BAB VII STRUKTUR MODAL, MODAL KERJA DAN ANALISIS

advertisement
BAB VII
STRUKTUR MODAL, MODAL KERJA DAN ANALISIS RESIKO
PENGANGGARAN MODAL
7.1. Pengertian Struktur Modal
Kebijakan struktur modal melibatkan adany suatu pertukaran antara resiko dalm
pengambilan :
ο‚·
ο‚·
Pengunaan lebih banyak utang akan meningkatkan resiko yang ditanggung
oleh para pemegang saham
Namun penggunaan utang yang lebih besar biasanya akan menyebabkan
terjadinya eskpektasi tingkat pengembalian atas ekuitas yang lebih tinggi
Resiko yang lebih tinggi akan menurunkan harga saham, tetapi eskpektasi tingkat
pengembalian yang lebih tinggi akan kenikannya. Karena itu, struktur modal yang
optimal harus mencapai suatu keseimbangan antara risiko dan pengembalian
sehingga dapat memaksimalkan harga saham perusahaan.
7.2. Analisis Struktur Modal
Adapun beberapa pengukuran dan peralatan/rasio yang dipakai dalam analisis
struktur modal:
1. Struktur permodalan
Struktur modal perusahaan merupakan perbandingan antara hutang dengan
hak milik pemegang saham (Ekuitas) yang dikenal dengan Debt Equity Ratio
(DER). DER sering dipergunakan oleh kreditur ( bank dan Lembaga keuangan
non bank) untuk menentukan apakah suatu perusahaan masih layak untuk
diberi pinjaman atau tidak. DER rata-rata industriditentukan 49%.
𝐷𝐸𝑅 =
π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π»π‘’π‘‘π‘Žπ‘›π‘”
π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ πΈπ‘žπ‘’π‘–π‘‘π‘¦
1. Struktur keuangan
Struktur keuangan adalah cara bagaimana perusahaan membiayai aktiva
yang dicerminkan pada seluruh sisi kredit dalamneraca. “leverage keuangan
Manajemen Keuangan
Page 1
didefinisikan sebagai perbandingan antara nilai buku seluruh hutang (debt)
terhadap total aktiva atau nilai total perusahaan.
πΉπ‘–π‘›π‘Žπ‘›π‘π‘–π‘Žπ‘™ πΏπ‘’π‘£π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘”π‘’ =
π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π»π‘’π‘‘π‘Žπ‘›π‘”
π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π»π‘’π‘‘π‘Žπ‘›π‘”
π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘’
π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π΄π‘˜π‘‘π‘–π‘£π‘Ž
π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘π‘–π‘™π‘Žπ‘– π‘ƒπ‘’π‘Ÿπ‘’π‘ π‘Žπ‘•π‘Žπ‘Žπ‘›
2. Rasio laba terhadap beban bunga
Rasio laba terhadap beban bunga dihitung dengan membagi laba sebelum
bunga dan pajak (EBIT) dengan beban bunga. Rasio ini sering juga disebut
rasio penutupan (coverage ratio). Rasio ini mengukur sejauh mana perusahaan
boleh turun tanpa mempengaruhi kinerja keuangan karena tidak mampu
membayar beban bunga tahunan. Rasio laba rata-rata yang wajar bunga sebesar
8%. Rasio laba terhadap bunga yaitu:
π‘…π‘Žπ‘ π‘–π‘œ πΏπ‘Žπ‘π‘Ž π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘•π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘ π΅π‘’π‘›π‘”π‘Ž =
𝐸𝐡𝐼𝑇 ( πΈπ‘Žπ‘Ÿπ‘›π‘–π‘›π‘” π΅π‘’π‘“π‘œπ‘Ÿπ‘’ πΌπ‘›π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘’π‘ π‘‘ π‘‡π‘Žπ‘₯)
π΅π‘’π‘π‘Žπ‘› π΅π‘’π‘›π‘”π‘Ž
3. Rasio penutupan beban tetap
Rasio penutupan beban tetap dihitung dengan membagi laba sebelum
baunga dan pajak serta beban sewa jangka panjang dengan beban bunga
ditambah beban sewa jangka panjang.
π‘…π‘Žπ‘ π‘–π‘œ π‘ƒπ‘’π‘›π‘’π‘‘π‘’π‘π‘Žπ‘› π΅π‘’π‘π‘Žπ‘› π‘‡π‘’π‘‘π‘Žπ‘ =
𝐸𝐡𝐼𝑇 + π΅π‘’π‘π‘Žπ‘› π‘†π‘’π‘€π‘Ž
π΅π‘’π‘π‘Žπ‘› π΅π‘’π‘›π‘”π‘Ž + π΅π‘’π‘π‘Žπ‘› π‘†π‘’π‘€π‘Ž
7.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Biaya Modal
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi biaya modal, yaitu faktor yang
tidak dapat dikendalikan dan faktor yang dapat dikendalikan perusahaan. Adapun
faktor-faktor tersebut sebagai berikut:
Manajemen Keuangan
Page 2
•
Faktor yang Tidak Dapat Dikendalikan Perusahaan, yaitu
1.
Tingkat Suku Bunga.
Jika suku bunga dalam perkonomian meningkat, maka biaya utang juga
akan meningkat karena perusahaan harus membayar pemegang obligasi
dengan suku bunga yang lebih tinggi untuk memperoleh modal utang.
2.
Tarif Pajak.
Tarif Pajak digunakan dalam perhitungan biaya utang yang digunakan
dalam WACC, dan terdapat cara-cara lainnya yang kurang nyata dimana
kebijakan pajak mempengaruhi biaya modal.
•
Faktor yang Dapat Dikendalikan Peusahaan, yaitu
1.
Kebijakan Struktur Modal.
Perhitungan WACC didasarkan pada tarif bunga setiap komponen modal
dengan komposisi struktur modalnya. Sehingga jika struktur modalnya
berubah, maka biaya modalnya akan berubah.
2. Kebijakan Dividend.
Penurunan ratio pembayaran dividend mungkin dapat menye-babkan biaya
modal sendiri meningkat, sehingga MACC-nya naik.
3. Kebijakan Investasi
Akibat dari kebijakan investasi akan membawa dampak yang berrisiko.
Besar kecilnya risiko inilah yang akan mempengaruhi biaya modal.
7.4. Teori Struktur Modal
Ada beberapa teoti yang biasa digunakan dalam struktur modal, adapun
teori-teori tersebut sebagai berikut:
1.
Teori Pendekatan Tradisional
Pendekatan Tradisional berpendapat akan adanya struktur modal yang
optimal. Artinya Struktur Modal mempunyai pengaruh terhadap Nilai
Perusahaan, dimana Struktur Modal dapat berubah-ubah agar bisa diperoleh
nilai perusahaan yang optimal.
Manajemen Keuangan
Page 3
2.
Teori Pendekatan Modigliani dan Miller
Dalam teori ini berpendapat bahwa Struktur Modal tidak mempengaruhi
Perusahaan. Dalam hal ini telah dimasukkan faktor pajak. Sehingga nilai
Perusahaan dengan hutang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai perusahan
tanpa hutang, Kenaikan tersebut dikarenakan adanya penghematan pajak
3.
Teori Trade-Off dalam Struktur Modal
Dalam kenyataan, ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa
menggunakan hutang sebanyak banyaknya. Suatu hal yang terpenting adalah
dengan semakin tingginya hutang, akan semakin tinggi kemungkinan
kebangkrutan. Biaya kebangkrutan tersebut bisa cukup signifikan.
4.
Teori Pecking Order
Teori Trade-Off mempunyai implikasi bahwa manager akan berfikir dalam
kerangka trade-off antara penghematan pajak dan biaya kebangkrutan dalam
penentuan Struktur Modal. Dalam kenyataan empiris nampaknya jarang
manager keuangan yang berfikir demikian. Secara spesifik, perusahaan
mempunyai urutan-urutan prefensi dalam penggunaan dana.
5.
Teori Asimetri Informasi dan Signaling
Teori ini mengatakan bahwa dalam pihak pihak yang berkaitan dengan
perusahaan tidak mempunyai informasi yang sama mengenai prospek dan
resiko perusahaan. Pihak tertentu mempunyai informasi yang lebih dari pihak
lainnya.
Adapun teori-teori lainnya yaitu sebagai berikut:
1.
Pendekatan Teori Keagenan (Agency Approach)
Menurut pendekatan ini, struktur modal disusun untuk mengurangi konflik
antar berbagai kelompok kepentingan. Konflik antara pemegang saham
dengan manager adalah konsep free-cash flow. Ada kecenderungan manager
ingin menahan sumber daya sehingga mempunyai control atas sumber daya
tersebut. Hutang bisa dianggap sebagai cara untuk mengurangi konflik
leagenan free cash flow. Jika perusahaan menggunakan hutang, maka
Manajemen Keuangan
Page 4
manager akan dipaksa untuk mengeluarkan kas dari perusahaan untuk
membayar bunga.
2.
Pendekatan Interaksi Produk
Teori ini berangkat dari teori organisasi industri dan relatif
baru,
dibandingkan dengan teori lainnya. Ada dua kategori dalam pendekatan ini,
yaitu Strategi dan Menjelaskan hubungan antara Struktur Modal dengan
karakteristik produk atau input.
3.
Konteks atas Pengendalian Perusahaan
Beberapa penemuan pendekatan ini adalah perusahaan yang menjadi target
(dalam
pengambilalihan)
akan
meningkatkan
tingkat
hutangnya,
berhubungan dengan kemungkinan sukses tender offer (penawaran terbuka
pada proses pengamalihan usaha).
7.5. Faktor yang mempengaruhi Struktur Modal
Empat faktor yang dapat mempengaruhi keputusan struktur modal adalah :
1. Resiko bisnis
2. Posisi perpajakan
3. Fleksibilitas keuangan
4. Konservatisme atau keagresifan manajemen
Resiko bisnis adalah tingkat resiko yang inhern di dalam operasi sebuah
perusahaan jika perusahaan tidak memiliki utang
Resiko bisnis tergantung pada sejumlah factor, dimana factor-faktor yang penting
adalah :
1. Variabilitas perusahaan. Semakin stabil permintaan akan produk, jk hal
ini dianggap konstan maka semakin rendah risiko bisnisnya.
2. Variabilitas harga jual. Perusahaan yang menjual produknya di pasar yang
tidak stabil terkena resiko bisnis yang lebih tinggi.
3. Variabilitas biaya input. Perusahaan yang inputnya tidak pasti akan
terkena resiko bisnis yang lebih tinggi.
Manajemen Keuangan
Page 5
4. Kemampuan untuk menyesuaikan harga output untuk perubahanperubahan pada biaya input. Semakin besar kemampuan menyesuaikan
harga output untuk mencerminkan kondisi biaya, semakin randah resiko
bisnisnya.
5. Kemampuan untukmengembangkan produk-produk baru pada waktu yang
tepat dan efektif dalam hal biaya. Semakin cepat produknya menjadi
usang maka semakin besar resiko bisnisnya.
6. Ekspour resiko asing. Perusahaan yang menghasilkan sebagian besar
labanya dari operasi luar negeri dapat terkena penurunan laba akibat
fluktuasi nilai tukar.
7. Komposisi biaya tetap. Jika sebagian besar biayanya adalah biaya tetap
sehingga akibat tidak mengalami penurunan ketika permintaan turun,
maka tekena resiko bisnis yang relative tinggi.
7.6. Leverage Operasi
Leverage operasi adalah tingkat sampai sejauh mana biaya-biaya tetap
digunakan didalam operasi sebuah perusahaan.
Titik impas adalah jumlah output saat EBIT = 0
Kita dapat menghitung titik impas dengan mengetahui bahwa titik impas operasi
terjadi ketika ROE = 0 atau ketika laba sebelum pajak (EBIT) = 0.3
𝐸𝐡𝐼𝑇 = 𝑃𝑄 − 𝑉𝑄 − 𝐹 = 0
𝐹
QBEP = 𝑃−𝑉 atau SBEP =
P
: Harga jual per unit
Q
V
F
: Volume penjualan
: Biaya variabel per unit
: Total biaya tetap
Manajemen Keuangan
𝐹
𝑉
𝑃
1−
Page 6
QBEP
: BEP dalam Unit
SBEP
: BEP dalam Rupiah
7.7. Struktur Modal yang Optimal
Struktur modal yang optimal adalah struktur yang memaksimalkan harga
dari saham perusahaan, dan hal ini biasanya meminta rasio utang yang lebih
rendah daripada rasio yang memaksimalkan EPS yang diharapkan.
ο‚ž Degree of operating leverage (DOL) mengukur berapa persen EBIT
berubah jika penjualan berubah 1%.
𝐷𝑂𝐿 =
𝑄 (𝑃 − 𝑉)
𝑄 𝑃−𝑉 −𝐹
𝐷𝑂𝐿 =
𝑆 − 𝑇𝑉𝐢
𝑆 − 𝑇𝑉𝐢 − 𝐹
Q = Volume penjualan
P = Harga jual per unit
V = Biaya variabel per unit
F = Total biaya tetap
S = Total penjualan dalam rupiah
TVC = Total biaya variabel
ο‚ž Degree of financial leverage (DFL) mengukur kepekaan EPS terhadap
perubahan EBIT perusahaan.
𝐷𝐹𝐿 =
𝑄 𝑃−𝑉 −𝐹
𝑄 𝑃−𝑉 −𝐹−𝐢
Q = Volume penjualan
P = Harga jual per unit
V = Biaya variabel per unit
F = Total biaya tetap
C = Biaya bunga
Manajemen Keuangan
Page 7
ο‚ž Degree of combined leverage (DCL) menunjukkan kepekaan EPS
terhadap perubahan penjualan.
𝐷𝐢𝐿 =
𝑄 (𝑃 − 𝑉)
𝑄 𝑃−𝑉 −𝐹−𝐢
Q = Volume penjualan
P = Harga jual per unit
V = Biaya variabel per unit
F = Total biaya tetap
C = Biaya bunga
7.8.
MODAL KERJA
Setiap perusahaan yang melakukan kegiatannya selalu membutuhkan dana.
Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun
untuk memenuhi kebutuhan operasional sehari-hari. Dana yang diperlukan oleh
perusahaan sehari-hari seperti pembelian bahan
baku , pembayaran upah buruh,
membayar hutang dan pembayaran lainnya disebut modal kerja.
Modal kerja merupakan salah satu unsure aktiva yang sangat penting dalam
perusahaan.karena tanpa modal kerja perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan
dana untuk menjalankan aktivitasnya.masa perputaran
modal kerja sejak kas
ditanamkan pada elemen-elemen modal hingga menjadi kas lagi. Ada beberapa
pengertian mengenai modal kerja sebagai berikut:
James C Van Harne (1997) dalam Yudhistira (2008), menyatakan, bahwa
“Modal kerja bersih adalah aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar, dan modal kerja
kotor adalah investasi perusahaan dalam aktiva lancar seperti kas, piutang dan
persediaan.
J. Fred Weston Eugene F. Brigham (1991) dalam Yudhistira (2008),
menyatakan bahwa “Modal kerja adalah investasi perusahaan dalam harta jangka
pendek yaitu kas, surat berharga jangka pendek, piutang dan persediaan”.
Manajemen Keuangan
Page 8
Modal kerja adalah kekayaan atau aktiva yang diperlukan perusahaan untuk
menyelenggarakan kegiatan sehari-hari yang selalu berputar-putar dalam periode
tertentu (Indriyo,1992).
Sedangkan menurut Riyanto (1995) modal kerja adalah investasi perusahaan
dalam harta jangka pendek yaitu kas, surat berharga jangka pendek, piutang,
persediaan. Modal kerja kotor adalah harta lancar total dari perusahaan, dan modal
kerja bersih adalah harta lancar dikurangi utang lancar. Secara umum modal kerja
dapat berarti :
a.
Seluruh aktiva lancar atau modal kerja kotor (Gross Working Capital) atau
konsep kuantitatif.
b.
Aktiva lancar dikurangi utang lancar (Net Working Capital) atau konsep
kualitatif.
c.
Keseluruhan dana yang diperlukan untuk menghasilkan laba tahun berjalan
(Functional Working Capital) atau konsep fungsional.
Dari uraian tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa modal kerja adalah
harta yang dimiliki perusahaan yang dipergunakan untuk menjalankan kegiatan usaha
atau membiayai operasional perusahaan tanpa mengorbankan aktiva yang lain dengan
tujuan memperoleh laba yang optimal.
7.9.
KONSEP MODAL KERJA
Bambang Riyanto (1995) dalam Yudhistira (2008), mengemukakan 3 (tiga) konsep
pengertian modal kerja yaitu :
1. Konsep kuantitatif
Konsep ini menitik beratkan pada kuantitas dana yang tertanam dalam unsur-unsur
aktiva lancar, aktiva ini merupakan aktiva sekali berputar kembali dalam bentuk
semula atau dana yang tertanam dalam aktiva akan dapat bebas lagi dalam jangka
pendek. Jadi menurut konsep ini adalah keseluruhan jumlah aktiva lancar. Dalam
pengertian ini modal kerja sering disebut modal kerja bruto atau gross working
capital.
Manajemen Keuangan
Page 9
2. Konsep kualitatif
Pada pengertian ini konsep modal kerja dikaitkan dengan besarnya jumlah hutang
lancar atau hutang yang segera harus dibayar. Jadi modal kerja menurut konsep ini
adalah sebagian aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai
operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya, yaitu yang merupakan kelebihan
aktiva lancar diatas hutang lancarnya.
3. Konsep fungsional
Konsep ini menitik beratkan pada fungsi dana dalam menghasilkan pendapatan. Setiap
dana yang digunakan dalam perusahaan adalah dimaksudkan untuk menghasilkan
pendapatan. Aktiva lancar sebagian merupakan unsur modal kerja, walaupun tidak
seluruhnya.
7.10.
MACAM-MACAM MODAL KERJA
Adapun macam- macam modal kerja adalah sebagai berikut:
1)
Modal kerja permanen (Permanen Working Capital)
Merupakan modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan, untuk dapat
menjalankan fungsinya atau dengan kata lain modal kerja yang secara terus
menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal kerja permanen dibedakan
atas :
a. Modal kerja primer (Primary Working Capital) Yaitu jumlah modal kerja
minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas
usahanya.
b. Modal kerja normal (Normal Working Capital) Yaitu modal kerja untuk
menyelenggarakan luas produksi yang normal.
2)
Modal kerja variable (Variabel Working Capital)
Merupakan modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan
keadaan. Modal kerja variabel dibedakan atas :
Manajemen Keuangan
Page 10
a. Modal kerja musiman (Seasional Working Capital) Yaitu modal kerja yang
mengalami perubahan karena fluktuasi musim.
b. Modal kerja siklus (Cyclical Working Capital)Yaitu modal kerja yang
mengalami perubahan karena perubahan fluktuasi konjungtur.
c. Modal kerja darurat (Emergency Working Capital) Yaitu modal kerja yang
besarnya berubah-ubah disebabkan situasi darurat yang diperkirakan akan
terjadi atau situasi yang tidak diketahui sebelumnya (Riningsih,2005).
7.11.
PENENTUAN BESARNYA MODAL KERJA
Besarnya modal kerja yang dibutuhkan suatu perusahaan tergantung pada
beberapa hal ,yaitu :
1.
Besar Kecilnya Skala Usaha Perusahaan
Kebutuhan Modal Kerja Perusahaan besar berbeda dengan Perusahaan
kecil.Hal ini terjadi karena beberapa alasan.perusahaan Besar mempunyai
keuntungan akibat lebih luasnya sumber pembiayaan yang tesedia di
bandingkan perusahaan kecil yang sangat tergantung pada beberapa sumber
saja.Pada perusahaan kecil,tidak tertagihnya beberapa piutang para
langganan dapat sangat mempengaruhi unsur-unsur modal kerja lainnya
seperti kas dan persediaan.
2.
Aktivitas Perusahaan
Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa tidak mempunyai persediaan
barang dagangan sedangkan perusahaan yang menjual persediaannya secara
tunai memiliki piutang dagang.Hal ini mempengaruhi tingkat perputaran
dan jumlah modal kerja suatu perusahaan.Demikian pua dengan syarat
pembelian dan waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau
memperoleh barang yang akan dijual.
3.
Volume Penjualan
Volume
penjualan
merupakan
mempengaruhi kebutuhan
Manajemen Keuangan
faktor
yang
sangat
penting
yang
modal kerja.Bila penjualan meningkat maka
Page 11
kebutuhan modal kerjapun akan meningkat demikian sebaliknya.
4.
Perkembangan Teknologi
Kemajuan tehnologi,Khususnya yang berhubungan dengan proses produksi
akan
mempengaruhi
kebutuhan
modal
kerja.Otomatisasi
yang
mengakibatkan proses produksi yang lebih cepat membutuhkan persediaan
bahan baku yang lebih banyak agar kapasitas maksimum dapat
tercapai,selain itu membuat perusahaan mempunyai persediaan barang
jadi,dalam jumlah jumlah yang lebih banyak pula bila tidak diimbangi
dengan pertambahan penjualan yang besar.
5.
Sikap perusahaan terhadap likuiditas dan profitabilitas
Adanya biaya dari smua dana yang digunakan perusahaan mengakibatkan
jumlah modal kerja yang yang relatif besar mempunyai kecenderungan
untuk mengurangi laba perusahaan,tetapi dengan menahan uang kas dan
persediaan persediaan yang lebih besar akan membuat perusahaan lebih
mampu untuk membayar transaksi yang dilakukan dan resiko kehilangan
pelanggan tidak terjadi karena perusahaan mempunyai persediaan barang
yang cukup (Sundjaja, 2003).
6.
Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja
Merupakan keseluruhan atau jumlah dari periode yang meliputi jangka
waktu pemberian kredit beli,lama penyimpanan bahan mentah di
gudang,lamanya proses produksi,lamanya barang disimpan di gudang,jika
waktu penerimaan piutang.
7.
Pengeluaran kas rata-rata setiap hari
Merupakan jumlah pengeluaran kas rata-rata setiap hari untuk keperluan
bahan mentah,bahan pembantu,pembayaran upah buruh,dan lain-lain.
Menurut Zamit (2009) modal kerja makin besar,jika :
ο‚² Jumlah pengeluaran kas setiap tetap,periode perputaran lama.
ο‚² Periode perputaran tetap,jumlah pengeluaran kas besar.
Manajemen Keuangan
Page 12
Contoh Penentuan Besarnya Modal Kerja
PT. PASTI memproduksi produk X setiap hari sebanyak 20 unit, 25 hari kerja
perbulan. Biaya yang dikeluarkan meliputi: Bahan mentah Rp 125.,- dan upah Rp 75,Biaya administrasi Rp 12.500 perbulan Gaji pimpinan Rp 25.000 perbulan Bahan
dibayar dimuka 5 hari sebelum diterima Proses produksi 3 hari, barang jadi disimpan 2
hari, dan rata-rata pelunasan piutang 5 hari.
Jawab :
o
Dana terikat dalam persekot 5 hari
o
Proses produksi 3 hari
o
Barang jadi 2 hari
o
Piutang dagang 5 hari
o
Periode perputaran 15 hari
Bahan mentah 15 x 20 x 125
= 30.000
Upah
10 x 20 x 75
= 15.000
Biaya adm.
10 x 20 x37.500/(25 x 20)
= 15.000
Persediaan kas minimal (asumsi)
= 25.000 +
Jumlah modal kerja
= 85.000
7.12.
Strategi Modal Kerja Bersih
Ada 3 strategi yang selalu digunakan dalam penentuan modal kerja bersih, yaitu
a)
Strategi Keuangan Agresif
Strategi dimana perusahaan membiayai kebutuhan musiman dan sebagian dari
kebutuhan tetapnya dengan dana jangka pendek dan sisanya merupakan kebutuhan
permanen dengan dana jangka penjang.
Manajemen Keuangan
Page 13
Tabel 2. Contoh Strategi Keuangan Agresif
PT QIANDRA
Estimasi Kebutuhan Dana
Aktiva Lancar
(Rp)
Aktiva Tetap
(Rp)
Total Aktiva
(Rp)
Kebutuhan dana tetap
(Rp)
Kebutuhan dana
musiman (Rp)
1
2
3
4
5
Januari
8.000
26.000
(1+2)
34.000
27.600
(3-4)
6.400
Februari
6.000
26.000
32.000
27.600
4.400
Maret
4.000
26.000
30.000
27.600
2.400
April
2.000
26.000
28.000
27.600
400
Mei
1.600
26.000
27.600*
27.600
-
Juni
3.000
26.000
29.000
27.600
1.400
Juli
6.000
26.000
32.000
27.600
4.400
Agustus
7.400
26.000
33.400
27.600
5.800
September
8.000
26.000
34.000
27.600
6.400
Oktober
10.000
26.000
36.000
27.600
8.400
November
6.000
26.000
32.000
27.600
4.400
4.000
Desember
Rata-rata per bulan
26.000
30.000
27.600
2.400
Bulan
27.600
3.900
*Rp.27.600 merupakan kebutuhan modal yang terendah untuk membiayai total aktiva (bulan mei)
Estimasi kebutuhan dana atas dasar bulanan untuk tahun yang akan datang.
Kolom 4 dan 5 dibagi dalam komponen tetap dan musiman
Permanen = Rp
27.600
Kebutuhan
dana
Dana Jengka Pendek
(AL+AT)
Musiman = Rp 0 s/d Rp
8.400
Dana Jengka Pendek
(Mei-Okt)
Manajemen Keuangan
Page 14
Pada umumnya biaya jangka pendek dalam bentuk perdagangan dalam contoh di atas
merupakan ilustrasi secara grafis penerapan strategi keuangan agresif terhadap
kebutuhan dana secara keseluruhan. (Sundjaja, 2003).
Pertimbangan biaya :
Rata-rata pinjaman jangka pendek (kebutuhan dana musiman) = Rp 3.900
Rata-rata pinjaman jangka panjang (kebutuhan dana permanen) = Rp 27.600
Biaya tahunan dana jangka pendek = 3%
Biaya tahunan dana jangka panjang = 11%
Jadi :
Biaya keuangan jangka pendek = 3% x Rp 3.900 = Rp
117
Biaya keuangan jangka panjang = 11% x Rp 27.600 = Rp 3.036_+
Biaya total rata-rata
= Rp 3.153
Modal kerja bersih Rp 27.600 – Rp 26.000 = Rp 1.600 merupakan jumlah tetap aktiva
lancer. Strategi agresif menggunakan modal kerja bersih minimum yaitu sebesar Rp
1.600 yang merupakan bagian tetap dari aktiva lancar yang dibiayai dengan dana
jangka panjang. Strategi ini mempunyai resiko tidak hanya karena modal kerja bersih
yang rendah tapi :
ο‚·
Ada kemungkinan perusahaan sulit untuk memenuhi kebutuhan musiman dengan
dana jangka pendek.
b)
Strategi Keuangan Konservatif
Yaitu strategi dimana perusahaan membiayai semua proyek yang memerlukan
dana dengan dana jangka pan jang dan membiayai pengeluaran tak terduga dengan
dana jangka pendek (Sundjaja, 2003).
Strategi agresif dibandingkan dengan strategi konservatif adalah strategi konservatif
mengharuskan perusahaan membayar bunga atas dana yang yang tidak diperlukan
sedangkan strategi agresif tidak dan dari segi biaya strategi agresif menggunakan biaya
Manajemen Keuangan
Page 15
yang lebih rendah dibandingkan strategi konservatif, namun dalam hal resiko strategi
agresif memiliki resiko yang lebih tinggi dibandingkan strategi konservatif (Sundjaja,
2003).
Tabel 3. Contoh Strategi Keuangan Konservatif
Kebutuhan dana jangka maksimal pada bulan oktober yaitu sebesar Rp 36.000,- akan
dipenuhi dengan dana jangka panjang, sedangkan kebutuhan yang tidak teduga
dipenuhi dengan dana jangka pendek.
Pertimbangan biaya :
Rata-rata pinjaman jangka panjang Rp 36.000,Biaya keuangan jangka panjang = 11%xRp 36.000 = Rp 3.960,-. jika dibandingkan
dengan biaya menggunakan strategi agresif sebesar Rp 3.153,- maka strategi
konservatif lebih membutuhkan biaya yang lebih besar yaitu sebesar Rp 3.960,- karena
perusahaan tetap harus membayar bunga walaupun dananya tidak dibutuhkan.
Pertimbangan resiko :
Dengan menggunakan strategi konservatif berarti :
1.
Tingkat resiko perusahaan sangat rendah
2.
Perusahaan tidak perlu sering memikirkan pencarian dana.
c)
Strategi Keuangan ‘Pertukaran’
Yaitu strategi kompromi antara strategi agresif dan strategi konservatif
Manajemen Keuangan
Page 16
Tabel 4. Contoh Strategi Keuangan Pertukaran
PT QIANDRA
Estimasi Kebutuhan Dana
Bulan
Aktiva Lancar
(Rp)
Aktiva Tetap
(Rp)
Total Aktiva
(Rp)
Kebutuhan dana
tetap (Rp)
Kebutuhan dana
musiman (Rp)
1
2
3
4
5
31.800
31.800
31.800
31.800
31.800
31.800
31.800
31.800
31.800
31.800
31.800
31.800
31.800
2.200
200
200
1.600
2.200
4.200
200
900
(1+2)
8.000
26.000
6.000
26.000
4.000
26.000
2.000
26.000
1.600
26.000
3.000
26.000
6.000
26.000
7.400
26.000
8.000
26.000
10.000
26.000
6.000
26.000
4.000
26.000
Rata-rata per bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
(3-4)
34.000
32.000
30.000
28.000
27.600*
29.000
32.000
33.400
34.000
36.000*
32.000
30.000
Kebutuhan dana :
Minimum (Mei)
= Rp 27.600
Maksimum (oktober)
= Rp 36.000
Titik tengah =
27.600+36.000
2
= 31.800
Jadi, perusahaan aka menggunakan dana jangka panjang untuk kebutuhan dan per
bulan sebesar Rp 31.800,- dan kebutuhan dana yang melebihi Rp 31.800 dipenuhi
dengan dana jangka pendek.
Pertimbangan Biaya :
Rata-rata pinjaman jangka pendek
= Rp
Rata-rata pinjaman jangka panjang
= Rp 31.800
Biaya keuangan jangka pendek
Manajemen Keuangan
900
= 3% x 900
=
27
Page 17
Biaya keuangan jangka panjang
= 11%x31.800 = 3.498 +
= 3.525
Pertimbangan resiko :
Modal kerja bersih = Rp 31.800 – Rp 26.000 = Rp 5.800
1.
Kurang beresiko dibanding agresif, lebih beresiko dibanding konservatif.
2.
Bila ada kebutuhan dana yang tidak terduga, perusahaan masih perlu mencari
pinjaman jangka pendek guna memenuhi kebutuhan dana bulan Januari s/d
Maret dan Juli s/d Desember.
LATIHAN
1. Apa yang anda ketahui tentang modal kerja dan manajemen modal
kerja?
2. Bagaimana menentukan besarnya modal kerja perusahaan?
3. Jelaskan mengenai strategi modal kerja bersih!
4. Pada
tahun
depan
PT.
Andrian
mempunyai
rencana
untuk
memproduksi barang jadi 6000 unit per bulan. Untuk membuat satu
unit barang jadi tersebut dibutuhkan 3 kg bahan baku dengan harga
Rp. 1250,00 per kg. bahan baku tersebut sebelum diproses rata-rata
disimpan digudang selama 12 hari. Lamanya proses produksi 5 hari.
Setekah menjadi produk selesai biasanya akan disimpan selama 16
hari sebelum dijual. rata-rata piutang tertagih selama 40 hari. Upah
langsung per unit barang jadi sebesar Rp.2000. Biaya pemasaran tunai
sebulan sebesar Rp. 13.200.000,-. Biaya administrasi dan umum
sebulan Rp. 9.600.000,- dan kas minimal ditentukan sebesar Rp.
3.000.000,-. Hitunglah berapa kebutuhan modal kerja PT. Andrian
tersebut.
5. PT Rania memperkirakan tahun depan penjualan akan meningkat sebesar
Rp 20.000.000,00 Debt ratio ingin dipertahankan sebesar 60%. Nilai aktiva
tetap yang dimiliki saat ini Rp 5.000.000. tingkat bunga jangka pendek
maupun jangka panjang 14%. Terdapat tiga alternative kebijakan investasi
pada aktiva lancer sebagai berikut:
Manajemen Keuangan
Page 18
Kebijakan
Persentase CA Terhadap Peningkatan
Penjualan
Agresif
45%
Moderat
50%
Konservatif
60%
Keuntungan sebelum bunga dan pajak diasumsikan 10% dari peningkatan
penjualan, ,dan pajak 40%. Berapakah ROE pada setiap kebijakan?
Berikan komentar atas ketiga kebijakan tersebut?
Manajemen Keuangan
Page 19
Download