- Sinode GKPB

advertisement
Seri Renungan Harian
Edisi
April - Juni 2016
Penanggung Jawab:
Departemen Persekutuan dan Pembinaan
Gereja Kristen Protestan di Bali
Tim Penyusun
Pelaksana Umum:
Departemen Persekutuan dan Pembinaan
Gereja Kristen Protestan di Bali
Penulis:
Pdt. I Nyoman Agustinus
Pdt. Ketut Sukanada
Pdt. Tata Padmawiraga
Pdt. Izak Rio Hermenus Bainuan
Pdt. Fincencius A. Oematan
Pdt. Anak Agung Perani
Vik. Wayan Widilaksmi
Juniain/Editor:
Wigiyanto
Percetakan:
Gereja Kristen Protestan di Bali
Jalan Raya Kapal No. 20 Kapal - Mengwi - Badung - Bali
Telp: (0361) 7454167
Alamat:
Jalan Raya Kapal No. 20 Kapal - Mengwi - Mangupura - Bali
Telp. 0361 - 2747624, Fax. 0361 - 4424862
Email: [email protected]
Jumat
1
April
2016
Aku akan memuji Engkau, ya TUHAN, sebab Engkau telah menarik
aku ke atas, dan tidak memberi musuh-musuhku bersukacita atas aku.
Mazmur 30:2
Sama seperti kami mendapat bagian berlimpah-limpah dalam
kesengsaraan Kristus, demikian pula oleh Kristus kami menerima
penghiburan berlimpah-limpah.
2 Korintus 1:5
Penghiburan Di Tengah Penderitaan
D
i tengah ancaman dan aniaya yang dialami jemaat Tuhan di kota Korintus, Paulus
mengingatkan umat Tuhan bagaimana Kristus Yesus terlebih dahulu pernah
mengalami kesengsaraan karena tragedi dosa (Lih. Mat 25:42-45; Rom 8:22-26). Ia
juga menekankan bahwa kehidupan Kristen bukan hanya meliputi kesengsaraan
karena mengiring Tuhan, melainkan juga timbul dari pekerjaan Iblis, cara hidup
duniawi, dan orang percaya yang palsu, yang mempengaruhi kehidupan manusia.
Kendati demikian Paulus mengingatkan bahwa akan tersedia penghiburan dari
Kristus, sementara mereka mengambil bagian dalam pekerjaan Kristus.
Dalam konteks kitab 2 Korintus pasal 1 ini, penderitaanyang dimaksud (Yunani:
“thlipsis”) dapat berupa penderitaan yang menyedihkan yang membutuhkan
penghiburan yang datangnya dari Allah. Penghiburan Allah sesungguhnya bersifat
aktif “yang menghibur kami”, luas jangkauannya “dalam segala penderitaan kami”,
memiliki tujuan “sehingga kami sanggup”, khusus, “dalam bermacam-macam
penderitaan”, mengimbas “menghibur mereka ... dengan penghiburan yang kami
terima”.
Seorang percaya yang setia, yang hidup dalam persekutuan yang taat dengan
Kristus dan dikasihi olehNya, bisa saja mengalami pengalaman yang melibatkan
bahaya, ketakutan, serta keputusasaan, dan dapat menghadapi keadaan yang
melebihi kekuatan dan daya tahan umat manusia. Ketika kesukaran yang berat
menimpa kehidupan kita, kita tidak perlu merasa bahwa Allah telah meninggalkan
kita atau Dia telah berhenti mengasihi kita. Sebaliknya kita harus ingat bahwa hal-hal
demikian telah terjadi kepada para hamba Allah yang setia dalam masa Perjanjian
Baru. Kita harus percaya bahwa Allah mengizinkan pencobaan yang hebat ini supaya
Kristus menjadi dekat dan sementara kita memandangNya dengan iman; Dia akan
memberikan penghiburan, pertolongan, kekuatan dan kasih karuniaNya yang akan
menuntun kita melewati “badai” dengan kemenangan. (TPW)
Bacaan Alkitab : 1 Korintus 5: 6b-8; 1 Petrus 1:22 – 2:3
Doa: Kami percaya bahwa kekuatan dan penghiburan yang datangNya dari pada
Tuhan sendiri yang kami butuhkan dalam menghadapi badai kehidupan ini.
Amin
Renungan Harian Janji Hidup
Sabtu
2
April
2016
Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah!
Mazmur 46:11
Yesus berkata: Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian,
dan beristirahatlah seketika!” Sebab memang begitu banyaknya
orang yang datang dan yang pergi, sehingga makan pun mereka
tidak sempat.
Markus 6:31
Beristirahat
D
alam kisah Yesus memberi makan lima ribu orang dikisahkan bagaimana para
rasul kembali berkumpul dengan Yesus setelah mereka melaksanakan tugas dari
Yesus (Lih. Markus 6:6b-13). Sebelumnya memang mereka untuk beberapa waktu tidak
bersama dengan Yesus karena merekapun disuruh melayani orang-orang tanpa bersama
dengan Yesus. Setelah pekerjaan dan pelayanan itu, mereka kembali berkumpul dengan
Yesus.Yesus mengajak mereka untuk beristirahat di tempat yang sunyi setelah pelayanan
yang mereka lakukan cukup menyita energi bahkan untuk makanpun mereka tidak
sempat (Markus 6:31).
Yesus punya alasan yang kuat untuk mengajak para murid untuk pergi ke tempat
yang sunyi; yaitu agar mereka bisa sendirian disana tanpa gangguan orang-orang dan
mereka membutuhkan istirahat setelah sekian lama bekerja melayani orang-orang.Kata
“sehingga makan pun mereka tidak sempat” menunjukkan kesibukan pelayanan yang
sangat menyita energi mereka. Yesus tahu keterbatasan fisik, kelelahan dan kejenuhan
yang dapat terjadi dalam kehidupan para murid yang telah melayani dan Dia menawarkan
kebutuhan yang tidak boleh mereka abaikan yaitu: “beristirahat!”.
Waktu beristirahat sangat penting untuk memberi “rehat”dan “jeda” dalam
kehidupan kita untuk dapat merenungkan dan memikirkan pelayanan yang telah
dilakukan, memulihkan energi sebagaimana mobil yang membutuhkan pom bensin
dan hp yang harus di charger. Waktu istirahat memberikan kita energi yang baru untuk
kehidupan yang lebih baik dan pelayanan yang lebih panjang.Disini Tuhan Yesus bukan
mengajak untuk murid-muridNya mengarahkan perhatian terhadap diri sendiri, egois
atau mementingkan diri sendiri, melainkan agar kehidupan mereka lebih maksimal
dan memberi dampak yang lebih besar dikemudian hari. Selain itu Yesus mengajak dan
membentuk pola pikir para rasul bahwa hubungan mereka secara pribadi dengan Tuhan
harus mendapat prioritas utama, selain hubungan bersama dengan orang lain. Selain
itu kelangsungan hidup umat Tuhan ada di tangan Tuhan sendiri dan bukan sematamata pada mereka ataupun pelayanan mereka.Ada kalanya kita harus berdiam dari
bertindak, sebagaimana dikatakan Pemazmur: “Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah
Allah” (Mazmur 46:11) untuk hal-hal khusus dan tertentu. Melalui waktu “beristirahat”
kitasemakin dikuatkan menjalani hidup ini bersama dengan Tuhan yang terus bekerja
dalam hidup kita dan kita dimampukan untuk terus menyatakan kehadiran Tuhan itu
dalam hubungan kita dengan orang-orang di sekitar kita. (TPW)
Bacaan Alkitab : 2 Timotius 2:8-13; 1 Petrus 2:4-10
Doa: Terima kasih ya Tuhan Engkau memberikan hari Sabat dan waktu beristirahat
yang cukup untuk memulihkan kehidupan kami. Amin
Renungan Harian Janji Hidup
Minggu
3
April
2016
TUHAN ialah Hakim kita, TUHAN ialah yang memberi hukum bagi
kita; TUHAN ialah Raja kita, Dia akan menyelamatkan kita.
Yesaya 33:22
Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara
kamu terhadap yang jahat.
2 Tesalonika 3:3
Yesus: Tuhan, Hakim Dan Raja
K
erajaan Allah adalah satu tema yang utama di seluruh Alkitab. Allah adalah raja dari
segala raja yang memerintah dan berkuasa. Yesus yang kita sembah – Dia adalah raja
dari kerajaan rohani. Di mana pemerintahan Yesus itu ada di dalam hati umat Tuhan di
seluruh dunia. Jadi Kerajaan Allah tidaklah terlihat dari benda yang dibangun oleh manusia
tetapi kerajaan Allah adalah Tuhan yang memerintah kerajaan-Nya di dalam hati semua
umat Tuhan. Hal ini nyata dalam hal bahwa umatNya mematuhi dan berpegang pada segala
hukum, perintah dan ketetapanNya.
Mulai dari Perjanjian Lama Tuhan berkata Kerajaan-Mu adalah kerajaan segala abad.
Bahasa Inggris: Kerajaan yang kekal. Tidak ada awalnya dan tidak ada akhirnya. Karena
Allah sendiri tidak bisa dilihat maka kerajaan-Nya pun tidak bisa dilihat. Tidak bisa dilihat
dengan tanda-tanda lahiriah. Nabi Yesaya sesungguhnya menyadari bahwa sebagai Tuhan,
Hakim dan Raja yang memerintah kerajaan Allah, Yesus Kristus sanggup menyelamatkan
kita (Yesaya 33:22). Perjanjian Lama menyatakan bahwa Allah mempunyai kerajaan di
dalam kehidupan umat-Nya. Mazmur 145:13: “Kerajaan-Mu ialah kerajaan segala abad, dan
pemerintahan-Mu tetap melalui segala keturunan. TUHAN setia dalam segala perkataan-Nya
dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya”. Lebih lagi dalam Perjanjian Baru, Yesus
Kristus dikenal sebagai Tuhan, Dia setia menguatkan hati kita dan memelihara kita terhadap
yang jahat (2 Tesalonika 3:3).
Bila kita sebagai warga kerajaan Allah mengakui Yesus sebagai Tuhan, Hakim dan Raja,
maka kita akan mempercayai pula apa yang dinyatakan Kitab Roma 14 :17 tentang Kerajaan
Allah itu? disana dikatakan: “Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman,
tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus”. Ada 3 kebenaran
yang bisa kita ketahui tentang kebenaaran itu, Pertama, dalam Yohanes 14:6 “Yesus adalah
Kebenaran yang hakiki!” Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.
Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Kedua, Yohanes
15:26. “Roh Kudus adalah kebenaran!” Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang,
yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. Ketiga, Yohanes
17:17. “Firman Allah adalah kebenaran!”. Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firmanMu adalah kebenaran. Kebenaran datang dari Firman Allah! Yesus adalah Kebenaran, Roh
Kudus adalah kebenaran, Kebenaran ini bisa kita miliki kalau kita taat kepada Yesus, taat
kepada Roh Kudus, taat kepada Firman Allah sehingga kita bisa menjadi warga kerajaan dari
Tuhan kita Yesus Kristus, sebagai Hakim dan Raja yang memerintah selamanya. (TPW)
Bacaan Alkitab : Yohanes 20:19-29; 1 Petrus 1:3-9; Mazmur 122
Doa: Jadilah Tuhan, Hakim dan Raja yang selalu memerintah dan berdaulat di hati
kami ya Yesus Kristus. Amin.
Renungan Harian Janji Hidup
Senin
4
April
2016
Aku berjaga-jaga atas mereka untuk mencabut dan merobohkan,
untuk meruntuhkan dan membinasakan dan mencelakakan,
demikianlah juga Aku akan berjaga-jaga atas mereka untuk
membangun dan menanam, demikianlah firman TUHAN.
Yeremia 31:28
Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi
pertumbuhan. Karena itu yang penting bukanlah yang menanam
atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan.
1 Korintus 3:6-7
Bertumbuh Karena Allah
Y
eremia bernubuat bahwa Yehuda, kerajaan selatan, akan dipulihkan dan
bangsa itu dipersatukan kembali oleh kasih karunia dan berkat Allah. Berita
akan pemulihan dan kehadiran Allah, serta janji Allah tersebut dinyatakanNya
dengan berkata melalui nabi Yeremia kepada bangsa Yehuda: “Aku berjaga-jaga atas
mereka untuk mencabut dan merobohkan, untuk meruntuhkan dan membinasakan
dan mencelakakan, demikianlah juga Aku akan berjaga-jaga atas mereka untuk
membangun dan menanam, demikianlah firman Tuhan (Yeremia 31:28).
Janji penyertaan Allah bagi bangsa Yehuda menjadi berita yang terus-menerus
disampaikan oleh Yeremia, ditengah pergumulan bangsanya dan nabi-nabi palsu
yang menyuarakan pembinasaan keji dan kelepasan yang hampa.Allah tidak pernah
bertindak semena-mena tanpa alasan dalam menghadapi bangsa pilihanNya dan
dalam hubungan dengan bangsa-bangsa lainnya.Bahkan Allah memiliki rencana
yang indah yang selaras dan konsisten dengan seluruh kebenaranNya.Melalui nabinabiNya Allah menyatakan kasih kekalNya dan pemeliharaanNya terhadap umatNya
dalam segala keadaan.
Pemulihan atas bangsa Israel, sama halnya dengan pertumbuhan iman jemaat
Korintus, dimana Allah tidak akan membiarkan mereka terhilang dan mengalami
kerusakan. Allah mengirim hamba-hambaNya untuk satu misi yang jelas,
sebagaimana dikatakan rasul Paulus, “Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah
yang memberi pertumbuhan.Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau
yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan” (I Korintus 3:6-7).
Pemulihan dan iman yang bertumbuh sama-sama terjadi karena campur tangan
Allah yang ajaib.Ia bisa menggunakan berbagai hal, peristiwa bahkan cara untuk
menunjukkan kasihNya yang sejati dan sempurna kepada kita anak-anakNya. Bila
hari ini ada diantara kita yang sedang undur atau meragukan kasih Tuhan, ingatlah
bahwa Allah selalu merancangkan yang terbaik bagi kehidupan kita, anak-anakNya,
karena pertumbuhan itu terjadi dan hanya terjadi dalam hidup kita oleh karena
kasihNya. (TPW)
Bacaan Alkitab : Kejadian 32:22b-32; 1 Petrus 2:11-17
Doa: Kami percaya Tuhan, bahwa pemulihan dan pertumbuhan, hanya dapat terjadi
oleh karena kasihMu. Amin
Renungan Harian Janji Hidup
Selasa
5
April
2016
TUHAN telah datang menyelamatkan aku! Kami hendak main
kecapi, seumur hidup kami di rumah TUHAN.
Yesaya 38:20
Syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita
kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.
1 Korintus 15:57
Syukur Kepada Allah
H
izkia, raja Yehuda sungguh bersyukur kepada Allah karena pemulihan dan
kesembuhan yang diberikan Allah dari penyakit yang dapat membawanya
pada kematian, yang ia alami dipertengahan umurnya. Hizkia merasakan kebaikan
dan campur tangan yang ajaib yang telah Allah kerjakan, melebihi perlindungan
dari segala musuh-musuh bangsanya. Wujud ungkapan syukurnya kepada Allah
dinyatakan dalam kitab Yesaya 38:20 yang berbunyi demikian: “Tuhan telah datang
menyelamatkan aku! Kami hendak main kecapi, seumur hidup kami di rumah
Tuhan”.
Dengan kesembuhan yang diberikan Allah kepadanya, Hizkia menyadari bahwa
Allah masih berkenan kepadaNya, dan masih mengizinkan ia memerintah bangsanya,
dimasa akhir kehidupannya. Dengan pertolongan dan pemulihan Allah, maka
Hizkia mau bermain kecapi seumur hidupnya di rumah Tuhan.Ungkapan syukur
yang dinyatakan raja Hizkia, senada dengan pengakuan rasul Paulus yang banyak
menghadapi tantangan, pergumulan dan aniaya, namun Allah selalu memberikan
kekuatan dan penghiburan di dalam kehidupannya. Rasul Paulus berkata: “Syukur
kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus,
Tuhan kita”(I Korintus 15:57).
Sebagaimana raja Hizkia daan rasul Paulus, kita sebagai orang percaya
wajib mengucap syukur kepada Allah, terlebih atas berkat keselamatan yang
Allah sediakan melalui Putra TunggalNya, yaitu Yesus Kristus, sehingga kita yang
berdosa dibenarkan dihadapan Allah dan layak menerima hidup kekal oleh karena
penebusanNya di atas Kalvari. Oleh kasihNya kita bukan hanya disembuhkan dan
beroleh kemenangan, namun kehidupan kekal kita terima di dalam Dia. (TPW)
Bacaan Alkitab : Ayub 42:7-13(14-17); 1 Petrus 2:18-25
Doa: Kami percaya ya Tuhan bahwa keselamatan yang Engkau sediakan layak
mendatangkan pujian, hormat dan syukur dari kami yang telah Engkau tebus
dari segala dosa. Amin.
Renungan Harian Janji Hidup
Rabu
6
April
2016
TUHAN telah mengurapi aku; untuk menghibur semua orang
berkabung,
Yesaya 61:1, 2
Setelah Yesus bangkit pagi-pagi pada hari pertama minggu itu, Ia
mula-mula menampakkan diri-Nya kepada Maria Magdalena. Dari
padanya Yesus pernah mengusir tujuh setan. Lalu perempuan itu
pergi memberitahukannya kepada mereka yang selalu mengiringi
Yesus, dan yang pada waktu itu sedang berkabung dan menangis.
Markus 16:9-10
Tetap Hidup Selamanya
K
epergian seseorang yang dikasihi sungguh dapat mendatangkan kesedihan.
Itulah yang dialami Maria Magdalena, seorang murid Yesus yang pernah
dilepaskan dari kerasukan tujuh roh setan.Demikian pula perasaan yang dialami
murid-murid lainnya sepeninggal Yesus.Para murid yang mengiringi Yesus merasa
ditinggalkan dengan kepergianNya dan merasakan kehilangan yang mendalam,
sehingga berkabung dan menangis.Pada waktu itu tampaknya Tuhan Yesus memang
berpisah secara fisik dengan para murid-Nya. Namun kepergian itu diiringi pula
dengan pesan tentang apa yang harus dilaksanakan oleh para murid setelah Yesus
naik ke surga. Tidak hanya pesan yang ditinggalkan oleh Yesus, tetapi juga kuasa
untuk melakukan apa yang diperintahkan-Nya. Sehingga dapat dikatakan, kepergian
Yesus ke surga justru memberi kesempatan yang lebih besar lagi bagi mereka untuk
menjadi wakil-Nya di dunia ini dan untuk melayani dunia ini.
Kebangkitan Yesus menyatakan bahwa Dia adalah Tuhan yang tetap hidup
selamanya. Kuasa kematian dan maut tak sanggup menahan kuasa kebangkitanNya,
dan kuasa kehidupan itu akan dialami oleh setiap orang yang percaya kepadaNya.
Maria Magdalena dan para murid yang lain pada akhirnya tidak lagi larut dalam
kesedihan, namun dengan penuh sukacita mau memberitakan kebangkitan Tuhan
Yesus, kendati mengalami berbagai rintangan.
Dengan kebangkitanNya yang menunjukkan kehidupanNya selama-lamaNya,
maka penghiburan, sukacita dan pengharapan akan dialami semua orang yang
percaya. (TPW)
Bacaan Alkitab : Yesaya 66:6-13; 1 Petrus 3:1-7
Doa:Tuhan Yesus beri kami selalu penguhiburan, sukacita dan pengharapan dalam
hidup kami.
Renungan Harian Janji Hidup
Kamis
7
April
2016
Karena Allah kami nyanyikan puji-pujian sepanjang hari, dan bagi
nama-Mu kami mengucapkan syukur selama-lamanya.
Mazmur 44:9
Sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani,
kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.
Kolose 3:16
Perkataan Kristus
J
emaat Kolose sedang menghadapi pengaruh ajaran yang salah dalam jemaat Tuhan.
Ajaran-ajaran Yunani berusaha masuk ke dalam gereja. Ajaran-ajaran tersebut
sepertinya penuh hikmat dan pengajaran, namun sesungguhnya tidak berkuasa,
hanya berdasarkan akal budi manusia dan cenderung hanya memenuhi keinginan
dan kepentingan manusia semata, dan tidak sesuai dengan perkataan Kristus yang
telah mereka terima. Meskipun jemaat Kolose sudah merendahkan diri, beribadah
kepada malaikat dan mendapatkan penglihatan, tapi menurut Paulus semuanya itu
salah karena tidak menurut perkataan Kristus. Paulus dalam surat Kolose berkalikali menekankan untuk kembali kepada Kristus dan menuruti perkataanNya.
“Hendaklah perkataan Kiistus diam dengan segala kekayaannya diam
diantarakamu” (ayat 16). Itulah yang selalu, berulang-ulang dikatakan oleh rasul
Paulus. Sebagai anak-anak Tuhan, ketika kita setiap membaca Firman Tuhan. Tuhan
menghendaki agar kita menyimpannya dalam hati kita dan siap melakukannya atau
memakainya pada waktu yang tepat. Hendaknya kita selalu mengingat perkataan
firman yang berbunyi: “Bagamana kamu dapat mengucapkan hal-hal yang baik,
sedangkan kamu sendiri jahat karena yang di ucapkan mulut meluap dari hati”
(Matius 12 : 34-35 ). “Firman Tuhan itu dekat kepadamu, yakni di dalam hatimu dan
di dalam mututmu” (Roma 10: 8, 10).
Perkataan Kristus kita gunakan tiap hari dengan segala hikmat mengajar,
menegur, seorang akan yang lain, dan sambil menyanyikan Mazmur, pujian dan
nyanyian rohani dan mengucap syukur pada Allah (ayat 16 ) Hal itu terjadi jika
benar-benar perkataan Kristus diam di antara kita, berkuasa di antara kita dan
menciptakan persatuan yang kokoh. Tiap anggota tubuh wajib menjaga dan
memelihara supaya hidup damai sejahtera kristus (ayat 15). Tanpa persatuan dalam
Gereja (tubuh Kiistus), Gereja tidak akan dapat menjadi saksi damai sejahtera bagi
dunia. Transformasi hanya bisa terjadi bila terus menerus memiliki hubungan yang
erat dengan Kristus. (TPW)
Bacaan Alkitab : Yohanes 17:9-19; 1 Petrus 3:8-12
Doa: Tolong kami ya Tuhan, agar memiliki hubungan yang dekat dengan Engkau dan
memperkatakan firmanMu serta melakukannya. Amin
Renungan Harian Janji Hidup
Jumat
8
April
2016
TUHAN, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai
engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan
engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati.
Ulangan 31: 8
Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat,
maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan
datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun
sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah,
yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Roma 8:38-39
Keyakinan Akan Kasih Tuhan
M
emiliki keyakinan akan kasih Tuhan dalam segala keadaan amatlah penting.
Hal ini dialami rasul Paulus ketika sedang menghadapi tekanan, ancaman,
aniaya, penjara bahkan bahaya maut! Pengalaman kesengsaraan yang pernah ia
alami, membuat Paulus tetap teguh dan kokoh dalam keyakinannya kepada rencana
dan pemeliharaan Allah dalam hidupnya.
Keyakinan yang dekat dan erat karena hubungan yang intim dengan Tuhan
dalam memenuhi tugas panggilanNya membuat Paulus terus maju dalam melayani
dan memuliakan Nama Yesus. Keyakinan inilah yang ia nyatakan kepada jemaat di
Roma sebagaimana berikut: “Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup,
baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang,
maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di
bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih
Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” (Roma 8:38-39).
Tuhan tidak akan membiarkan kita dan meninggalkan kita, bahkan kasihNya
melingkupi hidup kita (Ulangan 31:8). Apabila kita dengan sungguh-sungguh
menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Setiap orang percaya
diyakinkan bahwa jikalau mereka mengasihi Tuhan di atas segala sesuatu dan
bergantung penuh kepadaNya dan bukan kepada jaminan materi, maka Tuhan tidak
akan membiarkan atau meninggalkannya, tetapi akan menjadi penolong mereka
(Lih. Yakobus 1:5). Biarlah kita terus memegang janji Tuhan ini, sehingga kita
menjadi pribadi yang kuat dan teguh, bertahan dalam ujian, melawan pencobaan,
percaya kepada Tuhan dan menaati Dia sepenuhnya. (TPW)
Bacaan Alkitab : 1 Petrus 2:1-10; 1 Petrus 3:13-17
Doa: Kami percaya akan kasihMu yang selalu menyertai kami dalam segala keadaan,
Mampukan kami untuk selalu bersyukur dan berserah penuh kepadaMu dalam
ketaatan dan kesetiaan. Amin.
10
Renungan Harian Janji Hidup
Sabtu
9
April
2016
Kakiku berdiri di tanah yang rata; aku mau memuji TUHAN dalam
jemaah.
Mazmur 26:12
Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap
hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masingmasing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira
dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah.
Kisah Para Rasul 2:46-47
Hidup Memuji Tuhan
K
ebahagiaan Pemazmur bukan bersumber pada persekutuan dengan dunia,
tetapi dari tinggal di “rumah” dan “Jemaah” Tuhan. Pemazmur merasakan
kehadiran Tuhan di tengah-tengah umatNya yang mendatangkan sukacita besar,
karena ia bergaul dengan orang percaya yang berjalan di dalam kebenaran Allah.
Kesenangannya itu ia nyatakan dengan berkata: “Kakiku berdiri di tanah yang rata;
aku mau memuji Tuhan dalam Jemaah” (Mazmur 26:12).
Kesenangan untuk berkumpul bersama umat Tuhan yang lain sebagai suatu
jamaah dan memuji Tuhan menjadi gaya hidup dari jemaat mula-mula dimana
dikatakan bahwa “Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap
hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara
bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil
memuji Allah” (Kis. 2:46-47)
Ketekunan dan kebersamaan yang diwujudkan dengan kesehatian menjadi
bagian yang tak terpisahkan dari gaya hidup jemaat mula-mula itu. Mereka tidak
hanya turut membaur dan beribadah dengan orang-orang Yahudi lainnya di Bait
Allah Yerusalem; suatu Jemaah yang besar, tetapi mereka juga memiliki persekutuan
ditengah keluarga dan sahabat dengan memecahkan roti secara bergilir di rumahrumah, menikmatinya dengan kegembiraan, ketulusan hati dan pujian kepada Allah!
Tampak sekali gaya hidup yang benar-benar hidup dan menjadi berkat bagi siapa
saja yang mau bersama mereka. Tidak heran dengan sikap yang demikian, jumlah
mereka bukannya berkurang, melainkan terus bertambah dan bertambah. Hidup
mereka sungguh-sungguh menjadi pujian bagi Tuhan. (TPW)
Bacaan Alkitab : Kisah Para Rasul 8:26-39; 1 Petrus 3:18-22
Doa: Kami rindu ya Tuhan, hidup kami menjadi pujian bagi kemuliaan NamaMu!
Amin.
Renungan Harian Janji Hidup
11
Minggu
10
April
2016
Yang telah dijanjikan-Nya dengan perantaraan Musa, hamba-Nya,
tidak ada satu pun yang tidak dipenuhi.
1 Raja Raja 8:56
Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya.
1 Tesalonika 5:24
Allah Tak Pernah Ingkar
Z
aman sekarang begitu sulitnya kita percaya kepada perkataan orang karena
tak selalu perkataan itu benar. Banyak orang yang suka ‘omong kosong’ dan
mengingkari perkataannya sendiri. Dunia mulai mengalami krisis kepercayaan.
Banyak janji yang kita terima, tetapi janji itu tetaplah janji tanpa dibarengi dengan
pembuktian. Tidak hanya orang yang baru kita kenal, teman, para pejabat, bahkan
keluarga dan orang-orang terdekat kita sekalipun masih sering ingkar. Lalu yang
menjadi pertanyaan bagi kita berikutnya, adakah yang masih bisa kita percayai di
dunia ini?
Dalam ucapan berkat yang disampaikan Salomo kepada uamt Israel
juga mengingatkan kembali bahwa Allah tidak pernah ingkar. Apa yang dulu
dijanjikanNya kepada Musa telah digenapiNya. Salomo membuka kembali ingatan
umat Israel, bahwa Allah yang merancangkan segala yang baik juga ditunjukkan
melalui tindakan nyata. Buktinya mereka dapat menikmati tanah perjanjian yang
dulu pernah Allah janjikan dan kini telah menjadi milik mereka. Dulu Allah meyertai
nenek moyang Israel, maka sampai kinipun keturun Israel diberkatiNya. Janji Allah
tak pernah lekang oleh waktu dan tak pernah sekalipun juga Ia mengingkarinya,
sebab Allah adalah setia.
Paulus juga mengingatkan jemaat di Tesalonika tentang kesetiaan Allah. Dia
yang telah memanggil setiap orang percaya, maka Ia juga yang akan menuntun
dan memberkatinya. Meskipun ada banyak tantangan yang orang percaya hadapi
ketika mengikut Kristus, tetapi percayalah janji Allah untuk menyertai umatNya
pasti akan digenapi. Allah punya banyak cara untuk membuktikan janjiNya kepada
kita. Manusia banyak yang ingkar dan tidak setia, tetapi Allah sekalipun tidak akan
pernah ingkar janji. Yang harus kita lakukan sebagai orang percaya adalah, tetap
berpegang pada janji Allah dan percaya penyertaanNya selalu nyata. Ia tidak akan
pernah membiarkan dan meninggalkan kita sendiri karena Dia adalah Allah yang
setia. Belajar dari kesetiaan Allah, maka sebagai umatNya kita juga harus setia dan
tidak berpaling dariNya. Apapun pergumulan yang kita hadapi, tetaplah percaya
akan janji-janjiNya. (A3P)
Bacaan Alkitab : Yohanes 10:11-16 (27-30); 1 Petrus 2:21b-25; Mazmur 136
Doa:Ya Tuhan, terimakasih atas kesetiaanMu menyertai kami. Kami percaya bahwa
Engkau tidak akan pernah ingkar janji dan pasti menggenapi semua firmanMu.
Amin
12
Renungan Harian Janji Hidup
Senin
11
April
2016
Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah
perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku
dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak
membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan
berkat kepadamu sampai berkelimpahan.
Maleakhi 3:10
Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit
juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga.
2 Korintus 9:6
Memberi Persembahan
M
emberi persembahan dalam sebuah ritual keagamaan sudah menjadi hal yang
biasa dilakukan. Berbagai kepercayaan yang ada, bahkan orang Kristen juga
sudah terbiasa memberi persembahan. Namun, cara dan makna dari pemberian
persembahan itu yang berbeda-beda. Ada yang memberi persembahan hanya sedikit
saja sebagai simbol. Ada yang memberi persembahan banyak supaya selamat dan
banyak diberkati. Ada juga yang memberi persembahan sekedarnya saja karena
tidak tau maknanya.
Hari ini kita merenungkan, bagaimana orang percaya dalam memberi
persembahan. Menurut tradisi Perjanjian Lama, umat Allah wajib memberi
persembahan persepuluhan. Persepuluhan adalah sepersepuluh dari seluruh
penghasilan umat yang harus dibawa ke Bait Allah untuk menunjang segala
pelayanan ibadah. Melalui nabi Maleakhi juga disampaikan bahwa persembahan
persepuluhan itu menyenangkan hati Allah. Bukan karena Allah berkekurangan
sehingga harus diberi, tetapi karena memang persepuluhan itu adalah hak Allah.
Umat tidak bisa menipu Allah apalagi merampas yang menjadi hak Allah. Kejujuran
dan kesukarelaan dalam memberi persembahan akan membuka tingkap berkat
sehingga umat akan diberkati dengan melimpah. Itu adalah janji Allah.
Dalam Perjanjian Baru, Paulus kembali mengingatkan tentang memberi dengan
sukacita justru membawa berkat. Sebuah perumpamaan: menabur sedikit akan
menuai sedikit dan menabur banyak akan menuai banyak, yang disampaikan Paulus
tidak bermaksud menyelewengkan persembahan sebagai cara untuk mendapat
keuntungan yang sebesar-besarnya. Tetapi agar jemaat memberi dengan sukarela
dan sukacita. Orang yang banyak memberi tidak akan kekurangan, sebaliknya ia akan
diberkati dengan melimpah. Jadi, persembahan tidak diberi untuk menuntut berkat,
tetapi tanda orang yang diberkati pasti memberi persembahan dengan sukacita,
bahkan memberi hidupnya sebagai persembahan yang indah kepada Tuhan. (A3P)
Bacaan Alkitab : Yohanes 10:1-10 : 1 Petrus 4:1-11
Doa: Ajarlah kami memberi dengan sukarela dan sukacita ya Tuhan, karena Engkau
telah lebih dulu memberkati kehidupan kami. Amin
Renungan Harian Janji Hidup
13
Selasa
12
April
2016
Sesungguhnya, Dia yang membentuk gunung-gunung dan
menciptakan angin, yang memberitahukan kepada manusia apa
yang dipikirkan-Nya.
Amos 4:13
Yesus berkata: Karena langit merah dan redup, kamu berkata: Hari
buruk. Rupa langit kamu tahu membedakannya tetapi tanda-tanda
zaman tidak.
Matius 16:3
Memahami Kehendak Allah
D
i dunia ini banyak hal yang bisa dipelajari dan membuat kita memahami banyak
hal. Ada ilmu pasti, ada ilmu alam, ilmu kejiwaan dan sosial, serta ilmu lainnya
yang membuat kita mengenal banyak hal hanya dengan melihat tanda-tandanya.
Lalu bagaimana dengan tanda-tanda akhir zaman? Apakah seorang yang berilmu
dalam agama atau mengenal Tuhan dapat membaca tanda-tanda akhir zaman?
Suatu ketika orang-orang Farisi dan Saduki hendak mencobai Yesus dan
mereka meminta supaya Yesus memperlihatkan suatu tanda dari sorga kepada
mereka. Tetapi Yesus menjawab, kepada angkatan yang jahat dan tidak setia itu
tidak akan ditunjukkan tanda. Meskipun mereka mampu untuk menebak keadaan
yang terjadi hanya dengan melihat keadaan langit, tetapi tanda akhir zaman tidak
akan ditunjukkan bagi mereka. Ingatlah bahwa Allah itu Mahakuasa, dan dibutuhkan
hikmat serta ketaatan untuk kita dapat memahamiNya. Tidak ada seorangpun yang
dapat melihat tanda-tanda zaman jika Allah tidak menghendakinya. Demikian
juga halnya disampaikan oleh nabi Amos kepada orang-orang Israel, bahwa Allah
mengetahui segala kepura-puraan mereka. Allah telah mengingatkan mereka dengan
berbagai bencana, tetapi mereka tidak juga bertobat. Amos mengingatkan bahwa
Allah itu berkuasa atas seluruh alam semesta dan banyak tanda ditunjukkannya
melalui alam semesta supaya manusia mengenal dan taat kepadaNya.
Sebagai orang percaya, dan mungkin kita juga sebagai orang yang mengenal
banyak hal di dunia ini, akan sia-sia jika kita tidak mengenal kehendak Allah. Ia selalu
ada untuk mengingatkan kita, mengenalkan dirinya kepada kita, dan menuntun kita
untuk selalu taat kepadaNya. Maka, berilah diri kita mengenal, memahami, dan taat
kepadaNya. Jangan seperti orang Farisi dan Saduki yang merasa telah hebat karena
mengenal banyak hal, atau seperti orang Israel yang berpura-pura baik padahal
menyimpang dari Allah. Marilah kita belajar memahami kehendak Allah dan taat
kepada ketetapanNya, maka kita akan menjadi oang-orang yang diberkati. (A3P)
Bacaan Alkitab : Matius 9:35 – 10:1(2-4)5; 1 Petrus 4:12-19
Doa: Ya Tuhan, tolonglah kami agar tidak bersandar pada pengetian kami sendiri,
tetapi dapat memahami kehendakMu dan hidup dalam keaatan. Amin
14
Renungan Harian Janji Hidup
Rabu
13
April
2016
Ya, karena Dia hati kita bersukacita, sebab kepada nama-Nya yang
kudus kita percaya.
Mazmur 33:21
Siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah pengharapanmu
seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada
waktu penyataan Yesus Kristus.
1 Petrus 1:13
Menjaga Kekudusan Hidup
S
alah satu kebiasaan yang dilakukan pemazmur adalah menaikkan puji-pujian
bagi Allah. Ya, karena memang Allah layak untuk dipuji. Allah memilih dan
memberkati umat yang dikasihiNya. Allah mendidik umat dengan penuh kasih dan
mataNya selalu tertuju kepada mereka yang takut akan Tuhan. Oleh karena itu
pemazmur mengungkapkan sukacitanya melalui pujian. Alasan lain adalah karena
kita memiliki Allah yang kudus, yang tentu saja sebagai pengikutNya kita juga harus
menjaga kekudusan hidup.
Berbicara tentang menjaga kekudusan hidup, ternyata bukanlah perihal yang
mudah untuk dilaksanakan. Tuntutan dari kekudusan adalah kesempurnaan dalam
menjaga diri supaya tidak jatuh ke dalam dosa. Petrus juga mengingatkan setiap
orang percaya untuk tidak mengikuti hawa nafsu dunia, karena kita telah dipanggil
dan ditebus untuk masuk dalam kehidupan yang baru di dalam Kristus. Sebaliknya,
Petrus menasehatkan seluruh orang percaya untuk hidup kudus dan taat kepada
Allah. Beberapa contoh sikap dalam menjaga kekudusan hidup, seperti apa yang
dituliskan Petrus adalah: Mempersiapkan akal budi, yang berarti selalu berpikir dan
bertindak yang benar sesuai dengan Firman Tuhan, kemudian waspada yang berarti
selalu berjaga-jaga karena banyaknya godaan di sekitar kita yang sewaktu-waktu
dapat menjerumuskan kita ke dalam dosa, dan yang terakhir menaruh pengharapan
hanya kepada Kristus yang menjadi Juruselamat kita.
Jika melihat kehidupan kita dalam kekinian yang selalu diwarnai dengan
berbagai perkembangan dan persaingan ketat yang dapat membuat kita bergantung
pada dunia, dapatkah kita tetap menjaga kekudusan hidup? Sebagai pengikut
Kristus harusnya kita tidak menuruti nafsu keduniawian, tetapi dengan akal budi
kita menjaga diri agar tetap hidup kudus dan taat kepada Kristus. Mari kita ingatkan
kembali diri kita masing-masing, untuk hidup kudus karena Allah adalah kudus.
(A3P)
Bacaan Alkitab : Yohanes 17:20-26; 1 Petrus 5:1-7
Doa: Tolonglah kami ya Tuhan supaya tetap hidup kudus dan taat hanya kepadaMu.
Amin
Renungan Harian Janji Hidup
15
Kamis
14
April
2016
Bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku
dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku.
Yesaya 29:13
Yesus berkata: Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah
saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku.
Markus 3:35
Tak Cukup di Mulut Saja
O
rang bilang lidah tak bertulang, sehingga ia susah dikendalikan. Seseorang bisa
mengatakan apa saja yang ia inginkan, terlepas itu sebagai kebenaran atau
kebohongan. Melalui mulut kita bisa mempengaruhi seseorang supaya percaya
dengan perkataan kita. Namun, sangatlah berbeda dengan Allah dan kepercayaan
kita kepadaNya. Allah tidak dapat dibohongi dengan penyembahan palsu yang hanya
di mulut saja. Kepercayaan kepada Allah tidak cukup hanya pengakuan dari mulut
saja, tetapi harus dibarengi dengan tindakaan ketaatan yang sungguh-sungguh dan
hati yang berpaut padaNya.
Melalui nabi Yesaya, Allah memberi peringatan bahwa peribatan umat Israel
adalah ibadah yang hanya di mulut saja. Mereka terlihat memuliakan Allah melalui
mulut mereka tetapi sebenarnya hati mereka menjauh dari Allah. Ibadah yang
mereka lakukan hanya sebagai hafalan dan rutinitas saja, tidak sungguh-sungguh.
Penyembahan mereka kepada Allah merupakan sebuah kepura-puraan, dan Allah
mengetahui semua itu. Allah tidak senang kepada umat yang tidak sungguhsungguh menyembahNya. Oleh karena itu, Allah akan membuat keajaiban-keajaiban
di tengah umat Israel agar mereka sadar bahwa Allah mengetahui segala kepurapuraan mereka.
Dalam Injil juga Tuhan Yesus pernah berkata, bahwa mereka yang melakukan
kehendak Allah itulah yang kemudian disebut keluargaNya. Jadi, bukan yang
mengaku di mulut saja atau yang terlihat taat dan hafal firman Tuhan, tetapi yang
melakukan dengan sungguh-sungguh itulah yang dikasihi dan disebut sebagai
keluarga Kristus. Menjadi keluarga Kristus tidak tergantung dari seberapa sering
kita menyebut nama Yesus, atau seberapa banyak kita hafal kitab suci, tetapi
seberapa mampu kita menerapkan dan melaksanakan firman itu dalam kehidupan
setiap hari. Mulut bisa saja menipu, tetapi tindakan yang bersumber dari hati yang
sungguh-sungguh percaya akan membuktikan apakah kita anak-anak Allah, atau
hanya sebatas mengaku sebagai anak Allah. Renungkanlah! (A3P)
Bacaan Alkitab : Efesus 4: (8-10)11-16; 1 Petrus 5:8-14
Doa: Tuhan, tolonglah supaya kami menjadi pelaku-pelaku firmanMu dan tidak
hanya mengaku dalam mulut saja. Amin
16
Renungan Harian Janji Hidup
Jumat
15
April
2016
TUHAN, Allahmu, pengasih dan penyayang: Ia tidak akan memalingkan
wajah-Nya dari pada kamu, bilamana kamu kembali kepada-Nya!
2 Tawarikh 30:9
Sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan, agar Tuhan
mendatangkan waktu kelegaan.
Kisah Para Rasul 3:19-20
Yang Bertobat Pasti DiterimaNya
A
da kalanya kita menghadapi situasi dimana seseorang melakukan kesalahan
yang berulang kali, dan sangat sulit kita memaafkannya untuk yang kesekian
kalinya. Atau mungkin juga sebaliknya, kita yang melakukan banyak kesalahan
dan susah menerima maaf untuk kesalahan yang terulang. Situasi seperti ini
kemudian membuat kita malas untuk meminta maaf jika berbuat salah, toh akan
sulit untuk dimaafkan. Ini adalah contoh sikap manusia, tetapi Allah tidak pernah
bersikap demikian. Allah akan menerima siapapun yang berbalik kepadaNya dan
mengampuni sebanyak apapun kesalahan yang kita lakukan.
Raja Hiskia mengingatkan bangsa Israel supaya berbalik kepada Allah dan
tidak menuruti keegoisan serta sikap tegar tengkuk seperti nenek moyang mereka
terdalu. Jangan malu atau ragu datang kepada Allah meskipun telah banyak
kesalahan yang mereka perbuat, sebab Allah adalah pengasih dan penyayang. Ia
pasti akan menerima setiap orang yang mau berbalik kepadaNya dan mengikut Dia
dengan sungguh-sungguh. Allah bukanlah manusia yang menyimpan dendam dan
susah untuk memaafkan. Ia tidak akan pernah memalingkan wajahNya dari mereka
yang datang kembali padaNya, sebab Allah Maha Pengasih dan Pengampun.
Dalam khotbahnya, Petrus juga menyerukan supaya umat Tuhan bertobat.
Meskipun dahulu orang-orang Yahudi ikut mengambil bagian dalam penyaliban
Kristus, menolakNya sebagai Tuhan dan Juruselamat, tetapi kini belum terlambat
untuk mereka bertobat. Pertobatan yang sungguh-sungguh disertai dengan
kepercayaan kepada Yesus sebagai Juruselamat dan kelahiran kembali akan
mendatangkan kelegaan, yaitu pengampunan. Firman Tuhan hari ini juga
mengingatkan kita sebagai umat Tuhan untuk bertobat dan berbalik kepadaNya
dari jalan hidup kita yang menyimpang. Mungkin telah banyak kesalahan dan
penyimpangan yang kita lakukan, datanglah padaNya dan bertobatlah, maka Allah
yang Mahakasih dan Pengampunan itu akan mengampuni kita dan menjadikan kita
umat kesayanganNya. (A3P)
Bacaan Alkitab : Matius 26:30-35; 1 Korintus 1:1-9
Doa: Hari ini kami mengakui segala dosa dan kesalahan kami di hadapanMu, ya Tuhan.
Ampunilah dan tuntunlah kami supaya tidak berbuat dosa lagi. Amin
Renungan Harian Janji Hidup
17
Sabtu
16
April
2016
Engkau, TUHAN, janganlah jauh; ya kekuatanku, segeralah menolong
aku!
Mazmur 22:20
Ketika didengarnya (Bartimeus yang buta), bahwa itu adalah Yesus
orang Nazaret, mulailah ia berseru: “Yesus, Anak Daud, kasihanilah
aku!” Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin
keras ia berseru: “Anak Daud, kasihanilah aku!”
Markus 10:47-48
Ya Tuhan, Tolonglah Aku
K
epada siapakah pertama kali kita meminta pertolongan jika sedang dalam
keadaan susah? Kepada keluarga atau orang terdekat, kepada yang kuat dan
mampu, atau kepada Tuhan? Pertanyaan ini sepertinya sangat sederhana, tetap coba
kita renungkan. Bukankah lebih cepat kita minta tolong kepada orang-orang yang
kita anggap mampu untuk menolong daripada kepada Tuhan? Sepertinya datang
kepada Tuhan adalah pilihan terakhir jika sudah tidak ada seorangpun yang dapat
menolonga kita.
Hari ini Pemazmur memberi teladan kepada kita untuk selalu bergantung
kepada Tuhan karena ia menyadari bahwa Tuhanlah sumber kekuatan dan
pertolongan. Ia berseru, Tuhan janganlah jauh, merupakan sebuah ungkapan begitu
takutNya Pemazmur jika Tuhan tidak ada bersamanya. Kerinduannya adalah supaya
segera menerima pertolongan yang sempurna dari Tuhan yang adalah sumber
kekuatannya. Hal ini juga mengingatkan kita kepada peristiwa penyaliban Yesus
dimana Ia juga berseru kepada Allah Bapa dan tidak ingin ditinggalkan sendiri.
Tuhan Yesus juga memohon pertolongan kepada Allah Bapa.
Demikian juga halnya dengan Bartimeus, seorang yang buta. Ketika mendengar
Yesus lewat di dekatnya, ia berseru mohon pengasihan Yesus, bahkan ia berseru
semakin keras ketika dilarang orang banyak. Apa yang terjadi setelah itu, Bartimeus
yang buta bisa sembuh karena iman percayanya kepada Yesus. Bukankah banyak
lagi keajaiban pertolongan Allah yang kita saksikan dalam kitab suci kepada mereka
yang beriman? Bagaimana dengan kita?
Permohonan minta tolong kepada Tuhan harus didasari dengan iman percaya
dan keyakinan bahwa kita akan menerimanya karena kasih Kristus. Jadi, permohonan
kita juga tidak sekedarnya atau untuk mencobai Tuhan saja. Namun, permohonan
itu juga harus didasarkan pada iman dan Tuhan akan bekerja dengan caraNya untuk
menolong kita. Jangan sampai cara kita minta tolong yang salah sehingga kita belum
bisa merasakan pertolonganNya. (A3P)
Bacaan Alkitab : Yohanes 14:1-6; 1 Korintus 1:10-17
Doa: Engkaulah sumber kekuatan dan pertolongan kami, ya Tuhan. Janganlah jauh, tetapi
tolonglah kami selalu dalam segala keadaan. Amin
18
Renungan Harian Janji Hidup
Minggu
17
April
2016
Aku mau menyanyikan kekuatan-Mu, pada waktu pagi aku mau
bersorak-sorai karena kasih setia-Mu; sebab Engkau telah menjadi
kota bentengku, tempat pelarianku pada waktu kesesakanku.
Mazmur 59:17
Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas
kasihan dan Allah sumber segala penghiburan,
2 Korintus 1:3
Puji-Pujian Bagi Allah
P
ujian yang tulus selalu menyenangkan hati. Setiap kita pasti senang dipuji,
apalagi jika pujian pujian itu disampaikan dengan ketulusan tanpa adanya
maksud-maksud yang terselubung. Allah juga pasti senang menerima pujian dari
umatNya. Pujian bagi Allah bukan hanya untuk menyenangkanNya tetapi juga
karena Dia memang layak untuk dipuji dan dimuliakan. Pemazmur menaikkan
pujian kepada Allah karena Allahlah kota benteng perlindungan dan penuh kasih
karunia. Pemazmur lebih memilih menggunakan waktunya untuk memuji Allah.
Berbeda dengan orang-orang lain yang tidak mengenal Allah, yang menggunakan
waktu mereka untuk melakukan kejahatan dan dosa.
Pujian kepada Allah juga disampaikan oleh Paulus dalam surat 2 Korintus
1:3. Paulus menyadari bahwa Allah Bapa di dalam Yesus Kristus penuh dengan
belas kasihan dan sumber segala penghiburan. Lewat pengalaman hidup Paulus
yang tidak mudah, ia merasakan bahwa Allah sangat mengasihinya. Ketika dalam
penderitaan, kesesakan, dan penolakan dari banyak orang, hanya Allah yang setia
memberi penghiburan sehingga ia dapat bertahan dan tetap melaksanakan tugas
penginjilan. Itulah sebabnya dalam segala keadaan, Paulus tetap memuji Tuhan,
bahkan dalam keadaan sulit dan penuh penderitaan sekalipun.
Lalu bagaimanakah dengan kehidupan kita sebagai umat Allah? Sudahkah kita
mempergunakan waktu kita untuk memuji Tuhan? Dalam berbagai keadaan, baik
susah maupun senang dapatkah kita melihat kasih dan kebaikan Tuhan sehingga kita
dapat bersyukur dan memuliakanNya setiap saat? Mari kita belajar dari Pemazmur
dan Paulus yang selalu ingat untuk memuji Allah. Sesibuk apapun kita, tetaplah
luangkan waktu untuk menyenangkan Tuhan dengan cara memuji dan memuliakan
Dia, karena memang Dia layak menerima pujian. Seberat apapun perjalan hidup
yang kita lalui tetaplah ingat memuji Tuhan karena Dialah yang memampukan kita
dan menjadi sumber penghiburan yang setia. (A3P)
Bacaan Alkitab : Yohanes 15:1-8; 1 Yohanes 5:1-4; Mazmur 96
Doa: Kami memuji namaMu yang kudus ya Tuhan, atas segala kasih dan kebaikanMu,
sebab Engkau layak menerima pujian dan kemuliaan. Amin
Renungan Harian Janji Hidup
19
Senin
18
April
2016
Allah semesta langit akan mendirikan suatu kerajaan yang tidak
akan binasa sampai selama-lamanya,
Daniel 2:44
Dalam penglihatan Yohanes menulis: Dan aku mendengar suara
yang nyaring di sorga berkata: “Sekarang telah tiba keselamatan
dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang
diurapi-Nya,
Wahyu 12:10
Kerajaan Allah Dinyatakan
B
erbicara tentang Kerajaan Allah, sepertinya sangat jauh dari jangkauan kita.
Banyak orang memahami Kerajaan Allah adalah tempat tinggal orang percaya
setelah kematian, tempatnya sangat jauh di atas langit, dan merupakan suatu tempat
yang sangat indah dan diidam-idamkan oleh semua orang. Mungkin ada benarnya
jika kita berbicara tentang suatu tempat dari sisi fisiknya, seperti kerajaan-kerajaan
lainnya yang kita temui di dunia. Namun, Kerajaan Allah kita pahami sebagai suatu
sistem pemerintahan yang dipimpin oleh Allah sendiri, dimana di dalamnya hanya
ada sukacita dan damai sejahtera. Kerajaan Allah bersifat kekal, sedangkan kerajaankerajaan di bumi hanya bersifat sementara, seberapapun besar dan megahnya.
Renungan hari ini mengajak kita untuk mengingat kembali seorang tokoh
Perjanjian Lama yang takut akan Tuhan, bernama Daniel. Dalam suatu kesempatan,
ia diberi kesempatan untuk mengartikan mimpi raja Nebukadnezar, dimana sudah
tidak ada lagi orang pintar yang dapat mengartikan mimpi raja. Karena karunia
Allah, maka Daniel pun mulia menceritakan mimpi raja dan mengartikannya
dengan benar. Inti dari arti mimpi raja adalah bahwa kerajaan-kerajaan dunia pada
akhirnya akan binasa termasuk Babel, tetapi Allah akan mendirikan kerajaanNya
sendiri yang tidak dapat binasa. Ada banyak kekuasaan di dunia tetapi itu semua
hanya sementara. Hanya kekuasaan Allah yang kekal dan tidak ada seorangpun yang
dapat mengalahkannya. Salah satu kemahakuasaan Allah adalah diungkapnya masa
depan Babel melalui mimpi raja dan Daniel yang diperkenan untuk mengartikannya.
Meskipun Babel adalah kerajaan yang besar, tetapi nantinya juga akan mengalami
kebinasaan.
Kesaksian Yohanes dalam kitab Wahyu, bahwa pemerintahan Allah yang
sesungguhnya akan tiba, yakni kedatangan Kristus yang keduakalinya. Segala kuasa
di bumi akan dikalahkan, dan hanya ada Kerajaan Allah yang berkuasa. Mungkin
sekarang kita bisa berbangga atas kejayaan, kesuksesan, kekuasaan yang kita
miliki. Namun, ingatlah bahwa semua itu hanya bersifat sementara. Jangan terlalu
berbangga diri dengan apa yang kita miliki, tetapi berbanggalah jika kita dapat
mengambil bagian dalam menghadirkan Kerajaan Allah di bumi dan menjadi bagian
di dalamnya. (A3P)
Bacaan Alkitab : Roma 1:18-25; 1 Korintus 1:18-25
Doa: Datanglah kerajaanMu di bumi seperti di sorga ya Tuhan dan nyatakanlah
kuasaMu atas dunia. Amin
20
Renungan Harian Janji Hidup
Selasa
19
April
2016
TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan
kesetiaan-Nya tetap turun-temurun.
Mazmur 100:5
Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita
dengan diri-Nya.
2 Korintus 5:18
Allah Itu Baik
T
anpa disadari setiap hari kita telah membangun permusuhan dengan Allah.
Melalui tindakan kita yang sering tidak taat, bertindak berdasarkan kehendak
sendiri dan sangat jauh dari kehendak Tuhan sehingga semua itu menimbulkan
dosa. Hubungan kita dengan Allah menjadi semakin rusak. Namun, dalam keadaan
yang demikian, Allah tetap mau berbaik hati dengan kita. Ia berusaha untuk
mendamaikan dunia dengan diriNya melalui Yesus Kristus. Meski berkali-kali kita
melakukan kesalahan yang menyakiti hatiNya, tetapi Allah tetap ingin membangun
hubungan yang baik dengan umatNya.
Paulus menyaksikannya kepada kepada jemaat di Korintus tentang usaha Allah
untuk mendamaikan dunia dengan diriNya. Betapa baiknya Allah kita. Ia menjadikan
kita manusia yang baru dan memperbaiki hubungan yang rusak melalui jalur
perdamaian. Itupun dilakukan dengan pengorbanan Allah di dalam Yesus Kristus,
bukan berdasarkan kebaikan kita, tetapi semata-mata karena kasih dan kebaikan
Allah. Bahkan tidak hanya sekali saja atau pada zaman Yesus saja Allah berbuat baik
kepada dunia. Allah kasih dan baik sejak dahulu sampai selam-lamanya. Pemazmur
menaikkan pujian kepada Allah karena kebaikanNya. Allah itu baik untuk selamalamanya dan kesetiaannya turun-temurun, yang berarti tidak pernah berubah
dulu, kini, dan selamanya. Kasih dan setiaNya sempurna kepada manusia, apapun
keadaan kita.
Sekarang ini kitapun masih dapat menyadari dan merasakan kebaikan dan
kesetian Allah. Ia tidak hanya menyelamatkan kita dari hukuman dosa, tetapi juga
menuntun kita dalam menjalani hidup selama di dunia ini. Yang menjadi pertanyaan,
dapatkan kita merasakan kebaikan Allah dalam setiap waktu? Bukankan kita
merasakan Allah baik ketika kita bahagia dan diberkati, sedangkan dalam masalah
dan penderitaan kita melihat Allah yang kejam dan suka menghukum? Mari kita
berefleksi sejenak. Ingatlah bahwa Allah itu baik dan setia selamanya dalam berbagai
keadaan kita, baik suka maupun duka. Ia telah mendamaikan kita dengan diriNya,
dan tentu ia akan memberi kedamaian juga dalam kita menjalani hidup. Selamat
menikmati kebaikan Tuhan dalam hidup ini. (A3P)
Bacaan Alkitab : 2 Korintus 5:11-18; 1 Korintus 1:26-31
Doa: Ya Allah, Engkau sangat baik dan setia kepada kami yang berdosa ini.
Terimakasih atas pendamaian yang Engkau kerjakan untuk kami. Amin
Renungan Harian Janji Hidup
21
Rabu
20
April
2016
Beginilah firman TUHAN semesta alam: Kembalilah kepada-Ku,
demikianlah firman TUHAN semesta alam, maka Aku pun akan
kembali kepadamu, firman TUHAN semesta alam.
Zakharia 1:3
Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang
menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu,
karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan
supaya semua orang berbalik dan bertobat.
2 Petrus 3:9
Ayo Bertobat
F
irman Allah datang kepada Zakharia tentang seruan pertobatan untuk bangsa
Israel. Berkali-kali bangsa Israel mendukakan hati Allah dengan pelanggaran
dan ketidaktaatan mereka. Oleh karena itu, melalui Zakharia, Allah memperingatkan
umatNya untuk betobat dan kembali ke jalan Tuhan. Jangan melawan dan hidup
dalam dosa seperti apa yang pernah dilakukan oleh nenek moyang mereka.
Kembalilah kepada Allah, maka Allah juga akan kembali kepada mereka, yakni
menuntun dan memberkati bangsa yang dikasihiNya itu.
Petrus juga mengingatkan orang-orang percaya untuk berbalik kepada Tuhan
dan bertobat dari cara hidup dunia. Pada hari-hari zaman akhir akan timbul pengejekpengejek yang mempengaruhi orang percaya untuk meragukan janji-janji Allah.
Tetapi Petrus kembali mengingatkan bahwa Tuhan tidak akan pernah mengingkari
janjiNya karena Ia adalah Allah yang setia. Ia pasti akan menepati semua janjijanjiNya. Keselamatan yang Tuhan berikan itu berlaku dulu, kini, dan selamanya. Ia
tidak menginginkan jika kita sampai binasa karena hidup dalam dosa. Oleh karena
itu, Ia selalu bersabar menunggu kita kembali kepadaNya dan bertobat.
Memang kita tidak akan pernah lepas dari kesalahan dan dosa ketika masih di
dunia ini. Oleh karena itu perlu adanya pertobatan yang aktif dan terus-menerus.
Berbalik kepada Tuhan melalui pertobatan membuktikan bahwa kita masih percaya
kepadaNya dan memberi diri kita diselamatkan olehNya. Pertobatan yang dimaksud
disini adalah pertobatan yang sungguh-sungguh, bukan hanya di mulut saja, tetapi
juga dalam sikap dan pola hidup. Tidak lagi mengulang dosa-dosa masa lalu, tetapi
melakukan kehendak Tuhan dalam ketaatan. Ingatlah bahwa Ia pasti menerima kita
yang mau kembali padaNya, seberapun dosa yang telah kita lakukan. Oleh karena
itu, ayo kita bertobat sebelum terlambat! (A3P)
Bacaan Alkitab : Yohanes 8:31-36; 1 Korintus 2:1-5
Doa: Terimakasih atas firmanMu yang mengingatkan kami akan kasih setiaMu yang
selalu mau menerima kami. Hari ini kami mau bertobat dan kembali ke jalanMu,
mampukanlah kami menjalaninya. Amin
22
Renungan Harian Janji Hidup
Kamis
21
April
2016
Perhatikanlah suara-Ku, hai bangsa-bangsa, dan pasanglah telinga
kepada-Ku, hai suku-suku bangsa! Sebab pengajaran akan keluar
dari pada-Ku dan hukum-Ku sebagai terang untuk bangsa-bangsa.
Yesaya 51:4
Allah, Juruselamat kita, yang menghendaki supaya semua orang
diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran.
1 Timotius 2:3-4
Dengarkanlah Suara Tuhan
M
endengar bukanlah pekerjaan yang selalu disukai semua orang, apalagi jika
yang didengar adalah nasihat yang tidak sesuai dengan harapannya. Dalam
keadaan bermasalah atau kesusahan biasanya kita tidak ingin mendengar nasehat
dari siapapun. Firman Tuhan datang kepada Yesaya untuk memberi penghiburan
kepada Sion yang sedang berada dalam pembuangan. Meskipun saaat ini mereka
mengalami kesusahan dan tekanan, tetapi Allah akan menyelamatkan mereka. Oleh
karena itu, Allah mengingatkan mereka untuk tetap mendengarkan suara Tuhan dan
jangan berpaling atau menjauh dari Allah. Meski mereka sedang dalam kesusahan,
mereka harus tetap mau mendengarkan firman Tuhan, sebab pengajaran-pengajaran
Allah itu sebagai terang yang akan menuntun mereka pada pembebasan. Ketaatan
kepada perkataan Allah akan menolong mereka keluar dari berbagai penderitaan
dan penindasan.
Demikian juga Paulus mengingatkan Timotius bahwa Allah selalu ingin
menyelamatkan semua orang, jadi bukan hanya Sion saja yang akan Allah
selamatkan. Allah ingin semua orang memiliki pemahaman tentang kebenaran yang
menyelamatkan dan hidup di dalamnya. Kebenaran itu hanya ada pada Allah sendiri,
dan untuk dapat memahaminya maka kita perlu membangun komunikasi yang baik
denganNya. Salah satu cara komunikasi kita dengan Allah adalah melalui doa dan
ucapan syukur. Doa tidak hanyak perihal menyampaikan permohonan dan keluhan
kita kepada Tuhan, tetapi juga perihal mendengar suara Tuhan. Dari doa kita juga
akan mengetahui apa yang Allah ingin kita lakukan yang tentunya menuntun kita
pada kebenaran.
Jika hari ini kita diingatkan supaya mendengarkan akan suara Tuhan, maukah
kita menyiapkan telinga hati kita untuk mendengar dan melakukan perintahNya,
meskipun yang Tuhan katakan tidak sesuai dengan harapan kita? Ingatlah bahwa
firman Tuhan menuntun kita pada kebenaran. FirmanNya seperti pelita yang
menerangi jalan hidup kita ketika mengikut Dia. Jika tidak ingin tersesat, maka
dengar dan lakukanlah seluruh firmanNya. (A3P)
Bacaan Alkitab : Roma 8:7-11; 1 Korintus 2:6-16
Doa: Tuhan, terimakasih karena Engkau selalu ingin menerangi dan menuntun kami
berjalan dalam kebenaranMu. Tolonglah supaya kami dengar-dengaran dan
taat akan firmanMu. Amin
23
Renungan Harian Janji Hidup
Jumat
22
April
2016
Akulah yang menjadikan bumi dan yang menciptakan manusia di
atasnya; tangan-Kulah yang membentangkan langit, dan Akulah yang
memberi perintah kepada seluruh tentaranya.
Yesaya 45:12
Besar dan ajaib segala pekerjaan-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa!
Wahyu 15:3
Sadar Diri
H
arta, tahta dan wanita dapat membuat manusia jatuh pada dosa kesombongan
dan ketamakan. Membuat manusia lupa darimana asalnya dan apa tujuan
hidupnya. Lupa bahwa hidup ini adalah sebuah anugerah dari Allah yang harus
dijaga dan dipertanggungjawabkan. Manusia sering lupa bagaimana seharusnya
tetap membangun relasi dan komunikasi yang intim dengan penciptanya.
Melalui Nabi Yesaya Allah mengingatkan manusia untuk “SADAR” dan
menyadari bahwa Allah adalah pencipta mereka dan Allah yang berkuasa atas
hidup mereka. Allah berkuasa atas harta kita, jabatan kita, keluarga kita, dan Allah
dengan mudahnya mengambil semua yang kita miliki jika Allah mau. Namun, Allah
juga mampu memberikan segala sesuatu yang kita butuhkan. Tentu kita masih ingat
tentang kisah Ayub sebagai contoh Allah berkuasa atas diri manusia.
Melawan dan mengabaikan kehendak Allah dan perintahNya adalah suatu
kebodohan manusia. Tidak mungkin ciptaan melawan penciptanya. Maka hendaklah
sadar akan diri kita dan tujuan hidup kita, sadar bahwa kita adalah ciptaanNya.
Karena besar dan ajaib pekerjaan Tuhan, juga adil dan benar jalanNya. Mari kita
turut mengambil bagian dalam pekerjaanNya dan karyaNya dengan memberi diri
kepadaNya melalui pelayanan. Menjadi pribadi yang benar, baik, dan positif saat
bersosialisasi, juga mengambil bagian dalam menciptakan keadilan dan perdamaian
di lingkungan sekitar kita.
Jadilah pemenang atas dirimu, jadilah pemenang atas masalahmu, dan jadilah
pemenang atas imanmu, karena malaikat akan bersorak sorai saat kita mau tunduk
pada Allah sebagai pencipta dan penebus kita. (A3P)
Bacaan Alkitab : Yohanes 19: 1-7; 1 Korintus 3:1-4
Doa: Tuhan Yesus ajar kami untuk sadar diri bahwa kami adalah ciptaanMu dan
segala yang kami miliki adalah titipanMu. Jaga kami ya Tuhan agar senantiasa
dapat hidup taat dan tunduk kepadaMu. Amin
24
Renungan Harian Janji Hidup
Sabtu
23
April
2016
Kebencian menimbulkan pertengkaran, tetapi kasih menutupi segala
pelanggaran.
Amsal 10:12
Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak
memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak
sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah
dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita
karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.
1 Korintus 13:4-6
Kebencian Vs Kasih
D
alam kitab Amsal siapa yang tidak mengenal Salomo? Tokoh yang dikaruniai
pengetahuan dan kebijaksanaan yang luar biasa yang tidak dimiliki kebanyakan
orang. Melalui Amsal Salomo kita diajak kembali memaknai nilai-nilai “KASIH” dalam
di kehidupan kita. Mari kita lihat dalam hati kita yang terdalam, apa sebenarnya
makna kasih bagi kita? kasih saat berbicara, saat berteman, juga saat berperilaku.
Apa kita sudah benar-benar menerapkan kasih dalam hidup kita?
Salomo memahami benar dampak negatif hati yang jauh dari kasih akan
dipenuhi dengan kebencian, dan kebencian itu akan menimbulkan pertengkaran.
Kebencian adalah perasaan bukan hanya tidak suka/senang terhadap seseorang,
melainkan sebuah pengalaman hati yang tidak menyenangkan, dan juga terlukai.
Jika kebencian sudah tidak dapat dikontrol dan disembuhkan, akan menimbulkan
perasaan yang cepat marah dan berdampak pada pertengkaran. Kebencian juga
dapat muncul dari perasaan iri hati, dendam, merasa tidak dihargai, sehingga situasi
seperti itu dengan mudah ditumpangi iblis untuk memancing pertengkaran dan
perpecahan.
Kasih akan menolong kita untuk menyikapi segala persoalan dengan fokus pada
hal yang positif dan mulia. Kasih memampukan kita untuk memilih mengampuni
daripada membenci, sehingga kasih mampu menutupi segala kesalahan dan
pelanggaran dari orang yang menyakiti kita sekalipun. Jemaat Filipi saat itu dan kita
saat ini diajar untuk memiliki hati yang dipenuhi dengan kasih. Hidup yang dipenuhi
kasih akan terpancar melalui pikiran yang baik dan positif, perilaku yang baik,
bertutur kata yang baik, dan sikap hidup yang baik. Kebaikan inilah yang hendaknya
diketahui semua orang, sehingga kita memiliki kesaksian yang baik bukan hanya
sebagai orang Kristen tetapi juga sebagai sebagai pengikut Kristus yang meneladani
karakter Kristus.
Ubahlah hidupmu penuh dengan kasih, jangan mau lagi hidup dalam
perbudakan kebencian dan pertengkaran. Siapakah yang menginginkan kejahatan
dan perpecahan dalam hidup kita? Tuhan? Anda? Bukan, tetapi si jahat yang selalu
berusaha menjauhkan kita dari kasih Allah. (A3P)
Bacaan Alkitab : Wahyu 22:1-6; 1 Korintus 3:5-8
Doa: Tuhan Yesus mampukan kami untuk hidup dalam kasih, jauhkanlah kami dari
roh kebencian dan tidak mau mengampuni, sehingga hidup kami menjadi
kesaksian yang baik. Amin
25
Renungan Harian Janji Hidup
Minggu
24
April
2016
Dengan menangis mereka akan datang, dengan hiburan Aku akan
membawa mereka; Aku akan memimpin mereka ke sungai-sungai, di
jalan yang rata, di mana mereka tidak akan tersandung; sebab Aku
telah menjadi bapa Israel,
Yeremia 31:9
kamu sekarang diliputi dukacita, tetapi Aku akan melihat kamu lagi
dan hatimu akan bergembira dan tidak ada seorang pun yang dapat
merampas kegembiraanmu itu dari padamu.
Yohanes 16:22
Penghiburan Dalam Tuhan
S
eorang gadis remaja tak habis pikir ketika ia memergoki kekasih yang sangat ia
cintai berselingkuh darinya. Ia bertanya-tanya apa yang salah darinya, sehingga
kekasihnya tak lagi setia padanya? Untuk melampiaskan rasa sakit hatinya, ia pun
menghabiskan setiap malamnya dengan berpesta alkohol di bar bersama temantemannya. Ia merasakan kebahagiaan saat berpesta pora, ia tertawa terbahak-bahak
dan tak terlintas di benaknya masalah yang sedang ia alami. Namun ketika ia pulang
ke rumah, ia kembali merasakan kesedihan serta sakit hatinya, dan ia pun kembali
menangisi kisah cintanya yang menyedihkan.
Tangisan dan kesedihan bukanlah hal yang dapat dipisahkan atau dihindari
dari kehidupan manusia. Begitu banyak hal yang dapat menjadi pemicu kesedihan
dan air mata kita. Banyak pula cara yang kita lakukan untuk dapat menghilangkan
kesedihan dalam hati kita. Mulai dari melakukan hobi kita yang positif hingga
melakukan hal-hal negatif dan menjadikannya sebagai hobi baru kita. Semua hal
itu tentu menyenangkan, namun kesenangan yang kita dapat hanyalah sementara.
Kesenangan dan kegembiraan yang dapat membuat kita melupakan segala kesedihan
dan masalah kita hanya untuk sesaat. Kesenangan dan kegembiraan yang sesaat itu
tidak akan kita dapatkan jika kita membawa segala masalah dan kesedihan kita ke
hadapan Tuhan.
Bacaan kita pada hari ini mengingatkan kita bahwa ketika kita datang pada Tuhan
dengan kesedihan dan tangisan kita, maka kita akan mendapatkan penghiburan dan
kegembiraan. Yeremia menegaskan bahwa Tuhan akan menghibur, memimpin, serta
menyertai kita – sama seperti bangsa Israel – karena Ia adalah Bapa kita. Tuhan
menjanjikan penghiburan dan kegembiraan bagi kita ketika kita menyerahkan segala
kesedihan dan tangisan kita ke dalam tanganNya. Penghiburan dan kegembiraan yang
Tuhan berikan tidak bersifat sementara, namun bersifat kekal. Yohanes menegaskan
hal ini dengan mengemukakan bahwa tidak ada seorangpun yang dapat merampas
kegembiraan itu dari kita. Marilah kita bawa segala permasalahan dan kesedihan
yang kita miliki ke dalam tangan Tuhan, maka Ia akan memberikan penghiburan dan
kegembiraan yang kekal. (MKP)
Bacaan Alkitab Matius 11:25-30; Kolose 3:12-17; Mazmur 149
Doa:Ya Allah sumber penghiburan, ajar kami selalu datang padaMu saat kami
mengalami kesedihan atas masalah yang kami hadapi, sehingga kami
memperoleh penghiburan dan kegembiraan yang dariMu saja. Amin.
26
Renungan Harian Janji Hidup
Senin
25
April
2016
Ingatlah hal-hal yang dahulu dari sejak purbakala, bahwasanya
Akulah Allah dan tidak ada yang lain, Akulah Allah dan tidak ada
yang seperti Aku.
Yesaya 46:9
Bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya
berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan
saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan
dan yang karena Dia kita hidup.
1 Korintus 8:6
Tiada Allah Lain
S
eorang anak bernama Anton begitu mengidolakan Michael Jordan, dan ia pun
sangat mencintai olah raga basket. Baginya, tak ada yang lebih menarik daripada
basket. Semua anggota keluarganya tidak boleh mengganggunya saat ia sedang
menonton pertandingan basket, dan tak ada seorangpun yang boleh melarangnya
bermain basket. Seluruh dinding kamarnya pun ditutupi dengan gambar Michael
Jordan dan hampir tidak ada tempat kosong di kamarnya karena dipenuhi dengan
bola basket dan berbagai aksesoris yang berhubungan dengan basket. Ia bahkan
mengklaim bahwa basket adalah hidupnya. Ia pasti menonton dan mengikuti
pertandingan basket kapan pun. Baginya, tidak ada kegiatan lain yang lebih menarik
daripada basket.
Pada zaman globalisasi ini, kita tentu banyak menemukan orang seperti
Anton, yang sangat memuja seseorang atau sesuatu. Idola yang dipuja tersebut
menjadi sangat diutamakan dalam kehidupan orang tersebut, tidak ada yang dapat
mengalahkannya. Bagaimana dengan kita? Apakah kita memiliki idola yang menjadi
nomor satu dalam kehidupan kita? Apakah itu seseorang atau sesuatu? Jika iya,
pernahkah kita menyadari bahwa idola tersebut telah menggantikan posisi Tuhan
dalam kehidupan kita.
Paulus menegaskan kepada jemaat di Korintus bahwa hanya ada satu Allah,
yaitu Bapa dan satu Tuhan, yaitu Yesus Kristus. Senada dengan Paulus, Yesaya
mengatakan bahwa tidak ada yang lain selain Allah dan tidak ada yang seperti Dia.
Allah adalah Tuhan yang Maha Kuasa atas seluruh kehidupan kita, dan posisiNya
tidak dapat tergantikan. Sehebat apapun idola yang kita miliki, tidak ada satupun
yang dapat menyamai apalagi menggantikan posisi Allah dalam kehidupan kita.
Tidak salah jika kita memiliki idola, namun akan menjadi sebuah kesalahan jika
kita menjadikan idola tersebut sebagai yang paling utama dan nomor satu dalam
kehidupan kita. Terlebih salah lagi jika kita mengabaikan dan melupakan Tuhan
karena posisiNya dalam hidup kita, tanpa kita sadari (atau bahkan sering sangat
kita sadari), telah tergantikan dengan idola tersebut. Jadi, di manakah posisi Tuhan
dalam kehidupan kita? (MKP)
Bacaan Alkitab : Amsal 6:23-32; 1 Korintus 3:9-17
Doa: Ampuni kami jika seringkali kami menempatkan idola kami melebihi tempatMu
dalam kehidupan kami, ya Tuhan. Amin.
Renungan Harian Janji Hidup
27
Selasa
26
April
2016
Bukankah Allah yang mengamat-amati jalanku dan menghitung
segala langkahku?
Ayub 31:4
Tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya,
sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang
kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.
Ibrani 4:13
Tiada Yang Tersembunyi Bagi Allah
S
ebuah pohon tua berukuran besar sedang ditebang, dan setelah batang pohon
tersebut terpotong, ditemukan sebuah peluru tertanam di dalamnya. Dari luar,
bekas peluru tersebut tidak terlihat, namun di dalamnya nampak jalan peluru yang
menembus hingga ke jantung pohon. Dibandingkan dengan ukuran pohon yang
besar, peluru tersebut amatlah kecil, namun daerah di sekitar peluru itu menjadi
kehitam-hitaman dan membusuk. Ketika pertama kali peluru dilesatkan dan masuk
ke dalam batang pohon, hanya terlihat goresan kecil pada permukaan batang pohon.
Seiring berjalannya waktu, pohon itu menjadi semakin besar dan kuat, namun daerah
di sekitar peluru semakin membusuk. Kita tidak akan dapat mengetahui bahwa
terdapat peluru di dalam batang pohon tersebut, jika kita tidak memotongnya.
Demikian pula dengan kita sebagai manusia, tidak ada seorang pun yang
mengetahui segala sesuatu yang ada di dalam diri kita. Kebaikan maupun
keburukan serta kelebihan maupun kelemahan yang kita miliki, hanya kita sendiri
yang mengetahuinya. Namun, kita harus menyadari bahwa ada yang mengetahui isi
hati kita melebihi kita sendiri. Kedua bacaan kita pada hari ini mengingatkan kita
bahwa Allah mengetahui setiap seluk beluk kehidupan kita, isi hati dan pikiran
kita, bahkan Ia memperhatikan setiap detail kehidupan kita. Kita mungkin dapat
menyimpan rahasia dari keluarga kita atau teman-teman kita, namun kita tidak
dapat menyimpannya di hadapan Allah. Seberapa rapat pun kita menyembunyikan
rahasia dalam kehidupan kita, Allah tetap mengetahuinya, karena Ia adalah Allah
yang Maha Tahu.
Ayub mengingatkan kita bahwa Allah selalu mengamati setiap jalan kita, bahkan
Ia menghitung setiap langkah yang kita ambil. Kita sebagai ciptaan yang mulia, karena
kita diciptakan segambar dan serupa dengan Allah, memiliki tanggung jawab untuk
menjalani hidup ini. Seperti yang dikatakan penulis Kitab Ibrani bahwa kita harus
memberikan pertanggungjawaban kepada Allah atas segala yang kita lakukan dalam
kehidupan ini. Apapun yang kita lakukan haruslah sesuai dengan kehendakNya,
karena tiada hal sekecil apapun yang tersembunyi di hadapan Allah yang berkuasa
penuh atas kehidupan kita. (MKP)
Bacaan Alkitab : 1 Samuel 16:14-23; 1 Korintus 3:18-23
Doa: Tuhan yang Maha Tahu, ajar kami selalu berjalan dan bertindak sesuai dengan
kehendak-Mu. Amin.
28
Renungan Harian Janji Hidup
Rabu
27
April
2016
Sebagaimana mimpi banyak, demikian juga perkataan sia-sia banyak.
Tetapi takutlah akan Allah.
Pengkhotbah 5:6
Hindarilah persoalan yang dicari-cari dan yang bodoh, persoalan
silsilah, percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat,
karena semua itu tidak berguna dan sia-sia belaka.
Titus 3:9
Hindari Kesia-Siaan
Kita tentu tahu bahwa ada begitu banyak acara infotainment di televisi yang
menyajikan informasi mengenai para selebriti, dari info yang bersifat umum hingga
info-info yang bersifat sangat pribadi. Beberapa info yang disajikan memang
merupakan suatu kebenaran, namun tak dapat disangkal bahwa sebagian besar
dari info-info yang disajikan tersebut hanyalah sebuah gosip belaka yang tidak
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Sebagian besar lagi merupakan info
yang disajikan demi menciptakan sensasi. Seringkali kita terheran-heran ketika kita
menyaksikan acara tersebut, namun seringkali pula kita menikmati dan bahkan
mempercayainya. Tak jarang kita justru melakukan hal-hal yang demikian, kita
menyampaikan informasi kepada orang lain tentang seseorang, yang belum tentu
kita sendiri sudah membuktikan kebenarannya.
Firman Tuhan yang datang pada kita hari ini mengingatkan kita untuk
menghindari hal-hal yang demikian, karena semuanya itu merupakan kesia-siaan
dan tidak berguna (Titus 3:9). Kata ‘menghindari’ dapat diartikan dengan tidak
melihat, tidak mendengar, tidak menyentuh, dan terlebih lagi tidak melakukan.
Pengkhotbah pun menasihati kita untuk dapat tetap takut akan Allah, walaupun
banyak perkataan dan perbuatan yang sia-sia di sekitar kita. Sikap takut akan Allah
akan memampukan kita untuk dapat menghindari segala hal yang sia-sia di dalam
kehidupan ini. Ketika kita takut akan Allah, kita akan mengetahui segala sesuatu
yang berkenan kepada Allah, dan kita akan dapat membedakan hal-hal yang berguna
dan hal-hal yang sia-sia.
Kita sebagai manusia tentu menyadari bahwa kita tidak akan mampu untuk
menghindari kesia-siaan dalam kehidupan ini, karena kita masih berada dalam
dunia ini dan masih memiliki keinginan daging. Tentu ada keinginan dalam diri
kita sebagai manusia untuk setidaknya melihat dan mendengar hal-hal demikian,
maka untuk dapat menghidarinya kita memerlukan pertolongan dan bimbingan
dari Tuhan. Untuk itu, marilah kita dengan segenap hati kita mengambil sikap takut
akan Tuhan, sehingga kita dapat memahami kehendak Tuhan dan kita dimampukan
untuk menghindari segala kesia-siaan dalam kehidupan ini. (MKP)
Bacaan Alkitab : Roma 15:14-21; 1 Korintus 4:1-5
Doa: Ajar kami untuk dapat memiliki sikap takut akan Engkau, ya Tuhan, sehingga
kami mampu untuk dapat menghindari segala kesia-siaan dalam kehidupan di
dunia ini. Amin.
29
Renungan Harian Janji Hidup
Kamis
28
April
2016
Aku ini sengsara dan miskin, tetapi Tuhan memperhatikan aku.
Mazmur 40:18
Ia (Yesus) mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke
langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan
memberikannya kepada murid-murid-Nya, supaya dibagi-bagikan
kepada orang-orang itu; begitu juga kedua ikan itu dibagi-bagikanNya kepada semua mereka. Dan mereka semuanya makan sampai
kenyang.
Markus 6:41-42
Tak Perlu Kuatir
P
ernahkah kita merasa kuatir akan apa yang hendak kita makan esok hari? Atau
mungkin kita kuatir tentang masa depan kita, akankah sesuai dengan rencana
kita atau justru jauh dari rencana dan harapan kita? Ya, kekuatiran bukanlah hal
yang dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Selama kita masih dapat bernafas
dan berpikir, maka kekuatiran akan selalu menghinggapi hati dan pikiran kita.
Jangankan esok hari atau masa depan kita yang jauh di depan, untuk beberapa
menit ke depan pun kita sering merasa kuatir. Bahkan seringkali kita merasa kuatir
dengan apa yang sedang kita alami. Ketika masalah tengah melanda kehidupan kita,
perasaan kuatir itu timbul dalam hati kita: kuatir bahwa masalah itu akan semakin
besar, kuatir bahwa kita tak akan dapat menyelesaikan masalah itu, dan segala
macam kekuatiran dalam hati kita.
Pemazmur memberitahukan bahwa sekalipun keadaannya sengsara dan miskin,
namun Tuhan tetap memperhatikannya. Demikian pula dengan kita, seberapa
besar pun masalah yang sedang kita alami dan apapun keadaan kita, Tuhan tetap
memperhatikan kita. Kisah Yesus memberi makan lima ribu orang merupakan salah
satu bukti bahwa Tuhan memperhatikan umatNya. Mereka yang mengikutNya dan
mendengar ajaranNya merasa kuatir akan rasa lapar yang menghampiri mereka di
tengah perjalanan mereka mengikut Yesus. Para murid pun merasakan kekuatiran
yang sama karena mereka tidak memiliki makanan sama sekali, tetapi mereka
merasa perlu untuk memberi makan bagi lima ribu orang yang ada bersama
mereka saat itu. Di tengah kekuatiran mereka, Yesus menerima lima roti dan dua
ikan dari seorang anak kecil dan memberkatinya, kemudian membagi-bagikannya.
Dalam kisah ini dikatakan “... dan mereka semuanya makan sampai kenyang.” Hal
ini menunjukkan bahwa kita sebagai umat Kristus tidak perlu lagi merasa kuatir,
karena Ia akan selalu memperhatikan kita dan bahkan membuat kita selalu ‘makan
sampai kenyang’ (segala keperluan kita tercukupi). Sebesar apapun kekuatiran yang
kita miliki, ingatlah bahwa kita memiliki Tuhan yang lebih besar dari kekuatiran itu.
(MKP)
Bacaan Alkitab : 1 Korintus 14:6-9, 15-19; 1 Korimtus 4:6-13
Doa: Ajar kami untuk dapat mengganti segala kekuatiran kami dengan keyakinan
bahwa Engkau adalah Tuhan yang selalu memperhatikan kami dan memenuhi
segala keperluan kami. Amin.
30
Renungan Harian Janji Hidup
Jumat
29
April
2016
Bukan untuk selama-lamanya Aku hendak berbantah, dan bukan
untuk seterusnya Aku hendak murka,
Yesaya 57:16
Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan
panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan
berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah
dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan
zaman.
Timotius 1:9
Kasih Karunia Allah
D
alam kehidupan ini, kita tentu pernah melakukan kesalahan, baik secara
sengaja maupun tidak sengaja. Banyak orang yang menjadi sasaran kesalahan
yang kita perbuat, salah satunya ialah orang tua kita, karena dengan merekalah kita
menghabiskan sebagian besar perjalanan kehidupan kita. Ketika kita melakukan
kesalahan terhadap orang tua kita, tentu mereka akan memarahi kita, bahkan
mungkin memberi kita hukuman. Namun kemarahan itu tidak akan berlangsung
terus-menerus dan pasti akan ada waktunya kemarahan itu mereda, serta akan ada
saatnya hukuman yang kita terima dicabut. Saat kemarahan orang tua kita mereda,
maka kita akan kembali dapat merasakan kasih sayang mereka. Mereka tetap
menyayangi kita sebagai seorang anak, dan satu-satunya alasan mereka adalah:
karena kamu anak kami dan kami mengasihimu. Seberapa besar pun kesalahan yang
kita perbuat, tetap akan selalu ada pengampunan yang mereka berikan. Walaupun
demikian, hal ini tidak boleh kita jadikan sebagai alasan untuk dapat terus-menerus
melakukan kesalahan.
Demikian pula dengan Allah, Ia pasti akan menegur dan bahkan memarahi kita
ketika kita melakukan kesalahan di hadapanNya. Namun Ia tetap akan memberikan
pengampunan bagi kita, dan satu-satunya alasan yang Ia berikan adalah: karena
kamu anakKu dan Aku mengasihimu. Yesaya menegaskan bahwa Allah tidak akan
murka untuk selama-lamanya, bahkan Paulus – dalam suratnya untuk Timotius
– menyampaikan bahwa Dialah yang menyelamatkan kita. Keselamatan yang
kita terima dariNya bukan berdasarkan perbuatan kita, karena perbuatan kita
tentu sering menyakiti hatiNya. Keselamatan yang Ia berikan bagi kita hanyalah
berdasarkan kasih karuniaNya bagi kita, karena kita dikasihi olehNya. Namun kita
tidak boleh menyalahgunakan kasih karunia Allah dalam kehidupan kita. Kita tidak
dapat seenaknya melakukan kesalahan dan dosa, karena kita merasa bahwa Allah
‘pasti’ akan mengampuni kita karena Ia ‘sangat’ mengasihi kita. Kasih karunia ini
justru mengingatkan kita untuk dapat hidup berkenan di hadapanNya dan tidak lagi
berkompromi dengan dosa. Kasih karunia inilah yang memberikan kita tanggung
jawab untuk dapat selalu melaksanakan kehendak Allah dalam kehidupan kita.
(MKP)
Bacaan Alkitab : Wahyu 5:6-14; 1 Korintus 4:14-21
Doa: Kami berterima kasih, ya Allah, atas kasih karuniaMu yang menyelamatkan
kami. Ajar kami selalu menjaga kehidupan kami agar kami tetap berada dalam
kasih karuniaMu. Amin.
31
Renungan Harian Janji Hidup
Sabtu
30
April
2016
Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji mataNya.
Ulangan 32:10
Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita.
Allah adalah kasih.
1 Yohanes 4:16
Senantiasa Dilingkupi Kasihnya
K
ita tentu tak asing dengan kata ‘kasih’, bahkan terlalu sering kita mengatakan
‘aku mengasihimu’. Tak jarang pula kita meyakinkan orang lain dengan kalimat
‘Allah mengasihimu’. Namun seringkali kita hanya mengucapkannya dengan mulut
kita dan kita lebih sering tidak melakukannya dalam kehidupan kita. Seringkali pula
kita merasa bahwa kasih Allah seakan menjauh dari kehidupan kita. Ketika masalah
tengah menghampiri kita, seringkali kita merasa bahwa Allah tak lagi mengasihi
kita.
Bacaan pertama kita hari ini (Ulangan 32:10) mengingatkan kita bahwa Allah
selalu mengelilingi dan mengawasi kehidupan kita. Bahkan Ia menjaga kita sebagai
biji mataNya. Kita tentu tahu seberapa berharganya biji mata kita dan seberapa
besar kita menjaganya dari segala hal yang beresiko menyakitinya. Demikianlah kita
bagi Allah, Ia menjadikan kita biji mataNya dan menjaga kita dengan penuh kasih
sayang. Hal ini menunjukkan betapa Allah tidak pernah meninggalkan kita dalam
keadaan apapun. KasihNya senantiasa mengelilingi, mengawasi, dan menjaga kita
dalam segala kondisi, bahkan di saat masalah tengah melanda kita.
Penulis 1 Yohanes 4:16 pun menegaskan kepada kita bahwa Allah adalah kasih,
dan kita sebagai umatNya telah mengenal dan percaya akan hal itu. Karena kita
telah mengenal dan percaya, maka sudah seharusnya kita tak lagi meragukan kasih
Allah dalam kehidupan kita. Terlebih lagi, kita tak memiliki alasan untuk merasa
bahwa kasihNya telah meninggalkan kita saat masalah menghampiri kita. Kita
perlu menyadari bahwa masalah-masalah yang ada dalam kehidupan kita justru
merupakan sarana bagi kita untuk dapat lebih menyadari dan lebih dekat lagi pada
kasih Allah dalam kehidupan kita yang tak pernah berhenti.
Ayat 1 Yohanes 4:16 diakhiri dengan kalimat ‘Allah adalah kasih’, dan kalimat ini
menunjukkan bahwa Allah bukan hanya sumber dan pemberi kasih bagi kita, namun
juga Dialah kasih itu sendiri. Dengan demikian, tidak ada lagi alasan bagi kita untuk
merasa bahwa kasih Allah tidak mengasihi kita ketika kita meyakini bahwa Allah
adalah kasih itu sendiri. Biar apapun yang terjadi dalam kehidupan kita, baik suka
maupun duka, ingat bahwa Allah yang adalah kasih itu senantiasa melingkupi kita
dengan kasihNya. (MKP)
Bacaan Alkitab : Yohanes 6: (60-62)63-69; 1 Korintus 5:1-6
Doa: Kami berterima kasih, ya Tuhan, atas kasihMu yang tak pernah berhenti
melingkupi kehidupan kami. Ajar kami untuk selalu menyadarinya, sehingga
kami tetap selalu dapat mengucap syukur atasnya. Amin.
32
Renungan Harian Janji Hidup
Ayat Bulan Mei: 2016
Tidak tahukah kamu,
bahwa tubuhmu adalah bait Roh
Kudus yang diam di dalam kamu,
Roh Kudus yang kamu peroleh
dari Allah, ....dan bahwa kamu bukan
milik kamu sendiri?
1 Korintus 6:19
Minggu
1
Mei
2016
Aku akan memberi mereka suatu hati untuk mengenal Aku, yaitu
bahwa Akulah TUHAN.
Yeremia 24:7
Ingatlah ini: Yesus Kristus, yang telah bangkit dari antara orang
mati,
2 Timotius 2:8
Mengenal Allah
K
ita tentu tidak asing dengan ungkapan ‘tak kenal maka tak sayang’. Ya, kita tidak akan
dapat dengan mudah menyayangi/mengasihi seseorang jika kita belum mengenalnya.
Bahkan, walaupun kita sudah mengenal seseorang, belum tentu kita juga menyayangi/
mengasihinya. Mengapa demikian? Karena mungkin orang tersebut baru saja kita kenal,
sehingga kita hanya mengenalnya di permukaan saja dan tidak mendalam. Kita akan sangat
mudah menyayangi/ mengasihi seseorang yang kita kenal dengan sangat baik, seperti
orang tua kita, saudara-saudara kandung kita, sahabat kita, pasangan kita, atau anak-anak
kita.
Dalam kehidupan kita sebagai orang Kristen, kita tentu sering mengatakan ‘saya
mengasihi Allah’. Tentunya kita tidak akan dengan mudah mengatakan kalimat ini jika kita
tidak mengenal Allah. Namun pada kenyataannya, seringkali kita mengucapkan kalimat
ini dengan mudahnya, padahal sesungguhnya kita belum sungguh-sungguh mengenalNya.
Seringkali kita merasa jauh dariNya ketika masalah sedang menghampiri kehidupan kita,
dan kita pun merasa bahwa Ia tidak ada bersama kita untuk menolong kita. Seringkali juga
kita merasa bahwa seakan-akan kasih kita kepada Allah bertepuk sebelah tangan, hanya
karena kita mengalami suatu masalah yang cukup berat. Kita meragukan kasihNya, ini
merupakan bukti bahwa kita belum sungguh-sungguh mengenalNya.
Bacaan kita pada hari ini mengingatkan kita bahwa Allah telah memberikan kepada
kita, sebagai orang percaya, hati yang mampu untuk mengenalNya sebagai Tuhan (Yeremia
24:7). Kita telah diberi hati untuk mengenalNya, namun seringkali kita tidak menyadarinya,
apalagi menggunakannya untuk lebih mengenal Allah. Paulus mengingatkan kepada
Timotius bahwa Yesus Kristus telah bangkit dari antara orang mati, yang artinya Ia telah
menang atas maut dan kita telah diampuni dari segala dosa kita. Dengan demikian, maka
kita diingatkan bahwa kita pun mengenalNya sebagai Juruselamat yang telah mati bagi kita
dan telah bangkit melawan maut demi menebus kita dari segala dosa kita.
Sesungguhnya, jika kita mau menggunakan hati kita untuk lebih mengenalNya, maka
dalam segala keadaan kita akan memahami kehendakNya dalam kehidupan kita. Ketika
kita mengenalNya, maka kita tidak akan meragukan kasihNya dan memahami bahwa setiap
masalah yang hadir dalam kehidupan kita merupakan salah satu bukti kasihNya pada kita.
Demikian juga ketika kita mengenalNya sebagai Juruselamat yang rela mati bagi kita, maka
kita akan selalu menyadari betapa besar kasihNya bagi kita. Jadi, sudahkah kita mengenal
Allah sebelum kita dengan yakin mengatakan bahwa kita mengasihiNya? (MKP)
Bacaan Alkitab : Yohanes 16:23b-28(29-32)33; 1 Timotius 2:1-6a; Mazmur 93
Doa: Ya Allah yang Maha Pengasih, ajar kami lebih mengenalMu, sehingga kami
mengasihiMu dengan segenap hati dan hidup kami, bukan sekedar dalam katakata. Amin.
34
Renungan Harian Janji Hidup
Senin
2
Mei
2016
Ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia
terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia
menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontakpemberontak.
Yesaya 53:12
Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena
kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
2 Korintus 5:21
Kerelaan Yang Menyelamatkan
P
ernahkah kita dihukum atau dimarahi karena kesalahan yang tidak pernah kita
lakukan? Jika pernah, apa yang kita lakukan? Tentu kita akan membela diri dan
berusaha untuk membuktikan semua orang bahwa kita tidak bersalah. Bahkan
tanpa sadar, kita akan bersumpah demi meyakinkan mereka bahwa kita tidaklah
melakukan kesalahan tersebut. Segala macam cara dan tindakan akan kita lakukan
demi terbebas dari hukuman atau kemarahan yang dilampiaskan kepada kita.
Sejak sekolah minggu, kita sering mendengar kisah tentang Yesus yang rela
turun ke dalam dunia, meninggalkan kemuliaan dan kerajaanNya di sorga. Tak
hanya rela turun ke dunia menjadi sama dengan manusia, Ia pun rela mati di atas
kayu salib demi menebus manusia dan segala ciptaan dari dosa. Semua ini Ia lakukan
karena Ia teramat sangat mengasihi kita, dan semua itu Ia lakukan dengan kerelaan
hatiNya.
Dapat kita bayangkan jika Yesus tidak memiliki kerelaan hati untuk
meninggalkan kemuliaan dan kerajaanNya, tentu Ia tidak akan berada di dunia
sebagai seorang manusia. Bayangkan juga ketika Ia telah berada di dunia ini sebagai
seorang manusia, namun Ia tidak rela untuk mati demi kita, karena sesungguhnya
kitalah yang berdosa dan yang layak menerima hukuman mati tersebut. Tentu kita
semua akan binasa di dalam kuasa dosa.
Yesaya menubuatkan betapa Ia telah menyerahkan nyawaNya dan menanggung
dosa semua orang, temasuk para pemberontak, namun Ia justru disamakan dengan
para pemberontak. Demikian juga Paulus menyatakan bahwa Ia yang tidak berdosa,
bahkan mengenal dosa pun tidak, namun Ia telah menjadi manusia berdosa demi
menebus kita dari dosa. Artinya, Ia telah rela menanggung hukuman atas dosa yang
tidak pernah Ia lakukan. Ia tidak mengelak ketika Ia diutus Bapa untuk turun ke
dalam dunia untuk menebus manusia dari dosa dan memperbaiki hubungan Allah
dengan segala ciptaan. Ia tidak melakukan kesalahan, namun Ia rela menanggung
hukuman. KerelaanNya inilah yang membuat kita dapat diselamatkan dari hukuman
karena dosa. (MKP)
Bacaan Alkitab : Markus 1:32-39; 1 Korintus 5:9-13
Doa: Kami berterima kasih atas kerelaanMu turun ke dalam dunia ini dan
menanggung hukuman atas kesalahan kami demi menyelamatkan kami dari
dosa. Amin.
35
Renungan Harian Janji Hidup
Selasa
3
Mei
2016
Aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang yang melakukan
pelanggaran, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu.
Mazmur 51:15
Yesus berkata: “Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat.
Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!”
Markus 1:15
Memberitakan Pertobatan
D
aud merupakan seorang raja Israel yang dipilih oleh Allah karena Ia berkenan di
hadapan Allah. Namun posisinya sebagai raja membuatnya terjatuh dalam sebuah
kesalahan besar, yakni membunuh Uria dan berzinah dengan Batsyeba, istrinya.
Allah tak tinggal diam terhadap kesalahan Daud ini, Ia memperingatkannya melalui
nabi Natan. Hal yang dapat menjadi teladan bagi kita adalah kesediaan Daud untuk
mengakui kesalahannya dan tindakannya untuk bertobat. Tak cukup sampai di situ,
dalam bacaan pertama kita hari ini, kita melihat bahwa Daud tidak hanya betobat,
namun ia berkomitmen untuk membuat orang lain turut bertobat. Ia telah diingatkan
oleh nabi Natan untuk bertobat dari kesalahannya, maka ia pun mau mengajarkan
jalan Tuhan kepada semua orang yang melakukan pelanggaran. Ia tak ingin ada orang
yang terjerumus ke dalam dosa sepertinya, dan ia ingin semua orang yang melakukan
kesalahan – yang sama atau bahkan lebih parah dari kesalahannya – bertobat
dan berbalik kepada Tuhan. Sama seperti Daud, Yesus di awal pelayananNya pun
memberitakan bahwa Kerajaan Allah sudah dekat, sehingga Ia memerintahkan semua
orang yang mendengarNya untuk bertobat dan percaya pada Injil yang Ia beritakan.
Sebagai hambaNya di dunia ini, kita memiliki tugas untuk membimbing umatNya
menuju kedewasaan iman di dalam Yesus Kristus. Di dalam proses pembimbingan
tersebut, salah satu tugas yang harus kita laksanakan adalah memberitakan tentang
pertobatan. Sama seperti Daud dan Yesus, kita memiliki tugas untuk mengingatkan
mereka yang melakukan kesalahan untuk bertobat, meninggalkan kesalahan mereka
dan berbalik kepada Allah. Pertobatan ini harus disertai dengan kepercayaan kepada
Allah dan kepada Injil yang diberitakan melalui Yesus Kristus, anakNya. Pertobatan
ini diperlukan karena Kerajaan Allah yang sudah dekat, sehingga tidak ada lagi waktu
untuk berkutat terlalu lama dengan segala kesalahan, pelanggaran, dan dosa yang
kita miliki. Namun, perlu kita ingat bahwa sebelum kita memberitakan pertobatan
tersebut, kita harus terlebih dahulu melakukan pertobatan dalam kehidupan kita.
Dengan demikian, pertobatan yang kita beritakan bukan sekedar kata-kata tanpa
perbuatan nyata dari kita. (MKP)
Bacaan Alkitab : Lukas 18:1-8; 1 Korintus 6:1-11
Doa: Sama seperti Daud, kami bersedia bertobat dan kami pun mau untuk
memberitakan pertobatan kepada mereka yang juga melakukan kesalahan,
sehingga pertobatan dapat dialami oleh semua orang. Amin.
36
Renungan Harian Janji Hidup
Rabu
4
Mei
2016
Suara sorak-sorai dan kemenangan di kemah orang-orang benar:
“Tangan kanan TUHAN melakukan keperkasaan, tangan kanan
TUHAN berkuasa meninggikan, tangan kanan TUHAN melakukan
keperkasaan!”
Mazmur 118:15-16
Waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari
dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia
mendengar!
Matius 13:43
Semua Karena Tuhan
S
ebagai manusia, seringkali kita merasa bahwa diri kita serba bisa dan serba kuat.
Terutama ketika kita berhasil melakukan sesuatu, maka kita akan menyombongkan
diri kita. Seringkali pula kita mengatakan ‘kita harus jadi orang yang percaya diri’
saat ada yang menegur sikap kita di atas. Tentu percaya diri diperlukan, namun
kepercayaan yang terlalu tinggi dapat membuat kita terjerumus dalam kesombongan.
Padahal, segala kemampuan kita bukanlah semata-mata milik kita, namun merupakan
pemberian dari Tuhan yang lebih dahsyat dan lebih berkuasa dibandingkan kita yang
hanya merupakan ciptaanNya. Jika dibandingkan dengan Tuhan, manusia hanyalah
salah satu ciptaan yang sama sekali tak berdaya tanpa Tuhan. Segala keberhasilan
dan kesuksesan yang dapat kita raih tentunya tak pernah lepas dari campur tangan
Tuhan, sama seperti yang diungkapkan oleh pemazmur bahwa “Tangan kanan TUHAN
melakukan keperkasaan, tangan kanan TUHAN berkuasa meninggikan, tangan kanan
TUHAN melakukan keperkasaan”. Tuhanlah yang memampukan kita untuk dapat
berhasil dan meraih kesuksesan dalam kehidupan kita.
Melalui perumpamaan tentang ilalang di antara gandum, Yesus pun menyatakan
bahwa Allah dengan kuasaNya dapat membinasakan semua orang yang melakukan
kejahatan dan mereka yang menyesatkan (Matius 13:40-42). Dengan kuasaNya pula,
Allah akan membuat orang-orang benar bercahaya seperti matahari. Perumpamaan ini
menunjukkan bahwa Allah yang Maha Kuasa mampu melakukan segala hal terhadap
kita sebagai manusia, berdasarkan perbuatan kita di hadapanNya. Walaupun kita
sudah merupakan orang percaya, namun kita tidak akan mampu melakukan segala
hal yang berkenan di hadapan Tuhan jika kita merasa mampu berjalan sendiri dengan
kekuatan kita dan tidak bergantung pada kemahakuasaanNya. Kita harus menyadari
dengan segala kerendahan hati kita bahwa kita tidak akan mampu melakukan apapun
di dalam kehidupan kita tanpa kekuatan yang Tuhan berikan bagi kita, serta kita
tidak akan dapat meraih keberhasilan dan kesuksesan jika bukan karena kehendak
Tuhan. Mari kita sadari hal ini, sehingga tidak ada lagi kesombongan dalam diri kita
ketika kita meraih suatu keberhasilan ataupun kesuksesan, melainkan kita bersyukur
kepada Tuhan atas kesempatan dan kemampuan yang Ia berikan untuk kita dapat
meraih keberhasilan dan kesuksesan. (MKP)
Bacaan Alkitab : Markus 9:14-29; 1 Korintus 6:12-20
Doa: Tuhan, ajar kami untuk tidak memegahkan diri kami atas keberhasilan dan
kesuksesan yang kami raih, karena kami tahu bahwa segala yang kami peroleh
ini hanyalah karena perkenananMu dan kasihMu pada kami. Amin.
37
Renungan Harian Janji Hidup
Kamis
5
Mei
2016
TUHAN… menjenguk kepadaku dan mendengar teriakku minta tolong.
Ia mengangkat aku dari lobang kebinasaan, dari lumpur rawa; Ia
menempatkan kakiku di atas bukit batu, menetapkan langkahku.
Mazmur 40:2-3
Kristus berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga
dan di bumi”.
Matius 28:18
Bersandar Pada PertolonganNya
S
ebagai seorang makhluk sosial, tentu kita memerlukan orang lain untuk dapat
melakukan sebagian besar kegiatan dalam kehidupan kita. Demikian pula dengan
kenyataan bahwa kita adalah ciptaan Tuhan, maka kita tentu memerlukan Tuhan
dalam setiap aspek kehidupan kita. Ada masa-masa dalam kehidupan kita di mana
kita tidak mampu lagi menghadapi situasi yang sedang terjadi dalam kehidupan
kita, dan kita memerlukan pertolongan Tuhan untuk dapat menghadapinya. Daud
dalam Mazmur 40:2-3 menyatakan bahwa ia yang sedang dalam lobang kebinasaan
dan lumpur rawa, menanti-nantikan Tuhan danmeminta pertolonganNya. Tuhan
pun mendengar permintaannya dan menjenguknya untuk mengangkatnya dari
lobang kebinasaan dan lumpur rawa, kemudian menempatkannya di tempat yang
aman. Demikian juga dengan kita, ketika kita mengalami kesulitan, maka yang
harus kita lakukan adalah meminta pertolongan Tuhan dan menantikanNya. Ketika
itulah Tuhan akan mendengar permintaan kita dan menolong kita keluar dari setiap
kesulitan kita.
Mengapa kita harus meminta pertolonganNya? Matius 28:18 menjadi jawaban
atas pertanyaan ini, yakni perkataan Yesus bahwa Ia telah diberi segala kuasa di
sorga dan di bumi. Artinya, Ia memiliki segala kuasa baik di sorga maupun di
bumi, sehingga Ia pun pasti memiliki kuasa untuk menolong kita melewati segala
kesulitan kita. Kita tak hanya harus meminta pertolonganNya, namun kita harus
bersedia bersandar pada pertolonganNya. Tentu saja kata ‘bersandar’ di sini bukan
berarti bergantung tanpa melakukan apa-apa, atau bahkan menyerah dengan
keadaan. Ketika kita bersandar pada pertolonganNya, artinya kita percaya penuh
bahwa pertolonganNya selalu datang tepat pada waktu kita memerlukanNya dan
tetap melakukan usaha untuk dapat menghadapi kesulitan dalam kehidupan kita.
Marilah kita bersandar kepada pertolonganNya dalam kita menjalani kehidupan ini,
tentunya disertai dengan usaha kita dalam menghadapi kesulitan dalam kehidupan
ini. (MKP)
Bacaan Alkitab : Lukas 24: (44-49)50-53; Kisah Para Rasul 1:3-4 (5-7)8-11; Filipi 2:5-11
Doa: Ajar kami untuk selalu bersandar pada pertolonganMu yang tak pernah
terlambat dalam kehidupan kami, ya Tuhan. Amin.
38
Renungan Harian Janji Hidup
Jumat
6
Mei
2016
Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan
yang pedas membangkitkan marah.
Amsal 15:1
sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus
ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar dan
dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan,
sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk
bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran,
2 Timotius 2:24-25
Kelemahlembutan VS Kemarahan
M
anusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial, ketika duduk di bangku
sekolah kita seringkali mendengar dan mempelajari hal ini, secara khusus dalam
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Sejak kecil, sudah ditanamkan di dalam
diri kita bahwa kita tidak bisa jika harus selalu hidup sendiri. Sebagai makhluk sosial,
kita memerlukan orang lain untuk dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan kita.
Sebagai makhluk sosial juga, kita tentu perlu untuk menjalin komunikasi dan relasi
dengan orang lain, baik individu dengan individu, individu dengan kelompok, ataupun
kelompok dengan kelompok. Ketika kita menjalin komunikasi dan relasi dengan
orang lain, tentu kita menemukan bahwa tidak ada dua orang yang sama persis
dalam hal karakter dan kepribadian. Setiap orang memiliki karakter dan kepribadian
masing-masing yang mereka bawa sejak lahir maupun yang yang mereka dapat dari
lingkungan tempat tinggal mereka.
Di antara begitu banyaknya orang yang kita kenal dan yang menjalin relasi dengan
kita, tentunya kita menemukan beberapa orang yang tidak menyenangkan hati kita.
Kita pun tentu menemukan beberapa orang yang ‘menjengkelkan’ dan seringkali
menguras kesabaran kita. Tak dapat dipungkiri bahwa kita sering membenci mereka
dan menanggapi orang-orang yang demikian dengan sikap yang ‘menjengkelkan’
pula. Terlebih lagi jika apa yang mereka lakukan kita anggap sudah melebihi batas
kewajaran, kita pasti akan langsung memarahi mereka dengan nada yang tinggi.
Kedua bacaan kita hari ini mengingatkan kita untuk menghadapi segala hal
yang kita hadapi dengan kelemahlembutan. Penulis Amsal menyatakan bahwa
kelemahlembutan dapat meredakan kegeraman dan kemarahan. Ketika kita
menghadapi orang yang ‘menjengkelkan’ dengan sikap ‘menjengkelkan’, maka
perselisihan tidak akan pernah selesai, justru akan semakin rumit. Namun sebaliknya,
ketika kita menghadapi orang yang ‘menjengkelkan’ dengan kelemahlembutan, maka
sedikit demi sedikit kita akan melihat perubahan dalam diri orang tersebut. Sama
seperti nasihat Paulus yang ia berikan kepada Timotius, kita harus menghadapi
orang-orang semacam itu dengan kelemahlembutan dan kesabaran, bukan dengan
kemarahan, sehingga kita dapat menuntun dan membimbing mereka ke arah yang
lebih baik. (MKP)
Bacaan Alkitab : Yohanes 18:33-38; 1 Korintus 7:1-16
Doa: Ajar kami selalu menghadapi segala hal dalam kehidupan kami dengan
kelemahlembutan dan bukan kemarahan , ya Tuhan. Amin.
Renungan Harian Janji Hidup
39
Sabtu
7
Mei
2016
Kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan
orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang
yang tidak beribadah kepada-Nya.
Maleakhi 3:16
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan
masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan
kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Matius 7:21
Perbedaan Yang Nyata
D
alam setiap agama, pasti ada orang yang taat beragama dan ada pula yang
sekedar tertulis agama dalam KTP-nya. Demikian pula dalam agam Kristen, kita
akan menemukan orang yang benar-benar setia dalam mengikut Tuhan, dan orang
yang hanya berstatus Kristen KTP. Mungkin memang kita tidak dapat membedakan
orang-orang tersebut secara kasat mata. Namun Maleakhi 3:18 menegaskan bahwa
kita akan dapat melihat perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara
orang yang beribadah dan yang tidak beribadah kepada Allah. Kita dapat melihat
perbedaan tersebut dari buah yang dihasilkan dalam bentuk perbuatan kita dalam
kehidupan ini. Jika kita membaca Galatia 5:22-23, kita menemukan adanya buah roh
yang dihasilkan oleh orang Kristen yang sungguh-sungguh percaya dan menerapkan
imannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Mungkin kita sering melihat orang yang sangat rajin pergi ke gereja dan
menilainya sebgai orang Kristen yang setia. Namun ketika kita melihatnya di luar
gereja, orang tersebut menjadi orang yang sangat berbeda sama sekali. Hal ini
menunjukkan bahwa yang menjadi ukuran ‘orang benar’ dan ‘orang fasik’ bukanlah
berdasarkan seberapa rajin ia pergi ke gereja, namun seberapa dalam dan dewasa
iman yang ia miliki serta seberapa berdampak buah yang ia hasilkan bagi orangorang di sekitarnya. Seperti yang tertulis dalam Matius 7:21, bukan orang yang
terlalu banyak berbicara bahwa ia adalah orang yang rajin, dan segala bentuk
kesombongan ketika ia melakukan hal-hal yang bersifat rohani, yang akan masuk ke
dalam Kerajaan Sorga. Yesus sendiri mengatakan bahwa yang akan masuk ke dalam
Sorga yang Ia janjikan adalah mereka yang melakukan kehendak Bapa di sorga.
Orang-orang di sekitar kita akan dapat melihat perbedaan antara orang yang
sungguh-sungguh menerapkan ajaran Kristus dalam hidupnya dan orang yang
sekedar mengucapkannya tanpa melakukannya. Keyakinan kita dalam Kristus
bukanlah sekedar pengakuan yang dengan mudahnya diucapkan, namun merupakan
suatu hal yang perlu kita wujudkan dalam kehidupan kita sehari-hari, sehingga
semua orang yang berada di sekitar kita dapat merasakan dampak positif dari
keyakinan kita. (MKP)
Bacaan Alkitab : Wahyu 4:1-11; I Korintus 7:17-24
Doa: Ajar kami untuk tidak sekedar mengucapkan keyakinan dan iman kami
kepadaMu, namun juga kami menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
kami, agar menjadi berkat bagi orang-orang di sekitar kami. Amin.
40
Renungan Harian Janji Hidup
Minggu
8
Mei
2016
Menyanyilah untuk TUHAN, pujilah TUHAN! Sebab ia telah melepaskan
nyawa orang miskin dari tangan orang-orang yang berbuat jahat.
Yeremia 20:13
Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan
bertekunlah dalam doa!
Roma 12:12
Beban yang Tidak Lagi Membebani
K
etika kita menghadapi beban hidup yang berat, apa yang biasa kita lakukan
untuk mengatasinya? Lebih-lebih jika beban hidup itu datang oleh karena kita
melakukan hal yang diyakini benar serta dikehendaki Tuhan. Protes keras! Protes
kepada Tuhan, mengapa saya harus menghadapi beban berat ini padahal saya sudah
melakukan kehendak Tuhan? Tuhan tidak adil! Mungkin itu jawaban yang dapat kita
temui dalam kehidupan ini. Yeremia juga ‘memprotes’ Allah karena beban hidup
dan tekanan demi tekanan akibat jabatannya sebagai utusan Allah. Bacaan hari
ini dari Yeremia 20:13 merupakan bagian dari keluh kesah Yeremia kepada Allah.
Keluh kesah seorang manusia yang mau dipakai Allah sebagai seorang nabi. Jika kita
membaca lengkap perikop ini mulai ayat 7-18, maka dengan mudah kita menangkap
kesan ‘protes’ Yeremia kepada Allah. Ternyata hidup dalam iman kepada Tuhan tidak
menjamin suatu hidup bebas beban dan tekanan. Jemaat Roma menjadi contoh yang
lain. Mereka hidup di lingkungan masyarakat yang menolak bahkan menganiaya
orang yang percaya kepada Kristus. Namun, kita belajar melalui Yeremia dan Jemaat
di Roma bahwa respon terhadap suatu beban kehidupan jauh lebih penting daripada
hanya sibuk pada beban itu sendiri.
Kita belajar beberapa respon dari kedua bacaan hari ini :
1. Yakin bahwa Tuhan memperhatikan dan pasti menolong mereka yang tertindas
dan teraniaya oleh karena kebenaran. Keyakinan yang dapat diekspresikan
melalui puji-pujian kepada Tuhan di tengah penderitaan.
2. Terus berharap karena pengharapan membawa sukacita. Beban yang berat
tidak dapat merampas sukacita orang yang memiliki pengharapan di dalam
Tuhan.
3. Sabar dalam kesesakan. Sabar menantikan waktu Tuhan karena waktu-Nya
bukan waktu kita.
4. Bertekun dalam doa karena doa adalah kekuatan orang percaya. Doa yang
dipanjatkan dengan sungguh-sungguh dan dengan keyakinan sangat besar
kuasanya.
Beban hidup oleh karena kebenaran boleh ada dan datang silih berganti,
namun respon yang benar akan membuat beban apapun tidak lagi akan membebani
kehidupan. Amin. (IRHB)
Bacaan Alkitab : Yohanes 15:26 – 16:4; Efesus 3:14-21; Mazmur 86
Doa:Tuhan Yesus ajarkan kami untuk merespon terhadap sesuatu beban kehidupan
kamikarena hanya didalam Tuhan saja ada pengharapan.
Renungan Harian Janji Hidup
41
Senin
9
Mei
2016
Aku akan meneguhkan perjanjian-Ku dengan engkau, dan engkau akan
mengetahui bahwa Akulah TUHAN.
Yehezkiel 16:62
Oleh karena pengharapan, yang disediakan bagi kamu di sorga. Tentang
pengharapan itu telah lebih dahulu kamu dengar dalam firman kebenaran, yaitu
Injil, yang sudah sampai kepada kamu. Injil itu berbuah dan berkembang di
seluruh dunia, demikian juga di antara kamu sejak waktu kamu mendengarnya
dan mengenal kasih karunia Allah dengan sebenarnya.
Kolose 1:5-6
Tergantung Siapa Yang Berjanji?
S
udah menjadi rahasia umum bahwa pada masa kampanye, banyak janji-janji politik yang
akan diucapkan oleh para politisi. Tujuannya jelas agar mendapat simpati dan dukungan
masyarakat. Namun, tidak semua janji-janji yang pernah diucapkan dapat ditepati ketika
mereka sudah mendapat posisi tertentu. Fakta-fakta seperti ini membuat orang menjadi
mudah meragukan janji-janji yang diucapkan oleh para politisi. Namun, ternyata bukan dalam
ranah politik saja, dalam ranah yang dianggap ‘sakral’ sekalipun, seperti janji pernikahan,
tidak sedikit orang yang mengkhianati janji itu dengan berbagai alasan. Pada zaman ini,
rasanya tidak mudah menemukan orang yang dapat memegang serta menepati janji dengan
sungguh-sungguh dan konsisten. Orang mulai ragu dan skeptis terhadap janji.
Keraguan akan janji juga dialami oleh bangsa pilihan Tuhan. Ketika kesusahan dan
penderitaan dialami oleh bangsa Israel yang dikarenakan dosa mereka, muncul rasa ragu
akan janji Allah. Penderitaan dan kesusahan yang dihadapi bangsa Israel dianggap sebagai
suatu tanda bahwa Allah ‘mungkin’ sudah tidak lagi memegang janji-Nya kepada nenek
moyang mereka. Hal ini sungguh dapat dimengerti. Seperti yang kita semua ketahui, jika
ada perjanjian yang dilakukan oleh 2 pihak dan salah satu pihak mengingkari hal itu, maka
perjanjian itu menjadi batal atau tidak wajib lagi untuk ditepati. Ketidaksetiaan salah satu
pihak terhadap janji yang sudah dibuat dapat berakibat batalnya perjanjian itu. Namun, janji
Allah berbeda dengan konsep yang umum kita kenal dan alami. Janji Allah tidak bergantung
kepada manusia, namun sepenuhnya bergantung kepada Tuhan semata. Kasih karunia
Tuhanlah yang menjadikan perjanjian-Nya dapat berlaku selamanya. Hal ini ditegaskan
Allah sendiri melalui Nabi Yehezkiel dalam bacaan hari ini. Tuhan ingin menunjukkan bahwa
jika Dia berjanji, maka hal itu pasti akan ditepati. Keyakinan akan Allah yang setia kepada
perjanjian-Nya menjadi salah dasar yang kokoh bagi jemaat Kolose. Rasul Paulus memuji
jemaat Kolose yang sungguh berpegang kepada janji Allah khususnya tentang keselamatan.
Mereka sungguh-sungguh percaya kepada hidup yang kekal bersama Allah di sorga. Karena
itulah kebenaran Injil bahwa apa yang dijanjikan oleh Allah pasti akan ditepati.
Jika Tuhan sudah berjanji kepada kita, maka Ia pasti akan menepatinya. Banyak orang
dalam kehidupan kita bisa saja mengingkari janji mereka dengan kita. Namun, jika Tuhan
yang berjanji, mungkinkah Dia akan mengkhianati janji-Nya? Tentu tidak mungkin. Lalu apa
sajakah janji Tuhan bagi anda? Percayakah anda akan janji itu? Jika Tuhan yang telah berjanji
sudah sepantasnyalah kita percaya akan janji-Nya. Keyakinan akan kesetiaan terhadap
suatu perjanjian dalam hidup kita, tergantung siapa yang menjanjikan hal tersebut bagi kita.
Perjanjian siapa yang saudara pegang hari ini? Amin (IRHB)
Bacaan Alkitab : Yehezkiel 11:14-20; 1 Korintus 7:25-40
Doa:Tuhan Yesus kami berpegang pada perjanjianMu, karena bersama dengan
Engkau ada pengharapan.
42
Renungan Harian Janji Hidup
Selasa
10
Mei
2016
Aku akan menyelamatkan kamu, sehingga kamu menjadi berkat.
Janganlah.
Zakharia 8:13
Paulus menulis: Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk
memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak,
kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah.
2 Korintus 3:5
Penyalur atau Penampung?
D
alam banyak acara rohani dan kesempatan yang pernah kita ikuti, mungkin
salah satu tema yang cukup banyak ditemui adalah tentang ‘diberkati untuk
menjadi berkat’. Tema seperti ini sangatlah Alkitabiah. Bacaan dari Zakharia 8:13
menjadi salah satu buktinya. Tujuan Allah ketika Ia menyelamatkan bangsa Israel
dari pembuangan adalah supaya bangsa itu dapat menjadi berkat bagi bangsabangsa lain. Dengan kata lain, Israel diberkati Allah agar nantinya mereka menjadi
berkat bagi yang lain.
Hal yang sama disaksikan oleh Rasul Paulus ketika ia mengirim pesan kepada
jemaat Korintus dalam 2 Korintus 3:5. Sebagai seorang yang telah mengerjakan
banyak hal dalam melayani Tuhan dan sesama, Rasul Paulus tidak menganggap hal
itu sebagai ‘prestasi’ pribadinya. Alih-alih menjadi sombong, Rasul Paulus memilih
untuk merendahkan diri dan bersaksi bahwa kesanggupannya dalam melayani
adalah karena pekerjaan Allah. Sikap Rasul Paulus ini secara langsung menunjukkan
bagaimana bentuk diberkati menjadi berkat itu nyata dapat dilihat dan dirasakan
oleh orang lain. Kesadaran akan berkat Tuhan dalam kehidupan pribadi kita akan
menuntun kita untuk menjadi berkat bagi orang lain.
Tuhan sudah menyelamatkan dan memberkati kita karena Dia mau memakai
kita menjadi berkat bagi sesama. Anugerah Tuhan bukan saja berbicara tentang
pemberian tetapi juga ada unsur tanggungjawab di dalamnya. Tuhan menyelamatkan
dan memberkati kita karena Dia mau kita menjadi penyalur berkat, bukan menjadi
penampung berkat semata. Amin. (IRHB)
Bacaan Alkitab : 1 Yohanes 4:1-6; 1 Korintus 8:1-6
Doa:Tuhan Engkau telah memberkati kami dan ajarkan kami untuk menyalurkan
berkat juga kepada sesama kami.
Renungan Harian Janji Hidup
43
Rabu
11
Mei
2016
Akulah, TUHAN, Juruselamatmu, dan Penebusmu.
Yesaya 60:16
Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya(Yesus): “Talita kum,”
yang berarti: “Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!” Seketika
itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah
dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub.
Markus 5:41-42
Sudah Terbukti!
K
etika saudara sakit dan hendak memilih obat, apakah yang menjadi salah satu
dasar pilihan saudara? Tentu saja, apakah obat itu sudah terbukti manjur, baik
manjur kepada orang lain apalagi manjur kepada diri saudara sendiri. Begitu juga
halnya ketika saudara memerlukan bantuan seseorang, misalnya dalam kasus
hukum, saudara pasti akan memilih orang yang sudah terbukti mampu menolong
dalam hal hukum. Itulah sebabnya salah satu iklan di TV memberikan tag line
(semacam motto) : “memberi bukti, bukan janji”. Ya, semua orang memerlukan bukti
sebelum memilih dan percaya kepada sesuatu atau seseorang.
Mujizat yang Yesus lakukan dengan membangkitkan seorang anak usia 12
tahun yang sudah meninggal, menjadi salah satu bukti nyata bahwa Yesus bukanlah
manusia yang sama dengan manusia lainnya yang pernah ada dan akan ada di
dunia ini. Yesus menunjukkan bukti kuasa Ilahi-Nya yang sanggup melakukan hal
yang tidak mungkin dilakukan oleh manusia. Mujizat membangkitkan orang mati
telah memberi penegasan yang jelas bahwa maut tidak berkuasa di hadapan Yesus
sehingga tidak berlebihan jika semua orang yang melihat hal itu menjadi heran
melihatnya.
Jika maut saja tunduk di hadapan Yesus, maka layaklah perkataan Allah melalui
Yesaya bahwa Tuhanlah Penebus dan Juruselamat untuk kita percayai. Bukankah
Yesus adalah Allah yang mengambil rupa manusia? Allah di dalam Yesus Kristus
adalah Penebus dan Juruselamat yang sudah terbukti. Maut takluk di hadapan
kuasa-Nya. Jika Penebus dan Juruselamat kita sudah memberi bukti nyata bagi kita,
lalu apa respon saudara? (IRHB)
Bacaan Alkitab : Yesaya 32:11-16; 1 Korintus 8:7-13
Doa:Tuhan Yesus, Engkau sudah memberi bukti nyata bagi kami. ajarkan kami
untuk merespon bukti nyata itu dengan mewartakan kuasaMu.
44
Renungan Harian Janji Hidup
Kamis
“Janganlah takut dan janganlah tawar hati”.
Yosua 8:1
12
Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar.
1 Timotius 6:12
Mei
2016
Siap Bertanding Berarti Siap Menderita
M
erasa grogi, takut atau deg-degan sebelum memulai sebuah pertandingan
merupakan sebuah perasaan yang wajar. Apalagi jika yang dihadapi adalah
pertandingan yang penting dan menentukan. Kehidupan juga dapat diibaratkan
sebagai sebuah pertandingan. Lebih khusus lagi bagi kita, hidup adalah sebuah
pertandingan iman. Itulah pesan Paulus kepada Timotius, anak rohaninya. Timotius
diingatkan bahwa hidup adalah sebuah pertandingan iman. Oleh karena itu, rasul
Paulus berpesan agar Timotius terus bertanding dalam pertandingan iman yang
benar. Lalu apa maksud pertandingan iman yang benar?
Pertandingan iman yang benar merupakan tindakan berpegang teguh kepada
iman dan bersaksi tentang hal itu kepada orang lain. Pertandingan iman tidak dapat
dipisahkan dari konteks hidup yang kekal. Kata yang diterjemahkan ‘pertandingan’
dipakai juga oleh Tuhan Yesus di dalam Lukas 13:24 (diterjemahkan ‘perjuangan’)
yang berhubungan dengan keselamatan. Hal ini berarti hidup sebagai orang percaya
merupakan sebuah perjuangan yang tidak mudah. Dalam sebuah referensi dituliskan
bahwa kata ‘berjuang’ berasal dari bahasa Yunani yang berarti ‘menderita sekali’.
Berarti perjuangan atau pertandingan iman itu tidak mudah dan tidak mengenakkan.
Lalu, mungkinkah ada yang dapat bertahan hingga akhir dalam dalam pertandingan
iman yang berisi dengan penderitaan dan penganiayaan?
Tuhan adalah juri yang adil. Namun, Dia bukan hanya adil tetapi juga peduli
dan menginginkan semua orang dapat mengakhiri pertandingan kehidupan hingga
akhir dengan sukses (2 Petrus 3:9). Itulah sebabnya keselamatan adalah anugerah
Tuhan dan Roh Kudus sudah diutus untuk menolong kita selama hidup di dunia agar
tetap bisa setia sampai akhir. Meskipun demikain, Anugerah Allah memerlukan
respon kita. Anugerah mengandung unsur tanggungjawab. Tanggungjawab kita
adalah setia dalam pertandingan iman yang benar. Jika kita mau bertanding dalam
pertandingan iman yang benar, maka kita juga mesti siap menderita oleh karena
iman dan kebenaran. Maukah saudara? Siap bertanding berarti siap menderita.
(IRHB)
Bacaan Alkitab : Kisah Para Rasul 1:12-26; 1 Korintus 9:1-18
Doa:Kuatkan iman kami ya Tuhan untuk melakukan pertandingan iman yang
benar.
Renungan Harian Janji Hidup
45
Jumat
13
Mei
2016
Pada-Mu ada pengampunan, supaya Engkau ditakuti orang.
Mazmur 130:4
Jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang,
maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah
Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.
1 Yohanes 1:7
Pengampunan Telah Tersedia Bagi Kita
S
etiap orang yang melakukan kesalahan dan menyadari kesalahan itu, hampir
dapat dipastikan bahwa orang tersebut sangat berharap untuk dimaafkan.
Orang bersalah yang sadar akan kesalahannya dan mau memperbaiki kesalahan itu
akan sangat mendambakan ungkapan: “kamu saya maafkan!” Ungkapan itu akan
membawanya kepada kelegaan, ketenangan dan kebahagiaan tersendiri. Mengapa?
Karena ungkapan maaf atau pengampunan dapat memulihkan relasi yang rusak dan
bahkan dapat membuat konsekuensi negatif yang mengikutinya dapat dihindari.
Diampuni atau dimaafkan oleh karena dosa jauh lebih melegakan daripada diampuni
atas kesalahan kepada orang lain. Mengapa? Karena konsekuensi dosa jelas yaitu
maut dan tidak seorang pun dapat mengampuni kita selain Tuhan. Banyak orang
yang mendambakan lepas dari hukuman dosa. Mereka merindukan pengampunan
yang dapat memerdekakan kehidupan mereka.
Tokoh reformasi gereja yang bernama Marthin Luther dan tokoh kebangunan
rohani di Inggris yang bernama John Wesley memuji Mazmur 130 sebagai Mazmur
pertobatan. Mengapa demikian? Alasanya jelas bahwa isi dari Mazmur ini sesuai
dengan pesan Injil : Allah di dalam Yesus Kristus menyelamatkan dan mengampuni.
Pengampunan Allah terletak pada pengorbanan Yesus yang tak bersalah dan
tak bercacat agar semua dosa manusia dihapuskan dan diampuni. Artinya satusatunya jalan keluar dari pergumulan dosa ada dalam Yesus Kristus yang sudah
mengorbankan tubuhNya dan mencurahkan darahNya di atas kayu salib. Bagi iman
kristiani, hanya Yesus yang sanggup mengampuni dan menyelamatkan manusia dari
kungkungan dosa. Dan pengampunan itu telah tersedia bagi semua umat manusia.
Itulah juga keyakinan pemazmur dan penulis surat 1 Yohanes 1:7. Apakah saudara
juga mengimani hal yang sama? Lalu apa yang akan saudara lakukan kepada
mereka yang memerlukan pengampunan dari Tuhan? Ingatlah bahwa Allah sudah
menyediakan pengampunan bagi manusia. (IRHB)
Bacaan Alkitab : Efesus 1:15-23; 1 Korintus 9:19-23
Doa: Kami bersyukur kepada Tuhan, sebab Engkau telah menjurahkan darahMu
untuk menebus dosa umatMu.
46
Renungan Harian Janji Hidup
Jangan mengingini isteri sesamamu.
Ulangan 5:21
Sabtu
14
Mei
2016
Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu
menjauhi percabulan.
1 Tesalonika 4:3
Menjaga Hati Dari Percabulan
C
abul adalah sebuah kata yang memiliki arti keji dan kotor, tidak senonoh atau
melanggar kesopanan/kesusilaan. Rasanya tidak ada seorang pun yang mau
dikatakan sebagai seorang yang cabul, meskipun ada tidak sedikit orang yang berbuat
hal yang cabul secara sembunyi-sembunyi. Salah satu kasus percabulan yang terus
mengalami kenaikan adalah perselingkuhan. Salah satu indikasinya adalah dalam
berita Tribun Bali 5 Desember tahun lalu. Dalam berita tersebut dilaporkan bahwa
angka perceraian di Bali mengalami peningkatan rata-rata 11 % dalam periode
2014 hingga Nopember 2015. Angka ini diyakini akan lebih besar lagi jika melihat
kenyataan yang ada di masyarakat. Masih menurut berita tersebut, ternyata salah
sat penyebab terbesar perceraian di Bali adalah karena perselingkuhan. Sungguh
memprihatinkan bukan?
Hukum Tuhan yang disampaikan kembali dalam Ulangan 5:21 merupakan
sebuah larangan kepada umat Tuhan untuk tidak mengingini pasangan sesamanya.
Kalimat ‘jangan mengingini istri sesamamu’ harus dipandang juga ‘mengingini
suami sesamamu’. Mengingini pasangan sesama kita merupakan sebuah awal
dari perselingkuhan. Yakobus 1:14-15 “(14) Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh
keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. (15) Dan apabila
keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang,
ia melahirkan maut”.
Tuhan tidak mau melihat manusia kena hukuman dan binasa oleh karena
percabulan. Oleh karena itu, Ia melarang kita untuk mengingini pasangan sesama
kita. Lebih luas lagi, Tuhan mau kita menjauhi percabulan. Tidak ada seorang pun
yang kebal terhadap percabulan, perselingkuhan. Apapun profesinya, sebanyak
apapun hartanya, sepintar apapun pikirannya, semua orang rentan untuk berbuat
cabul. Kehendak Tuhan jelas bagi kita, Dia mau kita hidup dalam kekudusan,
mengkhususkan hidup kita bagi Tuhan dengan jalan tidak berbuat cabul, tidak hidup
dalam perselingkuhan. Baiklah kita menjaga hati kita di dalam Tuhan kita Yesus
Kristus, karena dari hati timbul segala pikiran percabulan (Lih. Mat. 15:19) (IRHB)
Bacaan Alkitab : Yohanes 16:5-15; 1 Korintus 9:24-27
Doa: Tuhan ajarkan kami untuk selalu menjaga hati kami supaya kami tidak jatuh
dalam dosa pencabulan.
Renungan Harian Janji Hidup
47
Minggu
15
Mei
2016
Dengan segenap hatiku aku mencari Engkau, janganlah biarkan aku
menyimpang dari perintah-perintah-Mu.
Mazmur 119:10
Janganlah kamu disesatkan oleh berbagai-bagai ajaran asing. Sebab
yang baik ialah, bahwa hati kamu diperkuat dengan kasih karunia.
Ibrani 13:9
Tidak Menyimpang dan Tidak Tersesat
S
eluruh umat Kristiani hari ini merayakan hari raya Pentakosta, hari untuk
memperingati pencurahan Roh Kudus kepada umat manusia. Tuhan sudah
mencurahkan Roh-Nya kepada manusia untuk menjadi pembimbing dan penuntun
manusia kepada kebenaran Tuhan. Perayaan Pentakosta membuktikan janji Tuhan
yang tergenapi. Janji untuk mengutus seorang Penolong bagi semua orang percaya
agar bisa berjalan dalam kehendak Tuhan selama masih di dunia.
Pencurahan Roh Kudus sangatlah penting bagi setiap orang percaya. Kuasa dan
karya Roh kudus dapat menjadi jaminan bagi setiap orang percaya yang sungguh
rindu hidup menurut perintah-perintah Tuhan, sebagaimana yang tertulis dalam
Mazmur 11:10, kerinduan untuk datang kepada Tuhan dan memohon pertolongan
agar tidak menyimpang dari ketetapan-ketetapan Tuhan.
Jika kita sungguh ingin hidup menuruti perintah-perintah Tuhan dan tidak
mudah disesatkan oleh ajaran apapun (Ibrani 13: 9), Allah sudah menyedikan
RohNya. Roh Kudus adalah jaminan bagi kita untuk mampu melakukan kehendak
Tuhan bersama dengan pimpinan Roh Kudus (Bdk. Efesus 1:14). Roh Kudus
merupakan wujud kasih karunia Tuhan kepada manusia. Hal ini menjadikan kita
memiliki pengharapan untuk tidak menyimpang dan tidak mudah tersesat dalam
perjalanan kehidupan kita di dunia ini. Amin (IRHB)
Bacaan Alkitab : Yohanes 14:23-27; Kisah Para Rasul 2:1-16; Efesus 1:3-14
48
Renungan Harian Janji Hidup
Senin
16
Mei
2016
Aku akan berkata: Mereka adalah umat-Ku, dan mereka akan menjawab:
TUHAN adalah Allahku!
Zakharia 13:9
Dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali
kepada gembala dan pemelihara jiwamu.
1 Petrus 2:25
Dipilih Untuk Memilih
A
da sebuah istilah dalam bahasa Indonesia: ‘bertepuk sebelah tangan’. Istilah ini
sering dikaitkan dengan percintaan sehingga muncul ungkapan ‘cinta bertepuk
sebelah tangan’. Maksud ungkapan ‘cinta bertepuk sebelah tangan’ adalah tentang
ketiadaan respon kasih dari orang yang dikasihi. Artinya cinta seseorang tidak
ditanggapi oleh orang yang dicintai. Cinta yang bertepuk sebelah tangan sungguh
menyakitkan dan mengecewakan bagi orang yang mencintai.
Bila kita merenungkan hubungan kita dengan Tuhan, bukankah terkadang
bahkan mungkin seringkali kasih Tuhan bertepuk sebelah tangan dengan kita.
Tuhan begitu mengasihi kita, namun kita tidak merespon kasih Tuhan itu dengan
memilih untuk tidak mengasihi-Nya. Seringkali kita mengecewakan Tuhan yang
sudah begitu mengasihi kita. Bangsa Israel berulang kali telah membuat kasih Tuhan
bertepuk sebelah tangan. Meskipun demikian, Allah tetap memilih untuk mengasihi
bangsa Israel. Pesan Allah melalui nabi Zakharia menjadi ungkapan kasih Allah
kepada Israel yang sebenarnya sudah sering menyia-nyiakan kasih-Nya Tuhan.
Lalu bagamana dengan kita saat ini? Bukankah kita juga hampir sama? Gambaran
dalam 1 Petrus 2:25 merupakan gambaran kehidupan kita. Kehidupan yang lebih
mengikuti jalan sendiri hingga tersesat seperti seekor domba yang tersesat karena
tidak mau mengikuti gembalanya.
Pengalaman Israel dulu dan kita hari ini membuktikan bahwa sekali Tuhan
memilih untuk mengasihi, maka Dia tidak akan menarik kasih itu. Dia tidak
menuntut macam-macam dari kita. Dia hanya mau kita merespon kasihnya itu.
Seperti kedua bacaan kita hari ini: ketika Tuhan berseru bahwa kita adalah umatNya, maka kitapun merespon dengan mengakui bahwa Dialah Allah kita. Demikian
juga ketika kita tersesat dan Tuhan mencari kita dengan kasih, maka kita perlu
merespon dengan kembali (bertobat) kepada Tuhan, Sang Gembala kita. Ketika kita
sudah dipilih oleh Tuhan untuk dikasihi-Nya, maka kita pun sepantasnya memilih
untuk mengasihi Dia juga. Amin (IRHB)
Bacaan Alkitab : Matius 16:13-19; 1 Korintus 12:4-11; Mazmur 150
Doa:Tuhan engkau telah membuktikan kasihMu, sekali Engkau memilih dan
mengasihi, maka Engkau tidak akan menarik kasih itu. ajarkan kami untuk
merespon kasihMu itu dalam kehidupan kami.
49
Renungan Harian Janji Hidup
Selasa
17
Mei
2016
Kamu akan disebut imam TUHAN dan akan dinamai pelayan Allah
kita.
Yesaya 61:6
Paulus menulis kepada Timotius: kuperingatkan engkau untuk
mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan
tanganku atasmu.
2 Timotius 1:6
Dilayakkan Menjadi Pelayan Kristus
D
alam memilih serta menetapkan seseorang pada posisi dan tanggungjawab
tertentu, biasanya ada kriteria atau syarat-syarat yang harus dipenuhi. Kriteria
yang diberikan ada yang terukur seperti sehat jasmani, maupun yang sulit diukur
seperti sehat rohani. Nah, jika kita berbicara mengenai menjadi Pelayan Kristus,
adakah kriteria khusus yang perlu dipenuhi seseorang untuk dapat melayani Dia?
Kedua bacaan hari ini berbicara tentang pelayan Tuhan, baik Israel maupun
Timotius. Mari kita coba melihat keduanya. Bangsa Israel adalah bangsa yang
keras kepala dan suka melawan Tuhan. Bahkan, Allah menyebut mereka bebal
dan tegar tenggkuk. Lalu, Timoitus adalah seorang laki-laki yang masih muda dan
minim pengalaman tetapi harus berhadapan dengan orang-orang lebih senior dan
berpengalaman dalam berbagai hal. Timotius harus menghadapi orang-orang yang
lebih dalam banyak hal ketika ia melayani suatu jemaat. Penjelasakan singkat diatas
nampaknya bukan gambaran yang ideal kriteria dari pelayan Tuhan. Apalagi jika
dibandingkan dengan Paulus, mentor Timotius yang adalah seorang pembunuh.
Jika digunakan kaca mata manusia, baik Israel maupun Timotius nampaknya tidak
masuk kriteria sebagai pelayan Tuhan. Namun, cara pandang Tuhan berbeda. Toh,
Alkitab mencatat Tuhan tetap berkenan dan mau memakai Israel dan Timotius.
Sikap Tuhan ini adalah sinyal yang jelas bahwa menjadi seorang pelayan Tuhan
merupakan sebuah panggilan yang didasarkan pada kasih karunia Tuhan, bukan
karena ada sesuatu yang ‘pantas’ dalam diri kita. Ketika Tuhan memanggil dan
memilih seseorang, Ia bukan memilih orang yang merasa mampu melainkan orang
yang mau dipakai oleh Tuhan. Jika kita merasa pantas untuk menjadi pelayan Tuhan,
maka disitu sebenarnya kita sedang melayani diri sendiri. Tidak ada seorangpun
yang layak menjadi pelayan Tuhan. Kalau kita diberi kesempatan menjadi pelayan
Tuhan itu karena kita dilayakkan olehNya. Keyakinan seperti ini akan mempengaruhi
cara pandang, motivasi, dan karya kita dalam melayani Tuhan kita Yesus Kristus.
Amin (IRHB)
Bacaan Alkitab : Kisah Para Rasul 4:23-31; 1 Korintus 10:1-13
50
Renungan Harian Janji Hidup
Rabu
18
Mei
2016
Katakan kepada mereka: Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu,
kudus.
Imamat 19:2
Dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut
kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang
sesungguhnya.
Efesus 4:24
Jangan Salah ‘Habitat’
S
emua kita pasti akan setuju bahwa makhluk hidup memiliki habitat (tempat
tinggal khas) masing-masing. Baik manusia, tumbuhan, dan hewan. Jika ada
makhluk hidup yang tidak diam atau tinggal dihabitatnya maka hal itu akan
membuatnya bisa mati. Ikan tidak bisa tinggal lama di di luar air. Manusia juga tidak
bisa hidup jika tinggal di bintang atau matahari. Singkatnya, habitat yang tepat dan
cocok pada suatu makhluk hidup menentukan kelangsungan hidup makhluk hidup
tersebut.
Manusia tidak hanya memiliki habitat secara lahiriah saja yaitu bumi atau
daratan. Manusia secara rohani memiliki ‘habitat’ yaitu kebenaran dan persekutuan
dengan Tuhan. Namun, dosa manusia telah membawa manusia kepada habitat lain
yang yaitu ‘kubangan dosa’ (Bdk. Roma 3:23). Tidak seperti habitat pada umumnya
yang memberikan pertumbuhan dan kehidupan, kubangan dosa membawa
manusia kepada kehancuran dan kebinasaan. Tetapi, syukur kepada Allah, karya
Kritus di dalam kematian dan kebangkitanNya membawa kita kepada habitat yang
seharusnya yaitu kebenaran dan persekutuan dengan Tuhan. Artinya setiap orang
percaya kepada Tuhan Yesus harus sadar bahwa habitatnya kini adalah di dalam
kebenaran dan persekutuan dengan Tuhan.
Jika kita masih hidup dalam kubangan dosa, mintalah pertolongan Tuhan
dan berusahalah keluar karena habitat kita bukan dalam kubangan dosa lagi. Kita
memang masih mungkin melakukan dosa selama hidup di dunia ini, namun kita tidak
nyaman (tidak betah) tinggal lama-lama dalam dosa itu karena habitat kita bukan di
dalam kubangan dosa. Ketaatan kepada perintah Allah merupakan tanda bahwa kita
akan tetap merupakan umat pilihan Allah yang secara khusus dipisahkan untukNya.
Allah mau kita memisahkan diri dari kebiasaan-kebiasaan dosa yang ada disekitar
kita. Mengapa demikian? Karena di dalam Yesus, ‘habitat’ kita adalah kebenaran dan
persekutuan dengan Tuhan, bukan dalam kubangan dosa. Oleh karena itu, jangan
salah habitat! Amin (IRHB)
Bacaan Alkitab : Kisah Para Rasul 8: (9-11)12-25; 1 Korintus 10:14-22
Doa:Tuhan habitat kami adalah kebenaran persekutuan dengan-Mu, tuntun dan
pelihara kami sehingga kami tidak jatuh dalam kubangan dosa.
Renungan Harian Janji Hidup
51
Kamis
19
Mei
2016
“Seluruh umat manusia adalah seperti rumput dan semua semaraknya
seperti bunga di padang. Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu,
tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya.”
Yesaya 40:6, 8
Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan
berlalu.
Markus 13:31
Berpegang Kepada Yang Kekal
“P
ercayalah dan pegang sabdaNya: hidupmu dalam Yesus sungguh bahagia”.
Demikianlah bunyi refrein dari NKB. 116. Pujian ini mengajak setiap yang
menyanyikan lagu ini untuk tetap percaya dan memegang sabda Tuhan karena
melaluinya kebahagian sejati menjadi akibatnya. Mengapa demikian?
Nubuat nabi Yesaya memberi alasannya. Melalui nabi Yesaya, Tuhan
mengingatkan bahwa semua kehidupan di dunia ini adalah rapuh dan lemah yang
pasti akan berakhir. Manusia adalah lemah dan fana. Segala keindahan manusia
segera akan layu dan pudar. Sedangkan firman Allah kekal dan sempurna. Firman
Allah tetap untuk selama-lamanya. Setiap janji-janji Tuhan akan digenapi. Firman
Allah mengajarkan arti hidup serta kemuliaan yang kekal. Janji dan kemuliaan kekal
Allah membawa manusia kepada bahagiaan yang sejati.
Hal yang sama ditegaskan kembali melalui Yesus ketika Dia mengajar muridmuridnya di bukit Zaitun. Bacaan kita dari Markus 13:31 merupakan bagian dari
perikop tentang kedatangan Anak Manusia. Yesus mengingatkan bahwa “Langit dan
bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.” Para murid diminta untuk
berpegang teguh kepada Firman Allah yang kekal dan yang dapat menyelamatkan
manusia dari hukuman. Sungguh Firman Alllah itu sangat penting dalam kehidupan
kita. Lalu, pertanyaan bagi kita saat ini adalah seberapa kita percaya bahwa Firman
Allah itu kekal? Jika kita percaya, niscaya kita akan berpegang kepada Firman yang
kekal itu. Apapun yang kita hadapi dan terjadi dalam kehidupan kita, berpeganglah
kepada Firman Allah yang kekal karena kita akan sungguh bahagia. Amin (IRHB)
Bacaan Alkitab : Kisah Para Rasul 11:1-18; 1 Korintus 10:23 – 11:1
52
Renungan Harian Janji Hidup
Jumat
20
Mei
2016
Janganlah engkau menyebarkan kabar bohong; janganlah engkau
membantu orang yang bersalah dengan menjadi saksi yang tidak
benar.
Keluaran 23:1
Buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain,
karena kita adalah sesama anggota.
Efesus 4:25
Berkata Benar dan Jujur
K
edua Bacaan Alkitab hari ini sudah sangat jelas menyampaikan pesannya bagi
kita. Ya, keduanya berbicara tentang kejujuran dalam perkataan. Keduanya
menyampaikan pesan agar kita jangan berbohong dan berkata dusta. Sudah sangat
jelas bukan? Namun, mari bersama kita melihat lebih jauh bacaan hari ini.
Baik dalam Keluaran 23:1 maupun Efesus 4:25, alasan dari perintah jangan
berbohong dan berdusta menjadi salah satu syarat seseorang disebut sebagai
umat Allah. Perintah dalam Keluaran 23:1 disampaikan ketika bangsa Israel keluar
dari Mesir dan sedang diajarkan hukum Tuhan di gunung Sinai, sebelum mereka
memulai suatu perjalanan panjang di padang gurun. Dengan kata lain, ketika
mereka akan memasuki perjalanan kehidupan yang baru bersama Tuhan di padang
gurun dan tanah perjanjian, sikap jujur dan berkata benar menjadi syarat mereka
untuk dapat berhasil dalam perjalanan itu. Sama halnya dengan perintah dalam
Efesus 4:25 yang merupakan bagian dari perikop manusia baru. Ketika seseorang
mau berjalan bersama Tuhan dalam perjalanan hidupnya yang baru di dunia,
maka ia harus memiliki sikap yang dihendaki Tuhan dimana salah satunya adalah
berkata jujur dan benar. Cukup jelas bagi kita untuk melihat bahwa berkata jujur
dan benar merupakan salah satu tanda bahwa kita mau berjalan bersama Tuhan
dalam perjalanan kehidupan kita di dunia sampai kita tiba pada tujuan kekekalan
yang sudah Dia sediakan.
Berkata benar dan jujur bukan hanya tentang relasi manusia dan Tuhan. Tetapi
berkata benar dan jujur sangat dibutuhkan manusia dalam membangun relasi yang
benar dan indah dengan sesamanya. Singkatnya, perintah untuk tidak berbohong
dan berdusta sangat bermanfaat bagi kehidupan antarmanusia di muka bumi ini.
Mungkin kita pernah melihat, dan bahkan mengalami dalam kehidupan sehari-hari
konsekuensi dari berbohong dan berdusta. Sungguh kita perlu terus belajar untuk
berkata jujur dan benar. Adakah kehobongan dan dusta yang masih saudara simpan
hari ini? Pilihlah dengan kesadaran dan tanggungjawab untuk berkata jujur dan
benar. Nantikan pemulihan yang akan terjadi. (IRHB)
Bacaan Alkitab : Kisah Para Rasul 11:19-26; 1 Korintus 11:2-16
Doa:Tuhan ajarkan kami untuk berkata jujur dan benar, sehingga hubungan kami
dengan sesama tidak ada dusta dan kebohongan.
Renungan Harian Janji Hidup
53
Sabtu
TUHAN Allah adalah matahari dan perisai.
Mazmur 84:12
21
Sebab itu janganlah kamu kuatir.
Matius 6:31
Mei
2016
Berani Bukan Karena Hebat dan Kuat
S
uatu ketika ada seorang wanita bersaksi dengan keberaniannya dalam
menghadapi pergumulan demi pergumulan. Wanita ini berani melawan siapapun
jika ia yakin benar. Bukan hanya itu, wanita ini juga berani bertemu atau menghadap
siapapun juga untuk memperjuangkan kebenaran yang diyakininya. Sungguh wanita
yang berani. Tidak sedikit orang yang mengenalnya menyebut wanita itu sebagai
seorang wonder woman, suatu istilah untuk menggambarkan seorang wanita yang
hebat dan kuat. Mengapa wanita tersebut sangat berani? Alasannya adalah karena
dia percaya kalau Allah di pihaknya, siapapun tidak akan mampu melawan? (Roma
8:31). Namun, dia menambahkan bahwa Allah hanya berpihak kepada mereka yang
memperjuangkan kebenaran dan keadilan. Meskipun sebenarnya Dia sering takut
menghadapi orang bekuasa dan berduit, namun karena ia yakin Tuhan ada di pihak
orang yang benar, maka ia pun berani untuk melangkah.
Keberanian seperti wanita di atas diamini oleh pemazmur sebagai keyakinan
yang didasarkan kepada kepercayaan akan Tuhan. Tuhan digambarkan sebagai
matahari dan perisai. Matahari dan perisai adalah dua benda yang diperlukan dalam
kehidupan manusia untuk bertahan hidup (matahari) dan untuk bertahan dari
serangan musuh (perisai). Tuhan sebagai matahari dan perisai menegaskan bahwa
Tuhan satu-satunya sumber dari segala terang (kehidupan), sumber kekuatan dan
kuasa serta tempat perlindungan yang kokoh.
Kita akan berani menghadapi menghadapi kehidupan oleh karena kita percaya
bahwa Tuhan adalah sumber kehidupan kita. Kita berani menghadapi apapun juga
karena kita percaya Tuhan adalah perlindungan kita. Keyakinan seperti inilah
yang akan membuat kita tidak mudah dikuasai oleh rasa kuatir. Kita akan berani
menghadapi hari esok dengan segala tantangannya, bukan karena kita merasa hebat
dan kuat, tetapi karena kita mempercayakan diri untuk berada di tangan Tuhan
yang hebat dan kuat itu. Sudahkah kita mempercayakan hidup kita kepada tangan
yang benar? Amin (IRHB)
Bacaan Alkitab : Kisah Para Rasul 18:1-11; 1 Korintus 11:17-26
54
Renungan Harian Janji Hidup
Minggu
22
Mei
2016
Marilah kita pergi untuk melunakkan hati TUHAN dan mencari
TUHAN semesta alam! Kami pun akan pergi!
Zakharia 8:21
Oleh Dia (Kristus) kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan
masuk kepada Bapa.
Efesus 2:18
Jalan Masuk Kepada Bapa
M
inggu ini kita bersama – sama dibimbing Firman Tuhan yang disampaikan
oleh nabi Yesaya, ia berkata “Kudus, kudus, kuduskanlah TUHAN semesta
alam, seluruh bumi penuh kemuliaan”. Sifat utama Allah yang dinyatakan kepada
Yesaya adalah kekudusan-Nya. Hal ini menunjukkan kesucian watak-Nya, terpisah
dari dosa dan menentang semua kejahatan. Karena kekudusan-Nya tidak ada satu
pun manusia dapat menghadap hadirat Allah yang kudus itu ketika manusia masih
berdosa. Oleh sebab itulah Allah yang sangat mengasihi manusia itu melakukan
pendamaian melalui pengorbanan Putra-Nya Yesus Kristus yang mati di kayu salib
untuk menebus dosa manusia. “Oleh Dia (Kristus) kita kedua pihak dalam satu Roh
beroleh jalan masuk kepada Bapa” Efesus 2:18. “Jalan masuk” artinya bahwa kita
yang beriman kepada Kristus memiliki kebebasan dan hak untuk menghampiri Bapa
sorgawi kita dengan keyakinan bahwa kita akan diterima, dikasihi dan disambut.
Jalan masuk kepada Allah memerlukan bantuan Roh Kudus. Kuasa Roh yang tinggal
di dalam kita memungkinkan kita berdoa dan berseru kepada Allah sesuai dengan
maksud dan kehendak-Nya. Sekarang dapatkah kita masuk hadirat Allah yang kudus
itu? Setiap orang yang menerima angerah keselamatan melalui Tuhan Yesus Kristus
telah beroleh hak istimewa itu, tetapi sekarang persoalannya apakah cukup dengan
percaya kepada Yesus saja? Setiap hak yang telah diberikan, tentu ada kewajiban
yang mengiringinya. Kewajiban kita sebagai umat yang telah menerima kasih karunia
Allah adalah menyembah dan memuliakan Allah sebagai satu – satunya Tuhan yang
telah memberikan hidup kepada kita dan setia melakukan setiap perintah Allah.
Hukum kasih adalah perintah Tuhan yang harus selalu menjadi landasan
kita untuk berfikir, berbicara dan bertingkah laku dalam kehidupan kita. Dengan
demikian kita dapat melakukan setiap hal yang dikehendaki oleh Allah dan kita
akan melihat setiap berkat Tuhan akan mengalir dalam hidup kita. ‘Mari kita pergi
menyembah TUHAN Yang Mahakuasa dan memohon berkat-Nya. BIS Zakaria 8:21.
Tuhan memberkati. (NW2L)
Bacaan Alkitab : Yohanes 3:1-8 (9-15); Roma 11: (32)33-36;Mazmur 145
Doa:Kuduslah Tuhan kami yang dengan kasih telah memberikan kami kehidpan
yang kekal. Kiranya Roh Kudus Tuhan senantiasa membimbing kami untuk
melakukan kehendak Bapa. Amin
55
Renungan Harian Janji Hidup
Senin
23
Mei
2016
Engkau harus bangun berdiri di hadapan orang ubanan dan engkau
harus menaruh hormat kepada orang yang tua.
Imamat 19:32
Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling
mendahului dalam memberi hormat.
Roma 12:10
Budaya Kita Memberi Hormat
D
ijaman era globaisasi sekarang ini, sangat sedikit kita melihat anak – anak
memberi hormat kepada orang tuanya. Budaya salaman cium tangan sudah
hampir tidak dapat kita lihat lebih lagi di perkotaan. Anak–anak jarang memberi
salam kepada orang tua ketika berangkat atau pulang dari sekolah. Krisis rasa
hormat juga terjadi dikalangan muda–mudi. Tidak sedikit muda–mudi terkesan cuek
terhadap para orang tua ketika berpapasan di jalan, di gereja, dimana pun mereka
bertemu karena tidak menyapa dan buang muka. Terebih–lebih ketika anak–anak
mulai melawan orang tua dan tidak mau mendengarkan nasihat, dan masih banyak
lagi yang lain. Mungkin dikalangan kita sudah ada yang mengalami hal semacam
ini.
Firman Tuhan dalam Imamat 19:32 “Engkau harus bangun berdiri di hadapan
orang ubanan dan engkau harus menaruh hormat kepada orang yang tua dan engkau
harus takut akan Allahmu; Akulah TUHAN”. Jika kita mendalami Firman Tuhan ini,
rupanya kalimat ini memiliki makna yang mendalam, bukan saja perintah untuk
menghormati orang yang lebih tua tapi lebih dari pada itu. Berdiri di hadapan orang
ubanan bisa juga berarti menghormati pihak–pihak yang berkuasa tidak hanya dalam
keluarga tetapi juga dalam organisasi mau pun pemerintahan. Dari bahasa Yunani,
“dalam penghormatan/tentang hormat satu sama lain hendaklah mendahului/lebih
menghormati (dari dirinya).” NIV menerjemahkannya, “Honor one another above
yourselves.” (terjemahan bebas: hormati satu sama lain di atas/lebih dari dirimu.)
Contemporary English Version (CEV) menerjemahkannya, “honor others more than
you do yourself.” (=hormati orang lain lebih dari apa yang kamu lakukan untuk
diri sendiri) Di sini, dua terjemahan Inggris memberikan kita kekayaan arti, yaitu
kasih yang saling melengkapi diwujudnyatakan dengan saling memberi hormat
lebih daripada menghormati diri sendiri. Mari kita semakin menghormati keluarga,
organisasi, pemerintah bahkan kepada siapa pun sambil menyatakan kasih. Tuhan
memberkati. (NW2L)
Bacaan Alkitab : Keluaran 3:13-20; 1 Korintus 11:27-34
Doa: Ya Tuhan, ajariah kami untuk selalu menyatakan rasa hormat kami sehingga
kami semakin mampu untuk menghargai dan mengasihi sesama kami. Amin
56
Renungan Harian Janji Hidup
Selasa
24
Mei
2016
Celakalah mereka yang menentukan ketetapan-ketetapan yang tidak
adil, dan mereka yang mengeluarkan keputusan-keputusan kelaliman,
untuk menghalang-halangi orang-orang lemah mendapat keadilan.
Yesaya 10:1, 2
Persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan?
Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?
2 Korintus 6:14
Pelaku Keadilan
S
ebuah film keluarga yang menarik berjudul The Winslow Boy mengisahkan
tentang seorang anak berusia 13 tahun yang dikeluarkan dari sekolah militer
di Inggris karena dituduh mencuri. Ayah si anak, yang yakin bahwa anaknya tidak
bersalah, mengerahkan segala kemampuan untuk membela anaknya itu. Saat kasus
ini menarik perhatian masyarakat, banyak orang mendukung anak itu dengan
mengeluarkan slogan “Biarlah keadilan ditegakkan.” Ada sesuatu dalam diri kita yang
merindukan keadilan bagi orang lain serta bagi diri kita sendiri. Namun hanya ada
satu aspek keadilan yang sepenuhnya berada di bawah kendali kita, yakni perlakuan
kita terhadap orang lain.
Celakalah mereka yang menentukan ketetapan-ketetapan yang tidak adil, dan
mereka yang mengeluarkan keputusan-keputusan kelaliman, untuk menghalanghalangi orang-orang lemah mendapat keadilan Yesaya 10:1-2. Apa yang dimaksudkan
dengan adil? Adil berarti bertindak dengan benar sesuai dengan standar kebenaran
dan ketetapan hukum yang berlaku. Tuhan adalah Allah yang adil. Umat-Nya
pun dituntut untuk berlaku adil. Keadilan yang bukan hanya ada dalam wacana,
tetapi nyata dalam sikap dan tindakan terhadap orang-orang yang tertindas dan
terpinggirkan. Marilah kita sebagai umat memberikan posisi yang baru untuk sebuah
keadilan, karena keadilan sama dengan kita menciptakan kehidupan yang penuh
dengan damai sejahtera. Kita menyatakan keadilan menjadi kesaksian hidup kita.
Dan dengan demikian kehidupan bersama dalam persekutuan dan bermasyarakat
akan diberkati oleh Tuhan. Selamat melaksanakan keadilan dalam kehidupan kita.
Tuhan memberkati. (NW2L)
Bacaan Alkitab : Yesaya 43:8-13; 1 Korintus 12:1-11
Doa:Ya Tuhan, ajariah kami untuk berlaku adil kepada sesama kami sehingga hidup
kami berkenan kepada-Mu. Amin
Renungan Harian Janji Hidup
57
Rabu
25
Mei
2016
Malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk
menjaga engkau di segala jalanmu. Mereka akan menatang engkau
di atas tangannya, supaya kakimu jangan terantuk kepada batu.
Mazmur 91:11-12
Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku.
2 Timotius 4:17
Allah Adalah Jawaban Dari Tiap Kesukaran
B
eragam persoalan bisa menimpa siapa saja. Entah orang kaya atau miskin, tua
atau muda, setiap orang selama hidup di dunia ini selalu berhadapan dengan
berbagai persoalan. Setiap orang, terlepas dari status sosial, pendidikan, profesinya,
dan bahkan sebagai hamba Tuhan pun tidak terluput dari yang namanya pergumulan
atau persoalan. Manusia harus berhadapan dengan masalah selama hidup di dunia
ini. Setiap orang tentunya memiliki persoalan yang berbeda-beda. Kita tidak boleh
menyerah, walau badai apapun yang sedang menerpa. Sebab pencobaan yang kita
alami tidak pernah melebihi kekuatan kita, seperti yang disebutkan dalam Firman
Tuhan bahwa “malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk
menjaga engkau di segala jalanmu. Mereka akan menatang engkau di atas tangannya,
supaya kakimu jangan terantuk kepada batu. Mazmur 91:11-12. Allah itu baik.
Dia sahabat kita, dalam segala susah Dia selalu datang menghibur. Biasanya ada
beberapa hambatan-hambatan dalam meraih sebuah keberhasilan adalah antara
lain, sikap yang putus asa, patah semangat, menyerah, keinginan untuk mundur,
dan lain sebagainya. Kalau sikap seperti ini dibiarkan akan membuat seseorang itu
menjadi frustrasi, dan tetap tinggal dalam masalahnya.
Dalam menghadapi setiap masalah, kita membutuhkan sebuah semangat untuk
berjuang dan bangkit, dengan pertolongan Tuhan agar kita sampai pada tujuan yang
diinginkan. Ketika anak-anak Tuhan putus asa dimanapun mereka berada, melalui
Yesus Kristus mereka dapat memohon kepada Allah, untuk menerima kekuatan
dan semangat agar mampu menghadapi situasi. Timotius mengakui kemuarahan
Tuhan dalam hidupnya, ia berkata “Tuhan mendampingi aku dan menguatkan aku”.
2 Timotius 4:7. Orang yang bersemangat adalah orang yang tidak mau menyerah,
dan tidak mau terpengaruh oleh keadaan, sekalipun hal itu kurang baik. Tindakan/
perbuatannya tidak ditentukan atau dipengaruhi oleh keadaan. Mengapa demikian?
Karena, ia memiliki target dan tujuan yang ingin dicapainya. Orang yang bersemangat
akan tetap optimis, mereka percaya karena bersama dengan Allah akan mampu
untuk menghadapi setiap kesukaran. Tuhan memberkati. (NW2L)
Bacaan Alkitab : Kisah Para Rasul 17: (16)22-24; 1 Korintus 12:12-26
Doa: Ya Tuhan, kami semakin mengimani Engkau sebagai Tuhan kami yang Maha
Kuasa dan penuh dengan belas Kasih. Kiranya Engkau memampukan kami
melalui masa sukar dalam hidup kami. Amin
58
Renungan Harian Janji Hidup
Kamis
26
Mei
2016
Bersyukurlah kepada TUHAN, panggillah nama-Nya, beritahukanlah
perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa, masyhurkanlah, bahwa
nama-Nya tinggi luhur!
Yesaya 12:4
Yesus berkata kepada para murid : “Pergilah ke seluruh dunia,
beritakanlah Injil kepada segala makhluk”.
Markus 16:15
Pergilah, Beritkanlah Injil
T
ugas panggilan untuk memberitakan Injil ke segala makhluk adalah salah satu pilar
identifikasi gereja yang hidup. Hal itu diungkapkan pada keempat penulis Injil
yang memberikan kesimpulan akhir, bahwa Injil harus diberitakan ke seluruh dunia.
Dalam Injil Matius, Yesus bersabda: “Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku”
(Mat 28:19). Dalam Injil Markus dikatakan, “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah
Injil kepada segala makhluk” (Mark 16:15). Lukas menulis ucapan Yesus kepada
para murid-Nya: “Kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun atas kamu,
dan kamu akan menjadi murid-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria
dan sampai ke ujung bumi” (1:8). Selanjutnya Lukas juga menulis kesaksian Petrus
yang mengatakan, “Sebab kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang
yang masih jauh, yaitu banyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita” (Kis 2:39).
Sementara dalam Injil Markus dinyatakan bahwa orang percaya dipanggil dan dipilih
oleh Yesus Kristus sendiri. Merekalah yang menerima tugas panggilan “Supaya kamu
pergi dan menghasilkan buah (Mark 15:16). Misi dan panggilan memberitakan Injil
adalah nafas gereja. Artinya, tanda bahwa gereja hidup adalah ketika ia melaksanakan
tugas panggilannya sebagai pemberita Injil. Apabila gereja tidak melaksanakan
pekabaran Injil, maka gereja tersebut bukan gereja yang hidup dan benar. Gereja
seperti itu hanya sebagai komunitas institusional perkumpulan sosial yang tidak
berdasarkan Injil Kristus. Pesan Markus 16:15-16 adalah agar lebih giat mengabarkan
Injil Kristus, sehingga orang berdosa yang belum mengenal Yesus Kristus percaya
dan memperoleh keselamatan. Pergilah ke seluruh dunia. Dunia yang dimaksudkan
bukankah dunia dalam arti geografis, melainkan memiliki arti kiasan tentang perilaku
manusia yang menolak dan tidak percaya kepada Kristus. Kata dunia ditujukan
kepada manusia berdosa yang tidak mau mengikut Kristus. Pada masa Yesus, dunia
selalu dimaksudkan sebagai pelaku-pelaku kejahatan, yang memberontak kepada
Allah dan yang tidak mau menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Amanat Agung ini kita lakukan semata – mata sebagai ungkapan syukur kita yang telah
menerima Anugerah keselamatan dari Allah ”Bersyukurlah kepada TUHAN, panggillah
nama-Nya, beritahukanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa, masyhurkanlah,
bahwa nama-Nya tinggi luhur! Yesaya 12:4. Tuhan memberkati. (NW2L)
Bacaan Alkitab: Efesus 4:1-7; 1 Korintus 12:27-31
Doa: Tuhan, kami semakin menyadari panggian kami sebagai gereja yang hidup
dan bertumbuh. Kami mau Tuhan terus memakai kami sebagai pekabar injil
melalui ucapan dan tingkah laku kami sebagai kesaksian. Amin
59
Renungan Harian Janji Hidup
Jumat
27
Mei
2016
Ya Tuhan … Janganlah biarkan orang yang terinjak-injak kembali
dengan kena noda.
Mazmur 74:21
Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah
kuasa-Ku menjadi sempurna.
2 Korintus 12:9
Penyataan Kuasa Allah
D
alam hidup ini setiap orang hampir pasti pernah punya pengalaman yang tidak
menyenangkan, baik itu berupa penyakit, masalah keluarga, masalah pribadi,
pekerjaan dan sebagainya. Tetapi sesungguhnya semua itu dipakai oleh Tuhan
untuk menunjukkan kasihNya kepada kita. Kalau setiap orang hidupnya senantiasa
lancar dan mulus-mulus saja, semua tercukupi pasti Tuhan tidak diperlukan lagi.
Untuk apa Tuhan kalau semuanya sudah tersedia. Rasul Paulus juga pernah, bahkan
sering, mengalami kesulitan dan penderitaan. Dia menyebutnya “duri”. Sudah 3
kali dia minta kepada Tuhan. Ternyata Tuhan rupanya memang mengijinkan duri
itu menancap ke dalam hidupnya. Paulus bisa menerimanya dengan baik. Sebab
dia sadar dengan begitu dia makin kuat. Dengan begitu dia diajar untuk tidak
menyombongkan diri atau menyebut bahwa Tuhan mau menuruti yang kehendaki
oleh Paulus. Semua masalah, sakit penyakit dan juga kesulitan diijinkan Tuhan
menimpa umatNya, pasti ada maksud Tuhan di balik semua itu. Itu bukan dibuat
oleh Tuhan, hanya diijinkanNya. Suka duka dipakai-Nya untuk kebaikan kita.
Pernahkah terbayang bagaimana nikmatnya orang yang sehat giginya
sebelum mereka merasakan giginya sakit? Rata-rata orang baru sadar bahwa gigi
yang sehat itu nikmat luar biasa setelah dia mengalami nyeri gigi yang luar biasa.
Masalah, penderitaan dan kesulitan yang datang silih berganti itu dipakai Tuhan
untuk menguatkan kita. Anggap saja setiap masalah itu adalah vaksin atau vitamin
kehidupan. Semakin sering kita menghadapinya, kita akan semakin tangguh dan
belajar dari setiap masalah yang kita hadapi. Tetapi juga tidak perlu mencari-cari
masalah. Tidak dicari saja sudah banyak datang, apalagi kalau dicari. Yakini saja
bahwa setiap Tuhan izinkan ada masalah pasti ada jalan keluarnya. Hadapi semua
tantangan atau masalah dalam hidup ini dengan meyakini pertolongan Tuhan, sambil
terus belajar agar kita tidak terjerat pada masalah yang sama untuk kedua kalinya.
Jadikan setiap masalah dan kesulitan sebagai sarana untuk belajar merasakan kuasa
dan pertolongan Tuhan. “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam
kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” 2 Korintus 12:9. (NW2L)
Bacaan Alkitab : 2 Petrus 1:16-21; 1 Korintus 13:1-7
Doa: Ya Tuhan, kami sedang menantikan kuasa-Mu hadir menolong kami dalam
setiap kelemahan kami. Berilah kami hikmat dalam menghadapi setiap
pencoban. Amin
60
Renungan Harian Janji Hidup
Sabtu
28
Mei
2016
Ia telah membebaskan nyawaku dari jalan ke liang kubur, dan hidupku
akan melihat terang.
Ayub 33:28
Allah, yang membangkitkan Tuhan, akan membangkitkan kita juga
oleh kuasa-Nya.
1 Korintus 6:14
Oleh Kuasa-Nya Kita Bangkit
A
nugerah Allah melalui Tuhan Yesus yang telah memberikan jalan kepada
manusia untuk menerima keselamatan dari kuasa dosa. Manusia tidak aka
pernah bisa lepas dari kutukan dosa yakni maut (ay.23) jika hanya dengan kekuatan
dan kemampuannya. Keselamatan manusia itu hanya ada pada Tuhan Yesus.
Allah yang membangkitkan Tuhan akan membangkitkan kita juga oleh kuasa-Nya
1 Korintus 6:14. Melalui pengajaran Paulus ini, kita di ingatkan bahwa kita yang
berada di bawah kasih karunia Allah adalah yang telah dimerdekakan dari dosa dan
menjadi hamba kebenaran Sehingga kematianNya adalah kematian terhadap dosa,
dan kebangkitanNya adalah kehidupan bagi Allah. Kemerdekaan yang kita terima
adalah kuasa dosa yang telah mati kuasanya atas tubuh kita melalui kematianNya,
dan yang memberikan hidup baru dari Allah melalui kebangkitanNya. Kemerdekaan
itu adalah kasih karunia Allah untuk menebus kita dari hamba dosa menjadi hamba
kebenaran. Karya penebusan Allah yang harus kita syukuri, sebab kita telah
diletakkan pada jalur yang benar yaitu jalan kebenaran bukan lagi kepada jalan
kematian sebagai akibat upah dosa.
Tuhan menebus kita supaya hidup merdeka, bebas dari tekanan dan halangan
untuk mencapai kebahagiaan dan sukacita kita bersama Tuhan. Sehingga bagaimana
juga dalam kehidupan kita mampu menyadari bahwa kita bukanlah yang dulu lagi,
bahwa saya yang suka berbohong, membenci, mencuri, menyakiti, yang mencari
petunjuk dari dukun itu sudah mati, namun yang hidup sekarang adalah saya
yang telah dikuduskan Allah untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan kebenaran.
Pandangan hidup yang menyadari bahwa kita telah mati bagi dosa dan menjadi
hamba kebenaran adalah hal yang harus kita pegang sepanjang hidup. Sebab
kita yang masih hidup dalam tubuh yang fana memungkinkan kita mau menuruti
keinginan dari dosa. Keselamatan yang telah kita terima dari Allah harus kita
syukuri dan pertahankan. Maka kedekatan dengan Allah adalah senjata yang harus
kita miliki baik melalui doa, perenungan Firman Tuhan dan yang utama adalah mau
melakukan Firman Tuhan sebab strategi perang untuk mampu mengalahkan kuasa
dosa hanya ada pada Tuhan bukan pada pikiran kita. (NW2L)
Bacaan Alkitab : Yohanes 14:7-14; 1 Korintus 13:8-13
Doa: Ya Tuhan, karena kuasa-MU kami telah Engkau bangkitkan dari dosa. Untuk
itu bimbinglah kami agar dapat hidup benar dihadapan Tuhan sebagai
persembahan sejati atas Anugerah-Mu. Amin
61
Renungan Harian Janji Hidup
Minggu
29
Mei
2016
Aku menadahkan tanganku kepada-Mu, jiwaku haus kepada-Mu
seperti tanah yang tandus.
Mazmur 143:6
Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku
akan memberi kelegaan kepadamu.
Matius 11:28
Kelegaan Yang Permanen
S
ekumpulan teman bercakap-cakap, “kalau kamu lagi capek dan nggak
bersemangat, enaknya ngapain? Salah satu menjawab, ”aku sih pijit, badan pegel
langsung jadi enak rasanya.” Seorang lagi menjawab, “kalau aku olahraga, buang
keringat, pikiran jadi enteng.” Dari pembicaraan ini terlihat bahwa semua orang
sebetulnya mengincar satu hal yang sama, yaitu kelegaan dari masalah, beban
dan kelelahan. Semua punya cara yang berbeda-beda untuk berusaha mencapai
kelegaan itu. Dari Firman Matius 11:28, Yesus mengatakan, “Marilah kepada-Ku,
semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.”
Disini terlihat bahwa Yesus menjanjikan sesuatu yang Ia sebut kelegaan. Kita tahu
bahwa antara pikiran Tuhan dan pikiran manusia selalu terdapat gap kedalaman
yang besar sekali. Pikiran kita dangkal, pikiran-Nya dalam. Begitu juga dengan kata
“Kelegaan” Kita cenderung berpikir kelegaan itu seperti mendapatkan istirahat,
menjadi nyaman kembali setelah sebuah periode ketidak-nyamanan. Tapi kalau
Tuhan berkata “Kelegaan”, Dia maksudkan adalah sesuatu yang permanen. Bukan
sesuatu yang sementara seperti enaknya dipijit yang besoknya sudah pegal lagi.
Yang Ia maksudkan adalah kelegaan yang menetap didalam kita, kelegaan yang
konstan, terus mengalir seperti mata air yang tidak bisa habis, membilas bersih
setiap kotoran masalah dan beban yang mencoba hinggap.
Cara untuk mendapatkan kelegaan yang semacam ini pun tidak perlu melalui
proses-proses yang panjang atau ritual yang menjemukan. Cukup baca dua kalimat
dari Firman Matius 11:28 itu : “Marilah KepadaKu, semua yang letih lesu dan
berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” Sederhana sekali, “Marilah
KepadaKu”, datanglah kepada-Nya dengan segenap hati, bawa semua keletihan,
kelesuan dan beban berat kita kepadaNya dan Dia akan memberikan “Kelegaan”
itu, yang versi Tuhan, bukan versi manusia. Barangsiapa yang memberikan seluruh
fokus hidupnya pada Tuhan akan selalu mempunyai kelegaan. Masalah akan selalu
menemukan jawaban, dalam kondisi apapun Tuhan akan selalu datang untuk
menolong mereka yang sepenuhnya bergantung pada-Nya. (NW2L)
Bacaan Alkitab : Lukas 16:19-31; 1 Yohanes 4:16b-21; Mazmur 133
Doa: Kami percaya bahwa Engkaulah sumber pengharapan yang senantiasa
memberikan kelegaan bagi kami yang penat. Amin
62
Renungan Harian Janji Hidup
Senin
30
Mei
2016
Firman Allah kepada Musa: … AKULAH AKU telah mengutus aku
kepadamu.
Keluaran 3:14
Yesus Kristus berkata: ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa
sampai kepada akhir zaman.
Matius 28:20
Janji Penyertaan Tuhan
K
itab Keluaran pasal 3 ini merupakan kisah dimana Musa di utus oleh Allah untuk
membawa umat Israel keluar dari tanah perbudakan di Mesir. Misi ini adalah
tugas yang besar yang sangat sulit untuk dilakukan oleh manusia seorang diri. Jika
kita perhatikan dari ayat ke 11 pasal 3 ini, Musa sesungguhnya merasa tidak mampu
untuk satu misi yang diberikan oleh Allah. Ayat 11 ditulis demikian Tetapi Musa
berkata kepada Allah, “Siapakah aku ini? Aku tidak sanggup menghadap raja dan
membawa orang Israel keluar dari Mesir.” Tetapi apa jawaban Tuhan? ayat 12 Allah
berfirman, “Aku akan menyertai engkau. Apabila engkau telah membawa orang Israel
keluar dari Mesir, kamu akan beribadat kepada-Ku di gunung ini. Itulah buktinya
bahawa Aku telah mengutus engkau.” ayat 14 Allah berfirman kepada Musa, “Aku
adalah AKU. Lagi Firman-Nya “Beginiah kakatakan kepada orang Israel itu : AKULAH
AKU telah mengutus aku kepadamu. Firman ini merupakan suatu peneguhan
keyakinan atas tugas yang diemban oleh Musa. Dimana ketika Tuhan mengutusnya
melakukan misi yang besar ini, Tuhanlah juga yang akan memampukan.
Pernahkan kita merasa sulit dan berat dalam melakukan tugas dan pekerjaan
yang kita emban sekarang? Apakah pernah kita merasakan bahwa tugas yang Tuhan
beri ini merupakan suatu beban bagi kita yang sulit untuk kita kerjakan? Hari ini
kita belajar dari Musa bahwa segala sesuatu yang Tuhan taruhkan dipundak kita
dapat kita lakukan selama kita mengandalkan Tuhan dalam segala hal. Segala tugas
dan tanggungjawab yang mungkin kita rasa berat tidak akan melebihi kekuatan
kita sehingga kita dapat melakukan. Mari kita meyakini bahwa apa yang sedang
kerjakan sekarang termasuk didalam pelayanan, Tuhan senantiasa setia menyertai
kita. Kerjakanlah dengan suka hati jangan dengan rasa terbeban, lakukanlah bagian
kita maka Tuhan juga akan melakukan bagian-Nya. Sebab Yesus Kristus berkata:
Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman Matius
28:20. (NW2L)
Bacaan Alkitab : Kisah Para Rasul 4: (1-3)8-21; 1 Korintus 14:1-12
Doa: Kami bersyukur kepada ya Tuhan, karena kami percaya bahwa Engkau selalu
akan menyertai kami.
Renungan Harian Janji Hidup
63
Selasa
31
Mei
2016
Berbahagialah orang-orang yang berpegang pada hukum, yang
melakukan keadilan di segala waktu!
Mazmur 106:3
Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku
telah mengasihi kamu.
Yohanes 15:12
Bahagia Oleh Karena Kasih
Y
ohanes 15:12 “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti
Aku telah mengasihi kamu.” Yesus memberi perintah untuk saling mengasihi
sebab Tuhan lebih dahulu telah mengasihi kita. Setiap orang yang hidup dalam
kasih Allah, berarti meyakini dan mensyukuri kasih Allah yang telah kita terima dan
alami. Seturut dengan itu kita juga diminta untuk meneladani kasih Allah tersebut
dengan mengasihi sesama. Melakukan kasih memang tidaklah semudah mengatakan
dan seindah mengungkapkannya, namun kasih membutuhkan hati yang tulus
dan menuntut pengorbanan yang bukan segampang yang kita bayangkan. Yesus
mengajarkan kasih yang sesungguhnya yaitu kasih “Agape”. Kasih Agape adalah kasih
yang tak bersyarat, kasih yang “walaupun” bukan kasih yang “karena”. Kasih agape
adalah sifat inti Allah, karena Allah adalah kasih (1 Yohanes 4:7-12 ; 1 Kor.13:1-13).
Kasih agape bukan sekedar sebuah gerakan hati yang lahir dari perasaan,
melainkan gerakan kehendak dan pilihan yang sengaja di lakukan. Kasih
berhubungan dengan ‘ketaatan’ dan ‘komitmen’, tidak selalu dengan perasaan dan
emosi. Mengasihi seseorang adalah mentaati Tuhan dan perintahNya demi kebaikan
orang lain, mengupayakan berkat dan keuntungan orang lain untuk jangka panjang.
Yesus memerintahkan kita untuk mengasihi dan tinggal di dalam kasihNya. Saat ini
kita di ajak menjadi pelaku kasih di tengah-tengah dunia yang kehilangan kasih,
menawarkan sentuhan kasih kepada mereka belum memperolehnya. Implikasi dari
kasih adalah ‘to give’. Tuhan mengasihi kita sebagaimana kita juga harus mengasihi
sesama, dan Allah mengaruniakan RohNya bagi kita untuk memampukan kita dalam
melakukan kasih tersebut. Senantiasalah hidup di dalam kasih Allah dan menjadi
pelaku kasih. Kasihiah Tuhan dan sesama agar kita memperoleh berkat dan sukacita
dari padaNya. Berbahagialah orang-orang yang berpegang pada hukum, yang
melakukan keadilan di segala waktu! Mazmur 106:3 Tuhan memberkti (NW2L)
Bacaan Alkitab : 2 Korintus 1:23 – 2:4; 1 Korintus 14:13-25
Doa: Ya Tuhan, Kami bersyukur untuk kasih Setia-Mu dan kami pun di sebut
berbahagia oleh karenanya. Ajariah kami untuk melakukan perintah kasih
Tuhan sehingga kebahagiaan kami menjadi sempurna. Amin
64
Renungan Harian Janji Hidup
Ayat Bulan Juni 2016 :
TUHAN itu kekuatanku dan
mazmurku,
Ia telah menjadi keselamatanku.
Ia Allahku, kupuji Dia,
Keluaran 15:2
Rabu
1
Juni
2016
Aku memberikan kepada mereka ketetapan-ketetapan-Ku dan
memberitahukan peraturan-peraturan-Ku, dan manusia yang
melakukannya, akan hidup.
Yehezkiel 20:11
Yesus berkata: Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firmanKu dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya
dan diam bersama-sama dengan dia.
Yohanes 14:23
Firman Tuhan Sebagai Gaya Hidup
A
ku memberikan kepada mereka ketetapan-ketetapan-Ku dan memberitahukan
peraturan-peraturan-Ku, dan manusia yang melakukannya, akan hidup.
Yehezkiel 20:11. Ketika membaca Firman Tuhan ini, ada pengharapan yang besar
akan hidup yang dijanjikan oeh Allah. Siapa yang tidak ingin hidup? Bahkan semua
orang berusaha dengan segala cara untuk tetap hidup, apalagi konsep hidup yang
Allah janjikan adalah hidup yang kekal. Jelas sekali Firman Tuhan ini berkata Allah
akan memberikan manusia hidup itu jika kita melakukan ketetapan-ketetapan dan
peraturan-peraturan Allah. Ini artinya bahwa untuk memperoleh hidup itu, tidak
hanya percaya pada Yesus saja sebagai Juruselamat tetapi juga menjadi pelaku
Firman sebagai gaya hidup kita. Hal seperti itu perlu dilakukan dan dilatih terusmenerus. Seseorang melatih dirinya terus-menerus untuk tetap hidup di dalam
Allah dan mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Ciri-ciri menjadi pelaku Firman adalah cepat mendengarkan, lambat berkatakata, lambat marah, menanggalkan perilaku berdosa, dan bertekun di dalam
membaca Alkitab. Ia melakukan ibadah yang sempurna, bukan hanya dalam
kegiatan keagamaan, melainkan juga dalam bentuk sikap dan tutur kata. Melakukan
Firman Tuhan juga adalah bukti kita mengasihi Allah yang terebih dahulu mengasihi
kita. Yesus berkata: “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan
Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersamasama dengan dia Yohanes 14:23. Mengasihi Tuhan berarti memberikan segenap
keberadaan hidup kita untuk dikuasai dan dipimpin oleh Roh Tuhan; artinya kita
berjalan bersama Tuhan setiap hari, memikirkan jalan-jalanNya, tunduk pada
kehendakNya, taat melakukan firmanNya, memegang teguh janjiNya dan rela
dididik (dibentuk) oleh Tuhan. Kasih yang berkenan kepada Tuhan bukan sekedar
diucapkan di mulut saja, tetapi dibuktikan melalui sikap hidup kita yaitu ketaatan.
“…kami akan dating kepadanya dan diam bersama – sama dengan dia” luar biasa.
Tuhan memberkati. (INAS)
Bacaan Alkitab : Yehezkiel 3:22-27; 1 Korintus 14:26-33a
Doa: Ya Tuhan, beri kami Hikmat sehingga kami dapat melakukan setiap FirmanMu dalam ketaatan. Amin
66
Renungan Harian Janji Hidup
Kamis
2
Juni
2016
Bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu yang jahat itu! Mengapakah
kamu akan matil?
Yehezkiel 33:11
Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga
karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita
karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan
pertobatan.
Lukas 15:7
Jangan Mau Kembali Pada Dosa
M
elalui perumpamaan dalam Lukas 15:1-7 Tuhan Yesus mengajarkan bahwa
Dia Allah rela turun dari sorga untuk mencari domba yang hilang, walaupun
hanya seekor saja yang hilang, padahal ia masih punya sembilan puluh sembilan
ekor yang lain. Apalah artinya seekor dibanding dengan sembilan puluh sembilan
ekor? Satu domba yang tersesat adalah gambaran dari manusia yang berdosa dan
tersesat. Orang lain mungkin melupakan kita, tetapi Tuhan tetap peduli. Ia mencari
dan menyelamatkan kita walau kita sebenarnya adalah orang-orang yang tidak layak
dicari. Namun kasih Tuhan begitu besar, bahkan Dia rela menderita dan mati di kayu
salib. Ini bukti bahwa Dia adalah gembala yang baik. Tidak hanya itu, Dia menuntun
domba-dombanya masuk ke kandang dan membawanya ke padang rumput hijau
dengan tongkat dan gadanya. Dia pun mengenal kita secara pribadi, seperti tertulis:
“...Aku mengenal domba-dombaKu dan domba-dombaKu mengenal Aku sama seperti
Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawaKu bagi
domba-dombaKu.” (Yohanes 10:14).
Ini menunjukkan suatu hubungan yang intim, penuh cinta kasih. Kita telah
menerima Anugerah keselamatan dari Yesus Kristus yang menghidupkan kita dalam
kehidupan yang kekal. Kita juga telah merasakan kasih-Nya yang besar karena itu
sebagai manusiaciptaan baru yang telah menerima penebsan dosa, hendakah kita
juga hidup sebagaimana orang yang telah dimenangkan. Jangan mau jatuh dan
bergumul dengan dosa lagi sebab dosa hanya akan membawa kita kepada maut.
Mari, Bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu yang jahat itu! Mengapakah kamu akan
mati? Yehezkiel 33:11. Usahakanlah untuk terus hidup dalam kebenaran hingga kita
akan memperoleh hidup kekal. Tuhan memberkati. (INAS)
Bacaan Alkitab : Yohanes 21:15-19; 1 Korintus 14:33b-40
Doa: Gembala baik tuntunlah kami domba-Mu agar kami tidak lagi jatuh dalam dosa
yang akan membawa kami kepada maut. Amin
Renungan Harian Janji Hidup
67
Jumat
3
Juni
2016
Burung pipit telah mendapat sebuah rumah, dan burung layang-layang
sebuah sarang, tempat menaruh anak-anaknya, pada mezbah-mezbahMu, ya TUHAN semesta alam, ya Rajaku dan Allahku!
Mazmur 84:4
Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan
kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga
Allah.
Efesus 2:19
Menjadi Bagian Keluarga Alah
“D
emikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan
sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,”
Efesus 2:19. Setiap kita yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus memiliki status
baru dalam hidupnya, yaitu disebut sebagai anak-anak Allah: “Sebab kamu semua
adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus.” (Galatia 3:26).
Dengan demikian Allah menjadi Bapa kita, kita menjadi anak-anakNya dan orangorang percaya lainnya menjadi saudara-saudara kita dalam sebuah keluarga rohani.
Rasul Yohanes menambahkan, “Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan
Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah
anak-anak Allah.” (1 Yohanes 3:1). Jadi, “...kamu bukan lagi hamba, melainkan
anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah.”
(Galatia 4:7). Sebagai anak, kita membutuhkan suatu tempat untuk kita tinggal dan
bertumbuh, dan tempat itu adalah sebuah keluarga (gereja). Gereja, dalam bahasa
Yunani disebut ekklesia (ek = keluar, kaleo = memanggil), merupakan persekutuan
orang-orang yang dipanggil keluar dari kegelapan masuk ke dalam terang-Nya
yang. Itulah sebabnya orang Kristen harus tertanam dalam sebuah gereja lokal.
Masih banyak orang Kristen yang tidak tertanam dalam sebuah gereja lokal, yang
lebih suka berpindah-pindah gereja, suka pilih-pilih siapa yang berkotbah. Itu
bisa diibaratkan seperti tanaman yang belum berakar terlalu kuat yang kemudian
dicabut dan ditanam lagi di tempat lain.
Sebagai anak-anak Tuhan yang mengalami kelahiran baru di dalam Kristus,
kita ini diumpamakan seperti bayi yang baru lahir: butuh susu dan makanan rohani,
butuh perawatan dan perlindungan dari orang tua rohani. Itulah pentingnya
sebuah gereja lokal. Jadi kita bukan hanya datang memenuhi bangku gereja yang
kosong tanpa mengenal satu dengan yang lainnya. Kita membutuhkan persekutuan
dengan saudara seiman lainnya untuk membimbing kerohanian kita. Jika kita takut
memiliki komitmen dan takut dibentuk akan membuat kita tidak bisa bertumbuh
dan menjadi dewasa rohani. (INAS)
Bacaan Alkitab : Yohanes 20:7-11; 1 Korintus 15:1-11
Doa: Ya Tuhan, bimbing kami oleh Roh kudus sebagai manusia yang harus selalu
mengalami pertumbuhan rohani. Amin
68
Renungan Harian Janji Hidup
Sabtu
4
Juni
2016
Aku akan menyayangi kaum Yehuda dan menyelamatkan mereka
demi TUHAN, Allah mereka. Aku akan menyelamatkan mereka bukan
dengan panah atau pedang, dengan alat perang atau dengan kuda
dan orang-orang berkuda.
Hosea 1:7
Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang,
tetapi kepada kemurahan hati Allah.
Roma 9:16
Menikmati Kemurahan Allah
A
da seorang Bapak, sebut saja namanya Pak A, yang sangat rajin beribadah. Ia taat
dalam menjalankan perintah-perintah agama dan menjauhi larangan-laranganNya. Dia terlihat sangat saleh dan takut pada Dia Yang Maha Besar. Dari tutur kata
dan lakunya, terlihat bahwa dia memang orang yang bertaqwa pada Tuhan Yang
Maha Esa. Menurutnya, tujuan melakukan semuanya itu adalah untuk keselamatan.
“Saya mencari keselamatan di akhirat, saya ingin masuk surga!” katanya. Namun
demikian, meski sudah melakukan apa yang diyakininya sebagai perintah Tuhan,
ternyata dia tidak memiliki kepastian apakah bakal masuk surga kelak.
Sebagai orang Kristen kita hidup dalam sebuah kepastin akan hidup yang keka
karena kemurahan Tuhan. Allah menyelamatkan kita bukan karena kebaikan kita,
tetapi karena kemurahan dan kebaikan-Nya kepada kita. Allah telah memilih kita
untuk diselamatkan-Nya sebelum dunia dijadikan. Inilah yang sangat dahsyat yang
Allah lakukan bagi kita. Tentang hal ini, rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat
di Roma, menulis demikian, “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada
kita oleh karena Kristus telah mati untuk kita ketika kita masih berdosa” Kata
“kemurahan” dalam bahasa Yunani, yaitu: “chrestotes”. Kata ini secara hurufiah
diartikan dengan “kebaikan”. Kata “chrestotes”, adakalanya diartikan sebagai
“kebaikan” dan juga sering diartikan sebagai “kemurahan”. Karena itu “kemurahan
Tuhan” sama artinya dengan “kebaikan Tuhan”. Kemurahan Tuhan ini adalah salah
satu sifat Tuhan di mana Dia menyatakan kebaikan-kebaikan-Nya kepada makhluk
ciptaan-Nya tidak terkecuali. Allah telah menyatakan kasih-Nya untuk semua orang.
Sekarang bagaimana kita merespon kemurahan Allah dalam hidup kita? Mari kita
mengarahkan hati dan hidup kita untuk tetap bersyukur dan tetap melekat pada
Firman-Nya. Tuhan memberkati (INAS)
Bacaan Alkitab : Yunus 1:1-16; 1 Korintus 15:12-19
Doa: Ya Tuhan kami bersyukur untuk kemurahan-Mu bagi kami. Bimbinglah kami
agar mampu hidup dalam kebenaran sebagai respon kasih Tuhan. Amin
Renungan Harian Janji Hidup
69
Minggu
5
Juni
2016
Berkatalah Musa kepada-Nya (Allah): “Jika Engkau sendiri tidak membimbing
kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini”.
Keluaran 33:15
Apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam
seluruh kebenaran.
Yohanes 16:13
Dipimpin Oleh Allah
D
ari dua bacaan Firman hari ini, kata kerja yang sama maknanya ialah
“membimbing” dan memimpin”, dan sebagai subjek yang memimpin atau
membimbing adalah Allah. Sebagai pemimpin umat Israel Musa sadar bahwa dia
bukanlah apa-apa bila tidak Tuhan sendiri yang menyertainya. Karena itu Musa
tidak akan melakukan apa-apa jikalau bukan Tuhan yeng memerintahkannya. Ini
adalah pelajaran yang sangat penting buat kita sebagai anak-anak Tuhan. Belajar
untuk mencari kehendak Tuhan dalam hidup ini.Belajar untuk mengenal jalanjalannya dan mendasarkan kehidupan hanya dari Firman Tuhan saja. Hal ini bisa
terjadi ketika ada penyerahan yang penuh kepada Tuhan.
Kepada para murid Tuhan Yesus menjanjikan Roh Kudus kepada mereka,
Roh yang akan mendampingi mereka dalam bersaksi tentang Injil. Tanpa Roh
Kudus mereka tidak akan berarti apa-apa dan tidak dapat melakukan missi Tuhan.
Memberi diri dipimpin oleh Roh Kudus; Roh Kudus akan selalu membimbing kita
untuk mengenal lebih dalam akan kasih Tuhan, Roh Kuduslah yang memampukan
kita untuk bersaksi tentang Injil.
Pertanyaan untuk kita renungkan; siapakah kini menjadi pemimpin atau
pembimbing kita? Adakah keinginan kita atau diri kita sendiri atau kita memberi
diri kita dibimbing dan dipimpin oleh Tuhan. Jika Tuhan yang memimpin dan
membimbing hidup ini apa yang harus kita lakukan?
- Hidup berserah kepada Tuhan, bukan menyerah kepada keadaan. Kekuatan
Tuhanlah yang kita andalkan, bukan kemampuan atau kepintaran kita.
- Hidup dalam relasi yang benar dengan Tuhan; secara rutine miliki adakan
saat teduh pribadi denganNya, muliakan namanya, cari kehendakNya memlaui
firmanNya, dengarkan keputusanNya untuk kita laksanakan, nikmati kehadiranNya
yang menopang kehidupan kita.
- Orang yang dipimpin Roh Allah, akan selalu dibimbing kepada kebenaran.
Prosesnya mungkin tidak semudah kita mengatakannya, tetapi berilah diri dibentuk
oleh Roh Tuhan, belajarlah untuk semakin peka dengan karya Roh Kudus dalam
kehidupan ini. (INAS)
Bacaan Alkitab : Lukas 14: (15)16-24; Efesus 2:17-22; Mazmur 36
Doa:Tuhan ajarkan kami untuk taat hanya pada pimpinanMu saja.
70
Renungan Harian Janji Hidup
Senin
6
Juni
2016
Celakalah mereka yang menyerobot rumah demi rumah dan mencekau
ladang demi ladang, sehingga tidak ada lagi tempat bagi orang lain
dan hanya kamu sendiri yang tinggal di dalam negeri!
Yesaya 5:6
Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab
walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah
tergantung dari pada kekayaannya itu.
Lukas 12:15
Hidup Tidak Tergantung Pada Kekayaan
“S
eperti minum air laut” demikianlah kiasan yang diperuntukkan kepada meraka
yang hausakan kekayaan. Tidak akan pernah merasa cukup atau puas dengan
apa yang sekarang ada padanya. Jika bisa mempersiapkan sampai keturunan yang
ketujuh. Akhirnya tidak lagi perduli bagaimana caranya untuk memperkaya diri,
apakah diatas penderitaan orang lain, apakah dengan merampas hak orang lain, dan
sebagainya.
Kaya atau menjadi kaya bukanlah dosa, tetapi kecenderungan orang jatuh dalam
dosa pada cara menjadi kaya atau sesudah kaya. Bagian firman Tuhan yang kita baca
hari ini mengingatkan kita bagiamana cara pandang kita terhadap harta benda, dan
bagainmana cara yang benar untuk memperoleh kekayaan.
1. Kita diingatkan untuk tidak menyerobot hak orang lain. Sekalipun kita
mempunyai uang untuk membeli rumah, tanah dan lain sebagainya, cukuplah
miliki tanah atau rumah untuk kita tempati. Ketika kita berebut yang bukan hak
kita, maka tanah atau rumah itu akan menjadi bertambah mahal. Bahkan sarana
yang disediakan oleh pemerintah untuk masyarakat yang kurang mampu, sudah
banyak yang dirampas oleh mereka yang “kaya”.
2. Waspadalah terhadap sifat tamak. Sifat ini ada pada setiap pribadi, tetapi akan
muncul jika kita biarkan sifat itu tumbuh subur dalam kehidupan ini. Bagaimana
caranya untuk mematikan sifat tamak? Belajar hidup secukupnya.
- Cukupkan diri dengan apa yang Tuhan percayakan kepada kita, kalaupun
Tuhan memberikan kita lebih, belajarlah bertanya kepada Tuhan untuk
siapakah berkat yang Tuhan percayakan kepada kita?
- Awali setiap hari kita dengan ucapan syukur kepada Tuhan, jangan biarkan
rasa kuatir mempengaruhi atau menguasai pikiran kita.
- Percayakan hidup kita kepada Tuhan, Tuhanlah yang mendandani kita
dengan apa yang kita butuhkan, dan pada akhirnya nanti kita tidak akan
membawa apa-apa ketika Tuhan memanggil kita.
- Belajarlah untuk menikmati berkat yang Tuhan berikan kepada kita.
Ada banyak orang karena kekuatiran mereka, mereka kurang mampu
menikmati berkat yang Tuhan telah percayakan kepada mereka. (INAS)
Bacaan Alkitab : Amsal 9:1-10; 1 Korintus 15:20-28
Doa:Ya Tuhan, Kami percaya Engkau telah menyediakan berkat bagi kami, ajarkan
kami untuk dapat selalu bersyukur.
Renungan Harian Janji Hidup
71
Selasa
7
Juni
2016
Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan.
Mazmur 16:11
Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang
kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Roma 6:23
Jalan Pulang Ke Rumah Bapa
C
ara orang menjalani hidup, sangat bergantung dari sejauh mana seseorang
mengerti akan arti sebuah kehidupan. Hidup dimengerti sebagai sebuah
perjalanan yang panjang dengan berbagai lika-likunya. Oleh karenanya mereka
yang mengertikan hidup seperti ini akan terus menapaki jalan hidup, mungkin
pasarah kepada nasib, mungkin menjalaninya tanpa tujuan. Yang penting bisa jalan,
semuanya lancar. Ada juga yang memahami hidup ini sebagai sebuah perjuangan,
segala rintangan harus ditundukkan, mereka yang mengerti hidup seperti ini bisa
saja mengalami kelelahan, frustasi dan lain sebagainya. Masih banyak cara pandang
orang tentang hidup ini, dan cara mereka mengisi hidup ini. Bagaimana dengan
anda?
Bacaan firman hari ini mengajak kita untuk merenungkan sejenak arti hidup
dan memaknai hidup yang sangat singkat ini.Untuk mengerti tentang hidup tidak
ada jalan lain tempat kita bertanya yakni kepada Dia yang empunya dan yang
memberi kehidupan ini, yakni Tuhan. Kalimat yang diuangkapkan oleh Daud “Engkau
memberitahukan kepadaku jalan kehidupan”, merupakan sebuah pengakuan yang
sangat penting dalam hidup ini. Kita semua yang pernah hidup akan mengalami
kematian (kembali pulang kepada Pencipta). Namun banyak orang yang tidak
mengetahui dengan pasti mana jalan pulang yang akan mengantar kita sampai ke
rumah Bapa Pencipta. Dosa menjadi penghalang yang utama bagi manusia untuk
kembali pulang ke Penciptanya. Karena itu Allah sendiri telah membuka jalan untuk
kita sampai ke rumah Bapa yakni melalui karya Tuhan Yesus Kristus. Hanya Dia
yang datang dari sorga, yang akan mampu membawa kita dengan selamat sampai
di sorga.
Cara yang ditempuh oleh Allah sungguh diluar jangkauan pikiran kita manusia.
Jalan itu adalah jalan “Kasih Karunia” bukan jalan perimbangan antara perbuatan
baik dan jahat yang kita lakukan. Inilah cara Allah yang sungguh luar biasa, oleh
karena kasih karunianya kita dilayakkan untuk menerima keselamatan itu.
Respon kita sebagai orang yang telah menerima kasih karunia Allah, sudah
seharusnya berbeda dengan cara orang dunia menjalani hidup ini. Hidup kita berarti
jika ada ditangan Tuhan yang memberi kehidupan ini. (INAS)
Bacaan Alkitab : Keluaran 2:11-15 (16-22)23-25; 1 Korintus 15:29-34
Doa:Terima kasih Tuhan Yesus, melalui pengorbananMu, Engkau membuka jalan
bagi kami untuk datang kepada Bapa.
72
Renungan Harian Janji Hidup
Rabu
8
Juni
2016
TUHAN membuka mata orang-orang buta, TUHAN menegakkan orang
yang tertunduk.
Mazmur 146:8
Yesus berdiri dan berseru: “Barangsiapa haus, baiklah ia datang
kepada-Ku dan minum!
Yohanes 7:37
Tindakan Allah Untuk Mereka Menderita
P
enderitaan, sakit penyakit, kemiskinan selalu ada disekitar kita. Ketika melihat
sesama yang menderita, terkadang kita memiliki pikiran bahwa mereka
mengalami semuanya itu karena salah atau dosa mereka, atau sebagai akibat
dari kemalasan mereka. Pikiran seperti ini membuat kita tidak melakukan apaapa terhadap sesama kita yang kurang beruntung, melainkan menjadi hakim atas
penderitaan mereka. Pernahkah kita bertanya pada diri kita, mengapa saya harus
bertemu, melihat orang-orang seperti ini? Apakah yang Tuhan mau untuk saya
lakukan bagi mereka yang menderita? Adakah sesuatu pada saya yang Tuhan mau
untuk saya berikan kepada mereka?
Bacaan Firman Tuhan hari ini mengajak kita untuk memperhatikan apa yang
Tuhan lakukan ketika melihat mereka yang menderita?
1. Tuhan membuka mata orang yang buta; bukan hanya buta fisik, namun dapat
juga diartikan seseorang yang sedang mengalami kebutaan rohani. Tidak lagi
mengenal mana jalan yang benar mana yang salah. Rupaya karena pengaruh
kemapanan dalam hidup, sering membuat manusia menjadi buta rohani.
2. Tuhan menegakkan orang yang tertunduk, orang yang tidak berdaya. Pola
hidup duniawi adalah berbalasan, orang sudah biasa berbuat kebaikan dengan
harapan kepadanya orang juga berbuat kebaikan. Adakah orang yang berbuat
baik kepada orang yang tidak akan pernah sanggup membalaskannya? Tuhan
tidak menghina orang yang terpinggirkan, melainkan Dia mencari manusia
dosa, menuntun mereka kejalan yang benar.
3. Dalam pelayananNya Tuhan Yesus bergaul karib dengan mereka yang
terpinggirkan, yang dikatagorikan sampah masyarakat, miskin dan menderita.
Kepada mereka yang “haus” haus akan kebenaran Tuhan Yesus menyediakan
diri sebagai Air Hidup. Persoalan yang sekarang kita hadapi adalah; kita sering
mengalami kekeringan rohani, namun enggan menerima undangan Tuhan Yesus
untuk datang kepadaNya.Dialah Air Hidup yang jika kepadaNya kita datang, kita
tidak akan haus lagi, namun diberi kelegaan. Datanglah kepadaNya, walaupun
anda mungkin merasa tertolak oleh dunia karena anda menjadi murid Kristus
yang benar. (INAS)
Bacaan Alkitab : Yohanes 4:5-14(15-18); 1 Korintus 15:35-49
Doa:Kami rindu Tuhan untuk dapat memperhatikan sesama kami yang menderita,
seperti yang telah Kau teladankan pada kami.
Renungan Harian Janji Hidup
73
Kamis
9
Juni
2016
Allah tidak mengambil nyawa orang, melainkan Ia merancang supaya
seorang yang terbuang jangan tinggal terbuang dari pada-Nya.
2 Samuel 14:14
Berkatalah mereka (para ahli Taurat) kepada murid-murid-(Yesus):
“Mengapa Ia makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang
berdosa?” Yesus mendengarnya dan berkata kepada mereka: “Bukan
orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang
bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”
Markus 2:16-17
Yesus berada bagi yang membutuhkan
P
ernahkah anda bertanya kepada diri anda untuk apa anda dilahirkan ? Mungkin
kita bingung untuk menjawab pertanyaan ini. Mungkin ada yang memilih jika
tahu seperti ini sebaiknya saya tidak dilahirkan, atau ya sekedar lewat saja di dunia
ini? Mari kita mencoba merenungkan sejenak Firman Tuhan yang kita baca hari
ini:
Dari 2 Samuel 14:14 bahwa Allah merancang kehidupan seseorang, Allah
memiliki perencanaan yang indah untuk hidup anda pribadi lepas pribadi. Masingmasing anda unik dimata Tuhan. Kita dapat membayangkan bagaimana Tangan Allah
membentuk kita, selagi kita masih bakal anak. Allah memiliki rencangan yang indah
dalam hidup kita. Untuk itu apapun adanya anda sekarang ini, anda berharga bagi
Allah. Mungkin anda merasa sudah sangat sepuh, tidak lagi memiliki kekuatan, dan
merasa tidak berguna lagi, anda masih berarti di mata Tuhan.Mungkin anda tidak
memiliki tubuh yang sempurna (cacat), di Tangan Tuhan akan menjadikan anda alat
yang berguna. Walaupun bagi dunia anda dipandang sebagai yang terbuang, namun
Allah mengambil anda dan menjadikan anda orang yang berguna.
Tuhan Yesus dengan tegas menyatakan hakekat kehadiranNya ke dalam dunia
ini; mencari mereka yang berdosa, menyembuhkan mereka yang sakit. Persoalan yang
ada adalah banyak orang yang merasa dirinya sehat rohani, padahal sesungguhnya
sedang hidup dalam kemunafikan atau kepura-puraan. Sebaiknya berhenti merasa
sehat rohani dan sadar bahwa diri kita membutuhkan dokter rohani. Demikian juga
betapa sering kita membusungkan dada menganggap lebih suci dalam menjalankan
kaidah agama, dilain pihak kita masih mempraktekkan kelaliman. Adakah sikap
seperti ini akan menolong kita berjumpa dengan Kristus?
Tuhan Yesus datang untuk menyelamatkan yang terhilang, membalut
yang terluka, menyembuhkan yang sakit, mengangkat yang terpinggirkan,
menyelamatkan orang berdosa. Renungkan makna kehadiranNya dan sambutlah
dengan kerendahan hati, bahwa anda membutuhkan Dia, ya anda membutuhkan
Dia sekarang ini. (INAS)
Bacaan Alkitab : Matius 15:29-39; 1 Korintus 15:50-58
Doa:Terima kasih Tuhan karena Engkau pasti merancangkan damai sejahtera bagi
kami.
74
Renungan Harian Janji Hidup
Jumat
10
Juni
2016
Allah manakah di langit dan di bumi, yang dapat melakukan
perbuatan perkasa seperti Engkau?
Ulangan 3:24
Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya,
ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya
di atas batu.
Matius 7:24
Jadilah Pelaku Firman
“A
llah manakah dilangit dan di bumi, yang dapat melakukan perbuatan perkasa
seperti Engkau?” Kalimat ini diungkapkan oleh Musa bukan ketika ia mengamati
dan mengagumi indahnya alam ciptaan Tuhan, namun ketika Musa tidak diperkenankan
masuk ke tanah Kanaan. Apakah ketika permohonannya ditolak oleh Tuhan untuk
dapat menyerberangi sungai Yordan masuk tanah kanaan, membuat Musa kemudian
menyangkal Tuhan? Disinilah kita dapat melihat jiwa besar pemimpin seperti Musa. Dia
hanya Tunduk kepada perintah Tuhan. Mungkin sebagai orang yang pernah berjasa,
kita akan menganggap sudah layak Musa mendapat kesempatan untuk menyeberang
ke tanah Kanaan, namun perintah Tuhan kepadanya bahwa ia harus mempersiapkan
orang lain yakni Yosua untuk menghantar bangsa Israel memasuki babak baru dalam
kehidupan mereka di tanah perjanjian. Lebih baik bagi Musa untuk mengikuti perintah
Tuhan dibanding dengan mengikuti kehendaknya sendiri.
Dari Matius 7:24 dipertegas kembali bahwa orang yang bijaksana adalah mereka
yang mendengar firman Tuhan dan melalukannya. Mereka diumpamakan seperti orang
yang bijaksana yang membangun rumahnya di atas batu karang. Apa yang mendasari
anda untuk menjalani kehidupan ini? Pertanyaan ini sangat penting untuk kita
renungkan dalam kita melangkah dalam hidup ini. Dan dasar yang paling kuat adalah
Firman Tuhan. Orang yang mendasari hidupnya dengan Firman tidak akan mudah
terombang ambing ketika harus bertemu dengan pengalaman pahit dalam hidup ini.
Dengan Firman Tuhan yang hidup dalam dirinya, akan memberi kekuatan yang kokoh,
pengharapan yang sejati, penghiburan di kala susah.
Perjalanan hidup orang percaya atau yang mendasari diri dengan Firman Tuhan,
tidak serta merta gampang, tetapi kita dapat melihat perbedaan yang begitu jelas, ada
sukacita yang tidak pernah padam yang terpancar dari hidup seseorang yang menjadi
pelaku firman dalam hidup ini.Cara pandang dan pola tindak ditentukan hanya oleh
Firman Tuhan saja.
Banyak orang senang mendengar kata-kata bijak, namun sedikit orang senang
menerima teguran. Firman Tuhan menguatkan, menegur, mendidik, menghibur bahkan
bagaikan pedang bermata tajam yang siap untuk menyayat, memisahkan keinginan
daging kita dan keinginan Roh, yang di dalamnya kita harus memilah dan memilih.
Jadilah bijaksana, dengan menjadi pelaku-pelaku firman Tuhan dalam hidup ini. (INAS)
Bacaan Alkitab : Yohanes 6:37-40(41-46); 1 Korintus 16:1-12
Doa:mampukan kami Tuhan untuk menjadi pelaku FirmanMu.
Renungan Harian Janji Hidup
75
Sabtu
11
Juni
2016
Hamba-Mu diperingatkan oleh semuanya itu, dan orang yang
berpegang padanya mendapat upah yang besar.
Mazmur 19:12
Perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena siapa yang mempunyai,
kepadanya akan diberi,
Lukas 8:18
Perhatikan Cara Kamu Mendengar
P
eraturan dibuat supaya kehidupan manusia/masyarakat dapat lebih teratur. Contahnya
trafick light ditempatkan untuk mengatur lancarnya lalulintas. Dimanapun kita hidup,
pasti ada aturan yang mengikat kita, apakah itu aturan formal atau aturan normative
sifatnya. Dalam kenyataannya seberapa besar orang patuh pada peraturan? Seberapa orang
menyadari bahwa dengan peraturan tersebut akan membantu membuat jalan hidup mereka
teratur? Bukankah kita sering merasa kepentingan kita terbentur oleh karena peraturan
yang ada? Pemazmur yakni Daud memandang Taurat Tuhan sebagai sebuah berkat dari
Tuhan yang sempurna, menyegarkan jiwa, memberikan hikmat, menyucikan hati dan
lain sebagainya. Bagaimana anda melihat dan memberlakukan sebuah aturan? Adakah
anda terpaksa melakukannya atau melakukankanya dengan senang hati? Bagaimana anda
memberlakukan Firman Tuhan dalam hidup anda? Adakah anda merasa terikat? Merasa
kehilangan kebebasan anda?
Dalam perumpamaan tentang pelita, Tuhan Yesus meberi gambaran yang jelas dimana
harus ditempatkan pelita tersebut. Dari fungsi menentukan posisi.Pelita berfungsi untuk
memberi penerangan, karena itu posisinya sedapat mungkin ditempat yang tinggi, sehingga
semakin banyak ruang/tempat yang dapat diterangi. Demikian juga Firman Tuhan. Dimana
Firman itu anda tempatkan? Hanya dipikiran? Firmannya:”Perhatikanlah cara kamu
mendengar. Karena siapa yang mempunyai , kepadanya akan diberi”. Ada banyak model
orang merespon firman Tuhan. Ada yang hanya mendengar dan menjadikan firman Tuhan
sebagai pengetahuan saja. Ada yang mendengar dan menyimpannya sampai dilubuk hati,
ada yang mendengar, menyerap, dan memberlakukan Firman Tuhan dalam hidupnya. Siapa
yang mempunyai kepadanya akan diberi; artinya kepada mereka yang dengan penuh setia
memberlakukan Firman Tuhan dalam hidupnya mereka akan dipercaya lebih banyak lagi.
Karena itu ada hal yang mungkin perlu kita robah dalam kita membaca firman Tuhan.
Kerapkali kita membacanya untuk menambah pengetahuan Alkitab kita, bahkan tidak jarang
menjadi kebanggaan kita jika kita mampu dengan cepat menyelesaikan membaca Alkitab
dari kejadian sampai Wahyu dengan cepat. Kita sudah dilatih membaca Firman dengan
metode BGA (baca Gali Alkitab). Petunjuk/langkah praktisnya: berdoalah sebelum membaca
Firman, Bacalah dengan saksama, berulang-ulang, renungkan firman Tuhan; pelajaran apa
yang didapat, adakah Perintah/nasihat, adakah peringatan/larangan, adakah janji, adakah
teladan? Kemudian masuk pada langkah respon: hal-hal spesifik dalam hidupku yang
disoroti melalui firman Tuhan; didalamnya mungkin ada ucapan syukur, doa, pengakuan
dosa, tekad atau langkah konkrit yang bisa diukur/digapai pencapaiannya. (INAS)
Bacaan Alkitab : Yunus 2:1-11; 1 Korintus 16:13-24
Doa:Kami ingin tidak hanya sekedar mendengar FirmanMu Tuhan, tetapi kami juga
ingin merenungkan serta menumbuhkan dalam hidup kami. mampukan kami
ya Tuhan.
76
Renungan Harian Janji Hidup
Minggu
12
Juni
2016
Ajarlah aku melakukan kehendak-Mu, sebab Engkaulah Allahku!
Kiranya Roh-Mu yang baik itu menuntun aku di tanah yang rata!
Mazmur 143:10
Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah
hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia
dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam
iman.
Kolose 2:6-7
Berakar, Bertumbuh dan Berbuah Di Dalam Tuhan
D
alam hal beriman pemazmur menyadari betapa peran Allah sangat dibutuhkan.
Karena itu ia berucap:”Ajarlah aku melakukan kehendakMu”. Kehendak
Tuhanlah yang harus diberlakukan dalam hidup kita. Kitalah yang harus mengubah
rencana diri, dan memberlakukan kehendak Tuhan atau FirmanNya dalam hidup kita
ini. Dan Roh Tuhan akan menuntun kita senantiasa di dalam kita memberlakukan
firmanNya.
Dalam suratnya kepada jemaat yang ada di Kolose, Paulus mengigatkan
kepada jemaat yang baru bertumbuh untuk mengalami proses pertumbuhan yang
baik dan benar. Hal yang ia tekankan:
1. Hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia (Kristus). Tidak gampang untuk
mempertahankan iman ditengah ancaman, tidak mudah untuk belajar setia
tatkala kita mengalami penderitaan dan timbulnya pengajar-pengajar palsu.
Bagi orang percaya apapun yang terjadi dalam hidup ini, kuncinya tetaplah
tinggal di dalam Kristus.
2. Berakar di dalam Kristus, Perkembangan kehidupan rohani seseorang sering
diibaratkan bagai sebuah pohon, yang didalamnya ada proses yang senantiasa
terbangun. Untuk dapat menghasilkan buah, sebatang pohon mengalami
proses yang paling tidak, harus berakar yang kuat, dengan akar yang kuat dapat
menyerap sari makanan untuk pertumbuhan batang, ranting, dan dengan akar
yang kuat dapat menahan tegaknya batang pohon. Dengan tersedianya sari
makanan yang cukup daun akan lebat, batang menjadi kokoh dan pada akhirnya
pohon itupun berbuah.
3. Dibangun di atas Kristus,Kristus telah menjadikan diriNya sebagai dasar yang
kokoh, memberi hidupNya sampai mati dikayu salib.Karena itu apapun yang
kita pikirkan dan lakukan harus sesuai dengan dasar hidup kita, yakni Kristus
sendiri.
4. Bertambah teguh dalam iman, dalam berbagai pergumulan hidup yang kita
alami, jadikan semuanya itu sebagai sarana pertumbuhan iman kita.Tetap teguh
berpegang pada Tuhan Yesus, yang menggengam erat tangan kita. (INAS)
Bacaan Alkitab : Lukas 15:1-3, 11b-32; 1 Timotius 1:12-17; Mazmur 106:1-23
Doa:Kami rindu hidup dalam FirmanMu Tuhan, sehingga Firman itu berakar,
tumbuh dan berbuah.
Renungan Harian Janji Hidup
77
Senin
13
Juni
2016
Engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata
air yang tidak pernah mengecewakan.
Yesaya 58:11
Barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia
tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan
Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang
terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.
Yohanes 4:14
Mata Air Kehidupan
A
ir merupakan salah satu kebutuhan pokok hidup manusia.Tanpa air niscaya
ada kehidupan. Nabi Yesaya menubuatkan janji Allah untuk bangsa Israel
setelah mereka mengalami masa pembuangan bahwa mereka akan dipelihara Allah
bagaikan sebuah taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak
pernah mengecewakan. Dapat kita bayangkan betapa asrinya taman yang terairi
dengan sempurna, semerbak wangi bunga akan tercium oleh hidung kita, sejuta
warna warni dedaunan akan menyita perhatian kita. Begitulah hidup ini akan
menjadi sangat indah jika Tuhan yang memeliharanya. Air mata mereka selama
dipembuangan akan diubah menjadi kegirangan yang tidak pernah kering.
Dalam perjumpaan dengan seorang perempuan Samaria yang sedang menimba
air di sumur Yakub, Tuhan Yesus bersabda:”Barangsiapa minum air yang akan
Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air
yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang
terus menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal”. Tuhan Yesus adalah
air kehidupan, yang mengalir dalam diri kita yang percaya kepadaNya. Persoalan
yang sering kita hadapi adalah kita lebih tergiur untuk menimba air duniawi
daripada mencari air sorgawi. Persoalan yang lain juga adalah, rohani kita kerapkali
mengalami kekeringan, kehausan, namun kita enggan untuk berjumpa dengan
sumber air hidup.
Melalui perenungan firman Tuhan hari ini, kita diingatkan bahwa di Tangan
Tuhan hidup kita akan terpelihara. Dan Tuhan juga mengutus kita untuk menjadi
mata air yang terus menerus memancar; mengalir mengairi taman-taman yang ada
disekitar kita. Tuhan mengutus kita untuk membawa harapan baru bagi mereka yang
sedang kehilangan harapan, menghibur mereka yang susah, dan lain sebagainya.
Banyak orang ada dalam suasana bagaikan taman yang kering, banyak jiwa
yang mengalami kehausan. Siapa yang mau memberi hidupnya untuk mereka?
Kitalah orang-orang yang telah merasakan aliran air hidup, untuk itu pancarkanlah
air kehidupan itu kepada dunia disekitar kita. (INAS)
Bacaan Alkitab : Lukas 7:36-50; Keluaran 1:1-22
Doa:Engkaulah sumber air hidup kami Tuhan, dan kami ingin mengalirkan air
hidup yang kami terima bagi sesama
78
Renungan Harian Janji Hidup
Selasa
14
Juni
2016
Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya,
dan Ia akan bertindak.
Mazmur 37:5
Oleh Dia (Yesus Kristus) kita juga beroleh jalan masuk oleh iman
kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan
kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.
Roma 5:2
Hidup Dalam Pengharapan
K
etika kita angkat tangan (menyerahkan segala pergumulan hidup) Allah akan turun
tangan (segera menolong dan melepaskan kita dari beban yang menghimpit hidup
ini). Sekalipun sangat mudah untuk mengucapkan kalimat ini, namun tidaklah gampang
untuk memiliki sikap hidup yang berserah kepada Tuhan. Berserah kepada Tuhan
bukan berarti menyerah terhadap keadaan, namun lebih kepada sikap menjalani
hidup bersama dengan Tuhan. Dari pengalamannya bersama Tuhan pemazmur sampai
pada kesimpulan untuk menyerahkan perjalanan hidupnya hanya kepada Tuhan dan
mempercayakan hidup ini hanya kepadaNya, karena Ia akan bertindak. Perasaan
cemas, lelah, putus asa, kerapkali mewarnai perjalanan hidup kita, kini saatnya kita
menentukan pilihan untuk mempercayakan hidup ini hanya kepada Tuhan. Jalani hidup
bersama denganNya, susah atau deritapun yang kita alami, akan menjadi ringan ketika
kita menjalaninya bersama Tuhan.
Salah satu ciri hidup orang yang berserah kepada Tuhan adalah hidup dalam
pengharapan. Hidup dalam pengharapan yang pasti, yakni menerima kemuliaan Allah.
Apakah yang menjadi tujuan dalam hidup ini? Harta, kekuasaan dan lain sebagainya
tidak ada artinya dibanding dengan kemuliaan yang Allah akan berikan. Allah telah
membuka jalan untuk kita dapat menerima kemuliaanNya melalui Tuhan Yesus Kristus.
Dengan beriman kepadaNya kita pasti akan sampai kepada kemuliaan kekal yang Tuhan
telah siapkan.
Kita masih berada dan hidup di dalam dunia dengan berbagai tantangannya.
Dalam menapaki hidup ini, betapa mudah kita menjadi kecewa, putus asa, karena kita
kehilangan pengharapan. Satu kunci untuk kita bisa bertahan ketika kita harus bertemu
dengan pahitnya kenyataan hidup adalah ketika kita tidak kehilangan “pengharapan”.
Pengharapan adalah sesuatu yang belum kita terima, tetapi kita meyakini kita telah
menerimanya. Itulah iman kita di dalam Tuhan Yesus Kristus. Tuhan Yesus telah
menjadikan dirinya sebagai jalan pendamaian kita dengan Allah. Itu sudah cukup
menjadi jaminan pengharapan kita.
Apapun situasi hidup yang sedang anda jalani, sekali lagi jangan pernah kehilangan
pengharapan. Banyak orang mengakhiri hidupnya dengan cara yang sia-sia, bukan
karena kekurangan materi, namun karena hilangnya pengharapan pada dirinya. (INAS)
Bacaan Alkitab : Roma 10:6-16; Keluaran 2:1-10
Doa:Kami percaya Tuhan, pengharapan padaMu takkan pernah sia-sia.
Renungan Harian Janji Hidup
79
Rabu
15
Juni
2016
Bukankah aku harus berawas-awas, supaya mengatakan apa yang
ditaruh TUHAN ke dalam mulutku?
Bilangan 23:12
Tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang
telah kami lihat dan yang telah kami dengar.
Kisah Para Rasu; 4:20
Awasi Perkataan Anda
M
emang lidah tak bertulang, tak terbatas kata-kata, yang dapat kita simak dari
ungkapan ini betapa mudahnya untuk kita berkata-kata. Namun perlu untuk
kita camkan tidak semua yang ada dalam pikiran kita perlu kita katakan, tetapi
semua yang kita katakan penting untuk kita pikirkan sebelumnya. Adakah kata-kata
kita benar, menguatkan,mendidik, menghibur, membangun, atau justru sebaliknya
oleh karena kata-kata kita membuat orang menjadi susah dan tidak termotivasi.
“Bukankah aku harus berawas-awas, supaya mengatakan apa yang ditaruh
Tuhan ke dalam mulutku?” adalah jawaban yang diberikan oleh Bileam kepada Balak.
Sebagai hamba Tuhan Bileam hanya mau menyampaikan apa yang Tuhan suruhkan
kepadanya. Karena apa yang Tuhan taruh pada mulutnya pasti akan membangun
orang yang mendengarkannya.
Seberapa kata-kata yang telah keluar dari mulut kita, seberapa kata atau
kalimat itu adalah menguatkan dan membangun? Adakah kita mengatakan sesuatu
dengan maksud untuk menyakiti orang lain? Jika memang kita harus mengatakan
sesuatu yang membuat telinga orang lain “merah” biarlah itu datangnya dari Tuhan.
Kata-kata nasehat memang sering membuat telinga merah, namun itu penting bagi
yang mendengarnya, untuk memperbaiki dan membangun orang.
Petrus dan Yohanes dengan berani berkata-kata ketika harus berhadapan
dengan Mahkamah Agama “Tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata
tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar”. Sangat sederhana,
jelas dan tegas. Seorang pengikut Kristus hanya mengatakan apa yang telah dilihat
dan yang telah didengar. Pengalamannya bersama Kristus, itulah yang disaksikannya
melalui kata-kata dan tindakan. Pengalaman dan perjumpaan kita dengan Kristus,
itulah yang harus kita ceritakan kepada mereka yang belum mengenal Yesus sebagai
Tuhan dan Juru Selamat.
Dalam berkata-kata, ingatlah bahwa kita sedang memberitakan tentang Kristus.
Dari kata-kata kita orang menilai kita ini milik siapa. Katakan yang sepatutnya, awasi
perkataan kita,usahakan selalu untuk menguatkan, menasehati dan menghibur satu
dengan yang lainnya. (INAS)
Bacaan Alkitab : Mika 7:7-9, 18-20; Keluaran 2:11-25
Doa:Ampunilah kami Tuhan jika perkataan kami sering tidak berkenan. pakailah
perkataan kami agar selalu memuliakan namaMu.
80
Renungan Harian Janji Hidup
Kamis
16
TUHAN mengetahui rancangan-rancangan manusia; sesungguhnya
semuanya sia-sia belaka.
Mazmur 94:11
Janganlah menganggap dirimu pandai!
Roma 12:16
Juni
2016
Jangan Menganggap Diri Pandai
S
etiap kita pasti memiliki rencana, apakah rencana kecil ataupun besar dalam
kehidupan kita. Ketika kita merencanakan sesuatu, langkah-langkah apakah
yang perlu kita lakukan? Berencana untuk membangun rumah tangga misalnya,
apakah yang perlu menjadi pertimbangan kita? Mulai dari siapa yang akan menjadi
pasangan, dimana kita tinggal dan lain sebagainya. Pendek kata banyak hal yang
muncul dalam pikiran kita, yang dapat kita tuangkan menjadi sebuah perencanaan.
Berapa pentingnya sebuah perencanaan, karena tanpa perencanaan yang matang
kita pasti akan menuai kegagalan.
Melalui pemazmur kita diingatkan bahwa jika dalam perencaaan kita tidak
melibatkan Tuhan, maka kita sedang merencanakan kegagalan besar dalam hidup
ini. Karena sepintar apapun kita merencanakan dan merancang hidup ini, jika itu
bukan rancangan Tuhan, pasti akan sia-sia. Dengan kata lain tidak salah manusia
memiliki rencana, tetapi akan salah jika manusia tidak mencari rancangan Tuhan
dalam hidupnya.
Paulus mengingatkan jemaat yang ada di Roma supaya supaya dalam kehidupan
bersama senantiasa tidak ada yang mengangap dirinya lebih pandai, dengan cara
merendahkan orang lain. Kalaupun Tuhan memberi daya pikir yang lebih dari
pada yang lain, hendaklah diabdikan untuk kepentingan bersama. Lengkapnya
Roma 12:16 berbunyi”Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama,;
janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu
kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai!”.
Kesehatian dan satu tujuan dalam persekutuan hendaklah dikedepankan. Semuanya
itu bisa tercapai jika masing-masing meletakkan pikiran Kristus diatas pikiran
masing-masing, dengan kata lain semuanya mengedepankan rencana Tuhan dalam
kehidupan persekutuan. Gereja gampang terpecah belah oleh karena ada orang yang
menganggap diri lebih pandai dari yang lain dengan merendahkan orang lain.Paulus
dengan tegas menasehati jemaat supaya tidak menganggap diri pandai, namun lebih
menghargai satu dengan yang lain dalam persektuan bersama. (INAS)
Bacaan Alkitab : Matius 18:15-20; Keluaran 3:1-22
Doa:Hanya Engkau sumber hikmat dan kepandaian ya Tuhan, mampukan kami agar
tidak sombong dan menganggap diri pandai.
Renungan Harian Janji Hidup
81
Jumat
17
Juni
2016
Nabi yang beroleh mimpi, biarlah menceritakan mimpinya itu, dan
nabi yang beroleh firman-Ku, biarlah menceritakan firman-Ku
itu dengan benar! Apakah sangkut-paut jerami dengan gandum?
demikianlah firman TUHAN.
Yeremia 23:28
Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh,
tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah.
1 Yohanes 4:1
Awas Palsu
B
agaimana kita akan mampu membedakan mana yang asli dan mana yang palsu?
Apalagi cara menjiplak sekarang ini sangat canggih? Kita akan dapat mengetahui
keaslian sebuah produk ketika kita telah mempergunakannya. Awas barang tiruan,
itulah yang sering kit baca dalam label sebuah produk, apakah tulisan itu menjamin
keaslian produk? Belum tentu.
Dalam menentang ajaran nabi palsu, Yeremia mengingatkan supaya umat Tuhan
benar-benar berhati-hati terhadap setiap pengajaran. Nabi-nabi palsu menganggap
mimpi-mimpi sebagai Firman Tuhan. Mereka mencampuradukkan keduanya
dengan menyatakan bahwa mimpi-mimpi mereka adalah kebenaran dari Allah.
Namun mimipi-mimpi mereka ibarat jerami yang tidak berharga dibandingkan
dengan Firman Allah yang benar (gandum). Dalam hal inilah jangan sampai kita
terkecoh oleh karena penampilan kulit luar, tetapi harus tetap teliti. Ada banyak
ajaran gereja sekarang ini yang menawarkan kesuksesan, keberhasilan yang semu.
Dengan ungkapan percaya Kristus semua pasti beres, yang miskin jadi kaya, yang
sakit sembuh, dan lain sebagainya. Memang mujizat Tuhan masih ada, tetapi apakah
dengan berkata demikian mengajarkan orang bertumbuh dengan benar di dalam
iman kepada Kristus? Bagaimana kalau tidak terjadi apa-apa, seperti yang didengar
oleh mereka? Apakah kemudian mereka akan mendengar kalimat, itu karena anda
kurang percaya, atau karena anda tidak beriman.
Dalam1 Yohanes 4:1 , Yohanes mendorong jemaat untuk tetap teguh berpegang
pada kebenaran Firman Tuhan. Supaya berhati-hati terhadap nabi-nabi palsu, yang
menyangkal kemanusian Yesus. Karena itu Yohanes mendorong jemaat agar tetap
teguh berpegang pada kebenaran bahwa Yesus Anak Allah, adalah sungguh-sungguh
manusia dan benar-benar menumpahkan darahNya untuk menyucikan manusia
dari dosa (1:7). Ada jemaat yang menganggap bahwa Yesus kelihatannya seperti
manusia namun sebenarnya Dia adalah makhluk rohani.
Dalam zaman sekarang juga beredar banyak sekali ajaran-ajaran yang
membingungkan. Untuk mengatasi hal tersebut tidak ada jalan lain kecuali kita
dengan tekun membaca Firman Tuhan. Kembali ke Alkitab. Bacalah Firman Tuhan,
temukanlah kebenaran di dalamnya, dan lakukanlah FirmanNya dalam kehidupan
kita hari lepas hari. (INAS)
Bacaan Alkitab : Galatia 3:6-14; Keluaran 4:1-17
Doa:Berilah kami kepekaan Tuhan untuk dapat membedakan Roh Kudus dan roh
dunia agar kami tidak tersesat.
82
Renungan Harian Janji Hidup
Sabtu
18
Juni
2016
Kota ini (Yerusalem) akan menjadi pokok kegirangan: ternama, terpuji dan
terhormat bagi-Ku di depan segala bangsa di bumi yang telah mendengar
tentang segala kebajikan yang Kulakukan kepadanya.
Yeremia 33:9
Oleh karena kebenaran Allah Kristus telah menjadi pelayan orang-orang bersunat
untuk mengokohkan janji yang telah diberikan-Nya kepada nenek moyang kita,
dan untuk memungkinkan bangsa-bangsa, supaya mereka memuliakan Allah
karena rahmat-Nya, seperti ada tertulis: “Sebab itu aku akan memuliakan
Engkau di antara bangsa-bangsa dan menyanyikan mazmur bagi nama-Mu.”
Roma 15:8-9
Ceritakan Kasih Allah Kepada Dunia ini
T
entang kota Yerusalem dinubuatkan akan menjadi pokok kegirangan: ternama,
terpuji dan terhormat bagi Tuhan di depan segala bangsa di bumi yang telah
mendengar tentang segala kebajikan yang Tuhan lakukan kepadanya. Nubuat ini
disampaikan setelah kehancuran Yerusalem, yang membuat musuh-musuh Israel
menghina dan mengolok-olok Tuhan dan umatNya. Akan tetapi, ketika Tuhan
menolong umatNya membangun kembali negerinya dan melimpahkan damai dan
sejahtera, bangsa-bangsa lain akan menaruh hormat kepada Allah Israel. Tuhanlah
yang menjadi pembela umatnya
Betapa sering kita menerima olok-olokkan sebagai akibat dari iman kita kepada
Kristus, seberapa teguhnya kita menanggung semuanya itu? Kita akan bisa tetap
tegak, ketika kita selalu mengingat janji Tuhan dan rancanganNya yang indah dalam
hidup kita.
Paulus menyatakan keyakinannya bahwa Yesus telah datang ke dunia untuk
memenuhi janji Allah; bahwa seorang Mesias akan diutus bagi umat Yahudi.
Keyakinan inilah yang membuat Paulus tetap gigih dalam pemberitaan sekalipun
harus menaggung derita, Paulus tetap setia kepada Injil yang ia beritakan.
Tantangan yang kita hadapi belim seberapa jika disbanding dengan yang
dialami jemaat mula-mula. Sekarang ini lebih banyak penderitaan yang kita alami
akibat kelalaian kita, bukan karena dampak iman kita kepada Kristus.
Seperti Paulus yang terus menerus menjadi pemberita inil, demikianlah
seharusnya kita tak pernah lelah, menyerah dalam penginjilan. Ceritakan kepada
dunia tentang kemurahan Kasih Allah didalam Tuhan Yesus Kristus. (INAS)
Bacaan Alkitab : Yunus 3:1-10; Keluaran 4:18-31
Doa:Kami mau menceritakan cinta kasihMu Tuhan, pakailah hidup kami menjadi
kesaksian yang hidup bagi kemuliaanMu.
Renungan Harian Janji Hidup
83
Minggu
19
Juni
2016
Beginilah firman TUHAN: Langit adalah takhta-Ku dan bumi adalah
tumpuan kaki-Ku; rumah apakah yang akan kamu dirikan bagi-Ku,
dan tempat apakah yang akan menjadi perhentian-Ku?
Yesaya 66:1
Pada waktu itu jika orang berkata kepada kamu: Lihat, Mesias ada di
sini, atau: Lihat, Mesias ada di sana, jangan kamu percaya.
Markus 13:21
Membangun Rumah Tuhan
M
embangun Rumah Tuhan sebagai tempat beribadah umat beragama merupakan hal yang
prinsip dan harus. Benar seringkali dana yang diperlukan untuk membangunnya tidak
sedikit, tetapi umumnya para penganutnya berusaha untuk berbagi dan bertanggungjawab
mendanainya. Di sanalah umat berdoa, menaikkan pujian, dan mendengarkan kotbah firman
Tuhan dari para rohaniawan. Di sanalah pelayanan keagamaan dan kemanusiaan dapat juga
dilaksanakan. Bagi kita umat kristiani, tentu rumah Tuhan tidak saja berarti gedung yang
berdiri megah tetapi tubuh setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus pun juga adalah
rumah Tuhan yang semestinya dijaga dan dipertahankan kesuciaanya dan diekspresikan dalam
tindakan keseharian yang nyata dalam bermasyarakat.
Firman Tuhan hari ini mengajak kita supaya kita mau dan mampu menyadari motivasi
yang benar tentang pembangunan rumah Tuhan. Rumah atau tempat apakah yang hendak
kamu bangun? (Yesaya 66:1). Rumah Tuhan atau Bait Allah umat Israel di Yerusalem pertama
kali di bangun oleh Raja Salomo dan kemudian dimusnahkan oleh tentara Babel, dibangun
kembali di bawah pimpinan Zerubabel, dan disempurnakan lagi oleh raja Herodes Agung. Hidup
keagamaan umat Yahudi berpusat di situ, juga pada zaman Tuhan Yesus. Mula-mula orang-orang
Kristen masih turut beribadat di situ, tetapi lama-kelamaan terjadi perpisahan antara mereka
dan orang-orang Yahudi. Gedung Rumah Tuhan ini dimusnahkan pada tahun 70 Sesudah Masehi
oleh tentara Roma di bawah pimpinan Jendral Titus. Begitulah umat Israel sangat antusias
membangun rumah Tuhan dan sangat bangga dengan bangunan tersebut. Sementara kehidupan
kemanusiaan umat sangat bertentangan dengan kekusukan peribadahannya di rumah Tuhan.
Telah terjadi kemerosotan moral yang serius dalam berbagai aspek seperti: penindasan, korupsi,
dan penyembahan berhala. Messias-messias palsu terus akan bermunculan disaat kita menanti
kedatanganNya yang kedua kali (Markus 13:21). Janganlah kepercayaanmu mudah goyah dan
bimbang karena ajaran palsu, tetaplah percaya dan beritakanlah bahwa hanya Tuhan Yesus
yang diperkenan Allah menjadi Messias Tuhan dan Juruselamat kita, kapan dan di mana saja.
KehadiranNya dalam roh yang tidak dapat dibatasi oleh tembok-tembok bangunan itu adalah
untuk menyelamatkan. Karya penyelamatanNya ini melintasi semua suku bangsa dan semua
umat beragama yang ada di dunia ini.
Jadilah orang yang setia membangun rumah Tuhan secara fisik dan rohani. Lakukanlah
dan jalanilah kehidupan keagamaan dan kemanusiaan secara seimbang dan utuh, matang, dan
mantap. Tidak mudah terpancing, terpengaruh, dan tergoda oleh berbagai ajaran palsu yang
hendak menggangu dan menghancurkan iman percaya kita. Lihat, perhatikan, dan bersimpatilah
terhadap masyarakat melalui bentuk-bentuk layanan kasih. (IKSN)
Bacaan Alkitab : Lukas 6:36-42; Roma 14:10-13; Mazmur 106:24-48
Doa: Ya Tuhan Yesus, mampukan kami setia membangun kerohanian dan
mewujudkannya dalam segala bentuk layanan kasih di masyarakat.
84
Renungan Harian Janji Hidup
Senin
20
Juni
2016
TUHAN itu tinggi, namun Ia melihat orang yang hina, dan mengenal
orang yang sombong dari jauh.
Mazmur 138:6
Apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah,
bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa
yang berarti.
1 Korintus 1:28
Mengelola Hidup Menjadi Berarti
H
idup kita ini adalah pemberian dari Tuhan dan harus dipertangungjawabkan
kepadaNya baik di masa kini maupun di masa yang akan datang. Karena itu
pertanyaan apakah kita sudah mengelola hidup kita ini menjadi berarti bagi Tuhan,
sesama, dan lingkungan menjadi perenungan serius bagi kita semua. Pada umumnya
kita lebih cendrung memikirkan, melayani, dan memegahkan diri kita sendiri. Lalu kita
mengatakan kan ini juga menjadi bagian dari mengelola hidup menjadi berarti. Persoalan
yang muncul dalam topik ini justru hidup berarti yang bagaimana? untuk siapa saja? dan
apakah pelaksanaannya terbatas waktu dan tempat tertentu saja? Apakah yang menjadi
tujuan utama dari pengelolaan hidup menjadi berarti tersebut?
Pembacaan firman Tuhan saat ini mengajak kita untuk menaikkan nyanyian syukur
atas pertolongan Tuhan dan memahami serta mewujudkan pengelolaan hidup menjadi
berarti. Tuhan di tempat yang mahatinggi itu pasti juga mahatahu: melihat orang yang
hina dan mengenal orang yang sombong (Mazmur 138:6). Orang yang hina di sini adalah
orang yang berdosa yang menatap masa depan dengan penuh kepercayaan bahwa Tuhan
pasti akan menyelamatkan dari kesesakkan oleh tanganNya yang penuh kuat dan kuasa.
Pemazmur tidak saja percaya namun tetap juga memohon dan berdoa terus-menerus,
agar dengan kuasa dan kasihNya ia dimampukan untuk mencari dan mempraktekan
hidup menjadi berarti. Orang yang bodoh, hina, lemah, tidak terpandang, dan tidak
berarti dipilih Allah menjadi berarti karena kuasa dan hikmat Allah (1 Korintus 1:28).
Hikmat Tuhan menolong dan menentukan pengelolaan karakter hidup menjadi berarti,
sehingga tidak ada seorang pun dapat memegahkan diri dalam hidup dan karyanya.
Jadi mengelola hidup menjadi berarti adalah mengucap syukur kepada Tuhan
atas hidup yang telah dikaruniakannya kepada kita. Pikiran, tutur kata, dan perbuatan
kita supaya berkenan kepada Tuhan dan menjadi saluran berkat bagi sesama dan
lingkungan masyarakat di mana kita berdomisili. Jika Tuhan ijinkan kita masih hidup
sekarang ini, ini berarti kita masih diberi kesempatan dalam meningkatkan pengelolaan
hidup ini untuk tetap menjadi alat yang berguna bagi Dia selama kita hidup. Hidup
saling membantu, saling menguatkan di dalam kasih. Baiklah setiap kita tetap menguji
perjalanan hidup dan karya kita agar tetap berkenan dan menjadi berkat bagi orang lain
dan tetap memuliakan namaNya. (IKSN)
Bacaan Alkitab: Galatia 6:1-5; Keluaran 5:1 – 6:1
Doa: Ya Tuhan, mampukanlah kami untuk dapat mengelola hidup ini menjadi berarti
bagi Tuhan, sesama, dan lingkungan.
Renungan Harian Janji Hidup
85
Selasa
21
Juni
2016
Ketahuilah pada hari ini dan camkanlah, bahwa TUHANlah Allah
yang di langit di atas dan di bumi di bawah, tidak ada yang lain.
Ulangan 4:39
Ia tidak jauh dari kita masing-masing. Sebab di dalam Dia kita hidup,
kita bergerak, kita ada.
Kisah Para Rasul 17:27, 28
Tuhanlah Allah!
A
llah itu mahakuasa pencipta langit dan bumi. Ia hadir dan benar-benar telah bertindak
dengan adil dan benar didalam dunia ciptaanNya. TindakkanNya untuk memberi
kesejahteraan bagi umat yang taat kepadaNya. Ia berbelas kasihan dan pengampun
bagi umat manusia yang dicintaiNya setelah bertobat dari kesalahannya. KeadilanNya
memang akan nyata juga dalam hukumanNya bagi umat manusia yang tidak taat dan
tidak mau bertobat. Sedangkan Tuhan adalah oknum ilahi yang diyakini, dipuja, dan
disembah oleh manusia sebagai yang Mahakuasa. Di samping itu Tuhan juga berarti
sesuatu yang dianggap sebagai Tuhan dan bisa juga disembah sebagai Tuhan. Jadi topik
Tuhanlah Allah, mendorong dan mengajak kita supaya hanya meyakini, memuja, dan
menyembah Tuhan yang Mahakuasa pencipta langit dan bumi, dan jangan sampai kita
meyakini, memuja, dan menyembah sesuatu benda ciptaanNya atau buatan manusia.
Firman Tuhan hari ini mengajak kita semua untuk memahami sekaligus menerima
dan mengakui bahwa hanya Tuhanlah Allah kita. Tuhanlah Allah yang di langit di atas
dan di bumi di bawah, tidak ada yang lain (Ulangan 4:39). Musa memberi nasehat keras
ini kepada umat Israel yang hidup di tengah-tengah masyarakat penyembah berhala
dan rentan untuk tergoda, dan terpengaruh untuk hidup meyakini, memuja, dan
menyembah illah-illah selain Allah. Setiap orang yang dengan segenap hati dan jiwa
mencari dan menyembah Dia satu-satunya Allah dan hidup bergerak, dan berkarya (Kis
17:27,28) akan menemukan, menjamah, mengenal dan mengalami kuasa, berkat, dan
kebenaranNya. Rasul Paulus bersaksi, meyakinkan,dan mengajak masyarakat di Atena
agar tidak berpikir dan menyembah sesuatu benda apakah itu emas, perak, batu ciptaan
kesenian dan keahlian manusia sebagai Allah.
Sementara ini kita sering menyaksikan masih banyak orang yang memuja dan
menyembah benda-benda ciptaan Tuhan atau benda-benda buatan manusia karena
diyakini sebagai Tuhan yang memiliki kuasa yang nyata dalam pengalaman hidupnya.
Semuanya itu adalah palsu belaka. Konon jika sekali waktu benda-benda tersebut
tidak lagi mendapat perhatian dan perlakuan sebagaimana mestinya dari pemiliknya,
maka pemiliknya sendiri akan diganggu dan dimakan oleh sang penguasa yang ada di
dalamnya. Mereka tidak mengenal belas kasihan dan tidak bisa mengampuni. Ingat,
hanya Tuhan Yesuslah menjadi Tuhan Allah yang berbelas kasihan kepada manusia
yang patut dipuja dan disembah. (IKSN)
Bacaan Alkitab : 2 Korintus 2:5-11; Keluaran 7:1-25
Doa: Tuhan, ajarkanlah dan mampukanlah kami untuk setia mengenal dan menyembah
hanya kepada Tuhan Yesus sebagai Tuhan Allah yang menyelamatkan dan
mengampuni kita.
86
Renungan Harian Janji Hidup
Rabu
22
Juni
2016
Hai orang Israel, apakah yang dimintakan dari padamu oleh TUHAN,
Allahmu, selain dari takut akan TUHAN, Allahmu, hidup menurut segala
jalan yang ditunjukkan-Nya, mengasihi Dia, beribadah kepada TUHAN,
Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu.
Ulangan 10:12
Barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah
sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di
dalam Dia.
1 Yohanes 2:5
Hidup Menuruti Firmannya
S
eorang tuan atau bos berjabatan tinggi dan cukup kaya pernah memberi nasehat dan
peluang kepada seorang anak buahnya yang dipercaya untuk dapat sekolah sambil
bekerja di luar negeri. Karena merasa diri baru tamat studi sarjana, belum pantas, belum
pengalaman, dan belum punya biaya tambahan yang cukup untuk hidup bagi dirinya
dan keluarganya, maka pegawai ini mohon maaf yang tulus kepada tuannya untuk tidak
bersedia menerima nasehat tersebut. Penolakan terhadap nasehat dan peluang tersebut
membuat hubungan diantara mereka menjadi agak renggang tidak seperti sebelumnya.
Ada dampak hubungan yang kurang baik gara-gara hanya tidak mau menuruti nasehat.
Mungkin tuan itu merasa tidak dihargai dan tidak dihormati lagi oleh anak buahnya,
sehingga ia merasa tidak perlu lagi menjalin komunikasi intens. Seolah-olah dalam hati
tuannya itu berkata: “rasain deh kamu tidak akan dapat dan punya apa-apa, karena
tidak mau menuruti nasehatku.”. Sebaliknya anak buahnya itu merasa telah terkutuk
dan berkata dalam hatinya: “ya apa boleh buat, mungkin ini sudah nasibku begini”.
Firman Tuhan saat ini mengajak kita untuk menghayati bagaimana semestinya kita
selalu siap mendengar dan melakukan firman Tuhan, supaya kita ada di dalam Dia dan
baik segala keadaannya. Tuhan meminta kepada umat Israel supaya takut akan Tuhan
Allahmu, hidup menurut jalanNya, mengasihi dan beribadah kepadaNya (Ulangan 10:12).
Menurut dan berpegang pada perintah dan ketetapanNya seperti: melakukan sunat
dalam hati dan janganlah lagi tegar tengkuk, mengasihi orang asing yang menumpang
di keluargamu, dan tetaplah beribadah hanya kepada Tuhan Allahmu. Barangsiapa yang
menuruti firmanNya maka dalam hatinya kasih Allah menjadi sempurna (1 Yohanes
2:5). Sempurna berarti tidak kurang suatu apapun. Inilah janji Tuhan bagi kita semua
yang mau mendengar dan melakukan firman Tuhan.
Untuk apa dan buat siapa firman Allah itu harus didengar, dituruti dan dilakukan?
Allah ingin supaya kita semua yang menuruti firmanNya dapat bertumbuh dalam iman
pengenalan yang sempurna terhadap kehendak dan janjiNya. Ia menghendaki supaya
kita semua tidak jauh dari kasih pemeliharaan, berkat-berkatNya, menikmati keadaan
dan suasana baik adanya, bahkan keselamatan bagi hidup kita sekarang dan masa yang
akan datang. Turutilah firmanNya dengan setia dalam segala keadaan kita dan jadikan
hal ini sebagai latihan ibadah hidup sehari-hari! (IKSN)
Bacaan Alkitab : Markus 11: (20, 21)22-26; Keluaran 12:1-20
Doa: Ya Tuhan, tolonglah kami untuk setia mendengar dan menuruti firman Tuhan,
dan perkenankanlah kami agar dapat menikmati keadaan dan suasana baik
dihidupku.
87
Renungan Harian Janji Hidup
Kamis
23
Juni
2016
Kauberikan kepadaku perisai keselamatan-Mu, tangan kanan-Mu
menyokong aku.
Mazmur 18:36
Kerajaan Allah bukan terdiri dari perkataan, tetapi dari kuasa.
1 Korintus 4:20
Allah Adalah Raja Penyelamat
M
enerima tugas sebagai seorang raja merupakan suatu panggilan yang mulia,
terhormat, dan bergengsi. Seorang raja memang harus dihormati rakyat tetapi
juga harus siap menjamin keamanan, keadilan, kesejahteraan, dan keselamatan
hidup semua rakyat yang dipimpinnya. Dia tidak diperkenankan mengeksploitasi dan
merugikan rakyatnya sendiri. Tugas seorang raja memang sangat berat, bilamana perlu
ia rela berkorban harta kekayaannya, jiwa dan raganya demi memperjuangkan hidup
rakyatnya. Apabila ada musuh yang melawan dan menyerang rakyatnya, ia siap di depan
menjadi panglima perang. Ia tidak akan pernah mundur dan menyerah sampai titik
darah penghabisan. Apakah seorang raja mau dan siap bertanggung jawab seperti itu?
Kenyatannya sekarang secara jujur kita sangat sulit menemukan figur dan kepelayanan
raja atau seorang pemimpin yang seperti itu.
Firman Tuhan hari ini mengajak kita semua untuk memahami sekaligus menerima
dan mengakui bahwa Allah adalah Raja Penyelamat. Kau berikan kepadaku perisai
keselamatanMu, tangan kananMu menyokong aku, kemurahanMu membuat aku besar (
Mazmur 18:36). Pemazmur menyanyikan nyanyian syukur kepada Tuhan karena Tuhan
telah melepaskan dia dari cengkeraman semua musuhnya dan dari tangan Saul yang
selalu mengejar dan siap membunuhnya. Senjata perisai keselamatan jasmani dan perisai
iman secara rohani telah Tuhan berikan kepadanya sehingga mampu mengalahkan
musuh dan lepas dari pembunuhan. Menjadi warga Kerajaan Allah harus juga
menyatakan kuasaNya Allah (1 Korintus 4:20). Kuasa untuk menginsafkan orang akan
dosa, kebenaran, dan penghakiman untuk membawa orang lain kepada keselamatan.
Perisai dan kuasaNya, Ia berikan kepada kita supaya bukan saja kita diselamatkan tetapi
orang lainpun juga terselamatkan karena buah pemberitaan anak-anak Allah.
Persembahkanlah diri dan seluruh hidup kita untuk pelayanan kepada Allah yang
adalah Raja Penyelamat. Biarlah Kristus senantiasa merajai, memerintah, dan menguasai
segenap pikiran, hati, dan tingkah laku kita. Dengan demikian kita semua menjadi anakanak raja yang dipelihara, dilindungi, diselamatkan, dan diberkati kehidupannya. Di
samping itu hidup kita akan menjadi berarti, kudus, berkenan, memuliakan, dan alat
pemberitaanNya selama hidup kita. (IKSN)
Bacaan Alkitab : 1 Korintus 12:19-26; Keluaran 12:21-33, 51
Doa: Tuhan, ajarkanlah kami mengenal, mengakui, dan memberitakan Tuhan adalah
Raja Penyelamat kekal dan memberitanNya kepada sesama.
88
Renungan Harian Janji Hidup
Jumat
24
Juni
2016
Muliakanlah TUHAN bersama-sama dengan aku, marilah kita
bersama-sama memasyhurkan nama-Nya!
Mazmur 34:4
Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; ia datang
sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya
oleh dia semua orang menjadi percaya.
Yohanes 1:6-7
Muliakanlah Tuhan Allah
P
ada tahun 1989 akhir salah satu jemaat GKPB meresmikan dan mentahbiskan gedung
gereja meski tidak bisa dihadiri oleh Bapak Camat dan Bupati karena Ijin Membangun
Banguna (IMB) belum ke luar meskipun sudah diadakan pendekatan dan negosiasi
sebelumnya. Seorang tentara Kristen berjabatan tinggi di Kabupaten menghibur kami
para majelis dan pelayan jemaat setempat ketika audensi dengan mengatakan “sebagai
orang tua rohani saya pasti akan hadir meski tidak mewakili Bupati” dan menyarankan
supaya kami membuat pernyataan bahwa “selama ini warga jemaat setempat tidak
pernah membuat kekacauan dan selalu hidup rukun dengan masyarakat yang diketahui
oleh Kepala Desa setempat”. Majelis Sinode Harian (MSH) memimpin ibadah penahbisan
dan meresmikan gedung gereja didampingi oleh Tentara Kristen tersebut dan Kepala
Desa setempat. Kami tetap bersyukur dan memuliakan Tuhan, meskipun yang mulia di
bumi tidak hadir tetapi yang mulia di sorga hadir dan memberi damai sejahtera kepada
kami warga jemaat setempat.
Firman Tuhan hari ini mengajak kita supaya kita tetap memuliakan Tuhan meskipun
harapan kita manusiawi tidak terpenuhi. Pemazmur Daud mengajak kita memuliakan
dan memasyurkan Allah (Mazmur 34:4) karena dia telah mendapat perlindungan
Tuhan ketika seorang raja dan imam Abimelekh hendak menggangu, menghalangi,dan
menyerang Daud dan rakyatnya. Pemimpin dunia bisa saja menjadi alat kejahatan, dan
sebaliknya pemimpin sorgawi pasti memampukan kita untuk menghadapi pencobaan dan
kejahatan sekalipun. Hal ini bisa terjadi kalau sebagai umat Allah tetap berdoa, mencari
dan menyerahkan semua persoalan agar kehendakNya yang jadi! Yohanes Pembaptis
sebagai utusan Tuhan yang luar biasa hebatnya tetap tidak pernah merasa lebih hebat
dari terang yang sesungguhnya yakni Tuhan Yesus yang diberitakannya (Yohanes 1:6-7).
Dengan rendah hati ia tetap memuliakan Tuhan dalam kesaksiannya dan ini berarti ia
tidak pernah mencuri kemuliaan Tuhan.
Kita semua sadar bahwa kita adalah utusan Tuhan apapun profesi kita sekarang.
Kita diperlengkapi hikmat dan kemampuan untuk menjalankan profesi kita masingmasing. Mungkin ada kedudukan atau jabatan yang dipercayakan kepada kita sekarang
ini, tetapi kita tidak akan pernah menggunakannya sebagai alat kesombongan kita
terhadap orang lain. Terimalah panggilan itu sebagai karunia dari Tuhan dan gunakanlah
untuk mensejahterakan orang lain. Itulah artinya kita sudah memuliakan Tuhan dalam
pekerjaan atau karya kita. (IKSN)
Bacaan Alkitab : Lukas 1:57-67(68-75)76-80; Keluaran 13:17-22
Doa: Ya Tuhan, ajarlah kami untuk tetap memuliakan Tuhan dalam segala keadaan
Renungan Harian Janji Hidup
89
Sabtu
25
Juni
2016
Keadilan-Nya bagi anak cucu, bagi orang-orang yang berpegang
pada perjanjian-Nya dan yang ingat untuk melakukan titah-Nya.
Mazmur 103:17-18
Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai
selama-lamanya.
Ibrani 13:8
Keadilan Tuhan tidak pernah berubah!
P
ada tahun 1986 di salah satu jemaat GKPB dilaksanakan acara ibadah penguburan seorang
warganya yang telah meninggal dunia di tanah pekuburan milik gereja katolik, karena jemaat
tersebut belum memiliki tanah kuburan. Majelis jemaat bersama pelayan jemaat mengusulkan
dalam pertemuan khusus pimpinan adat yang dihadiri oleh masyarakat umat beragama
yang berbeda supaya diberi tanah kuburan bagi umat Kristen Protestan. Putusan percakapan
sudah dapat diduga sebelumnya bahwa pimpinan adat dan masyarakatnya pasti belum bisa
mengabulkan permintaan kami. Kekecewaan kami atas putusan tersebut terobati karena
umat katolik memberikan pinjaman sementara sebagai tempat menguburkan warga jemaat
tersebut. Saat itu kami merasa pemerintah dan adat tidak berlaku adil. Proses permohonan
majelis jemaat tentang tanah kuburan terus dilanjutkan dan 20 tahun kemudian atas dasar
kerukunan dan prinsip “menyama braya” semua komunitas umat beragama diberi tanah
kuburan. Puji Tuhan atas keadilanNya kerinduan kami terpenuhi meskipun harus menunggu
selama 20 tahun.
Firman Tuhan saat ini mengajak kita semua supaya dalam hidup ini kita meyakini
bahwa keadilan Tuhan tidak pernah berubah. Keadilan Tuhan pasti terjadi bagi setiap orang
yang memegang janjiNya dan melaksanakan perintahNya secara turun-menurun sampai ke
anak cucu (Mazmur 103:17-18). Pemazmur tidak lupa bersyukur kepada Tuhan atas semua
keuntungan dan berkat yang telah dilimpahkanNya kepada semua orang yang percaya,
khususnya atas pengampunan dosa dan kesembuhan dari penyakit, dan karunia penebusan
serta hidup kekal. Kasih setia Tuhan yang berisi keadilan itu sebagai penggenapan janjiNya
kepada orang percaya yang memegang janjiNya dan melaksanakan perintahNya. Janji Tuhan
yang secara sempurna telah tergenapi dalam diri Tuhan Yesus tidak pernah berubah dari
dulu sampai selama-lamanya (Ibrani 13:8). Kasih setia yang berisi keadilan itu pasti diberikan
sebagai anugerah belaka kepada kita semua sesuai dengan rencana dan waktunya Tuhan dan
bukan waktu kita manusia.
Keadilan Tuhan memang tidak sama dengan keadilan manusia. Manusia menginginkan
keadilan Tuhan supaya terjadi secara instan saat diperlukan menurut akalnya, tetapi keadilan
Tuhan terjadi sesuai dengan rencana, waktu, dan kehendakNya. Kadang-kadang kita tidak
sabar menanti tibanya keadilan dari Tuhan atas persoalan yang terjadi dan kadang-kadang juga
kita cepat mengaminkan keadilan yang datang dari manusia atau lembaga tertentu padahal itu
belum tentu diwarnai oleh keadilan Tuhan. Yang pasti keadilan Tuhan tidak pernah berubah
bagi umat manusia meskipun sikap manusia itu sering berubah. Karena itu baiklah kita tidak
akan pernah memaksa agar Tuhan bertindak adil berdasarkan kemauan kita. (IKSN)
Bacaan Alkitab : Matius 10:26-33; Keluaran 14:1-14
Doa: Ya Tuhan, ajarlah dan mampukanlah kami untuk memahami dan melakukan keadilan
dengan setia di keluarga, gereja, dan masyarakat.
90
Renungan Harian Janji Hidup
Minggu
26
Juni
2016
Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau; Aku akan memberkati
engkau.
Kejadian 26:24
Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan
mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar,
heranlah mereka; dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut
Yesus.
Kisah Para Rasul 4:13
Jangan Takut
K
ekuatan yang paling merusak kedamaian dan keutuhan internal di dalam diri
kita adalah kegentaran atau ketakutan. Dalam sebuah Kamus Alkitab dan sebuah
buku tafsiran dikatakan bahwa di dalam Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
terdapat 365 kali ucapan tentang “Jangan Takut!”. Ini berarti setiap hari dalam setahun
Tuhan berpesan supaya kita jangan takut. Ada seorang pasien yang baru saja sukses
menjalani operasi dan dokter mengatakan bahwa besok ia sudah boleh pulang. Tetapi
dari tukang ramalnya, pasien ini mendapat nasihat yang berbeda, ia belum boleh pulang
sebab akan ada bahaya besar mengancamnya. Keesokan harinya, pasien itu didapatinya
telah meninggal. Mengapa bisa terjadi demikian? Tentu bukan karena ramalan itu benar,
tetapi karena memang mengalami serangan jantung. Ia amat takut akan bahaya besar
yang diramalkan itu.
Firman Tuhan hari ini, tentu amat relevan, “Jangan Takut”! Janganlah takut, sebab
Aku menyertai engkau; Aku akan memberkati engkau (Kejadian 26:24). Janji Tuhan ini
disampaikan kepada Ishak anak Abraham ketika ia dan keluarganya beserta para budaknya
tinggal sebagai masyarakat tidak menetap atau nomaden di Bersyeba. Janji Tuhan yang
juga pernah diucapkanNya kepada Abraham ayahnya ini bersifat abadi kepada Abraham
dan keturunannya. Ia mengamini janji Tuhan ini sebab ia dan budaknya diterima baik
dan diberkati oleh Tuhan melalui Abimelekh. Sebagai tanda Tuhan telah hadir menolong
dan menepati janjiNya, maka di tempat ini juga ia mendirikan mezbah bagi Tuhan dan
sumur untuk minum ternaknya. Tuhan yang sama seperti itu juga telah melindungi dan
memberi keberanian bagi Rasul Petrus dan Yohanes untuk tetap bersaksi tentang Tuhan
Yesus sebagai Juruselamat manusia dihadapan Mahkamah Agama yang mengadilinya
meskipun mereka sudah dilarang keras agar jangan lagi memberitakan tentang Tuhan
Yesus kepada masyarakat di Yerusalem dan telah diancam untuk dibunuh.
Hidup ini adalah anugerah dari Tuhan dan akan kita pertanggungjawabkan
kepadaNya. Karena itu pergunakanlah hidup kita untuk membangun, mendirikan,
dan memberitakan persekutuan, pelayanan, dan kesaksian bagi Tuhan, sesama, dan
lingkungan dengan setia dalam situasi dan kondisi yang tidak menguntungkan sekali
pun, kapan pun dan dimana pun juga. Dia pasti menjaga dan memperlengkapi segala
kebutuhan hidup pelayanan kita. Hiduplah saling membangun satu dengan yang lain.
Sembahlah Dia dan lakukan apa yang menjadi kehendakNya. Janganlah pernah takut
dalam hidup dan karya untuk Tuhan dan sesama. Berpeganglah pada janji Tuhan bukan
pada ramalan-ramalan hidup. (IKSN)
Bacaan Alkitab : Lukas 5:1-11; 1 Korintus 1:18-25; Mazmur 73
Doa: Ya Tuhan, buatlah kami percaya akan janjiMu, dan tidak takut untuk bersaksi
tentang Tuhan Yesus dalam hidup ini karena Tuhan pasti menolongku.
Renungan Harian Janji Hidup
91
Senin
27
Juni
2016
Kasihilah TUHAN, hai semua orang yang dikasihi-Nya!
Mazmur 31:24
Bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. Memang
mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian
dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesame.
Markus 12:32-33
Kasihilah Tuhanmu dan sesamamu
S
eorang pemudi mencoba mengerti dan melakukan hukum kasih yang pertama dan
terutama “Kasihilah Tuhanmu dan sesamamu” melalui tindakan membuat surat
pernyataan untuk beralih ke agama Kristen tanpa paksaan dari manapun karena
calon suaminya penganut agama Kristen. Setelah menerima peneguhan pertunangan
dan mengikuti persiapan konseling pernikahan dan beberapa hari sebelum akan
dilaksanakannya peneguhan dan pemberkatan pernikahan, ia melakukan upacara
“mepamit” atau pelepasan dari keanggotaan keluarga, dinas, adat, dan leluhurnya.
Sementara calon suami hanya ikut hadir dan menyaksikan upacara tersebut. Dua
tindakan administrasi dan ritual itu dipahami sebagai salah satu janji dan bukti awal
dari pengenalan dan penerapan hukum kasih yang pertama. Benarkah dan baikkah
pemahaman dan tindakan pemudi tersebut?
Firman Tuhan hari ini berbicara tentang “Kasihilah Tuhan dan sesamamu”. Kasihilah
Tuhan, hai semua orang yang dikasihiNya (Mazmur 31:24). Pemazmur mempunyai
beberapa alasan untuk mengasihi Tuhan, antara lain: karena Tuhan telah menuntun
dan membimbingnyanya, Tuhan telah mengeluarkan dari jaring kejahatan, karena
Tuhan telah memperhatikan sengsaraku, karena Tuhan telah menyembuhkannya,
karena Tuhan telah meluputkannya dari kematian serangan musuh. Pendeknya bagi
pemazmur Tuhan telah menyelamatkan tubuh, jiwa, dan rohnya, sehingga aman dalam
tangan Tuhan. Demikian juga penulis Markus mengatakan bahwa mengasihi Tuhan
dan sesama adalah jauh lebih utama daripada semua korban bakaran dan korban
sembelihan (Markus 12:32-33). Itulah hukum kasih yang pertama dan terutama yang
sudah diajarkan oleh Tuhan Yesus (bnd. Mat 22:37-42).
Hidup kita ini adalah anugerah dari Tuhan. Dia telah membebaskan kita dari
hukuman dosa dan memberi hidup kekal kepada kita semua. Dia lebih dulu mengasihi
kita semua. Karena itu pergunakanlah hidup kita untuk pelayanan kasih, persekutuan,
dan kesaksiaan kepada Tuhan dan sesama. Dia pasti memperlengkapi dan memberkati
segala kebutuhan hidup pelayanan kita. Sembahlah dan beritakanlah kasihNya dan
lakukan apa yang menjadi kehendakNya. Bagi kami tindakan konkreat pemudi di atas
benar dan baik juga sebagai wujud tindakan sederhana mengasihi Tuhan dan sesama.
(IKSN)
Bacaan Alkitab : Galatia 1:13-24; Keluaran 14:15-31
Doa: Ya Tuhan, buatlah kami setia mengasihi Tuhan dan sesama dan juga setia
memberitakan kasihNya terhadap orang lain.
92
Renungan Harian Janji Hidup
Selasa
28
Juni
2016
Sungguh, kamu akan berangkat dengan sukacita dan akan
dihantarkan dengan damai; gunung-gunung serta bukit-bukit akan
bergembira dan bersorak-sorai di depanmu, dan segala pohonpohonan di padang akan bertepuk tangan.
Yesaya 55:12
Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan
kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh
dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.
Yohanes 14:27
Damai Sejahtera Allah
K
ata “syaloom” sudah sangat sering kita dengar dan ucapkan sebagai salam pembuka
ketika kita bertemu dengan teman-teman seiman atau ketika kita memimpin pertemuan
atau ibadah tertentu baik formal maupun tidak formal. Kata Ibrani “syaloom” ini dapat
diterjemahkan dengan “Damai Sejahtera Allah”. Melalui ucapan dan salam kata ini kita
berharap supaya ada suasana sukacita dalam perjumpaan itu sehingga bukan sekedar hanya
basa basi. Tuhan Yesus bangkit dan menampakkan diri serta bertemu dengan para murid
didahului dengan ucapan salam “Damai Sejahtera Allah, ada bersamamu”. Salam penghiburan
dan penguatan ini tentu sangat menghibur dan menguatkan iman bahkan membuat suasana
sukacita bagi para murid-Nya setelah beberapa hari mereka sempat dirundung oleh dukacita
mendalam karena tragedi kematian-Nya. Salam penghiburan dan penguatan ini tentu berlaku
setiap saat dan juga bagi kita semua sekarang ini.
Firman Tuhan saat ini berbicara tentang “Damai Sejahtera Allah”. Janji damai sejahtera
dinubuatkan oleh nabi Yesaya kepada umat Israel yang akan kembali ke Palestina dari
pembuangan tanah Babel (Yesaya 55:12). Mereka akan berangkat dengan sukacita dan damai
atas penghantaran Tuhan. Alam ciptaan Tuhan seperti gunung-gunung dan pohon-pohonan
di padang juga akan bergembira dan bertepuk tangan dalam perjalanan mereka. Kiasan ini
sungguh menggambarkan bagaimana Tuhan pencipta langit dan bumi, pemilik umat Allah
tetap menyayangi dan tidak pernah merancang kejahatan, tetapi selalu merancang kebaikan
atau damai sejahtera kepada umatNya. Ketika Tuhan Yesus hendak berpisah naik ke sorga,
Ia berjanji bahwa damai sejahtera Allah melalui Roh Kudus atau Penghibur akan tetap
menghibur dan menyertai mereka. Karena itu Ia berpesan: “janganlah gelisah dan gentar
hatimu”. Pasti janji dan pesanNya ini menguatkan iman para murid dalam menghadapi
cobaan.
Kita bersyukur dan dengan iman mengatakan bahwa kita semua adalah para utusan
pembawa damai sejahtera Allah. Kehadiran Tuhan yang adalah damai sejahtera itu tidak dapat
kita batasi dalam sebuah gedung gereja, tapi harus meluas di tengah-tengah masyarakat.
Sumber damai sejahtera yang adalah Tuhan Yesus itu tidak cukup diucapkan, dibahas, dan
dipahami saja tetapi supaya juga diterima dan dirasakan oleh masyarakat luas. Setiap orang
yang diutus pasti diperlengkapi, dipelihara, dan dilindungi oleh Roh Kudus, meskipun tidak
akan pernah sepi dari tantangan berat. Karena itu menjadi pembawa damai sejahtera mesti
mengerjakan damai sejahtera Allah yang konkreat di dalam masyarakat. (IKSN)
Bacaan Alkitab : Roma 9:14-23(24-26); Keluaran 15:1-21
Doa: Ya Tuhan, utuslah kami untuk membawa damai sejahtera Tuhan dalam
masyarakat.
Renungan Harian Janji Hidup
93
Rabu
29
Juni
2016
Engkau akan makan dan akan kenyang, maka engkau akan memuji
TUHAN, Allahmu, karena negeri yang baik yang diberikan-Nya
kepadamu itu.
Ulangan 8:10
Ia bukan tidak menyatakan diri-Nya dengan berbagai-bagai
kebajikan, yaitu dengan menurunkan hujan dari langit dan dengan
memberikan musim-musim subur bagi kamu. Ia memuaskan hatimu
dengan makanan dan kegembiraan.
Kisah Para Rasul 14:17
Tuhan memuaskan hatimu!
D
i kota Negara Jembrana Bali ada sebuah warung namanya “warung puas”. Menu
masakan yang tersedia adalah chiness food dan javaness food. Dengan nama
warung seperti itu si pemilik tentu bermimpi dan berharap dapat menarik pembeli
sebanyak-banyaknya dan mereka memperoleh kepuasan dengan pelayanan secara
keseluruhan tetapi khususnya puas dengan menu yang disajikan. Benar memang
warung ini hampir tidak pernah sepi. Pelayanannya ramah, penyajiannya cukup cepat,
tempatnya bersih dan luas, rasa masakannya memang enak sesuai dengan selera.
Ada kepuasan bathin, rohani dan jasmani bagi si pembeli maupun si pemilik. Ini baru
namanya warung puas, benar-benar puas, dan harganya tidak terlalu mahal.
Firman Tuhan saat ini mengajak kita untuk menghayati dan meyakini bahwa
Tuhan berjanji akan memuaskan hati kita. Tuhan berjanji: “Engkau akan makan dan
akan kenyang, maka engkau akan memuji Tuhan, Allahmu, karena negeri yang baik
yang diberikanNya kepadamu itu” (Ulangan 8:10). Konteks ayat ini memberi nasehat
supaya umat Israel jangan melupakan Tuhan. Dia yang menuntun perjalanan umatNya
di padang gurun selama 40 tahun hingga selamat di tanah perjanjian Tuhan Kanaan. Ia
memberi umatNya roti manna, burung puyuh, dan air untuk makanan minuman sampai
mereka kenyang. Ia menuntun umatNya dengan tiang api dan awan. Ia melindungi
umatNya dari bahaya malapetaka binatang buas . Ia sendiri akhirnya member tanah
Kanaan yang subur dan digambarkan penuh dengan air susu dan madu. Penulis Lukas
penulis Kisah Para Rasul juga mengatakan: “Ia (Tuhan) memuaskan hatimu dengan
makanan dan kegembiraan. Jadi kepuasan yang dijanjikan dan digenapinya itu adalah
kepuasan bathin, rohani, dan jasmani. Tuhan sebagai sumber hidup memuaskan hati
orang-orang yang percaya.
Kita merasa puas menjalani hidup ini bersama Tuhan. Dia menyediakan segala
kebutuhan kita baik jasmani maupun rohani dengan segala kebajikan Tuhan yang
tidak terbatas.. Kita merasa senang tinggal di dunia ini meskipun hanya sementara saja
waktunya. Marilah kita mengucap syukur dalam segala hal atas semua pemberianpemberian kasih anugerah Tuhan. Kasih sayang Tuhan yang melampaui segala akal
dan pikiran kita ini semestinya tetap diaminkan dan diberitakan kepada semua orang
secara merata sehingga merekapun terhisab akan keselamatan dari Tuhan bagi segala
bangsa. (IKSN)
Bacaan Alkitab : Yehezkiel 2:3-8a; Keluaran 15:22-27
Doa: Ya Tuhan, tolonglah kami mengamini akan segala karya kebajikan Tuhan dan
memberitakan kebaikan-kebaikanNya bagi keselamatan segala bangsa di bumi
ini.
94
Renungan Harian Janji Hidup
Kamis
30
Juni
2016
Aku telah melihat segala jalannya itu, tetapi Aku akan menyembuhkan
dan akan menuntun dia dan akan memulihkan dia dengan
penghiburan.
Yesaya 57:18
Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat,
dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang
sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka.
Markus 6:12-13
Tuhan menyembuhkan kita!
S
eorang pelayan jemaat bersama majelis jemaat pernah mengunjungi dan
mendoakan warga jemaat yang sedang sakit keras dan secara medis tidak akan
bisa tertolong nyawanya. Keluarganya meminta doa supaya si sakit dan keluarga
besarnya kuat dan tabah menghadapi penderitaan ini, dan memohon juga mujizat
kesembuhan, jika Tuhan berkenan. Lalu pelayan jemaat berdoa sesuai dengan pokok
doa yang diminta. Namun beberapa jam kemudian si sakit sempat membuka mata,
tersenyum, dan berkata amin terbata-bata, akhirnya menghembuskan nafas terakhir.
Kesembuhan rohani dan mental dari Tuhan telah terjadi, meskipun secara kasat mata
tidak terjadi kesembuhan secara fisik. Apakah Tuhan tidak mampu menyembuhkan
secara fisik sebagaimana juga diharapkan oleh keluarganya?
Firman Tuhan hari ini mengajak kita semua untuk memahami sekaligus
meyakini bahwa Tuhan pasti mampu menyembuhkan segala macam penyakit kita!
FirmanNya berkata: “Aku akan menyembuhkan dan akan menuntun dia dan akan
memulihkan dia dengan penghiburan…” (Yesaya 57:18) . Konteks ayat ini berisi
janji penghiburan dari Tuhan bagi umat Israel yang remuk dan rendah hati. Remuk
karena tertindas oleh beban dosa dan ingin menemukan kebebasan dari perbudakan
Babilonia. Rendah hati adalah umat Israel yang hatinya hancur akibat malapetaka
dan kesengsaraan kehidupan ini. Tuhan hadir menyembuhkan dari segala penyakit,
menghidupkan semangat mereka, dan memberikan penghiburan. Tuhan Yesus
mengutus dan memberikan kuasa kepada kedua belas murid untuk mengusir setan
dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka
(Markus 6:12-13). Minyak di sini hanya sebagai sarana saja sebab kuasa yang
menyembuhkan itu adalah kuasa dari Tuhan Yesus sendiri.
Semboyan dulu “di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat juga”. Kalau
demikian wajar saja kalau kita sakit pasti berdoa memohon kepada Tuhan supaya
terutama menyembuhkan penyakit fisik kita. Di sinilah kita dapat belajar bahwa
sesungguhnya Tuhan mampu mengabulkan doa kita, disertai dengan perrtobatan
dan sesuai dengan kehendakNya. Bersyukurlah atas segala bagian penyembuhan
dan pemulihan dari Tuhan: rohani, mental, dan fisik. Jika kita memohon kesembuhan
fisik, dan Tuhan hanya beri kesembuhan rohani dan mental tetaplah menerima
putusanNya. Ia pasti memberi yang terbaik bagi kita semua! (IKSN)
Bacaan Alkitab : Kisah Para Rasul 15:4-12; Keluaran 16:1-16
Doa: Tuhan, ajarkanlah kami mengenal dan menerima putusan Tuhan yang terbaik
bagi penyembuhan dan pemulihan hidup kami.
Renungan Harian Janji Hidup
95
Download