5 bab 2 landasan teori

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Memahami Konsep Manajemen Proyek
2.1.1 Mendefinisikan Proyek dan Manajemen Proyek
Menyadari makin meluasnya aplikasi manajemen proyek didunia usaha, industri, dan
bidang-bidang lain maka muncul suatu pemikiran perlunya suatu kodefikasi dan standarisasi
yang berkaitan dengan profesi manajemen proyek. Maksud ini didorong bukan karena
kurangnya kualitas penyelenggara proyek dalam praktek di lapangan, tapi lebih ditujukan
kepada usaha untuk memudahkan mereka yang hendak menekuni profesi manajemen
proyek dan juga pemakai jasa manajemen proyek.
Ketika seseorang menyebut istilah “proyek,” kebanyakan orang-orang akan
menghubungkannya dengan deadline, tanggal mulai, tanggal selesai, jadwal, tugas, sumber
daya, biaya dan urutan proyek. Istilah lainnya mencakup patokan, perubahan, konflik,
komunikasi, tujuan, kebutuhan, dan resiko. Definisi yang sederhana tentang proyek adalah
urutan tugas yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu yang unik dalam kerangka
waktu yang telah ditetapkan. Keunikan inilah yang membedakan antara proyek dengan
operasi dan membuatnya sulit untuk dikelola. Project Management Institute, dalam PMBOK
Guide, mendefinisikan proyek sebagai berikut : “Usaha temporer yang dilakukan untuk
menciptakan proyek atau jasa (service) yang unik.”
Salah satu pemikir manajemen modern, Henry Fayol (2001:p118), seorang
industrialisasi Perancis adalah orang pertama yang menjelaskan secara sistematis berbagai
macam aspek pengetahuan manajemen yang dihubungkan dengan fungsi-fungsinya. Fungsi
yang dimaksud adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan. Aliran
pemikiran di atas kemudian dikenal sebagai manajemen klasik atau manajemen fungsional.
5
6
Menurut pengertian yang dikemukakan oleh H. Kerzner (2000:p123) yang
melihatnya dari wawasan manajemen berdasarkan fungsi yaitu manajemen proyek adalah
suatu proses merencanakan, mengorganisir, memimpin, mengendalikan sumber daya
perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan. Lebih jauh,
manajemen proyek menggunakan pendekatan sistem dan hirarki (arus kegiatan) vertikal
maupun horizontal. Dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa pengertian manajemen
proyek secara umum adalah suatu cabang khusus dalam manajemen yang memiliki fungsi
merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya perusahaan
untuk mencapai sasaran.
2.1.2 Mengukur Keberhasilan Proyek
Menurut Iman Soeharto tahun 2002 terdapat Lima tolak ukur keberhasilan proyek
secara tradisional yaitu :
1. Tepat waktu
2. Sesuai Anggaran
3. Cakupan Proyek
4. Mutu dan Kualitas
5. Sumber Daya yang tersedia
Hubungan-hubungan antara kelima tolak ukur keberhasilan proyek dapat digambarkan dalam
sebuah bagan yang disebut dengan “Segitiga Manajemen Proyek” (Iman Soeharto:2002)
Gambar :
7
Waktu
Biaya
Kualitas
Sumber
daya
cakupan
2.1.3 Tehnik dan Metode yang Bercorak Khusus
(Iman Soeharto:2002) Beberapa tehnik dan metode yang spesifik untuk menangani
kegiatan proyek yang sampai derajat tertentu membedakannya dari manajemen klasik,
diantaranya adalah :
1. Merencanakan
Pada aspek perencanaan, baik manajemen proyek maupun klasik keduanya
mengikuti hirarki perencanaan (sasaran-objektif-strategi-operasi). Namun pada tahap
operasional manajemen proyek perlu didukung oleh suatu metode perencanaan yang
dapat menyusun cermat urutan pelaksanaan kegiatan.
Metode dan tehnik yang digunakan adalah :
a. Analisis jaringan kerja, seperti Metode Jalur Kritis (CPM), Tehnik Pengkajian
dan Telaah Proyek (PERT), dan Metode Preseden Diagram (PDM).
b. Metode penyusunan perkiraan biaya proyek, dilakukan dengan bertahap,
sesuai dengan keperluan dan informasi yang tersedia pada waktu yang telah
ditentukan, yang dikenal dengan perkiraan biaya pendahuluan (preliminary
cost estimate), perkiraan biaya proyek (project budget), dan perkiraan biaya
definitive (definitive estimate).
2. Mengorganisir
8
Dibuat susunan organisasi yang memacu terselenggaranya arus kegiatan horizontal
dan vertikal, dengan tujuan dicapainnya penggunaan sumber daya yang optimal.
3. Memimpin
Pemimpin tunggal dari kelompok dan bagian organisasi yang diserahi tugas khusus
(proyek). Jadi memimpin tim dalam bentuk koordinasi dan integrasi yang arus
kerjanya vertikal dan horizontal menyilang lini/struktur fungsional yang ada
sebelumnya.
4. Mengendalikan
Dalam kegiatan proyek, diperlukan adanya keterpaduan antara perencanaan dan
pengendalian yang relative lebih erat dibanding dalam kegiatan yang bersifat rutin.
Untuk itu diperlukan suatu metode yang sensitif, maksudnya dapat mengungkapkan
atau mendeteksi penyimpangan sedini mungkin. Metode yang dimaksud, misalnya
konsep earned value, C/S-CSC dan lain-lain.
2.1.4 Area Keahlian Manajemen Proyek
(Iman Soeharto:2002) Dalam PMBOK Guide, PMI mengidentifikasi sembilan keahlian
untuk manajer proyek yaitu :
1. Manajemen Integrasi
Keahlian Manajemen Integrasi dipakai untuk mengintergrasikan kerja didalam area
inti lainnya. Fokus utama manajemen integrasi adalah menciptakan rencana proyek
yang komprehensif, terpadu dan didesain dengan baik. Komponen lainnya dari
keahlian ini adalah pengawasan proses kontrol perubahan.
2. Manajemen Cakupan
Keahlian yang digunakan manajer proyek untuk mendefinisikan kerja yang perlu
dilakukan pada proyek tertentu. Ini menyangkut pemastian bahwa semua kerja yang
9
diperlukan sudah dimasukkan dan bahwa tidak ada tambahan kerja yang tidak
diperlukan.
3. Manajemen Waktu
Keahlian yang paling banyak dihubungkan dengan manajemen proyek karena
manajemen waktu ini penting untuk menjaga jadwal. Manajemen ini mencakup
penyusunan atau perbaikan struktur perincian kerja, menentukan hubungan
ketergantungan di antara tugas-tugas proyek, memperkirakan usaha dan durasi
tugas, dan menyusun jadwal proyek.
4. Manajemen Pemerolehan (procurement)
Juga dikenal sebagai manajemen kontrak. Keahlian ini mencakup pengembangan,
pelaksanaan, dan monitoring kontrak dengan jasa dan produk vendor. Keahlian ini
juga meliputi penentuan keahlian apa yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai
tugas proyek.
5. Manajemen Komunikasi
Keahlian ini meliputi tindakan memutuskan siapa yang perlu informasi, seberapa rinci
sebagai informasi yang dibutuhkan, dan kapan informasi diberikan.
6. Manajemen Mutu
Keahlian ini memiliki tiga aspek yaitu : Perencanaan Mutu, Pemastian Mutu, dan
Kendali Mutu. Dalam Perencanaan Mutu, seorang manajer proyek mendefinisikan
apa-apa yang merepresentasikan kualitas dan bagaimana kualitas itu akan diukur.
Dalam Pemastian Mutu, manajer proyek mengawasi seluruh kualitas proyek untuk
melihat apakah standarnya telah dipenuhi. Dalam Kendali Mutu, manajer proyek
memeriksa output actual untuk mengevaluasi kesesuaiannya dengan standar yang
telah ditetapkan dalam rencana.
10
7. Manajemen Biaya
Mencakup penentuan kategori biaya proyek, estimasi penggunaan masing-masing
sumber daya dalam masing-masing kategori, penganggaran untuk biaya yang
diperkirakan tersebut dan mendapatkan persetujuan, dan kemudian mengontrol
biaya saat proyek berjalan. Baik itu biaya tetap seperti pembelian perlengkapan dan
software maupun biaya variabel seperti waktu anggota tim dimasukkan dalam
perencanaan dan perkiraan dan dimonitor serta dikontrol.
8. Manajemen Resiko
Mengidentifikasi resiko potensial untuk suatu proyek dan kemudian memperkirakan
bagaimana kemungkinan masing-masing resiko terjadi dan, jika terjadi, bagaimana
resiko itu akan berpengaruh terhadap proyek.
2.1.5 Fungsi Dasar Manajemen Proyek
(Iman Soeharto:2002) Adapun fungsi dasar dari manajemen proyek secara lengkap
adalah sebagai berikut :
1.
Pengelolaan Lingkup Proyek
Lingkup proyek adalah total jumlah kegiatan atau pekerjaan yang harus dilakukan
untuk menghasilkan produk yang diinginkan oleh proyek tersebut.
2.
Pengelolaan Waktu atau Jadwal
Waktu atau jadwal merupakan salah satu sasaran umum proyek. Keterlambatan
akan mengakibatkan berbagai bentuk kerugian, misalnya, penambahan biaya,
kehilangan kesempatan produk memasuki pasaran dan lain-lain. Pengelolaan waktu
meliputi perencanaan, penyusunan, dan pengendalian jadwal.
3.
Pengelolaan Biaya
11
Pengelolaan biaya meliputi segala aspek yang berkaitan dengan hubungan antara
dana dan kegiatan proyek. Mulai dari proses mencari, dan memilih sumber serta
macam pembiayaan, perencanaan serta pengendalian alokasi pemakaian biaya
sampai kepada akuntansi dan administrasi pinjaman dan keuangan.
4.
Mengelola Kualitas dan Mutu
Mutu, dalam kaitannya dengan proyek diartikan sebagai memenuhi syarat untuk
penggunaan yang telah ditentukan atau fit for intended use. Agar suatu produk atau
jasa hasil proyek memenuhi syarat penggunaan, diperlukan suatu proses yang
panjang dan kompleks, mulai dari mengkaji apa saja, syarat-syarat penggunaan
yang dikehendaki oleh pemilik proyek atau pemesana produk.
2.1.6 Karakteristik Proyek
(Iman Soeharto:2002) Untuk dapat lebih mengenal proyek, maka lebih baik apabila
diuraikan beberapa karakteristik yang dimiliki oleh suatu proyek. Karakteristik tersebut
adalah :
A. Sasaran yang ingin dicapai oleh proyek sudah jelas dan pasti yang dimaksud dengan
sasaran adalah hasil akhir yang ingin dicapai. Misalnya proyek pembangunan
jembatan, maka hasilnya adalah sebuah jembatan dengan spesifikasi seperti yang
telah ditentukan.
B. Proyek bersifat terbatas dan tertentu
Lamanya penyelesaian proyek adalah tertentu maksudnya adalah saat mulai
dikerjakan proyek dan adapula saat selesai kegiatan-kegiatan baru dimulai pada satu
waktu tertentu, dan dibatasi oleh penyelesaian yang tertentu pula. Jadi anggota
organisasi proyek harus bekerja secara efektif dan efisien.
C.
Sasaran proyek biasanya hanya terjadi satu kali saja
12
Proyek memiliki sifat unik yaitu tidak berulang. Spesifikasi suatu proyek tidak akan
berulang secara sama seperti pada proyek-proyek lain dimasa yang akan
datang.
D.
Kegiatan proyek kurang terstandarisasi
Dikatakan kurang terstandarisasi, karena proyek tidak ada yang sama persis satu
sama yang lain. Perbedaan-perbedaan ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor antara
lain keadaan perekonomian yang telah berubah, perbedaan selera klien dan
lingkungan pembangunan proyek yang berbeda.
E.
Proyek bersifat kompleks
Proyek merupakan perpaduan berbagai macam disiplin ilmu dan unsur. Misalnya
dalam pembangunan sebuah gedung perkantoran, dalam proyek ini membutuhkan
antara lain para ahli teknik sipil, elektro, pertamanan dan arsitek dibutuhkan pula
kontraktor,konsultan supplier bahan baku karena banyaknya pihak dan usur inilah
maka suatu proyek tersebut memiliki sifat kompleks.
2.2 Pentingnya Pengendalian dan Perencanaan
(Iman Soeharto:2002) Pertumbuhan ekonomi yang semakin cepat dalam berbagai
tingkat perkembangannya mengakibatkan semakin rumitnya masalah-masalah yang dihadapi
oleh
perusahaan-perusahaan
di
berbagai
bidang
kegiatan.
Hal
ini
mengakibatkan
perusahaan-perusahaan tersebut menjadi lebih berhati-hati dalam menjalankan usahanya,
agar ditengah-tengah rumitnya masalah yang dihadapi, tujuan perusahaan tetap tercapai
melalui kegiatan-kegiatan yang efisien dan efektif.
Salah satu upaya yang dilakukan perusahaan dalam menghadapi situasi diatas
adalah menyusun perencanaan yang dilakukan secara formal sebaik dan setepat mungkin
misalnya dengan mengadakan Departemen perencanaan itu sendiri. Perencanaan yang
13
disusun dapat berupa perencanaan tujuan baik itu dapat berupa tujuan jangka panjang
maupun tujuan jangka pendek dan juga dapat berupa perencanaan kegiatan-kegiatan yang
dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan. Perencanaan yang baik
merupakan suatu kelebihan tersendiri bagi perusahaan, karena dengan perencanaan yang
baik itu akan menjadi salah satu senjata bagi perusahaan, baik dalam menjalankan usahanya
pada situasi ekonomi dunia yang sangat dinamis ini maupun dalam perubahan-perubahan
yang terjadi di bidang teknologi, keuangan, persediaan sumber daya serta bidang lain. Selain
itu fungsi pengendalian bermaksud memantau dan mengkaji (bila perlu mengadakan koreksi)
agar langkah-langkah kegiatan tersebut terbimbing ke arah tujuan yang telah ditetapkan.
Terlihat disini adanya hubungan antara perencanaan dengan fungsi pengendalian. Lebihlebih bagi kegiatan yang cepat berubah, maka keterkaitan yang erat antara dua fungsi
tersebut sangat diperlukan.
2.3 Definisi Perencanaan
Perencanaan menurut Welsch, Hilton dan Gordon yang diterjemahkan oleh
Purwatiningsih adalah “Suatu proses pengembangan tujuan perusahaan dan memilih
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dimasa mendatang untuk mencapai tujuan tersebut”
(Iman Soeharto:p102). Perencanaan secara umum dapat diartikan sebagai proses pemikiran
dan penentuan di muka untuk segala tindakan yang akan dilakukan dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan biaya merupakan salah satu bentuk perencanaan
yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan proyek pada khususnya dan perusahaan pada
umumnya. Biaya menunjukkan perencanaan dan penggunaan dana untuk melaksanakan
pekerjaan dalam kurun waktu tertentu, dapat dibuat dalam bentuk uang, jam per tenaga
kerja atau satuan lain.
14
Dari definisi diatas perencanaan menempati urutan pertama dari fungsi-fungsi lain
seperti mengorganisir, memimpin dan mengendalikan. Perencanaan adalah suatu proses
yang mencoba meletakkan dasar tujuan dan sasaran termasuk menyiapkan segala sumber
daya untuk mencapainya. Ini berarti memilih dan menentukan langkah-langkah kegiatan di
masa datang yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Dari segi penggunaan sumber daya,
perencanaan dapat diartikan sebagai memberi pegangan bagi pelaksana mengenai alokasi
sumber daya untuk melaksanakan kegiatan, sedangkan pengendalian memantau apakah
hasil kegiatan yang dilakukan sesuai dengan patokan yang telah digariskan dan memastikan
penggunaan sumber daya yang efektif dan efisien.
Salah satu ruang lingkup perencanaan adalah pengambilan keputusan, karena hal
tersebut diperlukan dalam proses memilih dan menentukan langkah yang akan datang. Suatu
perencanaan yang tepat disusun secara sistematis, dan memperhatikan faktor obyektif akan
dapat berfungsi sebagai :
a. Sarana komunikasi bagi semua pihak penyelenggara proyek
b. Dasar pengaturan alokasi sumber daya
c.
Pendorong perencana dan pelaksana melihat kedepan dan menyadari pentingnya
unsur waktu
d. Pegangan dan tolak ukur fungsi pengendalian
Sebaliknya, suatu perencanaan yang tidak tepat, tidak sistematis, dan tidak logis akan segera
diikuti adanya tumpang tindih dan kebingungan dalam implementasinya.
Dasar-dasar yang melatar belakangi pembangunan adalah karena tidak adanya
pengaruh campur tangan pemerintah maka perkembangan masyarakat tidak didasarkan
pada penggunaan sumber-sumber pembangunan secara efektif dan efisien, keperluan
mendobrak kearah perubahan struktural ekonomi dan social masyarakat serta arah
perkembangan untuk kepentingan keadilan sosial.
15
Namun demikian kenyataan tersebut dewasa ini tidak begitu berlaku lagi. Hal ini
disebabkan karena terdapatnya berbagai macam perencanaan dari yang sifatnya ketat
kepada yang sifatnya longgar di negara-negara yang menganut filsafah kemasyarakatan
yang berbeda-beda. Kecuali itu perencanaan dipergunakan lebih sebagai suatu alat atau cara
untuk mencapai tujuan dengan lebih baik.
(Iman Soeharto:2002) Perencanaan dapat dilihat dari segi suatu alat atau cara untuk
mencapai tujuan dengan lebih baik diantaranya :
a. Dengan adanya perencanaan diharapkan terdapatnya suatu pengarahan kegiatan,
adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada
pencapaian tujuan pembangunan.
b. Dengan adanya perencanaan dapat dilakukan suatu peramalan (forecasting)
terdapat hal-hal dalam masa pelaksanaan yang akan dilalui
c.
Memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternative tentang cara yang
etrbaik (the best alternative) atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang
terbaik (the best combination)
Dari beberapa kegunaan yang telah disebutkan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
pengertian dari perencanaan adalah suatu alat atau cara untuk mencapai tujuan yang lebih
baik. Oleh karena itu didalam pembuatan suatu proyek peranan perencanaan sangat penting
agar pelaksanaan pembangunan proyek diharapkan dapat berjalan dengan baik.
2.3.1 Proses dan Sistematika Perencanaan
(Iman Soeharto:2002) Didalam suatu pelaksanaan proyek terdapat proses dan
sistematika pelaksanaan proyek. Dalam menyusun suatu perencanaan yang lengkap minimal
meliputi :
16
a. Menentukan Tujuan
Tujuan (goal) organisasi atau perusahaan dapat diartikan sebagai pedoman yang
memberikan arah gerak segala kegiatan yang hendak dilakukan.
b. Menentukan Sasaran
Sasaran adalah titik-titik tertentu yang perlu dicapai bila suatu organisasi atau
perusahaan tersebut ingin tercapai tujuannya. Dalam konteks diatas, pelaksanaan
proyek dapat digolongkan sebagai kegiatan dengan sasaran yang telah ditentukan
dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.
c.
Mengkaji Posisi Awal Terhadap Tujuan
Mengkaji posisi dan situasi awal terhadap tujuan dan sasaran yang dimaksudkan
untuk mengetahui sejauh mana kesiapan dan posisi organisasi pada saat awal
terhadap sasaran yang telah ada.
d. Memilih Aternative
Dalam usaha meraih tujuan atau sasaran, tersedia berbagai pilihan tindakan atau
cara mencapainnya. Umumnya ditempuh pilihan yang menjanjikan cara yang paling
efisien dan ekonomis dari segi biaya.
e. Menyusun Rangkaian Langkah Mencapai Tujuan
Proses ini terdiri dari penetapan langkah terbaik yang mungkin dapat dilaksanakan
setelah memperhatikan berbagai batasan.
2.3.1.1 Tehnik dan Metode Perencanaan
(Iman Soeharto:2002) Dalam usaha meningkatkan kualitas perencanaan proyek
telah diperkenalkan berbagai tehnik dan metode perencanaan dalam menyusun jadwal,
antara lain bagan balok (bar-chart), analisis jaringan kerja (CPM,PERT,PDM,GERT dan lain-
17
lain). Meskipun demikian mengingat tehnik dan metode tersebut berfungsi sebagai alat,
maka penggunaannya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Ketepatan pemilihan tehnik dan metode yang dipergunakan
b. Penguasaan sepenuhnya oleh perencanaan
c.
Pemahaman aplikasinya oelh penyelia yang hendak menerapkannya di lapangan
Pengalaman menunjukkan bahwa meskipun pada awalnya tehnik-tehnik dan metode
tersebut mendapat sambutan yang hangat namun hasilnya tidak cukup memuaskan, hal
tersebut disebabkan kurangnya persiapan dalam hal melatih dan memberi pengertian kepada
mereka yang langsung berurusan dengan penggunaan metode tersebut. Baru setelah aspek
tersebut digunakan maka akan mendapat hasil yang cukup memuaskan.
2.3.1.2 Top-Down dan Bottom-Up
(Iman Soeharto:2002) Disamping hirarki, proses perencanaan khususnya dalam
menyusun jadwal, dapat ditinjau dari sudut lain, yaitu pendekatan yang digunakan.
Pendekatan ini membedakan langkah awal memulai perencanaan kegiatan proyek serta
jadwal
yang
bersangkutan
dalam
rangka
membuat
“peta”
(Iman
Soeharto:2002)
penyelenggara yang bersifat menyeluruh.
Perencanaan top-down berarti perencanaan dimulai dari atas ke bawah. Disini
proyek digambarkan sebagai suatu ruang lingkup kegiatan utuh dari pekerjaan awal sampai
penutupan ditentukan kurun waktu pelaksanaannya. Langkah selanjutnya adalah memecah
tiap-tiap komponen kegiatan dengan mempertimbangkan berbagai faktor, sepeti lokasi,
fungsi, sifat, jenis pekerjaan dan ukuran. Keuntungan utama dari pendekatan ini adalah
adanya pemecahan yang bertingkat-tingkat yang membentuk semacam hirarki piramida
sehingga akan mempermudah pengelolaan dan memperkecil kemungkinan adanya baganbagan yang terlewatkan.
18
Pendekatan lain yaitu bottom-up disini proyek dipecahkan secara terinci menjadi
komponen-komponennya, setelah mempertimbangkan keperluan sumber daya pada tingkat
normal. Kemudian diperkirakan berapa lama kurun waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan masing-masing komponen tersebut.
2.3.1.3 Perencanaan yang efektif
(Iman Soeharto:2002) Agar suatu perencanaan berdaya guna maksimal diperlukan
kondisi dan syarat tertentu. Syarat-syarat tersebut antara lain adalah :
a. Penyampaian perencanaan kepada semua pihak yang berkaitan dengannya. Bagi
perencanaan strategis, para atasan yang memiliki posisi pimpinan pelaksana
hendaknya dapat mengerti dan menguasai sepenuhnya akan maksud dan arti
perencanaan.
b. Penjabaran perencanaan yang bersifat umum menjadi suatu action plan. Untuk
proyek penjabaran ini dikenal sebagai rencana implementasi proyek.
c.
Usahakan sejauh mungkin menggunakan parameter kuantitatif.
2.3.1.4 Manfaat Perencanaan
(Iman Soeharto:2002) Ada beberapa manfaat dari suatu perencanaan yang dapat
diperoleh antara lain :
a. Memberi pedoman dalam pelaksanaan kegiatan serta pengalokasian sumber daya
dan dana secara optimum.
b. Memperkecil resiko dan ketidak pastian yang akan dihadapi dimasa yang akan
datang.
19
2.4 Definisi Pengendalian
Langkah selanjutnya adalah mengorganisir dan memimpin sumber daya perusahaan
untuk mencapai sasaran tersebut. Untuk itu diperlukan suatu usaha yang bertujuan agar
pekerjaan-pekerjaan dapat berjalan mencapai sasaran tanpa banyak penyimpangan yang
berarti. Usaha ini dikenal sebagai pengendalian yang merupakan salah satu fungsi
manajemen proyek.
Pengertian pengendalian menurut R.J Mockler adalah “Usaha yang sistematis untuk
menentukan standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang sistem informasi,
membandingkan pelaksanaan dan standar, kemudian mengambil tindakan koreksi yang
diperlukan agar sumber daya digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai
sasaran.” (Iman Soeharto:2002)
Sedangkan menurut Jeff Madura pengertian pengendalian adalah “Memonitor dan
mengevaluasi tugas-tugas, artinya menilai apakah rencana yang ditetapkan dalam
perencanaan telah tercapai.” (2001,p227)
Setelah melihat secara keseluruhan pengertian mengenai pengendalian maka dapat
disimpulkan bahwa pengendalian berkonsentrasi pada :
a. Pengendalian pekerjaan ke arah tujuan
b. Penggunaan secara efektif sumber daya yang ada
c.
Perbaikan atau koreksi masalah
d. Pemberian imbalan sebagai pencapaian tujuan
2.4.1 Tahapan-tahapan dalam Pengendalian
(Iman Soeharto:2002) Secara umum ada tiga langkah pokok didalam proses
pengendalian yaitu :
20
a. Menentukan standar kinerja sesuatu yang akan dikendalikan. Standar ini dapat
berupa spesifikasi teknis, biaya yang dianggarkan, jadwal dan kebutuhan sumber
daya
b. Membandingkan antara kinerja aktual dan kinerja hasil pekerjaan dan pengeluaran
yang sudah terjadi dibandingkan dengan jadwal, biaya dan spesifikasi performansi
yang direncanakan
c.
Melakukan tindakan koreksi, bila kinerja aktual secara signifikan menyimpang dari
yang direncanakan sehingga tindakan koreksi perlu dilakukan
Adapun tahapan-tahapan pengendalian dalam biaya yaitu, dengan menggunakan
biaya standar, dengan biaya standar yang ditentukan terlebih dahulu berdasarkan informasi
yang dikumpulkan dari pengalaman masa lalu dan penelitian ilmiah. Dalam penggunaannya
biaya standar ini merupakan dasar bagi anggaran dan laporan biaya yang mengidentifikasi
varian atau penyimpangan antara biaya aktual dan biaya standar. Salah satu aspek
pengendalian biaya sekarang ini mendapat perhatian yang meningkat adalah identifikasi
biaya yang hati-hati dari kegiatan yang berbeda.
2.4.1.1 Tehnik dan Metode Pengendalian
(Iman Soeharto:2002) Beberapa tehnik dan metode yang spesifik untuk menangani
kegiatan poyek dalam pengendalian yaitu : konsep earned value, C/S-CSC, dan lain-lain.
2.4.1.2 Area(obyek) Aspek Pengendalian
(Iman Soeharto:2002) Dengan mengetahui fungsi, proses serta metode pengendalian
proyek, maka langkah berikutnya adalah mengidentifikasi jenis kegiatan(area atau obyek)
dan aspek kegiatan yang perlu dikendalikan diantaranya adalah sebagai berikut :
21
a) Organisasi dan Personil
Memantau apakah organisasi pelaksana proyek di bentuk sesuai rencana, apakah
pengisian personil telah memenuhi kualifikasi, dan apakah jumlahnya telah
mencukupi.
b) Waktu dan Jadwal
Dalam aspek ini obyek pengendalian amat ekstensif dan berlangsung sepanjang
siklus proyek, dengan potensial paling mungkin keberhasilan yang besar berada di
awal poyek sewaktu merumuskan definisi lingkup kerja.
c) Anggaran Biaya dan Jam kerja orang
Pengendalian anggaran dan pemakaian jam kerja orang berlangsung sepanjang
siklus proyek, dengan potensial paling mungkin keberhasilan yang besar berada di
awal proyek sewaktu merumuskan definisi lingkup kerja.
d) Pengendalian Pengadaan
Penekanan pengendalian pengadaan disamping aspek biaya, jadwal, dan mutu juga
termasuk masalah-masalah prosedur dan peraturan yang diberlakukan.
e) Pengendalian Lingkup Kerja
Pengendalian lingkup kerja erat hubungannya dengan aspek biaya. Ini penting
dilakukan pada tahap engineering.
f)
Pengendalian Mutu
Mencakup masalah-masalah yang cukup luas, dengan tujuan pokok produk. Proyek
harus dalam keadaan fitness for use (sesuai untuk digunakan) mulai dari menyusun
progam QA/QC sampai kepada inspeksi dan uji coba operasi.
2.4.1.3 Pengendalian yang efektif
22
(Iman Soeharto:2002) Suatu pengendalian dapat dikatakan efektif jika ditandai oleh
hal-hal sebagai berikut :
1. Tepat waktu dan peka terhadap penyimpangan. Metode atau cara yang
digunakan
harus
cukup
peka
sehingga
dapat
mengetahui
adanya
penyimpangan
2. Bentuk dan tindakan yang diadakan tepat dan benar
3. Terpusat pada masalah atau titik yang sifatnya stategis, dilihat dari segi
penyelenggara proyek
4. Mampu mengetengahkan dan mengkomunikasikan masalah dan penemuan
5. Kegiatan pengendalianntidak lebih dari yang diperlukan. Biaya yang dipakai
untuk kegiatan pengendalian tidak boleh melampaui faedah atau hasil
kegiatan tesebut
6. Dapat memberikan petunjuk berupa perkiraan hasil yang akan datang
2.4.1.4 Tujuan Pengendalian
Berdasarkan pendapat Assauri, (Barry Render:2004) tujuan mengendalikan biaya
secara terperinci dapatlah dinyatakan sebagai usaha untuk :
A. Menjaga jangan sampai perusahaan kehabisan persediaan bahan baku sehingga
dapat mengakibatkan terhentinya kegiatan proyek
B. Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari karena ini akan
mengakibatkan biaya pemesanan akan menjadi semakin besar
2.5
Perkiraan biaya proyek
(Iman
Soeharto:2002)
Perkiraan
biaya
memegang
peranan
penting
dalam
penyelenggaraan proyek. Perkiraan biaya ini dipergunakan untuk mengetahui seberapa besar
23
biaya yang diperlukan untuk membangun proyek atau investasi, selanjutnya memiliki fungsi
dengan spektrum yang amat luas yaitu merencanakan dan mengendalikan sumber daya
seperti material, tenaga kerja, pelayanan maupun waktu.
Perkiraan biaya proyek dibagi atas 2 bagian yaitu :
a. Perkiraan biaya dan Anggaran
b. Pekiraan biaya dan Cost engineering
2.5.1.1 Perkiraan biaya dan Anggaran
Perkiraan biaya dibedakan dari anggaran dalam hal perkiraan biaya terbatas pada
tabulasi biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan tertentu proyek ataupun proyek
keseluruhan, sedangkan anggaran merupakan perencanaan terperinci, perkiraan biaya dari
bagian atau keseluruhan kegiatan proyek yang dikaitkan dengan waktu (time-phased).
Definisi perkiraan biaya menurut National Estimating adalah “ Seni memperkirakan (the art of
approximating) kemungkinan jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang
didasarkan atas informasi yang tersedia pada waktu itu.”(Iman Soeharto:2002)
2.5.1.2 Perkiraan Biaya dan Cost Engineering
Dalam usaha mencari pengertian lebih lanjut perihal perkiraan biaya, maka penting
untuk diperhatikan hubungannya dengan disiplin cost engineering. AACE (The American
Association of Cost Engineer) memberikan definisi mengenai cost engineering yaitu “ area
dari kegiatan engineering dimana pengalaman dan pertimbangan engineering dipakai pada
aplikasi prinsip-prinsip teknik dan ilmu pengetahuan didalam masalah perkiraan biaya, dan
pengendalian biaya.”(Iman Soeharto:2002)
Karena alasan-alasan praktis, perkiraan biaya seringkali dibuat pada tingkat
gabungan yang mengelompokkan beberapa paket pekerjaan. Sumber daya yang digunakan
24
pada satu paket pekerjaan dikendalikan dalam bentuk kuantitas fisiknya, dan bukan dalam
bentuk biaya. Oleh karena itu, menetapkan biaya untuk masing-masing pekerjaan tidak akan
berguna.
Perkiraan biaya untuk proyek konstruksi cenderung kurang akurat dibandingkan
dengan perkiraan biaya untuk barang-barang pabrik karena proyek-proyek kurang
terstandarisasi, dan karenanya informasi biaya yang terkumpul untuk pekerjaan sejenis
kurang dapat dijadikan sebagai indikator. Namun demikian, jika kontraktor pernah
melaksanakan pekerjaan sejenis dalam waktu lampau, biaya yang timbul pada paket
pekerjaan ini akan menyediakan titik awal dalam memperkirakan biaya dari proyek baru.
Untuk beberapa pekerjaan, norma-norma industri atau aturan ibu jari, telah dikembangkan
dan ini berguna untuk memperkirakan biaya.
2.5.2
Metode perkiraan biaya
(Iman Soeharto:2002) Terdapat beberapa metode perkiraan biaya diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Metode parametrik
2. Memakai daftar
3. Metode menganalisis unsur-unsur
4. Menggunakan metode faktor
5. Quantity take-off dan harga satuan
2.6
Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya
2.6.1
Pengertian Akuntansi Biaya
Pengertian akuntansi biaya menurut beberapa ahli antara lain :
25
Menurut Niswonger, Fess, dan Warren yang diterjemahkan oleh Ruswinarto ,H dan Wibowo,
H (1999) mendefinisikan “ Akuntansi Biaya adalah suatu seni mencatat, mengikhtisarkan,
melaporkan, dan menginterpretasikan data ekonomi untuk digunakan oleh banyak kelompok
didalam sistem ekonomi dan social kita. “(Milton F.Usry dan Lawrence H.Hammer :2002)
Menurut Maher dan Deakin yang diterjemahkan oleh Wibowo, H. dan Djatnika, A
mendefinisikan “ Akuntansi Biaya adalah suatu bidang akuntansi yang mencatat, mengukur,
dan melaporkan besanya biaya.”(Milton F.Usry dan Lawrence H.Hammer:2002)
Sedangkan menurut Mulyadi (2000) mendefinisikan “ Akuntansi Biaya adalah proses
pencatatan, pengalokasian, peringkasan, dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan
produk atau jasa dengan cara-cara tertentu serta penafsiran terhadapnya. “(Milton F.Usry
dan Lawrence H.Hammer:2002)
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi biaya adalah salah satu cabang
akuntansi yang meliputi proses pencatatan, penggolongan, pengukuran dan peloporan biaya
yang digunakan sebagai alat untuk membantu manajemen dalam pengawasan biaya dan
proses pengambilan keputusan.
2.6.1.1Tujuan Akuntansi Biaya
(Milton F.Usry dan Lawrence H.Hammer:2002) Menurut Mulyadi Akuntansi Biaya
memiliki tiga tujuan pokok antara lain adalah :
a. Menentukan harga pokok produk
Untuk memenuhi tujuan penentuan harga pokok produk, akuntansi biaya mencatat,
menggolongkan, dan meringkas biaya-biaya pembuatan produk atau penyerahan
jasa. Biaya dikumpulkan dan disajikan adalah biaya yang telah terjadi dimasa lalu.
Umumnya akuntansi biaya untuk penentuan harga pokok produk ini ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan pihak luar perusahaan, oleh karena itu untuk melayani
26
kebutuhan pihak luar tersebut, akuntansi biaya untuk penentuan harga pokok tunduk
pada pinsip –prinsip akuntansi yang berlaku umum.
b. Pengendalian Biaya
Pengendalian biaya didahului dengan penentuan biaya yang seharusnya dikeluarkan
untuk memproduksi satu satuan produk. Jika biaya seharusnya telah ditetapkan,
akuntansi biaya bertugas untuk memantau apakah pengeluaran biaya yang
sesungguhnya sesuai dengan biaya yang seharusnya. Akuntansi biaya untuk tujuan
pengendalian biaya ini lebih ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pihak dalam
perusahaan. Untuk membantu proses pengendalian biaya, akuntan biaya dapat
menggunakan biaya standar. Biaya standar ini ditentukan terlebih dahulu
berdasarkan informasi yang dikumpulkan dari pengalaman masa lalu dan dari
penelitian ilmiah. Dalam penggunaannya, biaya standar merupakan dasar bagi
anggaran dan laporan biaya yang mengidentifikasi varians (penyimpangan atau
selisih) antara biaya aktual dengan biaya standar.
c.
Pengambilan keputusan khusus
Pengambilan keputusan khusus menyangkut masa yang akan datang. Oleh karena
itu
informasi
yang
relevan
dengan
pengambilan
keputusan
khusus
selalu
berhubungan dengan informasi yang akan datang. Akuntansi biaya untuk
pengambilan keputusan menyajikan biaya yang relevan dengan keputusan yang
diambil. Biaya yang relevan dengan keputusan yang diambil. Biaya yang relevan
untuk mengambil keputusan khusus ini selalu behubungan dengan biaya yang akan
datang.
2.7
Pengertian dan klasifikasi biaya
2.7.1
Pengertian Biaya
27
Para akuntan mendefinisikan biaya sebagai “ suatu nilai tukar prasyarat,
pengorbanan yang dilakukan guna memperoleh manfaat.”(Milton F.Usry dan Lawrence
H.Hammer:2002)
Simangunsong mendefinisikan “ Biaya adalah pengorbanan dalam bentuk barang atau jasa
yang
ditujukan
untuk
memperoleh
penghasilan.”(Milton
F.Usry
dan
Lawrence
H.Hammer:2002)
Mulyadi mendefinisikan “ Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dengan
satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan
tertentu.”(Milton F. Usry dan Lawrence H.Hammer:2002)
Menurut Usry dan Hammer (2002) yang diterjemahkan oleh Sirait, A dan Wibowo, H.
mendefinisikan “ Biaya adalah suatu nilai tuka prasayarat atau pengorbanan yang dilakukan
guna memperoleh manfaat. “
(Usry dan Hammer:2002) Menurut Mulyadi terdapat empat unsur pokok dalam definisi biaya
yaitu :
1) Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi
2) Diukur dalam satuan uang
3) Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi
4) Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa biaya adalah pengorbanan
sumber ekonomi untuk memperoleh barang atau jasa, juga untuk mencapai tujuan
organisasi yang biasanya biaya diukur dalam satuan moneter.
2.7.2
Klasifikasi biaya
28
Menurut Usry (2004,p57-60) keberhasilan dalam merencanakan dan mengendalikan
biaya tergantung pada pemahaman yang menyeluruh atas hubungan antara biaya dan
aktifitas bisnis.
Klasifikasi biaya diperlukan untuk mengembangkan data biaya yang dapat membantu
manajemen dalam mencapai tujuannya. Klasifikasi ini didasarkan pada hubungan antara
biaya dengan :
a.
Produk (partai tunggal, tumpukan atau unit barang dan jasa)
b.
Volume produksi
c.
Departemen pabrikasi, proses, pusat biaya, atau subdivisi lainnya
d.
Periode akuntansi
e.
Keputusan yang diusulkan, pelaksanaan, atau evaluasi
2.7.2.1 Biaya dalam hubungannya dengan produk
(Milton F.Usry dan L.H.Hammer:2002) Biaya pabrikasi sering disebut sebagai biaya
produksi atau biaya pabrik (factory cost) yang artinya adalah jumlah dari tiga unsur biaya
yaitu bahan langsung, pekerja langsung dan overhead pabrik. Bahan langsung dan pekerja
langsung dapat digabungkan kedalam kelompok biaya utama (prime cost). Upah pekerja
langsung dan overhead pabrik dapat digabung kedalam kelompok biaya konversi (conversion
cost), yang mencerminkan biaya pengubahan bahan langsung menjadi barang jadi. Bahan
langsung (direct material) adalah semua bahan yang membentuk bagian integral dari barang
jadi dan yang dapat dimasukkan langsung dalam kalkulasi biaya produk. Pekerja atau tenaga
kerja langsung (direct labor) adalah karyawan yang dikerahkan untuk mengubah bahan
langsung menjadi barang jadi. Biaya ini meliputi gaji para karyawan yang dapat dibebankan
kepada poduk tertentu. Ovehead pabrik (factory overhead) disebut juga overhead pabrikasi,
beban pabrikasi, atau “beban” (Milton F.Usry dan Lawrence H.Hammer:2002) pabrik dapat
29
didefinisikan sebagai biaya bahan tidak langsung, pekerja tidak langsung, dan semua biaya
pabrikasi lainnya yang tidak dapat dibebankan langsung ke produk tertentu. Bahan tidak
langsung (indirect materials) adalah bahan-bahan yang dibutuhkan guna menyelesaikan
suatu produk, tetapi pemakaiannya sedemikian kecil, atau sedemikian rumit, sehingga tidak
dapat dianggap sebagai bahan langsung yang tak berguna atau tidak ekonomis. Pekerja
tidak langsung (indirect labour) dapat didefinisikan sebagai para karyawan yang dikerahkan
dan tidak secara langsung mempengaruhi pembuatan atau pembentukan barang jadi.
Pekerja tidak langsung dapat didefinisikan sebagai para karyawan yang dikerahkan dan tidak
secara langsung mempengaruhi pembuatan atau pembentukan barang jadi.
2.7.2.2 Biaya dalam hubungannya dengan volume produksi
(Milton F.Usry dan Lawrence H.Hammer:2002) Bebeapa jenis biaya bervariasi
langsung dengan perubahan volume poduksi atau keluaran, sedang biaya lainnya relative
tidak berubah(fixed). Studi dan analisis yang hati-hati atas dampak aktifitas bisnis umumnya
akan menghasilkan klasifikasi atas tiap pengeluaran sebagai biaya tetap,biaya variabel atau
biaya semivariabel.
1. Biaya Tetap
Didefinisikan sebagai biaya yang secara total tidak berubah saat aktivitas bisnis
meningkat atau menurun.
Karakteristik biaya tetap adalah :
a. Jumlah keseluruhan yang tetap dalam rentang (range) keluaran yang relevan
b. Penurunan biaya perunit bila volume bertambah dalam rentang yang relevan
c.
Dapat dibebankan kepada departemen-departemen berdasarkan keputusan
manajerial atau menurut metode alokasi biaya
30
d. Tanggung jawab pengendalian lebih banyak dipikul oleh manajemen eksekutif
daripada oleh penyelia operasi
2. Biaya Variabel
Didefinisikan sebagai biaya yang secara total meningkat secara proporsional
terhadap peningkatan dalam aktivitas. Contoh yang termasuk biaya variabel
adalah biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, beberapa
perlengkapan, beberapa tenaga kerja tidak langsung, alat-alat kecil, pengerjaan
ulang, dan unit-unit yang rusak.
(Milton F.Usry dan L.H. Hammer:2002) Secara umum biaya variabel memiliki
karakteristik sebagai berikut :
a. Perubahan jumlah total biaya dalam proporsi yang sama dengan peubahan
volume
b. Biaya perunit relatif konstan meskipun volume berubah dalam rentang (range)
yang relevan
c.
Dapat dibebankan kepada departemen operasi dengan cukup mudah dan tepat
d. Dapat dikendalikan oleh seorang penyelia koperasi
3. Biaya semivariabel
Didefinisikan sebagai biaya yang memperlihatkan baik karakteristik-karaktristik
dai biaya tetap maupun biaya variabel. Contohnya biaya bensin, perlengkapan,
pemeliharaan, asuransi jiwa kelompok untuk karyawan, biaya pensiun, pajak
penghasilan, biaya perjalanan dinas dan biaya hiburan.
Biaya semivariabel ini mencakup suatu jumlah yang sebagian tetap dalam
rentang keluaran yang relevan, dan bagian lainnya bervariasi sebanding dengan
perubahan jumlah keluaran.
31
2.7.2.3 Biaya dalam hubungannya dengan periode Akuntansi
(Milton F.Usry dan Lawrence H.Hammer:2002) Biaya dapat dikelompokkan sebagai
belanja barang modal (capital expenditure) atau sebagai pengeluaran pendapatan (revenue
expenditure). Belanja barang modal yang juga disebut sebagai pengeluaran modal
dimaksudkan untuk menghasilkan manfaat dalam peiode-periode mendatang dan dicatat
sebagai aktiva. Pengeluaran pendapatan memberi manfaat dalam periode berjalan dan
dicatat sebagai beban.
Perbedaan antara belanja barang modal dan pengeluaran pendapatan merupakan
sesuatu hal yang esensial dalam menandingkan (matching) biaya dengan pendapatan secara
tepat dan untuk mengukur laba periodic secara akurat, hal lainnya yang membuat keduanya
berbeda adalah tegantung kepada sikap manajemen terhadap pengeluaran dan pada sifat
operasi perusahaan.
2.7.2.4 Biaya dalam hubungannya dengan Departemen Pabrikasi
(Milton F.Usry dan Lawrence H.Hammer:2002) Untuk tujuan administrative
perusahaan biaya dapat dibagai ke dalam sejumlah departemen yaitu :
1. Departemen Produksi dan Jasa
2. Beban Langsung dan Tidak Langsung Departemen
3. Biaya bersama dan Biaya Gabungan
a. Biaya bersama (common cost) adalah biaya yang berasal dari penggunaan
fasilitas atau jasa oleh dua operasi atau lebih
b. Biaya Gabungan (joint cost) adalah bila proses produksi pasti akan
menghasilkan lebih dari satu jenis produk
32
2.7.2.5Biaya
dalam
hubungannya
dengan
keputusan
yang
diusulkan,
Pelaksanaan, dan Evaluasi
(Milton F. Usry dan Lawrence.H.Hammer:2002) Saat memutuskan diantara beberapa
tindakan atau alternatif yang mungkin, merupakan hal penting untuk mengidentifikasi biaya
dan pendapatan, pengurangan biaya, dan penghematan biaya yang relevan dengan pilihan
tersebut. Faktor-faktor yang tidak relevan tersebut antara lain sebagai berikut :
a. Biaya diferensial
Salah satu nama dari biaya yang relevan dengan pilihan diantara berbagai macam
alternatif.
b. Biaya tunai
Sejumlah biaya diferensial yang dikeluarkan hanya jika satu alternatif saja yang
dipilih.
c. Biaya kesempatan
Sejumlah pendapatan atau manfaat lain yang akan hilang bila alternatif tertentu
dipilih.
d. Biaya tertanam
Biaya yang dikeluarkan dan kemudian tidak relevan dengan keputusan itu.
e. Biaya yang tidak dapat dihindari
Keputusan untuk tidak melanjutkan suatu produk atau divisi. Beberapa biaya produk
atau divisi mungkin tidak dipengaruhi oleh keputusan itu.
2.8
Jenis-jenis Biaya
2.8.1
Biaya langsung
33
(Milton F. Usry dan Lawrence H. Hammer:2002) Biaya langsung adalah biaya untuk
segala sesuatu yang akan menjadi komponen pemanen hasil akhir proyek. Biaya langsung
terdiri dari :
a. Penyiapan Lahan (Site Preparation)
Pekerjaan ini terdiri dari clearing,grubbing, menimbun dan memotong tanah,
mengeraskan tanah dan lain-lain
b. Pengadaan Peralatan Utama
Semua peralatan utama yang tertera dalam gambar dan desain engineering
c.
Biaya merakit dan Memasang Peralatan Utama
Terdiri dari pondari struktur, penyangga, isolasi dan pengecatan
d. Pipa. Terdiri dari pipa transfer, pipa penghubung antara peralatan dan lain-lain
e. Alat-alat listik dan instrument terdiri dari gardu listrik,motor listrik, jaringan distribusi,
dan instrument
f.
Pembangunan gedung perkantoran, pusat pengendalian operasi (control room)
gudang, dan bangunan sipil lainnya
g. Fasilitas pendukung seperti utility dan offsite. Terdiri dari pembangkit uap,
pembangkit listrik, fasilitas air pendingin, tangki dan dermaga
h. Pembebasan Tanah
Biaya pembebasan tanah sering kali dimasukkan kedalam biaya langsung
2.8.2
Biaya Tidak Langsung
(Milton F.Usry dan Lawrence H. Hammer:2002) Biaya tidak langsung adalah
pengeluaran untuk manajemen, supervise, dan pembayaran material serta jasa untuk
pengadaan bagian proyek yang tidak akan menjadi instalasi atau produk permanent, tetapi
diperlukan dalam rangka proses pembangunan proyek. Biaya tidak langsung meliputi :
34
a.
Gaji tetap dan tunjangan bagi tim manajemen, gaji dan tunjangan bagi tenaga
bidang engeneering, inspector, penyelia, konstuksi lapangan, dan lain-lain
b.
Kendaraan dan peralatan konstruksi. Termasuk biaya pemeliharaan, pembelian
bahan baker, minyak pelumas dan suku cadang
c.
Pembangunan fasilitas sementara. Termasuk perumahan darurat tenaga kerja,
penyediaan air, listrik, fasilitas komunikasi sementara untuk konstruksi dan lain-lain
d.
Pengeluaran umum. Butir ini meliputi bermacam keperluan tetapi tidak dapat
dimasukkan ke dalam butir yang lain, seperti small tools, pemakaian selai lewat misalnya
kawat las
e.
Kontingensi laba atau fee. Kontingensi dimaksudkan untuk menutupi hal-hal yang
belum pasti
f.
Ovehead. Butir ini meliputi biaya untuk operasi perusahaan secara keseluruhan,
terlepas dari ada atau tidaknya kontrak yang sedang ditandatangani.
g.
Pajak, Pungutan atau sumbangan, biaya izin dan asuransi. Berbagai macam pajak
sepeti PPN, PPH dan lainnya atas hasil operasi perusahaan
2.8.3
Unsur-unsur Biaya
(Milton F.Usry dan Lawrence H.Hammer:2002) Suatu perkiraan biaya akan lengkap
bila mengandung unsur-unsur berikut :
1) Biaya Pembelian Material dan Peralatan
Menyusun perkiraan biaya pembelian material dan peralatan amat kompleks,
mulai dari membuat spesifikasi, mencari sumber, mengadakan lelang sampai
kepada membayar harganya.
2) Biaya Penyewaan atau Pembelian Peralatan Konstruksi
35
Disamping peralatan yang amat kompleks terdapat juga peralatan konstruksi
yang digunakan sebagai sarana bantu konstruksi dan tidak akan menjadi
bagian permanen dari pabrik atau instalasi.
3) Upah Tenaga Kerja
Hal ini terdiri dari tenaga kerja kantor pusat yang sebagian besar terdiri dari
tenaga kerja ahli bidang engineering dan tenaga keja konstruksi serta
penyelia di lapangan
4) Biaya Subkontrak
Pekerjaan subkontrak pada umumnya merupakan paket kerja yang terdiri
atas jasa dan material yang disediakan oleh subkontraktor, dan belum
termasuk dalam klasifikasi biaya pembelian material dan peralatan, biaya
penyewaan atau pembelian peralatan konstruksi dan upah tenaga kerja
5) Biaya Transportasi
Termasuk salah satu biaya transportasi material, peralatan, tenaga kerja
yang berkaitan dengan penyelenggaraan proyek
6) Overhead dan Administrasi
Komponen ini meliputi pengeluaran operasi perusahaan yang dibebankan
kepada
proyek
(menyewa
kantor,
membayar
listrik,
telepon,
biaya
pemasaran) dan pengeluaran untuk pajak, asuransi, royalty, uang jaminan,
dan lain-lain
7) FEE atau Laba dan Kontingensi
Besarnya distribusi unsur biaya tersebut tentu berbeda antara satu dan lain
proyek
36
2.9
Perencanaan dan Pengendalian unsur-unsur Biaya
(Milton F.Usry dan Lawrence H.Hammer:2002) Sebagai bagian dari proses
perencanaan, sistem yang akan digunakan pada tahap pelaksanaan dan evaluasi harus
dirancang. Ini merupakan sistem, baik untuk pengendalian tugas maupun pengendalian
manajemen. Beberapa daripadanya, atau beberapa bagiannya, mungkin dibawa ke dalam
proyek oleh kontraktor. Yang lainnya harus dikembangkan agar sesuai dengan kebutuhan
proyek.
Beberapa sistem pengendalian tugas digunakan pada proyek konstruksi tetapi lebih
rumit daripada pengendalian sejenis pabrik. Sebagai contoh penjadwalan sumber daya agar
sumber daya ini dapat sampai di tempat yang benar pada waktu yang tepat sangat rumit
bagi
proyek
konstruksi
dibandingkan
dengan
menjadwalkan
aliran
bahan
pabrik.
Pengendalian tugas sifatnya non-moneter. Laporan banyak menjelaskan mengenai jam
orang, bukan biaya tenaga kerja, meter beton, bukan biaya beton dan seterusnya. Jumlah
non-moneter ini dapat diperoleh lebih cepat dan lebih mudah daripada jumlah dalam rupiah
atau dollar, dan itulah sesungguhnya yang dibutuhkan supervisor untuk melakukan
pengendalian harian.
2.9.1
Pengendalian dan Kalkulasi Biaya
(Milton F.Usry dan Lawrence H.Hammer:2002) Pengelolaan bahan (material
management) yang efektif sangat penting maksudnya bahwa pengelolaan bahan tersebut
dapat memberikan manfaat khususnya bagi pelaksanaan proyek seperti :
a. Memberikan pelayanan yang terbaik kepada para konsumen
b. Berproduksi dengan efisiensi semaksimal mungkin
c.
Mengatur jumlah persediaan pada tingkat yang telah ditentukan untuk
mengendalikan dana yang tertanam dalam persediaan
37
Agar pengelolaan bahan itu dapat berhasil, diperlukan pengembangan suatu sistem
yang benar-benar terpadu dan terkoordinasi yang meliputi perkiraan penjualan, pembelian,
penerimaan,penyimpanan di gudang, poduksi, pengiriman dan penjualan yang sebenarbenarnya
2.9.1.1 Akuntansi untuk Perolehan dan Penggunaan Bahan Baku
(Milton F.Usry dan Lawrence H. Hammer:2002) Siklus perolehan dan penggunaan
bahan meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Perekayasaan, perencanaan, dan penetapan cara pengerjaan menentukan rancangan
poduk, spesifikasi bahan, dan berbagai prasyaratan pada setiap tahap operasi.
b. Anggaran produksi merupakan rencana induk
c.
Surat permintaan pembelian (purchase order) merupakan kontrak berkenaan dengan
kuantitas dan tanggal penyerahan bahan yang diperlukan
d. Laporan penerimaan (receiving order) menerangkan jumlah yang diterima dan bisa
melaporkan hasil penelitian serta pengujian atas mutu bahan
e. Surat permintaan bahan (material requestion) memberitahu bagian gudang agar
menyerahkan sejumlah bahan tertentu ke departemen tertentu pada waktu tertentu
f.
Kartu buku besar bahan (material lardges cards) sering disebut sebagai kartu bahan
fungsinya mencatat penerimaan dan pengeluaran setiap jenis bahan
2.9.2
Teknik Analisis biaya dan Manfaat
2.9.2.1 Komponen Biaya
(Milton F.Usry dan H.Hammer:2002) Untuk melakukan analisis atau efektivitas biaya
diperlukan dua komponen, yaitu komponen biaya dan komponen efektivitas. Biaya yang
38
dapat dihubungkan dengan pengembangan sistem informasi dapat di bagi ke dalam 4
kategori yaitu :
a. Biaya pengadaan (procurement cost)
b. Biaya persiapan opersasi (start-up cost)
c.
Biaya proyek (project related cost)
d. Biaya operasi (on-going cost) dan Biaya perawatan (maintenance cost)
2.9.2.1.1Biaya pengadaan (procurement cost)
(Milton F.Usry dan Lawrence H.Hammer:2002) Biaya pengadaan (procurement cost)
termasuk semua biaya yang terjadi sehubungan dengan memperoleh perangkat keras. Yang
termasuk kedalam biaya pengadaan yaitu :
1. Biaya konsultasi pengadaan perangkat keras
2. Biaya pembelian atau sewa beli (leasing) perangkat keras
3. Biaya instalasi perangkat keras
4. Biaya ruangan untuk perangkat keras (perbaikan ruangan, pemasangan AC)
5. Biaya untuk pengadaan modal perangkat keras
6. Biaya yang berhubungan dengan manajemen dan staff untuk pengadaan perangkat
keras
Biaya pengadaan ini biasanya merupakan biaya yang harus dikeluarkan pada tahun-tahun
pertama(initial cost) sebelum dioperasikan, kecuali untuk pengadaan perangkat keras dan
cara leasing
2.9.2.1.2Biaya persiapan operasi (start-up cost)
39
(Milton F.Usry dan Lawrence H.Hammer:2002) Biaya persiapan operasi (start-up
cost) berhubungan dengan semua biaya untuk membuat sistem siap untuk dioperasikan.
Yang termasuk biaya-biaya persiapan
awal, antara lain :
a. Biaya pembelian perangkat lunak sistem.
b. Biaya instalasi peralatan komunikasi (sambungan telepon, satelit,
frekuensi).
c. Biaya persiapan personil.
d. Biaya reorganisasi.
e. Biaya manajemen dan staff yang dibutuhkan dalam kegiatan persiapan
operasi.
Biaya-biaya persiapan operasi ini juga biasanya merupakan biaya-biaya yang terjadi di awalawal tahun sebelum dioperasikan.
2.9.2.1.3Biaya Proyek (project related cost)
(Milton F.Usry dan Lawrence H.Hammer:2002) Biaya proyek (project related cost)
berhubungan dengan biaya-biaya untuk mengembangkan sistem termasuk penerapannya.
Yang termasuk dengan biaya-biaya proyek antara lain :
1. Biaya dalam tahap analisis sistem
a. Biaya untuk mengumpulkan data
b. Biaya dokumentasi (kerta,fotocopy,dll)
c.
Biaya rapat
d. Biaya staff analisis
e. Biaya manajemen yang berhubungan dengan analisis sistem
2. Biaya dalam tahap desain sistem
40
a. Biaya dokumentasi.
b. Biaya rapat.
c. Biaya staff analis.
d. Biaya staff programmer.
e. Biaya pembelian perangkat lunak aplikasi.
f. Biaya manajemen yang berhubungan dengan tahap desain sistem.
3. Biaya dalam tahap penerapan sistem.
a. Biaya pembuatan formulir baru.
b. Biaya konversi data.
c. Biaya latihan personel.
d. Biaya manajemen yang berhubungan dengan tahap penerapan sistem
2.9.2.1.4 Biaya operasi (on going cost) dan biaya perawatan (maintenance cost)
(Milton F.Usry dan Lawrence H.Hammer:2002) Biaya operasi (ongoing cost) adalah
biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mengoperasikan sistem supaya sistem dapat beroperasi.
Sedangkan biaya perawatan (maintenance cost) adalah biaya yang dikeluarkan untuk
merawat sistem dalam masa operasinya. Yang termasuk biaya operasi dan biaya perawatan
sistem, antara lain :
a. Biaya personil (operator, bagian administrasi, pustakawan data, pengawas
data).
b. Biaya overhead (pemakaian telpon, listrik, asuransi, keamanan, supplies).
c. Biaya perawatan perangkat keras (reparasi, service).
d. Biaya perawatan perangkat lunak (modifikasi program, penambahan modul
program).
41
e. Biaya perawatan peralatan dan fasilitas.
f. Biaya manajemen yang terlibat dalam operasi sistem.
g. Biaya kontrak untuk konsultan selama operasi sistem.
h. Biaya depresiasi (penyusutan).
Berbeda halnya dengan biaya-biaya lainnya yang biasanya terjadi sebelum operasi sistem
diterapkan, biaya operasi dan perawatan biasanya terjadi secara rutin selama umur operasi
sistem.
2.9.2.1.5 Approximate Estimating
(Milton F.Usry dan Lawrence H.Hammer:2002) Adalah usaha untuk mengestimasi
biaya konstruksi dalam beberapa tahapan kegiatan yaitu sebelum Bill of Quantities
diselesaikan atau dalam rangka pembuatan cost planning.
Fungsi utama dari approximate estimating atau preliminary estimating adalah untuk
menghasilkan
suatu
estimasi
atau
perkiraan
biaya-biaya
proyek,
sebelum
proyek
direncanakan, didesain secara rinci dan sebelum kontrak diadakan. Dalam membuat estimasi
ini dipengaruhi oleh informasi dan waktu yang tersedia, pengalaman-pengalaman
sebelumnya serta jumlah dan bentuk data biaya yang ada. Penting pula melakukan pinjaman
lokasi sebelum approximate estimating ini disiapkan yaitu untuk mengetahui dan mengenal
keadaan tanah, lokasi dan lingkungan proyek.
2.10
Manajemen Biaya
(Edward J.Blocher, Kung H.Chen, Thomas W.Wilin:2000) Informasi manajemen biaya
merupakan konsep yang luas. Informasi tersebut merupakan informasi yang dibutuhkan
untuk mengelola secara efektif perusahaan atau organisasi non profit, baik berupa informasi
42
non keuangan yang relevan yaitu produktivitas, kualitas, dan faktor kunci sukses lainnya
untuk perusahaan.
Pertanggung jawaban dalam hal manajemen biaya secara khas terkait dengan peran
controller, yang memberi laporan kepada kepala bagian keuangan perusahaan (chief
financialofficer/CFO). Controller juga memiliki sejumlah tugas lainnya, termasuk pelapotan
keuangan, memelihara sistem keuangan dan fungsi-fungsi pelaporan lainnya.
Oleh karena itu fokus utama informasi manajemen biaya adalah kemanfaatan dan
ketepatan waktu. Sedangkan fokus utama laporan keuangan adalah akurasi dalam hal
pemenuhan persyaratan pelaporan.
(Edward J.Blocher, Kung H.Chen, Thomas W.Wilin:2000) Dalam manajemen biaya
terdapat empat fungsi penting yang sangat berpengaruh diantaranya adalah sebagai berikut
:
1. Manajemen strategik
Ini merupakan fungsi yang paling utama diantara yang lain karena merupakan
informasi yang dibutuhkan untuk membuat suatu keputusan-keputusan strategik
yang tepat berkaitan dengan pemilihan produk, metode pemanufakturan atau
produksi. Sedangkan Strategi adalah seperangkat tujuan dan rencana tindakan
yang spesifik, yang apabila dicapai akan memberikan suatu keunggulan
komprtitif yang diharapkan.
2. Perencanaan dan Pengambilan Keputusan
Merupakan keputusan yang meliputi penganggaran dan perencanaan laba,
pengelolaan arus kas dan keputusan-keputusan lain yang berkaitan dengan
operasi perusahaan.
3. Pengendalian manajemen dan operasional
43
Merupakan informasi manajemen biaya yang dibutuhkan untuk memberikan
dasar yang wajar dan efektif untuk mengidentifikasikan operasi yang tidak
efisien dan untuk memberi penghargaan dan dukungan kepada para manajer
yang paling efektif.
4. Penyusunan Laporan Keuangan
Adalah informasi manajemen biaya yang dibutuhkan untuk memberikan catatan
yang akurat tentang persediaan dan aset lainnya.
2.10.1 Objek Biaya dan Pemicu Biaya (Cost Driver)
(Edward J.Blocher, Kung H.Chen, Thomas W.Wilin:2000) Fokus perhatian akuntan
manajemen bervariasi tergantung pada bentuk dan sifat organisasi dan objek biayanya.
Objek biaya merupakan sesuatu atau aktivitas dimana biaya diakumulasikan. Lima jenis
objek biaya adalah sebagai berikut :
a. Produk atau kelompok produk yang saling berhubungan
b. Jasa
c.
Departemen (departemen teknik, departemen sumber daya manusia)
d. Proyek, seperti proyek penelitian, promosi pemasaran atau usaha jasa
komunitas.
Jumlah total biaya untuk suatu objek biaya dipengaruhi oleh cost driver . Cost driver
merupakan faktor-faktor yang mempunyai efek terhadap perubahan level biaya total untuk
suatu objek biaya. Seperti contoh, biaya listrik dalam pabrik (objek biaya) dipengaruhi oleh
jumlah jam mesin, jadi jumlah jam mesin merupakan cost driver untuk biaya listrik.
2.10.1.1Konsep ‘Cost Driver’ untuk Manajemen Strategik
44
(Edward J.Blocher, Kung H.Chen, Thomas W.Wilin:2000) Langkah awal untuk
memperoleh keunggulan kompetitif adalah mengidentifikasikan cost driver yang merupakan
kunci dalam perusahaan atau organisasi. Cost driver merupakan faktor yang memberi
dampak pada perubahan tingkat biaya total. Untuk perusahaan yang bersaing berdasarkan
cost leadership, manajemen terhadap cost driver merupakan kunci yang paling penting,
sedangkan untuk perusahaan yang bukan merupakan cost leader, manajemen terhadap cost
driver mungkin bukan merupakan hal yang penting, namun perhatian tetap tertuju pada cost
driver kunci yang memberikan kontribusisecara langsung pada kesuksesan perusahaan.
2.10.1.2Cost Driver, Cost Pool, dan Cost Objects
(Edward J.Blocher, Kung H.Chen, Thomas W.Wilin:2000) Biaya terjadi jika sumber
daya yang digunakan untuk tujuan tertentu . Contohnya, perusahaan yang memproduksi
peralatan dapur, memiliki biaya bahan (seperti logam dan baut), biaya tenaga kerja langsung
dan biaya-biaya lainnya. Kadang-kadang biaya dikumpulkan kedalam kelompok tertentu, hal
ini disebut sebagai Cost Pool.
Cost Pool dapat dikelompokkan kedalam 3 bagian
1. Cost Pool berdasarkan jenis biaya yaitu :
a. Biya tenaga langsung dalam satu pool
b.
2.
bahan dalam pool yang lainnya
Cost Pool berdasarkan sumber yaitu :
a. Departemen 1
b. Departemen 2
c.
Departemen 3 dan seterusnya
2. Cost Pool berdasarkan pertanggung jawaban yaitu :
45
a. Manajer 1
b. Manajer 2 dan seterusnya
2.10.1.3Cost Driver Struktural dan Eksekusional
(Edward J.Blocher, Kung H.Chen, Thomas W.Wilin:2000) Cost Driver struktural dan
eksekusional digunakan untuk membantu perusahaan dalam pengambilan keputusan
strategik dan operasional. Cost driver struktural bersifat strategik karena dalam cost driver
tersebut melibatkan perencanaan dan keputusan-keputusan yang berpengaruh dalam jangka
panjang. Hal-hal yang dapat dipertimbangkan adalah sebagai berikut :
a. Skala
Membahas tentang seberapa banyak yang harus diinvestasikan dan seberapa jauh
perusahaan harus berkembang.
b. Pengalaman
Membahas tentang seberapa banyak pengalaman sebelumnya yang dimiliki oleh
perusahaan untuk produk dan jasa yang dihasilkan sekarang dan yang direncanakan.
c.
Teknologi
Membahas
tentang
teknologi
pemrosesan
apakah
yang
digunakan
dalam
pemanufakturan dan pendistribusian produk atau jasa.
d. Kompleksitas
Membahas mengenai seberapa banyak jenis produk yang dimiliki perusahaan.
(Edward J.Blocher, Kung H.Chen, Thomas W.Wilin:2000) Cost driver eksekusional merupakan
faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mengelola perusahaan
dalam jangka pendek, mengambil keputusan untuk menurunkan biaya. Hal ini meliputi :
46
a. Keterlibatan semua tenaga kerja. Apakah para pekerja atau karyawan memiliki
dedikasi terhadap perbaikan secara terus menerus dan peningkatan kualitas?.
b. Desain proses produksi. Dapatkah lay-out peralatan dan pemrosesan serta
penjadwalan produksi dapat ditingkatkan?.
c.
Hubungan dengan pemasok. Dapatkah biaya, kualitas, atau pengiriman bahan dan
pembelian suku cadang dapat diperbaiki?.
2.10.2 Konsep Biaya untuk Penentuan Biaya dan Jasa
2.10.2.1Akuntansi Biaya untuk Produk dan Jasa
(Edward J.Blocher, Kung H.Chen, Thomas W.Wilin:2000) Sistem akuntansi biaya
sangat berbeda diantara perusahaan manufaktur dan perusahaan dagang. Perusahaan
dagang yang meliputi pengecer, yaitu perusahaan yang menjual produk akhir langsung
kepada konsumen, dan pedagang besar yang mendistribusikan produk ke pengecer.
2.10.2.2Biaya Produk dan Biaya Periode
(Edward J.Blocher, Kung H.Chen, Thomas W.Wilin:2000) Biaya produk untuk
perusahaan manufakturing terdiri atas biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan produk
sampai produk siap dijual :
a. Bahan langsung
Bahan yang digunakan dalam pengolahan produk yang dapat menjadi
bagian fisikdari produk akhir.
b. Tenaga kerja langsung
Tenaga yang digunakan dalam pengolahan produk
c.
Overhead pabrik
47
Biaya tak langsung untuk bahan, tenaga kerja, dan fasilitas yang digunakan
untuk mendukung proses pengolahan.
2.10.3 Metode Analisis biaya dan manfaat
(Edward J.Blocher, Kung H.Chen, Thomas W.Wilin:2000) Setelah komponenkomponen biaya dan manfaat telah dapat diidentifikasi, selanjutnya analisis biaya/manfaat ini
dapat dilakukan untuk menentukan apakah proyek tersebut layak atau tidak. Di dalam
analisis suatu invetasi, terdapat dua aliran kas, yaitu aliran kas keluar (cash outflows) dan
aliran kas masuk (cash inflow). Aliran kas keluar terjadi
karena pengeluaran-pengeluran uang untuk biaya investasi.
2.11
Metode Pengendalian Bahan JIT (Just-In-Time)
(Edward J.Blocher, Kung H.Chen, Thomas W.Wilin:2000) Penghematan yang
dihasilkan dari investasi persediaan yang minimum dan penghematan biaya pemilikan telah
meningkatkan perhatian pada sistem persediaan Just-In-Time(JIT). Prosedur persediaan ini
membutuhkan koordinasi dengan pemasok sehingga bahan dapat tiba segera sebelum
digunakan. Diperlukan penjual yang dapat melakukan pengiriman yang berkesinambungan
dari standar partai yang kecil dengan kerusakan nol. Penekanannya adalah pada penurunan
jumlah pemasok dan pada perbaikan mutu sehingga pembelian dapat secara langsung
dikirimkan ke lini perakitan yang memerlukan sedikit atau tanpa pemeriksaan.
JIT berkaitan dengan persediaan bahan baku suatu persediaan barang dalam proses
antara pusat kerja yang berhubungan. Tujuannya adalah agar persediaan bahan baku
maupun barang dalam proses dipertahankan pada nilai atau jumlah yang minimum. JIT
menekankan pada keinginan untuk mempertahankan tingkat persediaan yang minimum dan
48
untuk memperbaiki proses manufaktur yang terintegrasi daripada memfokuskan tujuan pada
persediaan setiap bahan atau pada operasi produksi.
Apabila fokus dari JIT adalah pada penurunan persediaan hingga ke tingkat nol,
pandangan ini berfokus pada penghapusan terbuangnya barang dalam sistem. Filosofi ini
memandang persediaan sebagai suatu hal yang jelek dan boros. Persediaan tidak hanya
merupakan sumber daya yang tidak digunakan tetapi juga merupakan kekurangan atau
kelebihan yang melingkup bidang pemborosan lainnya dalam perusahaan.
(Edward J.Blocher, Kung H.Chen, Thomas W.Wilin:2000) Tujuan penurunan
persediaan sampai ke tingkat nol hanya mungkin terjadi dalam kondisi-kondisi sebegai
berikut :
a. Waktu dan biaya penyelesaian (pemesanan) adalah rendah atau kecil
b. Ukuran partai sama dengan satu
c.
Tenggang waktu yang minimum dan tidak segera
d. Beban kerja yang seimbang dan setingkat
e. Tidak ada hambatan seperti kekurangan persediaan, mutu yang rendah, perbaikan
mesin yang tidak terjadwal, perubahan rekayasa, atau perubahan lain yang tidak
terencana
2.12
Teknik Manajemen Proyek :CPM dan PERT
(Iman Soeharto:2002) Teknik evaluasi dan ulasan program (dikenal cukup luas
sebagai program evaluation and review technique-PERT) dan metode jalur kritis (umumnya
dikenal dengan critical path method-CPM) dikembangkan pada tahun 1950-an untuk
membantu para manajer membuat penjadwalan, memonitor, dan mengendalikan proyek
besar dan kompleks. CPM muncul terlebih dahulu pada tahun 1957, sebagai alat yang
49
dikembangkan oleh J.E Kelly dari Remington Rand dan M.R Walker dari duPont untuk
membantu pembangunan dan pemeliharaan pabrik kimia di DuPont Sedangkan PERT mulai
dikembangkan pada tahun 1958 oleh Booz, Allen dan Hamilton untuk U.S Navy
(Iman Soeharto:2002) PERT dan CPM keduanya memiliki enam langkah sebagai berikut :
a. Mendefinisikan proyek dan menyiapkan struktur pecahan kerja
b. Membangun hubungan antara kegiatan. Memutuskan kegiatan mana yang harus
lebih dahulu dan mana yang harus mengikuti kegiatan lain
c.
Menggambarkan jaringan yang menghubungkan seluruh kegiatan
d. Menetapkan perkiraan waktu atau biaya untuk tiap kegiatan
e. Menghitung jalur waktu terpanjang melalui jaringan. Ini yang disebut jalur kritis
f.
Menggunakan
jaringan
untuk
membantu
perencanaan,penjadwalan
dan
pengendalian proyek
Langkah ke 5, menentukan jalur kritis merupakan bagian utama dalam pengendalian
proyek. Kegiatan pada jalur kritis mewakili tugas yang akan menunda keseluruhan proyek,
kecuali bila mereka dapat diselesaikan tepat waktu. Meskipun CPM dan PERT berbeda dalam
beberapa hal dalam terminology dan pada konstruksi jaringan, namun tujuan mereka sama.
Analisis yang digunakan pada kedua teknik ini sangat mirip. Perbedaan utamanya adalah
bahwa PERT menggunakan tiga perkiraan waktu untuk setiap kegiatan. Perkiraan waktu ini
digunakan untuk menghitung nilai yang diharapkan dan penyimpangan standar untuk
kegiatan tersebut. CPM membuat asumsi bahwa waktu kegiatan diketahui pasti, sehingga
hanya diperlukan satu faktor waktu untuk setiap kegiatan.
(Iman Soeharto:2002) PERT dan CPM sangat penting karena mereka membantu menjawab
pertanyaan berikut :
a. Kapan semua proyek akan selesai ?
b. Apakah cukup sumber daya untuk menyelesaikan proyek tepat waktu?
50
c.
Berapa besar kemungkinan proyek diselesaikan dalam waktu tertentu?
d. Apakah kegiatan atau tugas penting pada proyek yaitu kegiatan-kegiatan mana yang
bila terlambat akan membuat seluruh proyek tertunda?
e. Jika proyek ingin diselesaikan pada waktu yang lebih singkat, apakah jalan yang
terbaik untuk mencapai sasaran ini dengan biaya yang seminimal mungkin?
2.13
Diagram Jaringan dan Pendekatan
(Iman Soeharto:2002) Langkah pertama dalam jaringan PERT dan CPM adalah
membagi keseluruhan proyek menjadi kegiatan-kegiatan yang berarti menurut struktur
pecahan kerja. Terdapat dua pendekatan untuk menggambarkan jaringan proyek yaitu :
a. Kegiatan pada titik awal (AON)
b. Kegiatan pada panah (AOA)
Pada titik AON, titik menunjukkan kegiatan. Sedangkan pada AOA panah menunjukkan
kegiatan, kegiatan memerlukan waktu dan sumber daya. Perbedaan mendasar antara AON
dan AOA adalah pada titik diagram AON mewakili kegiatan, pada jaringan AOA titik mewakili
waktu mulai dan selesainya suatu kegiatan dan juga disebut sebagai kejadian. Artinya titik
pada AOA tidak memerlukan waktu maupun sumber daya
2.14
Jaringan Kerja
(Iman Soeharto:2002) Dari segi penyusunan jadwal, jaringan kerja dipandang
sebagai suatu langkah penyempurnaan metode bagan balok, karena dapat memberi jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan yang belum terpecahkan oleh metode tersebut, antara lain :
a. Berapa lama perkiraan kurun waktu penyelesaian proyek
51
b. Kegiatan-kegiatan mana yang bersifat kritis dalam hubungannya dengan
penyelesaian proyek
c.
Bila terjadi keterlambatan dalam pelaksanaan kegiatan tertentu, bagaimana
pengaruhnya terhadap sasaran jadwal proyek secara menyeluruh
(Iman Soeharto:2002) Disamping itu jaringan kerja juga berfungsi sebagai :
A. Menyusun urutan kegiatan proyek yang memiliki sejumlah besar komponen
dalam hubungan ketergantungan yang kompleks
B. Membuat perkiraan jadwal proyek yang paling ekonomis
C. Mengusahakan fluktuasi minimal penggunaan sumber daya
Diantara berbagai versi analisis jaringan kerja yang amat luas pemakaiannya adalah
Metode Jalur Kritis (Critical Path Method –CPM), Tehnik Evaluasi dan Review Proyek (Project
Evaluation and Review Technique –PERT), dan Metode Preseden Diagram ( Precedent
Diagram Method –PDM). Jaringan kerja merupakan metode yang dianggap mampu
menyuguhkan tehnik dasar dalam menentukan urutan kurun waktu kegiatan unsur proyek,
pada giliran selanjutnya dapat dipakai memperkirakan waktu penyelesaian proyek secara
keseluruhan
PERT asumsi yang memiliki, besarnya total biaya dapat berubah-ubah sesuai dengan
lamanya waktu dari semua kegiatan yang terdapat dalam suatu proyek. Sehingga bila waktu
tercepat pelaksanaan suatu proyek dapat diperkecil maka biaya untuk proyek tersebut dapat
diperkecil. CPM yakni jalur kritis yang diperhatikan penentuan juga biaya.
(Iman Soeharto:2002) Dalam PERT terdapat distribusi peluang berdasarkan pada
tiga perkiraan waktu kegiatan yaitu :
52
a. Waktu optimis
Waktu penyelesaian kegiatan terbaik yang bisa didapatkan dalam sebuah
jaringan PERT
b. Waktu Pesimis
Waktu kegiatan terburuk yang dapat diharapkan dalam sebuah jaringan
PERT
c.
Waktu Realistis
Waktu yang paling mungkin terjadi untuk menyelesaikan sebuah kegiatan
dalam suatu jaringan PERT
Saat menggunakan PERT, seringkali kita berasumsi bahwa perkiraan waktu kegiatan
mengikuti distribusi peluang beta (beta probability distribution) yang artinya bahwa sebuah
distribusi matematis yang menerangkan distribusi perkiraan waktu kegiatan dalam sebuah
jaringan PERT
Perbedaan yang mendasar antara CPM dan PERT terletak dalam memperkirakan
kurun waktu tertentu. PERT menggunakan tiga angka estimasi yaitu optimistic,pesimistik,dan
realistic. Dengan menggunakan tiga angka estimasi ini metode PERT bermaksud menampung
adanya unsur-unsur yang belum pasti, kemudian menganalisis kemungkinan-kemungkinan
sejauh mana proyek menyimpang atau memenuhi sasaran jadwal penyelesaian. Sebaliknya
CPM menggunakan satu angka estimasi dan dalam prakteknya lebih banyak dipergunakan
oleh kalangan industri atau proyek-proyek engineering konstruksi
53
2.15
Kerangka Pemikiran
PT. CIRIAJASA MK
Pelaksanaan Proyek
Bangunan Bertingkat
Perencanaan
Pengendalian Biaya
Sasaran dan Tujuan
Menentukan
alternative
melalui
metode CPM
&PERT
Menentukan Hasil akhir
Keterangan :
Dari gambar bagan diatas dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode CPM dan
PERT telah terbukti dapat mengurangi umur proyek sehingga dalam pengendalian biaya
dapat dilakukan minimasi biaya agar efisien dan efektif.
Download