rancang bangun lampu sinyal dan pemindah jalur otomatis pada

advertisement
RANCANG BANGUN LAMPU SINYAL DAN PEMINDAH JALUR OTOMATIS PADA PERJALANAN
KERETA API SATU SEPUR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51
ABDUL RIZAL NUGRAHA
HARTONO SISWONO
SETIYONO
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma, Margonda Raya 100 Depok
16424 telp (021) 78881112, 7863788
Abstraksi : Rangkaian lampu sinyal dan pemindah jalur otomatis pada perjalanan kereta api satu sepur
menggunakan mikrokontroler AT89S51 ini merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mengatur lampu
sinyal dan memindahkan jalur secara otomatis pada perjalanan kereta api satu sepur atau satu jalur. Tujuannya
yaitu untuk menghindari terjadinya kecelakaan kereta api saat melintasi satu jalur yang digunakan secara
bersama-sama. Pengontrolan rangkaian ini dengan melewati sensor yakni apabila sensor yang berada di dekat
stasiun terlewati, maka lampu sinyal pada arah sebaliknya akan berwarna merah yang berarti kereta tersebut
harus menunggu sampai kereta yang menggunakan jalur tersebut tiba di stasiun tujuannya dengan melewati
sensor yang berada di dekat stasiun tujuannya tersebut. Begitu pula sebaliknya. Adapun kegunaan dari sensor
yang berada di pertengahan antara kedua stasiun tersebut adalah untuk memberi tanda apabila masih terdapat
kereta yang berhenti di stasiun dengan arah yang sama.
Tanggal Pembuatan : 05 Oktober 2009
1.
PENDAHULUAN
Perkeretaapian di Indonesia sudah ada
sejak 138 tahun yang lalu. Jaringan kereta di
Indonesia
sebagian
besar
merupakan
peninggalan zaman Belanda meliputi lintasan
sepanjang 6.482 km yang tersebar di Jawa dan
Sumatera, dimana 70% diantaranya terletak di
pulau Jawa.
Cukup tingginya korban jiwa dan kerugian
sosial ekonomi akibat kecelakaan KA telah
menyebabkan citra pelayanan dan manajemen
perkeretaapian menurun. Kinerja keselamatan
semakin menjadi tuntutan dan perhatian
sehingga perlu segera ditingkatkan. Salah satu
penyebab tingginya kecelakaan kereta di
Indonesia adalah dikarenakan oleh kurangnya
akurasi dalam sistem navigasi perkertaapian
khususnya
perkeretaapian
yang
masih
menggunakan satu jalur atau satu jalur.
Gambar 1 : Blok Diagram Rangkaian
2.
LANDASAN TEORI
Sensor fotodioda
Gambar 2: Rangkaian Fotodioda
Pada perancangan alat ini sensor yang
digunakan adalah dioda yang peka terhadap
sinar terutama sinar inframerah atau yang biasa
disebut dengan Photodioda. Led inframerah
berfungsi sebagai pemancar cahaya inframerah
dan photodioda sebagai penerima. Apabila
sinar yang dipancarkan oleh led inframerah
mengenai Photodioda maka Photodioda akan
mengalir arus reverse yang tergantung pada
suhu dan intensitas cahaya inframerah yang
mengenai Photodioda. Semakin dekat jarak
antara led inframerah terhadap Photodioda,
maka intensitas cahaya inframerah yang
diterima akan semakin besar dan arus reverse
yang dihasilkan semakin besar.
Pemancar inframerah
LED Inframerah adalah dioda yang dapat
memancarkan cahaya dengan panjang gelombang
lebih panjang dari cahaya yang dapat dilihat tetapi
lebih pendek dari gelombang radio apabila LED
Inframerah tersebut dilalui arus.
Gambar 3: Lambang infrared dan bentuk
fisiknya
Intensitas cahaya yang dikeluarkan oleh
LED Inframerah tergantung arus yang mengalir
pada LED Inframerah tersebut. Semakin besar
arus yang melaluinya maka intensitas cahaya yang
dikeluarkan akan semakin besar dan semakin kecil
arus yang melalui LED Inframerah tersebut maka
akan semakin kecil pula intensitas cahaya yang
dikeluarkan.
Mikrokontroler
Mikrokontroler AT89S51 merupakan salah
satu jenis Mikrokontroler CMOS 8 bit yang
memiliki performa yang tinggi dengan disipasi
daya yang rendah, cocok dengan produk MCS-51.
Kemudian memiliki sistem pemograman kembali
Flash Memori 4 Kbyte dengan daya tahan 1000
kali write/erase.
Disamping itu terdapat RAM Internal
dengan kapasitas128 x 8 bit. Dan frekuensi
pengoperasian hingga 24 MHz. Mikrokontroller
ini juga memiliki 32 port I/O yang terbagi menjadi
4 buah port dengan 8 jalur I/O, kemudian terdapat
pula Sebuah port serial dengan kontrol serial full
duplex, dua timer/counter 16 bit dan sebuah
osilator internal dan rangkaian pewaktu.
Mikrokontroller ini memiliki 40 konfigurasi
pin. Fungsi dari tiap – tiap dapat dikelompokkan
menjadi sumber tegangan, kristal, kontrol, dan
input-output.
IC Perekam Suara ISD 2560
IC perekam suara yang digunakan pada alat
ini adalah ISD2560. IC ini memiliki 28 pin kaki
dan IC ini memiliki memori internal didalamnya
sebesar 480 KB dan disuplai dengan tegangan
sebesar 5V DC. IC ini mampu menyimpan suara
dalam durasi 60 detik.
Mengenai perincian dan fungsi pin kaki
tersebut kita dapat melihat dari data sheet IC
tersebut. Gambar 2.17 adalah konfiguasi pin dari
ISD2560 dan Gambar 2.18 adalah blok diagram
dari ISD2560
Motor Steper
Tidak seperti motor AC dan DC
konvensional yang berputar secara kontinyu,
perputaran motor steper adalah secara incremental
atau langkah per langkah step by step. Gerakan
motor steper sesuai dengan pulsa-pulsa digital
yang
diberikan.
Seperti
halnya
motor
konvensional DC biasa, motor steper juga dapat
berputar dalam dua arah yaitu searah jarum jam
(CW) atau berlawanan arah jarum jam (CCW)
yaitu dengan memberikan polaritas yang berbeda .
Ada dua tipe motor steper yaitu motor
steper bi-polar dan uni-polar. Pada motor steper
unipolar arus yang mengalir melalui koil hanya
satu arah. Sedangkan pada motor steper bipolar
arus mengalir melalui koil dalam dua arah. Motor
steper
uni-polar dapat difungsikan untuk
perputaran half step dan full step. Sedangkan
motor steper bi-polar hanya dapat difungsikan
untuk perputaran full step saja. Prinsip dasar dari
motor steper adalah berdasarkan prinsip dasar
magnet, yaitu kutub senama magnet akan saling
tolak-menolak dan kutub yang berbeda akan
saling tarik-menarik. Prinsip dasar motor steper
yang paling sederhana yang terdiri atas sebuah
rotor yang merupakan magnet permanen dan dua
buah stator yang dililiti kumparan. Sehingga dapat
membentuk magnet listrik jika stator diberi arus
listrik maka kedua stator akan membentuk kutubkutub magnet. Jika kutub magnet stator dan rotor
sama, kedua magnet akan saling tolak menolak
sehingga mengakibatkan rotor berputar.
Kecepatan motor steper pada dasarnya
ditentukan oleh kecepatan pemberian data pada
komutatornya. Semakin cepat data yang diberikan
maka motor steper akan semakin cepat pula
berputarnya. Pada kebanyakan motor steper
kecepatannya dapat diatur dalam daerah frekuensi
audio dan akan menghasilkan putaran yang cukup
cepat.
3.
PERANCANGAN ALAT
Dalam perancangan lampu sinyal dan
pemindah jalur otomatis ini terdiri dari beberapa
buah blok rangkaian yang memiliki fungsi dan
cara kerjanya masing – masing. Setiap blok
rangkaian memiliki fungsi yang berbeda namun
saling berinteraksi untuk dapat bekerja dengan
baik.
Blok 1, Power supply sangat diperlukan
dalam perancangan alat ini, karena tanpa power
supply alat ini tidak dapat bekerja. Jenis rangkaian
power supply gelombang penuh ini dengan
mengunakan trafo simetris. Tegangan DC yang
dihasilkan adalah tegangan DC +5 Volt dan DC
+9 Volt.
Blok 2, Sensor merupakan suatu alat
yang dapat menerima suatu inputan tertentu sesuai
dengan jenisnya. Rangkaian sensor merupakan
alat yang berfungsi sebagai pendeteksi adanya
kereta api. Ketika ada kereta api yang terdeteksi
oleh sensor maka sensor akan memberikan
masukan pada komparator, kemudian komparator
mengeluarkan output low yang akan diproses oleh
mikrokontroler .
Untuk menghasilkan pancaran sinar
inframerah yang maksimum maka digunakan
tegangan yang lebih besar yaitu sebesar 5V
dengan mempertahankan arus pada led inframerah
agar led inframerah tersebut tidak putus. Dengan
arus maksimum pada led inframerah 60mA, maka
dapat ditentukan nilai resistansinya dengan
menggunakan perhitungan seperti berikut ini.
R=
V
I
R=
5V
60mA
R = 83,3Ω
Dengan nilai resistansi 83,3Ω, maka arus pada led
inframerah
tepat
60mA.
Namun
pada
kenyataannya tidak ada komponen yang sempurna
dan sulitnya mendapatkan resistansi dengan nilai
83.3Ω. Oleh karena itu lebih aman dan mudah jika
menggunakan resistansi sebesar 100Ω. Dengan
cara perhitungan yang sama maka didapat arus
pada led inframerah sebesar 50mA.
Blok 3, Pada mikrokontroler, input yang
diberikan harus berupa sinyal digital yaitu 1 atau
0. Namun output pada sensor masih berupa sinyal
analog yang bervariasi keadaannya. Oleh karena
itu diperlukan rangkaian yang dapat
menyelaraskan sinyal analog tersebut ke dalam
sinyal digital. Pada rangkaian, komponen yang
digunakan untuk menyelaraskan sinyal tersebut
adalah komparator.
Blok 4, Blok control ini merupakan jantung
rangkaian sebagai pengontrol utama dari
keseluruhan rangkaian, dimana sebagai pengontrol
digunakan IC mikrokontroller AT89S51. Pada
perancangan alat ini digunakakan port 0 (P0), port
1 (P1), port 2 (P2) dan Port 3 (P3).
Blok 5,
Indikator LED
LED merupakan sebagian dari blok
output pada rangkaian ini yang diaktifkan oleh
blok rangkaian control. LED disini akan aktif
apabila output dari mikrokontroler bernilai 0. Hal
ini membuat kutub anoda lebih positif dari kutub
katoda dan menyebabkan keadaan LED menjadi
aktif dengan cara memancarkan cahaya. Variasi
dari aktifnya LED tergantung kondisi input dan
program di dalam mikrokontroler.
Indikator Buzzer
Blok output buzzer memiliki cara kerja
adalah apabila tegangan input yang masuk adalah
high sebesar 5V,
4.
PENGAMBILAN DATA DAN ANALISA
Uji coba lampu sinyal dan pemindah jalur
otomatis pada perjalanan kereta api satu sepur
menggunakan mikrokontroler AT89S51 ini
dengan tujuan untuk mengetahui apakah alat ini
berfungsi atau tidak. Adapun uji coba alat ini
dibagi menjadi 5 bagian untuk memudahkan
pengambilan data yaitu uji power supply, uji
rangkaian sensor, uji coba rangkaian keluaran (led
dan indikator buzzer), uji coba motor steper dan
uji coba rekaman suara.
Rangkaian Sensor
Rekaman Suara
Rekaman suara ini disimpan dalam
sebuah chip recorder yang mampu merekam
sampai 60 detik. ISD2560. Berikut ini adalah cara
merekam suara dengan menggunakan ISD 2560.
Cara untuk merekam:
1.
Pin PD dipasang pada kondisi low, yaitu
dengan
cara
menggeser
switch,
sehingga pin PD berada pada posisi low.
2.
Groundkan pin P/R sehingga berada pada
posisi low.
3.
Tekan pin CE maka pin tersebut pada
kondisi low. Maka mulailah proses
perekaman.
4.
Selama proses perekaman kondisi pin
EOM menjadi high dan indikator led
akan menyala.
5.
Rekaman dapat dilanjutkan jika kita
menekan pin CE pada kondisi low.
6.
Ketika proses merekam telah mencapai
waktu 60 detik maka proses merekam
tersebut akan habis dan pin CE akan low
dan indikator led akan mati.
1.
2.
3.
4.
5.
Cara memutar hasil dari rekaman:
Pin PD harus di hubung ke ground atau
kondisi low.
Ubah pin P/R pada kondisi high.
Pin CE dihubungkan dengan ground
maka hasil rekaman akan di putar ulang.
Jika pin CE ditekan kembali maka
kondisi akan menjadi low, rekaman akan
terhenti.
Jika di tekan kembali pin CE maka hasil
rekaman akan di putar kembali dan
seterusnya sampai lamanya perekaman
yaitu maksimum 60 detik.
Pengambilan data sensor dilakukan dengan
mengubah posisi jarak sensor
yaitu dengan
mengubah jarak pemacar inframerah dengan
penerima photodioda. Pengujian sensor ini
ditujukan untuk mengetahui berapa jauhnya jarak
jangkauan sensor apakah sensor tersebut masih
aktif atau tidak.
Jarak jangkauan sensor antara pemancar
inframerah dengan penerima photodioda diuji
mulai dari jarak 10 cm sampai dengan 5 meter,
sensor ini akan berfungsi jika ada benda yang
menghalangi sensor tersebut. Dalam uji coba ini,
sensor berada pada keadaan tidak terhalang.
Rangkaian Indikator Led
Untuk indikator led diperlukan tegangan 5V
yang terhubung pada tiap – tiap kaki positif dari
led. Led dan buzzer akan aktif jika deberi
tegangan 0V, tegangan 0V dihasilkan dari
keluaran mikrokontroller.
Motor Steper
Motor steper yang digunakan dalam
pembuatan alat ini adalah jenis motor steper aktif
high, dimana untuk mengaktifkan tiap – tiap
koilnya dibutuhkan tegangan sebesar 5V.
Tegangan sebesar 5V ini dihasilkan dari keluaran
pengendali mikrokontroller yaitu pada port 2.4
sampai port 2.7 yang telah diatur dengan program.
5. KESIMPULAN
6. SARAN
.
Sensor pada alat ini sangat peka terhadap
gerakan yang menghalangi sensor tersebut. Oleh
karena itu dalam peletakan sensor haruslah
memiliki ketinggian yang cukup dan sudut yang
lurus terhadap photodioda agar tidak terjadi
kesalahan dalam penggunaannya.
Penambahan sebuah lampu sinyal yang
dihubungkan secara paralel pada lampu sinyal 1
dan lampu sinyal 4 sangat berguna untuk
mencegah kecelakaan, apabila kereta dari stasiun
Pondok Ranji berjalan pada waktu yang
bersamaan dengan kereta dari stasiun Sudimara.
Karena dengan tambahan lampu sinyal tersebut,
masisnis dapat melihat kondisi lampu sinyal yang
sebelumnya.
Agar sensor tidak mendeteksi benda lain
selain kereta api, maka penambahan satu sensor
pada setiap titik dengan jarak ±1m sangat
berguna. Hal ini dikarenakan setiap gerbong
kereta yang sebenarnya memiliki panjang lebih
dari 1m
Kesimpulan yang dapat diambil dari
pembuatan lampu sinyal dan pemindah jalur
otomatis pada perjalanan kereta api satu sepur
menggunakan mikrokontroler AT89S51 ini
adalah:
1.
Alat sudah dapat terealisasi pada setiap
kondisi yang ditentukan.
2.
Komparator pada rangkaian ini bukan
berfungsi sebagai penguat tetapi untuk
menselaraskan sinyal berupa tegangan
untuk input dari mikrokontroler.
3.
Semakin jauh jarak antara inframerah
terhadap photodioda, maka intensitas
yang diterima semakin kecil.
4.
Buzzer sebagai alarm akan berbunyi
apabila
terjadi
kesalahan
atau
pelanggaran terhadap lampu sinyal yang
berwarna merah.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
Anonim. Komponen Elektronika, URL:
http://www.pdf-search.
com/komponenelektronika-pdf.html , Agustus 2009
IC
Datasheats,
URL
:
http://www.alldatasheats.com, Juli 2009.
Malvino, Albert Paul Ph.D, Prinsip-prinsip
Elektronika, Erlangga, Jakarta, Agustus
1981.
Paulus,
Andi
Nalwan,
Teknik
Pemrograman
dan
Antarmuka
Mikrokontroler AT89C51, Edisi Pertama,
Elex Media Komputindo, Jakarta, 2003.
Putra, Agfianto Eko, Belajar
Mikrokontroller AT89C51/52/55 (Teori
dan Aplikasi), Edisi Kedua, Gava Media,
Yogyakarta, 2004.
[6]
Tim Asisten Laboratorium Elektronika,
Tutorial Praktikum Analog, Universitas
Gunadarma, Depok, 2006.
[7] Tim Asisten Laboratorium Elektronika,
Tutorial Praktikum Elektronika Dasar,
Universitas Gunadarma, Depok, 2007.
[8] Tim Asisten Laboratorium Elektronika,
Tutorial
Praktikum
Instalasi
Listrik,
Universitas Gunadarma, Depok, 2007.
[9] Tim
Asisten
Laboratorium
Menengah
Elektronika
dan
Komputer,
Tutorial
Praktikum
Mikroprosesor,
Universitas
Gunadarma, Depok, 2008.
[10] Yayasan Bakti Ghanesa, Kecelakaan Kereta
Api Di Indonesia, Institut Teknologi Bandung,
Bandung, 2007.
Download