1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin maju suatu

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Semakin maju suatu negara, semakin banyak orang yang terdidik, dan banyak
pula orang yang menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha.
Pembangunan akan lebih mantap jika ditunjang
oleh wirausahaan karena
kemampuan pemerintah sangat terbatas. Pemerintah tidak akan mampu menggarap
semua aspek pembangunan karena sangat banyak membutuhkan anggaran belanja,
personalia, dan pengawasannya, oleh sebab itu wirausaha merupakan potensi
pembangunan, baik dalam jumlah maupun dalam mutu wirausaha itu sendiri
(Wahyuningsih:2009).
Sebelum krisis ekonomi, keberadaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
kurang mendapatkan perhatian, tetapi pada saat krisis ekonomi justru sektor usaha ini
tetap bertahan bahkan dengan jumlahnya yang meningkat pesat. Kuatnya daya tahan
UKM ini karena didukung oleh struktur permodalan yang lebih banyak tergantung
pada dana sendiri atau 73% dari total UKM. Penggunaan dana sendiri ini juga tidak
terlepas
karena
kurang
kebepihakan
UKM(Saefuloh:2008).
1
sektor
perbankan
terhadap
Pilihan Untuk Memprioritaskan kegiatan UKM adalah merupakan pilihan
yang cukup bijaksana. Oleh karena itu, yang terpenting adalah bagaimana
mencermati kemungkinan yang akan terjadi dalam kegiatan ekonomi dunia, sehingga
disamping dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas usahanya juga dapat menopang
secara kuat perekonomian Indonesia (Sulaeman:2004).
Pertumbuhan dan peran UKM masih bisa terus ditingkatkan, tidak saja hanya
ketangguhannya dalam menghadapi berbagai kejutan ekonomi, tetapi juga
kemampuannya yang besar dalam menyediakan lapangan kerja, serta mengatasi
kemiskinan. Untuk menjamin optimisme perkembangan UKM di masa depan, jelas
memerlukan penguatan peran dan strategi pembiayaan, khususnya dari industri
perbankan untuk mendukungnya ( Lestari:2007).
Kecenderungan UKM memberikan sumbangan yang signifikan terhadap
perkembangan perekonomian suatu Negara, tidak saja terjadi di Indonesia dan
negara-negara berkembang namun juga terjadi di negara-negara maju pada saat
Negara tersebut membangun kemampuan perekonomiannya sampai sekarang
(karsidi:2007). Pemberdayaan UKM memang sudah menjadi komitmen nasional
dalam rangka mewujudkan keadilan pembangunan, karena UKM memiliki potensi
yang sangat besar untuk mendukung pemerataan pembangunan baik antar sektor,
antara- golongan maupun antar daerah (Situmorang:2008).
2
Keberadaan UKM, tidak dinafikan sangat menjanjikan, disaat banyak
perusahaan besar yang gulung tikar akibat resesi ekonomi yang berkepanjangan,
untuk memberikan peluang kerja yang strategis, dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat kedepan. Pentingnya sektor UKM bagi pembangunan
adalah karena sektor usaha ini memberikan peluang yang paling cepat bagi mereka
yang tidak berpendidikan formal atau tidak mempunyai keahlian khusus, sehingga
mereka bisa membuka lapangan kerja jenis apa ssaja minimal untuk diri sendiri dan
keluarganya. (Soegiarto:2007)
Walau usaha kecil mempunyai daya juang luar biasa, untuk bertahan hidup
dan berkembang perlu di berikan lingkungan berusaha dan dukungan lain untuk
meningkatkan daya saing dan daya tumbuhnya (pengkajian koprasi dan UKM:2006).
Peningkatan daya saing secara bertahap artinya peningkatan daya saing dimulai
dengan memenagkan persaingan pada tingkat lokal, sehingga nantinya mampu
memberikan manfaat positif dalam pembangunan ekonomi lokal (Tambunan dan
Nasution:2006).
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan dan pengembangan
usaha Usaha Kecil dan Menengah yaitu faktor Permodalan, Tenaga Kerja, Teknologi,
Pasar, Informasi, Perkembangan Pasar (Jurnal Pengkajian Koperasi dan UKM 2009).
Namun dalam penelitian ini hanya menggunakan faktor Permodalan (Modal
Pinjaman,Modal
Sendiri),
dan
Jumlah
Jumlah
Tenaga
Kerja.
Karena
berkembangtidaknya UKM sangat tergantung ketersediaan modal dan modal
3
merupakan
pondamen
dari suatu
perusahaan, baik
untuk
membeli,
atau
mengenbangkan usahanya, jadi modal sendiri merupakan faktor pendukung positif
dalam penegembangan usaha, semakin besar modal yang di tanamkan dalam suatu
perusahaan/usaha maka semakin maksimal output yang dihasilkan, sehingga dapat
lebih mengembangkan usahanya dalam hal peningkatan pendapatan (Darsana, 2010).
Provinsi Bali memiliki 8 Kabupaten dan 1 kota, dimana masing-masing
Kabupaten dan kota memiliki penyebaran jumlah UKM yang beragam baik formal
maupun informal. Tabel 1.1 menyajikan jumlah UKM formal dan informal di
Provinsi Bali.
Tabel 1.1 menjelaskan bahwa total unit usaha kecil dan menengah (UKM)
yang terdapat di Provinsi Bali berjumlah 227.609 unit, dimana jumlah UKM informal
lebih besar yaitu dengan jumlah 169.574 unit atau 74,5% dari jumlah total UKM
dibandingkan dengan jumlah UKM formal yang memiliki jumlah total sebesar 58.035
unit atau 25,5 dari total jumlah UKM yang ada pada Provinsi Bali. Jumlah UKM
terbesar dimiliki oleh Kabupaten Gianyar yaitu sebesar 77.199 unit, kemudian jumlah
UKM terbanyak kedua dimiliki oleh Kabupaten Karangasem dengan jumlah 37.061
unit, dan diikuti Kabupaten Bangli dengan sejumlah 29.598, namun dalam hal
perbandingan antara jumlah UKM informal dan formal dalam bentuk presentase kota
Denpasar memiliki presentase tertinggi yaitu sebesar 91,3%, kemudian presentase
terbesar kedua dimiliki oleh Kabupaten Jembrana yaitu sebesar 89,6%
4
Tabel 1.1 Jumlah UKM Formal dan Informal Menurut Kabupaten Kota di
Provinsi Bali Per Desember 2010
Ukm
Jumlah
No
Kabupaten/Kota
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Formal
(Unit)
Informal
(Unit)
6.648
2.000
4.882
2.059
854
16.419
5.132
3.101
16.940
58.035
6.379
17.329
11.582
12.539
9.534
60.780
24.466
6.408
20.121
169.574
Buleleng
Jembrana
Tabanan
Badung
Denpasar
Gianyar
Bangli
Klungkung
Karangasem
Provinsi Bali
13.027
19.329
16.464
15.034
10.388
77.199
29.598
9.509
37.061
227.609
Perbandin
gan Atara
Ukm
Informal
Dengan
Total Ukm
48,9 %
89,6%
70%
86,3%
91,3%
78,7%
82,6%
67,4%
54,29%
74,5%
Sumber : Dinas Koperasi Dan UKM Provinsi Bali, 2011
presentase
ketiga
terbesar
dimiliki
oleh
Kabupaten
Badung
yaitu
sebesar86,3%. Hal ini menunjukan bahwa Provinsi Bali memiliki UKM informal
yang sangat besar dengan total kontribusi sebesar 74,5% dari total unit Usaha Kecil
dan Menengah, sedangkan kota Denpasar merupakan wilayah dimana jumlah UKM
informal yang dimiliki mendominasi, yaitu 91,3% dari total jumlah keseluruhan
UKM yang ada di kota Denpasar.
Usaha Kecil dan Menegah (UKM) di Indonesia khususnya Provinsi Bali
terbagi kedalam dua jenis yaitu UKM formal dan informal, kemudian UKM tersebut
digolongkan kembali kedalam empat sektor usaha, yaitu UKM yang bergerak pada
sektor perdagangan, sektor Industri Pertanian, sektor Industri non Pertanian dan
5
sektor Aneka Jasa. Pada kota Denpasar yang memiliki UKM informal mendominasi
jenis unit usaha yang dimiliki hingga Desember 2010, sektor usaha perdagangan yaitu
mempunyai jumlah tertinggi, hal ini dapat dilihat dalam tabel 1.2.
Tabel 1.2 menunjukkan total jumlah unit Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di kota
Denpasar baik formal maupun informal berjumlah 10.328 unit. UKM informal memiliki
jumlah yang lebih besar yaitu 9.534 unit dibandingkan jumlah UKM formal yang berjumlah
854 unit, pada UKM informal, jumlah terbesar dimiliki oleh sektor usaha perdagangan yaitu
dengan jumlah 6.726 unit, kemudian jumlah terbesar kedua dimiliki oleh sektor aneka jasa
yang memiliki jumlah 1.725 unit, diikuti sektor industri pertanian dengan jumlah 790 unit
dan sektor non pertanian dengan jumlah 293 unit. UKM informal sektor usaha perdagangan
merupakan jenis UKM yang paling terbanyak yang dimiliki masyarakat kota Denpasar,
presentase jumlah UKM informal sektor perdagangan yaitu sebesar 65% dari jumlah total
unit Usaha dan Menengah yang ada di kota Denpasar, membuktikan bahwa sektor ini dapat
dijadikan tolak ukur dalam penelitian ini.
Tabel 1.2 Keragaman Usaha Kecil Dan Menengah Menurut Sektor Usaha Kota
Denpasar Per 30 Desember 2010
Ukm
No
Informal
Total
(Unit
Usaha)
6.726
790
293
1.725
9.534
6.967
940
582
1.899
10.388
Sektor Usaha
Formal
1
2
3
4
Perdagangan
Industri Pertanian
Industri Non Pertanian
Aneka Jasa
241
150
289
174
Kota Denpasar
854
Sumber : Dinas Koperasi dan UKM Kota Denpasar, 2011
6
Pada umumnya permasalahan yang sering dihadapi oleh UKM terletak pada
Permodalan. Modal merupakan aspek dari ekonomi mikro, setiap usaha dalam
menjalankan aktivitas berproduksinya selalu membutuhkan modal. Sehingga banyak
yang berpendapat bahwa berkembang atau tidaknya UKM sangat tergantung pada
ketersediaan modal dalam arti sempit dikonotasikan kredit. Dengan demikian modal
merupakan pondamen dari suatu perusahaan, baik untuk membeli, atau untuk
menegembangkan usahanya.
Sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan sektor yang perlu
menjadi perhatian bagi pemerintah terutama dalam masalah permodalan, hal tersebut
dikarenakan UKM memberikan kontribusi yang sangat penting terhadap penyerapan
tenaga kerja dan terdapat distribusi aktivitas ekonomi masyarakat, serta terjadi
percepatan aktivitas produksi. Meningkatnya jumlah penduduk sekaligus akan
menambah jumlah tenaga kerja di Provinsi Bali khususnya di kota Denpasar sehingga
mendorong terciptanya berbagai aktivitas ekonomi, yang banyak menyerap tenaga
kerja adalah sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM), dimana sampai saat ini masih
dapat bertahan dan cenderung semakin bertambah jumlahnya. Pemberdayaan UKM
dapat dilihat dari peningkatan pendapatan UKM, dimana pendapatan UKM
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : modal yang dibedakan menjadi modal
sendiri dan modal pinjaman, jumlah tenaga kerja. Karena pengelolaan modal, baik
sendiri atau pinjaman dan tenaga kerja yang efisien dan efektif akan mampu
7
meningkatkan pendapatan Usaha Kecil dan Menengah khususnya pada sektor Usaha
perdangan informal.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut
yang menjadi
pokok
permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1)
Apakah modal pinjaman, modal sendiri dan jumlah tenaga kerja, berpengaruh
secara simultan terhadap pendapatan Usaha Kecil Menengah (UKM) informal
sektor usaha perdagangan di kota Denpasar ?
2)
Bagaimana pengaruh modal pinjaman, modal sendiri dan jumlah tenaga kerja,
secara parsial terhadap pendapatan Usaha Kecil Menengah (UKM) informal
sektor usaha perdagangan di kota Denpasar ?
1.2
Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1)
Untuk mengetahui pengaruh modal pinjaman,modal sendiri dan jumlah
tenaga kerja secara simultan terhadap pendapatan Usaha Kecil Menengah
(UKM) informal sektor usaha perdagangan di kota Denpasar.
2)
Untuk mengetahui pengaruh modal pinjaman,modal sendiri dan jumlah tenaga
kerja secara parsial terhadap pendapatan Usaha Kecil Menengah (UKM)
informal sektor usaha perdagangan di kota Denpasar.
8
1.3
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan yang diperoleh dari penelitian ini dapat dibedakan menjadi
kegunaan teoritis dan praktis, sebagai berikut.
1)
Kegunaan Toeritis
Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat dalam memperkaya ragam
penelitian serta dapat dijadikan tambahan referensi dalam pengembangan
ilmu pengetahuan, dan penelitian ini juga dapat dijadikan suatu masukan
tambahan bagi pemerintah mengenai pemberdayaan Usaha Kecil dan
Menengah di Provinsi Bali khususnya kota Denpasar.
2)
Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi
kepada pemerintah dan pihak yang berkepentingan dalam mengambil
kebijakan yang berkaitan dengan pengaruh modal pinjaman, modal sendiri,
tenaga kerja terhadap tingkat pendapatan UKM informl sektor perdagangan
di kota Denpasar.
1.4
Sistematika Penyajian
Skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab, yang keseluruhan bab memiliki hubungan
yang saling berkaitan. Gambaran umum mengenai isi masing-masing bab adalah
sebagai berikut :
9
Bab I Pendahuluan
Merupakan Bab pendahuluan yang menguraikan hal-hal mengenai latar
belakang masalah,tujuan dan kegunaan penelitian, metode penulisan dan sistematika
penyajian.
Bab II Tinjauan Teoritis dan Hipotesis
Merupakan Bab tinjauan teoritis menguraikan tentang teori-teori dan materi
yang relevan yang mendukung permasalahan, yang mendasar dan mendukung
masalah pokok, dan hipotesis
Bab III Metodelogi Penelitian
Menguraikan tentang lokasi, obyek penelitian, identifikasi variabekl, definisi
operasional variabel dan teknik analisis data.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Menguraikan tentang gambaran umum tempat daerah penelitian, dan
pembahsan hasil penelitian
Bab V Simpulan dan Saran
Menurut simpulan-simpulan mencakup hasil pembahasan yang telah diulas
dalam bab sebelumnya, serta saran-saran yang diajukan berdasarkan simpulan.
10
Download