Bab 2 Landasan Teori BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Untuk mencapai keberhasilan dalam suatu proyek maka diperlukan pemahaman dan penguasaan yang cukup mengenai kompetensi manajemen proyek. Manajemen proyek terdiri dari 13 knowledge area dimana salah satunya adalah manajemen finansial. Untuk mendapatkan pengelolaan proyek dengan system manajemen finansial yang baik dibutuhkan informasi mengenai faktor – faktor kompetensi yang diperlukan dan kriteria manajer proyek yang kompeten untuk menjalani proyek tersebut. Dalam bab 2 ini, akan dipaparkan teori mengenai proyek konstruksi, manajer proyek, kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang manajer proyek dan kesimpulan. 2.2 Definisi Proyek dan Proyek Konstruksi Ada beberapa yang dapat dipaparkan dalam menjelaskan arti dari proyek. Menurut Imam Soeharto dalam bukunya yang berjudul manajemen proyek dari tahap konseptual sampai operasional, proyek adalah satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas. Sedangkan Sultan Syah Mahendra didalam bukunya manajemen proyek mengartikan proyek secara sederhana sebagai suatu rangkaian kegiatan yang terencana dan dilaksanakan secara berurutan dengan logika serta menggunakan banyak jenis sumber daya, yang dibatasi oleh dimensi biaya, mutu dan waktu. Sementara Dr.J.M Juran mendefinisikan proyek sebagai suatu permasalahan yang telah dijadwalkan solusinya (problem scheduled for solution). Dari definisi diaatas, kita dapat menggaris bawahi beberapa kata, seperti kegiatan sementara, jangka waktu terbatas, alokasi sumber daya, dan sasaran yang jelas. Dari kata – kata diatas dapat menggambarkan ciri khas dari proyek, yaitu : 1. Memiliki Tujuan Khusus. Proyek bertujuan untuk menghasilkan suatu kerja akhir yang dapat berbentuk bangunan atau infrastruktur, tergantung dari proyeknya. 7 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori 2. Ada keterbatasan waktu, biaya serta sumber daya yang digunakan. Suatu proyek adalah suatu proses kerja yang terencana sehingga dalam pelaksanaannya diperlukan ketelitian dan ketepatan analisa dan kerja. 3. Sifatnya sementara. Suatu pekerjaan proyek dibatasi oleh pencapaian penyelesaian tugasnya. Pada saat tujuan dari perencanaan telah tercapai, maka pada saat itu pula kegiatan proyek berakhir. 4. Proyek bukanlah kegiatan yang bersifat rutinitas. Proyek merupakan kegiatan yang dinamis, berubah – ubah intensitasnya selama proyek berlangsung, terlebih bila proyek tersebut memiliki tahapan kerja yg saling berkaitan sehingga perubahan pada satu tahap pengerjaan dapat mempengaruhi dan merubah tahapan selanjutnya, hal ini tergantung perencanaan awalnya. Perencanaan proyek merupakan suatu kegiatan yang sangat kompleks yang mencakup banyak aspek dalam proyek. Pada pelaksanaan suatu proyek , terdapat tiga parameter yang membatasi kegiatan suatu proyek yaitu jumlah biaya yang tersedia, jangka waktu pelaksanaan yang ada serta kualitas mutu yang ingin dicapai. Ketiga batasan tersebut lebih dikenal dengan tiga kendala. Hubungan ketiganya dapat digambarkan sebagai berikut TIME COST RESOURCES QUALITY Gambar 2.1. Parameter yang membatasi kegiatan suatu proyek3 3 Kuliah project, Dosen : Ir. Yusuf Latief, 2007, ppt 8 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa suatu proyek bersifat sementara dan terbatas, maka dalam suatu proyek pelaksanaan pekerjaannya dibatasi oleh tiga factor pembatas yaitu: 1. Biaya ( anggaran yang tersedia ) Suatu proyek tidak dapat terlepas dari ada atau tidaknya dana yang tersedia.sehingga suatu proyek harus dapat dilaksanakan sesuai dengan anggaran yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan kata lain, proyek harus dilaksanakan secara efisien dan terencana sehingga penggunaan anggaran yang tersedia sesuai dengan yang telah dianggarkan pada perencanaan awalnya. 2. Jadwal (waktu ) yang telah ditentukan. Suatu proyek bukanlah pekerjaan yang dapat dilakukan secara terus menerus hingga selesai namun tanpa batasan waktu. Setiap proyek memiliki pembatasan waktu pengerjaannya, sesuai dengan perencanaan awalnya. Apabila proyek bertujuan untuk menghasilkan suatu produk, maka produk tersebut harus diselesaikan sebelum melewati batas waktu yang ditentukan. 3. Kualitas (mutu) dari hasil proyek. Suatu proyek harus dapat dijalankan untuk mencapai hasil akhir yang sesuai dengan persyaratan dan mutu yang ingin dicapai, misalnya suatu proyek gedung, maka proyek tersebut harus menghasilkan sebuah gedung yang memiliki kekuatan dan ketahanan yang sesuai dengan standard an perencanaan. Suatu proyek hanya dilakukan sekali saja, sehiungga orang – orang yang terlibat dalam suatu proyek dapat melaksanakan pekerjaan lain setelah proyek tersebut selesai. Sehingga dapat dikatakan organisasi yang terlibat di dalam suatu proyek bersifat sementara dan tidak terikat terus menerus. Proyek konstruksi adalah suatu kegiatan yang hasil akhirnya adalah bangunan atau konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, baik itu dipergunakan sebagai tempat tinggal maupun sarana kegiatan lainnya seperti bangunan gedung, jalan, jembatan, rel dan jembatan kereta api, terowongan, bangunan air dan drainase, bangunan sanitasi, landasan pesawat terbang, pembangkit listrik, dll. Kegiatan konstruksi tersebut meliputi perencanaan, persiapan, pembuatan, pembongkaran dan perbaikan/perombakan bangunan. Dari pendefinisian diatas kita dapat melihat bahwa proyek konstruksi adalah proyek yang beragam bentuk pekerjaannya mulai dari yang sederhana hingga yang kompleks. Begitu pula dengan proses kegiatannya pun beragam sesuai dengan jenis 9 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori proyeknya. Ukuran, kapabilitas, dan struktur dari organisasi proyeknya pun tidak sama pula, tergantung dari skala dan kompleksitas/kerumitan dari proyeknya. Keseluruhan proses dari komunikasi, pengawasan, serta hubungan antara desain dan konstruksi, pemilihan tenaga pelaksanaan serta pelaksanaan pekerjaan konstruksi serta peralatan yang digunakan akan berbeda anatar beberapa jenis proyek. 2.2.1. Tipe Proyek Konstruksi Secara umum konstruksi/proyek konstruksi dapat dibagi atas empat jenis yaitu,: 1. Residential Construction (konstruksi pemukiman ) Jenis konstruksi ini meliputi perumahan keluarga tunggal, perumahan kota unit ganda, rumah pangsa/susun, rumah pangsa bertaman dan rumah pangsa yang diperlakukan sebagai milik sendiri (kondominium). Klasifikasi yang diuraikan disini semata – mata didasarkan kepada segi pandang pemiliknya. 2. Building Construction (konstruksi Gedung) Jenis ini meliputi bangunan – bangunan yang meliputi took pengecer yang kecil sampai pada kompleks peremajaan kota, mulai dari sekolah dasar hingga universitas baru yang lengkap, rumah sakit, mesjid, bangunan bertingkat perkantoran komersial, bioskop, gedung pemerintah, pusat rekreasi, pabrik industri kecil/ringan dan pergudangan. Struktur – struktur ini membentuk lingkaran non pemukiman jika kegiatan dilakukan di bidang perdagangan, pendidikan, pemerintahan, kelembagaan social, keagamaan, dab rekreasi. 3. Heavy Engineering Construction (konstruksi Rekayasa Berat) Konstruksi ini meliputi bendungan dan terowongan yang dapat menyediakan tenaga listrik hidro, pengendalian banjir dan irigasi, jembatan yang berukuran jalan setapak hingga yang berukuran momen –negeri yang terkenal didunia. Bangunan transportasi lainnya mencakup jaringan jalan kereta api antar provinsi, pelabuhan udara, jalan raya dan system transportasi cepat diperkotaan, bandara dan bangunan pelabuhan termasuk dalam kategori ini. Termasuk pula jalur pipa, bangunan pelayanan umum seperti system penyaringan dan distribusi air minum, saluran roil dan pengumpulan air hujan, system penanganan dan pembuangan bahan limbah, jaringan listrik dan jaringan komunikasi. 4. Industrial Construction (konsruksi Industri) Proyek – proyek ini meliputi pabrik pengilangan minyak bumi dan petrokimia, pabrik bahan bakar sintetik, pusat pembangkit listrik dari bahan fosil hingga tenaga 10 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori nuklir. Pemgembangan usahan pertambangan, pabrik industri dan berat, serta fasilitas yang dibutuhkan untuk pelayanan umum dan industri dasar lainnya. 2.3 Manajer Proyek Manajer proyek adalah orang yang ditunjuk dan bertanggung jawab untuk mengelola dan memimpin suatu proyek. Manajer proyek adalah tenaga kontraktor yang mewakili perusahaan kontraktor-nya dilapangan, yang bertanggung jawab secara teknis atas terselenggaranya pelaksanaan proyek sesuai dengan performance yang disyaratkan dalam kontrak. Manajer proyek adalah pimpinan, organisator, integrator dan coordinator proyek yang bertugas dan bertanggung jawab atas pelaksanaan proyek secara keseluruhan, mulai proses perencanaan, pelaksanaan, pengendalian sampai penyelesaian, yang mencakup aspek manajerial, teknis, admistrasi dan finansial, serta lingkungan, dan harus memberikan pertanggung jawabannya kepada pimpinan perusahaan. Manajer proyek berasal dari berbagai latar belakang pekerjaan, pekerja dan manajer konstruksi, sarjana teknik dan arsitek adalah beberapa contoh. Tidak ada alasan mendasar bagi para manajer proyek untuk memiliki latar belakang yang khusus; namun latar belakang teknik umumnya berguna dalam proyek-proyek teknik dan demikian pula para spesialis dapat menerapkan pengetahuannya dalam proyek yang menjadi spesialisasinya. Umum dikatakan bahwa pengetahuan teknik saja tidak cukup untuk keberhasilan suatu proyek. Dalam pelaksanaan tugasnya manajer proyek harus melaksanakan semua fungsi – fungsi yang dibebankan kepadanya. The project management institute mengidentifikasikan fungsi dasar manajer proyek, yaitu4 : • Mengatur cakupan proyek dengan menentukan sasaran – sasaran dan kegiatan yang harus dilakukan untuk membantu pemahaman dan tindakan koreksi yang diperlukan. • Mengatur sumber daya manusia yang terlibat dalam proyek • Mengatur komunikasi untuk mengamati bahwa pihak – pihak terkait telah diberi informasi dan memiliki informasi yang cukup untuk menjaga proyek tetap pada landasannya. • Mengatur waktu dengan perencanaan dan penjadwalan. • Mengatur kualitas agar hasil – hasil proyek memuaskan. 4 Avraham Shtub, Jonathan F. Bard Dan Shlomo Globerson, Projct Management : Engineering, Technology and implemention (New Jersey : Prentice Hall:Inc, 1994) hal 14-15 11 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori • Mengatur biaya agar proyek dilaksanakan pada biaya yang minimum dan sesuai anggaran. Dalam banyak hal, tugas manajer proyek adalah sama dengan manajer fungsional yang lain. Dan seperti manajer tradisional, manajer proyek juga harus merekrut anggota – anggota yang efektif , menyediakan suatu kerangka kerja untuk kegiatan – kegiatan proyek, menjaga visi perusahaan dengan jelas, mengkoordinir kegiatan – kegiatan, bernegosiasi dengan pejabat – pejabat yang lebih tinggi, menengahi konflik, menetapkan target – target penting, mengelola budget, memastikan bahwa setiap orang memberi konstribusi dan manfaat, menjaga kegiatan pada landasannya, menjamin bahwa sasaran proyek diselesaikan tepat waktu dan sesuai anggaran. Manajer proyek mempunyai peranan sangat besar dalam menentukan keberhasilan proyek. Dalam proyek yang besar, peranan tipikal dari manajer proyek adalah bertindak sebagai pengambil keputusan, pemberi delegasi, pengarah, pemberi motivasi, dan pembuat jadwal kegiatan untuk bawahan5. Manajer proyek bertanggungjawab untuk mengintegrasikan dan megkoordinasikan semua kegiatan – kegiatan. Untuk melakukan hal itu manajer proyek memerlukan komunikasi dan interpersonal skill yang kuat, harus terbiasa dan akrab dengan kegiatan – kegiatan setiap garis organisasi serta harus memiliki pengetahuan umum tentang teknologi yang harus digunakan. Peranan manajer proyek dapat dimulai pada tahap – tahap berbeda dalam siklus suatu proyek6. Beberapa manajer proyek terlibat sejak awal, yaitu membantu memilih proyek, membentuk tim, menegosiasi kontrak. Manajer proyek lainnya dapat memulai pada tahap selanjutnya dan ditugaskan melaksanakan rencana dimana mereka tidak ikut dalam pengembangannya. Dalam beberapa hal, kebanyakan manajer proyek menghadapi isu – isu dasar : penjadwalan, pembuatan budget, alokasi sumber, mengelola sumber, hubungan – hubungan antar manusia dan negosiasi7. Seorang manajer mempunyai persyaratan lain yang berhubungan dengan peranannya yaitu mempunyai hubungan yang positif dengan bawahan, dapat bersaing dengan manajer – manajer yang lain pada tingkat yang sama, dapat bersifat tegas, langsung mengatur bawahan dan memperlihatkan kekuasaannya, menyelenggarakan tugas – tugas rutin admistratif yang dibutuhkan oleh pekerjaannya. Selain itu sebagai 5 Harvard Business Essentials, Managing Projects Large and Small ( Boston : Harvard Business Scholl Press, 2004 ) hal 17 6 Harold Kezner, Project Management : A System Approach to Planning , Scheduling and Cntrolling ( Van ostrand Reinhold, 1995) hal 10 7 Avraham Shtub, Jonathan F. Bard Dan Shlomo Globerson, Projct Management : Engineering, Technology and implemention (New Jersey : Prentice Hall:Inc, 1994) hal 14 12 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori penanggungjawab mengkoordinir tunggal, semua manajer konstribusi – proyek berperan konstribusi dan mengintegrasikan mengarahkannya dan kepada penyelesaian proyek secara sukses8. Salah satu faktor penting dalam keberhasilan suatu proyek adalah kualitas dan kemampuan dari manajer proyek, karena manajer proyek adalah orang yang bertanggung jawab atas suatu proyek tertentu, dan membawahi beberapa kelompok kerja terdiri dari para spesialis, mengkoordinasikan, menggabungkan dan mengarahkan berbagai kegiatan proyek dalam batas – batas biaya, mutu dan waktu yang ditentukan. Beberapa sikap (attributes) manajer proyek yang diinginkan sebagai pihak yang bertanggung jawab mengintegrasikan dan mengkoordinasikan semua konstribusi – konstribusi dan mengarahkannya untuk menyelesaikan proyek secara sukses meliputi 9: • Kemampuan untuk memilih dan mengembangkan suatu tim operasional sejak awal. • Kemampuan manajemen dan kepemimpinan. • Kemampuan untuk mengantisipasi masalah – masalah, memecahkan masalah – masalah, dan membuat keputusan. • Kemampuan untuk mengintegrasikan proyek stakeholders • Mengoperasikan dengan fleksibel • Kemampuan merencanakan, mendapatkan, dan memperlancar tindakan – tindakan • Kemampuan membujuk dan bernegosiasi • Memahami lingkungan dimana proyek dikelola • Kemampuan memonitor dan mengendalikan. • Kemampuan melaksanakan kontrak, cakupan pekerjann, dan cakupan perubahan – perubahan. • Kemampuan mengelola didalam suatu lingkungan yang konstan berubah • Kemampuan menjaga kebahagiaan klien. Manajer proyek yang berperanan dan bertanggungjawab dalam mengelola suatu proyek konstruksi harus mampu menghasilkan kinerja yang baik. Oleh karena itu seorang 8 9 Roy Burke , Project Management : Planning and Controlling Techniques. (2003) hal 11 Ibid, Hal 12 13 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori manajer proyek yang baik harus memiliki syarat – syarat kompetensi yang merupakan faktor kunci penentu dalam menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. 2.4 Kompetensi 2.4.1 Pengertian Kompetensi Dalam mengelola suatu proyek konstruksi diperlukan beberapa sumber daya seperti manusia, material, peralatan, uang, metode, informasi, dimana unsur manusia merupakan faktor yang paling penting karena manusia menjadi pemikir dan pelaksana yang menggunakan dan menggerakkan unsur – unsur yang lain untuk mencapai keberhasilan proyek. Dalam pelaksanaan pengelolaan proyek tersebut, manajer proyek harus memberikan kinerja yang tinggi agar dapat diperoleh hasil proyek yang baik. Untuk mencapai maksud tersebut, diperlukan seorang manajer proyek yang mempunyai kompetensi yang dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan pembangunan proyek konstruksi tersebut. Menurut keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor : KEP-227/MEN/2003, kompetensi kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standard yang diterapkan. Kompetensi merupakan karakteristik – karakteristik fundamental pada orang dan mengindikasikan cara – cara berperilaku atau berpikir, melakukan generalisasi di berbagai situasi , dan menetap selama waktu yang cukup lama. Lebih jauh lagi mengenai kompetensi, para pakar kompetensi yang tergabung dalam kelompok Hay-Mcber ( dipelopori McClelland, Boyatzis, Spencer ) mengemukakan enam tipe kompetensi sebagai berikut10 : • Motivies adalah hal – hal yang dipikirkan seseorang atau inginkan secara konsisten yang menimbulkan tindakan • Traits adalah karakteristik fisik dan respon – respon konsisten terhadap situasi atau informasi. • Self-concepts, dalam kategori ini tercakup sikap – sikap, values, atau self-image seseorang. • Keterampilan adalah kemampuan melakukan tugas fisik atau mental. 10 Syaiful F. Prihadi , Assesment Center Identifikasi, Pengukuran, dan Pengembangan Kompetensi ( Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2004) hal 90-95 14 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori • Pengetahuan, kategori ini merujuk pada informasi yag dimiliki seseorang dalam bidang – bidang content tertentu. Knowledge Informasi yang dimiliki oleh seseorang didalam suatu area tertentu Skills Perilaku yang mendemonstrasikan pengalaman Self – Concepts ( konsep tentang diri sendiri), attitude (sikap), nilai – nilai dan self image ( kesan tentang diri sendiri) Traits ( sifat – sifat ) Suatu kecendrungan umum untuk berperilaku menurut suatu cara tertentu Motivies Pikiran – pikiran yang muncul yang menggerakkan perilaku Gambar 2.2. level – level kompetensi (sumber, Model iceberg dari Hay-Mcber) Keterangan: • Garis pembatas merupakan batas permukaan laut • Kompetensi pengetahuan dan skill merupakan karakteristik orang yang terlihat dan relative di permukaan. • Kompetensi – kompetensi self-concepts, traits, dan motivies lebih tersembunyi, lebih dalam, dan pusat bagi kepribadian. 15 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori Kompetensi merupakan factor yang sangat penting bagi seorang manajer dalam menghasilkan kinerja yang signifikan dalam menyelesaikan proyek karena manajer bertugas melakukan tugas – tugas manajerial yang strategis seperti merencanakan dengan baik, memilih teknologi dan metode yang diperlukan, melaksanakan dengan tepat, mengendalikan dengan cermat dan melakukan perubahan – perubahan yang diperlukan. 2.4.2 Knowledge Seorang manajer proyek tentunya harus memilki knowledge ( ilmu pengetahuan ) mengenai manajemen proyek sebagai salah satu kompetensi utama yang harus dipenuhinya agar dapat menghasilkan kinerja yang signifikan dan menyelesaikan suatu proyek. Manajemen Proyek adalah Aplikasi dari ilmu pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skill), alat (tools) dan teknik (technique) pada aktivitas proyek untuk mencapai persyaratan/kebutuhan proyek. Manajemen Proyek diselesaikan melalui penggunakan proses-proses seperti : inisiasi (initiating), perencanaan (planning), pelaksanaan (executing), pengendalian (controlling), dan penutupan (closing). Pemahaman dan pengunaan pengetahuan, keterampilan, alat – alat, dan teknik – teknik yang diakui sebagai praktek – praktek yang baik tidak mencukupi bagi manajemen proyek yang efektif. Manajemen proyek yang efektif menghendaki agar tim manajemen proyek memahami dan menggunakan pengetahuan dan keterampilan paling sedikit lima bidang keahlian berikut : 1. Pengetahuan pokok manajemen proyek 2. Aplikasi bidang pengetahuan, standar – standar dan peraturan – peraturan 3. Memahami lingkungan proyek 4. Pengetahuan dan keterampilan – keterampilan manajemen umum 5. Interpersonal Skill.11 Seperti yang telah dirumuskan dalam PMBOK ( Project Manager Body Of Knowledge), terdapat 9 Knowledge Area untuk Project Management yaitu : 1. Project Integration Management 2. Project Scope Management 3. Project Time Management 4. Project Cost Management 5. Project Quality Management 11 PMI, Inc, PMBOK Guide to the project management body of knowledge ( an American National standar, 2004 ) hal 8-9 16 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori 6. Project Human Resources Management 7. Project Communications Management 8. Project Risk Management 9. Project Procurement Management Dan 4 Tambahan Knowledge Area untuk Project Management Construction Extension, yaitu : 10. Project Safety Management 11. Project Environmental Management 12. Project Financial Management 13. Project Claim Management Di indonesia sendiri untuk melakukan standarisasi dalam hal manajemen proyek saat ini telah memiliki apa yang disebut dengan Standar Kompetensi Nasional untuk Manajemen Proyek Konstruksi. Standar Kompetensi Nasional untuk Manajemen Proyek Konstruksi ini diadopsi dari Bakuan Kompetensi yang dimiliki oleh Asosiasi Profesi Keahlian Manajemenn Proyek (IAMPI- Ikatan Ahli Manajemen Proyek Indonesia) dan Asosiasi Profesi Keahlian Manajemenn Konstruksi (HAMKI- Himpunan Ahli Manajemen Konstruksi Indonesia) yang masing masing asosiasi mengadopsi dari bakuan kompetensi yang dimiliki oleh AIPM (Australian Institute of Project Management) dan CMAA (Construction Management association of America). LPJKN (Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional) mengemas Bakuan Kompetensi tersebut menjadi Manajemen Proyek Konstruksi Indonesia. Sehingga layanan yang dapat diberikan adalah mencakup Manajemen Proyek (PM) dan Manajemen Konstruksi (CM). Dalam hal ini Bakuan Kompetensi Manajemen Proyek Konstruksi mencakup seluruh Pengetahuan yang harus dikuasai oleh Tenaga Ahli dibidang Manajemen Proyek selaras dengan perkembangan/kebutuhan dunia jasa layanan dibidang konstruksi, sehingga Pengetahuan & Standard Kompetensi menganut ketentuan Internasional. (Australia dan USA). Standar ini dikembangkan untuk diterapkan pada lintas-industri, yang memungkinkan masing-masing industri atau perusahaan untuk mengembangkan kompetensi khusus untuk keperluannya sendiri. Standar Kompetensi Nasional Manajemen Proyek ini dirancang untuk mudah dipahami dan dilaksanakan, dan meliputi berbagai kompetensi yang dibutuhkan manajemen proyek dan anggota tim proyek dalam tugasnya. Disain Standarisasi ini mencerminkan masukan dari Industri di Indonesia. 17 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori Kesembilan unit kompetensi yang dinyatakan dalam Standar ini mencerminkan fungsi utama manajemen proyek dan sebagai kunci dari proses yang dibutuhkan untuk mengintegrasikannya. Tiap-tiap unit dipecah menjadi sejumlah elemen yang mengandung kriteria dan data yang dapat dinilai secara formal. Tiap elemen meliputi suatu fungsi atau proses manajemen proyek. Selama ini IAMPI mempunyai 3 (tiga) kualifikasi yaitu : • Ahli Manajemen Proyek (Qualified Project Practitioner); • Manager Proyek Madya ( Register Project manager); • Manajer Proyek Utama (Master Project Director), Sedangkan yang dimiliki HAMKI adalah • Ahli Manajemen Konstruksi (Qualified CM Professionals); • Manajer Konstruksi Madya ( Certified SM Professionals); • Manajer Konstruksi Utama (Master CM Professionals). Namun saat ini, sesuai standar kompetensi nasional Terdapat 3 (tiga) Kualifikasi Keahlian yaitu :ahli manajemen proyek konstruksi pratama, ahli manajemen proyek konstruksi madya, ahli manajemen proyek konstruksi utama. 2.4.2.1 Standard Kompetensi Manajemen Proyek Konstruksi Indonesia 1. Ahli Manajemen Proyek Konstruksi Pratama Penerapan keahlian manajemen finansial untuk manajer proyek level 4 ( pratama) dapat dilihat pada tabel dibawah ini : 18 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori Tabel 2.1. Unit 12 – Penerapan keahlian dalam Financial Management12 ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 12.1 Berperan dalam 12.1.1 Memberikan kontribusi di dalam mengidentifikasi perencanaan Financial kebutuhan financial proyek sesuai dengan persyaratan proyek kontrak. 12.1.2 Memberikan kontribusi didalam mengidentifikasi kondisi ekonomi., mengetahui estimasi biaya konstruksi, faktor risiko proyek, Tax benefits. 12..2 Berperan dalam proses 12..2.1 Memberikan kontribusi dalam memonitor pengaruh yang pengendalian terindikasi kurang baik dan melakukan koreksi jika trend Financial negatif diketahui. 12..2.2 Memberikan kontribusi didalam pengendalian financial dan pengendalian biaya yang dilaksanakan secara efektif untuk menjamin semua item sesuai dengan budget dan financial cash forecast. 12..3 Pencatatan dan 12.3.1 Memberikan kontribusi didalam merencanakan dan administrasi Financial memelihara penyimpanan informasi financial dan diatur untuk memastikan bahwa persyaratan pelaporan, kerahasiaan dan audit tersedia. PERSYARATAN UNJUK KERJA / BATASAN VARIABEL Lihat Persyaratan Unjuk Kerja secara umum untuk Level 4 pada Pendahuluan Masukan yang diperlukan antara lain : 12 • Sumber pembiayaan • Persyaratan kontrak • Kondisi ekonomi • Estimasi biaya konstruksi • Tax benefits • Faktor risiko LPJKN “ Penerapan keahlian manajemen finansial “ kode unit : kon.mpk. 04.012.01 19 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori • Financial advisor • Project financial Plan • Cost & revenue baseline • Change requests Peralatan dan Teknik yang digunakan sebagai berikut : 2. • Feasibility study • Sensitivity analysis • Financial advisor • Provision for added financing • Test the financial plan • Project accounting systems • Internal & external audits • Cash flow analysis • Financial reports • Cost filling systems • Accounting/financial systems Ahli Manajemen Proyek Konstruksi Madya ( Level – 5 ) Penerapan keahlian manajemen finansial untuk manajer proyek level 5 ( Madya )dapat dilihat pada tabel dibawah ini : 20 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori Tabel 2.2. Unit 12 – Penerapan keahlian dalam Financial Management13 ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 12.1 Perencanaan Financial 12.1.1 Mengidentifikasi kebutuhan financial proyek sesuai dengan persyaratan kontrak dan kondisi ekonomi., mengetahui proyek estimasi biaya konstruksi, risk factor, Tax benefits. 12..2 Proses Pengendalian 12..2.1 Memonitor pengaruh yang terindikasi kurang baik dan Financial melakukan koreksi jika trend negatif diketahui 12..2.2 Pengendalian financial dan pengendalian biaya yang dilaksanakan secara efektif untuk menjamin semua item sesuai dengan budget dan financial cash forecast. 12..3 Pencatatan dan 12.3.1 Pembinaan merencanakan dan memelihara penyimpanan Administrasi Financial informasi financial dan diatur untuk memastikan bahwa persyaratan pelaporan, kerahasiaan dan audit tersedia. PERSYARATAN UNJUK KERJA / BATASAN VARIABEL Lihat Persyaratan Unjuk Kerja secara umum untuk Level 5 pada Pendahuluan Masukan yang diperlukan antara lain : 13 • Sumber pembiayaan • Persyaratan kontrak • Kondisi ekonomi • Estimasi biaya konstruksi • Durasi proyek • Tax benefits • Risk factor • Financial advisor • Project financial Plan • Cost & revenue baseline LPJKN “ Penerapan keahlian manajemen finansial “ kode unit : kon.mpk. 05.012.01 21 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori • Change requests Peralatan dan Teknik yang digunakan sebagai berikut : • Feasibility study • Sensitivity analysis • Financial advisor • Provision for added financing • Test the financial plan • Project accounting systems • Internal & external audits • Cash flow analysis • Financial reports • Cost filling systems • Accounting/financial systems 3. Ahli Manajemen Proyek Konstruksi Utama ( Level – 6 ) Penerapan keahlian manajemen finansial untuk manajer proyek level6 (utama)dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2.3. Unit 12 – Penerapan keahlian dalam Financial Management14 ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 12.1 Perencanaan Financial 12.1.1 Menentukan penilaian kondisi ekonomi., estimasi biaya proyek konstruksi, durasi proyek, risk factor, dan Tax benefits. 12..2 Proses pengendalian 12..2.1 Mengembangkan hasil monitoring pengaruh yang Financial terindikasi kurang baik dan melakukan koreksi jika trend negatif diketahui.. 12..2.2 Mengembangkan pengendalian financial dan pengendalian biaya yang dilaksanakan secara efektif untuk menjamin semua 14 LPJKN “ Penerapan keahlian manajemen finansial “ kode unit : kon.mpk. 06.012.01 22 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori item sesuai dengan budget dan financial cash forecast.. 12..3 Pencatatan dan 12.3.1 Pengembangan perencanaan dan pemeliharaan administrasi Financial penyimpanan informasi financial dan diatur untuk memastikan bahwa persyaratan pelaporan, kerahasiaan dan audit tersedia.. PERSYARATAN UNJUK KERJA / BATASAN VARIABEL Lihat Persyaratan Unjuk Kerja secara umum untuk Level 6 pada Pendahuluan Masukan yang diperlukan antara lain : • Sumber pembiayaan • Persyaratan kontrak • Kondisi ekonomi • Estimasi biaya konstruksi • Tax benefits • Risk factor • Financial advisor • Project financial Plan • Cost & revenue baseline • Change requests Peralatan dan Teknik yang digunakan sebagai berikut : • Feasibility study • Sensitivity analysis • Financial advisor • Provision for added financing • Test the financial plan • Project accounting systems • Internal & external audits • Cash flow analysis • Financial reports • Cost filling systems • Accounting/financial systems 23 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori Keterangan : 1. Unit Kompetensi. Unit kompetensi secara umum menggambarkan apa yang diharapkan dari para personel manajemen proyek konstruksi dalam aspek kerja tertentu. Suatu unit dapat berdiri sendiri sebagai fungsi lengkap di daerah pekerjaan. 2. Elemen Kompetensi. Tiap unit terdiri dari sejumlah elemen yang mencerminkan kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh para personil manajemen proyek konstruksi kualifikasi tertentu. 3. Kriteria Unjuk Kerja . Tiap elemen dijelaskan oleh Kriteria Unjuk Kerja yang menetapkan hasil yang akan dicapai untuk menunjukkan kinerja kompetensi. Kriteria Unjuk Kerja meletakkan dasar mengenai fakta-fakta / bukti kinerja yang akan dinilai. 4. Persyaratan Unjuk Kerja . menunjukkan keadaan dan situasi dimana unit & elemen kompetensi diterapkan. 2.5 Knowledge Financial Management ( Manajemen Keuangan ) Manajemen keuangan sebagai fokus area knowledge yang ditinjau dalam penelitian ini adalah suatu area yang sangat penting untuk mencapai sasaran proyek. dalam fungsi waktu, mutu dan biaya proyek, Manajemen keuangan meliputi proses untuk memperoleh dan mengatur sumber daya keuangan untuk proyek dan lebih terkait dengan sumber pendapatan dan menganalisis/memperbaharui net cash flow untuk pelaksanaan proyek konstruksi15. Manajemen keuangan juga merupakan area yang berkaitan secara langsung dengan pengelolaan dana (financing and investing activities) dalam suatu perusahaan. Fungsi dari manajemen keuangan adalah 16: 1. Fungsi investasi, yaitu manajemen keuangan dalam pengambilan keputusan berapa besar kebutuhan dana yang diperlukan perusahaan untuk melakukan investasi dan diperlukan perusahaan untuk melakukan investasi dan dalam bentuk aktiva apa saja investasi tersebut diwujudkan. Investasi dapat diartikan sebagai penanaman modal dalam bentuk aktiva riil ataupun aktiva finansial. Aktiva riil 15 16 LPJKN “ Penerapan keahlian manajemen finansial “ kode unit : kon.mpk. 04.012.01 Warsini, Sabar., Manajemen Keuangan, Jakarta : Direktorat Pendidikan tinggi, 2003 24 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori bersifat fisik seperti persediaan barang , peralatan, bangunan, tanah dan sebagainya. Sedangkan aktiva finansial berupa surat – surat berharga. 2. Fungsi pendanaan/ pembiayaan, adalah fungsi manajemen keuangan dalam pengambilan keputusan bagaimana cara memperoleh dana untuk membiayai investasi tersebut. Langkah yang dilakukan pertama adalah menetapkan sumber investasi apakah dibiayai dengan hutang atau atau dengan modal sendiri, kedua menetapkan pertimbangan antara hutang dengan modal sendir 3. Fungsi dividen, adalah fungsi manajemen keuangan dalam pengambilan keputusan bagaimana, seberapa besar dan dalam bentuk apa keuntungan dibagikan kepada pemilik sebagai dividen. Seorang manajer proyek saat ini dituntut untuk dapat memahami dan menguasai manajemen keuangan secara menyeluruh sebagai ilmu pengetahuan dan mampu untuk mendelagasikan ilmu pengetahuan tersebut dalam bentuk skill kedalam suatu proyek dimana pengintegrasian kedua unsur tersebut sangat mempengaruhi sasaran proyek dari segi biaya. Kinerja biaya yang baik merupakan suatu kunci untuk dapat mencapai keberhasilan proyek. Berikut ini akan dijelaskan mengenai manajemen keuangan proyek yang terdiri atas kelayakan suatu investasi, memperkirakan biaya proyek, akurasi dan macam – macam anggaran, , mengendalikan biaya, pendanaan proyek, dan mengelola pembayaran proyek. 2.5.1 Kelayakan Suatu Investasi (Analisa Finansial ) Keputusan dalam melakukan investasi yang menyangkut sejumlah besar dana dengan harapan mendapatkan keuntungan bertahun – tahun dalam jangka panjang, seringkali berdampak besar bagi kelangsungan usaha suatu perusahaan. Oleh karena itu, sebelum mengambil keputusan jadi tidaknya suatu investasi, salah satu syarat terpenting adalah mengkaji kelayakan investasi tersebut dari aspek finansial. 2.5.1.1 Sistematika Analisis Kelayakan Proyek dari Aspek Finansial17 Dalam proses mengkaji kelayakan proyek dari aspek finansial, pendekatan konvensional yang dilakukan adalah dengan menganalisis perkiraan aliran kas keluar dan 17 Soeharto, iman. Manajemen proyek dari tahap konseptual sampai operasional. Erlangga, Jakarta.1995.hal : 109 25 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori masuk selama umur proyek atau investasi, yaitu menguji dengan memakai kriteria seleksi. Aliran kas terbentuk dari perkiraan biaya pertama, modal kerja, biaya operasi, biaya produksi dan revenue. Sistematika analisis aspek finansial diatas mengikuti urutan sebagai berikut : 1. Menentukan Parameter Dasar : Parameter dasar memberikan ketentuan, antara lain mengenai kapasitas produksi, teknologi yang dipakai, pilihan peralatan, fasilitas pendukung, jumlah produksi, pangsa pasar, proyeksi harga produk, dan lain –lain. Dengan demikian telah ada batasan lingkup proyek yang memungkinkan pembuatan perkiraan biaya pertama. 2. Membuat Perkiraan Biaya Investasi : Tiga komponen utama biaya investasi yaitu biaya pembangunan, modal kerja, dan biaya operasi / produksi. 3. Proyeksi Pendapatan : Proyeksi pendapatan adalah perkiraan dana yang masuk sebagai hasil penjualan produksi dari unit usaha yang bersangkutan. 4. Membuat Model : Sebagai model untuk dianalisis dalam rangka mengkaji kelayakan finansial adalah aliran kas (cash-flow) selama umur investasi dan bukannya neraca atau laporan rugi –laba. Aliran kas tersebut, dikelompokkan menjadi aliran kas awal, operasional, dan terminal. Selanjutnya, dihitung diskonto aliran kas tersebut. Disini diteliti pula penyusutan serta pengaruh inflasi terhadap aliran kas. 5. Kriteria penilaian : Pembahasan mengenai Kriteria penilaian diawali dengan konsep equivalent yang mencoba memberikan bobot kuantitatif faktor waktu terhadap nilai uang seperti bunga dan rendemen. Terapat bermacam – macam criteria penilaian yang dianggap baku. Beberapa diantaranya memperhitungkan konsep equivalent seperti NPV, IRR, Benefit cost Ratio, Indeks profitabilitas, dan lain –lain. 6. Melakukan Penilaian dan Menyusun Rangking Alternatif : Penilaian akan menghasilkan mana usulan yang mempunyai prospek baik dan tidak baik, untuk selanjutnya ditolak dan diterima. 7. Analisis Resiko : Langkah – langkah evaluasi diatas sampai pada menyusun alternative rangking, dilakukan terhadap suatu asumsi tertentu, baik mengenai biaya yang dikeluarkan untuk investasi maupun pemasukan pendapatan. Suatu asumsi tidak akan tepat, selalu memiliki resiko berbeda atau meleset dari kenyataan. 26 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori 2.5.1.2 Analisis Pendapatan Dan Aliran Kas18 Untuk mengimplementasikan point – point 1,2,3,4 diatas, maka hal yang perlu dilakukan adalah menganalisis pendapatan dan aliran kas. Hal – hal penting berkaitan dengan Analisis pendapatan dan Aliran Kas adalah : Biaya sebagai Pengeluaran dan Pendapatan a) Biaya Pertama : Biaya pembangunan fisik serta pengeluaran lainnya yang berkaitan, yang meliputi modal tetap untuk membangun proyek( pengeluaran untuk studi kelayakan, pembiayaan untuk membangun fasilitas produksi, dll) dan modal kerja ( pengeluaran untuk membiayai keperluan operasi dan produksi pada waktu pertama kali dijalankan ) . b) Biaya Operasi atau Produksi : Pengeluaran yang diperlukan agar kegiatan operasi dan produksi berjalan lancar sehingga dapat menghasilkan produk sesuai dengan rencana. Biaya ini terdiri atas Biaya bahan mentah, Tenaga kerja, Utility dan penunjang, Administrasi, manajemen dan overhead. c) Pendapatan / Revenue : Jumlah pembayaran yang diterima perusahaan dari penjualan barang atau jasa. Pendapatan dihitung dengan mengalikan kuantitas barang terjual dengan harga satuannya. 2.5.1.3. Analisa Laba Dan Titik Impas (Profitability Analysis and Break event Point) Analisis laba dimaksudkan untuk mengetahui besarnya perubahan laba bila faktor – faktor seperti biaya produksi, volume, dan harga penjualan berubah. Untuk analisis laba dan titik impas, biaya operasi produksi dikelompokkan menjadi biaya tetap dan biaya tidak tetap. a) Biaya Tetap : Total biaya jenis ini tetap, tidak bergantung pada volume produksi. Misalnya, biaya untuk kompensasi manajemen, membayar pajak gedung dan bangunan. b) Biaya Tidak Tetap (biaya variabel ) : Biaya tidak tetap mempunyai hubungan erat dengan tingkat produksi. Bila produksi naik maka biaya tidak tetap juga naik. Titik impas ( break-even point ) adalah titik dimana total biaya produksi sama dengan pendapatan. Selain dapat mengungkapkan hubungan antara volume produksi, harga satuan dan laba, analisis titik impas bagi manajemen akan memberikan informasi 18 Ibid hal 111 27 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori mengenai hubungan antara biaya tetap dan biaya tidak tetap. Perusahaan dengan biaya tetap yang tinggi harus memproduksi dan menjual lebih banyak produk untuk sampai pada titik impas dibanding perusahaan dengan biaya tetap lebih rendah. 19 Analisis break event point (BEP)disebut juga dengan cost volume profit. BEP merupakan analisis yang menunjukkan hubungan antara investasi dan volume produksi atau penjualan untuk mendapatkan sautu tingkat profitabilitas. Karena BEP merupakan suatu pendekatan yang didasarkan pada hubungan antara penjualan dan biaya. Level penjualan dimana perusahaan tidak memperoleh laba atau penjualan sama dengan biayanya disebut dengan titik pulang pokok atau break event point20. 2.5.1.4 Laporan Rugi – Laba, Neraca Dan Aliran Kas Telah disebutkan sebelumnya bahwa dalam rangka mengkaji aspek kelayakan financial suatu investasi, telah dipilih aliran kas sebagai model. Dalam hubungan ini dikenal tiga laporan keuangan, yaitu laporan rugi – laba, neraca, dan aliran kas. a) Laporan rugi laba ( Income Statement ) : Laporan rugi –laba merupakan cara untuk melihat profitabilitas suatu usaha. Berdasarkan laporan tersebut dapat dilihat berapa besar keuntungan atau kerugian yang dialami oleh perusahaan pada kurun waktu tertentu, per tahun, per kuartal, atau kurun waktu yang lain b) Neraca : Laporan keuangan yang berbentuk lembaran neraca menunjukkan posisi keuangan sebuah perusahaan pada waktu tertentu, dijabarkan sebagai berapa besar asset dan kewajiban pada awal sampai akhir tahun tutup buku. Rumus dasar lembaran neraca adalah sebagai berikut : Aktiva = Pasiva + Ekuitas Dimana, - Aktiva Lancar : Aset seperti ini adalah uang tunai atau asset lain yang mempunyai sifat mudah dikonversikan menjadi uang tunai - Aktiva Tetap : Aktiva tetap dapat terdiri dari tanah, bahan bangunan, peralatan pabrik, alat – alat konstruksi, dan lain – lain, yang tidak mudah diuangkan dalam waktu singkat. 19 Ibid hal 115 20 Prof . Dr. Manahan P. Tampubolon, “Manajemen keuangan : konseptual, problem, studi kasus”, Ghalia indonesia, Jakarta, 2005. 28 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori - Pasiva atau Liabilities : Pasiva dapat terdiri atas kredit usaha, kredit bank, dan lain – lain. c). Aliran Kas : Laporan aliran kas memberikan gambaran mengenai jumlah dana yang tersedia setiap saat yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan operasional perusahaan, termasuk investasi, juga memuat jumlah pemasukan dan pengeluaran yang disusun dengan menelusuri dan mengkaji laporan rugi – laba dan lembaran neraca. Untuk mempermudah menyusun aliran kas, sistematika aliran kas suatu perusahaan dikelompokkan menjadi, aliran kas kegiatan operasi, aliran kas kegiatan investasi, aliran kas pendanaan. Prosedur menyusun aliran kasn mengikuti urutan sebagai berikut : - Hitung pemasukan bersih. - Depresiasi bukanlah aliran kas masuk, oleh karena itu perlu ditambahkan kembali. - Kenaikan angka pada aktiva lancer merupakan tanda adanya penggunaan dana sehingga mengurangi kas, demikian pula bila terjadi hal sebalinya. - Kenaikan angka kewajiban adalah penambahan sumber dana, sehingga meningkatkan kas. 2.5.1.5 Aliran Kas Investasi Aliran kas investasi dimaksudkan untuk melihat bagaimanakah bentuk aliran kas jika perusahaan bermaksud menanam investasi baru dengan mengeluarkan anggaran modal yang cukup besar, disamping kegiatan rutin. Aliran kas untuk maksud tersebut mengikuti pedoman – pedoman berikut21 : a) Prinsip aliran kas. Ini berarti biaya dan manfaat financial hendaknya dinyatakan dengan aliran kas. Manfaat adalah aliran kas masuk, sedangkan biaya adalah aliran kas keluar. b) Aliran kas Inkremental. Dalam menganalisis investasi, aliran kas yang diperhatikan hanyalah arus dana masuk dan keluar yang ada kaitannya dengan yang bersangkutan, yaitu yang bersifat incremental. Aliran kas tersebut tidak akan ada bila tidak ada proyek. Jadi, misalnya suatu perusahaan yang telah berjalan ingin mengadakan proyek baru, maka perlu dikaji dengan teliti penggunaan 21 Soeharto, iman. Manajemen proyek dari tahap konseptual sampai operasional. Erlangga, Jakarta.1995.hal : 121- 122 29 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori sumber daya tambahan (incremental),manfaat yang akan diperoleh maupun akibat dari penggunaan sumber daya tersebut terhadap perusahaan secara keseluruhan. c) Aliran Kas Diperhitungkan Setelah Dikenakan Pajak. Karena keuntungan yang akan diperoleh dengan adanya investasi diperhitungkan setelah kewajiban membayar pajak dipenuhi maka analisis aliran kas usulan investasi juga harus dianalisis sesudah pajak. d) Memperhatikan Incidental Effect. Adanya proyek baru mungkin berpengaruh terhadap laba perusahaan, misalnya karena akan menghasilkan produk yang sifatnya saling melengkapi. Namun keadaan sebaliknya juga dapat terjadi. e) Tidak perlu memperhatikan Sunk Cost. Prinsip ini menjelaskan bahwa yang perlu diperhitungkan dalam analisis aliran kas adalah biaya – biaya yang ada hubungannya dengan proyek yang dikeluarkan setelah ada keputusan proyek dijalankan. f) Masukkan unsur opportunity cost. Opportunity cost adalah memperhitungkan kemungkinan penggunaan alternative terbaik lain, atau kemungkinan memperoleh tingkat keuntungan yang diterima dari penggunaan alternative terbaik yang lain dari suatu asset. g) Bunga Utang . Untuk mengevaluasi kelayakan proyek, dipisahkan antara keputusan investasi dengan keputusan pendanaan. Oleh karena itu, pembayaran bunga dan hal – hal lain yang berhubungan dengan pendanaan tidak dimasukkan dalam aliran kas. 2.5.1.5.1 Aliran Kas Proyek Aliran kas proyek dikelompokkan menjadi tiga,yaitu aliran kas awal, aliran kas periode operasi, dan aliran kas terminal.22 - Aliran kas awal ( initial cash flow). Aliran kas awal adalah pengeluaran untuk merealisasi gagasan sampai menjadi kenyataan fisik. Termasuk dalam initial cash flow adalah pengeluaran – pengeluaran kas untuk investasi pada awal periode. Misalnya pembayaran untuk tanah, pembangunan gedung pabrik, pembelian peralatan, dan juga termasuk biaya – biaya pendahuluan dan sebelum operasional termasuk penyiapan modal kerja. Initial cash flow ini mungkin dapat terjadi tidak 22 Warsini, Sabar., Manajemen Keuangan, Jakarta : Direktorat Pendidikan tinggi, 2003. hal 60 - 61 30 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori hanya pada awal investasi tapi dapat juga terjadi beberapa kali sepanjang usia investasi. - Aliran kas periode operasi (operasional cash flow). Yaitu aliran kas yang timbul selama operasi proyek investasi yang bersangkutan. Pada periode ini jumlah pendapatan dari hasil penjualan produk telah melampaui pengeluaran biaya operasi dan produksi. - Aliran kas terminal. Yaitu aliran kas yang terjadi pada saat investasi berakhir. Aliran kas terminal terdiri atas nilai sisa ( salvage value ) dari asset dan pengembalian (recovery) modal kerja. Fungsi dan peran cash flow proyek23 : - Mempercepat arus kas masuk, misalnya : Mempercepat proses penagihan, Mengusahakan adanya uang muka. - Mengontrol arus kas keluar dengan : Pembayaran supplier dengan check mundur, Sub kontraktor tanpa uang muka, Pembelian material sesuai kebutuhan dan schedule. Kerugian cash flow proyek24 : - Tidak dapat memperlihatkan rugi – laba, Penerimaan belum tentu pendapatan, Pengeluaran belum tentu biaya. - Tidak dapat memperlihatkan posisi keuangan, Tidak dapat menunjukkan nilai aktiva, asset dan lainnya. 2.5.1.6 Depresiasi Dan Pajak Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa analisis biaya investasi didasarkan atas arus kas. Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam membuat arus kas adalah depresiasi dan pajak. Sesungguhnya depresiasi bukanlah suatu pengeluaran kas, tetapi suatu metode perhitungan akuntansi yang bemaksud membebankan biaya perolehan aktiva tetap atau asset dengan menyebar selama periode tertentu, dimana asset tersebut masih berfungsi. 25 Depresiasi adalah penurunan nilai fisik barang dengan berlalunya waktu dan penggunaan. Depresiasi adalah konsep akuntansi yang menentukan suatu deduksi 23 Yusuf Latief, Diktat kuliah Estimasi dan Pengendalian biaya proyek konstruksi, jurusan teknik sipil FT Ui, 2001.hal 8-7 24 Ibid hal 8-7 Soeharto, Iman.” Manajemen proyek dari tahap konseptual sampai operasional”. Erlangga, Jakarta.1995.hal 123 – 124 25 31 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori tahunan terhadap pendapatan sebelum – pajak, dengan demikian efek waktu dan penggunaan atas nilai asset dapat direfleksikan didalam laporan keuangan perusahaan. Jumlah actual depresiasi tidak pernah bisa pasti ditentukan sampai asset tersebut berhenti digunakan.26 Jenis depresiasi 27: - Depresiasi yang merata sepanjang periode asset masih berfungsi. - Depresiasi yang tidak merata, dalam arti jumlahnya lebih besar di tahun – tahun awal. Metode ini terdiri dari sum of the year digit SY, Double declining balance, Acclerated cost recovery system. Barang yang dapat menyusut adalah barang yang dibolehkan untuk didepresiasi oleh undang – undang dan regulasi pajak pendapatan pemerintahan federal, Negara bagian, atau kotamadya. Untuk menentukan apakah deduksi depresiasi dapat dilakukan, klasifikasi dari berbagai jenis barang harus benar – benar dipahami. Umumnya, barang dapat didepresiasi jika memenuhi ketentuan – ketentuan dasar sebagai berikut : 1. Harus digunakan dalam bisnis atau untuk menghasilkan pendapatan. 2. Harus mempunyai umur efektif yang dapat ditentukan dan umur tersebut lebih dari satu tahun. 3. Harus merupakan sesuatu yang dapat dipakai sampai aus, rusak, diperbaiki, menjadi tidak terpakai, atau nilainya hilang karena alasan – alasan umum. 4. Bukan merupakan inventori, stok dalam perdagangan, atau barang investasi. 5. Sebuah perusahaan dapat memulai mendepresiasi barang – barangnya apabila barang tersebut telah dijalankan untuk digunakan dalam bisnis atau untuk menghasilkan pendapatan. Untuk menghitung depresiasi terlebih dahulu perlu diketahui hal – hal berikut28 : - Basis atau biaya pertama. Basis adalah nilai yang sesuai dengan prosedur pajak untuk suatu asset. Umumnya terdiri dari harga perolehan ditambah pengeluaran yang dikapitalisasikan. - Periode recovery. Periode recovery atau umur depresiasi adalah masa dimana asset diperkirakan masih dapat beroperasi pada tingkat efisiensi yang diharapkan. 26 E. Paul degarmo, William . G. Sullivan, James. A. Bontadelli, Wlin. M .Wicks, “Engineering Economy”, Prentice Hall Inc., New Jersey. 1997. hal 3 27 Ibid hal 3 28 Soeharto, Iman.” Manajemen proyek dari tahap konseptual sampai operasional”. Erlangga, Jakarta.1995.hal 127 32 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori - Kecepatan atau arus depresiasi. Kecepatan atau arus depresiasi yaitu berapa besar bagian nilai asset yang didepresiasikan atau dikeluarkan dari nilai buku perusahaan per tahun. - Nilai sisa atau Salvage Value . Nilai sisa adalah harga penjualan asset pada akhir umur depresiasi. Seringkali pada waktu membuat perkiraan aliran kas dibuat asumsi bahwa asset tersebut pada saat written-off masih memiliki nilai sisa. Dalam hal ini aturan dasar yang menentukan nilai dan waktu depresiasi tidak berkurang dengan adanya perkiraan nilai sisa. Hanya saja perlu diperhatikan bila nanti ternyata realisasi harga penjualan asset tersebut lebih tinggi dari nilai buku, maka selisihnya harus dikenakan pajak sesuai besarnya persentase pajak pendapatan perusahaan tersebut. Namun bila harga penjualannya lebih rendah akan beakibat adanya penghematan pajak. 2.5.1.7 Nilai Waktu Dari Uang Dan Kriteria Seleksi Langkah berikutnya dalam menganalisa kelayakan investasi suatu proyek dari aspek financial adalah menaganalisis aliran kas dengan metode dan criteria tertentu untuk memilah mana yang dapat diterima dan mana yang ditolak. Metode dan criteria seleksi diatas memerlukan pembahasan yang intensif dalam lingkup engineering economy. Namun, masalah pokok yang mendasari harus dipahami oleh pengelola poyek. Dimulai dengan penjelasan mengenai pengaruh waktu terhadap nilai uang, dilanjutkan dengan criteria seleksi. 2.5.1.7.1 Nilai waktu dari uang Pada umumnya masalah financial atau arus kas suatu investasi mencakup periode yang cukup lama, bertahun – tahun, sehingga pelu diperhitungkan pengaruh waktu terhadap nilai uang. Ini dirumuskan sebagai bunga (interest) atau tingkat atau arus pengembalian (rate of return ). Uang mempunyai nilai waktu , karena uang dapat dimanfaatkan untuk memproleh pendapatan, sehingga setiap individu berpendapat bahwa nilai uang saat ini adalah lebih berharga daripada nilai uang dalam jumlah yang sama dimasa yang akan datang. 1. Nilai yang akan datang lump – sum29 29 Ibid hal 129 33 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori Eugene F. Brigham (1985 ) dalam “Financial management”, Theory an Practice” mengatakan bahwa bunga pada hakekatnya adalah harga yang dibayar untuk modal pinjaman atau sewa atas uang yang dipinjam. Dikenal dua macam bunga, bunga sederhana (simple interest) dan bunga berbunga (compound interest). Bunga sederhana adalah bunga yang dihitung secara linier, tidak ditambahkan kedana pokok untuk menghitung perolehan berikutnya. Sedangkan untuk bunga majemuk, perhitungan besarnya dana pokok berikutnya sama dengan dana pokok periode sebelumnya ditambah jumlah bunga yang diperoleh sampai pada waktu itu. 2. Nilai yang akan datang/ Nilai majemuk dari anuitas30 Suatu anuitas diartikan sebagai seri pembayaran atau penerimaan dengan jumlah tetap untuk beberapa periode tertentu.Diatas telah dijabarkan nilai yang akan datang (F) dari suatu jumlah lump-sum saat ini (PV). Bentuk lain yang sering terjadi pada evaluasi proyek(investasi) adalah pemasukan atau pengeluaran yang beulang – ulang secara seri yang dikenal sebagai anuitas. Jadi anuitas adalah alian kas yang terjadi berulang – ulang dengan jumlah dan interval yang sama. 3. Nilai sekarang Lump-sum Present value of money adalah nilai sekarang dari sejumlah rupiah tertentu yang akan diterima atau dibayarkan pada masa yang akan datang apabila tingkat bunga sebesar i. Hal ini dilakukan untuk meninjau berapa besar nilai sekarang bila diketahui jumlahnya dimasa yang akan datang. 4. Nilai sekarang anuitas31 Suatu dana yang terkumpul dengan jumlah yang sama dari tahun ketahun, misanya, hasil tabungan dihitung pada akhir tahun yang bersangkutan. 5. Capital Recovery32 Dibidang finansial seringkali diperlukan perhitungan mengenai pembayaran kembali atau cicilan periodic suatu utang. Ini dikenal sebagai capital recovery. 30 Soeharto, Iman.” Manajemen proyek dari tahap konseptual sampai operasional”. Erlangga, Jakarta.1995 hal 130 31 Ibid hal 131 32 Ibid hal 132 34 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori 2.5.1.7.2 Kriteria Seleksi33 Dalam rangka mengadakan usulan investasi proyek dan pengambilan keputusan, hendaknya diperhatikan adanya variasi sifat dan jenis proyek yang memerlukan pendekatan berbeda – beda, yang pada garis besarnya dapat digolongkan sebagai berikut : 1. Sifat hubungan antar proyek - Proyek yang berdiri sendiri. Keberadaannya tidak tergantung oleh adanya proyek lain. - Proyek yang saling meniadakan. Bila yang dianalisis lebih dari satu atau multi proyek, interelasi diantaranya perlu diidentifikasi lebih jauh, karena ada yang bersifat saling meniadakan, dalam arti memilih yang satu dan mengesampingkan yang lain. 2. Jenis proyek dilihat dari tersedianya dana - Dana tidak terbatas. Disini asusmsi yang digunakan adalah bahwa perusahaan memiliki dana yang tidak terbatas. Dalam hal ini maka penilaian tidak banyak mengalami kesulitan, ususlan yang menjanjikan keuntungan yang terbaik yang akan diterima. - Dana terbatas. Karena dananya terbatas maka perusahaan perlu diatur penggunaan modal yang tersedia, dalam arti pendekatan yang digunakan harus dapat memilih usulan proyek-proyek yang saling bersaing. 3. Ukuran proyek Ini bekaitan dengan menentukan rangking proyek – proyek dengan ukuran yang relative jauh berbeda. 4. Umur proyek Dibedakan antara proyek dengan umur relative pendek dengan umur yang relatif panjang. 2.5.1.7.2.1 Kriteria seleksi proyek dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Periode pengembalian ( Payback period) Periode pengembalian adalah jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal suatu investasi, dihitung dari aliran kas bersih. Aliran kas bersih 33 Ibid hal 132 - 133 35 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori adalah selisih pendapatan terhadap pengeluaran per tahun. Periode pengembalian biasanya dinyatakan dalam jangka waktu per tahun.34 Aliran kas tahunan dengan jumlah tetap. Dalam hal ini pendapatan dan pengeluaran per tahun atau aliran kas bersih dari tahun ke tahun adalah tetap. Payback period adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas masuk netto. Untuk bisa membuat keputusan terhadap usulan suatu investasi maka hasil payback period yang diperoleh dibandingkan dengan payback period maksimum dari investasi yang ditetapkan. Apabila payback period usulan investasi lebih pendek daripada payback period maksimum berarti usulan investasi tersebut tidak menguntungkan. 35 Aliran kas tahunan dengan jumlah tidak tetap. Bila aliran kas tiap tahun berubahubah. Kriteria ini memberikan indikasi bahwa proyek dengan periode pengembalian lebih cepat akan lebih disukai. Payback period memiliki beberapa kelemahan seperti tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang dan metode ini hanya mengukur tingkat kecepatan investasi kembali ( rapidity ) bukan tingkat keuntungan investasi ( profitability).36 2. Return of investment Pengembalian atas investasi adalah perbandingan dari pemasukan per tahun terhadap dana investasi. Dengan demikian memberikan indikasi profitabilitas suatu investasi. Rumusnya adalah, ROI = Pemasukan / Investasi x 100% Sampai saat ini ROI masih sering digunakan karena: - Mudah dipahami dan tidak sulit menghitungnya. - Tidak seperti periode pengembalian, lingkup pengkajian criteria ini menjangkau seluruh umur investasi. Dengan demikian, wawasannya lebih luas. 34 Prof . Dr. Manahan P. Tampubolon, “Manajemen keuangan : konseptual, problem, studi kasus”, Ghalia indonesia, Jakarta, 2005.hal 161 35 Soeharto, Iman.” Manajemen proyek dari tahap konseptual sampai operasional”. Erlangga, Jakarta.1995 hal 134-135 36 Warsini, Sabar., Manajemen Keuangan, Direktorat Pendidikan tinggi, Jakarta: 2003. hal 64 36 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori Keterbatasannya terutama disebabkan : - Terdapat berbagai variasi menghitung ROI sehingga seringkali sulit menentukan besar angka ROI yang akan dipakai sebagai patokan menerima atau menolak usulan investasi. - Tidak menunjukkan profil laba terhadap waktu. Hal ini dapat menyebabkan keputusan yang kurang tepat. - Tidak mempertimbangkan nilai waktu dari uang. Semakin besar ROI, semakin disukai oleh calon investor. 3. Nilai sekarang Neto( net present value) Kriteria ini (net present value ) didasarkan pada konsep mendiskonto seluruh aliran kas kenilai sekarang. Dengan mendiskonto semua aliran kas masuk dan keluar selama umur proyek kenilai sekarang, kemudian menghitung angka neto maka akan diketahui selisihnya dengan memakai dasar yang sama yaitu, harga saat ini. Berarti sekaligus dua hal diperhatikan, yaitu, factor nilai waktu dari uang dan besar aliran kas masuk dan keluar. NPV menunjukkan jumlah lump-sum yang dengan arus diskonto tertentu memberikan angka berapa besar nilai usaha tersebut saat ini.37 Usulan proyek dengan NPV memberikan petunjuk sebagai berikut : - NPV = positif, usulan proyek dapat diterima - NPV = negative, ususlan proyek ditolak - NPV = 0, berarti netral 4. Arus Pengembalian Internal (Interest Rate Of Return) 38 Seringkali diperlukan suatu analisis yang menjelaskan apakah rencana proyek cukup menarik bila dilihat dari arus pengembalian yang telah ditentukan. Sehubungan dengan itu, prosedur yang lazim dipakai adalah dengan mengkaji arus pengembalian internal.. adapun yang dimaksud arus pengembalian internal (interest rate of return ) adalah arus pengembalian yang menghasilkan NPV aliran kas masuk = NPV aliran kas keluar. Pada metode NPV analisis dilakukan dengan menentukan terlebih dahulu besar arus pengembalian, kemudian dihitung nilai sekarang neto (PV) dari aliran kas keluar dan masuk. Untuk IRR ditentukan dahulu NPV = 0, kemudian dicari berapa besar arus pengembalian agar hal tersebut terjadi. Menganalisa usulan proyek dengan IRR memberi petunjuk: 37 38 Imam soeharto, hal 137 Sabar Warsini, hal 71 37 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori - IRR > arus pengembalian yang diinginkan, proyek diterima - IRR < arus pengembalian yang diinginkan, Proyek ditolak. 5. Benefit – Cost Ratio39 Dalam hal ini penekanannya ditujukan kepada manfaat bagi kepentingan umum dan bukan keuntungan financial perusahaan. Meskipun demikian, bukan berarti perusahaan swasta mengabaikan criteria ini. Adapun criteria BCR akan memberikan petunjuk sebagai berikut ,: - BCR > 1, Usulan proyek diterima - BCR < 1, Ususlan proyek Ditolak 2.5.1.7.2.2 Resiko Finansial 40 Salah satu masalah penting yang berkaitan dengan penyusunan anggaran modal untuk investasi membangun proyek adalah mengevaluasi resiko. Investor akan melihat bagaimana bentuk seberapa resiko yang ada sebelum menanamkan modal. Mengingat bahwa kenyataan sesungguhnya proyek mempunyai resiko yang berbeda – beda, demikian pula adanya unsur –unsur ketidakpastian yang dihadapi dalam menyiapkan perkiraan aliran kas yang bersangkutan, maka factor resiko akan dimasukkan dan diperhitungkan untuk meneliti menarik atau tidaknya suatu investasi. Secara umum resiko dikaitkan dengan kemungkinan terjadinya suatu peristiwa diluar yang diharapkan. Macam – macam resiko proyek adalah, resiko tunggal yaitu melihat resiko yang hanya melekat pada proyek itu sendiri atau dengan kata lain melihat karakteristik hubungan antar resiko dan keuntungan, terlepas dari factor ada atau tidaknya proyek lain didalam perusahaan pemilik. Kemudian resiko kombinasi multiproyek, yaitu bila perusahaan pemilik mempunyai multiproyek maka resiko masing –masing akan berkombinasi. 1. Metode pengukuran resiko proyek tunggal41 a. Decision tree Suatu metode yang sering dipakai untuk menghadapi masalah yang kompleks yang berlangsung secara berurutan dalam suatu periode tertentu . disebut demikian karena penggambarannya seperti sebuah pohon dengan cabang ranting yang semakin 39 Prof. Dr. Manahan, hal 168 Imam Soeharto, hal 147 41 Prof. Dr. Manahan hal 154 - 159 40 38 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori banyak. Keputusan ditentukan dengan mengkaji nilai yang diharapkan dari cabang atau ranting yang bersangkutan. Jadi penyajian metode ini memiliki unsur – unsur sebagai berikut : - titik keputusan awal, disini terjadi pemilihan alternative dan pengambilan keputusan. - Titik kemungkinan. Disini terjadi peristiwa dengan probabilitas tertentu cabang - Cabang atau ranting. Adalah garis yang menghubungkan titik – titik keputusan. - Hasil alternative. Hasil yang diharapkan masing – masing alternative ditunjukkan diujung cabang ranting. b. Simulasi Pendekatan ini memberikan kesempatan untuk memperkirakan nilai yang diharapkan, misalnya dari NPV, tingkat keuntungan, serta kurva distribusinya. Lebih – lebih dengan kemajuan teknologi computer dimungkinkan mengadakan simulasi dengan banyak variable untuk berbagai macam kondisi ekonomi – finansial yang berkaitan dengan proyek. Dengan demikian, simulasi merupakan metode yang penting untuk menangani ketidakpastian dalam proses penyusunan anggaran biaya modal maupun sebagai alat Bantu pengambilan keputusan Langkah – langkah simulasi menganalisis aliran kas adalah sebagai berikut : a) Variable proyek dibagi menjadi 3 kategori yaitu, analisis pasar, analisis biaya investasi, dan biaya operasi-produksi. b) Setiap kategori diperinci menjadi beberapa faktor :analisis pasar ( ukuran pasar, harga jual, pertumbuhan, market share), analisis biaya produksi ( biaya operasi, biaya tetap, nilai sisa), analisis iaya investasi ( biaya investasi, umur instalasi ) c) Keempat faktor analisis pasar memberikan perkiraan penjualan per tahun. Analisis biaya produksi dapat diperinci menjadi biaya tetap per tahun. Keenam faktor tersebut kemudian dikombinasikan untuk membuat perkiraan pendapatan per tahun. d) Bila ketiga faktor analisis biaya investasi dikombinasikan dengan langkah 3, akan diperoleh cucukp informasi guna membuat trial run menghitung NPV aliran kas. e) Ulangi proses trial run berulang – ulang sampai mendapat gambaran hasil yang jelas. Hitung NPV dari kombinasi 9 faktor diatas 39 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori f) Resultan NPV digambarkan kedalam grafik probabilitas peristiwa terjadi versus NPV, sehingga dapat mengidentifikasikan nilai NPV yang diharapkan. 2. Diversifikasi dan efek portfolio42 Seperti telah disebutkan, terdapat juga resiko multiproyek. Untuk menilai resiko kombinasi dari multiproyek digunakan konsep portfolio. Pada dasarnya konsep ini menjelaskan bahwa bila ada beberapa proyek dalam satu perusahaan, maka akan timbul portfolio resiko masing – masing proyek tunggal dan besarnya hubungan antara proyek – proyek tunggal tersebut. Bila tepat memilih karakteristik dari masing – masing proyeknya maka efek portfolio akan dapat menurunkan resiko secara keseluruhan. Dengan latar belakang adanya efek portfolio inilah maka perusahaan melakukan diversifikasi, karena dengan diversifikasi yang tepat fluktuasi tingkat resiko akan dapat saling menghilangkan. 2.5.2 Perkiraan Biaya Proyek Perkiraan biaya proyek memegang peranan penting dalam penyelenggaraan proyek. Pada taraf pertama digunakan untuk mengetahui berapa besar biaya yang diperlukan untuk membangun proyek, selanjutnya meiliki fungsi untuk merencanakan dan mengendalikan sumber daya seperti material dan tenaga kerja maupun waktu.. bagi pemilik, angka yang menunjukkan jumlah perkiraan biaya akan menjadi salah satu patokan untuk menentukan kelanjutan investasi. Untuk kontraktor, keuntungan finansial yang akan diperoleh tergantung kepada seberapa jauh kecakapannya membuat perkiraan biaya. Untuk konsultan, angka tersebut diajukan kepada pemilik sebagai usulan jumlah biaya terbaik untuk berbagai kegunaan sesuai perkembangan proyek dan sampai derajat tertentu, kredebilitasnya terkait dengan kebenaran atau ketepatan angka – angka yang diusulkan. 2.5.2.1. Keperluan total biaya proyek Sebelum pembangunan proyek selesai dan siap dioperasikan, diperlukan sejumlah besar biaya atau modal yang dikelompokkan menjadi modal tetap dan modal kerja. Atau dengan kata lain Biaya proyek = Modal tetap + Modal kerja. 42 Imam Soeharto, hal 157 40 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori a. Modal tetap a) Biaya langsung Æ Biaya untuk segala sesuatu yang akan menjadi komponen permanent hasil akhir proyek.(Penyiapan lahan, pengadaan perlatan utama, biaya merakit dan memasang peralatan utama, alat – alat listrik, pembangunan gedung perkantoran, fasilitas pendukung seperti utility dan off-site, dan pembebasan tanah) b) Biaya tidak langsung Æ Biaya untuk manajemen, supervise, dan pembayaran material serta jasa untuk pengadaan bagian proyek yang tidak akan menjadi produk permanent, tetapi diperlukan dalam rangka proses pembangunan proyek.( Gaji tetap dan tunjangan bagi tim manajemen, engineer, penyelia konstruksi lapangan, dll, kendaraan dan peralatan konstruksi, pembangunan fasilitas sementara, kontingensi laba, overhead kantor pusat, pajak, pungutan sumbangan, dll) b. Modal Kerja Modal kerja diperlukan untuk menutupi kebutuhan pada tahap awal operasi, yang meliputi antara lain : a) Biaya pembelian suku cadang untuk keperluan operasi selama lebih kurang satu tahun. b) Biaya persediaan bahan mentah dan produk serta upah tenaga kerja pada masa awal operasi c) Biaya pembelian bahan kimia, minyak pelumas dan material, serta bahan lain untuk operasi. Penggambaran secara jelas untuk modal tetap dan modal kerja dapat dilihat pada tabel dibawah : 41 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori Total Biaya Proyek Modal Tetap Modal Kerja • Biaya Langsung • • • • • • • • • Biaya Tak Langsung • Pekerjaan tanah • Desain engineering Pengadaan peralatan • Manajemen dan penyelia Memasang peralatan • Peralatan konstruksi Pipa dan instrument • Fasilitas sementara Listrik consumable dan tools Gedung perkantoran, control • Overhead dan pajak room, dll. • kontingensi Utility dan off-site Pembebasan tanah • Upah tenaga Kerja pada awal operasi Suku cadang(1 tahun) Persediaan bahan mentah dan produk Pengeluaran lainlain Gambar 2.3. Klasifikasi Perkiraan biaya proyek 2.5.2.2. Survei Dan Pengkajian Salah satu langkah awal dalam perkiraan biaya proyek adalah survey dan pengkajian faktor – faktor yang berpengaruh terhadap program penyelenggaraan proyek, yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan pembiayaan. Umumnya dilakukan untuk menyusun anggaran biaya proyek (owner) atau untuk mengajukan proposal kontrak lump-sum (kontraktor). Kegiatan ini meliputi : a) Kondisi Lokasi Æ Meliputi topografi, keadaan tanah, penyediaan tenaga kerja, tanggapan masyarakat terhadap kemungkinan adanya proyek, dll. b) Logistik dan Komunikasi Æ meliputi transportasi resources, gudang dan penyimpanan barang material dan peralatan, fasilitas komunikasi untuk lapangan dengan kantor pusat, dll. c) Akomodasi dan fasilitas Sementara d) Konstruksi dan Pabrikasi Æ Meliputi tenaga kerja konstruksi, peralatan konstruksi, fasilitas pabrikasi, dll. 42 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori 2.5.2.3. Unsur – Unsur Biaya Suatu perkiraan biaya akan lengkap bila mengandung unsur : 1. Biaya pembelian material dan peralatan. Menyusun perkiraan biaya pembelian peralatan amat kompleks, mulai dari membuat spesifikasi, mencari sumber, mengadakan lelang, sampai kepada membayar harganya. Material dan peralatan ini terdiri dari material curah, peralatan utama yang akan terpasang sebagai bagian fisik pabrik, dll, yang diperlukan dalam proses pelaksanaan proyek seperti fasilitas sementara dan lain-lain 2. Biaya penyewaan atau pembelian peralatan konstruksi. Disamping peralatan seperti yang disebutkan diatas, ada juga peralatan konstruksi yang digunakan sebagai sarana Bantu konstruksi yang tidak akan menjadi bagian permanent dari pabrik. Contohnya crane, fork-lift, grader, scraper, dll. 3. Upah tenaga kerja. Hal ini terdiri dari tenaga kerja kantor pusat yang sebagian besar terdiri dari tenaga ahli bidang engineering dan tenaga konstruksi plus penyelia dilapangan. Mengingat porsi tenaga kerja dapat mencapai 25-30% dari total biaya proyek, maka mengkaji masalah ini sedalam-dalamnya amat penting dalam menyiapkan perkiraan biaya. 4. Biaya subkontrak. Pekerjaan sub-kontrak umumnya material, peralatan, tenaga kerja yang berkaitan dengan penyelenggaraan proyek. 5. Biaya transportasi. Termasuk biaya transportasi material, peralatan, tenaga kerja yang berkaitan dengan penyelengaraab proyek. 6. Overhead dan administrasi. Komponen ini meliputi pengeluaran operasi perusahaan yang dibebankan kepada proyek ( menyewa kantor, membayar listrik, telepon, biaya pemasaran) dan pengeluaran untuk pajak, asuransi, royalty, uang jaminan, dan lain-lain. 7. Fee dan kontingensi. Setelah semua komponen biaya terkumpul, kemudian dihitung jumlah laba dan kontingensi nya. Besarnya distribusi unsur biaya tersebut tentu berbeda antara satu dan lain proyek. 2.5.2.4 . Kualitas Perkiraan Biaya Kualitas perkiraan biaya yang berkaitan dengan akurasi dan kelengkapan unsur – unsurnya bergantung pada hal – hal tersedianya data dan informasi, teknik atau metode yang digunakan, kecakapan dan pengalaman estimator, dan tujuan pemakaian perkiraan biaya. Tersedianya data dan informasi memegang peranan penting dalam kualitas 43 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori perkiraan biaya yang dihasilkan. Sebagai contoh, pada awal formulasi lingkup proyek karena sebagian data dan informasi belum tersedia, maka perkiraan biaya yang dihasilkan masih berupa perkiraan kasar dengan akurasi diatas 50%. 2.5.2.5 Metode Perkiraan biaya. Metode perkiraan biaya diantaranya metode parametric, memakai daftar indeks harga dan informasi proyek terdahulu, metode menganalisis unsur – unsurnya, metode faktor, quantity take – off dan harga satuan, Unit price, dan memakai data dan informasi proyek yang bersangkutan. 2.5.2.6. Macam Anggaran Untuk rencana atau proyek besar dan kompleks minimal terdapat tiga macam perkiraan biaya atau anggaran yaitu perkiraan biaya pendahuluan (PBP), anggaran biaya proyek (ABP), dan anggaran biaya definitive (ABD). a) Perkiraan Biaya Pendahuluan (PBP) Æ perkiraan biaya pendahuluan dikerjakan pada tahap konseptual dimana berlangsung kegiatan studi kelayakan. Didalam studi ini semua aspek yang berkaitan dengan rencana investasi seperti pemasaran, ekonomi, teknik, dikembangkan, dikaji, dan disaring untuk sampai kepada suatu laporan yang dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan mengenai langkah – langkah berikutnya. Kegunaan PBP adalah untuk : mengkaji kelayakan ekonomi dan finansial, menentukan urutan prioritas dari beberapa proyek, menentukan dilanjutkan atau tidaknya usaha mengkaji kelaykan proyek lebih lanjut. b) Anggaran Biaya Proyek (ABP) Æ kegiatan yang diselesaikan pada tahap ini adalah , menentukan kualitas dan kuantitas produk, indikasi kualitas dan kuantitas bahan mentah, survey lokasi, penegasan lingkup proyek, daftar peralatan utama, jumlah sebagian besar material, enah bagian – bagian unit/ bangunan utama dan fasilitas pendukung, perkiraan jam-orang engineering pembelian dan kosntruksi, strategi pelaksanaan pembangunan proyek, dll. c) Anggaran Biaya Definitif Æ fungsinya adalah, bagi pemilik (kontrak harga tidak tetap), sebagai patokan kegiatan pengendalian biaya, bagi kontraktor (kontraktor harga tetap ), sebagai angka dasar pengendalian biaya internal. Karena fungsi pokok ABD adalah sebagai patokan kegiatan pengendalian, maka hasil pengendalian biaya akan sangat tergantung dari kualitas anggaran definitf. Bila angka – angka ABD tidak realistis sudah tentu akan dijumpai 44 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori kesulitan membuat interpretasi atau menarik kesimpulan yang tidak tepat didalam kegiatan pengendalian. Pada waktu menyusun ABD kegiatan yang sudah harus diselesaikan adalah : perincian desain, desain mekanikal, instrument dan spesifikasi mekanis peralatan, denah dan elevasi peralatan instalasi, telah terkumpul penawaran harga dari rekanan manufaktur untuk peralatan utama, site survey dan pemeriksaan tanah, telah diselesaikan quantity take-off material curah, perincian keperluan peralatan konstruksi, perhitungan keperluan jam-orang lapangan dan kantor pusat, rencana pelaksanaan berupa jadwal induk proyek dan mile stone, dan secara keseluruhan desain engineering telah selesai 70-80%. 2.5.2.6.1 Akurasi Estimasi upada masing – masing tahap a) Akhir tahap konseptual Æ Merupakan akhir dari pengkajian kelayakan proyek, dimana paket studi kelayakan telah diseleksaikan dan dihasilkan akurasi -30 + 50%. b) Akhri tahap PP/ Definisi Æ Pada akhir tahap ini dihasilkan anggaran biaya proyek ABP, dengan akurasi -15 + 30%. c) Implementasi Æ Setelah kontraktor terpilih dan tahap implementasi berjalan diselesaikan anggaran biaya definitive (ABD) dengan akurasi -5 + 15%. d) Proyek dinyatakan selesai Æ Pada saat ini proyek telah dinyatakan selesai termasuk perhitungan pembayaran klaim dan masalah keuangan yang lainnya dengan akurasi 0%. Ringkasan macam dan penggunaan perkiraan biaya atau anggaran selama siklus proyek dapat dilihat pada gambar 2.4. 45 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori Tahap dalam siklus Macam Perkiraan Definisi Implementasi Perkiraan Anggaran Anggaran - Metode faktor - Angka proyek terdahulu - Desain engineering 25 – 40% - Desain enginnering 40 – 70% - Quantity takeoff - Unit price - Parametrik - Preliminari ekonomis dan engineering - Studi Kelayakan Metode perkiraan Akurasi -30 + 50 % Penggunaan Oleh pemilik Penggunaan Oleh Kontraktor Konseptual - Menetukan Kelayakan Rangking Kontraktor Belum ada -15 + 30 % -5 + 15 % - Menentukan investasi - Mencari pendanaan - Patokan - Pengendalian - Change order (kontrak dengan harga tetap) - Menyusun biaya proposal/ lelang - Akurasi terletak antara ABP dan ABD - Pengendalian Internal - Change Order Gambar 2.4. Ringkasan macam dan penggunaan perkiraan biaya atau anggaran selama siklus proyek 2.5.2.7 Perkiraan biaya untuk proposal Penyusunan perkiraan biaya dan kegunaannya bagi pihak pmilik dimulai dari PBP untuk melihat kelayakan proyek, dilanjutkan ABP yang digunakan sebagai dasar 46 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori pendanaan dan pembanding terhadap proposal dari calon kontraktor sewaktu lelang, dan akhirnya ABD yang berfungsi sebgaia tolok ukur pengendalian. Dalam pada itu sebagai tanggapan atas RFP dari dokumen lelang maka kontraktor menyusun perkiraan biaya untuk diajukan kepada pemilik dalam suatu proposal. Harga akhir proposal atau juga disebut Bid price, terdiri dari biaya proyek hasil estimasi, ditambah suatu jumlah yang ditentukan oleh strategi pimpinan perusahaan kontraktor. Langkah – langkah yang digunakan untuk menyusun estimasi proposal adalah : a) Mengkaji dokumen lelang, terutama terhadap pasal yang mempunyai dampak terhadap harga b) Meneliti lingkup proyek untuk kemudian diperinci menjadi material, peralatan dan tenaga kerja c) Mengadakan survey lokasi d) Memperkirakan produktifitas tenaga kerja e) Membuat quantity take –off f) Membuat paket kerja g) Meminta penawaran dari sub – kontraktor dan rekanan h) Menyusun biaya langsung dan tak langsung i) Membubuhkan angka – angka kontingensi dan ekskalasi 2.5.2.8 Kontigensi dan Allowance Karena berbagai faktor, suatu perkiraan biaya tidak akan menghasilkan angka yang 100% akurat. Dalam hal ini , dikenal suatu kontigensi yang dimaksudkan untuk siap menutup kekurangan diatas. Kontigensi adalah cadangan biaya dari suatu perkiraan biaya atau anggaran untuk dialokasikan pada butir – butir yang belum ditentukan, yang menurut pengalaman dan statistic menunjukkan selalu diperlukan. Tidak ada rumusan yang baku untuk menentukan angka kontigensi. Hal ini tergantung pada kualitas estimator atau perusahaan yang bersangkutan, serta tingkat perkembangan proyek sewaktu perkiraan biaya dibuat. Beberapa cara untuk dapat menentukan kontigensi adlaah : a) Rata – rata Æ dalam hal ini estimator menggunakan angka kontigensi yang berbeda bagi masing –masing komponen biaya, sesuai dengan besar resiko, yang kemudian dijumlahkan menjadi total kontigensi. Asumsi yang dipakai adalah lebih banyak diketahui perihal biaya tiap komponen proyek, dan semakin kurangnya faktor tidak menentu sehingga jumlah kontigensi yang 47 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori diperlukan semakin rendah. Jadi dalam metode ini, lingkup kegiatan proyek terlebih dahulu diuraikan menjadi komponen – komponennya kemudian diberi beban biaya serta presentase kontigensi yang bersangkutan. b) Dibebankan pada komponen Æ Dilakukan pembebana pada masing – masing komponen yang besarnya disesuaikan dengan perkiraan resiko komponen yang bersangkutan. Disni masing –masing butir kode akuntansi dianalisis kepekaannya terhadap resiko, diidentifikasi perkiraan berapa persen resiko itu mungkin terjadi. Jumlah total net resiko memberikan maksimum resiko kontigensi. Berbeda dengan kontigensi, allowance diartikan sebagai alokasi biaya untuk butir – butir dalam perkiraan biaya yang diketahui pasti akan dibutuhkan, tetapi belum belum dapat menentukan besarnya. 2.5.2.9 Inflasi dan Ekskalasi Seperti diketahui tugas estimator adalah memperkirakan keadaan masa depan yang ditunjukkan dengan angka biaya. Dalam hal ini , yang paling sulit adalah memperkirakan pergerakan atau perubahan harga barang, upah tenaga kerja, dan lain – lain terhadap waktu, yang dikenal sebagai inflasi dan ekskalasi. Masalah tersebut baiasanya berdampak sekitar 7-15 % per tahun. Sedangkan ekskalasi maksudnya adalah perubahan harga akibat inflasi ditambah faktor – faktor lain seperti upah tenaga kerja, subkontraktor, dan lain – lain. Dengan kata lain, dalam menganalisis ekskalasi perkiraan biaya proyek, estimator menghadapi kenyataan bahwa harga penjualan barang dan jasa yang sesungguhnya, sebagian besar dipengaruhi oleh kegiatan usaha atau situasi ekonomi saat itu, tidak hanya oleh biaya yang sesungguhnya yang dikeluarkan oleh manufacturer untuk memproduksinya. Ekskalasi dapat diartikan sebagai provisi atau cadangan pada perkiraan biaya yang dimaksudkan untuk menutup kenaikan tingkat harga karena waktu. Cara yang lazim dipakai untuk menghitung ekskalasi adalah menggunakan angka indeks harga atau faktor indeks yang diterbitkan oleh kalangan dagang dan industri atau oleh pemerintah. 2.5.3 Pengendalian Biaya Konstruksi Pengendalian biaya berarti serangkaian langkah – langkah mulai dari penyusunan satu rencana biaya sampai kepada tindakan yang perlu dilakukan jika terdapat perbedaan yang sudah ditetapkan dengan sesungguhnya. Pengendalian biaya bertujuan agar 48 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori pelaksanaan kegiatan sesuai dengan apa yang telah direncanakan, yaitu sesuai dengan anggaran. Agar suatu system pengendalian dapat bekerja dengan efektif diperlukan unsur – unsur seperti, tolok ukur anggaran yang realistis, perangkat yang dapat memproses dengan cepat dan tepat, prakiraan yang akurat, dan rencana tindakan yang diambil jika terlihat tanda – tanda pengeluaran biaya yang melebihi anggaran. Garis besar area / obyek pengendalian adalah sebagai berikut : a) Organisasi dan personil. Memantau apakah organisasi pelaksanaan proyek dibentuk sesuai rencana, apakah pengisian personil telah memenuhi kualifikasi dan apakah jumlahnya telah mencukupi. b) Waktu / Jadwal . Berlangsung sepanjang siklus proyek. c) Anggaran biaya dan jam-orang. d) Pengendalian pengadaan. Penekanan pengendalian pengadaan disamping aspek biaya , jadwal, dan mutu juga termasuk masalah – masalah prosedur dan peraturan yang diberlakukan. e) Pengendalian linkup kerja. f) Pengendalian mutu. Mencakup masalah yang cukup luas, dengan tujuan pokok produk proyek harus dalam keadaan fitness for use ( sesuai untuk digunakan) g) Pengendalian kinerja. Yang diperlukan dalam pengendalian biaya a) Tempat pertanggungjawaban organisasi dalam pembukuan. Tempat pengendalian biaya tersebut dapat berupa departemen , asala dipenuhi syarat pokonya, yaitu ada orang yang bertanggung jawab. Tiap tempat pertanggungjawaban boleh dipecah – pecah lagi atas tempat biaya lebih kecil. Dengan dipergunakannya cara ini, semua biaya baik standar maupun sesungguhnya dapat ditelusuri kebagian organisasi yang paling kecil, dimana masih terdapat satuan pertanggungjawaban. Kebutuhan penelusuran kebagian – bagian kecil organisasi itu digabungkan dengan system pembukuan yang berlaku, yaitu dengan menciptakan catatan atau bentuk laporan yang sesuai. b) Penggunaan biaya standar. Biaya standar adalah biaya yang ditetapkan lebih dahulu seteah mempertimbangkan semua faktor yang menentukan dan setelah mengadakan penilaian atas hal – hal yang mungkin menyebabkan perubahan baik dalam jumlah maupun harga dari bahan – bahan, tenaga kerja dan jasa – jasa lain yang diperlukan. Biaya standar biasanya digunakan untuk bahan 49 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori langsung dan tenaga kerja langsung. Ada tiga macam standar, yaitu standar dasar, standar teoritis, dan standar biaya overhead. 2.5.3.1 Tipe pengendalian W. H . Newman mengemukakan tiga tipe pengendalian berdasarkan klasifikasi operasional, yaitu : a) Steering Controls , yaitu memungkinkan manajemen mengambil tindakan, baik suatu tanggapan korektif maupun adaptif, sebelum operasi secara keseluruhan diselesaikan. b) Yes or No Controls, yaitu manajemen diberikan peraturan – peraturan yang menunjukkan kondisi yang harus dipenuhi, sebelum pekerjaan dapat dilakukan. c) Postaction Controls, yaitu manajemen diberikan laporan performa atau kartu nilai pada saat penyelesaian operasi dengan menunjukkan perbedaan varian antara actual dengan performa actual. Kennech A.Merchant membagi tiga tipe pengendalian berdasarkan objek pengendalian, yaitu : a) Result Controls, berfokus pada hasil. Mencakup pemberian gagasan kepada individual atau meminta individu bertanggung jawab atas penyelesaian hasil tertentu. b) Action Controls, berfokus pada tindakan. Digunakan saat result controls tidak feasible, dan bermaksud memastikan individual mengambil tindakan organisasi tertentu yang tepat. Action controls mengambil empat bentuk yaitu: behavioral constraints, preaction review controls, action accountability. 2.5.3.2 Fungsi pengendalian biaya Fungsi pengendalian secara umum adalah : a) Pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan sehingga tujuan dan rencana proyek konstruksi dapat tercapai. Pengendalian mengusahakan agar pelaksanaan sesuai dnegan rencana atau standar. Dengan kata lain , adalah usaha untuk mengarahkan dan mengawasi kegiatan dan pengeluaran. Kegiatan itu tentunya tidak hanya direncanakan, tetapi juga dilaksanakan dan pelaksanaannya memerlukan pengawasan agar berjalan sesuai rencana serta mencapai hasil yang diinginkan. b) Pengendalian berfungsi untuk mencegah / menghindari terjadinya pemborosan/ inefisiensi atau penyimpangan. 50 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori c) Pengendalian berfungsi untuk menggerakkan aktivitas yang didasarkan pada perencanaan dalm upaya mencapai tujuan perusahaan. d) Untuk memfokuskan perhatian manajemen atas titik masalah yang potensial guna tindakan perbaikan atau tindakan meminimalkan biaya , sehingga tercipta atmosfer kesadaran biaya pada setiap anggota tim proyek bahwa setiap aktifitas mereka akan berdampak pada biaya proyek. e) Untuk menginformasikan kepada manajer dan pengawas mengenai anggaran pada bidang yang menjadi tanggung jawabnya dan bagaimana kinerja pengeluaran terhadap anggaran. 2.5.3.3 Langkah utama pengendalian proyek Berdasarkan orientasi system dan fungsi penunjang 1. Tetapkan baseline budget setelah melakukan langkah 1,2 dan 3. Manfaatnya : - Memastikan semua lingkup kerja tercakup dalam kontrak, terurai – terinci sehingga mudah ditelusuri dan dikenali untuk keperluan control. Disamping meminimalkan change order. - Resiko sudah dikaji secara mendalam dan cermat dan ditanggapi memlalui pengalihan ke klien/subkontraktor/vendor-contingency dan asuransi. 2. Pasang dan jalankan system pengendalian biaya dengan komputerisasi dan mulai mengumpulkan data progress biaya yaitu pengeluaran actual, biaya komitmen dan perubahan biaya. 3. Mengendalikan cost performance dengan mencermati sudah berapa biaya commitment dibukukan, bagaimana perbandingannya dengan anggaran dan biaya actual. Dari sini dapat pula diperoleh indikasi cost performance. 4. Melakukan menganalisa, cost trending membahas yaitu mengamati, dengan pihak mendengar, terkait, mencatatat, mengestimasi, mendokumentasikan dan melaporkan semua kemungkinan yang dapat menimbulkan biaya tambahan diluar anggaran maupun income tambahan dari backcharge ke subkontraktor. 5. Memproses semua permintaan perubahan untuk persetujuan termasuk pemantauan, pendokumentasian, pelaporan. 6. Mengkomunikasikan dengan efektif keempat langkah diatas kepada semua pihak agar setiap langkah berjalan lancer, terkendali dan hasilnya memuaskan. 51 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori 7. Semua langkah tersebut diatas harus ditunjang oleh prediksi cashflow yang akurat dan prosedur pengendalian biaya yang lengkap, mudah dimengerti dan diterapkan secara konsisten dan cost engineer yang qualified. 2.5.3.4 Beberapa dokumen yang dibutuhkan dalam proses pengendalian biaya. 1. Nilai Kontrak. Kontrak didefinisikan sebagai ikatan kerja anatar kedua belah pihak untuk melaksanakan sesuatu dengan beberapa syarat – syarat yang telah ditetapkan bersama. Nilai kontrak merupakan dokumen yang mengikat para penandatanganannya, dimana menjadi landasan pokok yang memuat peraturan tentang hubungan kerja, hak, kewajiban dan tanggungjawab masing-masing pihak penjelasan-penjelasan perihal lingkup kerja dan syarat – syarat lainnya yang berkaitan dengan implementasi proyek. 2. Rencana Anggaran Biaya (RAB). RAB berfungsi untuk : - Menunjukkan pembobotan per item pekerjaan, yang akan digunakan untuk membuat master schedule. - Sebagai media antara owner, pengawas, dan kontraktor dalam mengontrol prestasi pekerjaan. - Sebagai alat penagih dengan bukti prestasi pekerjaan yang telah dikerjakan. Pada RAB terdapat unsur-unsur biaya tak langsung dan keuntungan proyek yang dibebabnkan pada item pekerjaan. 3. Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP). Biaya ini merupakan pedoman dalam pelaksanaan dilapangan yang merupakan biaya yang harus dikendalikan. Biaya ini mengandung unsur material , upah tenaga kerja, biaya subkontraktor, alat Bantu, biaya peralatan, biaya umum proyek, biaya umum pusat. 4. Breakdown biaya perkategori. Merupakan rincian dari biaya RAP. 5. Cash-Flow. Cash-flow didefinisikan sebagai penggambaran jumlah kas masuk - penerimaan kas dan jumlah kas keluar – pembayaran atau pengeluaran kas dalam suatu periode tertentu. Cash-flow berfungsi untuk alat financial planning untuk menjaga likuiditas, menunjukkan arus penerimaan dengan pengeluaran. 6. Master schedule (kurva S). 52 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori 2.5.3.5 Dari segi intensitas dan potensi keberhasilan pengendalian biaya selama siklus proyek dapat dibagi sebagai berikut : a) Pengendalian tahap konseptual. Keputusan – keputusan yang diambil pada tahap konseptual adalah merumuskan gagasan menjadi garis besar perwujudan fisik. Hal ini berarti secara teoritis telah meletakkan dasar jumlah biaya proyek, karena pada tahap ini mulai diidentifikasikan batasan lingkup proyek. Namun karena banyak nya faktor – faktor yang belum menentu, maka rumusan tersebut masih berupa gambaran kasar atau batasan –batasan yang bersifat umum. Dalam periode desain engineering pada tahap konseptual pengendalian biaya memiliki potensi paling besar untuk menghemat biaya total proyek. Potensi pengendalian biaya yang optimal bisa dicapai pada awal kegiatan proyek, yaitu pada tahap konseptual. Potensi akan menurun terus sampai proyek berakhir. b) Pengendalian tahap definisi. Pengendalian pada periode ini memusatkan pada hal – hal : mengkaji hasil kerja engineering, terutama bagan arus proses , dan pemilihan material serta peralatan, membicarakan patokan – patokan penilaian ekonomi yang digunakan, menggunakan metode rekayasa nilai. Mulai tahap ini owner akan lebih sering berhubungan dan memberitahukan kepada pimpinan perusahaan mengenai perkembangan proyek agar pada waktunya bias dipertimbangkan diteruskan atau tidaknya realisasi proyek tersebut. c) Pengendalian tahap implementasi Fisik. Pada tahap implementasi fisik terjadi kegiatan – kegiatan utama berupa, desain engineering terinci, pengadaan termasuk pemesanan peralatan kepabrik pembuatnya, dan konstruksi di lapangan proyek. Pengendalian biaya pada tahap ini ditujukan kepada tiga kegiatan utama tersebut, dengan memantau dan menganalisis aspek – aspek pemakaian biaya disbanding dengan anggaran, pemakaian jam – orang disbanding dengan anggaran, kemajuan berbagai pekerjaan disbanding dengan jadwal induk atau milestone. Teknik dan metode pengendalian yang biasa digunakan adalah analisis varians, nilai hasil (earned value), C/S – CSC ,dan Rekayasa nilai. Pengendalian biaya engineering terdiri dari meneliti kemajuan fisik (jumlah perhitungan/studi, spesifikasi, gambar, dan paket MR yang diselesaikan) dan penggunaan jam-orang dan biaya masing – masing disiplin. Pengendaian biaya pada pengadaan meliputi pemeriksaan jumlah 53 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori penyelesaian MR, jumlah, dan waktu penyerahan barang dan peralatan penentuan harga pemenang lelang, dan lain-lain. Dalam kegiatan konstruksi, pengendalian biaya dipusatkan pada masalah penggunaan jam – orang antara anggaran dan kenyataan. Hal ini mengingat porsi yang cukup besar pengeluaran adalah untuk ,membayar tenaga kerja. 2.5.3 1. Pengendalian Sub – Kontrak Sebagian lingkup proyek biasanya dikerjakan dengan cara sub – kontrak. Pengendalian sub – kontrak meliputi a) Pemilihan subkontraktor. Pemilihan subkontraktor hendaknya ditekankan pada kemampuan teknis dan kesiapannya pada waktu diperlukan. b) Paket kerja yang lengkap dan terinci perihal deskripsi lingkup kerja, jadwal dan spesifikasi. c) Diusahakan sejauh mungkin kontrak berbentuk lump - sum. d) Sebelum mulai ekseskusi kontrak, diadakan pembahasan bersama mengenai system pengendalian yang akan diterapkan. Karena biasanya kontrak berbentuk lumpsum maka kontraktor (pemilik) dalam aspek pengendalian biaya memprhatikan msalah change order yang diajukan oleh subkontraktor. Untuk lingkup pekerjaan subkontraktor yang relative besar, subkontraktor secara internal harus mempunyai prosedur dan mekanisme pengendalian seperti yang digunakan oleh kontraktor. Secara keseluruhan aktivitas pengendalian biaya subkontrak meliputi : a) Pemantauan kemajuan fisik b) Penelitian jumlah keperluan tenaga kerja. c) Pemantauan agar pembayaran selalu sesuai kemajuan. d) Forecast biaya dan jadwal pekerjaan tersisa. 2.5.4 Pendanaan Proyek 2.5.4.1 Sumber dan Macam Pendanaan Proyek Modal adalah dana yang disiapkan untuk pendanaan jangka panjang. Dana dapat berasal dari simpanan pribadi atau pinjaman atau sumber yang lain. Pada dasarnya tersedia berbagai macam sumber pendanaan bagi suatu perusahaan yang dikelompokkan menjadi : a) Modal Sendiri. Modal sendiri atau equity capital dapat berasal dari menerbitkan saham dan laba yang ditahan. Dalam hal ini perusahaan dapat 54 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori memperoleh modal dengan jalan menerbitkan saham baru atau menahan laba pada kurun waktu tertentu. b) Sumber dari luar/ hutang. Bentuk yang paling banyak dalam golongan ini adalah hutang/ obligasi. 2.5.4.1.1 Menerbitkan Saham Hasil penjualan dari saham yang baru diterbitkan akan merupakan dana yang dapat dipakai untuk membiayai proyek. Harga pasar suatu saham ditentukan oleh kinerja ekonomi perusahaan yang bersangkutan. Dalam pada itu pembeli menjadi pemegang saham. Teknis saham dapat dibedakan menjadi : a) Saham preferen. Pemegang saham ini memperoleh beberapa perlakuan khusus, seperti menerima dividen terlebih dahulu sebelum pemegang saham biasa, besar dividen tetap, tidak tergantung maju mundurnya usaha, seandainya perusahaan bangkrut dan terpaksa menjual asset, mereka memiliki prioritas untuk mengklaim terlebih dahulu, tidak memiliki hak suara untuk ikut menentukan kebijakan perusahaan. Kadang – kadang mereka memiliki hak istimewa tertentu, seperti pemilihan wakil khusus dalam dewan direksi, jika dividen istimewa mereka tidak dibayarkan dalam periode spesifik tertentu. Karena tingkat dividen biasanya tetap, saham istimewa merupakan investasi yang lebih konservatif disbanding saham biasa dan memiliki sifat obligasi jangka panjang. Karena alasan ini, nilai pasar saham tersebut tidak akan banyak berfluktuasi. 43 b) Saham Biasa. Pemegang saham biasa mempunyai sifat kepemilikan penuh dari perusahaan yang bersangkutan, dalam arti ikut memperoleh keuntungan dan menanggung beban atau akibat langsung dari maju mundurnya usaha sesuai dengan besar saham. Bila perusahaan maju, mereka akan menikmati naiknya dividen dan tingginya harga saham. Mereka juga memiliki hak suara dan ikut menentukan kebijakan perusahaan. Menetapkan nilai saham tidak dapat dilakukan secara langsung seperti menetapkan nilai sebuah obligasi. Penilaian saham biasa secara actual berkaitan dengan berbagai asumsi 43 E. Paul degarmo, William . G. Sullivan, James. A. Bontadelli, Wlin. M .Wicks, “Engineering Economy”, Prentice Hall Inc., New Jersey. 1997. hal 207 55 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori mengenai tingkat pertumbuhan dividen dimasa datang, harga saham dimasa datang, sifat resiko investasi yang diterima, proyeksi laba setelah pajak. 44 2.5.4.1.2 Laba Ditahan Dana dapat pula dihimpun dari laba ditahan dari perusahaan. Jadi dapat dikatakan menggali dari dalam organisasi itu sendiri. Seringkali ini merupakan sumber yang penting untuk pendanaan proyek45. Laba ditahan adalah laba yang diinvestasikan kembali dan tidak dibayarkan sebagai dividen. Meskipun metode pendanaan ini digunakan oleh sebagian besar perusahaan, terdapat beberapa faktor yang cenderung membatasi penggunaannya. Kemungkinan keterbatasan terbesar adalah fakta bahwa pemilik biasanya mengahrapkan untuk dapat menerima sebagian laba dari investasi mereka. Dengan demikian sebagian besar porsi laba perlu dibayarkan kepada pemilik dalam bentuk dividen. Penyimpanan sisa laba akan mengurangi jumlah dividen yang dibayarkan, meningkatkan nilai buku saham, dan menghasilkan nilai dividen masa datang yang lebih besar/ atau nilai jual yang lebih tinggi. Banyak investor memilih untuk menanam sebagian laba dan diinvestasikan kembali untuk meningkatkan nilai saham mereka. 46 Sejumlah perusahaan membiayai pengeluaran untuk investasi proyek dengan modal yang berasal dari laba ditahan. Sepintas penggunaannya tidak memerlukan biaya atau bunga, tetapi karena memiliki biaya oprtunitas sama dengan saham, maka dalam memperhitungkannya digunakan rumus yang sama dengan yang berlaku untuk saham. Hanya bedanya disini tidak perlu ada biaya flotasi, yaitu biaya untuk menerbitkan saham baru yang terdiri dari biaya administrasi, fee dan lain – lain. 2.5.4.1.3 Hutang47 Hutang adalah sejumlah uang yang dipinjam dari kreditor dalam jangka waktu tertentu dengan pembebanan bunga dengan persentasi tetap dan pembayarannya sesuai syarat perjanjian. Pinjaman dianggap tidak dipengaruhi inflasi, dalam arti sekali bunga ditentukan jadwal dan besarnya, maka umumnya dampak inflasi telah dianggap tidak diperhitungkan lagi. Terdapat banyak situasi dimana penggunaan modal pinjaman lebih 44 Ibid hal 208 Imam soeharto hal 454 46 E. Paul degarmo, William . G. Sullivan, James. A. Bontadelli, Wlin. M .Wicks, “Engineering Economy”, Prentice Hall Inc., New Jersey. 1997. hal 209 47 Ibid hal 240-206 45 56 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori dipilih ketimbang modal ekuitas. Jika perusahaan memerlukan tambahan modal untuk periode waktu tertentu dan dapat menjamin bahwa arus kasnya saat ini atau masa datang dapat dengan segera membayar bunga dan pokok pinjaman, maka akan lebih menguntungkan bagi perusahaan untuk memperoleh kebutuhan modal tambahan melalui pinjaman. Jika tambahan modal diperlukan hanya untuk jangka waktu relative pendek, biasanya kurang dari lima tahun dan lebih sering lagi kurang dari dua tahun, perusahaan dapat meminjam dana dari sebuah bank, atau agen peminjaman lainnya dengan menandatangani sebuah surat utang (note) jangka pendek. Surat utang merupakan janji tertulis untuk membayar kembali jumlah yang dipinjam berikut sejumlah bunga, pada tanggal tertentu dimasa datang. Agen peminjaman biasanya memerlukan asset berwujud sebagai jaminan pinjaman, atau setidaknya membuat kepastian bahwa posisi keuangan perusahaan peminjam dapat diandalkan sehingga hanya terdapat resiko minimal. Karena dalam sebagian besar proyek diperlukan modal jangka panjang, perusahaan selalu mengambil jalan dengan menerbitkan obligasi untuk memperoleh modal pinjaman jangka panjang. Obligasi pada dasarnya adalah surat utang jangka panjang dari peminjam untuk si pemberi pinjaman, dengan ketentuan jangka pembayaran kembali serta persyaratan – persyaratan lainnya. Sebagai imbalan uang yang dipinjam, perusahaan menjanjikan pembayaran disertai dengan bunga. Obligasi biasanya diterbitkan dalam satuan $1.000 sampai $5.000. Jika perusahaan ingin membayar kembali pinjaman jangka panjang untuk mengurangi utang perusahaan, sebuah program sistematis sering dilakukan. Program tersebut biasanya direncanakan di muka. Melalui program tersebut, perusahaan secara periodic menetapkan sejumlah uang, plus bunga uang dihasilkan, sehingga terakumulasi sejumlah dana yang dibutuhkan untuk menebus obligasi pada saat jatuh tempo. Melalui program ini, para pemegang obligasi mengetahui bahwa sejumlah sejumlah persediaan yang cukup telah dibuat untuk mengamankan investasi mereka. Begitu pula perusahaan mengetahui sejak awal berapa dana tahunan yang diperlukan untuk melakukan penebusan obligasi pada saat obligasi tersebut jatuh tempo. 2.5.4.1.4 Pola BOT 48 Built, Operate, and Transfer, dalam pola ini kontraktor bersama – sama perusahaan lain membentuk konsorsium yang menjadi promoter proyek. Konsorsium 48 Imam Soeharto, hal 456 57 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori mengusahakan dana, mengerjakan implementasi pembangunan proyek dan menoperasikan instalasi hasil proyek. Barulah sepenuhnya instalasi tersebut diserahkan kepada pemilik. Konsorsium mendapat pembayaran atas jasa yang dikeluarkan ditambah laba dari uang sewa gedung selama pertokoan dioperasikan. 2.5.4.2 Menghitung Biaya Modal49 Mengingat proyek konstruksi memerlukan dana dalam jumlah besar, maka umumnya melibatkan lebih dari satu macam sumber pendanaan dengan masing – masing biaya modal yang besarnya berbeda. Biaya modal yang diperhitungkan merupakan biaya modal dari seluruh jenis modal yang digunakan. Karena biaya modal dari masing-masing sumber dana berbeda-beda, maka untuk menetapkan biaya modal dari perusahaan secara keseluruahn perlu dihitung biaya modal rata-rata tertimbangnya (Weighted average cost of capital / WACC). Sebagai unsur penimbangnya adalah proporsi dana bagi setiap jenis atau sumber modal yang digunakan dalam investasi proyek tersebut. Biaya modal adalah biaya rata – rata tertimbang atau weighted average cost of capital –WACC dari masing – masing sumber. Definisi WACC adalah tingkat keuntungan rata-rata tertimbang perusahaan yang diinginkan investor. Jadi bila perusahaan hanya memakai dana pinjaman dari bank untuk membiayai proyek, maka biaya modalnya adalah biaya yang timbul karena pinjaman tersebut. Sedangkan bila berasal dari biaya modal campuran hutang dan ekuitas. Biaya modal ekuitas adalah tingkat keuntungan perusahaan yang diinginkan oleh pemegang saham karena keikutsrtaannya memiliki ekuitas. 2.6 Skill Dalam rangka mencapai kinerja proyek yang baik, seorang manajer poyek harus memiliki skill yang berkaitan dengan pengelolaan proyek. Skill didefinisikan sebagai suatu kemampuan untuk menterjemahkan pengetahuannya kedalam tindakan.50 Skill adalah kemampuan atau keterampilan yang didapatkan dari praktik dan pelatihan. Dengan demikian berdasarkan pada sembilan pengetahuan pokok manajemen proyek dan pengetahuan – pegetahuan lainnya, seorang manajer proyek harus menerjemahkan dan menerapkan pengetahuan – pengetahuan tersebut dalam mengelola poyek, sehingga dia dapat dikatakan memiliki skill – skill tersebut. 49 Prof. Dr. Manahan , hal 170 K. T . Odusami, perceptions of Construction Proffesionals Concerning Important Skills of Effective Project Leaders, Journal of Management in Engineering, (April 2002) 50 58 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori Untuk kepentingan organisasi dalam jangka panjang didefinisikan 20 skill manajer proyek yang sangat penting dan diurutkan sebagai berikut;51; komunikasi, mendengarkan, manajemen proyek, pengambilan keputusan, kepemimpinan dan komunikasi, pemecahan masalah, mengorganisasikan, mendelegasikan, penetapan rencana dan sasaran, orientasi kepada hasil, manajemen keuangan, manajemen kualitas, manajemen waktu, pengetahuan teknikal, negoisasi, adaptasi personal, administrasi, memperoleh proyek, kreativitas, pengambilan resiko. Manajer proyek bertanggung jawab untuk memastikan tugas – tugas diselesaikan tepat pada waktunya dan sesuai anggaran. Oleh karena itu dia harus memiliki pemahaman yang kuat atas semua pekerjaan dan memerlukan skill negoisasi dan membujuk untuk mempengaruhi kontraktor, fungsionaris, dan para spesialis yang ditugaskan pada poyek. Skill – skill yang diperlukan seorang manajer proyek meliputi 52; skill manajemen waktu dan penjadwalan, skill teknikal, skill anggaran dan biaya, skill anajemen dan sumber – sumber dan hubungan antar manusia, skill kepemimpinan, skill komunikasi, skill negoisasi, skill pemasaran, kontrak, hubungan dengan pelanggan. Skill yang paling penting dari seorang pemimpin proyek yang efektif adalah kepemimpinan, pengambilan keputusan, komunikasi dan motivasi. Disamping itu dikemukakan identifikasi skill dari beberapa pengarang sebagai berikut :53 1. Katz (1874 ) : Teknikal skill, human skill, conceptual,. 2. Spitz (1982) : skil interpersonal, lembaran untuk mensingkonisasikan teknologi yang berbeda, pengolahan informasi, kemampuan menyelesaikan hal – hal yang kompleks, negoisasi, memelihara batas – batas. 3. Kezner (1983) : Membangun tim, kepemimpinan, penyelesaian konflik, keahlian teknikal, perencanaan, organisasi, usahawan, administrasi, dukungan manajemen, alokasi sumber – sumber. 4. Sinsmore (1984) : kepemimpinan, teknikal, administrasi, organisasi, usahawan. 5. Green (1989) : diplomasi, wawancara, pengarah, penyabar, tegas, kepemimpinan, berbicara, empati, menjual, politik, managing, kerjasama, organisasi, komunikasi nonverbal, sensitive. 51 Shakir K. Gushari, Peter A. Francis dan Jamal H. Saklou , Skills, critical to long ferm profitability of engineering firms ( journal of management in enginnering : march / april 1997) 52 Avraham Shtub , Jonathan F. Bard and Shlomo Globerson, Project management : engineering, technology and implementation ( new Jersey : prentice Hall: inc, 1994) hal 15-16 53 K. T . Odusami, perceptions of Construction Proffesionals Concerning Important Skills of Effective Project Leaders, Journal of Management in Engineering, (April 2002) 59 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori 6. Anderson (1992) : Hubungan masyarakat, kepemimpinan, teknikal, administrasi. 7. Strohmerer (1992) : membangun tim, konflik, komunikasi, mempengaruhi, dan motivasi. 8. Goodwin (1993) : konsepsi, kemanusiaan, negoisasi, teknikal 9. Gushgav (1997) : komunikasi, mendengar, manajemen proyek, pengambilan keputusan, kepemipinan dan motivasi, pemecahan masalah, manajemen kualitas, pengorganisasian, pendelegasian, perenc anaan, orientasi hasil, manajemen keuangan, manajemen waktu, pengetahuan teknikal, negoisasi, adaptasi personal, administrasi, keperluan – keperluan proyek, kreatif, pemgambil resiko. Untuk memperlancar pelaksanaan tugasnya dalam rangka mengelola dan mengendalikan proyek, manajer proyek perlu memiliki skill MIS – IT. Manajer – manajer konstruksi bergantung pada ketersediaan sejumlah besar informasi proyek. Pemasukan data, pengolahan dan aliran informasi adalah penting untuk menghindari masalah – masalah, penundaan – penundaan, klaim – klaim pada proyek konstruksi, sehubungan dengan itu, aliran informasi pada suatu proyek konstruksi perlu diolah dengan peralatan computer untuk memanage informasi proyek. Cara – cara memanage aliran informasi yang lebih baik akan meningkatkan produktifitas proyek. Pembagian informasi yang tepat waktu, pengurangan kesalahan dan pemborosan, penggunaan kembali informasi dengan mudah dan lebih baik, pengurangan biaya siklus kehidupan, dan kemudahan untuk mendapatkan pengetahuan. Semuanya dipermudah dengan teknologi informasi di dalam manajemen proyek dan kegiatan pengadaan proyek. 2.7 Sikap dan Perilaku Unsur kompetensi yang ketiga yaitu sifat yang terdir dari sikap, perilaku dan motivasi, uga merupakan hal yang penting dan harus dimiliki oleh seorang manjer proyek agar dapat mengerjakan dan menyelesaikan proyek dengan baik. Sifat – sifat yang diinginkan dari manajer – manajer proyek adalah54 : fleksibel dan adaptif, mendahulukan kepentingan inisiatif dan kepemimpinan, agresif, mempunyai keyakinan, lancer berbicara, ambisius, akti, kuat, komunikator, dan integrator yang efektif, mempunyai cakupan luas tentang kepentingan manusia, tenang, bersemangat, imajinatif, spontan, mampu menyemimbangkan solusi teknis dengan waktu, biaya dan 54 Jurgen Hauschildt, et al, Realistic Criteria for Project manager Selection and development, project managemen journal, (September 2000) 60 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori factor manusia, disiplin dan mengorganisir dengan baik, merupakan seorang generalist daripada specialist, mampu dan bersedia memberikan waktunya lebih banyak pada perencanaan dan pengendalian, dapat mengidentifikasi masalah – masalah, bersedia mengambil keputusan – keputusan, dapat memelihara keseimbangan yang layak dalam menggunakan waktu. Pemimpin –pemimpin proyek yang sukses sadar akan keterkaitan hubungan antara tahap sirkulasi penyelesaian kehidupan proyek dan kebutuhan akan kelompok – kelompok yang mempunyai sifat – sifat yang baik yang mempemudah penyelesaian setiap taap proyek tersebut. Kita telah mengetahui bahwa tanggung jawabpemimpin proyek saat ini memerlukan kompetensi teknikal tim dan kompetensi pengembangan kaakter tim. Kurangnya pengembangan karakter tim proyek dapat menghalangi keberhasilan penyelesaian proyek, seperti tidak berfungsinya tim, sifat yang tidak baik dari angota tim, kinerja yang tidak memnuhi syarat, tidak sensitive atas masalah proyek, mengelakan tanggung jawab, tidak menyelesaikan pada waktunya, datang terlambat, pulang lebih awal, kerjasama tererosi secara perlahan merupakan beberapa pengaruh yang merugikan atas kelemahan tim Untuk menjadi pemimpin tidak ada cara ataupun metode pelatihan yang khusus. Namun mengetahui karakter dan kualitas jiwa yang dibutuhkan untuk menjadi seorang pemimpin serta bagaimana menjadi pemimpin yang efektif , merupakan bekal dan modal potensial untuk bersikap dan bertindak sebagai pemimpin yang baik. Adapun kualitas seorag pemimpin adalah 55: - Dinamis dan optimis , penuh keyakinan - Aktif dan gigih, mengejar sasaran - Berwawasan dan imajinatif - Luwes dan penu pertimbangan , analitis - Kreatif dan penuh kepastian ide dan tindakan - Sabar dan pantang menyerah , serta simpatik - Tekun dan terus bertindak , terorganisasi - Berkharisma dan arif bijak sana Sikap dan perilaku yang penting bagi seorang manjer proyek yang dkemukakan oleh pengarang lainnya adalah sebagai berikut : 55 Mahendra Sultan Syah, Manajemen Proyek, (jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2004) hal 34 61 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008 Bab 2 Landasan Teori Menurut Mc Clelland dan Richard.E.B. (1982) , kompetensi manajer yang efektif menyangkut sifat pada level dibawah sadar adalah keyakinan pada diri sendiri, perhatian tehadap pengaruh – pengaruh , proaktif, dan orientasi efisiensi. Menurut PMBOK (2004) skil – skil seperti ketegasan, pengaruh, kreativitas, dan grup pendukung, merupakan asset –aset yang berharga ketika megelola tim proyek. Campbel martin dalam bukunya “the succesfull engineer : personal and professional skil-a source bok, mengemukakan beberapa sikap atau perilaku yang penting seperti kepercayan diri, kreatif, tegas, mendengar orang lain, dan memahami orang lain. Manajer proyek yang memiliki semua factor – factor kompetensi yang dibutuhkan diharapkan dapat mengelola dan menyelesaikan proyek yang menjadi angung jawabnya yaitu berupa kinerja waktu ang tinggi. 2.8. Kesimpulan Bab ini menjelaskan tentang proyek konstruksi, manajer proyek dan kompetensi manajer proyek. Proyek konstruksi merupakan Proyek konstruksi adalah suatu kegiatan yang hasil akhirnya adalah bangunan atau konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, baik itu dipergunakan sebagai tempat tinggal maupun sarana kegiatan lainnya . Kegiatan konstruksi tersebut meliputi perencanaan, persiapan, pembuatan, pembongkaran dan perbaikan/perombakan bangunan. Untuk menyelesaikan proyek konstruksi dengan baik, diperlukan seorang manajer pryek yang kompeten . Manajer proyek antara lain berperanan membuat rencana dan jadwal pekerjaan, memimpin, memberi pengarahan dan motivasi, mendelegasikan tugas dengan tepat, dll. Untuk dapat menyelesaikan proyek konstruksi dengan baik, seorang manajer proyek harus memenuhi syarat – syarat kompetensi yang ditetapkan. Persyaratan kompetensi mengenai manajer proyek tersebut telah dituangkan dalm bakuan kompetensi yang dikeluarkan oleh LPJKN. Kompetensi merupakan kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja. Pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja dalam hal manajemen finansial yang dibutuhkan seorang manajer proyek agar dapat mencapai sasaran proyek telah dituangkan dalam sub- bab – sub- bab diatas. 62 Pengaruh tingkat pemahaman..., Dirgantara Putra, FT UI, 2008