Seri Renungan Harian Edisi April - Juni 2016 Penanggung Jawab: Departemen Persekutuan dan Pembinaan Gereja Kristen Protestan di Bali Tim Penyusun Pelaksana Umum: Departemen Persekutuan dan Pembinaan Gereja Kristen Protestan di Bali Penulis: Pdt. I Nyoman Agustinus Pdt. Ketut Sukanada Pdt. Tata Padmawiraga Pdt. Izak Rio Hermenus Bainuan Pdt. Fincencius A. Oematan Pdt. Anak Agung Perani Vik. Wayan Widilaksmi Juniain/Editor: Wigiyanto Percetakan: Gereja Kristen Protestan di Bali Jalan Raya Kapal No. 20 Kapal - Mengwi - Badung - Bali Telp: (0361) 7454167 Alamat: Jalan Raya Kapal No. 20 Kapal - Mengwi - Mangupura - Bali Telp. 0361 - 2747624, Fax. 0361 - 4424862 Email: [email protected] Jumat 1 April 2016 Aku akan memuji Engkau, ya TUHAN, sebab Engkau telah menarik aku ke atas, dan tidak memberi musuh-musuhku bersukacita atas aku. Mazmur 30:2 Sama seperti kami mendapat bagian berlimpah-limpah dalam kesengsaraan Kristus, demikian pula oleh Kristus kami menerima penghiburan berlimpah-limpah. 2 Korintus 1:5 Penghiburan Di Tengah Penderitaan D i tengah ancaman dan aniaya yang dialami jemaat Tuhan di kota Korintus, Paulus mengingatkan umat Tuhan bagaimana Kristus Yesus terlebih dahulu pernah mengalami kesengsaraan karena tragedi dosa (Lih. Mat 25:42-45; Rom 8:22-26). Ia juga menekankan bahwa kehidupan Kristen bukan hanya meliputi kesengsaraan karena mengiring Tuhan, melainkan juga timbul dari pekerjaan Iblis, cara hidup duniawi, dan orang percaya yang palsu, yang mempengaruhi kehidupan manusia. Kendati demikian Paulus mengingatkan bahwa akan tersedia penghiburan dari Kristus, sementara mereka mengambil bagian dalam pekerjaan Kristus. Dalam konteks kitab 2 Korintus pasal 1 ini, penderitaanyang dimaksud (Yunani: “thlipsis”) dapat berupa penderitaan yang menyedihkan yang membutuhkan penghiburan yang datangnya dari Allah. Penghiburan Allah sesungguhnya bersifat aktif “yang menghibur kami”, luas jangkauannya “dalam segala penderitaan kami”, memiliki tujuan “sehingga kami sanggup”, khusus, “dalam bermacam-macam penderitaan”, mengimbas “menghibur mereka ... dengan penghiburan yang kami terima”. Seorang percaya yang setia, yang hidup dalam persekutuan yang taat dengan Kristus dan dikasihi olehNya, bisa saja mengalami pengalaman yang melibatkan bahaya, ketakutan, serta keputusasaan, dan dapat menghadapi keadaan yang melebihi kekuatan dan daya tahan umat manusia. Ketika kesukaran yang berat menimpa kehidupan kita, kita tidak perlu merasa bahwa Allah telah meninggalkan kita atau Dia telah berhenti mengasihi kita. Sebaliknya kita harus ingat bahwa hal-hal demikian telah terjadi kepada para hamba Allah yang setia dalam masa Perjanjian Baru. Kita harus percaya bahwa Allah mengizinkan pencobaan yang hebat ini supaya Kristus menjadi dekat dan sementara kita memandangNya dengan iman; Dia akan memberikan penghiburan, pertolongan, kekuatan dan kasih karuniaNya yang akan menuntun kita melewati “badai” dengan kemenangan. (TPW) Bacaan Alkitab : 1 Korintus 5: 6b-8; 1 Petrus 1:22 – 2:3 Doa: Kami percaya bahwa kekuatan dan penghiburan yang datangNya dari pada Tuhan sendiri yang kami butuhkan dalam menghadapi badai kehidupan ini. Amin Renungan Harian Janji Hidup Sabtu 2 April 2016 Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah! Mazmur 46:11 Yesus berkata: Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!” Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makan pun mereka tidak sempat. Markus 6:31 Beristirahat D alam kisah Yesus memberi makan lima ribu orang dikisahkan bagaimana para rasul kembali berkumpul dengan Yesus setelah mereka melaksanakan tugas dari Yesus (Lih. Markus 6:6b-13). Sebelumnya memang mereka untuk beberapa waktu tidak bersama dengan Yesus karena merekapun disuruh melayani orang-orang tanpa bersama dengan Yesus. Setelah pekerjaan dan pelayanan itu, mereka kembali berkumpul dengan Yesus.Yesus mengajak mereka untuk beristirahat di tempat yang sunyi setelah pelayanan yang mereka lakukan cukup menyita energi bahkan untuk makanpun mereka tidak sempat (Markus 6:31). Yesus punya alasan yang kuat untuk mengajak para murid untuk pergi ke tempat yang sunyi; yaitu agar mereka bisa sendirian disana tanpa gangguan orang-orang dan mereka membutuhkan istirahat setelah sekian lama bekerja melayani orang-orang.Kata “sehingga makan pun mereka tidak sempat” menunjukkan kesibukan pelayanan yang sangat menyita energi mereka. Yesus tahu keterbatasan fisik, kelelahan dan kejenuhan yang dapat terjadi dalam kehidupan para murid yang telah melayani dan Dia menawarkan kebutuhan yang tidak boleh mereka abaikan yaitu: “beristirahat!”. Waktu beristirahat sangat penting untuk memberi “rehat”dan “jeda” dalam kehidupan kita untuk dapat merenungkan dan memikirkan pelayanan yang telah dilakukan, memulihkan energi sebagaimana mobil yang membutuhkan pom bensin dan hp yang harus di charger. Waktu istirahat memberikan kita energi yang baru untuk kehidupan yang lebih baik dan pelayanan yang lebih panjang.Disini Tuhan Yesus bukan mengajak untuk murid-muridNya mengarahkan perhatian terhadap diri sendiri, egois atau mementingkan diri sendiri, melainkan agar kehidupan mereka lebih maksimal dan memberi dampak yang lebih besar dikemudian hari. Selain itu Yesus mengajak dan membentuk pola pikir para rasul bahwa hubungan mereka secara pribadi dengan Tuhan harus mendapat prioritas utama, selain hubungan bersama dengan orang lain. Selain itu kelangsungan hidup umat Tuhan ada di tangan Tuhan sendiri dan bukan sematamata pada mereka ataupun pelayanan mereka.Ada kalanya kita harus berdiam dari bertindak, sebagaimana dikatakan Pemazmur: “Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah” (Mazmur 46:11) untuk hal-hal khusus dan tertentu. Melalui waktu “beristirahat” kitasemakin dikuatkan menjalani hidup ini bersama dengan Tuhan yang terus bekerja dalam hidup kita dan kita dimampukan untuk terus menyatakan kehadiran Tuhan itu dalam hubungan kita dengan orang-orang di sekitar kita. (TPW) Bacaan Alkitab : 2 Timotius 2:8-13; 1 Petrus 2:4-10 Doa: Terima kasih ya Tuhan Engkau memberikan hari Sabat dan waktu beristirahat yang cukup untuk memulihkan kehidupan kami. Amin Renungan Harian Janji Hidup Minggu 3 April 2016 TUHAN ialah Hakim kita, TUHAN ialah yang memberi hukum bagi kita; TUHAN ialah Raja kita, Dia akan menyelamatkan kita. Yesaya 33:22 Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara kamu terhadap yang jahat. 2 Tesalonika 3:3 Yesus: Tuhan, Hakim Dan Raja K erajaan Allah adalah satu tema yang utama di seluruh Alkitab. Allah adalah raja dari segala raja yang memerintah dan berkuasa. Yesus yang kita sembah – Dia adalah raja dari kerajaan rohani. Di mana pemerintahan Yesus itu ada di dalam hati umat Tuhan di seluruh dunia. Jadi Kerajaan Allah tidaklah terlihat dari benda yang dibangun oleh manusia tetapi kerajaan Allah adalah Tuhan yang memerintah kerajaan-Nya di dalam hati semua umat Tuhan. Hal ini nyata dalam hal bahwa umatNya mematuhi dan berpegang pada segala hukum, perintah dan ketetapanNya. Mulai dari Perjanjian Lama Tuhan berkata Kerajaan-Mu adalah kerajaan segala abad. Bahasa Inggris: Kerajaan yang kekal. Tidak ada awalnya dan tidak ada akhirnya. Karena Allah sendiri tidak bisa dilihat maka kerajaan-Nya pun tidak bisa dilihat. Tidak bisa dilihat dengan tanda-tanda lahiriah. Nabi Yesaya sesungguhnya menyadari bahwa sebagai Tuhan, Hakim dan Raja yang memerintah kerajaan Allah, Yesus Kristus sanggup menyelamatkan kita (Yesaya 33:22). Perjanjian Lama menyatakan bahwa Allah mempunyai kerajaan di dalam kehidupan umat-Nya. Mazmur 145:13: “Kerajaan-Mu ialah kerajaan segala abad, dan pemerintahan-Mu tetap melalui segala keturunan. TUHAN setia dalam segala perkataan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya”. Lebih lagi dalam Perjanjian Baru, Yesus Kristus dikenal sebagai Tuhan, Dia setia menguatkan hati kita dan memelihara kita terhadap yang jahat (2 Tesalonika 3:3). Bila kita sebagai warga kerajaan Allah mengakui Yesus sebagai Tuhan, Hakim dan Raja, maka kita akan mempercayai pula apa yang dinyatakan Kitab Roma 14 :17 tentang Kerajaan Allah itu? disana dikatakan: “Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus”. Ada 3 kebenaran yang bisa kita ketahui tentang kebenaaran itu, Pertama, dalam Yohanes 14:6 “Yesus adalah Kebenaran yang hakiki!” Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Kedua, Yohanes 15:26. “Roh Kudus adalah kebenaran!” Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. Ketiga, Yohanes 17:17. “Firman Allah adalah kebenaran!”. Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firmanMu adalah kebenaran. Kebenaran datang dari Firman Allah! Yesus adalah Kebenaran, Roh Kudus adalah kebenaran, Kebenaran ini bisa kita miliki kalau kita taat kepada Yesus, taat kepada Roh Kudus, taat kepada Firman Allah sehingga kita bisa menjadi warga kerajaan dari Tuhan kita Yesus Kristus, sebagai Hakim dan Raja yang memerintah selamanya. (TPW) Bacaan Alkitab : Yohanes 20:19-29; 1 Petrus 1:3-9; Mazmur 122 Doa: Jadilah Tuhan, Hakim dan Raja yang selalu memerintah dan berdaulat di hati kami ya Yesus Kristus. Amin. Renungan Harian Janji Hidup Senin 4 April 2016 Aku berjaga-jaga atas mereka untuk mencabut dan merobohkan, untuk meruntuhkan dan membinasakan dan mencelakakan, demikianlah juga Aku akan berjaga-jaga atas mereka untuk membangun dan menanam, demikianlah firman TUHAN. Yeremia 31:28 Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan. 1 Korintus 3:6-7 Bertumbuh Karena Allah Y eremia bernubuat bahwa Yehuda, kerajaan selatan, akan dipulihkan dan bangsa itu dipersatukan kembali oleh kasih karunia dan berkat Allah. Berita akan pemulihan dan kehadiran Allah, serta janji Allah tersebut dinyatakanNya dengan berkata melalui nabi Yeremia kepada bangsa Yehuda: “Aku berjaga-jaga atas mereka untuk mencabut dan merobohkan, untuk meruntuhkan dan membinasakan dan mencelakakan, demikianlah juga Aku akan berjaga-jaga atas mereka untuk membangun dan menanam, demikianlah firman Tuhan (Yeremia 31:28). Janji penyertaan Allah bagi bangsa Yehuda menjadi berita yang terus-menerus disampaikan oleh Yeremia, ditengah pergumulan bangsanya dan nabi-nabi palsu yang menyuarakan pembinasaan keji dan kelepasan yang hampa.Allah tidak pernah bertindak semena-mena tanpa alasan dalam menghadapi bangsa pilihanNya dan dalam hubungan dengan bangsa-bangsa lainnya.Bahkan Allah memiliki rencana yang indah yang selaras dan konsisten dengan seluruh kebenaranNya.Melalui nabinabiNya Allah menyatakan kasih kekalNya dan pemeliharaanNya terhadap umatNya dalam segala keadaan. Pemulihan atas bangsa Israel, sama halnya dengan pertumbuhan iman jemaat Korintus, dimana Allah tidak akan membiarkan mereka terhilang dan mengalami kerusakan. Allah mengirim hamba-hambaNya untuk satu misi yang jelas, sebagaimana dikatakan rasul Paulus, “Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan.Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan” (I Korintus 3:6-7). Pemulihan dan iman yang bertumbuh sama-sama terjadi karena campur tangan Allah yang ajaib.Ia bisa menggunakan berbagai hal, peristiwa bahkan cara untuk menunjukkan kasihNya yang sejati dan sempurna kepada kita anak-anakNya. Bila hari ini ada diantara kita yang sedang undur atau meragukan kasih Tuhan, ingatlah bahwa Allah selalu merancangkan yang terbaik bagi kehidupan kita, anak-anakNya, karena pertumbuhan itu terjadi dan hanya terjadi dalam hidup kita oleh karena kasihNya. (TPW) Bacaan Alkitab : Kejadian 32:22b-32; 1 Petrus 2:11-17 Doa: Kami percaya Tuhan, bahwa pemulihan dan pertumbuhan, hanya dapat terjadi oleh karena kasihMu. Amin Renungan Harian Janji Hidup Selasa 5 April 2016 TUHAN telah datang menyelamatkan aku! Kami hendak main kecapi, seumur hidup kami di rumah TUHAN. Yesaya 38:20 Syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. 1 Korintus 15:57 Syukur Kepada Allah H izkia, raja Yehuda sungguh bersyukur kepada Allah karena pemulihan dan kesembuhan yang diberikan Allah dari penyakit yang dapat membawanya pada kematian, yang ia alami dipertengahan umurnya. Hizkia merasakan kebaikan dan campur tangan yang ajaib yang telah Allah kerjakan, melebihi perlindungan dari segala musuh-musuh bangsanya. Wujud ungkapan syukurnya kepada Allah dinyatakan dalam kitab Yesaya 38:20 yang berbunyi demikian: “Tuhan telah datang menyelamatkan aku! Kami hendak main kecapi, seumur hidup kami di rumah Tuhan”. Dengan kesembuhan yang diberikan Allah kepadanya, Hizkia menyadari bahwa Allah masih berkenan kepadaNya, dan masih mengizinkan ia memerintah bangsanya, dimasa akhir kehidupannya. Dengan pertolongan dan pemulihan Allah, maka Hizkia mau bermain kecapi seumur hidupnya di rumah Tuhan.Ungkapan syukur yang dinyatakan raja Hizkia, senada dengan pengakuan rasul Paulus yang banyak menghadapi tantangan, pergumulan dan aniaya, namun Allah selalu memberikan kekuatan dan penghiburan di dalam kehidupannya. Rasul Paulus berkata: “Syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita”(I Korintus 15:57). Sebagaimana raja Hizkia daan rasul Paulus, kita sebagai orang percaya wajib mengucap syukur kepada Allah, terlebih atas berkat keselamatan yang Allah sediakan melalui Putra TunggalNya, yaitu Yesus Kristus, sehingga kita yang berdosa dibenarkan dihadapan Allah dan layak menerima hidup kekal oleh karena penebusanNya di atas Kalvari. Oleh kasihNya kita bukan hanya disembuhkan dan beroleh kemenangan, namun kehidupan kekal kita terima di dalam Dia. (TPW) Bacaan Alkitab : Ayub 42:7-13(14-17); 1 Petrus 2:18-25 Doa: Kami percaya ya Tuhan bahwa keselamatan yang Engkau sediakan layak mendatangkan pujian, hormat dan syukur dari kami yang telah Engkau tebus dari segala dosa. Amin. Renungan Harian Janji Hidup Rabu 6 April 2016 TUHAN telah mengurapi aku; untuk menghibur semua orang berkabung, Yesaya 61:1, 2 Setelah Yesus bangkit pagi-pagi pada hari pertama minggu itu, Ia mula-mula menampakkan diri-Nya kepada Maria Magdalena. Dari padanya Yesus pernah mengusir tujuh setan. Lalu perempuan itu pergi memberitahukannya kepada mereka yang selalu mengiringi Yesus, dan yang pada waktu itu sedang berkabung dan menangis. Markus 16:9-10 Tetap Hidup Selamanya K epergian seseorang yang dikasihi sungguh dapat mendatangkan kesedihan. Itulah yang dialami Maria Magdalena, seorang murid Yesus yang pernah dilepaskan dari kerasukan tujuh roh setan.Demikian pula perasaan yang dialami murid-murid lainnya sepeninggal Yesus.Para murid yang mengiringi Yesus merasa ditinggalkan dengan kepergianNya dan merasakan kehilangan yang mendalam, sehingga berkabung dan menangis.Pada waktu itu tampaknya Tuhan Yesus memang berpisah secara fisik dengan para murid-Nya. Namun kepergian itu diiringi pula dengan pesan tentang apa yang harus dilaksanakan oleh para murid setelah Yesus naik ke surga. Tidak hanya pesan yang ditinggalkan oleh Yesus, tetapi juga kuasa untuk melakukan apa yang diperintahkan-Nya. Sehingga dapat dikatakan, kepergian Yesus ke surga justru memberi kesempatan yang lebih besar lagi bagi mereka untuk menjadi wakil-Nya di dunia ini dan untuk melayani dunia ini. Kebangkitan Yesus menyatakan bahwa Dia adalah Tuhan yang tetap hidup selamanya. Kuasa kematian dan maut tak sanggup menahan kuasa kebangkitanNya, dan kuasa kehidupan itu akan dialami oleh setiap orang yang percaya kepadaNya. Maria Magdalena dan para murid yang lain pada akhirnya tidak lagi larut dalam kesedihan, namun dengan penuh sukacita mau memberitakan kebangkitan Tuhan Yesus, kendati mengalami berbagai rintangan. Dengan kebangkitanNya yang menunjukkan kehidupanNya selama-lamaNya, maka penghiburan, sukacita dan pengharapan akan dialami semua orang yang percaya. (TPW) Bacaan Alkitab : Yesaya 66:6-13; 1 Petrus 3:1-7 Doa:Tuhan Yesus beri kami selalu penguhiburan, sukacita dan pengharapan dalam hidup kami. Renungan Harian Janji Hidup Kamis 7 April 2016 Karena Allah kami nyanyikan puji-pujian sepanjang hari, dan bagi nama-Mu kami mengucapkan syukur selama-lamanya. Mazmur 44:9 Sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu. Kolose 3:16 Perkataan Kristus J emaat Kolose sedang menghadapi pengaruh ajaran yang salah dalam jemaat Tuhan. Ajaran-ajaran Yunani berusaha masuk ke dalam gereja. Ajaran-ajaran tersebut sepertinya penuh hikmat dan pengajaran, namun sesungguhnya tidak berkuasa, hanya berdasarkan akal budi manusia dan cenderung hanya memenuhi keinginan dan kepentingan manusia semata, dan tidak sesuai dengan perkataan Kristus yang telah mereka terima. Meskipun jemaat Kolose sudah merendahkan diri, beribadah kepada malaikat dan mendapatkan penglihatan, tapi menurut Paulus semuanya itu salah karena tidak menurut perkataan Kristus. Paulus dalam surat Kolose berkalikali menekankan untuk kembali kepada Kristus dan menuruti perkataanNya. “Hendaklah perkataan Kiistus diam dengan segala kekayaannya diam diantarakamu” (ayat 16). Itulah yang selalu, berulang-ulang dikatakan oleh rasul Paulus. Sebagai anak-anak Tuhan, ketika kita setiap membaca Firman Tuhan. Tuhan menghendaki agar kita menyimpannya dalam hati kita dan siap melakukannya atau memakainya pada waktu yang tepat. Hendaknya kita selalu mengingat perkataan firman yang berbunyi: “Bagamana kamu dapat mengucapkan hal-hal yang baik, sedangkan kamu sendiri jahat karena yang di ucapkan mulut meluap dari hati” (Matius 12 : 34-35 ). “Firman Tuhan itu dekat kepadamu, yakni di dalam hatimu dan di dalam mututmu” (Roma 10: 8, 10). Perkataan Kristus kita gunakan tiap hari dengan segala hikmat mengajar, menegur, seorang akan yang lain, dan sambil menyanyikan Mazmur, pujian dan nyanyian rohani dan mengucap syukur pada Allah (ayat 16 ) Hal itu terjadi jika benar-benar perkataan Kristus diam di antara kita, berkuasa di antara kita dan menciptakan persatuan yang kokoh. Tiap anggota tubuh wajib menjaga dan memelihara supaya hidup damai sejahtera kristus (ayat 15). Tanpa persatuan dalam Gereja (tubuh Kiistus), Gereja tidak akan dapat menjadi saksi damai sejahtera bagi dunia. Transformasi hanya bisa terjadi bila terus menerus memiliki hubungan yang erat dengan Kristus. (TPW) Bacaan Alkitab : Yohanes 17:9-19; 1 Petrus 3:8-12 Doa: Tolong kami ya Tuhan, agar memiliki hubungan yang dekat dengan Engkau dan memperkatakan firmanMu serta melakukannya. Amin Renungan Harian Janji Hidup Jumat 8 April 2016 TUHAN, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati. Ulangan 31: 8 Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Roma 8:38-39 Keyakinan Akan Kasih Tuhan M emiliki keyakinan akan kasih Tuhan dalam segala keadaan amatlah penting. Hal ini dialami rasul Paulus ketika sedang menghadapi tekanan, ancaman, aniaya, penjara bahkan bahaya maut! Pengalaman kesengsaraan yang pernah ia alami, membuat Paulus tetap teguh dan kokoh dalam keyakinannya kepada rencana dan pemeliharaan Allah dalam hidupnya. Keyakinan yang dekat dan erat karena hubungan yang intim dengan Tuhan dalam memenuhi tugas panggilanNya membuat Paulus terus maju dalam melayani dan memuliakan Nama Yesus. Keyakinan inilah yang ia nyatakan kepada jemaat di Roma sebagaimana berikut: “Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” (Roma 8:38-39). Tuhan tidak akan membiarkan kita dan meninggalkan kita, bahkan kasihNya melingkupi hidup kita (Ulangan 31:8). Apabila kita dengan sungguh-sungguh menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Setiap orang percaya diyakinkan bahwa jikalau mereka mengasihi Tuhan di atas segala sesuatu dan bergantung penuh kepadaNya dan bukan kepada jaminan materi, maka Tuhan tidak akan membiarkan atau meninggalkannya, tetapi akan menjadi penolong mereka (Lih. Yakobus 1:5). Biarlah kita terus memegang janji Tuhan ini, sehingga kita menjadi pribadi yang kuat dan teguh, bertahan dalam ujian, melawan pencobaan, percaya kepada Tuhan dan menaati Dia sepenuhnya. (TPW) Bacaan Alkitab : 1 Petrus 2:1-10; 1 Petrus 3:13-17 Doa: Kami percaya akan kasihMu yang selalu menyertai kami dalam segala keadaan, Mampukan kami untuk selalu bersyukur dan berserah penuh kepadaMu dalam ketaatan dan kesetiaan. Amin. 10 Renungan Harian Janji Hidup Sabtu 9 April 2016 Kakiku berdiri di tanah yang rata; aku mau memuji TUHAN dalam jemaah. Mazmur 26:12 Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masingmasing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah. Kisah Para Rasul 2:46-47 Hidup Memuji Tuhan K ebahagiaan Pemazmur bukan bersumber pada persekutuan dengan dunia, tetapi dari tinggal di “rumah” dan “Jemaah” Tuhan. Pemazmur merasakan kehadiran Tuhan di tengah-tengah umatNya yang mendatangkan sukacita besar, karena ia bergaul dengan orang percaya yang berjalan di dalam kebenaran Allah. Kesenangannya itu ia nyatakan dengan berkata: “Kakiku berdiri di tanah yang rata; aku mau memuji Tuhan dalam Jemaah” (Mazmur 26:12). Kesenangan untuk berkumpul bersama umat Tuhan yang lain sebagai suatu jamaah dan memuji Tuhan menjadi gaya hidup dari jemaat mula-mula dimana dikatakan bahwa “Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah” (Kis. 2:46-47) Ketekunan dan kebersamaan yang diwujudkan dengan kesehatian menjadi bagian yang tak terpisahkan dari gaya hidup jemaat mula-mula itu. Mereka tidak hanya turut membaur dan beribadah dengan orang-orang Yahudi lainnya di Bait Allah Yerusalem; suatu Jemaah yang besar, tetapi mereka juga memiliki persekutuan ditengah keluarga dan sahabat dengan memecahkan roti secara bergilir di rumahrumah, menikmatinya dengan kegembiraan, ketulusan hati dan pujian kepada Allah! Tampak sekali gaya hidup yang benar-benar hidup dan menjadi berkat bagi siapa saja yang mau bersama mereka. Tidak heran dengan sikap yang demikian, jumlah mereka bukannya berkurang, melainkan terus bertambah dan bertambah. Hidup mereka sungguh-sungguh menjadi pujian bagi Tuhan. (TPW) Bacaan Alkitab : Kisah Para Rasul 8:26-39; 1 Petrus 3:18-22 Doa: Kami rindu ya Tuhan, hidup kami menjadi pujian bagi kemuliaan NamaMu! Amin. Renungan Harian Janji Hidup 11 Minggu 10 April 2016 Yang telah dijanjikan-Nya dengan perantaraan Musa, hamba-Nya, tidak ada satu pun yang tidak dipenuhi. 1 Raja Raja 8:56 Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya. 1 Tesalonika 5:24 Allah Tak Pernah Ingkar Z aman sekarang begitu sulitnya kita percaya kepada perkataan orang karena tak selalu perkataan itu benar. Banyak orang yang suka ‘omong kosong’ dan mengingkari perkataannya sendiri. Dunia mulai mengalami krisis kepercayaan. Banyak janji yang kita terima, tetapi janji itu tetaplah janji tanpa dibarengi dengan pembuktian. Tidak hanya orang yang baru kita kenal, teman, para pejabat, bahkan keluarga dan orang-orang terdekat kita sekalipun masih sering ingkar. Lalu yang menjadi pertanyaan bagi kita berikutnya, adakah yang masih bisa kita percayai di dunia ini? Dalam ucapan berkat yang disampaikan Salomo kepada uamt Israel juga mengingatkan kembali bahwa Allah tidak pernah ingkar. Apa yang dulu dijanjikanNya kepada Musa telah digenapiNya. Salomo membuka kembali ingatan umat Israel, bahwa Allah yang merancangkan segala yang baik juga ditunjukkan melalui tindakan nyata. Buktinya mereka dapat menikmati tanah perjanjian yang dulu pernah Allah janjikan dan kini telah menjadi milik mereka. Dulu Allah meyertai nenek moyang Israel, maka sampai kinipun keturun Israel diberkatiNya. Janji Allah tak pernah lekang oleh waktu dan tak pernah sekalipun juga Ia mengingkarinya, sebab Allah adalah setia. Paulus juga mengingatkan jemaat di Tesalonika tentang kesetiaan Allah. Dia yang telah memanggil setiap orang percaya, maka Ia juga yang akan menuntun dan memberkatinya. Meskipun ada banyak tantangan yang orang percaya hadapi ketika mengikut Kristus, tetapi percayalah janji Allah untuk menyertai umatNya pasti akan digenapi. Allah punya banyak cara untuk membuktikan janjiNya kepada kita. Manusia banyak yang ingkar dan tidak setia, tetapi Allah sekalipun tidak akan pernah ingkar janji. Yang harus kita lakukan sebagai orang percaya adalah, tetap berpegang pada janji Allah dan percaya penyertaanNya selalu nyata. Ia tidak akan pernah membiarkan dan meninggalkan kita sendiri karena Dia adalah Allah yang setia. Belajar dari kesetiaan Allah, maka sebagai umatNya kita juga harus setia dan tidak berpaling dariNya. Apapun pergumulan yang kita hadapi, tetaplah percaya akan janji-janjiNya. (A3P) Bacaan Alkitab : Yohanes 10:11-16 (27-30); 1 Petrus 2:21b-25; Mazmur 136 Doa:Ya Tuhan, terimakasih atas kesetiaanMu menyertai kami. Kami percaya bahwa Engkau tidak akan pernah ingkar janji dan pasti menggenapi semua firmanMu. Amin 12 Renungan Harian Janji Hidup Senin 11 April 2016 Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan. Maleakhi 3:10 Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. 2 Korintus 9:6 Memberi Persembahan M emberi persembahan dalam sebuah ritual keagamaan sudah menjadi hal yang biasa dilakukan. Berbagai kepercayaan yang ada, bahkan orang Kristen juga sudah terbiasa memberi persembahan. Namun, cara dan makna dari pemberian persembahan itu yang berbeda-beda. Ada yang memberi persembahan hanya sedikit saja sebagai simbol. Ada yang memberi persembahan banyak supaya selamat dan banyak diberkati. Ada juga yang memberi persembahan sekedarnya saja karena tidak tau maknanya. Hari ini kita merenungkan, bagaimana orang percaya dalam memberi persembahan. Menurut tradisi Perjanjian Lama, umat Allah wajib memberi persembahan persepuluhan. Persepuluhan adalah sepersepuluh dari seluruh penghasilan umat yang harus dibawa ke Bait Allah untuk menunjang segala pelayanan ibadah. Melalui nabi Maleakhi juga disampaikan bahwa persembahan persepuluhan itu menyenangkan hati Allah. Bukan karena Allah berkekurangan sehingga harus diberi, tetapi karena memang persepuluhan itu adalah hak Allah. Umat tidak bisa menipu Allah apalagi merampas yang menjadi hak Allah. Kejujuran dan kesukarelaan dalam memberi persembahan akan membuka tingkap berkat sehingga umat akan diberkati dengan melimpah. Itu adalah janji Allah. Dalam Perjanjian Baru, Paulus kembali mengingatkan tentang memberi dengan sukacita justru membawa berkat. Sebuah perumpamaan: menabur sedikit akan menuai sedikit dan menabur banyak akan menuai banyak, yang disampaikan Paulus tidak bermaksud menyelewengkan persembahan sebagai cara untuk mendapat keuntungan yang sebesar-besarnya. Tetapi agar jemaat memberi dengan sukarela dan sukacita. Orang yang banyak memberi tidak akan kekurangan, sebaliknya ia akan diberkati dengan melimpah. Jadi, persembahan tidak diberi untuk menuntut berkat, tetapi tanda orang yang diberkati pasti memberi persembahan dengan sukacita, bahkan memberi hidupnya sebagai persembahan yang indah kepada Tuhan. (A3P) Bacaan Alkitab : Yohanes 10:1-10 : 1 Petrus 4:1-11 Doa: Ajarlah kami memberi dengan sukarela dan sukacita ya Tuhan, karena Engkau telah lebih dulu memberkati kehidupan kami. Amin Renungan Harian Janji Hidup 13 Selasa 12 April 2016 Sesungguhnya, Dia yang membentuk gunung-gunung dan menciptakan angin, yang memberitahukan kepada manusia apa yang dipikirkan-Nya. Amos 4:13 Yesus berkata: Karena langit merah dan redup, kamu berkata: Hari buruk. Rupa langit kamu tahu membedakannya tetapi tanda-tanda zaman tidak. Matius 16:3 Memahami Kehendak Allah D i dunia ini banyak hal yang bisa dipelajari dan membuat kita memahami banyak hal. Ada ilmu pasti, ada ilmu alam, ilmu kejiwaan dan sosial, serta ilmu lainnya yang membuat kita mengenal banyak hal hanya dengan melihat tanda-tandanya. Lalu bagaimana dengan tanda-tanda akhir zaman? Apakah seorang yang berilmu dalam agama atau mengenal Tuhan dapat membaca tanda-tanda akhir zaman? Suatu ketika orang-orang Farisi dan Saduki hendak mencobai Yesus dan mereka meminta supaya Yesus memperlihatkan suatu tanda dari sorga kepada mereka. Tetapi Yesus menjawab, kepada angkatan yang jahat dan tidak setia itu tidak akan ditunjukkan tanda. Meskipun mereka mampu untuk menebak keadaan yang terjadi hanya dengan melihat keadaan langit, tetapi tanda akhir zaman tidak akan ditunjukkan bagi mereka. Ingatlah bahwa Allah itu Mahakuasa, dan dibutuhkan hikmat serta ketaatan untuk kita dapat memahamiNya. Tidak ada seorangpun yang dapat melihat tanda-tanda zaman jika Allah tidak menghendakinya. Demikian juga halnya disampaikan oleh nabi Amos kepada orang-orang Israel, bahwa Allah mengetahui segala kepura-puraan mereka. Allah telah mengingatkan mereka dengan berbagai bencana, tetapi mereka tidak juga bertobat. Amos mengingatkan bahwa Allah itu berkuasa atas seluruh alam semesta dan banyak tanda ditunjukkannya melalui alam semesta supaya manusia mengenal dan taat kepadaNya. Sebagai orang percaya, dan mungkin kita juga sebagai orang yang mengenal banyak hal di dunia ini, akan sia-sia jika kita tidak mengenal kehendak Allah. Ia selalu ada untuk mengingatkan kita, mengenalkan dirinya kepada kita, dan menuntun kita untuk selalu taat kepadaNya. Maka, berilah diri kita mengenal, memahami, dan taat kepadaNya. Jangan seperti orang Farisi dan Saduki yang merasa telah hebat karena mengenal banyak hal, atau seperti orang Israel yang berpura-pura baik padahal menyimpang dari Allah. Marilah kita belajar memahami kehendak Allah dan taat kepada ketetapanNya, maka kita akan menjadi oang-orang yang diberkati. (A3P) Bacaan Alkitab : Matius 9:35 – 10:1(2-4)5; 1 Petrus 4:12-19 Doa: Ya Tuhan, tolonglah kami agar tidak bersandar pada pengetian kami sendiri, tetapi dapat memahami kehendakMu dan hidup dalam keaatan. Amin 14 Renungan Harian Janji Hidup Rabu 13 April 2016 Ya, karena Dia hati kita bersukacita, sebab kepada nama-Nya yang kudus kita percaya. Mazmur 33:21 Siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus. 1 Petrus 1:13 Menjaga Kekudusan Hidup S alah satu kebiasaan yang dilakukan pemazmur adalah menaikkan puji-pujian bagi Allah. Ya, karena memang Allah layak untuk dipuji. Allah memilih dan memberkati umat yang dikasihiNya. Allah mendidik umat dengan penuh kasih dan mataNya selalu tertuju kepada mereka yang takut akan Tuhan. Oleh karena itu pemazmur mengungkapkan sukacitanya melalui pujian. Alasan lain adalah karena kita memiliki Allah yang kudus, yang tentu saja sebagai pengikutNya kita juga harus menjaga kekudusan hidup. Berbicara tentang menjaga kekudusan hidup, ternyata bukanlah perihal yang mudah untuk dilaksanakan. Tuntutan dari kekudusan adalah kesempurnaan dalam menjaga diri supaya tidak jatuh ke dalam dosa. Petrus juga mengingatkan setiap orang percaya untuk tidak mengikuti hawa nafsu dunia, karena kita telah dipanggil dan ditebus untuk masuk dalam kehidupan yang baru di dalam Kristus. Sebaliknya, Petrus menasehatkan seluruh orang percaya untuk hidup kudus dan taat kepada Allah. Beberapa contoh sikap dalam menjaga kekudusan hidup, seperti apa yang dituliskan Petrus adalah: Mempersiapkan akal budi, yang berarti selalu berpikir dan bertindak yang benar sesuai dengan Firman Tuhan, kemudian waspada yang berarti selalu berjaga-jaga karena banyaknya godaan di sekitar kita yang sewaktu-waktu dapat menjerumuskan kita ke dalam dosa, dan yang terakhir menaruh pengharapan hanya kepada Kristus yang menjadi Juruselamat kita. Jika melihat kehidupan kita dalam kekinian yang selalu diwarnai dengan berbagai perkembangan dan persaingan ketat yang dapat membuat kita bergantung pada dunia, dapatkah kita tetap menjaga kekudusan hidup? Sebagai pengikut Kristus harusnya kita tidak menuruti nafsu keduniawian, tetapi dengan akal budi kita menjaga diri agar tetap hidup kudus dan taat kepada Kristus. Mari kita ingatkan kembali diri kita masing-masing, untuk hidup kudus karena Allah adalah kudus. (A3P) Bacaan Alkitab : Yohanes 17:20-26; 1 Petrus 5:1-7 Doa: Tolonglah kami ya Tuhan supaya tetap hidup kudus dan taat hanya kepadaMu. Amin Renungan Harian Janji Hidup 15 Kamis 14 April 2016 Bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku. Yesaya 29:13 Yesus berkata: Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku. Markus 3:35 Tak Cukup di Mulut Saja O rang bilang lidah tak bertulang, sehingga ia susah dikendalikan. Seseorang bisa mengatakan apa saja yang ia inginkan, terlepas itu sebagai kebenaran atau kebohongan. Melalui mulut kita bisa mempengaruhi seseorang supaya percaya dengan perkataan kita. Namun, sangatlah berbeda dengan Allah dan kepercayaan kita kepadaNya. Allah tidak dapat dibohongi dengan penyembahan palsu yang hanya di mulut saja. Kepercayaan kepada Allah tidak cukup hanya pengakuan dari mulut saja, tetapi harus dibarengi dengan tindakaan ketaatan yang sungguh-sungguh dan hati yang berpaut padaNya. Melalui nabi Yesaya, Allah memberi peringatan bahwa peribatan umat Israel adalah ibadah yang hanya di mulut saja. Mereka terlihat memuliakan Allah melalui mulut mereka tetapi sebenarnya hati mereka menjauh dari Allah. Ibadah yang mereka lakukan hanya sebagai hafalan dan rutinitas saja, tidak sungguh-sungguh. Penyembahan mereka kepada Allah merupakan sebuah kepura-puraan, dan Allah mengetahui semua itu. Allah tidak senang kepada umat yang tidak sungguhsungguh menyembahNya. Oleh karena itu, Allah akan membuat keajaiban-keajaiban di tengah umat Israel agar mereka sadar bahwa Allah mengetahui segala kepurapuraan mereka. Dalam Injil juga Tuhan Yesus pernah berkata, bahwa mereka yang melakukan kehendak Allah itulah yang kemudian disebut keluargaNya. Jadi, bukan yang mengaku di mulut saja atau yang terlihat taat dan hafal firman Tuhan, tetapi yang melakukan dengan sungguh-sungguh itulah yang dikasihi dan disebut sebagai keluarga Kristus. Menjadi keluarga Kristus tidak tergantung dari seberapa sering kita menyebut nama Yesus, atau seberapa banyak kita hafal kitab suci, tetapi seberapa mampu kita menerapkan dan melaksanakan firman itu dalam kehidupan setiap hari. Mulut bisa saja menipu, tetapi tindakan yang bersumber dari hati yang sungguh-sungguh percaya akan membuktikan apakah kita anak-anak Allah, atau hanya sebatas mengaku sebagai anak Allah. Renungkanlah! (A3P) Bacaan Alkitab : Efesus 4: (8-10)11-16; 1 Petrus 5:8-14 Doa: Tuhan, tolonglah supaya kami menjadi pelaku-pelaku firmanMu dan tidak hanya mengaku dalam mulut saja. Amin 16 Renungan Harian Janji Hidup Jumat 15 April 2016 TUHAN, Allahmu, pengasih dan penyayang: Ia tidak akan memalingkan wajah-Nya dari pada kamu, bilamana kamu kembali kepada-Nya! 2 Tawarikh 30:9 Sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan, agar Tuhan mendatangkan waktu kelegaan. Kisah Para Rasul 3:19-20 Yang Bertobat Pasti DiterimaNya A da kalanya kita menghadapi situasi dimana seseorang melakukan kesalahan yang berulang kali, dan sangat sulit kita memaafkannya untuk yang kesekian kalinya. Atau mungkin juga sebaliknya, kita yang melakukan banyak kesalahan dan susah menerima maaf untuk kesalahan yang terulang. Situasi seperti ini kemudian membuat kita malas untuk meminta maaf jika berbuat salah, toh akan sulit untuk dimaafkan. Ini adalah contoh sikap manusia, tetapi Allah tidak pernah bersikap demikian. Allah akan menerima siapapun yang berbalik kepadaNya dan mengampuni sebanyak apapun kesalahan yang kita lakukan. Raja Hiskia mengingatkan bangsa Israel supaya berbalik kepada Allah dan tidak menuruti keegoisan serta sikap tegar tengkuk seperti nenek moyang mereka terdalu. Jangan malu atau ragu datang kepada Allah meskipun telah banyak kesalahan yang mereka perbuat, sebab Allah adalah pengasih dan penyayang. Ia pasti akan menerima setiap orang yang mau berbalik kepadaNya dan mengikut Dia dengan sungguh-sungguh. Allah bukanlah manusia yang menyimpan dendam dan susah untuk memaafkan. Ia tidak akan pernah memalingkan wajahNya dari mereka yang datang kembali padaNya, sebab Allah Maha Pengasih dan Pengampun. Dalam khotbahnya, Petrus juga menyerukan supaya umat Tuhan bertobat. Meskipun dahulu orang-orang Yahudi ikut mengambil bagian dalam penyaliban Kristus, menolakNya sebagai Tuhan dan Juruselamat, tetapi kini belum terlambat untuk mereka bertobat. Pertobatan yang sungguh-sungguh disertai dengan kepercayaan kepada Yesus sebagai Juruselamat dan kelahiran kembali akan mendatangkan kelegaan, yaitu pengampunan. Firman Tuhan hari ini juga mengingatkan kita sebagai umat Tuhan untuk bertobat dan berbalik kepadaNya dari jalan hidup kita yang menyimpang. Mungkin telah banyak kesalahan dan penyimpangan yang kita lakukan, datanglah padaNya dan bertobatlah, maka Allah yang Mahakasih dan Pengampunan itu akan mengampuni kita dan menjadikan kita umat kesayanganNya. (A3P) Bacaan Alkitab : Matius 26:30-35; 1 Korintus 1:1-9 Doa: Hari ini kami mengakui segala dosa dan kesalahan kami di hadapanMu, ya Tuhan. Ampunilah dan tuntunlah kami supaya tidak berbuat dosa lagi. Amin Renungan Harian Janji Hidup 17 Sabtu 16 April 2016 Engkau, TUHAN, janganlah jauh; ya kekuatanku, segeralah menolong aku! Mazmur 22:20 Ketika didengarnya (Bartimeus yang buta), bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: “Anak Daud, kasihanilah aku!” Markus 10:47-48 Ya Tuhan, Tolonglah Aku K epada siapakah pertama kali kita meminta pertolongan jika sedang dalam keadaan susah? Kepada keluarga atau orang terdekat, kepada yang kuat dan mampu, atau kepada Tuhan? Pertanyaan ini sepertinya sangat sederhana, tetap coba kita renungkan. Bukankah lebih cepat kita minta tolong kepada orang-orang yang kita anggap mampu untuk menolong daripada kepada Tuhan? Sepertinya datang kepada Tuhan adalah pilihan terakhir jika sudah tidak ada seorangpun yang dapat menolonga kita. Hari ini Pemazmur memberi teladan kepada kita untuk selalu bergantung kepada Tuhan karena ia menyadari bahwa Tuhanlah sumber kekuatan dan pertolongan. Ia berseru, Tuhan janganlah jauh, merupakan sebuah ungkapan begitu takutNya Pemazmur jika Tuhan tidak ada bersamanya. Kerinduannya adalah supaya segera menerima pertolongan yang sempurna dari Tuhan yang adalah sumber kekuatannya. Hal ini juga mengingatkan kita kepada peristiwa penyaliban Yesus dimana Ia juga berseru kepada Allah Bapa dan tidak ingin ditinggalkan sendiri. Tuhan Yesus juga memohon pertolongan kepada Allah Bapa. Demikian juga halnya dengan Bartimeus, seorang yang buta. Ketika mendengar Yesus lewat di dekatnya, ia berseru mohon pengasihan Yesus, bahkan ia berseru semakin keras ketika dilarang orang banyak. Apa yang terjadi setelah itu, Bartimeus yang buta bisa sembuh karena iman percayanya kepada Yesus. Bukankah banyak lagi keajaiban pertolongan Allah yang kita saksikan dalam kitab suci kepada mereka yang beriman? Bagaimana dengan kita? Permohonan minta tolong kepada Tuhan harus didasari dengan iman percaya dan keyakinan bahwa kita akan menerimanya karena kasih Kristus. Jadi, permohonan kita juga tidak sekedarnya atau untuk mencobai Tuhan saja. Namun, permohonan itu juga harus didasarkan pada iman dan Tuhan akan bekerja dengan caraNya untuk menolong kita. Jangan sampai cara kita minta tolong yang salah sehingga kita belum bisa merasakan pertolonganNya. (A3P) Bacaan Alkitab : Yohanes 14:1-6; 1 Korintus 1:10-17 Doa: Engkaulah sumber kekuatan dan pertolongan kami, ya Tuhan. Janganlah jauh, tetapi tolonglah kami selalu dalam segala keadaan. Amin 18 Renungan Harian Janji Hidup Minggu 17 April 2016 Aku mau menyanyikan kekuatan-Mu, pada waktu pagi aku mau bersorak-sorai karena kasih setia-Mu; sebab Engkau telah menjadi kota bentengku, tempat pelarianku pada waktu kesesakanku. Mazmur 59:17 Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, 2 Korintus 1:3 Puji-Pujian Bagi Allah P ujian yang tulus selalu menyenangkan hati. Setiap kita pasti senang dipuji, apalagi jika pujian pujian itu disampaikan dengan ketulusan tanpa adanya maksud-maksud yang terselubung. Allah juga pasti senang menerima pujian dari umatNya. Pujian bagi Allah bukan hanya untuk menyenangkanNya tetapi juga karena Dia memang layak untuk dipuji dan dimuliakan. Pemazmur menaikkan pujian kepada Allah karena Allahlah kota benteng perlindungan dan penuh kasih karunia. Pemazmur lebih memilih menggunakan waktunya untuk memuji Allah. Berbeda dengan orang-orang lain yang tidak mengenal Allah, yang menggunakan waktu mereka untuk melakukan kejahatan dan dosa. Pujian kepada Allah juga disampaikan oleh Paulus dalam surat 2 Korintus 1:3. Paulus menyadari bahwa Allah Bapa di dalam Yesus Kristus penuh dengan belas kasihan dan sumber segala penghiburan. Lewat pengalaman hidup Paulus yang tidak mudah, ia merasakan bahwa Allah sangat mengasihinya. Ketika dalam penderitaan, kesesakan, dan penolakan dari banyak orang, hanya Allah yang setia memberi penghiburan sehingga ia dapat bertahan dan tetap melaksanakan tugas penginjilan. Itulah sebabnya dalam segala keadaan, Paulus tetap memuji Tuhan, bahkan dalam keadaan sulit dan penuh penderitaan sekalipun. Lalu bagaimanakah dengan kehidupan kita sebagai umat Allah? Sudahkah kita mempergunakan waktu kita untuk memuji Tuhan? Dalam berbagai keadaan, baik susah maupun senang dapatkah kita melihat kasih dan kebaikan Tuhan sehingga kita dapat bersyukur dan memuliakanNya setiap saat? Mari kita belajar dari Pemazmur dan Paulus yang selalu ingat untuk memuji Allah. Sesibuk apapun kita, tetaplah luangkan waktu untuk menyenangkan Tuhan dengan cara memuji dan memuliakan Dia, karena memang Dia layak menerima pujian. Seberat apapun perjalan hidup yang kita lalui tetaplah ingat memuji Tuhan karena Dialah yang memampukan kita dan menjadi sumber penghiburan yang setia. (A3P) Bacaan Alkitab : Yohanes 15:1-8; 1 Yohanes 5:1-4; Mazmur 96 Doa: Kami memuji namaMu yang kudus ya Tuhan, atas segala kasih dan kebaikanMu, sebab Engkau layak menerima pujian dan kemuliaan. Amin Renungan Harian Janji Hidup 19 Senin 18 April 2016 Allah semesta langit akan mendirikan suatu kerajaan yang tidak akan binasa sampai selama-lamanya, Daniel 2:44 Dalam penglihatan Yohanes menulis: Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata: “Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, Wahyu 12:10 Kerajaan Allah Dinyatakan B erbicara tentang Kerajaan Allah, sepertinya sangat jauh dari jangkauan kita. Banyak orang memahami Kerajaan Allah adalah tempat tinggal orang percaya setelah kematian, tempatnya sangat jauh di atas langit, dan merupakan suatu tempat yang sangat indah dan diidam-idamkan oleh semua orang. Mungkin ada benarnya jika kita berbicara tentang suatu tempat dari sisi fisiknya, seperti kerajaan-kerajaan lainnya yang kita temui di dunia. Namun, Kerajaan Allah kita pahami sebagai suatu sistem pemerintahan yang dipimpin oleh Allah sendiri, dimana di dalamnya hanya ada sukacita dan damai sejahtera. Kerajaan Allah bersifat kekal, sedangkan kerajaankerajaan di bumi hanya bersifat sementara, seberapapun besar dan megahnya. Renungan hari ini mengajak kita untuk mengingat kembali seorang tokoh Perjanjian Lama yang takut akan Tuhan, bernama Daniel. Dalam suatu kesempatan, ia diberi kesempatan untuk mengartikan mimpi raja Nebukadnezar, dimana sudah tidak ada lagi orang pintar yang dapat mengartikan mimpi raja. Karena karunia Allah, maka Daniel pun mulia menceritakan mimpi raja dan mengartikannya dengan benar. Inti dari arti mimpi raja adalah bahwa kerajaan-kerajaan dunia pada akhirnya akan binasa termasuk Babel, tetapi Allah akan mendirikan kerajaanNya sendiri yang tidak dapat binasa. Ada banyak kekuasaan di dunia tetapi itu semua hanya sementara. Hanya kekuasaan Allah yang kekal dan tidak ada seorangpun yang dapat mengalahkannya. Salah satu kemahakuasaan Allah adalah diungkapnya masa depan Babel melalui mimpi raja dan Daniel yang diperkenan untuk mengartikannya. Meskipun Babel adalah kerajaan yang besar, tetapi nantinya juga akan mengalami kebinasaan. Kesaksian Yohanes dalam kitab Wahyu, bahwa pemerintahan Allah yang sesungguhnya akan tiba, yakni kedatangan Kristus yang keduakalinya. Segala kuasa di bumi akan dikalahkan, dan hanya ada Kerajaan Allah yang berkuasa. Mungkin sekarang kita bisa berbangga atas kejayaan, kesuksesan, kekuasaan yang kita miliki. Namun, ingatlah bahwa semua itu hanya bersifat sementara. Jangan terlalu berbangga diri dengan apa yang kita miliki, tetapi berbanggalah jika kita dapat mengambil bagian dalam menghadirkan Kerajaan Allah di bumi dan menjadi bagian di dalamnya. (A3P) Bacaan Alkitab : Roma 1:18-25; 1 Korintus 1:18-25 Doa: Datanglah kerajaanMu di bumi seperti di sorga ya Tuhan dan nyatakanlah kuasaMu atas dunia. Amin 20 Renungan Harian Janji Hidup Selasa 19 April 2016 TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun. Mazmur 100:5 Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya. 2 Korintus 5:18 Allah Itu Baik T anpa disadari setiap hari kita telah membangun permusuhan dengan Allah. Melalui tindakan kita yang sering tidak taat, bertindak berdasarkan kehendak sendiri dan sangat jauh dari kehendak Tuhan sehingga semua itu menimbulkan dosa. Hubungan kita dengan Allah menjadi semakin rusak. Namun, dalam keadaan yang demikian, Allah tetap mau berbaik hati dengan kita. Ia berusaha untuk mendamaikan dunia dengan diriNya melalui Yesus Kristus. Meski berkali-kali kita melakukan kesalahan yang menyakiti hatiNya, tetapi Allah tetap ingin membangun hubungan yang baik dengan umatNya. Paulus menyaksikannya kepada kepada jemaat di Korintus tentang usaha Allah untuk mendamaikan dunia dengan diriNya. Betapa baiknya Allah kita. Ia menjadikan kita manusia yang baru dan memperbaiki hubungan yang rusak melalui jalur perdamaian. Itupun dilakukan dengan pengorbanan Allah di dalam Yesus Kristus, bukan berdasarkan kebaikan kita, tetapi semata-mata karena kasih dan kebaikan Allah. Bahkan tidak hanya sekali saja atau pada zaman Yesus saja Allah berbuat baik kepada dunia. Allah kasih dan baik sejak dahulu sampai selam-lamanya. Pemazmur menaikkan pujian kepada Allah karena kebaikanNya. Allah itu baik untuk selamalamanya dan kesetiaannya turun-temurun, yang berarti tidak pernah berubah dulu, kini, dan selamanya. Kasih dan setiaNya sempurna kepada manusia, apapun keadaan kita. Sekarang ini kitapun masih dapat menyadari dan merasakan kebaikan dan kesetian Allah. Ia tidak hanya menyelamatkan kita dari hukuman dosa, tetapi juga menuntun kita dalam menjalani hidup selama di dunia ini. Yang menjadi pertanyaan, dapatkan kita merasakan kebaikan Allah dalam setiap waktu? Bukankan kita merasakan Allah baik ketika kita bahagia dan diberkati, sedangkan dalam masalah dan penderitaan kita melihat Allah yang kejam dan suka menghukum? Mari kita berefleksi sejenak. Ingatlah bahwa Allah itu baik dan setia selamanya dalam berbagai keadaan kita, baik suka maupun duka. Ia telah mendamaikan kita dengan diriNya, dan tentu ia akan memberi kedamaian juga dalam kita menjalani hidup. Selamat menikmati kebaikan Tuhan dalam hidup ini. (A3P) Bacaan Alkitab : 2 Korintus 5:11-18; 1 Korintus 1:26-31 Doa: Ya Allah, Engkau sangat baik dan setia kepada kami yang berdosa ini. Terimakasih atas pendamaian yang Engkau kerjakan untuk kami. Amin Renungan Harian Janji Hidup 21 Rabu 20 April 2016 Beginilah firman TUHAN semesta alam: Kembalilah kepada-Ku, demikianlah firman TUHAN semesta alam, maka Aku pun akan kembali kepadamu, firman TUHAN semesta alam. Zakharia 1:3 Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. 2 Petrus 3:9 Ayo Bertobat F irman Allah datang kepada Zakharia tentang seruan pertobatan untuk bangsa Israel. Berkali-kali bangsa Israel mendukakan hati Allah dengan pelanggaran dan ketidaktaatan mereka. Oleh karena itu, melalui Zakharia, Allah memperingatkan umatNya untuk betobat dan kembali ke jalan Tuhan. Jangan melawan dan hidup dalam dosa seperti apa yang pernah dilakukan oleh nenek moyang mereka. Kembalilah kepada Allah, maka Allah juga akan kembali kepada mereka, yakni menuntun dan memberkati bangsa yang dikasihiNya itu. Petrus juga mengingatkan orang-orang percaya untuk berbalik kepada Tuhan dan bertobat dari cara hidup dunia. Pada hari-hari zaman akhir akan timbul pengejekpengejek yang mempengaruhi orang percaya untuk meragukan janji-janji Allah. Tetapi Petrus kembali mengingatkan bahwa Tuhan tidak akan pernah mengingkari janjiNya karena Ia adalah Allah yang setia. Ia pasti akan menepati semua janjijanjiNya. Keselamatan yang Tuhan berikan itu berlaku dulu, kini, dan selamanya. Ia tidak menginginkan jika kita sampai binasa karena hidup dalam dosa. Oleh karena itu, Ia selalu bersabar menunggu kita kembali kepadaNya dan bertobat. Memang kita tidak akan pernah lepas dari kesalahan dan dosa ketika masih di dunia ini. Oleh karena itu perlu adanya pertobatan yang aktif dan terus-menerus. Berbalik kepada Tuhan melalui pertobatan membuktikan bahwa kita masih percaya kepadaNya dan memberi diri kita diselamatkan olehNya. Pertobatan yang dimaksud disini adalah pertobatan yang sungguh-sungguh, bukan hanya di mulut saja, tetapi juga dalam sikap dan pola hidup. Tidak lagi mengulang dosa-dosa masa lalu, tetapi melakukan kehendak Tuhan dalam ketaatan. Ingatlah bahwa Ia pasti menerima kita yang mau kembali padaNya, seberapun dosa yang telah kita lakukan. Oleh karena itu, ayo kita bertobat sebelum terlambat! (A3P) Bacaan Alkitab : Yohanes 8:31-36; 1 Korintus 2:1-5 Doa: Terimakasih atas firmanMu yang mengingatkan kami akan kasih setiaMu yang selalu mau menerima kami. Hari ini kami mau bertobat dan kembali ke jalanMu, mampukanlah kami menjalaninya. Amin 22 Renungan Harian Janji Hidup Kamis 21 April 2016 Perhatikanlah suara-Ku, hai bangsa-bangsa, dan pasanglah telinga kepada-Ku, hai suku-suku bangsa! Sebab pengajaran akan keluar dari pada-Ku dan hukum-Ku sebagai terang untuk bangsa-bangsa. Yesaya 51:4 Allah, Juruselamat kita, yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran. 1 Timotius 2:3-4 Dengarkanlah Suara Tuhan M endengar bukanlah pekerjaan yang selalu disukai semua orang, apalagi jika yang didengar adalah nasihat yang tidak sesuai dengan harapannya. Dalam keadaan bermasalah atau kesusahan biasanya kita tidak ingin mendengar nasehat dari siapapun. Firman Tuhan datang kepada Yesaya untuk memberi penghiburan kepada Sion yang sedang berada dalam pembuangan. Meskipun saaat ini mereka mengalami kesusahan dan tekanan, tetapi Allah akan menyelamatkan mereka. Oleh karena itu, Allah mengingatkan mereka untuk tetap mendengarkan suara Tuhan dan jangan berpaling atau menjauh dari Allah. Meski mereka sedang dalam kesusahan, mereka harus tetap mau mendengarkan firman Tuhan, sebab pengajaran-pengajaran Allah itu sebagai terang yang akan menuntun mereka pada pembebasan. Ketaatan kepada perkataan Allah akan menolong mereka keluar dari berbagai penderitaan dan penindasan. Demikian juga Paulus mengingatkan Timotius bahwa Allah selalu ingin menyelamatkan semua orang, jadi bukan hanya Sion saja yang akan Allah selamatkan. Allah ingin semua orang memiliki pemahaman tentang kebenaran yang menyelamatkan dan hidup di dalamnya. Kebenaran itu hanya ada pada Allah sendiri, dan untuk dapat memahaminya maka kita perlu membangun komunikasi yang baik denganNya. Salah satu cara komunikasi kita dengan Allah adalah melalui doa dan ucapan syukur. Doa tidak hanyak perihal menyampaikan permohonan dan keluhan kita kepada Tuhan, tetapi juga perihal mendengar suara Tuhan. Dari doa kita juga akan mengetahui apa yang Allah ingin kita lakukan yang tentunya menuntun kita pada kebenaran. Jika hari ini kita diingatkan supaya mendengarkan akan suara Tuhan, maukah kita menyiapkan telinga hati kita untuk mendengar dan melakukan perintahNya, meskipun yang Tuhan katakan tidak sesuai dengan harapan kita? Ingatlah bahwa firman Tuhan menuntun kita pada kebenaran. FirmanNya seperti pelita yang menerangi jalan hidup kita ketika mengikut Dia. Jika tidak ingin tersesat, maka dengar dan lakukanlah seluruh firmanNya. (A3P) Bacaan Alkitab : Roma 8:7-11; 1 Korintus 2:6-16 Doa: Tuhan, terimakasih karena Engkau selalu ingin menerangi dan menuntun kami berjalan dalam kebenaranMu. Tolonglah supaya kami dengar-dengaran dan taat akan firmanMu. Amin 23 Renungan Harian Janji Hidup Jumat 22 April 2016 Akulah yang menjadikan bumi dan yang menciptakan manusia di atasnya; tangan-Kulah yang membentangkan langit, dan Akulah yang memberi perintah kepada seluruh tentaranya. Yesaya 45:12 Besar dan ajaib segala pekerjaan-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa! Wahyu 15:3 Sadar Diri H arta, tahta dan wanita dapat membuat manusia jatuh pada dosa kesombongan dan ketamakan. Membuat manusia lupa darimana asalnya dan apa tujuan hidupnya. Lupa bahwa hidup ini adalah sebuah anugerah dari Allah yang harus dijaga dan dipertanggungjawabkan. Manusia sering lupa bagaimana seharusnya tetap membangun relasi dan komunikasi yang intim dengan penciptanya. Melalui Nabi Yesaya Allah mengingatkan manusia untuk “SADAR” dan menyadari bahwa Allah adalah pencipta mereka dan Allah yang berkuasa atas hidup mereka. Allah berkuasa atas harta kita, jabatan kita, keluarga kita, dan Allah dengan mudahnya mengambil semua yang kita miliki jika Allah mau. Namun, Allah juga mampu memberikan segala sesuatu yang kita butuhkan. Tentu kita masih ingat tentang kisah Ayub sebagai contoh Allah berkuasa atas diri manusia. Melawan dan mengabaikan kehendak Allah dan perintahNya adalah suatu kebodohan manusia. Tidak mungkin ciptaan melawan penciptanya. Maka hendaklah sadar akan diri kita dan tujuan hidup kita, sadar bahwa kita adalah ciptaanNya. Karena besar dan ajaib pekerjaan Tuhan, juga adil dan benar jalanNya. Mari kita turut mengambil bagian dalam pekerjaanNya dan karyaNya dengan memberi diri kepadaNya melalui pelayanan. Menjadi pribadi yang benar, baik, dan positif saat bersosialisasi, juga mengambil bagian dalam menciptakan keadilan dan perdamaian di lingkungan sekitar kita. Jadilah pemenang atas dirimu, jadilah pemenang atas masalahmu, dan jadilah pemenang atas imanmu, karena malaikat akan bersorak sorai saat kita mau tunduk pada Allah sebagai pencipta dan penebus kita. (A3P) Bacaan Alkitab : Yohanes 19: 1-7; 1 Korintus 3:1-4 Doa: Tuhan Yesus ajar kami untuk sadar diri bahwa kami adalah ciptaanMu dan segala yang kami miliki adalah titipanMu. Jaga kami ya Tuhan agar senantiasa dapat hidup taat dan tunduk kepadaMu. Amin 24 Renungan Harian Janji Hidup Sabtu 23 April 2016 Kebencian menimbulkan pertengkaran, tetapi kasih menutupi segala pelanggaran. Amsal 10:12 Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. 1 Korintus 13:4-6 Kebencian Vs Kasih D alam kitab Amsal siapa yang tidak mengenal Salomo? Tokoh yang dikaruniai pengetahuan dan kebijaksanaan yang luar biasa yang tidak dimiliki kebanyakan orang. Melalui Amsal Salomo kita diajak kembali memaknai nilai-nilai “KASIH” dalam di kehidupan kita. Mari kita lihat dalam hati kita yang terdalam, apa sebenarnya makna kasih bagi kita? kasih saat berbicara, saat berteman, juga saat berperilaku. Apa kita sudah benar-benar menerapkan kasih dalam hidup kita? Salomo memahami benar dampak negatif hati yang jauh dari kasih akan dipenuhi dengan kebencian, dan kebencian itu akan menimbulkan pertengkaran. Kebencian adalah perasaan bukan hanya tidak suka/senang terhadap seseorang, melainkan sebuah pengalaman hati yang tidak menyenangkan, dan juga terlukai. Jika kebencian sudah tidak dapat dikontrol dan disembuhkan, akan menimbulkan perasaan yang cepat marah dan berdampak pada pertengkaran. Kebencian juga dapat muncul dari perasaan iri hati, dendam, merasa tidak dihargai, sehingga situasi seperti itu dengan mudah ditumpangi iblis untuk memancing pertengkaran dan perpecahan. Kasih akan menolong kita untuk menyikapi segala persoalan dengan fokus pada hal yang positif dan mulia. Kasih memampukan kita untuk memilih mengampuni daripada membenci, sehingga kasih mampu menutupi segala kesalahan dan pelanggaran dari orang yang menyakiti kita sekalipun. Jemaat Filipi saat itu dan kita saat ini diajar untuk memiliki hati yang dipenuhi dengan kasih. Hidup yang dipenuhi kasih akan terpancar melalui pikiran yang baik dan positif, perilaku yang baik, bertutur kata yang baik, dan sikap hidup yang baik. Kebaikan inilah yang hendaknya diketahui semua orang, sehingga kita memiliki kesaksian yang baik bukan hanya sebagai orang Kristen tetapi juga sebagai sebagai pengikut Kristus yang meneladani karakter Kristus. Ubahlah hidupmu penuh dengan kasih, jangan mau lagi hidup dalam perbudakan kebencian dan pertengkaran. Siapakah yang menginginkan kejahatan dan perpecahan dalam hidup kita? Tuhan? Anda? Bukan, tetapi si jahat yang selalu berusaha menjauhkan kita dari kasih Allah. (A3P) Bacaan Alkitab : Wahyu 22:1-6; 1 Korintus 3:5-8 Doa: Tuhan Yesus mampukan kami untuk hidup dalam kasih, jauhkanlah kami dari roh kebencian dan tidak mau mengampuni, sehingga hidup kami menjadi kesaksian yang baik. Amin 25 Renungan Harian Janji Hidup Minggu 24 April 2016 Dengan menangis mereka akan datang, dengan hiburan Aku akan membawa mereka; Aku akan memimpin mereka ke sungai-sungai, di jalan yang rata, di mana mereka tidak akan tersandung; sebab Aku telah menjadi bapa Israel, Yeremia 31:9 kamu sekarang diliputi dukacita, tetapi Aku akan melihat kamu lagi dan hatimu akan bergembira dan tidak ada seorang pun yang dapat merampas kegembiraanmu itu dari padamu. Yohanes 16:22 Penghiburan Dalam Tuhan S eorang gadis remaja tak habis pikir ketika ia memergoki kekasih yang sangat ia cintai berselingkuh darinya. Ia bertanya-tanya apa yang salah darinya, sehingga kekasihnya tak lagi setia padanya? Untuk melampiaskan rasa sakit hatinya, ia pun menghabiskan setiap malamnya dengan berpesta alkohol di bar bersama temantemannya. Ia merasakan kebahagiaan saat berpesta pora, ia tertawa terbahak-bahak dan tak terlintas di benaknya masalah yang sedang ia alami. Namun ketika ia pulang ke rumah, ia kembali merasakan kesedihan serta sakit hatinya, dan ia pun kembali menangisi kisah cintanya yang menyedihkan. Tangisan dan kesedihan bukanlah hal yang dapat dipisahkan atau dihindari dari kehidupan manusia. Begitu banyak hal yang dapat menjadi pemicu kesedihan dan air mata kita. Banyak pula cara yang kita lakukan untuk dapat menghilangkan kesedihan dalam hati kita. Mulai dari melakukan hobi kita yang positif hingga melakukan hal-hal negatif dan menjadikannya sebagai hobi baru kita. Semua hal itu tentu menyenangkan, namun kesenangan yang kita dapat hanyalah sementara. Kesenangan dan kegembiraan yang dapat membuat kita melupakan segala kesedihan dan masalah kita hanya untuk sesaat. Kesenangan dan kegembiraan yang sesaat itu tidak akan kita dapatkan jika kita membawa segala masalah dan kesedihan kita ke hadapan Tuhan. Bacaan kita pada hari ini mengingatkan kita bahwa ketika kita datang pada Tuhan dengan kesedihan dan tangisan kita, maka kita akan mendapatkan penghiburan dan kegembiraan. Yeremia menegaskan bahwa Tuhan akan menghibur, memimpin, serta menyertai kita – sama seperti bangsa Israel – karena Ia adalah Bapa kita. Tuhan menjanjikan penghiburan dan kegembiraan bagi kita ketika kita menyerahkan segala kesedihan dan tangisan kita ke dalam tanganNya. Penghiburan dan kegembiraan yang Tuhan berikan tidak bersifat sementara, namun bersifat kekal. Yohanes menegaskan hal ini dengan mengemukakan bahwa tidak ada seorangpun yang dapat merampas kegembiraan itu dari kita. Marilah kita bawa segala permasalahan dan kesedihan yang kita miliki ke dalam tangan Tuhan, maka Ia akan memberikan penghiburan dan kegembiraan yang kekal. (MKP) Bacaan Alkitab Matius 11:25-30; Kolose 3:12-17; Mazmur 149 Doa:Ya Allah sumber penghiburan, ajar kami selalu datang padaMu saat kami mengalami kesedihan atas masalah yang kami hadapi, sehingga kami memperoleh penghiburan dan kegembiraan yang dariMu saja. Amin. 26 Renungan Harian Janji Hidup Senin 25 April 2016 Ingatlah hal-hal yang dahulu dari sejak purbakala, bahwasanya Akulah Allah dan tidak ada yang lain, Akulah Allah dan tidak ada yang seperti Aku. Yesaya 46:9 Bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup. 1 Korintus 8:6 Tiada Allah Lain S eorang anak bernama Anton begitu mengidolakan Michael Jordan, dan ia pun sangat mencintai olah raga basket. Baginya, tak ada yang lebih menarik daripada basket. Semua anggota keluarganya tidak boleh mengganggunya saat ia sedang menonton pertandingan basket, dan tak ada seorangpun yang boleh melarangnya bermain basket. Seluruh dinding kamarnya pun ditutupi dengan gambar Michael Jordan dan hampir tidak ada tempat kosong di kamarnya karena dipenuhi dengan bola basket dan berbagai aksesoris yang berhubungan dengan basket. Ia bahkan mengklaim bahwa basket adalah hidupnya. Ia pasti menonton dan mengikuti pertandingan basket kapan pun. Baginya, tidak ada kegiatan lain yang lebih menarik daripada basket. Pada zaman globalisasi ini, kita tentu banyak menemukan orang seperti Anton, yang sangat memuja seseorang atau sesuatu. Idola yang dipuja tersebut menjadi sangat diutamakan dalam kehidupan orang tersebut, tidak ada yang dapat mengalahkannya. Bagaimana dengan kita? Apakah kita memiliki idola yang menjadi nomor satu dalam kehidupan kita? Apakah itu seseorang atau sesuatu? Jika iya, pernahkah kita menyadari bahwa idola tersebut telah menggantikan posisi Tuhan dalam kehidupan kita. Paulus menegaskan kepada jemaat di Korintus bahwa hanya ada satu Allah, yaitu Bapa dan satu Tuhan, yaitu Yesus Kristus. Senada dengan Paulus, Yesaya mengatakan bahwa tidak ada yang lain selain Allah dan tidak ada yang seperti Dia. Allah adalah Tuhan yang Maha Kuasa atas seluruh kehidupan kita, dan posisiNya tidak dapat tergantikan. Sehebat apapun idola yang kita miliki, tidak ada satupun yang dapat menyamai apalagi menggantikan posisi Allah dalam kehidupan kita. Tidak salah jika kita memiliki idola, namun akan menjadi sebuah kesalahan jika kita menjadikan idola tersebut sebagai yang paling utama dan nomor satu dalam kehidupan kita. Terlebih salah lagi jika kita mengabaikan dan melupakan Tuhan karena posisiNya dalam hidup kita, tanpa kita sadari (atau bahkan sering sangat kita sadari), telah tergantikan dengan idola tersebut. Jadi, di manakah posisi Tuhan dalam kehidupan kita? (MKP) Bacaan Alkitab : Amsal 6:23-32; 1 Korintus 3:9-17 Doa: Ampuni kami jika seringkali kami menempatkan idola kami melebihi tempatMu dalam kehidupan kami, ya Tuhan. Amin. Renungan Harian Janji Hidup 27 Selasa 26 April 2016 Bukankah Allah yang mengamat-amati jalanku dan menghitung segala langkahku? Ayub 31:4 Tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab. Ibrani 4:13 Tiada Yang Tersembunyi Bagi Allah S ebuah pohon tua berukuran besar sedang ditebang, dan setelah batang pohon tersebut terpotong, ditemukan sebuah peluru tertanam di dalamnya. Dari luar, bekas peluru tersebut tidak terlihat, namun di dalamnya nampak jalan peluru yang menembus hingga ke jantung pohon. Dibandingkan dengan ukuran pohon yang besar, peluru tersebut amatlah kecil, namun daerah di sekitar peluru itu menjadi kehitam-hitaman dan membusuk. Ketika pertama kali peluru dilesatkan dan masuk ke dalam batang pohon, hanya terlihat goresan kecil pada permukaan batang pohon. Seiring berjalannya waktu, pohon itu menjadi semakin besar dan kuat, namun daerah di sekitar peluru semakin membusuk. Kita tidak akan dapat mengetahui bahwa terdapat peluru di dalam batang pohon tersebut, jika kita tidak memotongnya. Demikian pula dengan kita sebagai manusia, tidak ada seorang pun yang mengetahui segala sesuatu yang ada di dalam diri kita. Kebaikan maupun keburukan serta kelebihan maupun kelemahan yang kita miliki, hanya kita sendiri yang mengetahuinya. Namun, kita harus menyadari bahwa ada yang mengetahui isi hati kita melebihi kita sendiri. Kedua bacaan kita pada hari ini mengingatkan kita bahwa Allah mengetahui setiap seluk beluk kehidupan kita, isi hati dan pikiran kita, bahkan Ia memperhatikan setiap detail kehidupan kita. Kita mungkin dapat menyimpan rahasia dari keluarga kita atau teman-teman kita, namun kita tidak dapat menyimpannya di hadapan Allah. Seberapa rapat pun kita menyembunyikan rahasia dalam kehidupan kita, Allah tetap mengetahuinya, karena Ia adalah Allah yang Maha Tahu. Ayub mengingatkan kita bahwa Allah selalu mengamati setiap jalan kita, bahkan Ia menghitung setiap langkah yang kita ambil. Kita sebagai ciptaan yang mulia, karena kita diciptakan segambar dan serupa dengan Allah, memiliki tanggung jawab untuk menjalani hidup ini. Seperti yang dikatakan penulis Kitab Ibrani bahwa kita harus memberikan pertanggungjawaban kepada Allah atas segala yang kita lakukan dalam kehidupan ini. Apapun yang kita lakukan haruslah sesuai dengan kehendakNya, karena tiada hal sekecil apapun yang tersembunyi di hadapan Allah yang berkuasa penuh atas kehidupan kita. (MKP) Bacaan Alkitab : 1 Samuel 16:14-23; 1 Korintus 3:18-23 Doa: Tuhan yang Maha Tahu, ajar kami selalu berjalan dan bertindak sesuai dengan kehendak-Mu. Amin. 28 Renungan Harian Janji Hidup Rabu 27 April 2016 Sebagaimana mimpi banyak, demikian juga perkataan sia-sia banyak. Tetapi takutlah akan Allah. Pengkhotbah 5:6 Hindarilah persoalan yang dicari-cari dan yang bodoh, persoalan silsilah, percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat, karena semua itu tidak berguna dan sia-sia belaka. Titus 3:9 Hindari Kesia-Siaan Kita tentu tahu bahwa ada begitu banyak acara infotainment di televisi yang menyajikan informasi mengenai para selebriti, dari info yang bersifat umum hingga info-info yang bersifat sangat pribadi. Beberapa info yang disajikan memang merupakan suatu kebenaran, namun tak dapat disangkal bahwa sebagian besar dari info-info yang disajikan tersebut hanyalah sebuah gosip belaka yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Sebagian besar lagi merupakan info yang disajikan demi menciptakan sensasi. Seringkali kita terheran-heran ketika kita menyaksikan acara tersebut, namun seringkali pula kita menikmati dan bahkan mempercayainya. Tak jarang kita justru melakukan hal-hal yang demikian, kita menyampaikan informasi kepada orang lain tentang seseorang, yang belum tentu kita sendiri sudah membuktikan kebenarannya. Firman Tuhan yang datang pada kita hari ini mengingatkan kita untuk menghindari hal-hal yang demikian, karena semuanya itu merupakan kesia-siaan dan tidak berguna (Titus 3:9). Kata ‘menghindari’ dapat diartikan dengan tidak melihat, tidak mendengar, tidak menyentuh, dan terlebih lagi tidak melakukan. Pengkhotbah pun menasihati kita untuk dapat tetap takut akan Allah, walaupun banyak perkataan dan perbuatan yang sia-sia di sekitar kita. Sikap takut akan Allah akan memampukan kita untuk dapat menghindari segala hal yang sia-sia di dalam kehidupan ini. Ketika kita takut akan Allah, kita akan mengetahui segala sesuatu yang berkenan kepada Allah, dan kita akan dapat membedakan hal-hal yang berguna dan hal-hal yang sia-sia. Kita sebagai manusia tentu menyadari bahwa kita tidak akan mampu untuk menghindari kesia-siaan dalam kehidupan ini, karena kita masih berada dalam dunia ini dan masih memiliki keinginan daging. Tentu ada keinginan dalam diri kita sebagai manusia untuk setidaknya melihat dan mendengar hal-hal demikian, maka untuk dapat menghidarinya kita memerlukan pertolongan dan bimbingan dari Tuhan. Untuk itu, marilah kita dengan segenap hati kita mengambil sikap takut akan Tuhan, sehingga kita dapat memahami kehendak Tuhan dan kita dimampukan untuk menghindari segala kesia-siaan dalam kehidupan ini. (MKP) Bacaan Alkitab : Roma 15:14-21; 1 Korintus 4:1-5 Doa: Ajar kami untuk dapat memiliki sikap takut akan Engkau, ya Tuhan, sehingga kami mampu untuk dapat menghindari segala kesia-siaan dalam kehidupan di dunia ini. Amin. 29 Renungan Harian Janji Hidup Kamis 28 April 2016 Aku ini sengsara dan miskin, tetapi Tuhan memperhatikan aku. Mazmur 40:18 Ia (Yesus) mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, supaya dibagi-bagikan kepada orang-orang itu; begitu juga kedua ikan itu dibagi-bagikanNya kepada semua mereka. Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Markus 6:41-42 Tak Perlu Kuatir P ernahkah kita merasa kuatir akan apa yang hendak kita makan esok hari? Atau mungkin kita kuatir tentang masa depan kita, akankah sesuai dengan rencana kita atau justru jauh dari rencana dan harapan kita? Ya, kekuatiran bukanlah hal yang dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Selama kita masih dapat bernafas dan berpikir, maka kekuatiran akan selalu menghinggapi hati dan pikiran kita. Jangankan esok hari atau masa depan kita yang jauh di depan, untuk beberapa menit ke depan pun kita sering merasa kuatir. Bahkan seringkali kita merasa kuatir dengan apa yang sedang kita alami. Ketika masalah tengah melanda kehidupan kita, perasaan kuatir itu timbul dalam hati kita: kuatir bahwa masalah itu akan semakin besar, kuatir bahwa kita tak akan dapat menyelesaikan masalah itu, dan segala macam kekuatiran dalam hati kita. Pemazmur memberitahukan bahwa sekalipun keadaannya sengsara dan miskin, namun Tuhan tetap memperhatikannya. Demikian pula dengan kita, seberapa besar pun masalah yang sedang kita alami dan apapun keadaan kita, Tuhan tetap memperhatikan kita. Kisah Yesus memberi makan lima ribu orang merupakan salah satu bukti bahwa Tuhan memperhatikan umatNya. Mereka yang mengikutNya dan mendengar ajaranNya merasa kuatir akan rasa lapar yang menghampiri mereka di tengah perjalanan mereka mengikut Yesus. Para murid pun merasakan kekuatiran yang sama karena mereka tidak memiliki makanan sama sekali, tetapi mereka merasa perlu untuk memberi makan bagi lima ribu orang yang ada bersama mereka saat itu. Di tengah kekuatiran mereka, Yesus menerima lima roti dan dua ikan dari seorang anak kecil dan memberkatinya, kemudian membagi-bagikannya. Dalam kisah ini dikatakan “... dan mereka semuanya makan sampai kenyang.” Hal ini menunjukkan bahwa kita sebagai umat Kristus tidak perlu lagi merasa kuatir, karena Ia akan selalu memperhatikan kita dan bahkan membuat kita selalu ‘makan sampai kenyang’ (segala keperluan kita tercukupi). Sebesar apapun kekuatiran yang kita miliki, ingatlah bahwa kita memiliki Tuhan yang lebih besar dari kekuatiran itu. (MKP) Bacaan Alkitab : 1 Korintus 14:6-9, 15-19; 1 Korimtus 4:6-13 Doa: Ajar kami untuk dapat mengganti segala kekuatiran kami dengan keyakinan bahwa Engkau adalah Tuhan yang selalu memperhatikan kami dan memenuhi segala keperluan kami. Amin. 30 Renungan Harian Janji Hidup Jumat 29 April 2016 Bukan untuk selama-lamanya Aku hendak berbantah, dan bukan untuk seterusnya Aku hendak murka, Yesaya 57:16 Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman. Timotius 1:9 Kasih Karunia Allah D alam kehidupan ini, kita tentu pernah melakukan kesalahan, baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Banyak orang yang menjadi sasaran kesalahan yang kita perbuat, salah satunya ialah orang tua kita, karena dengan merekalah kita menghabiskan sebagian besar perjalanan kehidupan kita. Ketika kita melakukan kesalahan terhadap orang tua kita, tentu mereka akan memarahi kita, bahkan mungkin memberi kita hukuman. Namun kemarahan itu tidak akan berlangsung terus-menerus dan pasti akan ada waktunya kemarahan itu mereda, serta akan ada saatnya hukuman yang kita terima dicabut. Saat kemarahan orang tua kita mereda, maka kita akan kembali dapat merasakan kasih sayang mereka. Mereka tetap menyayangi kita sebagai seorang anak, dan satu-satunya alasan mereka adalah: karena kamu anak kami dan kami mengasihimu. Seberapa besar pun kesalahan yang kita perbuat, tetap akan selalu ada pengampunan yang mereka berikan. Walaupun demikian, hal ini tidak boleh kita jadikan sebagai alasan untuk dapat terus-menerus melakukan kesalahan. Demikian pula dengan Allah, Ia pasti akan menegur dan bahkan memarahi kita ketika kita melakukan kesalahan di hadapanNya. Namun Ia tetap akan memberikan pengampunan bagi kita, dan satu-satunya alasan yang Ia berikan adalah: karena kamu anakKu dan Aku mengasihimu. Yesaya menegaskan bahwa Allah tidak akan murka untuk selama-lamanya, bahkan Paulus – dalam suratnya untuk Timotius – menyampaikan bahwa Dialah yang menyelamatkan kita. Keselamatan yang kita terima dariNya bukan berdasarkan perbuatan kita, karena perbuatan kita tentu sering menyakiti hatiNya. Keselamatan yang Ia berikan bagi kita hanyalah berdasarkan kasih karuniaNya bagi kita, karena kita dikasihi olehNya. Namun kita tidak boleh menyalahgunakan kasih karunia Allah dalam kehidupan kita. Kita tidak dapat seenaknya melakukan kesalahan dan dosa, karena kita merasa bahwa Allah ‘pasti’ akan mengampuni kita karena Ia ‘sangat’ mengasihi kita. Kasih karunia ini justru mengingatkan kita untuk dapat hidup berkenan di hadapanNya dan tidak lagi berkompromi dengan dosa. Kasih karunia inilah yang memberikan kita tanggung jawab untuk dapat selalu melaksanakan kehendak Allah dalam kehidupan kita. (MKP) Bacaan Alkitab : Wahyu 5:6-14; 1 Korintus 4:14-21 Doa: Kami berterima kasih, ya Allah, atas kasih karuniaMu yang menyelamatkan kami. Ajar kami selalu menjaga kehidupan kami agar kami tetap berada dalam kasih karuniaMu. Amin. 31 Renungan Harian Janji Hidup Sabtu 30 April 2016 Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji mataNya. Ulangan 32:10 Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih. 1 Yohanes 4:16 Senantiasa Dilingkupi Kasihnya K ita tentu tak asing dengan kata ‘kasih’, bahkan terlalu sering kita mengatakan ‘aku mengasihimu’. Tak jarang pula kita meyakinkan orang lain dengan kalimat ‘Allah mengasihimu’. Namun seringkali kita hanya mengucapkannya dengan mulut kita dan kita lebih sering tidak melakukannya dalam kehidupan kita. Seringkali pula kita merasa bahwa kasih Allah seakan menjauh dari kehidupan kita. Ketika masalah tengah menghampiri kita, seringkali kita merasa bahwa Allah tak lagi mengasihi kita. Bacaan pertama kita hari ini (Ulangan 32:10) mengingatkan kita bahwa Allah selalu mengelilingi dan mengawasi kehidupan kita. Bahkan Ia menjaga kita sebagai biji mataNya. Kita tentu tahu seberapa berharganya biji mata kita dan seberapa besar kita menjaganya dari segala hal yang beresiko menyakitinya. Demikianlah kita bagi Allah, Ia menjadikan kita biji mataNya dan menjaga kita dengan penuh kasih sayang. Hal ini menunjukkan betapa Allah tidak pernah meninggalkan kita dalam keadaan apapun. KasihNya senantiasa mengelilingi, mengawasi, dan menjaga kita dalam segala kondisi, bahkan di saat masalah tengah melanda kita. Penulis 1 Yohanes 4:16 pun menegaskan kepada kita bahwa Allah adalah kasih, dan kita sebagai umatNya telah mengenal dan percaya akan hal itu. Karena kita telah mengenal dan percaya, maka sudah seharusnya kita tak lagi meragukan kasih Allah dalam kehidupan kita. Terlebih lagi, kita tak memiliki alasan untuk merasa bahwa kasihNya telah meninggalkan kita saat masalah menghampiri kita. Kita perlu menyadari bahwa masalah-masalah yang ada dalam kehidupan kita justru merupakan sarana bagi kita untuk dapat lebih menyadari dan lebih dekat lagi pada kasih Allah dalam kehidupan kita yang tak pernah berhenti. Ayat 1 Yohanes 4:16 diakhiri dengan kalimat ‘Allah adalah kasih’, dan kalimat ini menunjukkan bahwa Allah bukan hanya sumber dan pemberi kasih bagi kita, namun juga Dialah kasih itu sendiri. Dengan demikian, tidak ada lagi alasan bagi kita untuk merasa bahwa kasih Allah tidak mengasihi kita ketika kita meyakini bahwa Allah adalah kasih itu sendiri. Biar apapun yang terjadi dalam kehidupan kita, baik suka maupun duka, ingat bahwa Allah yang adalah kasih itu senantiasa melingkupi kita dengan kasihNya. (MKP) Bacaan Alkitab : Yohanes 6: (60-62)63-69; 1 Korintus 5:1-6 Doa: Kami berterima kasih, ya Tuhan, atas kasihMu yang tak pernah berhenti melingkupi kehidupan kami. Ajar kami untuk selalu menyadarinya, sehingga kami tetap selalu dapat mengucap syukur atasnya. Amin. 32 Renungan Harian Janji Hidup Ayat Bulan Mei: 2016 Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, ....dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? 1 Korintus 6:19 Minggu 1 Mei 2016 Aku akan memberi mereka suatu hati untuk mengenal Aku, yaitu bahwa Akulah TUHAN. Yeremia 24:7 Ingatlah ini: Yesus Kristus, yang telah bangkit dari antara orang mati, 2 Timotius 2:8 Mengenal Allah K ita tentu tidak asing dengan ungkapan ‘tak kenal maka tak sayang’. Ya, kita tidak akan dapat dengan mudah menyayangi/mengasihi seseorang jika kita belum mengenalnya. Bahkan, walaupun kita sudah mengenal seseorang, belum tentu kita juga menyayangi/ mengasihinya. Mengapa demikian? Karena mungkin orang tersebut baru saja kita kenal, sehingga kita hanya mengenalnya di permukaan saja dan tidak mendalam. Kita akan sangat mudah menyayangi/ mengasihi seseorang yang kita kenal dengan sangat baik, seperti orang tua kita, saudara-saudara kandung kita, sahabat kita, pasangan kita, atau anak-anak kita. Dalam kehidupan kita sebagai orang Kristen, kita tentu sering mengatakan ‘saya mengasihi Allah’. Tentunya kita tidak akan dengan mudah mengatakan kalimat ini jika kita tidak mengenal Allah. Namun pada kenyataannya, seringkali kita mengucapkan kalimat ini dengan mudahnya, padahal sesungguhnya kita belum sungguh-sungguh mengenalNya. Seringkali kita merasa jauh dariNya ketika masalah sedang menghampiri kehidupan kita, dan kita pun merasa bahwa Ia tidak ada bersama kita untuk menolong kita. Seringkali juga kita merasa bahwa seakan-akan kasih kita kepada Allah bertepuk sebelah tangan, hanya karena kita mengalami suatu masalah yang cukup berat. Kita meragukan kasihNya, ini merupakan bukti bahwa kita belum sungguh-sungguh mengenalNya. Bacaan kita pada hari ini mengingatkan kita bahwa Allah telah memberikan kepada kita, sebagai orang percaya, hati yang mampu untuk mengenalNya sebagai Tuhan (Yeremia 24:7). Kita telah diberi hati untuk mengenalNya, namun seringkali kita tidak menyadarinya, apalagi menggunakannya untuk lebih mengenal Allah. Paulus mengingatkan kepada Timotius bahwa Yesus Kristus telah bangkit dari antara orang mati, yang artinya Ia telah menang atas maut dan kita telah diampuni dari segala dosa kita. Dengan demikian, maka kita diingatkan bahwa kita pun mengenalNya sebagai Juruselamat yang telah mati bagi kita dan telah bangkit melawan maut demi menebus kita dari segala dosa kita. Sesungguhnya, jika kita mau menggunakan hati kita untuk lebih mengenalNya, maka dalam segala keadaan kita akan memahami kehendakNya dalam kehidupan kita. Ketika kita mengenalNya, maka kita tidak akan meragukan kasihNya dan memahami bahwa setiap masalah yang hadir dalam kehidupan kita merupakan salah satu bukti kasihNya pada kita. Demikian juga ketika kita mengenalNya sebagai Juruselamat yang rela mati bagi kita, maka kita akan selalu menyadari betapa besar kasihNya bagi kita. Jadi, sudahkah kita mengenal Allah sebelum kita dengan yakin mengatakan bahwa kita mengasihiNya? (MKP) Bacaan Alkitab : Yohanes 16:23b-28(29-32)33; 1 Timotius 2:1-6a; Mazmur 93 Doa: Ya Allah yang Maha Pengasih, ajar kami lebih mengenalMu, sehingga kami mengasihiMu dengan segenap hati dan hidup kami, bukan sekedar dalam katakata. Amin. 34 Renungan Harian Janji Hidup Senin 2 Mei 2016 Ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontakpemberontak. Yesaya 53:12 Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. 2 Korintus 5:21 Kerelaan Yang Menyelamatkan P ernahkah kita dihukum atau dimarahi karena kesalahan yang tidak pernah kita lakukan? Jika pernah, apa yang kita lakukan? Tentu kita akan membela diri dan berusaha untuk membuktikan semua orang bahwa kita tidak bersalah. Bahkan tanpa sadar, kita akan bersumpah demi meyakinkan mereka bahwa kita tidaklah melakukan kesalahan tersebut. Segala macam cara dan tindakan akan kita lakukan demi terbebas dari hukuman atau kemarahan yang dilampiaskan kepada kita. Sejak sekolah minggu, kita sering mendengar kisah tentang Yesus yang rela turun ke dalam dunia, meninggalkan kemuliaan dan kerajaanNya di sorga. Tak hanya rela turun ke dunia menjadi sama dengan manusia, Ia pun rela mati di atas kayu salib demi menebus manusia dan segala ciptaan dari dosa. Semua ini Ia lakukan karena Ia teramat sangat mengasihi kita, dan semua itu Ia lakukan dengan kerelaan hatiNya. Dapat kita bayangkan jika Yesus tidak memiliki kerelaan hati untuk meninggalkan kemuliaan dan kerajaanNya, tentu Ia tidak akan berada di dunia sebagai seorang manusia. Bayangkan juga ketika Ia telah berada di dunia ini sebagai seorang manusia, namun Ia tidak rela untuk mati demi kita, karena sesungguhnya kitalah yang berdosa dan yang layak menerima hukuman mati tersebut. Tentu kita semua akan binasa di dalam kuasa dosa. Yesaya menubuatkan betapa Ia telah menyerahkan nyawaNya dan menanggung dosa semua orang, temasuk para pemberontak, namun Ia justru disamakan dengan para pemberontak. Demikian juga Paulus menyatakan bahwa Ia yang tidak berdosa, bahkan mengenal dosa pun tidak, namun Ia telah menjadi manusia berdosa demi menebus kita dari dosa. Artinya, Ia telah rela menanggung hukuman atas dosa yang tidak pernah Ia lakukan. Ia tidak mengelak ketika Ia diutus Bapa untuk turun ke dalam dunia untuk menebus manusia dari dosa dan memperbaiki hubungan Allah dengan segala ciptaan. Ia tidak melakukan kesalahan, namun Ia rela menanggung hukuman. KerelaanNya inilah yang membuat kita dapat diselamatkan dari hukuman karena dosa. (MKP) Bacaan Alkitab : Markus 1:32-39; 1 Korintus 5:9-13 Doa: Kami berterima kasih atas kerelaanMu turun ke dalam dunia ini dan menanggung hukuman atas kesalahan kami demi menyelamatkan kami dari dosa. Amin. 35 Renungan Harian Janji Hidup Selasa 3 Mei 2016 Aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang yang melakukan pelanggaran, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu. Mazmur 51:15 Yesus berkata: “Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!” Markus 1:15 Memberitakan Pertobatan D aud merupakan seorang raja Israel yang dipilih oleh Allah karena Ia berkenan di hadapan Allah. Namun posisinya sebagai raja membuatnya terjatuh dalam sebuah kesalahan besar, yakni membunuh Uria dan berzinah dengan Batsyeba, istrinya. Allah tak tinggal diam terhadap kesalahan Daud ini, Ia memperingatkannya melalui nabi Natan. Hal yang dapat menjadi teladan bagi kita adalah kesediaan Daud untuk mengakui kesalahannya dan tindakannya untuk bertobat. Tak cukup sampai di situ, dalam bacaan pertama kita hari ini, kita melihat bahwa Daud tidak hanya betobat, namun ia berkomitmen untuk membuat orang lain turut bertobat. Ia telah diingatkan oleh nabi Natan untuk bertobat dari kesalahannya, maka ia pun mau mengajarkan jalan Tuhan kepada semua orang yang melakukan pelanggaran. Ia tak ingin ada orang yang terjerumus ke dalam dosa sepertinya, dan ia ingin semua orang yang melakukan kesalahan – yang sama atau bahkan lebih parah dari kesalahannya – bertobat dan berbalik kepada Tuhan. Sama seperti Daud, Yesus di awal pelayananNya pun memberitakan bahwa Kerajaan Allah sudah dekat, sehingga Ia memerintahkan semua orang yang mendengarNya untuk bertobat dan percaya pada Injil yang Ia beritakan. Sebagai hambaNya di dunia ini, kita memiliki tugas untuk membimbing umatNya menuju kedewasaan iman di dalam Yesus Kristus. Di dalam proses pembimbingan tersebut, salah satu tugas yang harus kita laksanakan adalah memberitakan tentang pertobatan. Sama seperti Daud dan Yesus, kita memiliki tugas untuk mengingatkan mereka yang melakukan kesalahan untuk bertobat, meninggalkan kesalahan mereka dan berbalik kepada Allah. Pertobatan ini harus disertai dengan kepercayaan kepada Allah dan kepada Injil yang diberitakan melalui Yesus Kristus, anakNya. Pertobatan ini diperlukan karena Kerajaan Allah yang sudah dekat, sehingga tidak ada lagi waktu untuk berkutat terlalu lama dengan segala kesalahan, pelanggaran, dan dosa yang kita miliki. Namun, perlu kita ingat bahwa sebelum kita memberitakan pertobatan tersebut, kita harus terlebih dahulu melakukan pertobatan dalam kehidupan kita. Dengan demikian, pertobatan yang kita beritakan bukan sekedar kata-kata tanpa perbuatan nyata dari kita. (MKP) Bacaan Alkitab : Lukas 18:1-8; 1 Korintus 6:1-11 Doa: Sama seperti Daud, kami bersedia bertobat dan kami pun mau untuk memberitakan pertobatan kepada mereka yang juga melakukan kesalahan, sehingga pertobatan dapat dialami oleh semua orang. Amin. 36 Renungan Harian Janji Hidup Rabu 4 Mei 2016 Suara sorak-sorai dan kemenangan di kemah orang-orang benar: “Tangan kanan TUHAN melakukan keperkasaan, tangan kanan TUHAN berkuasa meninggikan, tangan kanan TUHAN melakukan keperkasaan!” Mazmur 118:15-16 Waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar! Matius 13:43 Semua Karena Tuhan S ebagai manusia, seringkali kita merasa bahwa diri kita serba bisa dan serba kuat. Terutama ketika kita berhasil melakukan sesuatu, maka kita akan menyombongkan diri kita. Seringkali pula kita mengatakan ‘kita harus jadi orang yang percaya diri’ saat ada yang menegur sikap kita di atas. Tentu percaya diri diperlukan, namun kepercayaan yang terlalu tinggi dapat membuat kita terjerumus dalam kesombongan. Padahal, segala kemampuan kita bukanlah semata-mata milik kita, namun merupakan pemberian dari Tuhan yang lebih dahsyat dan lebih berkuasa dibandingkan kita yang hanya merupakan ciptaanNya. Jika dibandingkan dengan Tuhan, manusia hanyalah salah satu ciptaan yang sama sekali tak berdaya tanpa Tuhan. Segala keberhasilan dan kesuksesan yang dapat kita raih tentunya tak pernah lepas dari campur tangan Tuhan, sama seperti yang diungkapkan oleh pemazmur bahwa “Tangan kanan TUHAN melakukan keperkasaan, tangan kanan TUHAN berkuasa meninggikan, tangan kanan TUHAN melakukan keperkasaan”. Tuhanlah yang memampukan kita untuk dapat berhasil dan meraih kesuksesan dalam kehidupan kita. Melalui perumpamaan tentang ilalang di antara gandum, Yesus pun menyatakan bahwa Allah dengan kuasaNya dapat membinasakan semua orang yang melakukan kejahatan dan mereka yang menyesatkan (Matius 13:40-42). Dengan kuasaNya pula, Allah akan membuat orang-orang benar bercahaya seperti matahari. Perumpamaan ini menunjukkan bahwa Allah yang Maha Kuasa mampu melakukan segala hal terhadap kita sebagai manusia, berdasarkan perbuatan kita di hadapanNya. Walaupun kita sudah merupakan orang percaya, namun kita tidak akan mampu melakukan segala hal yang berkenan di hadapan Tuhan jika kita merasa mampu berjalan sendiri dengan kekuatan kita dan tidak bergantung pada kemahakuasaanNya. Kita harus menyadari dengan segala kerendahan hati kita bahwa kita tidak akan mampu melakukan apapun di dalam kehidupan kita tanpa kekuatan yang Tuhan berikan bagi kita, serta kita tidak akan dapat meraih keberhasilan dan kesuksesan jika bukan karena kehendak Tuhan. Mari kita sadari hal ini, sehingga tidak ada lagi kesombongan dalam diri kita ketika kita meraih suatu keberhasilan ataupun kesuksesan, melainkan kita bersyukur kepada Tuhan atas kesempatan dan kemampuan yang Ia berikan untuk kita dapat meraih keberhasilan dan kesuksesan. (MKP) Bacaan Alkitab : Markus 9:14-29; 1 Korintus 6:12-20 Doa: Tuhan, ajar kami untuk tidak memegahkan diri kami atas keberhasilan dan kesuksesan yang kami raih, karena kami tahu bahwa segala yang kami peroleh ini hanyalah karena perkenananMu dan kasihMu pada kami. Amin. 37 Renungan Harian Janji Hidup Kamis 5 Mei 2016 TUHAN… menjenguk kepadaku dan mendengar teriakku minta tolong. Ia mengangkat aku dari lobang kebinasaan, dari lumpur rawa; Ia menempatkan kakiku di atas bukit batu, menetapkan langkahku. Mazmur 40:2-3 Kristus berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi”. Matius 28:18 Bersandar Pada PertolonganNya S ebagai seorang makhluk sosial, tentu kita memerlukan orang lain untuk dapat melakukan sebagian besar kegiatan dalam kehidupan kita. Demikian pula dengan kenyataan bahwa kita adalah ciptaan Tuhan, maka kita tentu memerlukan Tuhan dalam setiap aspek kehidupan kita. Ada masa-masa dalam kehidupan kita di mana kita tidak mampu lagi menghadapi situasi yang sedang terjadi dalam kehidupan kita, dan kita memerlukan pertolongan Tuhan untuk dapat menghadapinya. Daud dalam Mazmur 40:2-3 menyatakan bahwa ia yang sedang dalam lobang kebinasaan dan lumpur rawa, menanti-nantikan Tuhan danmeminta pertolonganNya. Tuhan pun mendengar permintaannya dan menjenguknya untuk mengangkatnya dari lobang kebinasaan dan lumpur rawa, kemudian menempatkannya di tempat yang aman. Demikian juga dengan kita, ketika kita mengalami kesulitan, maka yang harus kita lakukan adalah meminta pertolongan Tuhan dan menantikanNya. Ketika itulah Tuhan akan mendengar permintaan kita dan menolong kita keluar dari setiap kesulitan kita. Mengapa kita harus meminta pertolonganNya? Matius 28:18 menjadi jawaban atas pertanyaan ini, yakni perkataan Yesus bahwa Ia telah diberi segala kuasa di sorga dan di bumi. Artinya, Ia memiliki segala kuasa baik di sorga maupun di bumi, sehingga Ia pun pasti memiliki kuasa untuk menolong kita melewati segala kesulitan kita. Kita tak hanya harus meminta pertolonganNya, namun kita harus bersedia bersandar pada pertolonganNya. Tentu saja kata ‘bersandar’ di sini bukan berarti bergantung tanpa melakukan apa-apa, atau bahkan menyerah dengan keadaan. Ketika kita bersandar pada pertolonganNya, artinya kita percaya penuh bahwa pertolonganNya selalu datang tepat pada waktu kita memerlukanNya dan tetap melakukan usaha untuk dapat menghadapi kesulitan dalam kehidupan kita. Marilah kita bersandar kepada pertolonganNya dalam kita menjalani kehidupan ini, tentunya disertai dengan usaha kita dalam menghadapi kesulitan dalam kehidupan ini. (MKP) Bacaan Alkitab : Lukas 24: (44-49)50-53; Kisah Para Rasul 1:3-4 (5-7)8-11; Filipi 2:5-11 Doa: Ajar kami untuk selalu bersandar pada pertolonganMu yang tak pernah terlambat dalam kehidupan kami, ya Tuhan. Amin. 38 Renungan Harian Janji Hidup Jumat 6 Mei 2016 Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah. Amsal 15:1 sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran, 2 Timotius 2:24-25 Kelemahlembutan VS Kemarahan M anusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial, ketika duduk di bangku sekolah kita seringkali mendengar dan mempelajari hal ini, secara khusus dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Sejak kecil, sudah ditanamkan di dalam diri kita bahwa kita tidak bisa jika harus selalu hidup sendiri. Sebagai makhluk sosial, kita memerlukan orang lain untuk dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan kita. Sebagai makhluk sosial juga, kita tentu perlu untuk menjalin komunikasi dan relasi dengan orang lain, baik individu dengan individu, individu dengan kelompok, ataupun kelompok dengan kelompok. Ketika kita menjalin komunikasi dan relasi dengan orang lain, tentu kita menemukan bahwa tidak ada dua orang yang sama persis dalam hal karakter dan kepribadian. Setiap orang memiliki karakter dan kepribadian masing-masing yang mereka bawa sejak lahir maupun yang yang mereka dapat dari lingkungan tempat tinggal mereka. Di antara begitu banyaknya orang yang kita kenal dan yang menjalin relasi dengan kita, tentunya kita menemukan beberapa orang yang tidak menyenangkan hati kita. Kita pun tentu menemukan beberapa orang yang ‘menjengkelkan’ dan seringkali menguras kesabaran kita. Tak dapat dipungkiri bahwa kita sering membenci mereka dan menanggapi orang-orang yang demikian dengan sikap yang ‘menjengkelkan’ pula. Terlebih lagi jika apa yang mereka lakukan kita anggap sudah melebihi batas kewajaran, kita pasti akan langsung memarahi mereka dengan nada yang tinggi. Kedua bacaan kita hari ini mengingatkan kita untuk menghadapi segala hal yang kita hadapi dengan kelemahlembutan. Penulis Amsal menyatakan bahwa kelemahlembutan dapat meredakan kegeraman dan kemarahan. Ketika kita menghadapi orang yang ‘menjengkelkan’ dengan sikap ‘menjengkelkan’, maka perselisihan tidak akan pernah selesai, justru akan semakin rumit. Namun sebaliknya, ketika kita menghadapi orang yang ‘menjengkelkan’ dengan kelemahlembutan, maka sedikit demi sedikit kita akan melihat perubahan dalam diri orang tersebut. Sama seperti nasihat Paulus yang ia berikan kepada Timotius, kita harus menghadapi orang-orang semacam itu dengan kelemahlembutan dan kesabaran, bukan dengan kemarahan, sehingga kita dapat menuntun dan membimbing mereka ke arah yang lebih baik. (MKP) Bacaan Alkitab : Yohanes 18:33-38; 1 Korintus 7:1-16 Doa: Ajar kami selalu menghadapi segala hal dalam kehidupan kami dengan kelemahlembutan dan bukan kemarahan , ya Tuhan. Amin. Renungan Harian Janji Hidup 39 Sabtu 7 Mei 2016 Kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya. Maleakhi 3:16 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Matius 7:21 Perbedaan Yang Nyata D alam setiap agama, pasti ada orang yang taat beragama dan ada pula yang sekedar tertulis agama dalam KTP-nya. Demikian pula dalam agam Kristen, kita akan menemukan orang yang benar-benar setia dalam mengikut Tuhan, dan orang yang hanya berstatus Kristen KTP. Mungkin memang kita tidak dapat membedakan orang-orang tersebut secara kasat mata. Namun Maleakhi 3:18 menegaskan bahwa kita akan dapat melihat perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah dan yang tidak beribadah kepada Allah. Kita dapat melihat perbedaan tersebut dari buah yang dihasilkan dalam bentuk perbuatan kita dalam kehidupan ini. Jika kita membaca Galatia 5:22-23, kita menemukan adanya buah roh yang dihasilkan oleh orang Kristen yang sungguh-sungguh percaya dan menerapkan imannya di dalam kehidupan sehari-hari. Mungkin kita sering melihat orang yang sangat rajin pergi ke gereja dan menilainya sebgai orang Kristen yang setia. Namun ketika kita melihatnya di luar gereja, orang tersebut menjadi orang yang sangat berbeda sama sekali. Hal ini menunjukkan bahwa yang menjadi ukuran ‘orang benar’ dan ‘orang fasik’ bukanlah berdasarkan seberapa rajin ia pergi ke gereja, namun seberapa dalam dan dewasa iman yang ia miliki serta seberapa berdampak buah yang ia hasilkan bagi orangorang di sekitarnya. Seperti yang tertulis dalam Matius 7:21, bukan orang yang terlalu banyak berbicara bahwa ia adalah orang yang rajin, dan segala bentuk kesombongan ketika ia melakukan hal-hal yang bersifat rohani, yang akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Yesus sendiri mengatakan bahwa yang akan masuk ke dalam Sorga yang Ia janjikan adalah mereka yang melakukan kehendak Bapa di sorga. Orang-orang di sekitar kita akan dapat melihat perbedaan antara orang yang sungguh-sungguh menerapkan ajaran Kristus dalam hidupnya dan orang yang sekedar mengucapkannya tanpa melakukannya. Keyakinan kita dalam Kristus bukanlah sekedar pengakuan yang dengan mudahnya diucapkan, namun merupakan suatu hal yang perlu kita wujudkan dalam kehidupan kita sehari-hari, sehingga semua orang yang berada di sekitar kita dapat merasakan dampak positif dari keyakinan kita. (MKP) Bacaan Alkitab : Wahyu 4:1-11; I Korintus 7:17-24 Doa: Ajar kami untuk tidak sekedar mengucapkan keyakinan dan iman kami kepadaMu, namun juga kami menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari kami, agar menjadi berkat bagi orang-orang di sekitar kami. Amin. 40 Renungan Harian Janji Hidup Minggu 8 Mei 2016 Menyanyilah untuk TUHAN, pujilah TUHAN! Sebab ia telah melepaskan nyawa orang miskin dari tangan orang-orang yang berbuat jahat. Yeremia 20:13 Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa! Roma 12:12 Beban yang Tidak Lagi Membebani K etika kita menghadapi beban hidup yang berat, apa yang biasa kita lakukan untuk mengatasinya? Lebih-lebih jika beban hidup itu datang oleh karena kita melakukan hal yang diyakini benar serta dikehendaki Tuhan. Protes keras! Protes kepada Tuhan, mengapa saya harus menghadapi beban berat ini padahal saya sudah melakukan kehendak Tuhan? Tuhan tidak adil! Mungkin itu jawaban yang dapat kita temui dalam kehidupan ini. Yeremia juga ‘memprotes’ Allah karena beban hidup dan tekanan demi tekanan akibat jabatannya sebagai utusan Allah. Bacaan hari ini dari Yeremia 20:13 merupakan bagian dari keluh kesah Yeremia kepada Allah. Keluh kesah seorang manusia yang mau dipakai Allah sebagai seorang nabi. Jika kita membaca lengkap perikop ini mulai ayat 7-18, maka dengan mudah kita menangkap kesan ‘protes’ Yeremia kepada Allah. Ternyata hidup dalam iman kepada Tuhan tidak menjamin suatu hidup bebas beban dan tekanan. Jemaat Roma menjadi contoh yang lain. Mereka hidup di lingkungan masyarakat yang menolak bahkan menganiaya orang yang percaya kepada Kristus. Namun, kita belajar melalui Yeremia dan Jemaat di Roma bahwa respon terhadap suatu beban kehidupan jauh lebih penting daripada hanya sibuk pada beban itu sendiri. Kita belajar beberapa respon dari kedua bacaan hari ini : 1. Yakin bahwa Tuhan memperhatikan dan pasti menolong mereka yang tertindas dan teraniaya oleh karena kebenaran. Keyakinan yang dapat diekspresikan melalui puji-pujian kepada Tuhan di tengah penderitaan. 2. Terus berharap karena pengharapan membawa sukacita. Beban yang berat tidak dapat merampas sukacita orang yang memiliki pengharapan di dalam Tuhan. 3. Sabar dalam kesesakan. Sabar menantikan waktu Tuhan karena waktu-Nya bukan waktu kita. 4. Bertekun dalam doa karena doa adalah kekuatan orang percaya. Doa yang dipanjatkan dengan sungguh-sungguh dan dengan keyakinan sangat besar kuasanya. Beban hidup oleh karena kebenaran boleh ada dan datang silih berganti, namun respon yang benar akan membuat beban apapun tidak lagi akan membebani kehidupan. Amin. (IRHB) Bacaan Alkitab : Yohanes 15:26 – 16:4; Efesus 3:14-21; Mazmur 86 Doa:Tuhan Yesus ajarkan kami untuk merespon terhadap sesuatu beban kehidupan kamikarena hanya didalam Tuhan saja ada pengharapan. Renungan Harian Janji Hidup 41 Senin 9 Mei 2016 Aku akan meneguhkan perjanjian-Ku dengan engkau, dan engkau akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN. Yehezkiel 16:62 Oleh karena pengharapan, yang disediakan bagi kamu di sorga. Tentang pengharapan itu telah lebih dahulu kamu dengar dalam firman kebenaran, yaitu Injil, yang sudah sampai kepada kamu. Injil itu berbuah dan berkembang di seluruh dunia, demikian juga di antara kamu sejak waktu kamu mendengarnya dan mengenal kasih karunia Allah dengan sebenarnya. Kolose 1:5-6 Tergantung Siapa Yang Berjanji? S udah menjadi rahasia umum bahwa pada masa kampanye, banyak janji-janji politik yang akan diucapkan oleh para politisi. Tujuannya jelas agar mendapat simpati dan dukungan masyarakat. Namun, tidak semua janji-janji yang pernah diucapkan dapat ditepati ketika mereka sudah mendapat posisi tertentu. Fakta-fakta seperti ini membuat orang menjadi mudah meragukan janji-janji yang diucapkan oleh para politisi. Namun, ternyata bukan dalam ranah politik saja, dalam ranah yang dianggap ‘sakral’ sekalipun, seperti janji pernikahan, tidak sedikit orang yang mengkhianati janji itu dengan berbagai alasan. Pada zaman ini, rasanya tidak mudah menemukan orang yang dapat memegang serta menepati janji dengan sungguh-sungguh dan konsisten. Orang mulai ragu dan skeptis terhadap janji. Keraguan akan janji juga dialami oleh bangsa pilihan Tuhan. Ketika kesusahan dan penderitaan dialami oleh bangsa Israel yang dikarenakan dosa mereka, muncul rasa ragu akan janji Allah. Penderitaan dan kesusahan yang dihadapi bangsa Israel dianggap sebagai suatu tanda bahwa Allah ‘mungkin’ sudah tidak lagi memegang janji-Nya kepada nenek moyang mereka. Hal ini sungguh dapat dimengerti. Seperti yang kita semua ketahui, jika ada perjanjian yang dilakukan oleh 2 pihak dan salah satu pihak mengingkari hal itu, maka perjanjian itu menjadi batal atau tidak wajib lagi untuk ditepati. Ketidaksetiaan salah satu pihak terhadap janji yang sudah dibuat dapat berakibat batalnya perjanjian itu. Namun, janji Allah berbeda dengan konsep yang umum kita kenal dan alami. Janji Allah tidak bergantung kepada manusia, namun sepenuhnya bergantung kepada Tuhan semata. Kasih karunia Tuhanlah yang menjadikan perjanjian-Nya dapat berlaku selamanya. Hal ini ditegaskan Allah sendiri melalui Nabi Yehezkiel dalam bacaan hari ini. Tuhan ingin menunjukkan bahwa jika Dia berjanji, maka hal itu pasti akan ditepati. Keyakinan akan Allah yang setia kepada perjanjian-Nya menjadi salah dasar yang kokoh bagi jemaat Kolose. Rasul Paulus memuji jemaat Kolose yang sungguh berpegang kepada janji Allah khususnya tentang keselamatan. Mereka sungguh-sungguh percaya kepada hidup yang kekal bersama Allah di sorga. Karena itulah kebenaran Injil bahwa apa yang dijanjikan oleh Allah pasti akan ditepati. Jika Tuhan sudah berjanji kepada kita, maka Ia pasti akan menepatinya. Banyak orang dalam kehidupan kita bisa saja mengingkari janji mereka dengan kita. Namun, jika Tuhan yang berjanji, mungkinkah Dia akan mengkhianati janji-Nya? Tentu tidak mungkin. Lalu apa sajakah janji Tuhan bagi anda? Percayakah anda akan janji itu? Jika Tuhan yang telah berjanji sudah sepantasnyalah kita percaya akan janji-Nya. Keyakinan akan kesetiaan terhadap suatu perjanjian dalam hidup kita, tergantung siapa yang menjanjikan hal tersebut bagi kita. Perjanjian siapa yang saudara pegang hari ini? Amin (IRHB) Bacaan Alkitab : Yehezkiel 11:14-20; 1 Korintus 7:25-40 Doa:Tuhan Yesus kami berpegang pada perjanjianMu, karena bersama dengan Engkau ada pengharapan. 42 Renungan Harian Janji Hidup Selasa 10 Mei 2016 Aku akan menyelamatkan kamu, sehingga kamu menjadi berkat. Janganlah. Zakharia 8:13 Paulus menulis: Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah. 2 Korintus 3:5 Penyalur atau Penampung? D alam banyak acara rohani dan kesempatan yang pernah kita ikuti, mungkin salah satu tema yang cukup banyak ditemui adalah tentang ‘diberkati untuk menjadi berkat’. Tema seperti ini sangatlah Alkitabiah. Bacaan dari Zakharia 8:13 menjadi salah satu buktinya. Tujuan Allah ketika Ia menyelamatkan bangsa Israel dari pembuangan adalah supaya bangsa itu dapat menjadi berkat bagi bangsabangsa lain. Dengan kata lain, Israel diberkati Allah agar nantinya mereka menjadi berkat bagi yang lain. Hal yang sama disaksikan oleh Rasul Paulus ketika ia mengirim pesan kepada jemaat Korintus dalam 2 Korintus 3:5. Sebagai seorang yang telah mengerjakan banyak hal dalam melayani Tuhan dan sesama, Rasul Paulus tidak menganggap hal itu sebagai ‘prestasi’ pribadinya. Alih-alih menjadi sombong, Rasul Paulus memilih untuk merendahkan diri dan bersaksi bahwa kesanggupannya dalam melayani adalah karena pekerjaan Allah. Sikap Rasul Paulus ini secara langsung menunjukkan bagaimana bentuk diberkati menjadi berkat itu nyata dapat dilihat dan dirasakan oleh orang lain. Kesadaran akan berkat Tuhan dalam kehidupan pribadi kita akan menuntun kita untuk menjadi berkat bagi orang lain. Tuhan sudah menyelamatkan dan memberkati kita karena Dia mau memakai kita menjadi berkat bagi sesama. Anugerah Tuhan bukan saja berbicara tentang pemberian tetapi juga ada unsur tanggungjawab di dalamnya. Tuhan menyelamatkan dan memberkati kita karena Dia mau kita menjadi penyalur berkat, bukan menjadi penampung berkat semata. Amin. (IRHB) Bacaan Alkitab : 1 Yohanes 4:1-6; 1 Korintus 8:1-6 Doa:Tuhan Engkau telah memberkati kami dan ajarkan kami untuk menyalurkan berkat juga kepada sesama kami. Renungan Harian Janji Hidup 43 Rabu 11 Mei 2016 Akulah, TUHAN, Juruselamatmu, dan Penebusmu. Yesaya 60:16 Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya(Yesus): “Talita kum,” yang berarti: “Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!” Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub. Markus 5:41-42 Sudah Terbukti! K etika saudara sakit dan hendak memilih obat, apakah yang menjadi salah satu dasar pilihan saudara? Tentu saja, apakah obat itu sudah terbukti manjur, baik manjur kepada orang lain apalagi manjur kepada diri saudara sendiri. Begitu juga halnya ketika saudara memerlukan bantuan seseorang, misalnya dalam kasus hukum, saudara pasti akan memilih orang yang sudah terbukti mampu menolong dalam hal hukum. Itulah sebabnya salah satu iklan di TV memberikan tag line (semacam motto) : “memberi bukti, bukan janji”. Ya, semua orang memerlukan bukti sebelum memilih dan percaya kepada sesuatu atau seseorang. Mujizat yang Yesus lakukan dengan membangkitkan seorang anak usia 12 tahun yang sudah meninggal, menjadi salah satu bukti nyata bahwa Yesus bukanlah manusia yang sama dengan manusia lainnya yang pernah ada dan akan ada di dunia ini. Yesus menunjukkan bukti kuasa Ilahi-Nya yang sanggup melakukan hal yang tidak mungkin dilakukan oleh manusia. Mujizat membangkitkan orang mati telah memberi penegasan yang jelas bahwa maut tidak berkuasa di hadapan Yesus sehingga tidak berlebihan jika semua orang yang melihat hal itu menjadi heran melihatnya. Jika maut saja tunduk di hadapan Yesus, maka layaklah perkataan Allah melalui Yesaya bahwa Tuhanlah Penebus dan Juruselamat untuk kita percayai. Bukankah Yesus adalah Allah yang mengambil rupa manusia? Allah di dalam Yesus Kristus adalah Penebus dan Juruselamat yang sudah terbukti. Maut takluk di hadapan kuasa-Nya. Jika Penebus dan Juruselamat kita sudah memberi bukti nyata bagi kita, lalu apa respon saudara? (IRHB) Bacaan Alkitab : Yesaya 32:11-16; 1 Korintus 8:7-13 Doa:Tuhan Yesus, Engkau sudah memberi bukti nyata bagi kami. ajarkan kami untuk merespon bukti nyata itu dengan mewartakan kuasaMu. 44 Renungan Harian Janji Hidup Kamis “Janganlah takut dan janganlah tawar hati”. Yosua 8:1 12 Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar. 1 Timotius 6:12 Mei 2016 Siap Bertanding Berarti Siap Menderita M erasa grogi, takut atau deg-degan sebelum memulai sebuah pertandingan merupakan sebuah perasaan yang wajar. Apalagi jika yang dihadapi adalah pertandingan yang penting dan menentukan. Kehidupan juga dapat diibaratkan sebagai sebuah pertandingan. Lebih khusus lagi bagi kita, hidup adalah sebuah pertandingan iman. Itulah pesan Paulus kepada Timotius, anak rohaninya. Timotius diingatkan bahwa hidup adalah sebuah pertandingan iman. Oleh karena itu, rasul Paulus berpesan agar Timotius terus bertanding dalam pertandingan iman yang benar. Lalu apa maksud pertandingan iman yang benar? Pertandingan iman yang benar merupakan tindakan berpegang teguh kepada iman dan bersaksi tentang hal itu kepada orang lain. Pertandingan iman tidak dapat dipisahkan dari konteks hidup yang kekal. Kata yang diterjemahkan ‘pertandingan’ dipakai juga oleh Tuhan Yesus di dalam Lukas 13:24 (diterjemahkan ‘perjuangan’) yang berhubungan dengan keselamatan. Hal ini berarti hidup sebagai orang percaya merupakan sebuah perjuangan yang tidak mudah. Dalam sebuah referensi dituliskan bahwa kata ‘berjuang’ berasal dari bahasa Yunani yang berarti ‘menderita sekali’. Berarti perjuangan atau pertandingan iman itu tidak mudah dan tidak mengenakkan. Lalu, mungkinkah ada yang dapat bertahan hingga akhir dalam dalam pertandingan iman yang berisi dengan penderitaan dan penganiayaan? Tuhan adalah juri yang adil. Namun, Dia bukan hanya adil tetapi juga peduli dan menginginkan semua orang dapat mengakhiri pertandingan kehidupan hingga akhir dengan sukses (2 Petrus 3:9). Itulah sebabnya keselamatan adalah anugerah Tuhan dan Roh Kudus sudah diutus untuk menolong kita selama hidup di dunia agar tetap bisa setia sampai akhir. Meskipun demikain, Anugerah Allah memerlukan respon kita. Anugerah mengandung unsur tanggungjawab. Tanggungjawab kita adalah setia dalam pertandingan iman yang benar. Jika kita mau bertanding dalam pertandingan iman yang benar, maka kita juga mesti siap menderita oleh karena iman dan kebenaran. Maukah saudara? Siap bertanding berarti siap menderita. (IRHB) Bacaan Alkitab : Kisah Para Rasul 1:12-26; 1 Korintus 9:1-18 Doa:Kuatkan iman kami ya Tuhan untuk melakukan pertandingan iman yang benar. Renungan Harian Janji Hidup 45 Jumat 13 Mei 2016 Pada-Mu ada pengampunan, supaya Engkau ditakuti orang. Mazmur 130:4 Jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa. 1 Yohanes 1:7 Pengampunan Telah Tersedia Bagi Kita S etiap orang yang melakukan kesalahan dan menyadari kesalahan itu, hampir dapat dipastikan bahwa orang tersebut sangat berharap untuk dimaafkan. Orang bersalah yang sadar akan kesalahannya dan mau memperbaiki kesalahan itu akan sangat mendambakan ungkapan: “kamu saya maafkan!” Ungkapan itu akan membawanya kepada kelegaan, ketenangan dan kebahagiaan tersendiri. Mengapa? Karena ungkapan maaf atau pengampunan dapat memulihkan relasi yang rusak dan bahkan dapat membuat konsekuensi negatif yang mengikutinya dapat dihindari. Diampuni atau dimaafkan oleh karena dosa jauh lebih melegakan daripada diampuni atas kesalahan kepada orang lain. Mengapa? Karena konsekuensi dosa jelas yaitu maut dan tidak seorang pun dapat mengampuni kita selain Tuhan. Banyak orang yang mendambakan lepas dari hukuman dosa. Mereka merindukan pengampunan yang dapat memerdekakan kehidupan mereka. Tokoh reformasi gereja yang bernama Marthin Luther dan tokoh kebangunan rohani di Inggris yang bernama John Wesley memuji Mazmur 130 sebagai Mazmur pertobatan. Mengapa demikian? Alasanya jelas bahwa isi dari Mazmur ini sesuai dengan pesan Injil : Allah di dalam Yesus Kristus menyelamatkan dan mengampuni. Pengampunan Allah terletak pada pengorbanan Yesus yang tak bersalah dan tak bercacat agar semua dosa manusia dihapuskan dan diampuni. Artinya satusatunya jalan keluar dari pergumulan dosa ada dalam Yesus Kristus yang sudah mengorbankan tubuhNya dan mencurahkan darahNya di atas kayu salib. Bagi iman kristiani, hanya Yesus yang sanggup mengampuni dan menyelamatkan manusia dari kungkungan dosa. Dan pengampunan itu telah tersedia bagi semua umat manusia. Itulah juga keyakinan pemazmur dan penulis surat 1 Yohanes 1:7. Apakah saudara juga mengimani hal yang sama? Lalu apa yang akan saudara lakukan kepada mereka yang memerlukan pengampunan dari Tuhan? Ingatlah bahwa Allah sudah menyediakan pengampunan bagi manusia. (IRHB) Bacaan Alkitab : Efesus 1:15-23; 1 Korintus 9:19-23 Doa: Kami bersyukur kepada Tuhan, sebab Engkau telah menjurahkan darahMu untuk menebus dosa umatMu. 46 Renungan Harian Janji Hidup Jangan mengingini isteri sesamamu. Ulangan 5:21 Sabtu 14 Mei 2016 Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan. 1 Tesalonika 4:3 Menjaga Hati Dari Percabulan C abul adalah sebuah kata yang memiliki arti keji dan kotor, tidak senonoh atau melanggar kesopanan/kesusilaan. Rasanya tidak ada seorang pun yang mau dikatakan sebagai seorang yang cabul, meskipun ada tidak sedikit orang yang berbuat hal yang cabul secara sembunyi-sembunyi. Salah satu kasus percabulan yang terus mengalami kenaikan adalah perselingkuhan. Salah satu indikasinya adalah dalam berita Tribun Bali 5 Desember tahun lalu. Dalam berita tersebut dilaporkan bahwa angka perceraian di Bali mengalami peningkatan rata-rata 11 % dalam periode 2014 hingga Nopember 2015. Angka ini diyakini akan lebih besar lagi jika melihat kenyataan yang ada di masyarakat. Masih menurut berita tersebut, ternyata salah sat penyebab terbesar perceraian di Bali adalah karena perselingkuhan. Sungguh memprihatinkan bukan? Hukum Tuhan yang disampaikan kembali dalam Ulangan 5:21 merupakan sebuah larangan kepada umat Tuhan untuk tidak mengingini pasangan sesamanya. Kalimat ‘jangan mengingini istri sesamamu’ harus dipandang juga ‘mengingini suami sesamamu’. Mengingini pasangan sesama kita merupakan sebuah awal dari perselingkuhan. Yakobus 1:14-15 “(14) Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. (15) Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut”. Tuhan tidak mau melihat manusia kena hukuman dan binasa oleh karena percabulan. Oleh karena itu, Ia melarang kita untuk mengingini pasangan sesama kita. Lebih luas lagi, Tuhan mau kita menjauhi percabulan. Tidak ada seorang pun yang kebal terhadap percabulan, perselingkuhan. Apapun profesinya, sebanyak apapun hartanya, sepintar apapun pikirannya, semua orang rentan untuk berbuat cabul. Kehendak Tuhan jelas bagi kita, Dia mau kita hidup dalam kekudusan, mengkhususkan hidup kita bagi Tuhan dengan jalan tidak berbuat cabul, tidak hidup dalam perselingkuhan. Baiklah kita menjaga hati kita di dalam Tuhan kita Yesus Kristus, karena dari hati timbul segala pikiran percabulan (Lih. Mat. 15:19) (IRHB) Bacaan Alkitab : Yohanes 16:5-15; 1 Korintus 9:24-27 Doa: Tuhan ajarkan kami untuk selalu menjaga hati kami supaya kami tidak jatuh dalam dosa pencabulan. Renungan Harian Janji Hidup 47 Minggu 15 Mei 2016 Dengan segenap hatiku aku mencari Engkau, janganlah biarkan aku menyimpang dari perintah-perintah-Mu. Mazmur 119:10 Janganlah kamu disesatkan oleh berbagai-bagai ajaran asing. Sebab yang baik ialah, bahwa hati kamu diperkuat dengan kasih karunia. Ibrani 13:9 Tidak Menyimpang dan Tidak Tersesat S eluruh umat Kristiani hari ini merayakan hari raya Pentakosta, hari untuk memperingati pencurahan Roh Kudus kepada umat manusia. Tuhan sudah mencurahkan Roh-Nya kepada manusia untuk menjadi pembimbing dan penuntun manusia kepada kebenaran Tuhan. Perayaan Pentakosta membuktikan janji Tuhan yang tergenapi. Janji untuk mengutus seorang Penolong bagi semua orang percaya agar bisa berjalan dalam kehendak Tuhan selama masih di dunia. Pencurahan Roh Kudus sangatlah penting bagi setiap orang percaya. Kuasa dan karya Roh kudus dapat menjadi jaminan bagi setiap orang percaya yang sungguh rindu hidup menurut perintah-perintah Tuhan, sebagaimana yang tertulis dalam Mazmur 11:10, kerinduan untuk datang kepada Tuhan dan memohon pertolongan agar tidak menyimpang dari ketetapan-ketetapan Tuhan. Jika kita sungguh ingin hidup menuruti perintah-perintah Tuhan dan tidak mudah disesatkan oleh ajaran apapun (Ibrani 13: 9), Allah sudah menyedikan RohNya. Roh Kudus adalah jaminan bagi kita untuk mampu melakukan kehendak Tuhan bersama dengan pimpinan Roh Kudus (Bdk. Efesus 1:14). Roh Kudus merupakan wujud kasih karunia Tuhan kepada manusia. Hal ini menjadikan kita memiliki pengharapan untuk tidak menyimpang dan tidak mudah tersesat dalam perjalanan kehidupan kita di dunia ini. Amin (IRHB) Bacaan Alkitab : Yohanes 14:23-27; Kisah Para Rasul 2:1-16; Efesus 1:3-14 48 Renungan Harian Janji Hidup Senin 16 Mei 2016 Aku akan berkata: Mereka adalah umat-Ku, dan mereka akan menjawab: TUHAN adalah Allahku! Zakharia 13:9 Dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu. 1 Petrus 2:25 Dipilih Untuk Memilih A da sebuah istilah dalam bahasa Indonesia: ‘bertepuk sebelah tangan’. Istilah ini sering dikaitkan dengan percintaan sehingga muncul ungkapan ‘cinta bertepuk sebelah tangan’. Maksud ungkapan ‘cinta bertepuk sebelah tangan’ adalah tentang ketiadaan respon kasih dari orang yang dikasihi. Artinya cinta seseorang tidak ditanggapi oleh orang yang dicintai. Cinta yang bertepuk sebelah tangan sungguh menyakitkan dan mengecewakan bagi orang yang mencintai. Bila kita merenungkan hubungan kita dengan Tuhan, bukankah terkadang bahkan mungkin seringkali kasih Tuhan bertepuk sebelah tangan dengan kita. Tuhan begitu mengasihi kita, namun kita tidak merespon kasih Tuhan itu dengan memilih untuk tidak mengasihi-Nya. Seringkali kita mengecewakan Tuhan yang sudah begitu mengasihi kita. Bangsa Israel berulang kali telah membuat kasih Tuhan bertepuk sebelah tangan. Meskipun demikian, Allah tetap memilih untuk mengasihi bangsa Israel. Pesan Allah melalui nabi Zakharia menjadi ungkapan kasih Allah kepada Israel yang sebenarnya sudah sering menyia-nyiakan kasih-Nya Tuhan. Lalu bagamana dengan kita saat ini? Bukankah kita juga hampir sama? Gambaran dalam 1 Petrus 2:25 merupakan gambaran kehidupan kita. Kehidupan yang lebih mengikuti jalan sendiri hingga tersesat seperti seekor domba yang tersesat karena tidak mau mengikuti gembalanya. Pengalaman Israel dulu dan kita hari ini membuktikan bahwa sekali Tuhan memilih untuk mengasihi, maka Dia tidak akan menarik kasih itu. Dia tidak menuntut macam-macam dari kita. Dia hanya mau kita merespon kasihnya itu. Seperti kedua bacaan kita hari ini: ketika Tuhan berseru bahwa kita adalah umatNya, maka kitapun merespon dengan mengakui bahwa Dialah Allah kita. Demikian juga ketika kita tersesat dan Tuhan mencari kita dengan kasih, maka kita perlu merespon dengan kembali (bertobat) kepada Tuhan, Sang Gembala kita. Ketika kita sudah dipilih oleh Tuhan untuk dikasihi-Nya, maka kita pun sepantasnya memilih untuk mengasihi Dia juga. Amin (IRHB) Bacaan Alkitab : Matius 16:13-19; 1 Korintus 12:4-11; Mazmur 150 Doa:Tuhan engkau telah membuktikan kasihMu, sekali Engkau memilih dan mengasihi, maka Engkau tidak akan menarik kasih itu. ajarkan kami untuk merespon kasihMu itu dalam kehidupan kami. 49 Renungan Harian Janji Hidup Selasa 17 Mei 2016 Kamu akan disebut imam TUHAN dan akan dinamai pelayan Allah kita. Yesaya 61:6 Paulus menulis kepada Timotius: kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu. 2 Timotius 1:6 Dilayakkan Menjadi Pelayan Kristus D alam memilih serta menetapkan seseorang pada posisi dan tanggungjawab tertentu, biasanya ada kriteria atau syarat-syarat yang harus dipenuhi. Kriteria yang diberikan ada yang terukur seperti sehat jasmani, maupun yang sulit diukur seperti sehat rohani. Nah, jika kita berbicara mengenai menjadi Pelayan Kristus, adakah kriteria khusus yang perlu dipenuhi seseorang untuk dapat melayani Dia? Kedua bacaan hari ini berbicara tentang pelayan Tuhan, baik Israel maupun Timotius. Mari kita coba melihat keduanya. Bangsa Israel adalah bangsa yang keras kepala dan suka melawan Tuhan. Bahkan, Allah menyebut mereka bebal dan tegar tenggkuk. Lalu, Timoitus adalah seorang laki-laki yang masih muda dan minim pengalaman tetapi harus berhadapan dengan orang-orang lebih senior dan berpengalaman dalam berbagai hal. Timotius harus menghadapi orang-orang yang lebih dalam banyak hal ketika ia melayani suatu jemaat. Penjelasakan singkat diatas nampaknya bukan gambaran yang ideal kriteria dari pelayan Tuhan. Apalagi jika dibandingkan dengan Paulus, mentor Timotius yang adalah seorang pembunuh. Jika digunakan kaca mata manusia, baik Israel maupun Timotius nampaknya tidak masuk kriteria sebagai pelayan Tuhan. Namun, cara pandang Tuhan berbeda. Toh, Alkitab mencatat Tuhan tetap berkenan dan mau memakai Israel dan Timotius. Sikap Tuhan ini adalah sinyal yang jelas bahwa menjadi seorang pelayan Tuhan merupakan sebuah panggilan yang didasarkan pada kasih karunia Tuhan, bukan karena ada sesuatu yang ‘pantas’ dalam diri kita. Ketika Tuhan memanggil dan memilih seseorang, Ia bukan memilih orang yang merasa mampu melainkan orang yang mau dipakai oleh Tuhan. Jika kita merasa pantas untuk menjadi pelayan Tuhan, maka disitu sebenarnya kita sedang melayani diri sendiri. Tidak ada seorangpun yang layak menjadi pelayan Tuhan. Kalau kita diberi kesempatan menjadi pelayan Tuhan itu karena kita dilayakkan olehNya. Keyakinan seperti ini akan mempengaruhi cara pandang, motivasi, dan karya kita dalam melayani Tuhan kita Yesus Kristus. Amin (IRHB) Bacaan Alkitab : Kisah Para Rasul 4:23-31; 1 Korintus 10:1-13 50 Renungan Harian Janji Hidup Rabu 18 Mei 2016 Katakan kepada mereka: Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus. Imamat 19:2 Dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya. Efesus 4:24 Jangan Salah ‘Habitat’ S emua kita pasti akan setuju bahwa makhluk hidup memiliki habitat (tempat tinggal khas) masing-masing. Baik manusia, tumbuhan, dan hewan. Jika ada makhluk hidup yang tidak diam atau tinggal dihabitatnya maka hal itu akan membuatnya bisa mati. Ikan tidak bisa tinggal lama di di luar air. Manusia juga tidak bisa hidup jika tinggal di bintang atau matahari. Singkatnya, habitat yang tepat dan cocok pada suatu makhluk hidup menentukan kelangsungan hidup makhluk hidup tersebut. Manusia tidak hanya memiliki habitat secara lahiriah saja yaitu bumi atau daratan. Manusia secara rohani memiliki ‘habitat’ yaitu kebenaran dan persekutuan dengan Tuhan. Namun, dosa manusia telah membawa manusia kepada habitat lain yang yaitu ‘kubangan dosa’ (Bdk. Roma 3:23). Tidak seperti habitat pada umumnya yang memberikan pertumbuhan dan kehidupan, kubangan dosa membawa manusia kepada kehancuran dan kebinasaan. Tetapi, syukur kepada Allah, karya Kritus di dalam kematian dan kebangkitanNya membawa kita kepada habitat yang seharusnya yaitu kebenaran dan persekutuan dengan Tuhan. Artinya setiap orang percaya kepada Tuhan Yesus harus sadar bahwa habitatnya kini adalah di dalam kebenaran dan persekutuan dengan Tuhan. Jika kita masih hidup dalam kubangan dosa, mintalah pertolongan Tuhan dan berusahalah keluar karena habitat kita bukan dalam kubangan dosa lagi. Kita memang masih mungkin melakukan dosa selama hidup di dunia ini, namun kita tidak nyaman (tidak betah) tinggal lama-lama dalam dosa itu karena habitat kita bukan di dalam kubangan dosa. Ketaatan kepada perintah Allah merupakan tanda bahwa kita akan tetap merupakan umat pilihan Allah yang secara khusus dipisahkan untukNya. Allah mau kita memisahkan diri dari kebiasaan-kebiasaan dosa yang ada disekitar kita. Mengapa demikian? Karena di dalam Yesus, ‘habitat’ kita adalah kebenaran dan persekutuan dengan Tuhan, bukan dalam kubangan dosa. Oleh karena itu, jangan salah habitat! Amin (IRHB) Bacaan Alkitab : Kisah Para Rasul 8: (9-11)12-25; 1 Korintus 10:14-22 Doa:Tuhan habitat kami adalah kebenaran persekutuan dengan-Mu, tuntun dan pelihara kami sehingga kami tidak jatuh dalam kubangan dosa. Renungan Harian Janji Hidup 51 Kamis 19 Mei 2016 “Seluruh umat manusia adalah seperti rumput dan semua semaraknya seperti bunga di padang. Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya.” Yesaya 40:6, 8 Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu. Markus 13:31 Berpegang Kepada Yang Kekal “P ercayalah dan pegang sabdaNya: hidupmu dalam Yesus sungguh bahagia”. Demikianlah bunyi refrein dari NKB. 116. Pujian ini mengajak setiap yang menyanyikan lagu ini untuk tetap percaya dan memegang sabda Tuhan karena melaluinya kebahagian sejati menjadi akibatnya. Mengapa demikian? Nubuat nabi Yesaya memberi alasannya. Melalui nabi Yesaya, Tuhan mengingatkan bahwa semua kehidupan di dunia ini adalah rapuh dan lemah yang pasti akan berakhir. Manusia adalah lemah dan fana. Segala keindahan manusia segera akan layu dan pudar. Sedangkan firman Allah kekal dan sempurna. Firman Allah tetap untuk selama-lamanya. Setiap janji-janji Tuhan akan digenapi. Firman Allah mengajarkan arti hidup serta kemuliaan yang kekal. Janji dan kemuliaan kekal Allah membawa manusia kepada bahagiaan yang sejati. Hal yang sama ditegaskan kembali melalui Yesus ketika Dia mengajar muridmuridnya di bukit Zaitun. Bacaan kita dari Markus 13:31 merupakan bagian dari perikop tentang kedatangan Anak Manusia. Yesus mengingatkan bahwa “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.” Para murid diminta untuk berpegang teguh kepada Firman Allah yang kekal dan yang dapat menyelamatkan manusia dari hukuman. Sungguh Firman Alllah itu sangat penting dalam kehidupan kita. Lalu, pertanyaan bagi kita saat ini adalah seberapa kita percaya bahwa Firman Allah itu kekal? Jika kita percaya, niscaya kita akan berpegang kepada Firman yang kekal itu. Apapun yang kita hadapi dan terjadi dalam kehidupan kita, berpeganglah kepada Firman Allah yang kekal karena kita akan sungguh bahagia. Amin (IRHB) Bacaan Alkitab : Kisah Para Rasul 11:1-18; 1 Korintus 10:23 – 11:1 52 Renungan Harian Janji Hidup Jumat 20 Mei 2016 Janganlah engkau menyebarkan kabar bohong; janganlah engkau membantu orang yang bersalah dengan menjadi saksi yang tidak benar. Keluaran 23:1 Buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota. Efesus 4:25 Berkata Benar dan Jujur K edua Bacaan Alkitab hari ini sudah sangat jelas menyampaikan pesannya bagi kita. Ya, keduanya berbicara tentang kejujuran dalam perkataan. Keduanya menyampaikan pesan agar kita jangan berbohong dan berkata dusta. Sudah sangat jelas bukan? Namun, mari bersama kita melihat lebih jauh bacaan hari ini. Baik dalam Keluaran 23:1 maupun Efesus 4:25, alasan dari perintah jangan berbohong dan berdusta menjadi salah satu syarat seseorang disebut sebagai umat Allah. Perintah dalam Keluaran 23:1 disampaikan ketika bangsa Israel keluar dari Mesir dan sedang diajarkan hukum Tuhan di gunung Sinai, sebelum mereka memulai suatu perjalanan panjang di padang gurun. Dengan kata lain, ketika mereka akan memasuki perjalanan kehidupan yang baru bersama Tuhan di padang gurun dan tanah perjanjian, sikap jujur dan berkata benar menjadi syarat mereka untuk dapat berhasil dalam perjalanan itu. Sama halnya dengan perintah dalam Efesus 4:25 yang merupakan bagian dari perikop manusia baru. Ketika seseorang mau berjalan bersama Tuhan dalam perjalanan hidupnya yang baru di dunia, maka ia harus memiliki sikap yang dihendaki Tuhan dimana salah satunya adalah berkata jujur dan benar. Cukup jelas bagi kita untuk melihat bahwa berkata jujur dan benar merupakan salah satu tanda bahwa kita mau berjalan bersama Tuhan dalam perjalanan kehidupan kita di dunia sampai kita tiba pada tujuan kekekalan yang sudah Dia sediakan. Berkata benar dan jujur bukan hanya tentang relasi manusia dan Tuhan. Tetapi berkata benar dan jujur sangat dibutuhkan manusia dalam membangun relasi yang benar dan indah dengan sesamanya. Singkatnya, perintah untuk tidak berbohong dan berdusta sangat bermanfaat bagi kehidupan antarmanusia di muka bumi ini. Mungkin kita pernah melihat, dan bahkan mengalami dalam kehidupan sehari-hari konsekuensi dari berbohong dan berdusta. Sungguh kita perlu terus belajar untuk berkata jujur dan benar. Adakah kehobongan dan dusta yang masih saudara simpan hari ini? Pilihlah dengan kesadaran dan tanggungjawab untuk berkata jujur dan benar. Nantikan pemulihan yang akan terjadi. (IRHB) Bacaan Alkitab : Kisah Para Rasul 11:19-26; 1 Korintus 11:2-16 Doa:Tuhan ajarkan kami untuk berkata jujur dan benar, sehingga hubungan kami dengan sesama tidak ada dusta dan kebohongan. Renungan Harian Janji Hidup 53 Sabtu TUHAN Allah adalah matahari dan perisai. Mazmur 84:12 21 Sebab itu janganlah kamu kuatir. Matius 6:31 Mei 2016 Berani Bukan Karena Hebat dan Kuat S uatu ketika ada seorang wanita bersaksi dengan keberaniannya dalam menghadapi pergumulan demi pergumulan. Wanita ini berani melawan siapapun jika ia yakin benar. Bukan hanya itu, wanita ini juga berani bertemu atau menghadap siapapun juga untuk memperjuangkan kebenaran yang diyakininya. Sungguh wanita yang berani. Tidak sedikit orang yang mengenalnya menyebut wanita itu sebagai seorang wonder woman, suatu istilah untuk menggambarkan seorang wanita yang hebat dan kuat. Mengapa wanita tersebut sangat berani? Alasannya adalah karena dia percaya kalau Allah di pihaknya, siapapun tidak akan mampu melawan? (Roma 8:31). Namun, dia menambahkan bahwa Allah hanya berpihak kepada mereka yang memperjuangkan kebenaran dan keadilan. Meskipun sebenarnya Dia sering takut menghadapi orang bekuasa dan berduit, namun karena ia yakin Tuhan ada di pihak orang yang benar, maka ia pun berani untuk melangkah. Keberanian seperti wanita di atas diamini oleh pemazmur sebagai keyakinan yang didasarkan kepada kepercayaan akan Tuhan. Tuhan digambarkan sebagai matahari dan perisai. Matahari dan perisai adalah dua benda yang diperlukan dalam kehidupan manusia untuk bertahan hidup (matahari) dan untuk bertahan dari serangan musuh (perisai). Tuhan sebagai matahari dan perisai menegaskan bahwa Tuhan satu-satunya sumber dari segala terang (kehidupan), sumber kekuatan dan kuasa serta tempat perlindungan yang kokoh. Kita akan berani menghadapi menghadapi kehidupan oleh karena kita percaya bahwa Tuhan adalah sumber kehidupan kita. Kita berani menghadapi apapun juga karena kita percaya Tuhan adalah perlindungan kita. Keyakinan seperti inilah yang akan membuat kita tidak mudah dikuasai oleh rasa kuatir. Kita akan berani menghadapi hari esok dengan segala tantangannya, bukan karena kita merasa hebat dan kuat, tetapi karena kita mempercayakan diri untuk berada di tangan Tuhan yang hebat dan kuat itu. Sudahkah kita mempercayakan hidup kita kepada tangan yang benar? Amin (IRHB) Bacaan Alkitab : Kisah Para Rasul 18:1-11; 1 Korintus 11:17-26 54 Renungan Harian Janji Hidup Minggu 22 Mei 2016 Marilah kita pergi untuk melunakkan hati TUHAN dan mencari TUHAN semesta alam! Kami pun akan pergi! Zakharia 8:21 Oleh Dia (Kristus) kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa. Efesus 2:18 Jalan Masuk Kepada Bapa M inggu ini kita bersama – sama dibimbing Firman Tuhan yang disampaikan oleh nabi Yesaya, ia berkata “Kudus, kudus, kuduskanlah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan”. Sifat utama Allah yang dinyatakan kepada Yesaya adalah kekudusan-Nya. Hal ini menunjukkan kesucian watak-Nya, terpisah dari dosa dan menentang semua kejahatan. Karena kekudusan-Nya tidak ada satu pun manusia dapat menghadap hadirat Allah yang kudus itu ketika manusia masih berdosa. Oleh sebab itulah Allah yang sangat mengasihi manusia itu melakukan pendamaian melalui pengorbanan Putra-Nya Yesus Kristus yang mati di kayu salib untuk menebus dosa manusia. “Oleh Dia (Kristus) kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa” Efesus 2:18. “Jalan masuk” artinya bahwa kita yang beriman kepada Kristus memiliki kebebasan dan hak untuk menghampiri Bapa sorgawi kita dengan keyakinan bahwa kita akan diterima, dikasihi dan disambut. Jalan masuk kepada Allah memerlukan bantuan Roh Kudus. Kuasa Roh yang tinggal di dalam kita memungkinkan kita berdoa dan berseru kepada Allah sesuai dengan maksud dan kehendak-Nya. Sekarang dapatkah kita masuk hadirat Allah yang kudus itu? Setiap orang yang menerima angerah keselamatan melalui Tuhan Yesus Kristus telah beroleh hak istimewa itu, tetapi sekarang persoalannya apakah cukup dengan percaya kepada Yesus saja? Setiap hak yang telah diberikan, tentu ada kewajiban yang mengiringinya. Kewajiban kita sebagai umat yang telah menerima kasih karunia Allah adalah menyembah dan memuliakan Allah sebagai satu – satunya Tuhan yang telah memberikan hidup kepada kita dan setia melakukan setiap perintah Allah. Hukum kasih adalah perintah Tuhan yang harus selalu menjadi landasan kita untuk berfikir, berbicara dan bertingkah laku dalam kehidupan kita. Dengan demikian kita dapat melakukan setiap hal yang dikehendaki oleh Allah dan kita akan melihat setiap berkat Tuhan akan mengalir dalam hidup kita. ‘Mari kita pergi menyembah TUHAN Yang Mahakuasa dan memohon berkat-Nya. BIS Zakaria 8:21. Tuhan memberkati. (NW2L) Bacaan Alkitab : Yohanes 3:1-8 (9-15); Roma 11: (32)33-36;Mazmur 145 Doa:Kuduslah Tuhan kami yang dengan kasih telah memberikan kami kehidpan yang kekal. Kiranya Roh Kudus Tuhan senantiasa membimbing kami untuk melakukan kehendak Bapa. Amin 55 Renungan Harian Janji Hidup Senin 23 Mei 2016 Engkau harus bangun berdiri di hadapan orang ubanan dan engkau harus menaruh hormat kepada orang yang tua. Imamat 19:32 Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat. Roma 12:10 Budaya Kita Memberi Hormat D ijaman era globaisasi sekarang ini, sangat sedikit kita melihat anak – anak memberi hormat kepada orang tuanya. Budaya salaman cium tangan sudah hampir tidak dapat kita lihat lebih lagi di perkotaan. Anak–anak jarang memberi salam kepada orang tua ketika berangkat atau pulang dari sekolah. Krisis rasa hormat juga terjadi dikalangan muda–mudi. Tidak sedikit muda–mudi terkesan cuek terhadap para orang tua ketika berpapasan di jalan, di gereja, dimana pun mereka bertemu karena tidak menyapa dan buang muka. Terebih–lebih ketika anak–anak mulai melawan orang tua dan tidak mau mendengarkan nasihat, dan masih banyak lagi yang lain. Mungkin dikalangan kita sudah ada yang mengalami hal semacam ini. Firman Tuhan dalam Imamat 19:32 “Engkau harus bangun berdiri di hadapan orang ubanan dan engkau harus menaruh hormat kepada orang yang tua dan engkau harus takut akan Allahmu; Akulah TUHAN”. Jika kita mendalami Firman Tuhan ini, rupanya kalimat ini memiliki makna yang mendalam, bukan saja perintah untuk menghormati orang yang lebih tua tapi lebih dari pada itu. Berdiri di hadapan orang ubanan bisa juga berarti menghormati pihak–pihak yang berkuasa tidak hanya dalam keluarga tetapi juga dalam organisasi mau pun pemerintahan. Dari bahasa Yunani, “dalam penghormatan/tentang hormat satu sama lain hendaklah mendahului/lebih menghormati (dari dirinya).” NIV menerjemahkannya, “Honor one another above yourselves.” (terjemahan bebas: hormati satu sama lain di atas/lebih dari dirimu.) Contemporary English Version (CEV) menerjemahkannya, “honor others more than you do yourself.” (=hormati orang lain lebih dari apa yang kamu lakukan untuk diri sendiri) Di sini, dua terjemahan Inggris memberikan kita kekayaan arti, yaitu kasih yang saling melengkapi diwujudnyatakan dengan saling memberi hormat lebih daripada menghormati diri sendiri. Mari kita semakin menghormati keluarga, organisasi, pemerintah bahkan kepada siapa pun sambil menyatakan kasih. Tuhan memberkati. (NW2L) Bacaan Alkitab : Keluaran 3:13-20; 1 Korintus 11:27-34 Doa: Ya Tuhan, ajariah kami untuk selalu menyatakan rasa hormat kami sehingga kami semakin mampu untuk menghargai dan mengasihi sesama kami. Amin 56 Renungan Harian Janji Hidup Selasa 24 Mei 2016 Celakalah mereka yang menentukan ketetapan-ketetapan yang tidak adil, dan mereka yang mengeluarkan keputusan-keputusan kelaliman, untuk menghalang-halangi orang-orang lemah mendapat keadilan. Yesaya 10:1, 2 Persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? 2 Korintus 6:14 Pelaku Keadilan S ebuah film keluarga yang menarik berjudul The Winslow Boy mengisahkan tentang seorang anak berusia 13 tahun yang dikeluarkan dari sekolah militer di Inggris karena dituduh mencuri. Ayah si anak, yang yakin bahwa anaknya tidak bersalah, mengerahkan segala kemampuan untuk membela anaknya itu. Saat kasus ini menarik perhatian masyarakat, banyak orang mendukung anak itu dengan mengeluarkan slogan “Biarlah keadilan ditegakkan.” Ada sesuatu dalam diri kita yang merindukan keadilan bagi orang lain serta bagi diri kita sendiri. Namun hanya ada satu aspek keadilan yang sepenuhnya berada di bawah kendali kita, yakni perlakuan kita terhadap orang lain. Celakalah mereka yang menentukan ketetapan-ketetapan yang tidak adil, dan mereka yang mengeluarkan keputusan-keputusan kelaliman, untuk menghalanghalangi orang-orang lemah mendapat keadilan Yesaya 10:1-2. Apa yang dimaksudkan dengan adil? Adil berarti bertindak dengan benar sesuai dengan standar kebenaran dan ketetapan hukum yang berlaku. Tuhan adalah Allah yang adil. Umat-Nya pun dituntut untuk berlaku adil. Keadilan yang bukan hanya ada dalam wacana, tetapi nyata dalam sikap dan tindakan terhadap orang-orang yang tertindas dan terpinggirkan. Marilah kita sebagai umat memberikan posisi yang baru untuk sebuah keadilan, karena keadilan sama dengan kita menciptakan kehidupan yang penuh dengan damai sejahtera. Kita menyatakan keadilan menjadi kesaksian hidup kita. Dan dengan demikian kehidupan bersama dalam persekutuan dan bermasyarakat akan diberkati oleh Tuhan. Selamat melaksanakan keadilan dalam kehidupan kita. Tuhan memberkati. (NW2L) Bacaan Alkitab : Yesaya 43:8-13; 1 Korintus 12:1-11 Doa:Ya Tuhan, ajariah kami untuk berlaku adil kepada sesama kami sehingga hidup kami berkenan kepada-Mu. Amin Renungan Harian Janji Hidup 57 Rabu 25 Mei 2016 Malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu. Mereka akan menatang engkau di atas tangannya, supaya kakimu jangan terantuk kepada batu. Mazmur 91:11-12 Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku. 2 Timotius 4:17 Allah Adalah Jawaban Dari Tiap Kesukaran B eragam persoalan bisa menimpa siapa saja. Entah orang kaya atau miskin, tua atau muda, setiap orang selama hidup di dunia ini selalu berhadapan dengan berbagai persoalan. Setiap orang, terlepas dari status sosial, pendidikan, profesinya, dan bahkan sebagai hamba Tuhan pun tidak terluput dari yang namanya pergumulan atau persoalan. Manusia harus berhadapan dengan masalah selama hidup di dunia ini. Setiap orang tentunya memiliki persoalan yang berbeda-beda. Kita tidak boleh menyerah, walau badai apapun yang sedang menerpa. Sebab pencobaan yang kita alami tidak pernah melebihi kekuatan kita, seperti yang disebutkan dalam Firman Tuhan bahwa “malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu. Mereka akan menatang engkau di atas tangannya, supaya kakimu jangan terantuk kepada batu. Mazmur 91:11-12. Allah itu baik. Dia sahabat kita, dalam segala susah Dia selalu datang menghibur. Biasanya ada beberapa hambatan-hambatan dalam meraih sebuah keberhasilan adalah antara lain, sikap yang putus asa, patah semangat, menyerah, keinginan untuk mundur, dan lain sebagainya. Kalau sikap seperti ini dibiarkan akan membuat seseorang itu menjadi frustrasi, dan tetap tinggal dalam masalahnya. Dalam menghadapi setiap masalah, kita membutuhkan sebuah semangat untuk berjuang dan bangkit, dengan pertolongan Tuhan agar kita sampai pada tujuan yang diinginkan. Ketika anak-anak Tuhan putus asa dimanapun mereka berada, melalui Yesus Kristus mereka dapat memohon kepada Allah, untuk menerima kekuatan dan semangat agar mampu menghadapi situasi. Timotius mengakui kemuarahan Tuhan dalam hidupnya, ia berkata “Tuhan mendampingi aku dan menguatkan aku”. 2 Timotius 4:7. Orang yang bersemangat adalah orang yang tidak mau menyerah, dan tidak mau terpengaruh oleh keadaan, sekalipun hal itu kurang baik. Tindakan/ perbuatannya tidak ditentukan atau dipengaruhi oleh keadaan. Mengapa demikian? Karena, ia memiliki target dan tujuan yang ingin dicapainya. Orang yang bersemangat akan tetap optimis, mereka percaya karena bersama dengan Allah akan mampu untuk menghadapi setiap kesukaran. Tuhan memberkati. (NW2L) Bacaan Alkitab : Kisah Para Rasul 17: (16)22-24; 1 Korintus 12:12-26 Doa: Ya Tuhan, kami semakin mengimani Engkau sebagai Tuhan kami yang Maha Kuasa dan penuh dengan belas Kasih. Kiranya Engkau memampukan kami melalui masa sukar dalam hidup kami. Amin 58 Renungan Harian Janji Hidup Kamis 26 Mei 2016 Bersyukurlah kepada TUHAN, panggillah nama-Nya, beritahukanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa, masyhurkanlah, bahwa nama-Nya tinggi luhur! Yesaya 12:4 Yesus berkata kepada para murid : “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk”. Markus 16:15 Pergilah, Beritkanlah Injil T ugas panggilan untuk memberitakan Injil ke segala makhluk adalah salah satu pilar identifikasi gereja yang hidup. Hal itu diungkapkan pada keempat penulis Injil yang memberikan kesimpulan akhir, bahwa Injil harus diberitakan ke seluruh dunia. Dalam Injil Matius, Yesus bersabda: “Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku” (Mat 28:19). Dalam Injil Markus dikatakan, “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk” (Mark 16:15). Lukas menulis ucapan Yesus kepada para murid-Nya: “Kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun atas kamu, dan kamu akan menjadi murid-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi” (1:8). Selanjutnya Lukas juga menulis kesaksian Petrus yang mengatakan, “Sebab kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu banyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita” (Kis 2:39). Sementara dalam Injil Markus dinyatakan bahwa orang percaya dipanggil dan dipilih oleh Yesus Kristus sendiri. Merekalah yang menerima tugas panggilan “Supaya kamu pergi dan menghasilkan buah (Mark 15:16). Misi dan panggilan memberitakan Injil adalah nafas gereja. Artinya, tanda bahwa gereja hidup adalah ketika ia melaksanakan tugas panggilannya sebagai pemberita Injil. Apabila gereja tidak melaksanakan pekabaran Injil, maka gereja tersebut bukan gereja yang hidup dan benar. Gereja seperti itu hanya sebagai komunitas institusional perkumpulan sosial yang tidak berdasarkan Injil Kristus. Pesan Markus 16:15-16 adalah agar lebih giat mengabarkan Injil Kristus, sehingga orang berdosa yang belum mengenal Yesus Kristus percaya dan memperoleh keselamatan. Pergilah ke seluruh dunia. Dunia yang dimaksudkan bukankah dunia dalam arti geografis, melainkan memiliki arti kiasan tentang perilaku manusia yang menolak dan tidak percaya kepada Kristus. Kata dunia ditujukan kepada manusia berdosa yang tidak mau mengikut Kristus. Pada masa Yesus, dunia selalu dimaksudkan sebagai pelaku-pelaku kejahatan, yang memberontak kepada Allah dan yang tidak mau menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Amanat Agung ini kita lakukan semata – mata sebagai ungkapan syukur kita yang telah menerima Anugerah keselamatan dari Allah ”Bersyukurlah kepada TUHAN, panggillah nama-Nya, beritahukanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa, masyhurkanlah, bahwa nama-Nya tinggi luhur! Yesaya 12:4. Tuhan memberkati. (NW2L) Bacaan Alkitab: Efesus 4:1-7; 1 Korintus 12:27-31 Doa: Tuhan, kami semakin menyadari panggian kami sebagai gereja yang hidup dan bertumbuh. Kami mau Tuhan terus memakai kami sebagai pekabar injil melalui ucapan dan tingkah laku kami sebagai kesaksian. Amin 59 Renungan Harian Janji Hidup Jumat 27 Mei 2016 Ya Tuhan … Janganlah biarkan orang yang terinjak-injak kembali dengan kena noda. Mazmur 74:21 Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna. 2 Korintus 12:9 Penyataan Kuasa Allah D alam hidup ini setiap orang hampir pasti pernah punya pengalaman yang tidak menyenangkan, baik itu berupa penyakit, masalah keluarga, masalah pribadi, pekerjaan dan sebagainya. Tetapi sesungguhnya semua itu dipakai oleh Tuhan untuk menunjukkan kasihNya kepada kita. Kalau setiap orang hidupnya senantiasa lancar dan mulus-mulus saja, semua tercukupi pasti Tuhan tidak diperlukan lagi. Untuk apa Tuhan kalau semuanya sudah tersedia. Rasul Paulus juga pernah, bahkan sering, mengalami kesulitan dan penderitaan. Dia menyebutnya “duri”. Sudah 3 kali dia minta kepada Tuhan. Ternyata Tuhan rupanya memang mengijinkan duri itu menancap ke dalam hidupnya. Paulus bisa menerimanya dengan baik. Sebab dia sadar dengan begitu dia makin kuat. Dengan begitu dia diajar untuk tidak menyombongkan diri atau menyebut bahwa Tuhan mau menuruti yang kehendaki oleh Paulus. Semua masalah, sakit penyakit dan juga kesulitan diijinkan Tuhan menimpa umatNya, pasti ada maksud Tuhan di balik semua itu. Itu bukan dibuat oleh Tuhan, hanya diijinkanNya. Suka duka dipakai-Nya untuk kebaikan kita. Pernahkah terbayang bagaimana nikmatnya orang yang sehat giginya sebelum mereka merasakan giginya sakit? Rata-rata orang baru sadar bahwa gigi yang sehat itu nikmat luar biasa setelah dia mengalami nyeri gigi yang luar biasa. Masalah, penderitaan dan kesulitan yang datang silih berganti itu dipakai Tuhan untuk menguatkan kita. Anggap saja setiap masalah itu adalah vaksin atau vitamin kehidupan. Semakin sering kita menghadapinya, kita akan semakin tangguh dan belajar dari setiap masalah yang kita hadapi. Tetapi juga tidak perlu mencari-cari masalah. Tidak dicari saja sudah banyak datang, apalagi kalau dicari. Yakini saja bahwa setiap Tuhan izinkan ada masalah pasti ada jalan keluarnya. Hadapi semua tantangan atau masalah dalam hidup ini dengan meyakini pertolongan Tuhan, sambil terus belajar agar kita tidak terjerat pada masalah yang sama untuk kedua kalinya. Jadikan setiap masalah dan kesulitan sebagai sarana untuk belajar merasakan kuasa dan pertolongan Tuhan. “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” 2 Korintus 12:9. (NW2L) Bacaan Alkitab : 2 Petrus 1:16-21; 1 Korintus 13:1-7 Doa: Ya Tuhan, kami sedang menantikan kuasa-Mu hadir menolong kami dalam setiap kelemahan kami. Berilah kami hikmat dalam menghadapi setiap pencoban. Amin 60 Renungan Harian Janji Hidup Sabtu 28 Mei 2016 Ia telah membebaskan nyawaku dari jalan ke liang kubur, dan hidupku akan melihat terang. Ayub 33:28 Allah, yang membangkitkan Tuhan, akan membangkitkan kita juga oleh kuasa-Nya. 1 Korintus 6:14 Oleh Kuasa-Nya Kita Bangkit A nugerah Allah melalui Tuhan Yesus yang telah memberikan jalan kepada manusia untuk menerima keselamatan dari kuasa dosa. Manusia tidak aka pernah bisa lepas dari kutukan dosa yakni maut (ay.23) jika hanya dengan kekuatan dan kemampuannya. Keselamatan manusia itu hanya ada pada Tuhan Yesus. Allah yang membangkitkan Tuhan akan membangkitkan kita juga oleh kuasa-Nya 1 Korintus 6:14. Melalui pengajaran Paulus ini, kita di ingatkan bahwa kita yang berada di bawah kasih karunia Allah adalah yang telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran Sehingga kematianNya adalah kematian terhadap dosa, dan kebangkitanNya adalah kehidupan bagi Allah. Kemerdekaan yang kita terima adalah kuasa dosa yang telah mati kuasanya atas tubuh kita melalui kematianNya, dan yang memberikan hidup baru dari Allah melalui kebangkitanNya. Kemerdekaan itu adalah kasih karunia Allah untuk menebus kita dari hamba dosa menjadi hamba kebenaran. Karya penebusan Allah yang harus kita syukuri, sebab kita telah diletakkan pada jalur yang benar yaitu jalan kebenaran bukan lagi kepada jalan kematian sebagai akibat upah dosa. Tuhan menebus kita supaya hidup merdeka, bebas dari tekanan dan halangan untuk mencapai kebahagiaan dan sukacita kita bersama Tuhan. Sehingga bagaimana juga dalam kehidupan kita mampu menyadari bahwa kita bukanlah yang dulu lagi, bahwa saya yang suka berbohong, membenci, mencuri, menyakiti, yang mencari petunjuk dari dukun itu sudah mati, namun yang hidup sekarang adalah saya yang telah dikuduskan Allah untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan kebenaran. Pandangan hidup yang menyadari bahwa kita telah mati bagi dosa dan menjadi hamba kebenaran adalah hal yang harus kita pegang sepanjang hidup. Sebab kita yang masih hidup dalam tubuh yang fana memungkinkan kita mau menuruti keinginan dari dosa. Keselamatan yang telah kita terima dari Allah harus kita syukuri dan pertahankan. Maka kedekatan dengan Allah adalah senjata yang harus kita miliki baik melalui doa, perenungan Firman Tuhan dan yang utama adalah mau melakukan Firman Tuhan sebab strategi perang untuk mampu mengalahkan kuasa dosa hanya ada pada Tuhan bukan pada pikiran kita. (NW2L) Bacaan Alkitab : Yohanes 14:7-14; 1 Korintus 13:8-13 Doa: Ya Tuhan, karena kuasa-MU kami telah Engkau bangkitkan dari dosa. Untuk itu bimbinglah kami agar dapat hidup benar dihadapan Tuhan sebagai persembahan sejati atas Anugerah-Mu. Amin 61 Renungan Harian Janji Hidup Minggu 29 Mei 2016 Aku menadahkan tanganku kepada-Mu, jiwaku haus kepada-Mu seperti tanah yang tandus. Mazmur 143:6 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Matius 11:28 Kelegaan Yang Permanen S ekumpulan teman bercakap-cakap, “kalau kamu lagi capek dan nggak bersemangat, enaknya ngapain? Salah satu menjawab, ”aku sih pijit, badan pegel langsung jadi enak rasanya.” Seorang lagi menjawab, “kalau aku olahraga, buang keringat, pikiran jadi enteng.” Dari pembicaraan ini terlihat bahwa semua orang sebetulnya mengincar satu hal yang sama, yaitu kelegaan dari masalah, beban dan kelelahan. Semua punya cara yang berbeda-beda untuk berusaha mencapai kelegaan itu. Dari Firman Matius 11:28, Yesus mengatakan, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” Disini terlihat bahwa Yesus menjanjikan sesuatu yang Ia sebut kelegaan. Kita tahu bahwa antara pikiran Tuhan dan pikiran manusia selalu terdapat gap kedalaman yang besar sekali. Pikiran kita dangkal, pikiran-Nya dalam. Begitu juga dengan kata “Kelegaan” Kita cenderung berpikir kelegaan itu seperti mendapatkan istirahat, menjadi nyaman kembali setelah sebuah periode ketidak-nyamanan. Tapi kalau Tuhan berkata “Kelegaan”, Dia maksudkan adalah sesuatu yang permanen. Bukan sesuatu yang sementara seperti enaknya dipijit yang besoknya sudah pegal lagi. Yang Ia maksudkan adalah kelegaan yang menetap didalam kita, kelegaan yang konstan, terus mengalir seperti mata air yang tidak bisa habis, membilas bersih setiap kotoran masalah dan beban yang mencoba hinggap. Cara untuk mendapatkan kelegaan yang semacam ini pun tidak perlu melalui proses-proses yang panjang atau ritual yang menjemukan. Cukup baca dua kalimat dari Firman Matius 11:28 itu : “Marilah KepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” Sederhana sekali, “Marilah KepadaKu”, datanglah kepada-Nya dengan segenap hati, bawa semua keletihan, kelesuan dan beban berat kita kepadaNya dan Dia akan memberikan “Kelegaan” itu, yang versi Tuhan, bukan versi manusia. Barangsiapa yang memberikan seluruh fokus hidupnya pada Tuhan akan selalu mempunyai kelegaan. Masalah akan selalu menemukan jawaban, dalam kondisi apapun Tuhan akan selalu datang untuk menolong mereka yang sepenuhnya bergantung pada-Nya. (NW2L) Bacaan Alkitab : Lukas 16:19-31; 1 Yohanes 4:16b-21; Mazmur 133 Doa: Kami percaya bahwa Engkaulah sumber pengharapan yang senantiasa memberikan kelegaan bagi kami yang penat. Amin 62 Renungan Harian Janji Hidup Senin 30 Mei 2016 Firman Allah kepada Musa: … AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu. Keluaran 3:14 Yesus Kristus berkata: ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman. Matius 28:20 Janji Penyertaan Tuhan K itab Keluaran pasal 3 ini merupakan kisah dimana Musa di utus oleh Allah untuk membawa umat Israel keluar dari tanah perbudakan di Mesir. Misi ini adalah tugas yang besar yang sangat sulit untuk dilakukan oleh manusia seorang diri. Jika kita perhatikan dari ayat ke 11 pasal 3 ini, Musa sesungguhnya merasa tidak mampu untuk satu misi yang diberikan oleh Allah. Ayat 11 ditulis demikian Tetapi Musa berkata kepada Allah, “Siapakah aku ini? Aku tidak sanggup menghadap raja dan membawa orang Israel keluar dari Mesir.” Tetapi apa jawaban Tuhan? ayat 12 Allah berfirman, “Aku akan menyertai engkau. Apabila engkau telah membawa orang Israel keluar dari Mesir, kamu akan beribadat kepada-Ku di gunung ini. Itulah buktinya bahawa Aku telah mengutus engkau.” ayat 14 Allah berfirman kepada Musa, “Aku adalah AKU. Lagi Firman-Nya “Beginiah kakatakan kepada orang Israel itu : AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu. Firman ini merupakan suatu peneguhan keyakinan atas tugas yang diemban oleh Musa. Dimana ketika Tuhan mengutusnya melakukan misi yang besar ini, Tuhanlah juga yang akan memampukan. Pernahkan kita merasa sulit dan berat dalam melakukan tugas dan pekerjaan yang kita emban sekarang? Apakah pernah kita merasakan bahwa tugas yang Tuhan beri ini merupakan suatu beban bagi kita yang sulit untuk kita kerjakan? Hari ini kita belajar dari Musa bahwa segala sesuatu yang Tuhan taruhkan dipundak kita dapat kita lakukan selama kita mengandalkan Tuhan dalam segala hal. Segala tugas dan tanggungjawab yang mungkin kita rasa berat tidak akan melebihi kekuatan kita sehingga kita dapat melakukan. Mari kita meyakini bahwa apa yang sedang kerjakan sekarang termasuk didalam pelayanan, Tuhan senantiasa setia menyertai kita. Kerjakanlah dengan suka hati jangan dengan rasa terbeban, lakukanlah bagian kita maka Tuhan juga akan melakukan bagian-Nya. Sebab Yesus Kristus berkata: Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman Matius 28:20. (NW2L) Bacaan Alkitab : Kisah Para Rasul 4: (1-3)8-21; 1 Korintus 14:1-12 Doa: Kami bersyukur kepada ya Tuhan, karena kami percaya bahwa Engkau selalu akan menyertai kami. Renungan Harian Janji Hidup 63 Selasa 31 Mei 2016 Berbahagialah orang-orang yang berpegang pada hukum, yang melakukan keadilan di segala waktu! Mazmur 106:3 Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Yohanes 15:12 Bahagia Oleh Karena Kasih Y ohanes 15:12 “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.” Yesus memberi perintah untuk saling mengasihi sebab Tuhan lebih dahulu telah mengasihi kita. Setiap orang yang hidup dalam kasih Allah, berarti meyakini dan mensyukuri kasih Allah yang telah kita terima dan alami. Seturut dengan itu kita juga diminta untuk meneladani kasih Allah tersebut dengan mengasihi sesama. Melakukan kasih memang tidaklah semudah mengatakan dan seindah mengungkapkannya, namun kasih membutuhkan hati yang tulus dan menuntut pengorbanan yang bukan segampang yang kita bayangkan. Yesus mengajarkan kasih yang sesungguhnya yaitu kasih “Agape”. Kasih Agape adalah kasih yang tak bersyarat, kasih yang “walaupun” bukan kasih yang “karena”. Kasih agape adalah sifat inti Allah, karena Allah adalah kasih (1 Yohanes 4:7-12 ; 1 Kor.13:1-13). Kasih agape bukan sekedar sebuah gerakan hati yang lahir dari perasaan, melainkan gerakan kehendak dan pilihan yang sengaja di lakukan. Kasih berhubungan dengan ‘ketaatan’ dan ‘komitmen’, tidak selalu dengan perasaan dan emosi. Mengasihi seseorang adalah mentaati Tuhan dan perintahNya demi kebaikan orang lain, mengupayakan berkat dan keuntungan orang lain untuk jangka panjang. Yesus memerintahkan kita untuk mengasihi dan tinggal di dalam kasihNya. Saat ini kita di ajak menjadi pelaku kasih di tengah-tengah dunia yang kehilangan kasih, menawarkan sentuhan kasih kepada mereka belum memperolehnya. Implikasi dari kasih adalah ‘to give’. Tuhan mengasihi kita sebagaimana kita juga harus mengasihi sesama, dan Allah mengaruniakan RohNya bagi kita untuk memampukan kita dalam melakukan kasih tersebut. Senantiasalah hidup di dalam kasih Allah dan menjadi pelaku kasih. Kasihiah Tuhan dan sesama agar kita memperoleh berkat dan sukacita dari padaNya. Berbahagialah orang-orang yang berpegang pada hukum, yang melakukan keadilan di segala waktu! Mazmur 106:3 Tuhan memberkti (NW2L) Bacaan Alkitab : 2 Korintus 1:23 – 2:4; 1 Korintus 14:13-25 Doa: Ya Tuhan, Kami bersyukur untuk kasih Setia-Mu dan kami pun di sebut berbahagia oleh karenanya. Ajariah kami untuk melakukan perintah kasih Tuhan sehingga kebahagiaan kami menjadi sempurna. Amin 64 Renungan Harian Janji Hidup Ayat Bulan Juni 2016 : TUHAN itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku. Ia Allahku, kupuji Dia, Keluaran 15:2 Rabu 1 Juni 2016 Aku memberikan kepada mereka ketetapan-ketetapan-Ku dan memberitahukan peraturan-peraturan-Ku, dan manusia yang melakukannya, akan hidup. Yehezkiel 20:11 Yesus berkata: Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firmanKu dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia. Yohanes 14:23 Firman Tuhan Sebagai Gaya Hidup A ku memberikan kepada mereka ketetapan-ketetapan-Ku dan memberitahukan peraturan-peraturan-Ku, dan manusia yang melakukannya, akan hidup. Yehezkiel 20:11. Ketika membaca Firman Tuhan ini, ada pengharapan yang besar akan hidup yang dijanjikan oeh Allah. Siapa yang tidak ingin hidup? Bahkan semua orang berusaha dengan segala cara untuk tetap hidup, apalagi konsep hidup yang Allah janjikan adalah hidup yang kekal. Jelas sekali Firman Tuhan ini berkata Allah akan memberikan manusia hidup itu jika kita melakukan ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan Allah. Ini artinya bahwa untuk memperoleh hidup itu, tidak hanya percaya pada Yesus saja sebagai Juruselamat tetapi juga menjadi pelaku Firman sebagai gaya hidup kita. Hal seperti itu perlu dilakukan dan dilatih terusmenerus. Seseorang melatih dirinya terus-menerus untuk tetap hidup di dalam Allah dan mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari. Ciri-ciri menjadi pelaku Firman adalah cepat mendengarkan, lambat berkatakata, lambat marah, menanggalkan perilaku berdosa, dan bertekun di dalam membaca Alkitab. Ia melakukan ibadah yang sempurna, bukan hanya dalam kegiatan keagamaan, melainkan juga dalam bentuk sikap dan tutur kata. Melakukan Firman Tuhan juga adalah bukti kita mengasihi Allah yang terebih dahulu mengasihi kita. Yesus berkata: “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersamasama dengan dia Yohanes 14:23. Mengasihi Tuhan berarti memberikan segenap keberadaan hidup kita untuk dikuasai dan dipimpin oleh Roh Tuhan; artinya kita berjalan bersama Tuhan setiap hari, memikirkan jalan-jalanNya, tunduk pada kehendakNya, taat melakukan firmanNya, memegang teguh janjiNya dan rela dididik (dibentuk) oleh Tuhan. Kasih yang berkenan kepada Tuhan bukan sekedar diucapkan di mulut saja, tetapi dibuktikan melalui sikap hidup kita yaitu ketaatan. “…kami akan dating kepadanya dan diam bersama – sama dengan dia” luar biasa. Tuhan memberkati. (INAS) Bacaan Alkitab : Yehezkiel 3:22-27; 1 Korintus 14:26-33a Doa: Ya Tuhan, beri kami Hikmat sehingga kami dapat melakukan setiap FirmanMu dalam ketaatan. Amin 66 Renungan Harian Janji Hidup Kamis 2 Juni 2016 Bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu yang jahat itu! Mengapakah kamu akan matil? Yehezkiel 33:11 Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan. Lukas 15:7 Jangan Mau Kembali Pada Dosa M elalui perumpamaan dalam Lukas 15:1-7 Tuhan Yesus mengajarkan bahwa Dia Allah rela turun dari sorga untuk mencari domba yang hilang, walaupun hanya seekor saja yang hilang, padahal ia masih punya sembilan puluh sembilan ekor yang lain. Apalah artinya seekor dibanding dengan sembilan puluh sembilan ekor? Satu domba yang tersesat adalah gambaran dari manusia yang berdosa dan tersesat. Orang lain mungkin melupakan kita, tetapi Tuhan tetap peduli. Ia mencari dan menyelamatkan kita walau kita sebenarnya adalah orang-orang yang tidak layak dicari. Namun kasih Tuhan begitu besar, bahkan Dia rela menderita dan mati di kayu salib. Ini bukti bahwa Dia adalah gembala yang baik. Tidak hanya itu, Dia menuntun domba-dombanya masuk ke kandang dan membawanya ke padang rumput hijau dengan tongkat dan gadanya. Dia pun mengenal kita secara pribadi, seperti tertulis: “...Aku mengenal domba-dombaKu dan domba-dombaKu mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawaKu bagi domba-dombaKu.” (Yohanes 10:14). Ini menunjukkan suatu hubungan yang intim, penuh cinta kasih. Kita telah menerima Anugerah keselamatan dari Yesus Kristus yang menghidupkan kita dalam kehidupan yang kekal. Kita juga telah merasakan kasih-Nya yang besar karena itu sebagai manusiaciptaan baru yang telah menerima penebsan dosa, hendakah kita juga hidup sebagaimana orang yang telah dimenangkan. Jangan mau jatuh dan bergumul dengan dosa lagi sebab dosa hanya akan membawa kita kepada maut. Mari, Bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu yang jahat itu! Mengapakah kamu akan mati? Yehezkiel 33:11. Usahakanlah untuk terus hidup dalam kebenaran hingga kita akan memperoleh hidup kekal. Tuhan memberkati. (INAS) Bacaan Alkitab : Yohanes 21:15-19; 1 Korintus 14:33b-40 Doa: Gembala baik tuntunlah kami domba-Mu agar kami tidak lagi jatuh dalam dosa yang akan membawa kami kepada maut. Amin Renungan Harian Janji Hidup 67 Jumat 3 Juni 2016 Burung pipit telah mendapat sebuah rumah, dan burung layang-layang sebuah sarang, tempat menaruh anak-anaknya, pada mezbah-mezbahMu, ya TUHAN semesta alam, ya Rajaku dan Allahku! Mazmur 84:4 Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah. Efesus 2:19 Menjadi Bagian Keluarga Alah “D emikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,” Efesus 2:19. Setiap kita yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus memiliki status baru dalam hidupnya, yaitu disebut sebagai anak-anak Allah: “Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus.” (Galatia 3:26). Dengan demikian Allah menjadi Bapa kita, kita menjadi anak-anakNya dan orangorang percaya lainnya menjadi saudara-saudara kita dalam sebuah keluarga rohani. Rasul Yohanes menambahkan, “Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah.” (1 Yohanes 3:1). Jadi, “...kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah.” (Galatia 4:7). Sebagai anak, kita membutuhkan suatu tempat untuk kita tinggal dan bertumbuh, dan tempat itu adalah sebuah keluarga (gereja). Gereja, dalam bahasa Yunani disebut ekklesia (ek = keluar, kaleo = memanggil), merupakan persekutuan orang-orang yang dipanggil keluar dari kegelapan masuk ke dalam terang-Nya yang. Itulah sebabnya orang Kristen harus tertanam dalam sebuah gereja lokal. Masih banyak orang Kristen yang tidak tertanam dalam sebuah gereja lokal, yang lebih suka berpindah-pindah gereja, suka pilih-pilih siapa yang berkotbah. Itu bisa diibaratkan seperti tanaman yang belum berakar terlalu kuat yang kemudian dicabut dan ditanam lagi di tempat lain. Sebagai anak-anak Tuhan yang mengalami kelahiran baru di dalam Kristus, kita ini diumpamakan seperti bayi yang baru lahir: butuh susu dan makanan rohani, butuh perawatan dan perlindungan dari orang tua rohani. Itulah pentingnya sebuah gereja lokal. Jadi kita bukan hanya datang memenuhi bangku gereja yang kosong tanpa mengenal satu dengan yang lainnya. Kita membutuhkan persekutuan dengan saudara seiman lainnya untuk membimbing kerohanian kita. Jika kita takut memiliki komitmen dan takut dibentuk akan membuat kita tidak bisa bertumbuh dan menjadi dewasa rohani. (INAS) Bacaan Alkitab : Yohanes 20:7-11; 1 Korintus 15:1-11 Doa: Ya Tuhan, bimbing kami oleh Roh kudus sebagai manusia yang harus selalu mengalami pertumbuhan rohani. Amin 68 Renungan Harian Janji Hidup Sabtu 4 Juni 2016 Aku akan menyayangi kaum Yehuda dan menyelamatkan mereka demi TUHAN, Allah mereka. Aku akan menyelamatkan mereka bukan dengan panah atau pedang, dengan alat perang atau dengan kuda dan orang-orang berkuda. Hosea 1:7 Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah. Roma 9:16 Menikmati Kemurahan Allah A da seorang Bapak, sebut saja namanya Pak A, yang sangat rajin beribadah. Ia taat dalam menjalankan perintah-perintah agama dan menjauhi larangan-laranganNya. Dia terlihat sangat saleh dan takut pada Dia Yang Maha Besar. Dari tutur kata dan lakunya, terlihat bahwa dia memang orang yang bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa. Menurutnya, tujuan melakukan semuanya itu adalah untuk keselamatan. “Saya mencari keselamatan di akhirat, saya ingin masuk surga!” katanya. Namun demikian, meski sudah melakukan apa yang diyakininya sebagai perintah Tuhan, ternyata dia tidak memiliki kepastian apakah bakal masuk surga kelak. Sebagai orang Kristen kita hidup dalam sebuah kepastin akan hidup yang keka karena kemurahan Tuhan. Allah menyelamatkan kita bukan karena kebaikan kita, tetapi karena kemurahan dan kebaikan-Nya kepada kita. Allah telah memilih kita untuk diselamatkan-Nya sebelum dunia dijadikan. Inilah yang sangat dahsyat yang Allah lakukan bagi kita. Tentang hal ini, rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma, menulis demikian, “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita oleh karena Kristus telah mati untuk kita ketika kita masih berdosa” Kata “kemurahan” dalam bahasa Yunani, yaitu: “chrestotes”. Kata ini secara hurufiah diartikan dengan “kebaikan”. Kata “chrestotes”, adakalanya diartikan sebagai “kebaikan” dan juga sering diartikan sebagai “kemurahan”. Karena itu “kemurahan Tuhan” sama artinya dengan “kebaikan Tuhan”. Kemurahan Tuhan ini adalah salah satu sifat Tuhan di mana Dia menyatakan kebaikan-kebaikan-Nya kepada makhluk ciptaan-Nya tidak terkecuali. Allah telah menyatakan kasih-Nya untuk semua orang. Sekarang bagaimana kita merespon kemurahan Allah dalam hidup kita? Mari kita mengarahkan hati dan hidup kita untuk tetap bersyukur dan tetap melekat pada Firman-Nya. Tuhan memberkati (INAS) Bacaan Alkitab : Yunus 1:1-16; 1 Korintus 15:12-19 Doa: Ya Tuhan kami bersyukur untuk kemurahan-Mu bagi kami. Bimbinglah kami agar mampu hidup dalam kebenaran sebagai respon kasih Tuhan. Amin Renungan Harian Janji Hidup 69 Minggu 5 Juni 2016 Berkatalah Musa kepada-Nya (Allah): “Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini”. Keluaran 33:15 Apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran. Yohanes 16:13 Dipimpin Oleh Allah D ari dua bacaan Firman hari ini, kata kerja yang sama maknanya ialah “membimbing” dan memimpin”, dan sebagai subjek yang memimpin atau membimbing adalah Allah. Sebagai pemimpin umat Israel Musa sadar bahwa dia bukanlah apa-apa bila tidak Tuhan sendiri yang menyertainya. Karena itu Musa tidak akan melakukan apa-apa jikalau bukan Tuhan yeng memerintahkannya. Ini adalah pelajaran yang sangat penting buat kita sebagai anak-anak Tuhan. Belajar untuk mencari kehendak Tuhan dalam hidup ini.Belajar untuk mengenal jalanjalannya dan mendasarkan kehidupan hanya dari Firman Tuhan saja. Hal ini bisa terjadi ketika ada penyerahan yang penuh kepada Tuhan. Kepada para murid Tuhan Yesus menjanjikan Roh Kudus kepada mereka, Roh yang akan mendampingi mereka dalam bersaksi tentang Injil. Tanpa Roh Kudus mereka tidak akan berarti apa-apa dan tidak dapat melakukan missi Tuhan. Memberi diri dipimpin oleh Roh Kudus; Roh Kudus akan selalu membimbing kita untuk mengenal lebih dalam akan kasih Tuhan, Roh Kuduslah yang memampukan kita untuk bersaksi tentang Injil. Pertanyaan untuk kita renungkan; siapakah kini menjadi pemimpin atau pembimbing kita? Adakah keinginan kita atau diri kita sendiri atau kita memberi diri kita dibimbing dan dipimpin oleh Tuhan. Jika Tuhan yang memimpin dan membimbing hidup ini apa yang harus kita lakukan? - Hidup berserah kepada Tuhan, bukan menyerah kepada keadaan. Kekuatan Tuhanlah yang kita andalkan, bukan kemampuan atau kepintaran kita. - Hidup dalam relasi yang benar dengan Tuhan; secara rutine miliki adakan saat teduh pribadi denganNya, muliakan namanya, cari kehendakNya memlaui firmanNya, dengarkan keputusanNya untuk kita laksanakan, nikmati kehadiranNya yang menopang kehidupan kita. - Orang yang dipimpin Roh Allah, akan selalu dibimbing kepada kebenaran. Prosesnya mungkin tidak semudah kita mengatakannya, tetapi berilah diri dibentuk oleh Roh Tuhan, belajarlah untuk semakin peka dengan karya Roh Kudus dalam kehidupan ini. (INAS) Bacaan Alkitab : Lukas 14: (15)16-24; Efesus 2:17-22; Mazmur 36 Doa:Tuhan ajarkan kami untuk taat hanya pada pimpinanMu saja. 70 Renungan Harian Janji Hidup Senin 6 Juni 2016 Celakalah mereka yang menyerobot rumah demi rumah dan mencekau ladang demi ladang, sehingga tidak ada lagi tempat bagi orang lain dan hanya kamu sendiri yang tinggal di dalam negeri! Yesaya 5:6 Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu. Lukas 12:15 Hidup Tidak Tergantung Pada Kekayaan “S eperti minum air laut” demikianlah kiasan yang diperuntukkan kepada meraka yang hausakan kekayaan. Tidak akan pernah merasa cukup atau puas dengan apa yang sekarang ada padanya. Jika bisa mempersiapkan sampai keturunan yang ketujuh. Akhirnya tidak lagi perduli bagaimana caranya untuk memperkaya diri, apakah diatas penderitaan orang lain, apakah dengan merampas hak orang lain, dan sebagainya. Kaya atau menjadi kaya bukanlah dosa, tetapi kecenderungan orang jatuh dalam dosa pada cara menjadi kaya atau sesudah kaya. Bagian firman Tuhan yang kita baca hari ini mengingatkan kita bagiamana cara pandang kita terhadap harta benda, dan bagainmana cara yang benar untuk memperoleh kekayaan. 1. Kita diingatkan untuk tidak menyerobot hak orang lain. Sekalipun kita mempunyai uang untuk membeli rumah, tanah dan lain sebagainya, cukuplah miliki tanah atau rumah untuk kita tempati. Ketika kita berebut yang bukan hak kita, maka tanah atau rumah itu akan menjadi bertambah mahal. Bahkan sarana yang disediakan oleh pemerintah untuk masyarakat yang kurang mampu, sudah banyak yang dirampas oleh mereka yang “kaya”. 2. Waspadalah terhadap sifat tamak. Sifat ini ada pada setiap pribadi, tetapi akan muncul jika kita biarkan sifat itu tumbuh subur dalam kehidupan ini. Bagaimana caranya untuk mematikan sifat tamak? Belajar hidup secukupnya. - Cukupkan diri dengan apa yang Tuhan percayakan kepada kita, kalaupun Tuhan memberikan kita lebih, belajarlah bertanya kepada Tuhan untuk siapakah berkat yang Tuhan percayakan kepada kita? - Awali setiap hari kita dengan ucapan syukur kepada Tuhan, jangan biarkan rasa kuatir mempengaruhi atau menguasai pikiran kita. - Percayakan hidup kita kepada Tuhan, Tuhanlah yang mendandani kita dengan apa yang kita butuhkan, dan pada akhirnya nanti kita tidak akan membawa apa-apa ketika Tuhan memanggil kita. - Belajarlah untuk menikmati berkat yang Tuhan berikan kepada kita. Ada banyak orang karena kekuatiran mereka, mereka kurang mampu menikmati berkat yang Tuhan telah percayakan kepada mereka. (INAS) Bacaan Alkitab : Amsal 9:1-10; 1 Korintus 15:20-28 Doa:Ya Tuhan, Kami percaya Engkau telah menyediakan berkat bagi kami, ajarkan kami untuk dapat selalu bersyukur. Renungan Harian Janji Hidup 71 Selasa 7 Juni 2016 Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan. Mazmur 16:11 Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Roma 6:23 Jalan Pulang Ke Rumah Bapa C ara orang menjalani hidup, sangat bergantung dari sejauh mana seseorang mengerti akan arti sebuah kehidupan. Hidup dimengerti sebagai sebuah perjalanan yang panjang dengan berbagai lika-likunya. Oleh karenanya mereka yang mengertikan hidup seperti ini akan terus menapaki jalan hidup, mungkin pasarah kepada nasib, mungkin menjalaninya tanpa tujuan. Yang penting bisa jalan, semuanya lancar. Ada juga yang memahami hidup ini sebagai sebuah perjuangan, segala rintangan harus ditundukkan, mereka yang mengerti hidup seperti ini bisa saja mengalami kelelahan, frustasi dan lain sebagainya. Masih banyak cara pandang orang tentang hidup ini, dan cara mereka mengisi hidup ini. Bagaimana dengan anda? Bacaan firman hari ini mengajak kita untuk merenungkan sejenak arti hidup dan memaknai hidup yang sangat singkat ini.Untuk mengerti tentang hidup tidak ada jalan lain tempat kita bertanya yakni kepada Dia yang empunya dan yang memberi kehidupan ini, yakni Tuhan. Kalimat yang diuangkapkan oleh Daud “Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan”, merupakan sebuah pengakuan yang sangat penting dalam hidup ini. Kita semua yang pernah hidup akan mengalami kematian (kembali pulang kepada Pencipta). Namun banyak orang yang tidak mengetahui dengan pasti mana jalan pulang yang akan mengantar kita sampai ke rumah Bapa Pencipta. Dosa menjadi penghalang yang utama bagi manusia untuk kembali pulang ke Penciptanya. Karena itu Allah sendiri telah membuka jalan untuk kita sampai ke rumah Bapa yakni melalui karya Tuhan Yesus Kristus. Hanya Dia yang datang dari sorga, yang akan mampu membawa kita dengan selamat sampai di sorga. Cara yang ditempuh oleh Allah sungguh diluar jangkauan pikiran kita manusia. Jalan itu adalah jalan “Kasih Karunia” bukan jalan perimbangan antara perbuatan baik dan jahat yang kita lakukan. Inilah cara Allah yang sungguh luar biasa, oleh karena kasih karunianya kita dilayakkan untuk menerima keselamatan itu. Respon kita sebagai orang yang telah menerima kasih karunia Allah, sudah seharusnya berbeda dengan cara orang dunia menjalani hidup ini. Hidup kita berarti jika ada ditangan Tuhan yang memberi kehidupan ini. (INAS) Bacaan Alkitab : Keluaran 2:11-15 (16-22)23-25; 1 Korintus 15:29-34 Doa:Terima kasih Tuhan Yesus, melalui pengorbananMu, Engkau membuka jalan bagi kami untuk datang kepada Bapa. 72 Renungan Harian Janji Hidup Rabu 8 Juni 2016 TUHAN membuka mata orang-orang buta, TUHAN menegakkan orang yang tertunduk. Mazmur 146:8 Yesus berdiri dan berseru: “Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Yohanes 7:37 Tindakan Allah Untuk Mereka Menderita P enderitaan, sakit penyakit, kemiskinan selalu ada disekitar kita. Ketika melihat sesama yang menderita, terkadang kita memiliki pikiran bahwa mereka mengalami semuanya itu karena salah atau dosa mereka, atau sebagai akibat dari kemalasan mereka. Pikiran seperti ini membuat kita tidak melakukan apaapa terhadap sesama kita yang kurang beruntung, melainkan menjadi hakim atas penderitaan mereka. Pernahkah kita bertanya pada diri kita, mengapa saya harus bertemu, melihat orang-orang seperti ini? Apakah yang Tuhan mau untuk saya lakukan bagi mereka yang menderita? Adakah sesuatu pada saya yang Tuhan mau untuk saya berikan kepada mereka? Bacaan Firman Tuhan hari ini mengajak kita untuk memperhatikan apa yang Tuhan lakukan ketika melihat mereka yang menderita? 1. Tuhan membuka mata orang yang buta; bukan hanya buta fisik, namun dapat juga diartikan seseorang yang sedang mengalami kebutaan rohani. Tidak lagi mengenal mana jalan yang benar mana yang salah. Rupaya karena pengaruh kemapanan dalam hidup, sering membuat manusia menjadi buta rohani. 2. Tuhan menegakkan orang yang tertunduk, orang yang tidak berdaya. Pola hidup duniawi adalah berbalasan, orang sudah biasa berbuat kebaikan dengan harapan kepadanya orang juga berbuat kebaikan. Adakah orang yang berbuat baik kepada orang yang tidak akan pernah sanggup membalaskannya? Tuhan tidak menghina orang yang terpinggirkan, melainkan Dia mencari manusia dosa, menuntun mereka kejalan yang benar. 3. Dalam pelayananNya Tuhan Yesus bergaul karib dengan mereka yang terpinggirkan, yang dikatagorikan sampah masyarakat, miskin dan menderita. Kepada mereka yang “haus” haus akan kebenaran Tuhan Yesus menyediakan diri sebagai Air Hidup. Persoalan yang sekarang kita hadapi adalah; kita sering mengalami kekeringan rohani, namun enggan menerima undangan Tuhan Yesus untuk datang kepadaNya.Dialah Air Hidup yang jika kepadaNya kita datang, kita tidak akan haus lagi, namun diberi kelegaan. Datanglah kepadaNya, walaupun anda mungkin merasa tertolak oleh dunia karena anda menjadi murid Kristus yang benar. (INAS) Bacaan Alkitab : Yohanes 4:5-14(15-18); 1 Korintus 15:35-49 Doa:Kami rindu Tuhan untuk dapat memperhatikan sesama kami yang menderita, seperti yang telah Kau teladankan pada kami. Renungan Harian Janji Hidup 73 Kamis 9 Juni 2016 Allah tidak mengambil nyawa orang, melainkan Ia merancang supaya seorang yang terbuang jangan tinggal terbuang dari pada-Nya. 2 Samuel 14:14 Berkatalah mereka (para ahli Taurat) kepada murid-murid-(Yesus): “Mengapa Ia makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Yesus mendengarnya dan berkata kepada mereka: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.” Markus 2:16-17 Yesus berada bagi yang membutuhkan P ernahkah anda bertanya kepada diri anda untuk apa anda dilahirkan ? Mungkin kita bingung untuk menjawab pertanyaan ini. Mungkin ada yang memilih jika tahu seperti ini sebaiknya saya tidak dilahirkan, atau ya sekedar lewat saja di dunia ini? Mari kita mencoba merenungkan sejenak Firman Tuhan yang kita baca hari ini: Dari 2 Samuel 14:14 bahwa Allah merancang kehidupan seseorang, Allah memiliki perencanaan yang indah untuk hidup anda pribadi lepas pribadi. Masingmasing anda unik dimata Tuhan. Kita dapat membayangkan bagaimana Tangan Allah membentuk kita, selagi kita masih bakal anak. Allah memiliki rencangan yang indah dalam hidup kita. Untuk itu apapun adanya anda sekarang ini, anda berharga bagi Allah. Mungkin anda merasa sudah sangat sepuh, tidak lagi memiliki kekuatan, dan merasa tidak berguna lagi, anda masih berarti di mata Tuhan.Mungkin anda tidak memiliki tubuh yang sempurna (cacat), di Tangan Tuhan akan menjadikan anda alat yang berguna. Walaupun bagi dunia anda dipandang sebagai yang terbuang, namun Allah mengambil anda dan menjadikan anda orang yang berguna. Tuhan Yesus dengan tegas menyatakan hakekat kehadiranNya ke dalam dunia ini; mencari mereka yang berdosa, menyembuhkan mereka yang sakit. Persoalan yang ada adalah banyak orang yang merasa dirinya sehat rohani, padahal sesungguhnya sedang hidup dalam kemunafikan atau kepura-puraan. Sebaiknya berhenti merasa sehat rohani dan sadar bahwa diri kita membutuhkan dokter rohani. Demikian juga betapa sering kita membusungkan dada menganggap lebih suci dalam menjalankan kaidah agama, dilain pihak kita masih mempraktekkan kelaliman. Adakah sikap seperti ini akan menolong kita berjumpa dengan Kristus? Tuhan Yesus datang untuk menyelamatkan yang terhilang, membalut yang terluka, menyembuhkan yang sakit, mengangkat yang terpinggirkan, menyelamatkan orang berdosa. Renungkan makna kehadiranNya dan sambutlah dengan kerendahan hati, bahwa anda membutuhkan Dia, ya anda membutuhkan Dia sekarang ini. (INAS) Bacaan Alkitab : Matius 15:29-39; 1 Korintus 15:50-58 Doa:Terima kasih Tuhan karena Engkau pasti merancangkan damai sejahtera bagi kami. 74 Renungan Harian Janji Hidup Jumat 10 Juni 2016 Allah manakah di langit dan di bumi, yang dapat melakukan perbuatan perkasa seperti Engkau? Ulangan 3:24 Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Matius 7:24 Jadilah Pelaku Firman “A llah manakah dilangit dan di bumi, yang dapat melakukan perbuatan perkasa seperti Engkau?” Kalimat ini diungkapkan oleh Musa bukan ketika ia mengamati dan mengagumi indahnya alam ciptaan Tuhan, namun ketika Musa tidak diperkenankan masuk ke tanah Kanaan. Apakah ketika permohonannya ditolak oleh Tuhan untuk dapat menyerberangi sungai Yordan masuk tanah kanaan, membuat Musa kemudian menyangkal Tuhan? Disinilah kita dapat melihat jiwa besar pemimpin seperti Musa. Dia hanya Tunduk kepada perintah Tuhan. Mungkin sebagai orang yang pernah berjasa, kita akan menganggap sudah layak Musa mendapat kesempatan untuk menyeberang ke tanah Kanaan, namun perintah Tuhan kepadanya bahwa ia harus mempersiapkan orang lain yakni Yosua untuk menghantar bangsa Israel memasuki babak baru dalam kehidupan mereka di tanah perjanjian. Lebih baik bagi Musa untuk mengikuti perintah Tuhan dibanding dengan mengikuti kehendaknya sendiri. Dari Matius 7:24 dipertegas kembali bahwa orang yang bijaksana adalah mereka yang mendengar firman Tuhan dan melalukannya. Mereka diumpamakan seperti orang yang bijaksana yang membangun rumahnya di atas batu karang. Apa yang mendasari anda untuk menjalani kehidupan ini? Pertanyaan ini sangat penting untuk kita renungkan dalam kita melangkah dalam hidup ini. Dan dasar yang paling kuat adalah Firman Tuhan. Orang yang mendasari hidupnya dengan Firman tidak akan mudah terombang ambing ketika harus bertemu dengan pengalaman pahit dalam hidup ini. Dengan Firman Tuhan yang hidup dalam dirinya, akan memberi kekuatan yang kokoh, pengharapan yang sejati, penghiburan di kala susah. Perjalanan hidup orang percaya atau yang mendasari diri dengan Firman Tuhan, tidak serta merta gampang, tetapi kita dapat melihat perbedaan yang begitu jelas, ada sukacita yang tidak pernah padam yang terpancar dari hidup seseorang yang menjadi pelaku firman dalam hidup ini.Cara pandang dan pola tindak ditentukan hanya oleh Firman Tuhan saja. Banyak orang senang mendengar kata-kata bijak, namun sedikit orang senang menerima teguran. Firman Tuhan menguatkan, menegur, mendidik, menghibur bahkan bagaikan pedang bermata tajam yang siap untuk menyayat, memisahkan keinginan daging kita dan keinginan Roh, yang di dalamnya kita harus memilah dan memilih. Jadilah bijaksana, dengan menjadi pelaku-pelaku firman Tuhan dalam hidup ini. (INAS) Bacaan Alkitab : Yohanes 6:37-40(41-46); 1 Korintus 16:1-12 Doa:mampukan kami Tuhan untuk menjadi pelaku FirmanMu. Renungan Harian Janji Hidup 75 Sabtu 11 Juni 2016 Hamba-Mu diperingatkan oleh semuanya itu, dan orang yang berpegang padanya mendapat upah yang besar. Mazmur 19:12 Perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, Lukas 8:18 Perhatikan Cara Kamu Mendengar P eraturan dibuat supaya kehidupan manusia/masyarakat dapat lebih teratur. Contahnya trafick light ditempatkan untuk mengatur lancarnya lalulintas. Dimanapun kita hidup, pasti ada aturan yang mengikat kita, apakah itu aturan formal atau aturan normative sifatnya. Dalam kenyataannya seberapa besar orang patuh pada peraturan? Seberapa orang menyadari bahwa dengan peraturan tersebut akan membantu membuat jalan hidup mereka teratur? Bukankah kita sering merasa kepentingan kita terbentur oleh karena peraturan yang ada? Pemazmur yakni Daud memandang Taurat Tuhan sebagai sebuah berkat dari Tuhan yang sempurna, menyegarkan jiwa, memberikan hikmat, menyucikan hati dan lain sebagainya. Bagaimana anda melihat dan memberlakukan sebuah aturan? Adakah anda terpaksa melakukannya atau melakukankanya dengan senang hati? Bagaimana anda memberlakukan Firman Tuhan dalam hidup anda? Adakah anda merasa terikat? Merasa kehilangan kebebasan anda? Dalam perumpamaan tentang pelita, Tuhan Yesus meberi gambaran yang jelas dimana harus ditempatkan pelita tersebut. Dari fungsi menentukan posisi.Pelita berfungsi untuk memberi penerangan, karena itu posisinya sedapat mungkin ditempat yang tinggi, sehingga semakin banyak ruang/tempat yang dapat diterangi. Demikian juga Firman Tuhan. Dimana Firman itu anda tempatkan? Hanya dipikiran? Firmannya:”Perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena siapa yang mempunyai , kepadanya akan diberi”. Ada banyak model orang merespon firman Tuhan. Ada yang hanya mendengar dan menjadikan firman Tuhan sebagai pengetahuan saja. Ada yang mendengar dan menyimpannya sampai dilubuk hati, ada yang mendengar, menyerap, dan memberlakukan Firman Tuhan dalam hidupnya. Siapa yang mempunyai kepadanya akan diberi; artinya kepada mereka yang dengan penuh setia memberlakukan Firman Tuhan dalam hidupnya mereka akan dipercaya lebih banyak lagi. Karena itu ada hal yang mungkin perlu kita robah dalam kita membaca firman Tuhan. Kerapkali kita membacanya untuk menambah pengetahuan Alkitab kita, bahkan tidak jarang menjadi kebanggaan kita jika kita mampu dengan cepat menyelesaikan membaca Alkitab dari kejadian sampai Wahyu dengan cepat. Kita sudah dilatih membaca Firman dengan metode BGA (baca Gali Alkitab). Petunjuk/langkah praktisnya: berdoalah sebelum membaca Firman, Bacalah dengan saksama, berulang-ulang, renungkan firman Tuhan; pelajaran apa yang didapat, adakah Perintah/nasihat, adakah peringatan/larangan, adakah janji, adakah teladan? Kemudian masuk pada langkah respon: hal-hal spesifik dalam hidupku yang disoroti melalui firman Tuhan; didalamnya mungkin ada ucapan syukur, doa, pengakuan dosa, tekad atau langkah konkrit yang bisa diukur/digapai pencapaiannya. (INAS) Bacaan Alkitab : Yunus 2:1-11; 1 Korintus 16:13-24 Doa:Kami ingin tidak hanya sekedar mendengar FirmanMu Tuhan, tetapi kami juga ingin merenungkan serta menumbuhkan dalam hidup kami. mampukan kami ya Tuhan. 76 Renungan Harian Janji Hidup Minggu 12 Juni 2016 Ajarlah aku melakukan kehendak-Mu, sebab Engkaulah Allahku! Kiranya Roh-Mu yang baik itu menuntun aku di tanah yang rata! Mazmur 143:10 Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman. Kolose 2:6-7 Berakar, Bertumbuh dan Berbuah Di Dalam Tuhan D alam hal beriman pemazmur menyadari betapa peran Allah sangat dibutuhkan. Karena itu ia berucap:”Ajarlah aku melakukan kehendakMu”. Kehendak Tuhanlah yang harus diberlakukan dalam hidup kita. Kitalah yang harus mengubah rencana diri, dan memberlakukan kehendak Tuhan atau FirmanNya dalam hidup kita ini. Dan Roh Tuhan akan menuntun kita senantiasa di dalam kita memberlakukan firmanNya. Dalam suratnya kepada jemaat yang ada di Kolose, Paulus mengigatkan kepada jemaat yang baru bertumbuh untuk mengalami proses pertumbuhan yang baik dan benar. Hal yang ia tekankan: 1. Hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia (Kristus). Tidak gampang untuk mempertahankan iman ditengah ancaman, tidak mudah untuk belajar setia tatkala kita mengalami penderitaan dan timbulnya pengajar-pengajar palsu. Bagi orang percaya apapun yang terjadi dalam hidup ini, kuncinya tetaplah tinggal di dalam Kristus. 2. Berakar di dalam Kristus, Perkembangan kehidupan rohani seseorang sering diibaratkan bagai sebuah pohon, yang didalamnya ada proses yang senantiasa terbangun. Untuk dapat menghasilkan buah, sebatang pohon mengalami proses yang paling tidak, harus berakar yang kuat, dengan akar yang kuat dapat menyerap sari makanan untuk pertumbuhan batang, ranting, dan dengan akar yang kuat dapat menahan tegaknya batang pohon. Dengan tersedianya sari makanan yang cukup daun akan lebat, batang menjadi kokoh dan pada akhirnya pohon itupun berbuah. 3. Dibangun di atas Kristus,Kristus telah menjadikan diriNya sebagai dasar yang kokoh, memberi hidupNya sampai mati dikayu salib.Karena itu apapun yang kita pikirkan dan lakukan harus sesuai dengan dasar hidup kita, yakni Kristus sendiri. 4. Bertambah teguh dalam iman, dalam berbagai pergumulan hidup yang kita alami, jadikan semuanya itu sebagai sarana pertumbuhan iman kita.Tetap teguh berpegang pada Tuhan Yesus, yang menggengam erat tangan kita. (INAS) Bacaan Alkitab : Lukas 15:1-3, 11b-32; 1 Timotius 1:12-17; Mazmur 106:1-23 Doa:Kami rindu hidup dalam FirmanMu Tuhan, sehingga Firman itu berakar, tumbuh dan berbuah. Renungan Harian Janji Hidup 77 Senin 13 Juni 2016 Engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan. Yesaya 58:11 Barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal. Yohanes 4:14 Mata Air Kehidupan A ir merupakan salah satu kebutuhan pokok hidup manusia.Tanpa air niscaya ada kehidupan. Nabi Yesaya menubuatkan janji Allah untuk bangsa Israel setelah mereka mengalami masa pembuangan bahwa mereka akan dipelihara Allah bagaikan sebuah taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan. Dapat kita bayangkan betapa asrinya taman yang terairi dengan sempurna, semerbak wangi bunga akan tercium oleh hidung kita, sejuta warna warni dedaunan akan menyita perhatian kita. Begitulah hidup ini akan menjadi sangat indah jika Tuhan yang memeliharanya. Air mata mereka selama dipembuangan akan diubah menjadi kegirangan yang tidak pernah kering. Dalam perjumpaan dengan seorang perempuan Samaria yang sedang menimba air di sumur Yakub, Tuhan Yesus bersabda:”Barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal”. Tuhan Yesus adalah air kehidupan, yang mengalir dalam diri kita yang percaya kepadaNya. Persoalan yang sering kita hadapi adalah kita lebih tergiur untuk menimba air duniawi daripada mencari air sorgawi. Persoalan yang lain juga adalah, rohani kita kerapkali mengalami kekeringan, kehausan, namun kita enggan untuk berjumpa dengan sumber air hidup. Melalui perenungan firman Tuhan hari ini, kita diingatkan bahwa di Tangan Tuhan hidup kita akan terpelihara. Dan Tuhan juga mengutus kita untuk menjadi mata air yang terus menerus memancar; mengalir mengairi taman-taman yang ada disekitar kita. Tuhan mengutus kita untuk membawa harapan baru bagi mereka yang sedang kehilangan harapan, menghibur mereka yang susah, dan lain sebagainya. Banyak orang ada dalam suasana bagaikan taman yang kering, banyak jiwa yang mengalami kehausan. Siapa yang mau memberi hidupnya untuk mereka? Kitalah orang-orang yang telah merasakan aliran air hidup, untuk itu pancarkanlah air kehidupan itu kepada dunia disekitar kita. (INAS) Bacaan Alkitab : Lukas 7:36-50; Keluaran 1:1-22 Doa:Engkaulah sumber air hidup kami Tuhan, dan kami ingin mengalirkan air hidup yang kami terima bagi sesama 78 Renungan Harian Janji Hidup Selasa 14 Juni 2016 Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak. Mazmur 37:5 Oleh Dia (Yesus Kristus) kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah. Roma 5:2 Hidup Dalam Pengharapan K etika kita angkat tangan (menyerahkan segala pergumulan hidup) Allah akan turun tangan (segera menolong dan melepaskan kita dari beban yang menghimpit hidup ini). Sekalipun sangat mudah untuk mengucapkan kalimat ini, namun tidaklah gampang untuk memiliki sikap hidup yang berserah kepada Tuhan. Berserah kepada Tuhan bukan berarti menyerah terhadap keadaan, namun lebih kepada sikap menjalani hidup bersama dengan Tuhan. Dari pengalamannya bersama Tuhan pemazmur sampai pada kesimpulan untuk menyerahkan perjalanan hidupnya hanya kepada Tuhan dan mempercayakan hidup ini hanya kepadaNya, karena Ia akan bertindak. Perasaan cemas, lelah, putus asa, kerapkali mewarnai perjalanan hidup kita, kini saatnya kita menentukan pilihan untuk mempercayakan hidup ini hanya kepada Tuhan. Jalani hidup bersama denganNya, susah atau deritapun yang kita alami, akan menjadi ringan ketika kita menjalaninya bersama Tuhan. Salah satu ciri hidup orang yang berserah kepada Tuhan adalah hidup dalam pengharapan. Hidup dalam pengharapan yang pasti, yakni menerima kemuliaan Allah. Apakah yang menjadi tujuan dalam hidup ini? Harta, kekuasaan dan lain sebagainya tidak ada artinya dibanding dengan kemuliaan yang Allah akan berikan. Allah telah membuka jalan untuk kita dapat menerima kemuliaanNya melalui Tuhan Yesus Kristus. Dengan beriman kepadaNya kita pasti akan sampai kepada kemuliaan kekal yang Tuhan telah siapkan. Kita masih berada dan hidup di dalam dunia dengan berbagai tantangannya. Dalam menapaki hidup ini, betapa mudah kita menjadi kecewa, putus asa, karena kita kehilangan pengharapan. Satu kunci untuk kita bisa bertahan ketika kita harus bertemu dengan pahitnya kenyataan hidup adalah ketika kita tidak kehilangan “pengharapan”. Pengharapan adalah sesuatu yang belum kita terima, tetapi kita meyakini kita telah menerimanya. Itulah iman kita di dalam Tuhan Yesus Kristus. Tuhan Yesus telah menjadikan dirinya sebagai jalan pendamaian kita dengan Allah. Itu sudah cukup menjadi jaminan pengharapan kita. Apapun situasi hidup yang sedang anda jalani, sekali lagi jangan pernah kehilangan pengharapan. Banyak orang mengakhiri hidupnya dengan cara yang sia-sia, bukan karena kekurangan materi, namun karena hilangnya pengharapan pada dirinya. (INAS) Bacaan Alkitab : Roma 10:6-16; Keluaran 2:1-10 Doa:Kami percaya Tuhan, pengharapan padaMu takkan pernah sia-sia. Renungan Harian Janji Hidup 79 Rabu 15 Juni 2016 Bukankah aku harus berawas-awas, supaya mengatakan apa yang ditaruh TUHAN ke dalam mulutku? Bilangan 23:12 Tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar. Kisah Para Rasu; 4:20 Awasi Perkataan Anda M emang lidah tak bertulang, tak terbatas kata-kata, yang dapat kita simak dari ungkapan ini betapa mudahnya untuk kita berkata-kata. Namun perlu untuk kita camkan tidak semua yang ada dalam pikiran kita perlu kita katakan, tetapi semua yang kita katakan penting untuk kita pikirkan sebelumnya. Adakah kata-kata kita benar, menguatkan,mendidik, menghibur, membangun, atau justru sebaliknya oleh karena kata-kata kita membuat orang menjadi susah dan tidak termotivasi. “Bukankah aku harus berawas-awas, supaya mengatakan apa yang ditaruh Tuhan ke dalam mulutku?” adalah jawaban yang diberikan oleh Bileam kepada Balak. Sebagai hamba Tuhan Bileam hanya mau menyampaikan apa yang Tuhan suruhkan kepadanya. Karena apa yang Tuhan taruh pada mulutnya pasti akan membangun orang yang mendengarkannya. Seberapa kata-kata yang telah keluar dari mulut kita, seberapa kata atau kalimat itu adalah menguatkan dan membangun? Adakah kita mengatakan sesuatu dengan maksud untuk menyakiti orang lain? Jika memang kita harus mengatakan sesuatu yang membuat telinga orang lain “merah” biarlah itu datangnya dari Tuhan. Kata-kata nasehat memang sering membuat telinga merah, namun itu penting bagi yang mendengarnya, untuk memperbaiki dan membangun orang. Petrus dan Yohanes dengan berani berkata-kata ketika harus berhadapan dengan Mahkamah Agama “Tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar”. Sangat sederhana, jelas dan tegas. Seorang pengikut Kristus hanya mengatakan apa yang telah dilihat dan yang telah didengar. Pengalamannya bersama Kristus, itulah yang disaksikannya melalui kata-kata dan tindakan. Pengalaman dan perjumpaan kita dengan Kristus, itulah yang harus kita ceritakan kepada mereka yang belum mengenal Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Dalam berkata-kata, ingatlah bahwa kita sedang memberitakan tentang Kristus. Dari kata-kata kita orang menilai kita ini milik siapa. Katakan yang sepatutnya, awasi perkataan kita,usahakan selalu untuk menguatkan, menasehati dan menghibur satu dengan yang lainnya. (INAS) Bacaan Alkitab : Mika 7:7-9, 18-20; Keluaran 2:11-25 Doa:Ampunilah kami Tuhan jika perkataan kami sering tidak berkenan. pakailah perkataan kami agar selalu memuliakan namaMu. 80 Renungan Harian Janji Hidup Kamis 16 TUHAN mengetahui rancangan-rancangan manusia; sesungguhnya semuanya sia-sia belaka. Mazmur 94:11 Janganlah menganggap dirimu pandai! Roma 12:16 Juni 2016 Jangan Menganggap Diri Pandai S etiap kita pasti memiliki rencana, apakah rencana kecil ataupun besar dalam kehidupan kita. Ketika kita merencanakan sesuatu, langkah-langkah apakah yang perlu kita lakukan? Berencana untuk membangun rumah tangga misalnya, apakah yang perlu menjadi pertimbangan kita? Mulai dari siapa yang akan menjadi pasangan, dimana kita tinggal dan lain sebagainya. Pendek kata banyak hal yang muncul dalam pikiran kita, yang dapat kita tuangkan menjadi sebuah perencanaan. Berapa pentingnya sebuah perencanaan, karena tanpa perencanaan yang matang kita pasti akan menuai kegagalan. Melalui pemazmur kita diingatkan bahwa jika dalam perencaaan kita tidak melibatkan Tuhan, maka kita sedang merencanakan kegagalan besar dalam hidup ini. Karena sepintar apapun kita merencanakan dan merancang hidup ini, jika itu bukan rancangan Tuhan, pasti akan sia-sia. Dengan kata lain tidak salah manusia memiliki rencana, tetapi akan salah jika manusia tidak mencari rancangan Tuhan dalam hidupnya. Paulus mengingatkan jemaat yang ada di Roma supaya supaya dalam kehidupan bersama senantiasa tidak ada yang mengangap dirinya lebih pandai, dengan cara merendahkan orang lain. Kalaupun Tuhan memberi daya pikir yang lebih dari pada yang lain, hendaklah diabdikan untuk kepentingan bersama. Lengkapnya Roma 12:16 berbunyi”Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama,; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai!”. Kesehatian dan satu tujuan dalam persekutuan hendaklah dikedepankan. Semuanya itu bisa tercapai jika masing-masing meletakkan pikiran Kristus diatas pikiran masing-masing, dengan kata lain semuanya mengedepankan rencana Tuhan dalam kehidupan persekutuan. Gereja gampang terpecah belah oleh karena ada orang yang menganggap diri lebih pandai dari yang lain dengan merendahkan orang lain.Paulus dengan tegas menasehati jemaat supaya tidak menganggap diri pandai, namun lebih menghargai satu dengan yang lain dalam persektuan bersama. (INAS) Bacaan Alkitab : Matius 18:15-20; Keluaran 3:1-22 Doa:Hanya Engkau sumber hikmat dan kepandaian ya Tuhan, mampukan kami agar tidak sombong dan menganggap diri pandai. Renungan Harian Janji Hidup 81 Jumat 17 Juni 2016 Nabi yang beroleh mimpi, biarlah menceritakan mimpinya itu, dan nabi yang beroleh firman-Ku, biarlah menceritakan firman-Ku itu dengan benar! Apakah sangkut-paut jerami dengan gandum? demikianlah firman TUHAN. Yeremia 23:28 Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah. 1 Yohanes 4:1 Awas Palsu B agaimana kita akan mampu membedakan mana yang asli dan mana yang palsu? Apalagi cara menjiplak sekarang ini sangat canggih? Kita akan dapat mengetahui keaslian sebuah produk ketika kita telah mempergunakannya. Awas barang tiruan, itulah yang sering kit baca dalam label sebuah produk, apakah tulisan itu menjamin keaslian produk? Belum tentu. Dalam menentang ajaran nabi palsu, Yeremia mengingatkan supaya umat Tuhan benar-benar berhati-hati terhadap setiap pengajaran. Nabi-nabi palsu menganggap mimpi-mimpi sebagai Firman Tuhan. Mereka mencampuradukkan keduanya dengan menyatakan bahwa mimpi-mimpi mereka adalah kebenaran dari Allah. Namun mimipi-mimpi mereka ibarat jerami yang tidak berharga dibandingkan dengan Firman Allah yang benar (gandum). Dalam hal inilah jangan sampai kita terkecoh oleh karena penampilan kulit luar, tetapi harus tetap teliti. Ada banyak ajaran gereja sekarang ini yang menawarkan kesuksesan, keberhasilan yang semu. Dengan ungkapan percaya Kristus semua pasti beres, yang miskin jadi kaya, yang sakit sembuh, dan lain sebagainya. Memang mujizat Tuhan masih ada, tetapi apakah dengan berkata demikian mengajarkan orang bertumbuh dengan benar di dalam iman kepada Kristus? Bagaimana kalau tidak terjadi apa-apa, seperti yang didengar oleh mereka? Apakah kemudian mereka akan mendengar kalimat, itu karena anda kurang percaya, atau karena anda tidak beriman. Dalam1 Yohanes 4:1 , Yohanes mendorong jemaat untuk tetap teguh berpegang pada kebenaran Firman Tuhan. Supaya berhati-hati terhadap nabi-nabi palsu, yang menyangkal kemanusian Yesus. Karena itu Yohanes mendorong jemaat agar tetap teguh berpegang pada kebenaran bahwa Yesus Anak Allah, adalah sungguh-sungguh manusia dan benar-benar menumpahkan darahNya untuk menyucikan manusia dari dosa (1:7). Ada jemaat yang menganggap bahwa Yesus kelihatannya seperti manusia namun sebenarnya Dia adalah makhluk rohani. Dalam zaman sekarang juga beredar banyak sekali ajaran-ajaran yang membingungkan. Untuk mengatasi hal tersebut tidak ada jalan lain kecuali kita dengan tekun membaca Firman Tuhan. Kembali ke Alkitab. Bacalah Firman Tuhan, temukanlah kebenaran di dalamnya, dan lakukanlah FirmanNya dalam kehidupan kita hari lepas hari. (INAS) Bacaan Alkitab : Galatia 3:6-14; Keluaran 4:1-17 Doa:Berilah kami kepekaan Tuhan untuk dapat membedakan Roh Kudus dan roh dunia agar kami tidak tersesat. 82 Renungan Harian Janji Hidup Sabtu 18 Juni 2016 Kota ini (Yerusalem) akan menjadi pokok kegirangan: ternama, terpuji dan terhormat bagi-Ku di depan segala bangsa di bumi yang telah mendengar tentang segala kebajikan yang Kulakukan kepadanya. Yeremia 33:9 Oleh karena kebenaran Allah Kristus telah menjadi pelayan orang-orang bersunat untuk mengokohkan janji yang telah diberikan-Nya kepada nenek moyang kita, dan untuk memungkinkan bangsa-bangsa, supaya mereka memuliakan Allah karena rahmat-Nya, seperti ada tertulis: “Sebab itu aku akan memuliakan Engkau di antara bangsa-bangsa dan menyanyikan mazmur bagi nama-Mu.” Roma 15:8-9 Ceritakan Kasih Allah Kepada Dunia ini T entang kota Yerusalem dinubuatkan akan menjadi pokok kegirangan: ternama, terpuji dan terhormat bagi Tuhan di depan segala bangsa di bumi yang telah mendengar tentang segala kebajikan yang Tuhan lakukan kepadanya. Nubuat ini disampaikan setelah kehancuran Yerusalem, yang membuat musuh-musuh Israel menghina dan mengolok-olok Tuhan dan umatNya. Akan tetapi, ketika Tuhan menolong umatNya membangun kembali negerinya dan melimpahkan damai dan sejahtera, bangsa-bangsa lain akan menaruh hormat kepada Allah Israel. Tuhanlah yang menjadi pembela umatnya Betapa sering kita menerima olok-olokkan sebagai akibat dari iman kita kepada Kristus, seberapa teguhnya kita menanggung semuanya itu? Kita akan bisa tetap tegak, ketika kita selalu mengingat janji Tuhan dan rancanganNya yang indah dalam hidup kita. Paulus menyatakan keyakinannya bahwa Yesus telah datang ke dunia untuk memenuhi janji Allah; bahwa seorang Mesias akan diutus bagi umat Yahudi. Keyakinan inilah yang membuat Paulus tetap gigih dalam pemberitaan sekalipun harus menaggung derita, Paulus tetap setia kepada Injil yang ia beritakan. Tantangan yang kita hadapi belim seberapa jika disbanding dengan yang dialami jemaat mula-mula. Sekarang ini lebih banyak penderitaan yang kita alami akibat kelalaian kita, bukan karena dampak iman kita kepada Kristus. Seperti Paulus yang terus menerus menjadi pemberita inil, demikianlah seharusnya kita tak pernah lelah, menyerah dalam penginjilan. Ceritakan kepada dunia tentang kemurahan Kasih Allah didalam Tuhan Yesus Kristus. (INAS) Bacaan Alkitab : Yunus 3:1-10; Keluaran 4:18-31 Doa:Kami mau menceritakan cinta kasihMu Tuhan, pakailah hidup kami menjadi kesaksian yang hidup bagi kemuliaanMu. Renungan Harian Janji Hidup 83 Minggu 19 Juni 2016 Beginilah firman TUHAN: Langit adalah takhta-Ku dan bumi adalah tumpuan kaki-Ku; rumah apakah yang akan kamu dirikan bagi-Ku, dan tempat apakah yang akan menjadi perhentian-Ku? Yesaya 66:1 Pada waktu itu jika orang berkata kepada kamu: Lihat, Mesias ada di sini, atau: Lihat, Mesias ada di sana, jangan kamu percaya. Markus 13:21 Membangun Rumah Tuhan M embangun Rumah Tuhan sebagai tempat beribadah umat beragama merupakan hal yang prinsip dan harus. Benar seringkali dana yang diperlukan untuk membangunnya tidak sedikit, tetapi umumnya para penganutnya berusaha untuk berbagi dan bertanggungjawab mendanainya. Di sanalah umat berdoa, menaikkan pujian, dan mendengarkan kotbah firman Tuhan dari para rohaniawan. Di sanalah pelayanan keagamaan dan kemanusiaan dapat juga dilaksanakan. Bagi kita umat kristiani, tentu rumah Tuhan tidak saja berarti gedung yang berdiri megah tetapi tubuh setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus pun juga adalah rumah Tuhan yang semestinya dijaga dan dipertahankan kesuciaanya dan diekspresikan dalam tindakan keseharian yang nyata dalam bermasyarakat. Firman Tuhan hari ini mengajak kita supaya kita mau dan mampu menyadari motivasi yang benar tentang pembangunan rumah Tuhan. Rumah atau tempat apakah yang hendak kamu bangun? (Yesaya 66:1). Rumah Tuhan atau Bait Allah umat Israel di Yerusalem pertama kali di bangun oleh Raja Salomo dan kemudian dimusnahkan oleh tentara Babel, dibangun kembali di bawah pimpinan Zerubabel, dan disempurnakan lagi oleh raja Herodes Agung. Hidup keagamaan umat Yahudi berpusat di situ, juga pada zaman Tuhan Yesus. Mula-mula orang-orang Kristen masih turut beribadat di situ, tetapi lama-kelamaan terjadi perpisahan antara mereka dan orang-orang Yahudi. Gedung Rumah Tuhan ini dimusnahkan pada tahun 70 Sesudah Masehi oleh tentara Roma di bawah pimpinan Jendral Titus. Begitulah umat Israel sangat antusias membangun rumah Tuhan dan sangat bangga dengan bangunan tersebut. Sementara kehidupan kemanusiaan umat sangat bertentangan dengan kekusukan peribadahannya di rumah Tuhan. Telah terjadi kemerosotan moral yang serius dalam berbagai aspek seperti: penindasan, korupsi, dan penyembahan berhala. Messias-messias palsu terus akan bermunculan disaat kita menanti kedatanganNya yang kedua kali (Markus 13:21). Janganlah kepercayaanmu mudah goyah dan bimbang karena ajaran palsu, tetaplah percaya dan beritakanlah bahwa hanya Tuhan Yesus yang diperkenan Allah menjadi Messias Tuhan dan Juruselamat kita, kapan dan di mana saja. KehadiranNya dalam roh yang tidak dapat dibatasi oleh tembok-tembok bangunan itu adalah untuk menyelamatkan. Karya penyelamatanNya ini melintasi semua suku bangsa dan semua umat beragama yang ada di dunia ini. Jadilah orang yang setia membangun rumah Tuhan secara fisik dan rohani. Lakukanlah dan jalanilah kehidupan keagamaan dan kemanusiaan secara seimbang dan utuh, matang, dan mantap. Tidak mudah terpancing, terpengaruh, dan tergoda oleh berbagai ajaran palsu yang hendak menggangu dan menghancurkan iman percaya kita. Lihat, perhatikan, dan bersimpatilah terhadap masyarakat melalui bentuk-bentuk layanan kasih. (IKSN) Bacaan Alkitab : Lukas 6:36-42; Roma 14:10-13; Mazmur 106:24-48 Doa: Ya Tuhan Yesus, mampukan kami setia membangun kerohanian dan mewujudkannya dalam segala bentuk layanan kasih di masyarakat. 84 Renungan Harian Janji Hidup Senin 20 Juni 2016 TUHAN itu tinggi, namun Ia melihat orang yang hina, dan mengenal orang yang sombong dari jauh. Mazmur 138:6 Apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti. 1 Korintus 1:28 Mengelola Hidup Menjadi Berarti H idup kita ini adalah pemberian dari Tuhan dan harus dipertangungjawabkan kepadaNya baik di masa kini maupun di masa yang akan datang. Karena itu pertanyaan apakah kita sudah mengelola hidup kita ini menjadi berarti bagi Tuhan, sesama, dan lingkungan menjadi perenungan serius bagi kita semua. Pada umumnya kita lebih cendrung memikirkan, melayani, dan memegahkan diri kita sendiri. Lalu kita mengatakan kan ini juga menjadi bagian dari mengelola hidup menjadi berarti. Persoalan yang muncul dalam topik ini justru hidup berarti yang bagaimana? untuk siapa saja? dan apakah pelaksanaannya terbatas waktu dan tempat tertentu saja? Apakah yang menjadi tujuan utama dari pengelolaan hidup menjadi berarti tersebut? Pembacaan firman Tuhan saat ini mengajak kita untuk menaikkan nyanyian syukur atas pertolongan Tuhan dan memahami serta mewujudkan pengelolaan hidup menjadi berarti. Tuhan di tempat yang mahatinggi itu pasti juga mahatahu: melihat orang yang hina dan mengenal orang yang sombong (Mazmur 138:6). Orang yang hina di sini adalah orang yang berdosa yang menatap masa depan dengan penuh kepercayaan bahwa Tuhan pasti akan menyelamatkan dari kesesakkan oleh tanganNya yang penuh kuat dan kuasa. Pemazmur tidak saja percaya namun tetap juga memohon dan berdoa terus-menerus, agar dengan kuasa dan kasihNya ia dimampukan untuk mencari dan mempraktekan hidup menjadi berarti. Orang yang bodoh, hina, lemah, tidak terpandang, dan tidak berarti dipilih Allah menjadi berarti karena kuasa dan hikmat Allah (1 Korintus 1:28). Hikmat Tuhan menolong dan menentukan pengelolaan karakter hidup menjadi berarti, sehingga tidak ada seorang pun dapat memegahkan diri dalam hidup dan karyanya. Jadi mengelola hidup menjadi berarti adalah mengucap syukur kepada Tuhan atas hidup yang telah dikaruniakannya kepada kita. Pikiran, tutur kata, dan perbuatan kita supaya berkenan kepada Tuhan dan menjadi saluran berkat bagi sesama dan lingkungan masyarakat di mana kita berdomisili. Jika Tuhan ijinkan kita masih hidup sekarang ini, ini berarti kita masih diberi kesempatan dalam meningkatkan pengelolaan hidup ini untuk tetap menjadi alat yang berguna bagi Dia selama kita hidup. Hidup saling membantu, saling menguatkan di dalam kasih. Baiklah setiap kita tetap menguji perjalanan hidup dan karya kita agar tetap berkenan dan menjadi berkat bagi orang lain dan tetap memuliakan namaNya. (IKSN) Bacaan Alkitab: Galatia 6:1-5; Keluaran 5:1 – 6:1 Doa: Ya Tuhan, mampukanlah kami untuk dapat mengelola hidup ini menjadi berarti bagi Tuhan, sesama, dan lingkungan. Renungan Harian Janji Hidup 85 Selasa 21 Juni 2016 Ketahuilah pada hari ini dan camkanlah, bahwa TUHANlah Allah yang di langit di atas dan di bumi di bawah, tidak ada yang lain. Ulangan 4:39 Ia tidak jauh dari kita masing-masing. Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada. Kisah Para Rasul 17:27, 28 Tuhanlah Allah! A llah itu mahakuasa pencipta langit dan bumi. Ia hadir dan benar-benar telah bertindak dengan adil dan benar didalam dunia ciptaanNya. TindakkanNya untuk memberi kesejahteraan bagi umat yang taat kepadaNya. Ia berbelas kasihan dan pengampun bagi umat manusia yang dicintaiNya setelah bertobat dari kesalahannya. KeadilanNya memang akan nyata juga dalam hukumanNya bagi umat manusia yang tidak taat dan tidak mau bertobat. Sedangkan Tuhan adalah oknum ilahi yang diyakini, dipuja, dan disembah oleh manusia sebagai yang Mahakuasa. Di samping itu Tuhan juga berarti sesuatu yang dianggap sebagai Tuhan dan bisa juga disembah sebagai Tuhan. Jadi topik Tuhanlah Allah, mendorong dan mengajak kita supaya hanya meyakini, memuja, dan menyembah Tuhan yang Mahakuasa pencipta langit dan bumi, dan jangan sampai kita meyakini, memuja, dan menyembah sesuatu benda ciptaanNya atau buatan manusia. Firman Tuhan hari ini mengajak kita semua untuk memahami sekaligus menerima dan mengakui bahwa hanya Tuhanlah Allah kita. Tuhanlah Allah yang di langit di atas dan di bumi di bawah, tidak ada yang lain (Ulangan 4:39). Musa memberi nasehat keras ini kepada umat Israel yang hidup di tengah-tengah masyarakat penyembah berhala dan rentan untuk tergoda, dan terpengaruh untuk hidup meyakini, memuja, dan menyembah illah-illah selain Allah. Setiap orang yang dengan segenap hati dan jiwa mencari dan menyembah Dia satu-satunya Allah dan hidup bergerak, dan berkarya (Kis 17:27,28) akan menemukan, menjamah, mengenal dan mengalami kuasa, berkat, dan kebenaranNya. Rasul Paulus bersaksi, meyakinkan,dan mengajak masyarakat di Atena agar tidak berpikir dan menyembah sesuatu benda apakah itu emas, perak, batu ciptaan kesenian dan keahlian manusia sebagai Allah. Sementara ini kita sering menyaksikan masih banyak orang yang memuja dan menyembah benda-benda ciptaan Tuhan atau benda-benda buatan manusia karena diyakini sebagai Tuhan yang memiliki kuasa yang nyata dalam pengalaman hidupnya. Semuanya itu adalah palsu belaka. Konon jika sekali waktu benda-benda tersebut tidak lagi mendapat perhatian dan perlakuan sebagaimana mestinya dari pemiliknya, maka pemiliknya sendiri akan diganggu dan dimakan oleh sang penguasa yang ada di dalamnya. Mereka tidak mengenal belas kasihan dan tidak bisa mengampuni. Ingat, hanya Tuhan Yesuslah menjadi Tuhan Allah yang berbelas kasihan kepada manusia yang patut dipuja dan disembah. (IKSN) Bacaan Alkitab : 2 Korintus 2:5-11; Keluaran 7:1-25 Doa: Tuhan, ajarkanlah dan mampukanlah kami untuk setia mengenal dan menyembah hanya kepada Tuhan Yesus sebagai Tuhan Allah yang menyelamatkan dan mengampuni kita. 86 Renungan Harian Janji Hidup Rabu 22 Juni 2016 Hai orang Israel, apakah yang dimintakan dari padamu oleh TUHAN, Allahmu, selain dari takut akan TUHAN, Allahmu, hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, mengasihi Dia, beribadah kepada TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu. Ulangan 10:12 Barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia. 1 Yohanes 2:5 Hidup Menuruti Firmannya S eorang tuan atau bos berjabatan tinggi dan cukup kaya pernah memberi nasehat dan peluang kepada seorang anak buahnya yang dipercaya untuk dapat sekolah sambil bekerja di luar negeri. Karena merasa diri baru tamat studi sarjana, belum pantas, belum pengalaman, dan belum punya biaya tambahan yang cukup untuk hidup bagi dirinya dan keluarganya, maka pegawai ini mohon maaf yang tulus kepada tuannya untuk tidak bersedia menerima nasehat tersebut. Penolakan terhadap nasehat dan peluang tersebut membuat hubungan diantara mereka menjadi agak renggang tidak seperti sebelumnya. Ada dampak hubungan yang kurang baik gara-gara hanya tidak mau menuruti nasehat. Mungkin tuan itu merasa tidak dihargai dan tidak dihormati lagi oleh anak buahnya, sehingga ia merasa tidak perlu lagi menjalin komunikasi intens. Seolah-olah dalam hati tuannya itu berkata: “rasain deh kamu tidak akan dapat dan punya apa-apa, karena tidak mau menuruti nasehatku.”. Sebaliknya anak buahnya itu merasa telah terkutuk dan berkata dalam hatinya: “ya apa boleh buat, mungkin ini sudah nasibku begini”. Firman Tuhan saat ini mengajak kita untuk menghayati bagaimana semestinya kita selalu siap mendengar dan melakukan firman Tuhan, supaya kita ada di dalam Dia dan baik segala keadaannya. Tuhan meminta kepada umat Israel supaya takut akan Tuhan Allahmu, hidup menurut jalanNya, mengasihi dan beribadah kepadaNya (Ulangan 10:12). Menurut dan berpegang pada perintah dan ketetapanNya seperti: melakukan sunat dalam hati dan janganlah lagi tegar tengkuk, mengasihi orang asing yang menumpang di keluargamu, dan tetaplah beribadah hanya kepada Tuhan Allahmu. Barangsiapa yang menuruti firmanNya maka dalam hatinya kasih Allah menjadi sempurna (1 Yohanes 2:5). Sempurna berarti tidak kurang suatu apapun. Inilah janji Tuhan bagi kita semua yang mau mendengar dan melakukan firman Tuhan. Untuk apa dan buat siapa firman Allah itu harus didengar, dituruti dan dilakukan? Allah ingin supaya kita semua yang menuruti firmanNya dapat bertumbuh dalam iman pengenalan yang sempurna terhadap kehendak dan janjiNya. Ia menghendaki supaya kita semua tidak jauh dari kasih pemeliharaan, berkat-berkatNya, menikmati keadaan dan suasana baik adanya, bahkan keselamatan bagi hidup kita sekarang dan masa yang akan datang. Turutilah firmanNya dengan setia dalam segala keadaan kita dan jadikan hal ini sebagai latihan ibadah hidup sehari-hari! (IKSN) Bacaan Alkitab : Markus 11: (20, 21)22-26; Keluaran 12:1-20 Doa: Ya Tuhan, tolonglah kami untuk setia mendengar dan menuruti firman Tuhan, dan perkenankanlah kami agar dapat menikmati keadaan dan suasana baik dihidupku. 87 Renungan Harian Janji Hidup Kamis 23 Juni 2016 Kauberikan kepadaku perisai keselamatan-Mu, tangan kanan-Mu menyokong aku. Mazmur 18:36 Kerajaan Allah bukan terdiri dari perkataan, tetapi dari kuasa. 1 Korintus 4:20 Allah Adalah Raja Penyelamat M enerima tugas sebagai seorang raja merupakan suatu panggilan yang mulia, terhormat, dan bergengsi. Seorang raja memang harus dihormati rakyat tetapi juga harus siap menjamin keamanan, keadilan, kesejahteraan, dan keselamatan hidup semua rakyat yang dipimpinnya. Dia tidak diperkenankan mengeksploitasi dan merugikan rakyatnya sendiri. Tugas seorang raja memang sangat berat, bilamana perlu ia rela berkorban harta kekayaannya, jiwa dan raganya demi memperjuangkan hidup rakyatnya. Apabila ada musuh yang melawan dan menyerang rakyatnya, ia siap di depan menjadi panglima perang. Ia tidak akan pernah mundur dan menyerah sampai titik darah penghabisan. Apakah seorang raja mau dan siap bertanggung jawab seperti itu? Kenyatannya sekarang secara jujur kita sangat sulit menemukan figur dan kepelayanan raja atau seorang pemimpin yang seperti itu. Firman Tuhan hari ini mengajak kita semua untuk memahami sekaligus menerima dan mengakui bahwa Allah adalah Raja Penyelamat. Kau berikan kepadaku perisai keselamatanMu, tangan kananMu menyokong aku, kemurahanMu membuat aku besar ( Mazmur 18:36). Pemazmur menyanyikan nyanyian syukur kepada Tuhan karena Tuhan telah melepaskan dia dari cengkeraman semua musuhnya dan dari tangan Saul yang selalu mengejar dan siap membunuhnya. Senjata perisai keselamatan jasmani dan perisai iman secara rohani telah Tuhan berikan kepadanya sehingga mampu mengalahkan musuh dan lepas dari pembunuhan. Menjadi warga Kerajaan Allah harus juga menyatakan kuasaNya Allah (1 Korintus 4:20). Kuasa untuk menginsafkan orang akan dosa, kebenaran, dan penghakiman untuk membawa orang lain kepada keselamatan. Perisai dan kuasaNya, Ia berikan kepada kita supaya bukan saja kita diselamatkan tetapi orang lainpun juga terselamatkan karena buah pemberitaan anak-anak Allah. Persembahkanlah diri dan seluruh hidup kita untuk pelayanan kepada Allah yang adalah Raja Penyelamat. Biarlah Kristus senantiasa merajai, memerintah, dan menguasai segenap pikiran, hati, dan tingkah laku kita. Dengan demikian kita semua menjadi anakanak raja yang dipelihara, dilindungi, diselamatkan, dan diberkati kehidupannya. Di samping itu hidup kita akan menjadi berarti, kudus, berkenan, memuliakan, dan alat pemberitaanNya selama hidup kita. (IKSN) Bacaan Alkitab : 1 Korintus 12:19-26; Keluaran 12:21-33, 51 Doa: Tuhan, ajarkanlah kami mengenal, mengakui, dan memberitakan Tuhan adalah Raja Penyelamat kekal dan memberitanNya kepada sesama. 88 Renungan Harian Janji Hidup Jumat 24 Juni 2016 Muliakanlah TUHAN bersama-sama dengan aku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya! Mazmur 34:4 Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. Yohanes 1:6-7 Muliakanlah Tuhan Allah P ada tahun 1989 akhir salah satu jemaat GKPB meresmikan dan mentahbiskan gedung gereja meski tidak bisa dihadiri oleh Bapak Camat dan Bupati karena Ijin Membangun Banguna (IMB) belum ke luar meskipun sudah diadakan pendekatan dan negosiasi sebelumnya. Seorang tentara Kristen berjabatan tinggi di Kabupaten menghibur kami para majelis dan pelayan jemaat setempat ketika audensi dengan mengatakan “sebagai orang tua rohani saya pasti akan hadir meski tidak mewakili Bupati” dan menyarankan supaya kami membuat pernyataan bahwa “selama ini warga jemaat setempat tidak pernah membuat kekacauan dan selalu hidup rukun dengan masyarakat yang diketahui oleh Kepala Desa setempat”. Majelis Sinode Harian (MSH) memimpin ibadah penahbisan dan meresmikan gedung gereja didampingi oleh Tentara Kristen tersebut dan Kepala Desa setempat. Kami tetap bersyukur dan memuliakan Tuhan, meskipun yang mulia di bumi tidak hadir tetapi yang mulia di sorga hadir dan memberi damai sejahtera kepada kami warga jemaat setempat. Firman Tuhan hari ini mengajak kita supaya kita tetap memuliakan Tuhan meskipun harapan kita manusiawi tidak terpenuhi. Pemazmur Daud mengajak kita memuliakan dan memasyurkan Allah (Mazmur 34:4) karena dia telah mendapat perlindungan Tuhan ketika seorang raja dan imam Abimelekh hendak menggangu, menghalangi,dan menyerang Daud dan rakyatnya. Pemimpin dunia bisa saja menjadi alat kejahatan, dan sebaliknya pemimpin sorgawi pasti memampukan kita untuk menghadapi pencobaan dan kejahatan sekalipun. Hal ini bisa terjadi kalau sebagai umat Allah tetap berdoa, mencari dan menyerahkan semua persoalan agar kehendakNya yang jadi! Yohanes Pembaptis sebagai utusan Tuhan yang luar biasa hebatnya tetap tidak pernah merasa lebih hebat dari terang yang sesungguhnya yakni Tuhan Yesus yang diberitakannya (Yohanes 1:6-7). Dengan rendah hati ia tetap memuliakan Tuhan dalam kesaksiannya dan ini berarti ia tidak pernah mencuri kemuliaan Tuhan. Kita semua sadar bahwa kita adalah utusan Tuhan apapun profesi kita sekarang. Kita diperlengkapi hikmat dan kemampuan untuk menjalankan profesi kita masingmasing. Mungkin ada kedudukan atau jabatan yang dipercayakan kepada kita sekarang ini, tetapi kita tidak akan pernah menggunakannya sebagai alat kesombongan kita terhadap orang lain. Terimalah panggilan itu sebagai karunia dari Tuhan dan gunakanlah untuk mensejahterakan orang lain. Itulah artinya kita sudah memuliakan Tuhan dalam pekerjaan atau karya kita. (IKSN) Bacaan Alkitab : Lukas 1:57-67(68-75)76-80; Keluaran 13:17-22 Doa: Ya Tuhan, ajarlah kami untuk tetap memuliakan Tuhan dalam segala keadaan Renungan Harian Janji Hidup 89 Sabtu 25 Juni 2016 Keadilan-Nya bagi anak cucu, bagi orang-orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan yang ingat untuk melakukan titah-Nya. Mazmur 103:17-18 Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya. Ibrani 13:8 Keadilan Tuhan tidak pernah berubah! P ada tahun 1986 di salah satu jemaat GKPB dilaksanakan acara ibadah penguburan seorang warganya yang telah meninggal dunia di tanah pekuburan milik gereja katolik, karena jemaat tersebut belum memiliki tanah kuburan. Majelis jemaat bersama pelayan jemaat mengusulkan dalam pertemuan khusus pimpinan adat yang dihadiri oleh masyarakat umat beragama yang berbeda supaya diberi tanah kuburan bagi umat Kristen Protestan. Putusan percakapan sudah dapat diduga sebelumnya bahwa pimpinan adat dan masyarakatnya pasti belum bisa mengabulkan permintaan kami. Kekecewaan kami atas putusan tersebut terobati karena umat katolik memberikan pinjaman sementara sebagai tempat menguburkan warga jemaat tersebut. Saat itu kami merasa pemerintah dan adat tidak berlaku adil. Proses permohonan majelis jemaat tentang tanah kuburan terus dilanjutkan dan 20 tahun kemudian atas dasar kerukunan dan prinsip “menyama braya” semua komunitas umat beragama diberi tanah kuburan. Puji Tuhan atas keadilanNya kerinduan kami terpenuhi meskipun harus menunggu selama 20 tahun. Firman Tuhan saat ini mengajak kita semua supaya dalam hidup ini kita meyakini bahwa keadilan Tuhan tidak pernah berubah. Keadilan Tuhan pasti terjadi bagi setiap orang yang memegang janjiNya dan melaksanakan perintahNya secara turun-menurun sampai ke anak cucu (Mazmur 103:17-18). Pemazmur tidak lupa bersyukur kepada Tuhan atas semua keuntungan dan berkat yang telah dilimpahkanNya kepada semua orang yang percaya, khususnya atas pengampunan dosa dan kesembuhan dari penyakit, dan karunia penebusan serta hidup kekal. Kasih setia Tuhan yang berisi keadilan itu sebagai penggenapan janjiNya kepada orang percaya yang memegang janjiNya dan melaksanakan perintahNya. Janji Tuhan yang secara sempurna telah tergenapi dalam diri Tuhan Yesus tidak pernah berubah dari dulu sampai selama-lamanya (Ibrani 13:8). Kasih setia yang berisi keadilan itu pasti diberikan sebagai anugerah belaka kepada kita semua sesuai dengan rencana dan waktunya Tuhan dan bukan waktu kita manusia. Keadilan Tuhan memang tidak sama dengan keadilan manusia. Manusia menginginkan keadilan Tuhan supaya terjadi secara instan saat diperlukan menurut akalnya, tetapi keadilan Tuhan terjadi sesuai dengan rencana, waktu, dan kehendakNya. Kadang-kadang kita tidak sabar menanti tibanya keadilan dari Tuhan atas persoalan yang terjadi dan kadang-kadang juga kita cepat mengaminkan keadilan yang datang dari manusia atau lembaga tertentu padahal itu belum tentu diwarnai oleh keadilan Tuhan. Yang pasti keadilan Tuhan tidak pernah berubah bagi umat manusia meskipun sikap manusia itu sering berubah. Karena itu baiklah kita tidak akan pernah memaksa agar Tuhan bertindak adil berdasarkan kemauan kita. (IKSN) Bacaan Alkitab : Matius 10:26-33; Keluaran 14:1-14 Doa: Ya Tuhan, ajarlah dan mampukanlah kami untuk memahami dan melakukan keadilan dengan setia di keluarga, gereja, dan masyarakat. 90 Renungan Harian Janji Hidup Minggu 26 Juni 2016 Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau; Aku akan memberkati engkau. Kejadian 26:24 Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka; dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus. Kisah Para Rasul 4:13 Jangan Takut K ekuatan yang paling merusak kedamaian dan keutuhan internal di dalam diri kita adalah kegentaran atau ketakutan. Dalam sebuah Kamus Alkitab dan sebuah buku tafsiran dikatakan bahwa di dalam Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru terdapat 365 kali ucapan tentang “Jangan Takut!”. Ini berarti setiap hari dalam setahun Tuhan berpesan supaya kita jangan takut. Ada seorang pasien yang baru saja sukses menjalani operasi dan dokter mengatakan bahwa besok ia sudah boleh pulang. Tetapi dari tukang ramalnya, pasien ini mendapat nasihat yang berbeda, ia belum boleh pulang sebab akan ada bahaya besar mengancamnya. Keesokan harinya, pasien itu didapatinya telah meninggal. Mengapa bisa terjadi demikian? Tentu bukan karena ramalan itu benar, tetapi karena memang mengalami serangan jantung. Ia amat takut akan bahaya besar yang diramalkan itu. Firman Tuhan hari ini, tentu amat relevan, “Jangan Takut”! Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau; Aku akan memberkati engkau (Kejadian 26:24). Janji Tuhan ini disampaikan kepada Ishak anak Abraham ketika ia dan keluarganya beserta para budaknya tinggal sebagai masyarakat tidak menetap atau nomaden di Bersyeba. Janji Tuhan yang juga pernah diucapkanNya kepada Abraham ayahnya ini bersifat abadi kepada Abraham dan keturunannya. Ia mengamini janji Tuhan ini sebab ia dan budaknya diterima baik dan diberkati oleh Tuhan melalui Abimelekh. Sebagai tanda Tuhan telah hadir menolong dan menepati janjiNya, maka di tempat ini juga ia mendirikan mezbah bagi Tuhan dan sumur untuk minum ternaknya. Tuhan yang sama seperti itu juga telah melindungi dan memberi keberanian bagi Rasul Petrus dan Yohanes untuk tetap bersaksi tentang Tuhan Yesus sebagai Juruselamat manusia dihadapan Mahkamah Agama yang mengadilinya meskipun mereka sudah dilarang keras agar jangan lagi memberitakan tentang Tuhan Yesus kepada masyarakat di Yerusalem dan telah diancam untuk dibunuh. Hidup ini adalah anugerah dari Tuhan dan akan kita pertanggungjawabkan kepadaNya. Karena itu pergunakanlah hidup kita untuk membangun, mendirikan, dan memberitakan persekutuan, pelayanan, dan kesaksian bagi Tuhan, sesama, dan lingkungan dengan setia dalam situasi dan kondisi yang tidak menguntungkan sekali pun, kapan pun dan dimana pun juga. Dia pasti menjaga dan memperlengkapi segala kebutuhan hidup pelayanan kita. Hiduplah saling membangun satu dengan yang lain. Sembahlah Dia dan lakukan apa yang menjadi kehendakNya. Janganlah pernah takut dalam hidup dan karya untuk Tuhan dan sesama. Berpeganglah pada janji Tuhan bukan pada ramalan-ramalan hidup. (IKSN) Bacaan Alkitab : Lukas 5:1-11; 1 Korintus 1:18-25; Mazmur 73 Doa: Ya Tuhan, buatlah kami percaya akan janjiMu, dan tidak takut untuk bersaksi tentang Tuhan Yesus dalam hidup ini karena Tuhan pasti menolongku. Renungan Harian Janji Hidup 91 Senin 27 Juni 2016 Kasihilah TUHAN, hai semua orang yang dikasihi-Nya! Mazmur 31:24 Bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesame. Markus 12:32-33 Kasihilah Tuhanmu dan sesamamu S eorang pemudi mencoba mengerti dan melakukan hukum kasih yang pertama dan terutama “Kasihilah Tuhanmu dan sesamamu” melalui tindakan membuat surat pernyataan untuk beralih ke agama Kristen tanpa paksaan dari manapun karena calon suaminya penganut agama Kristen. Setelah menerima peneguhan pertunangan dan mengikuti persiapan konseling pernikahan dan beberapa hari sebelum akan dilaksanakannya peneguhan dan pemberkatan pernikahan, ia melakukan upacara “mepamit” atau pelepasan dari keanggotaan keluarga, dinas, adat, dan leluhurnya. Sementara calon suami hanya ikut hadir dan menyaksikan upacara tersebut. Dua tindakan administrasi dan ritual itu dipahami sebagai salah satu janji dan bukti awal dari pengenalan dan penerapan hukum kasih yang pertama. Benarkah dan baikkah pemahaman dan tindakan pemudi tersebut? Firman Tuhan hari ini berbicara tentang “Kasihilah Tuhan dan sesamamu”. Kasihilah Tuhan, hai semua orang yang dikasihiNya (Mazmur 31:24). Pemazmur mempunyai beberapa alasan untuk mengasihi Tuhan, antara lain: karena Tuhan telah menuntun dan membimbingnyanya, Tuhan telah mengeluarkan dari jaring kejahatan, karena Tuhan telah memperhatikan sengsaraku, karena Tuhan telah menyembuhkannya, karena Tuhan telah meluputkannya dari kematian serangan musuh. Pendeknya bagi pemazmur Tuhan telah menyelamatkan tubuh, jiwa, dan rohnya, sehingga aman dalam tangan Tuhan. Demikian juga penulis Markus mengatakan bahwa mengasihi Tuhan dan sesama adalah jauh lebih utama daripada semua korban bakaran dan korban sembelihan (Markus 12:32-33). Itulah hukum kasih yang pertama dan terutama yang sudah diajarkan oleh Tuhan Yesus (bnd. Mat 22:37-42). Hidup kita ini adalah anugerah dari Tuhan. Dia telah membebaskan kita dari hukuman dosa dan memberi hidup kekal kepada kita semua. Dia lebih dulu mengasihi kita semua. Karena itu pergunakanlah hidup kita untuk pelayanan kasih, persekutuan, dan kesaksiaan kepada Tuhan dan sesama. Dia pasti memperlengkapi dan memberkati segala kebutuhan hidup pelayanan kita. Sembahlah dan beritakanlah kasihNya dan lakukan apa yang menjadi kehendakNya. Bagi kami tindakan konkreat pemudi di atas benar dan baik juga sebagai wujud tindakan sederhana mengasihi Tuhan dan sesama. (IKSN) Bacaan Alkitab : Galatia 1:13-24; Keluaran 14:15-31 Doa: Ya Tuhan, buatlah kami setia mengasihi Tuhan dan sesama dan juga setia memberitakan kasihNya terhadap orang lain. 92 Renungan Harian Janji Hidup Selasa 28 Juni 2016 Sungguh, kamu akan berangkat dengan sukacita dan akan dihantarkan dengan damai; gunung-gunung serta bukit-bukit akan bergembira dan bersorak-sorai di depanmu, dan segala pohonpohonan di padang akan bertepuk tangan. Yesaya 55:12 Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu. Yohanes 14:27 Damai Sejahtera Allah K ata “syaloom” sudah sangat sering kita dengar dan ucapkan sebagai salam pembuka ketika kita bertemu dengan teman-teman seiman atau ketika kita memimpin pertemuan atau ibadah tertentu baik formal maupun tidak formal. Kata Ibrani “syaloom” ini dapat diterjemahkan dengan “Damai Sejahtera Allah”. Melalui ucapan dan salam kata ini kita berharap supaya ada suasana sukacita dalam perjumpaan itu sehingga bukan sekedar hanya basa basi. Tuhan Yesus bangkit dan menampakkan diri serta bertemu dengan para murid didahului dengan ucapan salam “Damai Sejahtera Allah, ada bersamamu”. Salam penghiburan dan penguatan ini tentu sangat menghibur dan menguatkan iman bahkan membuat suasana sukacita bagi para murid-Nya setelah beberapa hari mereka sempat dirundung oleh dukacita mendalam karena tragedi kematian-Nya. Salam penghiburan dan penguatan ini tentu berlaku setiap saat dan juga bagi kita semua sekarang ini. Firman Tuhan saat ini berbicara tentang “Damai Sejahtera Allah”. Janji damai sejahtera dinubuatkan oleh nabi Yesaya kepada umat Israel yang akan kembali ke Palestina dari pembuangan tanah Babel (Yesaya 55:12). Mereka akan berangkat dengan sukacita dan damai atas penghantaran Tuhan. Alam ciptaan Tuhan seperti gunung-gunung dan pohon-pohonan di padang juga akan bergembira dan bertepuk tangan dalam perjalanan mereka. Kiasan ini sungguh menggambarkan bagaimana Tuhan pencipta langit dan bumi, pemilik umat Allah tetap menyayangi dan tidak pernah merancang kejahatan, tetapi selalu merancang kebaikan atau damai sejahtera kepada umatNya. Ketika Tuhan Yesus hendak berpisah naik ke sorga, Ia berjanji bahwa damai sejahtera Allah melalui Roh Kudus atau Penghibur akan tetap menghibur dan menyertai mereka. Karena itu Ia berpesan: “janganlah gelisah dan gentar hatimu”. Pasti janji dan pesanNya ini menguatkan iman para murid dalam menghadapi cobaan. Kita bersyukur dan dengan iman mengatakan bahwa kita semua adalah para utusan pembawa damai sejahtera Allah. Kehadiran Tuhan yang adalah damai sejahtera itu tidak dapat kita batasi dalam sebuah gedung gereja, tapi harus meluas di tengah-tengah masyarakat. Sumber damai sejahtera yang adalah Tuhan Yesus itu tidak cukup diucapkan, dibahas, dan dipahami saja tetapi supaya juga diterima dan dirasakan oleh masyarakat luas. Setiap orang yang diutus pasti diperlengkapi, dipelihara, dan dilindungi oleh Roh Kudus, meskipun tidak akan pernah sepi dari tantangan berat. Karena itu menjadi pembawa damai sejahtera mesti mengerjakan damai sejahtera Allah yang konkreat di dalam masyarakat. (IKSN) Bacaan Alkitab : Roma 9:14-23(24-26); Keluaran 15:1-21 Doa: Ya Tuhan, utuslah kami untuk membawa damai sejahtera Tuhan dalam masyarakat. Renungan Harian Janji Hidup 93 Rabu 29 Juni 2016 Engkau akan makan dan akan kenyang, maka engkau akan memuji TUHAN, Allahmu, karena negeri yang baik yang diberikan-Nya kepadamu itu. Ulangan 8:10 Ia bukan tidak menyatakan diri-Nya dengan berbagai-bagai kebajikan, yaitu dengan menurunkan hujan dari langit dan dengan memberikan musim-musim subur bagi kamu. Ia memuaskan hatimu dengan makanan dan kegembiraan. Kisah Para Rasul 14:17 Tuhan memuaskan hatimu! D i kota Negara Jembrana Bali ada sebuah warung namanya “warung puas”. Menu masakan yang tersedia adalah chiness food dan javaness food. Dengan nama warung seperti itu si pemilik tentu bermimpi dan berharap dapat menarik pembeli sebanyak-banyaknya dan mereka memperoleh kepuasan dengan pelayanan secara keseluruhan tetapi khususnya puas dengan menu yang disajikan. Benar memang warung ini hampir tidak pernah sepi. Pelayanannya ramah, penyajiannya cukup cepat, tempatnya bersih dan luas, rasa masakannya memang enak sesuai dengan selera. Ada kepuasan bathin, rohani dan jasmani bagi si pembeli maupun si pemilik. Ini baru namanya warung puas, benar-benar puas, dan harganya tidak terlalu mahal. Firman Tuhan saat ini mengajak kita untuk menghayati dan meyakini bahwa Tuhan berjanji akan memuaskan hati kita. Tuhan berjanji: “Engkau akan makan dan akan kenyang, maka engkau akan memuji Tuhan, Allahmu, karena negeri yang baik yang diberikanNya kepadamu itu” (Ulangan 8:10). Konteks ayat ini memberi nasehat supaya umat Israel jangan melupakan Tuhan. Dia yang menuntun perjalanan umatNya di padang gurun selama 40 tahun hingga selamat di tanah perjanjian Tuhan Kanaan. Ia memberi umatNya roti manna, burung puyuh, dan air untuk makanan minuman sampai mereka kenyang. Ia menuntun umatNya dengan tiang api dan awan. Ia melindungi umatNya dari bahaya malapetaka binatang buas . Ia sendiri akhirnya member tanah Kanaan yang subur dan digambarkan penuh dengan air susu dan madu. Penulis Lukas penulis Kisah Para Rasul juga mengatakan: “Ia (Tuhan) memuaskan hatimu dengan makanan dan kegembiraan. Jadi kepuasan yang dijanjikan dan digenapinya itu adalah kepuasan bathin, rohani, dan jasmani. Tuhan sebagai sumber hidup memuaskan hati orang-orang yang percaya. Kita merasa puas menjalani hidup ini bersama Tuhan. Dia menyediakan segala kebutuhan kita baik jasmani maupun rohani dengan segala kebajikan Tuhan yang tidak terbatas.. Kita merasa senang tinggal di dunia ini meskipun hanya sementara saja waktunya. Marilah kita mengucap syukur dalam segala hal atas semua pemberianpemberian kasih anugerah Tuhan. Kasih sayang Tuhan yang melampaui segala akal dan pikiran kita ini semestinya tetap diaminkan dan diberitakan kepada semua orang secara merata sehingga merekapun terhisab akan keselamatan dari Tuhan bagi segala bangsa. (IKSN) Bacaan Alkitab : Yehezkiel 2:3-8a; Keluaran 15:22-27 Doa: Ya Tuhan, tolonglah kami mengamini akan segala karya kebajikan Tuhan dan memberitakan kebaikan-kebaikanNya bagi keselamatan segala bangsa di bumi ini. 94 Renungan Harian Janji Hidup Kamis 30 Juni 2016 Aku telah melihat segala jalannya itu, tetapi Aku akan menyembuhkan dan akan menuntun dia dan akan memulihkan dia dengan penghiburan. Yesaya 57:18 Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat, dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka. Markus 6:12-13 Tuhan menyembuhkan kita! S eorang pelayan jemaat bersama majelis jemaat pernah mengunjungi dan mendoakan warga jemaat yang sedang sakit keras dan secara medis tidak akan bisa tertolong nyawanya. Keluarganya meminta doa supaya si sakit dan keluarga besarnya kuat dan tabah menghadapi penderitaan ini, dan memohon juga mujizat kesembuhan, jika Tuhan berkenan. Lalu pelayan jemaat berdoa sesuai dengan pokok doa yang diminta. Namun beberapa jam kemudian si sakit sempat membuka mata, tersenyum, dan berkata amin terbata-bata, akhirnya menghembuskan nafas terakhir. Kesembuhan rohani dan mental dari Tuhan telah terjadi, meskipun secara kasat mata tidak terjadi kesembuhan secara fisik. Apakah Tuhan tidak mampu menyembuhkan secara fisik sebagaimana juga diharapkan oleh keluarganya? Firman Tuhan hari ini mengajak kita semua untuk memahami sekaligus meyakini bahwa Tuhan pasti mampu menyembuhkan segala macam penyakit kita! FirmanNya berkata: “Aku akan menyembuhkan dan akan menuntun dia dan akan memulihkan dia dengan penghiburan…” (Yesaya 57:18) . Konteks ayat ini berisi janji penghiburan dari Tuhan bagi umat Israel yang remuk dan rendah hati. Remuk karena tertindas oleh beban dosa dan ingin menemukan kebebasan dari perbudakan Babilonia. Rendah hati adalah umat Israel yang hatinya hancur akibat malapetaka dan kesengsaraan kehidupan ini. Tuhan hadir menyembuhkan dari segala penyakit, menghidupkan semangat mereka, dan memberikan penghiburan. Tuhan Yesus mengutus dan memberikan kuasa kepada kedua belas murid untuk mengusir setan dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka (Markus 6:12-13). Minyak di sini hanya sebagai sarana saja sebab kuasa yang menyembuhkan itu adalah kuasa dari Tuhan Yesus sendiri. Semboyan dulu “di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat juga”. Kalau demikian wajar saja kalau kita sakit pasti berdoa memohon kepada Tuhan supaya terutama menyembuhkan penyakit fisik kita. Di sinilah kita dapat belajar bahwa sesungguhnya Tuhan mampu mengabulkan doa kita, disertai dengan perrtobatan dan sesuai dengan kehendakNya. Bersyukurlah atas segala bagian penyembuhan dan pemulihan dari Tuhan: rohani, mental, dan fisik. Jika kita memohon kesembuhan fisik, dan Tuhan hanya beri kesembuhan rohani dan mental tetaplah menerima putusanNya. Ia pasti memberi yang terbaik bagi kita semua! (IKSN) Bacaan Alkitab : Kisah Para Rasul 15:4-12; Keluaran 16:1-16 Doa: Tuhan, ajarkanlah kami mengenal dan menerima putusan Tuhan yang terbaik bagi penyembuhan dan pemulihan hidup kami. Renungan Harian Janji Hidup 95