perbedaan pengetahuan faktual siswa antara

advertisement
PERBEDAAN PENGETAHUAN FAKTUAL SISWA ANTARA
METODE MNEMONIC SYSTEM AKRONIM DAN AKROSTIK
PADA KONSEP FUNGI
(Kuasi Eksperimen di SMAN 57 Jakarta)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
ELYANA NUGRAHENI
NIM 1111016100047
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul "PERBEDAAN PENGETAHUAN FAKTUAL sISwA
ANTARA METODE MNEMONIC SYSTEM AKRONIM DAN AKROSTIK
PADA KONSEP FUNGT" disusun oleh Elyana Nugraheni, NIM. 1111016100047,
Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah pada tanggal 12 Agustus
2016 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar
Sa4'ana S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Biologi.
Jakarta, 23 Agustus 2016
Panitia Sidang Munaqosah
Tanggal
Ketua Panitia (Ketua Prodi Biologi)
Dr. Yanti Herlanti. M.Pd
NIP. 19710119 200801 2 010
Penguji I
Dr. Sujiyo Miranto. M.Pd
NIP. 19681228 200303 1 004
Penguji II
Dina Rahma F., M.Si
,?4l8lalt
q9
/ el&[.
lF,/
ta\L
Tanda Tangan
ABSTRAK
Elyana Nugraheni. 1111016100047. Perbedaan Pengetahuan Faktual Siswa
Antara Metode Mnemonic System Akronim Dan Akrostik Pada Konsep Fungi Di
SMAN 57 Jakarta. Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan faktual siswa
antara siswa yang menggunakan metode mnemonic system akronim dan akrostik pada
materi fungi di kelas X MIA SMAN 57 Jakarta tahun pelejaran 2015/2016. Metode
penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi experiment) dengan desain
Two group, pretest posttest design. Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan
menggunakan teknik random sampling. Sampel penelitian masing-masing berjumlah
32 orang untuk kelas eksperimen akronim dan akrostik. Pengambilan data
menggunakan instrument tes pengetahuan faktual berbentuk pilihan ganda yang telah
diuji validitas dan reliabilitasnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan
faktual yang diajar menggunakan metode mnemonic system akronim adalah 62.53
dengan standar deviasi 11.016, sedangkan pengetahuan faktual siswa yang diajar
menggunakan metode mnemonic system akrostik adalah 68.219 dengan standar
deviasi 9.869. Meskipun hasil pengetahuan faktual berbeda, namun hasil uji-t pada
taraf α = 0,05 menunjukkan terdapat perbedaan signifikan dimana thitung > ttabel atau
2.175 > 1.99. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
pengetahuan faktual sisswa yang diajar dengan menggunakan metode mnemonic
system akronim dengan akrostik pada materi Fungi.
Kata Kunci: Metode Mnemonic System, Akronim, Akrostik, Pengetahuan Faktual
i
ABSTRACT
Elyana Nugraheni. 1111016100047. The differences Between Student’s Factual
Knowledge That Were Taught By Using Mnemonic Sytem Acronym And
Acrostic Method On Topic Of Fungi in SMAN 57 Jakarta. S1 Thesis, The Study
Program of Biology Education, Departement of Natural Science Education, Faculty
of Tarbiya and Teaching Scince, Syarif Hidayatullah State Islamic University in
Jakarta, 2016.
This research aims to determine the differences of student’s factual knowledge which
has taught by using mnemonic system acronym and acrostic method in Fungi concept
that was conducted in grade X SMAN 57 Jakarta. Quasi experiment with two group
pretest-posttest design used in this research. The sample was taken by using random
sampling of the class. Research involved 32 students as the sample of mnemonic
acronym experiment class and 32 strudents as the sample of mnemonic acrostic
experiment class. This research used factual knowledge test instrument with multiple
choice from the collect data that has the validity and realibility test. Data result of this
research shows that student’s factual knowledge which has taught by mnemonic
system acronym method is 62.53, standard deviation 11.016 and student’s factual
knowledge which has taught by mnemonic system acrostic method is 68.219,
standard deviation 9.869. Although those factual knowledge was different, the
calculation result of t’ test (α = 0,05) shows that tcount > ttable or 2.175 > 1.99 . It
means there was significant differences in student’s factual knowledge which has
taught by using mnemonic system acronym and acrostic method in Fungi concept.
Key words: Mnemonic System Method, Acronym, Acrostic, Factual Knowledge
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
nikmat dan rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam tercurahkan kepadan
junjungan Nabi Muhammad SAW. Semoga senantiasa mendapatkan syafa’atnya di
yaumil akhir. Aamiin.
Penyelesaian skripsi ini telah melaui banyak hambatan dan cobaan, penulis
membutuhkan perjuangan serta pengorbanan baik moril maupun materil. Butuh
kesabaran dan tekad yang kuat dalam menghadapi berbagai kendala. Namun, atas
bantuan dan motivasi, serta bimbingan dari berbagai pihak, maka penulisan skripsi ini
dapat terselesaikan. Oleh karena itu, sudah selayaknya penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, di
antaranya:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Baiq Hana Susanti, M.Sc, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Yanti Herlanti, M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Biologi dan sebagai
dosen pmbimbing I yang telah dengan sabar memberikan arahan dan bimbingan
yang bermanfaat bagi penulis.
4. Yuke Mardiati, M.Si, pembimbing II yang penuh kesabaran serta keikhlasan telah
meluangkan waktu, tenaga, pikiran, serta motivasi kepada penulis.
5. Kepala SMAN 57 Jakarta, yang telah mengizinkan penulis untuk melaksanakan
penelitian di sekolah tersebut. Ibu Nining, selaku Guru Biologi yang membantu
penulis melakukan penelitian, dan seluruh siswa kelas X MIA 1, X MIA 2, dan X
MIA yang sangat antusias dalam penelitian ini.
6. Kedua Orang Tua tercinta Ayahanda Sudiyono dan Ibunda Siti Nursidah yang
selalu sabar mendoakan, memberikan semangat, dan dukungan baik moril maupun
materil kepada penulis, sehingga penulis selalu termotivasi dalam menyelesaikan
skripsi ini.
7. Adik tersayang, Rizkiyana Yuvitasari yang selalu menyemangati penulis.
8. Keluarga besar Bapak Karso Sudarmo (Kakek) dan Ibu Komsiyah (Nenek), yang
telah dengan sabar mendoakan dan menanti kelulusan penulis.
iii
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Danur Qahari, kakak yang selalu mendengar keluh kesah dan memberikan
dukungan kepada penulis.
Sahabat Calon Isteri Sholeha, Serlin Nur Hidayati, Risyca Nova Pujiatuti, Tina
Novasari, Dessy Amalia, dan Nona Tiara Amanda yang selalu sabar memberi
motivasi dan saran kepada penulis.
Kawan-kawan angkatan 2011 Pendidikan Biologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, terimakasih atas
persahabatan dan dukungan, semoga selalu kompak.
Alifia Nuryanda, Krisna Jayanti, Cut Nadrah, dan Indah Permata Sari, kawan
seperjuangan semasa SMA yang selalu memberi motivasi dan saran bagi penulis.
Sanggi Bayu Ardika, yang selalu ada disaat penulis mengalami kesulitan. Terima
kasih atas kesediannya dalam membantu penulis.
Seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu per satu.
Penulis hanya mengharap keridhoan Allah SWT memberikan balasan yang
sepadan kepada semua pihak atas jasa dan bantuan yang telah diberikan. Semoga
karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat memberikan
kontribusi bagi peningkatan kualitas pendidikan, khususnya bidang studi biologi.
Jakarta, Agustus 2016
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................... i
ABSTRACT ........................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................6
C. Pembatasan Masalah ...............................................................................6
D. Rumusan Masalah ...................................................................................6
E. Tujuan Penelitian ....................................................................................6
F. Manfaat Penelitian ..................................................................................7
BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Deskripi Teoritis......................................................................................8
1. Kemampuan Kognitif ........................................................................8
a. Pengertian Kognitif .....................................................................8
b. Perkembangan Kognitif Siswa ....................................................9
2. Taksonomi Pengetahuan ...................................................................12
3. Pengetahuan Faktual .........................................................................19
4. Memori ..............................................................................................20
a. Pengertian Memori ......................................................................20
b. Tiga Tahapan Mengingat ............................................................22
c. Durasi Memori ............................................................................23
5. Lupa...................................................................................................26
6. Metode Mnemonic System ...............................................................28
a. Pengertian Metode Mnemonic System ........................................28
v
b. Prinsip-prinsip Mnemonic System ..............................................29
c. Metode Mnemonic System ..........................................................30
B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................35
C. Kerangka Berpikir ...................................................................................37
D. Hipotesis Penelitian.................................................................................38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................39
B. Metode dan Desain Penelitian.................................................................39
C. Populasi dan Sampel ...............................................................................40
D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................40
E. Instrumen Penelitian................................................................................41
F. Kalibrasi Intrumen ..................................................................................43
1. Uji Validitas ......................................................................................43
2. Uji Reliabilitas ..................................................................................44
3. Tingkat Kesukaran ............................................................................45
4. Daya Pembeda ...................................................................................45
G. Teknik Analisis Data ...............................................................................46
1. Uji Normalitas ...................................................................................46
2. Uji Homogenitas ...............................................................................47
3. Uji Hipotesis .....................................................................................48
4. Hipotesis Statistika ............................................................................49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian .......................................................................50
1. Hasil Pretest Kelas Akronim dan Akrostik .......................................52
2. Hasil Posttest Kelas Akronim dan Akrostik .....................................53
B. Analisis Data ...........................................................................................54
1. Uji Normalitas ...................................................................................54
2. Uji Homogenitas ...............................................................................54
3. Pengujian Hipotesis ...........................................................................55
vi
C. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................................56
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................59
B. Saran ........................................................................................................59
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................60
LAMPIRAN .......................................................................................................64
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tahap Perkembangan Kognitif ...........................................................10
Tabel 2.2 Tingkat Perkembangan Kognitif .........................................................11
Tabel 2.3 Dimensi Proses Kognitif .....................................................................13
Tabel 2.4 Dimensi Proses Kognitif dan Dimensi Pengetahuan ..........................19
Tabel 2.5 Perolehan Informasi ............................................................................25
Tabel 3.1 Desain Penelitian.................................................................................39
Tabel 3.2 Kisi-kisi Intrumen Penelitian ..............................................................42
Tabel 3.3 Instrumen Soal Valid ..........................................................................44
Tabel 3.4 Derajat Reliabilitas Soal......................................................................45
Tabel 3.5 Klasifikasi Tingkat Kesukaran ............................................................45
Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda ..................................................................46
Tabel 4.1 Analisis Pengetahuan Kelas Akronim dan Akrostik ...........................50
Tabel 4.2 Perbedaan Nilai LKS Kelas Akronim dan Akrostik ...........................52
Tabel 4.3 Nilai Pretest Kelas Akronim dan Akrostik .........................................53
Tabel 4.4 Nilai Posttest Kelas Akronim dan Akrostik ........................................53
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas ...........................................................................54
Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas ........................................................................55
Tabel 4.7 Hasil Uji-t Prettest-Posttest Kelas Akronim dan Akrostik .................55
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tiga Tahapan Memori .....................................................................23
Gambar 2.2 Penyimpanan Memori .....................................................................24
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir ...........................................................................38
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Akronim ..................64
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Akrostik ...................87
Lampiran 3
Lembar Kerja Siswa Kelas Akronim ...........................................110
Lampiran 4
Lembar Kerja Siswa Kelas Akrostik ...........................................119
Lampiran 5
Rubrik Penilaian LKS ..................................................................128
Lampiran 6
Lembar Observasi Guru Kelas Akronim .....................................140
Lampiran 7
Lembar Observasi Guru Kelas Akrostik .....................................146
Lampiran 8
Kisi-Kisi Uji Coba Instrumen ......................................................152
Lampiran 9
Validitas Instrumen......................................................................164
Lampiran 10 Reliabilitas Instrumen ..................................................................166
Lampiran 11 Tingkat Kesukaran Instrumen .....................................................168
Lampiran 12 Daya Pembeda .............................................................................170
Lampiran 13 Kisi-kisi Instrumen Penelitian .....................................................171
Lampiran 14 Instrumen Tes Pengetahuan Faktual ............................................172
Lampiran 15 Nilai Pretest dan Posttest Kelas Akronim ...................................178
Lampiran 16 Nilai Pretest dan Posttest Kelas Akrostik ....................................179
Lampiran 17 Rekapitulasi Nilai LKS Kelas Akronim ......................................180
Lampiran 18 Rekapitulasi Nilai LKS Kelas Akrostik.......................................181
Lampiran 19 Hasil Uji Normalitas Data Pretest ...............................................182
Lampiran 20 Hasil Uji Normalitas Data Postes ................................................185
Lampiran 21 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest ............................................188
Lampiran 22 Hasil Uji Homogenitas Data Posttest ..........................................189
Lampiran 23 Hasil Uji Hipotesis Statistik (Uji t) .............................................190
Lampiran 24 Surat-surat....................................................................................192
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam memajukan kehidupan
bangsa. Fungsi dan tujuan pendidikan seperti yang tertuang dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, yaitu Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.1 Hal tersebut berarti pendidikan mencakup tiga ranah pendidikan, yaitu
kognitif, afektif, dan psikomotor.
Kognitif adalah belajar berkaitan dengan pengetahuan (yaitu, dari rekognisi
sederhana dan memori untuk pemecahan masalah yang kompleks dan evaluasi).2
Ranah kognitif termasuk di dalamnya adalah penarikan kembali atau pengakuan
fakta-fakta tertentu, pola prosedural, dan konsep yang menyajikan dalam
pengembangan
kemampuan
intelektual
dan
keterampilan.3
Ranah
kognitif
berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan
menghapal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan
mengevaluasi.
1
UU RI No. 20 Tentang Sitem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3.
Ken Thomas, loc. cit.
3
Rita C. McNeil, Program Evaluation Model: Using Bloom’s Taxonomy to Identify Outcome
Indicators in Outcomes- Based Program Evaluations. Journal of Adult Education Volume 40, Number
2, 2011. h. 27.
2
1
2
Afektif adalah belajar berkaitan dengan sikap, perasaan, dan emosi.4 Belajar
afektif melibatkan perubahan perasaan, sikap, dan nilai-nilai yang membentuk
pemikiran dan perilaku.5
Psikomotor adalah belajar yang berhubungan dengan tindakan dan keterampilan
motorik (yaitu, dari tindakan sederhana untuk koreografi kompleks).6 Sasaran
psikomotor khusus pada fungsi fisik, tindakan refleks dan gerakan interpretatif. Jenis
sasaran berhubungan dengan pengkodean informasi fisik, dengan gerakan dan atau
kegiatan di mana gerakan motorik digunakan untuk mengekspresikan atau
menafsirkan informasi atau konsep.7
Diantara ranah afektif, kognitif, dan psikomotor, maka ranah kognitif yang paling
banyak digunakan dalam pembelajaran di sekolah. Hal ini dikarenakan ranah kognitif
berkaitan dengan kemampuan siswa dalam mengusai konten materi pembelajaran.
Hasil belajar pada aspek pengetahuan termasuk yang paling rendah, meliputi
pengetahuan faktual dan pengetahuan hapalan atau untuk diingat.
Materi pembelajaran biologi pada kelas X sebagian besar merupakan pengetahuan
kognitif pada tingkat C1 sampai C4, yaitu berupa pengetahuan, pemahaman, aplikasi,
dan analisis. Hal tersebut sesuai dengan kompetensi inti pada Permndikbud No. 70
tahun 2013, yaitu memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual dan prosedural.8 Misalnya pada materi kelas X, yaitu kompetensi dasar
3.6 tentang jamur. Kompetensi dasar 3.6 “Mengelompokkan jenis-jenis jamur
berdasarkan ciri-ciri dan perannya bagi kehidupan melalui percobaan”.9
Kompetensi tersebut memiliki ranah kognitif dari C1 berupa pengetahuan tentang
jenis-jenis jamur. Ranah kognitif C2 berupa pemahaman tentang prinsip klasifikasi
4
Ken Thomas, Learning Taxonomies In The Cognitive, Affective, and Psychomotor Domains,
Rocky Mountain Alchemy 2005, h. 1.
5
Karen Neuman Allen, et. all. Affective Learning: A Taxonomy For Teaching Social Work
Value. Journal of Social Work Values and Ethics, Vol. 7, No. 2, Fall 2010. h. 2.
6
Ken Thomas, loc. cit.
7
Leslie Owen Wilson, Three Domains Of Learning, 2016, Publishing at
thesecondpcinciple.com
8
Lampiran Kompetensi Dasar 3B Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, h. 115.
9
Ibid.
3
jamur berdasarkan alat reproduksinya. Ranah kognitif C3 berupa aplikasi tentang
penggunaan jamur dalam kehidupan sehari-hari. Ranah kognitif C4 yaitu analisis
tentang struktur jamur dan jenis-jenis jamur penyebab penyakit pada manusia.
Mata pelajaran biologi banyak terdapat tokoh-tokoh, urutan peristiwa, maupun
istilah-istilah yang cukup sulit untuk diingat. Siswa mungkin mengingat materi
tersebut pada saat proses belajar sedang berlangsung, tetapi lupa setelah pembelajaran
usai.
Informasi yang dapat diingat adalah informasi yang bermakna, karena pikiran
manusia adalah pencipta makna.10 Informasi secara terus-menerus memasuki pikiran
melaui indera. Informasi terkadang langsung dibuang, sebagian informasi disimpan di
dalam ingatan dalam waktu singkat dan kemudian dilupakan.
Proses memasukkan informasi ke dalam ingatan atau memori akan memudahkan
siswa
dalam
menyusun
ranah
kognitifnya.
Memori
sangat
penting bagi
perkembangan kognitif siswa. Memori memiliki peranan penting dalam kehidupan
manusia.
Allah berfirman dalam surat Al-Zumar ayat 9:
“Katakanlah: apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang
yang tidak mengetahui? Sesungguhnya, hanya orang-orang yang berakallah yang
mampu menerima pelajaran”
Dan surat Al-Isra ayat 36:
“Dan janganlah kamu membiasakan diri pada apa yang tidak kamu ketahui,
karena sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan daya nalar pasti akan
ditanya mengenai itu…”
Perintah belajar di atas, tentu saja harus dilaksanakan melalui proses kognitif
(tahapan-tahapan yang bersifat akliah). Dalam hal ini sistem memori yang terdiri atas
memori sensori, memori jangka pendek, dan memori jangka panjang berperan sangat
aktif dan menentukan berhasil atau gagalnya seseorang dalam meraih pengetahuan
dan keterampilan.11
10
11
Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan Edisi 9, (Jakarta: Erlangga, 2011), h. 216.
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu. 1999). h.77.
4
Materi yang dipelajari siswa di sekolah banyak berupa fakta yang harus dihapal
dan diingat. Fakta ini membentuk kerangka yang menjadi gantungan konsep-konsep
yang lebih rumit.
Kesulitan dalam mengingat pengetahuan faktual ini menuntut pendidik untuk lebih
kreatif dalam mengatasi keterbatasan secara efisien dan efektif, dan tentu saja tidak
mereduksi makna esensi dari pendidikan itu sendiri. Tanpa mengenyampingkan
penyebab eksternal yang melatarbelakangi kualitas nilai mata pelajaran biologi,
penyebab inti dari itu semua adalah kesulitan siswa untuk menghapalkan fakta yang
harus dihapal. Hal inilah yang membuat siswa menjadi sulit untuk mendapatkan nilai
yang optimal.
Guru dapat membantu siswa mempelajari informasi dengan cara yang akan
memudahkan informasi tersebut berguna dan juga bermakna bagi siswa. Pelajaran
yang efektif memerlukan pemahaman tentang cara membuat informasi agar dapat
diakses oleh siswa sehingga dapat menghubungkannya dengan informasi lain,
memikirkannya, dan menerapkannya di luar ruangan kelas.
Shulman (1987) asserts that in order to teach one needs a breadth and depth of
knowledge of teaching and a rich factual knowledge base with many
interconnections which represent a much more thorough understanding than that
which is achieved purely as a curriculum learner. He refers to this as pedagogical
content knowledge, that is, an understanding of how particular teaching, subjects,
topics, problems, or issues are organized, presented, and adapted to the diverse
interests and abilities of learners, and presented for instruction.
Pernyataan tersebut berarti bahwa untuk mengajar dibutuhkan pengetahuan
tentang pengajaran dan basis pengetahuan faktual yang kaya dengan berbagai
interkoneksi yang merupakan pemahaman yang jauh lebih menyeluruh dari yang
yang dicapai sepenuhnya oleh siswa. Mengacu sebagai pengetahuan konten pedagogi,
yaitu, pemahaman tentang bagaimana tertentu mengajar, pelajaran, topik, masalah,
5
atau isu-isu yang terorganisir, disajikan, dan disesuaikan dengan minat dan
kemampuan peserta didik yang beragam, dan disajikan untuk pengajaran. 12
Upaya untuk menyelesaikan kesulitan hapalan adalah menggunakan metode
mnemonik. Mnemonics merupakan metode untuk membantu menata informasi yang
menjangkau ingatan dalam pola-pola yang dikenal, sehingga lebih mudah dicocokan
dengan pola schemata dalam memori jangka panjang.13
Menggunakan metode Mnemonic dalam mengingat sesuatu memiliki banyak
keuntungan, baik waktu yang diperlukan untuk mengingat lebih singkat, serta ingatan
tersebut akan tersimpan dalam ingatan jangka panjang. Membiasakan menggunakan
metode Mnemonic dalam kehidupan kita sehari-hari mungkin akan mempermudah
segala sesuatu dalam kehidupan kita.
Metode Mnemonic dilakukan sebagai variasi terhadap metode pengajaran di kelas
oleh guru untuk meningkatkan penguasaan pengetahuan faktual. Metode akronim dan
akrostik memungkinkan siswa lebih berminat dan lebih berekspresi dalam usaha
mengingat atau menghapal materi biologi. Sehingga di akhir proses pembelajaran,
tujuan pembelajaran dapat tercapai dan dapat dijadikan pilihan sebagai salah satu
teknik pembelajaran
Metode ini cukup mudah untuk diaplikasikan, bahkan karena metodenya yang
menantang akan membuat anak tertarik untuk belajar dan metode mnemonic yang
mengikuti cara otak bekerja memungkinkan akan mampu maksimalkan hasil yang akan
dicapai siswa pada mata pelajaran biologi.
Berdasarkan uraian diatas, penulis mencoba melakukan penelitian yang berjudul
“Perbedaan Pengetahuan Faktual Siswa Antara Metode Mnemonic System Akronim
dan Akrostik pada Konsep Fungi”
Fadzilah Abd Rahman, “Knowledge Of Diverse Learners: Implications for the Practice of
Teaching”, International Journal of Instruction, 2010, h.2.
13
Trianto, op. cit., h. 117.
12
6
A. Identifikasi Masalah
Latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka terdapat beberapa masalah yang
dapat diidentifikasi, yaitu:
1. Lemahnya daya ingat siswa terhadap pengetahuan faktual
2. Diperlukan suatu metode pembelajaran yang memudahkan siswa unuk menghapal
dan mengingat pengetahuan faktual
3. Mnemonic akronim dan akrostik sudah diteliti pengaruhnya terhadap kemampuan
mengingat, tetapi belum diketahui perbedaan antara keduanya.
B. Pembatasan Masalah
Luasnya ruang lingkup masalah yang aan diteliti, agar penelitian lebih jelas serta
terarah, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut:
1. Penggunaan metode Mnemonic System akronim dan akrostik.
2. Pengetahuan faktual yang diukur hanya dibatasi pada aspek kognitif (C1 sampai
C4)
3. Konsep yang diajarkan pada penelitian ini adalah konsep fungi (jamur)
C. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimanakah
perbedaan pengetahuan faktual siswa antara metode Mnemonic System Akronim
dengan Akrostik pada konsep fungi?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengetahun faktual biologi
siswa dengan menggunanakan metode Mnemonic System Akronim dan Akrostik pada
konsep fungi.
7
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini antara lain:
1. Bagi peneliti, dapat menyampaikan penjabaran tentang perbedaan penggunaan
Mnemonic System Akronim dengan Akrostik terhadap pencapaian pengetahuan
faktual siswa.
2. Bagi guru, khususnya guru bidang studi biologi untuk menjadikan kedua metode
Mnemonic System sebagai alternatif metode pembelajaran.
3. Bagi siswa, dapat memberikan solusi belajar dengan cepat dan mudah dalam
menguasai konten pengetahuan faktual.
BAB II
DESKRIPSI TEORITIS,
KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis
1. Kemampuan Kognitif
a. Pengertian Kognitif
Kata kognisi berasal dari bahasa Latin “cognoscere” yang artinya “mengetahui”,
atau “sebagai pemahaman terhadap pengetahuan”, atau “kemampuan untuk
memperoleh pengetahuan tertentu”.1 Kognisi biasanya didefinisikan secara sederhana
sebagai perolehan pengetahuan.2
Kognisi dalam kamus psikologi berarti istilah umum yang mencakup semua proses
mental manusia dengan kesadaran, dan mendapatkan pengetauan tentang dunia.3
Kognisi manusia, ditinjau dari sudut pandang perkembangan adalah hasil dari
rangkaian tahap-tahap perkembangan yang dimulai sejak tahun-tahun awal permulaan
pertumbuhan pada tahap awal. Kognisi berkembang dalam bentuk peningkatan
mengikuti pola-pola yang teratur sejak bayi hingga dewasa, dan beberapa
kemampuan kognitif mengalami penurunan dari masa ke masa.4
Istilah kognitif sebagai satu domain atau wilayah psikologis manusia yang
meliputi setiap perilaku mental yang berkaitan dengan pemahaman, pertimbangan,
pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan dan kejiwaan. Aspek
kejiwaan yang berpusat di otak ini juga berhubungan dengan konasi (kehendak), dan
afeksi (perasaan).5 Perkembangan kognitif adalah struktur mental dan proses
1
Wowo Sunaryo, Taksonomi Berpikir, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), h. 79.
Stephen K. Reed, Kognisi Teori dan Aplikasi, (Jakarta: Salemba Humanika, 2007), h. 2.
3
David A. Statt, The Concise Dictionary Of Psychology 3rd Edition, (Canada: Routledge,
1998), h. 26.
4
Robert Solso, Psikologi Kognitif, (Jakarta: Erlangga, 2008), h. 364.
5
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 22.
2
8
9
didalamnya yang berubah seiring waktu, terutama karena meningkatnya kompleksitas
dari lahir sampai dewasa.6
Definisi diatas dapat diketahui bahwa kognisi dan kognitif adalah dual hal yang
tidak dapat dipisahkan dalam khidupan manusia. Kognisi akan berkembang
mengikuti pola-pola kehidupan hingga pada akhirnya akan mengalami penurunan.
Sedangkan kognitif akan terus berkembang dari lahir hingga dewasa.
b. Perkembangan Kognitif Siswa
Perkembangan kognitif secara spesifik difokuskan pada perubahan dalam cara
berpikir, memecahkan masalah, memori, dan intelegensi. Organisasi mengacu pada
sifat dasar struktur mental yang digunakan untuk mengeksplorasi dan memahami
dunia. Adaptasi mencakup dua proses, yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi
adalah proses perolehan informasi dari luar, dan pengasimilasiannya
dengan
pengetahuan dan perilaku dari sebelumnya.7
Perkembangan kognitif mengungkapkan bahwa kognisi adalah bagian sangat
penting. Kognisi merupakan tempat proses diawalinya perolehan pengetahuan yang
masuk dalam diri seseorang melalui berbagai proses. Proses perkembangan kognitif
sangat mempengaruhi perkembangan aspek yang lainnya, seperti afeksi. Jean Piaget
berpendapat bahwa proses belajar harus disesuaikan dengan tahap perkembangan
kognitif yang dilalui siswa, karena konsep berpikir anak-anak dengan remaja maupun
dewasa itu berbeda, jadi materi atau strategi yang akan digunakan oleh guru harus
disesuaikan dengan tingkat berpikirnya.8
Jean Piaget mengelompokkan perkembangan kognitif dalam empat tahap sesuai
jenjang usia tertentu, yaitu sensorimotor, praopersional, operasional konkrit, dan
6
David A. Statt, loc.cit.
Robert Solso, op. cit., h. 365.
8
Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara,
2006), h. 11.
7
10
operasional formal. Tahap perkembangan kognitif menurut Jean Piaget dapat dilihat
pada Tabel 2.1.9
Tabel 2.1 Tahap Perkembangan Kognitif
Tahap
Usia/Tahun
Gambaran
Sensorimotor
0-2
Bayi bergerak dari tindakan refleks instinktif pada
saat lahir sampai permulaan pemikiran simbolis. Bayi
membangun suatu pemahaman tentang dunia melalui
pengkoordinasian
pengalaman-pengalaman
sensor
dengan tindakan fisik.
Praoperasional
2-7
Anak mulai merepresentasikan dunia dengan katakata dan gambar-gambar. Kata-kata dan gambargambar
pemikiran
ini
menunjukkan
simbolis
dan
adanya
melampaui
peningkatan
hubungan
informasi sensor dan tindak fisik.
Operasional
7-11
Konkrit
Pada saat ini anak dapat berpikir secara logis
mengenai peristiwa-peristiwa yang konkrit dan
mengklasifikasikan benda-benda ke dalam bentukbentuk yang berbeda.
Operasional
11-15
Formal
Anak remaja berpikir dengan cara lebih abstrak dan
logis. Pemikiran lebih idealistik.
Sumber: Desmita, 2012.
Perkembangan kognitif setiap orang tidak sama. Ada orang-orang dari tingkat
kognitif yang tinggi, ada tingkat kognitif moderat, dan ada juga tingkat kognitif yang
rendah. Berikut ini adalah diadaptasi dari tingkat kognitif dari Bloom dan Levine
diatur dalam hirarki yang tertera pada Tabel 2.2.
9
Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 46.
11
Tabel 2.2 Tingkat Perkembangan Kognitif
Level
Jenis
Keterangan
Tingkatan
1
Pengetahuan
Pada
tingkat
pengetahuan,
yang
diukur
adalah
keterampilan untuk mengingat dan memahami sebelum
belajar materi. Pada tingkat ini, mahasiswa diwajibkan
untuk memiliki pengetahuan untuk memahami hubungan
antara fakta yang diberikan. Umumnya, kegiatan pada
tingkat ini adalah menjadi berkenalan dengan elemen.
2
Interpretasi
Pada tingkat interpretasi, kemampuan kognitif siswa
dibangun pada kedalaman pemahaman tentang teori. Ini
berarti bahwa siswa harus mampu memahami masalah
dan cara yang digunakan untuk mengatasi masalah
tersebut. Pada tingkat ini, siswa diberikan masalah yang
membutuhkan penerapan teori dan ekstrapolasi. masalah
adalah diberikan pada tingkat
ini
juga
mungkin
memerlukan analisis.
3
Problem Solving Pada tingkat pemecahan masalah dan evaluasi siswa ini
dan Evaluasi
dapat merumuskan rencana untuk memecahkan masalah
yang diberikan. Untuk sampai pada proses atau berencana
siswa memerlukan informasi yang dapat digunakan untuk
proses dalam penyelesaian masalah yang diberikan.
Kemudian
mengevaluasi
rencana
yang
telah
dikembangkan untuk mencapai solusi untuk masalah ini.
Sumber: Abdul Muin et. all, Proceeding of International Conference On Research,
Implementation And Education Of Mathematics And Sciences 2014, Yogyakarta State
University, 18-20 May 2014.
12
2. Taksonomi Pengetahuan
Proses Pembelajaran di sekolah menuntut untuk dicapainya standar-standar terbaik
demi pengembangan kemampuan siswa, baik dalam ranah kognitif, afektif, serta
psikomotor. Proses pembelajaran Biologi di kelas hendaknya juga dapat
mengarahkan, membimbing, dan mempermudah dalam penguasaan sejumlah konsep
dasar sehingga mereka dapat membentuk struktur ilmu pengetahuannya sendiri.
Pembentukan pengetahuan melibatkan proses memasukkan informasi dan proses
berpikir.
Proses berpikir merupakan urutan kejadian mental yang terjadi secara alamiah atau
terencana dan sistematis pada konteks ruang, waktu, dan media yang digunakan,
serta menghasilkan suatu perubahan terhadap objek yang memengaruhinya. Proses
berpikir merupakan peristiwa mencampur, mencocokan, menggabungkan,
menukar, dan mengurutkan konsep-konsep, persepsi-persepsi, dan pengalaman
sebelumnya.10
Kegiatan pembelajaran yang mencakup proses kognitif dan proses pengetahuan.
Hal tersebut telah dikembangkan oleh Bloom, yaitu dimensi kognitif dan dimensi
pengetahuan. Dalam taksonomi Bloom dua dimensi rumusan tujuan berisikan satu
kata kerja dan satu kata benda. Kata kerja umumnya mendeskripsikan proses kognitif
yang diharapkan dari peserta didik, sedangkan kata bendanya mendeskripsikan
pengetahuan yang diharapkan dikuasai atau dikonstruksi peserta didik.11
a. Dimensi Proses Kognitif
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan
raba.
10
Wowo Sunaryo, op. cit., h. 3.
Anderson dan Krathwohl, Pembelajaran,Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi
Pendidikan Bloom, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 6.
11
13
Dimensi proses kognitif merupakan klasifikasi proses-proses kognitif siswa secara
komprehensif yang terdapat dalam tujuan-tujuan bidang pendidikan. Dalam dimensi
proses kognitif terdiri dari enam kategori.
Dimensi ini kata kerja dari Kompetensi Dasar dan soal-soal dianalisis berdasarkan
proses kognitif, dan dimasukkan sesuai dengan kategori dari kata kerja tersebut.
Untuk memudahkan dalam analisis maka perlu adanya penjelasan dari setiap kategori
dan kata kerja operasionalnya dipaparkan pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Dimensi Proses Kognitif
Kategori dan proses
Nama-nama lain
Definisi
kognitif
1. Mengingat: mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang
1.1 Mengenali
Mengidentifikasi
Menempatkan pengetahuan dalam
memori jangka panjang yang sesuai
dengan pengetahuan tersebut.
1.2 Mengingat kembali
Mengambil
Mengambil
pengetahuan
yang
relevan dari memori jangka panjang
2. Memahami: mengkontruksi makna dari materi pambelajaran, termasuk apa yang
diucapkan, ditulis dan digambar oleh guru
2.1 Menafsirkan
Mengklarifikasi,
Mengubah satu bentuk gambaran
Memparafrasaka,
menjadi bentuk lain
Merepresentasi,
Menerjemahkan
2.2 Mencontohkan
2.3 Mengklasifikasikan
2.4 Merangkum
Mengilustrasikan,
Menemukan contoh atau ilustrasi
Memberi contoh
tentang konsep atau prinsip
Mengkatagorikan, Menentukan sesuatu dalam satu
Mengelompokkan
kategori
Mengabstraksi,
Mengabstraksikan tema umum atau
Mengeneralisasi
poin-poin pokok
14
Kategori dan proses
Nama-nama lain
Definisi
kognitif
2.5 Menyimpulkan
Menyarikan,
Membuat kesimpulan yang logis
Mengekstrapolasi, dari informasi yang diterima
Mengiterpolasi,
Memprediksi
2.6 Membandingkan
Mengontraskan,
Menentukan hubungan antara dua
Memetakan,
ide, dua objek dan semacamnya
Mencocokkan
2.7 Menjelaskan
Membuat model
Membuat
model
sebab-akibat
dalam sebuah sistem
3. Mengaplikasikan: menerapkan atau menggunakan sesuatu prosedur dalam keadaan
tertentu.
3.1 Mengeksekusi
Melaksanakan
Menerapkan suatu prosedur pada
tugas yang familier
3.2 Mengimplementasikan
Menggunakan
Menerapkan suatu prosedur pada
tugas yang tidak familier
4. Menganalisis: memecah-mecah materi jadibagian-bagian penyusunnya dan
menentukan hubungan-hubungan antar bagian itu dan hubungan antar bagian-bagian
tersebut dan keseluruhn struktur atau tujuan.
4.1 Membedakan
4.2 Mengorganisasi
Menyendirikan,
Membedakan materi pelajaran yang
Memilih,
relevan dari yang tidak relevan
Memfokuskan,
bagian yang penting dari yang tidak
Memilah
penting
Menemukan,
Menentukan bagaimana elemen-
Koherensi,
elemn bekerja atau berfungsi dalam
Memadukan,
sebuah struktur
Membuat,
15
Kategori dan proses
Nama-nama lain
Definisi
kognitif
Garis
besar,
Mendeskripsikan
peran,
Menstrukturkan
4.3 Mengatribusikan
Mendekonstruksi
Menentukan sudut pandang, bias,
nilai atau mekasud dibelik meteri
pelajaran
5. Mengevaluasi: mengambil keputusan berdasarkan kriteria dan atau standar.
5.1 Memeriksa
5.2 Mengkritik
Mengoordinasi,
Menemukan
inkonsistensi
atau
Mendeteksi,
kesalahan dalam suatu proses atau
Memonitor,
produk, dan menemukan efektifitas
Menguji
prosedur yang sedang dipraktikkan
Menilai
Menemukan inkonsistensi antara
suatu produk dan kriteria eksternal
dan menemukan ketepatan suatu
prosedur
untuk
menyelesaikan
masalah
6. Mencipta: memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru dan
koheren atau untuk membuat sesuatu produk yang orisinil.
6.1 Merumuskan
6.2 Merencanakan
Membuat
Membuat
hipotesis-hipotesis
hipotesis
berdasarkan kriteria
Mendesain
Merencanakan
prosedur
menyelesaikan suatu tugas
6.3 Memproduksi
mengkonstruksi
Sumber: Anderson dan Karthwohl, 2010.
Menciptakan suatu produk
untuk
16
Psikologi pendidikan berpendapat bahwa ranah psikologis peserta didik yang
terpenting adalah ranah kognitif. Ranah kejiawaan ini yang berkedudukan pada otak,
dalam persepektif psikologi kognitif adalah sumber sekaligus pengendali ranah-ranah
kejiwaan lainnya, yaitu ranah efektif (rasa) dan ranah psikomotorik (karsa). Oleh
karena itu, pendidikan dan pengajaran perlu diupayakan sedemikian rupa agar ranah
kognitif peserta didik dapat berfungsi secara positif dan bertanggung jawab.12
b.Dimensi Pengetahuan
Pengetahuan merefleksikan spesifikasi domain, peran pengalaman dan konteks
sosial dalam mengkonstruksi dan mengembangkan pengetahuan. Dalam dimensi
pengetahuan terdapat empat jenis pengetahuan. Empat jenis pengetahuan yang akan
dijelaskan dapat membantu para pendidik memutuskan apa yang akan diajarkan.
Klasifikasi jenis-jenis pengetahuan dirancang untuk spesifikasi yang menengah, yaitu
tujuan pendidikan. Tingkat spesifikasi atau generalitas memungkinkan empat jenis
pengetahuan tersebut diterapkan untuk semua tingkat kelas dan mata pelajaran. 4
empat pengetahuan tersebut, yaitu Pengatahuan Faktual, Pengetahuan Konseptual,
Pengetahuan Prosedural, dan Pengetahuan Metakognitif.13
Pengetahuan faktual meliputi elemen-elemen dasar yang harus diketahui siswa
ketika akan mempelajari disiplin ilmu atau menyelesaikan masalah dalam disiplin
ilmu tersebut. dalam pengetahuan faktual terdiri dari dua sub jenis: 1) Pengetahuan
tentang terminologi. Pengetahuan ini melingkupi pengetahuan tentang label dan
simbol verbal dan nonverbal (misalnya, kata, angka, tanda dan gambar), dan 2)
Pengetahuan tentang detail-detail dan elemen-elemen yang spesifik. Pengetahuan ini
merupakan pengetahuan tentang peristiwa, lokasi, orang, tanggal, sumber informasi
dan semacamnya. Pengetahuan ini meliputi informasi yang mendetail dan spesifik.
12
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2010), h. 82.
13
Krathwohl, op.cit, h. 67.
17
Pengetahuan konseptual mencakup pengetahuan tentang kategori, klasifikasi dan
hubungan antar dua atau lebih kategori atau klasifikasi pengetahuan yang lebih
kompleks dan tertata. Pengetahuan konseptual meliputi skema, model mental, atau
teori yang implisit atau eksplisit dalam beragam model psikologi kognitif.
Pengetahuan konseptual terdiri dari tiga sub jenis: 1) Pengetahuan tentang klasifikasi
dan kategori. Pengetahuan ini meliputi kategori, kelas, divisi dan susunan yang
spesifik dalam disiplin-disiplin ilmu. Perlunya klasifikasi dan kategori dapat
digunakan untuk menstrukturkan dan mensistematisasikan fenomena. Pengetahuan
tentang klasifikasi dan kategori lebih umum dan sering lebih abstrak daripada
pengetahuan tentang terminologi dan fakta-fakta yang spesifik., 2) Pengetahuan
tentang prinsip dan generalisasi. Prinsip dan generalisasi dibentuk oleh klasifikasi dan
kategori. Umumnya merupakan bagian yang dominan dalam sebuah disiplin ilmu dan
digunakan untuk mengkaji fenomena atau menyelesaikan masalah-masalah dalam
disiplin ilmu tersebut. pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi mencakup
pengetahuan tentang abstraksi-abstraksi tertentu yang meringkas hasil-hasil
pengamatan terhadap suatu fenomena, dan 3) Pengetahuan tentang teori, model, dan
struktur. Pengetahuan ini meliputi pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi serta
antara keduanya yang menghadirkan pandangan yang jelas, utuh dan sistemik tentang
sebuah fenomena , masalah, atau materi kajian yang kompleks. Pengetahuan tentang
teori, model, dan struktur mencakup pengatahuan tentang berbagi paradigma,
epistemologi, teori dan model yang digunakan dalam disipin-disiplin ilmu untuk
mendeskripsikan, memahami, menjelaskan dan memprediksi fenomena.
Pengetahuan prosedural meliputi bagaimana melakukan sesuatu, mempraktikkan
metode-metode penelitian, dan kriteria-kriteria untuk menggunakan ketrampilan,
algoritma, teknik dan metode. Pengetahuan prosedural bergulat dengan pertanyaan
“bagaimana”, dengan kata lain pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan
tentang beragam proses. Pada pengetahuan ini terdiri dari tiga subjenis: 1)
Pengetahuan tentang ketrampilan dalam bidang tertentu dan algoritme, 2)
Pengetahuan tentang teknik dan metode dalam bidang tertentu. Pengetahuan ini
18
mencakup pengetahuan yang umumnya merupakan hasil konsensus, kesepakatan atu
ketentuan dalam disiplin ilmu, bukan hasil pengamatan atau eksperimen atau
penemuan langsung. Pada umumnya pengetahuan ini menunjukkan bagimana para
ilmuan dalam bidang mereka berpikir dan menyelesaikan masalah-masalah, bukan
hasil penyelesaian masalah atau pemikiran, 3) Pengetahuan tentang kriteria untuk
menentukan kapan harus menggunakan prosedur yang tepat.
Pengetahuan metakognitif meliputi pengetahuan tentang kognisi secara umum dan
kesadaran dan pengeahuan tentang kognisi diri sendiri. Pada pengetahuan ini meliputi
tiga subjenis:
1) Pengetahuan strategis.
Pengetahuan strategis
merupakan
pengetahuan perihal strategi-strategi belajar dan berpikir serta pemecahan masalah.
Pengetahuan ini mencakup strategi-strategi umum umum untuk menyelesaikan
masalah (problem solving) dan berpikir, 2) Pengetahuan tentang tugas-tugas kognitif,
3) Pengetahuan diri. Pengetahuan ini mencakup pengetahuan tentang kekuatan dan
kelemahan diri sendiri dalam kaitannya kognisi dan belajar.
Keempat Kategori-kategori pada dimensi pengetahuan dianggap kontinum dari
yang kongkrit sampai yang abstrak. konseptual dan prosedural mempunyai tingkat
keabstrakan yang berurutan, misalkan pengetahuan prosedural lebih konkret
ketimbang pengetahuan konseptual yang paling abstrak.14 Menurut teori kontruktivis
bahwa satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah guru tidak
hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada peserta didik. Peserta didik harus
membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya.15 Penjabaran dimensi proses
kognitif dan dimensi pengetahuan dapat dilihat melalui Tabel 2.4.
14
Ibid., h.6.
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2010), h. 28.
15
19
Tabel 2.4 Dimensi Proses Kognitif dan Dimensi Pengetahuan
Factual
Remember
Understand
Apply
Analyze
Evaluate
Create
List
Summarize
Classify
Order
Rank
Combine
Describe
Interpret
Experim-
Explain
Assess
Plan
Differen
Conclude
Compose
Knowledge
Conceptual
Knowledge
Procedural
ent
Tabulate
Predict
Knowledge
Calculate
tiate
Sumber: Anderson dan Karthwohl, 2010.
3. Pengetahuan Faktual
Pengetahuan faktual berhubungan dengan hal-hal yang perlu diingat kembali,
seperti batasan, peristilahan, pasal, hukum, dan rumus. Pada dimensi pengetahuan
faktual soal disajikan berupa pengetahuan yang deklaratif. Pada dimensi proses
kognitif, pengetahuan yang disajikan berupa ingatan dan pemahaman.
Students who have forgotten principles of algebra will be unable to apply them to
solve problems or use them as a foundation for learning calculus (or physics,
economics, or other related domains), and students who do not remember what
operant conditioning is will likely have difficulties applying it to solve behavioral
problems. We are not advocating that students spend their time robotically
memorizing facts; instead, we are acknowledging the important interplay between
memory for a concept on one hand and the ability to comprehend and apply it on
the other.16
Penjabaran tersebut menjelaskan bahwa kegiatan mengingat bukanlah tujuan
utama, namun interaksi antar memori untuk sebuah konsep di satu sisi dan
kemampuan untuk memahami dan menerapkannya di sisi lain.
According to the Fink scheme, foundational knowledge includes knowledge and
understanding of basic facts, ideas, and perspectives. Foundational knowledge
also includes understanding the conceptual structure of factual knowledge within
a subject, essential when applying factual knowledge in other areas.
Dunlosky et. al., Improving Student’s Learning With Effective Learning Techniques:
Promising Directions From Cognitive and Educational Psychology. Psychology Science in the Public
Internet, 2013, h. 7.
16
20
Foundational knowledge is also essential for other kinds of learning to be useful,
hence the term foundational.17
Pengetahuan dasar menurut Fink mencakup pengetahuan dan pemahaman faktafakta dasar, gagasan, dan perspektif. Pengetahuan dasar juga mencakup pemahaman
akan struktur konseptual pengetahuan faktual dalam mata pelajaran, penting ketika
menerapkan pengetahuan faktual di bidang lain. Pengetahuan dasar juga penting
untuk beberapa jenis mata pelajaran untuk memperoleh manfaatnya, oleh karena itu
dinamakan pengetahuan dasar.
Factual knowledge includes the discrete facts and basic elements that experts use
when communicating about their discipline, understanding it, and organizing it
systematically; there is little abstraction to factual knowledge.18 Bila diterjemahkan
pengetahuan faktual meliputi fakta terpisah dan elemen dasar yang digunakan para
ahli ketika berkomunikasi tentang disiplin keilmuannya, memahaminya, dan
pengorganisasian secara sistematis; terdapat sedikit abstraksi pengetahuan faktual.
Definisi yang tertera di atas, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan faktual adalah
suatu pengetahuan yang bersifat fakta dan diperlukan kemampuan menyimpan
memori yang baik untuk dapat mengingat kembali.
4. Memori
a. Pengertian Memori
Memori merupakan bagian yang vital bagi kehidupan manusia. Memori berasal
dari bahasa Inggris, yaitu memory yang berarti ingatan. Kamus Psiologi
mendefinisikan memori adalah fungsi kognitif untuk
mempertahankan dan
mengambil informasi tentang gambar dan peristiwa masa lalu, sistem untuk
penyimpanan informasi, dan nformasi yang tersimpan (yaitu apa yang bisa kita
ingat).19
17
Wirth & Perkins - Learning to Learn. Presentation on Intentional Learners at 2007
Innovations Conferenc, h.8.
18
Mary J. Pickard, The New Bloom’s Taxonomy Science , Journal of Family and Consumer
Sciencs Education, Vol. 25, No. 1, Spring/Summer 2007, h. 48.
19
David A. Statt, op.cit., h. 85.
21
Memory is quite clearly one of the most important capacities of man and the other
animals. It is through memory that experiences of the past influence our present
thoughts, plans, and action. Without memory, of course we would be unable to
learn. It is difficult to imagine a human being lacking the ability to record
experiences. Some signs of memory are usually seen even in the most severecase of
mental retardation. In the most general sense, memory refers to the lasting effect
of stimulation-that is, the effect that remains after the stimulus is gone.20
Memori adalah salah satu kapasitas yang paling penting dari manusia dan hewan
lainnya. Ini adalah melalui memori bahwa pengalaman masa lalu mempengaruhi kita
sekarang pikiran, rencana, dan tindakan. Tanpa memori, tentu saja kita tidak akan
mampu untuk belajar. Sulit untuk membayangkan seorang manusia tidak memiliki
kemampuan untuk merekam pengalaman. Beberapa tanda-tanda memori biasanya
terlihat bahkan dalam kasus yang paling parah keterbelakangan mental. Dalam arti
yang paling umum, memori mengacu pada efek abadi stimulasi-yaitu, efek yang
tersisa setelah stimulus itu hilang.
Memori tidak terlepas dari kehidupan manusia untuk membangun peradaban yang
lebih baik. Para peneliti psikologi meneliti tentang bagaimana otak dapat menyimpan
suatu memori.
Memori kerja adalah istilah yang digunakan para psikologi untuk menyatakan
kemampuan yang kita miliki untuk menyimpan dan memanfaatkan informasi di
dalam pikiran dalam jangka waktu singkat. Memori kerja memberikan ruang kerja
mental atau buku catatan yang digunakan untuk menyimpan informasi penting
dalam kehidupan sehari-hari.21
Memori atau Ingatan juga merupakan proses biologi, yakni informasi diberi kode
dan dipanggil kembali, dalam ingatan terdapat kumpulan reaksi elektrokimia yang
rumit, yang diaktifkan melalui saluran indrawi dan disimpan dalam jaringan syaraf
yang sangat rumit dan unik diseluruh bagian otak.
20
James L. McGaugh, Learning And Memory An Introduction, (San Fransisco: Albion
Publishing Company, 1973), h. 34.
21
Susan E. Gathercole dan Tracy Packiam, Memori Kerja dan Proses Belajar, (Jakarta: PT
Macanan Jaya Cemerlang, 2009), h. 2.
22
Definisi di atas dapat disimpulkan bahwa memori atau ingatan merupakan
pembentuk jati diri manusia dan merupakan pembeda dari makhluk hidup yang lain,
ingatan menjadi jembatan manusia dengan masa lalu yang berupa pengalaman atau
informasi. Ingatan bukan merupakan suatu objek yang dapat dilihat dilihat dengan
mata atau menggunakan organ tubuh yang lain, tetapi ingatan merupakan sesuatu
yang abstraksi yang sifatnya dinamis dan dapat berkembang sejalan dengan informasi
yang didapat dan disimpan.
Memori merupakan proses mental anugerah dari Allah SWT. Penggunaan memori
atau ingatan tidak dapat terlepas dari seluruh kegiatan manusia. Proses mental
manusia erat kaitannya dengan kegiatan berpikir, melihat, memahami, dan
mengingat. Belajar selalu berhubungan dengan proses mengumpulkan informasi,
menghapal, atau mengingat fakta-fakta dalam bentuk materi pelajaran.
b. Tiga Tahapan Mengingat
Proses mengingat informasi terdapat tiga tahap yaitu Penyandian (encoding),
Penyimpanan, dan Pemanggilan kembali. Tiga tahapan tersebut akan membentuk
sistem memori dalam otak.
Penyandian (encoding), yaitu memasukan informasi kedalam memori.22 Proses
penyandian terbagi menjadi tiga macam: 1) Penyandian akustik, informasi yang
disandikan dalam memori, memasuki penyandian tertentu dan informasi yang
diterima terdiri dari butiranbetiran verbal seperti angka, huruf dan kata, 2)
Penyandian visual, yakni informasi yang disandikan dalam memori berdasarkan apa
yang dilihat, dan 3) Penyandian makna, dalam penyandian ini materi verbal
didasarkan pada makna disetiap kata. Penyandian ini terjadi jika butir itu adalah kata
yang terisolasi, tetapi akan lebih jelas jika butir-butir itu adalah kalimat.
22
John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Salemba Humanika, 2009), Edisi 3, buku
1, h. 359.
23
Penyimpanan merupakan penahanan informasi setiap waktu.23 Penyimpanan
informasi merupakan mekanisme yang penting dalam memori. Dalam sistem
penyimpanan ini sangat mempengaruhi terhadap jenis ingatan atau memori pada
manusia.
Pemanggilan
kembali
adalah
proses
mengeluarkan
informasi
dari
penyimpanan.24 Pada proses ini, informasi yang telah disimpan dapat ditemukan atau
diingat kembali.
Tahapan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa merupakan pengelolaan
seluruh informasi yang telah diperoleh, kemudian diproses yang berguna bagi
manusia dalam melakukan segala aktivitas, salah satunya dalam proses belajar. Tiga
tahapan dalam memori digambarkan pada gambar 2.1.
Penyimpanan
Pengulangan
Memasukkan
nnnn
Mempertahankan
Pengambilan
ke dalam
ke dalam memori
dari memori
Pengodean
memori
memori
Gambar 2. 1. Tiga Tahapan Memori
Sumber : Rita. L. Atkinson, dkk 1987
c. Durasi Memori
Proses penyimpanan dan dan pengulangan, memori yang disimpan terdiri atas
tiga macam durasi, yaitu Memori Sensoris, Memori Jangka Pendek, dan Memori
Jangka Panjang.
Memori sensoris, yaitu penyimpanan informasi dalam bentuk sensoris aslinya
hanya untuk waktu sekejap, tidak lebih lama dari waktu singkat seseorang siswa
terpapar sensasi pengelihatan, pendengaran, dan lainnya. Memori jangka pendek,
yaitu sistem memori dengan kapasitas yang terbatas dimana informasi disimpan
23
24
Santrock, loc. cit.
Santrock, loc. cit.
24
selama 30 detik, kecuali informasi tersebut diulang atau kalau tidak diproses lebih
lanjut, karena jika diproses informasi akan bias disimpan lebih lama. Memori jangka
panjang, yaitu memori penyimpanan yang menyimpan banyak sekali informasi untuk
periode waktu yang lama dalam cara yang relatif permanen. 25 Proses penyimpanan
memori dari memori sensori hingga memori jangka panjang digambarkan pada
gambar 2.2.
Memori sensoris
Masukkan
sensoris
Memori jangka pendek
Pengulangan
kembali
Memori jangka panjang
Penyimpanan
Pengulangan
Perhatian
Gambar 2. 2. Proses Penyimpanan Memori.
Sumber : Atkinson dan Shiffrin
Dalam model ini, input sensoris masuk ke memori. Melalui proses pengulangan,
informasi akan dipindahkan ke memori jangka pendek, dan berada di sana selama 30
detik atau kurang, kecuali jika dilakukan pengulangan. Tahap selanjutanya informasi
akan masuk ke dalam memori jangka panjang. Informasi dapat diambil kembali
ketika informasi tersebut dibutuhkan melalui memori jangka pendek.
Informasi yang diterima dalam tiga durasi memori berbeda-beda. Perbedaan
tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.5.
25
Santrock, op. cit., h. 364.
25
Tabel 2.5. Perolehan Informasi
Atribut
Kapasitas
Memori Jangka
Pendek
Membutuhkan
perhatian
Tidak
Perhatian
yang
memungkinkan
berkelanjutan
Salinan masukan Fonemik.
informasi secara Kemungkinan secara
harfiah
visual.
Kemungkinan secara
semantik
Besar
Kecil
Kehilangan
informasi
Aus/kemerosotan Pengantian.
Mungkin aus.
Masuknya
informasi
Penyimpanan
informasi
Bentuk informasi
Penyimpanan
Sensoris
Prettentative
Jangka
waktu ¼ - 2 detik
untuk melacak
Membaca
Pemanggilan
dengan keras
kembali
Hingga 30 detik
Memori Jangka
Panjang
Pengulangan informasi
Repetisi
Sebagian besar semantik.
Beberapa auditori dan
visual
Batas
yang
tidak
diketahui
Kemungkinan
tidak
hilang.
Kehilangan kemampuan
untuk mengakses atau
membedakan
karena
adanya gangguan.
Menit hingga tahunan
pemanggilan
Kemungkinan terjai Petunjuk
kembali.
secara otomatis.
Item berada dalam Proses penvarian yang
memungkinkan.
kesadaran.
Petunjuk
sementara/fonem.
Sumber: “Levels of processing: A framework for memory research,” oleh F. I. M
Craik dan R. S. Lockhart, 1972, Journal of Verval Learning and Verbal Behavior, 11,
671-684. Accademic Press Inc.
26
5. Lupa
Suatu informasi dapat menjadi bagian dari memori apabila terjadi perubahan
fungsional dan struktural secara menetap pada otak.26 Suatu informasi dapat
mengalami kegagalan dalam proses mengingat atau yang disebut dengan lupa. Lupa
didefinisikan
sebagai
ketidakmampuan
untuk
mengingat,
mengenali,
atau
memunculkan kembali hal yang pernah dipelajari.27
The loss of the ability to recall something that has been learned. Anything that
makes its way into long term memory is perhaps never wholly lost except through
brain damage. Forgetting is likely to be caused by a lack of a stimulus sufficient to
retrieve the memory, or else is the result of repressing the memory into the
unconscious because of the emotional pain it causes.28
Pernyataan tersebut memiliki arti bahwa lupa adalah hilangnya kemampuan untuk
mengingat sesuatu yang telah dipelajari. Ingatan jangka panjang mungkin tidak
pernah sepenuhnya hilang kecuali adanya kerusakan otak. Lupa mungkin disebabkan
oleh kurangnya stimulus yang cukup untuk mengambil memori, atau hasil dari
adanya tekanan memori ke dalam alam bawah sadar karena rasa sakit emosional.
Lupa (forgetting) ialah hilangnya kemampuan untuk menyebut atau memperoduksi
kembali apa-apa yang sebelumnya telah kita dipelajari.29 Lupa adalah fenomena
psikologis, suatu proses yang terjadi di dalam kehidupan mental.30 Lupa dapat
disebabkan oleh beberapa faktor31: Pertama, kondisi fisik, seperti kelelahan,
ketidaknyamanan atau rasa sakit, tingkat rangsangan. Kedua, Faktor kognitif berupa
perhatian dan konsentrasi. Ketiga, Faktor emosional berupa stress, kekhawatiran,
kesedihan dan kebahagiaan. Keempat, faktor lingkungan: bunyi, bau, tingkat
pencahayaan. Kelima, tuntutan kerja seperti mudah (membosankan/biasa) hingga
26
Very Julianto dan Magda Bhinnety, The Effect of Reciting Holy Qur’an toward Short-term
Memory Ability Analysed trought the Changing Brain Wave, Jurnal Psikologi, Vol. 38, No. 1., Juni
2011, h. 18.
27
Jo Iddon, Memory Boosters Penguat Ingatan. ( Jakarta: Erlangga, 2006), h. 22.
28
David A. Statt, op.cit., h. 56.
29
Muhibbin Syah, op. cit., h. 155.
30
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rhineka Cipta, 2011), h. 207.
31
Jo Iddon, op. cit., h. 24
27
menantang (rumit/berat). Keenam, meta-memori berupa pengetahuan mengenai
kemampuan ingatan terhadap berbagai hal.
Lupa adalah hal yang manusiawi, namun lupa menjadi lawan bagi para pelajar
ataupun sesorang yang mengandalkan ingatan dalam pekerjaan. Lupa dapat
diminimalisasi dengan beberapa cara, yaitu Overlearning, Extra Study Time,
Mnemonic Device, Pengelompokkan, Latihan Terbagi, dan Pengaruh Letak
Bersambung.32 Overlearning (belajar lebih) artinya upaya belajar yang melebihibatas
penguasaan dasar atas pelajaran tertentu. Extra study time (tambahan waktu belajar)
ialah upaya penambahan alokasi waktu belajar atau penambahan frekuensi
(kekerapan) aktivitas belajar. Mnemonic device (muslihat memori) yang sering juga
hanya disebut mne-monic itu berarti kiat khusus yang dijadikan “alat penggait”
mental untuk memasukkan itwm-item informasi ke dalam sistem akal siswa.
Pengelompokkan (clustering) ialah menata ulang item-item materi menjadi
kelompok-kelompok kecil yang dianggap lebih logis dalam arti bahwa item-item
tersebut memiliki signifikansi dan lafal yang sama atau sangat mirip. Lawan latihan
terbagi (distributed practice) adalah latihan terkumpul (massed practice) yang sudah
dianggap tidak efektif karena mendorong siswa melakukan cramming. Dalam latihan
terbagi siswa melakukan latihan-latihan dengan alokasi waktu yang pendek dan
dipisah-pisahkan di antara waktu-waktu istirahat. Pengaruh letak bersambung (the
serial position effect), siswa dianjurkan menyusun daftar kata-kata (nama, istilah, dan
sebaginya) yang diawali dan diakhiri dengan kata-kata yang harus diingat. Kata-kata
yang harus diingat siswa tersebut sebaiknya ditulis dengan warna yang mencolok agar
tampak sangat berbeda dari kata-kata lainnya yang tidak perlu diingat.
32
Muhibbin Syah, op. cit., h. 158-161.
28
6. Metode Mnemonic System
a. Pengertian Metode Mnemonic System
Belajar adalah suatu cara untuk memasukkan informasi ke dalam system berpikir
manusia. Belajar secara formal di sekolah biasanya dilakukan dengan berbagai
metode dan didukung oleh penggunaan media. Tetapi, dengan banyaknnya informasi
yang didapat oleh siswa, tidak semua informasi dapat diingat. untuk mengingat
berbagai macm informasi pengetahuan faktual diperlukan suatu metode belajar yang
mendukung. Metode belajar tersebut misalnya Mnemonic System.
Mnemonik berasal dari mitologi Yunani, yaitu Mnemosyne, yang adalah ibu dari
sembilan muse (semacam tokoh pujangga) dalam bidang kesenian dan ilmu
pengetahuan. Memori dianggap sebagai keterampilan mental tertua dan yang
paling dikagumi, memori dianggap sebagai induk dari segala keterampilan lain.
Diyakini bahwa jika kita tidak memiliki memori, kita tidak akan pernah memiliki
ilmu pengetahuan, kesenian, maupun logika.33
Kamus Oxford mengartikan mnemonic adalah desain untuk membantu ingatan.
Instruksi mnemonic mengacu pada instruksi atau strategi belajar yang terancang
secara khusus untuk mengingatkan memori. Hal ini dimaksudkan untuk memodifikasi
atau mengubah informasi yang bisa dipelajari dan bertujuan menghubungkan
langsung dengan informasi dimana para pembelajar segera dapat mengetahuinya.
Mnemonik adalah suatu teknik yang meningkatkan penyimpanan dan pengambilan
informasi dalam memori.34 Dewasa ini kata mnemonic mengacu pada teknik-teknik
pemacu ingatan secara umum. Strategi Mnemonik terkumpulkan dari berbagai
artikel-artikel penelitian yang digunakan untuk mempelajari nama orang, bahasa
asing, Negara, ibukota, huruf-huruf alphabet dan pengejaan beberapa nama. Metode
mnemonik tidak menjamin informasi yang masuk akan tetap diingat, sebab untuk
menyimpan informasi ke dalam memori jangka panjang setidaknya butuh banyak
pengulangan. Berbagai pendapat para ahli di atas, maka peneliti menyimpulkan
bahwa Mnemonic adalah suatu cara yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran
33
34
Robert L. Solso, op.cit., h. 266.
Robert L. Solso, loc. cit.
29
untuk membantu siswa dalam mengingat pelajaran dan memudahkan dalam
mengulang atau mengingat kembali informasi.
b. Prinsip-Prinsip Mnemonic System
Teknik mnemonic bekerja sesuai dengan prinsip-prinsip penyandian memori
jangka panjang, yaitu pemaknaan, asosiasi, imajinasi, organisasi, dan pengulangan.35
Makna atau kesan yang dimiliki seseorang terhadap informasi. Hal tersebut
menunjukkan bahwa pemaknaan informasi yaitu kesan yang dibentuk pada informasi
ketika informasi tersebut disandikan.
Asosiasi merupakan hubungan antara suatu informasi baru dengan pengetahuan
yang telah dimiliki sebelumnya (Buzan, 2003). Hal tersebut berarti suatu hal baru
akan lebih mudah diingat bila memiliki kaitan dengan pengetahuan atau engalaman
yang dimiliki seseorang sebelunya. Asosiasi tersebut berfungsi sebagai pengait atau
isyarat dalam memanggil informasi. Dengan demikian apabila seseorang mengingat
asosiasi dari informasi, secara otomatis informasi tersebut akan ikut diingat.
Imajinasi merupakan gambaran mengenai sesuatu di dalam pikiran. Penggunaan
imajinasi dalam penyandian memori dilakukan dengan membayangkan informasi
tersebut mengenai detailnya, mulai dari ukuran, bentuk, warna suara dari informasi
tersebut.
Organisasi merupakan pengelomppokkan dan pembagian item informasi ke dalam
unit-unit yang lebih sederhana atau chunking. Berfungsi untuk meningkatkan
kapasitas memori jangka pendek dengan cara penyederhanaan yang kemudian
ditransfer ke dalam memori jangka panjang. Tujuan dari organisasi tersebut yaitu
untuk mempermudah pencarian terhadap item yang diingat.
Informasi yang diulang-ulang membuat informasi tersebut lebih kuat dalam
memori jangka pendek dan informasi yang cukup kuat memudahkan dalam transfer
35
Abdul Halim et.al, Keefektifan Teknik Mnemonic untuk meningkatkan Memori Jangka
Panjang Pembelajaran Biologi pada Siswa Kelas VIII SMP Al-Islam Surakarta, Vol. 1, No. 2, Jurnal
Ilmiah Psikologi Candrajiwa, 2012.
30
ke dalam memori jangka panjang. Informasi yang sudah tersimpan dalam memori
jangka panjang memiliki kemudahan untuk dapat diingat kembali.
c. Metode Mnemonic
Ada beberapa teknik dalam metode mnemonik yang dapat dipakai dengan
spesifikasinya masing-masing, yaitu; loci, pegword, rima, akronim, dan akrostik.
Metode Loci adalah cara megingat sesuatu dengan cara menghubungkannya
dengan tempat yang paling dikenal dan dengan kesan yang berlebih-lebihan. Teknik
ini biasa dipakai oleh orator untuk menghapalkan teks pidatonya, teknik loci ini juga
bisa disebut sebagai teknik tempat, sebab cara ini mengkombinasikan antara memori
visul atau asosiasi fakta dengan tempat. Metode loci adalah bentuk asosiasi materi
yang ingin dipelajari dengan bentuk visual suatu lokasi.36 Metode loci adalah metode
yang mengasosiasikan objek-ojek tertentu dengan tempat-tempat tertentu.37
Urutan yang akan dipakai dalam teknik loci adalah sebagai berikut: pilihlah tempat
yang selalu diingat sehari-hari seperti ruangan tamu yang terdiri dari shofa, pesawat
televisi, lampu dan lukisan dinding. Setelah itu pilihlah fakta yang akan diingat,
selanjutnya pilih elemen-elemen yang berkaitan dengan kelima tempat di ruangan
tersebut dan kemudian ciptakan gambaran visual yang menghubungkan informasi
dengan barang-barang dari ruangan tamu tersebut. Setelah itu munculkan gambarangambaran tersebut beberapa kali sehari selama tiga atau empat hari.
Teknik pegword atau pancang adalah teknik untuk melatih daya ingat dengan cara
mempelajari satu daftar kata-kata pancang dengan membayangkannya secara visual.
Teknik pancang adalah cara untuk melatih daya ingat dengan cara membuat kata-kata
pancang dan membayangkannya secara visual. Teknik ini dikembangkan oleh Henry
Herkson pada tahun 1600 dengan menghubungkan satu digit angka tersebut dengan
barang-barang yang menyerupai angka tersebut. Seperti angka satu dengan lilin,
36
Margaret W. Matlin, Cognitive Psychology 7th Edition, (Asia: John Wiley & Sons, 2009), h.
37
Robert L. Solso, op. cit., h. 227.
173.
31
angka tiga dengan trisula. Prinsip dari teknik ini adalah menggantungkan fakta yang
akan diingat kepada kata pancang yang telah dibuat.
Irama atau nyayian sering digunakan untuk memudahkan siswa menghafal
bermacam-macam hal. Contohnya adalah mengingat nama-nama hari, nama-nama
bulan, dan mengingat nama-nama Nabi.
Guru dapat membantu siswa mengingat fakta dengan menyajikan pelajaran secara
terorganisasi dan dengan mengjarkan siswa menggunaan strategi memori yang
disebut mnemonik.38 Salah satu metode mnemonik yang sering digunakan adalah
metode akronim.
Akronim atau singkatan adalah kata yang dibentuk dari huruf atau huruf-huruf
awal, atau masing-masing bagian dari sekelompok kata, atau istilah gabungan.39
Akronim merupakan kombinasi huruf pertama setiap kata dan membentuk suatu kata
baru yang dapat membantu proses mengingat dari kata-kata yang asli.40
Singkatan memiliki arti yang berbeda dengan akronim. Berikut adalah perbedaan
antara singkatan dan akronim menurut EYD:41
Singkatan ialah bentuk singkat yang terdiri atas satu huruf atau lebih. Pertama,
singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti dengan tanda
titik. Contohnya: M. Abdullah, S. Pd. (Muhammad Abdullah Sarjana Pendidikan).
Kedua, singkatan nama resmi lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, badan atau
organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan
huruf capital dan tidak diikuti dengan tanda titik. Contohnya adalah: DPR (Dewan
Perwakilan Rakyat), MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyar), dan KPK (Komisi
Pemberantasan Korupsi). Ketiga, singkatan kata yang berupa gabungan huruf diikuti
dengan tanda titik. Contohnya: jml. (jumlah), kpd. (kepada), dan hlm. (halaman).
38
Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan Edisi 9, (Jakarta: Erlangga, 2011), h. 265.
Bobbi Deporter and Mike Hernacki, Quantum Learning, (New York: Dell Publishing,
1992), h. 236.
40
Ann Dillon, Making Connection : study skills, reading and writing, (USA: Thompson
corporation, 2007), h. 139.
41
Yuanita Fitriany,EYD dan Kaidah Bahasa Indonesia, (Jakarta: TransMedia Pustaka, 2015),
h. 23.
39
32
Keempat, singkatan gabungan kata yang terdiri atas tiga huruf diakhiri dengan tanda
titik. Contohnya: dll. (dan lain-lain), dsb. (dan sebagainya), dan Yth. (Yang
terhormat). Kelima, singkatan gabungan kata yang terdiri atas dua huruf (lazim
digunakan dalam surat-menyurat) masing-masing diikuti oleh tanda titik. Contohnya:
a.n. (atas nama), d.a. (dengan alamat), dan s.d. (sampai dengan). Keenam, lambang
kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda
titik. Contohnya: Rp (Rupiah), Ca (kalsium), dan kg (kilogram).
Akronim adalah singkatan dari dua kata atau lebih yang diperlakukan sebagai
sebuah kata. Pertama, akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal unsurunsur nama diri ditulis seluruhnya dengan huruf capital tanpa tanda titik. Contohnya:
SIM (Surat Izin Mengemudi), dan ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia).
Kedua, akronim nama diri yang berupa singkatan dari beberapa unsure ditulis dengan
huruf awal capital. Contohnya: Undip (Universitas Diponegoro), dan Akpol
(Akademi Polisi). Ketiga, akronim bukan nama diri yang berupa singkatan dari dua
kata atau lebih ditulis dengan huruf kecil. Contohnya: pemilu (pemilihan umum), dan
tilang (bukti pelanggaran).
Definisi akronim yang telah disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa akronim
adalah suatu metode yang menggabungkan huruf pertama setiap kata yang ingin
diingat, sehingga menjadi sebuah kata lebih ringkas dan mudah diingat. Teknik ini
berguna untuk mengingat kata-kata spesifik dan memudahkan dalam mengingat
materi pembelajaran faktual.
Langkah untuk menciptakan akronim yaitu: Pertama, tuliskan daftar informasi
yang dibutuhkan untuk belajar dalam frasa bermakna. Kedua, Lingkarai atau
menggarisbawahi kata kunci di setiap frase. Ketiga, tuliskan huruf pertama dari setiap
kata kunci. Keempat, mengatur ulang huruf menjadi singkatan mengesankan. Kelima,
praktekan asosiasi dari akronim untuk kata kunci dan kemudian dari kata kunci ke
frase yang berarti.
33
1. Akrostik
Sebuah pembelajaran pasti memerlukan ingatan sehingga kita perlu mengetahui
sebuah cara, model, teknik, strategi metode dan pendekatan pembelajaran untuk
merekam dan supaya ingatan kita kuat. Ada banyak model, pendekatan atau strategi
pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli dalam usaha mengoptimalkan hasil
belajar siswa.
Model Pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
secara sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas
pembelajaran.
Metode merupakan salah satu strategi atau cara yang digunakan oleh guru dalam
proses pembelajaran yang hendak dicapai, semakin tepat metode yang digunakan oleh
seorang guru maka pembelajaran akan semakin baik. Metode berasal dari kata
methodos dalam bahasa Yunani yang berarti cara atau jalan.
Dalam dunia psikologi, metode berarti prosedur sistematis (tata cara yang
berurutan) yang biasa digunakan untuk menyelidiki fenomena (gejala-gejala)kejiwaan
seperti metode klinik, metode eksperimen, dan sebagainya.42 Metode adalah cara atau
prosedur yang dipergunakan oleh fasiliator dalam interaksi belajar dengan
memperhatikan keseluruhan sistem untuk mencapai suatu tujuan.43
Definisi metode pembelajaran yang telah disebutkan, dapat disimpulkan bahwa
metode pembelajaran merupakan sebuah perencanaan yang utuh dan bersistem dalam
menyajikan materi pelajaran. Metode pembelajaran dilakukan secara teratur dan
bertahap dengan cara yang berbeda-beda untuk mencapai tujuan tertentu dibawah
kondisi yang berbeda.
42
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010), h. 198.
43
Triyo Supriyanto et. all., Strategi Pembelajaran Partisipatori di Perguruan Tinggi,
(Malang: UIN-Malang Press, 2006), h. 118.
34
Satu cara yang baik untuk memanggil ingatan adalah dengan mengingat semua
atau sebagian kode yang digunakan untuk menyimpannya.44 Salah satu teknik
mengingat yang dianggap sederhana dan mudah digunakan adalah teknik akrostik
atau biasa disebut jembatan keledai.
Akrostik adalah susunan kata yang tidak selalu menggunakan huruf pertama dan
tidak selalu menghasilkan singkatan dalam bentuk satu kata, melainkan informasi
yang diingat dalam akrostik dapat berbentuk kalimat atau frase tertentu. Akrostik
merupakan pendukung ingatan dengan cara menciptakan seluruh kalimat dengan
huruf pertama dari setiap kata untuk diingat.45
The first letter strategy organizes the information into meaningful chunks and
provides cues to help the student recall the target information. The cues provided
by the first letter are, however, minimal and may not be sufficient to help some
learners. Additionally, the target information must already be familiar and
meaningful to the learner.46
Definsi akrostik yang telah disebutkan,dapat disimpulkan bahwa teknik akrostik
adalah cara yang dilakukan guru untuk memudahkan siswa dalam mengingat sebuah
materi yang sedang diajarkan. Akrostik dapat digunakan sebagai alternatif metode
belajar untuk siswa.
Langkah untuk menciptakan akrostik yaitu: Pertama, tuliskan daftar frasa yang
pada baris terpisah. Kedua, lingkari atau menggarisbawahi huruf pertama dari setiap
kalimat. Ketiga, tulis huruf pertama dari setiap kata kunci pada baris baru. Keempat,
buat kalimat (akrostik) dari huruf pertama dari setiap kata kunci. Kelima, praktekan
asosiasi dari akrostik .
44
Fred B. Chernow, The Sharper Mind, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka, 1997), h. 5.
Division for Learning Disabilities (DLD) and Divisoin for Research (DR) of The Council
for Exceptional Children, A focus On Mmenonic Instruction Issue 5, Summer 2001.
46
Ibid.
45
35
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang berhubungan dengan penerapan metode Mnemonic
System antara lain adalah sebagai berikut, penelitian yang dilakukan Drs. Budiman,
M.Si (Dosen pada Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah) dengan
judul penelitian “Ketuntasan Hasil Belajar Trigonometri Melalui Penerapan
Mnemonics Di Kelas X SMA Negeri 1 Banda Aceh”, dikemukakan hasil penelitian
menunjukkan bahwa pembelajaran trigonometri dengan model mnemonic dapat
menuntaskan hasil belajar siswa, hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa
pembelajaran dengan model mnemonic dapat meningkatkan prestasi belajar
matematika siswa pada topik yang memerlukan hafalan, seperti pada topik dasar
trigonometri. Selain itu, hasil observasi menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
model mnemonics membuat suasana kelas menyenangkan sehingga siswa antusias
mendengar dan mengerjakan LKS. Hal ini antara lain disebabkan beberapa hal yang
sebelumnya sukar diingat, tetapi dengan menggunakan mnemonics dapat lebih mudah
diingat.47
Penelitian yang dilakukan oleh David Berry, PhD, LAT, ATC, EMT-B yang
berjudul “Learning with Mnemonics in a Therapeutic Modalities Course: Case
Report” dikemukakan hasil strategi mnemonic digunakan untuk meningkatkan daya
ingat dengan menghubungkan pengetahuan baru dengan kata-kata familiar dan
gambar yang sederhana, namun kuat. Ketika siswa membuat hubungan dengan
konsep pendidikan tak ternilai harganya dan merupakan sesuatu yang akan bertahan
selamanya. Banyak strategi yang digunakan di sini untuk mengambil beberapa waktu
untuk belajar. Tetapi, manfaat yang memungkinkan siswa untuk berpikir bebas
sementara mengasosiasikan pengetahuan kognitif dengan ide-ide dan bahan-bahan
47
Budiman. Ketuntasan Hasil Belajar Trigonometri Melalui Penerapan Model Pembelajaran
Mnemonics Di Kelas X SMA Negeri 1 Banda Aceh. Jurnal Serambi Akademica, Vol. I, No. 1, Mei
2013.
36
yang relevan dengan kehidupan siswa adalah apa yang membuat ajaran ini dan
strategi pembelajaran yang sangat berguna untuk mengingat informasi.48
Penelitian yang dilakukan oleh Mohammad Amiryousefi, dengan judul
“Mnemonic Instruction: A Way to Boost Vocabulary Learning and Recall”
dikemukakan hasil penelitian yang didapat adalah Salah satu bagian paling
menantang dari setiap pembelajaran bahasa adalah akuisisi kosakata. Perangkat
mnemonic adalah cara yang berguna untuk meningkatkan pembelajaran kosakata dan
mengingat.49
Penelitian yang dilakukan oleh Fatemeh Anjomafrouz dengan judul “Effect of
Using Mnemonic Associations on Vocabulary Recall of Iranian EFL Learner over
Time” dikemukakan hasil penelitian ini adalah untuk menilai apakah menggunakan
asosiasi mnemonic efektif dalam ruang kelas dan apakah itu cocok untuk penggunaan
praktis oleh siswa sebagai strategi pembelajaran. Data dianalisis mengungkapkan
bahwa menggunakan asosiasi mnemonic menyebabkan kinerja secara signifikan lebih
baik dari siswa dewasa ketika perbandingan dibuat dengan terhadap kelompok
eksternal kontrol (kelompok hafalan) dan kinerja yang lebih baik dari kelompok
orang dewasa dan remaja ketika perbandingan dibuat sehubungan dengan kelompok
pengendalian internal (ketika siswa tidak menggunakan asosiasi kelompok
mnemonic). Selain itu, kinerja yang lebih tinggi dari kelompok mnemonic yang
sering dilaporkan menggunakan sosiasi awal mengungkapkan bahwa asosiasi awal
memiliki peran penting pada mengingat kosakata siswa. Menurut temuan ini metode
berbasis mnemonic mungkin berubah menjadi berguna untuk kelompok usia yang
berbeda.50
48
David Berry, Learning with Mnemonics in a Therapeutic Modalities Course: A Case
Report, Jurnal Internasional Athletic Trainer’s Association, Vol. 5, September 2010.
49
Mohammad Amiryousefi. Mnemonic Instruction: A Way to Boost Vocabulary Learning
and Recall. Jurnal internasional University of Isfahan, Vol. 2, No. 1, Januari 2012
50
Fatemeh Anjomafrouz. Effects of Using Mnemonic Associations on Vocabulary Recall of
Iranian EFL Learners over Time. Jurnal Internasional Canadian Center of Science and Education,
Vol. 2, No. 4, Juli 2012.
37
C. Kerangka Berpikir
Biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup. Ilmu yang ada
didalamnya bukan hanya mengenai konsep-konsep dan suatu alur prosedural, tetapi
juga pengetahuan faktual.
Pengetahuan faktual bersifat ingatan. Siswa harus mengingat tentang konsep,
nama, tokoh, dan fakta. Proses pembelajaran biologi tanpa menggunakan suatu
metode dalam mengingat pengetahuan faktual akan menyulitkan siswa ketika
melaksanakan ujian dan pelajaran yang diperoleh tidak tersimpan dalam system
ingatan jangka panjangnya.
Untuk memudahkan siswa dalam mengingat pengetahuan faktual tersebut,
digunakan suatu metode yang dapat mendukung proses mengingat siswa. Metode
pembelajaran tersebut adalah Mnemonic System.
Mnemonic System sudah menjadi hal yang umum diterapkan disekolah, banyak
pula penelitian yang menunjukkan hasil positif terhadap penggunaan Mnemonic
System dalam kegiatan pembelajaran. Penggunaan Mnemonic System yang tepat
untuk memudahkan mengingat pengetahuan faktual digunakan metode Mnemonic
System Akronim dan Akrostik.
Penerapan metode yang berbeda antara metode mnemonic akronim dan akrostik
akan berbeda pula pengetahuan faktual yang akan dicapai, siswa juga akan
memperoleh pengalaman berbeda dengan kedua metode tersebut. Skema kerangka
berpikir digambarkan pada gambar 2.3.
38
Tujuan
Pembelajaran
Metode Belajar
Mnemonic Akronim
Mnemonic Akrostik
Pengetahuan Faktual
Gambar 2.3. Kerangka Berpikir
D. Hipotesis
Terdapat perbedaan yang signifikan antara pengetahuan faktual siswa yang
diajarkan menggunakan metode Mnemonic Akronim dengan yang menggunakan
metode Mnemonic Akrostik
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 57 Jakarta Barat yang berlokasi di
Jl. Kedoya Raya, DKI Jakarta di kelas X Semester Genap tahun pelajaran
2015/2016 pada tanggal 4-20 Januari 2016.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian
ini adalah quasi
eksperiment (eksperimen semu). Quasi experiment adalah suatu eksperimen semu
dimana penelitian menggunankan rancangan penelitian yang tidak dapat berfungsi
sepenuhnya untuk mengontrol variable-variabel luar yang mempengaruhi
pelaksanaan eksperimen.1 Pada penelitian ini rancangan penelitian yang digunakan
adalah two group pretest-posttest design yang dipilih secara random kemudian
diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.2 Desain ini menggunakan dua kelas, dimana
kelas eksperimen I menggunakan metode pembelajaran mnemonic system akronim
dan kelas eksperimen II menggunakan metode pembelajaran mnemonic system
akrostik. Penentuan kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II menggunakan
teknik acak. Desain penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini:
Tabel 3.1. Desain Penelitian
Kelompok
Prettest
Perlakuan
Postes
KE 1
O1
X Akronim
O2
KE 2
O1
X Akrostik
O2
1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2011), Cet. 13, h. 77.
2
Ibid., h. 76.
39
40
Keterangan:
KE 1 : Kelompok eksperimen Akronim
KE 2 : Kelompok eksperimen Akrostik
X1
: Perlakuan dengan perlakuan Akronim
X2
: Perlakuan dengan perlakuan Akrostik
O1
: Pemberian pretest
O2
: Pemberian posttest
C. Populasi dan Sample
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang
lingkup dan waktu yang kita tentukan.3 Populasi dalam penelitian adalah seluruh
siswa SMAN 57 Jakarta, sedangkan populasi target pada penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas X SMAN 57 Jakarta yang terdiri atas tiga kelas.
Sampel adalah sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh yang diambil
dengan menggunakan cara-cara tertentu.4 Teknik pengambilan sampel dilakukan
dengan simple random sampling. Simple random sampling yaitu pengambilan
anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata
yang ada dalam populasi itu.5 Subjek dalam penelitian ini adalah kelas X MIA 2
dan X MIA 3.
D. Teknik Pengumpul Data
Penelitian ini akan diperoleh data perbedaan pengetahuan faktual berupa skor
yang didapat dari tes pengetahuan faktual pada konsep Fungi. Adapun urutan
pengumpulan data dilakukan sebagai berikut:
1. Melakukan observasi untuk menentukan kelas-kelas eksperimen yaitu yang
akan diberi perlakuan Mnemonic Akronim dan Akrostik.
3
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 118.
Ibid., h. 121.
5
Sugiyono, op.cit., h. 82.
4
41
2. Memberikas tes kemampuan awal (pretest) tentang konsep fungi di kedua kelas
eksperimen.
3. Memberikan treatment (perlakuan) kepada kelas yang dijadikan subjek
penelitian pada pembahasan konsep fungi, dengan perlakuan Mnemonic
Akronim dan Akrostik.
4. Memberikan tes kemampuan akhir (posttest) tentang fungi di kedua kelas
eksperimen dengan soal-soal yang sama.
5. Menskor hasil yang diperoleh dari kedua kelompok perlakuan, yaitu: kelompok
atau kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan Mnemonic Akronim
dan kelompok atau kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan
Mnemonic Akrostik, untuk selanjutnya data yang telah diperoleh dianalisis dan
dipersiapkan untuk membuat laporan penelitian.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen pada suatu penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.6 Instrumen yang akan
digunakan adalah tes pengetahuan faktual biologi siswa, yaitu tes yang digunakan
untuk mengukur sejauh mana siswa mengingat materi yang telah diberikan. Tes
hasil belajar ini dalam bentuk tes objektif atau dalam bentuk pilihan ganda. Tes
pengetahuan faktual dalam bentuk tes objektif diberikan sebelum dan setelah
siswa mempelajari materi dengan Mnemonic Akronim dan Akrostik.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif yang disusun
berdasarkan KI dan KD yang dipelajari. Tes objektif yang digunakan adalah
bentuk pilihan ganda yang terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan
tentang suatu pengertian yang belum lengkap.7 Tes objektif berupa pilihan ganda
berjumlah 23 soal dengan 5 pilihan jawaban. Tes ini dilakukan sebanyak dua kali,
6
7
168.
Ibid., h. 102.
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h.
42
yaitu sebelum perlakuan (pretest) dan sesudah perlakuan (posttest) yang keduanya
merupakan soal yang sama untuk kedua kelas penelitian. Instrumen sebelumnya
telah diuji-cobakan terlebih dahulu di kelas XI MIA. Hal ini bertujuan untuk
menguji apakah tes tersebut telah memenuhi syarat untuk digunakan dalam
penelitian dengan dilakukan uji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya
beda setiap soal. Pada uji coba, jumlah soal yang digunakan sebanyak 40 soal
dengan 5 pilihan jawaban. Untuk memudahkan melihat keterwakilan indikator
dalam instrumen ini, maka dibuatlah kisi-kisi uji coba instrumen. Kisi-kisi uji coba
instrumen dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian8
Indikator
3.6.1. Mengidentifikasi ciri
umum Divisi Jamur
3.6.2. Menjelaskan klasifikasi
Ranah Kognitif
C1
C2
2, 4, 7,
1, 3, 5,
8, 10, 11
9, 12
C3
14, 15
Jumlah
C4
soal
6
12
13
3
Divisi Jamur
3.6.3. Menjelaskan
17, 19
16, 18
4
karakteristik Divisi
Zygomicota
3.6.4. Menjelaskan
20, 22
23, 24
21, 25
6
karakteristik Divisi
Ascomycota
3.6.5. Mengidentifikasi ciri-
26, 27,
ciri dan bentuk jamur Divisi
28, 30,
Basidiomycota
3.6.6. Menjelaskan
karakteristik Divisi
8
Lampiran 13, h. 171.
29
6
32
1
31
43
Indikator
Ranah Kognitif
Jumlah
C4
soal
C1
C2
C3
35
33, 36,
34, 37
6
39, 40
3
Deuteromycota
3.6.7. Mengidentifikasi
bentuk simbiosis jamur
38
dengan organisme lain
3.6.8. Menyebutkan peranan
41
jamur bagi kehidupan
Total
19
12
6
4
41
F. Kalibrasi Instrumen
Uji instrumen dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan. Uji instrument
dilakukan melalui:
1. Uji validitas
Instrumen yang baik sebagai alat ukur hendaklah yang memenuhi persyaratan
sebagai alat ukur, yakni memiliki validitas yang baik. Validitas berkenaan dengan
alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang
seharusnya dinilai.9 Perhitungan validitas dalam penelitian ini menggunakan
program Anates.10
Hasil analisis butir soal dengan menggunakan Anates, dari 41 soal yang
diberikan terdapat 23 soal yang dinyatakan valid, sedangkan 18 soal dinyatakan
tidak valid. Dari 23 soal yang dinyatakan valid, soal yang akan digunakan sebagai
instrumen penelitian sebanyak 23 soal. Untuk memahami soal yang dinyatakan
valid, dapat dilihat pada Tabel 3.3.
9
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2014), h. 12.
10
Lampiran 9, h. 164.
44
Tabel 3.3 Instrumen Soal Valid
Indikator
Ranah Kognitif
C1
C2
3.6.1
2, 4, 8
1, 9
3.6.2
14, 15
3.6.3
C4
soal
6
6
13
3
16
3.6.4
3.6.5
C3
Jumlah
1
23, 24
21, 25
30, 31
3.6.6
2
32
3.6.7
35
3.6.8
41
Total
9
4
33, 36
6
1
34
4
39
2
4
4
23
2. Uji Reliabilitas.
Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam
menilai apa yang dinilainya.11 Reliabilitas memiliki makna bahwa instrument yang
digunakan memiliki keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, atau
konsistensi. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa reliabilitas dari
41 soal yang telah diujicoba dengan n=35 tergolong memiliki reliabilitas yang
tinggi (0,72).12 Kriteria acuan sebagai nilai pembanding untuk menginterpretasikan
reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.4.13
11
Sudjana, op. cit., h. 16.
Lampiran 10, h. 166.
13
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 93.
12
45
Tabel 3.4 Derajat Reliabilitas Soal
Rentang
Keterangan
0,8 – 1,00
Sangat Tinggi
0,6 – 0,79
Tinggi
0,4 – 0,59
Cukup
0,2 – 0,39
Rendah
0,0 – 0,19
Sangat Rendah
3. Tingkat Kesukaran
Analisis tingkat kesukaran dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi soal-soal
tersebut termasuk dalam kriteria sukar, sedang, atau mudah. Data yang diperoleh
dari 41 soal yang diujicoba, diperoleh 6 soal dengan kriteria sangat mudah, 7 soal
dengan kriteria mudah, 20 soal dengan kriteria sedang, 5 soal dengan kriteria
sukar, dan 3 soal dengan kriteria sangat sukar.14
Kriterian yang menunjukkan tingkat kesukaran dapat dilihat pada Tabel 3.5.15
Tabel 3.5 Klasifikasi Tingkat Kesukaran
Nilai Dp
Interpretasi
0 – 0,25
Sukar
0,26 – 0,75
Sukar
0,76 – 1
Sedang
4. Daya Pembeda
Daya beda digunakan untuk mengetahui kemampuan butir soal dalam
membedakan kelompok siswa kemampuang tinggi dengan kempok siswa
14
15
Lampiran 11, h. 168.
Suharsimi, Op. cit., h. 208.
46
kemampuan rendah.16 Klasifikasi indeks daya pembeda dapat dilihat pada Tabel
3.6.17
Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Beda
Rentang
Keterangan
0,00 – 0,20
Buruk
0,21 – 0,40
Cukup
0,41 – 0,70
Baik
0,71 – 1, 00
Baik Sekali
G. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh akan melalui uji-t, namun sebelumnya terlebih dahulu
dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data yang yang diperoleh
berdistribusi normal atau tidak. Menguji normalitas sampel dengan menggunakan
rumus Liliefors dengan taraf signifikan α = 0,05
Data mentah diurutkan dari nilai terendah hingga tertinggi, dan dimasukkan ke
dalam kolom Xi
Lo = F (Zi) – S (Zi)
Keterangan :
Lo : harga mutlak terbesar
F (Zi)
: peluang angka baku
S (Zi)
: proporsi angka baku
16
17
Lampiran 12, h. 170.
Suharsimi, Op. cit., h. 213-214.
47
Langkah-langkah sebagai berikut:18
a. Urutkan data dari yang terkecil hingga terbesar
b. Hitung nilai Zi dari masing-masing data berikut dengan rumus:
𝑧=
𝑋𝑖 −
𝑆
X
Keterangan :
Xi : Data
X : Rata-rata data tunggal
S : Simpangan baku
c. Dengan mengacu pada tabel distribusi normal baku, tentukan besar peluang
untuk masing-masing nilai Z, berdasarkan tabel Z ditulis F(Z≤Zi) yang
mempunyai rumus F(Zi) = 0,5 ± Z.
d. Hitung proporsi Z1, Z2, …, Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi.
Jika proporsi dinyatakan oleh S (Zi), maka:
𝑆 (𝑍𝑖) =
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑍1, 𝑍2, … , 𝑍𝑛, 𝑦𝑎𝑛𝑔 ≤ 𝑍𝑖
𝑛
e. Hitung selisish absolut F(Zi)-S(Zi), pada masing-masing data, kemudian
tentukan harga mutlaknya.
f. Yang paling besar adalah Lhitung yang dicari.
Lhitung tersebbut dibandingkan dengan Ltabel pada tabel “nilai kritis untuk diuji
Liliefors”.
Jika Lhitung < Ltabel, maka data berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok siswa
(eksperimen I dan eksperimen II) dalam penelitian berasal dari populasi yang
18
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), h. 466-467
48
homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan Uji Fisher
pada taraf signifikasi 0,05, dengan rumus sebagai berikut:19
1) 𝐹 =
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
2) Dengan kriteria:
a) Jika F hitung ≥ F tabel maka Ho ditolak, yang berarti data tidak homogen
b) Jika F hitung ≤ F tabel maka Ho diterima, yang berarti data homogeny
3. Uji Hipotesis
Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk
menjelaskan hal tersebut yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya.
Uji hipotesis penelitian ini dengan menggunakan uji-t. Uji-t digunakan untuk
mengetahui apakah kedua kelompok yang diberi perlakuan berbeda atau tidak,
maka dilakukan uji perbedaan dua rata-rata data awal. Pengujian hipotesis dapat
menggunakan Uji-t, dengan rumus:20
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
X
1−
X
2
𝑆 1
1
√𝑛 +𝑛
1
2
dengan
𝑆2 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 =
Keterangan :
t
= Uji hipotesis
X1 = Rerata kelas eksperimen I
X2 = Rerata kelas eksperimen II
S
= Simpangan baku
n
= Number of cases
Kriteria pengujian :
Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak, Ha diterima
Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima, Ha ditolak
19
20
Ibid., h. 239-241.
Ibid., h. 239..
(𝑛1 −1)𝑆12 + (𝑛2 −1)𝑆22
(𝑛1 +𝑛2 −2)
49
4. Hipotesis Statistik
Perumusan hipotesis statistika dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H0:µ1 = µ2
Ha: µ1 ≠ µ2
Keterangan:
µ1: pengetahuan faktual siswa pada kelompok eksperimen I
µ2: pengetahuan faktual siswa pada kelompok eksperimen II
Ho: Hipotesis nol
Ha: Hipotesis alternatif
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pembelajaran yang telah dilakukan di kedua kelas eksperimen diakhiri dengan
pemberian tes akhir (posttest). Penggunaan tes dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pencapaian pengetahuan faktual yang telah dilakukan selama penelitian.
Data pencapaian pengetahuan faktual didapat dari tes kognitif sebanyak 23 soal
pilihan ganda yang telah diuji coba dan dianalisis. Analisis pencapaian pengetahuan
faktual siswa pada kedua kelas dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Analisis Pengetahuan Faktual Post test Kelas Ekperimen I dan
Kelas Ekperimen II
No Indikator
1
No.
Ranah
soal
kognitif
F
%
F
%
1
C2
32
100
32
100
2
C1
27
84.37
30
93.75
3
C1
30
93.75
32
100
4
C4
6
18.75
7
21.87
5
C1
28
87.5
29
90.62
6
C2
7
21.87
9
28.12
Menjelaskan klasifikasi
7
C4
21
65.62
6
18.75
Divisi Jamur
8
C1
9
28.12
4
12.5
9
C1
16
50
9
28.12
10
C2
30
93.75
30
93.75
Mengidentifikasi
ciri
umum Divisi Jamur
2
3
Menjelaskan
karakteristik
Zygomycota
50
Kelas Akronim
Kelas Akrostik
51
4
5
Menjelaskan
11
C4
15
46.87
31
96.87
karakteristik
12
C3
26
81.25
26
81.25
Ascomycota
13
C3
12
37.5
20
62.5
14
C4
23
71.87
31
96.87
Menjelaskan
15
C1
27
84.37
29
90.62
karakteristik
16
C1
22
68.75
26
81.25
17
C2
22
68.75
6
18.75
Mengidentifikasi
18
C2
26
81.25
26
81.25
bentuk simbiosis jamur
19
C3
14
43.75
26
81.25
dengan organisme lain
20
C1
20
62.5
22
68.75
21
C2
6
18.75
3
9.37
22
C3
7
21.87
12
37.5
23
C2
16
50
22
68.75
Basidiomycota
6
Menjelaskan
karakteristik
Deuteromycota
7
8
Menyebutkan
peranan
jamur bagi kehidupan
Keterangan :
F: Jumlah siswa yang menjawab benar
Data Tabel 4.1, pada kelas eksperimen I metode mnemonic akronim dan kelas
eksperimen II metode mnemonic akrostik soal yang paling banyak dijawab benar
adalah soal nomor 1 pada jenjang C2 tentang ciri umum divisi jamur yang dijawab
benar oleh seluruh siswa kelas akronim dan akrostik yang masing-masing berjumlah
32 siswa. Sedangkan untuk soal yang paling sedikit dijawab benar pada kelas
akronim dan akrostik adalah nomor 21 pada jenjang C1 tentang manfaat lumut kerak
(liken) dengan organisme lain yaitu masing-masing 6 dan 3 siswa.
Data proses pembelajaran yaitu hasil nilai siswa dalam mengerjakan LKS baik
pada kelas akronim maupun akrostik. LKS yang diberikan pada kedua kelas memiliki
52
konten isi dan penilaian yang sama, namun yang membedakan adalah penerapan jenis
metode akronim atau metode akrostik.
Hasil penilaian LKS dari kedua kelas eksperimen menunjukkan bahwa kelas
eksperimen II (akrostik) memperoleh rata-rata kelas yang lebih tinggi dibandingkan
dengan nilai rata-rata kelas pada kelas eksperimen I (akronim).1
Perbedaan nilai LKS kedua kelas eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Perbedaan Nilai LKS Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II
Data
Akronim
Akrostik
Pertemuan
Pertemuan
1
2
3
1
2
3
Max
96
95
96
96
95
80
Min
87
85
80
90
85
76
Rata-rata
93.28
92.34
76.63
91.41
93.13
89.00
Data pada Tabel 4.2, nilai rata-rata LKS yang didapatkan kedua kelas eksperimen
lebih dari nilai KKM.
1. Hasil Pretest Kelas Akronim dan Akrostik
Hasil pretest yang telah dilakukan antara kelas eksperimen I (akronim) dan kelas
eksperimen II (akrostik) didapatkan nilai rata-rata kelas yang lebih tinggi adalah pada
kelas eksperimen I (akronim). Hasil yang diperoleh pada pretest kelas akronim dan
akrostik disajikan dalam Tabel 4.3.
1
Lampiran 17 dan 18, h. 180-181.
53
Tabel 4.3 Pretest Kelas Akronim dan Akrostik2
Data
Kelas Akronim
Kelas Akrostik
N
32
32
Max
52
48
Min
21
21
Rata-rata
35,53
34,125
SD
9,655
8,87
2. Hasil Posttest Kelas Akronim dan Akrostik
Hasil posttest didapatkan nilai rata-rata kelas yang lebih tinggi adalah pada kelas
eksperimen II (akrostik). Hasil yang diperoleh pada posttest kelas akronim dan
akrostik disajikan dalam Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Posttest Kelas Akronim dan Akrostik3
Data
Kelas Akronim
Kelas Akrostik
N
32
32
Max
82
82
Min
43
48
Rata-rata
62,53
68,219
SD
11,016
9,869
Rata-rata hasil tes yang diperoleh pada kedua kelas tersebut dapat dilihat bahwa
rata-rata pengetahuan faktual yang menggunakan metode pembelajaran Mnemonic
System Akronim pada konsep fungi yaitu mencapai 62,53, sedangkan yang
menggunakan metode Mnemonic System Akrostik mencapai 68,219. Hal ini
menunjukkan adanya perbedaan rata-rata pada pembelajaran biologi pada metode
2
Lampiran 15 dan 16, h. 178-179.
Ibid.
3
54
pembelajaran mnemonic akronim dan akrostik. Namun, perolehan rata-rata tersebut
belum memenuhi KKM mata pelajaran biologi.
B. Analisis Data
Data hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk tabel. Hasil penelitian yang
disajikan adalah nilai hasil pretest dan posttest, uji prasyarat analisis statistik (uji
normalitas dan homogenitas), dan uji hipotesis (uji-t).
1. Uji Normalitas
Pengujian normalitas dilakukan terhadap kelas eksperimen I (akronim) dan kelas
eksperimen II (akrostik). Dalam pengujian normalitas data digunakan uji Liliefors.
Hasil uji normalitas ini disajikan dalam Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas dengan Uji Liliefors4
Lhitung
α
0,05
Kelas Akronim
Kelas Akrostik
Pre Tes
Post Test
Pre Tes
Post Test
0,123
0,112
0,148
0,111
Ltabel
Kesimpulan
0,157
Normal
Data Tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa data kelas akronim dan akrostik
berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas Data
Hasil uji homogenitas kelompok akrostik didapatkan harga Fhitung dengan harga
Fhitung 1,245 pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan pembilang 31 dan
derajat kebebasan penyebut 31. Sedangkan harga Ftabel pada taraf signifikan 0,05
dengan derat kebebasan pembilang 31 dan data kebebasan 31 adalah 1,804, karena
Fhitung < Ftabel maka Ho diterima.
4
Lampiran 19 dan 20, h. 182-187.
55
Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas5
Kelompok
Jumlah
Fhitung
Ftabel
Keputusan
Akronim
32
1,245
1,804
Homogen
Akrostik
32
Data Tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa hasil uji homogenitas adalah
homogen.
3. UJi Hipotesis
Hasil pengujian prasyarat analisis yang meliputi uji normalitas dan uji
homogenitas diketahui bahwa data dari kedua kelompok berdistribusi normal dan
homogen sehingga dapat dilakukan uji hipotesis menggunakan uji-t. berdasarkan
hasil perhitungan, maka diperoleh hasil uji-t yang pada disajikan pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Hasil Uji t Pretest dan Posttest Kelas Akronim dan Akrostik6
Data
Taraf
Ttabel
Thitung
Keterangan
Signifikan (α)
Pretest
5%
1,99
0,606
Tidak bebeda
Posttest
5%
1,99
2,175
Berbeda
Tabel 4.7 tampak nilai Thitung pada pretest adalah 0,606, dan pada post test 2,175.
Sedangkan nilai Ttabel dengan taraf signifinan 5% adalah 1,99. Hal ini menunjukkan
pada nilai Thitung pada pretest lebih kecil dari Ttabel. Oleh karena itu, dapat diketahui
pada tahap uji hipotesis dalam pretest tidak terdapat perbedaan antara hasil tes
pengetahuan faktual di kelas akronim dan kelas akrostik. Hal yang berbeda terjadi
pada hasil posttest. Nilai Thitung pada posttest adalah 2,175 lebih besar dari Ttabel
dengan taraf signifikan 5% yaitu 1,99. Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa pada
5
6
Lampiran 22, h. 189.
Lampiran 23, h. 190-191.
56
uji hipotesis terdapat perbedaan yang signifikan antara pengetahuan faktual siswa
kelas akronim dan akrostik.
C. Pembahasan
Deskripsi data pretest kelas akrostik diperoleh X 34,125 dan X kelas akronim
35,53 dan melaui posttest yang dilakukan kepada kelas akrostik diperoleh X 68,21
dan pada kelas akronim diperoleh X 62,53. Skor rata-rata posttest biologi siswa yang
diajarkan dengan menggunakan metode pembelajaran mnemonic system akrostik
lebih besar daripada skor rata-rata posttest biologi siswa yang diajarkan dengan
menggunakan metode mnemonic system akronim.
Hasil perhitungan pengujian hipotesis antara variabel pembelajaran dengan
menggunakan metode pembelajaran mnemonic system (X) dan pengetahuan faktual
siswa (Y) diperoleh Thitung sebesar 2,17 yang lebih besar dari Ttabel 1,99 (2,17 > 1,99).
Berdasarkan perhitungan analisis data melaui uji hipotesis dengan uji-t, maka
perbedaan skor pengetahuan faktual siswa dari kedua kelompok tersebut cukup
signifikan.
Kelompok akronim dan akrostik guru menyampaikan materi dengan cara yang
sama, yaitu diskusi dan pemberian LKS. Tetapi, kedua kelompok kelas diberikan
LKS yang berbeda. Pada kelas akrostik diberikan LKS mnemonic akrostik. LKS
akrostik yang diberikan akan melatih siswa untuk membuat singkatan yang terdiri
atas kata-kata yang aneh, sehingga siswa lebih mudah mengingat. Kelas akronim
diberikan LKS akronim. LKS akronim akan melatih siswa untuk membuat singkatan
per-huruf, sehingga siswa mudah mengingat namun lebih rumit dibanding dengan
LKS akrostik.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ni Made Widya Mahadiani yang
menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan kontekstual berbantuan
mnemonic memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap hasil belajar IPS
57
siswa kelas IV dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.7 Sejalan dengan
hasil penelitian dari Muhammad Abdul Halim yang menyatakan bahwa mnemonic
efektif untuk meningkatkan memori jangka panjang dalam pembelajaran biologi.
Pembelajaran dengan teknik mnemonik mampu membantu subjek penelitian untuk
lebih mudah mempelajari hafalan dalam pembelajaran biologi.8
Metode mnemonic merupakan suatu cara yang dapat digunakan untuk
meningkatkan daya ingat seseorang melalui pengasosiasian pikiran dalam memaknai
suatu kata-kata, gagasan atau ide, dan gambaran sehingga berbagai informasi tersebut
lebih mudah disimpan dalam memori jangka panjang. Ketika menggunakan
mnemonic dalam mengingat sesuatu, akan disadari bahwa proses ingatan akan terasa
lebih mudah. Imajinasi, perasaan, informasi dan pengalaman yang telah dialami
sebelumnya memiliki peranan yang sangat penting dalam penerapan mnemonic ini.
Melalui imajinasi dan pemberian makna tertentu baik berupa emosi, visualisasi yang
semakin tidak wajar pada informasi baru yang ingin diingat akan semakin
mempermudah seseorang dalam mengingat informasi baru.
Teknik mnemonic yang lebih unggul antara akronim dan akrostik adalah metode
akrostik. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Farihatun yaitu,
adanya peningkatan penguasaan kosakata bahasa Prancis siswa setelah dilakukannya
tindakan di dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan teknik akrostik.9
Metode pembelajaran yang lebih baik digunakan untuk menjelaskan tentang
materi fungi yaitu metode mnemonic system akrostik dibandingkan dengan
menggunakan metode mnemonic system akronim, karena rata-rata pengetahuan
faktual kelas eksperimen yang menggunakan metode mnemonic sytem akrostik lebih
Ni Made Widya Mahadiani, “Pengaruh Pendekatan Kontekstual Berbantuan Mnemonic
Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Gugus III Sukawati”, Skripsi pada Universitas
Pendidikan Ganesha Singaraja Indonesia, 2013.
8
Muhammad Abdul Halim, “Keefektifan Mnemonic Untuk Meningkatkan Memori Jangka
Panjang Dalam Pembelajaran Biologi Pada Siswa Kelas VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta”, Skripsi
pada Universitas Sebelas Maret, 2011.
9
Farihatun, “Penggunaan Teknik Akrostik Dalam Upaya Peningkatan Penguasaan Kosakata
Bahasa Perancis pada Siswa Kelas X C SMA Negeri 2 Sleman”, Skripsi pada Universitas Negeri
Yogyakarta, 2014.
7
58
tinggi dibandingkan kelas eksperimen yang menggunakan metode mnemonic system
akronim. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yufi Aris
Lestari, yaitu teknik Akronim dan Akrostik dapat digunakan untuk mengingat dua
belas nervus cranialis, karena dua belas nervus cranialis menjadi sederhana, sehingga
mudah diingat.10
Yufi Aris Lestari, “Metode Mnemonic untuk Mengingat Dua Belas Nervus Cranialis
Mahasiswa Tingkat II Akper Kosgoro Mojokerto”, Tesis pada Universitas Sebelas Maret, 2010.
10
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian dan analisis data yang telah dikakukan, dapat disimpulkan bahwa
hasil analisis data pada uji-t didapat thitung > ttabel yaitu 2,235 > 1,99. Dari analisis data
tersebut dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran Mnemonic system akronim
dan akrostik memiliki perbedaan terhadap pengetahuan faktual. Hal ini juga
ditunjukkan dengan rata-rata posttest pada kelas eksperimen II lebih tinggi
dibandingkan pada kelas eksperimen I yaitu 68,18 pada kelas eksperimen II dan
62,21 pada kelas eksperimen II.
B. Saran
Hasil penelitian yang diperoleh, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai
perbaikan di masa mendatang.
1. Guru diharapkan untuk menggunakan metode pembelajaran Mnemonic system
Akrostik dalam kegiatan pembelajaran, karena metode tersebut mampu
memberikan nilai pengetahuan faktual yang optimal.
2. Perlu adanya pengembangan lebih lanjut terhadap metode Mnemonic system
Akronim dan Akrostik dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini dimaksudkan
untuk meningkatkan kemampuan mengingat siswa pada jenis pengetahuan faktual,
dan meningkatkan nilai siswa sesuai KKM yang berlaku di sekolah.
3. Dengan adanya berbagai keterbatasan pada penelitian ini, maka hendaknya
dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui apakah metode Mnemonic system
Akronim dan Akrostik dapat diterapkan dan memberikan hasil yang lebih baik
pada semua mata pelajaran dengan materi dan objek yang berbeda.
59
DAFTAR PUSTAKA
Abd Rahman, Fadzilah, “Knowledge Of Diverse Learners: Implications for the
Practice of Teaching”, International Journal of Instruction. 2010.
Amiryousefi, Mohammad. Mnemonic Instruction: A Way to Boost Vocabulary
Learning and Recall. Jurnal internasional University of Isfahan, Vol. 2, No. 1,
Januari 2012.
Anderson dan Krathwohl. Pembelajaran,Pengajaran, dan Asesmen: Revisi
Taksonomi Pendidikan Bloom. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2010.
Anjomafrouz, Fatemeh. Effects of Using Mnemonic Associations on Vocabulary
Recall of Iranian EFL Learners over Time. Jurnal Internasional Canadian
Center of Science and Education, Vol. 2, No. 4, Juli 2012.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta. 2013.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2013.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2006.
Berry, David. Learning with Mnemonics in a Therapeutic Modalities Course: A Case
Report, Jurnal Internasional Athletic Trainer’s Association, Vol. 5, September
2010.
Bobbi deporter & Mike Hernacki. Quantum Learning. New York: Dell Publishing.
1992.
Budiman. Ketuntasan Hasil Belajar Trigonometri Melalui Penerapan Model
Pembelajaran Mnemonics Di Kelas X SMA Negeri 1 Banda Aceh. Jurnal
Serambi Akademica, Vol. I, No. 1, Mei 2013.
Chernow, Fred B. The Sharper Mind. Jakarta: PT Gramedia Pustaka. 1997.
Daryanto. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rhineka Cipta. 2007.
Desmita. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2012.
Dillon, Ann. Making Connection : study skills, reading and writing. USA: Thompson
corporation. 2007.
Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. 2011.
60
61
Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. 2008.
Dunlosky et. al., Improving Student’s Learning With Effective Learning Techniques:
Promising Directions From Cognitive and Educational Psychology. Psychology
Science in the Public Internet. 2013.
E. Slavin, Robert. Psikologi Pendidikan Edisi 9. Jakarta: Erlangga. 2011.
Farihatun. “Penggunaan Teknik Akrostik Dalam Upaya Peningkatan Penguasaan
Kosakata Bahasa Perancis pada Siswa Kelas X C SMA Negeri 2 Sleman”,
Skripsi pada Universitas Negeri Yogyakarta, 2014.
Fitriany, Yuanita. EYD dan Kaidah Bahasa Indonesia. Jakarta: TransMedia Pustaka.
2015.
Halim, Abdul et.al, Keefektifan Teknik Mnemonic untuk meningkatkan Memori
Jangka Panjang Pembelajaran Biologi pada Siswa Kelas VIII SMP Al-Islam
Surakarta, Vol. 1, No. 2, Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa. 2012.
Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta:
PT Bumi Aksara. 2014.
Iddon, Jo. Memory Boosters Penguat Ingatan. Jakarta: Erlangga. 2006.
Julianto, Very Julianto dan Magda Bhinnety, The Effect of Reciting Holy Qur’an
toward Short-term Memory Ability Analysed trought the Changing Brain
Wave, Jurnal Psikologi, Vol. 38, No. 1., Juni 2011.
Lestari, Yufi Aris. “Metode Mnemonic untuk Mengingat Dua Belas Nervus Cranialis
Mahasiswa Tingkat II Akper Kosgoro Mojokerto”, Tesis pada Universitas
Sebelas Maret, 2010.
Mahadiani, Ni Made Widya. “Pengaruh Pendekatan Kontekstual Berbantuan
Mnemonic Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Gugus III
Sukawati”, Skripsi pada Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja Indonesia,
2013.
Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2013.
McGaugh, James L. Learning And Memory An Introduction. San Fransisco: Albion
Publishing Company. 1973.
McNeil, Rita C. Program Evaluation Model: Using Bloom’s Taxonomy to Identify
Outcome Indicators in Outcomes- Based Program Evaluations. Journal of Adult
Education Volume 40, Number 2. 2011.
62
Mnemonic Instruction, www.dldcec.org/alerts/, 2001.
Neuman, Karen. Affective Learning: A Taxonomy For Teaching Social Work Value.
Journal of Social Work Values and Ethics, Vol. 7, No. 2, Fall. 2010.
Pickard , Mary J. The New Bloom’s Taxonomy Science , Journal of Family and
Consumer Sciencs Education, Vol. 25, No. 1, Spring/Summer. 2007.
Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 1992.
Reed, Stephen K.Kognisi Teori dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika. 2007.
Santrock, John W. Psikologi Pendidikan Edisi 3, buku 1. Jakarta: Salemba
Humanika. 2009.
Solso, Robert L. Psikologi Kognitif. Jakarta: Erlangga. 2008.
Sofyan, Ahmad. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN
Press. 2006.
Statt, David A. The Concise Dictionary Of Psychology 3rd Edition. Canada:
Routledge. 1998.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2005.
Sudjana, Nana. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. 2005.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. 2011.
Sunaryo, Wowo. Taksonomi Berpikir. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2011.
Susan E. Gathercole dan Tracy Packiam, Memori Kerja dan Proses Belajar. Jakarta:
PT Macanan Jaya Cemerlang. 2009.
Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu. 1999.
Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2007.
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. 2010
Thomas, Ken. Learning Taxonomies In The Cognitive, Affective, and Psychomotor
Domains, Rocky Mountain Alchemy. 2005
63
Trianto. Mendesain Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual: Konsep,
Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum 2013 (Kurikulum Tematik
Intregratif/TKI). Jakarta: Prenadamedia. 2014.
Uno, Hamzah B. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara. 2006
Wilson, Leslie Owen. Three
thesecondpcinciple.com. 2006.
Domains
Of
Learning.
Publishing
at
64
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Metode Mnemonic System Akronim)
Sekolah
: SMAN 57 Jakarta
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/ Semester
: X/ 2
Materi Pokok
: Fungi (Jamur)
Alokasi Waktu
: 3 x 45 menit (pertemuan pertama)
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai, santun, responsif dan proaktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergualan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan.
65
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1. KD pada KI-1
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan
fungsi sel, jaringan, organ penyusun sisten dan bioproses yang terjadi pada
makhluk hidup.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati
bioproses.
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan
menyayangi lingkungan sebagai manifestasi pengamalan ajaran agama yang
dianutnya.
2. KD pada KI-2
2.1 Berperilaku ilmiah, teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin,tanggung
jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam
mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong,
bekerja sama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan
proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan
di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.
2.2 Peduli terhadap keselamatan diridan lingungan dengan menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di
laboratorium dan lingkungan sekitar.
3. KD pada KI-3
3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciriciri dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara teliti dan sistematis.
Indikator:
3.6.1 Mengidentifikasi ciri umum Divisi Jamur
3.6.2 Menjelaskan klasifikasi Divisi Jamur berdasarkan pengamatan gambar
3.6.3 Menjelaskan karakteristik Divisi Zygomycota
66
4. KD pada KI-4
4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan
dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.
Indikator:
4.6.1 Melaksanakan pengamatan gambar tentang ciri-ciri Jamur
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi Jamur, diharapkan siswa dapat:
1. Menyebutkan ciri umum divisi Jamur
2. Mengklasifikasi jamur berdasarkan ciri-ciri dan cara reproduksinya.
3. Mengidentifikasi ciri-ciri dan bentuk jamur Divisi Zygomycota melalui
pengamatan gambar
4. Mendeskripsikan cara reproduksi jamur Divisi Zygomycota
5. Menjelaskan peranan jamur Divisi Zygomycota dalam kehidupan
D. Materi Pembelajaran
67
E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Pendekatan saintifik
2. Metode
:Mnemonic akronim, diskusi, dan tanya jawab
3. Model
: Inkuiri
F. Media , Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media
: Powerpoint, video, gambar
2. Alat
: LCD, laptop, whiteboard, spidol.
3. Sumber Belajar
: Buku Siswa, buku sumber lain yang sesuai, internet, LKS
G. Langkah Pembelajaran
a. Pendahuluan (10 Menit)
Aktivitas Pembelajaran
Guru
 Memberi salam, berdoa,
mengecek absensi dan
Siswa
 Menjawab salam,
Alokasi
waktu
4 menit
Penilaian
Observasi
 Sikap
berdoa.
siswa
menyiapkan media
saat menjawab
pembelajaran.
salam.
 Mengulang materi
sebekumnya
 Memberi pujian
 Mengulang materi
dan kerapihan
guru.
siswa.
 Siswa
memperhatikan
menjawab pertanyaan
penjelasan guru.
mengkomunikasikan
tujuan pembelajaran
 Kedisiplinan
sebelumnya bersama
terhadap siswa yang bisa
dari guru dan
3 menit
3 menit
68
b. Kegiatan Inti (115 Menit)
Aktivitas pembelajaran
Kegiatan
Observasi
Guru
 Guru
Alokasi
Siswa
 Siswa
waktu
Penilaian
10
Observasi
menit
 Sikap
memperlihatk
memperhatikan
an gambar
gambar atau
ilmiah saat
atau video
video yang
mengamati
tentang Jamur
ditampilkan guru.
gambar
atau video.
Bertanya
Eksplorasi/
Eksperimen
 Guru
 Siswa menjawab
5 menit
 Sikap
menstimulus
pertanyaan
ilmiah dan
siswa untuk
“tempe adalah
kemampua
bertanya,
makanan yang
n siswa
misalnya “
berasal dari
bertanya
Apakah yang
bahan baku
secara baik
kalian ketahui
kedelai”
dan benar.
tentang
Sikap
tempe?”
ilmiah saat
 Guru
 Siswa terbagi
membagi
kedalam 6
siswa kedalam
kelompok.
6 kelompok .
 Guru
diskusi
menit
dengan
LKS.
 Setiap kelompok
mendapat LKS
Portofolio
 Penilaian
membagikan
LKS tentang
65
 Siswa
Lembar
Ciri dan
mendengarkan
Kerja
Klasifikasi
penjelasan guru.
Siswa
69
Jamur
 Guru
memberikan
LKS
berdasakan
metode
 Setiap kelompok
mulai melakukan
diskusi.
Mnemonic
Akronim
untuk
mengumpulka
n informasi
ciri-ciri dan
klasifikasi
jamur
 Guru
meminta
setiap
kelompok
untuk mulai
berdiskusi.
Asosiasi
 Guru memberi
 Siswa mencari
kesempatan
informasi,
siswa untuk
bekerjasama
menggali
dalam kelompok.
informasi baik
dari buku
maupun
internet.
20
menit
70
Komunikasi
 Guru meminta
 Setiap kelompok
15
setiap
memaparkan hasil menit
kelompok
diskusi
untuk
kelompoknya.
i
t
memaparkan
hasil diskusi.
 Perwakilan
 Guru
kelompok
menunjuk
mempresentasika
perwakilan
n hasil
tiap kelompok
diskusinya.
untuk
mempresentasi
kan
kesimpulan
diskusi secara
bergantian.
c. Kegiatan Penutup (10 Menit)
Aktivitas pembelajaran
Guru
Siswa
 Guru memberikan
 Siswa mencatat
penugasan kepada
tugas dari guru.
siswa.
 Guru
Alokasi
Penilaian
waktu
5 menit
Tugas

Ketepatan
mengerjakan
 Siswa
tugas dan
mengkomunikasikan
mendengarkan
ketepatan
materi minggu depan
perkataan guru.
waktu
kepada siswa.
pengumpulan
71
 Guru menutup
pembelajaran dengan
 Siswa menjawab
salam
mengucapkan salam.
3 Penilaian
a.
Penilaian tes kognitif (soal pada LKS dan tugas kelompok)
tugas
72
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Metode Mnemonic System Akronim)
Sekolah
: SMAN 57 Jakarta
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/ Semester
: X/ 2
Materi Pokok
: Fungi (Jamur)
Alokasi Waktu
: 3 x 45 menit (pertemuan kedua)
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai, santun, responsif dan proaktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergualan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan.
73
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1. KD pada KI-1
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan
fungsi sel, jaringan, organ penyusun sisten dan bioproses yang terjadi pada
makhluk hidup.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati
bioproses.
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan
menyayangi lingkungan sebagai manifestasi pengamalan ajaran agama yang
dianutnya.
2. KD pada KI-2
2.1 Berperilaku ilmiah, teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin,tanggung
jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam
mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong,
bekerja sama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan
proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan
di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.
2.2 Peduli terhadap keselamatan diridan lingungan dengan menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di
laboratorium dan lingkungan sekitar.
3. KD pada KI-3
3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciriciri dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara teliti dan sistematis.
Indikator:
3.6.4 Menjelaskan karakteristik Divisi Ascomycota
3.6.5 Menjelaskan karakteristik Divisi Basidiomycota
3.6.6 Menjelaskan karakteristik Divisi Deuteromycota
74
4. KD pada KI-4
4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan
dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.
Indikator:
4.6.1 Melaksanakan pengamatan gambar tentang ciri-ciri Jamur
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi Jamur, diharapkan siswa dapat:
1. Mengidentifikasi ciri-ciri dan bentuk jamur Divisi Ascomycota melalui
pengamatan gambar
2. Mendeskripsikan cara reproduksi jamur Divisi Ascomycota
3. Menjelaskan peranan jamur Divisi Ascomycota dalam kehidupan
4. Mengidentifikasi ciri-ciri dan bentuk jamur Divisi Basidiomycota melalui
pengamatan gambar
5. Mendeskripsikan cara reproduksi jamur Divisi Basidiomycota
6. Menjelaskan pemanfaatan jamur Divisi Basidiomycota
7. Mengidentifikasi ciri-ciri Divisi Deuteromycota
D. Materi Pembelajaran
1. Ciri-ciri Ascomycota
2. Cara hidup Ascomycota
3. Daur hidup Ascomycota
4. Contoh Ascomycota
5. Ciri-ciri Basidimycota
6. Cara hidup Basidimycota
7. Daur hidup Basidimycota
8. Contoh Basidimycota
9. Ciri-ciri Deuteromycota
10.
75
E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Pendekatan saintifik
2. Metode
:Mnemonic Akronim, diskusi, dan tanya jawab
3. Model
: Inkuiri
F. Media , Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media
: Powerpoint, video, gambar
2. Alat
: LCD, laptop, whiteboard, spidol.
3. Sumber Belajar: Buku Siswa, buku sumber lain yang sesuai, internet, LKS
G. Langkah Pembelajaran
a. Pendahuluan (10 Menit)
Aktivitas Pembelajaran
Guru
 Memberi salam, berdoa,
mengecek absensi dan
Siswa
 Menjawab salam,
Alokasi
waktu
4 menit
Penilaian
Observasi
 Sikap
berdoa.
siswa
menyiapkan media
saat
pembelajaran.
menjawab
 Mengulang materi
minggu lalu.
 Mengulang materi
3 menit
 Kedisiplinan
sebelumnya
dan
bersama guru.
 Memberi pujian
 Siswa
terhadap siswa yang bisa
memperhatikan
menjawab pertanyaan
penjelasan guru.
dari guru
danmengkomunikasikan
tujuan pembelajaran
salam.
3 menit
kerapihan
siswa.
76
b. Kegiatan Inti (115 Menit)
Aktivitas pembelajaran
Kegiatan
Observasi
Guru
 Guru
Alokasi
Siswa
 Siswa
waktu
10 menit
Penilaian
Observasi
 Sikap ilmiah
memperlihat
memperhatika
kan gambar
n gambar atau
saat
atau video
video yang
mengamati
tentang
ditampilkan
gambar atau
Jamur
guru.
video.
 Sikap ilmiah
Bertanya
 Guru
 Siswa
5 menit
menstimulus
menjawab
kemampuan
siswa untuk
pertanyaan
siswa
bertanya,
“pernah, jamur
bertanya
misalnya “
yang kami
secara baik
Apakah yang
makan
dan benar.
kalian
termasuk
Sikap ilmiah
pernah
dalam jenis
saat diskusi
memakan
jamur yang
dengan LKS.
jamur?
tidak beracun”
Termasuk
Portofolio
dalam jenis
 Penilaian
apakah
Lembar
jamur yang
Kerja Siswa
kalian
makan?”
Eksplorasi/
Eksperimen
dan
 Guru
membagi
 Siswa terbagi
kedalam 6
65 menit
77
siswa
kedalam 6
kelompok .
 Guru
kelompok.
 Setiap
kelompok
mendapat LKS
membagikan
LKS tentang
 Siswa
Klasifikasi
mendengarkan
Jamur
penjelasan
 Guru
guru.
memberikan
LKS Jamur
berdasakan
metode
Mnemonic
Akronim
untuk
mengumpulk
 Setiap
kelompok
mulai
melakukan
diskusi.
an informasi
tentang
klasifikasi
jamur
 Guru
meminta
setiap
kelompok
untuk mulai
berdiskusi.
Asosiasi
 Guru
 Siswa mencari
20 menit
78
memberi
informasi,
kesempatan
bekerjasama
siswa untuk
dalam
menggali
kelompok.
informasi
baik dari
buku
maupun
internet.
Komunikasi
 Guru
 Setiap
meminta
kelompok
setiap
memaparkan
kelompok
hasil diskusi
untuk
kelompoknya.
memaparkan
hasil diskusi.
 Guru
 Perwakilan
kelompok
menunjuk
mempresentasi
perwakilan
kan hasil
tiap
diskusinya.
kelompok
untuk
mempresenta
sikan
kesimpulan
diskusi
secara
bergantian.
15 menit
i
t
79
c. Kegiatan Penutup (5 Menit)
Aktivitas pembelajaran
Guru
 Guru memberikan
penugasan kepada
Siswa
 Siswa mencatat tugas
Alokasi
5 menit
dari guru.
 Siswa mendengarkan
mengkomunikasikan
perkataan guru.
materi minggu depan
 Siswa menjawab
kepada siswa.
Tugas

Ketepatan
mengerjakan
siswa.
 Guru
Penilaian
waktu
salam
 Guru menutup
pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
H. Penilaian
a. Penilaian tes kognitif (soal pada LKS dan tugas kelompok)
tugas dan
ketepatan
waktu
pengumpulan
tugas
80
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Metode Mnemonic System Akronim)
Sekolah
: SMAN 57 Jakarta
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/ Semester
: X/ 2
Materi Pokok
: Jamur
Alokasi Waktu
: 3 x 45 menit (pertemuan ketiga)
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai, santun, responsif dan proaktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergualan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan.
81
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1. KD pada KI-1
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan
fungsi sel, jaringan, organ penyusun sisten dan bioproses yang terjadi pada
makhluk hidup.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati
bioproses.
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan
menyayangi lingkungan sebagai manifestasi pengamalan ajaran agama yang
dianutnya.
2. KD pada KI-2
2.1 Berperilaku ilmiah, teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin,tanggung
jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam
mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong,
bekerja sama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan
proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan
di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.
2.2 Peduli terhadap keselamatan diridan lingungan dengan menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di
laboratorium dan lingkungan sekitar.
3. KD pada KI-3
3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciriciri dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara teliti dan sistematis.
Indikator:
3.6.7
Mengidentifikasi bentuk simbiosis jamur dengan organisme lain
3.6.8
Menyebutkan peranan jamur bagi kehidupan
82
4. KD pada KI-4
4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan
dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.
Indikator:
4.6.1
Melaksanakan pengamatan gambar tentang ciri-ciri Jamur
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi sistem koordinasi, diharapkan siswa dapat:
1. Menjelaskan bentuk simbiosis jamur dengan organisme lain
2. Menyajikan data hasil pengamatan ciri dan pemanfaatan jamur
D. Materi Pembelajaran
1. Ciri-ciri Liken
2. Cara reproduksi dan habitat Liken
3. Contoh Liken
4. Ciri-ciri Mikoriza
5. Bentuk-bentuk Mikoriza
E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Pendekatan saintifik
2. Metode
:Mnemonic Akronim, diskusi, dan tanya jawab
3. Model
: Inkuiri
F. Media , Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media
: Powerpoint, video, gambar
2. Alat
: LCD, laptop, whiteboard, spidol.
3. Sumber Belajar
: Buku Siswa, uku Sumber lain yang sesuai, internet, LKS
83
G. Langkah Pembelajaran
a. Pendahuluan (10 Menit)
Aktivitas Pembelajaran
Alokasi
Guru
waktu
Siswa
 Memberi salam, berdoa,
 Menjawab
4 menit
Observasi
 Sikap siswa saat
salam, berdoa.
mengecek absensi dan
Penilaian
menyiapkan media
menjawab
pembelajaran.
salam.
 Mengulang materi
 Mengulang
minggu lalu.
 Kedisiplinan
3 menit
materi
dan
kerapihan
sebelumnya
siswa.
bersama guru.
 Siswa
 Memberi pujian
3
terhadap siswa yang bisa
memperhatikan
menjawab pertanyaan
penjelasan guru.
menit
dari guru dan
mengkomunikasikan
tujuan pembelajaran
b. Kegiatan Inti (115 Menit)
Aktivitas pembelajaran
Kegiatan
Observasi
Guru
 Guru
Alokasi
Siswa
 Siswa
waktu
10 menit
Penilaian
Observasi
 Sikap
memperlihatkan
memperhati
gambar atau
kan gambar
ilmiah saat
video tentang
atau video
mengamati
Jamur
yang
gambar
ditampilkan
atau video.
84
 Sikap
guru.
Bertanya
Eksplorasi/
Eksperimen
 Guru
 Siswa
5 menit
ilmiah dan
menstimulus
menjawab
kemampua
siswa untuk
“pernah,
n siswa
bertanya,
tapai
bertanya
misalnya
berasal dari
secara baik
“pernahkan
hasil
dan benar.
kalian melihat
fermentasi”
 Sikap
proses pembuatan
ilmiah saat
tapai? Mengapa
diskusi
tapai memiliki
dengan
rasa yang manis?
LKS.
 Guru telah siswa
 Siswa
65 menit
kedalam 6
terbagi
Portofolio
kelompok .
kedalam 6
 Penilaian
 Guru
membagikan
kelompok.
 Setiap
LKS tentang
kelompok
Simbiosis Jamur
mendapat
dan Peranannya
LKS
Dalam
Kehidupan
 Guru
 Siswa
mendengar
memberikan LKS
kan
Jamur berdasakan
penjelasan
metode
guru.
Mnemonic
Akronim untuk
Lembar
Kerja Siswa
85
mengumpulkan
informasi tentang
 Setiap
simbiosis jamur
kelompok
dan peranannya
mulai
dalam kehidupan
melakukan
 Guru meminta
diskusi.
setiap kelompok
untuk mulai
berdiskusi.
Asosiasi
Komunikasi
 Guru memberi
 Siswa
kesempatan siswa
mencari
untuk menggali
informasi,
informasi baik
bekerjasam
dari buku
a dalam
maupun internet.
kelompok.
 Guru meminta
 Setiap
setiap kelompok
kelompok
untuk
memaparka
memaparkan
n hasil
hasil diskusi.
diskusi
 Guru menunjuk
perwakilan tiap
kelompokn
ya.
kelompok untuk
mempresentasika
 Perwakilan
n kesimpulan
kelompok
diskusi secara
mempresent
bergantian.
asikan hasil
diskusinya.
20 menit
15 menit
i
t
86
c. Kegiatan Penutup (5 Menit)
Aktivitas pembelajaran
Guru
 Guru memberikan
penugasan kepada siswa.
Siswa
 Siswa mencatat
Alokasi
5 menit
tugas dari guru.
 Guru mengkomunikasikan
materi minggu depan
Penilaian
waktu
Tugas

Ketepatan
mengerjakan
 Siswa
tugas dan
kepada siswa.
mendengarkan
ketepatan
 Guru menutup
perkataan guru.
waktu
pengumpulan
pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
 Siswa menjawab
salam
H. Penilaian
a. Penilaian tes kognitif (soal pada LKS dan tugas kelompok)
tugas
87
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Metode Mnemonic System Akrostik)
Sekolah
: SMAN 57 Jakarta
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/ Semester
: X/ 2
Materi Pokok
: Fungi (Jamur)
Alokasi Waktu
: 3 x 45 menit (pertemuan pertama)
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai, santun, responsif dan proaktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergualan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan.
88
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1. KD pada KI-1
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan
fungsi sel, jaringan, organ penyusun sisten dan bioproses yang terjadi pada
makhluk hidup.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati
bioproses.
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan
menyayangi lingkungan sebagai manifestasi pengamalan ajaran agama yang
dianutnya.
2. KD pada KI-2
2.1 Berperilaku ilmiah, teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin,tanggung
jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam
mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong,
bekerja sama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan
proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan
di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.
2.2 Peduli terhadap keselamatan diridan lingungan dengan menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di
laboratorium dan lingkungan sekitar.
3. KD pada KI-3
3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciriciri dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara teliti dan sistematis.
Indikator:
3.6.1 Mengidentifikasi ciri umum Divisi Jamur
3.6.2 Menjelaskan klasifikasi Divisi Jamur berdasarkan pengamatan gambar
3.6.3 Menjelaskan karakteristik Divisi Zygomycota
89
4. KD pada KI-4
4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan
dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.
Indikator:
4.6.1 Melaksanakan pengamatan gambar tentang ciri-ciri Jamur
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi Jamur, diharapkan siswa dapat:
1. Menyebutkan ciri umum divisi Jamur
2. Mengklasifikasi jamur berdasarkan ciri-ciri dan cara reproduksinya.
3. Mengidentifikasi ciri-ciri dan bentuk jamur Divisi Zygomycota melalui
pengamatan gambar
4. Mendeskripsikan cara reproduksi jamur Divisi Zygomycota
5. Menjelaskan peranan jamur Divisi Zygomycota dalam kehidupan
D. Materi Pembelajaran
90
E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Pendekatan saintifik
2. Metode
:Mnemonic akrostik, diskusi, dan tanya jawab
3. Model
: Inkuiri
F. Media , Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media
: Powerpoint, video, gambar
2. Alat
: LCD, laptop, whiteboard, spidol.
3. Sumber Belajar
: Buku Siswa, buku sumber lain yang sesuai, internet, LKS
G. Langkah Pembelajaran
a. Pendahuluan (10 Menit)
Aktivitas Pembelajaran
Guru
 Memberi salam, berdoa,
mengecek absensi dan
Siswa
 Menjawab salam,
Alokasi
waktu
4 menit
Penilaian
Observasi
 Sikap
berdoa.
siswa
menyiapkan media
saat menjawab
pembelajaran.
salam.
 Mengulang materi
sebekumnya
 Memberi pujian
 Mengulang materi
dan kerapihan
guru.
siswa.
 Siswa
memperhatikan
menjawab pertanyaan
penjelasan guru.
mengkomunikasikan
tujuan pembelajaran
 Kedisiplinan
sebelumnya bersama
terhadap siswa yang bisa
dari guru dan
3 menit
3 menit
91
b. Kegiatan Inti (115 Menit)
Aktivitas pembelajaran
Kegiatan
Observasi
Guru
 Guru
Alokasi
Siswa
 Siswa
waktu
Penilaian
10
Observasi
menit
 Sikap
memperlihatk
memperhatikan
an gambar
gambar atau
ilmiah saat
atau video
video yang
mengamati
tentang Jamur
ditampilkan guru.
gambar
atau video.
Bertanya
Eksplorasi/
Eksperimen
 Guru
 Siswa menjawab
5 menit
 Sikap
menstimulus
pertanyaan
ilmiah dan
siswa untuk
“tempe adalah
kemampua
bertanya,
makanan yang
n siswa
misalnya “
berasal dari
bertanya
Apakah yang
bahan baku
secara baik
kalian ketahui
kedelai”
dan benar.
tentang
Sikap
tempe?”
ilmiah saat
 Guru
 Siswa terbagi
membagi
kedalam 6
siswa kedalam
kelompok.
6 kelompok .
 Guru
diskusi
menit
dengan
LKS.
 Setiap kelompok
mendapat LKS
Portofolio
 Penilaian
membagikan
LKS tentang
65
 Siswa
Lembar
Ciri dan
mendengarkan
Kerja
Klasifikasi
penjelasan guru.
Siswa
Jamur
92
 Guru
memberikan
LKS
berdasakan
metode
Mnemonic
 Setiap kelompok
mulai melakukan
diskusi.
Akrostik
untuk
mengumpulka
n informasi
ciri-ciri dan
klasifikasi
jamur
 Guru
meminta
setiap
kelompok
untuk mulai
berdiskusi.
Asosiasi
 Guru memberi
 Siswa mencari
kesempatan
informasi,
siswa untuk
bekerjasama
menggali
dalam kelompok.
informasi baik
dari buku
maupun
internet.
20
menit
93
Komunikasi
 Setiap kelompok
 Guru meminta
15
setiap
memaparkan hasil menit
kelompok
diskusi
untuk
kelompoknya.
i
t
memaparkan
 Perwakilan
hasil diskusi.
 Guru
kelompok
menunjuk
mempresentasika
perwakilan
n hasil
tiap kelompok
diskusinya.
untuk
mempresentasi
kan
kesimpulan
diskusi secara
bergantian.
c.
Kegiatan Penutup (10 Menit)
Aktivitas pembelajaran
Alokasi
Guru
Siswa
waktu
 Guru memberikan penugasan
 Siswa mencatat
5 menit
kepada siswa.
 Guru mengkomunikasikan
tugas dari guru.
 Siswa
Penilaian
Tugas

Ketepatan
mengerjakan
materi minggu depan kepada
mendengarkan
tugas dan
siswa.
perkataan guru.
ketepatan
 Guru menutup pembelajaran
dengan mengucapkan salam.
 Siswa
waktu
menjawab
pengumpulan
salam
tugas
94
3. Penilaian
a.
Penilaian tes kognitif (soal pada LKS dan tugas kelompok)
95
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Metode Mnemonic System Akrostik)
Sekolah
: SMAN 57 Jakarta
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/ Semester
: X/ 2
Materi Pokok
: Fungi (Jamur)
Alokasi Waktu
: 3 x 45 menit (pertemuan kedua)
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai, santun, responsif dan proaktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergualan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan.
96
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1. KD pada KI-1
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan
fungsi sel, jaringan, organ penyusun sisten dan bioproses yang terjadi pada
makhluk hidup.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati
bioproses.
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan
menyayangi lingkungan sebagai manifestasi pengamalan ajaran agama yang
dianutnya.
2. KD pada KI-2
2.1 Berperilaku ilmiah, teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin,tanggung
jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam
mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong,
bekerja sama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan
proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan
di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.
2.2 Peduli terhadap keselamatan diridan lingungan dengan menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di
laboratorium dan lingkungan sekitar.
3. KD pada KI-3
3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciriciri dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara teliti dan sistematis.
Indikator:
3.6.4 Menjelaskan karakteristik Divisi Ascomycota
3.6.5 Menjelaskan karakteristik Divisi Basidiomycota
3.6.6 Menjelaskan karakteristik Divisi Deuteromycota
97
4. KD pada KI-4
4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan
dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.
Indikator:
4.6.1 Melaksanakan pengamatan gambar tentang ciri-ciri Jamur
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi Jamur, diharapkan siswa dapat:
1. Mengidentifikasi ciri-ciri dan bentuk jamur Divisi Ascomycota melalui
pengamatan gambar
2. Mendeskripsikan cara reproduksi jamur Divisi Ascomycota
3. Menjelaskan peranan jamur Divisi Ascomycota dalam kehidupan
4. Mengidentifikasi ciri-ciri dan bentuk jamur Divisi Basidiomycota melalui
pengamatan gambar
5. Mendeskripsikan cara reproduksi jamur Divisi Basidiomycota
6. Menjelaskan pemanfaatan jamur Divisi Basidiomycota
7. Mengidentifikasi ciri-ciri Divisi Deuteromycota
D. Materi Pembelajaran
1. Ciri-ciri Ascomycota
2. Cara hidup Ascomycota
3. Daur hidup Ascomycota
4. Contoh Ascomycota
5. Ciri-ciri Basidimycota
6. Cara hidup Basidimycota
7. Daur hidup Basidimycota
8. Contoh Basidimycota
9. Ciri-ciri Deuteromycota
98
E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Pendekatan saintifik
2. Metode
:Mnemonic Akrostik, diskusi, dan tanya jawab
3. Model
: Inkuiri
F. Media , Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media
: Powerpoint, video, gambar
2. Alat
: LCD, laptop, whiteboard, spidol.
3. Sumber Belajar: Buku Siswa, buku sumber lain yang sesuai, internet, LKS
G. Langkah Pembelajaran
a. Pendahuluan (10 Menit)
Aktivitas Pembelajaran
Guru
 Memberi salam, berdoa,
mengecek absensi dan
Siswa
 Menjawab salam,
Alokasi
waktu
4 menit
Penilaian
Observasi
 Sikap
berdoa.
siswa
menyiapkan media
saat
pembelajaran.
menjawab
 Mengulang materi
minggu lalu.
 Mengulang materi
3 menit
 Kedisiplinan
sebelumnya
dan
bersama guru.
 Memberi pujian
 Siswa
terhadap siswa yang bisa
memperhatikan
menjawab pertanyaan
penjelasan guru.
dari guru
danmengkomunikasikan
tujuan pembelajaran
salam.
3 menit
kerapihan
siswa.
99
b. Kegiatan Inti (115 Menit)
Aktivitas pembelajaran
Kegiatan
Observasi
Guru
 Guru
Alokasi
Siswa
 Siswa
waktu
10 menit
Penilaian
Observasi
 Sikap ilmiah
memperlihat
memperhatika
kan gambar
n gambar atau
saat
atau video
video yang
mengamati
tentang
ditampilkan
gambar atau
Jamur
guru.
video.
 Sikap ilmiah
Bertanya
 Guru
 Siswa
5 menit
menstimulus
menjawab
kemampuan
siswa untuk
pertanyaan
siswa
bertanya,
“pernah, jamur
bertanya
misalnya “
yang kami
secara baik
Apakah yang
makan
dan benar.
kalian
termasuk
Sikap ilmiah
pernah
dalam jenis
saat diskusi
memakan
jamur yang
dengan LKS.
jamur?
tidak beracun”
Termasuk
Portofolio
dalam jenis
 Penilaian
apakah
Lembar
jamur yang
Kerja Siswa
kalian
makan?”
Eksplorasi/
Eksperimen
dan
 Guru
membagi
 Siswa terbagi
kedalam 6
65 menit
100
siswa
kedalam 6
kelompok .
 Guru
kelompok.
 Setiap
kelompok
mendapat LKS
membagikan
LKS tentang
 Siswa
Klasifikasi
mendengarkan
Jamur
penjelasan
 Guru
guru.
memberikan
LKS Jamur
berdasakan
metode
Mnemonic
Akrostik
untuk
mengumpulk
 Setiap
kelompok
mulai
melakukan
diskusi.
an informasi
tentang
klasifikasi
jamur
 Guru
meminta
setiap
kelompok
untuk mulai
berdiskusi.
Asosiasi
 Guru
 Siswa mencari
20 menit
101
memberi
informasi,
kesempatan
bekerjasama
siswa untuk
dalam
menggali
kelompok.
informasi
baik dari
buku
maupun
internet.
Komunikasi
 Guru
 Setiap
meminta
kelompok
setiap
memaparkan
kelompok
hasil diskusi
untuk
kelompoknya.
memaparkan
hasil diskusi.
 Guru
 Perwakilan
kelompok
menunjuk
mempresentasi
perwakilan
kan hasil
tiap
diskusinya.
kelompok
untuk
mempresenta
sikan
kesimpulan
diskusi
secara
bergantian.
15 menit
i
t
102
c. Kegiatan Penutup (5 Menit)
Aktivitas pembelajaran
Guru
 Guru memberikan
penugasan kepada
Siswa
 Siswa mencatat tugas
Alokasi
5 menit
dari guru.
siswa.
 Guru
Tugas

Ketepatan
mengerjakan
 Siswa mendengarkan
mengkomunikasikan
perkataan guru.
materi minggu depan
 Siswa menjawab
kepada siswa.
Penilaian
waktu
salam
 Guru menutup
pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
H. Penilaian
a. Penilaian tes kognitif (soal pada LKS dan tugas kelompok)
tugas dan
ketepatan
waktu
pengumpulan
tugas
103
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Metode Mnemonic System Akrostik)
Sekolah
: SMAN 57 Jakarta
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/ Semester
: X/ 2
Materi Pokok
: Fungi (Jamur)
Alokasi Waktu
: 3 x 45 menit (pertemuan ketiga)
A. Kompetensi Inti
1.
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2.
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai, santun, responsif dan proaktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergualan dunia.
3.
Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
4.
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
104
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1. KD pada KI-1
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan
fungsi sel, jaringan, organ penyusun sisten dan bioproses yang terjadi pada
makhluk hidup.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati
bioproses.
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan
menyayangi lingkungan sebagai manifestasi pengamalan ajaran agama yang
dianutnya.
2. KD pada KI-2
2.1 Berperilaku ilmiah, teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin,tanggung
jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam
mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong,
bekerja sama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan
proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan
di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.
2.2 Peduli terhadap keselamatan diridan lingungan dengan menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di
laboratorium dan lingkungan sekitar.
3.
KD pada KI-3
3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciriciri dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara teliti dan sistematis.
Indikator:
3.6.7 Mengidentifikasi bentuk simbiosis jamur dengan organisme lain
3.6.8 Menyebutkan peranan jamur bagi kehidupan
105
4. KD pada KI-4
4.6
Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan
dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.
Indikator:
4.6.1 Melaksanakan pengamatan gambar tentang ciri-ciri Jamur
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi sistem koordinasi, diharapkan siswa dapat:
1. Menjelaskan bentuk simbiosis jamur dengan organisme lain
2. Menyajikan data hasil pengamatan ciri dan pemanfaatan jamur
D. Materi Pembelajaran
1. Ciri-ciri Liken
2. Cara reproduksi dan habitat Liken
3. Contoh Liken
4. Ciri-ciri Mikoriza
5. Bentuk-bentuk Mikoriza
E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Pendekatan saintifik
2. Metode
:Mnemonic Akrostik, diskusi, dan tanya jawab
3. Model
: Inkuiri
F. Media , Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media
: Powerpoint, video, gambar
2. Alat
: LCD, laptop, whiteboard, spidol.
3. Sumber Belajar
: Buku Siswa, uku Sumber lain yang sesuai, internet, LKS
106
G. Langkah Pembelajaran
a. Pendahuluan (10 Menit)
Aktivitas Pembelajaran
Alokasi
Guru
waktu
Siswa
 Memberi salam, berdoa,
 Menjawab
4 menit
Observasi
 Sikap siswa saat
salam, berdoa.
mengecek absensi dan
Penilaian
menyiapkan media
menjawab
pembelajaran.
salam.
 Mengulang materi
 Mengulang
minggu lalu.
 Kedisiplinan
3 menit
materi
dan
kerapihan
sebelumnya
siswa.
bersama guru.
 Siswa
 Memberi pujian
3
terhadap siswa yang bisa
memperhatikan
menjawab pertanyaan
penjelasan guru.
menit
dari guru dan
mengkomunikasikan
tujuan pembelajaran
b. Kegiatan Inti (115 Menit)
Aktivitas pembelajaran
Kegiatan
Observasi
Guru
 Guru
Alokasi
Siswa
 Siswa
waktu
10 menit
Penilaian
Observasi
 Sikap
memperlihatkan
memperhati
gambar atau
kan gambar
ilmiah saat
video tentang
atau video
mengamati
Jamur
yang
gambar
ditampilkan
atau video.
107
 Sikap
guru.
Bertanya
Eksplorasi/
Eksperimen
 Guru
 Siswa
5 menit
ilmiah dan
menstimulus
menjawab
kemampua
siswa untuk
“pernah,
n siswa
bertanya,
tapai
bertanya
misalnya
berasal dari
secara baik
“pernahkan
hasil
dan benar.
kalian melihat
fermentasi”
 Sikap
proses pembuatan
ilmiah saat
tapai? Mengapa
diskusi
tapai memiliki
dengan
rasa yang manis?
LKS.
 Guru telah siswa
 Siswa
65 menit
kedalam 6
terbagi
Portofolio
kelompok .
kedalam 6
 Penilaian
 Guru
membagikan
kelompok.
 Setiap
LKS tentang
kelompok
Simbiosis Jamur
mendapat
dan Peranannya
LKS
Dalam
Kehidupan
 Guru
 Siswa
mendengar
memberikan LKS
kan
Jamur berdasakan
penjelasan
metode
guru.
Mnemonic
Akrostik untuk
Lembar
Kerja Siswa
108
mengumpulkan
informasi tentang
 Setiap
simbiosis jamur
kelompok
dan peranannya
mulai
dalam kehidupan
melakukan
 Guru meminta
diskusi.
setiap kelompok
untuk mulai
berdiskusi.
Asosiasi
Komunikasi
 Guru memberi
 Siswa
kesempatan siswa
mencari
untuk menggali
informasi,
informasi baik
bekerjasam
dari buku
a dalam
maupun internet.
kelompok.
 Guru meminta
 Setiap
setiap kelompok
kelompok
untuk
memaparka
memaparkan
n hasil
hasil diskusi.
diskusi
 Guru menunjuk
perwakilan tiap
kelompokn
ya.
kelompok untuk
mempresentasika
 Perwakilan
n kesimpulan
kelompok
diskusi secara
mempresent
bergantian.
asikan hasil
diskusinya.
20 menit
15 menit
i
t
109
c. Kegiatan Penutup (5 Menit)
Aktivitas pembelajaran
Guru
 Guru memberikan
penugasan kepada siswa.
Siswa
 Siswa mencatat
Alokasi
5 menit
tugas dari guru.
 Guru mengkomunikasikan
materi minggu depan
Penilaian
waktu
Tugas

Ketepatan
mengerjakan
 Siswa
tugas dan
kepada siswa.
mendengarkan
ketepatan
 Guru menutup
perkataan guru.
waktu
pengumpulan
pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
 Siswa menjawab
salam
H. Penilaian
a. Penilaian tes kognitif (soal pada LKS dan tugas kelompok)
tugas
110
Lampiran 3
LEMBAR KERJA SISWA I (Akronim)
Ciri dan Klasifikasi Jamur
A. Tujuan
1.
Mengetahuai ciri umum Divisi Jamur
2.
Mengamati ciri-ciri, cara reproduksi dan peran jamur Zygomicota dalam
kehidupan
B. Alat dan Bahan
1.
Buku sumber/internet
2.
Alat tulis
C. Cara Kerja
1.
Carilah informasi dari sumber yang relevan tentang Divisi Jamur
2.
Isi data yang diperlukan pada lembar LKS
1.
Struktur Tubuh Jamur
Perhatiakan gambar berikut ini dan lengkapi data pada table yang sudah
disediakan!
No Nama
Keterangan
111
Mnemonic
Akronim
2.
No
Cara Hidup Jamur
Cara
Hidup Keterangan
jamur
1
Saproba
2
Parasit
3
Simbiosis
3. Reproduksi Jamur
Reproduksi Jamur
Reproduksi Aseksual:
Reproduksi Seksual:
Mnemonic Akronim:
Klasifikasi Jamur
1.
Zygomycota
Struktur tubuh Zygomycota
112
Zygomycota
1
Hifa
2
Tubuh buah
3
Reproduksi
4
Contoh
organisme
Mnemonic
Akronim
113
LEMBAR KERJA SISWA II (Akronim)
Klasifikasi Jamur
A. Tujuan
1. Mengamati ciri-ciri, cara reproduksi dan peran jamur Ascomycota dalam
kehidupan
2. Mengamati ciri-ciri, cara reproduksi dan peran jamur Basidiomycota
dalam kehidupan
3. Mengamati ciri-ciri, cara reproduksi dan peran jamur Deuteromycota
dalam kehidupan
B. Alat dan Bahan
1. Buku sumber/internet
2. Alat tulis
C. Cara Kerja
1. Carilah informasi dari sumber yang relevan tentang Divisi Jamur
2. Isi data yang diperlukan pada lembar LKS
Klasifikasi Jamur
1. Ascomycota
Ascomycota
114
1
Hifa
2
Tubuh buah
3
Reproduksi
4
Contoh
organisme
Mnemonic
Akronim
3. Basidiomycota
Basidiomycota
1
Hifa
2
Tubuh buah
115
3
Reproduksi
4
Contoh
organisme
Mnemonic
Akronim
116
LEMBAR KERJA SISWA III (Akronim)
Simbiosis Jamur dan Peranannya Dalam Kehidupan
A. Tujuan
1. Mengetahui bentuk simbiosis jamur dengan organisme lain
2. Mengetahui peranan Jamur dalam kehidupan
B. Alat dan Bahan
1. Buku sumber/internet
2. Alat tulis
C. Cara Kerja
1. Carilah informasi dari sumber yang relevan tentang Divisi Jamur
2. Isi data yang diperlukan pada lembar LKS
Simbiosis Jamur dengan organisme lain
No
1
Bentuk Simbiosis
Liken
2
Mikoriza
Keterangan
117
Mnemonic Akronim:
Peranan Jamur dalam kehidupan
No Divisi Jamur
Nama Organisme
Peranan
118
119
Lampiran 4
LEMBAR KERJA SISWA I (Akrostik)
Ciri dan Klasifikasi Jamur
A. Tujuan
1.
Mengetahuai ciri umum Divisi Jamur
2.
Mengamati ciri-ciri, cara reproduksi dan peran jamur Zygomicota dalam
kehidupan
B. Alat dan Bahan
1.
Buku sumber/internet
2.
Alat tulis
C. Cara Kerja
1.
Carilah informasi dari sumber yang relevan tentang Divisi Jamur
2.
Isi data yang diperlukan pada lembar LKS
1.
Struktur Tubuh Jamur
Perhatiakan gambar berikut ini dan lengkapi data pada table yang sudah
disediakan!
120
No Nama
Keterangan
Mnemonic
Akrostik
2.
No
Cara Hidup Jamur
Cara
Hidup Keterangan
jamur
1
Saproba
2
Parasit
3
Simbiosis
3. Reproduksi Jamur
Reproduksi Jamur
Reproduksi Aseksual:
Reproduksi Seksual:
Mnemonic Akrostik:
121
Klasifikasi Jamur
1.
Zygomycota
Struktur tubuh Zygomycota
Zygomycota
1
Hifa
2
Tubuh buah
3
Reproduksi
4
Contoh
organisme
Mnemonic
Akrostik
122
LEMBAR KERJA SISWA II (Akrostik)
Klasifikasi Jamur
A. Tujuan
1. Mengamati ciri-ciri, cara reproduksi dan peran jamur Ascomycota dalam
kehidupan
2. Mengamati ciri-ciri, cara reproduksi dan peran jamur Basidiomycota
dalam kehidupan
3. Mengamati ciri-ciri, cara reproduksi dan peran jamur Deuteromycota
dalam kehidupan
B. Alat dan Bahan
1. Buku sumber/internet
2. Alat tulis
C. Cara Kerja
1. Carilah informasi dari sumber yang relevan tentang Divisi Jamur
2. Isi data yang diperlukan pada lembar LKS
Klasifikasi Jamur
1. Ascomycota
Ascomycota
123
1
Hifa
2
Tubuh buah
3
Reproduksi
4
Contoh
organisme
Mnemonic
Akrostik
3. Basidiomycota
Basidiomycota
1
Hifa
2
Tubuh buah
124
3
Reproduksi
4
Contoh
organisme
Mnemonic
Akrostik
125
LEMBAR KERJA SISWA III (Akrostik)
Simbiosis Jamur dan Peranannya Dalam Kehidupan
A. Tujuan
1. Mengetahui bentuk simbiosis jamur dengan organisme lain
2. Mengetahui peranan Jamur dalam kehidupan
B. Alat dan Bahan
1. Buku sumber/internet
2. Alat tulis
C. Cara Kerja
1. Carilah informasi dari sumber yang relevan tentang Divisi Jamur
2. Isi data yang diperlukan pada lembar LKS
Simbiosis Jamur dengan organisme lain
No
1
Bentuk Simbiosis
Liken
2
Mikoriza
Keterangan
126
Mnemonic Akrostik:
Peranan Jamur dalam kehidupan
No Divisi Jamur
Nama Organisme
Peranan
127
128
Lampiran 5
Rubrik Penilaian LKS I
No.
1
Aspek yang dinilai
Struktur Jamur
Jawaban
Skor
1. Struktur reproduksi
 Bagian pada jamur yang mengandung 2
spora untuk melakukan reproduksi
 Nama organ benar, keterangan salah
1
2. Hifa
 Sel-sel
penyusun
yang 2
tubuh jamur
memanjangn membentuk benang
 Nama organ benar, keterangan salah
1
3. Miselium
 Hifa yang bercang-cabang menbentuk 2
1
jaringan
 Nama organ benar, keterangan salah
4. Hifa bersekat
 Hifa bersekat (septa) merupaka sekat 2
antarsel. Septa memiliki celah atau pori
yang cukup besar, sehingga organel sel
dapat mengalir dari suatu sel ke sel
1
lainnya.
2
 Nama organ benar, keterangan salah
5. Hifa tidak bersekat
 Hifa
tidak
bersekat
(asepta/
hifa
senositik). Hifa jamur asepta merupakan
1
massa sitoplasma yang panjang dan
mengandung
ratusan
hingga
ribuan
2
nucleus.
 Nama organ benar, keterangan salah
1
129
6. Haustoria
 Haustoria
adalah
ujung
hifa
yang
menembus inang dan berfungsi untuk
menyerap sari makanan.
 Nama organ benar, keterangan salah
2
Cara hidup jamur
a. Saproba
 Jamur
saproba
mendapatkan
nutrisi 2
dengan cara menguraikan organisme yang
sudah mati. Jamur saproba berperan
sangat penting dalam ekosistem, yaitu
sebagai pengurai (decomposer) sisa-sisa
organisme untuk mengembalikan unsur
1
hara ke dalam tanah
 Jamur
saproba
mendapatkan
nutrisi
dengan cara menguraikan organisme yang
sudah mati
b. Parasit
 Jamur parasit menyerap nutrisi dari tubuh 2
organisme
(inang).
lain
Jamur
yang
ditumpanginya
parasit
menyebabkan
penyakit atau patogen bagi inang yang
1
ditumpanginya.
 Jamur parasit menyerap nutrisi dari tubuh
organisme
lain
yang
ditumpanginya
(inang).
c. Simbiosis
 Jamur simbiosis mutualisme mendapatkan 2
nutrisi dari organisme hidup lain. Bentuk
simbiosis ini menguntungkan bagi kedua
organisma yang terlibat.
 Jamur simbiosis mutualisme mendapatkan 1
nutrisi dari organisme hidup lain
130
3
1. Reproduksi aseksual
 Reproduksi vegetatif pada jamur yaitu 3
secara aseksual. Pada jamur bersel satu
dilakukan dengan cara pembentukan tunas
yang akan tumbuh menjadi individu baru.
Sedangkan
pada
dilakukan
dengan
jamur
multiseluler
cara
fragmentasi
(pemutusan hifa) dan pembentukan spora
aseksual
berupa
sporangiospora
atau
konidiospora. Jamur jenis tertentu yang
sudah dewasa menghasilkan sporangiosfor
(tangkai
kotak
spora),
pada
ujung
sporangiosfor terdapat sporangium (kotak
spora). Di dalam kotak spora terjadi
pembelahan
secara
mitosis
dan
menghasilkan
banyak
sporangiospora
dengan kromosom yang haploid (n).
sporangiospora bila jauh di tampat yang
cocok, akan tumbuh menjadi hifa baru
yang haploid (n). Jamur jenis tertentu
yang
sudah
dewasa
menghasilkan
konidiofor (tangkai konidium), pada ujung
konidiofor
terdapat
konidium
(kotak
konidiospora). Di dalam konidium terjadi
pembelahan
sel
menghasilkan
dengan
secara
banyak
kromosom
mitosis
dan
konidiospora
haploid
(n). 2
konidiospora bila jatuh di tempat yang
cocok, akan tumbuh menjadi hifa baru
yang haploid (n).
 Reproduksi
aseksual
pada
jamur
dilakukan dengan cara pembentukan tunas
131
sehingga
membentuk
fragmentasi
individu
(pemutusan
pembentukan
spora
baru,
hifa),
aseksual
dan
berupa
sporangiospora atau konidiospora. Jamur
jenis
tertentu
menghasilkan
yang
sudah
sporangiosfor
dewasa
(tangkai
kotak spora), pada ujung sporangiosfor 1
terdapat sporangium (kotak spora). Jamur
jenis
tertentu
menghasilkan
yang
sudah
konidiofor
dewasa
(tangkai
konidium), pada ujung konidiofor terdapat
konidium (kotak konidiospora).
 Reproduksi aseksual pada jamur dengan
cara pembentukan tunas, fragmentasi, dan
pembentukan spora. Jamur jenis tertentu
yang
sudah
dewasa
menghasilkan
sporangiosfor (tangkai kotak spora), pada
ujung sporangiosfor terdapat sporangium
(kotak spora). Jamur jenis tertentu yang
sudah dewasa menghasilkan konidiofor
(tangkai konidium), pada ujung konidiofor
terdapat konidium (kotak konidiospora).
2. Reroduksi seksual
 Reproduksi pada jamur secara generatif 3
(seksual) dilakukan dengan pembentukan
spora seksual melalui peleburan antara
hifa berbeda jenis. Mekanismenya sebagai
berikut:
1. Hifa (+) dan hifa (-) masing-masing
haploid (n), berdekatan membentuk
gametangium.
132
2. Gametangium
mengalami
plasmogami (peleburan sitoplasma)
membentuk
zigosporangium
dikariotik
(heterokariotik)
pasangan
nucleus
dengan
haploid
yang
belum bersatu.
3. Bila kondisi lingkuan membaik akan
terjasi kariogami (peleburan inti)
sehingga zigosporangium memiliki
inti yang diploid (2n).
4. Inti
diploid
mengalami
zigosporangium
meiosis
menghasilkan
zigospora haploid (n) di dalam
zigosporangium.
5. Zigospora
haploid
berkecambah
sporangium
(n)
akan
membentuk
bertangkai
pendek
dengan kromosom haploid (n).
6. Sporangium
haploid
(n)
akan
menghasilkan spora-spora haploid
(n).
7. Bila spora-spora haploid (n) jatuh di 2
tempat yang cocok, maka akan
berkecambah (germinasi) menjadi
hifa jamur yang haploid (n). hifa
akan tumuh membentuk jaringan
miselium yang semuanya haploid (n). 1
 Reproduksi pada jamur secara generatif
(seksual)
dilakukan
dengan
pembentukan
spora seksual melalui
peleburan antara hifa berbeda jenis.
133
Menyebutkan tahaban tanpa keterangan
yang jelas.
 Reproduksi pada jamur secara generatif
(seksual)
dilakukan
dengan
pembentukan
spora seksual melalui
peleburan antara hifa berbeda jenis.
Tidak menyebutkan tahapannya.
4
5
Klasifikasi Jamur
Zygomycota
1. Sporangium
1
2. Stolon
1
3. Spora
1
4. Sporangiofor
1
5. rizoid
1
Karakteristik Zygomycota
Zygomycota terdiri atas hifa tak bersekat
a. Hifa
yang memiliki banyak inti sel. Hifa 1
berdiri tegak dan membentul sporangium
bulat.
b. Tubuh buah
Zygomycota tidak memiliki tubuh buah
c. Reproduksi
Reproduksi seksual terjadi bila kondisi 1
lingkungan
baik
dan
Reproduksi
aseksual
1
mendukung.
dengan
cara
fragmentasi hifa dan pembentukan spora
askesual (sporangiospora). Reproduksi
seksual dengan cara pembentukan spora
seksual (zigospora) melalui peleburan
antara hifa yang berbeda jenis.
d. Contoh organisme
Rhizopus sp., Mucor sp., dan Pilobolus
1
134
Rubrik Penilaian LKS 2
No.
1
Aspek penilaian
Skor
Klasifikasi jamur
Ascomycota
2
Jawaban
1. Tubuh buah
1
2. Kapang
1
3. Ragi
1
4. Askus
1
5. Tubuh buah
1
6. Miselium
1
7. Organ jantan dan betina
1
Karakteristik Ascomycota
a. Hifa
1
Ascomycota memiliki hifa yang
bersekat
b. Tubuh buah
Pada
beberapa
jenis
1
Ascomycota, hifa bercabangcabang membentuk miselium
dan tersusun kompak menjadi
tubuh buah makroskopis yang
disebut
askokarp
atau
askokarpus. Bentuk askokarp
bervariasi, antara lain berbentuk
botol, bola, dan mangkok.
c. Reproduksi
Reproduksi
fragmentasi.
aseksual
secara
Reproduksi
seksual secara konjugasi atau
penyatuan dua sel haploid (n)
1
135
yang berbeda jenis.
d. Contoh organisme
1
Saccharomyces cereviciae,
Penicillium sp., Neurospora,
Morchella esculaenta, dan
Candida albicans.
3
Basidiomycota
1.
Lamella
1
2.
Hifa
1
3.
Inti sel
1
4.
Septa
1
5.
Miselium
1
6.
cincin
1
1
Karakteristik Basidiomycota
a. Hifa
Basidiomycota memiliki hifa
bersekat.
b. Tubuh buah
Miselium
buah
mmbentuk
makrosopis,
adapula
yang
tubuh
namun
tidak
membentuk tubuh uah. Tubuh
buah basidiomycota disebut
basidiokarp
atau
basidiokarpus.
Bentuk
basidokarp bervariasi, antara
lain seperti paying, lingkaran,
kancing,
atau
telinga manusia.
menyerupai
1
136
c. Reproduksi
Reproduksi
aseksual
basidiomycota
dengan
1
cara
membentuk konidiospora.
Reproduksi
seksual
terjadi
melalui peleburan antara hifa
berbeda
jenis
yang
akan
menghasilkan spora seksual
basidiospora.
d. Contoh organisme
Volvariella
volvacea,
Auricularia polytricha, Amanita
sp., dan Pleurotus sp.
1
137
Rubrik Penilaian LKS III
No.
Aspek yang dinilai
Jawaban
skor
Simbiosis Jamur
Liken
1. Lapisan hifa jamur
1
2. Lapisan alga
1
3. Medulla
1
4. Rizoid
1
 Liken
adalah
gabungan 3
antara alga dan jamur yang
bersimbiosis.
Interaksi
antara
organism
kedua
tersebut
terjadi
masing-masing
karena
organism
membutuhkan sesuatu yang
tidak dapat dipenuhi sendiri.
Alga menyediakan makanan
untuk
jamur,
menyedikan
yaitu
nutrisi
dan
nitrogen, sedangkan jamur
memberikan lingkungan dan
untuk 2
perlindungan
kehidupan
alga.
Jamur
menyediakan air dan garam
mineral untuk alga.
 Liken
adalah
gabungan
antara alga dan jamur yang
bersimbiosis.
Interaksi
antara
organism 1
kedua
138
tersebut
terjadi
masing-masing
karena
organism
membutuhkan sesuatu yang
tidak dapat dipenuhi sendiri.
 Liken
adalah
gabungan
antara alga dan jamur yang
bersimbiosis
2
Mikoriza
 Mikoriza merupakan bentuk 3
simbiosis mutualisme antara
miselium jamur dan jaringan
pada akar tumbuhan. Adanya
miselium jamur yang terikat
erat secara permanen pada
akar tumbuhan inang akan
menambah luas permukaan
penyerapan air dan garam
mineral
oleh
akar
tumbuhan.miselium
jamur
akan menukar garam mineral
dengannutrisi organic yang
disintesis oleh tumbuhan.
1. Ektomikoriza terbentuk
bila hifa jamur berada di
jaringan epidermis akar
tumbuhan.
2. Endomikoriza terbentuk 2
bila
hifa
jamur
menembus ke jaringan
yang lebih dalam, yaitu
pada jaringan korteks
akar tumbuhan.
 Mikoriza merupakan bentuk 1
simbiosis mutualisme antara
miselium jamur dan jaringan
pada
akar
tumbuhan.
Mikoroza
terdiri
atas
ektomioriza
dan
139
3
Peranan jamur dalam kehidupa
endomikoriza.
 Mikoriza merupakan bentuk
simbiosis mutualisme antara
miselium jamur dan jaringan
pada akar tumbuhan.
Bila mengisi semua kolom 20
dan jawaban benar
140
Lampiran 6
Lembar 0 bservasi Keterlaksanaan
Langkah Pemberajaran Metode Mnemonic system
Akrouim
Pada Koasep Jamur
, tlrfto NurganEo , !.?A
Materi pokok
t Ctn Urnurn'DirAq, Jarnur
Nama0bserver
\
Hari/tanggal
Jcinuarr ,[D\b
Pertemuan
Petunjuk Berilah tanda cekris (v) pada skor yang saudara/I anggap
mewakili
keterlaksanaan Langkah Pembelajaran Metode Mnemonic
System Akronim pada
Konsep Jamur
No.
Langkah
Kegiatan
Skor
Pembelajaran
I
Pendahuluan
Guru memberi salam, -ffit
mengecek kehadiran siswa, dan
menyiapkan media pembelaj aran
2
uuru mengulang materi sebelumnya
bersama sis'wa
Guru
3
mengkomunikasikan tquan
pembelajaraa
Kegiatan
4
.
Inti
Observasi
Guru menampi[an-lambil-aEru
video tentangjamur
5
o
Bertanya
Guru menstimulus siswa
untuk
bertanya dau meagajukan pertanyaan
Keterangan:
l-- SangatBaik 3= Cukup
2:Baik
4=Krrang
1
,
3
4
141
.
6
Eksplorasil
Guru membagi siswa dal
eksperimen
kelompok dan membagikan LKS
Guru
6
mengarahkan kelompok
untuk memulai diskusi
o
7
Guru member kesempatan siswa
Asosiasi
untuk mencari informasi baik dari
buku, maupun internet
8
o
Komunikasi
Guru meminta setiap kelompok
memaparkan hasil diskusi
Guru menunjuk perwakilan tiap
kelompok untuk mempresentasikan
hasil diskusi
Penutup
Guru memberikan penugasan padi
slswa
Gnru mengkomunikasikan materi
pertemuan selanjutnya
Guru menutup
pembelajaran
denganmengucap salam
Keterangan:
1:
Sangat Baik
3: Cukup
2:
Baik
4:
Kumng
( Ai(ro
142
Lemhar Observasi Keterlaksanaan
Langkah Pembelajaran Metode Mnemonie system Akronim
Pada Konsep Jamur
r Ali{io f.l,urpndo , t"YA
Materi Pokok , \,ttonffosl &mur
Namaobserver
Hari/ tanggal
lEnnn
Pertemuan
I
, tl
Jonr''ar iolo
Petunjuk Berilah tanda ceklis (v) pada skor yang Saudara/I anggap mewakili
keterlaksanaan Langkah Pembelajaran Metode Mnemonic System Atcronim pada
Konsep Jamur
No-
Langkah
Kegiatan
Skor
I
Pembelajaran
1
Pendahuluan
Guru memberi salam,
berdo4
mengeeek kehadiran siswa, dan
menyiapkan media pembelaj aran
)
Guru menguleng materi sebelumnyi
bersama siswa
Guru
J
meirgkomunikasikan tojlru"
pembelajaran
Kegiatan
4
r
Inti
Observasi
Guru menampilkan gambar
atau
video tentang jamur
5
r
Bertanya
Guru menstimulus siswa
unfuk
bertanya dan mengajukan pertanyaan
Keterangan:
t= $angat Baik 3= CuLup
2
=$aik
4:Kurang
2
3
4
143
.
6
Eksplorasil
Guru membagi siswa
eksperimen
kelompok dan membagikan LKS
Guru
dal
=
mengaralrkan kelompok
untuk memulai diskusi
o Asosiasi
7
Guru member kesempatan siswa
untuk mencari informasi baik dari
buku, maupun internet
8
o
Komunikasi
Guru meminta setiap
t<etompot
memaparkan hasil diskusi
Guru menunjuk perwakilan tiap
kelompok untuk mempresentasikan
hasil diskusi
Penutup
Guru memberikan penugasan pida
siswa
Guru mengkomuaikasikan mtteri
pertemuan selanjutnya
Guru menutup
pembelajaran
denganmengucap salam
Keterangan:
1:
Sangat Baik
2 = Baik
3: Cukup
4: Kurang
t &Lfic,
,rria ,
!.Pd
)
144
Lembar 0bservasi Keterlaksanaan
Langkah Pennbelajarau Metode Mnemonic system Akronim
Pada Konsep Jamur
Nsma
observer , At*{ro
Nuryar^Rq
,S
.?f
Pokok , (tfnbf og\9-lpn leralqn Jrtlr\ul'
Hariltanegat : tenlf\, t$ Jonuon 90[b
Mareri
Pertemuan
:
C,
Petunjuk Berilah tanda ceklis (v) pada skor yaug saudara/I anggap mewakili
keterlaksanaan Langkah Pembelajaran Metode Mnemonic System Ak:onim pada
Konsep Jamur
Langkah
No.
Kegiatan
Skor
Pembelajaran
I
Pendahuluan
1
Guru memberi salam,
berdoa,
mengecek kehadiran siswa, dan
menyiapkaa media pembelajaran
2
Guru mengulang materi sebelurrnya
bersama siswa
Guru
J
me,ngkomunikasikan tujuan
pembelajaran
Kegiatan
4
r
Inti
Obsenrasi
Gtnu menampilkan garnbar atau
video tentang jamur
5
o
Bertanya
Guru menstimulus siswa rmfuk
bertanya dan mengajukan pertanyaan
Keterrngan:
Baik
Z=Baik
l=
Sangat
3: Cukup
4=Kurang
,J
2
3
4
t45
o
6
Eksplorasil
Guru membagi siswa dal
eksperimen
kelompok dan membagikan LKS
Guru
o
mengarahkan kelompok
untukmemulai diskusi
7
o Asosiasi
Guru member kesempatan siswa
unhrk mencari infomrasi baik dari
bukq maupun iaternet
8
o
Komunikasi
Guru meminta setiap kelompok
memaparkan hasil diskusi
Guru menunjuk perwakilan tiap
kelompok untuk mempresentasikan
hasil diskusi
Penufup
Guru memberikan pnugasan pada
siswa
Guru mengkomunikasikan materi
pertemuan selanjutnya
Guru menutup
pembelajaran
denganmengucap salam
Keterangan:
1:
Sangat Baik
3: Cukup
2:
Baik
4= Kurang
( Alr.fio
WnAo
,t ?D )
146
Lampiran
7
Lembar Observasi Keterlaksanaa
n
Langkah Pembelajaran Metode Mnemonic System Akrostik
Nama
Mareri
observer
Pada Konsep Jamur
ndo S-Pd
, -r\i,|q $'or3o
,
Pokok , Cifi UIflu\m Jo'mur
Hari/tanggal : RaW, 6 JclAUO\n 2o\t
Pertemuan
:i
Petunjuk: Berilah tanda ceklis (v) pada skor yang Saudara/l anggap mewakili
keterlaksanaan Langkah Pembelajaran Metode Mnemonic System Akronirn Pada
Konsep Jamur
Skor
Kegiatan
Langkah
No.
I
Pembelajaran
1
Pendahuluan
Guru memberi salam,
berdoa,
mengecek kehadiran siswa,
dan
menyiapkan media pembelajaran
Guru mengulang materi sebelumnya
2
bersama siswa
Guru mengkomunikasikan
a
J
v
tujuan
V
pembelajaran
Kegiatan Inti
4
.
0bservasi
Guru menampilkan gambar
atau
video tentang -iamur
5
r
Guru menstimulus siswa
Bertanya
untuk
bertanya dan mengajukan peftanyaan
Keterangan:
1: Sangat
2:
Baik
Baik 3: Cukup
4:
Kurang
V
)
3
4
147
6
dal 6
Eksplorasil
Guru menobagi siswa
eksperimen
kelompok dan membagikan LKS
Guru
mengarahkan kelompok
\/.
untuk memulai diskusi
7
o Asosiasi
Guru member kesempatan siswa
untuk mencari informasi baik dari
buku, mat4)un internet
8
o
Komunikasi
Guru meminta setiap kelompok
memaparkan hasil diskusi
Guru menunjuk perwakilan tiap
kelompok untuk mempresentasikan
hasil diskusi
Penutup
Guru memberikan penugasan pada
siswa
Guru mengkomunikasikan materi
perteuuan selaufuhya
Guru menrfirp
pembetajaran
denganmengucap salam
Keterangan:
1= Sangat Baik
3: Cukup
2:Baik
4: Kurang
r AL(ro
,SPti )
148
Lembar 0bservasi Keterlaksanaa n
Langkah Pembelajaran Metode Mnemonic System Akrostik
Pada Konsep Jamur
Nama
Materi
observer ' ffl''fic, $urgardo,
Pokok
Hari/tanggal
Pertemuan
!-?ti
, i<.idti5\x,ulr J flr0u f
' Pabr., , 1;IOYIUAn
'LEi6
: I
Petunjuk: Berilah tanda ceklis (v) pada skor yang Saudarall anggap rnewakili
keterlaksanaan Langkah Pembela.iaran Metode Mnemonic System Akronim Pada
Konsep Jamur
Langkah
No.
Skor
Kegiatan
Pembelajaran
1
Pendahuluan
1
Guru memberi salam,
berdoa,
mengecek kehadiran siswa,
dan
menyiapkan media pembelajaran
Guru mengulang materi sebelumnya
2
bersama siswa
Guru mengkomunikasikan
J
tujuan
pembelajaran
Kegiatan Inti
4
"
Observasi
Guru menampilkan gambar atau
video tentang jamur
5
r
Bertanya
Guru menstimulus siswa
untuk
bertanya dan mengajukan pertanyaan
Keterangan:
l: Sangat Baik
2 : Baik
3: Cukup
4: Kurang
1
3
4
149
.
6
Eksplorasil
Guru membagi siswa dal
eksperimen
kelompok dan membagikan LKS
Guru
6
mengarahkan kelompok
\/
untukmemulai diskusi
7
o
Asosiasi
Guru member kesempatan siswa
untuk mencari informasi baik dari
bukl, maupun intemet
8
o
Komunikasi
Guru meminta setiap kelompok
memaparkan hasil diskusi
Guru menunjuk perwakilan tiap
kelompok untuk mempresentasikan
hasil diskusi
Penutup
Guru memberikan penugasan pada
siswa
Guru mengkomunikasikan materi
pertemuan selanjutnya
Guru menutup pembelajararr
denganmengucap salam
Keterangan:
1:
Sangat Baik
3:Cukup
2:
Baik
4= Kurang
Observer,
,,
.
xV1t.--x
/'l
t Ali{ro it,rr [tn&a , ! P,l )
150
Lembar Observasi Keterlaksanaan
Langkah Pembelajaran Metode Mnemonic System Akrostik
Pada Konsep Jamur
5tur,p rUo, r ?d
sirr\biovt .{c,n ?Qra'1un Jonrun
Ilc,}1; tD jor,'\,bn LD\t
/ri\fu
Narna Observer
Materi Pokok
,
Hari/ tanggal
9
Pertemuan
Petunjuk: Berilah tanda ceklis (v) pada skor yang Saudara/I anggap mewakili
keterlaksanaan [,angkah Pembelajaran Metode Mnemonic System Akronim Pada
Konsep Jamur
Langkah
No.
Kegiatan
Skor
Pembelajaran
1
Pendahuluan
1
Guru memberi salam,
berdoa,
mengecek kehadiran siswa,
dan
menyiapkan media pembelajaran
Guru mengulang materi sebelumnya
2
bersama siswa
Guru mengkomunikasikan
J
tujuan
pembelajaran
Kegiatan Inti
4
r
Observasi
Guru menampilkan gambar atau
V
video tentang jamur
5
r
Guru menstimulus siswa
Bertanya
untuk
bertanya dan mengajukan pertanyaan
Keterangan:
1:
Sangat
2 = Baik
Baik 3: Cukup
4:
Kurang
,,
3
4
151
o
6
Eksplorasil
Guru membagi siswa dal
6
kelompok dan membagikan LKS
Guru
mengarahkan kelompok
\l
untuk memulai diskusi
7
r
Asosiasi
Guru member kesempatan siswa
unfuk mencari inforrnasi baik dari
buku, maupun internet
8
e
Komunikasi
Guru meminta setiap kelompok
memaparkan hasil diskusi
Guru menunjuk perwakilan tiap
kelompok uatuk mempresentasikan
hasil diskusi
Penufup
Guru memberikan penugasan pada
siswa
Guru mengkomunikasikan materi
pertemuan selanjutnya
Guru menutup pembetajaran
dengan mengucap sa.lam
Keterangan:
1= Sangat Baik
3= Cukup
2 = Baik
4= Kurang
t TMO
J
152
Lampiran 8
KISI-KISI UJI COBA INSTRUMEN
Satuan Pendidikan
: SMA/MA
Mata Pelajaran
: BIOLOGI
Alokasi Waktu
:
Jumlah Soal
: 40 Soal
Bentuk Soal
: Pilihan Ganda
Kompetensi Dasar
:3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri-ciri dan cara
reproduksinya melalui pengamatan secara teliti dan sistematis.
4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan lingkungan
dalam bentuk laporan tertulis.
No
1
Indikator
Mengidentifikasi
ciri umum Divisi
Jamur
Jenjang Kognitif
Faktual
Menjelaskan (C2)
No.
soal
1
Mengingat (C1)
2
Soal
Kunci
Mengapa jamur tidak digolongkan kedalam tumbuhan?
a. Dinding selnya dari kritin atau selulosa
b. Hifanya ada yang tidak bersekat melintang
c. Membentuk spora
d. Tidak memiliki klorofil
e. Bersifat autotrof
D
Apakah jenis polisakarida yang menyususn dinding sel pada
jamur?
a. Selulosa
E
153
b. Glukosa
c. Septa
d. Haustoria
e. kitin
Manakah yang bukan merupakan ciri jamur?
a. Heterotrof
b. Dinding sel terbuat dari selulosa
c. Reproduksi dengan spora seksual dan aseksual
d. Memiliki hifa senositik atau septa
e. Uniseluler
Hifa jamur yang bercabang-cabang membentuk?
a. Septum
d. Hifa senositik
c. Spora
d. Haustarium
e. Miselium
Menjelaskan (C2)
3
B
Megingat (C1)
4
Menjelaskan (C2)
5
Bagaimanakah cara jamur memperoleh makanannya?
a. Fotosintesis karena memiliki klorofil
b. Saprofit karena menempel pada organisme lain
c. Saprofit karena membusukkan sisa-sisa organisme
d. Parasit karena memiliki thalus
e. Kemosintesis karena memiliki zat kimia untuk membentuk
makanan
C
Menganalisis
(C4)
6
Perhatikan gambar berikut!
B
E
154
Mengingat (C1)
7
Mengingat (C1)
8
Menjelaskan (C2)
9
Manakan penjelasan yang sesuai menurut gambar diatas?
Nomor
Nama
Fungsi
a
1
Haustorium
Menyerap
nutrisi
b
1
spora
Reproduksi
aseksual
c
2
Hifa
Kumpulan
sel-sel tubuh
d
2
Septa
Sekat antar
sel
e
3
Dinding sel
Melindungi
sel
Pada bagian manakah pada jamur yang berfungsi menghisap
nutrisi dari tumbuhan inang?
a. Haustorium
b. Dinding sel
c. Hifa
d. Miselium
e. Septa
Apakah fungsi jamur dalam suatu lingkungan?
a. produsen d. dekomposer
b. konsumen e. konsumen tingkat II
c. predator
Berikut merupakan reproduksi seksual pada jamur.
A
D
C
155
Menyatakan (C1)
10
Menyatakan (C1)
11
Mengklasifikasi
(C3)
12
1. Meiosis
2. Plasmogami
3. Hifa (-) bergabung dengan hifa (+)
4. Kariogami
5. Zigosporangium
Bagaimanakah urutan reproduksi seksual dari jamur
zigomycota?
a. 1 – 2 – 3 – 4 – 5
b. 5 – 3 – 4 – 2 – 1
c. 3 – 2 – 5 – 4 – 1
d. 3 – 4 – 2 – 1 – 5
e. 3 – 2 – 4 – 5 – 1
Di manakah tempat yang optimal untuk pertumbuhan jamur?
a. Lembab d. berair
b. Kering e. dingin
c. basah
Bagaimanakan cara jamur berkembangbiak secara aseksual?
a. membentuk konidiospora
d. membentuk sorus
b. membentuk sporangium
e membentuk . hifa
c. membentuk gemma
Apakah yang dimaksud dengan perkembangan secara vegetatif?
a. Menghasilkan keturunan yang bervariasi susunan
genetiknya
b. Keturunan lebih adaptif terhadap perubahan kondisi
lingkungan
c. Perkembangbiakan dengan cara fragmentasi
d. Perkembangbiakan dengan penyatuan hifa (+) dan hifa
(-)
e. Hanya terjadi bila kondisi lingkungan kurang
menguntungkan
A
A
C
156
2
3
Menjelaskan
Menganalisis
klasifikasi Divisi (C4)
Jamur
13
No
1.
Jenis Jamur
A B C
+
-
Hifa tidak
bersekat
2.
Hifa bersekat
+
+
3.
Spora dibentuk +
di dalam askus
4.
Spora dibentuk +
di dalam
basidium
Bagaimanakah urutan jenis jamur A, B, dan C yang sesuai?
a. Ascomycota – Basidiomycota – Zygomycota
b. Zygomycota – Ascomycota – Basidiomycota
c. Ascomycota – Deuteromycota – Basidiomycota
d. Basidiomycota – Zygomycota – Deuteromycota
e. Zygomycota – Deuteromycota – Ascomycota
Mengingat (C1)
14
Mengingat (C1)
15
Menjelaskan
Menjelaskan (C2)
karakteristik Divisi
Zygomicota
Ciri-ciri
16
Apakah yang mendasari pengelompokkan jamur?
a. ciri morfologi d. ciri reproduksi
b. ciri fisiologi e. habitatnya
c. ciri biokimia
Manakah jenis jamur yang biasanya bersifat makroskopik?
a. Ascomycota d. Zygomycota
b. Basidiomycota e. Myxomicota
c. Deuteromycota
Perhatikan gambar berikut!
B
D
B
E
157
Apakah nama bagian yang ditandai dengan huruf X dan
kelompok yang memilikinya?
a. Sporangium, Zygomycota
b. Zigosporangium, Ascomycota
c. Sporangiospora, Basidiomycota
d. Zigospora, Basidiomycota
e. Sporangiofor, Zygomycota
Mengingat (C1)
17
Mengklasifikasika 18
n (C3)
Mengingat (C1)
4
Menjelaskan
Megingat (C1)
karakteristik Divisi
Ascomycota
19
20
Apakah penyususn dinding sel pada jamur Zygomycota?
a. glukosa d. tanduk
b. kitin
e. keratin
c. selulosa
Manakah yang merupakan ciri-ciri jamur divisi Zygomycota?
a. hifa bersekat
b. hifa tak bersekat
c. memiliki satu inti sel
d. memiliki tubuh buah
e. dinding sel tidak mengandung zat kitin
Apakah salah satu contoh jamur Zygomycota?
a. jamur tempe d. jamur kuping
b. jamur ragi
e. jamur tapai
c. jamur merang
Apakah nama dari kumpulan ascus yang membentuk tubuh
buah?
a. Ascosfor
d. Ascomycota
B
B
A
158
Menganalisis
(C4)
21
b. Ascospora
e. Ascogonium
c. Ascocarp
d. Ascomycota
Perhatikan gambar berikut!
C
Gambar diatas merupakan salah satu jenis Ascomycota. Apakah
nama yang sesuai dengan gambar tersebut?
a. Askokarp
b. Kapang
c. Ragi
d. Rizoid
e. Stolon
Mengingat (C1)
22
Mengaplikasikan
(C3)
23
Bagaimana Ascomycota bereproduksi secara aseksual?
a. Fragmentasi hifa dan konidiospora
b. Fragmentasi dan sporangiosora
c. Tunas
d. Tunas dan fragmentasi
e. askospora
Pak Anton ingin membuat minuman berbahan dasar beras,
kemudian Pak Anton menambahkan starter Aspergillus oryzae.
Minuman apakah yang akan dihasilkan dari proses fermentasi
tersebut?
a. Wine
b. Tuak
c. Sake
d. Yoghurt
A
C
159
5
Mengaplikasikan
(C3)
24
Menganalisis
(C4)
25
Mengingat (C1)
Mengidentifikasi
ciri-ciri dan bentuk
jamur
Divisi
Basidiomycota
26
e. Nira
Apakah jamur yang menghasilkan enzim selulose dan dapat
dimanfaatkan untuk produksi single cell protein?
a. Trichoderma
b. Candida albicans
c. Sarcharomyces cereviceae
d. Xylaria tubacina
e. Monila sitophila
Aspergillus fumigates merupakan jamur yang menyebabkan
penyakit pada manusia, termasuk dalam kelompok apakah jamur
tersebut dan apa penyakit yang ditimbulkannya?
a. Zygomycota, peradangan saluran cerna
b. Ascomycota, peradangan saluran pernapasan
c. Basidiomycota, timbulnya ketombe
d. Deuteromycota, infeksi pada hati
e. Oomycota, infeksi pada kulit
Perhatikan gambar berikut!
Apakah yang ditunjukkan oleh nomor 2 dan 6?
a. Septa dan hifa
b. Hifa dan miselium
c. Lamela dan miselium
d. Inti sel dan cincin
C
B
C
160
6
Mengingat (C1)
27
Menyatakan (C1)
28
Menjelaskan (C2)
29
Mengingat (C1)
30
Mengingat (C1)
31
Menjelaskan
Menjelaskan (C2)
karakteristik Divisi
Deuteromycota
32
e. Spora dan miselium
Manakah yang bukan merupakan bagian dari tubuh
buah pada jamur Basidiomycota?
b. sporangium e. vulva
c. lamela
Manakah yang bukan merupakan jamur dari divisi
Basidiomycota ?
a. jamur beracun d. jamur kuping
b. jamur tiram
e. jamur pinisilin
c. jamur tempe
Manakah yang bukan merupakan ciri-ciri jamur Basidiomycota?
a. hifa bersekat
b. reproduksi seksual menghasilkan basidium
c. reproduksi aseksual dengan konidia
d. merupakan jamur makroskopik
e. tidak terdapat miselium
Basidiokarp merupakan tubuh buah pada jamur ....
a. Ascomycota d. Zygomycota
b. Basidiomycota e. Deoteromycota
c. Lichen
Apakah nama ilmiah jamur Basidiomycota yang sering disebut
sebagai jamur merang?
a. Volvariella volvacea
b. Auricular polytricha
c. Amanita muscarina
d. Amanita phalloides
e. Calvatia gigantea
Jamur dari divisio berikut merupakan jamur yang
tidak diketahui reproduksi seksualnya atau disebut juga jamur
tidak sempurna. Apakah Divisio yang dimaksud?
a. Oomycota
d. Basidiomycota
E
C
E
B
A
E
161
7
Mengidentifikasi
Menjelaskan (C2)
bentuk
simbiosis
jamur
dengan
organisme lain
33
b. Ascomycota
e. Deuteromycota
c. Zygomycota
Apakah yang dimaksud dengan Liken?
a. hifa yang termodifikasi
b. jamur parasit pada tanaman
c. simbiosis jamur dengan alga
d. simbiosis antara Ascomycota dan Basidiomycota
e. Ascomycota selular yang bersimbiosis dengan akar tanaman
C
Mengaplikasikan
(C3)
34
Simbiosis mutualisme antara ganggang dan jamur dapat
membentuk lumut kerak (liken). Mengapa hal tersebut
dapat terjadi?
a. Karena jamur membentuk menyediakan air dan garam
mineral bagi ganggang, sedangkan ganggang
memberikan zat-zat anorganik pada jamur
b. Karena jamur membentuk menyediakan air dan garam
mineral bagi ganggang, sedangkan ganggang
memberikan zat-zat organic hasil fotosintesis padajamur
c. Karena jamur membentuk menyediakan air dan garam
mineral bagi ganggang, sedangkan ganggang
memberikan zat-zat hasil respirasi pada jamur
d. Karena jamur membantu menyediakan zat-zat organic
bagi ganggang, sedangkan ganggang memberikan air
dan garam mineral pada jamur.
e. Karena jamur dan ganggang saling bertukar zat-zat
organic.
B
Menganalisis
(C4)
35
Perhatikan gambar dibawah ini!
B
162
Memberi
(C2)
contoh 36
Mengaplikasikan
(C3)
37
Menjelaskan (C2)
38
Apakah yang ditunjukkan oleh nomor 2?
a. Jamur
b. Alga
c. Rizoid
d. Mikoriza
e. soredia
Manakah yang bukan merupakan manfaat lumut kerak bagi
lingkungan?
a. dibuat obat
b. dibuat kertas lakmus
c. penambah rasa atau aroma
d. indikator pencemaran air
e. tumbuhan perintis
Simbiosis antara jamur dan tanaman membentuk
mikoriza. Apakah keuntungan yang didapatkan oleh tanaman?
a. air
d. karbohidrat
b. vitamin e. mineral
c. gula
Apakah bentuk simbiosis antara tanaman dan jamur yang
terbentuk pada jaringan epidermis akar?
a. ektomoikoriza
b. endomikoriza
E
E
A
163
c. mesomikoriza
d. rizoid
e. talus
Menyebutkan
Menganalisis
peranan jamur bagi (C4)
kehidupan
Mengaplikasikan
(C3)
Memberi
(C2)
A
39
40
contoh 41
Manakah jamur yang digunakan untuk pembuagtan tempe dan
antibiotik?
a. 1 dan 3
b. 4 dan 6
c. 2 dan 4
d. 3 dan 6
e. 3 dan 5
Bagaimanakah proses Pembuatan minuman tuak dari pohon nira
dengan bantuan jamur Saccharomyces tuac?
a. hidrolisis d. fosforilasi
b. degradasi e. sintesis
c. fermentasi
Berasal dari Divisi manakah Penicillium ?
a. Ascomycota d. Deutromycota
b. Basidiomycota e. Chytridiomycota
c. Zygomycota
C
A
VALIDITAS INSTRUMEN
Lampiran 9
164
REKAP ANALISIS BUTIR
Rata2= 22.34
Simpang Baku= 4.83
KorelasiXY= 0.57
Reliabilitas Tes= 0.72
Butir Soal= 41
Jumlah Subyek= 35
Nama berkas: C:\USERS\ELYANA\DESKTOP\UNTUK PENELITIAN\HASIL ANATES
PENELITIAN.ANA
Btr Baru Btr Asli D.Pembeda(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi
1
1
44.44
Sedang
0.354
Signifikan
2
2
44.44
Sedang
0.387
Sangat Signifikan
3
3
11.11
Mudah
0.192
-
4
4
44.44
Sedang
0.304
Signifikan
5
5
22.22
Sukar
0.194
-
6
6
55.56
Sukar
0.580
Sangat Signifikan
7
7
-22.22
8
8
55.56
Sukar
0.580
Sangat Signifikan
9
9
55.56
Sukar
0.580
Sangat Signifikan
10
10
-33.33
Mudah
-0.144
-
11
11
22.22
Sedang
0.254
-
12
12
11.11
Sukar
0.158
-
13
13
44.44
Sedang
0.341
Signifikan
14
14
44.44
Sedang
0.366
Sangat Signifikan
15
15
55.56
Mudah
0.597
Sangat Signifikan
16
16
44.44
Sedang
0.338
Signifikan
17
17
0.00
Sangat Mudah
0.044
-
18
18
0.00
Sangat Mudah
NAN
Sangat Mudah
Page 1
-0.257
-
NAN
165
VALIDITAS INSTRUMEN
22.22 Sedang
19
19
0.120
-
20
20
0.00
Sangat Sukar
0.056
-
21
21
44.44
Mudah
0.497
Sangat Signifikan
22
22
-11.11
23
23
44.44
Mudah
0.405
Sangat Signifikan
24
24
55.56
Sedang
0.402
Sangat Signifikan
25
25
44.44
Sedang
0.358
Sangat Signifikan
26
26
0.00
Sangat Sukar
0.012
-
27
27
0.00
Sangat Mudah
NAN
28
28
11.11
Mudah
0.082
-
29
29
11.11
Sedang
0.096
-
30
30
33.33
Sedang
0.274
Signifikan
31
31
55.56
Sedang
0.356
Sangat Signifikan
32
32
66.67
Sedang
0.541
Sangat Signifikan
33
33
66.67
Sedang
0.504
Sangat Signifikan
34
34
22.22
Sedang
0.368
Sangat Signifikan
35
35
55.56
Sedang
0.334
Signifikan
36
36
55.56
Sedang
0.314
Signifikan
37
37
11.11
Sangat Sukar
0.240
-
38
38
33.33
Sedang
0.236
-
39
39
44.44
Sedang
0.495
Sangat Signifikan
40
40
-33.33
41
41
22.22
Sangat Mudah
Sangat Mudah
Mudah
Page 2
-0.125
-0.468
0.351
-
NAN
Signifikan
RELIABILITAS INSTRUMEN
Lampiran 10
166
RELIABILITAS TES
Rata2= 22.34
Simpang Baku= 4.83
KorelasiXY= 0.57
Reliabilitas Tes= 0.72
Nama berkas: C:\USERS\ELYANA\DESKTOP\UNTUK PENELITIAN\HASIL ANATES
PENELITIAN.ANA
No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek
Skor Ganjil
Skor Genap
Skor Total
1
20
OKKA
19
16
35
2
21
BOBBY
19
12
31
3
17
PRIMA
15
14
29
4
29
FATHAN
17
11
28
5
18
MOZAN
14
13
27
6
5
YENNI
14
12
26
7
19
LEO
15
11
26
8
35
CUT
13
13
26
9
22
AHMAD
13
12
25
10
31
SHOLEH
13
12
25
11
14
NADIA
13
11
24
12
28
IKHSAN
11
13
24
13
32
NURHASANAH
13
11
24
14
6
SULFI
14
9
23
15
16
RAIZAR
10
13
23
16
27
ACHMAD
12
11
23
17
34
DHELA
11
12
23
18
11
ARUM
13
9
22
19
15
ARDYA
14
8
22
Page 1
167
20
24
21
1
22
RELIABILITAS INSTRUMEN
DALIL
12
10
AIZENA
11
10
8
SALSABILA
13
8
23
12
RIFQIANI
13
8
24
25
LUSIANA
11
10
25
26
FAZRIA
12
9
26
4
DEVANTI
12
8
27
30
GILANG
12
8
28
2
9
10
29
23
HELINA
10
9
30
33
MUSDALIFA
12
7
31
10
AMRITA
11
7
32
13
AGUSTINE
7
9
33
3
MELA
6
7
34
7
ERLIN
8
5
35
9
NABILA
5
7
22
21
21
21
21
21
20
20
EKA
19
19
19
18
16
13
13
12
Page 2
TINGKAT KESUKARAN INSTRUMEN
Lampiran 11
168
TINGKAT KESUKARAN
Jumlah Subyek= 35
Butir Soal= 41
Nama berkas: C:\USERS\ELYANA\DESKTOP\UNTUK PENELITIAN\HASIL ANATES
PENELITIAN.ANA
No Butir Baru No Butir Asli Jml Betul Tkt. Kesukaran(%)
Tafsiran
1
1
20
57.14
Sedang
2
2
17
48.57
Sedang
3
3
29
82.86
Mudah
4
4
21
60.00
Sedang
5
5
10
28.57
Sukar
6
6
7
20.00
Sukar
7
7
31
88.57
Sangat Mudah
8
8
7
20.00
Sukar
9
9
7
20.00
Sukar
10
10
28
80.00
Mudah
11
11
22
62.86
Sedang
12
12
6
17.14
Sukar
13
13
21
60.00
Sedang
14
14
22
62.86
Sedang
15
15
27
77.14
Mudah
16
16
15
42.86
Sedang
17
17
32
91.43
Sangat Mudah
18
18
35
100.00
Sangat Mudah
19
19
15
42.86
Sedang
20
20
5
14.29
Sangat Sukar
Page 1
169
21
TINGKAT KESUKARAN INSTRUMEN
21
27
77.14
Mudah
22
22
30
85.71
Sangat Mudah
23
23
25
71.43
Mudah
24
24
21
60.00
Sedang
25
25
18
51.43
Sedang
26
26
4
11.43
Sangat Sukar
27
27
35
100.00
Sangat Mudah
28
28
27
77.14
Mudah
29
29
21
60.00
Sedang
30
30
18
51.43
Sedang
31
31
23
65.71
Sedang
32
32
13
37.14
Sedang
33
33
13
37.14
Sedang
34
34
23
65.71
Sedang
35
35
14
40.00
Sedang
36
36
15
42.86
Sedang
37
37
1
2.86
38
38
11
31.43
Sedang
39
39
11
31.43
Sedang
40
40
30
85.71
Sangat Mudah
41
41
25
71.43
Mudah
Page 2
Sangat Sukar
DAYA PEMBEDA
Lampiran 12
170
Jumlah Subyek= 35
Klp atas/bawah(n)= 9
Butir Soal= 41
Nama berkas: C:\USERS\ELYANA\DESKTOP\UNTUK PENELITIAN\HASIL ANATES
PENELITIAN.ANA
No Butir Baru No Butir Asli
Kel. Atas Kel. Bawah Beda
Indeks DP (%)
1
1
8
4
4
44.44
2
2
8
4
4
44.44
3
3
8
7
1
11.11
4
4
8
4
4
44.44
5
5
4
2
2
22.22
6
6
5
0
5
55.56
7
7
7
9
-2
-22.22
8
8
5
0
5
55.56
9
9
5
0
5
55.56
10
10
5
8
-3
-33.33
11
11
7
5
2
22.22
12
12
2
1
1
11.11
13
13
7
3
4
44.44
14
14
7
3
4
44.44
15
15
9
4
5
55.56
16
16
5
1
4
44.44
17
17
8
8
0
0.00
18
18
9
9
0
0.00
19
19
6
4
2
22.22
20
20
1
1
0
0.00
21
21
8
4
4
44.44
22
22
7
8
-1
-11.11
23
23
8
4
4
44.44
24
24
7
2
5
55.56
25
25
5
1
4
44.44
26
26
1
1
0
0.00
27
27
9
9
0
0.00
28
28
7
6
1
11.11
29
29
6
5
1
11.11
30
30
5
2
3
33.33
31
31
8
3
5
55.56
32
32
7
1
6
66.67
33
33
6
0
6
66.67
34
34
7
5
2
22.22
35
35
6
1
5
55.56
36
36
7
2
5
55.56
37
37
1
0
1
11.11
38
38
5
2
3
33.33
39
39
6
2
4
44.44
40
40
6
9
-3
-33.33
41
41
7
5
2
22.22
Page 1
171
Lampiran 13
KISI-KISI UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN
Indikator
Ranah Kognitif
C1
3.6.1. Mengidentifikasi ciri
C2
C3
2, 4, 7, 8, 1, 3, 5, 9,
umum Divisi Jamur
10, 11
3.6.2. Menjelaskan klasifikasi
14, 15
Jumlah
C4
soal
6
12
13
3
12
Divisi Jamur
3.6.3. Menjelaskan
17, 19
16, 18
4
karakteristik Divisi
Zygomicota
3.6.4. Menjelaskan
20, 22
23, 24
21, 25
6
karakteristik Divisi
Ascomycota
3.6.5. Mengidentifikasi ciri-ciri
26, 27,
dan bentuk jamur Divisi
28, 30,
Basidiomycota
29
6
32
1
31
3.6.6. Menjelaskan
karakteristik Divisi
Deuteromycota
3.6.7. Mengidentifikasi bentuk
35
simbiosis jamur dengan
33, 36,
34, 37
6
39, 40
3
38
organisme lain
3.6.8. Menyebutkan peranan
41
jamur bagi kehidupan
Total
19
12
6
4
41
172
Lampiran 14
INSTRUMEN TES PENGETAHUAN FAKTUAL
PETUNJUK UMUM
1. Berilah tanda (x) pada huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang benar
2. Gunakan waktu dengan efektif dan efisien
3. Periksalah pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada pengawas
4. Kerjakan soal secara jujur dan mandiri
1. Mengapa jamur tidak digolongkan kedalam tumbuhan?
a. Dinding selnya dari kritin atau selulosa
b. Hifanya ada yang tidak bersekat melintang
c. Membentuk spora
d. Tidak memiliki klorofil
e. Bersifat autotrof
2. Apakah jenis polisakarida yang menyususun dinding sel pada jamur?
a. Selulosa
b. Glukosa
c. Septa
d. Haustoria
e. Kitin
3. Hifa jamur yang bercabang-cabang membentuk?
a. Septum
b. Hifa senositik
c. Spora
d. Haustarium
e. Miselium
4. Perhatikan gambar berikut!
Manakan penjelasan yang sesuai menurut gambar diatas?
a
b
c
d
e
No
Nama
Fungsi
1
1
2
2
3
Haustorium
spora
Hifa
Septa
Dinding sel
Menyerap nutrisi
Reproduksi aseksual
Kumpulan sel-sel tubuh
Sekat antar sel
Melindungi sel
173
5. Apakah fungsi jamur dalam suatu lingkungan?
a. produsen
b. konsumen
c. predator
d. dekomposer
e. konsumen tingkat II
6. Berikut merupakan reproduksi seksual pada jamur.
1) Meiosis
2) Plasmogami
3) Hifa (-) bergabung dengan hifa (+)
4) Kariogami
5) Zigosporangium
Bagaimanakah urutan reproduksi seksual dari jamur zigomycota?
a. 1 – 2 – 3 – 4 – 5
b. 5 – 3 – 4 – 2 – 1
c. 3 – 2 – 5 – 4 – 1
d. 3 – 4 – 2 – 1 – 5
e. 3 – 2 – 4 – 5 – 1
7. Perhatikan table berikut!
No
Ciri-ciri
Jenis Jamur
A
B
C
1.
Hifa tidak bersekat
+
-
-
2.
Hifa bersekat
-
+
+
3.
Spora dibentuk di
-
+
-
-
-
+
dalam askus
4.
Spora dibentuk di
dalam basidium
Bagaimanakah urutan jenis jamur A, B, dan C yang sesuai?
a.
Ascomycota – Basidiomycota – Zygomycota
b.
Zygomycota – Ascomycota – Basidiomycota
c.
Ascomycota – Deuteromycota – Basidiomycota
d.
Basidiomycota – Zygomycota – Deuteromycota
e.
Zygomycota – Deuteromycota – Ascomycota
174
8. Apakah yang mendasari pengelompokkan jamur?
a. ciri morfologi
b. ciri fisiologi
c. ciri biokimia
d. ciri reproduksi
e. habitatnya
9. Manakah jenis jamur yang biasanya bersifat makroskopik?
a. Ascomycota
b. Basidiomycota
c. Deuteromycota
d. Zygomycota
e. Myxomicota
10. Perhatikan gambar berikut!
Apakah nama bagian yang ditandai dengan huruf X dan kelompok yang memilikinya?
a. Sporangium, Zygomycota
b. Zigosporangium, Ascomycota
c. Sporangiospora, Basidiomycota
d. Zigospora, Basidiomycota
e. Sporangiofor, Zygomycota
11. Perhatikan gambar berikut!
Gambar diatas merupakan salah satu jenis Ascomycota. Apakah nama yang sesuai dengan gambar
tersebut?
a. Askokarp
b. Kapang
175
c. Ragi
d. Rizoid
e. Stolon
12. Pak Anton ingin membuat minuman berbahan dasar beras, kemudian Pak Anton menambahkan
starter Aspergillus oryzae. Minuman apakah yang akan dihasilkan dari proses fermentasi
tersebut?
a. Wine
b. Tuak
c. Sake
d. Yoghurt
e. Nira
13. Apakah jamur yang menghasilkan enzim selulose dan dapat dimanfaatkan untuk produksi single
cell protein?
a. Trichoderma
b. Candida albicans
c. Sarcharomyces cereviceae
d. Xylaria tubacina
e. Monila sitophila
4. Aspergillus fumigates merupakan jamur yang menyebabkan penyakit pada manusia, termasuk
dalam kelompok apakah jamur tersebut dan apa penyakit yang ditimbulkannya?
a. Zygomycota, peradangan saluran cerna
b. Ascomycota, peradangan saluran pernapasan
c. Basidiomycota, timbulnya ketombe
d. Deuteromycota, infeksi pada hati
e. Oomycota, infeksi pada kulit
15. Basidiokarp merupakan tubuh buah pada jamur ....
a. Ascomycota
b. Basidiomycota
c. Lichen
d. Zygomycota
e. Deoteromycota
16. Apakah nama ilmiah jamur Basidiomycota yang sering disebut sebagai jamur merang?
a. Volvariella volvacea
b. Auricular polytricha
176
c. Amanita muscarina
d. Amanita phalloides
e. Calvatia gigantean
17. Jamur dari divisio berikut merupakan jamur yang tidak diketahui reproduksi seksualnya atau
disebut juga jamur tidak sempurna. Apakah Divisio yang dimaksud?
a. Oomycota
b. Ascomycota
c. Zygomycota
d. Basidiomycota
e. Deuteromycota
18. Apakah yang dimaksud dengan Liken?
a. hifa yang termodifikasi
b. jamur parasit pada tanaman
c. simbiosis jamur dengan alga
d. simbiosis antara Ascomycota dan Basidiomycota
e. Ascomycota selular yang bersimbiosis dengan akar tanaman
19. Simbiosis mutualisme antara ganggang dan jamur dapat membentuk lumut kerak (liken). Mengapa
hal tersebut dapat terjadi?
a. Karena jamur membentuk menyediakan air dan garam mineral bagi ganggang, sedangkan
ganggang memberikan zat-zat anorganik pada jamur
b. Karena jamur membentuk menyediakan air dan garam mineral bagi ganggang, sedangkan
ganggang memberikan zat-zat organik hasil fotosintesis padajamur
c. Karena jamur membentuk menyediakan air dan garam mineral bagi ganggang, sedangkan
ganggang memberikan zat-zat hasil respirasi pada jamur
d. Karena jamur membantu menyediakan zat-zat organik bagi ganggang, sedangkan ganggang
memberikan air dan garam mineral pada jamur.
e. Karena jamur dan ganggang saling bertukar zat-zat organik.
20. Perhatikan gambar dibawah ini!
177
Apakah yang ditunjukkan oleh nomor 2?
a. Jamur
b. Alga
c. Rizoid
d. Mikoriza
e. Soredia
21. Manakah yang bukan merupakan manfaat lumut kerak bagi lingkungan?
a. dibuat obat
b. dibuat kertas lakmus
c. penambah rasa atau aroma
d. indikator pencemaran air
e. tumbuhan perintis
22. Perhatikan gambar berikut!
Manakah jamur yang digunakan untuk pembuagtan tempe dan antibiotik?
a. 1 dan 3
b. 4 dan 6
c. 2 dan 4
d. 3 dan 6
e. 3 dan 5
23. Berasal dari Divisi manakah Penicillium ?
a. Ascomycota
b. Basidiomycota
c. Zygomycota
d. Deutromycota
e. Chytridiomycota
178
Lampiran 15
Nilai Pretest dan Posttest Kelas Akronim
NO
Nama
Nilai Pretest
Nilai Posttest
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q
R
S
T
U
V
W
X
Y
Z
AA
BB
CC
DD
EE
FF
Rata-rata
21
21
21
21
26
26
26
26
26
30
30
30
30
35
35
35
35
35
40
40
40
40
43
43
43
43
48
48
48
48
52
52
35.531
52
70
48
43
52
74
43
52
48
82
56
52
52
74
56
56
65
70
78
65
70
65
61
78
61
61
65
70
65
61
74
82
62.531
179
Lampiran 16
Nilai Pretest dan Posttest Kelas Akrostik
NO
Nama
Nilai Pretest
Nilai Posttest
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q
R
S
T
U
V
W
X
Y
Z
AA
BB
CC
DD
EE
FF
Rata-rata
21
21
21
21
26
26
26
26
26
26
30
30
30
30
30
35
35
35
35
35
40
40
40
43
43
43
43
43
48
48
48
48
34.125
65
82
74
78
78
52
56
70
65
82
70
78
48
70
61
82
56
78
65
74
74
65
82
70
56
56
61
70
56
61
82
61
68.219
180
Lampiran 17
REKAPITULASI NILAI LKS KELAS AKRONIM
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
Nama
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q
R
S
T
U
V
W
X
Y
Z
AA
BB
CC
DD
EE
FF
1
93
93
93
90
90
96
93
90
96
96
93
93
93
96
93
93
90
96
96
96
93
96
90
93
93
93
96
93
93
93
93
90
Pertemuan
2
95
90
95
85
85
95
95
85
95
95
90
95
95
95
95
90
85
95
95
95
95
95
85
90
95
90
95
90
95
95
90
95
3
76
76
76
76
76
76
76
76
76
80
76
76
76
80
76
76
76
76
80
76
76
80
76
76
76
76
80
76
76
76
76
76
181
Lampiran 18
REKAPITULASI NILAI LKS KELAS AKROSTIK
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
Nama
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q
R
S
T
U
V
W
X
Y
Z
AA
BB
CC
DD
EE
FF
1
96
93
93
87
87
93
87
93
90
93
93
93
96
87
93
93
96
93
93
90
90
93
87
87
93
87
87
93
90
93
90
96
Pertemuan
2
95
95
95
95
95
95
95
95
95
95
95
95
85
95
85
95
85
95
85
95
85
95
95
95
85
95
95
95
95
95
95
95
3
90
93
90
80
80
96
80
90
90
93
93
93
90
80
96
90
90
96
80
80
90
90
96
90
90
93
90
90
96
80
80
93
182
Lampiran 19
Hasil Uji Normalitas Data Pretest
1. Uji Normalitas Postes Kelas Eksperimen I (Akronim)
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
DAFTAR NILAI PRETEST KELAS AKRONIM
NAMA
Xi
Zi
F(Zi)
S(Zi)
[F(Zi)-S(Zi)]
A
21
-1.505
0.066
0.125
0.059
B
21
-1.505
0.066
0.125
0.059
C
21
-1.505
0.066
0.125
0.059
D
21
-1.505
0.066
0.125
0.059
E
26
-0.987
0.162
0.281
0.119
F
26
-0.987
0.162
0.281
0.119
G
26
-0.987
0.162
0.281
0.119
H
26
-0.987
0.162
0.281
0.119
I
26
-0.987
0.162
0.281
0.119
J
30
-0.573
0.283
0.406
0.123
K
30
-0.573
0.283
0.406
0.123
L
30
-0.573
0.283
0.406
0.123
M
30
-0.573
0.283
0.406
0.123
N
35
-0.055
0.478
0.563
0.084
O
35
-0.055
0.478
0.563
0.084
P
35
-0.055
0.478
0.563
0.084
Q
35
-0.055
0.478
0.563
0.084
R
35
-0.055
0.478
0.563
0.084
S
40
0.463
0.678
0.688
0.009
T
40
0.463
0.678
0.688
0.009
U
40
0.463
0.678
0.688
0.009
V
40
0.463
0.678
0.688
0.009
W
43
0.774
0.780
0.813
0.032
X
43
0.774
0.780
0.813
0.032
Y
43
0.774
0.780
0.813
0.032
Z
43
0.774
0.780
0.813
0.032
AA
48
1.291
0.902
0.938
0.036
BB
48
1.291
0.902
0.938
0.036
CC
48
1.291
0.902
0.938
0.036
DD
48
1.291
0.902
0.938
0.036
183
Lhitung
DAFTAR NILAI PRETEST KELAS AKRONIM
NAMA
Xi
Zi
F(Zi)
S(Zi)
[F(Zi)-S(Zi)]
EE
52
1.706
0.956
1.000
0.044
FF
52
1.706
0.956
1.000
0.044
= 0.123
Ltabel
= 0.886/√32 = 0.157
Lhitung < Ltabel
= 0.123 < 0.157, maka data berdistribusi normal.
NO
31
32
2. Uji Normalitas Pretes Kelas Eksperimen II (Akrostik)
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
DAFTAR NILAI PRETEST KELAS AKROSTIK
NAMA
Xi
Zi
F(Zi)
S(Zi)
[F(Zi)-S(Zi)]
A
21
-1.479
0.070
0.125
0.055
B
21
-1.479
0.070
0.125
0.055
C
21
-1.479
0.070
0.125
0.055
D
21
-1.479
0.070
0.125
0.055
E
26
-0.916
0.180
0.313
0.133
F
26
-0.916
0.180
0.313
0.133
G
26
-0.916
0.180
0.313
0.133
H
26
-0.916
0.180
0.313
0.133
I
26
-0.916
0.180
0.313
0.133
J
26
-0.916
0.180
0.313
0.133
K
30
-0.465
0.321
0.469
0.148
L
30
-0.465
0.321
0.469
0.148
M
30
-0.465
0.321
0.469
0.148
N
30
-0.465
0.321
0.469
0.148
O
30
-0.465
0.321
0.469
0.148
P
35
0.099
0.539
0.625
0.086
Q
35
0.099
0.539
0.625
0.086
R
35
0.099
0.539
0.625
0.086
S
35
0.099
0.539
0.625
0.086
T
35
0.099
0.539
0.625
0.086
U
40
0.662
0.746
0.719
0.027
V
40
0.662
0.746
0.719
0.027
W
40
0.662
0.746
0.719
0.027
X
43
1.000
0.841
0.875
0.034
Y
43
1.000
0.841
0.875
0.034
184
Lhitung
DAFTAR NILAI PRETEST KELAS AKROSTIK
NAMA
Xi
Zi
F(Zi)
S(Zi)
[F(Zi)-S(Zi)]
Z
43
1.000
0.841
0.875
0.034
AA
43
1.000
0.841
0.875
0.034
BB
43
1.000
0.841
0.875
0.034
CC
48
1.563
0.941
1.000
0.059
DD
48
1.563
0.941
1.000
0.059
EE
48
1.563
0.941
1.000
0.059
FF
48
1.563
0.941
1.000
0.059
= 0.148
Ltabel
= 0.886/√32 = 0.157
Lhitung < Ltabel
= 0.148 < 0.157, maka data berdistribusi normal.
NO
26
27
28
29
30
31
32
185
Lampiran 20
Hasil Uji Normalitas Data Postes
1. Uji Normalitas Postes Kelas Eksperimen I (Akronim)
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
DAFTAR NILAI POSTEST KELAS AKRONIM
NAMA
Xi
Zi
F(Zi)
S(Zi)
[F(Zi)-S(Zi)]
A
43
-1.773 0.038
0.063
0.024
B
43
-1.773 0.038
0.063
0.024
C
48
-1.319 0.094
0.125
0.031
D
48
-1.319 0.094
0.125
0.031
E
52
-0.956 0.170
0.281
0.112
F
52
-0.956 0.170
0.281
0.112
G
52
-0.956 0.170
0.281
0.112
H
52
-0.956 0.170
0.281
0.112
I
52
-0.956 0.170
0.281
0.112
J
56
-0.593 0.277
0.375
0.098
K
56
-0.593 0.277
0.375
0.098
L
56
-0.593 0.277
0.375
0.098
M
61
-0.139 0.445
0.500
0.055
N
61
-0.139 0.445
0.500
0.055
O
61
-0.139 0.445
0.500
0.055
P
61
-0.139 0.445
0.500
0.055
Q
65
0.224
0.589
0.656
0.068
R
65
0.224
0.589
0.656
0.068
S
65
0.224
0.589
0.656
0.068
T
65
0.224
0.589
0.656
0.068
U
65
0.224
0.589
0.656
0.068
V
70
0.678
0.751
0.781
0.030
W
70
0.678
0.751
0.781
0.030
X
70
0.678
0.751
0.781
0.030
Y
70
0.678
0.751
0.781
0.030
Z
74
1.041
0.851
0.875
0.024
AA
74
1.041
0.851
0.875
0.024
BB
74
1.041
0.851
0.875
0.024
CC
78
1.404
0.920
0.938
0.018
DD
78
1.404
0.920
0.938
0.018
186
NO
31
32
Lhitung
Ltabel
DAFTAR NILAI POSTEST KELAS AKRONIM
NAMA
Xi
Zi
F(Zi)
S(Zi)
[F(Zi)-S(Zi)]
EE
82
1.767
0.961
1.000
0.039
FF
82
1.767
0.961
1.000
0.039
= 0.112
= 0.886/√32 = 0.157
Lhitung < Ltabel = 0.112 < 0.157, maka data berdistribusi normal.
2. Uji Normalitas Pretes Kelas Eksperimen II (Akrostik)
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
DAFTAR NILAI POSTEST KELAS AKROSTIK
NAMA
Xi
Zi
F(Zi)
S(Zi)
[F(Zi)-S(Zi)]
A
48
-2.049
0.020
0.031
0.011
B
52
-1.643
0.050
0.063
0.012
C
56
-1.238
0.108
0.188
0.080
D
56
-1.238
0.108
0.219
0.111
E
56
-1.238
0.108
0.219
0.111
F
56
-1.238
0.108
0.219
0.111
G
61
-0.731
0.232
0.344
0.111
H
61
-0.731
0.232
0.344
0.111
I
61
-0.731
0.232
0.344
0.111
J
61
-0.731
0.232
0.344
0.111
K
61
-0.731
0.232
0.344
0.111
L
65
-0.326
0.372
0.469
0.097
M
65
-0.326
0.372
0.469
0.097
N
65
-0.326
0.372
0.469
0.097
O
65
-0.326
0.372
0.469
0.097
P
70
0.180
0.572
0.625
0.053
Q
70
0.180
0.572
0.625
0.053
R
70
0.180
0.572
0.625
0.053
S
70
0.180
0.572
0.625
0.053
T
70
0.180
0.572
0.625
0.053
U
74
0.586
0.721
0.719
0.002
V
74
0.586
0.721
0.719
0.002
W
74
0.586
0.721
0.719
0.002
X
78
0.991
0.839
0.844
0.005
187
NO
25
26
27
28
29
30
31
32
Lhitung
Ltabel
DAFTAR NILAI POSTEST KELAS AKROSTIK
NAMA
Xi
Zi
F(Zi)
S(Zi)
[F(Zi)-S(Zi)]
Y
78
0.991
0.839
0.844
0.005
Z
78
0.991
0.839
0.844
0.005
AA
78
0.991
0.839
0.844
0.005
BB
82
1.396
0.919
1.000
0.081
CC
82
1.396
0.919
1.000
0.081
DD
82
1.396
0.919
1.000
0.081
EE
82
1.396
0.919
1.000
0.081
FF
82
1.396
0.919
1.000
0.081
= 0.111
= 0.886/√32 = 0.157
Lhitung < Ltabel = 0.111 < 0.157, maka data berdistribusi normal.
188
Lampiran 21
UJI HOMOGENITAS DATA PRETEST
Pretes
1. Fhitung
N kelas akrostik
32
N kelas akronim
32
S2 terbesar
93.22
S2 terkecil
78.76
𝑆12
= 𝑆22 =
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
93.22
= 78.76
=1.18
2. Menentukan Ftabel dari db (derajat bebas)
Db pembilang
=n–1
= 32 – 1
= 31
Db penyebut
= 32 – 1
= 32 – 1
= 31
Ftabel adalah 1.80
Fhitung < Ftabel = 1.18 < 1.80, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua data
memiliki populasi varians yang homogen.
189
Lampiran 22
HASIL UJI HOMOGENITAS DATA POSTTEST
Pretes
N kelas akrostik
32
N kelas akronim
32
S2 terbesar
121.35
S2 terkecil
97.40
1. Fhitung
𝑆12
= 𝑆22 =
=
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
121.35
97.40
=1.245
2. Menentukan Ftabel dari db (derajat bebas)
Db pembilang
=n–1
= 32 – 1
= 31
Db penyebut
= 32 – 1
= 32 – 1
= 31
Ftabel adalah 1.80
Fhitung < Ftabel = 1.245 < 1.80, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua data
memiliki populasi varians yang homogen.
190
Lampiran 23
HASIL UJI HIPOTESIS STATISTIK (UJI T)
A. Perhitungan Uji Hipotesis Data Pretes
Kriteria pengujian :
1. Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima.
2. Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak.
Dengan taraf signifikansi 0,05 dan dk = 62
Menghitung nilai S gabungan
S2
=
(𝑛1 −1) 𝑆12 +(𝑛2 −1)𝑆22
𝑛1 +𝑛2 −2
(32 − 1) (93.22) + (32−1) (78.76)
=√
S
32 + 32 − 2
=√
2889.82+2441.56
62
5331.38
=√
62
= √85.99
= 9.273
Mencari thitung
t
𝑥1 − 𝑥 2
=
𝑆
=
thitung
1
1
√𝑛 + 𝑛
2
1
1.406
2
9.273 √
32
=
35.531 – 34.125
1
32
9.273 √ +
1.406
= 9.273
√0,0625
1
32
1.406
1.406
= 9.273 (0,25) = 2.31825
= 0.606
Hasil perhitungan uji hipotesis statistik menggunakan uji t didapatkan hasil thitung
sebesar 0.606 pada taraf signifikansi 5% (α = 0.05) dengan derajat kebebasan (db=62)
didapatkan ttabel sebesar 1.99. Maka thitung > ttabel (0.606< 1.99) sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari penerapan metode
pembelajaran mnemonic system terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep
Fungi.
191
B. Perhitungan Uji Hipotesis Data Posttest
Kriteria pengujian :
1. Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima.
2. Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak.
Dengan taraf signifikansi 0,05 dan dk = 62
Menghitung nilai S gabungan
S2
=
(𝑛1 −1) 𝑆12 +(𝑛2 −1)𝑆22
𝑛1 +𝑛2 −2
(32 − 1) (121.35) + (32−1) (97.40)
=√
S
32 + 32 − 2
3761.85+3019.4
=√
62
6781.25
=√
62
= √109.375
= 10.4583
Mencari thitung
t
=
𝑥1 − 𝑥 2
1
1
+
𝑛1 𝑛2
𝑆√
=
68.219 – 62.531
1
32
10.4583 √ +
thitung
1
32
=
5.688
5.688
2
32
10.4583 √
= 10.4583
√
5.688
5.688
=
=
0,0625 10.4583 (0,25) 2.614575
= 2.175
Hasil perhitungan uji hipotesis statistik menggunakan uji t didapatkan hasil
thitung sebesar 2.175 pada taraf signifikansi 5% (α = 0.05) dengan derajat kebebasan
(db=62) didapatkan ttabel sebesar 1.99. Maka thitung > ttabel (2.175< 1.99) sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari penerapan metode
pembelajaran mnemonic system terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep
Fungi.
LEMBAR UJI REFERENSI
Nama
Elyana Nugraheni
NIM
1111016140047
Jurusan/Prodi
IPAi Pendidikan Biologi
Judul Skripsi
Perbedaan Pengetahuan Faktual Siswa Antara Metode
Mnemonic System Akronim dan Akrostik Pada Konsep
Fungidi SMAN 57 Jakafta
Pembimbing ke-i
: Dr. Yanti Herlanti, M.Pd.
Pembimbing ke-2
: Yuke Mardiati, M. Si.
BAB I
PENDAHULUAN
No
I
Paraf
Pembimbing
Ken
Thomas, Learning Taxonomies In The
Cognilive, Affective, and Psychomotor Domains,
Rocky Mountain Alchemy,. 2005, h" 3.
-)-
Pembimbing 2
UU RI No. 20 Tentang Sitem Pendidikan Nasicnal
Bab II Pasal 3.
2.
I
Karen Neuman Allen. et. all. Affective l.,earning: A
For leaching Social Work Value.
Journal qf Social Work Values and Ethics, lral. 7,
No. 2. F-a||2010.h.2.
u^
V
Yv
Taxonomy
4.
Ken1'homas" op. crt
5"
Rita C. McNeil, Program Evaluation Model: Using
Bloom's Taxonomy to Identiff Outcorne Indicators
in Outcomes- Based Program Evaluations. Jaurnal
of Adult Education Volume 10, Number 2,2011.h.
27.
6.
Ken Thomas. op. clL
7.
Leslie Owen Wilson, Three Domains Of Learning,
2016. Publishing at thesecondpcinciple.com
8.
Lampiran Kompetensi Dasar
38
Pendidikan dan Kebudavaan. h. I 15.
Kementrian
fuftr-
Yq.
Vn
\l
fu--
w
,{n
(h--
Va
ft>
Vn
fu-
o
Robert E. Slavin. Psikologi Pendidikan Edisi 9,
(Jakarta: Erlangga, 201 1), h. 216.
10.
tl
Muhibbin syah. Psikologi Belajar, (Jakarta: PT
l,ogos Wacana Ilmu. lW9\. h.77.
11
Fadzilah Abd Rahman, "Knor.vledge
Learners: Implications
Of
Diverse
tbr the Practice of
of Instruction,
Teaching". lnternational .lournal
20t0,h.2.
12.
Syailul Bahri Djamarah. Psikologi Belajar.
(
Jakarta: Rineka Cipta. 2008). h. 107.
13.
No
1
Trianto, ap. cit., h.
BAB II
DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA
PIKIR. DAN HIPOTESIS
Stephen
K.
Reed, Kognisi Teori dan Aplikasi.
David A. Statt, The Concise Dictionary Of
Psychologt 3'd Edition" (Cana<Ia: Routle<tge, 1998).
h.26"
Robert
L.
Solso, Psikologi Kognilif, (Jakarta:
Erlangga. 2008), h. 364.
5.
Nluhibbin Syah" Psikologi Belajar. (.lakarta: P'I
Raja Grafindo Persada. 2007 ). h. 22.
6.
David A. Statt, lac.cil.
7.
Robert t-. Solso, op. cit.,h.365.
8.
F{amzah
9.
vv
w
Pembimbing
Worvo Sunaryo, Taksonomi Berpikir. (Bandung:
(Jakarta: Salemba Humanika. 20A7), h. 2.
4.
\r
V
V*-
B. Uno. Orientasi Baru Dalam Psikologi
Pembelaiaran, (.Takarta: Bumi Aksara, 2006), h. 1 1.
Desmita Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2012),h" 46.
Wou,o Sunaryo, op" cit., h.3-
1l
Anderson
dan
Paraf
1
W
Pembimbing 2
tdr-
tl n
t/
\l)
Ya-
N"
Vv
\.ln
10.
(h--
4+
ll7.
PT. Remaja Rosdakarya, 201 I ), h. 79.
2.
o-
'/r
4v
Yq.-vl
n
f*-"(d>
(l--
(>2-
ft>
(1,-
G>
Krathwohl,
dan Asesmen: Revisi
Taksonami Pendidikan Bloorn, (Yogyakarta:
Pembelajaran,Pengajaran,
Pustaka Pelajar, 2010), h. 6.
12.
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan
Perulekatan Baru, (Bandung: PT.
dengan
Remaia
Yv
Vn
G'--
Rosdakarya, 201 0)" h. 82.
13.
Krathwohl, op.cit, h. b7.
14.
tbid.,h.6.
15.
Vq-
V
'lrianto. Mendesain Model Pembelajoran Inovatif
Progresf, (Jakafta: Kencana Prenada Media Group,
2010). h. 28.
16.
Dunlosky et. al., Improving Student's Learning
With Effective Leaming Techniques: Promising
Directions From Cognitive
and Educational
in the Public
Internet- 2013, h- 7
tl
& Perkins - Learning to Learn. Presentation
on Intentional [,eamers at 2007 Innovations
Wirth
Conferenc, h.8.
18.
U
r/a
Psychology. Psychologpt Science
17.
tJ rt
Mary J. Pickard, 'fhe New Bloom's Taxonomy
v
Y+
Science , Journal of Family and Consumer Sciencs
Education, Vol. 25, No.
l, Spring/Summer 20A7,h.
48.
19.
David A. Statt, op.cit., h. 85.
20.
McGaugh, Learning And fuIemory An
Introduction, (San Fransisco: Albion Publishino
Company.1973),h.34.
21.
Susan E. Cathercole dan Tracy Packiam, Memori
Kerja dan Proses Belajar, (.Iakal'ta: PT Macanan
Jaya Cemerlang, 2C)09), h.2.
22.
John W. Santrock, Psikologi Pendidikan. (Jakarta:
Salemba Humanika, 2009), Edisi 3, buku 1, h. 359.
23.
Santrock, loc. cit.
24.
Santrock. loc. cit.
25.
Santrock, op. cit., h. 364.
26.
Very Julianto dan Magda Bhinnety, The Effect of
Reciting Floly Qur'an toward Short-term Memory
James
L.
Ability Analysed trought the Changing
27.
28.
Votv^
tI
Brain
Jo Iddon, lulemoty Boosters Penguat Ingatan.
David A. Statt, op.cit, h. 56.
1r
Y*
V
vn1
,
18.
Jakarta: Erlangga, 2006), h. 22.
Vu
+{_
Wave, Jurnal Psikalogi. Voi. 38, No. 1 ., Juni 201
h.
q
I
U
V*
U"
t-2--*
29.
30.
Muhibbin Syah, op. cit., h. 155.
Syaiful Bahri Djamarah, Psikalogi
Belajar,
(Jakarta: Rhineka Cipta. 20 I l) - h. 2A7.
cit.,h.24
Jo lddon, op.
32.
Muhibbin Syah, op. cir., h. 158-161.
lJ.
Robefi L. Solso, op.cir., h. 266.
34.
Roberl L. Solso, loc. cit.
35.
Abdul Halim et.al, Keefektifan ]'eknik Mnemonic
untuk rneningkatkan Memori Jangka Panjang
Pembelajaran Biologi pada Siswa Kelas VIlt SMP
Al-lslanr Surakarta, Vol. l. No. 2, Jurnal llmiah
36.
I
ogi
'JU
Vn-
C andraj i *- a. 20 12.
Margaret W. Matlin, Cognitire Psycholog,
/'
Edition, (Asia: John Wiley & Sons.2009). h. 173.
3l-
Robert L. Solso. op. cit.,h.227.
38.
Robeft E. Slavin. Psikologi Pendidikan Edisi 9.
(,lakarta: Erlangga, 201 I ), h. 265.
39.
Bobbi Deporter and Mike l-lernacki,
Quantum
Learning. (New York: Dell Publishing, 1992), h.l
23.
40.
Ann Dilion. Making Connection : study
skills,
reading and writing, (USA: Thompson corporation,
2007),h.139.
41.
Yuanita Fiffiany.E,YD dan Kaidah
Bahasa
Indonesia, (Jakarta: TransMedia Pustaka, 2015), h.
23.
42.
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan
Pendekatan Baru, (Bandung: PT
Dengan
Remaja
Rosdakarya, 2010). h. 198.
43.
44.
Triyo Supriyanto et. all.- Strategi Pembelajaran
Partisipatori di Perguruan Tinggi, (Malang: UINMalang Press, 2006), h. I 18.
Fred B. Chemow, The Sharper Mind. (Jakaftal. PT
Gramedia Pustaka. 1997).h. 5.
45.
Division for Leaming Disabilities (DLD) and
Divisoin for Research (DR) of The Council for
Exceptional Children, A focus On Mmenonic
Instruction Issue 5, Summer 2001.
V
Vn-
31.
P s i ko
u
UY
\ir
\ln
v
\Y
(b-"-.
W
fu-*
ftL'
W-""
(h---
[tz"-
t/
\)r*
rl r-
(1-r--
p2-
V,
V
Vv
Vu
V
Vv
V,t
\ir
Vt
Vp
(1,-
46.
Ibid.
47.
Fludiman. Ketuntasan Hasil Belajar Trigonometri
Melalui Penerapan Model Pembelajaran
Mnemonics Di Kelas X SMA Negeri I Banda
Aceh. Jurnal Seramhi Akademica, Vol.
I. No" I,
Mei 2013.
48.
David Berry. Learning with Mnemonics
in
a
Therapeutic Modalities Course: A Case Report.
Jurnal Internasional Athletic Trainer's Association.
Vol. 5, September 2010.
49.
Mohammad Amiryousefi. Mnemonic Instruction: A
Way to Boost Vocabulary Learning and Recall.
Jurnal internasianal Liniversitl,oJ lsfahan, Vol. 2.
No. l..lanuari 2012
50.
&-,"-
F'atemeh Anjomatrouz. Eftects
Y,
\u
U
I a--
of Using lv{nemonic
Associations on Vocabulary Recall of Iranian EFL
Leamers over l'ime. Jurnal Internasional Canadian
Center of Science and Education.Yol.2, No. 4. Juli
20t2.
No
1
BAB III
METODOLOGI
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kttttlitatif dan R&D
(Bandung: AlIabeta. 2011), Cet. 13,h.77.
2.
J.
rbid.,h.76.
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan.
(Jakarta: Rineka Cipta. 2010), h. I 18.
4"
rbid.. h. 121.
5.
Sugiyono, Met ode Pe ne I it ian Kuanlitat iJ' Kuali
dan R &.I), (Bandung: Alf'abeta, 2012), h. 82.
6.
tbid.. h. 102.
7.
Suharsinii Arikunto. Dasar-Dasar Eyaluasi
tatif
Pendidikan. (Iakarta: Bumi Aksara. 2005), h. 168.
8.
Nana Sudjana, Penilaian I'Iasil Proses Belajar
Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
9.
Sudiana, op. cit..h. 16.
10.
Sudjana, Metoda Statislika, (Bandung: Tarsito,
20t4\.h.12.
2005), h. 46G467
11
rbid., h.249-241.
Paraf
Pembimtrine I
Pembimbins'L
V*ry^
l+-=*
'T
Y"-
fL.,-
,&
\,-/
vw
(>L"
V*
V*
YY-'
Vv
va
V
(
dz--
ld-?-----'
t2.
No
1
Ibid.. h.239.
(dz-""'-
Vu-
v
BAB IV
PEMBAHASAN
Pembimbing
Paraf
1
Pembimbine
Ni Made Widya Mahadiani, "Pengaruh
Pendekatart
Konte k"sl ual Berbanluan Mnemonic T'erhadap H asi I
Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Gugus lll
Sukav'ati". Skripsi pada [-lniversitas Pendidikan
Ganesha Singaraia Indonesia- 2013.
2.
Muhammad Abdul Halim. "KeeJektifan Mnemonic
Untuk Me ningkal kan Memari,l angka
P anj
ang
Dalam Pembelajoran Biologi Pada Siswa Kelas
l/ltl SNIP ,4t-lslam I Surakar.ta". S-/cripsi pada
Llniversitas Sebelas Maret. 201 I .
Irarihatun, "Penggunacn Teknik Akrostik Dalam
Lt paya P e ni ngkatan P e nguas aan Kasakat a Bahasa
Perancis pada Siswa Kelas X C Sll,L,l Negeri 2
Sleman", Skripsi pada Universitas
Negeri
Yogyakarta. 2014.
4.
Yr
Yufl Aris Lestari, "Metode lv'lnemonic untuk
Nlengingat Dua Belas Nervus Cranialis Mahasiswa
Tingkat ll Akper Kosgoro Mojokerto". Iesis pada
ljniversitas Sebelas Maret" 2010.
1,t
b
\rJakarta,
/8 JUnr ;uid
Yang Mengesahkan;
Pembimbing
1
Dr. Yanti Heilanti, M.Pd.
NIP. 197101r9 200801 2 010
Pembimbing 2
Yuke Mardiati. M. Si
NrP. 19760117 2AA70t 2 013
L
Download