BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Minyak Bumi

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Minyak Bumi
Minyak bumi atau dalam bahasa Inggrisnya disebut Petroleum, menurut
bahasa Latin terdiri dari dua penggalan kata yaitu Petrus yang artinya karang
dan Oleum yang artinya minyak. Oleh karena itu kimia minyak bumi (petroleum)
merupakan ilmu yang mempelajari tentang kelanjutan dari tumbuhan setelah
dipendam atau dikubur selama jutaan tahun. Senyawa yang terkandung dalam
petroleum mempunyai variasi yang besar dari senyawa dengan kerapatan rendah
(gas) sampai senyawa dengan kerapatan tinggi (padatan).
Minyak bumi atau petroleum dijuluki juga sebagai emas hitam, yaitu cairan
yang kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, dan berada di
lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi. Minyak bumi terdiri dari campuran
kompleks dari berbagai hidrokarbon, dimana sebagian besar terdiri dari seri
alkana tetapi bervariasi dalam penampilan, komposisi, dan kemurniannya.
Asal minyak bumi adalah mahluk hidup (tumbuhan, hewan) yang terkubur
selama jutaan tahun dengan melalui proses penguburan, proses diagenesis
kemudian proses lebih lanjut pada masa katagenesis dan tidak dapat dimanfaatkan
lagi pada masa metagenesis.
Tahapan penguburan bahan alam mengalami tiga masa perubahan kimiawi
yaitu:
27
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
a. Diagenesis
Masa ini merupakan zona tak matang dan terjadi perengkahan tak
mencolok (10%), yang dibagi dalam tiga bagian yaitu :
1)
Diagenesis dini, yaitu peralihan dari senyawa yang stabil saat di
permukaan bumi, menjadi senyawa yang stabil pada kedalaman
ribuan meter dengan suhu sekitar 40-42oC. Pada masa ini terjadi
pembentukan kerogen (fase dari petroleum yang tidak dapat
larut dalam pelarut organik dan anorganik).
2)
Diagenesis pertengahan, terjadi proses aromatisasi (senyawa
rantai panjang membentuk senyawa aromatik, lingkar dan
mempunyai ikatan rangkap dengan elektron terdelokalisasi).
3)
Diagenesis akhir, adalah proses yang terjadi pengkhelatan
logam oleh senyawa organik yang terbentuk pada masa
sebelumnya. Pembentukan minyak bumi terjadi pada diagenesis
akhir dan dapat dikenal berdasar hasil eksplorasi.
b. Katagenesis
Katagenesis adalah zona minyak dan gas basah. Pada masa ini
terjadi perengkahan mencolok, dimana terjadi perubahan senyawa
kimia yang diakibatkan oleh suhu dan kedalaman pendaman
(penguburan) sehingga menyebabkan penguraian termal kerogen.
c. Metagenesis
Pada tahap ini terjadi masa perusakan termal dari karakter
senyawa (cairan) menjadi residu (padatan), sehingga mengakibatkan
senyawa organik menjadi senyawa yang kekurangan hidrogen, dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
material tak bernilai atau menjadi material bernilai dari senyawa
karbon (grafit, intan).
2. Teori Perdagangan Internasional
Teori perdagangan internasional membantu menjelaskan arah serta komposisi
perdagangan antara beberapa negara serta efeknya terhadap struktur perekonomian
suatu negara. Di samping itu, teori perdagangan internasional juga dapat
menunjukkan adanya keuntungan yang timbul dari adanya perdagangan internasional
(Gain from Trade). Beberapa teori yang menerangkan tentang timbulnya perdagangan
internasional pada dasarnya sebagai berikut:
a. Teori Pra-Klasik Merkantilisme
Munculnya paham merkantilisme oleh para kaum aliran merkantilis
pada dasarnya menitikberatkan kepada bidang ekonomi seperti masalahmasalah keduniawian. Oleh karena pemahaman merkantilisme yang
terbatas pada masalah keduniawian, sehingga banyak bermunculan
pendapat-pendapat yang muncul hanya saja memikirkan aspek ekonomis,
bukan pada etika dan moral semata. Dengan kata lain merkantilis
merupakan perintis kearah pemikiran ekonomi yang hanya memandang
berdasarkan masalah-masalah ekonomi yang bersifat keduniawian.
Merkantilisme
merupakan
sebuah
istilah
yang
berasal
dari
kata merchant yang berarti pedagang. Menurut paham merkantilisme,
setiap Negara jika ingin maju harus melakukan kegiatan ekonomi berupa
perdagangan, perdagangan tersebut harus dilakukan dengan Negara lain.
Sumber kekayaan Negara akan diperoleh melalui surplus perdagangan
luar negeri yang diterima dalam bentuk emas atau perak, sehingga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
kebijaksanaan pada waktu itu adalah merangsang ekspor dan membatasi
aktifitas impor. Negara-negara yang menganut paham merkantilisme pada
waktu itu antara lain, Portugis, Spanyol, Inggris, Perancis, dan Belanda.
Ide pokok Merkantilisme asalah sebagai berikut:
1) Suatu negara akan kaya atau makmur apabila ekspor lebih besar
daripada impor ( X > M ).
2) Surplus yang diperoleh dari selisih ( X > M ) diselesaikan dengan
pemasukan logam mulia (LM), terutama emas dan perak dari luar
negeri. Dengan demikian semakin besar ekspor neto, maka akan
semakin banyak logam mulia yang dimiliki atau diperoleh dari luar
negeri.
3) Pada waktu itu LM digunakan sebagai alat pembayaran (uang),
sehingga negara/raja mwmiliki LM yang banyak akan kaya atau
makmur.
4) LM yang banyak tersebut digunakan oleh raja untuk membiayai
armada perang guna memperluas perdagangan luar negeri
5) Penggunaan
kekuatan
armada
perang
untuk
memperluas
perdagangan luar negeri ini diikuti dengan kolonisasi di Amerika
latin, Afrika dan Asia terutama pada abad XVI sampai dengan
XVII.
Untuk melaksanakan
ide tersebut,
merkantilisme menjalankan
kebijakan perdagangan (trade policy) sebagai berikut :
1) Mendorong ekspor sebesar-besarnya kecuali LM
2) Membatasi/melarang impor dengan ketat, kecuali LM
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
Berikut ini adalah penjelasan dari beberapa tokoh merkantilisme:.
1) Jean Bodin (1530-1596)
Jean Bodin adalah seorang ilmuwan berbangsa Perancis,
yang dapat dikatakan sebagai orang pertama yang secara
sistematis
menyajikan
Menurutnya,
teori
bertambahnya
tentang
uang
uang
yang
dan
harga.
diperoleh
dari
perdagangan luar negeri dapat menyebabkan naiknya harga
barang-barang. Selain itu, kenaikan harga-harga barang juga
dapat disebabkan oleh praktik monopoli dan pola hidup mewah
dari kaum bangsawan dan raja. Dalam praktik tersebut,
biasanya rakyat menjadi korban, sehingga sangat dikecam pada
saat itu.
Dalam bukunya yang berjudul Reponse Aux Paradoxes de
Malestroit (1568), dikemukakan oleh bodin, naiknya hargaharga barang secara umum disebabkan oleh 5 faktor, yakni :
a) Bertambahnya logam mulia seperti perak dan emas.
b) Praktek momopoli yang dilakukan oleh dunia swasta
paupun peran Negara.
c) Jumlah barang di dalam negeri menjadi langka oleh
karena sebagian hasil produksi di ekspor.
d) Pola hidup mewah kalangan bangsawan dan raja-raja.
e) Menurunnya nilai mata uang logam karena isi karat
yang
terkandung
dipermainkan.
commit to user
di
dalamnya
dikurangi
atau
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
Bodin Sependapat dengan Machiavelli bahwa Negara
mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadap warga Negara,
karena Negara berada di atas hokum. Sebenarnya teori yang
dikemukakan oleh bodin ini agak berlebihan, akan tetapi teori
ini mencerminkan kebutuhan Negara-negara nasional yang
sedang tumbuh akan kekuasaan untuk menjaga kestabilan
ekonomi dan menciptakan kemakmuran bagi setiap rakyatnya.
Menanggapi perilaku mewah-mewahan yang dilakukn oleh
para kaum bangsawan, Jean Bodin menekankan apabila jumlah
cadangan yang berupa perediaan emas tersebut lebih baik
disimpan terlebih dahulu, dan pengeluaran dilakukan secara
hemat dan berhati-hati yang akan berujung pada terkendalinya
inflasi.
Teori Jean Bodin tentang nilai uang dinilai sangat maju,
maka dari itu dalam selang waktu sekitar setangah abad, Irving
Fisher menggunakannya sebagai dasar teorinya yakni teori
kuantitas uang.
2) Thomas Mun (1571-1641)
Thomas Mun adalah seorang saudagar kaya yang
berasal dari Inggris. Dia banyak menulis tentang perdagangan
luar negeri. Buku yang ditulisnya dan sempat menjadi karya
yang terkenal berjudul England’s Treasure by Foreign
Tradeadalah salah satu sumbangan besar terhadap teori
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
perdagangan luar negeri.
Thomas Mun mengecam kaum
bullion yang melarang mengalirnya emas keluar negeri.
Menurut Mun, untuk meningkatkan kekayaan Negara,
cara yang biasa dilakukan adalah lewat perdagangan. Dia
berpedoman bahwa nilai ekspor keluar negeri harus lebih besar
dibandingkan dengan yang di impor oleh Negara itu.
Menurutnya
pula,
perdagangan
masih
tetap
akan
menguntungkan sekalipun tidak memiliki emas dan perak,
dengan cara melakukan transaksi pembayaran lewat bank.
Yang digunakan sebagai jaminan kredit adalah komoditi yang
sedang diperjual-belikan itu.
Suatu Negara yang memiliki terlalu banyak uang justru
tidak baik karena menaikkan harga-harga, dan meskipun
kenaikan tersebut
akan meningkatkan pendapatan para
pengusaha, namum kenaikan tersebut secara umum langsung
merugikan dan mengurangi volume perdagangan, karena harga
yang tinggi akan mengurangi konsumsi dan permintaan.
3) Jean Baptis Colbert (1619-1683)
J. B. Colber adalah seorang pejabat Negara Perancis
dengan kedudukan sebagai Menteri Utama di Bidang Ekonomi
dan keuangan dalam pemerintahan Louis XIV. Tujuan yang
dibuat olehnya lebih mengarah pada kekuasaan dan kejayaan
Negara daripada untuk meningkatkan kekayaan orang-perorang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
Ia
mendorong
usaha
dalam
sector
kerajinan
dan
perdagangan dengan menekankan pengenaan pabea impor,
dengan tujuan memberikan subsidi kepada kapal-kapal
pengangkut Perancis, memperluas daerah jajahan Perancis,
memperbaiki
sisitem
transportasi
dalam
negeri.
Untuk
mendukung kebijakan tersebut dibutuhkan tenaga kerja yang
banyak dan murah, maka tenaga kerja Perancis dilarang keluar
negeri, sedangkan imigran dari luar negeri di dorong masuk ke
dalam Negara.
J. B. Colbert menjamin hak monopoli yang diberikan
kepada perusahaan-perusahaan guna mendorong timbulnya
perusahaan baru khususnya untuk perdagangan antar Negara. Ia
melakukan rangsangan terhadap penemuan-penemuan baru
serta membangun industry-industri percontohan. Ia juga
mendorong
pengembangan
ilmu
pengetahuan
dengan
mendirikan akademi-akademi, perpustakaan, dan memberikan
subsidi ke setiap sector ekonomi.
Dalam praktik ekonomi, banyak terjadi aliansi antara para
saudagar dengan penguasa. Kaum saudagar disini memperkuat
dan mendukung kedudukan dari penguasa. Penguasa pun
member bantuan dan perlindungan berupa monopoli, proteksi,
dan keistimewaan-keistimewaan lainnya. Pada abad tersebut,
eropa
dianggap
sebagai
kapitalisme
komersial,
yang
kadangkala disbut sbeagai kapitalisme saudagar karena kaum
saudagarlah yang memegang kendali perekonomian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
4) Sir William Petty (1623-1687)
Sebagai ahli akademisi yang mengajar di Oxford Universty,
Sir William banyak menuliskan tentang buku ekonomi politik.
Selain itu, Petty juga dikenal sebagai inonator, ahli bahasa,
dokter, ahli usik, pelaut, dan wakil direktur di suatu akademi.
Dalam karyanya yang berjudul A treatise of Taxes and
Contributions
menyatakan
(1662),
bahwa
yang
bukanlah
berisi
tentang
jumlah
hari
teori
yang
kerja
yang
menentukan nilai suati barang, melainkan biaya yang
diperlukan agar para pekerja tersebut dapat tetap bekerja.
Dalam hal uang, menurutnya uang diperluka dalam jumlah
secukupnya, tetapi lebih atau kurang dari yang diperlukan dapat
mendatangkan kemhudaratan. Harga untuk uang adalah bunga
modal, dengan demikian, semakin besar jumlah uang beredar,
maka bunga modal turun, hal ini akan mendorong kegiatan
usaha. Ia juga berpendapat bahwa tingkat harga yang bervariasi
proporsionalnya dengan jumlah uang yang beredar. Teori inilah
yang juga dikembangkan oleh Irving Fisher untuk Teori
Kuantitas Uang nya.
Karya yang lainnya adalah Political Arithmetic (1676),
dalam karyanya ini, ia menggambarkan bidang metodologi
ekonomi. Dengan terbitnya buku ini maka studi statsitika
semakin berkembang di Inggris. Dialah yang mengemukakan
pertama kali tentang nilai tenaga kerja yang kurang dimengerti
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
oleh ahli-ahli berikutnya sampai tokoh kaum klasik yang
bernama David Ricardo.
5) Sir Dudley North (1641-1691)
North adalah salah satu tokoh yang mendukung adanya
perdagangan bebas tanpa adanya campur tangan dan intervensi
dari pemerintah melalui perundang-undangan dan segala
peraturannya. Ia juga menekankan bahwa pemerintah tidak
perlu lagi mencegah larinya emas keluar negeri selama emas
tersebut digunakan sebagai keperluan perdagangan.
Dalam pernyataanya, fungsi uang dalam perekonomian
suatu
Negara
adalah
sebagai
alat
untuk
memajukan
perdagangan dan bukan untuk symbol kekayaan Negara.
Negara akan jatuh miskin apabila uangnya digunakan untuk
peperangan dan kepentingan pembayaran untuk Negara lain.
Menurutnya, bunga uang yang rendah akan mendorong
perdagangan dan kemudian akan memperkaya Negara.
6) David Hume (1711-1776)
Dalam teorinya, hume sangat memperhatikan factor
keadilan,
dan
beranggapan
bahwa
ketidekadilan
akan
memperlemah suatu Negara. Setiap warga Negara harus
menikmati hasil kerjanya sesuai dengan
kesempatan yang
diperolehnya.
Jika tidak terjadi keadilan, maka kekayaan yang dimiliki
oleh kaum kaya akan di distribusikan lagi bagi kaum miskin.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
Dengan cara itu, maka dapat terlaksanakan keadilan yang
diinginkan oleh Hume tersebut.
Berikut ini adalah teori Hume yang terkenal :
“Price Specie-flow Mechanism”, David Hume presented
areasonably complete description of the interrelationship
between a country’s balance of trade, the quantity of money,
and the general level of prices. In international trade theory
this has becaome known as the price specie-flow mechanism.
Dalam teorinya ini, Hume membahas tentang hubungan
antara neraca perdagangan dengan jumlah uang dan tingkat
harga barang-barang umum pada suatu Negara.
b. Teori Klasik
1) Kemanfaantan Absolut (Absolute Advantage: Adam Smith)
Teori ini berdasatkan pada besaran (varuiabel) riil bukan moneter,
sehingga lebih dikenal dengan teori murni (pure theory) perdagangan
internasional.Murniuyang berarti teori ini memusatkan perhatiannya pada
variabel riil misalnya, nilai suat barang diukur melalui banyaknya tenaga
kerja yang digunakan untuk memproduksi barang tersebut. Makin banyak
tenaga kerja yang digunakan, maka semakin tinggi harga barang tersebut.
Teori nilai tenaga kerja ini menganggap tenaga kerja bersifat homogen dan
merupakan satu satunya faktor produksui. Dalam kenyataannya tenaga
kerja tidak bersifat homogen, tenga kerja bukan satu satunya faktor
produksi, masih ada faktor lain yang mempengaruhi harga.
Teori absolute advantage Adam Smith secara sederhana menjelaskan
apabila ada dua negara memproduksi 2 jenis barang dan mempunyai faktor
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
produksi yang homogen, namun masing masing negara membutuhkan
jumlah tenaga kerja yang berbeda untuk setiap produksi barang, maka
masing masing negara memiliki efisiensi dalam memroduksi satu jenis
barang. Hal demikian ini yang disebut absolute advantage karena masingmasing negara dapat memproduksi satu jenis barang dengan biaya (yang
diukur melalui unit tenaga kerja) secara absolut lebih rendah dari negara
lain.
2) Kemanfaatan Relstif (Comparative Advantage: J.S Mill)
Teori ini menyatakan bahwa suatu negara akan menghasilkan
kemudian mengekspor suatu barang yang memiliki comparative advantage
terbesar dan mengimpor barang yang memiliki comparative disadvantage,
yaitu barang yang dapat dihasilkan dengan lebih murah dan mengimpor
barang yang yang apabila dihasilkan sendiri memakan biaya yang lebih
mahal.
Teori ini pada dasarnya menyatakan bahwa nilai suatu barang
ditentukan oleh banyaknya tenaga kerja yang digunakan untuk
memproduksi barang tersebut. Semakin banyak tenaga kerja yang
digunakan maka semakin mahal pula harga sat barang tersebut. Teori
comparative advantage juga menerangkan tentang keuntungan dariu nilai
tukar dimana kedua hal ini tidak diterangkan dalam teori absolute
advantage.
3) Biaya Relatif (Comparative Cost: David Ricardo)
Titik pangkal teori Ricardo tentang perdagangan internasional adalah
teorinya tentang nilai/value. Nilai/value suatu barang tergantung dari
banyaknya tenaga kerja yang dicurahkan untuk memroduksi barang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
tersebut (labor cost theory). Perdagangan antar negara akan timbul apabila
masing-masing memilikui comparative cost yang terkecil.
Pada dasarnya teori comparative costdan comparative advantage itu
sama, perbedaannya terletak pada:
-
Comparative advantage untuk sejumlah tertentu tenaga kerja di
masing-masing negara memiliki output yang berbeda.
-
Sedangkan comparative cost, untuk sejumlah outpt tertent, waktu yang
dibutuhkan berbeda antara suatu negara dengan negara yang lain.
Teori klasik menjelaskan bahwa keuntngan dari perdagangan
internasional akan timbul karena adanya comparative advantage yang
berbeda antara kedua negara. Teori klasik juga tidak dapat menjelaskan
mengapa terdapat perbedaan fungsi produksi antara dua negara. Teori
modern mulai dengan anggapan bahwa fungsi produksi itu sama dan
menjelaskan penyebab terjadinya perbedaan dalam comparative advantage
adalah proporsi pemilikan faktor produksi.
c. Teori Modern
1) Faktor Proporsi (Hecksher & Ohlin)
Teori yang dijelaskan Hecksher dan Ohlin menyatakan bahwa
perbedaan dalam opportunity cost suatu negara dengan negara lain karena
adanya perbedaan dalam jumlah faktor produksi yang dimilikinya. Suat
negara memiuliki tenaga kerja lebiuh banyak dari negara lain, sedangkan
negara lain memiliki kapital lebih banyak daripada negara tersebut,
sehingga dapat menyebabkan terjadinya pertukaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
2) Kesamaan Harga Faktor Produksi (Factor Price Equalization)
Inti dari teori ini adalah perdagangan bebas cenderung mengakibatkan
harga faktor-faktor produksi sama di beberapa negara. Dari teori faktor
proportions Hecksher dan Ohlin, selama negara A memerbanyak produksi
barang X akan mengakibatkan bertambahnya permintaan tenaga kerja,
sebaliknya makin berkurangnya produksi barang Y maka makiun sedikit
permintaan akan kapital. Hal ini akan cenderung menurunkan upah (harga
daripada tenaga kerja) dan menaikkan harga daripada kapital (rate of
return).
3) Teori Permintaaan dan Penawaran
Pada prinsipnya perdagangan antar negara dua itu timbul karena
adanya perbedaan didalam permintaan maupun penawaran. Permintaan ini
berbeda misalnya, karena perbedaan pendapatan dan selera sedangkan
perbedaan penawaran dikarenakan perbedaan dalam jumlah dan kualitas
faktor-faktor produksi, tingkat teknologi dan eksternalitas.
3. Kurs
Kurs adalah harga satu unit mata uang asing dalam mata uang domestik,
atau dapat juga diartikan sebagaai harga mata uang domestik terhadap mata uang
asing Kurs adalah salah satu harga yang penting dalam suatu perekonomian
terbuka, karena ditentukan oleh keseimbangan antara permintaan dan penawaran
yang terjadi dalam mekanisme pasar, mengingat pengaruhnya yang besar bagi
neraca berjalan maupun bagi variabel-variabel makro ekonomi lainnya. Kurs dapat
Menjadi tolak ukur kondisi suatu perekonomian di setiap Negara.
Semakin
stabilnya nilai kurs suatu Negara maka perekonomian di Negara tersebut stabil.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
A. Sistem Kurs
Dalam sistem nilai tukar tetap, mata uang local ditetapkan secara tetap
terhadap mata uang asing. Sementara dalam sistem nilai tukar
mengambang, nilai tukar atau kurs dapat berubah setiap saat, tergantung
pada jumlah penawaran dan permintaan valuta asing relatif pada mata uang
domestik. Setiap perubahan dalam penawaran atau permintaan dari suatu
mata uang akan mempengaruhi nilai tukar mata uang yang bersangkutan.
dalam hal permintaan valuta asing relatif terhadap mata uang domestik
meningkat, maka nilai mata uang yangdomestik akan menurun. sebaliknya,
jika permintaan terhadap valuta asing menurun maka nilai mata uang
domestik akan meningkat. semenara itu, penawaran valuta asing meningkat
relatif terhadap mata uang domestik, maka nilai tukar mata uang domestik
meningkat. Sebaliknya, jika penawaran menurun, maka nilai tukar nata
uang domestik menurun.
B.
Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Kurs
1) Faktor Pembayaran Impor
Semakin tinggi impor barang dan jasa, maka semakin besar
permintaan terhadap valuta asing sehingga nilai tukar akan cenderung
melemah. Sebaliknya, jika impor menurun, maka permintaan terhadap
valuta asing menurun sehingga mendorong menguatnya nilai tukar.
2) Faktor Aliran Modal Keluar (Capital Outflow)
Semakin besar aliran modal keluar, maka semakin besar
permintaan valuta asing dan pada kelanjutannya akan memerlemah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
nilai tukar. aliran modal keluar meliputi pembayaran hutang
penduduk Indonesia (baik swasta dan pemerintah) kepada pihak asing
dan penempatan dana penduduk Indonesia ke luar negeri.
3) Kegiatan Spekulasi
Semakin banyak kegiatan spekulasivaluta asing yang dilakukan
spekulan, maka semakin besar permintaan terhadap valuta asing
sehingga memerlemah nilai mata uang domestik terhadap mata uang
asing.
C.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Valuta Asing
1) Faktor Penerimaan Hasil Ekspor
Semakin besar volume penerimaan ekspor barang atau jasa,
maka semakin besar jumlah valuta asing yang dimiliki oleh suatu
negara sehingga nilai tukar pada mata uang asing cenderung menguat
atau apresiasi. Sebaliknya jika penerimaan ekspor menurun maka
nilai tukar juga cenderung menurun atau mengalami depresiasi.
2) Faktor Aliran Modal (Capital Inflow)
Semakin besar aliran modal masuk, maka nilai tukar akan
cenderung menguat. Aliran modal tersebut dapat berupa penerimaan
hutang luar negeri, penempatan modal jangka pendek (portofolio
investmen) dan investasi langsungpihak asing (foreign direct
investment).
4. Inflasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
Inflasi adalah kondisi suatu dimana tingkat harga meningkat secara umum
dan terus menerus (Mishkin, 2001:146). Selain itu, inflasi juga menggambarkan
suatu keadaan dimana harga dari suatu barang ataup jasa cenderung mengalami
kenaikan, den gan jangka waktu tertentu dan menyebabkan daya beli masyarakat
menurun serta jatuhnya nilai riil dari mata uang. Selain itu inflasi juga
menyebabkan meningkatnya jumlah uang yang beredar di masyarakat yang
menyebabkan kenaikan harga dikarenakan penawaran akan uang melebihi
permintaan akan uang.
A.
Teori Permintaan Uang
Teori moneter adalah teori mengenai pasar uang. Uang dianalogikan
sebagai suatu barang, jadi uang dapat dilihat dari sudut pandang penawaran
dan permintaan. Penawaran dan permintaan uang tersebut juga akan
mempengaruhi harga dari uang tersebut, yang disebut dalam teori Keynes
sebagai bunga. Sedangkan aliran Klasik tidak melihat bunga di pasar uang,
melainkan harga betulan, atau harga umum. Menurut teori Klasik tingkat
bunga itu merupakan hasil interaksi antar tabungan dan investasi.
1) Teori Permintaan Uang Klasik (Teori Kuantitas)
Teori klasik menganggap uang tidak mempunyai pengaruh
terhadap sektor riil,tidak berpengaruh terhadap tingkat bunga,
tingkat kesempatan kerja dantingkat penghasilan nasional. uang
hanya mempengaruhi terhadap harga harga barang saja. Apabila
jumlah uang yang beredar bertambah maka akan mengakibatkan
adanya kenaikan harga saja, sedangkan jumlah output (pendapatan
nasional) tidak berubah. pemisahan kedua sektor ini yaitu sektor
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
moneter (jumlah uang) dan sektor riil (output) sering disebut
classical dichotomy, Sektor moneter tidak ada hubungannya
dengan sektor riil, jadi uang hanya merupakan kerudung (veil)
dalam perekonomian.
2) Teori Irving Fisher
Teori ini berdasarkan teori klasikpada umumnya, ahwa
perekonomian selalu dalam keadaan full employment. Keadaan
dimana
suatu
perekonomian
tidak
akan
mengalami
underemployment atau underconsumption. Sehingga pengeluaran
total masyarakat aka selaludapat mencukupi untuk menunjang
produksi pada kesempatan kerja penuh. Teori Irving Fisher
merumuskan teorinya dengan suatu persamaan:
MV=PV...............................................................(2.1)
Dimana M adalah jumlah uang. V adalah tingkat
perputaran uang (velocity), yaitu berapa kali suatu mata uang
berpindah tangan dari orang ke orang lainnyadalam suatu
periode tertentu. P adalah harga barang. T adalah volume
barang yang menjadi objek transaksi. Irving Fisher mengartikan
bahwa pengeluaran sama dengan jumlah barang yang dibeli.
3) Teori Cambridge (Marshall-Pigou)
Berbeda dengan FIsher yang menekankan teorin perputaran
uang pada suatu periode tertentu, Marshall menekannkan pada
berapa kali bagian pendapatan (GNP) yang diwujudkan dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45
bentuk uang. Itulah sebabnya teorinya sering disebut Cash
Balance
Equation.
Perbedaan
teori
Fisher
dengan
teori
Cambridge yaitu pada teori Fisher permintaan uang semata-mata
berdasarkan proporsi konstan yang dipengaruhi oleh fakktorfaktor kelembagaan konstan, sedangkan teori cambridge lebih
menekannkan faktor perilaku (pertimbangan untung-rugi) yang
menghubungkan antara permintaan akan uang seseorang dengan
volume transaksi yang direncanakan. Secara sistematis teori
Cambridge dapat dituliskan :
M= k.Py.................................................................(2.2)
Dimana k merupakan bagian dari pendapatannasional
yang diwujudkan dalam uang kas. Persamaan Marshall dapat
dikatakan merupakan persamaan yang menunjukkan adanya
permintaan uang , dimana masyarakat menghendaki sebagian
daripada pendapatannya berbentuk uang kas.
4) Teori Keynes
Menurut Keynes, inflasi terjadi karena masyarakat ingin
hidup diluar batas kemampuan ekonominya. Dengan demikian
permintaan masyarakat terhadap barang melebihi jumlah yang
tersedia. Keynes menekankan pada fungsi lain dari uang, yaitu
sebagai Store of Value dan bukan hanya sebagai medium of
exchange. Teorinya kdisebut Teori Liquidity Preference
Keynes yang membedakan permintaan uang atas 3 kategori
yaitu :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
a) Permintaan Uang untuk Transaksi
Yaitu permintaan akan uang oleh masyarakat yang digunakan
untuk kepentingan transaksi membeli barang barang tertentu.
b) Permintaan Uang untuk Berjaga-jaga
Yaitu permintaan akan uang oleh masyarakat yang digunakan
dengan tujuan untuk kebutuhan yang tidak diperkirakan,
mendadak atau untuk tujuan masa depan.
c) Permintaan Uang untuk Spekulasi
Yaitu permintaan akan uang oleh masyarakat yang digunakan
untuk tujan mengurangi resiko ataupun untuk memperoleh
keuntungan dalam jangka waktu tertentu. Masyaraka umumnya
menggunakan uang spekulasi ini untuk disimpan atau
digunakan untuk membeli surat-surat berharga dengan tujuan
memperoleh keuntungan atau bunga.
5. Definisi Ekspor
A. Kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean sesuai peraturan dan
perundang-undang yang berlaku. Daerah pabean adalah wilayah Republik
Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan dan ruang angkasa
diatasnya, serta tempat tertentu di Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) dan
landasan kontinen yang didalamnya berlak undang – undang No. 10 Tahun
1995 tentang kepabenan ( SK Menperindag No 146/MPR/IV/1999 ).
B. Kegiatan jual beli yang dilakukan dengan negara lain dengan pembayaran
valuta asing ( Amir MS : 2000).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47
C. Perdagangan mengeluarkan barang dari dalam keluar wilayah kepabean
Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku (R. Hutabarat : 1994).
6. Hambatan Ekspor
A.
Tarif
Tarif merupakan pungutan atau bea masuk yang dikenakan
kepada suatu barang tertentu yang masuk atau melintasi batas pabean
dari suatu negara tertentu. Besaran tarif sendiri berbeda tergantung
daripada jenis barang yang masuk atau melintasi batas pabean dari
setiap negara.
B.
Kuota
Kuota adalah pembatasan daripada jumlah barang yang
diperdagangkan atau barang yang melewati batas suatu pabean dari
negara tertentu.
C.
Buy Local Legislation
Buy Local Legislation adalah suatu persyaratan yang di
terapkan oleh suatu negara yang mengharuskan barang tertentu
yang melewati batas pabean negara tersebut mengandung
kandungan lokal dari negara tujuan ekspor.
D.
Penerapan dan syarat tertentu
Penerapan suatu syarat tertentu atau sertifikasi dengan tujuan
untuk menghambat atau mengrangi masuknya produk impor tertentu.
7. Pengertian Daya Saing Ekspor
Daya saing ekspor merupakan kemampuan dari suatu komoditi untuk
memasuki pasar luar negeri dan kemampuan untuk bertahan dalam pasar itu. Daya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48
saing suatu komoditi dapat diukur atas dasar perbandingan pangsa pasar komoditi
tersebut pada kondisi pasar tetap (Candra G, dkk : 2003).
Faktor langsung yang mempengaruhi daya saing ekspor:
a. Multi komoditi,ditentukan oleh:
(1) Desain komoditi
(2) Fungsi
(3) Durability
b. Biaya produksi dan penentuan harga jual
(1) Biaya produksi ditambah mark-up keuntungan.
(2) Harga pasar
(3) Harga dumping
c. Ketepatan waktu penyerahan
d. Intensitas promosi
e. Penentuan saluran pemasaran
f. Layanan purna jual
Faktor tidak langsung yang mempengaruhi daya saing ekspor
a. Kondisi sarana ekspor
(1) Fasilitas perbankan
(2) Fasilitas transportasi
(3) Fasilitas birokrasi pemerintahan
(4) Fasilitas surveyor
(5) Fasilitas bea cukai
b. Intensif atau subsidi pemerintah untuk ekspor
c. Kendala tarif dan nontarif
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49
d. Tingkat efisiensi dan disiplin nasional
e. Kondisi ekonomi global
(1) Resesi dunia
(2) Proteksionisme
(3) Re-groupage global (kerjasama global)
B. Hubungan Antar Variabel
1. Kurs
Depresiasi nilai tukar memiliki efek positif terhadap ekspor. Depresiasi nilai
kurs (nilai mata uang sendiri turun relative terhadap valuta asing) maka
menyebabkan harga produks ekspor menjadi semakin murah. Adanya harga yang
semakin murah dimata buyer luar negeri maka menyebabkan permintaan akan
naik dan selanjutnya ekspor akan meningkat. Dari sisi eksportir, naiknya nilai kurs
(nilai mata uang sendiri turun relative terhadap valuta asing) akan mendorong
peningkatan produksi akibat keuntungan meningkat.
Intinya dengan menurunnya nilai tukar rupiah terhadap dollar maka ekspor
akan meningkat baik dilihat dari eksportir dan importir sama-sama memperoleh
keuntungan. Bagi eksportir menerima rupiah yang semakin besar, dan sebagai
Importir akan mendapat harga ekspor yang lebih murah.
2. Inflasi
Inflasi merupakan suatu keadaan dimana harga barang-barang secara umum
mengalami kenaikan dan dalam jangka waktu yang terus-menerus. Inflasi
dibedakan menjadi dua yaitu : (1) demand-pull inflation, adalah inflasi yang
timbul karena kenaikan permintaan total (aggregate demand) yang menyebabkan
kenaikan harga dan juga menaikkan hasil produksi dengan asumsi perekonomian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
belum mencapai full employment. (2) Cost-Push Inflation adalah inflasi yang
timbul karena adanya kenaikan biaya produksi. Kenaikan biaya produksi akan
menyebabkan produksi turun dan penawaran total berkurang yang pada akhirnya
akan menyebabkan kenaikan harga. Kenaikan biaya produksi dapat berasal dari
kenaikan barang baku industri, perjuangan serikat buruh yang berhasil menuntut
upah kenaikan dan lain-lain. Kenaikan biaya produksi pada gilirannya akan
menaikkan harga dan turunnya produksi (Budiono, 1995).
3. Indeks Harga Perdagangan Besar
Indeks harga perdagangan besar adalah indeks yang mengukur rata-rata
perubahan harga antarwaktu dari suatu paket jenis barang pada tingkat
perdagangan besar atau penjualan secara partai besar. Indeks harga ini merupakan
salah satu indikator untuk melihat perkembangan perekonomian secara umum
serta sebagai bahan dalam analisa pasar dan moneter, dan disajikan dalam bentuk
indeks umum dan juga sektoral yang meliputi pertanian, pertambangan dan
penggalian, industri, impor, dan ekspor. Jumlah besar artinya tidak atau bukan
eceran. Di sini memang sulit untuk menentukan tentang batasan jumlah besar di
dalam suatu perdagangan, karena biasanya dilihat dari dua matra yang kadangkadang tidak selalu bisa dipertemukan. Matra yang dimaksud adalah kuantitas dan
nilai,pengertian jumlah besar tidak bisa diukur dengan kuantitas karena kuantitas
yang besar belum tentu menjamin tingkat perdagangan besar.
Dari penelitian sebelumnya menjelaskan bahwa naiknya IHPB akan membuat
biaya produksi meningkat diikuti juga peningkatan harga jual (Pramono Hariadi,
2008). Kenaikan harga ini akan berimbas pada harga jual produk di luar negeri
akan mengalami kenaikan. Kenaikan tersebut akan menyebabkan penurunan
permintaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
C. Kerangka Pemikiran
INFLASI
HARGA MINYAK
MENTAH DUNIA
EKSPOR MINYAK MENTAH INDONESIA
KURS RUPIAH
TERHADAP
DOLLAR US
INDEKS HARGA
PERDAGANGAN
BESAR
Grafik 2.1 Kerangka Pemikiran
Inflasi di Indonesia diduga memiliki pengaruh negatif terhadap Ekspor minyak
mentah Indonesia. Dengan bertambahnya inflasi maka jumlah uang beredar akan bertambah,
harga-harga akan menjadi naik, maka permintaan akan barang akan berkurang. Apabila harga
naik maka biaya produksi meningkat dan menyebabkan harga naik sehingga permintaan akan
minyak mentah juga akah berkurang, maka nilai ekspor akan berkurang. Harga minyak
mentah dunia memiliki pengaruh terhadap Ekspor minyak mentah Indonesia. Dengan biaya
produksi yang tetap apabila harga minyak dunia naik maka produksi minyak mentahn di
indonesia akan dialihkan ke ekspor. Kenaikan kurs dollar Amerika Serikat memiliki pengaruh
negatif terhadap Ekspor minyak mentah Indonesia. Kenaikan kurs dollar amerika akan
meningkatkan pendapatan ekspor. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) memiliki
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52
pengaruh negatif terhadap Ekspor minyak mentah Indonesia. Nilai ekspor akan naik apabila
Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) turun.
D. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu
No
Judul dan Nama Peneliti
1
Alessandro Cologni. 2011.
Economic Determinants of
Oil Production for Small
Exporting Countries
2
Olomola Philip Akanni.
2007. Oil Wealth and
Economic Growth
in Oil Exporting African
Countries
3
Lokita Purnamasari.
Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi
Ekspor Migas dan
Nonmigas Indonesia
Variabel dan Metode
dalam Penelitian
Peneletian ini
menggunakan variabel
Produksi minyak,
guncangan ekonomi,
analisis time series,
Harga minyak dunia.
Penelitian ini
menggunakan analisis
teori ekonomi.
Metodologi yang
digunakan dalam
penelitian ini adalah
OLS (Ordinary Least
Square) atau regresi
dengan kuadran
terkecil. Variabel yang
digunakan
pertumbuhan populasi,
Kurs, Produksi
Minyak, GDP perkapita, demokrasi.
Variabel yang
digunakan dalam
penelitian ini adalah
Ekspor sebagai variabel
dependen, sementara
kurs, inflasi, impor,
pendapatan perkapita
Amerika Serikat dan
Pendapatan perkapita
Jepang sebagai variabel
independen. Metode
yang digunakan dalam
penelitian ini adalah
Regresi OLS (Ordinary
commit to user
Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini
adalah semua
variabel
berpengaruh
signifikan.
Berdasarkan hasil
analisis data dan
pembahasan dapat
ditarik kesimpulan
bahwa Kurs dan
Produksi minyak
berpengaruh positif
sementara
demokrasi dan GDP
Perkapita tidak
berpengaruh secara
signifikan.
Hasil dari penelitian
tersebut adalah,
variabel yang
berpengaruh positif
antara lain impor
dan Pendapatan
perkapita Amerika
Serikat. Sedangkan
Kurs, Inflasi,
Pendapatan
perkapita Jepang
tidak berpengaruh
terhadap variabel
dependen.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53
4
Komang Ameluia Sri
Pramana, Luh Gede
Meydianawathi. 2012.
Variabel-Variabel yang
Mempengaruhi Ekspor
Nonmigas Indonesia ke
Amerika Serikat
Least Square).
Variabel dalam
penelitian ini adalah
Ekspor non migas, kurs,
Penanaman Modal
Asing, Suku Bunga
Kredit, Indeks Harga
Perdagangan Besar.
Metode Analisis dalam
penelitian ini adalah
Regresi linier berganda
Variabel Kurs dan
Penanaman Modal
Asing mempunyai
pengaruh positif dan
signifikan terhadap
ekspor, sedangkan
Suku Bunga Kredit
dan Indeks Harga
Perdagangan Besar
berpengaruh negatif
dan signifikan.
Dari penelitian sebelumnya (Olomola, 2007) menemukan bahwa kurs berpengaruh
positif terhadap tinggi rendahnya nilai ekspor minyak mentah di negara – negara afrika.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah OLS (Ordinary Least Square) atau
regresi dengan kuadran terkecil. Variabel yang digunakan pertumbuhan populasi, Kurs,
Produksi Minyak, GDP per-kapita, demokrasi. Berdasarkan hasil analisis data dan
pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa Kurs dan Produksi minyak berpengaruh positif
sementara demokrasi dan GDP Perkapita tidak berpengaruh secara signifikan.
Pengaruh harga minyak dunia terhadap ekspor minyak seperti penelitian sebelumnya
bahwa harga minyak dunia berpengaruh positif terhadap ekspor minyak di negara- negara
pengekspor minyak (Alessandro Cologni, 2011). Peneletian ini menggunakan variabel
Produksi minyak, guncangan ekonomi, analisis time series, Harga minyak dunia. Penelitian
ini menggunakan analisis teori ekonomi. Hasil penelitian ini adalah semua variabel
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependennya.
Laju inflasi dalam penelitian sebelumnya menemukan bahwa inflasi tidak
berpengaruh signifikan terhadap ekspor migas (Lokita Purnamasari, 2011). Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Ekspor sebagai variabel dependen, sementara kurs,
inflasi, impor, pendapatan perkapita Amerika Serikat dan Pendapatan perkapita Jepang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54
sebagai variabel independen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi
OLS (Ordinary Least Square). Hasil dari penelitian tersebut adalah, variabel yang
berpengaruh positif antara lain impor dan Pendapatan perkapita Amerika Serikat. Sedangkan
Kurs, Inflasi, Pendapatan perkapita Jepang tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
Dari penelitian sejenis, Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Ekspor Nonmigas
Indonesia ke Amerika Serikat (Komang Ameluia Sri Pramana dan Luh Gede Meydianawathi,
2012) menjelaskan faktor Indeks Harga Perdagangan Besar Berpengaruh negatif terhadap
ekspor. Penanaman Modal Asing, Suku Bunga Kredit, Indeks Harga Perdagangan Besar.
Metode Analisis dalam penelitian ini adalah Regresi linier berganda. Variabel Kurs dan
Penanaman Modal Asing mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap ekspor,
sedangkan Suku Bunga Kredit dan Indeks Harga Perdagangan Besar berpengaruh negatif dan
signifikan.
E. Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
1. Diduga harga minyak mentah dunia memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap nilai ekspor minyak mentah Indonesia.
2. Diduga Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) memiliki pengaruh negatif
terhadap nilai ekspor minyak mentah Indonesia
3. Diduga Inflasi di Indonesia memiliki pengaruh negatif terhadap nilai ekspor
minyak mentah Indonesia.
4. Diduga kurs dollar Amerika Serikat memiliki pengaruh negatif dan signifikan
terhadap nilai ekspor minyak mentah Indonesia.
commit to user
Download