PERTEMUAN 5 SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

advertisement
PERTEMUAN 5
SUPPLY CHAIN
MANAGEMENT
88 SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
Dasar
Pengertian supply adalah sejumlah material yang disimpan dan dirawat menurut
aturan tertentu dalam tempat persediaan agar selalu dalam keadaan siap pakai dan
ditatausahakan dalam buku perusahaan. Pengertian supply chain adalah sebuah proses
bisnis dan informasi yang berulang yang menyediakan produk atau layanan dari
pemasok melalui proses pembuatan dan pendistribusian kepada konsumen.
Sedangkan menurut Indrajit dan Djokopranoto supply chain adalah suatu
tempat sistem organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para
pelanggannya. Rantai ini juga merupakan jaringan dari berbagai organisasi yang
saling berhubungan dan mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin
menyelenggarakan pengadaan atau penyalur barang tersebut.
Manajemen Pengertian Manajemen adalah teknik atau seni untuk mengarahkan
dan menggerakkan orang lain dalam rangka mencapai tujuan. Fungsi-fungsi
manajemenFungsi-fungsi manajemen yang utama adalah :merencanakan (Planing),
yaitu merencanakan apa yang akan mereka lakukan, kemudian mengorganisasikan
(Organize) untuk mencapai rencana tersebut. Selanjutnya mereka menyusun staf
(Staff) organisasi mereka dengan sumber daya yang diperlukan. Dengan sumber daya
yang ada, mereka mengarahkan (Directing) untuk melaksanakan rencana. Akhirnya
mereka mengendalikan (Control) sumber daya, menjaganya agar tetap beroperasi
secara optimal.
Pengertian Supply Chain Management Menurut Schroeder Supply Chain
Management (SCM) adalah perancangan, desain, dan kontrol arus material dan
informasi sepanjang rantai pasokan dengan tujuan kepuasan konsumen sekarang dan
di masa depan. Menurut Simchi-Levi et al SCM adalah suatu pendekatan dalam
mengintegrasikan berbagai organisasi yang menyelenggarakan pengadaan atau
penyaluran barang, yaitu supplier, manufacturer, warehouse dan stores sehingga
barang-barang tersebut dapat diproduksi dan didistribusikan dalam jumlah yang tepat,
Pertemuan 5
89 lokasi yang tepat, waktu yang tepat dan biaya yang seminimal mungkin.Dari kedua
definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa SCM adalah suatu rantai pengadaan
barang kepada pelanggan dalam rangka menjamin ketersediaan material dan
meminimalisasikan biaya. Tujuan Supply ChainTujuan supply chain manajemen
berdasarkan definisi diatas adalah:
Supply chain manajemen menyangkut pertimbangan mengenai lokasi setiap
fasilitas yang memiliki dampak terhadap aktivitas dan biaya dalam rangka
memproduksi produk yang diinginkan pelanggan dari supplier dan pabrik hingga
disimpan di gudang dan pendistribusiannya ke sentra penjualan.
Mencapai efisiensi aktivitas dan biaya seluruh sistem, total biaya sistem dari
transportasi hingga distribusi persediaan bahan baku, proses kerja dan barang jadi.
Keuntungan Supply Chain
Keuntungan menerapkan supply chain menurut Indrajit dan Djokopranoto
adalah: 1. Mengurangi inventori barang. Inventori merupakan aset perusahaan yang
berkisar
antara 30%-40% sedangkan biaya penyimpanan barang berkisar 20%-
40% dari nilai barang yang disimpan.
2. Menjamin kelancaran arus barang.
Rangkaian perjalanan dari bahan baku sampai menjadi barang jadi dan diterima oleh
pemakai/pelanggan merupakan suatu mata rantai yang panjang (chain) yang perlu
dikelola dengan baik.3. Menjamin mutu. Jaminan mutu juga merupakan serangkaian
mata rantai panjang yang harus dikelola dengan baik karena mutu barang jadi
ditentukan tidak hanya oleh proses produksi tetapi juga oleh mutu bahan mentahnya
dan mutu keamanan dalam pengirimannya.
Tahapan Supply Chain
Mencapai supply chain terintegrasi menurut terdiri dari beberapa tahapan,
antara lain:
Pertemuan 5
90 Tahap 1
mana
:
Baseline (Dasar). Posisi dari kebebasan fungsional yang lengkap di
masing-masing fungsi bisnis seperti produksi dan pembelian melakukan
aktivitas mereka secara sendiri-sendiri dan terpisah dari fungsi bisnis yang lain.
Tahap 2
:
kurangnya
Integrasi Fungsional.Perusahaan telah menyadari perlu sekurangada penggabungan antara fungsi-fungsi yang melakukan aktivitas
hampir sama, misalnya antara bagian distribusi dan manajemen persediaan atau
pembelian dengan pengendalian material.
Tahap 3
:
Integrasi secara internal. Diperlukan pengadaan dan pelaksanaan
perencanaan kerangka kerja end-to-end. yang diperluas dengan bagian supplier dan
pelanggan. Supply Chain Management dan Teknologi InformasiKonsep manajemen
supply chain tidak dapat dipisahkan dari perkembangan teknologi informasi (TI).
Bahkan kalau dilihat dari sejarahnya, justru kemajuan TI inilah yang melahirkan
prinsip-prinsip dasar supply chain. Alasannya adalah karena pengintegrasian berbagai
proses dan entitas bisnis di dalam manajamen supply chain adalah melakukan
penggunaan bersama-sama terhadap informasi yang dimiliki dan dihasilkan oleh
berbagai pihak.
Tahap 4
:
Integrasi secara eksternal. Integrasi supply chain yang sebenarnya
dengan konsep menghubungkan dan koordinasi yang dicapai pada
Secara umum, peranan TI di dalam manajemen supply chain dapat dilihat dari dua
perspektif besar, yaitu perspektif teknis dan perspektif manajerial
1.
Perspektif Teknis dilihat dari sisi teknis, ada dua fungsi dari teknologi informasi
yang harus dipenuhi, yaitu:
A)
Fungsi penciptaan aspek-aspek yang harus dapat dilakukan oleh TI adalah
sebagai berikut:?

TI harus mampu menjadi medium atau sarana untuk mengubah faktafakta atau kejadian-kejadian sehari-hari yang dijumpai dalam bisnis
perusahaan ke dalam format data kuantitatif.

Teknologi
harus
mampu
mengubah
data
mentah
yang
telah
dikumpulkannya tersebut menjadi informasi yang relevan bagi setiap
Pertemuan 5
91 penggunanya, yaitu manajemen, staf, konsumen, mitra bisnis, pemilik
perusahaan dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Hasil dari pengambilan keputusan akan memberikan berbagai dampak
langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja bisnis perusahaan. TI
mengolah informasi yang diperoleh dengan berbagai konteks organisasi
yang ada menjadi sebuah knowledge yang dapat diakses oleh semua
pihak di dalam perusahaan.

Kumpulan dari knowledge yang diperoleh dan dipelajari selama
perusahaan beroperasi akan menjadi bekal suatu kebijakan yang tidak
ternilai harganya.
B)
Fungsi penyebaranTerhadap entitas fakta, data, informasi, knowledge tersebut
TI
memiliki fungsi-fungsi yang berhubungan dengan aspek penyebaran sebagai
berikut:

Gathering.
TI
harus
memiliki
fasilitas-fasilitas
yang
mampu
mengumpulkan entitas-entitas tersebut dan meletakkannya di dalam suatu
media penyimpanan digital.?

Organising. Untuk memudahkan pencarian terhadap entitas-entitas
tersebut di kemudian hari, TI harus memiliki mekanisme dalam
mengorganisasikan penyimpanan entitas-entitas tersebut ke dalam media
penyimpanan.

Selecting. TI harus menyediakan fasilitas untuk memudahkan pencarian
dan pemilihan.

Synthesizing. TI harus mampu memenuhi kebutuhan manager dalam hal
menggabungkan beberapa entitas menjadi satu kesatuan yang terintegrasi.

Distributing. TI harus mampu memiliki infrastruktur yang dapat
menyalurkan berbagai entitas dari tempat penyimpanannya ke pihakpihak yang membutuhkannya.
Pertemuan 5
92 2.
Perspektif Manajerial.
Dilihat dari sisi bisnis manajerial, terutama dalam kaitannya dengan manajemen
supply chain, ada tiga peranan yang diharapkan oleh perusahaan dari implementasi
efektif sebuah TI, yaitu :
1)
Mengurangi resiko (minimize risks).Pada umumnya resiko berasal dari adanya
ketidakpastian dalam berbagai hal dan aspek-aspek eksternal lain yang berada diluar
perusahaan. Kehadiran TI selain harus mampu membantu perusahaan mengurangi
resiko bisnis yang ada, perlu pula menjadi sarana untuk membantu manajemen dalam
mengelola resiko (managing risks) yang dihadapi sehari-hari.
2)
Mengurangi biaya (minimize costs).Tawaran lain yang ditawarkan TI adalah
perbaikan efisiensi dan optimalisasi proses-proses bisnis di perusahaan. Ada empat
cara yang ditawarkan TI untuk mengurangi biaya-biaya yang seringkali dikeluarkan
untuk kegiatan operasional sehari-hari, yaitu :

Eliminasi proses. Implementasi berbagai komponen teknologi informasi
akan mampu menghilangkan atau mengeliminasi proses yang dirasa tidak
perlu (non value added process).

Simplifikasi proses. Berbagai proses yang panjang dan berbelit-belit
(birokratis) biasanya dapat disederhanakan dengan mengimplementasikan
berbagai komponen TI (basisdata dan aplikasi misalnya).

Integrasi proses. TI juga mampu melakukan pengintegrasian beberapa
proses menjadi satu sehingga terasa lebih cepat dan praktis (secara
langsung akan meningkatkan kepuasan pelanggan juga).

Otomatisasi proses. Mengubah proses manual menjadi otomatis
merupakan tawaran lain untuk mempermudah perusahaan melaksanakan
kegiatan operasionalnya sehari-hari dari TI.
3)
Menambah nilai (add value)Tujuan dari penciptaan value tidak saja sekedar
memuaskan pelanggan (customer satisfaction), tetapi lebih jauh lagi untuk
menciptakan loyalitas (customer loyalty) sehingga pelanggan tersebut selalu menjadi
konsumennya untuk jangka panjang (customer bonding).
Pertemuan 5
93 Said (2006) mengemukakan bahwa Supply Chain Management adalah pengelolaan
informasi, barang dan jasa mulai dari pemasok paling awal sampai ke konsumen
paling akhir dengan menggunakan pendekatan system yang terintegrasi dengan tujuan
yang sama. Berdasarkan itu, maka prinsip dasar Supply Chain Management ada 5 hal,
yaitu :
1)
Prinsip Integrasi , Artinya semua elemen yang terlibat dalam rangkaian
Supply Chain Management berada dalam satu kesatuan yang kompak dan
menyadari adanya saling ketergantungan.
2)
Prinsip Jejaring ,Artinya semua elemen berada dalam hubungan kerja
yang selaras.
3)
Prinsip Ujung ke Ujung ,Artinya proses operasinya mencakup elemen
pemasok yang paling hulu sampai ke konsumen yang paling hilir.
4)
Prinsip Saling Tergantung, Setiap elemen dalam Supply Chain
Management menyadari bahwa untuk mencapai manfaat bersaing
diperlukan kerja sama yang saling menguntungkan.
5)
Prinsip Komunikasi , Artinya keakuratan data menjadi darah dalam
jaringan untuk menjadi ketepatan informasi dan material.
Anderson et al (1997) dalam Usahawan (2001) memberikan 7 prinsip dalam SCM
yang digunakan dalam merumuskan keputusan strategis, yaitu:
1)
Segmentasi pelanggan berdasarkan kebutuhannya
2)
Menyasuaikan jaringan logistik untuk melayani kebutuhan pelanggan
yang berbeda
3)
Mendengarkan sinyal pasar dan menjadikan sinyal tersebut sebagai dasar
dalam perencanaan kebutuhan sehingga bisa menghasilkan ramalan yang
konsisten dan alokasi sumber daya yanng optimal
4)
Diferensiasi produk pada titik yang lebih dekat dengan konsumen dan
mempercepat konversinya di sepanjang rantai Supply Chain
5)
Mengelola sumber-sumber supply secara strategis untuk mengurangi
ongkos kepemilikan material maupun produk
Pertemuan 5
94 6)
Mengembangkan strategi teknologi untuk keseluruhan Supply Chain yang
mendukung pengambilan keputusan berhierarki serta memberikan
gambaran yang jelas tentang aliran produk, jasa maupun informasi
7)
Mengadakan pengukuran kinerja untuk sebuah supply chain secara
keseluruhan dengan maksud untuk meningkatkan pelayanan kepada
konsumen akhir
Peralatan fungsional yang dimiliki sistem SCM adalah:
a. Demand management/forecasting
Perangkat peralatan dengan menggunakan teknik-teknik peramalan secara statistik.
Perangkat ini dimaksudkan untuk mendapatkan hasil peramalan yang lebih akurat.
b. Advanced planning and scheduling
Suatu peralatan dalam rangka menciptakan taktik perencanaan, jangka menengah dan
panjang berikut keputusan-keputusan menyangkut sumber yang harus diambil dalam
rangka melengkapi jaringan supply.
c. Transportation management
Suatu fungsi yang berkaitan dengan proses pendisitribusian produk dalam supply
chain
d. Distribution and deployment
Suatu alat perencanaan yang menyeimbangkan dan mengoptimalkan jaringan
distribusi pada waktu yang diperlukan. Dalam hal ini, Vendor Managed Invetory
dijadikan pertimbangan dalam rangka optimalisasi.
e. Production planning
Perencanaan produksi dan jadwal penjualan menggunakan taraf yang dinamis dan
teknik yang optimal.
f. Available to-promise
Tanggapan yang cepat dengan mempertimbangkan alokasi, produksi dan kapasitas
transportasi serta biaya dalam keseluruhan rantai supply .
g. Supply chain modeler
Pertemuan 5
95
5 Perangkatt dalam bentuk
b
moddel yang dapat diggunakan seecara mudaah guna
mengarahkkan serta mengontrol
m
me kerja
rantai suppply. Melaluui model inni, mekanism
dari konseep supply chhain dapat diamati.
d
h. Optimizer
O
The optim
mizer ibaraat jantung dari sistem
m supply chain
c
manaagement. Dalamnya
D
terkandunng: linear & integer prrogrammingg, non-lineaar programm
ming, heuristics and
genetic allgorithm. Genetic
G
alggorithm addalah suatu computingg technology yang
mampu m
mencari seerta menghhasilkan soolusi terbaik atas juutaan kemuungkinan
kombinasii atas setiapp parameter yang digunnakan
Konsep Dasar Rantai
R
Pa
asokan
Suppply chain (rantai passokan) merrupakan suuatu sistem
m tempat organisasi
menyalurkkan barang produksi
p
daan jasanya kepada
k
paraa pelanggannnya.
Ranntai ini jugga merupak
kan jejarinng dari berrbagai orgaanisasi yan
ng saling
berhubunggan dengann tujuan yaang sama, yaitu
y
sebaikk mungkinn menyeleng
ggarakan
pengadaann atau penyaaluran baranng tersebut..
Gambar 5.1. Modell SC Secara
a Umum
Pertem
muan 5
96
6 Suppply chain juuga dapat dikatakan
d
s
sebagai
logiistics netwoork, dengan
n pemain
utama adaalah :
1.
supppliers.
2.
mannufacturer
3.
distrribution
4.
retaiil outlets
5.
customers
S
Chain 1 : Suppliers
•
Awaal mula jariingan, yangg merupakaan seumber penyedia bbahan pertam
ma. Bisa
berbentukk : bahan baku, baahan mentaah, bahan penolong, bahan dagangan,
d
subassembblies, suku cadang, dll.. Sumber peertama disebut dengan suppliers, termasuk
t
di dalamnnya : supppliers’ supppliers atau sub-supplieers yang bbiasanya juumlahnya
banyak.
Chain 1 – 2 :
Suppliers – manufactturer
•
Ranttai pertamaa dihubunggkan dengann rantai kee dua yaituu manufactuurer atau
plants ataau assembleer atau fabrricator atauu bentuk laain yang m
melakukan pekerjaan
p
membuat, memfabriikasi, meraakit, mengkkonversikann atau mennyelesaikan
n barang
(finishing)).
Chain 1 – 2 – 3 :
Suppliers – Manufactturer – Distrribution
Pertem
muan 5
97 •
Barang yang sudah jadi mulai disalurkan oleh manufacturer ke pelanggan.
Barang dari pabrik disalurkan melalui gudang ke gudang distributor atau wholesaler
atau pedagang besar dalam jumlah besar.
Chain 1 – 2 – 3 – 4 :
Suppliers – Manufacturer – Distribution – Retail Outlets
•
Pedagang besar buasanya mempunyai gudang sendiri atau menyewa gudang
dari pihak lain. Gudang dipakai untuk menimbun barang sebelum disalurkan ke pihak
pengecer. Disini dapat dilakukan penghematan dalam bentuk jumlah inventories dan
biaya gudang, dengan cara melakukan desain kembali pola pengiriman barang baik
dari manufacturer maupun ke pengecer.
Chain 1 – 2 – 3 – 4 – 5 :
Suppliers – Manufacturer – Distribution – Retail Outlets – Customers
•
Barang ditawarkan oleh pengecer atau retailers langsung ke pelanggan atau
pengguna barang tersebut. Yang termasuk outlet adalah tempat dimana pembeli akhir
melakukan pembelian. Walaupun secara kasat mata ini merupakan rantai terakhir,
tetapi sebetulnya masih ada satu mata rantai lagi yaitu pembeli yang mendatangi
retail outlet tadi ke real customers atau real user. Mata rantai benar-benar berhenti
jika barang telah sampai ke pemakai yang sebenarnya.
Pengelolaan Aliran Rantai Pasokan
2 konsep yang banyak digunakan dan dikembangkan untuk meningkatkan
efisiensi dan efektifitas pergerakan barang :
1.
Mengurangi jumlah supplier.
•
Konsep ini dikembangkan sejak akhir 1980-an, dengan tujuan mengurangi
ketidakseragaman, biaya negosiasi dan pelacakan (tracking)
•
Awal perubahan dari konsep multiple-supplier ke single supplier.
Pertemuan 5
98 •
Konsep tender terbuka makin tidak populer karena tidak menjamin terbatas
jumlah supplier.
2.
mengembangkan supllier partnership atau strategic alliance
•
Konsep ini dikembangkan sejak 1990 an sampai sekarang.
•
Hanya dengan supplier partnership, key suppliers untuk barang tertentu
merupakan strategic sources yang dapat diandalkan dan menjamin kelancaran
pergerakkan barang dalam supply chain.
•
Konsep ini disertai dengan konsep perbaikan yang terus menerus dalam biaya
dan mutu barang.
Model supply chain No. 2. terlihat pada Gambar 2.
Model ini disebut dengan : The Interenterprise Supply Chain Model atau ada yang
menyebut sebagai :
Model Empat Langkah atau The Four Step Model, meliputi 4 komponen :
1.
Suppliers : sub-suppliers.
2.
Manufacturers : plant
3.
Distributors : distribution center, wholesaler.
4.
Retailers
Pengelolaan aliran barang dan jasa dalam supply chain, perlu diperhatikan gambaran
sesungguhnya dan lengkap mengenai seluruh mata rantai yang ada dari awal hingga
akhir dan pergerakkan supply chain untuk berbagai inventory.
Inventori
Merupakan penyimpanan beberapa jenis barang yang tersimpan di gudang yang
mempunyai sifat pergerakan yang agak berbeda satu sama lain, sehingga panjang
pendeknya supply chain juga berbeda.
Pertemuan 5
99
9 Gambaar 5.2 The F
Four Step Model
M
Beberapa jenis
j
inventtory dalam supply chaiin :
1.
Baraang baku ( Raw
R Materiials)
•
Mata rantai perrtama ada dii pabrik pem
mbuat bahann baku.
•
Bahan baku oleh pabrrik pembuaat finishedd product digabung dengan
bahan
p
penolong
m
menggunaka
n teknologii tertentu dioleh
d
menjjadi bahan setengah
jadi.
2.
mi Finished Product)
P
Baraang setengaah jadi (Sem
•
Bahan setengah
h jadi dapat langsung ddiproses menjadi bahann jadi di pab
brik yang
m
bahaan komoditaas.
sama atau dijual ke konsumen menjadi
•
p
penddeknya prosses ini.
Akhhir mata ranttai sangat teergantung panjang
3.
Baraang jadi (Finnished Prodduct)
•
Perm
mulaan matta rantai baahan jadi adda di pebriik pembuataannya sebaagai hasil
pengolahaan lebih lanjjut bahan seetengan jadii.
•
Akhhir mata ranttai ada di koonsumen peengguna.
4.
s
cadanng (MRO : materials for mainttenance, repair and
Material dan suku
operation))
Pertem
muan 5
100 •
Inventory ini untuk menunjang operasional pabrik.
•
Mata rantai dimulai dari pabrik pembuat material MRO dan berakhir di pabrik
pembuat barang jadi sebagai final user.
5.
Barang komoditas (commodity)
•
Barang yang dibeli sudah dalam bentuk barang jadi dan diperdagangkan
kembali ke konsumen.
•
Di perusahaan pembeli, barang komoditas dapat diproses lagi, misal dengan
mengganti kemasan atau dijual langsung seperti apa adanya.
•
Mata rantainya berawal dari pabrik pembuat dan berakhir ke konsumen
pengguna barang tersebut.
•
Sering juga disebut : resales commodities.
6.
Barang Proyek
•
Material dan suku cadang yang digunakan untuk membangun proyek tertentu.
•
Mata rantai bermula dari pabrik pembuat dan berakhir pada perusahaan
pembuat barang jadi.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam optimalisasi Rantai Pasokan :
1.
Tuntutan konsumen yang terus berkembang.
•
Harga yang lebih kompetitif
•
Pilihan sumber pembelian yang banyak
•
Mutu barang lebih baik
•
Pilihan brand yang lebih banyak
•
Penyediaan yang lebih cepat
•
Layanan lain yang lebih baik
Terjadi perubahan supply chain dari fokus ke hulu : hubungan antar sub-supplier –
suppliers – manufakturer, menjadi sampai hilir : manufakturer – wholesalers –
retailers – consumers. Hal ini dikenal dengan : consumer oriented.
Pertemuan 5
10
01 Konsumenn :
•
Mennghindari peenjual yang pernah menngecewakann.
•
Mennghendaki proses
p
pembbelian baranng dan jasa yang
y
menyeenangkan.
•
Mennyenangi peendekatan penjualan yaang kreatif, ramah
r
dan m
murah.
•
Mennuntut lebih
h dari yang ada.
a
•
Menncari tempatt yang serbaa ada karenaa keterbatassan waktu.
•
Mennghendaki barang
b
yang
g aman dari segala hal.
•
Hargga, mutu daan layanan yang
y
baik.
Jadi pengeendali utam
ma supply chhain adalah para
p consum
mers
Gambar 3.. Pergerakaan supply cchain beberrapa jenis inventory
i
Optiimalisasi raantai pasok
kan
2.
Kekkuasaan retaailer yang makin
m
besar
Retailer llangsung berhubungan
n dengan kkonsumen. Retailer bbiasanya melakukan
usaha-usahha untuk mempengaruh
hi konsumeen dengan caara :
•
Dispplay yang menarik
m
•
Diskkon khusus
Pertem
muan 5
102 •
Bonus
•
Menawarkan secara aktif
Keuntungan yang diperoleh retailer relatif kecil, dengan meningkatnya jumlah
retailer.
3.
Dilema dalam pencapaian optimalisasi
Langkah yang sangat penting dalam melakukan manajemen rantai pasokan adalah :
menggalang dan memperbaiki komunikasi yang baik antar para pelaku supply dari
hilir sampai hulu.
Pada prakteknya sulit dilakukan :
•
Ada yang menganggap suatu rahasia atau layanan ekstra.
•
Ada biaya tambahan
Perlu diyakinkan tentang perlunya membangun informasi yang terbuka, cepat dan
akurat.
4.
Kendala dalam membangun kepercayaan
Langkah berikutnya adalah membangun kepercayaan diantara semua pelaku supply
barang dan jasa.
Kendala yang dihadapi :
•
Anggapan supplier adalah lawan bisnis muka mitra.
•
Anggapan adanya perbedaan tujuan yang ingin dicapai.
•
Belum maksimal usaha untuk win-win negotiation.
•
Hanya melihat hubungan jangka pendek buka jangka panjang.
Perlu dikembangkan konsep win-win negotiation.
5.
Kemitraan sebagai suatu solusi
Agar usaha membangun kepercayaan dapat berlangsung dengan baik, maka perlu
konsep partnership, sebagai solusi mengatasi perbedaan dalam SCM.
Prinsip yang harus dipegang teguh :
•
Tujuan sama (common goal)
Pertemuan 5
103 •
Saling menguntungkan (mutual benefit)
•
Saling percaya (mutual trust)
•
Bersikap terbuka (transparent)
•
Menjalin hubungan jangka panjang (long term relationship)
•
Perbaikan terus menerus biaya dan mutu.
6.
Teknologi informasi sebagai katalisator
Katalisator : mempercepat proses dan mempermudah SCM yang efektif dan efisien.
Tanpa teknologi informasi SCM sulit tercapai.
•
Hardware dan sofware dapat digunakan antar perusahaan.
•
Clear information
•
Real time POS (point of sales) information
•
Customer and network friendly
•
High level effectiveness and efficiency.
Perlu dikembangan teknologi informasi di perusahaan.
Secara historis, supply chain lebih ditentukan oleh manufacturer, yang menentukan
apa dan berapa yang akan disalurkan melalui supply chain yang ada.
Manufacturer melalukan push terhadap barang-barangnya ke konsumen melalui
retailer.
Push system :
Manufacturer memaksakan barangnya ke konsumen. Pada awalnya konsumen tidak
mempunyai pilihan. Tetapi dengan meningkatnya jumlah barang yang ditawarkan dan
makin beragam, sehingga persaingan makin tinggi.
Pull system :
manufacturer hanya membuat barang yang dipilih/dikehendaki konsumen. Sesuai
dengan perubahan paradigma : konsumen sebagai penentu utama MRP. Manufakturer
melakukan pull atas kebutuhan konsumen dan meninggalkan cara push.
Pertemuan 5
10
04 Gambar 4. Scm den
ngan menggunakan teeknologi in
nformasi
Push
h system daan pull systtem
Sistem yanng dikembaangkan dalaam Pull Systtem :
1.
Jauhh lebih flekssibel.
•
produk baru
Mannufacturer harus mem
mperhatikann waktu peluncuran
p
b
dan
memperceepat deliveryy time.
•
Kecenderungann penurunann permintaann.
•
mbatasan pennumpukan inventory
i
dii semua tem
mpat.
Pem
2.
h
pada manufakturrer
Tidaak terbatas hanya
•
Flekksibelitas tinnggi untuk semua
s
mataa rantai.
•
Antiisipasi perubbahan yangg cepat dari konsumen.
•
Respposif yang fleksibel
f
tannpa menambbah inventoory.
•
Perluu flow of innformation dari
d hilir kee hulu secaraa lengkap, rreal time daan akurat.
Pertem
muan 5
105 3.
Cara perhitungan stock replenisment yang berbeda
•
Data terpenting adalah dari POS : point of sales, dari penjualan yang sudah
dilakukan.
•
Gabungan data POS dengan perhitungan forecasting dan data penjualan atau
pesanan khusus menjadi data untuk stock atau order.
•
Data POS perlu dicatat secara real time.
•
Data POS hakikatnya adalah data historis dan data real.
Manajemen Rantai Pasokan Dan Keunggulan Kompetitif
1.
Tahapan Menuju Manajemen Rantai Pasokan
Hakikat Rantai Pasokan :
Jaringan organisasi yang menyangkut hubungan ke hulu (upstreams) dan ke hilir
(downstreams), dalam proses dan kegiatan yang berbeda yang menghasilkan nilai
yang berwujud dalam bentuk
barang dan jasa di tangan pelanggan terakhir.
Persaingan terrjadi antara rantai pasokan yang satu dengan yang lain, bukan antara
perusahaan upstreams dan downstreams.
Perubahan dari manajemen logistik ke manajemen rantai pasokan terjadi dalam 4
tahap :
Tahap 1.
Tahap kesendirian dan saling tidak tergantung satu dengan yang lain. Antar fungsi
dalam satu perusahaan menjalankan fungsi masing-masing, misal fungsi produksi
hanya memikirkan bagaimana membuat barang sesuai dengan mutu dan waktu yang
telah ditetapkan.
Sifat : baseline : sendiri-sendiri
Tahap 2.
Pertemuan 5
10
06 Kesadarann pentingny
ya integrassi perencannaan walauupun baru pada bidang yang
terbatas, yyaitu antaraa fungsi in
nternal yangg paling deekat. Misal : produksii dengan
inventory control, purrchasing deengan inventtory controll.
Sifat : funnctional integration
Tahap 3.
p
n dan penggawasan ataas semua fungsi
fu
yang terkain daalam satu
Integrasi perencanaan
perusahannaan.
Sifat : inteernal integraation
Tahap 4.
t
: dalam
m konsep, perencanaan
p
n, pelaksannaa dan penngawasan yaang telah
Integrasi total
dicapai paada tahap 3 dan diterusskan ke upsstreams yaittu : supplierrs dan dow
wnstreams
sampai kee pelanggan..
Sifat : exteernal integrration (supply chain inttegration)
Gambar Tahapan P
Pelaksanaaan MRP
Pertem
muan 5
107 2.
Persamaan dan Perbedaan Manajemen Logistik dan Manajemen Rantai
Pasokan
Persamaan :
1.
Keduanya menyangkut pengelolaan arus barang atau jasa.
2.
Keduanya
menyangkut
pengelolaan
mengenai
pembelian,
pergerakan,
penyimpanan, pengangkutan, administrasi dan penyaluran barang.
3.
Keduanya menyangkut usaha untuk menginkatkan efisiensi dan efektifitas
pengelolaan barang.
Perbedaan :
MANAJEMEN LOGISTIK
MANAJEMEN RANTAI
PASOKAN
Mengutamakan pengelolaan, termasuk
arus
barang dalam perusahaan
Mengutamakan arus barang antar
perusahaan,
dari hulu sampai hilir
Berorientasi pada perencanaan dan
kerangka kerja yang menghasilkan
rencana tunggal arus barang dan
informasi di seluruh perusahaan
Mengusahakan hubungan dan
koordinasi antar proses dari
perusahaan-perusahaan lain dalam
business pipelines, mulai dari
suppliers sampai ke pelanggan
Manajemen Rantai Pasokan lebih luas daripada manajemen logistik, dari mulai
suppliers sampai ke pelanggan akhir.
Manajemen Rantai Pasokan merupakan perpanjangan dan perluasan kegiatan
logistic ke arah upstream dan downstream.
3.
Keunggulan kompetitif lewat Manajemen Rantai Pasokan Kunci keberhasilan
suatu perusahaan antara lain :
Kemampuan untuk memiliki dan mempertahankan satu atau beberapa keunggulan
kompetitif (competitive advantage).
Pertemuan 5
108 Kemampuan untuk membedakan diri (value advantage) di mata konsumen dari
pesaingnya. Bekerja dengan biaya rendah atau mendapatkan laba yang lebih tinggi
(productivity atau cost advantage)
Caranya : Antara lain dengan menerapkan manajemen logistik dan manajemen rantai
pasokan. Productivity Advantage :
•
Makin besar volume produksi suatu barang, maka biaya per satuan barang akan
makin kecil
karena fixed cost dibagi lebih merata dengan angka pembagi yang lebih besar,
sedangkan variable cost persatuan barang akan tetap, sehingga total cost per satuan
barang akan mengecil.
•
Kenaikan pangsa pasar akan menaikkan volume produksi dan selanjutnya akan
menurunkan biaya produksi per satuan barang.
Value Advantage
•
Konsumen tidak saja membeli produk atau barang, tetapi membeli keuntungan
atau manfaat tertentu (benefit).
•
Jika perusahaan tidak mampu membedakan produknya dengan produk
competitor, maka produk tersebut akan menjadi komoditas biasa dan konsumen
cenderung membeli jenis barang tersebut dengan harga paling murah.
•
Untuk mendapatkan value advantage, perusahaan harus menciptakan nilai
tertentu pada segmen pasar tertentu.
Pertemuan 5
10
09 Gambar Hubungan
H
P
Productivit
ty advantagge –Value aadvantage
d
MRP
P yang menddukung Keuunggulan Kompetitif
K
Kegiatan dalam
a.
Menndukung seccara umum
Menghilanngkan sikapp membangun kerajaan sendiri, khususnyaa bagian marketing
m
dan manuffacturing.
Keunggulaan kompetittif harus diuusahakan.
Mengembbangkan
manajemen
m
logistic
menjadi
manajemenn
rantai
pasokan.
Mengusahhakan cost and produuctivity advvantage dann value addvantage. Hubungan
H
partnership dengan organisasi
o
u
upstream
dan downstrream. Hubuungan co-m
makership
dengan paara supplier
Aliran infformasi yanng baik antaara upstream
m dan downnstream seccara akurat dan real
time. Mennggunakan teknologi
t
innformasi yanng user’s friiendly.
Pelatihan bbersama an
ntara upstreaam dan dow
wnstream tenntang MRP..
b.
Menndukung Vaalue Advanttage
Mencari jeenis dan tingkat layanaan yang dikeehendaki koonsumen.
Menciptakkan tailoredd services yaang lebih unnggul berdaasarkan keheendak konsu
umen.
Pertem
muan 5
110 Bidang
logistic
:
ketersediiaan
baranng,
pengirriman
ceppat,
tepat
waktu,
ng andal
penyediaaan suku caadang, penyyediaan dooor to door service, anngkutan yan
(reliabilityy dan respossiveness)
c.
A
:
Menndukung Prooductivity Advantage
Menguranngi inventoory sampaai tingkat yang direncanakan (asset tu
urn-over).
Menggunaakan kapasiitas yang adda semaksim
mal mungkinn (capacity utilization).
Melakukaan perencannaan ini meliputi
m
fuungsi : proocurement, inventory control,
manufactuuring dan diistribution.
Mengoptim
malkan harg
ga pembeliaan barang.
Gamb
bar MRP dan
d Keunggulan Kom
mpetitif Filoosofi
Manajem
men Rantaai Pasokan (SCM)
o goods seejak dari ssumber bahhan mentahh sampai cuustomers
Mengelolaa supply of
sebagai saatu kesatuan
n yang integgrative dan bukan menngelola suppply of goodss sebagai
suatu seri dari kegiataan- kegiatann yang terpiisah-pisah.
Pertem
muan 5
111 Mengembbangkan parrtnership (kkemitraan) dan co-maakership (keerja sama membuat
m
barang berrsama) denggan organisasi baik upsstream mauupun downsttream.
Gamb
bar Hubun
ngan Partneership dan Co-Makerrship
Extraprise Value Network
Dalam SC
CM dikenall tiga istilaah teknologgi informasi, yaitu inttranet, interrnet, dan
ekstranet. Untuk sebuuah perusahhaan modernn, ketiga tekknologi terssebut menjaadi tulang
ndistribusiann informasi dari satu tem
mpat ke tem
mpat lainnyaa.
punggung proses pen
Intranet
Jarinngan yang menghubuungkan selluruh karyyawan satu perusahaaan tanpa
mengenal batasan geeografis. Perusahaan dengan kantor pusat di ibukota daan kantor
cabang di daerah-daerah misalny
ya, tergabunng menjadi satu
s jaringaan komputerr besar di
bawah sebbuah aplikassi intranet. Tujuan
T
: unntuk meninggkatkan efissiensi dan effektivitas
proses-prooses: komunnikasi, kolab
borasi, dan kooperasi.
Internet
Jarinngan kompuuter global yang terdiri dari ribuuan subjarinngan (jejarin
ng) yang
ada di seluuruh dunia.. Karena siffatnya yangg dapat diakkses oleh siiapa saja, dari
d mana
saja, dan kapan sajaa, internet telah menjjadi sebuahh sarana m
milik umum
m (public
B
sebuahh perusahaaan, internett dipergunaakan sebagaai media
domain faacilities). Bagi
untuk
beerhubungann
dengan
para
peelanggan,
Pertem
muan 5
menghemaat
banyak
k
biaya.
112 menghubungkan perusahaan dengan internet berarti menambah luas cakupan pasar,
yang berarti meningkatkan kuantitas potensi pelanggan bagi perusahaan.
Ekstranet
Jaringan komputer yang menghubungkan sistem jaringan perusahaan (intranet
misalnya) dengan sistem jaringan para mitra bisnisnya, seperti supplier (pemasok)
dan vendor. Tujuan : mempercepat proses pengadaan sebuah barang dan menurunkan
biaya-biaya yang tidak perlu seperti biaya gudang dan transportasi.
Jaringan yang telah dilengkapi dengan kedua jenis aplikasi ini dinamakan Extraprise
Value Network (EVN) oleh Price Waterhouse Coopers.
e-SCM :
Konsep manajemen dimana perusahaan berusaha memanfaatkan internet dan
teknologinya untuk mengintegrasikan seluruh mitra kerja perusahaan, terutama yang
berhubungan dengan sistem pemasokan bahan-bahan atau sumber daya-sumber daya
yang dibutuhkan dalam proses produksi (sisi supply);
e-CRM :
Merupakan kebalikan dari e-SCM, yaitu berusaha memanfaatkan internet dan
teknologinya untuk mengintegrasikan perusahaan dengan seluruh calon konsumen
maupun pelanggannya (sisi demand).
Beda e-SCM dengan ekstranet :
sifat teknoioginya. Kalau dalam ekstranet biasanya hubungan yang terjadi
adalah eksklusif, yaitu antar perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya, maka
di dalam e-SCM hubungannya lebih terintegrasi dan bersifat holistik (beberapa mitra
terintegrasi menjadi satu jaringan terpadu).
Beda e-CRM dengan konsep jaringan internet pada umumnya, e-CRM lebih
diarahkan
untuk mencoba menjalin hubungan atau relasi yang interaktif antara
perusahaan dan masing-masing individu pelanggannya.
Tujuan akhir : untuk menjamin kepuasan dan loyalitas pelanggan.
Pertemuan 5
113 E-SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
Tiga prinsip dasar dalam e-Supply Chain Management :
1.
Melihat bahwa hakikat informasi harus merupakan pengganti atau substitusi
dari keberadaan inventor (biaya terbesar rata-rata perusahaan), maka informasi harus
diperlakukan sama dengan manajemen inventori, yang berkaitan dengan : kapan
informasi relevan harus dimiliki dan "seberapa detail informasi" yang harus
direpresentasikan.
2.
Unsur biaya, kecepatan, dan kualitas, persaingan yang sesungguhnya terletak
pada kecepatan dan ketepatan informasi. Aspek online menjamin adanya hubungan
terintegrasi antara semua pihak yang terkait, aspek real time menjamin bahwa
informasi yang dipergunakan untuk mengambil keputusan adalah yang paling
mutakhir (up-to-date).
3.
Manajemen harus menganggap bahwa relasi antara mitra bisnis merupakan aset
strategis perusahaan yang harus dibina sungguh-sungguh keberadaannya. Tidak ada
yang lebih penting daripada kepercayaan dan sikap profesionalisme yang harus selalu
dijaga keberadaannya.
Komponen Konsep e-Supply Chain Management :
1.
Supply Chain Replenishment
Proses yang berkaitan dengan bagaimana para pemasok saling bekerja sama
enyediakan produk- produk atau bahan yang dibutuhkan oleh perusahaan sedemikian
rupa sehingga memenuhi target permintaan dan service level yang telah dicanangkan.
2.
Collaborative Planning
Proses yang memfokuskan diri pada aktivitas perencanaan yang berkaitan dengan
perasi, produksi, inventor, dan distribusi, sehingga keseluruhan perusahaan yang
bekerja sama mengetahui obyektivitasnya masing-masing untuk mencegah adanya
konflik dapat bermuara pada tidak tercapainya kebutuhan pelanggan.
3.
Collaborative Product Development
Proses yang berkaitan dengan aktivitas penciptaan produk atau jasa yang
membutuhkan kerja sama antara berbagai mitra bisnis dengan perusahaan, sehingga
Pertemuan 5
114 kualitas produk dan/atau jasa dapat terpenuhi sesuai dengan spesifikasi yang telah
disepakati.
4.
E-Procurement
Manifestasi baru dari proses pengadaan konvensional, di mana dalam aktivitas ini
teknologi internet dan prinsip-prinsip e-business benar-benar diterapkan dengan
sungguh-sungguh.
5.
E-Logistics
Sama dengan e-Procurement, hanya saja proses ini berkaitan dengan aktivitas
manajemen pergudangan dan transportasi.
E-CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT
Prinsip dasar e-Customer Relationship Management :
1.
Melihat bahwa untuk menciptakan sebuah produk atau jasa diperlukan durasi
waktu tertentu, maka perusahaan harus mengerti kebutuhan pelanggan di masa
mendatang. Antisipasi kebutuhan lebih awal tersebut dapat "meniadakan" jeda waktu
penciptaan produk atau jasa tersebut, sehingga di mata pelanggan, perusahaan
"seolah-olah" dapat memenuhi permintaan mereka dengan sangat cepat.
2.
Perusahaan harus mengerti sungguh-sungguh bahwa informasi merupakan aset
strategis yang tidak ternilai harganya. Jenis informasi yang paling berharga adalah
yang menyangkut transaksi dan profil pelanggan, sehingga perusahaan dapat
mengerti perilaku masing-masing pelanggan yang ada.
3.
Perusahaan harus memperhatikan setiap pelanggan sebagai seorang individu
yang unik, dengan membangun hubungan atau relasi one-to-one.
4.
Volume dan frekuensi perdagangan yang diperoleh dari pelanggan harus selalu
ditingkatkan. Makin lengkap dan detail rekaman transaksi yang dimiliki, akan
semakin jelas kebutuhan dan perilaku pelanggan.
5.
Perusahaan harus dapat menjangkau pelanggan di mana pun dan kapan pun
pelanggan berada, tanpa memperhatikan batas-batas waktu dan ruang. Dengan kata
lain, perusahaan harus memiliki kanal distribusi (access channels) yang beragam,
baik yang bersifat on-line maupun off-line.
Pertemuan 5
Download