mengelola resiko dengan produk derivatif - E

advertisement
Jurnal Kajian Akuntansi dan Auditing
Vol. 3, No. 2, Oktober 2008
MENGELOLA RESIKO
DENGAN PRODUK DERIVATIF
Dandes rifa
Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta
Abstract
The main objective of risk management is to minimize the potential for
losses (risk) arising from unexpected changes in currency rates, credit,
commodities and equities. One of the risks faced by companies is market risk
(value at risk). This article aims to explain that risk management can be one of
them by using derivative products. Derivative transactions is very useful for
business people who want to hedge (hedging) against a commodity, which
always experience price changes from time to time. There are three strategies
that can be used to hedge the balance sheet hedging strategy, operational
hedging strategies and contractual hedging strategies. Staregi contractual
hedging is a form of protection that is done by forming a contractual hedging
instruments in order to provide greater flexibility to managers in managing the
potential risks faced by foreign currency. Most of these contractual hedging
instrument in the form of derivative products.
The management can enhance shareholder value by controlling risk. Party investors and other interested parties hope that the financial manager is
able to identify and manage market risks to be faced. If the value of the firm
equals the present value of future cash flows, then risk management can be
justified.
Key words: risk, risk management, derivatives, hedging.
PENDAHULUAN
Di era pasar bebas (free trade), arus dana dalam bisnis tidak lagi mengenal
batas negara. Tuntutan transparansi informasi keuangan semakin meningkat, baik dari
pengguna laporan keuangan di dalam negeri maupun di luar negeri. Salah satu resiko
bisnis yang dapat timbul berasal dari transaksi dengan valuta asing. Transaksi yang
sedang berkembang sekarang adalah transaksi derivatif.
Suatu transaksi derivative merupakan sebuah perjanjian antara dua pihak yang
dikenal sebagai counterparties (pihak-pihak yang saling berhubungan). Atau sebuah
kontrak bilateral atau perjanjian penukaran pembayaran yang nilainya tergantung pada
–diturunkan dari – nilai asset, tingkat referensi atau indeks. Transaksi derivative terdiri
dari sejumlah acuan pokok (underlying) yaitu suku bunga (interest rate), kurs tukar
(currency), komoditas (commodity), ekuitas (equity) dan indeks (index) lainnya.
Mayoritas transaksi derivative produk-produk Over The Counter (OTC) yaitu kontrak-
Jurnal Kajian Akuntansi dan Auditing
kontrak yang bisa dinegosiasikan secara pribadi dan ditawarkan langsung kapada
pengguna akhir, sebagai lawan dari kontrak-kontrak yang telah distandarisasi (futures)
dan diperjualbelikan di bursa. Menurut dealer dan pengguna akhir (end user) fungsi
dari suatu transaksi derivative adalah untuk melindungi nilai (hedging) beberapa jenis
resiko tertentu.
Para eksekutif keuangan diseluruh dunia menghargai cara-cara baru dan
imaginatif untuk meminimalkan resiko (risk exposure) yang dihadapi atas volatilitas
kurs valuta asing, harga komoditas, tingkat suku bunga dan harga sekuritas. Oleh
karena itu industri keuangan saat ini menawarkan banyak produk-produk lindung nilai
keuangan termasuk swap mata uang, swap suku bunga dan opsi. Akibatnya resikoresiko yang terkait dengan penggunaan instrumen ini seringkali jadi tertutupi.
KONSEP PENGELOLAAN RESIKO (RISK MANAGEMENT)
Tujuan utama manajemen resiko keuangan adalah untuk meminimalkan
potensi kerugian yang timbul dari perubahan tak terduga dalam harga mata uang,
kredit, komoditas dan ekuitas. Resiko volatilitas harga yang dihadapi ini dikenal
dengan resiko pasar. Resiko pasar ini terkadang juga digunakan untuk istilah resiko
atas nilai (value at risk) yang mengacu pada peluang kerugian atas portopolio
perusahaan yang diperdagangkan, yang mencakup instrumen lindung nilai yang
disebabkan oleh perubahan dalam harga aktiva, suku bunga, volatilitas pasar atau
liquiditas pasar.
Menurut Choi (2005; 225) resiko pasar dapat terjadi dalam beberapa bentuk, yaitu:
1. Resiko liquiditas: resiko ini timbal karena tidak semua produk keuangan bisa
diperdagangkan di pasar secara bebas.
2. Diskontinuitas pasar: resiko ini muncul karena pasar tidak selalu menimbulkan
perubahan harga secara bertahap
3. Resiko kredit: resiko ini terjadi jika terdapat kredit macet atau ketidakmampuan
dalam melunasi hutang.
4. Resiko regulasi: resiko ini timbal karena pihak otoritas Public melarang
penggunaan statu produk keuangan untuk tujuan tertentu.
5. Resiko pajak: resiko ini terjadi karena transaksi lindung nilai tertentu tidak
memperoleh perlakuan pajak sesuai dengan yang diinginkan
6. Resiko akuntansi: resiko ini terjadi jika suatu transaksi lindung nilai tidak dapat
dicatat sebagai bagian dari transaksi yang hendak dilindung nilai.
MENGAPA MENGELOLA RESIKO KEUANGAN ?
Pertumbuhan jasa manajemen resiko yang cepat menunjukkan bahwa pihak
manajemen dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan cara mengendalikan resiko
(Jia He dan Lilian K. Ng; 1998). Dilain pihak para investor dan pihak-pihak yang
berkepentingan lainnya berharap agar manajer keuangan mampu mengidentifikasikan
dan mengelola resiko pasar yang akan dihadapi. Jika nilai perusahaan menyamai nilai
kini dari arus kas masa depannya, maka manajemen resiko keuangan (mengelola
peotensi resiko yang dapat muncul), dapat dibenarkan karena beberapa alasan berikut:
62
Dandes Rifa
1. Manajemen eksposur membantu dalam menstabilkan ekspektasi arus kas
perusahaan. Aliras kas yang stabil dapat meminimalkan kejutan laba sehingga
meningkatkan nilai kini ekspektasi arus kas perusahaan. Laba yang stabil juga
meminimalkan resiko gagal bayar dan kebangkrutan atau resiko laba yang tidak
mampu menutupi pembayaran jasa utang kontraktual.
2. Manajemen eksposur memungkinkan perusahaan untuk berkonsentrasi pada
resiko bisnisnya yang utama. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk melakukan
lindung nilai resiko suku bunga dan mata uang sehingga perusahaan dapat
berkonsentrasi pada proses produksi dan pemasaran.
3. Para pemberi pinjaman, karyawan dan pelanggan juga mendapat manfaat dari
manajemen eksposur, karena eksposur dapat menyeimbangkan kepentingan antara
pemegang saham dan pemegang obligasi.
4. Produk derivatif juga memungkinkan dana pensiun yang dikelola pemberi kerja
memperoleh imbalan yang lebih tinggi dengan memberi kesempatan untuk
berinvestasi dalam instrumen tertentu tanpa harus membeli atau menjual
instrumen terkait secara nyata.
5. Karena pada umumnya kerugian yang timbul akibat resiko perubahan harga dan
suku bunga biasanya dialihkan kepada pelanggan dalam bentuk harga yang tinggi,
maka majemenen eksposur dapat
membatasi resiko yang dihadapi oleh
pelanggan.
PRODUK DERIVATIF (DERIVATIVE PRODUCT)
1. Pengertian Derivatif
Derivatif adalah sebuah kontrak bilateral atau perjanjian penukaran
pembayaran yang nilainya diturunkan atau berasal dari produk yang menjadi "acuan
pokok" atau juga disebut "produk turunan" (underlying product); dari pada
memperdagangkan atau menukarkan secara fisik suatu aset, pelaku pasar membuat
suatu perjanjian untuk saling mempertukarkan uang, aset atau suatu nilai disuatu masa
yang akan datang dengan mengacu pada aset yang menjadi acuan pokok.
Derivatif digunakan oleh manajemen investasi/ manajemen portofolio,
perusahaan dan lembaga keuangan serta investor perorangan untuk mengelola posisi
yang mereka miliki terhadap resiko dari pergerakan harga saham dan komoditas, suku
bunga, nilai tukar valuta asing "tanpa" mempengaruhi posisi fisik produk yang
menjadi acuannya (underlying).
Terdapat beberapa alasan penggunaan produk derivatif, antara lain:
1. Peralatan untuk mengelola resiko
2. Untuk mendapatkan hasil yang lebih besar
3. Biaya pendanaan yang lebih rendah
4. Kebutuhan-kebutuhan yang selalu berubah dan sangat bervariasi dari sekelompok
pengguna
5. Hedging (lindung nilai) terhadap resiko-resiko saat ini dan masa datang
6. Mengalihkan resiko pasar
7. Memanfaatkan ketidakefisienan yang ada diantara pasar-pasar yang ada
63
Jurnal Kajian Akuntansi dan Auditing
2. Pelaku transaksi derivatif
Beberapa pihak yang terlibat dalam transaksi derivatif adalah:
a. Pengguna akhir (End User)
Sebagian besar pengguna akhir derivatif yaitu sekitar 80% adalah perusahaanperusahaan, disamping badan-badan pemerintah dan sector public. Alasan-alasan
yang mendorong pengguna akhir menggunakan instrument derivatif adalah:
 Untuk sarana lindung nilai (hedging)
 Memperoleh biaya dana yang lebih rendah
 Meningkatkan keuntungan
 Untuk menferifikasikan sumber-sumber dana
b. Pialang (Dealer)
Terdiri dari lembaga-lembaga keuangan yang bertindak sebagai pialang. Fungsi
pialang antara lain:
1) Menjaga likuiditas
2) Memenuhi permintaan pengguna akhir dengan segera.
3) Memberikan kemampuan untuk mempertinggi likuiditas pasar dan efisiensi
harga
3. Keunggulan transaksi derivatif
Transaksi derivative sangat bermanfaat bagi pelaku bisnis yang ingin
melakukan lindung nilai (hedging) terhadap suatu komoditas, yang selalu mengalami
perubahan harga dari waktu ke waktu. Disamping itu, biaya yang harus dikeluarkan
oleh para pelaku pasar derivatif jauh lebih murah, di bandingkan apabila transaksi
lindung nilai tersebut melalui pasar fisik.
4. Instrumen Derivatif
Derivatif terdiri dari efek yang diturunkan dari instrumen efek lain yang disebut
“underlying”. Ada beberapa macam instrument derivatif di Indonesia, seperti Bukti
Right, Waran, dan Kontrak Berjangka. Derivatif merupakan instrumen yang sangat
berisiko jika tidak dipergunakan secara hati-hati.
1. Bukti Right
a. Definisi
Sesuai dengan undang-undang Pasar Modal, Bukti Right didefinisikan sebagai
Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) pada harga yang telah
ditetapkan selama periode tertentu. Bukti Right diterbitkan pada penawaran
umum terbatas (Right Issue), dimana saham baru ditawarkan pertama kali
kepada pemegang saham lama. Bukti Right juga dapat diperdagangkan di
Pasar Sekunder selama periode tertentu. Apabila pemegang saham tidak
menukar Bukti Right tersebut maka akan terjadi dilusi pada kepemilikan atau
jumlah saham yang dimiliki akan berkurang secara proporsional terhadap
jumlah total saham yang diterbitkan perusahaan.
b. Manfaat Bukti Right:
Investor memiliki hak istimewa untuk membeli saham baru pada harga yang
telah ditetapkan dengan menukarkan Bukti Right yang dimilikinya. Hal ini
64
Dandes Rifa
memungkinkan investor untuk memperoleh keuntungan dengan membeli
saham baru dengan harga yang lebih murah.
Bukti Right dapat diperdagangkan pada Pasar Sekunder, sehingga investor
dapat menikmati capital gain, ketika harga jual dari Bukti Right tersebut lebih
besar dari harga belinya.
c. Risiko memiliki Bukti Right:
Jika harga saham pada periode pelaksanaan jatuh dan menjadi lebih rendah
dari harga pelaksanaan, maka investor tidak akan mengkonversikan Bukti
Right tersebut, sementara itu investor akan mengalami kerugian atas harga beli
Bukti Right.
2. Waran (Warrant)
a. Definisi
Waran biasanya melekat pada saham sebagai daya tarik (sweetener) pada
penawaran umum saham ataupun obligasi. Biasanya harga pelaksanaan lebih
rendah dari pada harga pasar saham. Setelah saham ataupun obligasi tersebut
tercatat di bursa, waran dapat diperdagangkan secara terpisah. Periode
perdagangan waran lebih lama dari pada bukti right, yaitu 3 tahun sampai 5
tahun. Waran merupakan suatu pilihan (option), dimana pemilik waran
mepunyai pilihan untuk menukarkan atau tidak warannya pada saat jatuh
tempo. Pemilik waran dapat menukarkan waran yang dimilikinya 6 bulan
setelah waran tersebut diterbitkan oleh emiten. Harga waran itu sendiri
berfluktuasi selama periode perdagangan.
b. Manfaat dari Waran:
Pemilik waran memiliki hak untuk membeli saham baru perusahaan dengan
harga yang lebih rendah dari harga saham tersebut di Pasar Sekunder dengan
menukarkan waran yang dimilikinya ketika harga saham perusahaan tersebut
melebihi harga pelaksanaan.
Apabila waran diperdagangkan di Bursa, maka pemilik waran mempunyai
kesempatan untuk memperoleh keuntungan (capital gain) yaitu apabila harga
jual waran tersebut lebih besar dari harga beli.
c. Risiko memiliki Waran:
Jika harga saham pada periode pelaksanaan (exercise period) jatuh dan
menjadi lebih rendah dari harga pelaksanaannya, investor tidak akan
menukarkan waran yang dimilikinya dengan saham perusahaan, sehingga ia
akan mengalami kerugian atas harga beli waran tersebut.
Karena sifat waran hampir sama dengan saham dan dapat diperdagangkan di
bursa, maka pemilik waran juga dapat mengalami kerugian (capital loss) jika
harga beli waran lebih tinggi daripada harga jualnya.
4. Kontrak Berjangka atas Indeks Efek (Index Futures)
a. Definisi:
Adalah kontrak atau perjanjian antara 2 pihak yang mengharuskan mereka
untuk menjual atau membeli produk yang menjadi variabel pokok di masa
yang akan datang dengan harga yang telah ditetapkan sebelumnya. Obyek
yang dipertukarkan disebut “Underlying Asset”.
65
Jurnal Kajian Akuntansi dan Auditing
Setiap pihak sebelum membuka kontrak harus menyetorkan margin awal, dan
karena kontrak tersebut memiliki waktu yang terbatas, maka pada saat jatuh
tempo posisi kontrak harus ditutup pada berapapun harga yang terjadi bursa.
Margin itu sendiri harus berada pada suatu level harga tertentu dan jika
margin tersebut turun di bawah level tersebut, yang biasanya diakibatkan
kerugian yang sangat besar, lembaga kliring akan meminta investor untuk
menambah dananya kembali.
Bagaimanapun, harus diperhatikan bahwa seluruh transaksi pada kontrak
berjangka dilakukan di Bursa Efek.
Di Indonesia, saat ini bentuk kontrak berjangka yang tersedia adalah LQ45
Kontrak Berjangka Indeks Efek yang diselenggarakan oleh Bursa Efek
Surabaya.
b. Manfaat Kontrak Berjangka Indeks
1)
Instrumen Hedging
Hedging dimaksudkan untuk melindungi nilai investasi sehingga dapat
meminimalkan risiko.
2)
Spekulasi
Investor dapat berspekulasi dengan melakukan perda-gangan indeks
berjangka daripada melakukan transaksi untuk masing-masing saham.
Hal ini dimungkinkan karena adanya “leverage”. Dengan “leverage”
investor dapat memperoleh keuntungan dari pergerakan harga dengan
modal yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan modal yang harus
dikeluarkan jika melakukan transaksi perdagangan masing-masing
saham di atas.
3)
Arbitrase
Dengan arbitrase, investor dapat memperoleh keuntungan dari
perbedaan antara harga di pasar spot dan pasar berjangka.
c. Risiko Kontrak Berjangka Indeks Efek
Pada saat jatuh tempo, investor harus menutup atau menyele-saikan posisinya,
walaupun harga yang terjadi berbeda dengan harapannya, sehingga investor
dapat mengalami kerugian yang sangat besar jika dibandingkan dengan modal
awalnya.
Apabila investor mengalami kerugian yang besar, maka ia diharuskan untuk
menyetor tambahan dana ke lembaga kliring.
5. Opsi (Options)
Opsi adalah suatu kontrak berupa hak tapi bukan suatu kewajiban bagi pembeli
kontrak untuk membeli atau menjual suatu aset tertentu kepada penjual kontrak
dalam jangka waktu yang telah ditentukan atau disepakati. Sebagai salah satu
instrumen turunan atau derivatif di pasar modal, ada beberapa aset yang dapat
melandasi opsi tersebut, yaitu saham, obligasi, mata uang, dan juga komoditi.
6. Opsi Saham (Stock Options)
Opsi saham adalah suatu kontrak yang menggunakan saham sebagai aset landasan
(underlying). Opsi saham merupakan instrumen turunan atau derivatif karena
nilainya diturunkan dari nilai dan karakteristik aset yang melandasinya.
66
Dandes Rifa
Perbedaan antara opsi saham dan saham biasa terletak pada kontrak antara
pembeli dan penjual. Pembeli akan membayar dalam suatu harga untuk memenuhi
hak-hak tertentu dan penjual akan memberikan haknya sebagai imbalan dari harga
tersebut. Tidak seperti saham biasa, jumlah opsi yang beredar tergantung pada
jumlah pembeli dan penjual yang tertarik untuk menerima dan mengkonversikan
haknya.
7. Efek Beragun Aset (Asset Backed Securities)
Efek Beragun Aset adalah Efek yang diterbitkan oleh Kontrak Investasi Kolektif
Efek Beragun Aset yang portofolionya terdiri dari aset keuangan berupa tagihan
yang timbul dari surat berharga komersial, tagihan kartu kredit, tagihan yang
timbul di kemudian hari (future receivables), pemberian kredit termasuk kredit
pemilikan rumah atau apartemen, Efek bersifat hutang yang dijamin oleh
Pemerintah, Sarana Peningkatan Kredit (Credit Enhancement)/Arus Kas (Cash
Flow), serta aset keuangan setara dan aset keuangan lain yang berkaitan dengan
aset keuangan tersebut.
8. Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA)
Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA) adalah kontrak antara
Manajer Investasi dan Bank Kustodian yang mengikat pemegang Efek Beragun
Aset dimana Manajer Investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio
investasi kolektif dan Bank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan
Penitipan Kolektif.
Dari beberapa instrumen finansial yang dapat dikategorikan dalam kelompok
derivatif, opsi / kontrak berjangka dan swap adalah yang umum dikenal. Opsi adalah
kontrak dimana salah satu pihak menyetujui untuk membayar sejumlah imbalan
kepada pihak yang lainnya untuk suatu "hak" (tetapi bukan kewajiban) untuk membeli
sesuatu atau menjual sesuatu kepada pihak yang lainnya; misalnya saja ada seseorang
yang khawatir bahwa harga dari stok XXX akan turun sebelum ia sempat menjualnya,
maka ia membayar imbalan kepada seseorang lainnya (ini disebut "penjual" opsi jual
/put option) yang menyetujui untuk membeli stok daripadanya dengan harga yang
ditentukan didepan (strike price). Pembeli menggunakan opsi ini untuk mengelola
resiko turunnya nilai jual dari stok XXX yang dimilikinya, dilain sisi si pembeli opsi
mungkin saja menggunakan transaksi opsi tersebut untuk memperoleh imbalan jasa
dan mungkin telah memiliki suatu gambaran bahwa nilai jual XXX tersebut tidak akan
turun. Sebagai lawan dari opsi jual adalah opsi beli atau biasa disebut call option
dimana pada opsi beli ini memberikan opsi kepada pembeli opsi hak untuk membeli
aset acuan (underlying asset) pada suatu tanggal yang disepakati dengan harga yang
telah ditetapkan atau yang dikenal dengan istilah option strike
Swap adalah istilah asing yang maknanya adalah "pertukaran" namun di
Indonesia istilah juga digunakan secara umum. Perjanjian swap adalah transaksi
pertukaran dua valuta melalui pembelian atau penjualan tunai (spot) dengan
penjualan/pembelian kembali secara berjangka yang dilakukan secara simultan dengan
bank yang sama dan pada tingkat premi atau diskon dan kurs yang dibuat dan
disepakati pada tanggal transaksi dilakukan.
67
Jurnal Kajian Akuntansi dan Auditing
MENGELOLA RESIKO DENGAN PRODUK DERIVATIF MELALUI
STRATEGI PERLINDUNGAN
Kegunaan utama dari produk derivatif adalah untuk mengalihkan resiko
ataupun mengambil suatu resiko tergantung apakah posisinya sebagai hedger (pelaku
lindung nilai) atau spekulator. Bermacam-macam rentang nilai antara aset acuan dan
alternatif pembayaran menghasilkan beraneka kontrak derivatif yang diperdagangkan
di pasaran.
1. LINDUNG NILAI
Lindung nilai dalam bahasa Inggris disebut “hedge” yang dapat diartikan
sebagai suatu investasi yang dilakukan khususnya untuk mengurangi atau meniadakan
resiko pada suatu investasi lain. Lindung nilai adalah merupakan suatu strategi yang
diciptakan untuk mengurangi timbulya resiko bisnis yang tidak terduga.
Pelaku lindung nilai biasanya akan melakukan investasi pada suatu sekuritas
yang diyakininya memiliki harga dibawah nilai pasar yang seharusnya dan
menggabungkanya dengan sekuritas lainya yang berhubungan dengan sekuritas
tersebut Holbrook Working seorang perintis teori lindung nilai menyebutkan dengan
istilah “speculation in the basis” (spekulasi dasar) artinya perbedaan antara nilai
teoritis lindung nilai dengan nilai pasar sesungguhnya.
Tidak semua lindung nilai adalah merupakan instrumen keuangan. Contoh
lain ; seorang seniman yang melakukan ekspor ke negara lain dapat melakukan
lindung nilai atas resiko nilai tukar mata uang dengan cara menghitung biaya-biaya
produksinya dalam mata uang yang diinginkanya. Sedangkan perbankan dan lembaga
keuangan lainya menggunakan lindung nilai untuk mengendalikan ketidak sesuaian
antara aktiva dan kewajibannya seperti halnya ketidak sesuaian pada saat jatuh tempo
antara posisi jual, suku bunga pinjaman tetap dan deposito jangka pendek.
Pada kondisi mendatang, dalam aksi lindung nilai, terdapat berbagai
ketidakpastian termasuk satu perubahan yang tidak sesuai dengan perkiraan. Karena
alasan itu, instrumen atau sarana lindung nilai haruslah bersifat fleksibel. Dalam hal
ini semua pihak baik pembeli dan penjual dengan mudah melepas keterikatan atas satu
posisi transaksi. Kedua pihak memiliki posisi tawar yang setara, dengan biaya efisien
dan harga yang tidak mengalami diskon atau premium. Kondisi di atas menunjukkan
diperlukannya sarana perdagangan dan produk-produk yang sesuai untuk aksi lindung
nilai (hedging), dengan kata lain juga diperlukan bursa dengan produk yang beragam.
Banyak transaksi lindung nilai yang tidak melibatkan instrumen keuangan
eksotis ataupun derevatif. Lindung nilai alamiah adalah merupakan suatu investasi
yang bertujuan mengurangi resiko dari resiko yang tidak terduga dengan cara
menyelaraskan nilai perputaran uang misalnya pemasukan dan biaya. Contohnya
seorang eksportir barang dengan tujuan Amerika menghadapi resiko terhadap
perubahan nilai mata uang dollar yang lalu memilih untuk mendirikan fasilitas
produksi diwilayah amerika agar struktur biaya dan harga jual dapat selaras harganya.
Berbagai resiko yang dilakukan lindung nilai :
 Bagi eksportir, dibutuhkan lindung nilai dari mata uang yang digunakan
importir sebagai pembayaran, yang dikenal sebagai lindung nilai terhadap
resiko gejolak nilai tukar mata uang.
68
Dandes Rifa

Kenaikan suku bunga pinjaman, yang beresiko bagi si peminjam dan si
pemberi pinjaman apa bila suku bunga turun
 Ekuitas, resikonya adalah jatuhnya nilai ekuitas yang dimilikinya
Beberapa bentuk lindung nilai
 Kontrak serah dan kontrak berjangka adalah merupakan suatu lindung nilai
terhadap resiko pergerakan harga dipasar, yang pada awalnya diciptakan oleh
pasar komoditi. Dan pada 50 tahun terakhir ini produk lindung nilai telah
berkembang dan digunakan di pasar global sebagai sarana lindung nilai atas
resiko pasar keuangan.
 Lindung nilai terhadap resiko kredit macet, dimana resiko kredit adalah
merupakan resiko dalam bisnis perbankan, namun resiko ini merupakan resiko
yang tidak dikhendaki oleh para pengguna fasilitas, maka untuk melakukan
lindung nilai pedagang menjual obligasi yang dipegangnya dengan potongan
harga.
 Lindung nilai terhadap mata uang yang digunakan oleh para invesor guna
melindungi investasinya, di negara lain juga menggunakan berbagai mata
uang dalam perdagangannya.
 Lindung nilai terhadap semua mata uang tidak selalu tersedia namun
setidaknya dapat ditemukan pada mata uang terutama uang utama dunia
seperti USD, GBP, EUR, JPY, CHF, HKD, AUD, CAD
2. STRATEGI PERLINDUNGAN
Sekali potensi resiko mata uang yang dihadapi dapat didentifikasikan, langkah
berikutnya adalah merancang strategi lindung nilai untuk meminimalkan atau
menghilangkan potensi resiko tersebut. Terdapat tiga strategi yang dapat digunakan
untuk melakukan lindung nilai yaitu (Choi, 2005; 240):
a. Strategi lindung nilai neraca
b. Strategi lindung nilai operasional
c. Staregi lindung nilai kontraktual
Strategi lindung nilai neraca dapat mengurangi potensi resiko yang dihadapi
perusahaan dengan menyesuaikan tingkatan dan nilai dominasi moneter aktiva dan
kewajiban perusahaan yang tersaji. Contoh, saldo kas yang meningkat dalam mata
uang asing dapat mengimbangi penurunan tingkat suku bunga dan pendapatan yang
berasal dari instrument pendapatan tetap di pasar local.
Strategi lindung nilai operasional, bentuk perlindungan resiko ini berfokus
pada variable-variabel yang mempengaruhi pendapatan dan beban dalam mata uang
asing. Melalui peningkatan harga jual secara proporsional terhadap perkiraan
depresiasi mata uang ini, akan membantu perlindungan target margin kotor.
Staregi lindung nilai kontraktual, bentuk perlindungan yang dilakukan
dengan membentuk instrument lindung nilai kontraktual guna memberikan
fleksibilitas yang lebih besar kepada para manajer dalam mengelola potensi resiko
mata uang asing yang dihadapi. Kebanyakan dari instrument lindung nilai kontraktual
ini berbentuk produk derivatif. Berbagai bentuk instrument lindung nilai kontraktual
69
Jurnal Kajian Akuntansi dan Auditing
yang dapat digunakan manajer antara lain: alternative currency option, break forward,
contingent hedge with an agreement for rebate at maturity, convertible option
contract, covered option securities, covered interest arbitrage, cross currency cap,
currency coupon swap, currency option, currency swap, currency swap option
(swaption), dual option bonds, exchange rate agreement, forward exchange contract,
future contract, foreign equity option, indexed currency option notes (ICON), lookback option, principal exchange rate linked-securities, range forward, synthetic
position dan toilored swap.
PENUTUP
Tujuan utama manajemen resiko keuangan adalah untuk meminimalkan
potensi kerugian (resiko) yang timbul dari perubahan tak terduga dalam harga mata
uang, kredit, komoditas dan ekuitas. Salah satu resiko yang akan dihadapi perusahaan
adalah resiko pasar yang dapat berupa Resiko liquiditas, Diskontinuitas pasar, Resiko
kredit, Resiko regulasi, Resiko pajak, dan Resiko akuntansi. Pihak manajemen dapat
meningkatkan nilai perusahaan dengan cara mengendalikan resiko. Resiko pasar
(disebut juga value at risk) mengacu pada peluang kerugian atas portopolio
perusahaan yang diperdagangkan, yang mencakup instrumen lindung nilai yang
disebabkan oleh perubahan dalam harga aktiva, suku bunga, volatilitas pasar atau
liquiditas pasar.
Para investor dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya berharap agar
manajer keuangan mampu mengidentifikasikan dan mengelola resiko pasar yang akan
dihadapi. Jika nilai perusahaan menyamai nilai kini dari arus kas masa depannya,
maka manajemen resiko keuangan (mengelola peotensi resiko yang dapat muncul),
dapat dibenarkan.
Transaksi derivative sangat bermanfaat bagi pelaku bisnis yang ingin
melakukan lindung nilai (hedging) terhadap suatu komoditas, yang selalu mengalami
perubahan harga dari waktu ke waktu. Derivatif digunakan oleh manajemen investasi/
manajemen portofolio, perusahaan dan lembaga keuangan serta investor perorangan
untuk mengelola posisi yang mereka miliki terhadap resiko dari pergerakan harga
saham dan komoditas, suku bunga, nilai tukar valuta asing "tanpa" mempengaruhi
posisi fisik produk yang menjadi acuannya (underlying).
Terdapat tiga strategi yang dapat digunakan untuk melakukan lindung nilai
yaitu strategi lindung nilai neraca, strategi lindung nilai operasional dan strategi
lindung nilai kontraktual. Staregi lindung nilai kontraktual, bentuk perlindungan yang
dilakukan dengan membentuk instrument lindung nilai kontraktual guna memberikan
fleksibilitas yang lebih besar kepada para manajer dalam mengelola potensi resiko
mata uang asing yang dihadapi. Kebanyakan dari instrument lindung nilai kontraktual
ini berbentuk produk derivatif. Berbagai bentuk instrument lindung nilai kontraktual
yang dapat digunakan manajer antara lain: alternative currency option, break forward,
contingent hedge with an agreement for rebate at maturity, convertible option
contract, covered option securities, covered interest arbitrage, cross currency cap,
currency coupon swap, currency option, currency swap, currency swap option
(swaption), dual option bonds, exchange rate agreement, forward exchange contract,
70
Dandes Rifa
future contract, foreign equity option, indexed currency option notes (ICON), lookback option, principal exchange rate linked-securities, range forward, synthetic
position dan toilored swap.
REFERENSI
Boatsman, Griffin, Vickrey and Williams. Akuntansi Keuangan Lanjutan. (terjemahan
Alfonsus Sirait). Jilid 2.Edisi 7. Erlangga. Jakarta.
Choi, Frederick D.S, Carol A. Frost and Gary K. Meek., 1999, International
Accounting. Prentice Hall, New Jersey.
http://economics.fe.ugm.ac.id/himiespa/upload/BLK01.ppt. Latar Belakang Lahirnya
Ketentuan Akuntansi Untuk Bisnis Internasional
http://en.wikipedia.org/wiki/Financial_instrument
IAI, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
Jia He dan Lilian K. Ng, 1998, The foreign exchange exposure of Japanese
multinational Corporations, Journal of Finance, LIII, No. 2, April. 733-753.
Jones, Charles P. 2002. Investments, Analysis and Management, eighth edition. John
Wiley & Sons, Inc.
Ross, Stephen A., Randolph W. Westerfield, dan Jeffrey F. Jaffe. 2002, Corporate
Finance, sixth edition. McGraw-Hill Irwin.
Ross, Stephen, Westerfield and Jordan. 1998, Fundamentals of Corporate Finance,
Singapore: McGraw Hill Company.
Scott, William L. 1991, Contemporary Financial Markets and Services, Minnesota:
West Publishing Company.
71
Download