PERSEPSI SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS TERHADAP SOSIALISASI PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KOTA MEDAN Abrar Adhani, Ribut Priadi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Email : [email protected] Abstrak Remaja, merupakan masa perubahan dari yang semula anak-anak menuju ke arah kedewasaan. Lebih kurang 30% penduduk Indonesia adalah remaja yang berusia 10- 24 tahun. untuk kota Medan sendiri, penduduk yang masuk dalam kategori usia 10-24 tahun mencapai angka 641.615 jiwa berdasarkan data Medan dalam angka 2012 atau sekitar 30,30%. Remaja menjadi target utama dalam peredaran dan penyalahgunaan narkoba. Banyak diantara para siswa masih belum paham akan bahayanya nakoba. Sehingga dengan mudahnya mereka tertipu oleh bujuk rayu dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Penelitian tentang ”Persepsi Siswa Sekolah Menengah Atas Terhadap Sosialisasi Penyalahgunaan Narkoba di Kota Medan” dilakukan dengan Desain penelitian kombinasi pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan model dominant-less dominant design. Metodologi yang dilakukan dalam penelitian ini terbagi dalam 2 bagian, yang pertama melalui metodologi survey dan yang kedua melalui diskusi mendalam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelajar Sekolah Menengah Atas di Kota Medan pernah mendapat informasi terkait dengan penyalahgunaan penggunaan narkoba. Penyalahgunaan narkoba dapat menyebakan ketergantungan secara fisik maupun psikologis. Pemanfaatan media informasi baik melalui media sosial maupun pembentukan komunitas rekan sebaya menjadi sebuah cara yang efektif dalam membangun kesadaran pelajar sekolah menengah atas di kota Medan terkait dengan bahaya penyalahgunan narkoba. Keyword : Persepsi, Siswa dan Narkoba menyalahgunakan Pendahuluan Permasalahan narkoba narkotika dan obat-obat terlarang semakin hari belakangan ini menjadi isu yang semakin hangat di tengah-tengah masyarakat, mengkhawatirkan dimana pengguna narkoba sudah menjalar korban yang berjatuhan bahan-bahan ini secara tidak benar, mereka-mereka atau menggunakan narkoba masih duduk lain 194 tidak bahwa pada kata muda, lagi Lebih tersebut adalah akibat menggunakan dengan usia banyak. yang sedikit mulai 195 Jurnal Interaksi | Volume : 1 | Nomor : 2 | Edisi : Juli 2017 | hlm 194-205 di bangku SD, SMP, dan SMU. mampu bekerjasama dan bersinergis Dapat dibayangkan bagaimana nasib dalam menggalakkan gerakan anti bangsa ini bila bibit mudanya sudah narkoba. Penelitian ini diarahkan diracuni oleh narkoba. untuk mengetahu persepsi siswa Lebih kurang 30% penduduk sekolah menengah atas terhadap Indonesia adalah remaja yang berusia sosialisasi penyalahgunaan narkoba 10- 24 tahun. di Kota Medan. untuk kota Medan sendiri, penduduk yang masuk dalam kategori usia 10-24 tahun mencapai Kajian Pustaka angka 641.615 jiwa berdasarkan data Teori AIDDA Medan dalam angka 2012 atau AIDDA adalah teori yang sekitar 30,30%. Usia ini merupakan sesuai dalam tahapan iklan . AIDDA usia yang sangat memilik potensi adalah singkatan dari besar terhadap pembangunan daerah Interest, Decision, ke depannya. Dan di usia ini jugalah Action. Proses tahapan komunikasi merupakan sasaran utama dalam ini penyalahgunaan komunikasi tersebut narkoba. akan Hal Desire, mengandung Attention, maksud hendaknya dan bahwa dimulai menjadi runyam dengan membangkitkan perhatian ketahui bahwa atau attention (Kasali:1995). A - kegiatan kejahatan narkoba adalah Attention - Perhatian I - Interest - kegiatan yang tersusun rapi dan Minat D - Desire - Hasrat D - bersifat internasional yang beroperasi Desicion - Keputusan A - Action – dengan sistem jaringan yang tertutup Tindakan. Bagaimana iklan mampu dan rahasia. Selain itu juga, banyak menarik perhatian sampai akhirnya diantara para siswa masih belum ada keputusan untuk melakukan paham kegiatan (action) sebagaimana yang manakala kita akan bahayanya nakoba. Sehingga dengan mudahnya mereka diharapkan tertipu oleh bujuk rayu dari orang- (khasali:1995). oleh komunikator orang yang tidak bertanggung jawab. Formula tersebut sering pula Dalam konteks ini, peran luas dinamakan A-A Procedure sebagai masyarakat sangat di harapkan singkatan dari Attention - Action — Abrar Adhani, Ribut P,.. I Persepsi Siswa Sekolah Menengah ........196 Procedure, yang komunikan berarti dalam kegiatan dimulai agar melakukan dahulu dengan menumbuhkan Tata cara pentahapan komunikasi persuasif, sebagaimana dipaparkan atas bisa diketahui perhatian. hasilnya dalam beberapa saat saja, Berdasarkan formula AIDDA itu, tetapi juga bisa bertahun-tahun. Dari komunikasi proses dengan persuasive upaya didahului membangkitkan perhatian. Apabila perhatian sudah berhasil terbangkitkan, kini menyusul upaya komunikasi itu tampak, bahwa pentahapan yang dimulai dari upaya membangkitkan perhatian sampai menimbulkan kegiatan, berlangsung singkat saja. menumbuhkan Apabila minat. Upaya ini berhasil dengan psikologisnya mengutarakan yang perubahan yang terjadi pada model kepentingan AIDDA juga bisa ditinjau dari komunikan. Karena itu komunikator komponen perubahan sikap yang harus mengenal siapa komunikan terjadi pada diri manusia akibat yang terpaan pesan (Rakhmat; 2002) yaitu: hal-hal menyangkut dihadapinya, "Know your audience, kenalilah khalayakmu." Tahap memunculkan berikutnya adalah hasrat pada ditinjau maka 1) Cognitive : disampaikan pikiran dari segi komponen Pesan yang ditujukan komunikan. pada Hal ini komunikasi untuk melakukan ajakan, dilakukan agar komunikan tahu bujukan, atau rayuan komunikator. dan paham akan pesan yang Disini disampaikan. imbauan emosional Hal ini sama (emotional appeal) perlu ditampilkan dengan attention pada model oleh komunikator, sehingga pada AIDDA. tahap berikutnya mengambil melakukan sebagaimana daripadanya. komunikan keputusan suatu untuk kegiatan diharapkan 2) Affektive : Pada tahap ini tujuan komunikator tidak hanya supaya komunikan sehingga tertentu tergerak timbul seperti hatinya perasaan minat yang muncul akibat adanya perhatian. 197 Jurnal Interaksi | Volume : 1 | Nomor : 2 | Edisi : Juli 2017 | hlm 194-205 3) Behavioral : Dampak yang langsung atau tidak langsung timbul adalah berupa tindakan terus-menerus berhubungan atau kegiatan. Hal ini sudah dengan memberikan mulai bisa dilihat pada proses perangsangan (stimulasi) melalui pengambilan keputusan. berbagai anak, corak komunikasi Psikologi Perkembangan Remaja antara orang tua dengan anak Dalam Pencegahan Narkoba Bagi (Prawirosudirjo, 2003). 3. Pelajar Menurut Rumini dan Sundari Lingkungan Sosial Dinamika Perubahannya, (2004), remaja adalah peralihan dari Lingkungan masa anak dengan masa dewasa yang berbagai mengalami menyertainya perkembangan semua dan sosial ciri dengan khusus yang memegang aspek atau fungsi untuk memasuki peranan masa munculnya corak dan gambaran dewasa. Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun besar terhadap kepribadian pada anak. sampai dengan 21 tahun bagi wanita Lingkungan pergaulan anak dan 13 tahun sampai dengan 22 adalah sesuatu yang harus dimasuki tahun bagi pria. karena Dalam di lingkungan tersebut perkembangannya, seorang anak bisa terpengaruh ciri remaja dipengaruhi oleh beberapa kepribadiannya, tentunya diharapkan faktor, yakni: terpengaruh oleh hal-hal yang baik. 1. Faktor Pribadi, Setiap anak samping itu, lingkungan berkepribadian khusus. Keadaan pergaulan adalah sesuatu kebutuhan khusus pada anak bisa menjadi dalam pengembangan diri untuk sumber hidup bermasyarakat. Karena itu, munculnya berbagai perilaku menyimpang. 2. Di Faktor Keluarga, lingkungan sosial sewajarnya Keluarga menjadi perhatian kita semua, agar adalah unit sosial yang paling bisa menjadi lingkungan yang baik, kecil yang dalam masyarakat. Lingkungan keluarga berperan besar karena merekalah yang bisa meredam dorongan- dorongan negatif atau patologis pada Abrar Adhani, Ribut P,.. I Persepsi Siswa Sekolah Menengah ........198 anak maupun remaja (Santrock, 2002). yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2010). Teknik pengambilan sampel pada penelitian Metode Penelitian Penelitian Siswa sekolah tentang Persepsi dilakukan dengan model random sampling. Adapun atas data yang telah dikumpul melalui terhadapa sosialisasi penyalahgunaan angket atau quisioner selanjutnya narkoba di Kota Medan dilakukan dianalisis secara deskriptif. dengan menengah ini pendekatan deskriptif kuantitatif. Pendekatan ini dipilih agar dapat menganalisis data dengan cara mendeskripsikan Hasil Penelitian Dan Pembahasan Hasil penelitian terhadap atau variabel pengetahuan siswa terkait menggambarkan data yang telah dengan informasi narkoba dapat terkumpul sebagaimana adanya tanpa dilihat pada tabel 1. bermaksud membuat kesimpulan Tabel 1 Pengetahun Responden dan Sumber Informasi KARAKTERISTIK RESPONDEN Laki-Laki Perempuan N % N % Mendapat YA 318 92,17 291 84,35 Informasi TIDAK 27 7,83 27 7,83 Tentang Total 345 100 318 100 Narkoba Orang Tua 43 13,52 33 11,34 Guru 37 11,64 69 23,71 Teman 26 8,18 33 11,34 Tokoh Agama/ 49 15,41 24 8,25 Masyarakat Sumber Penyuluh 23 7,23 21 7,22 Informasi Televisi 105 33,02 93 31,96 Terkait Narkoba Radio 9 2,83 0 0 Surat Kabar 0 0 3 1,03 Buku / 6 1,89 0 0 Majalah Internet 20 6,29 15 5,15 Total 318 100 291 100 Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2017 199 Jurnal Interaksi | Volume : 1 | Nomor : 2 | Edisi : Juli 2017 | hlm 194-205 Dari hasil penelitian sebagaimana bahwa banyaknya responden yang yang dapat dilihat pada tabel 1 mengetahui menunjukkan narkoba ini dapat dipahami dari responden bahwa pernah 91,86 % memperoleh mana kepanjangan responden mengetahui tentang apa yang dimaksud dengan informasi narkoba. penelitian melalui informasi dari orang tua, menunjukkan bahwa 31,96 % guru, responden informasi maupun Hasil memperoleh tentang dari teman, narkoba, tokoh media baik masyarakat massa terkait narkoba melalui tayangan Keluarga, yang disajikan oleh televisi. Hal ini menjadi bagian terpenting dalam memperlihatkan bahwa responden mensosialisasikan tentang narkoba menerima informasi dan bahaya penyalahgunaannya. komunikasi massa, lewat sedangkan sekolah lainnya. Hasil dan media penelitian juga melalui komunikasi antar personal menunjukkan maupun organisasi responden mengetahui bahwa orang tergolong lebih jarang dilakukan yang menggunakan narkoba dapat untuk dapat memberikan pemahaman menyebabkan kepada responden tentang bahaya secara narkoba. Ketergantungan komunikasi bahwa 99,10% ketergantuan, fisik maupun baik psikologis. ini dapat menimbulkan gangguan kesehatan Pengetahuan Responden Tentang jasmani dan rohani. Penyalahgunaan Bahaya Narkoba narkoba Berdasarkan hasil penelitian biasanya penggunaan diawali coba-coba oleh sekedar diketahui bahwa 97,29 % responden mengikuti teman, untuk mengurangi menyatakan mengetahui atau NAPZA menghilangkan rasa nyeri, adalah merupakan singkatan dari kelelahan, ketegangan jiwa, atau narkotika, sebagai Psikotropika dan hiburan, Bila maupun taraf untuk obat/bahan adiktif berbahaya lainnya pergaulan. coba-coba dan hanya 2,71 % responden yang tersebut dilanjukan tidak mengetahuinya. Berdasarkan menerus akan hasil penelitian tersebut, dapat dilihat kecanduan akan narkoba itu sendiri. secara berubah terus menjadi Abrar Adhani, Ribut P,.. I Persepsi Siswa Sekolah Menengah ........200 Pertanyaan peneliti terkait berada dilikungan rumah tangga saja, dengan sikap responden yang tidak tepai ketika anak berada diluar akan mecoba-coba rumah, pengaruh dari rekan sebaya menggunakan narkoba menunjukkan sangatlah mendukung si anak untuk bahwa berbuat. pernah 97,74 menyatakan % responden setuju dan bahkan 86,88 % responden sangat setuju untuk tidak akan coba- menyatakan pihak sekolah ataupun coba narkoba, pihak lainnya pernah melakukan responden sosialisasi tentang penyalahgunaan menyatakan tidak setuju dan sangat narkoba di sekolah responden, hanya tidak setuju. Jika melihat hasil 13,12 % responden yang menyatakan tersebut, maka dapat digambarkan tidak pernah. 8,60 % responden secara menyatakan menggunakan selebihnya 2,26 sekilas % bahwa meskipun sosialisasi responden tahu bahwa penggunaan penyalahgunaan narkoba sering dapat ketergantungan psikologis, menyebabkan fisik tetapi maupun responden narkoba dilakukan responden, 33,40 menyatakan tentang sangat disekolah % responden sering, 33,80 % menganggap bahwa mencoba-coba menyatakan jarang dan 13,12 % menggunkan menyatakan tidak pernah. narkoba bukanlah semua permasalahan. Dari menunjukkan Terkait bentuk kegiatan yang hasil penelitian dilakukan dalam sosialisasi bahwa mayoritas penyalahgunaan narkoba di kalangan responden sepakat terhadap pengaruh siswa rekan sebaya lebih besar ketimbang dilakukan dalam bentuk ceramah orang tua, hal ini dapat dilihat dari (57,92%), 59,28% responden yang menyatakan dialog (12,22%) dan Tatap muka rekan sebaya memiliki pengaruh (5,88%). yang kuat ketimbang orang tua. sekolah menengah atas, tabel bahwa 30,77% orang tua hanya memainkan perannya ketika anak (23,98%), Hasil penelitian berdasarkan Melihat hasil tersebut, menunjukkan peran Penyuluhan 4.17 menunjukkan responden bahwa menyatakan bentuk kegiatan yang paling tepat 201 Jurnal Interaksi | Volume : 1 | Nomor : 2 | Edisi : Juli 2017 | hlm 194-205 untuk mensosialisasikan bahaya kondisi perkembangan yang ada. narkoba Sekolah tidak hanya sebagai media dilaksanakan dalam bentuk ceramah, belajar saja, akan tetapi sekolah 19,00% menyatakan dalam bentuk harus lebih berperan aktif guna dialog, menimbulkan kesadaran bagi para penyalahgunaan 15,84% menyatakan dalam responden bentuk tatap siswa nya. muka, 9,50% melalui media sosial, Pengetahuan siswa tentang 7,69% menyatakan melalui spanduk, bahaya 1,81% menyakatan lewat baliho dan melahirkan sikap untuk tidak pernah 15,38% responden menyatakan lewat mau mecoba narkoba, meskipun bentuk kegiatan lainnya. masih ada sekita 2% responden yang Hasil penelitian penyalahgunaan narkoba ini menyatakan masih mau mencoba menunjukkan bahwa pelajar Sekolah narkoba. Hal ini menunjukkan bahwa Menengah Atas di Kota Medan pengetahuan yang dimiliki tidak pernah mendapat informasi tekait sejalan dengan penyalahgunaan penggunaan seharusnya narkoba. narkoba peran sekolah sangat menentukan, dapat menyebakan ketergantungan sekolah sebagai sebuah institusi dan secara sarana sosialisasi merupakan sebuah Penyalhgunaan fisik Pengetahuan pelajar maupun yang Sekolah psikologis. dengan perbuatan dilakukan. yang Disinilah dimiliki oleh media yang sangat tepat untuk Menengah Atas senantiasa selalu mengingatkan dan (SMA) di Kota Medan seharusnya mengimbau dapat senantiasa ditindaklanjuti dengan siswa/i nya selalu untuk menjauhi melaksanakan kegiatn yang bernilai penyalahgunaan narkoba, hal ini positif. Bapak Muhardi yang menjadi dapat salah seorang informan penelitian ini melalui berbagai metode, baik secara menegaskan ceramah, media luar ruang maupun bahwa, sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang paling menentukan sikap dilakukan pihak sekolah aktifitas-aktifitas lainnya. Selain pelajar. Aktifitas kegiatan disekolah keluarga harus senantiasa sinkron dengan terpenting pihak juga sekolah, menjadi dalam bagian mendukung Abrar Adhani, Ribut P,.. I Persepsi Siswa Sekolah Menengah ........202 keterlibatan siswa dalam narkoba. Hal ini dapat kita lihat dari jawaban Keadaan keluarga yang utuh dan responden yang menyatakan bahwa peran teman sebaya selalu mengingatkan setiap memantau orang tua untuk perkembangan remaja sangat mempengaruhi remaja untuk tidak berprilaku responden akan bahaya penyalahgunaan narkoba. menyimpang. Mengingat maraknya Komunikasi yang baik dan lancar, peredaran narkotika di Indonesia memiliki yang sepertinya hukum di Indonesia semua waktu untuk anggota bersama keluarga serta tidak membuat mereka (para perhatian, sehingga suasana rumah pengedar atau bandar ) jera, selalu terasa tenang dan penuh kehangatan. saja ada penyeledupan narkotika ke Keharmonisan yang wilayah Indonesia. Ini menjadi tugas mengurangi dan kewajiban kita sebagai orang tua demikian keluarga akan kesibukan remaja di luar yang bisa untuk mempengaruhinya untuk bertindak mewaspadai anak-anak kita di dalam menyimpang. pergaulan. Awasi tingkah laku dan Dalam pergaulan keseharian, pola mengawasi dan lebih hidup anak-anak. Orangtua remaja cenderung lebih terpengaruh harus peka terhadap perubahan sikap dengan anak-anak yang ketimbang apa yang disampaikan mereka terlibat orang tua. Meskipun waktu yang narkotika akan terlihat dengan sangat dihabiskan bersama keluara lebih jelas. Kita patut dan wajib menjaga banyak ketimbang bersama teman dan melindungi mereka dari serangan sebaya, akan tetapi rekan sebaya hal semacam itu. Begitu mereka lebih terjerumus, adalah masalah besar di ajakan teman banyak aktifitas dan responden. sebaya memperngaruhi perbuatan Oleh karena para itu memang kalau penggunaan kemudian hari. Bila narkotika digunakan membentuk atau menghimpun rekan secara terus menerus atau melebihi sebaya takaran yang telah ditentukan akan dapat bernilai positif bilamana diarahkan untuk kegiatan mengakibatkan dan aktifitas-aktifitas positif lainnya. Kecanduan inilah ketergantungan. yang akan 203 Jurnal Interaksi | Volume : 1 | Nomor : 2 | Edisi : Juli 2017 | hlm 194-205 mengakibatkan gangguan fisik dan itu psikologis, perhatian dan kasih sayang. karena terjadinya sendiri dengan memberikan kerusakan pada sistem syaraf pusat Pihak sekolah harus melakukan (SSP) dan organ-organ tubuh seperti pengawasan yang ketat terhadap jantung, paru-paru, hati dan ginjal. gerak-gerik anak didiknya, karena Dampak penyalahgunaan biasanya penyebaran (transaksi) narkotika pada seseorang sangat narkoba sering terjadi di sekitar tergantung pada jenis narkotika yang lingkungan sekolah. Yang tak kalah dipakai, kepribadian pemakai dan penting adalah, pendidikan moral situasi atau kondisi pemakai. Secara dan umum, dampak kecanduan narkotika ditekankan kepada siswa. Karena dapat terlihat pada fisik, psikis salah satu penyebab terjerumusnya maupun sosial seseorang. anak-anak ke dalam lingkaran setan keagamaan harus lebih Upaya pencegahan terhadap ini adalah kurangnya pendidikan penyebaran narkotika, khususnya di moral dan keagamaan yang mereka kalangan pelajar, sudah seyogianya serap, sehingga perbuatan tercela menjadi kita seperti ini pun, akhirnya mereka bersama. Dalam hal ini semua pihak jalani. Oleh sebab itu, mulai saat ini, termasuk dan kita selaku pendidik, pengajar, dan masyarakat harus turut berperan aktif sebagai orang tua, harus sigap dan dalam mewaspadai ancaman narkoba waspada, akan bahaya narkoba yang terhadap anak-anak kita. Adapun sewaktu-waktu dapat menjerat anak- upaya-upaya yang lebih kongkret anak kita sendiri. Dengan berbagai yang dapat kita lakukan adalah upaya tersebut di atas, mari kita jaga melakukan kerja sama dengan pihak dan awasi anak didik kita, dari yang berwenang untuk melakukan bahaya narkotika tersebut, sehingga penyuluhan tentang bahaya narkoba, harapan atau mungkin mengadakan Razia generasi yang cerdas dan tangguh di Mendadak Secara rutin. Kemudian masa pendampingan dari orang tua siswa terealisasikan tanggung orang tua, jawab guru, kita yang untuk akan menelurkan datang dengan dapat baik. Abrar Adhani, Ribut P,.. I Persepsi Siswa Sekolah Menengah ........204 semua anggota keluarga serta Simpulan yang Berdasarkan hasil penelitian perhatian, telah rumah terasa tenang dan penuh dengan dilaksanakan kajian komunikasi tekait perencanaan pencegahan sehingga kehangatan. suasana Keharmonisan narkoba keluarga yang demikian akan bagi pelajar sekolah menengah atas mengurangi kesibukan remaja di di Kota Medan, maka dapat ditarik luar yang bisa mempengaruhinya simpulan sebagaimana berikut : untuk bertindak menyimpang. 1. Berdasarkan penelitian hasil temuan bahwa mengatahui narkoba hal yang paling responden mempengaruhi kelakukan pelajar, informasi 59,28% responden menyatakan tentang dan 3. Dalam dampak dari narkoba yang mempengaruhi responden dalam dilakukan. Tayangan televisi baik aktifitas kesehariannya, meskipun iklan maupun informasi lainnya waktu menjadi keluarga lebih banyak daripada penyalahgunaan rujukan responden utama untuk bagi mengetahui informasi terkait narkoba dan dampak penyalahgunaannya. 2. Peran terpenting pencegahan narkoba bahwa teman sebaya berkumpul sangat bersama berkumpul dengan rekan sebaya. 4. Bentuk kegiatan yang paling efektif dalam mensosialisasikan dalam tentang bahaya penyalahgunaan adalah narkoba dapat dilakukan melalui perhatian dan keterlibatan ceramah, dialog dan komunikasi keluarga dalam menunjang tatap muka satu lawan satu. aktifitas positif pelajar. Keadaan keluarga yang utuh dan peran DAFTAR PUSTAKA setiap orang tua untuk memantau Creswell, John W, 1994.Research Design: Qualitative and Quantitative Approach. California: Sage Publication. perkembangan remaja sangat mempengaruhi remaja untuk tidak berprilaku menyimpang. Komunikasi yang baik dan lancar, memiliki waktu untuk bersama Effendy, Onong Uchjana. 1993. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. 205 Jurnal Interaksi | Volume : 1 | Nomor : 2 | Edisi : Juli 2017 | hlm 194-205 Bandung. PT. Citra Aditya Bakti. _____________________. 1986. Dimensi-dimensi Komunikasi. Bandung, PT. Remaja Rosdakarya. Hurlock, E.B. 2002. Psikologi Perkembangan. 5th edition. Erlanga: Jakarta Kriyantono, Rachmat, 2007. Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana. Liliweri, Alo. 1991. Komunikasi Antarpribadi. Bandung : Citra Aditya Bakti. Moleong , 2005. Metodologi Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Papalia, old. 2001. Perkembangan Pada Remaja. Jakarta : Rineka Cipta Prawirosudirjo. 2003. Menginjak Masa Remaja. Jakarta : Bhratara Karya Aksara. Rakhmat, Jalaludin. 2002. Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. PT.Remaja Bandung. Rosdakarya. ________________. 1999. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung, PT. Remaja Rosda Karya. Rumini, Sri dan Siti Sundari. 2004. Perkembangan Anak dan Remaja. PT Rineka Cipta, Jakarta. Santrock. J. W. 2002. Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup.(edisi kelima) Jakarta: Erlangga Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta. Sumber Lainnya Undang-Undang No. 22 tahun 1997 tentang Narkotika Medan Dalam Angka 2012