HUBUNGAN PELAKSANAAN INISASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN PENGELUARAN PLASENTA PADA IBU YANG MELAHIRKAN DI RSUD KABUPATEN BREBES Riza Amriyati ABSTRAK Pengeluaran plasenta merupakan bagian dari manajemen aktif kala III dalam persalinan. Kontraksi uterus yang efektif membantu pengeluaran plasenta. Faktor yang membantu pengeluaran plasenta salah satunya inisiasi menyusu dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pelaksanaan inisiasi menyusu dini (IMD) dengan pengeluaran plasenta pada ibu yang melahirkan di RSUD Kabupaten Brebes. Desain penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi semua ibu yang melahirkan normal di RSUD Tahun 2014 sejumlah 252 orang. Sampel sebanyak 72 responden dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Instrumen penelitian menggunakan master tabel serta analisis data secara statistic dengan menggunakan uji Chi square. Hasil penelitian menggunakan uji chi square didapatkan hasil P-value 0,019, maka pvalue (0,019) < α (0,05). Ada hubungan yang signifikan antara pelaksanaan inisiasi menyusu dini (IMD) dengan pengeluaran plasenta pada ibu yang melahirkan. Disarankan bagi petugas kesehatan dapat meningkatkan persalinan Nakes dan penggalakan program IMD untuk membantu mengurangi kematian Ibu bersalin akibat perdarahan. Kata kunci : inisiasi menyusu dini, pengeluaran plasenta Referensi : 24 (2004-2013) ABSTRAC The placental release is a part of the active management of the third stage in labor. The effective uterine contraction assists to the placental release. Early initiation is a factor that helping the placental release. This study aimed to find the correlation between the implementation of early initiation and the placental release in women who giving birth at Brebes Public Hospital. This was descriptive-correlative study with cross sectional approach. The population in this study was all women who giving birth at Brebes Public Hospital as many as 252 women. The samples in this study were 72 respondents that sampled by using the purposive sampling technique. The data instrument used the master tables, and the statistical analysis used Chi-square test. The results of this study It is obtained that the p-value of 0.019, and p-value (0.019) < α (0.05). It is concluded that there is a significant correlation between the two variables that be found of its correlation, that is there is a correlation between implementation of early initiation and the placental release in women who giving birth. It is recommended for the health care workers to intensify the promotion of early initiation program to help the placental release in women who giving birth. Keywords Bibliographies : Early initiation, Placental release : 24 (2003-2014) Inisiasi menyusu dini yang membuat ibu menjadi lebih adalah segera setelah bayi lahir, rileks, lebih mencintai bayinya, setelah tali pusat dipotong, letakkan meningkatkan ambang nyeri, dan bayi tengkurap diperut ibu dengan perasaan sangat bahagia, dan jika kulit bayi kontak ke kulit ibu. bayi diberi kesempatan menyusu Biarkan kontak kulit ke kulit ini dalam satu jam pertama dengan menetap selama setidaknya 1 jam dibiarkan kontak kulit ke kulit ibu bahkan lebih sampai bayi dapat (setidaknya selama satu jam) maka menyusu sendiri (JNPK-KR, 2008). 22% nyawa bayi di bawah 28 hari Hasil penelitian dari WHO dapat diselamatkan (Roesli, 2008). (1991) mengenai inisiasi menyusu dini (IMD) adalah dapat Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di mengurangi resiko perdarahan post RSUD partum dan mengurangi infeksi November setelah melahirkan karena isapan jumlah ibu yang bersalin normal pertama ada 21 orang dengan dapat keluarnya mempercepat plasenta karena Brebes dari bulan di dapatkan bahwa 15 orang dilakukan inisiasi menyusu dini. pelepasan hormon oksitosin (Nani, Dari hasil 2010). menyusu dini tersebut di dapatkan Inisiasi menyusu dini pelaksanaan inisiasi bahwa 10 orang pengeluaran (IMD) adalah bayi mulai menyusu plasenta spontan. Namun terdapat sendiri segera setelah lahir, dengan 4 orang yang dilakukan inisiasi hentakan kepala bayi ke dada ibu, menyusu dini tetapi pengeluaran sentuhan tangan bayi di putting plasenta dengan oksi ulang dan 1 susu dan sekitarnya, emutan dan orang dengan manual plasenta. jilatan ibu Dari 6 ibu bersalin yang tidak merangsang pengeluaran hormon dilakukan IMD terdapat 2 orang oksitosin, dimana hormon oksitosin dengan membantu berkontraksi spontan dan 3 orang pengeluaran sehingga membantu mempercepat plasenta dengan oksi ulang dan 1 pelepasan dan pengeluaran ari-ari orang dengan manual plasenta. bayi (placenta) pada rahim dan putting mengurangi pengeluaran plasenta Berdasarkan uraian diatas perdarahan, hormon oxitosin juga maka peneliti tertarik untuk merangsang produksi hormon lain melakukan penelitian mengenai “ hubungan menyusu pelaksanaan dini (IMD) inisiasi pengolahan data mengguanakan dengan komputer. pengeluaran plasenta pada ibu yang 1. Analisis univariat melahirkan di RSUD Brebes Tahun Pada penelitian ini analisis 2014 “. univariat METODE PENELITIAN menggambarkan pelaksanaan Jenis penelitian yang IMD digunakan dan untuk pengeluaran digunakan dalam penelitian ini plasenta. adalah penelitian yang bersifat menggunakan deskriptif komputer yaitu menggunakan korelatif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan Cross Pengolahan data sistem spss. 2. Analisis bivariat Sectional. Dari uji statistik POPULASI DAN SAMPEL menggunakan chi square 1. Populasi dalam penelitian ini didapatkan p-value 0,019. adalah seluruh ibu bersalin HASIL PENELITIAN normal di di RSUD Brebes dari Analisis univariat bulan Januari sampai bulan 1. Inisiasi Menyusu Dini Desember Tabel 4.1 Distribusi Tahun 2014 sejumlah 252. Frekuensi Berdasarkan 2. Sampel Pelaksanaan Inisiasi Pada penelitian ini peneliti Menyusu Dini pada ibu menggunakan tehnik purposive yang sampling. RSUD Analisis Data Brebes Tahun 2014 melahirkan di Kabupaten Analisis data dilakukan setelah dilakukan penelitian, semua Pelaksanaa Frekuen Persentas beberapa tahap ditandai dengan n IMD si e (%) editing IMD 52 72,2 data terkumpul untuk kelengkapan melalui memeriksa master tabel Tidak IMD selanjutnya entry data dalam komputer dan dilakukan 27,8 20 Jumlah 72 100 Berdasarkan tabel 4.1, dapat Berdasarkan uji Chi Square diketahui bahwa dari 72 responden diperoleh ibu yang melahirkan normal di karena p-value 0,019 < 0,05, maka RSUD Kabupaten Brebes sebagian ada besar melakukan inisiasi menyusu antara dini (IMD), menyusu yaitu sejumlah 52 orang (72,2%). hubungan 0,019. Oleh yang signifikan pelaksanaan inisiasi dini (IMD) dengan pengeluaran plasenta pada ibu yang melahirkan di RSUD Kabupaten 1. Pengeluaran Plasenta Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengeluaran pada p-value plasenta ibu yang melahirkan di RSUD Kabupaten Brebes Tahun 2014 Brebes. Dari hasil tersebut ibu melahirkan yang tidak melakukan inisiasi menyusu beresiko 4 pengeluaran dini kali (IMD) mengalami plasenta secara tindakan. PEMBAHASAN Analisis Univariat Pengeluara Frekuen Persentas n Plasenta si e (%) Spontan 46 63,9 (IMD) Tindakan 26 36,1 setelah bayi lahir meletakkan bayi 1. Inisiasi menyusu dini Inisiasi adalah menyusu dini tindakan sgera tengkurap di perut ibu dengan kulit Jumlah 72 100 Berdasarkan tabel 4.2, dapat diketahui bahwa dari 72 responden ibu yang melahirkan normal di RSUD Kabupaten Brebes Tahun 2014 sebagian besar pengeluaran plasenta spontan, yaitu sejumlah 46 orang (63,9%). bayi kontak ke kulit ibu setidaknya 1 jam bahkan lebih sampai bayi dapat menyusu sendiri. Berdasarkan hasil penelitian dari 72 responden data sebagian besar dilakukan inisiasi menyusu dini (IMD) sebanyak 52 responden (72,2%). Ini menunjukan bahwa RSUD Brebes telah menerapkan Analisis bivariat program inisiasi menyusu dini (IMD) dimana program tetap RSUD Brebes bagi ibu yang Komprehensif (PONEK) 24 Jam di melahirkan yang tidak memiliki Rumah Sakit menyebutkan bahwa; indikasi baik pada ibu maupun (1) banyinya maka harus dilakukan merupakan inisiasi menyusu dini. PONEK pada Rumah Sakit Tipe C Menurut Maryunani (2012), informasi yang diperoleh Inisiasi Menyusu Lingkup Dini Pelayanan dan Tipe B; (2) Tujuan Program ibu Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi mengenai inisiasi menyusu dini antara lain; meningkatkan fungsi (IMD), tempat bersalin dan tenaga Rumah Sakit sebagai model dan kesehatan pembina teknis dalam pelaksanaan merupakan faktor pendukung terlaksananya inisiasi Inisiasi Menyusu Dini menyusu dini (IMD). pemberian ASI Eksklusif. dan Program pemerintah yang Namun demikian terdapat mendukung inisiasi menyusu dini 20 respnden (27,8%) yang tidak terdapat pada bagian kedua pasal 9, dilakukan inisiasi menyusu dini. Peraturan Pemerintah RI No.33 Ada beberapa kondisi yang tidak tahun 2012 tentang Pemberian Air memungkinkan untuk pelaksanaan Susu Ibu Eksklusif dinyatakan inisiasi menyusu dini, baik kondisi bahwa; (1) tenaga kesehatan dan ibu maupun kondisi bayi seperti penyelenggara fasilitas pelayanan ibu dengan pre eklamsi/eklamsia, kesehatan wajib melakukan Inisiasi ibu dengan hepatitis, bayi asfiksia Menyusu Dini terhadap bayi yang dan bayi sakit. baru lahir kepada ibunya paling singkat selama (2) dengan eklamsia dan pre-eklamsia Inisiasi Menyusu Dini dilakukan berat tidak memungkinkan untuk dengan dilakukan IMD karena Keadaan ibu cara satu jam; Menurut Roesli (2008), Ibu meletakkan bayi secara tengkurap di dada atau perut biasanya ibu sehingga kulit bayi melekat dipengaruhi pada kulit ibu. Keputusan Menteri mengatasi kesehatan menyebabkan kesadaran menurun Republik Indonesia Nomor 1051/Menkes/SK/XI/2008 Tentang tidak baik dan obat-obatan untuk penyakit. sehingga ibu belum sadar betul. Pedoman Bila ibu terkena hepatitis Penyelenggaraan/Pelayanan selama hamil, Obstetri begitu bayi Neonatal Emergensi Biasanya biasanya lahir akan kelak ada pemeriksaan khusus yang ditangani Orun, dkk (2010), dokter anak. Bayi akan diberi melakukan penelitian terhadap 577 antibodi untuk meningkatkan daya persalinan pada bulan Juli-Oktober tahan tubuhnya agar tidak terkena 2006 di Rumah Sakit Dr. Zekai penyakit yang sama. Sedangkan Tahir untuk ibunya akan ada pemeriksaan penelitian laboratorium tertentu berdasarkan faktor yang berpengaruh terhadap hasil konsultasi dokter penyakit Inisiasi menyusu Dini adalah; nyeri dalam. Dari hasil pemeriksaan ibu bersalin pasca persalinan, bayi tersebut premature dan jenis persalinan baru bisa ditentukan, boleh-tidaknya ibu memberi ASI. Bila hepatitisnya tergolong parah, umumnya tidak Burak di Turki. menunjukkan Hasil bahwa melalui operasi Caesar. 2. Pengeluaran plasenta dibolehkan Berdasarkan hasil penelitian memberi ASI karena dikhawatirkan dari 72 responden data sebagian bisa menularkan pada si bayi besar (Roesli, 2008) spontan sebanyak 46 responden Bayi dengan asfiksia tidak pengeluaran plasenta (63,9%). Ini menunjukan sebagian memungkinkan untuk menyusu. besar Kesadaran bayi yang menurun juga RSUD tidak memungkinkan bayi untuk pengeluaran plasenta berlangsung menyusu dan bayi dengan penyakit kurang dari 15 menit. jantung atau paru-paru atau pengeluaran Brebes plasenta spontan Menurut di karena Prawirohardjo penyakit lain yang memerlukan (2009), segera setelah bayi lahir, perawatan tidak his mempunyai amplitudo yang memungkinkan untuk menyusu, kira-kira sama tingginya, hanya namun setelah keadaan membaik frekuensinya tentu dapat disusui. Misalnya bayi Akibat dengan kelainan lahir dengan Berat mengecil Badan Lahir Sangat Rendah (Very plasenta dengan dinding uterus Low Refleks akan terlepas. Umumnya kala III menghisap dan refleks lain pada (pengeluaran plasenta) berlangsung BBLSR belum baik sehingga tidak selama 6 sampai 15 menit. Birth intensif Weight). memungkinkan untuk menyusu. his yang ini, sehingga berkurang. uterus akan perlekatan Namun demikian terdapat 26 responden (36,1%) pengeluaran plasenta dengan tindakan. Plasenta didapatkan hasil p-value 0,019. yang belum lahir dalam waktu 15 Oleh karena p-value < 0,05 maka menit diberikan oksitosin ulang dapat disimpulkan ada hubungan dan apabila plasenta belum lahir yang setelah 30 menit bayi lahir maka menyusu dini dengan pengeluaran tindakan plasenta pada ibu yang melahirkan. selanjutnya dilakukan manual plasenta. signifikan Inisiasi antara inisiasi menyusu dini Menurut JNPK-KR (2008), mempunyai banyak keuntungan jika plasenta belum lahir dalam untuk ibu yang melahirkan salah waktu 15 menit, berikan 10 unit satunya membantu pengeluaran oksitosin IM dosis kedua. Apabila plasenta. Menurut Roesli (2008), plasenta belum lahir setelah 30 dengan hentakan kepela bayi ke menit bayi lahir maka selanjutnya dada ibu, sentuhan tangan bayi di tindakan plasenta manual untuk puting segera mengosongkan kavum uteri. emutan dan jilatan bayi pada Menurut Sarwono (2009), menyatakan bahwa setiap susu puting dan sekitarnya, ibu pengeluaran kehamilan rahim mengalami dimana pembesaran, terjadi peregangan membantu merangsang hormon oksitosin, hormon rahim oksitosin berkontraksi otot otot rahim selama 9 bulan sehingga membantu mempercepat kehamilan. regangan pelepasan dan pengeluaran ari-ari tersebut elastisitas otot-otot rahim (plasenta). Kontraksi rahim akan tidak mengurangi area plasenta, karena Akibat kembali seperti sebelum hamil setelah persalinan. Semakin rahim sering ibu hamil dan melahirkan, dindingnya semakin dekat jarak kehamilan dan beberapa kelahiran, menyebabkan semakin elastisitas terganggu, uterus akibatnya bertambah pada sempurna mula-mula mengakibatkan bertambah cm. tebal Kontraksi bagian dan tadi yang longgar dan lemah dari plasenta uterus tidak berkontraksi secara dan kecil dinding rahim sebagian terlepas, dan perdarahan pasca kehamilan. kemudian seluruhnya dan tinggal Analisis Bivariat bebas dalam cavum uteri. Plasenta Dari menggunakan hasil uji chi statistik yang sudah terlepas oleh kontraksi square rahim akan di dorong ke SBR, kedalam bagian atas vagina (Yanti, 2009). yaitu sejumlah 46 orang (63,9%) dan sebagian kecil pengeluaran Keterbatasan Penelitian Penelitian plasenta dengan tindakan yaitu ini hanya meneliti tentang faktor inisiasi sejumlah 26 responden (36,1%). 3. Ada hubungan yang signifikan menyusu dini dengan pengeluaran antara plasenta, tidak meneliti tenteng menyusu faktor lain yang mempengaruhi pengeluaran plasenta pada ibu pengeluaran plasenta yang PENUTUP Kabupaten Brebes dengan p-value Kesimpulan 0,019 < 0,05. Penelitian dengan judul “Hubungan Saran Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Plasenta Dengan Pada Pengeluaran Ibu Yang pelaksanaan dini (IMD) melahirkan dengan di RSUD 1. Bagi Ibu Bersalin Ibu bersalin yang melaksanakan Melahirkan Di RSUD Kabupaten dini Brebes” dapat diambil kesimpulan melaksanakan sebagai berikut: dini. 1. RSUD Brebes telah menerapkan inisiasi (IMD) inisiasi belum menyusu diharapkan inisiasi untuk menyusu 2. Bagi Pelayanan Kesehatan program inisiasi menyusu dini Petugas (IMD) dimana data dari 72 dapat meningkatkan penggalakan responden ibu yang melahirkan program IMD untuk membantu normal mengurangi pengeluaran plasenta di RSUD Kabupaten Brebes sebagian besar melakukan inisiasi menyusu dini (IMD) yaitu kesehatan diharapkan yang tidak spontan. 3. Bagi Pemerintah sejumlah 52 orang (72,2%) dan Pemerintah sebagian kecil tidak melakukan meningkatkan inisiasi menyusu dini (IMD) yaitu program inisiasi menyusu dini sejumlah 20 responden (27,8%). dimulai 2. Pengeluaran penggalakan sosialisasi yang dari 72 bertujuan agar tenaga kesehatan responden ibu yang melahirkan dan ibu bersalin termotivasi untuk normal melakukan inisiasi menyusu dini. di Brebes pengeluaran plasenta dari hendaknya RSUD sebagian plasenta Kabupaten besar spontan, 4. Bagi Institusi Pendidikan Dapat dijadikan dokumentasi ilmiah bahan Komprehensif (PONEK) 24 Jam dalam Jakarta. pengembangan ilmu kebidanan dan memberikan masukan terutama dalam materi perkuliahan. Dinkes Jateng. 2013. Buku Saku Kesehatan. 5. Bagi Peneliti http://www.dinkesjatengprov.go.i Perlu diadakan penelitian lebih d/v2010/dokumen/2014/SDK/Mib lanjut tentang faktor lain yang angkes/BUKU mempengaruhi TH2013.pdf plasenta pengeluaran sehingga menambah SAKU . (diakses pada tanggal 20/12/2014). wawasan dan pengetahuan agar mampu mengembangkan kemampuan untuk melakukan Dinkes Brebes. 2013. Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi. penelitian. http://www.dinkesjatengprov.go.i DAFTAR PUSTAKA d/dokumen/2013/YANKES/UKR/ PONEK/Dinkes Kab Brebes.pdf. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (diakses pada tanggal 20/12/2014). Jakarta: Rineka Cipta. Badriah, D.L. 2012. Metodologi Ilmu-Ilmu Kesehatan. Bandung: Multazam. JNPK-KR. 2008. Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPKKR. Departemen Kesehatan RI. 2013. Upaya Percepatan AKI dan BBL di Kuswanti, Ina dan Fitria Melina. 2014. Indonesia. Askeb II Persalinan. Yogyakarta: http://www.gizikia.depkes.go.id/ Pustaka Pelajar. wpcontent/uploads/downloads/20 13/12/RAN-PP-AKI-2013- Kementrian Kesehatan RI. 2014. Jadilah 2015.pdf. ( diakses pada tanggal Kartini Indonesia Yang Tidak 20/12/2014). Mati Muda. http://www.depkes.go.id/article/pr Depkes. 2007. Pedoman Rumah Sakit Obstetri Neonatal Emergensi int/201404300001/jadilah-kartiniindonesia-yang-tidak-mati-muda- pencanangan-kampanye-pedulikesehatan-ibu-2014.html. (diakses pada tanggal 23/12/2014). Kementrian Kesehatan. .2012. Peraturan Pemerintah RI No.33 tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu IbuEksklusif. Jakarta. Lusa. 2012 Peraturan-pemerintah- republik-indonesia-nomor-33-tahuntentangpemberian-air-susu-ibu-eksklusif. http://www.lusa.web.id/ (diakses pada tanggal 9/12/2014) Manu, T.J. (2004). Uterotonika Profilaksis Dalam Pelaksanaan Jurnal Kesehatan (diakses 15/12/2014). pada Kala III. UNDIP. tanggal