberikan teladan ketika Dia dibaptis oleh Yohanes Pembaptis. Baptisan Yohanes merupakan baptisan pertobatan, setelah kematian Yesus, baptisan itu adalah untuk penebusan dosa (Kis. 2:38; 22:16). Para muridNya membaptis orang lain pula ketika Dia masih hidup (Yoh. 4:2). Setelah Yesus bangkit dan kembali ke surga, mereka terus membaptis orang-orang percaya yang baru (Kis. 8:38). Basuh Kaki Membasuh kaki orang-orang percaya. Terjadi setelah sakramen baptisan air. Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya pada perjamuan terakhir. Pada mulanya, Petrus menolak, sehingga Yesus berkata, “Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu” (Yoh. 13:15). Perjamuan Kudus Memperingati pengorbanan dan kematian Yesus (1 Kor. 11:24-26) dan mengambil bagian di dalam tubuh dan darah-Nya (1 Kor 10:16). Melakuan perjamuan terakhir selama Hari Raya Paskah. Roti adalah tubuh dan cawan adalah darah, yang secara rohani berubah setelah pengucapan syukur (Mat. 26:26-28). Satu roti dipecah-pecah menjadi bagian-bagian kecil, karena hanya ada satu tubuh Allah (1 Kor. 10:16-17). Karena ragi melambangkan hal negatif di dalam Alkitab, maka roti adalah tidak beragi dan “hasil pokok anggur” adalah sari buah anggur, sebab anggur (arak) difermentasikan melalui ragi. 38 9 Penerapan Roh Kudus Roh Kudus adalah Yesus (Yoh. 14:16-17), yang adalah Allah sendiri (Kis. 5:3-4). Sekalipun ada gerakan-gerakan dari Roh Kudus dalam Perjanjian Lama, itu tidak terjadi sampai Yesus bangkit dan kembali ke surga serta Roh Kudus tinggal di dalam manusia (Kis. 1:1-5). Roh Kudus pertama-tama dicurahkan saat hari raya Pentakosta (Kis 2:1-4). Roh Kudus dicurahkan ke atas orang-orang non-Yahudi sebagai tanda bahwa keselamatan Allah tidaklah terbatas pada orang-orang Yahudi saja (Kis 10:44-48). Buktinya dengan berbahasa roh (Kis 2:4; 10:46; 19:6). Roh Kudus perlu mutlak bagi keselamatan seseorang (Yoh. 3:5; Rm. 8:9; 2 Kor. 1:22). Catatan: Bila waktu masih tersedian, silahkan lanjut ke bagian B dari Penerapan Kehidupan pada Buku Pegangan Guru. pelajaran 11 Surat 2 Timotius Pemahaman Alkitab llllllllllllllllllllllllll PENGAJARAN Sekalipun Paulus dipenjara dan hanya Lukaslah yang menemaninya, tetapi dia menulis surat akrab ini yang memuat motivasi dan pengharapannya kepada Timotius. Setelah mengalami kehidupan yang sukar dan dianiaya selama bertahun-tahun sebagai rasul Yesus Kristus, Paulus tidak merasa menyesal dan berdiri teguh dalam imannya. Dia menasihati Timotius, yang tidak mau menderita sebanyak itu, untuk melakukan hal yang sama. Surat-surat Paulus memberikan teladan bagi hamba Kristus, dan itu memberikan pengajaran mengapa mencapai standar itu merupakan tujuan yang berharga. A. Teladan dari Hamba Kristus Paulus menulis hampir setengah dari kitab-kitab dalam Perjanjian Baru. Antara pengajarannya dan pandangan sekilas dari kehidupannya sebagai seorang rasul (di luar kitab Kisah Para Rasul), dia mungkin adalah seorang Kristen paling terkenal di dalam Alkitab. Sekalipun kita belajar mengenai Petrus dan Yohanes terlebih dahulu melalui Injil, kita hanya mendengar dari mereka dalam beberapa surat pendek setelah kemunculan mereka di dalam kitab Kisah Para Rasul. Yesus Kristus adalah standar yang diinginkan setiap orang Kristen dan Paulus merupakan teladan terbaik dari orang yang telah berhasil mendekati tujuan itu. a. Gunakan karunia dan terapkan pengetahuan rohani (1:6; 3:16-17) Paulus memotivasi Timotius untuk “mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku ke atasmu” (1:6). Sekalipun kita tidak mengetahui karunia khusus apa yang Timotius terima, kita dapat melihat bahwa dia merasa takut untuk menggunakannya. Tetapi seperti yang kita ketahui dari perumpamaan tentang talenta (Mat. 25:14-30), bila Allah memberikan kita suatu keahlian, Dia mengharapkan kita dapat menggunakannya. b. Pemberita Injil (1:7-14; 4:1-5) Yesus Kristus memberikan para murid sebuah amanat yang agung: “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu” (Mat. 28:19-20a). Pelayanan Paulus mencerminkan hal ini saat memberitakan Injil melalui tiga perjalanan penginjilannya dan nasihat melalui surat-suratnya. Dia memotivasi Timotius demikian: “Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran” (2 Tim. 4:2). c. Kuat di dalam Kristus (2:1-7) Paulus memberikan tiga perumpamaan bagaimana Timotius dapat menjadi kuat di dalam Kristus. Perumpamaan mengenai prajurit menekankan pada tiga sifat: Kesabaran, fokus dan kesetiaan. Paulus katakan bahwa untuk mengatasi masa-masa sulit atau pencobaan, ikutilah Yesus Kristus. Perumpamaan mengenai petani menekankan pada kerja keras dan usaha. Kerja keras petani menghasilkan buah, sehingga sudahlah sepantasnya bila dia diberi hadiah. Tidak peduli jumlah talentanya, bekerja keras untuk Allah sangatlah dianjurkan. Seperti Yakobus berkata, “Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati” (Yak. 2:26). d. Berhati-hati dalam perkataan (2:14-19,23-26) Tubuh Kristus memiliki banyak anggota dan memang ada dari beberapa di antaranya secara alami tidak rukun. Sehingga hal itu mencobai kita untuk menghardik, menjadi pasif – agresif dan menjadi marah, tetapi Paulus mengingatkan Timotius, agar tidak bertengkar dan mengubah keadaan, penuh kesabaran dan kerendahan hati untuk mengurangi perdebatan, terutama ketika kalian adalah bagian itu dari tubuh-Nya, tetapi kuasa kelemahlembutan tidak dapat diragukan lagi. “Dengan kesabaran seorang penguasa dapat diyakinkan dan lidah lembut mematahkan tulang” (Ams. 25:15). e. Dipersiapkan untuk tujuan yang mulia (2:20-22) Semua perabot itu memiliki potensi yang bermanfaat, tetapi itu hanya bila perabot itu menguduskan diri mereka terhadap tujuan-tujuan yang kurang mulia (kurang mulia di sini berarti dikarakteristikkan dengan kehinaan, kerendahan dan ketidakberartian,” menurut Merriam – Webster). Jadi sebuah perabot emas yang asyik dalam kehinaan, akan menjadi kurang nilainya daripada cawan tanah liat yang bersih di hadirat Tuannya. f. Kesetiaan dan kesabaran (3:1-15) Di tengah ketidaksalehan dan penganiayaan, Paulus memotivasi Timotius untuk berdiri teguh berpegang pada ajaran-ajaran Kitab Suci dan dengan melihat teladan dari kesabaran dari pada dirinya. 39 9 pelajaran 11 Surat 2 Timotius Pemahaman Alkitab llllllllllllllllllllllllll PENGAJARAN (lanjutan) B. Motivasi untuk menjadi Seorang Hamba yang Teladan MENGUJI PEMAHAMAN 1. Apakah tiga perumpamaan yang Paulus pergunakan untuk menggambarkan menjadi kuat di dalam Kristus dan sifat apa sajakah yang seharusnya diteladani? Paulus memberikan beberapa peringatan rohani untuk memotivasi Timotius. a. Membalas anugerah Yesus (1:9-12) Paulus katakan bahwa dia dan Timotius diselamatkan dan dipanggil kepada suatu hidup yang kudus bukanlah tanpa tujuan. Dalam anugerah Yesus Kristus, ada tujuan di dalamnya. Paulus merendahkan hati dan dengan mengagumkan menerima kemurahan ini tanpa ragu, dia mengambil amanat yang Yesus Kristus rancang untuknya (Kis. 9:1-29; 1 Tim. 1:12-17). b. Keselamatan (2:8-12; 4:6-8) Sekalipun Paulus harus mengalami kesukaran sebagai seorang hamba yang teladan dari Yesus Kristus, dia mengetahui ada hadiah yang kekal atas ketegarannya ini. Paulus merasa aman, karena mengetahui dirinya bahwa mati bersama Yesus, bertahan terhadap kesukaran dan memelihata iman akan membawanya kepada mahkota kebenaran dan kehidupan serta pemerintahan bersama dengan-Nya. Kasih dan pengertian Paulus yang mendalam mengenai kehidupan kekal memotivasinya untuk “sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan Allah, supaya mereka juga mendapat keselamatan dalam Kristus Yesus dengan kemuliaan yang kekal.“ Paulus tetap menjadi seorang hamba yang teladan, bukan hanya untuk keselamatan dirinya sendiri, tetapi untuk keselamatan orang lain pula. 2. Perabot seperti apakah yang dapat bermanfaat bagi Tuannya dan dipersiapkan untuk setiap pekerjaan yang baik? 3. Apakah yang seharusnya dihindari oleh seorang hamba yang teladan? 4. Bagaimana seorang hamba yang teladan itu dapat tetap teguh? 5. Bagaimana kehidupan Paulus menjadi teladan bagi Timotius? 6. Apakah yang Paulus tuntut dari Timotius? 40 4 pelajaran 11 Surat 2 Timotius Penerapan Kehidupan llllllllllllllllllllllllll PENERAPAN KEHIDUPAN Bagian A – Mendukung Iman Orang Lain Pikirkan tujuan dan tema dari surat terakhir Paulus ini. Lakukan dan motivasilah saudara-saudari dengan menuliskan salah satu dari dua surat berikut: Pilihan 1: Tuliskan surat 2 Timotius versi masa kininya. Pikirkan tentang gereja, jemaat dan masyarakat yang sekarang ini. Nasihat apakah yang kalian akan berikan kepada Timotius mengenai hal-hal yang sebaiknya dihindari dan hal-hal yang diharapkan? Motivasi apakah yang kalian akan berikan? Persoalan apakah yang kalian akan sebutkan dan solusi apakah yang kalian akan sarankan? Apakah lagi yang kalian dapat masukkan ke dalamnya? Pilihan 2: Tuliskan surat jawaban kepada Paulus. Bayangkan diri kalian sebagai Timotius. Hal apa sajakah yang kalian akan katakan untuk menghibur Paulus? Nasihat manakah yang membantu? Tantangan apa sajakah yang masih kalian hadapi? Pertanyaan apa sajakah yang masih kalian miliki? Apakah lagi yang kalian dapat masukkan ke dalamnya? Langkah 3: Ketika telah selesai, berikan kantong itu kepada seorang siswa dan mintalah dia mengeluarkan semua lipatan kertas itu dan membacakannya dengan keras-keras. Mintalah siswa yang lainnya membahas bagaimana hal ini menjadi sebuah persoalan. Apakah hal itu lazim? Mintalah mereka membahas bagaimana mereka dapat memecahkan persoalan itu dan langkah apa sajakah yang mereka akan ambil. Tanyakan mereka cara memotivasi teman-teman sekelas untuk bertindak dan memecahkan persoalan itu; seringkali persoalan itu sederhana, tetapi siswa tidak ingin mengalami akibatnya – kehilangan teman-teman sekolah dan lain sebagainya. Langkah 4: Berikan kantong itu kepada siswa berikutnya dan ulangi lagi langkah 3. Ketika kantong itu telah beredar ke sekeliling, bila ada yang mengulangi topik yang dapat dibahas lebih lanjut dan bila siswa telah membicarakannya, para Guru Pendidikan Agama haruslah menyimpan topik-topik yang diulang ini di dalam otaknya, sehingga kelak dapat menasihati siswa lagi di masa yang akan datang. Bagian B – Ketidaksalehan Apakah yang siswa kelas Remaja hadapi sekarang? Paulus tidak pernah menyebutkan secara khusus – keinginan jahat dari masa muda –, sementara beberapa hal ada pada diri kalian, hal baru dan khusus apakah yang ada untuk siswa kelas Remaja di gereja Anda? Ketidaksalehan apakah dari akhir zaman ini yang sedang mereka hadapi (tidak selalu merupakan pencobaan bagi mereka)? Langkah 1: Potonglah lembaran kertas dan siapkan sebelum pelajaran dimulai. Langkah 2: Berikan selembar kertas kepada siswa (sediakan lebih banyak) dan mintalah mereka menuliskan pencobaanpencobaan yang mereka alami dan perilaku nonKristen yang mereka alami. Mereka haruslah menulis SATU percobaan atau perilaku non-Kristen di setiap lembar. Mintalah mereka untuk melipat dan meletakkannya ke dalam sebuah kantong. 41 9 pelajaran 12 Surat Titus dan Filemon Alkitab llllllllllllllllllllllllll PENGAJARAN Sekalipun Titus adalah sebuah surat pendek, tetapi itu mencakup tema yang sama seperti surat 1 Timotius. Sebuah gereja memerlukan struktur organisasi yang baik, doktrin yang dapat dipercaya dan ajaran yang benar untuk menyelesaikan amanat yang telah diberikan oleh Allah. Lihatlah Pelajaran 10 untuk rinciannya. Paulus memberitahu Titus bahwa melalui anugerah Allah, yang memperkenalkan pekerjaanpekerjaan baik di antara umat-Nya, jemaat dapat melatih pengendalian diri dan membangun gereja. Dengan mempraktekkan sifat-sifat Kristen seperti ‘garam dunia’ dan ‘terang dunia’ (Mat. 5:13-14), mereka meneladani Yesus Kristus dan memuliakan Dia. Surat pendek Paulus kepada Filemon mengenai Onesimus menekankan pada pengampunan dan pemeriksaan kembali hubungan majikan-budak Kristen dalam Yesus Kristus. Sama seperti Onesimus menghadapi tugas sebagai orang Kristen, untuk memperbaiki kesalahannya di masa yang lalu dan kembali kepada majikannya, Paulus memohon dengan sangat kepada Filemon untuk menanggapi dengan kebaikan Kristen yang sama, menerima Onesimus yang sekarang menjadi saudara di dalam Kristus dan menunjukkan kasih dan kemurahan kepadanya. Bagian # 1 – Pengajaran dari Surat Titus A. Kepemimpinan Gereja Sejak zaman para rasul mula-mula di Yerusalem, ktia mengetahui penting dan dampak kepemimpinan yang efektif di gereja. a. Para penatua atau penilik jemaat (1:5-9) Karena kunjungan Paulus ke Kreta sebelum pemenjaraannya yang pertama adalah singkat (Kis. 27:7-9,12-13,21), Titus ditugaskan untuk meneruskan pekerjaan untuk memperbaiki struktur organisasi gereja itu, terutama dengan mengangkat orang-orang yang berkualitas untuk menjadi penatua. Itu adalah persyaratan yang sama, yang kemudian Paulus katakan kepada Timotius di dalam 1 Timotius 3:2-7. b. Guru-guru palsu (1:10-16) Memang pada mulanya, para pemimpin penggembalaan dibentuk untuk membagikan makanan kepada jemaat orang Yunani dan jemaat orang Yahudi Ibrani (Kis. 6:1-7), tetapi saat Paulus menulis surat kepada Titus bahwa mereka ternyata melayani lebih untuk tujuan-tujuan rohani, selain tugas-tugas adminitratif mereka. Kestabilan gereja dan kepemimpinan yang efektif adalah penting, karena mereka melindungi jemaat dari kemurtadan dalam iman. 42 9 Pemahaman Paulus menekankan pentingnya peran ini kepada para penatua Efesus, mengumpamakan mereka sebagai seorang gembala, jemaat sebagai kawanan domba dan guru-guru palsu sebagai serigala (Kis. 20:28-31). Paulus ingin Titus belajar bagaimana mengenali guru-guru palsu dan bagaimana cara menghadapi mereka. Mereka kebanyakan adalah para pembicara dan penipu yang memberontak, sama seperti guru-guru palsu di Efesus, tetapi di Kreta, Titus pun harus menghadapi ‘kelompok bersunat’ – orang-orang Kristen Yahudi. Mereka membebani hukum Taurat Yahudi kepada orang-orang Kristen non-Yahudi untuk tujuan memperoleh keuntungan dengan tidak jujur. B. Kehidupan yang Saleh Dalam 2:11-14, Paulus katakan bahwa kasih karunia Allah dapat mendidik kita untuk meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan agar dapat mengendalikan diri dan hidup benar. Kehidupan Yesus Kristus menunjukkan adanya kasih karunia ini bahwa kehidupan yang saleh dapat dicapai melalui Dia yang memberikan kekuatan kepada kita. Dan kasih karunia ini memotivasi orang-orang Kristen berjuang untuk hidup saleh, karena hutang kita atas kasih. Yesus Kristus mengorbankan diri-Nya untuk menebus kita dari kejahatan dan menguduskan diri-Nya bagi mereka. Penebusan saja tidak menjadikan kita sebagai salah satu milik kepunyaan-Nya; kekudusan juga perlu. a. Pengendalian diri (2:1-10) Dalam terjemahan New International Version (NIV) untuk pasal ini, kata ‘pengendalian diri’ berulang kali muncul dan dapat dipergunakan sebagai aspek utama dari perilaku di tengah berbagai kelompok gereja. Melatih pengendalian diri dapat menjadi hal yang sulit pada tiap-tiap tingkatan usia. Kita ingin menikmati hidup dan kadang dengan melatih pengendalian diri, kita merasa seolah-olah kehilangan sesuatu. Tetapi, mengendalikan diri berarti menyeimbangkan sifat kita yang berdosa dan yang menyenangkan hati Allah (Rm. 8:5-8). Paulus memotivasi Titus untuk mendidik laki-laki dan perempuan yang lebih lanjut usianya di gereja Kreta, untuk melatih pengendalian diri mereka sebagai teladan bagi laki-laki dan perempuan yang lebih muda usianya. Laki-laki dan perempuan yang lebih muda usianya dan para budak seharusnya melatih pengendalian diri untuk memuliakan Allah dan memberitakan keselamatan Yesus Kristus, menunjukkan bahwa mereka adalah para pengikut-Nya di dalam perbuatan dan bukan hanya dalam nama saja. pelajaran 12 Pemahaman Surat Titus dan Filemon Alkitab llllllllllllllllllllllllll PENGAJARAN (lanjutan) kerendahan hati untuk menerimanya dan membiarkan dendam berlalu. B. Hamba-hamba Kristus b. Berbuat Baik (3:1-11) Gagasan untuk menjadi taat dan lemah lembut sulit untuk diterima oleh para pemuda modern. Sebagian, mungkin itu karena perkataan seperti kehendak yang lemah, menginjak-injak atau tidak ada kekuatan di dalam pikiran ketika kita memikirkan perihal ketaatan. Tetapi, kita mengetahui bahwa itu bukanlah hal yang buruk. Sebaliknya, Allah tidak akan menuntut hal ini dari pada kita. Ketaatan membutuhkan kepercayaan (Ef. 5:24), balasan (Ef. 5:33) dan yang terpenting adalah ketaatan kepada Allah. Pula sulit untuk tidak memfitnah orang lain, penuh damai dan perhatian dan menunjukkan kerendahan hati yang sejati. Tetapi, tidak peduli kecenderungankecenderungan dalam masyarakat, kebanyakan orang dipengaruhi oleh orang-orang yang berbuat baik. Paulus pun mengingatkan Titus untuk memotivasi jemaat Kreta untuk melakukan perbuatan baik sebagai tanda bahwa mereka adalah ciptaan baru di dalam Kristus (2 Kor. 5:17). Bila rupa mereka ‘sebelumnya’ termasuk kebodohan, ketidaktaatan, dendam, iri hati, kebencian dan hawa nafsu, maka rupa mereka ‘setelahnya’ seharusnya hanya berbuat kebaikan. Paulus pun menyebutkan, seperti di dalam suratsuratnya yang lain, bahwa perbuatan baik kita adalah setitik debu yang sungguh tidak sebanding dengan apa yang Yesus Kristus telah perbuat bagi kita. Dia menyelamatkan kita, sekalipun kita tidak layak atau tidak dapat membalas-Nya. Dan sekalipun kita berada jauh di bawah sana, Dia akan mengangkat kita menjadi ahli waris kehidupan kekal bersama dengan-Nya. Hubungan antara Onesimus dan Filemon menggaungkan hubungan orang Kristen dengan Yesus Kristus. Kita adalah para budak dan Yesus Kristus adalah Majikan kita. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, adalah mudah untuk melupakan apa yang bukan milik kita. Tetapi, kita telah dibeli dan ditebus dengan sebuah harga (1 Kor. 6:19-20), dengan darah Anak Domba Allah. Kita adalah milik Allah dan satusatu cara yang Dia inginkan adalah kita mengakuinya dengan memelihara tubuh kita, bait-Nya yang kudus. Sebagai orang-orang Kristen, kita bukan lagi hamba dosa, tetapi hamba-hamba kebenaran (Rm. 6:15-23). MENGUJI PEMAHAMAN 1. Mengapa Titus pergi ke Kreta dan apa tujuan dari pelayanannya di sana? 2. Apakah tujuan dari pengendalian diri? 3. Mengapa kita seharusnya berbuat baik? Bagian # 2 – Pengajaran dari Surat Filemon A. Pengampunan Yang menarik, Paulus menggunakan nada pasifagresif dalam surat pribadinya untuk menyentuh Filemon dengan arah yang benar (8-9,13-14,1819,21). Itu dapat menjelaskan dari tidak hadirnya kata ‘mengampuni.’ Padahal memang itulah yang Paulus ingin Filemon lakukan. Melalui percakapan 70 kali tujuh kali antara Yesus Kristus dengan Petrus dan perumpamaan mengenai hamba yang jahat (Mat. 18:21-35), kita mengetahui pentingnya pengampunan. Tetapi dengan meninggikan status Onesimus sebagai saudara di dalam Kristus, kita dapat melihat bahwa pengampunan seperti Kristus termasuk kerendahan hati. Paulus tidak memotivasi Filemon untuk mengampuni Onesimus dari kemuliaan seorang majikan baik yang tinggi, tetapi lebih pada persamaan kedudukan sebagai saudara seiman. Perlu kerendahan hati untuk memberikan pengampunan; juga diperlukan 4. Apakah persamaan dan perbedaan antara surat Titus dan surat 1 Timotius? 5. Mengapa Filemon harus mengampuni Onesimus? 43 4 pelajaran 12 Surat Titus dan Filemon Kehidupan llllllllllllllllllllllllll PENERAPAN KEHIDUPAN Bagian A – Melatih Pengendalian Diri Ketika menghadapi sebuah situasi yang para siswa seharusnya melatih pengendalian diri, apakah yang mereka dapat katakan atau lakukan? Langkah 1: Mintalah siswa memberikan contoh ketika mereka menghadapi pencobaan dan perlu melatih pengendalian diri. Langkah 2: Bagilah siswa menjadi kelompok yang terdiri dari 2-4 orang per kelompok. Inilah waktu untuk memerankan sebuah lakon yang pendek! Bagian B – Mengampuni atau Tidak Mengampuni Memang tidak mudah untuk memohon pengampunan dan tidak mudah pula untuk sungguh-sungguh mengampuni, tetapi itulah yang Allah minta untuk kita perbuat. Itu tidak berarti bahwa Dia ingin kita melupakan dan menjadi naif di masa yang akan datang, tetapi Dia ingin kita belajar untuk mengampuni seperti Dia mengampuni. Bagilah siswa menjadi dua kelompok. Inilah waktu untuk berdebat! Lemparkan koin dan biarkan tim yang menang memutuskan hal yang ingin mereka perdebatkan. Pilihan 1: Sebuah kelompok akan berdebat agar Filemon mengampuni Onesimus dan kelompok lainnya akan berdebat pula untuk tidak mau mengampuninya. Pilihan 2: Buatlah skenario untuk diperdebatkan oleh siswa atau terhadap pengampunan. Catatan: Ingatkan siswa bahwa perdebatan jangan sampai menjadi perselisihan. Tidak ada nama panggilan. Perdebatan itu haruslah cerdas, terdengar seperti argumen dan dapat dipercaya dan temukan kekurangan yang ada pada pihakpihak yang berlawanan dalam perdebatan Anda. Dalam perdebatan itu, pihak yang satu akan memperdebatkan mengenai apa yang Allah inginkan, tetapi siswa tidak harus selalu memenangkan perdebatan tanpa berdebat dengan baik. Guru akan menjadi hakimnya. 44 9 Penerapan pelajaran 13 Ulasan Pertanyaan llllllllllllllllllllllllll Bagian 1 – Kuis Ayat Hafalan Tujuan dari kuis ini adalah untuk membantu para siswa dan Guru Pendidikan Agama untuk mengulang kembali dan mengingat ayat-ayat Alkitab. Bagian # 1 – Kuis Ayat Hafalan Tujuan dari kuis ini adalah untuk membantu para siswa dan guru mengulang kembali dan mengingat ayatayat Alkitab. Kami sangat merekomendasikan para siswa dan guru untuk menggunakan kuis ini. Isilah tempat yang kosong (jumlah nilai 40) 1. (nilai 4) “Sebab aku mempunyai _______________ yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga _______________. Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari _______________ dan memimpin kepada _______________, seperti ada tertulis: “Orang benar akan hidup oleh iman.” (Rm. 1:16-17) 2. (nilai 4) “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah _______________ Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah dan bahwa kamu bukan ____________________? Sebab kamu telah _______________ dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan _______________mu!” (1 Kor. 6:19-20) 3. (nilai 2) “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah _______________ baru; yang _______________ sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” (2 Kor. 5:17) 4. (nilai 4) “...tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan _______________, tetapi hanya oleh karena _______________ dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena _______________ dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan _______________. Sebab: Tidak ada seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat.” (Gal. 2:16) 5. (nilai 4) “Satu tubuh dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu _______________, satu _______________, satu _______________, satu _______________ dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.” (Ef. 4:4-6) 6. (nilai 2) “Malahan segala sesuatu kuanggap _______________, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia daripada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya _______________, supaya aku memperoleh Kristus” (Flp. 3:8) 7. (nilai 3) “Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu ____________________ Dia. Hendaklah kamu _______________ di dalam Dia dan _______________ di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.” (Kol. 2:6-7) 45 9 pelajaran 13 Pertanyaan Ulasan llllllllllllllllllllllllll Bagian 1 – Kuis Ayat Hafalan (lanjutan) 8. (nilai 3) “Semoga Allah damai sejahtera ____________________ kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan _______________ pada _______________ Yesus Kristus, Tuhan kita.” (1 Tes. 5:23) 9. (nilai 3) “Karena itu kami senantiasa _______________ juga untuk kamu, supaya Allah kita menganggap kamu _______________ bagi panggilan-Nya dan dengan kekuatan-Nya menyempurnakan _______________ mu untuk berbuat baik dan menyempurnakan segala pekerjaan imanmu.” (2 Tes. 1:11) 10. (nilai 4) “Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau _______________. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam _______________mu, dalam kasihmu, dalam _______________mu dan dalam _______________mu.” (1 Tim. 4:12) 11. (nilai 4) “Sebab itu _______________ nafsu orang muda, kejarlah _______________, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang _______________ kepada Tuhan dengan hati yang _______________.” (2 Tim. 2:22) 12. (nilai 3) “Perkataan ini benar dan aku mau supaya engkau dengan yakin menguatkannya, agar mereka yang sudah percaya kepada Allah sungguh-sungguh berusaha melakukan _______________ yang _______________. Itulah yang baik dan ________________ bagi manusia.” (Tit. 3:8) Bagian 2 – Surat-Surat dan Pesan-Pesan Tujuan dari bagian ini adalah untuk membantu siswa mengingat surat-surat Paulus dan pesan-pesan utamanya. Bila siswa tidak terbiasa dengan surat-surat itu, disarankan, agar mereka diberikan review singkat oleh guru sebelum menjalani bagian tes ini. A. Sebutkan tiga belas surat Paulus agar nama semua surat itu muncul di dalam Alkitab: 1. ____________________ 3. ____________________ 2. ____________________ 5. ____________________ 4. ____________________ 7. ____________________ 6. ____________________ 9. ____________________ 11. ____________________ 8. ____________________ 10. ____________________ 13. ____________________ 12. ____________________ 46 9 pelajaran 13 Ulasan Pertanyaan llllllllllllllllllllllllll Bagian 2 – Surat-Surat dan Pesan-Pesan (lanjutan) B. Cocokkan nama dari surat-surat Paulus dengan gagasan utama yang disebutkan: 1. Paulus menulis surat ini untuk gereja non-Yahudi yang baru, yang tidak menonjol. Jemaat di gereja ini telah menerima iman dengan setia, tetapi mereka diombang-ambingkan oleh guru-guru orang Yahudi, yang mengajarkan pentingnya hukum Taurat dan sunat. Paulus menggunakan surat ini untuk menyangkal perbudakan dari hukum Taurat dan menasihati jemaat untuk hidup sebagai manusia mereka di bawah Kristus – orang merdeka yang bergumul dengan sifat mereka yang berdosa dan menghasilkan buah Roh di dalam kehidupan mereka sehari-hari. ____________________ 2. Ini adalah surat pertama untuk gereja yang memiliki banyak pertanyaan seputar kebangkitan. Surat ini menjelaskan proses kebangkitan dan apa yang akan terjadi terhadap umat Kristen yang meninggal sebelum kedatangan Tuhan. ____________________ 3. Beberapa orang percaya bahwa karena Tuhan Yesus akan segera datang, mereka tidak perlu lagi bekerja. Mereka duduk-duduk saja sepanjang hari, menantikan Tuhan dan tidak melakukan apa-apa. Paulus menyampaikan hal ini di dalam suratnya dan mengulangi pernyataan kebenaran mengenai kebangkitan. ____________________ 4. Paulus menulis surat ini untuk gereja yang memiliki banyak karunia dan persoalan. Para jemaat diberkati dengan karunia bernubuat dalam bahasa roh, tetapi kebaktian mereka tidak tertib. Orang-orang tidak mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus dengan sikap hormat dan kepala dari jemaat perempuan tidaklah ditutupi. Gereja tidak berfungsi sebagai satu tubuh, bahkan mentolerir perbuatan zinah. ____________________ 5. Dalam surat ini, Paulus membela kerasulannya, sehingga pelayanannya tidak dipermalukan. Dia menghadapi tuduhan dari rasul-rasul palsu dan menjelaskan mengapa dia bekerja untuk menghidupi dirinya sendiri. Dia ‘bermegah’ atas kelemahannya sambil menyatakan kelebihannya sebagai seorang rasul. Dia pun memotivasi jemaat untuk memenuhi janji mereka membantu saudara-saudara yang kurang beruntung di Yerusalem. _____________________ 6. Surat ini berisi penjelasan yang paling lengkap dari Paulus mengenai Injil Keselamatan. Surat ini berbicara mengenai bagaimana kita dibenarkan karena iman dan dikuduskan oleh darah Kristus di dalam baptisan. ____________________ 7. Sekalipun ditulis di dalam penjara, surat ini disebut sebagai injil kasih, karena kasih sering disebutkan di dalamnya. Paulus menggambarkan hubungan kasih antara suami-istri, orangtua-anak, majikan-hamba dan memotivasi jemaat untuk mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah. ____________________ 8. Ini adalah surat penjara Paulus dari Roma yang berbicara perihal sukacita di dalam penderitaan. Dia berterima kasih kepada gereja ini, karena kasih dan partisipasi mereka di dalam pelayanan dan memotivasi mereka untuk meneladani Kristus dan mengutamakan Dia di dalam kehidupan mereka. ____________________ 47 9 pelajaran 13 Ulasan Pertanyaan llllllllllllllllllllllllll Bagian 2 – Surat-Surat dan Pesan-Pesan (lanjutan) 9. Gereja ini dibingungkan oleh campuran antara filsafat dunia dan ajaran-ajaran bidat. Jemaat mengejar pengetahuan rohani dengan cara yang sama dengan mengejar pengetahuan duniawi dan memiliki persoalan dengan pertapaan duniawi dan penyembahan kepada malaikat. Paulus menulis surat ini dari dalam penjara untuk membantu jemaat berfokus kembali kepada Kristus dan ‘mengenakan manusia baru.’ ____________________ 10. Surat ini ditulis untuk majikan yang budaknya melarikan diri dan menjadi orang yang percaya Kristus. Pesan utamanya adalah pengampunan dan perkenanan. ____________________ 11. Surat ini ditulis sebagai motivasi untuk seorang pemberita Injil muda. Surat ini dipenuhi dengan nasihat praktis mengenai bagaimana memelihara kebenaran Allah, bagaimana gereja harus berfungsi dan bagaimana mengembangkan kepemimpinan yang saleh. ____________________ 12. Surat ini ditulis untuk seorang pemberita Injil muda yang memimpin gereja-gereja di Kreta. Dalam surat ini, Paulus memberitahu pemberita Injil itu mengenai bagaimana cara memilih penatua (penilik jemaat) untuk membantu urusan gereja dan bagaimana memotivasi tiap-tiap pelaksanaan administrasi di dalam gereja dapat berjalan sesuai dengan Firman Allah. ____________________ 13. Ini merupakan surat Paulus yang terakhir sebelum dia dieksekusi. Di dalamnya, Paulus memotivasi seorang pemberita Injil muda untuk menjadi setia terhadap kebenaran dan memberitakan kabar baik. Dua tema di dalam surat ini adalah kasih Paulus untuk ‘anak-anak’nya dan untuk Kristus. ___________________ 48 9 Tujuan Allah bagi Surat-Surat Paulus Entahkah dituliskan untuk gereja atau perorangan, surat-surat ini adalah istimewa bagi umat Kristen (Rm. 8:9). Hanya Allahlah yang dapat menolong kita memahami maksud firman-Nya (1 Kor.24-26). Hanya Dialah yang dapat berikan Anda kuasa untuk mentaati firman Allah dan menyenangkan hati-Nya. Tiap-tiap surat Paulus memiliki sebuah pesan istimewa. Tiap-tiap suratnya memiliki sebuah pesan bagi kita pada hari ini. Apakah yang Anda pelajari dari tiap-tiap surat itu? Bagaimana menerapkannya ke dalam kehidupanmu? Kelaparan rohani merupakan kebutuhan dari pertumbuhan imanmu!!! Kurangnya kelaparan rohani merupakan alasan bagi kegagalan kerohanianmu!!! Biarlah rohmu menyala-nyala. Pendidikan Agama REMAJA Tahun 3 Buku 4 “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.” (2 Timotius 3:16) True Jesus Church General Assembly, USA (Buku ini hanya dipergunakan di dalam Gereja Yesus Sejati) Edisi Revisi 1, 2012