PENGARUH KUALITAS PENDIDIKAN - e

advertisement
ARTIKEL
PENGARUH KUALITAS PENDIDIKAN,KESEHATAN DAN INVESTASI
TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT
Oleh :
YUHENDRI
BP. 2008/02658
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
Wisuda Periode Maret 2013
1
2
PENGARUH KUALITAS PENDIDIKAN,KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI DI SUMATERA BARAT
(Effect Of Quality Education, Health And Investment On Economic Growth In West Sumatra)
Yuhendri, Idris, Yeniwati
Jurnal Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
E-mail :[email protected]
ABSTRAK
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan asosiatif, variabel bebas dalam penelitian ini
adalah pendidikan (X1), kesehatan (X2) dan investasi (3) sedangkan variabel terikat adalah pertumbuhan
ekonomi Sumatera Barat (Y). Jenis data penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat kuantitatif dan
data time series dari tahun 1981-2010. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan statistik
deskriptif dan induktif yang terdiri dari (1) Uji Normalitas. (2) Uji Multikolinearitas. (3) Uji Autokorelasi. (4)
Uji Heterokedastisitas. (5) Analisis Regresi Linear Berganda. (6) Uji t. (7) Uji F. Analisis ini menggunakan model
yang dikembangkan oleh Messe dan Rogof dengan metode Ordinary Least Square (OLS).
Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pendidikan terhadap
pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat (2) Terdapat pengaruh yang negatif dan signifikan kesehatan terhadap
pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat (3) Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan investasi terhadap
pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat (4) Secara bersama-sama pendidikan, kesehatan dan investasi berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat.
Kata Kunci : pertumbuhan ekonomi,pendidikan,kesehatan dan investasi
Abstract
This research is descriptive and associative research, the independent variable in this study is education
(X1), health (X2) and investments (3) while the dependent variable is the growth of West Sumatra (Y). The type of
data this study is secondary data that is quantitative and time series data from the years 1981-2010. The data
obtained were analyzed using descriptive statistics and inductive consisting of (1) Normality Test. (2) Test
multicollinearity. (3) Test Autocorrelation. (4) Test heterocedastisity. (5) Multiple Linear Regression Analysis. (6)
t-test. (7) Test F. This analysis uses the model developed by Messe and Rogof Ordinary Least Square method
(OLS).
The results showed that (1) There is a positive and significant effect of education on economic growth of
West Sumatra (2) There is a negative and significant effect of health on economic growth of West Sumatra (3)
There is a positive and significant effect of investment on economic growth of West Sumatra (4) Taken together
education, health and investment significantly influence economic growth in West Sumatra.
Keywords: economic growth, education, health and invest
3
Di Sumatera Barat kualitas tenaga
kerjanya juga dapat dilihat dari tingkat
pendidikan dan kesehatanya. Kualitas sumber
daya manusia yang dilihat dari jumlah tenaga
kerja yang berumur dari 15 sampai 64 tahun,
Relevannya jika pertumbuhan ekonomi semakin
tinggi, dikarenakan oleh pendidikan yang di
miliki tenaga kerja baik , skill dan kemampuan
yang semakin bagus.
Selain dari pada pendidikan, kesehatan
juga turut mempengaruhi kualitas Sumber daya
manusia di Sumatera Barat. Tingkat kesehatan
masyarakat dapat dilihat dari berbagai indikator,
salah satunya yaitu tingkat kematian bayi. Jika
tingkat kematian bayi menurun, berarti
menandakan kesehatan semakin membaik, dan
pertumbuhan ekonomi juga semakin bagus
(Notoatmodjo ,2009:3)
Selain pendidikan dan kesehatan yang
dapat memberikan kontribusi yang besar
terhadap pertumbuhan ekonomi, penanaman
modal atau pembentukan modal juga dapat
memberikan kontribusi yang besar dalam
meningkatkan
pertumbuhan
ekonomi.
Sebagaimana kita ketahui Sumatera adalah salah
satu pulau yang terbesar diantara beribu-ribu
pulau yang ada, mempunyai posisi yang strategis
untuk di kembangkan khususnya Sumatera
Barat.
Ditinjau dari sumber daya alam yang
dimiliki daerah Sumatera Barat mempunyai
kemungkinan yang sangat besar untuk aktifitas
penanaman modal yaitu Penanaman Modal
Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman
Modal Asing (PMA), karena banyaknya tersedia
berbagai bahan mentah dari berbagai sektor
seperti dari hasil pertanian, perkebunan,
perikanan dan yang lainnya yang dapat
dipergunakan oleh sektor industri.
Pada dasarnya PDRB perkapita Sumatera
Barat secara kuntitatif cenderung meningkat dari
tahun 1995-2010 meskipun sempat mengalami
perumbuhan yang negatif pada tahun 1998 dan
1999 akibat krisis ekonomi yang terjadi pada
tahun 1997/1998. Untuk tahun-tahun selanjutnya
meskipun nilai pertumbuhan PDRB perkapita
Sumatera Barat mengalami pertumbuhan yang
I. PENDAHULUAN
Salah satu bagian penting dari
pembangunan nasional negara Indonesia adalah
pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi
ini bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat
mengusahakan
agar
hasil
pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh
lapisan Negara yang sedang berkembang terus
berusaha untuk meningkatkan pembangunan di
segala bidang. Indonesia merupakan masyarakat
dengan adil dan merata. Pembangunan suatu
bangsa memerlukan dua aset utama atau ”daya”
yang disebut sumber daya (resources), yakni
sumber daya alam (natural resources), dan
sumber daya manusia (human resources). Kedua
sumber daya tersebut sangat penting dalam
menentukan keberhasilan suatu pembangunan.
Hal ini dapat kita amati dari kemajuan-kemajuan
suatu negara sebagai indikator keberhasilan
pembangunan bangsa tersebut. Sumatera Barat
terkenal dengan kekayaan alamnya, berarti untuk
mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi
akibatnya kekayaan alam di Sumatera Barat akan
menipis.
Selain itu sumber daya manusia
merupakan modal dasar dari kekayaan suatu
bangsa, karena manusia adalah faktor produksi
yang bersifat aktif mengumpulkan modal,
mengeksploitasi sumber-sumber daya alam,
membangun
organisasi-organisasi
sosial,
ekonomi,
politik
dan
melaksanakan
pembangunan nasional.
Untuk menghasilkan sumber daya
manusia yang berkualitas, maka pendidikan
merupakan suatu hal yang penting dan untuk itu
peningkatan kualitas sumber daya manusia
mutlak harus dilakukan. Karena dengan kualitas
sumber daya manusia yang berkualitas dapat
memberikan
multiplier
efect
terhadap
pembangunan
suatu
negara,
khususnya
pembangunan bidang ekonomi. Secara umum
tingkat pendidikan dan kesehatan dapat mewakili
kualitas tenaga kerja karena dengan pendidikan,
seseorang akan bertambah keterampilannya, dan
dengan kesehatan seseorang akan lebih kuat dan
jernih pemikirannya dalam bekerja.
4
positif secara
kuantitas, namun dari sisi
persentase laju pertumbuhan PDRB perkapita
Sumatera Barat cenderung berfluktuasi dan
mengalami penurunan.
dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi akan
menambah barang modal dan teknologi yang
digunakan juga semakin berkembang. Di
samping itu, tenaga kerja bertambah sebagai
akibat dari perkembangan penduduk seiring
dengan
meningkatnya
pendidikan
dan
keterampilan mereka.
Peningkatan pertumbuhan ekonomi itu
tercermin dari PDB rill yang merupakan
indikator utama untuk melihat sejauh mana
pertumbuhan ekonomi telah meningkat. Apabila
PDB riil meningkat maka seluruh kegiatan
ekonomi dapat terpenuhi, sehingga proses-proses
ekonomi menjadi lancar yang pada akhirnya
pendapatan masyarakat meningkat yang secara
otomatis diikuti oleh kesejahteraan yang pesat.
Salah satu indikator penting untuk
mengetahui kondisi pertumbuhan ekonomi
disuatu wilayah dalam satu periode tertentu
ditunjukkan oleh data PDRB atas harga berlaku
maupun harga konstan. PDRB didefenisikan
sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan
oleh seluruh unit ekonomi. PDRB atas dasar
harga berlaku dapat menunjukkan pergeseran
serta struktur ekonomi suatu daerah. Sedangkan
PDRB atas dasar harga konstan digunakan untuk
mengetahui pertumbuhan ekonomi dari waktu ke
waktu.
Dari fakta yang tertera pada Tabel di atas
bahwa terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi semakin
meningkat dari tahun ketahun, pendididkan dan
kesehatannya
berfluktuatif dan Investasi juga
berfluktuatif, tidak sesuai dengan logika seharusnya
yang
memaparkan
bahwa
semakin
tinggi
pertumbuhan
ekonomi,
semakin
meningkat
pendidikan dan kesehatan nya dan investasinya juga
semakin banyak atau besar. Maka berdasarkan latar
belakang yang telah dipaparkan tersebut, penulis
tertarik
melakukan
penelitian
mengenai
“Pengaruh Kualitas Pendidikan,Kesehatan
Dan Investasi Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Di Sumatera Barat”.
II. KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Konsep Pertumbuhan Ekonomi.
Menurut Kuznets dalam Todaro (2004:99)
pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas
dalam jangka panjang dari negara yang
bersangkutan untuk menyediakan berbagai
barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan
kapasitas
itu
sendiri
ditentukan
atau
dimungkinkan oleh adanya kemajuan teknologi,
institusional (kelembagaan) dan ideologis
terhadap berbagai tuntutan keadaan yang ada.
Menurut Simon Kuznets (Jhingan,
2008:57), mendefenisikan pertumbuhan ekonomi
sebagai berikut:
Kenaikan
jangka
panjang
dalam
kemampuan suatu negara untuk menyediakan
semakin banyak jenis barang-barang ekonomi
kepada penduduknya. Kemampuan ini tumbuh
sesuai dengan kemajuan teknologi, dan
penyesuaian kelembagaan dan idiologis yang
diperlukannya.
Jadi pertumbuhan ekonomi mengukur
prestasi dari perkembangan suatu perekonomian
dari suatu periode ke periode lainya.
Kemampuan suatu negara untuk menghasilkan
barang dan jasa akan meningkat, disebabkan
oleh pertambahan faktor-faktor produksi baik
2. Faktor
Penentu
Pertumbuhan
Ekonomi
Menurut M.L. Jhingan (2003:67), secara
umum faktor penentu pertumbuhan ekonomi
dibedakan menjadi faktor ekonomi dan non
ekonomi. Faktor penentu ekonomi terdiri dari
sumber alam, akumulasi modal, organisasi,
kemajuan teknologi, serta pembagian kerja dan
skala produksi. Sedangkan faktor penentu non
ekonomi yaitu faktor sosial, faktor manusia,
faktor politik dan administrasi.
Teori pertumbuhan dapat dibedakan
menjadi dua aliran pemikiran, yakni teori
neoklasik dan modern. Dalam teori neoklasik
pertumbuhan ekonomi yang ditunjukkan oleh
pertumbuhan produksi sangat ditentukan oleh
faktor produksi berupa kuantitas tenaga kerja
dan modal. Peran teknologi dan ilmu
pengetahuan serta peningkatan kualitas tenaga
kerja dan input produksi lainnya tidak mendapat
5
perhatian secara eksplisit atau dianggap konstan
(Tambunan, 2003:45). Berikut faktor penentu
pertumbuhan ekonomi berdasarkan teori
pertumbuhan neoklasik dan modern:
a.Teori Pertumbuhan Neoklasik Sollow
Model Sollow merupakan pengembangan
dari model Harrod-domar yang hanya
memfokuskan pada pembentukan modal. Teori
ini menambahkan faktor penentu pertumbuhan
ekonomi berupa tenaga kerja dan teknologi.
Namun teknologi dianggap sebagai faktor residu
untuk menjelaskan pertumbuhan ekonomi dalam
jangka panjang dan tinggi
rendahnya
pertumbuhan ekonomi diasumsikan bersifat
eksogen atau dipengaruhi oleh berbagai macam
faktor (Todaro, 2000:116). Model pertumbuhan
ekonomi yang disebut sebagai model
pertumbuhan Sollow, model tersebut berangkat
dari fungsi produksi agregat sebagai berikut
Dornbusch et al dalam (Siregar, 2006:26)
Y = A f(K , L) ....................................(1)
Dimana:
Y = output nasional (kawasan)
K = modal (kapital) fisik
L = tenagakerja
A = teknologi
b.Teori Pertumbuhan Baru (New Growth
Theory)
Teori ini memberikan kerangka teoritis
untuk menganalisis pertumbuhan yang bersifat
endogen, pertumbuhan ekonomi merupakan hasil
dari dalam sistem ekonomi. Menurut Romer
dalam Todaro (2004:168), teori ini menganggap
bahwa pertumbuhan ekonomi lebih ditentukan
oleh sistem produksi, bukan berasal dari luar
sistem. Kemajuan teknologi merupakan hal yang
endogen, pertumbuhan merupakan bagian dari
keputusan pelaku-pelaku ekonomi untuk
berinvestasi dalam pengetahuan. Peran modal
lebih besar dari sekedar bagian dari pendapatan
apabila modal yang tumbuh bukan hanya modal
fisik saja tapi menyangkut modal manusia.
Akumulasi modal merupakan sumber
utama pertumbuhan ekonomi. Definisi modal
diperluas dengan memasukkan model ilmu
pengetahuan dan modal sumber daya manusia.
Perubahan teknologi bukan sesuatu yang berasal
dari luar model atau eksogen tapi teknologi
merupakan bagian dari proses pertumbuhan
ekonomi. Dalam teori pertumbuhan endogen,
peran investasi dalam modal fisik dan modal
manusia turut menentukan pertumbuhan
ekonomi jangka panjang (Mankiw, 2003:21).
Model pertumbuhan endogen sedikit
berbeda dengan model
Sollow, Model
pertumbuhan endogen memodifikasi fungsi
produksi agregat menjadi (Siregar, 2006: 27):
Y = A f(K,H,L ) ...................................(2)
Dimana:
Y = output
A = teknologi
K = modal
L = tenaga kerja
H = Sumber daya manusia
Fungsi produksi ini tidak menunjukkan
muatan dari pengembalian modal yang kian
menurun. Ketiadaan pengembalian modal yang
kian menurun ini merupakan perbedaan penting
antara model pertumbuhan endogen dan Sollow.
.
c.Teori Human Capital
Teori human capital berasumsi bahwa,
seseorang dapat meningkatkan penghasilannya
melalui
peningkatan
pendidikan.
Setiap
penambahan satu tahun sekolah berarti disuatu
pihak, peningkatan kemampuan kerja dan
penghasilan seseorang. Akan tetapi dipihak lain
menunda penerimaan penghasilan selama satu
tahun
dalam
mengikuti
sekolah
tersebut.(Simanjuntak, 1998:70)
Menurut Theoderore W. Schultz (dalam
Mukhlish,
2010:1),
proses
peningkatan
pengetahuan
dan
keterampilan
melalui
pendidikan bukan merupakan suatu bentuk
konsumsi semata, namun merupakan suatu
investasi yang amat besar dan berharga. Investasi
dalam bidang pendidikan hasilnya tidak akan
dirasakan dalam waktu yang singkat, tetapi akan
dirasakan di kemudian hari, dan memerlukan
waktu yang relatif lama. Nilai modal manusia
(human capital) suatu bangsa tidak hanya
ditentukan oleh jumlah populasi penduduk atau
tenaga kerja kasar (intensive labor) tetapi sangat
ditentukan oleh tenaga kerja intelektual
(intensive brain).
Terdapat dua pendekatan penting dalam
teori human capital yaitu: pendekatan Nelson
6
Phelp dan pendekatan Lucas. Pendekatan
Nelson-Phelp, Agion dan Howitt (Meir dan
Raunch dalam Mukhlish 2010:2) menyimpulkan
bahwa human capital merupakan faktor yang
sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi
suatu negara. Muculnya perbedaan dalam tingkat
pertumbuhan
diberbagai
Negara
lebih
disebabkan olleh perbedaaan dalam stock human
capital. Agion dan howitt mendukung pendapat
Nelson-phelp tentang stock Human Capital yang
menyimpulkan bahwa angkatan kerja yang lebih
terdidik dan ahli akan lebih mampu mengisi
kualifikasi lapangan pekerjaan yang ditentukan.
Dengan kata lain pekerja dengan pendidikan
yang lebih tinggi akan mampu merespon
inovasiyang selanjutnya akan meningkatkan
pertumbuhanekonomi suatu negara.
Jadi, peningkatan stock human capital
dapat meningkatkan pendapatan suatu negara
melalui produktivitas tenaga kerja yang terampil
dan berpengetahuan akibat dari pendidikan yang
diperolehnya.
a.Pengaruh
Pendidikan
Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Todaro (dalam Aini, 2008:20)
pendidikan memang memiliki pengaruh yang
positif terhadap pertumbuhan ekonomi melalui
6 cara yaitu:
1. Meningkatnya secara umum
kualitas angkatan kerja melalui
penanaman pengetahuan kerja
dan keterampilan.
2. Meningkatnya mobilitas tenaga
kerja dan mempromosikan
pembagian kerja.
3. Memungkinkannya penyerapan
Infomasi baru secara lebih
cepat dan penerapan proses
baru dan input yang kurang
dikenal menjadi lebih efisien.
4. Menghilangkan
hambatan
hambatan sosial dan kelembagaan
bagi pertumbuhan ekonomi.
5. Beraninya wirausahawan untuk
mempromosikan tanggung jawab
individual,
kemampuan
organisasional, mengambil resiko
yang moderat dan merencanakan
dalam jangka panjang.
6. Meningkatnya
kemampuan
manajemen
menjadi
lebih
sehingga alokasi sumber daya
menjadi lebih efisien.
Meski modal manusia memegang
peranan penting dalam pertumbuhan penduduk,
para ahli mulai dari ekonomi, politik, sosiologi
bahkan engineering lebih menaruh prioritas pada
faktor modal fisik dan kemajuan teknologi. Ini
beralasan karena melihat data AS misalnya, total
kombinasi kedua faktor ini menyumbang sekitar
65 persen pertumbuhan ekonomi AS pada
periode 1948-1979.
Namun sesungguhnya faktor teknologi
dan modal fisik tidak independen dari faktor
manusia. Suatu bangsa dapat mewujudkan
kemajuan teknologi, termasuk ilmu pengetahuan
dan manajemen, serta modal fisik seperti
bangunan dan peralatan mesin-mesin hanya jika
negara tersebut memiliki modal manusia yang
kuat dan berkualitas. Apabila demikian, secara
tidak langsung kontribusi faktor modal manusia
dalam pertumbuhan penduduk seharusnya lebih
tinggi dari angka 31 persen.
Perhatian terhadap faktor manusia
menjadi sentral akhir-akhir ini berkaitan dengan
perkembangan
dalam
ilmu
ekonomi
pembangunan dan sosiologi. Para ahli di kedua
bidang tersebut umumnya sepakat pada satu hal
yakni modal manusia berperan secara signifikan,
bahkan lebih penting daripada faktor teknologi,
dalam memacu pertumbuhan ekonomi. Modal
manusia tersebut tidak hanya menyangkut
kuantitas, tetapi yang jauh lebih penting adalah
dari segi kualitas.
Dari berbagai studi tersebut sangat jelas
dapat
disimpulkan
bahwa
pendidikan
mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi melalui berkembangnya kesempatan
untuk meningkatkan kesehatan, pengetahuan,
dan keterampilan, keahlian, serta wawasan
mereka agar mampu lebih bekerja secara
produktif, baik secara perorangan maupun
kelompok. Implikasinya, semakin tinggi
pendidikan, hidup manusia akan semakin
berkualitas.
Dalam
kaitannya
dengan
perekonomian secara umum (nasional), semakin
tinggi kualitas hidup suatu bangsa, semakin
7
tinggi tingkat pertumbuhan dan kesejahteraan
bangsa tersebut.
b.Pengaruh Kesehatan Dan Pertumbuhan
Ekonomi
Membicarakan kesehatan tidak hanya
mempersoalkan pelayanan kesehatan saja,
melainkan akan berkaitan dengan kesejahteraan
seluruh masyarakat.
Tjiptoherijanto (1994:86) mengatakan
bahwa secara umum sumber pembiayaan
kesehatan berasal dari pemerintah swasta,
lembaga kementrian dan pengeluaran langsung
oleh rumah tangga versi terbesar dari segi
kualitas pembiayaan kesehatan secara nasional
berasal dari pengeluaran rumah tangga.
Program-program di bidang kesehatan dan
pendidikan
lebih
berhubungan
dengan
peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Lebih lanjut Tjiptoherijanto (1994: 90)
menjelaskan, pembangunan kesehatan dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi. Jadi tingkat
kesehatan
berkorelasi
positif
terhadap
pertumbuhan ekonomi karena dengan terjaganya
kesehatan dengan baik, maka produktivitas kerja
akan tinggi sehingga mampu mendapatkan upah
atau bayaran yang lebih tinggi pula sehingga
dapat memenuhi kebutuhan hidup dan dapat
memacu pertumbuhan ekonomi yang cepat.
Menurut Todaro (2003: 404) kesehatan
merupakan
prasyarat
bagi
peningkatan
produktivitas. Oleh karena itu, kesehatan juga
dapat
dilihat
dari
sebagai
komponen
pertumbuhan ekonomi dan pembangun ekonomi
yang vital sebagai input produksi agregat, peran
gandanya sebagai input maupun output
menyebabkan kesehatan sangat penting dalam
pertumbuhan ekonomi.
Implikasi dari penerapan teori human
capital dibidang perbaikan gizi dan kesehatan
adalah perlunya usaha memerangi kemiskinan.
Selanjutnya Tjiptoherijanto (1994: 17-18)
berpendapat secara umum kesehatan akan
berkorelasi dengan tingkat produktivitas
penduduk
maupun pekerja. Meningkatnya
derajat pada kesehatan akan memperpanjang
masa kerja dan daya tahan tubuh yang
selanjutnya akan berpengaruh pada peningkatan
pertumbuhan ekonomi.
Menurut Menteri Negara Kependudukan/
BKKNB 1995, dalam Tjiptoherijanto (1997:18)
mengatakan bahwa kecendrungan dan faktor
penentu fertilitas dan mortalitas di Indonesia,
data
kesehatan
penduduk
Indonesia
memperlihatkan
gambaran
yang
cukup
menggembirakan dimana tingkat kematian bayi
sebagai salah satu indikator yang sensitif untuk
menilai derajat kesehatan penduduk menunjukan
trend yang semakin menurun. Dengan
menurunnya tingkat kematian bayi, maka dapat
di simpulkan tingkat kesehatan pada masa itu
boleh dikatakan sangat bagus, makin turunnya
tingkat kematian bayi makin tinggi pula tingkat
harapan hidup, sehingga dapat melakukan
kegiatan produksi nantinya dan dapat memacu
pertumbuhan ekonomi
c.Pengaruh Investasi Terhadap Pertumbuhan
Ekonom
Investasi merupakan salah satu faktor
penting dalam meningkatkan suatu produksi.
Tanpa adanya investasi, proses produksi tidak
akan berjalan lancar yang mengakibatkan
penurunan pada output keseluruhan. Kenaikan
investasi akan menambah kapasitas produksi dan
meningkatkan output baik daerah maupun
nasional.
Menurut Waluyo (dalam Lestyowati,
2009:13) pandangan utama dari teori akselerasi
adalah sebagai berikut :
a. Terdapat
hubungan
yang
proporsional diantara jumlah
barang modal yang tersedia
dengan
tingkat
produksi
nasional
yang
dapat
diwujudkannya.
b. Kebutuhan
untuk
meningkatkan produksi di
masa
depan
memerlukan
investasi yang beberapa kali
nilainya
dari
peningkatan
produksi yang perlu dilakukan.
Pandangan
kedua
inilah
yang
menyebabkan teori investasi ini lebih dikenal
dengan prinsip akselerasi atau prinsip percepatan
(acceleration principle). Dan rasio antara nilai
stok modal yang diperlukan dengan produksi
8
nasional yang dapat diwujudkan disebut
akselerator atau koefisien akselerasi.
Sesuai dengan pandangan akselerasi,
teori ekonomi Neo-klasik berpendapat bahwa
pendapatan nasional (output nasional) yang
semakin meningkat akan memerlukan barang
modal yang semakin banyak.
Menurut Deliarnov (1995:104) pengaruh
investasi terhadap pendapatan nasional (output
nasional) adalah positif artinya jika investasi
meningkat, maka output nasional juga akan
mengalami peningkatan. Sementara itu menurut
Sukirno (2001:367-368) kegiatan investasi
memungkinkan suatu masyarakat terus menerus
meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan
kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan
meningkatkan taraf kemakmuran rakyat. Peranan
ini bersumber dari 3 unsur penting dalam
perekonomian yaitu:
a. Investasi merupakan salah satu
komponen dari pengeluaran
agregat.
Maka
kenaikan
investasi akan meningkatkan
permintaan
agregat
dan
pendapatan
nasional.
Peningkatan seperti ini akan
selalu diikuti oleh pertambahan
dalam kesempatan kerja.
b. Pertambahan barang modal
sebagai akibat investasi akan
menambah
kapasitas
memproduksi dimasa depan
dan perkembangan ini akan
menstimulir
pertambahan
produksi
nasional
dan
kesempatan kerja.
c. Investasi selalu diikuti oleh
perkembangan
teknologi.
Perkembangan
ini
akan
memberi sumbangan penting
atas kenaikan produktivitas dan
pendapatan.
Penelitian Sebelumnya
(1) tingkat pendidikan berpengaruh
signifikan dan negatif terhadap
jumlah penduduk miskin di kota
Padang (prob = 0,0202), (2) tingkat
kesehatan berpengaruh signifikan dan
positif terhadap jumlah penduduk
miskin di kota Padang ( sig =
0,0033).
2. Penelitian yang dilakukan Rahayu
Melini
(2009)
yang
berjudul
“Pengaruh Investasi dan Tenaga
Kerja terhadap PDRB Sumbar”,
menyatakan
bahwa
investasi
berpengaruh signifikan terhadap
PDRB dengan koefisien regresi
sebesar 1,293 % . selain itu tenaga
kerja juga berpengaruh signifikan
terhadap PDRB dengan koefisien
regresi sebesar 2,699%.
3. Syamsurijal (2008) dalam jurnal
ekonomi pembangunan yang berjudul
”Pengaruh Tingkat Kesehatan Dan
Pendidikan Terhadap
Tingkat
Pertumbuhan Pendapatan Perkapita
Di Sumatera Selatan. Perbaikan
tingkat kesehatan ternyata secara
langsung memberikan pengaruh yang
baruk
terhadap
peningkatan
pendapatan perkapita, sedangkan
secara tidak langsung (melalui
perbaikan
tingkat
pendidikan)
memberikan pengaruh yang positif,
yang mana tingkat kesehatan
berpengaruh positif terhadap tingkat
pendidikan.
Perbaikan
tingkat
pendidikan
berpengaruh
positif
terhadap peningkatan pendapatan
perkapita.
Kerangka Berfikir
Pengaruh pendidikan (X1) terhadap (Y)
adalah positif (+) semakin tinggi tingkat
pendidikan, maka akan semakin tinggi tingkat
pertumbuhan ekonomi, suatu daerah hal ini di
mungkinkan karena pendidikan menyokong
secara langsung terhadap pertumbuhan ekonomi.
Pengaruh kesehatan (X2) terhadap (Y)
adalah positif
(+) semakin tinggi tingkat
kesehatan maka akan semakin tinggi tingkat
Penelitian yang relevan pernah dilakukan oleh :
1. Ronaldi. B (2011) melakukan
penlitian dengan judul “Analisis
Pengaruh Pendidikan Dan Kesehatan
Terhadap Jumlah Penduduk Miskin
Di Kota Padang” menyatakan bahwa
9
adalah angka kematian bayi dari 1000 bayi yang
lahir pertahun di Sumatera Barat yang diukur
dengansatuan orang pertahun, dari tahun 19812010. Investasi (x3) adalah total PMDN di
jumlahkan dengan total PMA di sumatera barat
dengan saruan jutaan rupiah pertahun dari tahun
1981-2010. Data diolah dengan menggunakan
aplikasi software pengolahan data Eviews versi
5.1. Metode yang digunakan untuk menaksir
parameter adalah analisis persamaan regresi
dengan pendekatan Ordinary Least Square (OLS)
dan pengujian hipotesis menggunakan regresi
linear berganda dengan teknik analisis sebagai
berikut:
pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Hal ini di
mungkinkan karena jika investasi terhadap
kesehatan di tingkatkan maka akan memberikan
dampak terhadap pertumbuhan ekonomi.
Pengaruh Investasi (X3) terhadap (Y)
adalah positif (+) semakin besar investasi maka
akan semakin tinggi tingkat pertumbuhan
ekonomi suatu daerah. Hal ini di mungkinkan
karena jika investasi di tingkatkan maka akan
memberikan dampak terhadap pertumbuhan
ekonomi.
Jadi secara bersama-sama pendidikan
(X1), kesehatan (X2) dan investasi (X3)
berpengaruh positif terhadap perumbuhan
ekonomi di Sumatera Barat (Y).
Hipotesis
Sebagai jawaban sementara
dari
penelitian ini yang mengacu pada rumusan
masalah dan teori maka dapat dijelaskan
hipotesis:
a. Diduga
pendidikan berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi
a. Analisis Induktif
Uji Asumsi Klasik
Sebelum memakai model regresi, terlebih
dahulu dilakukan uji analisis atau uji asumsi klasik
yang terdiri dari Uji Normalitas sebaran data
residual, Uji Multikolinearitas, Uji Autokorelasi,
dan Uji Heterokedastisitas.
Analisis Linear Berganda
Pengaruh antara upah sektor industri besar
dan sedang dan output sektor industri besar dan
sedang terhadap permintaan tenaga kerja sektor
industri besar dan sedang di Sumatera Barat dapat
dinyatakan dalam bentuk persamaan fungsional
sebagai berikut :
Yt = ƒ (X1t, X2t, X3t,Ut) ……...…(6)
Persamaan di atas juga dapat dinyatakan
dalam bentuk fungsi Cobb Douglas yang dapat
dituliskan seperti persamaan berikut :
Yt=
........... (7)
Persamaan (7) memiliki variabel X yang tidak
linear
sehingga
persamaan
tersebut
dapatdinyatakan dalam bentuk logaritma yang
dikena dengan istila Double LogTransformation.
Maka persamaan dapat ditulis:
Log Yt = α + β Log X t + β Log X t + β Log
X t +Ut … (8)
Dimana :
`Log Yt = pertumbuhan
ekonomiprovinsisumatera barat pada tahun t
Log X1t = pendidikan pada tahun t
Log X2t = kesehatan pada tahun t
Log X3t = investasi pada tahun t
α
= konstanta
U
= kesalahan penganggu (error term)
sumatera barat.
b. Diduga kesehatan berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi sumatera
barat.
c.Diduga investasi berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan ekonimi sumatera
barat.
d. Pendidikan, kesehatan dan investasi
secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi sumatera barat.
III. METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif
dan asosiatif. Penelitian ini menjelaskan pengaruh
antara variabel bebas yaitu pendidikan, kesehatan
dan investasi dengan variabel terikatnya
pertumbuhan ekonomi sumatera barat. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder yang dikumpulkan dari tahun 1981
sampai tahun 2010. Konsep yang penulis gunakan
dalam penelitian ini yaitu pertumbuhan ekonomi
sumatera barat (Y) adalah PDRB perkapita dengan
satuan juta rupiah dalam harga konstan 2000 dari
tahun 1981 sampai 2010. pendidikan (X1) adalah
tingkat pendidikan diukur dengan jumlah
penduduk 15 tahun ke minimal tamatan SMA yang
berkerja di sumatera barat tahun 1981-2010 yang
dalam satuan orang pertahun. Kesehatan (x2)
1
2
10
1
2
2
2
β1, β2 ,β3 = koefisien regresi X
Persamaan (8) menjadi persamaan
regresiyang linear karena parameter dari β
dalampersamaan ini terbentuk linear. Selain itu,
pada model Logganda koefisien kemiringan (β)
bisamengukurelastisitas
variabel
tak
bebas(Y)terhadap variabel
bebas (X),
yaitupersentase perubahan dalam Y untuk
persentase perubahan tertentu dalam X(Gujarati,
2006:219).
Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi digunakan untuk
melihat kontribusi variabel bebas dalam
menjelaskan variabel terikat.
Pengujian Hipotesis
Dalam pengujian hipotesis ini digunakan dua
macam uji, yakni Uji t dan Uji F.
Hasil Penelitian Dan Pembahasan
1. Analisis Induktif
a. Uji Persyaratan Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas Residual
Berdasarkan hasil estimasi yang tlah
dilakukan maka dapat dinyatakan bahwa data
dalam penelitian ini tersebar secara normal. Sebab,
nilai J-B Normality test statistik < nilai X2, yakni
nilai J-B sebesar 1,016449 sedangkan X2 sebesar
9,48773. Sehingga data penelitian memenuhi
persyaratan analisis klasik.
2) Uji Multikolinearitas
Berdasarkan
hasil
estimasi
dapat
dinyatakan bahwa tidak terjadi korelasi yang tinggi
antara sesama variabel bebas karena memenuhi
kriteria pengujian dengan nilai-nilai yang ada pada
matrik di atas >5%.
3) Uji Autokorelasi
informasi Obs*R-squared, sedangkan nilai kritis
Chi-squares (χ2) pada α = 5 % dengan dk sebesar 4
adalah 9,48773. Karena nilai Chi-squares hitung
(χ2) lebih kecil dari nilai kritis Chi-squares (χ2)
maka dapat disimpulkan bahwa model tidak
mengandung
masalah
heteroskedastisitas.
Berdasarkan hasil uji asumsi klasik diatas ternyata
estimasi model regresi berganda yang digunakan
masih belum memenuhi asumsi klasik, untuk itu
perlu dilakukan pengobatan terhadap masalah
asumsi klasik tersebut untuk mendapatkan hasil
estimasi yang bersifat BLUE. Dalam penelitian ini
digunakan Newey-West Standard Errors dan
Covarriance. Hasil Estimasi OLS Bersifat BLUE
dapat dilihat pada Tabel 6 (Lampiran).
b. Analisis Regresi Linear Berganda
Dari hasil pengolahan data sekunder
dengan menggunakan program Eviews yang
terlihat pada Tabel 2, diperoleh persamaan linear
berganda sebagai berikut : Log Y = -12,83+ 1,845
log X1 -0,102 log X2 +0,091 log3
R2 = 0,6648
Berdasarkan hasil estimasi seperti disajikan
Tabel 2 dapat terlihat bahwa pengaruh pendidikan
(X1) terhadap pertumbuhan ekonomi sumatera
barat (Y) pada tahun 1981-2010 adalah positif
dengan koefisien 1,845. Hal ini berarti bahwa
apabila pendidikan meningkat 1%, maka akan
meningkatkan Pertumbuhan ekonomi (Y)
sebesar 1,849 persen, dalam kondisi cateris
paribus.
Bentuk pengaruh kesehatan (X2) terhadap
Pertumbuhan ekonomi (Y) pada tahun 19812010 adalah negatif sebesar minus 0,102. Data
yang diambil untuk tingkat kesehatan adalah
angka kematian bayi, jadi apabila kesehatan
meningkat sebesar 1 persen maka akan
menurunkan pertumbuhan ekonomi sebesar
minus 0,102 persen, dalam kondisi cateris
paribus.
Untuk pengaruh investasi (X3) terhadap
pertumbuhan ekonomi (Y) pada tahun 19812010 adalah positif dengan koefisien regresinya
adalah 0,091 persen. Hal ini berarti bahwa
apabila investasi meningkat sebesar 1 persen,
maka akan meningkatkan Pertumbuhan ekonomi
(Y) sebesar 0,091 persen, dalam kondisi cateris
paribus.
Sedangkan untuk nilai konstantanya yang
diperoleh dari persamaan di atas adalah sebesar
Berdasarkan hasil uji autokorelasi dengan
metode Bruesch-Godfrey (LM Test), dapat
diketahui bahwa nilai Chi-squares hitung sebesar
11,21184, sedangkan nilai Chi-squares tabel pada
α = 5% dengan dk = 3 adalah 9,48773. Karena
nilai Chi-squares hitung (χ2) lebih besar dari nilai
kritis Chi-squares (χ2) maka dapat disimpulkan
bahwa model mengandung masalah autokorelasi.
4) Uji Heteroskedastisitas
Dari hasil uji heteroskedastisitas dengan
menggunakan uji white test, nilai Chi-squares
hitung sebesar 7,314856 yang diperoleh dari
11
minus 12,83. Nilai konstanta ini bermakna
bahwa tampa pengaruh variabel pendidikan (X1)
kesehatan (X2) dan investasi (X3), maka
pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat (Y)
adalah menurun sebesar minus 12,83 persen.
c. Koefisien Determinasi (R2)
Berdasarkan hasil estimasi seperti
disajikan Tabel 11 dapat terlihat koefisien
determinasi (R-Squared) sebesar 0,914173.
Artinya 91,41% pertumbuhan ekonomi di
Sumatera Barat disumbangkan oleh pendidikan
kesehatan dan investasi. Sisanya sebesar 8,59%
disumbangkan oleh faktor lain.
diterima sehingga hipotesis alternatif yang
diajukan dalam penelitian ini diterima, bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan antara
investasi (X1) terhadap pertumbuhan ekonomi di
Sumatera Barat (Y).
2) Uji F
Hipotesis tahap ketiga penelitian ini
adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara
pendidikan dan investasi terhadap pertumbuhan
ekonomi sedangkan terdapat pengaruh yang
signifikan negatif antara kesehatan dan
pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat.
Pengkajian hipotesis secara bersamasama dilakukan dengan menggunakan uji F. Jika
F hitung ≥ F tabel maka hipotesis nol harus
ditolak dan hipotesis alternatif harus diterima.
Artinya bahwa secara bersama-sama variabel
bebas berpengaruh terhadap variabel terikat.
Berdasarkan analisis data pada Tabel 11
di atas dapat dilihat nilai Fhitung dalam penelitian
ini sebesar 92,3122 atau signifikan yang
diperoleh adalah 0,000000 pada α = 0,05, berarti
nilai Fhitung = 93,3122 ≥ Ftabel = 2,743. Dengan
demikian Ho ditolak dan Ha diterima sehingga
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
diterima, bahwa secara bersama-sama terdapat
pengaruh yang signifikan antara pendidikan
(X1), kesehatan (X2) dan investasi (X3) terhadap
pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat (Y).
d.Pengujian Hipotesis
1) Uji t
Dari olahan data yang disajikan pada
Tabel 11 dapat dilihat dari hasil estimasi,
diperoleh nilai thitung sebesar 7,2169 ≥ dari nilai
ttabel sebesar 2,0555 akibatnya Ho ditolak dan Ha
diterima sehingga hipotesis alternatif yang
diajukan dalam penelitian ini diterima, bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan antara
pendidikan (X1) terhadap pertumbuhan ekonomi
di Sumatera Barat (Y).
a)Hipotesis II
Hipotesis kedua penelitian ini adalah
terdapat pengaruh yang signifikan antara
kesehatan terhadap pertumbuhan ekonomi di
Sumatera Barat.
Dari olahan data yang disajikan pada
Tabel 11 dapat dilihat dari hasil estimasi,
diperoleh nilai thitung sebesar -2,6652 ≥ nilai ttabel
sebesar -2,0555 akibatnya H0 diterima dan Ha
ditolak sehingga hipotesis alternatif yang
diajukan dalam penelitian ini ditolak, bahwa
tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
kesehatan (X2) terhadap pertumbuhan ekonomi
di Sumatera Barat (Y).
b)Hipotesis III
Hipotesis pertama penelitian ini adalah
terdapat pengaruh yang signifikan antara
investasi terhadap pertumbuhan ekonomi di
Sumatera Barat.
Dari olahan data yang disajikan pada
Tabel 11 dapat dilihat dari hasil estimasi,
diperoleh nilai thitung sebesar 4,0865 ≥ dari nilai
ttabel sebesar 2,0555 akibatnya Ho ditolak dan Ha
B.Pembahasan
1. Pengaruh pendidikan terhadap
pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat.
Dari hasil analisis data dan pengujian
hipotesis yang telah dilakukan dalam penelitian
ini ditemukan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan
antara
pendidikan
terhadap
pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat..
Terdapatnya pengaruh yang signifikan ini
mengindikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi
di Sumatera Barat ditentukan oleh pendidikan.
Dengan bersaran pengaruh 1,849. Apabila
pendidikan meningkat satu persen maka akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar
1,849 persen. Dari hasil penelitian dan pengujian
yang dilakukan diperoleh hasil bahwa antara
pendidikan (X1) menpengaruhi pertumbuhan
ekonomi Sumatera Barat (Y). Dimana pada
Tabel 11 bahwa nilai probabilitas dari (X1) < α
12
0,05% yaitu sebesar 0,000 < 0,05. Disini terbukti
bahwa (X1) berpengaruh terhadap (Y).
Dari tabel 11 dapat dilihat bahwa koefisien
regresi pendidikan (X1) adalah positif. Berarti
bahwa apabila pendidikan meningat maka
jumlah pertumbuhan ekonomi juga meningkat.
Hal ini sesuai dengan toeri yang dikemukakan
oleh Jhingan (2003:414) bahwa modal manusia
yaitu pendidikan dan latihan merupakan salah
satu aspek yang sangat penting dalam
pengembangan kualitas sumber daya manusia
yang nantinya akan berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi.
Hal serupa juga dikemukakan oleh
Simanjuntak (1998:77) bahwa peningkatan
pendidikan dan latihan merupakan bentuk usaha
yang sangat ampuh memerangi kemiskinan. Jadi
pendidikan
dan
pertumbuhan
ekonomi
merupakan lingkaran yang saling menpengaruhi
sekali perkembangan tingkat pertumbuhan
ekonomi sebaliknya di lain pihak, Dan dalam hal
ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Ronaldi. B (2011)
2. Pengaruh Kesehatan Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera
Barat.
Dimana pada Tabel 11 bahwa nilai probabilitas
dari (X2) > α 0,05% yaitu sebesar 0,0130 > 0,05.
Disini terbukti bahwa (X2)
berpengaruh
terhadap (Y).
Dilahat dari data yang ada bahwa
kematian bayi di Sumatera Barat cendrung
berfluktuatif namun cendrung mengalami
penurunan, hal ini dapat di lihat pada tahun
2010 angka kematin bayi sebesar 520 jiwa
dengan tingkat pertumbuhan sebesar minus 55,4
yang mana sebelumnya pada tahun 2009 angka
kematian bayi mencapai 1165 jiwa dengan
tingkat pertumbuhan minus 17,2. Berarti jika
kesehatan meningkat maka kematian bayi
menurun yang pada akhirnya meningktakan
jumlah penduduk. Terlihat dari laju pertumbuhan
penduduk dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan daimana pada tahun 2008, 2009 dan
2010 dengan jumlah penduduk meningkat tiap
tahunnya sebesar 4.763.190, 4.823.973 dan
4.846.090 dengan laju pertumbuhan 1,39%,
1,28% dan 0,46%. Dengan meningkatnya
pertumbuhan penduduk ini akan menurunkan
pertumbuhan ekonomi, karena pembagian
pendapatan yang dihasilkan oleh tenaga kerja
produktif menjadi semakin tinggi.
Hal ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Syamsurijal (2008) dalam jurnal
ekonomi
pembangunan
yang
berjudul
”Pengaruh Tingkat Kesehatan Dan Pendidikan
Terhadap Tingkat Pertumbuhan Pendapatan
Perkapita Di Sumatera Selatan
3. Pengaruh Investasi terhadap
pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat.
Dari hasil analisis data dan pengujian
hipotesis yang telah dilakukan dalam penelitian
ini ditemukan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara investasi terhadap pertumbuhan
ekonomi di Sumatera Barat..Terdapatnya
pengaruh yang signifikan ini mengindikasikan
bahwa pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat
ditentukan oleh investasi. Pengaruh investasi
(X1) terhadap pertumbuhan ekonomi Sumetrea
Barat (Y) daerah Provinsi Sumatera Barat
selama periode 1981-2010 adalah positif dengan
bersaran pengaruh 0,091. Apabila investasi
meningkat satu persen maka akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi sebesar 0.091persen.
Berdasarkan hasil uji hipotesis yang
dilakukan bahwa tingkat kesehatan mempunyai
pengaruh yang signifikan tetapi negatif terhadap
jumlah pertumbuhan ekonomi di Sumatera
Barat. Tidak terdapatnya pengaruh yang negatif
antara kesehatan terhadap pertumbuhan ekonomi
di Sumatera Barat mengindikasikan bahwa
kenaikan ataupun penurunan dari pertumbuhan
ekonomi Sumatera Barat tidak di pengaruhi oleh
peningkatan atau penurunan kesehatan penduduk
di Sumatera Barat. Secara teoritis bahwa
semakin tinggi tingkat kesehatan masyarakat
suatu wilayah maka akan semakin tinggi
pertumbuhan ekonomi masyarakat tersebut.
Namun hasil penelitian menunjukan keadaan
yang berlawanan, yaitu makin tinggi tingkat
kesehatan malah menurunkan pertumbuhan
ekonomi.
Dari hasil penelitian dan pengujian yang
dilakukan, diperoleh hasil bahwa antara tingkat
kesehatan
(X2)
tidak
menpengaruhi
pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat (Y).
13
Terdapatnya pengaruh yang signifikan ini
mengindikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi
di Sumatera Barat ditentukan oleh investasi.
Dengan kata lain naik turunnya jumlah investasi
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di
Sumatera Barat. Dari hasil analisis data dan
pengujian hipotesis yang telah dilakukan dalam
penelitian ini bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara investasi dengan pertumbuhan
ekonomi. Pengaruh investasi (X1) terhadap
pertumbuhan ekonomi (Y) daerah Sumatera
Barat selama periode 1981-2010 adalah positif.
Terdapatnya pengaruh yang signifikan ini
mengindikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi
di Sumatera Barat ditentukan oleh jumlah
investasi yang ditanamkan baik PMA maupun
PMDN. Dengan kata lain, naik turunnya
investasi berpengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi Sumatera Barat.
Dari hasil penelitian dan pengujian yang
dilakukan diperoleh hasil bahwa antara investasi
(X3) mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
Sumatera Barat (Y). Dimana pada Tabel 11
bahwa nilai probabilitas dari (X3) < α 0,05%
yaitu sebesar 0,0004 < 0,05. Disini terbukti
bahwa (X3) berpengaruh terhadap (Y).
Hal ini sesuai dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Deliarnov (1995:104)
pengaruh investasi terhadap pendapatan nasional
(output nasional) adalah positif artinya jika
investasi meningkat, maka output nasional juga
akan mengalami peningkatan.
Hasil penelitian ini juga senada dengan
penelitian yang dilakukan Rahayu Melini (2009)
yang berjudul “Pengaruh Investasi dan Tenaga
Kerja terhadap PDRB Sumbar”, menyatakan
bahwa investasi berpengaruh signifikan terhadap
PDRB.
menyebabkan terjadinya perubahan pada
pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat.
Dari hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini, terbukti diterima, sehingga secara
bersama-sama terdapat pengaruh yang signifikan
antara pendidikan, kesehatan dan investasi
dengan pertumbuhan ekonomi di Sumatera
Barat. Dapat dijelaskan bahwa dengan
membaiknya kesehatan di Sumatera Barat akan
berdampak pada masyarakatnya. Semakin bagus
tingkat kesehatan semakin baik pula pendidikan
yang di punya oleh masyarakat tersebut.
Besarnya kontribusi secara bersama-sama
pendidikan, kesehatan dan investasi terhadap
pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat adalah
sebesar 0,914173. Ini berarti variasi naik
turunnya pertumbuhan ekonomi di Sumatera
Barat dipengaruhi oleh pendidikan, kesehatan
dan investasi.
V. SIMPULAN DAN SARAN
1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis
data yang telah dilakukan maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
Pendidikan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di
Sumatera Barat, dengan (sig = 0,0000) dan
tingkat pengaruh sebesar 1,849057 (184,90%)
dengan asumsi cateris paribus. Semakin tinggi
tingkat pendidikan, maka semakin tinggi pula
pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat, dan
sebaliknya semakin rendah tingkat pendidikan,
maka semakin rendah pula pertumbuhan
ekonomi di Sumatera Barat.
Kesehatan berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat,
dengan (sig = 0,0130) dan tingkat pengaruh
sebesar -0,102862 (-1,02%) dengan asumsi
cateris paribus. Semakin tinggi tingkat
kesehatan, maka semakin rendah pertumbuhan
ekonomi di Sumatera Barat, dan sebaliknya
semakin rendah tingkat kesehatan, maka
semakin tinggi pula pertumbuhan ekonomi di
Sumatera Barat. Hal ini dikarenakan datayang
diambil untuk melihat tingkat kesehatan adalah
angka kematian bayi. Selain dari pada itu
4. Pengaruh Pendidikan, Kesehatan
Dan Investasi Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Di Propinsi Sumatera Barat.
Berdasarkan hasil analisis dan pengujian
hipotesis yang dilakukan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara pendidikan,
kesehatan dan investasi terhadap pertumbuhan
ekonomi di Sumatera Barat. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa perubahan yang terjadi
pada pendidikan, kesehatan dan investasi akan
14
kesehatan berpengaruh langsung terhadap
pertumbuhan ekonomi.
Investasi
berpengaruh
positif
dan
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di
Sumatera Barat, dengan (sig = 0,0004) dan
tingkat pengaruh sebesar 0,091664 (9,16%)
dengan asumsi cateris paribus. Semakin tinggi
investasi,
maka
semakin
tinggi
pula
pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat, dan
sebaliknya semakin rendah investasi, maka
semakin rendah pula pertumbuhan ekonomi di
Sumatera Barat.
Secara
bersama-sama
pendidikan,
kesehatan dan investasi berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat dengan
tingkat pengaruh sebesar 91,41% sedangkan
sisanya sebesar 8,59% terdapat di luar variabel
bebas yang diteliti.
Saran
Berdasarkan
uraian
yang
telah
dikemukakan sebelumnya dan hasil hipotesis
penelitian ini serta kesimpulan yang diperoleh
dari hasil analisis, maka dapat dikemukakan
saran-saran sebagai berikut :
1. Perhatian pemerintah terhadap daerah
daerah terpencil perlu ditingkatkan lagi.
Seperti perbaikan fasilitas pendidikan
yang ada, contohnya saja seperti buku
penunjang,
bangunan
sehingga
mendapakan SDM yang berkualitas.
Pemerintah perlu meningkatkan lagi
tingkat kesehatan masyarakat, seperti
memperbaiki sarana dan prasarana
kesehatan.
2. Selanjutnya pengaruh investasi yang
signifikan
terhadap
pertumbuhan
ekonomi di Sumatera Barat, pemerintah
setempat hendaknya lebih meningkatkan
nilai investasi, baik investasi lokal
maupun asing. Peningkatan investasi
dapat dilakukan dengan cara memberikan
jaminan keamanan yang lebih baik
kepada investor, mempermudah proses
perizinan agar tidak berbelit-belit
bagaimana
pemerintah
mampu
menjadikan para investor tertarik untuk
menanamkan modalnya di Sumatera
Barat.
3. Peran masyarakat sangat penting untuk
lebih meningkatkan dan terlaksananya
kebijakan-kebijakan pemerintah dengan
cara meningkatkan etos kerja,
4. Pada peneliti selanjutnya, penulis
menyarankan agar meneliti faktor lain
selain faktor yang telah dikemukakan
dalam penelitian ini,
DAFTAR BACAAN
Aini, Ana Nurul. 2008. Pengaruh Kualitas
Sumber Daya Manusia dan Produktivitas
Tenaga Kerja terhadap Pertumbuhan
Ekonomi
di
Kabupaten
Padang
Pariaman. Skipsi UNP. Padang.
Akhirmen.2005. Buku Ajar Statistik 2.Fakultas
Ekonomi.UNP: Padang
Ariefianto.2012.Ekonometrika Asendi Dan
Aplikasi Dengan Menggunakan
Eviews.Penerbit Erlangga,Jakarta
Badan Pusat Statistik. Sumatera Barat dalam
angka 1995-2010 BPS Sumatera Barat.
Sumatera Barat.
BAPPENAS.2001.Laporan
Perkembangan
Ekonomi Makro Sampai Dengan
Triwulan/2001
Dan
Proyeksi
Pertumbuhan
Ekonomi
Tahun
2001.Jakarta
Dornbusch,
Rudiger
et
all.
Makroekonomi. PT. Media
Edukasi: Jakarta
Irfan,
2008.
Global
Muhammad. 2005. Pembangunan
Manusia dan pertumbuhan ekonomi
daerah (Studi perbandingan antar
kota/kabupaten di Sumatera Barat).
UNP. Padang
Jhingan . M. L. 2003. Ekonomi Pembangunan
dan Perencanaan . PT. Raja Grafindo
Persada . Jakarta.
15
Mankiw, Gregory N. 2003. Teori Makro
Ekonomi. Edisi Keempat. Erlangga:
Jakarta.
Ekonomi Univesitas Sumatera Utara.
Medan.
Sisdiknas. 2003. UU RI No 22: Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta
Mulyadi.S.2003.
Ekonomi
SDM
dalam
perspektif pembangunan. PT. Raja
Gafindo Persada. Jakarta.
Tambunan, Tulus. 2003. Perekonomian
Indonesia, Beberapa Masalah Penting:
Ghalia Indonesia. Jakarta.
Mukhlish, Iman. 2010. Peranan sumber daya
manusia dalam pertumbuhan ekonomi.
Http://drmuklis.blogspot.com/2010/03/pera
nan-sumber-daya-manusia-dalam.html
Tjiptoherijanto, Prijono. 1994. Ekonomi
Kesehatan. PT Rineka Cipta. Jakarta
Todaro,Michael dan stephen Smith. 2004.
Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga.
Edisi kedelapan. Erlangga. Jakarta.
Nasir, Moh.2003. Metode Penelitian .Ghalia
Indonesia. Jakarta
Notoatmodjo Soekidjo.2009. Pembangunan
Sumber Daya Manusia.Rineka Cipta:
Jakarta.
Todaro. Michael. P. 2000. Pembangunan
Ekonomi. Bumi Aksara: Jakarta
-----------------------.1991. Pembangunan
Ekonomi Di Dunia KeTiga.Terjemahan
Jilid1Oleh Burhanuddin Abdullah.
Erlangga : Jakarta
Tandeilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi
dan Manajemen Portfolio. BPFE.
Yogyakarta .
Syamsurijal.2008. Pengaruh Tingkat Kesehatan
Dan Pendidikan Terhadap
Tingkat Pertumbuhan Pendapatan
Perkapita Di Sumatera Selatan.jurnal
ekonomi pembangunan. Hlm 1-9
Siregar & Dwi Wahyuniarti. 2006. Dampak
Pertumbuhan
Ekonomi
Terhadap
Penurunan Jumlah Penduduk Miskin.
Jurnal. Hlm. 24-40.
Simanjuntak, Payaman. 1998. Pengantar
Ekonomi Sumber Daya Manusia. Edisi
kedua. Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia. Jakarta.
Rustiono, Dedy. 2008. Analisis Pengaruh
Investasi,
Tenaga
Kerja,
dan
Pengeluaran
Pemerintah
terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi
JawaTengah. Tesis: Program Studi
Magister Ilmu Ekonomi & Studi
Pembangunan Universitas Diponegoro.
Semarang
Sukirno, Sadono.2004. Pengantar Teori
Ekonomi Makro: LPFE UI . Jakarta
http://www.djpp.depkumham.go.id. UU NO 12
Tahun 1970.(ONLINE) (Diakses
Tanggal 25 September 2012).
--------------------. 2002. Ekonomi Pembangunan
Proses,
Masalah
dan
Dasar
Kebijaksanaan. LPFE UI. Jakarta.
--------------------.2000,
Teori
Makroekonomi.
Penerbit
Grafinda Persada. Jakarta.
http://www.kbn.co.id. UU NO 6 Tahun 1968.
Tentang Penanaman Modal Dalam
Negeri. (Online ) (Diakses Tanggal 25
September 2012)
Pengantar
PT.Raja
http://rangcaniago.wordpress.com/2012/12/29/an
gka-kematian-bayi-di-kota-padang/(Online )
(Diakses Tanggal 17 Januari 2013)
Syahputra, Sadli. 2004. Pengaruh Investasi
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
medan. Skripsi: Program Studi
Ekonomi Pembangunan. Fakultas
http://www.tempo.co.id/hg/nasional/2002/06/19/brk,
20020619-09,id.html(Online ) (Diakses Tanggal
17 Januari 2013)
16
Lampiran 1
TABULASI DATA PENELITIAN DAN
LAJU PERTUMBUHANNYA
PDRB
Tahun
Perkapita
%
Pendidikan
%
Kesehatan
%
Investasi
%
1981
2.364.130
1.127.860
551
47.141
1982
2.528.970
6,97
1.190.870
5,59
97
-82,40
11.764
-75,05
1983
2.679.170
5,94
1.256.708
5,53
123
26,80
24.430
107,67
1984
2.778.950
3,72
1.298.706
3,34
1013
723,58
19.985
-18,19
1985
2.865.660
3,12
1.326.300
2,12
399
-60,61
76.196
281,27
1986
2.946.470
2,82
1.390.400
4,83
168
-57,89
16.445
-78,42
1987
3.104.650
5,37
1.481.400
6,54
262
55,95
81.795
397,39
1988
3.203.410
3,18
1.536.900
3,75
657
150,76
10.554
-87,1
1989
3.392.730
5,91
1.526.321
-0,69
910
38,51
71.598
578,4
1990
3.623.300
6,8
1.525.601
-0,05
393
-56,81
103.007
43,87
1991
3.780.530
4,34
1.582.425
3,72
793
101,78
186.422
80,98
1992
3.970.990
5,04
1.634.269
3,28
812
2,40
229.885
23,31
1993
4.181.540
5,3
1.728.964
5,79
922
13,55
267.969
16,57
1994
4.426.810
5,87
1.814.040
4,92
1374
49,02
221.405
-17,38
1995
4.752.710
7,36
1.667.354
-8,09
619
-54,95
256.140
15,69
1996
5.054.580
6,35
1.788.378
7,26
2356
280,61
204.164
-20,29
1997
5.304.770
4,95
1.828.750
2,26
2144
-9,00
421.348
106,38
1998
4.863.040
-8,33
1.859.519
1,68
4429
106,58
685.722
62,74
1999
4.818.210
-0,92
1.823.061
-1,96
3387
-23,53
348.606
-49,16
2000
5.423.670
12,57
1.845.532
1,23
600
-82,29
188.362
-45,97
2001
5.595.410
3,17
1.778.782
-3,62
667
11,17
185.099
-1,73
2002
5.677.650
1,47
1.712.032
-3,75
753
12,89
349.307
88,71
2003
5.866.720
3,33
1.749.020
2,16
717
-4,78
204.713
-41,39
2004
6.090.250
3,81
1.768.366
1,11
662
-7,67
632.003
208,73
2005
6.400.500
5,09
1.737.472
-1,75
650
-1,81
607.917
-3,81
2006
6.681.550
4,39
1.808.275
4,08
543
-16,46
235.655
-61,24
2007
7.033.040
5,26
1.889.406
4,49
685
26,15
585.175
148,32
2008
7.385.240
5,01
1.956.378
3,54
934
36,35
609.146
4,1
2009
7.598.060
2,88
1.998.922
2,17
753
-19,38
761.816
25,06
2010
8.017.520
5,52
2.041.454
2,13
857
13,81
398.441
-47,7
MEAN 4.747.007,67 4,35 1.655.782,17 2,13
974,3333
40,43 268.073,67 56,61
SD
1.647.122,02 3,35
242.773,72
3,46
944,5675 150,95 225.285,77 149,02
KV
34,698
76,89
14,66
162,9
96,94
373,39
84,04
263,23
17
Lampiran 7
HASIL ESTIMASI BERSIFAT BLUE
Dependent Variable: LOG(Y)
Method: Least Squares
Date: 01/31/13 Time: 16:48
Sample: 1981 2010
Included observations: 30
Newey-West HAC Standard Errors & Covariance (lag truncation=3)
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
LOG(X1)
LOG(X2)
LOG(X3)
-12.83395
1.849057
-0.102862
0.091664
3.338810
0.256422
0.038593
0.022431
-3.843869
7.210989
-2.665268
4.086519
0.0007
0.0000
0.0130
0.0004
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.914173
0.904270
0.111206
0.321536
25.46951
92.31220
0.000000
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat
18
15.31234
0.359422
-1.431300
-1.244474
-1.371533
0.947109
Download