DAMPAK JEJARING SOSIAL PADA PERKEMBANGAN SOSIAL

advertisement
DAMPAK JEJARING SOSIAL PADA PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSI
REMAJA DI SMAN 1 PURI
MOJOKERTO
MOH. IMRON ROZIQIN
11001079
Subject : Jejaring, Sosial, Sosial, Emosi, Remaja
DESCRIPTION
Situs jejaring sosial yang dalam bahasa Inggris di sebut social network sites
merupakan sebuah web berbasis pelayanan yang memungkinkan penggunaannya untuk
membuat profile, melihat daftar pengguna yang tersedia, serta mengundang atau
menerima teman untuk bergabung dalam situs tersebut.
Jenis penelitian deskriptif, variabel pemahaman perkembangan sosial emosi
remaja, Populasi sebanyak 333 responden, tehnik sampling dengan teknik quota
sampling didapatkan sampel sebanyak 34 responden, penelitian dilaksanakan pada
tanggal 05-07 Mei 2014 di SMA Negeri 1 Puri Mojokerto dengan menggunakan
kuesioner. Data yang dikumpulkan melalui kuesioner kemudian akan diolah melalui
tahap editing, coding, scoring, tabulating dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar jejaring social
mempunyai dampak positif pada perkembangan sosial emosi pada remaja yaitu
sebanyak 18 responden (53%).
Perkembangan sosial emosi yaitu kemampuan untuk mengenali perasaan diri kita
sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan
mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa jejaring sosial kurang lebih mempunyai
dampak negatif pada perkembangan sosial emosi remaja sehingga pendidikan harus
bertindak tegas dalam mengikut sertakan siswa siswi dalam kegiatan – kegiatan yang
ada di sekolah seperti ekstra, BK (Bimbingan Konseling), dan kegiatan keagamaan.
ABSTRACT
Social networking sites called by social network sites in english is web site based
on service that allows the user to create a profile, see a the avaulable of users list, either
invite or accept a friend to join the site.
The type teenagers of this study descriptive, the variable is the understunding
social emotion of teenagers development, the population is 333 respondents. The
technique uses quota sampling obtained by 34 respondents, the research had been done
on may 5-7 with 2014 at SMA Negeri 1 Puri Mojokerto with using questionnaires. The
data are collected with questionnaires and processed by editing, coding, scoring,
tabulating and presented in the form of a frequency distribution table.
Based on the results of the study showed that the majority of social networking
has a positive impact on the social emotion development to teenagers amount 18
respondents (53%).
Social emotion development is the ability to recognize our feelings and others, the
ability of own motivation and the ability to manage emotions well in ourselves and in
relationships with others.
The study concluded that social networking has a less negative impact on the
social emotional of teenagers development so that education must act decisively to
involve school students in the activities at school such as extra school, BK (Guidance
and Counselling), and religious activities.
Contributor
: Eka Diah K, S, KM., M.Kes
dr. Rahmi Syarifatu Abidah
Date
: 16 Mei 2014
Type Material : Laporan Penelitian
URL :
Right :
Summary :
LATAR BELAKANG
Interaksi remaja dengan internet banyak mengurangi aktivitas gerak karena
konsep dari internet adalah memudahkan kehidupan manusia sehingga akan banyak
mengurangi dalam bergerak. Saat ini dalam beraktivitas para remaja sudah banyak
menggunakan perantara internet. Hal tersebut menyebabkan perkembangan fisik remaja
yang terlalu dipapar oleh internet banyak mengalami physical decline.
Contohnya problem visual seperti kelelahan mata, sakit kepala bahkan penglihatan
kabur karena remaja lebih rentan dari pada orang dewasa terhadap cahaya dan radiasi
yang dipancarkan dari perangkat internet. Selain itu obesitas juga kasus yang sering
terjadi akibat berkurangnya aktivitas fisik. Obesitas pada remaja dapat memicu
terjadinya ketidakseimbangan hormonal dan metabolisme yang akan menggiring
terjadinya serangan jantung premature. Perkembangan emosi tidak lepas dari interaksi
remaja dengan lingkungan sosial. Bila lingkungan sosial yang ada di sekeliling remaja
berupa lingkungan sosial yang “Virtual” dan tidak pada kenyataannya, maka
perkembangan emosi remaja juga cenderung tidak adekuat karena umpan balik dari
lingkungan virtual dapat diatur sesuai kehendak individu sedangkan umpanbalik dari
lingkungan nyata belum tentu sesuai dengan kehendak individu. Sehingga individu
harus mengembangkan keterampilan sosial dan emosi untuk mengatasinya. Beberapa
Interaksi remaja dengan internet juga dapat berdampak pada perkembangan aspek emosi
yang tidak adekuat. Bila internet digunakan tanpa Control yang baik, maka akan
menyebabkan tingginya resiko untuk menjadi ketergantungan (Addiction). Beberapa
kondisi emosi yang memungkinkan untuk berkembang menjadi suatu addiction
terhadap internet, antara lain kecemasan, dan depresi (Zagoto, 2011).
Internet menjadi salah satu teknologi informasi yang fenomenal belakangan
ini. Pertumbuhan penggunaan internet yang pesat juga terjadi di indonesia, beberapa
tahun ini jumlah pengakses internet di Indonesia mengalami peningkatan yang tajam.
Dalam penggunaan internet, Indonesia merupakan negara yang menduduki peringkat ke
empat se Asia dengan 50.000.000 penggunaan ( internetworsdstats, 2012). Sebagai
sumber dan media informasi, internet mampu menyampaikan berbagai bentuk
komunikasi interaktif dan cepat. Bahkan internet kemudian berkembang dan dapat di
percaya sebagai pustaka informasi, contohnya situs www.google.com yang di dalamnya
terdapat banyak informasi yang begitu lengkap. Internet sebagai media sosial dan
komunikasi telah membantu penggunanya untuk terhubung antara satu dengan yang
lainnya melalui situs jejaring sosial yang dalam beberapa tahun terakhir ini sangat
marak di gunakan oleh berbagai kalangan salah satunya adalah situs jejaring sosial
facebook Boyd dan Ellison (dalam Rouis, Limayem, Salehi, & Sangari, 2011).
Hasil studi pendahuluan pada tanggal 18 Februari 2014 di SMAN 1 Puri
Mojokerto dilakukan sebuah pendataan pada 10 responden siswa. Didapatkan 10
responden siswa kelas XI sering mengakses internet atau jejaring sosial, dari 10
responden siswa jika sehari saja tidak mengakses internet terdapat 4 responden yang
merasa gelisah, sedangakan 6 responden lainnya tidak merasa gelisah jika sehari tidak
mengakses internet. 10 responden mengatakan setuju dengan adaanya dampak jejaring
sosial. Jejaring sosial yang berpengaruh terhadap nilai mata pelajaran terdapat 3
responden, 7 responden mengatakan tidak mempengaruhi nilai pelajaran. Dan dari 10
responden 4 responden mengatakan orang tua memberikan kebebasan untuk mengakses
internet sedangkan 6 responden lainnya mengatakan orang tua tidak memberikan
kebebasan untuk mengakses internet.
Internet khususnya jejaring sosial mempengaruhi perkembangan fisik, sosial
emosi, intelegensi dan moral. Pada dampak perkembangan fisik remaja banyak
mengalami physical decline contohnya Problem Visual seperti kelelahan mata, sakit
kepala bahkan penglihatan kabur, selain itu obesitas juga kasus yang sering terjadi
akibat berkurangnya aktifitas. Pada dampak perkembangan emosi dan sosial dapat
mengakibatkan hilangnya privasi, cyber bullying, strenger danger, cyber stalking,
beberapa kondisi emosi yang memungkinkan untuk berkembang menjadi suatu
addiction terhadap internet antara lain seperti kecemasan, depresi. Pada dampak
inteligasi remaja yang menggunakan internet secara berlebihan akan memiliki
kecenderungan untuk mengalami hambatan dalam rentan perhatian, kebutuhan
melakukan stimulasi secara segera atau tidak sabar, dan rasa kebingungan dalam
identitas selain itu internet berdampak pada penalaran kritis karena hampir semua
informasi telah tersedia sehingga para remaja menjadi kurang terampil dan cenderung
untuk berkonsentrasi hanya pada satu hal untuk jangka waktu yang lam dan
menyulitkan remaja untuk memecahkan masalah yang membutuhkan waktu pendek dan
kompleks. Dampak pada perkembangan moral ini banyak mengandung unsur
pornografi dan kerusakan, Dalam perkembangan moral juga dapat terjadi karena
adanya kesempatan untuk mengunduh isi situs situs tanpa ijin ( Zagoto, 2011 ).
Perawat dalam perannya sebagai provider, edukator, advokator, dan role model
dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat termasuk penanganan prilaku
penyimpangan pada remaja. Pertama, perawat sebagai provider (pelaksanaan)
lebih pada kemampuan perawat sebagai penyedia layanan keperawatan (praktisi) tidak
hanya itu perawat harus mempunyai kemampuan bekerja secara mandiri dan kolaborasi,
serta mempunyai pengetahuan perilaku penyimpangan pada remaja , keterampilan,
sikap empati dalam pemberian asuhan keperawatan.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang di gunakan adalah jenis penelitian deskriptif. Variable penelitian
yang di teliti adalah perkembangan sosial emosi remaja di SMAN 1 Puri Mojokerto.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/siswi SMAN 1 Puri mojokerto kelas
10 yang berjumlah 333 orang. Tekhnik sampling yang di gunakan adalah Quota
sampling dengan jumlah sample 34 orang yang di ambil 10% dari jumlah populasi 333.
Penelitian ini akan di lakukan di SMAN 1 puri mojokerto yang terletak di perbatasan
kota dan kabupaten mojokerto. Penelitian ini di lakukan pada 05 Mei s/d 07 Mei 2014.
Instrumen penelitian yang di gunakan adalah kuisioner menggunakan indikator positif
dan negatif . tekhnik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemberian
skor dengan skala nominal, dimana setelah jawaban terkumpul kemudian di nilai, di
analisa dan diprosentase dengan distribusi frekuensi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar berumur 15 – 18
tahun 25 (73,5%) responden, sebagian besar pekerjaan orang tua adalah wiraswasta
yaitu 21 (61,8%) responden, sebagian besar uang saku responden yaitu Rp 5000-10000
sebanyak 22 (64,7%).
Hasil penelitian menjelaskan bahwa didapatkan bahwa sebagian besar jejaring social
mempunyai dampak positif pada perkembangan sosial emosi pada remaja yaitu
sebanyak 18 responden (53%).
Hasil penelitian di SMA Negeri 1 Puri Mojokerto pada tanggal 05 – 07 Mei 2014.
Berdasarkan tabel 4.4 di dapatkan bahwa sebagian besar jejaring sosial mempunyai
dampak positif yaitu sebanyak 18 responden (53%).
Jejaring sosial merupakan sebuah web berbasis pelayanan yang memungkinkan
penggunaannya untuk membuat profile, melihat daftar pengguna yang tersedia, serta
mengundang atau menerima teman untuk bergabung dalam situs tersebut ( Dirgayuza,
2008 ).
Jejaring sosial memang sangat di butuhkan oleh semua orang khususnya pada
kaum remaja karena jejaring sosial salah satu website termudah dalam berkomunikasi
dengan semua orang di seluruh dunia. Namun jejaring sosial juga mempunyai dampak
buruk bagi penggunanya salah satunya yaitu dapat mempengaruhi sosial emosi bagi
penggunanya.
Hasil penelitian menjelaskan bahwa mengenali emosi diri di dapatkan data yang
berdampak negatif (+) sebagian besar berjumlah 19 (56%) responden. Dan berdampak
positif (-) kurang dari setengah tidak mengenal emosi diri di dapatkan hasil 15 (44%).
Emosi adalah kemampuan untuk mengetahui bagamana perasaan orang lain.
Empati dibangun berdasarkan kesadaran diri. Semakin terbuka seseorang terhadap
emosinya sendiri, semakin terampil ia membca perasaan. Kegagalan untuk mengetahui
perasaan orang lain merupakan kekurang utama dalam kecerdasan emosional, cara
untuk menunjukan empati adalah mengidentifikasi perasaan orang lain, yaitu dengan
menempatkan diri secara emosional pada posisi orang lain (Sunarti, 2004).
Hasil penelitian diatas menunjukkan sebagian besar responden dapat mengenali
emosi dirinya. Untuk dapat mengenali emosi diri dibutuhkan adanya kesadaran akan
perasaan diri sendiri sewaktu perasaan itu terjadi. Mengenali emosi diri dari seseorang
terlebih dahulu kita harus mengenali emosi pada diri kita sendiri, kemudian kita rasakan
apa yang mereka rasakan.
Hasil penelitian tentang mengelola emosi pada dampak jejaring sosial didapatkan
data berdampkam negatif (+) sebagian besar responden tidak bisa mengelola emosinya
yaitu sebanyak 18 (53%), sedangkan yang berdampak positif (-) kurang dari setengah
dapat mengelola emosi yaitu 16 (47%) responden.
Pengendalian emosi (pengelolaan emosi diri) di lakukan bukan dengan menekan
emosi melainkan mampu menyalurkan emosinya dan mengalihkan suasana hati melalui
kegiatan positif seperti nonton, membaca buku, aerobic, mandi air panas, makan
makanan kegemaran, pergi berbelanja, mencoba untuk melihat permasalahan dari sudut
pandang baru, dan menolong orang lain. Emosi yang terlalu ditekan akan tercipta
kebosanan dan kesenjangan. Di pihak lain emosi yang tidak dapat di kendalikan dapat
mengakibatkan gangguan emosi. Bila emosi berlangsung dengan intensitas tinggi dan
melampaui titik yang wajar, emosi akan beralih menjadi hal-hal ekstrim yang menekan
seperti kecemasan kronis, amarah yang tidak terkendali, bahkan depresi. Tujuan
pengelolaan emosi adalah tercapainya emosi yang wajar, yang merupakan keselarasan
antara perasaan dan lingkungan. menjaga agar emosi yang merisaukan tetap terkendali
merupakan kunci kesejahteraan emosi. Bila emosi mengalahkan konsentrasi, yang di
lumpuhkan adalah kemampuan mental yang sering di sebut dengan “ingatan kerja”,
yakni kemampuan untuk menyimpan dalam benak semua informasi yang berkaitan
dengan tugas yang sedang dihadapi. Ingatan kerja sangat penting karena ingatan kerja
yang memungkinkan semua upaya intelektual dapat terlaksana, mulai dari pengucapan
kalimat hingga menguraikan proposisi logika yang rumit (Golomen, 1995 dalam
Sunarti, 2004).
Hasil jawaban dari kuesioner yang telah dilakukan bahwa di dapatkan data yang
menunjukan sebagian besar responden tidak bisa mengelola emosi / mengendalikan
emosinya. Untuk mengelola emosi dibutuhkan kesabaran agar emosi dapat dikendalikan
bagi sebagian penyebab emosi pada remaja.
Hasil penelitian menjelaskan bahwa dampak jejaring sosial yang positif (-)
sebagian besar dapat memotivasi diri sebanyak 19 (56%), dan yang berdampak negatif
(+) kurang dari setengah tidak dapat memotivasi diri sebanyak 15 (44%).
Motivasi merupakan salah satu dasar kecerdasan emosional dan akan
meningkatkan keberhasilan dalam segala bidang dimana suatu kumpulan perasaan
antusiasme, gairah, dan keyakinan diri dalam mencapai prestasi tinggi karena
mempunyai tingkat ketahanan dan ketekunan yang bergantung pada sifat emosional
antusiasme serta kegigihan menghadapi tantangan ( Sunarti, 2004).
Hasil dari jawaban quesioner diatas bahwa kurang dari setengahnya responden
tidak dapat memotivasi dirinya. Dalam memotivasi diri kita sendiri, kita harus tegar dan
percaya diri dalam menghadapi masalah. Sebagai contoh emosi-emosi seperti kepuasan
pada hasil kerja kita dapat mendorong untuk berprestasi guna meningkatkan prestasi
bagi remaja.
Hasil penelitian tentang seni membina hubungan dapat dijelaskan bahwa yang
berdampak positif (+) sebagian besar responden 21 (61,8%) mampu membina hubungan
dengan orang lain, sedangkan yang negatif (-) kurang dari setengah responden yaitu 13
(38,2%) tidak bisa membina hubungan dengan orang lain.
Mampu memahami emosi orang lain merupakan inti membina hubungan yang
merupakan salah satu aspek dari kecerdasan emosi. Untuk dapat menangani emosi
orang lain dibutuhkan keterampilan emosional yang lain yaitu manajemen diri dan
empati. Dengan landasan itu, keterampilan berhubungan dengan orang lain akan
menjadi matang. Berangkat dari dua keterampilan emosi dasar dalam menangani emosi
orang lain, maka kunci kecakapan sosial adalah seberapa baik atau buruk seseorang
mengungkapkan perasaan sendiri. Semakin terampil seseorang secara sosial, semakin
baik ia mengendalikan emosinya (Sunarti, 2004).
Hasil dari jawaban responden diatas dapat dijelaskan bahwa sebagian besar
responden dapat membina hubungan dengan orang lain. Di sarankan bahwa dalam
mengendalikan emosi dibutuhkan ketrampilan untuk membentuk suatu hubungan,
membina kedekatan hubungan, meyakinkan, mempengaruhi dan membuat orang lain
merasa nyaman. dan mengetahui bagaimana cara membina hubungan dengan orang lain.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 puri Mojokerto
pada tanggal 05-07 Mei 2014 didapatkan bahwa sebagian besar jejaring social
mempunyai dampak positif pada perkembangan sosial emosi pada remaja yaitu
sebanyak 18 responden (53%).
REKOMENDASI
1. Bagi Remaja
Hasil penelitian ini diharapkan responden meningkatkan pengetahuan tentang
dampak jejaring sosial khususnya pada kalangan remaja. Sehingga bisa waspada
dalam menghindari dampak dari jejaring sosial.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Hendaknya SMA Negeri 1 puri memotivasi siswa/siswi agar lebih aktif mengikuti
kegiatan ekstra, bimbingan konseling (BK), dan kegiatan keagamaan untuk
menghindari dampak (-) negatif dari jejaring sosial.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya hendaknya meneliti tentang faktor yang mempengaruhi
perubahan sosial emosi remaja diantaranya tentang kegiatan yang dilakukan dalam
jejaring sosial.
ALAMAT CORRESPONDENSI
Email
: [email protected]
No HP
: 081249686004 atau 083847451667
Alamat
: Kp. Krajan Timur Ds.Kukusan Situbondo, Jawa Timur
Download