Vol. 14, No. 2a, Is. 5 November 2012 DAFTAR ISI Faktor

advertisement
Vol. 14, No. 2a, Is. 5
November 2012
DAFTAR ISI
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Meinie Susanty .....................................................................
1
Variabel-Variabel Yang Berpengaruh Terhadap Praktik Perataan Laba
Pada Perusahaan Non Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Olga Ghazali ......................................................................
17
Faktor – Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kinerja Auditor
Meiriska Febrianty ...................................................................
29
Pengaruh Perceived Value, Perceived Ease Of Use, Perceived
Usefulness, Firm’s Reputation, Privacy, Trust, Reliability,
Functionality Terhadap Online Repurchase Intention
Klemens Wedanaji P ..............................................................
41
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba
Pada Perusahaan Manufaktur
Maria ..............................................................................
55
Pengaruh Retail Corporate Image Terhadap Customer Satisfaction
Pada Konsumen The Body Shop
Muwaffick Hidayat .............................................................
69
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur
Di Bursa Efek Indonesia
Mungniyati ..........................................................................
81
Pengaruh Service Marketing Mix Elements Terhadap Customer Based
Brand Equity
Nuno Sutrisno ......................................................................
95
Pengaruh Kepemimpinan, Budaya Organisasi, Dan Komunikasi
Terhadap Disiplin Kerja Pegawai
Nurti Widayati ......................................................................
101
Pengaruh Stres Kerja, Konflik Kerja, Dan Dukungan Sosial Terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan
Nurwanti ............................................................................
113
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan
Non Keuangan Di Bursa Efek Indonesia
Nicken Destriana ..................................................................
123
Pengaruh Ukuran, Tingkat Pertumbuhan, Profitabilitas, Likuiditas,
Tangibilitas, Umur,Dan Non-Debt Tax Shield Terhadap Leverage
Yupiter Gullo .......................................................................
141
Vol. 14, No. 2a, Is. 5
November 2012
KEBIJAKAN EDITORIAL DAN PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL
Kebijakan Editorial
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI, JBA diterbitkan oleh Pusat Penelitian
dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) TRISAKTI
secara berkala setiap tahun dua kali (Juni dan Desember). Tujuan
penerbitan JBA adalah untuk menyebarluaskan informasi hasil karya tulis
ilmiah kepada akademisi dan praktisi yang menaruh minat pada bidang bisnis
dan akuntansi.
JBA menerima kiriman artikel yang ditulis dalam bahasa Indonesia
atau bahasa Inggris. Artikel yang dikirim ke JBA tidak dikirimkan atau telah
dipublikasikan dalam jurnal lain. Penentuan artikel yang dimuat dalam JBA
dilakukan melalui proses blind review oleh mitra bestari dengan
mempertimbangkan aspek-aspek antara lain terpenuhinya persyaratan baku
untuk publikasi jurnal ilmiah dan kontribusi artikel terhadap pengembangan
profesi dan pendidikan bisnis dan akuntansi.
Editor bertanggungjawab untuk memberikan telaah konstruktif
terhadap artikel yang akan dimuat dan (jika dipandang perlu) menyampaikan
hasil evaluasi artikel kepada penulis. Artikel yang diusulkan untuk dimuat pada
JBA disarankan untuk mengikuti pedoman penulisan artikel yang dibuat oleh
Editor.
Artikel dapat dikirim dalam bentuk : Compact Disk (CD) dan cetakan
(hardcopy) dua eksemplar ke alamat Editor JBA :
Gedung Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Trisakti
Jl. Kyai Tapa No. 20 Grogol, Jakarta 11440
Telp. (021)5666717 Fax : (021)5635480
E-mail : [email protected]
Pedoman Penulisan Artikel
Berikut ini ketentuan-ketentuan mengenai bentuk tulisan, sistimatika
penulisan, abstrak, format, tabel, gambar, kutipan dan referensi yang
digunakan sebagai pedoman minimal untuk penulisan artikel yang akan
dimuat pada JBA.
A. BENTUK TULISAN
Semua tulisan dalam bentuk esai atau uraian disertai judul sub bab
(heading) masing-masing bagian, kecuali bagian pendahuluan yang
disajikan tanpa judul sub bab. Peringkat judul sub bab dicetak tebal (bold)
dan penulisan tidak disertai urutan angka. Penulisan judul sub bab sebagai
berikut:
PERINGKAT 1 (huruf besar semua dan rata tengah)
Peringkat 2 (huruf besar-kecil dan rata tepi kiri)
Peringkat 3 (huruf besar-kecil dicetak miring dan rata tepi kiri)
B. SISTIMATIKA PENULISAN
Sistimatika penulisan artikel yang merupakan hasil penelitian terdiri
empiris dari 1) Judul, nama penulis, institusi penulis, alamat institusi dan email penulis, 2) Abstrak, 3) Pendahuluan yang menguraikan isu penelitian,
motivasi penelitian, rumusan masalah dan tujuan, rerangka Teoritis dan
pengembangan hipotesis (jika ada) yang memaparkan rerangka teoritis sebagai
landasan logis untuk mengembangkan hipotesis atau model penelitian, 4) Metoda
Penelitian yang memuat metoda pemilihan sampel dan pengumpulan data,
definisi operasional dan pengukuran variabel, 5) Hasil penelitian yang
menguraikan analisis data dan pembahasan temuan penelitian, 6) Penutup yang
berisi simpulan, implikasi, keterbatasan penelitian dan saran untuk peneltian
selanjutnya, serta 7) Referensi.
C. ABSTRAK
Setiap artikel harus menyajikan satu paragraf Abstrak pada awal tulisan
yang terdiri ±200 kata (disajikan dalam bahasa Inggris dan Indonesia).
Abstraksi memuat ringkasan pendahuluan (apa permasalahannya?), metoda
atau bahan (bagaimana melakukannya?), hasil (apa temuannya?) dan diskusi
(apa maknanya?) yang tujuannya memberi penjelasan ringkas kepada pembaca
sebelum membaca materi artikel secara lengkap. Abstrak sebaiknya diikuti
dengan minimal empat keywords untuk memudahkan penyusunan indeks
artikel.
D. FORMAT
1. Judul artikel terdiri dari ±15 kata.
2. Artikel sebaiknya diketik dengan spasi dobel pada kertas A4 (8,27” x
11,69”), kecuali untuk kutipan langsung yang panjang (lebih dari tiga
setengah ketikan) diketik spasi tunggal dengan bentuk berinden (indented
style).
3. Artikel sebaiknya terdiri tidak lebih dari 7.000 kata (dengan jenis huruf time
new roman ukuran 12) atau maksimal 20 halaman A4 termasuk tabel dan
gambar.
4. Marjin atas 4cm, bawah 3cm, kiri 4cm dan kanan 3cm dari badan teks.
5. Halaman muka (cover) setidaknya menyebutkan judul artikel dan identitas
penulis.
6. Semua halaman termasuk tabel, gambar dan referensi diberikan nomor
urut halaman.
7. Apabila artikel yang dikirimkan merupakan hasil penelitian dengan
menggunakan data primer, harap disertakan angket atau instrumen atau
kuisioner.
8. Angka, lafalkan angka dari satu sampai dengan sepuluh, kecuali jika
digunakan dalam tabel dan ketika digunakan dalam unit atau kuantitas
matematis, statistik, keilmuan atau teknis seperti jarak, bobot dan
ukuran. Misalnya: 4 hari, 5 kilometer, 25 tahun. Semua angka lainnya
disajikan secara numerik. Umumnya kalau dalam perkiraan, angka dilafalkan; misalnya: kira-kira sepuluh tahun.
9. Persentase dan pecahan desimal, untuk penggunaan yang bukan teknis
gunakan kata persen dalam teks; untuk penggunaan teknis gunakan simbol
%.
10. Persamaan, persamaan harus diberi nomer dalam kurung dengan penulisan
rata marjin kanan.
E. TABEL DAN GAMBAR
1. Tabel ditulis kembali (rewrite) bukan merupakan hasil copy paste dari
hasil statistik dan diisi data yang sesuai dengan pembahasan artikel.
2. Sumber tabel dicantumkan di bagian akhir tabel dengan inden sesuai batas
kiri tabel.
3. Judul tabel diletakkan di atas tabel sedangkan judul gambar diletakkan di
bawah gambar.
4. Tabel dan gambar diletakkan pada halaman tersendiri umumnya diletakkan di
akhir setelah referensi. Penulis cukup menyebutkan pada bagian di badan
teks untuk mencantumkan tabel dan gambar.
5. Pembuatan tabel menghilangkan garis vertikal, sedangkan garis horizontal
hanya pada judul kolom dan akhir tabel.
6. Setiap tabel dan gambar diberikan nomor urut, judul yang sesuai dengan isi
tabel, gambar dan sumber kutipan.
F. KUTIPAN DAN REFERENSI
1. Kutipan dalam teks sebaiknya ditulis di antara kurung buka dan kurung tutup
yang menye-butkan nama akhir penulis, tahun tanpa koma dan nomor
halaman jika dipandang perlu.
Contoh:
a. Satu sumber kutipan dengan satu penulis (Jones 1987), jika disertakan
nomor halaman (Jones 1987: 115)
b. Satu sumber kutipan dengan dua penulis (Jones dan Freeman 1973)
c. Satu sumber kutipan dengan lebih dari dua penulis (Jones dkk. 1985)
d. Dua sumber kutipan dengan penulis yang berbeda (Jones 1987, Freman
1986)
e. Dua sumber kutipan dengan penulis yang sama (Jones 1985, 1987), jika
tahun publikasi sama (Jones 1985a, 1985b)
f. Sumber kutipan yang berasal dari pekerjaan suatu institusi sebaiknya
menyebutkan akronim institusi yang bersangkutan (IAI 1994).
2. Setiap artikel harus memuat referensi (hanya yang menjadi sumber
kutipan), dengan ketentuan penulisan sebagai berikut:
a. Referensi disusun alfabetik dengan nama penulis atau nama institusi
b. Susunan setiap referensi:
1) Artikel dalam jurnal: nama penulis. tahun terbit. judul artikel. nama
jurnal atau penerbit, volume, nomor (bulan publikasi), halaman,
(alamat web dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari
internet).
2) Buku: nama penulis. tahun terbit. judul buku teks. tempat terbit:
nama penerbit.
3) Artikel dalam prosiding: nama penulis. tahun terbit. judul artikel.
nama pertemuan ilmiah, tempat pertemuan, tanggal pertemuan,
halaman, (alamat web dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari
internet).
4) Skripsi, tesis dan disertasi: nama penulis, tahun terbit, judul,
skripsi/tesis/disertasi, tempat institusi: nama institusi, (alamat web
dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari internet).
5) Surat kabar: nama penulis, tanggal bulan tahun terbit, judul, nama
surat kabar atau penerbit, halaman (kolom), (alamat web dan
tanggal diaksesnya web jika referensi dari internet).
Contoh:
Abdolmohammadi, M.J. dan J. Shanteau. 1992. Personal Attributes of
Experts Auditors. Organizational Behavior and Human Decision
Process, Vol.53 (November).
Griffith, A.I. 1995. Coordinating Family and School: Mothering for
Schooling. Education Policy Analysis Archives, Vol.3, No.1,
(http://olam.ed.asu.edu/epaa/, 12 Februari 1997).
Hadiyati, Rofiqoh. 19 Juni 2008. Membaca "Menu Kebutuhan" di antara
Daftar
Belanja.
Detikcom,
(http://suarapembaca.detik.com/index.php/detik.read/,
24
Juni 2008).
Hilton, Ronald W. 1997. Managerial Accounting, 4th Edition. New York:
Irwin, Mc Graw Hill Companies.
Indriantoro, N. 1993. The Effect of Participative Budgeting on Job
Performance and Job Satisfaction with Locus of Control and
Curtural Dimensions as Moderating Variables. Ph.D. Dissertation.
Lexington: University of Kentucky.
Porcano, T.M. 1984a. Distrutive justice and tax policy. The
Accounting Review, Vol.59 (Oktober), hlm.619-636.
. 1984b. The perceived effects of tax policy on corporate
investment intentions, The Journal of the American Taxation
Association, vol.6 (Fall), hlm.7-19.
Susanto, Y.K. 2007. Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Ketidakpastian
Tugas terhadap Hubungan antara Penggunaan Informasi
Akuntansi untuk Evaluasi Kinerja dan Perilaku Managerial.
Proceedings the 1st Accounting Conference, Faculty of Economics
Universitas Indonesia, Depok, 7–9 November, hlm.1-17.
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 14, No. 2a, Is. 5, November 2012, Hlm. 1-16
ISSN: 1410 – 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
MEINIE SUSANTY
STIE Trisakti
[email protected]
Abstract: The purpose of this research is to test and analyze whether size,
asset growth, profitability, managerial ownership, institutional ownership,
liquidity, and asset structure have influence to capital structure. This
research used 43 samples of companies in manufacturing sector that had
been listed in the Indonesia Stock Exchange, during 2008 until 2010. The
selection of the samples used purposive sampling method. Data were
analyzed using multiple regression method. The conclusion shows that size,
profitability, and managerial ownership influence to capital structure. Asset
growth, institutional ownership, liquidity, asset structure do not influence
capital structure.
Keywords: Capital Structure, Size, Asset Growth, Profitability, Managerial
Ownership, Institutional Ownership, Liquidity, Asset Structure.
PENDAHULUAN
modal pinjaman disebut modal
eksternal. Jumlah modal pribadi
tidak sebesar modal pinjaman,
karena modal pribadi memiliki
batas sedangkan modal pinjaman
bisa tidak terbatas. Struktur modal
merupakan bagian perusahaan yang
mencerminkan
komposisi
dan
kondisi keuangan untuk mencapai
tujuan perusahaan. Perusahaan
dituntut dapat mempertahankan
keadaan struktur modal demi
menghadapi persaingan pasar.
Penelitian ini merupakan
replikasi
dari
penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh
Tomasila (2009) yang menguji
variabel
ukuran
perusahaan,
pertumbuhan aktiva, profitabilitas,
Fenomena
yang
sering
terjadi saat awal pendirian atau
pembentukan perusahaan adalah
modal, dimana modal tersebut
menentukan perkembangan dan
kelangsungan usaha. Modal bisa
diperoleh dengan berbagai macam
cara, bisa melalui modal sendiri
maupun pinjaman.
Modal sendiri yaitu uang
pribadi yang diikut sertakan ke
dalam perusahaan dan laba ditahan
perusahaan,
sedangkan
modal
pinjaman adalah modal yang
diperoleh dari orang lain, seperti
hutang, saham dan investasi. Modal
pribadi disebut modal internal dan
1
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
dan struktur kepemilikan terhadap
struktur modal. Pada penelitian ini
terdapat
penambahan
variabel
kepemilikan
manajerial,
kepemilikan
institusional,
likuiditas, dan struktur aktiva.
Sampel pada penelitian ini adalah
perusahaan
manufaktur
yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Tahun pengamatan yang dilakukan
pada penelitian ini adalah antara
tahun 2008 sampai dengan tahun
2010.
Penelitian
sebelumnya
dilakukan pada tahun 2005 sampai
tahun 2006.
Penelitian ini disusun dengan
urutan penulisan sebagai berikut,
pertama pendahuluan menjelaskan
mengenai latar belakang dan
sistematika
penulisan.
Kedua,
menjelaskan mengenai teori dan
hasil penelitian sebelumnya sebagai
dasar dalam pengambilan hipotesis
penelitian.
Ketiga,
metoda
pemilihan sampel dan definisi
operasional
variabel
dalam
penelitian.
Keempat,
hasil
pengujian hipotesis, dan terakhir
terkait
pada
kesimpulan,
keterbatasan
dan
rekomendasi
untuk penelitian selanjutnya.
RERANGKA TEORITIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Trade-off Theory
Teori ini merupakan model
struktur modal yang menyatakan
bahwa struktur modal perusahaan
merupakan keseimbangan antara
keuntungan penggunaan hutang
dengan biaya. Dari model ini dapat
dinyatakan perusahaan yang tidak
menggunakan
pinjaman
dan
perusahaan yang menggunakan
pembiayaan investasinya dengan
pinjaman seluruhnya adalah buruk.
2
November 2012
Keputusan
terbaiknya
adalah
mempertimbangkan kedua jenis
pembiayaan. (Nurrohim 2008).
Trade off Theory merupakan
model yang didasarkan antara
keuntungan
dan
kerugian
menggunakan hutang. Fakta yang
berasal dari hutang dalam jumlah
yang besar, penggunaan modal
sendiri membuat manfaat dan
kerugian bagi perusahaan. Menurut
Brigham (2001) dalam Nurrohim
(2008) keuntungan memiliki hutang
adalah
(1)
Biaya
bunga
mempengaruhi penghasilan kena
pajak, sehingga pajak menjadi
lebih rendah, (2) Kreditur hanya
mendapat
biaya
bunga
yang
bersifat hampir tetap, kelebihan
keuntungan akan menjadi klaim
bagi pemilik perusahaan.
Agency Theory
Dalam teori ini manajemen
harus diberikan pengawasan yang
memadai.
Pengawasan
dapat
dilakukan dengan cara pengikatan
agen,
pemeriksaan
laporan
keuangan
dan
pembatasan
terhadap keputusan manajemen.
Menurut Warsito et.al (2003) salah
satu
kegunaan
dari
laporan
keuangan
adalah
menyediakan
sumber informasi bagi investor yang
dapat digunakan untuk menilai
prospek keuntungan perusahaan
dan hambatan atau risiko yang
dihadapi perusahaan. Biaya agensi
adalah
biaya-biaya
yang
berhubungan dengan pengawasan
manajemen
untuk
meyakinkan
manajemen bertindak konsisten
sesuai
dengan
perjanjian
kontraktual perusahaan dengan
kreditor dan pemegang saham
(Horne dan Wachowicz 1998 dalam
Prabansari dan Kusuma 2005).
ISSN: 1410 -9875
Para
pemegang
saham
berharap agen-agen bertindak atas
kepentingan
mereka
sehingga
perusahaan
dapat
menaikan
nilainya
sekaligus
memberikan
keuntungan pada pemegang saham
(Horne 1995 dalam Nurrohim 2008).
Tiga cara meminimalkan biaya
keagenan,
yaitu
meningkatkan
kepemilikan
saham
oleh
manajemen, mengurangi free cash
flow dengan cara pembagian
dividen dan meningkatkan leverage
perusahaan (Tarjo 2005 dalam Joni
dan Lina 2010).
Pecking Order Theory
Tahun 1961 teori ini di
kemukaan oleh Gordon Donalson.
(Myers 1984 dalam Prabansari dan
Kususma 2005) menjelaskan (1)
Perusahaan
menyukai
internal
financing, (2) Apabila eksternal
financing
diperlukan,
maka
perusahaan
akan
menerbitkan
sekuritas yang paling aman dahulu,
dimulai dengan penerbitan obligasi,
kemudian
sekuritas
yang
berkarakteristik
opsi
(seperti
obligasi konveksi), lalu pilihan
terakhir saham bisa diterbitkan.
Dana internal lebih disukai
dari pada dana eksternal karena
dana
internal
memungkinkan
perusahaan untuk tidak perlu
membuka
komunikasi
dengan
kreditor. Jika mampu memperoleh
sumber dana yang diperlukan tanpa
membuka
komunikasi
sebagai
akibat penerbitan saham baru.
Dana eksternal lebih disukai dalam
bentuk hutang daripada modal
sendiri karena pertimbangan biaya
emisi dan biaya emisi lebih murah
dari biaya emisi saham baru.
Meinie Susanty
Struktur Modal
Modal adalah hak atau
bagian yang dimiliki oleh pemilik
perusahaan yang ditujukan dalam
bagian modal, surplus, dan laba
yang ditahan atau kelebihan aktiva
yang dimiliki oleh perusahaan
terhadap seluruh hutang-hutangnya
(Munawir 2001 dalam Prabansari
dan
Kusuma
2005).
Modal
mencerminkan kepemilikan atas
perusahaan.
Struktur
modal
adalah
perimbangan
hutang
jangka
panjang yang permanen, hutang
jangka panjang, saham preferent,
dan saham biasa (Munawir 2002
dalam Murad 2008). Menurut
kesimpulan Bangun dan Surianty
(2008) struktur modal adalah
kombinasi antara hutang jangka
panjang
dan
ekuitas
yang
digunakan untuk mendanai kegiatan
operasi dan investasi perusahaan.
Sebisa mungkin manajer
mampu memberikan keputusan dan
mengolah sumber modal sehingga
menciptakan struktur modal yang
optimum sesuai dengan keadaan
yang terjadi serta mampu melihat
faktor-faktor lainya yang bisa
mempengaruhi
sumber
modal.
Salah satu keputusan penting yang
dihadapi
manajer
untuk
kelangsungan operasi perusahan
adalah keputusan pendanaan atau
keputusan struktur modal, yaitu
suatu keputusan keuangan yang
berkaitan dengan kombinasi hutang
dan
ekuitas
dalam
struktur
keuangan
jangka
panjang
perusahaan (Elim dan Yusfarita
2010).
Ukuran Perusahaan dan Struktur
Modal
Besar kecilnya perusahaan
dapat dilihat dari lapangan usaha
3
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
yang dijalankan. Penentuan besar
kecilnya
perusahaan
dapat
ditentukan
berdasarkan
total
penjualan, total aktiva, rata-rata
tingkat penjualan, dan rata-rata
total
aktiva
(Seftianne
dan
Handayani 2011). Perusahaan besar
memerlukan modal yang besar
dalam
menjalankan
bisnisnya
sehingga di perlukan modal yang
besar. Dari penjelasan di atas maka
hipotesis yang diajukan adalah
sebagai berikut:
Perusahaan
Ha1 Ukuran
berpengaruh terhadap Struktur
Modal.
Pertumbuhan Aktiva dan Struktur
Modal
Pertumbuhan aktiva adalah
perubahan total aktiva yang dimiliki
oleh perusahaan (Prabansari dan
Kusuma
2005
dalam
Suprantiningrum
2013).
Pertumbuhan aktiva akan menuntut
perusahaan untuk menyediakan
modal yang memadai (Hidayah dan
Santoso 2012). Perusahaan yang
memiliki
tingkat
pertumbuhan
aktiva
yang
tinggi
sering
membutuhkan
tambahan
asset
untuk mendukung pertumbuhan
perusahaan. Dari penjelasan di atas
maka hipotesis yang diajukan
adalah sebagai berikut:
Aktiva
Ha2 Pertumbuhan
berpengaruh terhadap Struktur
Modal.
Profitabilitas dan Struktur Modal
Profitabilitas
adalah
kemampuan
perusahaan
untuk
mendapatkan laba melalui semua
kemampuan dan sumber yang
dimilikinya,
seperti
kegiatan
penjualan, kas, modal, jumlah
karyawan, jumlah cabang dan
sebagainya (Harahap dan Syafri
4
November 2012
2001 dalam Nurmala dan Yuniarti
2007). Semakin tinggi profitabilitas
maka perusahaan lebih memilih
modal internal dan sebaliknya jika
profitabilitas
rendah
maka
perusahaan menggunakan modal
eksternal
untuk
menjalankan
aktivitasnya. Dari penjelasan di
atas maka hipotesis yang diajukan
adalah sebagai berikut:
berpengaruh
Ha3 Profitabilitas
terhadap Struktur Modal.
Kepemilikan
Manajerial
dan
Struktur Modal
Kepemilikan
manajerial
adalah situasi dimana manajer
memiliki saham perusahaan atau
dengan kata lain manajer tersebut
sekaligus sebagai pemegang saham
perusahaan
(Christiawan
dan
Tarigan 2007).
Semakin tinggi
persentase kepemilikan manajerial
maka
manajemen
mengurangi
peranan hutang sebagai penurunan
agency cost, melalui peranannya
sebagai
pengambil
keputusan
(Pujiati dan Widanar 2009). Hal
tersebut terkait karena pihak
manajer ikut serta menanggung
resiko. Dari penjelasan di atas
maka hipotesis yang diajukan
adalah sebagai berikut:
Manajerial
Ha4 Kepemilikan
berpengaruh terhadap Struktur
Modal.
Kepemilikan
Institusional
dan
Struktur Modal
Kepemilikan
Institusional
merupakan kepemilikan saham
perusahaan oleh perusahaan lain
yang
berada
didalam
negeri
maupun luar negeri serta saham
pemerintah dalam maupun luar
negeri yang umumnya bertindak
sebagai pihak yang mengawasi
perusahaan (Susiana dan Herawati
ISSN: 1410 -9875
Meinie Susanty
2007 dalam Maftukhah 2013).
Semakin
besar
kepemilikan
institusional maka pengawasan
semakin ketat yang mengakibatkan
pihak
manajer
cenderung
melakukan
pinjaman
Dari
penjelasan di atas maka hipotesis
yang diajukan adalah sebagai
berikut:
Institusional
Ha5 Kepemilikan
berpengaruh terhadap Struktur
Modal.
Likuiditas dan Struktur Modal
Likuiditas adalah kekuatan
perusahaan
dalam
melunasi
kewajibanya yang jatuh tempo
pada jangka waktu yang pendek
(Furi
dan
Saifudin
2012).
Perusahaan yang memiliki tingkat
likuiditas
yang
tinggi
akan
cenderung
tidak
menggunakan
pembiayaan dari hutang, karena
perusahaan
dengan
tingkat
likuiditas tinggi mempunyai modal
internal yang besar, sehingga
perusahaan akan menggunakan
modal internalnya untuk membiayai
investasinya sebelum mengunakan
dana eksternal melalui hutang
(Pecking order theory dalam
Seftianne dan Handayani 2011).
Dari penjelasan di atas maka
hipotesis yang diajukan adalah
sebagai berikut:
berpengaruh
Ha6 Likuiditas
terhadap Struktur Modal.
Struktur Aktiva dan Struktur
Modal
Struktur
aktiva
yang
dimaksud
adalah
rasio
yang
menggambarkan
proporsi
total
aktiva tetap yang milik perusahaan
dengan total aktiva perusahaan,
tujuan perhitungan rasio ini untuk
mengetahui seberapa besar porsi
aktiva tetap yang dapat dijadikan
sebagai jaminan atas pinjaman
yang dilakukannya (Margaretha dan
Sari 2005 dalam Joni dan Lina
2010). Perusahaan yang sebagian
besar modalnya ada pada aktiva
tetap
akan
mengutamakan
pemenuhan kebutuhan modalnya
dari modal sendiri. Sedangkan
modal eksternal sifatnya sebagai
pelengkap. Dari penjelasan di atas
maka hipotesis yang diajukan
adalah sebagai berikut:
Ha6 Struktur Aktiva berpengaruh
terhadap Struktur Modal.
Model yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Reputasi Auditor
Reputasi Auditor
Reputasi Auditor
Reputasi Auditor
Manajemen Laba
Reputasi Auditor
Ukuran Perusahaan
Reputasi Auditor
Gambar 1 Model Penelitian
5
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
METODA PENELITIAN
Objek Penelitian
Populasi
yang
digunakan
dalam penelitian ini adalah seluruh
perusahaan
manufaktur
yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
dari tahun 2008 sampai dengan
2010. Teknik pemilihan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan metoda Purposive
Sampling
dengan
prosedur
pemilihan sampel sebagai berikut:
Tabel 1 Pemilihan Sampel
Jumlah
Perusahaa
Deskripsi Kriteria
n
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
secara konsisten untuk periode 2008 sampai
130
2010.
Perusahaan yang tidak mempublikasikan
laporan keuangan per 31 Desember untuk
periode 2008 sampai 2010.
Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan
keuangan dalam mata uang Rupiah dari tahun
2008 sampai 2010.
(11)
Perusahaan yang mengalami kerugian dari
tahun 2007 sampai 2010.
(44)
Perusahaan yang tidak memiliki hutang jangka
panjang pada pihak ketiga dari tahun 2008
(32)
sampai 2010.
Total perusahaan dan data
43
Data Outlier
Data penelitian
Sumber: Data yang dikumpulkan
Definisi Operasional Variabel dan
Pengukurannya
Struktur
Modal
pada
penelitian ini diukur menggunakan
rumus (Tmasila 2009):
Ukuran
Perusahaan
merupakan ukuran besar atau
kecilnya aktiva yang dimiliki
perusahaan. Dalam penelitian ini,
ukuran perusahaan dapat dihitung
dengan nilai logaritma dari total
6
November 2012
Jumlah
Data
390
-
(33)
(132)
(96)
129
(100)
119
aktiva, melalui rumus Tomasila
(2009):
Ukuran Perusahaan = Ln (Total
Aktiva)
Pertumbuhan
Aktiva
Pertumbuhan
aktiva
adalah
perubahan total aktiva yang dimiliki
oleh perusahaan (Prabansari dan
Kusuma 2005). Pertumbuhan asset
dapat
dihitung
melalui
perubahannya (Joni dan Lina 2010):
Ta,t: Total Aktiva pada tahun t
ISSN: 1410 -9875
Ta,t-1:
tahun t-1
Total
Meinie Susanty
Aktiva
pada
Profitabilitas
adalah
kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba. Profitabilitas
didefinisikan sebagai net income
dan total sales, dimana dapat
diukur
menggunakan
rumus
Margaretha dan Ramadhan (2010):
Net Income
Profitabilitas=
Total Aktiva
Kepemilikan
Manajerial
adalah jumlah pemegang saham
pihak manajemen secara aktif ikut
dalam
pengambilan
keputusan
perusahaan.
Karena
terdapat
kecenderungan data di Indonesia
bersifat binomial (ada atau tidak
ada) maka dalam pengukuran
kepemilikan manajerial digunakan
dummy variabel. D 1 untuk
perusahaan
yang
terdapat
kepemilikan manajerial dan D 0
untuk perusahaan yang tidak
memiliki kepemilikan manajerial
(Seftianne dan Handayani 2010).
Kepemilikan
Institusional
merupakan presentase kepemilikan
pihak luar perusahaan. Menurut
Sujoko dan Soebiyantoro (2007)
dalam
Mardinawati
(2011)
menyatakan bahwa kepemilikan
saham oleh institusional merupakan
salah satu monitoring agen penting
dalam memainkan peran aktif dan
konsisten dalam melindungi saham
yang
diinvestasikan
sehingga
mendorong
peningkatan
pengawasan yang lebih optimal.
Kepemilikan institusional dapat
diukur
dengan
persentase
kepemilikan
institusional
perusahaan pada akhir tahun
(Mardinawati 2011).
Likuiditas merupakan suatu
ukuran kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya dengan aktiva lancar
yang dimilikinya, dapat diukur
menggunakan rumus Seftianne dan
Handayani (2011):
Aktiva Lancar
Likuiditas =
Hutang Lancar
Struktur
Aktiva
menjelaskan
besarnya
aktiva
yang
dapat
dijaminkan perusahaan. Varabel ini
dihitung dengan rumus Seftianne
dan Handayani (2011):
Total Aktiva
Tetap
Struktur Aktiva =
Total
Aktiva
Metoda Analisis Data
Penelitian ini menggunakan
multiple regression analysis untuk
menguji
hipotesis
yang
diilustrasikan sebagai berikut:
Y = α +β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 +
β5X5 + β6X6 + β7X7 + ε
Dengan Keterangan: Y= Struktur
Modal, α = Konstanta, β 1‐ β 7
=Koefisien, X1 = Ukuran
Perusahaan,
X 2=
Pertumbuhan
Aktiva, X3= Profitabilitas, X4 =
Kepemilikan
Manajerial,
X5 =
Kepemilikan Institusional, X6 =
Likuiditas, X7 = Struktur Aktiva.
HASIL PENELITIAN
Hasil dari statistik deskriptif
untuk
menjelaskan
mengenai
gambaran data penelitian dapat
dijelaskan sebagai berikut:
7
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
November 2012
Tabel 2 Hasil Uji Statistik Deskriptif Setelah Uji Outlier
Variabel
N
Minimum
Maksimum
Mean
Std.
Deviation
STR_MDL
119
0,000086
0,469581
0,12029246 0,115265384
UK_PERS
119
24,850204 32,357143
28,26449 1,531805957
PERT_AKT
119
-0,441912
0,657483
0,13445488 0,161688321
PROF
119
0,000002
0,406695
0,08894559 0,084691588
DKEP_MAN
119
0
1
0,45
0,499
KEP_INST
119
0,322000
0,997400
0,71219084 0,193881960
LIKUI
119
0,670367
5,553740
1,774568 0,884278964
STR_AKT
119
0,037445
0,886284
0,38987782 0,177337546
Sumber: Pengolahan data SPSS 14.0
Hasil dari pengujian normalitas residual dengan uji Kolmogorov-Smirnov
dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini:
Tabel 3 Hasil Uji Normalitas Data dan Uji Outlier
Keterangan
Asymp. Sig (2-tailed)
0,292
Data berdistribusi normal
Sumber: pengolahan data SPSS 14.0
Dari tabel tersebut diperoleh
nilai asymp. sig. (2-tailed) sebesar
0,292 lebih besar dari alpha
(α=0,05), maka dapat disimpulkan
bahwa data terdistribusi normal
sehingga baik untuk dilakukan
pengujian selanjutnya.
Variabel
UK_PERS
PERT_AKT
PROF
DKEP_MAN
KEP_INST
LIKUI
STR_AKT
Tabel 4 Hasil Uji Multikolinearitas
VIF
Keterangan
Tolerance
0,759
1,318
Tidak terjadi
multikolinearitas
0,836
1,196
Tidak terjadi
multikolinearitas
1,306
Tidak terjadi
0,766
multikolinearitas
1,159 Tidak terjadi
0,863
multikolinearitas
1,072
Tidak terjadi
0,933
multikolinearitas
0,838
1,193 Tidak terjadi
0,759
1,318
multikolinearitas
Tidak terjadi
multikolinearitas
Sumber: pengolahan data SPSS 14.0
8
Uji Multikolinearitas
Hasil uji asumsi klasik yang
dimulai
dengan
uji
multikolinearitas dapat dilihat pada
tabel 4 berikut ini:
ISSN: 1410 -9875
Meinie Susanty
Berdasarkan tabel tersebut
dapat disimpulkan bahwa variabel
independen komite audit, proporsi
dewan
komisaris
independen,
kepemilikan
institusional,
kepemilikan manajerial, reputasi
auditor, dan ukuran perusahaan
tidak
mengalami
masalah
multikolinearitas
karena
nilai
tolerancenya lebih besar dari 0,1
dan nilai VIF lebih kecil dari 10.
Uji Heteroskedastisitas
Uji asumsi klasik yang terakhir
terkait
dengan
pengujian
heteroskedastisitas
dengan
uji
Glejser, yang dapat dijelaskan pada
tabel 5 berikut ini:
Tabel 5 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sig
Keterangan
0,224
0,811
Tidak terjadi
heteroskedastisitas
Tidak terjadi
PERT_AKT
0,368
heteroskedastisitas
Tidak terjadi
PROF
0,087
heteroskedastisitas
Terjadi heteroskedastisitas
DKEP_MAN
0,000
KEP_INST
0,246
Tidak terjadi
heteroskedastisitas
LIKUI
Terjadi heteroskedastisitas
0,045
STR_AKT
0,318
Tidak terjadi
heteroskedastisitas
Model Variabel
1
(constant)
UK_PERS
Sumber: pengolahan data SPSS 14.0
Seperti yang terlihat pada tabel
diatas, bahwa variabel ukuran
perusahaan
(UK_PER),
pertumbuhan aktiva (PER_AKT),
profitabilitas (PROF), kepemilikan
institusional
(KEP_INST),
dan
struktur aktiva (STR_AKT) angka sig
nya lebih besar dari 0,05 maka
tidak terjadi heteroskedastisitas,
sedangkan variabel kepemilikan
manajerial
(DKEP_MAN)
dan
likuiditas (LIKUI) angka sig nya
Model Variabel
1
RES_2
kurang dari 0,05 maka terjadi
heteroskedastisitas yang berarti
adanya ketidaksamaan varians pada
variabel kepemilikan manajerial
dan likuiditas.
Uji Autokorelasi
Pengujian
asumsi
klasik
selanjutnya yaitu uji autokorelasi
dengan alat uji Bruesch Godfrey
memperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 6 Hasil Uji Autokorelasi
Sig.
Keterangan
0,014
Terjadi autokorelasi
Sumber: pengolaan data SPSS 14.0
Berdasarkan hasil pengujian dapat
dilihat
pada
tabel
diatas,
menjelaskan nilai RES_2 sebesar
0,014 lebih kecil dari nilai
signifikan (sig) 0,05, sehingga dapat
disimpulkan bahwa pada model
9
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
regresi ini terdapat masalah
autokorelasiAnalisa Hipotesis
Tabel 7 Hasil Uji Koefisien
Korelasi (R)
Model
R
1
0,513a
Sumber: pengolahan data SPSS 14.0
Dari
tabel
tersebut
dapat
disimpullkan
bahwa
hubungan
antara struktur modal dengan
variabel
ukuran
perusahaan,
pertumbuhan aktiva, profitabilitas,
kepemilikan
manajerial,
kepemilikan
institusional,
likuiditas, dan struktur aktiva
adalah kuat karena nilai koefisien
korelasi (R) 0,513 lebih dari 0,5.
Tabel 8 Hasil Uji Koefisien
Determinasi (Adjusted R-square)
Model
Adjusted Rsquare
1
0,217
November 2012
Dari tabel tersebut dapat
disimpulkan bahwa nilai adjusted
R-square sebesar 0,217 yang berarti
variasi dari variabel dependen
ukuran perusahaan, pertumbuhan
aktiva, profitabilitas, kepemilikan
manajerial,
kepemilikan
institusional,
likuiditas,
dan
struktur aktiva sebesar 21,7%
sedangkan sisanya sebesar 79,3%
dijelaskan faktor-faktor lain yang
tidak dimasukkan ke dalam model
penelitian ini.
Tabel 9 Hasil Uji F
F
Sig
Model
1
1,820
0,000
Sumber: pengolahan data SPSS 14.0
Dari tabel tersebut dapat
disimpulkan bahwa menunjukkan
nilai sig 0,000. Nilai sig nya lebih
kecil dari 0,05 berarti model fit.
Hal ini menunjukkan data layak
digunakan dalam model penelitian.
Sumber: pengolahan data SPSS 14.0
Variabel
(constant)
UK_PERS
PERT_AKT
PROF
DKEP_MAN
KEP_INST
LIKUI
STR_AKT
Tabel 10 Hasil Uji t
t
Sig
B
-0,300 0,150
1,450
0.015 2,143 0,034
0,067 1,058 0,292
-0,557
0,000
4,394
-0,054
0,009
2,234
0,017 0,335 0,738
0,001 0,067 0,947
0,117 1,923 0,057
Keterangan
Berpengaruh
Tidak berpengaruh
Berpengaruh
Berpengaruh
Tidak berpengaruh
Tidak berpengaruh
Tidak berpengaruh
Sumber: pengolahan data SPSS 14.0
Variabel ukuran perusahaan
(UK_PERS)
memiliki
koefisien
regresi
sebesar
0,015
yang
menunjukan arah positif dan nilai
signifikan sebesar 0,034. Nilai sig
UK_PERS lebih kecil dari α = 0,05
10
sehingga
ukuran
perusahaan
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap struktur modal. Hal ini
mengindikasikan perusahaan besar
akan lebih mudah mencari investor
yang akan menanamkan modalnya
ISSN: 1410 -9875
dalam perusahaan dan juga mudah
dalam
memperoleh
hutang
dibandingkan dengan perusahaan
kecil. Ukuran perusahaan yang
besar juga menuntut memiliki
struktur modal yang besar yang
memungkinkan melakukan banyak
pinjaman. Hal ini sesuai dengan
trade off theory.
Variabel pertumbuhan aktiva
(PERT_AKT) memiliki nilai signifikan
sebesar 0,292. Nilai sig PERT_AKT
lebih besar dari α = 0,05 sehingga
pertumbuhan
aktiva
tidak
berpengaruh terhadap struktur
modal. Hal ini mengindikasikan
semakin besar pertumbuhan aktiva
perusahaan
maka
penggunaan
hutang jangka panjang tidak telalu
signifikan,
karena
perusahaan
masih bisa menggunakan laba
ditahan untuk operasional akibat
banyaknya
harta.
Rata-rata
perusahaan yang diteliti memiliki
tingkat pertumbuhan aktiva yang
rendah dan cenderung mengalami
penurunan,
sehingga
tidak
mempengaruhi
besar
kecilnya
struktur modal.
Variabel profitabilitas (PROF)
memiliki koefisien regresi sebesar 0,557 yang menunjukan arah
negatif dan nilai signifikan sebesar
0,000. Nilai sig PROF lebih kecil
dari α = 0,05 sehingga profitabilitas
berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap struktur modal. Hal ini
mengindikasikan perusahaan lebih
menyukai modal internal berupa
laba ditahan daripada melakukan
hutang, hal ini sesuai dengan
pecking order theory. Perusahaan
masih mampu mendanai kegiatan
melalui
dana
internal
tanpa
melakukan pinjaman.
Variabel
kepemilikan
manajerial (DKEP_MAN) memiliki
koefisien regresi sebesar -0,054
Meinie Susanty
yang menunjukan arah negatif dan
nilai signifikan sebesar 0,009. Nilai
sig DKEP_MAN lebih kecil dari α =
0,05
sehingga
kepemilikan
manajerial berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap struktur modal.
Hal ini mengindikasikan bahwa
perusahaan
yang
sebagian
sahamnya dimiliki oleh manajemen
memiliki
kecenderungan
menerapkan kebijakan hutang yang
kecil karena manajemen ikut
menanggung biaya modal yang
ditanggung perusahaan. Dengan
adanya saham yang dimiliki pihak
direksi
maka
terdapat
kecenderungan akan berhati-hati
dalam menggunakan kebijakan
hutang
sehingga
meningkatnya
kepemilikan
manajerial
akan
menurunkan struktur modal akibat
tidak melakukan pinjaman.
Variabel
kepemilikan
institusional (KEP_INST) memiliki
nilai signifikan sebesar 0,738. Nilai
sig REP_AUD lebih besar dari α =
0,05
sehingga
kepemilikan
institusional tidak berpengaruh
terhadap struktur modal. Hal ini
mengindikasikan semakin banyak
kepemilikan institusional maka
biaya agensi akan semakin banyak
yang menyebabkan berkurangnya
struktur modal, hal ini sesuai
dengan agency theory. Pemilik
saham
institusional
dapat
memantau lebih ketat kebijakan
pendanaan, sehingga manajemen
tidak dapat menggunakan hutang
dalam jumlah yang besar yang
berakibat modal berkurang.
Variabel likuiditas (LIKUI)
memiliki koefisien regresi sebesar
0,947. Nilai sig LIKUI lebih besar
dari α = 0,05 sehingga likuiditas
tidak
berpengaruh
terhadap
struktur
modal.
Hal
mengindikasikan semakin besar
11
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
tingkat likuiditas maka perusahaan
tidak menggunakan hutang, tetapi
lebih memilih modal internal dan
dengan tingkat likuiditas yang
tinggi berarti perusahaan sanggup
membayar hutang jangka pendek
sehingga akan menurunkan proporsi
hutang dalam struktur modal.
Variabel
struktur
aktiva
(STR_AKT)
memiliki
koefisien
regresi sebesar 0,057. Nilai sig
STR_AKT lebih besar dari α = 0,05
sehingga struktur aktiva tidak
berpengaruh terhadap struktur
modal.
Hal
mengindikasikan
perusahaan
harus
lebih
mempertimbangkan struktur aktiva
dari jenis aktiva yang dimiliki untuk
dijadikan
jaminan
hutang
dibandingkan dengan menggunakan
jaminanan aktiva tetap. Aktiva
tetap tidak bisa dijaminkan untuk
hutang sebagai modal karena
tingkat depresiasinya tinggi.
PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis
dan
pembahasan
yang
telah
diuraikan
dapat
diperoleh
kesimpulan bahwa pertumbuhan
aktiva, kepemilikan institusional,
likuiditas, dan struktur aktiva tidak
berpengaruh terhadap struktur
modal.
Ukuran
perusahaan,
November 2012
profitabilitas, dan kepemilikan
manajerial berpengaruh terhadap
struktur modal.
Dari penelitian yang telah
dilakukan,
masih
terdapat
beberapa
keterbatasan
yaitu
penelitian ini hanya menggunakan
perusahaan manufaktur sebagai
objek penelitian, periode penelitan
selama 3 tahun, nilai Adjusted R2
hanya 21,7% sehingga ada faktorfaktor lain yang lebih berpengaruh
terhadap
manajemen
laba.
Terdapat
masalah
heteroskedastisitas pada variabel
kepemilikan manajerial dan likuitas
serta terdapat masalah autokorelasi
pada penelitian ini.
Berdasarkan
keterbatasan
yang
ada,
maka
peneliti
mengajukan beberapa rekomendasi
kepada
peneliti-peneliti
selanjutnya. Rekomendasi tersebut
antara lain yaitu menambah objek
penelitian menjadi perusahaan non
keuangan,
menambah
tahun
penelitian
menjadi
4
tahun,
menggunakan variabel lain dalam
penelitian seperti variabel resiko
bisnis, free cash flow, usia
perusahaan, dividen, dan investasi
yang mungkin dapat mempengaruhi
struktur modal, mengatasi masalah
heteroskedastisitas
dan
autokorelasi
dengan
cara
melakukan transformasi data.
REFERENSI
Abdurrahman dan Dihin Septyanto. 2008. Pengaruh Penerapan GCG dan
Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris Pada
Perusahaan LQ 45 Tahun 2001-2005 di BEJ). Jurnal Ekonomi: Media
Ilmiah Indonusa, Vol. 13, No. 1, halaman 21-39.
Anggraini, Novita dan Ceacelia Srimindarti. 2009. Pengaruh Kepemilikan
Saham Institusional, dan Kebijakan Hutang Terhadap Kepemilikan
Manajerial. Kajian Akuntansi. Vol.1, No.2, halaman 133-152.
12
ISSN: 1410 -9875
Meinie Susanty
Anwar, Muhadjir. 2009. Pengaruh Antara Resiko Bisnis, Strategi Pertumbuhan,
Struktur Modal terhadap Kinerja Perusahaan Makanan dan Minuman di
Bursa Efek Jakarta. Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol. 7, No. 2, halaman
305-314..
Atarwaman, Rita. 2011. Analisis Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan
Kepemilikan Manejerial Terhadap Praktik Perataan laba yang Dilakukan
Oleh Perusahaan Manufaktur pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal
Ilmu Ekonomi ADVANTAGE. Vol.2, No.2, halaman67-74.
Bangun, Nurainun dan Vivi Surianty. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Struktur Modal (Studi Empiris Terhadap Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar Di BEJ). Jurnal Akuntansi/Tahun XII, No.01,
halaman 35-47.
Christiawan, Yulius Yogi, dan Josua Tarigan. 2007. Kepemilikan Manajerial:
Kebijakan Hutang, Kinerja dan Nilai Perusahaan. Jurnal Ekonomi
akuntansi. Vol.9, No.1, halaman 1-8.
Darminto. 2008. Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Struktur Modal dan
Struktur Kepemilikan Saham, Terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal IlmuIlmu Sosial. Vol.20, No.2, halaman 87-97.
Dewi, Sisca Christianty. 2008. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Institusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol.10, No.1,
halaman 47-58.
Dwiwinarno, Titop. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
(Studi Kasus Pada Perusahaan-Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia. Efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol. 1, No. 1,
halaman 54-46.
Elim, Meyulinda Aviana dan Yusfarita. 2010. Pengaruh Struktur Aktiva, Tingkat
Pertumbuhan Penjualan,dan Return of Assets Terhadap Struktur Modal
Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Efektif Jurnal
Bisnis dan Ekonomi, Vol. 1, No. 1, halaman 88-103.
Fachrudin, Khaira Amalia. 2011. Analisis Pengaruh Struktur Modal, Ukuran
Perusahaan, dan Agency Cost Terhadap Kinerja Perusahaan. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan, Vol.13, No.1, halaman 36-45.
Furi, Vina Ratna, dan Saifudin. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Struktur Modal (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI tahun 2009-2010). Juraksi. Vol.1, No.2, halaman 49-62.
Ghazali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogoro.
Gill Amarjit, Nahum Biger, Cheping Pai, dan Smita Bhutani. 2009. The
Determinants of Capital Structur in the Service Industry: Evidence from
United States. The Open Business Journal. Vol.2, page 48-53.
Hadianto, Bram dan Christian Tayana. 2010, Pengaruh Risiko Sistematik,
Struktur Aktiva, Profitabilitas, dan Jenis perusahaan Terhadap Struktur
Modal Emiten Sektor Pertambangan: Pengujian Hipotesis Static-Trade
Off. Jurnal Akuntansi, Vol.2, No.1, halaman 15-39.
Handayati, Puji. 2011. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Tingkat
Pengungkapan Informasi Sosial Perusahaan: Studi Empiris Pada
13
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
November 2012
Perusahaan yang Tergolong High Profile yang Terdaftar DI Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol.22, No.2,halaman 159-169.
Haryono, Slamet. 2005. Struktur Kepemilikan Dalam Teori Keagenan. Jurnal
Akuntansi dan Bisnis, Vol. 5, No. 1, halaman 63-71.
Hasan, Mudrika Alamsyah. 2006. Analisi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Struktur Modal (Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia). Jurnal Tepak Manajerial Magister Manajemen UNRI, Vol. 6,
No. 6, halaman 1-21.
Herni dan Yulius Kurnia Susanto. 2008. Pengaruh Struktur Kepemilikan Publik,
Praktik Pengelolaan Perusahaan, Jenis Industri, Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas dan Resiko Keuangan Terhadap Tindakan Perataan Laba
(Studi Empiris Pada Industri yang Listing di Bursa Efek Jakarta). Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 23, No. 3, halaman 302-314.
Hidayat, Syafiudin. 2013. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan
Dividen, Struktur Aktiva, Pertumbuhan Penjualan, dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang. Jurnal Ilmu Manajemen. Vol.1,
No.1, halaman 12-25.
Hidayah, Nur dan Aprih Santoso. Pengaruh Pertumbuhan Asset, Kesempatan
Tumbuh, Kepemilikan Manajerial, Analisis Deviden Terhadap Struktur
Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di JSX tahun 20082010. Jurnal Dinamika Manajemen, Vol.1, No. 4, halaman 129-140.
Indrajaya, Glenn dkk. 2011. Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan,
Tingkat Pertumbuhan, Profitabilitas dan Risiko Bisnis Terhadap Struktur
Modal: Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Listing
di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007. Jurnal Ilmiah Akuntansi.
Vol.2, No.6, halaman 1-23.
Indriantoro, Nur., dan Bambang Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis
Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama. Yogyakarta: Penerbit
BPFE Yogyakarta.
Joni dan Lina. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal. Jurnal
Bisnis dan Akuntansi, Vol. 12, No. 2, halaman 81-96.
KP, Hasa Nurrohim. 2008. Pengaruh Profitabilitas, Fixed Asset Ratio, Kontrol
Kepemilikan dan Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal Pada
Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Sinergi: Kajian Bisnis dan
Manajemen, Vol 10, No 1, halaman 11-18.
Langko, Muhammad Yunus. 2010. Analisis Faktor Operating Leverage dan
Pengaruh Terhadap Profitabilitas pada PT.INDOFOOD SUKSES MAKMUR
Tbk yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Economic Resources,
Vol.11, No.32, halaman 1- 14.
Liu, Yuanxin, Jing Ren, dan Yan Zhuang. 2009. An Empirical analysis on the
Capital Structure of Chinese Listed IT Companies. International Journal
of Business and Management. Vol.4, No.8, page 46-51.
Maftukhah, Ida. 2013. Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, dan
Kinerja Keuangan Sebagai Penentu Struktur Modal Perusahaan. Jurnal
Dinamika Manajemen. Vol.4, No.1, halaman 69-81.
14
ISSN: 1410 -9875
Meinie Susanty
Mardinawati.2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Administrasi Bisnis. Vol.12, No.3, halaman 16-27.
Margaretha, Farah dan Aditya Rizky Ramadhan. 2010. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Struktur Modal Pada Industri Manufaktur Di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 12, No. 2, halaman 119-130.
Murad, Anizir Ali. 2008. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Rentabilitas
Ekonomis Pada PT “X”. Prospek, Vol. 1, No. 2, halaman 23-36.
Nurmala dan Evi Yuniarti. 2007. Analisis Profitabilitas Terhadap Harga Saham
Perusahaan Retail Go Publik di Bursa Efek Jakarta (Studi Kasus
Perusahaan Retail yang Ada di Lampung). Fordema, Vol. 7, No. 2,
halaman 145-154.
Prabansari, Yuke dan Hadri Kusuma. 2005. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Struktur Modal Manufaktur GO Public Di Bursa Efek Jakarta. Sinergi:
Kajian Bisnis dan Manajemen, Edisi Khusus on Finance, halaman 1-15.
Pujiati, Diyah dan Erman Widanar. 2009. Pengaruh Struktur Kepemilikan
Terhadap Keuangan Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Ventura. Vol.12, No.1, halaman 71-86.
Putra, Widana dan Ni Made Dwi Ratnadi. 2008. Pengaruh Kebijakan Dividend
an Kepemilikan Manajerial Terhadap Kos Keagenan. Jurnal Ilmiah
Akuntansi dan Bisnis, Vol.3, No.2, halaman 1-28.
Rahayu, Dyah Sih. 2005. Pengaruh Kepemilikan Saham Manajerial dan
Institusional Pada Struktur Modal Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan
Auditing. Vol.1, No.2, halaman 181-197.
Seftianne dan Ratih Handayani. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Struktur Modal Pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur. Jurnal Bisnis
dan Akuntansi, Vol. 13, No. 1, halaman 39-56.
Sudarman dan Subchan. 2011Pengaruh Struktur Modal, Kebijakan Dividen dan
Kinerja Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ekonomi-ManajemenAkuntansi, Vol.18, no.30, halaman 1-23.
Supeno, Bambang.2009. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur
Modal Perusahaan Sektor Makanan Dan Minuman Pada Bursa Efek Jakarta
(BEJ). Jurnal Tepak Manajemen Bisnis, Vol.1, No.1, halaman 92-110.
Suprantiningrum. 2013. Pengaruh Pertumbuhan Aktiva dan Ukuran Perusahaan
terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Pebankan. Jurnal Ilmiah
Dinamika Ekonomi dan Bisnis, Vol.1, No.1, halaman 32-43.
Suranta, Eddy dan Pratana Puspa Midiastuty. 2005. Analisis Pengaruh Struktur
Kepemilikan terhadap Dtruktur Modal. JABM, Vol.12, No.2, halaman
101-115.
Susanto, Yulius Kurnia. 2011. Kepemilikan Saham, Kebijakan Dividen,
Karakteristik Perusahaan, Risiko Sismatik, Set Peluang Investasi dan
Kebijakan Hutang. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.13, No.3, halaman
195-210.
Tomasila, Mozes. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada
Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. Peluang: Jurnal
Ekonomi, Vol. III, No. 1, halaman 1-18.
15
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
November 2012
Warsito, Irianto, Anni Aryani, dan Doddy Setiawan. 2003. Pengaruh
Pertumbuhan Aktiva, Rasio Profitabilitas, dan Beta Akuntansi Terhadap
Beta. Jurnal Bisnis dan Manajemen. Vol.3, No.2, halaman 94-107.
Widjaja, I dan Kasenda. 2008. Pengaruh Kepemilikan Institusional, Aktiva
Berwujud, Ukuran perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Struktur
Modal Pada Perusahaan Dalam Industri Barang Konsumsi Di BEI. Jurnal
Manajemen, Juni, halaman 139-150.
Widyawati, Happy. 2013. Pengaruh Ratio Profitabiloitas dan Leverage
Terhadap Return Saham (Studi kasus pada Industri Automotive dan
Alliend Product yang Listed di BEI). Jurnal Dinamika Manajemen, Vol.2,
No.4, halaman 49-64.
Wijaya, M.Sienly Veronica dan Bram Hadianto. 2008. Pengaruh Struktur
Aktiva, Ukuran, Likuiditas, dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal
Emiten Sektor Ritel di Bursa Efek Indonesia: Sebuah Hipotesis Pecking
Order. Jurnal Ilmiah Akuntansi, Vol. 7, No. 1, halaman 71-84.
Yusralaini, Hardi, dan Septi Dwiani. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang
Memepengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Listing
Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi, Vol.18, No.3, halaman 1-16.
16
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 16, No. 2, Desember 2014, Hlm. 17-28
ISSN: 1410 – 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
VARIABEL-VARIABEL YANG BERPENGARUH TERHADAP PRAKTIK
PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN NON KEUANGAN YANG
TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
OLGA GHAZALI
STIE Trisakti
[email protected]
Abstract: The purposes of this research is to examine the influence of
financial leverage, profitability, operating leverage, company size,public
ownership structure, dividen payout to income smoothing. This study was
also to improve consistency of result from prior researchers. The sample of
this research consisting of 183 data that has been listing in Indonesian Stock
Exchange for period 2008 until 2010 that has been selected by purposive
sampling method. This study uses binary logistic regression method to see the
contribution of each variable in influence income smoothing management.
The empirical result indicates of operating leverage have influence to income
smoothing management and financial leverage, profitability,
company
size,public ownership structure, dividen payout do not have influence to
income smoothing management.
Keywords: Financial Leverage, Profitability, Operating Leverage, Company
Size ,Public Ownership Structure, Dividen Payout and Income
Smoothing
PENDAHULUAN
disuatu perusahaan hanya ingin
mendapatkan
keuntungan
dari
investasinya
maka
dari
itu,
Investor yang hanya akan terpaku
kepada informasi laba tanpa
memperhatikan prosedur
yang
digunakan
untuk
menghasilkan
informasi
tersebut.
Hal
ini
mendorong para manajer untuk
melakukan praktik manajemen atas
laba atau manipulasi atas laba
,dengan menggunakan berbagai
cara salah satunya yaitu praktik
perataan laba.
Setiap
perusahaan
swasta
memiliki tujuan memperoleh laba
dan
kelangsungan
hidup
perusahaan.
Dalam
mencapai
tujuan tersebut perusahaan tidak
dapat berdiri sendiri, perusahaan
membutuhkan dukungan dana dari
pihak luar. Pihak luar yang
dimaksud adalah para investor dan
para pemegang saham. Para
Investor dan para pemegang saham
yang
menanamkan
modalnya
17
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
Suwitodan Arleen (2005)
mendefinisikan
perataan
laba
sebagai cara yang digunakan
manajemen
untuk
mengurangi
fluktuasi laba yang dilaporkan agar
sesuai
dengan
target
yang
diinginkan, baik melalui metode
akuntansi atau transaksi. Perataan
laba (income smoothing) menjadi
hal yang penting, terutama karena
praktek ini dapat menimbulkan
dysfunctional behavior (perilaku
yang tidak semestinya) yang muncul
sebagai akibat dari konflik yang
timbul diantara pihak-pihak yang
memiliki
kepentingan
dengan
laporan keuangan perusahaan.
Praktik
perataan
laba
memang sulit dideteksi dan dapat
menyebabkan pengungkapan laba
yang
menyesatkan
(Dewidan
Carina, 2008). Apabila pihak
eksternal tidak menyadari praktik
perataan laba ini, maka akan
menyebabkan kesalahan dalam
pengambilan keputusan yang ada
pada akhirnya akan merugikan
pihak
tersebut.
Bagimana
manajemen praktik perataan laba
juga dapat mengakibatkan kerugian
jika tindakan tersebut diketahui
oleh pihak luar, dimana akan
berakibat
buruknya
reputasi
perusahaan
dan
manajemen
perusahaan yang akan berdampak
pada jatuhnya earnings per share
perusahaan
bahkan
hingga
kebangkrutan perusahaan.
Tujuan penelitian adalah
untuk mendapatkan bukti empiris
bahwa
risiko
perusahaan,
profitabilitas, operating leverage,
ukuran
perusahaan,
struktur
kepemilikan public, dividen payout
berpengaruh terhadap tindakan
perataan laba. kontribusi penelitian
adalah bahwa pihak managemen
perlu mempertimbangan untuk
18
November 2012
melakukan tindakan perataan laba
atau tidak dalam upaya
untuk
mempertahankan investor untuk
melakukan investasi.
TELAAH LITERATUR DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Agency Theory
Jensen dan Meckling (1976)
dalam Mudjiono (2010) menyatakan
bahwa
Teori
agensi
adalah
mengenai struktur kepemilikan
(ownership structure) perusahaan
yang dikelola oleh manajer bukan
pemilik. Teori keagenan lebih
difokuskan kepada hubungan antara
pemilik (principal) dan manajemen
(agent)
dalam
pengelolaan
perusahaan. Jensen dan Meckling
(1976) dalam Mudjiono (2010)
mendifinisikan hubungan keagenan
sebagai sebuah kontrak antara satu
orang
atau
lebih,
pemilik
(principal) yang menyewa orang
lain (agent) untuk melakukan
beberapa jasa atas nama pemilik
yang
meliputi
pendelegasian
wewenang pengambilan keputusan
kepada agen.
Manajemen Laba
Menurut
Tarjo
dan
Sulistyowati (2005) dalam Herni dan
Susanto (2008) manajemen laba
terjadi
ketika
manajemen
menggunakan keputusan tertentu
dalam laporan keuangan dan
transaksi untuk mengubah laporan
keuangan sebagai dasar untuk
mempengaruhi hasil konstraktual
yang mengandalkan angka-angka
akuntansi yang dilaporkan. Menurut
Budiasih (2009) manajemen laba
merupakan intervensi manajemen
dalam proses menyusun pelaporan
keuangan
eksternal,
dengan
demikian
manajemen
dapat
ISSN: 1410 -9875
menaikan atau menurunkan laba
akuntansi
sesuai
dengan
kepentingannya.
Perataan Laba
Perataan laba merupakan
tindakan yang dilakukan dengan
sengaja
untuk
mengurangi
variabilitas laba yang dilaporkan
agar dapat mengurangi risiko pasar
atas saham perusahaan, yang pada
akhirnya dapat meningkatkan harga
saham perusahaan (Assih et al.,
2000) dalam Budiasih (2009).
Praktik perataan laba sangat
berkaitan
erat
dengan
teori
keagenan, karena praktik perataan
laba
terjadi
akibat
adanya
perbedaan
kepentingan
antara
agent dan principal (Syafiont, 2008)
Faktor-Faktor yang
mempengaruhi Perataan Laba
Risiko Perusahaan
Menurut
Syafriont
menyatakan
bahwa
Financial
leverage merupakan bentuk lain
dan risiko yang harus ditanggung
oleh perusahaan akibat penggunaan
hutang.
Semakin
banyak
perusahaan menggunakan hutang
maka semakin tinggi financial
leverage-nya. Risiko perusahaan
dinyatakan sebagai seberapa jauh
hasil
yang
diperoleh
bisa
menyimpang dari yang diharapkan.
Jin et al (1993) dalam suwarno
menyatakan
bahwa
financial
leverage merupakan proyeksi yang
tepat untuk mengukur risiko
perusahaan.
Risiko
keuangan
yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah perbandingan antara hutang
dan aktiva yang menunjukan
berapa
bagian
aktiva
yang
digunakan untuk menjamin hutang.
Olga Ghazali
Ukuran ini berkaitan dengan dengan
ketat tidaknya suatu persetujuan
utang. Perusahaan dengan tingkat
hutang yang tinggi mempunyai
risiko yang tinggi pula maka laba
perusahaan
berfluktuatif
dan
perusahaan
cenderung
untuk
melakukan perataan laba supaya
laba perusahaan kelihatan stabil
karena
investor
cenderung
mengamati fluktuasi laba suatu
perusahaan menurut Kustiani dan
Ekawati (2006) dalam Herni dan
Susanto (2008).
Resiko
Perusahaan
Ha1:
berpengaruh terhadap perataan
laba.
Profitabilitas
Menurut Zuhro (1996) dalam
Syafriont (2008) mengungkapkan
profitabilitas sebagai tolak ukur
dalam menilai seberapa efektif
perusahaan mengelola sumbersumber yang dimiliki perusahaan
dan sebagai bahan pertimbangan
bagi investor dan kreditor dalam
mengambil
keputusan
dalam
berinvestasi dan peminjaman dana.
Profitabilitas adalah kemampuan
perusahaan
memperoleh
laba
dalam
hubunganya
dengan
penjualan, total aktiva maupun
modal sendiri.
Profitabilitas
merupakan
ukuran penting untuk menilai sehat
tidaknya
perusahaan,
yang
mempengaruhi
investor
untuk
membuat keputusan (Budiasih,
2009). Menurut Oktaviani dan Lina
(2011)
menyatakan
bahwa
profitabilitas akan menunjukkan
efektifitas dan efisiensi investasi
dalam menghasilkan laba, apabila
profitabilitas
rendah,
maka
manajemen dinilai memiliki kinerja
yang tidak baik dimata pemilik
sehingga kedudukan manajemen
19
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
dapat terancam, agar terhindar
dari pengambil alihan kedudukan,
maka
manajemen
cenderung
melakukan
praktik
income
smoothing.
Ha2: Profitabilitas berpengaruh
terhadap perataan laba.
Operation Leverage
Menurut
Riyanto
(1998)
dalam Syafriont (2008) menjelaskan
bahwa
Operating
leverage
bersangkutan dengan penggunaan
aktiva atau operasi perusahaan
yang disertai biaya tetap dengan
harapan revenue yang di gunakan
oleh pengguna aktiva dapat cukup
menutup biaya tetap dan variabel.
Menurut Oktaviani dan Lina (2011)
menyatakan bahwa Perusahaan
yang memiliki leverage operasi
yang tinggi memiliki kesempatan
untuk memperoleh laba yang tinggi
tetapi mempunyai risiko yang tinggi
pula,
apabila
perusahaan
melakukan investasi yang besar
pada aktiva tetap, akibatnya
mereka mempunyai biaya tetap
yang tinggi, sehingga leverage
operasinya pun tinggi.
Operation
leverage
Ha3:
berpengaruh terhadap perataan
laba
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan umumnya
dinilai dan besarnya aktiva yang
dimiliki oleh perushaaan. Moses
(1987) dalam Syafriont (2008)
menyatakan bahwa perusahaan
besar mempunyai kemungkinan
yang lebih besar untuk melakukan
perataan laba dibandingkan dengan
perusahaan
kecil,
karena
merupakan subyek yang di amati
oleh publik dan pemerintah.
20
November 2012
Ukuran
perusahaan
Ha4:
berpengaruh terhadap perataan
laba
Struktur Kepemilikan Publik
Kepemilikan
publik
mencerminkan jumlah saham yang
beredar di masyarakat.menurut
Suranta dan Medistursi (2004)
dalam Herni dan Susanto (2008)
menunjukan
semakin
besar
kepemilikan
publik
untuk
perusahaan yang memiliki ukuran
perusahaan
yang
lebih
kecil
cenderung memotivasi tindakan
perataan laba. Semakin besar
presentase
kepemilikan
publik
maka semakin kecil kemungkinan
perusahaan melakukan manajemen
laba,
karena
semakin
besar
kepemilikan publik semakin banyak
informasi yang diketahui oleh
publik
tentang
perusahaan
tersebut,
hal
tersebut
akan
menghalangi
manajer
untuk
melakukan tindakan perataan laba
menurut Tarjo dan Sulistyowaty
(2005) dalam Herni dan Susanto
(2008),
Ha5: Struktur kepemilikan publik
berpengaruh terhadap perataan
laba
Dividen Payout
Dividend
Payaout
Ratio
(DPR) yang ditentukan perusahaan
untuk membayardividend kepada
para pemegang saham setiap tahun
yang
dilakukan
berdasarkan
besarkecilnya laba bersih setelah
pajak. Jumlah dividend yang
dibayarkan
akan
mempengaruhiharga saham atau
kesejahteraan
para
pemegang
saham.
DPR merupakan fungsidari assets,
ekuitas, dan keuntungan suatu
perusahaan
Sutrisno
(2001).
ISSN: 1410 -9875
Olga Ghazali
Menurut Sartono (2001) dalam
Budiasih (2009) mengatakan bahwa
besar kecilnya dividen tergantung
dari oleh besar kecilnya laba yang
diperoleh
sehingga
cenderung
untuk melakukan praktik perataan
laba.
Ha6: Dividen Payout berpengaruh
terhadap perataan laba
Risiko Perusahaan
Profitabilitas
Operating Leverage
Ukuran Perusahaan
Perataan Laba
Struktur Kepemilikan
Dividen Payout
Gambar 1
Pengaruh risiko perusahaan, profitabilitas, operating leverage,
ukuran perusahaan, struktur kepemilikan publik, dividen
payout terhadap perataan laba.
METODA PENELITIAN
Pemilihan sampel dan pengumpulan data
Metoda yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah purposive
sampling. Berikut hasil dari proses pemilihan sampel:
Tabel 1 Pemilihan Sampel
Kriteria
Jumlah
perusahaan
Semua perusahaan non keuangan yang konsisten 297
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 20082010
Perusahaan yang tidak menggunakan mata uang (9)
Rupiah dalam penyajian laporan keuangan
Perusahaan yang tidak memiliki laporan keuangan (1)
yang berakhir per 31 Desember selama tahun 20082010
Jumlah
data
891
27
3
21
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
Kriteria
November 2012
Jumlah
perusahaan
Perusahaan yang tidak melaporkan laba bersih (112)
setelah pajak secara konsisten selama tahun 20082010
Perusahaan yang tidak membagikan deviden secara (109)
berturut-turut selama tahun 2008-2010
Perusahaan yang melakukan company restructuring (5)
seperti merger dan akuisisi selama tahun 2008-2010
Total
61
Definisi Operasional Variabel dan
Pengukuran
Tindakan Perataan Laba
diukur dengan menggunakan model
untuk membuktikan perusahaan di
Indonesia
melakukan
tindakan
perataan
laba
atau
tidak
melakukannya adalah Indeks Eckel.
Indeks Eckel diukur menggunakan
Coefficient Variation (CV) variabel
pengahasil (laba) dan variabel
penjualan bersih.
CV I
������ ����� �
CV S
Keterangan:
I = perubahan laba dalam tiga
tahun
S = perubahan penjualan dalam
tigatahun
CV = koefisien variasi dari variable
yaitu standar deviasi dibagi
nilai yang diharapkan.
Jadi,
CV ΔI = koefisien variasi untuk
perubahan laba,
CVΔS = koefisien variasi untuk
perubahan penjualan.
CV ΔI dan CV ΔS dapat dihitung
sebagai berikut:
CV ΔI dan CV ΔS �
22
Standard Deviation
Expect Value
Jumlah
data
336
327
15
183
atau
Indeks Eckel untuk perusahaan
bukan perata laba adalah > 1,
sedangkan untuk perusahaan perata
laba adalah < 1.
RisikoPerusahaan
Menurut
Sartono
(2000)
financial
leverage
adalah
pengunaan sumber dana dengan
beban tetap dengan harapan bahwa
akan
memberikan
tambahan
keuntungan yang lebih besar dari
beban tetapnya sehingga akan
meningkatkan keuntungan yang
tersedia bagi pemegang saham.
Skala pengukuran yang digunakan
adalah skala rasio dan rumus yang
digunakan
untuk
mengukur
financial leverage sesuai Budiasih
(2009) adalah sebagai berikut:
Total hutang
Debt to Total Asset �
Total aktiva
Profitabilitias
Profitabilitas
adalah
kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba Syafriont (2008).
Ukuran dari profitabilitas yang
digunakan dalam penelitian ini
yaitu menggunakan Return of
ISSN: 1410 -9875
Olga Ghazali
asset.Skala
profitabilitas
ini
menggunakan skala rasio dan diberi
simbol ROA.
Profitabilitas
�
Laba bersih setelah pajak
Total aktiva
Operating leverage
Operating leverage dapat
digunakan untuk menilai resiko
usaha bagi suatu perusahaan, jika
suatu perusahaan sebagian besar
dari total biaya adalah biaya tetap
maka perusahaan tersebut dapat
dikatakan memiliki leverage operasi
yang tinggi dan sebaliknya Gusnadi
(2008). Skala ini di beri symbol OL.
��������� �������� �
Total biaya depresiasi � amortisasi
Total biaya
Ukuran Perusahaan
Ukuran
perusahaan
merupakan ukuran atau besarnya
aset yang dimiliki perusahaan.
Dalam penelitian ini, ukuran
perusahaan
diukur
dengan
menggunakan nilai logaritma dari
total aktiva Syafriont (2008). Skala
ukuran perusahaan diukur dengan
menggunakan skala rasio dan diberi
simbol UP.
Ukuran Perusahaan
=
Log n
(Total Aktiva)
Struktur Kepemilikan Publik
Struktur kepemilikan adalah
proporsi kepemilikan saham oleh
masyarakat publik Herni dan
Susanto (2008). Skala ini di ukur
dengan menggunakan perbandingan
total saham yang dimiliki publik
dengan total saham yang beredar di
berisimbol
SKP
Suranta
dan
Merdistusi (2004) dalam Herni dan
Susanto (2008).
Struktur Kepemilikan �
Total saham publik
Total saham beredar
Dividen Payout
Dividen
payout
diukur dengan membandingkan
antara dividen per share dengan
earning per share, Buadiasih (2009)
dengan rumus:
Dividen Payout =
Dividen per share
X 100%
Earnings per share
Metoda analisa data
Pengujian
menggunakan
binary logistic regression karena
variabel dependen dalam penelitian
ini yaitu tindakan perataan laba
menggunakan variabel dummy.
Persamaan sebagai berikut :
LN
P = b0 + b1RISK + b2ROA +
b3LO + b4UP + b5SKP +
b6DPR + e 1-p
LN(P/1-P) : status perataan laba
perusahaan melakukan, 1
= perusahaan melakukan
tindakan perataan laba
dan 0 jika sebaliknya
RISK
: Risiko perusahaan.
ROA
: Profitabilitas.
LO
: Operating leverage.
UP
: Ukuran perusahaan.
SKP
:
Sturktur
kepemilikan
public.
DPR
: Dividen payout ratio.
e
: error.
23
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
November 2012
HASIL PENELITIAN
Hasil uji statistik deskriptif untuk mengetahui karakteristik dari
sampel, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2 Statistik Deskriptif
RISK
PROFIT
OL
UK_PRSHN
SKP
DPR
INC_SMTH
Valid N (listwise)
N
183
183
183
183
183
183
183
Minimum
.0943
.0077
.0000
24.8502
.0078
.0624
0
Maximum
1.4705
.5707
.3167
32.3571
.8495
1.5538
1
Mean
.444516
.121828
.041205
28.436414
.261995
.425521
.39
Std. Deviation
.2291807
.0969845
.0579021
1.6299872
.1838352
.2861873
.490
183
Tabel 3 Classification Table
Step
1
Observed
Predicted
Eckel
BukanPerata
Perata
Percentage
Correct
Bukan perata
101
10
91
Perata
Overall Percentage
58
14
19.4
62.8
Tabel 3 menunjukkan bahwa
prediksi perusahaan yang tidak
melakukan praktik perataan laba
adalah sebanyak 111 perusahaan,
ternyata
hasil
penelitian
menunjukkan bahwa perusahaan
yang tidak melakukan praktik
perataan
laba
sebanyak
101
perusahaan, sehingga ketepatan
prediksi sebesar 91%. Prediksi untuk
24
perusahaan yang melakukan praktik
perataan laba adalah sebesar 72
perusahaan, namun hasil penelitian
menunjukkan bahwa 14 perusahaan
yang melakukan praktik perataan
laba, sehingga ketepatan prediksi
sebesar 19,4%. Secara keseluruhan
ketepatan prediksi adalah sebesar
62,8%.
ISSN: 1410 -9875
Olga Ghazali
Tabel 4
Koefisien
Variabel
Risiko Perusahaan
Profitabilitas
Operating Leverage
Ukuran Perusahaan
Struktur Kepemilikan
Publik
Dividend Payout
Sumber: Output Data SPSS
-,310
-2,140
-9,721
,042
-,001
,893
Berdasarkan
tabel
4
dapat
diketahui bahwa variabel risiko
perusahaan
memiliki
koefisien
negatif, yaitu sebesar -,310. Nilai
signifikan sebesar 0,676 yang lebih
besar dari 0,05 artinya Ha1 tidak
diterima. Hal ini menunjukan
bahwa variabel risiko perusahaan
tidak berpengaruh terhadap praktik
perataan laba. hasil penelitian ini
konsisten dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Herni dan
Susanto (2008), Dewi dan Carina
(2008) dan Budiasih (2009) yang
menyatakan
bahwa
resiko
perusahaan
tidak
berpengaruh
terhadap praktik perataan laba.
Hasil penelitian ini tidak konsisten
dengan penelitian yang dilakukan
oleh Aji dan Mita (2010) yang
menyatakan
bahwa
resiko
perusahaan berpengaruh terhadap
praktik perataan laba.
Berdasarkan tabel 4 dapat
diketahui
bahwa
variabel
profitabilitas memiliki koefisien
negatif, yaitu sebesar -2,140. Nilai
signifikan sebesar 0,259 yang lebih
besar dari 0,05 artinya Ha2 tidak
Signifikans
i
Α
0,676
0,05
0,259
0,011
0,05
0,05
0,686
0,05
0,877
0,05
0,145
0,05
Kesimpulan
Ha1 tidak
diterima
Ha2 tidak
diterima
Ha3 diterima
Ha4 tidak
diterima
Ha5 tidak
diterima
Ha6 tidak
diterima
diterima. Hal ini menunjukan
bahwa variabel profitabilitas tidak
berpengaruh
terhadap
praktik
perataan laba. Hasil penelitian ini
konsisten dengan hasil penelitian
Suwito dan Herawaty (2005), Aji
dan Mita (2010) yang menyatakan
bahwa
profitabilitas
tidak
berpengaruh
terhadap
praktik
perataan laba. Hasil penelitian ini
tidak konsisten dengan penelitian
yang dilakukan oleh Syafriont
(2008), Herni dan Susanto (2008),
Budiasih (2009) yang menyatakan
bahwa profitabilitas berpengaruh
terhadap praktik perataan laba.
Berdasarkan tabel 4 dapat
diketahui bahwa variabel operating
leverage memiliki koefisien negatif,
yaitu
sebesar
-9,721.
Nilai
signifikan sebesar 0,011 yang lebih
kecil dari 0,05 artinya Ha3 diterima.
Hal ini menunjukan bahwa variabel
operating
leverage
tidak
berpengaruh
terhadap
praktik
perataan laba. Hasil penelitian ini
konsisten dengan hasil penelitian
Gusnadi dan Budiharta (2008) yang
menyatakan
bahwa
operating
25
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
leverage
memiliki
pengaruh
terhadap praktik perataan laba.
Hasil penelitian ini tidak konsisten
dengan penelitian yang dilakukan
oleh Syafriont (2008), Herni dan
Susanto
(2008),
Suwito
dan
Herawati (2005), dan Budiasih
(2009) yang menyatakan bahwa
operating
leverage
tidak
berpengaruh
terhadap
praktik
perataan laba.
Berdasarkan tabel 4 dapat
diketahui bahwa variabel ukuran
perusahaan
memiliki
koefisien
positif, yaitu sebesar ,042. Nilai
signifikan sebesar 0,686 yang lebih
besar dari 0,05 artinya Ha4 tidak
diterima. Hal ini menunjukan
bahwa variabel ukuran perusahaan
tidak berpengaruh terhadap praktik
perataan laba. Hasil penelitian ini
konsisten dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Syaifront
(2008), Suwito dan Herawaty
(2005), Dewi dan Carina (2008)
yang menyatakan bahwa ukuran
perusahaan
tidak
berpengaruh
terhadap praktik perataan laba.
Hasil penelitian ini tidak konsisten
dengan hasil penelitian Herni dan
Susanto (2008), dan Budiasih (2009)
yang menyatakan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh terhadap
praktik perataan laba.
Berdasarkan tabel 4 dapat
diketahui bahwa variabel struktur
kepemilikan
publik
memiliki
koefisien negatif, yaitu sebesar ,001. Nilai signifikan sebesar 0,877
yang lebih besar dari 0,05 artinya
Ha5 tidak diterima. Hal ini
menunjukan
bahwa
variabel
struktur kepemilikan publik tidak
berpengaruh
terhadap
praktik
perataan laba. Hasil penelitian ini
konsisten dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Aji dan Mita
(2010), dan Makaryanawati (2006)
26
November 2012
yang menyatakan bahwa struktur
kepemilikan
publik
tidak
berpengaruh
terhadap
praktik
perataan laba. Hasil penelitian ini
tidak konsisten dengan hasil
penelitian Herni dan Susanto (2008)
yang menyatakan bahwa struktur
kepemilikan publik berpengaruh
terhadap praktik perataan laba.
Berdasarkan tabel 4 dapat
diketahui bahwa variabel dividen
payout memiliki koefisien positif,
yaitu sebesar ,893. Nilai signifikan
sebesar 0,145 yang lebih kecil dari
0,05 artinya Ha6 tidak diterima. Hal
ini menunjukan bahwa variabel
dividen payout tidak berpengaruh
terhadap praktik perataan laba.
Hasil penelitian ini konsisten
dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Kustono (2009) yang
menyatakan bahwa dividen payout
tidak berpengaruh terhadap praktik
perataan laba. . Hasil penelitian ini
tidak konsisten dengan hasil
penelitian Budiasih (2009) yang
menyatakan bahwa dividen payout
berpengaruh
terhadap
praktik
perataan laba.
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian
diperoleh
kesimpulan
bahwa
variabel
operating
leverage
berpengaruh terhadap perataan
laba. variabel risiko perusahaan,
profitabilitas, ukuran perusahaan,
struktur
kepemilikan
publik,
dividen payout tidak memiliki
pengaruh terhadap perataan laba.
penelitian
memiliki
beberapa
keterbatasaan hanya menggunakan
Periode
pengamatan
dalam
penelitian ini terlalu singkat yaitu
tahun 2008 sampai dengan tahun
2010.
Penelitian
ini
hanya
ISSN: 1410 -9875
menggunakan
enam
variabel
independen saja yaitu resiko
perusahaan,
profitabilitas,
operating
leverage,
ukuran
perusahaan, struktur kepemilikan
publik, dan dividend payoutuntuk
mengatasi
keterbatasanketerbatasan
tersebut,
maka
diberikan beberapa rekomendasi
Olga Ghazali
untuk
penelitian
selanjutnya.
Penelitian
selanjutnya
dapat
memperpanjang periode waktu
penelitian sehingga hasil yang
diperoleh lebih baik. Menambah
variabel independen lain seperti
net profit margin, kepemilikan
manajerial dan kualitas audit.
REFERENSI:
Aji, Dhamar Yudho dan Aria Farah Mita. 2010. Pengaruh Profitabilitas, Risiko
Keuangan, Nilai Perusahaan, dan Struktur Kepemilikan Terhadap
Praktek Perataan Laba: Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di BEI. Simposium Nasional Akuntansi XIII.
Budiasih, Igan. 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan
Laba. Jurnal Akuntansi Bisnis. Vol. 4. No. 1. hlm.44-50.
Dewi, P. Sofia dan Carina. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik
Perataan Laba Pada Perusahaan Manufaktur dan Lembaga Keuangan
Lainnya Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi dan
Investasi. Vol. 6. No. 2. hlm. 205-222.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Herni dan Yulius Kurnia Susanto. 2008. Pengaruh Struktur Kepemilikan Publik,
Praktik Pengelolaan Perusahaan,Jenis Industri, Ukuran perusahaan,
Profitabilitas dan Risiko Keuangan Terhadap Tidnakan Perataan Laba
(Studi Empiris pada Industri yang Listing Di Bursa Efek Jakarta). Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol. 23, No 3, hlm 302-314.
Kustono, Alwan Sri. 2009. Pengaruh Ukuran, Dividen Payout, Risiko Spesifik,
Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Praktik Perataan Laba Pada
Perusahaan Manufaktur. Jurnal Ekonomi Bisnis. Vol. 14. No. 3.
Makaryanawati. 2006. Effects of Income Smoothing and Managerial Ownership
to Value of The Firms. Eksekutif. Vol. 6. No. 2
Mudjiono. 2010. Pengaruh tindakan perataan laba terhadap reaksi pasar
dengan kualitas auditor dan kepemilikan manajerial sebagai variabel
pemoderasi. Eksplansi. Vol. 5. No. 2. Oktober 2010.
Sutrisno. 2001. Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dividen Payout
Ratio Pada Perusahaan Publik Di Indonesia. Tema. Vol. 2. No. 1.
Suwito, Edy dan Arleen Herawaty. 2005. Analisa Pengaruh Karakteristik
Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba yang Dilakukan Oleh
Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional
Akuntasi. 15-16 Agustus. No. 8. hlm. 136-145
Syafriont.2008. Risiko, Profitabilitas, Leverage Operasi, Dan Ukuran
Perusahaan
Terhadap
Perataan
Laba.Jurnal
Keuangan
dan
PerbankanVol. 12, No. 2, hlm 217-228.
27
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
Halaman ini sengaja dikosongkan
28
November 2012
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 14, No. 2a, Is. 5, November 2012, Hlm. 29-40
ISSN: 1410 – 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR – FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP
KINERJA AUDITOR
MEIRISKA FEBRIANTY
STIE TRISAKTI
[email protected]
Abstract: The purpose of this study was to analyze the factors that affect
the performance of the auditor at a Public Accounting Firm in Jakarta. The
result is expected to contribute to the development of theory in the field of
behavioral accounting auditing. The study population was auditor who
worked at a public accounting firm in Jakarta. Samples of this study are
contained in the 195 auditor 29 public accounting firm. Sampling was
purposive sampling method, and analysis, research using multiple analysis.
From the results of this study indicate that the variable structure of the
audit, conflict roles, organizational culture, and leadership style directly
affects the performance of auditors, while the role and advantages the
unclear role has no direct effect on the performance of auditors.
Keyword: Audit Structure, Role Conlict, Role Ambiquity, Role Overload,
Organizational Culture, Leadership Style An Auditor Performace.
perusahaan tersebut (Goldwasser,
1993 dalam Fanani et al. 2008).
Auditing yang berkualitas akan
meningkatkan kualitas hasil kerja
auditor yang merupakan salah satu
faktor kunci dalam pencapaian
kinerja perusahaan.
Dalam
menjalankan
tugasnya, seorang auditor harus
mengacu kepada standar audit yang
terdiri dari standar umum, standar
pekerjaan lapangan dan standar
pelaporan serta kode etik akuntan.
Seorang auditor yang mempunyai
kemampuan dalam hal auditing
maka
akan
mampu
dalam
PENDAHULUAN
Seorang
auditor
yang
menjalankan
fungsi
penilai
independen di suatu perusahaan
sangat dibutuhkan perannya guna
menunjang
pencapaian
kinerja
perusahaan yang terbaik. Auditing
adalah sebuah fungsi penilaian
independen yang dijalankan dalam
perusahaan yang digunakan untuk
menguji dan mengevaluasi sistem
pengendalian perusahaan. Kualitas
audit
yang
dijalankan
akan
berhubungan dengan kompetensi
dan obyektifitas staf auditor
29
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
menyelesaikan
pekerjaannya.
Auditor
yang
berkomitmen
terhadap profesinya maka akan
loyal terhadap profesinya seperti
yang dipersiapkan oleh auditor
tersebut.
Penelitian ini merupakan
pengembangan
dari
penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh
Fanani et al. (2008) mengenai
kinerja
auditor.
Perbedaan
penelitian ini dengan Fanani et al.
(2008),
adalah
penambahan
variabel kelebihan peran (Agustina,
2009), penambahan variabel ini
dilakukan karena tekanan peran
yang terjadi pada lingkungan
akuntan publik menurut penelitian
Forgaty et al. (2000) dalam
Agustina (2009). Tidak adanya
perencanaan
akan
kebutuhan
tenaga kerja dapat membuat
auditor
mengalami
kelebihan
peran, terutama pada masa peak
season dimana Kantor Akuntan
Publik (KAP) akan kebanjiran
pekerjaan dan staf auditor yang
tersedia harus mengerjakan semua
pekerjaan pada periode waktu yang
bersamaan.
Penambahan variabel gaya
kepemimpinan
dan
budaya
organisasi (Trisnaningsih, 2007).
Penambahan
variabel
gaya
kepemimpinan ini dilakukan agar
adanya hubungan antara atasan dan
bawahan yang menunjukkan bahwa
pemimpin
mengorganisasikan
hubungan
dalam
kelompok,
cenderung membangun pola dan
menjelaskan cara mengerjakan
tugas yang benar.
Budaya
organisasi,
penambahan variabel ini dilakukan
agar auditor memiliki peranan yang
sangat penting dalam berorganisasi,
hal tersebut dikarenakan budaya
organisasi dapat mempengaruhi
30
November 2012
suatu organisasi atau perusahaan
untuk meraih keuntungan (profit).
Budaya organisasi dalam suatu
kehidupan
harus
dapat
dipertahankan,
agar
dapat
membantu keefektifan proses suatu
pekerjaan dalam suatu organisasi
suatu perusahaan.
Populasi penelitian yang
dilakukan oleh Fanani et al. (2008)
adalah seluruh auditor pada Kantor
Akuntan Publik (KAP) yang ada di
Jawa Timur, sedangkan pada
penelitian ini pengambilan sampel
menggunakan data primer yaitu
auditor yang bekerja pada Kantor
Akuntan Publik (KAP) di wilayah DKI
Jakarta.
Penelitian
ini
disusun
dengan urutan penulisan sebagai
berikut,
pertama
pendahuluan
menjelaskan
mengenai
latar
belakang
dan
sistematika
penulisan. Kedua, menjelaskan
mengenai teori dan hasil penelitian
sebelumnya sebagai dasar dalam
pengambilan hipotesis penelitian.
Ketiga, metoda pemilihan sampel
dan definisi operasional variabel
dalam penelitian. Keempat, hasil
pengujian hipotesis dan kelima
mengenai kesimpulan, keterbatasan
dan rekomendasi untuk penelitian
selanjutnya.
RERANGKA TEORITIS DAN
PERUMUSAN HIPOTESIS
Teori Peran
Peran menjelaskan
posisi
seseorang dalam sistem, sosial
akan
hak dan
kewajiban,
kekuasaan, dantanggung jawab
yangmenyertainya. Untuk dapat
berinteraksi satu dengan yang
lainnya, seseorang memerlukan
ISSN: 1410 -9875
cara tertentu guna mengantisipasi
perilaku orang lain. Disinilah peran
melakukan fungsi tersebut dalam
sistem sosial (Agustina, 2009).
Kinerja Auditor
Secara etimologi kinerja
merupakan kesediaan seseorang
atau
kelompok
orang
untuk
melakukan sesuatu kegiatan dan
menyempurnakannya sesuai dengan
tanggung jawabnya dengan hasil
seperti yang diharapkan. Secara
umum kinerja digambarkan sebagai
catatan hasil pekerjaan yang
diperoleh atas aktivitas ataufungsi
pekerjaan yang telah ditetapkan
selama periode tertentu.
Menurut
Mangkunegara
(2005) dalam Trisnaningsih (2007)
bahwa kinerja berasal dari kata job
performance
atau
actual
performance (prestasi kerja atau
prestasi sesungguhnya yang dicapai
oleh seseorang) yaitu hasil kerja
secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seorang pegawai
dalam
melaksanakan
tugasnya
sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya.
Struktur Audit dan Kinerja
Auditor
Struktur audit adalah sebuah
pendekatan sistematis terhadap
auditing yang dikarakteristikkan
oleh langkah-langkah penentuan
audit, prosedur rangkaian logis,
keputusan,
dokumentasi,
dan
menggunakan sekumpulan alat-alat
dan
kebijakan
audit
yang
komprehensif
dan
terintegrasi
untuk membantu audit dalam
melakukan audit (Bowrin, 1998
dalam Fanani etal. 2008).
Struktur audit berpengaruh
Ha1
:
terhadap kinerja auditor.
Meiriska Febrianty
Konflik Peran dan Kinerja Auditor
Konflik peran (role conflict)
timbul
karena
mekanisme
pengendalian birokrasi organisasi
tidak sesuai dengan norma, aturan,
etika dan kemandirian profesional.
Kondisi ini umumnya terjadi karena
adanya beberapa perintah yang
berbeda yang diterima secara
bersamaan, dan pelaksanaan atas
salah satu perintah saja akan
mengakibatkan
terabaikannya
perintah yang lain (Wolfe et al.
1962 dalam Agustina, 2009). Hal ini
menunjukkan
konflik
peran
berhubungan
dengan
hasil
pekerjaan.
Efek potensial dari konflik
peran dan ketidakjelasan peran
sangatlah rawan, tidak hanya bagi
individu
dalam
pengertian
konsekuensi
emosional
seperti
tekanan tinggi yang berhubungan
dengan pekerjaan, kepuasan kerja,
dan menurunnya kinerja, tetapi
juga
bagi
organisasi
dalam
pengertian kualitas kinerja yang
rendah. Fisher (2001) dalam Fanani
et al. (2008) melakukan penelitian
tentang pengaruh antara konflik
peran dan ketidakjelasan peran
terhadap kinerja auditor.
Konflik peran berpengaruh
Ha2
:
terhadap kinerja auditor.
Ketidakjelasan Peran dan Kinerja
Auditor
Ketidakjelasan peran muncul
karena tidak cukupnya informasi
yang
diperlukan
untuk
menyelesaikan tugas-tugas atau
pekerjaan yang diberikan dengan
cara yang memuaskan (Petterson
dan Smith 1995, dalam Fanani et
al. 2008). Kondisi ini terjadi karena
kadangkala klien meminta layanan
lain
yang
bertujuan
untuk
meningkatkan kinerja keuangan
31
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
perusahaan. Hal ini menunjukkan
ketidakjelasan peran berpengaruh
negatif terhadap kinerja dan
penurunan motivasi kerja sehingga
dapat menurunkan kinerja auditor.
Ketidakjelasan peran
Ha3
:
berpengaruh terhadap kinerja auditor.
Kelebihan peran dan Kinerja
Auditor
Kelebihan
peran
(role
overload)
adalah
konflik
dariprioritas–prioritas yang muncul
dari harapan bahwa seseorang
dapat melaksanakan suatu tugas
yang luas yang mustahil untuk
dikerjakan dalam waktu yang
terbatas (Abraham, 1997 dalam
Agustina, 2009). Seorang auditor
yang mengalami kelebihan peran
dapat menyebabkan hasil kerja
yang buruk dengan kewajiban yang
harus dipenuhi dalam melaksanakan
tugasnya.
Tidak adanya perencanaan
akan kebutuhan tenaga kerja dapat
membuat
auditor
mengalami
kelebihan peran, terutama pada
masa peak season dimana Kantor
Akuntan Publik akan mendapatkan
banyak sekali pekerjaan dan
pekerjaan
tersebut
harus
diselesaikan secara tepat waktu.
Oleh karena itu, setiap Kantor
Akuntan Publik (KAP) harus selalu
membuat perencanaan yang baik
tentang kebutuhan tenaga kerjanya
agar kelebihan peran terhadap
auditor tidak terjadi (Agustina,
2009).
Ha4 : Kelebihan peran berpengaruh
terhadap kinerja auditor.
Budaya Organisasi dan Kinerja
Auditor
Kreitner dan Kinicki (2000)
dalam
Trisnaningsih
(2007)
menyatakan
definisi
budaya
32
November 2012
organisasi
sebagai
perekat
perusahaan melalui nilai-nilai yang
ditaati, peralatan simbolok dan
cita-cita sosial yang ingin dicapai.
Setiap perusahaan pasti memiliki
makna sendiri terhadap kata
budaya itu sendiri yang meliputi
identitas, ideologi etos, budaya,
pola perilaku, eksistensi, aturan,
filosofi, tujuan, spirit, sumber
informasi,
gaya
dan
visi
perusahaan. Jadi dapat disimpulkan
bahwa budaya organisasi (corporate
culture) adalah sebagai aturan yang
ada dalam perusahaan dalam
menjalankan kewajiban dan nilainilai untuk berperilaku dalam
perusahaan.
Budaya
organisasi
merupakan komponen yang sangat
penting
dalam
meningkatkan
kinerja karyawan, namun demikian
agar kinerja karyawan meningkat
maka harus ditingkatkan pula
motivasi
kerjanya.
Budaya
organisasi
pada
sisi
internal
karyawan akan memberikan sugesti
kepada semua perilaku yang
diusulkan oleh organisasi agar
dapat dikerjakan, penyelesaian
yang sukses, dan akibatnya akan
memberikan
keuntungan
pada
karyawan itu sendiri. Akibatnya
karyawan
akan
memiliki
kepercayaan pada diri sendiri,
kemandirian
dan
mengagumi
dirinya sendiri. Sifat-sifat ini akan
dapat
meningkatkan
harapan
karyawan agar kinerjanya semakin
meningkat (Trisnaningsih, 2007).
Budaya organisasi merupakan salah
satu
variabel
penting
yang
mencerminkan
nilai-nilai
dan
menjadi pedoman bagi anggota
organisasi.
Ha5 : Budaya organisasi berpengaruh
terhadap kinerja auditor.
ISSN: 1410 -9875
Gaya Kepemimpinan dan Kinerja
Auditor
Gaya
kepemimpinan
(leadership styles) merupakan cara
pimpinan untuk mempengaruhi
orang
lain
atau
bawahannya
sedemikian rupa sehingga orang
tersebut mau melakukan kehendak
pemimpin untuk mencapai tujuan
organisasi meskipun secara pribadi
hal
tersebut
mungkin
tidak
disenangi (Luthans, 2002 dalam
Trisnaningsih, 2007). Fleishman dan
Peters (1962), menjelaskan bahwa
gaya kepemimpinan merupakan
pola perilaku yang ditunjukkan
pemimpin pada saat mempengaruhi
orang lain. Hal ini menunjukkan
gaya kepemimpinan mempengaruhi
kreatifitas
kinerja
dan
mempengaruhi
produktivitas
karyawan dalam melaksanakan
tugasnya.
Struktur audit berpengaruh
Ha6
:
terhadap kinerja auditor.
Berdasarkan perumusan hipotesis
diatas, maka kerangka pemikiran
ini adalah sebagai berikut:
Gambar 1 Model Penelitian
METODA PENELITIAN
Objek Penelitian
Populasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah auditor
yang bekerja pada Kantor Akuntan
Publik (KAP) yang berada di wilayah
DKI Jakarta. Dan sampel yang
digunakan adalah auditor yang
bekerja di Kantor Akuntan Publik
di wilayah Jakarta Barat, Jakarta
Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Timur
dan Jakarta Selatan. Unit analisis
yang digunakan adalah unit analisis
Meiriska Febrianty
pada
tingkat
individual
atau
seseorang, yaitu auditor yang
bekerja pada Kantor Akuntan Publik
tersebut.
Metode pengambilan sampel
dilakukan dengan menggunakan
metodepurposive sampling, yaitu
teknik penentuan sampel secara
tidak acak dengan menggunakan
proses
pertimbangan
yang
bertujuan untuk penelitian atau
masalah penelitian yang tidak
melakukan
generalisasi
(Sugiyono,2012:85).
Metode
purposive sampling memilih sampel
berdasarkan
kesesuaian
karakteristik
sampel
dengan
kriteria sampel. Kriteria sampel
dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Responden
yang
diambil
sebagai sampel adalah auditor
yang
bekerja
padaKantor
Akuntan Publik (KAP) yang
berada di daerah DKI Jakarta.
2. Responden
yang
diambil
sebagai sampel adalah auditor
yang berpendidikan minimal
S1 Accounting.
3. Responden
yang
diambil
sebagai sampel adalah auditor
yang mempunyai pengalaman
kerja minimal 1 tahun.
Definisi Operasional Variabel dan
Pengukuran
Variabel penelitian yang
digunakan terdiri dari variabel
dependen dan variabel independen.
Dimana variabel dependen dalam
penelitian ini adalah kinerja
auditor
sedangkan
variabel
independen dalam penelitian ini
adalah struktur audit, konflik
peran,
ketidakjelasan
peran,
kelebihan peran, budaya organisasi
dan gaya kepemimpinan.
33
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
Kinerja Auditor Kinerja auditor
adalah hasil kerja yang dicapai oleh
seseorang dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan padanya, dan
menjadi salah satu tolak ukur yang
digunakan
untuk
menentukan
apakah suatu pekerjaan yang
dilakukan akan baik atau sebaliknya
(Kalbers dan Forgarty, 1995 dalam
Fanani et al.
2008). Variabel
kinerja auditor dalam penelitian ini
diukur
dengan
menggunakan
instrumen yang dikembangkan oleh
Kalbers dan Forgaty (1995) dalam
Fanani et al. (2008) yang terdiri
dari
7
pertanyaan
dengan
menggunakan teknik pengukuran
skala likert 5 point. Adapun ukuran
untuk menilai jawaban responden,
dimana angka 1 menunjukkan
sangat tidak setuju dan angka 5
menunjukkan sangat setuju.
Struktur Audit Menurut Bowrin
(1998) dalam Fanani et al. (2008).
Struktur audit adalah sebuah
pendekatan sistematis terhadap
auditing yang dikarakteristikan oleh
langkah-langkah penentuan audit,
prosedur
rangkaian
logis,
keputusan, dokumentasi
dan
menggunakan sekumpulan alat-alat
dan
kebijakan
audit
yang
komprehensif
dan
terintegrasi
untuk
membantu
auditor
melakukan audit. Variabel struktur
audit dalam penelitian ini diukur
dengan
menggunakan
instrumenyang dikembangkan oleh
Yunilma (2000) dalam Fanani et al.
(2008)
yang
terdiri
dari
5
pertanyaan. Skala pengukuran data
interval dengan teknik pengukuran
skala likert 5 point. Dimana angka
1 menunjukkan sangat tidak rinci
dan tidak pernah dan angka5
34
November 2012
menunjukkan sangat
sangat sering.
rinci
dan
Konflik peran Konflik peran adalah
suatu gejala psikologis yang dialami
oleh anggota organisasi yang bisa
menimbulkan rasa tidak nyaman
dalam bekerja (Rizzo et al. 1970
dalam Fanani et al. 2008). Konflik
peran merupakan hasil tidak
kesesuaian tuntutan peran dengan
kebutuhan
sehingga
seseorang
harus memilih salah satu peran
untuk
dilaksanakan.
Variabel
konflik peran dalam penelitian ini
diukur
dengan
menggunakan
instrumen yang dikembangkan oleh
Rizzo et al. (1970) dalam Fanani et
al. (2008) yang terdiri dari 7
pertanyaan
dengan
teknik
pengukuran skala likert 5 point.
Dimana angka 1 menunjukkan
sangat tidak setuju dan angka 5
menunjukkan sangat setuju.
Ketidakjelasan
Peran
Ketidakjelasan peran adalah tidak
cukupnya informasi yang dimiliki
serta tidak adanya arah dan
kebijakan
yang
jelas,
ketidakpastian tentang otoritas,
kewajiban dan hubungan dengan
yang lainnya, ketidakpastian sanksi
dan ganjaran terhadap perilaku
yang dilakukan (Rizzo et al. 1970
dalam Fanani et al. 2008). Variabel
ketidakjelasan
peran
dalam
penelitian
ini
diukur
dengan
menggunakan
instrumen
yang
dikembangkan oleh Rizzo et al.
(1970) dalam Fanani et al. (2008)
yang terdiri dari 6 pertanyaan
dengan
menggunakan
teknik
pengukuran skala likert 5 poin.
Dimana angka 1 menunjukkan
sangat tidak setuju dan angka 5
menunjukkan sangat setuju.
ISSN: 1410 -9875
Meiriska Febrianty
Kelebihan Peran adalah konflik
dari prioritas-prioritas yang muncul
dari harapan bahwa seseorang
dapat melaksanakan suatu tugas
yang luas yang mustahil untuk
dikerjakan
dalam
waktu
yangterbatas(Abraham, 1997 dalam
Agustina, 2009). Kuesioner ini
diadopsi dalam Agustina (2009),
instrumen ini terdiri dari 3
pertanyaan.
Masing-masing
pertanyaan
diukur
dengan
menggunakan skala likert 5 point.
Dimana angka 1 menunjukkan tidak
pernah dan angka 5 menunjukkan
selalu.
(2007)
yang
terdiri
dari
9
pertanyaan dengan menggunakan
teknik pengukuran skala likert 5
point.
Dimana
angka
1
menunjukkan sangat tidak setuju
dan angka 5 menunjukkan sangat
setuju.
Budaya
Organisasi
merupakan
nilai-nilai yang dominan yang
disebarkan dalam perusahaan dan
diacu sebagai filosofi kinerja
karyawan (Trisnaningsih, 2007).
Variabel budaya organisasi dalam
penelitian
ini
diukur
dengan
menggunaan
instrumen
yang
dikembangkan oleh Hofstede (1990)
dalam Trianingsih (2007).Instrumen
ini terdiri dari 8 pertanyaan.
Masing-masing pertanyan diukur
dengan menggunakan skala likert 5
point. Dimana angka1 menunjukkan
sangat tidak setuju dan angka 5
menunjukkan sangat setuju.
Dengan keterangan: KA = Kinerja
Auditor, β0 = Nilai Intercept, β1 SA1
= Struktur Audit, β2KP2
= Konflik
Peran, β3KTP3 = Ketidakjelasan
Peran, β4 KLP4 = Kelebihan Peran,
β5 GK5 = Gaya Kepemimpinan, β6BO6
= Budaya Organisasi, ε = Error
(Variabel lain yang tidak dijelaskan
dalam model)
Gaya
Kepemimpinan
Gaya
kepemimpinan
yang
digunakan
dalam penelitian ini mengacu pada
satu cara yang digunakan oleh
seorang
pemimpin
untuk
mempengaruhi didalam mengatur
dan
mengkoordinasikan
bawahannya
dalam
rangka
pencapaian tujuan organisasi yang
efektif.
Variabel
gaya
kepemimpinan dalam penelitian ini
di
ukurdengan
menggunakan
instrumen yang dikembangkan oleh
Gibson (1996) dalam Trisnaningsih
Metoda Analisis Data
Pengujian hipotesis ini
menggunakan multiple regression
anlysis. Model persamaan linier
berganda yang digunakan:
KA : β0 + β1 SA1 + β2KP2 + β3KTP3 +
β4 KLP4 + β5 GK5 + β6BO6 + ε
HASIL PENELITIAN
Hasil dari rincian penyebaran
kuesioner
dan
penerimaan
kuesioner menjelaskan mengenai
gambaran data penelitian dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 1 Rincian
Penyebaran dan Penerimaan
Kuesioner
Hasil dari statistik deskriptif
responden untuk menjelaskan
mengenai gambaran data penelitian
dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 2 Statistik Deskriptif
Responden
35
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
Hasil dari statistik deskriptif
variabel
untuk
menjelaskan
mengenai gambaran data penelitian
dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 3 Statistik Deskriptif
Variabel
Pengujian
instrumen
penelitian baik segi validitas dan
reliabilitasnya
terhadap
195
responden menunjukkan bahwa
hasil instrumen penelitian yang
digunakan adalah valid. Dimana,
tingkat signifikan yang dimiliki
setiap masing-masing pertanyaan
dibawah 0,05 menunjukkan bahwa
masing-masing
indicator
pertanyaan valid dan koefisien
keandalannya (cronbach alpha)
lebih besar dari 0,70 (Ghozali,
2011:47).
3.
4.
Tabel 4 Hasil Uji t
Hasil penelitian pada tabel
4 dapat ditunjukkan bahwa:
1. Struktur audit dalam penelitian
ini mempunyai nilai sig sebesar
0,004. Nilai tersebut lebih kecil
0,05 maka Ha1 diterima. Jadi
dapat
disimpulkan
bahwa
struktur
audit
mempunyai
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
kinerja
auditor.
Struktur audit berpengaruh
terhadap
kinerja
auditor,
karena dengan menggunakan
struktur audit yang sistematis,
terinci
dan
komprehensif.
Apabila terdapat struktur audit
yang jelas dalam suatu Kantor
Akuntan Publik (KAP) maka
akanmeningkatkan
kinerja
auditor secara keseluruhan.
2. Konfik peran dalam penelitian
ini mempunyai nilai sig sebesar
0,049.
Nilai tersebut lebih
kecil
dari
0,05
maka
36
5.
6.
November 2012
Jadi
dapat
Ha2diterima.
disimpulkan
bahwa
konflik
peran mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap kinerja
auditor.
Apabila
terdapat
konflik peran didalam suatu
Kantor Akuntan Publik (KAP)
namun
kondisi
lingkungan
bekerja yang kurang kondusif,
maka
akan
menyebabkan
turunnya kinerja auditor.
Ketidakjelasan peran dalam
penelitian ini mempunyai nilai
signifikan sebesar 0,586. Nilai
tersebut lebih besar dari 0,05
maka Ha3tidak diterima. Jadi
dapat
disimpulkan
bahwa
ketidakjelasan
peran
tidak
mempunyai
pengaruh
yang
signifikan terhadap kinerja
auditor.
Kelebihan
peran
dalam
penelitian ini mempunyai nilai
signifikan sebesar 0,820. Nilai
tersebut lebih besar dari 0,05
maka Ha4tidak diterima. Jadi
dapat
disimpulkan
bahwa
kelebihan
peran
tidak
mempunyai
pengaruh
yang
signifikan terhadap kinerja
auditor.
Budaya
organisasi
dalam
penelitian ini mempunyai nilai
sig sebesar 0,000 Nilai tersebut
lebih kecil 0,05 maka Ha5
diterima.
Jadi
dapat
disimpulkan bahwa budaya
organisasi mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap kinerja
auditor.
Budaya
organisasi
merupakan
salah
satu
komponen yang terdapat dalam
kinerja auditor, jika auditor
tersebut mempunyai komitmen
terhadap organisasinya.
Gaya kepemimpinan dalam
penelitian ini mempunyai nilai
sig sebesar 0,039 Nilai tersebut
ISSN: 1410 -9875
lebih kecil 0,05 maka Ha6
diterima.
Jadi
dapat
disimpulkan
bahwa
gaya
kepemimpinan
mempunyai
pengaruh
yang
signifikan
terhadap kinerja auditor. Gaya
kepemimpinan
dalam
KAP
merupakan faktor yang paling
dominan dalam menentukan
dan pembentukan karakter
perusahaan.
Meiriska Febrianty
3.
PENUTUP
Penelitian ini bertujuan
untuk memberikan bukti empiris
mengenai pengaruh dari variabel
independen yang terdiri dari
sruktur audit, konflik peran,
ketidakjelasan peran, kelebihan
peran, budaya organisasi dan gaya
kepemimpinanterhadap
variabel
dependennya yaitu kinerja auditor.
Sesuai dengan pembahasan bab 4
yang telah diuraikan, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1.
Struktur audit mempunyai
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
kinerja
auditor.
Hasil penelitian ini mengenai
struktur
audit
dinyatakan
konsisten dengan penelitian
yang dilakukan oleh Bamber
et al. (1989) dalam Fanani et
al. (2008), Ramadhan (2011)
dan Fanani et al. (2008).
2.
Konfik
peran
mempunyai
pengaruh
yang
signifikan
terhadap kinerja auditor.Hasil
penelitian
konflik
peran
dinyatakan konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh
Fisher (2001) dalam Fanani et
al. (2008), Fried (1998) dalam
Fanani et al. (2008), Agustina
(2009) dan Fanani et al.
4.
5.
6.
(2008). Tetapi tidak konsisten
dengan penelitian Forgaty
etal. (2000) dalam Fanani et
al. (2008) dan Ramadhan
(2011).
Ketidakjelasan peran tidak
mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja
auditor. Hasil penelitian ini
konsisten dengan penelitian
Fanani et al. (2008), Forgaty
et al. (2000), Fisher (2001)
dan Viator (2001) dalam
Fanani et al. (2008).Tetapi
tidak
konsisten
terhadap
penelitian Ramadhan (2011),
Agustina (2009) dan Fried
(1998) dalam Fanani et al.
(2008).
Kelebihan
peran
tidak
mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja
auditor. Hasil penelitin ini
tidak
konsisten
terhadap
penelitian
yang dilakukan
oleh Agustina (2009) dan
Fogarty (2000) dalam Agustina
(2000).
Budaya organisasi mempunyai
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
kinerja
auditor.
Hasil penelitian ini konsisten
dengan
penelitian
yang
dilakukan oleh Yuskar dan
Deviasi (2011). Tetapi tidak
konsisten dengan penelitian
yang
dilakukan
oleh
Trisnaningsih (2007).
Gaya
kepemimpinan
mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja
auditor. Hasil penelitian ini
konsisten dengan penelitian
oleh Trisnaningsih (2007),
Wati et al. (2010), Edward et
al. (2003) dan Alberto et al.
(2005) dalam Wati et al.
(2010).
37
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
Adapun rekomendasi yang
peneliti ajukan untuk penelitian
selanjutnya, yaitu:
1. Wilayah
dari
penyebaran
kuesioner lebih diperluas,
tidak hanya di wilayah DKI
Jakarta saja, agar hasilnya
lebih maksimal.
2. Penyebaran
kuesioner
diharapkan dilakukan di atas
bulan Maret, agar para auditor
mau memberikan jawaban
3.
November 2012
yang akurat dan tidak merasa
terbebani
dalam
mengisi
kuesioner yang diberikan.
Peneliti
selanjutnya
diharapkan dapat mengatasi
masalah
heteroskedastisitas
dan autokorelasi data yang
terjadi
dengan
cara
menambah jumlah sampel
yang
digunakan
dalam
penelitian.
REFERENSI
Agustina, Lidya. 2009. Pengaruh Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, dan
Kelebihan Peran Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Auditor. Jurnal
Akuntansi. Vol. 1(1). Hal. 40-69.
Cahyono, D., dan Ghozali. 2002. Pengaruh Jabatan, Budaya Organisasi, dan
Konflik Peran Terhadap Kepuasan Kerja dengan Komitmen Organisasi :
Studi Empiris di Kantor Akuntan Publik. Jurnal Riset Akuntansi
Indonesia. Vol.5(3). Hal. 341-361.
Directory Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. Ikatan Akuntan Indonesia,
Kompartemen Akuntan Pendidik. www.iapi.or.id/iapi/directory.php.
Fanani, Z, R. A. Hanif, dan B. Subroto. 2008. Pengaruh Struktur Audit, Konflik
Peran dan Ketidakjelasan Peran Terhadap Kinerja Auditor. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan Indonesia Vol. 5(2), Desember.
Fisher, T., Richard. 2001. Role Stress, The Type A Behavior Pattern, And
External Auditor Job Satisfaction and Performance. Behavioral Research
in Accounting.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS.
Cetakan V. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Lawalata, J., S, Darwis, danMediaty. 2008. Pengaruh Independensi Auditor,
Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi
Terhadap Kinerja Auditor. Jurnal Sumber Daya Manusia : Graha Ilmu.
Putra, I Gede B. W. dan D. Ariyanto. 2012. Pengaruh Independensi,
Profesionalisme, Struktur Audit, Dan Role Stres Terhadap Kinerja
Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Bali. Jurnal Akuntansi. Vol.1 No.1,
November.
Ramadhan, S., 2011. Analisa Pengaruh Struktur Audit, Konflik Peran,
Ketidakjelasan Peran, dan Pemahaman Good Govermance Terhadap
Kinerja Auditor. Aktiva.Vol.4(7), Oktober. Hal 1-26.
Rustam, H., 2010. “The Influence of Spriritual Intelligence to Auditor’s
Performance With Emotional Intelligence As The Mediator Variabel”.
Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia.Vol.14(1), Juni. Hal 27-38.
38
ISSN: 1410 -9875
Meiriska Febrianty
Sugiyono,. 2012. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”.
ALFABETA, Bandung.
Trisnaningsih, S,. 2003. Pengaruh Komitmen Terhadap Kepuasaan Kerja
Auditor: Motivasi sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris pada
Kantor Akuntan Publik di Jawa Timur). Jurnal Riset Akuntansi
Indonesia. Vol.6(2), Mei. Hal 199-216.
Trisnaningsih, S., 2004. Perbedaan Kinerja Dilihat dari Segi Gender. Jurnal
Riset Akuntansi Indonesia.Vol 7(1), Januari. Hal 108-123.
Trisnaningsih, S., 2007. Independensi Auditor dan Komitmen Organisasi
Sebagai Mediasi Pengaruh Pemahaman Good Govermance, Gaya
Kepemimpinan dan Budaya Organisai Terhadap Kinerja Auditor.,
Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar, Juli, Hal. 1-56.
Wati, E., Lismawati. dan Aprilida N. 2010. Pengaruh Independensi, Gaya
Kepemimpinan, Komitmen Organisasi, dan Pemahaman Good
Govermance Terhadap Kinerja Auditor Pemerintah. Simposium Nasional
Akuntansi XIII, Purwokerto.
39
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
Halaman ini sengaja dikosongkan
40
November 2012
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 14, No. 2a, Is. 5, November 2012, Hlm. 41-54
ISSN: 1410 – 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
PENGARUH PERCEIVED VALUE, PERCEIVED EASE OF USE, PERCEIVED
USEFULNESS, FIRM’S REPUTATION, PRIVACY, TRUST, RELIABILITY,
FUNCTIONALITY TERHADAP ONLINE
REPURCHASE INTENTION
KLEMENS WEDANAJI P
STIE TRISAKTI
[email protected]
Abstract: The purpose of this research is to examine the factors that may
affect consumers’ intentions to repurchase products and services online. Data
collected were analyzed using regression model to determine the significance
of the relationship between the dependent and independent variables. This
research used purposive sampling method. Data collection methods used in
the form of questionnaires. This research used 100 of samples scattered
throughout Jakarta. The scale of this study used likert scale. The result of
this research showed that perceived value, perceived ease of use, perceived
usefulness, firm’s reputation, privacy, trust, reliability, functionality have a
significant effect to online repurchase intentions.
Keywords:
Perceived Value, Perceived Ease Of Use, Perceived Usefulness,
Firm’s Reputation, Privacy, Trust, Reliability, Functionality, and
Online Repurchase Intention.
PENDAHULUAN
lebih dari masyarakat karena
transportasi penerbangan saat ini
dianggap sebagai salah satu pilihan
transportasi yang paling efisien
terutama
dari
segi
waktu.
Pertumbuhan jumlah penumpang
ini cenderung mengalami kenaikan
pada setiap tahunnya. Hal ini dapat
kita lihat dari semakin diminatinya
berpergian menggunakan mode
transportasi udara.
Informasi dan teknologi yang
berkembang dengan sangat pesat
telah mendominasi sebagian besar
perubahan perilaku pembelian pada
industri
penerbangan,
dimana
Indonesia merupakan negara
berbasis kepulauan yang sangat
besar.
Hal
ini
menyebabkan
Indonesia
membutuhkan
transportasi yang cukup banyak dan
besar untuk memenuhi setiap
kebutuhan transportasi di berbagai
tempat yang terpisah.
Perkembangan
industri
transportasi
di
Indonesia
berkembang dengan pesat dan
baik.
Salah
satunya
industri
transportasi penerbangan udara
yang mampu menarik perhatian
41
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
kemudahan proses dan waktu yang
relatif cepat dan dapat dilakukan
dimana
saja
mulai
menjadi
perhatian lebih bagi konsumen.
Oleh sebab itu perusahaan dalam
industri penerbangan harus mampu
bersaing dengan kompetitor lainnya
untuk
dapat
mempertahankan
eksistensi
dalam
industri
penerbangan tersebut. Salah satu
cara yang dilakukan adalah dengan
mengetahui perubahan perilaku
pembelian
konsumen
seperti
memberikan
suatu
kemudahan
pembelian tiket kepada konsumen.
Para pemasar dalam industri
penerbangan
melihat
adanya
perubahan
perilaku
pembelian
dimana biaya dan efektifitas waktu
menjadi prioritas bagi konsumen
dalam pembelian tiket pesawat
terbang. Kondisi sekarang dimana
perkembangan
informasi
dan
teknologi yang berkembang dengan
sangat cepat telah mendominasi
sebagian besar perubahan pada
industri-industri yang ada, serta
dikenalnya
internet
dalam
kehidupan
sehari-hari
dan
bertambahnya pengguna internet di
Indonesia menjadi suatu dampak
yang harus diperhatikan. Sehingga
pembelian tiket melalu media
online inilah yang mulai diminati
konsumen pada saat ini.
KERANGKA TEORITIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Tinjauan Pustaka
Perceived Value
Menurut Kotler and Keller
(2012:420) definisi dari Perceived
Value yaitu: “Perceived Value is
made up of a host of input such as
the buyer’s image of the product,
the channel deliverables, the
42
November 2012
warranty
quality,
customer
support, and softer attributes such
as
suplier
reputation,
trustwortiness, and as team.”
Menurut Lovelock and Wirtz
(2011:163) Perceived Value dapat
didefiniskan
sebagai
berikut:
“When
customer
evaluate
competiting services, they are
basically comparing the relative
net values.”
Menurut Moliner and Callaris
L
(2007:422)
mendifinisikan
Perceived Value adalah: “Percevied
Value is the essential result of
marketing activities and is a firstorder element in relationship
marketing.”
Sehingga dapat disimpulkan
bahwa Perceived Value merupakan
manfaat atau nilai yang ingin
dirasakan
serta
didapatkan
konsumen dari sebuah produk atau
jasa yang ditawarkan dibandingkan
dengan pengorbanan yang telah
mereka lakukan.
Perceived Ease of Use
Menurut Chiu and Fang
(2009:761) definisi dari Perceived
Ease of Use yaitu: “The extent to
which a consumer believes that
online shopping will be free to
effort.”
Menurut Pearson and Green
(2007:816) Perceived Ease of Use
dapat
di
definisikan
sebagai
berikut: “Allows users arbitrary
connections
in
an
open
environment
within
this
environment, users have computer
skills ranging from novice to
expert.”
Menurut Malhotra (2010:742)
pengertian dari Perceived Ease of
Use adalah “Perceived ease of use
is defined as the degree to which
the person will finds it easy to use
ISSN: 1410 -9875
the technology application when
they consider using it.” Sedangkan
menurut Jeffrey and Jaworski
(2002:190) Perceived Ease of Use
memiliki pengertian yaitu: “Ease of
Use is the easewith which a site
can be navigated by users.”
Dari definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa Perceived Ease
of Use adalah pemikiran yang
dimiliki konsumen tentang segala
kemudahan yang didapatkan untuk
setiap pengguna pada media
pembelanjaan melalui online.
Perceived Usefulness
Menurut Davis (1989:319)
Perceived
Usefulness
dapat
didefinisikan
sebagai
berikut:
“Perceived Usefulness is a belief
that
represent
the
user’s
subjective probability that using a
spesific aplication will increase his
or her job performance within an
organisational context.”
Menurut Chiu and Fang
(2009:761) definisi dari Perceived
Usefulness yaitu: “The extent to
which a consumer believes that
online shopping will enhance his or
her transaction performance.”
Pengertian
Perceived
Usefulness berdasarkan Oxford
Dictionary (2000:1433) yaitu: “
Perceived Usefulness is usage rate
of being useful or possible to use.”
Menurut Keegan and Green
(2012:264) Perceived Usefulness
memiliki arti sebagai berikut: “A
behaviour segmentation variable
that categoriez consumer as heavy,
medium, light or non user of a
product.”
Dari definisi diatas dapat
disimpulkan
bahwa
Perceived
Usefulness adalah keyakinan yang
ada pada konsumen akan kegunaan
sebuah
web
sebagai
media
Klemens Wedanaji P
pembelanjaan online yang mampu
membuat
dan
meningkatkan
kinerjanya menjadi lebih efektif.
Firm’s Reputation
Menurut Kotler and Keller
(2012:225) definisi dari Firm’s
Reputation adalah: “The extent to
which customer’s believe a firm
can design and deliver products
and services that satisfy their
needs and wants.”
Menurut Hess (2008:385)
Fim’s Reputation dapat diartikan
sebagai berikut: “Firm’s Reputation
is cutomer’s perceptions on how
well a firm takes care of customer
and is genuinely concerned about
their welfare.”
Menurut Ganesan 1994 dalam
Riorini (2003:152) definisi dari
Firm’s Reputation yaitu: “The
extent to which a firm and people
in industry believe a suplier is
honest and concerned about its
customer.”
Dari definisi di atas maka
dapat disimpulkan bahwa Firm’s
Reputation
adalah
persepsi
kepercayaan konsumen terhadap
reputasi
perusahaan
akan
pelayanan serta tindakan yang
diberikan
perusahaan
tersebut
terhadap
konsumennya
dalam
memenuhi permintaan.
Privacy
Menurut
Kotler
and
Armstrong (2011:543) pengertian
dari Privacy adalah: “Privacy is
perhaps the thoughest public policy
issue now confronting the direct
marketing industry.”
Menurut Lovelock (2011:210)
Privacy dapat didefinisikan sebagai
berikut: “Privacy issues associated
with communication especially as
few aspect of marketing lend
43
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
themselves so easily to misuse (and
even abuse) as advertising selling
and sales promotion.”
Menurut Chiu and Fang
(2009:761) definisi dari Privacy
yaitu: “Privacy refers to degree to
which online shopping website is
safe and protects the customer’s
information.”
Dari definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa Privacy adalah
keamanan
serta
terjaganya
informasi dan identitas konsumen
agar tidak diketahui pihak lain saat
menggunakan situs belanja melalui
online.
Trust
Menurut Kotler and Keller
(2012:225) definisi dari Trust yaitu:
“Trust is the willingness of a firm
to rely on a bussines partner, it
depends
on
a
number
of
interpersonal
and
interorganizational factors, such as
the firm’s perceived comptence,
integrity,
honestly,
and
benevolence.”
Menurut Chiu and Fang
(2009:761)
Trust
dapat
didefinisikan
sebagai
berikut:
“Trust is a set of specific beliefs
dealing
primarily
with
the
benevolence,
competence
and
integrity of another party.”
Menurut Lovelock (2011:244)
Trust adalah: “Trust is when
people are basically distrust full of
the initiator as they often are in
the case of larg, seemingly
impersonal institutions.”
Dari definisi di atas dapat
disimpulkan
bahwa
Trust
merupakan kepercayaan konsumen
akan sebuah perusahaan serta
website dan fitur-fitur pada media
online dalam pembelanjaannya.
44
November 2012
Reliability
Menurut Kotler and Keller
(2012:352) definisi dari Reliability
adalah: “Reliability is a measure of
the probability that a product will
not mallfunction or fail within a
specified time periode.”
Menurut Swaminathan and
Rao (1999:21) Reliability dapat
didefinisikan sebagai berikut: “The
extent
to
which
the
site
consistently responds and fucntion
as expected (without broken links,
broken pages or dead-end links).”
Menurut
Kim
and
Kandampully (2009:1188) Reliabilty
adalah: “Reliability is one of major
e-service
quality
dimensions
leading
to
overall
customer
satisfaction.”
Dari definisi di atas dapat
disimpulkan
bahwa
Reliability
adalah
pemikiran
konsumen
terhadap produk atau jasa serta
fungsi-fungsi pada suatu situs
online
yang
diinginkan
dan
digunakan
tidak
mengalami
kerusakan dan kegagalan pada
periode yang diharapkan.
Functionality
Menurut Lovelock (2011:289)
definisi dari Functionality adalah:
“Functionality refers to ability of
those items to faciliate the
performance
of
service
transaction.”
Menurut
Law
and
Bai
(2008:388) Functionality dapat
diartikan sebagai berikut: “The
extent to which a website provides
sufficient information about the
products
or
services
being
promoted.”
Menurut Yates (2005:180)
definisi dari Functionality yaitu:
“Functionality of the website can
be defined as providing a time
ISSN: 1410 -9875
Klemens Wedanaji P
efficient and effective delivery
mechanism
for
online
information.”
Dari definisi di atas maka
dapat
disimpulkan
bahwa
Functionality
merupakan
kemampuan dan fungsi dari sebuah
website ataupun produk dan jasa
guna
memenuhi
keinginan
konsumen.
Online Repurchase Intention
Menurut
Kotler
and
Armstrong (2011:532) definisi dari
Online adalah: “Online is a vast
public web of computer networks
that connects users, of all types
arround the world to each other
and an amazingly large information
repository.”
Menurut
Kotler
and
Armstrong (2011:162) definisi dari
Purchase Intention yaitu: “The
consumer may form a purchase
intention based on factor such as
expected income, expected salary,
and expected product.”
Menurut Belch (2012:129)
Purchase
Intention
dapat
didefinisikan
sebagai
berikut:
“Purchase Intention are generally
based on matching of purchase
motives with attributes or brand
under considerations.”
Model Penelitian
Menurut Kinnear (1996:245)
definisi dari Purchase Intention
adalah: “Purchase Intention is
stage to refer to responded is predisposition to action prior to actual
purchase decision.”
Menurut
Schiffman
and
Kanuk (2010:251) definisi dari
Purchase Intention yaitu: “the
conative component is frequently
treated as an expression of the
consumer’s intention to buy. Buyer
intention scales are used to assess
the likelihood of a consumer
purchasing a product or behaving in
a certain way.”
Menurut
Anderson
and
Fornell (1993:503) definisi dari
Repurchase
Intention
adalah:
“Repurchase Intention refer to the
likehood using service provider
again in the future.”
Dari definisi di atas maka
dapat disimpulkan bahwa Online
Repurchase
Intention
adalah
keinginan dari diri konsumen untuk
melakukan
pembelian
kembali
selanjutnya di masa depan melalui
media online terhadap situs yang
menawarkan produk atau jasa
dengan merek-merek tertentu yang
telah diketahui sebelumnya.
Perceived Value (X1)
Perceived Ease of Use (X2)
Perceived Usefulness (X3)
Online Repurchase Intention
(Y)
Firm’s Reputation (X4)
Privacy (X5)
Trust (X6)
Reliability (X7)
Functionality (X8)
Gambar 1 Model Penelitian
45
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
Hipotesis
Rumusan hipotesis sebagai berikut:
Ho1: Tidak terdapat pengaruh
perceived value terhadap
online repurchase intention
pada pembelian tiket Air Asia
di Jakarta.
Ha1: Terdapat pengaruh perceived
value
terhadap
online
repurchase intention pada
pembelian tiket Air Asia di
Jakarta..
Ho2: Tidak terdapat pengaruh
perceived ease of use
terhadap online repurchase
intention pada pembelian
tiket Air Asia di Jakarta.
Ha2: Terdapat pengaruh perceived
ease of use terhadap online
repurchase intention pada
pembelian tiket Air Asia di
Jakarta.
Ho3: Tidak terdapat pengaruh
perceived
usefulness
terhadap online repurchase
intention pada pembelian
tiket Air Asia di Jakarta.
Ha3: Terdapat pengaruh perceived
usefulness terhadap online
repurchase intention pada
pembelian tiket Air Asia di
Jakarta.
Ho4: Tidak terdapat pengaruh
firm’s reputation terhadap
online repurchase intention
pada pembelian tiket Air Asia
di Jakarta.
Ha4: Terdapat pengaruh firm’s
reputation terhadap online
repurchase intention pada
pembelian tiket Air Asia di
Jakarta.
Ho5: Tidak terdapat pengaruh
privacy
terhadap
online
repurchase intention pada
pembelian tiket Air Asia di
Jakarta.
46
Ha5:
Ho6:
Ha6:
Ho7:
Ha7:
Ho8:
Ha8:
Ho9:
Ha9:
November 2012
Terdapat pengaruh privacy
terhadap online repurchase
intention pada pembelian
tiket Air Asia di Jakarta.
Tidak terdapat pengaruh
trust
terhadap
online
repurchase intention pada
pembelian tiket Air Asia di
Jakarta.
Terdapat pengaruh trust
terhadap online repurchase
intention pada pembelian
tiket Air Asia di Jakarta.
Tidak terdapat pengaruh
reliability terhadap online
repurchase intention pada
pembelian tiket Air Asia di
Jakarta.
Terdapat
pengaruh
reliability terhadap online
repurchase intention pada
pembelian tiket Air Asia di
Jakarta.
Tidak terdapat pengaruh
functionality
terhadap
online repurchase intention
pada pembelian tiket Air Asia
di Jakarta.
Terdapat
pengaruh
functionality
terhadap
online repurchase intention
pada pembelian tiket Air Asia
di Jakarta.
Tidak terdapat pengaruh
Perceived Value, Perceived
Ease of Use, Perceived
Usefulness,
Firm’s
Reputation, Privacy, Trust,
Reliability dan Functionality
secara
bersama-sama
terhadap Online Repurchase
Intention pada pembelian
tiket Air Asia di Jakarta.
Terdapat pengaruh Perceived
Value, Perceived Ease of
Use, Perceived Usefulness,
Firm’s Reputation, Privacy,
Trust,
Reliability
dan
ISSN: 1410 -9875
Functionality
secara
bersama-sama
terhadap
Online Repurchase Intention
pada pembelian tiket Air Asia
di Jakarta.
METODA PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif dan
kausal.
Definisi Operasional Variabel
Berdasarkan
variabel
yang
digunakan, konsep dari variabel
adalah sebagai berikut:
Perceived Value merupakan
manfaat atau nilai yang ingin
dirasakan
serta
didapatkan
konsumen dari sebuah produk atau
jasa yang ditawarkan dibandingkan
dengan pengorbanan yang telah
mereka lakukan.
Perceived Ease of Use adalah
Pemikiran yang dimiliki konsumen
tentang segala kemudahan yang
didapatkan untuk setiap pengguna
pada media pembelanjaan melalui
online.
Perceived Usefulness adalah
keyakinan yang ada pada konsumen
akan kegunaan sebuah web sebagai
Klemens Wedanaji P
media pembelanjaan online yang
mampu
membuat
dan
meningkatkan kinerja nya menjadi
lebih efektif.
Firm’s Reputation adalah
persepsi kepercayaan konsumen
terhadap reputasi perusahaan akan
pelayanan serta tindakan yang
diberikan
perusahaan
tersebut
terhadap
konsumennya
dalam
memenuhi permintaan.
Privacy adalah keamanan
serta terjaganya informasi dan
identitas konsumen agar tidak
diketahui
pihak
lain
saat
menggunakan situs belanja melalui
online.
Trust
merupakan
kepercayaan
konsumen
akan
sebuah perusahaan serta website
dan fitur-fitur pada media online
dalam pembelanjaan nya.
Reliability adalah pemikiran
konsumen terhadap produk atau
jasa serta fungsi-fungsi pada suatu
situs online yang diinginkan dan
digunakan
tidak
mengalami
kerusakan dan kegagalan pada
periode yang diharapkan.
Functionality
merupakan
kemampuan dan fungsi dari sebuah
website ataupun produk dan jasa
guna
memenuhi
keinginan
konsumen.
47
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
November 2012
Variabel dan Pengukuran
Tabel 1 Variabel dan pengukuran
No.
1.
48
Variabel
Independent
Perceived
Value
2.
Perceived
Ease of Use
3.
Perceived
Usefulness
4.
Firm’s
Reputation
5.
Privacy
Indikator
a. Experience tangible values
b. Easier to purchase
c. Good value for money
d. Perceived value for time used
e. Greater value added service
f. Promise to refun or exchange policy
g. Transparent pricing policy
h. Shopping
effectivenesss
and
productivity
i. Best selling price
a. Easier to make product comparisson
b. Easy to learn and use
c. Flexible websites to interact
d. Various payment channels
e. Doesn’t require a lot of mental
effort
f. Website well explained
g. Don’t get frustated
a. Repurchase based on need
b. Provides more benefit than cost
c. Adequet information
d. Enchase my life style
e. More convenient
f. Very useful and workable
g. Saves time
a. Good image
b. Comparing firm’s image
c. Firm’s image meet the expectation
d. Provides a dependable websites
e. Popular websites
f. Friends recomended
g. Have strong brand name in the
market
h. Will repurchase online from that
website
a. Not share customer shopping
behaviour
b. Review customer’s feedback
c. Privacy policy
d. Keeps entire information private
e. Keeping
customers
information
confidential
Skala
Pengukuran
Likert
Likert
Likert
Likert
Likert
ISSN: 1410 -9875
Klemens Wedanaji P
f. Financial details will not accessable
by third party
g. Authorized username and password
are important
6.
Trust
7.
Reliability
8.
Functionality
9.
Online
Repurchase
Intention
a. Product shown in websites is
reliable
b. Appears believable
c. Purchase terms and conditions are
clear
d. Technical
infrastructure
is
dependable
e. Secure personal data
f. Transaction securities
g. Delivered as promised
a. Without broken links or pages
b. Genuine websites
c. Website
doesn’t
breakdown
frequently
d. Quality of web
e. Capable
to
process
large
transactions
f. Accurate
product
or
services
information
g. Well Recomended
a. Functions effectively
b. Great experience
c. Organized websites
d. Upadate continuosly with latest
information
e. Provide live support
f. Easy to make change after submit
transaction
g. Website is user friendly
h. Simple
website
with
great
functionality
a. Shopping more often
b. First choice
c. Best websites
d. Favourite website
Likert
Likert
Likert
Likert
Sumber: Moliner (2007) and Oh (2003), Chiu (2009) and Davis (1989), Brown (2005) and Hess
(2008), Roman (2007), Pavlou and Fygenson (2006), Swaminathan (1999) and Goode and Harris
(2007), Chung and Law (2003), Bai (2008).
Teknik Pengumpulan Data
Data primer dan data sekunder.
Data
primer
diperoleh
dari
pendapat
responden
berupa
menjawab
pertanyaan
yang
diajukan. Dalam penelitian ini
49
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
berupa kuisioner. Sedangkan data
sekunder merupakan data yang
didapat oleh orang lain selain
peneliti yaitu data yang diperoleh
dari internet dan sumber lainnya.
dijelaskan oleh variasi variabel
perceived usefulness sebesar 0.324
atau 32.4% sedangkan sisanya
sebesar 0.676 atau 67.6% dapat
dijelaskan oleh faktor – faktor lain.
HASIL PENELITIAN
Uji Hipotesis
Uji Hipotesis Pertama
Nilai R adalah sebesar 0.617. Hal ini
menunjukkan bahwa hubungan
antara perceived value dengan
online repurchase intention adalah
kuat. Sedangkan besarnya nilai R
Square menunjukkan nilai sebesar
0.381 yang berarti variasi variabel
online repurchase intention dapat
dijelaskan oleh variasi variabel
perceived value sebesar 0.381 atau
38.1 % sedangkan sisanya sebesar
0.619 atau 61.9 % dapat dijelaskan
oleh faktor – faktor lain.
Uji Hipotesis Keempat
Nilai R adalah sebesar 0.719. Hal ini
menunjukkan bahwa hubungan
antara firm’s reputation dengan
online repurchase intention adalah
kuat. Sedangkan besarnya nilai R
Square menunjukkan nilai sebesar
0.517 yang berarti variasi variabel
online repurchase intention dapat
dijelaskan oleh variasi variabel
firm’s reputation sebesar 0.517
atau 51.7% sedangkan sisanya
sebesar 0.483 atau 48.3% dapat
dijelaskan oleh faktor – faktor lain.
Uji Hipotesis Kedua
Nilai R adalah sebesar 0.864. Hal ini
menunjukkan bahwa hubungan
antara perceived ease of use
dengan online repurchase intention
adalah sangat kuat. Sedangkan
besarnya
nilai
R
Square
menunjukkan nilai sebesar 0.747
yang berarti variasi variabel online
repurchase
intention
dapat
dijelaskan oleh variasi variabel
perceived ease of use sebesar 0.747
atau 74.7% sedangkan sisanya
sebesar 0.253 atau 25.3% dapat
dijelaskan oleh faktor – faktor lain.
Uji Hipotesis Ketiga
Nilai R adalah sebesar 0.570. Hal ini
menunjukkan bahwa hubungan
antara perceived usefulness dengan
online repurchase intention adalah
sedang. Sedangkan besarnya nilai R
Square menunjukkan nilai sebesar
0.324 yang berarti variasi variabel
online repurchase intention dapat
50
November 2012
Uji Hipotesis Kelima
Nilai R adalah sebesar 0.589. Hal ini
menunjukkan bahwa hubungan
antara privacy dengan online
repurchase
intention
adalah
sedang. Sedangkan besarnya nilai R
Square menunjukkan nilai sebesar
0.347 yang berarti variasi variabel
online repurchase intention dapat
dijelaskan oleh variasi variabel
privacy sebesar 0.347 atau 34.7%
sedangkan sisanya sebesar 0.653
atau 65.3% dapat dijelaskan oleh
faktor – faktor lain.
Uji Hipotesis Keenam
Nilai R adalah sebesar 0.622. Hal ini
menyatakan
bahwa
hubungan
antara
trust
dengan
online
repurchase intention adalah kuat.
Sedangkan besarnya nilai R Square
menunjukkan nilai sebesar 0.387
yang berarti variasi variabel online
repurchase
intention
dapat
dijelaskan oleh variasi variabel
trust sebesar 0.387 atau 38.7 %
sedangkan sisanya sebesar 0.613
ISSN: 1410 -9875
atau 61.3 % dapat dijelaskan oleh
faktor – faktor lain.
Uji Hipotesis Ketujuh
Nilai R adalah sebesar 0.479. Hal ini
menunjukkan bahwa hubungan
antara reliability dengan online
repurchase
intention
adalah
sedang. Sedangkan besarnya nilai R
Square menunjukkan nilai sebesar
0.230 yang berarti variasi variabel
online repurchase intention dapat
dijelaskan oleh variasi variabel
reliability sebesar 0.230 atau 23%
sedangkan sisanya sebesar 0.770
atau 77% dapat dijelaskan oleh
faktor – faktor lain.
Uji Hipotesis Kedelapan
Nilai R adalah sebesar 0.389. Hal ini
menunjukkan bahwa hubungan
antara functionality dengan online
repurchase
intention
adalah
rendah. Sedangkan besarnya nilai R
Square menunjukkan nilai sebesar
0.151 yang berarti variasi variabel
online repurchase intention dapat
dijelaskan oleh variasi variabel
functionality sebesar 0.151 atau
15.1 % sedangkan sisanya sebesar
0.849 atau 84.9 % dapat dijelaskan
oleh faktor – faktor lain.
Uji Hipotesis Kesembilan
Nilai R adalah sebesar 0.9. Hal ini
menyatakan
bahwa
hubungan
antara
perceived
value(X1),
perceived
ease
of
use(X2),
perceived usefulness(X3), firm’s
reputation(X4),
privacy(X5),
trust(X6),
reliability(X7)
dan
functionality(X8) dengan online
repurchase intention(Y) adalah
sangat kuat.
Besarnya nilai Adjusted R
Square menunjukkan nilai 0.794
berarti variasi variabel online
repurchase
intention
dapat
Klemens Wedanaji P
dijelaskan oleh variasi variabel
perceived value(X1), perceived
ease
of
use(X2),
perceived
usefulness(X3),
firm’s
reputation(X4),
privacy(X5),
trust(X6),
reliability(X7)
dan
functionality(X8) terhadap online
repurchase intention(Y) sebesar
0.794 atau 79.4 % sedangkan
sisanya sebesar 0,20.6 atau 20.6 %
dapat dijelaskan oleh faktor –
faktor lain.
PENUTUP
Setelah pengumpulan data
dilakukan dan dari hasil data
tersebut dilakukan pengolahan data
dan penganalisaan data, sehingga
dapat diperoleh kesimpulan yaitu
sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh perceived
value(X1),
terhadap
online
repurchase intention(Y) pada
pembelian tiket Air Asia di
Jakarta
2. Terdapat pengaruh perceived
ease of use (X2), terhadap
online repurchase intention(Y)
pada pembelian tiket Air Asia di
Jakarta
3. Terdapat pengaruh perceived
usefulness (X3), terhadap online
repurchase intention(Y) pada
pembelian tiket Air Asia di
Jakarta
4. Terdapat
pengaruh
firm’s
reputation
(X4),
terhadap
online repurchase intention(Y)
pada pembelian tiket Air Asia di
Jakarta
5. Terdapat pengaruh privacy (X5),
terhadap online repurchase
intention(Y) pada pembelian
tiket Air Asia di Jakarta
6. Terdapat pengaruh trust (X6),
terhadap online repurchase
intention(Y) pada pembelian
tiket Air Asia di Jakarta
51
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
7. Terdapat pengaruh reliability
(X7),
terhadap
online
repurchase intention(Y) pada
pembelian tiket Air Asia di
Jakarta
8. Terdapat pengaruh functionality
(X8),
terhadap
online
repurchase intention(Y) pada
pembelian tiket Air Asia di
Jakarta
9. Terdapat pengaruh perceived
value(X1), perceived ease of
use(X2),
perceived
usefulness(X3),
firm’s
reputation(X4),
privacy(X5),
trust(X6), reliability(X7) dan
functionality(X8)
secara
bersama - sama terhadap online
repurchase intention (Y) pada
pembelian tiket Air Asia di
Jakarta.
Dalam melakukan penelitian
ini, penulis menemukan banyak
keterbatasan. Adapun keterbatasan
– keterbatasan tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Responden
yang
digunakan
dalam penelitian ini hanyalah
November 2012
responden
yang berada di
wilayah Jakarta saja.
2. Jumlah
responden
yang
digunakan sebanyak 100.
3. Menggunakan delapan variabel
independen yang digunakan
pada penelitian sebelumnya.
Sesuai dengan analisa yang
telah dilakukan sebelumnya dan
kesimpulan berdasarkan analisa
tersebut, maka ada beberapa hal
yang mungkin saja dapat digunakan
sebagai dasar acuan bagi peneliti
lain
yang
ingin
melakukan
penelitian
selanjutnya,
yaitu
sebagai berikut:
1. Disarankan untuk menggunakan
objek
penelitian
dengan
kategori yang berbeda
2. Menambah jumlah responden
yang ada.
3. Mencari
dan
menggunakan
faktor – faktor lain yang
mempengaruhi
online
repurchase
intention
dan
dimasukkan dalam penelitian
selanjutnya.
REFERENSI
Belch, George E., and Michael A. Belch. 2012. Advertising and Promotion. 9th
Edition. McGraw Hill
Chiu, C.M., Chang, C.C., Cheng, H.L and Fang, Y.H. (2009), “Determinant of
customer repurchase intention in online shopping”, Online Information
Review, Vol. 33 No. 4, pp. 761-84
Davis, F.D. (1989), “Perceived usefulness, perceived ease of use, and user
acceptance of information technology”, MIS Quarterly, Vol. 13 no. 3,
pp. 119-25
Griffin, J.. 1995. Customer Loyalty, How to Earn it. How to Keep it. Lexington
Books
Gujarati, Damodar. 2003. Basic Econometrics. 4th Edition. McGraw Hill
Hair, Joseph. 2010. Multivariate Data Analysis. 7th Edition. Pearson
Hess, R.L. (2008), “The impact of firm reputation and failure severity on
customers responses to service failures”, Journal of Service Marketing,
Vol. 22 No. 5, pp. 385-98
52
ISSN: 1410 -9875
Klemens Wedanaji P
Jeffrey, F.Rayport Bernard. J and Jaworski. 2002, “Introduction to ecommerce”, McGraw Hill
Kim, J.H., Kim, M. and Kandampully, J. (2009), “Buying environment
characteristics in the context of e-service”, European Journal of
Marketing, Vol. 43 Nos 9/10, pp. 1188-204
Kinnear, Thomas, C. Marketing Research, International Edition 1996. Harper
Collins
Kinnear, Thomas, B. Principles of Marketing. 4th Edition
Kotler, Philip., & Gary Armstrong. 2011. Principles of Marketing. Prentice
Kotler, Philip., & Kevin Lane Keller. 2012. Marketing Management. 14th
Edition
Law, R. and Bai, B. (2008), “How do the preferences of online buyers and
browsers differ on the design and content of travel websites?”,
International Journal of Contemporary Hospitality Management, Vol.
20 No. 4, pp. 388-400
Lee, Chai Har., Uchenna Cyril Eze. And Nelson Oly Ndubisi. 2011. “Analyzing
Key Determinants of Online Repurchase Intentions”. Asia Pacific
Journal of Marketing and Logistics. Vol 23 No. 2
Lovelock, Christopher., & Jochen Wirtz. 2011. Services Marketing. 7th Edition.
Pearson Education Inc
Malhotra, Naresh K. 2010. Marketing Research: An Applied Orientation. New
Jersey: Pearson Prentice Hall
Moliner, M.A., Sanchez, J., Rodriguez, R.M. and Callarisa, L. (2007),
“Perceived Relationship quality and post-purchase perceived value: an
integrative framework”, European Journal
Pearson, J.M., Pearson, A. and Green, D (2007), “Determining the importance
of key criteria in web usability”, Management Research News, Vol. 30
No.11, pp. 131-48
Riorini, Sri Vandayuli. 2003. “Kepercayaan Pembeli terhadap Perusahaan
Pemasok dalam Hubungannya dengan Antisipasi Pembelian di Waktu
yang Akan Datang”. Media Riset Bisnis dan Manajemen. Vol. 3 No. 2
Schiffman, Leon G. dan Leslie Lazar Kanuk. 2010. Consumer Behavior 10th
Edition. Pearson Prentice Hall
Sekaran, Uma., & Roger Bougie. 2010. Research Methods for Business. 5th
Edition. Wiley Publication
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Alpha Beta
Swaminathan, V., lepkowska-White, E. and Rao, B.P. (1999), “Browser or
buyers in cyberspace? An investigation of factors influencing electronic
exchange”, Journal of Computer Mediated Communication, Vol. 5 No.2,
pp. 1-21
Warren, J., Keegan and Mark, C., Green. (2012), “Global Marketing” Prentice
Wells, William, John Burnett, and Sandra Moriarty. 2000. Advertising
Principles and practice. 5th editon. New Jersey. Prentice
Yates, R. (2005), “Web site accessibility and usability: towards more
functional sites for all”, Campus-Wide Information Systems, Vol. 22 No.
4, pp. 180-8
53
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
Halaman ini sengaja dikosongkan
54
November 2012
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 14, No. 2a, Is. 5, November 2012, Hlm. 55-68
ISSN: 1410 – 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PERATAAN LABA
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
MARIA
STIE Trisakti
[email protected]
Abstract: The objective of this research is to analyze the factors that
influencing income smoothing in manufacturing companies listed at Indonesia
Stock Exchange (IDX). The factors being examined were cash holdings,
financial leverage, size of firm, profitability, net profit margin, firm value
and managerial ownership. Data collection used a purposive sampling method
conducted on manufacturing companies listed on the Indonesia Stock
Exchange. The samples were 57 manufacturing companies listed at IDX for
three years period (2008-2010). This research used multiple linear regression
as the statistical analysis method. The result of the analysis showed that
financial leverage has significant influence income smoothing but cash
holdings, profitability, size of firm, net profit margin, firm value and
managerial ownership have not significant influence toward income
smoothing.
Keywords: Income Smoothing, Cash Holdings, Financial Leverage, Size of
Firm, Profitability, Net Profit Margin, Firm Value and Managerial
Ownership.
PENDAHULUAN
investasinya.
Selain
itu,
manajemen juga memiliki tanggung
jawab untuk menyediakan laporan
keuangan bagi semua pihak yang
berkepentingan baik pihak internal
atau eksternal perusahaan.
Laporan
keuangan
merupakan informasi keuangan
yang
sangat
penting
karena
mengenai
posisi
dan
kinerja
keuangan
perusahaan
yang
bermanfaat bagi pihak–pihak yang
berkepentingan
baik
pihak
eksternal ataupun pihak internal
untuk
pengambilan
keputusan
Persaingan di dunia usaha
semakin ketat sehingga dapat
mendorong manajemen perusahaan
untuk menampilkan kinerja yang
terbaik bagi perusahaan agar
perusahaan dapat mampu bertahan
dan menjaga eksistensinya serta
meningkatkan kinerja manajemen
untuk mendapatkan hasil yang
optimal bagi perusahaan. Baik
buruknya kinerja perusahaan dapat
mempengaruhi keputusan investor
untuk menanamkan atau menarik
55
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
ekonomi. Oleh karena itu, informasi
yang disajikan dalam laporan
keuangan tersebut harus dapat
dipahami, relevan, andal dan dapat
diperbandingkan
serta
dapat
menggambarkan kondisi perusahaan
pada masa lalu dan proyeksi masa
datang. Salah satu informasi yang
sangat penting dalam pengambilan
keputusan adalah laba (Noviana dan
Yuyetta 2011).
Menurut
Kustiani
dan
Ekawati (2006) dalam Santoso dan
Salim (2012) mengungkapkan bahwa
informasi
laba
merupakan
perhatian utama dalam menaksir
kinerja atau pertanggungjawaban
manajemen dan dapat membantu
pemilik atau pihak lain untuk
memprediksi laba yang akan
datang.
Manajemen
sadar
kinerjanya diukur berdasarkan laba.
Oleh karena itu, manajemen
berusaha
untuk
meningkatkan
kinerjanya
dan
mendorong
manajemen
untuk
melakukan
tindakan yang tidak semestinya
(dysfunctional
behavior)
yaitu
manajemen
laba
(earnings
management) dan salah satu
bentuknya
adalah
tindakan
perataan laba (income smoothing).
Novita (2009) dalam Noviana
dan Yuyetta (2011) menunjukkan
bahwa praktik perataan laba
disebabkan
adanya
motivasi
manajemen
untuk
mengurangi
fluktuasi laba yang dilaporkan.
Manajemen akan memilih untuk
menjaga nilai laba yang stabil
dibandingkan nilai laba yang
cenderung bergejolak sehingga
manajemen akan menaikkan laba
ketika jumlah laba yang sebenarnya
menurun
dari
laba
tahun
sebelumnya, sebaliknya manajemen
akan memilih untuk menurunkan
laba jika laba yang sebenarnya
56
November 2012
meningkat dibandingkan laba tahun
sebelumnya.
Motivasi dari penelitian ini
adalah ingin membuktikan apakah
cash holdings, financial leverage,
ukuran perusahaan, profitabilitas,
net profit margin, nilai perusahaan
dan
kepemilikan
manajerial
berpengaruh
terhadap
praktik
perataan laba pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Peneliti termotivasi
untuk
melakukan
penelitian
mengenai perataan laba karena
terdapat ketidakkonsistenan pada
hasil penelitian sebelumnya, serta
untuk mengembangkan penelitian
terdahulu
mengenai
variabel
penelitian lain yang berkaitan
dengan praktik perataan laba.
Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mendapatkan bukti
empiris mengenai pengaruh cash
holdings, financial leverage, ukuran
perusahaan,
profitabilitas,
net
profit margin, nilai perusahaan,
kepemilikan manajerial terhadap
praktik perataan laba. Penelitian
ini disusun dengan urutan penulisan
sebgai
berikut
pertama,
pendahuluan
menjelaskan
mengenai latar belakang masalah,
tujuan penelitian dan organisasi
penelitian. Kedua, menguraikan
teori
dan
hasil
penelitian
sebelumnya
sebagai
dasar
pengembangan hipotesis. Ketiga,
metoda penelitian tediri atas
pemilihan sampel dan pengumpulan
data, definisi operasional, dan
pengukuran variable. Keempat,
hasil penelitian yang berisi hasil
dan
interprestasi
pengujian
hipotesis. Terakhir, penutup yang
berisi
simpulan,
keterbatasan
penelitian
dan
saran
untuk
penelitian selanjutnya.
ISSN: 1410 -9875
RERANGKA TEORITIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Teori Keagenan
Menurut Noviana dan Yuyetta
(2011), teori agensi (agency theory)
merupakan
pendekatan
yang
membahas konsep manajemen laba
maupun perataan laba. Dalam teori
ini, praktik manajemen laba
dipengaruhi
adanya
konflik
kepentingan antara manajemen
(agent) dan pemilik (principal) yang
timbul ketika setiap pihak berusaha
untuk
mencapai
atau
mempertahankan
tingkat
kemakmuran yang dikehendakinya.
Teori agensi mempunyai
asumsi bahwa konflik kepentingan
antara principal dan agent terjadi
karena setiap individu semata-mata
termotivasi
oleh
kepentingan
dirinya sendiri. Ketika manajer
mempunyai informasi yang lebih
banyak
dibandingkan
pihak
eksternal, maka akan ada asimetri
informasi
antara
agen
dan
prinsipal. Agen atau manajer
sebagai
pihak
internal
lebih
mengetahui keadaan perusahaan
daripada pemilik dan lebih memiliki
kesempatan
untuk
melakukan
disfunctional
behavior,
yakni
menggunakan
informasi
yang
diketahuinya untuk memanipulasi
pelaporan keuangan dalam usaha
memaksimalkan
kemakmurannya
(Noviana dan Yuyetta
2011).
Pemegang saham sebagai principal
melakukan pengendalian dengan
tiga
cara
yaitu
monitoring,
kebijakan pemberian insentif atau
hukuman
dan
dengan
cara
menanggung secara bersama-sama
risiko
yang
mungkin
terjadi
(Sumarno dan Heriyanto 2008).
Maria
Perataan Laba
Menurut Belkaoui (2004)
pada Santoso dan Salim (2012),
perataan laba adalah pengurangan
fluktuasi laba dari tahun ke tahun
dengan
cara
memindahkan
pendapatan dari tahun-tahun yang
tinggi pendapatannya ke periodeperiode yang pendapatan kurang
menguntungkan
sehingga
meningkatkan kemampuan investor
untuk memprediksi aliran kas
dimasa yang akan datang.
Menurut Ekcel (1981) dalam
Dwiatmini dan Nurkholis (2001),
perataan laba digolongkan menjadi
dua tipe yaitu perataan alami
(natural smoothing) dan perataan
laba yang disengaja (intentionally
smoothing). Perataan alami adalah
perataan yang terjadi akibat proses
dalam
menghasilkan
laba,
sedangkan perataan yang disengaja
merupakan hasil dari artificial
smoothing dan real smoothing.
Artificial smoothing merupakan
implementasi prosedur akuntansi
untuk
memindahkan
beban
dan/atau pendapatan dari satu
periode ke periode yang lain dan
terjadi
ketika
manajemen
melakukan
manipulasi
saat
pencatatan
akuntansi
untuk
menghasilkan perataan laba. Real
smoothing
terjadi
ketika
manajemen melakukan tindakan
untuk
mengendalikan
kejadian
ekonomi
tertentu
yang
mempengaruhi laba yang akan
datang. Misalnya, seorang manajer
memutuskan untuk mengeluarkan
sejumlah uang untuk biaya riset
dan pengembangan hanya pada
suatu tahun tertentu.
Hepworth (1953) dalam Aji
dan Mita (2000) menjelaskan bahwa
praktik perataan laba merupakan
suatu tindakan yang rasional dan
57
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
logis
yang
dilakukan
oleh
manajemen .Alasan manajemen
melakukan perataan laba sebagai
berikut (1) sebagai teknik untuk
mengurangi laba dan menaikkan
biaya pada tahun berjalan sehingga
pajak yang harus dibayarkan oleh
perusahaan menjadi kecil, (2)
sebagai bentuk peningkatan citra
perusahaan dimata investor, karena
mendukung keinginan investor atas
kestabilan
penghasilan
dan
kebijakan
dividen
ketika
perusahaan mengalami kenaikan
atas laba yang diperolehnya, (3)
sebagai
jembatan
penghubung
antara manajemen perusahaan
dengan karyawannya.
Praktek perataan laba adalah
praktik yang dapat menyesatkan
pengguna
laporan
keuangan
terutama kepada investor dalam
pengungkapan laba. Jika pihak
eksternal tidak menyadari adanya
praktik perataan laba maka laba
hasil
rekayasa
tersebut
menyebabkan penyimpangan dalam
pengambilan keputusan. Disisi lain
dari pihak manajemen, praktik
perataan
laba
juga
akan
menimbulkan kerugian yaitu harga
saham perusahaan yang semula
overvalued menjadi undervalued
apabila pihak eksternal mengetahui
bila informasi yang disajikan
manajer tidak benar (Dewi dan
Prasetiono 2012).
Cash
Holdings
dan
Praktik
Perataaan Laba
Menurut Subramaniam et al.
(2011) menyimpulkan bahwa cash
holdings sebagai aset yang penting
pada neraca perusahaan dan
menerima banyak perhatian dari
perusahaan, investor dan analisis.
Berdasarkan Mohammadi et al.
(2012), cash holdings menjadi salah
58
November 2012
satu kebijakan keuangan yang
paling
penting
dalam
proses
pengelolaan perusahaan. Salah satu
motivasi cash holding adalah
melunasi hutang jangka pendek
perusahaan.
Kas merupakan aset yang
paling mudah dikendalikan oleh
manajer sehingga manajer tertarik
untuk mempertahankan kas yang
lebih
tinggi
jika
tidak
mempertahankan kas, maka harus
membiayai dengan tingkat yang
tinggi dan meningkatnya rasio
hutang
perusahaan
serta
meningkatnya kredit dan risiko
perusahaan. Pemegang saham tidak
hanya
memperhatikan
jumlah
pendapatan tapi memperhatikan
masalah kas perusahaan induk
untuk
mengambil
keputusan
investasi. Oleh karena itu, tindakan
manajer dalam mempertahankan
kas yang lebih tinggi memiliki
motivasi
yang
kuat
untuk
melakukan praktik perataan laba
(Mohammadi et al. 2012).
H1 : Cash holdings berpengaruh
terhadap praktik perataan laba.
Financial Leverage dan Praktik
Perataaan Laba
Andhini
(2005)
dalam
Wirdayanti
(2009)
menyatakan
bahwa
financial
leverage
menunjukkan
seberapa
efisien
perusahaan dalam memanfaatkan
ekuitas
pemilik
untuk
mengantisipasi
hutang
jangka
pendek
dan
jangka
panjang
perusahaan sehingga tidak akan
mengganggu
aktivitas
operasi
perusahaan secara keseluruhan
dalam jangka panjang. Menurut
Husnan (1998) pada Dewi dan
Carina (2008), rasio leverage yang
besar berarti memiliki hutang yang
besar dan semakin besar jumlah
ISSN: 1410 -9875
hutang
yang
digunakan
oleh
perusahaan maka risiko yang akan
ditanggung oleh pemilik modal juga
akan semakin besar sehingga
menurunnya minat investor untuk
menanamkan
modalnya
pada
perusahaan sehingga dapat memicu
manajer untuk melakukan praktik
perataan
laba
agar
hutang
perusahaan tidak terlalu besar.
H2 : Financial leverage berpengaruh
terhadap praktik perataan laba.
Ukuran Perusahaan dan Praktik
Perataaan Laba
Ukuran perusahaan adalah
suatu
skala
yang
dapat
diklasifikasikan
besar
kecil
perusahaan menurut berbagai cara,
antara lain total aktiva, log size,
nilai pasar saham, dan lain-lain.
Menurut Sumarno dan Heriyanto
(2012) menyatakan bahwa pada
dasarnya ukuran perusahaan hanya
terbagi dalam 3 kategori yaitu
perusahaan besar (large firm),
perusahaan menengah (mediumsize) dan perusahaan kecil (small
firm).
Menurut Ashari et al. (1994)
beranggapan bahwa perusahaan
yang memiliki aktiva yang besar
biasanya disebut perusahaan besar
dan biasanya mendapat lebih
banyak perhatian dari berbagai
pihak,
seperti
para
analisis,
investor, maupun pemerintah. Oleh
karena itu, perusahaan besar juga
diperkirakan akan menghindari
fluktuasi laba yang terlalu drastis,
sebab kenaikan laba yang drastis
akan memberikan image yang
kurang baik. Kenaikan laba yang
drastic
membuat
perusahaanperusahaan
besar
diperkirakan
memiliki kecenderungan yang lebih
besar untuk melakukan tindakan
perataan laba.
Maria
:
Ukuran
perusahaan
H3
berpengaruh
terhadap
praktik
perataan laba.
Profitabilitas dan Praktik Perataan
Laba
Menurut
Sumarno
dah
Heriyanti (2012)
menyatakan
bahwa profitabilitas merupakan
komponen
laporan
keuangan
perusahaan yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba seperti
mengestimasi kemampuan laba
yang representatif dalam jangka
panjang dan mampu menaksir
resiko
dalam
investasi
atau
meminjamkan
dana.
Hal
ini
dikarenakan semakin tinggi tingkat
profitabilitas akan mengakibatkan
tingginya harapan dari pemerintah
dan masyarakat kepada perusahaan
tersebut
untuk
memberikan
kompensasi kepada mereka berupa
pembayaran
pajak
kepada
pemerintah dan program sosial
kepada masyarakat. Laba yang
tinggi maka akan meningkatnya
pajak
yang
harus
dibayar,
sebaliknya penurunan laba yang
terlalu
rendah
akan
memperlihatkan bahwa kinerja
manajemen tidak bagus. Oleh
sebab itu, kemungkinan manajemen
membuat laba yang dilaporkan
tidak
berfluktuasi
dengan
melakukan perataan laba untuk
menghindari pembayaran pajak
yang tinggi (Noviana dan Yuyetta
2011).
H4 : Profitabilitas berpengaruh
terhadap praktik perataan laba.
Net Profit Margin dan Praktik
Perataan Laba
Menurut Rahmawati dan
Muid (2012) menyatakan bahwa net
profit margin merupakan salah satu
59
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
indikator yang penting untuk
menilai suatu perusahaan dan
mengukur kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba. Net
profit
margin
yang
rendah
menghasilkan laba yang rendah,
sebaliknya net profit margin yang
tinggi menghasilkan laba yang
tinggi. Dengan demikian, tinggi
rendahnya net profit margin akan
mempengaruhi pertumbuhan laba.
Perusahaan dengan net profit
margin
yang
rendah
diduga
melakukan praktik perataan laba
untuk meningkatkan net profit
margin
sehingga
kinerjanya
dianggap baik dan efektif terutama
oleh pihak investor (Rahmawati dan
Muid 2012).
H5 : Net profit margin berpengaruh
terhadap praktik perataan laba.
Nilai Perusahaan dan Praktik
Perataan Laba
Menurut Purwanto (2009)
pada Noviana dan Yuyetta (2011)
menyatakan tindakan perataan laba
memiliki hubungan timbal balik
terhadap nilai perusahaan, karena
perataan
laba
menghasilkan
berkurangnya
fluktuasi
laba,
sehingga
dapat
mencerminkan
stabilitas kinerja perusahaan atau
nilai perusahaan, demikian juga
sebaliknya
bahwa
kinerja
perusahaan atau nilai perusahaan
merupakan
faktor
yang
mempengaruhi tindakan perataan
laba perusahaan.
Semakin
tinggi
nilai
perusahaan maka perusahaan akan
cenderung
untuk
melakukan
praktek perataan laba, karena
dengan melakukan perataan laba,
risiko saham dan varibilitas laba
dari perusahaan akan semakin
menurun. Varibilitas laba yang
minim
itulah
yang
berusaha
60
November 2012
dipertahankan oleh perusahaan
agar diminati oleh investor agar
nilai pasar perusahaan tetap tinggi
dan perusahaan semakin mudah
menarik sumber daya ke dalam
perusahaan (Cahyani 2010).
H6 : Nilai perusahaan berpengaruh
terhadap praktik perataan laba.
Kepemilikan
Manajerial
dan
Praktik Perataan Laba
Kepemilikan
manajerial
adalah situasi dimana manajer
memiliki saham perusahaan atau
dengan kata lain manajer tersebut
sekaligus sebagai pemegang saham
perusahaan. Menurut Brochet dan
Gildao (2004) pada Aji dan Mita
(2010), manajemen yang memiliki
saham
perusahaan
biasanya
memiliki informasi lebih banyak
tentang
perusahaan
dibanding
pemegang
saham
non-institusi
lainnya.
Dengan
demikian,
manajemen
dapat
memiliki
kesempatan
untuk
melakukan
perataan laba untuk meminimalisir
volatilitas
labanya
dan
meningkatkan
kinerja
saham
perusahaan. Semakin besar proporsi
kepemilikan
manajerial
dalam
suatu
perusahaan,
maka
manajemen
berusaha
untuk
memenuhi kepentingan pemegang
saham yang juga adalah dirinya
sendiri,
dengan
melakukan
perataan
laba
agar
dapat
meningkatkan kepercayaan investor
untuk tetap berinvestasi pada
perusahaan (Noviana dan Yuyetta
2010).
Kepemilikan
manajerial
H7 :
berpengaruh
terhadap
praktik
perataan laba.
ISSN: 1410 -9875
METODA PENELITIAN
Pemilihan Sampel
Bentuk
penelitian
yang
digunakan
adalah
kausalitas.
Populasi penelitian ini adalah
perusahaan-perusahaan
yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) kecuali lembaga keuangan
Maria
dari tahun 2004 sampai dengan
tahun 2010. Periode pengamatan
yang digunakan adalah 3 tahun
yaitu tahun 2008 sampai dengan
tahun 2010. Metode pengambilan
sampel
dalam
penelitian
ini
dilakukan dengan menggunakan
metode
purposive
sampling.
Berikut hasil pengambilan sampel:
Tabel 1 Distribusi Sampel Penelitian
Jumlah
Jumlah
No.
Keterangan
Data
Perusahaan
1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di
116
348
Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2004-2010
2
3
Perusahaan tidak menerbitkan laporan
keuangan per 31 Desember
Perusahaan yang tidak menggunakan mata
uang rupiah dalam penilaian laporannya
4
Perusahaan yang tidak mengalami laba
berturut-turut
Total perusahaan manufaktur sebagai sampel
penelitian
Definisi
Operasional
dan
Pengukurannya
Perataan Laba
Menurut Das et al. (2008)
dalam Mohammadi et al. (2012),
perataan laba diukur dengan
deviasi standar dari arus kas
operasi dan deviasi standar dari
laba setelah pajak yang dihitung
secara bergilir dalam jangka 5
tahun
dengan
menggunakan
informasi dari tahun yang sama dan
empat tahun sebelumnya. Perataan
laba
ini
dirumuskan
sebagai
berikut:
� ���� ��� �������
PLn =
� ���� ������� �����
Keterangan:
PL
: Perataan Laba
S
: Deviasi Standar
n
: Banyaknya tahun yang
diamati
(5)
(15)
(17)
(51)
(37)
(111)
57
171
Cash holdings adalah
variabel yang didefinisikan sebagai
jumlah kas dan setara kas termasuk
investasi jangka pendek terhadap
total aktiva setelah ekstrak kas dan
setara kas (Mohammadi et al.
2012).
Financial leverage diukur
dengan rasio total hutang terhadap
total aset (Mohammadi et al.
2012).
Ukuran perusahaan diukur
dengan
besarnya
logaritma
terhadap total aset perusahaan
(Mohammadi et al. 2012).
Profitabilitas diukur dengan
rasio ROA (Return on Asset) dengan
mengukur perbandingan antara laba
setelah pajak terhadap total aktiva
(Herni dan Susanto 2008).
Net profit margin diukur
dari rasio antara laba bersih setelah
61
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
pajak dengan total penjualan
(Wirdayanti 2009)
Nilai
perusahaan
dapat
didefinisikan melalui Price per Book
Value (PBV) yang dihasilkan dari
rasio antara nilai pasar ekuitas
perusahaan terhadap nilai buku
ekuitas perusahaan (Noviana dan
Yuyetta 2011).
Kepemilikan
manajerial
dapat diukur dengan variabel
dummy kepemilikan manajerial
(MOWN). Variabel MOWN diukur
dari ada atau tidaknya kepemilikan
saham dari manajemen perusahaan
yang meliputi manajer maupun
dewan direksi (Noviana dan Yuyetta
2011).
Dalam
penelitian
ini,
perusahaan
yang
memiliki
kepemilikan manajerial diberi nilai
1 dan perusahaan yang tidak
memiliki kepemilikan manajerial
diberi nilai 0.
Variabel
Perataan Laba
Cash Holdings
Financial Leverage
Ukuran Perusahaan
Profitabilitas
Net Profit Margin
Nilai Perusahaan
Kepemilikan
Manajerial
Model
(Constant)
Cash Holding
Financial Leverage
Ukuran Perusahaan
Profitabilitas
Net Profit margin
62
November 2012
Teknik Analisis
Metoda yang digunakan untuk
menganalisis data pada penelitian
ini
adalah
regresi
berganda.
Persamaan regresi yang digunakan
adalah:
PL
=
10,677+1,549CASH_HOL+
6,487FIN_LEV- 0,807UK_PS –
10,066PROF
–1,114NPM
+
0,034NL_PSH + 0,114KPM + e
Keterangan: PL Perataan Laba,
CASH_HOL Cash Holdings, FIN_LEV
Financial Leverage, UK_PSH Ukuran
Perusahaan, PROF Profitabilitas,
NPM Net Profit Margin, NL_PSH
Nilai Perusahaan, KPM Kepemilikan
Manajerial, e Error
HASIL PENELITIAN
Statistik deskriptif dalam
penelitian
ini
akan
menguji
mengenai nilai minimum, nilai
maksimum, rata-rata (mean), dan
deviasi standar.
Tabel 2 Statistik Deskriptif Variabel
Mean
N Minimum Maximum
171
171
171
171
171
171
171
171
0,1570
0,0059
0,0943
10,8932
0,0009
0,0013
0,3305
0
Tabel 3 Hasil
B
10,677
1,549
6,487
-0,807
-10,066
-1,114
36,4106
1,0895
0,7352
14,2607
0,4162
0,6553
40,0884
1
2,5980
0,1870
0,3998
12,2011
0,1163
0,0976
2,9373
0,5263
Std.
Deviation
3,5790
0,2412
0,1695
0,6814
0,0921
0,0876
5,2309
0,5007
Pengujian Hipotesis
T
Sig.
Tolerance VIF
2,131
0,035
1,123
0,263
0,566
1,767
3,175
0,002
0,522
1,915
-1,949
0,053
0,788
1,269
-1,768
0,079
0,228
4,393
-0,258
0,797
0,438
2,285
ISSN: 1410 -9875
Maria
Nilai Perusahaan
0,034
0,416
0,678
0,348
Kepemilikan
0,114
0,217
0,828
0,904
Manajerial
R= 0,450; Adjusted R Square= 0,169; F= 5,924; Sig. = 0,000
Berdasarkan tabel 3 diatas, cash
holding tingkat signifikansi sebesar
0,263. Nilai signifikansi 0,263 lebih
besar dari 0,05 (0,263>0,05) berarti
Ha1 tidak dapat diterima artinya
cash holding tidak mempunyai
pengaruh terhadap perataan laba.
Hal ini disebabkan karena nilai cash
holding ini tidak mempunyai peran
banyak dalam melunasi hutang
jangka pendek saat terjadinya
kesulitan keuangan atau cash
holding sudah tidak relevan karena
terjadinya pasar modal sempurna.
Financial
leverage
mempunyai pengaruh terhadap
perataan laba dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,002. Nilai
signifikansi 0,002 kecil dari 0,05
(0,002<0,05) berarti Ha2 dapat
diterima. Hal ini dikarenakan
financial leverage termasuk faktor
yang menjadi perhatian dalam
pengambilan keputusan investasi
oleh investor. Semakin besar
jumlah hutang yang digunakan oleh
perusahaan maka semakin besar
juga yang ditanggung oleh pemilik
modal
dan
menyebabkan
menurunnya minat investor untuk
menanamkan modal. Oleh karena
itu,
perusahaan
cenderung
melakukan manipulasi terhadap
jumlah hutang perusahaan.
Ukuran perusahaan dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,053.
Nilai signifikansi 0,053 lebih besar
dari 0,05 (0,053>0,05) berarti Ha3
tidak dapat diterima artinya ukuran
perusahaan
tidak
mempunyai
pengaruh terhadap perataan laba.
Hal ini disebabkan pengukur besar
kecilnya perusahaan tidak selalu
2,877
1,106
berdasarkan
besarnya
aset
perusahaan tetapi nampaknya bisa
dipicu oleh tujuan perusahaan yang
bersifat
untuk
mendapatkan
investasi yang lebih besar.
Profitabilitas
tidak
berpengaruh terhadap perataan
laba dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,079. Nilai signifikansi
0,079 lebih besar dari 0,05
(0,079>0,05) berarti Ha4 tidak dapat
diterima.
Profitabilitas
yang
menggambarkan tingkat kinerja
perusahaan menunjukkan tidak
adanya
pengaruh
signifikan
terhadap perataan laba. Hal ini
menunjukkan bahwa kemungkinan
investor
tidak
hanya
mempertimbangkan
profitabilitas
perusahaan
teteapi
dalam
pengambilan keputusan investasi,
namun bisa didasarkan pada faktor
lain seperti likuiditas dan tingkat
hutang perusahaan.
Net profit margin memiliki
tingkat signifikansi sebesar 0,797.
Nilai signifikansi 0,797 lebih besar
dari 0,05 (0,797>0,05) berarti Ha5
tidak dapat diterima artinya net
profit margin tidak mempunyai
pengaruh terhadap perataan laba.
Kemungkinan hal ini terjadi karena
net
profit
margin
lebih
menekankan atau lebih fokus pada
volume penjualan dan efisiensi
biaya atau keuntungan perusahan
dari hasil penjualan digunakan
untuk
membayar
hutang
perusahaan daripada menambah
modal sehingga investor cenderung
mengabaikan informasi.
Nilai
perusahaan
tidak
mempunyai pengaruh terhadap
63
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
perataan laba dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,678. Nilai
signifikansi 0,678 lebih besar dari
0,05 (0,678>0,05) berarti Ha6 tidak
dapat diterima. Hal ini menandakan
kalau tidak terdapat cukup bukti
bahwa nilai perusahaan yang
tercermin harga saham perusahaan
berpengaruh paktik perataan laba
sehingga sulit menarik sumber daya
ke dalam perusahaan.
Kepemilikan
manajerial
memiliki tingkat signifikansi sebesar
0,828. Nilai signifikansi 0,828 lebih
besar dari 0,05 (0,828>0,05) berarti
Ha7 tidak dapat diterima artinya
kepemilikan
manajerial
tidak
berpengaruh terhadap perataan
laba. Hal ini menandakan bahwa
kepemililkan manajerial dalam
perusahaan tidak ikut serta merta
dalam melakukan praktik perataan
laba sehingga jumlah kepemilikan
menjadi sangat rendah dalam
mempengaruhi aktivitas perataan
laba oleh manajemen.
PENUTUP
Berdasarkan
penelitian
tersebut dapat disimpulkan bahwa
cash holding tidak mempunyai
pengaruh terhadap perataan laba.
Hal ini tidak konsisten dengan
penelitian Mohammadi et al.
(2012).
Financial
leverage
mempunyai pengaruh terhadap
perataan laba. Hal ini konsisten
dengan penelitian Santoso dan
Salim (2012) dan Atarwaman
(2011), tetapi hasil penelitian ini
berlawanan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Mohammadi et al.
(2012), Dewi dan Carina (2008) dan
Wirdayanti (2009).
Ukuran perusahaan tidak
mempunyai pengaruh terhadap
64
November 2012
perataan laba. Hal ini bertentangan
dengan penelitian Herni dan
Susanto (2008), Santoso dan Salim
(2012), Rahmawati dan Muid
(2012), Dewi dan Prasetiono (2012),
Widhianningrum
(2012)
dan
Mohammadi et al. (2012). Namun,
hal itu konsisten dengan penelitian
yang dilakukan oleh Wirdayanti
(2009), Aji dan Mita (2010), Dewi
dan Carina (2008), Sumarno dan
Heriyanto (2012), Cahyani (2012)
dan Ashari et al. (1994).
Profitabilitas
tidak
mempunyai pengaruh terhadap
perataan laba. Hal ini tidak
konsisten dengan penelitian Herni
dan Susanto (2008), Sumarno dan
Heriyanto (2012), Cahyani (2012),
Atarwaman (2011) dan Ashari et al
(1994). Akan tetapi hasil penelitian
ini selaras dengan penelitian yang
dilakukan oleh Wirdayanti (2009),
Noviana dan Yuyetta (2011), Aji dan
Mita (2010), Santoso dan Salim
(2012) dan Widhianningrum (2012).
Net profit margin tidak
mempunyai pengaruh terhadap
perataan laba dan konsisten dengan
penelitian Rahmawati dan Muid
(2012), Dewi dan Carina (2008) dan
Wirdayanti (2009). Namun, hasil
penelitian ini berlawanan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Dewi
dan Prasetiono (2012).
Nilai
perusahaan
tidak
mempunyai pengaruh terhadap
perataan laba selaras dengan
penelitian Noviana dan Yuyetta
(2011), tetapi hasil penelitian ini
tidak konsisten dengan penelitian
yang dilakukan oleh Aji dan Mita
(2010) dan Cahyani (2012).
Kepemilikan manajerial tidak
mempunyai pengaruh terhadap
perataan laba. Hal ini konsisten
dengan penelitian Noviana dan
Yuyetta (2011), Aji dan Mita (2010)
ISSN: 1410 -9875
dan
Widhianningrum
(2012).
Namun,
hasil
penelitian
ini
berlawanan dengan Atarwaman
(2011).
Dalam penelitian ini, penulis
menyadari
ada
beberapa
keterbatasan yaitu (1) penelitian ini
hanya terbatas pada perusahaan
manufaktur
dalam
obyek
penelitiannya,
(2)
periode
pengamatan dalam penelitian ini
relatif pendek hanya 3 tahun yaitu
2010-2012, (3) peneliti hanya
menggunakan
7
variabel
independen dan masih banyak
variabel independen lainnya yang
berpengaruh terhadap perataan
laba,
hasil
pengujian
dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa
data yang diteliti tidak berdistribusi
Maria
normal meskipun sudah dilakukan
outlier
serta
terjadi
heterokedastisitas.
Untuk peneliti selanjutnya
dengan memperhatikan beberapa
hal sebagai berikut (1) memperluas
obyek
penelitian
dengan
menambahkan
perusahaan
non
manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia, (2) menambahkan
variabel-variabel lain yang dapat
mempengaruhi
perataan
laba
seperti operating leverage, struktur
kepemilikan
publik,
dividend
payout ratio, jenis industri dan
masih banyak variabel lainnya yang
berpengaruh terhadap perataan
laba, (3) memperpanjang periode
penelitian lebih dari 3 tahun
menjadi 5 tahun.
REFERENSI:
Aji, Dhamar Y. dan Aria F. Mita. 2010. Pengaruh Profitabilitas, Risiko
Keuangan, Nilai Perusahaan, dan Struktur Kepemilikan Terhadap
Praktek Perataan Laba: Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto:
Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.
Ashari, Nasuhiyah, Hian C. koh, Soh L. Tan dan Wei H. Wong. 1994. Factors
Affecting Income Smoothing Among Listed Companies in Singapore.
Journal of Accounting and Business Research, Vol. 24, No. 96, Autumn,
Hlm. 291-301.
Atarwaman, Rita J. D. 2011. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Praktik Perataan
Laba yang Dilakukan Oleh Perusahaan Manufaktur pada Bursa Efek
Indonesia (BEI). Jurnal Ilmu Ekonomi Advantage, Vol. 2, No. 2,
Februari, Hlm. 67-79.
By, Syafriont. 2008. Risiko, Profitabilitas, Leverage Operasi, dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Perataan Laba. Jurnal Keuangan dan Perbankan,
Vol. 12, No. 2, Mei, Hlm. 217-228.
Cahyani, Nuvita Dwi. 2012. Pengaruh Profitabilitas, Risiko Keuangan, Nilai
Perusahaan, Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan dan Jenis
Industri Terhadap Praktek Perataan Laba pada Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2005-2010. Juraksi,
Vol. 1, No. 2, Februari, Hlm. 15-31.
65
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
November 2012
Christiawan, Y. Jogi dan Josua Tarigan. 2007. Kepemilikan Manajerial:
Kebijakan Hutang, Kinerja dan Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan, Vol. 9, No. 1, Mei, Hlm. 1-8.
Dewi, K. Shintia dan Prasetiono. 2012. Analisis Pengaruh ROA, NPM, DER, dan
SIZE Terhadap Praktik Perataan Laba (Studi Kasus pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2010).
Diponegoro Journal of Management, Vol. 1, No. 2, Hlm. 172-180.
Dewi, S. Prima dan Carina. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik
Perataan Laba pada Perusahaan Manufaktur dan Lembaga Keuangan
Lainnya yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi, Vol.
12, No. 2, Mei, Hlm. 117-331.
Dwiatmini, Sesilia dan Nurkholis. 2001. Analisis Reaksi Pasar Terhadap
Informasi Laba: Kasus Praktik Perataan Laba pada Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Tema, Vol. 2, No. 1, Maret, Hlm. 2740.
Fudenberg, Drew dan Jean Tirole. 1995. A Theory of Income and Dividend
Smoothing Based on Incumbency Rents. Journal of Political Economy,
Vol. 103, No. 1, Hlm. 75-93.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
19. Edisi 5. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gujarati, Damodar N., Dawn C. Porter. 2009. Basic Econometrics. Edisi 5.
Singapore: McGraw-Hill.
Godfrey, Jayne , Allan Hodgson, Ann Tarca, Jane Hamilton and Scott Holmes.
2010. Accounting Theory. Edisi 7. Australia: John Wiley & Sons Australia
Ltd.
Hair, F. Joseph, William C. Black, Barry J. Babin dan Rolph E. Anderson. 2010.
Multivariate Data Analysis. USA: Pearson Education.
Herni dan Yulius K. Susanto. 2008. Pengaruh Struktur Kepemilikan Publik,
Praktik Pengelolaan Perusahaan, Jenis Industri, Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas dan Risiko Keuangan Terhadap Tindakan Perataan Laba
(Studi Empiris pada Industri yang Listing di Bursa Efek Jakarta). Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 23, No. 3, Hlm. 302-314.
Koshio, Senichiro. 2003. The Determinants of Corporate Cash Holdings in
Brazil. I Coloquio Predoctoral Latinoamericano, Vol. 22, Oktober, Hlm.
1-10.
Mohammadi, Saman, Mohammad M. Maharlouie and Omid Mansouri. 2012. The
Effect Of Cash Holdings On Income Smoothing: Result from Proquest.
Interdiscliplinary Journal Of Contemporary Research in Business, Vol.
4, No. 2, June, Hlm. 523-532.
Noviana, S. Retno dan Etna N. A. Yuyetta. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Praktik Perataan Laba (Studi Empiris Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2006-2010). Jurnal Akuntansi
dan Auditing, Vol. 8, No. 1, November, Hlm. 1-94.
Rahmawati, Dina dan Dul Muid. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh
Terhadap Praktik Perataan Laba (Studi pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di BEI tahun 2007-2010). Diponegoro Journal of
Accounting, Vol. 1, No. 2, Hlm. 1-14.
66
ISSN: 1410 -9875
Maria
Santoso, E. Budi dan Sherly N. Salim. 2012. Pengaruh Profitabilitas, Financial
Leverage, Dividen, Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Institusional, dan
Kelompok Usaha Terhadap Perataan Laba Studi Kasus pada Perusahaan
Non-Finansial yang Terdaftar di BEI. Conference in Business, Accounting
and Management, Vol. 1, No. 1, Desember, Hlm. 185-213.
Santoso, Singgih. 2012. Aplikasi SPSS pada Statistik Parametrik. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo.
Sekaran, Uma, dan Roder Bougie. 2010. Research Methods for Business: A Skill
Building Approach. 5thed. West Sussex: John Wiley & Sons Ltd.
Subijanto, Jessisca dan Viriany. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Praktik Perataan Laba pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di BEI Tahun 2005-2007. Jurnal Akuntansi, Vol. 15, No.
2, Mei, Hlm. 190-201.
Subramaniam, V. , Tony T. Tang, Heng Yue and Xin Zhou. 2011. Firm Structure
and Corporate Cash Holdings. Journal of Corporate Finance, Vol. 17,
Hlm. 759-773.
Sumarno, J. dan Heriyanto. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terhadap
Praktik Perataan Laba pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Akuntansi, Vol. 16, No. 2, Mei, Hlm. 209-226.
Widhianningrum, Purweni. 2012. Perataan Laba dan Variabel-Variabel yang
Mempengaruhinya (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di BEI). Jurnal Akuntansi dan Pendidikan, Vol. 1, No. 1, Oktober, Hlm.
24-33.
Wijaya, A. Langgeng, Bandi dan Sri Hartoko. 2010. Pengaruh Kualitas Akrual
dan Leverage Terhadap Cash Holding Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan Indonesia, Vol. 7, No. 2, Desember, Hlm. 170-186.
Wirdayanti. 2009. Analisis Perataan Laba dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
Fokus Ekonomi, Vol. 4, No. 2, Desember, Hlm. 60-77.
67
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
Halaman ini sengaja dikosongkan
68
November 2012
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 14, No. 2a, Is. 5, November 2012, Hlm. 69-80
ISSN: 1410 – 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
PENGARUH RETAIL CORPORATE IMAGE
TERHADAP CUSTOMER SATISFACTION
PADA KONSUMEN THE BODY SHOP
MUWAFFICK HIDAYAT
STIE TRISAKTI
[email protected]
Abstract: The purpose of this study was to examine the factors that
influence Customer Satisfaction. Thosse factors are Store Layout, Store
Prestige, Service Quality of Store, Products, In-Store Promotion, and Support
Services and Equipment.
The research sample was 100 of users The Body Shop in Mall Central Park
Jakarta Barat selective by purposive sampling method. Data analysis method
used is a simple regression analysis and multiple regression analysis. The
result on this research is Store Layout, Store Prestige, Service Quality of
Store, Products, In-Store Promotion, and Support Services and Equipment
have positive influence to Customer Satisfaction individually. And
simultaneously, all the independent variables are have influence to
dependent variables.
Keywords: Store Layout, Store Prestige, Service Quality of Store, Products,
In-Store Promotion, and Support Services and Equipment, Customer
Satisfaction.
PENDAHULUAN
mengubah
penampilan
atau
mempercantik diri yaitu dengan
menggunakan kosmetik.
Menurut Badan Pusat Statistik
pada tahun 2014, jumlah penduduk
Indonesia sebanyak 237.641.326
jiwa
dengan jumlah
laki-laki
sekitar 119.630.913
jiwa
dan
perempuannya 118.010.413 jiwa
dapat
menjadikan
Indonesia
sebagai pasar yang menjanjikan
bagi
perusahaan
kosmetik.
Sekarang industri kosmetik tidak
Seiring
dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan
dan teknologi maka kebutuhan
hidup manusia kian berkembang
pula. Tidak hanya kebutuhan akan
sandang,
papan,
pangan,
pendidikan dan kesehatan saja.
Kebutuhan akan mempercantik diri
pun kini menjadi prioritas utama
dalam
menunjang
penampilan
sehari-hari. Salah satu cara untuk
69
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
hanya membidik target konsumen
utama
kaum
wanita
tetapi,
belakangan sudah mulai banyak
produk-produk
kosmetik
untuk
kaum
pria.
Sejalan
dengan
kebutuhan kosmetik bagi kaum
wanita dan pria, kebutuhan akan
produk beauty and personal care
tumbuh
semakin
pesat
dan
perusahaan kosmetik pun terus
berinovasi
untuk
menciptakan
produk berkualitas.
Salah
satu
perusahaan
kosmetik itu adalah The Body Shop.
The
Body
Shop
merupakan
perusahaan produk perawatan diri
dan kecantikan asal Inggris. The
Body Shop adalah perusahaan
franchise kosmetika kedua terbesar
di dunia, yang memiliki sekitar
2,400 toko di 61 negara. The Body
Shop hanya menghasilkan produk
yang terbuat dari zat-zat herbal
maupun bahan-bahan alami yang
ramah lingkungan. The Body Shop
memiliki gerai sebanyak 35 toko,
L’occitane memiliki gerai sebanyak
18 toko, dan Faceshop memiliki
gerai sebanyak 11 toko yang
merupakan pesaing The Body Shop
dan The Body Shop memiliki gerai
toko
yang
paling
banyak
dibandingkan pesaingnya.
Menurut data annual report
L’Oreal, penjualan The Body Shop
menunjukkan adanya penurunan
penjualan yang dimulai pada first
half 2013 sampai dengan fourth
quarter 2013 dibandingkan dengan
tahun 2012 sebesar € 19 juta.
Adapun kenaikan pada first quarter
sebesar € 2 juta, pada first half
terjadi
penurunan
penjualan
sebesar € 7 juta, pada second
quarter
terjadi
penurunan
penjualan sebesar € 5 juta, pada
third quarter terjadi penurunan
penjualan sebesar € 11 juta, pada
70
November 2012
nine months terjadi penurunan
penjualan sebesar € 16 juta, dan
pada
fourth
quarter
terjadi
penurunan penjualan sebesar € 3
juta. Dengan banyaknya gerai toko
The Body Shop yang ada di Jakarta
pada tahun 2015 sebanyak 35 toko
tidak mampu membuat penjualan
The Body Shop sendiri meningkat
dalam periode 2013. The Body Shop
malah mengalami penurunan.
KERANGKA TEORITIS DAN
PENGAMBILAN HIPOTESIS
Retail Corporate Image
Dari definisi di atas dapat
disimpulkan
bahwa
Retail
Corporate Image adalah persepsi
konsumen
akan
citra
suatu
organisasi yang tercermin dan
tersimpan dalam memori konsumen
seperti yang di tampilkan oleh
organisasi.
Store Layout
Store Layout adalah tata letak
yang memberikan ruang yang tepat
untuk tampilan produk dan paparan
produk kepada konsumen yang
merupakan faktor penting dalam
mempengaruhi perilaku konsumen
mengenai citra toko tersebut.
Store Prestige
Store Prestige adalah cara
mencerminkan citra toko dan
tampilan
toko
yang
ingin
disampaikan
kepada
konsumen
melalui pencahayaan, musik dan
tema yang dipilih.
Service Quality of Store
Kualitas layanan adalah suatu
cara
yang
diberikan
oleh
perusahaan kepada konsumen untuk
ISSN: 1410 -9875
Muwaffick Hidayat
dapat membuat konsumen merasa
puas dan dapat merasakan suatu
pelayanan yang sesuai diharapkan
oleh konsumen sehingga kebutuhan
mereka dapat terpenuhi dan dapat
membuat mereka ingin mengulangi
apa yang mereka dapatkan dan
rasakan.
Products
Dari definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa produk adalah
segala sesuatu yang di tawarkan
oleh pemasar yang dicari oleh
konsumen
untuk
memuaskan
keinginan mereka dan juga sesuatu
yang menarik konsumen untuk
membeli dan mengkomsumsi barang
tersebut.
In-Store Promotion
In-store promotion adalah
suatu promosi yang dapat menjadi
stimulus bagi konsumen untuk
dapat merangsang niat bahkan
tindakan untuk membeli suatu
produk
walaupun
tidak
direncanakan sebelumnya.
Support Services and Equipment
Support
Service
and
Equipment
adalah
rangkaian
aktivitas yang dibutuhkan untuk
mendukung
sistem
operasional
dalam bidang pemasaran.
Customer Satisfaction
Customer Satisfaction adalah
“Perasaan pelanggan, baik itu
berupa
kesenangan
atau
ketidakpuasan yang timbul dari
membandingkan sebuah kinerja
yang dirasakan dengan kinerja yang
diprediksi
Kerangka Pemikiran
Gambar 1 Model
71
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
Ho1 : Tidak terdapat pengaruh
Store
Layout
terhadap
Customer Satisfaction pada
konsumen The Body Shop Di
Mall Central Park Jakarta
Barat.
Ha1 : Terdapat pengaruh Store
Layout terhadap Customer
Satisfaction pada konsumen
The Body Shop Di Mall
Central Park Jakarta Barat.
Ho2 : Tidak terdapat pengaruh
Store Prestige terhadap
Customer Satisfaction pada
konsumen The Body Shop Di
Mall Central Park Jakarta
Barat.
Ha2 : Terdapat pengaruh Store
Prestige terhadap Customer
Satisfaction pada konsumen
The Body Shop Di Mall
Central Park Jakarta Barat.
Ho3 : Tidak terdapat pengaruh
Service Quality of Store
terhadap
Customer
Satisfaction pada konsumen
The Body Shop Di Mall
Central Park Jakarta Barat.
Ha3 : Terdapat pengaruh Service
Quality of Store terhadap
Customer Satisfaction pada
konsumen The Body Shop Di
Mall Central Park Jakarta
Barat.
Ho4 : Tidak terdapat pengaruh
Products
terhadap
Customer Satisfaction pada
konsumen The Body Shop Di
Mall Central Park Jakarta
Barat.
Ha4 : Terdapat
pengaruh
Products
terhadap
Customer Satisfaction pada
konsumen The Body Shop Di
Mall Central Park Jakarta
Barat.
Ho5 : Tidak terdapat pengaruh InStore Promotion terhadap
72
November 2012
Customer Satisfaction pada
konsumen The Body Shop Di
Mall Central Park Jakarta
Barat.
Ha5 : Terdapat pengaruh In-Store
Promotion
terhadap
Customer Satisfaction pada
konsumen The Body Shop Di
Mall Central Park Jakarta
Barat.
Ho6 : Tidak terdapat pengaruh
Support
Services
and
Equipment
terhadap
Customer Satisfaction pada
konsumen The Body Shop Di
Mall Central Park Jakarta
Barat.
Ha6 : Tidak Terdapat pengaruh
Support
Services
and
Equipment
terhadap
Customer Satisfaction pada
konsumen The Body Shop Di
Mall Central Park Jakarta
Barat.
Ho7 : Tidak terdapat pengaruh
Retail Corporate Image
(Store
Layout,Store
Prestige, Service Quality of
Store, Products, In-Store
Promotion, and Support
Services and Equipment)
secara
bersama-sama
terhadap
Customer
Satisfaction pada konsumen
The Body Shop Di Mall
Central Park Jakarta Barat.
Ha7 : Terdapat pengaruh Retail
Corporate Image (Store
Layout,Store
Prestige,
Service Quality of Store,
Products,
In-Store
Promotion, and Support
Services and Equipment)
secara
bersama-sama
terhadap
Customer
Satisfaction pada konsumen
The Body Shop Di Mall
Central Park Jakarta Barat.
ISSN: 1410 -9875
Muwaffick Hidayat
METODA PENELITIAN
Bentuk Penelitian
Bentuk
penelitian
yang
digunakan
yaitu
penelitian
kausalitas adalah untuk memahami
variabel-variabel
mana
yang
menjadi
variabel
independen
(mempengaruhi)
dan
variabel
dependen (dipengaruhi) Menurut
Sekaran dan Bougie (2010,110)
“Causalitas is a study in which the
researcher wants to delineate the
cause of one or more problems”
dan Penelitian deskritif merupakan
penelitian
terhadap
masalahmasalah berupa fakta saat ini.
Variable
Store Layout
(X1)
Tujuan dari riset deskritif adalah
menguji hipotesis atau menjawab
pertanyaan
yang
berkaitan.
Menurut
Sekaran
(2010,105)
“Descriptive
Statistics
is
undertaken in order to ascertain
and be able to describe the
characteristic of the variables of
interest in situation”.
Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini
adalah konsumen The Body Shop
yang pernah melakukan transaksi 2
kali atau lebih di The Body Shop
dalam 1 tahun
Tabel 1 Variabel Dan Pengukuran
Indikator Pertanyaan
1. The Body Shop memiliki tata letak toko yang
praktis dan rapi
2. Koridor antar lorong mempunyai jarak yang
cukup
3. The Body Shop memberikan tester
Store Prestige
(X2)
1. The Body Shop menjual produk yang
berkualitas dengan harga yang tinggi
2. The Body Shop dikenal dan bergengsi
3. The Body Shop mampu memenuhi keinginan
dan kebutuhan konsumen
Service
Quality of
Store
(X3)
1. The Body Shop memberikan pelayanan yang
lancar dan cepat
2. The Body Shop menawarkan harga yang
sesuai dengan nilai produk
3. The Body Shop mempunyai tanggung jawab
sosial terhadap lingkungan
4. Karyawan The Body Shop dapat membantu
dalam menyelesaikan masalah
5. Karyawan The Body Shop ramah
Products
(X4)
1. Produk dan merek The Body Shop yang
diinginkan dapat ditemukan dengan mudah
2. Tata letak didalam The Body Shop
memberikan akses yang mudah untuk
memilih produk
3. The Body Shop memiliki jenis produk yang
bervariasi
Skala
Likert
Likert
Likert
Likert
73
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
Variable
In-Store
Promotion
(X5)
Support
Services and
Equipment
(X6)
Customer
Satisfaction
(Y)
Indikator Pertanyaan
1. The Body Shop memiliki iklan yang mampu
menarik perhatian dan membangkitkan minat
belanja
2. Promosi The Body Shop memuaskan
1. The Body Shop menyediakan keranjang
belanja yang memadai
2. Tidak ada kesulitan dalam pengembalian
produk The Body Shop
3. Suasana yang nyaman pada saat berbelanja
di The Body Shop
1. Saya merasa senang pada saat berbelanja di
The Body Shop
2. The Body Shop layak dikunjungi dan
bergengsi
3. Pilihan saya akan The Body Shop adalah
benar dan masuk akal
4. Saya tidak merasa menyesal memilih The
Body Shop
5. The Body Shop menyediakan produk dan jasa
yang sesuai dengan harapan saya
HASIL PENELITIAN
74
November 2012
Skala
Likert
Likert
Likert
ISSN: 1410 -9875
Muwaffick Hidayat
Hasil Uji Reliabilitas
75
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
Hasil Uji Normalitas
Hasil Uji Multikolinieritas
Hasil Uji Heteroskedastisitas
76
November 2012
ISSN: 1410 -9875
Muwaffick Hidayat
Hasil Uji Autokorelasi
PENUTUP
1. H01 di tolak, Ha1 diterima, artinya
terdapat pengaruh Store Layout
terhadap Customer Satisfaction
pada konsumen The Body Shop Di
Mall Central Park Jakarta Barat.
2. H02 di tolak, Ha2 diterima, artinya
terdapat pengaruh Store Prestige
terhadap Customer Satisfaction
pada konsumen The Body Shop Di
Mall Central Park Jakarta Barat.
3. H03 di tolak, Ha3 diterima, artinya
terdapat
pengaruh
Service
Quality of Store terhadap
Customer
Satisfaction
pada
konsumen The Body Shop Di Mall
Central Park Jakarta Barat.
4. H04 di tolak, Ha4 diterima,
artinya
terdapat
pengaruh
Products terhadap Customer
Satisfaction pada konsumen The
Body Shop Di Mall Central Park
Jakarta Barat.
106
5. H05 di tolak, Ha5 diterima,
artinya terdapat pengaruh InStore
Promotion
terhadap
Customer
Satisfaction
pada
konsumen The Body Shop Di Mall
Central Park Jakarta Barat.
6. H06 di tolak, Ha6 diterima,
artinya
terdapat
pengaruh
Support Services and Equipment
terhadap Customer Satisfaction
pada konsumen The Body Shop Di
Mall Central Park Jakarta Barat.
7. H07 di tolak, Ha7 diterima, artinya
terdapat pengaruh Store Layout,
Store Prestige, Service Quality
of Store, Products, In-Store
Promotion, dan Support Services
and Equipment secara bersamasama
terhadap
Customer
Satisfaction pada konsumen The
Body Shop Di Mall Central Park
Jakarta Barat secara simultan.
Penelitian ini mempunyai beberapa
kelemahan
1. Penelitian ini hanya terfokus
pada 6 variabel independen
yaitu Store Layout, Store
Prestige, Service Quality of
Store,
Products,
In-Store
Promotion,
dan
Support
Services and Equipment yang
dapat mempengaruhi variabel
dependen
yaitu
Customer
Satisfaction.
2. Keterbatasan
sampel
yang
diteliti
dimana
dalam
penelitian menggunakan 100
responden dimana dianggap
sudah
mewakili
populasi.
Semakin banyak responden
yang diteliti akan semakin baik
dan tingkat kesalahan yang
semakin kecil.
77
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
November 2012
REFERENSI
Admin .2013. Bingkisan Ramadhan Ala The Body Shop. SWA Online, 12 Juli,
http://swa.co.id/ (diakses 15 Desember 2014).
Admin .2013. The Body Shop Indonesia Buka Toko ke-100. SWA Online, 29
November, http://swa.co.id/ (diakses 15 Desember 2014).
Badan Pusat Statistik. Import by Commodity (HS) and Country of Origin
January-December 2012. http://www.bps.go.id/.
Badan Pusat Statistik. Jumlah Penduduk Indonesia tahun 2014.
http://www.bps.go.id/.
Body Shop. 2015. Gerai toko di Jakarta, http://www.bodyshop.co.id (diakses
08 April 2015)
Clow, Kenneth E. and Donald Baack. 2012. Integrated Advertising, Promotion,
and Marketing Communications: 5th Edition. England: Pearson
Education.
Face Shop. 2015. Gerai toko di Jakarta, http://www.faceshop.co.id (diakses
08 April 2015)
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Cetakan IV. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gujarati, Damodar N. and Dawn C. Porter. 2009. Basic Econometrics: 5th
Edition. New York: McGraw-Hill/Irwin.
Hair, Joseph F., William C. Black, Barry J. Babin, and Rolph E. Anderson.
2010. Multivariate Data Analysis: 7th Edition. New Jersey: Pearson
Education, Inc.
Hawkins and Mothersbaugh. 2013. Consumer Behaviour: 12th Edition. New
York: McGraw-Hill/Irwin.
Heizer, Jay, and Barry Render. 2011. Operations Management: 10th Edition.
New Jersey: Pearson Education, Inc.
Ismanthono, Henricus W, 2010. Kamus Istilah Ekonomi dan Bisnis. Jakarta:
Buku Kompas.
Johansson, Johny K., 2009. Global Marketing: 5th Edition. New York: McGrawHill/Irwin.
Kotler, Philip, and Gary Armstrong. 2012. Principles of Marketing: 14th Edition.
England: Pearson Education.
Kotler, Philip, and Kevin Lane Keller. 2012. Marketing Management: 14th
Edition. England: Pearson Education.
Kotler, Philip, dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran: Edisi 12th
Jilid 1. PT INDEKS.
Kotler, Philip, dan Kevin Lane Keller. 2010. Manajemen Pemasaran: Edisi 13th
Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Krajewski, Lee J., Larry P. Ritzman, Manoj K. Malhotra. 2013. Operations
Management: 10th Edition. England: Pearson Education.
Kustanto, Renalize.2010. IN STORE PROMOTION DALAM MENINGKATKAN
IMPULSE BUYING. Journal Management.
Kutlu, Rana, Banu Manav, and Ruken K lanc. 2013. Retail Design: Color-Light
Influence on Brand Identity-Image Perception. Sciences Journal. pp,
598-606.
78
ISSN: 1410 -9875
Muwaffick Hidayat
L’occitane. 2015. Gerai toko di Jakarta, http://www.l’occitane.co.id (diakses
08 April 2015)
Loreal-finance.2013. Loreal Finance Annual Report 2013, http://www.lorealfinance.com/fr/ (diakses 13 Desember 2014)
Lovelock, Christopher, and Jochen Wirtz. 2011. Service Marketing: 7th Edition.
England: Pearson Education.
Parasuraman, A. dkk. 1988. Servqual: A Multiple-Item Scale for Measuring
Consumer Perseption of Service Quality. Journal of Retailing, Vol.64,
pp. 12-40.
Reddy, N. R. V. Ramana., T. N. Reddy, and B. Abdul Azeem. 2011. Influence
of Store Satisfaction, Merchandise Quality, and Service Quality on Store
Loyalty. International Journal of Trade, Economics and Finance, Vol. 2
No. 5, pp. 351-355.
Satya S. 2011. In-Store Promotions and Its Effect on Apparel Purchase.
Information Management and Business Review, Vol. 2 No.3, pp. 112-117
Segzin, Mete, and Senem Küçükköylü. 2014. Store's Atmosphere’s Importance
in Creating Store’s Image in Sustainable Management of Store and a
Research in Konya(Turkey) City. Journal of Advanced Management
Science Vol. 2 No. 3,pp. 186-191.
Sekaran, Uma, and Roger Bougie. 2013. Research Methods for Business: 5th
Edition. United Kingdom: John Wiley & Sons. Ltd.
Sopiah dan Syihabudhin. 2008. Manajemen Bisnis Ritel. Yogyakarta: C.V ANDI
OFFSET (Penerbit ANDI)
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: ALFABETA CV.
Intana Lila .2013. Tren Konsumen The Body Shop di Indonesia Bergeser.SWA
Online, 23 Oktober, http://swa.co.id/ (diakses 15 Desember 2014).
Tang WeiWei. 2007. IMPACT OF CORPORATE IMAGE AND CORPORATE
REPUTATION ON CUSTOMER LOYALTY: A REVIEW. Management Science
and Engineering, Vol. 1 No. 2, pp. 57-62.
Tjiptono, Fandy, and Gregorius Chandra. 2005. Service, Quality &
Satisfaction. Yogyakarta: ANDI OFFSET.
Utami, Christina Whidya, 2006. Manajemen Ritel : Strategi dan Implementasi
Ritel Modern. Jakarta: Salemba Empat.
Vrechopoulos Adam P., Robert M. O’Keefe, Georgios I. Doukidis, and George
J. Siomkos. 2004. Virtual store layout: an experimental comparison in
the context of grocery retail. Journal of Retailing, 13-22.
Women’s Wear Daily. The 2013 Beauty Inc Top 100. http://www.wwd.com/.
Zeithaml, Valarie A., Mary Jo Bitner, and Dwayne D. Gremler. 2013. Service
Marketing: 6th Edition. New York: McGraw-Hill.
79
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
Halaman ini sengaja dikosongkan
80
November 2012
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 14, No. 2a, Is. 5, November 2012, Hlm. 81-94
ISSN: 1410 – 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL
PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA
MUNGNIYATI
STIE Trisakti
[email protected]
Abstrak: The aim of this research is to analyze and investigate the factors
that influence of capital structure manufacturing company that listed in
Indonesian Stock Exchange. Specifically, this research proposed following
research question does firm size, profitability, business risk, time interest
earned, growth of asset, asset structure and liquidity factor influence to
capital structure in manufacturing company. This research population is
manufacturing company that listed in Indonesian Stock Exchange in the year
2008 until year 2010. Intake of sample conducted with technique of purposive
sampling and find 67 company fulfilling criterion as sample. Analysis
technique implemented does multiple regression analysis models. The result
of this research show that variable influence to capital structure in
manufacturing company is firm size, time interest earned, assets structure,
and liquidity variable while profitability, business risk, and growth of assets
variable do not influence to capital structure.
Keywords: Capital structure, firm size, profitability, business risk, time
interest earned, growth of asset, asset structure and liquidity.
PENDAHULUAN
kebijakan dan membuat keputusan
pendanaan yang tepat dalam
berbagai
kegiatan
operasional
perusahaan, baik jangka pendek
maupun jangka panjang agar tujuan
perusahaan dapat tercapai. Masalah
pendanaan merupakan hal penting
karena
berkaitan
dengan
kepentingan banyak pihak, seperti
kreditor, pemegang saham, serta
pihak
manajemen
perusahaan
sendiri.
Pesatnya perkembangan di
bidang
ekonomi
menuntut
perusahaan untuk dapat terus
bertahan dalam persaingan global
yang semakin kompetitif, serta
mampu menghasilkan keuntungan
untuk
menjamin
kelangsungan
hidup
dan
perkembangan
perusahaan. Dalam kondisi ekonomi
seperti
ini,
perusahaan
juga
diharuskan untuk dapat menyusun
81
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
Sumber pendanaan dalam
suatu perusahaan dibagi menjadi
dua
sumber,
yaitu
sumber
pendanaan internal dan sumber
pendanaan
eksternal.
Sumber
pendanaan internal dapat berasal
dari laba ditahan dan depresiasi
aktiva tetap sedangkan sumber
pendanaan
eksternal
dapat
diperoleh dari hutang, baik hutang
jangka pendek maupun jangka
panjang
dan
saham
yang
diterbitkan
oleh
perusahaan.
Keputusan manajemen mengenai
penggunaan modal harus efisien,
terutama dalam mencari sumber
pendanaan
alternatif
untuk
kemudian dianalisis terkait dengan
pengambilan keputusan investasi.
Keputusan pendanaan yang tidak
tepat dapat menimbulkan biaya
modal
yang
tinggi
yang
berpengaruh
terhadap
profitabilitas dan risiko keuangan
dalam suatu perusahaan.
Salah satu keputusan pendanaan
adalah struktur modal. Struktur
modal berkaitan dengan jumlah
hutang dan modal sendiri yang
digunakan
untuk
membiayai
operasional perusahaan. Struktur
modal
yang
efektif
mampu
menciptakan perusahaan dengan
keuangan yang kuat dan stabil.
Struktur modal menjadi salah satu
faktor
yang
dipertimbangkan
investor dalam menginvestasikan
modalnya pada suatu perusahaan.
Struktur modal yang baik adalah
saat dimana perusahaan mampu
menggunakan utang dan modal
secara ideal.
Tujuan perusahaan pada umumnya
adalah
meningkatkan
nilai
perusahaan
dengan
cara
peningkatan kemakmuran pemilik
dan pemegang saham. Kemakmuran
pemegang saham dapat terlihat
82
November 2012
dari tingginya harga saham yang
merupakan
pencerminan
dari
keputusan
investasi,
kebijakan
dividen dan keputusan pendanaan.
Untuk
mencapai
tujuan
perusahaan,
pemegang
saham
menyerahkan
pengelolaan
perusahaan kepada para manajer,
dan para manajer dalam hal ini
bertindak atas nama pemegang
saham dalam memaksimumkan nilai
perusahaan. Tetapi, terkadang hal
tersebut akan menimbulkan konflik
kepentingan antara manajer dan
pemegang saham. Karena manajer
sering memiliki tujuan lain yang
berseberangan
dengan
tujuan
utama perusahaan. Konflik yang
disebabkan oleh pemisahan antara
kepemilikan dan fungsi pengelolaan
disebut konflik keagenan atau
agency conflict.
Penelitian ini merupakan replikasi
dari penelitian Friska Firnanti
(2011). Dalam penelitian yang
dilakukan
Firnanti
(2011)
menunjukan bahwa profitabilitas,
time
interest
earned,
dan
pertumbuhan aktiva berpengaruh
terhadap
struktur
modal,
sedangkan ukuran perusahaan, dan
risiko bisnis tidak berpengaruh
terhadap struktur modal.
RERANGKA TEORITIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Agency Theory
Menurut
Horne
dan
Wachowick (1998) dalam Prabansari
dan Kusuma (2005), manajer
merupakan agen dari pemegang
saham, sebagai pemilik perusahaan
(principal). Para pemegang saham
berharap agen akan bertindak atas
kepentingan
mereka
sehingga
mendelegasikan wewenang kepada
ISSN: 1410 -9875
agen. Apabila kedua belah pihak
berusaha untuk memaksimumkan
utility masing-masing, maka dapat
dipastikan bahwa agent tidak akan
berusaha
semaksimal
mungkin
untuk memenuhi keinginan dari
principal.
Konflik kepentingan yang
terjadi antara pihak manajer dan
pemegang
saham
dapat
diminimumkan
dengan
suatu
mekanisme
pengawasan
yang
mensejajarkan kepentingan terkait,
hal ini akan menimbulkan agency
cost. Menurut (Godfrey et al. 2010,
362) mengidentifikasi agency cost
menjadi 3 kelompok, yaitu: (1)
Biaya pengawasan yang harus
dikeluarkan
oleh
pemilik
(monitoring cost), (2) Biaya yang
dikeluarkan agen untuk meyakinkan
pemilik (bonding cost), dan (3)
Biaya
pengorbanan
akibat
berkurangnya kemakmuran pemilik
karena perbedaan keputusan antara
pemilik dan agen (residual loss).
Tarjo (2005) mengemukakan
tiga cara untuk meminimalkan
biaya
keagenan,
yaitu
(1)
Meningkatkan kepemilikan saham
oleh
manajemen.
Dengan
keterlibatan
kepemilikan
oleh
manajer, maka manajer akan
bertindak hati-hati karena ikut
menanggung
konsekuensi
atas
keputusan yang diambilnya (2)
Mengurangi free cash flow yang
dikuasai oleh manajemen, salah
satu
caranya
adalah
dengan
pembagian dividen. Pembayaran
dividen
akan
mempengaruhi
kebijakan
pendanaan,
karena
dengan pembayaran dividen akan
mengurangi
free
cash
flow,
akibatnya
perusahaan
dalam
memenuhi kebutuhan operasinya
akan mencari alternatif sumber
pendanaan yang relevan, dan (3)
Mungniyati
Meningkatkan leverage perusahaan
dengan hutang. Dengan adanya
hutang maka perusahaan harus
melakukan
pembayaran
secara
periodik atas bunga dan principal.
Dengan demikian akan dapat
menghindari investasi yang sia-sia
Pecking Order Theory
Teori ini dikenalkan pertama
kali oleh Donalson pada tahun 1961
sedangkan penamaan teori ini
dilakukan oleh Myers tahun 1984
(Prabansari dan Kusuma 2005).
Pecking Order Theory secara
singkat menyatakan bahwa: (1)
Perusahaan
menyukai
internal
financing, yaitu pendanaan yang
berasal
dari
hasil
operasi
perusahaan berwujud laba ditahan,
(2) Apabila pendanaan eksternal
diperlukan,
pertama-tama
perusahaan
akan
menerbitkan
sekuritas yang paling aman, yaitu
dimulai dengan penerbitan hutang
(obligasi), kemudian diikuti oleh
sekuritas yang berkarakteristik opsi
seperti
obligasi
konversi
(convertible bond), alternatif yang
paling akhir adalah saham.
Menurut
Siregar
(2005)
dalam Joni dan Lina (2010) ada
empat alasan yang mendasari Myers
dalam
pecking
order
theory
memprediksi
perusahaan
lebih
mengutamakan hutang daripada
modal sendiri saat pendanaan
eksternal dibutuhkan, yaitu: (1)
Pasar menderita kerugian karena
adanya
asymetric
information
antara manajer dengan pasar.
Asymetric
information
adalah
situasi dimana manajer memiliki
informasi
yang
lebih
banyak
mengenai
prospek
perusahaan
daripada yang dimiliki investor.
Dengan
demikian,
manajer
cenderung
tertarik
untuk
83
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
menerbitkan saham baru saat
overpriced, sedangkan penerbitan
saham baru akan menyebabkan
harga saham mengalami penurunan
karena ditafsirkan sebagai sinyal
buruk oleh para pemodal; (2)
Hutang dan saham sama-sama
membutuhkan biaya transaksi bagi
perusahaan. Namun, biaya transaksi
hutang relatif lebih kecil jika
dibandingkan dengan saham; (3)
Perusahaan mendapatkan manfaat
pajak
dengan
mengeluarkan
sekuritas hutang. Manfaat pajak ini
diperoleh oleh perusahaan karena
adanya biaya bunga yang dapat
dibebankan
sebagai
pengurang
penghasilan kena pajak; (4) Kontrol
manajemen, dalam hal ini insider
ownership, yaitu pemilik oleh
manajemen dapat dipertahankan
apabila perusahaan menerbitkan
sekuritas hutang.
Struktur modal
Struktur
modal
suatu
perusahaan merupakan gabungan
modal sendiri (equity) dan hutang
perusahaan (debt). Modal sendiri
berasal dari common stock, paid in
capital, retained earning, dan
dikurangi treasury stock. Modal
sendiri juga dapat berupa external
equity, yaitu apabila perusahaan
menjual sebagian saham kepada
investor.
Hutang
perusahaan
berasal dari hutang kepada kreditur
maupun
penerbitan
obligasi
perusahaan.
Berbagai
macam
sumber
pendanaan
menuntut
manajer keuangan agar dapat
memenuhi
komposisi
sumber
pendanaan
yang
tepat
bagi
perusahaan (Margaretha dan Rizki
2010). Menurut Widjaja (2010)
suatu pemilihan struktur modal
yang optimal adalah hal yang
penting yang harus diperhatikan
84
November 2012
oleh perusahaan karena pemilihan
struktur modal tersebut akan
mempengaruhi juga tingkat biaya
modal (cost of capital) yang
dikeluarkan oleh perusahaan. Bagi
perusahaan manufaktur, tingkat
biaya modal merupakan tingkat
biaya yang harus dikeluarkan untuk
mendapatkan
dana
untuk
membiayai operasional perusahaan.
Namun bagi investor, tingkat biaya
modal
merupakan
tingkat
pengembalian
yang
diinginkan
(require rate of return) atas
investasi suatu asset perusahaan
berdasarkan risiko yang diterima.
Ukuran Perusahaan
Ukuran
perusahaan
merupakan gambaran kemampuan
finansial perusahaan dalam suatu
periode
tertentu.
Ukuran
perusahaan yang besar, dianggap
sebagai
indikator
yang
menggambarkan tingkat risiko bagi
investor untuk melakukan investasi
pada perusahaan, karena jika
perusahaan memiliki kemampuan
finansial yang baik, maka diyakini
bahwa perusahaan tersebut juga
mampu
memenuhi
segala
kewajibannya serta memberikan
tingkat
pengembalian
yang
memadai bagi investor (Joni dan
Lina 2010). Menurut Tomasila
(2009)
Size
yang
besar
memudahkan perusahaan dalam
masalah pendanaan. Size yang
besar
dan
tumbuh
bisa
merefleksikan tingkat profit di
masa mendatang. Perusahaan yang
besar lebih bervariasi dalam
menurunkan risiko kebangrutan.
Penurunan
risiko
kebangkrutan
diharapkan
memberi
suatu
penurunan biaya kebangkrutan dan
memungkinkan
mereka
untuk
menggunakan utang lebih besar.
ISSN: 1410 -9875
Profitabilitas
Profitabilitas
merupakan
kemampuan
perusahaan
menghasilkan laba. Perusahaan
dengan rate of return yang tinggi
cenderung menggunakan proporsi
hutang yang relatif kecil, karena
dengan rate of return yang tinggi,
kebutuhan
dana
untuk
pengembangan usaha atau invetasi
dapat diperoleh dari laba ditahan.
Sesuai dengan Pecking Order
Theory bahwa semakin tinggi
profitabilitas perusahaan maka
semakin besar pula tersedianya
dana internal, sehingga perusahaan
akan lebih memilih untuk mendanai
dengan menggunakan dana internal
untuk
investasi,
yang
akan
mengakibatkan penggunaan utang
akan lebih kecil.
Pada tingkat profitabilitas
rendah, perusahaan menggunakan
hutang
untuk
membiayai
operasionalnya. Sebaliknya pada
tingkat profitabilitas tinggi akan
menghasilkan dana bagi perusahaan
yang lebih banyak sehingga dapat
digunakan
sebagai
penutup
kewajiban atau pendanaan bagi
perusahaan
sehingga
akan
berdampak pada berkurangnya
tingkat penggunaan hutang oleh
perusahaan. Hal ini disebabkan
perusahaan
mengalokasikan
sebagian besar keuntungan pada
laba
ditahan
sehingga
mengandalkan sumber internal dan
menggunakan hutang rendah tetapi
pada saat menghadapi profitabilitas
rendah perusahaan menggunakan
hutang tinggi sebagai mekanisme
pentransfer
kekayaan
antara
kreditur
kepada
principal
(Indahningrum
dan
Handayani
2009).
Mungniyati
Risiko bisnis
Risiko
bisnis
merupakan
salah satu risiko yang dihadapi oleh
perusahaan ketika menjalankan
kegiatan operasinya, yaitu ketidakmampuan
perusahaan
untuk
mendanai kegiatan operasionalnya.
Menurut Gitman (2011, 601) risiko
adalah kemungkinan perusahaan
tidak dapat membayar hutang
mereka pada saat jatuh tempo, dan
hal
ini
dapat
menyebabkan
kebangkruta. Karena perusahaan
dinilai perlu untuk menyediakan
dana dalam jumlah yang memadai
guna
persiapan
pelunasan
hutangnya serta adanya beban
bunga yang ditanggung perusahaan.
Menurut
(Saidi
2004
dalam
Seftianne dan Handayani 2011)
risiko
bisnis
merupakan
ketidakpastian
yang
dihadapi
perusahaan dalam menjalankan
usahanya. Perusahaan manufaktur
yang memilki risiko bisnis yang
tinggi tentunya akan menghindari
penggunaan
hutang
dalam
mendanai
perusahaan,
karena
dengan menggunakan hutang risiko
likuiditas perusahaan akan semakin
meningkat.
Time interest earned
Times Interest Earned yaitu
perbandingan antara pendapatan
sebelum pajak terhadap bunga
hutang jangka panjang. Times
Interest
Earned
merupakan
kemampuan
perusahaan
untuk
membayar beban bunga dengan
menggunakan pendapatan yang
diperoleh perusahaan (Baral 2004
dalam Firnanti 2011). Menurut
Gitman (2011, 78) times interest
earned
kadang-kadang
disebut
interest coverage ratio, yaitu rasio
yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam
85
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
melakukan
pembayaran
bunga
kontraktual.
Semakin
besar
kemampuan
perusahaan
untuk
membayar
bunga
atas
kewajibannya, maka semakin besar
kesempatan
perusahaan
untuk
memperoleh pendanaan berupa
pinjaman.
Pertumbuhan aktiva
Pertumbuhan aktiva pada
dasarnya
menggambarkan
bagaimana perusahaan manufaktur
menginvestasikan
dana
yang
dimiliki untuk kegiatan operasi dan
investasi.
Peningkatan
jumlah
aktiva, baik lancar maupun aktiva
jangka
panjang
membutuhkan
dana, dengan alternatif pendanaan
internal atau dengan pendanaaan
eksternal (Joni dan Lina 2010).
Perusahaan
dengan
tingkat
pertumbuhan yang cepat harus
lebih banyak mengandalkan pada
modal eksternal. Menurut Brigham
dan Erhardt (2005) dalam Tomasila
(2009) perusahaan dengan tingkat
pertumbuhan yang tinggi akan
bergantung pada modal eksternal
dikarenakan
dana
internal
perusahaan tidak mencukupi untuk
mendukung pertumbuhannya yang
tinggi, lebih lanjut floating cost
untuk mengeluarkan saham lebih
tinggi jika dibandingkan dengan
mengeluarkan obligasi. Dengan
demikian
maka
perusahaan
manufaktur
dengan
tingkat
pertumbuhan yang tinggi akan lebih
banyak mengeluarkan surat utang
dibandingkan dengan perusahaan
yang
tingkat
pertumbuhannya
rendah.
Struktur aktiva
Struktur
aktiva
dalam
penelitian ini adalah rasio yang
menggambarkan
proporsi
total
86
November 2012
aktiva
tetap
yang
dimiliki
perusahaan dengan total aktiva
perusahaan (tangibility). Tujuan
dari perhitungan rasio ini adalah
untuk mengetahui seberapa besar
porsi aktiva tetap yang dapat
dijadikan
perusahaan
sebagai
jaminan
atas pinjaman yang
dilakukannya (Margaretha dan Sari
2005 dalam Joni dan Lina 2010).
Struktur
aktiva
juga
dapat
mempengaruhi
fleksibilitas
perusahaan dalam menentukan
alternatif
pendanaan
ekternal
karena dianggap memiliki tingkat
risiko kebangkrutan yang relatif
lebih rendah daripada perusahaan
dengan rasio aktiva tetap yang
rendah. Semakin tinggi struktur
aktiva maka penggunaan modal
sendiri akan semakin tinggi atau
struktur modalnya semakin rendah.
Tingkat likuiditas
Tingkat
likuiditas diukur
dengan
menggunakan
rasio
likuiditas (Liquidity Ratio) untuk
mengukur kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban jangka
pendeknya dengan sumber daya
jangka pendek (atau lancar) yang
tersedia
untuk
memenuhi
kewajiban tersebut. Salah satu
rasio likuiditas yang akan digunakan
adalah Current Ratio (Rasio Lancar)
(Margaretha dan Rizky 2010). Rasio
ini
menunjukkan
kemampuan
perusahaan
manufaktur
untuk
membayar
kewajiban
jangka
pendeknya dengan menggunakan
aktiva lancarnya. Biasanya aktiva
lancar terdiri dari kas, surat
berharga, piutang, dan persediaan,
sedangkan kewajiban lancar terdiri
dari hutang bank jangka pendek
atau
hutang
lainnya
yang
mempunyai jangka waktu kurang
dari satu tahun.
ISSN: 1410 -9875
Ukuran Perusahaan dan Struktur
Modal
Dalam penelitian Firnanti
(2011) menemukan bahwa ukuran
perusahaan
tidak
mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap
struktur modal. Ukuran perusahaan
yang
besar
tidak
menjamin
kelangsungan hidup perusahaan
maupun
lancarnya
kegiatan
operasional perusahaan. Dengan
demikian ukuran perusahaan tidak
menjamin minat investor maupun
kreditor
dalam
menanamkan
dananya ke perusahaan manufaktur.
Hasil penelitian ini konsisten
dengan penelitian Sri (2009),
Margaretha dan Rizky (2010), serta
Joni dan Lina (2010), tetapi hasil
ini tidak konsisten dengan hasil
penelitian Prabansari dan Kusuma
(2005) yang menemukan pengaruh
yang signifikan antara ukuran
perusahaan dan struktur modal,
hasil ini didukung dengan penelitian
yang dilakukan oleh Dianae et al
(2007), Abor (2008), Tomasila
(2009), Yoga (2010), serta Seftianne
dan Handayani (2011).
perusahaan
Ha1: Ukuran
berpengaruh terhadap struktur
modal.
Profitabilitas dan Struktur modal
Hasil penelitian variabel
profitabilitas terhadap variabel
struktur modal menurut Firnanti
(2011)
bahwa
profitabilitas
mempunyai pengaruh signifikan
terhadap
struktur
modal
perusahaan manufaktur. Perusahaan
dengan tingkat profitabilitas yang
tinggi memiliki dana internal yang
lebih tinggi, sehingga mendorong
penggunaan utang menjadi lebih
sedikit.
Hasil
penelitian
ini
konsisten
dengan
penelitian,
Prabansari dan Kusuma (2005),
Mungniyati
Tomasila (2009),
Ruslim (2009),
Joni dan Lina (2010), Sri (2009),
Margaretha dan Rizki (2010), serta
Widjaja
(2010).
Tetapi
hasil
penelitian tersebut tidak konsisten
dengan penelitian Dianae et al
(2007) bahwa profitabilitas tidak
berpengaruh terhadap struktur
modal, hasil penelitian ini didukung
oleh penelitian Seftianne dan
Handayani (2011).
berpengaruh
Ha2: Profitabilitas
terhadap struktur modal.
Risiko Bisnis dan Struktur Modal
Hasil penelitian risiko bisnis
terhadap struktur modal menurut
Firnanti (2011) menunjukan bahwa
risiko bisnis tidak mempunyai
pengaruh terhadap struktur modal
perusahaan manufaktur. Meskipun
risiko bisnis yang besar dapat
mengarah
pada
kebangkrutan
perusahaan, namun tingkat risiko
yang tinggi dapat memungkinkan
kreditor untuk menuntut tingkat
pengembalian yang lebih tinggi.
Selain
itu
kreditor
dapat
mengandalkan
aktiva
tetap
perusahaan sebagai jaminan dari
pendanaan atau pinjaman yang
diberikan. Dengan demikian tingkat
risiko
bisnis
tidak
dapat
menunjukan secara pasti sumber
pendanaan yang dipilih perusahaan.
Hasil penelitian ini didukung
dengan penelitian Dianae et al
(2007), Sri (2009), Joni dan Lina
(2010), dan Seftianne (2011).
Tetapi hasil ini tidak konsisten
dengan penelitian Prabansari dan
Kusuma (2005).
Ha3: Risiko bisnis berpengaruh
terhadap struktur modal.
87
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
Time interest earned dan struktur
modal
Penelitian mengenai time
interest earned terhadap struktur
modal berdasarkan hasil penelitian
Firnanti (2011) time interest earned
mempunyai pengaruh positif yang
signifikan terhadap struktur modal
perusahaan manufaktur. Semakin
besar
kemampuan
perusahaan
untuk membayar bunga atas
kewajibannya, maka semakin besar
kesempatan
perusahaan
untuk
memperoleh pendanaan berupa
pinjaman. Hasil ini menunjukan
bahwa
time
interest
earned
berpengaruh terhadap struktur
modal.
interest
earned
Ha4: Time
berpengaruh terhadap struktur
modal.
Pertumbuhan Aktiva dan Struktur
Modal
Penelitian
variabel
pertumbuhan
aktiva
terhadap
struktur modal berdasarkan hasil
penelitian Firnanti (2011) bahwa
pertumbuhan aktiva mempunyai
pengaruh positif yang signifikan
terhadap
struktur
modal
perusahaan manufaktur. Tingkat
pertumbuhan yang tinggi akan
meningkatkan jumlah aktiva yang
digunakan, sehingga meningkatkan
jumlah dana yang dibutuhkan oleh
perusahaan. Hasil ini didukung juga
dengan penelitian Prabansari dan
kusuma (2005), Tomasila (2009),
Margaretha dan Rizky (2010), serta
Joni dan Lina (2010). Sedangkan
hasil yang berbeda dihasilkan dari
penelitian
Sri
(2009)
yang
menyatakan pertumbuhan aktiva
tidak
berpengaruh
terhadap
struktur modal perusahaan.
88
November 2012
Aktiva
Ha5: Pertumbuhan
berpengaruh terhadap struktur
modal.
Struktur Aktiva dan Struktur
Modal
Hasil penelitian struktur aktiva dan
struktur
modal
berdasarkan
penelitian Joni dan Lina (2010)
menunjukan bahwa struktur aktiva
memiliki pengaruh positif terhadap
struktur
modal
perusahaan
manufaktur. Hal ini menjelaskan
bahwa perusahaan dengan porsi
aktiva tetap yang besar akan
memiliki
kemudahan
dalam
pengadaan hutang karena aktiva
tetap dianggap sebagai jaminan.
Hasil penelitian ini didukung
dengan penelitian Dianae et al
(2007), Hadianto dan Tayana
(2009), serta Sri (2009). Tetapi hasil
ini
tidak
konsisten
dengan
penelitian Seftianne dan Handayani
(2011) yang menyatakan bahwa
struktur aktiva memiliki nilai
koefisien
negatif,
dan
tidak
berpengaruh terhadap struktur
modal.
Ha6: Struktur Aktiva berpengaruh
terhadap struktur modal.
Tingkat Likuiditas dan Struktur
modal
Hasil penelitian tingkat likuiditas
dan struktur modal yang dilakukan
oleh Margaretha dan Rizky (2010)
menunjukan
bahwa
tingkat
likuiditas
berpengaruh
secara
signifikan terhadap struktur modal.
Hal ini didukung oleh hasil
penelitian yang dilakukan oleh
Widjaja (2010).
likuiditas
Ha7: Tingkat
berpengaruh terhadap struktur
modal.
ISSN: 1410 -9875
Mungniyati
METODA PENELITIAN
Pemilihan Sampel
Metoda penelitian sampel
dalam penelitian ini dilakukan
secara
purposive
sampling.
Dibawah ini merupakan hasil dari
proses pemilihan sampel:
Tabel 1
Prosedur Pemilihan Sampel
No
1
2
3
4
5
6
Keterangan
Perusahaan manufaktur yang konsisten terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2007 sampai 2010
Perusahaan manufaktur yang tidak menerbitkan laporan
keuangan yang berakhir pada 31 Desember
Perusahaan manufaktur yang tidak menerbitkan laporan
keuangan dalam mata uang Rupiah
Perusahaan manufaktur yang tidak menghasilkan laba
secara terus menerus selama periode penelitian
Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki non current
liabilities selama periode penelitian
Perusahaan yang tidak memiliki beban bunga (Interest
expense) selama periode penelitian
Total perusahaan yang dijadikan sampel
Total data sebelum outlier
Total data yang terjadi outlier
Total data sampel
Definisi
Operasional
dan
Pengukuran Variabel
Struktur Modal (DR) Struktur
modal adalah gabungan dari
berbagai
sumber
pendanaan,
dengan kategori utamanya adalah
hutang dan ekuitas, yang digunakan
perusahaan
untuk
mendanai
investasi-investasi asetnya. Struktur
modal diukur membandingkan non
current liabilities dengan total
aktiva (total assets) ditulis dengan
rumus:
Non current liabilities
DR=
Total assets
Ukuran perusahaan (Size)
merupakan ukuran atau besarnya
Jumlah
perusahaan
123
(3)
(8)
(34)
(1)
(10)
67
201
(24)
177
asset yang dimiliki perusahaan.
Menurut
(Sri,
2009)
ukuran
perusahaan dapat diukur dengan
total aktiva perusahaan, asumsi
yang mendasar adalah bahwa
investor akan membaca atau
menggunakan laporan keuangan
perusahaan
untuk
mempertimbangkan
keputusan
investasi dalam saham perusahaan.
Diukur dengan rumus:
Size = Ln (total assets)
Profitabilitas (profitability)
adalah kemampuan perusahaan
dalam memperoleh laba. Ukuran
dari profitabilitas yang digunakan
dalam model penelitian ini diukur
dengan menggunakan Net Profit
89
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
Margin (NPM) sebagai
profitabilitas.
Net Income
NPM =
Total Sales
ukuran
Risiko
bisnis
adalah
ketidakpastian
yang
dihadapi
perusahaan dalam menjalankan
kegiatan bisnisnya. Variabel ini
diberi simbol (RISK) dan dapat
diukur menggunakan skala rasio
dengan rumus:
Riskit = STD Returnit
Return saham dapat
dengan cara :
Pi,i – Pi,t-1
Return =
Pi,t-1
dihitung
Pi,i : Closing Price bulanan pada
bulan t
Pi,t-1 : Closing Price bulanan pada
bulan t-1
STD : Standar Deviasi
Time
interest
earned
merupakan kemampuan perusahaan
untuk membayar beban bunga
dengan menggunakan pendapatan
yang diperolehnya. Mengacu pada
Gitman (2011) time interest earned
dihitung menggunakan skala rasio
dengan laba sebelum bunga dan
pajak (EBIT) dibagi dengan beban
bunga, rumusnya adalah sebagai
berikut:
Earning Before Interest
and Taxes
Time interest =
earned
Interest expense
Pertumbuhan aktiva adalah
perubahan total aktiva yang dimiliki
oleh perusahaan. Mengacu pada
90
November 2012
penelitian Joni dan Lina (2010),
pertumbuhan aktiva diukur dengan
menghitung proporsi peningkatan
total aktiva dari tahun sebelumnya
dibandingkan
dengan
tahun
berjalan. Skala yang digunakan
adalah skala rasio dan rumus
perhitungan pertumbuhan aktiva
adalah sebagai berikut:
TAt – TAt-1
Pertumbuhan Aktiva =
TAt-1
Struktur
aktiva
menggambarkan besarnya aktiva
yang dapat dijaminkan perusahaan
ketika
perusahaan
melakukan
pinjaman kepada pihak kreditur.
Pengukuran struktur aktiva dalam
penelitian ini menggunakan skala
rasio dan dirumuskan sebagai
berikut:
Total Aktiva Tetap
FAR =
Total Aktiva
Tingkat likuiditas adalah
tingkat kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka
pendek yang dimiliki dengan aktiva
lancar
yang
dimiliki
oleh
perusahaan.
Tingkat
likuiditas
dapat diukur menggunakan rumus
current ratio (CR) sebagai berikut:
Aktiva Lancar
CR =
Hutang Lancar
HASIL PENELITIAN
Statistik deskriptif untuk
mengetahui karakteristik sampel
yang digunakan, dapat dilihat pada
tabel berikut:
ISSN: 1410 -9875
Mungniyati
Tabel 2
Statistik Deskriptif
Variabel
N
DR
SIZE
NPM
RISK
TIE
GROWTH
FAR
CR
177
177
177
177
177
177
177
177
Minimum
Maximum
0,0014
25,0114
0,0006
0,0000
0,8218
-0,3235
0,0052
0,4818
0,5490
32,3571
0,2415
0,5475
291,8514
0,6173
0,7637
5,6858
Mean
0,134985
27,870232
0,064000
0,155688
15,705655
0,092602
0,371738
1,785670
Std.
Deviation
0,1240259
1,4651956
0,0521057
0,0986603
37,0057952
0,1537443
0,1789150
0,8208578
Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3
Hasil Pengujian Hipotesis
Variabel
SIZE
NPM
RISK
TIE
GROWTH
FAR
CR
Sig.
0,000
0,316
0,399
0,000
0,533
0,000
0,004
Variabel ukuran perusahaan
(SIZE) memiliki nilai signifikansi
sebesar 0,000. Nilai signifikansi ini
lebih kecil dari α (0,05), maka
dapat disimpulkan bahwa variabel
ukuran perusahaan berpengaruh
secara individual terhadap struktur
modal, artinya hipotesis alternatif
(Ha1) diterima.
Variabel profitabilitas (NPM)
memiliki nilai signifikansi sebesar
0,316. Nilai signifikansi ini lebih
besar dari α (0,05), maka dapat
disimpulkan
bahwa
variabel
profitabilitas tidak berpengaruh
secara individual terhadap struktur
Keterangan
Berpengaruh
Tidak berpengaruh
Tidak berpengaruh
Berpengaruh
Tidak berpengaruh
Berpengaruh
Berpengaruh
modal, artinya hipotesis alternatif
(Ha2) tidak dapat diterima.
Variabel risiko bisnis (RISK)
memiliki nilai signifikansi sebesar
0,399. Nilai signifikansi ini lebih
besar dari α (0,05), maka dapat
disimpulkan bahwa variabel risiko
bisnis tidak berpengaruh secara
individual terhadap struktur modal,
artinya hipotesis alternatif (Ha3)
tidak dapat diterima.
Variabel
time
interest
earned
(TIE)
memiliki
nilai
signifikansi sebesar 0,000. Nilai
signifikansi ini lebih kecil dari α
(0,05), maka dapat disimpulkan
91
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
bahwa variabel time interest
earned
berpengaruh
secara
individual terhadap struktur modal,
artinya hipotesis alternatif (Ha4)
diterima.
Variabel pertumbuhan aktiva
(GROWTH)
memiliki
nilai
signifikansi sebesar 0,533. Nilai
signifikansi ini lebih besar dari α
(0,05), maka dapat disimpulkan
bahwa variabel pertumbuhan aktiva
tidak berpengaruh secara individual
terhadap struktur modal, artinya
hipotesis alternatif (Ha5) tidak
dapat diterima.
Variabel
struktur
aktiva
(FAR) memiliki nilai signifikansi
sebesar 0,000. Nilai signifikansi ini
lebih kecil dari α (0,05), maka
dapat disimpulkan bahwa variabel
struktur aktiva berpengaruh secara
individual terhadap struktur modal,
artinya hipotesis alternatif (Ha6)
diterima.
Variabel tingkat likuiditas
(CR) memiliki nilai signifikansi
sebesar 0,004. Nilai signifikansi ini
lebih kecil dari α (0,05), maka
dapat disimpulkan bahwa variabel
tingkat
likuiditas
berpengaruh
secara individual terhadap struktur
modal, artinya hipotesis alternatif
(Ha7) diterima.
PENUTUP
Berdasarkan hasil pengujian
hipotesis, maka peneliti mengambil
kesimpulan
bahwa
ukuran
perusahaan, time interest earned,
struktur
aktiva,
dan
tingkat
likuiditas mempengaruhi struktur
modal perusahaan manufaktur.
92
November 2012
Profitabilitas, risiko bisnis, dan
pertumbuhan
aktiva
tidak
mempengaruhi
struktur
modal
perusahaan manufaktur.
Keterbatasan penelitian ini
adalah periode penelitian yang
relatif pendek, yaitu hanya 3
tahun.
Penelitian
ini
hanya
menggunakan
7
variabel
independen,
masih
terdapat
variabel independen lain yang
mungkin berpengaruh terhadap
struktur modal. Penelitian ini hanya
menggunakan
perusahaan
manufaktur
sebagai
objek
penelitian
sehingga
belum
mencakup seluruh jenis perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia,
seperti
perusahaan
keuangan, jasa dan dagang. Dalam
penelitian ini terdapat 3 variabel
independen
yang
terjadi
heteroskedastisitas.
Untuk
mengatasi
keterbatasan dalam penelitian ini,
peneliti memberikan rekomendasi
untuk penelitian selanjutnya antara
lain
memperpanjang
periode
penelitian
sehingga
dapat
memperoleh hasil yang sesuai
dengan teori dan menangkap situasi
yang memerlukan pengamatan yang
cukup
lama
dan
lebih
mencerminkan keadaan perusahaan
dalam jangka panjang. Memperluas
populasi penelitian tidak hanya
perusahaan manufaktur, seperti
perusahaan
keuangan,
perdagangan, atau jasa. Serta
menambahkan variabel lain yang
diharapkan
dapat
memiliki
pengaruh terhadap struktur modal
berdasarkan tren yang terjadi.
ISSN: 1410 -9875
Mungniyati
REFERENSI:
Abor, Joshua. 2008. Determinants of the Capital Structure of Ghanaian Firms.
AERC Research Paper 176. African Economic Research Consortium,
Nairobi. University of Ghana Business School.
Dianae, Hola, Sutirisno, dan Prihat Asih. 2007. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Hola Dianae, Universitas Brawijaya.
Firnanti, Friska. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan
Akuntansi, Vol. 13, No. 2, Hlm 119-128.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
19. Edisi 5. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Godfrey, Jayne et al. 2010. Accounting Theory 7th Edition. Jakarta: John
Wiley
Hair, Joseph F. et al. 2006. Multivariate Data Analysis 6th Edition. Prentice
Hall
Hadianto, Bram, dan Christian Tayana. 2009. Pengaruh Risiko Sistematik,
Struktur Aktiva, Profitabilitas, dan Jenis Perusahaan Terhadap Struktur
Modal Emiten Sektor Pertambangan: Pengujian Hipotesis Static-Trade
Off. Jurnal Universitas Kristen Maranatha. Hal 15-39
Indahningrum, Rizka Putri dan Ratih Handayani. 2009. Pengaruh Kepemilikan
Managerial,
Kepemilikan
Institusional,
Dividen,
Pertumbuhan
Perusahaan, Free Cash Flow dan Profitabilitas terhadap Kebijakan
Hutang Perusahaan. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.11, No. 3,
Hlm.189-207.
Joni, dan Lina. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal. Jurnal
Bisnis dan Akuntansi, Vol. 12, No. 2, Hlm 81-96.
Gitman, J. Lawrence, and Chad J. Zutter. 2011. Principles of Managerial
Finance. 13th Edition, Jakarta: Pearson.
Margaretha, Farah, dan Aditya Rizky Ramadhan. 2010. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Struktur Modal pada Industri Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 12, No. 2, Hlm 119-130.
Prabansari, Yuke, dan Hardi Kusuma. 2005. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Go Public di Bursa Efek Jakarta.
SINERGI, Hlm. 1-15.
Ruslim, Herman. 2009. Pengujian Struktur Modal (Teori Pecking
Order):Analisis Empiris Terhadap Saham di LQ-45. Jurnal Bisnis dan
Akuntansi, Vol. 11, No. 3, Hlm 209-221.
Santoso, Singgih. 2012. Aplikasi SPSS pada Statistik Multivariat. Jakarta: Elex
Media Komputindo
Seftianne, dan Ratih Handayani. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Struktur Modal pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur. Jurnal Bisnis
dan Akuntansi, Vol. 13, No. 1, Hlm 39-56.
Susanto, Yulius Kurnia. 2011. Kepemilikan Saham, Kebijakan Dividen,
Karakteristik Perusahaan, Risiko Sistimatik, Set Peluang Investasi dan
Kebijakan Hutang. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 13, No. 3,
Desember 2011, Hlm. 195-210.
93
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
November 2012
Sri, Endang, Utami. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
Perusahaan Manufaktur. FENOMENA, Vol. 7, No. 1, Hlm 39-47.
Tomasila, Mozes. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Universitas
Kristen Indonesia Maluku, Vol. III, No. 1, Hlm 1-18.
Yoga, 2010. Pengaruh Risiko Bisnis, Struktur Aktiva, Profitabilitas, Ukuran
Perusahaan dan Pertumbuhan Terhadap Struktur Modal. Jurnal
AKMENIKA UPY, Vol. 6, Hal 21-50.
Widjaja, Indra. 2010. Pengaruh Profitabilitas, Aktivitas dan Likuiditas
Terhadap Capital Structure Perusahaan dalam Industri Barang
Konsumsi. Jurnal Manajemen, No. 03, Hlm 275-283.
94
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 14, No. 2a, Is. 5, November 2012, Hlm. 95-100
ISSN: 1410 – 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
PENGARUH SERVICE MARKETING MIX ELEMENTS TERHADAP
CUSTOMER BASED BRAND EQUITY
NUNO SUTRISNO
[email protected]
Abstract: The purpose of this research is to analyze the effect of service
marketing mix elements on customer based brand equity at PT JNE in
Jakarta. Data for this research came from 150 respondents works as manager
and use JNE for private business. For testing, analysis, and decision making
about the hypothesis, this research used SPSS(Statistical Package for Social
Sience). The result of this research showed that service marketing mix
elements influenced by stimultaneously to brand awareness, brand image,
brand loyalty and perceived quality.
Keywords: Service Marketing Mix, Customer Based Brand Equity, JNE
PENDAHULUAN
Soeprapto Suparno bersama Johari
Zein. Perusahaan ini memulai
kegiatannya
dengan
delapan
karyawan dan modal 100 miliar
rupiah. Pusat kegiatan usahanya
yaitu
penanganan
kegiatan
kepabean, impor kiriman barang,
dokumen, serta pengantaranya dari
luar negeri ke Indonesia.
Selama bertahun-tahun TIKI dan
JNE berkembang menjadi dua
perusahaan yang punya arah
sendiri. Karena persaingannya di
pasar
domestik,
JNE
juga
memusatkan memperluas jaringan
domestik.
Dengan
jaringan
domestiknya TIKI dan namanya, JNE
mendapat keuntungan persaingan
dalam pasar domestik. Selama
bertahun-tahun TIKI dan JNE
berkembang
menjadi
dua
perusahaan yang punya arah
Geografis Indonesia yang
merupakan
negara
kepulauan
memberikan satu tantangan dalam
hal perdagangan, yakni dibutuhkan
sistem
distribusi
yang
dapat
mengirimkan barang dari penjual
ke pembeli yang berbeda lokasi,
antar kota, antar provinsi, bahkan
antar pulau.
Menurut Asosiasi Perusahaan
Jasa, Pengiriman Ekspres, Pos, dan
Logistik Indonesia (ASPERINDO),
jasa pengiriman barang akan terus
menjadi kebutuhan masyarakat
selama perdagangan masih ada dan
masih dibutuhkan distribusi barang
dagang dari satu lokasi ke lokasi
yang lain.
Tiki JNE didirikan pada
tanggal 26 November 1990 oleh H.
95
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
sendiri. Karena itu, keduanya
menjadi saingan dan akhirnya JNE
menjadi perusahaan sendiri dengan
manajemen diri sendiri. JNE
meluncurkan logonya sendiri pada
tahun 2000 dan berpisah dari TIKI.
JNE lalu berusaha melakukan
inovasi dengan memberikan layanan
yang berbeda dengan TIKI. Kesan
awal,
masyarakat
menganggap
layanan JNE lebih mahal dari yang
lainnya. Ini karena segemen yang
dibidik memang segmen premium.
Pengembangan produk dan
layanan yang berbeda di JNE antara
lain menyediakan jasa kurir,
logistik, money remittance hingga
jasa kargo. Sebagai sister company
dengan TIKI, secara etika bisnis,
JNE menghadapi kesulitan tidak
boleh beradu harga dan layanan
dengan TIKI. Namun, ternyata
industri pengiriman berkembang
dan pasarnya ikut membesar
sehingga JNE tidak perlu berebut
pasar.
Perlahan-lahan
JNE
menemukan banyak layanan baru
yang tidak terpikir sebelumnya.
Dari
tahun
ke
tahun,
pertumbuhan bisnis JNE semakin
baik, bahkan di atas rata-rata
pertumbuhan
industri.
Industri
sendiri bertumbuh hanya sebesar
10% – 15%, namun bisnis JNE
tumbuh hingga 20% tiap tahunnya..
KERANGKA TEORITIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Lovelock dan Wirtz (2011: 44)
menyatakan
bahwa
service
marketing mix “representing the
key ingredients to create viable
strategy for metting costumer
needs profitability in competitive
market place.”
96
November 2012
Menurut Kotler dan Keller (2012:
378), definisi jasa adalah sebagai
berikut:“A service is any act or
performance that one party can
offer to another that is essentially
intangible and does not result in
the ownership of anything”.
Kotler dan Keller (2012, 405)
mengungkapkan bahwa “Price is
the one element of the marketing
mix that produces revenue.”
Menurut Kotler dan Keller (2012:
380) “Place is where the offering
will be accessible.”
Kotler dan Keller (2012: 498)
mengemukakan bahwa “promotion
are the means by which firms
attempt to inform, persuade, and
remind consumer directly or
indirectly about the product and
brand they sell”
Definisi people menurut Lovelock
dan Wirtz (2011: 621) adalah
“People
is
customers
and
employess involved in service
production.”
Kotler dan Keller (2012: 47)
berpendapat
bahwa
“process
reflect all creativity, discipline,
and structure brought to marketing
management.”
Lovelock & Wirtz (2011: 622)
berpendapat
bahwa
“physical
environment is visual or other
tangible
clues
that
provide
evidence of service quality.”
Menurut Kotler dan Keller (2012:
266) customer based brand equity
adalah “the differential effect
brand knowledge has on cosumer
response to the marketing of the
brand.”
Menurut Aaker (1991: 38) “Brand
Equity is a assets and liabilities
linked to a brand, its name and
symbol, that added to or subtract
from the value provided by a
ISSN: 1410 -9875
product or service to a firm and or
that firm’ s customers.”
Menurut Aaker (1991: 39), “the
affection felt by a costumer to a
particular brand.”
Brand Awareness menurut Aaker
(1991: 61) adalah “ability of a
potential buyer to recognize or
recall that a brand is a member of
a certain product category.”
Brand image menurut Aaker
(1991: 109) adalah “a brand image
is a set of associations, ussualy
organized in some meaningful way”
Aaker (1991: 85) mengemukakan
“perceived
quality
is
the
customer’s perception of the
overall quality or superiority of a
product or service with resect to
its intended purpose, relatives to
alternatives.”
Model Penelitian
Gambar 1 Model Penelitian
Berdasarkan model penelitian
yang
telah
dijelaskan,
maka
hipotesis dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Ha1: Terdapat pengaruh service
marketing
mix
elements
terhadap brand awareness
pelanggan JNE di Jakarta.
Ha2: Terdapat pengaruh service
marketing
mix
elements
terhadap
brand
image
pelanggan JNE di Jakarta.
Nuno Sutrisno
Ha3: Terdapat pengaruh service
marketing
mix
elements
terhadap perceived quality
pelanggan JNE di Jakarta.
Ha4: Terdapat pengaruh service
marketing
mix
elements
terhadap
brand
loyalty
pelanggan JNE di Jakarta.
METODE PENELITIAN
Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan
yaitu penelitian deskriptif dan
kausalitas. Penelitian deskriptif
menurut Sekaran (2013) adalah
penelitian yang bertujuan untuk
menyajikan kepada peneliti sebuah
profil
atau
beberapa
faktor
fenomena yang menarik dari
individu, organisasi, dan orientasi
industri , dan berbagai perspektif
lain,
sedangkan
penelitian
kausalitas menurut Sekaran (2013)
adalah penelitian yang bertujuan
untuk
mengetahui
penyebab
masalah satu atau lebih, dan
penelitian
deskriptif
adalah
penelitian yang dilakukan untuk
menggambarkan karakteristik suatu
variable pada keadaan tertentu.
Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini
adalah pelanggan PT. Jalur Nugraha
Ekakurir (JNE). Pengumpulan data
dalam penelitian ini menggunakan
kuesioner sebagai alat pengumpul
data primer. Kuisioner disebar di
seluruh wilayah Jakarta, dimana
responden yang dicari adalah yang
bekerja sebagai manager, tinggal di
DKI Jakarta, pernah menggunakan
jasa kurir JNE minimal 3 kali dalam
1
tahun,
dan
responden
menggunakan jasa untuk diri
sendiri.
97
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
November 2012
Definisi Operasional
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
98
Tabel 1 Definisi Operasional
Indikator Pernyataan
Aftersales service
Pengembangan layanan baru
Updates
Pelayanan yang beragam
Pelayanan yang menguntungkan
Price
Pilihan pembayaran
Harga rasional
Sesuai dengan kualitas
Harganya bersaing
Place
Cabang
Jumlah outlet
Lokasi
Promotion
Kreatif
rutin
kredibel
penawaran khusus
People
Kecepatan pelayanan
Kemampuan menjawab
Perlakuan yang special
terlatih
siap membantu
Physical Evidence
Seragam
Fasilitas publik
Modern
kenyamanan
Process
Kecepatan
Ketepatan janji
Free of errors
Serius
komitmen
Brand Awareness
Mudah diingat
Kedekatan
Top of mind
Brand Image
keterikatan
Berbeda dari brand lain
Value
kepercayaan
Perceived Quality
Kualitas
Konsisten
Bisa diandalkan
Superior
Brand Loyalty
Repeat purchase
Word of mouth
Endorse
Variabel
Service Nature
Skala
Likert
Likert
Likert
Likert
Likert
Likert
Likert
Likert
Likert
Likert
Likert
ISSN: 1410 -9875
Nuno Sutrisno
HASIL PENELITIAN
Pengujian Hipotesis
Adjusted Std. Error of
R Square the Estimate
a
1 ,543
,260
1,65728
2 ,738a
,522
2,18913
3 ,834a
,680
1,45152
4 ,743a
,530
1,22715
Sumber: Pengolahan data SPSS
R
Hipotesis
Hipotesis
Hipotesis
Hipotesis
F hitung
F tabel
8,495
24,281
46,215
25,050
2,07
2,07
2,07
2,07
Uji Regresi Berganda
Hipotesis 1 Y = 4,574 + 0.081x1 +0,083x2 + 0,183x3 + 0,224x4 - 0,017 x5 –
0,184x6+ 0,103 x7+ e
Hipotesis 2 Y = 2,330 + 0,398x1 +0,218x2– 0,16x3 + 0,249x4 - 0,069x5 – 0,075x6
+ 0,302x7+ e
Hipotesis 3 Y = 0,639 + 0.090x1 +0,176x2 - 0,097x3 + 0,137x4- 0,017x5 +
0,008x6+ 0,490x7+ e
Hipotesis 4 Y = 1,913 + 0.020x1 +0,137x2 - 0,036x3 + 0,093x4 - 0,039x5 +
0,049x6+ 0,302x7+ e
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian
service marketing mix elements
memiliki pengaruh terhadap brand
awareness, brand image, perceived
quality, dan brand loyalty.
Beberapa keterbatasan yang
peneliti peroleh selama proses
penyusunan
skripsi
adalah
Keterbatasan waktu, tenaga dan
biaya sehingga penelitian ini
menggunakan
150
responden,
penelitian ini hanya dilakukan pada
pelanggan JNE yang berada di
wilayah Jakarta, responden yang
diambil hanya responden yang
tinggal di Jakarta, bekerja sebagai
Manajer dan menggunakan layanan
JNE untuk keperluan pribadi
Berdasarkan
keterbatasan
penelitian diatas maka rekomendasi
bagi penelitian selanjutnya adalah
melakukan penelitian menggunakan
faktor-faktor
lain
yang
mempengaruhi costumer based
brand equity, sebaiknya jumlah
sampel yang digunakan dapat
ditambah sehingga hasil yang
diperoleh lebih akurat, disarankan
memilih objek penelitian yang
berbeda,
seperti
perusahaan
pengiriman lainnya.
REFERENSI
Dmour, Hani Al, Zubi’bi M.F .Al-Zu’bi and Dana Kakeesh.2013. “The Effect of
Service Marketing Mix Elements on Costumer – Based Brand Equity: An
Empirical Story on Mobile Telecom Service Recipients in Jordan.
Canadian Center of Science and Education.
David 1991, Managing Brand Equity. Newyork : The Free Press
99
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
November 2012
Ennew, Watkins & Wright 1998.Marketing Financial Service. Butterworth
Heinemann
Gujarati, Damodar N and Dawn C. Porter. 2009. Basic Econometrics, 5th
Edition. New York: McGraw-Hill Education
Hair. Joseph. F, Rolph E, Anderson, Ronald. L, Babin,, Barry. J, Wiliam. 2010.
Multivariate Data Analysis : A Global Perspective. 7th Edition, New
Jersey : Pearson Prentice Hall
Kotler. Phipil. And Kevin Lane Keller. 2012. Marketing Management. 14th
Edition, USA : Pearson Educational Internationa
Keller, Kevin Lane. 2013. Strategic Brand Management. London: Pearson
Lovelock, Christopher., & Jochen Wirtz. 2011. Service Marketing. 7th Edition.
Pearson Education Inc.
Sekaran, Uma and Bougie.2013. Research Method for Business. 5th Edition.
United Kingdom: John Wiley& Sons, Ltd
Schiffman, Leon G and Leslie Lazar Kanuk. 2010. Consumer Behavior. New
Jersey : Pearson.
Zeithaml, Valarie A, & Mary Jo Bitner. 2013. Service Marketing: Integreating
Costumer Focus Across the firm. 6th Edition. McGraw Hill
Modul Lab Statistik Trisakti School of Management 2013
Anderson, David R., Dennis J. Sweeney, and Thomas A. 2011. Statistics for
business and economics 11th edition. South – western : CENGANGE
Learning
Kurtz, David L., & Boone. 2010. Principles of Contemporary Marketing. Edition
14e. South – Western Cengange Learning
100
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 14, No. 2a, Is. 5, November 2012, Hlm. 101-112
ISSN: 1410 – 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA
ORGANISASI, DAN KOMUNIKASI
TERHADAP DISIPLIN KERJA
PEGAWAI
NURTI WIDAYATI
STIE TRISAKTI
[email protected]
Abstract: The purpose of this research is to identify the influence of
Leadership, Organizational Culture,and Communication towards Employee
Discipline PT Telkom BSD Tangerang. The data that use are from 100 sample
employee at PT Telkom. The sampling method used with purposive sampling
and the data that used questionare. The result from simple regression
models shows that: (1) leadership has significant influence towards employee
discipline PT Telkom, (2) organizational cultre has significant influence
towards employee discipline PT Telkom, (3) communication has significant
influence towards employee discipline PT Telkom. The result of the research
showed that leadership, organizational culture, and communication has
significant influence towards the employee discipline PT Telkom.
Keywords: leadership, organizational culture, communication
PENDAHULUAN
keduanya sangat dibutuhkan oleh
masyarakat.
Telkom
dalam
melayani permintaan masyarakat
selalu
berusaha
meningkatkan
kualitas layanannya namun Telkom
memiliki kendala dalam usahanya
seperti pembangunan “DP Area”
yang masih minim, studi otomatis
tidak
dapat
dilakukan
dan
permintaan layanan yang dilakukan
oleh
masyarakat,
contohnya:
telepon/speedy/IPTV
dalam
pelanggan baru yang tidak dapat di
validasi
oleh
Telkom(http:www.academia.edu/la
poran_gladi_kita). Oleh karena itu
Pada era globalisasi saat ini
perkembangan
teknologi
telekomunikasi dan informasi sudah
sangat berkembang. Masyarakat
sangat mendukung dengan adanya
perkembangan teknologi untuk
mendapatkan
informasi
yang
terbaru dalam segala bidang.
Telkom yang bergerak dalam bidang
telekomunikasi dan bertanggung
jawab dalam penyediaan sarana
dan
prasarana
telekomunikasi,
seperti (jaringan telepon rumah
dan jaringan internet speedy) yang
101
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
usaha
jasa
telekomunikasi
merupakan usaha yang memerlukan
komunikasi yang khusus dalam
penyelenggaraanya
agar
dapat
memberikan
pelayanan
yang
memuaskan
kepada
para
pelanggan.
Dalam
menghadapi
sebuah persaingan yang begitu
bebas dan ketat, perusahaan harus
menyusun
rencana
strategi
pengembangan SDM.Karena SDM
disini adalah asset yang menjadi
tonggak
dalam
memberikan
pelayanan
yang
baik
kepada
pelanggan.
SDM
diperlukan
pelayanannya
agar
dapat
menunjang jalannya perusahaan
dalam mengimbangi perkembangan
dan persaingan dunia usaha yang
cukup pesat.
Bagus tidaknya image suatu
perusahaan sektor telekomunikasi
sangat dipengaruhi oleh dukungan
manajemen perusahaan tersebut,
manajemen perusahaan merupakan
salah satu faktor terpenting dalam
berkembang dan meningkatkan
kualitas
perusahaan
sektor
telekomunikasi supaya lebih baik
dan menarik minat para pelanggan.
Untuk
meningkatkan
kualitas
perusahaan sektor telekomunikasi
diperlukan sumber daya manusia
yang baik karena semakin tinggi
kualitas sumber daya manusia,
maka semakin besar pelayanan
yang dapat diberikan kepada
pelanggan
untuk
mencapai
kepuasan pelanggan.
Menurut Data dari Sektor
Telekomunikasi Bapepam LK Tahun
2013 bahwa di Indonesia persaingan
di sektor telekomunikasi yang
terdiri dari, PT Indosat merupakan
persaing terbesar Telkom, PT
Bakrie Telcom Tbk (Ratelindo), dan
PT
Batam
Bintan
Telcom.
102
November 2012
(http:www.telkom.co.id/persainga
n.html)
Dalam mengelola SDM dan
tempat kerja yang berkualitas baik
merupakan hal yang penting karena
kepuasan pelanggan atas pelayanan
yang diberikan menjadi sebagian
tolak
ukur
keberhasilan
perusahaan,
sehingga
dapat
mencapai SDM yang baik. Kondisi ini
menjadi perhatian bagi Manajemen
SDM Perusahaan dalam mengelola
SDM yang memiliki disiplin kerja
yang unggul, khususnya SDM yang
mampu memberikan layanan yang
terbaik
dibandingkan
dengan
pesaingnya. Disiplin kerja yang baik
mencerminkan besarnya tanggung
jawab seseorang terhadapa tugastugas yang diberikan kepadanya.
Kedisiplinan
pegawai
mutlak
diperlukan pada seluruh aktifitas
yang sedang dan akan dilakukan
sesuai dengan peraturan instansi
agar disiplin setiap pegawai tetap
terjaga dengan baik. Menurut
Gomez-Mejia et al “Employee
discipline is a tool that manager
rely on to communicate to
employees that they need to
change a behavior”.
Disiplin kerja adalah suatu
alat yang digunakan para manajer
untuk
berkomunikasi
dengan
karyawan agar mereka bersedia
untuk mengubah suatu perilaku
serta sebagai suatu upaya untuk
meningkatkan
kesadaran
dan
kesediaan
seseorang
menaati
semua peraturan perusahaan dan
norma-norma sosial yang berlaku
(Rivai 2004, 471). Tujuan disiplin
yaitu menyiapkan suatu suasana
dimana disiplin itu sendiri dapat
dikembangkan, serta mengambil
tindakan yang tegas terhadap
kelompok kecil yang tidak mau
mentaati dan mematuhi peraturan-
ISSN: 1410 -9875
peraturan disiplin (Paul Pregers dan
Charles A. Myiers dalam Endang Sri
Handayani: 2006, 6).
Peneliti sebelumnya yang
telah dilakukan oleh Ni Putu Ester
Suniastuti (2011) dengan judul
Pengaruh Kepemimpian, Budaya
Organisasi,
dan
Komunikasi
terhadap
Disiplin
Kerja,
menunjukan bahwa kepemimpinan,
budaya organisasi, dan komunikasi
baik secara simultan maupun
parsial
berpengaruh
signifikan
terhadap disiplin kerja.
Menurut Daft
(2011,5)
Kepemimpinan adalah “Leadership
is an influence relationship among
leaders and followers who intend
real changes amd outcomes that
reflect their shared purposes“.
Adanya pengaruh antara pemimpin
dengan
karyawanny
yang
bermaksud melakukan perubahan
yang nyata dan hasilnya yang
mencerminkan tujuan bersama.
Dalam
hal
tersebut
adanya
pengaruh antara pemimpin dan
yang dipimpin. Bahwa pemimpin
juga akan dipengaruhi oleh reaksi
orang yang dipimpinnya, demikian
sebaliknya.
Schein
(
2010,
18
)
menyatakan
bahwa
Budaya
Organisasi adalah “Organizational
culture defined as a pattern of
shared basic assumption learned by
a group as it solved its problems of
external adaptation and internal
integration, which has worked well
enough to be considered valid and,
therefore, to be taught to new
members as the correct way to
perceive,
think, and feel in
relation to those problems”.
Menurut Kreitner dan Kinicki (2007,
76)
mengemukakan
bahwa
“Organizational Culture are the
social
knowledge
within
an
Nurti Widayati
organization regarding the rules,
norms, and values that shape the
attitudes and behaviors of its
employees”. Budaya organisasi
menanamkan
pernyataanpernyataan formal seperti filosofi,
visi,
misi,
tujuan
serta
pengevaluasian
dalam
hal
rekruitmen,
seleksi
dan
bersosialisasi (Kreitner dan Kinicki,
2007, 89).
Menurut Robbins dan Judge
(2012, 337) komunikasi adalah
“Communication is the transfer
and understanding of meaning”.
Komunikasi yang efektif terjadi
apabila ide atau gagasan yang
disampaikan
pengirim
pesan
diterima
dengan
jelas
oleh
penerima pesan. Menurut Kondalkar
(2007) “effective management is an
output of effetive communication.
Poor communication or ineffective
communication is a source of
frustation, interpersonal conflict
and stress.” Oleh karena itu,
komunikasi merupakan hal yang
vital dalam setiap organisasi, tanpa
adanya komunikasi, perusahaan dan
sistem di dalamnya tidak berjalan
dengan baik.
Penelitian ini merupakan
replikasi
dari
penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Ni
Putu Ester Suniastuti (2011) dengan
objek Parkiran Kota Denpasar.
Penelitian ini dimaksudkan untuk
membuktikan
kembali
bahwa
Disiplin Kerja karyawan dipengaruhi
oleh
Kepemimpinan,
Budaya
Organisasi
dan
Komunikasi.
Penelitian dilakukan pada objek
yang berbeda yaitu PT. Telkom
Cabang Pasar Baru Tangerang,
untuk mengetahui apakah akan
memperoleh hasil yang sama.
PT
Telkom
merupakan
perusahaan BUMN yang bergerak
103
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
didalam bidang industri informasi
dan komunikasi. Telkom merupakan
penyedia
jasa
dan
sektor
telekomunikasi secara lengkap (Full
Service and Network Provider) yang
terbesar di Indonesia. PT Telekom
memiliki layanan paling lengkap
dan sektor telekomunikasi terbesar
di Indonesia, saat ini telah
memperluas portofolio bisnisnya
menjadi Telekomunikasi, Informasi,
Media dan Edutainment (TIME).
Dengan meningkatkan infrastruktur,
memperluas
teknologi
Next
Generation Network (NGN) dan
memobilisasi sinergi di seluruh
jajaran TELKOM Group, TELKOM
dapat
mewujudkan
dan
memberdayakan pelanggan ritel
dan korporasi dengan memberikan
kualitas, kecepatan, kehandalan
dan layanan pelanggan yang lebih
baik. PT Telkom mempunyai suatu
strategi yang digambarkan dalam
visinya yaitu untuk menjadi pelaku
infokom
terkemuka
dikawasan
regional, serta misinya untuk
memberikan layanan “One Stop
Infocom” dengan kualitas yang
prima dan harga kompetitif,
mengelola usaha dengan cara yang
terbaik dengan mengoptimalkan
SDM yang unggul, dengan teknologi
yang
kompetitif
dan
dengan
Business Partner yang sinergi.
Penelitian ini disusun dengan
urutan penulisan sebagai berikut
pertama,
pendahuluan
yang
menjelaskan
latar
belakang
penelitian. Kedua, rerangka teoritis
dan
pengembangan
hipotesis
memuat Kepemimpinan, Budaya
Organisasi, Komunikasi, dan Disiplin
Kerja Pegawai. Ketiga, metode
penelitian yang memuat metode
pemilihan sampel dan pengumpulan
data, definisi operasional dan
pengukuran variabel. Keempat,
104
November 2012
hasil penelitian yang menguraikan
analisis dan pembahasan tentang
penelitian. Kelima, penutup yang
berisi kesimpulan, keterbatasan,
dan rekomendasi bagi peneliti yang
ingin
melakukan
penelitian
selanjutnya.
RERANGKA TEORITIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Kepemimpinan
Menurut Yulk (2009, 8) “The
process of influencing others to
understand and agree about what
needs to be done and how to do it,
and the process of facilitating
individual and collective efforts to
accomplish shared objectives”.
Menurut
Dubrin
(2010,
3),
“Leadership as the ability to
inspire confidence and support
among the people who are needed
to achieve organizational goals”.
Sweeney dan McFarlin (2002)
“Leadership involves a set of
interpersonal influence process.
The processes are aimed at
motivating subordinates, creating a
vision for the future, and
developing strategies for achieving
goals”. Kepemimpinan melibatkan
serangkaian
proses
pengaruh
interpersonal. Proses ini ditujukan
untuk
memotivasi
bawahan,
menciptakan visi untuk masa
depan,
dan
mengembangkan
strategi untuk mencapai tujuan.
Daft (2011, 5) ”Leadership is an
influence
relationship
among
leaders and followers who intend
real changes and outcomes that
reflect their shared purposes”.
Adanya pengaruh antara pemimpin
dengan
karyawannya
yang
bermaksud melakukan perubahan
yang nyata dan hasilnya yang
ISSN: 1410 -9875
mencerminkan tujuan bersama.
Dalam
hal
tersebut
adanya
pengaruh antara pemimpin dan
yang dipimpin. Bahwa pemimpin
juga akan dipengaruhi oleh reaksi
orang yang dipimpinnya, demikian
sebaliknya.
Ha1 : Terdapat pengaruh antara
Kepemimpinan terhadap Disiplin
Kerja.
Budaya Organisasi
Schein
(
2010,
18
)
menyatakan bahwa “Organizational
culture defined as a pattern of
shared basic assumption learned by
a group as it solved its problems of
external adaptation and internal
integration, which has worked well
enough to be considered valid and,
therefore, to be taught to new
members as the correct way to
perceive,
think, and feel in
relation to those problems”. Schein
(2010, 108) juga mengemukakan
bahwa budaya organisasi juga dapat
digunakan mengembangkan system
penghargaan serta hukuman bagian
aggota organisasinya. Pada tingkat
seperti apa anggota organisasi
diberikan
penghargaan
atau
hukuman.
Kreitner dan Kinicki (2007,
76)
mengemukakanbahwa“Organization
al Culture are the social knowledge
within an organization regarding
the rules, norms, and values that
shape the attitudes and behaviors
of
its
employees”.
Budaya
organisasi
menanamkan
pernyataan-pernyataan
formal
seperti filosofi, visi, misi, tujuan
serta pengevaluasian dalam hal
rekruitmen,
seleksi
dan
bersosialisasi (Kreitner dan Kinicki,
2007, 89).
Nurti Widayati
Ha2 : Terdapat pengaruh antara
Budaya Organisasi terhadap Disiplin
Kerja.
Komunikasi
Komunikasi adalah proses
penyampaian
pikiran
atau
perasaan oleh seseorang kepada
orang lain. Robbins dan Judge
(2012,
337)
menyatakan
“Communication is the transfer
and understanding of meaning”.
Komunikasi memiliki 4 fungsi
utama dalam sebuah kelompok
atau
organisasi,
yaitu
fungsi
kendali,
motivasi,
ekspresi
emosional
dan
informasi
(Robbins and Judge 2012, 336).
Menurut
George
dan
Jones
(2012, 402) “one of the defining
features of communications is
the starting of information with
other
people”.
Komunikasi
memiliki
fungsi
membagikan
informasi
kepada
orang
lain.Schermerhorn, et al. (2010,
256)
menyatakan
bahwa
“Communication is the process
of
sending
and
receiving
symbols
with
attached
meanings”.
Sedangkan Shane dan Glinow
(2008,
314)
mendefinisikan
komunikasi sebagai suatu prose
pentrasmisian
informasi
dan
dipahami oleh dua orang atau
lebih.
Ha3 : Terdapat pengaruh antara
Komunikasi terhadap Disiplin Kerja.
Disiplin Kerja
Sutrisno
(2014,
87)
menyatakan “disiplin adalah sikap
hormat terhadap peraturan dan
ketetapan perusahaan, yang ada
dalam
diri
karyawan,
yang
menyebabkan
ia
dapat
menyesuaikan diri dengan sukarela
105
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
pada peraturan atau ketetapan
perusahaan”.
Menurut
Slamet
(2007, 216), disiplin kerja adalah
suatu
proses
yang
dapat
menumbuhkan perasaan seseorang
untuk
mempertahankan
dan
meningkatkan tujuan organisasi
secara
obyektif,
melalui
kepatuhannya
menjalankan
peraturan organisasi.
Disiplin kerja adalah suatu
alat yang digunakan para manajer
untuk
berkomunikasi
dengan
karyawan agar mereka bersedia
untuk mengubah suatu perilaku
serta sebagai suatu upaya untuk
meningkatkan
kesadaran
dan
kesediaan
seseorang
menaati
November 2012
semua peraturan perusahaan dan
norma-norma sosial yang berlaku
(Rivai 2004, 471). Menurut GomezMejia et al. (2001, 471) “Employee
discipline is a tool that managers
rely on to communicate to
employees that they need to
change a behavior”. Disiplin kerja
biasanya dilakukan oleh para
supervisor, namun dalam selfmanaged kelompok kerja dispilin
kerja merupakan tanggung jawab
kelompok tersebut.
Ha4 : Terdapat pengaruh antara
Kepemimpinan, Budaya Organisasi
dan Komunikasi terhadap Disiplin
Kerja.
Model Penelitian
Kepemimpinan (X1)
H1
Budaya
H2Organisasi (X2)
Komunikasi (X3)
H2
Disiplin Kerja (Y)
H3
H4
Gambar 1 Model Penelitian
METODE PENELITIAN
Pemilihan Sampel dan Pengolahan
Data
Metode
sampling
yang
digunakan adalah Non probability
sampling yaitu teknik pengambilan
sampel yang tidak memberikan
peluang/ kesempatan sama bagi
setiap unsur atau anggota populasi
yang dipilih sebagai sampel.
Penelitian ini menggunakan teknik
sampling
purposive,
sampling
purposive
merupakan
teknik
106
penentuan
sampel
dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono,
2009, 122). Pertimbangan yang
digunakan yaitu pegawai tetap PT
TELKOM BSD TANGERANG, dengan
demikian jumlah sampel yang
digunakan sebanyak 100 orang
pegawai.
Data primer adalah data
yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data (Sugiyono,
2012, 193) dimana data diperoleh
melalui penyebaran kuesioner yang
dibagikan kepada para pegawai PT
ISSN: 1410 -9875
TELKOM BSD TANGERANG setelah
mendapat ijin dari manajer HRD.
Definisi Operasional Variabel dan
Pengukuran
Kepemimpinan
Kepemimpinan
adalah
kemampuan untuk mengarahkan,
mempengaruhi dan memotivasi
setiap individu karyawan agar
mampu menyelesaikan tugas-tugas
yang
dibebankan
sehingga
mencapai tujuan yang diinginkan.
Budaya Organisasi
Budaya Organisasi adalah,
merupakan norma, nilai dan aturan
yang terbentuk dalam sebuah
perusahaan yang bertindak sebagai
batasan perilaku yang dapat
diterima dalam organisasi yang
dinyatakan secara formal maupun
informal
seperti
penetapan
pemberian penghargaan, penetapan
tujuan, peraturan yang berlaku
dalam organisasi serta penetuan
criteria evaluasi karyawan
Komunikasi
Komunikasi
merupakan
penyampaian
informasi
dari
satu
pihak
ke
pihak
lain.
Komunikasi dapat menggunakan
media tertentu untuk merubah
sikap atau tingkah laku seorang
atau sejumlah orang sehingga
muncul efek yang diharapkan.
Disiplin Kerja
Disiplin Kerja adalah adalah
sikap seseorang atau sekelompok
orang yang tergabung dalam sebuah
organisasi dan mau mematuhi serta
menjalankan peraturan-peraturan
perusahaan baik yang tertulis
Nurti Widayati
maupun yang tidak tertulis. Kondisi
ini dapat meningkatkan kedisiplinan
karyawan dalam bekerja sehingga
kinerjanya meningkat.
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil jawaban
yang diperoleh dari kuesioner yang
disebarkan pada pegawai PT
TELKOM
BSD
TANGERANG,
karakteristik
responden
yang
digunakan berdasarkan usia, jenis
kelamin dan pendidikan.
Uji Normalitas
Metode Grafik
Pengujian
normalitas
dilakukan untuk melihat data yang
diuji berdistribusi normal. Secara
statistik pengujian normalitas dapat
menggunakan beberapa cara yaitu
menganalisa plotting
(gambar
sebaran)
data
dan
tingkat
kemencengan
dan
keruncingan
data.
Gambar 2 uji normalitas
Berdasarkan gambar diatas
terlihat
titik-titik
menyebar
disekitar
garis
diagonal
dan
mengikuti arah garis diagonal. Hal
ini menunjukkan bahwa model
regresi
memenuhi
asumsi
normalitas.
107
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
November 2012
Tabel 1 Metode Non Grafik
Zskewness
Zkurtosis
Kepemimpinan
Budaya Organisasi
Komunikasi
Disiplin Kerja
-0.36
-1.86
-0.04
-1.67
-0.36
-1.922
-1.579
-1.778
Berdasarkan tabel diatas
dapat dilihat hasil perhitungan
Zskewness
dan
Zkurtosis
menggunakan
rumus
berada
diantara nilai kritis -1.96 dan +1.96
atau nilai Zhitung < nilai kritis.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
data memenuhi asumsi normalitas.
Uji Asumsi Klasik
Uji Multikolinearitas
Uji
multikolinearitas
dilakukan untuk menguji apakah
dalam suatu model regresi terjadi
korelasi yang tinggi atau tidak antar
variabel
independen
(variabel
bebas).
Tabel 2 Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model
1
Tolerance
VIF
TTL_KPMPN
,382
2,620
TTL_BO
,327
3,058
TTL_KMNKSI
,525
1,905
a. Dependent Variable: TTL_DISIPLIN
Berdasarkan
tabel
maka
dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi multikolinearitas dengan
nilai Tolerance > 0.1 dan VIF < 10
yang
artinya
tidak
terdapat
hubungan
antar
variabel
independen.
Uji Heteroskedastisitas
Uji Grafik Scatterplot
Hasil scatterplot
pada
gambar
menunjukkan
bahwa
distribusi
residual
mempunyai
variansi
yang
sama
(homokedastisitas)
maka
tidak
mempunyai pola yang pasti dari
residual output, dengan kata lain
tidak terjadi heteroskedastisitas
sehingga model regresi layak
108
digunakan
untuk
memprediksi
kinerja
karyawan
berdasarkan
variabel independennya.
Gambar 3 Scatterplot
ISSN: 1410 -9875
Nurti Widayati
Uji Glejser
Tabel 3 Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Model
B
1
Std. Error
,968
(Constant)
Standardized
Coefficients
t
Beta
,839
Sig.
1,154
,251
TTL_KPMPN
,045
,066
,110
,683
,496
TTL_BO
,085
,069
,216
1,241
,218
-,090
,058
-,212
-1,546
,125
TTL_KMNKSI
a. Dependent Variable: ARES_1
Berdasarkan tabel diatas, dengan
tingkat kepercayaan 5% dapat
dilihat bahwa setiap variabel
independen tidak memiliki masalah
heteroskedastisitas karena nilai sig
> α (0.05).
terdapat korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dan
kesalahan pengganggu pada periode
t-1 (antar pengamatan). Dalam
mendeteksi autokorelasi digunakan
uji Durbin-Watson. Hasil pengujian
dalam penelitian adalah sebagai
berikut :
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan
untuk melihat sebuah model regresi
Tabel 4 Model Summaryb
Model
1
R
R Square
,826a
Adjusted R
Square
,681
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
2,215
2,219
,672
a. Predictors: (Constant), TTL_KMNKSI, TTL_KPMPN, TTL_BO
b. Dependent Variable: TTL_DISIPLIN
Uji t
Hipotesis 1
Tabel 5
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Model
B
1
(Constant)
5,890
TTL_KPMPN
,776
a. Dependent Variable: TTL_DISIPLIN
Std. Error
1,312
,077
Standardized
Coefficients
Beta
t
,716
Sig.
4,488
,000
10,141
,000
Hipotesis 2
Model
1
(Constant)
TTL_BO
Tabel 6 Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
B
Std. Error
Beta
4,929
1,325
,770
,072
,736
t
Sig.
3,720
,000
10,767
,000
109
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
November 2012
a. Dependent Variable: TTL_DISIPLIN
Hipotesis 3
Model
(Constant)
1
Tabel 7 Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
B
Std. Error
Beta
3,580
1,421
TTL_KMNKSI
,831
a. Dependent Variable: TTL_DISIPLIN
,076
,743
t
Sig.
2,520
,013
10,976
,000
Hipotesis 4
Tabel 7 Coefficientsa
Model
1
(Constant)
TTL_KPMPN
TTL_BO
TTL_KMNKS
a.
Unstandardized
Coefficients
Std.
B
Error
,794
1,289
,302
,101
,252
,105
,459
,089
Standardized
Coefficients
Beta
t
,616
2,989
2,396
5,155
,279
,241
,410
Sig.
,539
,004
,018
,000
Dependent variabel : TTL_DISIPLIN
Uji F
Tabel 8 ANOVAb
Model
Sum of
Squares
Df
Mean
Square
F
Sig.
1
Regression
Residual
1007,340
3
335,780
68,461
,000
440,850
96
4,905
Total
1478,190
99
a Predictors: (Constant), TTL_KMNKSI, TTL_KPMPN, TTL_BO
b Dependent Variable: TTL_DISIPLIN
PENUTUP
Kesimpulan yang diperoleh
pada hasil pengujian hipotesis 1
yaitu Ho1 ditolak dan Ha1 diterima,
berarti
terdapat
pengaruh
kepemimpinan terhadap disiplin
kerja pegawai PT TELKOM BSD
TANGERANG.
Kesimpulan
yang
diperoleh pada hasil pengujian
hipotesis 2 yaitu Ho1 ditolak dan
110
Ha1 diterima, berarti terdapat
pengaruh
budaya
organisasi
terhadap disiplin kerja pegawai PT
TELKOM
BSD
TANGERANG.
Kesimpulan yang diperoleh pada
hasil pengujian hipotesis 3 yaitu
Ho1 ditolak dan Ha1 diterima,
berarti
terdapat
pengaruh
komunikasi terhadap disiplin kerja
pegawai
PT
TELKOM
BSD
TANGERANG.
Kesimpulan
yang
ISSN: 1410 -9875
diperoleh pada hasil pengujian
hipotesis 4 yaitu Ho1 ditolak dan
Ha1 diterima, berarti terdapat
pengaruh kepemimpinan, budaya
organisasi dan komunikasi terhadap
disiplin kerja pegawai PT TELKOM
BSD TANGERANG.
Peneliti di dalam melakukan
penelitian ini menemukan banyak
keterbatasan.
Keterbatasan–
keterbatasan yang di maksud
adalah sebagai berikut:
1. Mengingat keterbatasan waktu,
biaya,
dan
tenaga
maka
penelitian ini hanya dilakukan di
PT. Telkom BSD Tangerang.
2. Variabel
independen
dalam
penelitian
ini
yaitu
kepemimpinan,
budaya
organisasi,
dan
komunikasi
Nurti Widayati
untuk mempengaruhi variabel
dependen yaitu disiplin kerja
Peneliti memiliki beberapa
rekomendasi atau saran atas
penelitian yang telah dilakukan.
Mungkin hal ini bias menjadi saran
informasi ataupun acuan dalam
penelitian selanjutnya
1. Menambah
atau
mengembangkan
variablevariabel dalam penelitian.
2. Jumlah responden atau sampel
yang digunakan dapat ditambah
guna hasil penelitian yang lebih
baik.
3. Meningkatkan cakupan dalam
penelitian, tidak hanya pada
karyawan yang berstatus Warga
Negara Indonesia.
DAFTAR REFERENSI
Andrew J. Dubrin. 2010. Leadership 6th Edition. Australia : John Wiley & Sons.
Daft, Richard L. 2011. Leadership 5th Edition, International Edition. SouthWestern :
Cengage Learning.
George, J.M. and Jones, G.R. 2012. Understanding and Managing
Organizational Behavior 6 th Edition. New Jersey. Pearson Prentice Hall.
Gomez-Meija, Luis, Balkin, David B. and Cardy, Robert L. 2001. Managing
Human Resources 3nd Edition. United States: McGraw-Hill/Irwin.
Gujarati, Damodar N. 2003. Basic Econometrics. New York: McGraw-Hill.
Hair, Joseph. F, William. C. Black, Barry J. Babin, Rolph E. Anderson, and
Ronald L. Tatham. 2010. Multivariate Data Analysis: A Global
Prespentive, seven edition. New Jersey: Pearson Education.
Kondalkar, V.G. 2007. Organizational Behaviour1st Edition. New Delhi: New
Age Internasional Pvt Ltd Publishers.
Kreitner, Robert, and Angelo Kinicki. 2007. Organizational Behaviour. Mcgraw
Hill Irwin.
Malayu, S.P. Hasibunan 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
McShane, Steven and Glinow, Mary Von. 2008. Organizational Behaviour:
Essential 2nd Edition. United States: McGraw-Hill/Irwin.
Rivai, Veithzal. 2004. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Robbins, Stephen P. and Coulter, Mary. 2012. Management 11 th Edition. New
Jersey: Pearson Prentice Hall.
111
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
November 2012
Robbins, Stephen P. and Judge, Timothy A. 2012. Organizational Behavior 15
th
Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Schermerhorn, Jhon R, Uhl-Bien, Mary and Osborn, Richard N. 2010.
Organizational Behaviour 11 th Edition. England: Jhon Wiley.
Sekaran, Uma and Bougie Roger. 2010. Research Methods for Business. New
Jersey: Jhon Wiley and Sons.
Slamet, Achmad. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Semarang: Uness.
Press.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Sutrisno, Edy. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Kencana.sssssss
Sweeney, Paul D. And Dean B. McFarlin. 2002. Organizational Behaviour
Solutions for Management. McGraw Hill.
Tampubolon, Biatna Dulbert. 2007. Analisi Faktor Gaya Kepemimpinan dan
Faktor Etos Kerja terhadap Kinerja Pegawai pada Organisasi yang telah
Menerapkan SNI 19-9001-2001. Jurnal Standardisasi Vol. 9 No. 3 Tahun
2007. Hal, 106-115.
Tjahjono, B Nur. 2008. Pengaruh Motivasi Kerja dan Budaya Organisasi
terhadap Disiplin Pegawai di Lingkungan Dinas Marga Provinsi Jawa
Tengah. Jurnal. Eprints.ums.ac.id/915/1/Jurnal_Daya_Saing_8_2.pdf
Yulk, G. 2009. Leadership in Organizations, Sixth Edition. Delhi: Dorling.
112
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 14, No. 2a, Is. 5, November 2012, Hlm. 113-122
ISSN: 1410 – 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
PENGARUH STRES KERJA, KONFLIK KERJA,
DAN DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP
KEPUASAN KERJA KARYAWAN
NURWANTI
STIE TRISAKTI
[email protected]
Abstract: A concern regarding Human Resources within an organization is
really critical to reach maximum Job satisfaction. Job satisfaction is
influenced by several factors such as job stress, job conflict, and social
support This research will analyze how job stress, job conflict, and social
support affect job satisfaction PT KIRIN. Job stress is defined as a tense
condition which impacts to emotion of thinking process and the employees’
condition himself. Job stress potentially disrupt employee to carry out job
tasks and eventually prevent him reaching his maximum level. Job
satisfaction is described as the attitude of employee concerning aspects
surrounding the job. Job satisfaction is one of important factors to get an
optimal performance. When someone feels satisfied on their work, it is
absolutely that they will make a maximum efforts with their optimum
abillity to done their job. To get an optimum job satisfaction to each
individuals, it needs a social support whether its from the family (partner in
life), colleague, or boss. Someone who has a good social support can soothe
the stress that come to their job. So if a worker has a great social support,
they can manage a job stress very well and has a different way in looking at
stress, so it can give a positif impact to workers. The purpose of this research
is to analyze the relationship between work-family conflict and job stress
and to analyze the social support moderated the relationship between workfamily conflict and job stress. The population of this research is all
operational employees in the office. The sampling technique used is
Saturated Sampling technique. With total of 50 persons, data are collected
by questionnaire method. Then, the data are processed using purposive
random sampling and analyzed using reliability, validity, multicolinearity,
heteroscedacity and normality test. Data is analized eiyh multiple linear
regression with the help of software SPSS 19.0 for windows. The collected
data is analyzed using regression analysis to examine the effect of job
stress, job conflict, and social support affect job satisfaction PT KIRIN. The
result of the analysis shows that there is a positive and significant
relationship between work-family conflict and job stress. The result also
113
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
November 2012
shows that social support moderated the relationship between work-family
conflict and job stress, especially social support coming from family (spouse
and children).
Keywords: Job stress, job conflict, and social support affect job satisfaction
PENDAHULUAN
Globalisasi
mengakibatkan
adanya perubahan dengan tuntutan
tertentu pada tenaga kerja seperti
dalam hal penguasaan teknologi
baru, batasan atau waktu yang
lebih ketat, perubahan tuntutan
terhadap
hasil
kerja
serta
perubahan dalam peraturan kerja
sehingga dapat menimbulkan situasi
yang menekan tenaga kerja yang
bersangkutan. Dalam hal ini,
Perusahaan
dituntut
untuk
menjalankan perannya yang lebih
baik dalam pencapaian tujuan dan
meningkatkan kinerja Perusahaan
secara optimal.
Permasalahan yang sering
dihadapi
Perusahaan
dalam
pengelolaan Sumber Daya Manusia
adalah mengelola tingkat Kepuasan
Kerja karyawan selama mereka
bekerja di Perusahaan. Pada
dasarnya
hubungan
antara
Perusahaan
dan
karyawan
merupakan hubungan yang saling
menguntungkan. Dilihat dari satu
sisi Perusahaan ingin mendapatkan
keuntungan yang besar sedangkan
dilihat dari sisi lain karyawan
mengharapkan suatu kebutuhan
tertentu yang harus terpenuhi.
Menurunnya Kepuasan Kerja
karyawan, dapat meningkatnya
tingkat kesalahan yang tinggi.
Apabila hal-hal tersebut tidak
mendapatkan perhatian yang serius
dari Perusahaan akan menyebabkan
Stres Kerja bagi para karyawan dan
apabila hal tersebut berlangsung
dalam jangka waktu yang lama
114
dengan intensitas Stres Kerja yang
cukup tinggi akan mengakibatkan
karyawan
menderita
kelelahan
fisik, emosional, maupun mental
dan akan mempertinggi tingkat
perputaran tenaga kerja (turnover).
Jika
karyawan
tidak
dapat
menyelesaikan pekerjaannya dan
tidak
dapat
mencapai
suatu
tujuannya maka karyawan tersebut
akan menimbulkan Stres Kerja yang
tinggi yang dibutuhkan dalam
mencapai suatu kinerjanya yang
lebih potensial. Menurut Luthans
(2006 : 439) berpendapat bahwa :
“Banyak Manajer melaporkan Stres
berkaitan dengan pekerjaan, dan
lingkungan
baru
semakin
memperburuk suasana.”
Permasalahan tersebut dapat
menimbulkan Konflik pekerjaan
dengan orang yang bersangkutan
yang terjadi dalam hubungan
antara dua orang atau dua
kelompok atau lebih berbuat
sesuatu yang bertentangan satu
dengan yang lain sehingga salah
satu dari mereka merasa terganggu.
Konflik tersebut dapat berakibat
positif dan negatif, berdampak
positif jika perbedaan itu dapat
ditangani dengan baik untuk
menjadi energi yang kemudian
menjadi sinergi, dan akan berakibat
negatif jika perbedaan tersebut
dijadikan alat untuk memecah
belah kesatuan Organisasi, hal ini
dijelaskan
menurut
penelitian
jurnal sebelumnya Januar Ida
Wibowati (2012).
Sehingga apabila hal-hal
tersebut terjadi secara terus-
ISSN: 1410 -9875
menerus dalam jangka waktu yang
cukup lama akan mengakibatkan
kerugian pada Perusahaan. Untuk
mengatasi
hal
tersebut
para
karyawan
membutuhkan
suatu
bentuk Dukungan Sosial (baik itu
dukungan dari atasan, rekan kerja,
dan keluarga) seperti menurut
pendapat Sarafino (2006 : 121)
Dukungan
Sosial
adalah
kenyamanan,
perhatian,
penghargaan, maupun bantuan
dalam
bentuk
lainnya
yang
diterimanya individu dari orang lain
ataupun dari kelompok
untuk
menghadapi setiap permasalahan
dan krisis yang terjadi sehari- hari
dalam
kehidupan.
Sehingga
nantinya para karyawan tersebut
dapat mengelola Stres kerjanya
dengan baik dan dapat memberikan
dampak yang positif kepada para
karyawan (meningkatnya Kepuasan
Kerja,
Produktivitas,
maupun
Kinerja karyawan) dan Perusahaan
(rendahnya tingkat ketidakhadiran
karyawan, pergantian karyawan,
dan sebagainya). Jadi, Dukungan
Sosial diperlukan karyawan untuk
mengurangi terjadinya Stres Kerja.
Dukungan Sosial dapat berasal dari
lingkungan kerja itu sendiri, yaitu
rekan kerja dan atasan, serta
berasal dari luar lingkungan kerja
seperti keluarga dan juga teman.
Sejalan
dengan
kondisi
tersebut, maka PT KIRIN sebagai
salah satu Perusahaan elektronik
atau
teknologi,
seperti
memproduksi perlengkapan dapur
(meliputi rice cooker, rice warmer,
kompor, kipas angin, blender, dan
lain-lain). Perusahaan ini dituntut
untuk meningkatkan kemampuan
dalam menghadapi persaingan yang
semakin maju, salah satunya adalah
dengan
memperhatikan
faktor
tenaga kerja. Permasalahan yang
Nurwanti
dialami
oleh
tenaga
kerja
diantaranya tekanan-tekanan yang
timbul dihadapi karyawan seperti
Stres Kerja, terjadinya Konflik, dan
Kepuasan Kerja karyawan menurun.
Maka karyawan PT KIRIN dituntut
untuk mengembangkan potensial
atau kompetensi yang dimiliki
masing-masing karyawan dengan
meningkatkan semangat kerja yang
tinggi dengan memberikan motivasi
atau dorongan dari atasan sehingga
dapat mingkatkan hasil kinerja yang
optimal atau maksimal untuk dapat
mengembangkan suatu Perusahaan
sehingga memperoleh profit yang
tinggi.
KERANGKA TEORITIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
KERANGKA TEORITIS
Stres Kerja
Menurut Robbins (2013 : 629)
Dynamic condition in which an
individual is confronted with an
individual is confronted with an
opportunity, a demand or a
resource related to what the
individual desires and for which
the outcome is perceived to be
both uncertain and important.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Stres Kerja
Menurut Mangkunegara (2008
:
157)
berpendapat
bahwa:
“Penyebab Stres Kerja, antara lain
(beban kerja yang dirasakan terlalu
berat,
waktu
kerja
yang
mendesak,kualitas
pengawasan
kerja yang rendah, iklim kerja yang
tidak sehat, otoritas kerja yang
tidak memadai yang berhubungan
dengan tanggung jawab, konflik
kerja, perbedaan nilai antara
karyawan dengan pemimpin yang
frustasi dalam kerja).
115
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
Konflik Kerja
Menurut Winardi (2004 : 236
) menyatakan bahwa Konflik
merupakan sebuah situasi, dimana
dua orang atau lebih menginginkan
tujuan-tujuan
yang
menurut
persepsi mereka dapat dicapai oleh
salah seorang diantara mereka,
tetapi hal itu tidak mungkin dicapai
oleh kedua belah pihak.
Penyebab
Terjadinya
Konflik
Kerja
Penyebab terjadinya Konflik
Kerja menurut Handoko (2008 :
240) penyebab terjadinya konflik
ada tiga yaitu :
1. Komunikasi : Maksudnya yaitu
salah
pengertian
yang
berkenaan dengan
kalimat,
bahasa yang sulit
dimengerti, atau informasi yang
mendua dan tidak lengkap,
serta gaya manajer yang tidak
konsisten.
2. Struktur : Maksudnya adalah
pertaraunga kekuasaan antara
departemen
dengan
kepentingan - kepentingan atau
system
penilaian
yang
bertentangan,
persaiangan
untuk merebut sumber dayasumber daya yang terbatas,
atau saling ketergantungan dua
atau lebih kelompok-kelompok
kegiatan kerja untuk mencapai
tujuan mereka.
3. Pribadi : Maksudnya adalah
ketidak sesuaian tujuan atau
nilai-nilai
sosial
pribadi
karyawan dengan perilaku yang
diperankan
pada
jabatan
mereka, dan perbedaan dalam
nilai – nilai atau persepsi.
Dukungan Sosial
Menurut Ivancevich et al
(2014 : 248) Social support can be
116
November 2012
defined as the comfort, assistance,
or
information
one
receives
through formal or informal contact
with individuals or groups.
FaktorFaktor
yang
Mempengaruhi Dukungan Sosial
Menurut Stanley (2007 : 35),
faktor- faktor yang mempengaruhi
Dukungan Sosial adalah sebagai
berikut :
1. Kebutuhan Fisik
Kebutuhan
Fisik
dapat
mempengaruhi
Dukungan
Sosial.Adapun kebutuhan fisik
meliputi sandang, pangan dan
papan.Apabila seseorang tidak
tercukupi kebutuhan fisiknya
maka seseorang tersebut kurang
mendapat Dukungan Sosial.
2. Kebutuhan Sosial
Dengan aktualisasi diri yang baik
maka seseorang lebih kenal oleh
masyarakat daripada orang yang
tidak pernah bersosialisasi di
masyarakat.Orang
yang
mempunyai aktualisasi diri yang
baik cenderung selalu ingin
mendapatkan
pengakuan
di
dalam kehidupan masyarakat.
3. Kebutuhan Psikis
Dalam kebutuhan psikis pasien
pre
operasi
di
dalamnya
termasuk rasa ingin tahu, rasa
aman, perasaan religius, tidak
mungkin
terpenuhi
tanpa
bantuan orang lain.
Kepuasan Kerja
Menurut Robbins (2008 : 107)
Kepuasan kerja adalah Suatu
perasaan positif tentang pekerjaan
seseorang yang merupakan hasil
dari
sebuah
evaluasi
karakteristiknya.
ISSN: 1410 -9875
Nurwanti
Teori Kepuasan Kerja
Teori
Kepuasan
Kerja
mencoba mengungkapkan apa yang
membuat sebagian orang lebih puas
terhadap suatu pekerjaan daripada
beberapa lainnya. Menurut Robbins
(2013 : 140) Teori ini juga mencari
landasan tentang proses perasaan
orang terhadap Kepuasan Kerja.
Ada
beberapa
teori
tentang
Kepuasan Kerja yaitu :
1. Two Factor Theory
Teori ini menganjurkan bahwa
kepuasan dan ketidakpuasan
merupakan
bagian
dari
kelompok variabel yang berbeda
yaitu motivators dan hygiene
factors.
Ketidakpuasan
dihubungkan dengan kondisi
disekitar pekerjaan (seperti
kondisi kerja, upah, keamanan,
kualitas
pengawasan
dan
hubungan dengan orang lain)
dan bukan dengan pekerjaan itu
sendiri. Karena faktor mencegah
reaksi
negatif
dinamakan
sebagai
hygiene
atau
maintainance factors.
Sebaliknya kepuasan ditarik dari
faktor
yang
terkait
dengan
pekerjaan itu sendiri atau hasil
langsung daripadanya seperti sifat
pekerjaan,
prestasi
dalam
pekerjaan, peluang promosi dan
kesempatan untuk pengembangan
diri dan pengakuan.Karena faktor
ini berkaitan dengan tingkat
kepuasan kerja tinggi dinamakan
motivators.
2. Value Theory
Menurut teori ini kepuasan kerja
terjadi pada tingkatan dimana hasil
pekerjaan diterima individu seperti
diharapkan. Semakin banyak orang
menerima hasil, akan semakin puas
dan sebaliknya. Kunci menuju
kepuasan pada teori ini adalah
perbedaan antara aspek pekerjaan
yang
dimiliki
dengan
yang
diinginkan seseorang.Semakin besar
perbedaan,
semakin
rendah
kepuasan orang.
Model Penelitian
Stres Kerja
(X1)
Konflik Kerja
(X2)
Kepuasan Kerja
(Y)
Dukungan
Sosial (X3)
Gambar 1 Model Penelitian
117
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
Pengembangan Hipotesis
Berdasarkan uraian di atas,
Pengembangan
Hipotesis
yang
dapat diajukan adalah sebagai
berikut :
H₀₁
:Tidak terdapat pengaruh
Stres
Kerja
terhadap
Kepuasan Kerja karyawan PT
KIRIN.
Ha₁ :Terdapat pengaruh Stres
Kerja terhadap Kepuasan
Kerja karyawan PT KIRIN.
H₀₂
:Tidak terdapat pengaruh
Konflik
Kerja
terhadap
Kepuasan Kerja karyawan PT
KIRIN.
Ha₂ :Terdapat pengaruh Konflik
Kerja terhadap Kepuasan
Kerja karyawan PT KIRIN.
H₀₃
:Tidak terdapat pengaruh
Dukungan
Sosialterhadap
Kepuasan Kerja karyawan PT
KIRIN.
Ha₃ :Terdapat
pengaruh
Dukungan Sosial terhadap
Kepuasan Kerja karyawan PT
KIRIN.
H₀₄
:Tidak terdapat pengaruh
Stres Kerja, Konflik Kerja,
dan Dukungan Sosial secara
simultan terhadap Kepuasan
Kerja karyawan PT KIRIN.
Ha₄ :Terdapat pengaruh Stres
Kerja, Konflik Kerja, dan
Dukungan
Sosial
secara
simultan terhadap Kepuasan
Kerja karyawan PT KIRIN.
METODA PENELITIAN
Bentuk Penelitian
Bentuk ini menggunakan
metode Deskriptif dan Kausal.
Penelitian Deskriptif berkenaan
dengan
pertanyaan
terhadap
variabel mandiri, baik hanya satu
118
November 2012
variabel atau lebih (Sugiyono 2010 :
53).
Sedangkan Penelitian Kausal
merupakan
penelitian
yang
mempelajari
hubungan
yang
bersifat sebab akibat, jadi ada
variabel independen dan variabel
dependen (sugiyono 2010 : 56).
Obyek Penelitian
Pada penelitian peneliti ingin
meneliti kembali akan tetapi
dengan obyek yang berbeda dari
penelitian sebelumnya. PT KIRIN
dijadikan sebagai objek penelitian
oleh peneliti yang beralamat di
Jalan Alaydrus no. 83 C-D Jakarta
Pusat 10130 Petojo.
Populasi dan Sampel
Populasi
adalah
Wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek
atau subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono 2010 :
115).
Populasi dalam penelitian ini
adalah karyawan tetap di Kantor
Operasional (bagian Pemasaran,
HRD, Keuangan, Sales).
Populasi diambil sebanyak 50
karyawan yang di Kantor (internal)
PT KIRIN, Obyek penelitian ini
merupakan suatu masalah yang
timbul, mengenai variable X1 (Stres
Kerja), X2 (Konflik Kerja), dan X3
(Dukungan Sosial) dengan variable Y
yaitu (Kepuasan Kerja karyawan)
pada PT KIRIN.
Menurut Sekaran dan Bougie
(2009 : 263) “A sample is a subset
of the population.” Yang menjadi
sampel adalah karyawan yang sudah
bekerja minimal selama satu tahun
di PT KIRIN.
ISSN: 1410 -9875
Metoda Sampling
Teknik yang digunakan dalam
penarikan sampel pada penelitian
ini adalah Non probability sampling
tipe sampling jenuh. Sampling
jenuh ialah teknik pengambilan
sampel apabila semua populasi
digunakan sebagai sampel dan
dikenal juga dengan istilah sensus.
Peneliti
menyebar
kuisioner
sebanyak jumlah populasi karyawan
di Kantor yang berjumlah 50 orang
(Sugiyono 2010:120-122).
Definisi
Operasional
Variabel
Variabel Independen
1. Stres Kerja
Stres Kerja adalah Stres yang
terjadi di tempat kerja sebagai
respon individu terhadap stressor
baik yang berasal dari pekerjaan
maupun diluar pekerjaan yang
ditandai oleh adanya gejala
fisiologis,
psikologis,
dan
perilaku yang dapat mengganggu
aktifitas kerjanya.
2. Konflik Kerja
Konflik Kerja adalah biasanya
timbul dalam organisasi sebagai
hasil adanya masalah – masalah
komunikasi, hubungan pribadi,
atau struktur organisasi atau
segala
macam
interaksi
pertentangan yang terjadi antara
apa yang diharapkan oleh
seseorang
terhadap
dirinya,
orang lain, organisasi dengan
kenyataan
apa
yang
diharapkannya.
3. Dukungan Sosial
Dukungan
Sosial
adalah
Dukungan yang diberikan oleh
orang-orang yang berpengaruh
yang ada disekitar seperti orang
tua, teman, keluarga dan dosen
pembimbing
dalam
bentuk
Nurwanti
dukungan
emosional,
penghargaan diri, informasi dan
instrumental penerimaan dalam
pertemanan
yang
dapat
membuat
individu
merasa
tenang, diperhatikan, dicintai,
dan memiliki kepercayaan diri.
Variabel Dependen
1. Kepuasan Kerja
Kepuasan Kerja adalah sikap
umum
terhadap
pekerjaan
seseorang, yang menunjukan
perbedaan
antara
jumlah
penghargaan
yang
diterima
pekerja dan jumlah yang mereka
yakini
seharusnya
mereka
terima.
Indentifikasi Variabel
Terdapat dua jenis variable
yang akan di analisis didalam
penelitian ini yaitu :
1. Variabel bebas (independen
variable), terdiri dari :
a. Stres Kerja
(X1)
b. Konflik kerja
(X2)
c. Dukungan Sosial
(X3)
2. Variabel tidak bebas (dependen
variable)
a. Kepuasan Kerja karyawan
(Y)
Skala Pengukuran
Penelitian ini menggunakan
skala pengukuran likert. Sugiyono
(2010:132)
menyatakan
bahwa
“Skala Likert adalah skala yang
digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial”. Jawaban setiap
item instrumen yang menggunakan
skala likert mempunyai gradiasi
dari sangat positif sampai sangat
negatif dan setiap jawaban diberi
skor. Biasanya disediakan lima
pilihan
skala
dengan
format
seperti:
119
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
1. Untuk jawaban Sangat Setuju
responden diberi skor 5
2. Untuk
jawaban
Setuju
responden diberi skor 4
3. Untuk
jawaban
Ragu-Ragu
responden diberi skor 3
Variabel
Stress Kerja
Konflik Kerja
Dukungan Sosial
2,33
sig
0,000
0,000
0,000
t tabel
1,991
1,991
1,991
dan nilai sig sebesar 0,000 lebih
kecil dari alpha sebesar 0,05. Hal
tersebut
menunjukkan
bahwa
terdapat pengaruh konflik kerja
terhadap kepuasan kerja karyawan.
Berdasarkan hasil uji t pada tabel
1, dapat diketahui bahwa dukunga
sosial
memiliki
nilai
0,726.
Diperoleh t hitung sebesar 6,618
lebih besar dari t tabel yaitu 1,991
dan nilai sig sebesar 0,000 lebih
kecil dari alpha sebesar 0,05. Hal
tersebut
menunjukkan
bahwa
terdapat pengaruh dukungan sosial
terhadap kepuasan kerja.
Tabel 2
Hasil Pengujian Hipotesis F
F hitung
F tabel
Berdasarkan hasil uji F pada tabel 3
diperoleh F hitung 35,386 dan
diperoleh F tabel untuk α = 5%
adalah 2,33, dapat diketahui bahwa
F hitung lebih besar dari F tabel,
serta sig sebesar 0,000 lebih kecil
dari alpha 0,05 sehingga dapat
disimpulkan
bahwa
terdapat
120
5.
Untuk jawaban Tidak Setuju
diberi skor 2
Untuk jawaban Sangat Tidak
Setuju diberi skor 1
Tabel 1
Hasil Pengujian Hipotesis t
t hitung
B
0,729
11,481
0,686
6,654
0,726
6,618
Berdasarkan hasil uji t pada
tabel 1, dapat diketahui bahwa
stress kerja memiliki nilai 0,729.
Diperoleh t hitung sebesar 11,481
lebih besar dari t tabel yaitu 1,991
dan nilai sig sebesar 0,000 lebih
kecil dari alpha sebesar 0,05. Hal
tersebut
menunjukkan
bahwa
terdapat pengaruh stress kerja
terhadap kepuasan kerja karyawan.
Berdasarkan hasil uji t pada
tabel 1, dapat diketahui bahwa
Konflik kerja memiliki nilai 0,686.
Diperoleh t hitung sebesar 6,654
lebih besar dari t tabel yaitu 1,991
Uji F
Stress Kerja,
Konflik kerja,
dukungan
sosial,
4.
November 2012
35,386
sig.
0,000
pengaruh stress kerja, konflik
kerja,
dan
dukungansecara
bersama-sama terhadap kepuasan
kerja karyawan
ISSN: 1410 -9875
PENUTUP
Berdasarkan hasil pengujian
hipotesis t, maka dapat disimpulkan
bahwa stress kerja, konflik kerja,
dan dukungansecara bersama-sama
terhadap kepuasan kerja karyawan
berpengaruh
secara
parsial
terhadap kepuasan kerja karyawan.
Pada uji F dapat disimpulkan bahwa
stress kerja, konflik kerja,
dan dukungansecara bersama-sama
terhadap kepuasan kerja karyawan
Keterbatasan dalam penelitian ini
adalah keterbatasan waktu, biaya
serta tenaga sehingga penelitian ini
hanya dilakukan di Jakarta dan
variabel
independen
dalam
Nurwanti
penelitian
ini
untuk
mempengaruhistress kerja, konflik
kerja, dan dukungan variabel
dependen yaitu kepuasan kerja.
Rekomendasi
untuk
penelitian
selanjutnya
adalah
menggunakan sampel yang lebih
banyak agar hasil penelitian ini
dapat di generalisasikan serta
sebaiknya
pada
penelitian
selanjutnya sebaiknya menambah
jumlah
perusahaan
sehingga
didapat hasil yang lebih akurat dan
optimal dan diharapkan pada
penelitian
selanjutnya
dapat
menambah variabel dependen
REFERENSI
Duwi Priyatno. 2009. SPSS Untuk Analisis Korelasi, Regresi, dan Multivariate,
Penerbit Gava Media, Yogyakarta.
Ghozali, Imam.2011.Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS
19 edisi kelima Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gujarati, Damodar. 2003. Ekonometrika Dasar, Edisi Keenam. Jakarta:
Erlangga.
Griffin, Ricky W, dan Ronald J.Ebert.2005.Manajemen, Jilid 3. Jakarta:
Erlangga.
Greenberg, Jerald and Robert Baron. 2003 . Behavior in Organizations
( understanding and managing the human side of work ). Eight edition,
Prentice Hall.
Hasibuan,M.H.2011.Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Handoko, Hani.2008. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia,
Yogyakarta : BPFE UGM.
Hair, Joseph F et al. 2010. Multivariate Data Analysis. Nine Edition. Pearson
Prentice Hall.
Husein Umar, 2005. Metode Penelitian. Jakarta : Salemba Empat.
John, M.Ivancevich et al. 2014. Organizational Behavior & Management,
Tenth
edition. The Mc Craw-Hill companies.New York.
_____________.2007. Organizational Behavior & Management, Tenth edition.
121
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
November 2012
The Mc Craw-Hill companies.New York.
L. Stanley. 2007. Buku Ajar Patologi Robbins,. Edisi 7. Jakarta: EGC
Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi, (Alih Bahasa V.A Yuwono, dkk),Edisi
Bahasa Indonesia, Yogyakarta: ANDI.
Mangkunegara, A. P.2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT
Remaja Rosada karya.
Raymond A.Noe.2013.Employee Training and Development. Sixth edition.the
Mc. Graw Hill companies.America.
Rivai, Veithzal dan Deddy Mulyadi. 2009. Kepemimpinan dan Perilaku
Organisasi. Edisi Ketujuh. Jakarta: Rajawali Pers.
Sarafino, E.P.2006. Health Psychology :Biopsychosocial Interactions. Fifth
Edition.USA : John Wiley & Sons.
Sekaran, Uma, Bougie. 2009. Research methods for business : a skill building
approach, Wiley.
_____________.2010. Research methods for business : a skill building
approach,
Wiley.
Susan E.Jackson, Randall S, et al. 2009. Managing Human Resources.10th
edition.South-western engage learning.USA.
Stephen P.Robbins, Timothy A.judge.2008.Organizational Behavior.10th
edition.pearson education.America.
_____________.2013.Organizational Behavior.15th edition.pearson
education.America.
Sugiyono, 2010.Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT Alfa Beta.
Supranto, J. 2009 .Statistik Teori dan Aplikasi.edisi ketujuh. Penerbit
erlangga.Jakarta.
Winardi. 2004. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. PT. Raja
Grafindo
Persada, Jakarta.
122
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 14, No. 2a, Is. 5, November 2012, Hlm. 123-140
ISSN: 1410 – 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN PADA
PERUSAHAAN NON KEUANGAN
DI BURSA EFEK INDONESIA
NICKEN DESTRIANA
STIE TRISAKTI
[email protected]
Abstract: The purpose of this research is to examine the influence of
managerial ownership, debt policy, profitability, firm size, liquidity,
institutional ownership, collateral assets, firm growth, earnings per share
and free cash flow toward dividend policy. Sample in this research consist of
60 non financial company which listed in Indonesian Stock Exchanges during
2008 until 2010 were choose by purposive sampling. The result of this
research showed that managerial ownership, debt policy, profitability, firm
size, liquidity, collaterals assets, firm growth, and free cash flow have no
influence to dividend policy. Partially, only institutional ownership and
earnings per share have influence to dividend policy.
Keywords: Dividend
Policy, Managerial Ownership, Debt
Policy,
Profitability, Firm Size, Liquidity, Institutional Ownership,
Collateral Assets, Firm Growth, Earnings Per Share and Free Cash
Flow.
PENDAHULUAN
dibagikan kepada investor. Demi
tercapainya kepentingan semua
pihak,
manajemen
harus
memikirkan kebijakan dividen yang
tepat dan memperhatikan faktorfaktor yang dapat mempengaruhi
kebijakan dividen tersebut.
Penelitian ini merupakan
replikasi dari penelitian Handayani
dan Hadinugroho (2009). Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian
terdahulu adalah objek penelitian
yang digunakan, di mana penelitian
terdahulu
hanya
menggunakan
sampel dari perusahaan manufaktur
Kebijakan
dividen
merupakan salah satu indikator
penentu bagi para investor dalam
berinvestasi. Umumnya, tujuan
utama para investor menanamkan
dana pada suatu perusahaan adalah
mendapatkan return dalam bentuk
dividen maupun capital gain demi
meningkatkan kesejahteraannya. Di
sisi lain, perusahaan juga harus
mempertimbangkan
penggunaan
laba operasinya untuk memperluas
perusahaan, bukan hanya untuk
123
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
yang terdaftar di BEI, sedangkan
penelitian ini menggunakan sampel
dari seluruh perusahaan non
keuangan yang terdaftar di BEI.
Penelitian terdahulu menggunakan
data tahun 2001-2005, sedangkan
penelitian ini menggunakan data
tahun
2008-2010.
Selain
itu
penelitian ini juga menambahkan
beberapa variabel independen yaitu
variabel likuiditas, kepemilikan
institusional, collateral assets,
pertumbuhan perusahaan, earnings
per share, dan free cash flow.
Penelitian ini disusun dengan
urutan
penulisan
pertama,
menjelaskan
mengenai
latar
belakang penelitian dan sistematika
peulisan.
Kedua,
menjelaskan
mengenai landasan teori. Ketiga,
menjelaskan mengenai metoda
sampel
dan
operasionalisasi
variabel. Keempat, hasil pengujian
hipotesis. Kelima, menjelaskan
kesimpulan,
keterbatasan
dan
rekomendasi
untuk
penelitian
selanjutnya.
RERANGKA TEORITIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
1. Agency Theory menjelaskan
hubungan keagenan terjadi
apabila
terdapat
sebuah
kontrak yang menyatakan satu
atau beberapa orang (principal)
mempekerjakan
orang
lain
(agent) untuk melaksanakan
suatu
pekerjaan
dan
mendelegasikan
wewenang
pengambilan keputusan kepada
agent
tersebut
(Suhartono
2004).
2. Dividend Irelevance Theory
menjelaskan
bahwa
dalam
dunia yang sempurna di mana
tidak terdapat pajak, tidak
terdapat biaya transaksi, dan
124
November 2012
kondisi pasar sempurna maka
kebijakan dividen tidak akan
memberi
pengaruh
apapun
pada nilai perusahaan, harga
saham, maupun biaya modalnya
(Gitman dan Zutter 2012).
3. Dividend Relevance Theory
menjelaskan bahwa dalam teori
ini terdapat hubungan langsung
antara
kebijakan
dividen
dengan harga saham. Teori ini
didukung oleh bird in the hand
theory yang menyatakan bahwa
pemikiran investor yang kurang
yakin terhadap penerimaan
capital gains
(Gitman dan
Zutter 2012).
Kepemilikan Manajerial terhadap
Kebijakan Dividen
Dengan adanya kepemilikan
manajerial,
manajemen
mendapatkan kesempatan untuk
memiliki saham perusahaan dengan
tujuan untuk menyetarakan dengan
pemegang
saham.
Melalui
kepemilikan manajerial diharapkan
dapat
meningkatkan
kinerja
perusahaan serta mengarahkan
dividen pada tingkatan yang lebih
rendah (Nuringsih 2005). Dari
penjelasan di atas maka hipotesis
yang diajukan adalah sebagai
berikut:
Ha1
Kepemilikan
manajerial
berpengaruh terhadap kebijakan
dividen.
Kebijakan
Hutang
terhadap
Kebijakan Dividen
Penggunaan hutang yang
tinggi
akan
menyebabkan
penurunan dividen karena sebagian
besar
keuntungan
dialokasikan
sebagai
cadangan
pelunasan
hutang, dan sebaliknya tingkat
penggunaan hutang yang rendah
akan menyebabkan peningkatan
ISSN: 1410 -9875
dividen sehingga sebagian besar
keuntungan
digunakan
untuk
kesejahteraan investor (Handayani
dan Hadinugroho 2009).
Dari
penjelasan di atas maka hipotesis
yang diajukan adalah sebagai
berikut:
Ha2
Kebijakan
hutang
berpengaruh terhadap kebijakan
dividen.
Profitabilitas terhadap Kebijakan
Dividen
Perusahaan yang memiliki
keuntungan
stabil
dapat
menetapkan tingkat pembayaran
dividen
dengan
yakin
dan
mensinyalkan kualitas performa
perusahaan. Oleh karena itu,
semakin tinggi tingkat profitabilitas
maka semakin besar dividen yang
dibagikan
kepada
investor
(Handayani dan Hadinugroho 2009).
Dari penjelasan di atas maka
hipotesis yang diajukan adalah
sebagai berikut:
Ha3
Profitabilitas berpengaruh
terhadap kebijakan dividen.
Ukuran
Perusahaan
terhadap
Kebijakan Dividen
Perusahaan besar cenderung
lebih dewasa dan memiliki aktiva
besar
sehingga
lebih
mudah
memasuki
pasar
modal.
Hal
tersebut
membuat
perusahaan
mengurangi
ketergantungan
terhadap
pendanaan
internal,
sehingga
perusahaan
akan
memberikan pembayaran dividen
dalam jumlah besar. Perusahaan
kecil cenderung memiliki aktiva
yang sedikit sehingga perusahaan
mengalokasikan laba yang didapat
untuk
menambah
aktiva
perusahaan. Hal ini mengakibatkan
pembayaran dividen dalam jumlah
yang kecil kepada investor (Dewi
Nicken Destriana
2008). Dari penjelasan di atas maka
hipotesis yang diajukan adalah
sebagai berikut:
Ha4 Ukuran
Perusahaan
berpengaruh terhadap kebijakan
dividen.
Likuiditas terhadap Kebijakan
Dividen
Perusahaan yang memiliki
likuiditas baik akan membagikan
labanya kepada investor dalam
bentuk tunai. Oleh karena itu,
perusahaan yang memiliki likuiditas
baik cenderung akan membagikan
dividen secara stabil sedangkan
perusahaan
dengan
likuiditas
rendah
cenderung
mengurangi
dividen yang dibagikan atau bahkan
tidak membagikan dividen sama
sekali. Hal ini akan menjadi
pertimbangan
investor
untuk
menanamkan modal ke dalam suatu
perusahaan (Arilaha 2009). Dari
penjelasan di atas maka hipotesis
yang diajukan adalah sebagai
berikut:
Ha5 Likuiditas
berpengaruh
terhadap kebijakan dividen.
Kepemilikan
Institusional
terhadap Kebijakan Dividen
Tingkat saham institusional
yang tinggi akan menghasilkan
upaya pengawasan yang lebih
intensif sehingga dapat membatasi
perilaku opportunistic manager
yaitu melaporkan laba secara
opportunis untuk memaksimumkan
kepentingan pribadinya. Semakin
tinggi
tingkat
kepemilikan
institusional maka semakin kuat
kontrol
eksternal
terhadap
perusahaan dan mengurangi biaya
keagenan, sehingga perusahaan
cenderung membagikan dividen
dalam nilai rendah (Fauz dan Rosidi
2007). Dari penjelasan di atas maka
125
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
hipotesis yang diajukan adalah
sebagai berikut:
Ha6 Kepemilikan
Institusional
berpengaruh terhadap kebijakan
dividen.
Collateral
Assets
terhadap
Kebijakan Dividen
Tingginya collateral assets
yang dimiliki perusahaan akan
mengurangi konflik kepentingan
yang timbul antara investor dengan
kreditor,
sehingga
perusahaan
dapat membayar dividen dalam
jumlah besar. Sebaliknya semakin
rendah collateral assets yang
dimiliki
perusahaan
akan
meningkatkan konflik kepentingan
antara investor dengan kreditor
sehingga kreditor akan menghalangi
perusahaan
untuk
membayar
dividen dalam jumlah besar kepada
investor karena takut piutang
mereka tak terbayar (Wahyudi dan
Baidori 2008). Dari penjelasan di
atas maka hipotesis yang diajukan
adalah sebagai berikut:
Ha7 Collateral
Assets
berpengaruh terhadap kebijakan
dividen.
Pertumbuhan
Perusahaan
terhadap Kebijakan Dividen
Perusahaan yang mempunyai
tingkat
pertumbuhan
tinggi
cenderung akan menginvestasikan
kembali laba yang didapat ke dalam
perusahaan.
Semakin
rendah
tingkat pertumbuhan perusahaan
maka semakin rendah kebutuhan
dana untuk investasi. Sebaliknya
semakin tinggi tingkat pertumbuhan
perusahaan maka semakin tinggi
tingkat kebutuhan dana untuk
investasi. Untuk itu perusahaan
akan menggunakan laba yang
diperoleh
untuk
membiayai
investasinya daripada membagikan
126
November 2012
dividen
(Arilaha
2008).
Dari
penjelasan di atas maka hipotesis
yang diajukan adalah sebagai
berikut:
Ha8 Pertumbuhan
Perusahaan
berpengaruh terhadap kebijakan
dividen.
Earnings per Share terhadap
Kebijakan Dividen
Earnings
per
share
merupakan total keuntungan yang
diperoleh investor untuk setiap
lembar sahamnya (Sunarto dan
Kartika 2003). Semakin besar
pendapatan setelah pajak maka
pendapatan dividen kas per lembar
saham yang akan diterima oleh
para
investor
biasa
akan
meningkat. Hal ini bisa dijadikan
pertimbangan
investor
dalam
berinvestasi. Dari penjelasan di
atas maka hipotesis yang diajukan
adalah sebagai berikut:
Ha9 Earnings
per
Share
berpengaruh terhadap kebijakan
dividen.
Free
Cash
Flow
terhadap
Kebijakan Dividen
Pembayaran
dividen
merupakan
arus
kas
keluar.
Semakin
kuat
posisi
kas
perusahaan, berarti semakin besar
kemampuan
perusahaan
untuk
membayar
dividen
kepada
pemegang
saham.
Sebaliknya
semakin
lemah
posisi
kas
perusahaan berarti semakin kecil
kemampuan
perusahaan
untuk
membayar
dividen
kepada
pemegang saham (Arilaha 2009).
Dari penjelasan di atas maka
hipotesis yang diajukan adalah
sebagai berikut:
Ha10 Free Cash Flow berpengaruh
terhadap kebijakan dividen.
ISSN: 1410 -9875
Model yang diajukan dalam
penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Gambar 1 Model Penelitian
METODA PENELITIAN
Obyek Penelitian
Populasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah seluruh
perusahaan go public non keuangan
yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2008 sampai
dengan 2010. Metoda pemilihan
sampel yang digunakan dalam
penelitian ini merupakan metoda
non probability sampling yaitu
purposive sampling.
Tabel 1 Pemilihan Sampel
Definisi Operasional dan Variabel
Pengukurannya
Kebijakan dividen adalah
keputusan mengenai apakah laba
akan dibagikan kepada pemegang
saham atau ditahan untuk investasi
masa depan dan jika dibagikan
kepada pemegang saham berapa
nilai yang akan dibagikan kepada
pemegang saham Handayani dan
Hadinugroho (2009).
Kepemilikan
manajerial
adalah kepemilikan saham oleh
pihak
manajemen
perusahaan.
Pihak manajemen perusahaan yang
dimaksud adalah dewan komisaris
dan direktur (Handayani dan
Hadinugroho 2009). Pengukuran
kepemilikan
manajerial
ini
dilakukan menggunakan variabel
dummy dengan ketentuan 0 untuk
perusahaan yang tidak memiliki
kepemilikan manajerial dan 1 untuk
Nicken Destriana
perusahaan
yang
kepemilikan manajerial.
memiliki
Kebijakan
hutang
merupakan
pengorbanan
masa
depan dari manfaat ekonomi yang
timbul dari kewajiban sekarang dari
kesatuan
tertentu
untuk
mentransfer aktiva atau jasa
produktif ke kesatuan lain di masa
depan sebagai hasil dari transaksi di
masa lalu (Fauz dan Rosidi 2007).
Profitabilitas
sebagai
kemampuan
perusahaan
untuk
menghasilkan laba selama periode
tertentu
(Handayani
dan
Hadinugroho 2009).
Ukuran
perusahaan
merupakan suatu ukuran yang
mengambarkan
besar
kecilnya
suatu perusahaan (Handayani dan
Hadinugroho 2009).
Log Natural Total Assets
Likuiditas merupakan suatu
kemampuan
jangka
pendek
perusahaan
untuk
membayar
kewajiban yang sudah jatuh tempo
dan memenuhi pengeluaran yang
tidak terduga (Kieso et al. 2011).
Kepemilikan
institusional
adalah jumlah kepemilikan saham
oleh investor institusi dari luar
perusahaan dibandingkan dengan
jumlah
saham
yang
beredar
(Djumahir 2009).
127
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
Collateral assets adalah
aktiva perusahaan yang dapat
digunakan
sebagai
jaminan
peminjaman yang mana seringkali
diminta
kreditor
ketika
memberikan
pinjaman
kepada
perusahaan yang membutuhkan
pendanaan (Fauz dan Rosidi 2007).
Pertumbuhan menunjukkan
kemampuan
perusahaan
untuk
mempertahankan posisi usahanya
dalam perkembangan ekonomi dan
industri di dalam perekonomian di
mana
perusahaan
tersebut
beroperasi (Michael dan Wijaya
2010).
Earnings
per
share
merupakan total keuntungan yang
diperoleh investor untuk setiap
lembar sahamnya (Sunarto dan
Kartika 2003).
Free cash flow merupakan
kas
perusahaan
yang
dapat
didistribusikan kepada kreditor
atau investor yang tidak diperlukan
untuk modal kerja.
Metoda Analisis Data
Metoda analisis data yang
digunakan adalah analisa regresi
berganda
(multiple
regression
analysis) dengan alpha 5%. Model
persamaan yang digunakan dalam
128
November 2012
penelitian ini adalah sebagai
berikut:
DPR = β0+β1 Kep Mnjrl +β2 DAR+β3
ROA+β4 UKP+β5 CR+β6 ISO+
β7 ASCOL+ β8 GRO + β9 EPS
+ β10 FCF + ε
Dengan keterangan sebagai berikut
: DPR=Dividend Payout Ratio,
β0=Intercept atau konstansta, β1...
β10=
Koefisien
regresi,
Kep
Mnjrl=Kepemilikan
Manajerial,
DAR=Kebijakan
Hutang,
ROA=
Profitabilitas,
UKP=
Ukuran
Perusahaan, CR=Current Ratio,
ISO= Kepemilikan Institusional,
ASCOL=Collateral Assets, GRO=
Pertumbuhan
Perusahaan,
EPS=Earnings Per Share, FCF=Free
Cash Flow, ε=Error term.
HASIL PENELITIAN
Hasil dari statistik deskriptif
untuk
menjelaskan
mengenai
gambaran data penelitian dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 2 Hasil Statistik Deskriptif
Hasil dari pengujian
normalitas residual dengan uji
Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 3 Hasil Uji Normalitas
sebelum Outlier
Dari tabel tersebut diperoleh
nilai asymp. sig. (2-tailed) sebesar
0,005 lebih kecil dari alpha
(α=0,05), maka dapat disimpulkan
bahwa data tidak terdistribusi
normal.
Tabel 4 Hasil Uji Normalitas
setelah Outlier
ISSN: 1410 -9875
Dari tabel tersebut diperoleh
nilai asymp. sig. (2-tailed) sebesar
0,016 lebih kecil dari alpha
(α=0,05), maka dapat disimpulkan
bahwa data tidak terdistribusi
normal.
Uji Multikolinearitas
Hasil uji asumsi klasik yang
dimulai
dengan
uji
multikolinearitas dapat dilihat pada
tabel 5 berikut ini:
Tabel 5 Hasil Uji Multikolinearitas
Berdasarkan tabel tersebut
dapat disimpulkan bahwa variabel
independen variabel kepemilikan
manajerial,
kebijakan
hutang,
profitabilitas, ukuran perusahaan,
likuditas, kepemilikan institusional,
collateral assets, pertumbuhan
perusahaan, earnings per share,
dan free cash flow memiliki nilai
tolerance di atas 0,10 dan VIF di
bawah 10. Hasil ini menunjukkan
bahwa tidak terdapat korelasi antar
variabel independen atau tidak
terjadi multikolinearitas.
Uji Heteroskedastisitas
Pengujian
heteroskedastisitas
dilakukan
dengan uji Glejser, yang dapat
dijelaskan pada tabel 6 berikut ini:
Tabel 6 Hasil Uji
Heteroskedastisitas
Hasil uji heteroskedastisitas
menunjukkan
bahwa
variabel
kepemilikan manajerial, kebijakan
hutang,
profitabilitas,
ukuran
perusahaan, likuiditas, collateral
assets, earnings per share, dan free
cash flow memiliki nilai sig lebih
besar dari 0,05 maka variabel
Nicken Destriana
tersebut
tidak
terjadi
heteroskedastisitas yang berarti
adanya kesamaan variance pada
variabel
tersebut.
Sedangkan
variabel kepemilikan institusional
dan
pertumbuhan
perusahaan
memiliki nilai sig lebih kecil dari
0.05 maka variabel tersebut terjadi
heteroskedastisitas.
Uji Autokorelasi
Autokorelasi diuji dengan
alat
uji
Bruesch
Godfrey
memperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 7 Hasil Uji Autokorelasi
Berdasarkan
hasil
uji
autokorelasi nilai dari lag residual
lebih besar dari 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak terdapat
autokorelasi dalam penelitian ini.
Analisa Hipotesis
Tabel 8 Hasil Uji Koefisien
Korelasi (R)
Hasil uji koefisien korelasi
menunjukkan bahwa nilai R lebih
kecil dari 0,5 yang berarti
hubungan antara variabel kebijakan
dividen
dengan
variabel
kepemilikan manajerial, kebijakan
hutang,
profitabilitas,
ukuran
perusahaan, likuiditas, kepemilikan
institusional, collateral assets,
pertumbuhan perusahaan, earnings
per share dan free cash flow adalah
lemah.
Tabel 9 Hasil Uji Koefisien
Determinasi (Adjusted R-square)
Berdasarkan
hasil
uji
koefisien determinasi (adjusted rsquare), nilai adjusted r-square
129
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
sebesar 0,155 yang berarti variasi
variabel
dependen
kebijakan
dividen dapat dijelaskan oleh
variabel independen kepemilikan
manajerial,
kebijakan
hutang,
profitabilitas, ukuran perusahaan,
likuiditas,
kepemilikan
institusional, collateral assets,
pertumbuhan perusahaan, earnings
per share dan free cash flow
sebesar 15,5% sedangkan sisanya
sebesar 84,5% dijelaskan oleh
faktor lain yang tidak terdapat
dalam model penelitian.
Tabel 10 Hasil Uji F
Hasil uji F menghasilkan nilai
sig sebesar 0,000 lebih kecil dari
0,05 yang berarti model regresi fit
atau layak digunakan sebagai model
penelitian.
Tabel 11 Hasil Uji t
Berdasarkan hasil uji t,
variabel kepemilikan manajerial
memiliki nilai sig sebesar 0,624
lebih besar dari 0,05 yang
menunjukkan bahwa variabel ini
tidak
berpengaruh
terhadap
kebijakan dividen. Hasil penelitian
ini tidak menerima hipotesis
pertama (Ha1) yang menyatakan
bahwa
kepemilikan
manajerial
berpengaruh terhadap kebijakan
dividen.
Adanya
kepemilikan
manajerial dalam suatu perusahaan
tidak berpengaruh terhadap jumlah
pembagian
dividen.
Pihak
manajerial hanya memiliki jumlah
saham yang sama sekali tidak
signifikan sehingga menimbulkan
konflik antara insider dengan
outsider yang menimbulkan agency
cost. Selain itu tidak menutup
kemungkinan bagi manajer untuk
memaksimumkan kesejahteraannya
130
November 2012
sendiri daripada memaksimumkan
kemakmuran
pemegang
saham
outsider.
Variabel kebijakan hutang
memiliki nilai sig 0,843 lebih besar
dari 0,05 yang menunjukkan bahwa
variabel ini tidak berpengaruh
terhadap kebijakan dividen. Hasil
penelitian ini tidak menerima
yang
hipotesis
kedua
(Ha2)
menyatakan
bahwa
kebijakan
hutang
berpengaruh
terhadap
kebijakan
dividen.
Komitmen
perusahaan
untuk
melakukan
pembayaran
dividen
tidak
dipengaruhi oleh besar kecilnya
hutang
perusahaan
bahkan
kenaikan
hutang
dapat
meningkatkan
kemampuan
perusahaan
membayar
dividen
selama penggunaan hutang harus
diiringi dengan peningkatan laba
perusahaan.
Variabel
profitabilitas
memiliki nilai sig 0,099 lebih besar
dari 0,05 yang menunjukkan bahwa
variabel ini tidak berpengaruh
terhadap kebijakan dividen. Hasil
penelitian ini tidak menerima
yang
hipotesis
ketiga
(Ha3)
menyatakan bahwa profitabilitas
berpengaruh terhadap kebijakan
dividen.
Profitabilitas
tidak
berpengaruh karena laba yang
dihasilkan
oleh
perusahaan
cenderung dialokasikan pada laba
ditahan untuk digunakan sebagai
investasi.
Variabel ukuran perusahaan
memiliki nilai sig 0,078 lebih besar
dari 0,05 yang menunjukkan bahwa
variabel ini tidak berpengaruh
terhadap kebijakan dividen. Hasil
penelitian ini tidak menerima
hipotesis keempat (Ha4) yang
menyatakan
bahwa
ukuran
perusahaan berpengaruh terhadap
kebijakan dividen. Besar kecilnya
ISSN: 1410 -9875
ukuran
perusahaan
tidak
mempengaruhi pembayaran dividen
karena perusahaan akan tetap
membagikan dividen untuk menjaga
nama baik perusahaannya
Variabel likuiditas memiliki
nilai sig 0,632 lebih besar dari 0,05
yang menunjukkan bahwa variabel
ini tidak berpengaruh terhadap
kebijakan dividen. Hasil penelitian
ini tidak menerima hipotesis kelima
(Ha5) yang menyatakan bahwa
likuiditas berpengaruh terhadap
kebijakan
dividen.
Tinggi
rendahnya likuiditas perusahaan
tidak berarti mempengaruhi besar
kecilnya pembayaran dividen. Oleh
karena itu, perusahaan yang
memiliki likuiditas baik bukan
berarti
dapat
melakukan
pembayaran dividen yang baik pula
Banyak perusahaan yang lebih
memilih untuk investasi daripada
membagikan dividen.
Variabel
kepemilikan
institusional memiliki nilai sig 0,021
lebih
kecil
dari
0,05
yang
menunjukkan bahwa variabel ini
berpengaruh terhadap kebijakan
dividen.
Hasil
penelitian
ini
menerima hipotesis keenam (Ha6)
yang
menyatakan
bahwa
kepemilikan
institusional
berpengaruh terhadap kebijakan
dividen. Kuat lemahnya kontrol
eksternal
terhadap perusahaan
dapat mengurangi kos keagenan
dan
dapat
mempengaruhi
keputusan pembagian dividen.
Variabel collateral assets
memiliki nilai sig 0,514 lebih besar
dari 0,05 yang menunjukkan bahwa
variabel ini tidak berpengaruh
terhadap kebijakan dividen. Hasil
penelitian ini tidak menerima
hipotesis ketujuh
(Ha7) yang
menyatakan
bahwa
collateral
assets
berpengaruh
terhadap
Nicken Destriana
kebijakan dividen. Perusahaan yang
memiliki collateral assets tinggi
belum tentu memiliki dana atau
laba yang cukup untuk membagikan
dividen. Oleh karena itu, collateral
assets tidak mampu menjelaskan
secara nyata pengaruhnya terhadap
kebijakan dividen.
Variabel
pertumbuhan
perusahaan memiliki nilai sig 0,251
lebih besar dari 0,05 yang
menunjukkan bahwa variabel ini
tidak
berpengaruh
terhadap
kebijakan dividen. Hasil penelitian
ini tidak menerima hipotesis
kedelapan (Ha8) yang menyatakan
bahwa pertumbuhan perusahaan
berpengaruh terhadap kebijakan
dividen. Kebanyakan perusahaan
yang sedang bertumbuh saat ini
cenderung
ingin
memperluas
usahanya agar keuntungan yang
didapat semakin besar. Oleh karena
itu, perusahaan besar belum tentu
akan membagikan dividen dalam
jumlah besar pula.
Variabel earnings per share
memiliki nilai sig 0,007 lebih kecil
dari 0,05 yang menunjukkan bahwa
variabel ini berpengaruh terhadap
kebijakan dividen. Hasil penelitian
ini menerima hipotesis kesembilan
(Ha9) yang menyatakan bahwa
earnings per share berpengaruh
terhadap
kebijakan
dividen.
Pembayaran
dividen
dapat
menunjukkan
sinyal
bahwa
perusahaan memiliki prospek yang
baik dan sebaliknya. Perusahaan
selalu
berusaha
meningkatkan
citranya
dengan
cara
setiap
peningkatan laba akan diikuti
dengan peningkatan porsi laba yang
dibagi sebagai dividen sehingga
mendorong peningkatan nilai saham
perusahaan.
Variabel free cash flow
memiliki nilai sig 0,610 lebih besar
131
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
dari 0,05 yang menunjukkan bahwa
variabel ini tidak berpengaruh
terhadap kebijakan dividen. Hasil
penelitian ini tidak menerima
hipotesis kesepuluh (Ha10) yang
menyatakan bahwa free cash flow
berpengaruh terhadap kebijakan
dividen. Besar kecilnya jumlah kas
bebas tidak mempengaruhi tinggi
rendahnya
pembagian
dividen.
Apabila perusahaan menginginkan
kesejahteraan investor meningkat
dengan
membagikan
dividen,
sedangkan kondisi arus kas bebas
tidak
memungkinkan
maka
perusahaan dapat menggunakan
pendanaan internal yang didapat
dari laba usaha.
PENUTUP
Kesimpulan yang didapat
dari penelitian ini menunjukkan
bahwa
variabel
kepemilikan
institusional dan earnings per share
berpengaruh terhadap kebijakan
November 2012
dividen.
Sedangkan
variabel
kepemilikan manajerial, kebijakan
hutang,
profitabilitas,
ukuran
perusahaan, likuiditas, collateral
assets, pertumbuhan perusahaan
dan
free
cash
flow
tidak
berpengaruh terhadap kebijakan
dividen.
Keterbatasan
dalam
penelitian ini adalah penelitian ini
menggunakan periode penelitian
yang relatif pendek yaitu sebanyak
3 tahun, data penelitian tidak
berdistribusi
normal,
terdapat
heteroskedastisitas pada variabel
kepemilikan
institusional
dan
pertumbuhan perusahaan.
Rekomendasi atau saran yang
dapat diberikan untuk penelitian
selanjutnya
yaitu
menambah
jumlah tahun penelitian misalnya
menjadi 5 tahun agar data yang
didapat lebih akurat, menambah
variabel lainnya dalam melakukan
penelitian, melakukan transformasi
data dalam bentuk regresi.
REFERENSI
Arilaha, Muhammad Asril. 2008. Corporate Governance dan Karakteristik
Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Keuangan dan
Perbankan, Vol. 1, No. 3, hlm 386-394
Arihala, Muhammad Asril. 2009. Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitas,
Likuiditas dan Leverage terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Keuangan
dan Perbankan, Januari, Vol. 13, No.1, hlm. 78-87.
Deitiana, Tita. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan
Pembayaran Dividen Kas. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 11, No. 1,
April, hlm 57-64.
Dewi, Sisca Christianty. 2008. Pengaruh Kepemilikan Managerial, Kepemilikan
Institusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan
terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, April, Vol. 10,
No. 1, hlm. 47-58.
Djumahir. 2009. Pengaruh Biaya Agensi, Tahap Daur Hidup Perusahaan, dan
Regulasi terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 11,
No. 2, hlm 144-153.
132
ISSN: 1410 -9875
Nicken Destriana
Fauz, Achmad dan Rosidi. 2007. Pengaruh Aliran Kas Bebas, Kepemilikan
Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Utang dan Collateral
Asset terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Ekonomi dan Manajemen,
Juni, Vol. 8, No. 2, hlm. 259-267.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 19.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang.
Gitman, Lawrence J dan Chad J. Zutter. 2012. Principle of Managerial
Finance. Penerbit: Pearson, England
Godfrey, Jayne, Allan Hodgson, Ann Tarca, Jane Hamilton, Scott Holmes.
2011. Accounting Theory. United States
Hair, Joseph F, William C. Black, et al. 2010. Multivariate Data Analysis.
Pearson : New Jersey.
Handayani, Dwi R dan Bambang Hadinugroho. 2009. Analisis Pengaruh
Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Hutang, ROA, Ukuran Perusahaan
terhadap Kebijakan Dividen. Jurusan Ekonomi-Universitas Sebelas
Maret, Vol. 7, No1, hlm 64-71.
Kieso, Donald E, Jerry J. Weygandt, Terry D. Warfield. 2011. Intermediate
Accounting. Madison: University of Wisconsin.
Marlina, Lisa dan Danica, Clara. 2009. Analisis Pengaruh Cash Position, Debt
to Equity Ratio, dan Return on Assets Terhadap Dividend Payout Ratio,
Jurnal Manajemen Bisnis, Vol. 2, No. 1, Januari 2009, pp. 1-6.
Michael dan Liliana Inggrit Wijaya. 2010. Pengaruh Resiko, Profitabiitas,
Pertumbuhan Aset, dan Aset Tetap terhadap Kebijakan Dividen dan
Kebijakan Hutang. Manajemen dan Bisnis, Vol. 9, No. 2, September,
hlm 202-214.
Nuringsih, Kartika. 2005. Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan
Utang, ROA dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen: Studi
1995-1996. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juli-Desember,
Vol. 2, No. 2, hlm. 103-123.
Pujiastuti, Triani. 2008. Agency cost terhadap Kebijakan Dividen pada
Perusahaan Manufaktur dan Jasa yang Go Public di Indonesia. Jurnal
Keuangan dan Perbankan, Mei, Vol. 12, No. 2, hlm 183-197.
Putra, I Nyoman Nugraha Ardana Putra, 2006. Analisis Biaya Keagenan
terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Vol. 5, No. 2, Desember.
Rosdini, Dini. 2009. Pengaruh Free Cash Flow terhadap Dividend Payout Ratio.
Research Days, Faculty of Economics – Padjadjaran University,
Bandung, Oktober. hlm 1-9.
Santoso, Singgih. 2010. Statistik Parametrik Konsep dan Aplikasi dengan SPSS.
PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
Sekaran, Uma dan Roger Bougie. 2010. Research Methods for Business: A Skill
Building Approach. BPFE: United Kingdom.
Suhartono. 2004. Pengaruh Insider Ownership, Net Organizational Capital, dan
Risiko Pasar terhadap Kebijakan Dividen. Vol. 12, No. 1, 2004, hlm 4156.
Suherli, Michell dan Sofyan S. Harahap. 2004. Studi Empiris Terhadap Faktor
Penentu Kebijakan Jumlah Dividen. Vol. 4, No. 3, Desember 2004, 223245.
133
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
November 2012
Sunarto dan Andi Kartika. 2003. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Dividen Kas di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol. 10,
No. 1, hlm 67-82.
Utami, Siti Rahmi dan Eno L. Inanga. 2011. Agency Costs of Free Cash Flow,
Dividend Policy, and Leverage of Firms in Indonesia. European Journal
of Economics, Finance and Administrative Sciences.
Wahyudi. Eko, dan Baidori. 2008. Pengaruh
Insider Ownership,
Collateralizable Assets dan Likuiditas terhadap Kebijakan Dividen pada
Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode
2002-2006, Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol. 6, No. 3, Desember 2008,
pp. 474-482.
Weygandt, Jerry J, Paul D. Kimmel, Donald E. Kieso. 2011. Financial
Accounting. Madison: University of Wisconsin.
Widiyanti, Dian Septi, dan Indarto. 2010, Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kebijkan Dividen.
.
134
ISSN: 1410 -9875
Nicken Destriana
Kepemilikan
Manajerial
Kebijakan Hutang
Profitabilitas
Ukuran
Perusahaan
Likuiditas
Kebijakan
Dividen
Kepemilikan
Institusional
Collateral Assets
Pertumbuhan
Perusahaan
Earnings Per
Share
Free Cash Flow
Gambar 1 Model Penelitian
Tabel 1 Pemilihan Sampel
Deskripsi Kriteria
Perusahaan non keuangan yang terdaftar di
BEI secara konsisten dan menyampaikan
laporan keuangan yang berakhir pada 31
Desember dari tahun 2008 sampai 2010
Perusahaan yang tidak menyajikan laporan
keuangan dalam mata uang rupiah
Perusahaan yang tidak menghasilkan laba
secara berturut-turut dari tahun 2008 sampai
2010
Jumlah
Sampel
per Tahun
303
Jumlah
Sampel
909
(19)
(57)
(103)
(309)
135
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
Perusahaan yang tidak membagikan dividen
secara berturut-turut dari tahun 2008 sampai
2010
Perusahaan yang tidak memiliki kepemilikan
institusional dari tahun 2008 sampai 2010
Perusahaan yang tidak memiliki arus kas
operasi positif dari tahun 2008 sampai 2010
Perusahaan yang dijadikan sampel
November 2012
(101)
(303)
(1)
(3)
(19)
(57)
60
180
Sumber: Data yang dikumpulkan
Variabel
Keb Dvdn
Kep Mnjrl
DAR
ROA
UKP
CR
ISO
ASCOL
GRO
EPS
FCF
N
180
180
180
180
180
180
180
180
180
180
180
Tabel 2 Hasil Statistik Deskriptif
Maksimum
Mean
Std. Deviasi
Minimum
,2848
,4452
1,5470
,0433
,4778
,5009
1
0
,4049
,1819
,9482
,0943
,1262
,0903
,4116
,0049
28,5956
1,5698
32,3571
24,8502
2,7478
2,0468
10,6845
,5155
,7270
,1632
1,00
,0842
,3019
,1916
,8249
,0085
,1466
,1859
1,5463
-,5059
1033,6054 2725,8388
21021
3,430
-3,1894
5,0862
3,4783
-3,0835
Tabel 3 Hasil Uji Normalitas Sebelum Outlier
Unstandard
ized
Residual
N
180
Normal
Mean
,0000000
Parameters(a,b)
Std. Deviation
,25431616
Most Extreme
Absolute
,130
Differences
Positive
,130
Negative
-,085
Kolmogorov-Smirnov Z
1,740
Asymp. Sig. (2-tailed)
,005
Sumber: Pengolahan Data SPPS 11.5
136
ISSN: 1410 -9875
Nicken Destriana
Tabel 4 Hasil Uji Normalitas Setelah Outlier
Unstandard
ized
Residual
N
175
Normal
Mean
,0000000
Parameters(a,b)
Std. Deviation
,23950596
Most Extreme
Absolute
,118
Differences
Positive
,118
Negative
-,047
Kolmogorov-Smirnov Z
1,557
Asymp. Sig. (2-tailed)
,016
Sumber: Pengolahan Data SPPS 11.5
Tabel 5 Hasil Uji Multikolinearitas
Collinearity Statistics
Model
Tolerance
VIF
1.210
Kep Mnjrl
,826
2,541
,394
DAR
1,836
,545
ROA
1,375
,727
UKP
2,549
,392
CR
1,177
,850
ISO
1,402
,713
ASCOL
1,117
,895
GRO
1,603
,624
EPS
1,106
,905
FCF
Sumber: Pengolahan Data SPPS 11.5
Model
Tabel 6 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel
Sig
Keterangan
(constant)
,188
,538
Tidak terjadi
Kep Mnjrl
,083
heteroskedastisitas
DAR
,158
Tidak terjadi
ROA
,111
heteroskedastisitas
UKP
,289
Tidak terjadi
CR
,037
heteroskedastisitas
ISO
,900
Tidak terjadi
ASCOL
,032
heteroskedastisitas
GRO
,281
Tidak terjadi
EPS
,961
heteroskedastisitas
FCF
Terjadi heteroskedastisitas
Tidak terjadi
137
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
November 2012
heteroskedastisitas
Terjadi heteroskedastisitas
Tidak terjadi
heteroskedastisitas
Tidak terjadi
heteroskedastisitas
Sumber: Pengolahan Data SPSS 11.5
Model
1
Tabel 7 Hasil Uji Autokorelasi
Keterangan
Variabel
Sig.
Lag_res
0,111
Tidak terjadi autokorelasi
Sumber: Pengolahan Data SPSS 11.5
Model
Tabel 8 Hasil Uji Koefisien Korelasi (R)
Std.Error of the Estimate
R
1
0,450
0,2617322
Sumber: Pengolahan Data SPSS 11.5
Tabel 9 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R-Square)
Adjusted
Std.Error of the
Model
R-square
Estimate
1
0,155
0,2617322
Sumber: Pengolahan Data SPSS 11.5
Tabel 10 Hasil Uji F
Model
1
Sum
of
Squar
es
Regressio
n
Residual
Total
2,939
11,57
7
14,51
6
Sumber: Pengolahan Data SPPS 11.5
138
Mean
Square
Df
10
,294
169
,069
179
F
4,290
Sig.
,000(a)
ISSN: 1410 -9875
Nicken Destriana
Tabel 11 Hasil Uji t
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
B
(Constan
t)
Kep Mnjrl
DAR
ROA
UKP
CR
ISO
ASCOL
GRO
EPS
FCF
-0,650
0,021
0,034
0,488
0,026
0.007
0,302
0,079
-0,128
2,494
2,066
Std.Erro
r
0,435
0,043
0,171
0,294
0,015
0,015
0,130
0,121
0,111
0,000
0,000
t
Sig
-1,494
0,491
0,198
1,661
1,772
0.479
2,324
0,653
-1,152
2,745
0,511
0,137
0,624
0,843
0,099
0,078
0,632
0,021
0,514
0,251
0,007
0,610
Beta
0,037
0,022
0,155
0,143
0,053
0,173
0,053
-0,084
0,239
0,037
Sumber: Pengolahan Data SPPS 11.5
139
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
Halaman ini sengaja dikosongkan
140
November 2012
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 14, No. 2a, Is. 5, November 2012, Hlm. 141-152
ISSN: 1410 – 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
PENGARUH UKURAN, TINGKAT PERTUMBUHAN,
PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, TANGIBILITAS,
UMUR,DAN NON-DEBT TAX SHIELD TERHADAP
LEVERAGE
YUPITER GULLO
STIE TRISAKTI
[email protected]
Abstract: The purpose of this research is to test and analyze empirically the
influence of firm size, firm growth, profitability, liquidity, tangibility, firm
age, and non-debt tax shield toward leverage. This study was also to compare
result of the previous research within the research. Sample of this research
is trade, services, and investment sector companies that listed in Indonesia
Stock Exchange for period 2009-2013. The purposive sampling is used as
sampling technique, where 13 companies met the criteria and were analyzed
using descriptive statistics and panel data regressions with random effect
model to test the hypothesis. The result of this research shows that
profitability, liquidity, and non-debt tax shield does influence the leverage,
while firm size, growth rate, tangibility, and firm age do not influence the
leverage. Overall, the independent variables influence leverage
simultaneously.
Keywords : Leverage, Firm Size, Firm Growth, Profitability, Liquidity,
Tangibility,
Firm Age, Non-debt Tax shield
PENDAHULUAN
Terdapat beberapa hubungan
antara variabel dependen dengan
independen, diantaranya : Ukuran
perusahaan memiliki hubungan
positif dengan leverage, semakin
besar ukuran suatu perusahaan,
maka akan lebih mudah dalam
mendapatkan pinjaman karena
dianggap lebih mampu membayar
pokok
dan
bunga
pinjaman
dibandingkan perusahaan kecil.
Penggunaan
modal
yang
bersumber dari hutang memiliki
keunikan, dimana jika digunakan
dengan kurang maksimal maka tax
saving yang diperoleh juga tidak
maksimal.
Akan
tetapi,
jika
digunakan secara berlebihan, akan
menimbulkan resiko kebangkrutan.
141
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
Perusahaan yang mengalami
pertumbuhan,
umumnya
membutuhkan lebih banyak dana
untuk membiayai bisnisnya. Oleh
karena itu, pertumbuhan dianggap
memiliki hubungan positif dengan
leverage.
Sesuai dengan pecking order
theory, perusahaan akan lebih
menyukai
sumber
dana
dari
internal, dalam hal ini adalah laba
ditahan.
Semakin
besar
profitabilitas perusahaan, maka
semakin besar jumlah laba ditahan.
Menurut
pecking
order
theory,
perusahaan
yang
mempunyai likuiditas yang tinggi
akan cenderung tidak menggunakan
pembiayaan dari hutang. Hal ini
disebabkan perusahaan dengan
likuiditas yang tinggi mempunyai
dana internal yang besar, sehingga
perusahaan
tersebut
akan
menggunakan dana internalnya
terlebih dahulu.
Hubungan tangibilitas dan
leverage adalah positif, karena
dengan semakin banyaknya aset
tetap yang dimiliki perusahaan,
kreditor
akan
memberikan
pinjaman dengan tingkat bunga
yang lebih kecil.
Semakin
tua
umur
perusahaan, menunjukkan bahwa
perusahaan lebih mampu bertahan
dalam persaingan bisnis dan lebih
banyaknya sejarah perusahaan yang
dapat dipertimbangkan oleh para
142
November 2012
kreditor.
Sehingga
umur
perusahaan memiliki hubungan
positif dengan leverage.
Non-debt
Tax
Shield
merupakan pengurang pajak yang
bukan berasal dari utang memiliki
hubungan negatif dengan leverage.
Semakin besar Non-Debt Tax Shield
maka akan mengurangi kebutuhan
perusahaan
untuk
menghemat
pajak melalui utang.
Objek penelitian ini adalah
perusahaan sektor Perdagangan,
Jasa, dan Investasi karena sektor
ini merupakan sektor Non-Keuangan
dengan Debt to Equity Ratio
tertinggi
dibandingkan
dengan
sektor industri lainnya pada periode
2007-2013. Sektor perdagangan,
jasa, dan investasi juga memiliki
rata-rata nilai Price to Book Value
Ratio tertinggi selama periode
2007-2013. Nilai Price to Book Ratio
yang tinggi mencerminkan bahwa
harga
saham
perusahaan
overvalued dan membuat investor
enggan
membeli
saham
perusahaan.
Periode peneilitian
ditetapkan dari tahun 2009 sampai
2013.
1. Untuk mengetahui pengaruh
secara simultan dari ukuran,
tingkat
pertumbuhan,
profitabilitas,
likuiditas,
tangibilitas, umur, dan non debt
tax shield perusahaan terhadap
leverage.
ISSN: 1410 -9875
Yupiter Gullo
KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Model Penelitian
Gambar 1
Model Penelitian
Pengembangan hipotesis
1. H01 : tidak terdapat pengaruh
ukuran
perusahaan
terhadap leverage
Ha1 : terdapat pengaruh ukuran
perusahaan
terhadap
leverage
2. H02 : tidak terdapat pengaruh
pertumbuhan
perusahaan
terhadap leverage
:
terdapat
pengaruh
H02
pertumbuhan
perusahaan
terhadap leverage
3. H03 : tidak terdapat pengaruh
profitabilitas
perusahaan
terhadap leverage
:
terdapat
pengaruh
Ha3
profitabilitas
perusahaan
terhadap leverage
4. H04 : tidak terdapat pengaruh
likuiditas
perusahaan
terhadap leverage
Ha4 : terdapat pengaruh likuiditas
perusahaan
terhadap
leverage
5. H05 : tidak terdapat pengaruh
tangibilitas
perusahaan
terhadap leverage
Ha5 : terdapat pengaruh tangibilitas
perusahaan
terhadap
leverage
6. H06 : tidak terdapat pengaruh
umur perusahaan terhadap
leverage
Ha6 : terdapat pengaruh umur
perusahaan
terhadap
leverage
7. H07 : tidak terdapat pengaruh
non debt tax shield
143
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
perusahaan terhadap
leverage
Ha7 :terdapat pengaruh non debt
tax
shield
perusahaan
terhadap leverage
8. H08 : tidak terdapat pengaruh
secara simultan dari
ukuran, pertumbuhan,
profitabilitas,
tangibilitas,likuiditas,
umur, dan non debt tax
shield perusahaan terhadap
leverage
Ha8 : terdapat pengaruh secara
simultan dari ukuran,
pertumbuhan,
profitabilitas,
tangibilitas,likuiditas,
umur, dan non debt tax
shield perusahaan terhadap
leverage.
November 2012
d. Memiliki data lengkap yang
berkaitan
dengan
variabel
penelitian
Teknik Pengumpulan data
Data yang digunakan dalam
penelitian ini merupakan penelitian
sekunder. Sumber data dikutip dari
Bursa Efek Indonesia
(www.idx.co.id), Fact Book IDX,
serta ICMD.
Definisi Operasional
Firm Size = Ln Total Asset
METODA PENELITIAN
Objek Penelitian
Objek penelitian adalah Sektor
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
yang terdaftar pada Bursa Efek
Indonesia
periode
2009-2013.
Pemilihan
sampel
dilakukan
berdasarkan metode purposive
sampling.
Tujuannya
untuk
mendapatkan
sampel
yang
representatif. Beberapa kriteria
yang ditetapkan untuk memperoleh
sampel sebagai berikut:
a. Perusahaan
harus
sudah
terdaftar di BEI minimum pada
periode waktu
penelitian (2009-2013).
b. Perusahaan yang dipilih adalah
perusahaan
sektor
Perdagangan,
Jasa,
dan
Investasi.
c. Laporan keuangan dalam satuan
mata uang rupiah
144
Umur perusahaan = Ln(Tahun observasi
– tahun berdirinya perusahaan)
Analisis regresi linier berganda
Persamaan analisis regresi
linier secara umum untuk menguji
hipotesis-hipotesis dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
Y= β0+β1X1+β2X2+ β3X3+ β4X4+ β5X5+
β6X6+ β7X7 + e
Dimana :
Y = Leverage
β0 = Konstanta
β1, β2, β3, β4, β5, β6, β7 = Slope
koefisien variabel 1-7
X1 = Ukuran Perusahaan
X2 = Tingkat Pertumbuhan
ISSN: 1410 -9875
Yupiter Gullo
X3 = Profitabilitas
X4 = likuiditas
X5 = Tangibilitas
X6 = Umur perusahaan
X7 = Non-Debt Tax Shield
e = error
HASILPENELITIAN
Tabel 1 Uji t
Nilai statistik t dari ukuran
perusahaan berada di region of
acceptance dimana t ≥ ‐tα/2 atau t
≤ tα/2 (0,48631≥ ‐1,998 atau
0,48631 ≤ 1,998). Kesimpulan ini
didukung oleh nilai probabilitas dari
ukuran perusahaan, yaitu sebesar
0,6284 yang lebih besar dari nilai α
0,05. Hal ini berarti H0 tidak dapat
ditolak,
sehingga
dapat
disimpulkanbahwa tidak terdapat
pengaruh
ukuran
perusahaan
terhadap leverage.
Tabel 2 Uji t
Nilai statistik t dari tingkat
pertumbuhan berada di region of
acceptance dimana t ≥ ‐tα/2 atau t
≤ tα/2 (0,076060 ≥ ‐1,998 atau
0,076060 ≤ 1,998). Dapat diambil
kesimpulan bahwa H0 tidak dapat
ditolak. Kesimpulan ini didukung
oleh nilai probabilitas dari tingkat
pertumbuhan,
yaitu
sebesar
0,9396yang lebih besar dari nilai α
0,05. Hal ini berarti H0 tidak dapat
ditolak, sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat pengaruh
tingkat
pertumbuhan
terhadap
leverage.
145
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
November 2012
Tabel 3 Uji t
Nilai statistik t dari profitabilitas
berada di region of rejection
dimana t ≥ ‐tα/2 atau t ≤ tα/2 (‐
3,019643 ≤ ‐1,998 atau ‐3,019643 ≤
1,998). Kesimpulan ini didukung
oleh
nilai
probabilitas
dari
profitabilitas,
yaitu
sebesar
0,0037yang lebih kecil dari nilai α
0,05. Hal ini berarti H0 ditolak,
sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh profitabilitas
terhadap leverage.
Tabel 4 Uji t
Nilai statistik t dari likuiditas
berada di region of rejection
dimana t ≥ ‐tα/2 atau t ≤ tα/2 (‐
2,995090 ≤ ‐1,998 atau ‐2,995090 ≤
1,998). Kesimpulan ini didukung
oleh
nilai
probabilitas
dari
likuiditas, yaitu sebesar 0,0039
yang lebih kecil dari nilai α 0,05.
Hal ini berarti H0 ditolak, sehingga
dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh
likuiditas
terhadap
leverage.
Tabel 5 Uji t
Nilai statistik t dari tangibilitas
berada di region of acceptance
dimana t ≥ ‐tα/2 atau t ≤ tα/2 (‐
0.411630 ≥ ‐1,998 atau ‐0.411630≤
1,998) . Dapat diambil kesimpulan
bahwa H0 tidak dapat ditolak.
Kesimpulan ini didukung oleh nila
146
probabilitas dari tangibilitas, yaitu
sebesar 0.6820 yang lebih besar
dari nilai α 0,05. Hal ini berarti H0
tidak dapat ditolak, sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat
pengaruh
tangibilitas
terhadap
leverage.
ISSN: 1410 -9875
Yupiter Gullo
Tabel 6 Uji t
Nilai
statistik
t
dari
umur
perusahaan berada di region of
acceptance dimana t ≥ ‐tα/2 atau t
≤ tα/2 (‐0.043363≥ ‐1,998 atau ‐
0.043363≤ 1,998) .Dapat diambil
kesimpulan bahwa H0 tidak dapat
ditolak. Kesimpulan ini didukung
oleh
nilai
probabilitas
dari
tangibilitas, yaitu sebesar 0,9655
yang lebih besar dari nilai α 0,05.
Hal ini berarti H0 tidak dapat
ditolak, sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat pengaruh
umur
perusahaan
terhadap
leverage.
Tabel 7 Uji t
Nilai statistik t dari Non-debt tax
shield berada di region of
acceptance dimana t ≥ ‐tα/2 atau t
≤ tα/2 (2,397037 ≥ ‐1,998 atau
2,397037 ≥ 1,998). Dapat diambil
kesimpulan bahwa H0 ditolak.
Kesimpulan ini didukung oleh nilai
probabilitas dari Non-debt tax
shield, yaitu sebesar 0,0195 yang
lebih kecil dari nilai α 0,05. Hal ini
berarti H0 ditolak, sehingga dapat
disimpulkan
bahwa
terdapat
pengaruh Non-debt tax shield
terhadap leverage.
Tabel 8 Uji F
Dari Tabel, diketahui bahwa nilai F
statistik lebih besar dari nilai F
tabel (4,705087≥ 2,17) dengan
dfnum = p = 7 dan dfden = n – p – 1
= 65‐7‐1 = 57 dengan α = 0,05. Nilai
statistik F berada di region of
rejection sehingga dapat dikatakan
bahwa H0 ditolak. Hal ini didukung
oleh nilai dari probabilitas yang
lebih kecil daripada α (0,000323≤
147
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
0,05). Dapat diambil kesimpulan
bahwa terdapat pengaruh ukuran
perusahaan, tingkat pertumbuhan,
profitabilitas,
likuiditas,
tangibilitas, umur perusahaan, dan
Non-debt
Tax
Shield
secara
bersama-sama terhadap Leverage.
PENUTUP
1.
2.
3.
4.
5.
6.
148
Ukuran perusahaan
Ukuran
perusahaan
tidak
berpengaruh
terhadap
leverage. H01 tidak dapat
ditolak. Hasil ini konsisten
dengan
penelitian
yang
dilakukan oleh Alkhatib(2011).
Tingkat Pertumbuhan
Tingkat pertumbuhan
tidak
berpengaruh
terhadap
leverage. H02 tidak dapat
ditolak. Hasil ini konsisten
dengan
penelitian
yang
dilakukan oleh Akinyomi et al.
(2013).
Profitabilitas
Profitabilitas
berpengaruh
terhadap leverage. H03 ditolak.
Hasil ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh
Gill et al. (2011).
Likuiditas
Likuiditas
berpengaruh
terhadap leverage. H04 ditolak.
Hasil ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh
Alkhatib (2011).
Tangibilitas
Tangibilitas tidak berpengaruh
terhadap leverage. H05 tidak
dapat
ditolak.
Hasil
ini
konsisten dengan penelitian
yang dilakukan Gill et al. (2011)
dan Lingesya (2012).
Umur Perusahaan
Umur
perusahaan
tidak
berpengaruh
terhadap
leverage. H06 tidak dapat
ditolak. Hasil ini konsisten
November 2012
7.
8.
dengan
penelitian
yang
dilakukan oleh Lingesya (2012).
Non-Debt Tax Shield
Non-debt
tax
shield
berpengaruh
terhadap
leverage. H07 ditolak. Hasil ini
konsisten dengan penelitian
yang dilakukan oleh Lingesya
(2012).
Ukuran perusahaan, tingkat
pertumbuhan,
profitabilitas,
likuiditas, tangibilitas, umur,
dan Non-Debt tax shield
berpengaruh secara bersamasama terhadap leverage. H08
ditolak.
Penulis
menyadari
bahwa
kelemahan yang ada membuat
penelitian
ini
memiliki
beberapa
keterbatasan.
Keterbatasan yang ada dalam
penelitian ini antara lain:
1. Penelitian ini hanya mencakup
objek
perusahaan
sektor
perdagangan,
jasa,
dan
investasi saja, selain itu jumlah
sampel yang terlalu sedikit.
2.
Jangka waktu periode yang
terbatas yaitu 5 tahun, dari
tahun 2009-2013 yang mungkin
kurang mencerminkan keadaan
jangka panjang.
3. Variabel yang terbatas, dimana
hanya menggunakan 7 variabel
independen.
Rekomendasi ini berguna untuk
penelitian selanjutnya yang
ingin mengangkat
ISSN: 1410 -9875
tema serupa, berikut beberapa
rekomendasi yang penulis harapkan
untuk dilengkapi agar menghasilkan
penelitian
yang
lebih
baik
mengenai leverage.
1. Menggunakan objek penelitian
lain yang lebih luas sehingga
menghasilkan jumlah sampel
yang lebih banya.
Yupiter Gullo
2. Memperpanjang periode.
3. Memasukkan variabel-variabel
lain
yang
mungkin
turut
berpengaruh
terhadap
leverage,
contohnya
Tax
Rate,risiko, dan pertumbuhan
penjualan.
DAFTAR PUSTAKA
Akinyomi, John dan Adebayo Olagunu. 2013. Determinants of Capital
Structure in Nigeria. International Journal of Innovation and Applied
Studies, Vol.3, No.4.
Ali, Liaqat. 2011. The Determinants of Leverage of the Listed-Textile
Companies in India. European Journal of Business and Management,
Vol 3, No.12.
Alkhatib, Khalid. 2011. The Determinants of leverage of Listed Companies
International. Journal of Business and Social Science, Vol. 3 No. 24.
Anderson, David R., Dennis J. Sweeney, and Thomas A. Williams. 2011.
Statistics for Business and Economics. South-Western: Cengage
Learning.
Brealey, Richard A., Stewart C. Myers, and Franklin Allen. 2006. Corporate
Finance. 8th Edition. United States Of America: McGraw-Hill.
Brigham and Eugene F. 2011. Fundamentals of Financial Management. United
States Of America: Thomson. South-Western.
Booth, L., Aivazian, V., Demirguc-Kunt, A. And V Maksimovic. (2001), Capital
Structure In Developing Countries. Journal of Finance Vol 56:87-130.
Fama, Eugene F. and French, Kenneth R. 2000. Testing Tradeoff and Pecking
Order Predictions about Dividents and Debt. The Center for Research
in Security Price Working Paper, No.506.
Gill, Amarjit and Neil Mathur. 2011. Factors that Influence Financial Leverage
of Canadian Firms. Journal of Applied Finance & Banking, vol.1,
no.2.
Gitman, Lawrence J., and Chad J. Zutter. 2012. Principles of Managerial
Finance. 13th Edition. United States of America: Pearson Education
Limited.
Ghosh, Saibal and A.Prasad. 2005. Monetary Policy and Corporate Behavior in
India. IMF Working Paper.
Gujarati, Damodar N., and Dawn C. Porter. 2009. Basic Econometrics. New
York: McGraw-Hill.
Hair, Joseph F. et al. 2006. Multivariate Data Analysis. 6th Edition. New
Jearsey: Pearson Education.
Harahap, Sofyan Syafri. 2010. Teori Akuntansi Edisi Revisi. Raja Grafindo
Persada : Jakarta.
149
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
November 2012
Higgins, Robert. 2011. Analysis For Financial Management. NewYork :
McGraw-Hill.
Husnan, Suad. 2003. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi
3. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN.
IDX Fact Book 2008. 2008. Jakarta: Indonesia Stock Exchange.
IDX Fact Book 2009. 2009. Jakarta: Indonesia Stock Exchange.
IDX Fact Book 2010. 2010. Jakarta: Indonesia Stock Exchange.
IDX Fact Book 2011. 2011. Jakarta: Indonesia Stock Exchange.
IDX Fact Book 2012. 2012. Jakarta: Indonesia Stock Exchange.
IDX Fact Book 2013. 2013. Jakarta: Indonesia Stock Exchange.
Indriani, Astiwi dan Endang Tri Widyarti. 2013. Penentu-Penentu Struktur
Modal Perusahaan. Jurnal Dinamika Manajemen Vol. 4, No. 1.
Lingesiya Y. 2012. Factors Influencing Companies’ Leverage : Evidence From
Sri Lankan Panel Data. South Asian Academic Research Journals, Vol.
2.
Longenecker. 2001. Kewirausahaan, Manajemen Usaha Kecil. Jakarta:
Salemba Empat.
Margaretha, Farah dan Aditya Rizky Ramadhan. 2010. Faktor-Faktor yang
Mempengaruh Struktur Modal pada Industri Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 12, No.2.
Mas’ud. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal.
Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol. 7, No.1.
Poerwadarminta, W.J.S. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Riyanto, Bambang. 2008. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta:
BPFE.
Rodoni, Ahmad dan Herni Ali. 2010.Manajemen Keuangan.Jakarta: Mitra
Wacana Media.
Ross, Stephen A. et al. 2008. Corporate Finance Fundamental. 8th Edition.
NewYork: McGraw-Hill.
Sanders, Donald H., and Robert K. Smidt. 2000. Statistics. 6th Edition. United
States of America: McGraw-Hill.
Sartono, Agus. 2008. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta :
BPFE.
Sekaran, Uma, and Roger Bougie. 2010. Research Methods for Business: A
Skill- Building Approach. 5th Edition. India: John Wiley & Sons,Inc.
Sugiyarso, G.Winarni, F. 2005. Manajemen keuangan. Yogyakarta : Media
Pressindo.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
Wibowo, A.J., dan F.I. Erkaningrum, 2002. Studi Keterkaitan antara Dividend
Payout Ratio, Financial Leverage, dan Investasi dalam Pengujian
Hipotesis Pecking Order, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, 17 (4):
506-519.
Widarjono, Agus. 2013. Ekonometrika; Pengantar dan Aplikasinya; Disertai
Panduan Eviews. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
White, Gerald I. 2003. The Analisis and Use of Financial Performance.
NewYork: John Wiley & Sons, Inc.
Wild, et al. 2005. Financial Statement Analysis. NewYork : McGraw-Hill.
150
ISSN: 1410 -9875
Yupiter Gullo
Winarno, Wing Wahyu. 2011. Analisis Ekonometrika dan Statistik dengan
EViews.\Ed.--3.--Yogyakarta:--UPP-STIM-YKP
Zare, Reza, Farzad Farzanfar, and Maryam Boroumand. 2013. Examining the
Firm Age, Size and Asset Structure Effects on Financial Leverage in
the Firms Listed in Tehran Stock Exchange. International Journal of
Economy, Management and Social Sciences, Pages: 256-264.
151
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 5
Halaman ini sengaja dikosongkan
152
November 2012
Download