Definisi SIG - UIGM | Login Student

advertisement
MANAJEMEN SURVEI & PEMETAAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS IGM
M K
UNSUR-UNSUR MANAJEMEN
 Adalah sumber daya yang perlu diatur/dikelola karena pada umumnya
terbatas .
 Penyelenggaraan proyek tergantung pada 2 faktor utama yaitu:
- sumber daya ( 5 M) dan
- fungsi-fungsi manajemen.
 Fungsi-fungsi manajemen dimaksudkan sebagai kegiatan-kegiatan
yang dapat mengarahkan atau mengendalikan sekelompok orang yang
tergabung dalam suatu kerja sama untuk mencapai tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan.
 Kegiatan yang dilakukan oleh sumber daya manusia dalam
penyelenggaraan proyek:
 perlu ditunjang dengan uang, material dan peralatan,
 Harus ditata melalui fungsi-fungsi manajemen dalam keterbatasan waktu yang
disediakan agar tidak terjadi pemborosan.
PROSES/ FUNGSI MANAJEMEN
Proses atau Fungsi Manajemen meliputi:
Proses Perencanaan (Planning)
Penetapan tujuan (goal setting),
Perencanaan (planning), desain
(design)
Proses Pengendalian (Controlling)
Proses Pelaksanaan (Executing)
Pemantauan (monitoring)
Pengawasan (supervising)
Pengendalian (controlling)
Penempatan personil
(staffing), Pengarahan personil
(directing)
PROSES/ FUNGSI MANAJEMEN
Manajemen pengelolaan setiap proyek rekayasa sipil meliputi 8 dasar
manajemen yaitu:
1. Penetapan tujuan (Goal setting)
2. Perencanaan (planning)
3. Pengorganisasian (Organizing)
4. Pengisian staf (staffing)
5. Pengarahan (Directing)
6. Pengawasan (Supervising)
7. Pengendalian (Controlling)
8. Koordinasi (Coordinating).
Setiap fungsi tersebut diatas merupakan tahap yang harus dipenuhi. Jadi,
tidak mungkin salah satu dari fungsi tersebut ditinggalkan.
Pengelolaan proyek akan berhasil baik jika semua fungsi manajemen
dijalankan secara efektif.
8 fungsi dasar manajemen dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok
kegiatan:
1. Kegiatan perencanaan
 Penetapan tujuan (goal setting)
 Perencanaan (planning)
2. Kegiatan pelaksanaan
 Pengisian stf (staffing)
 Pengarahan (directing)
K
Setiap fungsi tersebut diatas merupakan tahap yang harus dipenuhi. Jadi,
tidak mungkin salah satu dari fungsi tersebut ditinggalkan.
Pengelolaan proyek akan berhasil baik jika semua fungsi manajemen
dijalankan secara efektif.
8 fungsi dasar manajemen dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok
kegiatan:
1. Kegiatan perencanaan
 Penetapan tujuan (goal setting)
 Perencanaan (planning)
2. Kegiatan pelaksanaan
 Pengisian stf (staffing)
 Pengarahan (directing)
M K
3. Kegiatan pengendalian
 Pengawasan (supervising)
 Pengendalian (controlling)
 Koordinasi (coordinating)
M
Penetapan Tujuan (Goal Setting)
Tahap awal yang harus ditentukan terlebih dahulu adalah menetapkan
tujuan utama yang akan dicapai.
Tujuan merupakan misi sasaran yang ingin dicapai.
Dalam menetapkan tujuan harus :
- Realistis : tujuan tersebut memungkin untuk dicapai.
- Spesifik : tujuan tersebut memiliki kejelasan mengenai apa yang ingin
dicapai.
- Terukur: memiliki ukuran keberhasilannya.
- Terbatas waktu: mempunyai batas waktu sebagai target kapan bisa
K dicapai.
Planning (Perencanaan)
M K
-
Setiap Proyek Konstruksi selalui melalui proses perencanaan.
Agar proses ini berjalan dengan baik maka ditentukan terlebih
dahulu sasaran utamanya.
-
Planning (perencanaan) dapat didefinisikan sebagai peramalan
masa yang akan datang dan perumusan kegiatan-kegiatan yang
akan dilakukan guna mencapai tujuan yang di tetapkan
berdasarkan peramalan tersebut.
-
Bentuk perencanaan dapat berupa perencanaan prosedur,
perencanaan metoda kerja, perencanaan standar pengukuran
hasil, perencanaan anggaran biaya, perencanaan program
(rencana kegiatan beserta jadwal).
Organizing (Pengorganisasian)
 Kegiatan ini bertujuan melakukan pengaturan dan pengelompokan
kegiatan proyek konstruksi agar kinerja yang dihasilkan sesuai dengan
harapan.
 Tahap ini penting karena ketidaktepatan pengaturan dan
pengelompokan kegiatan yang terjadi akan berakibat langsung
terhadap tujuan proyek.
 Pengelompokan kegiatan dapat dilakukan dengan menyusun jenis
kegiatan dari yang besar hingga yang terkecil. Penyusunan ini disebut
Work Breakdown structure (WBS).
M K
Staffing (Pengisian staf)
Tahap ini merupakan tahap awal dalam perencanaan personil yang akan
ditunjuk sebagai pengelola pelaksanaan proyek.
Definisi pengisian staf adalah pengerahan, penempatan, pelatihan,
pengembangan tenaga kerja dengan tujuan menghasilkan kondisi tepat
personil , tepat posisi dan tepat waktu.
Directing (Pengarahan)
Jika tahap penempatan staf telah dilakukan maka tim tersebut harus
mendapatkan penjelasan tentang lingkup pekerjaan dan waktu untuk
memulai dan menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Tahap pengarahan dapat didefinisikan sebagai kegiatan mobilisasi sumber
daya-sumber daya yang dimiliki agar dapat bergerak sebagai kesatuan sesuai
rencana yang telah dibuat. Termasuk didalamnya adalah memberikan
motivasi dan melaksanakan koordinasi terhadap seluruh staf.
M K
Supervising (Pengawasan)
 Pengawasan dilakukan bertujuan mendapatkan hasil yang telah
ditetapkan oleh pemilik proyek, sedangkan pengawasan oleh pemilik
bertujuan untuk memperoleh keyakinan bahwa apa yang akan
diterimanya sesuai dengan apa yang dikehendaki.
M K
Controlling (Pengendalian)
 Controlling diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipersiapkan untuk
dapat menjamin bahwa pekerjaan-pekerjaan telah dilaksanakan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan.
 Controlling terhadap pekerjaan kontraktor dilakukan oleh konsultan
melalui kontrak supervisi.
 Di dalam pekerjaan pelaksanaan konstruksi yang dilakukan oleh
kontraktor. General superintendant juga berkewajiban melakukan
controlling (secara berjenjang) terhadap pekerjaan yang dilakukan
oleh staf di bawahnya.
 Lingkup Controlling
• Produk pekerjaan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
•Seluruh sumber-sumber daya yang digunakan (manusia, uang, peralatan, bahan).
•Prosedur dan cara kerja
•Kebijaksanaan-kebijaksanaan teknis yang diambil selama proses pencapaian sasaran.
M K
.
 Controlling harus bersifat obyektif dan harus dapat menemukan
fakta-fakta tentang pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan berbagai
faktor yang mempengaruhinya.
 Rujukan untuk menilainya adalah memperbandingkan apa yang
terjadi di lapangan dengan rencana yang telah ditentukan, apakah
terjadi penyimpangan atau tidak.
 Controlling biasa digunakan dalam proyek konstruksi adalah
diagaram batang beserta kurva “S”.
M K
Coordinating (Koordinasi)
 Pemantauan prestasi kegiatan dari pengendalian akan digunakan sebagai bahan
untuk melakukan langkah perbaikan, baik proyek dalam keadaan terlambat atau
lebih cepat.
Semua permasalahan dalam proyek harus diselesaikan bersama antara pihakpihak yang terlibat dalam proyek konstruksi sehingga diperlukan agenda acara
yang mempertemukan semua unsur. Kegiatan ini dinamakan langkah
koordinasi.
Koordinasi dilakuan setiap periode waktu tertentu, umumnya satu minggu
sekali. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan dilakukan lebih sering
(tergantung dari urgensinya).
Koordinasi dapat dilakukan secara internal maupun eksternal. Koordinasi
internal dilakukan untuk melakukan evaluasi diri terhadap kinerja yang telah
dilakukan.
Koordinasi eksternal adalah proses evaluasi kinerja pihak-pihak yang terlibat
dalam proyek konstruksi (kontraktor, konsultan dan pemilik proyek).
M K
SEKIAN &
TERIMAKASIH
Download