Vol. 14, No. 2a, Is. 5 November 2012 DAFTAR ISI Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Meinie Susanty ..................................................................... 1 Variabel-Variabel Yang Berpengaruh Terhadap Praktik Perataan Laba Pada Perusahaan Non Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Olga Ghazali ...................................................................... 17 Faktor – Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kinerja Auditor Meiriska Febrianty ................................................................... 29 Pengaruh Perceived Value, Perceived Ease Of Use, Perceived Usefulness, Firm’s Reputation, Privacy, Trust, Reliability, Functionality Terhadap Online Repurchase Intention Klemens Wedanaji P .............................................................. 41 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Maria .............................................................................. 55 Pengaruh Retail Corporate Image Terhadap Customer Satisfaction Pada Konsumen The Body Shop Muwaffick Hidayat ............................................................. 69 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Mungniyati .......................................................................... 81 Pengaruh Service Marketing Mix Elements Terhadap Customer Based Brand Equity Nuno Sutrisno ...................................................................... 95 Pengaruh Kepemimpinan, Budaya Organisasi, Dan Komunikasi Terhadap Disiplin Kerja Pegawai Nurti Widayati ...................................................................... 101 Pengaruh Stres Kerja, Konflik Kerja, Dan Dukungan Sosial Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Nurwanti ............................................................................ 113 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Non Keuangan Di Bursa Efek Indonesia Nicken Destriana .................................................................. 123 Pengaruh Ukuran, Tingkat Pertumbuhan, Profitabilitas, Likuiditas, Tangibilitas, Umur,Dan Non-Debt Tax Shield Terhadap Leverage Yupiter Gullo ....................................................................... 141 Vol. 14, No. 2a, Is. 5 November 2012 KEBIJAKAN EDITORIAL DAN PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL Kebijakan Editorial JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI, JBA diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) TRISAKTI secara berkala setiap tahun dua kali (Juni dan Desember). Tujuan penerbitan JBA adalah untuk menyebarluaskan informasi hasil karya tulis ilmiah kepada akademisi dan praktisi yang menaruh minat pada bidang bisnis dan akuntansi. JBA menerima kiriman artikel yang ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Artikel yang dikirim ke JBA tidak dikirimkan atau telah dipublikasikan dalam jurnal lain. Penentuan artikel yang dimuat dalam JBA dilakukan melalui proses blind review oleh mitra bestari dengan mempertimbangkan aspek-aspek antara lain terpenuhinya persyaratan baku untuk publikasi jurnal ilmiah dan kontribusi artikel terhadap pengembangan profesi dan pendidikan bisnis dan akuntansi. Editor bertanggungjawab untuk memberikan telaah konstruktif terhadap artikel yang akan dimuat dan (jika dipandang perlu) menyampaikan hasil evaluasi artikel kepada penulis. Artikel yang diusulkan untuk dimuat pada JBA disarankan untuk mengikuti pedoman penulisan artikel yang dibuat oleh Editor. Artikel dapat dikirim dalam bentuk : Compact Disk (CD) dan cetakan (hardcopy) dua eksemplar ke alamat Editor JBA : Gedung Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Trisakti Jl. Kyai Tapa No. 20 Grogol, Jakarta 11440 Telp. (021)5666717 Fax : (021)5635480 E-mail : [email protected] Pedoman Penulisan Artikel Berikut ini ketentuan-ketentuan mengenai bentuk tulisan, sistimatika penulisan, abstrak, format, tabel, gambar, kutipan dan referensi yang digunakan sebagai pedoman minimal untuk penulisan artikel yang akan dimuat pada JBA. A. BENTUK TULISAN Semua tulisan dalam bentuk esai atau uraian disertai judul sub bab (heading) masing-masing bagian, kecuali bagian pendahuluan yang disajikan tanpa judul sub bab. Peringkat judul sub bab dicetak tebal (bold) dan penulisan tidak disertai urutan angka. Penulisan judul sub bab sebagai berikut: PERINGKAT 1 (huruf besar semua dan rata tengah) Peringkat 2 (huruf besar-kecil dan rata tepi kiri) Peringkat 3 (huruf besar-kecil dicetak miring dan rata tepi kiri) B. SISTIMATIKA PENULISAN Sistimatika penulisan artikel yang merupakan hasil penelitian terdiri empiris dari 1) Judul, nama penulis, institusi penulis, alamat institusi dan email penulis, 2) Abstrak, 3) Pendahuluan yang menguraikan isu penelitian, motivasi penelitian, rumusan masalah dan tujuan, rerangka Teoritis dan pengembangan hipotesis (jika ada) yang memaparkan rerangka teoritis sebagai landasan logis untuk mengembangkan hipotesis atau model penelitian, 4) Metoda Penelitian yang memuat metoda pemilihan sampel dan pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran variabel, 5) Hasil penelitian yang menguraikan analisis data dan pembahasan temuan penelitian, 6) Penutup yang berisi simpulan, implikasi, keterbatasan penelitian dan saran untuk peneltian selanjutnya, serta 7) Referensi. C. ABSTRAK Setiap artikel harus menyajikan satu paragraf Abstrak pada awal tulisan yang terdiri ±200 kata (disajikan dalam bahasa Inggris dan Indonesia). Abstraksi memuat ringkasan pendahuluan (apa permasalahannya?), metoda atau bahan (bagaimana melakukannya?), hasil (apa temuannya?) dan diskusi (apa maknanya?) yang tujuannya memberi penjelasan ringkas kepada pembaca sebelum membaca materi artikel secara lengkap. Abstrak sebaiknya diikuti dengan minimal empat keywords untuk memudahkan penyusunan indeks artikel. D. FORMAT 1. Judul artikel terdiri dari ±15 kata. 2. Artikel sebaiknya diketik dengan spasi dobel pada kertas A4 (8,27” x 11,69”), kecuali untuk kutipan langsung yang panjang (lebih dari tiga setengah ketikan) diketik spasi tunggal dengan bentuk berinden (indented style). 3. Artikel sebaiknya terdiri tidak lebih dari 7.000 kata (dengan jenis huruf time new roman ukuran 12) atau maksimal 20 halaman A4 termasuk tabel dan gambar. 4. Marjin atas 4cm, bawah 3cm, kiri 4cm dan kanan 3cm dari badan teks. 5. Halaman muka (cover) setidaknya menyebutkan judul artikel dan identitas penulis. 6. Semua halaman termasuk tabel, gambar dan referensi diberikan nomor urut halaman. 7. Apabila artikel yang dikirimkan merupakan hasil penelitian dengan menggunakan data primer, harap disertakan angket atau instrumen atau kuisioner. 8. Angka, lafalkan angka dari satu sampai dengan sepuluh, kecuali jika digunakan dalam tabel dan ketika digunakan dalam unit atau kuantitas matematis, statistik, keilmuan atau teknis seperti jarak, bobot dan ukuran. Misalnya: 4 hari, 5 kilometer, 25 tahun. Semua angka lainnya disajikan secara numerik. Umumnya kalau dalam perkiraan, angka dilafalkan; misalnya: kira-kira sepuluh tahun. 9. Persentase dan pecahan desimal, untuk penggunaan yang bukan teknis gunakan kata persen dalam teks; untuk penggunaan teknis gunakan simbol %. 10. Persamaan, persamaan harus diberi nomer dalam kurung dengan penulisan rata marjin kanan. E. TABEL DAN GAMBAR 1. Tabel ditulis kembali (rewrite) bukan merupakan hasil copy paste dari hasil statistik dan diisi data yang sesuai dengan pembahasan artikel. 2. Sumber tabel dicantumkan di bagian akhir tabel dengan inden sesuai batas kiri tabel. 3. Judul tabel diletakkan di atas tabel sedangkan judul gambar diletakkan di bawah gambar. 4. Tabel dan gambar diletakkan pada halaman tersendiri umumnya diletakkan di akhir setelah referensi. Penulis cukup menyebutkan pada bagian di badan teks untuk mencantumkan tabel dan gambar. 5. Pembuatan tabel menghilangkan garis vertikal, sedangkan garis horizontal hanya pada judul kolom dan akhir tabel. 6. Setiap tabel dan gambar diberikan nomor urut, judul yang sesuai dengan isi tabel, gambar dan sumber kutipan. F. KUTIPAN DAN REFERENSI 1. Kutipan dalam teks sebaiknya ditulis di antara kurung buka dan kurung tutup yang menye-butkan nama akhir penulis, tahun tanpa koma dan nomor halaman jika dipandang perlu. Contoh: a. Satu sumber kutipan dengan satu penulis (Jones 1987), jika disertakan nomor halaman (Jones 1987: 115) b. Satu sumber kutipan dengan dua penulis (Jones dan Freeman 1973) c. Satu sumber kutipan dengan lebih dari dua penulis (Jones dkk. 1985) d. Dua sumber kutipan dengan penulis yang berbeda (Jones 1987, Freman 1986) e. Dua sumber kutipan dengan penulis yang sama (Jones 1985, 1987), jika tahun publikasi sama (Jones 1985a, 1985b) f. Sumber kutipan yang berasal dari pekerjaan suatu institusi sebaiknya menyebutkan akronim institusi yang bersangkutan (IAI 1994). 2. Setiap artikel harus memuat referensi (hanya yang menjadi sumber kutipan), dengan ketentuan penulisan sebagai berikut: a. Referensi disusun alfabetik dengan nama penulis atau nama institusi b. Susunan setiap referensi: 1) Artikel dalam jurnal: nama penulis. tahun terbit. judul artikel. nama jurnal atau penerbit, volume, nomor (bulan publikasi), halaman, (alamat web dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari internet). 2) Buku: nama penulis. tahun terbit. judul buku teks. tempat terbit: nama penerbit. 3) Artikel dalam prosiding: nama penulis. tahun terbit. judul artikel. nama pertemuan ilmiah, tempat pertemuan, tanggal pertemuan, halaman, (alamat web dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari internet). 4) Skripsi, tesis dan disertasi: nama penulis, tahun terbit, judul, skripsi/tesis/disertasi, tempat institusi: nama institusi, (alamat web dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari internet). 5) Surat kabar: nama penulis, tanggal bulan tahun terbit, judul, nama surat kabar atau penerbit, halaman (kolom), (alamat web dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari internet). Contoh: Abdolmohammadi, M.J. dan J. Shanteau. 1992. Personal Attributes of Experts Auditors. Organizational Behavior and Human Decision Process, Vol.53 (November). Griffith, A.I. 1995. Coordinating Family and School: Mothering for Schooling. Education Policy Analysis Archives, Vol.3, No.1, (http://olam.ed.asu.edu/epaa/, 12 Februari 1997). Hadiyati, Rofiqoh. 19 Juni 2008. Membaca "Menu Kebutuhan" di antara Daftar Belanja. Detikcom, (http://suarapembaca.detik.com/index.php/detik.read/, 24 Juni 2008). Hilton, Ronald W. 1997. Managerial Accounting, 4th Edition. New York: Irwin, Mc Graw Hill Companies. Indriantoro, N. 1993. The Effect of Participative Budgeting on Job Performance and Job Satisfaction with Locus of Control and Curtural Dimensions as Moderating Variables. Ph.D. Dissertation. Lexington: University of Kentucky. Porcano, T.M. 1984a. Distrutive justice and tax policy. The Accounting Review, Vol.59 (Oktober), hlm.619-636. . 1984b. The perceived effects of tax policy on corporate investment intentions, The Journal of the American Taxation Association, vol.6 (Fall), hlm.7-19. Susanto, Y.K. 2007. Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Ketidakpastian Tugas terhadap Hubungan antara Penggunaan Informasi Akuntansi untuk Evaluasi Kinerja dan Perilaku Managerial. Proceedings the 1st Accounting Conference, Faculty of Economics Universitas Indonesia, Depok, 7–9 November, hlm.1-17. JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 14, No. 2a, Is. 5, November 2012, Hlm. 1-16 ISSN: 1410 – 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA MEINIE SUSANTY STIE Trisakti [email protected] Abstract: The purpose of this research is to test and analyze whether size, asset growth, profitability, managerial ownership, institutional ownership, liquidity, and asset structure have influence to capital structure. This research used 43 samples of companies in manufacturing sector that had been listed in the Indonesia Stock Exchange, during 2008 until 2010. The selection of the samples used purposive sampling method. Data were analyzed using multiple regression method. The conclusion shows that size, profitability, and managerial ownership influence to capital structure. Asset growth, institutional ownership, liquidity, asset structure do not influence capital structure. Keywords: Capital Structure, Size, Asset Growth, Profitability, Managerial Ownership, Institutional Ownership, Liquidity, Asset Structure. PENDAHULUAN modal pinjaman disebut modal eksternal. Jumlah modal pribadi tidak sebesar modal pinjaman, karena modal pribadi memiliki batas sedangkan modal pinjaman bisa tidak terbatas. Struktur modal merupakan bagian perusahaan yang mencerminkan komposisi dan kondisi keuangan untuk mencapai tujuan perusahaan. Perusahaan dituntut dapat mempertahankan keadaan struktur modal demi menghadapi persaingan pasar. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Tomasila (2009) yang menguji variabel ukuran perusahaan, pertumbuhan aktiva, profitabilitas, Fenomena yang sering terjadi saat awal pendirian atau pembentukan perusahaan adalah modal, dimana modal tersebut menentukan perkembangan dan kelangsungan usaha. Modal bisa diperoleh dengan berbagai macam cara, bisa melalui modal sendiri maupun pinjaman. Modal sendiri yaitu uang pribadi yang diikut sertakan ke dalam perusahaan dan laba ditahan perusahaan, sedangkan modal pinjaman adalah modal yang diperoleh dari orang lain, seperti hutang, saham dan investasi. Modal pribadi disebut modal internal dan 1 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 dan struktur kepemilikan terhadap struktur modal. Pada penelitian ini terdapat penambahan variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, likuiditas, dan struktur aktiva. Sampel pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tahun pengamatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah antara tahun 2008 sampai dengan tahun 2010. Penelitian sebelumnya dilakukan pada tahun 2005 sampai tahun 2006. Penelitian ini disusun dengan urutan penulisan sebagai berikut, pertama pendahuluan menjelaskan mengenai latar belakang dan sistematika penulisan. Kedua, menjelaskan mengenai teori dan hasil penelitian sebelumnya sebagai dasar dalam pengambilan hipotesis penelitian. Ketiga, metoda pemilihan sampel dan definisi operasional variabel dalam penelitian. Keempat, hasil pengujian hipotesis, dan terakhir terkait pada kesimpulan, keterbatasan dan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya. RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Trade-off Theory Teori ini merupakan model struktur modal yang menyatakan bahwa struktur modal perusahaan merupakan keseimbangan antara keuntungan penggunaan hutang dengan biaya. Dari model ini dapat dinyatakan perusahaan yang tidak menggunakan pinjaman dan perusahaan yang menggunakan pembiayaan investasinya dengan pinjaman seluruhnya adalah buruk. 2 November 2012 Keputusan terbaiknya adalah mempertimbangkan kedua jenis pembiayaan. (Nurrohim 2008). Trade off Theory merupakan model yang didasarkan antara keuntungan dan kerugian menggunakan hutang. Fakta yang berasal dari hutang dalam jumlah yang besar, penggunaan modal sendiri membuat manfaat dan kerugian bagi perusahaan. Menurut Brigham (2001) dalam Nurrohim (2008) keuntungan memiliki hutang adalah (1) Biaya bunga mempengaruhi penghasilan kena pajak, sehingga pajak menjadi lebih rendah, (2) Kreditur hanya mendapat biaya bunga yang bersifat hampir tetap, kelebihan keuntungan akan menjadi klaim bagi pemilik perusahaan. Agency Theory Dalam teori ini manajemen harus diberikan pengawasan yang memadai. Pengawasan dapat dilakukan dengan cara pengikatan agen, pemeriksaan laporan keuangan dan pembatasan terhadap keputusan manajemen. Menurut Warsito et.al (2003) salah satu kegunaan dari laporan keuangan adalah menyediakan sumber informasi bagi investor yang dapat digunakan untuk menilai prospek keuntungan perusahaan dan hambatan atau risiko yang dihadapi perusahaan. Biaya agensi adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan pengawasan manajemen untuk meyakinkan manajemen bertindak konsisten sesuai dengan perjanjian kontraktual perusahaan dengan kreditor dan pemegang saham (Horne dan Wachowicz 1998 dalam Prabansari dan Kusuma 2005). ISSN: 1410 -9875 Para pemegang saham berharap agen-agen bertindak atas kepentingan mereka sehingga perusahaan dapat menaikan nilainya sekaligus memberikan keuntungan pada pemegang saham (Horne 1995 dalam Nurrohim 2008). Tiga cara meminimalkan biaya keagenan, yaitu meningkatkan kepemilikan saham oleh manajemen, mengurangi free cash flow dengan cara pembagian dividen dan meningkatkan leverage perusahaan (Tarjo 2005 dalam Joni dan Lina 2010). Pecking Order Theory Tahun 1961 teori ini di kemukaan oleh Gordon Donalson. (Myers 1984 dalam Prabansari dan Kususma 2005) menjelaskan (1) Perusahaan menyukai internal financing, (2) Apabila eksternal financing diperlukan, maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman dahulu, dimulai dengan penerbitan obligasi, kemudian sekuritas yang berkarakteristik opsi (seperti obligasi konveksi), lalu pilihan terakhir saham bisa diterbitkan. Dana internal lebih disukai dari pada dana eksternal karena dana internal memungkinkan perusahaan untuk tidak perlu membuka komunikasi dengan kreditor. Jika mampu memperoleh sumber dana yang diperlukan tanpa membuka komunikasi sebagai akibat penerbitan saham baru. Dana eksternal lebih disukai dalam bentuk hutang daripada modal sendiri karena pertimbangan biaya emisi dan biaya emisi lebih murah dari biaya emisi saham baru. Meinie Susanty Struktur Modal Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditujukan dalam bagian modal, surplus, dan laba yang ditahan atau kelebihan aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya (Munawir 2001 dalam Prabansari dan Kusuma 2005). Modal mencerminkan kepemilikan atas perusahaan. Struktur modal adalah perimbangan hutang jangka panjang yang permanen, hutang jangka panjang, saham preferent, dan saham biasa (Munawir 2002 dalam Murad 2008). Menurut kesimpulan Bangun dan Surianty (2008) struktur modal adalah kombinasi antara hutang jangka panjang dan ekuitas yang digunakan untuk mendanai kegiatan operasi dan investasi perusahaan. Sebisa mungkin manajer mampu memberikan keputusan dan mengolah sumber modal sehingga menciptakan struktur modal yang optimum sesuai dengan keadaan yang terjadi serta mampu melihat faktor-faktor lainya yang bisa mempengaruhi sumber modal. Salah satu keputusan penting yang dihadapi manajer untuk kelangsungan operasi perusahan adalah keputusan pendanaan atau keputusan struktur modal, yaitu suatu keputusan keuangan yang berkaitan dengan kombinasi hutang dan ekuitas dalam struktur keuangan jangka panjang perusahaan (Elim dan Yusfarita 2010). Ukuran Perusahaan dan Struktur Modal Besar kecilnya perusahaan dapat dilihat dari lapangan usaha 3 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 yang dijalankan. Penentuan besar kecilnya perusahaan dapat ditentukan berdasarkan total penjualan, total aktiva, rata-rata tingkat penjualan, dan rata-rata total aktiva (Seftianne dan Handayani 2011). Perusahaan besar memerlukan modal yang besar dalam menjalankan bisnisnya sehingga di perlukan modal yang besar. Dari penjelasan di atas maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: Perusahaan Ha1 Ukuran berpengaruh terhadap Struktur Modal. Pertumbuhan Aktiva dan Struktur Modal Pertumbuhan aktiva adalah perubahan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan (Prabansari dan Kusuma 2005 dalam Suprantiningrum 2013). Pertumbuhan aktiva akan menuntut perusahaan untuk menyediakan modal yang memadai (Hidayah dan Santoso 2012). Perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan aktiva yang tinggi sering membutuhkan tambahan asset untuk mendukung pertumbuhan perusahaan. Dari penjelasan di atas maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: Aktiva Ha2 Pertumbuhan berpengaruh terhadap Struktur Modal. Profitabilitas dan Struktur Modal Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang dimilikinya, seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya (Harahap dan Syafri 4 November 2012 2001 dalam Nurmala dan Yuniarti 2007). Semakin tinggi profitabilitas maka perusahaan lebih memilih modal internal dan sebaliknya jika profitabilitas rendah maka perusahaan menggunakan modal eksternal untuk menjalankan aktivitasnya. Dari penjelasan di atas maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: berpengaruh Ha3 Profitabilitas terhadap Struktur Modal. Kepemilikan Manajerial dan Struktur Modal Kepemilikan manajerial adalah situasi dimana manajer memiliki saham perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan (Christiawan dan Tarigan 2007). Semakin tinggi persentase kepemilikan manajerial maka manajemen mengurangi peranan hutang sebagai penurunan agency cost, melalui peranannya sebagai pengambil keputusan (Pujiati dan Widanar 2009). Hal tersebut terkait karena pihak manajer ikut serta menanggung resiko. Dari penjelasan di atas maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: Manajerial Ha4 Kepemilikan berpengaruh terhadap Struktur Modal. Kepemilikan Institusional dan Struktur Modal Kepemilikan Institusional merupakan kepemilikan saham perusahaan oleh perusahaan lain yang berada didalam negeri maupun luar negeri serta saham pemerintah dalam maupun luar negeri yang umumnya bertindak sebagai pihak yang mengawasi perusahaan (Susiana dan Herawati ISSN: 1410 -9875 Meinie Susanty 2007 dalam Maftukhah 2013). Semakin besar kepemilikan institusional maka pengawasan semakin ketat yang mengakibatkan pihak manajer cenderung melakukan pinjaman Dari penjelasan di atas maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: Institusional Ha5 Kepemilikan berpengaruh terhadap Struktur Modal. Likuiditas dan Struktur Modal Likuiditas adalah kekuatan perusahaan dalam melunasi kewajibanya yang jatuh tempo pada jangka waktu yang pendek (Furi dan Saifudin 2012). Perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi akan cenderung tidak menggunakan pembiayaan dari hutang, karena perusahaan dengan tingkat likuiditas tinggi mempunyai modal internal yang besar, sehingga perusahaan akan menggunakan modal internalnya untuk membiayai investasinya sebelum mengunakan dana eksternal melalui hutang (Pecking order theory dalam Seftianne dan Handayani 2011). Dari penjelasan di atas maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: berpengaruh Ha6 Likuiditas terhadap Struktur Modal. Struktur Aktiva dan Struktur Modal Struktur aktiva yang dimaksud adalah rasio yang menggambarkan proporsi total aktiva tetap yang milik perusahaan dengan total aktiva perusahaan, tujuan perhitungan rasio ini untuk mengetahui seberapa besar porsi aktiva tetap yang dapat dijadikan sebagai jaminan atas pinjaman yang dilakukannya (Margaretha dan Sari 2005 dalam Joni dan Lina 2010). Perusahaan yang sebagian besar modalnya ada pada aktiva tetap akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan modalnya dari modal sendiri. Sedangkan modal eksternal sifatnya sebagai pelengkap. Dari penjelasan di atas maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: Ha6 Struktur Aktiva berpengaruh terhadap Struktur Modal. Model yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Reputasi Auditor Reputasi Auditor Reputasi Auditor Reputasi Auditor Manajemen Laba Reputasi Auditor Ukuran Perusahaan Reputasi Auditor Gambar 1 Model Penelitian 5 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 METODA PENELITIAN Objek Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 sampai dengan 2010. Teknik pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metoda Purposive Sampling dengan prosedur pemilihan sampel sebagai berikut: Tabel 1 Pemilihan Sampel Jumlah Perusahaa Deskripsi Kriteria n Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI secara konsisten untuk periode 2008 sampai 130 2010. Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan keuangan per 31 Desember untuk periode 2008 sampai 2010. Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan dalam mata uang Rupiah dari tahun 2008 sampai 2010. (11) Perusahaan yang mengalami kerugian dari tahun 2007 sampai 2010. (44) Perusahaan yang tidak memiliki hutang jangka panjang pada pihak ketiga dari tahun 2008 (32) sampai 2010. Total perusahaan dan data 43 Data Outlier Data penelitian Sumber: Data yang dikumpulkan Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya Struktur Modal pada penelitian ini diukur menggunakan rumus (Tmasila 2009): Ukuran Perusahaan merupakan ukuran besar atau kecilnya aktiva yang dimiliki perusahaan. Dalam penelitian ini, ukuran perusahaan dapat dihitung dengan nilai logaritma dari total 6 November 2012 Jumlah Data 390 - (33) (132) (96) 129 (100) 119 aktiva, melalui rumus Tomasila (2009): Ukuran Perusahaan = Ln (Total Aktiva) Pertumbuhan Aktiva Pertumbuhan aktiva adalah perubahan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan (Prabansari dan Kusuma 2005). Pertumbuhan asset dapat dihitung melalui perubahannya (Joni dan Lina 2010): Ta,t: Total Aktiva pada tahun t ISSN: 1410 -9875 Ta,t-1: tahun t-1 Total Meinie Susanty Aktiva pada Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Profitabilitas didefinisikan sebagai net income dan total sales, dimana dapat diukur menggunakan rumus Margaretha dan Ramadhan (2010): Net Income Profitabilitas= Total Aktiva Kepemilikan Manajerial adalah jumlah pemegang saham pihak manajemen secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan. Karena terdapat kecenderungan data di Indonesia bersifat binomial (ada atau tidak ada) maka dalam pengukuran kepemilikan manajerial digunakan dummy variabel. D 1 untuk perusahaan yang terdapat kepemilikan manajerial dan D 0 untuk perusahaan yang tidak memiliki kepemilikan manajerial (Seftianne dan Handayani 2010). Kepemilikan Institusional merupakan presentase kepemilikan pihak luar perusahaan. Menurut Sujoko dan Soebiyantoro (2007) dalam Mardinawati (2011) menyatakan bahwa kepemilikan saham oleh institusional merupakan salah satu monitoring agen penting dalam memainkan peran aktif dan konsisten dalam melindungi saham yang diinvestasikan sehingga mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal. Kepemilikan institusional dapat diukur dengan persentase kepemilikan institusional perusahaan pada akhir tahun (Mardinawati 2011). Likuiditas merupakan suatu ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang dimilikinya, dapat diukur menggunakan rumus Seftianne dan Handayani (2011): Aktiva Lancar Likuiditas = Hutang Lancar Struktur Aktiva menjelaskan besarnya aktiva yang dapat dijaminkan perusahaan. Varabel ini dihitung dengan rumus Seftianne dan Handayani (2011): Total Aktiva Tetap Struktur Aktiva = Total Aktiva Metoda Analisis Data Penelitian ini menggunakan multiple regression analysis untuk menguji hipotesis yang diilustrasikan sebagai berikut: Y = α +β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + β7X7 + ε Dengan Keterangan: Y= Struktur Modal, α = Konstanta, β 1‐ β 7 =Koefisien, X1 = Ukuran Perusahaan, X 2= Pertumbuhan Aktiva, X3= Profitabilitas, X4 = Kepemilikan Manajerial, X5 = Kepemilikan Institusional, X6 = Likuiditas, X7 = Struktur Aktiva. HASIL PENELITIAN Hasil dari statistik deskriptif untuk menjelaskan mengenai gambaran data penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut: 7 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 November 2012 Tabel 2 Hasil Uji Statistik Deskriptif Setelah Uji Outlier Variabel N Minimum Maksimum Mean Std. Deviation STR_MDL 119 0,000086 0,469581 0,12029246 0,115265384 UK_PERS 119 24,850204 32,357143 28,26449 1,531805957 PERT_AKT 119 -0,441912 0,657483 0,13445488 0,161688321 PROF 119 0,000002 0,406695 0,08894559 0,084691588 DKEP_MAN 119 0 1 0,45 0,499 KEP_INST 119 0,322000 0,997400 0,71219084 0,193881960 LIKUI 119 0,670367 5,553740 1,774568 0,884278964 STR_AKT 119 0,037445 0,886284 0,38987782 0,177337546 Sumber: Pengolahan data SPSS 14.0 Hasil dari pengujian normalitas residual dengan uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini: Tabel 3 Hasil Uji Normalitas Data dan Uji Outlier Keterangan Asymp. Sig (2-tailed) 0,292 Data berdistribusi normal Sumber: pengolahan data SPSS 14.0 Dari tabel tersebut diperoleh nilai asymp. sig. (2-tailed) sebesar 0,292 lebih besar dari alpha (α=0,05), maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal sehingga baik untuk dilakukan pengujian selanjutnya. Variabel UK_PERS PERT_AKT PROF DKEP_MAN KEP_INST LIKUI STR_AKT Tabel 4 Hasil Uji Multikolinearitas VIF Keterangan Tolerance 0,759 1,318 Tidak terjadi multikolinearitas 0,836 1,196 Tidak terjadi multikolinearitas 1,306 Tidak terjadi 0,766 multikolinearitas 1,159 Tidak terjadi 0,863 multikolinearitas 1,072 Tidak terjadi 0,933 multikolinearitas 0,838 1,193 Tidak terjadi 0,759 1,318 multikolinearitas Tidak terjadi multikolinearitas Sumber: pengolahan data SPSS 14.0 8 Uji Multikolinearitas Hasil uji asumsi klasik yang dimulai dengan uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini: ISSN: 1410 -9875 Meinie Susanty Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel independen komite audit, proporsi dewan komisaris independen, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, reputasi auditor, dan ukuran perusahaan tidak mengalami masalah multikolinearitas karena nilai tolerancenya lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10. Uji Heteroskedastisitas Uji asumsi klasik yang terakhir terkait dengan pengujian heteroskedastisitas dengan uji Glejser, yang dapat dijelaskan pada tabel 5 berikut ini: Tabel 5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sig Keterangan 0,224 0,811 Tidak terjadi heteroskedastisitas Tidak terjadi PERT_AKT 0,368 heteroskedastisitas Tidak terjadi PROF 0,087 heteroskedastisitas Terjadi heteroskedastisitas DKEP_MAN 0,000 KEP_INST 0,246 Tidak terjadi heteroskedastisitas LIKUI Terjadi heteroskedastisitas 0,045 STR_AKT 0,318 Tidak terjadi heteroskedastisitas Model Variabel 1 (constant) UK_PERS Sumber: pengolahan data SPSS 14.0 Seperti yang terlihat pada tabel diatas, bahwa variabel ukuran perusahaan (UK_PER), pertumbuhan aktiva (PER_AKT), profitabilitas (PROF), kepemilikan institusional (KEP_INST), dan struktur aktiva (STR_AKT) angka sig nya lebih besar dari 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas, sedangkan variabel kepemilikan manajerial (DKEP_MAN) dan likuiditas (LIKUI) angka sig nya Model Variabel 1 RES_2 kurang dari 0,05 maka terjadi heteroskedastisitas yang berarti adanya ketidaksamaan varians pada variabel kepemilikan manajerial dan likuiditas. Uji Autokorelasi Pengujian asumsi klasik selanjutnya yaitu uji autokorelasi dengan alat uji Bruesch Godfrey memperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 6 Hasil Uji Autokorelasi Sig. Keterangan 0,014 Terjadi autokorelasi Sumber: pengolaan data SPSS 14.0 Berdasarkan hasil pengujian dapat dilihat pada tabel diatas, menjelaskan nilai RES_2 sebesar 0,014 lebih kecil dari nilai signifikan (sig) 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada model 9 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 regresi ini terdapat masalah autokorelasiAnalisa Hipotesis Tabel 7 Hasil Uji Koefisien Korelasi (R) Model R 1 0,513a Sumber: pengolahan data SPSS 14.0 Dari tabel tersebut dapat disimpullkan bahwa hubungan antara struktur modal dengan variabel ukuran perusahaan, pertumbuhan aktiva, profitabilitas, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, likuiditas, dan struktur aktiva adalah kuat karena nilai koefisien korelasi (R) 0,513 lebih dari 0,5. Tabel 8 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R-square) Model Adjusted Rsquare 1 0,217 November 2012 Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai adjusted R-square sebesar 0,217 yang berarti variasi dari variabel dependen ukuran perusahaan, pertumbuhan aktiva, profitabilitas, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, likuiditas, dan struktur aktiva sebesar 21,7% sedangkan sisanya sebesar 79,3% dijelaskan faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian ini. Tabel 9 Hasil Uji F F Sig Model 1 1,820 0,000 Sumber: pengolahan data SPSS 14.0 Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa menunjukkan nilai sig 0,000. Nilai sig nya lebih kecil dari 0,05 berarti model fit. Hal ini menunjukkan data layak digunakan dalam model penelitian. Sumber: pengolahan data SPSS 14.0 Variabel (constant) UK_PERS PERT_AKT PROF DKEP_MAN KEP_INST LIKUI STR_AKT Tabel 10 Hasil Uji t t Sig B -0,300 0,150 1,450 0.015 2,143 0,034 0,067 1,058 0,292 -0,557 0,000 4,394 -0,054 0,009 2,234 0,017 0,335 0,738 0,001 0,067 0,947 0,117 1,923 0,057 Keterangan Berpengaruh Tidak berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Tidak berpengaruh Tidak berpengaruh Tidak berpengaruh Sumber: pengolahan data SPSS 14.0 Variabel ukuran perusahaan (UK_PERS) memiliki koefisien regresi sebesar 0,015 yang menunjukan arah positif dan nilai signifikan sebesar 0,034. Nilai sig UK_PERS lebih kecil dari α = 0,05 10 sehingga ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Hal ini mengindikasikan perusahaan besar akan lebih mudah mencari investor yang akan menanamkan modalnya ISSN: 1410 -9875 dalam perusahaan dan juga mudah dalam memperoleh hutang dibandingkan dengan perusahaan kecil. Ukuran perusahaan yang besar juga menuntut memiliki struktur modal yang besar yang memungkinkan melakukan banyak pinjaman. Hal ini sesuai dengan trade off theory. Variabel pertumbuhan aktiva (PERT_AKT) memiliki nilai signifikan sebesar 0,292. Nilai sig PERT_AKT lebih besar dari α = 0,05 sehingga pertumbuhan aktiva tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Hal ini mengindikasikan semakin besar pertumbuhan aktiva perusahaan maka penggunaan hutang jangka panjang tidak telalu signifikan, karena perusahaan masih bisa menggunakan laba ditahan untuk operasional akibat banyaknya harta. Rata-rata perusahaan yang diteliti memiliki tingkat pertumbuhan aktiva yang rendah dan cenderung mengalami penurunan, sehingga tidak mempengaruhi besar kecilnya struktur modal. Variabel profitabilitas (PROF) memiliki koefisien regresi sebesar 0,557 yang menunjukan arah negatif dan nilai signifikan sebesar 0,000. Nilai sig PROF lebih kecil dari α = 0,05 sehingga profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Hal ini mengindikasikan perusahaan lebih menyukai modal internal berupa laba ditahan daripada melakukan hutang, hal ini sesuai dengan pecking order theory. Perusahaan masih mampu mendanai kegiatan melalui dana internal tanpa melakukan pinjaman. Variabel kepemilikan manajerial (DKEP_MAN) memiliki koefisien regresi sebesar -0,054 Meinie Susanty yang menunjukan arah negatif dan nilai signifikan sebesar 0,009. Nilai sig DKEP_MAN lebih kecil dari α = 0,05 sehingga kepemilikan manajerial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki oleh manajemen memiliki kecenderungan menerapkan kebijakan hutang yang kecil karena manajemen ikut menanggung biaya modal yang ditanggung perusahaan. Dengan adanya saham yang dimiliki pihak direksi maka terdapat kecenderungan akan berhati-hati dalam menggunakan kebijakan hutang sehingga meningkatnya kepemilikan manajerial akan menurunkan struktur modal akibat tidak melakukan pinjaman. Variabel kepemilikan institusional (KEP_INST) memiliki nilai signifikan sebesar 0,738. Nilai sig REP_AUD lebih besar dari α = 0,05 sehingga kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Hal ini mengindikasikan semakin banyak kepemilikan institusional maka biaya agensi akan semakin banyak yang menyebabkan berkurangnya struktur modal, hal ini sesuai dengan agency theory. Pemilik saham institusional dapat memantau lebih ketat kebijakan pendanaan, sehingga manajemen tidak dapat menggunakan hutang dalam jumlah yang besar yang berakibat modal berkurang. Variabel likuiditas (LIKUI) memiliki koefisien regresi sebesar 0,947. Nilai sig LIKUI lebih besar dari α = 0,05 sehingga likuiditas tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Hal mengindikasikan semakin besar 11 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 tingkat likuiditas maka perusahaan tidak menggunakan hutang, tetapi lebih memilih modal internal dan dengan tingkat likuiditas yang tinggi berarti perusahaan sanggup membayar hutang jangka pendek sehingga akan menurunkan proporsi hutang dalam struktur modal. Variabel struktur aktiva (STR_AKT) memiliki koefisien regresi sebesar 0,057. Nilai sig STR_AKT lebih besar dari α = 0,05 sehingga struktur aktiva tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Hal mengindikasikan perusahaan harus lebih mempertimbangkan struktur aktiva dari jenis aktiva yang dimiliki untuk dijadikan jaminan hutang dibandingkan dengan menggunakan jaminanan aktiva tetap. Aktiva tetap tidak bisa dijaminkan untuk hutang sebagai modal karena tingkat depresiasinya tinggi. PENUTUP Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan dapat diperoleh kesimpulan bahwa pertumbuhan aktiva, kepemilikan institusional, likuiditas, dan struktur aktiva tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Ukuran perusahaan, November 2012 profitabilitas, dan kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap struktur modal. Dari penelitian yang telah dilakukan, masih terdapat beberapa keterbatasan yaitu penelitian ini hanya menggunakan perusahaan manufaktur sebagai objek penelitian, periode penelitan selama 3 tahun, nilai Adjusted R2 hanya 21,7% sehingga ada faktorfaktor lain yang lebih berpengaruh terhadap manajemen laba. Terdapat masalah heteroskedastisitas pada variabel kepemilikan manajerial dan likuitas serta terdapat masalah autokorelasi pada penelitian ini. Berdasarkan keterbatasan yang ada, maka peneliti mengajukan beberapa rekomendasi kepada peneliti-peneliti selanjutnya. Rekomendasi tersebut antara lain yaitu menambah objek penelitian menjadi perusahaan non keuangan, menambah tahun penelitian menjadi 4 tahun, menggunakan variabel lain dalam penelitian seperti variabel resiko bisnis, free cash flow, usia perusahaan, dividen, dan investasi yang mungkin dapat mempengaruhi struktur modal, mengatasi masalah heteroskedastisitas dan autokorelasi dengan cara melakukan transformasi data. REFERENSI Abdurrahman dan Dihin Septyanto. 2008. Pengaruh Penerapan GCG dan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan LQ 45 Tahun 2001-2005 di BEJ). Jurnal Ekonomi: Media Ilmiah Indonusa, Vol. 13, No. 1, halaman 21-39. Anggraini, Novita dan Ceacelia Srimindarti. 2009. Pengaruh Kepemilikan Saham Institusional, dan Kebijakan Hutang Terhadap Kepemilikan Manajerial. Kajian Akuntansi. Vol.1, No.2, halaman 133-152. 12 ISSN: 1410 -9875 Meinie Susanty Anwar, Muhadjir. 2009. Pengaruh Antara Resiko Bisnis, Strategi Pertumbuhan, Struktur Modal terhadap Kinerja Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol. 7, No. 2, halaman 305-314.. Atarwaman, Rita. 2011. Analisis Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Kepemilikan Manejerial Terhadap Praktik Perataan laba yang Dilakukan Oleh Perusahaan Manufaktur pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal Ilmu Ekonomi ADVANTAGE. Vol.2, No.2, halaman67-74. Bangun, Nurainun dan Vivi Surianty. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal (Studi Empiris Terhadap Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di BEJ). Jurnal Akuntansi/Tahun XII, No.01, halaman 35-47. Christiawan, Yulius Yogi, dan Josua Tarigan. 2007. Kepemilikan Manajerial: Kebijakan Hutang, Kinerja dan Nilai Perusahaan. Jurnal Ekonomi akuntansi. Vol.9, No.1, halaman 1-8. Darminto. 2008. Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Struktur Modal dan Struktur Kepemilikan Saham, Terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal IlmuIlmu Sosial. Vol.20, No.2, halaman 87-97. Dewi, Sisca Christianty. 2008. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol.10, No.1, halaman 47-58. Dwiwinarno, Titop. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal (Studi Kasus Pada Perusahaan-Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol. 1, No. 1, halaman 54-46. Elim, Meyulinda Aviana dan Yusfarita. 2010. Pengaruh Struktur Aktiva, Tingkat Pertumbuhan Penjualan,dan Return of Assets Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol. 1, No. 1, halaman 88-103. Fachrudin, Khaira Amalia. 2011. Analisis Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, dan Agency Cost Terhadap Kinerja Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.13, No.1, halaman 36-45. Furi, Vina Ratna, dan Saifudin. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun 2009-2010). Juraksi. Vol.1, No.2, halaman 49-62. Ghazali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogoro. Gill Amarjit, Nahum Biger, Cheping Pai, dan Smita Bhutani. 2009. The Determinants of Capital Structur in the Service Industry: Evidence from United States. The Open Business Journal. Vol.2, page 48-53. Hadianto, Bram dan Christian Tayana. 2010, Pengaruh Risiko Sistematik, Struktur Aktiva, Profitabilitas, dan Jenis perusahaan Terhadap Struktur Modal Emiten Sektor Pertambangan: Pengujian Hipotesis Static-Trade Off. Jurnal Akuntansi, Vol.2, No.1, halaman 15-39. Handayati, Puji. 2011. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Tingkat Pengungkapan Informasi Sosial Perusahaan: Studi Empiris Pada 13 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 November 2012 Perusahaan yang Tergolong High Profile yang Terdaftar DI Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol.22, No.2,halaman 159-169. Haryono, Slamet. 2005. Struktur Kepemilikan Dalam Teori Keagenan. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol. 5, No. 1, halaman 63-71. Hasan, Mudrika Alamsyah. 2006. Analisi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal (Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Tepak Manajerial Magister Manajemen UNRI, Vol. 6, No. 6, halaman 1-21. Herni dan Yulius Kurnia Susanto. 2008. Pengaruh Struktur Kepemilikan Publik, Praktik Pengelolaan Perusahaan, Jenis Industri, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Resiko Keuangan Terhadap Tindakan Perataan Laba (Studi Empiris Pada Industri yang Listing di Bursa Efek Jakarta). Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 23, No. 3, halaman 302-314. Hidayat, Syafiudin. 2013. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Dividen, Struktur Aktiva, Pertumbuhan Penjualan, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang. Jurnal Ilmu Manajemen. Vol.1, No.1, halaman 12-25. Hidayah, Nur dan Aprih Santoso. Pengaruh Pertumbuhan Asset, Kesempatan Tumbuh, Kepemilikan Manajerial, Analisis Deviden Terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di JSX tahun 20082010. Jurnal Dinamika Manajemen, Vol.1, No. 4, halaman 129-140. Indrajaya, Glenn dkk. 2011. Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan, Profitabilitas dan Risiko Bisnis Terhadap Struktur Modal: Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007. Jurnal Ilmiah Akuntansi. Vol.2, No.6, halaman 1-23. Indriantoro, Nur., dan Bambang Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama. Yogyakarta: Penerbit BPFE Yogyakarta. Joni dan Lina. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 12, No. 2, halaman 81-96. KP, Hasa Nurrohim. 2008. Pengaruh Profitabilitas, Fixed Asset Ratio, Kontrol Kepemilikan dan Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Sinergi: Kajian Bisnis dan Manajemen, Vol 10, No 1, halaman 11-18. Langko, Muhammad Yunus. 2010. Analisis Faktor Operating Leverage dan Pengaruh Terhadap Profitabilitas pada PT.INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Economic Resources, Vol.11, No.32, halaman 1- 14. Liu, Yuanxin, Jing Ren, dan Yan Zhuang. 2009. An Empirical analysis on the Capital Structure of Chinese Listed IT Companies. International Journal of Business and Management. Vol.4, No.8, page 46-51. Maftukhah, Ida. 2013. Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, dan Kinerja Keuangan Sebagai Penentu Struktur Modal Perusahaan. Jurnal Dinamika Manajemen. Vol.4, No.1, halaman 69-81. 14 ISSN: 1410 -9875 Meinie Susanty Mardinawati.2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Administrasi Bisnis. Vol.12, No.3, halaman 16-27. Margaretha, Farah dan Aditya Rizky Ramadhan. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Industri Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 12, No. 2, halaman 119-130. Murad, Anizir Ali. 2008. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada PT “X”. Prospek, Vol. 1, No. 2, halaman 23-36. Nurmala dan Evi Yuniarti. 2007. Analisis Profitabilitas Terhadap Harga Saham Perusahaan Retail Go Publik di Bursa Efek Jakarta (Studi Kasus Perusahaan Retail yang Ada di Lampung). Fordema, Vol. 7, No. 2, halaman 145-154. Prabansari, Yuke dan Hadri Kusuma. 2005. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Manufaktur GO Public Di Bursa Efek Jakarta. Sinergi: Kajian Bisnis dan Manajemen, Edisi Khusus on Finance, halaman 1-15. Pujiati, Diyah dan Erman Widanar. 2009. Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Keuangan Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Ventura. Vol.12, No.1, halaman 71-86. Putra, Widana dan Ni Made Dwi Ratnadi. 2008. Pengaruh Kebijakan Dividend an Kepemilikan Manajerial Terhadap Kos Keagenan. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, Vol.3, No.2, halaman 1-28. Rahayu, Dyah Sih. 2005. Pengaruh Kepemilikan Saham Manajerial dan Institusional Pada Struktur Modal Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Auditing. Vol.1, No.2, halaman 181-197. Seftianne dan Ratih Handayani. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 13, No. 1, halaman 39-56. Sudarman dan Subchan. 2011Pengaruh Struktur Modal, Kebijakan Dividen dan Kinerja Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ekonomi-ManajemenAkuntansi, Vol.18, no.30, halaman 1-23. Supeno, Bambang.2009. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Sektor Makanan Dan Minuman Pada Bursa Efek Jakarta (BEJ). Jurnal Tepak Manajemen Bisnis, Vol.1, No.1, halaman 92-110. Suprantiningrum. 2013. Pengaruh Pertumbuhan Aktiva dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Pebankan. Jurnal Ilmiah Dinamika Ekonomi dan Bisnis, Vol.1, No.1, halaman 32-43. Suranta, Eddy dan Pratana Puspa Midiastuty. 2005. Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Dtruktur Modal. JABM, Vol.12, No.2, halaman 101-115. Susanto, Yulius Kurnia. 2011. Kepemilikan Saham, Kebijakan Dividen, Karakteristik Perusahaan, Risiko Sismatik, Set Peluang Investasi dan Kebijakan Hutang. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.13, No.3, halaman 195-210. Tomasila, Mozes. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. Peluang: Jurnal Ekonomi, Vol. III, No. 1, halaman 1-18. 15 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 November 2012 Warsito, Irianto, Anni Aryani, dan Doddy Setiawan. 2003. Pengaruh Pertumbuhan Aktiva, Rasio Profitabilitas, dan Beta Akuntansi Terhadap Beta. Jurnal Bisnis dan Manajemen. Vol.3, No.2, halaman 94-107. Widjaja, I dan Kasenda. 2008. Pengaruh Kepemilikan Institusional, Aktiva Berwujud, Ukuran perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Dalam Industri Barang Konsumsi Di BEI. Jurnal Manajemen, Juni, halaman 139-150. Widyawati, Happy. 2013. Pengaruh Ratio Profitabiloitas dan Leverage Terhadap Return Saham (Studi kasus pada Industri Automotive dan Alliend Product yang Listed di BEI). Jurnal Dinamika Manajemen, Vol.2, No.4, halaman 49-64. Wijaya, M.Sienly Veronica dan Bram Hadianto. 2008. Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran, Likuiditas, dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Emiten Sektor Ritel di Bursa Efek Indonesia: Sebuah Hipotesis Pecking Order. Jurnal Ilmiah Akuntansi, Vol. 7, No. 1, halaman 71-84. Yusralaini, Hardi, dan Septi Dwiani. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Memepengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Listing Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi, Vol.18, No.3, halaman 1-16. 16 JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 16, No. 2, Desember 2014, Hlm. 17-28 ISSN: 1410 – 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA VARIABEL-VARIABEL YANG BERPENGARUH TERHADAP PRAKTIK PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN NON KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA OLGA GHAZALI STIE Trisakti [email protected] Abstract: The purposes of this research is to examine the influence of financial leverage, profitability, operating leverage, company size,public ownership structure, dividen payout to income smoothing. This study was also to improve consistency of result from prior researchers. The sample of this research consisting of 183 data that has been listing in Indonesian Stock Exchange for period 2008 until 2010 that has been selected by purposive sampling method. This study uses binary logistic regression method to see the contribution of each variable in influence income smoothing management. The empirical result indicates of operating leverage have influence to income smoothing management and financial leverage, profitability, company size,public ownership structure, dividen payout do not have influence to income smoothing management. Keywords: Financial Leverage, Profitability, Operating Leverage, Company Size ,Public Ownership Structure, Dividen Payout and Income Smoothing PENDAHULUAN disuatu perusahaan hanya ingin mendapatkan keuntungan dari investasinya maka dari itu, Investor yang hanya akan terpaku kepada informasi laba tanpa memperhatikan prosedur yang digunakan untuk menghasilkan informasi tersebut. Hal ini mendorong para manajer untuk melakukan praktik manajemen atas laba atau manipulasi atas laba ,dengan menggunakan berbagai cara salah satunya yaitu praktik perataan laba. Setiap perusahaan swasta memiliki tujuan memperoleh laba dan kelangsungan hidup perusahaan. Dalam mencapai tujuan tersebut perusahaan tidak dapat berdiri sendiri, perusahaan membutuhkan dukungan dana dari pihak luar. Pihak luar yang dimaksud adalah para investor dan para pemegang saham. Para Investor dan para pemegang saham yang menanamkan modalnya 17 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 Suwitodan Arleen (2005) mendefinisikan perataan laba sebagai cara yang digunakan manajemen untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan agar sesuai dengan target yang diinginkan, baik melalui metode akuntansi atau transaksi. Perataan laba (income smoothing) menjadi hal yang penting, terutama karena praktek ini dapat menimbulkan dysfunctional behavior (perilaku yang tidak semestinya) yang muncul sebagai akibat dari konflik yang timbul diantara pihak-pihak yang memiliki kepentingan dengan laporan keuangan perusahaan. Praktik perataan laba memang sulit dideteksi dan dapat menyebabkan pengungkapan laba yang menyesatkan (Dewidan Carina, 2008). Apabila pihak eksternal tidak menyadari praktik perataan laba ini, maka akan menyebabkan kesalahan dalam pengambilan keputusan yang ada pada akhirnya akan merugikan pihak tersebut. Bagimana manajemen praktik perataan laba juga dapat mengakibatkan kerugian jika tindakan tersebut diketahui oleh pihak luar, dimana akan berakibat buruknya reputasi perusahaan dan manajemen perusahaan yang akan berdampak pada jatuhnya earnings per share perusahaan bahkan hingga kebangkrutan perusahaan. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan bukti empiris bahwa risiko perusahaan, profitabilitas, operating leverage, ukuran perusahaan, struktur kepemilikan public, dividen payout berpengaruh terhadap tindakan perataan laba. kontribusi penelitian adalah bahwa pihak managemen perlu mempertimbangan untuk 18 November 2012 melakukan tindakan perataan laba atau tidak dalam upaya untuk mempertahankan investor untuk melakukan investasi. TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Agency Theory Jensen dan Meckling (1976) dalam Mudjiono (2010) menyatakan bahwa Teori agensi adalah mengenai struktur kepemilikan (ownership structure) perusahaan yang dikelola oleh manajer bukan pemilik. Teori keagenan lebih difokuskan kepada hubungan antara pemilik (principal) dan manajemen (agent) dalam pengelolaan perusahaan. Jensen dan Meckling (1976) dalam Mudjiono (2010) mendifinisikan hubungan keagenan sebagai sebuah kontrak antara satu orang atau lebih, pemilik (principal) yang menyewa orang lain (agent) untuk melakukan beberapa jasa atas nama pemilik yang meliputi pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada agen. Manajemen Laba Menurut Tarjo dan Sulistyowati (2005) dalam Herni dan Susanto (2008) manajemen laba terjadi ketika manajemen menggunakan keputusan tertentu dalam laporan keuangan dan transaksi untuk mengubah laporan keuangan sebagai dasar untuk mempengaruhi hasil konstraktual yang mengandalkan angka-angka akuntansi yang dilaporkan. Menurut Budiasih (2009) manajemen laba merupakan intervensi manajemen dalam proses menyusun pelaporan keuangan eksternal, dengan demikian manajemen dapat ISSN: 1410 -9875 menaikan atau menurunkan laba akuntansi sesuai dengan kepentingannya. Perataan Laba Perataan laba merupakan tindakan yang dilakukan dengan sengaja untuk mengurangi variabilitas laba yang dilaporkan agar dapat mengurangi risiko pasar atas saham perusahaan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan harga saham perusahaan (Assih et al., 2000) dalam Budiasih (2009). Praktik perataan laba sangat berkaitan erat dengan teori keagenan, karena praktik perataan laba terjadi akibat adanya perbedaan kepentingan antara agent dan principal (Syafiont, 2008) Faktor-Faktor yang mempengaruhi Perataan Laba Risiko Perusahaan Menurut Syafriont menyatakan bahwa Financial leverage merupakan bentuk lain dan risiko yang harus ditanggung oleh perusahaan akibat penggunaan hutang. Semakin banyak perusahaan menggunakan hutang maka semakin tinggi financial leverage-nya. Risiko perusahaan dinyatakan sebagai seberapa jauh hasil yang diperoleh bisa menyimpang dari yang diharapkan. Jin et al (1993) dalam suwarno menyatakan bahwa financial leverage merupakan proyeksi yang tepat untuk mengukur risiko perusahaan. Risiko keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perbandingan antara hutang dan aktiva yang menunjukan berapa bagian aktiva yang digunakan untuk menjamin hutang. Olga Ghazali Ukuran ini berkaitan dengan dengan ketat tidaknya suatu persetujuan utang. Perusahaan dengan tingkat hutang yang tinggi mempunyai risiko yang tinggi pula maka laba perusahaan berfluktuatif dan perusahaan cenderung untuk melakukan perataan laba supaya laba perusahaan kelihatan stabil karena investor cenderung mengamati fluktuasi laba suatu perusahaan menurut Kustiani dan Ekawati (2006) dalam Herni dan Susanto (2008). Resiko Perusahaan Ha1: berpengaruh terhadap perataan laba. Profitabilitas Menurut Zuhro (1996) dalam Syafriont (2008) mengungkapkan profitabilitas sebagai tolak ukur dalam menilai seberapa efektif perusahaan mengelola sumbersumber yang dimiliki perusahaan dan sebagai bahan pertimbangan bagi investor dan kreditor dalam mengambil keputusan dalam berinvestasi dan peminjaman dana. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubunganya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas merupakan ukuran penting untuk menilai sehat tidaknya perusahaan, yang mempengaruhi investor untuk membuat keputusan (Budiasih, 2009). Menurut Oktaviani dan Lina (2011) menyatakan bahwa profitabilitas akan menunjukkan efektifitas dan efisiensi investasi dalam menghasilkan laba, apabila profitabilitas rendah, maka manajemen dinilai memiliki kinerja yang tidak baik dimata pemilik sehingga kedudukan manajemen 19 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 dapat terancam, agar terhindar dari pengambil alihan kedudukan, maka manajemen cenderung melakukan praktik income smoothing. Ha2: Profitabilitas berpengaruh terhadap perataan laba. Operation Leverage Menurut Riyanto (1998) dalam Syafriont (2008) menjelaskan bahwa Operating leverage bersangkutan dengan penggunaan aktiva atau operasi perusahaan yang disertai biaya tetap dengan harapan revenue yang di gunakan oleh pengguna aktiva dapat cukup menutup biaya tetap dan variabel. Menurut Oktaviani dan Lina (2011) menyatakan bahwa Perusahaan yang memiliki leverage operasi yang tinggi memiliki kesempatan untuk memperoleh laba yang tinggi tetapi mempunyai risiko yang tinggi pula, apabila perusahaan melakukan investasi yang besar pada aktiva tetap, akibatnya mereka mempunyai biaya tetap yang tinggi, sehingga leverage operasinya pun tinggi. Operation leverage Ha3: berpengaruh terhadap perataan laba Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan umumnya dinilai dan besarnya aktiva yang dimiliki oleh perushaaan. Moses (1987) dalam Syafriont (2008) menyatakan bahwa perusahaan besar mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk melakukan perataan laba dibandingkan dengan perusahaan kecil, karena merupakan subyek yang di amati oleh publik dan pemerintah. 20 November 2012 Ukuran perusahaan Ha4: berpengaruh terhadap perataan laba Struktur Kepemilikan Publik Kepemilikan publik mencerminkan jumlah saham yang beredar di masyarakat.menurut Suranta dan Medistursi (2004) dalam Herni dan Susanto (2008) menunjukan semakin besar kepemilikan publik untuk perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan yang lebih kecil cenderung memotivasi tindakan perataan laba. Semakin besar presentase kepemilikan publik maka semakin kecil kemungkinan perusahaan melakukan manajemen laba, karena semakin besar kepemilikan publik semakin banyak informasi yang diketahui oleh publik tentang perusahaan tersebut, hal tersebut akan menghalangi manajer untuk melakukan tindakan perataan laba menurut Tarjo dan Sulistyowaty (2005) dalam Herni dan Susanto (2008), Ha5: Struktur kepemilikan publik berpengaruh terhadap perataan laba Dividen Payout Dividend Payaout Ratio (DPR) yang ditentukan perusahaan untuk membayardividend kepada para pemegang saham setiap tahun yang dilakukan berdasarkan besarkecilnya laba bersih setelah pajak. Jumlah dividend yang dibayarkan akan mempengaruhiharga saham atau kesejahteraan para pemegang saham. DPR merupakan fungsidari assets, ekuitas, dan keuntungan suatu perusahaan Sutrisno (2001). ISSN: 1410 -9875 Olga Ghazali Menurut Sartono (2001) dalam Budiasih (2009) mengatakan bahwa besar kecilnya dividen tergantung dari oleh besar kecilnya laba yang diperoleh sehingga cenderung untuk melakukan praktik perataan laba. Ha6: Dividen Payout berpengaruh terhadap perataan laba Risiko Perusahaan Profitabilitas Operating Leverage Ukuran Perusahaan Perataan Laba Struktur Kepemilikan Dividen Payout Gambar 1 Pengaruh risiko perusahaan, profitabilitas, operating leverage, ukuran perusahaan, struktur kepemilikan publik, dividen payout terhadap perataan laba. METODA PENELITIAN Pemilihan sampel dan pengumpulan data Metoda yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah purposive sampling. Berikut hasil dari proses pemilihan sampel: Tabel 1 Pemilihan Sampel Kriteria Jumlah perusahaan Semua perusahaan non keuangan yang konsisten 297 terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 20082010 Perusahaan yang tidak menggunakan mata uang (9) Rupiah dalam penyajian laporan keuangan Perusahaan yang tidak memiliki laporan keuangan (1) yang berakhir per 31 Desember selama tahun 20082010 Jumlah data 891 27 3 21 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 Kriteria November 2012 Jumlah perusahaan Perusahaan yang tidak melaporkan laba bersih (112) setelah pajak secara konsisten selama tahun 20082010 Perusahaan yang tidak membagikan deviden secara (109) berturut-turut selama tahun 2008-2010 Perusahaan yang melakukan company restructuring (5) seperti merger dan akuisisi selama tahun 2008-2010 Total 61 Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Tindakan Perataan Laba diukur dengan menggunakan model untuk membuktikan perusahaan di Indonesia melakukan tindakan perataan laba atau tidak melakukannya adalah Indeks Eckel. Indeks Eckel diukur menggunakan Coefficient Variation (CV) variabel pengahasil (laba) dan variabel penjualan bersih. CV I ������ ����� � CV S Keterangan: I = perubahan laba dalam tiga tahun S = perubahan penjualan dalam tigatahun CV = koefisien variasi dari variable yaitu standar deviasi dibagi nilai yang diharapkan. Jadi, CV ΔI = koefisien variasi untuk perubahan laba, CVΔS = koefisien variasi untuk perubahan penjualan. CV ΔI dan CV ΔS dapat dihitung sebagai berikut: CV ΔI dan CV ΔS � 22 Standard Deviation Expect Value Jumlah data 336 327 15 183 atau Indeks Eckel untuk perusahaan bukan perata laba adalah > 1, sedangkan untuk perusahaan perata laba adalah < 1. RisikoPerusahaan Menurut Sartono (2000) financial leverage adalah pengunaan sumber dana dengan beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar dari beban tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio dan rumus yang digunakan untuk mengukur financial leverage sesuai Budiasih (2009) adalah sebagai berikut: Total hutang Debt to Total Asset � Total aktiva Profitabilitias Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba Syafriont (2008). Ukuran dari profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan Return of ISSN: 1410 -9875 Olga Ghazali asset.Skala profitabilitas ini menggunakan skala rasio dan diberi simbol ROA. Profitabilitas � Laba bersih setelah pajak Total aktiva Operating leverage Operating leverage dapat digunakan untuk menilai resiko usaha bagi suatu perusahaan, jika suatu perusahaan sebagian besar dari total biaya adalah biaya tetap maka perusahaan tersebut dapat dikatakan memiliki leverage operasi yang tinggi dan sebaliknya Gusnadi (2008). Skala ini di beri symbol OL. ��������� �������� � Total biaya depresiasi � amortisasi Total biaya Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yang dimiliki perusahaan. Dalam penelitian ini, ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan nilai logaritma dari total aktiva Syafriont (2008). Skala ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan skala rasio dan diberi simbol UP. Ukuran Perusahaan = Log n (Total Aktiva) Struktur Kepemilikan Publik Struktur kepemilikan adalah proporsi kepemilikan saham oleh masyarakat publik Herni dan Susanto (2008). Skala ini di ukur dengan menggunakan perbandingan total saham yang dimiliki publik dengan total saham yang beredar di berisimbol SKP Suranta dan Merdistusi (2004) dalam Herni dan Susanto (2008). Struktur Kepemilikan � Total saham publik Total saham beredar Dividen Payout Dividen payout diukur dengan membandingkan antara dividen per share dengan earning per share, Buadiasih (2009) dengan rumus: Dividen Payout = Dividen per share X 100% Earnings per share Metoda analisa data Pengujian menggunakan binary logistic regression karena variabel dependen dalam penelitian ini yaitu tindakan perataan laba menggunakan variabel dummy. Persamaan sebagai berikut : LN P = b0 + b1RISK + b2ROA + b3LO + b4UP + b5SKP + b6DPR + e 1-p LN(P/1-P) : status perataan laba perusahaan melakukan, 1 = perusahaan melakukan tindakan perataan laba dan 0 jika sebaliknya RISK : Risiko perusahaan. ROA : Profitabilitas. LO : Operating leverage. UP : Ukuran perusahaan. SKP : Sturktur kepemilikan public. DPR : Dividen payout ratio. e : error. 23 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 November 2012 HASIL PENELITIAN Hasil uji statistik deskriptif untuk mengetahui karakteristik dari sampel, dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2 Statistik Deskriptif RISK PROFIT OL UK_PRSHN SKP DPR INC_SMTH Valid N (listwise) N 183 183 183 183 183 183 183 Minimum .0943 .0077 .0000 24.8502 .0078 .0624 0 Maximum 1.4705 .5707 .3167 32.3571 .8495 1.5538 1 Mean .444516 .121828 .041205 28.436414 .261995 .425521 .39 Std. Deviation .2291807 .0969845 .0579021 1.6299872 .1838352 .2861873 .490 183 Tabel 3 Classification Table Step 1 Observed Predicted Eckel BukanPerata Perata Percentage Correct Bukan perata 101 10 91 Perata Overall Percentage 58 14 19.4 62.8 Tabel 3 menunjukkan bahwa prediksi perusahaan yang tidak melakukan praktik perataan laba adalah sebanyak 111 perusahaan, ternyata hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan yang tidak melakukan praktik perataan laba sebanyak 101 perusahaan, sehingga ketepatan prediksi sebesar 91%. Prediksi untuk 24 perusahaan yang melakukan praktik perataan laba adalah sebesar 72 perusahaan, namun hasil penelitian menunjukkan bahwa 14 perusahaan yang melakukan praktik perataan laba, sehingga ketepatan prediksi sebesar 19,4%. Secara keseluruhan ketepatan prediksi adalah sebesar 62,8%. ISSN: 1410 -9875 Olga Ghazali Tabel 4 Koefisien Variabel Risiko Perusahaan Profitabilitas Operating Leverage Ukuran Perusahaan Struktur Kepemilikan Publik Dividend Payout Sumber: Output Data SPSS -,310 -2,140 -9,721 ,042 -,001 ,893 Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa variabel risiko perusahaan memiliki koefisien negatif, yaitu sebesar -,310. Nilai signifikan sebesar 0,676 yang lebih besar dari 0,05 artinya Ha1 tidak diterima. Hal ini menunjukan bahwa variabel risiko perusahaan tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba. hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Herni dan Susanto (2008), Dewi dan Carina (2008) dan Budiasih (2009) yang menyatakan bahwa resiko perusahaan tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Aji dan Mita (2010) yang menyatakan bahwa resiko perusahaan berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa variabel profitabilitas memiliki koefisien negatif, yaitu sebesar -2,140. Nilai signifikan sebesar 0,259 yang lebih besar dari 0,05 artinya Ha2 tidak Signifikans i Α 0,676 0,05 0,259 0,011 0,05 0,05 0,686 0,05 0,877 0,05 0,145 0,05 Kesimpulan Ha1 tidak diterima Ha2 tidak diterima Ha3 diterima Ha4 tidak diterima Ha5 tidak diterima Ha6 tidak diterima diterima. Hal ini menunjukan bahwa variabel profitabilitas tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Suwito dan Herawaty (2005), Aji dan Mita (2010) yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Syafriont (2008), Herni dan Susanto (2008), Budiasih (2009) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa variabel operating leverage memiliki koefisien negatif, yaitu sebesar -9,721. Nilai signifikan sebesar 0,011 yang lebih kecil dari 0,05 artinya Ha3 diterima. Hal ini menunjukan bahwa variabel operating leverage tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Gusnadi dan Budiharta (2008) yang menyatakan bahwa operating 25 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 leverage memiliki pengaruh terhadap praktik perataan laba. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Syafriont (2008), Herni dan Susanto (2008), Suwito dan Herawati (2005), dan Budiasih (2009) yang menyatakan bahwa operating leverage tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa variabel ukuran perusahaan memiliki koefisien positif, yaitu sebesar ,042. Nilai signifikan sebesar 0,686 yang lebih besar dari 0,05 artinya Ha4 tidak diterima. Hal ini menunjukan bahwa variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Syaifront (2008), Suwito dan Herawaty (2005), Dewi dan Carina (2008) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Herni dan Susanto (2008), dan Budiasih (2009) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa variabel struktur kepemilikan publik memiliki koefisien negatif, yaitu sebesar ,001. Nilai signifikan sebesar 0,877 yang lebih besar dari 0,05 artinya Ha5 tidak diterima. Hal ini menunjukan bahwa variabel struktur kepemilikan publik tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Aji dan Mita (2010), dan Makaryanawati (2006) 26 November 2012 yang menyatakan bahwa struktur kepemilikan publik tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Herni dan Susanto (2008) yang menyatakan bahwa struktur kepemilikan publik berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa variabel dividen payout memiliki koefisien positif, yaitu sebesar ,893. Nilai signifikan sebesar 0,145 yang lebih kecil dari 0,05 artinya Ha6 tidak diterima. Hal ini menunjukan bahwa variabel dividen payout tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kustono (2009) yang menyatakan bahwa dividen payout tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba. . Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Budiasih (2009) yang menyatakan bahwa dividen payout berpengaruh terhadap praktik perataan laba. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa variabel operating leverage berpengaruh terhadap perataan laba. variabel risiko perusahaan, profitabilitas, ukuran perusahaan, struktur kepemilikan publik, dividen payout tidak memiliki pengaruh terhadap perataan laba. penelitian memiliki beberapa keterbatasaan hanya menggunakan Periode pengamatan dalam penelitian ini terlalu singkat yaitu tahun 2008 sampai dengan tahun 2010. Penelitian ini hanya ISSN: 1410 -9875 menggunakan enam variabel independen saja yaitu resiko perusahaan, profitabilitas, operating leverage, ukuran perusahaan, struktur kepemilikan publik, dan dividend payoutuntuk mengatasi keterbatasanketerbatasan tersebut, maka diberikan beberapa rekomendasi Olga Ghazali untuk penelitian selanjutnya. Penelitian selanjutnya dapat memperpanjang periode waktu penelitian sehingga hasil yang diperoleh lebih baik. Menambah variabel independen lain seperti net profit margin, kepemilikan manajerial dan kualitas audit. REFERENSI: Aji, Dhamar Yudho dan Aria Farah Mita. 2010. Pengaruh Profitabilitas, Risiko Keuangan, Nilai Perusahaan, dan Struktur Kepemilikan Terhadap Praktek Perataan Laba: Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Budiasih, Igan. 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba. Jurnal Akuntansi Bisnis. Vol. 4. No. 1. hlm.44-50. Dewi, P. Sofia dan Carina. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba Pada Perusahaan Manufaktur dan Lembaga Keuangan Lainnya Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi dan Investasi. Vol. 6. No. 2. hlm. 205-222. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Herni dan Yulius Kurnia Susanto. 2008. Pengaruh Struktur Kepemilikan Publik, Praktik Pengelolaan Perusahaan,Jenis Industri, Ukuran perusahaan, Profitabilitas dan Risiko Keuangan Terhadap Tidnakan Perataan Laba (Studi Empiris pada Industri yang Listing Di Bursa Efek Jakarta). Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol. 23, No 3, hlm 302-314. Kustono, Alwan Sri. 2009. Pengaruh Ukuran, Dividen Payout, Risiko Spesifik, Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Praktik Perataan Laba Pada Perusahaan Manufaktur. Jurnal Ekonomi Bisnis. Vol. 14. No. 3. Makaryanawati. 2006. Effects of Income Smoothing and Managerial Ownership to Value of The Firms. Eksekutif. Vol. 6. No. 2 Mudjiono. 2010. Pengaruh tindakan perataan laba terhadap reaksi pasar dengan kualitas auditor dan kepemilikan manajerial sebagai variabel pemoderasi. Eksplansi. Vol. 5. No. 2. Oktober 2010. Sutrisno. 2001. Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan Publik Di Indonesia. Tema. Vol. 2. No. 1. Suwito, Edy dan Arleen Herawaty. 2005. Analisa Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba yang Dilakukan Oleh Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntasi. 15-16 Agustus. No. 8. hlm. 136-145 Syafriont.2008. Risiko, Profitabilitas, Leverage Operasi, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Perataan Laba.Jurnal Keuangan dan PerbankanVol. 12, No. 2, hlm 217-228. 27 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 Halaman ini sengaja dikosongkan 28 November 2012 JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 14, No. 2a, Is. 5, November 2012, Hlm. 29-40 ISSN: 1410 – 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA FAKTOR – FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KINERJA AUDITOR MEIRISKA FEBRIANTY STIE TRISAKTI [email protected] Abstract: The purpose of this study was to analyze the factors that affect the performance of the auditor at a Public Accounting Firm in Jakarta. The result is expected to contribute to the development of theory in the field of behavioral accounting auditing. The study population was auditor who worked at a public accounting firm in Jakarta. Samples of this study are contained in the 195 auditor 29 public accounting firm. Sampling was purposive sampling method, and analysis, research using multiple analysis. From the results of this study indicate that the variable structure of the audit, conflict roles, organizational culture, and leadership style directly affects the performance of auditors, while the role and advantages the unclear role has no direct effect on the performance of auditors. Keyword: Audit Structure, Role Conlict, Role Ambiquity, Role Overload, Organizational Culture, Leadership Style An Auditor Performace. perusahaan tersebut (Goldwasser, 1993 dalam Fanani et al. 2008). Auditing yang berkualitas akan meningkatkan kualitas hasil kerja auditor yang merupakan salah satu faktor kunci dalam pencapaian kinerja perusahaan. Dalam menjalankan tugasnya, seorang auditor harus mengacu kepada standar audit yang terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan serta kode etik akuntan. Seorang auditor yang mempunyai kemampuan dalam hal auditing maka akan mampu dalam PENDAHULUAN Seorang auditor yang menjalankan fungsi penilai independen di suatu perusahaan sangat dibutuhkan perannya guna menunjang pencapaian kinerja perusahaan yang terbaik. Auditing adalah sebuah fungsi penilaian independen yang dijalankan dalam perusahaan yang digunakan untuk menguji dan mengevaluasi sistem pengendalian perusahaan. Kualitas audit yang dijalankan akan berhubungan dengan kompetensi dan obyektifitas staf auditor 29 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 menyelesaikan pekerjaannya. Auditor yang berkomitmen terhadap profesinya maka akan loyal terhadap profesinya seperti yang dipersiapkan oleh auditor tersebut. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fanani et al. (2008) mengenai kinerja auditor. Perbedaan penelitian ini dengan Fanani et al. (2008), adalah penambahan variabel kelebihan peran (Agustina, 2009), penambahan variabel ini dilakukan karena tekanan peran yang terjadi pada lingkungan akuntan publik menurut penelitian Forgaty et al. (2000) dalam Agustina (2009). Tidak adanya perencanaan akan kebutuhan tenaga kerja dapat membuat auditor mengalami kelebihan peran, terutama pada masa peak season dimana Kantor Akuntan Publik (KAP) akan kebanjiran pekerjaan dan staf auditor yang tersedia harus mengerjakan semua pekerjaan pada periode waktu yang bersamaan. Penambahan variabel gaya kepemimpinan dan budaya organisasi (Trisnaningsih, 2007). Penambahan variabel gaya kepemimpinan ini dilakukan agar adanya hubungan antara atasan dan bawahan yang menunjukkan bahwa pemimpin mengorganisasikan hubungan dalam kelompok, cenderung membangun pola dan menjelaskan cara mengerjakan tugas yang benar. Budaya organisasi, penambahan variabel ini dilakukan agar auditor memiliki peranan yang sangat penting dalam berorganisasi, hal tersebut dikarenakan budaya organisasi dapat mempengaruhi 30 November 2012 suatu organisasi atau perusahaan untuk meraih keuntungan (profit). Budaya organisasi dalam suatu kehidupan harus dapat dipertahankan, agar dapat membantu keefektifan proses suatu pekerjaan dalam suatu organisasi suatu perusahaan. Populasi penelitian yang dilakukan oleh Fanani et al. (2008) adalah seluruh auditor pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ada di Jawa Timur, sedangkan pada penelitian ini pengambilan sampel menggunakan data primer yaitu auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah DKI Jakarta. Penelitian ini disusun dengan urutan penulisan sebagai berikut, pertama pendahuluan menjelaskan mengenai latar belakang dan sistematika penulisan. Kedua, menjelaskan mengenai teori dan hasil penelitian sebelumnya sebagai dasar dalam pengambilan hipotesis penelitian. Ketiga, metoda pemilihan sampel dan definisi operasional variabel dalam penelitian. Keempat, hasil pengujian hipotesis dan kelima mengenai kesimpulan, keterbatasan dan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya. RERANGKA TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Teori Peran Peran menjelaskan posisi seseorang dalam sistem, sosial akan hak dan kewajiban, kekuasaan, dantanggung jawab yangmenyertainya. Untuk dapat berinteraksi satu dengan yang lainnya, seseorang memerlukan ISSN: 1410 -9875 cara tertentu guna mengantisipasi perilaku orang lain. Disinilah peran melakukan fungsi tersebut dalam sistem sosial (Agustina, 2009). Kinerja Auditor Secara etimologi kinerja merupakan kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan. Secara umum kinerja digambarkan sebagai catatan hasil pekerjaan yang diperoleh atas aktivitas ataufungsi pekerjaan yang telah ditetapkan selama periode tertentu. Menurut Mangkunegara (2005) dalam Trisnaningsih (2007) bahwa kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Struktur Audit dan Kinerja Auditor Struktur audit adalah sebuah pendekatan sistematis terhadap auditing yang dikarakteristikkan oleh langkah-langkah penentuan audit, prosedur rangkaian logis, keputusan, dokumentasi, dan menggunakan sekumpulan alat-alat dan kebijakan audit yang komprehensif dan terintegrasi untuk membantu audit dalam melakukan audit (Bowrin, 1998 dalam Fanani etal. 2008). Struktur audit berpengaruh Ha1 : terhadap kinerja auditor. Meiriska Febrianty Konflik Peran dan Kinerja Auditor Konflik peran (role conflict) timbul karena mekanisme pengendalian birokrasi organisasi tidak sesuai dengan norma, aturan, etika dan kemandirian profesional. Kondisi ini umumnya terjadi karena adanya beberapa perintah yang berbeda yang diterima secara bersamaan, dan pelaksanaan atas salah satu perintah saja akan mengakibatkan terabaikannya perintah yang lain (Wolfe et al. 1962 dalam Agustina, 2009). Hal ini menunjukkan konflik peran berhubungan dengan hasil pekerjaan. Efek potensial dari konflik peran dan ketidakjelasan peran sangatlah rawan, tidak hanya bagi individu dalam pengertian konsekuensi emosional seperti tekanan tinggi yang berhubungan dengan pekerjaan, kepuasan kerja, dan menurunnya kinerja, tetapi juga bagi organisasi dalam pengertian kualitas kinerja yang rendah. Fisher (2001) dalam Fanani et al. (2008) melakukan penelitian tentang pengaruh antara konflik peran dan ketidakjelasan peran terhadap kinerja auditor. Konflik peran berpengaruh Ha2 : terhadap kinerja auditor. Ketidakjelasan Peran dan Kinerja Auditor Ketidakjelasan peran muncul karena tidak cukupnya informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas atau pekerjaan yang diberikan dengan cara yang memuaskan (Petterson dan Smith 1995, dalam Fanani et al. 2008). Kondisi ini terjadi karena kadangkala klien meminta layanan lain yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja keuangan 31 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 perusahaan. Hal ini menunjukkan ketidakjelasan peran berpengaruh negatif terhadap kinerja dan penurunan motivasi kerja sehingga dapat menurunkan kinerja auditor. Ketidakjelasan peran Ha3 : berpengaruh terhadap kinerja auditor. Kelebihan peran dan Kinerja Auditor Kelebihan peran (role overload) adalah konflik dariprioritas–prioritas yang muncul dari harapan bahwa seseorang dapat melaksanakan suatu tugas yang luas yang mustahil untuk dikerjakan dalam waktu yang terbatas (Abraham, 1997 dalam Agustina, 2009). Seorang auditor yang mengalami kelebihan peran dapat menyebabkan hasil kerja yang buruk dengan kewajiban yang harus dipenuhi dalam melaksanakan tugasnya. Tidak adanya perencanaan akan kebutuhan tenaga kerja dapat membuat auditor mengalami kelebihan peran, terutama pada masa peak season dimana Kantor Akuntan Publik akan mendapatkan banyak sekali pekerjaan dan pekerjaan tersebut harus diselesaikan secara tepat waktu. Oleh karena itu, setiap Kantor Akuntan Publik (KAP) harus selalu membuat perencanaan yang baik tentang kebutuhan tenaga kerjanya agar kelebihan peran terhadap auditor tidak terjadi (Agustina, 2009). Ha4 : Kelebihan peran berpengaruh terhadap kinerja auditor. Budaya Organisasi dan Kinerja Auditor Kreitner dan Kinicki (2000) dalam Trisnaningsih (2007) menyatakan definisi budaya 32 November 2012 organisasi sebagai perekat perusahaan melalui nilai-nilai yang ditaati, peralatan simbolok dan cita-cita sosial yang ingin dicapai. Setiap perusahaan pasti memiliki makna sendiri terhadap kata budaya itu sendiri yang meliputi identitas, ideologi etos, budaya, pola perilaku, eksistensi, aturan, filosofi, tujuan, spirit, sumber informasi, gaya dan visi perusahaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi (corporate culture) adalah sebagai aturan yang ada dalam perusahaan dalam menjalankan kewajiban dan nilainilai untuk berperilaku dalam perusahaan. Budaya organisasi merupakan komponen yang sangat penting dalam meningkatkan kinerja karyawan, namun demikian agar kinerja karyawan meningkat maka harus ditingkatkan pula motivasi kerjanya. Budaya organisasi pada sisi internal karyawan akan memberikan sugesti kepada semua perilaku yang diusulkan oleh organisasi agar dapat dikerjakan, penyelesaian yang sukses, dan akibatnya akan memberikan keuntungan pada karyawan itu sendiri. Akibatnya karyawan akan memiliki kepercayaan pada diri sendiri, kemandirian dan mengagumi dirinya sendiri. Sifat-sifat ini akan dapat meningkatkan harapan karyawan agar kinerjanya semakin meningkat (Trisnaningsih, 2007). Budaya organisasi merupakan salah satu variabel penting yang mencerminkan nilai-nilai dan menjadi pedoman bagi anggota organisasi. Ha5 : Budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja auditor. ISSN: 1410 -9875 Gaya Kepemimpinan dan Kinerja Auditor Gaya kepemimpinan (leadership styles) merupakan cara pimpinan untuk mempengaruhi orang lain atau bawahannya sedemikian rupa sehingga orang tersebut mau melakukan kehendak pemimpin untuk mencapai tujuan organisasi meskipun secara pribadi hal tersebut mungkin tidak disenangi (Luthans, 2002 dalam Trisnaningsih, 2007). Fleishman dan Peters (1962), menjelaskan bahwa gaya kepemimpinan merupakan pola perilaku yang ditunjukkan pemimpin pada saat mempengaruhi orang lain. Hal ini menunjukkan gaya kepemimpinan mempengaruhi kreatifitas kinerja dan mempengaruhi produktivitas karyawan dalam melaksanakan tugasnya. Struktur audit berpengaruh Ha6 : terhadap kinerja auditor. Berdasarkan perumusan hipotesis diatas, maka kerangka pemikiran ini adalah sebagai berikut: Gambar 1 Model Penelitian METODA PENELITIAN Objek Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah DKI Jakarta. Dan sampel yang digunakan adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di wilayah Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. Unit analisis yang digunakan adalah unit analisis Meiriska Febrianty pada tingkat individual atau seseorang, yaitu auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik tersebut. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metodepurposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel secara tidak acak dengan menggunakan proses pertimbangan yang bertujuan untuk penelitian atau masalah penelitian yang tidak melakukan generalisasi (Sugiyono,2012:85). Metode purposive sampling memilih sampel berdasarkan kesesuaian karakteristik sampel dengan kriteria sampel. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Responden yang diambil sebagai sampel adalah auditor yang bekerja padaKantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di daerah DKI Jakarta. 2. Responden yang diambil sebagai sampel adalah auditor yang berpendidikan minimal S1 Accounting. 3. Responden yang diambil sebagai sampel adalah auditor yang mempunyai pengalaman kerja minimal 1 tahun. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel penelitian yang digunakan terdiri dari variabel dependen dan variabel independen. Dimana variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja auditor sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah struktur audit, konflik peran, ketidakjelasan peran, kelebihan peran, budaya organisasi dan gaya kepemimpinan. 33 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 Kinerja Auditor Kinerja auditor adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan padanya, dan menjadi salah satu tolak ukur yang digunakan untuk menentukan apakah suatu pekerjaan yang dilakukan akan baik atau sebaliknya (Kalbers dan Forgarty, 1995 dalam Fanani et al. 2008). Variabel kinerja auditor dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Kalbers dan Forgaty (1995) dalam Fanani et al. (2008) yang terdiri dari 7 pertanyaan dengan menggunakan teknik pengukuran skala likert 5 point. Adapun ukuran untuk menilai jawaban responden, dimana angka 1 menunjukkan sangat tidak setuju dan angka 5 menunjukkan sangat setuju. Struktur Audit Menurut Bowrin (1998) dalam Fanani et al. (2008). Struktur audit adalah sebuah pendekatan sistematis terhadap auditing yang dikarakteristikan oleh langkah-langkah penentuan audit, prosedur rangkaian logis, keputusan, dokumentasi dan menggunakan sekumpulan alat-alat dan kebijakan audit yang komprehensif dan terintegrasi untuk membantu auditor melakukan audit. Variabel struktur audit dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan instrumenyang dikembangkan oleh Yunilma (2000) dalam Fanani et al. (2008) yang terdiri dari 5 pertanyaan. Skala pengukuran data interval dengan teknik pengukuran skala likert 5 point. Dimana angka 1 menunjukkan sangat tidak rinci dan tidak pernah dan angka5 34 November 2012 menunjukkan sangat sangat sering. rinci dan Konflik peran Konflik peran adalah suatu gejala psikologis yang dialami oleh anggota organisasi yang bisa menimbulkan rasa tidak nyaman dalam bekerja (Rizzo et al. 1970 dalam Fanani et al. 2008). Konflik peran merupakan hasil tidak kesesuaian tuntutan peran dengan kebutuhan sehingga seseorang harus memilih salah satu peran untuk dilaksanakan. Variabel konflik peran dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Rizzo et al. (1970) dalam Fanani et al. (2008) yang terdiri dari 7 pertanyaan dengan teknik pengukuran skala likert 5 point. Dimana angka 1 menunjukkan sangat tidak setuju dan angka 5 menunjukkan sangat setuju. Ketidakjelasan Peran Ketidakjelasan peran adalah tidak cukupnya informasi yang dimiliki serta tidak adanya arah dan kebijakan yang jelas, ketidakpastian tentang otoritas, kewajiban dan hubungan dengan yang lainnya, ketidakpastian sanksi dan ganjaran terhadap perilaku yang dilakukan (Rizzo et al. 1970 dalam Fanani et al. 2008). Variabel ketidakjelasan peran dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Rizzo et al. (1970) dalam Fanani et al. (2008) yang terdiri dari 6 pertanyaan dengan menggunakan teknik pengukuran skala likert 5 poin. Dimana angka 1 menunjukkan sangat tidak setuju dan angka 5 menunjukkan sangat setuju. ISSN: 1410 -9875 Meiriska Febrianty Kelebihan Peran adalah konflik dari prioritas-prioritas yang muncul dari harapan bahwa seseorang dapat melaksanakan suatu tugas yang luas yang mustahil untuk dikerjakan dalam waktu yangterbatas(Abraham, 1997 dalam Agustina, 2009). Kuesioner ini diadopsi dalam Agustina (2009), instrumen ini terdiri dari 3 pertanyaan. Masing-masing pertanyaan diukur dengan menggunakan skala likert 5 point. Dimana angka 1 menunjukkan tidak pernah dan angka 5 menunjukkan selalu. (2007) yang terdiri dari 9 pertanyaan dengan menggunakan teknik pengukuran skala likert 5 point. Dimana angka 1 menunjukkan sangat tidak setuju dan angka 5 menunjukkan sangat setuju. Budaya Organisasi merupakan nilai-nilai yang dominan yang disebarkan dalam perusahaan dan diacu sebagai filosofi kinerja karyawan (Trisnaningsih, 2007). Variabel budaya organisasi dalam penelitian ini diukur dengan menggunaan instrumen yang dikembangkan oleh Hofstede (1990) dalam Trianingsih (2007).Instrumen ini terdiri dari 8 pertanyaan. Masing-masing pertanyan diukur dengan menggunakan skala likert 5 point. Dimana angka1 menunjukkan sangat tidak setuju dan angka 5 menunjukkan sangat setuju. Dengan keterangan: KA = Kinerja Auditor, β0 = Nilai Intercept, β1 SA1 = Struktur Audit, β2KP2 = Konflik Peran, β3KTP3 = Ketidakjelasan Peran, β4 KLP4 = Kelebihan Peran, β5 GK5 = Gaya Kepemimpinan, β6BO6 = Budaya Organisasi, ε = Error (Variabel lain yang tidak dijelaskan dalam model) Gaya Kepemimpinan Gaya kepemimpinan yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada satu cara yang digunakan oleh seorang pemimpin untuk mempengaruhi didalam mengatur dan mengkoordinasikan bawahannya dalam rangka pencapaian tujuan organisasi yang efektif. Variabel gaya kepemimpinan dalam penelitian ini di ukurdengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Gibson (1996) dalam Trisnaningsih Metoda Analisis Data Pengujian hipotesis ini menggunakan multiple regression anlysis. Model persamaan linier berganda yang digunakan: KA : β0 + β1 SA1 + β2KP2 + β3KTP3 + β4 KLP4 + β5 GK5 + β6BO6 + ε HASIL PENELITIAN Hasil dari rincian penyebaran kuesioner dan penerimaan kuesioner menjelaskan mengenai gambaran data penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut: Tabel 1 Rincian Penyebaran dan Penerimaan Kuesioner Hasil dari statistik deskriptif responden untuk menjelaskan mengenai gambaran data penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut: Tabel 2 Statistik Deskriptif Responden 35 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 Hasil dari statistik deskriptif variabel untuk menjelaskan mengenai gambaran data penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut: Tabel 3 Statistik Deskriptif Variabel Pengujian instrumen penelitian baik segi validitas dan reliabilitasnya terhadap 195 responden menunjukkan bahwa hasil instrumen penelitian yang digunakan adalah valid. Dimana, tingkat signifikan yang dimiliki setiap masing-masing pertanyaan dibawah 0,05 menunjukkan bahwa masing-masing indicator pertanyaan valid dan koefisien keandalannya (cronbach alpha) lebih besar dari 0,70 (Ghozali, 2011:47). 3. 4. Tabel 4 Hasil Uji t Hasil penelitian pada tabel 4 dapat ditunjukkan bahwa: 1. Struktur audit dalam penelitian ini mempunyai nilai sig sebesar 0,004. Nilai tersebut lebih kecil 0,05 maka Ha1 diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa struktur audit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor. Struktur audit berpengaruh terhadap kinerja auditor, karena dengan menggunakan struktur audit yang sistematis, terinci dan komprehensif. Apabila terdapat struktur audit yang jelas dalam suatu Kantor Akuntan Publik (KAP) maka akanmeningkatkan kinerja auditor secara keseluruhan. 2. Konfik peran dalam penelitian ini mempunyai nilai sig sebesar 0,049. Nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 maka 36 5. 6. November 2012 Jadi dapat Ha2diterima. disimpulkan bahwa konflik peran mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor. Apabila terdapat konflik peran didalam suatu Kantor Akuntan Publik (KAP) namun kondisi lingkungan bekerja yang kurang kondusif, maka akan menyebabkan turunnya kinerja auditor. Ketidakjelasan peran dalam penelitian ini mempunyai nilai signifikan sebesar 0,586. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05 maka Ha3tidak diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa ketidakjelasan peran tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor. Kelebihan peran dalam penelitian ini mempunyai nilai signifikan sebesar 0,820. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05 maka Ha4tidak diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa kelebihan peran tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor. Budaya organisasi dalam penelitian ini mempunyai nilai sig sebesar 0,000 Nilai tersebut lebih kecil 0,05 maka Ha5 diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor. Budaya organisasi merupakan salah satu komponen yang terdapat dalam kinerja auditor, jika auditor tersebut mempunyai komitmen terhadap organisasinya. Gaya kepemimpinan dalam penelitian ini mempunyai nilai sig sebesar 0,039 Nilai tersebut ISSN: 1410 -9875 lebih kecil 0,05 maka Ha6 diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor. Gaya kepemimpinan dalam KAP merupakan faktor yang paling dominan dalam menentukan dan pembentukan karakter perusahaan. Meiriska Febrianty 3. PENUTUP Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh dari variabel independen yang terdiri dari sruktur audit, konflik peran, ketidakjelasan peran, kelebihan peran, budaya organisasi dan gaya kepemimpinanterhadap variabel dependennya yaitu kinerja auditor. Sesuai dengan pembahasan bab 4 yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Struktur audit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor. Hasil penelitian ini mengenai struktur audit dinyatakan konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Bamber et al. (1989) dalam Fanani et al. (2008), Ramadhan (2011) dan Fanani et al. (2008). 2. Konfik peran mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor.Hasil penelitian konflik peran dinyatakan konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Fisher (2001) dalam Fanani et al. (2008), Fried (1998) dalam Fanani et al. (2008), Agustina (2009) dan Fanani et al. 4. 5. 6. (2008). Tetapi tidak konsisten dengan penelitian Forgaty etal. (2000) dalam Fanani et al. (2008) dan Ramadhan (2011). Ketidakjelasan peran tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Fanani et al. (2008), Forgaty et al. (2000), Fisher (2001) dan Viator (2001) dalam Fanani et al. (2008).Tetapi tidak konsisten terhadap penelitian Ramadhan (2011), Agustina (2009) dan Fried (1998) dalam Fanani et al. (2008). Kelebihan peran tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor. Hasil penelitin ini tidak konsisten terhadap penelitian yang dilakukan oleh Agustina (2009) dan Fogarty (2000) dalam Agustina (2000). Budaya organisasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuskar dan Deviasi (2011). Tetapi tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Trisnaningsih (2007). Gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian oleh Trisnaningsih (2007), Wati et al. (2010), Edward et al. (2003) dan Alberto et al. (2005) dalam Wati et al. (2010). 37 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 Adapun rekomendasi yang peneliti ajukan untuk penelitian selanjutnya, yaitu: 1. Wilayah dari penyebaran kuesioner lebih diperluas, tidak hanya di wilayah DKI Jakarta saja, agar hasilnya lebih maksimal. 2. Penyebaran kuesioner diharapkan dilakukan di atas bulan Maret, agar para auditor mau memberikan jawaban 3. November 2012 yang akurat dan tidak merasa terbebani dalam mengisi kuesioner yang diberikan. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengatasi masalah heteroskedastisitas dan autokorelasi data yang terjadi dengan cara menambah jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian. REFERENSI Agustina, Lidya. 2009. Pengaruh Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, dan Kelebihan Peran Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Auditor. Jurnal Akuntansi. Vol. 1(1). Hal. 40-69. Cahyono, D., dan Ghozali. 2002. Pengaruh Jabatan, Budaya Organisasi, dan Konflik Peran Terhadap Kepuasan Kerja dengan Komitmen Organisasi : Studi Empiris di Kantor Akuntan Publik. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol.5(3). Hal. 341-361. Directory Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. Ikatan Akuntan Indonesia, Kompartemen Akuntan Pendidik. www.iapi.or.id/iapi/directory.php. Fanani, Z, R. A. Hanif, dan B. Subroto. 2008. Pengaruh Struktur Audit, Konflik Peran dan Ketidakjelasan Peran Terhadap Kinerja Auditor. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Vol. 5(2), Desember. Fisher, T., Richard. 2001. Role Stress, The Type A Behavior Pattern, And External Auditor Job Satisfaction and Performance. Behavioral Research in Accounting. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Cetakan V. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Lawalata, J., S, Darwis, danMediaty. 2008. Pengaruh Independensi Auditor, Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor. Jurnal Sumber Daya Manusia : Graha Ilmu. Putra, I Gede B. W. dan D. Ariyanto. 2012. Pengaruh Independensi, Profesionalisme, Struktur Audit, Dan Role Stres Terhadap Kinerja Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Bali. Jurnal Akuntansi. Vol.1 No.1, November. Ramadhan, S., 2011. Analisa Pengaruh Struktur Audit, Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, dan Pemahaman Good Govermance Terhadap Kinerja Auditor. Aktiva.Vol.4(7), Oktober. Hal 1-26. Rustam, H., 2010. “The Influence of Spriritual Intelligence to Auditor’s Performance With Emotional Intelligence As The Mediator Variabel”. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia.Vol.14(1), Juni. Hal 27-38. 38 ISSN: 1410 -9875 Meiriska Febrianty Sugiyono,. 2012. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”. ALFABETA, Bandung. Trisnaningsih, S,. 2003. Pengaruh Komitmen Terhadap Kepuasaan Kerja Auditor: Motivasi sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Timur). Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol.6(2), Mei. Hal 199-216. Trisnaningsih, S., 2004. Perbedaan Kinerja Dilihat dari Segi Gender. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.Vol 7(1), Januari. Hal 108-123. Trisnaningsih, S., 2007. Independensi Auditor dan Komitmen Organisasi Sebagai Mediasi Pengaruh Pemahaman Good Govermance, Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisai Terhadap Kinerja Auditor., Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar, Juli, Hal. 1-56. Wati, E., Lismawati. dan Aprilida N. 2010. Pengaruh Independensi, Gaya Kepemimpinan, Komitmen Organisasi, dan Pemahaman Good Govermance Terhadap Kinerja Auditor Pemerintah. Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto. 39 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 Halaman ini sengaja dikosongkan 40 November 2012 JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 14, No. 2a, Is. 5, November 2012, Hlm. 41-54 ISSN: 1410 – 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA PENGARUH PERCEIVED VALUE, PERCEIVED EASE OF USE, PERCEIVED USEFULNESS, FIRM’S REPUTATION, PRIVACY, TRUST, RELIABILITY, FUNCTIONALITY TERHADAP ONLINE REPURCHASE INTENTION KLEMENS WEDANAJI P STIE TRISAKTI [email protected] Abstract: The purpose of this research is to examine the factors that may affect consumers’ intentions to repurchase products and services online. Data collected were analyzed using regression model to determine the significance of the relationship between the dependent and independent variables. This research used purposive sampling method. Data collection methods used in the form of questionnaires. This research used 100 of samples scattered throughout Jakarta. The scale of this study used likert scale. The result of this research showed that perceived value, perceived ease of use, perceived usefulness, firm’s reputation, privacy, trust, reliability, functionality have a significant effect to online repurchase intentions. Keywords: Perceived Value, Perceived Ease Of Use, Perceived Usefulness, Firm’s Reputation, Privacy, Trust, Reliability, Functionality, and Online Repurchase Intention. PENDAHULUAN lebih dari masyarakat karena transportasi penerbangan saat ini dianggap sebagai salah satu pilihan transportasi yang paling efisien terutama dari segi waktu. Pertumbuhan jumlah penumpang ini cenderung mengalami kenaikan pada setiap tahunnya. Hal ini dapat kita lihat dari semakin diminatinya berpergian menggunakan mode transportasi udara. Informasi dan teknologi yang berkembang dengan sangat pesat telah mendominasi sebagian besar perubahan perilaku pembelian pada industri penerbangan, dimana Indonesia merupakan negara berbasis kepulauan yang sangat besar. Hal ini menyebabkan Indonesia membutuhkan transportasi yang cukup banyak dan besar untuk memenuhi setiap kebutuhan transportasi di berbagai tempat yang terpisah. Perkembangan industri transportasi di Indonesia berkembang dengan pesat dan baik. Salah satunya industri transportasi penerbangan udara yang mampu menarik perhatian 41 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 kemudahan proses dan waktu yang relatif cepat dan dapat dilakukan dimana saja mulai menjadi perhatian lebih bagi konsumen. Oleh sebab itu perusahaan dalam industri penerbangan harus mampu bersaing dengan kompetitor lainnya untuk dapat mempertahankan eksistensi dalam industri penerbangan tersebut. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mengetahui perubahan perilaku pembelian konsumen seperti memberikan suatu kemudahan pembelian tiket kepada konsumen. Para pemasar dalam industri penerbangan melihat adanya perubahan perilaku pembelian dimana biaya dan efektifitas waktu menjadi prioritas bagi konsumen dalam pembelian tiket pesawat terbang. Kondisi sekarang dimana perkembangan informasi dan teknologi yang berkembang dengan sangat cepat telah mendominasi sebagian besar perubahan pada industri-industri yang ada, serta dikenalnya internet dalam kehidupan sehari-hari dan bertambahnya pengguna internet di Indonesia menjadi suatu dampak yang harus diperhatikan. Sehingga pembelian tiket melalu media online inilah yang mulai diminati konsumen pada saat ini. KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Tinjauan Pustaka Perceived Value Menurut Kotler and Keller (2012:420) definisi dari Perceived Value yaitu: “Perceived Value is made up of a host of input such as the buyer’s image of the product, the channel deliverables, the 42 November 2012 warranty quality, customer support, and softer attributes such as suplier reputation, trustwortiness, and as team.” Menurut Lovelock and Wirtz (2011:163) Perceived Value dapat didefiniskan sebagai berikut: “When customer evaluate competiting services, they are basically comparing the relative net values.” Menurut Moliner and Callaris L (2007:422) mendifinisikan Perceived Value adalah: “Percevied Value is the essential result of marketing activities and is a firstorder element in relationship marketing.” Sehingga dapat disimpulkan bahwa Perceived Value merupakan manfaat atau nilai yang ingin dirasakan serta didapatkan konsumen dari sebuah produk atau jasa yang ditawarkan dibandingkan dengan pengorbanan yang telah mereka lakukan. Perceived Ease of Use Menurut Chiu and Fang (2009:761) definisi dari Perceived Ease of Use yaitu: “The extent to which a consumer believes that online shopping will be free to effort.” Menurut Pearson and Green (2007:816) Perceived Ease of Use dapat di definisikan sebagai berikut: “Allows users arbitrary connections in an open environment within this environment, users have computer skills ranging from novice to expert.” Menurut Malhotra (2010:742) pengertian dari Perceived Ease of Use adalah “Perceived ease of use is defined as the degree to which the person will finds it easy to use ISSN: 1410 -9875 the technology application when they consider using it.” Sedangkan menurut Jeffrey and Jaworski (2002:190) Perceived Ease of Use memiliki pengertian yaitu: “Ease of Use is the easewith which a site can be navigated by users.” Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Perceived Ease of Use adalah pemikiran yang dimiliki konsumen tentang segala kemudahan yang didapatkan untuk setiap pengguna pada media pembelanjaan melalui online. Perceived Usefulness Menurut Davis (1989:319) Perceived Usefulness dapat didefinisikan sebagai berikut: “Perceived Usefulness is a belief that represent the user’s subjective probability that using a spesific aplication will increase his or her job performance within an organisational context.” Menurut Chiu and Fang (2009:761) definisi dari Perceived Usefulness yaitu: “The extent to which a consumer believes that online shopping will enhance his or her transaction performance.” Pengertian Perceived Usefulness berdasarkan Oxford Dictionary (2000:1433) yaitu: “ Perceived Usefulness is usage rate of being useful or possible to use.” Menurut Keegan and Green (2012:264) Perceived Usefulness memiliki arti sebagai berikut: “A behaviour segmentation variable that categoriez consumer as heavy, medium, light or non user of a product.” Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Perceived Usefulness adalah keyakinan yang ada pada konsumen akan kegunaan sebuah web sebagai media Klemens Wedanaji P pembelanjaan online yang mampu membuat dan meningkatkan kinerjanya menjadi lebih efektif. Firm’s Reputation Menurut Kotler and Keller (2012:225) definisi dari Firm’s Reputation adalah: “The extent to which customer’s believe a firm can design and deliver products and services that satisfy their needs and wants.” Menurut Hess (2008:385) Fim’s Reputation dapat diartikan sebagai berikut: “Firm’s Reputation is cutomer’s perceptions on how well a firm takes care of customer and is genuinely concerned about their welfare.” Menurut Ganesan 1994 dalam Riorini (2003:152) definisi dari Firm’s Reputation yaitu: “The extent to which a firm and people in industry believe a suplier is honest and concerned about its customer.” Dari definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa Firm’s Reputation adalah persepsi kepercayaan konsumen terhadap reputasi perusahaan akan pelayanan serta tindakan yang diberikan perusahaan tersebut terhadap konsumennya dalam memenuhi permintaan. Privacy Menurut Kotler and Armstrong (2011:543) pengertian dari Privacy adalah: “Privacy is perhaps the thoughest public policy issue now confronting the direct marketing industry.” Menurut Lovelock (2011:210) Privacy dapat didefinisikan sebagai berikut: “Privacy issues associated with communication especially as few aspect of marketing lend 43 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 themselves so easily to misuse (and even abuse) as advertising selling and sales promotion.” Menurut Chiu and Fang (2009:761) definisi dari Privacy yaitu: “Privacy refers to degree to which online shopping website is safe and protects the customer’s information.” Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Privacy adalah keamanan serta terjaganya informasi dan identitas konsumen agar tidak diketahui pihak lain saat menggunakan situs belanja melalui online. Trust Menurut Kotler and Keller (2012:225) definisi dari Trust yaitu: “Trust is the willingness of a firm to rely on a bussines partner, it depends on a number of interpersonal and interorganizational factors, such as the firm’s perceived comptence, integrity, honestly, and benevolence.” Menurut Chiu and Fang (2009:761) Trust dapat didefinisikan sebagai berikut: “Trust is a set of specific beliefs dealing primarily with the benevolence, competence and integrity of another party.” Menurut Lovelock (2011:244) Trust adalah: “Trust is when people are basically distrust full of the initiator as they often are in the case of larg, seemingly impersonal institutions.” Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Trust merupakan kepercayaan konsumen akan sebuah perusahaan serta website dan fitur-fitur pada media online dalam pembelanjaannya. 44 November 2012 Reliability Menurut Kotler and Keller (2012:352) definisi dari Reliability adalah: “Reliability is a measure of the probability that a product will not mallfunction or fail within a specified time periode.” Menurut Swaminathan and Rao (1999:21) Reliability dapat didefinisikan sebagai berikut: “The extent to which the site consistently responds and fucntion as expected (without broken links, broken pages or dead-end links).” Menurut Kim and Kandampully (2009:1188) Reliabilty adalah: “Reliability is one of major e-service quality dimensions leading to overall customer satisfaction.” Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Reliability adalah pemikiran konsumen terhadap produk atau jasa serta fungsi-fungsi pada suatu situs online yang diinginkan dan digunakan tidak mengalami kerusakan dan kegagalan pada periode yang diharapkan. Functionality Menurut Lovelock (2011:289) definisi dari Functionality adalah: “Functionality refers to ability of those items to faciliate the performance of service transaction.” Menurut Law and Bai (2008:388) Functionality dapat diartikan sebagai berikut: “The extent to which a website provides sufficient information about the products or services being promoted.” Menurut Yates (2005:180) definisi dari Functionality yaitu: “Functionality of the website can be defined as providing a time ISSN: 1410 -9875 Klemens Wedanaji P efficient and effective delivery mechanism for online information.” Dari definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa Functionality merupakan kemampuan dan fungsi dari sebuah website ataupun produk dan jasa guna memenuhi keinginan konsumen. Online Repurchase Intention Menurut Kotler and Armstrong (2011:532) definisi dari Online adalah: “Online is a vast public web of computer networks that connects users, of all types arround the world to each other and an amazingly large information repository.” Menurut Kotler and Armstrong (2011:162) definisi dari Purchase Intention yaitu: “The consumer may form a purchase intention based on factor such as expected income, expected salary, and expected product.” Menurut Belch (2012:129) Purchase Intention dapat didefinisikan sebagai berikut: “Purchase Intention are generally based on matching of purchase motives with attributes or brand under considerations.” Model Penelitian Menurut Kinnear (1996:245) definisi dari Purchase Intention adalah: “Purchase Intention is stage to refer to responded is predisposition to action prior to actual purchase decision.” Menurut Schiffman and Kanuk (2010:251) definisi dari Purchase Intention yaitu: “the conative component is frequently treated as an expression of the consumer’s intention to buy. Buyer intention scales are used to assess the likelihood of a consumer purchasing a product or behaving in a certain way.” Menurut Anderson and Fornell (1993:503) definisi dari Repurchase Intention adalah: “Repurchase Intention refer to the likehood using service provider again in the future.” Dari definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa Online Repurchase Intention adalah keinginan dari diri konsumen untuk melakukan pembelian kembali selanjutnya di masa depan melalui media online terhadap situs yang menawarkan produk atau jasa dengan merek-merek tertentu yang telah diketahui sebelumnya. Perceived Value (X1) Perceived Ease of Use (X2) Perceived Usefulness (X3) Online Repurchase Intention (Y) Firm’s Reputation (X4) Privacy (X5) Trust (X6) Reliability (X7) Functionality (X8) Gambar 1 Model Penelitian 45 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 Hipotesis Rumusan hipotesis sebagai berikut: Ho1: Tidak terdapat pengaruh perceived value terhadap online repurchase intention pada pembelian tiket Air Asia di Jakarta. Ha1: Terdapat pengaruh perceived value terhadap online repurchase intention pada pembelian tiket Air Asia di Jakarta.. Ho2: Tidak terdapat pengaruh perceived ease of use terhadap online repurchase intention pada pembelian tiket Air Asia di Jakarta. Ha2: Terdapat pengaruh perceived ease of use terhadap online repurchase intention pada pembelian tiket Air Asia di Jakarta. Ho3: Tidak terdapat pengaruh perceived usefulness terhadap online repurchase intention pada pembelian tiket Air Asia di Jakarta. Ha3: Terdapat pengaruh perceived usefulness terhadap online repurchase intention pada pembelian tiket Air Asia di Jakarta. Ho4: Tidak terdapat pengaruh firm’s reputation terhadap online repurchase intention pada pembelian tiket Air Asia di Jakarta. Ha4: Terdapat pengaruh firm’s reputation terhadap online repurchase intention pada pembelian tiket Air Asia di Jakarta. Ho5: Tidak terdapat pengaruh privacy terhadap online repurchase intention pada pembelian tiket Air Asia di Jakarta. 46 Ha5: Ho6: Ha6: Ho7: Ha7: Ho8: Ha8: Ho9: Ha9: November 2012 Terdapat pengaruh privacy terhadap online repurchase intention pada pembelian tiket Air Asia di Jakarta. Tidak terdapat pengaruh trust terhadap online repurchase intention pada pembelian tiket Air Asia di Jakarta. Terdapat pengaruh trust terhadap online repurchase intention pada pembelian tiket Air Asia di Jakarta. Tidak terdapat pengaruh reliability terhadap online repurchase intention pada pembelian tiket Air Asia di Jakarta. Terdapat pengaruh reliability terhadap online repurchase intention pada pembelian tiket Air Asia di Jakarta. Tidak terdapat pengaruh functionality terhadap online repurchase intention pada pembelian tiket Air Asia di Jakarta. Terdapat pengaruh functionality terhadap online repurchase intention pada pembelian tiket Air Asia di Jakarta. Tidak terdapat pengaruh Perceived Value, Perceived Ease of Use, Perceived Usefulness, Firm’s Reputation, Privacy, Trust, Reliability dan Functionality secara bersama-sama terhadap Online Repurchase Intention pada pembelian tiket Air Asia di Jakarta. Terdapat pengaruh Perceived Value, Perceived Ease of Use, Perceived Usefulness, Firm’s Reputation, Privacy, Trust, Reliability dan ISSN: 1410 -9875 Functionality secara bersama-sama terhadap Online Repurchase Intention pada pembelian tiket Air Asia di Jakarta. METODA PENELITIAN Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan kausal. Definisi Operasional Variabel Berdasarkan variabel yang digunakan, konsep dari variabel adalah sebagai berikut: Perceived Value merupakan manfaat atau nilai yang ingin dirasakan serta didapatkan konsumen dari sebuah produk atau jasa yang ditawarkan dibandingkan dengan pengorbanan yang telah mereka lakukan. Perceived Ease of Use adalah Pemikiran yang dimiliki konsumen tentang segala kemudahan yang didapatkan untuk setiap pengguna pada media pembelanjaan melalui online. Perceived Usefulness adalah keyakinan yang ada pada konsumen akan kegunaan sebuah web sebagai Klemens Wedanaji P media pembelanjaan online yang mampu membuat dan meningkatkan kinerja nya menjadi lebih efektif. Firm’s Reputation adalah persepsi kepercayaan konsumen terhadap reputasi perusahaan akan pelayanan serta tindakan yang diberikan perusahaan tersebut terhadap konsumennya dalam memenuhi permintaan. Privacy adalah keamanan serta terjaganya informasi dan identitas konsumen agar tidak diketahui pihak lain saat menggunakan situs belanja melalui online. Trust merupakan kepercayaan konsumen akan sebuah perusahaan serta website dan fitur-fitur pada media online dalam pembelanjaan nya. Reliability adalah pemikiran konsumen terhadap produk atau jasa serta fungsi-fungsi pada suatu situs online yang diinginkan dan digunakan tidak mengalami kerusakan dan kegagalan pada periode yang diharapkan. Functionality merupakan kemampuan dan fungsi dari sebuah website ataupun produk dan jasa guna memenuhi keinginan konsumen. 47 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 November 2012 Variabel dan Pengukuran Tabel 1 Variabel dan pengukuran No. 1. 48 Variabel Independent Perceived Value 2. Perceived Ease of Use 3. Perceived Usefulness 4. Firm’s Reputation 5. Privacy Indikator a. Experience tangible values b. Easier to purchase c. Good value for money d. Perceived value for time used e. Greater value added service f. Promise to refun or exchange policy g. Transparent pricing policy h. Shopping effectivenesss and productivity i. Best selling price a. Easier to make product comparisson b. Easy to learn and use c. Flexible websites to interact d. Various payment channels e. Doesn’t require a lot of mental effort f. Website well explained g. Don’t get frustated a. Repurchase based on need b. Provides more benefit than cost c. Adequet information d. Enchase my life style e. More convenient f. Very useful and workable g. Saves time a. Good image b. Comparing firm’s image c. Firm’s image meet the expectation d. Provides a dependable websites e. Popular websites f. Friends recomended g. Have strong brand name in the market h. Will repurchase online from that website a. Not share customer shopping behaviour b. Review customer’s feedback c. Privacy policy d. Keeps entire information private e. Keeping customers information confidential Skala Pengukuran Likert Likert Likert Likert Likert ISSN: 1410 -9875 Klemens Wedanaji P f. Financial details will not accessable by third party g. Authorized username and password are important 6. Trust 7. Reliability 8. Functionality 9. Online Repurchase Intention a. Product shown in websites is reliable b. Appears believable c. Purchase terms and conditions are clear d. Technical infrastructure is dependable e. Secure personal data f. Transaction securities g. Delivered as promised a. Without broken links or pages b. Genuine websites c. Website doesn’t breakdown frequently d. Quality of web e. Capable to process large transactions f. Accurate product or services information g. Well Recomended a. Functions effectively b. Great experience c. Organized websites d. Upadate continuosly with latest information e. Provide live support f. Easy to make change after submit transaction g. Website is user friendly h. Simple website with great functionality a. Shopping more often b. First choice c. Best websites d. Favourite website Likert Likert Likert Likert Sumber: Moliner (2007) and Oh (2003), Chiu (2009) and Davis (1989), Brown (2005) and Hess (2008), Roman (2007), Pavlou and Fygenson (2006), Swaminathan (1999) and Goode and Harris (2007), Chung and Law (2003), Bai (2008). Teknik Pengumpulan Data Data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pendapat responden berupa menjawab pertanyaan yang diajukan. Dalam penelitian ini 49 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 berupa kuisioner. Sedangkan data sekunder merupakan data yang didapat oleh orang lain selain peneliti yaitu data yang diperoleh dari internet dan sumber lainnya. dijelaskan oleh variasi variabel perceived usefulness sebesar 0.324 atau 32.4% sedangkan sisanya sebesar 0.676 atau 67.6% dapat dijelaskan oleh faktor – faktor lain. HASIL PENELITIAN Uji Hipotesis Uji Hipotesis Pertama Nilai R adalah sebesar 0.617. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara perceived value dengan online repurchase intention adalah kuat. Sedangkan besarnya nilai R Square menunjukkan nilai sebesar 0.381 yang berarti variasi variabel online repurchase intention dapat dijelaskan oleh variasi variabel perceived value sebesar 0.381 atau 38.1 % sedangkan sisanya sebesar 0.619 atau 61.9 % dapat dijelaskan oleh faktor – faktor lain. Uji Hipotesis Keempat Nilai R adalah sebesar 0.719. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara firm’s reputation dengan online repurchase intention adalah kuat. Sedangkan besarnya nilai R Square menunjukkan nilai sebesar 0.517 yang berarti variasi variabel online repurchase intention dapat dijelaskan oleh variasi variabel firm’s reputation sebesar 0.517 atau 51.7% sedangkan sisanya sebesar 0.483 atau 48.3% dapat dijelaskan oleh faktor – faktor lain. Uji Hipotesis Kedua Nilai R adalah sebesar 0.864. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara perceived ease of use dengan online repurchase intention adalah sangat kuat. Sedangkan besarnya nilai R Square menunjukkan nilai sebesar 0.747 yang berarti variasi variabel online repurchase intention dapat dijelaskan oleh variasi variabel perceived ease of use sebesar 0.747 atau 74.7% sedangkan sisanya sebesar 0.253 atau 25.3% dapat dijelaskan oleh faktor – faktor lain. Uji Hipotesis Ketiga Nilai R adalah sebesar 0.570. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara perceived usefulness dengan online repurchase intention adalah sedang. Sedangkan besarnya nilai R Square menunjukkan nilai sebesar 0.324 yang berarti variasi variabel online repurchase intention dapat 50 November 2012 Uji Hipotesis Kelima Nilai R adalah sebesar 0.589. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara privacy dengan online repurchase intention adalah sedang. Sedangkan besarnya nilai R Square menunjukkan nilai sebesar 0.347 yang berarti variasi variabel online repurchase intention dapat dijelaskan oleh variasi variabel privacy sebesar 0.347 atau 34.7% sedangkan sisanya sebesar 0.653 atau 65.3% dapat dijelaskan oleh faktor – faktor lain. Uji Hipotesis Keenam Nilai R adalah sebesar 0.622. Hal ini menyatakan bahwa hubungan antara trust dengan online repurchase intention adalah kuat. Sedangkan besarnya nilai R Square menunjukkan nilai sebesar 0.387 yang berarti variasi variabel online repurchase intention dapat dijelaskan oleh variasi variabel trust sebesar 0.387 atau 38.7 % sedangkan sisanya sebesar 0.613 ISSN: 1410 -9875 atau 61.3 % dapat dijelaskan oleh faktor – faktor lain. Uji Hipotesis Ketujuh Nilai R adalah sebesar 0.479. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara reliability dengan online repurchase intention adalah sedang. Sedangkan besarnya nilai R Square menunjukkan nilai sebesar 0.230 yang berarti variasi variabel online repurchase intention dapat dijelaskan oleh variasi variabel reliability sebesar 0.230 atau 23% sedangkan sisanya sebesar 0.770 atau 77% dapat dijelaskan oleh faktor – faktor lain. Uji Hipotesis Kedelapan Nilai R adalah sebesar 0.389. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara functionality dengan online repurchase intention adalah rendah. Sedangkan besarnya nilai R Square menunjukkan nilai sebesar 0.151 yang berarti variasi variabel online repurchase intention dapat dijelaskan oleh variasi variabel functionality sebesar 0.151 atau 15.1 % sedangkan sisanya sebesar 0.849 atau 84.9 % dapat dijelaskan oleh faktor – faktor lain. Uji Hipotesis Kesembilan Nilai R adalah sebesar 0.9. Hal ini menyatakan bahwa hubungan antara perceived value(X1), perceived ease of use(X2), perceived usefulness(X3), firm’s reputation(X4), privacy(X5), trust(X6), reliability(X7) dan functionality(X8) dengan online repurchase intention(Y) adalah sangat kuat. Besarnya nilai Adjusted R Square menunjukkan nilai 0.794 berarti variasi variabel online repurchase intention dapat Klemens Wedanaji P dijelaskan oleh variasi variabel perceived value(X1), perceived ease of use(X2), perceived usefulness(X3), firm’s reputation(X4), privacy(X5), trust(X6), reliability(X7) dan functionality(X8) terhadap online repurchase intention(Y) sebesar 0.794 atau 79.4 % sedangkan sisanya sebesar 0,20.6 atau 20.6 % dapat dijelaskan oleh faktor – faktor lain. PENUTUP Setelah pengumpulan data dilakukan dan dari hasil data tersebut dilakukan pengolahan data dan penganalisaan data, sehingga dapat diperoleh kesimpulan yaitu sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh perceived value(X1), terhadap online repurchase intention(Y) pada pembelian tiket Air Asia di Jakarta 2. Terdapat pengaruh perceived ease of use (X2), terhadap online repurchase intention(Y) pada pembelian tiket Air Asia di Jakarta 3. Terdapat pengaruh perceived usefulness (X3), terhadap online repurchase intention(Y) pada pembelian tiket Air Asia di Jakarta 4. Terdapat pengaruh firm’s reputation (X4), terhadap online repurchase intention(Y) pada pembelian tiket Air Asia di Jakarta 5. Terdapat pengaruh privacy (X5), terhadap online repurchase intention(Y) pada pembelian tiket Air Asia di Jakarta 6. Terdapat pengaruh trust (X6), terhadap online repurchase intention(Y) pada pembelian tiket Air Asia di Jakarta 51 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 7. Terdapat pengaruh reliability (X7), terhadap online repurchase intention(Y) pada pembelian tiket Air Asia di Jakarta 8. Terdapat pengaruh functionality (X8), terhadap online repurchase intention(Y) pada pembelian tiket Air Asia di Jakarta 9. Terdapat pengaruh perceived value(X1), perceived ease of use(X2), perceived usefulness(X3), firm’s reputation(X4), privacy(X5), trust(X6), reliability(X7) dan functionality(X8) secara bersama - sama terhadap online repurchase intention (Y) pada pembelian tiket Air Asia di Jakarta. Dalam melakukan penelitian ini, penulis menemukan banyak keterbatasan. Adapun keterbatasan – keterbatasan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Responden yang digunakan dalam penelitian ini hanyalah November 2012 responden yang berada di wilayah Jakarta saja. 2. Jumlah responden yang digunakan sebanyak 100. 3. Menggunakan delapan variabel independen yang digunakan pada penelitian sebelumnya. Sesuai dengan analisa yang telah dilakukan sebelumnya dan kesimpulan berdasarkan analisa tersebut, maka ada beberapa hal yang mungkin saja dapat digunakan sebagai dasar acuan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian selanjutnya, yaitu sebagai berikut: 1. Disarankan untuk menggunakan objek penelitian dengan kategori yang berbeda 2. Menambah jumlah responden yang ada. 3. Mencari dan menggunakan faktor – faktor lain yang mempengaruhi online repurchase intention dan dimasukkan dalam penelitian selanjutnya. REFERENSI Belch, George E., and Michael A. Belch. 2012. Advertising and Promotion. 9th Edition. McGraw Hill Chiu, C.M., Chang, C.C., Cheng, H.L and Fang, Y.H. (2009), “Determinant of customer repurchase intention in online shopping”, Online Information Review, Vol. 33 No. 4, pp. 761-84 Davis, F.D. (1989), “Perceived usefulness, perceived ease of use, and user acceptance of information technology”, MIS Quarterly, Vol. 13 no. 3, pp. 119-25 Griffin, J.. 1995. Customer Loyalty, How to Earn it. How to Keep it. Lexington Books Gujarati, Damodar. 2003. Basic Econometrics. 4th Edition. McGraw Hill Hair, Joseph. 2010. Multivariate Data Analysis. 7th Edition. Pearson Hess, R.L. (2008), “The impact of firm reputation and failure severity on customers responses to service failures”, Journal of Service Marketing, Vol. 22 No. 5, pp. 385-98 52 ISSN: 1410 -9875 Klemens Wedanaji P Jeffrey, F.Rayport Bernard. J and Jaworski. 2002, “Introduction to ecommerce”, McGraw Hill Kim, J.H., Kim, M. and Kandampully, J. (2009), “Buying environment characteristics in the context of e-service”, European Journal of Marketing, Vol. 43 Nos 9/10, pp. 1188-204 Kinnear, Thomas, C. Marketing Research, International Edition 1996. Harper Collins Kinnear, Thomas, B. Principles of Marketing. 4th Edition Kotler, Philip., & Gary Armstrong. 2011. Principles of Marketing. Prentice Kotler, Philip., & Kevin Lane Keller. 2012. Marketing Management. 14th Edition Law, R. and Bai, B. (2008), “How do the preferences of online buyers and browsers differ on the design and content of travel websites?”, International Journal of Contemporary Hospitality Management, Vol. 20 No. 4, pp. 388-400 Lee, Chai Har., Uchenna Cyril Eze. And Nelson Oly Ndubisi. 2011. “Analyzing Key Determinants of Online Repurchase Intentions”. Asia Pacific Journal of Marketing and Logistics. Vol 23 No. 2 Lovelock, Christopher., & Jochen Wirtz. 2011. Services Marketing. 7th Edition. Pearson Education Inc Malhotra, Naresh K. 2010. Marketing Research: An Applied Orientation. New Jersey: Pearson Prentice Hall Moliner, M.A., Sanchez, J., Rodriguez, R.M. and Callarisa, L. (2007), “Perceived Relationship quality and post-purchase perceived value: an integrative framework”, European Journal Pearson, J.M., Pearson, A. and Green, D (2007), “Determining the importance of key criteria in web usability”, Management Research News, Vol. 30 No.11, pp. 131-48 Riorini, Sri Vandayuli. 2003. “Kepercayaan Pembeli terhadap Perusahaan Pemasok dalam Hubungannya dengan Antisipasi Pembelian di Waktu yang Akan Datang”. Media Riset Bisnis dan Manajemen. Vol. 3 No. 2 Schiffman, Leon G. dan Leslie Lazar Kanuk. 2010. Consumer Behavior 10th Edition. Pearson Prentice Hall Sekaran, Uma., & Roger Bougie. 2010. Research Methods for Business. 5th Edition. Wiley Publication Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Alpha Beta Swaminathan, V., lepkowska-White, E. and Rao, B.P. (1999), “Browser or buyers in cyberspace? An investigation of factors influencing electronic exchange”, Journal of Computer Mediated Communication, Vol. 5 No.2, pp. 1-21 Warren, J., Keegan and Mark, C., Green. (2012), “Global Marketing” Prentice Wells, William, John Burnett, and Sandra Moriarty. 2000. Advertising Principles and practice. 5th editon. New Jersey. Prentice Yates, R. (2005), “Web site accessibility and usability: towards more functional sites for all”, Campus-Wide Information Systems, Vol. 22 No. 4, pp. 180-8 53 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 Halaman ini sengaja dikosongkan 54 November 2012 JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 14, No. 2a, Is. 5, November 2012, Hlm. 55-68 ISSN: 1410 – 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR MARIA STIE Trisakti [email protected] Abstract: The objective of this research is to analyze the factors that influencing income smoothing in manufacturing companies listed at Indonesia Stock Exchange (IDX). The factors being examined were cash holdings, financial leverage, size of firm, profitability, net profit margin, firm value and managerial ownership. Data collection used a purposive sampling method conducted on manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange. The samples were 57 manufacturing companies listed at IDX for three years period (2008-2010). This research used multiple linear regression as the statistical analysis method. The result of the analysis showed that financial leverage has significant influence income smoothing but cash holdings, profitability, size of firm, net profit margin, firm value and managerial ownership have not significant influence toward income smoothing. Keywords: Income Smoothing, Cash Holdings, Financial Leverage, Size of Firm, Profitability, Net Profit Margin, Firm Value and Managerial Ownership. PENDAHULUAN investasinya. Selain itu, manajemen juga memiliki tanggung jawab untuk menyediakan laporan keuangan bagi semua pihak yang berkepentingan baik pihak internal atau eksternal perusahaan. Laporan keuangan merupakan informasi keuangan yang sangat penting karena mengenai posisi dan kinerja keuangan perusahaan yang bermanfaat bagi pihak–pihak yang berkepentingan baik pihak eksternal ataupun pihak internal untuk pengambilan keputusan Persaingan di dunia usaha semakin ketat sehingga dapat mendorong manajemen perusahaan untuk menampilkan kinerja yang terbaik bagi perusahaan agar perusahaan dapat mampu bertahan dan menjaga eksistensinya serta meningkatkan kinerja manajemen untuk mendapatkan hasil yang optimal bagi perusahaan. Baik buruknya kinerja perusahaan dapat mempengaruhi keputusan investor untuk menanamkan atau menarik 55 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 ekonomi. Oleh karena itu, informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut harus dapat dipahami, relevan, andal dan dapat diperbandingkan serta dapat menggambarkan kondisi perusahaan pada masa lalu dan proyeksi masa datang. Salah satu informasi yang sangat penting dalam pengambilan keputusan adalah laba (Noviana dan Yuyetta 2011). Menurut Kustiani dan Ekawati (2006) dalam Santoso dan Salim (2012) mengungkapkan bahwa informasi laba merupakan perhatian utama dalam menaksir kinerja atau pertanggungjawaban manajemen dan dapat membantu pemilik atau pihak lain untuk memprediksi laba yang akan datang. Manajemen sadar kinerjanya diukur berdasarkan laba. Oleh karena itu, manajemen berusaha untuk meningkatkan kinerjanya dan mendorong manajemen untuk melakukan tindakan yang tidak semestinya (dysfunctional behavior) yaitu manajemen laba (earnings management) dan salah satu bentuknya adalah tindakan perataan laba (income smoothing). Novita (2009) dalam Noviana dan Yuyetta (2011) menunjukkan bahwa praktik perataan laba disebabkan adanya motivasi manajemen untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan. Manajemen akan memilih untuk menjaga nilai laba yang stabil dibandingkan nilai laba yang cenderung bergejolak sehingga manajemen akan menaikkan laba ketika jumlah laba yang sebenarnya menurun dari laba tahun sebelumnya, sebaliknya manajemen akan memilih untuk menurunkan laba jika laba yang sebenarnya 56 November 2012 meningkat dibandingkan laba tahun sebelumnya. Motivasi dari penelitian ini adalah ingin membuktikan apakah cash holdings, financial leverage, ukuran perusahaan, profitabilitas, net profit margin, nilai perusahaan dan kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap praktik perataan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian mengenai perataan laba karena terdapat ketidakkonsistenan pada hasil penelitian sebelumnya, serta untuk mengembangkan penelitian terdahulu mengenai variabel penelitian lain yang berkaitan dengan praktik perataan laba. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh cash holdings, financial leverage, ukuran perusahaan, profitabilitas, net profit margin, nilai perusahaan, kepemilikan manajerial terhadap praktik perataan laba. Penelitian ini disusun dengan urutan penulisan sebgai berikut pertama, pendahuluan menjelaskan mengenai latar belakang masalah, tujuan penelitian dan organisasi penelitian. Kedua, menguraikan teori dan hasil penelitian sebelumnya sebagai dasar pengembangan hipotesis. Ketiga, metoda penelitian tediri atas pemilihan sampel dan pengumpulan data, definisi operasional, dan pengukuran variable. Keempat, hasil penelitian yang berisi hasil dan interprestasi pengujian hipotesis. Terakhir, penutup yang berisi simpulan, keterbatasan penelitian dan saran untuk penelitian selanjutnya. ISSN: 1410 -9875 RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Keagenan Menurut Noviana dan Yuyetta (2011), teori agensi (agency theory) merupakan pendekatan yang membahas konsep manajemen laba maupun perataan laba. Dalam teori ini, praktik manajemen laba dipengaruhi adanya konflik kepentingan antara manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang timbul ketika setiap pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat kemakmuran yang dikehendakinya. Teori agensi mempunyai asumsi bahwa konflik kepentingan antara principal dan agent terjadi karena setiap individu semata-mata termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri. Ketika manajer mempunyai informasi yang lebih banyak dibandingkan pihak eksternal, maka akan ada asimetri informasi antara agen dan prinsipal. Agen atau manajer sebagai pihak internal lebih mengetahui keadaan perusahaan daripada pemilik dan lebih memiliki kesempatan untuk melakukan disfunctional behavior, yakni menggunakan informasi yang diketahuinya untuk memanipulasi pelaporan keuangan dalam usaha memaksimalkan kemakmurannya (Noviana dan Yuyetta 2011). Pemegang saham sebagai principal melakukan pengendalian dengan tiga cara yaitu monitoring, kebijakan pemberian insentif atau hukuman dan dengan cara menanggung secara bersama-sama risiko yang mungkin terjadi (Sumarno dan Heriyanto 2008). Maria Perataan Laba Menurut Belkaoui (2004) pada Santoso dan Salim (2012), perataan laba adalah pengurangan fluktuasi laba dari tahun ke tahun dengan cara memindahkan pendapatan dari tahun-tahun yang tinggi pendapatannya ke periodeperiode yang pendapatan kurang menguntungkan sehingga meningkatkan kemampuan investor untuk memprediksi aliran kas dimasa yang akan datang. Menurut Ekcel (1981) dalam Dwiatmini dan Nurkholis (2001), perataan laba digolongkan menjadi dua tipe yaitu perataan alami (natural smoothing) dan perataan laba yang disengaja (intentionally smoothing). Perataan alami adalah perataan yang terjadi akibat proses dalam menghasilkan laba, sedangkan perataan yang disengaja merupakan hasil dari artificial smoothing dan real smoothing. Artificial smoothing merupakan implementasi prosedur akuntansi untuk memindahkan beban dan/atau pendapatan dari satu periode ke periode yang lain dan terjadi ketika manajemen melakukan manipulasi saat pencatatan akuntansi untuk menghasilkan perataan laba. Real smoothing terjadi ketika manajemen melakukan tindakan untuk mengendalikan kejadian ekonomi tertentu yang mempengaruhi laba yang akan datang. Misalnya, seorang manajer memutuskan untuk mengeluarkan sejumlah uang untuk biaya riset dan pengembangan hanya pada suatu tahun tertentu. Hepworth (1953) dalam Aji dan Mita (2000) menjelaskan bahwa praktik perataan laba merupakan suatu tindakan yang rasional dan 57 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 logis yang dilakukan oleh manajemen .Alasan manajemen melakukan perataan laba sebagai berikut (1) sebagai teknik untuk mengurangi laba dan menaikkan biaya pada tahun berjalan sehingga pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan menjadi kecil, (2) sebagai bentuk peningkatan citra perusahaan dimata investor, karena mendukung keinginan investor atas kestabilan penghasilan dan kebijakan dividen ketika perusahaan mengalami kenaikan atas laba yang diperolehnya, (3) sebagai jembatan penghubung antara manajemen perusahaan dengan karyawannya. Praktek perataan laba adalah praktik yang dapat menyesatkan pengguna laporan keuangan terutama kepada investor dalam pengungkapan laba. Jika pihak eksternal tidak menyadari adanya praktik perataan laba maka laba hasil rekayasa tersebut menyebabkan penyimpangan dalam pengambilan keputusan. Disisi lain dari pihak manajemen, praktik perataan laba juga akan menimbulkan kerugian yaitu harga saham perusahaan yang semula overvalued menjadi undervalued apabila pihak eksternal mengetahui bila informasi yang disajikan manajer tidak benar (Dewi dan Prasetiono 2012). Cash Holdings dan Praktik Perataaan Laba Menurut Subramaniam et al. (2011) menyimpulkan bahwa cash holdings sebagai aset yang penting pada neraca perusahaan dan menerima banyak perhatian dari perusahaan, investor dan analisis. Berdasarkan Mohammadi et al. (2012), cash holdings menjadi salah 58 November 2012 satu kebijakan keuangan yang paling penting dalam proses pengelolaan perusahaan. Salah satu motivasi cash holding adalah melunasi hutang jangka pendek perusahaan. Kas merupakan aset yang paling mudah dikendalikan oleh manajer sehingga manajer tertarik untuk mempertahankan kas yang lebih tinggi jika tidak mempertahankan kas, maka harus membiayai dengan tingkat yang tinggi dan meningkatnya rasio hutang perusahaan serta meningkatnya kredit dan risiko perusahaan. Pemegang saham tidak hanya memperhatikan jumlah pendapatan tapi memperhatikan masalah kas perusahaan induk untuk mengambil keputusan investasi. Oleh karena itu, tindakan manajer dalam mempertahankan kas yang lebih tinggi memiliki motivasi yang kuat untuk melakukan praktik perataan laba (Mohammadi et al. 2012). H1 : Cash holdings berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Financial Leverage dan Praktik Perataaan Laba Andhini (2005) dalam Wirdayanti (2009) menyatakan bahwa financial leverage menunjukkan seberapa efisien perusahaan dalam memanfaatkan ekuitas pemilik untuk mengantisipasi hutang jangka pendek dan jangka panjang perusahaan sehingga tidak akan mengganggu aktivitas operasi perusahaan secara keseluruhan dalam jangka panjang. Menurut Husnan (1998) pada Dewi dan Carina (2008), rasio leverage yang besar berarti memiliki hutang yang besar dan semakin besar jumlah ISSN: 1410 -9875 hutang yang digunakan oleh perusahaan maka risiko yang akan ditanggung oleh pemilik modal juga akan semakin besar sehingga menurunnya minat investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan sehingga dapat memicu manajer untuk melakukan praktik perataan laba agar hutang perusahaan tidak terlalu besar. H2 : Financial leverage berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Ukuran Perusahaan dan Praktik Perataaan Laba Ukuran perusahaan adalah suatu skala yang dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan menurut berbagai cara, antara lain total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain. Menurut Sumarno dan Heriyanto (2012) menyatakan bahwa pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi dalam 3 kategori yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (mediumsize) dan perusahaan kecil (small firm). Menurut Ashari et al. (1994) beranggapan bahwa perusahaan yang memiliki aktiva yang besar biasanya disebut perusahaan besar dan biasanya mendapat lebih banyak perhatian dari berbagai pihak, seperti para analisis, investor, maupun pemerintah. Oleh karena itu, perusahaan besar juga diperkirakan akan menghindari fluktuasi laba yang terlalu drastis, sebab kenaikan laba yang drastis akan memberikan image yang kurang baik. Kenaikan laba yang drastic membuat perusahaanperusahaan besar diperkirakan memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk melakukan tindakan perataan laba. Maria : Ukuran perusahaan H3 berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Profitabilitas dan Praktik Perataan Laba Menurut Sumarno dah Heriyanti (2012) menyatakan bahwa profitabilitas merupakan komponen laporan keuangan perusahaan yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba seperti mengestimasi kemampuan laba yang representatif dalam jangka panjang dan mampu menaksir resiko dalam investasi atau meminjamkan dana. Hal ini dikarenakan semakin tinggi tingkat profitabilitas akan mengakibatkan tingginya harapan dari pemerintah dan masyarakat kepada perusahaan tersebut untuk memberikan kompensasi kepada mereka berupa pembayaran pajak kepada pemerintah dan program sosial kepada masyarakat. Laba yang tinggi maka akan meningkatnya pajak yang harus dibayar, sebaliknya penurunan laba yang terlalu rendah akan memperlihatkan bahwa kinerja manajemen tidak bagus. Oleh sebab itu, kemungkinan manajemen membuat laba yang dilaporkan tidak berfluktuasi dengan melakukan perataan laba untuk menghindari pembayaran pajak yang tinggi (Noviana dan Yuyetta 2011). H4 : Profitabilitas berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Net Profit Margin dan Praktik Perataan Laba Menurut Rahmawati dan Muid (2012) menyatakan bahwa net profit margin merupakan salah satu 59 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 indikator yang penting untuk menilai suatu perusahaan dan mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Net profit margin yang rendah menghasilkan laba yang rendah, sebaliknya net profit margin yang tinggi menghasilkan laba yang tinggi. Dengan demikian, tinggi rendahnya net profit margin akan mempengaruhi pertumbuhan laba. Perusahaan dengan net profit margin yang rendah diduga melakukan praktik perataan laba untuk meningkatkan net profit margin sehingga kinerjanya dianggap baik dan efektif terutama oleh pihak investor (Rahmawati dan Muid 2012). H5 : Net profit margin berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Nilai Perusahaan dan Praktik Perataan Laba Menurut Purwanto (2009) pada Noviana dan Yuyetta (2011) menyatakan tindakan perataan laba memiliki hubungan timbal balik terhadap nilai perusahaan, karena perataan laba menghasilkan berkurangnya fluktuasi laba, sehingga dapat mencerminkan stabilitas kinerja perusahaan atau nilai perusahaan, demikian juga sebaliknya bahwa kinerja perusahaan atau nilai perusahaan merupakan faktor yang mempengaruhi tindakan perataan laba perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan maka perusahaan akan cenderung untuk melakukan praktek perataan laba, karena dengan melakukan perataan laba, risiko saham dan varibilitas laba dari perusahaan akan semakin menurun. Varibilitas laba yang minim itulah yang berusaha 60 November 2012 dipertahankan oleh perusahaan agar diminati oleh investor agar nilai pasar perusahaan tetap tinggi dan perusahaan semakin mudah menarik sumber daya ke dalam perusahaan (Cahyani 2010). H6 : Nilai perusahaan berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Kepemilikan Manajerial dan Praktik Perataan Laba Kepemilikan manajerial adalah situasi dimana manajer memiliki saham perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan. Menurut Brochet dan Gildao (2004) pada Aji dan Mita (2010), manajemen yang memiliki saham perusahaan biasanya memiliki informasi lebih banyak tentang perusahaan dibanding pemegang saham non-institusi lainnya. Dengan demikian, manajemen dapat memiliki kesempatan untuk melakukan perataan laba untuk meminimalisir volatilitas labanya dan meningkatkan kinerja saham perusahaan. Semakin besar proporsi kepemilikan manajerial dalam suatu perusahaan, maka manajemen berusaha untuk memenuhi kepentingan pemegang saham yang juga adalah dirinya sendiri, dengan melakukan perataan laba agar dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk tetap berinvestasi pada perusahaan (Noviana dan Yuyetta 2010). Kepemilikan manajerial H7 : berpengaruh terhadap praktik perataan laba. ISSN: 1410 -9875 METODA PENELITIAN Pemilihan Sampel Bentuk penelitian yang digunakan adalah kausalitas. Populasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) kecuali lembaga keuangan Maria dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2010. Periode pengamatan yang digunakan adalah 3 tahun yaitu tahun 2008 sampai dengan tahun 2010. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Berikut hasil pengambilan sampel: Tabel 1 Distribusi Sampel Penelitian Jumlah Jumlah No. Keterangan Data Perusahaan 1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di 116 348 Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2004-2010 2 3 Perusahaan tidak menerbitkan laporan keuangan per 31 Desember Perusahaan yang tidak menggunakan mata uang rupiah dalam penilaian laporannya 4 Perusahaan yang tidak mengalami laba berturut-turut Total perusahaan manufaktur sebagai sampel penelitian Definisi Operasional dan Pengukurannya Perataan Laba Menurut Das et al. (2008) dalam Mohammadi et al. (2012), perataan laba diukur dengan deviasi standar dari arus kas operasi dan deviasi standar dari laba setelah pajak yang dihitung secara bergilir dalam jangka 5 tahun dengan menggunakan informasi dari tahun yang sama dan empat tahun sebelumnya. Perataan laba ini dirumuskan sebagai berikut: � ���� ��� ������� PLn = � ���� ������� ����� Keterangan: PL : Perataan Laba S : Deviasi Standar n : Banyaknya tahun yang diamati (5) (15) (17) (51) (37) (111) 57 171 Cash holdings adalah variabel yang didefinisikan sebagai jumlah kas dan setara kas termasuk investasi jangka pendek terhadap total aktiva setelah ekstrak kas dan setara kas (Mohammadi et al. 2012). Financial leverage diukur dengan rasio total hutang terhadap total aset (Mohammadi et al. 2012). Ukuran perusahaan diukur dengan besarnya logaritma terhadap total aset perusahaan (Mohammadi et al. 2012). Profitabilitas diukur dengan rasio ROA (Return on Asset) dengan mengukur perbandingan antara laba setelah pajak terhadap total aktiva (Herni dan Susanto 2008). Net profit margin diukur dari rasio antara laba bersih setelah 61 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 pajak dengan total penjualan (Wirdayanti 2009) Nilai perusahaan dapat didefinisikan melalui Price per Book Value (PBV) yang dihasilkan dari rasio antara nilai pasar ekuitas perusahaan terhadap nilai buku ekuitas perusahaan (Noviana dan Yuyetta 2011). Kepemilikan manajerial dapat diukur dengan variabel dummy kepemilikan manajerial (MOWN). Variabel MOWN diukur dari ada atau tidaknya kepemilikan saham dari manajemen perusahaan yang meliputi manajer maupun dewan direksi (Noviana dan Yuyetta 2011). Dalam penelitian ini, perusahaan yang memiliki kepemilikan manajerial diberi nilai 1 dan perusahaan yang tidak memiliki kepemilikan manajerial diberi nilai 0. Variabel Perataan Laba Cash Holdings Financial Leverage Ukuran Perusahaan Profitabilitas Net Profit Margin Nilai Perusahaan Kepemilikan Manajerial Model (Constant) Cash Holding Financial Leverage Ukuran Perusahaan Profitabilitas Net Profit margin 62 November 2012 Teknik Analisis Metoda yang digunakan untuk menganalisis data pada penelitian ini adalah regresi berganda. Persamaan regresi yang digunakan adalah: PL = 10,677+1,549CASH_HOL+ 6,487FIN_LEV- 0,807UK_PS – 10,066PROF –1,114NPM + 0,034NL_PSH + 0,114KPM + e Keterangan: PL Perataan Laba, CASH_HOL Cash Holdings, FIN_LEV Financial Leverage, UK_PSH Ukuran Perusahaan, PROF Profitabilitas, NPM Net Profit Margin, NL_PSH Nilai Perusahaan, KPM Kepemilikan Manajerial, e Error HASIL PENELITIAN Statistik deskriptif dalam penelitian ini akan menguji mengenai nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata (mean), dan deviasi standar. Tabel 2 Statistik Deskriptif Variabel Mean N Minimum Maximum 171 171 171 171 171 171 171 171 0,1570 0,0059 0,0943 10,8932 0,0009 0,0013 0,3305 0 Tabel 3 Hasil B 10,677 1,549 6,487 -0,807 -10,066 -1,114 36,4106 1,0895 0,7352 14,2607 0,4162 0,6553 40,0884 1 2,5980 0,1870 0,3998 12,2011 0,1163 0,0976 2,9373 0,5263 Std. Deviation 3,5790 0,2412 0,1695 0,6814 0,0921 0,0876 5,2309 0,5007 Pengujian Hipotesis T Sig. Tolerance VIF 2,131 0,035 1,123 0,263 0,566 1,767 3,175 0,002 0,522 1,915 -1,949 0,053 0,788 1,269 -1,768 0,079 0,228 4,393 -0,258 0,797 0,438 2,285 ISSN: 1410 -9875 Maria Nilai Perusahaan 0,034 0,416 0,678 0,348 Kepemilikan 0,114 0,217 0,828 0,904 Manajerial R= 0,450; Adjusted R Square= 0,169; F= 5,924; Sig. = 0,000 Berdasarkan tabel 3 diatas, cash holding tingkat signifikansi sebesar 0,263. Nilai signifikansi 0,263 lebih besar dari 0,05 (0,263>0,05) berarti Ha1 tidak dapat diterima artinya cash holding tidak mempunyai pengaruh terhadap perataan laba. Hal ini disebabkan karena nilai cash holding ini tidak mempunyai peran banyak dalam melunasi hutang jangka pendek saat terjadinya kesulitan keuangan atau cash holding sudah tidak relevan karena terjadinya pasar modal sempurna. Financial leverage mempunyai pengaruh terhadap perataan laba dengan tingkat signifikansi sebesar 0,002. Nilai signifikansi 0,002 kecil dari 0,05 (0,002<0,05) berarti Ha2 dapat diterima. Hal ini dikarenakan financial leverage termasuk faktor yang menjadi perhatian dalam pengambilan keputusan investasi oleh investor. Semakin besar jumlah hutang yang digunakan oleh perusahaan maka semakin besar juga yang ditanggung oleh pemilik modal dan menyebabkan menurunnya minat investor untuk menanamkan modal. Oleh karena itu, perusahaan cenderung melakukan manipulasi terhadap jumlah hutang perusahaan. Ukuran perusahaan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,053. Nilai signifikansi 0,053 lebih besar dari 0,05 (0,053>0,05) berarti Ha3 tidak dapat diterima artinya ukuran perusahaan tidak mempunyai pengaruh terhadap perataan laba. Hal ini disebabkan pengukur besar kecilnya perusahaan tidak selalu 2,877 1,106 berdasarkan besarnya aset perusahaan tetapi nampaknya bisa dipicu oleh tujuan perusahaan yang bersifat untuk mendapatkan investasi yang lebih besar. Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap perataan laba dengan tingkat signifikansi sebesar 0,079. Nilai signifikansi 0,079 lebih besar dari 0,05 (0,079>0,05) berarti Ha4 tidak dapat diterima. Profitabilitas yang menggambarkan tingkat kinerja perusahaan menunjukkan tidak adanya pengaruh signifikan terhadap perataan laba. Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan investor tidak hanya mempertimbangkan profitabilitas perusahaan teteapi dalam pengambilan keputusan investasi, namun bisa didasarkan pada faktor lain seperti likuiditas dan tingkat hutang perusahaan. Net profit margin memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,797. Nilai signifikansi 0,797 lebih besar dari 0,05 (0,797>0,05) berarti Ha5 tidak dapat diterima artinya net profit margin tidak mempunyai pengaruh terhadap perataan laba. Kemungkinan hal ini terjadi karena net profit margin lebih menekankan atau lebih fokus pada volume penjualan dan efisiensi biaya atau keuntungan perusahan dari hasil penjualan digunakan untuk membayar hutang perusahaan daripada menambah modal sehingga investor cenderung mengabaikan informasi. Nilai perusahaan tidak mempunyai pengaruh terhadap 63 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 perataan laba dengan tingkat signifikansi sebesar 0,678. Nilai signifikansi 0,678 lebih besar dari 0,05 (0,678>0,05) berarti Ha6 tidak dapat diterima. Hal ini menandakan kalau tidak terdapat cukup bukti bahwa nilai perusahaan yang tercermin harga saham perusahaan berpengaruh paktik perataan laba sehingga sulit menarik sumber daya ke dalam perusahaan. Kepemilikan manajerial memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,828. Nilai signifikansi 0,828 lebih besar dari 0,05 (0,828>0,05) berarti Ha7 tidak dapat diterima artinya kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap perataan laba. Hal ini menandakan bahwa kepemililkan manajerial dalam perusahaan tidak ikut serta merta dalam melakukan praktik perataan laba sehingga jumlah kepemilikan menjadi sangat rendah dalam mempengaruhi aktivitas perataan laba oleh manajemen. PENUTUP Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa cash holding tidak mempunyai pengaruh terhadap perataan laba. Hal ini tidak konsisten dengan penelitian Mohammadi et al. (2012). Financial leverage mempunyai pengaruh terhadap perataan laba. Hal ini konsisten dengan penelitian Santoso dan Salim (2012) dan Atarwaman (2011), tetapi hasil penelitian ini berlawanan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mohammadi et al. (2012), Dewi dan Carina (2008) dan Wirdayanti (2009). Ukuran perusahaan tidak mempunyai pengaruh terhadap 64 November 2012 perataan laba. Hal ini bertentangan dengan penelitian Herni dan Susanto (2008), Santoso dan Salim (2012), Rahmawati dan Muid (2012), Dewi dan Prasetiono (2012), Widhianningrum (2012) dan Mohammadi et al. (2012). Namun, hal itu konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Wirdayanti (2009), Aji dan Mita (2010), Dewi dan Carina (2008), Sumarno dan Heriyanto (2012), Cahyani (2012) dan Ashari et al. (1994). Profitabilitas tidak mempunyai pengaruh terhadap perataan laba. Hal ini tidak konsisten dengan penelitian Herni dan Susanto (2008), Sumarno dan Heriyanto (2012), Cahyani (2012), Atarwaman (2011) dan Ashari et al (1994). Akan tetapi hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Wirdayanti (2009), Noviana dan Yuyetta (2011), Aji dan Mita (2010), Santoso dan Salim (2012) dan Widhianningrum (2012). Net profit margin tidak mempunyai pengaruh terhadap perataan laba dan konsisten dengan penelitian Rahmawati dan Muid (2012), Dewi dan Carina (2008) dan Wirdayanti (2009). Namun, hasil penelitian ini berlawanan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Prasetiono (2012). Nilai perusahaan tidak mempunyai pengaruh terhadap perataan laba selaras dengan penelitian Noviana dan Yuyetta (2011), tetapi hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Aji dan Mita (2010) dan Cahyani (2012). Kepemilikan manajerial tidak mempunyai pengaruh terhadap perataan laba. Hal ini konsisten dengan penelitian Noviana dan Yuyetta (2011), Aji dan Mita (2010) ISSN: 1410 -9875 dan Widhianningrum (2012). Namun, hasil penelitian ini berlawanan dengan Atarwaman (2011). Dalam penelitian ini, penulis menyadari ada beberapa keterbatasan yaitu (1) penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan manufaktur dalam obyek penelitiannya, (2) periode pengamatan dalam penelitian ini relatif pendek hanya 3 tahun yaitu 2010-2012, (3) peneliti hanya menggunakan 7 variabel independen dan masih banyak variabel independen lainnya yang berpengaruh terhadap perataan laba, hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukkan bahwa data yang diteliti tidak berdistribusi Maria normal meskipun sudah dilakukan outlier serta terjadi heterokedastisitas. Untuk peneliti selanjutnya dengan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut (1) memperluas obyek penelitian dengan menambahkan perusahaan non manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, (2) menambahkan variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi perataan laba seperti operating leverage, struktur kepemilikan publik, dividend payout ratio, jenis industri dan masih banyak variabel lainnya yang berpengaruh terhadap perataan laba, (3) memperpanjang periode penelitian lebih dari 3 tahun menjadi 5 tahun. REFERENSI: Aji, Dhamar Y. dan Aria F. Mita. 2010. Pengaruh Profitabilitas, Risiko Keuangan, Nilai Perusahaan, dan Struktur Kepemilikan Terhadap Praktek Perataan Laba: Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto: Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. Ashari, Nasuhiyah, Hian C. koh, Soh L. Tan dan Wei H. Wong. 1994. Factors Affecting Income Smoothing Among Listed Companies in Singapore. Journal of Accounting and Business Research, Vol. 24, No. 96, Autumn, Hlm. 291-301. Atarwaman, Rita J. D. 2011. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Praktik Perataan Laba yang Dilakukan Oleh Perusahaan Manufaktur pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal Ilmu Ekonomi Advantage, Vol. 2, No. 2, Februari, Hlm. 67-79. By, Syafriont. 2008. Risiko, Profitabilitas, Leverage Operasi, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Perataan Laba. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 12, No. 2, Mei, Hlm. 217-228. Cahyani, Nuvita Dwi. 2012. Pengaruh Profitabilitas, Risiko Keuangan, Nilai Perusahaan, Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan dan Jenis Industri Terhadap Praktek Perataan Laba pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2005-2010. Juraksi, Vol. 1, No. 2, Februari, Hlm. 15-31. 65 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 November 2012 Christiawan, Y. Jogi dan Josua Tarigan. 2007. Kepemilikan Manajerial: Kebijakan Hutang, Kinerja dan Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 9, No. 1, Mei, Hlm. 1-8. Dewi, K. Shintia dan Prasetiono. 2012. Analisis Pengaruh ROA, NPM, DER, dan SIZE Terhadap Praktik Perataan Laba (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2010). Diponegoro Journal of Management, Vol. 1, No. 2, Hlm. 172-180. Dewi, S. Prima dan Carina. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba pada Perusahaan Manufaktur dan Lembaga Keuangan Lainnya yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi, Vol. 12, No. 2, Mei, Hlm. 117-331. Dwiatmini, Sesilia dan Nurkholis. 2001. Analisis Reaksi Pasar Terhadap Informasi Laba: Kasus Praktik Perataan Laba pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Tema, Vol. 2, No. 1, Maret, Hlm. 2740. Fudenberg, Drew dan Jean Tirole. 1995. A Theory of Income and Dividend Smoothing Based on Incumbency Rents. Journal of Political Economy, Vol. 103, No. 1, Hlm. 75-93. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Edisi 5. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gujarati, Damodar N., Dawn C. Porter. 2009. Basic Econometrics. Edisi 5. Singapore: McGraw-Hill. Godfrey, Jayne , Allan Hodgson, Ann Tarca, Jane Hamilton and Scott Holmes. 2010. Accounting Theory. Edisi 7. Australia: John Wiley & Sons Australia Ltd. Hair, F. Joseph, William C. Black, Barry J. Babin dan Rolph E. Anderson. 2010. Multivariate Data Analysis. USA: Pearson Education. Herni dan Yulius K. Susanto. 2008. Pengaruh Struktur Kepemilikan Publik, Praktik Pengelolaan Perusahaan, Jenis Industri, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Risiko Keuangan Terhadap Tindakan Perataan Laba (Studi Empiris pada Industri yang Listing di Bursa Efek Jakarta). Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 23, No. 3, Hlm. 302-314. Koshio, Senichiro. 2003. The Determinants of Corporate Cash Holdings in Brazil. I Coloquio Predoctoral Latinoamericano, Vol. 22, Oktober, Hlm. 1-10. Mohammadi, Saman, Mohammad M. Maharlouie and Omid Mansouri. 2012. The Effect Of Cash Holdings On Income Smoothing: Result from Proquest. Interdiscliplinary Journal Of Contemporary Research in Business, Vol. 4, No. 2, June, Hlm. 523-532. Noviana, S. Retno dan Etna N. A. Yuyetta. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2006-2010). Jurnal Akuntansi dan Auditing, Vol. 8, No. 1, November, Hlm. 1-94. Rahmawati, Dina dan Dul Muid. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Praktik Perataan Laba (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun 2007-2010). Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 1, No. 2, Hlm. 1-14. 66 ISSN: 1410 -9875 Maria Santoso, E. Budi dan Sherly N. Salim. 2012. Pengaruh Profitabilitas, Financial Leverage, Dividen, Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Institusional, dan Kelompok Usaha Terhadap Perataan Laba Studi Kasus pada Perusahaan Non-Finansial yang Terdaftar di BEI. Conference in Business, Accounting and Management, Vol. 1, No. 1, Desember, Hlm. 185-213. Santoso, Singgih. 2012. Aplikasi SPSS pada Statistik Parametrik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Sekaran, Uma, dan Roder Bougie. 2010. Research Methods for Business: A Skill Building Approach. 5thed. West Sussex: John Wiley & Sons Ltd. Subijanto, Jessisca dan Viriany. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2005-2007. Jurnal Akuntansi, Vol. 15, No. 2, Mei, Hlm. 190-201. Subramaniam, V. , Tony T. Tang, Heng Yue and Xin Zhou. 2011. Firm Structure and Corporate Cash Holdings. Journal of Corporate Finance, Vol. 17, Hlm. 759-773. Sumarno, J. dan Heriyanto. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terhadap Praktik Perataan Laba pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi, Vol. 16, No. 2, Mei, Hlm. 209-226. Widhianningrum, Purweni. 2012. Perataan Laba dan Variabel-Variabel yang Mempengaruhinya (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI). Jurnal Akuntansi dan Pendidikan, Vol. 1, No. 1, Oktober, Hlm. 24-33. Wijaya, A. Langgeng, Bandi dan Sri Hartoko. 2010. Pengaruh Kualitas Akrual dan Leverage Terhadap Cash Holding Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 7, No. 2, Desember, Hlm. 170-186. Wirdayanti. 2009. Analisis Perataan Laba dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Fokus Ekonomi, Vol. 4, No. 2, Desember, Hlm. 60-77. 67 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 Halaman ini sengaja dikosongkan 68 November 2012 JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 14, No. 2a, Is. 5, November 2012, Hlm. 69-80 ISSN: 1410 – 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA PENGARUH RETAIL CORPORATE IMAGE TERHADAP CUSTOMER SATISFACTION PADA KONSUMEN THE BODY SHOP MUWAFFICK HIDAYAT STIE TRISAKTI [email protected] Abstract: The purpose of this study was to examine the factors that influence Customer Satisfaction. Thosse factors are Store Layout, Store Prestige, Service Quality of Store, Products, In-Store Promotion, and Support Services and Equipment. The research sample was 100 of users The Body Shop in Mall Central Park Jakarta Barat selective by purposive sampling method. Data analysis method used is a simple regression analysis and multiple regression analysis. The result on this research is Store Layout, Store Prestige, Service Quality of Store, Products, In-Store Promotion, and Support Services and Equipment have positive influence to Customer Satisfaction individually. And simultaneously, all the independent variables are have influence to dependent variables. Keywords: Store Layout, Store Prestige, Service Quality of Store, Products, In-Store Promotion, and Support Services and Equipment, Customer Satisfaction. PENDAHULUAN mengubah penampilan atau mempercantik diri yaitu dengan menggunakan kosmetik. Menurut Badan Pusat Statistik pada tahun 2014, jumlah penduduk Indonesia sebanyak 237.641.326 jiwa dengan jumlah laki-laki sekitar 119.630.913 jiwa dan perempuannya 118.010.413 jiwa dapat menjadikan Indonesia sebagai pasar yang menjanjikan bagi perusahaan kosmetik. Sekarang industri kosmetik tidak Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka kebutuhan hidup manusia kian berkembang pula. Tidak hanya kebutuhan akan sandang, papan, pangan, pendidikan dan kesehatan saja. Kebutuhan akan mempercantik diri pun kini menjadi prioritas utama dalam menunjang penampilan sehari-hari. Salah satu cara untuk 69 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 hanya membidik target konsumen utama kaum wanita tetapi, belakangan sudah mulai banyak produk-produk kosmetik untuk kaum pria. Sejalan dengan kebutuhan kosmetik bagi kaum wanita dan pria, kebutuhan akan produk beauty and personal care tumbuh semakin pesat dan perusahaan kosmetik pun terus berinovasi untuk menciptakan produk berkualitas. Salah satu perusahaan kosmetik itu adalah The Body Shop. The Body Shop merupakan perusahaan produk perawatan diri dan kecantikan asal Inggris. The Body Shop adalah perusahaan franchise kosmetika kedua terbesar di dunia, yang memiliki sekitar 2,400 toko di 61 negara. The Body Shop hanya menghasilkan produk yang terbuat dari zat-zat herbal maupun bahan-bahan alami yang ramah lingkungan. The Body Shop memiliki gerai sebanyak 35 toko, L’occitane memiliki gerai sebanyak 18 toko, dan Faceshop memiliki gerai sebanyak 11 toko yang merupakan pesaing The Body Shop dan The Body Shop memiliki gerai toko yang paling banyak dibandingkan pesaingnya. Menurut data annual report L’Oreal, penjualan The Body Shop menunjukkan adanya penurunan penjualan yang dimulai pada first half 2013 sampai dengan fourth quarter 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar € 19 juta. Adapun kenaikan pada first quarter sebesar € 2 juta, pada first half terjadi penurunan penjualan sebesar € 7 juta, pada second quarter terjadi penurunan penjualan sebesar € 5 juta, pada third quarter terjadi penurunan penjualan sebesar € 11 juta, pada 70 November 2012 nine months terjadi penurunan penjualan sebesar € 16 juta, dan pada fourth quarter terjadi penurunan penjualan sebesar € 3 juta. Dengan banyaknya gerai toko The Body Shop yang ada di Jakarta pada tahun 2015 sebanyak 35 toko tidak mampu membuat penjualan The Body Shop sendiri meningkat dalam periode 2013. The Body Shop malah mengalami penurunan. KERANGKA TEORITIS DAN PENGAMBILAN HIPOTESIS Retail Corporate Image Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Retail Corporate Image adalah persepsi konsumen akan citra suatu organisasi yang tercermin dan tersimpan dalam memori konsumen seperti yang di tampilkan oleh organisasi. Store Layout Store Layout adalah tata letak yang memberikan ruang yang tepat untuk tampilan produk dan paparan produk kepada konsumen yang merupakan faktor penting dalam mempengaruhi perilaku konsumen mengenai citra toko tersebut. Store Prestige Store Prestige adalah cara mencerminkan citra toko dan tampilan toko yang ingin disampaikan kepada konsumen melalui pencahayaan, musik dan tema yang dipilih. Service Quality of Store Kualitas layanan adalah suatu cara yang diberikan oleh perusahaan kepada konsumen untuk ISSN: 1410 -9875 Muwaffick Hidayat dapat membuat konsumen merasa puas dan dapat merasakan suatu pelayanan yang sesuai diharapkan oleh konsumen sehingga kebutuhan mereka dapat terpenuhi dan dapat membuat mereka ingin mengulangi apa yang mereka dapatkan dan rasakan. Products Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa produk adalah segala sesuatu yang di tawarkan oleh pemasar yang dicari oleh konsumen untuk memuaskan keinginan mereka dan juga sesuatu yang menarik konsumen untuk membeli dan mengkomsumsi barang tersebut. In-Store Promotion In-store promotion adalah suatu promosi yang dapat menjadi stimulus bagi konsumen untuk dapat merangsang niat bahkan tindakan untuk membeli suatu produk walaupun tidak direncanakan sebelumnya. Support Services and Equipment Support Service and Equipment adalah rangkaian aktivitas yang dibutuhkan untuk mendukung sistem operasional dalam bidang pemasaran. Customer Satisfaction Customer Satisfaction adalah “Perasaan pelanggan, baik itu berupa kesenangan atau ketidakpuasan yang timbul dari membandingkan sebuah kinerja yang dirasakan dengan kinerja yang diprediksi Kerangka Pemikiran Gambar 1 Model 71 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 Ho1 : Tidak terdapat pengaruh Store Layout terhadap Customer Satisfaction pada konsumen The Body Shop Di Mall Central Park Jakarta Barat. Ha1 : Terdapat pengaruh Store Layout terhadap Customer Satisfaction pada konsumen The Body Shop Di Mall Central Park Jakarta Barat. Ho2 : Tidak terdapat pengaruh Store Prestige terhadap Customer Satisfaction pada konsumen The Body Shop Di Mall Central Park Jakarta Barat. Ha2 : Terdapat pengaruh Store Prestige terhadap Customer Satisfaction pada konsumen The Body Shop Di Mall Central Park Jakarta Barat. Ho3 : Tidak terdapat pengaruh Service Quality of Store terhadap Customer Satisfaction pada konsumen The Body Shop Di Mall Central Park Jakarta Barat. Ha3 : Terdapat pengaruh Service Quality of Store terhadap Customer Satisfaction pada konsumen The Body Shop Di Mall Central Park Jakarta Barat. Ho4 : Tidak terdapat pengaruh Products terhadap Customer Satisfaction pada konsumen The Body Shop Di Mall Central Park Jakarta Barat. Ha4 : Terdapat pengaruh Products terhadap Customer Satisfaction pada konsumen The Body Shop Di Mall Central Park Jakarta Barat. Ho5 : Tidak terdapat pengaruh InStore Promotion terhadap 72 November 2012 Customer Satisfaction pada konsumen The Body Shop Di Mall Central Park Jakarta Barat. Ha5 : Terdapat pengaruh In-Store Promotion terhadap Customer Satisfaction pada konsumen The Body Shop Di Mall Central Park Jakarta Barat. Ho6 : Tidak terdapat pengaruh Support Services and Equipment terhadap Customer Satisfaction pada konsumen The Body Shop Di Mall Central Park Jakarta Barat. Ha6 : Tidak Terdapat pengaruh Support Services and Equipment terhadap Customer Satisfaction pada konsumen The Body Shop Di Mall Central Park Jakarta Barat. Ho7 : Tidak terdapat pengaruh Retail Corporate Image (Store Layout,Store Prestige, Service Quality of Store, Products, In-Store Promotion, and Support Services and Equipment) secara bersama-sama terhadap Customer Satisfaction pada konsumen The Body Shop Di Mall Central Park Jakarta Barat. Ha7 : Terdapat pengaruh Retail Corporate Image (Store Layout,Store Prestige, Service Quality of Store, Products, In-Store Promotion, and Support Services and Equipment) secara bersama-sama terhadap Customer Satisfaction pada konsumen The Body Shop Di Mall Central Park Jakarta Barat. ISSN: 1410 -9875 Muwaffick Hidayat METODA PENELITIAN Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan yaitu penelitian kausalitas adalah untuk memahami variabel-variabel mana yang menjadi variabel independen (mempengaruhi) dan variabel dependen (dipengaruhi) Menurut Sekaran dan Bougie (2010,110) “Causalitas is a study in which the researcher wants to delineate the cause of one or more problems” dan Penelitian deskritif merupakan penelitian terhadap masalahmasalah berupa fakta saat ini. Variable Store Layout (X1) Tujuan dari riset deskritif adalah menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang berkaitan. Menurut Sekaran (2010,105) “Descriptive Statistics is undertaken in order to ascertain and be able to describe the characteristic of the variables of interest in situation”. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah konsumen The Body Shop yang pernah melakukan transaksi 2 kali atau lebih di The Body Shop dalam 1 tahun Tabel 1 Variabel Dan Pengukuran Indikator Pertanyaan 1. The Body Shop memiliki tata letak toko yang praktis dan rapi 2. Koridor antar lorong mempunyai jarak yang cukup 3. The Body Shop memberikan tester Store Prestige (X2) 1. The Body Shop menjual produk yang berkualitas dengan harga yang tinggi 2. The Body Shop dikenal dan bergengsi 3. The Body Shop mampu memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen Service Quality of Store (X3) 1. The Body Shop memberikan pelayanan yang lancar dan cepat 2. The Body Shop menawarkan harga yang sesuai dengan nilai produk 3. The Body Shop mempunyai tanggung jawab sosial terhadap lingkungan 4. Karyawan The Body Shop dapat membantu dalam menyelesaikan masalah 5. Karyawan The Body Shop ramah Products (X4) 1. Produk dan merek The Body Shop yang diinginkan dapat ditemukan dengan mudah 2. Tata letak didalam The Body Shop memberikan akses yang mudah untuk memilih produk 3. The Body Shop memiliki jenis produk yang bervariasi Skala Likert Likert Likert Likert 73 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 Variable In-Store Promotion (X5) Support Services and Equipment (X6) Customer Satisfaction (Y) Indikator Pertanyaan 1. The Body Shop memiliki iklan yang mampu menarik perhatian dan membangkitkan minat belanja 2. Promosi The Body Shop memuaskan 1. The Body Shop menyediakan keranjang belanja yang memadai 2. Tidak ada kesulitan dalam pengembalian produk The Body Shop 3. Suasana yang nyaman pada saat berbelanja di The Body Shop 1. Saya merasa senang pada saat berbelanja di The Body Shop 2. The Body Shop layak dikunjungi dan bergengsi 3. Pilihan saya akan The Body Shop adalah benar dan masuk akal 4. Saya tidak merasa menyesal memilih The Body Shop 5. The Body Shop menyediakan produk dan jasa yang sesuai dengan harapan saya HASIL PENELITIAN 74 November 2012 Skala Likert Likert Likert ISSN: 1410 -9875 Muwaffick Hidayat Hasil Uji Reliabilitas 75 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 Hasil Uji Normalitas Hasil Uji Multikolinieritas Hasil Uji Heteroskedastisitas 76 November 2012 ISSN: 1410 -9875 Muwaffick Hidayat Hasil Uji Autokorelasi PENUTUP 1. H01 di tolak, Ha1 diterima, artinya terdapat pengaruh Store Layout terhadap Customer Satisfaction pada konsumen The Body Shop Di Mall Central Park Jakarta Barat. 2. H02 di tolak, Ha2 diterima, artinya terdapat pengaruh Store Prestige terhadap Customer Satisfaction pada konsumen The Body Shop Di Mall Central Park Jakarta Barat. 3. H03 di tolak, Ha3 diterima, artinya terdapat pengaruh Service Quality of Store terhadap Customer Satisfaction pada konsumen The Body Shop Di Mall Central Park Jakarta Barat. 4. H04 di tolak, Ha4 diterima, artinya terdapat pengaruh Products terhadap Customer Satisfaction pada konsumen The Body Shop Di Mall Central Park Jakarta Barat. 106 5. H05 di tolak, Ha5 diterima, artinya terdapat pengaruh InStore Promotion terhadap Customer Satisfaction pada konsumen The Body Shop Di Mall Central Park Jakarta Barat. 6. H06 di tolak, Ha6 diterima, artinya terdapat pengaruh Support Services and Equipment terhadap Customer Satisfaction pada konsumen The Body Shop Di Mall Central Park Jakarta Barat. 7. H07 di tolak, Ha7 diterima, artinya terdapat pengaruh Store Layout, Store Prestige, Service Quality of Store, Products, In-Store Promotion, dan Support Services and Equipment secara bersamasama terhadap Customer Satisfaction pada konsumen The Body Shop Di Mall Central Park Jakarta Barat secara simultan. Penelitian ini mempunyai beberapa kelemahan 1. Penelitian ini hanya terfokus pada 6 variabel independen yaitu Store Layout, Store Prestige, Service Quality of Store, Products, In-Store Promotion, dan Support Services and Equipment yang dapat mempengaruhi variabel dependen yaitu Customer Satisfaction. 2. Keterbatasan sampel yang diteliti dimana dalam penelitian menggunakan 100 responden dimana dianggap sudah mewakili populasi. Semakin banyak responden yang diteliti akan semakin baik dan tingkat kesalahan yang semakin kecil. 77 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 November 2012 REFERENSI Admin .2013. Bingkisan Ramadhan Ala The Body Shop. SWA Online, 12 Juli, http://swa.co.id/ (diakses 15 Desember 2014). Admin .2013. The Body Shop Indonesia Buka Toko ke-100. SWA Online, 29 November, http://swa.co.id/ (diakses 15 Desember 2014). Badan Pusat Statistik. Import by Commodity (HS) and Country of Origin January-December 2012. http://www.bps.go.id/. Badan Pusat Statistik. Jumlah Penduduk Indonesia tahun 2014. http://www.bps.go.id/. Body Shop. 2015. Gerai toko di Jakarta, http://www.bodyshop.co.id (diakses 08 April 2015) Clow, Kenneth E. and Donald Baack. 2012. Integrated Advertising, Promotion, and Marketing Communications: 5th Edition. England: Pearson Education. Face Shop. 2015. Gerai toko di Jakarta, http://www.faceshop.co.id (diakses 08 April 2015) Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Cetakan IV. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gujarati, Damodar N. and Dawn C. Porter. 2009. Basic Econometrics: 5th Edition. New York: McGraw-Hill/Irwin. Hair, Joseph F., William C. Black, Barry J. Babin, and Rolph E. Anderson. 2010. Multivariate Data Analysis: 7th Edition. New Jersey: Pearson Education, Inc. Hawkins and Mothersbaugh. 2013. Consumer Behaviour: 12th Edition. New York: McGraw-Hill/Irwin. Heizer, Jay, and Barry Render. 2011. Operations Management: 10th Edition. New Jersey: Pearson Education, Inc. Ismanthono, Henricus W, 2010. Kamus Istilah Ekonomi dan Bisnis. Jakarta: Buku Kompas. Johansson, Johny K., 2009. Global Marketing: 5th Edition. New York: McGrawHill/Irwin. Kotler, Philip, and Gary Armstrong. 2012. Principles of Marketing: 14th Edition. England: Pearson Education. Kotler, Philip, and Kevin Lane Keller. 2012. Marketing Management: 14th Edition. England: Pearson Education. Kotler, Philip, dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran: Edisi 12th Jilid 1. PT INDEKS. Kotler, Philip, dan Kevin Lane Keller. 2010. Manajemen Pemasaran: Edisi 13th Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Krajewski, Lee J., Larry P. Ritzman, Manoj K. Malhotra. 2013. Operations Management: 10th Edition. England: Pearson Education. Kustanto, Renalize.2010. IN STORE PROMOTION DALAM MENINGKATKAN IMPULSE BUYING. Journal Management. Kutlu, Rana, Banu Manav, and Ruken K lanc. 2013. Retail Design: Color-Light Influence on Brand Identity-Image Perception. Sciences Journal. pp, 598-606. 78 ISSN: 1410 -9875 Muwaffick Hidayat L’occitane. 2015. Gerai toko di Jakarta, http://www.l’occitane.co.id (diakses 08 April 2015) Loreal-finance.2013. Loreal Finance Annual Report 2013, http://www.lorealfinance.com/fr/ (diakses 13 Desember 2014) Lovelock, Christopher, and Jochen Wirtz. 2011. Service Marketing: 7th Edition. England: Pearson Education. Parasuraman, A. dkk. 1988. Servqual: A Multiple-Item Scale for Measuring Consumer Perseption of Service Quality. Journal of Retailing, Vol.64, pp. 12-40. Reddy, N. R. V. Ramana., T. N. Reddy, and B. Abdul Azeem. 2011. Influence of Store Satisfaction, Merchandise Quality, and Service Quality on Store Loyalty. International Journal of Trade, Economics and Finance, Vol. 2 No. 5, pp. 351-355. Satya S. 2011. In-Store Promotions and Its Effect on Apparel Purchase. Information Management and Business Review, Vol. 2 No.3, pp. 112-117 Segzin, Mete, and Senem Küçükköylü. 2014. Store's Atmosphere’s Importance in Creating Store’s Image in Sustainable Management of Store and a Research in Konya(Turkey) City. Journal of Advanced Management Science Vol. 2 No. 3,pp. 186-191. Sekaran, Uma, and Roger Bougie. 2013. Research Methods for Business: 5th Edition. United Kingdom: John Wiley & Sons. Ltd. Sopiah dan Syihabudhin. 2008. Manajemen Bisnis Ritel. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET (Penerbit ANDI) Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: ALFABETA CV. Intana Lila .2013. Tren Konsumen The Body Shop di Indonesia Bergeser.SWA Online, 23 Oktober, http://swa.co.id/ (diakses 15 Desember 2014). Tang WeiWei. 2007. IMPACT OF CORPORATE IMAGE AND CORPORATE REPUTATION ON CUSTOMER LOYALTY: A REVIEW. Management Science and Engineering, Vol. 1 No. 2, pp. 57-62. Tjiptono, Fandy, and Gregorius Chandra. 2005. Service, Quality & Satisfaction. Yogyakarta: ANDI OFFSET. Utami, Christina Whidya, 2006. Manajemen Ritel : Strategi dan Implementasi Ritel Modern. Jakarta: Salemba Empat. Vrechopoulos Adam P., Robert M. O’Keefe, Georgios I. Doukidis, and George J. Siomkos. 2004. Virtual store layout: an experimental comparison in the context of grocery retail. Journal of Retailing, 13-22. Women’s Wear Daily. The 2013 Beauty Inc Top 100. http://www.wwd.com/. Zeithaml, Valarie A., Mary Jo Bitner, and Dwayne D. Gremler. 2013. Service Marketing: 6th Edition. New York: McGraw-Hill. 79 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 Halaman ini sengaja dikosongkan 80 November 2012 JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 14, No. 2a, Is. 5, November 2012, Hlm. 81-94 ISSN: 1410 – 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA MUNGNIYATI STIE Trisakti [email protected] Abstrak: The aim of this research is to analyze and investigate the factors that influence of capital structure manufacturing company that listed in Indonesian Stock Exchange. Specifically, this research proposed following research question does firm size, profitability, business risk, time interest earned, growth of asset, asset structure and liquidity factor influence to capital structure in manufacturing company. This research population is manufacturing company that listed in Indonesian Stock Exchange in the year 2008 until year 2010. Intake of sample conducted with technique of purposive sampling and find 67 company fulfilling criterion as sample. Analysis technique implemented does multiple regression analysis models. The result of this research show that variable influence to capital structure in manufacturing company is firm size, time interest earned, assets structure, and liquidity variable while profitability, business risk, and growth of assets variable do not influence to capital structure. Keywords: Capital structure, firm size, profitability, business risk, time interest earned, growth of asset, asset structure and liquidity. PENDAHULUAN kebijakan dan membuat keputusan pendanaan yang tepat dalam berbagai kegiatan operasional perusahaan, baik jangka pendek maupun jangka panjang agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Masalah pendanaan merupakan hal penting karena berkaitan dengan kepentingan banyak pihak, seperti kreditor, pemegang saham, serta pihak manajemen perusahaan sendiri. Pesatnya perkembangan di bidang ekonomi menuntut perusahaan untuk dapat terus bertahan dalam persaingan global yang semakin kompetitif, serta mampu menghasilkan keuntungan untuk menjamin kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan. Dalam kondisi ekonomi seperti ini, perusahaan juga diharuskan untuk dapat menyusun 81 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 Sumber pendanaan dalam suatu perusahaan dibagi menjadi dua sumber, yaitu sumber pendanaan internal dan sumber pendanaan eksternal. Sumber pendanaan internal dapat berasal dari laba ditahan dan depresiasi aktiva tetap sedangkan sumber pendanaan eksternal dapat diperoleh dari hutang, baik hutang jangka pendek maupun jangka panjang dan saham yang diterbitkan oleh perusahaan. Keputusan manajemen mengenai penggunaan modal harus efisien, terutama dalam mencari sumber pendanaan alternatif untuk kemudian dianalisis terkait dengan pengambilan keputusan investasi. Keputusan pendanaan yang tidak tepat dapat menimbulkan biaya modal yang tinggi yang berpengaruh terhadap profitabilitas dan risiko keuangan dalam suatu perusahaan. Salah satu keputusan pendanaan adalah struktur modal. Struktur modal berkaitan dengan jumlah hutang dan modal sendiri yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan. Struktur modal yang efektif mampu menciptakan perusahaan dengan keuangan yang kuat dan stabil. Struktur modal menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan investor dalam menginvestasikan modalnya pada suatu perusahaan. Struktur modal yang baik adalah saat dimana perusahaan mampu menggunakan utang dan modal secara ideal. Tujuan perusahaan pada umumnya adalah meningkatkan nilai perusahaan dengan cara peningkatan kemakmuran pemilik dan pemegang saham. Kemakmuran pemegang saham dapat terlihat 82 November 2012 dari tingginya harga saham yang merupakan pencerminan dari keputusan investasi, kebijakan dividen dan keputusan pendanaan. Untuk mencapai tujuan perusahaan, pemegang saham menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada para manajer, dan para manajer dalam hal ini bertindak atas nama pemegang saham dalam memaksimumkan nilai perusahaan. Tetapi, terkadang hal tersebut akan menimbulkan konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham. Karena manajer sering memiliki tujuan lain yang berseberangan dengan tujuan utama perusahaan. Konflik yang disebabkan oleh pemisahan antara kepemilikan dan fungsi pengelolaan disebut konflik keagenan atau agency conflict. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Friska Firnanti (2011). Dalam penelitian yang dilakukan Firnanti (2011) menunjukan bahwa profitabilitas, time interest earned, dan pertumbuhan aktiva berpengaruh terhadap struktur modal, sedangkan ukuran perusahaan, dan risiko bisnis tidak berpengaruh terhadap struktur modal. RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Agency Theory Menurut Horne dan Wachowick (1998) dalam Prabansari dan Kusuma (2005), manajer merupakan agen dari pemegang saham, sebagai pemilik perusahaan (principal). Para pemegang saham berharap agen akan bertindak atas kepentingan mereka sehingga mendelegasikan wewenang kepada ISSN: 1410 -9875 agen. Apabila kedua belah pihak berusaha untuk memaksimumkan utility masing-masing, maka dapat dipastikan bahwa agent tidak akan berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi keinginan dari principal. Konflik kepentingan yang terjadi antara pihak manajer dan pemegang saham dapat diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang mensejajarkan kepentingan terkait, hal ini akan menimbulkan agency cost. Menurut (Godfrey et al. 2010, 362) mengidentifikasi agency cost menjadi 3 kelompok, yaitu: (1) Biaya pengawasan yang harus dikeluarkan oleh pemilik (monitoring cost), (2) Biaya yang dikeluarkan agen untuk meyakinkan pemilik (bonding cost), dan (3) Biaya pengorbanan akibat berkurangnya kemakmuran pemilik karena perbedaan keputusan antara pemilik dan agen (residual loss). Tarjo (2005) mengemukakan tiga cara untuk meminimalkan biaya keagenan, yaitu (1) Meningkatkan kepemilikan saham oleh manajemen. Dengan keterlibatan kepemilikan oleh manajer, maka manajer akan bertindak hati-hati karena ikut menanggung konsekuensi atas keputusan yang diambilnya (2) Mengurangi free cash flow yang dikuasai oleh manajemen, salah satu caranya adalah dengan pembagian dividen. Pembayaran dividen akan mempengaruhi kebijakan pendanaan, karena dengan pembayaran dividen akan mengurangi free cash flow, akibatnya perusahaan dalam memenuhi kebutuhan operasinya akan mencari alternatif sumber pendanaan yang relevan, dan (3) Mungniyati Meningkatkan leverage perusahaan dengan hutang. Dengan adanya hutang maka perusahaan harus melakukan pembayaran secara periodik atas bunga dan principal. Dengan demikian akan dapat menghindari investasi yang sia-sia Pecking Order Theory Teori ini dikenalkan pertama kali oleh Donalson pada tahun 1961 sedangkan penamaan teori ini dilakukan oleh Myers tahun 1984 (Prabansari dan Kusuma 2005). Pecking Order Theory secara singkat menyatakan bahwa: (1) Perusahaan menyukai internal financing, yaitu pendanaan yang berasal dari hasil operasi perusahaan berwujud laba ditahan, (2) Apabila pendanaan eksternal diperlukan, pertama-tama perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman, yaitu dimulai dengan penerbitan hutang (obligasi), kemudian diikuti oleh sekuritas yang berkarakteristik opsi seperti obligasi konversi (convertible bond), alternatif yang paling akhir adalah saham. Menurut Siregar (2005) dalam Joni dan Lina (2010) ada empat alasan yang mendasari Myers dalam pecking order theory memprediksi perusahaan lebih mengutamakan hutang daripada modal sendiri saat pendanaan eksternal dibutuhkan, yaitu: (1) Pasar menderita kerugian karena adanya asymetric information antara manajer dengan pasar. Asymetric information adalah situasi dimana manajer memiliki informasi yang lebih banyak mengenai prospek perusahaan daripada yang dimiliki investor. Dengan demikian, manajer cenderung tertarik untuk 83 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 menerbitkan saham baru saat overpriced, sedangkan penerbitan saham baru akan menyebabkan harga saham mengalami penurunan karena ditafsirkan sebagai sinyal buruk oleh para pemodal; (2) Hutang dan saham sama-sama membutuhkan biaya transaksi bagi perusahaan. Namun, biaya transaksi hutang relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan saham; (3) Perusahaan mendapatkan manfaat pajak dengan mengeluarkan sekuritas hutang. Manfaat pajak ini diperoleh oleh perusahaan karena adanya biaya bunga yang dapat dibebankan sebagai pengurang penghasilan kena pajak; (4) Kontrol manajemen, dalam hal ini insider ownership, yaitu pemilik oleh manajemen dapat dipertahankan apabila perusahaan menerbitkan sekuritas hutang. Struktur modal Struktur modal suatu perusahaan merupakan gabungan modal sendiri (equity) dan hutang perusahaan (debt). Modal sendiri berasal dari common stock, paid in capital, retained earning, dan dikurangi treasury stock. Modal sendiri juga dapat berupa external equity, yaitu apabila perusahaan menjual sebagian saham kepada investor. Hutang perusahaan berasal dari hutang kepada kreditur maupun penerbitan obligasi perusahaan. Berbagai macam sumber pendanaan menuntut manajer keuangan agar dapat memenuhi komposisi sumber pendanaan yang tepat bagi perusahaan (Margaretha dan Rizki 2010). Menurut Widjaja (2010) suatu pemilihan struktur modal yang optimal adalah hal yang penting yang harus diperhatikan 84 November 2012 oleh perusahaan karena pemilihan struktur modal tersebut akan mempengaruhi juga tingkat biaya modal (cost of capital) yang dikeluarkan oleh perusahaan. Bagi perusahaan manufaktur, tingkat biaya modal merupakan tingkat biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan dana untuk membiayai operasional perusahaan. Namun bagi investor, tingkat biaya modal merupakan tingkat pengembalian yang diinginkan (require rate of return) atas investasi suatu asset perusahaan berdasarkan risiko yang diterima. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan merupakan gambaran kemampuan finansial perusahaan dalam suatu periode tertentu. Ukuran perusahaan yang besar, dianggap sebagai indikator yang menggambarkan tingkat risiko bagi investor untuk melakukan investasi pada perusahaan, karena jika perusahaan memiliki kemampuan finansial yang baik, maka diyakini bahwa perusahaan tersebut juga mampu memenuhi segala kewajibannya serta memberikan tingkat pengembalian yang memadai bagi investor (Joni dan Lina 2010). Menurut Tomasila (2009) Size yang besar memudahkan perusahaan dalam masalah pendanaan. Size yang besar dan tumbuh bisa merefleksikan tingkat profit di masa mendatang. Perusahaan yang besar lebih bervariasi dalam menurunkan risiko kebangrutan. Penurunan risiko kebangkrutan diharapkan memberi suatu penurunan biaya kebangkrutan dan memungkinkan mereka untuk menggunakan utang lebih besar. ISSN: 1410 -9875 Profitabilitas Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Perusahaan dengan rate of return yang tinggi cenderung menggunakan proporsi hutang yang relatif kecil, karena dengan rate of return yang tinggi, kebutuhan dana untuk pengembangan usaha atau invetasi dapat diperoleh dari laba ditahan. Sesuai dengan Pecking Order Theory bahwa semakin tinggi profitabilitas perusahaan maka semakin besar pula tersedianya dana internal, sehingga perusahaan akan lebih memilih untuk mendanai dengan menggunakan dana internal untuk investasi, yang akan mengakibatkan penggunaan utang akan lebih kecil. Pada tingkat profitabilitas rendah, perusahaan menggunakan hutang untuk membiayai operasionalnya. Sebaliknya pada tingkat profitabilitas tinggi akan menghasilkan dana bagi perusahaan yang lebih banyak sehingga dapat digunakan sebagai penutup kewajiban atau pendanaan bagi perusahaan sehingga akan berdampak pada berkurangnya tingkat penggunaan hutang oleh perusahaan. Hal ini disebabkan perusahaan mengalokasikan sebagian besar keuntungan pada laba ditahan sehingga mengandalkan sumber internal dan menggunakan hutang rendah tetapi pada saat menghadapi profitabilitas rendah perusahaan menggunakan hutang tinggi sebagai mekanisme pentransfer kekayaan antara kreditur kepada principal (Indahningrum dan Handayani 2009). Mungniyati Risiko bisnis Risiko bisnis merupakan salah satu risiko yang dihadapi oleh perusahaan ketika menjalankan kegiatan operasinya, yaitu ketidakmampuan perusahaan untuk mendanai kegiatan operasionalnya. Menurut Gitman (2011, 601) risiko adalah kemungkinan perusahaan tidak dapat membayar hutang mereka pada saat jatuh tempo, dan hal ini dapat menyebabkan kebangkruta. Karena perusahaan dinilai perlu untuk menyediakan dana dalam jumlah yang memadai guna persiapan pelunasan hutangnya serta adanya beban bunga yang ditanggung perusahaan. Menurut (Saidi 2004 dalam Seftianne dan Handayani 2011) risiko bisnis merupakan ketidakpastian yang dihadapi perusahaan dalam menjalankan usahanya. Perusahaan manufaktur yang memilki risiko bisnis yang tinggi tentunya akan menghindari penggunaan hutang dalam mendanai perusahaan, karena dengan menggunakan hutang risiko likuiditas perusahaan akan semakin meningkat. Time interest earned Times Interest Earned yaitu perbandingan antara pendapatan sebelum pajak terhadap bunga hutang jangka panjang. Times Interest Earned merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga dengan menggunakan pendapatan yang diperoleh perusahaan (Baral 2004 dalam Firnanti 2011). Menurut Gitman (2011, 78) times interest earned kadang-kadang disebut interest coverage ratio, yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam 85 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 melakukan pembayaran bunga kontraktual. Semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar bunga atas kewajibannya, maka semakin besar kesempatan perusahaan untuk memperoleh pendanaan berupa pinjaman. Pertumbuhan aktiva Pertumbuhan aktiva pada dasarnya menggambarkan bagaimana perusahaan manufaktur menginvestasikan dana yang dimiliki untuk kegiatan operasi dan investasi. Peningkatan jumlah aktiva, baik lancar maupun aktiva jangka panjang membutuhkan dana, dengan alternatif pendanaan internal atau dengan pendanaaan eksternal (Joni dan Lina 2010). Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang cepat harus lebih banyak mengandalkan pada modal eksternal. Menurut Brigham dan Erhardt (2005) dalam Tomasila (2009) perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi akan bergantung pada modal eksternal dikarenakan dana internal perusahaan tidak mencukupi untuk mendukung pertumbuhannya yang tinggi, lebih lanjut floating cost untuk mengeluarkan saham lebih tinggi jika dibandingkan dengan mengeluarkan obligasi. Dengan demikian maka perusahaan manufaktur dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi akan lebih banyak mengeluarkan surat utang dibandingkan dengan perusahaan yang tingkat pertumbuhannya rendah. Struktur aktiva Struktur aktiva dalam penelitian ini adalah rasio yang menggambarkan proporsi total 86 November 2012 aktiva tetap yang dimiliki perusahaan dengan total aktiva perusahaan (tangibility). Tujuan dari perhitungan rasio ini adalah untuk mengetahui seberapa besar porsi aktiva tetap yang dapat dijadikan perusahaan sebagai jaminan atas pinjaman yang dilakukannya (Margaretha dan Sari 2005 dalam Joni dan Lina 2010). Struktur aktiva juga dapat mempengaruhi fleksibilitas perusahaan dalam menentukan alternatif pendanaan ekternal karena dianggap memiliki tingkat risiko kebangkrutan yang relatif lebih rendah daripada perusahaan dengan rasio aktiva tetap yang rendah. Semakin tinggi struktur aktiva maka penggunaan modal sendiri akan semakin tinggi atau struktur modalnya semakin rendah. Tingkat likuiditas Tingkat likuiditas diukur dengan menggunakan rasio likuiditas (Liquidity Ratio) untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan sumber daya jangka pendek (atau lancar) yang tersedia untuk memenuhi kewajiban tersebut. Salah satu rasio likuiditas yang akan digunakan adalah Current Ratio (Rasio Lancar) (Margaretha dan Rizky 2010). Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan manufaktur untuk membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya. Biasanya aktiva lancar terdiri dari kas, surat berharga, piutang, dan persediaan, sedangkan kewajiban lancar terdiri dari hutang bank jangka pendek atau hutang lainnya yang mempunyai jangka waktu kurang dari satu tahun. ISSN: 1410 -9875 Ukuran Perusahaan dan Struktur Modal Dalam penelitian Firnanti (2011) menemukan bahwa ukuran perusahaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal. Ukuran perusahaan yang besar tidak menjamin kelangsungan hidup perusahaan maupun lancarnya kegiatan operasional perusahaan. Dengan demikian ukuran perusahaan tidak menjamin minat investor maupun kreditor dalam menanamkan dananya ke perusahaan manufaktur. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Sri (2009), Margaretha dan Rizky (2010), serta Joni dan Lina (2010), tetapi hasil ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Prabansari dan Kusuma (2005) yang menemukan pengaruh yang signifikan antara ukuran perusahaan dan struktur modal, hasil ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Dianae et al (2007), Abor (2008), Tomasila (2009), Yoga (2010), serta Seftianne dan Handayani (2011). perusahaan Ha1: Ukuran berpengaruh terhadap struktur modal. Profitabilitas dan Struktur modal Hasil penelitian variabel profitabilitas terhadap variabel struktur modal menurut Firnanti (2011) bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan manufaktur. Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi memiliki dana internal yang lebih tinggi, sehingga mendorong penggunaan utang menjadi lebih sedikit. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian, Prabansari dan Kusuma (2005), Mungniyati Tomasila (2009), Ruslim (2009), Joni dan Lina (2010), Sri (2009), Margaretha dan Rizki (2010), serta Widjaja (2010). Tetapi hasil penelitian tersebut tidak konsisten dengan penelitian Dianae et al (2007) bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap struktur modal, hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Seftianne dan Handayani (2011). berpengaruh Ha2: Profitabilitas terhadap struktur modal. Risiko Bisnis dan Struktur Modal Hasil penelitian risiko bisnis terhadap struktur modal menurut Firnanti (2011) menunjukan bahwa risiko bisnis tidak mempunyai pengaruh terhadap struktur modal perusahaan manufaktur. Meskipun risiko bisnis yang besar dapat mengarah pada kebangkrutan perusahaan, namun tingkat risiko yang tinggi dapat memungkinkan kreditor untuk menuntut tingkat pengembalian yang lebih tinggi. Selain itu kreditor dapat mengandalkan aktiva tetap perusahaan sebagai jaminan dari pendanaan atau pinjaman yang diberikan. Dengan demikian tingkat risiko bisnis tidak dapat menunjukan secara pasti sumber pendanaan yang dipilih perusahaan. Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian Dianae et al (2007), Sri (2009), Joni dan Lina (2010), dan Seftianne (2011). Tetapi hasil ini tidak konsisten dengan penelitian Prabansari dan Kusuma (2005). Ha3: Risiko bisnis berpengaruh terhadap struktur modal. 87 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 Time interest earned dan struktur modal Penelitian mengenai time interest earned terhadap struktur modal berdasarkan hasil penelitian Firnanti (2011) time interest earned mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap struktur modal perusahaan manufaktur. Semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar bunga atas kewajibannya, maka semakin besar kesempatan perusahaan untuk memperoleh pendanaan berupa pinjaman. Hasil ini menunjukan bahwa time interest earned berpengaruh terhadap struktur modal. interest earned Ha4: Time berpengaruh terhadap struktur modal. Pertumbuhan Aktiva dan Struktur Modal Penelitian variabel pertumbuhan aktiva terhadap struktur modal berdasarkan hasil penelitian Firnanti (2011) bahwa pertumbuhan aktiva mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap struktur modal perusahaan manufaktur. Tingkat pertumbuhan yang tinggi akan meningkatkan jumlah aktiva yang digunakan, sehingga meningkatkan jumlah dana yang dibutuhkan oleh perusahaan. Hasil ini didukung juga dengan penelitian Prabansari dan kusuma (2005), Tomasila (2009), Margaretha dan Rizky (2010), serta Joni dan Lina (2010). Sedangkan hasil yang berbeda dihasilkan dari penelitian Sri (2009) yang menyatakan pertumbuhan aktiva tidak berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. 88 November 2012 Aktiva Ha5: Pertumbuhan berpengaruh terhadap struktur modal. Struktur Aktiva dan Struktur Modal Hasil penelitian struktur aktiva dan struktur modal berdasarkan penelitian Joni dan Lina (2010) menunjukan bahwa struktur aktiva memiliki pengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan manufaktur. Hal ini menjelaskan bahwa perusahaan dengan porsi aktiva tetap yang besar akan memiliki kemudahan dalam pengadaan hutang karena aktiva tetap dianggap sebagai jaminan. Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian Dianae et al (2007), Hadianto dan Tayana (2009), serta Sri (2009). Tetapi hasil ini tidak konsisten dengan penelitian Seftianne dan Handayani (2011) yang menyatakan bahwa struktur aktiva memiliki nilai koefisien negatif, dan tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Ha6: Struktur Aktiva berpengaruh terhadap struktur modal. Tingkat Likuiditas dan Struktur modal Hasil penelitian tingkat likuiditas dan struktur modal yang dilakukan oleh Margaretha dan Rizky (2010) menunjukan bahwa tingkat likuiditas berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Widjaja (2010). likuiditas Ha7: Tingkat berpengaruh terhadap struktur modal. ISSN: 1410 -9875 Mungniyati METODA PENELITIAN Pemilihan Sampel Metoda penelitian sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling. Dibawah ini merupakan hasil dari proses pemilihan sampel: Tabel 1 Prosedur Pemilihan Sampel No 1 2 3 4 5 6 Keterangan Perusahaan manufaktur yang konsisten terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2007 sampai 2010 Perusahaan manufaktur yang tidak menerbitkan laporan keuangan yang berakhir pada 31 Desember Perusahaan manufaktur yang tidak menerbitkan laporan keuangan dalam mata uang Rupiah Perusahaan manufaktur yang tidak menghasilkan laba secara terus menerus selama periode penelitian Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki non current liabilities selama periode penelitian Perusahaan yang tidak memiliki beban bunga (Interest expense) selama periode penelitian Total perusahaan yang dijadikan sampel Total data sebelum outlier Total data yang terjadi outlier Total data sampel Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Struktur Modal (DR) Struktur modal adalah gabungan dari berbagai sumber pendanaan, dengan kategori utamanya adalah hutang dan ekuitas, yang digunakan perusahaan untuk mendanai investasi-investasi asetnya. Struktur modal diukur membandingkan non current liabilities dengan total aktiva (total assets) ditulis dengan rumus: Non current liabilities DR= Total assets Ukuran perusahaan (Size) merupakan ukuran atau besarnya Jumlah perusahaan 123 (3) (8) (34) (1) (10) 67 201 (24) 177 asset yang dimiliki perusahaan. Menurut (Sri, 2009) ukuran perusahaan dapat diukur dengan total aktiva perusahaan, asumsi yang mendasar adalah bahwa investor akan membaca atau menggunakan laporan keuangan perusahaan untuk mempertimbangkan keputusan investasi dalam saham perusahaan. Diukur dengan rumus: Size = Ln (total assets) Profitabilitas (profitability) adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Ukuran dari profitabilitas yang digunakan dalam model penelitian ini diukur dengan menggunakan Net Profit 89 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 Margin (NPM) sebagai profitabilitas. Net Income NPM = Total Sales ukuran Risiko bisnis adalah ketidakpastian yang dihadapi perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Variabel ini diberi simbol (RISK) dan dapat diukur menggunakan skala rasio dengan rumus: Riskit = STD Returnit Return saham dapat dengan cara : Pi,i – Pi,t-1 Return = Pi,t-1 dihitung Pi,i : Closing Price bulanan pada bulan t Pi,t-1 : Closing Price bulanan pada bulan t-1 STD : Standar Deviasi Time interest earned merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga dengan menggunakan pendapatan yang diperolehnya. Mengacu pada Gitman (2011) time interest earned dihitung menggunakan skala rasio dengan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dibagi dengan beban bunga, rumusnya adalah sebagai berikut: Earning Before Interest and Taxes Time interest = earned Interest expense Pertumbuhan aktiva adalah perubahan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Mengacu pada 90 November 2012 penelitian Joni dan Lina (2010), pertumbuhan aktiva diukur dengan menghitung proporsi peningkatan total aktiva dari tahun sebelumnya dibandingkan dengan tahun berjalan. Skala yang digunakan adalah skala rasio dan rumus perhitungan pertumbuhan aktiva adalah sebagai berikut: TAt – TAt-1 Pertumbuhan Aktiva = TAt-1 Struktur aktiva menggambarkan besarnya aktiva yang dapat dijaminkan perusahaan ketika perusahaan melakukan pinjaman kepada pihak kreditur. Pengukuran struktur aktiva dalam penelitian ini menggunakan skala rasio dan dirumuskan sebagai berikut: Total Aktiva Tetap FAR = Total Aktiva Tingkat likuiditas adalah tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek yang dimiliki dengan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan. Tingkat likuiditas dapat diukur menggunakan rumus current ratio (CR) sebagai berikut: Aktiva Lancar CR = Hutang Lancar HASIL PENELITIAN Statistik deskriptif untuk mengetahui karakteristik sampel yang digunakan, dapat dilihat pada tabel berikut: ISSN: 1410 -9875 Mungniyati Tabel 2 Statistik Deskriptif Variabel N DR SIZE NPM RISK TIE GROWTH FAR CR 177 177 177 177 177 177 177 177 Minimum Maximum 0,0014 25,0114 0,0006 0,0000 0,8218 -0,3235 0,0052 0,4818 0,5490 32,3571 0,2415 0,5475 291,8514 0,6173 0,7637 5,6858 Mean 0,134985 27,870232 0,064000 0,155688 15,705655 0,092602 0,371738 1,785670 Std. Deviation 0,1240259 1,4651956 0,0521057 0,0986603 37,0057952 0,1537443 0,1789150 0,8208578 Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3 Hasil Pengujian Hipotesis Variabel SIZE NPM RISK TIE GROWTH FAR CR Sig. 0,000 0,316 0,399 0,000 0,533 0,000 0,004 Variabel ukuran perusahaan (SIZE) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi ini lebih kecil dari α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh secara individual terhadap struktur modal, artinya hipotesis alternatif (Ha1) diterima. Variabel profitabilitas (NPM) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,316. Nilai signifikansi ini lebih besar dari α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa variabel profitabilitas tidak berpengaruh secara individual terhadap struktur Keterangan Berpengaruh Tidak berpengaruh Tidak berpengaruh Berpengaruh Tidak berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh modal, artinya hipotesis alternatif (Ha2) tidak dapat diterima. Variabel risiko bisnis (RISK) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,399. Nilai signifikansi ini lebih besar dari α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa variabel risiko bisnis tidak berpengaruh secara individual terhadap struktur modal, artinya hipotesis alternatif (Ha3) tidak dapat diterima. Variabel time interest earned (TIE) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi ini lebih kecil dari α (0,05), maka dapat disimpulkan 91 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 bahwa variabel time interest earned berpengaruh secara individual terhadap struktur modal, artinya hipotesis alternatif (Ha4) diterima. Variabel pertumbuhan aktiva (GROWTH) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,533. Nilai signifikansi ini lebih besar dari α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa variabel pertumbuhan aktiva tidak berpengaruh secara individual terhadap struktur modal, artinya hipotesis alternatif (Ha5) tidak dapat diterima. Variabel struktur aktiva (FAR) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi ini lebih kecil dari α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa variabel struktur aktiva berpengaruh secara individual terhadap struktur modal, artinya hipotesis alternatif (Ha6) diterima. Variabel tingkat likuiditas (CR) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,004. Nilai signifikansi ini lebih kecil dari α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa variabel tingkat likuiditas berpengaruh secara individual terhadap struktur modal, artinya hipotesis alternatif (Ha7) diterima. PENUTUP Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa ukuran perusahaan, time interest earned, struktur aktiva, dan tingkat likuiditas mempengaruhi struktur modal perusahaan manufaktur. 92 November 2012 Profitabilitas, risiko bisnis, dan pertumbuhan aktiva tidak mempengaruhi struktur modal perusahaan manufaktur. Keterbatasan penelitian ini adalah periode penelitian yang relatif pendek, yaitu hanya 3 tahun. Penelitian ini hanya menggunakan 7 variabel independen, masih terdapat variabel independen lain yang mungkin berpengaruh terhadap struktur modal. Penelitian ini hanya menggunakan perusahaan manufaktur sebagai objek penelitian sehingga belum mencakup seluruh jenis perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, seperti perusahaan keuangan, jasa dan dagang. Dalam penelitian ini terdapat 3 variabel independen yang terjadi heteroskedastisitas. Untuk mengatasi keterbatasan dalam penelitian ini, peneliti memberikan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya antara lain memperpanjang periode penelitian sehingga dapat memperoleh hasil yang sesuai dengan teori dan menangkap situasi yang memerlukan pengamatan yang cukup lama dan lebih mencerminkan keadaan perusahaan dalam jangka panjang. Memperluas populasi penelitian tidak hanya perusahaan manufaktur, seperti perusahaan keuangan, perdagangan, atau jasa. Serta menambahkan variabel lain yang diharapkan dapat memiliki pengaruh terhadap struktur modal berdasarkan tren yang terjadi. ISSN: 1410 -9875 Mungniyati REFERENSI: Abor, Joshua. 2008. Determinants of the Capital Structure of Ghanaian Firms. AERC Research Paper 176. African Economic Research Consortium, Nairobi. University of Ghana Business School. Dianae, Hola, Sutirisno, dan Prihat Asih. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Hola Dianae, Universitas Brawijaya. Firnanti, Friska. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 13, No. 2, Hlm 119-128. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Edisi 5. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Godfrey, Jayne et al. 2010. Accounting Theory 7th Edition. Jakarta: John Wiley Hair, Joseph F. et al. 2006. Multivariate Data Analysis 6th Edition. Prentice Hall Hadianto, Bram, dan Christian Tayana. 2009. Pengaruh Risiko Sistematik, Struktur Aktiva, Profitabilitas, dan Jenis Perusahaan Terhadap Struktur Modal Emiten Sektor Pertambangan: Pengujian Hipotesis Static-Trade Off. Jurnal Universitas Kristen Maranatha. Hal 15-39 Indahningrum, Rizka Putri dan Ratih Handayani. 2009. Pengaruh Kepemilikan Managerial, Kepemilikan Institusional, Dividen, Pertumbuhan Perusahaan, Free Cash Flow dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.11, No. 3, Hlm.189-207. Joni, dan Lina. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 12, No. 2, Hlm 81-96. Gitman, J. Lawrence, and Chad J. Zutter. 2011. Principles of Managerial Finance. 13th Edition, Jakarta: Pearson. Margaretha, Farah, dan Aditya Rizky Ramadhan. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Industri Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 12, No. 2, Hlm 119-130. Prabansari, Yuke, dan Hardi Kusuma. 2005. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Go Public di Bursa Efek Jakarta. SINERGI, Hlm. 1-15. Ruslim, Herman. 2009. Pengujian Struktur Modal (Teori Pecking Order):Analisis Empiris Terhadap Saham di LQ-45. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 11, No. 3, Hlm 209-221. Santoso, Singgih. 2012. Aplikasi SPSS pada Statistik Multivariat. Jakarta: Elex Media Komputindo Seftianne, dan Ratih Handayani. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 13, No. 1, Hlm 39-56. Susanto, Yulius Kurnia. 2011. Kepemilikan Saham, Kebijakan Dividen, Karakteristik Perusahaan, Risiko Sistimatik, Set Peluang Investasi dan Kebijakan Hutang. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 13, No. 3, Desember 2011, Hlm. 195-210. 93 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 November 2012 Sri, Endang, Utami. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur. FENOMENA, Vol. 7, No. 1, Hlm 39-47. Tomasila, Mozes. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Universitas Kristen Indonesia Maluku, Vol. III, No. 1, Hlm 1-18. Yoga, 2010. Pengaruh Risiko Bisnis, Struktur Aktiva, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Pertumbuhan Terhadap Struktur Modal. Jurnal AKMENIKA UPY, Vol. 6, Hal 21-50. Widjaja, Indra. 2010. Pengaruh Profitabilitas, Aktivitas dan Likuiditas Terhadap Capital Structure Perusahaan dalam Industri Barang Konsumsi. Jurnal Manajemen, No. 03, Hlm 275-283. 94 JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 14, No. 2a, Is. 5, November 2012, Hlm. 95-100 ISSN: 1410 – 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA PENGARUH SERVICE MARKETING MIX ELEMENTS TERHADAP CUSTOMER BASED BRAND EQUITY NUNO SUTRISNO [email protected] Abstract: The purpose of this research is to analyze the effect of service marketing mix elements on customer based brand equity at PT JNE in Jakarta. Data for this research came from 150 respondents works as manager and use JNE for private business. For testing, analysis, and decision making about the hypothesis, this research used SPSS(Statistical Package for Social Sience). The result of this research showed that service marketing mix elements influenced by stimultaneously to brand awareness, brand image, brand loyalty and perceived quality. Keywords: Service Marketing Mix, Customer Based Brand Equity, JNE PENDAHULUAN Soeprapto Suparno bersama Johari Zein. Perusahaan ini memulai kegiatannya dengan delapan karyawan dan modal 100 miliar rupiah. Pusat kegiatan usahanya yaitu penanganan kegiatan kepabean, impor kiriman barang, dokumen, serta pengantaranya dari luar negeri ke Indonesia. Selama bertahun-tahun TIKI dan JNE berkembang menjadi dua perusahaan yang punya arah sendiri. Karena persaingannya di pasar domestik, JNE juga memusatkan memperluas jaringan domestik. Dengan jaringan domestiknya TIKI dan namanya, JNE mendapat keuntungan persaingan dalam pasar domestik. Selama bertahun-tahun TIKI dan JNE berkembang menjadi dua perusahaan yang punya arah Geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan memberikan satu tantangan dalam hal perdagangan, yakni dibutuhkan sistem distribusi yang dapat mengirimkan barang dari penjual ke pembeli yang berbeda lokasi, antar kota, antar provinsi, bahkan antar pulau. Menurut Asosiasi Perusahaan Jasa, Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (ASPERINDO), jasa pengiriman barang akan terus menjadi kebutuhan masyarakat selama perdagangan masih ada dan masih dibutuhkan distribusi barang dagang dari satu lokasi ke lokasi yang lain. Tiki JNE didirikan pada tanggal 26 November 1990 oleh H. 95 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 sendiri. Karena itu, keduanya menjadi saingan dan akhirnya JNE menjadi perusahaan sendiri dengan manajemen diri sendiri. JNE meluncurkan logonya sendiri pada tahun 2000 dan berpisah dari TIKI. JNE lalu berusaha melakukan inovasi dengan memberikan layanan yang berbeda dengan TIKI. Kesan awal, masyarakat menganggap layanan JNE lebih mahal dari yang lainnya. Ini karena segemen yang dibidik memang segmen premium. Pengembangan produk dan layanan yang berbeda di JNE antara lain menyediakan jasa kurir, logistik, money remittance hingga jasa kargo. Sebagai sister company dengan TIKI, secara etika bisnis, JNE menghadapi kesulitan tidak boleh beradu harga dan layanan dengan TIKI. Namun, ternyata industri pengiriman berkembang dan pasarnya ikut membesar sehingga JNE tidak perlu berebut pasar. Perlahan-lahan JNE menemukan banyak layanan baru yang tidak terpikir sebelumnya. Dari tahun ke tahun, pertumbuhan bisnis JNE semakin baik, bahkan di atas rata-rata pertumbuhan industri. Industri sendiri bertumbuh hanya sebesar 10% – 15%, namun bisnis JNE tumbuh hingga 20% tiap tahunnya.. KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Lovelock dan Wirtz (2011: 44) menyatakan bahwa service marketing mix “representing the key ingredients to create viable strategy for metting costumer needs profitability in competitive market place.” 96 November 2012 Menurut Kotler dan Keller (2012: 378), definisi jasa adalah sebagai berikut:“A service is any act or performance that one party can offer to another that is essentially intangible and does not result in the ownership of anything”. Kotler dan Keller (2012, 405) mengungkapkan bahwa “Price is the one element of the marketing mix that produces revenue.” Menurut Kotler dan Keller (2012: 380) “Place is where the offering will be accessible.” Kotler dan Keller (2012: 498) mengemukakan bahwa “promotion are the means by which firms attempt to inform, persuade, and remind consumer directly or indirectly about the product and brand they sell” Definisi people menurut Lovelock dan Wirtz (2011: 621) adalah “People is customers and employess involved in service production.” Kotler dan Keller (2012: 47) berpendapat bahwa “process reflect all creativity, discipline, and structure brought to marketing management.” Lovelock & Wirtz (2011: 622) berpendapat bahwa “physical environment is visual or other tangible clues that provide evidence of service quality.” Menurut Kotler dan Keller (2012: 266) customer based brand equity adalah “the differential effect brand knowledge has on cosumer response to the marketing of the brand.” Menurut Aaker (1991: 38) “Brand Equity is a assets and liabilities linked to a brand, its name and symbol, that added to or subtract from the value provided by a ISSN: 1410 -9875 product or service to a firm and or that firm’ s customers.” Menurut Aaker (1991: 39), “the affection felt by a costumer to a particular brand.” Brand Awareness menurut Aaker (1991: 61) adalah “ability of a potential buyer to recognize or recall that a brand is a member of a certain product category.” Brand image menurut Aaker (1991: 109) adalah “a brand image is a set of associations, ussualy organized in some meaningful way” Aaker (1991: 85) mengemukakan “perceived quality is the customer’s perception of the overall quality or superiority of a product or service with resect to its intended purpose, relatives to alternatives.” Model Penelitian Gambar 1 Model Penelitian Berdasarkan model penelitian yang telah dijelaskan, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ha1: Terdapat pengaruh service marketing mix elements terhadap brand awareness pelanggan JNE di Jakarta. Ha2: Terdapat pengaruh service marketing mix elements terhadap brand image pelanggan JNE di Jakarta. Nuno Sutrisno Ha3: Terdapat pengaruh service marketing mix elements terhadap perceived quality pelanggan JNE di Jakarta. Ha4: Terdapat pengaruh service marketing mix elements terhadap brand loyalty pelanggan JNE di Jakarta. METODE PENELITIAN Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif dan kausalitas. Penelitian deskriptif menurut Sekaran (2013) adalah penelitian yang bertujuan untuk menyajikan kepada peneliti sebuah profil atau beberapa faktor fenomena yang menarik dari individu, organisasi, dan orientasi industri , dan berbagai perspektif lain, sedangkan penelitian kausalitas menurut Sekaran (2013) adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui penyebab masalah satu atau lebih, dan penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan karakteristik suatu variable pada keadaan tertentu. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah pelanggan PT. Jalur Nugraha Ekakurir (JNE). Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data primer. Kuisioner disebar di seluruh wilayah Jakarta, dimana responden yang dicari adalah yang bekerja sebagai manager, tinggal di DKI Jakarta, pernah menggunakan jasa kurir JNE minimal 3 kali dalam 1 tahun, dan responden menggunakan jasa untuk diri sendiri. 97 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 November 2012 Definisi Operasional No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 98 Tabel 1 Definisi Operasional Indikator Pernyataan Aftersales service Pengembangan layanan baru Updates Pelayanan yang beragam Pelayanan yang menguntungkan Price Pilihan pembayaran Harga rasional Sesuai dengan kualitas Harganya bersaing Place Cabang Jumlah outlet Lokasi Promotion Kreatif rutin kredibel penawaran khusus People Kecepatan pelayanan Kemampuan menjawab Perlakuan yang special terlatih siap membantu Physical Evidence Seragam Fasilitas publik Modern kenyamanan Process Kecepatan Ketepatan janji Free of errors Serius komitmen Brand Awareness Mudah diingat Kedekatan Top of mind Brand Image keterikatan Berbeda dari brand lain Value kepercayaan Perceived Quality Kualitas Konsisten Bisa diandalkan Superior Brand Loyalty Repeat purchase Word of mouth Endorse Variabel Service Nature Skala Likert Likert Likert Likert Likert Likert Likert Likert Likert Likert Likert ISSN: 1410 -9875 Nuno Sutrisno HASIL PENELITIAN Pengujian Hipotesis Adjusted Std. Error of R Square the Estimate a 1 ,543 ,260 1,65728 2 ,738a ,522 2,18913 3 ,834a ,680 1,45152 4 ,743a ,530 1,22715 Sumber: Pengolahan data SPSS R Hipotesis Hipotesis Hipotesis Hipotesis F hitung F tabel 8,495 24,281 46,215 25,050 2,07 2,07 2,07 2,07 Uji Regresi Berganda Hipotesis 1 Y = 4,574 + 0.081x1 +0,083x2 + 0,183x3 + 0,224x4 - 0,017 x5 – 0,184x6+ 0,103 x7+ e Hipotesis 2 Y = 2,330 + 0,398x1 +0,218x2– 0,16x3 + 0,249x4 - 0,069x5 – 0,075x6 + 0,302x7+ e Hipotesis 3 Y = 0,639 + 0.090x1 +0,176x2 - 0,097x3 + 0,137x4- 0,017x5 + 0,008x6+ 0,490x7+ e Hipotesis 4 Y = 1,913 + 0.020x1 +0,137x2 - 0,036x3 + 0,093x4 - 0,039x5 + 0,049x6+ 0,302x7+ e PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian service marketing mix elements memiliki pengaruh terhadap brand awareness, brand image, perceived quality, dan brand loyalty. Beberapa keterbatasan yang peneliti peroleh selama proses penyusunan skripsi adalah Keterbatasan waktu, tenaga dan biaya sehingga penelitian ini menggunakan 150 responden, penelitian ini hanya dilakukan pada pelanggan JNE yang berada di wilayah Jakarta, responden yang diambil hanya responden yang tinggal di Jakarta, bekerja sebagai Manajer dan menggunakan layanan JNE untuk keperluan pribadi Berdasarkan keterbatasan penelitian diatas maka rekomendasi bagi penelitian selanjutnya adalah melakukan penelitian menggunakan faktor-faktor lain yang mempengaruhi costumer based brand equity, sebaiknya jumlah sampel yang digunakan dapat ditambah sehingga hasil yang diperoleh lebih akurat, disarankan memilih objek penelitian yang berbeda, seperti perusahaan pengiriman lainnya. REFERENSI Dmour, Hani Al, Zubi’bi M.F .Al-Zu’bi and Dana Kakeesh.2013. “The Effect of Service Marketing Mix Elements on Costumer – Based Brand Equity: An Empirical Story on Mobile Telecom Service Recipients in Jordan. Canadian Center of Science and Education. David 1991, Managing Brand Equity. Newyork : The Free Press 99 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 November 2012 Ennew, Watkins & Wright 1998.Marketing Financial Service. Butterworth Heinemann Gujarati, Damodar N and Dawn C. Porter. 2009. Basic Econometrics, 5th Edition. New York: McGraw-Hill Education Hair. Joseph. F, Rolph E, Anderson, Ronald. L, Babin,, Barry. J, Wiliam. 2010. Multivariate Data Analysis : A Global Perspective. 7th Edition, New Jersey : Pearson Prentice Hall Kotler. Phipil. And Kevin Lane Keller. 2012. Marketing Management. 14th Edition, USA : Pearson Educational Internationa Keller, Kevin Lane. 2013. Strategic Brand Management. London: Pearson Lovelock, Christopher., & Jochen Wirtz. 2011. Service Marketing. 7th Edition. Pearson Education Inc. Sekaran, Uma and Bougie.2013. Research Method for Business. 5th Edition. United Kingdom: John Wiley& Sons, Ltd Schiffman, Leon G and Leslie Lazar Kanuk. 2010. Consumer Behavior. New Jersey : Pearson. Zeithaml, Valarie A, & Mary Jo Bitner. 2013. Service Marketing: Integreating Costumer Focus Across the firm. 6th Edition. McGraw Hill Modul Lab Statistik Trisakti School of Management 2013 Anderson, David R., Dennis J. Sweeney, and Thomas A. 2011. Statistics for business and economics 11th edition. South – western : CENGANGE Learning Kurtz, David L., & Boone. 2010. Principles of Contemporary Marketing. Edition 14e. South – Western Cengange Learning 100 JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 14, No. 2a, Is. 5, November 2012, Hlm. 101-112 ISSN: 1410 – 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI, DAN KOMUNIKASI TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI NURTI WIDAYATI STIE TRISAKTI [email protected] Abstract: The purpose of this research is to identify the influence of Leadership, Organizational Culture,and Communication towards Employee Discipline PT Telkom BSD Tangerang. The data that use are from 100 sample employee at PT Telkom. The sampling method used with purposive sampling and the data that used questionare. The result from simple regression models shows that: (1) leadership has significant influence towards employee discipline PT Telkom, (2) organizational cultre has significant influence towards employee discipline PT Telkom, (3) communication has significant influence towards employee discipline PT Telkom. The result of the research showed that leadership, organizational culture, and communication has significant influence towards the employee discipline PT Telkom. Keywords: leadership, organizational culture, communication PENDAHULUAN keduanya sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Telkom dalam melayani permintaan masyarakat selalu berusaha meningkatkan kualitas layanannya namun Telkom memiliki kendala dalam usahanya seperti pembangunan “DP Area” yang masih minim, studi otomatis tidak dapat dilakukan dan permintaan layanan yang dilakukan oleh masyarakat, contohnya: telepon/speedy/IPTV dalam pelanggan baru yang tidak dapat di validasi oleh Telkom(http:www.academia.edu/la poran_gladi_kita). Oleh karena itu Pada era globalisasi saat ini perkembangan teknologi telekomunikasi dan informasi sudah sangat berkembang. Masyarakat sangat mendukung dengan adanya perkembangan teknologi untuk mendapatkan informasi yang terbaru dalam segala bidang. Telkom yang bergerak dalam bidang telekomunikasi dan bertanggung jawab dalam penyediaan sarana dan prasarana telekomunikasi, seperti (jaringan telepon rumah dan jaringan internet speedy) yang 101 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 usaha jasa telekomunikasi merupakan usaha yang memerlukan komunikasi yang khusus dalam penyelenggaraanya agar dapat memberikan pelayanan yang memuaskan kepada para pelanggan. Dalam menghadapi sebuah persaingan yang begitu bebas dan ketat, perusahaan harus menyusun rencana strategi pengembangan SDM.Karena SDM disini adalah asset yang menjadi tonggak dalam memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan. SDM diperlukan pelayanannya agar dapat menunjang jalannya perusahaan dalam mengimbangi perkembangan dan persaingan dunia usaha yang cukup pesat. Bagus tidaknya image suatu perusahaan sektor telekomunikasi sangat dipengaruhi oleh dukungan manajemen perusahaan tersebut, manajemen perusahaan merupakan salah satu faktor terpenting dalam berkembang dan meningkatkan kualitas perusahaan sektor telekomunikasi supaya lebih baik dan menarik minat para pelanggan. Untuk meningkatkan kualitas perusahaan sektor telekomunikasi diperlukan sumber daya manusia yang baik karena semakin tinggi kualitas sumber daya manusia, maka semakin besar pelayanan yang dapat diberikan kepada pelanggan untuk mencapai kepuasan pelanggan. Menurut Data dari Sektor Telekomunikasi Bapepam LK Tahun 2013 bahwa di Indonesia persaingan di sektor telekomunikasi yang terdiri dari, PT Indosat merupakan persaing terbesar Telkom, PT Bakrie Telcom Tbk (Ratelindo), dan PT Batam Bintan Telcom. 102 November 2012 (http:www.telkom.co.id/persainga n.html) Dalam mengelola SDM dan tempat kerja yang berkualitas baik merupakan hal yang penting karena kepuasan pelanggan atas pelayanan yang diberikan menjadi sebagian tolak ukur keberhasilan perusahaan, sehingga dapat mencapai SDM yang baik. Kondisi ini menjadi perhatian bagi Manajemen SDM Perusahaan dalam mengelola SDM yang memiliki disiplin kerja yang unggul, khususnya SDM yang mampu memberikan layanan yang terbaik dibandingkan dengan pesaingnya. Disiplin kerja yang baik mencerminkan besarnya tanggung jawab seseorang terhadapa tugastugas yang diberikan kepadanya. Kedisiplinan pegawai mutlak diperlukan pada seluruh aktifitas yang sedang dan akan dilakukan sesuai dengan peraturan instansi agar disiplin setiap pegawai tetap terjaga dengan baik. Menurut Gomez-Mejia et al “Employee discipline is a tool that manager rely on to communicate to employees that they need to change a behavior”. Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku (Rivai 2004, 471). Tujuan disiplin yaitu menyiapkan suatu suasana dimana disiplin itu sendiri dapat dikembangkan, serta mengambil tindakan yang tegas terhadap kelompok kecil yang tidak mau mentaati dan mematuhi peraturan- ISSN: 1410 -9875 peraturan disiplin (Paul Pregers dan Charles A. Myiers dalam Endang Sri Handayani: 2006, 6). Peneliti sebelumnya yang telah dilakukan oleh Ni Putu Ester Suniastuti (2011) dengan judul Pengaruh Kepemimpian, Budaya Organisasi, dan Komunikasi terhadap Disiplin Kerja, menunjukan bahwa kepemimpinan, budaya organisasi, dan komunikasi baik secara simultan maupun parsial berpengaruh signifikan terhadap disiplin kerja. Menurut Daft (2011,5) Kepemimpinan adalah “Leadership is an influence relationship among leaders and followers who intend real changes amd outcomes that reflect their shared purposes“. Adanya pengaruh antara pemimpin dengan karyawanny yang bermaksud melakukan perubahan yang nyata dan hasilnya yang mencerminkan tujuan bersama. Dalam hal tersebut adanya pengaruh antara pemimpin dan yang dipimpin. Bahwa pemimpin juga akan dipengaruhi oleh reaksi orang yang dipimpinnya, demikian sebaliknya. Schein ( 2010, 18 ) menyatakan bahwa Budaya Organisasi adalah “Organizational culture defined as a pattern of shared basic assumption learned by a group as it solved its problems of external adaptation and internal integration, which has worked well enough to be considered valid and, therefore, to be taught to new members as the correct way to perceive, think, and feel in relation to those problems”. Menurut Kreitner dan Kinicki (2007, 76) mengemukakan bahwa “Organizational Culture are the social knowledge within an Nurti Widayati organization regarding the rules, norms, and values that shape the attitudes and behaviors of its employees”. Budaya organisasi menanamkan pernyataanpernyataan formal seperti filosofi, visi, misi, tujuan serta pengevaluasian dalam hal rekruitmen, seleksi dan bersosialisasi (Kreitner dan Kinicki, 2007, 89). Menurut Robbins dan Judge (2012, 337) komunikasi adalah “Communication is the transfer and understanding of meaning”. Komunikasi yang efektif terjadi apabila ide atau gagasan yang disampaikan pengirim pesan diterima dengan jelas oleh penerima pesan. Menurut Kondalkar (2007) “effective management is an output of effetive communication. Poor communication or ineffective communication is a source of frustation, interpersonal conflict and stress.” Oleh karena itu, komunikasi merupakan hal yang vital dalam setiap organisasi, tanpa adanya komunikasi, perusahaan dan sistem di dalamnya tidak berjalan dengan baik. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ni Putu Ester Suniastuti (2011) dengan objek Parkiran Kota Denpasar. Penelitian ini dimaksudkan untuk membuktikan kembali bahwa Disiplin Kerja karyawan dipengaruhi oleh Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan Komunikasi. Penelitian dilakukan pada objek yang berbeda yaitu PT. Telkom Cabang Pasar Baru Tangerang, untuk mengetahui apakah akan memperoleh hasil yang sama. PT Telkom merupakan perusahaan BUMN yang bergerak 103 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 didalam bidang industri informasi dan komunikasi. Telkom merupakan penyedia jasa dan sektor telekomunikasi secara lengkap (Full Service and Network Provider) yang terbesar di Indonesia. PT Telekom memiliki layanan paling lengkap dan sektor telekomunikasi terbesar di Indonesia, saat ini telah memperluas portofolio bisnisnya menjadi Telekomunikasi, Informasi, Media dan Edutainment (TIME). Dengan meningkatkan infrastruktur, memperluas teknologi Next Generation Network (NGN) dan memobilisasi sinergi di seluruh jajaran TELKOM Group, TELKOM dapat mewujudkan dan memberdayakan pelanggan ritel dan korporasi dengan memberikan kualitas, kecepatan, kehandalan dan layanan pelanggan yang lebih baik. PT Telkom mempunyai suatu strategi yang digambarkan dalam visinya yaitu untuk menjadi pelaku infokom terkemuka dikawasan regional, serta misinya untuk memberikan layanan “One Stop Infocom” dengan kualitas yang prima dan harga kompetitif, mengelola usaha dengan cara yang terbaik dengan mengoptimalkan SDM yang unggul, dengan teknologi yang kompetitif dan dengan Business Partner yang sinergi. Penelitian ini disusun dengan urutan penulisan sebagai berikut pertama, pendahuluan yang menjelaskan latar belakang penelitian. Kedua, rerangka teoritis dan pengembangan hipotesis memuat Kepemimpinan, Budaya Organisasi, Komunikasi, dan Disiplin Kerja Pegawai. Ketiga, metode penelitian yang memuat metode pemilihan sampel dan pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran variabel. Keempat, 104 November 2012 hasil penelitian yang menguraikan analisis dan pembahasan tentang penelitian. Kelima, penutup yang berisi kesimpulan, keterbatasan, dan rekomendasi bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian selanjutnya. RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Kepemimpinan Menurut Yulk (2009, 8) “The process of influencing others to understand and agree about what needs to be done and how to do it, and the process of facilitating individual and collective efforts to accomplish shared objectives”. Menurut Dubrin (2010, 3), “Leadership as the ability to inspire confidence and support among the people who are needed to achieve organizational goals”. Sweeney dan McFarlin (2002) “Leadership involves a set of interpersonal influence process. The processes are aimed at motivating subordinates, creating a vision for the future, and developing strategies for achieving goals”. Kepemimpinan melibatkan serangkaian proses pengaruh interpersonal. Proses ini ditujukan untuk memotivasi bawahan, menciptakan visi untuk masa depan, dan mengembangkan strategi untuk mencapai tujuan. Daft (2011, 5) ”Leadership is an influence relationship among leaders and followers who intend real changes and outcomes that reflect their shared purposes”. Adanya pengaruh antara pemimpin dengan karyawannya yang bermaksud melakukan perubahan yang nyata dan hasilnya yang ISSN: 1410 -9875 mencerminkan tujuan bersama. Dalam hal tersebut adanya pengaruh antara pemimpin dan yang dipimpin. Bahwa pemimpin juga akan dipengaruhi oleh reaksi orang yang dipimpinnya, demikian sebaliknya. Ha1 : Terdapat pengaruh antara Kepemimpinan terhadap Disiplin Kerja. Budaya Organisasi Schein ( 2010, 18 ) menyatakan bahwa “Organizational culture defined as a pattern of shared basic assumption learned by a group as it solved its problems of external adaptation and internal integration, which has worked well enough to be considered valid and, therefore, to be taught to new members as the correct way to perceive, think, and feel in relation to those problems”. Schein (2010, 108) juga mengemukakan bahwa budaya organisasi juga dapat digunakan mengembangkan system penghargaan serta hukuman bagian aggota organisasinya. Pada tingkat seperti apa anggota organisasi diberikan penghargaan atau hukuman. Kreitner dan Kinicki (2007, 76) mengemukakanbahwa“Organization al Culture are the social knowledge within an organization regarding the rules, norms, and values that shape the attitudes and behaviors of its employees”. Budaya organisasi menanamkan pernyataan-pernyataan formal seperti filosofi, visi, misi, tujuan serta pengevaluasian dalam hal rekruitmen, seleksi dan bersosialisasi (Kreitner dan Kinicki, 2007, 89). Nurti Widayati Ha2 : Terdapat pengaruh antara Budaya Organisasi terhadap Disiplin Kerja. Komunikasi Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain. Robbins dan Judge (2012, 337) menyatakan “Communication is the transfer and understanding of meaning”. Komunikasi memiliki 4 fungsi utama dalam sebuah kelompok atau organisasi, yaitu fungsi kendali, motivasi, ekspresi emosional dan informasi (Robbins and Judge 2012, 336). Menurut George dan Jones (2012, 402) “one of the defining features of communications is the starting of information with other people”. Komunikasi memiliki fungsi membagikan informasi kepada orang lain.Schermerhorn, et al. (2010, 256) menyatakan bahwa “Communication is the process of sending and receiving symbols with attached meanings”. Sedangkan Shane dan Glinow (2008, 314) mendefinisikan komunikasi sebagai suatu prose pentrasmisian informasi dan dipahami oleh dua orang atau lebih. Ha3 : Terdapat pengaruh antara Komunikasi terhadap Disiplin Kerja. Disiplin Kerja Sutrisno (2014, 87) menyatakan “disiplin adalah sikap hormat terhadap peraturan dan ketetapan perusahaan, yang ada dalam diri karyawan, yang menyebabkan ia dapat menyesuaikan diri dengan sukarela 105 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 pada peraturan atau ketetapan perusahaan”. Menurut Slamet (2007, 216), disiplin kerja adalah suatu proses yang dapat menumbuhkan perasaan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan tujuan organisasi secara obyektif, melalui kepatuhannya menjalankan peraturan organisasi. Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati November 2012 semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku (Rivai 2004, 471). Menurut GomezMejia et al. (2001, 471) “Employee discipline is a tool that managers rely on to communicate to employees that they need to change a behavior”. Disiplin kerja biasanya dilakukan oleh para supervisor, namun dalam selfmanaged kelompok kerja dispilin kerja merupakan tanggung jawab kelompok tersebut. Ha4 : Terdapat pengaruh antara Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan Komunikasi terhadap Disiplin Kerja. Model Penelitian Kepemimpinan (X1) H1 Budaya H2Organisasi (X2) Komunikasi (X3) H2 Disiplin Kerja (Y) H3 H4 Gambar 1 Model Penelitian METODE PENELITIAN Pemilihan Sampel dan Pengolahan Data Metode sampling yang digunakan adalah Non probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang/ kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi yang dipilih sebagai sampel. Penelitian ini menggunakan teknik sampling purposive, sampling purposive merupakan teknik 106 penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2009, 122). Pertimbangan yang digunakan yaitu pegawai tetap PT TELKOM BSD TANGERANG, dengan demikian jumlah sampel yang digunakan sebanyak 100 orang pegawai. Data primer adalah data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2012, 193) dimana data diperoleh melalui penyebaran kuesioner yang dibagikan kepada para pegawai PT ISSN: 1410 -9875 TELKOM BSD TANGERANG setelah mendapat ijin dari manajer HRD. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Kepemimpinan Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mengarahkan, mempengaruhi dan memotivasi setiap individu karyawan agar mampu menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan sehingga mencapai tujuan yang diinginkan. Budaya Organisasi Budaya Organisasi adalah, merupakan norma, nilai dan aturan yang terbentuk dalam sebuah perusahaan yang bertindak sebagai batasan perilaku yang dapat diterima dalam organisasi yang dinyatakan secara formal maupun informal seperti penetapan pemberian penghargaan, penetapan tujuan, peraturan yang berlaku dalam organisasi serta penetuan criteria evaluasi karyawan Komunikasi Komunikasi merupakan penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak lain. Komunikasi dapat menggunakan media tertentu untuk merubah sikap atau tingkah laku seorang atau sejumlah orang sehingga muncul efek yang diharapkan. Disiplin Kerja Disiplin Kerja adalah adalah sikap seseorang atau sekelompok orang yang tergabung dalam sebuah organisasi dan mau mematuhi serta menjalankan peraturan-peraturan perusahaan baik yang tertulis Nurti Widayati maupun yang tidak tertulis. Kondisi ini dapat meningkatkan kedisiplinan karyawan dalam bekerja sehingga kinerjanya meningkat. HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil jawaban yang diperoleh dari kuesioner yang disebarkan pada pegawai PT TELKOM BSD TANGERANG, karakteristik responden yang digunakan berdasarkan usia, jenis kelamin dan pendidikan. Uji Normalitas Metode Grafik Pengujian normalitas dilakukan untuk melihat data yang diuji berdistribusi normal. Secara statistik pengujian normalitas dapat menggunakan beberapa cara yaitu menganalisa plotting (gambar sebaran) data dan tingkat kemencengan dan keruncingan data. Gambar 2 uji normalitas Berdasarkan gambar diatas terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. 107 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 November 2012 Tabel 1 Metode Non Grafik Zskewness Zkurtosis Kepemimpinan Budaya Organisasi Komunikasi Disiplin Kerja -0.36 -1.86 -0.04 -1.67 -0.36 -1.922 -1.579 -1.778 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat hasil perhitungan Zskewness dan Zkurtosis menggunakan rumus berada diantara nilai kritis -1.96 dan +1.96 atau nilai Zhitung < nilai kritis. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data memenuhi asumsi normalitas. Uji Asumsi Klasik Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terjadi korelasi yang tinggi atau tidak antar variabel independen (variabel bebas). Tabel 2 Coefficientsa Collinearity Statistics Model 1 Tolerance VIF TTL_KPMPN ,382 2,620 TTL_BO ,327 3,058 TTL_KMNKSI ,525 1,905 a. Dependent Variable: TTL_DISIPLIN Berdasarkan tabel maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas dengan nilai Tolerance > 0.1 dan VIF < 10 yang artinya tidak terdapat hubungan antar variabel independen. Uji Heteroskedastisitas Uji Grafik Scatterplot Hasil scatterplot pada gambar menunjukkan bahwa distribusi residual mempunyai variansi yang sama (homokedastisitas) maka tidak mempunyai pola yang pasti dari residual output, dengan kata lain tidak terjadi heteroskedastisitas sehingga model regresi layak 108 digunakan untuk memprediksi kinerja karyawan berdasarkan variabel independennya. Gambar 3 Scatterplot ISSN: 1410 -9875 Nurti Widayati Uji Glejser Tabel 3 Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model B 1 Std. Error ,968 (Constant) Standardized Coefficients t Beta ,839 Sig. 1,154 ,251 TTL_KPMPN ,045 ,066 ,110 ,683 ,496 TTL_BO ,085 ,069 ,216 1,241 ,218 -,090 ,058 -,212 -1,546 ,125 TTL_KMNKSI a. Dependent Variable: ARES_1 Berdasarkan tabel diatas, dengan tingkat kepercayaan 5% dapat dilihat bahwa setiap variabel independen tidak memiliki masalah heteroskedastisitas karena nilai sig > α (0.05). terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (antar pengamatan). Dalam mendeteksi autokorelasi digunakan uji Durbin-Watson. Hasil pengujian dalam penelitian adalah sebagai berikut : Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk melihat sebuah model regresi Tabel 4 Model Summaryb Model 1 R R Square ,826a Adjusted R Square ,681 Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 2,215 2,219 ,672 a. Predictors: (Constant), TTL_KMNKSI, TTL_KPMPN, TTL_BO b. Dependent Variable: TTL_DISIPLIN Uji t Hipotesis 1 Tabel 5 Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model B 1 (Constant) 5,890 TTL_KPMPN ,776 a. Dependent Variable: TTL_DISIPLIN Std. Error 1,312 ,077 Standardized Coefficients Beta t ,716 Sig. 4,488 ,000 10,141 ,000 Hipotesis 2 Model 1 (Constant) TTL_BO Tabel 6 Coefficientsa Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta 4,929 1,325 ,770 ,072 ,736 t Sig. 3,720 ,000 10,767 ,000 109 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 November 2012 a. Dependent Variable: TTL_DISIPLIN Hipotesis 3 Model (Constant) 1 Tabel 7 Coefficientsa Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta 3,580 1,421 TTL_KMNKSI ,831 a. Dependent Variable: TTL_DISIPLIN ,076 ,743 t Sig. 2,520 ,013 10,976 ,000 Hipotesis 4 Tabel 7 Coefficientsa Model 1 (Constant) TTL_KPMPN TTL_BO TTL_KMNKS a. Unstandardized Coefficients Std. B Error ,794 1,289 ,302 ,101 ,252 ,105 ,459 ,089 Standardized Coefficients Beta t ,616 2,989 2,396 5,155 ,279 ,241 ,410 Sig. ,539 ,004 ,018 ,000 Dependent variabel : TTL_DISIPLIN Uji F Tabel 8 ANOVAb Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression Residual 1007,340 3 335,780 68,461 ,000 440,850 96 4,905 Total 1478,190 99 a Predictors: (Constant), TTL_KMNKSI, TTL_KPMPN, TTL_BO b Dependent Variable: TTL_DISIPLIN PENUTUP Kesimpulan yang diperoleh pada hasil pengujian hipotesis 1 yaitu Ho1 ditolak dan Ha1 diterima, berarti terdapat pengaruh kepemimpinan terhadap disiplin kerja pegawai PT TELKOM BSD TANGERANG. Kesimpulan yang diperoleh pada hasil pengujian hipotesis 2 yaitu Ho1 ditolak dan 110 Ha1 diterima, berarti terdapat pengaruh budaya organisasi terhadap disiplin kerja pegawai PT TELKOM BSD TANGERANG. Kesimpulan yang diperoleh pada hasil pengujian hipotesis 3 yaitu Ho1 ditolak dan Ha1 diterima, berarti terdapat pengaruh komunikasi terhadap disiplin kerja pegawai PT TELKOM BSD TANGERANG. Kesimpulan yang ISSN: 1410 -9875 diperoleh pada hasil pengujian hipotesis 4 yaitu Ho1 ditolak dan Ha1 diterima, berarti terdapat pengaruh kepemimpinan, budaya organisasi dan komunikasi terhadap disiplin kerja pegawai PT TELKOM BSD TANGERANG. Peneliti di dalam melakukan penelitian ini menemukan banyak keterbatasan. Keterbatasan– keterbatasan yang di maksud adalah sebagai berikut: 1. Mengingat keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga maka penelitian ini hanya dilakukan di PT. Telkom BSD Tangerang. 2. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu kepemimpinan, budaya organisasi, dan komunikasi Nurti Widayati untuk mempengaruhi variabel dependen yaitu disiplin kerja Peneliti memiliki beberapa rekomendasi atau saran atas penelitian yang telah dilakukan. Mungkin hal ini bias menjadi saran informasi ataupun acuan dalam penelitian selanjutnya 1. Menambah atau mengembangkan variablevariabel dalam penelitian. 2. Jumlah responden atau sampel yang digunakan dapat ditambah guna hasil penelitian yang lebih baik. 3. Meningkatkan cakupan dalam penelitian, tidak hanya pada karyawan yang berstatus Warga Negara Indonesia. DAFTAR REFERENSI Andrew J. Dubrin. 2010. Leadership 6th Edition. Australia : John Wiley & Sons. Daft, Richard L. 2011. Leadership 5th Edition, International Edition. SouthWestern : Cengage Learning. George, J.M. and Jones, G.R. 2012. Understanding and Managing Organizational Behavior 6 th Edition. New Jersey. Pearson Prentice Hall. Gomez-Meija, Luis, Balkin, David B. and Cardy, Robert L. 2001. Managing Human Resources 3nd Edition. United States: McGraw-Hill/Irwin. Gujarati, Damodar N. 2003. Basic Econometrics. New York: McGraw-Hill. Hair, Joseph. F, William. C. Black, Barry J. Babin, Rolph E. Anderson, and Ronald L. Tatham. 2010. Multivariate Data Analysis: A Global Prespentive, seven edition. New Jersey: Pearson Education. Kondalkar, V.G. 2007. Organizational Behaviour1st Edition. New Delhi: New Age Internasional Pvt Ltd Publishers. Kreitner, Robert, and Angelo Kinicki. 2007. Organizational Behaviour. Mcgraw Hill Irwin. Malayu, S.P. Hasibunan 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara. McShane, Steven and Glinow, Mary Von. 2008. Organizational Behaviour: Essential 2nd Edition. United States: McGraw-Hill/Irwin. Rivai, Veithzal. 2004. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Robbins, Stephen P. and Coulter, Mary. 2012. Management 11 th Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall. 111 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 November 2012 Robbins, Stephen P. and Judge, Timothy A. 2012. Organizational Behavior 15 th Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall. Schermerhorn, Jhon R, Uhl-Bien, Mary and Osborn, Richard N. 2010. Organizational Behaviour 11 th Edition. England: Jhon Wiley. Sekaran, Uma and Bougie Roger. 2010. Research Methods for Business. New Jersey: Jhon Wiley and Sons. Slamet, Achmad. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Semarang: Uness. Press. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Sutrisno, Edy. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana.sssssss Sweeney, Paul D. And Dean B. McFarlin. 2002. Organizational Behaviour Solutions for Management. McGraw Hill. Tampubolon, Biatna Dulbert. 2007. Analisi Faktor Gaya Kepemimpinan dan Faktor Etos Kerja terhadap Kinerja Pegawai pada Organisasi yang telah Menerapkan SNI 19-9001-2001. Jurnal Standardisasi Vol. 9 No. 3 Tahun 2007. Hal, 106-115. Tjahjono, B Nur. 2008. Pengaruh Motivasi Kerja dan Budaya Organisasi terhadap Disiplin Pegawai di Lingkungan Dinas Marga Provinsi Jawa Tengah. Jurnal. Eprints.ums.ac.id/915/1/Jurnal_Daya_Saing_8_2.pdf Yulk, G. 2009. Leadership in Organizations, Sixth Edition. Delhi: Dorling. 112 JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 14, No. 2a, Is. 5, November 2012, Hlm. 113-122 ISSN: 1410 – 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA PENGARUH STRES KERJA, KONFLIK KERJA, DAN DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN NURWANTI STIE TRISAKTI [email protected] Abstract: A concern regarding Human Resources within an organization is really critical to reach maximum Job satisfaction. Job satisfaction is influenced by several factors such as job stress, job conflict, and social support This research will analyze how job stress, job conflict, and social support affect job satisfaction PT KIRIN. Job stress is defined as a tense condition which impacts to emotion of thinking process and the employees’ condition himself. Job stress potentially disrupt employee to carry out job tasks and eventually prevent him reaching his maximum level. Job satisfaction is described as the attitude of employee concerning aspects surrounding the job. Job satisfaction is one of important factors to get an optimal performance. When someone feels satisfied on their work, it is absolutely that they will make a maximum efforts with their optimum abillity to done their job. To get an optimum job satisfaction to each individuals, it needs a social support whether its from the family (partner in life), colleague, or boss. Someone who has a good social support can soothe the stress that come to their job. So if a worker has a great social support, they can manage a job stress very well and has a different way in looking at stress, so it can give a positif impact to workers. The purpose of this research is to analyze the relationship between work-family conflict and job stress and to analyze the social support moderated the relationship between workfamily conflict and job stress. The population of this research is all operational employees in the office. The sampling technique used is Saturated Sampling technique. With total of 50 persons, data are collected by questionnaire method. Then, the data are processed using purposive random sampling and analyzed using reliability, validity, multicolinearity, heteroscedacity and normality test. Data is analized eiyh multiple linear regression with the help of software SPSS 19.0 for windows. The collected data is analyzed using regression analysis to examine the effect of job stress, job conflict, and social support affect job satisfaction PT KIRIN. The result of the analysis shows that there is a positive and significant relationship between work-family conflict and job stress. The result also 113 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 November 2012 shows that social support moderated the relationship between work-family conflict and job stress, especially social support coming from family (spouse and children). Keywords: Job stress, job conflict, and social support affect job satisfaction PENDAHULUAN Globalisasi mengakibatkan adanya perubahan dengan tuntutan tertentu pada tenaga kerja seperti dalam hal penguasaan teknologi baru, batasan atau waktu yang lebih ketat, perubahan tuntutan terhadap hasil kerja serta perubahan dalam peraturan kerja sehingga dapat menimbulkan situasi yang menekan tenaga kerja yang bersangkutan. Dalam hal ini, Perusahaan dituntut untuk menjalankan perannya yang lebih baik dalam pencapaian tujuan dan meningkatkan kinerja Perusahaan secara optimal. Permasalahan yang sering dihadapi Perusahaan dalam pengelolaan Sumber Daya Manusia adalah mengelola tingkat Kepuasan Kerja karyawan selama mereka bekerja di Perusahaan. Pada dasarnya hubungan antara Perusahaan dan karyawan merupakan hubungan yang saling menguntungkan. Dilihat dari satu sisi Perusahaan ingin mendapatkan keuntungan yang besar sedangkan dilihat dari sisi lain karyawan mengharapkan suatu kebutuhan tertentu yang harus terpenuhi. Menurunnya Kepuasan Kerja karyawan, dapat meningkatnya tingkat kesalahan yang tinggi. Apabila hal-hal tersebut tidak mendapatkan perhatian yang serius dari Perusahaan akan menyebabkan Stres Kerja bagi para karyawan dan apabila hal tersebut berlangsung dalam jangka waktu yang lama 114 dengan intensitas Stres Kerja yang cukup tinggi akan mengakibatkan karyawan menderita kelelahan fisik, emosional, maupun mental dan akan mempertinggi tingkat perputaran tenaga kerja (turnover). Jika karyawan tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya dan tidak dapat mencapai suatu tujuannya maka karyawan tersebut akan menimbulkan Stres Kerja yang tinggi yang dibutuhkan dalam mencapai suatu kinerjanya yang lebih potensial. Menurut Luthans (2006 : 439) berpendapat bahwa : “Banyak Manajer melaporkan Stres berkaitan dengan pekerjaan, dan lingkungan baru semakin memperburuk suasana.” Permasalahan tersebut dapat menimbulkan Konflik pekerjaan dengan orang yang bersangkutan yang terjadi dalam hubungan antara dua orang atau dua kelompok atau lebih berbuat sesuatu yang bertentangan satu dengan yang lain sehingga salah satu dari mereka merasa terganggu. Konflik tersebut dapat berakibat positif dan negatif, berdampak positif jika perbedaan itu dapat ditangani dengan baik untuk menjadi energi yang kemudian menjadi sinergi, dan akan berakibat negatif jika perbedaan tersebut dijadikan alat untuk memecah belah kesatuan Organisasi, hal ini dijelaskan menurut penelitian jurnal sebelumnya Januar Ida Wibowati (2012). Sehingga apabila hal-hal tersebut terjadi secara terus- ISSN: 1410 -9875 menerus dalam jangka waktu yang cukup lama akan mengakibatkan kerugian pada Perusahaan. Untuk mengatasi hal tersebut para karyawan membutuhkan suatu bentuk Dukungan Sosial (baik itu dukungan dari atasan, rekan kerja, dan keluarga) seperti menurut pendapat Sarafino (2006 : 121) Dukungan Sosial adalah kenyamanan, perhatian, penghargaan, maupun bantuan dalam bentuk lainnya yang diterimanya individu dari orang lain ataupun dari kelompok untuk menghadapi setiap permasalahan dan krisis yang terjadi sehari- hari dalam kehidupan. Sehingga nantinya para karyawan tersebut dapat mengelola Stres kerjanya dengan baik dan dapat memberikan dampak yang positif kepada para karyawan (meningkatnya Kepuasan Kerja, Produktivitas, maupun Kinerja karyawan) dan Perusahaan (rendahnya tingkat ketidakhadiran karyawan, pergantian karyawan, dan sebagainya). Jadi, Dukungan Sosial diperlukan karyawan untuk mengurangi terjadinya Stres Kerja. Dukungan Sosial dapat berasal dari lingkungan kerja itu sendiri, yaitu rekan kerja dan atasan, serta berasal dari luar lingkungan kerja seperti keluarga dan juga teman. Sejalan dengan kondisi tersebut, maka PT KIRIN sebagai salah satu Perusahaan elektronik atau teknologi, seperti memproduksi perlengkapan dapur (meliputi rice cooker, rice warmer, kompor, kipas angin, blender, dan lain-lain). Perusahaan ini dituntut untuk meningkatkan kemampuan dalam menghadapi persaingan yang semakin maju, salah satunya adalah dengan memperhatikan faktor tenaga kerja. Permasalahan yang Nurwanti dialami oleh tenaga kerja diantaranya tekanan-tekanan yang timbul dihadapi karyawan seperti Stres Kerja, terjadinya Konflik, dan Kepuasan Kerja karyawan menurun. Maka karyawan PT KIRIN dituntut untuk mengembangkan potensial atau kompetensi yang dimiliki masing-masing karyawan dengan meningkatkan semangat kerja yang tinggi dengan memberikan motivasi atau dorongan dari atasan sehingga dapat mingkatkan hasil kinerja yang optimal atau maksimal untuk dapat mengembangkan suatu Perusahaan sehingga memperoleh profit yang tinggi. KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS KERANGKA TEORITIS Stres Kerja Menurut Robbins (2013 : 629) Dynamic condition in which an individual is confronted with an individual is confronted with an opportunity, a demand or a resource related to what the individual desires and for which the outcome is perceived to be both uncertain and important. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Stres Kerja Menurut Mangkunegara (2008 : 157) berpendapat bahwa: “Penyebab Stres Kerja, antara lain (beban kerja yang dirasakan terlalu berat, waktu kerja yang mendesak,kualitas pengawasan kerja yang rendah, iklim kerja yang tidak sehat, otoritas kerja yang tidak memadai yang berhubungan dengan tanggung jawab, konflik kerja, perbedaan nilai antara karyawan dengan pemimpin yang frustasi dalam kerja). 115 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 Konflik Kerja Menurut Winardi (2004 : 236 ) menyatakan bahwa Konflik merupakan sebuah situasi, dimana dua orang atau lebih menginginkan tujuan-tujuan yang menurut persepsi mereka dapat dicapai oleh salah seorang diantara mereka, tetapi hal itu tidak mungkin dicapai oleh kedua belah pihak. Penyebab Terjadinya Konflik Kerja Penyebab terjadinya Konflik Kerja menurut Handoko (2008 : 240) penyebab terjadinya konflik ada tiga yaitu : 1. Komunikasi : Maksudnya yaitu salah pengertian yang berkenaan dengan kalimat, bahasa yang sulit dimengerti, atau informasi yang mendua dan tidak lengkap, serta gaya manajer yang tidak konsisten. 2. Struktur : Maksudnya adalah pertaraunga kekuasaan antara departemen dengan kepentingan - kepentingan atau system penilaian yang bertentangan, persaiangan untuk merebut sumber dayasumber daya yang terbatas, atau saling ketergantungan dua atau lebih kelompok-kelompok kegiatan kerja untuk mencapai tujuan mereka. 3. Pribadi : Maksudnya adalah ketidak sesuaian tujuan atau nilai-nilai sosial pribadi karyawan dengan perilaku yang diperankan pada jabatan mereka, dan perbedaan dalam nilai – nilai atau persepsi. Dukungan Sosial Menurut Ivancevich et al (2014 : 248) Social support can be 116 November 2012 defined as the comfort, assistance, or information one receives through formal or informal contact with individuals or groups. FaktorFaktor yang Mempengaruhi Dukungan Sosial Menurut Stanley (2007 : 35), faktor- faktor yang mempengaruhi Dukungan Sosial adalah sebagai berikut : 1. Kebutuhan Fisik Kebutuhan Fisik dapat mempengaruhi Dukungan Sosial.Adapun kebutuhan fisik meliputi sandang, pangan dan papan.Apabila seseorang tidak tercukupi kebutuhan fisiknya maka seseorang tersebut kurang mendapat Dukungan Sosial. 2. Kebutuhan Sosial Dengan aktualisasi diri yang baik maka seseorang lebih kenal oleh masyarakat daripada orang yang tidak pernah bersosialisasi di masyarakat.Orang yang mempunyai aktualisasi diri yang baik cenderung selalu ingin mendapatkan pengakuan di dalam kehidupan masyarakat. 3. Kebutuhan Psikis Dalam kebutuhan psikis pasien pre operasi di dalamnya termasuk rasa ingin tahu, rasa aman, perasaan religius, tidak mungkin terpenuhi tanpa bantuan orang lain. Kepuasan Kerja Menurut Robbins (2008 : 107) Kepuasan kerja adalah Suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristiknya. ISSN: 1410 -9875 Nurwanti Teori Kepuasan Kerja Teori Kepuasan Kerja mencoba mengungkapkan apa yang membuat sebagian orang lebih puas terhadap suatu pekerjaan daripada beberapa lainnya. Menurut Robbins (2013 : 140) Teori ini juga mencari landasan tentang proses perasaan orang terhadap Kepuasan Kerja. Ada beberapa teori tentang Kepuasan Kerja yaitu : 1. Two Factor Theory Teori ini menganjurkan bahwa kepuasan dan ketidakpuasan merupakan bagian dari kelompok variabel yang berbeda yaitu motivators dan hygiene factors. Ketidakpuasan dihubungkan dengan kondisi disekitar pekerjaan (seperti kondisi kerja, upah, keamanan, kualitas pengawasan dan hubungan dengan orang lain) dan bukan dengan pekerjaan itu sendiri. Karena faktor mencegah reaksi negatif dinamakan sebagai hygiene atau maintainance factors. Sebaliknya kepuasan ditarik dari faktor yang terkait dengan pekerjaan itu sendiri atau hasil langsung daripadanya seperti sifat pekerjaan, prestasi dalam pekerjaan, peluang promosi dan kesempatan untuk pengembangan diri dan pengakuan.Karena faktor ini berkaitan dengan tingkat kepuasan kerja tinggi dinamakan motivators. 2. Value Theory Menurut teori ini kepuasan kerja terjadi pada tingkatan dimana hasil pekerjaan diterima individu seperti diharapkan. Semakin banyak orang menerima hasil, akan semakin puas dan sebaliknya. Kunci menuju kepuasan pada teori ini adalah perbedaan antara aspek pekerjaan yang dimiliki dengan yang diinginkan seseorang.Semakin besar perbedaan, semakin rendah kepuasan orang. Model Penelitian Stres Kerja (X1) Konflik Kerja (X2) Kepuasan Kerja (Y) Dukungan Sosial (X3) Gambar 1 Model Penelitian 117 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 Pengembangan Hipotesis Berdasarkan uraian di atas, Pengembangan Hipotesis yang dapat diajukan adalah sebagai berikut : H₀₁ :Tidak terdapat pengaruh Stres Kerja terhadap Kepuasan Kerja karyawan PT KIRIN. Ha₁ :Terdapat pengaruh Stres Kerja terhadap Kepuasan Kerja karyawan PT KIRIN. H₀₂ :Tidak terdapat pengaruh Konflik Kerja terhadap Kepuasan Kerja karyawan PT KIRIN. Ha₂ :Terdapat pengaruh Konflik Kerja terhadap Kepuasan Kerja karyawan PT KIRIN. H₀₃ :Tidak terdapat pengaruh Dukungan Sosialterhadap Kepuasan Kerja karyawan PT KIRIN. Ha₃ :Terdapat pengaruh Dukungan Sosial terhadap Kepuasan Kerja karyawan PT KIRIN. H₀₄ :Tidak terdapat pengaruh Stres Kerja, Konflik Kerja, dan Dukungan Sosial secara simultan terhadap Kepuasan Kerja karyawan PT KIRIN. Ha₄ :Terdapat pengaruh Stres Kerja, Konflik Kerja, dan Dukungan Sosial secara simultan terhadap Kepuasan Kerja karyawan PT KIRIN. METODA PENELITIAN Bentuk Penelitian Bentuk ini menggunakan metode Deskriptif dan Kausal. Penelitian Deskriptif berkenaan dengan pertanyaan terhadap variabel mandiri, baik hanya satu 118 November 2012 variabel atau lebih (Sugiyono 2010 : 53). Sedangkan Penelitian Kausal merupakan penelitian yang mempelajari hubungan yang bersifat sebab akibat, jadi ada variabel independen dan variabel dependen (sugiyono 2010 : 56). Obyek Penelitian Pada penelitian peneliti ingin meneliti kembali akan tetapi dengan obyek yang berbeda dari penelitian sebelumnya. PT KIRIN dijadikan sebagai objek penelitian oleh peneliti yang beralamat di Jalan Alaydrus no. 83 C-D Jakarta Pusat 10130 Petojo. Populasi dan Sampel Populasi adalah Wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2010 : 115). Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan tetap di Kantor Operasional (bagian Pemasaran, HRD, Keuangan, Sales). Populasi diambil sebanyak 50 karyawan yang di Kantor (internal) PT KIRIN, Obyek penelitian ini merupakan suatu masalah yang timbul, mengenai variable X1 (Stres Kerja), X2 (Konflik Kerja), dan X3 (Dukungan Sosial) dengan variable Y yaitu (Kepuasan Kerja karyawan) pada PT KIRIN. Menurut Sekaran dan Bougie (2009 : 263) “A sample is a subset of the population.” Yang menjadi sampel adalah karyawan yang sudah bekerja minimal selama satu tahun di PT KIRIN. ISSN: 1410 -9875 Metoda Sampling Teknik yang digunakan dalam penarikan sampel pada penelitian ini adalah Non probability sampling tipe sampling jenuh. Sampling jenuh ialah teknik pengambilan sampel apabila semua populasi digunakan sebagai sampel dan dikenal juga dengan istilah sensus. Peneliti menyebar kuisioner sebanyak jumlah populasi karyawan di Kantor yang berjumlah 50 orang (Sugiyono 2010:120-122). Definisi Operasional Variabel Variabel Independen 1. Stres Kerja Stres Kerja adalah Stres yang terjadi di tempat kerja sebagai respon individu terhadap stressor baik yang berasal dari pekerjaan maupun diluar pekerjaan yang ditandai oleh adanya gejala fisiologis, psikologis, dan perilaku yang dapat mengganggu aktifitas kerjanya. 2. Konflik Kerja Konflik Kerja adalah biasanya timbul dalam organisasi sebagai hasil adanya masalah – masalah komunikasi, hubungan pribadi, atau struktur organisasi atau segala macam interaksi pertentangan yang terjadi antara apa yang diharapkan oleh seseorang terhadap dirinya, orang lain, organisasi dengan kenyataan apa yang diharapkannya. 3. Dukungan Sosial Dukungan Sosial adalah Dukungan yang diberikan oleh orang-orang yang berpengaruh yang ada disekitar seperti orang tua, teman, keluarga dan dosen pembimbing dalam bentuk Nurwanti dukungan emosional, penghargaan diri, informasi dan instrumental penerimaan dalam pertemanan yang dapat membuat individu merasa tenang, diperhatikan, dicintai, dan memiliki kepercayaan diri. Variabel Dependen 1. Kepuasan Kerja Kepuasan Kerja adalah sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, yang menunjukan perbedaan antara jumlah penghargaan yang diterima pekerja dan jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka terima. Indentifikasi Variabel Terdapat dua jenis variable yang akan di analisis didalam penelitian ini yaitu : 1. Variabel bebas (independen variable), terdiri dari : a. Stres Kerja (X1) b. Konflik kerja (X2) c. Dukungan Sosial (X3) 2. Variabel tidak bebas (dependen variable) a. Kepuasan Kerja karyawan (Y) Skala Pengukuran Penelitian ini menggunakan skala pengukuran likert. Sugiyono (2010:132) menyatakan bahwa “Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradiasi dari sangat positif sampai sangat negatif dan setiap jawaban diberi skor. Biasanya disediakan lima pilihan skala dengan format seperti: 119 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 1. Untuk jawaban Sangat Setuju responden diberi skor 5 2. Untuk jawaban Setuju responden diberi skor 4 3. Untuk jawaban Ragu-Ragu responden diberi skor 3 Variabel Stress Kerja Konflik Kerja Dukungan Sosial 2,33 sig 0,000 0,000 0,000 t tabel 1,991 1,991 1,991 dan nilai sig sebesar 0,000 lebih kecil dari alpha sebesar 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh konflik kerja terhadap kepuasan kerja karyawan. Berdasarkan hasil uji t pada tabel 1, dapat diketahui bahwa dukunga sosial memiliki nilai 0,726. Diperoleh t hitung sebesar 6,618 lebih besar dari t tabel yaitu 1,991 dan nilai sig sebesar 0,000 lebih kecil dari alpha sebesar 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dukungan sosial terhadap kepuasan kerja. Tabel 2 Hasil Pengujian Hipotesis F F hitung F tabel Berdasarkan hasil uji F pada tabel 3 diperoleh F hitung 35,386 dan diperoleh F tabel untuk α = 5% adalah 2,33, dapat diketahui bahwa F hitung lebih besar dari F tabel, serta sig sebesar 0,000 lebih kecil dari alpha 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat 120 5. Untuk jawaban Tidak Setuju diberi skor 2 Untuk jawaban Sangat Tidak Setuju diberi skor 1 Tabel 1 Hasil Pengujian Hipotesis t t hitung B 0,729 11,481 0,686 6,654 0,726 6,618 Berdasarkan hasil uji t pada tabel 1, dapat diketahui bahwa stress kerja memiliki nilai 0,729. Diperoleh t hitung sebesar 11,481 lebih besar dari t tabel yaitu 1,991 dan nilai sig sebesar 0,000 lebih kecil dari alpha sebesar 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh stress kerja terhadap kepuasan kerja karyawan. Berdasarkan hasil uji t pada tabel 1, dapat diketahui bahwa Konflik kerja memiliki nilai 0,686. Diperoleh t hitung sebesar 6,654 lebih besar dari t tabel yaitu 1,991 Uji F Stress Kerja, Konflik kerja, dukungan sosial, 4. November 2012 35,386 sig. 0,000 pengaruh stress kerja, konflik kerja, dan dukungansecara bersama-sama terhadap kepuasan kerja karyawan ISSN: 1410 -9875 PENUTUP Berdasarkan hasil pengujian hipotesis t, maka dapat disimpulkan bahwa stress kerja, konflik kerja, dan dukungansecara bersama-sama terhadap kepuasan kerja karyawan berpengaruh secara parsial terhadap kepuasan kerja karyawan. Pada uji F dapat disimpulkan bahwa stress kerja, konflik kerja, dan dukungansecara bersama-sama terhadap kepuasan kerja karyawan Keterbatasan dalam penelitian ini adalah keterbatasan waktu, biaya serta tenaga sehingga penelitian ini hanya dilakukan di Jakarta dan variabel independen dalam Nurwanti penelitian ini untuk mempengaruhistress kerja, konflik kerja, dan dukungan variabel dependen yaitu kepuasan kerja. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya adalah menggunakan sampel yang lebih banyak agar hasil penelitian ini dapat di generalisasikan serta sebaiknya pada penelitian selanjutnya sebaiknya menambah jumlah perusahaan sehingga didapat hasil yang lebih akurat dan optimal dan diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat menambah variabel dependen REFERENSI Duwi Priyatno. 2009. SPSS Untuk Analisis Korelasi, Regresi, dan Multivariate, Penerbit Gava Media, Yogyakarta. Ghozali, Imam.2011.Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 19 edisi kelima Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gujarati, Damodar. 2003. Ekonometrika Dasar, Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga. Griffin, Ricky W, dan Ronald J.Ebert.2005.Manajemen, Jilid 3. Jakarta: Erlangga. Greenberg, Jerald and Robert Baron. 2003 . Behavior in Organizations ( understanding and managing the human side of work ). Eight edition, Prentice Hall. Hasibuan,M.H.2011.Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara. Handoko, Hani.2008. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Yogyakarta : BPFE UGM. Hair, Joseph F et al. 2010. Multivariate Data Analysis. Nine Edition. Pearson Prentice Hall. Husein Umar, 2005. Metode Penelitian. Jakarta : Salemba Empat. John, M.Ivancevich et al. 2014. Organizational Behavior & Management, Tenth edition. The Mc Craw-Hill companies.New York. _____________.2007. Organizational Behavior & Management, Tenth edition. 121 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 November 2012 The Mc Craw-Hill companies.New York. L. Stanley. 2007. Buku Ajar Patologi Robbins,. Edisi 7. Jakarta: EGC Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi, (Alih Bahasa V.A Yuwono, dkk),Edisi Bahasa Indonesia, Yogyakarta: ANDI. Mangkunegara, A. P.2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT Remaja Rosada karya. Raymond A.Noe.2013.Employee Training and Development. Sixth edition.the Mc. Graw Hill companies.America. Rivai, Veithzal dan Deddy Mulyadi. 2009. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Edisi Ketujuh. Jakarta: Rajawali Pers. Sarafino, E.P.2006. Health Psychology :Biopsychosocial Interactions. Fifth Edition.USA : John Wiley & Sons. Sekaran, Uma, Bougie. 2009. Research methods for business : a skill building approach, Wiley. _____________.2010. Research methods for business : a skill building approach, Wiley. Susan E.Jackson, Randall S, et al. 2009. Managing Human Resources.10th edition.South-western engage learning.USA. Stephen P.Robbins, Timothy A.judge.2008.Organizational Behavior.10th edition.pearson education.America. _____________.2013.Organizational Behavior.15th edition.pearson education.America. Sugiyono, 2010.Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT Alfa Beta. Supranto, J. 2009 .Statistik Teori dan Aplikasi.edisi ketujuh. Penerbit erlangga.Jakarta. Winardi. 2004. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. 122 JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 14, No. 2a, Is. 5, November 2012, Hlm. 123-140 ISSN: 1410 – 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN NON KEUANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA NICKEN DESTRIANA STIE TRISAKTI [email protected] Abstract: The purpose of this research is to examine the influence of managerial ownership, debt policy, profitability, firm size, liquidity, institutional ownership, collateral assets, firm growth, earnings per share and free cash flow toward dividend policy. Sample in this research consist of 60 non financial company which listed in Indonesian Stock Exchanges during 2008 until 2010 were choose by purposive sampling. The result of this research showed that managerial ownership, debt policy, profitability, firm size, liquidity, collaterals assets, firm growth, and free cash flow have no influence to dividend policy. Partially, only institutional ownership and earnings per share have influence to dividend policy. Keywords: Dividend Policy, Managerial Ownership, Debt Policy, Profitability, Firm Size, Liquidity, Institutional Ownership, Collateral Assets, Firm Growth, Earnings Per Share and Free Cash Flow. PENDAHULUAN dibagikan kepada investor. Demi tercapainya kepentingan semua pihak, manajemen harus memikirkan kebijakan dividen yang tepat dan memperhatikan faktorfaktor yang dapat mempengaruhi kebijakan dividen tersebut. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Handayani dan Hadinugroho (2009). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah objek penelitian yang digunakan, di mana penelitian terdahulu hanya menggunakan sampel dari perusahaan manufaktur Kebijakan dividen merupakan salah satu indikator penentu bagi para investor dalam berinvestasi. Umumnya, tujuan utama para investor menanamkan dana pada suatu perusahaan adalah mendapatkan return dalam bentuk dividen maupun capital gain demi meningkatkan kesejahteraannya. Di sisi lain, perusahaan juga harus mempertimbangkan penggunaan laba operasinya untuk memperluas perusahaan, bukan hanya untuk 123 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 yang terdaftar di BEI, sedangkan penelitian ini menggunakan sampel dari seluruh perusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI. Penelitian terdahulu menggunakan data tahun 2001-2005, sedangkan penelitian ini menggunakan data tahun 2008-2010. Selain itu penelitian ini juga menambahkan beberapa variabel independen yaitu variabel likuiditas, kepemilikan institusional, collateral assets, pertumbuhan perusahaan, earnings per share, dan free cash flow. Penelitian ini disusun dengan urutan penulisan pertama, menjelaskan mengenai latar belakang penelitian dan sistematika peulisan. Kedua, menjelaskan mengenai landasan teori. Ketiga, menjelaskan mengenai metoda sampel dan operasionalisasi variabel. Keempat, hasil pengujian hipotesis. Kelima, menjelaskan kesimpulan, keterbatasan dan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya. RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 1. Agency Theory menjelaskan hubungan keagenan terjadi apabila terdapat sebuah kontrak yang menyatakan satu atau beberapa orang (principal) mempekerjakan orang lain (agent) untuk melaksanakan suatu pekerjaan dan mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agent tersebut (Suhartono 2004). 2. Dividend Irelevance Theory menjelaskan bahwa dalam dunia yang sempurna di mana tidak terdapat pajak, tidak terdapat biaya transaksi, dan 124 November 2012 kondisi pasar sempurna maka kebijakan dividen tidak akan memberi pengaruh apapun pada nilai perusahaan, harga saham, maupun biaya modalnya (Gitman dan Zutter 2012). 3. Dividend Relevance Theory menjelaskan bahwa dalam teori ini terdapat hubungan langsung antara kebijakan dividen dengan harga saham. Teori ini didukung oleh bird in the hand theory yang menyatakan bahwa pemikiran investor yang kurang yakin terhadap penerimaan capital gains (Gitman dan Zutter 2012). Kepemilikan Manajerial terhadap Kebijakan Dividen Dengan adanya kepemilikan manajerial, manajemen mendapatkan kesempatan untuk memiliki saham perusahaan dengan tujuan untuk menyetarakan dengan pemegang saham. Melalui kepemilikan manajerial diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan serta mengarahkan dividen pada tingkatan yang lebih rendah (Nuringsih 2005). Dari penjelasan di atas maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: Ha1 Kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Kebijakan Hutang terhadap Kebijakan Dividen Penggunaan hutang yang tinggi akan menyebabkan penurunan dividen karena sebagian besar keuntungan dialokasikan sebagai cadangan pelunasan hutang, dan sebaliknya tingkat penggunaan hutang yang rendah akan menyebabkan peningkatan ISSN: 1410 -9875 dividen sehingga sebagian besar keuntungan digunakan untuk kesejahteraan investor (Handayani dan Hadinugroho 2009). Dari penjelasan di atas maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: Ha2 Kebijakan hutang berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan yang memiliki keuntungan stabil dapat menetapkan tingkat pembayaran dividen dengan yakin dan mensinyalkan kualitas performa perusahaan. Oleh karena itu, semakin tinggi tingkat profitabilitas maka semakin besar dividen yang dibagikan kepada investor (Handayani dan Hadinugroho 2009). Dari penjelasan di atas maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: Ha3 Profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan besar cenderung lebih dewasa dan memiliki aktiva besar sehingga lebih mudah memasuki pasar modal. Hal tersebut membuat perusahaan mengurangi ketergantungan terhadap pendanaan internal, sehingga perusahaan akan memberikan pembayaran dividen dalam jumlah besar. Perusahaan kecil cenderung memiliki aktiva yang sedikit sehingga perusahaan mengalokasikan laba yang didapat untuk menambah aktiva perusahaan. Hal ini mengakibatkan pembayaran dividen dalam jumlah yang kecil kepada investor (Dewi Nicken Destriana 2008). Dari penjelasan di atas maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: Ha4 Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Likuiditas terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan yang memiliki likuiditas baik akan membagikan labanya kepada investor dalam bentuk tunai. Oleh karena itu, perusahaan yang memiliki likuiditas baik cenderung akan membagikan dividen secara stabil sedangkan perusahaan dengan likuiditas rendah cenderung mengurangi dividen yang dibagikan atau bahkan tidak membagikan dividen sama sekali. Hal ini akan menjadi pertimbangan investor untuk menanamkan modal ke dalam suatu perusahaan (Arilaha 2009). Dari penjelasan di atas maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: Ha5 Likuiditas berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Kepemilikan Institusional terhadap Kebijakan Dividen Tingkat saham institusional yang tinggi akan menghasilkan upaya pengawasan yang lebih intensif sehingga dapat membatasi perilaku opportunistic manager yaitu melaporkan laba secara opportunis untuk memaksimumkan kepentingan pribadinya. Semakin tinggi tingkat kepemilikan institusional maka semakin kuat kontrol eksternal terhadap perusahaan dan mengurangi biaya keagenan, sehingga perusahaan cenderung membagikan dividen dalam nilai rendah (Fauz dan Rosidi 2007). Dari penjelasan di atas maka 125 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: Ha6 Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Collateral Assets terhadap Kebijakan Dividen Tingginya collateral assets yang dimiliki perusahaan akan mengurangi konflik kepentingan yang timbul antara investor dengan kreditor, sehingga perusahaan dapat membayar dividen dalam jumlah besar. Sebaliknya semakin rendah collateral assets yang dimiliki perusahaan akan meningkatkan konflik kepentingan antara investor dengan kreditor sehingga kreditor akan menghalangi perusahaan untuk membayar dividen dalam jumlah besar kepada investor karena takut piutang mereka tak terbayar (Wahyudi dan Baidori 2008). Dari penjelasan di atas maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: Ha7 Collateral Assets berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Pertumbuhan Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan tinggi cenderung akan menginvestasikan kembali laba yang didapat ke dalam perusahaan. Semakin rendah tingkat pertumbuhan perusahaan maka semakin rendah kebutuhan dana untuk investasi. Sebaliknya semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan maka semakin tinggi tingkat kebutuhan dana untuk investasi. Untuk itu perusahaan akan menggunakan laba yang diperoleh untuk membiayai investasinya daripada membagikan 126 November 2012 dividen (Arilaha 2008). Dari penjelasan di atas maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: Ha8 Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Earnings per Share terhadap Kebijakan Dividen Earnings per share merupakan total keuntungan yang diperoleh investor untuk setiap lembar sahamnya (Sunarto dan Kartika 2003). Semakin besar pendapatan setelah pajak maka pendapatan dividen kas per lembar saham yang akan diterima oleh para investor biasa akan meningkat. Hal ini bisa dijadikan pertimbangan investor dalam berinvestasi. Dari penjelasan di atas maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: Ha9 Earnings per Share berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Free Cash Flow terhadap Kebijakan Dividen Pembayaran dividen merupakan arus kas keluar. Semakin kuat posisi kas perusahaan, berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen kepada pemegang saham. Sebaliknya semakin lemah posisi kas perusahaan berarti semakin kecil kemampuan perusahaan untuk membayar dividen kepada pemegang saham (Arilaha 2009). Dari penjelasan di atas maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: Ha10 Free Cash Flow berpengaruh terhadap kebijakan dividen. ISSN: 1410 -9875 Model yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Gambar 1 Model Penelitian METODA PENELITIAN Obyek Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008 sampai dengan 2010. Metoda pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metoda non probability sampling yaitu purposive sampling. Tabel 1 Pemilihan Sampel Definisi Operasional dan Variabel Pengukurannya Kebijakan dividen adalah keputusan mengenai apakah laba akan dibagikan kepada pemegang saham atau ditahan untuk investasi masa depan dan jika dibagikan kepada pemegang saham berapa nilai yang akan dibagikan kepada pemegang saham Handayani dan Hadinugroho (2009). Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham oleh pihak manajemen perusahaan. Pihak manajemen perusahaan yang dimaksud adalah dewan komisaris dan direktur (Handayani dan Hadinugroho 2009). Pengukuran kepemilikan manajerial ini dilakukan menggunakan variabel dummy dengan ketentuan 0 untuk perusahaan yang tidak memiliki kepemilikan manajerial dan 1 untuk Nicken Destriana perusahaan yang kepemilikan manajerial. memiliki Kebijakan hutang merupakan pengorbanan masa depan dari manfaat ekonomi yang timbul dari kewajiban sekarang dari kesatuan tertentu untuk mentransfer aktiva atau jasa produktif ke kesatuan lain di masa depan sebagai hasil dari transaksi di masa lalu (Fauz dan Rosidi 2007). Profitabilitas sebagai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (Handayani dan Hadinugroho 2009). Ukuran perusahaan merupakan suatu ukuran yang mengambarkan besar kecilnya suatu perusahaan (Handayani dan Hadinugroho 2009). Log Natural Total Assets Likuiditas merupakan suatu kemampuan jangka pendek perusahaan untuk membayar kewajiban yang sudah jatuh tempo dan memenuhi pengeluaran yang tidak terduga (Kieso et al. 2011). Kepemilikan institusional adalah jumlah kepemilikan saham oleh investor institusi dari luar perusahaan dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar (Djumahir 2009). 127 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 Collateral assets adalah aktiva perusahaan yang dapat digunakan sebagai jaminan peminjaman yang mana seringkali diminta kreditor ketika memberikan pinjaman kepada perusahaan yang membutuhkan pendanaan (Fauz dan Rosidi 2007). Pertumbuhan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan posisi usahanya dalam perkembangan ekonomi dan industri di dalam perekonomian di mana perusahaan tersebut beroperasi (Michael dan Wijaya 2010). Earnings per share merupakan total keuntungan yang diperoleh investor untuk setiap lembar sahamnya (Sunarto dan Kartika 2003). Free cash flow merupakan kas perusahaan yang dapat didistribusikan kepada kreditor atau investor yang tidak diperlukan untuk modal kerja. Metoda Analisis Data Metoda analisis data yang digunakan adalah analisa regresi berganda (multiple regression analysis) dengan alpha 5%. Model persamaan yang digunakan dalam 128 November 2012 penelitian ini adalah sebagai berikut: DPR = β0+β1 Kep Mnjrl +β2 DAR+β3 ROA+β4 UKP+β5 CR+β6 ISO+ β7 ASCOL+ β8 GRO + β9 EPS + β10 FCF + ε Dengan keterangan sebagai berikut : DPR=Dividend Payout Ratio, β0=Intercept atau konstansta, β1... β10= Koefisien regresi, Kep Mnjrl=Kepemilikan Manajerial, DAR=Kebijakan Hutang, ROA= Profitabilitas, UKP= Ukuran Perusahaan, CR=Current Ratio, ISO= Kepemilikan Institusional, ASCOL=Collateral Assets, GRO= Pertumbuhan Perusahaan, EPS=Earnings Per Share, FCF=Free Cash Flow, ε=Error term. HASIL PENELITIAN Hasil dari statistik deskriptif untuk menjelaskan mengenai gambaran data penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut: Tabel 2 Hasil Statistik Deskriptif Hasil dari pengujian normalitas residual dengan uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3 Hasil Uji Normalitas sebelum Outlier Dari tabel tersebut diperoleh nilai asymp. sig. (2-tailed) sebesar 0,005 lebih kecil dari alpha (α=0,05), maka dapat disimpulkan bahwa data tidak terdistribusi normal. Tabel 4 Hasil Uji Normalitas setelah Outlier ISSN: 1410 -9875 Dari tabel tersebut diperoleh nilai asymp. sig. (2-tailed) sebesar 0,016 lebih kecil dari alpha (α=0,05), maka dapat disimpulkan bahwa data tidak terdistribusi normal. Uji Multikolinearitas Hasil uji asumsi klasik yang dimulai dengan uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini: Tabel 5 Hasil Uji Multikolinearitas Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel independen variabel kepemilikan manajerial, kebijakan hutang, profitabilitas, ukuran perusahaan, likuditas, kepemilikan institusional, collateral assets, pertumbuhan perusahaan, earnings per share, dan free cash flow memiliki nilai tolerance di atas 0,10 dan VIF di bawah 10. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi antar variabel independen atau tidak terjadi multikolinearitas. Uji Heteroskedastisitas Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan uji Glejser, yang dapat dijelaskan pada tabel 6 berikut ini: Tabel 6 Hasil Uji Heteroskedastisitas Hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa variabel kepemilikan manajerial, kebijakan hutang, profitabilitas, ukuran perusahaan, likuiditas, collateral assets, earnings per share, dan free cash flow memiliki nilai sig lebih besar dari 0,05 maka variabel Nicken Destriana tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas yang berarti adanya kesamaan variance pada variabel tersebut. Sedangkan variabel kepemilikan institusional dan pertumbuhan perusahaan memiliki nilai sig lebih kecil dari 0.05 maka variabel tersebut terjadi heteroskedastisitas. Uji Autokorelasi Autokorelasi diuji dengan alat uji Bruesch Godfrey memperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 7 Hasil Uji Autokorelasi Berdasarkan hasil uji autokorelasi nilai dari lag residual lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat autokorelasi dalam penelitian ini. Analisa Hipotesis Tabel 8 Hasil Uji Koefisien Korelasi (R) Hasil uji koefisien korelasi menunjukkan bahwa nilai R lebih kecil dari 0,5 yang berarti hubungan antara variabel kebijakan dividen dengan variabel kepemilikan manajerial, kebijakan hutang, profitabilitas, ukuran perusahaan, likuiditas, kepemilikan institusional, collateral assets, pertumbuhan perusahaan, earnings per share dan free cash flow adalah lemah. Tabel 9 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R-square) Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi (adjusted rsquare), nilai adjusted r-square 129 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 sebesar 0,155 yang berarti variasi variabel dependen kebijakan dividen dapat dijelaskan oleh variabel independen kepemilikan manajerial, kebijakan hutang, profitabilitas, ukuran perusahaan, likuiditas, kepemilikan institusional, collateral assets, pertumbuhan perusahaan, earnings per share dan free cash flow sebesar 15,5% sedangkan sisanya sebesar 84,5% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak terdapat dalam model penelitian. Tabel 10 Hasil Uji F Hasil uji F menghasilkan nilai sig sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 yang berarti model regresi fit atau layak digunakan sebagai model penelitian. Tabel 11 Hasil Uji t Berdasarkan hasil uji t, variabel kepemilikan manajerial memiliki nilai sig sebesar 0,624 lebih besar dari 0,05 yang menunjukkan bahwa variabel ini tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian ini tidak menerima hipotesis pertama (Ha1) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Adanya kepemilikan manajerial dalam suatu perusahaan tidak berpengaruh terhadap jumlah pembagian dividen. Pihak manajerial hanya memiliki jumlah saham yang sama sekali tidak signifikan sehingga menimbulkan konflik antara insider dengan outsider yang menimbulkan agency cost. Selain itu tidak menutup kemungkinan bagi manajer untuk memaksimumkan kesejahteraannya 130 November 2012 sendiri daripada memaksimumkan kemakmuran pemegang saham outsider. Variabel kebijakan hutang memiliki nilai sig 0,843 lebih besar dari 0,05 yang menunjukkan bahwa variabel ini tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian ini tidak menerima yang hipotesis kedua (Ha2) menyatakan bahwa kebijakan hutang berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Komitmen perusahaan untuk melakukan pembayaran dividen tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya hutang perusahaan bahkan kenaikan hutang dapat meningkatkan kemampuan perusahaan membayar dividen selama penggunaan hutang harus diiringi dengan peningkatan laba perusahaan. Variabel profitabilitas memiliki nilai sig 0,099 lebih besar dari 0,05 yang menunjukkan bahwa variabel ini tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian ini tidak menerima yang hipotesis ketiga (Ha3) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Profitabilitas tidak berpengaruh karena laba yang dihasilkan oleh perusahaan cenderung dialokasikan pada laba ditahan untuk digunakan sebagai investasi. Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai sig 0,078 lebih besar dari 0,05 yang menunjukkan bahwa variabel ini tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian ini tidak menerima hipotesis keempat (Ha4) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Besar kecilnya ISSN: 1410 -9875 ukuran perusahaan tidak mempengaruhi pembayaran dividen karena perusahaan akan tetap membagikan dividen untuk menjaga nama baik perusahaannya Variabel likuiditas memiliki nilai sig 0,632 lebih besar dari 0,05 yang menunjukkan bahwa variabel ini tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian ini tidak menerima hipotesis kelima (Ha5) yang menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Tinggi rendahnya likuiditas perusahaan tidak berarti mempengaruhi besar kecilnya pembayaran dividen. Oleh karena itu, perusahaan yang memiliki likuiditas baik bukan berarti dapat melakukan pembayaran dividen yang baik pula Banyak perusahaan yang lebih memilih untuk investasi daripada membagikan dividen. Variabel kepemilikan institusional memiliki nilai sig 0,021 lebih kecil dari 0,05 yang menunjukkan bahwa variabel ini berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian ini menerima hipotesis keenam (Ha6) yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Kuat lemahnya kontrol eksternal terhadap perusahaan dapat mengurangi kos keagenan dan dapat mempengaruhi keputusan pembagian dividen. Variabel collateral assets memiliki nilai sig 0,514 lebih besar dari 0,05 yang menunjukkan bahwa variabel ini tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian ini tidak menerima hipotesis ketujuh (Ha7) yang menyatakan bahwa collateral assets berpengaruh terhadap Nicken Destriana kebijakan dividen. Perusahaan yang memiliki collateral assets tinggi belum tentu memiliki dana atau laba yang cukup untuk membagikan dividen. Oleh karena itu, collateral assets tidak mampu menjelaskan secara nyata pengaruhnya terhadap kebijakan dividen. Variabel pertumbuhan perusahaan memiliki nilai sig 0,251 lebih besar dari 0,05 yang menunjukkan bahwa variabel ini tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian ini tidak menerima hipotesis kedelapan (Ha8) yang menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Kebanyakan perusahaan yang sedang bertumbuh saat ini cenderung ingin memperluas usahanya agar keuntungan yang didapat semakin besar. Oleh karena itu, perusahaan besar belum tentu akan membagikan dividen dalam jumlah besar pula. Variabel earnings per share memiliki nilai sig 0,007 lebih kecil dari 0,05 yang menunjukkan bahwa variabel ini berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian ini menerima hipotesis kesembilan (Ha9) yang menyatakan bahwa earnings per share berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Pembayaran dividen dapat menunjukkan sinyal bahwa perusahaan memiliki prospek yang baik dan sebaliknya. Perusahaan selalu berusaha meningkatkan citranya dengan cara setiap peningkatan laba akan diikuti dengan peningkatan porsi laba yang dibagi sebagai dividen sehingga mendorong peningkatan nilai saham perusahaan. Variabel free cash flow memiliki nilai sig 0,610 lebih besar 131 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 dari 0,05 yang menunjukkan bahwa variabel ini tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian ini tidak menerima hipotesis kesepuluh (Ha10) yang menyatakan bahwa free cash flow berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Besar kecilnya jumlah kas bebas tidak mempengaruhi tinggi rendahnya pembagian dividen. Apabila perusahaan menginginkan kesejahteraan investor meningkat dengan membagikan dividen, sedangkan kondisi arus kas bebas tidak memungkinkan maka perusahaan dapat menggunakan pendanaan internal yang didapat dari laba usaha. PENUTUP Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kepemilikan institusional dan earnings per share berpengaruh terhadap kebijakan November 2012 dividen. Sedangkan variabel kepemilikan manajerial, kebijakan hutang, profitabilitas, ukuran perusahaan, likuiditas, collateral assets, pertumbuhan perusahaan dan free cash flow tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah penelitian ini menggunakan periode penelitian yang relatif pendek yaitu sebanyak 3 tahun, data penelitian tidak berdistribusi normal, terdapat heteroskedastisitas pada variabel kepemilikan institusional dan pertumbuhan perusahaan. Rekomendasi atau saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya yaitu menambah jumlah tahun penelitian misalnya menjadi 5 tahun agar data yang didapat lebih akurat, menambah variabel lainnya dalam melakukan penelitian, melakukan transformasi data dalam bentuk regresi. REFERENSI Arilaha, Muhammad Asril. 2008. Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 1, No. 3, hlm 386-394 Arihala, Muhammad Asril. 2009. Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitas, Likuiditas dan Leverage terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Januari, Vol. 13, No.1, hlm. 78-87. Deitiana, Tita. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Pembayaran Dividen Kas. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 11, No. 1, April, hlm 57-64. Dewi, Sisca Christianty. 2008. Pengaruh Kepemilikan Managerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, April, Vol. 10, No. 1, hlm. 47-58. Djumahir. 2009. Pengaruh Biaya Agensi, Tahap Daur Hidup Perusahaan, dan Regulasi terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 11, No. 2, hlm 144-153. 132 ISSN: 1410 -9875 Nicken Destriana Fauz, Achmad dan Rosidi. 2007. Pengaruh Aliran Kas Bebas, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Utang dan Collateral Asset terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Ekonomi dan Manajemen, Juni, Vol. 8, No. 2, hlm. 259-267. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 19. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang. Gitman, Lawrence J dan Chad J. Zutter. 2012. Principle of Managerial Finance. Penerbit: Pearson, England Godfrey, Jayne, Allan Hodgson, Ann Tarca, Jane Hamilton, Scott Holmes. 2011. Accounting Theory. United States Hair, Joseph F, William C. Black, et al. 2010. Multivariate Data Analysis. Pearson : New Jersey. Handayani, Dwi R dan Bambang Hadinugroho. 2009. Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Hutang, ROA, Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen. Jurusan Ekonomi-Universitas Sebelas Maret, Vol. 7, No1, hlm 64-71. Kieso, Donald E, Jerry J. Weygandt, Terry D. Warfield. 2011. Intermediate Accounting. Madison: University of Wisconsin. Marlina, Lisa dan Danica, Clara. 2009. Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio, dan Return on Assets Terhadap Dividend Payout Ratio, Jurnal Manajemen Bisnis, Vol. 2, No. 1, Januari 2009, pp. 1-6. Michael dan Liliana Inggrit Wijaya. 2010. Pengaruh Resiko, Profitabiitas, Pertumbuhan Aset, dan Aset Tetap terhadap Kebijakan Dividen dan Kebijakan Hutang. Manajemen dan Bisnis, Vol. 9, No. 2, September, hlm 202-214. Nuringsih, Kartika. 2005. Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Utang, ROA dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen: Studi 1995-1996. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juli-Desember, Vol. 2, No. 2, hlm. 103-123. Pujiastuti, Triani. 2008. Agency cost terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur dan Jasa yang Go Public di Indonesia. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Mei, Vol. 12, No. 2, hlm 183-197. Putra, I Nyoman Nugraha Ardana Putra, 2006. Analisis Biaya Keagenan terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Vol. 5, No. 2, Desember. Rosdini, Dini. 2009. Pengaruh Free Cash Flow terhadap Dividend Payout Ratio. Research Days, Faculty of Economics – Padjadjaran University, Bandung, Oktober. hlm 1-9. Santoso, Singgih. 2010. Statistik Parametrik Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. PT Elex Media Komputindo, Jakarta. Sekaran, Uma dan Roger Bougie. 2010. Research Methods for Business: A Skill Building Approach. BPFE: United Kingdom. Suhartono. 2004. Pengaruh Insider Ownership, Net Organizational Capital, dan Risiko Pasar terhadap Kebijakan Dividen. Vol. 12, No. 1, 2004, hlm 4156. Suherli, Michell dan Sofyan S. Harahap. 2004. Studi Empiris Terhadap Faktor Penentu Kebijakan Jumlah Dividen. Vol. 4, No. 3, Desember 2004, 223245. 133 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 November 2012 Sunarto dan Andi Kartika. 2003. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividen Kas di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol. 10, No. 1, hlm 67-82. Utami, Siti Rahmi dan Eno L. Inanga. 2011. Agency Costs of Free Cash Flow, Dividend Policy, and Leverage of Firms in Indonesia. European Journal of Economics, Finance and Administrative Sciences. Wahyudi. Eko, dan Baidori. 2008. Pengaruh Insider Ownership, Collateralizable Assets dan Likuiditas terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2002-2006, Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol. 6, No. 3, Desember 2008, pp. 474-482. Weygandt, Jerry J, Paul D. Kimmel, Donald E. Kieso. 2011. Financial Accounting. Madison: University of Wisconsin. Widiyanti, Dian Septi, dan Indarto. 2010, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijkan Dividen. . 134 ISSN: 1410 -9875 Nicken Destriana Kepemilikan Manajerial Kebijakan Hutang Profitabilitas Ukuran Perusahaan Likuiditas Kebijakan Dividen Kepemilikan Institusional Collateral Assets Pertumbuhan Perusahaan Earnings Per Share Free Cash Flow Gambar 1 Model Penelitian Tabel 1 Pemilihan Sampel Deskripsi Kriteria Perusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI secara konsisten dan menyampaikan laporan keuangan yang berakhir pada 31 Desember dari tahun 2008 sampai 2010 Perusahaan yang tidak menyajikan laporan keuangan dalam mata uang rupiah Perusahaan yang tidak menghasilkan laba secara berturut-turut dari tahun 2008 sampai 2010 Jumlah Sampel per Tahun 303 Jumlah Sampel 909 (19) (57) (103) (309) 135 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 Perusahaan yang tidak membagikan dividen secara berturut-turut dari tahun 2008 sampai 2010 Perusahaan yang tidak memiliki kepemilikan institusional dari tahun 2008 sampai 2010 Perusahaan yang tidak memiliki arus kas operasi positif dari tahun 2008 sampai 2010 Perusahaan yang dijadikan sampel November 2012 (101) (303) (1) (3) (19) (57) 60 180 Sumber: Data yang dikumpulkan Variabel Keb Dvdn Kep Mnjrl DAR ROA UKP CR ISO ASCOL GRO EPS FCF N 180 180 180 180 180 180 180 180 180 180 180 Tabel 2 Hasil Statistik Deskriptif Maksimum Mean Std. Deviasi Minimum ,2848 ,4452 1,5470 ,0433 ,4778 ,5009 1 0 ,4049 ,1819 ,9482 ,0943 ,1262 ,0903 ,4116 ,0049 28,5956 1,5698 32,3571 24,8502 2,7478 2,0468 10,6845 ,5155 ,7270 ,1632 1,00 ,0842 ,3019 ,1916 ,8249 ,0085 ,1466 ,1859 1,5463 -,5059 1033,6054 2725,8388 21021 3,430 -3,1894 5,0862 3,4783 -3,0835 Tabel 3 Hasil Uji Normalitas Sebelum Outlier Unstandard ized Residual N 180 Normal Mean ,0000000 Parameters(a,b) Std. Deviation ,25431616 Most Extreme Absolute ,130 Differences Positive ,130 Negative -,085 Kolmogorov-Smirnov Z 1,740 Asymp. Sig. (2-tailed) ,005 Sumber: Pengolahan Data SPPS 11.5 136 ISSN: 1410 -9875 Nicken Destriana Tabel 4 Hasil Uji Normalitas Setelah Outlier Unstandard ized Residual N 175 Normal Mean ,0000000 Parameters(a,b) Std. Deviation ,23950596 Most Extreme Absolute ,118 Differences Positive ,118 Negative -,047 Kolmogorov-Smirnov Z 1,557 Asymp. Sig. (2-tailed) ,016 Sumber: Pengolahan Data SPPS 11.5 Tabel 5 Hasil Uji Multikolinearitas Collinearity Statistics Model Tolerance VIF 1.210 Kep Mnjrl ,826 2,541 ,394 DAR 1,836 ,545 ROA 1,375 ,727 UKP 2,549 ,392 CR 1,177 ,850 ISO 1,402 ,713 ASCOL 1,117 ,895 GRO 1,603 ,624 EPS 1,106 ,905 FCF Sumber: Pengolahan Data SPPS 11.5 Model Tabel 6 Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel Sig Keterangan (constant) ,188 ,538 Tidak terjadi Kep Mnjrl ,083 heteroskedastisitas DAR ,158 Tidak terjadi ROA ,111 heteroskedastisitas UKP ,289 Tidak terjadi CR ,037 heteroskedastisitas ISO ,900 Tidak terjadi ASCOL ,032 heteroskedastisitas GRO ,281 Tidak terjadi EPS ,961 heteroskedastisitas FCF Terjadi heteroskedastisitas Tidak terjadi 137 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 November 2012 heteroskedastisitas Terjadi heteroskedastisitas Tidak terjadi heteroskedastisitas Tidak terjadi heteroskedastisitas Sumber: Pengolahan Data SPSS 11.5 Model 1 Tabel 7 Hasil Uji Autokorelasi Keterangan Variabel Sig. Lag_res 0,111 Tidak terjadi autokorelasi Sumber: Pengolahan Data SPSS 11.5 Model Tabel 8 Hasil Uji Koefisien Korelasi (R) Std.Error of the Estimate R 1 0,450 0,2617322 Sumber: Pengolahan Data SPSS 11.5 Tabel 9 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R-Square) Adjusted Std.Error of the Model R-square Estimate 1 0,155 0,2617322 Sumber: Pengolahan Data SPSS 11.5 Tabel 10 Hasil Uji F Model 1 Sum of Squar es Regressio n Residual Total 2,939 11,57 7 14,51 6 Sumber: Pengolahan Data SPPS 11.5 138 Mean Square Df 10 ,294 169 ,069 179 F 4,290 Sig. ,000(a) ISSN: 1410 -9875 Nicken Destriana Tabel 11 Hasil Uji t Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B (Constan t) Kep Mnjrl DAR ROA UKP CR ISO ASCOL GRO EPS FCF -0,650 0,021 0,034 0,488 0,026 0.007 0,302 0,079 -0,128 2,494 2,066 Std.Erro r 0,435 0,043 0,171 0,294 0,015 0,015 0,130 0,121 0,111 0,000 0,000 t Sig -1,494 0,491 0,198 1,661 1,772 0.479 2,324 0,653 -1,152 2,745 0,511 0,137 0,624 0,843 0,099 0,078 0,632 0,021 0,514 0,251 0,007 0,610 Beta 0,037 0,022 0,155 0,143 0,053 0,173 0,053 -0,084 0,239 0,037 Sumber: Pengolahan Data SPPS 11.5 139 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 Halaman ini sengaja dikosongkan 140 November 2012 JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 14, No. 2a, Is. 5, November 2012, Hlm. 141-152 ISSN: 1410 – 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA PENGARUH UKURAN, TINGKAT PERTUMBUHAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, TANGIBILITAS, UMUR,DAN NON-DEBT TAX SHIELD TERHADAP LEVERAGE YUPITER GULLO STIE TRISAKTI [email protected] Abstract: The purpose of this research is to test and analyze empirically the influence of firm size, firm growth, profitability, liquidity, tangibility, firm age, and non-debt tax shield toward leverage. This study was also to compare result of the previous research within the research. Sample of this research is trade, services, and investment sector companies that listed in Indonesia Stock Exchange for period 2009-2013. The purposive sampling is used as sampling technique, where 13 companies met the criteria and were analyzed using descriptive statistics and panel data regressions with random effect model to test the hypothesis. The result of this research shows that profitability, liquidity, and non-debt tax shield does influence the leverage, while firm size, growth rate, tangibility, and firm age do not influence the leverage. Overall, the independent variables influence leverage simultaneously. Keywords : Leverage, Firm Size, Firm Growth, Profitability, Liquidity, Tangibility, Firm Age, Non-debt Tax shield PENDAHULUAN Terdapat beberapa hubungan antara variabel dependen dengan independen, diantaranya : Ukuran perusahaan memiliki hubungan positif dengan leverage, semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka akan lebih mudah dalam mendapatkan pinjaman karena dianggap lebih mampu membayar pokok dan bunga pinjaman dibandingkan perusahaan kecil. Penggunaan modal yang bersumber dari hutang memiliki keunikan, dimana jika digunakan dengan kurang maksimal maka tax saving yang diperoleh juga tidak maksimal. Akan tetapi, jika digunakan secara berlebihan, akan menimbulkan resiko kebangkrutan. 141 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 Perusahaan yang mengalami pertumbuhan, umumnya membutuhkan lebih banyak dana untuk membiayai bisnisnya. Oleh karena itu, pertumbuhan dianggap memiliki hubungan positif dengan leverage. Sesuai dengan pecking order theory, perusahaan akan lebih menyukai sumber dana dari internal, dalam hal ini adalah laba ditahan. Semakin besar profitabilitas perusahaan, maka semakin besar jumlah laba ditahan. Menurut pecking order theory, perusahaan yang mempunyai likuiditas yang tinggi akan cenderung tidak menggunakan pembiayaan dari hutang. Hal ini disebabkan perusahaan dengan likuiditas yang tinggi mempunyai dana internal yang besar, sehingga perusahaan tersebut akan menggunakan dana internalnya terlebih dahulu. Hubungan tangibilitas dan leverage adalah positif, karena dengan semakin banyaknya aset tetap yang dimiliki perusahaan, kreditor akan memberikan pinjaman dengan tingkat bunga yang lebih kecil. Semakin tua umur perusahaan, menunjukkan bahwa perusahaan lebih mampu bertahan dalam persaingan bisnis dan lebih banyaknya sejarah perusahaan yang dapat dipertimbangkan oleh para 142 November 2012 kreditor. Sehingga umur perusahaan memiliki hubungan positif dengan leverage. Non-debt Tax Shield merupakan pengurang pajak yang bukan berasal dari utang memiliki hubungan negatif dengan leverage. Semakin besar Non-Debt Tax Shield maka akan mengurangi kebutuhan perusahaan untuk menghemat pajak melalui utang. Objek penelitian ini adalah perusahaan sektor Perdagangan, Jasa, dan Investasi karena sektor ini merupakan sektor Non-Keuangan dengan Debt to Equity Ratio tertinggi dibandingkan dengan sektor industri lainnya pada periode 2007-2013. Sektor perdagangan, jasa, dan investasi juga memiliki rata-rata nilai Price to Book Value Ratio tertinggi selama periode 2007-2013. Nilai Price to Book Ratio yang tinggi mencerminkan bahwa harga saham perusahaan overvalued dan membuat investor enggan membeli saham perusahaan. Periode peneilitian ditetapkan dari tahun 2009 sampai 2013. 1. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan dari ukuran, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, likuiditas, tangibilitas, umur, dan non debt tax shield perusahaan terhadap leverage. ISSN: 1410 -9875 Yupiter Gullo KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Model Penelitian Gambar 1 Model Penelitian Pengembangan hipotesis 1. H01 : tidak terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap leverage Ha1 : terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap leverage 2. H02 : tidak terdapat pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap leverage : terdapat pengaruh H02 pertumbuhan perusahaan terhadap leverage 3. H03 : tidak terdapat pengaruh profitabilitas perusahaan terhadap leverage : terdapat pengaruh Ha3 profitabilitas perusahaan terhadap leverage 4. H04 : tidak terdapat pengaruh likuiditas perusahaan terhadap leverage Ha4 : terdapat pengaruh likuiditas perusahaan terhadap leverage 5. H05 : tidak terdapat pengaruh tangibilitas perusahaan terhadap leverage Ha5 : terdapat pengaruh tangibilitas perusahaan terhadap leverage 6. H06 : tidak terdapat pengaruh umur perusahaan terhadap leverage Ha6 : terdapat pengaruh umur perusahaan terhadap leverage 7. H07 : tidak terdapat pengaruh non debt tax shield 143 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 perusahaan terhadap leverage Ha7 :terdapat pengaruh non debt tax shield perusahaan terhadap leverage 8. H08 : tidak terdapat pengaruh secara simultan dari ukuran, pertumbuhan, profitabilitas, tangibilitas,likuiditas, umur, dan non debt tax shield perusahaan terhadap leverage Ha8 : terdapat pengaruh secara simultan dari ukuran, pertumbuhan, profitabilitas, tangibilitas,likuiditas, umur, dan non debt tax shield perusahaan terhadap leverage. November 2012 d. Memiliki data lengkap yang berkaitan dengan variabel penelitian Teknik Pengumpulan data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian sekunder. Sumber data dikutip dari Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id), Fact Book IDX, serta ICMD. Definisi Operasional Firm Size = Ln Total Asset METODA PENELITIAN Objek Penelitian Objek penelitian adalah Sektor Perdagangan, Jasa, dan Investasi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013. Pemilihan sampel dilakukan berdasarkan metode purposive sampling. Tujuannya untuk mendapatkan sampel yang representatif. Beberapa kriteria yang ditetapkan untuk memperoleh sampel sebagai berikut: a. Perusahaan harus sudah terdaftar di BEI minimum pada periode waktu penelitian (2009-2013). b. Perusahaan yang dipilih adalah perusahaan sektor Perdagangan, Jasa, dan Investasi. c. Laporan keuangan dalam satuan mata uang rupiah 144 Umur perusahaan = Ln(Tahun observasi – tahun berdirinya perusahaan) Analisis regresi linier berganda Persamaan analisis regresi linier secara umum untuk menguji hipotesis-hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Y= β0+β1X1+β2X2+ β3X3+ β4X4+ β5X5+ β6X6+ β7X7 + e Dimana : Y = Leverage β0 = Konstanta β1, β2, β3, β4, β5, β6, β7 = Slope koefisien variabel 1-7 X1 = Ukuran Perusahaan X2 = Tingkat Pertumbuhan ISSN: 1410 -9875 Yupiter Gullo X3 = Profitabilitas X4 = likuiditas X5 = Tangibilitas X6 = Umur perusahaan X7 = Non-Debt Tax Shield e = error HASILPENELITIAN Tabel 1 Uji t Nilai statistik t dari ukuran perusahaan berada di region of acceptance dimana t ≥ ‐tα/2 atau t ≤ tα/2 (0,48631≥ ‐1,998 atau 0,48631 ≤ 1,998). Kesimpulan ini didukung oleh nilai probabilitas dari ukuran perusahaan, yaitu sebesar 0,6284 yang lebih besar dari nilai α 0,05. Hal ini berarti H0 tidak dapat ditolak, sehingga dapat disimpulkanbahwa tidak terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap leverage. Tabel 2 Uji t Nilai statistik t dari tingkat pertumbuhan berada di region of acceptance dimana t ≥ ‐tα/2 atau t ≤ tα/2 (0,076060 ≥ ‐1,998 atau 0,076060 ≤ 1,998). Dapat diambil kesimpulan bahwa H0 tidak dapat ditolak. Kesimpulan ini didukung oleh nilai probabilitas dari tingkat pertumbuhan, yaitu sebesar 0,9396yang lebih besar dari nilai α 0,05. Hal ini berarti H0 tidak dapat ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh tingkat pertumbuhan terhadap leverage. 145 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 November 2012 Tabel 3 Uji t Nilai statistik t dari profitabilitas berada di region of rejection dimana t ≥ ‐tα/2 atau t ≤ tα/2 (‐ 3,019643 ≤ ‐1,998 atau ‐3,019643 ≤ 1,998). Kesimpulan ini didukung oleh nilai probabilitas dari profitabilitas, yaitu sebesar 0,0037yang lebih kecil dari nilai α 0,05. Hal ini berarti H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh profitabilitas terhadap leverage. Tabel 4 Uji t Nilai statistik t dari likuiditas berada di region of rejection dimana t ≥ ‐tα/2 atau t ≤ tα/2 (‐ 2,995090 ≤ ‐1,998 atau ‐2,995090 ≤ 1,998). Kesimpulan ini didukung oleh nilai probabilitas dari likuiditas, yaitu sebesar 0,0039 yang lebih kecil dari nilai α 0,05. Hal ini berarti H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh likuiditas terhadap leverage. Tabel 5 Uji t Nilai statistik t dari tangibilitas berada di region of acceptance dimana t ≥ ‐tα/2 atau t ≤ tα/2 (‐ 0.411630 ≥ ‐1,998 atau ‐0.411630≤ 1,998) . Dapat diambil kesimpulan bahwa H0 tidak dapat ditolak. Kesimpulan ini didukung oleh nila 146 probabilitas dari tangibilitas, yaitu sebesar 0.6820 yang lebih besar dari nilai α 0,05. Hal ini berarti H0 tidak dapat ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh tangibilitas terhadap leverage. ISSN: 1410 -9875 Yupiter Gullo Tabel 6 Uji t Nilai statistik t dari umur perusahaan berada di region of acceptance dimana t ≥ ‐tα/2 atau t ≤ tα/2 (‐0.043363≥ ‐1,998 atau ‐ 0.043363≤ 1,998) .Dapat diambil kesimpulan bahwa H0 tidak dapat ditolak. Kesimpulan ini didukung oleh nilai probabilitas dari tangibilitas, yaitu sebesar 0,9655 yang lebih besar dari nilai α 0,05. Hal ini berarti H0 tidak dapat ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh umur perusahaan terhadap leverage. Tabel 7 Uji t Nilai statistik t dari Non-debt tax shield berada di region of acceptance dimana t ≥ ‐tα/2 atau t ≤ tα/2 (2,397037 ≥ ‐1,998 atau 2,397037 ≥ 1,998). Dapat diambil kesimpulan bahwa H0 ditolak. Kesimpulan ini didukung oleh nilai probabilitas dari Non-debt tax shield, yaitu sebesar 0,0195 yang lebih kecil dari nilai α 0,05. Hal ini berarti H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Non-debt tax shield terhadap leverage. Tabel 8 Uji F Dari Tabel, diketahui bahwa nilai F statistik lebih besar dari nilai F tabel (4,705087≥ 2,17) dengan dfnum = p = 7 dan dfden = n – p – 1 = 65‐7‐1 = 57 dengan α = 0,05. Nilai statistik F berada di region of rejection sehingga dapat dikatakan bahwa H0 ditolak. Hal ini didukung oleh nilai dari probabilitas yang lebih kecil daripada α (0,000323≤ 147 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 0,05). Dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh ukuran perusahaan, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, likuiditas, tangibilitas, umur perusahaan, dan Non-debt Tax Shield secara bersama-sama terhadap Leverage. PENUTUP 1. 2. 3. 4. 5. 6. 148 Ukuran perusahaan Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap leverage. H01 tidak dapat ditolak. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Alkhatib(2011). Tingkat Pertumbuhan Tingkat pertumbuhan tidak berpengaruh terhadap leverage. H02 tidak dapat ditolak. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Akinyomi et al. (2013). Profitabilitas Profitabilitas berpengaruh terhadap leverage. H03 ditolak. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Gill et al. (2011). Likuiditas Likuiditas berpengaruh terhadap leverage. H04 ditolak. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Alkhatib (2011). Tangibilitas Tangibilitas tidak berpengaruh terhadap leverage. H05 tidak dapat ditolak. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Gill et al. (2011) dan Lingesya (2012). Umur Perusahaan Umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap leverage. H06 tidak dapat ditolak. Hasil ini konsisten November 2012 7. 8. dengan penelitian yang dilakukan oleh Lingesya (2012). Non-Debt Tax Shield Non-debt tax shield berpengaruh terhadap leverage. H07 ditolak. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Lingesya (2012). Ukuran perusahaan, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, likuiditas, tangibilitas, umur, dan Non-Debt tax shield berpengaruh secara bersamasama terhadap leverage. H08 ditolak. Penulis menyadari bahwa kelemahan yang ada membuat penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan yang ada dalam penelitian ini antara lain: 1. Penelitian ini hanya mencakup objek perusahaan sektor perdagangan, jasa, dan investasi saja, selain itu jumlah sampel yang terlalu sedikit. 2. Jangka waktu periode yang terbatas yaitu 5 tahun, dari tahun 2009-2013 yang mungkin kurang mencerminkan keadaan jangka panjang. 3. Variabel yang terbatas, dimana hanya menggunakan 7 variabel independen. Rekomendasi ini berguna untuk penelitian selanjutnya yang ingin mengangkat ISSN: 1410 -9875 tema serupa, berikut beberapa rekomendasi yang penulis harapkan untuk dilengkapi agar menghasilkan penelitian yang lebih baik mengenai leverage. 1. Menggunakan objek penelitian lain yang lebih luas sehingga menghasilkan jumlah sampel yang lebih banya. Yupiter Gullo 2. Memperpanjang periode. 3. Memasukkan variabel-variabel lain yang mungkin turut berpengaruh terhadap leverage, contohnya Tax Rate,risiko, dan pertumbuhan penjualan. DAFTAR PUSTAKA Akinyomi, John dan Adebayo Olagunu. 2013. Determinants of Capital Structure in Nigeria. International Journal of Innovation and Applied Studies, Vol.3, No.4. Ali, Liaqat. 2011. The Determinants of Leverage of the Listed-Textile Companies in India. European Journal of Business and Management, Vol 3, No.12. Alkhatib, Khalid. 2011. The Determinants of leverage of Listed Companies International. Journal of Business and Social Science, Vol. 3 No. 24. Anderson, David R., Dennis J. Sweeney, and Thomas A. Williams. 2011. Statistics for Business and Economics. South-Western: Cengage Learning. Brealey, Richard A., Stewart C. Myers, and Franklin Allen. 2006. Corporate Finance. 8th Edition. United States Of America: McGraw-Hill. Brigham and Eugene F. 2011. Fundamentals of Financial Management. United States Of America: Thomson. South-Western. Booth, L., Aivazian, V., Demirguc-Kunt, A. And V Maksimovic. (2001), Capital Structure In Developing Countries. Journal of Finance Vol 56:87-130. Fama, Eugene F. and French, Kenneth R. 2000. Testing Tradeoff and Pecking Order Predictions about Dividents and Debt. The Center for Research in Security Price Working Paper, No.506. Gill, Amarjit and Neil Mathur. 2011. Factors that Influence Financial Leverage of Canadian Firms. Journal of Applied Finance & Banking, vol.1, no.2. Gitman, Lawrence J., and Chad J. Zutter. 2012. Principles of Managerial Finance. 13th Edition. United States of America: Pearson Education Limited. Ghosh, Saibal and A.Prasad. 2005. Monetary Policy and Corporate Behavior in India. IMF Working Paper. Gujarati, Damodar N., and Dawn C. Porter. 2009. Basic Econometrics. New York: McGraw-Hill. Hair, Joseph F. et al. 2006. Multivariate Data Analysis. 6th Edition. New Jearsey: Pearson Education. Harahap, Sofyan Syafri. 2010. Teori Akuntansi Edisi Revisi. Raja Grafindo Persada : Jakarta. 149 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 November 2012 Higgins, Robert. 2011. Analysis For Financial Management. NewYork : McGraw-Hill. Husnan, Suad. 2003. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi 3. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN. IDX Fact Book 2008. 2008. Jakarta: Indonesia Stock Exchange. IDX Fact Book 2009. 2009. Jakarta: Indonesia Stock Exchange. IDX Fact Book 2010. 2010. Jakarta: Indonesia Stock Exchange. IDX Fact Book 2011. 2011. Jakarta: Indonesia Stock Exchange. IDX Fact Book 2012. 2012. Jakarta: Indonesia Stock Exchange. IDX Fact Book 2013. 2013. Jakarta: Indonesia Stock Exchange. Indriani, Astiwi dan Endang Tri Widyarti. 2013. Penentu-Penentu Struktur Modal Perusahaan. Jurnal Dinamika Manajemen Vol. 4, No. 1. Lingesiya Y. 2012. Factors Influencing Companies’ Leverage : Evidence From Sri Lankan Panel Data. South Asian Academic Research Journals, Vol. 2. Longenecker. 2001. Kewirausahaan, Manajemen Usaha Kecil. Jakarta: Salemba Empat. Margaretha, Farah dan Aditya Rizky Ramadhan. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruh Struktur Modal pada Industri Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 12, No.2. Mas’ud. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal. Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol. 7, No.1. Poerwadarminta, W.J.S. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Riyanto, Bambang. 2008. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE. Rodoni, Ahmad dan Herni Ali. 2010.Manajemen Keuangan.Jakarta: Mitra Wacana Media. Ross, Stephen A. et al. 2008. Corporate Finance Fundamental. 8th Edition. NewYork: McGraw-Hill. Sanders, Donald H., and Robert K. Smidt. 2000. Statistics. 6th Edition. United States of America: McGraw-Hill. Sartono, Agus. 2008. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : BPFE. Sekaran, Uma, and Roger Bougie. 2010. Research Methods for Business: A Skill- Building Approach. 5th Edition. India: John Wiley & Sons,Inc. Sugiyarso, G.Winarni, F. 2005. Manajemen keuangan. Yogyakarta : Media Pressindo. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta Wibowo, A.J., dan F.I. Erkaningrum, 2002. Studi Keterkaitan antara Dividend Payout Ratio, Financial Leverage, dan Investasi dalam Pengujian Hipotesis Pecking Order, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, 17 (4): 506-519. Widarjono, Agus. 2013. Ekonometrika; Pengantar dan Aplikasinya; Disertai Panduan Eviews. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. White, Gerald I. 2003. The Analisis and Use of Financial Performance. NewYork: John Wiley & Sons, Inc. Wild, et al. 2005. Financial Statement Analysis. NewYork : McGraw-Hill. 150 ISSN: 1410 -9875 Yupiter Gullo Winarno, Wing Wahyu. 2011. Analisis Ekonometrika dan Statistik dengan EViews.\Ed.--3.--Yogyakarta:--UPP-STIM-YKP Zare, Reza, Farzad Farzanfar, and Maryam Boroumand. 2013. Examining the Firm Age, Size and Asset Structure Effects on Financial Leverage in the Firms Listed in Tehran Stock Exchange. International Journal of Economy, Management and Social Sciences, Pages: 256-264. 151 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5 Halaman ini sengaja dikosongkan 152 November 2012