PENGARUH IKLAN DAN PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KARTU TELKOMSEL DI GRAPARI BATAM CENTRE KOTA BATAM TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Disusun Oleh LASTI ANTIKA 11003127 AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN GICI BUSINESS SCHOOL BATAM 2016 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh iklan dan pelayanan terhadap keputusan pembelian konsumen PT. Telekomunikasi Seluler. Metode penelitian ini adalah kuantitatif, dengan sample 40. Dengan teknik pengambilan sample dengan metode simple random sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa iklan berpengaruh kepada keputusan pembelian, dengan uji t = 3,212. Selanjutnya pelayanan yang berpengaruh kepada keputusan pembelian dengan uji t = 2,791. Lalu iklan dan pelayanan berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian dengan uji t = 1,898 dan signifikan <0,5. Kata kunci : Iklan, Keputusan Pembelian, Pelayanan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Didunia yang era globalisasi seperti saat ini, kita dituntut untuk selalu mengikuti pergerakan teknologi seperti menggunakan ponsel (telepon seluler) sebagai kebutuhan yang harus ada di kehidupan sehari-hari, karena fungsi ponsel saat ini bukan lagi hanya sekedar alat komunikasi semata tetapi bisa menjadi alat berbinis, penyimpanan data dan juga hiburan. selain memilih ponsel yang sesuai dengan kebutuhan, kita sebagai pengguna diharapkan juga mampu memilih kartu seluler yang dapat menunjang kinerja kerja sesuai dengan kebutuhan masingmasing pengguna. Dikutip dari AntaraNews.com bahwa teknologi telekomunikasi (khususnya seluler) mulai diperkenalkan pada tahun 1980-an dan tidak pernah telintas bahwa seluler akan mampu menyaingi jaringan telekomunikasi tetap. Pada saat ini GSM merupakan teknologi komunikasi bergerak yang paling banyak digunakan di seluruh dunia, hal ini merupakan peluang besar bagi perusahaan telekomunikasi . Persaingan Industri telekomunikasi dalam beberapa tahun terkahir ini berlangsung sangat ketat, selain melakukan perang tarif mereka juga melakukan perang layanan dan perang iklan. Persaingan yang ketat ini membuat berbagai macam layanan yang akan ditawarkan semakin beranekaragam yang diwujudkan melalui periklanan terutama di media televisi dengan menonjolkan kelebihan produknya agar mampu mempengaruhi konsumen untuk membeli produknya. Dikutip dari penulisan sebelumnya (Purnamasari, 2007). Yang menyatakan bahwa : Iklan sebagai faktor yang mempunyai dampak luas bagi khalayak dan iklan dapat dikemas sedemikian rupa sehingga produk yang ditawarkan terlihat cukup menarik juga dapat menciptakan sugesti bagi konsumen untuk mempertimbangkan dan mengambil keputusan yang akan dipilih sesuai dengan kebutuhan serta harga yang pantas dengan kemampuannya. Kegiatan iklan dianggap sangat penting jika ingin produknya sukses di pasar, sehingga perusahaan berlomba-lomba membuat iklan untuk membangun posisi yang menguntungkan di pasar, salah satu cara membedakan produknya dengan pesaing adalah dengan mensosialisasikan kelebihan produknya melalui iklan yang unik dan yang mudah diingat ( Hardiyanti, 2005). Adapun salah satu provider yang akan saya bahas disini adalah provider yang berasal dari PT.Telekomunikasi Seluler (Telkomsel). Dikenal sebagai salah satu perusahaan provider terbesar di Indonesia membuat Telkomsel dipilih oleh banyak pengguna. Adapun produk Telkomsel antara lain : Simpati, AS, Loop (kartu Prabayar) dan Halo (Pascabayar). Perusahaan Telkomsel sendiri membagi beberapa jenis kartunya kedalam pilihan paket telpon, SMS, dan layanan data internet yang berbeda-beda. Bisa dilihat dari kartu simpati yang memiliki pilihan jenis paket internet yang lebih beragam, kartu AS yang lebih mengandalkan paket telpon dan sms murah begitu juga dengan kartu LOOP yang lebih dianjurkan kepada pelanggan yang masih menggunakan smartphone Blackberry untuk mengaktifkan layanan data. Bagi seorang pelanggan yang memakai suatu produk khusunya produk kartu seluler, biasanya sinyal yang kuat, jaringan yang luas dan harga yang terjangkau menjadi pertimbangan utama dalam keputusan pembelian. Perusahaan Telkomsel selalu berusaha memberikan pelayanan terbaik, itu dibuktikan dengan semakin banyaknya fitur-fitur yang mempermudah konsumen Telkomsel dalam menunjang kinerja sesuai dengan kebutuhan, pelayanan customer service yang ramah dan sigap dalam mengerti keinginan konsumen. Dikenal sebagai perusahaan provider pertama di Indonesia, membuat Telkomsel lebih dikenal konsumen. Dilihat dari aktifnya konsumen dalam mencari promo melalui iklan yang ada baik di media televisi, brosur, spanduk dan pamflet bahkan datang langsung ke gerai Telkomsel. Tabel 1.1 Laporan Quality of Service 2016 N Pencapaian Kinerja Pelayanan Parameter o Q1 (Nilai) 1 Standar Kinerja Tagihan 2 Standar Pemenuhan Prosentase keluhan atas akurasi tagihan dalam satu bulan tagihan. Prosentase penyelesaian keluhan atas akurasi tagihan yang diselesaikan dalam 15 hari kerja. Prosentase penyelesaian keluhan atas akurasi charging pra bayar yang diselesaikan dalam 15 hari kerja. Prosentase pemenuhan 0.01% 94.11% 96.03% 99.71% Permohonan Aktivasi 3 Standar Penanganan Keluhan Umum permohonan aktivasi pasca bayar dalam waktu 5 hari kerja. Prosentase pemenuhan permohonan aktivasi pra bayar dalam waktu 24 jam. Prosentase penanganan keluhan umum pelanggan yang ditanggapi dalam periode 1 bulan. 100.00% 94.47% Pelanggan 4 Standar Tingkat Laporan Gangguan Layanan 5 Standar Service Level Call Center Layanan Prosentase laporan gangguan layanan yang disampaikan pengguna. Presentase jawaban operator Call Center terhadap panggilan pelanggan dalam 30 detik. 0.03% 93.03% Pelanggan N Pencapaian Kinerja Jaringan o Standar Endpoint Service 1 Availability Parameter Prosentase jumlah panggilan yang tidak mengalami dropped call dan blocked call Prosentase dropped call. Standar Kinerja Layanan 2 Pesan Singkat Prosentase jumlah pesan singkat yang berhasil dikirim dengan interval waktu antara pengiriman dan penerimaaannya tidak lebih dari 3 menit. Q1(Nilai) 99.44% 0.21% 99.99% Konsumen juga dapat dengan mudah mengakses segala informasi yang dibutuhkan hanya dengan mendownload aplikasi MyTelkomsel. Di aplikasi online ini perusahaan Telkomsel sendiri sudah memberi banyak layanan fitur yang dibutuhkan konsumen seperti konsumen dapat membeli pulsa reguler tanpa harus ke outlet, mengganti kartu yang hilang dengan nomor yang sama, membeli layanan paket data internet langsung dari telpon genggam dimanapun dan kapanpun, konsumen juga dapat menukarkan poin dengan merchant menarik. Parasuraman, Zeithmal dan Berry (Walker, 2008) mengemukakan bahwa perbedaan (kesenjangan) antara jasa pelayanan yang dirasakan dengan yang diharapkan terjadi karena adanya : 1. Kesenjangan antara harapan konsumen dengan pandangan manajemen Pihak manajemen tidak selalu memiliki pemahaman yang tepat tentang apa yang diinginkan oleh para pelanggan atau bagaimana penilaian pelanggan terhadap usaha pelayanan yang diberikan oleh perusahaan. 2. Kesenjangan antara pandangan manejemen dengan spesifikasi kualitas pelayanan 3. Kesenjangan antara penyajian pelayanan dan komunikasi eksternal. 4. Kesenjangan antara pelayanan yang dirasakan dengan pelayanan yang diharapkan. Kualitas layanan merupakan tingkat keunggulan (excellence) yang diharapkan dan pengendalian atas keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan (Tjiptono, 2007). Menurut penelitian yang dilakukan (Achmad, 2007) kualitas layanan yang meliputi tangible, reliability, responsivenes, assurance dan emphaty berpengaruh positif karena mampu memberikan kontribusi terhadap minat beli konsumen melalui kepuasan konsumen. Hal ini berarti bahwa jika kualitas iklan dan pelayanan dijalankan dengan efektif dan konsisten maka keputusan konsumen untuk membeli kartu pada provider Telkomsel akan semakin meningkat. Berdasarkan fenomena yang terjadi yaitu semakin maraknya persaingan perang tarif dan promo antar provider melalui iklan media dan keunggulan pelayanan yang diberikan kepada setiap pelanggan, maka penulis merasa perlu melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH IKLAN DAN PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KARTU TELKOMSEL DI GRAPARI BATAM CENTRE KOTA BATAM”. 1.2 Batasan Masalah Ada beberapa variabel yang mempengaruhi tingkat keputusan pembelian pada suatu perusahaan antara lain : kualitas produk, harga, iklan, segmentasi pasar, dan pelayanan. Namun dalam penyusunan penelitian ini penulis membatasi masalah – masalah hanya pada pengaruh iklan dan pelayanan dan hubungannya dengan keputusan pembelian kartu pada provider Telkomsel di Grapari Batam Centre Kota Batam, dengan objek penelitian pelayanan yaitu pelanggan telkomsel yang datang ke customer service Grapari Batam Centre dan dengan batasan waktu tinjau penelitian dari Mei sampai dengan July 2016. 1.3 Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang masalah maka dapat dituangkan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah iklan berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian konsumen kartu Telkomsel di Grapari Batam Centre Kota Batam? 2. Apakah pelayanan berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian konsumen kartu Telkomsel di Grapari Batam Centre Kota Batam? 3. Apakah iklan dan pelayanan berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian konsumen kartu Telkomsel di Grapari Batam Centre Kota Batam? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dapat dirinci tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh iklan terhadap keputusan pembelian konsumen kartu Telkomsel di Grapari Batam Centre Kota Batam. 2. Untuk mengetahui pengaruh pelayanan terhadap keputusan pembelian konsumen kartu Telkomsel di Grapari Batam Centre Kota Batam. 3. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan dari variable iklan dan pelayanan terhadap keputusan pembelian konsumen kartu Telkomsel di Grapari Batam Centre Kota Batam. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian pada PT.Telekomunikasi Seluler adalah : 1.5.1. Secara Teoritis Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman berharga dalam menetapkan teori – teori dan membandingkan kajian teori yang didapat dibangku kuliah . 1.5.2. Secara Praktis 1. Bagi Perusahaan a. Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan masukan bagi perusahaan dalam memberi iklan yang menarik bagi konsumen dalam keputusan pembelian. b. Penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan dalam menyediakan layanan yang lebih efektif dan efisien bagi konsumen nya. c. Penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan dalam menjawab keinginan konsumennya. 2. Bagi Penulis a. Bagi Penulis sebagai sarana penerapan ilmu yang telah diperoleh selama masa perkuliahan, dan studi perbandingan penerapan dilapangan dengan kajian teori dan ilmu yang didapat selama di bangku kuliah. b. Penelitian ini bermanfaat untuk memperluas wawasan penulis serta ilmu pengetahuan dalam bidang iklan dan layanan. 3. Bagi Konsumen Penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi konsumen dalam pengambilan keputusan untuk membeli suatu produk khususnya kartu seluler. 4. Bagi Akademis Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai refrensi dan bahan pertimbangan bagi penelitian-penelitian selanjutnya BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Keputusan Pembelian Perusahaan dituntut untuk mencermati perilaku konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian. Hal tersebut sesuai dengan konsep pemasaran yang menyebutkan bahwa kesuksesan suatu perusahaan ditentukan oleh usaha perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, sehingga dapat memberikan kepuasan yang diinginkan lebih baik daripada pesaing (Kanuk, 2008:5). Usaha konsumen dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan yang dimiliki adalah dengan melakukan pembelian. Karakteristik konsumen akan mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan pembelian, sehingga berpengaruh pula terhadap produk atau jasa apa yang akan dibeli. Sebelum melakukan pembelian konsumen akan memutuskan pembelian. Keputusan pembelian merupakan tahapan dimana konsumen mempertimbangkan beberapa faktor dan alasan yang memperkuat konsumen untuk memutuskan membeli suatu produk atau jasa tertentu (Kanuk, 2008:486). Keputusan pembelian adalah proses dimana konsumen memutuskan merek mana yang akan dibeli. Konsumen akan membeli merek yang paling disukai, tetapi dapat dipengaruhi oleh dua faktor yang berada antara niat pembelian dan keputusan pembelian yaitu sikap orang lain dan situasi yang tidak diharapkan. Niat pembelian dapat berubah apabila situasi yang dihadapi konsumen menghambat atau memaksa untuk membatalkan pembelian atau 8 beralih kepada alternatif pilihan yang lain. Preferensi dan niat membeli tidak selalu menghasilkan pembelian yang aktual (Kotler, 2008:181). Menurut Suryani (2008:15) keputusan pembelian adalah suatu sistem yang terdiri dari masukan, proses dan keluaran. Proses pengambilan keputusan pembelian akan melalui tiga tahap yaitu pengakuan terhadap kebutuhan (konsumen merasakan adanya kebutuhan) dan penilaian terhadap alternatif. Proses tersebut dipengaruhi oleh usaha yang dilakukan oleh pemasar dan lingkungan sosio-kultur serta kondisi psikologis konsumen. Pengambilan keputusan pembelian dipengaruhi faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal merupakan masukan informasi bagi konsumen yang berasal dari usaha-usaha pemasaran yang dilakukan perusahaan seperti produk, harga, pelayanan, lokasi, promosi, kemudian masukan informasi yang berasal dari lingkungan sosial budaya yang meliputi keluarga, sumber informasi informal, sumber informasi nonkomersial lain, kelas sosial, dan budaya. Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri konsumen meliputi motivasi, persepsi, pembelajaran, kepribadian, sikap dan kepercayaan (Kanuk, 2008:8). Dari beberapa pengertian keputusan pembelian dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah proses pengintegrasian pengetahuan untuk menyeleksi dan mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif sehingga menghasilkan suatu pilihan sebagai keinginan untuk memilih salah satu alternatif pilihan yang ada atau menghasilkan keputusan untuk membeli atau tidak membeli serta memutuskan merek mana yang akan dibeli. 2.1.1.1 Tahap-Tahap Keputusan Pembelian Menurut Sunyoto (2013:85) keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen memiliki struktur. Struktur keputusan pembelian antara lain: 1. Keputusan tentang jenis produk. Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk. Konsumen memilki minat untuk membeli produk dan mempertimbangkan alternatif produk lain. 2. Keputusan tentang bentuk produk. Konsumen akan mempertimbangkan ukuran, mutu, corak dan sebagainya. Perusahaan harus memperhatikan kesukaan konsumen terhadap produk yang bersangkutan agar dapat memaksimumkan daya merek produk. 3. Keputusan tentang penjual. Konsumen akan memutuskan dimana produk tersebut akan dibeli sehingga perusahaan harus memperhatikan bagaimana konsumen memilih penjual tertentu. 4. Keputusan tentang jumlah produk. Konsumen dapat mengambil keputusan tentang berapa banyak produk yang harus dibeli pada suatu waktu. Perusahaan perlu mempersiapkan jumlah produk sesuai dengan keinginan konsumen yang berbeda. 5. Keputusan tentang waktu pembelian. Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan produk harus dibeli sehingga perusahaan harus mengetahui faktor yang mempengaruhi keputusan konsumsi dalam penentuan waktu pembelian. Menurut Suryani (2008:13) konsumen melalui proses dalam keputusan pembelian sebelum konsumen memutuskan untuk membeli suatu produk. Suatu proses pembelian tidak hanya sekedar mengetahui berbagai faktor yang akan mempengaruhi, tetapi berdasarkan peranan dalam pembelian dan keputusan untuk membeli. Terdapat lima peran yang terjadi dalam keputusan membeli, antara lain: 1. Pencetus (Initiator). Pencetus adalah orang yang pertama-tama menyarankan atau memikirkan gagasan membeli produk atau jasa tertentu. 2. Pemberi Pengaruh (Influencer) adalah seseorang yang memberikan pengaruh adalah orang yang pandangannya atau nasihatnya diperhitungkan dalam membuat keputusan akhir. 3. Pembuat Keputusan (Decider). Pembuat keputusan merupakan seseorang yang pada akhirnya menentukan sebagian besar atau keseluruhan 10 keputusan membeli, terlaksananya pembelian, apa yang dibeli saat pembelian, bagaimana proses pembeliannya atau tempat membeli. 4. Pembeli (Buyer) merupakan seseorang yang melakukan pembelian yang sebenarnya. 5. Pemakai (User). Pemakai merupakan seseorang atau beberapa orang yang menikmati atau memakai produk atau jasa. Sebuah perusahaan perlu mengenali peranan-peranan tersebut karena hal tersebut mempengaruhi dalam kaitan merancang produk, menentukan peran dan mengalokasikan biaya anggaran promosi. Apabila pemasar mengetahui peranan yang dimainkan akan membantu para pemasar menyelaraskan program pemasaran yang tepat dengan para pembeli. Konsumen akan melalui lima tahap dalam proses pembelian yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dana prilaku setelah pembelian. Tahapan tersebut menekankan bahwa proses pembelian bermula sebelum pembelian dan berakibat setelah pembelian. Setiap pembeli akan melewati tahap-tahap tersebut untuk setiap pembelian yang konsumen buat. Ketika konsumen melakukan pembelian yang lebih rutin konsumen dapat membalik tahap-tahap tersebut (Suryani, 2008:15) Menurut Sunyoto (2013:86) memberikan pendapat yang berbeda. Tahap awal yang dilalui konsumen adalah kesadaran kebutuhan (need recognition), lalu pencarian informasi (information search), kemudian evaluasi alternatif menjelang pembelian (pre-purchase alternative evaluation), setelah itu dilakukan pembelian (purchase), lalu kegiatan mengkonsumsi (consumption) dan pada tahap akhir pembeli akan menunjukkan kepuasan (satisfaction) atau ketidakpuasan (dissatisfaction). Tahap keputusan pembelian antara lain: 1. Pengenalan Masalah Pengenalan masalah merupakan tahap pertama di proses keputusan pembelian dimana konsumen mengenali masalah atau kebutuhan. Konsumen menyadari suatu perbedaan antara keadaan sebenarnya dan keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan tersebut dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri konsumen atau dari luar. Adapun dimensi yang digunakan dan disesuikan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Waktu , kondisi atau keadaan dimana seseorang membutuhkan alat pemuas kebutuhan sebagai pemenuh kebutuhan. b. Perubahan situasi, kondisi dimana seseorang mengalami hal yang berbeda dari sebelumnya. Seperti halnya konsumen yang semula tidak menginginkan sebuah motor mungkin akan menghabiskan waktu untuk hal yang lain, tetapi setelah konsumen mempunyai keinginan untuk membeli motor maka dia akan menyisihkan sebagian waktunya untuk mencari informasi terkait dengan produk motor. 2. Pencarian Informasi Adapun dimensi yang digunakan dan disesuaikan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Pencarian Internal, yaitu mengingat kembali semua informasi yang ada dalam ingatan memori nya. b. Pencarian Eksternal, yaitu proses pencarian informasi mengenai berbagai produk dan merek kepada lingkungan konsumen. Pencarian eksternal dalam penelitian ini diukur menggunakan dimensi arah pencarian informasi yaitu mencari informasi dan sumber yang terkait seperti : sumber terdekat (keluarga, teman dan tetangga), sumber komersial (iklan, wiraniaga dan media massa). 3. Penilaian Alternatif/Evaluasi Alternatif. Adapun dimensi yang digunakan dan disesuaikan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Penetapan tujuan pembelian, kemampuan konsumen didalam memilih dan menyesuaikan dengan apa yang diinginkan kemudian ditetapkan sebagai alternatif pilihan. b. Seleksi pilihan alternatif, kemampuan konsumen didalam mengevaluasi berbagai macam alternatif pilihan produk/merek kemudian menetapkan sebagai piihan keputsan pembelian. 4. Keputusan Pembelian. Dimensi yang digunakan dan disesuaikan dengan penelitian ini, menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2007) adalah pilihan produk. Pilihan produk dalam penelitian ini adalah kemampuan konsumen didalam menentukan apa yang akan dibeli dan bagaimana memutuskan pembelian akan suatu produk yang dipilih. 5. Perilaku Setelah Pembelian. Sesudah melakukan pembelian terhadap suatu produk konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Kepuasan sesudah pembelian yang dialami konsumen berdasarkan harapan konsumen terhadap informasi yang diterima konsumen tentang produk. Apabila kenyataan yang konsumen dapat ternyata berbeda dengan yang diharapkan maka konsumen merasa tidak puas. Apabila produk yang telah dibeli oleh konsumen memenuhi harapan, maka konsumen akan merasa puas (Sunyoto, 2013:86). Menurut Kanuk (2008:492) terdapat mode keputusan pembelian yang meliputi masukan, proses dan keluaran. Tahapan model keputusan pembelian antara lain: 1. Masukan Komponen masukan dalam model pengambilan keputusan pembelian mempunyai berbagai pengaruh luar yang berlaku sebagai sumber informasi mengenai produk tertentu dan mempengaruhi nilainilai, sikap, dan perilaku konsumen yang berkaitan dengan produk. Masukan sebagai sumber informasi dibagi menjadi dua sumber, yaitu: a. Masukan pemasaran. Masukan pemasaran adalah berupa strategi bauran pemasaran khusus yang terdiri produk (kemasan, ukuran, jaminan), iklan, pemasaran langsung, penjualan personal, promosi penjualan, kebijakan harga, pemilihan saluran distribusi. b. Masukan sosial budaya. Lingkungan sosial budaya mempunyai pengaruh besar terhadap keputusan konsumen. Masukan sosial budaya terdiri dari berbagai macam pengaruh atau sumber informasi nonkomersial, seperti komentar teman, editorial di surat kabar, pemakaian oleh anggota keluarga, artikel majalah atau pandangan orang yang berpengalaman tentang produk. Pengaruh kelas sosial, budaya, subbudaya merupakan faktor penting yang dihayati dan diserap sehingga mempengaruhi penilaian konsumen untuk menerima atau menolak produk. Aturan tingkah laku yang tidak tertulis yang disampaikan budaya dengan halus menyatakan perilaku konsumsi mana yang benar atau salah pada waktu tertentu. Dampak kumulatif usaha pemasaran setiap perusahaan adalah pengaruh keluarga, temanteman, para tetangga dan aturan perilaku masyarakat yang ada merupakan semua masukan yang mungkin mempengaruhi apa yang dibeli konsumen dan bagaimana konsumen menggunakan apa yang dibeli (Kanuk, 2008:492). 2. Proses Komponen proses dalam model tersebut berhubungan dengan cara konsumen mengambil keputusan. Pengaruh berbagai konsep psikologis yang mewakili pengaruh dalam diri (motivasi, persepsi, pembelajaran, kepribadian dan sikap) yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan konsumen (apa yang konsumen butuhkan atau inginkan, kesadaran konsumen terhadap berbagai alternatif pilihan produk, kegiatan konsumen dalam pengumpulan informasi dan penilaian konsumen terhadap berbagai alternatif). Tindakan pengambilan keputusan terdiri dari tiga tahap, yaitu: A. Pengenalan kebutuhan. Pengenalan kebutuhan mungkin terjadi ketika konsumen dihadapkan dengan suatu masalah. Di kalangan konsumen terdapat gaya pengenalan masalah yaitu: 1. Pengenalan masalah terhadap keadaan yang sebenarnya, merupakan keadaan dimana konsumen merasa mempunyai masalah ketika sebuah produk tidak dapat berfungsi secara memuaskan. 2. Pengenalan masalah terhadap keadaan yang diinginkan merupakan keadaan dimana konsumen merasa keinginan terhadap sesuatu yang baru dapat menggerakkan proses keputusan. B. Penelitian sebelum pembelian, dimulai ketika konsumen merasakan adanya kebutuhan yang dapat dipenuhi dengan membeli dan mengkomsumsi suatu produk. Konsumen akan menarik ingatan kepada pengalaman lalu dapat memberikan informasi yang memadai kepada konsumen untuk melakukan pilihan terhadap alternatif. Konsumen biasanya mencoba mengingat sebelum mencari sumber informasi eksternal mengenai kebutuhan yang berhubungan dengan komsumsi tertentu. Pengalaman yang lalu dianggap sebagai sumber informasi internal. Semakin besar ingatan mengenai pengalaman yang lalu, semakin sedikit informasi dari luar yang mugkin dibutuhkan konsumen untuk mencapai keputusan (Kanuk, 2008;493). C. Penilaian alternatif. Ketika menilai berbagai alternatif potensial, para konsumen cenderung menggunakkan dua macam informasi, yaitu daftar merek yang konsumen rencanakan untuk dipilih (serangkaian merek yang diminati) dan kriteria yang akan konsumen pergunakan untuk menilai setiap merek. 3. Keluaran. Komponen keluaran dalam mode tersebut terdiri dua tahap, yaitu: a. Perilaku pembelian. Konsumen dapat melakukan tiga tipe pembelian, antara lain: 1) Pembelian percobaan adalah keadaan dimana konsumen membeli suatu produk untuk pertama kali dengan jumlah yang lebih sedikit dari biasanya, pembelian tersebut akan dianggap suatu percobaan. Pembelian percobaan merupakan tahapan perilaku pembelian yang bersifat penjajakan dimana konsumen berusaha menilai suatu produk melalui pemakaian langsung. 2) Pembelian ulang adalah keadaan dimana produk yang sudah mapan berdasarkan percobaan dirasakan lebih baik daripada merek lain, konsumen mungkin mengulangi pembelian. Perilaku pembelian ulang berhubungan erat dengan kesetiaan terhadap merek dan merupakan tanda bahwa konsumen bersedia memakai produk dalam jumlah yang lebih besar dan memakai lagi produk tersebut. 3) Pembelian komitmen jangka panjang adalah keadaan dimana konsumen beralih secara langsung dari penilaian menjadi komitmen jangka panjang, tanpa ada kesempatan untuk percobaan sesungguhnya karena pembelian terhadap produk yang paling tahan lama (Kanuk, 2008:493). b. Penilaian pasca-pembelian adalah keadaan dimana konsumen menggunakan suatu produk, terutama selama pembelian percobaan, konsumen menilai kinerja produk tersebut menurut berbagai harapan konsumen. Terdapat tiga hasil penilaian yang mungkin timbul, yaitu: 1) Kinerja yang sesungguhnya sesuai dengan harapan yang menimbulkan perasaan netral. 2) Kinerja melebihi harapan, yang menimbulkan apa yang dikenal sebagai pemenuhan harapan secara positif yang dapat menimbulkan rasa puas. 3) Kinerja di bawah harapan, yang menimbulkan apa yang dikenal sebagai pemenuhan harapan secara negatif dan tidak puas. Tingkat analisis pasca-pembelian yang dilakukan oleh konsumen tergantung dari pentingnya keputusan produk dan pengalaman yang diperoleh dalam memakai produk tersebut. Penilaian pacsa-pembelian konsumen akan memberikan umpan balik, seperti pengalan terhadap psikologis konsumen dan membantu mempengaruhi keputusan yang berkaitan dengan di waktu yang akan datang (Kanuk, 2008:509). Menurut Kanuk (2008:40) keputusan pembelian erat kaitannya dengan perilaku konsumen. Perilaku konsumen dapat dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa karakteristik antara lain umur, jenis kelamin, pekerjaan, tingkat pendapatan dan lingkungan (geografis). Dari beberapa karakteristik konsumen menunjukkan bahwa konsumen dengan karakteristik tertentu akan membutuhkan produk atau jasa yang sesuai dengan kebutuhan karakteristik yang konsumen miliki. Dari beberapa definisi tentang keputusan pembelian dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah proses dimana konsumen memutuskan akan membeli produk atau merek tertentu. Dalam proses keputusan pembelian konsumen akan melakukan pengenalan kebutuhan, penelitian sebelum pembelian dan evaluasi alternatif. Proses tersebut akan mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian. Setelah tindakan pembelian yang dilakukan oleh konsumen akan menimbulkan penilaian setelah pembelian yang akan dilakukan konsumen dan dapat mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian ulang atau tidak. 2.1.2 Iklan Iklan adalah pengganti argumentasi modern yang berfungsi untuk memunculkan hal-hal buruk lebih baik (George Santayana). Mengemukakan bahwa iklan merupakan bentuk komunikasi non-personal yang menjual pesan-pesan secara persuasif dari sponsor yang jelas guna untuk mempengaruhi orang agar membeli produk dengan membayar biaya untuk media yang digunakan (Kriyantono,2008). Iklan adalah segala bentuk presentasi non-pribadi dan promosi gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar (Kotler dan Keller, 2007). 2.1.2.1 Tujuan Iklan Tujuan periklanan umumnya mengandung misi komunikasi. Periklanan adalah komunikasi masa dan harus dibayar untuk menciptakan kesadaran (awareness), menanamkan informasi, mengembangkan sikap, atau adanya suatu tindakan yang menguntungkan bagi pengiklan. Secara garis besar, tujuan iklan biasa dikategorikan menurut tujuan spesifiknya, yaitu apakah tujuannya memberikan informasi, membujuk atau mengingatkan. 1. Iklan Informatif umumnya dianggap sangat penting untuk peluncuran kategori baru, dimana tujuannya adalah merangsang permintaan awal; 2. Iklan persuasif sangat penting apabila mulai tercipta tahap persaingan, dimana tujuan iklan adalah membangun preferensi pada merk tertentu. Iklan persuasif juga bisa terdorong menjadi comparartive advertising, yang membandingkan secara eksplisit atribut 2 merk atau lebih. 3. Iklan yang bertujuan mengingatkan (reminder advertising) lebih cocok untuk produk yang sudah memasuki tahap kedewasaan. Sasaran atau tujuan iklan (advertising goal) adalah tugas komunikasi spesifik yang harus dicapai pada audiens spesifik dalam periode waktu tertentu. 4. Tujuan iklan juga semestinya merupakan kelanjutan atau turunan dari keputusan perusahaan sebelumnya tentang pasar sasaran, positioning, dan bauran pemasaran. Selain itu tujuan iklan harus didasarkan pada analisis mendalam situasi pasar terkini. (Sulaksana, 2003 : 91 – 93). 2.1.2.2 Fungsi Periklanan Menurut Shimp (2003) fungsi-fungsi periklanan, sebagai berikut : 1. Memberikan Informasi (Informing), Periklanan membuat konsumen sadar (aware) akan merek-merek baru, mendidik mereka tentang berbagai fitur dan manfaat merek, serta memfasilitasi penciptaan citra merek yang positif. Periklanan ini merupakan bentuk komunikasi yang berkemampuan menjangkau khalayak secara luas dengan biaya yang relatif rendah. Periklanan ini memfasilitasi pengenalan produk/merek baru, meningkatkan jumlah permintaan produk/merek-merek yang sudah ada, dan meningkatkan puncak kesadaran (TOMA = top of mind awareness) di benak konsumen, serta mengajarkan manfaat-manfaat baru dari merek-merek yang sudah ada. Contohnya iklan : Gatorade, yang awalnya digunakan selama aktivitas atletik berat, diiklankan untuk menggantikan cairancairan yang hilang selama terkena flu. 2. Membujuk (Persuading), Periklanan yang efektif akan mampu membujuk pelanggan untuk mencoba produk yang diiklankan.Terkadang persuasi tersebut berbentuk mempengaruhi permintaan primer yaitu menciptakan permintaan bagi keseluruhan kategori produk. Iklan yang dibuat harus mampu membujuk konsumen untuk memilih merek tertentu, menganjurkan untuk membeli produk merek tertentu, membujuk pelanggan untuk menerima merek yang diiklankan, serta membujuk pelanggan untuk membeli sekarang juga produk yang diiklankan; 3. Mengingatkan (Reminding), Iklan dapat menjaga merek agar tetap segar dalam ingatan konsumen, dan produk yang diiklankan tidak hilang dari ingatan. Saat munculnya kebutuhan yang berhubungan dengan produk yang diiklankan, konsumen akan segera ingat dengan merek yang diiklankan di masa lalu dan akhirnya membeli produk tersebut. Periklanan ini dapat meningkatkan minat konsumen terhadap merek yang sudah ada dan pembelian terhadap merek yang mungkin tidak akan dipilih, serta mampu mempengaruhi pengalihan merek (brand switching); 4. Memberikan nilai tambah (Adding Value), Iklan berfungsi memberikan nilai tambah bagi perusahaan akan tiga hal yang mendasar yaitu, terjadinya inovasi, penyempurnaan kualitas, atau perubahan persepsi konsumen. Misalkan iklan Sari puspa yang berubah menjadi Softwell International dengan maksud untuk membuat perubahan dalam persepsi konsumen; 5. Membantu/mendampingi (Assisting), Iklan yang upaya-upaya telah lain dilakukan dari perusahaan perusahaan dapat memberikan informasi pendahuluan yang bernilai bagi wiraniaga sebelum melakukan kontak personal dengan para pelanggannya. Periklanan ini memungkinkan digunakan sebagai alat komunikasi untuk meluncurkan promosi-promosi penjualan, seperti kupon-kupon dan undian, serta upaya penarik perhatian berbagai perangkat promosi penjualan tersebut. Periklanan juga dapat meningkatkan hasil dari komunikasi pemasaran lainnya. Contohnya, para konsumen dapat mengetahui kemasan-kemasan produk di toko dan lebih mudah mengenali produk setelah melihat iklan produk tersebut di televisi. Orang atau konsumen membeli atau tidak membeli biasanya didasarkan pada bagaimana kualitas produk yang sesungguhnya (tentunya dibandingkan dengan competitor untuk kategori yang sama, bila ada bagaimana harganya (wajar atau tidak, mampu atau tidak konsumen membelinya), lalu adakah kemudahan untuk mendapatkan produknya (berkaitan dengan sistem distribusinya), kemudian, apakah orang tahu tentang produk tersebut, kegunaannya, kelebihannya? Yang terakhir ini berkaitan dengan upaya periklanannya. 2.1.2.3 Kreatif Kreatif adalah suatu kualitas yang dimiliki oleh orang-orang yang mampu melakukan pendekatan-pendekatan baru dalam berbagai situasi, yang umumnya mengahasilkan perbaikan dan jalan keluar dalam mengatasi suatu permasalahan. Orang kreatif adalah para professional yang bertanggung jawab terhadap, pekerjaan kreatif . mereka biasa dikenal antara lain sebagai pengarah kreatif, penulis naskah, pengarah seni atau produser. (Rhenald Kasali, 2007 : 80). A. Konsep Kreatif Berkaitan untuk menghasilkan iklan radio yang baik diperlukan konsep kreatif yang dapat menggunakan elemen-elemen dalam sebuah rumus yang dikenal sebagai AIDCA, yang terdiri dari : 1. Attention (perhatian); 2. Interest (minat); 3. Desire (kebutuhan/keinginan); 4. Convection (rasa percaya); 5. Action (tindakan). Pembuatan iklan bukan semata-mata menulis judul, deskripsi, serta nama alamat produsen. Untuk mendapatkan perhatian. Rangkaian suara manusia, music, effect suara harus dipilah-pilah sehingga tampak lebih ringkas atau malah lebih panjang tergantung pada kebutuhan. Setelah usaha perhatian calon pembeli sudah dirumuskan, persoalan yang baru adalah bagaimana agar mereka berminat dan ingin tahu lebih lanjut.untuk itu mereka harus dirangsang agar mau mengikuti pesan-pesan yang disampaikan. Dengan demikian penggunaan kata-kata kalimat pembuka sebaiknya bisa merangsang untuk tahu lebih lanjut. (Rhenald Kasali, 2007 : 83-85) Tidak ada gunanya menyenangkan calon pembeli dengan rangkaian kata-kata gembira melalui sebuah iklan, kecuali iklan tersebut berhasil menggerakan keinginan orang untuk memiliki atau menikmati produk tersebut. Kebutuhan mereka untuk memiliki atau keinginan mereka untuk memiliki, memakai, atau melakukan sesuatu yang harus dibangkitkan. Untuk menimbulkan rasa percaya pada diri calon pembeli, sebuah iklan dapat ditunjang berbagai macam kegiatan peragaan seperti testimonial atau pembuktian, membagi-bagikan percontoh secara gratis. Dan menyodorkan pandangan positif dari tokoh-tokoh masyarakat terkemuka serta hasil pengujian oleh pihak ketiga, misalnya, hasil pengujian Departemen Kesehatan, Departemen Perindustrian, lembaga swadaya masyarakat, dan laboratorium swasta terkemuka, atau perguruan tinggi. Persoalan seperti itu memang sudah ada di luar jangkauan periklanan, akan tetapi efektivitas iklan sekali lagi, tidak ditentukan oleh penampilan iklan itu sendiri. (Rhenald Kasali, 2007 : 85-86) Banyak kata-kata yang digunakan dalam naskah iklan untuk membujuk calon pembeli. Khususnya untuk iklan tahap pengenalan produk ataupun meningkatkan jumlah penjualan produk. Sebagai contoh kata-kata itu antara lain beli, ambil, hubungi, dapatkan, pergilah datanglah, ceritakan, selamatkan, berikan, dan lain-lain. (Rhenald Kasali, 2007 : 8687). 2.1.2.4 Perumusan Strategi Kreatif Menurut Gilson dan Berkman, proses perumusan suatu strategi kreatif terdiri atas tiga tahapan, yaitu : 1. Mengumpulkan dan mempersiapkan informasi pemasaran yang tepat agar orang-orang kreatif dapat dengan segera menemukan strategi kreatif mereka. Biasanya informasi yang akan sangat bermanfaat adalah informasi yang menyangkut rencana pemasaran dan komunikasi, hasil penelitian tentang konsumen sasaran, data-data tentang produk, persaingan di pasar, serta rencana dasar tentang strategi media, yaitu menyangkut kapan dan dalam media apa saja iklan itu akan dimunculkan. Informasi ini sebaiknya tidak berasal dari satu sumber saja, karena sumber informasi yang beragam memungkinkan perolehan yang perspektif atau wawasan yang lebih luas. Atau seperti kata Leo Burnett, juga seorang pakar periklanan caliberinternasional dari Amerika Serikat, keingintahuan tentang seluruh aspek kehidupan manusia masih merupakan kunci sukses bagi orang-orang kreatif. Hanya, mungkin perlu diperhatikan mana sumber yang layak dipercaya dan mana yang tidak. 2. Selanjutnya orang-orang kreatif harus membenamkan diri mereka ke dalam informasi-informasi tersebut untuk menetapkan suatu posisi atau platform dalam penjualan serta menentukan tujuan iklan yang akan dihasilkan. Kedua hal ini akan memberikan gambaran yang jelas kepada orang-orang kreatif mengenai cara yang paling efektif, berikut berbagai kendalanya, untuk mengkomunikasikan posisi tersebut dengan suatu pesan iklan yang dapat ditangkap secara efektif oleh konsumen dan kemudian ditanggapi. Pada tahap inilah ide-ide, yang merupakan jantung dari seluruh proses perumusan strategi kreatif, dicetuskan dan dikembangkan. Biasanya, untuk memperoleh hasil kerja yang optimal, dilibatkan juga suatu diskusi yang sangat hati-hati di antara orang-orang kreatif. 3. Dalam sebuah biro iklan, langkah terakhir yang dilakukan adalah melakukan persentasi dihadapan pengiklan atau klien untuk memperoleh persetujuan sebelum rancangan iklan yang telah dibuat diproduksi dan dipublikasikan melalui media-media yang telah ditetapkan (Rhenald Kasali, 2007;81-82). 2.1.3 Pelayanan Kualitas layanan menurut pendapat Parasuraman (Purnama, 2006:19) merupakan perbandingan antara layanan yang dirasakan (persepsi) konsumen dengan kualitas layanan yang diharapkan konsumen. Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa kualitas pelayanan adalah memberikan kesempurnaan pelayanan untuk tercapainya keinginan atau harapan pelanggan. Berbicara mengenai kualitas pelayanan, ukurannya bukan hanya ditentukan oleh pihak yang melayani saja tetapi lebih banyak ditentukan oleh pihak yang dilayani, karena merekalah yang menikmati layanan sehingga dapat mengukur kualitas pelayanan berdasarkan harapan-harapan mereka dalam memenuhi kepuasannya. Menurut Wyckof Arief (2007:118), Menyatakan bahwa kualitas Pelayanan adalah tingkat keunggulan yang di harapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa kualitas jasa pelayanan dapat diwujudkan melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan. 2.1.3.1 Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan Menurut Nasution (2008:47) secara garis besar terdapat dua jenis kualitas layanan yaitu: 1. Kualitas layanan internal Kualitas layanan internal berkaitan dengan interaksi jajaran pegawai perusahaan dengan berbagai fasilitas yang tersedia. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan internal, antara lain: a. Pola manajemen umum organisasi/perusahaan b. Penyediaan fasilitas pendukung. c. Pengembangan sumber daya manusia. d. Iklim kerja dan keselarasan hubungan kerja. e. Pola insentif. 2. Kualitas pelayanan eksternal Mengenai kualitas layanan kepada pelanggan eksternal, kita boleh berpendapat bahwa kualitas layanan ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain: a. Yang berkaitan dengan penyedian jasa 1. Pola layanan dan tata cara pembentukan jasa tertentu. 2. Pola layanan distribusi jasa. 3. Pola layanan penjualan jasa. 4. Pola layanan dalam penyampaian jasa. b. Yang berkaitan dengan penyediaan barang. 1. Pola layanan dan pembuatan barang berkualitas atau penyadiaan barang berkualitas. 2. Pola layanan pendistribusian barang. 3. Pola layanan penjualan barang. 4. Pola pelayanan purna jual 2.1.3.2 Prinsip-prinsip Kualitas Pelayanan Pelayanan yang diberikan akan berkualitas jika setiap Pelayanan telah dibekali prinsip-prinsip pelayanan. Berikut ini akan dijelaskan prinsip-prinsip pelayanan yang harus dipahami dan dimengerti oleh Pelayanan, seperti yang diungkapkan oleh Kasmir (2009:279) yaitu: 1. Berpakaian dan berpenampilan Yaitu Petugas harus mengenakan baju dan celana yang sepadan dengan kombinasi yang menarik. 2. Percaya diri dan bersikap akrab, dan penuh dengan senyum Yaitu Petugas harus memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Bersikap akrab dengan pelanggan seolah-olah sudah kenal lama 3. Menyapa dengan lembut. Yaitu Petugas harus segera menyapa dan kalau sudah bertemu sebelumnya usaha dengan menyebut namanya , namun jika belum kenal dapat menyapa dengan menyebut bapak/ibu apa yang dapat kami bantu. 4. Tenang, Sopan, Hormat, dan tekun Yaitu Petugas saat melayani pelanggan dalam keadaan tenang, tidak terburu-buru, sopan santun dalam bersikap. Tujukan sikap menghormati palanggan, tekun mendengar, sekaligus berusaha memahami keinginannya 5. Berbicara Yaitu Petugas dalam berkomunikasi dengan pelanggan gunakanlah bahasa Indonesia yang benar atau bahasa daerah yang benar pula. 6. Bergairah Yaitu Petugas menujukan pelayanan yang prima, seolah-olah memang sangat tertarik dengan keinginan dan kemauan pelanggan. 7. Jangan menyela Yaitu Pada saat pelanggan sedang bicara, usahakan jangan menyela pembicara. Hindari kalimat yang bersifat teguran atau sindiran 8. Mampu menyakini pelanggan Yaitu Petugas harus mampu menyakini pelanggan dengan argumenargumen yang masuk akal. 2.1.3.3 Dimensi Kualitas Pelayanan Parasuraman, et al. (dalam Purnama, 2006: 22) lima dimensi pokok dalam kualitas pelayanan yaitu : 1. Bukti tampilan (Tangibles), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi. 2. Kehandalan (Reability), yakni kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat, dam memuaskan. 3. Daya tanggap (Responsiveness), yaitu keyakinan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan layanan dengan tanggap. 4. Jaminan (Assurance), mencangkup pengetahuaan, kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf ; bebas dari bahaya, resiko atau keragu-raguaan. 5. Empati (Emphaty), meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para pelanggannya. 2.2 Penelitian Terdahulu Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu No Nama Penelitian dan Judul Penelitian Hasil Penelitian Pengaruh Iklan di Televisi Terhadap Keputusan Pembelian Produk Pond’s (Studi Pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang). Ada Pengaruh yang Signifikan Iklan di Televisi Secara Simultan Terhadap Keputusan Pembelian Produk Pond’s Mahasiswa FE Universitas Negeri Malang. Ada Pengaruh Periklanan Melalui Televisi Terhadap Keputusan Pembelian Produk Larutan Penyegar Cap Kaki Tiga. Adanya Pengaruh Yang Terjadi Antara Atribut Produk, Bauran Promosi, Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian Produk Merchandise. Secara Simultan Variabel Pelayanan Dan Iklan Tahun Penelitian 1. NovitaSari,Weny (2011) 2. Amin, Faizal (2009) Pengaruh Periklanan melalui Televisi Terhadap Keputusan Pembelian Produk Larutan Penyegar Cap Kaki Tiga. 3. Yuga, Novian (2011) Analisis Pengaruh Atribut Produk, Bauran Promosi, Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian Produk Merchandise 4. Dwi, Yuliana (2013) Pengaruh Pelayanan Dan Iklan Kartu Seluler Indosat Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen. Berpengaruh Positif Dan Signifikan Terhadap Keputusan Pembelian. 2.3 Kerangka Berpikir Menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono, 2011:60) mengemukakan bahwa “Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai hal yang penting jadi dengan demikian maka kerangka berpikir adalah sebuah pemahaman yang melandasi pemahamanpemahaman yang lainnya, sebuah pemahaman yang paling mendasar dan menjadi pondasi bagi setiap pemikiran atau suatu bentuk proses dari keseluruhan dari penelitian yang akan dilakukan.” Gambar 2.3 Kerangka Berpikir Pengaruh Iklan dan Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian H1 Iklan (x1) H3 Keputusan Pembelian (Y) Pelayanan H2 (x2) 2.4 Hipotesis Menurut Weny Novitasari (2011),Iklan berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Selanjutnya Menurut Faizal Amin (2009), Iklan juga berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Maka dari itu, dapat diberikan hipotesis sebagai berikut : H1 : Iklan memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Menurut Novian Yuga (2011) , Pelayanan mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian. Maka dari itu, dapat diberikan hipotesis sebagai berikut : H2 : Pelayanan memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Menurut Yuliana Dwi (2013), Iklan dan Pelayanan mempunyai pengaruh yang simultan terhadap keputusan pembelian. Maka dari itu, dapat diberikan hipotesis sebagai berikut : H3 : Variable iklan dan pelayanan secara simultan memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Batam dengan membagi kuisioner ke tiap konsumen yang datang ke Grapari Telkomsel Batam Centre , Jln. Engku Putri, Telkomsel Building. 3.1.2 Waktu Penelitian Tabel 3.1 Waktu Penelitian Bulan No Kegiatan April 1 2 3 1 Pengajuan Topik 2 Penyusunan BAB I 3 Penyusunan BAB II 4 Penyusunan BAB III 5 Pembuatan Kuesioner 6 Penyebaran Kuesioner 7 Penyusunan BAB IV 8 Penyusunan BAB V Sumber : Data diolah peneliti 4 Mei Juni 1 2 3 4 1 2 3 Juli 4 1 2 3 4 3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1. Populasi Sugiyono (2008:115), “Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu. Ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi yang didapatkan dari hasil perhitungan acak kepada konsumen yang datang ke customer service Batam Centre selama tiga hari. 3.2.2. Sampel Sugiyono (2008:116), “Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Dalam mencari sampel, para ahli biasanya menggunakan probability sample. Probability sample adalah suatu sampel yang ditarik sedemikian rupa, dimana suatu elemen (unsur) individu dari populasi tidak didasarkan pada pertimbangan pribadi, tetapi tergantung kepada aplikasi kemungkinan (probabilitas). Jika pemilihan individu dari populasi didasarkan atas pertimbangan pribadi, maka sampel tersebut dinamakan judgement sample. Pengambilan sampel penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode simple random sample, yaitu tiap unit populasi diberi nomor. Kemudian sampel yang diinginkan ditarik secara random, baik dengan menggunakan random numbers ataupun dengan undian biasa. Rumus untuk menghitung sampel yang digunakan adalah rumus slovin : Rumus 3.1 Rumus slovin Berikut data penjualan kartu Telkomsel di bawah ini : Tabel 3.2 Data penjualan kartu Telkomsel di Grapari Batam Centre Kota Batam Per Bulan Per Minggu Per hari (pcs) (pcs) (pcs) Simpati 500 100 25 AS 240 75 15 LOOP 100 50 5 Total 840 225 45 Spesifikasi Sumber : I-stared report (2016) Data yang diambil untuk menghitung sampel penelitian ini adalah menggunakan data penjualan harian. n = 40,4 => 40 Maka, Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 40 orang. 3.3 Jenis Dan Sumber Data Adapun jenis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah : a. Data Kuantitatif Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak-pihak yang berkepentingan berupa data lisan dengan penjelasan mengenai pembahasan. Adapun sumber data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah : a. Data Primer Adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Ada dua metode yang digunakan untuk mengumpulkan data primer yaitu : metode survei dan metode observasi, Supomo (2012). Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari kuisioner yang diberikan kepada responden yang berhubungan dengan variabel iklan, pelayanan dan keputusan pembelian. b. Data Sekunder Merupakan data yang penulis peroleh secara tidak langsung melalui perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain), Supomo (2012). Data ini dapat diperoleh melalui literatur, jurnal dan sumber-sumber pendukung penelitian lainnya. Data sekunder yang diperoleh adalah dokumen berupa profil perusahaan yang terdiri atas visi, misi, dan struktur. 3.4 Metode dan Jenis Penelitian Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sample tertentu, teknik pengambilan sample pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan, Sugiyono (2010). Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanatory yang bersifat aosiatif, merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih, Sugiyono (2010). Dalam hal ini adalah penelitian yang bersifat menjelaskan antara iklan dan pelayanan terhadap keputusan pembelian. 3.4.1 Penelitian Deskriptif Sukmadinata (2006:72) menjelaskan Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya. 3.5 Operasional Variabel Operasional variabel adalah pengertian variabel (yang diungkap dalam definisi konsep) tersebut, secara operasional, secara praktik, secara nyata dalam lingkup obyek penelitian/obyek yang diteliti. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat.. Definisi operasional yang dibuat adalah berbentuk definisi operasional yang diukur, ataupun definisi operasional eksperimental. Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan skala likert sebagai pengukuran perilaku. Sekaran (2006: 31) skala likert didesain untuk menelah seberapa kuat subjek setuju atau tidak setuju dengan pernyataan pada skala 5 point dengan susunan berikut : Tabel 3.5 Skala likert Interpretasi Pembobotan Sangat Setuju 5 Setuju 4 Ragu-Ragu 3 Tidak Setuju 2 Sangat Tidak Setuju 1 Sumber : Sekaran (2006: 32) 3.5.1 Variabel Dependen Nazir (2003: 124) variabel yang tergantung atas variabel lain dinamakan variabel dependen atau variabel terikat. Biasanya antara variabel independen dengan variabel dependent tidak dapat dipisahkan karena masing-masing tidak bisa berdiri sendiri, tetapi selalu berpasangan. Variabel terikat dari variabel bebas yang telah disebutkan diatas adalah tentang keputusan pembelian kartu Telkomsel di Grapari Batam Centre Kota Batam . 3.5.2 Variabel Independen Variabel bebas disebut juga variabel predictor, input atau variabel yang mempengaruhi. Misalnya antara variabel Y dan variabel X, maka jika variabel Y disebabkan oleh variabel X, maka variabel Y dinamakan variabel dependent dan variabel X adalah variabel bebas. Terdapat dua variabel bebas dalam penelitian ini dari masalah yang telah dirumuskan yaitu : Variabel (X1): Iklan Variabel (X2): Pelayanan 3.5.3 Instrumen Penelitian Tabel 3.6 Definisi Operasional Penelitian No Variabel Definisi 1. Iklan Mengemukakan bahwa iklan merupakan bentuk komunikasi nonpersonal yang menjual pesan-pesan secara persuasif dari sponsor yang jelas guna untuk mempengaruhi orang agar membeli produk dengan membayar biaya untuk media yang digunakan (Kriyantono,2008) 2. Pelayanan Wyckof Arief(2007:118) tingkat keunggulan yang di harapkan dan pengendalian atas Indikator Skala 1. Periklanan membuat likert konsumen sadar akan merek-merek baru 2. Iklan merupakan bentuk komunikasi yang berkemampuan dapat menjangkau khalayak secara luas 3. Iklan mengajarkan manfaat-manfaat baru dari merek- merek yang sudah ada. 4. Periklanan dapat meningkatkan minat konsumen . 1. Meliputi fasilitas fisik, likert perlengkapan , pegawai, dan sarana komuikasi 2. Kemampuan memberikan tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. 3. 4. 5. 3. Keputusan Pembelian Keputusan pembelian merupakan tahapan dimana konsumen mempertimbangkan beberapa faktor dan alasan yang memperkuat konsumen untuk memutuskan membeli suatu produk atau jasa tertentu (Kanuk,2008:486). 1. 2. 3. 4. 5. pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan. Keyakinan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan layanan dengan tanggap. Mencangkup pengetahuan, kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf. Kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan memenuhi kebutuhan para pelanggannya. Waktu dan perubahan likert situasi Pencarian internal dan pencarian eksternal Penetapan tujuan pembelian dan seleksi pilihan alterntif Kemampuan konsumen dalam menentukan pilihan produk. Perilaku setelah pembelian, mengalami tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. 3.6 Metode Analisis Data Kuesioner yang telah dikumpulkan oleh peneliti kemudian diolah dan dianalisis dengan bantuan komputer. Penganalisisan data dalam penelitian ini diolah dengan suatu program analisis statistik data yang bernama SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 20. SPSS merupakan program komputer yang digunakan untuk melakukan perhitungan statistik. Kelebihan dari program ini adalah dapat melakukan semua perhitungan statistik secara cepat dan tepat, mulai dari yang sederhana hingga yang sangat rumit (Elcom, 2010: 01). Program SPSS dibuat pada tahun 1968 oleh mahasiswa Stanford Univercity, saat itu dioperasikan pada komputer mainframe. Setelah itu SPSS terus mengalami perkembangan dan dari waktu ke waktu mengalami perbaikan dan penyempurnaan dengan munculnya versi SPSS for window (Priyatno, 2008: 13). 3.6.1 Statistik Deksriptif Stastistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud untuk membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. 3.6.2 Analisis Deskriptif Analisis deskriptif adalah merupakan bentuk analisis data penelitian untuk menguji generalisasi hasil penelitian berdasarkan satu sampel. Analisis deksriptif ini dilakukan dengan pengujian hipotesis deksriptif . Hasil analisisnya adalah apakah hipotesis penelitian dapat digeneralisasikan atau tidak apabila hipotesis (Ha) diterima, bila diterima berarti hasil penelitian dapat digeneralisasikan. 3.6.3 Uji Kualitas Data Uji kualitas data didalam ini yang akan dibahas dalam penelitian adalah a. Uji validitas data, b. Uji realibilitas data 3.6.3.1 Uji Validitas Data (Syofian Siregar, 2013) Validitas adalah menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur. Misalkan seseorang ingin mengukur berat suatu benda, maka alat ukur yang digunakan adalah timbangan. Timbangan merupakan alat yang valid digunakan untuk mengukut berat. Jika panjang suatu benda yang ingin diukur, maka alat yang digunakan adalah meteran. Meteran merupakan alat yang valid digunakan untuk mengukur panjang suatu benda. Dalam suatu penelitian baik yang bersifat deksriptif, maupun eksplanatif yang melibatkan variabel/konsep yang tidak bisa diukur secara langsung, masalah validitas tidak sederhana, didalamnya juga menyangkut penjabaran konsep dari tingkat teoritis sampai empiris (indikator). Namun bagaimana tidak suatu instrumen penelitian harus valid agar hasilnya dapat dipercaya. Mengingat pentingnya masalah validitas, maka tidak mengherankan apabila para pakar telah banyak berupaya untuk mengkaji masalah validitas serta membagi validitas kedalam beberapa jenis, terdapat perbedaan pengelompokkan jenis-jenis validitas, Elazar Pedhazur menyatakan bahwa validitas yang umum dipakai yaitu : face validity, criterion validity, dan construct validity. 1. Cara menguji validitas konstruk Setelah membuat kuisioner langkah selajutnya menguji apakah kuesioner yang dibuat tersebut valid atau tidak. Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk mengetahui kuesioner yang digunakan sudah tepat untuk mengukur apa yang ingin diukur, yaitu : 1. Jika koeifisien korelasi product moment melebihi 0,3 (Azwar, dalam Sofyan Siregar, 2013). 2. Jika koefisien korelasi product moment >r-tabel(0,5 ; n-2) n = jumlah sampel. 3. Nilai Sig. < 0,5 Rumus yang bisa digunakan untuk uji validitas kostruk dengan teknik korelasi product moment, yaitu : Rumus 3.2 Validitas 3.6.3.2 Uji Reliabilitas Realibilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula. Ujian reliabilitas alat ukur dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal, pengujian dapat dilakukan test-retest, equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal, reliabilitas alat ukur dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butirbutir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu. A. Teknik Alpha Cronbanch Teknik atau rumus ini dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu instrumen penelitian reabel atau tidak, bila jawaban yang diberikan responden berbentuk skala seperti 1-3, dan 1-5, serta 1-7 atau jawaban responden yang memginterpretasikan penilaian sikap. Misalnya responden memberikan jawaban sebagai berikut : a. Sangat Memuaskan (SM) b. Memuaskan (M) c. Netral (N) d. Tidak Memuaskan (TM) e. Sangat Tidak Memuaskan (STS) Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliable dengan menggunakan teknik ini, bila koefisien reliabilitas > 0,6 Rumus reliabilitas dengan metode alpha adalah : Rumus 3.3 Reliabilitas Keterangan : = Jumlah Varians butir = Jumlah butir pernyataan = Varian total 3.6.4 Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Priyatno (2008: 28) uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio. b. Uji multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas, yaitu adanya hubungan linear antar variabel indenpenden dalam model regresi. Metode pengujian yang bisa digunakan yaitu dengan melihat nilai inflation factor (VIF) pada model regresi. c. Uji heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas, yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. 3.6.5 Analisa Persamaan Regresi Linear Berganda Analisis regresi linier berganda adalah pengembangan dari regresi linier sederhana, yaitu sama-sama alat yang dapat digunakan untuk memprediksi permintaan di masa akan datang berdasarkan data masa lalu atau untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel bebas (independent) terhadap satu variabel tak bebas (dependent). Perbedaan penerapan metode ini hanya terletak pada jumlah variabel bebas yang digunakan. Penerapan metode regresi berganda jumlah variabel bebas yang digunakan lebih dari satu yang mempengaruhi satu variabel tak bebas. (Syofian Siregar, 2013) Rumus 3.4 Analisis Regresi Berganda Y=a +b1X1+b2X2+….. +bnXn 3.6.6 Uji Hipotesis Nazir (2003: 151) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis menyatakan hubungan apa yang kita cari atau yang ingin kita pelajari. Hipotesis adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja serta panduan dalam verifikasi. Hipotesis adalah keterangan sementara dari hubungan fenomenafenomena yang kompleks. Nazir (2003: 161) Untuk menguji hipotesis diperlukan data atau fakta. Kerangka pengujian harus ditetapkan lebih dahulu sebelum peneliti mengumpulkan data. Secara umum hipotesis dapat diuji dengan dua cara yaitu mencocokkan dengan fakta, atau dengan mempelajari konsistensi logis. Dalam menguji hipotesis dengan mencocokkan fakta maka diperlukan percobaan- percobaan untuk memperoleh data. Data tersebut kemudian kita nilai untuk mengetahui apakah hipotesis tersebut cocok dengan fakta tersebut atau tidak. Cara ini biasa digunakan dengan desain percobaan. Jika hipotesis diuji dengan konsistensi logis maka si peneliti memilih suatu desain dimana logika dapat digunakan, untuk menerima atau menolak hipotesis. Dalam pengujian hipotesis kita akan menghadapi sekumpulan sampel, dan kesimpulan umum yang merupakan kesimpulan populasi. Dengan demikian maka sampel yang akan kita ambil haruslah representatif untuk populasi (benar-benar mewakili populasi). Setiap masalah yang akan dipecahkan selalu mengandung dua jawaban, dengan demikian kita akan menghadapi dua macam hipotesis (Priyatno (2008: 10), yaitu: a. H0 (hipotesis nol) adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan antarvariabel. b. Ha (hipotesis alternatif) adalah hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antarvariabel. Dari keterangan di atas maka rancangan hipotesis untuk penelitian ini adalah seperti diterangkan di bawah ini: 1. Hipotesis Pertama a. H0 (Hipotesa Nol): Tidak ada pengaruh yang signifikan antara iklan dengan keputusan pembelian kartu Telkomsel di Kota Batam. b. Ha (Hipotesa Alternatif): ada pengaruh yang signifikan antara iklan dengan keputusan pembelian kartu Telkomsel di Kota Batam. 2. Hipotesis Kedua a. H0 (Hipotesa Nol): Tidak ada pengaruh yang signifikan antara pelayanan dengan keputusan pembelian kartu Telkomsel di Kota Batam. b. Ha (Hipotesa Alternatif): Ada pengaruh yang signifikan antara pelayanan dengan keputusan pembelian kartu Telkomsel di Kota Batam. 3. Hipotesis Ketiga a. H0 (Hipotesa Nol): Tidak ada pengaruh yang signifikan antara iklan dan pelayanan secara simultan dengan keputusan pembelian kartu Telkomsel di Kota Batam. b. Ha (Hipotesa Alternatif): Ada pengaruh yang signifikan antara iklan dan pelayanan secara simultan dengan keputusan pembelian kartu Telkomsel di Kota Batam. 3.6.6.1 Uji F (Priyatno, 2008: 81) uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel indenpenden (X1, X2,….Xn) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y). 1. Kaidah pengujian a) Berdasarkan berbandingan antara Fhitung dan Ftabel Jika : Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima. Jika : Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak. b) Berdasarkan nilai Probabilitas Jika probabilitas (sig) > 0,5 maka Ho diterima Jika probabilitas (sig) < 0,5 maka Ho ditolak Dimana : dari tabel anova nilai probabilitas (sig) = 0,00 mencari F dapat digunakan rumus : Rumus 3.6 Mencari F Hitung R2 / K F Hitung = ---------------------(1- R2 ) / (n-k-1) Keterangan : R2 = Koefisien Determinasi K = Jumlah variabel independen n = Banyaknya data 3.6.6.2 Uji t Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel independen (X1, X2,….Xn) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y). 2. Kaidah pengujian a) Berdasarkan berbandingan antara thitung dan ttabel Jika : thitung < ttabel, maka Ho diterima. Jika : thitung > ttabel, maka Ho ditolak. b) Berdasarkan nilai Probabilitas Jika probabilitas (sig) > 0,5 maka Ho diterima Jika probabilitas (sig) < 0,5 maka Ho ditolak Dimana : dari tabel anova nilai probabilitas (sig) = 0,00 Rumus t hitung pada analisis regresi adalah : Rumus 3.6 mencari t hitung bi t hitung = --------Sbi Keterangan : Bi = Koefisien regresi variabel i Sbi = Standar error variabel i 3.6.7 Uji Koefisien Determinasi (R2) Analisis determinasi (R2) dalam regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh indenpenden (X1, X2,….Xn) secara serentak terhadap variabel dependen (Y). Rumus mencari koefisien determinasi dengan dua variabel independen adalah: Rumus 3.7 Uji R2 3.7 Teknik Pengumpulan Data Nazir (2003: 174) pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Selalu ada hubungan antara metode mengumpulkan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. 3.7.1 Pengumpulan Data Melalui Daftar Pertanyaan Alat untuk mengumpulkan data adalah daftar pertanyaan, yang sering Nazir (2003: 203) Alat untuk mengumpulkan data adalah daftar pertanyaan, yang sering disebut secara umum dengan nama kuesioner. Pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner atau daftar pertanyaan tersebut cukup terperinci dan lengkap. Kuesioner harus mempunyai pusat perhatian, yaitu masalah yang ingin dipecahkan. Tiap pertanyaan harus merupakan bagian dari hipotesis yang ingin diuji. Dalam memperoleh keterangan yang berkisar pada masalah yang ingin dipecahkan itu, maka secara umum isi dari kuesioner dapat berupa pertanyaan tentang fakta, pertanyaan tentang pendapat, dan pertanyaan tentang persepsi diri.