BAB 1 PENDAHULUAN Sebuah Perusahaan dalam melakukan

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Sebuah Perusahaan dalam melakukan kegiatannya pasti memiliki tujuan yang
ingin dicapai. Tujuan utama suatu perusahaan adalah mencapai laba yang maksimal
serta mampu bertahan dalam ketatnya persaingan dunia usaha terutama perusahaan
sejenis. Kondisi ini menuntut perusahaan untuk selalu memperbaiki kelemahan yang
dimiliki dan menyempurnakan bidang usahanya agar dapat mencapai tujuan perusahaan
dan mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) secara berkelanjutan. Going
Concern terdapat pada neraca (Balance Sheet) perusahaan yang harus merefleksikan
nilai perusahaan untuk menentukan eksistensi dan masa depannya, sehingga dapat tetap
beroperasi dalam jangka waktu ke depan.
Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh seseorang atau
sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah melakukan produksi dan
distribusi guna memenuhi kebutuhan ekonomis manusia. Kegiatan produksi dan
distribusi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh laba. Didasarkan atas kegiatan
utama yang dijalankan secara garis besar jenis perusahaan dapat digolongkan menjadi
perusahaan jasa, perusahaan dagang dan perusahaan industri (Soemarso, 2004).
Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan suatu
produk dan aktivitas perusahaan dagang untuk menghasilkan pendapatan yang
melibatkan pembelian dan penjualan barang dagang. Perusahaan dagang harus terlebih
dahulu membeli barang dagang dan disimpan untuk sementara waktu, kemudian
dikeluarkan untuk dijual kembali kepada pelanggan dengan tujuan mendapatkan
pendapatan atau laba usaha. Tujuan dari sebuah perusahaan adalah mendapatkan laba
yang optimal dalam menjalankan usahanya.
Lembaga pasar modal sangat dibutuhkan oleh pelaku usaha. Pasar modal
memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu
negara karena memiliki fungsi ekonomi dan fungsi keuangan (Husnan, 2003). fungsi
ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak yang
memiliki kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Sedangkan fungsi
keuangan, pasar modal menyediakan dana yang diperlukan oleh pihak yang
membutuhkan dana. Pihak yang membutuhkan dana dan pihak yangkelebihan dana
tidak harus bertemu secara langsung dalam transaksi di pasar modal, akan tetapi dibantu
oleh pialang sekuritas, yaitu pihak yang mempertemukan penjual dan pembeli sekuritas
(Atmaja, 2008).
Untuk pengambilan keputusan ekonomi, para pelaku bisnis dan pemerintah
membutuhkan informasi tentang kondisi dan kinerja keuangan perusahaan. Analisis
laporan keuangan sangat dibutuhkan untuk memahami informasi laporan keuangan.
Analisis kinerja keuangan merupakan alternatif untuk menguji apakah informasi
keuangan bermanfaat untuk melakukan klasifikasi atau prediksi terhadap harga saham.
Analisis rasio keuangan didasarkan pada data keuangan historis yang tujuan utamanya
adalah memberi suatu indikasi kinerja perusahaan pada masa yang akan datang.
Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
pengolahan bahan baku menjadi barang jadi dan dapat dijual di masyarakat. Perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia terdiri dari tiga sektor yaitu sektor
industri dasar dan kimia, sektor aneka industri dan sektor industri barang konsumsi.
Perusahaan makanan dan minuman merupakan salah satu yang termasuk ke dalam
sektor industri barang konsumsi. Sektor ini merupakan salah satu sektor yang dapat
bertahan di segala kondisi perekonomian Indonesia. Perusahaan food and beverages
merupakan salah satu jenis perusahaan yang tidak terpengaruh oleh dampak krisis
global, selain itu tingkat konsumsi masyarakat terhadap barang yang dihasilkan dalam
industri tersebut sudah menjadi kebutuhan dan relatif tidak berubah, baik kondisi
perekonomian membaik maupun memburuk, untuk itu perusahaan harus mampu
meningkatkan kinerja keuangannya yang diukur dengan menggunakan rasio
profitabilitas yaitu Return on Assets.
Perusahaan food and beverages dipilih untuk dilakukan penelitian karena
memegang peranan penting dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Perusahaan food
and beverages juga merupakan perusahaan yang sudah tersistem dengan baik, yaitu
produk yang dihasilkan harus terdaftar di Badan Pengawasan Obat-obatan dan Makanan
(BPOM). Produk perusahaan makanan dan minuman merupakan salah satu komoditas
ekspor unggulan di sektor non-migas. Masyarakat selalu membutuhkan produk
makanan dan minuman karena merupakan salah satu kebutuhan pokok. Berdasarkan hal
diatas maka perusahaan makanan dan minuman dianggap dapat bertahan lama.
Peneliti menggunakan rasio profitabilitas khususnya Return on Assets. Return on
Assets merupakan salah satu indikator untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan
dan merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektivitas
perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan total aktiva yang
dimilikinya.
Return on Assets (ROA) merefleksikan seberapa banyak perusahaan telah
memperoleh hasil atas seluruh sumberdaya keuangan yang ditanamkan pada perusahaan
(Munawir, 2002). ROA yang semakin besar menunjukkan kinerja perusahaan semakin
baik, karena return semakin besar.
Perusahaan food and beverages digunakan sebagai unit analisis dalam penelitian
ini karena kondisi ROA pada perusahaan food and beverages mengalami
ketidakstabilan sehingga mengalami fluktuasi dan dalam tampilan laporan keuangan
yang dipublikasikan tampak adanya perubahan laba perusahaan. Penyebab masalah
yang terjadi tersebut diduga karena ROA perusahaan food and beverages kurang stabil
dan sebagian memiliki ROA yang negatif, dengan demikian dalam mempertimbangkan
hal tersebut ada satu permasalahan yang sering timbul, yakni seberapa besar
kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang dimiliki
perusahaan tersebut untuk menghasilkan laba. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan
dengan ROA menunjukkan kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalam
keseluruhan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba. ROA (Return on Assets)
adalah rasio keuntungan bersih setelah pajak untuk menilai seberapa besar tingkat
pengembalian dari asset yang dimiliki oleh perusahaan. ROA yang negatif disebabkan
laba perusahaan dalam kondisi yang negatif pula atau rugi, hal ini menunjukkan
kemampuan dari modal yang diinvestasikan secara keseluruhan belum mampu untuk
menghasilkan laba. Dari kesimpulan diatas maka penelitian ini mengidentifikasi
variabel-variabel yang diduga berpengaruh terhadap rasio profitabilitas (ROA) seperti
perputaran piutang, perputaran persediaan, perputaran aktiva tetap, perputaran total
aktiva dan pertumbuhan penjualan.
Dalam kegiatan usaha untuk mendapatkan keuntungan, perusahaan dihadapkan
pada masalah pengelolaan modal sebagai sumber pembelanjaan disetiap kegiatan
usahanya. Modal yang ditanamkan pada perusahaan akan di investasikan dalam
berbagai macam bentuk aktiva yang dibutuhkan perusahaan. Modal dalam perusahaan
bisa di investasikan dalam bentuk persediaan, piutang ataupun aset tetap.
Modal kerja adalah investasi perusahaan jangka pendek seperti kas, surat
berharga, piutang dan inventori atau seluruh aktiva lancar. Mengingat pentingnya modal
kerja di dalam perusahaan, manajer keuangan harus dapat merencanakan dengan baik
besarnya jumlah modal kerja yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan,
karena jika terjadi kelebihan atau kekurangan dana hal ini akan mempengaruhi tingkat
profitabilitas perusahaan (Supriyadi dan Fazriani, 2011). Jika perusahaan kelebihan
modal kerja akan menyebabkan banyak dana yang menganggur, sehingga dapat
memperkecil profitabilitas. Sedangkan apabila kekurangan modal kerja, maka akan
menghambat kegiatan operasional perusahaan. Adapun tiga komponen modal kerja
yaitu kas, piutang, dan persediaan.Ketiga komponen modal kerja tersebut dapat dikelola
dengan cara yang berbeda untuk memaksimalkan profitabilitas atau untuk
meningkatkan pertumbuhan perusahaan (Lazaridis dan Tryfonidis, 2006).
Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan dalam
memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki perusahaan. Semua rasio aktivitas
melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis
aktiva. Rasio-rasio aktivitas menganggap bahwa sebaiknya terdapat keseimbangan yang
layak antara penjualan dan beragam unsur aktiva misalnya piutang, persediaan, aktiva
tetap dan aktiva lainnya. Dalam penelitian ini rasio aktivitas yang digunakan adalah
perputaran piutang, perputaran persediaan, perputaran aktiva tetap, perputaran total
aktiva dan pertumbuhan penjualan.
Menurut Riyanto (2001) persediaan barang sebagai elemen utama dari modal
kerja merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar, dimana secara terus
menurus mengalami perubahan. Kesalahan dalam penetapan besarnya investasi dalam
persediaan akan menekan keuntungan perusahaan. Kesalahan apa pun dalam persediaan
akan mempengaruhi, baik neraca maupun laporan laba rugi. Kesalahan dalam
perhitungan fisik persediaan akan menyebabkan salah saji untuk persediaan akhir, aset
lancar, jumlah aset dalam neraca, kesalahan dalam persediaan juga akan mempengaruhi
harga pokok penjualan dan laba kotor dalam laporan laba rugi.
Perencanaan dan pengendalian bahan baku dalam produksi, perusahaan terkadang
memiliki persediaan bahan baku dalam jumlah yang melebihi kebutuhan. Akibatnya
digudang terjadi penumpukan bahan baku ataupun bisa terjadi sebaliknya. Peranan
persediaan sangat menentukan jalannya operasi perusahaan persediaan tersebut akan
berjalan denganbaik apabila didukung dengan manajemen yang baik. Oleh karena itu
konsep pengelolaan persediaan sangat penting diterapkan oleh perusahaan agar tujuan
efektifitas maupun efisiensi tercapai.
Usaha yang sering dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan profitabilitas
adalah meningkatkan penjualan persediaan sehingga perputaran persediaan barang juga
meningkat. Persediaan meupakan salah satu pos aktiva yang penting karena persediaan
merupakan pos aktiva lancar yang cukup besar nilainya. Prinsip dasar persediaan adalah
untuk mempermudah dan memperlancar jalannya operasi persediaan yang harus
dilakukan secara berturut-turut dan terus menerus untuk memproduksi barang dan
mendistribusikannya kepada para konsumen. Dalam pengelolaan persediaan harus
memperhatikan sifat, jenis, dan tingkat investasi terhadap persediaan tersebut, karena
besarnya tingkat perputaran persediaan tergantung pada sifat barang, letak perusahaan
dan jenis perusahaan yang pada akhinya akan menentukan laba. Perputaran persediaan
terhadap laba perusahaan harus memperhatikan persentase laba karena semakin besar
laba maka perputaran persediaan terhadap laba meningkat. Perputaran persediaan adalah
suatu ukuran yang menunjukkan berapa kali persediaan berputar dalam satu periode.
Apabila tingkat perputaran persediaan tinggi maka tingkat penjualannya akan tinggi,
sehingga pendapatan dapat meningkat serta laba operasi juga akan meningkat. Apabila
tingkat perputaran persediaan rendah artinya tingkat penjualannnya juga rendah,
sehingga pendapatan mengalami penurunan dan hal tersebut akan menimbulkan
penurunan laba operasi yang diperoleh karena biaya-biaya tambahan yang harus
dikeluarakan oleh perusahaan seperti biaya pemeliharaan dan biaya penyimpanan
persediaan barang dagang.
Lamanya periode perputaran piutang tergantung dari sifat atau kegiatan operasi
suatu perusahaan, lama atau cepatnya perputaran ini juga akan menentukan besar atau
kecilnya kebutuhan modal kerja. Piutang, yang timbul karena adanya penjualan kredit,
semakin besar penjulan kredit maka semakin besar pula investasi dalam piutang dan
akibatnya risiko atau biaya yang akan dikeluarkan akan semakin besar pula (Santoso
dan Nur, 2008).
Masalah piutang ini menjadi penting manakala perusahaan harus menilai dan
mempertimbangkan berapa besarnya jumlah piutang yang optimal. Mengingat
pentingnya suatu piutang tersebut, piutang perusahaan harus dikelola secara efisien
dengan biaya–biaya yang ditimbulkan karena adanya piutang. Semakin besar piutang
semakin besar pula biaya-biaya (Carrying Cost) yang dikeluarkan perusahaan. Oleh
karena itu setiap perusahaan mengambil kebijaksanaan untuk memberikan kredit yang
sudah ditetapkan dan diharapkan untuk para konsumen atau pelanggan agar mereka
membayar utang tepat pada waktu yang telah ditentukan. Mengingat bahwa piutang
merupakan suatu bentuk investasi yang cukup besar bagi perusahaan dan memberikan
banyak manfaat bagi perusahaan, maka diperlukan adanya manajemen piutang yang
lebih baik sehingga keuntungan-keuntungan yang didapatkan lebih meningkat. Selain
itu piutang juga dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana atau
modal yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan dan
menghasilkan keuntungan atau laba yang besar bagi perusahaan.
Setiap perusahaan mempunyai harta (aktiva) untuk mendukung
kegiatan
usahanya. Aktiva itu dibagi menjadi dua yaitu aktiva lancar dan aktiva tetap. Aktiva
tetap dibagi menjadi dua golongan yaitu,
aktiva tetap berwujud dan aktiva tidak
berwujud. Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam
kegiatan usaha perusahaan, dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun, berupa
tanah, bangunan, peralatan dan sebagainya. Aktiva ini berfungsi untuk mendukung
menjalankan kegiatannya, yaitu kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam rangka
memperoleh dana. Aktiva tetap memiliki peranan penting dalam menyediakan informasi
yang bermanfaat bagi kreditor dan investor.
Aktiva tetap lazimnya dicatat sebesar harga perolehannya. Aktiva tetap juga
disusutkan dengan mengunakan harga perolehan aktiva tersebut kemudian dibebankan
kepada periode-periode dalam masa penggunaannya. Perputaran aktiva tetap yaitu
Posisi aktiva tetap dan taksiran waktu perputaran aktiva tetap yang dinilai dengan
menghitung tingkat perputaran aktiva tetap yaitu, dengan membagi penjualan dengan
total aktiva tetap bersih.
Maka dapat disimpulkan bahwa perputaran aktiva tetap
ditentukan oleh 2 faktor utama yaitu, penjualan dan total aktiva tetap bersih. Yang
dimaksud total aktiva tetap bersih adalah total aktiva tetap setelah dikurangi penyusutan
aktiva tetap.
Perputaran total aset menentukan tingkat efektifitas perusahaan dalam
memanfaatkan seluruh asetnya untuk menghasilkan penjualan. Perputaran total aset
yang semakin besar mengidentifikasi semakin efektif perusahaan mengelola asetnya
(Sutrisno, 2000). Semakin tinggi nilai perputarannya maka akan semakin efektif
penggunaan total aset dan semakin tinggi tingkat penjualan sehingga akan memperbesar
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
Pertumbuhan penjualan diartikan jumlah penjualan dari tahun ke tahun atau dari
waktu ke waktu. Pertumbuhan penjualan memperlihatkan seberapa besar peningkatan
penjualan yang terjadi pada perusahaan ditiap tahunnya. Tingkat pertumbuhan
perusahaan yang diukur dengan pertumbuhan penjualan memengaruhi nilai perusahaan
atau harga saham perusahaan sebab pertumbuhan perusahaan menjadi tanda
perkembangan perusahaan yang baik yang berdampak respon positif dari investor.
Adanya kecenderungan perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi
menghasilkan tingkat arus kas masa depan dan kapitalisasi pasar yang tinggi sehingga
memungkinkan perusahaan memiliki biaya modal rendah. Perusahaan dengan tingkat
pertumbuhan akan memengaruhi kemampuan mempertahankan keuntungan.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian singkat yang telah dikemukakan pada latar belakang
permasalahan diatas maka dapat dirumuskan suatu permasalahan penelitian adalah:
1.
Apakah perputaran piutang berpengaruh positif terhadap profitabilitas pada sektor
usaha food and beverages di BEI?
2.
Apakah perputaran persediaan berpengaruh positif terhadap profitabilitas pada
sektor usaha food and beverages di BEI?
3.
Apakah perputaran aktiva tetap berpengaruh positif terhadap profitabilitas pada
sektor usaha food and beverages di BEI?
4.
Apakah perputaran total aktiva berpengaruh positif terhadap profitabilitas pada
sektor usaha food and beverages di BEI?
5.
Apakah pertumbuhan penjualan berpengaruh positif terhadap profitabilitas pada
sektor usaha food and beverages di BEI?
1.3
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang diajukan dalam penelitian, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk:
1.
Menganalisis pengaruh perputaran piutang terhadap profitabilitas pada sektor
usaha food and beverages di BEI.
2.
Menganalisis pengaruh perputaran persediaan terhadap profitabilitas pada sektor
usaha food and beverages di BEI.
3.
Menganalisis pengaruh perputaran aktiva tetap terhadap profitabilitas pada sektor
usaha food and beverages di BEI.
4.
Menganalisis pengaruh perputaran total aktiva terhadap profitabilitas pada sektor
usaha food and beverages di BEI.
5.
Menganalisis pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap profitabilitas pada sektor
usaha food and beverage di BEI.
1.4
Manfaat Penelitian
1.
Kontribusi Praktis
Bagi para emiten, penelitian ini sebagai bahan informasi mengenai pengaruh
perputaran piutang, perputaran persediaan, perputaran aktiva tetap, perputaran
total akiva dan pertumbuhan penjualan terhadap profitabilitas sebagai salah satu
acuan dalam proses pengambilan keputusan manajemen dalam menggunakan
modal kerjanya.
2.
Kontribusi Teoretis
Penelitian dapat digunakan sebagai wacana maupun referensi dan menambah
pengetahuan dalam bidang akuntansi keuangan serta digunakan sebagai rujukan
dan referensi dalam penelitian selanjutnya dalam bidang akuntansi keuangan
khususnya mengenai pengaruh perputaran piutang, perputaran persediaan,
perputaran aktiva tetap, perputaran total akiva dan pertumbuhan penjualan
terhadap profitabilitas.
1.5
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada analisis perputaran piutang, perputaran
persediaan, perputaran aktiva tetap, perputaran total aktiva, pertumbuhan penjualan
terhadap profitabilitas pada perusahaan sektor food and beverage yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Laporan keuangan yang digunakan sebagai unit analisis adalah
laporan keuangan periode 2010-2013.
Download