BAB VII STRUKTUR MODAL, MODAL KERJA DAN ANALISIS RESIKO PENGANGGARAN MODAL 7.1. Pengertian Struktur Modal Kebijakan struktur modal melibatkan adany suatu pertukaran antara resiko dalm pengambilan : ο· ο· Pengunaan lebih banyak utang akan meningkatkan resiko yang ditanggung oleh para pemegang saham Namun penggunaan utang yang lebih besar biasanya akan menyebabkan terjadinya eskpektasi tingkat pengembalian atas ekuitas yang lebih tinggi Resiko yang lebih tinggi akan menurunkan harga saham, tetapi eskpektasi tingkat pengembalian yang lebih tinggi akan kenikannya. Karena itu, struktur modal yang optimal harus mencapai suatu keseimbangan antara risiko dan pengembalian sehingga dapat memaksimalkan harga saham perusahaan. 7.2. Analisis Struktur Modal Adapun beberapa pengukuran dan peralatan/rasio yang dipakai dalam analisis struktur modal: 1. Struktur permodalan Struktur modal perusahaan merupakan perbandingan antara hutang dengan hak milik pemegang saham (Ekuitas) yang dikenal dengan Debt Equity Ratio (DER). DER sering dipergunakan oleh kreditur ( bank dan Lembaga keuangan non bank) untuk menentukan apakah suatu perusahaan masih layak untuk diberi pinjaman atau tidak. DER rata-rata industriditentukan 49%. π·πΈπ = πππ‘ππ π»π’π‘πππ πππ‘ππ πΈππ’ππ‘π¦ 1. Struktur keuangan Struktur keuangan adalah cara bagaimana perusahaan membiayai aktiva yang dicerminkan pada seluruh sisi kredit dalamneraca. “leverage keuangan Manajemen Keuangan Page 1 didefinisikan sebagai perbandingan antara nilai buku seluruh hutang (debt) terhadap total aktiva atau nilai total perusahaan. πΉππππππππ πΏππ£πππππ = πππ‘ππ π»π’π‘πππ πππ‘ππ π»π’π‘πππ ππ‘ππ’ πππ‘ππ π΄ππ‘ππ£π πππ‘ππ πππππ ππππ’π πππππ 2. Rasio laba terhadap beban bunga Rasio laba terhadap beban bunga dihitung dengan membagi laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan beban bunga. Rasio ini sering juga disebut rasio penutupan (coverage ratio). Rasio ini mengukur sejauh mana perusahaan boleh turun tanpa mempengaruhi kinerja keuangan karena tidak mampu membayar beban bunga tahunan. Rasio laba rata-rata yang wajar bunga sebesar 8%. Rasio laba terhadap bunga yaitu: π ππ ππ πΏπππ π‘πππππππ π΅π’πππ = πΈπ΅πΌπ ( πΈππππππ π΅πππππ πΌππ‘ππππ π‘ πππ₯) π΅ππππ π΅π’πππ 3. Rasio penutupan beban tetap Rasio penutupan beban tetap dihitung dengan membagi laba sebelum baunga dan pajak serta beban sewa jangka panjang dengan beban bunga ditambah beban sewa jangka panjang. π ππ ππ ππππ’π‘π’πππ π΅ππππ πππ‘ππ = πΈπ΅πΌπ + π΅ππππ πππ€π π΅ππππ π΅π’πππ + π΅ππππ πππ€π 7.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Biaya Modal Ada beberapa faktor yang mempengaruhi biaya modal, yaitu faktor yang tidak dapat dikendalikan dan faktor yang dapat dikendalikan perusahaan. Adapun faktor-faktor tersebut sebagai berikut: Manajemen Keuangan Page 2 • Faktor yang Tidak Dapat Dikendalikan Perusahaan, yaitu 1. Tingkat Suku Bunga. Jika suku bunga dalam perkonomian meningkat, maka biaya utang juga akan meningkat karena perusahaan harus membayar pemegang obligasi dengan suku bunga yang lebih tinggi untuk memperoleh modal utang. 2. Tarif Pajak. Tarif Pajak digunakan dalam perhitungan biaya utang yang digunakan dalam WACC, dan terdapat cara-cara lainnya yang kurang nyata dimana kebijakan pajak mempengaruhi biaya modal. • Faktor yang Dapat Dikendalikan Peusahaan, yaitu 1. Kebijakan Struktur Modal. Perhitungan WACC didasarkan pada tarif bunga setiap komponen modal dengan komposisi struktur modalnya. Sehingga jika struktur modalnya berubah, maka biaya modalnya akan berubah. 2. Kebijakan Dividend. Penurunan ratio pembayaran dividend mungkin dapat menye-babkan biaya modal sendiri meningkat, sehingga MACC-nya naik. 3. Kebijakan Investasi Akibat dari kebijakan investasi akan membawa dampak yang berrisiko. Besar kecilnya risiko inilah yang akan mempengaruhi biaya modal. 7.4. Teori Struktur Modal Ada beberapa teoti yang biasa digunakan dalam struktur modal, adapun teori-teori tersebut sebagai berikut: 1. Teori Pendekatan Tradisional Pendekatan Tradisional berpendapat akan adanya struktur modal yang optimal. Artinya Struktur Modal mempunyai pengaruh terhadap Nilai Perusahaan, dimana Struktur Modal dapat berubah-ubah agar bisa diperoleh nilai perusahaan yang optimal. Manajemen Keuangan Page 3 2. Teori Pendekatan Modigliani dan Miller Dalam teori ini berpendapat bahwa Struktur Modal tidak mempengaruhi Perusahaan. Dalam hal ini telah dimasukkan faktor pajak. Sehingga nilai Perusahaan dengan hutang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai perusahan tanpa hutang, Kenaikan tersebut dikarenakan adanya penghematan pajak 3. Teori Trade-Off dalam Struktur Modal Dalam kenyataan, ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan hutang sebanyak banyaknya. Suatu hal yang terpenting adalah dengan semakin tingginya hutang, akan semakin tinggi kemungkinan kebangkrutan. Biaya kebangkrutan tersebut bisa cukup signifikan. 4. Teori Pecking Order Teori Trade-Off mempunyai implikasi bahwa manager akan berfikir dalam kerangka trade-off antara penghematan pajak dan biaya kebangkrutan dalam penentuan Struktur Modal. Dalam kenyataan empiris nampaknya jarang manager keuangan yang berfikir demikian. Secara spesifik, perusahaan mempunyai urutan-urutan prefensi dalam penggunaan dana. 5. Teori Asimetri Informasi dan Signaling Teori ini mengatakan bahwa dalam pihak pihak yang berkaitan dengan perusahaan tidak mempunyai informasi yang sama mengenai prospek dan resiko perusahaan. Pihak tertentu mempunyai informasi yang lebih dari pihak lainnya. Adapun teori-teori lainnya yaitu sebagai berikut: 1. Pendekatan Teori Keagenan (Agency Approach) Menurut pendekatan ini, struktur modal disusun untuk mengurangi konflik antar berbagai kelompok kepentingan. Konflik antara pemegang saham dengan manager adalah konsep free-cash flow. Ada kecenderungan manager ingin menahan sumber daya sehingga mempunyai control atas sumber daya tersebut. Hutang bisa dianggap sebagai cara untuk mengurangi konflik leagenan free cash flow. Jika perusahaan menggunakan hutang, maka Manajemen Keuangan Page 4 manager akan dipaksa untuk mengeluarkan kas dari perusahaan untuk membayar bunga. 2. Pendekatan Interaksi Produk Teori ini berangkat dari teori organisasi industri dan relatif baru, dibandingkan dengan teori lainnya. Ada dua kategori dalam pendekatan ini, yaitu Strategi dan Menjelaskan hubungan antara Struktur Modal dengan karakteristik produk atau input. 3. Konteks atas Pengendalian Perusahaan Beberapa penemuan pendekatan ini adalah perusahaan yang menjadi target (dalam pengambilalihan) akan meningkatkan tingkat hutangnya, berhubungan dengan kemungkinan sukses tender offer (penawaran terbuka pada proses pengamalihan usaha). 7.5. Faktor yang mempengaruhi Struktur Modal Empat faktor yang dapat mempengaruhi keputusan struktur modal adalah : 1. Resiko bisnis 2. Posisi perpajakan 3. Fleksibilitas keuangan 4. Konservatisme atau keagresifan manajemen Resiko bisnis adalah tingkat resiko yang inhern di dalam operasi sebuah perusahaan jika perusahaan tidak memiliki utang Resiko bisnis tergantung pada sejumlah factor, dimana factor-faktor yang penting adalah : 1. Variabilitas perusahaan. Semakin stabil permintaan akan produk, jk hal ini dianggap konstan maka semakin rendah risiko bisnisnya. 2. Variabilitas harga jual. Perusahaan yang menjual produknya di pasar yang tidak stabil terkena resiko bisnis yang lebih tinggi. 3. Variabilitas biaya input. Perusahaan yang inputnya tidak pasti akan terkena resiko bisnis yang lebih tinggi. Manajemen Keuangan Page 5 4. Kemampuan untuk menyesuaikan harga output untuk perubahanperubahan pada biaya input. Semakin besar kemampuan menyesuaikan harga output untuk mencerminkan kondisi biaya, semakin randah resiko bisnisnya. 5. Kemampuan untukmengembangkan produk-produk baru pada waktu yang tepat dan efektif dalam hal biaya. Semakin cepat produknya menjadi usang maka semakin besar resiko bisnisnya. 6. Ekspour resiko asing. Perusahaan yang menghasilkan sebagian besar labanya dari operasi luar negeri dapat terkena penurunan laba akibat fluktuasi nilai tukar. 7. Komposisi biaya tetap. Jika sebagian besar biayanya adalah biaya tetap sehingga akibat tidak mengalami penurunan ketika permintaan turun, maka tekena resiko bisnis yang relative tinggi. 7.6. Leverage Operasi Leverage operasi adalah tingkat sampai sejauh mana biaya-biaya tetap digunakan didalam operasi sebuah perusahaan. Titik impas adalah jumlah output saat EBIT = 0 Kita dapat menghitung titik impas dengan mengetahui bahwa titik impas operasi terjadi ketika ROE = 0 atau ketika laba sebelum pajak (EBIT) = 0.3 πΈπ΅πΌπ = ππ − ππ − πΉ = 0 πΉ QBEP = π−π atau SBEP = P : Harga jual per unit Q V F : Volume penjualan : Biaya variabel per unit : Total biaya tetap Manajemen Keuangan πΉ π π 1− Page 6 QBEP : BEP dalam Unit SBEP : BEP dalam Rupiah 7.7. Struktur Modal yang Optimal Struktur modal yang optimal adalah struktur yang memaksimalkan harga dari saham perusahaan, dan hal ini biasanya meminta rasio utang yang lebih rendah daripada rasio yang memaksimalkan EPS yang diharapkan. ο Degree of operating leverage (DOL) mengukur berapa persen EBIT berubah jika penjualan berubah 1%. π·ππΏ = π (π − π) π π−π −πΉ π·ππΏ = π − πππΆ π − πππΆ − πΉ Q = Volume penjualan P = Harga jual per unit V = Biaya variabel per unit F = Total biaya tetap S = Total penjualan dalam rupiah TVC = Total biaya variabel ο Degree of financial leverage (DFL) mengukur kepekaan EPS terhadap perubahan EBIT perusahaan. π·πΉπΏ = π π−π −πΉ π π−π −πΉ−πΆ Q = Volume penjualan P = Harga jual per unit V = Biaya variabel per unit F = Total biaya tetap C = Biaya bunga Manajemen Keuangan Page 7 ο Degree of combined leverage (DCL) menunjukkan kepekaan EPS terhadap perubahan penjualan. π·πΆπΏ = π (π − π) π π−π −πΉ−πΆ Q = Volume penjualan P = Harga jual per unit V = Biaya variabel per unit F = Total biaya tetap C = Biaya bunga 7.8. MODAL KERJA Setiap perusahaan yang melakukan kegiatannya selalu membutuhkan dana. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun untuk memenuhi kebutuhan operasional sehari-hari. Dana yang diperlukan oleh perusahaan sehari-hari seperti pembelian bahan baku , pembayaran upah buruh, membayar hutang dan pembayaran lainnya disebut modal kerja. Modal kerja merupakan salah satu unsure aktiva yang sangat penting dalam perusahaan.karena tanpa modal kerja perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan dana untuk menjalankan aktivitasnya.masa perputaran modal kerja sejak kas ditanamkan pada elemen-elemen modal hingga menjadi kas lagi. Ada beberapa pengertian mengenai modal kerja sebagai berikut: James C Van Harne (1997) dalam Yudhistira (2008), menyatakan, bahwa “Modal kerja bersih adalah aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar, dan modal kerja kotor adalah investasi perusahaan dalam aktiva lancar seperti kas, piutang dan persediaan. J. Fred Weston Eugene F. Brigham (1991) dalam Yudhistira (2008), menyatakan bahwa “Modal kerja adalah investasi perusahaan dalam harta jangka pendek yaitu kas, surat berharga jangka pendek, piutang dan persediaan”. Manajemen Keuangan Page 8 Modal kerja adalah kekayaan atau aktiva yang diperlukan perusahaan untuk menyelenggarakan kegiatan sehari-hari yang selalu berputar-putar dalam periode tertentu (Indriyo,1992). Sedangkan menurut Riyanto (1995) modal kerja adalah investasi perusahaan dalam harta jangka pendek yaitu kas, surat berharga jangka pendek, piutang, persediaan. Modal kerja kotor adalah harta lancar total dari perusahaan, dan modal kerja bersih adalah harta lancar dikurangi utang lancar. Secara umum modal kerja dapat berarti : a. Seluruh aktiva lancar atau modal kerja kotor (Gross Working Capital) atau konsep kuantitatif. b. Aktiva lancar dikurangi utang lancar (Net Working Capital) atau konsep kualitatif. c. Keseluruhan dana yang diperlukan untuk menghasilkan laba tahun berjalan (Functional Working Capital) atau konsep fungsional. Dari uraian tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa modal kerja adalah harta yang dimiliki perusahaan yang dipergunakan untuk menjalankan kegiatan usaha atau membiayai operasional perusahaan tanpa mengorbankan aktiva yang lain dengan tujuan memperoleh laba yang optimal. 7.9. KONSEP MODAL KERJA Bambang Riyanto (1995) dalam Yudhistira (2008), mengemukakan 3 (tiga) konsep pengertian modal kerja yaitu : 1. Konsep kuantitatif Konsep ini menitik beratkan pada kuantitas dana yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancar, aktiva ini merupakan aktiva sekali berputar kembali dalam bentuk semula atau dana yang tertanam dalam aktiva akan dapat bebas lagi dalam jangka pendek. Jadi menurut konsep ini adalah keseluruhan jumlah aktiva lancar. Dalam pengertian ini modal kerja sering disebut modal kerja bruto atau gross working capital. Manajemen Keuangan Page 9 2. Konsep kualitatif Pada pengertian ini konsep modal kerja dikaitkan dengan besarnya jumlah hutang lancar atau hutang yang segera harus dibayar. Jadi modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya, yaitu yang merupakan kelebihan aktiva lancar diatas hutang lancarnya. 3. Konsep fungsional Konsep ini menitik beratkan pada fungsi dana dalam menghasilkan pendapatan. Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan adalah dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Aktiva lancar sebagian merupakan unsur modal kerja, walaupun tidak seluruhnya. 7.10. MACAM-MACAM MODAL KERJA Adapun macam- macam modal kerja adalah sebagai berikut: 1) Modal kerja permanen (Permanen Working Capital) Merupakan modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan, untuk dapat menjalankan fungsinya atau dengan kata lain modal kerja yang secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal kerja permanen dibedakan atas : a. Modal kerja primer (Primary Working Capital) Yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya. b. Modal kerja normal (Normal Working Capital) Yaitu modal kerja untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal. 2) Modal kerja variable (Variabel Working Capital) Merupakan modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan. Modal kerja variabel dibedakan atas : Manajemen Keuangan Page 10 a. Modal kerja musiman (Seasional Working Capital) Yaitu modal kerja yang mengalami perubahan karena fluktuasi musim. b. Modal kerja siklus (Cyclical Working Capital)Yaitu modal kerja yang mengalami perubahan karena perubahan fluktuasi konjungtur. c. Modal kerja darurat (Emergency Working Capital) Yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah disebabkan situasi darurat yang diperkirakan akan terjadi atau situasi yang tidak diketahui sebelumnya (Riningsih,2005). 7.11. PENENTUAN BESARNYA MODAL KERJA Besarnya modal kerja yang dibutuhkan suatu perusahaan tergantung pada beberapa hal ,yaitu : 1. Besar Kecilnya Skala Usaha Perusahaan Kebutuhan Modal Kerja Perusahaan besar berbeda dengan Perusahaan kecil.Hal ini terjadi karena beberapa alasan.perusahaan Besar mempunyai keuntungan akibat lebih luasnya sumber pembiayaan yang tesedia di bandingkan perusahaan kecil yang sangat tergantung pada beberapa sumber saja.Pada perusahaan kecil,tidak tertagihnya beberapa piutang para langganan dapat sangat mempengaruhi unsur-unsur modal kerja lainnya seperti kas dan persediaan. 2. Aktivitas Perusahaan Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa tidak mempunyai persediaan barang dagangan sedangkan perusahaan yang menjual persediaannya secara tunai memiliki piutang dagang.Hal ini mempengaruhi tingkat perputaran dan jumlah modal kerja suatu perusahaan.Demikian pua dengan syarat pembelian dan waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang yang akan dijual. 3. Volume Penjualan Volume penjualan merupakan mempengaruhi kebutuhan Manajemen Keuangan faktor yang sangat penting yang modal kerja.Bila penjualan meningkat maka Page 11 kebutuhan modal kerjapun akan meningkat demikian sebaliknya. 4. Perkembangan Teknologi Kemajuan tehnologi,Khususnya yang berhubungan dengan proses produksi akan mempengaruhi kebutuhan modal kerja.Otomatisasi yang mengakibatkan proses produksi yang lebih cepat membutuhkan persediaan bahan baku yang lebih banyak agar kapasitas maksimum dapat tercapai,selain itu membuat perusahaan mempunyai persediaan barang jadi,dalam jumlah jumlah yang lebih banyak pula bila tidak diimbangi dengan pertambahan penjualan yang besar. 5. Sikap perusahaan terhadap likuiditas dan profitabilitas Adanya biaya dari smua dana yang digunakan perusahaan mengakibatkan jumlah modal kerja yang yang relatif besar mempunyai kecenderungan untuk mengurangi laba perusahaan,tetapi dengan menahan uang kas dan persediaan persediaan yang lebih besar akan membuat perusahaan lebih mampu untuk membayar transaksi yang dilakukan dan resiko kehilangan pelanggan tidak terjadi karena perusahaan mempunyai persediaan barang yang cukup (Sundjaja, 2003). 6. Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja Merupakan keseluruhan atau jumlah dari periode yang meliputi jangka waktu pemberian kredit beli,lama penyimpanan bahan mentah di gudang,lamanya proses produksi,lamanya barang disimpan di gudang,jika waktu penerimaan piutang. 7. Pengeluaran kas rata-rata setiap hari Merupakan jumlah pengeluaran kas rata-rata setiap hari untuk keperluan bahan mentah,bahan pembantu,pembayaran upah buruh,dan lain-lain. Menurut Zamit (2009) modal kerja makin besar,jika : ο² Jumlah pengeluaran kas setiap tetap,periode perputaran lama. ο² Periode perputaran tetap,jumlah pengeluaran kas besar. Manajemen Keuangan Page 12 Contoh Penentuan Besarnya Modal Kerja PT. PASTI memproduksi produk X setiap hari sebanyak 20 unit, 25 hari kerja perbulan. Biaya yang dikeluarkan meliputi: Bahan mentah Rp 125.,- dan upah Rp 75,Biaya administrasi Rp 12.500 perbulan Gaji pimpinan Rp 25.000 perbulan Bahan dibayar dimuka 5 hari sebelum diterima Proses produksi 3 hari, barang jadi disimpan 2 hari, dan rata-rata pelunasan piutang 5 hari. Jawab : o Dana terikat dalam persekot 5 hari o Proses produksi 3 hari o Barang jadi 2 hari o Piutang dagang 5 hari o Periode perputaran 15 hari Bahan mentah 15 x 20 x 125 = 30.000 Upah 10 x 20 x 75 = 15.000 Biaya adm. 10 x 20 x37.500/(25 x 20) = 15.000 Persediaan kas minimal (asumsi) = 25.000 + Jumlah modal kerja = 85.000 7.12. Strategi Modal Kerja Bersih Ada 3 strategi yang selalu digunakan dalam penentuan modal kerja bersih, yaitu a) Strategi Keuangan Agresif Strategi dimana perusahaan membiayai kebutuhan musiman dan sebagian dari kebutuhan tetapnya dengan dana jangka pendek dan sisanya merupakan kebutuhan permanen dengan dana jangka penjang. Manajemen Keuangan Page 13 Tabel 2. Contoh Strategi Keuangan Agresif PT QIANDRA Estimasi Kebutuhan Dana Aktiva Lancar (Rp) Aktiva Tetap (Rp) Total Aktiva (Rp) Kebutuhan dana tetap (Rp) Kebutuhan dana musiman (Rp) 1 2 3 4 5 Januari 8.000 26.000 (1+2) 34.000 27.600 (3-4) 6.400 Februari 6.000 26.000 32.000 27.600 4.400 Maret 4.000 26.000 30.000 27.600 2.400 April 2.000 26.000 28.000 27.600 400 Mei 1.600 26.000 27.600* 27.600 - Juni 3.000 26.000 29.000 27.600 1.400 Juli 6.000 26.000 32.000 27.600 4.400 Agustus 7.400 26.000 33.400 27.600 5.800 September 8.000 26.000 34.000 27.600 6.400 Oktober 10.000 26.000 36.000 27.600 8.400 November 6.000 26.000 32.000 27.600 4.400 4.000 Desember Rata-rata per bulan 26.000 30.000 27.600 2.400 Bulan 27.600 3.900 *Rp.27.600 merupakan kebutuhan modal yang terendah untuk membiayai total aktiva (bulan mei) Estimasi kebutuhan dana atas dasar bulanan untuk tahun yang akan datang. Kolom 4 dan 5 dibagi dalam komponen tetap dan musiman Permanen = Rp 27.600 Kebutuhan dana Dana Jengka Pendek (AL+AT) Musiman = Rp 0 s/d Rp 8.400 Dana Jengka Pendek (Mei-Okt) Manajemen Keuangan Page 14 Pada umumnya biaya jangka pendek dalam bentuk perdagangan dalam contoh di atas merupakan ilustrasi secara grafis penerapan strategi keuangan agresif terhadap kebutuhan dana secara keseluruhan. (Sundjaja, 2003). Pertimbangan biaya : Rata-rata pinjaman jangka pendek (kebutuhan dana musiman) = Rp 3.900 Rata-rata pinjaman jangka panjang (kebutuhan dana permanen) = Rp 27.600 Biaya tahunan dana jangka pendek = 3% Biaya tahunan dana jangka panjang = 11% Jadi : Biaya keuangan jangka pendek = 3% x Rp 3.900 = Rp 117 Biaya keuangan jangka panjang = 11% x Rp 27.600 = Rp 3.036_+ Biaya total rata-rata = Rp 3.153 Modal kerja bersih Rp 27.600 – Rp 26.000 = Rp 1.600 merupakan jumlah tetap aktiva lancer. Strategi agresif menggunakan modal kerja bersih minimum yaitu sebesar Rp 1.600 yang merupakan bagian tetap dari aktiva lancar yang dibiayai dengan dana jangka panjang. Strategi ini mempunyai resiko tidak hanya karena modal kerja bersih yang rendah tapi : ο· Ada kemungkinan perusahaan sulit untuk memenuhi kebutuhan musiman dengan dana jangka pendek. b) Strategi Keuangan Konservatif Yaitu strategi dimana perusahaan membiayai semua proyek yang memerlukan dana dengan dana jangka pan jang dan membiayai pengeluaran tak terduga dengan dana jangka pendek (Sundjaja, 2003). Strategi agresif dibandingkan dengan strategi konservatif adalah strategi konservatif mengharuskan perusahaan membayar bunga atas dana yang yang tidak diperlukan sedangkan strategi agresif tidak dan dari segi biaya strategi agresif menggunakan biaya Manajemen Keuangan Page 15 yang lebih rendah dibandingkan strategi konservatif, namun dalam hal resiko strategi agresif memiliki resiko yang lebih tinggi dibandingkan strategi konservatif (Sundjaja, 2003). Tabel 3. Contoh Strategi Keuangan Konservatif Kebutuhan dana jangka maksimal pada bulan oktober yaitu sebesar Rp 36.000,- akan dipenuhi dengan dana jangka panjang, sedangkan kebutuhan yang tidak teduga dipenuhi dengan dana jangka pendek. Pertimbangan biaya : Rata-rata pinjaman jangka panjang Rp 36.000,Biaya keuangan jangka panjang = 11%xRp 36.000 = Rp 3.960,-. jika dibandingkan dengan biaya menggunakan strategi agresif sebesar Rp 3.153,- maka strategi konservatif lebih membutuhkan biaya yang lebih besar yaitu sebesar Rp 3.960,- karena perusahaan tetap harus membayar bunga walaupun dananya tidak dibutuhkan. Pertimbangan resiko : Dengan menggunakan strategi konservatif berarti : 1. Tingkat resiko perusahaan sangat rendah 2. Perusahaan tidak perlu sering memikirkan pencarian dana. c) Strategi Keuangan ‘Pertukaran’ Yaitu strategi kompromi antara strategi agresif dan strategi konservatif Manajemen Keuangan Page 16 Tabel 4. Contoh Strategi Keuangan Pertukaran PT QIANDRA Estimasi Kebutuhan Dana Bulan Aktiva Lancar (Rp) Aktiva Tetap (Rp) Total Aktiva (Rp) Kebutuhan dana tetap (Rp) Kebutuhan dana musiman (Rp) 1 2 3 4 5 31.800 31.800 31.800 31.800 31.800 31.800 31.800 31.800 31.800 31.800 31.800 31.800 31.800 2.200 200 200 1.600 2.200 4.200 200 900 (1+2) 8.000 26.000 6.000 26.000 4.000 26.000 2.000 26.000 1.600 26.000 3.000 26.000 6.000 26.000 7.400 26.000 8.000 26.000 10.000 26.000 6.000 26.000 4.000 26.000 Rata-rata per bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember (3-4) 34.000 32.000 30.000 28.000 27.600* 29.000 32.000 33.400 34.000 36.000* 32.000 30.000 Kebutuhan dana : Minimum (Mei) = Rp 27.600 Maksimum (oktober) = Rp 36.000 Titik tengah = 27.600+36.000 2 = 31.800 Jadi, perusahaan aka menggunakan dana jangka panjang untuk kebutuhan dan per bulan sebesar Rp 31.800,- dan kebutuhan dana yang melebihi Rp 31.800 dipenuhi dengan dana jangka pendek. Pertimbangan Biaya : Rata-rata pinjaman jangka pendek = Rp Rata-rata pinjaman jangka panjang = Rp 31.800 Biaya keuangan jangka pendek Manajemen Keuangan 900 = 3% x 900 = 27 Page 17 Biaya keuangan jangka panjang = 11%x31.800 = 3.498 + = 3.525 Pertimbangan resiko : Modal kerja bersih = Rp 31.800 – Rp 26.000 = Rp 5.800 1. Kurang beresiko dibanding agresif, lebih beresiko dibanding konservatif. 2. Bila ada kebutuhan dana yang tidak terduga, perusahaan masih perlu mencari pinjaman jangka pendek guna memenuhi kebutuhan dana bulan Januari s/d Maret dan Juli s/d Desember. LATIHAN 1. Apa yang anda ketahui tentang modal kerja dan manajemen modal kerja? 2. Bagaimana menentukan besarnya modal kerja perusahaan? 3. Jelaskan mengenai strategi modal kerja bersih! 4. Pada tahun depan PT. Andrian mempunyai rencana untuk memproduksi barang jadi 6000 unit per bulan. Untuk membuat satu unit barang jadi tersebut dibutuhkan 3 kg bahan baku dengan harga Rp. 1250,00 per kg. bahan baku tersebut sebelum diproses rata-rata disimpan digudang selama 12 hari. Lamanya proses produksi 5 hari. Setekah menjadi produk selesai biasanya akan disimpan selama 16 hari sebelum dijual. rata-rata piutang tertagih selama 40 hari. Upah langsung per unit barang jadi sebesar Rp.2000. Biaya pemasaran tunai sebulan sebesar Rp. 13.200.000,-. Biaya administrasi dan umum sebulan Rp. 9.600.000,- dan kas minimal ditentukan sebesar Rp. 3.000.000,-. Hitunglah berapa kebutuhan modal kerja PT. Andrian tersebut. 5. PT Rania memperkirakan tahun depan penjualan akan meningkat sebesar Rp 20.000.000,00 Debt ratio ingin dipertahankan sebesar 60%. Nilai aktiva tetap yang dimiliki saat ini Rp 5.000.000. tingkat bunga jangka pendek maupun jangka panjang 14%. Terdapat tiga alternative kebijakan investasi pada aktiva lancer sebagai berikut: Manajemen Keuangan Page 18 Kebijakan Persentase CA Terhadap Peningkatan Penjualan Agresif 45% Moderat 50% Konservatif 60% Keuntungan sebelum bunga dan pajak diasumsikan 10% dari peningkatan penjualan, ,dan pajak 40%. Berapakah ROE pada setiap kebijakan? Berikan komentar atas ketiga kebijakan tersebut? Manajemen Keuangan Page 19