BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perkembangan teknologi internet di awal tahun 2015 mempengaruhi
berbagai aspek dalam kehidupan manusia dan secara tidak langsung
mempengaruhi perekonomian menjadi lebih cepat dan efisien. Hal ini
menuntut manusia untuk berfikir dan bertindak secara cepat, agar mampu
mengikuti perkembangan yang terjadi. Teknologi internet berperan penting
dalam membantu proses komunikasi antara perusahaan dan konsumen.
Konsumen semakin banyak memanfaatkan teknologi internet yang digunakan
sebagai alat untuk melakukan kegiatan ekonomi, salah satunya adalah kegiatan
belanja dalam jejaring. Menurut survei yang dilakukan We Are Social sebagai
agensi global, pada awal tahun 2015 jumlah pengguna aktif internet mencapai
72 juta pengguna atau 28 persen dari populasi di Indonesia (Kompas.com,
2015). Pada pasar tradisional, konsumen yang membutuhkan suatu barang dan
jasa akan datang ke sebuah toko untuk melihat, memilih, membandingkan, dan
melakukan pembelian di tempat. Namun seiring perkembangan teknologi,
konsumen lebih memilih untuk melakukan pembelian dalam jejaring yang saat
ini telah menjadi gaya hidup di berbagai kalangan masyarakat seperti pemuda,
eksekutif dan orang tua. Hal ini didukung oleh survei yang dilakukan Nielsen,
enam dari sepuluh konsumen Indonesia (61%) menyatakan belanja dalam
jejaring
merupakan
kegiatan
yang
paling
sering
dilakukan
dengan
memanfaatkan telepon genggam (Nielsen dalam Kompas.com, 2015).
Internet merupakan salah satu perkembangan teknologi yang membawa
dampak pada perubahan perilaku konsumen dan kegiatan pemasaran.
Konsumen pada awalnya melakukan pembelian secara tradisional dan saat ini
bergerak kearah pembelian dalam jejaring. Menurut laporan Nielsen Indonesia
yang dikutip oleh Kompas.com (2015), konsumen Indonesia mulai senang
dengan belanja dalam jejaring seiring dengan meningkatnya pengguna internet
di Indonesia. Pelaku bisnis mulai melihat dunia internet sebagai sebuah
peluang untuk memasarkan produk serta menyasar konsumen yang lebih
banyak. Pemasar perlu melakukan proses perencanaan sehingga perusahaan
dapat berkomunikasi secara efektif dengan konsumen di pasar yang telah
ditargetkan. Perusahaan yang berada di bidang barang dan jasa mulai bergerak
ke arah proses komunikasi pemasaran terpadu yang melibatkan berbagai
elemen pemasaran sehingga dapat berkomunikasi dengan konsumen. Lazada
merupakan salah satu perusahaan yang memanfaatkan internet dan media
sosial untuk berkomunikasi dengan konsumen, sehingga informasi dapat
disampaikan secara cepat dan luas pada konsumen. Hal ini mendorong pemasar
untuk mempertimbangkan berbagai alat komunikasi, sehingga pemasar dapat
menggunakan untuk menyampaikan pesan tentang perusahaan atau merek
mereka (Belch dan Belch, 2007: 24). Entrepreneur dan pelaku bisnis di
Indonesia yang melakukan kegiatan bisnis dalam jejaring akan melakukan
pencarian yang bermanfaat untuk kegiatan pemasaran dan terhubung ke
jejaring sosial yang saat ini memiliki peningkatan yang cukup signifikan
sebesar 72 persen di tahun 2015 (Wijaya, 2015). Hal ini dilakukan untuk
menjalankan bisnis agar lebih luas dan meningkatkan keuntungan bagi
perusahaan yang menggunakan jejaring sosial (Daily Social, 2012).
Gambar 1.1 Pengguna Internet di Asia
Sumber: Internet World Stats (2015)
Gambar 1.1 dijelaskan bahwa Indonesia berada pada peringkat 4 se-Asia
dan peringkat 8 se-Dunia dalam “Top Internet Countries” yaitu dengan jumlah
73 juta pengguna (Internet World Stats, 2015). Hal ini membuktikan bahwa
internet mulai menjadi hal yang penting dan tidak lepas dari kehidupan
manusia. Tren belanja dalam jejaring telah berkembang di dunia khususnya di
Indonesia. Bahkan pelaku bisnis yang melakukan keseluruhan bisnis dalam
jejaring hanya bermodal situs dan media sosial. Hal ini juga didukung oleh
perkembangan dunia digital yang memiliki akses besar ke jalur internet.
Pengusaha di Inggris bernama Michael Aldrich pertama kali mempelajari
sistem belanja dalam jejaring pada tahun 1979 dan mendirikan perusahaan
Redifon Computer. Sistem bisnis yang diciptakan merupakan real time yang
terhubung antara saluran televisi dan telepon. Redifon Computer pertama kali
memperkenalkan belanja dalam jejaring yang dikenal sebagai teleshopping.
Redifon menemukan pasar business-to-business (B2B) untuk belanja dalam
jejaring pada tahun 1981 dan business-to-consumers (B2C) pada tahun 1984.
Belanja dalam jejaring menjadi pilihan banyak konsumen karena beberapa
manfaat yang dirasakan yaitu waktu yang lebih efisien karena konsumen tidak
perlu datang ke toko dan lebih banyak penawaran. Pelaku bisnis yang
melakukan seluruh kegiatan bisnis dalam jejaring, akan menguntungkan
konsumen dalam hal harga. Penjual dapat menetapkan harga yang lebih murah
karena dapat menekan beberapa biaya yang terjadi jika membuka sebuah toko,
misalnya biaya sewa dan pegawai. Perubahan perilaku konsumen yang mulai
beranjak dari perilaku belanja tradisional ini menjadikan perusahaan harus
mengatur strategi baru dalam kegiatan pemasarannya untuk menyasar
konsumen dengan jumlah yang lebih banyak. Dalam hal ini, tantangan yang
dihadapi adalah pemasar semakin kesulitan untuk menyasar konsumen sesuai
target karena jejaring sosial tidak memiliki batasan, sehingga siapapun dan
dimanapun konsumen dapat menggunakan jejaring sosial.
Online
Group
Buying
pertama
kali
dikembangkan
oleh
situs
accompany.com pada tahun 2008 dan menjadi salah satu situs yang paling
berkembang. Negara berkembang memiliki pertumbuhan ekonomi yang cepat
dan memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi
global, sehingga group buying sukses di negara berkembang seperti China,
India, Rusia dan Brazil (Li et al., 2010 dalam Gao, 2014). Tren online group
buying di Indonesia mulai berkembang sejak 2011 dan beberapa situs seperti
Groupon, Ensogo.com, Diskon.com yang menyediakan layanan group buying
di internet dengan produk yang bermacam-macam. Peran inisiator sebagai
pihak ketiga antara perusahaan dan konsumen cukup menentukan dalam
kesuksesan sistem group buying. Konsumen yang memiliki keinginan
berbelanja tinggi dan mementingkan sebuah harga akan mendapatkan manfaat
dari online group buying.
Gambar 1.2 Situs Pilihan Konsumen Belanja dalam Jejaring
Sumber: Daily Social (2012)
Gambar 1.2 merupakan hasil survei Daily Social (2012) menjelaskan salah
satu situs online group buying yaitu Disdus (by Groupon) masuk sebagai tiga
besar situs yang dipilih konsumen untuk melakukan belanja dalam jejaring.
Groupon merupakan inisiator pertama yang sukses di beberapa negara dengan
sistem online group buying. Inisiator yang berdiri pada tahun 2008 ini telah
berada di lebih dari 500 kota di 48 negara dan dalam waktu 18 bulan
peluncuran telah meraih keuntungan mencapai 1,35 miliar dollar. Groupon
memberikan penawaran yang menarik bagi konsumen melalui kupon potongan
harga. Hal ini yang menarik konsumen untuk bergabung untuk melakukan
belanja dalam jejaring karena harga yang lebih murah dibandingkan saat
belanja langsung ke toko ritel. Penawaran yang dilakukan Groupon cukup
sukses menyasar konsumen melalui produk yang ditawarkan yaitu seputar gaya
hidup. Kategori produk yang ditawarkan meliputi restoran, makanan ringan,
kecantikan, kesehatan, travel dan anak. Kategori ini dianggap inisiator sebagai
hal yang tidak dapat dijauhkan dari konsumen saat ini dan konsumen
cenderung mencari harga yang paling murah untuk memenuhi gaya hidup.
Online group buying pada umumnya berbeda dengan belanja dalam jejaring
lainnya, hal yang membedakan adalah sistem belanja yang berorientasi pada
potongan harga serta membutuhkan lebih dari satu konsumen untuk
mendapatkan produk atau jasa yang diinginkan. Produk yang ada menampilkan
batas waktu penawaran, waktu penggunaan kupon dan jumlah konsumen yang
telah melakukan pembelian.
Gambar 1.3 Sistem Belanja dalam Jejaring
Gambar 1.4 Sistem Online Group Buying
Survei yang dilakukan CNNIC pada Gambar 1.5 menjelaskan faktor yang
mempengaruhi konsumen dalam melakukan group buying
yaitu karena
potongan harga yang ditawarkan inisiator dalam situsnya. Hal ini kembali lagi
pada konsep awal group buying
yaitu mendapatkan harga murah melalui
kuantitas pembeli. Sama dengan belanja dalam jejaring pada umumnya, group
buying juga memiliki manfaat dan risiko yang diterima oleh konsumen.
Konsumen dapat membeli produk dan jasa dengan harga yang lebih rendah
dibandingkan saat belanja langsung ke toko ritel yang menjual produk dan jasa
tersebut dan tanpa harus melakukan kegiatan tawar menawar.
Online group buying tidak lepas dari risiko yang berdampak pada
keputusan dan penilaian konsumen. Risiko sering dikaitkan dengan persepsi
konsumen yang memiliki perbedaan, yaitu produk yang tidak sesuai dengan
apa yang diinginkan konsumen karena konsumen memiliki persepsi terhadap
produk yang berbeda. Sistem keamanan yang tidak berjalan dengan baik akan
menjadikan konsumen menolak untuk melakukan belanja dalam jejaring.
Masalah yang terjadi seperti data pribadi konsumen yang tersebar sehingga
muncul beberapa penawaran dari pihak yang tidak dikenal. Memilih inisiator
untuk melakukan group buying merupakan langkah yang harus dilakukan
konsumen. Konsumen akan mempercayakan segala transaksi pada inisiator,
sehingga inisiator yang dipilih harus memiliki reputasi yang baik. Reputasi ini
dapat dilihat melalui situs yang dimiliki dan bagaimana inisiator mampu
bertanggung jawab pada produk yang telah dijual pada konsumen.
Gambar 1.5 Faktor Bergabung dengan Group Buying
Sumber: CNNIC (2011)
Ajzen dan Fishbein dalam Alcaniz et al. (2008) dalam teori “Reasoned
Action” menjelaskan bahwa sikap seseorang terhadap perilaku terdiri dari dua
hal yaitu keyakinan bahwa perilaku tertentu akan mengarah pada hasil tertentu
dan evaluasi pada hasil perilaku tersebut. Saat hasil yang timbul bermanfaat,
maka seseorang akan cenderung untuk berpartisipasi dalam perilaku tertentu.
Sikap seseorang terhadap perilaku ini merupakan konsep tentang norma
subjektif. Norma subjektif ini merupakan persepsi seseorang tentang orang lain
di sekitar mereka dan percaya apa yang dilakukan orang lain tersebut. Dalam
online group buying, norma subjektif ini cukup kuat karena pengaruh
seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar dapat berpartisipasi di dalam
online group buying merupakan hal yang sangat penting. Penelitian online
group buying telah banyak dilakukan di beberapa negara besar terutama di
negara China. China merupakan negara yang paling pesat dalam perkembangan
online group buying. Meskipun online group buying telah ada di Indonesia
sejak empat tahun terakhir ini, namun masih belum banyak penelitian yang
dilakukan di Indonesia mengenai online group buying.
Penelitian Liu et al. (2013) membahas sikap terhadap group buying. Hasil
dari penelitian ini menunjukkan bahwa manfaat yang dirasakan dan
kepercayaan memiliki pengaruh yang positif dalam sikap terhadap group
buying. Hasil penelitian selanjutnya yaitu risiko yang dirasakan tidak
berpengaruh pada sikap konsumen dan sikap konsumen terhadap online group
buying berpengaruh positif pada minat bergabung dengan group buying.
Penelitian Liu et al. (2013) mendefinisikan bahwa manfaat yang dirasakan
adalah keyakinan tentang hasil positif yang terkait dengan konsumen dalam
menanggapi ancaman yang nyata atau yang dirasakan. Seiring berkembangnya
belanja dalam jejaring di kalangan luas, namun pertumbuhan belanja dalam
jejaring tersebut akan bergantung pada potensi hambatan dan risiko. Hal yang
menjadi risiko adalah keamanan atas informasi pribadi, ketidakpuasan dengan
produk dan permasalahan pengiriman produk. Kepercayaan merupakan
kesediaan suatu pihak untuk mempercayai pihak lain dengan harapan pihak
lain tersebut melakukan tindakan benar. Dalam belanja dalam jejaring, sebuah
kepercayaan merupakan hal yang sangat penting karena hal ini berbeda dengan
belanja secara tradisional jika dilihat dari hal ketidakpastian, anonimitas,
kontrol yang kurang dan potensi oportunisme.
Penelitian Pi et al. (2011) yang membahas faktor-faktor dalam perilaku
group buying menjelaskan hasil penelitian bahwa harga rendah akan
mendukung konsumen untuk bergabung dalam group buying, hal ini karena
banyak konsumen tertarik dengan harga terendah. Timbal balik yang diberikan
inisiator dan forum kelompok akan berhubungan dalam niat group buying
sehingga konsumen menunjukkan keputusan pembelian karena informasi yang
sesuai dengan apa yang ditampilkan. Pandangan masyarakat, timbal balik dan
kesesuaian informasi memiliki pengaruh tertinggi pada niat, hal ini memiliki
arti bahwa informasi yang diberikan kelompok masyarakat dalam berkomentar
di media sosial dapat mempengaruhi konsumen untuk melakukan keputusan
pembelian.
1.2
Rumusan Masalah
Inisiator online group buying mulai berkembang seiring dengan
meningkatnya pengguna internet dan pembelian melalui internet di Indonesia,
sehingga penawaran yang dilakukan harus memiliki nilai lebih dibandingkan
inisiator yang lain. Perusahaan sebagai pemilik produk dan jasa harus tepat
dalam memilih inisiator sebagai penyalur produk yang akan dijual. Pembelian
melalui internet dengan konsep group buying ini berbeda pada umumnya.
Konsep pembelian melalui group buying ini berfokus pada jumlah pembeli
yang ada pada sebuah kelompok, karena barang dan jasa yang dijual
merupakan potongan harga yang bergantung pada kuantitas pembeli.
Sedangkan belanja dalam jejaring pada umumnya tidak tergantung pada
konsumen lain, sehingga konsumen dapat membeli langsung barang dan jasa
yang diinginkan langsung pada penjual. Sistem group buying lebih kompleks
akan sebanding dengan harga yang ditawarkan oleh group inisiator yaitu lebih
rendah dibandingkan situs lain (Lihat Tabel 1.1 Perbandingan Harga Groupon
dan Agoda).
Tabel 1.1 Perbandingan Harga Groupon dan Agoda
Hotel Prime
Biz Kuta Bali
Check-in:
5 Mei – 7 Mei
2016
(diakses pada
tanggal 4
Maret 2016)
Groupon
2 hari 1 malam:
 Superior Room
 Harga Rp 388.000
(sudah termasuk servis
dan pajak)
Fasilitas:
 Makan pagi
 Free Wi-Fi
 Diskon 20% untuk spa
 Diskon 10% untuk
makanan dan minuman
Agoda
2 hari 1 malam:
 Superior Room
 Harga Rp 525.804
(belum termasuk servis
10%, pajak hotel 10%)
Fasilitas:
 Makan pagi
 Free Wi-Fi
Jika dibandingkan situs group buying dan situs belanja dalam jejaring pada
umumnya, situs group buying lebih banyak menawarkan kategori produk yang
bermacam-macam (restoran, makanan ringan, kecantikan, kesehatan, travel dan
anak). Meskipun kategori yang ditawarkan situs group buying bermacam-
macam, namun belum mencakup sebagian besar vendor di tiap kota. Misal
untuk kategori hotel di Jakarta, situs Agoda menawarkan 469 hotel, sedangkan
Groupon hanya menawarkan 13 hotel (Agoda.com dan Groupon.co.id, 2016).
Hal lain yang menjadi kekurangan group buying adalah penerimaan kupon
membutuhkan waktu maksimal 9 hari kerja. Seluruh kupon memiliki masa
berlaku dan syarat sehingga konsumen harus paham saat melakukan belanja
melalui group buying. Manfaat dan risiko yang didapatkan akan berbeda saat
konsumen memutuskan untuk terlibat dalam group buying dan memilih
inisiator, karena hal ini akan berpengaruh pada sikap konsumen. Hal ini
menjadi alasan peneliti untuk meneliti pengaruh manfaat yang dirasakan, risiko
yang dirasakan, dan kepercayaan pada sikap terhadap group buying di
Indonesia.
1.3
Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan penelitian yang akan dikaji dalam penelitian ini berdasarkan
latar belakang di atas adalah:
1. Apakah manfaat harga berpengaruh pada sikap konsumen terhadap
group buying?
2. Apakah manfaat kenyaman berpengaruh pada sikap konsumen terhadap
group buying?
3. Apakah manfaat hiburan berpengaruh pada sikap konsumen terhadap
group buying?
4. Apakah risiko keuangan berpengaruh pada sikap konsumen terhadap
group buying?
5. Apakah risiko produk berpengaruh pada sikap konsumen terhadap
group buying?
6. Apakah risiko psikologi berpengaruh pada sikap konsumen terhadap
group buying?
7. Apakah risiko waktu berpengaruh pada sikap konsumen terhadap group
buying?
8. Apakah reputasi berpengaruh pada sikap konsumen terhadap group
buying?
9. Apakah jaminan struktural berpengaruh pada sikap konsumen terhadap
group buying?
10. Apakah kepercayaan situs berpengaruh pada sikap konsumen terhadap
group buying?
11. Apakah sikap konsumen terhadap group buying berpengaruh pada niat
gabung group buying?
1.4
Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis pengaruh manfaat harga pada sikap konsumen
terhadap group buying.
2. Untuk menganalisis pengaruh manfaat kenyaman pada sikap konsumen
terhadap group buying.
3. Untuk menganalisis pengaruh manfaat hiburan pada sikap konsumen
terhadap group buying.
4. Untuk menganalisis pengaruh risiko keuangan pada sikap konsumen
terhadap group buying.
5. Untuk menganalisis pengaruh risiko produk pada sikap konsumen
terhadap group buying.
6. Untuk menganalisis pengaruh risiko psikologi pada sikap konsumen
terhadap group buying.
7. Untuk menganalisis pengaruh risiko waktu
pada sikap konsumen
terhadap group buying.
8. Untuk menganalisis pengaruh reputasi pada sikap konsumen terhadap
group buying.
9. Untuk menganalisis pengaruh jaminan struktural pada sikap konsumen
terhadap group buying.
10. Untuk menganalisis pengaruh kepercayaan situs pada sikap konsumen
terhadap group buying.
11. Untuk menganalisis pengaruh sikap konsumen terhadap group buying
pada niat gabung group buying.
12. Membandingkan hasil penelitian manfaat yang dirasakan, risiko yang
dirasakan, kepercayaan pada sikap konsumen dan niat gabung dalam
group buying dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan Liu et al.
(2013) mengenai perilaku konsumen group buying di China.
1.5
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini dapat menjadi refrensi bagi perusahaan untuk
mengatur strategi pemasaran dengan menyasar konsumen melalui
online group buying.
2. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi dan refrensi
tentang perilaku konsumen group buying.
3. Bagi Inisiator
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi perusahaan dalam
mempelajari konsumen yang akan bergabung dalam group buying.
Konsumen memiliki pertimbangan tertentu sebelum melakukan group
buying sehingga perusahaan harus mampu menarik konsumen untuk
ikut dalam online group buying.
1.6
Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan replikasi dari jurnal Liu et al. (2012) tentang
faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen group buying di China.
Terdapat 3 dimensi perilaku konsumen yaitu manfaat yang dirasakan (manfaat
harga, manfaat kenyamanan, manfaat hiburan), risiko yang dirasakan (risiko
keuangan, risiko produk, risiko psikologi, dan risiko waktu), kepercayaan
(reputasi, jaminan dan kepercayaan terhadap situs). Obyek dalam penelitian ini
adalah situs yang menerapkan sistem online group buying yaitu Groupon.
Subyek dalam penelitian ini adalah orang yang memiliki pengetahuan tentang
group buying.
1.7
Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penelitian ini disusun untuk memudahkan pembaca
memahami isi dari penelitian ini. Sistematika penelitian ini terdiri dari:
BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini membahas latar belakang dari topik yang telah dipilih, penjeasan
rumusan masalah, lingkup penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan teori yang berasal dari jurnal, buku, dan internet yang
berkaitan dengan topik sehingga menjadi dasar teori untuk melakukan
penelitian. Tinjauan pustaka memperkuat informasi yang ada dalam penelitian.
BAB III. METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan metode yang digunakan untuk melakukan pengujian
pada data yang digunakan untuk hasil penelitian tentang online group buying.
Penjelasan dalam bab ini terdiri dari lokasi penelitian, objek penelitian,
populasi dan sampel, metode dan teknik pengumpulan data, serta metode untuk
menganalisis data yang telah dikumpulkan.
BAB IV. ANALISIS DATA
Bab ini menampilkan dan menjelaskan hasil penelitian yaitu hasil analisis
dari pengolahan data sehingga hasil yang ditampilkan dapat dibaca dan
dipahami oleh pembaca. Hasil temuan dalam penelitian ini merupakan dasar
dalam pembuatan kesimpulan dan implikasi manajerial.
BAB V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
Bab ini merupakan bab terakhir yang terdiri dari kesimpulan atas seluruh
informasi dari hasil penelitian. Penulis menjelaskan implikasi manajerial yang
berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan. Keterbatasan penelitian dan
saran dijelaskan agar menjadi perhatian bagi peneliti selanjutnya.
Download