Hevea brasiliensis Muell. Arg

advertisement
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanaman karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg) termasuk dalam kelompok
famili Euphorbiaceae, merupakan salah satu tanaman perkebunan penghasil karet
alam utama yang berperan penting dalam perekonomian di beberapa negara di
Asia Tenggara, termasuk Indonesia (Oktavia et al., 2007).
Karet merupakan salah satu komoditas perkebunan yang penting sebagai
sumber devisa nonmigas bagi Indonesia, sehingga memiliki prospek yang cerah.
Akan tetapi Sejak dekade 1980 hingga tahun 2010, permasalahan karet Indonesia
adalah rendahnya produktivitas dan mutu karet yang dihasilkan. Oleh sebab itu,
upaya peningkatan produktivitas tersebut terus dilakukan (Syakir et al., 2010).
Tanaman karet berdasarkan karakteristik metabolisme terbagi menjadi dua
macam yaitu quick starter dan slow starter. Klon quick starter selama siklus
sadap 20 tahun secara umum produktivitasnya dapat berkisar 42 - 46
ton/ha/siklus, sedangkan klon slow starter dapat berkisar 35 – 36 ton/ha/siklus.
Pencapaian produktivitas di lapangan seringkali jauh di bawah standar yaitu hanya
13 -26 ton/ha/siklus dengan siklus 12-17 tahun sadap (Siagian dan Siregar, 2011).
Salah satu penyebab menurunnya produksivitas karet adalah gangguan
kering alur sadap (KAS). Potensi terjadinya KAS meningkat seiring pertambahan
umur tanaman. Intensitas KAS diklasifikasikan tinggi bila mencapai 7,3 % untuk
klon slow starter, dan 9,2 % untuk klon quick starter dengan potensi kehilangan
produksi
berturut-turut
mencapai
114,74
kg/ha/t
dan
183,05
kg/ha/th
(Mochlisin dan Tistama, 2014).
Universitas Sumatera Utara
Mekanisme terjadinya KAS dipacu oleh cekaman fisiologis menyebabkan
tanaman membentuk senyawa radikal bebas seperti O2- dan H2O2 akibat cekaman
dari kombinasi pelukaan dan pemberian stimulan. Senyawa-senyawa radikal
bebas seperti reactve oxygene species (ROS) dapat merusak fungsi aquaporin
sehingga menyebabkan transportasi air dan nutrisi ke dalam sel pembuluh lateks
menjadi terganggu dan berujung terjadinya KAS (Tistama, 2013).
Beberapa bukti mengarahkan kepada korelasi yang kuat antara KAS dan
cekaman stres oksidatif di dalam tanaman karet. Jaringan kayu lunak yang
mengalami KAS memiliki kandungan H2O2 yang sangat tinggi jika dibandingkan
dengan tanaman sehat yang mengindikasikan adanya stres oksidatif selama KAS.
Penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa ROS (reactive oxygen species)
secara alami dihasilkan di dalam metabolisme tanaman. Selama stres biotik
maupun abiotik, ROS tersebut terakumulasi di dalam jaringan jauh lebih cepat
dengan reaksi yang dapat menghilangkan ROS tersebut. Detoksifikasi ROS
melalui SOD, peroksidase dan katalase secara enzimatik maupun melalui
mekanisme non enzimatik lainnya mampu menghilangkan ROS dari jaringan
tanpa menimbulkan kerusakan. Dengan demikian, peroksidase dan katalase
memiliki peran utama di dalam proses penghilangan molekul H2O2 di dalam
jaringan biologis (Gebelin et al., 2013).
Cekaman lingkungan akan menyebabkan akumulasi reactive oxygen
species (ROS) yang dapat menghancurkan makromolekul penyusun membran
organel atau sel. Penyimpangan produksi lateks karena cekaman oksidatif yang
diakibatkan
oleh
stimulasi
etilena
eksogen
menarik
untuk
dikaji
(Astuti, 2008).
Universitas Sumatera Utara
Pada tanaman karet pertumbuhan dan produksi adalah dua peubah
agronomi penting yang sangat dipengaruhi oleh variasi iklim. Pola iklim tahunan
yang berbeda pada utara dan selatan khatulistiwa menyebabkan waktu puncak
produksi pada kedua kawasan tersebut juga berbeda mengikuti pola pertumbuhan
dan gugur daun. Pada klon PB 260 produksi memiliki korelasi yang nyata dengan
jumlah daun gugur, dinamika kadar karet kering dan curah hujan (Siregar, 2014).
Pohon karet merontokkan daun secara periodik disebabkan oleh periode
kering setiap tahun. Di Sumatera Utara, perontokan daun karet umumnya terjadi
pada bulan Februari sampai bulan April. Sejalan dengan perubahan curah hujan,
daun tumbuh dan berfungsi sebagai penghasil asimilat (Siregar et al., 2007).
Adapun fungsi dari masing-masing karakter fisiologi adalah sebagai berikut:
sukrosa berfungsi sebagai prekusor untuk sintesis partikel karet (cispolyisoprene),
fosfat anorganik (Pi) berfungsi sebagai fosforilasi dan sebagai pembentuk energi,
thiol sebagai aktivator pada berbagai enzim (Woelan et al., 2007).
Enzim peroksidase merupakan salah satu enzim tanaman yang mempunyai
hubungan dengan proses ketahanan. Untuk mengetahui kepekaan dan ketahanan
tanaman terhadap serangan penyakit dipergunakan pendekatan mengenai
pengaruh stres lingkungan terhadap proses fisiologi tanaman. Cekaman
lingkungan dapat mempengaruhi aktivitas gen dan menentukan kapan, bagaimana
dan berapa banyak suatu enzim/protein dapat diproduksi dalam organ atau
jaringan tanaman (Imelda et al., 2001).
Dari beberapa permasalahan yang ada di tanaman karet, KAS menjadi
salah satu masalah penting. KAS menyebabkan produksi turun secara signifikan
dan dapat mempercepat masa peremajaan karet. Selain itu, dengan adanya masa
Universitas Sumatera Utara
gugur daun juga dapat mengurangi nilai produksi karet pada setiap tahunnya yang
berdampak terhadap pertumbuhan nilai ekonomis karet dan devisa negara
karenanya upaya penyembuhan penting dilakukan. Penentuan parameter yang
berkaitan dengan penyembuhan KAS perlu dikembangkan, sehingga bukan
ditentukan hanya melalui pengamatan visual saja. Oleh karena itu, analisis
beberapa peubah metabolisme penting dilakukan terutama pada kulit tanaman
karet sehingga dapat dijadikan sebuah indikator dini kepada penyembuhan KAS.
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menetapkan tingkat penyembuhan
KAS dengan pengaruh dari pemberian antidepresan serta kedepannya dapat
mengurangi kerugian produksi akibat KAS dan gugur daun.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menetapkan dan menganalisis aktivitas
enzim peroksidase (POD) pada lateks dan fisiologi kulit pada tanaman karet
(Hevea brasiliensis Muell. Arg) Klon PB 260 dan RRIM 921 di saat terjadinya
musim gugur daun dengan pemberian antidepresan.
Hipotesis Penelitian
Terdapat perbedaan nilai terhadap aktivitas enzim peroksidase (POD)
lateks dan fisiologi kulit tanaman karet akibat perbedaan klon, jenis tanaman dan
pemberian antidepresan serta dapat diketahui nilai korelasi antar perameternya.
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang parameter yang
berkaitan dengan proses penyembuhan KAS. Penelitian ini merupakan salah satu
syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Programstudi Agroekoteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Universitas Sumatera Utara
Download