perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Minyak Bumi Minyak bumi atau dalam bahasa Inggrisnya disebut Petroleum, menurut bahasa Latin terdiri dari dua penggalan kata yaitu Petrus yang artinya karang dan Oleum yang artinya minyak. Oleh karena itu kimia minyak bumi (petroleum) merupakan ilmu yang mempelajari tentang kelanjutan dari tumbuhan setelah dipendam atau dikubur selama jutaan tahun. Senyawa yang terkandung dalam petroleum mempunyai variasi yang besar dari senyawa dengan kerapatan rendah (gas) sampai senyawa dengan kerapatan tinggi (padatan). Minyak bumi atau petroleum dijuluki juga sebagai emas hitam, yaitu cairan yang kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, dan berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi. Minyak bumi terdiri dari campuran kompleks dari berbagai hidrokarbon, dimana sebagian besar terdiri dari seri alkana tetapi bervariasi dalam penampilan, komposisi, dan kemurniannya. Asal minyak bumi adalah mahluk hidup (tumbuhan, hewan) yang terkubur selama jutaan tahun dengan melalui proses penguburan, proses diagenesis kemudian proses lebih lanjut pada masa katagenesis dan tidak dapat dimanfaatkan lagi pada masa metagenesis. Tahapan penguburan bahan alam mengalami tiga masa perubahan kimiawi yaitu: 27 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 28 a. Diagenesis Masa ini merupakan zona tak matang dan terjadi perengkahan tak mencolok (10%), yang dibagi dalam tiga bagian yaitu : 1) Diagenesis dini, yaitu peralihan dari senyawa yang stabil saat di permukaan bumi, menjadi senyawa yang stabil pada kedalaman ribuan meter dengan suhu sekitar 40-42oC. Pada masa ini terjadi pembentukan kerogen (fase dari petroleum yang tidak dapat larut dalam pelarut organik dan anorganik). 2) Diagenesis pertengahan, terjadi proses aromatisasi (senyawa rantai panjang membentuk senyawa aromatik, lingkar dan mempunyai ikatan rangkap dengan elektron terdelokalisasi). 3) Diagenesis akhir, adalah proses yang terjadi pengkhelatan logam oleh senyawa organik yang terbentuk pada masa sebelumnya. Pembentukan minyak bumi terjadi pada diagenesis akhir dan dapat dikenal berdasar hasil eksplorasi. b. Katagenesis Katagenesis adalah zona minyak dan gas basah. Pada masa ini terjadi perengkahan mencolok, dimana terjadi perubahan senyawa kimia yang diakibatkan oleh suhu dan kedalaman pendaman (penguburan) sehingga menyebabkan penguraian termal kerogen. c. Metagenesis Pada tahap ini terjadi masa perusakan termal dari karakter senyawa (cairan) menjadi residu (padatan), sehingga mengakibatkan senyawa organik menjadi senyawa yang kekurangan hidrogen, dan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 29 material tak bernilai atau menjadi material bernilai dari senyawa karbon (grafit, intan). 2. Teori Perdagangan Internasional Teori perdagangan internasional membantu menjelaskan arah serta komposisi perdagangan antara beberapa negara serta efeknya terhadap struktur perekonomian suatu negara. Di samping itu, teori perdagangan internasional juga dapat menunjukkan adanya keuntungan yang timbul dari adanya perdagangan internasional (Gain from Trade). Beberapa teori yang menerangkan tentang timbulnya perdagangan internasional pada dasarnya sebagai berikut: a. Teori Pra-Klasik Merkantilisme Munculnya paham merkantilisme oleh para kaum aliran merkantilis pada dasarnya menitikberatkan kepada bidang ekonomi seperti masalahmasalah keduniawian. Oleh karena pemahaman merkantilisme yang terbatas pada masalah keduniawian, sehingga banyak bermunculan pendapat-pendapat yang muncul hanya saja memikirkan aspek ekonomis, bukan pada etika dan moral semata. Dengan kata lain merkantilis merupakan perintis kearah pemikiran ekonomi yang hanya memandang berdasarkan masalah-masalah ekonomi yang bersifat keduniawian. Merkantilisme merupakan sebuah istilah yang berasal dari kata merchant yang berarti pedagang. Menurut paham merkantilisme, setiap Negara jika ingin maju harus melakukan kegiatan ekonomi berupa perdagangan, perdagangan tersebut harus dilakukan dengan Negara lain. Sumber kekayaan Negara akan diperoleh melalui surplus perdagangan luar negeri yang diterima dalam bentuk emas atau perak, sehingga commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 30 kebijaksanaan pada waktu itu adalah merangsang ekspor dan membatasi aktifitas impor. Negara-negara yang menganut paham merkantilisme pada waktu itu antara lain, Portugis, Spanyol, Inggris, Perancis, dan Belanda. Ide pokok Merkantilisme asalah sebagai berikut: 1) Suatu negara akan kaya atau makmur apabila ekspor lebih besar daripada impor ( X > M ). 2) Surplus yang diperoleh dari selisih ( X > M ) diselesaikan dengan pemasukan logam mulia (LM), terutama emas dan perak dari luar negeri. Dengan demikian semakin besar ekspor neto, maka akan semakin banyak logam mulia yang dimiliki atau diperoleh dari luar negeri. 3) Pada waktu itu LM digunakan sebagai alat pembayaran (uang), sehingga negara/raja mwmiliki LM yang banyak akan kaya atau makmur. 4) LM yang banyak tersebut digunakan oleh raja untuk membiayai armada perang guna memperluas perdagangan luar negeri 5) Penggunaan kekuatan armada perang untuk memperluas perdagangan luar negeri ini diikuti dengan kolonisasi di Amerika latin, Afrika dan Asia terutama pada abad XVI sampai dengan XVII. Untuk melaksanakan ide tersebut, merkantilisme menjalankan kebijakan perdagangan (trade policy) sebagai berikut : 1) Mendorong ekspor sebesar-besarnya kecuali LM 2) Membatasi/melarang impor dengan ketat, kecuali LM commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 31 Berikut ini adalah penjelasan dari beberapa tokoh merkantilisme:. 1) Jean Bodin (1530-1596) Jean Bodin adalah seorang ilmuwan berbangsa Perancis, yang dapat dikatakan sebagai orang pertama yang secara sistematis menyajikan Menurutnya, teori bertambahnya tentang uang uang yang dan harga. diperoleh dari perdagangan luar negeri dapat menyebabkan naiknya harga barang-barang. Selain itu, kenaikan harga-harga barang juga dapat disebabkan oleh praktik monopoli dan pola hidup mewah dari kaum bangsawan dan raja. Dalam praktik tersebut, biasanya rakyat menjadi korban, sehingga sangat dikecam pada saat itu. Dalam bukunya yang berjudul Reponse Aux Paradoxes de Malestroit (1568), dikemukakan oleh bodin, naiknya hargaharga barang secara umum disebabkan oleh 5 faktor, yakni : a) Bertambahnya logam mulia seperti perak dan emas. b) Praktek momopoli yang dilakukan oleh dunia swasta paupun peran Negara. c) Jumlah barang di dalam negeri menjadi langka oleh karena sebagian hasil produksi di ekspor. d) Pola hidup mewah kalangan bangsawan dan raja-raja. e) Menurunnya nilai mata uang logam karena isi karat yang terkandung dipermainkan. commit to user di dalamnya dikurangi atau perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 32 Bodin Sependapat dengan Machiavelli bahwa Negara mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadap warga Negara, karena Negara berada di atas hokum. Sebenarnya teori yang dikemukakan oleh bodin ini agak berlebihan, akan tetapi teori ini mencerminkan kebutuhan Negara-negara nasional yang sedang tumbuh akan kekuasaan untuk menjaga kestabilan ekonomi dan menciptakan kemakmuran bagi setiap rakyatnya. Menanggapi perilaku mewah-mewahan yang dilakukn oleh para kaum bangsawan, Jean Bodin menekankan apabila jumlah cadangan yang berupa perediaan emas tersebut lebih baik disimpan terlebih dahulu, dan pengeluaran dilakukan secara hemat dan berhati-hati yang akan berujung pada terkendalinya inflasi. Teori Jean Bodin tentang nilai uang dinilai sangat maju, maka dari itu dalam selang waktu sekitar setangah abad, Irving Fisher menggunakannya sebagai dasar teorinya yakni teori kuantitas uang. 2) Thomas Mun (1571-1641) Thomas Mun adalah seorang saudagar kaya yang berasal dari Inggris. Dia banyak menulis tentang perdagangan luar negeri. Buku yang ditulisnya dan sempat menjadi karya yang terkenal berjudul England’s Treasure by Foreign Tradeadalah salah satu sumbangan besar terhadap teori commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 33 perdagangan luar negeri. Thomas Mun mengecam kaum bullion yang melarang mengalirnya emas keluar negeri. Menurut Mun, untuk meningkatkan kekayaan Negara, cara yang biasa dilakukan adalah lewat perdagangan. Dia berpedoman bahwa nilai ekspor keluar negeri harus lebih besar dibandingkan dengan yang di impor oleh Negara itu. Menurutnya pula, perdagangan masih tetap akan menguntungkan sekalipun tidak memiliki emas dan perak, dengan cara melakukan transaksi pembayaran lewat bank. Yang digunakan sebagai jaminan kredit adalah komoditi yang sedang diperjual-belikan itu. Suatu Negara yang memiliki terlalu banyak uang justru tidak baik karena menaikkan harga-harga, dan meskipun kenaikan tersebut akan meningkatkan pendapatan para pengusaha, namum kenaikan tersebut secara umum langsung merugikan dan mengurangi volume perdagangan, karena harga yang tinggi akan mengurangi konsumsi dan permintaan. 3) Jean Baptis Colbert (1619-1683) J. B. Colber adalah seorang pejabat Negara Perancis dengan kedudukan sebagai Menteri Utama di Bidang Ekonomi dan keuangan dalam pemerintahan Louis XIV. Tujuan yang dibuat olehnya lebih mengarah pada kekuasaan dan kejayaan Negara daripada untuk meningkatkan kekayaan orang-perorang. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 34 Ia mendorong usaha dalam sector kerajinan dan perdagangan dengan menekankan pengenaan pabea impor, dengan tujuan memberikan subsidi kepada kapal-kapal pengangkut Perancis, memperluas daerah jajahan Perancis, memperbaiki sisitem transportasi dalam negeri. Untuk mendukung kebijakan tersebut dibutuhkan tenaga kerja yang banyak dan murah, maka tenaga kerja Perancis dilarang keluar negeri, sedangkan imigran dari luar negeri di dorong masuk ke dalam Negara. J. B. Colbert menjamin hak monopoli yang diberikan kepada perusahaan-perusahaan guna mendorong timbulnya perusahaan baru khususnya untuk perdagangan antar Negara. Ia melakukan rangsangan terhadap penemuan-penemuan baru serta membangun industry-industri percontohan. Ia juga mendorong pengembangan ilmu pengetahuan dengan mendirikan akademi-akademi, perpustakaan, dan memberikan subsidi ke setiap sector ekonomi. Dalam praktik ekonomi, banyak terjadi aliansi antara para saudagar dengan penguasa. Kaum saudagar disini memperkuat dan mendukung kedudukan dari penguasa. Penguasa pun member bantuan dan perlindungan berupa monopoli, proteksi, dan keistimewaan-keistimewaan lainnya. Pada abad tersebut, eropa dianggap sebagai kapitalisme komersial, yang kadangkala disbut sbeagai kapitalisme saudagar karena kaum saudagarlah yang memegang kendali perekonomian. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 35 4) Sir William Petty (1623-1687) Sebagai ahli akademisi yang mengajar di Oxford Universty, Sir William banyak menuliskan tentang buku ekonomi politik. Selain itu, Petty juga dikenal sebagai inonator, ahli bahasa, dokter, ahli usik, pelaut, dan wakil direktur di suatu akademi. Dalam karyanya yang berjudul A treatise of Taxes and Contributions menyatakan (1662), bahwa yang bukanlah berisi tentang jumlah hari teori yang kerja yang menentukan nilai suati barang, melainkan biaya yang diperlukan agar para pekerja tersebut dapat tetap bekerja. Dalam hal uang, menurutnya uang diperluka dalam jumlah secukupnya, tetapi lebih atau kurang dari yang diperlukan dapat mendatangkan kemhudaratan. Harga untuk uang adalah bunga modal, dengan demikian, semakin besar jumlah uang beredar, maka bunga modal turun, hal ini akan mendorong kegiatan usaha. Ia juga berpendapat bahwa tingkat harga yang bervariasi proporsionalnya dengan jumlah uang yang beredar. Teori inilah yang juga dikembangkan oleh Irving Fisher untuk Teori Kuantitas Uang nya. Karya yang lainnya adalah Political Arithmetic (1676), dalam karyanya ini, ia menggambarkan bidang metodologi ekonomi. Dengan terbitnya buku ini maka studi statsitika semakin berkembang di Inggris. Dialah yang mengemukakan pertama kali tentang nilai tenaga kerja yang kurang dimengerti commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 36 oleh ahli-ahli berikutnya sampai tokoh kaum klasik yang bernama David Ricardo. 5) Sir Dudley North (1641-1691) North adalah salah satu tokoh yang mendukung adanya perdagangan bebas tanpa adanya campur tangan dan intervensi dari pemerintah melalui perundang-undangan dan segala peraturannya. Ia juga menekankan bahwa pemerintah tidak perlu lagi mencegah larinya emas keluar negeri selama emas tersebut digunakan sebagai keperluan perdagangan. Dalam pernyataanya, fungsi uang dalam perekonomian suatu Negara adalah sebagai alat untuk memajukan perdagangan dan bukan untuk symbol kekayaan Negara. Negara akan jatuh miskin apabila uangnya digunakan untuk peperangan dan kepentingan pembayaran untuk Negara lain. Menurutnya, bunga uang yang rendah akan mendorong perdagangan dan kemudian akan memperkaya Negara. 6) David Hume (1711-1776) Dalam teorinya, hume sangat memperhatikan factor keadilan, dan beranggapan bahwa ketidekadilan akan memperlemah suatu Negara. Setiap warga Negara harus menikmati hasil kerjanya sesuai dengan kesempatan yang diperolehnya. Jika tidak terjadi keadilan, maka kekayaan yang dimiliki oleh kaum kaya akan di distribusikan lagi bagi kaum miskin. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 37 Dengan cara itu, maka dapat terlaksanakan keadilan yang diinginkan oleh Hume tersebut. Berikut ini adalah teori Hume yang terkenal : “Price Specie-flow Mechanism”, David Hume presented areasonably complete description of the interrelationship between a country’s balance of trade, the quantity of money, and the general level of prices. In international trade theory this has becaome known as the price specie-flow mechanism. Dalam teorinya ini, Hume membahas tentang hubungan antara neraca perdagangan dengan jumlah uang dan tingkat harga barang-barang umum pada suatu Negara. b. Teori Klasik 1) Kemanfaantan Absolut (Absolute Advantage: Adam Smith) Teori ini berdasatkan pada besaran (varuiabel) riil bukan moneter, sehingga lebih dikenal dengan teori murni (pure theory) perdagangan internasional.Murniuyang berarti teori ini memusatkan perhatiannya pada variabel riil misalnya, nilai suat barang diukur melalui banyaknya tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi barang tersebut. Makin banyak tenaga kerja yang digunakan, maka semakin tinggi harga barang tersebut. Teori nilai tenaga kerja ini menganggap tenaga kerja bersifat homogen dan merupakan satu satunya faktor produksui. Dalam kenyataannya tenaga kerja tidak bersifat homogen, tenga kerja bukan satu satunya faktor produksi, masih ada faktor lain yang mempengaruhi harga. Teori absolute advantage Adam Smith secara sederhana menjelaskan apabila ada dua negara memproduksi 2 jenis barang dan mempunyai faktor commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 38 produksi yang homogen, namun masing masing negara membutuhkan jumlah tenaga kerja yang berbeda untuk setiap produksi barang, maka masing masing negara memiliki efisiensi dalam memroduksi satu jenis barang. Hal demikian ini yang disebut absolute advantage karena masingmasing negara dapat memproduksi satu jenis barang dengan biaya (yang diukur melalui unit tenaga kerja) secara absolut lebih rendah dari negara lain. 2) Kemanfaatan Relstif (Comparative Advantage: J.S Mill) Teori ini menyatakan bahwa suatu negara akan menghasilkan kemudian mengekspor suatu barang yang memiliki comparative advantage terbesar dan mengimpor barang yang memiliki comparative disadvantage, yaitu barang yang dapat dihasilkan dengan lebih murah dan mengimpor barang yang yang apabila dihasilkan sendiri memakan biaya yang lebih mahal. Teori ini pada dasarnya menyatakan bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh banyaknya tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi barang tersebut. Semakin banyak tenaga kerja yang digunakan maka semakin mahal pula harga sat barang tersebut. Teori comparative advantage juga menerangkan tentang keuntungan dariu nilai tukar dimana kedua hal ini tidak diterangkan dalam teori absolute advantage. 3) Biaya Relatif (Comparative Cost: David Ricardo) Titik pangkal teori Ricardo tentang perdagangan internasional adalah teorinya tentang nilai/value. Nilai/value suatu barang tergantung dari banyaknya tenaga kerja yang dicurahkan untuk memroduksi barang commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 39 tersebut (labor cost theory). Perdagangan antar negara akan timbul apabila masing-masing memilikui comparative cost yang terkecil. Pada dasarnya teori comparative costdan comparative advantage itu sama, perbedaannya terletak pada: - Comparative advantage untuk sejumlah tertentu tenaga kerja di masing-masing negara memiliki output yang berbeda. - Sedangkan comparative cost, untuk sejumlah outpt tertent, waktu yang dibutuhkan berbeda antara suatu negara dengan negara yang lain. Teori klasik menjelaskan bahwa keuntngan dari perdagangan internasional akan timbul karena adanya comparative advantage yang berbeda antara kedua negara. Teori klasik juga tidak dapat menjelaskan mengapa terdapat perbedaan fungsi produksi antara dua negara. Teori modern mulai dengan anggapan bahwa fungsi produksi itu sama dan menjelaskan penyebab terjadinya perbedaan dalam comparative advantage adalah proporsi pemilikan faktor produksi. c. Teori Modern 1) Faktor Proporsi (Hecksher & Ohlin) Teori yang dijelaskan Hecksher dan Ohlin menyatakan bahwa perbedaan dalam opportunity cost suatu negara dengan negara lain karena adanya perbedaan dalam jumlah faktor produksi yang dimilikinya. Suat negara memiuliki tenaga kerja lebiuh banyak dari negara lain, sedangkan negara lain memiliki kapital lebih banyak daripada negara tersebut, sehingga dapat menyebabkan terjadinya pertukaran. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 40 2) Kesamaan Harga Faktor Produksi (Factor Price Equalization) Inti dari teori ini adalah perdagangan bebas cenderung mengakibatkan harga faktor-faktor produksi sama di beberapa negara. Dari teori faktor proportions Hecksher dan Ohlin, selama negara A memerbanyak produksi barang X akan mengakibatkan bertambahnya permintaan tenaga kerja, sebaliknya makin berkurangnya produksi barang Y maka makiun sedikit permintaan akan kapital. Hal ini akan cenderung menurunkan upah (harga daripada tenaga kerja) dan menaikkan harga daripada kapital (rate of return). 3) Teori Permintaaan dan Penawaran Pada prinsipnya perdagangan antar negara dua itu timbul karena adanya perbedaan didalam permintaan maupun penawaran. Permintaan ini berbeda misalnya, karena perbedaan pendapatan dan selera sedangkan perbedaan penawaran dikarenakan perbedaan dalam jumlah dan kualitas faktor-faktor produksi, tingkat teknologi dan eksternalitas. 3. Kurs Kurs adalah harga satu unit mata uang asing dalam mata uang domestik, atau dapat juga diartikan sebagaai harga mata uang domestik terhadap mata uang asing Kurs adalah salah satu harga yang penting dalam suatu perekonomian terbuka, karena ditentukan oleh keseimbangan antara permintaan dan penawaran yang terjadi dalam mekanisme pasar, mengingat pengaruhnya yang besar bagi neraca berjalan maupun bagi variabel-variabel makro ekonomi lainnya. Kurs dapat Menjadi tolak ukur kondisi suatu perekonomian di setiap Negara. Semakin stabilnya nilai kurs suatu Negara maka perekonomian di Negara tersebut stabil. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 41 A. Sistem Kurs Dalam sistem nilai tukar tetap, mata uang local ditetapkan secara tetap terhadap mata uang asing. Sementara dalam sistem nilai tukar mengambang, nilai tukar atau kurs dapat berubah setiap saat, tergantung pada jumlah penawaran dan permintaan valuta asing relatif pada mata uang domestik. Setiap perubahan dalam penawaran atau permintaan dari suatu mata uang akan mempengaruhi nilai tukar mata uang yang bersangkutan. dalam hal permintaan valuta asing relatif terhadap mata uang domestik meningkat, maka nilai mata uang yangdomestik akan menurun. sebaliknya, jika permintaan terhadap valuta asing menurun maka nilai mata uang domestik akan meningkat. semenara itu, penawaran valuta asing meningkat relatif terhadap mata uang domestik, maka nilai tukar mata uang domestik meningkat. Sebaliknya, jika penawaran menurun, maka nilai tukar nata uang domestik menurun. B. Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Kurs 1) Faktor Pembayaran Impor Semakin tinggi impor barang dan jasa, maka semakin besar permintaan terhadap valuta asing sehingga nilai tukar akan cenderung melemah. Sebaliknya, jika impor menurun, maka permintaan terhadap valuta asing menurun sehingga mendorong menguatnya nilai tukar. 2) Faktor Aliran Modal Keluar (Capital Outflow) Semakin besar aliran modal keluar, maka semakin besar permintaan valuta asing dan pada kelanjutannya akan memerlemah commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 42 nilai tukar. aliran modal keluar meliputi pembayaran hutang penduduk Indonesia (baik swasta dan pemerintah) kepada pihak asing dan penempatan dana penduduk Indonesia ke luar negeri. 3) Kegiatan Spekulasi Semakin banyak kegiatan spekulasivaluta asing yang dilakukan spekulan, maka semakin besar permintaan terhadap valuta asing sehingga memerlemah nilai mata uang domestik terhadap mata uang asing. C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Valuta Asing 1) Faktor Penerimaan Hasil Ekspor Semakin besar volume penerimaan ekspor barang atau jasa, maka semakin besar jumlah valuta asing yang dimiliki oleh suatu negara sehingga nilai tukar pada mata uang asing cenderung menguat atau apresiasi. Sebaliknya jika penerimaan ekspor menurun maka nilai tukar juga cenderung menurun atau mengalami depresiasi. 2) Faktor Aliran Modal (Capital Inflow) Semakin besar aliran modal masuk, maka nilai tukar akan cenderung menguat. Aliran modal tersebut dapat berupa penerimaan hutang luar negeri, penempatan modal jangka pendek (portofolio investmen) dan investasi langsungpihak asing (foreign direct investment). 4. Inflasi commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 43 Inflasi adalah kondisi suatu dimana tingkat harga meningkat secara umum dan terus menerus (Mishkin, 2001:146). Selain itu, inflasi juga menggambarkan suatu keadaan dimana harga dari suatu barang ataup jasa cenderung mengalami kenaikan, den gan jangka waktu tertentu dan menyebabkan daya beli masyarakat menurun serta jatuhnya nilai riil dari mata uang. Selain itu inflasi juga menyebabkan meningkatnya jumlah uang yang beredar di masyarakat yang menyebabkan kenaikan harga dikarenakan penawaran akan uang melebihi permintaan akan uang. A. Teori Permintaan Uang Teori moneter adalah teori mengenai pasar uang. Uang dianalogikan sebagai suatu barang, jadi uang dapat dilihat dari sudut pandang penawaran dan permintaan. Penawaran dan permintaan uang tersebut juga akan mempengaruhi harga dari uang tersebut, yang disebut dalam teori Keynes sebagai bunga. Sedangkan aliran Klasik tidak melihat bunga di pasar uang, melainkan harga betulan, atau harga umum. Menurut teori Klasik tingkat bunga itu merupakan hasil interaksi antar tabungan dan investasi. 1) Teori Permintaan Uang Klasik (Teori Kuantitas) Teori klasik menganggap uang tidak mempunyai pengaruh terhadap sektor riil,tidak berpengaruh terhadap tingkat bunga, tingkat kesempatan kerja dantingkat penghasilan nasional. uang hanya mempengaruhi terhadap harga harga barang saja. Apabila jumlah uang yang beredar bertambah maka akan mengakibatkan adanya kenaikan harga saja, sedangkan jumlah output (pendapatan nasional) tidak berubah. pemisahan kedua sektor ini yaitu sektor commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 44 moneter (jumlah uang) dan sektor riil (output) sering disebut classical dichotomy, Sektor moneter tidak ada hubungannya dengan sektor riil, jadi uang hanya merupakan kerudung (veil) dalam perekonomian. 2) Teori Irving Fisher Teori ini berdasarkan teori klasikpada umumnya, ahwa perekonomian selalu dalam keadaan full employment. Keadaan dimana suatu perekonomian tidak akan mengalami underemployment atau underconsumption. Sehingga pengeluaran total masyarakat aka selaludapat mencukupi untuk menunjang produksi pada kesempatan kerja penuh. Teori Irving Fisher merumuskan teorinya dengan suatu persamaan: MV=PV...............................................................(2.1) Dimana M adalah jumlah uang. V adalah tingkat perputaran uang (velocity), yaitu berapa kali suatu mata uang berpindah tangan dari orang ke orang lainnyadalam suatu periode tertentu. P adalah harga barang. T adalah volume barang yang menjadi objek transaksi. Irving Fisher mengartikan bahwa pengeluaran sama dengan jumlah barang yang dibeli. 3) Teori Cambridge (Marshall-Pigou) Berbeda dengan FIsher yang menekankan teorin perputaran uang pada suatu periode tertentu, Marshall menekannkan pada berapa kali bagian pendapatan (GNP) yang diwujudkan dalam commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 45 bentuk uang. Itulah sebabnya teorinya sering disebut Cash Balance Equation. Perbedaan teori Fisher dengan teori Cambridge yaitu pada teori Fisher permintaan uang semata-mata berdasarkan proporsi konstan yang dipengaruhi oleh fakktorfaktor kelembagaan konstan, sedangkan teori cambridge lebih menekannkan faktor perilaku (pertimbangan untung-rugi) yang menghubungkan antara permintaan akan uang seseorang dengan volume transaksi yang direncanakan. Secara sistematis teori Cambridge dapat dituliskan : M= k.Py.................................................................(2.2) Dimana k merupakan bagian dari pendapatannasional yang diwujudkan dalam uang kas. Persamaan Marshall dapat dikatakan merupakan persamaan yang menunjukkan adanya permintaan uang , dimana masyarakat menghendaki sebagian daripada pendapatannya berbentuk uang kas. 4) Teori Keynes Menurut Keynes, inflasi terjadi karena masyarakat ingin hidup diluar batas kemampuan ekonominya. Dengan demikian permintaan masyarakat terhadap barang melebihi jumlah yang tersedia. Keynes menekankan pada fungsi lain dari uang, yaitu sebagai Store of Value dan bukan hanya sebagai medium of exchange. Teorinya kdisebut Teori Liquidity Preference Keynes yang membedakan permintaan uang atas 3 kategori yaitu : commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 46 a) Permintaan Uang untuk Transaksi Yaitu permintaan akan uang oleh masyarakat yang digunakan untuk kepentingan transaksi membeli barang barang tertentu. b) Permintaan Uang untuk Berjaga-jaga Yaitu permintaan akan uang oleh masyarakat yang digunakan dengan tujuan untuk kebutuhan yang tidak diperkirakan, mendadak atau untuk tujuan masa depan. c) Permintaan Uang untuk Spekulasi Yaitu permintaan akan uang oleh masyarakat yang digunakan untuk tujan mengurangi resiko ataupun untuk memperoleh keuntungan dalam jangka waktu tertentu. Masyaraka umumnya menggunakan uang spekulasi ini untuk disimpan atau digunakan untuk membeli surat-surat berharga dengan tujuan memperoleh keuntungan atau bunga. 5. Definisi Ekspor A. Kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean sesuai peraturan dan perundang-undang yang berlaku. Daerah pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan dan ruang angkasa diatasnya, serta tempat tertentu di Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) dan landasan kontinen yang didalamnya berlak undang – undang No. 10 Tahun 1995 tentang kepabenan ( SK Menperindag No 146/MPR/IV/1999 ). B. Kegiatan jual beli yang dilakukan dengan negara lain dengan pembayaran valuta asing ( Amir MS : 2000). commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 47 C. Perdagangan mengeluarkan barang dari dalam keluar wilayah kepabean Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku (R. Hutabarat : 1994). 6. Hambatan Ekspor A. Tarif Tarif merupakan pungutan atau bea masuk yang dikenakan kepada suatu barang tertentu yang masuk atau melintasi batas pabean dari suatu negara tertentu. Besaran tarif sendiri berbeda tergantung daripada jenis barang yang masuk atau melintasi batas pabean dari setiap negara. B. Kuota Kuota adalah pembatasan daripada jumlah barang yang diperdagangkan atau barang yang melewati batas suatu pabean dari negara tertentu. C. Buy Local Legislation Buy Local Legislation adalah suatu persyaratan yang di terapkan oleh suatu negara yang mengharuskan barang tertentu yang melewati batas pabean negara tersebut mengandung kandungan lokal dari negara tujuan ekspor. D. Penerapan dan syarat tertentu Penerapan suatu syarat tertentu atau sertifikasi dengan tujuan untuk menghambat atau mengrangi masuknya produk impor tertentu. 7. Pengertian Daya Saing Ekspor Daya saing ekspor merupakan kemampuan dari suatu komoditi untuk memasuki pasar luar negeri dan kemampuan untuk bertahan dalam pasar itu. Daya commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 48 saing suatu komoditi dapat diukur atas dasar perbandingan pangsa pasar komoditi tersebut pada kondisi pasar tetap (Candra G, dkk : 2003). Faktor langsung yang mempengaruhi daya saing ekspor: a. Multi komoditi,ditentukan oleh: (1) Desain komoditi (2) Fungsi (3) Durability b. Biaya produksi dan penentuan harga jual (1) Biaya produksi ditambah mark-up keuntungan. (2) Harga pasar (3) Harga dumping c. Ketepatan waktu penyerahan d. Intensitas promosi e. Penentuan saluran pemasaran f. Layanan purna jual Faktor tidak langsung yang mempengaruhi daya saing ekspor a. Kondisi sarana ekspor (1) Fasilitas perbankan (2) Fasilitas transportasi (3) Fasilitas birokrasi pemerintahan (4) Fasilitas surveyor (5) Fasilitas bea cukai b. Intensif atau subsidi pemerintah untuk ekspor c. Kendala tarif dan nontarif commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 49 d. Tingkat efisiensi dan disiplin nasional e. Kondisi ekonomi global (1) Resesi dunia (2) Proteksionisme (3) Re-groupage global (kerjasama global) B. Hubungan Antar Variabel 1. Kurs Depresiasi nilai tukar memiliki efek positif terhadap ekspor. Depresiasi nilai kurs (nilai mata uang sendiri turun relative terhadap valuta asing) maka menyebabkan harga produks ekspor menjadi semakin murah. Adanya harga yang semakin murah dimata buyer luar negeri maka menyebabkan permintaan akan naik dan selanjutnya ekspor akan meningkat. Dari sisi eksportir, naiknya nilai kurs (nilai mata uang sendiri turun relative terhadap valuta asing) akan mendorong peningkatan produksi akibat keuntungan meningkat. Intinya dengan menurunnya nilai tukar rupiah terhadap dollar maka ekspor akan meningkat baik dilihat dari eksportir dan importir sama-sama memperoleh keuntungan. Bagi eksportir menerima rupiah yang semakin besar, dan sebagai Importir akan mendapat harga ekspor yang lebih murah. 2. Inflasi Inflasi merupakan suatu keadaan dimana harga barang-barang secara umum mengalami kenaikan dan dalam jangka waktu yang terus-menerus. Inflasi dibedakan menjadi dua yaitu : (1) demand-pull inflation, adalah inflasi yang timbul karena kenaikan permintaan total (aggregate demand) yang menyebabkan kenaikan harga dan juga menaikkan hasil produksi dengan asumsi perekonomian commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 50 belum mencapai full employment. (2) Cost-Push Inflation adalah inflasi yang timbul karena adanya kenaikan biaya produksi. Kenaikan biaya produksi akan menyebabkan produksi turun dan penawaran total berkurang yang pada akhirnya akan menyebabkan kenaikan harga. Kenaikan biaya produksi dapat berasal dari kenaikan barang baku industri, perjuangan serikat buruh yang berhasil menuntut upah kenaikan dan lain-lain. Kenaikan biaya produksi pada gilirannya akan menaikkan harga dan turunnya produksi (Budiono, 1995). 3. Indeks Harga Perdagangan Besar Indeks harga perdagangan besar adalah indeks yang mengukur rata-rata perubahan harga antarwaktu dari suatu paket jenis barang pada tingkat perdagangan besar atau penjualan secara partai besar. Indeks harga ini merupakan salah satu indikator untuk melihat perkembangan perekonomian secara umum serta sebagai bahan dalam analisa pasar dan moneter, dan disajikan dalam bentuk indeks umum dan juga sektoral yang meliputi pertanian, pertambangan dan penggalian, industri, impor, dan ekspor. Jumlah besar artinya tidak atau bukan eceran. Di sini memang sulit untuk menentukan tentang batasan jumlah besar di dalam suatu perdagangan, karena biasanya dilihat dari dua matra yang kadangkadang tidak selalu bisa dipertemukan. Matra yang dimaksud adalah kuantitas dan nilai,pengertian jumlah besar tidak bisa diukur dengan kuantitas karena kuantitas yang besar belum tentu menjamin tingkat perdagangan besar. Dari penelitian sebelumnya menjelaskan bahwa naiknya IHPB akan membuat biaya produksi meningkat diikuti juga peningkatan harga jual (Pramono Hariadi, 2008). Kenaikan harga ini akan berimbas pada harga jual produk di luar negeri akan mengalami kenaikan. Kenaikan tersebut akan menyebabkan penurunan permintaan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 51 C. Kerangka Pemikiran INFLASI HARGA MINYAK MENTAH DUNIA EKSPOR MINYAK MENTAH INDONESIA KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR US INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR Grafik 2.1 Kerangka Pemikiran Inflasi di Indonesia diduga memiliki pengaruh negatif terhadap Ekspor minyak mentah Indonesia. Dengan bertambahnya inflasi maka jumlah uang beredar akan bertambah, harga-harga akan menjadi naik, maka permintaan akan barang akan berkurang. Apabila harga naik maka biaya produksi meningkat dan menyebabkan harga naik sehingga permintaan akan minyak mentah juga akah berkurang, maka nilai ekspor akan berkurang. Harga minyak mentah dunia memiliki pengaruh terhadap Ekspor minyak mentah Indonesia. Dengan biaya produksi yang tetap apabila harga minyak dunia naik maka produksi minyak mentahn di indonesia akan dialihkan ke ekspor. Kenaikan kurs dollar Amerika Serikat memiliki pengaruh negatif terhadap Ekspor minyak mentah Indonesia. Kenaikan kurs dollar amerika akan meningkatkan pendapatan ekspor. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) memiliki commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 52 pengaruh negatif terhadap Ekspor minyak mentah Indonesia. Nilai ekspor akan naik apabila Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) turun. D. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu No Judul dan Nama Peneliti 1 Alessandro Cologni. 2011. Economic Determinants of Oil Production for Small Exporting Countries 2 Olomola Philip Akanni. 2007. Oil Wealth and Economic Growth in Oil Exporting African Countries 3 Lokita Purnamasari. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Migas dan Nonmigas Indonesia Variabel dan Metode dalam Penelitian Peneletian ini menggunakan variabel Produksi minyak, guncangan ekonomi, analisis time series, Harga minyak dunia. Penelitian ini menggunakan analisis teori ekonomi. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah OLS (Ordinary Least Square) atau regresi dengan kuadran terkecil. Variabel yang digunakan pertumbuhan populasi, Kurs, Produksi Minyak, GDP perkapita, demokrasi. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ekspor sebagai variabel dependen, sementara kurs, inflasi, impor, pendapatan perkapita Amerika Serikat dan Pendapatan perkapita Jepang sebagai variabel independen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi OLS (Ordinary commit to user Hasil Penelitian Hasil penelitian ini adalah semua variabel berpengaruh signifikan. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa Kurs dan Produksi minyak berpengaruh positif sementara demokrasi dan GDP Perkapita tidak berpengaruh secara signifikan. Hasil dari penelitian tersebut adalah, variabel yang berpengaruh positif antara lain impor dan Pendapatan perkapita Amerika Serikat. Sedangkan Kurs, Inflasi, Pendapatan perkapita Jepang tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 53 4 Komang Ameluia Sri Pramana, Luh Gede Meydianawathi. 2012. Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Ekspor Nonmigas Indonesia ke Amerika Serikat Least Square). Variabel dalam penelitian ini adalah Ekspor non migas, kurs, Penanaman Modal Asing, Suku Bunga Kredit, Indeks Harga Perdagangan Besar. Metode Analisis dalam penelitian ini adalah Regresi linier berganda Variabel Kurs dan Penanaman Modal Asing mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap ekspor, sedangkan Suku Bunga Kredit dan Indeks Harga Perdagangan Besar berpengaruh negatif dan signifikan. Dari penelitian sebelumnya (Olomola, 2007) menemukan bahwa kurs berpengaruh positif terhadap tinggi rendahnya nilai ekspor minyak mentah di negara – negara afrika. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah OLS (Ordinary Least Square) atau regresi dengan kuadran terkecil. Variabel yang digunakan pertumbuhan populasi, Kurs, Produksi Minyak, GDP per-kapita, demokrasi. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa Kurs dan Produksi minyak berpengaruh positif sementara demokrasi dan GDP Perkapita tidak berpengaruh secara signifikan. Pengaruh harga minyak dunia terhadap ekspor minyak seperti penelitian sebelumnya bahwa harga minyak dunia berpengaruh positif terhadap ekspor minyak di negara- negara pengekspor minyak (Alessandro Cologni, 2011). Peneletian ini menggunakan variabel Produksi minyak, guncangan ekonomi, analisis time series, Harga minyak dunia. Penelitian ini menggunakan analisis teori ekonomi. Hasil penelitian ini adalah semua variabel berpengaruh signifikan terhadap variabel dependennya. Laju inflasi dalam penelitian sebelumnya menemukan bahwa inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap ekspor migas (Lokita Purnamasari, 2011). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ekspor sebagai variabel dependen, sementara kurs, inflasi, impor, pendapatan perkapita Amerika Serikat dan Pendapatan perkapita Jepang commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 54 sebagai variabel independen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi OLS (Ordinary Least Square). Hasil dari penelitian tersebut adalah, variabel yang berpengaruh positif antara lain impor dan Pendapatan perkapita Amerika Serikat. Sedangkan Kurs, Inflasi, Pendapatan perkapita Jepang tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Dari penelitian sejenis, Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Ekspor Nonmigas Indonesia ke Amerika Serikat (Komang Ameluia Sri Pramana dan Luh Gede Meydianawathi, 2012) menjelaskan faktor Indeks Harga Perdagangan Besar Berpengaruh negatif terhadap ekspor. Penanaman Modal Asing, Suku Bunga Kredit, Indeks Harga Perdagangan Besar. Metode Analisis dalam penelitian ini adalah Regresi linier berganda. Variabel Kurs dan Penanaman Modal Asing mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap ekspor, sedangkan Suku Bunga Kredit dan Indeks Harga Perdagangan Besar berpengaruh negatif dan signifikan. E. Hipotesis Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Diduga harga minyak mentah dunia memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai ekspor minyak mentah Indonesia. 2. Diduga Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) memiliki pengaruh negatif terhadap nilai ekspor minyak mentah Indonesia 3. Diduga Inflasi di Indonesia memiliki pengaruh negatif terhadap nilai ekspor minyak mentah Indonesia. 4. Diduga kurs dollar Amerika Serikat memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai ekspor minyak mentah Indonesia. commit to user