PENGARUH IKLAN DAN PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN

advertisement
PENGARUH IKLAN DAN PELAYANAN TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN KARTU TELKOMSEL DI
GRAPARI BATAM CENTRE KOTA BATAM
TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Ahli Madya
Disusun Oleh
LASTI ANTIKA
11003127
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN
GICI BUSINESS SCHOOL
BATAM
2016
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh iklan dan pelayanan
terhadap keputusan pembelian konsumen PT. Telekomunikasi Seluler.
Metode penelitian ini adalah kuantitatif, dengan sample 40. Dengan teknik
pengambilan sample dengan metode simple random sampling.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa iklan berpengaruh kepada
keputusan pembelian, dengan uji t = 3,212. Selanjutnya pelayanan yang
berpengaruh kepada keputusan pembelian dengan uji t = 2,791. Lalu iklan dan
pelayanan berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian dengan uji
t = 1,898 dan signifikan <0,5.
Kata kunci : Iklan, Keputusan Pembelian, Pelayanan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Didunia yang era globalisasi seperti saat ini, kita dituntut untuk selalu
mengikuti pergerakan teknologi seperti menggunakan ponsel (telepon seluler)
sebagai kebutuhan yang harus ada di kehidupan sehari-hari, karena fungsi ponsel
saat ini bukan lagi hanya sekedar alat komunikasi semata tetapi bisa menjadi alat
berbinis, penyimpanan data dan juga hiburan. selain memilih ponsel yang sesuai
dengan kebutuhan, kita sebagai pengguna diharapkan juga mampu memilih kartu
seluler yang dapat menunjang kinerja kerja sesuai dengan kebutuhan masingmasing pengguna.
Dikutip dari AntaraNews.com bahwa teknologi telekomunikasi (khususnya
seluler) mulai diperkenalkan pada tahun 1980-an dan tidak pernah telintas bahwa
seluler akan mampu menyaingi jaringan telekomunikasi tetap. Pada saat ini GSM
merupakan teknologi komunikasi bergerak yang paling banyak digunakan di
seluruh dunia, hal ini merupakan peluang besar bagi perusahaan telekomunikasi .
Persaingan Industri telekomunikasi dalam beberapa tahun terkahir ini
berlangsung sangat ketat, selain melakukan perang tarif mereka juga melakukan
perang layanan dan perang iklan. Persaingan yang ketat ini membuat berbagai
macam layanan yang akan ditawarkan semakin beranekaragam yang diwujudkan
melalui periklanan terutama di media televisi dengan menonjolkan kelebihan
produknya agar mampu mempengaruhi konsumen untuk membeli produknya.
Dikutip dari penulisan sebelumnya (Purnamasari, 2007). Yang menyatakan
bahwa : Iklan sebagai faktor yang mempunyai dampak luas bagi khalayak dan
iklan dapat dikemas sedemikian rupa sehingga produk yang ditawarkan terlihat
cukup menarik juga dapat menciptakan sugesti bagi konsumen untuk
mempertimbangkan dan mengambil keputusan yang akan dipilih sesuai dengan
kebutuhan serta harga yang pantas dengan kemampuannya.
Kegiatan iklan dianggap sangat penting jika ingin produknya sukses di
pasar, sehingga perusahaan berlomba-lomba membuat iklan untuk membangun
posisi yang menguntungkan di pasar, salah satu cara membedakan produknya
dengan pesaing adalah dengan mensosialisasikan kelebihan produknya melalui
iklan yang unik dan yang mudah diingat ( Hardiyanti, 2005).
Adapun salah satu provider yang akan saya bahas disini adalah provider
yang berasal dari PT.Telekomunikasi Seluler (Telkomsel). Dikenal sebagai salah
satu perusahaan provider terbesar di Indonesia membuat Telkomsel dipilih oleh
banyak pengguna. Adapun produk Telkomsel antara lain : Simpati, AS, Loop
(kartu Prabayar) dan Halo (Pascabayar).
Perusahaan Telkomsel sendiri membagi beberapa jenis kartunya kedalam
pilihan paket telpon, SMS, dan layanan data internet yang berbeda-beda. Bisa
dilihat dari kartu simpati yang memiliki pilihan jenis paket internet yang lebih
beragam, kartu AS yang lebih mengandalkan paket telpon dan sms murah begitu
juga dengan kartu LOOP yang lebih dianjurkan kepada pelanggan yang masih
menggunakan smartphone Blackberry untuk mengaktifkan layanan data.
Bagi seorang pelanggan yang memakai suatu produk khusunya produk kartu
seluler, biasanya sinyal yang kuat, jaringan yang luas dan harga yang terjangkau
menjadi pertimbangan utama dalam keputusan pembelian. Perusahaan Telkomsel
selalu berusaha memberikan pelayanan terbaik, itu dibuktikan dengan semakin
banyaknya fitur-fitur yang mempermudah konsumen Telkomsel dalam menunjang
kinerja sesuai dengan kebutuhan, pelayanan customer service yang ramah dan
sigap dalam mengerti keinginan konsumen.
Dikenal sebagai perusahaan provider pertama di Indonesia, membuat
Telkomsel lebih dikenal konsumen. Dilihat dari aktifnya konsumen dalam
mencari promo melalui iklan yang ada baik di media televisi, brosur, spanduk dan
pamflet bahkan datang langsung ke gerai Telkomsel.
Tabel 1.1
Laporan Quality of Service 2016
N
Pencapaian
Kinerja Pelayanan
Parameter
o
Q1 (Nilai)
1
Standar Kinerja Tagihan
2
Standar Pemenuhan
Prosentase keluhan atas
akurasi tagihan dalam satu
bulan tagihan.
Prosentase penyelesaian
keluhan atas akurasi tagihan
yang diselesaikan dalam 15
hari kerja.
Prosentase penyelesaian
keluhan atas akurasi charging
pra bayar yang diselesaikan
dalam 15 hari kerja.
Prosentase pemenuhan
0.01%
94.11%
96.03%
99.71%
Permohonan Aktivasi
3
Standar Penanganan
Keluhan Umum
permohonan aktivasi pasca
bayar dalam waktu 5 hari
kerja.
Prosentase pemenuhan
permohonan aktivasi pra
bayar dalam waktu 24 jam.
Prosentase penanganan
keluhan umum pelanggan
yang ditanggapi dalam
periode 1 bulan.
100.00%
94.47%
Pelanggan
4
Standar Tingkat Laporan
Gangguan Layanan
5
Standar Service Level
Call Center Layanan
Prosentase laporan gangguan
layanan yang disampaikan
pengguna.
Presentase jawaban operator
Call Center terhadap
panggilan pelanggan dalam
30 detik.
0.03%
93.03%
Pelanggan
N
Pencapaian
Kinerja Jaringan
o
Standar Endpoint Service
1
Availability
Parameter
Prosentase jumlah panggilan
yang tidak mengalami
dropped call dan blocked call
Prosentase dropped call.
Standar Kinerja Layanan
2
Pesan Singkat
Prosentase jumlah pesan
singkat yang berhasil dikirim
dengan interval waktu antara
pengiriman dan
penerimaaannya tidak lebih
dari 3 menit.
Q1(Nilai)
99.44%
0.21%
99.99%
Konsumen juga dapat dengan mudah mengakses segala informasi yang
dibutuhkan hanya dengan mendownload aplikasi MyTelkomsel. Di aplikasi online
ini perusahaan Telkomsel sendiri sudah memberi banyak layanan fitur yang
dibutuhkan konsumen seperti konsumen dapat membeli pulsa reguler tanpa harus
ke outlet, mengganti kartu yang hilang dengan nomor yang sama, membeli
layanan paket data internet langsung dari telpon genggam dimanapun dan
kapanpun, konsumen juga dapat menukarkan poin dengan merchant menarik.
Parasuraman, Zeithmal dan Berry (Walker, 2008) mengemukakan bahwa
perbedaan (kesenjangan) antara jasa pelayanan yang dirasakan dengan yang
diharapkan terjadi karena adanya :
1. Kesenjangan antara harapan konsumen dengan pandangan manajemen
Pihak manajemen tidak selalu memiliki pemahaman yang tepat tentang
apa yang diinginkan oleh para pelanggan atau bagaimana penilaian
pelanggan terhadap usaha pelayanan yang diberikan oleh perusahaan.
2. Kesenjangan antara pandangan manejemen dengan spesifikasi kualitas
pelayanan
3. Kesenjangan antara penyajian pelayanan dan komunikasi eksternal.
4. Kesenjangan antara pelayanan yang dirasakan dengan pelayanan yang
diharapkan.
Kualitas layanan merupakan tingkat keunggulan (excellence) yang
diharapkan dan pengendalian atas keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan
pelanggan (Tjiptono, 2007). Menurut penelitian yang dilakukan (Achmad, 2007)
kualitas layanan yang meliputi tangible, reliability, responsivenes, assurance dan
emphaty berpengaruh positif karena mampu memberikan kontribusi terhadap
minat beli konsumen melalui kepuasan konsumen.
Hal ini berarti bahwa jika kualitas iklan dan pelayanan dijalankan dengan
efektif dan konsisten maka keputusan konsumen untuk membeli kartu pada
provider Telkomsel akan semakin meningkat.
Berdasarkan fenomena yang terjadi yaitu semakin maraknya persaingan
perang tarif dan promo antar provider melalui iklan media dan keunggulan
pelayanan yang diberikan kepada setiap pelanggan, maka penulis merasa perlu
melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH IKLAN DAN PELAYANAN
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KARTU TELKOMSEL DI
GRAPARI BATAM CENTRE KOTA BATAM”.
1.2
Batasan Masalah
Ada beberapa variabel yang mempengaruhi tingkat keputusan pembelian
pada suatu perusahaan antara lain : kualitas produk, harga, iklan, segmentasi
pasar, dan pelayanan. Namun dalam penyusunan penelitian ini penulis
membatasi masalah – masalah hanya pada pengaruh iklan dan pelayanan dan
hubungannya dengan keputusan pembelian kartu pada provider Telkomsel di
Grapari Batam Centre Kota Batam, dengan objek penelitian pelayanan yaitu
pelanggan telkomsel yang datang ke customer service Grapari Batam Centre
dan dengan batasan waktu tinjau penelitian dari Mei sampai dengan July 2016.
1.3
Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah maka dapat dituangkan rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah iklan berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian
konsumen kartu Telkomsel di Grapari Batam Centre Kota Batam?
2. Apakah pelayanan berpengaruh secara parsial terhadap keputusan
pembelian konsumen kartu Telkomsel di Grapari Batam Centre Kota
Batam?
3. Apakah iklan dan pelayanan berpengaruh secara simultan terhadap
keputusan pembelian konsumen kartu Telkomsel di Grapari Batam
Centre Kota Batam?
1.4
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dapat dirinci tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh iklan terhadap keputusan pembelian
konsumen kartu Telkomsel di Grapari Batam Centre Kota Batam.
2. Untuk mengetahui pengaruh pelayanan terhadap keputusan pembelian
konsumen kartu Telkomsel di Grapari Batam Centre Kota Batam.
3. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan dari variable iklan dan
pelayanan terhadap keputusan pembelian konsumen kartu Telkomsel di
Grapari Batam Centre Kota Batam.
1.5
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian pada PT.Telekomunikasi Seluler adalah :
1.5.1. Secara Teoritis
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman
berharga dalam menetapkan teori – teori dan membandingkan kajian teori
yang didapat dibangku kuliah .
1.5.2. Secara Praktis
1. Bagi Perusahaan
a. Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan masukan
bagi perusahaan dalam memberi iklan yang menarik bagi
konsumen dalam keputusan pembelian.
b. Penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan dalam
menyediakan layanan yang lebih efektif dan efisien bagi
konsumen nya.
c. Penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan dalam
menjawab keinginan konsumennya.
2. Bagi Penulis
a. Bagi Penulis sebagai sarana penerapan ilmu yang telah
diperoleh selama masa perkuliahan, dan studi perbandingan
penerapan dilapangan dengan kajian teori dan ilmu yang
didapat selama di bangku kuliah.
b. Penelitian ini bermanfaat untuk memperluas wawasan penulis
serta ilmu pengetahuan dalam bidang iklan dan layanan.
3. Bagi Konsumen
Penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi konsumen
dalam pengambilan keputusan untuk membeli suatu produk
khususnya kartu seluler.
4. Bagi Akademis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai refrensi dan bahan pertimbangan
bagi penelitian-penelitian selanjutnya
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Kajian Teori
2.1.1 Keputusan Pembelian
Perusahaan dituntut untuk mencermati perilaku konsumen dan
faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian. Hal tersebut sesuai
dengan konsep pemasaran yang menyebutkan bahwa kesuksesan suatu
perusahaan ditentukan oleh usaha perusahaan dalam memenuhi kebutuhan
dan keinginan konsumen, sehingga dapat memberikan kepuasan yang
diinginkan lebih baik daripada pesaing (Kanuk, 2008:5). Usaha konsumen
dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan yang dimiliki adalah dengan
melakukan pembelian. Karakteristik konsumen akan mempengaruhi
perilaku konsumen dalam melakukan pembelian, sehingga berpengaruh pula
terhadap produk atau jasa apa yang akan dibeli. Sebelum melakukan
pembelian konsumen akan memutuskan pembelian. Keputusan pembelian
merupakan tahapan dimana konsumen mempertimbangkan beberapa faktor
dan alasan yang memperkuat konsumen untuk memutuskan membeli suatu
produk atau jasa tertentu (Kanuk, 2008:486).
Keputusan pembelian adalah proses dimana konsumen memutuskan
merek mana yang akan dibeli. Konsumen akan membeli merek yang paling
disukai, tetapi dapat dipengaruhi oleh dua faktor yang berada antara niat
pembelian dan keputusan pembelian yaitu sikap orang lain dan situasi yang
tidak diharapkan. Niat pembelian dapat berubah apabila situasi yang
dihadapi konsumen menghambat atau memaksa untuk membatalkan
pembelian atau 8 beralih kepada alternatif pilihan yang lain. Preferensi dan
niat membeli tidak selalu menghasilkan pembelian yang aktual (Kotler,
2008:181).
Menurut Suryani (2008:15) keputusan pembelian adalah suatu
sistem yang terdiri dari masukan, proses dan keluaran. Proses pengambilan
keputusan pembelian akan melalui tiga tahap yaitu pengakuan terhadap
kebutuhan (konsumen merasakan adanya kebutuhan) dan penilaian terhadap
alternatif. Proses tersebut dipengaruhi oleh usaha yang dilakukan oleh
pemasar dan lingkungan sosio-kultur serta kondisi psikologis konsumen.
Pengambilan keputusan pembelian dipengaruhi faktor eksternal dan
internal. Faktor eksternal merupakan masukan informasi bagi konsumen
yang berasal dari usaha-usaha pemasaran yang dilakukan perusahaan seperti
produk, harga, pelayanan, lokasi, promosi, kemudian masukan informasi
yang berasal dari lingkungan sosial budaya yang meliputi keluarga, sumber
informasi informal, sumber informasi nonkomersial lain, kelas sosial, dan
budaya. Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri konsumen
meliputi
motivasi,
persepsi,
pembelajaran,
kepribadian, sikap dan
kepercayaan (Kanuk, 2008:8).
Dari beberapa pengertian keputusan pembelian dapat disimpulkan
bahwa keputusan pembelian adalah proses pengintegrasian pengetahuan
untuk menyeleksi dan mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif
sehingga menghasilkan suatu pilihan sebagai keinginan untuk memilih salah
satu alternatif pilihan yang ada atau menghasilkan keputusan untuk membeli
atau tidak membeli serta memutuskan merek mana yang akan dibeli.
2.1.1.1 Tahap-Tahap Keputusan Pembelian
Menurut Sunyoto (2013:85) keputusan pembelian yang dilakukan
oleh konsumen memiliki struktur. Struktur keputusan pembelian antara
lain:
1. Keputusan tentang jenis produk. Konsumen dapat mengambil
keputusan untuk membeli sebuah produk. Konsumen memilki minat
untuk membeli produk dan mempertimbangkan alternatif produk lain.
2. Keputusan
tentang
bentuk
produk.
Konsumen
akan
mempertimbangkan ukuran, mutu, corak dan sebagainya. Perusahaan
harus memperhatikan kesukaan konsumen terhadap produk yang
bersangkutan agar dapat memaksimumkan daya merek produk.
3. Keputusan tentang penjual. Konsumen akan memutuskan dimana
produk tersebut akan dibeli sehingga perusahaan harus memperhatikan
bagaimana konsumen memilih penjual tertentu.
4. Keputusan tentang jumlah produk. Konsumen dapat mengambil
keputusan tentang berapa banyak produk yang harus dibeli pada suatu
waktu. Perusahaan perlu mempersiapkan jumlah produk sesuai dengan
keinginan konsumen yang berbeda.
5. Keputusan tentang waktu pembelian. Konsumen dapat mengambil
keputusan tentang kapan produk harus dibeli sehingga perusahaan
harus mengetahui faktor yang mempengaruhi keputusan konsumsi
dalam penentuan waktu pembelian.
Menurut Suryani (2008:13) konsumen melalui proses dalam
keputusan pembelian sebelum konsumen memutuskan untuk membeli
suatu produk. Suatu proses pembelian tidak hanya sekedar mengetahui
berbagai faktor yang akan mempengaruhi, tetapi berdasarkan peranan
dalam pembelian dan keputusan untuk membeli.
Terdapat lima peran yang terjadi dalam keputusan membeli, antara
lain:
1. Pencetus (Initiator). Pencetus adalah orang yang pertama-tama
menyarankan atau memikirkan gagasan membeli produk atau jasa
tertentu.
2. Pemberi Pengaruh (Influencer) adalah seseorang yang memberikan
pengaruh
adalah
orang
yang
pandangannya
atau
nasihatnya
diperhitungkan dalam membuat keputusan akhir.
3. Pembuat Keputusan (Decider). Pembuat keputusan merupakan
seseorang yang pada akhirnya menentukan sebagian besar atau
keseluruhan 10 keputusan membeli, terlaksananya pembelian, apa
yang dibeli saat pembelian, bagaimana proses pembeliannya atau
tempat membeli.
4. Pembeli (Buyer) merupakan seseorang yang melakukan pembelian
yang sebenarnya.
5. Pemakai (User). Pemakai merupakan seseorang atau beberapa orang
yang menikmati atau memakai produk atau jasa. Sebuah perusahaan
perlu mengenali peranan-peranan tersebut karena hal tersebut
mempengaruhi dalam kaitan merancang produk, menentukan peran
dan mengalokasikan biaya anggaran promosi.
Apabila pemasar mengetahui peranan yang dimainkan akan
membantu para pemasar menyelaraskan program pemasaran yang tepat
dengan para pembeli. Konsumen akan melalui lima tahap dalam proses
pembelian yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi
alternatif, keputusan pembelian dana prilaku setelah pembelian. Tahapan
tersebut menekankan bahwa proses pembelian bermula sebelum
pembelian dan berakibat setelah pembelian. Setiap pembeli akan melewati
tahap-tahap tersebut untuk setiap pembelian yang konsumen buat. Ketika
konsumen melakukan pembelian yang lebih rutin konsumen dapat
membalik tahap-tahap tersebut (Suryani, 2008:15)
Menurut Sunyoto (2013:86) memberikan pendapat yang berbeda.
Tahap awal yang dilalui konsumen adalah kesadaran kebutuhan (need
recognition), lalu pencarian informasi (information search), kemudian
evaluasi alternatif menjelang pembelian (pre-purchase alternative
evaluation), setelah itu dilakukan pembelian (purchase), lalu kegiatan
mengkonsumsi (consumption) dan pada tahap akhir pembeli akan
menunjukkan kepuasan (satisfaction) atau ketidakpuasan (dissatisfaction).
Tahap keputusan pembelian antara lain:
1. Pengenalan Masalah
Pengenalan masalah merupakan tahap pertama di proses keputusan
pembelian dimana konsumen mengenali masalah atau kebutuhan.
Konsumen menyadari suatu perbedaan antara keadaan sebenarnya dan
keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan tersebut dapat digerakkan oleh
rangsangan dari dalam diri konsumen atau dari luar. Adapun dimensi yang
digunakan dan disesuikan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Waktu , kondisi atau keadaan dimana seseorang membutuhkan alat
pemuas kebutuhan sebagai pemenuh kebutuhan.
b. Perubahan situasi, kondisi dimana seseorang mengalami hal yang
berbeda dari sebelumnya. Seperti halnya konsumen yang semula
tidak menginginkan sebuah motor mungkin akan menghabiskan
waktu untuk hal yang lain, tetapi setelah konsumen mempunyai
keinginan untuk membeli motor maka dia akan menyisihkan
sebagian waktunya untuk mencari informasi terkait dengan produk
motor.
2. Pencarian Informasi
Adapun dimensi yang digunakan dan disesuaikan dengan penelitian ini
adalah sebagai berikut :
a. Pencarian Internal, yaitu mengingat kembali semua informasi yang
ada dalam ingatan memori nya.
b. Pencarian Eksternal, yaitu proses pencarian informasi mengenai
berbagai produk dan merek kepada lingkungan konsumen.
Pencarian eksternal dalam penelitian ini diukur menggunakan
dimensi arah pencarian informasi yaitu mencari informasi dan
sumber yang terkait seperti : sumber terdekat (keluarga, teman dan
tetangga), sumber komersial (iklan, wiraniaga dan media massa).
3. Penilaian Alternatif/Evaluasi Alternatif.
Adapun dimensi yang digunakan dan disesuaikan dengan penelitian ini
adalah sebagai berikut :
a. Penetapan tujuan pembelian, kemampuan konsumen didalam
memilih dan menyesuaikan dengan apa yang diinginkan kemudian
ditetapkan sebagai alternatif pilihan.
b. Seleksi
pilihan
alternatif,
kemampuan
konsumen
didalam
mengevaluasi berbagai macam alternatif pilihan produk/merek
kemudian menetapkan sebagai piihan keputsan pembelian.
4. Keputusan Pembelian.
Dimensi yang digunakan dan disesuaikan dengan penelitian ini,
menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2007) adalah pilihan
produk. Pilihan produk dalam penelitian ini adalah kemampuan konsumen
didalam menentukan apa yang akan dibeli dan bagaimana memutuskan
pembelian akan suatu produk yang dipilih.
5. Perilaku Setelah Pembelian. Sesudah melakukan pembelian terhadap
suatu produk konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau
ketidakpuasan. Kepuasan sesudah pembelian yang dialami konsumen
berdasarkan harapan konsumen terhadap informasi yang diterima
konsumen tentang produk.
Apabila kenyataan yang konsumen dapat ternyata berbeda dengan
yang diharapkan maka konsumen merasa tidak puas. Apabila produk yang
telah dibeli oleh konsumen memenuhi harapan, maka konsumen akan
merasa puas (Sunyoto, 2013:86). Menurut Kanuk (2008:492) terdapat
mode keputusan pembelian yang meliputi masukan, proses dan keluaran.
Tahapan model keputusan pembelian antara lain:
1. Masukan
Komponen masukan dalam model pengambilan keputusan
pembelian mempunyai berbagai pengaruh luar yang berlaku sebagai
sumber informasi mengenai produk tertentu dan mempengaruhi nilainilai, sikap, dan perilaku konsumen yang berkaitan dengan produk.
Masukan sebagai sumber informasi dibagi menjadi dua sumber, yaitu:
a. Masukan pemasaran. Masukan pemasaran adalah berupa strategi
bauran pemasaran khusus yang terdiri produk (kemasan, ukuran,
jaminan), iklan, pemasaran langsung, penjualan personal, promosi
penjualan, kebijakan harga, pemilihan saluran distribusi.
b. Masukan sosial budaya. Lingkungan sosial budaya mempunyai
pengaruh besar terhadap keputusan konsumen. Masukan sosial
budaya terdiri dari berbagai macam pengaruh atau sumber informasi
nonkomersial, seperti komentar teman, editorial di surat kabar,
pemakaian oleh anggota keluarga, artikel majalah atau pandangan
orang yang berpengalaman tentang produk. Pengaruh kelas sosial,
budaya, subbudaya merupakan faktor penting yang dihayati dan
diserap sehingga mempengaruhi penilaian konsumen untuk menerima
atau menolak produk. Aturan tingkah laku yang tidak tertulis yang
disampaikan budaya dengan halus menyatakan perilaku konsumsi
mana yang benar atau salah pada waktu tertentu. Dampak kumulatif
usaha pemasaran setiap perusahaan adalah pengaruh keluarga, temanteman, para tetangga dan aturan perilaku masyarakat yang ada
merupakan semua masukan yang mungkin mempengaruhi apa yang
dibeli konsumen dan bagaimana konsumen menggunakan apa yang
dibeli (Kanuk, 2008:492).
2. Proses
Komponen proses dalam model tersebut berhubungan dengan cara
konsumen mengambil keputusan. Pengaruh berbagai konsep psikologis
yang mewakili pengaruh dalam diri (motivasi, persepsi, pembelajaran,
kepribadian dan sikap) yang mempengaruhi proses pengambilan
keputusan konsumen (apa yang konsumen butuhkan atau inginkan,
kesadaran konsumen terhadap berbagai alternatif pilihan produk, kegiatan
konsumen dalam pengumpulan informasi dan penilaian konsumen
terhadap berbagai alternatif).
Tindakan pengambilan keputusan terdiri dari tiga tahap, yaitu:
A. Pengenalan kebutuhan. Pengenalan kebutuhan mungkin terjadi ketika
konsumen dihadapkan dengan suatu masalah.
Di kalangan konsumen terdapat gaya pengenalan masalah yaitu:
1. Pengenalan
masalah
terhadap
keadaan
yang
sebenarnya,
merupakan keadaan dimana konsumen merasa mempunyai
masalah ketika sebuah produk tidak dapat berfungsi secara
memuaskan.
2. Pengenalan masalah terhadap keadaan yang diinginkan merupakan
keadaan dimana konsumen merasa keinginan terhadap sesuatu
yang baru dapat menggerakkan proses keputusan.
B. Penelitian sebelum pembelian, dimulai ketika konsumen merasakan
adanya kebutuhan yang dapat dipenuhi dengan membeli dan
mengkomsumsi suatu produk. Konsumen akan menarik ingatan kepada
pengalaman lalu dapat memberikan informasi yang memadai kepada
konsumen untuk melakukan pilihan terhadap alternatif. Konsumen
biasanya mencoba mengingat sebelum mencari sumber informasi
eksternal mengenai kebutuhan yang berhubungan dengan komsumsi
tertentu. Pengalaman yang lalu dianggap sebagai sumber informasi
internal. Semakin besar ingatan mengenai pengalaman yang lalu,
semakin sedikit informasi dari luar yang mugkin dibutuhkan konsumen
untuk mencapai keputusan (Kanuk, 2008;493).
C. Penilaian alternatif. Ketika menilai berbagai alternatif potensial, para
konsumen cenderung menggunakkan dua macam informasi, yaitu
daftar merek yang konsumen rencanakan untuk dipilih (serangkaian
merek yang diminati) dan kriteria yang akan konsumen pergunakan
untuk menilai setiap merek.
3. Keluaran.
Komponen keluaran dalam mode tersebut terdiri dua tahap, yaitu:
a. Perilaku pembelian. Konsumen dapat melakukan tiga tipe
pembelian, antara lain:
1) Pembelian percobaan adalah keadaan dimana konsumen
membeli suatu produk untuk pertama kali dengan jumlah yang
lebih sedikit dari biasanya, pembelian tersebut akan dianggap
suatu percobaan. Pembelian percobaan merupakan tahapan
perilaku pembelian yang bersifat penjajakan dimana konsumen
berusaha menilai suatu produk melalui pemakaian langsung.
2) Pembelian ulang adalah keadaan dimana produk yang sudah
mapan berdasarkan percobaan dirasakan lebih baik daripada
merek lain, konsumen mungkin mengulangi pembelian.
Perilaku pembelian ulang berhubungan erat dengan kesetiaan
terhadap merek dan merupakan tanda bahwa konsumen
bersedia memakai produk dalam jumlah yang lebih besar dan
memakai lagi produk tersebut.
3) Pembelian komitmen jangka panjang adalah keadaan dimana
konsumen beralih secara langsung dari penilaian menjadi
komitmen jangka panjang, tanpa ada kesempatan untuk
percobaan sesungguhnya karena pembelian terhadap produk
yang paling tahan lama (Kanuk, 2008:493).
b. Penilaian pasca-pembelian adalah keadaan dimana konsumen
menggunakan
suatu
produk,
terutama
selama
pembelian
percobaan, konsumen menilai kinerja produk tersebut menurut
berbagai harapan konsumen. Terdapat tiga hasil penilaian yang
mungkin timbul, yaitu:
1) Kinerja yang sesungguhnya sesuai dengan harapan yang
menimbulkan perasaan netral.
2) Kinerja melebihi harapan, yang menimbulkan apa yang dikenal
sebagai pemenuhan harapan secara positif yang dapat
menimbulkan rasa puas.
3) Kinerja di bawah harapan, yang menimbulkan apa yang dikenal
sebagai pemenuhan harapan secara negatif dan tidak puas.
Tingkat
analisis
pasca-pembelian
yang
dilakukan
oleh
konsumen tergantung dari pentingnya keputusan produk dan
pengalaman yang diperoleh dalam memakai produk tersebut.
Penilaian pacsa-pembelian konsumen akan memberikan umpan
balik, seperti pengalan terhadap psikologis konsumen dan
membantu mempengaruhi keputusan yang berkaitan dengan di
waktu yang akan datang (Kanuk, 2008:509).
Menurut Kanuk (2008:40) keputusan pembelian erat kaitannya
dengan
perilaku
konsumen.
Perilaku
konsumen
dapat
dapat
diklasifikasikan ke dalam beberapa karakteristik antara lain umur, jenis
kelamin, pekerjaan, tingkat pendapatan dan lingkungan (geografis). Dari
beberapa karakteristik konsumen menunjukkan bahwa konsumen dengan
karakteristik tertentu akan membutuhkan produk atau jasa yang sesuai
dengan kebutuhan karakteristik yang konsumen miliki.
Dari beberapa definisi tentang keputusan pembelian dapat
disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah proses dimana konsumen
memutuskan akan membeli produk atau merek tertentu. Dalam proses
keputusan pembelian konsumen akan melakukan pengenalan kebutuhan,
penelitian sebelum pembelian dan evaluasi alternatif. Proses tersebut akan
mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian. Setelah tindakan
pembelian yang dilakukan oleh konsumen akan menimbulkan penilaian
setelah
pembelian
yang
akan
dilakukan
konsumen
dan
dapat
mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian ulang atau tidak.
2.1.2 Iklan
Iklan adalah pengganti argumentasi modern yang berfungsi untuk
memunculkan hal-hal buruk lebih baik (George Santayana). Mengemukakan
bahwa iklan merupakan bentuk komunikasi non-personal yang menjual
pesan-pesan secara persuasif dari sponsor yang jelas guna untuk
mempengaruhi orang agar membeli produk dengan membayar biaya untuk
media yang digunakan (Kriyantono,2008). Iklan adalah segala bentuk
presentasi non-pribadi dan promosi gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor
tertentu yang harus dibayar (Kotler dan Keller, 2007).
2.1.2.1 Tujuan Iklan
Tujuan periklanan umumnya mengandung misi komunikasi.
Periklanan adalah komunikasi masa dan harus dibayar untuk menciptakan
kesadaran (awareness), menanamkan informasi, mengembangkan sikap,
atau adanya suatu tindakan yang menguntungkan bagi pengiklan.
Secara garis besar, tujuan iklan biasa dikategorikan menurut tujuan
spesifiknya, yaitu apakah tujuannya memberikan informasi, membujuk atau
mengingatkan.
1.
Iklan Informatif umumnya dianggap sangat penting untuk
peluncuran kategori baru, dimana tujuannya adalah merangsang
permintaan awal;
2.
Iklan persuasif sangat penting apabila mulai tercipta tahap
persaingan, dimana tujuan iklan adalah membangun preferensi pada
merk
tertentu.
Iklan
persuasif
juga
bisa
terdorong
menjadi
comparartive advertising, yang membandingkan secara eksplisit
atribut 2 merk atau lebih.
3.
Iklan yang bertujuan mengingatkan (reminder advertising) lebih
cocok untuk produk yang sudah memasuki tahap kedewasaan. Sasaran
atau tujuan iklan (advertising goal) adalah tugas komunikasi spesifik
yang harus dicapai
pada audiens spesifik dalam periode waktu
tertentu.
4.
Tujuan iklan juga semestinya merupakan kelanjutan atau turunan dari
keputusan perusahaan sebelumnya tentang pasar sasaran, positioning,
dan bauran pemasaran. Selain itu tujuan iklan harus didasarkan pada
analisis mendalam situasi pasar terkini. (Sulaksana, 2003 : 91 – 93).
2.1.2.2 Fungsi Periklanan
Menurut Shimp (2003) fungsi-fungsi periklanan, sebagai berikut :
1.
Memberikan Informasi (Informing), Periklanan membuat konsumen
sadar (aware) akan merek-merek baru, mendidik mereka tentang
berbagai fitur dan manfaat merek, serta memfasilitasi penciptaan
citra merek yang positif. Periklanan ini merupakan bentuk
komunikasi yang berkemampuan menjangkau khalayak secara
luas dengan biaya yang relatif rendah. Periklanan ini memfasilitasi
pengenalan produk/merek baru, meningkatkan jumlah permintaan
produk/merek-merek yang sudah ada, dan meningkatkan puncak
kesadaran (TOMA = top of mind awareness) di benak konsumen,
serta mengajarkan manfaat-manfaat baru dari merek-merek yang
sudah ada. Contohnya iklan : Gatorade, yang awalnya digunakan
selama aktivitas atletik berat, diiklankan untuk menggantikan cairancairan yang hilang selama terkena flu.
2.
Membujuk (Persuading), Periklanan yang efektif akan mampu
membujuk
pelanggan
untuk
mencoba
produk
yang
diiklankan.Terkadang persuasi tersebut berbentuk mempengaruhi
permintaan primer yaitu menciptakan permintaan bagi keseluruhan
kategori produk. Iklan yang dibuat harus mampu membujuk
konsumen untuk memilih merek tertentu, menganjurkan untuk
membeli produk merek tertentu, membujuk pelanggan untuk
menerima merek yang diiklankan, serta membujuk pelanggan untuk
membeli sekarang juga produk yang diiklankan;
3.
Mengingatkan (Reminding), Iklan dapat menjaga merek agar tetap
segar dalam ingatan konsumen, dan produk yang diiklankan tidak
hilang dari ingatan. Saat munculnya kebutuhan yang berhubungan
dengan produk yang diiklankan, konsumen akan segera ingat dengan
merek yang diiklankan di masa lalu dan akhirnya membeli produk
tersebut.
Periklanan ini dapat meningkatkan minat konsumen terhadap merek
yang sudah ada dan pembelian terhadap merek yang mungkin tidak
akan dipilih, serta mampu mempengaruhi pengalihan merek (brand
switching);
4.
Memberikan
nilai
tambah
(Adding
Value), Iklan
berfungsi
memberikan nilai tambah bagi perusahaan akan tiga hal yang
mendasar yaitu, terjadinya inovasi, penyempurnaan kualitas, atau
perubahan persepsi konsumen. Misalkan iklan Sari puspa yang
berubah menjadi Softwell International dengan maksud untuk
membuat perubahan dalam persepsi konsumen;
5.
Membantu/mendampingi
(Assisting),
Iklan
yang
upaya-upaya
telah
lain
dilakukan
dari
perusahaan
perusahaan
dapat
memberikan informasi pendahuluan yang bernilai bagi wiraniaga
sebelum melakukan kontak personal dengan para pelanggannya.
Periklanan ini memungkinkan digunakan sebagai alat komunikasi
untuk meluncurkan promosi-promosi penjualan, seperti kupon-kupon
dan undian, serta upaya penarik perhatian berbagai perangkat
promosi penjualan tersebut. Periklanan juga dapat meningkatkan
hasil dari komunikasi pemasaran lainnya. Contohnya, para konsumen
dapat mengetahui kemasan-kemasan produk di toko dan lebih mudah
mengenali produk setelah melihat iklan produk tersebut di televisi.
Orang atau konsumen membeli atau tidak membeli biasanya
didasarkan pada bagaimana kualitas produk yang sesungguhnya (tentunya
dibandingkan dengan competitor untuk kategori yang sama, bila ada
bagaimana harganya (wajar atau tidak, mampu atau tidak konsumen
membelinya), lalu adakah kemudahan untuk mendapatkan produknya
(berkaitan dengan sistem distribusinya), kemudian, apakah orang tahu
tentang produk tersebut, kegunaannya, kelebihannya? Yang terakhir ini
berkaitan dengan upaya periklanannya.
2.1.2.3 Kreatif
Kreatif adalah suatu kualitas yang dimiliki oleh orang-orang yang
mampu melakukan pendekatan-pendekatan baru dalam berbagai situasi,
yang umumnya mengahasilkan perbaikan dan jalan keluar dalam
mengatasi suatu permasalahan.
Orang kreatif adalah para professional yang bertanggung jawab
terhadap, pekerjaan kreatif . mereka biasa dikenal antara lain sebagai
pengarah kreatif, penulis naskah, pengarah seni atau produser. (Rhenald
Kasali, 2007 : 80).
A. Konsep Kreatif
Berkaitan untuk menghasilkan iklan radio yang baik diperlukan konsep
kreatif yang dapat menggunakan elemen-elemen dalam sebuah rumus
yang dikenal sebagai AIDCA, yang terdiri dari :
1. Attention (perhatian);
2. Interest (minat);
3. Desire (kebutuhan/keinginan);
4. Convection (rasa percaya);
5. Action (tindakan).
Pembuatan iklan bukan semata-mata menulis judul, deskripsi, serta
nama alamat produsen. Untuk mendapatkan perhatian. Rangkaian suara
manusia, music, effect suara harus dipilah-pilah sehingga tampak lebih
ringkas atau malah lebih panjang tergantung pada kebutuhan. Setelah
usaha perhatian calon pembeli sudah dirumuskan, persoalan yang baru
adalah bagaimana agar mereka berminat dan ingin tahu lebih lanjut.untuk
itu mereka harus dirangsang agar mau mengikuti pesan-pesan yang
disampaikan. Dengan demikian penggunaan kata-kata kalimat pembuka
sebaiknya bisa merangsang untuk tahu lebih lanjut. (Rhenald Kasali, 2007
: 83-85)
Tidak ada gunanya menyenangkan calon pembeli dengan
rangkaian kata-kata gembira melalui sebuah iklan, kecuali iklan tersebut
berhasil menggerakan keinginan orang untuk memiliki atau menikmati
produk tersebut. Kebutuhan mereka untuk memiliki atau keinginan mereka
untuk memiliki, memakai, atau melakukan sesuatu yang harus
dibangkitkan. Untuk menimbulkan rasa percaya pada diri calon pembeli,
sebuah iklan dapat ditunjang berbagai macam kegiatan peragaan seperti
testimonial atau pembuktian, membagi-bagikan percontoh secara gratis.
Dan menyodorkan pandangan positif dari tokoh-tokoh masyarakat
terkemuka serta hasil pengujian oleh pihak ketiga, misalnya, hasil
pengujian Departemen Kesehatan, Departemen Perindustrian, lembaga
swadaya masyarakat, dan laboratorium swasta terkemuka, atau perguruan
tinggi. Persoalan seperti itu memang sudah ada di luar jangkauan
periklanan, akan tetapi efektivitas iklan sekali lagi, tidak ditentukan oleh
penampilan iklan itu sendiri. (Rhenald Kasali, 2007 : 85-86)
Banyak kata-kata yang digunakan dalam naskah iklan untuk
membujuk calon pembeli. Khususnya untuk iklan tahap pengenalan
produk ataupun meningkatkan jumlah penjualan produk. Sebagai contoh
kata-kata itu antara lain beli, ambil, hubungi, dapatkan, pergilah datanglah,
ceritakan, selamatkan, berikan, dan lain-lain. (Rhenald Kasali, 2007 : 8687).
2.1.2.4 Perumusan Strategi Kreatif
Menurut Gilson dan Berkman, proses perumusan suatu strategi
kreatif terdiri atas tiga tahapan, yaitu :
1.
Mengumpulkan dan mempersiapkan informasi pemasaran yang tepat
agar orang-orang kreatif dapat dengan segera menemukan strategi
kreatif mereka. Biasanya informasi yang akan sangat bermanfaat
adalah informasi yang menyangkut rencana pemasaran dan
komunikasi, hasil penelitian tentang konsumen sasaran, data-data
tentang produk, persaingan di pasar, serta rencana dasar tentang
strategi media, yaitu menyangkut kapan dan dalam media apa saja
iklan itu akan dimunculkan. Informasi ini sebaiknya tidak berasal
dari satu sumber saja, karena sumber informasi yang beragam
memungkinkan perolehan yang perspektif atau wawasan yang lebih
luas. Atau seperti kata Leo Burnett, juga seorang pakar
periklanan caliberinternasional dari Amerika Serikat, keingintahuan
tentang seluruh aspek kehidupan manusia masih merupakan kunci
sukses bagi orang-orang kreatif. Hanya, mungkin perlu diperhatikan
mana sumber yang layak dipercaya dan mana yang tidak.
2.
Selanjutnya orang-orang kreatif harus membenamkan diri mereka ke
dalam informasi-informasi tersebut untuk menetapkan suatu posisi
atau platform dalam penjualan serta menentukan tujuan iklan yang
akan dihasilkan. Kedua hal ini akan memberikan gambaran yang
jelas kepada orang-orang kreatif mengenai cara yang paling efektif,
berikut berbagai kendalanya, untuk mengkomunikasikan posisi
tersebut dengan suatu pesan iklan yang dapat ditangkap secara
efektif oleh konsumen dan kemudian ditanggapi. Pada tahap inilah
ide-ide, yang merupakan jantung dari seluruh proses perumusan
strategi kreatif, dicetuskan dan dikembangkan. Biasanya, untuk
memperoleh hasil kerja yang optimal, dilibatkan juga suatu diskusi
yang sangat hati-hati di antara orang-orang kreatif.
3.
Dalam sebuah biro iklan, langkah terakhir yang dilakukan adalah
melakukan persentasi dihadapan pengiklan atau klien untuk
memperoleh persetujuan sebelum rancangan iklan yang telah dibuat
diproduksi dan dipublikasikan melalui media-media yang telah
ditetapkan (Rhenald Kasali, 2007;81-82).
2.1.3
Pelayanan
Kualitas layanan menurut pendapat Parasuraman (Purnama,
2006:19) merupakan perbandingan antara layanan yang dirasakan
(persepsi) konsumen dengan kualitas layanan yang diharapkan konsumen.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa kualitas pelayanan
adalah memberikan kesempurnaan pelayanan untuk tercapainya keinginan
atau
harapan
pelanggan. Berbicara
mengenai
kualitas
pelayanan,
ukurannya bukan hanya ditentukan oleh pihak yang melayani saja tetapi
lebih banyak ditentukan oleh pihak yang dilayani, karena merekalah yang
menikmati layanan sehingga dapat mengukur kualitas pelayanan
berdasarkan harapan-harapan mereka dalam memenuhi kepuasannya.
Menurut Wyckof Arief (2007:118), Menyatakan bahwa kualitas
Pelayanan adalah tingkat keunggulan yang di harapkan dan pengendalian
atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan.
Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa kualitas jasa
pelayanan dapat diwujudkan melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan
pelanggan. Serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan.
2.1.3.1 Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan
Menurut Nasution (2008:47) secara garis besar terdapat dua jenis
kualitas layanan yaitu:
1. Kualitas layanan internal
Kualitas layanan internal berkaitan dengan interaksi jajaran
pegawai perusahaan dengan berbagai fasilitas yang tersedia.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan internal, antara lain:
a. Pola manajemen umum organisasi/perusahaan
b.
Penyediaan fasilitas pendukung.
c. Pengembangan sumber daya manusia.
d. Iklim kerja dan keselarasan hubungan kerja.
e. Pola insentif.
2. Kualitas pelayanan eksternal
Mengenai kualitas layanan kepada pelanggan eksternal, kita boleh
berpendapat bahwa kualitas layanan ditentukan oleh beberapa faktor,
antara lain:
a. Yang berkaitan dengan penyedian jasa
1. Pola layanan dan tata cara pembentukan jasa tertentu.
2. Pola layanan distribusi jasa.
3. Pola layanan penjualan jasa.
4. Pola layanan dalam penyampaian jasa.
b. Yang berkaitan dengan penyediaan barang.
1. Pola layanan dan pembuatan barang berkualitas atau penyadiaan
barang berkualitas.
2. Pola layanan pendistribusian barang.
3. Pola layanan penjualan barang.
4. Pola pelayanan purna jual
2.1.3.2 Prinsip-prinsip Kualitas Pelayanan
Pelayanan yang diberikan akan berkualitas jika setiap Pelayanan
telah dibekali prinsip-prinsip pelayanan. Berikut ini akan dijelaskan
prinsip-prinsip pelayanan yang harus dipahami dan dimengerti oleh
Pelayanan, seperti yang diungkapkan oleh Kasmir (2009:279) yaitu:
1. Berpakaian dan berpenampilan
Yaitu Petugas harus mengenakan baju dan celana yang sepadan
dengan
kombinasi yang menarik.
2. Percaya diri dan bersikap akrab, dan penuh dengan senyum
Yaitu Petugas harus memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Bersikap
akrab dengan pelanggan seolah-olah sudah kenal lama
3. Menyapa dengan lembut.
Yaitu
Petugas harus segera menyapa dan kalau sudah bertemu
sebelumnya usaha dengan menyebut namanya , namun jika belum
kenal dapat menyapa dengan menyebut bapak/ibu apa yang dapat kami
bantu.
4. Tenang, Sopan, Hormat, dan tekun
Yaitu Petugas saat melayani pelanggan dalam keadaan tenang, tidak
terburu-buru,
sopan
santun
dalam
bersikap.
Tujukan
sikap
menghormati palanggan, tekun mendengar, sekaligus berusaha
memahami keinginannya
5. Berbicara
Yaitu Petugas dalam berkomunikasi dengan pelanggan gunakanlah
bahasa Indonesia yang benar atau bahasa daerah yang benar pula.
6. Bergairah
Yaitu
Petugas menujukan pelayanan yang prima, seolah-olah
memang sangat tertarik dengan keinginan dan kemauan pelanggan.
7. Jangan menyela
Yaitu Pada saat pelanggan sedang bicara, usahakan jangan menyela
pembicara. Hindari kalimat yang bersifat teguran atau sindiran
8. Mampu menyakini pelanggan
Yaitu Petugas harus mampu menyakini pelanggan dengan argumenargumen yang masuk akal.
2.1.3.3 Dimensi Kualitas Pelayanan
Parasuraman, et al. (dalam Purnama, 2006: 22) lima dimensi pokok
dalam kualitas pelayanan yaitu :
1. Bukti tampilan (Tangibles), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,
pegawai, dan sarana komunikasi.
2. Kehandalan (Reability), yakni kemampuan memberikan pelayanan
yang dijanjikan dengan segera, akurat, dam memuaskan.
3. Daya tanggap (Responsiveness), yaitu keyakinan para staf untuk
membantu para pelanggan dan memberikan layanan dengan tanggap.
4. Jaminan
(Assurance),
mencangkup
pengetahuaan,
kemampuan,
kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf ; bebas
dari bahaya, resiko atau keragu-raguaan.
5. Empati (Emphaty), meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan
para pelanggannya.
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
No
Nama Penelitian dan
Judul Penelitian
Hasil Penelitian
Pengaruh Iklan di Televisi
Terhadap Keputusan
Pembelian Produk Pond’s
(Studi Pada mahasiswa
Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Malang).
Ada Pengaruh yang
Signifikan Iklan di
Televisi Secara
Simultan Terhadap
Keputusan Pembelian
Produk Pond’s
Mahasiswa FE
Universitas Negeri
Malang.
Ada Pengaruh
Periklanan Melalui
Televisi Terhadap
Keputusan Pembelian
Produk Larutan
Penyegar Cap Kaki
Tiga.
Adanya Pengaruh
Yang Terjadi Antara
Atribut Produk,
Bauran Promosi, Dan
Kualitas Pelayanan
Terhadap Keputusan
Pembelian Produk
Merchandise.
Secara Simultan
Variabel Pelayanan
Dan Iklan
Tahun Penelitian
1.
NovitaSari,Weny
(2011)
2.
Amin, Faizal (2009)
Pengaruh Periklanan melalui
Televisi Terhadap Keputusan
Pembelian Produk Larutan
Penyegar Cap Kaki Tiga.
3.
Yuga, Novian (2011)
Analisis Pengaruh Atribut
Produk, Bauran Promosi, Dan
Kualitas Pelayanan Terhadap
Keputusan Pembelian Produk
Merchandise
4.
Dwi, Yuliana (2013)
Pengaruh Pelayanan Dan Iklan
Kartu Seluler Indosat Terhadap
Keputusan Pembelian
Konsumen.
Berpengaruh Positif
Dan Signifikan
Terhadap Keputusan
Pembelian.
2.3 Kerangka Berpikir
Menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono, 2011:60) mengemukakan
bahwa “Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasi sebagai hal yang penting jadi dengan demikian maka
kerangka berpikir adalah sebuah pemahaman yang melandasi pemahamanpemahaman yang lainnya, sebuah pemahaman yang paling mendasar dan
menjadi pondasi bagi setiap pemikiran atau suatu bentuk proses dari
keseluruhan dari penelitian yang akan dilakukan.”
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir
Pengaruh Iklan dan Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian
H1
Iklan
(x1)
H3
Keputusan
Pembelian
(Y)
Pelayanan
H2
(x2)
2.4 Hipotesis
Menurut Weny Novitasari (2011),Iklan berpengaruh terhadap
keputusan pembelian. Selanjutnya Menurut Faizal Amin (2009), Iklan
juga berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Maka dari itu, dapat
diberikan hipotesis sebagai berikut :
H1 : Iklan memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
konsumen.
Menurut Novian Yuga (2011) , Pelayanan mempunyai pengaruh
terhadap keputusan pembelian. Maka dari itu, dapat diberikan hipotesis
sebagai berikut :
H2 : Pelayanan memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian konsumen.
Menurut Yuliana Dwi (2013), Iklan dan Pelayanan mempunyai
pengaruh yang simultan terhadap keputusan pembelian. Maka dari itu,
dapat diberikan hipotesis sebagai berikut :
H3 : Variable iklan dan pelayanan secara simultan memiliki pengaruh
terhadap keputusan pembelian konsumen.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.1.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kota Batam dengan membagi kuisioner
ke tiap konsumen yang datang ke Grapari Telkomsel Batam Centre , Jln.
Engku Putri, Telkomsel Building.
3.1.2 Waktu Penelitian
Tabel 3.1
Waktu Penelitian
Bulan
No
Kegiatan
April
1 2 3
1
Pengajuan Topik
2
Penyusunan BAB I
3
Penyusunan BAB II
4
Penyusunan BAB III
5
Pembuatan Kuesioner
6
Penyebaran Kuesioner
7
Penyusunan BAB IV
8
Penyusunan BAB V
Sumber : Data diolah peneliti
4
Mei
Juni
1 2 3
4 1 2 3
Juli
4 1 2
3
4
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1. Populasi
Sugiyono (2008:115), “Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri
atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu.
Ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Populasi yang didapatkan dari hasil perhitungan acak kepada
konsumen yang datang ke customer service Batam Centre selama tiga hari.
3.2.2. Sampel
Sugiyono (2008:116), “Sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.
Dalam mencari sampel, para ahli biasanya menggunakan
probability sample. Probability sample adalah suatu sampel yang ditarik
sedemikian rupa, dimana suatu elemen (unsur) individu dari populasi tidak
didasarkan pada pertimbangan pribadi, tetapi tergantung kepada aplikasi
kemungkinan (probabilitas). Jika pemilihan individu dari populasi
didasarkan atas pertimbangan pribadi, maka sampel tersebut dinamakan
judgement sample.
Pengambilan
sampel
penelitian
ini
dilakukan
dengan
menggunakan metode simple random sample, yaitu tiap unit populasi
diberi nomor. Kemudian sampel yang diinginkan ditarik secara random,
baik dengan menggunakan random numbers ataupun dengan undian
biasa. Rumus untuk menghitung sampel yang digunakan adalah rumus
slovin :
Rumus 3.1
Rumus slovin
Berikut data penjualan kartu Telkomsel di bawah ini :
Tabel 3.2
Data penjualan kartu Telkomsel di Grapari Batam Centre Kota Batam
Per Bulan
Per Minggu
Per hari
(pcs)
(pcs)
(pcs)
Simpati
500
100
25
AS
240
75
15
LOOP
100
50
5
Total
840
225
45
Spesifikasi
Sumber : I-stared report (2016)
Data yang diambil untuk menghitung sampel penelitian ini adalah
menggunakan data penjualan harian.
n = 40,4 => 40
Maka, Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 40 orang.
3.3 Jenis Dan Sumber Data
Adapun jenis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Data Kuantitatif
Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak-pihak yang
berkepentingan berupa data lisan dengan penjelasan mengenai pembahasan.
Adapun sumber data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Data Primer
Adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak
melalui media perantara). Ada dua metode yang digunakan untuk
mengumpulkan data primer yaitu : metode survei dan metode observasi,
Supomo (2012). Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari kuisioner
yang diberikan kepada responden yang berhubungan dengan variabel iklan,
pelayanan dan keputusan pembelian.
b. Data Sekunder
Merupakan data yang penulis peroleh secara tidak langsung melalui
perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain), Supomo (2012). Data ini
dapat diperoleh melalui literatur, jurnal dan sumber-sumber pendukung
penelitian lainnya. Data sekunder yang diperoleh adalah dokumen berupa
profil perusahaan yang terdiri atas visi, misi, dan struktur.
3.4 Metode dan Jenis Penelitian
Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif
dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sample tertentu,
teknik pengambilan sample pada umumnya dilakukan secara random,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan, Sugiyono (2010).
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanatory yang
bersifat aosiatif, merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara dua variabel atau lebih, Sugiyono (2010). Dalam hal ini
adalah penelitian yang bersifat menjelaskan antara iklan dan pelayanan
terhadap keputusan pembelian.
3.4.1 Penelitian Deskriptif
Sukmadinata (2006:72) menjelaskan Penelitian deskriptif adalah suatu
bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena
yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia.
Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan,
hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan
fenomena lainnya.
3.5 Operasional Variabel
Operasional variabel adalah pengertian variabel (yang diungkap dalam
definisi konsep) tersebut, secara operasional, secara praktik, secara nyata
dalam lingkup obyek penelitian/obyek yang diteliti. Variabel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat.. Definisi
operasional yang dibuat adalah berbentuk definisi operasional yang diukur,
ataupun definisi operasional eksperimental.
Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan skala likert sebagai
pengukuran perilaku. Sekaran (2006: 31) skala likert didesain untuk menelah
seberapa kuat subjek setuju atau tidak setuju dengan pernyataan pada skala 5
point dengan susunan berikut :
Tabel 3.5
Skala likert
Interpretasi
Pembobotan
Sangat Setuju
5
Setuju
4
Ragu-Ragu
3
Tidak Setuju
2
Sangat Tidak Setuju
1
Sumber : Sekaran (2006: 32)
3.5.1 Variabel Dependen
Nazir (2003: 124) variabel yang tergantung atas variabel lain
dinamakan variabel dependen atau variabel terikat. Biasanya antara
variabel independen dengan variabel dependent tidak dapat dipisahkan
karena masing-masing tidak bisa berdiri sendiri, tetapi selalu berpasangan.
Variabel terikat dari variabel bebas yang telah disebutkan diatas adalah
tentang keputusan pembelian kartu Telkomsel di Grapari Batam Centre
Kota Batam
.
3.5.2 Variabel Independen
Variabel bebas disebut juga variabel predictor, input atau variabel
yang mempengaruhi. Misalnya antara variabel Y dan variabel X, maka jika
variabel Y disebabkan oleh variabel X, maka variabel Y dinamakan variabel
dependent dan variabel X adalah variabel bebas.
Terdapat dua variabel bebas dalam penelitian ini dari masalah yang
telah dirumuskan yaitu :
Variabel (X1): Iklan
Variabel (X2): Pelayanan
3.5.3 Instrumen Penelitian
Tabel 3.6
Definisi Operasional Penelitian
No
Variabel
Definisi
1.
Iklan
Mengemukakan bahwa
iklan merupakan bentuk
komunikasi nonpersonal yang menjual
pesan-pesan secara
persuasif dari sponsor
yang jelas guna untuk
mempengaruhi orang
agar membeli produk
dengan membayar biaya
untuk media yang
digunakan
(Kriyantono,2008)
2.
Pelayanan
Wyckof Arief(2007:118)
tingkat keunggulan yang
di harapkan dan
pengendalian atas
Indikator
Skala
1. Periklanan membuat
likert
konsumen sadar akan
merek-merek baru
2. Iklan merupakan bentuk
komunikasi yang
berkemampuan dapat
menjangkau khalayak
secara luas
3. Iklan mengajarkan
manfaat-manfaat baru dari
merek- merek yang sudah
ada.
4. Periklanan dapat
meningkatkan minat
konsumen .
1. Meliputi fasilitas fisik,
likert
perlengkapan , pegawai,
dan sarana komuikasi
2. Kemampuan memberikan
tingkat keunggulan
tersebut untuk
memenuhi keinginan
pelanggan.
3.
4.
5.
3.
Keputusan
Pembelian
Keputusan pembelian
merupakan tahapan
dimana konsumen
mempertimbangkan
beberapa faktor dan
alasan yang memperkuat
konsumen untuk
memutuskan membeli
suatu produk atau jasa
tertentu
(Kanuk,2008:486).
1.
2.
3.
4.
5.
pelayanan yang dijanjikan
dengan segera, akurat dan
memuaskan.
Keyakinan para staf untuk
membantu para pelanggan
dan memberikan layanan
dengan tanggap.
Mencangkup
pengetahuan,
kemampuan, kesopanan
dan sifat dapat dipercaya
yang dimiliki para staf.
Kemudahan dalam
melakukan hubungan,
komunikasi yang baik,
perhatian pribadi dan
memenuhi kebutuhan para
pelanggannya.
Waktu dan perubahan
likert
situasi
Pencarian internal dan
pencarian eksternal
Penetapan tujuan
pembelian dan seleksi
pilihan alterntif
Kemampuan konsumen
dalam menentukan pilihan
produk.
Perilaku setelah
pembelian, mengalami
tingkat kepuasan atau
ketidakpuasan.
3.6 Metode Analisis Data
Kuesioner yang telah dikumpulkan oleh peneliti kemudian diolah dan
dianalisis dengan bantuan komputer. Penganalisisan data dalam penelitian ini
diolah dengan suatu program analisis statistik data yang bernama SPSS
(Statistical Product and Service Solution) versi 20. SPSS merupakan program
komputer yang digunakan untuk melakukan perhitungan statistik. Kelebihan dari
program ini adalah dapat melakukan semua perhitungan statistik secara cepat dan
tepat, mulai dari yang sederhana hingga yang sangat rumit (Elcom, 2010: 01).
Program SPSS dibuat pada tahun 1968 oleh mahasiswa Stanford Univercity,
saat itu dioperasikan pada komputer mainframe. Setelah itu SPSS terus
mengalami perkembangan dan dari waktu ke waktu mengalami perbaikan dan
penyempurnaan dengan munculnya versi SPSS for window (Priyatno, 2008: 13).
3.6.1 Statistik Deksriptif
Stastistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis
data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud untuk membuat kesimpulan
yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
3.6.2 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah merupakan bentuk analisis data penelitian untuk
menguji generalisasi hasil penelitian berdasarkan satu sampel. Analisis deksriptif
ini dilakukan dengan pengujian hipotesis deksriptif . Hasil analisisnya adalah
apakah hipotesis penelitian dapat digeneralisasikan atau tidak apabila hipotesis
(Ha) diterima, bila diterima berarti hasil penelitian dapat digeneralisasikan.
3.6.3 Uji Kualitas Data
Uji kualitas data didalam ini yang akan dibahas dalam penelitian adalah
a.
Uji validitas data,
b.
Uji realibilitas data
3.6.3.1 Uji Validitas Data
(Syofian Siregar, 2013) Validitas adalah menunjukkan sejauh mana suatu
alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur. Misalkan seseorang ingin
mengukur berat suatu benda, maka alat ukur yang digunakan adalah timbangan.
Timbangan merupakan alat yang valid digunakan untuk mengukut berat. Jika
panjang suatu benda yang ingin diukur, maka alat yang digunakan adalah
meteran. Meteran merupakan alat yang valid digunakan untuk mengukur panjang
suatu benda.
Dalam suatu penelitian baik yang bersifat deksriptif, maupun eksplanatif
yang melibatkan variabel/konsep yang tidak bisa diukur secara langsung, masalah
validitas tidak sederhana, didalamnya juga menyangkut penjabaran konsep dari
tingkat teoritis sampai empiris (indikator). Namun bagaimana tidak suatu
instrumen penelitian harus valid agar hasilnya dapat dipercaya. Mengingat
pentingnya masalah validitas, maka tidak mengherankan apabila para pakar telah
banyak berupaya untuk mengkaji masalah validitas serta membagi validitas
kedalam beberapa jenis, terdapat perbedaan pengelompokkan jenis-jenis validitas,
Elazar Pedhazur menyatakan bahwa validitas yang umum dipakai yaitu : face
validity, criterion validity, dan construct validity.
1. Cara menguji validitas konstruk
Setelah membuat kuisioner langkah selajutnya menguji apakah kuesioner
yang dibuat tersebut valid atau tidak. Ada beberapa kriteria yang dapat
digunakan untuk mengetahui kuesioner yang digunakan sudah tepat untuk
mengukur apa yang ingin diukur, yaitu :
1. Jika koeifisien korelasi product moment melebihi 0,3 (Azwar,
dalam Sofyan Siregar, 2013).
2. Jika koefisien korelasi product moment >r-tabel(0,5 ; n-2) n =
jumlah sampel.
3. Nilai Sig. < 0,5
Rumus yang bisa digunakan untuk uji validitas kostruk dengan
teknik korelasi product moment, yaitu :
Rumus 3.2
Validitas
3.6.3.2 Uji Reliabilitas
Realibilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap
konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang
sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula. Ujian reliabilitas alat
ukur dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal,
pengujian dapat dilakukan test-retest, equivalent, dan gabungan keduanya. Secara
internal, reliabilitas alat ukur dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butirbutir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu.
A. Teknik Alpha Cronbanch
Teknik atau rumus ini dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu
instrumen penelitian reabel atau tidak, bila jawaban yang diberikan responden
berbentuk skala seperti 1-3, dan 1-5, serta 1-7 atau jawaban responden yang
memginterpretasikan penilaian sikap.
Misalnya responden memberikan jawaban sebagai berikut :
a. Sangat Memuaskan (SM)
b. Memuaskan (M)
c. Netral (N)
d. Tidak Memuaskan (TM)
e. Sangat Tidak Memuaskan (STS)
Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliable dengan menggunakan
teknik ini, bila koefisien reliabilitas
> 0,6
Rumus reliabilitas dengan metode alpha adalah :
Rumus 3.3
Reliabilitas
Keterangan :
= Jumlah Varians butir
= Jumlah butir pernyataan
= Varian total
3.6.4 Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Priyatno (2008: 28) uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah
populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk
mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio.
b. Uji multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas, yaitu adanya hubungan linear
antar variabel indenpenden dalam model regresi. Metode pengujian yang bisa
digunakan yaitu dengan melihat nilai inflation factor (VIF) pada model regresi.
c. Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas, yaitu adanya ketidaksamaan
varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi.
3.6.5 Analisa Persamaan Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linier berganda adalah pengembangan dari regresi linier
sederhana, yaitu sama-sama alat yang dapat digunakan untuk memprediksi
permintaan di masa akan datang berdasarkan data masa lalu atau untuk
mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel bebas (independent) terhadap satu
variabel tak bebas (dependent). Perbedaan penerapan metode ini hanya terletak
pada jumlah variabel bebas yang digunakan. Penerapan metode regresi berganda
jumlah variabel bebas yang digunakan lebih dari satu yang mempengaruhi satu
variabel tak bebas. (Syofian Siregar, 2013)
Rumus 3.4
Analisis Regresi Berganda
Y=a +b1X1+b2X2+….. +bnXn
3.6.6 Uji Hipotesis
Nazir (2003: 151) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah
penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis menyatakan
hubungan apa yang kita cari atau yang ingin kita pelajari. Hipotesis adalah
pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana
adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja serta panduan
dalam verifikasi. Hipotesis adalah keterangan sementara dari hubungan fenomenafenomena yang kompleks.
Nazir (2003: 161) Untuk menguji hipotesis diperlukan data atau fakta.
Kerangka
pengujian
harus
ditetapkan
lebih
dahulu
sebelum
peneliti
mengumpulkan data. Secara umum hipotesis dapat diuji dengan dua cara yaitu
mencocokkan dengan fakta, atau dengan mempelajari konsistensi logis. Dalam
menguji hipotesis dengan mencocokkan fakta maka diperlukan percobaan-
percobaan untuk memperoleh data. Data tersebut kemudian kita nilai untuk
mengetahui apakah hipotesis tersebut cocok dengan fakta tersebut atau tidak. Cara
ini biasa digunakan dengan desain percobaan. Jika hipotesis diuji dengan
konsistensi logis maka si peneliti memilih suatu desain dimana logika dapat
digunakan, untuk menerima atau menolak hipotesis.
Dalam pengujian hipotesis kita akan menghadapi sekumpulan sampel, dan
kesimpulan umum yang merupakan kesimpulan populasi. Dengan demikian maka
sampel yang akan kita ambil haruslah representatif untuk populasi (benar-benar
mewakili populasi). Setiap masalah yang akan dipecahkan selalu mengandung dua
jawaban, dengan demikian kita akan menghadapi dua macam hipotesis (Priyatno
(2008: 10), yaitu:
a.
H0 (hipotesis nol) adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan
antarvariabel.
b.
Ha (hipotesis alternatif) adalah hipotesis yang menyatakan adanya hubungan
antarvariabel.
Dari keterangan di atas maka rancangan hipotesis untuk penelitian ini adalah
seperti diterangkan di bawah ini:
1. Hipotesis Pertama
a. H0 (Hipotesa Nol): Tidak ada pengaruh yang signifikan antara iklan
dengan keputusan pembelian kartu Telkomsel di Kota Batam.
b. Ha (Hipotesa Alternatif): ada pengaruh yang signifikan antara iklan dengan
keputusan pembelian kartu Telkomsel di Kota Batam.
2.
Hipotesis Kedua
a. H0 (Hipotesa Nol): Tidak ada pengaruh yang signifikan antara pelayanan
dengan keputusan pembelian kartu Telkomsel di Kota Batam.
b. Ha (Hipotesa Alternatif): Ada pengaruh yang signifikan antara pelayanan
dengan keputusan pembelian kartu Telkomsel di Kota Batam.
3. Hipotesis Ketiga
a. H0 (Hipotesa Nol): Tidak ada pengaruh yang signifikan antara iklan dan
pelayanan secara simultan dengan keputusan pembelian kartu Telkomsel
di Kota Batam.
b. Ha (Hipotesa Alternatif): Ada pengaruh yang signifikan antara iklan dan
pelayanan secara simultan dengan keputusan pembelian kartu Telkomsel
di Kota Batam.
3.6.6.1 Uji F
(Priyatno, 2008: 81) uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel
indenpenden (X1, X2,….Xn) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel dependen (Y).
1. Kaidah pengujian
a) Berdasarkan berbandingan antara Fhitung dan Ftabel
Jika : Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima.
Jika : Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak.
b) Berdasarkan nilai Probabilitas
Jika probabilitas (sig) > 0,5 maka Ho diterima
Jika probabilitas (sig) < 0,5 maka Ho ditolak
Dimana : dari tabel anova nilai probabilitas (sig) = 0,00
mencari F dapat digunakan rumus :
Rumus 3.6
Mencari F Hitung
R2 / K
F Hitung = ---------------------(1- R2 ) / (n-k-1)
Keterangan :
R2
= Koefisien Determinasi
K
= Jumlah variabel independen
n
= Banyaknya data
3.6.6.2 Uji t
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel
independen (X1, X2,….Xn) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen (Y).
2. Kaidah pengujian
a) Berdasarkan berbandingan antara thitung dan ttabel
Jika : thitung < ttabel, maka Ho diterima.
Jika : thitung > ttabel, maka Ho ditolak.
b) Berdasarkan nilai Probabilitas
Jika probabilitas (sig) > 0,5 maka Ho diterima
Jika probabilitas (sig) < 0,5 maka Ho ditolak
Dimana : dari tabel anova nilai probabilitas (sig) = 0,00
Rumus t hitung pada analisis regresi adalah :
Rumus 3.6
mencari t hitung
bi
t hitung = --------Sbi
Keterangan :
Bi = Koefisien regresi variabel i
Sbi = Standar error variabel i
3.6.7 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Analisis determinasi (R2) dalam regresi linear berganda digunakan untuk
mengetahui persentase sumbangan pengaruh indenpenden (X1, X2,….Xn) secara
serentak terhadap variabel dependen (Y).
Rumus mencari koefisien determinasi dengan dua variabel independen adalah:
Rumus 3.7
Uji R2
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Nazir (2003: 174) pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan
standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Selalu ada hubungan antara
metode mengumpulkan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan.
3.7.1 Pengumpulan Data Melalui Daftar Pertanyaan
Alat untuk mengumpulkan data adalah daftar pertanyaan, yang sering
Nazir (2003: 203) Alat untuk mengumpulkan data adalah daftar pertanyaan, yang
sering disebut secara umum dengan nama kuesioner. Pertanyaan yang terdapat
dalam kuesioner atau daftar pertanyaan tersebut cukup terperinci dan lengkap.
Kuesioner harus mempunyai pusat perhatian, yaitu masalah yang ingin
dipecahkan. Tiap pertanyaan harus merupakan bagian dari hipotesis yang ingin
diuji. Dalam memperoleh keterangan yang berkisar pada masalah yang ingin
dipecahkan itu, maka secara umum isi dari kuesioner dapat berupa pertanyaan
tentang fakta, pertanyaan tentang pendapat, dan pertanyaan tentang persepsi diri.
Download