1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jumlah dan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Jumlah dan komposisi jenis sel darah putih dalam darah merupakan
informasi penting yang dibutuhkan dokter untuk diagnosis penyakit pasien. Dalam
dunia kedokteran saat ini, para dokter dan ahli darah menggunakan dua tipe
penghitungan jumlah sel darah putih yaitu Complete Blood Count (CBC) dan
Differential Blood Count (DBC). CBC adalah tipe penghitungan jumlah sel darah
putih secara keseluruhan. Saat ini, CBC sudah dapat dilakukan secara otomatis
dengan menggunakan instrumen yang disebut cytometer. Sedangkan DBC adalah
tipe penghitungan jumlah sel darah putih berdasarkan jenisnya, yaitu neutrofil,
basofil, eusinofil, monosit dan limfosit [1].
DBC merupakan metode standar dalam diagnosis penyakit di Laboratorium
Hematologi. DBC dilakukan oleh ahli darah bertujuan untuk mengetahui
persentase masing-masing jenis sel darah putih dalam darah yang memberikan
informasi tentang jenis penyakit yang diderita pasien. Sebagai contoh penyakit
virus, dan kanker ditandai dengan persentase monosit yang tinggi, penyakit
leukimia ditandai dengan persentase limfosit yang tinggi, penyakit parasitik,
plebitis, dan emfisema teridentifikasi dari persentase eusinofil yang tinggi [2].
Mekanisme DBC saat ini masih dilakukan secara manual oleh ahli darah.
Mekanisme manual ini hanya bisa dilakukan oleh ahli darah yang jumlahnya
terbatas, sehingga akan sangat tidak efektif terutama ketika permintaan DBC
tinggi. Selain tidak efektif, mekanisme manual ini akan sangat melelahkan ahli
darah, sehingga dikhawatirkan akurasi pengukuran DBC akan berkurang. Hasil
DBC yang tidak akurat akan berpengaruh pada ketepatan diagnosis dokter
terhadap penyakit pasien.
Teknik pengolahan citra memiliki kontribusi penting dalam upaya rancang
bangun perangkat lunak yang mampu melakukan DBC secara otomatis. Melalui
perangkat lunak ini, maka para ahli darah tidak perlu menghabiskan waktunya
berjam-jam di depan mikroskop atau komputer untuk melakukan DBC secara
1
2
manual. Dengan demikian, penggunaan perangkat lunak ini diharapkan akan
meningkatkan produktivitas kerja ahli darah.
Secara umum, algoritma pengolahan citra yang dipakai untuk rancang
bangun perangkat lunak DBC secara otomatis adalah segmentasi citra sel darah
putih dari citra darah, ekstraksi citra sel darah putih, pengenalan, dan
penghitungan jumlah. Segmentasi adalah tahap kunci yang menentukan
keberhasilan tahap ekstraksi dan pengenalan. Hasil segmentasi yang berupa citra
biner kemudian diberikan label. Pelabelan ini bertujuan untuk membedakan antara
citra satu dan yang lainnya untuk kemudian dilakukan ekstraksi. Proses ekstraksi
menghasilkan citra sel darah putih yang kemudian dipotong dan diidentifikasi
jenisnya, dan dihitung jumlahnya.
Penelitian tentang rancang bangun sistem DBC secara otomatis pernah
dilakukan oleh Goclu Ongun dkk pada tahun 2001 [1]. Metode yang digunakan
adalah segmentasi, ekstraksi fitur citra dan klasifikasi. Penelitian tersebut
menunjukkan bahwa tahap segmentasi dan ekstraksi citra sel darah putih sangat
menentukan keberhasilan sistem dalam mengenali jenis sel darah putih. Oleh
karena itu, penelitian tugas akhir ini akan fokus membahas metode yang tepat
untuk melakukan segmentasi secara akurat, yaitu dengan menggunakan teknik
pengambangan (thresholding), dan dilanjutkan dengan ekstraksi citra sel darah
putih dari sampel citra sel darah. Hasil akhir penelitian adalah citra sel darah putih
yang siap untuk diklasifikasikan berdasarkan jenisnya.
I.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian tugas akhir ini adalah :
1. Bagaimana mendapatkan fitur citra yang membedakan karakteristik citra sel
darah putih terhadap citra sel darah merah dan plasma darah dalam sampel
citra darah ?
2. Bagaimana melakukan pemisahan antara citra sel darah putih dan citra
komponen darah yang lainnya dalam sampel citra darah ?
3. Bagaimana melakukan proses pelabelan untuk memisahkan citra sel darah
putih hasil segmentasi, dengan citra lainnya ?
3
4. Bagaimana mendapatkan algoritma untuk ekstraksi citra sel darah putih dari
sampel citra sel darah ?
5. Bagaimana membangun perangkat lunak yang mampu melakukan ekstraksi
citra sel darah putih dari citra sel darah ?
I.3 Tujuan
Tujuan penelitian tugas akhir ini adalah rancang bangun perangkat lunak
untuk ekstraksi citra sel darah putih dari sampel citra sel darah. Untuk
memfokuskan bahasan penelitian, maka diberikan batasan masalah sebagai
berikut :
1. Rancang
bangun
perangkat
lunak
dilakukan
dengan
algoritma
pemrograman C++ menggunakan pustaka openCV 2.4.5 yang mendukung
proses pengolahan citra digital.
2. Penelitian tidak mencakup tahap akuisisi data citra mikroskop digital.
3. Sampel citra darah yang digunakan dalam perancangan dan pengujian
merupakan citra dari sampel darah manusia hasil digitalisasi mikroskop
digital milik Miconos Transdata Nusantara.
4. Proses pengambilan citra pada sampel sel darah oleh mikroskop digital
dilakukan pada kondisi pencahayaan yang tidak terkontrol.
I.4 Manfaat
Manfaat dari penelitian tugas akhir ini adalah :
1. Bagi penulis, penelitian tugas akhir ini bermanfaat dalam pengembangan
wawasan keilmuan dan menambah pengetahuan tentang pengolahan citra
digital dan implementasinya dalam dunia medis.
2. Bagi pihak peneliti dan akademisi, penelitian tugas akhir ini dapat dijadikan
sebagai referensi dan acuan bagi penelitian selanjutnya untuk penyempurnaan
hasil menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi dunia medis serta masyarakat.
3. Bagi institusi, hasil penelitian tugas akhir ini dapat dijadikan sebagai referensi
untuk memperkaya khazanah keilmuan di Jurusan Teknik Fisika Universitas
Gadjah Mada.
Download