4256

advertisement
HUBUNGAN PELAKSANAAN INISASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN
PENGELUARAN PLASENTA PADA IBU YANG MELAHIRKAN DI RSUD
KABUPATEN BREBES
Riza Amriyati
ABSTRAK
Pengeluaran plasenta merupakan bagian dari manajemen aktif kala III dalam
persalinan. Kontraksi uterus yang efektif membantu pengeluaran plasenta. Faktor yang
membantu pengeluaran plasenta salah satunya inisiasi menyusu dini. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan pelaksanaan inisiasi menyusu dini (IMD) dengan pengeluaran
plasenta pada ibu yang melahirkan di RSUD Kabupaten Brebes.
Desain penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif korelasi dengan
pendekatan Cross Sectional. Populasi semua ibu yang melahirkan normal di RSUD Tahun
2014 sejumlah 252 orang. Sampel sebanyak 72 responden dengan menggunakan teknik
Purposive Sampling. Instrumen penelitian menggunakan master tabel serta analisis data
secara statistic dengan menggunakan uji Chi square.
Hasil penelitian menggunakan uji chi square didapatkan hasil P-value 0,019, maka pvalue (0,019) < α (0,05). Ada hubungan yang signifikan antara pelaksanaan inisiasi menyusu
dini (IMD) dengan pengeluaran plasenta pada ibu yang melahirkan.
Disarankan bagi petugas kesehatan dapat meningkatkan persalinan Nakes dan penggalakan
program IMD untuk membantu mengurangi kematian Ibu bersalin akibat perdarahan.
Kata kunci : inisiasi menyusu dini, pengeluaran plasenta
Referensi : 24 (2004-2013)
ABSTRAC
The placental release is a part of the active management of the third stage in labor.
The effective uterine contraction assists to the placental release. Early initiation is a factor
that helping the placental release. This study aimed to find the correlation between the
implementation of early initiation and the placental release in women who giving birth at
Brebes Public Hospital.
This was descriptive-correlative study with cross sectional approach. The population
in this study was all women who giving birth at Brebes Public Hospital as many as 252
women. The samples in this study were 72 respondents that sampled by using the purposive
sampling technique. The data instrument used the master tables, and the statistical analysis
used Chi-square test.
The results of this study It is obtained that the p-value of 0.019, and p-value (0.019) <
α (0.05). It is concluded that there is a significant correlation between the two variables that
be found of its correlation, that is there is a correlation between implementation of early
initiation and the placental release in women who giving birth.
It is recommended for the health care workers to intensify the promotion of early
initiation program to help the placental release in women who giving birth.
Keywords
Bibliographies
: Early initiation, Placental release
: 24 (2003-2014)
Inisiasi
menyusu
dini
yang membuat ibu menjadi lebih
adalah segera setelah bayi lahir,
rileks, lebih mencintai bayinya,
setelah tali pusat dipotong, letakkan
meningkatkan ambang nyeri, dan
bayi tengkurap diperut ibu dengan
perasaan sangat bahagia, dan jika
kulit bayi kontak ke kulit ibu.
bayi diberi kesempatan menyusu
Biarkan kontak kulit ke kulit ini
dalam satu jam pertama dengan
menetap selama setidaknya 1 jam
dibiarkan kontak kulit ke kulit ibu
bahkan lebih sampai bayi dapat
(setidaknya selama satu jam) maka
menyusu sendiri (JNPK-KR, 2008).
22% nyawa bayi di bawah 28 hari
Hasil penelitian dari WHO
dapat diselamatkan (Roesli, 2008).
(1991) mengenai inisiasi menyusu
dini
(IMD)
adalah
dapat
Berdasarkan
studi
pendahuluan yang dilakukan di
mengurangi resiko perdarahan post
RSUD
partum dan mengurangi infeksi
November
setelah melahirkan karena isapan
jumlah ibu yang bersalin normal
pertama
ada 21 orang dengan
dapat
keluarnya
mempercepat
plasenta
karena
Brebes
dari
bulan
di dapatkan bahwa
15 orang
dilakukan inisiasi menyusu dini.
pelepasan hormon oksitosin (Nani,
Dari hasil
2010).
menyusu dini tersebut di dapatkan
Inisiasi
menyusu
dini
pelaksanaan inisiasi
bahwa 10 orang
pengeluaran
(IMD) adalah bayi mulai menyusu
plasenta spontan. Namun terdapat
sendiri segera setelah lahir, dengan
4 orang yang dilakukan inisiasi
hentakan kepala bayi ke dada ibu,
menyusu dini tetapi pengeluaran
sentuhan tangan bayi di putting
plasenta dengan oksi ulang dan 1
susu dan sekitarnya, emutan dan
orang dengan manual plasenta.
jilatan
ibu
Dari 6 ibu bersalin yang tidak
merangsang pengeluaran hormon
dilakukan IMD terdapat 2 orang
oksitosin, dimana hormon oksitosin
dengan
membantu
berkontraksi
spontan dan 3 orang pengeluaran
sehingga membantu mempercepat
plasenta dengan oksi ulang dan 1
pelepasan dan pengeluaran ari-ari
orang dengan manual plasenta.
bayi
(placenta)
pada
rahim
dan
putting
mengurangi
pengeluaran
plasenta
Berdasarkan uraian diatas
perdarahan, hormon oxitosin juga
maka
peneliti
tertarik
untuk
merangsang produksi hormon lain
melakukan penelitian mengenai “
hubungan
menyusu
pelaksanaan
dini
(IMD)
inisiasi
pengolahan data mengguanakan
dengan
komputer.
pengeluaran plasenta pada ibu yang
1. Analisis univariat
melahirkan di RSUD Brebes Tahun
Pada penelitian ini analisis
2014 “.
univariat
METODE PENELITIAN
menggambarkan pelaksanaan
Jenis
penelitian
yang
IMD
digunakan
dan
untuk
pengeluaran
digunakan dalam penelitian ini
plasenta.
adalah penelitian yang bersifat
menggunakan
deskriptif
komputer yaitu menggunakan
korelatif.
Pendekatan
yang digunakan dalam penelitian
ini
yaitu
pendekatan
Cross
Pengolahan
data
sistem
spss.
2. Analisis bivariat
Sectional.
Dari
uji
statistik
POPULASI DAN SAMPEL
menggunakan chi square
1. Populasi dalam penelitian ini
didapatkan p-value 0,019.
adalah seluruh ibu bersalin
HASIL PENELITIAN
normal di di RSUD Brebes dari
Analisis univariat
bulan Januari sampai bulan
1. Inisiasi Menyusu Dini
Desember
Tabel 4.1 Distribusi
Tahun
2014
sejumlah 252.
Frekuensi
Berdasarkan
2. Sampel
Pelaksanaan
Inisiasi
Pada penelitian ini peneliti
Menyusu Dini pada ibu
menggunakan tehnik purposive
yang
sampling.
RSUD
Analisis Data
Brebes Tahun 2014
melahirkan
di
Kabupaten
Analisis data dilakukan setelah
dilakukan
penelitian,
semua
Pelaksanaa
Frekuen
Persentas
beberapa tahap ditandai dengan
n IMD
si
e (%)
editing
IMD
52
72,2
data
terkumpul
untuk
kelengkapan
melalui
memeriksa
master
tabel
Tidak IMD
selanjutnya entry data dalam
komputer
dan
dilakukan
27,8
20
Jumlah
72
100
Berdasarkan tabel 4.1, dapat
Berdasarkan uji Chi Square
diketahui bahwa dari 72 responden
diperoleh
ibu yang melahirkan normal di
karena p-value 0,019 < 0,05, maka
RSUD Kabupaten Brebes sebagian
ada
besar melakukan inisiasi menyusu
antara
dini (IMD),
menyusu
yaitu sejumlah 52
orang (72,2%).
hubungan
0,019.
Oleh
yang
signifikan
pelaksanaan
inisiasi
dini
(IMD)
dengan
pengeluaran plasenta pada ibu yang
melahirkan di RSUD Kabupaten
1. Pengeluaran Plasenta
Tabel 4.2 Distribusi
Frekuensi
Berdasarkan
Pengeluaran
pada
p-value
plasenta
ibu
yang
melahirkan di RSUD
Kabupaten
Brebes
Tahun 2014
Brebes. Dari hasil tersebut ibu
melahirkan yang tidak melakukan
inisiasi
menyusu
beresiko
4
pengeluaran
dini
kali
(IMD)
mengalami
plasenta
secara
tindakan.
PEMBAHASAN
Analisis Univariat
Pengeluara
Frekuen
Persentas
n Plasenta
si
e (%)
Spontan
46
63,9
(IMD)
Tindakan
26
36,1
setelah bayi lahir meletakkan bayi
1. Inisiasi menyusu dini
Inisiasi
adalah
menyusu
dini
tindakan
sgera
tengkurap di perut ibu dengan kulit
Jumlah
72
100
Berdasarkan tabel 4.2, dapat
diketahui bahwa dari 72 responden
ibu yang melahirkan normal di
RSUD Kabupaten Brebes Tahun
2014 sebagian besar pengeluaran
plasenta spontan, yaitu sejumlah 46
orang (63,9%).
bayi kontak ke kulit ibu setidaknya
1 jam bahkan lebih sampai bayi
dapat
menyusu
sendiri.
Berdasarkan hasil penelitian dari
72 responden data sebagian besar
dilakukan inisiasi menyusu dini
(IMD) sebanyak 52 responden
(72,2%). Ini menunjukan bahwa
RSUD Brebes telah menerapkan
Analisis bivariat
program inisiasi menyusu dini
(IMD)
dimana
program
tetap
RSUD Brebes bagi ibu
yang
Komprehensif (PONEK) 24 Jam di
melahirkan yang tidak memiliki
Rumah Sakit menyebutkan bahwa;
indikasi baik pada ibu maupun
(1)
banyinya maka harus dilakukan
merupakan
inisiasi menyusu dini.
PONEK pada Rumah Sakit Tipe C
Menurut Maryunani (2012),
informasi
yang
diperoleh
Inisiasi
Menyusu
Lingkup
Dini
Pelayanan
dan Tipe B; (2) Tujuan Program
ibu
Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi
mengenai inisiasi menyusu dini
antara lain; meningkatkan fungsi
(IMD), tempat bersalin dan tenaga
Rumah Sakit sebagai model dan
kesehatan
pembina teknis dalam pelaksanaan
merupakan
faktor
pendukung terlaksananya inisiasi
Inisiasi
Menyusu
Dini
menyusu dini (IMD).
pemberian ASI Eksklusif.
dan
Program pemerintah yang
Namun demikian terdapat
mendukung inisiasi menyusu dini
20 respnden (27,8%) yang tidak
terdapat pada bagian kedua pasal 9,
dilakukan inisiasi menyusu dini.
Peraturan Pemerintah RI No.33
Ada beberapa kondisi yang tidak
tahun 2012 tentang Pemberian Air
memungkinkan untuk pelaksanaan
Susu Ibu Eksklusif dinyatakan
inisiasi menyusu dini, baik kondisi
bahwa; (1) tenaga kesehatan dan
ibu maupun kondisi bayi seperti
penyelenggara fasilitas pelayanan
ibu dengan pre eklamsi/eklamsia,
kesehatan wajib melakukan Inisiasi
ibu dengan hepatitis, bayi asfiksia
Menyusu Dini terhadap bayi yang
dan bayi sakit.
baru lahir kepada ibunya paling
singkat
selama
(2)
dengan eklamsia dan pre-eklamsia
Inisiasi Menyusu Dini dilakukan
berat tidak memungkinkan untuk
dengan
dilakukan IMD karena Keadaan ibu
cara
satu
jam;
Menurut Roesli (2008), Ibu
meletakkan
bayi
secara tengkurap di dada atau perut
biasanya
ibu sehingga kulit bayi melekat
dipengaruhi
pada kulit ibu. Keputusan Menteri
mengatasi
kesehatan
menyebabkan kesadaran menurun
Republik
Indonesia
Nomor 1051/Menkes/SK/XI/2008
Tentang
tidak
baik
dan
obat-obatan
untuk
penyakit.
sehingga ibu belum sadar betul.
Pedoman
Bila ibu terkena hepatitis
Penyelenggaraan/Pelayanan
selama
hamil,
Obstetri
begitu
bayi
Neonatal
Emergensi
Biasanya
biasanya
lahir
akan
kelak
ada
pemeriksaan khusus yang ditangani
Orun,
dkk
(2010),
dokter anak. Bayi akan diberi
melakukan penelitian terhadap 577
antibodi untuk meningkatkan daya
persalinan pada bulan Juli-Oktober
tahan tubuhnya agar tidak terkena
2006 di Rumah Sakit Dr. Zekai
penyakit yang sama. Sedangkan
Tahir
untuk ibunya akan ada pemeriksaan
penelitian
laboratorium tertentu berdasarkan
faktor yang berpengaruh terhadap
hasil konsultasi dokter penyakit
Inisiasi menyusu Dini adalah; nyeri
dalam. Dari hasil pemeriksaan
ibu bersalin pasca persalinan, bayi
tersebut
premature dan jenis persalinan
baru
bisa
ditentukan,
boleh-tidaknya ibu memberi ASI.
Bila hepatitisnya tergolong parah,
umumnya
tidak
Burak
di
Turki.
menunjukkan
Hasil
bahwa
melalui operasi Caesar.
2. Pengeluaran plasenta
dibolehkan
Berdasarkan hasil penelitian
memberi ASI karena dikhawatirkan
dari 72 responden data sebagian
bisa menularkan pada si bayi
besar
(Roesli, 2008)
spontan sebanyak 46 responden
Bayi dengan asfiksia tidak
pengeluaran
plasenta
(63,9%). Ini menunjukan sebagian
memungkinkan untuk menyusu.
besar
Kesadaran bayi yang menurun juga
RSUD
tidak memungkinkan bayi untuk
pengeluaran plasenta berlangsung
menyusu dan bayi dengan penyakit
kurang dari 15 menit.
jantung
atau
paru-paru
atau
pengeluaran
Brebes
plasenta
spontan
Menurut
di
karena
Prawirohardjo
penyakit lain yang memerlukan
(2009), segera setelah bayi lahir,
perawatan
tidak
his mempunyai amplitudo yang
memungkinkan untuk menyusu,
kira-kira sama tingginya, hanya
namun setelah keadaan membaik
frekuensinya
tentu dapat disusui. Misalnya bayi
Akibat
dengan kelainan lahir dengan Berat
mengecil
Badan Lahir Sangat Rendah (Very
plasenta dengan dinding uterus
Low
Refleks
akan terlepas. Umumnya kala III
menghisap dan refleks lain pada
(pengeluaran plasenta) berlangsung
BBLSR belum baik sehingga tidak
selama 6 sampai 15 menit.
Birth
intensif
Weight).
memungkinkan untuk menyusu.
his
yang
ini,
sehingga
berkurang.
uterus
akan
perlekatan
Namun demikian terdapat
26 responden (36,1%) pengeluaran
plasenta dengan tindakan. Plasenta
didapatkan hasil p-value 0,019.
yang belum lahir dalam waktu 15
Oleh karena p-value < 0,05 maka
menit diberikan oksitosin ulang
dapat disimpulkan ada hubungan
dan apabila plasenta belum lahir
yang
setelah 30 menit bayi lahir maka
menyusu dini dengan pengeluaran
tindakan
plasenta pada ibu yang melahirkan.
selanjutnya
dilakukan
manual plasenta.
signifikan
Inisiasi
antara
inisiasi
menyusu
dini
Menurut JNPK-KR (2008),
mempunyai banyak keuntungan
jika plasenta belum lahir dalam
untuk ibu yang melahirkan salah
waktu 15 menit, berikan 10 unit
satunya membantu pengeluaran
oksitosin IM dosis kedua. Apabila
plasenta. Menurut Roesli (2008),
plasenta belum lahir setelah 30
dengan hentakan kepela bayi ke
menit bayi lahir maka selanjutnya
dada ibu, sentuhan tangan bayi di
tindakan plasenta manual untuk
puting
segera mengosongkan kavum uteri.
emutan dan jilatan bayi pada
Menurut Sarwono (2009),
menyatakan
bahwa
setiap
susu
puting
dan
sekitarnya,
ibu
pengeluaran
kehamilan
rahim
mengalami
dimana
pembesaran,
terjadi
peregangan
membantu
merangsang
hormon
oksitosin,
hormon
rahim
oksitosin
berkontraksi
otot otot rahim selama 9 bulan
sehingga membantu mempercepat
kehamilan.
regangan
pelepasan dan pengeluaran ari-ari
tersebut elastisitas otot-otot rahim
(plasenta). Kontraksi rahim akan
tidak
mengurangi area plasenta, karena
Akibat
kembali
seperti
sebelum
hamil setelah persalinan. Semakin
rahim
sering ibu hamil dan melahirkan,
dindingnya
semakin dekat jarak kehamilan dan
beberapa
kelahiran,
menyebabkan
semakin
elastisitas
terganggu,
uterus
akibatnya
bertambah
pada
sempurna
mula-mula
mengakibatkan
bertambah
cm.
tebal
Kontraksi
bagian
dan
tadi
yang
longgar dan lemah dari plasenta
uterus tidak berkontraksi secara
dan
kecil
dinding
rahim
sebagian
terlepas,
dan
perdarahan pasca kehamilan.
kemudian seluruhnya dan tinggal
Analisis Bivariat
bebas dalam cavum uteri. Plasenta
Dari
menggunakan
hasil
uji
chi
statistik
yang sudah terlepas oleh kontraksi
square
rahim akan di dorong ke SBR,
kedalam
bagian
atas
vagina
(Yanti, 2009).
yaitu sejumlah 46 orang (63,9%)
dan sebagian kecil pengeluaran
Keterbatasan Penelitian
Penelitian
plasenta dengan tindakan yaitu
ini
hanya
meneliti tentang faktor inisiasi
sejumlah 26 responden (36,1%).
3. Ada hubungan yang signifikan
menyusu dini dengan pengeluaran
antara
plasenta, tidak meneliti tenteng
menyusu
faktor lain yang mempengaruhi
pengeluaran plasenta pada ibu
pengeluaran plasenta
yang
PENUTUP
Kabupaten Brebes dengan p-value
Kesimpulan
0,019 < 0,05.
Penelitian dengan judul “Hubungan
Saran
Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini
(IMD)
Plasenta
Dengan
Pada
Pengeluaran
Ibu
Yang
pelaksanaan
dini
(IMD)
melahirkan
dengan
di
RSUD
1. Bagi Ibu Bersalin
Ibu
bersalin
yang
melaksanakan
Melahirkan Di RSUD Kabupaten
dini
Brebes” dapat diambil kesimpulan
melaksanakan
sebagai berikut:
dini.
1. RSUD Brebes telah menerapkan
inisiasi
(IMD)
inisiasi
belum
menyusu
diharapkan
inisiasi
untuk
menyusu
2. Bagi Pelayanan Kesehatan
program inisiasi menyusu dini
Petugas
(IMD) dimana data
dari 72
dapat meningkatkan penggalakan
responden ibu yang melahirkan
program IMD untuk membantu
normal
mengurangi pengeluaran plasenta
di
RSUD
Kabupaten
Brebes sebagian besar melakukan
inisiasi menyusu dini (IMD) yaitu
kesehatan
diharapkan
yang tidak spontan.
3. Bagi Pemerintah
sejumlah 52 orang (72,2%) dan
Pemerintah
sebagian kecil tidak melakukan
meningkatkan
inisiasi menyusu dini (IMD) yaitu
program inisiasi menyusu dini
sejumlah 20 responden (27,8%).
dimulai
2. Pengeluaran
penggalakan
sosialisasi
yang
dari 72
bertujuan agar tenaga kesehatan
responden ibu yang melahirkan
dan ibu bersalin termotivasi untuk
normal
melakukan inisiasi menyusu dini.
di
Brebes
pengeluaran
plasenta
dari
hendaknya
RSUD
sebagian
plasenta
Kabupaten
besar
spontan,
4. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat
dijadikan
dokumentasi
ilmiah
bahan
Komprehensif (PONEK) 24 Jam
dalam
Jakarta.
pengembangan ilmu kebidanan dan
memberikan
masukan
terutama
dalam materi perkuliahan.
Dinkes
Jateng.
2013.
Buku
Saku
Kesehatan.
5. Bagi Peneliti
http://www.dinkesjatengprov.go.i
Perlu diadakan penelitian lebih
d/v2010/dokumen/2014/SDK/Mib
lanjut tentang faktor lain yang
angkes/BUKU
mempengaruhi
TH2013.pdf
plasenta
pengeluaran
sehingga
menambah
SAKU
.
(diakses
pada
tanggal 20/12/2014).
wawasan dan pengetahuan agar
mampu
mengembangkan
kemampuan
untuk
melakukan
Dinkes Brebes. 2013. Upaya Penurunan
Angka Kematian Ibu dan Bayi.
penelitian.
http://www.dinkesjatengprov.go.i
DAFTAR PUSTAKA
d/dokumen/2013/YANKES/UKR/
PONEK/Dinkes Kab Brebes.pdf.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian
Suatu
Pendekatan
Praktik.
(diakses
pada
tanggal
20/12/2014).
Jakarta: Rineka Cipta.
Badriah, D.L. 2012. Metodologi Ilmu-Ilmu
Kesehatan. Bandung: Multazam.
JNPK-KR. 2008. Pelatihan Klinik Asuhan
Persalinan Normal. Jakarta: JNPKKR.
Departemen Kesehatan RI. 2013. Upaya
Percepatan AKI dan BBL di
Kuswanti, Ina dan Fitria Melina. 2014.
Indonesia.
Askeb II Persalinan. Yogyakarta:
http://www.gizikia.depkes.go.id/
Pustaka Pelajar.
wpcontent/uploads/downloads/20
13/12/RAN-PP-AKI-2013-
Kementrian Kesehatan RI. 2014. Jadilah
2015.pdf. ( diakses pada tanggal
Kartini Indonesia Yang Tidak
20/12/2014).
Mati
Muda.
http://www.depkes.go.id/article/pr
Depkes. 2007. Pedoman Rumah Sakit
Obstetri
Neonatal
Emergensi
int/201404300001/jadilah-kartiniindonesia-yang-tidak-mati-muda-
pencanangan-kampanye-pedulikesehatan-ibu-2014.html. (diakses
pada tanggal 23/12/2014).
Kementrian Kesehatan. .2012. Peraturan
Pemerintah RI No.33 tahun 2012
tentang
Pemberian
Air
Susu
IbuEksklusif. Jakarta.
Lusa.
2012
Peraturan-pemerintah-
republik-indonesia-nomor-33-tahuntentangpemberian-air-susu-ibu-eksklusif.
http://www.lusa.web.id/
(diakses
pada tanggal 9/12/2014)
Manu, T.J. (2004). Uterotonika Profilaksis
Dalam
Pelaksanaan
Jurnal
Kesehatan
(diakses
15/12/2014).
pada
Kala
III.
UNDIP.
tanggal
Download