BAB III ETOS KERJA ORANG JEPANG 3.1 Prinsip orang Jepang Tidak ada memungkiri bahwa kerja keras merupakan kata kunci untuk meraih kesuksesan. Sebaliknya, malas kerja merupakan biang keladi utama seseorang mengalami kegagalan dalam kehidupan. Demikian halnya dengan orang Jepang. Mereka meyakini sepenuhnya bahwa untuk meraih sukses diperlukan kerja keras. Bila perlu, mereka siap membanting tulang untuk meraih kesuksesan yang diidam-idamkan. Orang Jepang adalah pekerja keras yang jujur. Di Jepang tidak banyak korupsi dan kejahatan. Fakta di lapangan sudah membuktikan bahwa orang Jepang memang merupakan sosok manusia pekerja keras. Pada tahun 1960, ratarata kerja pegawai di Jepang adalah 2.450 jam/tahun. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Amerika Serikat yang hanya 1.950 jam/tahun, Inggris yang hanya 1.911 jam/tahun, Jerman yang hany 1.870 jam/tahun, maupun Prancis yang hanya 1.680 jam/tahun. Betapa kerasnya orang Jepang dalam bekerja, mereka rela bekerja lebih lama dibandingkan orang-orang di negara lain. Pantang bagi mereka pulang lebih awal saat bekerja. Hal hasil sering pegawai di Jepang sudah bisa menghasilkan sebuah mobil hanya 9 hari saja. Sementara pegawai di negara lain memerlukan waktu 47 hari untuk membuat mobil yang bernilai sama. Pegawai di Jepang Universitas Sumatera Utara bahkan bisa dikatakan mampu melakukan pekerjaaan yang biasanya dilakukan oleh 5-6 orang. Orang Jepang memperlihatkan diri mereka sebagai sosok yang gila kerja. Mereka merasa tidak nyaman bila tidak bekerja. Sikap dan komitmen orang Jepang pada pekerjaan pun terhitung sangat tinggi. Saat bekerja, mereka mencurahkan energi dan pekiran mereka pada pekerjaan. Orang Jepang tidak mudah mencampur adukkan urusan personal dengan pekerjaaanya. Setiap pekerjaan dilakukan dengan fokus. Mereka juga tidak pernah menyianyiakan waktu saat bekerja. Pantang bagi mereka menggunakan waktu bekerja untuk bermain. Prduktifitas merekapun sangat tinggi karna mereka dibayar berdasarkan hasil kerja, bukan berdasarkan jabatan. Kebiasaan bekerja keras orang Jepang sebenarnya tergambar jelas saat mereka menghabiskan sebagian waktunya di tempat kerja. Mereka jauh lebih suka berada di tempat kerja daripada duduk bersantai di rumah. Waktu orang Jepang bersaa-sama keluarga pun sangat terbatas. Tetapi, bagi yang berumah tangga dan berkeluarga, situasi ini bukanlah suatu masalah. Para wanita di Jepang sudah terbiasa menerima situasi tersebut. Oleh sebab itu, angka perceraian di Jepang tidak terlalu tertinggi. Para wanita di Jepang justru bangga bisa mempunyai seorang suami atau pria yang gilak kerja dan bekerja keras. Lelaki seperti ini justru menjadi kebanggaan bagi seluruh keluarga. Universitas Sumatera Utara Bangsa Jepang merupakan bangsa yang sangat agresif saat bekerja, berdagang, dan menjalankan suatu urusan atau tugas. Sifat agresif tersebut terlihat jelas dalam segala aspek kehidupan, mulai dari politik, sosial, budaya, dan ekonomi. Sikap agresif inilah yang mendorong orang Jepang meraih kesuksesan. Sikap agresif orang Jepang juga diwujudkan dengan cara membuat to-do list yang jelas. Mereka punya daftar kegiatan yang jelas untuk diselesaikan secepatnya. Mereka tidak mau menunggu kegiatan berjalan seperti air mengalir begitu saja. Setiap kegiatan meski dilakukan dengan planning atau perencanaan yang jelas dan yang matang. Dengan begitu, mereka akan benar-benar produktif sebab tidak ada waktu kosong untuk bersantai atau bermalas-malasan. Sikap agresif yang di miliki oleh orang Jepang sebenarnya adalah suatu hal yang sudah di wariskan turun temurun. 3.2 Pola Pikir Orang Jepang Tidak dapat diingkari, perbedaan orang yang sukses dan yang gagal sebenarnya terletak pada cara mereka menyikapi kegagalan tersebut. Orang yang gagal, begitu jatuh tak akan pernah bangun lagi. Sementara orang yang sukses, begitu jatuh ia akan segera bangkit untuk kembali mencoba dan mengejar kesuksesan. Orang Jepang punya filosofi akan selalu bangkit terus sebelum mengalami kegagalan sebanyak 7 kali. Inilah cara mereka menyikapi kegagalan. Cara yang ditunjukkan oleh orang Jepang dalam menyikapi kegagalan memperlihatkan kepada kita bahwa untuk meraih sukses, seseorang meski punya sikap mental positif. Orang Jepang tampaknya menjadikan sikap mental positif Universitas Sumatera Utara tersebut sebagai bekal utama untuk meningkatkan produktifitas kerja sehingga bisa mendapatkan kesuksesan yang gemilang. Sikap mental positif semacam ini tentu tidak di bentuk satu dua hari saja, melainkan sudah dibentuk sejak kecil melalui pendidikan yang ketat serta pengalaman yang panjang dimasa lampau. Fleksibilitas menjadi salah satu kunci dasar menuju hidup sukses. Rahasia kesuksesan orang-orang Jepang terletak pada kemampuan mereka dalam beradaptasi secara cepat dengan pihak lain. Selain fleksibilitas, untuk melahirkan kesuksesan, inovasi adalah hal yang sangat penting. Keberhasilan Jepang adalah gambaran nyata betapa pentingnya sebuah inovasi. Mereka sadar bahwa inovasi akan menentukan kesuksesan mereka di masa depan. Orang Jepang sangatlah inovatif karena selalu ingin menghasilkan produk yang baru dan terkini. Teknologi di Jepang dapat berkembang dengan pesat dan sulit ditandingi oleh negara-negara lain, termasuk Negara Barat. Semua ini hanya mungkin terjadi karena setiap orang di Jepang berlomba-lomba untuk melahirkan inovasi. Orang Jepang memaknai tantangan sebagai sebuah pintu untuk memasuki ruang keberhasilan. Bila seseorang tidak mampu menaklukan tantangan atau bahkan merasa takut untuk bertemu tantangan, maka mustahil baginya untuk meraih kesuksesan atau kejayaan. Pasalnya kesuksesan hanya berlaku pada mereka yang punya keberanian diri untuk mengalahkan semua hambatan dan tantangan yang ada di depannya. Di Jepang, banyak orang sudah terbiasa memaksa dirinya untuk tidak pernah takut pada tantangan. Mereka yakin bahwa Universitas Sumatera Utara semua tantangan pastilah bisa dilewati. Tantangan sebesar dan sesulit apapun pastilah punya cara untuk dikalahkan. Yang perlu dilakukan hanyalah terus mencoba, berpikir kreatif, bersikap optimis, dan berani untuk gagal. Dengan semua perangkat sukses, seseorang tidak akan pernah gentar saat mendapati tantangan besar ada di hadapannya. Bangsa Jepang diibaratkan seperti samurai buta yang punya banyak kelemahan. Jepang tidak punya sumber daya alam dan bahan mentah sebagaimana bangsa indonesia. Namun semua itu tidak menjadikan Jepang mudah menyerah. Dengan segala kekurangan yang dimilikinya, orang-orang Jepang selalu optimis menatap masa depan bangsanya. Orang-orang Jepang justru memanfaatkan semua kekurangan yang dipunyai bangsanya dengan memaksimal potensi yang ada. Diantaranya adalah sumber daya manusia, semangat kerja keras, dan tidak pantang menyerah menghadapi semua kesulitan dan cobaan yang datang. Pepatah Jepang mengatakan “ Jika terjatuh untuk ketujuh kali, bangkitlah untuk kesempatan kedelapan”. Pepatah ini mengandung arti bahwa seseorang yang ingin meraih kesuksesan dalam kehidupannya mesti punya mental baja. Dia tidak mudah menyerah. Bila dia mengalami kegagalan, hal ini tidak merusaknya. Dia akan selalu bangkit untuk memperjuangkan keyakinannya. Tidak mudah menyerah menjadi kata kunci untuk meraih semua keberhasilan. Kebanyakan orang Jepan benar-benar punya mental baja. Suatu momen mereka mungkin gagal, tapi kegagalan tidak membuat mereka jatuh dan berhenti untuk bangkit. Yang mereka lakukan adalah memancangkan niat untuk segera bangun dan mengejar ketertinggalan. Mental dan semangat semacam ini membuat orang Jepang benar- Universitas Sumatera Utara benar disegani. Bagi mereka, gagal bukanlah akhir dari segalanya. Oleh sebab itu, mereka meyakinkan diri mereka untuk tidak mudah menyerah semua keadaan. Dibalik kesuksesan dan produktifitas yang dimiliki orang Jepang. Saat kebanyakan orang mungkin membenci persaingan, orang Jepang justru sangat menyukainya. Mereka beranggapan bahwa adanya persaingan justru akan meningkatkan kualitas diri mereka sebagai seorang manusia. Adanya persaingan akan memotivasi mereka untuk bekerja lebih baik daripada orang lain. Dengan ini mereka tumbuh menjadi manusia-manusia sukses yang tidak pernah takut untuk bersaing. 3.3 Kinerja Orang Jepang Komitmen pada pekerjaan merupakan kata kunci untuk mendongkrak prestasi dan meningkatkan produktifitas. Orang-orang Jepang dikenal sebagai pribadipribadi yang mempunyai komitmen tinggi pada pekerjaan. Mereka selalu mengerjakan dan menyelesaikan setiap pekerjaan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. Bila tidak mengikuti jadwal, maka mereka sadar bahwa pekerjaan akan menjadi lebih lambat dan menimbulkan kerugian. Semua perusahaan di Jepang menerapkan suatu aturan yang sangat tegas, yakni semua pekerjaan akan dikerjakan dengan tepat waktu. Aturan ini menjadikan orangorang di Jepang sadar akan pentingnya sebuah komitmen dalam pekerjaan. Bila mereka tidak becus mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan, bukan tidak mungkin mereka akan di pecat oleh perusahaan tempatnya bekerja. Namun sebaliknya, bila mereka berhasil menyelesaikan pekerjaan secara tepat dan baik, tentu perusahaan Universitas Sumatera Utara akan memberikan penghargaan. Berkat komitmen tinggi yang dimiliki oleh orangorangnya, Jepang berhasil menjadi sebuah bangsa yang maju. Komitmen yang tinggi pada pekerjaan membuat orang-orang Jepang bijak dalam memanfaatkan waktu. Mereka baru akan bersenang-senang bila memang waktunya beristirahat. Mereka sangat mementingkan kualitas dan kuantitas kerja yang terbaik. Setiap orang yang bekerja mesti bekerja secara sungguh, dengan dedikasi yang tinggi dan fokus. Bila bekerja mereka benar-benar tidak memikirkan urusan pribadi sebab saat berada dilingkungan perusahaan, pekerjaan haruslah selalu menjadi prioritas. Cara bekerja orang Jepang sangat berbeda dengan orang-orang di negara lain. Orang Jepang sangatlah gemar menggunakan sejumlah waktu yang mereka miliki untuk bersosialisasi dengan kelompok kerjanya sendiri setelah merampungkan suatu pekerjaan. Mereka tidak bersifat individualistik. Tujuannya adalah untuk mengeratkan hubungan diantara mereka. Orang Jepang percaya bahwa bila hubungan sosial kuat, maka kelompok kerja mereka pun akan kokoh. Bila hubungan kerja kokoh, maka setiap oang yang berada satu kelompok akan mencurahkan seluruh energi untuk menyelesaikan pekerjaan secara baik. Pada masyarakat yang tenang dan damai, daripada memperoleh keuntungan sesaat dengan memperdaya atau mengelabui orang lain, lebih baik menjalin hubungan persahabatan dan kepercayaan jangka panjang, serta bekerja sama saling membantu, agar dapat memberikan manfaat bagi orang banyak, termasuk bagi diri sendiri. Kepada orang yang baru pertama kali bertemu pun orang Jepang akan percaya tanpa ada prasangka. Universitas Sumatera Utara Selain itu, bagi orang Jepang, kegiatan diluar tanpa kerja tersebut terjadinya dimaksudkan untuk membantu mengurangi ketegangan dan memperbaiki konflik yang mungkin muncul di tempat kerja. Dengan demikian, sesungguhnya kemampuan kerja secara tim sangatlah dibutuhkan untuk eraih kesuksesan. Bekerja tim sesungguhnya memudahkan seseorang untuk meraih kesuksesan atau sekedar meningkatkan produktifitasnya. Dalam kerja tim yang sehat, tentu akan terjadi sebuah kompetisi antara anggota satu dengan yang lainnya. Iklim persaingan semacam inilah yang sesungguhnya membantu setiap individu untuk meningkatkan kualitas kerja dan dirinya masing-masing. Dengan kata lain, iklim kerja tim yang sehat akan mendorong setiap anggota tim untuk bekerja secara maksimal. Inilah konsep yang diyakini oleh kebanyaan orang Jepang dalam memandang suatu pekerjaan. Kita semua pasti sepakat bahwa disiplin merupakan gerbang utama menuju kebebasan dan kesuksesan dalam segala aspek kehidupan. Anthony Dio Martin dalam bukunya Up Your Success menulis bahwa setiap orang, sejak usia muda, mesti sudah biasa melatih otot-otot mental kedisplinan di dalam dirinya sendiri. Disiplin adalah ongkos yang harus dibayarkan bila kita mendamba kesuksesan. Disiplin adalah kunci utama untuk meraih sukses. Tanpa kedisplinan kesuksesan boleh jadi hanyalah omong kosong. Soal kedisiplinan sebagai kunci kesuksesan, kita tampaknya perlu belajar pada orang Jepang. Kebiasaan orang Jepang adalah berdisiplin dalam segala hal. Dalam perkara berjalan saja, mereka memiliki disiplin yang tinggi. Orang Jepang tidak suka berjalan lambat. Kalau berjalan, mereka melakukannya dengan cepat. Segala Universitas Sumatera Utara hal dilakukan dengan cermat dan cepat. Tidak ada istilah menunda pekerjaan atau membuang waktu. Etos kerja orang Jepang adalah bekerja dengan disiplin yang tinggi. Orang Jepang sangat menghargai waktu. Tidak seperti orang Indonesia yang dikenal dengan karetnya, orang Jepang tidak suka membuang-buang waktu dan selalu tepat waktu dalam bekerja. Mereka bukanlah para pemalas yang membiarkan waktu berjalan tanpa guna. Mereka lebih suka memaksimalkan semua waktu untuk dapat membangun negaranya secara baik. Etos kerja dan kedisiplinan seperti itulah yang membantu Jepang bangkit dan dapat bersaing di pasar ekonomi bebas dan dunia perniagaan. Orang Jepang berhasil memaksimalkan apa yang mereka miliki, yakni sumber daya manusianya secara baik. Pasalnya, sumber daya alam di Jepang sungguh minim. Permukaan wilayahnya saja bergunung-gunung dan tandus. Mereka mengeksploitasi hasil alam mereka sendiri. Orang Jepang menyadari sepenuhnya bahwa jalan satu-satunya bagi mereka untuk bangkit dari segala keterpurukan di masa lalu tak lain adalah dengan mengembangkan sumber daya manusianya. Meski orang-orang Jepang berpostur pendek dan kecil, mereka punya etos kerja yang sangat baik seperti halnya kebanyakan orang Barat. Mereka punya disiplin tinggi yang boleh jadi mengalahkan orang-orang Barat. Universitas Sumatera Utara BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Karakter memiliki arti sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Karakter bangsa adalah kualitas jati diri bangsa yang membedakannya dengan bangsa lain. Bangsa Jepang mempunyai dasar karakter yang kuat. Manusia Jepang memiliki karakter serius dan rajin. Selain itu orang Jepang juga memiliki karakter budaya malu, sikap rendah hati, sangat sering meminta maaf, budaya saling percaya, kebiasaan merasa sungkan orang Jepang, betutur kata yang sopan, dan sikap menghoramati orang lain. Adapun prinsip orang Jepang adalah sikap dan komitmen orang Jepang pada pekerjaan, kebiasaan bekerja keras, dan bersikap agresif. Sedangkan pola pikir orang Jepang yaitu memiliki sikap mental positif, memiliki fleksibilitas, selalu melahirkan inovasi, tidak takut akan tantangan, tidak mudah menyerah dan menyukai persaingan. Orang Jepang memiliki kinerja yang komitmen dalam pekerjaan, mampu bekerjasama sebagai tim, dan memiliki disiplin tinggi. 4.2 Saran Jadi, bila anda ingin sukses dan produktif sebagaimana orang Jepang, maka segera tingkatkan semangat anda. Jangan biarkan semangat anda mengendur dalam menjalani setiap pekerjaan. Meski pun anda tengah menghadapi persoalan yang pelik, jangan pernah sekalipun memadamkan semangat anda. Pancangkan Universitas Sumatera Utara tekad di dalam diri anda bahwa anda bisa bangkit di masa depan. Tirulah semangat bangkit dari orang Jepang. Dengan demikian, tidak akan perlu waktu lama bagi anda untuk menjadi sosok yang jauh lebih produktif di bandingkan sebelumnya sehingga kesuksesan pun menjadi sebuah konsekuensi yang akan anda dapatkan. Universitas Sumatera Utara